Upload
irasiie-dianparwati
View
168
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
anfisman jantung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Landasan Teori
Otot jantung
Merupakan kombinasi otot rangka dan otot polos. Miofilamen disusun
dalam pola pemitaan reguler sehingga otot jantung berlurik. Filamen aktin
tipis mengandung troponin dan tropomiosin. Mekanisme ion kalsiumnya
serupa dengan yang terjadi di otot rangka. Otot jantung memiliki tubulus T
dan retikulum sarkoplasma yang terbentuk dengan baik. Otot ini berkontraksi
sesuai mekanisme sliding filamen. Tidak seperti otot rangka sebagian ion
kalsium terlepas untuk memicu kontraksi berasal dari cairan ekstraseluler.
Akibatnya, otot jantung menjadi sangat sensitif terhadap ketidakseimbangan
kalsium dalam cairan tubuh.
Otot jantung adalah otot miogenik dan dapat memicu potensial aksinya
sendiri tanpa memerlukan stimulasi saraf. Gap junction yang terletak pada
oiskus terinterkalasi saling menghubungkan sel – sel jantung dan
meningkatkan penyebaran depolarisasi ke seluruh jantung. Saraf otonom yang
berakhir pada otot jantung, jika bersama hormon tertentu dapat memodifikasi
frekuensi dan kekuatan kontraksi.
Otot jantung terdiri atas tiga tipe utama yaitu : otot atrium, otot ventrikel,
dan serat otot. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang
sama seperti otot rangka dengan kontraksi yang lebih lama, sedangkan serat
otot khusus penghantar dan pencetus rangsangan berkntraksi dengan lemah
sekal, sebab serat-serat ini hanya mengandung sedikit serat kontraktif yang
bekerja sebagai system pencetus rangsangan bagi jantung.
Fungsi umum otot jantung adalah :
1. Sifat ritmicity/atomatis = secara potensial dapat berkontraksi tanpa
adanya imuls/rangsangan
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 1
2. Mengikuti hukum gagal/tuntas = bila impuls dilepas mencapai ambang
rangsang otot jantung , maka seluruh jantung akan berkontraksi secara
maksimal sebab susunan otot jantung merupakan suatu sistem sehingga
impuls jantung segera dapat semua bagian jantung. Kekuatan kontraksi
dapat berubah- ubah tergantung pada faktor tertentu misalnya serat otot
jantung, suhu, dan hormon tertentu
3. Tidak berkontraksi tetanik = refraktor absolut pada otot jantung
berlangsung sampai sepertiga massa relaksasi jantung merupakan upaya
tubuh untuk melindungi diri
4. Kekuatan kontraksi = dipengaruhi panjang awal otot : bila seberkas otot
rangka diregangkan kemudian dirangsang secara maksimal,maka akan
berkontraksi dengan kekuatan tertentu. Panjangnya seakan berubah bila
volume diastoliknya berubah, tetapi apabila melampaui batas tertentu
kontraksi akan menurun kembali
Jantung
Jantung terletak di daerah lebih kiri dari rongga dada dan diapit oleh paru-
paru. Jantung dibungkus oleh perikardium. Di bagian dalam perikardium
terdapat dinding jantung yang terdiri atas epicardium, myocardium, dan
endocardium. Jantung terbagi menjadi 4 ruang yaitu 2 atrium (serambi)
yakni atrium kiri dan atrium kanan, serta 2 ventrikel (bilik) yakni ventrikel
kiri dan ventrikel kanan. Atrium berfungsi untuk menerima darah baik dari
paru-paru maupun dari tubuh sedangkan, ventrikel berfungsi memompa darah
ke paru-paru dan ke jaringan-jaringan tubuh.
Peredaran darah pada jantung dibagi menjadi 2, yaitu pulmonary
circulations dan systemic circulations. Pada pulmonary circulation, darah
dari seluruh bagian tubuh yang mengandung CO2 dibawa ke bagian kanan
jantung oleh pembuluh vena. Pembuluh vena sendiri dibagi atas superior dan
inferior venae cavae. Kemudian, darah dipompa keluar melalui arteri
pulmonari (pulmonary arteries) yang juga terdiri atas arteri pulmonari kiri
dan arteri pulmonari kanan yang membawa darah tersebut menuju paru-paru.
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 2
Sampai di paru-paru darah tersebut mengikat O2 dan melepas CO2. Darah
yang kaya O2 lalu dialirkan kembali ke bagian kiri jantung oleh vena
pulmonari (pulmonary veins).
Pada systemic circulation, darah yang masuk ke bagian kiri jantung
tersebut dipompa keluar melalui aorta dan diedarkan untuk menyuplai
jaringan-jaringan tubuh. Sampai di jaringan tubuh, O2 dilepaskan dan darah
kembali mengikat CO2. Darah yang mengandung CO2 tersebut diedarkan
kembali menuju ke bagian kanan jantung melalui pembuluh vena. Karena
bagian kiri jantung khusunya ventrikel kiri memompa darah dengan jalur
yang lebih panjang yakni ke seluruh jaringan tubuh, maka ia memiliki
dinding yang lebih tebal dari ventrikel kanan.
Jantung juga memiliki katup. Katup yang berada di antara atrium dan
ventrikel disebut atrioventricular atau AV valves. AV valves yang berlokasi
di bagian kiri jantung disebut bicuspid atau mitra valve (memiliki 2 katup)
sedangkan, AV valves yang berada di bagian kanan jantung disebut tricuspid
valve (memiliki 3 katup). Semilunar valves merupakan katup yang berada
pada pangkal dari arteri yang keluar dari ventrikel. Oleh karena itu, semilunar
valve juga disebut pulmonary and aortic semilunar valve. AV valves terbuka
selama jantung berelaksasi dan tertutup saat ventrikel berkontraksi.
Sedangkan, semilunar valves tertutup selama jantung berelaksasi dan terbuka
saat ventrikel berkontraksi.
Mekanisme kerja dari AV valves sebagai berikut : darah yang kembali ke
atrium memberikan tekanan pada AV valves dan menyebabkannya terbuka.
Saat AV valves terbuka, tekanan di atrium lebih besar dari tekanan di
ventrikel dan darah dipompa dari atrium menuju ventrikel. Setelah ventrikel
terisi oleh darah, ia berkontraksi dan memberikan tekanan pada AV valves
sehingga tertutup. Saat AV valves tertutup, tekanan di ventrikel lebih besar
dari tekanan di atrium dan darah dipompa keluar.
Sedangkan, mekanisme kerja dari semilunar valves sebagai berikut: saat
ventrikel berkontraksi, tekanan darah meningkat dan menyebabkan semilunar
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 3
valves terbuka. Darah dipompa keluar melewati semilunar valves menuju
aorta dan arteri pulmonari. Ketika darah sudah dipompa keluar, ventrikel
berelaksasi dan tekanan di ventrikel menurun. Darah yang telah berada di
pembuluh arteri tersebut memberikan tekanan pada semilunar valves dan
menyebabkannya kembali tertutup.
Bunyi jantung ada tiga macam :
a. Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan
dapat didengar melalui stetokop. “lup” mengacu pada saat katup A-
V menutup dan “dup” mengacu pada saat katup semilunar menutup.
b. Bunyi ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pada
dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam
ventrikel, dan dapat didengar jika bunyi jantung diperkuat melalui
mikrofon.
c. Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak
wajar yang berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini
muncul karena efek pada katup seperti penyempitan yang
menghambat aliran darah ke depan, atau katup yang tidak sesuai
yang memungkinkan aliran balik darah.
Mekanisme kerja jantung
Tidak seperti sel otot rangka yang harus distimulasi oleh impuls saraf
sebelum berkontraksi, otot jantung dapat berkontraksi sekalipun tidak
dihubungkan dengan saraf. Terlebih lagi, kontraksi ini spontan terjadi dalam
cara yang teratur dan terus-menerus. Walaupun otot jantung dapat
berkontraksi sendiri, namun tiap daerahnya memiliki ritme yang berbeda.
Atrium dapat berkontraksi sekitar 60 kali per menit sedangkan, ventrikel
berkontraksi lebih lambat (sekitar 20-40 kali per menit). Oleh karena itu,
jantung memerlukan sebuah sistem untuk mengontrol kontraksinya.
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 4
Salah satu sistem yang mengatur aktivitas jantung disebut intrinsic
conduction system atau nodal system. Sistem ini mengakibatkan otot jantung
berdepolarisasi hanya dalam satu arah, yaitu dari atrium ke ventrikel. Di
samping itu, ia membuat jantung berkontraksi sekitar 75 kali per menit
sehingga denyut jantung dapat teratur. Salah satu bagian penting dari intrinsic
conduction system atau nodal system adalah sinatorial node atau SA node
yang berlokasi di atrium kanan. SA node juga disebut the pacemaker karena
ialah yang memulai denyutan atau kontaksi pada jantung.
Dari SA node impuls disalurkan melewati atrium menuju AV node dan
menyebabkan atrium berkontraksi. Di AV node impuls tersebut ditunda
sebentar untuk memberikan waktu bagi atrium untuk berkontraksi. Kemudian
impuls dengan cepat dibawa ke AV bundle, bundle branches, purkinje fibers
dan menyebabkan kontraksi pada ventrikel. Kontraksi ini secara efektif
memompa darah dalam jumlah besar menuju pembuluh arteri besar yang
meninggalkan jantung.
Pada jantung yang sehat, atrium berkontraksi secara serentak dan
kemudian saat atrium berelaksasi ventrikel berkontraksi. Systole dan diastole
diartikan sebagai kontraksi dan relaksasi dari jantung. Satu denyut jantung
kompleks dimana atrium dan ventrikel berkontraksi kemudian berelaksasi
disebut cardiac cycle. Rata-rata denyut jantung adalah sekitar 75 kali per
menit, jadi lama cardiac cycle yaitu sekitar 0,8 detik.
Cardiac cycle terbagi dalam 3 periode. Pertama, mid-to-late diastole
dimana pada poin ini tekanan darah di jantung rendah dan darah dialirkan
menuju ke jantung dari pulmonary dan systemic circulations. Selama ini
terjadi, semilunar valves tertutup dan AV valve terbuka. Kemudian atrium
berkontraksi dan memompa darah ke ventrikel. Tahap ke dua yaitu
ventricular systole. Pada tahap ini, ventrikel mulai berkontraksi dan
tekanannya menyebabkan AV valves tertutup dan semilunar valves terbuka.
Ketika tekanan di ventrikel lebih besar dari tekanan pada pembuluh arteri
yang meninggalkan jantung, semilunar valves terbuka dan darah dialirkan
keluar dari ventrikel ke jaringan tubuh. Selama ventrikel berkontraksi, atrium
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 5
berelaksasi dan darah kembali mengisi atrium. Tahap ketiga yaitu early
diastole. Pada tahap ini, ventrikel berelaksasi menyebabkan semilunar valves
tertutup dan selama beberapa saat ventrikel menjadi ruang yang tertutup.
Selama tahap ini, tekanan dalam ventrikel menurun dan ketika tekanannya
menjadi lebih kecil dari tekanan di atrium, AV valves terbuka dan ventrikel
kembali terisi oleh darah.
Blok jantung
Blok jantung adalah gangguan pada hantaran sehingga sebagian atau
semua impuls tidak mencapai ventrikel. Jantung kemudian berdenyut sendiri
atau membentuk iramanya sendiri.
a. Blok jantung parsial : atrium berdenyut dengan normal tetapi
frekuensi hantaran yang yang melalui nodus A-V melambat.
Ventrikel hanya berkontraksi satu kali setelah kontraksi atrium yang
kedua, ketiga atau keempat.
b. Blok jantung total : hantaran dari nodus A-V sangat terhambat.
Atrium berdenyut dengan normal, tetapi ventrikel berdenyut secara
independen sekitar 20 sampai 40 kali per menit.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kontraksi jantung
Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja jantung antara lain kontrol dari
sistem saraf, hormon dan ion, serta faktor-faktor fisik.
a. Sistem saraf
Sistem saraf parasimpatetik menyebabkan jantung berdetak lebih
lambat dan memberikan waktu bagi jantung untuk beristirahat
sedangkan sistem saraf simpatik menyebabkan jantung berdetak
lebih cepat sehingga meningkatkan kontraksi otot jantung.
b. Hormon adrenalin (epinephrine)
Hormon adrenalin (ephinephrine) yang meniru efek dari sistem
saraf simpatetik memberikan efek seperti yang ditimbulkan oleh
sistem saraf simpatetik yaitu meningkatkan kontraksi otot jantung.
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 6
c. Hormon pilokarpin
Pilokarpin berasal dari tanaman Pilocarpus jaborandi dan
Pilocarpus microphyllus yang bekerja pada efek muskarinik tetapi
juga memperlihatkan efek nikotinik. Pilokarpin menyebabkan
rangsangan terhadap kelenjar keringat, kelenjar air mata dan
kelenjar ludah, dan menurunkan kontraksi otot jantung.
d. Ion-ion
Kontraksi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah serta cairan
interstisial mempengaruhi frekuensi dan curah jantung.
Ketidakseimbangan elektrolit dapat memberikan gangguan pada
jantung. Sebagai contoh, kekurangan ion kalsium dalam darah
dapat menekan jantung. Sedangkan, kelebihan ion kalsium
menyebabkan jantung mengalami kontraksi yang berkepanjangan
dan suatu saat jantung dapat berhenti bekerja.
e. Faktor emosional
Selama terjadi stres fisik ataupun emosional, saraf-saraf dari sistem
saraf simpatetik lebih kuat menstimulasi SA dan AV node
sehingga menyebabkan jantung berdetak lebih cepat. Karena darah
dipompa lebih cepat, maka akan lebih banyak oksigen dan glukosa
yang dibuat selama masa stres ini. Sedangkan sistem saraf
parasimpatetik menyebabkan jantung berdetak lebih lambat dan
memberikan waktu bagi jantung untuk beristirahat selama tubuh
tidak mengalami stres.
f. Faktor fisik
Faktor-faktor fisik, termasuk umur, jenis kelamin, olahraga, dan
temperatur tubuh juga dapat mempengaruhi denyut jantung.
Denyut jantung normal akan semakin berkurang dengan
meningkatnya umur seseorang. Pada wanita denyut jantungnya
lebih cepat dari pria. Meningkatnya suhu juga mempengaruhi
denyut jantug. Suhu tinggi menyebabkan peningkatan denyut
jantung dengan meningkatkan tingkat metabolisme sel-sel jantung
sehingga jantung berkontraksi lebih cepat. Efek ini mungkin
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 7
sebagai akibat peningkatan permeabilitas membrane otot terhadap
berbagai ion pada suhu tinggi mengakibatkan percepatan proses
self-excitation. Sedangkan suhu dingin memberikan efek yang
berlawanan dengan menurunkan denyut jantung. Olahraga
berperan melalui kontrol sistem saraf untuk meningkatkan denyut
jantung.
1.2. Tujuan Praktikum
Memahami sifat-sifat jantung dan perubahan akibat pengaruh suhu,
hormon, neurotransmiter dan penghambatan konduksi impuls terhadap
kontraksi jantung serta kinerja di luar tubuh.
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 8
BAB II
METODE KERJA
2.1. Sarana :
Alat : papan fiksasi, kimograf, jarum penulis, pencatat waktu, penjepit
gaskell, benang, gunting, skalpel, pinset, penjepit arteri.
Bahan : katak, adrenalin 3/10.000, pilokarpin 1/10.000, larutan ringer.
Susunan larutan ringer : NaCl 6,5 gram, NaHCO3 0,2 gram, KCL 0,2 gram ,
CaCl2 0,2 gram.
2.2. Prosedur :
Persiapan Perlakuan:
1. Meletakkan katak terlentang di atas papan fiksasi dan fiksir keempat
secara pada papan, usahakan katak tertarik sehingga tidak dapat bergerak
secara reflek lagi.
2. Membersihkan darah, lemak yang menutupi area perikardium dengan
skapel sehingga perikardium jelas terlihat.
3. Memotong bagian perikardium yang membungkus jantung dengan irisan
berbentuk Y terbalik.
4. Mencari frenulum cordis (jaringan ikat yang menghubungkan apex cordis
dengan perikardium) memakai penjepit arteri, kemudian mengikat
frenulom cordis tersebut dengan seutas benang. Memotong frenulum
cordis pada bagian distal yang melekat pada perikardium, kemudian
menghubungkan benang pengikat frenulum tersebut dengan pencatat
jantung.
5. Menyentuhkan ujung pencatat jantung pada kimograf yang telah disiapkan
pada posisi tegak lurus.
6. Mempelajari dengan seksama bagian-bagian dari jantung katak serta
pembuluh-pembuluh darahnya. Memperhatikan kontraksi dari berbagai
bagian jantung tersebut.
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 9
7. Menjalankan kimograf dengan kecepatan yang lambat, tetapi cukup dapat
memisahkan kontraksi 1 dengan berikutnya.
Perlakuan :
A. Pencatatan kontraksi normal jantung katak:
1. Mencatat kontraksi normal jantung selama 1 menit.
2. Memperhatikan gambaran-gambaran kontraksi atrium, ventrikel, serta
gambaran sistole dan diastole.
3. Memperhatikan lama kontraksi masing-masing macam denyutan
tersebut.
4. Memperhatikan juga frekuensi dan amplitudo denyut jantung.
B. Pengaruh suhu :
2. Menuangkan larutan ringer dengan suhu 37oC, kemudian
memperhatikan dan mencatat apa yang terjadi. Mematikan kimograf.
3. Setelah denyut jantung normal kembali, menjalankan kimograf. Lalu
mencoba dengan menuangkan larutan ringer dengan suhu 5oC. Lalu
memperhatikan apa yang terjadi.
C. Pengaruh obat-obatan:
1. Membuat pencatatan kontraksi jantung sebagai kontrol, meneteskan
larutan adrenalin 3 tetes, kemudian memperhatikan dan mencatat apa
yang terjadi.
2. Setelah terlihat sistem kontraksi, menghentikan kimograf dan mencuci
jantung dengan larutan ringer sehingga pengaruh obat sedapat mungkin
bisa dihilangkan.
3. Melakukan kegiatan seperti no. 1, tetapi menggunakan 1 tetes
asetilkolin, kemudian memperhatikan dan mencatat apa yang terjadi.
4. Melakukan kegiatan seperti no. 2
D. Blok pada jantung :
1. Memasang penjepit gaskell pada batas antara atrium dan ventrikel.
2. Mencatat beberapa kali denyut dari atrium dan ventrikel.
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 10
3. Menghentikan kimograf, kemudian menyempitkan jepitan gaskell,
menunggu kira-kira 1 menit sambil memperhatikan denyaut atrium dan
ventrikel.
4. Bila irama denyut atrium dan ventrikel sudah berlainan (blok parsial)
menjalankan kimograf.
5. Melakukan tindakan no 3 dan 4 dengan menjepitkan gaskell kuat-kuat
sehingga denyut atrium tidak lagi diikuti oleh denyut ventrikel (blok
total). Memperhatikan dan mencatat hasil-hasil yang di catat.
E. Otomatisasi jantung :
1. Membebaskan jantung dari alat-alat yang melekat padanya.
2. Memotong pembuluh-pembuluh darah dan jaringan-jaringan sekitarnya
(benang pengikat penulis jangan di potong), mengangkat dan
meletakkan di atas papan serta basahi dengan larutan ringer.
3. Memperhatikan sifat otomatisasi jantung meskipun sudah di isolir.
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 11
BAB III
HASIL PENGAMATAN
TABEL HASIL PENGAMATAN :
Jenis
Perlakuan
Pengamatan Terhadap Kontraksi Jantung
Frekuensi
(kontraksi/menit
)
Amplitudo
(cm)Keterangan
Normal 74 0,515
Suhu Hangat K: 74 K: 0,515
P: 78 P: 0,421 -
Suhu Dingin K: 71 K: 0,263
P: 56 P: 0,64 -
Adrenalin K: 64 K: 0,54
P: 62 P: 0,705 -
Pilokarpin K: 61 K: 0,323
P: 20 P: 1,495 -
Blok Parsial K: 36 K: 1,125
P: - P: - Turun
Blok total P: - P: -
Otomatisasi - -
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 12
BAB IV
PEMBAHASAN
Suhu Hangat
Pada percobaan yang kami lakukan, pengaruh pemberian larutan Ringer
dengan suhu 370C pada jantung katak adalah meningkatkan frekuensi tetapi
menurunkan amplitudo sehingga tonus tidak dapat ditentukan. Hal ini tidak
sesuai dengan landasan teori yang kami peroleh. Pemberian larutan Ringer
yang bersuhu 370C seharusnya meningkatkan frekuensi dan amplitudo
sehingga tonusnya naik. Hal ini disebabkan karena jika suhu meningkat,
pembuluh darah mengalami vasodilatasi. Pada saat manusia mengalami demam
atau radang, di dalam sistem tubuh terdapat suatu sistem imun yang membuat
permeabilitas membran melebar dan kerja jantung pun akan meningkat.
Suhu Dingin
Pada percobaan yang kami lakukan, pengaruh pemberian larutan Ringer
dengan suhu 50C pada jantung katak adalah menurunkan frekuensi tetapi
menaikkan amplitudo sehingga tonus tidak dapat ditentukan. Hal ini tidak
sesuai dengan landasan teori yang kami peroleh. Pemberian larutan Ringer
yang bersuhu 50C seharusnya menurunkan frekuensi dan amplitudo sehingga
tonusnya turun. Menurut kami, ketidaksesuaian ini kemungkinan terjadi karena
pencucian jantung yang kurang bersih sehingga kerja jantung masih
dipengaruhi oleh larutan Ringer yang bersuhu 370C.
Adrenalin
Pada percobaan yang kami lakukan, pengaruh pemberian adrenalin sebanyak 3
tetes pada jantung katak adalah menurunkan frekuensi tetapi meningkatkan
amplitudo. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan teori. Pengaruh adrenalin
seharusnya menyebabkan meningkatnya frekuensi dan amplitudo dari
kontraksi otot jantung sehingga dapat disimpulkan bahwa tonusnya meningkat.
Adrenalin termasuk ke dalam substansi epinefrin yang memiliki efek
memperkuat kontraksi juga mempercepat relaksasi yang menyebabkan
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 13
meningkatnya kontraksi otot jantung. Adrenalin bersifat adrenergic yang
bekerja pada saraf simpatis. Cara kerja adrenalin ini adalah berikatan dengan
reseptor sehingga pintu kalsium terbuka dan kalsium masuk menyebabkan
meningkatnya depolarisasi dan repolarisasi.
Pilokarpin
Pada percobaan yang kami lakukan, pengaruh pemberian pilokarpin sebanyak
1 tetes pada jantung katak adalah menurunkan frekuensi tetapi meningkatkan
amplitudo. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan teori. Pengaruh pilokarpin
seharusnya menurunkan frekuensi maupun amplitudo dari kontraksi otot
jantung katak sehingga tonusnya turun. Kekacauan data yang kami peroleh
disebabkan karema pecucian jantung yang kurang bersih.
Blok parsial
Pengaruh blok parsial pada percobaan yang kami lakukan adalah menurunnya
frekuensi dan amplitudo dari kontraksi otot jantung. Hal ini sesuai dengan teori
yang kami peroleh. Batas diantara ventrikel dan atrium dijepit tetapi tidak
dikencangkan sehingga impuls dari AV Node ke Bundle Of his dihambat.
Kontraksi pada ventrikel melemah, hal ini disebabkan karena terjadi
penumpukan impuls di atrium sehingga ventrikel baru berkontraksi setelah
atrium berkontraksi beberapa kali.
Blok total
Pada percobaan blok total, jantung dijepit rapat hingga gir yang pertama, dalam
hal ini atrium masih dapat melakukan kontraksi walaupun lemah tetapi tidak
diikuti oleh kontraksi dari ventrikel. Kontraksi jantung yang terlalu lemah tidak
dapat dibaca oleh penulis.
Otomatisasi
Jantung yang telah dipisahkan dari tubuhnya masih dapat berdenyut tapi
dengan frekuensi yang sangat kecil karena terdapat pacemaker (pengatur irama
jantung). Akan tetapi, lama kelamaan jantung akan berhenti berdetak karena
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 14
sudah tidak lagi ada jalur bagi darah untuk keluar dan masuk dan darah akan
kehabisan oksigen.
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 15
BAB V
KESIMPULAN
1. Suhu hangat menyebabkan peningkatan jumlah frekuensi dan peningkatan
amplitudo (kontraksi meningkat).
2. Suhu dingin menyebabkan penurunan jumlah frekuensi dan penurunan
amplitudo (kontraksi menurun).
3. Adrenalin menyebabkan peningkatan jumlah frekuensi dan meningkatkan
amplitudo (kontraksi meningkat).
4. Pilokarpin menyebabkan penurunan jumlah frekuensi dan penurunan
amplitudo (kontraksi menurun).
5. Blok pada jantung, baik blok parsial maupun blok total, dapat menurunkan
kontraksi.
6. Adanya pacemaker jantung menyebabkan jantung masih dapat berkontraksi
walaupun sudah dipisahkan dari pembuluh darah dan jaringan sekitarnya.
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 16
BAB VI
PUSTAKA
Marieb, Elaine N. 2012. Essentials of Human Anatomy and Physiology. Tenth
edition. San Fransisco : Pearson Education.
Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa. edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika
Ganiswara, Suistia G. 1995. Farmakologi Terapi, edisi 4. Jakarta : Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ganong, WF. 2008. Fisiologi Kedokteran, edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran,EGC
Laporan Praktikum Penyelidikan Jantung Katak 17