Anatomi Fisiologi Payudara

Embed Size (px)

Citation preview

Anatomi Fisiologi Payudara, dan Proses LaktasiMar 15 Posted by iang 1 Anatomi payudara Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada, tepatnya pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang tampak dari luar sebagai berikut: - Superior : iga II atau III - Inferior - Medial - Lateral : iga VI atau VII : pinggir sternum : garis aksillaris anterior

Dalam keadaan normal hanya terdapat sepasang kelenjar payudara, sedang pada beberapa jenis hewan, kelenjar susu dapat membentang dari sekitas lipat paha sampai dada, kelenjar mamma merupakan ciri pembeda pada semua mamalia. Payudara manusia berbentuk kerucut tapi sering kali berukuran tidak sama.Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang umumya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram pada waktu menyusui mencapai 800 gram.

Payudara tampak depan Ada tiga bagian utama payudara, yaitu: 1. Korpus (badan), yaitu yang membesar 2. Aerola, yaitu yang kehitaman di tengah 3. Papilla, atau putting, yaitu yang menonjol di puncak payudara Kulit puting susu berpigmen banyak dan tidak berambut. Papilla dermis mengandung banyak kelenjar sebasea. Ada empat macam bentuk puting, yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk putting ini tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau dot ke dalam mulut bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi dimana putting tidak lentur, terutama pada bentuk puting terbenam, sehingga butuh penanganan khusus.

Bentuk-bentuk putting susu Kulit areola juga berpigmen banyak tetapi berbeda dengan kulit puting susu ia kadang-kadang mengandung folikel rambut. Kelenjar sebaseanya biasanya terlihat sebagai nodulus kecil pada permukaan areola dan disebut tuberkel montgomery. Pada papilla dan areola saraf peraba yang sangat penting untuk reflex menyusui. Bila putting diisap, terjadilah reflex yang sangat diperlukan dalam proses menyusui. Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Dua garis khayalan ditarik melalui puting susu, masingmasing saling tegak lurus. Jika payudara dibayangkan sebagai piring sebuah jam, satu garis menghubungkan jam 12 dengan jam 6 dan garis lainnya menghubungkan jam 3 dengan jam 9. Empat kuadran yang dihasilkannya adalah kuadran atas luar (supero lateral), atas dalam (supero medial), bawah luar (infero lateral), dan bawah dalam (infero medial). Ekor payudara merupakan perluasan kuadran atas luar (supero lateral).3 Ekor payudara memanjang sampai ke aksilla dan cenderung lebih tebal ketimbang daerah payudara lainnya. Kuadran luar atas ini

mengandung massa jaringan kelenjar mamma yang lebih banyak atau langsung di belakang areola dan sering menjadi tempat neoplasia. Pada kuadran medial atas dan lateral bawah, jaringan kelenjar lebih sedikit jumlahnya, dan paling minimal adalah yang di kuadran medial bawah. Jaringan kelenjar payudara tambahan dapat terjadi disepanjang garis susu yang membentang dari lipatan garis aksillaris anterior, menurun hingga lipatan paha. Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong, lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.3 Jaringan kelenjarnya terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi puting.3,4 Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi, sesampainya di belakang areola.

Pada retro areolar ini, duktus yang berdilatasi itu menjadi lembut, kecuali selama masa menyusui, ia akan mengalami distensi. Masing-masing duktus ini tak berisi, dan mempunyai satu bukaan ke arah puting (duktus eksretorius). Tiap lobus dibagi menjadi 50-75 lobulus, yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus aksretorius lobus itu. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara.

Vaskularisasi payudara terdiri atas : 1. Arteri Payudara mendapat perdarahan dari : 1. Cabang-cabang perforantes a.mammaria interna. Cabang-cabang I, II, III, dan IV dari a. mammaria interna menembus dinding dada dekat pinggir sternum pada interkostal yang sesui, menembus m.pektoralis mayor dan memberi pendarahan tepi medial glandula mamma. 2. Rami pektoralis a. thorako-akromialis Arteri ini berjalan turun diantara m. pektoralis minor dan m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m. pektoralis mayor, arteri ini akan mendarahi glandula mamma bagian dalam (deep surface). 3. A. thorakalis lateralis (a. mammaria eksterna) Pembuluh darah ini jalan turun menyusuri tepi lateral m. pektoralis mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara.

4. A. thorako-dorsalis Pembuluh darah ini merupakan cabang dari a. subskapularis. Arteri ini mendarahi m. latissimus dorsi dan m. serratus magnus. walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan pada glandula mamma, tetapi sangat penting artinya. Karena pada tindakan radikal mastektomi, perdarahan yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan the bloody angel. 5. Vena Pada daerah payudara, terdapat tiga grup vena : 1. Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna Vena ini merupakan vena terbesar yang mengalirkan darah dari payudara. Vena ini bermuara pada v. mammaria interna yang kemudian bermuara pada v. innominata. 2. Cabang-cabang v. aksillaris yang terdiri dari v. thorako-akromialis, v. thorakalis lateralis dan v. thorako-dorsalis. 3. Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis. Vena interkostalis bermuara pada v. vertebralis, kemudian bermuara pada v. azygos (melalui vena-vena ini metastase dapat langsung terjadi di paru)

Sistem limfatik pada payudara terdiri dari: 1. Pembuluh getah bening Pembuluh getah bening aksilla : Pembuluh gatah bening aksilla ini mengalirkan getah bening dari daerah- daerah sekitar areola mamma, kuadran lateral bawah dan kuadran lateral atas payudara. Pembuluh getah bening mammaria interna: Saluran limfe ini mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan medial payudara. Pembuluh ini berjalan di atas fasia pektoralis lalu menembus fasia tersebut dan masuk ke dalam m. pektoralis mayor. Lalu jalan ke medial bersama-sama dengan sistem perforantes menembus m. interkostalis dan bermuara ke dalam kelenjar getah bening mammaria interna. Dari kelenjar mammaria interna, getah bening mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria

interna. Sebagian akan bermuara pada v. kava, sebagian akan bermuara ke duktus thorasikus (untuk sisi kiri) dan duktus limfatikus dekstra (untuk sisi kanan). Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kuadran medial bawah payudara. Pembuluh ini berjalan bersama-sama vasa epigastrika superior, menembus fasia rektus dan masuk ke dalam kelenjar getah bening preperikardial anterior yang terletak di tepi atas diafragma di atas ligamentum falsiform. Kelenjar grtah bening ini juga menampung getah bening dari diafragma, ligamentum falsiforme dan bagian antero-superior hepar. Dari kelenjar ini, limfe mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna. 1. Kelenjar-kelenjar getah bening Kelenjar getah bening aksilla Terdapat enam grup kelenjar getah bening aksilla :

Kelenjar getah bening mammaria eksterna. Untaiab kelenjar ini terletak di bawah tepi lateral m. pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksilla. Grup ini dibagi dalan 2 kelompok :

-

Kelompok superior, terletak setinggi interkostal II-III. Kelompok inferior, terletak setinggi interkostal IV-V-VI.

Kelenjar getah bening skapula. Terletak sepanjang vasa subskapularis dan thorakodorsalis, mulai dari percabangan v.aksillaris menjadi v.subskapularis, sampai ke tempat masuknyav.thorako-dorsalis ke dalam m.latissimus dorsi. Kelenjar getah bening sentral (Central nodes). Terletak di dalam jaringan lemak di pusat ketiak. Kadang-kadang beberapa diantaranya terletak sangat superfisial, di bawah kulit dan fasia pada pusat ketiak, kira-kira pada pertengahan lipat ketiak depan dan belakang. Kelenjar getah bening ini adalah kelenjar getah bening yang paling mudah diraba dan merupakan kelenjar aksilla yang terbesar dan terbanyak jumlahnya. Kelenjar getah bening interpektoral (Rotters nodes). Terletak antara m.pektoralis mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis v.thorako-akromialis. Jumlahnya satu sampai empat. Kelenjar getah bening v.aksillaris. Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v.aksillaris bagian lateral, mulai dari white tendon m.latissimus dorsi sampai ke sedikit medial dari percabangan v.aksillaris v.thorako akromialis. Kelenjar getah bening subklavikula. Terletak sepanjang v.aksillaris, mulai dari sedikit medial percabangan v.aksillaris v.thorako-aktomialis sampai dimana v.aksillaris menghilang dibawah tendo m.subklavius. Kelenjar ini merupakan kelenjar aksilla yang tertinggi dan termedial letaknya. Semua getah bening yang berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening aksilla masuk ke dalam kelenjar ini. Seluruh klenjar getah bening aksilla ini terletak di bawah fasia kostokorakoid.

- Kelenjar getah bening prepektoralKelenjar getah bening ini merupakan kelenjar tunggal yang kadang-kadang terletak di bawah kulit atau di dalam jaringan payudara kuadran lateral atas. disebut prepektoral karena terletak di atas fasia pektoralis.

- Kelenjar getah bening mammaria internaKelenjar-kelenjar ini tersebar sepanjang trunkus limfatikus mammaria interna, kira-kira 3 cm dari pinggir sternum. terletak di sdalam lemak di atas fasia endothorasika, pada sela iga. diperkirakan jumlahnya sekitar 6-8 buah.

Anatomical Society of Great Britain and Ireland 2005 2 Fisiologi Payudara Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. 5 Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu. 3 Proses Laktasi Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya harus sama baiknya. Pada saat hamil payudara membesar karena pengaruh berbagai hormon, antara lain estrogen, progesteron, HPL, dan prolaktin. Hormon lain yang berfungsi

memperlancar pembentukkan ASI (sintesa protein) adalah insulin, kortikosteroid, tiroksin, dan lain-lain. Di dalam bagan payudara terdapat bangun yang disebut alveolus, yang merupakan tempat dimana air susu diproduksi. Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), dimana beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus). Di bawah areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus. Akhirnya semua saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus. Akhirnya semua saluran yang besar ini memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar. Hormon Prolaktin Ketika bayi menyusu, payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Otak kemudian bereaksi mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja, memproduksi susu.

Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah proses menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian besar hormon Prolaktin sampai di payudara dan merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon Prolaktin bekerja untuk produksi susu berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini, sudah tersedia dalam payudara, pada muara saluran ASI. Sederhananya, mekanisme produksi susu dalam payudara prinsipnya mirip dengan tanaman teh atau tanaman kembang kertas. Jika kita memetik pucuk teh atau kembang kertas, maka akan tumbuh dari bawah ketiak daun, dua buah cabang baru. Jadi semakin sering dipetik, semakin banyak pucuk mudanya. Jika tidak dipetik, tidak akan ada cabang baru. Begitu pula dengan ASI, semakin sering disedot bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi.

Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang diproduksi. Jika bayi berhenti menyusu, maka payudara juga akan berhenti memproduksi ASI. Hormon Oksitosin Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan hormon Oksitosin selain hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin. Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara. Di payudara, hormon Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan ASI hasil produksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui pembuluh menuju muara saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir hingga keluar payudara ketika bayi sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini disebut refleks pelepasan ASI. Produksi Hormon Oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh rangsangan dari payudara. Hormon oksitosin juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Jadi ketika ibu mendengar suara bayi, meskipun mungkin bukan bayinya, ASI dapat menetes keluar. Suara tangis bayi, sentuhan bayi, atau ketika ibu berpikir akan menyusui bayinya, atau bahkan ketika ibu memikirkan betapa sayangnya kepada sang bayi, ASI dapat menetes keluar. Jika refleks pelepasan ASI ibu tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan mengalami kesulitan memperoleh ASI karena harus mengandalkan hanya pada kekuatan sedotan menyusunya. Akibatnya, bayi akan kelelahan dan memperoleh sedikit ASI. Kadang-kadang hal ini membuatnya frustasi, dan kemudian menangis. Peristiwa ini kelihatannya seperti seolah-olah payudara berhenti memproduksi ASI, padahal tidak. Payudara tetap memproduksi ASI, tetapi ASI tidak mengalir keluar. Jadi perkara refleks pelepasan ASI ini sangat penting bagi bayi. Pada beberapa wanita, mulai kehamilan 5 bulan kadang-kadang keluar cairan yang di sebut kolostrum, dan ini tidak apa-apa. Selama kehamilan, ASI tidak keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen turun dengan drastis, dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, diharapkan sekresi juga makin cepat Ada 2 refleks yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran. Kedua refleks ini bersumber dari perangsangan putting susu akibat isapan bayi. 1. Refleks prolaktin Seperti telah dijelaskan diatas, dalam putting susu banyak terdapat ujung saraf peraba. Bila ini dirangsang, maka akan timbul implus (aliran listrik) yang menuju hipotalamus selanjutnya kekelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang memegang peran utama dalam produksi ASI di tingkat afeolus. Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan penyusuan makin banyak pula produksi ASI. 2. Refleks Aliran (Let down reflex)

Rangsangan yang berasal dari putting susu, tidak hanya diteruskan sampai kekelenjar hipofisis depan, tetapi juga kekelenjar hipofisis bagian belakang. Akibatnya bagian ini mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga asi di pompa keluar. Makin sering menyusui, pengkosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran asi yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu penyususan, tetapi juga mudah terkena infeksi. Dengan keluarnya oksitosin, hormon ini akan memacu otot rahim sehingga involusi rahim makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu merasa mulas pada hari pertama menyusu ini adalah mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya rahim ke bentuk semula. Tiga refleks yang penting dalam mekanisme isapan bayi, yaitu 1. reflek menangkap (rooting reflek) Reflek ini terjadi bila bayi baru lahir tersentuh pipinya. Dia akan menoleh ke arah sentuhan bila pipinya dirangsang dengan papila, maka akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkapnya. 1. reflek mengisap Reflek ini mulai apabila langit-langit mulut bayi tersentuh, sentuhan ini mencapai bagian palatum, maka sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi maka sinuslaktiverus yang berada di bawah areola akan tertekan antara gusi, lidah dan palatum, sehingga pemerasan ASI lebih sempurna 1. reflek menelan Bila mulut masuk ia akan menelannya. Zat Penghambat Produksi ASI juga dikendalikan di dalam payudara itu sendiri. Bila dalam satu payudara ada banyak ASI yang tertinggal, maka zat penghambat akan memerintahkan sel-sel pembuat susu untuk berhenti bekerja. Penghentian ini diperlukan untuk mencegah payudara yang bersangkutan mengalami efek kepenuhan. Hal ini menjelaskan kepada kita mengapa jika bayi lebih banyak menyusu pada satu payudara, maka payudara tersebut menghasilkan lebih banyak ASI dan ukurannya menjadi lebih besar dari payudara lainnya. Agar satu payudara tetap menghasilkan ASI, maka ASI yang ada di dalamnya harus dikeluarkan. Jadi, jika bayi tidak menyusu pada salah satu atau kedua payudara, ASI SEBAIKNYA DIKELUARKAN DENGAN CARA DIPERAH.

2.1.Anatomi dan Fisiologi Payudara a. Anatomi Payudara Payudara (buah dada) atau kelenjar mammae adalah salah satu organ reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. Payudara berfungsi memproduksi ASI terdiri dari lobules-lobulus yaitu kelenjar yang menghasilkan ASI, tubulus atau duktus yang menghantarkan ASI dari kelenjar sampai pada puting susu (nipple). Kelenjar mammae merupakan cirri pembeda pada semua mamlia. Payudara manusia berbentuk kerucut tapi sering berukuran tidak sama. Payudara terletak pada hermithoraks kanan dan kiri dengan batas-bata yang tampak dari sebagai berikut: - Superior : iga II atau III - Inferior: iga VI atau VII - Medial: pinggir sternum - Lateral: garis aksillars anterior Kulit puting susu berpigmen banyak yang tidak berambut. Papilla dermis mengandug banyak kelenjar sabasea. Kulit areola juga berpigmen banyak tetapi berbeda dengan kulit puting susu, ia kadang-kadan mengandung folikel rambut. Kelenjar sebaseanya biasanya terlihat sebagai nodulus kecil pada permukaan areola dan disebut kelenjar Montgomery. Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Dua gari khayalan ditarik melalui puting susu, masingmasing saling tegak luru. Jika payudara dibayangkan sebgai piring sebug jam, satu gari menghubungkan jam 12 dengan jam 6 dan garis lainnya menghubungkan jam 3 dengan jam 9. Empat kuadra yang dihasilkannya adalah kuadran atas luar (supero lateral)atas adalam (supero medial), bawah luar (infero lateral), dan bawah dalam (infro medial). Ekor payudara merupakan perluasan kuadran atas luar (supero lateral). Ekor payudara memanjang sampai ke aksilla dan cenderung lebih tebal ketimbang payudara lainnya. Kuadran luar atas ini mengandung masa jaringan kelenjar mammae yang lebih banyak atau langsung di belakang areola dan sering menajdi tempat neoplasia. Pada kuadran media atas da lateral bawah, jaringa kelenjar lebih sedikit jumlahnya, dan paling minimal adalah yang dikuadran medial bawah. Jaringan kelenjar payudara tambahan dapat terjadi disepanjang garis susu yang membentang dari lipatan garis aksillaris anterior, menurun hingga lipatan paha. Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Jaringan kelenjar, duktus dan jaringan penyokong Jaringan kelenjar terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi puting. Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi, sesamspainya di belakang areola. Pada retro areola. Pada retro areolar ini , duktus yang berdilatasi itu mejadi lembut kecual ibu selama masa menyusui, ia akan mengalami distensi. Masing-masiang duktus ini tak berisi, dan mempunyai satu bukaan kea rah puting (duktus eksretorius). Tiap lobus dibagi menjadi 50-57 lobulus, yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus aksretorius labus itu. Setiap loblus atas sekelompok alveolus yang bermuar ake adalam laktiferus (saluran airu susu) yang bergabung dengan duktus-duktus linnya untuk membentuk saluran yang lebih besr dan berakhir dalam saluran sekretorik. Ketika saluran-saluran ini mendekati puting, membesar untuk wasah penampungan air susu (yang disebut sinus laktiferus) kemudia salurasaluran itu tersebut menyempit lagi dan menembus puting dan bermuara di atas permukaannya. Di antara kelenjar susu dan fasia pektrolis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligmentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara yang bersatu dengan lapisan luar fasia

superfisialis yang berfugsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara. Pembuluh darah / vaskularisasi payudara 1. Arteri Payudara mendapat pendarahan dari: a. Cabang-cabang perforantesa mammaria interna. Cabang-cabang I,II,II,IV,V dari a. mammaria interna menembus didinding dada dekat pinggir sternum pada interkostal yang sesuai, menembus m. pektoralis mayor dan meberi pendarahan tepi medial glandulla mamma. b. Rami pektoralis a. thorako-akromialis Arteri ini berjalan turun di antaara m. pektoralis minor dan m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m. pektoralis mayor, arteri ini akan mendarahi glandula mamma bgagian dalam (deep surface) c. A. thorakalis lateralis (a. mammae eksternal) Pembuluh darah ini berjalan turun menyusuri tepi laterl minggu pektoralis mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara. d. . thorako-dorsalis Pembuluh darah ini merupakan cabanga dari a. subskapularis. Arteri ni mendarahi m. latissmus dorsi dan minggu serratus magnus. Walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan pada glandula mamma, tetapi sangat penting artinya, karena pada tindakan radikal masterktomi, pendarahan yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan the bloody angel. 2. Vena pada daerah payudara terdapat tiga grup vena: a. Cabang-cabang perforantges v. mammaria interna Vena ini merupakan vena tersebar yang mengalirkan darah dari payudara vna ini bermuara pada v. Mammaria interna yang kemudian bermuara pada v. mnominata. b. Cabang-cabang v. aksillaris yang terdiri dari v.thorako-akromialis.b.thoraklais lateralis dan v. thorako-dorsalis. c. Vena-vena kecil bermuara pada v. interkostalis Vena interkostalis bermuara pada v. Vertebralis, kemudia bermuara pada . Azygos (melalui vena-vena metastase dapat langsung terjadi di paru). Sistem limfatik pada payudara a. Pembuluh getah bening - Pembuluh getah bening aksilla: Pembuluh getah bing aksilla ini mengalirkan getah bening dari daerah-daerah sekitar areola mamma, kuadaran lateral bawah dan kuadaran lateral atas payudara - Pembuluh getah bening mammar interna: Saluran limfe ini mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan medial payudara. Pembuluh ini berjalan di atas fasia pektorlai s lalu menembus fasia tersebut sistem pertorntes menembus m. pektrolis mayor. Lalu jalan ke medal bersama-sama dengan sisitem pertorntes menembus m./ interkostalis dan bermuara ke dalam kelenjar getah benin mamari interna. Dari kelenjar mammary interna, getah bening menglilr melalui trunkus limfatikus mamaria interna. Sebagian akan bermuara pada v. kava, sebagian akan bermuara ke duktus thorasikus (untuk sisi kiri) dan duktus limfatikus deksrta( untuk sisi kanan) Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kuadran medial bawah payudara. Pembuluh ini berjalan bersama-sama vasa epigastrika superior, menembus fasia rektus dan masuk ke dalam kelenjar getah bening preperikadial anterior yang terletak di tepi atas diafragma di atas

ligmentum falsiform. Kelenjar getah bening ini juga menampung getah being dari diafragma, ligamentum falsiforme dan bagian antero superior hepar. Dari kelenjar ini, limfe mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna. b. Kelenjar-kelenjar getah bening Kelenjar getah bening aksilla Terdapat enam grup kelenjar getah bening aksilla: Kelenjar geth bening mammae eksterna. Untaian kelenjar ini terletak di bawah tepi lateral m. pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksilla. Grup ini dibagi dalam 2 kelompok: - Kelompok superior, terletak setinggi ingerkostal II-III - Kelompok inferior, terletak setinggi interkostal IV-V-VI Kelenjar getah bening scapula. Terletak sepajang c asa subskapularis dan thoralodoralis, mulai dari percabangan v. aksillaris mejadi v. subskapularis, sampai ke tempat masuknya v.thorakodorsalis ke dalam m. latissimus dorsi. Kelenjar getah bening sentral (central nodes). Terletak di dalam jaringa lemak di pusat aksila. Kadang-kadang beberapa di antaranya terletak sangat superficial, di bawah kulit dan fasia pada pusat aksila, kira-kria pada pertengahan lipat aksila depan dan belakang. Kelenjar getah bening ini adalah kelenjar getah bening yang paling mudah diraba dan merupakan kelenjar aksilla yang terbesa dan terbanyak jumlahnaya. Kelenjar getah bening interpektoral (rotters nodes). Terletak antara m. pektoralis mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis v. thorako-akromialis. Jumlahnya satu sampai empat. Kelenjar getah v. aksillaris. Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v.aksillaris bagian lateral, mulai dari white tendon m. laitssimus dorsi sampi ke sedikit medial dari percabangan v. aksillaris-v.thorako akromialis. Kelenjar getah bening subklavikula. Terletak sepenjnag c.aksillaris, mulai dari sedikit medial percabangan v.aksillaris-v.thorako-aktomialis sampai dimana v. aksillaris menghilang di bawah tendo m.subklavius. kelenjar ini merupakan kelenjar aksilla yang tertinggi dan termedial letakya. Semua getah bening yang berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening aksilla masuk ke dalam kelenjar ini. Seluruh kelenjar getah bening aksilla ini terletak di bawah fasia kostokorakoid. Kelenjar getah bening prepektoral Kelenjar getah bening ini merupakan kelenjar tunggal yang kadang-kadang terletak di bawah kulit atau di dalam jaringa payudara kuadran lateral atas disebut prepektoral karena terletak di atas fasia pektoralis. Kelenjar getah bening interna Kelenjar-kelenjar ini tersebut sepanjangt trunkus limfatikus mammaria interna, kira-kira 3 cm dari pinggir sternum, terletak di dalam lemak di atas fasia endothoraiska. Pada sela tiga, diperkiran jumlahnya sekitar 6-8 buah. Susunan saraf Susunan saraf payudara berasal dari cabangcutaneneous cervical dan saraf thirak spinal. Cabang saraf ketiga dan keempat cutaneus dari cervical plexus melewati bagian anterior, berakhir di jajaran tulang tiga yang kedua. Cabang-cabang ini menyumplai sensor ke bagia payudara atas, saraf thoracic spinal, T3, T6 membentuk saraf intercostals dan bercabang dari otot peectoralis major dekat sternum unutk menyuplai sensor ke bagian lateral payudara. Percabangan T2 memasuki bagian atas tubuh safaf intercostobrachial dan menyuplai sensor ke aksila. Susunan saraf areola dan puting susu disuplai oleh saraf parikang thoracic yang bercabang-cabang dengan membentuk membulat.

b.Laktasi Masing-masing payudara terdiri atas sekitar 20 percabangan duktus yang terbuka melalui sinus ke atas permukaan putting susu. Terdapat benang-benang menyangga dari jaringan fibrosa yang melekatkan ke dinding dada, dan terdapat banyak sel-sel lemak di anta lobulus. Sistem duktus telah terbentuk dengan baik setelah pubertas, kaerna keterlibatan estrogen, tetapi sekretorius asini hanya berkembang pada kehamilan di bawah pengaruh kadar progesterone yang tinggi. Prolaktin, suatu hormon dari kelenjar hipofisis, meningkatkan aksi baik pada estrogen maupun progesterone. Setelah kelahiran anak, penurunan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan peningkatan sekresi prolaktin dan hal ini merangsang sekresi air susu ibu oleh kelenjar asini. Sekresi yang pertama dihasilkan adalah kolostrum cairan yang kaya akan protein yang mengandung antibody. Setelah hari ketiga terbentuk laktasi normal. Penghisapan bayi pada payudara merangsang putting susu menyebabkan refleks sekresi dari hormin oksitosin dari kelenjar hipofisis anterior. Oksitosin menyebabkan kontraksi serat-serat otot polos di sekitar asini dan air susu dengan cepat diejeksikan dari putting susu. Suatu refleks yang dikenal sebagai letdown terbentuk pada beberapa hari pertama menyusui tetapi dengan jelas dipengaruhi oleh emosi. Pelepasan oksitosin juga membantu uterus untuk berkontraksi sehingga uterus kembali ke ukuran normalnya. Prolaktin, suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitaria interior, penting untuk produksi air susu ibu, tetapi walaupun kadar hormon ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan, bekerjanya hormon ini dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepasnya / keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur turun sampai tinfkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya prolaktin. Terjadinya suatu kenaikan pemasokan darah beredar lewat payudara dan dapat diekstaksi bahan penting untuk pembentukan air susu. Globulin, lemak dan molekul-molekul protein dari darah sel-sel sekretoris akan membengkakkan acini dan mendorongkannya menuju ke tubuli laktifer. Kenaikan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dan dengan demikian juga mempunyai fungsi kontrasepsi, tetapi ibu perlu memberikan air susu 2 sampai 3 kali setiap jam agar pengaruhnya benar-benar efektif. Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel sekretorik ke papilla mamae: tekanan dari belakang dan efek neurohormonal. Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu : Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara. Gambar 1. Anatomi payudara

Korpus Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus). Areola Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar. Papilla Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted). Gambar 2. Bentuk puting susu normal Gambar 3. Bentuk puting susu pendek Gambar 4. Bentuk puting susu panjang Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik 2.2. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI Para bidan mempunyai peran istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Karena dengan demikin seorang ibu akan mempeorleh dukungan percaya diri tentang kemampuannya memberi ASI. Pada masa kehamilan bidanjuga dapat memberikan penjelasan dan penyluhan tentan gmanfat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu dan bayinya, bahanya pemberian susu formula serta perawatan payudara sejak umur kemahilan 6 bulan. Professional perwatan kesehatan (bidan) mempunyai tanggung jawab utnuk memberikan lingkungan yang mendukung kelanjutan upaya ibu untuk menyusui bayinya. Fungsi bidantidak hanyua memberikan pengetahuan yang diperluakan pada ibu, tapi juga untuk mengindentifikasi keterampilan-kerampilan yang diperlukan dan terutama meningkatkan kepercayaan diri dan otonominya. Pemahaman tentang membina kelekatan yang tept dan kemampuannya mengajarkan kepada ibu adalah hal yang sangat penting. Untuk mengajari ibu , bidan memerlukan pengetahuan dan pemahaman tentang proses fiologis menyusui. Oleh Karena itu, pengetahuan ini perlu diterapkan sehingga ibu dapat memahami tentang apa yang sedang terjadi. Keterampilan yang perlu dimiliki bidan adalah kemampuan untuk mengajarkan ibu tentang praktik pelekatan bayi (hubungan yang terjadi antara ibu dan bayi) saat menyusui sehingga ibu dapat melakukannya secara mandiri, bagaimana cara pemberian ASI yang baik, serta proses penyimpanan ASI jika tidak diberikansecara langsung. Menyusui harus dianggap sebagai aktifitas rileks dan saling memuaskan antara ibu dan bayinya. Bidan membantu ibu dengan menolongnya menemukan plsisi yang nyaman untuk memulai menyusui. Sambil membimbing ibu dalam upayanya, bidanjuga dapat menggunakan waktu ini untuk mengetahui perilaku normal bayi selama pengisapan. Bidan yang membimbing ibu dalam pengalaman menyusui harus selaluy meyakinkan ibu bahwa ia akan berhasil dalam menyusui.

2.3. Manfaat Peberian ASI ASI memiliki manfaat yang sangat besar baik bagi bayi, ibu dan orang-orang sekitarnya. a. bagi bayi - ASI mengandung semua bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi - Bebas bakteri dan tersedia dalam suhu yang ideal tanpa alat pembantu. - Memberikan perlindungan dari infeksi, termasuk penyakit gastrointestinal penyakit pernapasan, enterokolitis, dan apendisitis - Menurunkan risiko sidrom kematian bayi tiba-tiba - Meberikan perlindungan dari laergi - Mencegah terjadinya keadaan gizi salah (kelebihan makan dan obesitas) - Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi menjadi lebih pandai - Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaiaan bicara - Menunjang perkembangan kperibadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual dan hubugna sosial yang baik. b. Bagi ibu - menurunkan kehilangan darah setelah melahirkan dan mengurangi terjadinya anemia - menurunkan tingkat ansietas, stress, depresi, keletihan dan rasa bersalah - menunda terjadinya ovulasi sehingga meningkatkan jarak kelahiran anak yang disebabkan oleh amenorea laktasi - memberiokan risiko osteoposisis, kanker payudara pada wanita terutama bila menyusui lebih dari 3 bulan - menurunkan risiko kaner ovarium - memberi kepuasan, kebanggan, dan kebahagiaan bagi ibu. Hubungan batin antara ibu dan bayinya menjadi lebih terasa karena dekatnya hubungan mereka melalui proses penyusuan. c. Bagi keluarga - dapat mengurangi biaya pengeluaran keluarga. Karena tidak perlu membeli susu formula dan botol dot - menunda penggunaa alat kontrasepsi, menghemat waktu, ASI siap setiap saat jika diperlukan - portable dan praktis ASI dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan segar. - Tidak merepotkan dan hemat waktu d. Bagi Negara/bangsa - penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui serta biaya menyiapkan susu - penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah / mencret dan sakit saluran napas - penghematan obat-obatan, tenaga, dan saran kesehatan - menciptakan generasi penerus bangsa yang tanggunh dan berkualisatas untuk membangun Negara - langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia 2.4. Komposisi gizi dalam ASI a. Kolostrum Kolostrum atau ASI pertam berbeda dengan air susu yang berwarna puti, karena kolostrum mengandung lebih banyak protein (terdapat sekitar 1% dalam air susu putih) lebih banyaka mengandung immunoglobulin ASI (lgA), laktoferin dan sel-sel darah putih yang tersedi unutk bayi dan dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi. Kolostrum yang berubah menjadi ASI

matang antara 3 dan 14 hari setelah melahirkan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membebani ginjal bayi yang belum matang. Kolostrum mengandung immunoglobulin yang berguna melapisi usus dan lmelindunginya dari infeksi bakteri dan virus. Selain yang telah dijelaskan, kolostrum juga mendaung zat antivirus dan antibakteri sebagai berikut: - lysozime: enzim yang sangat berperan efektif disalurkan pencernaan yangbertugas menghancurkan dinding sel bakteri pathogen dan melindung salurang pencernaan bayi. - Bifidobakteri: bertugas mengasamkan lambung sehingga bakteri pathogen dan parasit mampu bertahan hidup. - Laktoferin: bertugas mengikat zat besi sehingga bakteri patogen yang membutuhkan zat besi diboikot untuk tidak mendapat suplasi zat besi sehingga pertumbuhannya terhambat. - Latoferoksida: bersama unsure lain berperang melawan abketeri streptococcus (yang dapat menyebabkan penyakit paru0, pseudom,onia, dan eschercia coli ASI tidak hanyua menyesuaikan diri untuk berespon terhadpa infeksi, ASI juga mengubah unsure-unsur gizi sesuai dengan kebutuhan bayi. Unsure-unsur gizi yang banyak terkandung di dalam ASI yaitu: b. Protein Protein dalam ASI mencapati kadar yang lebih dari cukup untuk pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah larut sesuai untuk ginjal yang belum matang. Kasein dalam ASI adalah 80:20, yang menghasilkan kepala susu yang lebih lembut dlam lambung sehingga mengurangi waktu pengosongan lambung dan membantu pecernaan. Sedangkan kasein dalam susu sapi hanya 20:80 terdapat berbagai subtansi dalam ASI yang belum sepenuhnya dipahami, misalnya asam amino taurin, yang kin dianggap penting untuk petumbuhan otak manusia dan absorbsi lemak. c. Lemak Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu absorbsi lemak. Lemak sendiri memiliki beberapa fungsi dalam tubuh dan berperan pentinng dlam kualitas peletana myelin. Hal ini ditandai dengan jharngnya kedajadian sklerosisi multiple di Negara-negara yang masyarakat umumya memberikan ASI d. Karbohidrat (laktosa) Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi laktosa dalam ASI. Laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi bayi. Laktosa membantu pertumbuhan laktobasilus bifidus, merupakan koloni yang membantu menghambat pertumb uhan baketeri patone. Hal ini terjadi karena media yang dihasilkan oleh bakteri bersifat memusuhi pertumbuhan bakteri patogen lainnya. e. Vitamin ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi walaupun kadarnya bervariasi sesuai dengan diet ibunya. Penting bagi bayi untuk mendapatkan kolostrum dan kemudian susu awal untuk memastikan bahwa vitamin yang larut diperleh oleh bayi. f. Mineral Kadar natrium lebih banyak sehingga melindungi neonatus dari dehidrasi dan kelebihan natrium dalam darah. Sebanayak 50-70% besi diserap dari ASI bila dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap 10-30%. ASI juga mendangung molekul pengikat sesng, asam pikolinat yang membuat penyerapan seng lebih efisien. Rasio kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan dengan susu sapi. 2.5. Upaya memperbanyak ASI Upaya menghasilakan ASI yang banyak dapat dilakukan dengan cara pembinaan dan

pemeliharaan laktasi. Semakin seinr gibu menyusui, semakin banyak produksi ASInya. Karena setiap kali menyusui akant erkirim sinyal ke otak yang mengelurkan hormon oksotsin dan prolakttin. Upaya memperbanyak ASI dapat dilakukan oleh bayi maupun ibu. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan unutk memperbanyak ASI yaitu: a. sususilah bayi sesering mungkin setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit. b. Setelah melahirkan bayi sebaiknya diperkenalkan dengan payudara walaupun ASI belum keluar. Biarkan bayi mencari sendri putting susu ibunya (reflek tooting) karena isapan bayi sedini mungkin sangat penting bagi peningkatan ASI c. Pastikan bayi menyusu deng aposisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif d. Susuilah bayi sampai payudara terasa kosong bila ASI masih bersisi, menyusui berikutnya dimulai dari payudara yang belum kosong e. Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman. Dan perbanyak munum setelah selesai menyusui f. Ibu harus mempersiapkan mental untuk menyusui bayi. Motivasi yang kuat untuk menyusui bayi merupakan salah satu upaya dalam memperbanyaka g. Gunakan bra yang longgar h. Pentingnya mengikuti penyluhan tentang manfaat dan keuntungan ASI serta aspek-aspek lain tentang menyusui dan laktasi i. Melakukan perawatan payudara dan senam untuk kesehatan j. Tingkatkan gizi pada makanan dan dikonsumsi, dan istirahat yang cukup k. Yakinkan diri ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI lebih banyak melakukan hal tersebut di atas 2.6. ASI EKSLUSIF Bayi hanyadiberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, buburnasi, dan tim Sampai6 bulan.Setelah6 bulan mulai diberimakananpendampingASI, sedangkanASI dapat diberikan sampai 2 tahun/ lebih 2.7. CARA MERAWAT PAYUDARA Merawat payudara selama hamil adalah suatu hal penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya. Saat kehamilan payudara akan membesar dan daerah sekitar putting akan lebih gelap warnanya dan juga lebih sensitive Banyak ibu hamil mengabaikan perawatan payudara. Boleh jadi lantaran malas atau sesungguhnya belum mengetahui akan manfaatnya. Padahal perawatan payudara selama hamil sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah melahirkan. Malah, dengan perawatan yang benar, hasilnya bukan cuma produksi yang cukup, tapi juga bentuk payudara akan tetap baik selama menyusui . TIGA LANGKAH PERAWATAN Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan berusia 5-6 bulan. Sebab, jika

sejak awal kehamilan kita sudah melakukan perangsangan puting, misalnya, bukan hasil baik yang diperoleh tapi malah bisa menimbulkan kontraksi rahim. Adapun perawatan yang dilakukan ialah: 1. Pemijatan 1. 1. Hal ini bisa dilakukan bersamaan saat mandi. Siapkan baskom air hangat dan air dingin, baby oil, waslap/ handuk, serta kapas. Bersihkan payudara sebelumnya, lalu massage memakai baby oil. Pemijatan dilakukan disekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari bawah menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu di-massage karena tak berkelenjar tapi hanya merupakan saluran air susu belaka. Ketuk-ketuklah payudara dg ujung jari atau ujung ruas jari agar sirkulasi darah bekerja lebih baik. Selanjutnya puting dibersihkan dengan menggunakan kapas dan baby oil yang berguna melenturkan dan melembabkan puting agar saat menyusui kelak puting sudah tak gampang lecet. Terakhir, bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan dingin. Tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah. Setelah itu keringkan pakai handuk. 2. 2. Senam Teratur Sebaiknya payudara juga dirawat dengan melakukan senam. Gunanya untuk memperkuat otot pektoralis di dada, sehingga memadatkan payudara dan merangsang produksi ASI agar lebih baik. Senamnya sangat mudah kok. Bisa dilakukan sebelum atau sesudah mandi. Ada dua macam senam yang bisa dilakukan para ibu, yaitu: 1. Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti orang bersidekap). Kemudian tekan kuatkuat ke arah dada dengan cara mempererat pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot di dasar payudara. Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali. 2. Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar ke depan sehingga lengan bagian dalam mengurut (massage) payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas ke belakang dan kembali pada posisi semula. Lakukan latihan ini 20 kali putaran. 3. Memakai Bra Yang Pas Untuk mengatasi rasa tak enak pada saat payudara membesar, pakailah bra yang pas dan bisa memegang. Jangan pakai yang terlalu ketat atau longgar, tapi harus benar-benar pas sesuai ukuran payudara saat itu dan dapat menopang perkembangan payudara. Jika terlalu sempit akan menghambat perkembangan kelenjar payudara, sedangkan kalau terlalu longgar akan tampak jatuh dan sakit dipakainya. Bila anda berencana untuk menyusui anda dapat memulai menggunakan bh untuk menyusui pada akhir kehamilan anda. Pilihlah bh yang ukurannya sesuai dengan payudara anda, memakai bh yang mempunyai ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi

seperti mastitis ( suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara). Jika payudara sangat besar, ada baiknya untuk memilih yang memakai penyangga kawat. Karena bra yang tak menopang dengan baik pada payudara besar cenderung akan turun dan membentuk lipatan di bagian bawah payudara. Sementara jika si ibu tak menjaga kebersihan dan kekeringan di bawah lipatan tersebut, maka jamur biasanya akan tumbuh. Jangan lupa, tubuh ibu hamil cenderung berkeringat. Untuk itu, pilihlah bra dari bahan katun atau campuran katun sehingga nyaman dipakai dan mudah menyerap keringat. Tali pengikatnya agar dipilih yang lebar sehingga dapat menyangga payudara dengan baik. Bila jamur sudah terlanjur hadir, segera bawa ke dokter. Sebab, jika jamur naik hingga ke seluruh payudara bisa menjadi masalah pada saat menyusui nanti. Perawatan payudara selama hamil memiliki banyak manfaat, antara lain: Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu. Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusu. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya. Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui. Bila seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan hanya melakukan perawatan menjelang melahirkan atau setelah melahirkan maka sering dijumpai kasus-kasus yang akan merugikan ibu dan bayi. Kasus-kasus yang sering terjadi antara lain: ASI tidak keluar. Inilah yang sering terjadi. Baru keluar setelah hari kedua atau lebih. Puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap. Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi. Infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah. Muncul benjolan di payudara, dll. a. Umur kehamilan 3 bulan Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke dalam payudara, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya adalah dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara

sampai semua daerah payudara. Dilakukan sehari dua kali selama 6 menit atau bisa disedot dg pompa susu/ breast pump b. Umur kehamilan 6-9 bulan Kedua telapak tangan dibasahi dengan baby oil. Puting susu sampai areola mamae (daerah sekitar puting dengan warna lebih gelap) dikompres dengan baby oil selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan. Jangan membersihkan dengan alkohol, sabun atau yang lainnya karena menyebabkan iritasi atau puting susu lecet. Kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputar ke arah dalam dan ke arah luar (searah dan berlawanan jarum jam). Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut ke arah puting susu sebanyak 30 kali sehari. Pijat kedua areola mamae hingga keluar 1-2 tetas. Kedua puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk kering dan bersih. Pakai BH yang pas tidak ketat atau longgar yg bersifat menopang payudara, jangan memakai BH yang ketat dan menekan payudara. 2.8. CARA MENYUSUI YANG BENAR Tehnik menyusui: Posisi dan perlekatan menyusui Ada beberapa macam posisi menyusui:duduk, berdiri, atau berbaring. Posisi : Bayi lurus sejajar, menghadap ibu, telinga dan lengan pada satu garis lurus, dagu bayi setinggi aerola,ada bonding antara ibu dan bayi.Perlekatan : hidung menempel payudara, sebagaian besar aerola bawah masuk mulut,mulut terbuka lebar, bibir bawah ndower Langkah menyusui yang benar : ebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putimg susu dan aerola sekitarnya.Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau aerolanya saja.

Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara : 1. menyentuh pipi dengan puting susu atau, 2.menyentuh sisi mulut bayi Setelah bayi membuka mulut,dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta aerola dimasukkan ke mulut bayi; a. Usahakan sebagaian besar aerola dapat masuk kemulut bayi,sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah aerola. b. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi Cara pengamatan Tehnik menyusui Yang Benar : Menyusui dengan tehnik yang tidak benar bisa menyebabkan puting susu menjadi lecet, ASI keluar tidak optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.Untuk mengetahui bayi telah menyusui dengan benar, perhatikan : Bayi tampak tenang Badan bayi menempel pada perut ibu, Mulut bayi terbuka lebar, Dagu bayi menempel pada payudara ibu,

Sebagaian besar aerola masuk kedalam mulut bayi,aerola bawah lebih banyak yang masuk, Bayi nampak mengisap dngan kuat dengan irama perlahan, Puting susu ibu tidak terasa nyeri, Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, Kepala agak menengadah. Melepas isapan bayi

Setelah meyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,sebaiknya mengganti denagn payudara yang lain.Cara melepas isapan bayi : # jari kelingking ibu dimasukkan kemulut bayi melalui sudut mulut atau, # dagu bayi ditekan kebawah.

Setelah selesai menyusui,ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya,biarkan kering dengan sendirinya. Menyendawakan bayi,dengan tujuan mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah(gumoh)setelah menyusui.dengan cara: Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau, Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu,kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan. Lama dan frekwensi menyusui Sebaiknya bayi disusui secara sesuai keinginan bayi(on demand),karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik,karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangssangan produksi berikutnya.menyusui malam hari juga akan memacu produksi ASI. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan BH (kutang) yang dapat menyangga payudara,tetapi tidak terlalu ketat. Pengeluaran ASI Apabila ASI berlebihan, sampai keluar memancar,maka sebelum menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan lebih dahulu untuk menghindari bayi tersedak atau enggan menyusu.Pengeluaran ASI juga berguna bagi ibu yang bekerja bisa meninggalkan ASI untuk bayinya. Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara : Pengeluaran dengan tangan : tangan ibu dicuci dengan bersih,menyiapkan cangkir/gelas tertutup yang telah dicuci dengan air mendidih.ibu melakukan pemijatan payudara dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah aerola.dilakukan pemijatan secara merata mengelilingi payudara. Pengeluaran dengan pompa Bila payudara bengkak atau terbendung dan puting susu terasa nyeri,maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan pompa payudara.Pompa baik digunakan bila ASI benar-benar penuh,tetapi pada payudara yang lunak akan lebih sukar.Ada dua macam pompa,pompa tangan dan pompa listrik,yang biasa digunakan adalah pompa Payudara tangan. 2.9. Masalah dalam pemberian ASI Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah: Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI. Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur. Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tamabahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI. Ketentraman Jiwa dan Pikiran Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah: - Reflek Prolaktin Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI. - Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection) Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan

menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron. Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI. Perawatan Payudara Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar. Dan ada beberapa masalah lainnya yang bias menghambat untuk member ASI yaitu : Posisi menyusui Puting terlalu pendek Puting lecet Jadi sebelum melahirkan, sebaiknya membeli salep PureLan dari Medela untuk diolesin ke puting kalau lecet. Salep ini aman, tidak perlu dicuci dulu sebelum baby menyusu. Kandungannya lanolin, mungkin ada merk lain juga. Engorgement/ Mastitis Awal-awal setelah melahirkan, produksi susu masih dikit, trus tiba-tiba jadi banyak. Saat ini kadang terjadi pembengkakan. Kalau tidak di keluarkan maka akan mengeras untuk mengatasi nya kompres saja dengan air hangat dan dingin. Bingung puting ASI terlalu deras cara mengatasinya pompa dulu sebelum di berikan ke bayi sebaiknya menyusui dalam posisi reclined (baby di atas)

Tumbuh gigi Produksi menurun Pada waktu mau mens dan beberapa hari setelahnya biasanya produksi ASI menurun, Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:

Kurang sering menyusui atau memerah payudara Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur mulut dan rahang yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah. Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi) Jaringan payudara hipoplastik Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI Kurangnya gizi ibu