7
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 1 Abstrak- Penggunaan capacitor bank dalam upaya meningkatkan factor daya dalam masalah power quality, memiliki beberapa masalah yang harus diperhatikan. Switching capacitor bank saat energization dapat menyebabkan lonjakan transien yang berhubungan dengan tegangan dan arus transien. Tugas akhir ini membahas mengenai simulasi dan analisa tegangan lebih transien akibat adanya switching capacitor banks yang terjadi pada PT. Semen Tonasa Unit 5 dengan menggunakan MATLAB Simulink 7.0. Pengaruh keadaan transient saat switching capasitor bank dapat memberikan dampak yang merugikan baik untuk peralatan maupun sistem secara keseluruhan. Penggunaan Synchronous Closing Breaker sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini. Dengan menggunakan Synchronous Closing Breaker dapat mengurangi tegangan lebih pada keadaan transient dan meredam osilasi yang terjadi. Berdasarkan hasil simulasi nilai tegangan transien yang dihasilkan pada bus beban mencapai 1.46 pu dan penggunaan metode synchronous closing breaker dapat mereduksi tegangan transien tersebut hingga 1.08 pu dan mengurangi osilasi transien yang dihasilkan. Serta dapat mengurangi arus transien dari nilai 5700 A bisa direduksi hingga 2650 A. Kata kunci : capacitor bank, faktor daya, tegangan lebih transien, synchronous closing breaker 1. PENDAHULUAN Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, maka semakin banyak diciptakan peralatan yang ditemukan bertujuan untuk memperbaiki kualitas daya dari suatu sistem kelistrikan. Faktor daya yang rendah ini akan mengakibatkan berkurangnya kualitas daya pada saluran listrik untuk industri itu sendiri termasuk di PT. Semen Tonasa Unit 5. Oleh karena itu pada suatu industri sering dipasang capacitor bank yang digunakan untuk koreksi faktor daya dengan mengkompensasi daya reaktif, yang pada akhirnya dapat menurunkan rugi-rugi daya, meningkatkan kapasitas saluran dan mengurangi drop voltages [1]. Pemasangan kapasitor bank dapat menimbulkan beberapa permasalahan dalam power quality,diantaranya adalah sangat erat hubungannya dengan arus dan tegangan yang dapat memnyebabkan kegagalan dalam operasi dan kerusakan pada peralatan. Permasalahan biasanya sering terjadi pada setiap pengoperasian switching capacitor bank yang dapat menghasilkan kenaikan magnitude tegangan pada keadaan transien serta kenaikan arus transien yang dihasilkan pada saat switch. 2. TEORI PENUNJANG 2.1 Energization Transien Pada waktu switching dari sebuah kapasitor bank hal pertama kali yang dilakukan adalah terjadinya pengisian (energize) sehingga tegangan pada bus capacitor akan mengalami penurunan secara tiba-tiba dan dalam waktu yang sangat cepat biasanya dalam waktu mikrodetik. Dimana pada saat pemulihan tegangan terjadi osilasi yang tinggi sehingga menyebabkan terjadinya tegangan lebih transient. Switching kapasitor bank dengan hubungan bintang yang diketanahkan selama ini merupakan yang paling banyak terjadi dan hal tersebut dapat menghasilkan tegangan lebih transien sampai 2 pu. 2.2 Tegangan Lebih Transien Akibat Capacitor Bank Switching Meskipun memberikan keuntungan pada sistem, Bagaimanapun juga kita tidak boleh meremehkan kondisi energizing pada capacitor bank yang akan menghasilkan transient oscillation dalam sistem tenaga. Pada beberapa kejadian dalam suatu kelistrikan di industri menunjukkan bahwa operasi switching pada capacitor bank dianggap sebagai sumber utama penghasil tegangan lebih transien pada penggunaan sistem tenaga listrik. Transien ini dapat menyebabkan kerusakan peralatan dan sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Transient Overvoltage yang terjadi pada proses capacitor bank switching diakibatkan short circuit yang terjadi pada saat pelepasan muatan pada kapasitor selama pengisian. Selama terjadi perubahan tegangan yang disebabkan oleh capacitor bank switching “on”, sehingga pada sistem akan dihasilkan ripple effect yang akan berosilasi sampai mencapai keadaan steady state. Switching pada Capacitor Bank selalu disertai dengan lonjakan arus. Terjadinya Transient Overvoltage diikuti oleh kenaikan tegangan (Voltage Rise) yang akan berosilasi sampai mencapai keadaan tunak (steady state) [8]. Saat kapasitor di switch on maka akan mengakibatkan tegangan transien. Secara umum tegangan lebih transien yang terjadi adalah 1.3 sampai 1.6 pu dari tengan nominal bahkan dapat mencapai 2 pu[9]. Gambar 1 menunjukan bentuk gelombang pada saat transien akibat switching yang dapat mencapai nilai 2 pu. Ketika transien mencapai 2 pu atau lebih Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous Closing Breaker Untuk Mengurangi Efek Transien Capacitor Bank Switching Sezilia Marselina, Ontoseno Penangsang, IGN Satriyadi H Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya - 60111

Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous ... · Switching capacitor bank saat energization dapat ... Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

  • Upload
    lynga

  • View
    251

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous ... · Switching capacitor bank saat energization dapat ... Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

1

Abstrak- Penggunaan capacitor bank dalam upaya

meningkatkan factor daya dalam masalah power quality,

memiliki beberapa masalah yang harus diperhatikan.

Switching capacitor bank saat energization dapat

menyebabkan lonjakan transien yang berhubungan

dengan tegangan dan arus transien. Tugas akhir ini

membahas mengenai simulasi dan analisa tegangan lebih

transien akibat adanya switching capacitor banks yang

terjadi pada PT. Semen Tonasa Unit 5 dengan

menggunakan MATLAB Simulink 7.0.

Pengaruh keadaan transient saat switching capasitor

bank dapat memberikan dampak yang merugikan baik

untuk peralatan maupun sistem secara keseluruhan.

Penggunaan Synchronous Closing Breaker sebagai salah

satu solusi untuk mengatasi masalah ini. Dengan

menggunakan Synchronous Closing Breaker dapat

mengurangi tegangan lebih pada keadaan transient dan

meredam osilasi yang terjadi. Berdasarkan hasil simulasi

nilai tegangan transien yang dihasilkan pada bus beban

mencapai 1.46 pu dan penggunaan metode synchronous

closing breaker dapat mereduksi tegangan transien

tersebut hingga 1.08 pu dan mengurangi osilasi transien

yang dihasilkan. Serta dapat mengurangi arus transien

dari nilai 5700 A bisa direduksi hingga 2650 A.

Kata kunci : capacitor bank, faktor daya, tegangan lebih

transien, synchronous closing breaker

1. PENDAHULUAN

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi sekarang ini, maka semakin banyak diciptakan

peralatan yang ditemukan bertujuan untuk memperbaiki

kualitas daya dari suatu sistem kelistrikan.

Faktor daya yang rendah ini akan mengakibatkan

berkurangnya kualitas daya pada saluran listrik untuk industri

itu sendiri termasuk di PT. Semen Tonasa Unit 5. Oleh karena

itu pada suatu industri sering dipasang capacitor bank yang

digunakan untuk koreksi faktor daya dengan

mengkompensasi daya reaktif, yang pada akhirnya dapat

menurunkan rugi-rugi daya, meningkatkan kapasitas saluran

dan mengurangi drop voltages [1].

Pemasangan kapasitor bank dapat menimbulkan

beberapa permasalahan dalam power quality,diantaranya

adalah sangat erat hubungannya dengan arus dan tegangan

yang dapat memnyebabkan kegagalan dalam operasi dan

kerusakan pada peralatan. Permasalahan biasanya sering

terjadi pada setiap pengoperasian switching capacitor bank

yang dapat menghasilkan kenaikan magnitude tegangan pada

keadaan transien serta kenaikan arus transien yang dihasilkan

pada saat switch.

2. TEORI PENUNJANG

2.1 Energization Transien

Pada waktu switching dari sebuah kapasitor bank hal

pertama kali yang dilakukan adalah terjadinya pengisian

(energize) sehingga tegangan pada bus capacitor akan

mengalami penurunan secara tiba-tiba dan dalam waktu yang

sangat cepat biasanya dalam waktu mikrodetik. Dimana pada

saat pemulihan tegangan terjadi osilasi yang tinggi sehingga

menyebabkan terjadinya tegangan lebih transient.

Switching kapasitor bank dengan hubungan bintang

yang diketanahkan selama ini merupakan yang paling banyak

terjadi dan hal tersebut dapat menghasilkan tegangan lebih

transien sampai 2 pu.

2.2 Tegangan Lebih Transien Akibat Capacitor Bank

Switching Meskipun memberikan keuntungan pada sistem,

Bagaimanapun juga kita tidak boleh meremehkan kondisi

energizing pada capacitor bank yang akan menghasilkan

transient oscillation dalam sistem tenaga. Pada beberapa

kejadian dalam suatu kelistrikan di industri menunjukkan

bahwa operasi switching pada capacitor bank dianggap

sebagai sumber utama penghasil tegangan lebih transien pada

penggunaan sistem tenaga listrik. Transien ini dapat

menyebabkan kerusakan peralatan dan sistem tenaga listrik

secara keseluruhan.

Transient Overvoltage yang terjadi pada proses

capacitor bank switching diakibatkan short circuit yang terjadi

pada saat pelepasan muatan pada kapasitor selama pengisian.

Selama terjadi perubahan tegangan yang disebabkan oleh

capacitor bank switching “on”, sehingga pada sistem akan

dihasilkan ripple effect yang akan berosilasi sampai mencapai

keadaan steady state. Switching pada Capacitor Bank selalu

disertai dengan lonjakan arus. Terjadinya Transient

Overvoltage diikuti oleh kenaikan tegangan (Voltage Rise)

yang akan berosilasi sampai mencapai keadaan tunak (steady

state) [8].

Saat kapasitor di switch on maka akan mengakibatkan

tegangan transien. Secara umum tegangan lebih transien yang

terjadi adalah 1.3 sampai 1.6 pu dari tengan nominal bahkan

dapat mencapai 2 pu[9]. Gambar 1 menunjukan bentuk

gelombang pada saat transien akibat switching yang dapat

mencapai nilai 2 pu. Ketika transien mencapai 2 pu atau lebih

Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous Closing Breaker

Untuk Mengurangi Efek Transien Capacitor Bank Switching

Sezilia Marselina, Ontoseno Penangsang, IGN Satriyadi H

Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya - 60111

Page 2: Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous ... · Switching capacitor bank saat energization dapat ... Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

2

maka akan menyebabkan kegagalan operasi pada peralatan

elektronika daya. Pada keadaan tertentu, tegangan transien

yang dihasilkan bisa mencapai 3 sampai 4 pu yang

berpotensial menyebabkan kerusakan pada semua tipe

peralatan pelanggan [4].

Gambar 1. Bentuk transien yang dihasilkan dari switching

capacitor bank yang dapat mencapai 2 pu [9]

2.2 Parameter yang mempengaruhi tegangan transien

Beberapa parameter yang dapat mempengaruhi besarnya

transien yang muncul akibat capacitor bank switching, antara

lain adalah:

1. Besarnya nilai capacitor yang digunakan

2. Jenis beban yang terdapat pada sistem

2.3 Pengoperasian Capacitor Bank

Ketika sebuah susunan capacitor bank dihubungkan

pada sebuah sumber tegangan, maka arus transien akan

mengalir ke capacitor bank tersebut. Besar dari arus transien

ini tergantung dari kapasitansi dan induktansi dari rangkaian

suatu sistem [8]. Pada dasarnya pengoperasian capacitor bank

dibagi menjadi 2 yaitu secara single capacitor dan back to

back :

2.3.1 Single Capacitor ( Kapasitor Tunggal )

Pengoperasian dengan sistem single capacitor bisa

dilakukan pada satu atau beberapa capacitor bank yang

tersusun parallel. Untuk beberapa capacitor bank yang

dipasang paralel, pengoperasian secara single capacitor bisa

dilakukan dengan switching pada masing-masing capacitor

bank pada waktu yang bersamaan. Dengan demikian proses

switching akan menghasilkan suatu arus transien yang

seluruhnya mengambil dari sumber sistem sehingga dihasilkan

arus dan tegangan transien yang besar.

2.3.2 Back to Back Capacitor Bank

Pengoperasian capacitor bank secara back to back bisa

dilakukan pada beberapa capacitor bank yang terpasang

secara paralel pada satu bus. Pengoperaisan capacitor bank

secara back to back dilakukan dengan switching pada

capacitor bank secara bergantian. Back to back switching

melibatkan proses energizing sebuah capacitor bank ketika

capacitor bank lain dalam keadaan energize.

2.4 Permasalahan Yang Disebabkan Capacitor Bank

Switching

Pada keadaan normal, tegangan lebih transien

disebabkan oleh capacitor bank switching, tidak

dipertimbangkan pada sistem kelistrikan karena transien yang

dihasilkan dibawah level peralatan pengaman pada sistem

yang beroperasi (1.8 pu atau diatasnya).Transient yang

dihasilkan akibat capacitor bank switching bisa berbahaya

baik itu untuk peralatan switching maupun sistem secara

keseluruhan. Adapun permasalahan lain yang diakibatkan oleh

transien kapasitor bank antara lain adalah sebagai berikut :

1. Degradasi (penurunan kemampuan) terhadap isolasi

dan kemungkinan terjadinya kegagalan pada peralatan

seperti trafo.

2. Beropersinya arrester surja

3. Terjadinya trip yang tidak diinginkan atau kerusakan

pada peralatan elektronika yang sensitive. Dampak dari transien tersebut juga akan terjadi pada

lokasi setempat dan juga pada lokasi yang berada jauh dari

sistem tenaga litrik.

2.5 Metode Untuk Mereduksi Tegangan Lebih Transien

Synchronous Closing Breaker / Penutupan sinkron

adalah penutupan kontak dari setiap phasa saat tegangan

mendekati nilai nol. Untuk menyempurnakan penutupan saat

di dekat atau saat tegangan bernilai nol diperlukan sebuah

peralatan switching yang memiliki ketahanan dielektrik yang

tinggi saat kontak bersentuhan. Pada level ini ketepatan

sangatlah sulit untuk didapat, penutupan secara konsisten yang

dapat terjadi berkisar ± 0.5 milidetik.

Untuk metoda ini penggunaan circuit breaker sebagai

switch pada saat penutupan sinkron harus sangat diperhatikan.

Penutupan sinkron ini memerlukan circuit breaker yang

memiliki ketahanan dielektrik yang tinggi. Penggunaan VCB

(Vaccum Circuit Breaker) banyak digunakan untuk switching

capacitor bank dengan menggunkan metode ini. VCB

digunakan pada sistem kelistrikan tegangan menengah karena

memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi yang sangat

diperlukan untuk proses switching capacitor bank [9]

Pre insertion inductor adalah teknologi yang banyak

digunakan untuk mengurangi efek tegangan lebih ransien pada

sistem tenaga listrik. Teknologi ini termasuk teknologi

konvensional tapi sangat efektif untuk mengurangi tegangan

lebih transien. Pre insertion inductor ini melengkapi

impedansi sistem dengan pemasangannya pada sistem secara

seri dengan capacitor bank. Pre insertion inductor ini akan

membatasi arus transien yang dihasilkan dari capacitor bank

switching.

Arrester dapat digunakan sebagai perlindungan pada

capacitor bank saat terjadi tegangan lebih transien. Jika

tegangan lebih transien terjadi maka tegangan ini akan

menyalakan arrester sehingga capacitor bank akan discharge

untuk mendisipasikan energi ke dalam arrester [1]. Peralatan

ini secara effektif mengalirkan arus yang bertambah untuk

membatasi kenaikan tegangan dari sebuah surja atau

disebabkan oleh switching. Kendala dalam penggunaan

arrester ini salah satunya adalah besarnya energi pada

sampbaran kedua. Meskipun ini jarang terjadi, sambaran

kedua akibat switching kedua dapat meneyebabkan kegagalan

pada arrester.

Page 3: Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous ... · Switching capacitor bank saat energization dapat ... Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

3

Gambar 2. Pemodelan sistem dalam MATLAB Simulink 7.0

3. Pemodelan sistem kelistrikan PT.Semen Tonasa Unit 5

Sistem yang di modelkan dalam bentuk MATLAB

Simulink 7.0 pada tugas akhir ini adalah sistem kelistrikan

industri pada PT. Semen Tonasa Unit 5. Data awal diperoleh

dalam bentuk simulasi ETAP 7.0. Pada tugas akhir ini

simulasi yang digunakan menggunakan software MATLAB

Simulink 7.0.

Data awal dalam software ETAP 7.0 dimodelkan

dengan menggunakan software MATLAB Simulink dengan

parameter yang disesuaikan dengan data awal agar tidak

terjadi perbedaan yang terlalu besar. SLD (single line

diagram) awal dalam bentuk ETAP di suplai dari dua sumber

utama yaitu generator 35 MW, tetapi dalam tugas akhir ini

pemodelan yang dibuat dalam MATLAB Simulink hanya

menggunakan satu sumber yaitu sebesar 6.3 kV 35 MW, trafo

step up 6.3/70 kV, trafo step down 70/6.3kV dan beban yang

terdiri dari dua subsistem.

Pada tugas akhir ini capacitor bank terdapat pada sub

sistem 1 dan sub sistem 2. Dimana pada masing-masing sub

sistem terdapat tiga capacitor yang terhubung paralel. Pada

sub sistem 1 dipasang capacitor sebesar 9 Mvar sedangkan

pada sub sistem 2 dipasang capacitor sebesar 9 Mvar.

Kapasitor yang dipasang pada sistem dilengkapi dengan

peralatan swiching yaitu circuit breaker tiga phasa yang

nantinya digunakan untuk mengatur kecepatan switching pada

pengoperasian capacitor. Pemodelan dalam simulink matlab

dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 3. Pemodelan rangkaian switching capasitor bank

pada MATLAB Simulink

Page 4: Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous ... · Switching capacitor bank saat energization dapat ... Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

4

Beban yang digunakan adalah beban lump dan

diasumsikan linier. Parameter-parameter yang digunakan

diambil dari bus loading pada software ETAP. Pemodelan

lump dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 4. Pemodelan beban lump pada MATLAB Simulink

7.0

4. Simulasi dan Analisis

Pada kondisi awal didapat hasil simulasi pada bus

beban yaitu nilai tegangan puncak steady adalah 5 kV. Nilai

tegangan puncak steady ini mengalami penurunan yaitu

sebesar 2.78 % dari tegangan peak. Arus yang mengalir pada

bus beban yaitu sebesar 1850 A.

Dari hasil simulasi ini juga dapat dilihat bahwa nilai

power factor pada sub sistem 1 adalah sebesar 0.8035 dan

pada sub sistem 2 power factor mempunyai nilai 0.7564. dari

hasil ini dapat kita lihat bahwa besarnya power factor yang

dihasilkan pada sistem kelistrikan di PT. Semen Tonasa ini

masih di bawah standar yang ditetapkan PLN yaitu 0.85.

4.2 Simulasi dengan menggunakan capacitor bank

switching

4.2.1 Pengoperasian capacitor bank switching secara single

bank (kapasitor tunggal)

Pada tugas akhir ini pengoperasian capacitor bank

secara single bank adalah dengan melakukan switching pada

saat bersamaan yaitu pada waktu t = 0.02 detik. Waktu

switching ini digunakan untuk semua capacitor bank yaitu

untuk sub sistem 1 dan capacitor bank pada sub sistem 2.

Maka respon yang diperoleh pada bus beban adalah sebagai

berikut :

(a)

(b)

Gambar 5. Pengoperasian secara single bank pada bus beban

(a) Respon tegangan, (b) Respon arus

Hasil simulasi pada bus beban ini terlihat pada gambar

5 (a), tegangan mengalami kenaikan pada tegangan puncak

steady sebesar 1.46 pu sebelum mencapai keadaan steady, hal

ini terjadi sesaat setelah switching capacitor bank dilakukan

secara bersamaan pada t = 0.02 detik.

Jika dibandingkan dengan tegangan bus beban sebelum

diberi capacitor nilai puncak steady tegangan tidak mengalami

perubahan yaitu 5 kV, akan tetapi nilai power factor yang

awalnya pada bus sub sistem 1 hanya 0.8035 setelah

menggunakan capasitor bank naik menjadi 0.999. Sedangkan

pada bus sub sistem 2 nilai pf juga mengalami kenaikan.

Berikut adalah tabel kenaikan transien pada sistem dengan

pengoperasian single bank switching :

Tabel 1. Kenaikan tegangan transien pada pengoperasian

single bank capasitor

Lokasi

Kenaikan

tegangan puncak

transien (pu)

Kenaikan arus

puncak transien

(A)

Bus sumber 6.3 kV 1.1 11500

Bus 70 kV 1.16 1140

Bus beban 1.46 5700

Bus capacitor 1.46 5000

Tabel 2. Perbandingan factor daya sebelum dan sesudah

adanya switching capasitor bank.

Lokasi Factor daya sebelum

penambahan capacitor

Factor daya sesudah

penambahan capacitor

Sub sistem 1 0.8035 0.999

Sub sistem 2 0.756 0.963

4.2.2 Pengoperasian capasitor bank secara back to back Pada tugas akhir ini pengoperasian capasitor bank

secara back to back disimulasikan dengan melakukan

switching pada capacitor bank yang berada dalam satu bus

yang sama secara bergantian saat capacitor bank sebelumnya

dalam keadaan energize[8].

Pertama pengoperasian capacitor bank dilakukan

dengan meng-switch capacitor 1C1 dengan t = 0.02 kemudian

saat capacitor 1C1 dalam keadaan energize, capacitor 1C2

Page 5: Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous ... · Switching capacitor bank saat energization dapat ... Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

5

kemudian pada t = 0.021 dan capacitor 1C3 pada t = 0.022.

Begitu juga dilakukan untuk capacitor pada sub sistem 2.

Setelah simulasi dijalankan maka didapat hasil respon dari bus

beban sebagai berikut :

(a)

(b)

Gambar 6. Pengoperasian secara back to back pada bus

beban (a) Respon tegangan, (b) Respon arus pada bus beban

Dari gambar 6(a) terlihat tegangan puncak transien

pada bus beban dengan pengoperasian secara back to back,

adalah sebesar 1.35 pu, nilai ini lebih kecil jika dibandingkan

dengan nilai tegangan puncak transien dengan pengoperasian

secara single bank yaitu 1.46 pu. Sedangkan dari gambar 6 (b),

arus puncak transien yang dihasilkan sesaat setelah switching

dilakukan adalah sebesar 4000 A dan arus steady adalah

sebesar 1500 A. Perbandingan tegangan dan arus transien

yang dihasilkan dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3. Perbandingan tegangan transien paada pengoperasian

switching capacitor secara single bank dan back to back

lokasi Tegangan puncak Transien (A)

Single bank Back to back

Bus sumber 1.1 1.07

Bus beban 1.46 1.35

Bus capacitor 1.46 1.35

Tabel 4. Perbandingan arus transient pengoperasian switching

capacitor secara single bank dan back to back

lokasi Arus puncak Transien (A)

Single bank Back to back

Bus sumber 11500 7800

Bus beban 5700 4000

Bus capacitor 5000 2700

4.3. Metode synchronous closing breaker untuk

mengurangi efek transien capacitor bank switching Pada tugas akhir ini metode yang digunakan untuk

mengurangi efek transien dari capacitor bank switching adalah

synchronous closing breaker atau penutupan sinkron pada

circuit breaker. Circuit breaker yang digunakan untuk metode

ini bisa menggunakan Vacuum Circuit Breaker (VCB) atau

CapSwitcher dari SF6 yang mempunyai ketahanan dielektrik

yang tinggi dan kemampuan yang kuat dalam memadamkan

bususr api.

Selain itu metode ini memanfaatkan waktu penutupan

sinkron dari setiap phasa saat tegangan mendekati nol dengan

mengatur sudut phasa sehingga didapat waktu switching pada

circuit breaker tersebut

4.3.1 Menggunakan sudut phasa dengan perbedaan α (30,

60 dan 150 derajat)

Pada simulasi ini menggunakan perbedaan sudut phasa

α. Antara sudut phasa A dan B perbedaannya 30 derajat

sedangkan antara phasa B dan phasa C adalah 90 derajat.

Sehingga untuk capacitor 1C1,1C2 dan 1C3 sudut switch yang

dipasang pada circuit breaker adalah . Begitu juga dilakukan untuk switching capacitor bank pada

sub sistem 2. Sehingga jika sudut tersebut dijadikan ke waktu

maka :

Maka respon yang diperoleh dari bus beban yaitu :

(a)

Page 6: Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous ... · Switching capacitor bank saat energization dapat ... Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

6

(b)

Gambar 7. Pengoperasian synchronous closing breaker

dengan perbedaan sudut α pada bus beban (a)Respon

tegangan dan (b)Respon arus

Terlihat pada gambar 7 (a) Karakteristik tegangan puncak

transien pada bus beban adalah 1.08 pu , dan nilai arus puncak

transien terlihat pada gambar 7 (b) adalah sebesar 2650 A.

Nilai tegangan dan arus puncak transien ini juga lebih kecil

jika dibandingkan dengan pengoperasian switching capacitor

bank dengan single bank dan back to back. Perbandingannya

dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 5. Perbandingan tegangan puncak transien setelah ada

sudut α

Lokasi Tegangan Puncak Transien (pu)

Single bank Back to back Sudut α

Bus sumber 1.1 1.07 1.05

Bus beban 1.46 1.35 1.08

Bus capacitor 1.46 1.35 1.08

Tabel 6. Perbandingan arus puncak transien setelah ada

sudut α

Lokasi Arus Puncak Transien (A)

Single bank Back to back Sudut α

Bus sumber 11500 7800 4800

Bus beban 5700 4000 2650

Bus capacitor 5000 2700 1950

4.3.2 Menggunakan sudut dengan perbedaan β (60, 120 dan

180 derajat)

Pada metode ini sama dengan metode pengoperasian

switching capacitor bank dengan perbedaan susut α ,

perbedaannya hanya pada sudut phasa dengan perbedaan β

yang akan digunakan yaitu dengan perbedaan 60o sehingga

pada switching capacitor pada sub sistem 1, 1C1 pada sudut

phasa 60o, 1C2 pada sudut phasa 120

o dan 1C3 pada sudut

phasa 180o. Begitu juga dilakukan untuk switching capacitor

bank pada sub sistem 2. Sehingga waktu yang diperoleh

adalah sebagai berikut :

Maka hasil simulasi pada bus beban yaitu :

(a)

(b)

Gambar 8. Pengoperasian synchronous closing breaker

dengan perbedaan sudut β pada bus beban (a)Respon

tegangan (b) Respon arus

Gambar 8 adalah respon tegangan dan arus pada bus

beban. Dimana besar tegangan puncak transien dapat dilihat

pada gambar (a) sebesar 1.17 pu dan arus puncak transien

sesaat setelah capacitor bank di switch adalah sebesar 2800 A.

Penggunaan metode ini jika dibandingkan dengan

pengoperasian switching capacitor bank secara single bank

maupun back to back masih lebih baik karena nilai tegangan

dan arus puncak transien yang dihasilkan lebih kecil. Akan

tetapi jika dibandingkan perbedaan sudut phasa α dan β, maka

masih lebih baik menggunakan metode penutupan sinkron

dengan beda sudut phasa α. Perbandingannya dapat dilihat dari

tabel 7 berikut :

Tabel 7. Perbandingan tegangan puncak transien setelah ada

sudut β

Lokasi

Tegangan Puncak Transien (pu)

Single

bank

Back to

back

Sudut

α

Sudut

β

Bus sumber 1.1 1.07 1.05 1.03

Bus beban 1.46 1.35 1.08 1.17

Bus capacitor 1.46 1.35 1.08 1.17

Page 7: Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous ... · Switching capacitor bank saat energization dapat ... Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

7

Tabel 8. Perbandingan arus puncak transien setelah ada

sudut β

Lokasi

Arus Puncak Transien (A)

Single

bank

Back to

back

Sudut

α

Sudut

β

Bus sumber 11500 11500 11500 11500

Bus beban 5700 4000 2650 2800

Bus capacitor 5000 2700 1950 2160

4. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil simulasi yang telah dilakukan untuk

mengurangi efek transien dari switching capacitor bank

dengan metode synchronous closing breaker, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Nilai power factor pada PT.Semen Tonasa unit 5 pada

saat tidak menggunakan capacitor bank berada pada nilai

yang rendah yaitu pada sub sistem 1 sebesar 0.803 dan

pada subsistem 2 sebesar 0.756.

2. Penambahan capacitor bank pada sub sistem 1 sebesar 9

Mvar dan sub sistem 2 sebesar 9 Mvar, dapat menamah

besarnya nilai power factor sehingga pada sub sistem 1

nilai power factor menjadi 0.999 dan sub sistem 2

menjadi 0.963

3. Berdasarkan hasil simulasi pengoperasian switching

capacitor bank pada bus beban secara back to back lebih

baik yaitu menghasilkan tegangan transien sebesar 1.35

pu jika dibandingkan dengan pengoperasian switching

capacitor bank secara single bank sebesar 1.46 pu.

4. Penggunaan metode synchronous closing breaker pada

switching capacitor bank efektif mengurangi tegangan

transien yang dihasilkan. Sehingga pada bus beban dapat

mereduksi tegangan lebih transien menjadi 1.08 pu.

5. Pengoperasian switching capacitor bank dengan sudut α

lebih baik jika dibandingkan dengan sudut β. Pada bus

beban tegangan transien dengan sudut α adalah sebesar

1.08 pu sedangakan sudut β sebesar 1.17 pu.

6. Sedangkan arus transien yang dihasilkan pada

pengoperasian secara back to back juga lebih baik dari

single bank yaitu untuk back to back 5700 A sedangkan

pengoperasian secara single bank nilai arus transiennya

adalah 4000 A.

7. Pengoperasian dengan metode synchronous closing

breaker juga efektif mereduksi arus transien yang

dihasilkan pada bus beban yaitu untuk pengoperasian

dengan sudut α besarnya arus transien yang dihasilkan

2650 A sedangakan untuk beda sudut β adalah 2800 A.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan dengan

menggunakan MATLAB Simulink 7.0 terhadap sistem

kelistrikan PT.Semen Tonasa Unit 5 yang menghasilkan

tegangan transien pada bus beban akibat switching capacitor

bank mencapai 1.46 pu dengan pengoperasian secara single

bank dan 1.35 secara back to back serta dapat diminimalkan

lagi dengan metode synchronous closing breaker sehingga

menjadi 1.08 pu.

Berdasarkan hasil simulasi tersebut diharapkan adanya

penelitian dan pembelajaran lebih lanjut tentang penggunaan

metode synchronous closing breaker sehingga mendapatkan

hasil yang lebih baik lagi dan dapat dimanfaatkan oleh industri

– industri yang bermasalah terhadap transien dari switching

capacitor bank. Sehingga kualitas daya yang dihasilkan

menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Camm, E.H., 1999.” Shunt Capacitor Overvoltages And

Reduction Technique”. IEEE/PES Transmission And

Distribution Conference And Exposition.

[2] Longland, T., 1985. Power Capacitor Handbook: First

Edition, London : Butterworth & Co (Publishers) Ltd.

[3] Pabla, A.S., 1994. Sistem Distribusi Daya Listrik,

Jakarta : Penerbit Erlangga.

[4] Dugan, R.C., 2003. Electrical Power System Quality:

Second Edition, New York : Tata McGraw-Hill

Publishing Company Limited.

[5] ……., 2008. Entergy: Power Quality Standarts For

Electric Services, <URL:http://www.entergy.com>

[6] ……..,2010. “Circuit Breaker-Sakelar pemutus Bagian II

<RL:http:Dunialistrik_TeritorialTeknikListrik.com>

[7] Hoonchareon, N., 1995. “Transients in Electric Power

Systems due to Shunt Capacitor Switching “.ECE

Technical Reports, Purdue Libraries.

[8] Das, J.C., 2005. “Analysis And Control Large Shunt

Capacitor Bank Switching Transient”. IEEE

Transactions on Industry Applications, Vol.41, No.6,

November/December.

[9] Mupparty, Durga Bhavani., 2011 "Capacitor Switching

Transient Modeling And Analysis On An Electrical

Utility Distribution System Using Simulink Software"

Masters Theses. Paper 82.

<URL:http://uknowledge.uky.edu/gradschool_theses/82>

[10] Qingjie, Zhang., Haiwen,Yuan., Yingyi, Liu., 2010 “ The

Operating Transient Process Analysis and Synchronous

Switching Strategies Reseach of Vacuum Breaker”.

IEEE Computer Society, Beijing,China.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Sezilia Marselina- Penulis dilahirkan di

Bukittinggi pada 30 Maret 1988. Penulis

merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan Syahril

Hamzah dan Yulmida am. Setelah

menamatkan pendidikannya di SDN 21

PPA kota Solok Sumbar pada tahun

1994-2000, penulis melanjutkan

pendidikannya di Dinyyah Putri Padang

Panjang sampai tahun 2003. Pada tahun

yang sama setelah tamat sekolah menengah, penulis

melanjutkan ke SMA 1 Batipuh. Menamatkan SMA pada

tahun 2006, penulis melanjutkan jenjang pendidikannya ke

perguruan tinggi dan diterima di jurusan Teknik Elektro di

Politeknik Universitas Andalas pada tahun 2006-2009 dengan

mengambil konsentrasi bidang studi Teknik Listrik dan

melanjutkan S1 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember

dengan jurusan Teknik Elektro program studi Teknik Sistem

Tenaga lewat program lintas jalur.