161

Click here to load reader

Analisis Tajuk rencana kompas.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS TENTANG PERANG IRAK

    Disusun Oleh :

    MUHAMMAD RIFQI

    NIM : 203051001434

    JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1429 H / 2008 M

  • ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS TENTANG PERANG IRAK

    Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

    Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

    Oleh :

    Muhammad Rifqi NIM: 203051001434

    JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1429 H / 2008 M

  • LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG

    Skripsi yang berjudul ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS TENTANG PERANG IRAK telah diujikan dalam Sidang Munaqashah Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

    merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

    sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 13 Maret 2008

    Muhammad Rifqi

  • ABSTRAK

    Muhammad Rifqi Analisis Wacana Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak

    Tajuk rencana merupakan pendapat pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat,logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol sebegitu rupa sehingga kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak pentingnya arti berita yang ditajukan tadi. Ada Juga yang menyebutkan tajuk rencana adalah pandangan dari media atas fenomena yang sedang terjadi, atau bisa disebut juga Editorial.

    Tahun 2003 semua media terfokus akan peristiwa penyerangan AS ke Irak, di sini semua media memberikan pandangannya melalui tajuk rencananya. Wacana yang berkembang ketika itu adalah penyerangan AS terhadap Irak yang banyak penolakan dari masyarakat dunia hingga PBB sendiri. Disini surat kabar memberikan mempunyai andil selain berita, juga tajuk rencananya. Salah satunya adalah tajuk rencana surat kabar Kompas yang memberikan padangan kepada pembaca dan khlayak tentang perang Irak.

    Lalu yang menjadi pertanyaan utama adalah, bagaimana kompas menyusun tajuk rencana terkait dengan perang Irak tanggal 21 Maret 11 April 2003?, dan apa pesan dan makna yang disampaikan Kompas terkait dengan perang Irak tanggal 21 Maret 11 April 2003?.

    Dalam penelitan ini, teori yang digunakan adalah teori konstruksi sosial yang dikemukakan oleh Peter L. Berger, yakni proses dialektik dari obyektivitasi, eksternalisasi, dan internalisasi. Selain itu, teoir Melvin Defleu tentang model penyampaian pesan dalam komunikasi turut dicantumkan sebagai teori terapan.

    Pendekatan yang digunakan adalah kajian seputar pemaknaan terhadap suatu konsep yang diasumsikan berdampak pada proses kerja media, sehingga menghasilkan teks-teks tertentu. Seperti alur pembuktian terbalik, maka penelitian ini dimulai pada level teks guna mengidentifikasi ada tidaknya inkonsistensi makna yang terjadi, oleh karena itu penelitian ini Menggunakan metode kualitatif, landasan yang dinilai tepat menyusun disain riset dengan demikian adalah analisis wacana Teun A.Van Dijk yang melibatkan tiga struktur, yaitu strukur teks terbagi menjadi tiga struktur : Struktur Makro, Super Struktur dan Struktur Mikro, sedangkan struktur berikutnya adalah kognisi sosial, dan konteks sosial.

    Dalam melihat suatu pengetahuan, teks, dan lainnya, sangat diperlukan sekali telaah teks dan kognisi sosial dari si penulis teks tersebut, untuk mengetahui konstruksi sosial yang melatarbelakangi tulisannya. Sehingga, diperlukan wawancara ,mendalam untuk mengetahui latar belakang yang membentuk pengetahuan penulis teks tentang suatu objek atau fakta sosial.

    Dari paparan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melihat suatu pengetahuan atau teks, haruslah juga melihat konstruksi sosial di balik pengetahuan tersebut. Sehingga, pengetahuan yang nampak dapat kita kritisi.

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbil alamiiin, Segala puji dan Syukur kepada Allah Swt yang maha segala-galanya.

    senantiasa melindungi, memberi kekuatan, dan kemudahan. Juga tidak lupa kepada baginda Nabi Muhammad Saw yang memberikan pencerahan tentang hidup. Karenanya penulis mencontoh lika-liku perjuangan serta kesabaran hidup, dalam hal ini menyelesaikan skripsi sebagai catatan akhir perjalanan seorang mahasiswa di Perguruan Tinggi. Skripsi ini diselesaikan sebagai syarat memperoleh jenjang Strata Satu (S 1) pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penulisan skripsi bertujuan agar mahasiswa memahami dengan baik dan benar konsep dan teori-teori Komunikasi dan Penyiaran Islam yang ditempuh di Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang disamping mempunyai kewajiban mengemban tugas sosial kepada rakyat, Mahasiswa juga diwajibkan untuk memberikan hasil selama mereka kuliah yaitu sebuah tugas akhir yang disebut skripsi.

    Penulis menyadari bahwa selama pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini tidak jauh dari hambatan dan rintangan yang terjadi. Namun, hal tersebut dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Murodi.MA. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas

    Dakwah Program Non-Reguler Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Asriati Djamil, Ibu Lily, dan Mas Fatoni.

    3. Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. Suhaimi, M.Si, yang selalu memberikan pengarahan, wawasan, kritikan dan tambahan ilmu pengetahuan, serta dorongan dan saran-sarannya kepada penulis.

    4. Dosen-dosen Fakultas Dakwah, Pak Gun-gun (Terima kasih saran dan kritiknya), Pak Mahmud Djalal, Mas Dedy, Pak Lutfi, Bu Umi, Bu Armawati yang selalu mensupport proses pembuatan skripsi penulis.

    5. Pihak Kompas yang senantiasa membantu, khususnya sekretaris redaksi (Mba Inge dan Mba Kunti) yang sabar dimintai konfirmasi kejelasan setiap

  • hari oleh penulis. Juga kepada bapak Pieter. P Gero yang bersedia diwawancarai.

    6. Ayahanda Sudirman Arief dan Ibunda Siti Bidayah, serta kakak-kakakku, Mba Lily dan Mas Eri, Mas Uji dan Mba Kokom, Mba Eva dan Mas Vicky, juga Mas Iyus yang senantiasa memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

    7. Paman dan Sepupu-sepupuku yang selalu membantuku, Pak Armai Arief, Le Woko, Le Lies. Pak Syukri Arief, Bang Deni, Dedy, Isya, Dewi, Vivi, Avi, Tika, Wandi (padang), dll.

    8. Someone special in my heart.Bunga tulipku yang selalu aku jaga, Nurlaila Sari (Lala), akhirnya terwujud juga ratusan lembar penuh cerita ini .Terima kasih atas dukungan, semangat, dan pengorbanan.

    9. Sesosok manusia yang pernah singgah dihati penulis, sedih maupun suka dihadapi bersama (thanks a lot for everything), juga tidak lupa kepada Mila, Mira, Nana, karena permaisuri inilah penulis selalu diberikan ketegaran dan pengorbannya dalam menghadapi masalah. Semoga mereka selalu mendapatkan kebahagiaan, sesuksesan dunia dan akhirat.amiin.

    10. Teman-temanku angkatan 03 Non Reguler,khususnya Imam Mahdi In The Night. Bang Rasyid, Andres, Adi, Ayub (erik), Arsyi, Udin, Awank, Awal, Heru, Taufan, Wilna, Bani, Yandi, Fandi, juga tidak lupa kepada Novi, Rossa, Widy, Atoen, Eva, Izie, Ani, Becky, dll, yang sama-sama berjuang menempuh hari-hari dibangku perkuliahan, canda tawa kita lewati hingga akhir semester dikampus ini.

    11. Teman-teman Front Nasional dan Forum Kota, Mixil, Dodo, Yadi, Adam, Fadly, Hambali, Mustoleh, Ipunk, Roy, Gufron, Dewa, Cinta, Paunk, Jhonday , Rio, dll, yang berjuang membela kaum tertindas selama kita mampu. Keep Struggle For Justice!.

    12. Teman-temanku sepergaulan, Bulan (IISIP),Ayu (Fisip UI04) Acha (Garuda), Dian (Kompas), Ojoy, Femi (UNJ), Didin (CBB Fm), Bibit (Bandung), Tedy (Ciracas), Yuni (UIN Bandung), teman- teman Metro TV (Rahmat, Mas Jumo, Cahya, Mas Yoki, Iqbal, Mas Adi showbiz, Mas Hafi) , dll. yang memberikan dorongan motivasi kepada penulis. Terima kasih atas dukungannya dan semangat.

  • 13. Teman- Teman UIN, Fadly ,Manna, Ocha, Ayu, Tati, bang Zuhdi 02, Ikhsan 04, Cakung, Nyoos, Heri, Diana, Rani 04, Vina 04, Agin 04. Oshien, Mbuy, dll. Terima kasih atas bantuannya selama di kampus.

    14. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini terwujud yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

    Akhir kata, besar harapan semoga skripsi ini tidak hanya menjadi penghias rak buku tetapi dapat bermanfaat bagi penyusun maupun para pembaca.

    Jazakumullah Khairan Katsiro

    Ciputat, 25 Maret 2008 Penulis,

    Muhammad Rifqi NIM. 203051001434

  • DAFTAR ISI

    ABSTRAK ..............................................................................................................i

    KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii

    DAFTAR ISI ..........................................................................................................v

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ix

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....1

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........5

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................6

    D. Metodologi Penelitian ...6

    E. Sistematika Penulisan ....8

    BAB II : LANDASAN TEORI

    A. Teori Konstruksi Sosial ...........................................................10

    a. Obyektivasi .......................................................................10

    b. Ekternalisasi ......................................................................10

    c. Internalisasi .......................................................................11

    B. Analisa Wacana dan Model Teun A.Van Dijk ........................11

    a. Pengertian Analisa Wacana ...............................................11

    b. Kerangka Analisa Wacana ................................................13

    i. Teks ............................................................................13

    ii. Kognisi Sosial .............................................................17

    iii. Konteks Sosial ............................................................18

  • C. Berita ...18

    D. Tajuk Rencana .....19

    E. Media Massa ..........21

    F. Surat Kabar .22

    G. Fungsi Sosial Media 22

    H. Fungsi Media Massa ...23

    BAB III : PROFIL SURAT KABAR KOMPAS

    A. Sejarah perkembangan Surat Kabar Kompas ..25

    B. Visi dan Misi ...26

    C. Nilai-Nilai Dasar Kompas ......28

    D. Struktur Organisasi Kompas ...28

    E. Judul Tajuk Rencana Kompas .....32

    BAB IV : ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS

    TENTANG PERANG IRAK

    A. Analisis Teks Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak 2003 .........................................................................................34

    1.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat, 21-03-2003.

    Halaman : 4 .................................................................34

    1.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat,

    21-03-2003. Halaman: 4 .............................................41

    2.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Sabtu, 22-03-2003.

    Halaman : 4 .................................................................43

  • 2.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Sabtu,

    22-03-2003. Halaman: 4 .............................................48

    3.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Senin, 24-03-2003.

    Halaman : 4 .................................................................50

    3.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Senin,

    24-03-2003. Halaman: 4 .............................................59

    4.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat, 28-03-2003.

    Halaman : 4 .................................................................62

    4.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat,

    28-03-2003. Halaman: 4 .............................................68

    5.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Sabtu, 05-04-2003.

    Halaman : 4 .................................................................70

    5.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Sabtu,

    05-04-2003. Halaman: 4 .............................................78

    6.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Senin, 07-04-2003.

    Halaman : 4 .................................................................80

    6.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Senin,

    07-04-2003. Halaman: 4 .............................................87

    7.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Rabu, 09-04-2003.

    Halaman : 4 .................................................................89

    7.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Rabu,

    09-04-2003. Halaman: 4 .............................................96

    8.a. Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat, 11-04-2003.

    Halaman : 4 .................................................................99

  • 8.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kompas Jumat,

    11-04-2003. Halaman: 4 ...........................................107

    B. Analisis Kognisi Sosial Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang

    Irak 2003 ...............................................................................112

    C. Analisis Konteks Sosial Tajuk Rencana Kompas Tentang

    Perang Irak 2003 ...................................................................113

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan ...........................................................................117

    B. Saran-Saran ...........................................................................118

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................120

    LAMPIRAN .......................................................................................................123

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 : Elemen wacana Van Dijk ...................................................................13

    Tabel 1.2 : Delapan Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas ....................................32

    Tabel 1.3 : Analisis Kasus 1 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ......................34

    Tabel 1.4 : Analisis Kasus 2 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ......................43

    Tabel 1.5 : Analisis Kasus 3 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ......................50

    Tabel 1.6 : Analisis Kasus 4 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ......................62

    Tabel 1.7 : Analisis Kasus 5 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ......................70

    Tabel 1.8 : Analisis Kasus 6 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ......................80

    Tabel 1.9 : Analisis Kasus 7 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk ......................89

    Tabel 2.0 : Analisis Kasus 8 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk .....................99

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya heterogen, Indonesia

    menyimpan keanekaragaman budaya yang tentunya juga menimbulkan variasi

    pola persepsi terhadap suatu masalah yang terjadi di masyarakat. Tidak bisa

    dihindari bahwa keanekaragaman ini menjadikan begitu banyaknya ragam

    penafsiran pada berbagai isu yang timbul di masyarakat, dan seringkali perbedaan

    penafsiran ini ditimbulkan secara disengaja, misalnya dengan bersandarkan

    kepada motif-motif tertentu seperti alasan ekonomi dan politik. Dalam masyarakat

    sudah sebagai kebutuhan Media adalah sarana untuk mengetahui berita-berita

    yang terjadi dalam maupun luar negeri, seperti Televisi, Radio maupun Media

    Cetak.

    Dennis-McQuail mengatakan, Media merupakan lokasi atau forum yang

    semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat,

    baik yang bertaraf nasional maupun internasional.1

    Pendapat di atas rnenjelaskan bahwa media rnassa di antaranya surat kabar

    berperan menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat tentang realitas

    sosial yang disajikan lewat berita dan informasi, baik bertaraf nasional maupun

    internasional. Selain itu surat kabar digunakan sebagai wadah atau tempat untuk

    menyarnpaikan berita dan informasi melalui tulisan yang disajikan berdasarkan

    1 Denis McQuail,Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, (Jakarta : Erlangga,1996), h.3

  • realitas, sehingga masyarakat memperoleh gambaran sesungguhnya mengenai

    kondisi kehidupan sosial.

    Dja'far H. Assegaf mengatakan, Di dalarn setiap surat kabar umumnya

    terdapat satu halaman yang disediakan untuk pendapat atau opini. Lazimnya

    lembaran ini disebutkan halaman pendapat atau opinion page, dimana terdapat

    tajuk rencana, surat pembaca, pojok, dan tulisan atas nama (by name story) atau

    juga artikel dari tokoh-tokoh penulis atau ilmuwan.2

    Keterangan tersebut menjelaskan bahwa setiap surat kabar umumnya ada

    satu halaman khusus yang disediakan untuk pendapat yang berisi tajuk rencana,

    surat pembaca, pojok atau artikel. Kompas sendiri menyediakan lembaran

    pendapat yang disebut halaman opini ini pada halaman 4 dan 5 dengan memuat

    tajuk rencana, surat pembaca, by name story, pojok dan karikatur. Tulisan ini

    membahas berbagai peristiwa baik di dalam negeri maupun luar negeri.

    Menurut William L. Rivers, "Opini yang diungkapkan dalam editorial

    biasanya menyangkut isu-isu yang menjadi bahan berita saat ini, tetapi kadang-

    kadang menyangkut isu masa depan atau konsep filsafat yang luas.3

    Tahun 2003 semua media memberitakan secara resmi pertikaian antara

    Amerika Serikat dengan Irak, dengan dalih bahwa Irak mempunyai senjata pemusnah missal yang bias mengancurkan dunia. Oleh karena itu Amerika

    dengan usaha Politiknya dapat menyerang Irak.Invasi Irak 2003 dengan kode

    "Operasi Pembebasan Irak" secara resmi mulai pada tanggal 20 Maret 2003.

    Tujuan resmi yang ditetapkan Amerika Serikat adalah untuk "melucuti senjata

    2 Dja'far H. Assegaff, Jurnalistik Masa Kini Pengantar Ke Praktek Kewartawanan

    ,(Jakarta : Ghalia Indonesia,1983), h. 63 3 William L. Rivers, Bryce Mc Intyre, dan Alison Work.Editorial Penyunting Dedy

    Djamaluddin Malik, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994,) h. 5

  • pemusnah masal Irak, mengakhiri dukungan Saddam Hussein kepada terorisme,

    dan memerdekakan rakyat Irak". Sebagai persiapan, pada 18 February 100.000

    tentara Amerika Serikat dimobilisasikan di Kuwait. Amerika Serikat menyediakan

    mayoritas pasukan untuk invasi ini, dengan dukungan dari pasukan koalisi yang

    terdiri dari lebih dari 20 negara dan suku Kurdi di utara Irak. Invasi Irak 2003

    inilah yang menjadi pembuka Perang Irak.4 Dalam kasus invasi pasukan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat

    (AS) terhadap Republik Irak pada masa awal tahun 2003, atau lebih dikenal

    sebagai Perang Irak, telah dipengaruhi begitu banyak unsur-unsur manipulatif di

    berbagai bidang (demi memenuhi kepentingan pihak-pihak tertentu), juga telah merambah ke media massa cetak, contohnya dalam hal ini adalah Surat Kabar.

    Perang Irak ini jelas menyita perhatian seluruh dunia. Beragam pembicaraan dan spekulasi tentang masalah ini mulai dari kelas elit hingga kelas

    warung kopi pun bermunculan. Tentu saja setiap pendapat yang muncul dalam wacana tersebut memiliki beragam pengertian, tergantung kepada daya persepsi

    setiap orang yang tentunya juga dipengaruhi, diantaranya oleh perbedaan tingkat intelektual akademis yang pernah diperolehnya.

    Surat kabar dalam peristiwa ini memiliki pandangan yang khas dalam

    perisitwa perang Irak ini, baik itu dari segi tutur bahasa maupun pesan yang ingi

    disampaikan kepada pembacanya. Seperti Kompas, Kompas tidak hanya dikemas

    dalam bentuk berita tetapi juga pendapat. Pendapat ini berisi analisa dan ulasan

    atau pandangan para pakar dan tokoh tentang suatu topik dengan membahas

    berbagai fenomena yang terjadi.

    4 Invasi Irak 2003, artikel diakses pada 8 September 2007 dari http:///www.Wikipedia

    Indonesia.Com

  • Tajuk rencana Kompas tentang perang Irak tercipta terlihat tragedi

    kemanusiaan terjadi di Irak dengan terbunuhnya masyarakat sipil yang tidak

    berdosa, juga yang kedua adalah sikap arogan AS terhadap penyerangan Irak,

    yang melibatkan banyak negara. Dan atas ketidak berdayaan PBB terhadap AS.5

    William L. Rivers, Bryce Mc Intyre, dan Alison Work mengatakan,

    Editorial adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat

    umum; editorial juga adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-

    berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum.6

    Tajuk rencana mempunyai kekuatan untuk membentuk opini publik, karena

    itu penyajiannya jangan sampai salah membimbing pembaca, mengacaukan

    situasi, atau menempatkan seseorang dari sudut pandang yang salah.

    Menurut Eriyanto proses media mendapatkan dan merangkum dalam berita

    karena berkaitan dengan politik pemberitaan media, yang diantaranya adalah

    strategi media dalam meliput persitiwa, memilih dan menampilkan fakta serta

    dengan cara apa fakta itu disajikan, yang secara langsung atau tidak langsung, berpengaruh dalam mengkonstruksi peristiwa.7 Peneliti, tertarik untuk membahas

    tajuk rencana internsional surat kabar Kompas dalam kasus perang Irak ini, inilah yang memfaktori peneliti mengangkatnya dan menganalisa sejauh mana surat kabar Kompas memandang invasi Amerika ke Irak, maka penelitian skripsi ini

    penulis beri judul : ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS TENTANG

    PERANG IRAK

    5 Gero, Pieter P. Kepala Bagian Internasional Kompas, Wawancara Pribadi, Jakarta,

    10 Maret 2008 6 William L. Rivers, Bryce Mc Intyre, dan Alison Work.Editorial Penyunting Dedy

    Djamaluddin Malik, ( PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994,) h. 8 7 Alex Sobur, Analisis Teks Media suatu pengantar untuk analisis wacana, analisis

    semiotic dan anlisis framing, (Bandung;Remaja Rosda Karya, 2001), h.40

  • Adapun alasan peneliti mengambil judul tersebut adalah : 1. Melihat fenomena yang ada bahwa kini surat kabar sudah menjadi salah

    satu kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat nusantara untuk

    mendapat informasi.

    2. Surat kabar Kompas merupakan salah satu media cetak terkemuka di

    Indonesia yang tidak kalah dalam memberikan Tajuk Rencananya dengan Surat Kabar lainnya.

    3. Surat kabar Kompas dipilih karena reputasinya yang cukup positif

    sebagai harian nasional, mudah diperoleh di mana saja, dan dikelola oleh manajemen yang propesional sehingga dari segi mutu cukup memadai.

    B. Pembatasan dan Perumusan masalah

    Penelitian ini tentang tajuk rencana internasional Kompas seputar perang Irak, berupa tajuk rencana, taju rencana itu sendiri adalah catatan redaksi, pendangan redaksi ataupun editorial yang sisinya berupa pandangan atau opini

    secara seingkat dan logis.

    Peneliti memberi batasan tajuk rencana Kompas yang ditulis mulai edisi 21 Maret sampai dengan 11 April 2003, tanggal itu adalah dimulainya penyerangan

    AS terhadap Irak hingga berakhirnya perang yang dilancarkan Amerika Serikat

    terhadap Irak.

    Sedangkan permasalahan dalam penelitian :

    2. Bagaimana Kompas menyusun tajuk rencana tentang perang Irak tanggal 21 Maret- 11 April 2003?

    3. Apa makna dan pesan tajuk rencana Kompas tentang perang Irak tanggal 21 Maret - 11 April 2003?

  • C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana Kompas menyusunan tajuk rencana dengan

    analisis wacana model Teun Van Dijk, serta untuk mengetahui pesan dan makna yang disampaikan tajuk rencana Kompas tentang perang Irak.

    2. Manfaat Penelitian

    Akademis

    Memberikan wawasan juga referensi kepada individu atau intansi mengenai tajuk rencana.

    Praktis

    Secara praktis penelitian ini dapat menjadi contoh rujukan dalam meneliti pemberitaan surat kabar berkaitan dengan analisa wacana.

    D. Metodologi Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini memfokuskan diri pada kajian seputar pemaknaan terhadap suatu konsep yang diasumsikan berdampak pada proses kerja media, sehingga menghasilkan teks-teks tertentu. Seperti alur pembuktian terbalik, maka penelitian

    ini dimulai pada level teks guna mengidentifikasi ada tidaknya inkonsistensi

    makna yang terjadi.8

    8 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LkiS,2006),,

    h. 228.

  • 2. Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif, landasan yang

    dinilai tepat menyusun disain riset dengan demikian adalah analisis wacana Teun

    Van Dijk.9

    3. Teknik pengumpulan data

    a.Dokumentasi;

    Digunakan karena merupakan sumber yang stabil, berguna sebagai bukti

    untuk suatu pengujian, hasil pengkajian dokumen akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

    Dokumen-dokumen yang terkumpul seperti kumpulan tajuk rencana internasional surat kabar Kompas dari 21 Maret- 11 April 2003 dan diambil 8 artikel

    berdasarkan situasi dimulainya perang hingga berakhirnya perang, kedelapan

    tajuk rencana tersebut sangat penting karena kedelapan tajuk tersebut adalah pandangan Kompas dari mulai perang hingga berakhirnya perang.

    b. Interview

    Ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menguatkan data dengan cara

    mengajukan beberapa pertanyaan kepada Dewan Redaksi atau wartawan yang menulis tajuk rencana surat kabar kompas. 10

    4. Analisis Data

    Pada penelitian ini, analisis data akan disesuaikan dengan kerangka

    analisis wacana Teun Van Dijk, karena pemakaian kata,kalimat,proposisi maupun

    9 Ibid,.h. 229.

    10 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

    1999), h. 187

  • retorika tertentu oleh media dipahami Teun Van Dijk sebagai bagian dari strategi wartawan.11

    Pada teknik penulisan penelitian ini penulis mengacu pada Pedoman

    Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syahid, terbitan

    CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

    E. Sistematika Penulisan

    BAB I : Pendahuluan

    Diawali dengan latar belakang, pembatasan dan

    perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II : Landasan Teori

    Berdasarkan kerangka teori dalam bab ini maka terdapat

    beberapa poin yaitu pengertian Analisa Wacana beserta

    model Teun Van Dijk, Tajuk Rencana , Berita, Fungsi Media Massa, Surat Kabar, dan Fungsi Sosial Media.

    BAB III : Profil Surat Kabar Kompas

    Membahas tentang profil surat kabar Kompas maka Bab

    ini terdiri dari Sejarah berdiri, Visi Misi, Nilai-nilai dasar Kompas, Struktur Organisasi dan delapan judul tajuk rencana Kompas.

    BAB IV : Analisis Wacana Tajuk Rencana Kompas Tentang

    Perang Irak

    11 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, h. 227

  • Dalam bab ini berisi tentang analisa wacana dengan

    model Teun Van Dijk dan hasil analisa.

    BAB V : Penutup

    Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran atas

    hasil analisa dari permasalahan.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Teori Konstruksi Sosial

    Berawal dari sebuah asumsi bahwa apakah pengetahuan itu bebas dari nilai

    atau tidak, dan apakah sebuah teks merupakan suatu ruang yang hampa atau tidak,

    maka memunculkan sebuah pertanyaan, apakah ada konstruksi sosial di balik

    pengetahuan dan di balik sebuah teks.

    Dengan berpikir dialektis, Peter L. Berger memandang masyarakat sebagai

    produk manusia dan manusia sebagai produk masyarakat. Pemikiran Berger ini

    berimplikasi pada kenyataan obyektif dan kenyataan subyektif, serta proses

    dialektis dari obyektivasi, eksternalisasi, dan internalisasi.12

    1. Obyektivasi

    Obyektivasi adalah kemampuan manusia memanifestokan diri dalam

    produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya

    maupun orang lain. Salah satu contoh dari obyektivasi yang sangat penting adalah

    signifikansi, yakni pembuatan tanda-tanda oleh manusia, yang kemudian tanda-

    tanda tersebut dikelompokan dalam sebuah sistem, seperti bahasa.13

    2. Eksternalisasi

    Eksternalisasi adalah penyesuaian diri dengan dunia sosio-kultural sebagai

    produk manusia. Berbeda dengan manusia, binatang lahir ke dunia lebih kurang

    sudah ditentukan sepenuhnya oleh instinktualnya. Dengan itulah, binatang

    terspesialisasi dan diarahkan pada suatu lingkungan yang khas spesiesnya.14

    12 Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan : Risalah tentang

    sosiologi pengetahuan, Penerjemah Hasan Basari, (Jakarta : LP3ES, 1990), h. xx 13

    Ibid,.h. 19 14

    Ibid,.h. 29

  • 3. Internalisasi

    Internalisasi adalah terbentuknya kemampuan dirinya sendiri seperti

    kenyataan hidup yang dihadapi manusia sehari-hari adalah kenyataan yang tertib

    dan tertata, termasuk sudak diobyektifikasi. Artinya, sudah dibentuk oleh suatu

    tatanan obyek-obyek yang sudah diberi nama sebagai obyek-obyek sejak sebelum

    manusia penerus generasi lahir. Maka terjadilah proses pemaknaan yang subyektif

    dengan mana dunia akal-sehat intersubyektif itu terbentuk.15

    B. Analisa Wacana dan Model Teun A.Van Dijk

    1. Pengertian Analisa Wacana

    Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari perkataan

    bahasa Inggris discourse, kata discourse inipun berasal dari bahasa Latin

    discursus, dis : dari. Dalam arah yang berbeda dan currere: lari, sehingga berarti

    lari kian kemari.16

    Pemakaian isitilah wacana memiliki perbedaan makna, ini dikarenakan

    perbedaan disipilin ilmu yang memakainya. Bahkan kamus, kalu dianggap

    merujuk pada referensi yang objektif, juga memiliki definisi yang berbeda pula.

    Dalam salah satu kamus bahasa Inggris terkemuka disebutkan bahwa wacana

    adalah : komunikasi buah pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan,

    konvensasi atau percakapan.17

    Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai kemampuan untuk maju

    (dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya,dan

    15 Ibid,.h. 30

    16 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 70

    17 Ibid., h.71

  • komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan yang resmi dan teratur18.

    Dari definisi ini, wacana harus mempunyai dua unsur penting, yaitu kesatuan

    (unity) dan kepaduan (coherence).

    Alex Sobur berupaya merangkum pengertian wacana dari berbagai

    pendapat, ia memandang wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak

    tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur,

    sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental

    maupun non segmental bahasa.19

    Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai

    berikut (Syamsudin, 1922:6):

    1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat

    (rule of use-menurut winowson).

    2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam

    konteks, teks dan situasi (firth).

    3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui

    intepretasi semantik (beller).

    4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak

    berbahasa (what is said from what is done-menurut labov).

    5. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara

    fungsional (fungcional use language-menurut Coulyhard). 20

    Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan

    dikembangkan oleh para ahli, model yang paling banyak digunakan adalah model

    18 Ismail Marahimin, Menulis secara Populer (Jakarta: Pustaka Jaya,1994),h.26

    19 Alex Sobur, Analisis Teks Media,, h. 11

    20 Ibid., h. 72

  • Teun A.Van Dijk.. Inti analisis Van Dijk menghubungkan tiga dimensi wacana

    kedalam satu kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi teks, kognisi

    sosial, (analisis) konteks.21

    Kerangka analisis wacana melalui berbagai karyanya, Van Dijk, membuat

    kerangka analisis wacana yang dapat didayagunakan. Ia melihat suatu wacana

    terdiri atas berbagai struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling

    mendukung.22

    2. Kerangka Analisa Wacana

    a. Struktur Teks

    Van Dijk sendiri mempunyai elemen-elemen yang mendukung untuk

    menganalisa suatu teks dalam artikel pemberitan, berikut akan diuraikan satu per

    satu elemen wacana van Dijk tersebut.

    Tabel 1.1

    Elemen wacana Van Dijk23

    No Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen

    1 Struktur Makro Tematik Topik

    Tema / topik yang dikedepankan

    dalam suatu berita

    2. Superstruktur Skematik Skema

    Bagaimana pendapat disusun

    dan dirangkai

    21 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LkiS,2006),

    h.224 22

    Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.77 23

    Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, h. 228-229.

  • 3. Struktur Mikro Semantik Latar,Detil

    Makna yang ingin ditekankan Maksud, Pra-

    Dalam teks berita anggapan,

    Nominalisasi

    4. Struktur Mikro Sintaksis Pengingkaran,

    Bagaimana kalimat (bentuk, Bentuk kalimat,

    Susunan ) yang dipilih Koherensi,

    Kata Ganti

    5. Struktur Mikro Stilistik Leksikon

    Bagaimana pilihan kata yang

    dipakai dalam teks berita.

    6. Struktur Mikro Retoris Grafis,Metafora,

    Bagaimana dan dengan cara Ekspresi

    apa penekanan dilakukan

    Tematik

    Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh wartawan dalam pemberitaannya. Topik menunjukan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita. Oleh karenanya, ia sering disebut sebagai tema atau topik. Topik menggambarkan gagsan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa.

    Skematik

    Menurut Van Dijk, arti penting dari skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skematik menunjukan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang disembunyikan sebgai bagian dari strategi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan

  • di bagian akhir agar terkesan kurang menonjol. Meskipun mempunyai bentuk dan skema yang beragam, berita umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema besar. Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead. Kedua, story yakni isi berita secara keseluruhan

    Latar

    Latar merupakan bagian dari berita yang dapat memepengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Seorang wartawan biasanya menulis latar belakang peristiwanya. Latar belakang tersebut menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar dipakai di bagian awal sebelum opini wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa opininya itu memiliki alasan yang kuat.

    Latar digunakan untuk menyediakan dasar hendak kemana teks dibawa. Ini merupakan cerminan ideologis, dimana wartawan menyajikan latar belakang dapat juga tidak, tergantung pada kepentingan mereka.

    Detil

    Element ini berkaitan dengan kontrol informasi yang dilakukan seseorang. Komunikator akan mengekspos informasi yang berguna bagi dirinya, dan akan meredam informasi yang merugikannya. Ini merupakan strategi di mana wartawan mengemukakan sikap secara implisit. Hal ini akan menggambarkan pengembangan wacana yang dilakukan oleh media. Hal ini layak untuk dipertimbangkan sehingga efek yang muncul pada khalayak sudah dapat diprediksi.

    Maksud

    Element ini relatif identik dengan elemen detil, dimana elemen ini ditinjau dari informasi yang menuntungkan komunikator atau tidak, apabila menguntungkan akan diinformasikan panjang lebar namun apabila tidak menguntungkan akan diredam informasi itu. Element ini menonjolkan praktek berbahasa tertentu untuk menyampaikan maksudnya.

    Praanggapan

    Pernyataan pra-anggapan (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Pra-anggapan ini merupakan sebuah fakta yang belum terbukti kebenarannya terutama bila dikaitkan dengan wacana yang sedang dikembangkan.

  • Pengingkaran

    Pengingkaran adalah suatu bentuk praktek wacana yang menggambarkan bagaimana wartawan menolak suatu gagasan meskipun pada mulanya terkesan menyetujui gagasan tersebut. Pengingkaran ini biasanya ditandai dengan pengunaan kata tetapi, namun , akan tetapi, walaupun demikian, dan sejenisnya

    Bentuk Kalimat

    Bentuk kalimat adalah pengertian sederhana dari prinsip kalimat yang berpolakan subjek-objek-predikat, bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya. Dengan permainan pertukaran ini struktur kalimat bisa dibuat menjadi aktif maupun pasif.

    Koherensi

    Koherensi adalah jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks. Dua kalimat yang berbeda secara faktual dapat digabungkan sehingga kelihatan berhubungan. Koherensi ini berciri khas menggunakan kata penghubung (konjungsi). Kata penghubung inilah yang akan membentuk suatu koherensi yang diinginkan oleh wartawan.

    Koherensi Kondisional

    Koherensi kondisional ditandai dengan penggunaan anak kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan induk kalimat sehingga ada atau tidak adanya anak kalimat itu tidak akan mengurangi arti kalimat. Anak kalimat itu menjadi cermin kepentingan komunikator karena ia dapat memberi keterangan yang baik / aburuk terhadap suatu pernyataan. Penggunaan konjungsi juga lazim ditemui dalam bentuk ini.

    Koherensi Pembeda

    Kalau koherensi kondisional berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua persitiwa dihubungkan / dijelaskan, maka koherensi pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat seolah dibuat seolah-olah saling bertentangan dan bersebrangan (contrast) dengan menggunakan keherensi ini.

  • Kata Ganti

    Kata ganti adalah sebuah elemen yang digunakan untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan sebuah gambaran komunitas yang imajinatif. Dengan teknik ini komunikator menunjukan posisinya di dalam suatu wacana. Seperti menggunakan kata Kita, Mereka, Kami, dan Dia.

    Leksikon

    Elemen ini digunakan untuk menandakan cara seseorang melakukan seleksi kata, Di antara beberapa kata itu seseorang dapat memilih di antara kata yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi pilihan itu merefleksikan ideologinya terhadap sebuah realita.

    Grafis

    Elemen ini merupakan upaya penonjolan akan sesuatu hal yang dianggap penting dalam suatu teks. Misalnya ditandai dengan penggunaan huruf tebal, huruf miring, garis bawah, font yang lebih besar dari normal, caption, raster, grafik, gambar, angka, tabel, foto, gambar dan sejenisnya, untuk memberikan efek kognitif, dimana ia mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga perhatian harus difokuskan padanya.

    Metafora

    Dalam suatu wacana, seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh wartawan secara strategis sebagai landasan berfikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik. Biasanya menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan munkgin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci, semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama.

    b. Kognisi Sosial

    Dalam keranganka anlisis wacana vand Dijk, perhatian bukan hanya pada

    teks, tetapi juga pada proses produksi teks tersebut. Yaitu perlu adanya penelitian

  • mengenai kognisi sosial : kesadaran mental penulis yang membentuk teks

    tersebut. Pendekatan ini berdasarkan pada asumsi, bahwa teks tidak mempunyai

    makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa dalam hal ini penulis

    sebagai representasi darinya.24

    c. Konteks Sosial

    Dalam pandangan ini, van Dijk menyatakan bahwa wacana yang terdapat

    dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam

    masyarakat. Sehingga untuk meneliti teks tersebut, perlu mengetahui bagaimana

    wacana tersebut diproduksi dalam masyarakat.25

    B. Berita

    Pada Leksikon Komunikasi, berita didefinisikan sebagai berikut :

    1. Fakta atau gagasan yang dapat menarik perhatian orang banyak dan tepat

    waktunya disiarkan.

    2. Pernyataan yang bertujuan untuk memberitahu.

    3. laporan tentang peristiwa atau pendapat yang disiarkan atau untuk

    diketahui umum.26

    Kustandi Suhendang memandang berita, yaitu laporan atau pemberitahuan

    tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak.27

    24 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 74

    25 Ibid., h.271

    26Harimukti Kridalaksana, ed., Leksikon Komunikasi (Jakarta : PT.Pradnya Paramita, Jakarta,1984), h.20

    27 Kustandi Suhandang, Pengantar Jurnalisitk Seputar Organisasi,Produk, dan Kode Etik

    (Bandung: Nuansa,2004), h.103

  • Robert Park membatasi berita sebagai laporan tentang peristiwa yang luar

    biasa atau tidak terduga, Denis McQuail mengatakan semua peristiwa yang

    dilaporkan sebagai berita yang bersifat luar biasa atau paling sedikit tidak terduga,

    sebagai syarat yang lebih penting ketimbang significan nyata berita sendiri.28

    Untuk membuat berita, paling tidak harus memenuhi dua syarat, yaitu :

    1. Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa sehingga kebenaran tinggal

    sebagian saja.

    2. Berita harus menceritakan segala aspek secara lengkap. Dalam menulis

    berita dikenal Satu masalah dalam satu berita,Artinya,suatu berita harus dikupas

    dari satu masalah saja (monofacta) dan bukan banyak masalah (multifacta) karen

    akan menimbulkan kesukaran penafsiran, yang menyebabkan berita menjadi tidak

    sempurna.29

    C. Tajuk Rencana

    Tajuk rencana, ada juga yang menyebutnya sebagai Catatan Redaksi,

    bahasa kerennya adalah Editorial. Sebelum ada istilah tajuk rencana, koran-

    koran kuno menamakan opini penerbit ini sebagai Induk karangan yang

    menerjemahkan bahasa Belanda Hoofd Artikel. Di Inggris, Tajuk Rencana

    adalah Leader News. Penulisnya disebut sebagai Leader Writer. Dalam

    kamus bahasa Indonesia, karangan WJS Purwodasminto tajuk rencana diartikan

    sebagai induk karangan pada surat kabar/majalah.30

    28 Denis McQuail,Teori Komunikasi Masssa : Suatu Pengantar, (Jakarta : Erlangga,1996),

    h.190 29

    Drs. Totok Djuroto,M.Si,MANAJEMEN PENERBITAN PERS (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya,2002), h.47-48

    30 Ibid., h.77

  • Menurut Lyle Spencer, tajuk rencana merupakan pernyataan mengenai fakta

    dan opini secara singkat,logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan

    untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita

    yang menonjol sebegitu rupa sehingga kebanyakan pembaca surat kabar akan

    menyimak pentingnya arti berita yang ditajukan tadi.31

    Tajuk rencana biasanya ditulis secara panjang, untuk memberikan

    kesempatan kepada penulisnya memasukkan analisis dan menguraikan

    permasalahan yang ingin diungkapkannya. Karena tajuk rencana mempunyai

    kebebasan dalam menguraikan masalah, maka ada beberapa penerbitan

    pers,khususnya surat kabar dan majalah. Jenis tajuk rencana antara lain:

    a. Meramalkan (forcasting). Penulis tajuk rencana jenis ini, bisa

    memasukkan imajinasinya, untuk memprediksi atau meramalkan

    kejadian-kejadian yang akan datang berdasarkan infomasi yang

    melatarbelakangi ditulisnya tajuk rencana ini.

    b. Memaparkan (interpretating). Penulisan tajuk rencana bisa digunakan

    untuk memaparkan kembali berita atau peristiwa yang kurang jelas

    dalam pemuatan penerbitannya. Di sini, penulis tajuk bisa berfungsi

    sebagai guide dalam memperjelas informasi pemberitaannya.

    c. Mengungkapkan (explorating). Selain bersandar pada informasi

    pemberitaan penerbitannya, penulis tajuk rencana bisa mengangkat

    permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sebagai sumber

    informasinya. Penulis tajuk seperti ini harus mempunyai kepekaan

    dalam menjaring aspirasi masyarakat.32

    31 Ibid., h.78

    32 Ibid.

  • Bahasa tajuk rencana harus menggunakan bahasa yang lebih arif, tidak vulgar,

    diberikan dalam konteks memberikan masukan dan memberikan jalan keluar.33

    D. Media Massa

    Media Massa (mass media) adalah, sarana penyampai pesan yang

    berhubungan langsung dengan masyarakat luas, misal radio, televisi, surat kabar

    dan film34. Pengertian yang senada juga diungkapkan Gamble dan Gamble dalam

    buku Abdul Muis juga memberikan pengertian yang senada tentang media massa,

    Media massa adalah bagian komunikasi antar manusia (human communication)

    dalam arti media merupakan saluran atau sarana untuk memperluas dan

    memperjauh jangkauan proses penyampaian pesan antara manusia.35 Media juga

    adalah sebagai mediator.36

    Media massa identik dengan pers, mengenai hal ini Onong Uchjana Effendy

    berpendapat, Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni

    pers dalam pengertian luas dan sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala

    penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik,radio siaran dan televisi

    siaran. Sedangkan pers dalam pengertian sempit hanya terbatas dalam media

    cetak, yakni surat kabar, majalah dan bulletin kantor berita.37

    33 Pieter P. Gero, Kepala Bagian Internasional Kompas, Wawancara Pribadi, Jakarta,

    10 Maret 2008. 34

    Harimukti Kridalaksana, ed., Leksikon Komunikasi, h.59-60 35

    A. Muis, Kontorversi Sekitar Kebebasan Pers : Bunga Rampai Masalah komunikasi, Jurnalistik (Jakarta : PT.Mario Grafika,1996),h.12

    36 Pieter P. Gero, Kepala Bagian Internasional Kompas, Wawancara Pribadi, Jakarta,

    10 Maret 2008. 37

    Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung : Remaja Rosdakarya,2001),h.146

  • E. Surat Kabar

    Surat Kabar dalam pengertian yang harfiah, yakni surat yang berisi kabar

    atau berita.38 Bisa juga Surat Kabar (newspaper) merupakan, terbitan berkala yang

    memuat berita, risalah, karangan, iklan dan lain-lain.39 Surat kabar atau koran

    dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti lembaran-lembaran kertas

    bertuliskan kabar (berita) dan sebagainya, terbagi dalam kolom-kolom, terbit

    setiap hari atau periodik.40

    Pengertian yang senada diungkapkan pula oleh Y,S Gunadi dan Djony

    Herfan, Newspaper (surat kabar) merupakan alat komunikasi massa yang

    memuat berita-berita,artikel-artikel, ulasan-ulasan,informasi yang menyangkut

    bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan.41

    F. Fungsi Sosial Media

    Ada lima fungsi sosial media massa dalam masyarakat

    1. Informasi

    Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat

    dan dunia.

    Menunjukan hubungan kekuasaan.

    Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.

    38Kurniawan junaedhie, Rahasia Dapur Majalah di Indonesia, (Jakarta: Gramedia,1995),h.xiii

    39 Harimukti Kridalaksana, ed., Leksikon Komunikasi, h.95

    40 Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS), Kamus Besar Bahasa Indonesia

    (Jakarta: Balai Pustaka,2003),h 595 dan 1109 41YS Gunadi,Djiny Herfan, ed.,Himpunan Istilah Komunikasi (Jakarta: Grasindo,1998),h.83

  • 2. Korelasi

    Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan

    informasi.

    Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.

    Melakukan sosialisasi

    Mengkoordinasi beberapa kegiatan

    Membentuk kesepakatan

    Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.

    3. Kesinambungan

    Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan

    kebudayaan khusus (sub culture) serta perkembangan budaya baru.

    Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

    4. Hiburan

    Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana rileksasi

    Meredakan ketegangan sosial.

    5. Mobilisasi

    Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,

    pembangunan ekonomi, dan kadangkala dalam bidang agama.42

    G. Fungsi Media Massa

    Fungsi (function) adalah suatu tugas khusus yang dibebankan pada sesuatu.

    Fungsi media massa adalah tugas khusus yang dibebankan pada media massa.

    Tugas itu tidak dibebankan pada selain media massa.

    42 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar., .h.70-71

  • Dalam berbagai wacana tentang fungsi media massa, disebutkan ada 4 fungsi,

    yaitu :

    1. Fungsi mendidik : Yaitu media massa harus memberikan

    kontribusi kepada masyarakat untuk mendidik, agar masyarakat tahu dan

    lebih tahu tentang segala sesuatu agar tidak mudah terjerumus dalam hal-

    hal yang tidak diinginkan.

    2. Fungsi penyalur informasi : Yaitu media massa harus memberikan

    informasi yang tajam, akurat atas informasi yang diperoleh baik itu

    mengenai Politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan maupun

    semua konsep yang harus diperoleh oleh masyarakat pada umumnya dan

    khususnya.

    3. Fungsi menghibur : Yaitu media massa harus memberikan

    hiburan-hiburan yang bermutu demi meningkatkan kualitas sumber daya

    manusia, karena masyarakat butuh hiburan untuk memberikan

    kenyamanan dalam mendapatkan informasi dan pendidikan.

    4. Fungsi mempengaruhi : Yaitu dapat mempengaruhi masyarakat tanpa

    menjerumuskan, dalam arti memberikan persuasif informasi yang

    berdasarkan kenyataan tanpa ada tujuan yang tidak diinginkan.43

    Dengan demikian, fungsi media massa sesungguhnya hanya satu fungsi

    namun dipilah-pilah menjadi empat fungsi; dengan kata lain fungsi media massa

    adalah four in one function artinya harus terikat satu sama lain.44

    43 Hasanudin Ibnu Hiban, Artikel INDUSTRI KORAN DAN MAJALAH DI

    INDONESIA.2006 44

    Ibid.

  • BAB III

    PROFIL SURAT KABAR KOMPAS

    A. Sejarah Pendirian.

    Harian umum yang beralamat di Jl.Palmerah Selatan 26-28 ini memang

    sudah terbilang matang. Usianya sudah 42 tahun. Kompas, demikian Presiden

    Soekarno memberikan nama.

    Kompas lahir berkat ide Letjen Ahmad Yani, seorang Menteri / Panglima

    TNI AD di tahun 1965. saat itu beliau menelepon rekannya sekabinet, Drs Frans

    Seda. Yani melemparkan ide menerbitkan Koran melawan pers komunis, Frans

    Seda menanggapi ide itu, membicarakannya dengan Ignatius Josef Kasimo (1900-

    1986) sesama rekan di Partai Katolik- dan dengan rekannya yang memimpin

    majalah Intisari, Petrus Kanisius Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama. Kedua

    nama terakhir itulah yang kemudian mempersiapkannya. Nama Koran itu Bentara

    Rakyat, sebuah penegasan diri sebagai pembela rakyat yang sebenarnya; berbeda

    dengan Koran-koran di bawah nama Partai Komunis Indonesia (PKI) yang

    memanipulasi nama rakyat.

    Menjelang terbitnya Bentara Rakyat, Frans Seda sebagai Menteri

    Perkebunan datang ke Istana Merdeka menemui Presiden Soekarno, Presiden

    bertanya nama Koran yang akan terbit. Dijawab oleh Seda bernama Bentara

    Rakyat. Bung Karno menimpali, sebaiknya Koran baru itu diberi nama

    KOMPAS supaya jelas diterima sebagai penunjuk arah. Koran itu akhirnya

    dinamai KOMPAS. Bentara Rakyat dijadikan nama yayasan yang menerbitkan.

  • KOMPAS terbit pertama kali Senin, 28 Juni 1965 setebal empat halaman,

    dicetak 4.800 eksemplar. Pada bulan-bulan pertama KOMPAS diplesetkan

    sebagai Kornt Pas Morgen atau KOMPAS yang datang keesokan harinya,

    karena sering telat terbit. Oleh PKI namanya diplesetkan sebagai komando

    pastor, sebab tokoh-tokoh pendiri dan perintisnya berasal dari partai katolik.

    Sejak tahun 1982, PT. Kompas Media Nusantara menjadi badan hukum yang

    mewadahi harian ini. Dengan misi mengantisipasi dan merespon dinamika

    masyarakat secara professional dan untuk memberi arah perubahan (trend setter),

    harian ini terus melaju. Motto Amanat Hati Nurani Rakyat, nampaknya

    menggambarkan misi tersebut.

    Kini Kompas hadir tidak hanya di media cetak. Dengan format lain Kompas

    Cyber Media, harian ini hadir di internet. Yang bisa diakses di www.Kompas.com

    atau dikenal sebagai Kompas.com, ini merupakan situs berita terpercaya di

    Indonesia. Diupdate selama 24 jam sehari, dengan total readership lebih dari 15

    juta orang. Tingkat kunjungan ke Kompas.com atau lebih dikenal dengan sebutan

    Page View, rata-rata mencapai 40 juta setiap bulan.

    Sebagai situs berita terpercaya yang banyak dikunjungi di Tanah Air,

    Kompas.com sebagai layaknya media lain juga menawarkan pemasangan iklan

    (banner) di internet (online advertising), dimana jenis iklan disini berbeda dengan

    media konvensional lain. Iklan di internet menawarkan bentuk-bentuk iklan yang

    kreatif (Rich Media Ads), interaktif, dan sangat atraktif (visualisasi).

    Mulai dari banner yang telah akrab di mata pengunjung situs, Kompas.com

    pun memiliki berbagai jenis iklan lain yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan

    pemasang seperti email blast (email broadcast), microsite, advertorial,

  • polling/kuis/games, e-ditorial marketing yang dapat digunakan untuk tujuan

    edukasi, public services, special services, dll.

    Kompas.com juga memberikan layanan lain yang berhubungan dengan

    Internet dan Multimedia, seperti web services yang mencakup development dan

    maintenance website, video profile, CD interaktif, serta berbagai aplikasi

    pemograman, yang dapat digunakan dalam website maupun non website, misal

    product launching, dll. Selama sembilan tahun, ratusan perusahaan dalam dan luar

    negeri telah menggunakan jasa dan iklan (banner) di Kompas.com.

    Berita di Kompas.com tak saja hanya bisa diakses melalui internet, tapi juga

    melalui mobile (hand phone).Ini upaya lain dari sebuah media cetak yang ingin

    bertahan, yakni beradaptasi secara cerdas, kreatif dan inovatif. Kata Jacob

    Oetama, pimpinan umun harian ini.

    Hingga kini Kompas mempunyai 246 wartawan atau seluruh karyawannya

    yang berjumlah 953 orang (data 2007) .45

    B. Visi dan Misi.

    Visi Kompas yakni menjadi institusi yang memberikan perncerahan bagi

    pekembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat, serta

    menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan.

    Sementara itu misi yang diusung yakni mengantisipasi dan merespon

    dinamika masyarakat secara professional, sekaligus memberi arah dengan

    meniadakan dan menyebarluaskan informasi yang terpercaya.46

    45Kompas, Penelitian dan Pengembangan, data diambil pada 3 Januari 2008. 46

    Ibid.

  • C. Nilai-Nilai Dasar Kompas.

    Seluruh kegiatan dan kepututsan kita dasarkan pada niliai-nilai berikut :

    1. Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat

    dan martabatnya.

    2. Mengutamakan watak baik.

    3. Profesionalisme.

    4. Semangat kerja tim.

    5. Berorientasi pada kepuasaan konsumen (pembaca,pengiklan, mitra

    kerja penerimaan proses selanjutnya).

    6. tanggung jawab sosial.47

    D. Struktur Organisasi

    1. Pendiri : Petrus Kanisius Ojong ( 1920 1980 ) dan Jakob Oetama

    2. Pemimpin Umum: Jakob Oetama

    3. Wakil Pemimpin Umum: Agung Adiprasetyo, ST. Sularto

    4. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Bambang Sukartiono

    5. Wakil Pemimpin Redaksi: Rikard Bagun, Trias Kuncahyono, Taufik H. M

    6. Redaktur Senior: Ninok Leksono

    7. Redaktur Pelaksana: Budiman Tanuredjo

    8. Wakil Redaktur Pelaksana: Andi Suruji, James Lululima

    9. Sekretaris Redaksi: Retno Bintarti

    10. Pemimpin Bagian Internasional : Pieter P. Gero

    11. Staff Redaksi

    47 Ibid.

  • a. Jakarta :

    G.M. Sudarta Indrawan SM Bambang SP Kartono Ryadi

    J.B. Kristanto

    Julius Pourwanto

    Tony D. Widiastono Jimmy S. Harianto

    Bre Redana James Luhulima

    Budiarto Shambazy Myrna Ratna M

    Sri Hartati Rusdi Amral Irving R.Noor

    Ninuk Pambudy

    Agnes Aristiarini

    Fandri Yuniarti Simon Saragih Dedi Muhtadi

    Abun Sanda Rusdi Amral Kenedi Nurhan Markus Duan Allo

    Reinhart Simanjuntak Moch. S. Hendrowijono M.Sjafe'i Hassanbasari Efix Mulyadi Ansel da Lopez

    Rudy Badil

    Gunawan Setiadi Bob Hutabarat Muh. Sudarto Js. Djoko Pournomo Diah Marsidi Irwan Julianto

    Chris Pudjiastuti Yesayas Oktovianus

    Maria Hartiningsih

    Hasanuddin Nugroho F. Yudho Julian Sihombing Lim Bun Chai Yuni Ikawati

    Rene L. Pattiradjawane Marcus Suprihadi

    A.W. Subarkah Ibrahimsyah Rahman Atika Walujani M Arbain A.W. Rambey

    Cordula M. Kuntari Banu Astono

    Anton Sanjoyo Salomo Simanungkalit C. Windoro A.T. Bambang Wisudo P Rakaryan Sukarjaputra Dirman Thoha

    Agus Hermawan

    Nugroho F. Yudho

  • Andi Suruji M. Nasir

    Irwan Gunawan J. Osdar Maruli Tobing Muzni Muis

    Mulyawan Karim

    Ardus M. Sagewa Soelastri Johnny TG Ratih P. Sudarsono Elly Roosita

    Suhartono Clara Westi

    Agnes Swetta Pandia Korano Nicolash LMS Putu Fajar Arcana Ferry Irwanto

    Ferry Santoso Subur Tjahjono Elok Dyah Messwati

    Yunas Santhani Azis

    Joice Tauris SantiIda Setyorini Buyung Wijaya Kusuma Nasrullah Nara

    A. Maryoto Pingkan

    Elita Dundu Sonya Helen Sinombor Jannes Eudes Wawa

    Nasru Alam Azis Imam Prihadiyoko Syahnan Rangkuti Hanni Sulistyaningtias

    Adi Prinantyo

    Edna Caroline Ardhian Novianto Danu Kusworo

    Osa Triyatna

    Agus Susanto Sutta Dharmasaputra Lusiana Indriasari

  • b. Daerah:

    Dedi Muhtadi, Jannes Eudes Wawa, Frans Sartono (Bandung)

    Muhammad Bakir, Pepih Nugraha, Brigitta Isworo Laksmi, Anwar Hudijono,

    Abdul Lathief (Surabaya)

    Hariyadi saptono, Bambang Sigap Sumantri, Thomas Pudjo Widijanto

    (Yogyakarta)

    P. Tri Agung Kristanto, R. Adhi Kusumaputra, Eddy Hasby, Winarto

    Herusansono, Yovita Arika (Semarang)

    Dody Wisnu Pribadi (Malang)

    FX Puniman (Bogor)

    Pascal Bin Saju (Kupang)

    Yamin Indas (Kendari)

    Ahmad Zulkani (Medan)

    Hindaryoen Nts (Purwokerto)

    Yurnaldi (Padang)

    Tri Harijono (Balikpapan)

    Frans Sarong (Denpasar)

    Muhammad Syaifullah (Pontianak)

    Syamsul Hadi (Jember)

    Agus Mulyadi (Palembang)

    Mohammad Subhan, Reny Sri Ayu Nasrullah Nara (Makassar)

    Khaerul Anwar (Mataram)

    Jean Rizal Layuck (Manado)

    Kornelis Kewa Ama (Jayapura)

  • Surya Makmur Nasution (Batam)

    Nasrul Thahar (Jambi)

    Suprapto (Kudus)

    11 . Penelitian dan Pengembangan ( Litbang).

    Manajer: Bestian Nainggolan

    12 . Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

    Manajer: Agnes Aristiarini.

    13. Bisnis.

    Pemimpin Perusahaan: Lukas Widjaja

    Wakil Pemimpin Perusahaan : Abun Sanda

    Manajer Sirkulasi: Sugeng Hari Santoso

    Wakil Manajer Iklan : Elsiyah Susanto

    Alamat Redaksi:

    Jalan Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270, INDONESIA

    Telepon: 534-7710, 534-7720, 534-7730, 530-2200

    Fax: (62)(21) 548-6085

    Website : http:// www.Kompas.com

    E-mail: [email protected]

    Teleks: 65582 KOMPAS IA

  • Alamat Surat (seluruh bagian): P.O. Box 4612 Jakarta 12046

    Alamat Kawat: Kompas Jakarta

    Penerbit: PT Kompas Media Nusantara

    Percetakan: PT Gramedia.48

    E. Judul Tajuk Rencana Kompas Ada 8 tajuk rencana dari yang terpilih untuk dianalisis pada penelitian ini

    dengan asumsi mendasar bahwa delapan tajuk rencana pilihan tersebut adalah

    situasi dimulainya perang hingga berakhirnya perang sehingga memperjelas

    pandangan Surat Kabar Kompas dalam menyampaikan Perang Irak. Kedelapan

    Tajuk Rencana itu adalah.Tabel 1.2

    Delapan Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas

    No Tanggal Judul Keterangan

    1 21 Maret 2003 Amerika Melancarkan Perang Tidak Adil (Dimulainya

    Terhadap Irak. Perang)

    2. 22 Maret 2003 Eksistensi PBB Digugat di Balik Serangan (Masa Perang)

    Sepihak AS Ke Irak

    3. 24 Maret 2003 Di Mana-mana Naluri Kemanusiaan

    Memihak yang lemah (Masa Perang)

    4. 28 Maret 2003 Kemenangan Apa Hendak Diraih AS

    Atas Perang Di Irak (Masa Perang)

    5. 05 April 2003 Pertempuran Kota Yang Mendebarkan Itu

    48 Struktur Organisasi, Kompas, 8 Maret 2008, h. 1, 6, dan 15.

  • Kian Dekat (Masa Perang)

    6. 07 April 2003 Mana Bukti Irak Memiliki Persenjataan

    Pemusnah Massal (MasaPerang)

    7. 09 Apr 2003 Bush dan Blair Bertemu, Wacananya

    Sudah Irak Pascaperang (Masa Perang)

    8. 11 Apr 2003 Dunia Terus Bergumam Setelah Baghdad

    Dinyatakan Jatuh (Akhir-Perang)

  • BAB IV

    ANALISIS WACANA TAJUK RENCANA KOMPAS TENTANG PERANG IRAK

    A. Analisis Teks Tajuk Rencana Kompas Tentang Perang Irak 2003

    1.a. Analisis Teks Tajuk Rencana KOMPAS Jumat, 21-03-2003. Halaman: 4

    Judul AMERIKA MELANCARKAN PERANG TIDAK ADIL TERHADAP IRAK

    Tabel 1.3 Analisis Kasus 1 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk

    No

    Element

    Posisi Pembuktian Kasus 1

    1

    Tematik

    AS Lancarkan Perang Sepihak Terhadap Irak

    2

    Skematik

    Sikap Kecewa Dunia Terhadap Penyerangan AS ke Irak

    AS tidak mengindahkan Suara Dunia atas Serangan AS ke Irak

    3.

    Latar

    Paragraf 2 : Semula, jalan yang ditempuh adalah jalan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB). Dikirimlah Tim Inspeksi senjata pemusnah massal ke Irak. Oleh Ketua Tim Pemeriksa Persenjataan PBB Hans Blix dilaporkan ke sidang Dewan Keamanan PBB bahwa Irak memberikan kerja sama yang cukup kredibel kepada Tim PBB. Tim menyarankan diperpanjangnya waktu untuk melanjutkan pekerjaan Tim.

  • Paragraf 8 : SIKAP dan perasaan itu bukan kita saja yang menanggung. Warga terbesar dunia merasakannya. Belum pernah bergelora sikap dan demo antiperang di seantero dunia seperti dewasa ini, terhadap rencana dan aksi perang AS dan sekutunya terhadap Irak.

    Paragraf 15 : SEBELUM perang terhadap Irak pecah, kita bersama dunia melancarkan protes. Kini setelah perang pecah dan bagaimanapun penderitaan publik menjadi kenyataan, lagi-lagi kita melancarkan protes keras.

    Paragraf 18 : Segala sesuatu kita sampaikan sesuai dengan rasa perasaan keadilan dan kemanusiaan kita. Karena itu, segala langkah dan gerak kita pertimbangkan jangan sampai membawa kerugian bagi kepentingan nasional kita sendiri. Tegas tetapi cerdas dan bijak itulah yang sebaiknya kita lakukan.

    4

    Detil

    Paragraf 3 : Amerika Serikat dan Inggris, sekutunya, tidak dapat menerima. Pekerjaan Tim Pemeriksa Persenjataan sudah cukup. Ketika Dewan Keamanan tidak berhasil dibujuk oleh AS untuk membuat resolusi, yakni resolusi yang mengesahkan serangan ke Irak untuk melucuti senjata pemusnah massal, pemerintahan Bush ganti haluan.

    Paragraf 8 : SIKAP dan perasaan itu bukan kita saja yang menanggung. Warga terbesar dunia merasakannya. Belum pernah bergelora sikap dan

  • demo antiperang di seantero dunia seperti dewasa ini, terhadap rencana dan aksi perang AS dan sekutunya terhadap Irak.

    Paragraf 10 : Amat kita rasakan.... Kekuasaan militer Amerika. Kekuatan ekonomi Amerika. Mentang-mentang satu-satunya adikuasa dunia. ...

    5

    Maksud

    Paragraf 16 : Kita melancarkan protes dan kita tunjukkan kepada AS dan Negara lain, dalam segala situasi, kita akan tetap mengendalikan diri dan melakukan protes secara damai.

    Paragraf 17 : Kita juga perlu membuat perhitungan dan pertimbangan bahwa aksi protes yang kita lakukan, juga tatkala hati kita panas dan perasaan kemanusiaan kita tertusuk, jangan sampai justru merugikan kepentingan kita sendiri

    Paragraf 18 : Segala sesuatu kita sampaikan sesuai dengan rasa perasaan keadilan dan kemanusiaan kita. Karena itu, segala langkah dan gerak kita pertimbangkan jangan sampai membawa kerugian bagi kepentingan nasional kita sendiri. Tegas tetapi cerdas dan bijak itulah yang sebaiknya kita lakukan.

    6

    Pra-anggapan

    Paragraf 13 : Apakah reperkusi sikap dan tindakan Amerika pascaperang Irak? Akan dibangun pemerintah demokrasi di Irak. Rakyat Irak dibebaskan oleh tindakan itu. Peranan PBB akan dikembalikan dan dikokohkan. Semua negara harus tunduk kepada prinsip dan aturan main PBB

  • 7

    Pengingkaran

    Paragraf 7 : Kita berusaha keras serangan terornya. Tetapi, apalagi ketika ...

    8 Koherensi Paragraf 3 : Amerika Serikat dan Inggris, sekutunya, tidak dapat menerima. Pekerjaan Tim Pemeriksa Persenjataan sudah cukup. Ketika Dewan Keamanan tidak berhasil dibujuk oleh AS untuk membuat resolusi,...

    Paragraf 21 : Langkah itu... terciptanya kedamaian di dunia. Sebab, tidak mungkin kita menentang kekerasan,...

    9

    Koherensi Kondisional

    Paragraf 4 : Secara kasar, Irak diberinya ultimatum ... Dan itulah yang akhirnya pecah. Perang terhadap Irak dimulai kemarin.

    Paragraf 12 : Bahkan, andaikata orang mencoba sejauh mungkin...

    Paragraf 18 : Segala sesuatu kita sampaikan.... Karena itu, segala langkah dan gerak kita...

    10

    Kata Ganti

    Paragraf 1 : AKAL sehat dan hati nurani kita, bukankah amat terganggu oleh perubahan sikap pemerintahan George W Bush yang begitu kasar dan nekat dalam hari-hari terakhir ini, menjelang pecahnya perang atas Irak?

    Paragraf 5 : TERUS terang, perasaan kita terpukul telak. Sepertinya kita bersama dunia ... Prinsip yang kita pelajari juga dari negara-negara demokrasi seperti Amerika dan Inggris

  • Paragraf 6 : Kita coba memahami perubahan dan ancaman zaman....

    Paragraf 7 : Kita berusaha keras mencerna... suara hati dan akal sehat kita tetap berontak dan tidak dapat menerima.

    Paragraf 8 : SIKAP dan perasaan itu bukan kita saja ...

    Paragraf 10 : Amat kita rasakan secara telanjang ber-jumawa-nya might is right,...

    Paragraf 11 : Tidaklah dapat kita terima dan kita cerna semua argumen...

    Paragraf 15 : SEBELUM perang terhadap Irak pecah, kita bersama dunia melancarkan protes.... lagi-lagi kita melancarkan protes keras.

    Paragraf 16 : Kita melancarkan protes dan kita tunjukkan kepada AS dan Negara lain, dalam segala situasi, kita akan...

    Paragraf 17 : Kita juga perlu membuat perhitungan dan pertimbangan bahwa aksi protes yang kita lakukan, juga tatkala hati kita panas dan perasaan kemanusiaan kita tertusuk, jangan sampai justru merugikan kepentingan kita sendiri

    Paragraf 18 : Segala sesuatu kita sampaikan... kemanusiaan kita. Karena itu, segala langkah dan gerak kita pertimbangkan... nasional kita sendiri. Tegas tetapi cerdas dan bijak itulah yang sebaiknya kita lakukan

    Paragraf 19 : KEMARIN Presiden Megawati Soekarnoputri,... Pemerintah AS dan sekutunya. Kita

  • mengecam keras...

    Paragraf 21 : Langkah itu merupakan langkah terjauh yang memang bisa kita lakukan. Kita harus menggunakan... Sebab, tidak mungkin kita menentang kekerasan...

    11 Leksikon Paragraf 1 : AKAL sehat... George W Bush yang begitu kasar dan nekat dalam hari-hari...

    Paragraf 4 : Secara kasar, Irak diberinya ultimatum: Saddam Hussein dan kedua putranya...

    Paragraf 6 : Kita coba..., muncul doktrin baru. Menurut doktrin baru, AS dan dunia dihadapkan pada musuh dahsyat yang...

    Paragraf 7 : Kita berusaha keras mencerna serta memahami ancaman baru berikut pendadakan dan kedahsyatan serangan terornya. Tetapi, apalagi ketika diterapkan terhadap Irak, suara hati dan akal sehat kita tetap berontak dan tidak dapat menerima.

    Paragraf 8 : SIKAP dan perasaan... Belum pernah bergelora sikap dan demo antiperang di seantero dunia seperti dewasa ini, ...

    Paragraf 9 : Gerakan damai properdamaian, prokemanusiaan, prokeadilan, bergelora di mana-mana. Bukan saja melibatkan orang muda, perempuan, gerakan politik, tetapi juga memobilisir suara hati...

    Paragraf 10 : Amat kita rasakan... Mentang-mentang satu-satunya adikuasa dunia. Hak apa yang memberinya legitimasi sebagai jagoan dan polisi dunia?

    Paragraf 12 : Bahkan, andaikata...

  • memahami dan menenggang argumen Bush, terngiang-ngiang gugatan berikut kecemasan,... Benar-benar mendemonstrasikan prinsip might is right

    Paragraf 13 : Apakah reperkusi sikap dan tindakan Amerika pascaperang Irak?...

    Paragraf 19 : KEMARIN Presiden Megawati Soekarnoputri,... Kita mengecam keras dan menyesalkan proses multilateral melalui Dewan Keamanan PBB telah dikesampingkan.

    12

    Grafis

    Paragraf 6 : Kita coba memahami perubahan...Untuk menghadapinya diberlakukan hak menyerang secara pre-emptive. Hak menyerang lebih dulu.

    Paragraf 10 : Amat kita rasakan secara telanjang ber-jumawa-nya might is right, bak, hak itu apa?...

    Paragraf 12 : Bahkan, andaikata... Benar-benar mendemonstrasikan prinsip might is right.

    Paragraf 14 : Sesungguhnya, itulah salah satu, sekurang-kurangnya jika bukan suatu ketidakadilan, adalah suatu nuisance, suatu gangguan perasaan fair dan sama sederajat...

    13

    Metafora

    Paragraf 21 : Langkah itu... mencoba menghentikan kekerasan dengan kekerasan yang lain. Tidak ada sejarahnya cara kekerasan bisa menciptakan perdamaian

  • 1.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana KOMPAS Jumat, 21-03-2003. Halaman: 4

    1. Pada Tajuk Rencana tanggal 21 Maret 2003 yang berjudul Amerika Melancarkan Perang Tidak Adil Terhadap Irak, bagi penulis menunjukan element Tematik yang berarti AS Lancarkan Perang Sepihak Terhadap Irak.

    2. Pada Element Skematik model Teun Van Dijk. Secara umum menunjukan element Skematik mempunyai dua kategori, pertama Summary terdapat dalam Judul dan Lead, kategori yang kedua adalah Story atau isi Berita secara keseluruhan. Pada tajuk rencana Kompas tertulis di atas kedua katergori tersebut menurut penulis adalah Sikap Kecewa Dunia Terhadap Penyerangan AS ke Irak dan AS tidak mengindahkan Suara Dunia atas Serangan AS ke Irak.

    3. Pada Element Latar secara umum terdapat dalam paragraf 2,8,5 dan 18. Bagi penulis menunjukan element latar yang berarti PBB telah mengirimkan Tim inspeksi untuk mencara kebenaran keberadaan senjata pemusnah massal di Irak, sementara masyarakat melakukan demonstrasi menolak perang, kedua tindakan tersebut tidak dihiraukan oleh AS dan sekutunya, maka perang pun pecah dan penderitaan akan terjadi. Walaupun begitu semua lapisan masyarakat terus dan tetap mengecam terjadinya perang sampai persang tersebut berhenti.

    4. Pada Element Detil dalam Tajuk Rencana tanggal 21 Maret 2003 terdapat dalam paragraf 3, 8, dan 10. Bagi penulis menunjukan bahwa dalam ketiga paragraf tersebut element detil yang berarti AS dan Sekutunya tidak dapat mempercayai tim pencari fakta PBB dan AS pun mencoba membujuk PBB untuk mengesahkan penyerangan, namun tidak disetujui oleh PBB. Walaupun begitu AS mengindahkan penolakan PBB serta aksi penolakan dari masyarakat dunia, maka AS melangsungkan ambisinya untuk menyerang Irak, disebabkan salah satu faktor adalah AS sombong akan kekuasaan militer dan ekonomi yang menjadikan AS satu-satunya negara adikuasa.

    5. Sedangkan pada Element Maksud secara umum terdapat dalam paragraf 16, 17, dan 18. Bagi penulis menunjukan element maksud yang berarti Penolakan terhadap serangan AS dan sekutunya ke Irak, apapun alasannya. Serta juga mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk menolk serangan tersebut. Hal itu karena didasari oleh perasaan keadilan dan kemanusiaan.

    6. Pada Element Pra-anggapan terdapat pada paragraf 13 bagi penulis adalah Apakah reperkusi sikap dan tindakan Amerika pascaperang Irak? Akan

  • dibangun pemerintah demokrasi di Irak. Rakyat Irak dibebaskan oleh tindakan itu. Peranan PBB akan dikembalikan dan dikokohkan.

    7. Pada Element Pengingkaran hanya terdapat dalam paragraf 7 saja yaitu dengan ditandai dengan kata tetapi.

    8. Pada Element Koherensi terdapat pada paragraf 3 dan 21, koherensi itu bagi penulis adalah Ketika dan Sebab.

    9. Pada Element Koherensi kondisional terdapat pada paragraf 4, 12, dan 18. Bagi penulis koherensi kondisional terdapat pada kalimat Dan itulah, Andaikata dan Karena itu.

    10. Dalam Element Kata Ganti yang berarti komunikator menunjukan posisinya di dalam suatu wacana. Maka bagi penulis kata gantinya adalah Kita terdapat dalam paragraf 1, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 15, 16, 17, 18, 19, dan 21. Hal ini menunjukan bahwa Kompas juga bagian dari suara masyaraka, dalam hal ini yang menolak perang.t

    11. Pada Element Leksikon dalam Tajuk Rencana tanggal 21 Maret 2003 terdapat dalam paragraf 1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, dan 19. Bagi penulis element Leksikon itu adalah Kasar, nekat, ultimatum, doktrin, ancaman, pendadakan, kedahsyatan, terornya, suara hati, akal sehat, berontak, bergelora, seantero, properdamaian, prokeadilan, prokemanusiaan, bergelora, memobilisir, adikuasa dunia, legitimasi, jagoan, polisi dunia, menenggang, terngiang-ngiang, mendemonstrasikan, reperkusi sikap, mengecam keras, menyesalkan, dan proses multirateral.

    12. Pada Element Grafis ditemukan pada paragraf 6, 10, 12, dan 14 bagi penulis kalimat grafis itu adalah pre-emptive, ber-jumawa-nya might is right, might is right, nuisance, dan fair.

    13. ada Element Metafora dalam Tajuk Rencana tanggal 21 Maret 2003 terdapat dalam paragraf 21. Bagi penulis element Metafora itu adalah Tidak ada sejarahnya cara kekerasan bisa menciptakan perdamaian.

  • 2.a. Analisis Tajuk Rencana KOMPAS Sabtu, 22-03-2003. Halaman: 4

    Judul EKSISTENSI PBB DIGUGAT DI BALIK SERANGAN SEPIHAK AS KE

    IRAK

    Tabel 1.4 Analisis Kasus 2 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk

    No

    Element

    Posisi Pembuktian Kasus 2

    1

    Tematik

    PBB Tidak Bisa Menghentikan Serangan AS ke Irak

    2

    Skematik

    Tekanan PBB Tidak diperdulikan oleh AS

    Upaya PBB Belum begitu kuat Kekecewaan Masyarakat Dunia

    terhadap PBB

    3

    Latar

    Paragraf 1 : POSISI dan peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) benar-benar dilecehkan dalam krisis dan Perang Irak. AS dengan dukungan kuat Inggris tetap saja menyerang Irak, tanpa memperdulikan sama sekali tuntutan dan tekanan PBB.

    Paragraf 7 : Hasil inspeksi persenjataan PBB menyatakan, tidak ada bukti konkret tentang kepemilikan program persenjataan pemusnah missal Irak seperti dituduhkan AS. Tim PBB tampaknya bekerja serius tanpa membiarkan diri berada di bawah tekanan, didikte, didominasi, dan dihegemoni AS

    Paragraf 17 : Indonesia dan

  • masyarakat internasional lainnya sejak awal menentang rencana penyerangan AS ke Irak. Hampir tidak ada presidennya dalam sejarah, masyarakat global tergerak dan merasa dipersatukan dalam komitmen untuk menolak perang dan menyerukan perdamaian. Gerakan antiperang pecah hampir di seluruh negara di lima benua.

    4

    Detil

    Paragraf 5 : HANYA tidak bisa dimungkiri pula, PBB telah berjuang keras dan mati-matian sampai ambang batas. Perjuangan PBB diperkuat oleh gerakan global yang menentang perang. Muncul tuntutan dari mana-mana agar krisis Irak diselesaikan melalui mekanisme PBB. Rencana sepihak AS menyerang Irak, mendapat tantangan luas.

    Paragraf 9 : KEGAGALAN menghentikan serangan AS sekaligus memperlihatkan posisi PBB belumlah kuat, atau dibuat tidak kuat. Para anggota PBB tidak kompak menghadapi rencana serangan AS. Perpecahan terjadi antara yang mendukung dan menentang rencana AS

    Paragraf 13: TERLEPAS dari kegagalan menghadang AS dalam kasus Irak, PBB harus diakui telah berjasa dalam menarik ulur waktu bagi AS untuk melancarkan serangan ke Irak. PBB pun masih dapat memainkan peranan penting untuk menekan AS secara politik dan diplomatik

    5

    Maksud

    Paragraf 1 : POSISI dan peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) benar-benar dilecehkan dalam

  • krisis dan Perang Irak. AS dengan dukungan kuat Inggris tetap saja menyerang Irak, tanpa memperdulikan sama sekali tuntutan dan tekanan PBB.

    Paragraf 10 : Lebih dari itu, para anggota PBB tidak mampu menghadapi keperkasaan AS sebagai negara adidaya satu-satunya saat ini. Bahkan, Jerman dan Perancis yang menentang perang, tampak direcoki AS. Dominasi AS tampaknya akan terus berlanjut selama belum muncul kekuatan yang mampu mengimbanginya

    Paragraf 14 : Maka terasa relevan dan penting ketika Presiden Megawati Soekarnoputri atas nama seluruh bangsa Indonesia menyerukan siding darurat Majelis Umum PBB untuk mendesak AS dan sekutunya segera menghentikan perang

    6

    Praanggapan

    Paragraf 16 : Perang tidak menyelesaikan masalah, tetapi menciptakan tragedi kemanusiaan. Setelah perang, Irak belum tentu akan lebih aman, lebih damai, dan lebih demokratis. Sebaliknya perang telah menimbulkan korban jiwa, kehancuran, dan kerugian harta benda

    7

    Pengingkaran

    Paragraf 2 : Kenyataan ini tidak hanya memperlihatkan arogansi AS sebagai negara besar, tetapi sekaligus merefleksikan kelemahan PBB sendiri...

    Paragraf 8 : Namun, segala upaya PBB... PBB hanya bisa marah, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. PBB tidak mampu menghentikan mesin perang

  • dan pasukan AS, yang bergerak cepat menyerang Irak.

    Paragraf 15 : Lebih jauh... bersama mendorong perdamaian. Apalagi serangan AS tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga mengakibatkan tragedi kemanusiaan.

    Paragraf 16 : Perang tidak menyelesaikan masalah, tetapi menciptakan tragedi kemanusiaan...

    8

    Leksikon

    Paragraf 1 : POSISI dan peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) benar-benar dilecehkan dalam krisis....

    Paragraf 2 : Kenyataan ini tidak hanya memperlihatkan arogansi AS sebagai negara besar, tetapi sekaligus merefleksikan kelemahan PBB sendiri. Lembaga yang menghimpun sekitar 200 negara di dunia itu seperti tidak berdaya menghadapi keperkasaan AS.

    Paragraf 3 : Tidaklah... PBB menjadi limbung, terpukul hebat, kehilangan kepercayaan diri, dan kehilangan muka begitu genderang perang mulai ditabuh AS.

    Paragraf 5 : HANYA tidak bisa dimungkiri pula, PBB telah berjuang keras dan mati-matian sampai ambang batas...

    Paragraf 7 : Hasil inspeksi persenjataan PBB menyatakan, tidak ada bukti konkret tentang... berada di bawah tekanan, didikte, didominasi, dan dihegemoni AS.

    Paragraf 8 : Namun, segala upaya PBB memperbaiki citranya langsung kandas ketika AS... PBB tidak mampu menghentikan mesin perang

  • dan pasukan AS, yang bergerak cepat menyerang Irak.

    Paragraf 9 : KEGAGALAN menghentikan serangan AS ... Para anggota PBB tidak kompak menghadapi...

    Paragraf 10 : Lebih dari itu, para anggota PBB tidak mampu menghadapi keperkasaan AS sebagai negara adidaya satu-satunya saat ini. Bahkan, Jerman dan Perancis yang menentang perang, tampak direcoki AS. Dominasi AS tampaknya...

    Paragraf 11 : Tentu banyak yang kecewa, tampilnya AS sebagai satu-satunya negara adidaya pasca-Perang Dingin.... Padahal AS diharapkan akan menjadi kampiun dalam mendorong dunia...

    Paragraf 14 : Maka terasa relevan dan penting ketika Presiden Megawati Soekarnoputri...

    Paragraf 17 : Indonesia dan masyarakat internasional lainnya sejak awal menentang rencana penyerangan AS ke Irak. Hampir tidak ada presedennya dalam sejarah,...

    Paragraf 19 : Gerakan menentang perang yang terus meluas tentu saja mengusik perasaan dan nurani pemerintah dan masyarakat AS. Apalagi aksi protes di kalangan masyarakat AS sendiri tidak kalah dramatisnya dibandingkan di tempat lain. AS bisa melecehkan peran PBB, tetapi tidak bisa membungkam nurani kemanusiaan.

    9

    Metafora

    Paragraf 15 : Lebih jauh... Apalagi serangan AS tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga mengakibatkan tragedi kemanusiaan

  • Paragraf 16 : Perang tidak menyelesaikan masalah, tetapi menciptakan tragedi kemanusiaan. Setelah perang, Irak belum tentu akan lebih aman, lebih damai, dan lebih demokratis. Sebaliknya perang telah menimbulkan korban jiwa, kehancuran, dan kerugian harta benda.

    2.b. Hasil Analisis Tajuk Rencana KOMPAS Sabtu, 22-03-2003. Halaman: 4

    1. Pada Tajuk Rencana tanggal 22 Maret 2003 yang berjudul Eksistensi PBB Digugat Di Balik Serangan Sepihak AS Ke Irak, bagi penulis menunjukan element Tematik yang berarti PBB Tidak Bisa Menghentikan Serangan AS Ke Irak.

    2. Pada Element Skematik model Teun Van Dijk. Secara umum menunjukan element Skematik mempunyai dua kategori, pertama Summary terdapat dalam Judul dan Lead, kategori yang kedua adalah Story atau isi Berita secara keseluruhan. Pada tajuk rencana Kompas tertulis di atas kedua katergori tersebut menurut penulis adalah Tekanan PBB Tidak diperdulikan oleh AS,Upaya PBB Belum begitu kuat, dan Kekecewaan Masyarakat Dunia terhadap PBB.

    3. Pada Element Latar secara umum terdapat dalam paragraf 1,7, dan 17. Bagi penulis menunjukan element latar yang berarti Amerika dan sekutunya tetap melancarkan penyerangan ke Irak walaupun PBB menuntut dan menekan AS agar tidak menyerang Irak atas dasar bahwa senjata pemusnah massal tidak ditemukan, masyarakat di lima benua yang menolak perang dan menyerukan perdamaian juga dihiraukan oleh AS dan Sekutunya.

    4. Pada Element Detil dalam Tajuk Rencana tanggal 22 Maret 2003 terdapat dalam paragraf 5, 9, dan 13. Bagi penulis menunjukan bahwa dalam ketiga paragraf tersebut element detil yang berarti PBB telah berusaha keras menghentikan dengan segala cara untuk menghentikan serangan AS dan sekutunya, telah diakui PBB bisa menarik ulur serangan AS tersebut walaupun gagal. Namun PBB masih bisa berusaha dengan menekan AS secara politik dan diplomatik.

  • 5. Sedangkan pada Element Maksud secara umum terdapat dalam paragraf 1, 10, dan 14. Bagi penulis menunjukan element maksud yang berarti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilecehkan oleh AS, karena menghiraukan PBB, lebih dari itu anggota PBB seperti Jerman dan Perancis pun dihiraukan juga. Sangat wajar ketika dunia termasuk Indonesia menyerukan sidang darurat Majelis Umum PBB untuk mendesak AS dan sekutunya segera mengehentikan perang.

    6. Pada Element Praangapan bagi penulis terdapat pada paragraf 16, yaitu Setelah perang, Irak belum tentu akan lebih aman, lebih damai, dan lebih demokratis.

    7. Pada Element Pengingkaran terdapat dalam paragraf 2, 8, 15, dan 16 yaitu dengan ditandai dengan kata tetapi.

    8. Pada Element Leksikon dalam Tajuk Rencana tanggal 22 Maret 2003 terdapat dalam paragraf 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 17, dan 19. Bagi penulis element Leksikon itu adalah dilecehkan, arogansi, mereflesikan, tidak berdaya, menjadi limbung, genderang perang mulai ditabuh, mati-matian, bukti konkret, didikte, didominasi dan dihegemoni, tidak kompak, keperkasaan, negara adidaya, direcoki, kampiun, relevan, presedennya, mengusik perasaan, dramatisnya, melecehkan, dan membungkam.

    9. Pada Element Metafora dalam Tajuk Rencana tanggal 22 Maret 2003 terdapat dalam paragraf 15 dan 16. Bagi penulis element Metafora itu adalah Tragedi kemanusiaan dan Perang tidak menyelesaikan masalah, tetapi menciptakan tragedi kemanusiaan.

  • 3. 1. Analisis Tajuk Rencana KOMPAS Senin, 24-03-2003. Halaman: 4

    Judul DI MANA-MANA NALURI KEMANUSIAAN MEMIHAK YANG LEMAH

    Tabel 1.5 Analisis Kasus 3 Berdasarkan Metode Teun Van Dijk

    No

    Element

    Posisi Pembuktian Kasus 3

    1

    Tematik

    Keberpihakan Dunia Terhadap Yang Lemah (Irak)

    2

    Skematik

    Penolakan Berbagi Pihak Terhadap Aksi Militer AS dan Koalisi

    Perang yang Tidak Adil Dilancarkan AS dan Sekutunya

    3

    Latar

    Paragraf 3 : Kita mencoba membayangkan dan merasakan, rasa takut dan gentar macam apa yang menerpa seluruh penduduk Baghdad dan Irak, ketika mereka dihadapkan pada serangan dahsyat berhari-hari, terus-menerus macam itu.

    Paragraf 10 : Memang sudah ada alibi yang menyebabkan Presiden Bush jalan sendiri, tidak lagi memedulikan pendapat apalagi resolusi Dewan Keamanan PBB, yakni argumen pokoke, argumen kekuasaan yang semena-mena, pokoke Saddam Hussein harus diganti dan itulah tujuan invasi terhadap Irak

    Paragraf 11 : Berungkali Presiden Bush menegaskan, perang

  • terhadap Irak pasti berhasil, tetapi ternyata makan waktu lebih lama. Semakin lama perang berlangsung, semakin parahlah penderitaan rakyat Irak. Tetapi...

    Paragraf 13 : Di mana-mana, termasuk di AS, di Inggris, dan di Australia, merebak gerakan demo antiperang, yang dengan jelas dan dengan dukungan mayoritas penduduk menegaskan perihal tidak adilnya