Upload
septina-anggun-p
View
671
Download
60
Embed Size (px)
DESCRIPTION
alveolar
Citation preview
Makalah Oral Biologi
Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Tulang Alveolar
Kelompok 15
Putri Bintang P (04121004028)
Ahdiat Sukmawan (04121004030)
Septina Anggun P (04121004031)
Fadilla Ash Shiddieqi N S (04121004032)
Debby Aprilia ( 04121004033)
Dosen Pembimbing
drg. Shanty Chairani, M.Si
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
A. DEFINISI
Tulang Alveolar adalah bagian tulang rahang yang menyangga gigi
sehingga membentuk prosesus alveolaris. Tulang alveolar merupakan bagian
maksila dan mandibula. Tidak ada batas yang jelas antara tulang alveolar dengan
maksila maupun mandibula.
Tulang alveolar berkembang bersamaan dengan erupsinya gigi geligi dan
akan mengalami resorpsi ketika gigi tanggal.5
Tulang alveolar merupakan penyangga gigi yang utama. Tulang ini adalah
jenis tulang yang dirancang untuk mengakomodasi gigi sehingga berfungsi
membentuk dan mendukung soket gigi (alveolus).
B. ANATOMI,HISTOLOGI DAN FISIOLOGI TULANG ALVEOLAR
Tulang alveolar adalah jaringan ikat yang termineralisasi yang terdiri atas:
a. Matrik tulang
Matrik tulang ini terdiri dari komponen organik, non-organik dan air.
1. Non-organik
Kalsium dan fosfor ditemukan lebih banyak daripada bikarbonat, sitrat,
magnesium, potassium, dan sodium. Bentuk mineralnya adalah
Hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] berbentuk seperti jarum kristalit atau
lempengan tipis yang tebalnya 8 nm dan panjangnya bervariasi.
2. Organik
90 % komponen material organik tampak sebagai kolagen tipe 1.
Substansi dasar mengandung proteoglikan dan sejumlah kecil protein
lain seperti osteoklasin, osteonektin, dan osteopontin.
b. Sel tulang
1. Osteosit, yaitu sel tulang utama.
2. Osteoblas, merupakan sel-sel tulang muda yang kemudian akan
berkembang.
3. Osteoklas, yaitu sel tulang yg berfungsi untuk resorpsi sel tulang yang
sudah rusak.
4. Sel osteoprogenitor, yaitu sel tulang yang aktif saat pertumbuhan
tulang dan pada saat proses remodeling tulang.Sel ini dapat membelah
dan berdiferensiasi.
5. Lapisan sel tulang
c. Periosteum dan Endosteum 2
Sumber : Oral Anatomy, Histology, and Embryology.B.K.B
Berkovitz.Mosby.2009 (a. Keping alveolar bagian buccal. b.Keping alveolar
bagian lingual. c. Interdental septum. d. Interradicular septum)
Prosesus alveolar terbagi menjadi dua yaitu tulang alveolar sebenarnya
(Alveolar proper bone) dan tulang alveolar pendukung (Alveolar supporting
bone).4
Prosesus alveolar terdiri dari tulang yang dibentuk dari folikel gigi (alveolar bone
proper) dan sel sel lain yang independen pada pertumbuhan
Sumber : Oral Anatomy, Histology, and Embryology. B.K. Berkovitz.Mosby.2009
(a. Keping alveolar bagian buccal. b.Keping alveolar bagian lingual. c. Interdental
septum. d. Interradicular septum)
gigi. Fungsi utama dari tulang alveolar adalah mendistribusikan serta
sebagai kekuatan penyangga gigi yang ditimbulkan, contohnya pengunyahan
makanan serta kontak gigi lain.6
Fungsi tulang alveolar secara umum antara lain :
1. Penyangga utama gigi, membentuk tulang soket yang berfungsi
menahan akar tulang sama halnya dengan menempelnya dengan
ligamen periodontal.
2. Membentuk kerangka sumsum tulang
3. Bertindak sebagai penyimpanan ion (khususnya kalsium)
4. Tempat menempelnya otot
5. Komponen biologi yang terpenting adalah plastisi, memungkinkan
penyesuaian bentuk sesuai tuntutan fungsional. Komponen ini sangat
penting untuk pergerakan gigi orthodontik.2
B.1 Tulang Alveolar Sebenarnya (Alveolar proper bone)
Tulang alveolar yang sebenarnya adalah tulang yang membatasi alveolus atau
soket tulang yang berisi akar gigi. Tulang alveolar yang sebenarnya merupakan
bagian dari jaringan periradikular.
Tulang alveolar yang sebenarnya terdiri dari bundel tulang di tepi alveoli dan
tulang yang berlamela ke arah pusat prosesus alveolar. Tulang alveolar yang
sebenarnya disebut juga sebagai plat kribriform. Istilah ini timbul karena
banyaknya foramina yang melubangi tulang. Foramina ini berisi pembuluh darah
dan saraf yang berfungsi menyuplai gigi – gigi, ligamen periodontal, dan tulang.4
Gambaran radiografik tulang alveolar sebenarnya disebut lamina dura.
SUMBER : Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Grossman, Louis. EGC. 1995
. Tulang alveolar sebenarnya adalah modifikasi dari tulang padat yang
mengandung lubang serat (Sharpey’s). Serat-serat kolagen ini menembus
tulang alveolar sebenarnya pada sudut atau miring ke permukaan sumbu
panjang gigi. Ini merupakan sarana penghubung bagi ligamen periodontal
pada gigi. Ikatan serat yang berasal dari tulang ini jauh lebih besar
dibandingkan ikatan serat yang ada di sementum.1
Karena tulang pada prosesus alveolar biasanya ditembus oleh ikatan
kolagen sehingga disebut ikatan tulang atau tulang alveolar sebenarnya.
Lamina dura tampak lebih padat daripada tulang pendukung di sampingnya,
tetapi kepadatannya di radiografi mungkin karena orientasi mineral disekitar
ikatan serat dan kurangnya nutrisi pada kanal tersebut.Tidak semua tulang
Sumber : Oral Development and Histology. Avery K, James. Thieme.2002
alveolar sebenarnya tampak seperti ikatan tulang. Terkadang, tidak
terdapat lubang serat yang jelas pada lapisan tulang soket.1
Pada tulang alveolar sebenarnya, osteosit dalam tulang yang mengapur
terletak dalam ruang oval yang disebut lakuna, yang saling berhubungan
dengan kanakuli. Sistem kanal inilah yang membawa nutrien ke dalam
osteoid dan membuang hasil metabolik yang tidak berguna.3
Secara konstan, tulang pendukung melalui modifikasi dalam adaptasi
pergerakan gigi minor sehingga serat mungkin bisa hilang atau digantikan di
daerah akar sepanjang hidup manusia.1
B.2 Tulang Alveolar Pendukung (Alveolar supporting bone)
Tulang alveolar pendukung adalah tulang yang mengelilingi tulang
alveolar sebenarnya dan merupakan penyokong dari soket. Di tulang alveolar
pendukung, pada tulang spons juga ditemukan kanal nutrien. Kanal ini berisi
pembuluh – pembuluh dan saraf – saraf. Kanal ini biasanya berakhir pada
krista alveolar pada foramina kecil k ecil. Melalui foramina inilah pembuluh
dan saraf masuk ke gingiva.3
Tulang alveolar pendukung terdiri atas 2 bagian, yaitu:
1. Keping Kortikal Eksternal. Dibentuk oleh tulang Havers dan lamella
tulang kompak yang terdapat di dalam dan luar lempeng pada prosesus
alveolar. Keping kortikal di maksila lebih tipis dibandingkan di
mandibula. Dan lebih tebal dibagian molar serta premolar pada regio
mandibula.7 Keping kortikal eksternal berjalan miring ke arah koronal
untuk bergabung dengan tulang alveolar sebenarnya dan membentuk
dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1 – 0,4 mm.3 Tulang kortikal
(padat) menutupi tulang spons dan dibentuk oleh tulang berlamela. Tulang
berlamela ini memiliki lakuna yang tersusun dalam lingkaran konsentrik
disekeliling kanal sentral disebut sistem Havers. Tulang kortikal
bergabung dengan tulang alveolar yang sebenarnya membentuk krista
alveolar (crest alveolar) disekeliling leher gigi. Pada septum interdental
terdapat lubang kanal of Zukerkandl dan pada septum interradikular
terdapat kanal of hirschfel, tempat arteri interdental dan interradikular,
vena, pembuluh getah bening, dan saraf.4
Sumber : Oral Development and Histology. Avery K, James. Thieme.2002
2. Tulang Spons (Tulang kanselus). Inilah tulang yang mengisi ruang antara
tulang kompak dan tulang alveolar sebenarnya. Septum interdental terdiri
dari tulang spons yang mendukung tulang dan menutupi bagian dalam dari
tulang kompak.4
Tulang sponge merupakan bagian dari tulang alveolar yang embentuk
trabekula. Lamela pada tulang spons tersusun satu sama lain membentuk
trabekula dengan ketebalan 50 µm.2
Di dalam tulang spons akan ditemui kanal nutrient. Kanal kanal ini berisi
pembuluh – pembuluh dan saraf – saraf. Jumlah tulang spons bervariasi di
antara rahang atas dan rahang bawah dan tergantung pada lebar prosesus
alveolar serta ukuran dan bentuk akar gigi.4
Secara radiografis, tulang spons terbagi menjadi dua tipe
1. Tipe I – Interdental dan interradikular trabekula tersusun teratur dan
horizontal seperti susunan tangga. Biasanya terlihat di mandibula dan
menunjukkan bentuk lintasan pada tulang spons.
2. Tipe II – Menunjukkan susunan yang tidak beraturan, banyak, serta
interdental yang halus dan interradikular trabekula. Tidak memiliki pola
lintasan yang berbeda. Susunan ini seringkali ditemukan di maksila.2
Sumber : Essentials of Oral Histology. Chatterjee, Kabita. Jaypee Brothers
Medical Publication.2006
Tulang spons terdiri dari osteosit di interior dan osteoblas atau
osteoklas di permukaan trabekula. Di antara tulang penopang yang
menyambungkan antara tulang alveolar sebenarnya dan tulang kortikal
adalah rongga sumsum yang berisi sel osteogenik, jaringan adiposa, sel
darah yang matang dan belum matang. Pada orang dewasa, sumsum pada
rahang bawah dan rahang atas biasanya berlemak, tetapi jaringan
hematopoietik ditemukan pada tempat tertentuk misalnya daerah gigi
molar rahang atas, daerah periradikular gigi premolar.4
B. SYARAF YANG MENGINERVASI TULANG ALVEOLAR
Persarafan mandibula terdiri dari saraf sensorik yang paling banyak dijumpai
dan motorik. Saraf motorik terdiri dari saraf pterigoid eksterna, maseter dan
temporalis.3
Nervus trigeminus muncul dipertengahan bagian lateral pons sebagai akar
sensoris dan akar motorik.
1. Somato sensoris umum
a. Eksteroseptif
Neuron sensoris pertama terdapat didalam ganglion semilunar gaseri.
Menerima rangsang dari kulit dan selaput lender muka. Akson-aksonnya masuk
sebagai akar sensorik ke nukleus sensibilis pontis N. V dan ke nucleus spinalis N. V.
Dari kedua nukleus ini, impuls kemudian diteruskan ke thalamus.
Cabang pertama dan cabang kedua akar sensoris, yaitu N. Optalmikus dan N.
maksilaris, juga melalui dinding lateralis sinus kavernosus.
b. Proprioseptif
Nukleus sensoris pertama terletak dalam nukleus mesensepalon nervus
trigeminus. Menerima rangsang melalui cabang-cabang N. V dan juga dari N. III, IV,
VI, dan VII. Serabut-serabut eferen dari nucleus mesensepalikus berhubungan dengan
cerebellum dan juga dengan nukleus motorik N. V untuk refleks mengunyah.
2. Brakio motoris
Nukleus mastikatorius atau nukleus motoris N. V terdapat dibagian rostral pons,
medial terhadap nukleus sensibilia pontis N. V. Aksonnya muncul dipermukaan pons
sebagai akar motorik dan kemudian bersama N. mandibularis melalui foramen ovale
di basis kranii menuju ke otot-otot pengunyah. 4
Bersama dengan saraf motorik, saraf sensorik bukal bercabang untuk menginervasi
kulit dan membran mukosa pipi, mukosa dan gingiva pada daerah bukal molar dan
mukosa pada daerah trigonum retromolar. Saraf bukal yang panjang melintasi ramus
anterior kira-kira pada level dataran oklusal gigi molar. Sampai pada level tersebut
saraf ini kemudian menurun ke arah anterior dan lateral di antara otot-otot pterigoid
eksternal dan bergerak di bawah tepi anterior otot maseter menyilang ke posisi lateral
ke tepi anterior ramus, syaraf ini menjadi aksesibel untuk blok intra oral.
Persarafan mandibula, memiliki kelompok percabangan yang mensarafi divisi
posterior yaitu saraf aurikulotemporal dan saraf lingual. Saraf aurikulotemporal
adalah saraf sensorik dan memiliki ujung cabang yang menginervasi kelenjar parotis,
sendi temporomandibula, bagian anterior telinga, meatus auditorius eksternus,
membran timpani dan kulit kepala pada daerah temporal.
Teknik blok intraoral tidak dapat menganestesi saraf ini dan hanya dapat dicapai
dengan blok ekstraoral. Sebaliknya, cabang saraf lingual pada umumnya dianestesi
dengan jalur intraoral. Saraf lingual berjalan ke bawah medial menuju otot pterigoid
eksternal dan lateral menuju otot pterigoid internal tetapi diantara kduanya dan ramus
mandibula ada suatu daerah yang dinamakan ruang pterigomandibular. Hal ini berarti
daerah tersebut paling aksesibel untuk blok anestesi lokal. Dari ruang
pterigomandibular, saraf bergerak lebih dalam ke posisi di
Universitas Sumatera Utara
samping dasar lidah (di bawah dan belakang molar ketiga), dimana saraf melintas di
anterior dan medial. Distribusinya adalah sensorik pada 2/3 anterior lidah, mukosa
dasar mulut serta mukosa dan gingiva permukaan lingual mandibula.
Selanjutnya saraf mandibula bergerak dalam arah menurun, mencapai ruang
pterigomandibular dimana saraf ini terletak di antara ligamen spenomandibular dan
permukaan medial ramus. Pada titik ini, saraf memasuki foramen mandibula ke
kanalis mandibula, dan saraf ini menjadi nervus alveolaris inferior. Sebelum
memasuki saluran ini, saraf melepaskan cabang motorik yang menginervasi otot
milohioid. 3
Saraf mandibula merupakan cabang terbesar dari N. trigeminal, saraf ini berjalan dari
kepala keluar melalui foramen ovale dan menginervasi regio mandibula, faring, 2/3
anterior lidah dan regio posterior aurikula. Nervus mandibularis terbagi atas cabang
yang kecil anterior dan cabang yang besar posterior. Cabang anterior adalah saraf
motoris utama. Kedalamnya hampir seluruh bagian yang asli yaitu N. maseterikus, N.
temporalis profundi, dan N. pterigoideus eksternus, yang mengandung hanya
beberapa serabut yang tidak motoris, yaitu saraf sensori sejati N. bukinatorius.2, 5
Gambar 1 Percabangan N. trigeminus (V) (Sobotta. atlas anatomi manusia. Bagian 1.
Edisi 20. Jakarta. EGC. 1994; 78-02)
Cabang-cabang dari bagian anterior N. mandibularis ini adalah:2
a. N. Maseterikus dan N. pterigoideus lateralis biasanya keluar bersama-sama N.
temporalis profundus posterior, melalui bagian horizontal lateral fasial infra
temporalis dari tulang spenoid dan kemudian terus kebagian lateral dan bawah
melalui insisura mandibula ke permukaan medial m. masseter dan memberikan
1-2 hubungan untuk persendian rahang.
b. N. Temporalis profundi, biasanya 3 buah yaitu posterior, intermedius dan anterior
yang kadang-kadang timbul bersama dengan N. maseterikus. Nervus ini mula-
mula berjalan horizontal lateral seperti N. masentrikus dan kemudian membelok
vertikal keatas dan akhirnya terpencar beranastomose dengan yang lain dalam m.
temporalis.
c. N. Bukinatorius berjalan kebawah, ke depan dan ke lateral. Nervus ini berada
diantara kedua kepala M. pterigoideus atau diantara kedua mm. pterigoideus tiba
diatas permukaan lateral m. bukinator dan disana ia beranastomose dengan
cabang bukalis N. fasialis. nervus ini memberikan cabang-cabangnya melalui m.
bukinator kepada membrana mukosa daripada pipi, kekulit sudut mulut dan kulit
yang menutupi m. bukinator. ini adalah saraf sensoris yang asli.
Cabang dari bagian posterior N. mandibularis adalah:2
1. N. Aurikulotemporalis, muncul agak di bawah foramnen ovale dari pinggir
posterior N. mandibularis. Nervus ini mula-mula berjalan ke belakang dan agak
ke bawah pada permukaan medial N. pterigoideus eksternus dan prosesus
kondiloideus mandibula di atas arteri maksilaris interna, membengkok
(melengkung) di sekeliling kolum prosesus kondiloideus, mula-mula ke bagia
lateral kemudian ke atas melalui kelenjar parotis atau tertutup oleh kelenjar
parotis di depan kartilago akustikus eksternus dan akhirnya menuju bersama-
sama dengan arteri temporalis superfisialis, ke atas ke kulit pelipis, bergabung
dengan ganglion optikum dalam beberapa hubungan dengan membawa ke
jaringan sekret dari kelenjar parotis.
2. N. Lingualis, berjalan pada sisi medial dari M. pterigoideus eksternus dan arteri
maksilaris interna, kemudian diantara M. pterigoideus internus dan ramus
mandibularis, sedikit membelok, ke bawah dan ke depan melalui bagian bawah
M. miloparingeus dan di bawah membrana mukosa dasar mulut, berjalan ke
depan diatas M. milohioideus dan kelenjar submaksilaris, mengelilingi duktus
submaksilaris (Wartoni) sebelah lateral dan kebawah, kemudian berpencar
menjadi cabang-cabang terminalnya. Diatas M. Pterigoideus bergabung dengan
khorda timpani yang menghampiri nervus ini dengan membuat sudut yang tajam
dari belakang dan atas. Nervus lingualis merupakan serabut-serabut sensoris
yang asli dan serabut-serabut perasa dari 2/3 anterior lidah dan juga
menginervasi bagian lingual mandibula.
3. N. alveolaris inferior, merupakan cabang terbesar, mula-mula melalui permukaan
medial dari M. pterigoideus eksternus dan dari arteri maksilaris interna,
kemudian diantara ramus
Universitas Sumatera Utara
mandibula dan M. pterigoideus internus sedikit membelok kebawah menuju foramen
mandibula kemudian kebagian depan di dalam kanalis mandibula bersama arteri dan
vena.
Nervus ini mengadakan cabang-cabang:
a. N. milohioideus, berasal dari N. alveolaris inferior tepat sebelum masuk ke
foramen mandibularis dan turun kebawah dan kedepan didalam sulkus
milohioideus mandibula, mula-mula lateral dari m. pterigoideus internus,
kemudian dibawah M. milohioideus dan akhirnya mensuplai venter anterior m.
digastrikus.
b. Rami dentalis inferior dan rami ginggivalis inferior, yang berjalan didalam kanalis
mandibula dan masuk ke tiap-tiap akar gigi yang akhirnya ke alveolus dan masuk
ke gingiva, mereka membentuk pleksus diatas N. mandibularis.
c. N. mentalis, adalah cabang yang terbesar meninggalkan kanalis mandibula melalui
foramen mentalis, ditutupi M. triangularis. Nervus ini membelah menjadi rami
mentalis, yang menerobos otot-otot tersebut pergi kekulit dagu dan rami labialis
inferior yang berjalan kebagian atas untuk kulit dan membrana mukosa bibir
bawah.2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Saraf-saraf wajah,N. trigeminus (V), N. fasialis (VII), N.glosoparingeus
(IX), N. maksilaris, N. alveolaris inferior dan bercabangannya (Sobotta. atlas anatomi
manusia. Bagian 1. Edisi 20. Jakarta. EGC. 1994; 78-02)
Anterior cabang alveolar superior (anterior cabang gigi
superior), yang cukup besar, dilepaskan dari saraf rahang
atas sebelum keluar dari foramen infraorbital, melainkan
turun di sebuah kanal di dinding anterior dari sinus
maksilaris, dan terbagi menjadi cabang yang memasok gigi
insisivus dan kaninus gigi.
Ini berkomunikasi dengan cabang alveolar tengah unggul,
dan memberikan dari cabang nasal, yang melewati kanal
menit dalam dinding lateral meatus rendah, dan
perlengkapan selaput lendir dari bagian anterior meatus
inferior dan lantai hidung rongga, berkomunikasi dengan
cabang nasal dari ganglion sphenopalatina.
Pertimbangan gigi untuk saraf ini adalah penting. Anterior
alveolar superior biasanya innervates semua gigi anterior,
premolar, dan akar mesiobuccal satu rahang atas molar
pertama, terutama jika ada tidak adanya anatomi saraf
alveolar superior tengah. Ini adalah persarafan dari satu
akar yang pertama rahang atas molar yang membuat
setiap prosedur dilakukan di sekitar itu penting, terutama
ketika mencoba untuk membius lokasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Avery K James.2002. Oral Development and Histology third edition.
Thieme.227 – 229
2. Chatterjee, Kabita. 2006. Essential of Oral Histology. Jaypee Brothers
Medical Publication. 114-115
3. Garna Firena Devy, drg. 2004. Resorpsi Tulang Alveolar pada Penyakit
Periodontal. Universitas Sumatera Utara. 1-4
4. Grossman, Louis I. 1995.Ilmu Endodontik Dalam Praktek .Jakarta : EGC.62-
64
5. Harty F.J, Ogston R. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC. 42
6. Lindhe, Jan, Thorkild, Karring, Niklaus P. Lang. Clinical Periodontology
and Implant Dentistry 4th ed, Blackwell Munksgaard, A.Blackewell
Publishing Company 34-43. 2003
7. Masthan, Kmk.2010. Textbook of Human Oral Embryology, Anatomu,
Physiology, Histology and Tooth.Jaypee Brothers : 83-87