Anemia Hemolitik Herediter

  • Upload
    yulkkab

  • View
    120

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medic

Citation preview

Anemia Hemolitik HerediterPendahuluan

Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassayang berarti laut. Yang dimaksud dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah.Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA yang bernama Thomas B. Cooley pada tahun 1925. Beliau menjumpai anak-anak yang menderita anemia dengan pembesaran limpa setelah berusia satu tahun. Selanjutnya, anemia ini dinamakan anemia splenic atau eritroblastosis atau anemia mediteranean atau anemia Cooley sesuai dengan nama penemunya.Thalassemia merupakan penyakit darah resesif autosomal yang diwariskan atau diturunkan. Pada penderita thalassemia, cacat genetik menyebabkan tingkat pembentukan salah satu atau lebih rantai globin yang menyusun hemoglobin menjadi berkurang. Sintesa salah satu rantai globin yang berkurang tersebut dapat menyebabkan pembentukan molekul hemoglobin yang abnormal, sehingga menyebabkan anemia, sebagai gejala khas thalassemia yang nampak.

Masyarakat awam tentu saja pada umumnya mengetahui apa itu anemia atau penyakit kurang darah yang secara umum ditandai dengan gejala ringan seperti pusing, lemas, mata dan bibir tampak pucat (anemis). Masyarakat awam tentu tidak tahu bahwa anemia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab tidak hanya karena kekurangan zat besi, tentu saja kepercayaan yang timbul di masyarakat bahwa anemia terjadi karena kekurangan zat besi sehingga masyarakat awam sering sekali tidak berusaha untuk mencari pertolongan tenaga medis lebih lanjut, penggunaan pil besi menjadi solusi cepat dan murah bagi masyarakat. Tapi anemia tentu saja tidak terjadi hanya karena kekurangan zat besi, banyak hal yang dapat mengakibatkan anemia dan tidak semua dapat diobati dengan pil besi, ada beberapa keadaan anemia yang justru akan semakin berbahaya bila diberi pil besi.Anamnesis

Awal anamnesis serupa dengan semua anamnesis yang lain, yaitu berupa identitas penderita, tetapi pertanyaan-pertanyaan berikutnya dilakukan dengan lebih terinci dan terarah, sebagai berikut:

Identitas penderita

Nama, alamat, tempat/tanggal lahir, umur, pernikahan, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status social ekonomi, anak (jumlah, jenis kelamin, dan berapa yang masih tinggal bersama penderita), pekerjaan, keadaan social ekonomi. Termasuk anamnesis mengenai factor resiko dan mengenai adanya gangguan aktivitas.

Anamnesis tentang obat

Obat apa yang telah diminum, baik yang berasal dari resep dokter atau yang dibeli bebas.

Mengingat thalassemia merupakan penyakit keturunan, maka anamnesis mengenai riwayat keluarga penderita thalassemia sangat perlu dilakukan untuk membantu diagnosa thalassemia. Bila memang ada riwayat keluarga penderita thalassemia dan menginginkan untuk memiliki anak, ada baiknya untuk berkonsultasi ke dokter guna menentukan seberapa besar risiko menurunkan penyakit tersebut pada anak yang akan dilahirkan nantinya.Penderita thalassemia sering sekali bergejala sebagai anemia, beberapa pertanyaan yang penting kita tanyakan dalam keadaan pasien anemia adalah usia pasien, pada kasus anak terutama penting untuk mengetahui bagaimana riwayat kehamilan, riwayat proses partus dan postpartus apakah ada komplikasi atau ada masalah dalam proses tersebut. Nutrisi baik sesudah dilahirkan juga penting untuk ditanyakan apakah mendapatkan nutrisi yang cukup.1

Riwayat penderita dan keluarga sangat penting untuk ditanyakan juga dalam kasus anemia, hal ini lebih penting lagi dalam kasus thalassemia, karena pada populasi dengan ras dan etnik tertentu terdapat frekuensi yang tinggi untuk jenis abnormalitas gen thalassemia yang spesifik.1

Riwayat pendarahan abnormal juga penting untuk ditanyakan seperti melena, hematemesis, hemoptysis, dan hematuria. Riwayat transfusi darah, splenektomi, kolelithiasis, kolesittektomi dan tindakan operasi yang pernah dilakukan juga penting untuk ditanyakan.Untuk orang dewasa atau anak yang lebih besar juga penting untuk ditanyakan apakah menggunakan obat-obatan tertentu.1Pada anamnesis pasien dengan thalassemia dapat ditanyakan hal-hal berikut :

1. Apakah kulit terlihat pucat dan atau kuning ?

2. Apakah kulit terlihat kelabu seperti batu tulis ?

3. Apakah badan sering merasa cepat lelah, lesu, pusing/sakit kepala ?

4. Apakah terdapat pembesaran hati dan limpa ?

5. Apakah terdapat kegagalan pertumbuhan, pubertas yang terlambat, diabetes mellitus, hipotiroidisme, hipoparatiroidisme, dan miokardium ?

6. Apakah terdapat ekspansi tulang-tulang tengkorak dan tulang wajah yang mengakibatkan fasies talasemik ?

7. Apakah sering mengalami infeksi ?

8. Adakah orang tua atau anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan gejala yang sama seperti di atas atau menderita penyakit yang sama dengan gejala yang ringan atau tanpa gejala-gejala seperti di atas ?

9. Berapa usia pasien saat munculnya gejala-gejala diatas ?

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Tanda Vital

Frekuensi nadi

UmurLaju Denyut per Menit

Istirahat (bangun)Istirahat (tidur)Aktif (demam)

Baru Lahir100-18080-160Sampai 220

1 Minggu- 3 Bulan100-22080-200Sampai 220

3 Bulan 2 Tahun80-15070-120Sampai 200

2-10 Tahun70-11060-90Sampai 200

>10 Tahun55-9050-90Sampai 200

Tekanan darah Pernafasan Suhu

Suhu tubuh diukur dengan mempergunakan termometer badan. Pada umumnya yang diukur adalah suhu aksilla. Dalam keadaan normal, suhu aksila adalah antara 36oC-37oC.

Keadaan Umum : Kesadaran, warna kulit, dan sebagainya.Inspeksi

Inspeksi dapat dibagi menjadi inspeksi umum dan inspeksi khusus. Pada inspeksi umum pemeriksa melihat perubahan yang terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan keadaan umum pasien. Pada inspeksi lokal, dilihat perubahan-perubahan lokal sampai yang sekecil-kecilnya. Untuk bahan pembanding perlu dilihat pada keadaan sisi lainnya. Untuk inspeksi ukuran dan bentuk perut.PalpasiPalpasi yaitu pemeriksaan dengan meraba, menggunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat pada telapak dan jari tangan. Dengan palpasi dapat ditentukan bentuk, besar, tepi, permukaan serta konsistensi organ. Ukuran organ dapat dinyatakan dalam satuan sentimeter. Palpasi Hati:

Yang perlu diketahui adalah ukuran hati, konsistensi, tepi, permukaan, dan terdapatnya nyeri tekan. Pembesaran hati (hepatomegali) terdapat pada pelbagai keadaan, diantaranya pada penyakit infeksi (mis. Hepatitis, sepsis), anemia (mis. Anemia sicle cell, thalassemia), gagal jantung kongestif,perikarditis konstriktiva, beberapa penyakit metabolik, penyumbatan saluran empedu, penyakit keganasan,kista hati, SLE, hemosiderosis, dan malnutrisi.

Palpasi Limpa:

Besarnya limpa diukur menurut cara Schuffner. Jarak mximum dari umbilikus ke garis singgung pada arcus kosta kiri dibagi menjadi 4 bagian yang sama; garis ini diteruskan kebawah sehingga memotong lipat paha, garis dari pusat ke lipat paha ini pun dibagi menjadi 4 bagian yang sama. Pembesaran limpa dinyatakan dengan memproyeksikan ke dalam bagian-bagian ini. Limpa yang membesar sampai umbilikus dinyatakan sampai Schuffner IV, sampai lipat paha Schuffner VIII.

Splenomegali terdapat pada pelbagai penyakit infeksi misalnya sepsis, demam tifoid, malaria, toxoplasmosis. Penyakit darah seperti Thalassemia atau anemia sel sabit juga menyebabkan limpa membesar.Perkusi

Tujuan perkusi ialah untuk mengetahui perbedaan suara ketuk, sehingga dapat ditentukan batas-batas suatu organ misalnya paru, jantung hati, atau mengetahui batas-batas massa yang abnoemal di rongga abdomen. Perkusi abdomen terutama ditujukan untuk menentukan adanya cairan bebas (asites) atau udara dalam rongga abdomen. Perkusi juga dapat dilakukan untuk membantu menentukan batas hati, serta batas batas massa intraabdominal. Auskultasi

Pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop. Dengan cara auskultasi dapat didengar suara pernafasan, bunyi dan bising jantung, peristaltic usus, dan aliran darah dalam pembuluh darah.Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

Morfologi eritrosit (gambaran darah tepi) ( eritrosit hipokromik mikrositik, sel target, normoblas (eritrositberinti), polikromasia, bashopilic stipling bodies pada thalassemia. Pada thalassemia heterozigot eritrosit mikrositik dengan poikilositosis ringan sampai dengan menengah. Pada thalassemia 0 heterozigot terdapat mikrositik dan hipokrom ringan, tetapi kurang poikilositosis.Gambar 1. Eritrosit mikrositik hipokrom

Sumber: drdjebrut.wordpress.com

Kadar Hb pada thalasemia mayor 3-4g/dl, thalasemia intermedia 7-10 g/dl, thalasemia minor 11-15 g/dl.Klasifikasi anemia menurut WHO sendiri adalah:

Normal :> 11 g/dL

Anemia ringan: 8 11 g/dL

Anemia berat: < 8 g/dL Nilai Mean Corpuscular Volume (MCV) < 78 fl. Nilai Mean Corpuscular Hemanglobin (MCH) biasanya sedikit menurun. Beda talasemia minor dengan defisiensi besi ringan : bila MCV di bawah normal, tetapi Hb di atas 10 g/dl kemungkinan besar talasemia. Pada thalassemia mayor yang tidak diobati, relative distribution width (RDW) meningkat, karena anisosotosis yang nyata. Namun pada thalassemia minor, RDW relatif normal. Dengan nilai normal: MCV : 82-92 fl. MCH : 27-31 pg. MCHC : 32-36% RDW : 11,5-14,5.

Tabel 2. Nilai normal kadar Hb, Ht dan jumlah eritrosit2Kadar HbHematokritJumlah eritrosit

Pria dewasa14-17 g/dL42-53 %4,6-6,2 juta/L

Wanita dewasa12-15 g/dL38-46 %4,2-5,4 juta/L

Anak-anak

(3 bulan 13 tahun)10-14,5 g/dL31-43 %3,8-5,8 juta/L

Pemeriksaan besi serum

Pemeriksaan besi serum dapat meningkat pada thalassemia hal ini terjadi karena sel darah merah pada thalassemia akan lebih mudah untuk mengalami hemolysis dan mengakibatkan besi serum menjadi meningkat. Tes fragilitas osmotik

Eritrosit thalassemia yang mikrositik hipokrom memiliki fragilitas osmotic yang menurun. Hal ini digunakan sebagai dasar variasi one-tube tes fragilitas osmotic sebagai uji tapis pembawa sifat thalassemia pada populasi dimana thalassemia sering dijumpai. Namun, tes ini tidak dapat membedakan dengan anemia defisiensi besi, karena pada anemia defisiensi besi ditemukan fragilitas osmotic yang juga menurun. Elektroforesis Hb Pemeriksaan elektroforesis Hb dengan buffer alkalis namun pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah usia diatas 2 tahun, atau setidaknya setelah 6 bulan karena tingginya kadar HbF dapat mengganggu hasil elektroforesa.- Thalassemia minor/trait terdapat penurunan HbA2 dan peningkatan HbH.

- Thalassemia minor/trait terdapat peningkatan HbA2 di atas 3,5 % (umumnya 4,5-7%), HbF biasanya terentang antara 1-5 %.

Tabel 3. Variasi jenis hemoglobin dan distribusinya.3HemoglobinPersentase dari Hb TotalImplikasi Klinis

HbA95-100% [SI 0,95-1,0]

HbA24-5,8% [SI 0,04-0,059]

1,5-3% [SI 0,015-0,03]