91
i ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Oleh : RAHMAWATI SAUMA WULANSARI H 0306030 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

  • Upload
    lymien

  • View
    249

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

i

ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT

DI KABUPATEN REMBANG

SKRIPSI

Oleh :

RAHMAWATI SAUMA WULANSARI

H 0306030

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

ii

ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT

DI KABUPATEN REMBANG

Skripsi

untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

RAHMAWATI SAUMA WULANSARI

H 0306030

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

iii

ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT

DI KABUPATEN REMBANG

yang dipersiapkan dan disusun oleh

RAHMAWATI SAUMA WULANSARI H 0306030

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal:................................

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Ir. Sugiharti M.H., MP. NIP. 19650626 199003 2 001

Umi Barokah, SP. MP NIP. 197301292006042001

Setyowati, SP. MP. NIP.197103221996012001

Surakarta,........................

Mengetahui Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 19551217 198203 1 003

Page 4: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Pada penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS.

2. Ir. Agustono, Msi selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian UNS.

3. Ir. Sugiharti M.H., MP. selaku pembimbing utama yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan perhatian yang sangat membantu kelancaran

penyusunan skripsi ini.

4. Umi Barokah, SP. MP. selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan, saran dan arahan sehingga penyusunan skripsi ini

berjalan lancar.

5. Dr. Ir. Minar Farichani, MP. selaku pembimbing akademik yang telah

mendampingi, membimbing dan memberikan saran dan masukan selama masa

perkuliahan.

6. Mbak Ira, Pak Samsuri dan seluruh staff TU Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian/Agrobisnis UNS.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian UNS terutama Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian/Agrobisnis atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya

selama masa perkuliahan.

8. Litbang Kabupaten Rembang yang telah memberikan izin penelitian kepada

penulis.

9. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang, Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Rembang, BPS Kabupaten Rembang, TPI Tasik Agung

Kabupaten Rembang yang telah memberikan data dan informasi penting serta

bantuan kepada penulis.

Page 5: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

v

10. Kedua orang tua penulis Bp. M. Charis dan Ibu Jarwindah, kakak-kakakku,

mas Adhi, mbak Erna, Mbak Ayu, Mas Pung, serta “anakku” tersayang,

Fasya, yang telah memberikan doa restu serta dukungan kepada penulis,

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

11. Malaikat kecilku beserta keluarga yang selalu memberikan motivasi dan

semangat kepada penulis semoga setelah ini kita dapat bersama.

12. Keluarga besar mbah Zuhro yang banyak memberikan dukungan dan

semangat kepada penulis.

13. Sahabat-sahabatku “bebCrez” Erna, Dina, Yanti, Iwin dan Galih, terima kasih

semangatnya, semoga persahabatan kita tetap terjalin dengan baik.

14. “Franida Community”, Galih, Dina, Erna, Rihi dan Damar yang telah

memberikan motivasi dan keceriaanya.

15. Teman-teman di Tahuna, Adit dan Riska yang telah banyak memberi masukan

dan bantuan.

16. Teman-teman yang ada di UNY, UNDIP, IPB dan Kedokteran UMS yang

telah banyak memotivasi dan memberikan suasana yang menyenangkan.

17. Teman-teman Agrobisnis 2006, yang telah memberikan pengalaman dan

kebersamaannya.

18. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini dan

memberi dukungan, doa dan semangat bagi penulis untuk terus berjuang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mohon saran dan kritik yang bersifat

membangun demi perbaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini berguna bagi penulis pada

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, 2010

Penulis

Page 6: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DARTAR GAMBAR ........................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4 D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6 A. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 6 B. Landasan Teori .................................................................................. 7

1. Ikan laut ...................................................................................... 7 2. Harga .......................................................................................... 9 3. Permintaan .................................................................................. 10 4. Elastisitas Permintaan ................................................................. 17

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ................................................. 19 D. Model Kerangka Pendekatan Masalah ............................................... 24 E. Hipotesis ........................................................................................... 24 F. Asumsi .............................................................................................. 25 G. Pembatasan Masalah .......................................................................... 25 H. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 26

BAB III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 29 A. Metode Dasar Penelitian .................................................................... 29 B. Lokasi Penelitian ............................................................................... 29 C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 32 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 32 E. Metode Analisis Data ........................................................................ 32

1. Permintaan Ikan Layang ............................................................. 33 2. Permintaan Ikan Kembung ......................................................... 34 3. Permintaan Ikan Selar ................................................................. 34

BAB IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ...................................... 40 A. Keadaan Alam ................................................................................... 40 B. Keadaan Penduduk ............................................................................ 41 C. Kondisi Perikanan Laut ..................................................................... 44

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 49 A. Hasil Penelitian.................................................................................. 49

Page 7: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

vii

1. Produksi Tangkap Ikan Laut ........................................................ 49 2. Harga Ikan Laut ........................................................................... 51 3. Permintaan Ikan Laut ................................................................... 52 4. Harga Beras ................................................................................. 54 5. Harga Daging Ayam .................................................................... 55 6. Pendapatan Per Kapita ................................................................. 56

B. Analisis Hasil Penelitian .................................................................... 58 1. Hasil Penelitian ............................................................................ 58 2. Pembahasan ................................................................................. 73

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 81 A. Kesimpulan ....................................................................................... 81 B. Saran ................................................................................................. 82

Page 8: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut Menurut Kabupaten/ Kota

di Jawa Tengah ...................................................................................... 2 Tabel 2. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut yang Dijual di Tempat

Pelelangan Ikan Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah .................... 30

Tabel 3. Produksi Perikanan Laut Kabupaten Rembang Berdasarkan Jenis Ikan ....................................................................................................... 31

Tabel 4. Kriteria Elastisitas Permintaan Terhadap Harga ..................................... 38

Tabel 5. Kriteria Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan ............................. 39 Tabel 6. Kriteria Elastisitas Permintaan Silang..................................................... 39

Tabel 7. Komposisi Penduduk Kabupaten Rembang Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 .............................................................................. 41

Tabel 8. Komposisi Penduduk Kabupaten Rembang Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008.......................................................................... 43

Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Rembang pada Tahun 2008 .................................................................................... 44

Tabel 10. Pulau Karang di Kabupaten Rembang .................................................... 47 Tabel 11. Kecamatan yang Memiliki Hutan Mangrove di Kabupaten Rembang ..... 48

Tabel 12. Produksi Tangkap Ikan Layang, Ikan Kembung dan Ikan Selar di Kabupaten Rembang 1994-2008 ............................................................ 50

Tabel 13. Perkembangan Harga Ikan Layang, Ikan Kembung dan Ikan Selar di Kabupaten Rembang 1994-2008 ............................................................ 51

Tabel 14. Permintaan Ikan Layang, ikan kembung dan ikan selar di Kabupatan Rembang 1994-2008 .............................................................................. 53

Tabel 15. Perkembangan Harga Beras di Kabupaten Rembang tahun 1994- 2008 ....................................................................................................... 54

Tabel 16. Perkembangan Harga Daging Ayam di Kabupaten Rembang 1994- 2008 ....................................................................................................... 55

Tabel 17. Perkembangan Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Rembang 1994-2008 ....................................................................................................... 57

Tabel 18. PDRB Kabupaten Rembang Berdasarkan Harga Konstan dan Persentase Tingkat Pertumbuhan dan Sumbangan Sektor Terhadap PDRB Tahun 2002 dan 2003 .................................................................. 58

Tabel 19. Hasil Analisis Regresi Ikan Layang, Ikan Kembung dan Ikan Selar ........ 59

Tabel 20. Permintaan Daging dan Telur di Kabupaten Rembang 2004-2008 .......... 64

Page 9: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

ix

Tabel 21. Hasil Analisis Standard Koefisien Regresi Variabel-variabel Bebas Permintaan ikan layang .......................................................................... 65

Tabel 22. Hasil Analisis Standard Koefisien Regresi Variabel-variabel Bebas Permintaan Ikan Kembung ..................................................................... 66

Tabel 23. Hasil Analisis Standard Koefisien Regresi Variabel-variabel Bebas Permintaan Ikan Selar ............................................................................ 67

Tabel 24. Hasil Uji Multikolinearitas Ikan layang, Ikan Kembung dan Ikan Selar ...................................................................................................... 68

Tabel 25. Nilai Elastisitas Permintaan Ikan layang ................................................. 70

Tabel 26. Nilai Elastisitas Permintaan Ikan Kembung ............................................ 71 Tabel 27. Nilai Elastisitas Permintaan Ikan Selar ............................................. 73

Page 10: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penentuan Harga Keseimbangan ..................................................... 10

Gambar 2. Kurva Permintaan ........................................................................... 14 Gambar 3. Pergeseran Kurva Permintaan ......................................................... 16

Gambar 4. Model Kerangka Pendekatan Masalah ............................................ 24

Page 11: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xi

RINGKASAN

“Analisis Permintaan Ikan Laut di Kabupaten Rembang”

Rahmawati Sauma Wulansari (H0306030) Rahmawati Sauma Wulansari. H0306030. 2010. “Analisis Permintaan

Ikan Laut Di Kabupaten Rembang” dengan pembimbing Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP. dan Umi Barokah, SP. MP., Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan menganalisis pengaruh harga ikan laut, harga beras, harga daging ayam, pendapatan per kapita dan produksi tangkap ikan laut terhadap permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang dan menganalisis elastisitas permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang.

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara purposive di Kabupaten Rembang dengan alasan Kabupaten Rembang memiliki produksi tangkap ikan laut tertinggi di Jawa Tengah akan tetapi tingkat konsumsi ikan laut masyarakatnya masih rendah. Penelitian ini menggunakan tiga sampel ikan laut yang memiliki produsi tertinggi yaitu ikan layang, ikan kembung dan ikan selar.

Hasil analisis data menggunakan metode regresi non linier berganda yang kemudian ditransformasikan menjadi log natural berganda. Persamaan ikan layang adalah QdL=2.243,96.HIL

0,256.HB0,041 . HA-0,080. Y0,272. PTL 0,024. Nilai 2 adjusted sebesar 0,861 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Uji t parsial signifikansi harga ikan layang sebesar 1% dan pendapatan per kapita sebesar 5%. Persamaan ikan kembung adalah QdK=714.258,34 .HIK

0,097 .HB-0,181 . HA-0,015. Y-0,027. PTK 0,020dengan nilai 2 adjusted sebesar 0,880 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Uji t parsial signifikansi harga ikan kembung sebesar 5%, produksi tangkap ikan kembung sebesar 5% sedangkan harga daging ayam sebesar 1%. Persamaan ikan selar adalah QdS=581.287,06.HIS

0,117 .HB-0,044 . HA-0,224 .Y0,035. PTS 0,023dengan nilai 2 adjusted sebesar 0,936 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Uji t parsial signifikansi harga ikan selar sebesar 5 %, produksi tangkap ikan selar sebesar 5% sedangkan harga daging ayam sebesar 1%. Koefisien elastisitas harga ikan layang, ikan kembung dan ikan selar sebesar 0,256; 0,097 dan 0,117. Koefisien elastisitas silang daging ayam terhadap ikan kembung dan ikan selar sebesar -0,181 dan -0,224. Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan layang, harga beras, harga daging ayam, pendapatan per kapita dan produksi tangkap ikan layang secara bersama-sama berpengaruh nyata pada permintaan ikan layang, variabel harga ikan kembung, harga beras, harga daging ayam, pendapatan per kapita dan produksi tangkap ikan kembung secara bersama-sama berpengaruh nyata pada permintaan ikan kembung dan variabel harga ikan selar, harga beras, harga daging ayam, pendapatan per kapita dan produksi tangkap ikan selar secara bersama-sama berpengaruh nyata pada permintaan ikan selar. Uji t menunjukan bahwa

Page 12: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xii

variabel harga ikan layang dan pendapatan per kapita berpengaruh terhadap permintaan ikan layang. Permintaan ikan kembung dipengaruhi oleh harga ikan kembung, harga daging ayam dan produksi tangkap ikan kembung sedangkan permintaan ikan selar dipengaruhi oleh harga ikan selar, harga daging ayam dan produksi tangkap ikan selar. Variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan ikan layang adalah pendapatan per kapita sedangkan permintaan ikan kembung dan ikan selar adalah daging ayam. Elastisitas harga, harga ikan layang, ikan kembung dan ikan selar bersifat inelastis dan bertanda positif. Elastisitas silang pendapatan pada permintaan ikan layang bertanda positif dan bersifat inelastis. Elastisitas silang harga daging ayam pada permintaan ikan kembung dan ikan selar adalah positif.

Dari hasil penelitian dapat disarankan dalam rangka meningkatkan konsumsi ikan laut masyarakat Kabupaten Rembang sebaiknya pemerintah maupun swasta melakukan penyuluhan tentang manfaat ikan laut,meningkatkan pendapatan masyarakat dan maningkatkan prestise ikan laut yang memilki harga rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat pabrik pengalengan ikan. Adanya pengalengan ikan diharapkan akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi sehingga pendapatan masyarakat meningkat dan mengubah prestise terhadap ikan laut yang masih kurang

Page 13: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xiii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perikanan sebagai salah satu subsektor pertanian mempunyai

kedudukan yang penting dalam pembangunanan Kabupaten Rembang. Hal ini

disebabkan kontribusi subsektor perikanan dalam PDRB Kabupaten Rembang

cukup besar. Subsektor perikanan memberikan kontribusi sebesar

Rp153.465.745,00 dan retribusi sebesar satu milyar pada tahun 2007. Peranan

subsektor perikanan selain memberikan kontribusi PDRB juga mempunyai

kontribusi dalam menghasilkan bahan pangan protein hewani, mendorong

pertumbuhan agroindustri melalui penyediaan bahan baku, meningkatkan

devisa melalui peningkatan ekspor hasil perikanan, menciptakan kesempatan

kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan kesejahteraan nelayan

(BPS Rembang, 2007a).

Peran penting subsektor perikanan dalam mewujudkan kecukupan gizi

masyarakat adalah menyediakan pangan bergizi bagi masyarakat. Subsektor

perikanan terutama perikanan laut sangat berpotensi sebagai penyedia pangan

bergizi di Kabupaten Rembang karena ketersediaannya melimpah. Irawan

(1995) mengatakan kandungan gizi (protein) salah satu hasil perikanan laut,

ikan laut sangat tinggi. Protein sangat penting bagi tubuh sehingga digunakan

sebagai indikator kecukupan gizi manusia. Makanan yang kaya protein dapat

mencukupi kebutuhan hemoglobin dalam darah, menjaga saraf dan otot tetap

sehat, serta membentuk tulang-tulang, gigi dan kuku menjadi keras dan kuat.

Ikan laut merupakan bahan makanan hasil laut yang kaya akan zat-zat

gizi essensial seperti asam-asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk

pertumbuhan. Protein ikan laut amat mudah dicerna dan diabsorbsi. Ikan laut

mengandung asam lemak tak jenuh yang mengandung trigliserida, rantai-

rantai asam lemaknya panjang dan mengandung 5-6 ikatan rangkap (omega-3,

Eicosapentaenoic acid/EPA, Docosahexanoic Acid/ DHA) yodium, selenium,

florida, zat besi, magnesium, zink, taurin dan coenzyme Q10 (Anonim, 2009).

1

Page 14: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xiv

Permintaan ikan laut diklasifikasikan menjadi dua, pertama permintaan

ikan laut untuk konsumsi manusia dan kedua permintaan ikan laut sebagai

pakan ikan atau digunakan untuk minyak ikan. Permintaan ikan laut untuk

manusia umumnya digunakan sebagai lauk pauk. Hal ini menyebabkan

permintaan ikan laut dipengaruhi oleh harga beras dan harga lauk lain.

Produksi dan nilai perikanan laut Kabupaten Rembang selama tahun

2002-2006 dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1. Produksi Dan Nilai Produksi Perikanan Laut Kabupaten Rembang Dirinci Per TPI Tahun 2002-2006

TPI Kategori Tahun 2002 2003 2004 2005 2006

TPI Sarang

Produksi (kg)

8.151.501 5.674.581

4.858.810

4.286.746

6.470.217

Nilai (Rp) 23.968.456.400 18.304.668.500

15.171.236.400

16.295.650.000

27.317.653.000 TPI Kragan

Produksi (kg)

9.151.438 4.519.172

7.667.922

4.733.927

4.577.009

Nilai (Rp)

29.681.000.500 23.507.378.100

46.577.215.000

35.303.643.000

34.673.798.000 TPI Sluke

Produksi (kg)

45.408 8.282

27.756

30.843

33.443

Nilai (Rp)

456.357.800 456.100.000

173.265.500

163.247.000

475.184.500 TPI Rembang

Produksi (kg)

37.921.172 19.372.033

20.589.862

22.375.386

26.797.780

Nilai (Rp)

64.698.431.000 45.104.351.700

62.248.311.500

65.803.965.300

80.376.413.000 TPI Kaliori

Produksi (kg)

11.998 6.966

8.090

13.620

10.312

Nilai (Rp)

141.323.000 51.550.000

122.691.000

136.280.000

103.080.000

Jumlah Produksi (kg)

55.281.517 29.581.035

33.152.440

31.440.522

37.888.761

Nilai (Rp) 118.954.569.100 87.031.558.300 124.292.719.400 117.702.785.300 142.946.128.500

Sumber : Kabupaten Rembang Dalam Angka

Produksi perikanan laut Kabupaten Rembang selama tahun 2002-2006

menunjukkan tren penurunan rata-rata sebesar 4,77% per tahun, akan tetapi

nilai produksi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 8,03% per tahun.

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang menyumbang produksi ikan terbesar

adalah TPI Rembang (PPP Tasikagung), yaitu di atas 20 ribu ton pertahun,

bahkan pada tahun 2006, produksi TPI Rembang ini mencapai 26.798 ton

dengan nilai sekitar Rp. 80.376.413.000,00.

Page 15: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xv

Produksi hasil laut Kabupaten Rembang yang besar belum sepenuhnya

membuat masyarakat Rembang mencapai tingkat konsumsi ikan Indonesia

yaitu sebesar 27,00 kg/kap/tahun. Konsumsi ikan laut masyarakat Rembang

masih tergolong kecil. Konsumsi ikan laut masyarakat Rembang hanya

sebesar 24,11 kg/kap/tahun pada tahun 2009, jumlah ini terhitung kecil jika

dibandingkan jumlah konsumsi ikan laut masyarakat yang diharapkan, yaitu

30 kg/kap/tahun. Meskipun demikian produksi ikan dan ketersediannya tetap

memiliki pengaruh dalam peningkatan tingkat konsumsi ikan di Kabupaten

Rembang (BPS, 2007b).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang,

perikanan laut masih menjadi kontributor utama dalam produksi perikanan

Kabupaten Rembang. Lebih dari 70% produksi perikanan berasal dari

perikanan laut. Demikian pula di Jawa Tengah, proporsi perikanan laut masih

sangat dominan. Permintaan akan ikan laut diduga akan terus meningkat

sejalan dengan peningkatan pendapatan, kesadaran masyarakat akan gizi dan

kesehatan, dan pengaruh dari harga sembako.

Salah satu kabupaten pemasok kebutuhan ikan laut terbesar di Jawa

Tengah adalah Kabupaten Rembang. Kabupaten Rembang memiliki potensi

perikanan dan kelautan yang sangat besar. Perairan laut di kabupaten

Rembang mempunyai kekayaan sumberdaya jenis ikan dengan hasil

tangkapan yang dominan dan bernilai ekonomis tinggi, antara lain ikan

Layang, Kembung, Tembang, Tongkol, Bawal, Tenggiri, Teri, dan Kakap.

Jenis ikan yang paling banyak terdapat di perairan Rembang berdasarkan hasil

penangkapan nelayan adalah ikan layang, yang kemudian disusul dengan ikan

selar dan ikan kembung, yang kesemuanya merupakan ikan jenis pelagis kecil.

(BPS, 2007b).

Ikan layang, ikan kembung dan ikan selar merupakan ikan yang

mempunyai nilai penting bagi Kabupaten Rembang. Selain produksi

tangkapnya paling tinggi, ikan-ikan ini memiliki harga yang relatif murah

sebagai penyedia protein sehingga dapat dijangkau semua lapisan masyarakat.

Page 16: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xvi

Permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar dipengaruhi oleh

harga, pendapatan dan produksi atau penawaran ikan itu sendiri. Tingkat

pendapatan yang berbeda menyebabkan perbedaan pada bahan pangan yang

dikonsumsi. Pada keluarga berpendapatan rendah, pada umumnya lebih

mendahulukan pemenuhan kebutuhan energi yang bersifat mengenyangkan

dan harga yang relatif murah. Apabila pendapatan meningkat maka mereka

akan mengubah komposisi makanan, baik secara kualitas maupun kuantitas

mengarah pada pangan sumber protein, vitamin dan mineral.

Perubahan harga, baik harga ikan layang, ikan kembung dan ikan selar

serta harga beras sebagai barang komplementer dan daging ayam sebagai

barang subtitusi akan mempengaruhi permintaan ikan layang, ikan kembung

dan ikan selar. Selain harga, penawaran ikan layang, ikan kembung dan ikan

selar akan sangat berpengaruh terhadap permintaan ikan layang, ikan

kembung dan ikan selar karena tanpa adanya ketersediaan barang tidak akan

terjadi permintaan. Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang

dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh faktor produksi tangkap ikan laut, harga ikan

laut, beras, daging ayam dan pendapatan per kapita terhadap permintaan

ikan laut di Kabupaten Rembang?

2. Bagaimanakah elastisitas permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian terhadap

permintaaan ikan laut ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh produksi tangkap ikan laut, harga ikan laut, harga

beras, harga daging ayam dan pendapatan perkapita terhadap permintaan

ikan laut di Kabupaten Rembang.

2. Menganalisis elastisitas permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang.

Page 17: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xvii

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sebagian persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah daerah setempat, hasil penelitian ini dapat dijadikan

bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pangan terutama yang

berkaitan dengan permintaan ikan laut.

3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan

informasi dalam penelitian berikutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu Penelitian Zulaeha (2001) yang berjudul ”Analisis Permintaan Ikan di

Kabupaten Pemalang” menggunakan analisis model non regresi linier

berganda, time series dalam periode 1984-1999, menunjukkan bahwa

permintaan ikan di kabupaten Pemalang dipengaruhi variabel harga ikan dan

pendapatan. Uji yang digunakan adalah uji statistik yang meliputi uji t, uji F, R2

dan uji asumsi klasik yang meliputi uji heteroskedastisitas, multikoliniearitas

dan autokorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan daging ikan

di Kabupaten Pemalang mempunyai koefisien regresi negatif dan pendapatan

mempunyai koefisien regresi yang positif. Hasil statistik dengan Uji t, Uji F

dan R2 menunjukkan bahwa variabel harga ikan dan pendapatan adalah

signifikan atau berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan. Koefisien

elastisitas harga ikan nilainya negatif dan lebih kecil dari 1 yaitu -0,377. Ini

berarti permintaan ikan bersifat inelastis sedangkan elastisitas pendapatan

nilainya positif, yaitu 1,107 yang berarti ikan termasuk barang mewah.

Page 18: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xviii

Penelitian Ayuningtyas (2005) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Permintaan Ikan di Kota Surakarta” dari hasil analisis

menggunakan analisis model nonregresi linier berganda, time series dalam

periode 1990-2004, menggunakan sampel tiga jenis ikan yaitu ikan bandeng,

ikan kakap dan ikan lele dumbo memberikan kesimpulan bahwa variabel harga

ikan bandeng segar, harga ikan lele dumbo, harga ikan kakap, harga daging

ayam ras dan pendapatan per kapita dan jumlah penduduk mempunyai

pengaruh yang nyata terhadap permintaan ikan bandeng segar, ikan lele dumbo

dan ikan kakap. Harga ikan bandeng segar, ikan lele dumbo dan ikan kakap

berpengaruh negatif sedangkan harga daging ayam ras, pendapatan perkapita,

dan jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap permintaan ikan bandeng

segar, ikan lele dumbo dan ikan kakap. Berdasarkan elastisitas harga, harga

ikan bandeng segar, ikan lele dumbo dan ikan kakap bersifat inelastis karena

memiliki nilai elastisitas yang kurang dari satu. Elastisitas silang daging ayam

ras menunjukkan bahwa daging ayam ras merupakan barang subtitusi dilihat

dari nilai elastisitas yang positif terhadap ketiga jenis permintaan ikan.

Berdasarkan elastisitas pendapatan, ikan bandeng segar, ikan lele dumbo dan

ikan kakap merupakan barang normal.

Penelitian Widodo (2007) berjudul ”Dinamika Kebijakan Tehadap

Nelayan Tinjauan Historis Pada Nelayan Pantai Utara Jawa, 1900-2000 “

menunjukkan bahwa ikan laut dan nasi merupakan sajian pokok dalam

pemenuhan kebutuhan nabati dan hewani. Ikan dan nasi merupakan sajian yang

saling melengkapi dalam pengkonsumsiannya. Sehingga apapun yang

menggantikan ikan sebagai lauk, sebagian besar masyarakat tetap menyebutnya

ikan, seperti ikan kambing, ikan ayam dll.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka dalam penelitian ini

permintaan ikan laut yang akan diteliti meliputi faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan dan elastisitas permintaannya. Analisis yang

digunakan adalah model nonregresi linier berganda, time series 15 tahun,

dalam periode 1994-2008, menggunakan sampel tiga jenis ikan yaitu ikan

layang, ikan kembung dan ikan selar. Variabel yang digunakan dalam

6

Page 19: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xix

penelitian adalah variabel yang dalam penelitian sebelumnya memiliki

pengaruh terhadap permintaan ikan laut yaitu harga beras, harga daging ayam,

pendapatan per kapita serta ditambah variabel harga ikan layang, ikan selar

ikan kembung, produksi tangkap ikan layang, ikan selar dan ikan kembung.

B. Landasan Teori 1. Ikan Laut

Total jenis ikan yang ada di lautan Indonesia tidak kurang dari 2000

jenis. Di antara ribuan spesies tersebut, banyak di antaranya memiliki

potensi ekonomi tinggi, misalnya ikan pelagis kecil. Ikan pelagis adalah

ikan yang berenang bebas dan tidak pernah hidup di dasar. Pelagis kecil

meliputi 1.200 jenis yang antara lain meliputi layang, kembung, lemuru,

selar, hingga teri. Ikan-ikan ini hidup di perairan dekat pantai, tempat

penaikan massa air (upwelling) sering terjadi. Sedangkan ikan pelagis

besar jumlahnya lebih sedikit. Jenis ini yang paling penting antara lain tuna,

cakalang, hiu dan situhuk. Ikan-ikan seperti ini hidup di wilayah laut dalam

(laut jeluk). Letaknya berkisar di kawasan Zona Ekonomi Eklusif (ZEE),

seperti di Samudra Pasifik, dan Samudra Hindia (Iswanto, 2007).

Jenis-jenis ikan laut yang bernilai ekonomis penting dan sering

tertangkap di perairan Indonesia adalah langkau, ikan lidah, ikan nomei,

ikan peperek, manyung, ikan beloso, ikan biji nangka, ikan gerot-gerot,

ikan merah, ikan kerapu, ikan lencam, ikan kakap, ikan kurisi, ikan

swanggi, ikan ekor kuning, ikan gulamah, ikan cucut, pari, ikan bawal

hitam, bawal putih, alu-alu, ikan layang, selar, kuwe, tetengkek, ikan daun

bamboo, sunglir, ikan terbang, belanak, senangin, julung-julung, teri, japuh,

tembang, lemuru, golok-golok, terubuk, kembung, tengiri, tuna, cakalang

dan tongkol. Ikan laut yang mempunyai nilai ekonomis penting adalah ikan

laut yang mempunyai nilai pasaran tinggi, volume produksi yang tinggi dan

luas, dan memiliki daya produksi yang tinggi (Rifa’I dan Komar, 1982).

Ikan laut sebagai bahan pangan memiliki nilai yang tinggi. Daging

ikan laut mengandung gizi yang cukup besar dibanding dengan hewan darat

lain. Pada daging ikan laut terdapat unsur-unsur yang amat berguna bagi

Page 20: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xx

tubuh manusia, seperti protein, lemak, vitamin, karbohidrat, garam-garam

mineral dll. Kandungan protein dalam daging ikan laut terbesar setelah

unsur air. Karena itu ikan laut merupakan sumber protein hewani yang

sangat potensial. Di samping itu beberapa jenis ikan juga memiliki unsur

lemak tinggi, sehingga ikan dapat pula dikatakan sebagai sumber lemak

yang baik. Berdasarkan unsur lemak yang dimiliki atau yang terkandung

dalam daging ikan laut, maka ikan dibagi menjadi dua golongan yaitu ikan

gemuk bila kadar lemaknya tinggi dan ikan kurus bila kadar lemaknya

rendah (Irawan, 1995).

Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan

Perikanan (BRKP-DKP) yang bekerja sama dengan P3O LIPI tahun 2001

menyatakan potensi lestari (MSY atau Maximum Suatinable Yield)

perikanan Indonesia mencapai 6,4 juta ton per tahun. Potensi ini tersebar di

berbagai belahan perairan Indonesia seperti samudra Hindia (1.076,8 ton

per tahun), laut Cina Selatan (1.057,05 ton per tahun), selat Makassar dan

laut Flores (929,72 ton per tahun), laut Jawa (796 ton per tahun), laut

Arafuru di dekat Papua (771,55 ton per tahun), laut Sulawesi dan samudra

Pasifik (632,72 ton per tahun), sedangkan laut Seram di kepulauan Maluku

dan teluk Tomini di dekat kepala burung Pulau Papua sebesar 590,62 ton

per tahun. Di antara perairan di atas, beberapa perairan telah mengalami

tangkap lebih atau overfishing, seperti laut Jawa, selat Malaka, laut Banda,

selat Makassar dan laut Flores (Iswanto, 2007).

2. Harga

Harga adalah jumlah uang yang ditukarkan konsumen dengan

manfaat dari memiliki atau menggunakan produk dan jasa. Harga berperan

sebagai penentu utama pilihan pembeli. Harga merupakan satu-satunya

elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen-elemen

lain menimbulkan biaya (Kotler, 1998).

Harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjualbelikan

ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari barang tersebut. Oleh

karena itu, untuk menganalisis mekanisme penentuan harga dan jumlah

Page 21: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxi

barang yang diperjualbelikan maka perlu dilakukan analisis permintaan dan

penawaran atas suatu barang tertentu yang terdapat di pasar. Keadaan suatu

pasar dikatakan seimbang apabila jumlah yang ditawarkan penjual pada

suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah yang diminta para pembeli

pada harga tersebut. Harga suatu barang dan jumlah barang yang

diperjualbelikan ditentukan dengan melihat keadaan ekuilibrium dalam

suatu pasar.

Menurut Mubyarto (1989), dalam grafik yang sangat sederhana dapat

digambarkan terjadinya harga keseimbangan sebagai akibat dari

perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran. Apabila harga berada

di atas harga keseimbangan maka jumlah barang yang ditawarkan lebih

besar dari pada jumlah yang diminta, barang-barang tidak laku dan

menumpuk sehingga terpaksa harga diturunkan, sebaliknya jika harga

berada dibawah harga keseimbangan maka jumlah barang yang ditawarkan

lebih sedikit daripada jumlah barang yang diminta sehingga pembeli saling

berebut, persediaan barang segera menipis dan harga akan naik lagi.

Keadaan ekuilibrium tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut :

P (Harga) S

D

Q (Jumlah barang) Gambar 1. Penentuan Harga Keseimbangan

Sumber: Sukirno, 2000

Harga yang terjadi di pasar merupakan perpotongan antara kurva

permintaan dan kurva penawaran akan tetapi dalam kenyataan terdapat

harga pada tingkat petani dan konsumen di samping harga pedagang.

Pembentukan harga yang murni terjadi pada tingkat harga pedagang besar

karena hanya pada tingkat ini terdapat persaingan yang agak sempurna.

Page 22: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxii

Pada umumnya penjual dan pembeli memiliki pengetahuan yang baik

tentang situasi pasar pada suatu waktu tertentu. Harga eceran dan harga

pada tingkat petani biasanya tinggal memperhitungkan dari harga

perdagangan besar yaitu dengan menambah dan mengurangi dengan apa

yang disebut margin pemasaran (Mubyarto, 1989).

3. Permintaan

Menurut Sudarsono (1985) permintaan adalah jumlah barang yang

diminta pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu dan pasar tertentu

pula, atau dalam pengertian sehari-hari, permintaan dapat diartikan sebagai

jumlah barang dan jasa yang diminta atau dibutuhkan. Berdasarkan

kebutuhan ini individu tersebut mempunyai permintaan akan barang, berarti

makin banyak jumlah penduduk maka semakin besar permintaan

masyarakat akan sesuatu jenis barang. Kenyataannya barang di pasar

mempunyai nilai atau harga. Jadi permintaan baru mempunyai arti apabila

didukung oleh “daya beli” permintaan barang sehingga merupakan

permintaan efektif (effeective demand). Sedangkan permintaan yang hanya

didasarkan atas kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolut/

potensial (absolut/potensial demand).

Jumlah dari suatu komoditas yang akan dibeli sebuah rumah tangga

dinamakan jumlah yang diminta dari komoditas tersebut. Tiga hal penting

yang perlu diperhatikan dalam konsep ini, pertama, jumlah yang diminta

merupakan suatu jumlah yang diinginkan. Jumlah ini adalah berapa banyak

yang akan dibeli oleh rumah tangga pada harga tertentu suatu komoditi,

harga komoditi lain, pendapatan, selera dan lain-lain. Hal ini merupakan

suatu jumlah yang berbeda dari jumlah sebenarnya yang dibeli rumah

tangga. Perbedaan dua konsep ini adalah istilah jumlah yang diminta

digunakan untuk menerangkan jumlah yang ingin dibeli. Sedangkan jumlah

yang sebenarnya dibeli atau jumlah yang dipertukarkan untuk menerangkan

pembelian yang sebenarnya. Kedua, diingini tidak berarti impian hampa

atau kemungkinan di masa depan, tapi menerangkan permintaan efektif,

artinya jumlah orang yang ingin membeli dengan harga yang berlaku untuk

Page 23: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxiii

komoditas tersebut. Ketiga, jumlah diminta menunjukkan suatu arus

pembelian yang terus menerus sehingga jumlah yang diminta harus

dinyatakan berapa banyak untuk suatu jangka waktu tertentu

(Lipsey dan Pete, 1991).

Menurut Sukirno (2005) permintaan seseorang atau suatu masyarakat

atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya yang

terpenting adalah:

a. Harga barang itu sendiri

Semakin rendah harga suatu komoditi, semakin banyak jumlah

yang akan diminta, apabila faktor lain dianggap tetap. Sebaliknya

naiknya harga suatu komoditi menyebabkan permintaan terhadap

komoditi tersebut turun.

b. Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut

Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai jenis barang

lainnya dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu: barang pengganti

(substitusi), barang penggenap/pelengkap (komplementer), dan barang

yang tidak mempunyai kaitan sama sekali (barang netral).

1) Barang pengganti

Sesuatu barang dinamakan barang pengganti apabila dapat

menggantikan fungsi dari barang lain secara sempurna. Contohnya

adalah minuman kopi dapat digantikan dengan minuman teh. Apabila

harga barang pengganti murah maka permintaan terhadap barang yang

digantikannya akan turun.

2) Barang pelengkap

Sesuatu barang dinamakan barang pelengkap apabila barang

tersebut selalu digunakan bersama-sama dengan barang-barang yang

lain. Contohnya adalah gula sebagai pelengkap dari minuman kopi

atau teh. Apabila harga barang pelengkap tinggi maka permintaan

terhadap suatu komoditas akan turun.

Page 24: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxiv

3) Barang Netral

Sesuatu barang dikatakan barang netral apabila barang tersebut

tidak mempunyai keterkaitan yang erat dengan barang lain. Contohnya

permintaan akan beras tidak berkaitan dengan permintaan akan buku.

c. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat

Perubahan pendapatan akan menimbulkan perubahan dalam

permintaan barang. Berdasarkan sifat perubahan permintaan yang akan

berlaku apabila pendapatan berubah, berbagai jenis barang dapat

dibedakan menjadi empat golongan : barang inferior, barang esensial,

barang normal, dan barang mewah.

1) Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-

orang yang berpendapatan rendah. Bila pendapatan naik, permintaan

akan barang inferior tersebut berkurang. Contoh, pada pendapatan

yang sangat rendah orang-orang mengkonsumsi ubi kayu sebagai

makanan pokok. Setelah pendapatannya meningkat dan mampu

membeli beras, maka orang tersebut akan meninggalkan ubi kayu

sebagai makanan pokoknya.

2) Barang Esensial

Barang esensial adalah barang yang sangat penting artinya

dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, yang biasanya berupa barang

kebutuhan pokok seperti beras. Permintaan terhadap barang ini tidak

berubah walaupun pendapatan meningkat.

3) Barang Normal

Sesuatu barang dinamakan barang normal apabila barang

tersebut mengalami kenaikan permintaan sebagai akibat dari kenaikan

pendapatan. Kebanyakan barang yang ada dalam masyarakat adalah

barang normal, misalnya pakaian, sepatu, perabot rumah, dan berbagai

jenis makanan.

4) Barang Mewah

Page 25: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxv

Barang mewah adalah jenis barang yang akan dibeli masyarakat

apabila ia sudah berpendapatan sangat tinggi, misalnya perhiasan,

perabot rumah yang mahal, mobil sedan, dan lainnya. Biasanya

barang-barang tersebut baru dibeli masyarakat setelah mereka

memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan

perumahan.

d. Cita rasa masyarakat

Perubahan cita rasa masyarakat dapat mempengarui permintaan

berbagai jenis barang.

e. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk tidak secara langsung berpengaruh terhadap

permintaan suatu barang. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti

dengan perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian akan

semakin banyak orang yang menerima pendapatan dan ini akan

menambah daya beli masyarakat. Dengan penambahan daya beli ini

permintaan terhadap suatu barang akan bertambah.

f. Ekspektasi masa depan

Perubahan-perubahan yang diramalkan mengenai keadaan pada

masa yang akan datang dapat mempengaruhi permintaan. Ramalan

konsumen bahwa harga-harga akan bertambah tinggi pada masa depan

akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa kini

untuk menghemat pengeluaran pada masa yang akan datang.

Sukirno (2000) menyatakan, dalam menganalisis permintaan perlu

dibedakan di antara dua pengertian, permintaan dan jumlah barang yang

diminta. Di dalam analisis ekonomi, permintaan mengambarkan

keseluruhan hubungan antara harga dan permintaan sedangkan jumlah

barang yang diminta berarti jumlah barang yang diminta pada suatu tingkat

tertentu.

Hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta adalah

berbanding terbalik (negatif). Jika harga naik akibatnya kuantitas yang

diminta akan mengalami penurunan dan jika harga turun maka jumlah yang

Page 26: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxvi

akan diminta akan mengalami kenaikan. Hubungan yang demikian disebut

“Hukum Permintaan”. P (Harga)

P1

P2

Q

Q1 Q2

Gambar 2. Kurva Permintaan

Sumber: Samuelson, 1979

Kurva permintaan akan bergeser jika salah satu atau lebih dari

variabel-variabel yang dianggap konstan berubah. Arah pergeseran (ke

kanan atau ke kiri) tergantung kepada hubungan antara kuantitas barang

yang diminta dan variabel yang berubah tersebut (Arsyad, 1995).

Menurut Lipsey (1986), suatu kurva permintaan dibuat berdasarkan

asumsi bahwa semua faktor lain kecuali harga, akan tetap atau konstan/

tidak berubah. Suatu perubahan dalam setiap variabel yang semula

dianggap konstan akan menggeser kurva permintaan pada kedudukan yang

baru.

Penelitian sebelumnya, BPS melalui data susenas telah mencoba

menangkap faktor pengaruh selera menggunakan variabel proporsi

anggaran belanja rumah tangga yang diperuntukkan bagi konsumen hasil

perikanan. Hasil percobaan regresi tidak menggambarkan bahwa variabel

tersebut mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel barang yang

diminta. Penelitian yang dilakukan oleh C. Peter Timmer (1971) dalam

bukunya “Wheat Flour Consumption In Indonesia” tentang konsumsi terigu

di Indonesia, ternyata selera konsumen adalah tetap, besarnya alokasi

barang secara signifikan hanya akan berubah bila harga relatif berubah

(Sudarsono, 1991).

Permintaan suatu barang terhadap suatu kondisi disuatu daerah

dengan daerah yang lain tidak selalu sama. Permintaan suatu barang dapat

Page 27: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxvii

dipengaruhi oleh ketersedian, produksi dan harga barang itu sendiri. Tren,

selera konsumen dan faktor psikologis dari konsumen atau masyarakat juga

dapat memberikan pengaruh yang cukup besar (BPS, 2008).

Menurut Lipsey et al (1991), jumlah komoditi yang akan dibeli oleh

semua rumah tangga pada periode waktu tertentu dipengaruhi oleh variabel

penting berikut ini:

a. Harga komoditi itu sendiri

b. Rata-rata penghasilan rumah tangga

c. Harga komoditi yang berkaitan

d. Selera

e. Distribusi pendapatan diantara rumah tangga

f. Besarnya populasi

Pergeseran kurva permintaan dapat dilihat seperti grafik berikut ini:

D2 D0 D1

Kuantitas per periode

Gambar 3. Pergeseran Kurva Permintaan (Lipsey et al., 1991)

Pergeseran kurva permintaan ke kanan (dari D0 ke D1) menunjukkan

adanya kenaikan permintaan bisa disebabkan oleh naiknya pendapatan,

kenaikan harga barang substitusi, turunnya harga barang komplementer,

perubahan selera yang mengarah ke komoditi itu, kenaikan jumlah

penduduk, adanya pendistribusian kembali pendapatan kepada kelompok

yang menyukai komoditi itu. Pergeseran kurva permintaan ke kiri (dari D0

ke D2) menunjukkan adanya penurunan permintaan bisa disebabkan oleh

turunnya pendapatan, turunnya harga barang substitusi, naiknya harga

barang komplementer, perubahan selera yang tidak menyukai komoditi itu,

H A R G A

Page 28: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxviii

penurunan jumlah penduduk, atau adanya redistribusi pendapatan

mengurangi kelompok yang menyukai komoditi itu (Lipsey et al., 1991).

Soediyono (1989) menyatakan, apabila kurva permintaan hanya

menghubungkan kuantitas yang diminta dengan harga satuan barang

tersebut, maka fungsi permintaan menghubungkan kuantitas yang diminta.

Harga barang dan faktor-faktor lain, juga besar pengaruhnya tehadap

jumlah barang yang ingin dan sangggup dibeli oleh konsumen seperti,

pendapatan konsumen, harga barang pengganti, barang komplementer, dan

selera konsumen. Hal ini penting agar dapat membedakan elastisitas harga,

elastisitas pendapatan dan elastisitas silang.

Konsep permintaan (Arsyad, 1991) digunakan untuk menunjukkan

keinginan-keinginan (intentions) seorang pembeli pada suatu pasar. Fungsi

permintaan menunjukkan hubungan antara kuantitas suatu barang yang

diminta dengan semua faktor yang mempengaruhinya. Fungsi permintaan

dapat dituliskan sebagai berikut:

Q = f (harga produk X, harga barang-barang saingan, harapan akan

adanya perubahan-perubahan harga, pendapatan konsumen,

selera dan preferensi, dan lain-lain).

4. Elastisitas Permintaan

a. Teori Elastisitas

Koefisien elastisitas permintaan mengukur persentase perubahan

jumlah barang per unit waktu yang diakibatkan persentase perubahan

dari variabel yang mempengaruhi. Satuan persentase digunakan dalam

mengukur elastisitas dengan tujuan menyeragamkan suatu barang yang

diminta. Ada beberapa yang diukur menggunakan satuan kilogram,

kwintal, meter, dosin, dan lainnya. Apabila menggunakan persamaan

matematis akan sulit untuk menentukan pengaruh perubahan harga dari

barang yang berbeda. Apabila perubahan tersebut dilihat dalam

persentase, maka perbedaan satuan tersebut tidak menjadi masalah

(Nicholson, 1992).

Page 29: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxix

Menurut Mankiw (2003) pengukuran angka elastisitas ini dapat

dilakukan dengan tiga macam analisis elastisitas:

1) Elastisitas Harga

Elastisitas harga mengukur seberapa banyak kuantitas

permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga

barang tersebut. Permintaan dikatakan elastis jika kuantitas yang

diminta berubah secara subtansial akibat perubahan harganya.

Sebaliknya, permintaan dikatakan inelastis jika kuantitas yang

diminta hanya sedikit berubah akibat perubahan harga. Hal-hal yang

menentukan elastisitas harga dari permintaan adalah:

a) Kebutuhan versus kemewahan

Permintaan barang akan kebutuhan pokok umumnya

inelastis sedangkan permintaan akan barang-barang mewah

lazimnya elastis.

b) Ketersedian substitusi

Barang-barang yang substitusinya banyak cenderung

elastis, karena konsumen mudah meninggalkannya dan berganti

ke barang substitusi lain.

c) Difinisi pasar

Elastisitas permintaan di setiap pasar juga tergantung pada

batas pasarnya misal, jika pasarnya kecil atau terbatas,

permintaannya cenderung lebih elastis dibandingkan pasarnya

yang besar karena dalam pasar yang kecil konsumen lebih mudah

menemukan barang substitusi.

d) Rentang waktu

Permintaan berbagai barang cenderung elastis dalam

rentang waktu yang panjang. Rumus Elastisitas Harga dari

Permintaan:

=hargaPerubahan%

dimintayangbarangkuantitasPerubahan%

Page 30: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxx

2) Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan dari permintaan mengukur seberapa

besar perubahan kuantitas yang diminta apabila pendapatan

konsumen berubah.

Elastisitas Pendapatan Permintaan:

= pendapatanPerubahan%

dimintayangbarangkuantitasPerubahan %

Pada barang normal kenaikan pendapatan akan menyebabkan

kenaikan kuantitas barang yang diminta. Barang normal memiliki

elastisitas positif karena hubungan kuantitas barang yang diminta dan

pendapatan berbanding lurus, sedangkan pada barang inferior,

peningkatan pendapatan justru menurunkan kuantitas barang yang

diminta.

3) Elastisitas Silang

Elastisitas harga silang digunakan untuk mengukur seberapa

besar perubahan kuantitas yang diminta untuk suatu barang ketika

harga barang lainnya berubah.

Rumus Elastisitas Harga silang Permintaan:

=2 barang dari hargaPerubahan%

1 barang dari dimintayangbarangkuantitasPerubahan %

Positif atau negatifnya nilai elastisitas dari harga silang ini

tergantung apakah barang tersebut subtitusi atau komplementer. Jika

barang tersebut substitusi elastisitas harga silangnya bernilai positif,

untuk barang komplementer elastisitasnya negatif.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah 1. Teori Dasar Permintaan

Konsep permintaan digunakan untuk mengukur keinginan pembeli

dalam suatu pasar. Fungsi permintaan mengukur hubungan antara jumlah

barang yang diminta dengan semua faktor yang mempengaruhinya

(Arsyad,1995).

Page 31: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxxi

Permintaan adalah berbagai jumlah barang yang diminta pada

berbagai tingkat harga, secara grafis skala pada sumbu ordinat (vertikal)

mengukur harga, sedangkan skala pada sumbu absis (horizontal) mengukur

kuantitas barang. Perumusan matematisnya secara umum adalah

)( xd PfX dimana X adalah kuantitas barang x sedangkan superskrip d

adalah yang diminta dan Px adalah harga barang X tersebut. Cara

pembahasan ini hanya dapat dilaksanakan dengan metode matematis.

Dalam kerangka ini permintaan dirumuskan secara umum sebagai berikut:

(Sudarsono, 1991). DJX = F (Px1, Px2,… Pxn, Y, E) dimana DJX adalah jumlah barang x1 yang diminta

Px1 adalah harga barang x1 tersebut

Px2,…Pxn adalah harga barang-barang lain

Y pendapatan konsumen yang tersedia untuk dibelanjakan

E adalah selera dan faktor-faktor lain yang tidak dapat dibahas satu

demi satu

2. Estimasi Fungsi Permintaan

Sudarsono (1991), menyatakan bahwa dalam banyak studi empiris

atau penelitian tentang permintaan biasanya digunakan bentuk fungsi

permintaan yang mempunyai elastisitas konstan. Metode ini mendasarkan

diri atas anggapan bahwa elastisitas permintaan terhadap perubahan

variabel yang menjadi determinannya selalu tetap.

Bentuk fungsinya adalah fungsi kepangkatan dengan menggunakan

beberapa variabel sebagai determinan, yang dirumuskan sebagai berikut :

Qd = bo. PT b1 . Hxb2 . Hkb3. Hsb4. Yb5.e

Keterangan:

Qd = Jumlah permintaan

bo = Konstanta

PT = Produksi Tangkap Ikan Laut

Hx = Harga barang itu sendiri

Page 32: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxxii

Hk = Harga barang komplementer

Hs = Harga barang substitusi

Y = Pendapatan riil

b1-b5 = koefisien regresi

e = error

Variabel yang dianggap mempengaruhi permintaan ikan laut dalam

penelitian di Kabupaten Rembang adalah hasil tangkap/produksi tangkap

ikan laut, harga ikan laut itu sendiri (digunakan sampel harga ikan layang,

ikan kembung dan ikan selar), harga non ikan laut (harga beras sebagai

barang komplementer dan harga daging ayam sebagai barang substitusi)

dan pendapatan riil masyarakat dan fungsi permintaan yang digunakan

adalah sebagai berikut :

Ln Qd = Lnbo + b1 Ln PT + b2 Ln Hx + b3 Ln Hk + b4 Ln Hs + b5 Y + e

Keterangan:

Qd = Jumlah Permintaan ikan laut

PT = Produksi tangkap ikan laut dalam tahun t (kg)

Hx = Harga ikan laut tahun t (Rp/kg)

Hk = Harga beras tahun t (Rp/kg)

Hs = Harga daging ayam tahun t (Rp/kg)

Y = Pendapatan perkapita penduduk pada tahun t (Rp)

b1 – b5 = Koefisien regresi

e = error

Nilai koefisien regresi parsial dari masing-masing variabel

menggambarkan persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan

faktor-faktornya, dinamakan nilai elastisitas. Oleh karena itu nilai-nilai

koefisien regresi variabel yang bersangkutan merupakan nilai elastisitas.

3. Elastisitas

Arsyad (1995) menyatakan, elastisitas adalah derajat kepekaan

kuantitas yang diminta atau ditawarkan terhadap salah satu faktor yang

mempengaruhi fungsi permintaan. Elastisitas biasanya menjelaskan respon

Page 33: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxxiii

atau perubahan kuantitas yang diminta jika harga, pendapatan atau faktor-

faktor lainnya berubah. Respon kuantitas penting karena hal tersebut

mempengaruhi harga dipasar.

Rumus Elastisitas:

= permintaan himempengaru yangfaktor Perubahan%

diminta yang kuantitasPerubahan %

Menurut Gasperz (1999), pada dasarnya terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi elastisitas suatu produk, antara lain:

a. Banyaknya produk subtitusi yang tersedia di pasar pada tingkat harga

kompetitif dimana semakin banyak produk subtitusi yang tersedia di

pasar akan menyebabkan elastisitas permintaan suatu produk tertentu

menjadi semakin elastis.

b. Pengeluaran periode waktu elastisitas permintaan suatu produk lebih

elastis dalam jangka panjang daripada jangka pendek.

c. Masa pakai dari produk, semakin lama masa pemakaian untuk suatu

produk yang bermasa pakai lama maka elastisitas produk tersebut

semakin tinggi.

d. Derajat kepentingan atau kebutuhan terhadap produk.

e. Range penggunaan dari produk.

f. Prosentase anggaran konsumen yang dibenjakan untuk produk.

Menurut Arsyad (1995) dalam ilmu ekonomi dikenal tiga elastisitas

permintaan, yaitu:

a. Elastisitas harga

b. Elastisitas pendapatan

c. Elastisitas harga silang

Ketiga jenis elastisitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Elastisitas Harga

Adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta yang

disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar 1 (satu)

persen.

Page 34: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxxiv

Elastisitas harga =tersebutbaranghargaPerubahan%

dimintayangbarangkuantitasPerubahan%

Atau Eh = -

QPX

PQ

PPQQ

//

Simbol delta menunjukkan suatu perubahan kedua rumus

tersebut digunakan untuk menghitung elastisitas sedangkan

elastisitas harga biasanya ditunjukkan untuk suatu angka positif,

dengan cara menambahkan tanda nilai mutlak pada rumus tersebut

(Arsyad, 1995).

2) Elastisitas pendapatan (EI)

Adalah persentase perubahan kuantitas suatu barang yang

diminta disebabkan oleh perubahan pendapatan (Income) sebesar 1

persen.

Elastisitas pendapatan=pendapatan%Perubahan

dimintayangbarangkuantitas%Perubahan

EI = QIX

IQ

IIQQ

)/()/(

Suatu produk normal yang memiliki koefisien elastisitas

pendapatan bernilai tinggi (biasanya lebih besar dari I), maka

dianggap sebagai produk normal atau sekunder sedangkan produk

normal koefisien elastisitas pendapatan di bawah satu (0<EI<1)

dianggap sebagai barang primer atau kebutuhan pokok

(Gasperz,1999).

3) Elastisitas silang

Menurut Arsyad (1995) elastisitas (harga) silang adalah

persentase perubahan kuantitas x yang diminta yang disebabkan

oleh perubahan harga barang Y (yang mempunyai hubungan)

sebesar satu persen.

Elastisitas silang=Y barang harga%Perubahan

dimintayang Xbarangkuantitas%Perubahan

Page 35: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxxv

Nilai elastisitas silang bisa positif, nol atau negatif. Tanda

tersebut penting untuk menginterpretasikan nilai elastisitas

tersebut.

D. Model Kerangka Pendekatan Masalah

Faktor Pendapatan

Faktor

Faktor Harga

Faktor-Faktor Sosial Ekonomi

Variabel : Pendapatan per

kapita

Variabel: -Harga komoditas itu sendiri -Harga barang komplementer -Harga barang subtitusi

Faktor jumlah penduduk

Permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang

Faktor pendapatan

tor

Faktor harga

Faktor-faktor sosial ekonomi

Variabel : pendapatan per

kapita

Variabel: -Harga komoditas(harga ikan layang, kembung dan selar)

-Harga barang komplementer(harga beras) -Harga barang subtitusi (harga daging ayam)

Faktor produksi tangkap ikan laut

Estimasi Fungsi Permintaan Ikan Laut - Dengan regresi linier berganda

Analisis Permintaan

Estimasi fungsi permintaan ikan laut - dengan regresi non linier berganda

- Pengaruh variabel terhadap permintaan ikan laut

- Elastisitas permintaan ikan laut

Analisis permintaan

Page 36: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxxvi

Gambar 4. Kerangka Pendekatan Masalah

E. Hipotesis 1. Diduga variabel produksi tangkap ikan laut, harga ikan laut, harga beras,

harga daging ayam dan pendapatan per kapita berpengaruh nyata terhadap

permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang.

2. Diduga elastisitas harga ikan laut dan harga beras bersifat inelastis,

sedangkan untuk elastisitas silang daging ayam, pendapatan dan produksi

tangkapan ikan laut adalah positif.

F. Asumsi 1. Konsumen bertindak dan bersikap secara rasional dalam membelanjakan

dananya dan mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang harga.

2. Selera konsumen dianggap tetap selama periode penelitian.

3. Permintaan ikan laut tidak dipengaruhi oleh hal-hal khusus seperti hari

besar dan bahan baku.

4. Faktor-faktor lain di luar penelitian yang berpengaruh terhadap permintaan

ikan laut tercakup dalam error.

5. Keadaan pasar adalah pasar persaingan sempurna.

G. Pembatasan Masalah 1. Data yang digunakan adalah data time series tahunan permintaan ikan

layang, ikan kembung dan ikan selar, harga ikan layang, ikan kembung

dan ikan selar, harga beras, harga daging ayam dan produksi tangkap ikan

layang, ikan kembung dan ikan selar, pendapatan per kapita, IHK dan

indeks implisit mulai dari tahun 1994-2008.

Page 37: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxxvii

2. Permintaan yang dimaksud adalah permintaan ikan laut di Kabupaten

Rembang secara agregat dan yang dianalisis adalah jenis ikan layang, ikan

kembung dan ikan selar.

3. Permintaan ikan laut yang akan dianalisis tidak antar ikan laut sendiri.

4. Konsumen yang dimaksud adalah pembeli yang tinggal di Kabupaten

Rembang.

5. Produksi tangkap ikan laut adalah produksi ikan laut di Kabupaten

Rembang yaitu ikan layang, ikan kembung dan ikan selar.

6. Variabel yang mempengaruhi permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang

dibatasi pada harga ikan laut pada tahun t, harga beras pada tahun t, harga

daging ayam pada tahun t, pendapatan perkapita penduduk pada tahun t

dan produksi tangkapan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar pada

tahun t.

7. Variabel daging ayam yang digunakan adalah daging ayam ras.

8. Variabel beras yang digunakan adalah beras jenis IR 64.

9. Elastisitas yang dianalisis adalah elastisitas harga, elastisitas pendapatan,

serta elastisitas silang permintaan.

H. Definisi Operasional Variabel 1. Produksi tangkapan ikan laut adalah hasil tangkapan ikan laut oleh nelayan

di Kabupaten Rembang per tahun yang diukur dalam satuan kilogram.

2. Permintaan ikan layang adalah jumlah ikan layang yang dikonsumsi oleh

konsumen baik langsung (tanpa melalui pengolahan menjadi makanan

lain) maupun tak langsung (sebagai bahan baku industri makanan misal

dibuat terasi, kerupuk ikan) yang diukur dalam kilogram per tahun

(Kg/Th).

3. Permintaan ikan kembung adalah jumlah ikan kembung yang dikonsumsi

oleh konsumen baik langsung (tanpa melalui pengolahan menjadi

makanan lain) maupun tak langsung (sebagai bahan baku industri makanan

misal dibuat terasi, kerupuk ikan) yang diukur dalam kilogram per tahun

(Kg/Th).

Page 38: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxxviii

4. Permintaan ikan selar adalah jumlah ikan selar yang dikonsumsi oleh

konsumen baik langsung (tanpa melalui pengolahan menjadi makanan

lain) maupun tak langsung (sebagai bahan baku industri makanan misal

dibuat terasi, kerupuk ikan) yang diukur dalam kilogram per tahun

(Kg/Th).

5. Harga ikan layang adalah harga riil ikan layang ditingkat konsumen per

tahun di Kabupaten Rembang yang diukur dalam satuan rupiah per

kilogram (Rp/Kg).

6. Harga ikan kembung adalah harga riil ikan kembung ditingkat konsumen

per tahun di Kabupaten Rembang yang diukur dalam satuan rupiah per

kilogram (Rp/Kg).

7. Harga ikan selar adalah harga riil ikan selar ditingkat konsumen per tahun

di Kabupaten Rembang yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram

(Rp/Kg).

8. Harga beras adalah harga riil beras ditingkat konsumen per tahun di

Kabupaten Rembang yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram

(Rp/Kg).

9. Harga daging ayam adalah harga riil daging ayam ditingkat konsumen per

tahun di Kabupaten Rembang yang diukur dalam satuan rupiah per

kilogram (Rp/Kg).

10. Harga riil adalah harga yang telah terdeflasi yaitu besarnya perubahan

harga-harga yang berlaku jika dibandingkan dengan tahun dasar.

Pengukurannya adalah :

PsxItIdPx

Keterangan:

Px : Harga terdeflasi

Ps : Harga sebelum terdeflasi

Id : Indeks harga konsumen pada tahun dasar

It : Indeks harga konsumen pada tahun t

Page 39: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xxxix

Tahun dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2002.

Pertimbangannya pada tahun ini kondisi perekonomian Indonesia dalam

keadaan relatif stabil.

11. Harga sebelum terdeflasi adalah besarnya harga pada tahun yang

bersangkutan.

12. Indeks harga konsumen adalah angka yang menunjukkan besarnya

perubahan rata-rata dari harga-harga kelompok/sekumpulan barang dari

satu waktu ke waktu lainnya.

13. Indeks harga pada tahun t adalah besarnya angka indeks pada tahun yang

bersangkutan.

14. Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata riil penduduk

Kabupaten Rembang yaitu nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

per tahun, dibagi jumlah penduduk per tahun yang diukur dalam satuan

rupiah per kapita (Rp/kapita).

15. Pendapatan riil adalah pendapatan yang telah terdeflasi yaitu besarnya

perubahan harga-harga yang berlaku jika dibandingkan dengan tahun

dasar. Pendapatan riil perkapita didapatkan dengan melakukan

pendeflasian terhadap PDRB perkapita tahun yang bersangkutan dengan

indeks implisit tahun dasar (2002 = 100). Pendapatan riil perkapita

dihitung dengan rumus:

YsxIYtIYdYx

Keterangan:

Yx : pendapatan terdeflasi

Ys : pendapatan sebelum terdeflasi

IYd : Indeks implisit PDRB pada tahun dasar

IYt : Indeks implisit PDRB pada tahun t

16. Indeks implisit PDRB adalah perbandingan PDRB atas dasar harga

berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan.

Page 40: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xl

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik mempunyai ciri memu-

satkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang,

pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disu-

sun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994).

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian diambil secara purposive sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu kabupaten yang mempunyai produksi perikanan laut terbesar

di Jawa Tengah dan memiliki TPI paling banyak sehingga lokasi yang dipilih

adalah Kabupaten Rembang. Arikunto (2006) mengatakan bahwa purposive

sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas

strata, random atau daerah akan tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misal

keterbatasan waktu, dana dan tenaga sehingga tidak dapat mengambil sampel

yang besar dan jauh. Syarat-syarat yang harus dipenuhi:

1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas cirri-ciri, sifat atau karakteristik

tertentu yang merpakan cir-ciri pokok populasi.

2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dilakukan dengan cermat di

dalam studi pendahuluan

29

Page 41: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xli

Hal ini dapat dilihat dari data produksi perikanan laut Kabupaten

Rembang sebagai berikut:

Tabel 2. Banyaknya TPI, Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut yang Dijual di Tempat Pelelangan Ikan Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

No Kabupaten/ Kota Banyaknya TPI

Produksi (kg) Nilai Produksi (Rp)

1 Kab. Cilacap 11 3.219.403 15.647.080 2 Kab.Kebumen 5 1.631.630 18.625.485 3 Kab.Rembang 12 28.815.364 153.465.745 4 Kab.Pati 7 6.860.046 28.343.572 5 Kab.Jepara 12 872.219 2.366.106 6 Kab.Demak 2 1.096.947 6.314.636 7 Kab.Kendal 4 1.077.203 5.421.704 8 Kab.Batang 4 16.776.284 54.562.240 9 Kab.Pekalongan 2 925.928 4.870.431

10 Kab.Pemalang 6 10.634.341 37.893.664 11 Kab.Tegal 3 340.498 2.459.150 12 Kab.Brebes 8 1.177.193 3814.362 13 Kota Semarang 1 323.617 662.328 14 Kota Pekalongan 1 26.682.076 121.852.494 15 Kota Tegal 3 21.258.064 107.256.097

Jumlah 81 121.690.813 563.555.007

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang Tahun 2007

Berdasarkan Tabel 2. Kabupaten yang memiliki produksi tangkap

terbesar adalah Kabupaten Rembang sebesar 28.815.364 kg dan didukung

dengan adanya sarana TPI sebanyak 12 buah. Produksi perikanana laut yang

besar membuat subsektor perikanan laut di Kabupaten Rembang diunggulkan

oleh pemerintah setempat. Selain memberikan sumbangan PDRB yang tinggi

sebesar Rp 153.465.745,00 subsektor perikanan laut juga merupakan icon

Kabupaten Rembang.

Pemasaran produksi perikanan laut Kabupaten Rembang telah

menjangkau tingkat nasional dan internasional. Pada tingkat nasional

dipasarkan ke Yogyakarta, Semarang Lampung, Jambi, dan sekitar Sumatera

Tengah sedangkan untuk ekspor masih dilakukan melalui Semarang dan

Surabaya, karena Rembang belum memiliki perwakilan ekspor. Negara tujuan

Page 42: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xlii

ekspornya adalah Amerika Serikat, Jepang, Singapura dll. Retribusi hasil

perikanan bagi pendapatan asli daerah mencapai hampir Rp 1 miliar tiap

tahun. Data mengenai produksi perikanan laut Kabupaten Rembang

berdasarkan jenis ikan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Produksi Perikanan Laut Kabupaten Rembang Berdasarkan Jenis Ikan No Uraian 2003 2004 2005 2006 1. Layang 10.787.171 9.251.480 5.854.967 12.102.321 2. Bawal Hitam 230.612 283.692 411.317 651.352 3. Kembung 2.152.298 1.871.443 2.417.841 2.937.689 4. Selar 2.412.225 2.563.426 2.834.806 3.564.636 5. Tembang/Jui 5.458.695 1.634.698 2.321.946 2.735.030 6. Tongkol 1.113.875 1.189.407 1.222.959 1.303.864 7. Tenggiri 212.373 313.820 272.784 194.822 8. Cumi-cumi 473.465 890.364 487.179 457.292 9. Petek 1.288.959 1.518.099 1.340.833 1.125.051

10. Tiga Waja 92.693 267.120 247.866 93.972 11. Ekor Kuning - - 1.676.845 965.952 12. Kurisi 964.159 1.116.528 - 130.071 13. Pari/Peh 263.657 365.611 138.836 94.662 14. Layur 7.056 - - 33.190 15. Kapasan - - 61.335 - 16. Demang - - 1.684.659 263.740 17. Baracuda - - 1.830 - 18. Badong - - 1.240 33.416 19. Krisik Kecil - - 465.116 - 20. Balak/Beloso - - 40.302 - 21. Bambangan 10.409 4.430 860 - 22. Manyung - 675 - - 23. Cucut 12.745 - - 21.100 24. Teri 41.049 38.494 35.977 91.787 25. Udang 10 732 530 - 26. Julung-julung 3.810 - - - 27. Rajungan 195 422 - - 28. Lemuru 172.998 727.466 244.927 77.590 29. Kerapu - - 213.464 112.495 30. Bukur - - 155.935 32.841 31. Lain-lain 3.880.817 11.114.533 9.300.179 10.884.232

Jumlah 29.579.271 33.152.440 31.434.533 37.907.105

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Rembang, 2007

Jenis ikan laut yang ada di perairan laut di Kabupaten Rembang

sebanyak 54 jenis diantaranya yaitu ikan layang, bawal hitam, kembung, selar,

tembang, tongkol, tenggiri, cumi-cumi dan petek namun tidak semua ikan

tersebut memiliki produksi tangkap yang kontinyu. Jenis ikan yang memiliki

produksi tinggi di Kabupaten Rembang dari tahun 2003-2006 adalah ikan

layang kemudian ikan kembung dan ikan selar.

Page 43: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xliii

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang berhubungan dengan

penelitian ini. Dalam penelitian ini, data diperoleh dari Dinas Perikanan dan

Kelautan Kabupaten Rembang, Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang,

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang. Pengambilan data dari

berbagai dinas disebabkan adanya perubahan isi Rembang Dalam Angka dari

BPS sehingga tidak semua data dari dinas masuk ke dalamnya. Meskipun

demikian pengambilan data dari berbagai dinas ini valid karena memiliki nilai

yang sama. Data yang diambil oleh peneliti ialah data time series selama 15

tahun mulai dari tahun 1994-2008.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data

konsumsi ikan laut, perkembangan harga ikan laut, harga daging ayam, harga

beras, pendapatan per kapita dan produksi tangkap ikan laut serta pendukung

lain.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pencatatan data pada

instansi atau lembaga pemerintahan yang terkait dengan penelitian. Teknik ini

untuk memperoleh data sekunder.

Metode Analisis Data

Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar

variabel berupa pendekatan teori ekonomi, statistik dan ekonometrika.

Penekanannya pada model analisis seri waktu (time series analysis). Analisis

seri waktu dapat digunakan untuk mengetahui hubungan statistik yang baik

antara nilai-nilai dari variabel yang sama tetapi pada periode yang berbeda.

Hubungan antara permintaan ikan laut dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya dapat diketahui denngan menggunakan model non linier

berganda. Persamaan model ini dapat ditulis sebagai berikut :

Qd = b0. PTb1 . HI b2 . HB b3 . HAb4 . Y b5 .e………………………………(1.1)

Page 44: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xliv

Keterangan:

Qd = jumlah pemintaan ikan laut (kg)

b0 = konstanta

PT = produksi tangkap ikan laut (kg)

HI = harga ikan laut tahun t (Rp/kg)

HB = harga beras tahun t (Rp/kg)

HA = harga daging ayam tahun t (Rp/kg)

Y = pendapatan per kapita tahun t (Rp)

e = variabel pengganggu

b1, b2, b3, b4,b5 = koefisien regresi

Proses penaksiran dan fungsi permintaan model regresi non linier

berganda ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural sehingga

berbentuk :

Ln Qd=ln b0+b1 lnPT+b2 lnHI+b3 lnHA+b4 lnHB +b5ln Y+ e ……..(1.2)

Satu ciri yang menarik dari model log natural berganda adalah koefisien

kemiringan b1, b2, b3, b4 dan b5 yang dapat digunakan untuk mengukur

elasitisitas variabel dependen terhadap variabel independen, yaitu persentase

perubahan dalam variabel dependen untuk persentase perubahan tertentu

dalam variabel independen.

1. Permintaan Ikan Layang

LnQdL=lnb0+b1lnPTL +b2 lnHIL+b3lnHB +b4lnHA+b5 lnY +e ……..(1.3)

Keterangan :

QdL = jumlah pemintaan ikan layang (kg)

b0 = konstanta

PTL = produksi tangkap ikan layang tahun t (kg)

HIL = harga ikan layang tahun t (Rp/kg)

HB = harga beras tahun t (Rp/kg)

Page 45: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xlv

HA = harga daging ayam tahun t (Rp/kg)

Y = pendapatan per kapita tahun t (Rp)

e = variabel pengganggu

b1, b2, b3, b4,b5 = koefisien regresi

2. Permintaan Ikan Kembung

Ln QdK=lnb0+b1lnPTK+b2lnHIK+b3lnHB +b4lnHA+b5ln Y+ e……..(1.3)

Keterangan:

QdK = jumlah pemintaan ikan kembung (kg)

b0 = konstanta

PTK = produksi tangkap ikan kembung tahun t (kg)

HIK = harga ikan kembung tahun t (Rp/kg)

HB = harga beras tahun t (Rp/kg)

HA = harga daging ayam tahun t (Rp/kg)

Y = pendapatan per kapita tahun t(Rp)

e = variabel pengganggu

b1, b2, b3, b4, b5 = koefisien regresi

3. Permintaan ikan selar

LnQdS=lnb0+b1lnPTS+b2ln HIS +b3lnHB +b4lnHA+b5 lnY +e ……..(1.3)

Keterangan :

QdS = jumlah pemintaan ikan selar (kg)

b0 = konstanta

PTS = produksi tangkap ikan selar (kg)

HIS = harga ikan selar tahun t (Rp/kg)

HB = harga beras tahun t (Rp/kg)

HA = harga daging ayam tahun t (Rp/kg)

Y = pendapatan per kapita (Rp)

e = variabel pengganggu

b1, b2, b3, b4,b5 = koefisien regresi

Hasil perhitungan di uji menggunakan uji statistik dan uji asumsi klasik

agar tidak menghasilkan persamaan yang bias, meliputi uji F, uji R2dan uji t.

Page 46: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xlvi

Uji asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji

autokorelasi.

a. Uji statistik meliputi :

1) Uji F (uji secara bersama-sama)

Yaitu uji untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Tingkat

kepercayaan yang digunakan 90%, 95% dan 99% atau tingkat

signifikansi (α) 10%, 5% dan 1%. Prosedur pengujiannya sebagai

berikut:

a). Ho : R2 = 0 (semua variabel independen tidak mempengaruhi

variabel dependen secara serentak dengan signifikan).

b). Ha : R2≠0 ( semua variabel independen mempengaruhi variabel

dependen secara serentak signifikan ).

Kriteria pengambilan keputusan :

a). Nilai signifikansi < maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti

variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang.

b). Nilai signifikansi > maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti

variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata

terhadap permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang.

2) Uji R2 Adjusted

Koefisien diterminasi adalah angka yang menunjukkan proporsi

variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi variabel independen.

Artinya R2 adjusted menunjukkan seberapa jauh kesesuaian persamaan

regresi tersebut dengan data. Misalnya R2 adjusted =0,90 menunjukkan

bahwa perubahan pada variabel-variabel independen menyebabkan

90% perubahan pada variabel dependen. Nilai R2 adjusted =1

Page 47: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xlvii

menunjukkan bahwa hubungan semua variasi variabel independen

terhadap variabel dependen kuat. R2 adjusted digunakan jika dalam

regresi menggunakan lebih dari dua variabel independen

(Arsyad, 2008).

3) Uji t (uji secara individu)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kemampuan variabel

independen dalam mempengaruhi variabel dependen secara sendiri-

sendiri. Tingkat kepercayaan yang digunakan 90%, 95% dan 99% atau

tingkat signifikansi (α) 10%, 5% dan 1%. Langkah pengujiannya

dengan mengajukan hipotesis :

a). Ho :β = 0 ( Variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen secara signifikan ).

b). Ha :β ≠ 0 ( Variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen secara signifikan ).

Kriteria pengambilan keputusan :

a). Nilai signifikansi < maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel

bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan laut

di Kabupaten Rembang.

b). Nilai signifikansi > maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel

bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan

ikan laut di Kabupaten Rembang.

Variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap permintaan

ikan laut, dicari menggunakan standard koefisien regresi partial, yang

dapat diperoleh dengan rumus :

βi = β x i

y

Keterangan :

βi = Standar koefisien regresi variable bebas ke-i

β = Koefisien regresi variable bebas ke-i

Page 48: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xlviii

y = Standar deviasi variable tak bebas

i = Standar deviasi variable bebas ke-i

Variabel yang memiliki nilai standart koefisien regresi yang

terbesar merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap

permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang.

b. Uji asumsi klasik

Model regresi linier klasik didasarkan pada asumsi :

1. Nilai rata-rata bersyarat dari unsur gangguan populasi Ui, tergantung

pada nilai tertentu, variabel yang menjelaskan adalah nol.

2. Variabel bersyarat dari Ui adalah konstan atau homoskedastisitas.

3. Tidak ada autokorelasi dalam gangguan.

4. Variabel independen adalah non stokastik.

5. Tidak ada multikoliniearitas diantara variabel independen.

6. Ui didistribusikan secara normal dengan rata-rata dan variabel yang

diberikan oleh asumsi 1 dan 2.

Asumsi di atas membuat penaksir OLS dari koefisien regresi adalah

tidak bias linier (BLUE/ Best Linier Unbiased Estimator). Penyimpangan

terhadap asumsi di atas akan mempengaruhi hasil analisis. Model

penyimpangan OLS antara lain :

a). Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan

dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen.

Pemeriksaan asumsi multikolinearitas juga dapat dilihat dari nilai VIF

(varian inflected factor). Apabila nilai 0,1<VIF<10, berarti tidak

terjadi multikolinearitas/tidak terdapat hubungan linier yang sangat

tinggi antarvariabel independen (Yamin dan Heri, 2009).

b). Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas digunakan untuk menguji terjadinya

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

Page 49: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xlix

lain dalam model regresi. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan

dengan menggunakan grafik scatterplot. Apabila dari grafik terlihat

titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang teratur

maka hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu

memiliki varian yang sama (homoskedastisitas) dan dapat disimpulkan

dari model yang diestimasi tidak terjadi heteroskedastisitas.

c). Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t

sebelumnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak menunjukkan

autokorelasi. Pengujian ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas

(otokorelasi), dilakukan dengan menggunakan uji statistik d dari

Durbin Watson dengan kriteria (Sulaiman, 2002):

1. 1,65 < DW < 2,35 yang artinya tidak terjadi autokorelasi.

2. 1,21 < DW < 1, 65 atau 2,35 < DW < 2,79 yang artinya tidak

dapat disimpulkan.

3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 yang artinya terjadi autokorekasi.

c. Elastisitas

Elastisitas dari fungsi permintaan dapat diketahui dengan melihat

dari nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas. Jadi dengan

model ini, nilai elastisitas merupakan nilai koefisien regresi dari masing-

masing variabel bebas.

1) Elastisitas Harga

Pada elastisitas permintaan terhadap harga, variabel yang

menyebabkan perubahan jumlah ikan laut yang diminta adalah harga

ikan laut. Kriteria elastisitas permintaan terhadap harga dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4. Kriteria Elastisitas Permintaan Terhadap Harga Elastisitas Istilah Keterangan |Εp| = 0 Inelastis

sempurna Jumlah yang diminta tidak berubah dengan adanya perubahan harga

Page 50: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

l

0 < |Ep| <1 Inelastis Jumlah yang diminta berubah dengan persentase yang lebih kecil daripada perubahan harga

|Εp| = 1 Unitary elasticity

Jumlah yang diminta berubah dengan persentase sama dengan perubahan harga

1 <|Ep|< ~ Elastis Jumlah yang diminta berubah dengan persentase lebih besar daripada perubahan harga

|Εp| = ~ Elastis sempurna

Pembeli siap membeli sesuai kemampuan mereka pada beberapa tingkat harga dan tidak sama sekali walaupun dengan harga yang sedikit lebih tinggi

Sumber: Arsyad, 2008

2) Elastisitas Pendapatan

Pada elastisitas permintaan terhadap pendapatan, variabel yang

menyebabkan perubahan jumlah ikan laut yang diminta adalah

pendapatan per kapita penduduk. Kriteria elastisitas permintaan

terhadap pendapatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5. Kriteria Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan Elastisitas Golongan barang Interpretasi Positif Negatif

Barang Normal Inferior

Jumlah yang diminta meningkat begitu pendapatan naik Jumlah barang yang diminta menurun begitu pendapatan naik.

Sumber: Sudarsono,1995

3) Elastisitas Silang

Pada elastisitas permintaan harga silang, variabel yang

menyebabkan perubahan jumlah ikan laut yang diminta adalah harga

barang substitusi dan barang komplementernya. Kriteria elastisitas

permintaan silang dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 6. Kriteria Elastisitas Permintaan Silang

Elastisitas Golongan barang Interpretasi Positif Negatif Nol

Subtitusi Komplementer Barang tidak berhubungan

Kenaikan harga barang substitusi berakibat meningkatnya jumlah yang diminta untuk barang ini (dan untuk barang substitusinya berkurang) Kenaikan harga barang komplementer berakibat turunnya jumlah yang diminta untuk barang ini (juga untuk barang komplemennya) Perubahan harga suatu barang tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan akan barang lainnya

Sumber: Arsyad, 2008

Page 51: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

li

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Lokasi Daerah Penelitian

Kabupaten Rembang merupakan salah satu dari 35 kabupaten yang

ada di Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Rembang yaitu

101.408 Ha atau 3,12 persen dari luas Provinsi Jawa Tengah sebesar

3.254.412 Ha. Kabupaten Rembang secara astronomi berada di antara

111º00’ - 111º30’ Bujur Timur (BT) dan 6º30’ - 7º60’ Lintang Selatan

(LS), yang mencakup wilayah daratan seluas 101.408 Ha dan laut dengan

garis pantai sepanjang 62,5 km.

Kabupaten Rembang terdiri dari 14 Kecamatan, 287 Desa dan 7

Kelurahan dengan rata-rata kepadatan penduduk 599 per km2. Kecamatan

yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Sale (10.712 ha). Batas-

batas administratif Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kabupaten Blora

Sebelah Timur : Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur

Sebelah Barat : Kabupaten Pati

2. Topografi Daerah

Wilayah Kabupaten Rembang memiliki topografi yang sangat ber-

variasi yaitu daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.

Pembagian wilayah Kabupaten Rembang untuk daerah pantai, dataran

rendah, dataran tinggi dan daerah pegunungan sebesar 23,19%, 45,45%,

28,29% dan 3,07% dengan ketinggian 0-25 mdpl, 26-100 mdpl, 101-500

mdpl, dan >500 mdpl. Sebelah utara wilayah Kabupaten Rembang

merupakan dataran rendah, sedangkan semakin ke selatan merupakan

daerah pegunungan.

3. Keadaan Iklim

Kondisi iklim di suatu daerah dapat ditentukan atas dasar jumlah

curah hujan, suhu, rata-rata bulan kering, rata-rata bulan basah dan keting-

40

Page 52: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lii

gian tempat tersebut dari permukaan air laut. Wilayah Kabupaten

Rembang memiliki iklim tropis dengan suhu tahunan maksimum 33○C dan

suhu rata-rata 23○C dengan bulan basah 4 sampai 5 bulan. Curah hujan

Kabupaten Rembanng 1.332 mm dan rata-rata hari hujan sebanyak 67 kali

per tahun.

B. Keadaan Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Penggolongan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat

memberikan gambaran tentang Angka Beban Tanggungan (ABT) dan sex

ratio. Angka Beban Tanggungan (ABT) dapat diketahui dengan memban-

dingkan jumlah penduduk non produktif dengan penduduk produktif. Me-

nurut Badan Pusat Statistik, penduduk yang termasuk usia non produktif

adalah penduduk yang berumur 0-14 tahun dan penduduk yang berusia

lebih dari atau sama dengan 65 tahun. Sex ratio dapat diketahui dengan

membandingkan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk

perempuan.

Penggolongan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di

Kabupaten Rembang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Komposisi Penduduk Kabupaten Rembang Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008

No.

Kelom-pok

Umur (Thn)

Kabupaten Rembang Laki- laki

(orang)

Perem-puan (orang)

Jml (orang)

1. 2. 3.

0-14 15-64 ≥ 65

80.028 204.36

1 18.628

77.273 203.838

23.624

157.301 408.199 42.252

Jumlah 303.017

304.735 607.752

Sumber : Badan Pusat Statistik Rembang

Jumlah penduduk usia produktif di Kabupaten Rembang

berdasarkan data pada Tabel 7 adalah 408.199 orang. Angka ini

menunjukkan adanya sumber daya manusia yang relatif besar untuk

Page 53: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

liii

memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor perekonomian wilayah

Kabupaten Rembang. Jumlah penduduk usia produktif yang besar sangat

mempengaruhi keberhasilan peningkatan pemanfaatan laut di daerah

tersebut karena tersedia banyak tenaga kerja yang secara fisik maupun

mental mempunyai kemampuan dan kemauan yang cukup untuk

meningkatkan keterampilan dan menambah pengetahuan sehingga hasil

tangkap dan pengelolaan ikan laut dan pendapatan nelayan.

Angka Beban Tanggungan dan di Kabupaten Rembang

berdasarkan Tabel 7. dapat dihitung sebagai berikut:

ABT = 100)5415(

)55()140( xusiapenduduk

usiapendudukusiapenduduk

ABT = 100199.408

252.42301.157 x

ABT = 100199.408553.199 x

ABT = 49

Angka ketergantungan penduduk di Kabupaten Rembang pada

tahun 2008 adalah 49. Hal ini berarti bahwa setiap 49 penduduk usia

produktif menanggung 100 penduduk usia non produktif, sedangkan sex

ratio Kabupaten Rembang dapat dihitung sebagai berikut:

Sex ratio=

Sex ratio= x 100

Sex ratio=99

Nilai sex ratio Kabupaten Rembang sebesar 99. Hal ini berarti

bahwa jika di Kabupaten Rembang tersebut terdapat 100 orang penduduk

perempuan maka terdapat 99 penduduk laki-laki.

2. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya pe-

ningkatan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan tinggi yang ditamatkan

merupakan salah satu indikator pokok kualitas pendidikan formal.

Page 54: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

liv

Tingginya tingkat pendidikan yang dapat dicapai suatu wilayah

menunjukkan tingkat intelektualitas daerah tersebut. Perhatian pemerintah

pada bidang ini antara lain diwujudkan melalui penyediaan

sarana/prasarana pendidikan dan peningkatan kualitas tenaga pengajar.

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan

untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia dan kemampuan pendu-

duk untuk menyerap teknologi yang ada dan baru di daerah tersebut. Ting-

kat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk suatu wilayah akan ber-

kaitan dengan pola pikir dan akan mempengaruhi kecepatan dalam mene-

rima informasi dan inovasi baru.

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten

Rembang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Komposisi Penduduk Kabupaten Rembang Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008

No. Pendidikan Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7

Tidak/Belum Pernah Sekolah Tidak/Belum Tamat SD Tamat SD/MI Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Diploma Tamat Sarjana

27.957 123.981 255.255 102.102

54.697 21.881 21.879

4,6 20,4 42,0 16,8

9,0 3,6 3,6

JUMLAH 607.752 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Rembang

Jumlah penduduk di Kabupaten Rembang berdasarkan data pada

Tabel 8. paling banyak (255.266 orang atau 42,0%) berpendidikan sekolah

dasar dan paling sedikit berpendidikan tamat sarjana, yaitu sebanyak

21.879 orang atau 3,6%. Tingkat pendidikan yang ditempuh masyarakat

akan mempengaruhi pola pikir, daya serap terhadap teknologi yang baru

dan kemampuan dalam mengambil keputusan dalam kehidupan maupun

pekerjaan.

3. Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Usaha

Page 55: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lv

Komposisi penduduk menurut lapangan usaha digunakan untuk

mengetahui tingkat sosial ekonomi dan karakteristik daerah dengan

melihat lapangan usaha yang menjadi mata pencahariaan penduduk di

daerah tersebut. Semakin banyak jumlah penduduk yang bekerja di sektor

industri dan jasa dapat digunakan sebagai indikator kemajuan.

Komposisi penduduk menurut lapangan usaha di Kabupaten Rem-

bang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Rembang pada Tahun 2008

No. Lapangan Usaha Kabupaten Rembang

Jumlah (Jiwa) %

1.

2.

3. 4. 5. 6. 7.

8.

9.

Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bangunan Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel Angkutan, Penggudangan dan Komunikasi Keuangan, Asuransi, Usaha Sewa Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan

166.438

3.746

8.997 203 485

56.112 12.649

3.330

27.975

59,46

1,34

3,21 0,07 0,17

20,04 4,52

1,19

9,99 JUMLAH 557.425 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Rembang

Lapangan usaha berdasarkan data pada Tabel 9. yang memiliki

jumlah tenaga kerja terbanyak di Kabupaten Rembang adalah sektor

pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan, yaitu sebesar 59,46.

Keadaan ini didukung oleh kondisi wilayah Kabupaten Rembang yang

memiliki lahan pertanian yang luas dan garis pantai yang panjang dengan

potensi perikanan laut yang besar sehingga penyerapan tenaga kerja di

sektor ini tinggi, selain itu pekerjaan di sektor ini merupakan pekerjaan

yang turun temurun.

C. Kondisi Perikanan Laut

Page 56: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lvi

Kabupaten Rembang merupakan daerah pesisir yang memiliki pantai

sepanjang 62,5 km dan memiliki TPI (Tempat Pelelangan Ikan) terbanyak di

Jawa Tengah yaitu sebanyak 13 TPI. Kabupaten Rembang merupakan pusat

pengusaha pengolahan ikan maupun bakul ikan yang cukup besar. jumlah

nelayan di Kabupaten Rembang pada tahun 2008 sebanyak 16.035 orang, bakul

ikan sebanyak 920 orang dan pengolah ikan sebanyak 10.240 orang.

a. Kondisi Perairan

Iklim makro yang mempengaruhi iklim mikro di kawasan perairan

menyebabkan perubahan pada pola perilaku air laut. Arus pergerakan air

laut baik dari aspek arah dan besarnya dipengaruhi oleh iklim makro yaitu

pergerakan angin musim. Peristiwa pasang surut yang merupakan peristiwa

naik turunnya permukaan air laut dipengaruhi oleh sistem pergerakan bumi,

bulan dan matahari.

b. Gambaran Kebaharian Kota Rembang

Rembang mempunyai panjang pantai 62,5 km dengan luas wilayah

pesisir 355,95 km dan mempunyai SDA tambang, laut dan hutan yang

melimpah. Potensi yang besar ini membuat Pemerintah Daerah Kabupaten

Rembang memberikan perhatian yang cukup serius terhadap perikanan

Kabupaten Rembang.

1) Perikanan Laut

Sebagaimana diatur dalam UU No.22 Tahun 1999, maka

Pemerintah Kabupaten Rembang mempunyai wewenang atas wilayah

laut sepanjang 4 mil dari garis pantai terluar. Perairan laut di kabupaten

Rembang mempunyai kekayaan sumberdaya jenis ikan dengan hasil

tangkapan yang dominan dan bernilai ekonomis tinggi, antara lain ikan

layang, kembung, tembang, tongkol, bawal, tenggiri, teri, dan kakap.

Pengoptimalisasian potensi perikanan tersebut didukung dengan

penyediaan sarana prasarana perikanan laut, di antaranya Tempat

Pelelangan Ikan (TPI). Kabupaten Rembang memiliki sebelas TPI besar,

sedangkan 1 TPI, TPI Sluke, masih dalam taraf percobaan. Sebelas TPI

besar di Kabupaten Rembang yaitu:

Page 57: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lvii

1. TPI Tunggulsari

2. TPI Tanjungsari

3. TPI Tasikagung

4. TPI Binangun

5. TPI Pasarbanggi

6. TPI Pangkalan

7. TPI Pandangan

8. TPI Bakung

9. TPI Karang Lincak

10. TPI Karang Anyar

11. TPI Sarang

Produksi perikanan laut di Kabupaten Rembang diperoleh dari hasil

tangkapan nelayan, yang kemudian dilelang di Tempat Pelelangan Ikan

(TPI) tersebut. Pelelangan menjadi tempat penentuan nilai produksi ikan

di mana nilai ini menjadi indikator tingkat perolehan pendapatan

nelayan. Nilai produksi juga dipengaruhi oleh jenis ikan yang ditangkap.

Semakin tinggi nilai ekonomis ikan, semakin tinggi pula nilai jualnya.

Jenis ikan yang paling banyak terdapat di perairan Rembang

berdasarkan hasil tangkapan nelayan pada tahun 2007 adalah ikan

layang sebesar 13.732.135 kg, yang kemudian disusul dengan ikan

kembung sebesar 3.584.785 kg dan ikan selar sebesar 4.463.164 kg yang

merupakan ikan jenis pelagis kecil. Hasil produksi tangkap ini kemudian

digunakan sebagai bahan baku dari pengolahan ikan dan konsumsi

rumah tangga yang terdapat di Kabupaten Rembang.

2) Kawasan Pesisir

Kabupaten Rembang memiliki wilayah pesisir seluas 355,95 km2

atau sekitar 35% dari luas seluruh wilayah Kabupaten Rembang.

Wilayah pesisir Kabupaten Rembang dimanfaatkan untuk lahan

pertambakan, mangrove, wisata pantai dan juga terumbu karang. Di

samping itu di wilayah perairan Kabupaten Rembang terdapat 19

gugusan terumbu karang sebagaimana dalam tabel berikut ini.

Page 58: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lviii

Tabel 10. Pulau Karang di Kabupaten Rembang No Nama Pulau Karang Luasan (Ha) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14 15. 16. 17. 18. 19.

Karang Gondoh Karang Pulau Marongan Karang Pulau Benowo Karang Pulau Gede Karang Pulau Cilik Karang Pulau Tubanan Karang Pulau Tapa Karang Pulau Pinggir Karang Pulau Karang Pulau Kelem Karang Pulau Wen Wen Karang Pulau Masaran Karang Pulau Dorangan Karang Seliro Karang Moro Karang Pulau Guritan Karang Siwalan Karang Jetak Karang Gosong

9,0 60,0 2,4

37,0 7,0 1,0 1,0 1,0

19,6 7,1 4,2 6,9

10,0 6,0 6,0 3,8

20,0 21,0 4,7

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang

Pengelolaan kawasan pesisir ini menjadi perhatian utama

mengingat kawasan ini mengalami tingkat kerusakan yang cukup

significant padahal sesungguhnya kawasan ini mempunyai peran besar

dalam rangka pelestarian sumberdaya ikan, misalnya kawasan terumbu

karang. Kawasan ini merupakan kawasan yang menjadi tempat

berkumpulnya serta berkembangbiaknya beberapa jenis ikan, sedangkan

kawasan pantai atau mangrove menjadi kawasan untuk benih-benih ikan

untuk tumbuh (spawning) sebelum menuju ke laut.

Kawasan pesisir mempunyai peran yang cukup penting dalam

rangka pelestarian sumberdaya alam. Kawasan pesisir ini dapat juga

dikatakan meliputi pulau-pulau kecil dan kawasan terumbu karang, di

mana kawasan ini berpotensi untuk pengembangan pada sektor

pariwisata, konservasi dan budidaya perikanan. Sebagai contoh terumbu

Page 59: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lix

karang Pulau Marongan dan Pulau Gede yang digunakan untuk kegiatan

budidaya perikanan dan rumput laut. Terumbu karang sendiri

merupakan koloni binatang dengan laju pertumbuhan antara 0,1

cm/tahun untuk karang cabang (soft coral). Keberadaan terumbu karang

itu sendiri dapat berfungsi sebagai pemecah gelombang laut, pencegah

abrasi dan tempat hidup jenis ikan hias dan rumput laut.

Di Kabupaten Rembang terdapat komunitas mangrove yang cukup

luas, yang tersebar di tiga wilayah kecamatan pantai. Kecamatan-

kecamatan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 11. Kecamatan yang Memiliki Hutan Mangrove di Kabupaten Rembang

Nama Kecamatan Luas (Ha) 1. Kaliori 2. Rembang

4,2 15

3. Lasem 5,6

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang

Hutan mangrove memiliki peranan penting dalam menghambat

abrasi, selain itu hutan mangrove juga digunakan sebagai tempat hidup

hewan laut misal kepiting, kerang dll. Di Kecamatan Kaliori, komunitas

mangrove ini dapat ditemui di desa Tunggulsari dan desa Tambakagung

sedangkan di Kecamatan Rembang, komunitas mangrove dapat dijumpai

di Desa Kabongan Lor, Tireman dan Pasar Banggi dan di Kecamatan

Lasem, komunitas mangrove ini dapat ditemui di Desa Gedongmulyo,

Dasun, Tasiksono dan Bonang.

Page 60: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lx

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang dalam penelitian ini diduga

dipengaruhi harga ikan laut, harga beras, harga daging ayam, pendapatan per

kapita dan produksi tangkap ikan laut. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan tiga sampel ikan laut, yaitu ikan layang, ikan kembung dan ikan

selar karena memiliki produksi tertinggi, suplainya selalu ada/berkelanjutan,

datanya paling lengkap dan memiliki kesamaaan ekologis yaitu hidup di laut

yang memiliki salinitas tinggi antara 32-330/00, selalu bermigrasi dan

berkelompok. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

time series 15 tahun, dari tahun 1994-2008. Data dan hasil analisis dari

masing-masing variabel yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Produksi Tangkap Ikan Laut

Produksi tangkap ikan laut yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah jumlah hasil tangkapan ikan laut oleh nelayan di Kabupaten

Rembang. Data perkembangan hasil tangkapan ikan layang, ikan kembung

dan ikan selar dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat

pada Tabel 12.

Tabel 12. Produksi Tangkap Ikan Layang, Ikan Kembung dan Ikan Selar di Kabupaten Rembang 1994-2008

49

Page 61: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxi

Tahun Produksi Tangkap Ikan Kembung (kg) Perkembangan (%)

Layang Kembung Selar Layang Kembung Selar 1994 30.275.664,00 1.987.743,00 1.678.564,00 - - - 1995 8.614.739,00 2.171.490,00 2.072.639,00 -71,55 9,24 23,48 1996 10.754.706,00 2.624.444,00 2.099.568,00 24,84 20,86 1,30 1997 16.000.457,00 3.083.875,00 2.454.302,00 48,78 17,51 16,9 1998 11.809.715,00 3.952.290,00 3.014.221,00 -26,19 28,16 22,81 1999 13.499.958,00 3.902.324,00 3.095.824,00 14,31 -1,26 2,71 2000 12.678.842,00 4.279.585,00 3.441.540,00 -6,08 9,67 11,17 2001 13.035.782,00 4.786.292,00 5.257.279,00 2,82 11,84 52,76 2002 13.035.782,00 4.786.292,00 4.708.298,00 0,00 0,00 -10,44 2003 12.189.944,00 2.453.620,00 2.725.814,00 -6,49 -48,74 -42,11 2004 39.462.557,00 19.611.975,00 18.726.312,00 223,73 699,31 587,00 2005 802.097,00 288.831,00 675.325,00 -97,97 -98,53 -96,39 2006 12.102.000,00 2.938.000,00 3.565.000,00 1408,80 917,20 427,89 2007 8.349.431,00 3.050.392,00 3.329.874,00 -31,01 3,83 -6,60 2008 13.732.135,00 3.584.785,00 4.463.164,00 64,47 17,52 34,03 Rata-rata 14.422.921,00 4.233.463,00 4.087.182,00 110,60 113,33 73,18

Sumber : Badan Pusat Statistik Rembang.

Ikan layang, ikan kembung dan ikan selar merupakan ikan pelagis kecil yang memiliki kecenderungan mengelompok dan bermigran sesuai musim. Ikan pelagis adalah ikan yang berenang bebas dan tidak pernah hidup di dasar. Perkembangan produksi tangkap ikan-ikan ini sangat berfluktuatif akan tetapi cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan produksi tangkap ikan layang, ikan kembung dan selar dari tahun 1994-2008 sebesar 15.951.750,63 kg (110,60%), 4.796.513,58 kg (113,33%) dan 2.188.789,42 kg (73,18%).

Peningkatan produksi tangkap ikan-ikan tersebut disebabkan dua hal, yaitu faktor alam misal musim dan faktor non alam misal teknologi. Pada saat musim timur (Juni-September) ikan-ikan banyak bermigrasi dari laut flores ke laut Jawa sedangkan pada musim barat ikan-ikan dari Samudra Indonesia dengan mengikuti arus laut masuk ke Laut Jawa.

Teknologi juga memegang peran penting terhadap produksi tangkap karena dengan teknologi yang semakin tinggi usaha penengkapan ikan tersebut menjadi lebih efektif. Teknologi sarana prasarana penangkapan ikan antara lain kapal motor dan perahu tempel dan alat tangkap seperti Purse Seine, Gill Net, Trammel Net dll.

2. Harga ikan laut

Page 62: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxii

Data perkembangan harga ikan layang, ikan kembung dan ikan selar

dari tahun 1994-2008 sebelum dan setelah dideflasi dapat dilihat pada

Tabel 13.

Tabel 13. Perkembangan Harga Ikan Layang, Ikan Kembung dan Ikan Selar di Kabupaten Rembang 1994-2008

Tahun IHK

(2002=100)

Harga Sebelum Dideflasi (Rp/kg)

Harga Setelah Dideflasi (Rp/kg) Perkembangan (%)

Layang Kembung Selar Layang Kembung Selar Layang Kembung Selar 1994 31,15 350,08 876,09 765 1.123,85 2.812,49 2.455,86 - - - 1995 38,15 564,09 1.009,87 876,9 1.478,61 2.647,10 2.298,56 31,57 -5,88 -6,41 1996 38,35 675,32 1.135,00 1.091,20 1.760,93 2.959,58 2.845,37 19,09 11,8 23,79 1997 38,73 850,42 1.560,58 1.197,12 2.195,76 4.029,38 3.090,94 24,69 36,15 8,63 1998 71,53 1633,39 2.196,76 1.985,20 2.283,50 3.071,10 2.775,34 4,00 -23,78 -10,21 1999 73,3 2068,38 2.342,58 2.568,62 2.821,80 3.195,88 3.504,26 23,57 4,06 26,26 2000 82,89 2213,27 2.369,21 2.428,38 2.670,12 2.858,26 2.929,64 -5,38 -10,56 -16,4 2001 89,29 2152,66 2.118,39 2.417,46 2.410,86 2.372,48 2.707,43 -9,71 -17 -7,59 2002 100,00 2880,98 3.316,39 2.550,38 2.880,98 3.316,39 2.550,38 19,50 39,79 -5,80 2003 116,09 3250,56 5.066,73 3.804,60 2.800,03 4.364,48 3.277,28 -2,81 31,6 28,50 2004 109,64 3881,09 3.315,26 3.061,02 3.539,84 3.023,77 2.791,88 26,42 -30,72 -14,81 2005 127,39 4559,79 7.557,90 5.361,20 3.579,39 5.932,88 4.208,49 1,12 96,21 50,74 2006 134,99 3943,99 7.068,11 5.523,82 2.921,69 5.236,02 4.092,02 -18,37 -11,75 -2,77 2007 140,01 4556,56 6.989,72 5.501,46 3.254,45 4.992,30 3.929,33 11,39 -4,65 -3,98 2008 159,38 4677,92 7.861,81 5.896,61 2.935,07 4.932,75 3.699,72 -9,81 -1,19 -5,84

Rata-rata 2550,57 3.652,29 3.001,93 2.557,13 3.716,33 3.143,77 7,68 8,15 4,58

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Rembang

Harga ikan laut yang telah terdeflasi tertinggi adalah ikan kembung

dan yang terendah adalah ikan layang. Harga ikan kembung lebih mahal

karena adanya faktor selera masyarakat yang mengunggulkan ikan ini dan

ketersediaannya lebih rendah dibandigkan ikan layang. Harga ikan layang,

ikan kembung dan ikan selar berfluktuatif akan tetapi cenderung

mengalami kenaikan rata-rata sebesar Rp 196,39 (7,68%), Rp 302,82

(8,16%) dan Rp 144,01 (4,68%). Harga ikan layang terendah terjadi

pada tahun 2006 sebesar 18,34%. Hal ini disebabkan produksi tangkap

ikan layang pada tahun 2006 meningkat sebesar 1.408,80%. Jumlah

produksi tangkap ikan layang yang tinggi dan sifat ikan yang cepat busuk

membuat produsen menurunkan harga ikan layang agar permintaannya

Page 63: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxiii

meningkat. Perkembangan harga ikan layang tertinggi terjadi pada tahun

2004 sebesar 26,42% karena kenaikan BBM sehingga biaya tangkap ikan

laut meningkat.

Harga ikan kembung dan ikan selar tertinggi terjadi pada tahun 2005

sebesar Rp 5932,88 dan Rp 4.208,49. Kondisi ini disebabkan produksi

tangkap ikan kembung dan ikan selar rendah. Perkembangan harga ikan

kembung dan ikan selar terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 30,72%

dan 14,81% karena produksi tangkap ikan kembung dan ikan selar

meningkat.

3. Permintaan Ikan laut

Permintaan ikan laut diperoleh dengan menggunakan pendekatan

jumlah seluruh ikan laut yang dikonsumsi konsumen baik langsung

maupun tak langsung. Permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan

selar di Kabupaten Rembang dari tahun 1994- 2008 dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 14. Permintaan Ikan Layang, ikan kembung dan ikan selar di Kabupatan Rembang 1994-2008

Tahun Permintaan Ikan Laut (kg) Perkembangan (%)

Layang Kembung Selar Layang Kembung Selar

1994 684.216,00 205.264,80 257.896,80 - - - 1995 690.085,50 207.025,65 260.109,15 0,86 0,01 0,86 1996 717.623,24 213.643,56 268.423,96 3,99 0,03 3,2 1997 769.169,80 219.762,80 269.209,43 7,18 0,03 0,29 1998 771.876,00 220.536,00 281.183,40 0,35 0,00 4,45 1999 779.378,60 228.246,59 283.916,49 0,97 0,03 0,97 2000 783.001,80 229.307,67 285.236,37 0,46 0,00 0,46 2001 848.790,00 232.002,60 299.905,80 8,4 0,01 5,14 2002 854.064,00 233.444,16 301.769,28 0,62 0,01 0,62

Page 64: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxiv

2003 810.814,20 237.452,73 306.951,09 -5,06 0,02 1,72 2004 936.713,60 240.032,86 310.286,38 15,53 0,01 1,09 2005 887.262,00 242.518,28 313.499,24 -5,28 0,01 1,04 2006 895.165,50 244.678,57 316.291,81 0,89 0,01 0,89 2007 964.407,73 248.448,53 319.125,19 7,74 0,02 0,9 2008 973.423,58 250.771,17 323.575,70 0,93 0,01 1,39 Rata-rata 824.399,44 230.209,06 293.158,67 2,51 0,01 1,64

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Rembang Rata-rata tingkat permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang

tertinggi adalah ikan layang sedangkan terendah adalah ikan kembung.

Permintaaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar di Kabupaten

Rembang dari tahun 1994-2008 rata-rata adalah 824.399,44 kg/tahun,

230.209,06 kg/tahun dan 293.158,70 kg/tahun sedangkan rata-rata

perkembangan permintaannya sebesar 20.658,58 kg/tahun (2,51% per

tahun), 33,27 kg/tahun (0,01% per tahun) dan 4.807,80 kg/tahun (1,64%

per tahun).

Permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar di Kabupaten

Rembang cenderung meningkat karena ikan-ikan tersebut memiliki harga

lebih murah dibanding dengan harga lauk hewani lain. Permintaan ikan

layang, ikan kembung dan ikan selar dipengaruhi oleh harga dan

ketersediaan masing-masing ikan tersebut di pasaran, sehingga naik

turunnya permintaan ikan-ikan tersebut sejalan dengan perubahan

ketersediaan dan harga masing-masing ikan. Ketersediaan dapat

meningkat jika produksi meningkat sehingga permintaan ikan layang, ikan

kembung dan ikan selar dipengaruhi oleh harga dan produksi tangkap

masing-masing ikan.

4. Harga Beras

Harga beras yang diambil dalam penelitian ini adalah jumlah uang

yang dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan satu kilogram beras.

Harga beras yang dianalisis dibuat kedalam harga riil agar harga beras

tidak terpengaruh inflasi. Data mengenai perkembangan harga beras dari

Page 65: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxv

tahun 1994-2008 sebelum dan setelah dideflasi dapat dilihat pada Tabel

15.

Tabel 15. Perkembangan Harga Beras di Kabupaten Rembang tahun 1994-2008

Tahun IHK (2002=100)

Harga Sebelum Dideflasi (Rp/kg)

Harga Setelah Dideflasi (Rp/kg)

Perkembangan (%)

1994 31,15 783,96 2.516,73 - 1995 38,15 907,60 2.379,03 -5,47 1996 38,35 781,75 2.038,46 -14,32 1997 38,73 863,85 2.230,44 9,42 1998 71,53 2.195,09 3.068,77 37,59 1999 73,3 2.653,75 3.620,40 17,98 2000 82,89 1.689,58 2.038,34 -43,70 2001 89,29 2.098,15 2.349,82 15,28 2002 100 2.264,00 2.264,00 -3,65 2003 116,09 2.264,00 1.950,21 -13,86 2004 109,64 2.256,25 2.057,87 5,52 2005 127,39 3.010,83 2.363,47 14,85 2006 134,99 3.584,20 2.655,16 12,34 2007 140,01 4.639,58 3.313,75 24,80 2008 159,38 4.398,67 2.759,86 -16,71

Rata-rata 2.292,75 2.507,09 2,86 Sumber : Badan Pusat Statistik Rembang

Perkembangan harga beras dari tahun 1994-2008 berfluktuatif akan tetapi cenderung mengalami peningkatan rata-rata sebesar Rp 71,75 atau sekitar 2,86%. Harga beras yang berfluktuatif disebabkan perubahan produksi padi, musim, harga pupuk dan stok beras. Perkembangan harga beras tertinggi terjadi pada tahun 1998 sebesar 37,59 %. Kenaikan ini disebabkan krisis moneter yang melanda Indonesia. Penurunan harga beras terendah terjadi pada tahun 2000 sebesar karena stok beras meningkat akibat tidak terjadi gagal panen akibat banjir seperti tahun sebelumnya.

5. Harga Daging Ayam

Harga daging ayam yang diambil pada penelitian ini adalah jumlah

uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan satu kilogram

daging ayam. Data mengenai perkembangan harga daging ayam dari tahun

1994-2008 dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 66: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxvi

Tabel 16. Perkembangan Harga Daging Ayam di Kabupaten Rembang 1994-2008

Tahun IHK (2002=100)

Harga Sebelum Dideflasi (Rp/kg)

Harga Setelah Dideflasi (Rp/kg)

Perkembangan (%)

1994 31,15 6.600,00 21.187,80 - 1995 38,15 7.000,00 18.348,62 -13,40 1996 38,35 7.500,00 19.556,71 6,58 1997 38,73 8.050,00 20.784,92 6,28 1998 71,53 9.800,00 13.700,55 -34,08 1999 73,3 11.250,00 15.347,89 12,02 2000 82,89 11.850,00 14.296,06 -6,85 2001 89,29 12.000,00 13.439,35 -5,99 2002 100 13.200,00 13.200,00 -1,78 2003 116,09 13.300,00 11.456,63 -13,21 2004 109,64 13.900,00 12.677,85 10,66 2005 127,39 14.250,00 11.186,12 -11,77 2006 134,99 14.550,00 10.778,58 -3,64 2007 140,01 14.833,00 10.594,48 -1,71 2008 159,38 17.800,00 11.168,28 5,42

Rata-rata 11.726,00 14.514,92 -3,68 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang

Harga daging ayam dari tahun 1994-2008 berdasarkan Tabel 16

berfluktuatif akan tetapi cenderung mengalami penurunan rata-rata sebesar

Rp 533,66 atau sekitar 3,68 %. Penurunan harga daging ayam di

Kabupaten Rembang disebabkan produksi daging ayam meningkat.

Jumlah produksi daging ayam dari tahun 1994-2008 rata-rata mengalami

peningkatan sebesar 16,7 %. Jumlah daging ayam yang melebihi

permintaan membuat pedagang menurunkan harga jual. Perkembangan

harga daging ayam tertinggi pada tahun 1999 sebesar 12,02%. Hal ini

disebabkan dampak krisis moneter pada tahun 1998 yang menyebabkan

harga naik. Harga daging ayam yang berfluktuatif disebabkan perubahan

permintaan, perubahan produksi dan pasokan daging ayam ke pasar, serta

terjadinya perubahan harga di tingkat distributor.

6. Pendapatan Per Kapita

Page 67: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxvii

Pendapatan merupakan faktor yang penting dalam menentukan variasi permintaan terhadap berbagai jenis barang karena besar kecilnya pendapatan dapat menggambarkan daya beli konsumen. Bila terjadi perubahan dalam pendapatan maka akan menimbulkan perubahan dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang. Data mengenai perkembangan pendapatan per kapita dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2008 sebelum dan setelah dideflasi di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Perkembangan Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Rembang 1994-2008

Tahun

Indeks Implisit PDRB

(2002=100)

Pendapatan Per Kapita

Sebelum Dideflasi (Rp/thn)

Pendapatan Per Kapita Setelah

Dideflasi (Rp/thn)

Perkembangan (%)

1994 25,31 556.753,42 2.199.736,95 - 1995 27,02 632.536,62 2.340.994,17 6,42 1996 37,82 689.437,04 1.822.942,98 -22,13 1997 41,35 777.192,98 1.879.547,71 3,11

1998 68,83 1.154.522,78 1.677.354,04 -10,76

1999 75,07 1.285.288,71 1.712.120,30 2,07

2000 80,87 1.447.164,81 1.789.495,26 4,52

2001 90,23 1.660.594,21 1.840.401,43 2,84

2002 100 1.888.116,95 1.888.116,95 2,59

2003 107,91 2.278.801,94 2.111.761,60 11,84

2004 111,9 2.448.258,26 2.187.898,36 3,61

2005 123,47 2.770.982,8 2.244.256,00 2,58

Page 68: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxviii

8

2006 135,72 3.214.593,95 2.368.548,45 5,54

2007 146,68 3.606.468,41 2.458.732,21 3,81

2008 157,91 4.064.237,92 2.573.768,55 4,68

Rata-rata 1.898.330,06 2.073.045,00 1,48

Sumber : Badan Pusat Statistik Rembang Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten

Rembang dari tahun 1994-2008 berfluktuatif akan tetapi cenderung

mengalami peningkatan rata-rata sebesar Rp 30.681,07 per tahun atau

sekitar 1,48 %. Peningkatan pendapatan masyarakat di Kabupaten

Rembang disebabkan karena semakin meningkatnya laju pembangunan

yang menyebabkan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi.

Perkembangan pendapatan per kapita Kabupaten Rembang tertinggi

terjadi pada tahun 2003 sebesar 11,84%. Hal ini disebabkan

perkembangan sektor pertambangan dan galian, sektor perdagangan dan

sektor jasa keuangan dengan pertumbuhan yang cukup tinggi. Data

Pertumbuhan sektor pertambangan dan galian, sektor perdagangan dan

sektor jasa keuangan dapat dilhat sebagai berikut:

Tabel 18. PDRB Kabupaten Rembang Berdasarkan Harga Konstan dan Persentase Tingkat Pertumbuhan dan Sumbangan Sektor Terhadap PDRB Tahun 2002 dan 2003 Sektor PDRB (ribu Rp) Sumbangan

(%) 2002 2003 r(%) Pertambangan dan Galian Perdagangan, Hotel dan Resto Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

30.204.286 252.849.253 39.242.759

33.707.983 274.833.227 40.321.531

12 9 3

2 16

5

Rata-rata 322.296.298

348862741

8 8

Sumber: Badan Pusat Statistik Rembang

B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan

Page 69: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxix

1. Hasil Penelitian

Estimasi fungsi permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar di Kabupaten Rembang dan hubungan antara permintaan dengan faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya dicari menggunakan metode regresi non linier berganda dalam bentuk logaritma natural. Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh hasil estimasi seperti terlihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 19. Hasil Analisis Regresi Ikan Layang, Ikan Kembung dan Ikan Selar

Jenis Ikan Variabel Koefisien Regresi

Standar Error

t Sig

1. Ikan layang

Konstanta 7,716 2,683 2,876 0,018 Ln HIL 0,256 0,071 3,623 0,006 Ln HB Ln HA

0,041 -0,080

0,063 0,104

0,647 -0,767

0,534 0,463

Ln Y 0,272 0,014 2,761 0,022 Ln PRL 0,024 0,099 1,670 0,129 F hitung: 18,382 Sig.:0,000 R2 :

0,911

Adj R2 : 0,861 DW (d) : 2,020

2. Ikan kembung

Konstanta

13,479 0,940 14,335 0,000

Ln HIK 0,097 0,036 2,730 0,023

Page 70: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxx

Ln HB Ln HA

-0,015 -0,181

0,033 0,034

-0,470 -5,376

0,650 0,000

Ln Y -0,027 0,052 -0,515 0,619 Ln PRK 0,020 0,009 2,328 0,045 F hitung: 21,582 Sig.:0,000 R2

: 0,923

Adj R2 : 0,880 DW (d) : 2,266

3. Ikan selar Konstanta

13,273 0,958 13,852 0,000

Ln HIS 0,117 0,044 2,639 0,027 Ln HB

Ln HA -0,044 -0,224

0,030 0,034

-1,451 -6,572

0,181 0,000

Ln Y 0,035 0,041 0,847 0,419 Ln PTS 0,023 0,009 2,633 0,027 F hitung: 41,955 Sig.:0,000 R2 : 0,959

Adj R2 : 0,936 DW (d) : 2,307

Sumber : Analisis Komputer Data Sekunder

Persamaan regresi yang didapat berdasarkan hasil analisis data Tabel 19 adalah sebagai berikut :

a. Ikan Layang

LnQdL=7,716+0,256lnHIL+0,041lnHB-0,080lnHA+0,272lnY+0,024 ln

PRL+e

b. Ikan Kembung

LnQdK=13,479+0,097lnHIK-0,181lnHB-0,015lnHA-

0,027lnY+0,020lnPTK+e

c. Ikan Selar

LnQdS=13,273+0,117lnHIS-0,044lnHB-

0,224lnHA+0,035lnY+0,023lnPTS+e

Fungsi permintaan tersebut kemudian dikembalikan ke bentuk asal sehingga bentuknya menjadi : a. Ikan Layang

QdL=2.243,96. PTL 0,024.HIL0,256 .HB0,041

. HA-0,080. Y0,272. e

b. Ikan Kembung

QdK=714.258,34 . PTK 0,020 .HIK0,097 .HB-0,181 . HA-0,015. Y-0,027. e

Page 71: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxi

c. Ikan Selar

QdS=581.287,06 .HIS0,117 .HB-0,044 . HA-0,224. Y0,035. PTS

0,023.e

Model regresi dilakukan pengujian agar memenuhi kriteria statistik sehingga dapat memperoleh hasil yang terbaik. Pengujian-pengujian model regresi dapat dilihat sebagai berikut : a. Uji Statistik

Dalam uji statistik ini meliputi uji F, uji 2 dan ujit t seperti berikut :

1). Uji F

Tujuan dilakukan uji F adalah untuk mengetahui pengaruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Berdasarkan Tabel 19. dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi ikan layang, ikan kembung dan ikan selar sebesar

0,000, lebih kecil dari α = 0,01. Dengan demikian maka Ha diterima

dan Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel independent yang

diteliti secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata pada tingkat

kepercayaan 99% terhadap tiap sampel permintaan ikan. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel harga ikan layang, harga beras, harga

daging ayam, pendapatan per kapita dan produksi tangkap ikan

layang berpengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan ikan

layang. variabel harga ikan kembung, harga beras, harga daging

ayam, pendapatan per kapita dan produksi tangkap ikan kembung

berpengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan ikan

kembung. Sedangkan variabel harga ikan selar, harga beras, harga

daging ayam, pendapatan per kapita dan produksi tangkap ikan

selar berpengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan ikan

selar.

2). Uji 2 Adjusted

Koefisien determinasi berganda ( 2) dalam Tabel 19 untuk ikan layang, ikan kembung dan ikan selar sebesar 0,861, 0,880 dan 0,936. Ini berarti bahwa perubahan pada variabel-variabel independen masing-masing sampel ikan menyebabkan 86%, 88% dan 94% perubahan terhadap permintaan masing-masing sampel

Page 72: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxii

ikan sedang-kan sisanya sekitar 14%,12% dan 6% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian seperti selera konsumen.

3). Uji t

Uji t adalah uji yang dilakukan secara individu untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

a). Ikan Layang

Variabel harga ikan layang berdasarkan Tabel 19 menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap permintaan ikan layang di Kabupaten Rembang pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas atau nilai signifikansi dari variabel tersebut yang lebih kecil dari nilai α = 0,01 (P < 0,01). Harga ikan layang berpengaruh terhadap permintaan ikan layang sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa permintaan suatu barang di pengaruhi oleh barang itu sendiri. Hal ini sangat rasional karena harga produk memilki peranan yang besar dalam keputusan konsumsi.

Variabel pendapatan per kapita berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan layang di Kabupaten Rembang pada tingkat kepercayaan 95%. ditunjukkan dari probabilitas atau nilai signifikansinya yang lebih kecil dari nilai α = 0,05, yaitu 0,022 (P < 0,05). Pendapatan yang rendah membuat masyarakat Rembang lebih memilih ikan layang sebagai lauk karena harganya murah dan dapat terjangkau oleh mereka

Variabel harga beras, harga daging ayam dan produksi

tangkap ikan layang tidak berpengaruh nyata pada permintaan

ikan layang di Kabupaten Rembang, karena nilai

signifikansinya lebih besar dari nilai α = 1%, 5%, dan 10%.

Harga beras tidak berpengaruh terhadap permintaan ikan

layang karena banyaknya alternatif pilihan lauk membuat beras

tidak menjadi barang komplementer ikan layang, selain itu

pendapatan masyarakat yang rendah membuat masyarakat tidak

hanya mengkonsumsi makanan pokok beras tetapi juga nasi

jagung.

Harga daging ayam tidak berpengaruh terhadap

permintaan ikan layang disebabkan banyaknya alternatif lauk

dengan harga yang bervariasi dan selisih harga yang besar

Page 73: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxiii

antara ikan layang dan daging ayam. Hal ini bisa dilihat dari

permintaannya yang jauh berbeda. Rata-rata permintaan daging

ayam dari tahun 2004-2008 sebesar 377.666 kg/tahun

sedangkan ikan layang sebesar 931.394 kg/tahun.

Produksi tangkap ikan layang tidak berpengaruh terhadap

permintaan ikan layang karena produksi tangkap ikan layang

sangat besar dan pola konsumsi masyarakat terhadap menu

karbohidrat yang lebih besar dibandingkan protein membuat

hanya sebagian kecil produksi tangkap ikan layang yang

diminta oleh konsumen. Produksi tangkap ikan layang yang

sangat besar tidak akan terserap seluruhnya oleh konsumen

karena dalam pengkonsumsiaannya manusia dibatasi oleh

utility. Ikan layang lebih banyak dikonsumsi masyarakat

sebagai lauk dengan jumlah yang tidak terlalu besar sehingga

ketika kebutuhan ikan layang telah terpenuhi, meskipun

produksi tangkap besar, masyarakat akan menghentikan

pengkonsumsiaannya.

b). Ikan Kembung

Variabel harga ikan kembung dan produksi tangkap ikan

kembung berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan

kembung di Kabupaten Rembang pada tingkat kepercayaan

95%. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas atau nilai

signifikansi dari masing-masing variabel tersebut yang lebih

kecil dari nilai α = 0,05 (P < 0,05), yaitu sebesar 0,023 dan

0,045. Berpengaruhnya harga ikan kembung terhadap

permintaan ikan kembung sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa permintaan suatu barang di pengaruhi oleh

barang itu sendiri karena harga produk memiliki peranan yang

besar dalam keputusan konsumsi.

Produksi tangkap ikan kembung berpengaruh terhadap

permintaan ikan kembung karena produksi tangkap ikan

Page 74: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxiv

kembung masih rendah dan lebih banyak dijual ke luar

daerah. Distribusi ikan kembung dan ikan laut di Kabupaten

Rembang di fokuskan ke luar daerah dengan jumlah tetap

sedangkan sisanya didistribusikan ke pasar lokal sehingga

produksi tangkap yang besar mengakibatkan lebih banyak

ketersediaan lokal meningkat. Ketersediaan lokal yang besar

memudahkan konsumen mendapatkan ikan kembung sehingga

permintaan ikan kembung naik.

Variabel harga daging ayam berpengaruh nyata terhadap

permintaan ikan kembung di Kabupaten Rembang pada

tingkat kepercayaan 99%. Hal ini ditunjukkan oleh

probabilitas atau nilai signifikansinya yang lebih kecil dari

nilai α = 0,01 (P < 0,01) yaitu sebesar 0,000. Harga daging

ayam berpengaruh terhadap permintaan ikan kembung karena

daging ayam dan ikan kembung termasuk dalam kategori lauk

dengan selisih harga tidak terlalu besar. Selain itu permintaan

ikan kembung dan daging ayam memilki selisih yang kecil.

Rata-rata permintaan daging ayam dan ikan kembung dari

tahun 2004-2008 sebesar 377.666 kg/tahun dan 245.290

kg/tahun.

Variabel harga beras dan pendapatan per kapita tidak

berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan kembung di

Kabupaten Rembang, ditunjukkan dari nilai signifikansi yang

lebih besar dari nilai α = 1%, 5%, dan 10%. Harga beras tidak

berpengaruh terhadap permintaan ikan kembung mengingat

banyak pilihan lauk pauk lain sebagai barang komplementer

beras, seperti berbagai ikan dan daging dengan beragam

harga. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya permintaan

lauk lain seperti berikut:

Tabel 20. Permintaan Daging dan Telur di Kabupaten Rembang 2004-2008

Page 75: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxv

S

umber: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rembang

Pendapatan per kapita tidak berpengaruh terhadap

permintaan ikan kembung karena harga ikan kembung lebih

mahal dibanding ikan layang. Pendapatan masyarakat Rembang

yang tergolong rendah membuat masyarakat lebih memilih

harga lauk yang lebih murah dan terjangkau.

c). Ikan Selar

Variabel independen yang berpengaruh terhadap ikan

selar adalah harga ikan selar (tingkat kepercayaan 95%), harga

daging ayam (tingkat kepercayaan 99%) dan produksi tangkap

ikan selar (tingkat kepercayaan 95%). Variabel independen

ikan selar yang berpengaruh terhadap ikan selar sama dengan

ikan kembung, yaitu harga dan produksi tangkap ikan itu

sendiri serta harga daging ayam karena ikan selar memiliki

produksi tangkap, harga, permintaan dll yang tidak berbeda

jauh dengan ikan kembung sehingga analisis statistik untuk

permintaan ikan selar memiliki kesamaan dengan ikan

kembung.

4). Variabel yang paling berpengaruh

Perhitungan nilai standart koefisien regresi menunjukkan

variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan ikan laut

di Kabupaten Rembang. Semakin besar nilai standard koefisen

regresi maka semakin besar pengaruh variabel bebas tersebut

terhadap permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang.

a). Ikan Layang

Komoditas Konsumsi (ton) 2004 2005 2006 2007 2008

Daging sapi 696 712 628 948 1.095 Telur ayam Daging kambing

12.221111

12.489

113

12.533 122

12.375

119

12.499 118

Page 76: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxvi

Berdasarkan uji statistik dan persamaan diatas dapat

diketahui bahwa secara individu variabel yang berpengaruh

terhadap permintaan ikan layang hanya variabel harga ikan

layang dan pendapatan per kapita sehingga dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Tabel 21. Hasil Analisis Standard Koefisien Regresi Variabel-variabel Bebas Permintaan ikan layang

Variabel Standar koefisien regresi

Tingkat

Harga ikan layang 0,08996 2 Pendapatan perkapita 0,22299 1

Sumber : Diadopsi dari lampiran 5

Variabel harga ikan layang memiliki nilai standar

koefisien regresi yang lebih kecil dibandingkan pendapatan

per kapita berarti pendaptan per kapita mempunyai

pengaruh terbesar terhadap permintaan ikan layang di

Kabupaten Rembang. Kondisi ini disebabkan harga ikan

layang di Kabupaten Rembang sangat murah dan rata-rata

perubahan pendapatan per kapita masyarakat Rembang tiap

tahun sebesar Rp 30.681,00 lebih besar dibanding

perubahan harga ikan layang yang hanya sebesar Rp

196,00.

b). Ikan Kembung

Hasil perhitungan variabel yang paling berpengaruh

terhadap permintaan ikan kembung adalah sebagai berikut:

Tabel 22. Hasil Analisis Standard Koefisien Regresi Variabel-variabel Bebas Permintaan Ikan Kembung Variabel Standar

koefisien regresi Tingkat

Harga ikan kembung 0,02158 2 Harga daging ayam Produksi tangkap ikan kembung

-0,04742 0,00911

1 3

Sumber : Diadopsi dari lampiran 5

Page 77: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxvii

Harga daging ayam berdasarkan Tabel 22. memiliki

nilai standar koefisien regresi yang terbesar, berarti harga

daging ayam mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap

permintaan ikan kembung di Kabupaten Rembang.

Pendapatan masyarakat yang rendah dan harga daging

ayam yang lebih mahal dibandingkan harga ikan kembung

membuat tidak semua masyarakat bisa mengkonsumsi

daging ayam sehingga menimbulkan suatu anggapan bahwa

mengkonsumsi daging, menunjukkan status sosial yang

lebih tinggi.

Harga ikan kembung menempati posisi kedua karena

harga ikan kembung masih terjangkau. Rata-rata harga ikan

kembung dari tahun 1994-2008 sebesar Rp 3.716,00 dengan

kenaikan rata-rata sebesar Rp 302,00 jika dikomulatifkan

harga nya menjadi Rp 4.018,00 jauh lebih murah

dibandingkan harga daging ayam sebesar Rp 14.514,00

dengan rata-rata penurunan Rp 534,00 atau Rp 13.980,00.

Sedangkan produksi tangkap ikan kembung menempati

posisi ketiga karena produksi tangkap ikan kembung akan

berpengaruh terhadap tingkat ketersediaan. Meskipun harga

ikan kembung rendah namun jika tidak diimbangi dengan

tingkat ketersediaan yang tinggi, konsumen akan beralih ke

alternatif lauk lainnya. Ketersediaan ikan kembung di

Kabupaten Rembang masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari

produksi ikan kembung yang dijual ke luar daerah

mencapai 94% atau sebesar 3.979.455 kg/tahun.

c). Ikan Selar

Perhitungan nilai koefisien regresi parsial

menunjukkan variabel yang paling berpengaruh terhadap

permintaan ikan selar di Kabupaten Rembang. Semakin

besar nilai standard koefisen regresi maka semakin besar

Page 78: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxviii

pengaruh variabel bebas tersebut terhadap permintaan ikan

selar. Hasil perhitungannya sebagai berikut:

Tabel 23. Hasil Analisis Standard Koefisien Regresi Variabel-variabel Bebas Permintaan Ikan Selar Variabel Standar koefisien

regresi Tingkat

Harga ikan selar 0,04722 2 Harga daging ayam Produksi tangkap ikan selar

-0,07112 0,01932

1 3

Sumber : Diadopsi dari lampiran 5

Harga daging ayam pada permintaan ikan selar

memiliki nilai standar koefisien regresi yang terbesar

seperti halnya ikan kembung karena ikan selar dan ikan

kembung memiliki selisih harga dan permintaan yang kecil.

Adanya kesamaan kondisi antara kedua sampel ikan ini

menyebabkan pengaruh variabel harga ikan, produksi

tangkap masing-masing sampel dan harga daging ayam

menghasilkan analisis variabel yang paling berpengaruh

terhadap permintaannya sama.

b. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

penyimpangan asumsi klasik, yang terdiri dari tiga hal yaitu uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Pengujian asumsi-asumsi klasik dapat dilihat sebagai berikut:

1). Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan yang menun-

jukkan dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel

independen. Pada tabel dibawah ini akan disajikan hasil

kesimpulan uji multikolinearitas sebagai berikut :

Tabel 24. Hasil Uji Multikolinearitas Ikan layang, Ikan Kembung dan Ikan Selar

Jenis Ikan

Variabel

VIF Tolerance

Kesimpulan

Page 79: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxix

1. Ikan Layang

Ln HIL Ln HB Ln HA Ln Y Ln PRL

4,084 1,059 4,910 1,458 1,126

0,245 0,945 0,204 0,686 0,888

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas 2. Ikan

Kembung Ln HIL Ln HB Ln HA Ln PRL Ln Y

2,999 1,058 1,926 1,575 1,497

0,333 0,946 0,519 0,635 0,619

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

3. Ikan Selar

Ln HIL Ln HB Ln HA Ln PRs Ln Y

2,642 1,171 2,528 1,230 1,438

2,642 0,854 0,396 0,813 0,695

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

Tidak terjadi multikolinearitas

Sumber : Analisis Komputer Data Sekunder Nilai VIF dari variabel independen ikan layang, ikan

kembung dan ikan selar pada Tabel 24 berada diantara 0,1

hingga 10 dan nilai tolerance dari masing-masing variabel

independen mendekati nilai 1. Jadi kesimpulan yang didapat

adalah tidak terdapat gejala multikolinearitas.

2). Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas digunakan untuk menguji terjadinya

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain dalam model regresi. Pengujian

heteroskedastisi-tas dilakukan dengan menggunakan grafik

Page 80: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxx

scatterplot. Berdasarkan Lampiran 2,3 dan 4 dapat diketahui

bahwa grafik scatterplot pada permintaan ikan layang, ikan

kembung dan ikan selar memiliki titik-titik yang menyebar

secara acak dan tidak membentuk pola yang teratur. Hal ini

berarti model regresi Permintaan ikan layang, ikan kembungdan

ikan selar tidak mengalami heteroskesdastisitas.

3). Uji Autokorelasi

Pengujian ada atau tidaknya korelasi antar kesalahan pada

periode t dengan t sebelumnya (otokorelasi) dilakukan dengan

menggunakan uji statistik d dari Durbin Watson. Kriteria

pengujian dapat dilihat sebagai berikut (Sulaiman, 2002):

4. 1,65 < DW < 2,35 yang artinya tidak terjadi autokorelasi.

5. 1,21 < DW < 1, 65 atau 2,35 < DW < 2,79 yang artinya

tidak dapat disimpulkan.

6. DW < 1,21 atau DW > 2,79 yang artinya terjadi

autokorekasi.

Hasil analisis regresi ikan layang, ikan kembung dan ikan

selar menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,020; 2,266 dan

2,307. Hal ini berarti hasil estimasi dari persamaan permintaan

ikan layang, ikan kembunng dan ikan selar tidak terjadi

autokorelasi baik positif maupun negatif.

c. Koefisien Elastisitas Permintaan

Derajat kepekaan dari fungsi permintaan terhadap

perubahan variabel yang mempengaruhinya dapat diketahui

dengan melihat nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel

dependennya. Salah satu ciri menarik dari model logaritma

berganda adalah nilai koefisien regresi merupakan nilai

elastisitasnya. Elastisitas dari masing-masing sampel ikan laut

yang diteliti hanya variabel yang memiliki pengaruh nyata

terhadap permintaan ikan laut yang diteliti berdasarkan uji t.

Page 81: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxxi

Elastitas yang dicari untuk permintaan ikan layang adalah

elastisitas harga ikan layang dan pendapatan, untuk permintaan

ikan kembung adalah elastisitas harga ikan kembung dan harga

daging ayam sedangkan pada permintaan ikan selar adalah

elastisitas harga ikan selar dan harga daging ayam.

1). Ikan layang

Hasil analisis elastisitas permintaan ikan layang dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 25. Nilai Elastisitas Permintaan Ikan Layang Jenis Koefisien Elastisitas

Elastisitas harga ikan layang Elastisitas pendapatan

0,256 0,272

Sumber : Analisis Komputer Data Sekunder a). Elastisitas harga (Ep)

Koefisien elastisitas harga ikan layang sebesar 0,256

dan bersifat inelastis (0<|Ep|<1) berarti bahwa jika terjadi

kenaikan harga ikan layang sebesar 1% maka persentase

kenaikan permintaan layang sebesar 0,26% begitu juga

sebaliknya. Hal ini disebabkan ikan layang merupakan

produk pertanian yang termasuk kebutuhan pokok karena

kedudukannya sebagai lauk yang memiliki harga yang

relatif lebih murah dibandingkan lauk hewani lainnya

sehingga jika harga ikan layang naik pembeli akan tetap

membeli ikan layang akan tetapi dengan peningkatan

yang lebih kecil. Demikian halnya apabila harga ikan

layang turun masyarakat tidak akan mengkonsumsinya

dalam jumlah yang besar karena kebutuhan lauk lebih

kecil dibandingkan makanan pokok.

b). Elastisitas pendapatan

Nilai koefisien elastisitas pendapatan sebesar 0,272

artinya setiap kenaikan pendapatan 1% akan menaikkan

permintaan ikan layang sebesar 0,272%. Elastisitas

Page 82: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxxii

pendapatan bertanda positif menunjukkan bahwa ikan

layang termasuk barang normal, artinya jumlah ikan

layang yang diminta meningkat apabila pendapatan naik.

Berpengaruhnya pendapatan per kapita terhadap jumlah

ikan layang yang diminta sangat rasional karena untuk

memperolehnya konsumen memerlukan pengorbanan

dengan membelanjakan pendapatannya. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Sudarsono (1991)

bahwa pendapatan merupakan salah satu unsur pokok

yang mendukung daya beli konsumen.

2). Ikan Kembung

Elastisitas permintaan ikan kembung yang diteliti dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 26. Nilai Elastisitas Permintaan Ikan Kembung Jenis Koefisien Elastisitas

Elastisitas harga ikan kembung Elastisitas silang terhadap daging ayam ras

0, 097 -0,181

Sumber : Analisis Komputer Data Sekunder a). Elastisitas harga (Ep)

Elastisitas harga ikan kembung sebesar 0,097 bersifat

inelastis (0<|Ep|<1) menunjukkan bahwa jika terjadi

kenaikan harga ikan kembung sebesar 1% maka persentase

kenaikan permintaan kembung sebesar 0,97% begitu juga

sebaliknya. Hal ini disebabkan ikan kembung termasuk

barang kebutuhan pokok dan memiliki harga yang masih

terjangkau oleh masyarakat Kabupaten Rembang. Harga

ikan kembung dibandingkan lauk hewani non ikan laut

masih tergolong murah sehingga jika harga ikan kembung

naik pembeli akan tetap membeli ikan kembung akan tetapi

dengan peningkatan yang lebih kecil. Demikian halnya

Page 83: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxxiii

apabila harga ikan kembung turun masyarakat tidak akan

mengkonsumsinya dalam jumlah yang besar karena dibatasi

oleh utilitas.

b). Elastisitas silang

Elastisitas silang harga daging ayam terhadap

permintaan ikan kembung sebesar -0,181, artinya jika harga

daging ayam naik sebesar 1% maka permintaan ikan

kembung akan turun sebesar 0,181%. Nilai elastisitas

daging ayam bertanda negatif menunjukkan bahwa daging

ayam bukan merupakan barang substitusi dari ikan

kembung. Hal ini disebabkan banyaknya alternatif ikan

lauk yang tersedia di Kabupaten Rembang dan selisih harga

yang besar antar ikan kembung dan daging ayam.

Keanekaragaman lauk daging dan telur di Kabupaten

Rembang dapat dilihat pada Tabel 20.

3). Ikan Selar

Analisis elastisitas permintaan ikan selar berdasarkan

variabel yang berpengaruh secara individu terhadap ikan selar

dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 27. Nilai Elastisitas Permintaan Ikan Selar Jenis Koefisien Elastisitas

Elastisitas harga ikan selar Elastisitas silang terhadap daging ayam ras

0, 117 -0,224

Sumber : Analisis Komputer Data Sekunder

a). Elastisitas harga (Ep)

Berdasarkan hasil analisis, koefisien elastisitas harga

ikan selar sebesar 0,117 dan bersifat inelastis (0<|Ep|<1)

menunjukkan hubungan antara harga ikan selar dengan

permintaan ikan selar berbanding lurus (jika terjadi

kenaikan harga ikan selar sebesar 1% maka persentase

kenaikan permintaan selar sebesar 0,97% begitu juga

Page 84: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxxiv

sebaliknya). Kondisi ini disebabkan seperti ikan layang dan

ikan kembung, ikan selar merupakan produk pertanian

yang termasuk kedalam kebutuhan pokok karena

kedudukannya sebagai lauk dan memiliki harga yang

relatif lebih murah dibandingkan lauk hewani lainnya

sehingga jika harga ikan selar naik pembeli akan tetap

membeli ikan selar akan tetapi dengan peningkatan yang

lebih kecil.

b). Elastisitas silang

Elastisitas silang harga daging ayam untuk

permintaan ikan selar sebesar -0,224 artinya jika harga

daging ayam naik sebesar 1% maka permintaan ikan selar

akan turun sebesar 0,224%. Seperti halnya ikan kembung,

nilai elastisitas daging ayam terhadap permintaan ikan

selar juga bertanda negatif (daging ayam bukan merupakan

barang substitusi dari ikan selar). Hal ini disebabkan

banyaknya alternatif lauk yang tersedia di Kabupaten

Rembang seperti pada Tabel 20 dan selisih harga yang

besar antar ikan selar dan daging ayam.

2. Pembahasan

Perikanan laut merupakan sub sektor yang penting bagi Kabupaten Rembang, selain memberikan kontribusi PDRB yang cukup besar, subsektor perikanan laut merupakan salah satu penyedia sumber gizi di Kabupaten Rembang. Ikan laut mengandung omega-3, yodium, selenium, florida, zat besi, magnesium, zink, taurin coenzyme Q10, Eicosapentaenoic acid/EPA, Docosahexanoic Acid/DHA yang sangat penting bagi kecerdasan otak meningkatkan daya tahan tubuh, pembentukan organ vital manusia dll.

Ikan layang, ikan kembung dan ikan selar merupakan ikan laut yang memiliki peran penting di Kabupaten Rembang. Produksi tangkap yang tinggi membuat ketiga ikan ini memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan Kabupaten Rembang. Nilai produksi tangkap ikan layang, ikan kembung dan ikan selar per tahun sebesar Rp 38.044.669.600,00; Rp 3.584.784.000,00 dan Rp 4.463.164.000,00.

Page 85: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxxv

Sayangnya produksi tangkap dan kandungan gizi ikan laut yang sangat tinggi ternyata belum mampu memenuhi angka harapan konsumsi ikan laut secara nasional. Permintaan ikan masyarakat Rembang masih tergolong rendah yaitu sebesar 24 kg/kap/tahun pada tahun 2007 sedangkan tingkat konsumsi harapan masyarakat Indonesia mencapai 30 kg/kap/tahun. Kontribusi tingkat konsumsi ikan layang, ikan kembung dan ikan selar terhadap tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Rembang hanya sebesar 1,4 kg/kap/tahun, 0,4 kg/kap/tahun dan 0,5 kg/kap/tahun. Hal ini disebabkan rendahnya kesadaran dan pengetahuan tentang manfaat ikan laut dan adanya tren dalam masyarakat dalam memberikan prestise terhadap lauk yang memiliki harga tinggi sehingga harga ketiga ikan tersebut yang relative murah kurang diminati konsumen.

Tingkat permintaan masyarakat Rembang rata-rata dari tahun 1994-2008 untuk ikan layang, ikan kembung dan ikan selar rata-rata sebesar 824.399,44 kg/tahun. 230.209,06 kg/tahun dan 293.158,70 kg/tahun. Rata-rata perkem-bangan permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar per tahun mengalami kenaikan sebesar 2,51% (20.658,58 kg/tahun), 0,01% (33,27 kg/tahun) dan 1,64% (4.807,80 kg/tahun). Permintaan ikan layang lebih tinggi dibanding ikan kembung dan ikan selar karena ikan layang memiliki diversifikasi prodak yang lebih banyak sehingga memberikan banyak pilihan pada konsumen (misal ikan layang segar, ikan pindang, ikan asin dll) dan ketersediaannya lebih besar.

Permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar masyarakat Rembang dibandingkan jumlah produksinya berturut-turut sebesar 17,50%, 18,39% dan 13,94%. Pengukuran jumlah permintaan ikan layang, ikan kem-bung dan ikan selar dilakukan dengan menjumlah seluruh ikan yang dikon-sumsi oleh konsumen yang diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang. Dalam hal ini adalah ikan layang, ikan kembung dan ikan selar.

Berdasarkan analisis uji statistik, ikan layang, ikan kembung dan ikan selar memiliki tingkat signifikansi 0,000 berarti variabel independen permintaan ikan layang (produksi tangkap ikan layang, harga ikan layang, harga beras, harga daging ayam dan pendapatan per kapita) berpengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan ikan layang pada tingkat kepercayaan 99% dan variabel independen permintaan ikan kembung (produksi tangkap ikan kembung, harga ikan kembung, harga beras, harga daging ayam dan pendapatan per kapita) berpengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan ikan kembung pada tingkat kepercayaan 99%. Sedangkan variabel independen permintaan ikan selar (produksi tangkap ikan selar, harga ikan selar, harga beras, harga daging ayam dan pendapatan per kapita) berpengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan ikan selar pada tingkat kepercayaan 99%. Hasil uji F ini menunjukkan bahwa model permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar adalah baik karena semua variabel independen masing-masing ikan berpengaruh terhadap permintaannya.

Page 86: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxxvi

Uji t untuk ikan layang, ikan kembung dan ikan selar memiliki hasil yang berbeda. Uji t terhadap ikan layang menunjukkan variabel independen permintaan ikan layang yang berpengaruh adalah pendapatan per kapita dan harga ikan layang, untuk ikan kembung variabel independen permintaan ikan kembung yang berpengaruh adalah harga ikan kembung, harga daging ayam dan produksi tangkap ikan kembung sedangkan pada ikan selar adalah harga ikan selar, harga daging ayam dan produksi tangkap ikan selar.

Analisis untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan masing-masing ikan laut menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan ikan layang adalah harga ikan layang, untuk permintaan ikan kembung dan ikan selar adalah harga daging ayam. Hal ini merupakan suatu indikasi penilaian masyarakat yang berbeda pada tiap ikan laut. Ikan layang yang memiliki harga lebih rendah dibandingkan ikan kembung dan ikan selar dianggap kurang mampu bersaing dengan daging ayam. Meskipun ikan kembung dan ikan selar sama-sama bukan barang subtitusi daging ayam namun daging ayam memberikan pengaruh terhadap permintaan kedua ikan ini.

Analisis uji asumsi klasik terhadap ikan layang, ikan kembung dan ikan selar menunjukkan bahwa persamaan regresi permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar tidak mengalami multikolinearitas, heteroskesdasti-sitas dan autokorelasi. Hal ini menunjukkan jika ketiga persamaan regresi tidak mengalami penyimpangan klasik.

Elastisitas permintaan harga terhadap permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar sebesar 0,256; 0,097 dan 0,117 dan bersifat inelastis berarti jika terjadi kenaikan harga ikan layang, ikan kembung dan ikan selar sebesar 1% maka persentase kenaikan masing-masing permintaan ikan sebesar 0,256%; 0,097% dan 0,117% begitu juga sebaliknya (semakin tinggi harga semakin meningkat permintaannya). Hasil analisis tidak sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakankan bahwa jika hubungan harga barang itu sendiri terhadap permintaannya adalah berbanding terbalik/negative karena adanya suatu anggapan dari masyarakat Rembang ketika harga ikan laut naik maka prestisenya lebih tinggi. Namun pendapatan masyarakat yang rendah membuat daya beli masyarakat lebih rendah saat harga ikan-ikan itu naik sehingga permintaannyapun rendah. Hal inilah yang menjadi penyebab permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang masih rendah.

Pemerintah telah melakukan banyak upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi agar pendapatan per kapita masyarakat dapat meningkat. Salah satu strategi yang tengah dilakukan pemerintah adalah membuka peluang investasi di Kabupaten Rembang dan subsektor yang mendapat perhatian adalah subsektor kelautan. Kekayaan laut terutama perikanan laut yang melimpah di Kabupaten Rembang selama ini belum digali maksimal. Produksi tangkap ikan laut yang tinggi dan sifatnya yang

Page 87: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxxvii

mudah busuk merupakan kendala yang belum mampu dipecahkan pemerintah. Selama ini pengolahan hasil perikanan laut terbatas pada skala rumah tangga dan hanya menjadi makanan yang memiliki harga jual rendah.

Elastisitas permintaan harga ikan layang, ikan kembung dan ikan selar di Kabupaten Rembang bersifat inelastis menunjukkan bahwa ikan-ikan tersebut memberikan peran penting dalam pangan di Kabupaten Rembang. Hal ini bisa dimaklumi karena ikan-ikan tersebut produksi tangkapnya besar dan merupakan alternatif lauk murah yang terjangkau oleh pendapatan masyarakat Kabupaten Rembang yang rendah.

Elastisitas pendapatan terhadap permintaan ikan layang sebesar 0,272 menunjukkan bahwa elastisitas pendapatan bernilai positif. Tanda positif pada elastisitas pendapatan terhadap permintaan ikan layang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sudarsono (1991) bahwa pendapatan merupakan salah satu unsur pokok yang mendukung tenaga beli konsumen. Elastisitas pendapatan terhadap permintaan ikan layang kurang dari 1 berarti laju pertumbuhan peluang perdagangan ikan layang kurang memberikan prospek yang baik. Jika keadaan ini dibiarkan perdagangan ikan laut keluar daerah semakin besar dan ketersediaan lokal berangsur menurun akibatnya permintaan terhadap ikan laut akan berkurang.

Elstisitas silang harga daging ayam terhadap permintaan ikan kembung dan ikan selar sebesar -0,181 dan -0,224. Elastisitas keduanya bertanda negatif tidak sesuai dengan hukum permintaan yang menyebutkan bahwa elastisitas harga barang subtitusi terhadap permintaan ikan kembung dan ikan selar berbanding lurus atau bernilai positif. Hal ini disebabkan banyaknya alternatif lauk yang tersedia di Kabupaten Rembang. Selain itu nilai negatif tersebut merupakan indikator jika ikan kembung dan ikan selar merupakan komplementer daging ayam.

Berpengaruhnya daging ayam sebagai barang komplementer ikan kembung dan ikan layang disebabkan ikan kembung dan ikan selar di daerah pesisir sering dinikmati dalam menu makan masyarakatnya bersama lauk lainnya atau dalam hal ini daging ayam. Kondisi ini disebabkan adanya pengaruh faktor psikologi layaknya kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia yang menganggap belum makan jika belum mengkonsumsi nasi. Selain itu jika dilihat dari sisi ikan kembung dan ikan selar merupakan bahan pembuat terasi (sambel terasi) keadaan ini dapat menjelaskan hubungan komplementer ikan kembung dan ikan selar terhadap daging ayam karena masyarakat terbiasa mengkonsumsi daging ayam dengan sambel terasi. Terasi dapat dibuat dari berbagai macam ikan, biasanya produsen memilih ikan yang memiliki harga murah untuk memperkecil biaya produksi, sedangkan ikan layang meskipun harganya murah tidak digunakan sebagai bahan baku karena karakteristik ikan layang. Jika ikan layang tidak diolah dengan baik dapat menimbulkan efek gatal bagi beberapa orang (ikan layang mentah disebut juga “ikan gatel”).

Page 88: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxxviii

Nilai elastisitas silang harga daging ayam terhadap permintaan ikan selar lebih besar dibandingan ikan kembung menunjukkan bahwa perubahan harga daging ayam memberikan kepekaan lebih tinggi terhadap permintaan ikan selar. Hal ini disebabkan selisih harga ikan selar terhadap harga daging ayam lebih kecil dibandingkan ikan kembung.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian mengenai permintaan ikan laut di Kabupaten Rembang menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis uji F diketahui bahwa variabel harga ikan layang,

harga beras, harga daging ayam, pendapatan per kapita dan produksi

tangkap ikan layang secara bersama-sama berpengaruh nyata pada

permintaan ikan layang, variabel harga ikan kembung, harga beras, harga

daging ayam, pendapatan per kapita dan produksi tangkap ikan kembung

secara bersama-sama berpengaruh nyata pada permintaan ikan kembung

dan variabel harga ikan selar, harga beras, harga daging ayam, pendapatan

per kapita dan produksi tangkap ikan selar secara bersama-sama

berpengaruh nyata pada permintaan ikan selar pada signifikansi 0,000 atau

tingkat kepercayaan 99%. Berdasarkan analisis uji-t diketahui bahwa

variabel harga ikan layang (signifikansi 1%) dan pendapatan per kapita

(signifikansi 5%) berpengaruh terhadap permintaan ikan layang.

Permintaan ikan kembung dipengaruhi oleh harga ikan kembung

(signifikansi 5%), harga daging ayam (signifikansi 1%) dan produksi

tangkap ikan kembung (signifikansi 5%) sedangkan permintaan ikan selar

dipengaruhi oleh harga ikan selar (signifikansi 5%), harga daging ayam

Page 89: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

lxxxix

(signifikansi 1%) dan produksi tangkap ikan selar (signifikansi 5%).

Variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan ikan layang adalah

pendapatan per kapita sedangkan permintaan ikan kembung dan ikan selar

adalah daging ayam.

2. Elastisitas harga ikan layang, ikan kembung dan ikan selar sebesar 0,256;

0,097 dan 0,117 bersifat inelastis. Elastisitas silang pendapatan pada

permintaan ikan layang sebesar 0,272 bertanda positif. Elastisitas silang

harga daging ayam pada permintaan ikan kembung dan ikan selar sebesar

-0,181 dan -0,224 bertanda positif berarti daging ayam bukan barang

subtituasi ikan kembung dan ikan selar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian variabel independen yang berpengaruh

terhadap ketiga sampel permintaan ikan laut adalah harga ikan laut itu sendiri.

Hal ini berarti harga ikan laut menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan

jika ingin meningkatkan permintaan ikan laut. Peningkatan permintaan ikan

laut ini penting untuk dilakukan karena ikan laut adalah sumber protein yang

tinggi dengan harga murah dan ketersediaan melimpah. Berdasarkan

penelitian terhadap ketiga sampel, permintaan ikan laut meningkat jika harga

ikan laut meningkat. Ini berarti adanya anggapan masyarakat Kabupaten

Rembang bahwa semakin tinggi harga ikan laut semakin tinggi pula

prestisenya tidak akan meningkatkan konsumsi ikan laut masyarakat

Rembang jika pendapatan masyarakat rendah sehingga diperlukan suatu

upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan peningkatan prestise beberapa

ikan laut yang harganya rendah. Salah satu caranya yakni pemerintah maupun

swasta merealisasikan pabrik pengalengan ikan di Kabupaten Rembang.

Dengan adanya pabrik pengalengan ikan laju pertumbuhan ekonomi akan

meningkat karena terjadi penyerapan tenaga kerja dan memicu sektor-sektor

lain berkembang. Diversifikasi produk ikan kaleng ini juga diharapkan

mampu memenuhi kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi ikan laut.

80

Page 90: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xc

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Potensi Kelautan dan Perikanan Indonesia. http://ditkp.com.

Diakses Pada Tanggal 4 Oktober 2009. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi keenam. PT RINEKA

CIPTA. Jakarta Arsyad, L. 1991. Ekonomi Manajerial: Ekonomi Mikro Terapan untuk Manaje-

men Bisnis. Edisi Dua. BPFE. Yogyakarta. . 1995. Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta.

. 2008. Ekonomi Manajerial. BPFE. Yogyakarta.

Ayuningtyas, D. R. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permin-taan Ikan Di Kota Surakarta. Skripsi S1 Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

BPS Rembang. 2007a. Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang 2007. BPS Rembang. Rembang.

. 2007b. Rembang Dalam Angka 2007. BPS Rembang. Rembang. . 2008. Rembang Dalam Angka 2008. BPS Rembang. Rembang.

Dinas Perikanan dan Kelautan. 2009. Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang 2009. Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang. Rembang.

Gasperz, V. 1999. Ekonomi Manajerial: Pembuat Keputusan Bisnis. (Terjemahan : Sukoco) Gramedia, Jakarta.

Irawan, A. 1995. Pengolahan Hasil Perikanan Home Industri. CV. Aneka, Solo.

Iswanto. 2007. Potensi Laut dan Samudra Kita. Pakar Raya, Bandung. Kotler, P. 1998. Manajemen Pemasaran : Analisis, Implementasi dan control.

(Terjemahan : Jaka wasana). Edisi kesembilan, jilid I. Prenhallindo, Jakarta.

Lipsey, R. dan Steider P. 1986. Pengantar Ilmu Ekonomi. Edisi VI (Terjemahan: Anas Sidik). Bina Aksara, Jakarta.

, et al. 1991. Pengantar Mikroekonomi. (Terjemahan: Jaka Wasana dan Kirbrandoko). Penerbit Erlangga, Jakarta.

dan Pete O. S. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi. Edisi keenam, jilid I. (Terjemahan: Anas Sidik). Rineka Cipta, Jakarta.

Mankiw, N. G. 2003. Pengantar Ekonomi. (Terjemahan: Haris Munandar). Pener-bit Erlangga, Jakarta.

Page 91: ANALISIS PERMINTAAN IKAN LAUT DI KABUPATEN …/Analisis...Koefisien elastisitas pendapatan permintaan ikan layang sebesar 0,272. Hasil penelitian berdasarkan uji F variabel harga ikan

xci

Mubyarto, 1989. Masalah Beras di Indonesia. Lembaga Penelitian Ekonomi Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.

Mue. 2009. Permintaan Ikan Laut Meningkat. http://www.suaramerdeka.com. Diakses pada tanggal 5 Januari 2010.

Nicholson, W. 1992. Mikroekonomi Intermediate dan Penerapannya. Edisi Ketiga. (Terjemahan: Dany Hutabarat). Penerbit Erlangga, Jakarta.

Rifa’I, S. dan Komar P. 1982. Biologi Perikanan 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Indonesia.

Samuelson, 1979. Micro Economics . Edisi 9. Mc Grow Hill, Amerika.

Soediyono, R. 1989. Ekonomi Mikro. Liberty, Yogyakarta. Sudarsono. 1985. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. LP3ES, Jakarta.

. 1991. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES, Yogyakarta.

Sukirno, S. 2000. Pengantar Mikro Ekonomi. Edisi Kedua. BPFE UI, Jakarta.

. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Sulaiman, W. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Penerbit Andi. Yogyakarta. Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar-dasar Metoda Teknik. Pe-

nerbit Tarsito, Bandung. Widodo, S. K. 2007. Dinamika Kebijakan Tehadap Nelayan Tinjauan Historis

Pada Nelayan Pantai Utara Jawa, 1900-2000. http://www.eprint.undip .ac.id. Diakses pada tanggal 5 Januari 2009.

Yamin, S. dan Heri K. 2009. SPSS Complete (Teknik Analisis Stastistik Terlengkap dengan Software SPSS). Salemba Infotek. Jakarta.

Zulaeha, L. 2001. Analisis Permintaan Ikan di Kabupaten Pemalang. Tidak di-publikasikan. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi UNS. Surakarta.