96
ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL SPRINGATE SEBAGAI EARLY WARNING SYSTEM TERHADAP PREDIKSI KONDISI BERMASALAH PADA BANK GO PUBLIC Disusun Oleh : Nur Hasanah 106081002473 FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010M

ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

  • Upload
    vodat

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN

DAN MODEL SPRINGATE SEBAGAI EARLY WARNING

SYSTEM TERHADAP PREDIKSI KONDISI BERMASALAH

PADA BANK GO PUBLIC

Disusun Oleh :

Nur Hasanah

106081002473

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H/2010M

Page 2: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

i

Page 3: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

ii

Page 4: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

iii

Page 5: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

iv

Page 6: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kesulitan keuangan bank. Faktor-faktor yang diuji dalam penentuan kondisi keuangan bank adalah rasio keuangan model Altman dan model Springate.

Sampel penelitian terdiri dari 5 bank sehat dan 2 bank yang mengalami kondisi kesulitan keuangan. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah analisis diskriminan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio keuangan model Altman dan model Springate memiliki daya klasifikasi atau daya prediksi untuk kondisi bank yang mengalami kesulitan keuangan. Dalam penelitian ini juga memberikan bukti bahwa rasio WCTA, RETA dan MVEBVD pada model Altman serta rasio WCTA pada model Springate secara statistik berbeda untuk kondisi bank yang mengalami kesulitan keuangan dengan bank yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Penelitian ini juga memberikan bukti empiris bahwa hanya rasio keuangan WCTA dan MVEBVD pada model Altman serta rasio keuangan WCTA pada model Springate yang secara statistik signifikan untuk memprediksi kondisi kesulitan keuangan pada sektor perbankan.

Kata Kunci : Kesulitan Keuangan, Analisis Diskriminan, Model Altman dan Model Springate.

i

Page 7: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

ABSTRACT

This study aimed to provide empirical evidence about the factors that affect bank financial distress. The tested factors in determining the financial condition of banks is a financial ratio model of Altman and Springate models. The sample consisted of five healthy banks and two banks experiencing financial distress. The statistical methods used to test the research hypothesis is discriminant analysis.

The results of this study show that financial ratios Altman model and Springate models have classification power to predict that banks experiencing financial difficulties. In this study also provides evidence that the ratio WCTA, RETA and MVEBVD Altman model and the ratio WCTA of Springate model is statistically different for the condition of the bank with the financially troubled bank is not experiencing financial difficulties. This study also provides empirical evidence that only the financial ratios and WCTA, MVEBVD of the Altman model financial ratios and only WCTA for Springate models that statistically significant for predicting financial distress in the banking sector.

Keywords : Financial distress, Discriminant Analysis, Altman and SpringateModel.

ii

Page 8: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan begitu banyak curahan rahmat dan kasih sayangnya serta

nikmatnya yang tidak dapat dihitung dan dinilai selain dengan sebuah kesyukuran,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Rasio

Keuangan Model Altman dan Model Springate Sebagai Early Warning System

Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank Go Public” ini sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

Shalawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada junjungan Nabi

besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ummatnya sekalian dari zaman

kegelapan hingga kepada zaman yang terang benderang pada saat ini, yang penuh

dengan ilmu pengetahuan dan penerangan cahaya dikala kegelapan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program

studi Ekonomi Strata Satu (S1), Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial (FEIS), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

berkenan memberikan bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini,

antara lain kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah menyetujui dan

memberikan izin kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Indo Yama Nasarudin, SE, MAB, Ketua Jurusan Manajemen yang telah

memberikan persetujuan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, masukan, dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

iii

Page 9: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

4. Ela Patriana, MM, AAAIJ, Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, motivasi, serta bantuan dalam menyelesaikan

kesulitan selama penyusunan skripsi ini.

5. My Luvly Mom, yang terus memberikan doa restu, kasih sayang, kerja

keras dan perjuangannya untuk membiayai kuliah, semoga kelulusan ini

menjadi kado termahal dan terindah yang pernah aku berikan.

6. Kakak-kakak dan Adikku tersayang Ahmad Ma’mun, Huria, Muhammad

Rafi, Ahmad Zarkasi, Ka Fitri, Ka Diana, dan keluarga besar yang selalu

memberi masukan, dukungan, semangat, dan doanya.

7. Teman-teman D’TROC Masay (Muhammad Suyuthi), Arifin (Muhammad

Arifin), Bunda Ila (Rihlah), Vitri (Nurfitri Bisyria), Nha (Nresna Iqlima),

Nun (Nurul Janah), Nury (Nuryana Sari), Ryo (Roswan Ryo), Ijank

(Muhammad Miftahurrohman), dan semua teman-teman D’Troc lain yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu, tapi sukses selalu buat semuanya…

8. Manajemen Perbankan ’06 B buat Kasna (Kasnawati), Maya (Maya

Fitriani), Irna (Irna Astriana), Ilman (Ilman Radhiyat), Milah (Milah

Mailani), dan semua teman-teman Perbankan B yang telah mendukung,

memberi semangat serta doanya, dan membantu menyelesaikan kesulitan

dalam penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman Manjemen Keuangan, Perbankan dan Pemasaran 2006, yang

selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman MVSC 25 buat Indah Wahdaniah, Rahmaningsih Fenny,

Nurul Wulandari, Ita Lestari, Mey Minarti, yang selalu memberikan

semangat serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih kurang sempurna,

sehingga penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Jakarta, 15 Mei 2010

iv

Page 10: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

NUR HASANAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Nur Hasanah

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Maret 1989

Usia : 21 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Kalibata Tengah Rt. 009/07 No. 53

Jakarta Selatan 12740

Nomor Telepon : 021 95653774 / 0857 113 00 424

II. PENDIDIKAN

1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, September 2006 – Juni 2010.

2. SMKN 25 Jakarta, Lulus tahun 2006.

3. SLTPN 1 Jakarta, Lulus tahun 2003.

4. SDI Bait Al Rahman, Lulus tahun 2000.

III. PENGALAMAN KERJA

1. 01 Juli – 31 Juli 2009, Kuliah Kerja Sosial (KKS) di KJKS BMT

Ta’awun.

2. 02 Januari – 28 Februari 2005, Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di

PT Jasaraharja Putera Graha Mampang Sebagai Staf Administrasi.

v

Page 11: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... i

LEMBAR SKRIPSI ................................................................................. ii

LEMBAR KOMPREHENSIF ................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ...............................................................................vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ......................................................... 1

B. Perumusan masalah .................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ………………………………................... 7

vi

Page 12: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ....................................................................... 9

1. Definisi Financial Distress ...................................................... 9

2. Penyebab Financial Distress .................................................... 12

5. Prediksi Financial Distress ....................................................... 14

6. Definisi Kebangkrutan ............................................................. 14

7. Penyebab Kebangkrutan ........................................................... 15

8. Tahap dan Berbagai Indikator Kebangkrutan .......................... 17

9. Rasio Keuangan Model Altman ............................................... 18

10. Rasio Keuangan Model Springate .......................................... 21

11. Manfat Rasio Keuangan ......................................................... 22

B. Penelitian Terdahulu …………………………………............ 23

C. Kerangka Pemikiran …………………………………............ 27

D. Hipotesis …………………………………………….............. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 31

B. Metode Penentuan Sampel ………………………….............. 31

C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 34

D. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 34

E. Metode Analisis ....................................................................... 38

vii

Page 13: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

1. Discriminant Analysis .............................................................. 38

2. Metode Estimasi Discriminant Analysis .................................. 41

3. Tahap Penghitungan Akurasi ................................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 45

B. Hasil dan Pembahasan .............................................................. 49

1. Uraian Data ............................................................................... 49

2. Penentuan Kategori Sampel Bank ............................................ 51

3. Pengujian Hipotesis 1 .............................................................. 52

4. Pengujian Hipotesis 2 ........................................................... 56

5. Pengujian Hipotesis 3 .............................................................. 61

C. Interpretasi Hasil Penelitian ................................................... 69

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ............................................................................. 73

B. Implikasi ................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 75

viii

Page 14: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian terdahulu untuk kondisi bermasalah 27

4.1 Descriptive Statistics model Altman 49

4.2 Descriptive Statistics model Springate 50

4.3 Net operating income masing-masing Bank 52

4.4 Analysis Case Processing Summary model Altman 53

4.5 Analysis Case Processing Summary model Springate 53

4.6 Test of Equality of Group Means model Altman 54

4.7 Test of Equality of Group Means model Springate 55

4.8 Variable Entered/Removed Model Altman 56

4.9 Wilk’s Lambda Model Altman 57

4.10 Variable in The Analysis Model Altman 58

4.11 Eigenvalues Model Altman 58

4.12 Variable Entered/Removed Model Springate 59

4.13 Wilk’s Lambda Model Springate 59

ix

Page 15: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

4.14 Variable in The Analysis Model Springate 60

4.15 Eigenvalues Model Springate 60

4.16 Canonical Discriminant Function Coefficient Model Altman 62

4.17 Functions at Group Centroids 62

4.18 Classification Result Model Altman 65

4.19 Canonical Discriminant Function Coefficient Model Springte 65

4.20 Functions at Group Centroids 66

4.21 Classification Result Model Springate 68

x

Page 16: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema kerangka pemikiran 29

xi

Page 17: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan

1 Output SPSS Model Altman

2 Output SPSS Model Springate

3 Variabel X1 Model Altman dan Model Springate

4 Variabel X2 Model Altman

5 Variabel X3 Model Altman dan Model Springate

6 Variabel X4 Model Altman

7 Variabel X5 Model Altman dan Model Springate

8 Variabel X6 Model Springate

Page 18: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di Amerika Serikat, fenomena kepailitan perusahaan telah menjadi obyek

penelitian yang intensif. Salah satu area penelitian yang terkait yang telah

berkembang selama ini telah menghasilkan kajian atas asosiasi informasi laporan

keuangan terhadap kemungkinan perusahaan mampu dengan sukses

mempertahankan bisnisnya atau harus dinyatakan bermasalah karena gagal secara

ekonomi dan keuangan. Penelitian mengenai kepailitan diawali oleh Beaver

(1966), kemudian diteruskan oleh Altman (1968), Springate (1978), Ohlson

(1980) dan Gilber, et al. (1990). Upaya penelitian ini bahkan telah menjadi

landasan bagi Zeta Inc. (USA) untuk menghasilkan informasi tentang indeks

“Zeta” bagi perusahaan-perusahaan di AS, sehingga dapat dievaluasi probabilitas

tingkat keberhasilan masing-masing perusahaan di masa datang. Penerapan riset

semacam ini di indonesia tampaknya baru mulai dirasakan, terutama setelah

munculnya perusahaan-perusahaan bermasalah akibat krisis ekonomi. (Liza

Angelina, 2004:462).

Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan

tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar

keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

keuangan. Stabilitas pasar keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan

1

Page 19: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

yang selanjutnya mampu meredam krisis merupakan interaksi dari beberapa

resiko yang harus selalu dikelola dengan baik (Haddad, et all. 2003:2).

Salah satu risiko yang harus dikelola dengan baik adalah kegagalan

perusahaan di sektor riil untuk mengembalikan pinjaman yang dapat

menyebabkan ketidakstabilan pasar keuangan yang mengakibatkan kesehatan

lembaga keuangan terganggu dan pada akhirnya menyebabkan krisis. Kegagalan

perusahaan dalam mengembalikan pinjaman dapat dikategorikan bahwa

perusahaan mengalami corporate failure. (Haddad, et all. 2003:2)

Kesan yang muncul dalam krisis ekonomi adalah krisis moneter dapat

terjadi mendadak yang kemudian dengan cepat menjalar menjadi krisis ekonomi,

padahal sebenarnya tidak demikian. Peristiwa buruk perekonomian yang tidak

disebabkan oleh terjadinya bencana alam tidaklah pernah terjadi secara mendadak.

Kebanyakan masalah ekonomi yang akhirnya menjadi krisis adalah masalah-

masalah yang pada awalnya tidak ditangani secara serius. Padahal gejala-gejala

umumnya sudah dapat diketahui beberapa tahun bahkan lebih dari sepuluh tahun

sebelumnya. (Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, 2004:355).

Krisis ini menarik para pelaku ekonomi untuk meneliti dan

menekankannya pada psikologi pasar. Hal inilah yang mendorong timbulnya

berbagai macam penelitian mengenai model kebangkrutan sebagai early warning

system (EWS) bagi para regulator, legislator, pembuat kebijakan, auditor, pemilik

perusahaan, pemegang obligasi atau investasi, dan bahkan masyarakat umum

(Endri, 2009:35).

2

Page 20: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Dalam lingkungan yang semakin turbulen, sistem dan sub-sistem

organisasi menjadi makin terbuka dan tingkat persaingan semakin ketat dan tajam,

bahkan semakin tidak menentu arah perubahannya. Secara eksplisit turbulensi

dalam sistem keuangan dapat menciptakan berbagai ancaman yang dapat

melemahkan daya saing perusahaan maupun perbankan. Kondisi ini semakin

parah dengan kerapuhan sektor keuangan khususnya perbankan, seperti adanya

kecenderungan keuntungan yang semakin menurun dan semakin meningkatnya

risiko usaha yang melanda bank disebabkan banyak perusahaan yang mengalami

kesulitan keuangan (financial distress) yang bahkan cenderung mengarah pada

kebangkrutan, sehingga tidak dapat membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo

kepada bank (Endri, 2009:35)

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam sistem keuangan yang

turbulen, suatu bank harus dapat berkompetisi dengan bank lainnya sebagai

kompetitor dan sebagai mitra unit lainnya yang juga memberikan produk atau

layanan yang sama. Suatu bank berhasil memenangkan kompetisi bisnisnya jika ia

mampu memberikan produk atau jasa layanan lebih baik daripada kompetitornya,

sekaligus mampu beradaptasi dengan setiap perubahan lingkungan. Dengan

kemampuan manajerial yang dimiliki, para manajer perusahaan diharapkan

mampu mengubah ancaman lingkungan yang turbulen menjadi berbagai peluang

usaha yang menguntungkan. Manajemen bank yang kreatif dan inovatif selalu

berusaha menciptakan berbagai produk atau layanan yang prospektif dan

menguntungkan tanpa mengabaikan prinsip asset liability management (ALMA),

yaitu menyelaraskan antara profitabilitas dan risiko (Endri, 2009:35).

3

Page 21: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Bank-bank yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akan

lebih tertekan jika sudah mengarah pada kebangkrutan karena adanya biaya-biaya

tambahan. Dalam upaya menekan biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan,

para regulator dan para manajer perusahaan berupaya bertindak cepat mencegah

kebangkrutan atau menurunkan biaya kegagalan tersebut, yaitu dengan

mengembangkan metode early warning system (EWS) untuk memprediksi

permasalahan potensial yang terjadi pada perusahaan. Namun, teknik statistik

yang paling sering digunakan untuk menganalisis kebangkrutan adalah analisis

parametrik, yaitu model logit dan MDA (Multivariate discriminant analysis),

sedangkan model non parametrik baru sering digunakan akhir-akhir ini seperti

model trait recognition dan artificial neural network (ANN) (Endri, 2009).

Munculnya berbagai model prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi

dan sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat

digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi

sebelum sampai pada kondisi krisis atau kebangkrutan. Hal lain yang mendorong

perlunya peringatan dini adalah munculnya problematika keuangan yang

mengancam operasional perusahaan. Faktor modal dan risiko keuangan ditengarai

mempunyai peran penting dalam menjelaskan fenomena kepailitan atau tekanan

keuangan perusahaan tersebut. Dengan terdeteksinya lebih awal kondisi

perusahaan, sangat memungkinkan bagi perusahaan, investor dan para kreditur

(lembaga keuangan) serta pemerintah melakukan langkah-langkah antisipatif

untuk mencegah agar krisis keuangan segera tertangani. (Endri, 2009:36).

4

Page 22: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Penelitian mengenai kebangkrutan bank di Indonesia, antara lain

dilakukan oleh : Wilopo (2001), Rahmat (2002), Muliaman dkk (2004), Luciana

dan Winny (2005). Wilopo (2001) meneliti tentang prediksi kebangkrutan bank

dengan menggunakan metode CAMEL. Rahmat (2002) mengenai penerapan

Z-Score untuk memprediksi kesulitan dan kebangkrutan pada perbankan

Indonesia. Muliaman dkk (2004) mengenai prediksi kepailitan bank umum di

Indonesia, sementara itu Penelitian lainnya dilakukan oleh Luciana dan Winny

(2005) yaitu analisis rasio CAMEL terhadap prediksi kondisi bermasalah pada

lembaga perbankan periode 200-2002 dan Sarwanih (2007) meneliti tentang

perbandingan model Altman dan Shumway dalam memprediksi kondisi financial

distress perusahaan. Perbedaan antara penelitian penulis dengan penelitian

terdahulu adalah penelitian ini menggunakan dua model prediksi kondisi

bermasalah yakni model Altman dan model Springate.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana

peran rasio keuangan Altman dan Springate dalam memprediksi kondisi

bermasalah pada lembaga perbankan periode Maret 2007-September 2009.

Penelitian ini terfokus untuk memprediksi kondisi bermasalah pada lembaga

perbankan. Maksud dari kondisi bermasalah tersebut adalah bank-bank yang

mengalami laba bersih operasi (net operating income) negatif selama dua tahun

berturut-turut. (Whitaker, 1999 dalam Luciana & Kristijadi, 2003, tentang kriteria

perusahaan yang distress), bank-bank yang mengalami kerugian lebih dari 75%

modal disetor (KUHD pasal 47 ayat 2 tentang kriteria perusahaan yang

dinyatakan bubar), sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

5

Page 23: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

berjudul “Analisis Rasio Keuangan Model Altman dan Model Springate

Sebagai Early Warning System Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada

Bank Go Public.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu yang dikemukakan

sebelumnya terlihat sangat banyak rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan

untuk memprediksi kondisi financial distress suatu bank. Dalam penelitian ini

penulis ingin menemukan bukti empiris bahwa rasio-rasio keuangan model

Altman (1968) dan Springate (1978) dapat digunakan untuk memprediksi kondisi

bermasalah pada bank yang terdapat di BEI periode Maret 2007-September 2009.

Maka dirumuskan permasalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara bank yang bermasalah

dengan bank yang tidak bermasalah pada model Altman dan model

Springate ?

2. Variabel prediktor mana yang mempunyai discriminating power dengan

metode stepwise untuk membedakan kedua kelompok bank tersebut pada

model Altman dan model Springate ?

3. Apakah model Altman dan model Springate memiliki ketepatan dalam

memprediksi kondisi bermasalah suatu bank berdasarkan classification

result?

6

Page 24: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kondisi kesulitan keuangan bank.

2. Untuk melakukan prediksi kondisi bermasalah pada bank go public

dengan menggunakan pendekatan Discriminant Analysis (DA) dengan

model Altman dan model Springate.

3. Mendapatkan bukti empiris dari kedua model tersebut model manakah

yang lebih cocok untuk digunakan dalam memprediksi kondisi bermasalah

bank go public.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Untuk mengetahui secara jelas mengenai hal-hal apa saja yang

mempengaruhi kondisi bermasalah bank dan dapat membandingkan antara

teori-teori yang diperoleh pada waktu perkuliahan dengan praktek

langsung dalam perusahaan.

2. Bagi dunia ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran sebagai

bahan pertimbangan bagi pihak lain yang membutuhkan informasi

terutama yang berkaitan dengan kondisi bermasalah pada bank.

7

Page 25: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

3. Bagi perbankan

Untuk memberikan sumbangan pikiran berupa bahasan dan saran-saran

dari penulis kepada bank-bank mengenai prediksi kondisi bermasalah pada

bank.

8

Page 26: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Definisi Financial Distress

financial distress adalah tahap kondisi keuangan yang terjadi sebelum

kebangkrutan ataupun likuidasi (Luciana, 2006:1). Endri (2009:37)

mengumpamakan kondisi financial distress sebagai suatu kondisi dari perusahaan

yang mengalami laba bersih (net profit) negatif selama beberapa tahun.

Sayangnya tidak dijelaskan secara detail berapa tahun yang dimaksud dalam

penelitian tersebut. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Luciana (2004)

mendefinisikan kondisi financial distress sebagai suatu kondisi di mana

perusahaan mengalami delisted akibat laba bersih dan nilai buku ekuitas negatif

berturut-turut serta perusahaan tersebut telah di merger. Sementara penelitian

Endri (2009:37), mengkategorikan kondisi financial distress berdasarkan kriteria

debt default, yaitu terjadinya kegagalan membayar utang atau terdapat indikasi

kegagalan membayar utang (debt default) dengan melakukan negosiasi ulang

dengan kreditur atau institusi keuangan lainnya, dimana informasi mengenai debt

default dan indikasi debt default diambil dari informasi Wall Street Journal Index

(WSJI).

Ross dan Westerfield (2007) dalam Andree Boy (2008:30) mendefinisikan

“financial distress is a situation where a firm's operating cash flow are not

sufficient to satisfy current obligation (such a trade credit or interest expenses)

9

Page 27: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

and the firm is forced to take corrective action. Financial distress may lead a firm

to default on a contract, and it may involve financial restructuring between a firm,

its creditors and its equity investors. Usually the firm is forced to take actions that

it would not have taken if it had sufficient cash flow. Kondisi financial distress

adalah suatu situasi dimana cash flow operasi perusahaan tidak mampu menutupi

atau mencukupi kewajiban perusahaan saat ini, seperti Letter of Credit (L/C) atau

biaya bunga, sehingga perusahaan dipaksa untuk melakukan suatu tindakan

korektif. Financial distress dapat membawa suatu perusahaan mengalami default

pada kontraknya, yang akhirnya harus dilakukan restrukturisasi financial pada

perusahaan, kreditur-kreditur dan investor-investor modal (equity investors)

perusahaan tersebut.

Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi

jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa

perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya. Ada

beberapa definisi kesulitan keuangan sesuai tipenya yaitu economic failure,

business failure, technical insolvency, insolvency in bankruptcy dan legal

bankruptcy (Khaira Amalia Fachrudin, 2008:2) Berikut adalah penjelasannya :

a. Economic Failure

Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana

pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya, termasuk cost of

capitalnya. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya sepanjang kreditur

mau menyediakan modal dan pemiliknya mau menerima tingkat

pengembalian (rate of return) di bawah pasar. Meskipun tidak ada

10

Page 28: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

suntikan modal baru saat asset tua sudah harus diganti, perusahaan dapat

juga menjadi sehat secara ekonomi.

b. Business Failure

Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi

dengan akibat kerugian kepada kreditur.

c. Technical Insolvency

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency jika

tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh tempo.

Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis menunjukkan

kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang jika diberi waktu,

perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya dan survive. Di sisi lain,

jika technical insolvency adalah gejala awal kegagalan ekonomi, ini

mungkin menjadi perhentian pertama menuju bencana keuangan (financial

disaster).

d. Insolvency in bankruptcy

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan insolvent in bankruptcy jika

nilai buku hutang melebihi nilai pasar asset. Kondisi ini lebih serius

daripada technical insolvency karena, umumnya ini adalah tanda economic

failure, dan bahkan mengarah kepada likuidasi bisnis. Perusahaan yang

dalam keadaan insolvent in bankruptcy tidak perlu terlibat dalam tuntutan

kebangkrutan secara hukum.

11

Page 29: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

e. Legal Bankruptcy

Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan secara

resmi dengan undang-undang.

2. Penyebab Financial Distress

Lizal (2002) dalam Khaira Amalia Fachrudin (2008:6) mengelompokkan

penyebab-penyebab kesulitan keuangan dan menamainya dengan Model Dasar

Kebangkrutan atau Trinitas Penyebab Kesulitan Keuangan. Ada tiga alasan yang

menyebabkan perusahaan menjadi bangkrut, yaitu :

a. Neoclassical Model

Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya tidak tepat.

Kasus restrukturisasi ini terjadi ketika kebangkrutan mempunyai campuran

asset yang salah. Mengestimasi kesulitan dilakukan dengan data neraca

dan laporan laba rugi. Misalnya profit/assets (untuk mengukur

profitabilitas) dan liabilities/assets.

b. Financial Model

Campuran asset benar tapi struktur keuangan salah dengan liquidity

constraints (batasan likuiditas). Hal ini berarti bahwa walaupun

perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka panjang tapi ia harus

bangkrut juga dalam jangka pendek. Hubungan dengan pasar modal yang

tidak sempurna dan struktur modal yang inherited menjadi pemicu utama

kasus ini. Tidak dapat secara terang-terangan ditentukan apakah dalam

kasus ini kebangkrutan baik atau buruk untuk direstrukturisasi. Model ini

12

Page 30: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

mengestimasi kesulitan dengan indicator keuangan atau indicator kinerja

seperti turnover/total assets, revenues/turnover, ROA, ROE, profit

margin, stock turnover, receivables turnover, cash flow/total equity, debt

ratio, cash flow (liabilities-reserves), current ratio, acid test, current

liquidity, short term assets/daily operating expenses, gearing ratio,

turnover per employee, coverage of fixed assets, working capital, total

equity per share, EPS ratio dan sebagainya.

c. Corporate Governance Model

Kebangkrutan mempunyai campuran asset dan struktur keuangan yang

benar tapi dikelola dengan buruk. Ketidakefisienan ini mendorong

perusahaan menjadi out of the market sebagai konsekuensi dari masalah

dalam tata kelola perusahaan yang tak terpecahkan.

Terdapat beberapa indikator atau sumber informasi mengenai

kemungkinan dari kesulitan keuangan yakni (Luciana & Kristijadi, 2003:189) :

a. Analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan datang.

b. Analisis strategi perusahaan yang mempertimbangkan pesaing potensial,

struktur biaya relatif, perluasan rencana dalam industri, kemampuan

perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya kualitas manajemen dan lain

sebagainya.

c. Analisis laporan keuangan dari perusahaan serta perbandingannya dengan

perusahaan lain. Analsisis ini dapat berfokus pada suatu variabel keuangan

tunggal atau suatu kombinasi dari variabelkeuangan.

d. Variabel eksternal seperti return sekuritas dan penilaian obligasi.

13

Page 31: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

3. Prediksi Financial Distress

Kegunaan informasi jika suatu perusahaan mengalami financial distress

adalah (Rasenda K. Brahmana, 2005:3):

a. Dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah

sebelum terjadinya kebangkrutan.

b. Pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger/take over agar

perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan mengelola

perusahaan dengan lebih baik.

c. Memberikan tanda peringatan dini/awal adanya kebangkrutan pada masa

yang akan datang.

4. Definisi Kebangkrutan

Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam

menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga

sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas.

Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti, yaitu

kegagalan ekonomi dan kegagalan keuangan. Kegagalan dalam arti ekonomi

(economic failure) biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau

pendapatan perusahaan tidak menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya

lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih

kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan

tersebut jatuh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga

14

Page 32: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

berarti bahwa tingkat pendapatan atau biaya historis dari investasinya lebih kecil

daripada biaya modal perusahaan. (Adnan & Kurniasih, 2000:137).

5. Penyebab Kebangkrutan

Factor-faktor penyebab kebangkrutan dapat dibagi menjadi tiga

(Agung Gemah Permana, 2009:42) yaitu :

a. Faktor Umum

1) Sektor ekonomi, dimana berasal dari gejala inflasi dan deflasi dalam

harga barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi

atau revaluasi dengan mata uang asing.

2) Sektor Sosial, dimana yang sangat berpengaruh adalah adanya

perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan

terhadap produk dan jasa ataupun yang berhubungan dengan

karyawan.

3) Sektor Teknologi, dimana penggunaan teknologi memerlukan biaya

yang ditanggung perusahaan terutama untuk pemeliharaan dan

implementasi.

4) Sektor Pemerintah, dimana kebijakan pemerintah terhadap pencabutan

subsidi pada perusahaan dan industri, pengenaan tariff ekspor dan

impor bisa berubah, kebijakan undang-undang baru bagi perbankan

atau tenaga kerja dan lain lain.

15

Page 33: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

b. Faktor Eksternal Perusahaan

1) Sektor pelanggan/nasabah, dimana untuk menghindari kehilangan

nasabah bank harus melakukan identifikasi terhadap sifat nasabah

atau konsumen juga menciptakan peluang untuk mendapatkan

nasabah baru.

2) Sektor Kreditur, dimana kekuatannya terletak pada pemberian

pinjaman dan menetapkan jangka waktu pengembalian hutang

piutang yang tergantung pada kepercayaan kreditor terhadap

kelikuditan suatu bank.

3) Sektor pesaing/bank lain, dimana merupakan hal yang harus

diperhatikan karena menyangkut perbedaan pemberian pinjaman

kepada nasabah.

c. Faktor Internal Perusahaan

1) Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga

menyebabkan adanya penunggakan dalam pembayaran sampai

akhirnya tidak dapat membayar.

2) Manajemen yang tidak efisien yang disebabkan karena kurang adanya

kemampuan, pengalaman, keterampilan, sikap adaptif dan inisiatif dari

manajemen.

3) Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan, dimana

sering dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak sekalipun

yang sangat merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan

perusahaan.

16

Page 34: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

6. Tahap-tahap dan Berbagai Indikator Kebangkrutan

Dalam kaitannya dengan faktor-faktor internal, kebangkrutan yang

menimpa suatu perusahaan tidak terjadi secara tiba-tiba tanpa dapat diramalkan

sebelumnya. Kebangkrutan merupakan klimaks dari perbagai tahap atau proses

dari situasi kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan. Sebelum suatu

perusahaan dinyatakan bangkrut, biasanya ditandai oleh berbagai situasi atau

keadaan khususnya berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasinya.

Kesulitan-kesulitan keuangan yang menuju kearah terjadinya kebangkrutan dapat

dianalisa dan dapat diidentifikasikan melalui tahap-tahap yang tercakup dalam

proses perjalanan yang berakhir ada keadaan kebangkrutan tersebut. Adapun

tahap-tahap itu adalah (Hernanto, 1984:426) :

a. Tahap permulaan atau tahap awal

b. Tahap dimana perusahaan mengalami kekurangan kas dan alat-alat likuid

lainnya/tahap kesulitan likuiditas.

c. Tahap dimana perusahaan tidak solvabel dalam kegiatan komersial dan

keuangan.

d. Bangkrut secara total.

Dalam industri perbankan, setiap badan usaha bank wajib menyampaikan

kepada Bank Sentral Indonesia segala keterangan dan penjelasan mengenai

usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Sentral Indonesia. Dalam

hal ini apabila suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan

kelangsungan usahanya, maka Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar

(Herman Darmawi, 2006:41) :

17

Page 35: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

a. Pemegang saham menambah modal

b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan atau direksi bank.

c. Bank menghapus buku kan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan

modalnya.

d. Bank melakukan merger/konsolidasi dengan bank lain.

e. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh

kewajiban.

f. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank

kepada pihak lain.

g. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban bank kepada

pihak lain.

Apabila berbagai tindakan yang dilakukan BI tersebut belum dapat

mengatasi kesulitan yang dihadapi atau bahkan keadaan bank tersebut menjadi

lebih buruk dan dapat membahayakan sistem perbankan secara keseluruhan, maka

BI dapat mencabut izin usaha bank dan meminta kepada direksi untuk

menyelenggarakan RUPS dengan tujuan membubarkan badan hukum bank

dimaksud dan membentuk tim likuidasi (Herman Darmawi, 2006:41).

7. Rasio Keuangan Model Altman (1968)

Penelitian ini menggunakan metode analisis multivariate dalam

pengolahan datanya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini mencakup 66

perusahaan yang sehat dan tidak sehat dalam kurun waktu 1954 sampai 1964.

Perusahaan-perusahaan tersebut dibagi menjadi dua kelompok yang masing-

18

Page 36: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

masing terdiri dari 33 perusahaan. Kelompok pertama merupakan kelompok

perusahaan yang telah dinyatakan bangkrut oleh Chapter X of National

Bankruptcy Act pada periode 1949 sampai dengan 1965. pengolahan data

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan multivariate discriminant analysis

(MDA). Dari penelitian ini didapat suatu persamaan yang dapat digunakan untuk

mengukur kemungkinan kegagalan suatu perusahaan. Angka index ini dikenal

dengan istilah Altman Z-Score, formulanya dapat dituliskan sebagai berikut :

54321 999,06,03,34,12,1 XXXXXZ ++++=

Dimana :

1. Z = Overall Index

2. X1 = Net Working Capital to Total Assets (WC/TA)

3. X2 = Retained Earnings to Total Assets (RE/TA)

4. X3 = Earnings Before Interest and Tax to Total Assets (EBIT/TA)

5. X4 = Market Value of Equity to Book Value of Debt (MVE/BVD)

6. X5 = Sales to Total Assets (S/TA)

Altman membagi perusahaan berdasarkan nilai dari Z-Score masing-

masing perusahaan menjadi 3 kategori yakni :

a. Jika Z > 2,67 maka perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan yang

sehat dan memiliki kemungkinan bangkrut yang rendah.

b. Jika 1,81 < Z < 2,67 maka perusahaan memiliki kemungkinan bangkrut

yang cukup besar.

19

Page 37: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

c. Jika Z < 1,81 maka dikategorikan sebagai perusahaan yang tidak sehat dan

mengalami masalah keuangan yang besar dan resiko bangkrut dari

perusahaan sangat besar.

Pada tahun 1984, Altman kembali melakukan penelitian di berbagai

Negara. Penelitian ini memasukkan dimensi internasional, sehingga Z-Scorenya

diubah menjadi formula :

54321 998,0420.0107.3847,0717,0 XXXXXZ ++++=

Altman membagi perusahaan berdasarkan nilai dari Z-Score masing-

masing perusahaan menjadi 3 kategori yakni :

a. Jika Z > 2,99 maka perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan yang

sehat dan memiliki kemungkinan bangkrut yang rendah.

b. Jika 1,81 < Z < 2,99 maka perusahaan memiliki kemungkinan bangkrut

yang cukup besar.

c. Jika Z < 1,81 maka dikategorikan sebagai perusahaan yang tidak sehat dan

mengalami masalah keuangan yang besar dan resiko bangkrut dari

perusahaan sangat besar.

Tingkat akurasi dari model Altman Z-Score ini mencapai 90% dari

kejadian yang sebenarnya, dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa

semakin dekat dengan saat terjadinya kebangkrutan, maka semakin besar tingkat

validitas hasil dari prediksi yang dilakukan dengan model.

20

Page 38: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

8. Rasio Keuangan Model Springate (1978)

Springate membuat model prediksi financial distress pada tahun 1978.

dalam pembuatannya Springate menggunakan metode yang sama dengan Altman

(1968) yaitu MDA. Seperti Beaver (1966) dan Altman (1968), pada awalnya

Springate mengumpulkan rasio-rasio keuangan popular yang bias dipakai untuk

memprediksi financial distress. Jumlah rasio awalnya yaitu 19 rasio, setelah

melalui uji yang sama dengan yang dilakukan Altman, Springate memilih 4 rasio

yang dipercaya bisa membedakan antara perusahaan yang mengalami distress dan

tidak distress. Sampel yang digunakan berjumlah 40 perusahaan yang berlokasi di

Kanada. Model yang dihasilkan Springate adalah sebagai berikut :

5631 4.066.007.303,1 XXXXS +++=

Dimana :

1. X1 = Working Capital / Total Assets

2. X3 = Net Profit Before Interest Taxes / Total Assets

3. X6 = Net Profit Before Taxes / Current Liability

4. X5 = Sales / Total Assets

Springate mengemukakan nilai cut-off yang berlaku untuk model ini

adalah 0.862 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut diprediksi akan mengalami

financial distress. Model ini memiliki akurasi 92.5% dalam tes yang dilakukan

Springate. Beberapa orang juga telah menguji model ini dan menemukan tingkat

akurasi yang berbeda-beda. Penelitian yang telah dilakukan menggunakan sampel

perusahaan yang berbeda-beda pula nilai asset nya. Botheras (1979) menguji

model ini atas 50 perusahaan yang nilai asset nya rata-rata US$ 2.5 Juta dan

21

Page 39: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

menemukan tingkat akurasi 88%. Sands (1980) menguji model ini pada 24

perusahaan yang rata-rata asset nya US$ 63.4 Juta dan menemukan tingkat

akurasi 83.3%.

9. Manfaat Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kebangkrutan

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengkaji manfat yang bisa

dipetik dari rasio keuangan seperti Altman (1968) dalam Luciana dan Kristijadi

(2003), merupakan penelitian awal yang mengkaji pemanfaatan analisis rasio

keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Dengan

menggunakan analisis diskriminan, fungsi diskriminan akhir yang digunakan

untuk mempediksi kebangkrutan perusahaan memasukkan rasio keuangan berikut:

Working Capital / Total Assets, Retained Earnings / Total Assets, Earnings Before

Interest and Taxes / Total Assets, Market Value Equity / Book Value of total debt,

Sales / Total Assets.

Secara umum disimpulkan bahwa rasio-rasio keuangan tersebut bisa

digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan pendekatan

multivariat. Dengan kata lain, pendekatan multivariat rasio keuangan bisa

memberikan hasil yang lebih memuaskan.

Thomson (1991) dalam Luciana dan Winny (2005) yang menguji manfaat

rasio CAMEL dalam memprediksi kegagalan bank di USA pada tahun 1980an

dengan menggunakan alat statistik regresi logit, Whalen dan Thomson (1988)

dalam Luciana dan Winny (2005) menemukan bahwa rasio keuangan CAMEL

cukup akurat dalam menyusun rating bank.

22

Page 40: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Haryati (2002) dalam Luciana (2006)

berusaha untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan bermakna kinerja

keuangan yang diukur dari rasio cadangan penghapusan kredit terhadap kredit,

ROA, efisiensi dan LDR antar bank kelompok kategori A, B, dan C. Hasil dari

penelitian ini adalah empat rasio keuangan yang digunakan ternyata rasio ROA,

efisiensi, dan LDR mempunyai perbedaan yang signifikan diantara bank-bank

dalam kategori A, B dan C

Luciana (2006) meneliti rasio keuangan yang berasal dari laporan laba

rugi, neraca dan laporan arus kas untuk memprediksi kondisi financial distress

pada perusahaan, adapun rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi dan

neraca yang digunakan adalah : profit margin, likuiditas, efisiensi, profitabilitas,

financial leverage, posisi kas dan pertumbuhan. Sedangkan rasio keuangan yang

berasal dari laporan arus kas adalah yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas

investasi dan aktivitas pendanaan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan kebangkrutan bank di

Indonesia dilakukan oleh Etty M. Nasser dan Titik Aryati (2000) menyimpulkan

bahwa dengan uji univariat ada dua jenis rasio yang signifikan yang membedakan

bank sehat dan bank gagal yaitu rasio EATAR dan OPM. Untuk rasio keuangan

yang dominan mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan bank adalah EATAR

dan PBTA melalui analisis Stepwise Statistic, dan dengan analisis Casewise

Statistic dapat diketahui tingkat keberhasilan keseluruhan dari fungsi diskriminan

dan untuk peramalan empat tahun sebelum bangkrut adalah 67,6%. Penelitian ini

23

Page 41: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

menggunakan bank go public sebagai sampel. Variabel bebas yang digunakan

adalah beberapa rasio-rasio keuangan model CAMEL yaitu CAR1, CAR2, ETA,

RORA, ALR, NPM, OPM, ROA, ROE, BOPO, PBTA, EATAR, dan LDR.

Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah financial distress dengan dua

alternatif yaitu bank sehat dan bank gagal.

Adnan dan Taufiq (2001), menguji model Altman dengan menggunakan

sampel sebanyak 50 bank di Indonesia yang terdiri atas 25 bank yang terlikuidasi

dan 25 bank yang tidak terlikuidasi. Dan disimpulkan bahwa model Altman dapat

digunakan dalam memprediksi kebangkrutan dunia perbankan di Indonesia.

Hadad, dkk (2004) melakukan penelitian untuk membentuk model

prediksi kepailitan bank umum di Indonesia baik secara umum maupun untuk

masing-masing kelompok bank umum di Indonesia berdasarkan laporan keuangan

bank yang bersangkutan. Metode yang digunakan adalah analisis faktor dan

regresi logistik. Data yang digunakan merupakan data bulanan periode Januari

1995 sampa dengan Desember 2000 sebagai populasi desain dan periode Januari

2001 sampai dengan Desember 2003 sebagai populasi validasi. Karena kepailitan

bank tidak terjadi secara tiba-tiba, model prediksi yang dibangun meliputi model

prediksi 3 bulan (MP3), 6 bulan (MP6), dan 12 bulan (MP12) sebelum pailit. Uji

goodness of fit dilakukan berdasarkan Chi-square Hosmer and Lemeshow test

sedangkan uji signifikansi koefisien regresi tidak dilakukan mengingat penelitian

ini menggunakan data populasi bukan sampel. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dari ketiga model prediksi yang berhasil dibangun ternyata hanya MP3

yang layak dipergunakan sebagai model prediksi kepailitan bank umum di

24

Page 42: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Indonesia. Pada tataran permodelan, MP3 memiliki akurasi klasifikasi 94,9 persen

(default cut-off = 0,5) atau 94,2 persen (spesifikasi cut-off = 0,939), sedangkan

pada tataran validasi model memiliki akurasi klasifikasi 82,6% (default cut-off =

0,5) atau 89,8 persen (spesifikasi cut – off = 0,939). Model prediksi kepailitan

untuk masing-masing kelompok bank juga dibangun dengan formula MP3 melalui

substitusi dummy kelompok bank.

Studi Luciana dan Winny (2005) dengan sampel penelitian yang terdiri

atas 16 bank sehat, 2 bank yang mengalami kebangkrutan dan 6 bank yang

mengalami kondisi kesulitan keuangan. Model statistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian adalah regresi logistik. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa rasio keuangan CAMEL memiliki daya klasifikasi atau daa

prediksi untuk kondisi bank yang mengalami kesulitan keuangan dan bank yang

mengalami kebangkrutan. Penelitian ini juga membuktikan bahwa rasio CAR,

APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM dan BOPO secara statistik berbeda untuk

kondisi bank bangkrut dan mengalami kesulitan keuangan. Penelitian ini juga

memberikan bukti empiris bahwa hanya rasio keuangan CAR dan BOPO secara

statistik berbeda untuk kondisi bank bangkrut dan mengalami kesulitan keuangan

dengan bank yang tidak bangkrut dan tidak mengalami kondisi kesulitan

keuangan. Penelitian ini juga memberikan bukti empiris bahwa hanya rasio

keuangan CAR dan BOPO yang secara statistik signifikan memprediksi kondisi

kebangkrutan dan kesulitan keuangan pada sektor perbankan.

Robert Cristhian Santoso (2006), melakukan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar ketepatan antara metode prediksi kebangkrutan

25

Page 43: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

model Altman, model Springate, model Internal Growth Rate, model Grover

terhadap kebijakan Bank Indonesia, studi kasus pada bank-bank yang dilikuidasi

tahun 1999. Penelitian tersebut membuktikan bahwa keempat model tersebut

dapat digunakan untuk menganalisa keadaan bank-bank di Indonesia.

Ryan Ariafinanda (2006), melakukan penelitian kebangkrutan terhadap

sektor perbankan tahun 1998 dan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

menggunakan model Altman, hasilnya membuktikan bahwa model Altman tepat

dalam memprediksi kondisi kebangkrutan bank di Indonesia.

Siti Eros Rosidah (2009), melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan kondisi ekonomi terhadap kinerja

keuangan dalam bentuk integrasi rasio keuangan model Altman. Sampel

penelitian yang digunakan adalah sebanyak 19 bank yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, dan hasilnya membuktikan bahwa model Altman tepat digunakan

dalam memprediksi kebangkrutan bank di Indonesia dengan tingkat ketepatan

sebesar 84,6%.

Endri (2009), melakukan penelitian tentang prediksi kebangkrutan bank-

bank syariah di Indonesia yakni Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

Mandiri, dan Bank Mega Syariah Indonesia periode 2005-2007 dengan

menggunakan model Altman Z-Score. Hasil penelitian membuktikan bahwa

semua sampel bank syariah tersebut diprediksi akan bangkrut. Untuk lebih jelas,

penelitian-penelitian terdahulu tentang kebangkrutan dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

26

Page 44: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Tabel 2.1

Daftar Penelitan Terdahulu Untuk Kondisi Bermasalah

Tahun Nama Peneliti Masalah yang Diteliti 1966 Beaver Prediksi kebangkrutan dengan menggunakan enam kelompok

rasio keuangan yang dianalisis dengan menggunakan metode univariat

1968 Altman Prediksi kebangkrutan dengan menggunakan metode MDA (Z-Score).

1980 Ohlson Prediksi kebangkrutan menggunakan model analisa logit kondisional untuk menghilangkan masalah MDA

1984 Altman Meneliti ulang prediksi kebangkrutan dengan menggunakan metode MDA dengan memasukkan dimensi internasional, yang mengubah formula Z-Score.

2001 Adnan dan Taufiq

Prediksi kebangkrutan bank dengan menggunakan model Altman Z-Score.

2003 Haddad, dkk. Meneliti indicator kepailitan di Indonesia sebagai EWS pada stabilitas system keuangan dengan menggunakan teknik penelitian logit dan diskriminan analisis.

2004 Liza Angelina Perbandingan EWS untuk memprediksi kebangkrutan bank umum di Indonesia dengan membandingkan model logit, MDA, dan trait recognition.

2004 Margaretta Fanny & Sylvia

Saputra

Meneliti tentang opini audit going concern, kajian berdasarkan model prediksi kebangkrutan Altman, Springate, Zmijewski.

2007 Arga Fajar Santosa & Linda

Kususmaning Wedari

Meneliti tentang factor-faktor yang mempengaruhi kecendrungan opini audit going concern dengan model prediksi kebangkrutan Zmijewski, Altman, Revisi Altman, dan Springate.

2007 J. Efrim Boritz, dkk.

Penelitian tentang prediksi kegagalan bisnis di Kanada dengan menggunakan model Altman, Ohlson, Springate, Legault & Veronneau.

2009 Endri Meneliti tentang prediksi kebangkrutan bank-bank syariah di Indonesia dengan menggunakan model Altman Z-Score.

Sumber : Diolah dari berbagai jurnal dan hasil penelitian. C. Kerangka Pemikiran

Untuk dapat mengetahui terjadinya kondisi bermasalah pada bank dapat

menggunakan metode Altman dengan menggunakan DA, yang terdiri atas lima

27

Page 45: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

variabel yakni Working Capital to Total Assets, Retained Earnings to Total

Assets, Earnings Before Interest Tax to Total Assets, Market Value of Equity to

Book Value of Debt, dan Sales to Total Assets. Kemudian analisa metode Altman

dilakukan dengan menggunakan data kelima variable tersebut, hasil analisa dari

metode Altman dapat dibagi dalam beberapa kategori yakni bank yang

dikategorikan bermasalah dan bank yang sehat. Sehingga dengan menggunakan

analisis terhadap bank dengan menggunakan metode Altman Z-Score dapat

diketahui apakah bank tersebut bermasalah atau tidak.

Selanjutnya menggunakan metode Springate dengan DA yang terdiri atas

empat variabel yakni, Working Capital to Total Assets, Net Profit Before Interest

and Taxes to Total Assets, Net Profit Before Taxes to Current Liability dan Sales

To Total Assets. Kemudian analisa metode Springate dilakukan dengan

menggunakan data keempat variabel tersebut, hasil analisa dari metode Springate

dapat dibagi dalam beberapa kategori yakni bank yang dikategorikan bermasalah

dan bank yang sehat. Sehingga dengan menggunakan analisis terhadap bank

dengan menggunakan metode Springate dapat diketahui apakah bank tersebut

bermasalah atau tidak.

Langkah berikutnya adalah menguji hasil metode Altman dan Springate

yang telah dilakukan dengan menggunakan uji DA dapat diketahui variabel apa

saja pada metode Altman dan Springate yang memiliki pengaruh cukup besar

terhadap kebangkrutan perusahaan, sehingga perusahaan lebih memperhatikan

variabel-variabel tersebut dalam laporan keuangannya. Serta dapat diketahui pula

28

Page 46: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

dari hasil pengujian kedua model tersebut model manakah yang memberikan

prediksi yang lebih tepat untuk kondisi bermasalah bank.

Rasio Keuangan Model Altman : • WCTA • RETA • EBITTA • MVE/BVD • STA

Penelitian Model Altman

Bank Bermasalah Bank Sehat

Uji Discriminant Analysis

Hasil Model Altman Hasil Model Springate

Uji Discriminant Analysis

Bank Bermasalah Bank Sehat

Penelitian Model Springate

Rasio Keuangan Model Springate :

• WCTA • EBITTA • EBT/CL • STA

Laporan Keuangan Bank Go Public yang Mengalami Kondisi Bermasalah dan Bank yang Sehat

Interpretasi

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

29

Page 47: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

D. Hipotesis

Penelitian ini berusaha menguji apakah terdapat perbedaan rasio keuangan

antara bank yang mengalami kodisi bermasalah dan bank yang tidak mengalami

kondisi bermasalah pada model Altman dan model Springate. Penelitian ini juga

bertujuan untuk menguji kembali rasio keuangan Altman dan rasio keuangan

Springate dapat digunakan untuk menilai kinerja bank yang mengalami kondisi

bermasalah dan bank yang sehat. Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian dan

tujuan penelitian maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut :

1. Hipotesis I : Terdapat perbedaan yang signifikan antara bank yang

bermasalah dengan bank yang tidak bermasalah pada model Altman dan

model Springate.

2. Hipotesis II : Terdapat variabel prediktor yang mempunyai discriminating

power untuk membedakan kedua kelompok bank tersebut pada model

Altman dan model Springate dengan menggunakan metode stepwise.

3. Hipotesis III : Model Altman dan Model Springate memiliki tingkat

ketepatan dalam memprediksi kondisi bermasalah pada bank.

30

Page 48: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan laporan keuangan triwulanan bank

yang go public selama periode Maret 2007- September 2009 yang dipublikasikan

di Bursa Efek Indonesia dan telah diaudit oleh auditor independen. Adapun

laporan-laporan keuangan pada penelitian ini diambil dari neraca dan laporan laba

rugi yang akan diubah menjadi rasio-rasio keuangan untuk memprediksi potensi

kondisi bermasalah yakni financial distress dan kebangkrutan pada bank go

public.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini yaitu bank-bank umum swasta nasional yang

terdaftar dalam direktori Bank Indonesia. Dari populasi yang ada akan diambil

sejumlah tertentu sebagai anggota sampelnya yaitu bank umum swasta nasional

periode triwulanan Maret 2007- September 2009, total aktiva yang dimiliki

sebesar 1 Trilyun – 30 Trilyun Rupiah per September 2009, bank yang dijadikan

sampel terbagi menjadi dua kelompok yaitu bank bermasalah dan tidak

bermasalah.

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian adalah metode purpossive

sampling. Yaitu sampel ditarik sejumlah tertentu dari populasi emiten dengan

menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 1999 dalam Luciana

31

Page 49: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

& Winny Herdyningtyas, 2003). Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti

sebagai berikut :

1. Bank-bank umum swasta nasional yang mempublikasikan laporan

keuangan triwulanan periode Maret 2007- September 2009.

2. Total aktiva yang dimiliki bank-bank tersebut sebesar 1 Trilyun – 64

Trilyun periode tahun 2009.

3. Bank yang dijadikan sampel terbagi menjadi dua kategori yaitu :

a. Bank tidak bermasalah, yaitu :

(i) Bank-bank yang tidak masuk program penyehatan

perbankan dan tidak dalam pengawasan khusus. Bank-

bank tersebut masih beroperasi sampai tahun 2009.

(ii) Bank-bank tersebut tidak mengalami kerugian pada

tahun 2007-2009.

b. Bank bermasalah, yaitu :

(i) Bank-bank yang mengalami laba bersih operasi (net

operating income) negatif selama dua tahun berturut-

turut. (Whitaker, 1999 dalam Luciana & Kristijadi,

2003, tentang kriteria perusahaan yang distress).

(ii) Bank-bank yang mengalami kerugian lebih dari 75%

modal disetor selama dua tahun berturut-turut. (KUHD

pasal 47 ayat 2).

32

Page 50: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Data laporan keuangan triwulanan periode Maret 2007- September 2009

digunakan sebagai pedoman penentuan apakah suatu perusahaan mengalami

kondisi bermasalah atau tidak. Jumlah sampel akhir yang terpilih sebanyak 7 bank

umum swasta nasional yang terdaftar di direktori Bank Indonesia dalam kurun

waktu Maret 2007- September 2009 yang terdiri dari 5 bank tidak bermasalah dan

2 bank bermasalah.

Tabel 3.1

Daftar Bank-bank yang Dijadikan Sampel

No Kode Bank Nama Bank Kategori

1. BCIC PT. Bank Mutiara, Tbk. 1

2. BEKS PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk. 1

3. MAYA PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk. 0

4. BABP PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk. 0

5. PNBN PT. Bank PAN Indonesia, Tbk. 0

6. MEGA PT. Bank Mega, Tbk 0

7. NISP PT. Bank OCBC NISP, Tbk. 0

Keterangan :

0 = Bank Tidak Bermasalah

1 = Bank Bermasalah

33

Page 51: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu

data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Dalam penelitian ini

menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data

sekunder berupa laporan keuangan triwulanan dari bank-bank umum swasta

nasional periode Maret 2007- September 2009 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

D. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi

bermasalah suatu bank yang merupakan variabel kategori, 0 untuk bank

tidak bermasalah dan 1 untuk bank bermasalah.

2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

keuangan Altman yaitu :

a. Variabel Working Capital to Total Assets (WC/TA)

Variabel ini merupakan rasio keuangan yang merupakan ukuran

relatif nilai bersih dari asset lancar terhadap jumlah capital

perusahaan keseluruhan. Rasio ini menggambarkan tingkat

likuiditas suatu perusahaan. Secara sederhana dapat diartikan

sebagai ukuran kuantitatif dari seberapa cepat perusahaan dapat

mengkonversikan asset yang dimilikinya dan proporsinya terhadap

total asset perusahaan yang terdiri dari asset lancar dan tetap.

Working capital yang merupakan numerator dari rasio adalah hasil

34

Page 52: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

dari selisih asset lancar perusahaan dengan kewajiban lancar

perusahaan. Dengan demikian working capital dapat

diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan untuk dapat

memenuhi kewajiban jangka pendek dari perusahaan pada saat

jatuh tempo.

WCTA = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar Total Asset

b. Variable Retained Earnings to Total Assets (RE/TA)

Variabel retained earnings yang menjadi salah satu komponen

penting dalam rasio keuangan diatas merupakan suatu akun yang

menggambarkan jumlah keseluruhan dari pendapatan perusahaan

yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Akun ini juga

merepresentasikan besarnya surplus yang dihasilkan perusahaan

dari kegiatan operasionalnya serta peluang pertumbuhan

perusahaan kedepannya.

Dengan demikian, secara sederhana dapat diartikan bahwa rasio

RE/TA ini merupakan ukuran kumulatif keuntungan yang

dihasilkan perusahaan. Rasio ini juga memberikan informasi

mengenai usia perusahaan secara implisit. Pada umumnya

perusahaan baru memiliki nilai rasio RE/TA yang relatif lebih

rendah karena waktu yang digunakannya dalam mengumpulkan

laba masih belum terlalu lama. Selain itu, rasio ini juga mengukur

leverage perusahaan karena dari nilai rasio dapat pula diketahui

35

Page 53: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

proporsi asset dari perusahaan yang dibiayai dengan menggunakan

laba yang dihasilkannya sendiri tanpa menggunakan hutang.

RETA = Laba Ditahan Total Asset

c. Variabel Earning Before Interest and Tax to Total Assets(EBIT/TA)

Rasio EBIT/TA yang menjadi variabel independen berikutnya

merupakan rasio keuangan yang mengukur produktivitas dari asset

perusahaan. EBIT yang menjadi numerator dari rasio adalah

keuntungan yang dihasilkan perusahaan dengan mengeluarkan

faktor bunga pinjaman dan pajak dari perhitungan. EBIT

merupakan ukuran dari pendapatan perusahaan yang dihasilkan

dari kegiatan operasional inti perusahaan. Sehingga, nilai dari rasio

akan menggambarkan besarnya keuntungan yang asset perusahaan

secara keseluruhan. Semakin besar nilai rasio maka tingkat

produktivitas asset dalam menghasilkan pendapatan bagi

perusahaan semakin meningkat.

EBITTA = EBIT Total Asset

d. Variabel Market Value of Equity to Book Value of Debt

(MVE/BVD)

Rasio keuangan MVE/BVD menunjukkan besarnya penurunan

nilai dari asset perusahaan yang masih dapat terjadi pada

perusahaan sebelum kewajiban perusahaan melebihi nilai asset dari

36

Page 54: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

perusahaan baik berupa common stock maupun preferred stock.

Sedangkan liabilities merupakan kumulatif dari kewajiban jangka

panjang dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Semakin besar

nilai dari rasio MVE/BVD menggambarkan semakin besar batas

toleransi penurunan nilai dari asset perusahaan. Artinya perusahaan

yang memiliki nilai rasio yang besar relatif lebih aman

dibandingkan dengan nilai rasio yang lebih kecil. Hal ini

dikarenakan penurunan nilai asset yang sedikit saja pada

perusahaan dengan rasio MVE/BVD yang rendah akan

mengakibatkan nilai wajar asset perusahaan menjadi lebih kecil

dari nilai kewajiban perusahaan dan mengakibatkan perusahaan

mengalami kebangkrutan.

MVEBVD = EPS x Jumlah Saham yang Beredar Total Liabilities

e. Variabel Sales to Total Assets

Variabel bebas berikut dikenal dengan sebutan capital turnover

rasio dan merupakan rasio keuangan standar yang sering dilakukan

untuk menggambarkan kemampuan dari asset perusahaan dalam

menciptakan penjualan. Dari rasio ini dapat diketahui kapasitas

manajemen dalam mengelola asset yang dimiliki dalam

menghadapi kompetisi yang ada. Semakin besar nilai dari rasio

S/TA menggambarkan efektifitas manajemen dalam pengelolaan

asset yang berarti menurunkan probabilitas default perusahaan.

37

Page 55: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

STA = Sales Total Asset

f. Variabel Net Profit Before Taxes to Current Liablility (EBT/CL)

Variabel bebas ini merupakan pembagian antara laba sebelum

pajak dengan hutang lancar.

EBTCL = EBT Current Liabilities

E. Metode Analisis

1. Discriminant Analysis

Pada penelitian ini menggunakan alat analisis diskriminan sebagai teknik

statistik untuk pengolahan datanya, analisis diskriminan dipilih dan digunakan

dalam penelitian ini karena variabel dependen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah variabel kategori dan variabel independennya merupakan bentuk

multivariate normal distribution sehingga cocok untuk menggunakan analisis

diskriminan. Serta Altman dan Springate pada penelitian terdahulu juga

menggunakan analisis diskriminan untuk pengolahan datanya sehingga penulis

tertarik untuk menggunakan analisis diskriminan.

Black Hair Anderson (1995) dalam Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan

(2009:221) mendefinisikan “Discriminant analysis is useful in situation where the

total sample can be divided into group based on a dependent variable

characterizing several known cases. The primary objectives of multiple

discriminant analysis are to understand group differences and to predict the

38

Page 56: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

likelihood that an entity (individual or object) will belong to a particular class or

group based on several metric independent variable.” Analisis diskriminan

berguna pada situasi dimana sampel total dapat dibagi menjadi kelompok-

kelompok berdasarkan karakteristik variabel yang diketahui dari beberapa kasus.

Tujuan utama dari analisis diskriminan adalah untuk mengklasifikasikan suatu

individu atau objek kedalam satu dari beberapa kelompok yang telah diketahui

sebelumnya dengan cara menemukan suatu pembatas yang mampu

memaksimalkan rasio perbedaan (variability) antar kelompok dan di dalam

kelompok itu sendiri.

Wawan Hermawan dan Tari Lestari (2007) mengemukakan bahwa dalam

analisis diskriminan, sebelum melakukan pengklasifikasian peneliti harus

mengetahui terlebih dahulu objek-objek mana yang masuk ke dalam kelompok 1,

kelompok 2 dan seterusnya bergantung pada banyaknya kelompok. Tujuan lain

analisis diskriminan yaitu :

1. Menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skore

dari dua atau lebih kelompok.

2. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengelompokkan individu-individu

atau objek-objek ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan skore-skore

variabel.

3. Menentukan variabel prediktor mana yang mempunyai discriminating

power atau daya beda yang besar untuk membedakan dua atau lebih

kelompok.

39

Page 57: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Penelitian ini mengadopsikan model Altman dan model Springate dalam

pengukuran probabilitas default bank sebagai berikut : Teknik statistik yang

digunakan Altman dan Springate dalam pengolahan adalah Discriminant Analysis

(DA). Analisis diskriminan ini tidak jauh berbeda dengan analisis regresi. Ciri

khusus yang membedakan keduanya adalah pada variabel dependennya, variabel

dependen pada analisis regresi harus merupakan data rasio, sebaliknya pada

analisis diskriminan variabel dependen yang digunakan merupakan data kategori

dengan variabel independen yang berupa data non kategori. Pengolahan data yang

dilakukan bertujuan untuk mendapatkan nilai koefisien dari tiap variabel

independen yang sesuai dengan data yang digunakan di Indonesia. Pengolahan

data dengan model ini akan dilakukan dengan memanfaatkan program software

SPSS, hasil pengolahan digunakan untuk menyusun persamaan diskriminan

seperti pada persamaan Altman.

Persamaan Model Altman

54321 999,06,03,34,12,1 XXXXXZ ++++=

Dimana :

Z = Overall Index

X1 = Net Working Capital to Total Assets (WC/TA)

X2 = Retained Earnings to Total Assets (RE/TA)

X3 = Earnings Before Interest and Tax to Total Assets (EBIT/TA)

X4 = Market Value of Equity to Book Value of Debt (MVE/BVD)

X5 = Sales to Total Assets (S/TA)

40

Page 58: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Persamaan Model Springate

5631 4.066.007.303,1 XXXXS +++=

Dimana :

X1 = Working Capital / Total Assets (WC/TA)

X3 = Earnings Before Interest and Tax to Total Assets (EBIT/TA)

X6 = Earnings Before Taxes / Current Liability (EBT/CL)

X5 = Sales / Total Assets (S/TA)

2. Metode Estimasi Discriminant Analysis

Metode yang sering digunakan untuk menyelesaikan persamaan

diskriminan adalah metode simultan dan metode stepwise. Metode simultan

menyelesaikan persamaan persamaan dengan cara memasukkan seluruh variabel

secara bersama-sama ke dalam fungsi diskriminan tanpa melihat terlebih dahulu

kemampuan diskriminat masing-masing variabel tersebut. Metode ini kemudian

memilih variabel-variabel yang memiliki kemampuan diskriminat terbaik.

Sedangkan proses metode stepwise dimulai dengan memilih variabel independen

yang memiliki kemampuan diskriminat terbaik. Kemudian persamaan tersebut

disandingkan dengan variabel independen lain yang memiliki kemampuan

diskriminat terbaik sampai kemudian kombinasi variabel tersebut menunjukkan

peningkatan kemampuan diskriminat.

Langkah-langkah analisis dalam diskriminan adalah sebagai berikut :

a. Memisahkan variabel ke dalam variabel dependent dan variabel

independent.

41

Page 59: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

b. Analysis Case Processing Summary, tabel yang menyatakan bahwa semua

responden (jumlah kasus atau baris SPSS) semuanya valid (sah) untuk di

proses dan dapat mengetahui data yang hilang (missing).

c. Group Statistics, tabel yang menunjukkan jumlah bank yang masuk dalam

kategori bank tidak bermasalah dan bank bermasalah.

d. Test of Equality of Group Means, tabel yang menunjukkan apakah terdapat

perbedaan signifikan pada dua kelompok bank tersebut berdasarkan uji F.

e. Variabel Entered/Removed, tabel yang menyajikan dari kelima variabel

yang dianalisis untuk model Altman serta keempat variabel untuk model

Springate, variabel mana yang dapat dimasukkan (entered) dalam

persamaan diskriminan.

f. Variable in The Analysis, tabel yang berisi rangkaian proses tahap

sebelumnya, mengenai pemilihan variabel satu per satu yang dimasukkan

ke dalam model.

g. Variable not In The Analysis, tabel ini berisi kebalikan dari tabel variable

ini the analysis, yang memuat variabel yang akan dikeluarkan satu per satu

dari model.

h. Eigenvalues, interpretasi dari pengelompokkan variabel ke dalam satu atau

lebih faktor.

i. Wilk’s Lambda, mengindikasikan perbedaan yang signifikan antara kedua

kelompok dalam model diskriminan berdasarkan angka chi-square.

j. Structure Matrix, menunjukkan variabel yang paling membedakan

kelompok bank bermasalah dengan bank yang sehat.

42

Page 60: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

k. Casewise Statistic, tabel yang menunjukkan rincian tiap kasus,

penempatannya dalam model diskriminan serta perbandingan apakah

penempatan (predicted) telah sesuai dengan kenyataan atau tidak.

l. Classification Result, menujukkan angka ketepatan prediksi dari model

diskriminan. Pada umumnya ketepatan diatas 50% dianggap memadai atau

valid.

3. Tahap Penghitungan Akurasi

Penghitungan akurasi dilakukan dengan menggunakan data-data keuangan

sampel. Informasi tersebut akan menghasilkan rasio-rasio yang menjadi variabel

dalam model prediksi, variabel kemudian dihitung berdasarkan model yang ada.

Setelah dihitung, skor yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai cut-off

yang dimiliki setiap model. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui

apakah sampel diprediksi mengalami distress atau tidak.

Hasil prediksi kemudian dibandingkan dengan kategori sampel pada

awalnya, sebagai contoh jika sebuah sampel dari kategori 1 diprediksi mengalami

distress oleh Altman, maka prediksi tersebut benar. Dan sebaliknya jika sampel

tersebut diprediksi tidak mengalami distress oleh Model Altman maka prediksi

tersebut salah.

Perbandingan antara prediksi dan kategori sampel dilakukan pada seluruh

sampel yang ada. Setelah semua sampel selesai dihitung, maka diperoleh haril

rekapitulasi prediksi yang benar dan yang salah. Dari rekapitulasi prediksi

tersebut dapat diketahui akurasi tiap model. Tingkat akurasi menunjukkan berapa

43

Page 61: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

persen model memprediksi dengan benar dari keseluruhan sampel yang ada.

Tingkat akurasi tiap model dihitung dengan cara sebagai berikut :

Tingkat Akurasi = Jumlah Prediksi Benar x 100% Jumlah Sampel

Selain akurasi tiap model, yang juga menjadi pertimbangan adalah tingkat

errornya. Error dibagi dua jenis yaitu type 1 dan type 2. type 1 error adalah

kesalahan yang terjadi jika model memprediksi sampel tidak akan mengalami

distress padahal kenyataan mengalami distress. Type 2 error adalah kesalahan

yang terjadi jika model memprediksi sampel mengalami distress padahal

kenyataannya tidak distress. Tingkat error tersebut dihitung dengan cara sebagai

berikut :

a. Type 1 Error = Jumlah Kesalahan Type 1 x 100% Jumlah Sampel

b. Type 2 Error = Jumlah Kesalahan Type 2 x 100% Jumlah Sampel

44

Page 62: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 5 bank yang

sehat dan 2 bank yang mengalami kondisi kesulitan keuangan. Sejarah singkat

masing-masing bank adalah sebagai berikut :

a. PT. Bank Mutiara, Tbk (BCIC)

Perusahaan ini sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Century Tbk dan

berubah nama menjadi PT Bank Mutiara Tbk pada tanggal 2 Oktober 2009. PT

Bank Mutiara Tbk didirikan pada tahun 1989 dan berkantor pusat di Jakarta,

Indonesia. Pada tanggal, 31 Desember 2007, beroperasi 27 kantor cabang utama,

30 kantor cabang pembantu, dan 8 kantor kas. PT Bank Mutiara Tbk menyediakan

berbagai produk perbankan dan jasa di Indonesia, menawarkan berbagai produk

simpanan, termasuk giro, tabungan, deposito berjangka, dan sertifikat deposito.

Pinjaman portofolio perusahaan terutama modal kerja terdiri, cerukan, ekspor-

impor, investasi, kendaraan, perumahan, karyawan, dan pinjaman warisan.

b. PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk (BEKS)

PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk (Bank) didirikan pada tanggal 11

September 1992 dan terjadi perubahan nama pada tanggal 16 Januari 1996

PT.Executive International Bank menjadi perseroan PT. Bank Eksekutif

Internasional. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam

Surat Keputusan nomor C2-9246-HT.01.01.TH.92 tanggal 10 Nopember 1992

45

Page 63: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

serta diumumkan dalam Berita Negara nomor 103 tanggal 26 Desember 1992,

Tambahan nomor 6651/1992, sedangkan akta perubahannya telah disahkan oleh

Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4376.HT.01.04.TH.96

tanggal 6 Maret 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

No. 78 tanggal 27 September 1996, Tambahan No. 8331/1996. Bank mulai

beroperasi secara komersial pada tanggal 9 Agustus 1993, sesuai dengan ijin

usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan nomor 673/KMK.017/1993 tanggal 23 Juni 1993. Saat ini Bank

Eksekutif yang mempunyai 19 kantor, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat

Operasional di Jl. MH Thamrin Kav. 9, Jakarta Pusat, 13 Kantor Cabang dan 5

Kantor Cabang Pembantu lebih memprioritaskan dalam penyaluran kredit retail,

khususnya otomotif.

c. PT. Bank Mega, Tbk. (MEGA)

Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman

yang didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada

tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi

Kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan perkembangannya PT. Mega Bank pada

tahun 1996 diambil alih oleh Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT.

Para Rekan Investama). Pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT.

Mega Bank menjadi PT. Bank Mega. Dalam rangka memperkuat struktur

permodalan maka pada tahun yang sama PT. Bank Mega melaksanakan Initial

Public Offering dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian sebagian saham

PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT. Bank

46

Page 64: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Mega Tbk. PT. Bank Mega Tbk. berpegang pada azas profesionalisme,

keterbukaan dan kehati-hatian dengan struktur permodalan yang kuat serta produk

dan fasilitas perbankan terkini. Hingga tahun 2007 PT. Bank Mega Tbk. memiliki

152 jaringan kerja yang terdiri kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor

kas yang tersebar hampir di seluruh kota besar di Indonesia, serta Priority

Banking.

d. PT. Bank OCBC NISP, Tbk. (NISP)

PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk.,

merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan di Bandung pada tanggal 4

April 1941 dengan nama NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank.

Sejak awal berdirinya, Bank OCBC NISP terus berkembang menjadi bank yang

solid dan handal dengan fokus pelayanan kepada segmen usaha kecil dan

menengah (UKM). Bank OCBC NISP mendapatkan statusnya sebagai bank

umum pada tahun 1964, kemudian menjadi bank devisa pada tahun 1990 dan

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Pada akhir

1998, Bank OCBC NISP berhasil keluar dari krisis finansial yang melanda Asia

dan juga krisis perbankan Indonesia tanpa memerlukan program rerekapitalisasi

Pemerintah.

e. PT. Bank PAN Indonesia, Tbk. (PNBN)

PT. Bank Pan Indonesia Tbk menyediakan produk dan jasa perbankan di

Indonesia dan internasional, bergerak di bidang perbankan, pembiayaan, asuransi,

dan sekuritas. Perusahaan ini menyediakan permintaan, tabungan, waktu, dan

bentuk-bentuk deposito, termasuk simpanan dari bank lain dan sertifikat deposito,

47

Page 65: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

dan sindikasi, konsumen, permintaan, investasi, modal kerja, dan pinjaman

karyawan. Ia juga menawarkan sewa pembiayaan, selisih kurs, transfer uang,

pembiayaan konsumen, manajemen investasi, perdagangan dan perantara efek,

dan jasa penasihat keuangan, serta kartu kredit dan produk asuransi. Pada tanggal

31 Desember 2008, ia memiliki 43 kantor cabang di Indonesia, 1 kantor

perwakilan di Singapura, dan 1 kantor cabang di Kepulauan Cayman. PT. Bank

Pan Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1971 dan berkantor pusat di Jakarta,

Indonesia.

f. PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk. (BABP)

PT Bank Bumiputera tbk sebelumnya dikenal sebagai PT Bank

Bumiputera Indonesia Tbk. Kegiatan utama Perusahaan adalah menyediakan jasa

perbankan dan melakukan kegiatan keuangan yang terkait. Perusahaan ini

menawarkan berbagai jenis produk tabungan, fasilitas kredit, produk treasury dan

pembiayaan perdagangan. Pelayanan termasuk pembayaran tagihan, pengiriman

uang dan safe deposit box. Perusahaan beroperasi di Indonesia.

g. PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk. (MAYA)

Bank ini didirikan pada tahun 1989 dengan nama PT. Bank Mayapada

International, kemudian pada tahun 1990 Bank Mayapada mulai beroperasi secara

komersial sebagai bank umum swasta nasional, status perseroan Bank Mayapada

ditingkatkan menjadi Bank Devisa pada tahun 1993 serta berubah namanya

menjadi PT. Bank Mayapada Internasional pada tahun 1995.

48

Page 66: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

B. Hasil dan Pembahasan

1. Uraian Data

Statistic deskriptif untuk model Altman dan model Springate adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Descriptive Statistics Model Altman

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation WCTA 77 -.2190 .3000 .040792 .0767663RETA 77 -1.5930 .0630 -.057870 .3152219EBITTA 77 -1.2440 3.0020 .032974 .3731420MVEBVD 77 -6.4470 7.7870 1.172948 1.9668035STA 77 .0260 .3500 .077104 .0511256Valid N (listwise) 77

Sumber : Data Diolah

Dari tabel statistik deskriptif model Altman tersebut dapat disimpulkan

bahwa rata-rata nilai variabel WCTA untuk memprediksi kondisi bank adalah

0.041 per triwulannya dengan standar deviasi 0,077 dan minimum nilai variabel

WCTA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar -0,219 serta maksimum

nilai variabel WCTA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar 0,3.

Untuk rata-rata nilai variabel RETA dalam memprediksi kondisi bank

adalah -0,077 per triwulannya dengan standar deviasi 0,315 dan minimum nilai

variabel RETA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar -1,593 serta

maksimum nilai variabel RETA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar

0,063.

Rata-rata nilai variabel EBITTA dalam memprediksi kondisi bank adalah

0.033 per triwulannya dengan standar deviasi 0,037 dan minimum nilai variabel

49

Page 67: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

EBITTA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar -1,244 serta maksimum

nilai variabel EBITTA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar 3,002.

Untuk rata-rata nilai variabel MVEBVD dalam memprediksi kondisi bank

adalah 1,173 per triwulannya dengan standar deviasi 1,967 dan minimum nilai

variabel MVEBVD untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar -6,447 serta

maksimum nilai variabel MVEBVD untuk memprediksi kondisi bank adalah

sebesar 7,787.

Rata-rata nilai variabel STA dalam memprediksi kondisi bank adalah

0.077 per triwulannya dengan standar deviasi 0,051 dan minimum nilai variabel

STA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar 0,026 serta maksimum nilai

variabel STA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar 0,350.

Tabel 4.2

Descriptive Statistics Model Springate

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation WCTA 77 -.2190 .3000 .040792 .0767663 EBITTA 77 -1.2440 3.0020 .032974 .3731420 EBTCL 77 -1.1060 .0380 -.007494 .1272694 STA 77 .0260 .3500 .077104 .0511256 Valid N (listwise) 77

Sumber : Data Diolah

Dari tabel statistik deskriptif model Springate tersebut dapat disimpulkan

bahwa rata-rata nilai variabel WCTA untuk memprediksi kondisi bank adalah

0.041 per triwulannya dengan standar deviasi 0,077 dan minimum nilai variabel

WCTA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar -0,219 serta maksimum

nilai variabel WCTA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar 0,3.

50

Page 68: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Rata-rata nilai variabel EBITTA dalam memprediksi kondisi bank adalah

0.033 per triwulannya dengan standar deviasi 0,037 dan minimum nilai variabel

EBITTA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar -1,244 serta maksimum

nilai variabel EBITTA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar 3,002.

Untuk rata-rata nilai variabel EBTCL dalam memprediksi kondisi bank

adalah -0,077 per triwulannya dengan standar deviasi 0,127 dan minimum nilai

variabel EBTCL untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar -1,106 serta

maksimum nilai variabel EBTCL untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar

0,038.

Rata-rata nilai variabel STA dalam memprediksi kondisi bank adalah

0.077 per triwulannya dengan standar deviasi 0,051 dan minimum nilai variabel

STA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar 0,026 serta maksimum nilai

variabel STA untuk memprediksi kondisi bank adalah sebesar 0,350.

2. Penentuan Kategori Kriteria Sampel Bank

Untuk mengetahui bank tersebut termasuk kategori sampel bank

bermasalah atau bank sehat maka dapat dilihat dari net operating income masing-

masing bank, apabila bank tersebut net operating income nya negatif selama dua

tahun berturut-turut maka bank tersebut dikategorikan sebagai bank bermasalah.

Tabel 4.3 berikut merupakan hasil dari net operating income masing-masing bank.

51

Page 69: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Tabel 4.3

Net Operating Income Sampel Bank

(Dalam Jutaan Rupiah)

Periode BCIC BEKS MAYA BABP PNBN MEGA NISP Tw I 2007 34612 -10562 17537 16645 285385 168896 114979 Tw II 2007 49006 -6142 31495 22062 663585 389595 194875 Tw III 2007 81536 -1153 46014 24878 1020575 580300 287542 Tw IV 2007 -166056 -26084 58705 34399 1358399 746116 349347 Tw I 2008 13771 -1042 22285 6982 326003 202563 76278 Tw II 2008 43973 -4250 40054 9546 745286 374092 208512 Tw III 2008 49084 -4361 40573 7002 985782 529886 322433 Tw IV 2008 -6949961 -34202 59996 24090 1121626 673437 452092 Tw I 2009 247584 -26307 10829 -11257 203529 165370 103657 Tw II 2009 74855 -27237 27864 2402 528474 374229 233466 Tw III 2009 115825 -56428 47358 6770 955908 428515 439644

Kondisi 1 1 0 0 0 0 0 Sumber : Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia

Dari data net operating income tersebut maka diperoleh kategori bahwa

bank-bank yang memenuhi kriteria masuk dalam kategori 1 (bank bermasalah)

terdapat 2 bank yakni Bank Mutiara, Tbk dan Bank Eksekutif Internasional, Tbk.

Sisanya masuk kedalam kategori 0 atau bank tidak bermasalah.

3. Pengujian Hipotesis 1

Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan alat uji statistik analisis

diskriminan dua faktor. Uji ini dipilih karena pengujian dilakukan dengan variabel

dependen yang terdiri dari dua kategori yaitu : kategori 0 untuk kondisi bank tidak

bermasalah dan 1 untuk kondisi bank bermasalah.

Langkah pertama dalam analisis diskriminan terlihat pada tabel Analysis

Case Processing Summary untuk model Altman dan model Springate

menunjukkan bahwa ada tidaknya data yang hilang. Berdasarkan hasil tabel

52

Page 70: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

tersebut untuk kedua model Altman dan Springate dengan jumlah sampel sebesar

77 menunjukkan bahwa data lengkap dan tidak ada satupun data yang hilang.

Tabel 4.4

Analysis Case Processing Summary Model Altman

Unweighted Cases N Percent Valid 77 100.0

Missing or out-of-range group codes 0 .0

At least one missing discriminating variable 0 .0

Both missing or out-of-range group codes and at least one missing discriminating variable

0 .0

Excluded

Total 0 .0 Total 77 100.0

Tabel 4.5

Analysis Case Processing Summary Model Springate

Unweighted Cases N Percent Valid 77 100.0

Missing or out-of-range group codes 0 .0

At least one missing discriminating variable 0 .0

Both missing or out-of-range group codes and at least one missing discriminating variable

0 .0

Excluded

Total 0 .0 Total 77 100.0

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan faktor-faktor apa yang

signifikan membedakan antara dua kelompok tersebut. Dalam hal ini digunakan

dua statistik uji, yaitu Wilk’s Lambda dan F test. Nilai Wilk’s Lambda berkisar

antara 0 hingga 1. Nilai Wilk’s Lambda mendekati nol menunjukkan arti semakin

53

Page 71: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

signifikan karakteristik tersebut membedakan antara dua variasi kelompok.

Sebaliknya, nilai Wilk’s Lambda semakin mendekati angka 1, maka variasi data

untuk karakteristik tersebut cenderung sama untuk dua kelompok tersebut. Untuk

F test dapat digunakan nilai p-value pada kolom signifikannya dimana :

• Sig. > 0,05, maka tidak ada perbedaan antar group.

• Sig. < 0,05, maka terdapat perbedaan atar group

Tabel 4.6

Tests of Equality of Group Means Model Altman

Wilks'

Lambda F df1 df2 Sig. WCTA .489 78.375 1 75 .000 RETA .794 19.464 1 75 .000

EBITTA .975 1.889 1 75 .173 MVEBVD .809 17.729 1 75 .000

STA .999 .112 1 75 .739

Dari tabel 4.6 Test of Equality of Group Means untuk Model Altman

terdapat tiga variabel rasio keuangan yakni WCTA, RETA dan MVEBVD yang

mempunyai angka signifikansi dibawah 0,05 sehingga terdapat perbedaan antar

group. Artinya bahwa variabel rasio keuangan WCTA, RETA, dan MVEBVD

mempengaruhi bermasalah atau tidaknya suatu bank. Untuk variabel rasio

keuangan EBITTA dan STA mempunyai angka signifikansi diatas 0,05 sehingga

tidak ada perbedaan antar group. Artinya bahwa variabel rasio keuangan EBITTA

dan STA menghasilkan nilai yang relatif sama terhadap bermasalah atau tidaknya

suatu bank.

54

Page 72: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Tabel 4.7

Tests of Equality of Group Means Model Springate

Wilks'

Lambda F df1 df2 Sig. WCTA .489 78.375 1 75 .000

EBITTA .975 1.889 1 75 .173 EBTCL .951 3.852 1 75 .053

STA .999 .112 1 75 .739

Dari tabel 4.7 Test of Equality of Group Means untuk Model Springate

terdapat satu variabel rasio keuangan yakni WCTA yang mempunyai angka

signifikansi dibawah 0,05 sehingga terdapat perbedaan antar group. Artinya

bahwa variabel rasio keuangan WCTA mempengaruhi bermasalah atau tidaknya

suatu bank. Untuk variabel rasio keuangan EBITTA, EBTCL dan STA

mempunyai angka signifikansi diatas 0,05 sehingga tidak ada perbedaan antar

group. Artinya bahwa variabel rasio keuangan EBITTA, EBTCL dan STA

menghasilkan nilai yang relatif sama terhadap bermasalah atau tidaknya suatu

bank.

Penelitian ini menjelaskan variabel-variabel rasio keuangan mana saja dari

kedua model Altman dan Springate yang memiliki perbedaan yang signifikan

antara bank yang tidak bermasalah dengan bank yang bermasalah sehingga

mendukung hipotesis I yang diajukan oleh peneliti bahwa rasio keuangan Model

Altman dan Model Springate memiliki perbedaan yang signifikan antara bank

yang tidak bermasalah dengan bank yang bermasalah.

55

Page 73: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

4. Pengujian Hipotesis II

Dengan menggunakan metode stepwise maka dapat ditentukan variabel-

variabel mana yang paling efisien didalam membedakan antar bank yang

bermasalah dan bank yang tidak bermasalah. Mahalanobis distance akan

digunakan untuk prosedur stepwise guna menentukan variabel yang memiliki

kekuatan terbesar mendiskriminasi. Prosedur stepwise dimulai memasukkan

variabel yang akan memaksimumkan Mahalanobis distance antar group. Dalam

hal ini minimum significant value 0.05 digunakan sebagai syarat entry variabel

dan Mahalanobis D2 digunakan untuk memilih variabel. Hasil dari pengujian

hipotesis II ditunjukkan pada tabel 4.8 untuk model Altman.

Tabel 4.8

Variables Entered/Removed(a,b,c,d) Model Altman

Step Entered Min. D Squared

Statistic Exact F Statistic Between Groups

Statistic df2 Sig. Statistic df1 df2 Sig. 1

WCTA 4.988

Bank Tidak Bermasalah and Bank Bermasalah

78.375 1 75.000 2.83E-013

2

MVEBVD 5.721

Bank Tidak Bermasalah and Bank Bermasalah

44.355 2 74.000 2.18E-013

At each step, the variable that minimizes the overall Wilks' Lambda is entered. a Maximum number of steps is 10. b Maximum significance of F to enter is .05. c Minimum significance of F to remove is .10. d F level, tolerance, or VIN insufficient for further computation.

56

Page 74: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Tabel 4.9

Wilks' Lambda Model Altman

Step

Number of Variables Lambda df1 df2 df3 Exact F

Statistic df1 df2 Sig. Statistic df1 df2 Sig. Statistic 1 1 .489 1 1 75 78.375 1 75.000 .0002 2 .455 2 1 75 44.355 2 74.000 .000

Tabel 4.8 menyajikan variabel mana saja dari lima variabel pada model

Altman yang bisa dimasukkan (entered) dalam persamaan diskriminan dimulai

dari variabel yang memiliki angka F statistik terbesar. Pada tahap pertama angka

F hitung variabel WCTA adalah yang terbesar, mencapai 78.375. Sehingga pada

tahap pertama ini variabel WCTA terpilih. Selanjutnya pada tahap kedua diikuti

oleh variabel MVEBVD. Kedua variabel ini memiliki angka signifikan lebih kecil

dari 0.05. Dengan demikian, dari lima variabel yang dimasukkan untuk rasio

keuangan model Altman hanya ada dua variabel yang signifikan. Sehingga,

variabel WCTA dan MVEBVD secara signifikan mempengaruhi bermasalah atau

tidaknya suatu bank, serta hasil stepwise ini mampu membedakan metode kondisi

bank berdasarkan pada nilai Wilk’s Lambda dan nilai minimum Mahalanobis

distance.

57

Page 75: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Tabel 4.10

Variables in the Analysis Model Altman

Step Tolerance Sig. of F to Remove

Min. D Squared

Between Groups

1 WCTA 1.000 .000 2 WCTA

.991 .000 1.128

Bank Tidak Bermasalah and Bank Bermasalah

MVEBVD

.991 .021 4.988

Bank Tidak Bermasalah and Bank Bermasalah

Untuk tabel 4.10 menunjukkan perincian dari proses stepwise pada tabel

sebelumnya. Pada step 1, variabel WCTA adalah variabel pertama yang masuk ke

dalam model diskriminan. Hal ini disebabkan variabel tersebut mempunyai angka

Sig. of F to Remove yang paling sedikit, yakni 0,000 (jauh dibawah 0,05).

Kemudian pada step 2, dimasukkan variabel kedua yakni MVEBVD yang

mempunyai angka Sig. of F to Remove dibawah 0,05 yakni 0,021.

Tabel 4.11

Eigenvalues Model Altman

Function Eigenvalue % of Variance Cumulative % Canonical Correlation

1 1.199(a) 100.0 100.0 .738 a First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.

Pada tabel eigenvalues model Altman merupakan rasio antara jumlah

kuadrat dalam kelompok dengan jumlah kuadrat antar kelompok. Persamaan

diskriminan yang dihasilkan tersebut mempunyai nilai eigenvalues sebesar 1.199

yang mampu menjelaskan 100% nilai koreksi antara persamaan diskriminan

dengan kelompok yang telah didefinisikan diukur dengan nilai canonical

58

Page 76: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

correlation sebesar 0,738 yang berarti bahwa hubungan antara persamaan

diskriminan dengan kelompok yang telah didefinisikan sebesar 73,8%.

Sementara kemampuan persamaan diskriminan mampu menjelaskan

varians dari variabel dependen yang diperoleh dari nilai canonical correlation

yang dikuadratkan sehingga diperoleh nilai 0,5446 atau 54,46% varians dari

variabel dependen yang hendak dibedakan oleh variabel independen dapat

dijelaskan melalui persamaan diskriminan yang telah dihasilkan.

Hasil pengujian hipotesis II untuk model Springate adalah sebagai berikut :

Tabel 4.12

Variables Entered/Removed(a,b,c,d) Model Springate

Step Entered Min. D Squared

Statistic Exact F Statistic Between Groups

Statistic df2 Sig. Statistic df1 df2 Sig. 1

WCTA 4.988

Bank Tidak Bermasalah and Bank Bermasalah

78.375 1 75.000 2.83E-013

At each step, the variable that maximizes the Mahalanobis distance between the two closest groups is entered. a Maximum number of steps is 8. b Maximum significance of F to enter is .05. c Minimum significance of F to remove is .10. d F level, tolerance, or VIN insufficient for further computation.

Tabel 4.13

Wilks' Lambda Model Springate

Step Number of Variables Lambda df1 df2 df3 Exact F

Statistic df1 df2 Sig. Statistic df1 df2 Sig. Statistic 1 1 .489 1 1 75 78.375 1 75.000 .000

59

Page 77: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Tabel 4.12 menyajikan variabel mana saja dari empat variabel pada model

Springate yang bisa dimasukkan (entered) dalam persamaan diskriminan dimulai

dari variabel yang memiliki angka F statistik terbesar. Pada tahap pertama angka

F hitung variabel WCTA adalah yang terbesar, mencapai 78.375. Sehingga pada

metode stepwise ini hanya variabel WCTA yang terpilih. Variabel WCTA ini

memiliki angka signifikan lebih kecil dari 0.05, dengan demikian, dari empat

variabel yang dimasukkan untuk rasio keuangan model Springate hanya ada satu

variabel yang signifikan. Sehingga, variabel WCTA secara signifikan

mempengaruhi bermasalah atau tidaknya suatu bank, serta hasil stepwise ini

mampu membedakan metode kondisi bank berdasarkan pada nilai Wilk’s Lambda

dan nilai minimum Mahalanobis distance.

Tabel 4.14

Variables in the Analysis Model Springate

Step Tolerance Sig. of F to Remove

1 WCTA 1.000 .000

Untuk tabel 4.14 menunjukkan perincian dari proses stepwise pada tabel

sebelumnya. Pada metode stepwise ini hanya variabel WCTA yang masuk ke

dalam model diskriminan. Hal ini disebabkan variabel tersebut mempunyai angka

Sig. of F to Remove yang paling sedikit, yakni 0,000 (jauh dibawah 0,05).

Tabel 4.15

Eigenvalues Model Springate

Function Eigenvalue % of Variance Cumulative % Canonical Correlation

1 1.045(a) 100.0 100.0 .715 a First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.

60

Page 78: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Pada tabel eigenvalues model Springate merupakan rasio antara jumlah

kuadrat dalam kelompok dengan jumlah kuadrat antar kelompok. Persamaan

diskriminan yang dihasilkan tersebut mempunyai nilai eigenvalues sebesar 1.045

yang mampu menjelaskan 100% nilai koreksi antara persamaan diskriminan

dengan kelompok yang telah didefinisikan diukur dengan nilai canonical

correlation sebesar 0,715 yang berarti bahwa hubungan antara persamaan

diskriminan dengan kelompok yang telah didefinisikan sebesar 71,5%.

Sementara kemampuan persamaan diskriminan mampu menjelaskan

varians dari variabel dependen yang diperoleh dari nilai canonical correlation

yang dikuadratkan sehingga diperoleh nilai 0,5112 atau 51,12% varians dari

variabel dependen yang hendak dibedakan oleh variabel independen dapat

dijelaskan melalui persamaan diskriminan yang telah dihasilkan.

Penelitian ini menjelaskan variabel prediktor mana yang mempunyai

discriminating power dalam memprediksi kondisi bermasalah bank pada model

Altman maupun model Springate sehingga mendukung hipotesis II yang diajukan

oleh peneliti bahwa Model Altman dan Model Springate memiliki variabel

prediktor yang mempunyai discriminating power dalam memprediksi kondisi

bermasalah bank.

5. Pengujian Hipotesis III

Pengujian hipotesis III dengan metode stepwise ditunjukkan pada tabel

4.16 dan 4.17 memperlihatkan hasil perhitungan koefisien fungsi diskriminan

masing-masing model prediksi.

61

Page 79: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Tabel 4.6

Canonical Discriminant Function Coefficients Model Altman

Function 1

WCTA 16.654 MVEBVD .202 (Constant) -.916

Unstandardized coefficients

Berdasarkan tabel 4.16 tersebut diatas diperoleh fungsi diskriminan sebagai

berikut:

Z Score = - 0,916 + 16,654 WCTA + 0,202 MVEBVD

Persamaan model diskriminan Altman ini digunakan untuk menghasilkan

diskriminan score yang berfungsi untuk memprediksi pengklasifikasian suatu

objek (kelompok bermasalah atau tidak bermasalah).

Tabel 4.17

Functions at Group Centroids

Function Kondisi Bank 1

Bank Tidak Bermasalah .683 Bank Bermasalah -1.709

Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means

Dari hasil tabel Function of Group Centroids, kita akan menentukan

critical cutting score untuk pengklasifikasian tiap bank dengan formula sebagai

berikut :

ZCU = NAZB + NBZA

NA + NB

62

Page 80: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Dimana :

ZCU = Critical Cutting Score, angka kritis yang berfungsi sebagai cut off.

NA = Jumlah sampel dalam grup A (tidak bermasalah)

NB = Jumlah sampel dalam grup B (bermasalah)

ZA = Nilai centroid untuk grup A

ZB = Nilai centroid untuk grup B

ZCU = 55* (-1,709)+ 22* 0,683 55+22

ZCU = -1,026

Sehingga untuk model Altman penentuan nilai batas didasarkan pada nilai

rata-rata dari jumlah Z total score dari masing-masing bank yang diperoleh nilai -

1,026. Standar yang digunakan untuk menilai bahwa bank tersebut dikategorikan

bermasalah atau tidak bermasalah adalah :

a. Bila Z score hitung < -1,026 maka bank dikategorikan bermasalah.

b. Bila Z score hitung > -1,026 maka bank dikategorikan tidak bermasalah.

Contoh untuk sampel pertama Bank Mutiara triwulan I tahun 2007

Z1 = - 0,916 + 16,654 (-0,035) + 0,202 (0,021)

Z1 = -1,49.

Oleh karena nilai Z1 < -1,026 maka sampel pertama Bank Mutiara

triwulan I tahun 2007 diklasifikasikan dalam kategori bank bermasalah. Hasil

lengkap perhitungan diskriminan skor untuk bank-bank lainnya dapat dilihat pada

tabel casewise di output diskriminan model Altman. Tabel casewise statistic berisi

rincian tiap objek dan pengklasifikasiannya berdasarkan model diskriminan

Altman yang terbentuk (predicted group) dan dibandingkan dengan kondisi

63

Page 81: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

sebenarnya (actual group). Contoh untuk sampel pertama Bank Mutiara triwulan I

tahun 2007 pada data aktualnya dikategorikan dalam kelompok kondisi bank

bermasalah dan hasil predicted group-nya juga dikelompokkan dalam kondisi

bank bermasalah. Pada sampel ketiga untuk Bank Mayapada triwulan I tahun

2007 data aktualnya adalah tidak bermasalah kemudian oleh model diskriminan

Altman dikelompokkan menjadi bank bermasalah (terjadi salah klasifikasi). Ada 4

bank yang diberi tanda ** yang terjadi salah klasifikasi menurut model Altman

yaitu bank dengan nomor urut sampel 3, 29, 30 dan 71.

Dari tabel 4.18 merupakan tabel Classification Result yang

menggambarkan crosstabulasi antara model awal (original) dengan

pengklasifikasian hasil model diskriminan (predictif group membership). Untuk

tes keakuratan pengelompokkan bank bermasalah dan tidak bermasalah dalam

tabel ini menyatakan pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel

terikat yaitu kondisi bank, dalam hal ini bank bermasalah (1) dan bank tidak

bermasalah (0). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada

diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. Hasilnya menunjukkan pada

kolom, prediksi bank yang bermasalah ada 19 bank-bank bermasalah, sedangkan

pada baris hasil observasi sesungguhnya yang bermasalah terdapat 22 bank. Jadi

ketepatan model Altman ini untuk bank yang bermasalah adalah 19/22 atau

86,4%. Prediksi bank yang tidak bermasalah ada 55 bank-bank tidak bermasalah

sedangkan pada baris, hasil observasi sesungguhnya yang tidak bermasalah 54

bank dan 1 sisanya bermasalah. Jadi ketepatan model Altman ini untuk bank yang

64

Page 82: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

tidak bermasalah adalah 54/55 atau 98,2%. Untuk tingkat akurasi keseluruhan

sebesar 94,8% sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.18 (Lampiran Halaman 15).

Tabel 4.18

Classification Result Model Altman

Prediksi

Bank

Kondisi

Bank Tidak

Bermasalah

Bermasalah Tingkat

Akurasi (%)

Bank Tidak Bermasalah 54 1 98,2%

Bank Bermasalah 3 19 86,4%

Tingkat Akurasi

Keseluruhan

Type 1 Error

Type 2 Error

94,8%

3,90%

1,30%

Sumber Data : Output SPSS, diolah

Hasil pengujian untuk model Springate dengan metode stepwise adalah sebagai berikut :

Tabel 4.19

Canonical Discriminant Function Coefficients Model Springate

Function 1

WCTA 18.505 (Constant) -.755

Unstandardized coefficients

Berdasarkan tabel 4.19 tersebut diatas diperoleh fungsi diskriminan sebagai

berikut:

Z Score = - 0,755 + 18,505 WCTA

65

Page 83: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Persamaan model diskriminan Springate ini digunakan untuk

menghasilkan diskriminan score yang berfungsi untuk memprediksi

pengklasifikasian suatu objek (kelompok bermasalah atau tidak bermasalah).

Tabel 4.20

Functions at Group Centroids Model Springate

Function Kondisi Bank 1

Bank Tidak Bermasalah .638 Bank Bermasalah -1.595

Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means

Dari hasil tabel Function of Group Centroids, kita akan menentukan

critical cutting score untuk pengklasifikasian tiap bank dengan formula sebagai

berikut :

SCU = 55* (-1,595)+ 22* 0,638 55+22

SCU = -0,957

Sehingga untuk model Springate penentuan nilai batas didasarkan pada

nilai rata-rata dari jumlah S total score dari masing-masing bank yang diperoleh

nilai -0,957. Standar yang digunakan untuk menilai bahwa bank tersebut

dikategorikan bermasalah atau tidak bermasalah adalah :

c. Bila S score hitung < -0,957 maka bank dikategorikan bermasalah.

d. Bila S score hitung > -0,957 maka bank dikategorikan tidak bermasalah.

Contoh untuk sampel pertama Bank Mutiara triwulan I tahun 2007

S1 = - 0,755 + 18,505 (-0,035)

S1 = -1,40.

66

Page 84: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Oleh karena nilai S1 < -0,957 maka sampel pertama Bank Mutiara

triwulan I tahun 2007 diklasifikasikan dalam kategori bank bermasalah. Hasil

lengkap perhitungan diskriminan skor untuk bank-bank lainnya dapat dilihat pada

tabel casewise di output diskriminan model Springate. Tabel casewise statistic

berisi rincian tiap objek dan pengklasifikasiannya berdasarkan model diskriminan

Springate yang terbentuk (predicted group) dan dibandingkan dengan kondisi

sebenarnya (actual group). Contoh untuk sampel pertama Bank Mutiara triwulan I

tahun 2007 pada data aktualnya dikategorikan dalam kelompok kondisi bank

bermasalah dan hasil predicted group-nya juga dikelompokkan dalam kondisi

bank bermasalah. Pada sampel ketiga untuk Bank Mayapada triwulan I tahun

2007 data aktualnya adalah tidak bermasalah kemudian oleh model diskriminan

Springate dikelompokkan menjadi bank bermasalah (terjadi salah klasifikasi).

Ada 4 bank yang diberi tanda ** yang terjadi salah klasifikasi menurut model

Springate yaitu bank dengan nomor urut sampel 3, 29, 30 dan 71.

Dari tabel 4.21 merupakan tabel Classification Result yang

menggambarkan crosstabulasi antara model awal (original) dengan

pengklasifikasian hasil model diskriminan (predictif group membership). Untuk

tes keakuratan pengelompokkan bank bermasalah dan tidak bermasalah dalam

tabel ini menyatakan pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel

terikat yaitu kondisi bank, dalam hal ini bank bermasalah (1) dan bank tidak

bermasalah (0). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada

diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. Hasilnya menunjukkan pada

kolom, prediksi bank yang bermasalah ada 19 bank-bank bermasalah, sedangkan

67

Page 85: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

pada baris hasil observasi sesungguhnya yang bermasalah terdapat 22 bank. Jadi

ketepatan model Springate ini untuk bank yang bermasalah adalah 19/22 atau

86,4%. Prediksi bank yang tidak bermasalah ada 55 bank-bank tidak bermasalah

sedangkan pada baris, hasil observasi sesungguhnya yang tidak bermasalah 54

bank dan 1 sisanya bermasalah. Jadi ketepatan model Springate ini untuk bank

yang tidak bermasalah adalah 54/55 atau 98,2%. Untuk tingkat akurasi

keseluruhan sebesar 94,8% sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.21 (Lampiran

Halaman 29).

Tabel 4.21

Classification Result Model Springate

Prediksi

Bank

Kondisi

Bank Tidak

Bermasalah

Bermasalah Tingkat

Akurasi (%)

Bank Tidak Bermasalah 54 1 98,2%

Bank Bermasalah 3 19 86,4%

Tingkat Akurasi

Keseluruhan

Type 1 Error

Type 2 Error

94,8%

3,90%

1,30%

Sumber Data : Output SPSS, diolah

Penelitian ini menjelaskan ketepatan prediksi kondisi bermasalah yang

menghasilkan tingkat akurasi keseluruhan yang sama yakni sebesar 94,8%

sehingga mendukung hipotesis III yang diajukan oleh peneliti bahwa Model

68

Page 86: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Altman dan Model Springate memiliki ketepatan untuk memprediksi kondisi

bermasalah.

C. Interpretasi Hasil Penelitian

Pada Test of Equality of Group Means untuk model Altman didapatkan

hasil bahwa variabel rasio keuangan WCTA, RETA, dan MVEBVD memiliki

perbedaan yang signifikan antara kondisi bank yang tidak bermasalah dengan

bank yang bermasalah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan oleh Siti Rodliyah (2005), Ryan Aryafinanda (2006),

Muhammad Rifqi (2009) yang menunjukkan bahwa rasio keuangan model

Altman memiliki perbedaan yang signifikan untuk memprediksi kondisi

bermasalah.

Untuk Test of Equality of Group Means pada model Springate didapatkan

hasil bahwa variabel rasio keuangan WCTA memiliki perbedaan yang signifikan

antara kondisi bank yang tidak bermasalah dengan bank yang bermasalah. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh

Muhammad Rifqi (2009) yang menunjukkan bahwa rasio keuangan model

Springate memiliki perbedaan yang signifikan untuk memprediksi kondisi

bermasalah.

Untuk variabel WCTA pada Model Altman dan Model Springate memiliki

perbedaan yang signifikan antara kondisi bank yang tidak bermasalah dengan

bank yang bermasalah disebabkan karena WCTA merupakan rasio likuiditas yang

berarti menunjukkan bahwa seberapa besar kemampuan bank dalam melunasi

69

Page 87: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

kewajiban-kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan pada saat jatuh

tempo.

Jika deposan akan menarik atau menguangkan kembali titipannya dan

bank tidak mampu membayar maka akan timbul keresahan nasabah. Sehingga

mendorong masyarakat untuk berbondong-bondong dating ke bank dan jika bank

tidak mampu melunasi kewajibannya dengan sendirinya bank tidak lagi dipercaya

masyarakat, sehingga variabel WCTA mampu membedakan kondisi bank yang

bermasalah dan bank yang sehat serta mampu mempengaruhi kondisi bermasalah

bank. Hasil penelitian ini juga mendukung teori yang dikemukakan oleh Agus

Daryanto (1991) yakni tidak ada bank yang bangkrut karena rentabilitas, tapi

suatu bank akan bangkrut karena likuiditas.

Untuk variabel RETA pada model Altman memiliki perbedaan yang

signifikan antara bank yang tidak bermasalah dan bank yang bermasalah

disebabkan karena variabel RETA merupakan rasio profitabilitas yang

menunjukkan bahwa apabila bank memiliki tingkat laba yang cukup maka

keuntungan bank tersebut dapat dibagi kepada pemegang saham dan atas

persetujuan pemegang saham sebagian dari laba dapat disisihkan sebagai

cadangan. Sehingga dengan bertambahnya cadangan akan menaikkan kredibilitas

bank tersebut dimata masyarakat.

Profitabilitas dari bank dengan modal bank kuat maka membuat deposan

tidak perlu merasa bimbang terhadap risiko seandainya simpanannya tidak dapat

dilunasi oleh bank. Modal besar akan menutupinya jika terjadi kerugian atau

risiko bank. Sebaliknya jika profitabilitas bank kecil maka bank akan mempunyai

70

Page 88: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

sedikit cadangan yang apabila bank tersebut mengalami financial distress maka

bank akan sulit untuk menutupi kerugian-kerugian dan risiko bank. Sehingga

variabel RETA memiliki perbedaan yang signifikan antara kondisi bank yang

tidak bermasalah dengan bank yang bermasalah.

Untuk variabel MVEBVD pada model Altman memiliki perbedaan yang

signifikan antara bank yang tidak bermasalah dan bank yang bermasalah

disebabkan karena variabel MVEBVD merupakan rasio leverage yang

menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Dalam rasio

leverage juga menunjukkan proporsi hutang perusahaan, apabila hutang

perusahaan semakin besar maka semakin besar pula risiko perusahaan mengalami

kebangkrutan. Sehingga variabel MVEBVD mampu membedakan kondisi bank

yang bermasalah dan bank yang sehat serta mampu mempengaruhi kondisi

bermasalah bank.

Berdasarkan classification result model Altman diperoleh hasil bahwa

model Altman memiliki tingkat ketepatan untuk memprediksi kondisi bermasalah

suatu bank sebesar 94,8%, begitu pula dengan classification result yang diperoleh

dari model Springate yakni sebesar 94,8%. Hal ini menunjukkan bahwa menurut

peneliti tidak terdapat klasifikasi yang berbeda yang ditunjukkan oleh model

Altman maupun model Springate karena hasil prosentase ketepatan klasifikasi

yang sama nilainya. Untuk model Altman terdapat 3 variabel rasio keuangan yang

berbeda signifikan untuk kondisi bank, sementara model Springate hanya terdapat

1 variabel rasio keuangan yang berbeda signifikan. Selain itu model Altman dari

71

Page 89: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

segi variabel prediktor yang mempunyai discriminating power memiliki 2

variabel rasio keuangan yang menjadi prediktor yakni WCTA dan MVEBVD,

sementara untuk model Springate hanya terdapat satu variabel yang memiliki

discriminating power. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Siti Rodliyah (2005), Robert Cristian Santoso (2006), Ryan

Aryafinanda (2006) yang menyatakan bahwa model Altman memiliki tingkat

ketepatan dalam memprediksi kondisi bermasalah bank / perusahan. Untuk

ketepatan model Springate maka hasil penelitian ini mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Robert Cristian Santoso (2006) dan Muhammad

Rifqi (2009) yang menyatakan bahwa model Springate memiliki tingkat ketepatan

dalam memprediksi kondisi bermasalah bank / perusahan.

72

Page 90: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini yang

menggunakan dua model rasio keuangan yakni model Altman dan model

Springate maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :

1. Rasio keuangan model Altman memiliki perbedaan yang signifikan antara

bank yang bermasalah dengan bank tidak bermasalah yang ditunjukkan

oleh variabel WCTA, RETA dan MVEBVD. Untuk rasio keuangan model

Springate juga memiliki perbedaan yang signifikan antara bank yang

bermasalah dengan bank tidak bermasalah yang ditunjukkan oleh variabel

WCTA.

2. Pada model Altman variabel predictor yang mempunyai discriminating

power adalah WCTA dan MVEBVD. Untuk model Springate variabel

predictor yang mempunyai discriminating power adalah adalah WCTA.

3. Berdasarkan classification result model Altman dan model Springate

memiliki ketepatan dalam memprediksi kondisi bermasalah bank dengan

tingkat akurasi yang sama yakni sebesar 94.8%.

C. Implikasi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian-

penelitian di bidang keuangan yang menggunakan model Altman dan Model

73

Page 91: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Springate dan mendorong arah riset di bidang keuangan untuk menggunakan

kedua model tersebut. Bagi dunia perbankan, khususnya Bank Indonesia sebagai

bank sentral di Indonesia, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan

acuan untuk memprediksi kondisi bermasalah bank. Kemudian model prediksi

kondisi bermasalah bank ini dapat juga digunakan sebagai early warning system

oleh pihak pengelola bank. Yaitu sebagai alat untuk mengetahui sedini mungkin

apakah bank memiliki sinyal bermasalah atau tidak, sehingga pengelola bank

dapat segera melakukan pembenahan apabila bank tersebut diprediksi bermasalah

agar bank yang bersangkutan tidak mengalami kondisi keuangan yang lebih

buruk.

Hendaknya bagi manajemen bank minimal satu tahun sekali melakukan

evaluasi terhadap kinerja keuangannya dengan menggunakan analisis diskriminan

model Altman dan model Springate karena bisa saja faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja keuangan berubah seiring perkembangan bank dan

ekonomi pada umumnya. Bagi bank yang mengalami kondisi bermasalah rata-rata

disebabkan kecilnya rasio likuiditas (WCTA), sehingga untuk memperbaiki

kinerja bank, maka manajemen harus meningkatkan working capital dengan cara

meningkatkan asset lancar.

74

Page 92: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

DAFTAR PUSTAKA

Afif, Faisal, dkk. “Strategi dan operasional bank”, Penerbit PT. Eresco Bandung,

1996. Altman, E, I. “Financial ratios, Discriminant analysis and the prediction of

corporate bankruptcy”, Journal of Finance, Vol. XXIII No. 4, PP-589-609, September 1968.

Altman, E, I. “Predicting financial distress of companies: revisiting the Z-Score

and zeta models”, Journal of Banking and Finance, 2000. Angelina, Liza. “Perbandingan early warning system (EWS) untuk memprediksi

kebangkrutan bank umum di Indonesia”, Buletin ekonomi moneter dan perbankan, Desember 2004.

Aryati, Titik dan Hekinus Manao. “Rasio keuangan sebagai prediktor bank

bermasalah di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi III, IAI, halaman 27-44, September 2000.

Bank Indonesia : Bank Sentral Republik Indonesia, “Tinjauan kelembagaan

kebijakan dan organisasi”, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, 2003.

Beaver, William, H. “Financial ratios as predictors of failure”, empirical

research in accounting, selected studies and discussions by Preston K Mears and by John Netor, PP 71-127, 1966.

Boritz, J., Efrim, et all. “Predicting business failure in Canada”, January 15,

2007. Boy, Andree. “Analisis rasio keuangan untuk memprediksi financial distress

perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Brahmana, Rayenda, K. “Identifying financial distress condition in Indonesia

manufacture industry”, 2005. Darmawi, Hermawan. “Pasar financial dan lembaga-lembaga financial”, Penerbit

Bumi Aksara, April 2006. Dykman, Dukes, Davis. “Akuntansi intermediate”, Penerbit Erlangga, 1996.

75

Page 93: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Endri. “Prediksi kebangkrutan bank untuk menghadapi dan mengelola perubahan lingkungan bisnis:Analisis model Altman Z-Score”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, ISSN. 1078-9017, 2009.

Etty M. Nasser, Titik Aryati. “Model analisis CAMEL untuk memprediksi

financial distress pada sektor perbankan yang go public”, Jurnal auditing dan akuntan Indonesia, Volume 4, No. 2, Jakarta, Desember 2000.

Faguet, Dmitri. “Practical Financial Management”, John Wiley & Sons, Inc.

2003. Fanny, Margareta dan Sylvia Saputra. “Opini audit going concern: Kajian

berdasarkan model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, dan reputasi kantor akuntan publik (studi pada emiten Bursa Efek Jakarta)”, SNA VIII, Solo, September 2004.

Foster, George. “Financial statement analysis”, Prentice Hall, Englewood Cliffs,

New Jersey, 1986. Ghazali, Imam. “Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS”, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006. Hadad, M.D., W. Santoso dan Ita Rulina. “Indikator kepailitan di Indonesia; an

additional early warning tools pada stabilitas keuangan”, Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia, 2003.

Hadad, M.D., W. Santoso, Sarwedi. “Model prediksi kepailitan Bank Umum di

Indonesia”, Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank di Indonesia, 2004.

Haryati, Sri. “Analisis kebangkrutan bank”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, Volume 16, No. 4, Halaman 336-345, 2001. Jordan, Ross, Westerfield, Jalfe. “Corporate finance core principles in

applications”, Mc Graw Hill-Irwin, 2007. Jordan, Ross, Westerfield. “Fundamentals of corporate finance”, Mc Graw-Hill

Irwin, 2002. Kahya E. dan P. Theodossiou. “Predicting corporate financial distress: A time-

series cusum methodology, review of quantitative finance and accounting”, 13, 4:ABI/INFORM Global PG. 323, 1999.

Kariawan, Hendi. “Perekonomian Indonesia dari bangkrut menuju makmur”,

Teplok Press, Januari 2003.

76

Page 94: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Lalumaerissa, Julius, R. “Mengenal aspek-aspek operasi bank umum”, Penerbit Bumi Aksara, 1999.

Latief, Dochak. “Pembangunan ekonomi dan kebijakan ekonomi global”,

Muhammadiyah University Press, 2002. Luciana, S.A. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi financial

distress suatu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI), Vol 7 No.1, 2004.

Luciana, S.A. “Prediksi kondisi financial distress perusahaan go public dengan

menggunakan analisis multinomial logit”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol XII No. 1, ISSN:0854-9087, Maret 2006.

Luciana, S.A. dan Kristijadi. “Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi

financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia (JAAI). Vol.7 No.2. ISSN, 1410-2420, 2003.

Manurung, Mandala dan Prathama, Rahardja. “Uang, perbankan dan ekonomi

moneter (kajian kontekstual Indonesia), Penerbitan fakultas ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Mishkin, Frederic, S. “Ekonomi uang, perbankan, dan pasar keuangan”, Penerbit

Salemba, Buku 1 Edisi 8, 2008. Muslim, Rahman. “Prediksi kondisi financial distress perusahaan go public

dengan menggunakan analisis multinomial logit”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Myers, Brealey. “Principles of corporate finance”, Mc Graw-Hill, 2003. Ohlson, James A. “Financial ratios and the probability prediction of

bankruptcy”, Journal of Accounting Research, Vol. 18 No.1 Spring PP. 109-131, 1980.

Platt, H. dan M. B. Platt. “Development of a class of stable predictive variables:

The case of bankruptcy predictions”, Jurnal of Business Finance and Accounting 17: 31-51, 1990.

Prasetiantono, A. “Bencana financial”, Penerbit Buku Kompas, 2008. Prasetiantono, Tony, A. “Rambu-rambu yang diabaikan”, Penerbit Buku

Kompas, September 2005.

77

Page 95: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

Prihadi, Toto. “Deteksi cepat kondisi keuangan : 7 analisis rasio keuangan studi kasus perusahaan Indonesia”, Pengembangan Eksekutif, 2008.

Putranto, Hartri. “Kompilasi manajemen keuangan”, Fakultas Ekonomi

Universitas Mercubuana, 2009. Rahmat, T. “Penerapan Z-Score untuk memprediksi kesulitan keuangan dan

kebangkrutan perbankan indonesia (studi kasus kebijaksanaan Bank Indonesia tanggal 13 Maret 1999 terhadap 18 bank publik)”, Jakarta, 2002.

Rodliyah, Siti. “Penerapan analisis diskriminan Altman untuk memprediksi

tingkat kebangkrutan (studi kasus pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang tercatat di Bursa Efek Jakarta), 2004.

Ross M. Miller. “Experimental economics”, Willey, 2002. Rudyawan, Arry, Pratama dan I Nyoman Dewa Badera. “Opini audit going

concern kajian berdasarkan model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, dan reputasi auditor”, 2008.

Samaroni, Umaris. “Penentuan indikator kebangkrutan perusahaan properti pada

Bursa Efek Jakarta periode tahun 1999-2003”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.

Santosa, Arga, Fajar dan Linda Kusumaning Wedasi. “Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kecendrungan penerimaan opini audit going concern”, JAAI Volume II No. 2, Desember 2007.

Sarwanih. “Perbandingan antara Model Altman dan Model Shumway terhadap

prediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Keempat, Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004. Simorangkir, O.P. “Pengantar lembaga keuangan bank dan non bank”, Ghalia

Indonesia, 2004. Sugiarto, Agus, Eko. “Aplikasi statistik dengan SPSS 16.0”, Prestasi Pustakaraya,

Jakarta, 2009. Suharyadi dan Purwanto. “Statistika untuk ekonomi dan keuangan modern”,

Penerbit Salemba 4, 2004.

78

Page 96: ANALISIS RASIO KEUANGAN MODEL ALTMAN DAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21160/1/NUR... · Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang

79

Suranto dan Anand Miftachur Riza. “Penentuan strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen dengan metode diskriminan (kasus di PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo)”, Jurnal Ilmiah Teknik Industri Volume 04 No. 01, Agustus 2005.

Umar, Husein. “Research methods in finance and banking”, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2002. Wawan, Hermawan dan Tari, Lestari. “Analisis Multivariat dan Aplikasi SPSS”,

Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, 2007. Whitaker, R. B. “The early stages of financial distress”, Journal of Economics and

Finance, 23:123-133. Wilopo. “Prediksi kebangkrutan bank”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,

Volume 4 No. 2, Mei 2001. Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. “SPSS Complete teknik analisis statistik

terlengkap dengan software SPSS”, Salemba Infotek, 2009.