102
ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA DI BALIK PERISTIWA PERAMPOKAN DI FILM JAVA HEAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I.) Oleh: FIKRI ANUGRAH NIM:1110051000072 FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA DI BALIK PERISTIWA

PERAMPOKAN DI FILM JAVA HEAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I.)

Oleh:

FIKRI ANUGRAH

NIM:1110051000072

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA DI BALIK PERISTIWA

PERAMPOKAN DI FILM JAVA HEAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.kom.I)

Oleh

Fikri Anugrah

NIM: 1110051000072

Di Bawah Bimbingan

Dr. Armawati Arbi, M.Si

NIP: 19650207 199103 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H. / 2014 H.

Page 3: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

PENGESAHAN PANITIAN UJIAN

Skripsi berjudul ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA DI BALIK PERISTIWA PERAMPOKAN DI FILM JAVA HEAT telah di ujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Juli 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Ciputat, 24 Juli 2014

Sidang Munaqasyah,

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Jumroni, M.Si Fita Fatkhurokhmah, M. Si

NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 1983060 200912 2 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Drs. Jumroni, M.Si Rachmat Baihaky, MA

NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19830610 200912 2 001

Pembimbing

Dr. Armawati Arbi, M.Si

NIP. 19650207 199103 2 002

Page 4: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli Saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 24 Juli 2014

Fikri Anugrah

Page 5: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

i

ABSTRAK

Fikri Anugrah 1110051000072 ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA DI BALIK PERISTIWA PERAMPOKAN DI FILM JAVA

HEAT

Film memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat. Karena di dalam Film banyak pesan atau tindakan-tindakan yang bisa di tiru. Dalam film Java Heat, merupakan film aksi. Film ini menjadi tidak biasa ketika mengangkat eksotiknya Yogyakarta dengan kasus terorisme yang selalu di kaitkan dengan Islam.

Penelitian ini akan di batasi pada model Roland Barthes, dan unsur-unsur budaya Yogyakarta di balik peristiwa perampokan. Oleh karena itu penulis merumuskan masalah peneliti sebagai berikut : Bagaimanakah makna Denotasi, konotasi dan Mitos yang terdapat dalam film Java Heat? Bagaimanakah makna unsur Budaya Yogyakarta dibalik peristiwa perampokan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek penelitian ini adalah film java Heat, sedangkan unit analisisnya adalah beberapa scene gambar atau visual yang terdapat dalam film Java Heat juga dari teks yang ada pada film yang berkaitan dengan rumusan masalah.

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data melalui observasi dan telaah teks, yang di analisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Dimana tanda dilihat dari denotasi, konotasi dan mitos. Penelitian ini juga mengidentifikasi makna unsur-unsur budaya dengan menggunakan teori budaya menurut Samovar. Bisa dikatakan, melalui teori Roland Barthes dengan tanda denotasi, konotasi dan mitos, peneliti dapat lebih memahami makna atau simbol yang terkandung dalam dialog, pengambilan gambar dan gerak pemain film Java Heat. Sehingga penyampaian informasi yang diharapkan oleh sutarada film tersampaikan dengan cermat. Hasil penelitian menunjukan makna denotasinya adalah perampokan harta kraton, konotasinya adalah perjuangan dua orang investigasi untuk mengungkapkan di balik perampokan itu yang berbeda kenegaraannya, dan mitosnya adalah wacana jihad dan menerbangkan balon lampion. Temuan penelitian mengenai unsur-unsur budaya Yogyakarta dalam cara memberi salam dalam perjumpaan, sistem agama, sistem politik, sistem sikap, pakian dan penampilan, sistem keyakinan, nilai dan sikap, dan sistem rekreasi.

Page 6: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

ii

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrohiim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu

melimpahkan rahmat, taufiq, dan inayah-Nya kepada kita, karena Ridho yang

telah diberikan-Nya Sehingga penulis dapat menempuh jenjang akhir dalam

pendidikan sampai saat ini, atas izin-Nya pula lah sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan karya ilmiah guna mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I).

Shalawat serta salam semoga dapat tercurahkan kepada panutan kita

bersama yaitu baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang

senantiasa membawa cahaya dan rahmat seru sekalian alam. Kini tiba saat dinanti-

nanti, sebuah perjalanan yang panjang penulis lalui dengan suka dan duka, pahit

dan getir sebuah perjuangan hidup. dengan tertatih– tatih dan dengan ketulusan

dari orang-orang yang telah mendoakan dan mensuport penulis baik dorongan doa

maupun materi, dan pada akhirnya telah sampailah pada puncak dimana penulis

akan melaporkan semua ilmu yang di dapat dalam berbentuk sebuah karya ilmiah.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali kesulitan dan

hambatan yang dihadapi, namun karena dengan adanya bantuan dari berbagai

pihak, penulis tidak akan pernah bisa menulis karya ini dengan baik. Semua itu

tidak terlepas dari arahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini

pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

iii

Selanjutnya penulis ingin sekali mengucapkan rasa terimakasih yang

sedalam-dalamnya dan tiada terhingga karena atas bantuan dan bimbingan serta

arahannya yang diberikan kepada:

1. Dr. Arief Subhan M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Jumroni, MS.i. Selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi

Umum, Suparto, Ph.D. Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr.

Sunandar, MA. Selaku wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Bpk. Rachmat Baihaky,MA. ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam dan Ibu Fita Fathurokhmah,M.Si. Sekretaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

3. Dr. Umi Musyarofah,MA. selaku Dosen pembimbing akademik

4. Dr. Armawati Arbi,M.Si. Selaku Dosen pembimbing skripsi, yang telah

memberikan arahan pemikiran dan kesabaranya kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Di tengah kesibukanya ibu adalah sosok

perempuan yang hebat.

5. Para dosen, dan karyawan beserta Staf tata Usaha Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi yang telah rela mengurusi kami para mahasiswa.

6. Kelompok KKN PELANGI 2013, Latif, Ega, Gilang, Azam, Irfan,

Ikhwan, Pandu, Syukri, Sarah, Sinta, Aica, Dery, Lita, Ribon, Anti, Cici,

dan Nida. Kenangan kebersamaan bersama kalian di Desa GunungSari-

Mauk banyak pengalaman yang sangat berarti bagi panulis. Semoga

silaturahminya jangan sampai terputus.

Page 8: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

iv

7. Terima kasih kepada Teman-teman seperjuangan KPI C 2010 yang telah

memberikan semangat kebersamaan dalam meraih satu tujuan. Terima

kasihku dan maafkan atas segala kesalahan yang penulis pernah lakukan.

8. Terima kasih juga kepada teman seperjuangan dari SMA sampai saat ini.

Selama 7 tahun bersama-sama dalam dunia pendidikan. Sinta, dan Pandu

semoga semangat terus dalam meraih kesuksesan.

9. Kepada Kedua orang tuaku, Yudi dan Maimunah, serta Adikku sekalian,

yang telah rela memberikan kasih sayang dan rasa kepercayaan yang tiada

tara, dan tak akan pernah dapat penulis balas dengan harta sekalipun.

Untuk Ayah, Mamahku persembahkan skripsi ini sebagai wujud rasa

terimakasih ku yang tiada tara, serta doa yang dapat penulis berikan

semoga Kebaikan kalian di balas sama Allah SWT dengan sebaik-baiknya

balasan. Terima kasih kuucapkan.

10. Dan semua pihak yang terlibat membantu dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Akhirnya, penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan

memberikan pelajaran hidup yang amat berarti dan berharga. Semoga Allah

membalas-Nya. Terimakasih atas segalanya dan mohon maaf apabila ada

kesalahan. Bilahi Taufiq Wal Hidayah Wasalamualaikum Wr. Wb.

Tangerang, 20 Juli 2014

Penulis

Page 9: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8

F. Kerangka Konsep ........................................................................ 9

G. Metode Penelitian ....................................................................... 10

H. Sistematika Penulisan.................................................................. 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Makna Pesan Komunikasi Antarbudaya ...................................... 14

B. Konsep Yang Berkaitan Dengan Kebudayaan ............................. 15

C. Klasifikasi Film .......................................................................... 17

D. Pengertian Film .......................................................................... 18

E. Perkembangan Film .................................................................... 19

F. Ukuran Gambar ........................................................................... 22

Page 10: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

vi

G. Teknik-Teknik Pembuatan Film ................................................. 24

H. Tanda-tanda Visual ..................................................................... 25

I. Semiotika Film............................................................................. 26

J. Konsep Umum Semiotika ............................................................ 27

K. Semiotika Roland Barthes .......................................................... 33

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profil Singkat PH Margate Haouse .............................................. 37

B. Profil Sutradara Film Java Heat ................................................... 37

C. Profil Pemain Utama ................................................................... 39

D. Tim Produksi Film Java Heat (Pemain dan Crew) ....................... 43

E. Sinopsis Film Java Heat .............................................................. 45

BAB IV ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA

YGYAKARTA DI PERISTIWA PERAMPOKAN DALAM FILM JAVA HEAT

A. Makna Unsur-Unsur Budaya Yogyakarta ................................... 46

B. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos Dalam Film Java Heat..... 52

1. Scene 1................................................................................. 52

2. Scene 2................................................................................. 53

3. Scene 3................................................................................. 55

4. Scene 4................................................................................. 56

5. Scene 5................................................................................. 58

6. Scene 6................................................................................. 59

7. Scene 7................................................................................. 61

Page 11: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

vii

8. Scene 8................................................................................. 62

9. Scene 9................................................................................. 64

10. Scene 10 ............................................................................... 65

11. Scene 11 ............................................................................... 67

12. Scene 12 ............................................................................... 68

13. Scene 13 ............................................................................... 70

14. Scene 14 ............................................................................... 71

15. Scene 15 ............................................................................... 73

16. Scene 16 ............................................................................... 75

17. Scene 17 ............................................................................... 76

18. Scene 18 ............................................................................... 77

19. Scene 19 ............................................................................... 78

20. Scene 20 ............................................................................... 81

C. Unsur-Unsur Budaya Yogyakarta Di Balik Peristiwa Perampokan 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 85

B. Saran .................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan berkomunikasi dapat dikatakan bersifat sentral dalam kehidupan

manusia bahkan mungkin sejak awal keberadaan manusia sendiri, nyaris dalam

semua kegiatan dalam kehidupan manusia membutuhkan atau setidaknya disertai

komunikasi. Oleh karena itu, kajian ilmiah tentang gejala atau realitas komunikasi

mencakup bidang yang sangat luas, meliputi segala bentuk hubungan antar

manusia dan menggunakan lambang-lambang, misalnya bahasa verbal dan bahasa

non verbal1. Simbol dalam konteks semiotika, biasanya dipahami sebagai a sign

which is determined by its dynamic object only in the sense that it will be so

interpreted (suatu lambang yang ditentukan oleh objek dinamisnya dalam arti ia

harus benar-benar di interpretasi). Dalam hal ini, interpretasi dalam upaya

pemaknaan terhadap lambang-lambang simbolik melibatkan unsur dari proses

belajar dan tumbuh atau berkembangnya pengalaman serta kesepakatan-

kesepakatan dalam hidup2. Semiotika adalah studi mengenai tanda (sign) dan

simbol yang merupakan tradisi penting dalam pemikiran tradisi komunikasi.

Tanda adalah segala sesuatu warna, isyarat, kedipan mata, objek, rumus

matematika, dan lain-lain yang merepresentasikan sesuatu yang lain darinya3.

Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda mewakili

1 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta:PT.LKIS pelangi aksara, 2007),

h. 1. 2 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta:PT.LKiS pelangi aksara, 2007),

h. 160. 3 Marcel Danesi,Pesan, Tanda, dan Makna, Buku teks dasar mengenai semiotika dan

teori komunikasi, (Yogyakarta: JALASUTRA anggota IKAPI, 2004),h. 7.

Page 13: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

2

objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya yang berada di luar diri.

Studi mengenai tanda tidak saja memberikan jalan atau cara dalam mempelajari

komunikasi, tetapi juga memiliki efek besar pada hampir setiap aspek (perspektif)

yang digunakan dalam teori komunikasi4.

Konsep dasar yang menyatukan tradisi ini adalah ‘tanda’ yang diartikan

sebagai a stimulus designating something other then it self (suatu stimulus yang

mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri). Pesan memiliki kedudukan

yang sangat penting dalam kemunikasi. Menurut John Power (1995), pesan

memiliki tiga unsur, yaitu 1) tanda dan simbol; 2) bahasa; dan 3) wacana

(discourse)5. Menurutnya, tanda merupakan dasar bagi semua komunikasi. Tanda

menunjuk atau mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri, sedangkan

makna atau arti adalah hubungan antara objek atau ide dengan tanda. Kedua

konsep tersebut menyatu dalam berbagai teori komunikasi, khususnya teori

komunikasi yang memberikan perhatian pada simbol, bahasa serta tingkah laku

nonverbal. Kelompok teori ini menjelaskan bagaimana tanda dihubungkan dengan

makna dan bagaimana tanda diorganisasi. Studi yang membahas mengenai tanda

ini disebut dengan semiotika. Tanda mutlak diperlukan dalam menyusun pesan

yang hendak disampaikan. Tanpa memahami teori tanda, maka pesan yang

disampaikan dapat membingungkan penerima.

Dalam kenyataan sosial disebutkan bahawa manusia tidak dapat dikatakan

berinteraksi kalau tidak berkomunikasi. Demikian pula dapat dikatakan bahwa

interaksi antarbudaya yang efektif sangat tergantung dari komunikasi antarbudaya.

Konsep ini sekaligus menerangkan bahwa tujuan komunikasi antarbudaya akan

4 Morissan, Teori Komunikasi, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2009),h. 27. 5 Morissan, Teori Komunikasi ,(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2009),h. 27.

Page 14: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

3

tercapai (komunikasi yang sukses) bila bentuk-bentuk hubungan antarbudaya

menggambarkan upaya yang sadar dari peserta komunikasi untuk memperbaharui

relasi antara komunikator dengan komunikan, menciptakan dan memperbaharui

sebuah menejemen komunikasi yang efektif, lahirnya semangat kesetiakawanan,

persahabatan, hingga kepada berhasilnya pembagian teknologi, dan mengurangi

konflik6. Stratifikasi sosial berkaitan dengan cara pandang masyarakat terhadap

lapisan-lapisan sosial yang berbentuk karena adanya perbedaan dominasi dalam

relasi antar kelompok. Kalau dikaitkan dengan identitas komunikasi maka

tampilan stratifikasi sosial menunjukkan pola-pola komunikasi antara kelompok

dominan dengan kelompok subordinan7. Bagaimana pun juga, identitas budaya

sangat berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi antarbudaya. Kemampuan

orang berdasarkan kategorisasi, strata sosial, pola kepercayaan, pola pikir, dan

pola perasaan berdasarkan kebudayaan tertentu akan berbeda satu sama lain baik

secara internal maupun eksternal. Identitas budaya merupakan ciri yang muncul

karena seseorang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnik tertentu. Itu

meliputi pembelajaran tentang dan penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa,

agama, dan keturunan dari suatu kebudayaan8. Menurut Mulyana (2004)

Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) adalah proses pertukaran

pikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda budaya. Sama halnya dengan

komunikasi antaragama yaitu proses komunikasi dengan orang-orang yang

berbeda agama. Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang berbeda bangsa,

6 Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogtakarta: Pustaka Pelajar,

2003),h. 22. 7 Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: LKiS

Pelangi Aksara, 2002), h. 91. 8 Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: LKiS

Pelangi Aksara, 2002), h 95-96

Page 15: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

4

agama, kelompok ras, atau kelompok bahasa, komunikasi itu disebut komunikasi

antarbudaya. Komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji bagaimana budaya

berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi, apa makna pesan verbal dan non

verbal menurut budaya-budaya yang bersangkutan, apa yang layak

dikomunikasikan, bagaimana cara meng-komunikasikannya, kapan

mengkomunikasikannya. Secara khusus fungsi komunikasi antarbudaya adalah

untuk mengurangi ketidak pastian. Karena, ketika kita memasuki wilayah orang

lain kita dihadapkan dengan orang-orang yang sedikit banyak berbeda dengan kita

dalam berbagai aspek (sosial, budaya, ekonomi, status,dll). Pada waktu itu pula

kita dihadapkan dengan ketidakpastian dan ambiguitas dalam komunikasi.

Kebudayaan merupakan salah satu pahaman yang paling menyeluruh dan

universal dalam ilmu-ilmu sosial dimana terdapat ragam definisi yang diberikan

tentangnya. Secara leksikal kebudayaan (culture) bermakna adab, ilmu,

pengetahuan dan makrifat. Dalam terminologi ilmu-ilmu Sosial disebutkan bahwa

kebudayaan artinya ilmu dan adab, tradisi dan kebiasaan, hal-hal yang diterima di

setiap kaum dan bangsa, baik itu ilmu, kebiasaan, adab dan tradisi yang diterima

dan diamalkan oleh masing-masing anggota komunitas kaum tersebut. Dengan

kata lain, kebudayaan adalah sekumpulan ilmu, pengetahuan, seni, pemikiran dan

keyakinan, moral, aturan, adab dan kebiasaan9.

Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis struktural atau

semiotika. Seperti di kemukakan oleh Van Zoest (Van Zoest, 1993:109)10, film

dibangun dengan tanda semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem

tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan.

9 http://avry-assyifa.blogspot.com/2012/10/hubungan-antar-agama-sebagai-komunikasi.html diakses pada pukul 21:30 WIB. Tanggal 24 maret 2014

10 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h. 128.

Page 16: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

5

Berbeda dengan fotografi statis, rangkaian gambar dalam film menciptakan imaji

dan sistem penandaan. Karena itu, menurut Van Zoest, bersamaan dengan tanda-

tanda arsitektur, terutama indeksikal, pada film terutama digunakan tanda-tanda

ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu (Van Zoest, 1993:109).

Gambar yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang

dinotasikannya. Film pada umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda

itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya

mencapai efek yang diharapkan. Yang paling penting dalam film adalah gambar

dan suara. Sistem semiotika yang lebih penting dalam film adalah digunakannya

tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu. Dalam salah

satu penelitian permulaan mengenai gejala film yang berorientasikan semiotika.

Dalam Film penelitian ini merupakan film fitur. Film fitur merupakan karya fiksi

yang strukturnya selalu berupa narasi. Yang dibuat dalam tiga tahap. Tahap

praproduksi, tahap produksi dan terakhir tahap post produksi.11 Dalam konteks

komunikasi massa, film menjadi salah satu media atau saluran penyampaian

pesannya, apakah itu pesan verbal atau nonverbal. Hal ini disebabkan karena film

dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian hasilnya diproyeksikan ke layar lebar

atau ditayangkan melalui televisi dan dapat ditonton oleh sejumlah khalayak.

Film “Java Heat” merupakan salah satu Film action Hollywood Tahun 2013

yang dirilis oleh Conor Allyn. Dalam film “Java Heat” menceritakan propaganda

penculikan putri kraton Yogyakarta dan pencurian permata yang dilakukan oleh

penculik bule internasional yang diberi nama malik. Film ini mencoreng citra

Islam. Para pelakunya digambarkan sebagai umat Islam, tentu saja dengan simbol-

11 Marcel Danesi, Pengantar memahami semiotika media, (Yogyakarta: Jalasutra anggota

IKAPI, 2010), h. 134.

Page 17: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

6

simbol khas umat Islam seperti berjenggot, mengucapkan salam, takbir hingga

terdengar suara adzan. Di gambarkan sebagai teroris. Film terbaru Hollywood

berjudul “Java Heat”. Mengambil suting di Yogyakarta dan sekitarnya, film ini

berusaha mempertemukan dua budaya yaitu Amerika dan Indonesia yang

ceritanya ditengahi dengan intrik-intrik dalam keindahan bangunan istana tua,

candi-candi dalam labirin terowongan bawah tanah dan dunia kriminal di sebuah

kota di tengah-tengah Pulau Jawa, kata penulis skenario dan produser film

tersebut, Rob Allyn, pada tahun 2010 lalu. “Java Heat” mengangkat kisah

penculikan putri kraton Yogyakarta Hadiningrat yang dibarengi dengan pencurian

barang berharga seperti perhiasan milik istana oleh penjahat internasional.

Kemudian untuk mengungkap kasus ini, Polisi Indonesia mendapat bantuan dari

tim profesional Amerika Serikat (Intel), sebuah cerita yang sangat banyak reaksi

dari sejumlah kelompok Islam. Film ini menjadi tidak biasa ketika mengangkat

eksotiknya Yogyakarta dengan kasus terorisme yang selalu dikaitkan dengan

Islam. Dalam salah satu adegan di awal-awal film, sudah digambarkan sosok

‘teroris’ dengan rompi penuh berisi bom, meledakkan diri ditengah kerumunan

orang sambil meneriakkan “Allahu Akbar”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini akan dibatasi pada model Roland Barthes makna denotasi,

konotasi dan mitos dalam Film Java Heat, dan unsur-unsur Budaya Yogyakarta di

balik peristiwa perampokan, yang di dukung juga dengan potongan beberapa film,

sebagai lampiran. Sebaliknya pada penelitian ini tidak fokus pada tim produksi

film dan efek atau dampak dalam film Java Heat.

Page 18: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

7

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang jadi permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah makna Denotasi, konotasi dan Mitos yang terdapat dalam

film Java Heat berdasarkan model Roland Barthes?

2. Bagaimanakah makna unsur-unsur Budaya Yogyakarta di balik peristiwa

perampokan yang terdapat di dalam Film Java Heat?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam

Film Java Heat berdasarkan model Roland Barthes.

2. Mengetahui makna unsur-unsur Budaya Yogyakarta di balik peristiwa

perampokan, yang terdapat di dalam Film Java Heat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan

dengan pendekatan kualitatif deakriptif dan untuk mengembangkan

penelitian dengan model semiotika.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian dapat diharapkan agar bisa menambah pengetahuan

dan pemahan bagi para mahasiswa dari suatu makna yang bertanda

dalam suatu film.

Page 19: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

8

b. Peneliti juga berharap dari hasil penelitian ini, agar jadi bahan

masukan untuk mengembangkan perfilman yang lebih baik.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini, penulis melakukan observasi terhadap hasil

penelitian lain yang mempunyai kemiripan dengan penelitian yang akan penulis

lakukan, di antaranya:

Skripsi yang pertama karya Hani Taqiyyah, Pada skripsi ini memiliki

kesamaan objek penelitian yaitu film internasional, ia juga menggunakan model

semiotik yang sama, yaitu model Roland Barthes. penelitian ini mengungkapkan

fakta-fakta tentang bagaimana adegan-adegan dalam film tersebut tentang

mempretasikan konsep jihad Islam12.

Pada skripsi yang kedua. Noor Hidayati, pada skripsi ini terdapat perbedaan

objek penelitian. Pada penelitian ini objek penelitiannya adalah media cetak

majalah Ummi. Pada skripsi ini memliki persamaan dengan penulis yaitu metode

analisi semiotika, namun berbeda dengan modeln yang dikemukakannya.

Menggunakan model semiotika Charles Sanders Pierce, dimana membagi objek

kepada ikon, indeks, simbol. Penemuan dalam penelitian ini adalah cara tim

redaksi mengemas pesan dakwah melalui rubrik mode dengan menampilkan

busana muslim13.

12 Hani Taqiyyah, Analisis Semiotika Terhadap Film In The Name Of God, Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

13 Noor Hidayati, Analisis Semiotika Terhadap Rubrik Mode Pada Majalah Ummi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Page 20: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

9

Penulis juga menambahkan satu judul lagi karya Nurlaelatul Fajriah, Pada

skripsi ini memiliki objek penelitian yang sama yaitu film. Namun, Ia

menggunakan model semiotika Charles Sanders Pierce. Penelitian ini

mengungkapkan antara perbedaan cinta dan agama14.

F. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep Penelitian

kebudayaan memberikan identitas pada sekelompok manusia, maka

bagaimana cara kita mengidentifikasi aspek-aspek atau unsur-unsur kebudayaan

yang membedakan satu kelompok masyarakat budaya dari yang lain? Samovar

et.al. (1981:38-48) membagi berbagai aspek kebudayaan kedalam tiga pembagian

besar unsur-unsur sosial budaya yang secara langsung sangat mempengaruhi

14 Nurlaelatul Fajriah, Analisis Semiotika Film Cin(T)a Karya Sammaria Simanjuntak,

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Pesan Dalam

Film Java Heat

1. Denotasi 2. Konotasi 3. Mitos

Model Semiotika Roland Barthes

Temuan unsur-unsur budaya Yogyakarta di balik peristiwa

perampokan. Menurut Samovar

(unsur-unsur Budaya)

Page 21: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

10

penciptaan makna untuk persepsi, yang selanjutnya menentukan tingkah laku

komunikasi15.

Penelitian ini berfokus pada penelitian dalam Media Elektronik. Dalam hal ini

film Java Heat dengan menggunakan Analisis Semiotika Roland Barthes, dengan

mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos berdasarkan model Roland

Barthes, dan mengetahui unsur-unsur budaya Yogyakarta di balik peristiwa

perampokan.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Paradigma

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang

bersifat deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata, bukan

angka16. Metode penelitian kualitatif17 sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian ini dari pandangan paradigma konstruktivisme. Menurut Guba

(1990:26) ialah : pengetahuan dapat digambarkan sebagai hasil atau

konsekuensi dari aktivitas manusia, pengetahuan merupakan konstruksi

manusia, tidak pernah dipertanggung jawabkan sebagai kebenaran yang tetap

tetapi merupakan permasalahan dan selalu berubah. Artinya, bahwa aktivitas

manusia itu merupakan aktivitas mengkonstruksi relitas, dan hasilnya tidak

15 Ilya Sunarwinadi, Komunikasi Antar Budaya, (Universitas Indonesia : Pusat Antar

Universitas Ilmu-ilmu Soasial, t.t), h. 25 16 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2000), h. 6. 17 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2000), h. 3.

Page 22: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

11

merupakan kebenaran yang tetap, tetapi selalu berkembang terus. Dapat

disimpulkan bahwa realitas itu merupakan hasil konstruksi manusia. realitas

itu selalu terkait dengan nilai jadi tidak mungkin bebas nilai dan pengetahuan

hasil konstruksi manusia itu tidak bersifat tetap tapi berkembang terus18.

2. Objek dan Unit Analisis

Objek penelitian ini adalah film, sedangkan unit analisisnya adalah

potongan gambar atau visual yang terdapat di film Java Heat yang berkaitan

dengan rumusan masalah penelitian.

3. Tahap Penelitian

Proses penelitian ini meliputi tiga tahapan yaitu :

a. Pengumpulan Data

Dalam prosedur penelitian ini data-data penelitian ini dikumpulkan

meliputi beberapa tahap antara lain :

1. Telaah Teks

Data primer : berupa dokumen elektronik, yaitu berupa softcopy

film Java Heat. Penulis mengamati makna tanda-tanda yang terdapat

dalam film tersebut serta menganalisis sesuai dengan permasalahan

peneliti yang digunakan.

Data sekunder : Telaah teks, yakni penulis mengumpulkan data-

data melalui telaah dan mengkaji berbagai literatur yang sesuai dengan

manteri penelitian untuk dijadikan argumentasi, seperti telaah teks

18 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi aksara,

2013), h. 49.

Page 23: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

12

makna tanda-tanda terhadap film Java Heat. Manfaat dari data

sekunder ini untuk melengkapi informasi film Java Heat.

2. Observasi

Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data dengan

mengambil langsung terhadap objek atau penggantinya. Observasi

dalam penelitian ini adalah dengan melihat langsung serta

menceramati setiap makna-makna yang dikemukakan pada objek

penelitian.

b. Pengolahan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap: data

dikelompokkan, disederhanakan, dan data dikemas ke dalam table. Antara

lain : Pengumpulan data visual dengan menonton Film Java Heat.

Pencatatan data primer berupa scene (adegan) dalam film Java, dan

memaknai unsur-unsur budaya Yogyakarta di balik peristiwa perampokan.

Data-data tersebut dikategorikan sesuai dengan metode Semiotika

Roland Barthes yang dikemas berbagai tanda yaitu, tanda denotasi,

konotasi, mitos dan memaknai makna unsur-unsur budaya dengan teori

samovar.

c. Analisis Data

Temuan data dianalisis berdasarkan kerangka konsep.

H. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat sistematika

penulisan sesuai dengan masing-masing bab. Penulis membaginya menjadi lima

Page 24: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

13

bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan

penjelasan dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konsep, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguaraikan tinjauan umum film; Makna Pesan Komunikasi

Antarbudaya, Konsep Yang Berkaitan dengan Kebudayaan, Klasifikasi Film,

Pengertian Film, Perkembangan Film, Ukuran Gambar, Teknik-Teknik

Pembuatan Film, Tanda- tanda Visual, Semiotika Film, Konsep Umum Semiotika,

Semiotika Roland Barthes

BAB III GAMBARAN UMUM FILM JAVA HEAT

Bab ini menggambarkan secara umum film Java Heat, Profil Singkat PH Margate

House, Profil Sutradara Film Java Heat, Profil Pemain Utama, Tim Produksi Film

Java Heat (Pemain dan Crew), Sinopsis Film Java Heat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Membahas hasil penelitian model konsep Roland Barthes mengenai makna

denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam film Java Heat, analisis unsur-

unsur budaya Yogyakarta di balik peristiwa perampokan

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

Page 25: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

14

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Makna Pesan Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antarbudaya yang efektif menuntun kita untuk memahami bahasa,

memahami komunikasi, serta memahami bahasa dan komunikasi. Perbedaan

antarbudaya mempengaruhi interpretasi atas makna pesan yang terkandung dalam

bahasa, tanda dan simbol (baik verbal maupun non verbal). Makna pesan verbal

Menurut Ohoiwutun (1997: 99-107) : 1). Kapan orang berbicara, 2). Apa yang

dikatakan, 3). Kecepatan dan jeda berbicara, 4). Hal memperhatikan , 5). Intonasi,

6). Gaya kaku atau puitis, 7). Bahasa tidak langsung1.

Saat berhubungan antarpribadi maka ada beberapa faktor dari beberapa pesan

non verbal yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya2 : 1). Kinesik, adalah

studi yang berkaitan dengan bahasa tubuh, yang terdiri dari posisi tubuh, orientasi

tubuh, tampilan wajah, gambaran tubuh, dll. 2). Okulesik, adalah studi tentang

gerakan mata dan posisi mata. 3). Haptik, adalah studi tentang perabaan atau

memperkenankan sejauh mana seseorang memegang mereka dengan ramah,

menepuk belakang dan lain-lain. 4). Proksemik, studi tentang hubungan antar

ruang, antar jarak, dan waktu berkomunikasi. 5). Kronemik, adalah studi tentang

konsep waktu, sama seperti pesan nonverbal yang lain maka konsep tentang

waktu yang menganggap kalau sesuatu kebudayaan taat pada waktu maka

kebudayaan itu tinggi atau peradaban maju. 6). Tampilan, Appearance- cara

1 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2007), h. 94. 2 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2007), h. 98-101

Page 26: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

15

bagaimana seorang manampilkan diri telah cukup menunjukkan atau berkolerasi

sangat tinggi dengan evaluasi tentang pribadi. 7). Posture, adalah tampilan tubuh

waktu sedang berdiri dari duduk. 8). Pesan-pesan paralinguistik antarpribadi

adalah pesan komunikasi yang merupakan gabungan antara perilaku verbal dan

nonverbal. 9). Simbolisme dan komunikasi non verbal yang pasif beberapa di

antaranya adalah simbolisme warna dan nomor.

B. Konsep Yang Berkaitan Dengan Kebudayaan

Untuk memahami kebudayaan keseluruhan maka ada baiknya saya

mengemukakan beberapa konsep yang berkaitan dengan kebudayaan, beberapa di

antaranya selalu digunakan secara bergantian dalam membahas komunikasi

antarbudaya3.

1. Budaya Dominan adalah sebuah kebudayaan uang sangat menonjol dalam

suatu masyarakat sehingga tampilan kebudayaan itu seolah-olah berada “di

atas” atau “ menguasai” kebudayaan lain, kebudayaan itu seolah-olah

“mengatur” seluruh aspek kehidupan dalam suatu masyarakat.

2. Common Culture adalah suatu sistem pertukaran simbol-simbol yang

sama, makna atas simbol tersebut dipahami oleh dua pihak melalui sebuah

proses persetujuan (Talcot Parson).

3. Sub Kultur adalah suatu kelompok atau sub unit budaya yang berkembang

ketika adanya kebutuhan sekelompok orang untuk memecahkan sebuah

masalah berdasarkan pengalaman bersama. Apa yang mereka hasilkan itu

ucapkali merupakan suatu resolusi yang kontradiktif dalam struktur sosial

3 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2007), h. 112-114

Page 27: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

16

bersama, akibat selanjutnya adalah sekelompok itu membentuk suatu

identitas kolektif dari sejumlah identitas individual yang pada akhirnya

mereka terima bersama. Kebudayaan subkultur acapkali merupakan

gambaran sebuah kelompok minoritas yang ada dalam kehidupan budaya

mayoritas.

4. Culture lag, konsep ini diperkenalkan oleh Willliam Oghburn untuk

menggambarkan proses sosial, budaya dan perubahan teknologi.

Perubahan sosial cenderung dinilai “ketinggalan” dari perubahan

teknologi. Cultural lag dihasilkan tatkala sebuah institusi sosial-budaya

gagal mengadaptasi fungsi-fungsi mereka ke dalam bagian-bagian dari

sistem sosial-budaya mereka yang luas.

5. Culture schock, kekacauan budaya yang dalam perspektif sosial

merupakan hasil dari konfrontasi suatu masyarakat terhadap kebudayaan

baru yang mendadak masuk dan megganggu kebudayaan mereka.

6. Kebudayaan tradisional-folk culture- Kebudayaan tradisional adalah

perilaku yang merupakan kebiasaan atau cara berpikir dari suatu kelompok

sosial yang ditampilkan melalui-tidak saja-adat istiadat tertentu tetapi juga

perilaku adat istiadat yang diharapkan oleh anggota masyarakatnya.

Sedangkan folk culture merupakan model komunitas masyarakat asli yang

dicirikan oleh kegiatan ekonomi bagi pemenuhan kebutuhan sendiri,

keakraban sosial di antara para anggota, kekuatan peran berdasarkan ritual

dan tradisi, dan relatif terisolasi dari kehidupan urban. Konsep ini

mewakili sebuah tekanan terhadap karakteristik dari nilai-nilai dan struktur

Page 28: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

17

sosial tradisional, komunitas pedesaan yang hadir dalam masyarakat yang

kompleks.

7. Multikultural merupakan konsep yang kini sangat luas digunakan untuk

menggambarkan pelbagai aktivitas yang didorong oleh beberapa maksud,

seperti hadirnya pengakuan atas kebudayaan dari pelbagai etnik dan ras.

Konsep ini juga menggambarkan usaha untuk memahami pelbagai

kelompok budaya , kelompok ras dan apresiasi dari kebudayaan yang

berbeda-beda dalam pergaulan yang acapkali mengakibatkan ketegangan

dan konflik antar etnik.

C. Klasifikasi Film

Pembuat film awalnya menggunakan bahan dari novel, vaudeville, sirkus dan

pelbagai sumber sebagai skenario film mereka. Tetapi mereka juga menciptakan

genre mereka sendiri yang tetap mempengaruhi pembuatan film. Film mutakhir,

seri televisi, film yang di buat untuk TV, seri pendek, bahkan bentuk baru

produksi video dan multimedia seringkali mengikuti rumusan genre dari sinema

mainstream.

Film memungkinkan kita saling mengkaitkan cerita kriminal, kejadian

misterius, romantika dan seks, serta banyak hal lain yang membentuk realitas

sosial kita melalui mata kamera yang selalu menyelidik. Genre-genre film yang

termasuk di dalamnya antara lain4 :

1. Drama kriminal

2. Fiksi ilmiah

4 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Buku teks dasar mengenai semiotika dan

teori komunikasi, (Yogyakarta: JALASUTRA anggota IKAPI, 2004), h. 158-159.

Page 29: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

18

3. Animasi

4. Komedi

5. Drama karakter

6. Drama sejarah

7. Documenter

8. Film detektif

9. Film suspense

10. Film monster

11. Film horror

12. Film music

13. Film perang

14. Aksi petualang

15. Film noir

16. Western

17. Roman

18. melodrama

D. Pengertian Film

Film dalam arti di kamus besar bahasa Indonesia adalah selaput tipis yg dibuat

dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yg akan dibuat potret) atau untuk

tempat gambar positif (yg akan dimainkan di bioskop)5. Film juga diartikan

sebagai lakon (cerita) gambar hidup. Dari definisi yang pertama, kita dapat

membayangkan film sebagai sebuah benda yang sangat rapuh, ringkih, hanya

5 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dari aplikasi KBBI.

Page 30: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

19

sekeping Compact Disc (CD). Sedangkan film diartikan sebagai lakon artinya

adalah film tersebut merepresentasikan sebuah cerita dari tokoh tertentu secara

utuh dan berstruktur.

Hubungan antara film dan masyarakat memiliki sejarah yang panjang dalam

kajian para ahli komunikasi. Oey Hong Lee (1965:40), misalnya, menyebutkan,

“film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai

masa pertumbuhannya pada akhir abad ke -19.

E. Perkembangan Film

Topik sinema yang telah menjadi bentuk seni kini mendapat respon paling

kuat dari sebagian besar orang, dan yang dituju orang untuk memperoleh hiburan,

ilham, dan wawasan. Film memiliki kekuatan besar dari segi estetika karena

menjajarkan dialog, musik, pemandangan dan tindakan bersama-sama secara

visual dan naratif. Dalam bahasa semiotik, sebuah film dapat didefinisikan

sebagai sebuah teks yang, pada tingkat penanda, terdiri atas serangkaian imaji

yang mempretasikan aktivitas dalam kehidupan nyata. Pada tingkat penanda, film

adalah cermin metaforis kehidupan. Jelaslah bahwa topik tentang sinema adalah

satu topik sentral dalam semiotika karena genre-genre dalam film merupakan

sistem signifikasi yang mendapat respon sebagian besar orang saat ini dan yang

dituju orang untuk memperoleh hiburan, ilham, dan wawasan pada level

interpretan.

Sebagian besar sejarawan film menurut asal-usul film ke tahun 1896, saat

pesulap Prancis Georges Melles membuat serangkaian film yang menjelajahi

potensi naratif dan media baru ini. Pada tahun 1899, di sebuah studio di pinggir

Page 31: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

20

kota Paris, Melles merekontruksikan versi film berisi sepuluh bagian dari siding

perwira militer Prancis bernama Alfred Dreyfus, dan memfilmkan Cinderella

(1900), yang menfeksploitasi kemungkinan-kemungkinan baru dalam

menawarkan perspektif yang disediakan oleh kamera film. Film-film pendeknya

langsung sukses di tengah masyarakat dan di putar seluruh dunia.

Fantasi teaterikal karya Melles memengaruhi pencipta Amerika Edwin S.

Porter, yang sering disebut sebagai bapak film bisu, saat ia memproduksi film bisu

penting pertama di Amerika, The Great Train Robbery, tahun 1903. Durasinya

hanya delapan menit, namun pengaruhnya sangat besar terhadap perkembangan

film bergerak karena berisi penyatuan potongan adegan-adegan yang disyuting

pada waktu dan tempat yang berbeda-beda demi membentuk sebuah narasi utuh,

yang memuncak menjadi peristiwa kejar-kejaran yang menengangkan.

Antara 1915-1920, gedung-gedung bioskop megah bak istana tumbuh subur di

seluruh Amerika. Indrustri film lambat laun pindah ke Hollywood. Tiap tahun

ratusan film tumpah ruah dari studio-studio Hollywood demi memuaskan

kecanduan yang terus meningkat dari masyarakat penonton film yang fanatik.

Sebagian besar film ini berjenis Western, komedi banyolan, dan melodrama

romantis elegan seperti Male and Female (1919) besutan Cecil B. Demile. Pada

tahun 1920-an, film-film yang dibintangi comedian Charlie Chaplin membukakan

pintu era keemasan film bisu.

Setelah Perang Dunia I, produksi film menjadi indrustri besar di Amerika,

menghasilkan jutaan dollar bagi studio-studio yang sukses. Film-film Amerika

dibuat seluruh dunia dan mendominasi pasar dunia. Para artis yang menghasilkan

Page 32: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

21

film-film Eropa yang paling sukses di impor ke studio-studio Amerika, dan teknik

mereka diadaptasi dan di asimilasi oleh Hollywood.

Transisi dari film bisu ke film bersuara begitu cepatnya hingga banyak film

yang dirilis tahun 1928 dan 1929 mulai di produksi sebagai film bisu, tetapi buru-

buru diubah menjadi film bersuara, atau istilahnya film bicara, untuk memenuhi

permintaan yang meningkat. Film gangster dan musical mendominasi layar bicara

yang baru ini pada awal 1930-an. Termasuk salah satu film paling terkenal dalam

sejarah perfilman, Gone with the wind (1939).

Tren ke arah eskapisme dan fantasi dalam film terasa kuat sepanjang tahun

1930-an. Siklus film-film horror klasik, termasuk Dracula (1931), Frankenstein

(1931), dan The Mummy (1932), melahirkan serangkaian sekuel dan film

sempalan yang bertahan lama pada era ini adalah fantasi musical The Wizard of

Oz (1939), yang diangkat dari buku karya L. Frank Baum. Seorang pembuat film

Amerika yang berangkat dari radio menuju Hollywood pada tahun 1940 adalah

penulis, sutradara dan aktor Orson Welles. Ia mengadakan eksperimen dengan

sudut-sudut baru dalam pengambilan gambar dan efek suara, dan ini sangat

memperluas kekuatan representatif dalam film. Filmnya Citizen Kane (1941) dan

The Magnificient Amberson (1942) memengaruhi karya selanjutnya dari semua

pembuat film besar di dunia.

Salah satu sutradara paling menonjol dan orisinil yang muncul dari sinema

internasional pasca Perang Dunia II adalah Ingmar Bergman (1918-2007) dari

Swedia. Film-filmnya mengandung kedalaman filosofis dan intelektual yang

intens, dan menggarap tema-tema seperti keterasingan pribadi, konflik seksual,

dan obsesi religious. Dalam filmnya The Seventh Seal (1956) ia menyisik misteri

Page 33: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

22

kehidupan dan spiritualitas melalui cobaan yang dialami serang kesatria abad

pertengahan yang bermain catur dengan maut.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, film berwarna lambat laun menggantikan

film hitam putih. Namun, beberapa pembuat film masih lebih memilih film hitam

putih, karena ingin mencoba menampilkan realism “telanjang”. Film hitam putih

seperti Psyco (1960) Oleh Alfred Hitchcock dan Schindler’s List (1994) oleh

Steven Spielberg telah menjadi karya klasik dalam genre ini.

Pada tahun 1980-an dan 1990-an terjadi revolusi dalam pasar video rumah,

saat film-film besar laris tersedia untuk ditonton di rumah hampir langsung setelah

selesai ditayangkan di bioskop. Perkembangan ini, bersama dengan munculnya

televisi kabel yang menyiarkan film-film yang relatif baru di saluran-saluran

khusus, tampaknya mengancam kelangsungan hidup jangka panjang gedung

bioskop dan menciptakan iklim yang sama dengan awal 1950-an, ketika televisi

mulai menantang popularitas film. Akibatnya, perusahaan-perusahaan film makin

memilih pertunjukan besar-besaran dengan efek khusus fantastis demi merayu

publik menjauh dari video rumah dan kembali ke layar lebar6.

F. Ukuran Gambar

Juru kamera yang sedang mengambil gambar suatu subjek atau objek pada

dasarnya akan mengikuti suatu teknik pengambilan gambar tertentu. Juru kamerea

harus mempu mengambil gambar secara baik. Salah satunya adalah bahasa atau

6 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Buku teks dasar mengenai semiotika dan

teori komunikasi, (Yogyakarta: JALASUTRA anggota IKAPI, 2004), h. 122-126

Page 34: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

23

istilah dalam hal ukuran pengambilan gambar. Ukuran pengambilan gambar selalu

berkaitan dengan ukuran tubuh manusia yang terdiri dari7 :

a. Long Shot atau LS yang menunjukkan keseluruhan tubuh dari kepala

sampai kaki.

b. Very Long Shot atau VLS menunjukan subjek yang berada di tengah

lingkungan sekitarnya. Dalam ukuran VLS ini, lingkungan di sekitar

subjek terlihat lebih dominan. VLS akan menampilkan panorama yang

memenuhi layar.

c. Wide Anggel atau sudut lebar adalah ukuran pengambilan gambar yang

memasukkan keadaan sekeliling, jadi sudut lebar akan memberikan

pandangan atas keseluruhan keadaan.

d. Medium Long Shot atau MLS yang menunjukan mulai dari bagian kepala

sampai tepat di bawah lutut.

e. Mid Shot atau MS yang menunjukkan mulai bagian kepala sampai pinggul,

ukuran MS berfungsi untuk menunjukkan siapa yang sedang melakukan

aksi itu.

f. Medium Close Up atau MCU menunjukkan mulai bagian kepala sampai

bahu. Ini merupakan standar pengambilan gambar dalam wawancara.

g. Close Up atau CU memperlihatkan bagian kepala. Dalam merekam suatu

gambar subjek yang tengah melakukan aksi, maka CU berfungsi untuk

memfokuskan sebuah aksi yang tengah dilakukan. Gambar CU merupakan

elemen utama gambar televise.

7 Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004), h.

172-173.

Page 35: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

24

h. Big Close UP atau BCU menunjukkan gambar wajah yang memenuhi

layar televisi.

G. Teknik-Teknik Pembuatan Film

Ada beberapa teknik yang dapt digunakan dalam pembuatan film, antara

lain8 :

1. Direct Phothography, yaitu mencatat atau merekam objek

sebagaimana terjadi sesungguhnya, seperti yang dilihat sesuai dengan

kenyataan. Film-film pengajaran biasanya dilakukan secara direct

phorografi.

2. Slow Motion phothography, teknik ini merubah kecepatan gerak

gambar yang terlalu cepat menjadi lambat, sehingga mudah disaksikan

dengan ril, misalnya burung, tendangan bola oleh pemain, dan

sebagainya.

3. Lapse phothography, teknik ini berupa gerakan-gerakan gambar yang

lamban dan terlalu lama diikuti oleh mata kemudian dipercepat sesuai

dengan kebutuhan. Misalnya tumbuhnya tanam-tanaman, mekarnya

sekuntum bunga, proses erosi, gerakan salju yna gmneghendaki waktu

berjam-jam atau sehari-hari.

4. Animated phothography, teknik ini dilakukan dengan cara animasi,

yaitu sesuatu yang abstrak dan dikonkritkan. Misalnya untuk

menjelaskan aliran listrik, teori pemerintahan, dan sebagainya.

8 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: ciputat pers, 2002), h. 100-101.

Page 36: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

25

5. Phothomicrography, melalui teknik phothomicrography, objek-objek

yang terlalu kecil dapat diperbesar dan diperluas. Teknik ini sangat

bermanfaat dalam mepelajari science dan kesehatan, isalnya

reproduksi sel-sel, kehidupan hewa, dan sebagainya.

6. Telescopic photography, teknik ini mempergunakan lensa yang dapat

menangkap objek yang terlalu jauh untuk dilihat dengan mata,

misalnya mengamati bintang-bintang dilangit, atau burung-burung

yang terbang jauh

7. Film mogrhaphy, yaitu teknik yang paling sederhana dan murah,

dengan jalan memotret gambar-gambar biasa dengan menghadapkan

kaera kepada objek satu demi satu secara teratur, sehingga seolah-olah

gambar itu sendiri yang bergerak.

H. Tanda- Tanda Visual

Tanda visual dapat didefinisikan secara sederhana sebagai tanda yang

dikontruksi dengan sebuah penanda visual, yang artinya dengan penanda yang

dapat dilihat (bukan didengar, disentuh, dikecap, atau dicium). Seperti semua jenis

tanda lainnya, tanda visual dapat dibentuk secara ikonis (wajah-wajah yang

digambar), indeksikal (anak panah yang menunjukan arah), dan simbolis (logo

iklan)9.

9 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Buku teks dasar mengenai semiotika dan

teori komunikasi, (Yogyakarta: JALASUTRA anggota IKAPI, 2004), h. 92

Page 37: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

26

I. Semiotika Film

Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis struktural atau

semiotika. Seperti di kemukakan oleh Van Zoest (Van Zoest, 1993:109)10, film

dibangun dengan tanda semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem

tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan.

Berbeda dengan fotografi statis, rangkaian gambar dalam film menciptakan imaji

dan sistem penandaan. Karena itu, menurut Van Zoest, bersamaan dengan tanda-

tanda arsitektur, terutama indeksikal, pada film terutama digunakan tanda-tanda

ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu (Van Zoest, 1993:109).

Gambar yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang

dinotasikannya.

Film pada umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu

termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya

mencapai efek yang diharapkan. Yang paling penting dalam film adalah gambar

dan suara. Sistem semiotika yang lebih penting dalam film adalah digunakannya

tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu. Dalam salah

satu penelitian permulaan mengenai gejala film yang berorientasikan semiotika.

Disini tentunya harus dibedakan antara suara yang langsung mengiringi

gambar (kata-kata yang diucapkan, derit pintu, dan sebagainya) dan musik film

yang mengiringinya. Suara, sama dengan gambar, merupakan unsure dalam cerita

film yang dituturkan dan dapat disebutkan, dikatagorisasikan dan dianalisis,

dengan cara yang juga sebanding. Suara, sebagai tanda, terjalin sangat erat dengan

tanda gambarnya. Suara, sebgai tanda, terjalin sangat erat dengan tanda

10 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h. 128.

Page 38: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

27

gambarnya. Suara bersama tanda gambarnya membentuk tanda-tanda kommpleks.

Karena realitas yang ditampilkan, seluruhnya atau sebagian, tidak hanya mirip,

tetapi juga memiliki keterkaitan dengan realitas kita. Sebetulnya, tanda-tanda film

itu melakukan sesuatu yang tidak jauh berbeda dengan roman atau novel. Film

tersebut jika tidak merupakan film dokumenter menyajikan ‘teks’ fiksional yang

memunculkan dunia (fiktif global) yang meungkin ada11.

J. Konsep Umum Semiotika

Sebagaimana diketahui, semiotika secara etimologi berasal dari kata Yunani

semeione, dalam bahasa Inggris sign, dan dalam bahasa Indonesia adalah lambang

atau simbol. Secara sederhana, semiotika dapat disebut sebagai studi tentang

simbol-simbol atau dalam istilah Daniel Chandler “the study of signs” (Chandler

2004;2)12.

Simbol dalam konteks semiotika, biasanya dipahami sebagai a sign which is

determined by its dynamic object only in the sense that it will be so interpreted

(suatu lambang yang ditentukan oleh objek dinamisnya dalam arti ia harus benar-

benar di interpretasi). Dalam hal ini, interpretasi dalam upaya pemaknaan

terhadap lambang-lambang simbolik melibatkan unsur dari proses belajar dan

tumbuh atau berkembangnya pengalaman serta kesepakatan-kesepakatan dalam

hidup13.

11 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h.128-

129 12 Masri Sareb Putra, Dayak Jongkang, studi dan pendekatan semiotika,

(Tangerang:Penerbit UMN Press, 2012), h. 14. 13 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKis Yogyakarta, 2007), h.

160.

Page 39: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

28

Semiotika adalah studi mengenai tanda (sign) dan simbol yang merupakan

tradisi penting dalam pemikiran tradisi komunikasi. Tanda adalah segala sesuatu

warna, isyarat, kedipan mata, objek, rumus matematika, dan lain-lain yang

merepresentasikan sesuatu yang lain darinya14. Tradisi semiotika mencakup teori

utama mengenai bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan,

dan sebagainya yang berada di luar diri. Studi mengenai tanda tidak saja

memberikan jalan atau cara dalam mempelajari komunikasi, tetapi juga memiliki

efek besar pada hampir setiap aspek (perspektif) yang digunakan dalam teori

komunikasi15.

Konsep dasar yang menyatukan tradisi ini adalah ‘tanda’ yang diartikan

sebagai a stimulus designating something other then it self (suatu stimulus yang

mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri). Pesan memiliki kedudukan

yang sangat penting dalam kemunikasi. Menurut John Power (1995), pesan

memiliki tiga unsur, yaitu 1) tanda dan simbol; 2) bahasa; dan 3) wacana

(discourse)16. Menurutnya, tanda merupakan dasar bagi semua komunikasi. Tanda

menunjuk atau mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri, sedangkan

makna atau arti adalah hubungan antara objek atau ide dengan tanda. Kedua

konsep tersebut menyatu dalam berbagai teori komunikasi, khususnya teori

komunikasi yang memberikan perhatian pada simbol, bahasa serta tingkah laku

nonverbal. Kelompok teori ini menjelaskan bagaimana tanda dihubungkan dengan

makna dan bagaimana tanda diorganisasi. Studi yang membahas mengenai tanda

ini disebut dengan semiotika. Tanda mutlak diperlukan dalam menyusun pesan

14 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Buku teks dasar mengenai semiotika dan

teori komunikasi, (Yogyakarta: JALASUTRA anggota IKAPI, 2004), hal. 7. 15 Morissan, Teori Komunikasi , (Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia, 2009), h. 27. 16 Morissan, Teori Komunikasi , (Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia, 2009), h. 27.

Page 40: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

29

yang hendak disampaikan. Tanpa memahami teori tanda, maka pesan yang

disampaikan dapat membingungkan penerima.

Untuk memulai pembahasan mengenai tradisi pemikiran ini, coba anda

perhatikan keadaan di sekitar anda, misalnya di kamar tidur, dan pilihlah empat

atau lima benda yang berarti bagi anda. Mengapa anda memilih benda-benda itu?

Mengapa benda-benda itu penting bagi anda? Kemungkinannya adalah bahwa

benda-benda yang anda pilih tidak hanya sekedar objek, namun membawa

kenangan kepada anda, misalnya suatu hubungan, peristiwa penting dalam hidup,

prestasi, perjalanan, tempat, dan sebagainya. Dengan kata lain, objek yang dipilih

itu adalah simbol.

Konsep dasar yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang didefinisikan

sebagai stimulus yang menandakan atau menunjukan beberapa kondisi lain,

seperti ketika asap menandakan adanya api. Konsep dasar kedua adalah simbol

yang biasanya menandakan tanda yang kompleks dengan banyak arti, termasuk

arti yang sangat khusus. Beberapa ahli memberikan perbedaan yang kuat antara

tanda dan simbol. Tanda dalam realitasnya memiliki referensi yang jelas terhadap

sesuatu, sedangkan simbol tidak17.

Aktivitas membentuk ilmu pengetahuan yang dimungkinkan kapasitas otak

untuk dilakukan oleh semua manusia disebut representatif. Representatif dapat

didefiniskan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-

lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau memproduksi

17 Stephen W., dkk., Teori Komunikasi, Theories of human communication, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2009), h. 53-54.

Page 41: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

30

sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik

tertentu.18

Cherleas Sanders Pierce mempunyai segitiga semiotika yaitu respresetant,

ground, dan interpretant. Segitiga semiotika yang dikemukakan merupakan

penemuan dari Pierce sendiri. Pierce membagi semiotika menjadi tiga,

representent adalah bagaimana tanda itu bisa terbentuk, awalnya, dan asalanya.

Ground terdiri dari tiga icon, indeks dan symbol. Interpretent bagaimana suatu

tanda ditafsirkan oleh si penerima tanda. Menurut Charles Sanders Pierce19 tanda

adalah sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Pierce disebut

ground. Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas icon (ikon), indek

(indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda

dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, Ikon

adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan.

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda

dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat. Symbol tanda yang

berdasarkan konvensi, peraturan atau perjanjian yang telah disepakati. Jadi inti

dari Pierce dalam model semiotikanya adalah segitiga semiotik. Contoh, suara

peluit wasit-pelanggaran-tendangan bebas. Dengan begitu kita bisa memahami

dari suara peluit merupakan bagian dari tanda atau representent. Pelanggaran

bagian dari ground dalam bagian indeks. Sedangkan tendangan bebas merupakan

bagian dari interpretent.

18 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Buku teks dasar mengenai semiotika dan

teori komunikasi, (Yogyakarta: JALASUTRA anggota IKAPI, 2004), h. 24. 19 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h. 41-42.

Page 42: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

31

Dalam penelitian Saussure20, ada dua tanda yaitu, penanda dan petanda, atau

signifier dan signified. Signifier merupakan dimana ada tanda, artinya suatu tanda

yang berwujud kata atau gambar yang di tangkap oleh dua aspek indera. Signified

merupakan bidang petanda, konsep atau makna. Intinya aspek pertama terkandung

di dalam aspek kedua. Jadi petanda merupakan konsep atau apa yang

diprestasikan oleh aspek pertama. Buku Saussure yang terkenal berjudul Cours de

linguistique generale, terbit tahun 1916, dianggap sebagai asal-muasal

strukturalis, sekaligus menempatkan teori bahasa, yaitu lingusitik sebagai bagian

integral teori-teori kemunikasi dan keseluruhan hubungan sosial. Dalam hubungan

inilah Saussure tidak dianggap sebagai semata-mata ahli dalam bidang ilmu

bahasa, melainkan juga sebagai ahli semiotik kebudayaan dan antroposemiotik.

Konsep-konsep Saussure (1988) terdiri atas pasangan beroposisi, tanda yang

memiliki dua sisi, sebagai dikotomi, seperti : penanda (Signifier, significant,

semaion) dan petanda (signified, signifie, semainomenon), ucapan individual

(parole) dan bahasa umum (langue), sintagmatis dan petanda dianggap sebagai

konsep Saussure yang terpenting, penanda, gambaran akuistik adalah aspek

material sebagaimana bunyi, sebagai citra akuistik yang tertangkap pada saat

orang berbicara. Petanda adalah konsep21.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa penanda terletak pada tingkatan ungkapan

(level of expression) dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti

bunyi, huruf, kata, gambar, warna, objek, dan sebagainya. Petanda terletak pada

level of content (tingkatan isis atau gagasan) dari apa yang diungkapkan melalui

20 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta:JALASUTRA Anggota

IKAPI,2009),h.13 21 Nyoman Khutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra

,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2013),h 99.

Page 43: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

32

tingkatan ungkapan. Hubungan antara kedua unsur melahirkan makna. Tanda

akan selalu mengacu pada (mewakili) sesuatu hal (benda) yang lain. Ini disebut

referent. Seperti, wajah cerah mengacu pada kebahagiaan. Air mata mengacu pada

kesedihan. Apabila hubungan antara tanda dan yang diacu terjadi, maka dalam

benak orang yang melihat atau mendengar akan timbul pengertian (Eco, 1979:59).

Namun menurut Ferdinand de Saussure22 yang cukup penting dalam upaya

menangkap hal pokok pada teori Saussure adalah prinsip yang mengatakan bahwa

bahasa itu adalah suatu sistem tanda, dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian,

yakni Signifier (penanda) dan Signified (petanda).

Pierce dan Saussure mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak

mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Pierce si Amerika Serikat. Latar

belakang keilmuan Pierce adalah filsafat, sedangkan Saussure linguistik. Saussure

menyebutkan ilmu yang dikembangkannya semiologi. Semiologi menurut

Saussure seperti dikutip Hidayat, didasarkan pada anggapan bahwa selama

perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi

sebagai tanda, di belakangnya harus ada sistem pembedaan dan konvensi yang

memungkinkan makna itu. Di mana ada tanda, di sana ada sistem. (Hidayat,

1998:26). Sedangkan Pierce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika. Bagi

Pierce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat

tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya,

logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam

tanda (Berger, 2000:11-22)23.

22 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h. 46. 23 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta:JALASUTRA Anggota

IKAPI,2009),h 11-12

Page 44: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

33

K. Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes dikenal sebagai ssalah seorang pemikir strukturalis yang getol

mempraktikan model linguistik dan semiologi Saussurean. Ia juga intelektual dan

kritikus sastra Prancis yang ternama; eksponen penerapan strukturalisme dan

semiotika pada studi sastra. Bartes (2001:208) menyebutkan sebagai tokoh yang

memainkan peranan sentral dalam strukturalisme tahun 1960-an dan 70-an.

Ia berpendapat bahasa adalah sebuah sistem tanda yang memainkan asumsi-

asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Ia mengajukan

pandangan ini dalam writing degree zero (1952; terj. Inggris 1977) dan critical

essays (1964; terj. Inggris 1972).

Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga kelas menengah Protestan di Cherbourg

dan di besarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah Barat daya

Prancis. Ayahnya, seorang perwira angkatan laut, meninggal dalam sebuah

pertempuran di laut Utara sebelum usia Barthes genap mencapai satu tahun.

Peta Tanda Semiotika Roland Barthes

1. Signifier (penanda)

3. Denotative sign (tanda denotatif)

2. Signified (petanda)

4. CONNOTATIVE SIGNIFIER (PENANDA KONOTATIF)

5. CONNOTATIVE SIGNIFIED (PETANDA KONOTATIF)

6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)

Page 45: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

34

Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotative (3) terdiri atas

penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif

adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur

material: hanya jika anda mengenal tanda “singa”, barulah konotasi seperti harga

diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin (cobley dan Jansz, 1999 :51)24.

Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekadar memiliki makna

tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi

keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi

penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti pada penandaan dalam tataran

denotatif.

Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam pengertian

secara umum serta denotasi dan konotasi yang dimengerti oleh Barthes. Dalam

pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah, makna

yang “sesungguhnya”, bahkan kadang kala juga dirancukan dengan refrensi atau

acuan. Proses signifikasi yang secara tradisional disebut sebagai denotasi ini

biasanya mengacu kepada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa

yang terucap. Akan tetapi, di dalam semiologi Roland Barthes dan para

pengikutnya, denotasi merupakan system signifikasi tingkat pertama, sementara

konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih

diasosiasikan dengan ketertutupan makna dan, dengan demikian, sensor atau

represi politis. Sebagai reaksi yang paling ekstrem melawan keharfian denotasi

yang bersifat opresif ini. Barthes mencoba menyingkirkan dan menolaknya.

Baginya, yang ada hanyalah konotasi semata-mata. Penolakan ini mungkin terasa

24 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h. 69

Page 46: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

35

berlebihan, namun ia tetap berguna sebagai sebuah koreksi atas kepercayaan

bahwa makna “harfiah” merupakan sesuatu yang bersifat alamiah (Budiman,

1999:22).

Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideology, yang

disebutnya sebagai “mitos”, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan

memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu

periode tertentu. (Budiman 2001 :28). Di dalam mitos juga terdapat pola tiga

dimensi penanda, petanda, dan tanda, namun sebagai suatu sistem yang unik,

mitos dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya atau,

dengan kata lain, mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran ke-dua. Di

dalam mitos pula sebuah petanda dapat memiliki beberapa penanda.

Pemikiran Barthes tentang semiotika dipengaruhi oleh Saussure. Kalo

Saussure mengintrodusir istilah signifier dan signified berkenaan dengan

lambang-lambang atau teks dalam suatu paket pesan maka Barthes menggunakan

istilah denotasi dan konotasi untuk menunjukan tingkatan-tingkatan makna. Maka

denotasi adalah makna tingkat pertama yang bersifat objektif (first order) yang

dapat diberikan terhadap lambang-lambang, yakni dengan mengaitkan secara

langsung antara lambang dengan realitas atau gejala yang ditunjuk. Kemudian

makna konotasi adalah makna-makna yang dapat diberikan pada lambang-

lambang dengan mengacu nilai-nilai budaya yang karenanya berapa pada

tingkatan kedua (second order)25. Yang menarik berkenaan dengan semiotika

Roland Barthes adalah digunakannya istilah mitos (myth), yakni rujukan bersifat

cultural (bersumber dari budaya yang ada) yang digunakan untuk menjelaskan

25 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKis Yogyakarta, 2007), h.

163.

Page 47: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

36

gejala atau realitas yang ditunjuk dengan lambang-lambang penjelasan mana yang

notabene adalah makna konotatif dari lambang-lambang yang ada dengan

mengacu sejarah (di samping budaya). Dengan kata lain mitos berfungsi sebagai

deformasi dari lambang kemudian menghadirkan makna-makna tertentu dengan

berpijak pada nilai-nilai sejarah dan budaya masyarakat26. Mitos berasal27 dari

bahasa Yunani Mythos “kata”, ”ujaran”, “kisah tentang dewa-dewa”. Sebuah

mitos adalah narasi yang karakter-karakter utamanya adalah para dewa, para

pahlawan, dan makhluk mistis, plotnya berputar di sekitar asal muasal di sekitar

benda-benda atau di sekitar makna benda-benda, dan settingnya adalah dunia

metafisika yang dilawankan dengan dunia nyata. Mitos menciptakan suatu sistem

pengetahuan metafisika untuk menjelaskan asal-usul, tindakan, dan karakter

manusia selain fenomena di dunia.

26 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKis Yogyakarta, 2007),h.

164. 27 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Buku teks dasar mengenai semiotika dan

teori komunikasi, (Yogyakarta: JALASUTRA anggota IKAPI, 2004), h. 206.

Page 48: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

37

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Singkat PH Margate House

Margate House Films dibentuk pada tahun 2007 oleh Rob Allyn, seorang

pengarang yang bukunya pernah menjadi buku terlaris dari New York Times dan

Rob juga pernah mempunyai sebuah perusahaan iklan. Margate House Films

adalah sebuah perusahaan film yang memproduksi program-program televisi dan

film-film internasional yang berhasil mendapatkan berbagai penghargaan, yang

beroperasi di Asia Tenggara, Australia dan Amerika Serikat1.

B. Profil Sutradara Film Java Heat

Conor Allyn adalah sutradara, penulis dan produser muda berbakat, yang

menciptakan dan membuat proyek film terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Dia

praktis tumbuh dan besar di set-set film, di dalam studio TV dan industri media di

Amerika Serikat, Amerika Latin dan Asia Tenggara. Di umur 24 tahun, Conor

telah menulis dan memproduksi 3 film panjang yang sukses, dan menjadi

sutradara dalam 2 film perang epik dengan gaya Hollywood.

Film karya Conor di tahun 2009, sebuah film terkenal yang mendapatkan

beberapa penghargaan, berjudul "Merah Putih" mencapai rekor dalam penjualan

internasional dan penghasilan box office untuk film sejenis ini di wilayah Eropa

Dan Asia experienced rekor penjualan internasional dan kehadiran box office

untuk film jenis ini di Eropa dan Asia. Conor kemudian menjabat sebagai direktur

1 PH Margate House Film, Artikel diakses pada 27 Mei 2014 dari,

http://www.margatehousefilms.com/about

Page 49: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

38

"Merah Dan Putih" sekuel, "Blood Of Eagles" (yang rebroke rekor box office film

sebelumnya pada bulan September 2010), dan yang akan datang "Hearts Of

Freedom" (dirilis pada bulan Juni 2011). Conor disajikan film-filmnya di Festival

Film Asia Pasifik LA di Directors Guild Theater di Hollywood dan Amsterdam

Film Festival Cinemasia. Diputar di Berlin, Cannes dan di seluruh dunia, tiga film

pertama nya sudah telah dijual ke Inggris, Irlandia, Jerman, Austria, Swiss,

Republik Ceko dan 10 negara di luar negeri, termasuk kesepakatan dengan

European Film Partners dan Universal Pictures Benelux. Dia juga menjabat

sebagai Produser Associate "Hungry Is The Tiger", sebuah film dokumenter fitur-

film ditembak diakui dunia internasional di India dan Indonesia. Film yang

ditayangkan di tahun lalu Rome Film Festival Asiatic Film Mediale dan

dinominasikan sebagai Best Documentary pada Festival Film Asia Pasifik 2009 di

Taiwan. Dia telah menciptakan, ditulis, diproduksi dan disutradarai iklan TV,

berpartisipasi dalam media dan konsultasi debat, ditangani penelitian dan menulis

untuk partai politik terkemuka AS Senator dan calon presiden, dua presiden

Meksiko, Serikat Petani Indonesia, Asosiasi Pasar Tradisional dan memimpin di

Amerika Latin dan Asia. Film yang sudah dibuat oleh Conor allyn antara lain2 :

Java Heat (2013) Sebagai Director

Hati Merdeka (Merah Putih III) (2011) Sebagai Director

Hati Merdeka (Merah Putih III) (2011) Sebagai Script writer

Hati Merdeka (Merah Putih III) (2011) Sebagai Producer

Darah Garuda (Merah Putih II) (2010) Sebagai Producer

2 Indonesia Film Center, Artikel diakses pada 24 Mei 2014 dari.

http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/movie.php?uid=13fcee8f2469

Page 50: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

39

Darah Garuda (Merah Putih II) (2010) Sebagai Director

Merah Putih (2009) Sebagai Producer

Merah Putih (2009) Sebagai Scriptwriter

C. Profil Pemain Utama

Para pemain utama dalam Film Java Heat antara lain3 :

1. Ario Bayu

Ario Bayu adalah seorang aktor dan foto model Indonesia. Ario

dikenal publik sebagai foto model di beberapa majalah pria. Ario

mendapatkan peran sebagai tokoh lintang dewasa dalam film "Laskar

Pelangi", yang makin melambungkan namanya di tanah hiburan.

Pria yang sempat tinggal di New Zealand ini sempat mengenyam

pendidikan teater, kesempatan datang saat terpilih sebagai satu-satunya

orang Indonesia yang terpilih dalam workshop the Young Shakesepeare

Company dan mendapatkan peluang tampil pada Globe Theater di

London. Film pertama yang dibintanginya berjudul "Bangsal 13" yang

dirilis pada tahun 2005. Film horor tersebut ternyata mampu

memperkenalkannya lebih jauh ke dunia film sehingga selanjutnya di

semakin sering muncul dalam beberapa film. Bayu sempat membintangi

beberapa film seperti Pesan Dari Surga (2006), Kala (2007), Laskar

Pelangi (2008), Drupadi (2008), Macabre (2008), dan Pintu Terlarang

(2009). Perannya di film Kala, Laskar Pelangi dan Pintu Terlarang, telah

berhasil membuatnya meraih penghargaan berbagai festival film

3 Indonesia Film Center, Artikel diakses pada 24 Mei 2014 dari.

http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/movie.php?uid=13fcee8f2469

Page 51: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

40

internasional. Selain itu, Bayu juga sempat dinominasikan untuk ajang

Indonesian Movie Awards sebagai Aktor Pendukung Terbaik dan

menerima penghargaan Best Actor of the Year 2009 dari majalah Elle

Indonesia. Sebagai penampil di teater, tahun 2011 ini Bayu berhasil lolos

sebagai salah satu pemeran pendukung utama dalam pertunjukan musikal

Onrop yang kembali melambungkan namanya. Ia juga terlibat dalam

produksi "Catatan Harian si Boy" yang direncanakan akan rilis tahun 2011

tersebut, dia berperan sebagai Satrio, tokoh utama dikembangkan dalam

konsep pemikirannya.

Film yang pernah di bintangi atau di perankan oleh Ario Bayu antara lain:

Java Heat (2013) Sebagai Main Cast

Dead Mine (2013) Sebagai Main Cast

Soekarno: Indonesia Merdeka (2013) Sebagai Main Cast

La Tahzan (2013) Sebagai Main Cast

Hati Merdeka (Merah Putih III) (2011) Sebagai Supporting Cast

Dilema (2011) Sebagai Main Cast

Catatan Harian Si Boy (2011) Sebagai Main Cast

Darah Garuda (Merah Putih II) (2010) Sebagai Supporting Cast

Rumah Dara (2010) Sebagai Main Cast

Sepuluh (2009) Sebagai Supporting Cast

Pintu Terlarang (2009) Sebagai Supporting Cast

In the Name of Love (2008) Sebagai Cast

Laskar Pelangi (2008) Sebagai Supporting Cast

Page 52: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

41

2. Kellan Lutz

Kellan Christopher Lutz adalah seorang aktor dan model. Ia

dikenal publik lewat perannya sebagai Emmett Cullen dalam film

"Twilight: Saga".Karier akting Kellan dimulai dengan menjadi bintang

tamu dalam beberapa acara televisi seperti CSI: NY, Heroes, Six Feet

Under, Model Citizens. Pada tahun 2006 ia menjadi model untuk Hillary

Duff untuk produk parfum With Love. Hilary Duff. Di tahun 2007 ia

kembali bekerja sama dengan Hillary Duff dengan menjadi model video

klip "With Love". Pada tahun 2008 Kellan berperan sebagai George Evans

dalam serial "90210". Di tahun yang sama Kellan juga berperan sebagai

Emmet Cullen dalam serial vampir "Twilight". Dan pada tahun 2009

Kellan kembali berperan sebagai Emmet dalam film "New Moon".

Kemudian tahun 2010 Kellan membintangi film yang dibuat kembali, "A

Nightmare on Elm Street" dan kembali berperan sebagai Emmet pada film

"The Twilight Saga: Eclipse". Kellan juga menjadi model untuk Calvin

Klein X.

The Tarix Jabrix (2008) Sebagai Supporting Cast

Kala (2007) Sebagai Main Cast

Pesan dari Surga (2006) Sebagai Supporting Cast

Belahan Jiwa (2005) Sebagai Cast

Page 53: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

42

3. Mickey Rourke

Mickey Rourke adalah aktor, penulis dan pensiunan petinju asal

Amerika yang telah banyak tampil sebagai pemeran utama di berbagai

film laga, drama dan thriler. Selama tahun 1980-an, Rourke membintangi

film Diner, Rumble Fish dan drama eksotis" 9 1/2 Weeks" dan menerima

pujian untuk aktingnya di film Barfly and Angel Heart. Pada tahun 1991,

Rourke yang sebelumnya pernah berlatih sebagai petinju, meninggalkan

seni peran untuk menjadi petinju professional untuk sementara waktu. Ia

sempat menjadi pemeran pembantu di beberapa film seperti The

Rainmaker, Buffalo '66, The Pledge, Get Carter, Once Upon a Time in

Mexico dan Man on Fire.

Di tahun 2005 Rourke kembali ke dunia Hollywood sebagai

pemeran utama di film Sin City dimana ia memenangkan penghargaan dari

Chicago Film Critics Association, Irish Film and Television Awards dan

Online Film Critics Society. Di tahun 2008, lewat perannya sebagai

seorang pegulat yang telah lewat masa kejayaannya di film The Wrestler,

ia memenangkan Golden Globe Award 2009, BAFTA Award dan

dinominasikan dalam Academy Award. Di tahun 2010 ia tampil dalam film

blockbuster Iron Man 2 dan The Expendables. Ia dikabarkan akan

memerankan Lemmy Motorhead dalam sebuah proyek Werner Herzog

yang belum diumumkan.

Page 54: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

43

D. Tim Produksi Film Java Heat (Pemain dan Crew)

Sebuah film sebagus apapun dan sukses apapun tidak luput dari tangan-tangan

dingin para crew dan pihak-piihak yang terlibat dalam penggarapan film. Begitu

juga dengan film Java heat yang juga sukses berkat orang-orang yang terlibat di

dalamnya. Dan inilah orang-orangnya yang menjadikan film Java Heat sukses dan

meraih penghargaan4.

Tabel 1 : Crew film Java Heat

Produser Rob Allyn

Produser Pendamping : Seth Baron

Sutradara

Penulis Naskah

Conor Allyn

Rob Allyn

Pemain:

Pemeran Utama Ario Bayu Sebagai Hashim

Kellan Lutz Sebagai Jake Travers

Mickey Rourke Sebagai Malik Pemeran Pembantu

Agung Udijana

Astri Nurdin

Atiqah Hasiholan

Frans Tumbuan

Mike Duncan

Mike Lucock Nick Mckinless

Sebagai Andi

Sebagai Vitria

Sebagai Sultana

Sebagai General

Sebagai Cap. Baron

Sebagai Achmed

Sebagai Bretton

4 Indonesia Film Center, Artikel diakses pada 24 Mei 2014 dari.

http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/movie.php?uid=13fcee8f2469

Page 55: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

44

Rahayu Saraswati

Rio Dewanto

Rudy Wowor

T. Rifnu Wikana

Tio Pakusadewo

Uli Auliani

Verdi Solaiman

Sebagai Nita

Sebagai Anton

Sebagai Sultan

Sebagai polisi

Sebagai Vizier

Sebagai Rani

Sebagai Ling

Crew:

Tim Produksi

Produser Eksekutif

Manajer Produksi

Albert Huddleston, Andy Howard, John Eddie

Williams, Kendall McKinnon, Lee Roy

Mitchell, Mark Williams, Marshall Payne, Ryan

Daly, Scott Greer

Elza Hidayat

Tim Penyutradaraan

Asisten Sutradara 1

Asisten Sutradara 2

Koordinator Pemeran

Pengganti

Andy Howard

Nick McKinless

Nick McKinless

Tim Tata Artistik

Perancang Produksi

Koordinator Efek Khusus

David Ingram

Adam Howarth

Page 56: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

45

Tim Tata Kostum

Penata Kostum

Diana Kartamihardja

Tim Tata Rias

Penata Rias

Jerry Octavianus

Tim Pasca Produksi

Penyunting Adegan

Penata Musik

Harvey Rosenstock

Justin Caine Burnett

Produksi

Production Companies

Margate House

E. Sinopsis Film Java Heat

Film ini menceritakan pertemuan antara dua polisi yang berbeda negara yang

mencari musuh yang sama di Yogyakarta. Dalam keadaan terborgol di kantor

polisi, Jake (Kellan Lutz) mengaku sebagai asisten dosen asing yang selamat dari

ledakan bom. Namun Hashim (Ario Bayu) yang seorang detektif dari kesatuan elit

Densus 88 curiga terhadap Jake. Jake menjadi salah satu saksi kunci dalam

serangan bom bunuh diri pada sebuah pesta amal yang menyebabkan seorang

putri keraton cantik, Sultana (Atiqah Hasiholan) tewas terbunuh. Sultana sendiri

merupakan figur perempuan terpopuler di negara tersebut. Kejadian demi kejadian

membuat Hashim semakin menaruh curiga kepada Jake. Namun suatu hari, saat

kendaraan yang ditumpangi Hashim dan Jake diserang oleh sekelompok teroris,

Page 57: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

46

Jake menyelamatkan nyawa Hashim dan terlihat kemampuan Jake yang

sebenarnya dalam menguasai senjata. Suatu keahlian yang tak mungkin dimiliki

oleh seorang asisten dosen. Akhirnya Hashim dan Jake bekerja sama untuk

menyelesaikan kasus tersebut dan memastikan apakah yang terbaring di kamar

mayat itu benar Sultana? Di sisi lain, istri dan anak-anak Hashim diculik oleh

orang misterius. Kejadian penuh dengan ketegangan dan aksi memperkuat

kerjasama Jake dan Hashim untuk membongkar apa yang terjadi. Pertarungan

semakin sengit terjadi di candi Budha terbesar di dunia, Borobudur saat perayaan

Waisak. Di keramaian festival pelepasan lampion, pertukaran antara sandera

dengan perhiasan yang diminta tersamarkan oleh hiruk pikuk pesta5.

5Son Billy, Sinopsis Film Java Heat, “Artikel diakses pada 24 Mei 2014”

http://sinopsisfilmanyar.blogspot.com/2013/02/sinopsis-film-java-heat-terbaru-april.html

Page 58: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

47

BAB IV

ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA

YOGYAKARTA DI PERISTIWA PERAMPOKAN DALAM FILM JAVA

HEAT

A. Makna Unsur-unsur Budaya Yogyakarta

Sebelum membahas mengenai makna-makna unsur budaya Yogyakarta di

peristiwa perampokan yang terdapat di dalam film Java Heat tersebut, diolah data

berdasarkan dengan model semiotika Roland Barthes dengan mengetahui :

1. Makna Denotasi adalah makna tingkat pertama yang bersifat objektif (first

order) yang dapat diberikan terhadap lambang-lambang, yakni dengan

mengaitkan secara langsung antara lambang dengan realitas atau gejala

yang ditunjuk.

2. Makna Konotasi adalah makna-makna yang dapat diberikan pada

lambang-lambang dengan mengacu nilai-nilai budaya yang karenanya

berapa pada tingkatan kedua (second order)1.

3. Makna Mitos yakni rujukan bersifat cultural (bersumber dari budaya yang

ada) yang digunakan untuk menjelaskan gejala atau realitas yang ditunjuk

dengan lambang-lambang penjelasan mana yang notabene adalah makna

konotatif dari lambang-lambang yang ada dengan mengacu sejarah (di

samping budaya).

Di dalam film Java Heat terdapat unsur-unsur kebudayaan, karena kebudayaan

memberikan identitas pada sekelompok manusia, maka bagaimana cara kita

mengidentifikasi aspek-aspek atau unsur-unsur kebudayaan yang membedakan

1 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta,LKis Yogyakarta,2007),hal 163

Page 59: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

48

satu kelompok masyarakat budaya dari yang lain. Unsur-unsur kebudayaan antara

lain adalah2 :

1. Sistem keyakinan, nilai dan sikap.

a. Keyakinan

Secara umum diartikan sebagai perkiraan secara subyektif bahwa

sesuatu obyek atau peristiwa ada hubungannya dengan obyek atau

peristiwa lain, atau dengan nilai, konsep, atribut tertentu. Singkatnya,

suatu obyek atau peristiwa diyakini memiliki karakteristik-karakteristik

tertentu. Keyakinan ini mempunyai derajat kedalaman atau intensitas

tertentu.

b. Nilai

Nilai merupakan aspek evaluatiF dari sistem keyakinan, nilai dan

sikap. Nilai-nilai kebudayaan biasanya berakar dari falsafah dasar secara

keseluruhan dari suatu kebudayaan. Nilai-nilai ini umumnya bersifat

normative, karena memberikan informasi pada anggota kebudayaan

tentang apa yang baik dan buruk, yang benar dan salah, yang positif dan

negative, apa yang perlu diperjuangkan dan dilindungi, apa yang perlu

ditekuni dan lain-lain.

c. Sikap

Sikap dipelajari atau dibentuk dalam konteks budaya. Sikap ini

kemudian mempengaruhi kesiapan untuk memberi respons dan tingkah

laku. Intensitas dari sikap berlandasan pada derajat penyaluran akan

kebenaran dari keyakinan dan evaluasi. Kerja komponen sikap tersebut

2 Ilya Sunarwinadi, Komunikasi Antar Budaya, (Universitas Indonesia : Pusat Antar

Universitas Ilmu-ilmu Soasial, t.t), h.25-32

Page 60: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

49

berinteraksi untuk menciptakan keadaan siap secara psikologis untuk

bereaksi terhadap obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa dalam lingkunga.

2. Pandangan keduniaan

Pandangan hidup merupakan orientasi suatu kebudayaan terhadap hal-hal

seperti Tuhan, manusia, alam, alam semesta dan masalah-masalah filsafat

lainnya yang berkaitan dengan konsep keberadaan (“being” ). Singkatnya,

pandangan hidup membantu kita untuk menemukan tempat dan tingkat kita

sendiri dalam alam semesta ini. Pandangan hidup merupakan landasan pokok

yang paling mendalam dari suatu kebudayaan.

3. Organisasi Sosial

Organisasi sosial merupakan cara suatu kebudayaan mengatur diri dan

pranata-pranatanya. Ada dua macam bentuk pengaturan sosial yang berkaitan

dengan komunikasi antarbudaya: kebudayaan geografik dan kebudayaan-

kebudayaan peran.

Beberapa unit-unit sosial yang dominan berpengaruh dalam suatu kebudayaan

ialah : keluarga, sekolah dan lembaga keagamaan. Semua unsure-unsur sosial

budaya di atas mempengaruhi proses-proses persepsi. Walaupun demijian

daftar dari unsure-unsur budaya itu bersifat terbatas (“exhaustive” ). Segala

segi atau aspek kebudayaan dapat dimasukan ke dalam macam-macam cara

klasifikasi dan cara analisis. Bagaimanapun dua hal yang perlu di tegaskan,

yakni : (1). Apa yang dipersepsikan sebagai hal yang penting bervariasi dari

satu kebudayaan ke kebudayaan lain; (2). Apa yang dikomunikasikan oleh dan

bagaimana seseorang berkomunikasi merupakan pencerminan dari apa yang

dipersepsikan oleh kebudayaanya.

Page 61: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

50

Pengaruh ketiga unsur kebudayaan tersebut pada makna untuk persepsi adalah

terutama pada aspek individual dan subyektifnya. Kita semua mungkin akan

melihat suatu obyek atau peristiwa sosial yang sama dan memberikan makna

obyektif yang sama, tetapi makna individualnya tidak mustahil akan sangat

berbeda. Masing-masing unsur budaya yang terdapat di film Java Heat akan

penulis identifikasi yang telah ditemukan antara lain :

a. Komunikasi dan bahasa

Dalam aspek ini, peneliti menemukan beberapa unsur-unsur budaya dalam

aspek komunikasi dan bahasa. Di dalam film ini, komunikasi yang di

lakukan dengan menggunakan beberapa bahasa, seperti bahasa Inggris,

Indonesia, dan bahasa Jawa.

b. Pakaian dan penampilan

Film Java Heat ini menceritakan keadaan atau situasi yang ada di Kraton

Yogyakarta. Di dalam dalam Kraton tersebut banyak menampilkan pakain

dan penampilan yang berbeda dengan masyarakat biasanya. Berbagai

macam pakaian dan penampilan yang disajikan dalam film Java Heat.

c. Pemberian imbalan dan pengakuan

Dalam aspek ini, film ini memperlihatkan adegan pemberian imbalan dan

pengakuan. Pemberian imbalan disini, peneliti melihat atas dasar adegan

yang di lakukan oleh Malik dan Achmed. Malik yang mendoktrin Achmed

agar untuk membunuh Jake. Achmed akan diberikan imbalan oleh Malik.

Page 62: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

51

d. Nilai-nilai dan Norma-norma

Di dalam unsur-unsur budaya nilai-nilai dan norma menjadi sangat

penting. Karena di setiap budaya mempunyai nilai dan norma tersendiri.

Film Java Heat ini mempersatukan budaya barat dan timur.

Sistem ekonomi yaitu cara masyarakat bersangkutan memproduksi dan

mendtribusikan barang-barang dan jasanya.

Sistem politik yaitu cara-cara memerintah yang dominan untuk memelihara

kestabilan dan melaksanakan kekuasaan dan wewenang.

Sistem Agama yaitu cara pemberian makna dan motivasi yang berlandaskan

pada aspek-aspek kehidupan budaya yang bersifat spiritual.

Sisteem Reakreasi yaitu cara bersosialisasi dan menggunakan waktu

senggang. Apa yang dianggap permainan di satu kebudayaan dapat dipandang

sebagai pekerjaan di kebudayaan dapat dipandang sebagai pekerjaan di

kebudayaan lain.

Daftar kategori itu merupakan kesimpulan sebagian dari beberapa aspek

kebudayaan yang dapat menyatukan orang-orang yang memiliki bersama

sikap-sikap dasar, latar belakang dan gaya hidup. Unsur-unsur kebudayaan

tersebut bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain, sehingga dapat

menjadi sumber kesalahan-kesalahan dan miskomunikasi. Dimensi-dimensi

kebudayaan yang terdapat di dalam film Java Heat antara lain:

a. Cara memberi salam dalam perjumpaan

b. Cara-cara mengunjungi kerabat di rumah

c. Cara-cara mengadakan pertemuan

Page 63: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

52

d. Gerak isyarat nonverbal

e. Penampilan pribadi

f. Sikap umum

g. Bahasa

h. Agama

i. Hari-hari libur khusus

j. Pekerjaan

k. Tingkat-tingkat sosial-ekonomi

l. Reakreasi, olahraga, seni, musik

B. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos dalam Film Java Heat

Dalam mengidentifikasi scene yang terdapat di film Java Heat, harus

dianalisis sesuai yang dipakai yaitu metode Semiotika Roland Barthes sebagai

berikut :

1) Scene 1

Adegan pertama yang dipilih peneliti adalah adegan yang menggambarkan

seorang warga Barat, yang sedang menunggu di salah satu ruangan, untuk di

intograsi oleh polisi Densus 88.

Visual Dialog/suara Type Shot

----

Long shot,subyek manusia tampak kecil, background lebih dominan.

Page 64: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

53

Model keakraban pria di Indonesia umumnya menawarkan rokok sebelum

berbincang-bincang, agar menjadikan suasana lebih santai. Kebanyakan laki-laki

masyarakat Indonesia merupakan orang yang aktif merokok. Seperti yang

dikemukakan Fisher (1986:261-262), keakraban merupakan salah satu hal yang

serta kaitannya dengan komunikasi self-disclosure. Apa yang diungkapkan itu

bisa saja hal-hal yang sifatnya pribadi atau intim3.

2) Scene 2

Gambar selanjutnya adalah suasana demo para masyarakat Yogyakarta

dan para keluarga korban bencana peledakan Bom di Kraton.

3 Artikel diakses pada 28 juni 2014 dari

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4313/skom4313a/isimt2_b5.htm

Densus 88 (Letnan Hashim) , menawarkan rokok kepada jake.

Medium close up, memperlihatkan letnan Hashim, bagian dada sampai ke atas.

Denotasi

Terlihat salah seorang yang bernama jake sedang duduk yang di lengkapi dengan kursi dan mejanya di sebuah ruangan. Terlihat dua orang yaitu Jake dan Letnan Hashim dari Densus 88 yang sedang menawarkan rokok kepada Jake di dalam ruangan dan terdapat hanya sebuah jam dinding.

Konotasi

Jake merupakan warga Negara Amerika Serikat yang sedang menunggu untuk di introgasi akibat keberadaan Jake Di Kraton Yogyakarta saat terjadi peledakan Bom. Letnan Hasim yang merupakan seorang polisi Densus 88 ingin mengintrogasi Jake. Sebelum introgasi dimulai, Letnan Hashim menawarkan rokok kepada Jake, agar menjadikan suasana lebih santai sebelum di introgasi.

Mitos Letnan Hashim merupakan orang yang supel. Keakraban seorang bisa mendapatkan informasi yang di inginkan.

Page 65: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

54

Visual Dialog/suara Type Shot

Masyarakat mengatakan “ Sultanah..Sultanah” ----

“Extreme Long Shot” melihatkan keseluruhan. “Medium Long Shot” objek dan background terlihat seimbang

Denotasi

Terlihat para masyarakat sedang membawa lilin dan banner bergambar wajah Sultanah dengan tulisan “Istirahatlah Dalam Damai Sultanah Kami”. dan terlihat kamera seorang wartawan. Terlihat beberapa warga membawa lilin di pinggir-pinggir jalan dekat ruko. Sambil meratapi wajah Sultanah yang terdapat di banner yang bertuliskan “istirahatlah dalam damai Sultanah kami”.

Konotasi

Para masyarakat yang sedang berkumpul sambil membawakan lilin dan banner wajah Sultanah, merupakan salah satu tindakan masyarakat untuk berdemo di kantor kepolisian akibat peristiwa peledakan Bom saat acara pesta di Kraton. Masyarakat mendapat kabar bahwa Sultanah seorang putri Kraton, menjadi korban yang meninggal atas peristiwa peledakan Bom tersebut. Sebagian masyarakat yang membuat seperti berkelompok-kelompok, sambil membawa lilin sedang meratapi kepergian Sultanah dengan memandangi wajah Sultanah yang terdapat di banner. Masyarakat sangat merasa sedih saat terjadi peristiwa peledakan Bom di Kraton tersebut yang di dalamnya terdapat putri Kraton yaitu Sultanah.

Mitos Lilin menandakan rasa kekelaman atau kesedihan dari para masyarakat yang merasa kehilangan seorang putri kraton. rasa dukacita yang sangat mendalam.

Page 66: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

55

Strategi pertama peledakan bom untuk mendapatkan harta benda dari

Kraton, manfaat kedua masyarakat menjadi percaya kalau Sultana telah

meninggal saat terjadi peledakan bom tersebut. Makna kedukaan yang masyarakat

tersebut lakukan menggunakan simbol-simbol seperti lilin dan banner. Masyarakat

Yogyakarta ketika sedang berduka tidak seperti hal nya yg ada di film Java Heat.

Makna kedukaan4 yang biasa di lakukan oleh masyrakat Yogyakarta seperti

Upacara yang diselenggarakan pada saat kematian ini merupakan suatu bentuk

penghormatan kepada orang yang sudah meninggal. Bahwa orang yang

ditinggalkan masih senantiasa mengingat segala kebaikan yang pernah diberikan

oleh orang yang sudah meninggal sehingga perlu untuk menyelenggarakan suatu

upacara. Masyarakat ini juga mempercayai bahwa dengan dibantu doa maka orang

yang meninggal tersebut akan cepat diterima Tuhan sehingga arwahnya akan

tenang.

3) Scene 3

Ketika Letnan Hashim turun dari mobil bersama Jendral Densus 88, letnan

Hashim melihat beberapa famplate yang menempel di rumah pinggir-pinggir

jalan. Yaitu famplate jendral yang mencalonkan sebagai pemerintahan di

Jawa. Dengan bertuliskan “Pemerintah yang kuat untuk Jawa yang lebih

kuat”.

4 Uli Rizky Nareswari, “Symbolos”, artikel diakses pada 29 Juni 2014 dari

http://ulinareswari.blogspot.com/2014/04/upacara-kematian-dalam-tradisi-jawa.html

Page 67: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

56

Visual Dialog/suara Type Shot

----

“Medium Shot” objek terlihat bagian dibawah pinggang sampai atas.

Denotasi

Letnan Hashim melihat beberapa pamflate politik yaitu foto Jendral dari ketua Densus 88 yang menjabat di pemerintahan, yang terpampang di rumah pinggir jalan yang bertuliskan “pemerintah yang kuat untuk Jawa yang lebih kuat”

Konotasi

Pemerintahan yang berasal dari militer seperti Jendral akan memberikan motto kepada masyarakatnya untuk menjadikan pemerintahan Jawa yang lebih kuat.

Mitos Seorang jendral yang yakin ingin masuk ke pemerintahan memberikan tanda bahwa seorang Jendral yang diktator dalam berkepemimpinan.

Diktator adalah seorang pemimpin negara yang memerintah secara

otoriter/tirani dan menindas rakyatnya. Biasanya seorang diktator naik takhta

dengan menggunakan kekerasan, seringkali dengan sebuah kudeta5.

4) Scene 4

Bertempat di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Nita

yang kuliah di sana bertemu dengan Jake yang seorang Pengajar di Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

5 Artikel ini diakses pada 8 Agustus 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Diktator

Page 68: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

57

Visual Dialog/suara Type Shot

Saling menyapa antara Nita dan Jake Nita : Mas Jake Jake : Hey, Nita

Nita berkata “ mereka membunuhnya”

“Medium Close Up” objek terlihat tampak jelas dari bawah dada sampai atas

“Medium Long Shot” objek terlihat dari bawah lutut sampai atas

Denotasi

Nita yang bertemu dengan Jake di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan menyapa Mas Jake. Nita dan Jake juga melirik ke bawah tangga dan melihat kedua orang yang menggunakan pakaian gamis lengkap dengan peci dan mempunyai jenggot.

Konotasi

Nita yang menyapa Jake dengan kata “mas” bermaksud ingin mengobrol dan ingin masuk kelas berbarengan. Nita yang meilirik kebawa kepada kedua orang mengungkapkan kepada Jake bahwa orang tersebut adalah kelompok teroris.

Mitos Sudah seharusnya orang yang lebih muda memanggil kepada orang yang lebih tua dengan kata mas untuk orang laki-laki. Budaya jawa yang sopan santunnya sangat di utamakan. Dalam hal ini melahirkan stereotype yang negatif kepada orang yang menggunakan pakaian busana muslim.

Dari tatapan Jake dan Nita yang mengarah ke bawah melihat dua orang

yang ingin kuliah, namun dengan berpakain Islami seperti baju gamis, peci serta

mempunyai jenggot. Nita yang memandang orang tersebut langsung mengatakan

“ mereka yang membunuhnya” yang di maksudkan dengan Nita adalah, Sultana

Page 69: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

58

yang meninggal saat terjadi peledakan bom di acara amal. Masyarakatnya sudah

mempunyai persepsi bahwa yang meledakan bom tersebut adalah kelompok

teroris. Teroris yang saat ini identik dengan Islam, lantas Islam menjadi jelek.

Peristiwa ini merupakan Stereotipe6, penilaian terhadap seseorang hanya

berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat

dikategorikan.

5) Scene 5

Terjadi peledakan bom bunuh diri saat acara Pesta Amal yang dihadiri

oleh Putri Kraton yaitu Sultana. Ke esokan harinya tim kepolisan Densus 88

langsung menyelidiki ke tempat kejadian bersama saksi matanya.

6 Artikel ini diakses pada 29 Juni 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Stereotipe

Visual Dialog/suara Type Shot

Backsound..

Backsound

“Long Shot” objek masih terlihat tampak dengan latar belakang lebih dominan. “Long Shot” objek terlihat tampak dengan latar belkaang dominan

Page 70: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

59

Makna model-model baju batik yang biasa di pakai di kraton Yogyakarta.

Sultana yang seorang putri kraton memakai pakaian yang bernama Sabukwala

Padintenan yaitu : Hiasan kepala: tlesepan (tusuk konde kanan). Perlengkapan:

kain batik tulis, kebaya, lonthong, kamus. Perhiasan: subang, kalung, gelang.

Busana ini untuk para putri sehari-hari. Sedangkan untuk para abdi dalem adalah

Ukel: tekuk. Perlengkapan: kain batik latar putih, kain batik latar hitam, udhet

warna merah, wedhung. Perhiasan: subang. Busana ini untuk para abdi Dalem

Keparak7.

6) Scene 6

saat Jake berkunjung ke Rumah Sakit untuk melihat para korban Bom

bunuh diri. Jake berhenti pada didepan Mushola kecil untuk melihat suami

istri yang sedang sholat berjamaah.

7Perpustakaan digital budaya Indonesia, artikel ini diakses pada 29 Juni 2014 dari

http://budaya-indonesia.org/Busana-Prajurit-Kraton-Yogyakarta/

Denotasi

Terlihat beramai-ramai orang yang berada di kraton sedang mengadakan acara Amal. para hadirin yang datang menggunakan baju batik. salah seorang yang sedang berdiri dengan bom nya yang menempel di tubuh orang tersebut. Setelah terjadi ledakan bom dalam acara putri kraton, polisi Densus 88 dan Jake mengidentifikasi setelah kejadian ledakan bom.

Konotasi

Untuk menghormati dan menerapkan kebudayaan yang biasa disana, para hadirin menggunakan baju batik. Memakai batik secara bersama-sama dalam suatu acara resmi yang di adakan oleh kraton memberikan tanda bahwa kebersamaan, keserasian dan kekompakan ada di dalam kraton.

Mitos Baju batik merupakan identik dengan budaya Jawa, namun saat ini Batik sudah menjadi simbol bagi orang Indonesia.

Page 71: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

60

Visual Dialog/suara Type Shot

----- Letnan Hashim berkata “ berdosa besar dalam ajaran Islam jika seseorang memakai tato”

“Medium Close Up” objek terlihat bagian dada sampai atas. “Big Close Up” menunjukan gambar memenuhi layar.

Denotasi

Jake melihat dua orang pria dan wanita yang sedang Sholat berjamaah di Musholah saat ingin memasuki kamar mayat. Jake melihat Cap macan di paha mayat Sultana yang palsu.

Konotasi

Jake yang merupakan seorang warga AS, sangat kagum saat melihat orang Islam melakukan sholat. Orang Islam yang taat kepada agamanya, dan tanda cap macan yang ada di tubuh mayat Sultana yang palsu meberikan makna bahwa orang yang menggunakan cap tatto macan itu sebagai wanita yang spesial, atau wanita pilihan dalam kelompok cina untuk dipekerjakan sebagai wanita bayaran.

Mitos Setiap orang yang patuh terhadap Agamanya pasti akan mengikuti semua ajaran yang ada dalam Agamanya.

Ritual keagamaan yaitu mengerjakan Sholat lima waktu, sehari-hari yang

dilakukan oleh umat Islam baik dimana pun dia berada di rumah sakit atau di lain-

lain tempat. Disini Jake Akulturasi8 budaya islam Indonesia.

8 Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia

dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.

Page 72: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

61

Gambar cap macan di mayat Sultana yang palsu menunjukan simbol atau makna

wanita yang mahal yang special bagi kelompok orang cina, karena mahal untuk di

perjual belikan.

7) Scene 7

Pertunjukan wayang kulit di pasar malam Yogyakarta.

Visual Dialog/suara Type Shot

BackSound “Suara gamelan yang dimainkan” BackSound “Suara gamelan yang dimainkan”

“Long Shot” latar belakang lebih dominan. “Medium Close Up” objek terlihat bagian tubuh sampai atas frase atau latar belakang tidak tampak.

Denotasi

Pertunjukan wayang kulit dengan diiringi alat music gamelan. Dengan satu orang dalangnya yang menggerakan wayang tersebut, dan beberapa pemain music gamelannya sedang memainkannya untuk mengiringi dalang dalam bermain wayangnya.

Konotasi

Wayang Yogyakarta disebutnya sebagai wayang kulit gagrag. Atau disebut dengan wayang kulit Yogyakarta. Wayang kulit ini memiliki cirri bentuk, pola tatanan, dan sunggingan (pewarna) yang khas. Pertunjukan wayang kulit ini bisa memberikan nilai yang positif. Pertunjukan wayang kulit memberikan dua aspek nilai yang baik. Dari segi spiritual dan sosial. Makna dari spiritual, saran menyampaikan ucapan terima kasih kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat-Nya yang diberikan. Dan dari segi sosialnya, sarana untuk memperkokoh jaringan sosial, menjaga silaturahmih

Page 73: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

62

di lingkungan sekitar, dan membangun keakraban. Selain dalam pertunjukan wayang kulit juga memiliki unsur-unsur khas yaitu, lakon wayang (penyajian alur cerita dan maknanya), catur (narasi dan percakapan), karawitan (gending, sulukan dan properti panggung).

Mitos Mitos yang terdapat dalam pertunjukan wayang kulit adalah berkaitan dengan pencarian spiritual manusia yang berbentuk narasi, dimana setiap para penonton harus mencarinya pesan yang terkandungnya di awal pertunjukan atau di akhir pertunjukan wayang.

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang

di Jawa. Wayang kulit yang merupakan cerita dari Ramayana dan Mahabrata.

Sedangkan Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan

musikal yang sering disebut dengan istilah karawitan. Sarjana J.L.A. Brandes

(1889)9 mengemukakan bahwa masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu

telah mengenal sepuluh keahlian, diantaranya adalah wayang dan gamelan.

Menurut sejarahnya, gamelan Jawa juga mempunyai sejarah yang panjang. Seperti

halnya kesenian atau kebudayaan yang lain. warisan budaya asli Indonesia oleh

UNESCO pada 7 November 2003. Hal ini lah yang kemudian mempertegas

eksistensi wayang sebagai kesenian Indonesia di mata dunia.

8) Scene 8

Achmed bersama kedua temannya sedang menjalankan aksi sebagai

Teroris untuk membunuh Jake yang di perintahkan oleh Malik.

9 Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, artikel ini diakses pada 29 Juni 2014 dari

http://budaya-indonesia.org/Gamelan-jawa/

Page 74: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

63

Visual Dialog/suara Type Shot

Achmed dan temannya mengatakan “ Allahu Akbar”

“Medium Close Up” objek terlihat bagian dada sampai atas.

Denotasi

Terlihat Achmed dan dua orang temannya yang sedang memegang senjata api sehabis turun dari mobil. Achmed menggenakan pakaian seorang Muslim, yaitu baju muslim dengan pecinya.

Konotasi

Achmed yang seorang muslim bersama temannya, sedang menembaki Letnan Hashim dan Jake. Achmed di perintahkan oleh malik untuk membunuh Jake yang seorang warga Negara AS. Achmed yang memerangi Jake dengan alasan untuk Jihad membunuh orang AS.

Mitos Orang yang sangat fanatik Islam, dalam memandang orang AS dengan pandangan yang negatif. Teroris memburu orang-orang barat untuk dibunuh dengan alasan Jihad kepada Allah SWT, dengan memerangi orang-orang yang kafir.

Perbedaan pemahaman agama dan budaya di Indonesia di manfaatkan oleh

Malik untuk merampok perhiasan dan barang-barang peniggalan kraton yang

berharga melalui adu domba. Malik dengan mudah memperdaya sejumlah abdi

dalem kraton dan orang muslim untuk mencapai cita-cita dan tujuan Malik. Malik

menjaminkan Jihad kepada achmed untuk membunuh Jake. Kelompok achmed ini

merupakan kelompok teroris yang perdaya oleh Malik. Namun konsep jihad yang

ada di Indonesia sangat beragam. Menurut Walter Laquer (199910), Mengkaji

setidaknya lebih dari seratus definisi teroris. Kajian Lequer menyimpulkan ada

unsur-unsur yang signifikan dari definisi terorisme yang dirumuskan berbagai

kalangan, yaitu terorisme memiliki ciri utama yang digunakannya ancaman

10 Artikel ini diakses pada 29 Juni 2014 dari

http://penasejati.wordpress.com/2013/02/06/di-balik-terorisme-dan-ajaran-jihad/

Page 75: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

64

kekerasan dan tindak kekerasan. Selain itu terorisme umumnya didorong oleh

motivasi politik, dan dapat juga karena adanya fanatisme keagamaan.

9) Scene 9

Acara sarapan pagi bersama bersama Jake, yang telah menyelamatkan

nyawa Letnan Hashim dari serangan teroris yang ingin membunuh Jake.

Visual Dialog/suara Type Shot

Vitri mengatakan kepada Jake. “Ceritakan tentang studimu, mas Jake.” -----

“Medium Shot” objek terlihat bagian pinggang sampai atas. “Medium Close Up” objek terlihat bagian dada sampai atas.

Denotasi

Vitri yang sedang mengambil makanan, sambil berkata “ceritakan tentang studimu, Mas Jake”. Setelah selesai sarapan pagi bersama dengan Jake. Anak dari Letnan Hasim brangkat sekolah, dan berpamitan dengan Jake.

Konotasi

Jake yang merasa bingung saat di panggil dengan kata “mas” oleh Vitri. Letnan Hasim langsung menjelaskan kata “Mas” itu. Budaya orang Jawa, biasanya orang yang lebih muda memanggil kepada orang yang lebih tua dengan menyebutkan kata “Mas” untuk memanggil seorang. Begitu juga dengan berpamitan atau bercium tangan. Jake merasa sangat bingung dan heran ketika tangannya di cium oleh anak dari Letnan Hashim yang ingin berangkat ke

Page 76: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

65

Makna kata “mas” secara mendalam yaitu Masyarakat Indonesia

memanggil satu sama lain dengan menggunakan panggilan kehormatan (menurut

usia). Hingga saat ini, memanggil orang dengan nama depannya langsung

dianggap hanya pantas dilakukan untuk memanggil orang sebaya atau lebih muda.

Untuk pria yang sedikit lebih tua panggilan yang umum dipergunakan adalah Mas

(Jawa)11.

10) Scene 10

Malik yang sedang berada di rumahnya, kedatangan Achmed untuk

menemuinya. Ada sesuatu yang ada dibicarakan oleh Achmed.

Visual Dialog/suara Type Shot

Malik berkata kepada Achmed “ aku membersihkannya. Dan membanwanya pada cahaya”

“Medium Shot” objek terlihat bagian pinggang sampai atas.

11 Artikel ini diakses pada 29 Juni 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Nama_Indonesia

sekolah. Maknanya adalah hormat atau minta izin sebelum berangkat ke sekolah.

Mitos Kata “Mas” sudah menjadi hal yang biasa di dengar di dalam lingkungan Jawa. Kata “Mas” ini merupakan perkataan yang sopan kepada sesama orang. Berpamitan mencium tangan kepada orangutan merupakan hal yang sopan dan hormat kepada orangtua. Karena di budaya Barat tidak biasa dengan menggunakan kata “Mas” dan berpamitan dengan mencium tangan. Yang biasa dilakukan orang Barat saat berpamitan mencium bagian wajahnya.

Page 77: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

66

-------

Achmed berkata “ Aku dan orang-orang tak akan jadi bagian dari semua ini lagi! “

Medium Long Shot” objek tampak terlihat dari lutut sampai atas. “Medium Shot” objek terlihat bagian pinggang sampai atas.

Denotasi

Achmed yang berkunjung kerumah Malik, tepatnya dikamar Malik. Malik sedang menghampiri kedua perempuan penari dengan berkata kepada Achmed “akumembersihkannya. Dan membanwanya pada cahaya”. Achmed kecewa dengan Malik dan menginginkan untuk keluar dari permainannya Malik.

Konotasi

Seperti yang dikatakan Malik kepada Achmed, Malik membalikan keadaan dari kedua perempuan itu, dari yang sebelumnya sebagai gadis pinggiran, sekarang menjadi perempuan yang berarti bagi Malik. Achmed yang mengetahui apa tujuan dari Malik, berniat mengundurkan dari kerjasamanya. Apa yang dimaksudkan oleh Achmed ternyata berbeda dari yang sebenarnya. Malik menjanjikan achmed sebagai Jihad kepada Allah SWT, jika menbunuh orang AS. Saat Achmed ingin mengundurkan diri dari Malik, malik menolaknya, agar Achmed terus bekerjasama dengannya untuk tujuan Malik yang sebenarnya.

Mitos Malik adalah dalang dibalik semua peristiwa pengeboman itu. Malik menginginkan harta dari keraton Yogya dan memperbudayakan Achmed dijadikan sebagai teoris, memanfaatkan anak laki-laki dan perempuan jalanan dijadikan budak dan pelayan untuk Malik.

Page 78: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

67

Peristiwa yang di alami oleh achmed merupakan forced compliance12, saat

Achmed telah menyadarinya ia ingin keluar dari bagian kelompok Malik. Namun,

Achmed mendapat ancaman dari Malik jika ia keluar dari kelompok Malik.

Achmed pun menjadi terpaksa untuk mematuhi Malik.

11) Scene 11

Selama berlama-lama mengejar teroris, akhirnya kepolisian Densus 88

menemukan jejek Teroris Faruq Al Hasan. Densus 88 langsung

menyergapnya, namun Faruq Al Hasan melakukan perlawanan kepada Densus

88.

12 Compliance terjadi apabila perilaku satu atau lebih individu sesuai dengan keinginan

pihak lain. Untuk kasus-kasus tertentu di mana persesuaian perilaku sebagian besar diperoleh dari keampuan untuk memaksa yang dimiliki oleh komunikator. Artikel diakses pada 30 Juni 2014 dari http://www.anneahira.com/pengertian-komunikasi-antar-pribadi.htm

Visual Dialog/suara Type Shot

Jendral berbicara dengan TOA mengatakan “ Faruq AlHasan tempat ini telah terkepung!” Letnan Hasim mengatakan untuk tidak meledekan bomnya.

“Extreme Long Shot” kamera jauh dari objek “Medium Shot” objek terlihat bagian pinggang sampai atas.

Page 79: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

68

Citra polisi Densus 88 menjadi bagus ketika berhasil mengungkapkan teroris.

Densus 88 berhasil menemukan kelompok teroris Faruq Al Hasan.

12) Scene 12

Malik merupakan seorang Paedofilia, yang sedang mengendarai Andong

berkeliling perumahan warga sedang mencari anak-anak kecil yang terlantar.

Denotasi

Densus 88 yang berhasil menemukan teroris yang bernama Faruq Al Hasan, langsung menyergapnya. Beberapa wartawan dan para warga yang menyaksikan detik-detik menegangkan dalam penyergapan teroris. Letnan Hashim yang masuk kerumah untuk menemui teroris itu dan teroris itu ingin meledakan diri dengan bom yang ada di tubuh.

Konotasi

Densus 88 yang sudah menyergap kelompok teroris Faruq Al Hasan, meminta agar segera menyerah, agar tidak terjadi baku tembak dan memakan korban. Tindakan yang dilakukan oleh petugas Densus 88 sangat baik dan cepat dalam mengatasi tugasnya. Faruq Al Hasan yang melawan para petugas Densus 88 merupakan hal untuk membela dirinya. Letnan Hashim yang mengambil tindakan dengan cepat untuk menangkap Faruq Al Hasan menjadi sia-sia, karena teroris itu meledakan diri dengan bom yang ada ditubuhnya.

Mitos Bekal pelatihan yang ada di setiap anggota Densus 88 sudah standar dari kepelatihan polisis Densus 88. Identik dengan teroris yaitu selalu melakukan pembelaan diri apa yang telah mereka perbuat, tidak pernah ada teroris yang menyerah saat penyergapan. Selalu terjadi baku tembak antara polisi dengan teroris. Teroris akan semakin banyak jika kinerja polisi Densus 88 tidak bekerja dengan cepat dan cerdik dalam melacak pelaku teroris.

Visual Dialog/suara Type Shot

backsound

“Long Shot” objek tampak jelas, namun latarbelakanag lebih dominan.

Page 80: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

69

Backsound Backsound Backsound

“Extreme long shot” kamera jauh dari objek “ Medium long shot” objek terlihat dari bagian lutut sampai atas. “ Long shot” objek nampat terlihat namun latar belakang lebih dominan.

Denotasi

Malik yang sedang menaiki andong, dan melihat-lihat di sekitar lingkungan rumah warga, masih banyak anak-anak jalanan yang terlantar.

Konotasi

Malik mempunyai maksud tertentu, malik merupakan seorang paedofilian. Malik mencari anak-anak jalanan untuk dijadikan pelampiasan penyakitnya itu.

Mitos Penyakit pedofilia merupakan penyakit kelainan seksual, dengan menyukai anak-anak untuk dijadikan pelampiasan seksualnya.

Page 81: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

70

Makna pencarian objek, yaitu anak-anak jalanan yang terlantar. Malik

mencari mangsa anak-anak untuk memperdayakan hak asasi anak. Dalam hal ini

kota Yogyakarta masih banyak dihuni oleh anak-anak jalanan atau pengemis yang

terlantar. Yogyakarta menjadi kota yang masih ada ketimpangan sosial13. Dilain

sisi daerah Yogyakarta merupakan kota yang istimewah pemerintahan dan

kebudayaannya.

13) Scene 13

Jake yang mengetahui bahwa Sultana belum meninggal, Jake berusaha

mencarinya sampai ke tempat hiburan malam. Dari pencarian Jake, akhirnya

menemukan banyak informasi mengenai keberadaan Sultana, namun banyak

terjadi perperangan yang mengakibatkan Anton, anggota Densus 88

meninggal saat menyergap kawanan penjual wanita yang bernama Ling.

Visual Dialog/suara Type Shot

Suara keramaian di pasar

“ Extreme long shot” objek jauh dari kamera.

13 Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidak seimbangan sosial yang ada di

masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok artikel ini diakses pada 30 Juni 2014 dari http://rzaharani.blogspot.com/2012/05/kesenjangan-sosial.html

Page 82: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

71

Orang cina yang mempunyai Bar dan tempat penyewaan PSK mengatakan “Malik. Namanya Malik”

“Extreme close up” objek terlihat tampak jelas bagian wajah

Denotasi

Jake terlihat sedang berbicara dengan seorang disebuah pasar malam. Ramai para warga Yogyakarta yang sedang mengunjungi Bar. Jake mencekik Ling untuk mengatakan yang sebenarnya penjahat yang dibalik peristiwa ini semua.

Konotasi

Jake bermaksud untuk mencari informasi, sedang mencari tahu keberadaan Sultana yang sebenarnya. Jake mengatahui bahwa Sultana belum meninggal. Jake yang akhirnya berkelahi dengan Ahong pemilik Bar, memberikan keterang informasi bahwa penculik putri kraton yaitu Sultana adalah Malik.

Mitos Warga Negara AS, lebih menyukai pusat-pusat keramaian, seperti Bar, atau tempat-tempat hiburan malam. tindakan yang diambil oleh Jake untuk mengetahui siapa pelaku dibalik peristiwa ini semua, merupakan tindakan yang berani.

Jake yang mencari informasi mengunjungi sejumlah tempat seperti tempat

hiburan malam, pasar malam, untuk mengetahui keberadaan Sultana. Hal ini yang

dilakukan oleh Jake merupakan seeking information14.

14) Scene 14

Anton yang meninggal dunia saat bertugas, yang mencurigai Jake dibalik

peristiwa ini semua, akhirnya meniggal tertembak oleh ahong saat terjadi baku

tembak di bar, tempat hiburan malam. Letnan Hashim memandikannya

dengan caranya sendiri.

14 Penemuan informasi sangat penting karena informasi telah menjadi kebutuhan bagi

setiap diri manusia. Seseorang akan melakukan penemuan informasi karena adanya sebuah kebutuhan, kebutuhan informasi ini didorong oleh keadaan diri seseorang dan peran dalam lingkungannya. Artikel ini diakses pada 30 Juni 2014 dari http://shoima93.blogspot.com/2013/12/teori-penemuan-informasi-information.html

Page 83: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

72

Visual Dialog/suara Type Shot

Backsound suara Azdan

“ Long Shot” objek Nampak terlihat namun latarbelakang lebih dominan.

Denotasi

Di Masjid Letnan Hashim sedang memandikan jasad Anton yang telah meninggal. memandikan dengan satu tempat air dan gayungnya.

Konotasi

Anton adalah rekan kerja satu Tim Letnan Hashim di kepolisan Densus 88. Anton meninggal saat menyergap kawanan penjual wanita untuk di jadikan PSK. Letnan Hashim yang seorang muslim, memandikan Anton yang seorang non muslim. Letnan Hashim memandikan Anton yang seorang non muslim, dengan dasar kekerabatan dalam pekerjaan. Memberikan makna kesetiakawanan.

Mitos Setiap Agama mempunyai Ajarannya masing-masing. Agama Islam mengikuti ajaran Al Qur’an dan As Shunnah, sedangkan Agama Kristen menggunakan Kitab Injil.

Makna polisi Kristen berada di masjid yang sedang dimandikan, karena

telah meninggal saat penyergapan kelompok cina Tong. Letnan Hashim yang

memandikan Anton yang berbeda agama, merupakan cermin dari toleransi

beragama15.

15 Toleransi beragama berarti saling menghormati dan berlapang dada terhadap pemeluk agama lain, tidak memaksa mereka mengikuti agamanya dan tidak mencampuri urusan agama masing-masing. Ummat Islam diperbolehkan bekerja sama dengan pemeluk agama lain dalam aspek ekonomi, sosial dan urusan duniawi lainnya. Dalam sejarah pun, Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam telah memberi teladan mengenai bagaimana hidup bersama dalam keberagaman. Dari Sahabat Abdullah ibn Amr, sesungguhnya dia menyembelih seekor kambing. Dia berkata, “Apakah kalian sudah memberikan hadiah (daging sembelihan) kepada tetanggaku yang beragama Yahudi? Karena aku mendengar Rasulullah berkata, “Malaikat Jibril senantiasa berwasiat kepadaku tentang tetangga, sampai aku menyangka beliau akan mewariskannya kepadaku. (HR. Abu Dawud). Artikel ini diakses pada 1 Juli 2014 dari http://langitan.net/?p=26

Page 84: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

73

15) Scene 15

Jake dan Letnan Hashim berkunjung ke Kraton untuk menemui Sultan.

Visual Dialog/suara Type Shot

------ Letnan Hashim mengatakan “ maaf, yang mulia. ada beberapa rincian tentang pengeboman yang..” Jake berkata kepada Wazier : “ Tapi, ada beberapa detail yang kau dapat berada di sebelahnya saat bom meledak.

“Extreme long shot” objek jauh dari kamera “Medium close up” objek terlihat dari dada sampai atas. “ Long shot” objek Nampak terlihat, namun latar belakang lebih dominan.

Page 85: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

74

------

“ Medium close up” objek terlihat dari dada sampai atas.

Denotasi

Jake dan Letnan Hashim berkunjung ke Kraton Yogyakarta ingin bertemu dengan Sultan. vizier salah satu orang yang dekat dengan sultan menghampiri Jake dan Letnan Hashim. Letnan Hashim berpamitan dengan sultan dan diberikan sebuah kertas saat Letnan Hashim bersalaman.

Konotasi

Jake dan Letnan Hashim yang datang ke Kraton untuk bertemu dengan Sultan, untuk memberikan informasi dari penyelidikan kasus peledakan bom itu yang ada kaitannya dengan Sultana putri dari Sultan. Vizier yang merupakan orang dekat dengan Sultan ternyata ikut bekerja sama dengan Malik, untuk merampok permata dan harta benda di Kraton. Vizier berusaha menghalangi Jake dan Letnan Hashim untuk berbicara banyak dengan Sultan. Sultan yang cerdik, memberikan kertas kepada Letnan Hashim untuk bertemu selanjutnya untuk menangani kasus yang menyangkut Sultana.

Mitos Seorang penyelidik untuk investigasi suatu peristiwa harus menyeluruh dalam menyelesaikan tugasnya. Jake dan Letnan Hasim mencari Informasi yang bisa dijadikan bukti atau titik terang dari penyelidikannya. Tidak seharusnya seorang yang dekat dengan Sultan menjadi penghianat.

Selain Candi Borobudur, Keraton Yogyakarta sebagai pusat pemerintah di

Yogyakarta juga ditampilkan dalam film bersama dengan sistem

kepemimpinannya yang di bawahi oleh Kesultanan. yaitu Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat (Keraton Yogjakarta). Ciri khas Jawa melekat erat pada keraton ini.

Seperti16 halnya arsitektur, Keraton Yogja menggunakan Joglo sebagai ciri khas

arsitektur Jawa. Namun dari settingan yang dibuat di dalam film java heat ini

tidak menggambarkan seperti kraton aslinya. Dari tokoh Sultan saja jauh berbeda

16 Artikel ini di akses pada 1 juli 2014 dari http://evamasy.blogspot.com/

Page 86: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

75

dengan aslinya, Sultan yang di gambarkan di film ini mempunyai rambut yang

panjang dan berwarna coklat. Seperti orang barat. Setting halaman keraton pun

sangat jauh dari aslinya. Yang digambarkan di film tidak terlihat mencirikan khas

jawa dari segi arsitekturnya maupun properti-properti yg ada di kraton.

16) Scene 16

Orang-orang dari kraton yang ikut bekerjasama dengan Malik, sedang

mengambil harta kraton melalui bank BNI.

Visual Dialog/suara Type Shot

-----

“Extreme long shot” objek jauh dari kamera.

Denotasi

Beberapa orang yang mengenakan baju khas Jawa kemeja Jawa, sedang berdiri di depan Bank BNI dengan sebuah mobil pick up tertutup yang sedang menunggu.

Konotasi

Para abdi dalem dari Kraton itu sedang melakukan pengambilan harta benda permata milik kraton. Mereka ikut bekerjasama dengan Malik. Ingin menguasai harta benda Kraton. harta bendanya itu untuk Malik.

Mitos Tidak seharusnya keluarga besar dari Kraton Jawa itu ada yang menghiyanati Sultan nya sendiri.

Sekelompok abdi dalem yang sedang mengambil harta peninggalan kraton

yang di simpan di Bank atas perintah Malik yang ingin mencuri harta kraton. Ini

merupakan peringatan setiap raja atau pemimpin yang mempunyai anak buah atau

yang lain-lainnya. Berhati-hati dalam kehidupan sehari-hari.

Page 87: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

76

17) Scene 17

Malik bersama kelompoknya sedang menyerang Jake dan Letnan Hashim

yang sedang berada di Hotel yang berhasil di lacak oleh Malik.

Visual Dialog/suara Type Shot

------ ----- Malik mengatakan bahwa “ teknologi Amerika, sangat bagus untuk melacak teroris”

“ Extreme long shot” objek jauh dari kamera. “ long shot" objek Nampak terlihat namun latar belakang dominan. “Medium close up” objek terlihat Nampak bagian dada sampai atas.

Denotasi

Malik bersama pengikutnya yang rata-rata orang dari Kraton terlihat sedang berkumpul. Dan salah satu orang sedang memegang tembakan basoka. malik mengatakan bahwa teknologi

Page 88: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

77

Amerika sangat bagus untuk melacak teroris.

Konotasi

Malik yang sedang berkumpul itu sedang mengintai Jake dan Letnan Hashim yang sedang berada di dalam Hotel. Malik bersama anak buahnya ingin menembakkan Basoka kearah Hotel yang didalamnya ada Jake dan Letnan Hashim. Malik dan kelompoknya ingin membunuh Jake dan Letnan Hashim, karena mereka berdua telah mengetahui semuanya yang dilakukan oleh Malik berserta kelompoknya. Malik memanfaatkan Achmed untuk membunuh Jake dan menculik Keluarga Letnan Hashim, dengan alasan untuk berjihad. Malik juga memanfaatkan Vizier dan orang-orang dalam di Kraton. Dengan tujuan untuk mengambil permata, harta dan benda yang ada di Kraton.

Mitos Orang Amerika beranggapan bahwa mereka lah yang lebih kuat dibanding dengan Negara-negara lain.

Abdi dalem berperan sebagai prajurit yang setia kepada rajanya. Namun,

di dalam film ini, kesetiaan abdi dalem teruji. Mereka ikut bersama kelompok

Malik untuk melancarkan tugasnya yang bertujuan untuk memiliki harta

peninggalan kraton. makna kesetiaan berubah menjadi suatu penghianatan bagi

Sultan.

18) Scene 18

Achmed yang ingin membunuh Malik ternyata gagalm Malik lebih cepat

membunuh Achmed, dengan menggunakan pisau.

Visual Dialog/suara Type Shot

Malik berkata “ Assalamu’alaykum, haji”

“ Medium close up” objek nampat terlihat bagian dada sampai atas

Page 89: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

78

Achmed mengucapkan “Asyhadu all ilahaillallah”

“medium shot” objek terlihat bagian pinggang sampai atas.

Denotasi

Malik terlihat sedang memegang pisau yang sedang di bersihkan. Sambil mengucapkan salam. Letnan Hashim dan Achmed sedang berada di mobil Ambulan, achmed yang belumuran darah sambil berbaring dangan menyebut Syahadat.

Konotasi

Achmed merupakan seorang yang pemberani. Achmed yang sebelumnya ingin tidak bekerjasama dengan Malik, Achmed berusaha ingin membunuh Malik. Achmed ingin membebaskan Sultana dan keluarga Letnan Hasim yang diculik oleh Malik. Namun Malik lebih cepat membunuh Achmed dengan pisaunya. Letnan Hashim dan Jake yang lolos dari kejaran kelompok Malik, membawa Achmed dengan mobil ambulan dan membantu Achmed mengucapkan Syahadat sebelum meninggal.

Mitos Dalam ajaran Islam, orang yang sebelum meninggal dalam keadaan sakaratul maut, jika ia menyebut Syahadat, di akheratnya akan tenang.

Makna ritual kematian atau sakaratulmaut. Maksud sakaratul maut

adalah17 kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang

mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya. Manfaat ketika sedang

sakaratul maut bisa menyebut syahadat adalah di jauhkan dari godaan syaitan

yang mengganggu manusia saat sakaratul maut untuk berpindah-pindah aqidah.

19) Scene 19

Malik berserta kelompoknya membawa Sultana dan keluarga Letnan

Hashim ke Halaman Candi Borobudur. Saat itu adalah perayaan hari waisak

17 Artikel ini diakses pada 1 juli 2014 dari

http://almanhaj.or.id/content/2570/slash/0/sakaratul-maut-detik-detik-yang-menegangkan-dan-menyakitkan/

Page 90: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

79

oleh umat Budha. Letnan Hashim dan Jake yang mengetahui keberadaan

Malik, terjadi perkelahian antara Malik, Letnan Hashim dan Jake.

Visual Dialog/suara Type Shot

Banyak suara tepuk tangan. Suara keramaian Malik mengatakan “ mundur kepada seorang yang membuka kotaknya”

“Medium Long Shot” objek terlihat seimbang dengan background. “Extreme Long Shot” manusia tampak tidak terlihat. “Long Shot” manusia masih terlihat tampak.

Page 91: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

80

Banyak teriakan Sultana..Sultana..

“Long shot” objek terlihat Nampak, namun latarbelakang dominan.

Denotasi

Beberapa kotak harta dari Kraton yang di dapatkan oleh Malik bersama kelompoknya, berhasil dikuasainya. Letnan Hashim dan Jake mengetahui keberadaan Malik dan kelompoknya langsung di sergap oleh Letnan Hashim dan Jake. Berbarengan dengan perayaan Waisak oleh umat Budha di halaman Candi Borobudur. Malik membawa Sultana ke atas Candi Borobudur untuk disandra, karena Jake ingin membunuh Malik.

Konotasi

Ketaatan umat Budha dalam merayakat hari raya Waisak. Perayaan Waisak yang diperingati oleh umat Budha dibarengi oleh Malik dalam aksinya untuk menyamarkan aksi-aksi yang lakukan oleh Malik bersama kelompoknya. Malik merupakan orang yang berani dan nekad dalam mengambil suatu keputusan.

Mitos Perayaan waisak sudah biasa dilakukan oleh umat Budha untuk merayakan di Candi Borobudur. Dalam pelepasan balon lampion ke udara merupakan suatu mitos dari umat Budha sendiri. Jika menerbangkan balon lampion ke udara maka kebaikan, kesehatan, hajat, atau keinginannya cepat terkabuli.

Strategi penempatan kelompok Malik di candi Borobudur saat perayaan

waisak. Fungsinya agar menyamarkan aksi yang dilakukan oleh kelompok Malik.

Namun, Jake dan Letnan Hashim yang sudah mengetahui keberadaan Malik,

mengikuti sampai ke markasnya dengan menyamar. Sultana yang masih di tangan

Malik di bawa ke atas Borobudur di ancam untuk di bunuh. Jake dan Letnan

Hashim yang menolong sultana akhirnya bisa membunuh Malik saat terjadi baku

tempak dengan Jake.

Page 92: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

81

20) Scene 20

Malik yang meninggal akibat ditembak oleh Jake. Akhirnya Sultana

diselamatkan oleh Jake dan Letnan Hashim. Jake yang ingin langsung pulang

ke Negaranya Amerika Serikat, di sambut khusus oleh Sultana saat ini naik

pesawat.

Visual Dialog/suara Type Shot

Backsound suara music gamelan

“Long Shot” Background masih terlihat dominan.

Denotasi

Sultana bersama orang kraton terlihat menyambut kepulangan Jake untuk balik ke Negaranya. Letnan Hashim yang menunggu salam perpisahan dengan Jake berdiri di dekat tangga naik pesawat.

Konotasi

Sultana yang banyak berterima kasih dengan Jake dan Letnan Hashim, atas kerja kerasnya untuk membantu Sultana, Sultan dan Kraton Jawa menjadi seperti semula. Penghormatan Sultana dalam menyambut Jake untuk Pulang dengan Hormat.

Mitos Seorang putrid Kraton sangat di hormati dikalangan masyarakat. Ada baiknya juga Putri Kraton menghormati orang lain juga. Agar terjalin keharmonisan di dalam Kraton maupun di luar Kraton.

Citra tentara Amerika atau FBI menjadi terangkat nama baiknya atas

tindakan menyelamatkan Sultana dan mengungkapkan kelompok kejahatan

internasional.

Page 93: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

82

C. Unsur-Unsur Budaya Yogyakarta di Balik Peristiwa Perampokan

Tabel 2: Unsur-unsur Budaya

No. Unsur-unsur Budaya Makna

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Cara memberi salam dalam

perjumpaan

Sistem Agama

Sistem Politik

Sistem Sikap

Pakaian dan penampilan

Sistem keyakinan, nilai dan

sikap

Sistem Rekreasi

Sistem Agama

Sistem Non Verbal

Model keakraban dalam konteks

introgasi polisi.

Makna kedukaan dalam kematian

yang tidak sesuai dengan budaya

Jogja. Masyarakat tersebut

menggunakan simbol-simbol

seperti lilin dan banner berwajah

Sultana.

Pemerintahan yang diktator dalam

rangka ingin mewujudkan

pemerintahan yang kuat.

Stereotype negatif terhadap busana

muslim.

Model-model baju batik di Kraton

Yogyakarta sesuai dengan strata

sosial.

Akulturasi Budaya. Tentang sholat,

panggilan kata Mas, Salam.

pertunjukanWayang kulit dan

gamelan di pasar.

Perayaan waisak di candi

Borobudur. Menerbangkan balon

lampion dengan harapan masing-

masing, dan Ritual kematian atau

sakaratulmaut dengan menyebut

Syahadat.

Cap macan atau tatto macan dari

kelompok cina.

Page 94: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

83

10 Sistem Keyakinan Jake dan Achmed berbeda

keyakinan. Jihad achmed melawan

orang barat.

Tabel 3: Unsur-unsur Budaya yang Bukan Budaya Yogyakarta

No Budaya Yogyakarta Bukan Budaya Yogyakarta 1

2

3

4

5

Kata “mas”

Wayang kulit

Alat musik Gamelan

Batik

Kraton Yogyakarta

- Phobia barat (takut dengan orang

barat).

- Rasa kedukaan dalam kematian

dengan menggunakan lilin.

- Ritual kematian orang non muslim

yang dimandikan di masjid dengan

orang muslim.

- Gambar Tatto cap macan.

- Penyakit gangguan jiwa seperti

Pedofil.

Unsur-unsur budaya yang terdapat di dalam film java Heat antara lain adalah

model keakraban yang dilakukan oleh Letnan Hashim kepada Jake. Ketika Jake

sedang ingi di introgasi. Makna kedukaan dalam kematian. Dalam konteks ini

termasuk kedalam sistem agama. Dalam film ini masyarakat Jogja di gambarkan

rasa duka cita menggunakan lilin. Kenyataannya dalam masyarakat Jogja tidak

seperti itu dalam mengemukakan makna kedukaan dalam kematian. Unsur budaya

dalam sistem politik yang terdapat dalam film ini berkaitan dengan pemerintahan

diktator. Di dalam komunikasi antarbudaya mengenal yang namanya stereotipe.

Di dalam film ini terdapat stereotipe yang negatif untuk umat muslim. Ketika

seorang muslim yang berpakaian baju koko dengan peci. banyak orang yang

menganggapnya sebagai kelompok teroris. Unsur budaya dalam pakaian dan

Page 95: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

84

penampilan sangat menonjol di film ini. Pakaian dan penampilan di dalam kraton.

yang di peran dalam Sultan, Sultana, dan abdi dalem yang berbagai macam model

baju batik. Seorang yang ingin belajara atau masuk ke dalam budaya orang lain di

kenal sebagai akulturasi budaya. Jake yang berasal dari AS, banyak belajar

mengenai budaya Yogyakarta. Budaya jawa identik dengan wayang dan gamelan.

Dalam film ini terlihat ada pertunjukan wayang kulit dan alat musik gamelan yang

di maikan. Budaya orang budha juga terlihat dalam film ini. Saat perayaan waisak

tiba. Para masyarakat umat Budha melakukan perayaan di Borobudur sambil

menerbangkan balon lampion. Dalam sistem agama juga terlihat saat ritual

kematian oleh umat Islam. Mengucapkan dua kalimat syahadat ketika hendak

meninggal atau saat sedang sakaratul maut. Sistem non verbal yang terlihat dalam

film ini adalah gambar cap macan yang terdapat di tubuh mayat palsu sultana.

Dalam sistem keyakinan Ahmed dan Jake berbeda pandangan. Achmed yang

Islamnya kuat, phobia dengan orang barat. Banyak unsur-unsur budaya yang

bukan budaya Yogyakarta yang terdapat di film ini.

Page 96: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

85

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan

Setelah mendeskripsikan dan menganalisis hasil temuan data yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis akan menarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Makna Denotasi

Makna denotasi penelitian adalah gambaran tentang potret perampokan harta

peninggalan kraton Yogyakarta dari sejumlah kelompok kejahatan internasional

dengan motif mengatas namakan sebagai teroris. Yaitu kelompok Malik. Malik

yang memperdaya banyak orang untuk melancarkan tujuan dan cita-citanya untuk

merampok harta benda peninggalan kraton Yogyakarta. Seperti perhiasan

permata. Namun, kejahatan yang dilakukan oleh Malik tidak berjalan dengan

mulus karena ada Letnan Hashim dan Jake yang merupakan dari bagian kepolisian

dan tim inverstigasi.

2. Makna Konotasi

Sehingga, makna konotasi yang terlihat dalam film ini adalah perjuangan dari

dua orang yang berbeda Negara dalam mengungkapkan kelompok kejahatan

internasional. Kedua tokoh yang berbeda Negara itu saling bekerja sama dalam

menjalankan tugasnya untuk mengungkapkan kejahatan kelompok Malik. Yaitu

Letnan Hashim dan Jake. Letnan Hashim merupakan seorang kepolisian densus

Page 97: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

86

88 yang berasal dari Indonesia sedangkan Jake merupakan tim investigasi khusus

teroris yang di datangkan dari Amerika Serikat.

3. Makna Mitos

Ada beberapa mitos yang terdapat dalam film ini, yaitu tentang wacana jihad

yang dilakukan oleh Achmed dan kelompok teroris Faruq Al Hasan, dalam agama

Islam yang berarti peperangan dan jihad yang dianggap sebagai perang suci.

Mitos yang kedua dalam kebudayaan umat Budha saat perayaan hari waisak,

mereka menerbangkan balon lampion yaitu balon terbang yang berisi lampu

dengan mitos agar lebih baik dalam menjalani kehidupan dan harapan-harapan

dapat terpenuhi.

Dari ketiga makna di atas, maka peneliti dapat mengatakan bahwa motif

teroris tersebut hanya sebagai peralihan dari tujuan yang sebenarnya, yaitu

merampok harta benda peninggalan kraton Yogyakarta dengan menggabungkan

unsur-unsur budaya Yogyakarta di dalamnya.

Hasil temuan unsur-unsur budaya yang terdapat dalam film Java Heat yaitu.

Sistem Agama, makna kedukaan dan kematian, sistem politik, Dwifungsi ABRI

dalam rangka pemerintahan yang kuat. Cara memberi salam dalam perjumpaan,

model pakaian dan penampilan. Sistem rekreasi yaitu pertunjukan wayang kulit

dengan gamelan. Dan sistem keyakinan, nilai dan sikap. Temuan ini berdasarkan

teori unsur-unsur budaya yang di kemukakan oleh samovar.

Page 98: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

87

B. Saran

Terkait dengan penelitian ini ada beberapa saran yang penulis dapat sampaikan:

1. Sebelum menonton sebuah film, kita harus siap dihadapkan dengan

stereotype-stereotype yang akan dibuat oleh sutradara film sebagai

penggambaran realitas yang diinginkannya. Karena itu, film bukan semata-

mata pemindahan realitas dihadapan kita yang begitu saja dipindahkan ke

dalam layar, tetapi ada nilai-nilai dimiliki oleh pembuat film atau

sutradaranya. Sehingga realitas itu menjadi sebuah pemaknaan yang berbeda-

beda.

2. Bagi penulis, film ini menyudutkan pandangan orang lain atau stereotype

kepada umat Islam. Film ini seakan-akan orang Islam itu merupakan

kelompok teroris. pada dasarnya tidak benar. Islam mengajarkan dengan

lemah lembut, bukan dengan cara kekerasan yang mematikan. Namun, nilai

lebihnya dalam film ini adalah kita banyak belajar tentang kebudayaan di

Indonesia, terutama di Yogyakarta. Banyak unsur-unsur budaya yang terdapat

di dalam film ini.

Page 99: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke

Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,

2007.

Danesi, Marcel. Pesan, Tanda, dan Makna, Buku teks dasar mengenai semiotika

dan teori komunikasi, Yogyakarta: JALASUTRA anggota IKAPI, 2004.

Danesi, Marcel. Pengantar memahami semiotika media, Yogyakarta:

JALASUTRA anggota IKAPI 2010.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif, teori dan Praktik, Jakarta: Bumi

aksara, 2013.

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta:PT.LKIS pelangi aksara,

2007.

Morissan, Teori Komunikasi, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2009.

Liliweri, Alo. Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogtakarta: Pustaka

Pelajar, 2003.

Liliweri, Alo. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: LKiS

Pelangi Aksara, 2002.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009

Sunarwinadi, Ilya. Komunikasi Antar Budaya, Universitas Indonesia : Pusat Antar

Universitas Ilmu-ilmu Soasial,_______.

Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2000.

Page 100: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004.

Usman, Basyiruddin. Media Pembelajaran, Jakarta: ciputat pers, 2002.

Putra, Masri S. Dayak Jongkang, studi dan pendekatan semiotika, Tangerang:

Penerbit UMN Press, 2012.

Morissan, Teori Komunikasi , Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2009.

Stephen W., dkk., Teori Komunikasi, Theories of human communication,

Jakarta:Salemba Humanika, 2009.

MEDIA ONLINE

http://avry-assyifa.blogspot.com/2012/10/hubungan-antar-agama-sebagai-

komunikasi.html, diakses pada pukul 21:30 WIB. Tanggal 24 maret 2014

http://www.margatehousefilms.com/about, Artikel diakses pada 27 Mei 2014, PH

Margate House Film.

http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/movie.php?uid=13fcee8f24

69, Artikel diakses pada 24 Mei 2014, Indonesia Film Center.

http://sinopsisfilmanyar.blogspot.com/2013/02/sinopsis-film-java-heat-terbaru-

april.html, Artikel diakses pada 24 Mei 2014, Son Billy, Sinopsis Film Java Heat,

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4313/skom4313a/isimt2_b5.htm,

Diakses pada 28 juni 2014.

http://ulinareswari.blogspot.com/2014/04/upacara-kematian-dalam-tradisi-

jawa.html, artikel diakses pada 29 Juni 2014. Uli Rizky Nareswari,

“Symbolos”.

http://heidyostoria.blogspot.com/2011/11/resume-dwi-fungsi-abri-dan

petisi50.html, artikel ini diakses pada 29 Juni 2014, Heidy Deviani,

“Heidyostoria”.

Page 101: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA

http://id.wikipedia.org/wiki/Stereotipe, Diakses pada 29 Juni 2014.

http://budayaindonesia.org/Busana-Prajurit-Kraton-Yogyakarta/, artikel ini

diakses pada 29 Juni 2014, Perpustakaan digital budaya Indonesia.

http://penasejati.wordpress.com/2013/02/06/di-balik-terorismedan-ajaran-jihad/,

Diakses pada 29 Juni 2014.

http://id.wikipedia.org/wiki/Nama_Indonesia Wikipedia, Diakses pada 29 Juni

http://www.anneahira.com/pengertian-komunikasi-antar-pribadi.htm Diakses pada

30 Juni 2014

http://rzaharani.blogspot.com/2012/05/kesenjangan-sosial.html

Diakses pada 30 Juni 2014

http://shoima93.blogspot.com/2013/12/teori-penemuan-informasi-

information.html Diakses pada 30 Juni 2014

http://langitan.net/?p=26 Diakses pada 1 Juli 2014

http://evamasy.blogspot.com/ Diakses pada 1 juli 2014

http://almanhaj.or.id/content/2570/slash/0/sakaratul-maut-detik-detik-

yangmenegangkan- dan-menyakitkan/ Diakses pada 1 juli 2014

Page 102: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43317/1/FIKRI...ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP MAKNA UNSUR-UNSUR BUDAYA YOGYAKARTA