31
Analisis Red Flag PT. Media Nusantara Citra Tbk. Disusun Oleh : Arasy Jayanti Saputro – 120110110115 Yunia Apriliani Kartika – 120110110118 Malinda Iriani – 120110110123 Dea Sekar Oktavian – 120110110137 Ramadhina Citra Windi – 120110110144

Analisis Red Flags MNC Group 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Laporan Keuangan

Citation preview

Analisis Red FlagPT. Media Nusantara Citra Tbk.

Disusun Oleh :Arasy Jayanti Saputro 120110110115Yunia Apriliani Kartika 120110110118Malinda Iriani 120110110123Dea Sekar Oktavian 120110110137Ramadhina Citra Windi 120110110144Fakultas Ekonomi & BisnisUniversitas PadjadjaranRuang Lingkup Bisnis Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang perdagangan umum, pembangunan, perindustrian, pertanian, pengangkutan, percetakan, multimedia melalui perangkat satelit dan perangkat telekomunikasi lainnya, jasa dan investasi.Steps in Accounting Analysis1. Identify Principal Accounting PoliciesRisiko-risiko utama yang dihadapi oleh Perseroan pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu : Risiko Eksternal Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan : Risiko akibat perubahan terhadap kebijakan dan peraturan baik yang dikeluarkan oleh Perusahaan, Pemerintah, maupun pihak berwenang lainnya. Perubahan orientasi pelanggan : Risiko akibat perubahan orientasi pelanggan/permirsa. Perkembangan teknologi dan pesaing baru : Risiko akibat teknologi atau pesaing baru. Risiko Internal Kesalahan proses : Risiko akibat kesalahan proses. Kegagalan melindungi aset : Risiko akibat adanya kelemahan dalam manajemen aset. Kegagalan produksi : Risiko akibat kesalahan atau penyalahgunaan sistem dan kegagalan produksi. Distribusi rendah : Risiko akibat kegagalan atau rendahnya distribusi hasil produksi kepada konsumen. Perpajakan : Risiko akibat transaksi kena pajak yang tidak dikelola secara baik. Selama tahun 2012 sistem manajemen risiko berlangsung efektif dengan melakukan beberapa pencegahan, antara lain : Mengikuti perubahan atau adanya undang-undang dan peraturan Pemerintah yang baru baik di industri media maupun perpajakan. Memantau selera pasar dengan mengevaluasi program-program berdasarkan hasil riset dari AC Nielsen mengenai rating. Menjaga kualitas dan kesinambungan kegiatan operasional sehari-hari Perseroan dengan melakukan : Pembuatan kebijakan yang terpusat untuk menjaga konsistensi dan keseragaman prosedur di setiap proses bisnis di semua unit bisnis Perseroan. Proses pengambilan keputusan berdasarkan matrix approval yang diketahui oleh Manajemen Perseroan. Koordinasi antara setiap unit bisnis dalam pengembangan dan pengaturan SDM. Proses audit berbasis risiko. Peningkatan pemantauan unit bisnis terkait terhadap kepatuhan dalam kegiatan operasional.2. Assess Accounting Flexibility Inventory Specific Identification Method FIFO Prepaid Expense Amortized with straight line method Fixed Asset (Property and Equipment) Depreciated with straight line method based on the estimated useful lives of the assets Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan Goodwill Goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis diakui sebagai aset pada tanggal diperolehnya pengendalian (tanggal akuisisi). Sewa (Sebagai Lessee) Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Grup yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Provisi Provisi diakui ketika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Grup diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Pengakuan Pendapatan & Beban Pendapatan Pendapatan jasa : diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan Pendapatan iklan : diakui pada saat iklan ditayangkan Pendapatan bunga : diakui atas dasar waktu, dengan mempertimbangkan tingkat bunga berlaku Beban Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual) Beban program diakui pada saat film atau program ditayangkan. Beban film atau program belum ditayangkan dicatat sebagai persediaan Pengaturan pembayaran berbasis saham Pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas kepada karyawan & pihak lain yang memberikan jasa serupa yang diukur pada nilai wajar instrumen ekuitas pada tanggal pemberian kompensasi & dibebankan secara straight line sepanjang periode vesting. Imbalan pasca kerja Program Pensiun Iuran Pasti : Iuran yang ditanggung Perusahaan diakui sebagai beban pada periode berjalan. Program Pasca Kerja Imbalan Pasti : Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Pajak penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan DPP aset dan liabilitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku pada periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Earnings per Share Basic earnings per share dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan Diluted earnings per share dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif Informasi segmen Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Grup yang secara regular direview oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) Standar revisi yang berlaku efektif pada tahun berjalan PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing PSAK 13 (revisi 2011), Properti Investasi PSAK 16 (revisi 2011), Aset Tetap PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 26 (revisi 2011), Biaya Pinjaman PSAK 30 (revisi 2011), Sewa PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Akuntansi Kompetensi Berbasis Saham PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK 56 (revisi 2011), Laba Per Saham ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya ISAK 20, Pajak Penghasilan Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya ISAK 23, Sewa Operasi Insentif ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa. ISAK 25, Hak Atas Tanah ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat Standar telah diterbitkan tapi belum efektif Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013 adalah PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali dan Amandemen PSAK 60, Instrumen Keuangan : Pengungkapan.Ket : Evaluasi awal oleh manajemen bahwa standar ini tidak berdampak terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas serta pengungkapan terkait pada tanggal 31 Desember 2012, tetapi terdapat kemungkinan akan mempengaruhi akuntansi dan pengungkapan transaksi dan pengaturan di masa yang akan datang. 3. Evaluate Accounting Strategy Strategi MNC Strategi MNC untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut : Meningkatkan pangsa pasar melalui acara-acara TV berkualitas Memperluas dan mengembangkan bisnis konten Memanfaatkan media cetak dan radio untuk cross selling Meningkatkan kemampuan produksi in-house Memanfaatkan posisi sebagai pemimpin di industri media Sinergi produksi di ketiga stasiun TV FTA Mengembangkan jaringan TV nasional keempat Menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik Tinjauan Strategi lain Perubahan Kebijakan Akuntansi Selama tahun 2012 MNC beserta anak perusahaan menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia dan relevan dengan operasinya. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi berikut berdampak pada penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun 2012, penjelasan dapat dilihat pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan. 4. Evaluate the Quality of DisclosurePT Media Nusantara Citra Tbk telah menyediakan pengungkapan yang memadai untuk menilai strategi bisnis perusahaan dan konsekuensi ekonomi. Dalam laporan tahunan mereka telah disebutkan dengan jelas mengenai kondisi industri perusahaan, posisi kompetitif , dan rencana manajemen untuk masa depan .

1) Kondisi Industri Perusahaana. Kondisi operasional MNC pada tahun 2012 :Pada tahun 2012 MNC kembali melanjutkan tren pertumbuhan yang telah berlangsung di tahun sebelumnya. Didukung oleh RCTI, MNCTV dan GlobalTV, MNC masih tetap memimpin di industri media nasional dimana RCTI dan MNCTV menduduki posisi dua teratas dalam pangsa pemirsa prime time dengan pangsa masing-masing sebesar 17,6% dan 15,2%. Sementara GlobalTV dengan pangsa pemirsa prime time sebesar 5,2%. MNC masih tetap memiliki rata-rata pangsa pemirsa keseluruhan terbesar dari tiga TV FTA (Free-To-Air) sebesar 38%.

Pendapatan usaha yang mayoritas berasal dari pendapatan iklan RCTI, MNCTV dan GlobalTV bertumbuh sebesar Rp933,52 miliar atau 21% dari Rp4,42 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp5,35 triliun di tahun 2012.

Pendapatan dari konten yang juga merupakan bisnis inti MNC tumbuh sebesar 113% dari Rp93,45 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp197,5 miliar pada tahun 2012. Pada saat yang sama pendapatan iklan dari media cetak seperti Koran Sindo, Majalah HighEnd dan Tabloid Genie; serta radio seperti Sindo Trijaya Radio dan Radio Dangdut Indonesia juga turut memberikan kontribusi walau dalam jumlah yang lebih rendah. Pertumbuhan pendapatan iklan tersebut berhasil mengimbangi pendapatan yang lebih rendah dari layanan dan konten bernilai tambah (Value Added Services/VAS) yang menurun 60% menjadi Rp216 miliar.

Penurunan pendapatan dari VAS terkait dengan divestasi kepemilikan MNC atas Linktone kepada perusahaan induk PT Global Mediacom Tbk (MCOM). Sesuai dengan langkah Perseroan untuk berfokus pada industri media berbasis iklan, pada tanggal 12 Juli 2012 MNC melalui anak perusahaannya MNC International Ltd. menjual seluruh saham Linktone yang dimiliki kepada MCOM melalui Global Mediacom International. Transaksi tersebut dilakukan juga dalam rangka reorganisasi entitas yang berada dalam kelompok usaha MNC, sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok usaha maupun entitas yang terkait di dalam MNC.

Sebagai perusahaan media yang paling terintegrasi dengan media yang lengkap, MNC telah menjadi onestop-shop bagi para pengiklan yang menginginkan solusi komunikasi dan pemasaran yang dapat menjangkau pasar yang luas secara efektif dengan biaya yang efisien.

Khusus untuk TV FTA (Free-To-Air), MNC menerapkan segmentasi target pasar yang berbeda sebagai strategi utama, dalam upaya menghindari kompetisi antar stasiun.Sehubungan dengan itu RCTI diposisikan pada kategori ABC 5+ dan GlobalTV pada kategori 5+ bagi penonton pria dan wanita. Sedangkan MNCTV mentargetkan status ekonomisosial BCD. Dengan target pemirsa yang lebih terfokus maka ketiga stasiun televisi tersebut saling melengkapi dan bekerjasama untuk menjangkau pasar sasaran dan meningkatkan jumlah pangsa pemirsa secara optimal.

Di tahun 2012, berdasarkan laporan dari The Nielesen Company, ada 16 program dari MNC yang menduduki peringkat 20 teratas. Jika program-program tersebut dikupas berdasarkan kategori program olahraga, animasi, seri, pencarian bakat maka hasilnya adalah sebagai berikut: 16 Program olahraga MNC di 20 teratas program olahraga. Ada 14 program dari 20 program teratas untuk kategori sinetron. Seluruh program animasi MNC sebanyak 20 berada di 20 teratas program untuk animasi. Ada 15 program pencarian bakat dari MNC yang menduduki 20 peringkat teratas.

MNC sebagai perusahaan media terdepan adalah mitra pilihan utama pemilik konten untuk bekerja sama dalam penayangan program-program berkualitas tinggi dan menarik. Saat ini, MNC memiliki kerjasama yang erat dengan 4 dari 6 studio di Hollywood yang terkemuka yang terdiri dari NBC Universal, Warner Bros, Fox, dan Disney untuk penayangan film produksi Hollywood.

Untuk segmen anak-anak, MNC memiliki kerjasama dengan Disney dan Nickeledeon. MNC juga memimpin dalam penayangan program berformat internasional seperti Masterchef, X Factor, dan Indonesia Idol. Selain itu MNC juga telah sukses dalam memproduksi sendiri program pencarian bakat seperti The Master dan Idola Cilik. Menayangkan program lokal tetap menjadi fokus utama MNC karena mayoritas masyarakat Indonesia masih lebih tertarik untuk menonton program produksi lokal berupa sinetron. Dalam hal ini MNC memiliki kerjasama yang eksklusif dengan 2 rumah produksi teratas di Indonesia yaitu Sinemart dan MD Entertainment. Produksi programprogram sinetron dari kedua rumah produksi tersebut dan juga produksi in-house MNC menghasilkan pangsa pemirsa yang terbesar.

Kondisi keuangan MNC pada tahun 2012 : Pendapatan UsahaPendapatan usaha MNC untuk tahun 2012 meningkat sebesar 16% menjadi Rp6,27 triliun dari Rp5,39 triliun pada tahun 2011. Seperti di tahun-tahun sebelumnya pendapatan iklan dari TV FTA (Free-To-Air), masih merupakan yang terbesar bertumbuh 22% menjadi Rp5,12 triliun dari Rp4,21 triliun pada tahun 2011.

Pertumbuhan pendapatan iklan berhasil mengimbangi pendapatan yang lebih rendah dari konten dan layanan bernilai tambah (Value Added Services/ VAS) yang menurun 60% menjadi Rp216,60 miliar, menyusul divestasi kepemilikan MNC atas Linktone kepada MCOM. Pertumbuhan pendapatan iklan antara lain terkait dengan peningkatan pangsa pemirsa prime time MNCTV yang bertumbuh dari 10,9% pada tahun 2011 menjadi 15,2% pada tahun 2012, serta rating yang meningkat menjadi 1,6 pada tahun 2012 dari 1,4 di tahun sebelumnya.

Dengan pangsa pemirsa dan rating yang meningkat, MNCTV dapat menaikkan rate card iklan sehingga pendapatan iklan pun turut naik. Pada saat yang sama pangsa pasar MNCTV terhadap iklan televisi juga semakin besar dan menjadi 13,3% dari 12,1% pada tahun 2011, atau sama dengan tingkat pertumbuhan sebesar 37% jauh lebih tinggi dari pertumbuhan rata-rata industri sebesar 15%.

Keberhasilan MNC mendayagunakan pustaka konten yang dimiliki baik dengan mengemasnya menjadi channel-channel yang ditayangkan di Indovision, Top TV dan Okevision (ketiganya dimiliki oleh MSV), maupun menjualnya ke pihak ketiga juga merupakan faktor pendasar yang turut meningkatkan pendapatan MNC pada tahun 2012.

Beban LangsungBeban langsung untuk tahun 2012 meningkat sebesar 9% menjadi Rp2,86 triliun dari Rp2,62 triliun di tahun 2011, dimana beban program lokal masih merupakan yang tertinggi diikuti oleh beban program asing. Kenaikan beban program lokal sebesar 12% menjadi Rp1,82 triliun dari Rp1,62 triliun pada tahun sebelumnya disebabkan oleh pembelian program-program dari rumah produksi pihak ketiga seperti MD Entertainment dan Sinemart.

Empat program lokal dengan rating dan pangsa pemirsa tertinggi di MNCTV yaitu Tendangan Si Madun, Tendangan Si Madun Season 2, Fathiyah, dan Raden Kian Santang dibeli dari MD Entertainment. Kenaikan beban program asing sebesar 41% menjadi Rp530,08 miliar dari Rp375,20 miliar pada tahun 2011 berkaitan dengan penyiaran program-program pertandingan sepakbola yang memiliki rating dan pangsa pemirsa tertinggi di RCTI dan MNCTV yaitu Barclays Premier League, Euro Cup 2012 dan AFF Suzuki Cup 2012.

Laba BrutoLaba bruto MNC untuk tahun 2012 adalah Rp3,41 triliun atau bertumbuh sebesar 23% dari Rp2,77 triliun pada tahun sebelumnya.

Beban Umum dan AdministrasiBeban umum dan administrasi untuk tahun 2012 meningkat sebesar 0,17% dari Rp1,19 triliun di tahun 2011, seiring dengan kenaikan gaji dan tunjangan karyawan serta promosi dan periklanan.

Laba BersihDengan beban pajak 2012 sebesar Rp497,69 miliar (meningkat sebesar 29% dari Rp385,35 pada tahun 2011), laba bersih MNC untuk tahun 2012 adalah Rp1,66 triliun atau bertumbuh sebesar 55% dari Rp1,07 triliun pada tahun 2011.Dengan jumlah saham yang beredar sebanyak 13.956.126.500 lembar, laba bersih per saham untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp119, meningkat dari Rp80 di tahun sebelumnya.

AsetJumlah aset MNC per 31 Desember 2012 tercatat sebesar Rp8,96 triliun atau bertumbuh dari Rp8,80 triliun pada tahun 2011. Aset lancar tercatat sebesar Rp6,77 triliun meningkat sebesar 12% dari Rp6,02 triliun pada tahun sebelumnya; aset tidak lancar sebesar Rp2,19 triliun atau menurun 21% dari Rp2,78 triliun pada tahun 2011.

LiabilitasJumlah liabilitas MNC per 31 Desember 2012 adalah Rp1,66 triliun, menurun sebesar 15% dibandingkan dengan Rp1,96 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Liabilitas jangka pendek adalah Rp1,25 triliun atau meningkat 2% dari posisi 2011 sebesar Rp1,23 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang menurun menjadi Rp413,56 miliar atau 44% dibandingkan dengan Rp736,36 miliar pada tahun sebelumnya.

Penurunan liabilitas terutama disebabkan oleh menurunnya pinjaman jangka pendek menurun sebesar 48% menjadi Rp75,75 miliar dari Rp144,78 miliar, utang usaha kepada pihak ketiga menurun sebesar 11% menjadi Rp394,44 miliar dari Rp441,48 miliar, utang pajak menurun sebesar 20% menjadi Rp224,21 miliar dari Rp281,75 miliar, biaya yang masih harus dibayar menurun sebesar 49% menjadi Rp90,60 miliar dari Rp176,14 miliar dan pinjaman jangka panjang menurun sebesar 7% menjadi Rp627,53 miliar dari Rp678,11 miliar.

EkuitasEkuitas Perseroan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp7,30 triliun, meningkat sebesar 7% dari Rp6,83 triliun pada 31 Desember 2011.

Pada tahun 2012 MNC melakukan eksekusi opsi saham karyawan dan penjualan saham yang diperoleh kembali masing-masing senilai Rp102,75 miliar dan Rp309,03 miliar, sehingga terjadi kenaikan tambahan modal disetor dari Rp2,40 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp2,50 triliun tahun lalu.

Kemudian pada tanggal 11 Juli 2012 Perseroan melakukan pembayaran dividen sebesar Rp488,16 miliar, sehingga saldo laba per akhir 2012 adalah sebesar Rp3,51 triliun.

Arus Kas Arus kas dari aktifitas operasionalKas bersih dari aktifitas operasional adalah sebesar Rp1,17 triliun meningkat 34% dari Rp868,22 miliar pada akhir 2011 seiring dengan naiknya penerimaan kas dari pelanggan.Penerimaan kas dari pelanggan tercatat sebesar Rp6,21 triliun dan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan adalah Rp4,50 triliun, Perseroan juga membukukan Rp42,53 miliar untuk pembayaran bunga dan Rp502,36 miliar untuk pembayaran pajak penghasilan.Pada tahun 2011 kas bersih dari aktivitas operasional adalah sebesar Rp868,22 miliar. Penerimaan kas dari pelanggan tercatat sebesar Rp5 triliun dan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan tercatat sebesar Rp3,62 triliun.

Arus Kas dari Aktivitas InvestasiPerseroan juga menggunakan kas sebesar Rp966,42 miliar untuk aktifitas investasi , naik sebesar 77% dari Rp546,68 miliar pada tahun 2011. Investasi terutama dilakukan di aset-aset keuangan yaitu sebesar Rp1,12 triliun dan perolehan aset tetap sebesar Rp269,72 miliar.Di tahun sebelumnya jumlah kas untuk aktivitas investasi adalah Rp546,68 miliar yang disalurkan ke investasi di aset keuangan lainnya sebesar Rp631,10 miliar dan perolehan aset tetap sebesar Rp86,95 miliar.

Arus Kas dari Aktivitas PendanaanSedangkan untuk aktifitas pendanaan MNC menggunakan kas bersih sebesar Rp508,94 miliar menurun 10% dari Rp564,73 miliar pada tahun 2011. Sejumlah Rp69,04 miliar digunakan untuk pembayaran pinjaman jangka pendek, sejumlah Rp43,71 miliar untuk pembayaran pinjaman jangka panjang dan sejumlah Rp488,16 miliar untuk pembayaran dividen.Pada tahun 2011, kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp564,73 miliar digunakan untuk pembayaran obligasi sejumlah Rp1,28 triliun dan pembayaran dividen sejumlah Rp207,32 miliar.

SolvabilitasPada tanggal 31 Desember 2012, rasio kewajiban terhadap aset adalah 19%, sementara rasio kewajiban terhadap ekuitas adalah 23%. Rasio-rasio tersebut meningkat jika dibandingkan dengan posisi tahun 2011 yaitu masing-masing 22% untuk rasio kewajiban terhadap aset dan 29% untuk rasio kewajiban terhadap ekuitas.Perseroan dan anak perusahaan selalu memonitor proyeksi arus kas dan ketersediaan dana untuk melunasi hutang jangka pendek dan jangka panjang pada saat jatuh tempo.

Kolektibilitas Piutang (Dalam Jutaan Rupiah)/

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu/Allowance for doubtful accounts:

Pada akhir periode, Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas piutang usaha ragu-ragu adalah cukup karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit atas piutang.

Struktur PermodalanStruktur modal Perseroan terdiri dari pinjaman dan ekuitas. Perseroan dan entitas anak mengelola risiko modal untuk memastikan kelangsungan usaha, selain memaksimalkan keuntungan bagi para pemegang saham melalui optimalisasi struktur modal untuk utang dan ekuitas.Pada khususnya, Direksi Perseroan secara berkala melakukan kaji ulang atas struktur permodalan Perseroan. Dalam kajian tersebut Direksi menganalisa biaya permodalan dan semua risiko.

Kejadian Penting Setelah Tanggal Laporan KeuanganTidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan keuangan.

Prospek UsahaSektor media diperkirakan akan terus bertumbuh pada tahun 2013, didorong oleh 1) meningkatnya persaingan di sector konsumer, perbankan, dan telekomunikasi, 2) kampanye politik yang diperkirakan akan dimulai pada pertengahan 2013, dan 3) kuatnya pertumbuhan ekonomi yang akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat dan meningkatkan porsi penduduk di kelas menengah.Dengan semakin ketatnya persaingan di sektor barang konsumsi, para produsen akan meningkatkan anggaran iklan dan promosi untuk mendukung peluncuran produk-produk baru serta mempertahankan dan/atau meningkatkan pangsa pasar.Dalam situasi demikian perusahaan-perusahaan media memiliki daya tawar yang lebih tinggi sehingga dapat memasang tarif iklan yang lebih tinggi.Prospek industri media juga didukung oleh pendapatan potensial dari kampanye pemilihan umum dan pemilihan presiden 2014 yang diperkirakan akan dimulai di awal semester kedua 2013.Belanja iklan per kapita Indonesia (dan juga tarif iklan) termasuk yang paling rendah di Asia Tenggara, sehingga potensi untuk terus bertumbuh masih tinggi. Untuk tahun 2013 Perseroan akan berfokus pada turnaround GlobalTV, dengan tujuan utama adalah meningkatkan posisinya dari nomor 8 saat ini ke nomor 4 atau 5 dalam pangsa pasar.Sehubungan dengan itu Perseroan telah mengganti program asing di GlobalTV yang disiarkan saat prime time dengan sinetron remaja produksi lokal yaitu "Raja Dan Aku mulai Oktober 2012. MNC juga telah menambah satu sinetron lain yaitu "Kinara" yang diproduksi oleh MD Entertainment, dalam upaya memperkuat posisi Global TV dalam sinetron.Langkah tersebut merupakan langkah yang tepat sebab acara lokal cenderung lebih diminati oleh jumlah pemirsa yang lebih banyak. Sedangkan program asing cenderung diminati oleh masyarakat dari kalangan menengah ke atas. Acara lokal juga menghasilkan marjin yang lebih tinggi dibandingkan dengan program impor.Program-program lainnya yang diunggulkan untuk tahun 2013 adalah edisi Indonesia acara berformat internasional yang populer seperti X Factor, Indonesian Idol dan Master Chef.

Kebijakan DividenMulai tahun buku 2007 Perseroan membagikan dividen tunai kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Karena Perseroan merupakan perusahaan induk dari beberapa anak perusahaan, besar dividen tunai dihitung berdasarkan keuntungan anak perusahaan dan/ atau pendapatan dividen yang diterima oleh Perseroan dari anak perusahaan pada tahun buku yang bersangkutan, dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan Perseroan dan anak perusahaan dan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. Mulai tahun 2012 Perseroan bermaksud membagikan dividen tunai minimum sebesar 45% dari laba bersih tahun sebelumnya.Penetapan akhir besaran dividen yang akan dibagikan tersebut juga senantiasa mempertimbangkan kondisi keuangan Perseroan dan anak-anak perusahaanya.Besar dan rasio pembayaran dividen selama 3 tahun terakhir telah dijelaskan dalam Annual Report.

Transaksi MaterialPada tanggal 12 Juli 2012, MNC International Ltd, entitas anak, telah menjual seluruh penyertaan saham Linktone Ltd kepada Global Mediacom International Ltd dengan harga jual sebesar US$74 juta. Transaksi ini dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas yang berada dalam kelompok usaha Perseroan, sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok usaha maupun entitas individual dalam kelompok usaha.

Perubahan Kebijakan AkuntansiSelama tahun 2012 MNC beserta anak perusahaan menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia dan relevan dengan operasinya. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi berikut berdampak pada penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun 2012, penjelasan dapat dilihat pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan.

2) Posisi KompetitifDi industri televisi, konten adalah segalanya. Motto ini terus berlaku sejak dicetuskan pertama kali pada tahun 1996 oleh Bill Gates. Konten adalah faktor utama pertumbuhan pangsa pemirsa. Namun, lebih penting untuk menghasilkan konten yang tepat yang ditujukan bagi pemirsa wanita, yang pada gilirannya akan menarik pengiklan dan menaikkan pendapatan.

Program-program MNC adalah faktor yang membedakan mereka dari para pesaing. Namun saat ini televisi adalah salah satu dari berbagai pilihan hiburan yang juga mencakup konten yang didistribusikan secara digital serta media lainnya. Kesuksesan MNC tahun ini dapat dikaitkan dengan strategi yang diterapkan yaitu menawarkan konten berkualitas bagi pemirsa Indonesia.

MNC memproduksi 15 dari 20 sinetron terpopuler pada tahun 2012. MNC juga memproduksi 15 dari 20 program olahraga terpopuler, seperti turnamen sepak bola Euro 2012 dan AFF Suzuki Cup. Pertandingan antara Inggris dan Perancis mencapai pangsa pemirsa 44,2% dan pertandingan antara Indonesia dan Malaysia mencapai pangsa permirsa 42,5%. Selain itu, kami juga memproduksi semua dari 20 program animasi terpopuler.

Dalam rangka mempertahankan kepemimpinan industri media, Perseroan akan terus memproduksi program-program lokal terbaik pada tahun 2013 dengan berfokus pada penonton wanita. Saat ini (tahun 2012) menayangkan X-Factor musim pertama yang mendapat respon positif dengan pangsa pemirsa sebesar 31%.

Pada bulan September 2013, Miss World akan datang ke Bali dan Jakarta dan akan diliput oleh MNC. Acara bertaraf internasional ini akan disiarkan ke 130 negara. Peluang ini dimanfaatkan untuk menyajikan yang terbaik dari Indonesia kepada dunia. MNC juga memenuhi permintaan akan program internasional terbaik, dengan membangun dan memelihara hubungan yang erat dengan produsen konten di Hollywood dan di seluruh dunia.

RCTI mempertahankan posisinya

Tidak ada cara yang lebih tepat untuk menggambarkan kualitas konten MNC selain peringkat RCTI, yang mampu mempertahankan posisinya sebagai stasiun TV nomor satu di Indonesia selama 15 dari 18 tahun terakhir. Tahun lalu (2011) RCTI merupakan stasiun dengan peringkat tertinggi dengan pangsa pemirsa sebesar 17,6%.

Sinetron-sinetron RCTI telah terbukti sangat populer di antara pemirsa. Tukang Bubur Naik Haji misalnya, komedi drama yang menampilkan kehidupan warga Jakarta ini merupakan sinetron terpopuler untuk tahun 2012. Karakter yang kuat dan berbagai tema hidup, termasuk cinta, keluarga, persaingan dan nilai-nilai moral, menyebabkan Tukang Bubur Naik Haji populer di antara pemirsa pada tahun 2012.

Pada saat yang sama Indonesian Idol musim ketujuh juga meraih peringkat tinggi bagi RCTI. Popularitasnya bahkan mengalahkan musim pertama dan acara finalnya menarik 29,9% pangsa pemirsa. Pemenangnya yaitu Regina Ivanova sekarang berada di bawah pengelolaan agen bakat milik MNC yaitu PT Star Media Nusantara. Sinergi antara berbagai anak perusahaan memungkinkan kami untuk mengembangkan bakat-bakat baru dengan hemat biaya.

Peringkat MNCTV melonjak pesatPeringkat MNCTV melonjak dan MNCTV meraih penghargaan Indonesias Best Corporate Transformation Award oleh Majalah SWA, menyusul penerapan strategi pemrograman baru yang berfokus pada sinetron-sinetron prime time. Peringkat The Nielsen Company menunjukkan bahwa pangsa prime time MNCTV meningkat dari 10,4% menjadi 15,2% sehingga menjadi channel terpopuler kedua di Indonesia berdasarkan rata-rata bulanan. Pencapaian ini sangat mengesankan mengingat bahwa MNCTV menduduki peringkat keenam pada tahun 2011. MNC memperkirakan bahwa pendapatan iklan dari MNCTV akan meningkat dari kenaikan tarif iklan dan okupansi.

GlobalTVMNC berupaya untuk melakukan turnaround atas GlobalTV. Saat ini MNC telah melakukan upaya-upaya perbaikan, termasuk meningkatkan sumber daya dan menerapkan strategi pemrograman baru yang ditujukan untuk khalayak muda.5. Identify Potential Red Flags Piutang Kepada Pihak Berelasi aset tidak lancarBisa diindikasikan sebagai red flags, karena perubahannya signifikan dan tidak dijelaskan piutang-piutang yang terjadi pada pihak berelasi mengenai jumlah lengkap per pihak berelasi dalam CALK

Investasi pada entitas asosiasi

Pada tahun 2012, MIL menjual seluruh kepemilikan sahamnya di LTON kepada Global Mediacom International Ltd, yang merupakan entitas anak PT Global Mediacom Tbk (induk perusahaan). Sisa penyertaan saham PT Linktone Indonesia dan Innoform Media Pte., Ltd. yang dimiliki oleh Grup masing-masing sebesar 49% dan 12,5% dicatat sebagai investasi pada entitas asosiasi .

Ringkasan informasi keuangan dari entitas asosiasi diatas adalah sebagai berikut:

Investasi pada entitas tersebut diatas diperoleh terutama untuk tujuan potensi pertumbuhan jangka panjang, karena seluruh entitas tersebut bergerak dalam industri media yang sama dengan industri Grup.

Sisa penyertaan saham PT Linktone Indonesia dan Innoform Media Pte., Ltd. yang dimiliki langsung oleh Grup masing-masing sebesar 49% dan 12,5% dicatat sebagai investasi pada entitas asosiasi Liabilities Utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Utang bank jangka panjangMeningkat signifikan dari tahun sebelumnya. Namun tidak diindikasikan sebagai red flags, perubahan signifikan tersebut terjadi karena di tahun 2011 utang baru berjalan 4 bulan, maka utang jatuh temponya sebesar 4 bulan dari 12 bulan. Sedangkan di tahun 2012, utang jatuh temponya satu tahun, pada 31 Desember 2012. Maka itu, utang jatuh temponya berubah signifikan dari tahun sebelumnya. Pinjaman ini berlaku efektif mulai 15 September 2011 dan akan jatuh tempo tanggal 2 September 2014. Fasilitas kredit ini dikenakan bunga berdasarkan LIBOR Rate + Margin Rate 3,8% per tahun.

Utang jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Utang bank jangka panjangMeningkat signifikan dari tahun sebelumnya. Namun tidak diindikasikan sebagai red flags, perubahan signifikan tersebut terjadi karena akun ini adalah akibat dari utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun.Pada tanggal 12 Juli 2012, MIL (entitas anak) telah menjual 58,2% kepemilikan saham pada Linktone Ltd, entitas anak, kepada Global Mediacom International Ltd, entitas sepengendali US$ 74 juta. Sehingga Utang Bank Jangka Panjang milik Innoform tidak termasuk dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan tahun 2012 Equity Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendaliMeningkat signifikan dari tahun sebelumnya tidak diindikasikan sebagai red flags.

Karena restrukturisasi terjadi di tahun 2012, yaitu Pada tanggal 12 Juli 2012, MIL (entitas anak) telah menjual 58,2% kepemilikan saham pada Linktone Ltd, entitas anak, kepada Global Mediacom International Ltd, entitas sepengendali dengan Perusahaan dengan harga jual US$ 74 juta. Transaksi ini dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas yang berada dalam kelompok usaha Perseroan, sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok usaha maupun entitas individual dalam kelompok usaha.

Kepentingan non-pengendali Kepentingan Non-pengendali atas Aset Bersih Entitas AnakKepentingan Non pengendali meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini diindikasikan sebagai red flags, karena entitas anak tidak hanya yang diuraikan seperti di bawah ini, tetapi lebih banyak dibanding yang diuraikan di bawah.

Saldo laba Tidak ditentukan penggunaannya & Bisa diindikasikan sebagai red flags, karena perubahannya signifikan dan tidak dicantumkan dalam CALK. Income Statement1. Beban langsung Kenaikan pendapatan tahun 2012 16,22% Kenaikan pendapatan tahun 2011 11% Kenaikan beban langsung tahun 2012 7% Kenaikan beban langsung tahun 2011 5%Tidak ada beban langsung yang secara individu melebihi 10% dari jumlah beban langsung. Walaupun kenaikan beban langsung dan kenaikan pendapatan berbeda, namun dapat dikatakan wajar jika dilihat dari tren tahun kemarin. Tidak ada indikasi red flag.2. Laba kotor (dalam jutaan rupiah) Kenaikan Laba kotor tahun 2012 9,1% Kenaikan Laba kotor tahun 2011 19,2% Kenaikan arus kas dari aktivitas operasi tahun 2012 34% Kenaikan arus kas dari aktivitas operasi tahun 2011 129%Pada tahun 2011 kenaikan laba kotor sebesar 19,2% dibarengi oleh kenaikan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 129%. Sementara pada tahun 2012 kenaikan laba kotor sebesar 9,1% hanya dibarengi dengan kenaikan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 34%. Adanya perbedaan yang besar antara kenaikan laba kotor dengan kenaikan arus kas dari arus kas operasi dari tahun 2011 ke tahun 2012 secara tersirat dapat mengindikasikan adanya perubahan dalam perkiraan akrual perusahaan. Sementara dalam catatan atas laporan keuangan tidak tercantum adanya perubahan kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan hal ini. Ada indikasi red flag.