92
ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF PERIODE 2010 - 2016 COVER SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh : Azka Dwi Asa NIM : 11140840000073 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA

MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF

PERIODE 2010 - 2016

COVER

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh :

Azka Dwi Asa

NIM : 11140840000073

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Page 3: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 5: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH

Page 6: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Azka Dwi Asa

2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 09 Juli 1996

3. Alamat

4. No. Handphone

: 081293822246

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. MIN 15 Bintaro : 2002 – 2008

2. MtsN 03 Jakarta : 2008 - 2011

3. SMAN 46 Jakarta : 2011 - 2014

4. UIN Syarif Hidayatullah : 2014 - 2019

Jl. Pahlawan No. 09 RT.001 RW.09 Rempoa, Ciputat

Timur, Tangerang Selatan

Page 7: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

vi

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of exports, labor, and average wages on

Indonesia's Gross Domestic Product (GDP) through the creative economy sector in the period

2010 - 2016, use only seven of the sixteen former creative economic sub-sectors namely animated

and video films, craft, culinary, music, fashion, publishing, fine art. This study use secondary data

and the analytical method use panel data regression with the best approach, Random Effect

Model. The results of the study show that simultaneously the variables of exports, labor, and

average wages have a significant and positive influence on the GDP of the creative economy for

the period 2010-2016.

Keyword :

Creative Economy, Gross Domestic Product, Exports, Labor, Average Wages,

Data panel regression, Random Effect Model.

Page 8: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari ekspor, tenaga kerja, dan rata-

rata upah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia melaui sektor ekonomi kreatif

periode 2010 – 2016, dengan hanya menggunakan tujuh dari enam belas subsektor ekonomi

kreatif yaitu film animasi dan video, kriya, kuliner, musik, fesyen, penerbitan, seni rupa.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan metode analisis yang digunakan adalah regresi

data panel dengan pendekatan terbaik yaitu Random Effect Model. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa secara simultan variabel ekspor, tenaga kerja, dan rata-rata upah memiliki pengaruh

signifikan dan positif teradap PDB ekonomi kreatif periode 2010 -2016.

Kata Kunci :

Ekonomi Kreatif, Produk Domestik Bruto, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata

Upah, Regresi data panel, Random Effect Model.

Page 9: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Produk Domestik Bruto Indonesia

Melalui Sektor Ekonomi Kreatif Periode 2010 – 2016” dengan baik. Tak lupa shalawat serta

salam penulis haturkan ke hadirat baginda Rasulullah SAW yang telah membimbing umatnya

dari jaman jahiliyah menuju ke jaman yang terang benderang.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna

mencapai gelar Sarjana Ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi

ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam proses maupun isinya, penulis tidak dapat

menyelesaikan skripsi ini tanpa do’a, dukungan, serta bimbingan dari orang-orang yang berada

di sekeliling penulis. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Orang tua dan kakak serta adik saya yang selalu memberikan doa dan dukungan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., CA., M.Si., BKP., QIA., CRMP, selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Roosita M.D, M.M selaku pembimbing I dan Ibu Najwa Khairina, S.E., M.A.

selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan, serta ilmu

yang bermanfaat, selama perkuliahan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Semoga Ibu selalu diberikan rahmat dan karunia oleh Allah SWT.

4. Bapak Arief Fitrijanto M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Bapak

Dr. Sofyan Rizal M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang selalu

memberikan ilmu yang bermanfaat.

5. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang senantiasa memberikan ilmu

yang bermanfaat bagi penulis selama perkuliahan

6. Seluruh jajaran karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah yang telah melayani dan

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

Page 10: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

ix

7. Seluruh kawan-kawan seperjuangan baik di jurusan Ekonomi Pembanguna maupun

jurusan lainnya yang senantiasa membantu dan memberikan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi

8. Seluruh kawan-kawan diluar kampus UIN Syarif Hidayatullah yang juga memberikan

dukungan dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

segala bentuk saran dan kritik yang membangun demi pencapaian yang lebih baik.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 21 April 2019

Azka Dwi Asa

Page 11: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH ................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 11

A. Landasan Teori............................................................................................... 11

1. Ekonomi Kreatif ......................................................................................... 11

2. Produk Domestik Bruto (PDB) ................................................................. 14

3. Ekspor .......................................................................................................... 16

4. Tenaga Kerja .............................................................................................. 16

5. Teori Upah .................................................................................................. 17

B. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 18

C. Keterkaitan Antara Variabel ........................................................................ 21

Page 12: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

xi

1. Hubungan Ekspor dengan PDB ................................................................ 21

2. Hubungan Tenaga Kerja dengan PDB ..................................................... 22

3. Hubungan Rata-rata Upah dengan dengan PDB .................................... 22

D. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 23

E. Hipotesis .......................................................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 25

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 25

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 25

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 26

1. Studi Kepustakaan ..................................................................................... 26

2. Data Sekunder ............................................................................................ 26

D. Metode Analisis Data ..................................................................................... 26

1. Penentuan Model Estimasi ........................................................................ 27

2. Uji Kesesuaian Model................................................................................. 29

3. Uji Statistik.................................................................................................. 31

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 33

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................ 35

A. Gambaran Umum Objek Penelitian............................................................. 35

B. Analisis Deskriptif Kontribusi 7 Subsektor Ekonomi Kreatif ................... 36

1. Subsektor Fesyen ........................................................................................ 36

2. Subsektor Kriya .......................................................................................... 37

3. Subsektor Kuliner ...................................................................................... 39

4. Subsektor Musik ......................................................................................... 40

5. Subsektor Penerbitan ................................................................................. 42

6. Subsektor Seni Rupa .................................................................................. 44

7. Subsektor Film Animasi dan Video .......................................................... 46

C. Pengujian dan Pembahasan PDB Ekonomi Kreatif ................................... 48

1. Pemilihan Model ......................................................................................... 48

2. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................. 50

3. Uji Hipotesis ................................................................................................ 52

Page 13: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

xii

4. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi PDB Ekonomi Kreatif .... 55

BAB V SIMPULAN .................................................................................................. 59

A. Simpulan ......................................................................................................... 59

B. Saran................................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 61

LAMPIRAN ............................................................................................................... 64

Page 14: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ekspor Ekraf Menurut Subsektor 2010–2016 (Ribu US $) ......... 6

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 33

Tabel 4.1 Hasil Uji Chow .......................................................................................... 48

Tabel 4.2 Hasil Uji Hausman ................................................................................... 49

Tabel 4.3 Hasil Uji LM ............................................................................................. 50

Tabel 4.4 Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda dengan Random Effect

Model .......................................................................................................................... 50

Tabel 4.5 R-Squared (R2) ......................................................................................... 52

Tabel 4.6 F-Statistik .................................................................................................. 52

Tabel 4.7 t-Statistik ................................................................................................... 53

Tabel 4.8 Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 7 Subsektor 2016 ............................... 57

Tabel 4.9 Rata-rata Upah Ekonomi Kreatif 7 Subsektor 2016 ............................ 58

Page 15: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 PDB Ekonomi Kreatif dan Non-Ekonomi Kreatif Atas Dasar Harga

Berlaku tahun 2014 – 2016 ......................................................................................... 3

Grafik 1.2 Pertumbuhan PDB Nasional, PDB Ekonomi Kreatif, dan PDB non-

Ekonomi Kreatif, tahun 2014-2016 ........................................................................... 4

Grafik 1.3 Struktur Perekonomian Indonesia Tahun 2014-2016 ................................... 5

Grafik 1.4 Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif di

Indonesia periode 2011 – 2016 (juta orang) .............................................................. 7

Grafik 1.5 Rata-rata Upah / Gaji sebulan yang diterima Buruh Karyawan /

Pegawai yang pekerjaan Utamanya di Sektor Ekonomi Kreatif, 2011-2016

(Rupiah) ....................................................................................................................... 8

Grafik 4.1 PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Fesyen 2010-

2016 ............................................................................................................................. 36

Grafik 4.2 PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Kriya 2010-

2016 ............................................................................................................................. 37

Grafik 4.3 PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Kuliner

2010-2016 ................................................................................................................... 39

Grafik 4.4 PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Musik 2010-

2016 ............................................................................................................................. 41

Grafik 4.5 PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Penerbitan

2010-2016 ................................................................................................................... 43

Grafik 4.6 PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Seni Rupa

2010 - 2016 ................................................................................................................. 44

Grafik 4.7 PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Film,

Animasi, dan Video 2010 - 2016 ............................................................................... 46

Grafik 4.8 Ekspor Ekonomi Kreatif 2016 (US $) ................................................... 56

Page 16: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pergeseran Orientasi Ekonomi ............................................................. 2

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 23

Page 17: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Produk Domestik Bruto Ekonomi Kreatif 2010 - 2016 .................... 64

Lampiran 2 Ekspor Ekonomi Kreatif 2010 - 2016 ................................................. 66

Lampiran 3 Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010 - 2016 ..................................... 68

Lampiran 4 Rata-rata Upah Ekonomi Kreatif 2010 – 2016 ................................. 70

Lampiran 5 Hasil Uji Chow ..................................................................................... 72

Lampiran 6 Hasil Uji Hausman ............................................................................... 73

Lampiran 7 Hasil Uji LM ......................................................................................... 74

Lampiran 8 Regresi Linier Berganda dengan Random Effect Model ................. 75

Page 18: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai suatu Negara yang memiliki populasi penduduk yang besar, juga

memiliki potensi lain yang sangat mendukung yaitu sumber daya alam, sumber daya

manusia, dan sumber daya budaya. Dengan peningkatan jumlah penduduk tersebut,

tentunya akan menjadi perhatian dari banyak pihak. Setiap tahunnya penduduk bertambah,

hal ini di iringi dengan kebutuhan konsumsi juga bertambah, oleh karena itu pertambahan

ini harus di imbangi dengan penambahan pendapatan. (Tambunan, 2014).

Dalam rangka mempercepat laju pertumbuhan ekonomi suatu Negara maka harus di

usahakan menekan laju pertumbuhan penduduk yang demikian cepat karena jumlah

penduduk yang besar dapat menimbulkan masalah sosial dan masalah kependudukan yang

lain seperti tuntutan akan pemenuhan kebutuhan pangan, pelayanan dasar, serta penyediaan

lapangan kerja. Seiring dengan bertambahnya konsumsi maka juga di butuhkan pendapatan

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, upah dan gaji adalah pendapatan bagi pekerja

(Robinson, 2012). Sementara persediaan sumber daya alam tidak berbanding terbalik

dengan peningkatan populasi penduduk Indonesia setiap tahunnya, dimana semakin

meningkatnya jumlah penduduk maka penggunaan sumber daya alam semakin banyak dan

terbatas. Masalah-masalah sosial, kependudukan, kelangkaan tidak terlepas juga dari

adanya dampak globalisasi.

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang makin intensif dan massif di

semua lini kehidupan umat manusia telah memacu percepatan proses globalisasi, terutama

globalisasi di bidang media, hiburan, finansial, transportasi, ekonomi, dan bisnis. Selaras

dengan perubahan itu, kini muncul kesadaran baru terutama di negara-negara yang lebih

maju, bahwa tidak bias lagi mengandalkan supremasi di bidang industri, melainkan

perlunya membangun dan mengandalkan sumber daya manusia yang memiliki daya kreatif

dan daya inovatif. Kesadaran inilah yang kemudian menjadi awal dimulainya ekonomi baru

atau yang popular disebut sebagai ekonomi pengetahuan atau ekonomi kreatif. Di era

ekonomi baru inilah perekonomian lebih banyak digerakkan oleh kemajuan dan penerapan

Page 19: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

2

ilmu pengetahuan dan teknologi serta peran yang semakin dominan dari sektor industri

kreatif.

Pergeseran era ekonomi menjadi ekonomi kreatif terjadi karena kontribusi ekonomi

berbasis sumber daya yang selama ini cukup efektif dalam menggerakkan pembangunan

ekonomi dan pengembangan dunia bisnis telah gagal beradaptasi terhadap berbagai

perubahan lingkungan bisnis. Hal ini terbukti, hanya pada kelompok perusahaan yang peduli

terhadap peningkatan kapasitas asset nir fisiknyalah yang memiliki peluang untuk berinovasi

dan mampu bertahan melawan gejolak perubahan lingkungan bisnisnya, dan di tempat itu

lah peran ekonomi kreatif itu akan di uji.

Disamping kecendrungan ekonomi yang terus berubah, inovasi pada bidang teknologi

dan kreativitas di herbagai ilmu pengetahuan telah menggeser orientasi ekonomi, dari

ekonomi pertanian menuju ekonomi industri menuju menuju ekonomi informasi (e-

commerce) dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

Gambar 1.1

Pergeseran Orientasi Ekonomi

Sumber : Kementerian Perdagangan, 2008 (diolah)

Konsep Ekonomi Kreatif yaitu di gerakkan oleh sektor industri yang disebut Industri

Kreatif. Ekonomi kreatif pada hakikatnya adalah tindakan pembangunan dalam rangka

tujuan berkelanjutan melalui kreativitas, dimana pembangunan yang berkelanjutan adalah

suatu keadaan perekonomian yang memiliki daya bersaing dan memiliki cadangan pada

sumber daya yang terbaharukan.

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah indikator ekonomi yang di gunakan untuk

mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi di Indonesia. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia

sejak tahun 2014 hingga tahun 2016, terus meningkat. Pada tahun 2014, PDB atas dasar

Ekonomi Pertanian

Ekonomi Industri

Ekonomi Informasi

Ekonomi Kreatif

Page 20: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

3

harga berlaku yang dihasilkan oleh sektor Ekonomi Kreatif adalah sebesar 784,87 triliun

rupiah, nilai ini meningkat 17,55 persen pada tahun 2016 menjadi 922,59 triliun rupiah. Rata-

rata pertumbuhan besaran PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku setiap tahun

selama kurun waktu tersebut adalah sebesar 9,22 persen. Sementara itu, rata-rata

pertumbuhan besaran PDB non Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku setiap tahun

selama kurun waktu tersebut mencapai 9,13 persen. Perkembangan PDB Ekonomi

Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku secara lengkap dapat dilihat pada

Grafik 1.

Grafik 1.1

PDB Ekonomi Kreatif dan Non-Ekonomi Kreatif Atas Dasar Harga Berlaku

tahun 2014 – 2016

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018) (diolah)

Sementara Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kenaikan PDB tanpa memperlihatkan

bagaimana kenaikan itu lebih kecil atau lebih besar di bandingkan tingkat pertumbuhan

penduduk. Kondisi suatu perekonomian dimana pendapatan per kapita cenderung

meningkat dalam jangka panjang, hal ini menunujukkan suatu perkembangan.

9,784.84

10,679.16

11,484.22

784.87

852.56

922.59

2014

2015

2016

PDB NON-EKRAF PDB EKRAF

Page 21: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

4

Pertumbuhan ekonomi kreatif pada tahun 2014 mencapai jumlah sebesar 5,19 persen.

Nilai ini lebih tinggi di bandingkan pertumbuhan ekonomi nasional dan pertumbuhan

ekonomi non Ekonomi Kreatif yang hanya mencapai 5,01 persen dan 4,99 persen. Namun,

pada tahun 2015 pertumbuhan Ekonomi Kreatif melambat hingga 0,78 persen menjadi 4,41

persen. Pertumbuhan ekonomi nasional dan non-Ekonomi Kreatif juga mengalami

perlambatan, tetapi tidak sedalam perlambatan yang di alami oleh sektor Ekonomi

Kreatif.

Pertumbuhan PDB nasional melambat ke angka 4,88 persen, sedangkan

pertumbuhan sektor non Ekonomi Kreatif melambat menjadi 4,92 persen. Pada tahun

2016, pertumbuhan Ekonomi Kreatif kembali meningkat ke level 4,95 persen. Meskipun

demikian tingkat percepatan masih lebih rendah di banding pertumbuhan ekonomi

nasional dan sektor non Ekonomi Kreatif yang tumbuh 5,02 dan 5,02 persen pada

tahun 2016. Pertumbuhan PDB Nasional, PDB Ekonomi Kreatif, dan PDB non-Ekonomi

Kreatif, tahun 2014-2016 dapat dilihat pada Grafik 2.

Grafik 1.2

Pertumbuhan PDB Nasional, PDB Ekonomi Kreatif, dan PDB non-Ekonomi

Kreatif, tahun 2014-2016

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018) (diolah)

5.01

4.88

5.02

5.19

4.41

4.954.994.92

5.02

2014 2015 2016

PDB Nasional PDB Ekonomi Kreatif PDB Non-Ekonomi Kreatif

Page 22: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

5

PDB Ekonomi Kreatif mampu berkontribusi sebesar 7,39 hingga 7,44 persen

terhadap perekonomian Indonesia selama kurun waktu 2014-2016 dengan rata-rata

kontribusi sektor Ekonomi Kreatif terhadap perekonomian nasional adalah sebesar 7,42

persen. Kontribusi sektor Ekonomi Kreatif tahun 2016 meningkat ke angka 7,44 persen.

Nilai ini naik sedikit jika di bandingkan kontribusi sektor Ekonomi Kreatif pada tahun 2014

yaitu sebesar 7,43 persen.

Grafik 1.3

Struktur Perekonomian Indonesia Tahun 2014-2016

2014 2015 2016

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018) (diolah)

Perkembangan ekspor dunia terus mengalami perubahan. Begitu juga dengan kondisi

ekspor ekonomi kreatif Indonesia tidak terlepas dari perubahan global yang terjadi.

Ekspor akan memberikan dampak yang positif terhadap kegiatan ekonomi karena ekspor

adalah sebuah pengeluaran dari penduduk dalam negeri ke luar negeri atas barang-barang

domestik.

Melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akhir-akhir ini salah satunya di

sebabkan oleh menurunnya nilai ekspor Indonesia akibat penurunan harga komoditas

andalan ekspor Indonesia di pasar internasional seperti batu bara, kelapa sawit, karet dan

mineral. Pengembangan ekspor ekonomi kreatif (ekraf) yang berbasis pada sumber daya

terbarukan yaitu ide, kreativitas dan inovasi dari sumber daya manusia serta berbasis

ilmu pengetahuan dan teknologi berpotensi besar mendorong kembali pertumbuhan

ekonomi Indonesia.

92,57 %

7,43 %

92,61 %

7,39 %

92,56 %

7,44 %

Page 23: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

6

Tabel 1.1

Nilai Ekspor Ekraf Menurut Subsektor 2010–2016 (Ribu US $)

Subsektor Tahun

2014 2015 2016

Film, Animasi, dan

Video 0,0 0,1 1,2

Kriya 6.363.369,8 7.264.504,8 7.797.661,1

Kuliner 1.081.180,1 1.178.955,6 1.260.503,6

Musik 10,6 29,0 14,5

Fesyen 10.698.835,3 10.895.217,7 10.901.481,5

Penerbitan 15.983,6 22.334,5 26.166,8

Seni Rupa 5.550,6 3.035,7 3.039,9

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2017) (diolah)

Berdasarkan tabel 1, tidak semua komoditas subsektor-subsektor ekraf ada dalam

seri data ekspor Indonesia. Selama periode 2010–2016 hanya ada tujuh subsektor ekraf

yang komoditasnya di ekspor ke luar negeri yaitu film, animasi dan video; kriya; kuliner;

musik; fashion; penerbitan; dan seni rupa. Dari ke tujuh subsektor tersebut, 90 persen

lebih merupakan ekspor komoditas fashion dan kriya, sekitar enam persen adalah ekspor

komoditas subsektor kuliner dan sisanya adalah ekspor dari komoditas subsektor penerbitan;

seni rupa; musik; serta film, animasi, dan video. Subsektor film, animasi, dan video

merupakan subsektor yang memiliki nilai ekspor terkecil selama periode 2014−2016.

Pada tahun 2016 nilai ekspor subsektor fashion mencapai US$ 10,90 miliar,

meningkat sebesar 0,06 persen di bandingkan tahun 2015. Sedangkan ekspor komoditas

subsektor kriya pada tahun 2016 nilainya mencapai US$7,80 miliar, meningkat sebesar 7,34

persen dibandingkan ekspor komoditas ini tahun 2015.

Peningkatan populasi penduduk setiap tahunnya akan mengakibatkan pertumbuhan

angkatan kerja jauh lebih tinggi dari lapangan pekerjaan yang tersedia. Jumlah tenaga kerja

yang lebih besar berarti akan menambah jumlah kerja produktif. Ekonomi kreatif hadir

dengan unsur kreatif dimana nilai tambah berupa ide kreativitas yang tidak mengenal umur,

status, gender, dimana semuanya dapat menyalurkannya. Sehingga ekonomi kreatif di

Page 24: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

7

harapkan dapat memberikan ide bagi angkatan kerja untuk bebas mengekspresikan ide

kreatif nya dengan salah satu contoh melaksakan wirausaha kreatif.

Grafik 1.4

Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif di Indonesia periode

2011 – 2016 (juta orang)

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2017) (diolah)

Dalam hal ketenagakerjaan, jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif terus menerus

meningkat. Tenaga kerja ekonomi kreatif pada tahun 2011 tercatat sebanyak 13,45 juta orang

perlahan terus naik hingga mencapai 16,91 juta orang pada tahun 2016. jumlah tenaga kerja

di tiga subsektor ekonomi kreatif dengan jumlah tenaga kerja terbanyak, yaitu subsektor

kuliner, subsektor fesyen, dan subsektor kriya. Dari ketiga subsektor ekonomi kreatif

tersebut, Subsektor Kuliner merupakan subsektor dengan tenaga kerja terbanyak. Pada tahun

2016, Subsektor Kuliner mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7,98 juta orang. Subsektor

Fashion, dan Subsektor Kriya mampu menyerap masing-masing sebesar 4,13 juta orang dan

3,72 juta orang.

Tingkat upah merupakan salah satu aspek yang penting dari suatu pekerjaan.

Dengan upah yang diperoleh, seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi

perusahaan, tingkat upah yang sesuai dapat membantu meningkatkan produktivitas

13.45

14.4914.73

15.17

15.96 16.91

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja

Page 25: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

8

perusahaan. Dalam skala yang lebih luas, upah buruh dapat menggerakkan perekonomian

suatu negara.

Grafik 1.5

Rata-rata Upah / Gaji sebulan yang diterima Buruh Karyawan / Pegawai yang

pekerjaan Utamanya di Sektor Ekonomi Kreatif, 2011-2016 (Rupiah)

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2017) (diolah)

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun 2011-2016,

diketahui bahwa rata-rata upah buruh / karyawan / pegawai di sektor ekonomi kreatif

cenderung naik dari tahun ke tahun, kecuali dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada Grafik 3,

pada tahun 2016 rata-rata upah di sektor ekonomi kreatif sudah mencapai 2,06 juta

rupiah, atau hampir dua kali lipat di bandingkan tahun 2011. Pada tahun 2011, rata-rata

upah/gaji di sektor ekonomi kreatif sebesar 1,13 juta rupiah, kemudian bergerak naik di

tahun 2012 sampai 2013. Rata-rata upah di sektor ekonomi kreatif pada tahun 2013

sebesar 1,51 juta rupiah, kemudian turun menjadi 1,49 juta rupiah pada tahun 2014. Setelah

itu, pada tahun 2015 meningkat menjadi 1,59 juta rupiah dan 2,06 juta rupiah pada tahun

2016.

1,133,7111,223,483

1,511,233 1,487,8011,587,776

2,059,899

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 26: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

9

Ekonomi kreatif adalah sebuah harapan baru untuk perekonomian Indonesia karena

ekonomi kreatif merupakan industri yang sangat layak untuk di kembangkan dan

memiliki kesempatan yang besar dalam memperbaiki perekonomian Indonesia

(Sebayang, 2012). Untuk itu, pemerintah memberikan target PDB ekonomi kreatif untuk

terus berkembang agar dapat berkontribusi terhadap perekonomian mencapai 9 persen

dari total PDB nasional. Kekuatan ekonomi kreatif berakar pada inklusivitas, bahwa

ekonomi kreatif tidak mengenal batasan, tidak dibatasi oleh jenis kelamin, usia, modal,

maupun pendidikan. Ekonomi kreatif memiliki potensi yang kuat dalam pencapaian

Sustainable Development Goals (SDGs), Ekonomi kreatif dapat menjawab banyak

permasalahan di dunia, bukan hanya tantangan ekonomi, tetapi juga sosial, bahkan

berpengaruh terhadap keamanan di tingkat nasional, regional maupun global. Dengan

demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Produk

Domestik Bruto Indonesia melalui Sektor Ekonomi Kreatif periode 2010-2016”.

B. Rumusan Masalah

Menurut latar belakang yang telah di jelaskan, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh ekspor ekonomi kreatif secara parsial terhadap PDB ekonomi

kreatif periode 2010-2016 ?

2. Bagaimana pengaruh tenaga kerja ekonomi kreatif secara parsial terhadap PDB

ekonomi kreatif periode 2010-2016 ?

3. Bagaimana pengaruh rata-rata upah ekonomi kreatif secara parsial terhadap PDB

ekonomi kreatif periode 2010-2016 ?

4. Bagaimana pengaruh ekspor, tenaga kerja, upah ekonomi kreatif secara simultan

terhadap PDB ekonomi kreatif periode 2010-2016 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Page 27: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

10

1. Untuk mengetahui pengaruh ekspor ekonomi kreatif secara parsial terhadap PDB

ekonomi kreatif periode 2010-2016

2. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja ekonomi kreatif secara parsial terhadap

PDB ekonomi kreatif periode 2010-2016

3. Untuk mengetahui pengaruh upah ekonomi kreatif secara parsial terhadap PDB

ekonomi kreatif tahun 2010 sampai dengan 2016

4. Menganalisis pengaruh ekspor, tenaga kerja, upah ekonomi kreatif secara simultan

terhadap PDB ekonomi kreatif tahun 2010 sampai dengan 2016

5. Untuk mengetahui subsektor yang memiliki sumbangan PDB ekonomi kreatif

terbesar

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk pertimbangan

dalam membuat regulasi terkait ekonomi kreatif khususnya untuk meningkatkan

PDB ekonomi kreatif Indonesia

2. Bagi para pelaku usaha industri kreatif, hasil penelitian ini dapat memberikan

informasi guna meningkatkan kualitas dan produktivitas usaha

3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur atau referensi untuk

penelitian yang lebih lanjut mengenai ekonomi kreatif di Indonesia

4. Bagi penulis, penelitian ini sangat berguna untuk melatih kemampuan penulis dalam

membuat sebuah karya ilmiah, menganalisis permasalahan, dan mempraktikan ilmu

yang telah didapat selama masa perkuliahan.

Page 28: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Ekonomi Kreatif

a. Definisi Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif

Istilah Ekonomi Kreatif pertama kali diperkenalkan oleh John Howkins,

seorang penulis buku berjudul "Creative Economy, How People Make Money

from Ideas". John Howkins adalah seseorang yang multitalent. Menurut Howkins,

Ekonomi Kreatif merupakan sebuha kegiatan ekonomi dimana input dan output

adalah sebuah gagasan, esensi dari kreatifitas. Cukup dengan modal gagasan,

individu yang memiliki jiwa kreatif dapat memperoleh income yang layak.

Gagasan yang di maksud yaitu gagasan yang orisinil dan dapat di lindungi oleh

HKI (Hak Kekaayan Intelektual). Contoh dari gagasan itu adalah, bintang film,

pencipta lagu, penyanyi (Nenny, 2008).

Ekonomi kreatif di kembangkan oleh seorang ekonom yang bernama Richard

Florida (2001) dari Amerika. Menurut Richard melalui bukunya The Rise of

Creative Class dan Cities and the Creative Class, Richard membahas tentang

peran industri kreatif dan kelas kreatif pada masyarakat. Menurut Florida (2001)

dalam (Moelyono, 2010), semua individu adalah kreatif, apakah dia seseorang

yang sedang bekerja di pabrik kacanata atau seorang remaja yang sedang

membuat musik hip-hop. Tetapi perbedaan terletak pada status, karena ada

individu-individu yang secara khusus menggeluti bidang kreatif .

(Kemendag, 2008) memberikan definisi bahwa ekonomi kreatif sebagai "era

ekonomi baru yang memberikan informasi yang intens dan kreativitas dengan

mengandalkan ide dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor kunci dalam

produksi utama di siklus kegiatan ekonominya".

Page 29: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

12

b. Subsektor Ekonomi Kreatif

Penelitian ini menggunakan tujuh subsektor ekonomi kreatif dari 16

subsektor yang telah di kelompokkan menurut Bekraf. Tujuh subsektor

tersebut yaitu Fashion, Kriya, Kuliner, Musik, Penerbitan, Seni Rupa,

Film Animasi dan Video. Menurut (BEKRAF dalam Badan Pusat

Statistik) subsektor-subsektor dari ekonomi kreatif sebagai berikut :

1) Fesyen

Suatu gaya hidup dalam menampilkan atau berpenampilan

yang menggambarkan identitas diri atau kelompok.

2) Kriya

Suatu karya dari seni rupa terapan berupa titik temu antara

seni dan desain yang berasal dari warisan tradisi atau ide

kontemporer yang hasilnya dapat berupa hiasan, karya seni,

dan dekoratif.

3) Kuliner

Suatu cara menyiapkan, penyajian, pengolahan makanan dan

minuman dimana unsur kreativitas menjadi estetika, tradisi, dan

atau kearifan lokal sebagai factor terpenting dalam meningkatkan

kualitas dari segi cita rasa dan nilai produk tersebut, untuk

menarik konsumen.

4) Musik

Musik adalah segala usaha untuk berkreasi atau komposisi,

rekaman, pendidikan, penjualan karya berupa

Page 30: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

13

5) Penerbitan

Suatu usaha untuk membuat konten tentang informasi yang

memiliki keunikan tertentu, di aplikasikan dalam berbagai bentuk

seperti gambar, tulisan, video dan hasilnya di publikasikan

melalui media.

6) Seni Rupa

Proses berkarya yang menghasilkan suatu penciptaan karya

dengan berbagi ilmu pengetahuan sehingga terjadi perkembangan

budaya dan perkembangan industri dengan nilai tambah ekonomi

demi keberhasilan ekosistem seni rupa.

7) Film, Animasi, dan Video

a) Film

Karya seni Gambar bergerak yang memuat berbagai ide

atau gagasan dalam bentuk audiovisual, sementar dalam

proses pembuatannya menggunakan unsur-unsur

sinematografi.

b) Animasi

Suatu tayangan yang menampilkan antara frame sesuai

urutan waktu untuk menciptakan suatu ilusi gerakan seolah-

olah memiliki nyawa atau hidup

c) Video

Proses perekaman atau membuat gambar beregerak yang

dipresentasikan melalui media, mampu memberikan alternatif

dari karya gambar biasa menjadi gambar yang bergerak.

.

Page 31: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

14

2. Produk Domestik Bruto (PDB)

a. Definisi Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto adalah nilai pasar keseluruhan barang dan jasa di akhir

yang di hasilkan dalam suatu periode waktu tertentu oleh berbagai faktor produksi

yang memiliki lokasi dalam suatu negara. (Case & Fair, 2010)

Menurut Produk Domestik Bruto adalah nilai barang dan jasa akhir (final

goods and services) yang di produksi. Penekanan pada jasa dan barang terakhir

dilakukan untuk memastikan bahwa kita tidak melakukan penghitungan ganda.

Dalam prakteknya, penghitungan ganda dihindari dengan menggunakan nilai

tambah. Dalam tiap tahapan pembuatan barang, hanya nilai tambah barang pada

tahapan itu yang dihitung sebagai bagian dari PDB.

b. Jenis-jenis PDB

Jenis-jenis Produk Domestik Bruto menurut (Case and Fair, 2010), terbagi

menjadi dua yaitu sebagai berikut :

1) PDB dengan harga berlaku atau PDB nominal adalah PDB yang di ukur

dengan nilai uang saat ini. Semua komponen PDB dinilai pada

harganya saat ini.

2) PDB dengan harga tetap atau PDB riil, PDB yang di ukur dengan nilai

menurut harga yang berlaku pada tahun yang berlaku. Angka-angka

Produk Domestik Bruto merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi

(Q) dan harga (P), apabila harga-harga mengalami kenaikan dari satu tahun

ke tahun yang di sebabkan oleh inflasi, maka besarnya PDB akan naik

juga, tetapi belum tentu menunjukkan kenaikan jumlah produksi (PDB

riil).

c. Cara Menghitung Produk Domestik Bruto

Menghitung PDB menurut (Case and Fair, 2010), terbagi menjadi tiga, yaitu

sebagai berikut :

1) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach),

terdapat empat kategori pengeluaran :

Page 32: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

15

a) Pengeluaran untuk konsumsi pribadi (C) : belanja sektor rumah tangga

atas suatu barang konsumen

b) Investasi swasta dalam negeri bruto (I) : belanja yang di lakukan oleh

perusahaan dan rumah tangga atas modal yang baru, seperti peralatan,

persediaan, pabrik, dan struktur perumahan baru.

c) Pemerintah melakukan konsumi dan investasi bruto (G)

d) Ekspor Neto (EX – IM) adalah negara lain membelanjakan secara neto,

atau ekspor (EX) minus impor (IM)

2) Pendekatan Pendapatan,

pendapatan dalam hal ini adalah pendapatan nasional, yaitu total

pendapatan yang di dapat dari hasil oleh faktor-faktor produksi yang di

miliki oleh masyarakat suatu negara. Pendapatan nasional merupakan

penjumlahan dari delapan komponen,, sebagai berikut :

a) Kompensasi karyawan,

meliputi upah, gaji, dan berbagai tambahan kontribusi perusahaan

pada asuransi sosial dan dana pensiun, misalnya yang dibayar pada

rumah tangga oleh perusahaan dan pemerintah.

b) Pendapatan perusahaan tingkat perseorangan,

pendapatan dalam bisnis yang tidak berbentuk perseroan

c) Pendapatan Sewa,

pendapatan yang diterima oleh pemilik property dalam bentuk sewa

d) Laba perseroan terbatas,

pendapatan bisnis korporasi

e) Bunga neto,

bunga yang dibayakan oleh bisnis

f) Pajak tak langsung dikurangi subsidi,

Pajak yang dikurangi subsidi yang dibayar oleh pemerintah di mana

pemerintah tidak menerima keuntungan balik baik barang atau jasa

sebagai imbalannya.

Page 33: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

16

g) Pembayaran transfer neto,

pembayaran transfer neto oleh bisnis pada pihak yang lain.

h) Surplus perusahaan pemerintah,

pendapatan perusahaan pemerintah

3) Pendekatan Produksi (Production Approach),

PDB adalah jumlah total nilai barang dan jasa yang di peroleh dari

bermacam unit produksi di suatu daerah dalam kurun waktu pada

umumnya satu tahun.. Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya di

klasifikasikan dalam 9 sektor

3. Ekspor

Ekspor merupakan penjualan jasa dan barang keluar negara. Selain merupakan

kegiatan penjualan, ekspor menjadi salah satu komponen perdagangan luar negeri

yang memberikan sumber devisa bagi negara yang bersangkutan (Nugroho, 2011)

(Todaro, 2000) mengemukakan bahwa hasil yang di dapatkan dari ekspor adalah

nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau umumnya disebut dengan devisa yaitu salah

satu sumber untuk pemasukan negara. Oleh karena itu, ekspor suatu kegiatan

perdagangan yang memberi dorongan untuk menimbulkan permintaan domestic yang

menyebabkan munculnya industri-industri besar.

Selain sebagai kegiatan perdagangan internasional yang mempengaruhi

perdagangan internasional yang mempengaruhi sumber pendapatan negara, ekspor

adalah salah satu sektor perekonomian yang memgang peranan penting dan melalui

perluasan pasar sektor industri akan mendorong sektor industri lainnya dan

perekonomian. Kesimpulannya ekspor adalah sumber devisa di tambah penambahan

pasar bagi produksi barang domestik dan pembukaan lapangan tenaga kerja yang lebih

besar (Pinem, 2009).

4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah bagian penduduk yang mampu bekerja memproduksi barang

dan jasa. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengklasifikasikan penduduk usia

15 s.d 64 tahun merupakan tenaga kerja. Indonesia mengklasifikasikan penduduk usia

Page 34: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

17

10 tahun ke atas sebagai tenaga kerja, dengan asumsi terdapat banyak penduduk usia 10

s.d 14 tahun ke atas yang bekerja (Ananta, 1990).

Tenaga kerja (employed) juga diartikan sebagai orang-orang yang bekerja di bidang

apapun dengan memperoleh upah atau bayaran (Wasana, 1985). Namun, tidak semua

penduduk yang mampu bekerja ini benar-benar mau bekerja. Mereka yang mau

bekerja dinamakan angkatan kerja. Tenaga kerja yang tidak termasuk angkatan

kerja disebut bukan angkatan kerja, yaitu mencakup mereka yang bersekolah,

mengurus rumah tangga, penerima pendapatan, dan lain-lain (Simanjuntak, 1998).

a. Angkatan Kerja

Angkatan kerja merupakan penduduk yang belum bekerja,

tetapi siap untuk bekerja atau sedang mencari-cari pekerjaan pada

tingkat upah yang berlaku. Angkatan kerja terbagi menjadi golongan

yang bekerja dan golongan yang menganggur dan golongan yang

mencari pekerjaan.

.Bukan Angkatan kerja

Kelompok ini bisa mencapai sekitar 35 persen dari jumlah

penduduk. Mereka ini masih berada di bangku sekolah, menjaga

rumah, pensiun, sakit parah sehingga tidak mampu bekerja, atau sudah

menyerah dan tidak akan mencari pekerjaan lain.

5. Teori Upah

Upah menurut adalah suatu penerimaan yang merupakan pemberian dari

pengusaha kepada pegawai atau pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau

akan di lakukan dan di nyatakan atau di nilai dalam bentuk uang yang di sepakati

atas persetujuan atau bentuk peraturan melalui perundang-undangan serta di bayarkan

atas perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja atau pegawai termasuk

tunjangan, guna untuk pekerja sendiri ataupun bagi keluarganya.

Upah tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif yaitu rata-rata upah/gaji

tenaga kerja dengan status pekerjaan utama sebagai buruh/karyawan/pegawai

Page 35: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

18

di sektor ekonomi kreatif. Di sisi lain, tingkat upah merupakan salah satu

aspek yang penting dari suatu pekerjaan. Dengan upah yang diperoleh,

seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi perusahaan, tingkat

upah yang sesuai dapat membantu meningkatkan produktivitas perusahaan.

Dalam cakupan yang lebih luas, upah buruh dapat menggerakkan

perekonomian suatu negara.

Upah/gaji bersih selama kurun waktu sebulan adalah imbalan yang diterima

selama sebulan yang lalu melaui pekerjaan utama oleh buruh/ karyawan/pegawai,

baik berupa uang ataupun barang yang di bayarkan oleh perusahaan/kantor/majikan

setelah di kurangi dengan iuran wajib sesuai dengan peraturan yang berlaku (Askes,

Taspen, Taperum, Astek, pajak penghasilan, dan lain sebagainya) (Badan Pusat

Statistik, 2016). Referensi waktu yang digunakan untuk menghitung upah/gaji yaitu

sebulan yang lalu.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang masalah ekonomi kreatif mulai banyak diminati, mulai dari industri

kreatif beserta produknya. Walaupun yang secara khusus membahas tentang hubungan

PDB ekonomi kreatif dengan indikator-indikator ekonomi baik makro maupun mikro

masih sangat jarang, namun penulis tetap berusaha untuk melakukan penelitian ini dengan

tetap mengacu pada penelitian sebelumnya. Penulis mengacu pada penelitian tentang

ekonomi konvensional kemudian di aplikasikan ke ekonomi kreatif. Berikut adalah

beberapa penelitian tentang ekonomi kreatif.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1.

Nandha Rizki

Awalia

2015

Analisis

Pertumbuhan

Teknologi,

Produk

Regresi

Panel, dan

Uji

Jumlah tenaga kerja,

pendidikan (jumlah SMK dan

perguruan tinggi),

pertumbuhan TFP, dan

Page 36: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

19

Domestik

Bruto, dan

Ekspor

Industri

Kreatif

Indonesia

Kausalitas

Granger

dummy kebijakan

pembentukan Kemenparekraf

memiliki pengaruh yang nyata

secara positif terhadap PDB

industri kreatif Indonesia,

sedangkan jumlah usaha tidak

berpengaruh nyata.

Hasil uji kausalitas Granger

menunjukkan bahwa terdapat

hubungan kausalitas dua arah

antara PDB dan ekspor industri

kreatif Indonesia.

2. Luh Diah

Citraresmi

Cahyadi

2011 Analisis Faktor

Yang

Mempengaruhi

Penyerapan

Tenaga Kerja

Industri

Kreatif di Kota

Denpasar

Analisis Jalur

(Path

analysis)

Modal, investasi, dan teknologi

memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap jumlah

produksi, tapi tidak memiliki

pengaruh tidak langsung

terhadap penyerapan tenaga

kerja pada industri pakaian

jadi di Kota Denpasar.

Sedangkan tingkat upah

berpengaruh tidak signifikan

terhadap jumlah produksi

pada industri pakaian jadi di

Kota Denpasar.

Tingkat upah dan investasi

berpengaruh signifikan dan

secara langsung terhadap

penyerapan tenaga kerja,

sedangkan modal, teknologi,

dan jumlah produksi

berpengaruh tidak signifikan

terhadap penyerapan tenaga

kerja pada industri pakaian

jadi di Kota Denpasar.

Tingkat upah berpengaruh

positif terhadap penyerapan

tenaga kerja sedangkan

Page 37: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

20

modal, investasi, teknologi,

dan jumlah produksi

berpengaruh negatif terhadap

penyerapan tenaga kerja

industri pakaian jadi di Kota

Denpasar.

3. Afif Leksono 2013 Faktor-faktor

Yang

Mempengaruhi

Pendapatan

Industri

Kreatif (Tahun

2002-2008)

Regresi Data

Panel dengan

Ordinary

Least Square

(OLS)

Variabel tenaga kerja dan nilai

impor industri kreatif

memiliki pengaruh positifi dan

signifikan terhadap PDB

industri kreatif.

Sementara itu, variabel nilai

ekspor dan jumlah perusahaan

memiliki pengaruh yang

negatif dan signifikan terhadap

PDB industri kreatif.

4. Putri Septa

Utami

2018 Pengaruh

Upah

Minimum

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi

Provinsi

Banten Tahun

2010-2016

Regresi

Linear

Sederhana

Upah minimum berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Banten tahun 2010 s.d

2016

5. Valentina

Mita Siswanti

2013 Pengaruh

Penanaman

Modal Asing,

Utang Luar

Negeri, dan

Ekspor

terhadap

Produk

Domestik

Bruto

Indonesia

tahun 1985 -

2010

Regresi Log

Linear

dengan

metode

Ordinary

Least Square

(OLS)

Ekspor memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan

terhadap PDB

Page 38: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

21

Sumber : Jurnal-jurnal ilmiah (diolah)

C. Keterkaitan Antara Variabel

1. Hubungan Ekspor dengan PDB

Dalam teori ekonomi makro (macroeconomic theory), ekspor dengan tingkat

pendapatan nasional memiliki hubungan yang merupakan suatu persamaan dalam suat

model, karena ekspor adalah komponen dari tingkat pendapat nasional. Namun, lain

halnya dalam teori ekonomi pembangunan, hubungan antara kedua variabel tersebut

adalah sebuah kasus yang menarik untuk dibahas. Dalam sudut pandang teori ekonomi

pembangunan, permasalahan hubungan kedua variabel tersebut memiliki tujuan pada

masalah persamaan identitas dari kedua variabel tersebut, dengan kata lain masalah ini

lebih tertuju pada apakah ekspor dapat mempengaruhi perekonomian secara inklusiv

dan menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat (Oiconita, 2006)

Menurut (Aliman, 2001) dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, yang

membahas tentang hubungan kausalitas antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi

menyatakan bahwa terdapat hipotesis, yaitu :

a. Hipotesis Export Led Growth (Export Optimism) : ekspor sebagai motor

penggerak bagi pertumbuhan ekonomi, dimana ekspor dapat memperluas

pasar, dapat mendorong mengalirnya modal, dan akan menghasilkan devisa.

Sehingga, ekspor memicu naiknya pertumbuhan ekonomi.

b. Hipotesis Growth Led Export (Growth Optimism) : pertumbuhan ekonomi

domestik adalah suatu mesin penggerak bagi ekspor. Membuat iklim untuk

ekspor merupakan factor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hasil penelitian (Awalia, 2015) (Awalia, 2015) menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang memiliki dua arah antara ekspor dan pdb, artinya saling mempengaruhi.

Hasil penelitian (Siswanti, 2013) menyatakan bahwa ekspor memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap PDB.

Page 39: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

22

2. Hubungan Tenaga Kerja dengan PDB

Menurut (Todaro & Stephen, 2003), pertumbuhan angkatan kerja terjadi setelah

pertumbuhan penduduk, hal ini dari perspektif tradisional di anggap sebagai factor

positif yang menstimulan pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja yang memiliki jumlah

yang besar akan berpengaruh meningkatkan jumlah tenaga kerja produktif, sementara

jumlah pertumbuhan penduduk yang besar berpengaruh meningkatkan ukuran pasar

dalam negeri.

Pengaruh pertumbuhan penduduk dapat berpengaruh positif atau negatif, hal ini

tergantung pada kekuatan sistem perekonomian dalam menyerap dan memanfaatkan

pertambahan tenaga kerja. Kekuatan tersebut di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti

kecakapan manajerial dan administrasi. Pertumbuhan ekonomi memiliki beberapa

faktor yaitu pertambahan penduduk, dimana ketika angkatan kerja mengalami kenaikan,

hal ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin besar

angkatan kerja, maka tenaga kerja semakin produktif. Karena dengan semakin besar

angkatan kerja, akan meningkatkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tenaga kerja berpengaruh secara nyata dan

positif terhadap produk domestik bruto ekonomi kreatif. Hasil penelitian (Leksono,

2013) menyatakan bahwa tenaga kerja industri kreatif memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap PDB industri kreatif.

3. Hubungan Rata-rata Upah dengan dengan PDB

Produk Domestik Bruto (PDB) dapat di ukur melalui pertumbuhan ekonomi yaitu

apabila suatu kondisi dimana terjadi peningkatan pdb yang berasal dari negara atau

daerah. Upah merupakan balas jasa yang di terima oleh tenaga kerja setelah melakukan

pekerjaannya, apabila terjadi kenaikan tingkat upah maka akan berpengaruh terhadap

produktivitas kinerja para tenaga kerja. Ketika tenaga kerja mulai bertambah

produktivitasnya maka pendapatan negara juga akan bertambah, dimana hal itu akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi seiring dengan pertambahan pendapatan pdb. Hal

ini sejalan dengan penelitian (Utami, 2018) bahwa upah minimum berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 40: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

23

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Analisis Produk Domestik Bruto Indonesia

melalui Sektor Ekonomi Kreatif Periode

2010- 2016

Ekspor Ekonomi Kreatif

(X1)

Tenaga Kerja Ekonomi

Kreatif

(X2)

Rata-rata Upah

Ekonomi Kreatif

(X3)

Produk Domestik Bruto

Ekonomi Kreatif (Y)

Uji Pemilihan Model :

Uji Chow

Uji Hausman

Uji LM

Uji Statistik :

Uji F

Uji t

Uji Determinasi

Kesimpulan dan Hasil

Page 41: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

24

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah pernyataan peneliti tentang hubungan variabel-variabel

dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. (Kuncoro M. , 2009).

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan

sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Ekspor Ekonomi Kreatif (X1)

a. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh ekspor ekonomi kreatif secara parsial

terhadap PDB ekonomi kreatif Indonesia periode 2010-2016

b. H1 : Diduga terdapat pengaruh ekspor ekonomi kreatif secara parsial

terhadap PDB ekonomi kreatif Indonesia periode 2010-2016

2. Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif (X2)

a. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh tenaga kerja ekonomi kreatif secara

parsial terhadap PDB ekonomi kreatif Indonesia periode 2010-2016.

b. H1 : Diduga terdapat pengaruh tenaga kerja ekonomi kreatif secara parsial

terhadap PDB ekonomi kreatif Indonesia periode 2010-2016.

3. Upah Ekonomi Kreatif (X3)

a. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh upah ekonomi kreatif secara parsial

terhadap PDB ekonomi kreatif Indonesia periode 2010-2016.

b. H1 : Diduga terdapat pengaruh Upah Ekonomi Kreatif secara parsial terhadap

PDB ekonomi kreatif Indonesia periode 2010-2016.

4. Variabel PDB Ekonomi Kreatif (Y)

a. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh ekspor ekonomi kreatif, tenaga kerja

ekonomi kreatif, upah ekonomi kreatif secara simultan terhadap PDB

ekonomi kreatif Indonesia periode 2010-2016.

b. H1 : Diduga terdapat pengaruh ekspor ekonomi kreatif, tenaga kerja ekonomi

kreatif, upah ekonomi kreatif secara simultan terhadap PDB ekonomi kreatif

Indonesia periode 2010-2016.

Page 42: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan terhadap variabel dependen yaitu

Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif dan variabel independennya yaitu

difokuskan pada ekspor ekonomi kreatif, tenaga kerja ekonomi kreatif, rata-rata upah

ekonomi kreatif. Penelitian ini merupakan penelitian analisis pengaruh karena tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen (Ekspor, Tenaga

kerja, Rata-rata upah) dengan variabel dependen (Produk Domestik Bruto ekonomi

kreatif).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data yang di dapat melalui

studi kepustakaan dan data dari internet (data sekunder). Peneliti fokus pada tujuh

subsektor ekonomi kreatif yaitu fesyen, kriya, kuliner, musik, penerbitan, seni rupa, film

animasi dan video. Periode yang digunakan dalam penelitian ini selama periode 2010 -

2016. Adapun yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah PDB

Ekonomi Kreatif. Sedangkan variabel independen adalah Ekspor Ekonomi Kreatif,

Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif, Upah Ekonomi Kreatif.

.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi yang diharapkan

dapat mewakili populasi penelitian. Penelitian ini menggunakan sampel PDB, Ekspor,

Tenaga Kerja, Rata-rata Upah ekonomi kreatif selama periode 2010-2016, dari populasi

tersebut selanjutnya diambil sampel yang merupakan bagian dari jumlah dan karakter

yang dimiliki oleh suatu populasi, sehingga sampel harus mewakili populasinya. Sampel

yang dipilih dalam penelitian ini adalah tujuh subsektor ekonomi kreatif di Indonesia,

tujuh subsektor ekonomi kreatif tersebut adalah fesyen, kriya, kuliner, musik,

penerbitan, seni rupa, film animasi dan video.

.

Page 43: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

26

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan dan data sekunder. Untuk mendapat hasil penelitian yang baik diperlukan

data dan informasi yang mendukung penelitian ini.

1. Studi Kepustakaan

Merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara

membaca, memahami, dan menganalisa sumber-sumber yang bersumber dari

berbagai macam buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal

tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan landasan teori dan konsep.

Penulis melakukan penelitian dengan membaca dan menganalisa serta

mengutip bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian.

2. Data Sekunder

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan

runtut waktu dari tahun 2010-2016. Menurut (Wijaya, 2013), data sekunder

adalah data yang di dapat dari sumber yang bersifat siap pakai. Data sekunder

yang di gunakan penulis dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan

langsung dengan penelitian dan bersumber dari website Badan Ekonomi Kreatif

(BEKRAF).

D. Metode Analisis Data

Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode model regresi berganda atau OLS

(Ordinary Least Square) yang merupakan suatu model regresi yang terdiri atas lebih dari

satu variabel independen. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel dependen yang

diregresikan secara terpisah namun dengan variabel independen yang sama Uji

Asumsi klasik di gunakan dalam penelitian ini guna mendapatkan kepastian dalam

model persamaan regresi memiliki estimasi yang tidak bias dan konsisten. Terdapat

beberapa asumsi dasar yang harus di gunakan untuk mendapatkan pilihan yang baik

dalam model regresi linier berganda atau BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).

Berikut adalah hasil estimasi yang bersifat BLUE (Ajija S. R., 2011) :

1. Efisien, artinya hasil nilai estimasi memiliki varian yang minimum dan tidak

bias.

2. Tidak bias, artinya hasil nilai estimasi sesuai dengan nilai parameter

Page 44: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

27

3. Konsisten, artinya jika ukuran sampel ditambah tanpa batas, maka hasil nilai

estimasi akan menghasilkan tolak ukur populasi dalam kondisi yang

sebenarnya. Jika asumsi normalitas sudah terpenuhi, dimana error terdistribusi

secara normal dengan rata-rata sama dengan nol dan standar deviasi konstan.

4. Distribusi normal akan terjadi pada koefisien regresi. Asumsi normalitas

sangat penting untuk penyederhanaan dalam melakukan pendugaan interval

dan pengujian hipotesis secara statistik.

Penelitian ini menguji hipotesis dengan pengujian koefisien determinasi, koefisien

regresi parsial (Uji t) dan koefisien regresi simultan (Uji F). Pengujian data di lakukan

dengan menggunakan software Eviews 9.

1. Penentuan Model Estimasi

Metode untuk menentukan estimasi model regresi dengan data panel,

dapat di tentukan melalui tiga cara atau tiga pendekatan, yaitu:

a. Common Effect Model atau Pooled Least Square

Pendekatan model data panel yang paling sederhana. Hal

tersebut dikarenakan model ini hanya campuran antara data time series

dan cross section. Pada model ini di asumsikan bahwa perilaku data suatu

objek sama dalam berbagai waktu. Metode ini menggunakan pendekatan

OLS atau teknik kuadrat terkecil untuk memperkirakan model data panel

dengan persamaan sebagai berikut :

Yit = α + βxit + eit

Dimana :

Yit = Variabel Dependen

Xit = Variabel Independen

α = Intercept

β = Slope

i = Individu ke-i

t = Periode waktu ke-t

e = Error

Page 45: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

28

b. Fixed Effect Model

Asumsi intercept dan slope dari model regresi yang di anggap

konstan baik antar individu atau antara waktu yang kurang sesuai

dengan tujuan penggunaan data panel merupakan masalah terbesar

yang dihadapi dalam pendekatan model kuadrat terkecil. Dapat

digunakan pendekatan model efek tetap (fixed effect). Model fixed

effect adalah menghilangkan variabel dalam suatu model dengan

mempertimbangkan perubahan dalam setiap intersep-intersep cross

section dan time series. Mengatasi perubahan-perubahan intersep ini,

dapat di masukanvariabel dummy ke dalam model yang akan diduga

dengan model OLS yaitu :

Yit = ∑ αi Di + βxit + eit

Dimana :

Yit = Variabel Dependen

Xit = Variabel Independen

α = Intercept

β = Slope

D = Variabel Dummy

i = Individu ke-i

t = Periode waktu ke-t

e = Error

c. Pendekatan Random Effect Model

Melibatkan variabel dummy ke dalam model yang berdampak pada

mengurangnya jumlah derajat kebebasan, sehingga akan mengurangi

efisiensi dari parameter. Pendekatan yang di gunakan untuk

menjawab hal ini adalah model random effect. Model random effect

disebut juga sebagai error component model karena dalam model ini,

parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu

dimasukkan ke dalam error. Persamaan umumnya yaitu :

Page 46: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

29

Yit = α + xjit βj + εit

εit = ui + vt + wit

Dimana :

ui ~ N ( 0, δu2 ) = komponen cross section error

vt ~ N ( 0, δu2 ) = komponen time series error

wit ~ N ( 0, δu2 ) = komponen error kombinasi

Karena mengkombinasikan data cross section dan time series, maka

panel data memiliki beberapa keunggulan antara lain (Gujarati 2004):

1) Secara sederhana mampu menemukan dan mengukur efek yang

tidak dapat di perbaiki dalam data cross section murni atau data

time series murni.

2) Heterogenitas individu dapat di kontrol

3) Terdapat data yang informatif, kolinearitas berkurang antar

variabel serta derajat kebebasan bertambah sehingga data

menjadi lebih efisien.

4) Data panel lebih baik digunakan untuk study dynamics of

adjustment karena terkait dengan observasi pada cross section

yang sama secara berulang.

5) Mampu menguji dan mengembangkan model perilaku yang

lebih kompleks.

Dengan kelebihan data panel maka berdampak pada tidak harus di

lakukannya pengujian asumsi klasik. (Gujarati 2004 dalam Ajija, 2011)

2. Uji Kesesuaian Model

Penentuan model estimasi data panel untuk mendapat estimasi model yang

paling baik di antara berbagai estimasi model, maka perlu di lakukan analisis

dugaan model yang digunakan berdasarkan pertimbangan statistik. Uji

pemilihan model terdiri dari Chow Test, Hausman Test dan LM Test.

Page 47: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

30

a. Chow Test

Chow test adalah suatu pengujian statistik untuk menentukan model

yang terbaik yang akan di pilih yaitu model fixed effect atau model pooled

least square. Hipotesis dari uji ini yaitu :

H0 : Model Pooled Least Square

H1 : Model Fixed Effect

Chow test dapat dilakukan dengan bahasa pemograman E-views

sebagai berikut: jika hasil dari Chow Test memiliki hasil yang signifikan

(probability dari Chow < α), maka H0 ditolak yang artinya Fixed Effect

Model yang di pakai.

.

b. Hausman Test

Hausman test merupakan suatu pengujian statistik untuk

menentukan model yang terbaik yang akan di pilih yaitu Model Random

Effect atau Model Fixed Effect. Hipotesis dari uji ini yaitu :

H0 : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Nilai statistik hausman akan dibandingkan dengan nilai Chi square

sebagai dasar dalam menolak H0. Jika nilai statistik hasil pengujian lebih

besar dari Chi square tabel, maka melakukan penolakan terhadap H0

sehingga pendekatan yang di gunakan adalah fixed effect model.

c. LM Test

Lagrange Multiplier (LM) adalah suatu pengujian statistik untuk

menentukan model yang terbaik yang akan di pilih yaitu Model Pooled Least

Square atau Model Random Effect. Breusch Pagan merupakan tokoh yang

mengembangkan uji signifikasi Random Effect ini. Metode Breusch Pagan

untuk menguji signifikasi Random Effect melalui nilai residual dari metode

OLS yang menjadi dasar pada model ini. Hipotesis dari uji ini sebagai berikut :

H0 : Model Pooled Least Square

H1 : Model Random Effect

Page 48: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

31

Uji LM ditentukan melalui distribusi chi-squares dengan degree of

freedom sebanyak jumlah variabel independen. Apabila nilai LM statistik

memiliki nilai yang lebih besar dari nilai kritis statistik chi-squares maka

hipotesis nul ditolak, berarti metode Random Effect menjadi pilihan yang tepat

untuk model regresi data panel adalah dari pada metode Pooled Least Square

3. Uji Statistik

a. Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier

berganda, yang di gunakan untuk penelitian yang variabel X nya lebih dari satu

(Ghozali, 2011). Uji Regresi Linier Berganda dilakukan sebanyak dua kali

untuk dua variabel dependen yang berbeda tetapi variabel independennya

sama. Uji regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

ekspor, tenaga kerja, dan rata-rata upah terhadap PDB ekonomi kreatif.

Rumus regresi linier berganda adalah :

Y1 = α1 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε1

Keterangan :

𝑌1 : Variabel Dependen 1 (Total Nilai PDB Ekonomi Kreatif)

𝛼1 : Konstanta persamaan 1 (PDB Ekonomi Kreatif)

𝛽1-3 : Koefisien regresi masing-masing variabel independen

X1 : Variabel Independen 1 (Ekspor)

X2 : Variabel Independen 2 (Tenaga Kerja)

X3 : Variabel Independen 3 (Rata-rata Upah)

ε1 : Error term persamaan 1 (PDB)

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

suatu variabel independen dalam menjelaskan secara individual atau parsial

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Hipotesis dari Uji ini adalah

sebagai berikut :

H0 = Variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen secara parsial

Page 49: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

32

Ha = Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen

secara parsial

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha

Jika tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan menerima Ha

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji F adalah uji yang menunjukkan semua variabel independen atau

variabel bebas yang dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama

atau simultan terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2011).

Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

H0 = Variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen secara simultan

Ha = Variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen secara simultan

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha

Jika tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan menerima Ha

d. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2011). Namun R2 ini memiliki kelemahan yaitu

Ŷ atau Y prediksi dengan nilai Y yang di observasi. Apabila di gunakan

untuk memperkirakan data yang tidak (atau belum) ada di dalam observasi,

belum tentu cocok. Dan nilai R2 tidak berkurang nilainya apabila variabel

independen di tambahkan lagi kedalam persamaan. (Winarno, 2015)

Cara untuk mengurangi kelemahan tersebut maka di gunakan

koefisien determinasi yang sudah di cocokan, Adjusted R Square (R2adj)

(Suliyanto, 2011). Koefisien determinasi yang telah disesuaikan artinya

koefisien tersebut sudah di perbaiki dengan mengikutsertakan jumlah

variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Hasil nilai adjusted R

square dari regresi memberikan informasi seberapa besarnya pengaruh

Page 50: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

33

variabel dependen atau variabel terikat yang di pengaruhi oleh variabel-

variabel independen atau variabel bebas.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang

dilihat melalui adjusted R square karena variabel dalam penelitian ini lebih

dari satu.

E. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel

Definisi Satuan

Produk Domestik

Bruto (PDB)

Ekonomi Kreatif

(Y1)

Nilai PDB nasional yang diperoleh dari

nilai tambah yang dihasilkan tujuh

subsektor ekonomi kreatif. Total nilai

tambah bruto yang dihasilkan oleh

tujuh subsektor ekonomi kreatif

merupakan nilai tambah bruto ekonomi

kreatif

Rupiah

Ekspor Ekonomi

Kreatif (X1)

Share gross value added di overseas

market atau hasil dari pasar

internasional dalam penjualan produk

ekonomi kreatif.

Rupiah

Jumlah Tenaga

Kerja Ekonomi

Kreatif (X2)

Jumlah penduduk yang bekerja di

sektor ekonomi kreatif

Jiwa

Rata-rata Upah

Ekonomi Kreatif

(X3)

Rata-rata upah/gaji tenaga kerja

dengan status pekerjaan utama

sebagai buruh/karyawan/pegawai di

sektor ekonomi kreatif.

Rupiah

Page 51: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

34

Penerimaan sebagai imbalan dari

pengusaha kepada pekerja ekonomi

kreatif untuk suatu pekerjaan atau jasa

yang telah dinyatakan atau dinilai

dalam bentuk uang atau barang.

Page 52: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

35

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Ekonomi Kreatif di Indonesia secara sistem dimulai dengan Instruksi Presiden

Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Ekonomi Kreatif, yang sudah membuat

Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2009-2025 di lakukan

oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Perangkat pemerintah yang

menangani ekonomi kreatif yaitu Unit kerja tingkat eselon I yang di buat pada tahun

2011, dengan di buatnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Pada era kabinet kerja Presiden Jokowi-Jusuf Kalla (2015-2019) barulah dibentuk

sebuah badan baru yaitu Badan Ekonomi Kreatif dalam Peraturan Presiden Nomor

6 Tahun 2015 mengenai Badan Ekonomi Kreatif. Untuk dapat memenuhi tuntutan

yang kompleks, Pemerintah mengembangkan ekonomi kreatif dari Peraturan Presiden

tersebut diperbaharui menjadi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 mengenai

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 mengenai Badan Ekonomi

Kreatif.

Kreatifitas adalah melakukan sesuatu yang berbeda dalam menciptakan solusi yang

berbentuk keunikan dan keindahan. Ekonomi Kreatif adalah sebuah penciptaan yang

memiliki nilai tambah yang kekuatannya berasal dari kreativitas. Usaha Ekonomi Kreatif

adalah entitas usaha baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum yang

mentransformasikan dan memanfaatkan kreatifitas untuk menghasilkan barang dan jasa

serta yang diakui memiliki hak kekayaan intelektual baik terdaftar maupun melekat.

Produk Domestik Bruto ekonomi kreatif memiliki kontribusi yang cukup besar

terhadap perekonomian Indonesia, namun belum semua subsektor dapat ekspor. Dari

sisi tenaga kerja terdapat nilai tambah berupa ide kreativitas yang tidak mengenal umur,

status, gender, dimana semua nya dapat menyalurkannya. Namun, rata-rata jumlah upah

telah dapat bersaing dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah sektor non-

ekraf.

Page 53: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

36

0

50,000,000,000,000

100,000,000,000,000

150,000,000,000,000

200,000,000,000,000

Ru

pia

h

PDB Fesyen

0

5,000,000,000

10,000,000,000

15,000,000,000

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

20

16

US

$

Ekspor Fesyen

3,200,000

3,400,000

3,600,000

3,800,000

4,000,000

4,200,000

Ora

ng

Tenaga Kerja Fesyen

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

Ru

pia

h

Rata-rata Upah Fesyen

B. Analisis Deskriptif Kontribusi 7 Subsektor Ekonomi Kreatif

1. Subsektor Fesyen

Subsektor ekonomi kreatif berupa fesyen/mode adalah kegiatan kreatif yang

terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris

mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, komersialisasi produk

fesyen, serta distribusi produk fesyen.

Grafik 4.1

PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Fesyen 2010-2016

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018) (di olah)

Kontribusi fesyen terhadap PDB pada tahun 2016 mampu memberikan sebesar

170 trilyun Rupiah, peningkatan setiap tahunnya di alami oleh PDB fesyen. Potensi

fesyen lokal yang begitu besar dan antusiasme insan mode melatarbelakangi

tercetusnya Indonesia Fashion Week (IFW) yang diselanggarakan oleh APPMI

(Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia). Ajang ini bertujuan untuk

Page 54: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

37

0

50,000,000,000,000

100,000,000,000,000

150,000,000,000,000

200,000,000,000,000

Ru

pia

h

PDB Kriya

0

2,000,000,000

4,000,000,000

6,000,000,000

8,000,000,000

10,000,000,000

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

20

16

US

$

Ekspor Kriya

menanamkan mindset atau pola piker masyarakat Indonesia bahwa produk anak

negeri atau lokal memiliki kehebatan yang bersaing dengan produk luar.

Subsektor fesyen merupakan penyumbang ekspor terbesar diantara subsektor

lainnya, yaitu sebesar 10 milyar US$ pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa

fesyen adalah salah satu produk ekspor nonmigas yang potensial dari Indonesia.

Hal ini juga didukung oleh Kemendag yang tengah mengupayakan penguatan

branding produk fesyen lokal, sebagai upaya menjadikan Indonesia sebagai

fashion hub dunia pada tahun 2025.

Berkembangnya industri fesyen dengan skala besar, menengah, maupun

kecil di Indonesia membawa dampak positif terhadap perekonomian nasional

yang terbukti dengan peningkatan ekspor, upah dari industri tersebut serta

penyerapan tenaga kerja yang mencapai 4 juta orang pada 2016. Rata-rata upah

yang diterima oleh tenaga kerja fesyen dalam rata-rata gaji sebulan sebesar 2 juta

rupiah/bulan. Upah juga terus meningkat setiap tahunnya dalam lima tahun

terakhir, apabila upah terus meningkat maka akan berdampak positif bagi tenaga

kerja agar dapat meningkatkan produktivitas khususnya di bidang fesyen.

2. Subsektor Kriya

Seni kriya menggunakan material atau bahan dasar meliputi segala kerajinan

berbahan kulit, logam, kayu, kaca, tekstil, dan keramik. Bahan dasar kriya memiliki

ketersediaan yang cukup berlimpah dan sangat dibutuhkan kreativitas yang menjadi

faktor utama subsektor kriya ini. Kriya memiliki bisnis yang beraneka ragam, hasil

produk kriya Indonesia sangat memiliki ciri khas dengan ‘buatan tangan’-nya, dan

memanfaatkan hal tersebut sebagai nilai tambah, sehingga produk ini dapat di

pasarkan dengan harga yang lebih baik.

Grafik 4.2

PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Kriya 2010-2016

Page 55: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

38

3,100,0003,200,0003,300,0003,400,0003,500,0003,600,0003,700,0003,800,000

Ora

ng

Tenaga Kerja Kriya

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

Ru

pia

h

Rata-rata Upah Kriya

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018) (di olah)

Kontribusi kriya terhadap PDB pada tahun 2016 mampu memberikan

sebesar 145 Trilyun Rupiah, PDB kriya mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Potensi kriya yang besar, hampir semuanya sanggup bertahan ketika

krisis 1997 karena minimnya ketergantungan akan komponen impor.

Kemudian, daerah-daerah yang sudah kuat imagenya dalam turisme seperti

Bali, Yogyakarta, dan Batam menjadi peluang untuk jalur distribusi industri.

Subsektor kriya menyumbang ekspor terbesar yaitu sebesar 7,7 milyar US$

pada tahun 2016. Untuk memudahkan para pelaku industri kerajinan untuk terus

berkarya, Presiden telah meluncurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tanggal

5 November 2007 tanpa agunan. Di sisi lain, pemerintah juga masih lemah

dalam menegakkan hukum terhadap pelaku yang melakukan penebangan liar

dan penyelundupan kayu secara ilegal. Ekspor kayu ilegal masih banyak

dilakukan di daerah-daerah seperti perbatasan Kalimantan dan Malaysia. Hal

ini akan mempengaruhi ketersediaan bahan baku untuk industri kerajinan

domestik.

Berkembangnya industri kriya dalam skala besar, menengah, maupun

kecil di Indonesia serta dengan keberagaman kekayaan budaya yang dimiliki

Indonesia telah membuat para pekerja kriya terus bertambah dalam kurun

waktu tiga tahun terakhir. Subsektor kriya pada tahun 2016 terdapat 3,7 juta

tenaga kerja. Hal ini juga tidak lepas dari peran pemerintah yang

mempromosikan kerajinan-kerajinan salah satunya melalui pariwisata.

Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan potensi pasar, namun

apresiasi masyarakat terhadap produk kerajinan masih kurang karena

rendahnya daya beli, sehingga masih memprioritaskan harga dan fungsi

Page 56: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

39

0

100,000,000,000,000

200,000,000,000,000

300,000,000,000,000

400,000,000,000,000

500,000,000,000,000

Ru

pia

h

PDB Kuliner

0

500,000,000

1,000,000,000

1,500,000,000

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

20

16

US

$

Ekspor Kuliner

0

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

Ora

ng

Tenaga Kerja Kuliner

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

Ru

pia

h

Rata-rata Upah Kuliner

produk. Rata-rata Upah pekerja kriya juga terus meningkat setiap tahunnya,

menyentuh angka 2 Juta Rupiah pada tahun 2016, peningkatan upah juga

tentunya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

3. Subsektor Kuliner

Subsektor kuliner mampu berkontribusi sebesar 30 persen dari total

pendapatan ekonomi kreatif. Industri memiliki potensi yang besar untuk

dikembangankan namun terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki. Salah

satu di antaranya adalah akses perizinan usaha dengan satu pintu sehingga

lebih mudah dan efektif. Perlunya sosialisasi bagi para pebisnis kuliner baru

dari pemerintah, bisa dari pelatihan bisnis, informasi perizinan, sampai pada

pendampingan hukum dalam proses pendirian usaha.

Grafik 4.3

PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Kuliner 2010-2016

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018)

Page 57: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

40

Kontribusi kuliner dalam PDB menjadi salah satu yang terbaik diantara

subsektor lainnya karena mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun

2016 menyumbang PDB sebesar 384 trilyun rupiah. Keanekaragaman warisan

budaya di Indonesia menjadi salah satu factor keberhasilan kuliner, dan

pemasarnnya melalui media online seperti maraknya food vlogger. Tidak hanya

mereview makanan atau minuman, mereka juga memasarkan dan mengenalkan

betapa nikmatnya kuliner khas Indonesia.

Dalam kontribusi ekspor, kuliner telah menyumbang sebesar 1,2 milyar

US$. Kuliner masih menjadi primadona dalam berbagai variabel. Salah satu

produk yang sudah go internasional seperti Indomie. Langka bekraf dalam

menggenjot ekspor kuliner nusantara, dengan mempertemukan berbagai kuliner

dari Indonesia dengan beberapa investor agar dapat akses permodalan sehingga

nantinya menjadi barang ekspor.

Subsektor kuliner paling banyak menyerap tenaga kerja, pada tahun 2016

mampu meyerap sebesar 7,9 juta orang. Peningkatan ini diharapkan dapat

diiringi dengan meningkatnya pengusaha atau wirausaha di bisnis kuliner

sehingga dapat memanfaatkan bonus demografi secara efisien dengan

membuka lapangan pekerjaan serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Relasi antara wirausaha kuliner juga menjadi penting, karena perlu kolaborasi

antara komunitas dengan pemerintah sehingga dapat memasarkan produk-

produk kuliner lokal unggulan.

Kontribusi rata-rata jumlah upah pada pekerja subsektor kuliner terus

mengalami kenaikan sampai pada tahun 2016 sebesar 1,7 juta rupiah.

Maraknya industri rumahan kuliner perlu didorong oleh pemerintah agar

produk-produk menjadi lebih unggul dan tenaga kerja dapat lebih produktif

sehingga nantinya upah yang diterima akan semakin tumbuh banyak setiap

tahunnya.

4. Subsektor Musik

Musik merupakan industri cukup menjanjikan dalam dunia showbiz

(industry hiburan). Minat dan antusisas yang besar dari para musisi muda untuk

Page 58: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

41

0

1,000,000,000,000

2,000,000,000,000

3,000,000,000,000

4,000,000,000,000

5,000,000,000,000

Ru

pia

h

PDB Musik

0

20,000

40,000

60,000U

S $

Ekspor Musik

46,00048,00050,00052,00054,00056,00058,000

Ora

ng

Tenaga Kerja Musik

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

20

16

Ru

pia

h

Upah Musik

berkarya dalam bidang ini telah menunjukkan bahwa musik memiliki potensi

yang besar. Terdapat beberapa masalah dalam subsektor musik agar dapat

memanfaatkan potensi musik secara efektif.

Pembajakan menjadi salah satu tantang terbesar dalam industr musik,

pembajakan yang masih marak terjadi membuat industri musik terhambat

perkembangannya. Pembajakan ini mengakibatkan penurunan apresiasi

terhadap karya musik sehingga akan menurunkan kualitas musik itu sendiri

Grafik 4.4

PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Musik 2010-2016

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018)

Melihat potensi yang dimiliki oleh industri musik Indonesia, seharusnya

industri musik dapat menyumbang PDB industri kreatif lebih banyak dari saat

ini yang hanya berkontribusi 4,4 Trilyun Rupiah. Peningkatan yang terus

menerus terjadi dalam PDB Musik diharapkan dapat bersaing dengan

subsektor-subsektor unggulan ekonomi kreatif lainnya.

Page 59: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

42

Dalam hal ekspor industri musik menyumbang 14 ribu US$ pada tahun

2016. Kondisi ekspor musik cukup mengalami fluktuatif. Seiring dengan

pertumbuhan industri musik, sekolah musik untuk usia muda sampai dewasa

bertambah jumlahnya meskipun masih terkonsentrasi di kota-kota besar.

Selain pendidikan musik, teknologi informasi dan komunikasi juga berperan

signifikan seperti komputer, alat musik digital, ipod, dan lain-lain. Agar para

insan kreatif musik terus berkarya, sudah ada ajang apresiasi untuk musisi-

musisi yang karyanya berkualitas. Di samping itu, sistem royalti bermanfaat

dalam industri musik sehingga mendorong para musisi untuk berkreasi, karena

jerih payah mereka akan lebih di hargai secara berkelanjutan.

Perkembangan tenaga kerja dalam industri musik mengalami peningkatan

dalam kurun tiga tahun terakhir, dengan menyerap tenaga kerja sebesar 56 Ribu

orang. Jumlah ini masih tergolong kecil, perlu adanya pendorong berupa

terobosan pada industri musik seperti mudahnya akses ke pasar dan rekaman.

Pembajakan juga merupakan ancaman, menurut data ASIRI (Asosiasi

Industri Rekaman Indonesia), penjualan musik bajakan mencapai 95.7

persen sementara musik legal hanya tinggal 4.3 persen. Hal ini menunjukkan

gagalnya penegakan terhadap UU No.19 Tahun 2002 tentang hak cipta.

Peningkatan kualitas industri musik dalam setiap tahunnya, berdampak

pada upah yang diciptakan. Pada tahun 2016 subsektor musik memiliki rata-rata

upah sebesar 3 Juta Rupiah. Peningkatan upah diharapkan dapat terus

meningkat, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan juga menyerap

tenaga kerja lebih banyak.

5. Subsektor Penerbitan

Pasar industri memiliki potensi yang tak kalah kuat penerbitan memiliki

potensi yang bersaing dengan sub sektor lain, penerbitan dalam skala besar

maupun kecil masih banyak meramaikan industri ini. Perkembangan teknologi

membantu penerbitan untuk menerbitkan buku dalam bentuk digital atau e-

book. Penerbitan berperan aktif dalam membangun kualitas intelektual anak-

anak bangsa, mampu mendatangkan para peneliti, cendekiawan, sastrawan,

dan penulis.

Page 60: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

43

0

20,000,000,000,000

40,000,000,000,000

60,000,000,000,000

80,000,000,000,000

Ru

pia

h

PDB Penerbitan

0

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

US

$

Ekspor Penerbitan

420,000

430,000

440,000

450,000

460,000

470,000

Ora

ng

Tenaga Kerja Penerbitan

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000R

up

iah

Rata-rata Upah Penerbitan

Grafik 4.5

PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Penerbitan 2010-2016

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018)

Industri penerbitan mampu berkontribusi cukup baik karena dalam setiap

tahunnya terus menerus mengalami peningkatan, pada tahun 2016

menyumbang PDB sebesar 58,8 trilyun rupiah. Dengan lahirnya penulis-

penulis baru yang menghasilkan karya fiksi kontemporer namun dengan

latar belakang budaya dan agama sesuai dengan konteks Indonesia, seperti El

Shiraizy dengan Ayat-ayat Cinta dan Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi

juga merupakan peluang bagi industri penerbitan dan percetakan untuk terus

tumbuh.

Subsektor penerbitan menyumbang ekspor sebesar 26 juta US$ pada

tahun 2016. Untuk memudahkan para pelaku industri penerbitan untuk terus

berkarya, Pemerintah dalam konteks buku pelajaran, telah mengadakan

program pengalihan hak cipta dengan memberi insentif 100-175 juta bagi

penulis yang karyanya lolos sebagai buku pelajaran.

Page 61: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

44

0

1,000,000,000,000

2,000,000,000,000

3,000,000,000,000

Ru

pia

h

PDB Seni Rupa

0

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

US

$

Ekspor Seni Rupa

Perkembangan industri penerbitan belum terlalu massif di Indonesia, hal

ini terjadi karena kurangnya minat membaca dan menulis pada masyarakat

Indonesia. Perlunya rasa sadar akan hal itu sudah ditanamkan sejak dini, di sisi

lain penerbitan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 464 ribu orang.

Sementara rata-rata upah yang diterima dalam sebulan oleh tenaga kerja

ekonomi kreatif subsektor penerbitan sebesar 2,6 juta rupiah/bulan. Upah terus

meningkat setiap tahunnya dalam tiga tahun terakhir, diperlukannya

penyuluhan tentang pentingnya membaca dan menulis agar produktivitas

masyarakat maupun tenaga kerja dapat meningkat khususnya dalam

penerbitan, sehingga dalam jangka panjang upah juga akan terus meningkat.

6. Subsektor Seni Rupa

Bekraf telah menyediakan berbagai fasilitiasi seperti pembangunan ruang

seni dan budaya, fasilitasi forum dan ajang seni rupa bertaraf internasional, serta

mewujudkan supaya Indonesia menjadi pusat seni rupa Asia Tenggara. Dengan

memasukkannya ke dalam 16 sub sektor, Bekraf berkomitmen mengelola seni

rupa secara lebih serius.

Grafik 4.6

PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Seni Rupa 2010 -2016

Page 62: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

45

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

Ora

ng

Tenaga Kerja Seni Rupa

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

Ru

pia

h

Rata-rata Upah Seni Rupa

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018)

Kontribusi PDB seni rupa pada tahun 2016 mampu memberikan sebesar 2

Trilyun Rupiah, PDB seni rupa juga selalu mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Namun saat ini pasar seni belum tergarap optimal, baik di pasar

domestik maupun global. Hal ini dikarenakan landasan pendidikan seni di

sekolah umum belum tersentuh sehingga sumber daya yang berkualitas di

bidang seni masih terbatas. Hal ini berdampak pada masih rendahnya

kontribusi seni rupa terhadap perekonomian.

Subsektor seni rupa mengalami penurunan sejak tahun 2012 sampai

2016, yaitu sebesar 1,9 juta US $ pada tahun 2015 dan mulai naik kembali

menjadi 2 juta US $ pada tahun 2016. Kebijakan pemerintah dalam industri

pasar barang seni masih belum terarah, Masih terjadi penggusuran di

kawasan perdagangan barang seni seperti pedagang keramik di Rawasari,

Di sisi lain, belum ada HKI (Hak Kekayaan Intelektual) sehingga masih

banyak terjadi pembajakan.

Peran lembaga pembiayaan juga belum mendukung industri ini.

Lembaga pembiayaan biasanya lebih berperan pada pameran yang

dijembatani oleh galeri. Untuk seniman muda, hal ini masih merupakan

kendala karena belum banyak galeri yang mau membiayai. Sehingga

penyerapan tenaga kerja pada subsektor masih belum begitu besar tetapi tetap

mengalami kenaikan setiap tahunnya, pada tahun 2016 mampu menyerap

tenaga kerja sebanyak sekitar 46 ribu orang.

Subsektor seni rupa memiliki prospek cerah, seperti pasar Seni Ancol

adalah suatu permodelan dari suatu pengkemasan klaster pasar barang seni,

dimana diperlihatkan tidak hanya sisi perdagangannya namun juga merupakan

studio atau workshop para seniman. Meskipun begitu perlu peran pemerintah

Page 63: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

46

0

500,000,000,000

1,000,000,000,000

1,500,000,000,000

2,000,000,000,000

Rp

PDB Fashion, Animasi, dan Video

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

US

$

Ekspor FADV

yang konsisten seperti wadah pameran, pembiayaan, dan HKI. Sehingga

berdampak terhadap rata-rata upah industri seni rupa yang sempat mengalami

kenaikan pada tahun 2010 sampai dengan 2014, tetapi mengalami penurunan

sampai dengan 2016 sebesar 2 juta rupiah.

7. Subsektor Film Animasi dan Video

Subsektor ini sedang memngalami perkembangan yang cukup baik, rumah

produksi (Production House) mulai berlomba-lomba menciptakan film yang

berkualitas dan memacu meningkatkan produktivitasnya melalui segi cerita

sehingga mendapat keuntungan secara komersil. Hal ini juga di pengaruhi oleh

antusias penonton Indonesia yang cukup besar dan dapat menghargai produk

film lokal

Tantangan dalam subsektor ini salah satu di antaranya adalah kurangnya

SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki keahlian di bidang perfilman,

bioskop yang belum merata penyebarannya dan terbatas, dan pembajakan film

yang masih belum bisa dituntaskan. Sebagai lembaga pemerintah, Bekraf

mengambil langkah strategis dengan mengeluarkan kebijakan berupa

peraturan yang melinduingi hak karya intelektual, membuka pintu akses

investasi.

Grafik 4.7

PDB, Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah Subsektor Film, Animasi, dan

Video 2010 - 2016

Page 64: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

47

30,000

32,000

34,000

36,000

38,000

40,000

Ora

ng

Tenaga Kerja FADV

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

Rp

Rata-rata Upah FADV

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018)

Kontribusi subsektor ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya,

pada tahun 2016 mampu menyumbang sebesar 1,9 trilyun rupiah. Kondisi ini

salah satunya berasal dari golongan masyarakat kelas menengah (middle

class) di Indonesia yang semakin tumbuh pesat juga menjadi peluang bagi

industri ini karena berdampak kepada peningkatan konsumsi tersier, di mana

film adalah salah satunya. Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa potensi

tersebut belum didukung dengan jumlah layar bioskop yang cukup untuk

penonton nasional. Di Indonesia, hanya ada 675 bioskop untuk melayani 246

juta penduduk. Penonton film masih terkonsentrasi di Jabodetabek, sejalan

dengan terkonsentrasinya distribusi bioskop. Industri ini membutuhkan

infrastruktur yang baik dan memadai. Saat ini, yang membangun bioskop

hanya pengusaha saja, padahal butuh dukungan dari pemerintah.

Ekspor subsektor ini belum begitu stabil, dikarenakan salah satunya

ketergantungan impor perfilman dari luar negeri. Kuantitas film nasional cukup

banyak, namun tidak diikuti dari dengan kualitas yang baik sehingga hanya

segelintir film nasional yang memasuki daftar box office hollywood. Hal ini

dikarenakan tema film Indonesia belum cukup kaya. Minimnya risk taker

dalam membuat film merupakan salah satu penyebab kurang kayanya tema.

Insentif pekerja film juga masih rendah, sangat timpang dibanding pemeran.

Tenaga Kerja dalam subsektor ini terus mengalami peningkatan setiap

tahunnya, sehingga pada tahun 2016 mampu menyerap tenaga kerja sebesar 39

ribu orang, namun jumlah ini masih tergolong kecil dibandingkan 6 subsektor

Page 65: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

48

lainnya yang sudah menjadi eksporir. Di samping itu, dalam Pendidikan di

bidang film, jumlah sekolah film hanya satu yaitu Institut Kesenian Jakarta

(IKJ). Kondisi ini praktis menyebabkan para pembuat film harus melatih

sendiri para pekerja kreatif yang dibutuhkan. Untuk mendorong para

pembuat film untuk terus berkarya, saat ini sudah ada festival film

independen yang ditayangkan di bioskop dan juga sudah ada ajang apresiasi

(Indonesia Movie Award) yang digelar setiap tahun.

Sejalan dengan perkembangan subsektor ini yang belum stabil berpengaruh

terhadap rata-rata upah yang diberikan. Kondisi rata-rata upah mengalami

penurunan yang cukup besar pada tahun 2014 sampai 2015 lalu mengalami

perbaikan pada tahun berikutnya sebesar 2,3 juta rupiah pada tahun 2016.

Salah satu masalah terbesar dalam industri ini adalah maraknya

pelanggaran hak cipta film, khususnya pembajakan. Law enforcement serta

regulasi produksi film yang ada saat ini belum atau bahkan tidak maksimal

sama sekali sehingga tindakan pembajakan seolah tidak pernah jera dan tidak

di kenakan sanksi hukum. Pembajakan film ini merugikan produser, importir,

maupun pemerintah.

C. Pengujian dan Pembahasan PDB Ekonomi Kreatif

1. Pemilihan Model

1) Uji Chow

Chow test memberikan hasil signifikan, hal ini di karenakan probability dari

Chow test sebesar 0.8638 lebih besar dari taraf nyata 5 persen, maka H0 di terima,

artinya Pooled Least Square di gunakan.

.

Tabel 4.1

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: PLS

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 0.416118 (6,39) 0.8638

Cross-section Chi-square 3.040568 6 0.8037

Page 66: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

49

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9

2) Uji Hausman

Hasil dari Hausman test tidak signifikan karena probability dari Hausman

sebesar 0.1558 persen lebih dari taraf nyata 5 persen, maka H0 di terima. Artinya,

Random Effect di gunakan.

Tabel 4.2

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: PLS

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.747421 3 0.8620

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9

3) Uji LM

Hasil dari uji LM tidak signifikan karena probability dari nilai LM Statistik

sebesar 0.2390 persen lebih besar dari taraf nyata 5 persen, maka H0 di tolak.

Artinya, Common effect model di tolak dan H1 di terima, artinya Random Effect

Model di gunakan.

Page 67: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

50

Tabel 4.3

Hasil Uji LM

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Kegunaan analisis regresi linier berganda untuk meguji seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis ini menggunakan

Random Effect Model untuk menguji besar pengaruh antara variabel ekspor, tenaga

kerja, rata-rata upah, terhadap PDB ekonomi kreatif. Berikut adalah hasil analisis

dengan menggunakan regresi linier berganda dengan pendekatan Random effect

model :

Tabel 4.4

Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda dengan Random Effect Model Dependent Variable: LOGPDB

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/06/19 Time: 09:40

Sample: 1 49

Periods included: 7

Cross-sections included: 7

Total panel (balanced) observations: 49

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGEKSPOR 0.025292 0.009899 2.554875 0.0141

LOGTK 0.975910 0.045426 21.48348 0.0000

LOGUPAH 0.682233 0.250798 2.720254 0.0092

C 3.251548 1.712700 1.898493 0.0641 Effects Specification

S.D. Rho

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects

Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided

(all others) alternatives Test Hypothesis

Cross-section Time Both Breusch-Pagan 1.386321 91.15252 92.53885

(0.2390) (0.0000) (0.0000)

Page 68: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

51

Cross-section random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 0.173980 1.0000 Weighted Statistics R-squared 0.971246 Mean dependent var 13.28273

Adjusted R-squared 0.969329 S.D. dependent var 0.953973

S.E. of regression 0.167071 Sum squared resid 1.256068

F-statistic 506.6649 Durbin-Watson stat 1.675022

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.971246 Mean dependent var 13.28273

Sum squared resid 1.256068 Durbin-Watson stat 1.675022

Berdasarkan table 3.4 hubungan masing-masing variabel independent terhadap

variabel dependen sebagai berikut :

Y1 = 3.251548 + 0.025292 X1 + 0.975910 X2 + 0.682233 X3

Keterangan :

𝑌1 : PDB Ekonomi Kreatif

X1 : Ekspor

X2 : Tenaga Kerja

X3 : Rata-rata Upah

Dari persamaan di atas dapat diketahui :

a. Hasil regresi menunjukkan konstanta sebesar 3.251548 menyatakan bahwa jika

nilai ekspor, tenaga kerja, dan rata-rata upah adalah nol, maka dapat dikatakan

bahwa nilai PDB ekonomi kreatif sebesar 3.251548 %

b. Ekspor (X1) menunjukkan nilai sebesar 0.025292 yang berarti jika nilai ekspor

naik satu-satuan dan tenaga kerja, dan rata-rata upah adalah konstan, maka akan

menaikkan nilai PDB ekonomi kreati sebesar 0.025292 %

c. Tenaga kerja (X2) menunjukkan nilai sebesar 0.975910 yang berarti jika nilai

tenaga kerja naik satu-satuan dan ekspor, rata-rata upah adalah konstan, maka

akan menaikkan nilai PDB ekonomi kreati sebesar 0.975910 %

Page 69: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

52

d. Rata-rata upah menunjukkan nilai sebesar 0.682233 yang berarti jika nilai rata-

rata upah naik satu-satuan dan ekspor, tenga kerja adalah konstan, maka akan

menaikkan nilai PDB ekonomi kreati sebesar 0.682233 %

3. Uji Hipotesis

1) Uji R2

Tabel 4.5

R-Squared (R2)

R-Squared

Adj. R-Squared

0.971246

0.969329

Sumber :Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9

Pada hasil estimasi didapatkan nilai R-Squared sebesar 97.2 persen. Nilai

ini menunjukkan bahwa 97.2 persen perubahan PDB ekonomi kreatif Indonesia

periode 2010-2016 dapat dijelaskan oleh ekspor, tenaga kerja, dan rata-rata

upah. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 2.8 persen dijelaskan oleh faktor lain di

luar model.

2) Uji F

Uji-F statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)

secara keseluruhan (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Uji

F dilakukan dengan melihat Probability F-Statistic apakah lebih besar atau lebih

kecil dari taraf α 5 persen. Diperoleh hasil Probability F-Statistic sebesar

0.000000 < 0.05, artinya variabel independen secara simultan memengaruhi

variabel dependen atau ekspor, tenaga kerja, rata-rata upah secara simultan

mempengaruhi PDB ekonomi kreatif.

Tabel 4.6

F-Statistik

F Statistic

Probability (F-Stat)

90.82490 0.000000

Sumber :Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9

Page 70: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

53

3) Uji t

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh secara masing-

masing (parsial) antaa variabel x terhadap y. Uji t dilakukan dengan

membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika t hitung lebih besar dari t tabel,

maka variabel x berpengaruh terhadap variabel y.

Tabel 4.7

t-Statistik

Variabel t-Statistik Probabilitas

LogEkspor 2.554875 0.0141

LogTK 21.48348 0.0000

LogUpah 2.720254 0.0092

Sumber :Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa Ekspor, Tenaga Kerja, Rata-rata Upah

secara parsial memengaruhi PDB. Di lihat dari tingkat probability ekspor

sebesar 0.0141 lebih kecil dari α 5 persen dan juga t-hitung lebih besar dari t-

tabel 2.554875 > 2.014104, artinya variabel ekspor secara signifikan

berpengaruh dalam model dan dapat diambil dalam kesimpulan.

Untuk variabel tenaga kerja memiliki probability sebesar 0.0000 lebih kecil

dari α : 5 persen dan juga t-hitung lebih besar dari t-tabel 21.48348 > 2.014104,

artinya variabel tenaga kerja secara signifikan berpengaruh dalam model dan

dapat diambil dalam kesimpulan.

Untuk variabel rata-rata upah memiliki probability sebesar 0.0092 lebih

kecil dari α 5 persen dan juga t-hitung lebih besar dari t-tabel 2.720254 >

2.014104, artinya variabel rata-rata upah secara signifikan berpengaruh dalam

model dan dapat diambil dalam kesimpulan.

Tabel di atas juga menunjukan bahwa hipotesis yang telah dibuat dapat

dibuktikan. Adapun hipotesis yang telah dibuat sebagai berikut :

Page 71: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

54

a) Variabel Ekspor Ekonomi Kreatif (X1)

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Ekspor Ekonomi Kreatif secara

parsial terhadap PDB Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2010-2016

H1 : Diduga terdapat pengaruh Ekspor Ekonomi Kreatif secara parsial

terhadap PDB Ekonomi Kreatif.

b) Variabel Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif (X2)

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif

secara parsial terhadap PDB Ekonomi Kreatif.

H1 : Diduga terdapat pengaruh Tenaga Kerka Ekonomi Kreatif secara

parsial terhadap PDB Ekonomi Kreatif.

c) Variabel Upah Ekonomi Kreatif (X3)

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Upah Ekonomi Kreatif secara

parsial terhadap PDB Ekonomi Kreatif.

H1 : Diduga terdapat pengaruh Upah Ekonomi Kreatif secara parsial

terhadap PDB Ekonomi Kreatif.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka pembuktian dari hipotesis

yang telah dijelaskan sebaga berikut :

a) Nilai t-statistic ekspor sebesar 2.554875 dan nilai t-tabelnya sebesar

2.014104, maka dapat disimpulkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-

tabel yang berarti H1 diterima

b) Nilai t-statistic tenaga kerja sebesar 21.48348 dan nilai t-tabelnya

sebesar 2.014104, maka dapat disimpulkan bahwa t-hitung lebih besar

dari t-tabel yang berarti H1 diterima

c) Nilai t-statistic rata-rata upah sebesar 2.720254 dan nilai t-tabelnya

sebesar 2.014104, maka dapat disimpulkan bahwa t-hitung lebih besar

dari t-tabel yang berarti H1 diterima

Page 72: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

55

4. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi PDB Ekonomi Kreatif

a. Ekspor

Dalam penelitian ini telah menunjukkan ekspor berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PDB. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya oleh

(Awalia, 2015) yang menyatakan bahwa ekspor dan pdb memiliki hubungan

kausalitas, dan penelitian yang dilakukan oleh (Siswanti, 2013) yang

menunjukan bahwa ekspor berpengaruh signifikan dan positif terhadap PDB.

Dalam teori ekonomi makro (macroeconomic theory), ekspor dengan

tingkat pendapatan nasional memiliki hubungan yang merupakan suatu

persamaan dalam suatu model, karena ekspor adalah komponen dari tingkat

pendapat nasional. Ekspor akan meningkatkan kondisi perekonomian yang

mapan sehingga akan menarik investor untuk menanamkan modal di bidang

usaha industri kreatif yang berorientasi ekspor sehingga akan menciptakan

peluang ekspor yang menjanjikan.

Ekspor berperan sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi,

dimana ekspor dapat memperluas pasar, dapat mendorong mengalirnya modal,

dan akan menghasilkan devisa. Ketika terjadi peningkatan ekspor ekonomi

kreatif, maka secara akan berpengaruh positif terhadap PDB ekonomi kreatif.

PDB yang tinggi mengindikasikan situasi ekonomi di suatu negara berjalan

baik sehingga kondisi tersebut sangat baik untuk meningkatkan perdagangan ke

luar negeri sehingga ekspor pun meningkat. Akibatnya, produksi barang atau

jasa dalam negeri untuk ekspor ikut meningkat dan akhirnya output meningkat

pula.

Page 73: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

56

Grafik 4.8

Ekspor Ekonomi Kreatif 2016 (US $)

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2016)

Namun hingga tahun 2016 belum semua subsektor dapat berkontribusi

melalui ekspor. Terdapat tiga subsektor unggulan yaitu Kriya, Kuliner, Fashion

(K2F). Hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia memiliki kekayaan di

berbagai daerah, tetapi masih banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi.

Hambatan tersebut adalah banyak usaha ekonomi kreatif yang merupakan usaha

kecil hanya dengan 1-2 tenaga kerja serta bersifat informal dan belum berbadan

hukum sehinga tidak ada jaminan bagi tenaga kerjanya, sebaran usaha industri

kreatif masih terpusat di pulau Jawa. Perlu nya juga pendampingan dari Bekraf

dan kesadaran akan masyarakat tentang pemasaran usaha industri kreatif.

b. Tenaga kerja

Peningkatan tenaga kerja merupakan salah satu faktor positif yang memacu

pertumbuhan ekonomi, jumlah tenaga kerja yang besar akan meningkatkan

tingkat produksi. Tenaga kerja ekraf memiliki nilai tambah berupa ide kreativitas

yang tidak mengenal umur, status, gender, dimana semua dapat

menyalurkannya.

Pada penelitian ini variabel tenaga kerja berpengaruh positif signifikan

terhadap PDB. Hal ini didukung dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan

1,260,503,586

10,901,481,517

7,797,661,095

26,166,775

14,462

3,039,881

1,161

KULINER

FASHION

KRIYA

PENERBITAN

MUSIK

SENIRUPA

FADV

Page 74: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

57

oleh (Awalia, 2015) yang menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh

nyata positif terhadap PDB, dan penelitian yang dilakukan oleh (Leksono, 2013)

yang menyatakan bahwa tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap PDB industri kreatif.

Tabel 4.8

Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 7 Subsektor 2016

Subsektor Jumlah Tenaga Kerja (Jiwa)

KULINER 7,983,259

FASHION 4,129,344

KRIYA 3,717,479

PENERBITAN 464,579

MUSIK 56,891

SENIRUPA 46,612

FADV 39,546

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2016)

Subsektor-subsektor K2F masih sangat berpotensi dalam menciptakan

lapangan pekerjaan. Berbagai masalah yang dihadapi seperti ketidakpastian

hukum atas hak cipta yang menghambat laju industri film sehingga tidak banyak

yang berani berinvetasi. Penyebaran bioskop yang belum merata di seluruh

Indonesia dan hanya berpusat di kota-kota besar membuat pegiat film kesulitan

meraup keuntungan.

.

c. Upah terhadap Produk Domestik Bruto Ekonomi Kreatif

Upah merupakan balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja setelah

melakukan pekerjaannya, apabila terjadi kenaikan tingkat upah maka akan

berpengaruh terhadap produktivitas kinerja para tenaga kerja. Ketika tenaga

kerja mulai bertambah produktivitasnya maka pendapatan negara juga akan

bertambah, dimana hal itu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi seiring

dengan pertambahan pendapatan PDB.

Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diukur melalui pertumbuhan ekonomi

yaitu apabila suatu kondisi dimana terjadi peningkatan pdb dari suatu negara

atau daerah. Dengan adanya unsur “kreatif” di dalam sektor ekonomi kreatif

Page 75: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

58

diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan

dengan sektor lainnya.

Penelitian ini menunjukkan pada variabel rata-rata upah ekonomi kreatif

berpngaruh positif signifikan terhadap PDB. Hal ini didukung dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Utami, 2018) bahwa upah minimum berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tabel 4.9

Rata-rata Upah Ekonomi Kreatif 7 Subsektor 2016

Subsektor Upah (rupiah)

KULINER 1,794,253

FASHION 2,088,052

KRIYA 2,013,975

PENERBITAN 2,692,780

MUSIK 3,061,858

SENIRUPA 2,199,346

FILM, ANIMASI

Dan VIDEO 2,375,106

Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2017)

Berbeda dengan PDB, ekspor, dan tenaga kerja, rata-rata upah tidak

didominasi lagi oleh subsektor-subsektor kriya, kuliner, dan fashion (K2F). Hal

ini terjadi karena masih banyak sekali pekerja di tiga subsektor unggulan yang

disebutkan itu menerapkan sistem tradisional. Seperti warung makan, kerajinan

rumah tangga yang dibanding pekerja pabrik, pekerja industri seni rupa dan film,

penerbitan yang mendapat upah layak.

Page 76: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

59

BAB V

SIMPULAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan juga pembahasan yang telah dilakukan, penulis

memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang ekspor, tenaga kerja,

dan rata-rata upah terhadap PDB ekonomi kreatif periode 2010-2016, maka diperoleh

beberapa kesimpulan yaitu :

1. Ekspor ekonomi kreatif secara parsial mempunyai kontribusi yang positif dan

signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif periode

2010-2016

2. Jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif secara parsial mempunyai kontribusi yang

positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif

periode 2010-2016

3. Rata-rata Upah ekonomi kreatif secara parsial mempunyai kontribusi yang

positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) periode 2010-

2016

4. Secara simultan variabel ekspor, tenaga kerja, dan rata-rata upah berpengaruh

signifikan dan positif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif

periode 2010-2016

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Ekonomi kreatif memiliki peran yang penting bagi perekonomian Indonesia,

baik dalam kontribusi PDB, ekspor, tenaga kerja, dan rata-rata upah. Selain itu,

ekonomi kreatif juga sangat penting karena inklusivitasnya, bahwa ekonomi

kreatif tidak mengenal batas, tidak dibatasi oleh jenis kelamin, usia, modal,

bahkan pendidikan. Ekonomi kreatif semata-mata terletak pada kreativitas

pikiran manusia dan kemampuannya untuk menciptakan ide-ide baru. Oleh

karena itu ekonomi kreatif perlu terus didukung oleh pemerintah dan

masyarakat. Sedangkan perlunya perhatian khusus oleh Pemerintah untuk

subsektor-subsektor yang masih berkontribusi rendah.

Page 77: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

60

a. Film animasi dan video : Perlunya kebijakan dari Pemerintah untuk

memperbaiki infrastruktur bioskop yang terbatas dan tidak merata

penyebarannya, pemberian hak karya cipta dan memberantas pembajakan,

meningkatkan pendidikan formal pada bidang ini.

b. Kriya : Peran pemerintah dalam menanggapi ekspor bahan baku kriya

seperti kayu dan penebangan hutan kayu yang menjadi bahan baku para

pelaku kriya,

c. Kuliner : Peran pemerinta terhadap akses perizinan usaha melalui satu

pintu sehingga lebih mudah dan efektif bagi para pebisnis kuliner, sera

memberikan panduan dan pelatihan bisnis, informasi perizinan, sampai

pada pendampingan hukum dalam proses pendirian usaha.

d. Musik : Peran pemerintah dalam penindakan tegas pembajakan dan

membangun ekosistem bisnis musik yang sehat.

e. Fesyen : Peran pemerintah untuk memberikan ruang pemasaran yang lebih

besar terhadap fesyen lokal yang masih menjadi anak tiri dibanidng fesyen

luar, mengatur sinergi industri hulu ke hilir, mulai dari pabrik tekstil/garmen,

perancang busana, sampai ke urusan pasar agar berjalan dengan lancar.

f. Penerbitan : Perlunya dukungan pemerintah untuk terus menanamkan

penitngnya budaya membaca dan menulis.

g. Seni rupa : Dukungan pemerintah pada pendidikan seni di sekolah umum,

pembiayaan pada galeri-galeri seni.

Page 78: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

61

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, S. R. (2011). Cara Cerdas Menguasai E-Views . Jakarta: Salemba Empat .

Aliman, P. A. (2001). Kausalitas Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 16.

Ananta, A. (1990). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Arfida. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Awalia, N. R. (2015). Analisis Pertumbuhan Teknologi, Produk Domestik Bruto,

dan Ekspor Sektor Industri Kreatif Indonesia.

Badan Pusat Statistik. (2016). C. Pedoman Pencacahan Sakernas Agustus 2016.

Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2017). Ekspor Ekonomi Kreatif 2010-2016. Jakarta: Badan

Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2017). Laporan Penyelenggaraan Penyusunan Data

Statistik Dalam Rangka Big Data Ekonomi Kreatif. Jakarta: Badan Pusat

Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2017). Upah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011-2016.

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2018). Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016.

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Bellante, D. M. (1990). Ekonomi Ketenagakerjaan. Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Case Karl E, R. C. (2010). Prinsip-prinsip Ekonomi Makro Edisi Kelima. Jakarta:

Erlangga.

Dornbusch, R. (2008). Makroekonomi edisi bahasa indonesia. Jakarta: PT Media

Global Edukasi.

Fair, C. a. (2010). Prinsip-prinsip Ekonomi Jilid 2. Erlangga.

Fouad, A. (2005). Are Export The Engine of economic Growth ? An Aplication of

Cointegration And Causality Analysis for Egypt, 1977-2013. Economic

Research.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, D. (2012). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.

Page 79: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

62

Howkins, J. (2001). The Creative Economy: How People Make Money from

Ideas. Penguin UK.

Kemendag. (2008). Buku 2 Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia .

Jakarta: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Kementerian

Perdagangan.

Kemenparekraf. (2014). Data Statistik. Jakarta: Pusat Data dan Informasi :

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kertonegoro, S. (2000). Penetapan Upah Minimum (Minimum Wage Fixing)

International Labour Organization (ILO).

Kuncoro, H. (2001). Sistem Bagi Hasil dan Stabilitas Penyerapan Tenaga Kerja.

Media Ekonomi, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.7.

Kuncoro, M. (2009). Ekonomika Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Yogyakarta.

Kuncoro, M. (2011). Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan

Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Leksono, A. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Industri

Kreatif (Tahun 2002-2008).

Lewis, W. (1954). Economic Development with Unlimitted Supplies of Labour.

The Manchester School of Economics and Social.

Moelyono, M. (2010). Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan.

Jakarta: Raja Grafindo.

Mudrajat, K. (2009). Metode Riset untuk Bisnis Ekonomi bagaimana Meneliti dan

Menulis Tesis ? Jakarta: Erlangga.

Nenny, A. (2008). Industri Kreatif. Jurnal Ekonomi Volume XIII, 144-151.

Nugroho, A. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil.

Oiconita, N. (2006). Analisis Ekspor dan Output Nasional Di Indonesia : Periode

2009-2004, Kajian Tentang Kausalitas dan Kointegrasi. Tesis. Program

Pascasarjana.

Perdagangan, K. (2008). Buku 2 Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif

Indonesia 2025. Jakarta: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri :

Kementerian Perdagangan.

Pinem, J. R. (2009). Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah

terhadap Cadangan Devisa Indonesia.

Page 80: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

63

Robinson, T. (2012). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Salvatore, D. (1997). Ekonomi Internasional. Edisi Kelima, Jilid I. (H. Munandar,

Trans.) Erlangga : Jakarta.

Sebayang, L. R. (2012). Analisis Prospek Ekspor Industri Kreatif dalam

Meningkatkan Perekonomian Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana.

Simanjuntak. (1998). Pengantar Ekonomi SDM. Jakarta: LPFE UI.

Siswanti, V. M. (2013). Pengaruh Penanaman Modal Asing, Utang Luar Negeri,

dan Ekspor Terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 1985-

2010.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Tambunan, T. T. (2014). Perekonomian Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tjiptoherijanto. (1990). Upah Minimum dan Serikat Pekerja. Ekonomi Sumber

Daya Manusia.

Todaro. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Todaro, M. P. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Todaro, M. P., & Stephen, S. (2003). Economic Development, Eighth Edition.

United Kingdom : Pearson Education Limited.

Utami, P. S. (2018). Pengaruh Upah Minimum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Banten Tahun 2010-2016.

Wasana, J. (1985). Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Wibisono, D. (2005). Metode Penelitian dan Analisis Data. Jakarta: Salemba

Medika.

Widarjono, A. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba

Medika.

Wijaya, T. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Winarno, W. W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Page 81: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

64

LAMPIRAN

Lampiran 1 Produk Domestik Bruto Ekonomi Kreatif 2010 - 2016

TAHUN SUBSEKTOR PDB (Rp)

2010 KULINER 230,956,300,000,000

2010 FASHION 91,576,000,000,000

2010 KRIYA 85,899,100,000,000

2010 PENERBITAN 31,844,700,000,000

2010 MUSIK 2,089,700,000,000

2010 SENIRUPA 1,173,100,000,000

2010 FADV 766,400,000,000

2011 KULINER 252,711,000,000,000

2011 FASHION 103,947,600,000,000

2011 KRIYA 93,142,300,000,000

2011 PENERBITAN 34,804,900,000,000

2011 MUSIK 2,368,700,000,000

2011 SENIRUPA 1,316,200,000,000

2011 FADV 872,500,000,000

2012 KULINER 276,011,500,000,000

2012 FASHION 113,049,200,000,000

2012 KRIYA 100,156,100,000,000

2012 PENERBITAN 39,378,000,000,000

2012 MUSIK 2,689,100,000,000

2012 SENIRUPA 1,460,600,000,000

2012 FADV 962,200,000,000

2013 KULINER 304,510,300,000,000

2013 FASHION 127,708,000,000,000

2013 KRIYA 108,733,900,000,000

2013 PENERBITAN 44,165,400,000,000

2013 MUSIK 3,037,100,000,000

2013 SENIRUPA 1,603,300,000,000

2013 FADV 1,051,500,000,000

2014 KULINER 334,006,700,000,000

2014 FASHION 142,189,100,000,000

2014 KRIYA 120,737,200,000,000

2014 PENERBITAN 48,744,000,000,000

Page 82: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

65

2014 MUSIK 3,479,800,000,000

2014 SENIRUPA 1,711,800,000,000

2014 FADV 1,191,500,000,000

2015 KULINER 355,292,700,000,000

2015 FASHION 154,693,500,000,000

2015 KRIYA 133,809,300,000,000

2015 PENERBITAN 53,586,600,000,000

2015 MUSIK 3,997,900,000,000

2015 SENIRUPA 1,913,600,000,000

2015 FADV 1,354,700,000,000

2016 KULINER 384,591,180,000,000

2016 FASHION 170,069,680,000,000

2016 KRIYA 145,150,710,000,000

2016 PENERBITAN 58,879,700,000,000

2016 MUSIK 4,484,300,000,000

2016 SENIRUPA 2,091,720,000,000

2016 FADV 1,500,390,000,000

Page 83: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

66

Lampiran 2 Ekspor Ekonomi Kreatif 2010 - 2016

TAHUN SUBSEKTOR Ekspor (US$)

2010 KULINER 594,239,465

2010 FASHION 8,584,325,102

2010 KRIYA 4,294,196,774

2010 PENERBITAN 28,602,746

2010 MUSIK 14,634

2010 SENIRUPA 5,631,904

2010 FADV 0

2011 KULINER 863,166,325

2011 FASHION 10,356,882,421

2011 KRIYA 4,390,189,552

2011 PENERBITAN 22,210,719

2011 MUSIK 2,475

2011 SENIRUPA 8,943,725

2011 FADV 2,000

2012 KULINER 960,895,372

2012 FASHION 10,084,407,505

2012 KRIYA 4,358,484,667

2012 PENERBITAN 21,200,049

2012 MUSIK 20,399

2012 SENIRUPA 14,573,648

2012 FADV 0

2013 KULINER 956,934,031

2013 FASHION 10,593,408,750

2013 KRIYA 4,282,512,537

2013 PENERBITAN 27,159,550

2013 MUSIK 56,912

2013 SENIRUPA 10,556,556

2013 FADV 0

2014 KULINER 1,081,180,077

2014 FASHION 10,698,835,313

2014 KRIYA 6,363,369,776

2014 PENERBITAN 15,983,567

2014 MUSIK 10,620

Page 84: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

67

2014 SENIRUPA 5,550,551

2014 FADV 0

2015 KULINER 1,178,955,573

2015 FASHION 10,895,217,691

2015 KRIYA 7,264,504,752

2015 PENERBITAN 22,334,534

2015 MUSIK 29,017

2015 SENIRUPA 3,035,708

2015 FADV 94

2016 KULINER 1,260,503,586

2016 FASHION 10,901,481,517

2016 KRIYA 7,797,661,095

2016 PENERBITAN 26,166,775

2016 MUSIK 14,462

2016 SENIRUPA 3,039,881

2016 FADV 1,161

Page 85: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

68

Lampiran 3 Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010 - 2016

TAHUN SUBSEKTOR Tenaga Kerja (Jiwa)

2010 KULINER 5,982,420

2010 FASHION 3,673,696

2010 KRIYA 3,432,258

2010 PENERBITAN 444,908

2010 MUSIK 52,129

2010 SENIRUPA 35,723

2010 FADV 35,281

2011 KULINER 5,596,084

2011 FASHION 3,553,523

2011 KRIYA 3,368,235

2011 PENERBITAN 440,519

2011 MUSIK 50,789

2011 SENIRUPA 33,188

2011 FADV 34,146

2012 KULINER 5,846,779

2012 FASHION 4,121,796

2012 KRIYA 3,551,875

2012 PENERBITAN 452,514

2012 MUSIK 51,769

2012 SENIRUPA 36,078

2012 FADV 34,633

2013 KULINER 6,324,268

2013 FASHION 4,015,768

2013 KRIYA 3,380,110

2013 PENERBITAN 455,039

2013 MUSIK 53,191

2013 SENIRUPA 38,119

2013 FADV 35,148

2014 KULINER 6,859,828

2014 FASHION 3,905,429

2014 KRIYA 3,386,739

2014 PENERBITAN 454,254

2014 MUSIK 53,364

2014 SENIRUPA 38,141

2014 FADV 36,288

Page 86: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

69

2015 KULINER 7,410,733

2015 FASHION 3,855,457

2015 KRIYA 3,640,198

2015 PENERBITAN 461,274

2015 MUSIK 54,235

2015 SENIRUPA 40,320

2015 FADV 37,359

2016 KULINER 7,983,259

2016 FASHION 4,129,344

2016 KRIYA 3,717,479

2016 PENERBITAN 464,579

2016 MUSIK 56,891

2016 SENIRUPA 46,612

2016 FADV 39,546

Page 87: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

70

Lampiran 4 Rata-rata Upah Ekonomi Kreatif 2010 – 2016

TAHUN SUBSEKTOR Rata -rata Upah

(Rp)

2010 KULINER 1,117,829

2010 FASHION 1,197,177

2010 KRIYA 1,201,776

2010 PENERBITAN 1,882,056

2010 MUSIK 2,333,221

2010 SENIRUPA 1,525,844

2010 FADV 2,651,364

2011 KULINER 994,160

2011 FASHION 1,043,254

2011 KRIYA 1,050,021

2011 PENERBITAN 1,708,466

2011 MUSIK 2,302,178

2011 SENIRUPA 1,567,964

2011 FADV 2,650,207

2012 KULINER 1,095,856

2012 FASHION 1,141,314

2012 KRIYA 1,166,060

2012 PENERBITAN 1,727,237

2012 MUSIK 1,180,099

2012 SENIRUPA 1,482,692

2012 FADV 2,446,243

2013 KULINER 1,387,000

2013 FASHION 1,449,925

2013 KRIYA 1,356,311

2013 PENERBITAN 2,143,257

2013 MUSIK 1,988,176

2013 SENIRUPA 2,218,336

2013 FADV 2,605,641

2014 KULINER 1,366,144

2014 FASHION 1,440,439

2014 KRIYA 1,369,942

2014 PENERBITAN 1,903,938

Page 88: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

71

2014 MUSIK 2,115,211

2014 SENIRUPA 3,742,464

2014 FADV 2,671,145

2015 KULINER 1,411,141

2015 FASHION 1,529,956

2015 KRIYA 1,443,670

2015 PENERBITAN 2,110,476

2015 MUSIK 2,348,716

2015 SENIRUPA 2,702,940

2015 FADV 1,800,416

2016 KULINER 1,794,253

2016 FASHION 2,088,052

2016 KRIYA 2,013,975

2016 PENERBITAN 2,692,780

2016 MUSIK 3,061,858

2016 SENIRUPA 2,199,346

2016 FADV 2,375,106

Page 89: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

72

Lampiran 5 Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: PLS

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 0.416118 (6,39) 0.8638

Cross-section Chi-square 3.040568 6 0.8037

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: LOGPDB

Method: Panel Least Squares

Date: 04/22/19 Time: 09:43

Sample: 1 49

Periods included: 7

Cross-sections included: 7

Total panel (balanced) observations: 49 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGEKSPOR 0.025292 0.009506 2.660536 0.0108

LOGTK 0.975910 0.043622 22.37196 0.0000

LOGUPAH 0.682233 0.240837 2.832755 0.0069

C 3.251548 1.644681 1.977008 0.0542 R-squared 0.971246 Mean dependent var 13.28273

Adjusted R-squared 0.969329 S.D. dependent var 0.953973

S.E. of regression 0.167071 Akaike info criterion -0.662692

Sum squared resid 1.256068 Schwarz criterion -0.508258

Log likelihood 20.23595 Hannan-Quinn criter. -0.604100

F-statistic 506.6649 Durbin-Watson stat 1.675022

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 90: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

73

Lampiran 6 Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: NORMALITAS

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.747421 3 0.8620 ** WARNING: estimated cross-section random effects variance is zero.

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. LOGEKSPOR 0.024399 0.025292 0.000010 0.7739

LOGTK 0.972860 0.975910 0.000398 0.8785

LOGUPAH 0.631535 0.682233 0.062892 0.8398

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: LOGPDB

Method: Panel Least Squares

Date: 04/22/19 Time: 09:50

Sample: 1 49

Periods included: 7

Cross-sections included: 7

Total panel (balanced) observations: 49 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.594821 2.415066 1.488498 0.1447

LOGEKSPOR 0.024399 0.010375 2.351661 0.0238

LOGTK 0.972860 0.049613 19.60908 0.0000

LOGUPAH 0.631535 0.354671 1.780620 0.0828 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.972976 Mean dependent var 13.28273

Adjusted R-squared 0.966740 S.D. dependent var 0.953973

S.E. of regression 0.173980 Akaike info criterion -0.479846

Sum squared resid 1.180495 Schwarz criterion -0.093761

Log likelihood 21.75624 Hannan-Quinn criter. -0.333366

F-statistic 156.0176 Durbin-Watson stat 1.781676

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 91: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

74

Lampiran 7 Hasil Uji LM

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects

Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided

(all others) alternatives Test Hypothesis

Cross-section Time Both Breusch-Pagan 1.386321 91.15252 92.53885

(0.2390) (0.0000) (0.0000)

Honda -1.177421 9.547383 5.918457

-- (0.0000) (0.0000)

King-Wu -1.177421 9.547383 5.918457

-- (0.0000) (0.0000)

Standardized Honda -0.946385 12.53173 4.580198

-- (0.0000)

(0.0000)

Standardized King-Wu -0.946385 12.53173 4.580198

-- (0.0000) (0.0000)

Gourierioux, et al.* -- -- 91.15252

(< 0.01) *Mixed chi-square asymptotic critical values:

1% 7.289

5% 4.321

10% 2.952

Page 92: ANALISIS PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45501... · 2019. 5. 21. · Ekonomi Kreatif, Produk

75

Lampiran 8 Regresi Linier Berganda dengan Random Effect Model

Dependent Variable: LOGPDB

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/22/19 Time: 09:53

Sample: 1 49

Periods included: 7

Cross-sections included: 7

Total panel (balanced) observations: 49

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGEKSPOR 0.025292 0.009899 2.554875 0.0141

LOGTK 0.975910 0.045426 21.48348 0.0000

LOGUPAH 0.682233 0.250798 2.720254 0.0092

C 3.251548 1.712700 1.898493 0.0641 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 0.173980 1.0000 Weighted Statistics R-squared 0.971246 Mean dependent var 13.28273

Adjusted R-squared 0.969329 S.D. dependent var 0.953973

S.E. of regression 0.167071 Sum squared resid 1.256068

F-statistic 506.6649 Durbin-Watson stat 1.675022

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.971246 Mean dependent var 13.28273

Sum squared resid 1.256068 Durbin-Watson stat 1.675022