Upload
ngothuy
View
259
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR
Oleh
NOTIE AYU SUCIHATI
H24104078
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
ABSTRAK
NOTIE AYU SUCIHATI. H24104078. Analisis Perubahan Organisasi Dalam
Rangka Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Rumah Sakit Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor. Dibawah bimbingan Hj. Siti Rahmawati
Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa
kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima
jasa pelayanan kesehatan. Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSMM
Bogor) menganggap perlu untuk melakukan pengembangan pelayanan dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanannya, serta produktivitas kerja
karyawannya sesuai dengan visi misi rumah sakit, seiring dengan perkembangan
zaman, serta adanya peningkatan pengetahuan yang pesat selama ini. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), maka status RSMM kini berubah
menjadi BLU. Mengantisipasi perubahan tersebut, maka tuntutan akan
produktivitas kerja karyawan akan semakin meningkat. Pihak rumah sakit
senantiasa berusaha meningkatkan produktivitas kerja karyawan seiring adanya
perubahan status rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui struktur organisasi RSMM
terkait dengan perubahan status RSMM dari RSJP (Rumah Sakit Jiwa Pusat)
menjadi RSMM BLU, mempelajari perubahan organisasi di RSMM, menganalisis
hubungan antara perubahan organisasi terhadap produktivitas kerja karyawannya.
Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder yang dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober
2008. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh responden,
mewawancarai pihak manajemen RSMM dan pengamatan langsung di RSMM.
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah karyawan yang bekerja di
RSMM. Data sekunder berupa studi literatur dan data-data lain yang berkaitan
dengan topik penelitian ini diperoleh dari perpustakaan, data pemasaran
perusahaan, laporan tahunan, maupun dari jurnal, buku, literatur dan internet.
Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah analisis deskriptif
dan analisis korelasi Rank Spearman, dengan bantuan alat pengolah data
Microsoft Excel dan Statictical Product and Service Solution (SPSS) 15.00 for
windows.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat empat dari lima faktor perubahan
organisasi yang mempunyai hubungan nyata atau signifikan dengan produktivitas
kerja karyawan di RSMM. Hasil analisis korelasi menyimpulkan bahwa keempat
faktor tersebut dapat menghantarkan terciptanya peningkatan produktivitas kerja
karyawan RSMM. Apabila keempat faktor tersebut ditingkatkan maka
produktivitas kerja karyawan akan meningkat juga, sedangkan satu faktor pada
perubahan organisasi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
produktivitas kerja karyawan, maka pihak Rumah Sakit masih perlu melakukan
perbaikan pada faktor tersebut dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja
karyawan.
ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
NOTIE AYU SUCIHATI
H24104078
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
NOTIE AYU SUCIHATI
H24104078
Menyetujui,
Bogor, Januari 2009
Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd.
Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.
Ketua Departemen Manajemen
Tanggal Ujian : 12 Januari 2009 Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Notie Ayu Sucihati dilahirkan di
Bogor pada tanggal 4 Maret 1986 dari pasangan Sudiono
Onsin, SH dan Hj. Wiwi Winarti, S.Kep. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis menempuh pendidikan TK di TK Pertiwi III
Bogor, kemudian SD di SDN Panaragan II Bogor, lalu
melanjutkannya ke SLTP Negeri 1 Bogor dan kemudian lulus dari SMUN 1
Bogor pada tahun 2004.
Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor) pada Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Program Studi Manajemen. Pada tahun 2006 penulis
ikut serta dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat
Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Penulis aktif dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Voli IPB. Prestasi yang pernah diraih oleh penulis selama
mengikuti kegiatan UKM di Institut Pertanian Bogor adalah menjadi Most
Valuable Player (MVP) atau pemain terbaik pada Olimpiade Mahasiswa IPB
cabang bola voli.
Pada tahun 2008 penulis melakukan penelitian untuk tugas akhir
pendidikan yang berjudul: Analisis Perubahan Organisasi dalam Rangka
Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis Perubahan Organisasi dalam Rangka Meningkatkan
Produktivitas Kerja Karyawan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor”, yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Penulis sadar bahwa pencapaian ini bukan karya yang luar biasa, namun
melalui karya ini penulis berharap agar dalam proses penyusunan hingga hasil
yang dicapai dapat dijadikan pembelajaran bagi penulis sendiri maupun pembaca.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan petunjuk, pengarahan, serta
sumbangan pemikiran kepada penulis.
2. Farida Ratna Dewi SE, MM dan Ratih Maria Dhewi SP, MM, selaku dosen
penguji yang sangat meneladani.
3. Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan staf Tata Usaha Departemen Manajemen
(Mas Hadi, Mas Yadi, Teh Nuha, Pak Cecep, Mumuh) atas segala pelayanan,
serta kemudahan dalam birokrasi
4. Sudiono Onsin, SH dan Wiwi Winarti S.Kep sebagai inspirator terbesar.
5. Osie Ayu Robbisah dan Trias Bani Rifat yang senantiasa membantu dalam
penyusunan skripsi.
6. Keluarga besar Sudiono Onsin, SH (Nenek Saodah Alm, Bi Tuti, Bi Tini, Bi
Atin) atas doa, perhatian dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi
7. Pihak Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, terutama kepada Ibu
Solichatin selaku pegawai bidang perawatan atas kesediaannya untuk
membantu proses penelitian.
8. Fajar Mohammad Drajat, atas perhatian dan kehadiran dalam setiap hari-hari
selama proses penyusunan skripsi. You’re the best.
9. My bestest friend forever and ever, Sylvia Mulyawati (Momo) dan Andree
Sastra Maulana (pipiw), kalian selalu di hati, selalu, selamanya.
10. Sahabat-sahabat terbaik (Icu, Mitha, Anggie, Ama, Shierra, Citra, Nitnut, Acil,
Dina, Meri, Gitri dan Mia) untuk kebersamaan dalam suka dan duka yang
terus terkenang.
11. Teman satu perjuangan yang selalu bersama di detik detik deadline SKL
(Tubagus Mohammad Eidri, Arie Kusuma Wardhana, thanks for everyuthing,
kita harus sukses, terus berjuang!!)
12. Anis, Dase, Betet, Annas, Gala, Hilman, Surya 42, Emma 43, mokmok, atas
partisipasi dan dukungan semangat bagi penulis.
13. My Childhood Friends (Tata, Wanda, Nuke, Nesya, Risna, Mba Atih, Citra,
Mba Thika dan Nita). We’ll always move together.
14. Borries, Chandra, Yuda dan Yoga yang selalu menghadirkan keutuhan
persahabatan.
15. Saudaraku sesama bimbingan Ibu Rahma (Elis, Melly, Aufiya dan Denny).
Terima kasih untuk kebersamaan dan bantuan selama satu tahun terakhir ini.
Semoga sukses teman.
16. Staf Tata Usaha Departemen Manajemen (Mas Hadi, Mas Yadi, Teh Nuha,
Pak Cecep, Mumuh) kerja sama dalam kelancaran pelaksanaan seminar dan
sidang.
17. Teman-teman Manajemen angkatan 41 dan SMU Negeri 1 Bogor angkatan
2004 atas kenangan dan kebahagiaan yang telah mewarnai hari-hari penulis.
Bogor, Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Organisasi ........................................................................ 5
2.2. Perubahan Organisasi......................................................................... 5
2.2.1. Jenis Perubahan..................................................................... 6
2.2.2. Tipologi Perubahan ............................................................... 8
2.3. Produktivitas Kerja Karyawan ........................................................... 9
2.4. Badan Layanan Umum (BLU) ........................................................... 12
2.4.1. Karakteristik dan Jenis BLU ................................................. 12
2.4.2. Lingkup Keuangan BLU....................................................... 13
2.5. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 15
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran........................................................................... 17
3.2. Metode Penelitian............................................................................... 19
3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 19
3.2.2. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 19
3.3. Pengolahan dan Analisis Data............................................................ 20
3.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 20
3.3.2. Skala Likert ........................................................................... 21
3.3.3. Analisis Deskriptif ................................................................ 23
3.3.4 . Korelasi Rank Spearman....................................................... 23
3.4. Variabel Penelitian ............................................................................. 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit ........................................................ 26
4.1.1. Sejarah Rumah Sakit ............................................................. 26
4.1.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit.......................................... 27
4.1.3. Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit...................................... 28
4.1.4. Jenis dan Fasilitas Pelayanan ................................................ 29
4.1.5. Sumber Daya Manusia .......................................................... 31
4.2. Analisis Data ..................................................................................... 32
4.3. Karakteristik Responden ................................................................... 33
4.4. Perubahan Organisasi........................................................................ 35
4.5. Analisis Korelasi ............................................................................... 40
4.5.1. Pengaturan Organisasi........................................................... 41
4.5.2. Pengaturan Tujuan ................................................................ 41
4.5.3. Faktor Sosial ......................................................................... 42
4.5.4. Metode .................................................................................. 43
4.5.5. Aspek Manusia...................................................................... 43
4.6. Perencanaan Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan ................ 45
4.7. Implikasi Manajerial ......................................................................... 47
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ............................................................................................ 50
2. Saran....................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52
LAMPIRAN.................................................................................................... 54
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Jawaban Instrumen Skala Likert ................................................................ 22
2. Interprestasi Koefisien Korelasi ................................................................. 24
3. Ketenagaan RSMM.................................................................................... 32
4. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Pengaturan Organisasi................. 35
5. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Pengaturan Tujuan ...................... 36
6. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Sosial ........................................... 37
7. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Metode ........................................ 37
8. Sebaran Karyawan berdasarkan Aspek Manusia ....................................... 38
9. Keadaan Sebelum dan Sesudah Perubahan Organisasi RSMM
Berdasarkan Lima Faktor Perubahan.......................................................... 38
10. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara Perubahan Organisasi dan
Produktivitas Kerja Karyawan ................................................................... 40
11. Sebaran Jawaban Responden terhadap Produktivitas Kerja Karyawan..... 45
12. Implikasi Manajerial dari Analisis Korelasi Perubahan Organisasi
terhadap Produktivitas Kerja Karyawan .................................................... 47
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Keterkaitan antara Efisiensi, Efektivitas dan Produktivitas....................... 10
2. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian............................................... 18
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
Ruangan/Jabatan, Masa Kerja dan Pendidikan .......................................... 33
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebelum
menjadi BLU.............................................................................................. 54
2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor setelah
menjadi BLU.............................................................................................. 55
3. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 56
4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................ 60
5. Karakteristik Responden ............................................................................ 65
6. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman .................................................... 66
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang cepat,
ditandai dengan perkembangan teknologi dan sosial, meningkatnya
persaingan dalam negara bersangkutan atau antar negara, dan keinginan
akan kebebasan dan demokrasi. Organisasi bisnis sedang mencari teknik,
program, visi dan pimpinan yang dapat menyesuaikan dengan tingkat
perubahan yang kompleks tersebut.
Keberhasilan pada suatu perusahaan adalah tergantung pada suatu
perusahaan tersebut dalam mengelola sumber daya manusia (SDM) yang
dimiliki. Pengelolaan SDM yang dilakukan perusahaan adalah bertujuan
untuk memiliki SDM yang berkemampuan tinggi apalagi dalam dunia
perekonomian yang sedemikian cepat perubahannya. Perencanaan secara
efisien, pengorganisasian yang sistematis, pengarahan pekerja secara efektif,
serta penggunaan metode, teknik dan gaya manajemen baru yang sesuai
dengan tuntutan zaman, pekerja dan misi, merupakan hal-hal yang dapat
memicu peningkatan produktivitas. Oleh karena itu, perusahaan melakukan
berbagai usaha untuk merekrut, mendidik dan mengeluarkan kebijakan yang
ditujukan untuk memperoleh tenaga kerja yang potensial. Perusahaan juga
harus menciptakan kondisi yang seimbang antara pencapaian tujuan
perusahaan dan pencapaian tujuan individual karyawan-karyawannya.
Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa
kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap
penerima jasa pelayanan kesehatan. Tuntutan kebutuhan pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan terus meningkat baik dalam
aspek mutu maupun dalam ruang lingkup pelayanan. Hal ini disebabkan
meningkatnya kesadaran masyarakat secara umum, peningkatan ekonomi
masyarakat, serta bertambahnya kompleksitas masalah yang dihadapi.
Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSMM Bogor) yang
sebelumnya bernama Rumah Sakit Jiwa Pusat (RSJP) menganggap perlu
untuk melakukan pengembangan pelayanan dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanannya, serta produktivitas kerja karyawannya sesuai dengan
visi misi rumah sakit, seiring dengan perkembangan zaman, serta adanya
peningkatan pengetahuan yang pesat selama ini.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), maka status
rumah sakit kini berubah menjadi BLU. RSMM sebagai salah satu rumah
sakit rujukan nasional juga tidak akan terlepas dari perubahan tersebut.
Berdasarkan Surat Keputusan Menkes No 756/Menkes/SK/VI/2007 tanggal
26 Juni 2007 tentang Penetapan 15 UPT Vertikal Menjadi Pusat Pelayanan
Kesehatan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), RSMM termasuk salah satu
diantaranya. Oleh sebab itu dalam upaya memberikan pelayanan yang
berkualitas, RSMM dituntut untuk membenahi semua aspek yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan, termasuk produktivitas kerja
karyawan.
Penerapan PPK-BLU memberikan fleksibilitas pada rumah sakit
untuk menggunakan langsung pendapatannya untuk membiayai kegiatan
operasional, fleksibilitas juga diberikan dalam hal pengelolaan belanja, serta
pengadaan barang dan jasa. Sehingga diharapkan instansi yang telah
menerapkan PPK-BLU dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya
untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan dengan kualitas dan
kuantitas yang telah distandarkan oleh departemen terkait untuk
menjalankan praktik bisnis yang sehat.
Mengantisipasi perubahan tersebut, maka tuntutan akan
produktivitas kerja karyawan akan semakin meningkat. Pihak rumah sakit
senantiasa berusaha meningkatkan produktivitas kerja karyawan seiring
adanya perubahan status rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum
(BLU).
Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi terkait dengan perubahan status
menjadi BLU dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan
RSMM.
1.2. Rumusan Masalah
BLU pada esensinya adalah instansi pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melaksanakan kegiatannya didasarkan pada prinsip produktivitas,
efisiensi, efektivitas. BLU dalam implementasinya menekankan pada pola
pengelolaan keuangan, bukan pada kelembagaannya dan operasionalnya.
Sekalipun demikian, karena pola keuangan yang diatur dalam BLU
dirancang untuk kepentingan peningkatan kinerja, maka pengaturan PPK-
BLU ini berpengaruh kepada struktur organisasi, pengelolaan operasional
RSMM Bogor dan pejabat yang mengelola kegiatan serta keuangan.
RSMM Bogor telah mempersiapkan struktur organisasi yang akan
diusulkan dalam perubahan status RSMM Bogor sebagai landasan
implementasi BLU. Perubahan pengelolaan sistem keuangan yang
pendapatannya berasal dari PNBP yang semula harus disetor ke Kas Negara,
kini dapat digunakan langsung dengan ketentuan terlebih dahulu harus
membuat Rencana Bisnis Anggaran (RBA) sebagai dasar revisi perubahan.
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah
suatu performance yang merupakan hasil atau keluaran dari sebuah proses.
Perubahan organisasi yang dilakukan oleh pihak RSMM dapat menjadi
evaluasi bagi pihak perusahaan terhadap kerja karyawan dan juga evaluasi
bagi karyawan sendiri sebagai perwujudan untuk peningkatan produktivitas
kerja. Permasalahan-permasalahan yang timbul mengenai produktivitas
kerja karyawan merupakan suatu indikasi bahwa peranan manajemen
sebagai pengelolaan sumberdaya manusia sangatlah diperlukan. Hal ini
merupakan suatu cara dalam rangka meningkatkan suatu produktivitas kerja
karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan
diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi umum struktur organisasi di RSMM?
2. Bagaimana perubahan organisasi yang dilakukan oleh RSMM setelah
status rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum (BLU)?
3. Apakah perubahan organisasi yang dilakukan pihak RSMM memiliki
hubungan yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan
dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Mengetahui struktur organisasi RSMM terkait dengan perubahan status
RSMM dari RSJP (Rumah Sakit Jiwa Pusat) menjadi RSMM BLU.
2. Mempelajari perubahan organisasi di RSMM.
3. Menganalisis hubungan antara perubahan organisasi terhadap
produktivitas kerja karyawannya.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, manfaat penelitian ini adalah memperluas wawasan dan
menambah pengalaman dalam mengaplikasikan manajemen perubahan
dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Bagi rumah sakit, penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan
pertimbangan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam mengevaluasi
dan melakukan perbaikan berkelanjutan terkait dengan pencapaian visi
misi perusahaan.
3. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
bagi pihak yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai manajemen
perubahan yang terkait dengan produktivitas kerja karyawan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian hanya berfokus pada perubahan organisasi yang
dilakukan oleh Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor dalam rangka
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini melibatkan
karyawan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor baik staf medik
fungsional maupun struktural. Penelitian ini merupakan implementasi dari
beberapa aspek manajemen seperti Manajemen Sumber Daya Manusia,
Manajemen Perubahan, Manajemen Mutu dan Perilaku Organisasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Organisasi
Organisasi (Robbins, 2003) adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Pengertian organisasi menurut Koontz & O’Donnel dalam Nasution
(1972) adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk
mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertikal maupun secara
horizontal di antara posisi-posisi yang telah diserahi tugas-tugas khusus
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, organisasi adalah
hubungan struktural yang mengikat atau menyatukan perusahaan dan
kerangka dasar tempat individu berusaha.
2.2. Perubahan Organisasi
Pada hakekatnya kehidupan manusia dan organisasi selalu bergerak
dan diliputi oleh perubahan secara berkelanjutan. Perubahan organisasi
(Nasution, 2006) merupakan pergeseran dari keadaan sekarang suatu
organisasi menuju pada keadaan yang diinginkan di masa depan. Perubahan
tersebut dapat terjadi pada struktur organisasi, proses mekanisme kerja,
sumber daya manusia dan budaya. Perubahan adalah membuat sesuatu
menjadi berbeda dan perubahan berarti bahwa kita harus merubah dalam
cara mengerjakan atau berfikir tentang sesuatu.
Karakteristik perubahan menurut Kasali dalam Nasution (2006), yaitu:
1. Bersifat misterius karena tidak mudah dipegang.
2. Memerlukan tokoh terkenal dalam melakukan perubahan.
3. Tidak semua orang bisa diajak melihat perubahan.
4. Perubahan terjadi setiap saat secara kontinu.
5. Ada sisi lembut dan sisi keras dalam perubahan.
6. Membutuhkan waktu, biaya dan kekuatan.
7. Dibutuhkan upaya khusus untuk menyentuh nilai dasar atau budaya
korporat.
8. Banyak diwarnai mitos.
9. Perubahan menimbulkan ekspektasi yang dapat menimbulkan getaran
emosi dan harapan.
10. Perubahan selalu menakutkan yang menimbulkan kepanikan.
2.2.1. Jenis Perubahan
Cara bagaimana perubahan terjadi sangat bervariasi, tergantung
pada sifat dan besaran perubahan, serta kondisi lingkungan yang
dihadapi. Pada umumnya ada lima jenis perubahan, yaitu:
1. Perubahan Terencana dan Perubahan Tidak Terencana
Perubahan terencana adalah aktivitas perubahan yang
disengaja atau direncanakan dan berorientasi pada tujuan.
Perubahan organisasional berasal dari keputusan stratejik untuk
merubah cara organisasi mengerjakan usahanya. Perubahan
organisasional dapat diidentifikasi sebagai perubahan produk
atau jasa, perubahan ukuran dan struktur organisasi, perubahan
sistem administrasi dan perkenalan produk baru.
Perubahan tidak terencana merupakan pergeseran aktivitas
organisasional karena adanya kekuatan eksternal yang berada di
luar kontrol organisasi. Determinan dari statu perubahan tidak
terencana dari statu organisasi antara lain karena adanya
pergeseran dalam demografi angkatan kerja, respons terhadap
kecenderungan globalisasi, adanya peraturan pemerintah,
persaingan dan perbedaan kinerja.
2. Perubahan Inkremental dan Fundamental
Perubahan inkremental hampir terjadi dengan sendirinya
dan mencakup banyak situasi yang dihadapi manager, termasuk
didalamnya perubahan metode dan proses kerja, tata letak,
produk baru dan situasi lain di mana orang melihat kelanjutan
dari keadaan lama menuju pada keadaan yang baru. Sebaliknya,
perubahan fundamental merupakan perubahan stratejik, visioner
dan transformasional. Perubahan ini biasanya besar dan secara
dramatis mempengaruhi operasi masa depan organisasi.
3. Tempered Radical Change
Pada dasarnya, perubahan menurut sifatnya dapat dilakukan
melalui cara yang sangat drastis sampai dengan cara melalui
adaptif revolusioner. Strategi perubahan ini merupakan suatu
kontinum dan sifatnya sangat pribadi sampai pada sangat umum.
Bentuk perubahan yang terjadi dapat berupa: (1) Ekspresi diri
yang ditunjukkan secara pelan-pelan, namun dapat
mempengaruhi orang lain (Discruptive Self-Expression), (2)
Upaya pembelaan diri secara lisan untuk mengarahkan perubahan
situasi (Verbal Jujitsu), (3) Upaya untuk merubah sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan secara kreatif membuka
peluang baru (Variable-Term Opportunism), (4) Perubahan yang
dilakukan dengan membangun kerjasama dengan orang lain,
untuk mendapatkan legitimasi, akses sumber daya dan kontrak,
bantuan teknis, serta dukungan emosional (Strategic Alliance
Building).
4. Perubahan Struktural dan Perubahan Siklikal
Perubahan struktural merupakan suatu perubahan yang
mengakibatkan kenaikan atau penurunan yang menghasilkan
perubahan kualitas, sehingga diperlukan penyesuaian secara
kontinu. Sebagai contoh, teknologi komunikasi semakin canggih
sehingga tidak mungkin mundur kembali.
Perubahan siklikal adalah perubahan yang mengikuti pola
dalam fluktuasinya, kemudian kembali secara reguler pada tahap
sebelumnya. Sebagai contoh perubahan mode sifatnya sementara
dan suatu saat akan kembali pada desain lama.
5. Perubahan Terencana dan Perubahan Darurat
Pendekatan dalam melaksanakan perubahan tergantung
pada kondisi lingkungan yang dihadapi. Perubahan terencana
merupakan perubahan rutin, berulang, dapat diprediksi dan
dikendalikan. Pendekatan darurat dilakukan melalui pemberian
arah dengan melakukan lima gambaran organisasi yang dapat
mengembangkan keberhasilan perubahan, yaitu: struktur
organisasi, budaya organisasi, organisasi pembelajaran, perilaku
manajerial, serta kekuatan dan politik.
2.2.2. Tipologi Perubahan
Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Nasution (2001)
mengelompokkan perubahan ke dalam tiga kelompok tipologi, yaitu:
1. Adaptive Change
Adaptive Change merupakan perubahan yang paling rendah
tingkat kompleksitasnya, dan ketidakpastiannya. Perubahan ini
menyangkut pelaksanaan perubahan yang sifatnya berulang atau
meniru perubahan dari unit kerja yang berbeda, dan karyawan
tidak merasakan kekuatiran atas perubahan.
2. Innovative Change
Perubahan ini berada di tengah kontinum diukur dari
kompleksitas, biaya dan ketidakpastiannya.
3. Radically Innovative Change
Radically Innovative Change merupakan jenis perubahan yang
paling sulit dilaksanakan dan cenderung paling menakutkan bagi
manajer untuk melaksanakan dan memberikan dampak kuat pada
keamanan kerja karyawan. Perubahan inovatif radikal merupakan
perubahan yang bersifat mendasar dan fundamental dengan
dampak dan resiko yang luas.
Pendekatan sistem Kreitner dan Kinicki (2001) mengemukakan
kerangka kerja perubahan organisasional yang terdiri dari tiga
komponen, yaitu:
1. Inputs, yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman.
2. Target Element of Change:
3. , yang terdiri atas tingkat organisasi, tingkat kelompok
dan tingkat individu
2.3. Produktivitas Kerja Karyawan
Pengertian produktivitas menurut Sinungan (2003) yaitu suatu sikap
mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu hari ini lebih baik
daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Umar (2003)
menjelaskan bahwa produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan (input), dengan kata lain produktivitas memiliki dua dimensi,
yang pertama yaitu efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk
kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,
kuantitas dan waktu. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan
gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Dimensi kedua yaitu efisiensi
yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi
penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Efisiensi
ini merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan
dengan input yang sebenarnya. Apabila efisiensi dikaitkan dengan
efektivitas, walau terjadi peningkatan efektivitas, efisiensinya belum tentu
meningkat. Berdasarkan penjelasan di atas produktivitas dapat dirumuskan
sebagai berikut :
INPUT PROSES PRODUKSI HASIL
KUALITAS KUALITAS KUALITAS
& EFISIENSI & EFEKTIVITAS
PRODUKTIVITAS
Gambar 1. Keterkaitan antara efisiensi, efektivitas dan produktivitas (Umar,
2003)
Definisi produktivitas di atas menjelaskan bahwa diperlukan sumber
daya yang produktif untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Menurut
Dale Timpe dalam Umar (2000) ciri pegawai yang produktif yaitu :
1. Cerdas dan dapat belajar dengan relatif cepat.
2. Kompeten secara profesional.
3. Kreatif dan inovatif.
4. Memahami pekerjaan.
5. Belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisien.
6. Selalu mencari perbaikan-perbaikan, tetapi tahu kapan harus berhenti.
7. Dianggap dinilai oleh atasan.
8. Prestasi kerja yang baik.
Menurut Sedarmayanti (2001), untuk mengetahui tingkat produktivitas
kerja karyawan dapat dilakukan melalui pengukuran terhadap indikator-
indikator produktivitas yang meliputi perilaku kerja, minat, pengalaman,
prestasi kerja, tanggung jawab dan motivasi.
Menurut Simanjuntak (1985) faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan, yaitu:
1. Menyangkut kualitas dan kemampuan seorang karyawan yang
dipengaruhi oleh pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental
dan kemampuan fisik.
2. Sarana pendukungnya diantaranya meliputi:
a. Lingkungan kerja: tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, sarana
dan peralatan produksi, serta suasana dalam lingkungan kerja itu
sendiri.
b. Kesejahteraan: sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan
kelangsungan kerja.
3. Supra sarana yang terdiri dari kebijakan pemerintah, hubungan antara
pengusaha dan pekerja serta kemampuan manajemen perusahaan.
Cara meningkatkan produktivitas menurut Sinungan (2003) yaitu (1)
Kesempatan utama dalam meningkatkan produktivitas manusia terletak pada
kemampuan individu, sikap individu dalam bekerja, serta manajemen
maupun organisasi kerja. Syarat bagi produktivitas perorangan yang tinggi
yaitu kelompok pertama meliputi: tingkat pendidikan dan keahlian, jenis
teknologi dan hasil produksi, kondisi kerja, kesehatan, kemampuan fisik dan
mental dan kelompok kedua mencakup sikap (terhadap tugas) serta teman
dalam satu organisasi, (2) Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk
memperoleh jumlah produksi yang besar, (3) Penggunaan jumlah sumber
daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih
besar lagi.
Produktivitas kerja merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan
dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan
konsumen. Produktivitas dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir
pada persepsi pelanggan. Hal ini dapat diimplementasikan interaksi antara
karyawan (pekerja) dan pelanggan yang mencakup (a) ketepatan waktu,
berkaitan dengan kecepatan memberikan tanggapan terhadap keperluan-
keperluan pelanggan, (b) penampilan karyawan, berkaitan dengan
kebersihan dan kecocokan dalam berpakaian, (c) kesopanan dan tanggapan
terhadap keluhan, berkaitan dengan bantuan yang diberikan dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan pelanggan (Gaspersz, 2003).
Berarti produktivitas yang baik dilihat dari persepsi pelanggan bukan dari
persepsi perusahaan. Persepsi pelanggan terhadap produktivitas jasa
merupakan penilaian total atas kebutuhan suatu produk yang dapat berupa
barang ataupun jasa.
Pengukuran produktivitas tenaga kerja merupakan faktor dominan
karena segala upaya untuk meningkatkan produktivitas harus
memperhitungkan reaksi kemanusiaan tenaga kerja, yaitu kemampuan
berpikir, perubahan emosi dan kemampuan inovatif dari waktu ke waktu,
serta bagaimana tenaga kerja berinteraksi dengan yang lainnya (Ravianto,
1986).
2.4. Badan Layanan Umum (BLU)
Sesuai dengan pasal 1 butir (23) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa Badan Layanan Umum,
yang selanjutnya disebut BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
BLU bukanlah merupakan suatu bentuk badan hukum baru dari suatu
unit organisasi pemerintahan. BLU lebih merupakan suatu pola pengelolaan
keuangan yang memberikan keleluasaan atau fleksibilitas dalam
pelaksanaannya dengan meningkatkan pola korporasi pada instansi
pemerintah yang didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas,
sehingga BLU tidak diinterprestasikan sebagai badan-badan yang ada
seperti Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Bappenas dan Badan-badan lain.
Hal ini disampaikan pada acara Sosialisasi Badan Layanan Umum dan
Peningkatan Mutu Layanan RSMM pada 1 November 2007.
2.4.1. Karakteristik dan Jenis BLU
Secara spesifik, melalui handouts dalam materi Sosialisasi
BLU dan Peningkatan Mutu Layanan RSMM, karakteristik entitas
Badan Layanan Umum, adalah sebagai berikut:
1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak
dipisahkan dari kekayaan Negara.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan masyarakat.
3. Tidak bertujuan untuk mencari laba.
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan
produktivitas ala korporasi.
5. Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya
dikonsolidasikan kepada instansi induk.
6. Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat
digunakan secara langsung.
7. Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan
pegawai negeri sipil.
8. BLU bukan subjek pajak.
Apabila dikelompokkan menurut jenisnya, Badan Layanan
Umum terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. BLU yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa meliputi
rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran
dan lain-lain.
2. BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi
otorita pengembangan wilayah dan kawasan ekonomi terpadu.
3. BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus meliputi
pengelola dana bergulir, dana UKM, penerusan pinjaman dan
tabungan pegawai.
2.4.2. Lingkup Keuangan BLU
BLU dihadapkan pada peraturan yang spesifik, berbeda dengan
entitas yang merupakan Kekayaan Negara yang dipisahkan
(BUMN/BUMD). Perbedaan tersebut terletak pada hal-hal sebagai
berikut:
1. BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Kekayaan BLU merupakan bagian dari kekayaan negara/daerah
yang tidak dipisahkan, serta dikelola dan dimanfaatkan
sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU yang
bersangkutan.
3. Pembinaan BLU instansi pemerintah pusat dilakukan oleh
Menteri Keuangan dan pembinaan teknis dilakukan oleh menteri
yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang
bersangkutan.
4. Pembinaan keuangan BLU instansi pemerintah daerah dilakukan
oleh pejabat pengelola keuangan daerah dan pembinaan teknis
dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah yang
bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan.
5. Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran
tahunan.
6. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta laporan keuangan dan
laporan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan dan laporan
kinerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.
7. Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa
layanan yang diberikan merupakan pendapatan negara/daerah.
8. Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai
belanja yang bersangkutan.
9. BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat
atau badan lain.
10. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU
diatur dalam peratuan pemerintah.
Rumah Sakit yang ingin menjadi Badan Layanan Umum,
antara lain harus memiliki anggaran yang bisa diperoleh dari
pelayanan sebesar 60 persen. Selain itu, Rumah Sakit harus
mempunyai rencana bisnis dan neraca yang siap diaudit. Rumah
Sakit tetap memperoleh subsidi dan menyetor sebagian
pendapatannya ke pemerintah. Perbedaannya adalah Rumah Sakit
menjadi lebih mandiri dan boleh menerima bantuan atau hibah dari
pihak lain.
Badan Layanan Umum diharapkan bukan hanya mampu
melayani masyarakat tetapi pelayanan masyarakat dapat ditingkatkan
dengan cara yang profesional, efektif dan efisien oleh pengelola unit
tersebut dengan otonomi pengelolaan yang akan diberikan.
2.5. Penelitian Terdahulu
Muklir, Ismani HP dan Heru Ribawanto (2005) melakukan penelitian
yang berjudul Restrukturisasi Organisasi dalam Rangka Reformasi
Administrasi Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Berdasarkan penelitian ini,
dimensi reformasi administrasi meliputi aspek struktur, sikap dan perilaku
yang merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembangunan
daerah karena lemahnya kapasitas administratif mengakibatkan program
pembangunan tidak berjalan efektif dan efisien. Penelitian tersebut bertujuan
untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menginterprestasikan proses
reformasi struktur organisasi, perubahan sikap dan perilaku aparatur
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam menyikapi otonomi khusus
melalui analisis yang digunakan melalui pendekatan kualitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data
yang diperoleh dianalisis dengan metode analisa data model interaktif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi yang telah dibentuk lebih
diarahkan pada budaya lokal. Perubahan Struktur organisasi tersebut
mencerminkan semakin tingginya kompleksitas, formalisasi dan sentralisasi.
Sejalan dengan penelitian Muklir, Ismani HP dan Heru Ribawanto,
Fatmasari, Desi (2008) melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Terhadap Produktivitas Pegawai
(Studi Kasus pada Bagian Tata Usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan
Departemen Kehutanan Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kepuasan pegawai terhadap produktivitas bagian TU pada Puslitbanghut
sesudah adanya perubahan organisasi dan tata kerja, serta untuk mengetahui
penilaian antara pegawai TU dan non TU terhadap produktivitas bagian TU
setelah adanya perubahan organisasi dan tata kerja. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Setelah itu, hasilnya
dianalisis dengan menggunakan angka indeks, analisis pebandingan dengan
uji-t rata-rata sampel berpasangan dan uji-t rata-rata sampel independen.
Berdasarkan hasil uji-t rata-rata sampel berpasangan, secara umum kepuasan
pegawai Puslitbanghut mengenai produktivitas TU mengalami peningkatan
setelah adanya perubahan organisasi dan tata kerja.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Kualitas pelayanan dapat ditingkatkan sesuai dengan visi dan misi
Rumah Sakit sebagai model kemandirian Rumah Sakit Jiwa Pusat (RSJP) di
Indonesia dan perkembangan zaman, serta adanya peningkatan pengetahuan
di bidang keperawatan maka dianggap perlu untuk melakukan
pengembangan pelayanan yang bisa menjadi model dan mandiri.
Pelayanan kesehatan yang awalnya hanya berfokus pada pelayanan
kesehatan jiwa, telah berubah sejak bulan Januari 2002. RSJP telah
menambah jenis pelayanan yaitu NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika
dan Zat Adiktif lainnya). Kemudian RSJP berubah nama menjadi Rumah
Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSMM Bogor) dengan tujuan untuk
mengurangi persepsi masyarakat tentang Rumah Sakit Jiwa. Pemberian
pelayanan kesehatan masih pada kesehatan jiwa dan NAPZA. Pada tahun
yang sama RSMM Bogor mulai melakukan pengembangan di unit rawat
inap yaitu pelayanan penyakit dalam dan kamar operasi.
RSMM Bogor telah merubah statusnya dari status Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Adanya
perubahan organisasi yang terjadi mengakibatkan suatu pengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi produktivitas perusahaan.
Tujuan perubahan adalah untuk memperbaiki kemampuan organisasi
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, serta
mengupayakan perubahan perilaku karyawan untuk meningkatkan
produktivitasnya. Perubahan harus dilakukan secara hati-hati dengan
mempertimbangkan agar manfaat yang ditimbulkan oleh perubahan harus
lebih besar daripada beban kerugian yang harus ditanggung.
Perubahan organisasi yang dilakukan akan berdampak bagi tingkat
produktivitas kerja karyawan dan dapat dilihat melalui kuesioner yang
mengukur kaitan perubahan organisasi dalam rangka peningkatan
produktivitas kerja karyawan melalui analisis korelasi. Tingkat
produktivitas kerja karyawan diukur dengan menggunakan indikator-
indikator produktivitas menurut Sedarmayanti (2001) yang meliputi perilaku
kerja, minat, pengalaman, prestasi kerja, tanggung jawab dan motivasi.
Jika perubahan organisasi dilakukan dengan baik maka akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Produktivitas kerja
karyawan yang tinggi akan berdampak pada produktivitas perusahaan
sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. Kerangka pemikiran dari
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Input
Internal
1.Kekuatan
2.Kelemahan
External
1.Peluang
2.Ancaman
Faktor perubahan dalam
organisasi:
1. Pengaturan organisasi
2. Pengaturan tujuan
3. Faktor sosial
4. Metode
5. Aspek manusia
Output
1. Tingkat organisasi
2.Tingkat kelompok
3.Tingkat individu
(Sumber : Kreitner & Kinicki, 2001)
. Metode Penelitian
3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor yang berlokasi di Jl. Dr. Sumeru No 114 Bogor.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai
dengan bulan Oktober 2008.
3.2.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Data Primer dikumpulkan dengan dua cara yaitu sebagai berikut :
1. Wawancara, dilakukan dengan pihak manajemen Rumah Sakit
Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, khususnya pada bidang SDM
untuk memperoleh gambaran, serta kejelasan mengenai masalah
yang sedang diteliti.
2. Angket atau Kuesioner, dilakukan dengan membagikan
pertanyaan mengenai bidang yang diteliti kepada para karyawan
Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Kuesioner yang
digunakan berupa kuesioner dengan pertanyaan tertutup yaitu
pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan dalam daftar
pertanyaan dan responden hanya dapat memilih di antara
jawaban yang disediakan. Skor setiap responden diperoleh dari
kuesioner yang telah disebarkan, maka alat ukur yang dipakai
adalah dengan menggunakan skala Likert.
Sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan cara sebagai
berikut:
1. Studi Kepustakaan, dilakukan dengan mempelajari dan menelaah
literatur-literatur berupa dokumen-dokumen, catatan perkuliahan,
serta buku-buku teori yang berhubungan dengan topik yang
dibahas.
2. Berbagai Laporan Perusahaan, dilakukan dengan mengacu pada
laporan perusahaan maupun bahan-bahan yang ada di perusahaan
baik berupa dokumen, laporan maupun catatan tertulis yang
berhubungan dengan yang dibahas khususnya dengan perubahan
organisasi yang telah dilakukan oleh pihak Rumah Sakit.
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan kaidah teknik sensus,
yaitu teknik pengambilan sampel dimana tiap unit populasi dihitung
(Nazir, 1988). Adapun jumlah karyawan yang dijadikan responden
adalah sebanyak 50 orang. Hal ini bertujuan agar generalisasi dari
penelitian ini dapat memberikan taraf keyakinan yang tinggi.
3.3. Pengolahan dan Analisis Data
3.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum kuesioner disebarkan, terlebih dahulu dilakukan suatu
pengujian kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas. Menurut
Singarimbun dan Effendi (1995), uji validitas menunjukkan sejauh
mana alat mengukur apa yang ingin diukur. Uji Validitas digunakan
untuk mengetahui tingkat valid suatu butir pertanyaan dalam
kuesioner. Perhitungan nilai korelasi antara data pada masing-masing
pertanyaan dan skor total dengan memakai rumus teknik korelasi
Product Moment, sebagai berikut :
r =
∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−
)]()][([
))((
2222YYnXXn
YXXYn................... (1)
Dimana :
X = skor masing-masing pertanyaan
Y = skor total
n = jumlah responden
r = angka korelasi
Setelah dilakukan uji validitas, maka langkah selanjutnya
adalah uji reliabilitas. Uji keterandalan kuesioner dilakukan dengan
pendekatan internal yaitu pengambilan data dilakukan sekali pada
responden yang karakteristiknya mirip dengan karakteristik
responden yang akan diteliti dan jumlah responden yang dipilih tidak
perlu terlalu besar. Jumlah pertanyaan yang diuji dalam uji
reliabilitas ini terdiri dari 43 pertanyaan. Adapun metode yang
digunakan untuk mengukur koefisien kekonsistenan internal adalah
dengan menggunakan Cronbach Alpha (α).
Rumus Cronbach’s Alpha adalah:
11r =
−
−
∑2
2
11
t
b
k
k
σ
σ
..................................................... (2)
Dimana:
11r = Keandalan instrumen
k = Jumlah butir pertanyaan
2
∑ bσ = Jumlah ragam butir
∑ 2
tσ = Ragam total
Pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
bantuan software Microsoft Excel dan software Statictical Product
and Service Solution (SPSS) 15.00 for windows.
3.3.2. Skala Likert
Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan secara
kuantitatif. Data yang diperoleh dengan wawancara akan dianalisis
secara kualitatif untuk mendukung data kuantitatif, sedangkan
kuesioner akan dianalisis secara statistik kuantitatif. Setiap jawaban
responden dikuantitatifkan dengan pemberian skor. Data dari
jawaban kuesioner diukur dengan menggunakan skala Likert.
Menurut Kinnear (1988), skala Likert ini berhubungan dengan
pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya
setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik.
Adapun langkah-langkah untuk membuat skala Likert menurut
Umar (2003) adalah :
1. Kumpulkan sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan sikap yang
akan diukur dan dapat diidentifikasi dengan jelas (positif atau
tidak positif).
2. Berikan pertanyaan-pertanyaan di atas kepada sekelompok
responden untuk diisi dengan benar.
3. Respon dari tiap pertanyaan dihitung dengan cara menjumlahkan
angka-angka dari setiap pertanyaan sedemikian rupa, sehingga
responden yang berada pada posisi yang sama akan menerima
secara konsisten nilai angka yang selalu sama.
4. Selanjutnya mencari pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat
dipakai dalam penelitian, acuannya adalah :
a. Pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden.
b. Pernyataan responden yang tidak menunjukkan korelasi
substansial dengan nilai totalnya.
5. Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk
skala Likert yang dapat dipakai untuk mengukur sikap dan
menjadi dasar pembentukan kuesioner baru untuk pengumpulan
data berikutnya.
Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk
keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban responden dalam
skala Likert:
Tabel 1. Jawaban Instrumen Skala Likert
Bobot Nilai Keterangan
1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Netral
4 Setuju
5 Sangat setuju
3.3.3. Analisis Deskriptif
Statistika deskriptif berusaha menjelaskan atau
menggambarkan berbagai karakteristik data seperti rata-rata, median
maupun variasi data. Kegiatan statistika deskriptif antara lain
menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik. Sebuah tabel
berguna untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel.
3.3.4. Korelasi Rank Spearman
Adapun metode statistika yang digunakan adalah dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Korelasi ini
digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara
variabel satu dengan lainnya. Khususnya data ordinal yaitu data yang
mempunyai skala pengukuran yang berjenjang.
Rumus korelasi Rank Spearman (Siegel, 1992):
N -
di6
- 1 3
n
1 i
2
Nrs
∑=
= ………………………………...……………... (3)
Apabila dalam perhitungan ditemukan angka kembar, maka
menggunakan rumus:
∑ ∑
∑ ∑ ∑−+
=
))((2 22
222
YX
diYXrs ................................................. (4)
Keterangan:
rs = Koefisien korelasi
N = Jumlah sampel penelitian
di = Selisih antara rank X dan rank Y pada
responden ke-i
dimana:
∑∑ −−
= xTnn
X12
32
12
3
xx
x
ttT
−=
∑∑ −−
= yTnn
Y12
32
12
3
yy
y
ttT
−
= ............................... (5)
Keterangan:
T = Faktor koreksi
∑T = Jumlah berbagai harga T untuk semua kelompok yang
berlain-lainan yang memiliki observasi berangka sama.
Program SPSS 15.00 for Windows melakukan perhitungan
secara otomatis dengan mengacu pada rumus di atas. Komputer akan
mengeluarkan output hasil pengolahan dan dapat langsung dilakukan
analisis serta mengambil keputusan dari output tersebut. Hal yang
telah dianalisis dari output tersebut dapat dilihat melalui nilai
korelasi (nilai rs) dan nilai probabilitasnya.
rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan
kuat dan positif)
rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna negatif
rs = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan
Keeratan hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel lainnya, dapat diketahui berdasarkan koefisien korelasi yang
diperoleh, kemudian diinterpretasikan melalui pedoman yang tertera
di bawah ini :
Tabel 2. Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2004)
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara perubahan organisasi
dan produktivitas kerja karyawan.
H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara perubahan organisasi dan
produktivitas kerja karyawan.
Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi
adalah 5%. Sedangkan yang menjadi dasar pengambilan keputusan
signifikan atau tidaknya hubungan kedua variabel adalah:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
3.4. Variabel Penelitian
Variabel dependen (terikat) dengan menggunakan notasi “Y” yaitu
produktivitas kerja karyawan dan variabel independen (bebas) menggunakan
notasi “X” yaitu elemen-elemen yang mempengaruhi perubahan organisasi.
Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
Variabel terikat (Y) : Produktivitas kerja karyawan
Variabel bebas (X) : Perubahan organisasi
X1 : Pengaturan organisasi
X2 : Pengaturan tujuan
X3 : Faktor sosial
X4 : Metode
X5 : Aspek Manusia
Hubungan yang terjadi antara masing-masing variabel bebas dengan
variabel terikat dapat dilihat selengkapnya dalam penelitian ini.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit
4.1.1. Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit Jiwa Bogor Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor adalah
rumah sakit tipe A berdasarkan Kep.Men.Kes No. 135/1978 yang
didirikan pada tahun 1882 oleh pemerintah Hindia Belanda yang
dikhususkan untuk pegawai Hindia Belanda yang sakit jiwa dan rumah
kustodial (tahanan). Sebelum ada RSJ, pasien yang mempunyai
gangguan jiwa dirawat di Rumah Sakit Umum, juga di penjara dan
kantor polisi, mereka dikurung bahkan diasingkan. Fasilitas
perawatannya dilengkapi jeruji besi di setiap bangsal dengan pintu besi
yang kuat. Penampungan seperti itu terdapat di Rumah Sakit Cina di
Batavia, Semarang dan Surabaya.
RSJ pertama yang dibangun Pemerintah Belanda adalah RSJ
Bogor. Dokter pribumi pertama yang menjadi direktur RS itu adalah
Dr. Marzoeki Mahdi (1946-1950). Pada masa penjajahan Jepang,
sebagian bangunan RSJ dipakai untuk penampungan tentara Jepang
dan sebagian lain digunakan untuk karantina penyakit menular. Dari
perkembangan ilmu Psikiatri kemudian diketahui bahwa sepertiga dari
pasien gangguan iwa bisa sembuh total, sepertiga lainnya harus bolak-
balik ke Rumah Sakit dan sepertiga lainnya sulit disembuhkan karena
sudah sangat parah.
Pelayanan kesehatan yang diberikan pada awalnya hanya berfokus
pada pelayanan kesehatan jiwa. Pada bulan Januari 2002 Rumah Sakit
tersebut menambah jenis pelayanan, yaitu NAPZA (Narkotika,
Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya). Kemudian RSJP
berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
(RSMM Bogor) dengan tujuan untuk mengurangi persepsi masyarakat
tentang Rumah Sakit Jiwa. Pemberian pelayanan kesehatan masih pada
kesehatan jiwa dan NAPZA. Pada tahun yang sama RSMM Bogor
mulai melakukan pengembangan di unit rawat inap yaitu pelayanan
penyakit dalam dan kamar operasi. Kapasitas ruang rawat inap saat ini
berjumlah 650 tempat tidur dan jumlah perawat 411 orang
Sesuai dengan misi Rumah Sakit, Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor merupakan Rumah Sakit pendidikan yang telah menjadi
lahan praktek bagi mahasiswa sejak tahun 1985. Sehingga RSMM
telah mempunyai tim Diklat yang memfasilitasi kegiatan pendidikan
baik bagi mahasiswa yang sedang praktek maupun bagi pengembangan
SDM di RSMM.
Perubahan kebijakan tentang status hukum Rumah Sakit telah
dilakukan oleh pemerintah, maka berdasarkan Surat Keputusan
Menkes No 756/Menkes/SK/VI/2007 tanggal 26 Juni 2007 tentang
Penetapan 15 UPT Vertikal Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan
Badan Layanan Umum (PPK-BLU), RSMM termasuk salah satu
diantaranya. Oleh sebab itu dalam upaya memberikan pelayanan yang
berkualitas, RSMM dituntut untuk membenahi semua aspek yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan, termasuk produktivitas
kerja karyawan.
4.1.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit
Struktur organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi sebelum
mengalami perubahan (Lampiran 1) dikepalai oleh seorang Direktur
yang dibantu oleh dua Wakil Direktur, yaitu Wakil Direktur Umum
dan Keuangan serta Wakil Direktur Pelayanan Medik yang kemudian
membawahi staf medik struktural dan fungsional.
Struktur organisasi pada saat ini terkait dengan perubahan status
RSMM menjadi BLU (Lampiran 2) dikepalai oleh seorang Direktur
Utama yang dibantu oleh tiga Direktorat, yaitu Direktorat Medik dan
Keperawatan, Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, serta
Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum yang masing-masing
membawahi bagian-bagian dan subbagian dalam jabatan struktural
Rumah Sakit. Di samping itu terdapat staf medik fungsional, serta
instalasi-instalasi yang berjalan dalam alir pekerjaan Rumah Sakit.
Struktur organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
telah mengalami perubahan sesuai dengan Surat Keputusan Menkes
No.756/Menkes/SK/VI/2007, sehingga mengakibatkan adanya
perubahan tugas, fungsi, wewenang dan koordinasi dalam struktur
organisasi yang baru saja mengalami pelantikan pada bulan Juni 2008.
Hal ini berdampak terutama pada Direktorat Keuangan dan
Administrasi Umum yang secara langsung menangani pola
pengelolaan keuangan yang baru, yaitu pola pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum (PPK-BLU).
Mekanisme dan kewenangan dalam struktur organisasi pasca
perubahan menjadi Badan Layanan Umum mencakup
pertanggungjawaban jabatan yang kini telah berubah, yaitu
bertambahnya satu direktorat yang dibawahi secara langsung oleh
Direktur Umum. Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan
kini secara langsung berada di bawah Direktur Umum, dengan
membawahi sub bagian, kelompok jabatan fungsional dan instalasi-
instalasi yang secara struktur berubah, namun secara fungsi belum
mengalami perubahan yang signifikan.
Pemberian masukan dan sosialisasi perubahan organisasi dilakukan
bersamaan dengan waktu eksekusi terhitung tanggal 26 Juni 2007,
dengan kata lain pihak Rumah Sakit melakukan proses adaptasi
perubahan struktur organisasi seiring dengan berjalannya seluruh
kegiatan Rumah Sakit.
4.1.3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
1. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Mandiri melalui profesionalisme
dan pelayanan yang bermutu dengan mengutamakan kepuasan
pelanggan dan terjangkau oleh rakyat miskin.
2. Misi
a. Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan unggulan Jiwa dan
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya).
b. Memberdayakan seluruh potensi yang ada di Rumah Sakit.
c. Mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa menjadi pusat
rujukan nasional.
d. Mengembangkan pendidikan kesehatan dan penelitian serta
kemitraan yang seluas-luasnya.
e. Mencapai kesejahteraan bersama.
3. Tujuan
a. Tercapainya jasa layanan kesehatan jiwa dengan kualitas
prima.
b. Terciptanya produk unggulan dalam bidang kesehatan jiwa.
c. Tersedianya sumberdaya manusia bidang kesehatan jiwa yang
profesional dan berkomitmen.
4.1.4. Jenis dan Fasilitas Pelayanan
Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di Rumah Sakit Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor antara lain:
1. Pelayanan Kesehatan Jiwa
a. Pelayanan Gawat Darurat Psikiatri
b. Pelayanan Rawat Jalan Psikiatri
c. Pelayanan Rawat Inap Psikiatri
d. ICU Psikiatri
2. Pelayanan NAPZA
a. Rawat Jalan
b. Rawat Jalan Spesialistik
c. Detoksifikasi Rawat Inap
d. Gawat Darurat
e. HCU Napza
3. Pelayanan Umum
a. Rawat Jalan Spesialistik
b. Rawat Inap
c. Gawat Darurat
d. ICU
4. Pelayanan Penunjang
5. Pendidikan dan Pelatihan
Fasilitas pelayanan yang tersedia adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Rawat Jalan Spesialistik
a. Poliklinik Psikiatri: dewasa, lanjut usia dan anak
b. Poliklinik Neurologi
c. Poliklinik Penyakit Dalam
d. Poliklinik Diabetes Terpadu
e. Poliklinik Geriatri
f. Poliklinik Penyakit Anak
g. Poliklinik Psikologi
h. Poliklinik Gigi Spesialis
i. Poliklinik Gigi
j. Poliklinik Umum
k. Poliklinik Bedah Umum
l. Poliklinik Bedah Ortopedi
m. Poliklinik Kebidanan
n. Poliklinik THT
o. Poliklinik Kulit dan Kelamin
p. Poliklinik Rehabilitasi Medik
q. Poliklinik Gizi
r. Klinik Autis dan Tumbuh Kembang
2. Pelayanan Gawat Darurat
a. Pelayanan Gawat Darurat Umum dan Psikiatri
b. Pelayanan 24 Jam
c. Penanggulangan klien gawat darurat Psikiatri di jam kerja dan
luar jam kerja
1. Pelayanan Rawat Inap
a. Psikiatri
1) UGD Psikiatri
2) Akut: Ruang Kresna
3) Intermediate: Ruang Gatotkaca, Utari dan Arimbi
4) Tenang: Ruang Bratasena, Nakula, Yudhistira, Dewi Amba
dan Drupadi
5) Anak/Remaja dan Mental Organik: Ruang Abimanyu
6) Psikogeriatrik: Ruang Saraswati
7) MPKP: Ruang Srikandi dan Kresna
8) Akut Fisik dan Psikiatri: Ruang Subadra
b. Umum
1) UGD Umum
2) ICU Umum
3) Ruang Arjuna
4) Ruang Bisma
5) Ruang Antasena
6) Perinatologi
7) Parikesit
8) Kebidanan
c. NAPZA
1) Rama I, II, II, IV
2) Shinta
3) Detoksifikasi
4. Pelayanan Penunjang
a. Laboratorium
b. Elektromedik: EEG, Brain Mapping, USG, Endoscopy,
Doppler
c. Gizi: Konsultasi Gizi
d. IPAL: Pengolahan limbah modern
e. Diklat Kesehatan Jiwa dan NAPZA
f. Rehabilitasi klien gangguan jiwa
g. Kesehatan jiwa masyarakat
4.1.5. Sumber Daya Manusia
Data terkait dengan sumber daya manusia di RSMM diperoleh dari
bidang keperawatan per 1 September 2007.
Tabel 3. Ketenagaan RSMM
No Ketenagaan Jumlah
1 Dokter Spesialis
Psikiater 10
Spesialis Lain 28
2 Dokter Umum 23
3 Dokter Gigi Spesialis 6
4 Dokter Gigi 3
5 Apoteker/Apt Spesialis 7
6 Psikolog/S2 Psikolog 12
7 Keperawatan/D3,S1,S2 409
8 Paramedis Non Keperawatan 87
9 S2 Manajemen (MARS, MKes, MM, MSi) 16
10 Administrasi 354
Total 955
PNS 597
Honorer 358
4.2. Analisis Data
Uji validitas terhadap kuesioner bertujuan untuk menunjukkan sejauh
mana kuesioner dapat mengukur objek yang diamati. Hasil pengujian
validitas pertanyaan dengan product moment pearson menyatakan bahwa 43
pernyataan dalam kuesioner baik untuk perubahan organisasi dan
produktivitas kerja karyawan adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai
korelasi dengan totalnya yang ditunjukkan oleh p-value cukup signifikan. p-
value < level of significant (α) 1%. Setelah diketahui pertanyaan valid maka
dapat digunakan ke tahap selanjutnya dalam penelitian (Lampiran 4).
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat derajat ketepatan, ketelitian
atau keakuratan dan keterandalan alat ukur (kuesioner) yang digunakan
dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas untuk
penelitian ini adalah Alpha Cronbach, yang menghasilkan nilai alpha
sebesar 0,922. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika
memiliki nilai cronbach’s alpha > 0,60 , maka dapat disimpulkan bahwa
kuesioner yang disebarkan dapat diandalkan untuk menjadi alat ukur dalam
penelitian ini (Lampiran 4).
4.3. Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
46%
54%
laki-laki
perempuan
USIA
32%
36%
32%
22-32 tahun
33-43 tahun
44-54 tahun
Masa Kerja
28%
22%16%
10%
24%
0.5-6.5 tahun
6.6-12.6 tahun
12.7-18.7 tahun
18.8-24.8 tahun
24.9-30 tahun
Pendidikan
16%
28%48%
8%
SMA
D3
S1
S2
Ruangan/Jabatan
2%
20%
4%
4%
8%
6%
12%
16%
20%
2%6%
Sub Bag PPL
Sub Bag Rumah Tangga dan
KepegawaianSub Bag Keuangan
Bidang Perawatan
Bidang Pelayanan Medik
Instalasi Gizi
UPF Kesehatan Jiwa
MasyarakatUPF Kesehatan Jiwa Dewasa
& LansiaUPF Pemulihan NAPZA
UPF Rawat Jalan
UPF Gawat Darurat
Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
Ruangan/Jabatan, Masa Kerja dan Pendidikan.
1. Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasar jenis kelamin menunjukkan
bahwa sebagian besar karyawan RSMM yang menjadi responden
adalah perempuan. Dari 50 orang responden, jumlah responden
perempuan sebanyak 27 orang atau 54%, sedangkan jumlah responden
laki-laki sebanyak 23 orang atau 46%.
2. Usia
Sebagian besar responden dari karyawan RSMM adalah berusia
33-43 tahun yaitu sebanyak 36%, usia 22-32 tahun sebanyak 32%, usia
44-54 tahun sebanyak 32%, dan tidak ada yang berusia kurang dari 20
tahun.
3. Ruangan/Jabatan
Berdasarkan Ruangan/Jabatannya, karakteristik responden
terbagi dalam 11 bagian. Dari 50 orang responden, mayoritas
merupakan merupakan karyawan Sub Bag Rumah Tangga dan
Kepegawaian, yaitu sebanyak 20% dan karyawan UPF Pemulihan
NAPZA yang memiliki persentase sama dengan karyawan Sub Bag
Rumah Tangga dan Kepegawaian, kemudian 16% karyawan UPF
Kesehatan Jiwa Dewasa dan Lansia, 12% karyawan UPF Kesehatan
Jiwa Masyarakat, 8% karyawan Bidang Pelayanan Medik, 6%
karyawan Instalasi Gizi, 6% karyawan UPF Gawat Darurat, 4%
karyawan Sub Bag Keuangan, 4% karyawan Bidang Perawatan, 2%
karyawan Sub Bag PPL dan 2% adalah karyawan pada UPF Rawat
Jalan.
4. Masa Kerja
Mayoritas responden dari Rumah Sakit Dr. H Marzoeki Mahdi
Bogor telah bekerja selama 0,5-6,5 tahun, yaitu sebanyak 28%.
Karyawan yang telah bekerja selama 6,6-12,6 tahun sebanyak 22%,
12,7-18,7 tahun sebanyak 16%, 18,8-24,8 tahun sebanyak 10% dan
karyawan yang bekerja 24,9-30 tahun adalah sebanyak 24%.
5. Pendidikan
Tingkatan pendidikan terakhir dalam karakteristik responden
yaitu SMA, D3, S1 dan S2. Dari responden, terdapat 16% yang
berpendidikan terakhir SMA, 28% D3, 48% S1 dan 8% memiliki
pendidikan terakhir S2.
4.4. Perubahan Organisasi
Faktor perubahan organisasi menurut Kreitner & Kinicki (2001) terdiri
dari pengaturan organisasi, pengaturan tujuan, faktor sosial, metode dan
aspek manusia. Adapun hasil jawaban yang didapat dari responden adalah
sebagai berikut:
1. Pengaturan organisasi
Mayoritas responden menjawab setuju (48%) dan sangat setuju
(29%) atas pengaturan organisasi yang telah berjalan pada Rumah Sakit
terkait perubahan statusnya menjadi BLU. Dari jawaban responden atas
pernyataan-pernyataan mengenai pengaturan organisasi tersebut dan dari
hasil pengamatan langsung di lapangan, ternyata karyawan merasa
pengaturan organisasi yang secara umum meliputi kebijakan, prosedur,
peranan, struktur, penghargaan dan pengaturan fisik telah berjalan serta
terorganisir dengan baik. Suatu pengorganisasian yang baik cenderung
mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan RSMM. Sebaran
jawaban responden atas pernyataan yang berhubungan dengan
pengaturan organisasi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Pengaturan Organisasi
1 2 3 4 5 Kategori
Pernyataan N % N % N % N % N % Median
Kebijakan-kebijakan 0 0 0 0 7 14 29 58 14 28 Setuju
Prosedur 0 0 5 10 4 8 28 56 13 26 Setuju
Peranan 0 0 0 0 7 14 24 48 19 38 Setuju
Struktur 0 0 3 6 13 26 19 38 15 30 Setuju
Penghargaan 0 0 3 6 9 18 24 48 14 28 Setuju
Pengaturan fisik 0 0 6 12 11 22 21 42 12 24 Setuju
Total 0 0 17 5,7 51 17 145 48 87 29 Setuju
2. Pengaturan Tujuan
Mayoritas responden berpendapat setuju sebanyak 53 persen dan
netral sebanyak 26 persen bahwa pengaturan tujuan pada Rumah Sakit
merupakan hal yang penting. Karyawan merasa bahwa Rumah Sakit
telah memiliki penetapan tujuan yang tepat seiring perubahan organisasi
yang telah berubah menjadi BLU.
Karyawan RSMM mengharapkan hasil yang dicapai oleh Rumah
Sakit dapat sesuai dengan standar dan prioritas yang telah ditetapkan
dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia dalam rangka
meningkatkan produktivitas kerja karyawan RSMM. Sebaran jawaban
responden atas pernyataan yang berhubungan dengan pengaturan tujuan
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Pengaturan Tujuan
1 2 3 4 5 Kategori
Pernyataan N % N % N % N % N % Median
Keinginan dan hasil 0 0 5 10 16 32 20 40 9 18 Setuju
Prioritas 0 0 1 2 13 26 31 62 5 10 Setuju
Standar 0 0 4 8 11 22 29 58 6 12 Setuju
Sumberdaya 0 0 2 4 15 30 23 46 10 20 Setuju
Hub antar organisasi 1 2 2 4 11 22 30 60 6 12 Setuju
Total 1 0,4 14 5,6 66 26 133 53 36 14 Setuju
3. Faktor Sosial
Dari hasil analisis jawaban responden pada Tabel 6. dapat dilihat
bahwa sebagian besar karyawan menjawab setuju sebanyak 49 persen
dan netral sebanyak 26 persen. Faktor Sosial dalam Rumah Sakit Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor tergolong baik dengan hasil sebaran kuesioner
yang mayoritas berpendapat bahwa keadaan sosial dalam RSMM baik
berupa budaya organisasi, komunikasi, kepemimpinan serta faktor sosial
lainnya, secara umum berjalan dengan baik dan diharapkan dapat
menghantarkan Rumah Sakit pada peningkatan produktivitas kerja
karyawan.
Tabel 6. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Sosial
1 2 3 4 5 Kategori
Pernyataan N % N % N % N % N % Median
Budaya organisasi 0 0 2 4 10 20 28 56 10 20 Setuju
Proses kelompok 0 0 1 2 2 4 31 62 16 32 Setuju
Interaksi hub antar
pribadi 0 0 4 8 15 30 26 52 5 10 Setuju
Komunikasi 0 0 4 8 18 36 21 42 7 14 Setuju
Kepemimpinan 1 2 5 10 21 42 17 34 6 12 Setuju
Total 1 0,4 16 6,4 66 26 123 49 44 18 Setuju
4. Metode
Bila dilihat dari Metode yang meliputi proses, aliran pekerjaan,
desain pekerjaan serta teknologi yang selama ini telah berjalan,
karyawan RSMM diharapkan mampu meningkatkan produktivitas
kerjanya. Berdasarkan mayoritas jawaban responden (Tabel 7), RSMM
memiliki metode perubahan yang cukup baik. Hal tersebut terlihat dari
mayoritas responden yang menjawab setuju sebanyak 40 persen atas
faktor metode dalam Rumah Sakit. Namun diiringi oleh jawaban netral
sebanyak 34 persen yang jumlahnya hampir sama dengan jawaban tidak
setuju sebanyak 32 persen. Secara umum Rumah Sakit memiliki metode
perubahan yang cukup baik dan hal ini masih perlu ditingkatkan kembali
demi tercapainya produktivitas kerja karyawan.
Tabel 7. Sebaran Karyawan berdasarkan Faktor Metode
1 2 3 4 5 Kategori
Pernyataan N % N % N % N % N % Median
Proses 0 0 8 16 21 42 19 38 2 4 Setuju
Aliran pekerjaan 0 0 4 8 15 30 23 46 8 16 Setuju
Desain pekerjaan 0 0 10 20 18 36 17 34 5 10 Setuju
Teknologi 0 0 10 20 14 28 20 40 6 12 Setuju
Total 0 0 32 16 68 34 79 40 21 11 Setuju
5. Aspek Manusia
Melihat jawaban responden setuju (45%) bahwa mereka merasa
aspek manusia yang terdapat dalam Rumah Sakit telah tergolong baik.
Pengetahuan, kemampuan, sikap, motivasi serta perilaku SDM pada
RSMM cenderung positif dalam menjalankan pekerjaannya. Hal ini
mampu meningkatkan produktivitas Rumah Sakit yang merupakan salah
satu tujuan yang ditetapkan oleh pihak Rumah Sakit. Sebaran jawaban
responden atas pernyataan yang berhubungan dengan aspek manusia
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Sebaran Karyawan berdasarkan Aspek Manusia
1 2 3 4 5 Kategori
Pernyataan N % N % N % N % N % Median
Pengetahuan 0 0 7 14 16 32 21 42 6 12 Setuju
Kemampuan 0 0 4 8 20 40 17 34 9 18 Setuju
Sikap 0 0 6 12 15 30 24 48 5 10 Setuju
Motivasi 0 0 5 10 14 28 23 46 8 16 Setuju
Perilaku 0 0 1 2 4 8 27 54 18 36 Setuju
Total 0 0 23 9,2 69 28 112 45 46 18 Setuju
Secara umum, berdasarkan kelima faktor perubahan organisasi di atas, dapat
diuraikan secara deskriptif keadaan sebelum dan sesudah perubahan organisasi
RSMM yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Keadaan Sebelum dan Sesudah Perubahan Organisasi RSMM Berdasarkan
Lima Faktor Perubahan.
No Faktor Sebelum Sesudah
1 Pengaturan
Organisasi
a. Struktur organisasi mengacu
pada surat edaran dari
direktorat kesehatan jiwa
b. Peranan Rumah Sakit masih
terbatas dengan keuangan
yang terikat secara penuh
dengan pemerintah.
c. Prosedur dalam sistem
manajemen berupa Public
Goods yang bercirikan
birokrasi dalam mengatur
organisasi.
a. Struktur organisasi berubah
sesuai SK Menkes No.
756/Menkes/SK/VI/2007
b. Peranan Rumah Sakit
berkembang dengan adanya
fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan.
c. Prosedur dalam sistem
manajemen berubah
menjadi Semi Public Goods
yang berorientasi pada
pelayanan dan non-profit.
Lanjutan Tabel 9.
No
Faktor
Sebelum
Sesudah
2 Pengaturan
Tujuan
a. Kemampuan tidak cukup
kuat untuk memenuhi misi
sosial.
b. Tidak ada standar yang
jelas mengenai sistem
manajemen lembaga non-
profit.
a. Fleksibilitas yang diberikan
mendukung Rumah Sakit
untuk memenuhi misi sosial.
b. BLU merupakan lembaga
non-profit dimana standar
sistemnya dijelaskan dalam
Undang-undang.
3 Faktor
Sosial
a. Pola pikir dan budaya kerja
dalam Rumah Sakit
cenderung bersifat
konservatif.
b. Interaksi hubungan pribadi,
proses kelompok, serta
komunikasi dalam Rumah
Sakit secara umum selalu
terjalin positif, baik dalam
melaksanakan pekerjaan
maupun di luar
kepentingan pekerjaan.
a. Sejalan dengan perubahan
menjadi BLU, RSMM mulai
merubah mindset menjadi
lembaga yang modern dan
terorganisir dengan baik.
b. Lingkungan sosial masih
tetap terjaga dengan baik,
seiring perubahan yang
dilakukan pihak Rumah
Sakit, sekalipun pada saat
bertambahnya sumberdaya
manusia di RSMM.
4 Metode Pembiayaan kegiatan
operasional yang meliputi
obat-obatan dan peralatan
medis seringkali lambat
dengan adanya proses
birokrasi dalam organisasi.
BLU memberikan fleksibilitas
dalam membiayai kegiatan
operasional, dengan adanya
keleluasaan dan kelonggaran
yang lebih untuk
mendayagunakan uang
pendapatan.
5 Aspek
Manusia
a. Kemampuan dan motivasi
karyawan cenderung
monoton, tidak
berkembang dengan sistem
manajemen yang lama.
b. Semua karyawan mendapat
gaji yang sama tanpa
membedakan prestasi atau
hasil kerjanya.
a. BLU menuntut kemampuan
SDM yang lebih baik
dengan adanya sistem
penghargaan berupa
kompensasi karyawan.
b. Pimpinan Rumah Sakit
memiliki hak untuk
mengatur penggajian
karyawannya, termasuk
dalam pemberian honor,
insentif, atau bonus di luar
ketentuan gaji.
4.5. Analisis Korelasi
Analisis korelasi yang digunakan untuk mengetahui hubungan
perubahan organisasi dengan produktivitas kerja karyawan adalah analisis
korelasi Rank Spearman. Nilai korelasi yang nilainya diatas nol
menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut positif. Dalam
analisis korelasi ini menggunakan taraf kepercayaan 5% dalam pengambilan
keputusan, dimana perubahan organisasi tersebut mempunyai hubungan
signifikan dengan produktivitas kerja karyawan bila angka signifikansinya
kurang dari 0,05 (α = 0,05). Hasil analisis setiap perubahan organisasi
dengan produktivitas kerja karyawan dapat dilihat pada Lampiran 6
Berdasarkan penelitian dilakukan di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor, didapat empat dari lima faktor perubahan organisasi yang
mempunyai hubungan nyata atau signifikan dengan produktivitas kerja
karyawan di RSMM. Dari hasil analisis korelasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa keempat faktor tersebut dapat menghantarkan terciptanya
peningkatan produktivitas kerja karyawan RSMM. Apabila keempat faktor
tersebut ditingkatkan maka produktivitas kerja karyawan akan meningkat
juga. Sedangkan satu faktor pada perubahan organisasi tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan produktivitas kerja karyawan, maka pihak
Rumah Sakit masih perlu melakukan perbaikan pada faktor tersebut dalam
rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Hasil analisis korelasi
Rank Spearman dapat dilihat dalam Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara Perubahan Organisasi dan
Produktivitas Kerja Karyawan.
* Korelasi signifikan dalam level 0,05 (dua arah)
** Korelasi signifikan dalam level 0,01 (dua arah)
4.5.1. Pengaturan Organisasi
No Variabel Independen N Nilai Korelasi Angka Signifikansi
1 Pengaturan Organisasi 50 0,330 0,019*
2 Pengaturan Tujuan 50 0,485 0,000**
3 Faktor Sosial 50 0,495 0,000**
4 Metode 50 0,270 0,058
5 Aspek Manusia 50 0,501 0,000**
Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9. diperoleh
hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktor/variabel pengaturan
organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 0,330.
Berdasarkan nilai korelasi Sugiyono (2004), karena nilai koefisien
berada pada selang 0,20 – 0,399 maka kondisi ini termasuk rendah,
yang menunjukkan adanya hubungan yang rendah/agak lemah.
Variabel pengaturan organisasi memiliki nilai signifikansi sebesar
0,019 < α (α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
pengaturan organisasi memiliki hubungan yang nyata dan positif
terhadap produktivitas kerja karyawan. Artinya semakin baik
pengaturan organisasi, maka akan semakin baik produktivitas kerja
karyawan.
Adanya hubungan antara kedua variabel tersebut dikarenakan
karyawan sudah merasa bahwa pengaturan organisasi yang telah
berubah terkait perubahan status dan organisasi menjadi BLU telah
terorganisir dan berjalan dengan baik, yang memiliki arti bahwa
kebijakan dan prosedur yang berlaku di RSMM telah memberikan rasa
keadilan, dimana semua kebijakan dan prosedur diberlakukan sama
pada semua level jabatan. Karyawan tidak mempunyai wewenang
dalam penetapan kebijakan dan prosedur yang berlaku, namun mereka
tetap diberi kesempatan untuk memberikan masukan ide dan gagasan
di luar kebijakan Rumah Sakit, seperti ide dan masukan dalam bekerja.
Hal-hal tersebut mampu memberikan motivasi karyawan untuk
meningkatkan produktivitas kerjanya.
4.5.2. Pengaturan Tujuan
Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9. diperoleh
hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktor/variabel pengaturan tujuan
terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 0,485. Berdasarkan nilai
korelasi Sugiyono (2004), karena nilai koefisien berada pada selang
0,40 – 0,599 maka kondisi ini termasuk sedang, yang menunjukkan
adanya hubungan yang agak kuat. Variabel pengaturan tujuan memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,000 < α (α = 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel pengaturan tujuan memiliki hubungan
yang nyata dan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Artinya
semakin tepat pengaturan tujuan, maka akan semakin baik
produktivitas kerja karyawan.
Pengaturan tujuan adalah dasar dari setiap keberhasilan
perencanaan dan pelaksanaan dalam proses perubahan. Dasar-dasar
pengaturan tujuan harus dilakukan dan dikelola dengan baik untuk
memastikan kesuksesan dalam mencapai tujuan Rumah Sakit. Adanya
hubungan nyata antara pengaturan tujuan dengan produktivitas kerja
karyawan di RSMM ini disebabkan adanya perubahan penetapan
tujuan Rumah Sakit yang mengacu pada Surat Keputusan Menkes No
756/Menkes/SK/VI/2007 yang kemudian dirasakan karyawan memberi
pengaruh yang signifikan dalam rangka peningkatan produktivitas
kerja karyawan.
4.5.3. Faktor Sosial
Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9. diperoleh
hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktor sosial terhadap produktivitas
kerja karyawan sebesar 0,495. Berdasarkan nilai korelasi Sugiyono
(2004), karena nilai koefisien berada pada selang 0,40 – 0,599 maka
kondisi ini termasuk sedang, yang menunjukkan adanya hubungan
yang agak kuat. Faktor sosial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000
< α (α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial
memiliki hubungan yang nyata dan positif terhadap produktivitas kerja
karyawan. Artinya semakin baik faktor sosial, maka akan semakin baik
produktivitas kerja karyawan.
Hubungan yang harmonis antara sesama rekan kerja memiliki
peranan yang cukup penting dalam dunia pekerjaan, hal ini pula yang
dirasakan oleh karyawan yang bekerja di RSMM. Selain hubungan
yang harmonis terjalin dengan sesama rekan kerja, hubungan secara
vertikal dengan atasan dinilai cukup dekat. Hal ini menyebabkan
faktor sosial dalam Rumah Sakit memberi pengaruh dalam
peningkatan produktivitas kerja karyawan.
4.5.4. Metode
Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9. diperoleh
hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktor/variabel metode terhadap
produktivitas kerja karyawan sebesar 0,270. Berdasarkan nilai korelasi
Sugiyono (2004), karena nilai koefisien berada pada selang 0,20 –
0,399 maka kondisi ini termasuk rendah, yang menunjukkan adanya
hubungan yang agak lemah. Namun, variabel metode ini memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,058 > α (α = 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel metode memiliki hubungan yang tidak
nyata terhadap produktivitas kerja karyawan. Sehingga pihak Rumah
Sakit masih perlu melakukan perbaikan pada faktor metode dalam
rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Pendekatan teknologi untuk memperbaiki prestasi dapat
dilakukan dengan menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi
pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi
sehubungan dengan perubahan teknologi. Adakalanya perubahan yang
dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi. Hal
ini dapat menciptakan ketidaksenangan dan pemutusan hubungan
diantara para anggota organisasi akibatnya terjadi penurunan
produktivitas, lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran
karyawan yang tinggi.
4.5.5. Aspek Manusia
Berdasarkan hasil uji Rank Spearman pada Tabel 9. diperoleh
hasil bahwa nilai korelasi koefisien faktor/variabel aspek manusia
terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 0,501. Berdasarkan nilai
korelasi Sugiyono (2004), karena nilai koefisien berada pada selang
0,40 – 0,599 maka kondisi ini termasuk sedang, yang menunjukkan
adanya hubungan yang agak kuat. Variabel aspek manusia memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,000 < α (α = 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel aspek manusia memiliki hubungan yang
nyata dan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Artinya
semakin baik aspek manusia, maka akan semakin baik produktivitas
kerja karyawan.
Aspek manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat
diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi
perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi, bahkan
menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya
barang atau jasa, dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi atau
perusahaan. Selain pelaku yang menunjang tujuan perusahaan, mereka
juga mempunyai pikiran, perasaan dan kemampuan yang akan
berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukannnya.
Tujuan perusahaan akan sulit dicapai, bila para karyawan tidak
mau menggali potensi yang ada dalam dirinya untuk bekerja
samaksimal mungkin. Oleh sebab itu, tugas pimpinan yang tidak boleh
tidak harus dilaksanakan adalah bagaimana para karyawan tersebut
tetap bergairah dalam bekerja dan selalu mempunyai perilaku positif
dalam melaksanakan tugasnya.
Pihak Rumah Sakit perlu memberikan dukungan, pelatihan dan
ketrampilan yang diperlukan yang memungkinkan karyawan untuk
mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri atas perubahan organisasi.
Pada organisasi atau perusahaan mana pun selalu dibutuhkan adanya
karyawan yang terampil, mampu dan cakap sesuai dengan
pekerjaannya sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan dan juga dapat meningkatkan prestasi kerja yang baik
untuk perusahaan, masyarakat, maupun karyawan itu sendiri. Sejalan
dengan tingginya tuntutan akan kompetensi Sumber Daya Manusia dan
pentingnya kedudukan manusia dalam organisasi, maka peran atasan
atau pimpinan sangat penting untuk melihat sejauh mana kemampuan
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya
4.6. Perencanaan Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan
Pernyataan mengenai produktivitas kerja karyawan dilihat dari faktor
perilaku kerja, minat, pengalaman, prestasi kerja, tanggung jawab dan
motivasi (Sedarmayanti, 2001). Sebaran jawaban responden terhadap
produktivitas kerja karyawan dapat dilihat dalam Tabel 11.
Tabel 11. Sebaran Jawaban Responden terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
1 2 3 4 5 Kategori
Pernyataan N % N % N % N % N % Median
Perilaku kerja 1 0 0 0 0 4 8 37 74 9 18 Setuju
Perilaku kerja 2 0 0 1 2 5 10 35 70 9 18 Setuju
Perilaku kerja 3 0 0 2 4 7 14 32 64 9 18 Setuju
Minat 1 0 0 0 0 9 18 28 56 13 26 Setuju
Minat 2 0 0 2 4 11 22 22 44 15 30 Setuju
Minat 3 0 0 0 0 3 6 25 50 22 44 Setuju
Pengalaman 1 0 0 0 0 0 0 21 42 29 58 Sangat Setuju
Pengalaman 2 0 0 0 0 0 0 29 58 21 42 Setuju
Pengalaman 3 1 2 9 18 9 18 20 40 11 22 Setuju
Prestasi kerja 1 0 0 6 12 7 14 24 48 13 26 Setuju
Prestasi kerja 2 0 0 1 2 5 10 21 42 23 46 Sangat Setuju
Prestasi kerja 3 0 0 1 2 3 6 27 54 19 38 Setuju
Tanggung jawab 1 0 0 0 0 2 4 32 64 16 32 Setuju
Tanggung jawab 2 0 0 0 0 1 2 34 68 15 30 Setuju
Tanggung jawab 3 0 0 0 0 4 8 29 58 17 34 Setuju
Motivasi 1 0 0 3 6 7 14 27 54 13 26 Setuju
Motivasi 2 0 0 0 0 3 6 20 40 27 54 Sangat Setuju
Motivasi 3 0 0 2 4 10 20 24 48 14 28 Setuju
Total 1 0.1 27 3 90 10 487 54 295 33 Setuju
Berdasarkan Tabel 11. mayoritas responden menjawab setuju (54%)
atas keinginan untuk meningkatkan produktivitas kerja seiring adanya
perubahan organisasi yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit. Hal ini
dilihat dari jawaban responden atas pernyataan-pernyataan yang diajukan
dalam kuesioner yang merupakan faktor-faktor produktivitas kerja yang saat
ini telah berjalan dalam RSMM.
Produktivitas kerja karyawan RSMM secara umum dapat dikatakan
baik dengan terpenuhinya target pendapatan setiap tahun dan dengan
terpenuhinya misi sosial yang mengutamakan kepuasan pelanggan dan
terjangkau oleh rakyat miskin. Dengan BLU, pemerintah berharap tidak ada
lagi rakyat kecil yang terlunta-lunta ketika ingin mendapatkan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit. Direktur Rumah Sakit BLU dituntut untuk benar-
benar memperhatikan akses kesehatan bagi rakyat miskin.
Produktivitas kerja merupakan suatu hasil kerja dari seorang
karyawan. Hasil kerja karyawan ini merupakan suatu proses bekerja dari
seseorang dalam mengasilkan suatu barang atau jasa. Sering terjadi
penurunan produktivitas kerja karyawan dikarenakan kemungkinan adanya
ketidaknyamanan dalam bekerja, upah yang minim dan juga ketidak puasan
dalam bekerja.
Produktivitas karyawan yang tinggi sangatlah berperan dalam
meningkatkan efektivitas dan efesiensi karyawan. Dengan produktivitas
yang baik diharapkan karyawan dapat bertindak konsturuktif, percaya diri,
mempunyai rasa tangung jawab, dan memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan.
Hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak hal yang masih banyak dihemat.
Sehingga, waktu tidak terbuang sia–sia, bila diarahkan secara efektif dan
pencapaian tujuan usaha bisa terselenggara dengan baik.
Usaha memperhatikan karyawan merupakan salah satu cara agar
karyawan mampu meningkatkan produktivitas kerjanya dengan baik.
Dengan adanya perhatian dari seorang pemimpin dan dilaksanakannya
penilaian prestasi kerja terhadap karyawan, maka karyawan tersebut akan
merasa dirinya dihargai, diperhatikan dan dibutuhkan oleh perusahaan.
Sehingga dengan demikian diharapkan terjadinya usaha meningkatkan
produktivitas yang baik dalam diri masing – masing karyawan dan dijadikan
landasan atau acuan bagi setiap karyawan maupun bagi organisasi
perusahaan itu sendiri untuk lebih mengerti setiap aspek kegiatan yang
sesuai dengan organisasi atau perusahaan.
Produktivitas kerja karyawan merupakan hal yang perlu diperhatikan
dalam mencapai tujuan Rumah Sakit. Adanya perubahan organisasi yang
berjalan dengan baik akan mampu mencapai tujuan Rumah Sakit dengan
terciptanya peningkatan produktivitas kerja karyawan.
Suatu perubahan dikatakan berhasil bila mencapai target-target yang
ditentukan dan perubahan dapat dikatakan memuaskan bila hasil yang
dicapai lebih dari yang ditentukan. Dengan kata lain, perubahan dikatakan
mencapai produktivitas bila telah mencapai target yang ditentukan, bahkan
lebih dari yang ditentukan.
4.7. Implikasi Manajerial
Karyawan merupakan aspek penting dalam setiap perusahaan yang
merupakan suatu bagian yang menunjang tercapainya tujuan perusahaan
dengan dilengkapi oleh pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat
mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan. Sikap ini akan menentukan
perilaku kerja, minat, pengalaman, prestasi kerja, tanggung jawab dan
motivasi terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sikap-sikap
positif harus tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan demi tercapainya
tujuan perusahaan, sedangkan sikap-sikap negatif hendaknya dapat
dihindarkan sedini mungkin.
Mengingat masih adanya upaya yang dirasakan belum optimal
menurut karyawan, maka pihak manajemen hendaknya melakukan
penyesuaian kembali terkait dengan pengimplementasian penetapan PPK-
BLU di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, bahkan produktivitas
perusahaan. Hal ini dikarenakan hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat suatu hubungan keeratan perubahan organisasi terhadap
produktivitas kerja karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka implikasi
manajerial yang dapat diberikan untuk Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor mengenai korelasi perubahan organisasi terhadap peningkatan
produktivitas kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Implikasi Manajerial dari Analisis Korelasi Perubahan Organisasi
terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
No Faktor Implikasi Manajerial
1 Aspek
Manusia
Aspek manusia merupakan salah satu faktor penting
perubahan organisasi dalam rangka peningkatan
produktivitas kerja karyawan. Pendekatan orang bermaksud
untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui
pemusatan pada keterampilan sikap, persepsi dan
pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas
dengan efektif Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
hubungan yang positif antara aspek manusia dengan
produktivitas, dimana bila Rumah Sakit dapat meningkatkan
hal-hal yang terdapat dalam aspek manusia seperti
pengetahuan, kemampuan, sikap, motivasi dan perilaku
karyawan, maka dapat meningkatkan tujuan perusahaan,
yaitu tercapainya peningkatan produktivitas kerja karyawan.
Produktivitas tertinggi hanyalah dapat terwujud bila pihak
Rumah Sakit secara serius memperhatikan para karyawannya
melalui peningkatan wawasan, pengetahuan, rasa percaya
diri, keyakinan dan gairah kerja.
2 Faktor
Sosial
Terdapat hubungan positif antara faktor sosial terhadap
produktivitas kerja karyawan. Hubungan yang harmonis
antara sesama rekan kerja maupun atasan memiliki peranan
yang cukup penting dalam dunia pekerjaan. Maka hal ini
harus ditingkatkan oleh pihak Rumah Sakit seiring dengan
segala aspek perubahan yang terjadi dalam organisasi Rumah
Sakit. Komunikasi menyangkut perubahan termasuk
pemberian informasi pada karyawan perlu dilakukan secara
bertahap, dengan maksud untuk mengurangi resiko tumbuh-
kembangnya gosip negatif pada semua kegiatan yang
berjalan dalam Rumah Sakit.
3 Pengaturan
Tujuan
Pengaturan tujuan dapat meningkatkan produktivitas kerja
karyawan RSMM Bogor dengan hubungan yang sedang atau
agak kuat. Hal ini didukung oleh banyaknya faktor di dalam
pengaturan tujuan yang telah sesuai antara standar tujuan
Rumah Sakit dengan sebagian besar keinginan karyawan
RSMM Bogor. Adanya kesesuaian pengaturan tujuan pihak
Rumah Sakit dan karyawan ini dapat membantu karyawan
untuk fokus dalam bekerja sehingga produktivitas kerja
karyawan dapat meningkat.
4 Pengaturan
Organisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan organisasi
yang dilakukan pihak Rumah Sakit memiliki hubungan
positif dengan tingkat hubungan yang rendah atau agak
lemah. Pengaturan organisasi yang dilakukan setelah adanya
perubahan organisasi cukup memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Oleh.
Lanjutan Tabel 12.
No Faktor Implikasi Manajerial
karena itu, RSMM Bogor harus dapat mempertahankan dan
bahkan meningkatkan manajemen dalam pengaturan
organisasi agar setiap karyawannya dapat tetap bekerja
dalam pengaturan organisasi yang telah ditetapkan Rumah
Sakit
5 Metode Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor metode memiliki
hubungan yang tidak signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti
proses, aliran pekerjaan, desain pekerjaan, serta teknologi
dalam RSMM Bogor yang masih belum cukup optimal
dilakukan setelah adanya perubahan organisasi. Beberapa hal
yang dapat dilakukan oleh pihak Rumah Sakit antara lain:
a. Pertama, melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan
organisasi klasik. Pendekatan ini berusaha untuk
memperbaiki penciptaan pembagian kerja yang tepat
dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi,
pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan
sebagainya.
b. Kedua, desentralisasi. Hal ini didasarkan pada
penciptaan satuan-satuan organisasi yang lebih kecil dan
dapat berdiri sendiri dan memutuskan perhatian pada
kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya mampu
mencapai perbaikan prestasi kerja
c. Ketiga, modifikasi aliran kerja dalam organisasi.
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran
kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan
berakibat kenaikan produktivitas secara langsung dan
cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hal yang dapat
disimpulkan adalah sebagai berikut:
a. Struktur organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor telah
berubah sesuai Surat Keputusan Menkes No.
756/Menkes/SK/VI/2007, sehingga mengakibatkan adanya
perubahan tugas, fungsi, wewenang dan koordinasi dalam struktur
organisasi yang baru saja dilantik pada bulan Juni 2008. Hal ini
berdampak terutama pada Direktorat Keuangan dan Administrsi
Umum yang secara langsung menangani pola pengelolaan keuangan
yang baru, yaitu pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
(PPK-BLU).
b. Karyawan menilai baik terhadap faktor-faktor perubahan organisasi
yang terdiri dari lima faktor, yang meliputi pengaturan organisasi,
pengaturan tujuan, faktor sosial, metode dan aspek manusia
tergolong baik. Sebagian besar karyawan secara umum merasa
bahwa perubahan organisasi yang sedang berjalan dalam Rumah
Sakit telah mengalami proses yang sesuai dengan prosedur dan tata
kelola yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
c. Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearman didapat empat
dari lima faktor yang mempunyai hubungan signifikan dengan
produktivitas kerja karyawan. Keempat faktor tersebut dapat
menghantarkan kepada peningkatan produktivitas kerja karyawan,
yaitu pengaturan organisasi, pengaturan tujuan, faktor sosial dan
aspek manusia. Faktor yang tidak memiliki pengaruh nyata terhadap
produktivitas kerja karyawan antara lain adalah faktor metode.
Karyawan merasa bahwa faktor metode yang terdiri atas proses,
aliran pekerjaan, desain pekerjaan, serta teknologi dalam Rumah
Sakit belum dilakukan secara optimal.
2. Saran
Saran yang dapat direkomendasikan terkait perubahan organisasi
dan peningkatan produktivitas kerja karyawan Rumah Sakit Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor adalah:
a. Perubahan organisasi dalam rangka meningkatkan produktivitas
kerja karyawan diharapkan dapat dipertahankan dan akan lebih baik
lagi apabila dapat ditingkatkan yaitu dengan memperhatikan faktor-
faktor yang menjadi prioritas utama yaitu aspek manusia, faktor
sosial, pengaturan tujuan, pengaturan organisasi dan metode.
b. RSMM membutuhkan waktu untuk mencapai kondisi stabil pada
pelaksanaan teknis perubahan organisasi, terutama hal yang
berkaitan dengan faktor metode. Sehingga diharapkan dalam waktu
ke depan BLU bukan hanya mampu melayani masyarakat tetapi
pelayanan masyarakat dapat ditingkatkan dengan upaya-upaya yang
lebih strategis, khususnya mengenai pelayanan kepada masyarakat.
Langkah strategis tersebut dapat berupa strategi umum, strategi
bisnis dan strategi di sejumlah bidang lainnya, misalnya berupa
rencana pengembangan beberapa program, antara lain
pengembangan fasilitas layanan rawat jalan dalam bentuk poliklinik-
poliklinik spesialis.
c. Penelitian lanjutan tentang Perubahan Organisasi sebaiknya perlu
menambah alat analisis lain yang dapat digunakan untuk
membandingkan produktivitas kerja karyawan pada waktu sebelum
dan sesudah adanya perubahan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Prenhalindo. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan-Pembinaan Badan Layanan Umum.
http://pkblu.perbendaharaan.go.id. [4 Maret 2008].
Fatmasari, Desi. 2008. Analisis Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Terhadap
Produktivitas Pegawai (Studi Kasus Pada Bagian Tata Usaha Pusat
Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan Bogor). Skripsi
pada Fakultas Ekonomi dan Mananjemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gasperz. 2003. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Hasibuan, M. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Ismani, Muklir dan Ribawanto, Heru. 2004. Restrukturisasi Organisasi Dalam
Rangka Reformasi Administrasi Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Di dalam
Jurnal Manajemen. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Malikussaleh Lhouksemawe. Hlm 2 abstr no 1.
Kinnear, C. 1988. Penelitian Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
Kountur, R. 2005. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Penerbit
PPM. Jakarta.
Kusriyanto, B. 1993. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Pustaka Binama
Pressindo. Jakarta.
Mangkunegara, A. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT
Remaja Rosdakarya. Bandung
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nasution, N. 2007. Manajemen Perubahan. Lembaga Penerbit FE Usakti. Jakarta.
Ravianto, J. 1986. Orientasi Produktivitas dan Ekonomi Jepang. UI-Press. Jakarta.
Robbins, S. P. 2003. Perilaku Organisasi. Jilid I. Edisi kesembilan. Prentice-Hall
Inc.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar
Maju. Bandung.
Siagian, S. P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Siegel, S. 1992. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Pt Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Simamora, H. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Simanjuntak, P. J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga
Penerbit FE UI. Jakarta.
Singarimbun dan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3S. Jakarta.
Sinungan, M. 2003. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta.
Sugiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Penerbit CV Alfabeta. Bandung..
Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT Gramedia.
Jakarta.
Lampiran 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi sebelum
menjadi BLU
Lampiran 2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi setelah
menjadi BLU
Lampiran 3. Kuesioner penelitian
Kuesioner Penelitian
Kuesioner ini digunakan dalam rangka pengumpulan data sebagai bahan
penelitian untuk skripsi yang berjudul “Analisis Perubahan Organisasi Dalam Rangka
Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan” pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor oleh Notie Ayu Sucihati, dengan NIM
H24104078. Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan mengisi kuesioner ini dengan keadaan
yang sebenarnya, karena akan memberikan manfaat yang sangat berarti bagi penelitian ini
yang pada akhirnya menjadi masukan bagi perusahaan Bapak/Ibu/Saudara/i. Jawaban-
jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi penilaian perusahaan terhadap diri
Bapak/Ibu/Saudara/i. Atas bantuan dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan atau pernyataan dan seluruh alternatif
jawaban.
2. Pilih alternatif jawaban yang paling sesuai menurut pandangan Bapak/Ibu/Saudara/i
(hanya satu jawaban) dengan memberi tanda checklist (√) atau tanda silang (X).
3. Dimohon semua pernyataan dapat diisi secara obyektif dan tidak ada yang
terlewatkan.
4. Jawaban kuesioner ini dijamin kerahasiaannya.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
N = Netral
Identitas Responden
1. Jenis Kelamin :
2. Usia :
3. Ruangan/Jabatan :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Masa Kerja :
Lanjutan Lampiran 3
Bagian I. Perubahan Organisasi
1. Pengaturan Organisasi
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Kebijakan Pemerintah dengan merubah status rumah sakit
menjadi Badan Layanan Umum (BLU), adalah suatu
keputusan yang tepat.
2 Prosedur Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum pada
Rumah Sakit berjalan dengan mengalami penyesuaian yang
sedikit banyak mempengaruhi kinerja Rumah Sakit.
3 Peranan Rumah Sakit pasca BLU didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
4 Struktur organisasi dalam Rumah Sakit menjadi lebih efektif
dan efisien setelah dilakukan perubahan organisasi.
5 Perubahan organisasi memberi dampak pada perubahan
kompensasi karyawan yang mendorong produktivitas kerja
anda.
6 Manajemen logistik Rumah Sakit dikelola melalui siklus dan
diagram anggaran yang terorganisir dengan baik setelah
adanya perubahan organisasi.
2. Pengaturan Tujuan
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Perubahan status Rumah Sakit ini mampu meningkatkan
loyalitas karyawan.
2 Pengelolaan keuangan yang baru pada Rumah Sakit akan
meningkatkan pelayanan prima dalam keperawatan.
3 Standar pelayanan RSMM telah mempertimbangkan kualitas
layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya, serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan.
4 Efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya lebih
mudah dicapai dengan adanya perubahan organisasi.
5 Perubahan organisasi berdampak terhadap hubungan antar
organisasi dalam Rumah Sakit.
3. Faktor Sosial
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Perubahan kualitas pelayanan tak terlepas dari perubahan
budaya organisasi rumah sakit dengan komitmen seluruh
pegawai untuk berubah seiring dengan adanya BLU.
2 Hasil kerja anggota tim atau kelompok dalam Rumah Sakit
yang satu harus dikoordinasikan dengan hasil kerja anggota
tim atau kelompok lainnya.
3 Karyawan RSMM senantiasa mengkoordinasikan
pekerjaannya dengan pekerjaan pegawai lainnya.
4 Penyelenggaraan sosialisasi PK-BLU telah dilakukan pihak
Rumah Sakit.
5 Kepemimpinan BLU pada Rumah Sakit berjalan sesuai
dengan prosedur dan tata kelola yang telah ditetapkan
pemerintah.
Lanjutan Lampiran 3
4. Metode
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Proses perubahan organisasi sampai sejauh ini telah berjalan
dengan baik.
2 Perubahan aliran pekerjaan dalam organisasi sedikit banyak
mempengaruhi produktivitas kerja anda.
3 Metode perubahan yang dilakukan pihak Rumah Sakit telah
sesuai dengan kebutuhan serta desain pekerjaan anda.
4 Fasilitas dan teknologi yang dimiliki Rumah Sakit telah sesuai
dengan kebutuhan seiring adanya perubahan organisasi.
5. Aspek Manusia
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Pengetahuan karyawan mengenai BLU telah mempengaruhi
kinerjanya dalam rangka meningkatkan produktivitas
Rumah Sakit.
2 Kemampuan sumberdaya manusia dan pengadaan peralatan
medis RSMM mengalami perubahan seiring dengan pola
keuangan yang baru.
3 Perubahan organisasi mengakibatkan dampak yang positif
pada sikap karyawan dalam menangani pekerjaan.
4 Perubahan yang dilakukan oleh Rumah Sakit meningkatkan
semangat kerja.
5 Perilaku sumber daya manusia mutlak harus diubah seiring
dengan adanya BLU.
Bagian II. Produktivitas Kerja
1. Perilaku Kerja
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Anda dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di
lingkungan sekitar dengan baik.
2 Meskipun dalam keadaan tegang, anda tetap dapat
mengontrol cara kerja secara efektif.
3 Anda memiliki penguasaan terhadap setiap teknis pekerjaan
yang dilakukan.
2. Minat
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Keinginan untuk merubah produktivitas kerja ke arah yang
lebih baik semakin besar setelah adanya perubahan organisasi
2 Anda menginginkan standar kualitas kerja anda di atas rekan-
rekan anda.
3 Anda senang untuk mencari cara agar pekerjaan anda dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Pengalaman
Lanjutan Lampiran 3
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Kegagalan yang dialami pada masa lalu menjadi cermin
untuk keberhasilan di masa depan.
2 Anda tidak segan untuk berbagi pengalaman kerja dengan
orang lain.
3 Karyawan yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak,
pasti memiliki kemampuan kerja yang lebih tinggi serta ide
yang lebih inovatif.
4. Prestasi Kerja
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Prestasi dalam bekerja secara umum mempengaruhi
produktivitas kerja
2 Adanya penghargaan terhadap prestasi kerja dapat
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
3 Kompensasi karyawan mempengaruhi prestasi kerja
karyawan.
5. Tanggung Jawab
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab merupakan
cerminan keadaan perusahaan yang sangat mempengaruhi
produktivitas kerja.
2 Tanggung jawab sebagai karyawan memotivasi untuk selalu
berusaha dalam meningkatkan produktivitas kerja
3 Semakin besar tanggung jawab, maka keinginan untuk
meningkatkan produktivitas kerja semakin besar juga.
6. Motivasi
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Tantangan untuk bekerja lebih baik timbul seiring dengan
adanya perubahan dalam organisasi yang telah dilakukan
pihak rumah sakit.
2 Pemberian penghargaan bagi karyawan yang berprestasi akan
memberi motivasi kerja karyawan.
3 Karir dan masa depan anda sebagai karyawan terjamin
sehingga anda merasa aman bekerja pada Rumah Sakit ini.
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
VALIDITAS
Correlations
Correlations
1 .580** .592** .667** .763** .770** .808**
.000 .000 .000 .000 .000 .000
50 50 50 50 50 50 50
.580** 1 .189 .387** .268 .345* .420**
.000 .189 .006 .060 .014 .002
50 50 50 50 50 50 50
.592** .189 1 .282* .207 .417** .339*
.000 .189 .047 .150 .003 .016
50 50 50 50 50 50 50
.667** .387** .282* 1 .560** .360* .331*
.000 .006 .047 .000 .010 .019
50 50 50 50 50 50 50
.763** .268 .207 .560** 1 .481** .621**
.000 .060 .150 .000 .000 .000
50 50 50 50 50 50 50
.770** .345* .417** .360* .481** 1 .577**
.000 .014 .003 .010 .000 .000
50 50 50 50 50 50 50
.808** .420** .339* .331* .621** .577** 1
.000 .002 .016 .019 .000 .000
50 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
PO
P1
P2
P3
P4
P5
P6
PO P1 P2 P3 P4 P5 P6
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
Correlations
1 .766** .800** .771** .828** .512**
.000 .000 .000 .000 .000
50 50 50 50 50 50
.766** 1 .593** .545** .568** .055
.000 .000 .000 .000 .705
50 50 50 50 50 50
.800** .593** 1 .674** .527** .224
.000 .000 .000 .000 .117
50 50 50 50 50 50
.771** .545** .674** 1 .481** .161
.000 .000 .000 .000 .265
50 50 50 50 50 50
.828** .568** .527** .481** 1 .443**
.000 .000 .000 .000 .001
50 50 50 50 50 50
.512** .055 .224 .161 .443** 1
.000 .705 .117 .265 .001
50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
PT
P7
P8
P9
P10
P11
PT P7 P8 P9 P10 P11
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Lanjutan Lampiran 4
Correlations
Correlations
1 .432** .475** .562** .719** .709**
.002 .000 .000 .000 .000
50 50 50 50 50 50
.432** 1 .172 -.050 .245 -.037
.002 .232 .728 .086 .798
50 50 50 50 50 50
.475** .172 1 .013 .123 .242
.000 .232 .926 .396 .090
50 50 50 50 50 50
.562** -.050 .013 1 .274 .346*
.000 .728 .926 .054 .014
50 50 50 50 50 50
.719** .245 .123 .274 1 .395**
.000 .086 .396 .054 .004
50 50 50 50 50 50
.709** -.037 .242 .346* .395** 1
.000 .798 .090 .014 .004
50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
FS
P12
P13
P14
P15
P16
FS P12 P13 P14 P15 P16
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
Correlations
1 .878** .621** .802** .795**
.000 .000 .000 .000
50 50 50 50 50
.878** 1 .385** .674** .677**
.000 .006 .000 .000
50 50 50 50 50
.621** .385** 1 .321* .262
.000 .006 .023 .066
50 50 50 50 50
.802** .674** .321* 1 .477**
.000 .000 .023 .000
50 50 50 50 50
.795** .677** .262 .477** 1
.000 .000 .066 .000
50 50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Met
P17
P18
P19
P20
Met P17 P18 P19 P20
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
Correlations
1 .763** .733** .798** .814** .402**
.000 .000 .000 .000 .004
50 50 50 50 50 50
.763** 1 .400** .617** .513** .093
.000 .004 .000 .000 .523
50 50 50 50 50 50
.733** .400** 1 .390** .528** .243
.000 .004 .005 .000 .088
50 50 50 50 50 50
.798** .617** .390** 1 .645** .116
.000 .000 .005 .000 .421
50 50 50 50 50 50
.814** .513** .528** .645** 1 .132
.000 .000 .000 .000 .363
50 50 50 50 50 50
.402** .093 .243 .116 .132 1
.004 .523 .088 .421 .363
50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
AM
P21
P22
P23
P24
P25
AM P21 P22 P23 P24 P25
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Lanjutan Lampiran 4
Correlations
Correlations
1 .711** .808** .820**
.000 .000 .000
50 50 50 50
.711** 1 .454** .344*
.000 .001 .014
50 50 50 50
.808** .454** 1 .462**
.000 .001 .001
50 50 50 50
.820** .344* .462** 1
.000 .014 .001
50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
PK
P26
P27
P28
PK P26 P27 P28
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
Correlations
1 .781** .799** .783**
.000 .000 .000
50 50 50 50
.781** 1 .368** .534**
.000 .008 .000
50 50 50 50
.799** .368** 1 .407**
.000 .008 .003
50 50 50 50
.783** .534** .407** 1
.000 .000 .003
50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Min
P29
P30
P31
Min P29 P30 P31
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
Correlations
1 .599** .358* .821**
.000 .011 .000
50 50 50 50
.599** 1 .232 .189
.000 .106 .188
50 50 50 50
.358* .232 1 -.114
.011 .106 .431
50 50 50 50
.821** .189 -.114 1
.000 .188 .431
50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Peng
P32
P33
P34
Peng P32 P33 P34
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Lanjutan Lampiran 4
Correlations
Correlations
1 .795** .822** .742**
.000 .000 .000
50 50 50 50
.795** 1 .437** .313*
.000 .001 .027
50 50 50 50
.822** .437** 1 .555**
.000 .001 .000
50 50 50 50
.742** .313* .555** 1
.000 .027 .000
50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
PresKer
P35
P36
P37
PresKer P35 P36 P37
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
Correlations
1 .705** .853** .912**
.000 .000 .000
50 50 50 50
.705** 1 .313* .428**
.000 .027 .002
50 50 50 50
.853** .313* 1 .809**
.000 .027 .000
50 50 50 50
.912** .428** .809** 1
.000 .002 .000
50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
TJ
P38
P39
P40
TJ P38 P39 P40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
Correlations
1 .655** .743** .688**
.000 .000 .000
50 50 50 50
.655** 1 .288* .031
.000 .043 .829
50 50 50 50
.743** .288* 1 .370**
.000 .043 .008
50 50 50 50
.688** .031 .370** 1
.000 .829 .008
50 50 50 50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Mot
P41
P42
P43
Mot P41 P42 P43
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Lanjutan Lampiran 4
RELIABILITAS
Reliability Statistics
.922 43
Cronbach's
Alpha N of Items
Item-Total Statistics
164.64 244.072 .624 .919
164.80 247.796 .307 .922
164.54 248.784 .355 .921
164.86 244.613 .410 .921
164.80 242.286 .530 .919
165.00 241.347 .496 .920
165.12 240.434 .566 .919
164.98 243.938 .632 .919
165.04 241.427 .617 .919
164.96 241.590 .592 .919
165.02 246.755 .382 .921
164.86 249.878 .274 .922
164.54 249.233 .372 .921
165.14 252.776 .145 .923
165.20 246.612 .380 .921
165.34 240.433 .558 .919
165.48 244.214 .491 .920
165.08 243.381 .491 .920
165.44 237.353 .664 .918
165.48 243.357 .416 .921
165.26 238.645 .640 .918
165.20 238.245 .677 .918
165.22 239.971 .628 .918
165.10 240.296 .591 .919
164.54 247.356 .422 .921
164.68 248.426 .519 .920
164.74 247.584 .473 .920
164.84 245.688 .462 .920
164.70 245.071 .549 .919
164.78 248.134 .310 .922
164.40 245.796 .571 .919
164.20 247.918 .559 .920
164.36 256.643 .004 .923
165.16 244.586 .329 .922
164.90 251.724 .146 .924
164.46 251.600 .204 .923
164.50 247.071 .447 .920
164.50 251.235 .319 .921
164.50 249.071 .487 .920
164.54 247.274 .502 .920
164.78 244.379 .472 .920
164.30 249.398 .370 .921
164.78 244.134 .482 .920
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
P23
P24
P25
P26
P27
P28
P29
P30
P31
P32
P33
P34
P35
P36
P37
P38
P39
P40
P41
P42
P43
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Nilai kritis = 2.73
Lampiran 5. Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
23 46.0 46.0 46.0
27 54.0 54.0 100.0
50 100.0 100.0
laki-laki
perempuan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Usia
16 32.0 32.0 32.0
18 36.0 36.0 68.0
16 32.0 32.0 100.0
50 100.0 100.0
22-32 tahun
33-43 tahun
44-54 tahun
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Ruangan/Jabatan
1 2.0 2.0 2.0
10 20.0 20.0 22.0
2 4.0 4.0 26.0
2 4.0 4.0 30.0
4 8.0 8.0 38.0
3 6.0 6.0 44.0
6 12.0 12.0 56.0
8 16.0 16.0 72.0
10 20.0 20.0 92.0
1 2.0 2.0 94.0
3 6.0 6.0 100.0
50 100.0 100.0
Sub Bag PPL
Sub Bag Rumah Tangga
dan Kepegawaian
Sub Bag Keuangan
Bidang Perawatan
Bidang Pelayanan Medik
Instalasi Gizi
UPF Kesehatan Jiwa
Masyarakat
UPF Kesehatan Jiwa
Dewasa & Lansia
UPF Pemulihan NAPZA
UPF Rawat Jalan
UPF Gawat Darurat
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Masa kerja
14 28.0 28.0 28.0
11 22.0 22.0 50.0
8 16.0 16.0 66.0
5 10.0 10.0 76.0
12 24.0 24.0 100.0
50 100.0 100.0
0.5-6.5 tahun
6.6-12.6 tahun
12.7-18.7 tahun
18.8-24.8 tahun
24.9-30 tahun
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pendidikan Terakhir
8 16.0 16.0 16.0
14 28.0 28.0 44.0
24 48.0 48.0 92.0
4 8.0 8.0 100.0
50 100.0 100.0
SMA
D3
S1
S2
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Lampiran 6. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman
Correlations
1.000 .502**
. .000
50 50
.502** 1.000
.000 .
50 50
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Produktivitas kerja
karyawan
perubahan organisasi
Spearman's rho
Produktivitas
kerja
karyawan
perubahan
organisasi
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
1.000 .330* .485** .495** .270 .501**
. .019 .000 .000 .058 .000
50 50 50 50 50 50
.330* 1.000 .608** .361* .408** .560**
.019 . .000 .010 .003 .000
50 50 50 50 50 50
.485** .608** 1.000 .421** .554** .664**
.000 .000 . .002 .000 .000
50 50 50 50 50 50
.495** .361* .421** 1.000 .431** .485**
.000 .010 .002 . .002 .000
50 50 50 50 50 50
.270 .408** .554** .431** 1.000 .822**
.058 .003 .000 .002 . .000
50 50 50 50 50 50
.501** .560** .664** .485** .822** 1.000
.000 .000 .000 .000 .000 .
50 50 50 50 50 50
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Produktivitas
kerja karyawan
PO
PT
FS
Met
AM
Spearman's rho
Produktivitas
kerja
karyawan PO PT FS Met AM
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.