125
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN MINUMAN COKELAT DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Muhammad Bayu Alfiansyah NIM 151510601159 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2019

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

  • Upload
    others

  • View
    32

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP

PEMBELIAN MINUMAN COKELAT

DI KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Oleh

Muhammad Bayu Alfiansyah

NIM 151510601159

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

Page 2: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

i

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP

PEMBELIAN MINUMAN COKELAT

DI KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Studi Agribisnis (S1)

dan mencapai gelar Sarjana Pertanian

Oleh

Muhammad Bayu Alfiansyah

NIM 151510601159

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

Page 3: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

ii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayahanda Kristiyadi dan Ibunda Setiawandari, terima kasih atas kasih sayang,

motivasi dan doa yang diberikan kepada saya untuk sekolah hingga ke

Perguruan Tinggi dan bisa meraih gelar sarjana.

2. Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, M.S. selaku dosen pembimbing saya yang telah

sabar dan banyak membantu dalam kesempurnaan skripsi mulai dari awal

hingga akhir.

3. Bapak/Ibu Guru dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi

yang telah banyak memberikan ilmu, pengetahuan dan motivasi.

4. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2015.

5. Almamater yang saya banggakan, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Jember.

Page 4: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

iii

MOTTO

“Semuanya akan baik-baik saja di akhir.

Jika tidak baik-baik saja, maka itu bukan akhir.”

~John Lennon~

“Tidak ada yang tidak bisa Anda selesaikan.”

~John Lennon~

Page 5: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Bayu Alfiansyah

NIM : 151510601159

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Analisis

Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di

Kabupaten Jember” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang

sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun,

dan buka karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran

isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya, tanpa ada tekanan dan

paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanski akademik jika

ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 28 Oktober 2019

Yang menyatakan,

Muhammad Bayu Alfiansyah

NIM. 151510601069

Page 6: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

v

SKRIPSI

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP

PEMBELIAN MINUMAN COKELAT

DI KABUPATEN JEMBER

Oleh

Muhamad Bayu Alfiansyah

NIM. 151510601069

Pembimbing

Dosen Pembimbing Skripsi : Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS.

NIP. 196107151985032002

Page 7: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

vi

Page 8: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

vii

RINGKASAN

Analisis Perilaku Konsumen Kafe Terhadap Pembelian Minuman Cokelat di

Kabupaten Jember; Muhammad Bayu Alfiansyah; 151510601159; Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Cokelat merupakan salah satu produk olahan kakao yang banyak digemari

masyarakat karena mempunyai citarasa yang khas. Kompleksitas citarasa cokelat

terdiri dai ratusan komponen yang yang sangat spesifik dan tidak bisa digantikan

oleh sumber lain. Rasa khas cokelat tidak lain adalah suatu kombinasi yang

seimbang dari rasa dasar pahit, asam, dan manis yang tersusun dari komponen-

komponen unik dalam cokelat. Rendahnya konsumsi cokelat di Indonesia

disebabkan karena masih adanya pemahaman yang keliru dari sebagian

masyarakat. Kehidupan modern ini pada masyarakat perkotaan khususnya di

Kabupaten Jember menuntut untuk bergaya hidup konsumsi yang serba cepat dan

instan. Saat ini bisnis kafe berkembang dengan pesat untuk menanggapi

kebutuhan masyarakat akan nilai dari makanan atau minuman dan pentingnya

untuk berkumpul. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: 1) karakteristik konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember, 2)

mengetahui pola konsumsi oleh konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember

dan 3) faktor-faktor yang memengaruhi pembelian minuman cokelat di Kabupaten

Jember.

Pemilihan lokasi pada penelitian ini dilakukan dengan sengaja (purposive

method), yaitu di Kabupaten Jember, khususnya pada 5 kafe, yaitu: (a) Warkop

Brewok, (b) MOX Cafe, (c) Cafe Tipis-tipis, (d) Cak Wang dan (e) Akasia.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode

pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode accidental sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer (dokumen) dan

data sekunder (observasi dan angket). Metode analisis data yang digunakan adalah

dengan analisis deskriptif dan analisis faktor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Berdasarkan karakteristik

konsumen: Konsumen yang mendominasi merupakan konsumen yang berasal dari

Page 9: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

viii

luar Kabupaten Jember (85%). Perempuan mendominasi dalam mengonsumsi

minuman cokelat di Kabupaten Jember (64%). Rentang umur konsumen yang

terbanyak adalah 20-25 tahun (85%). Konsumen yang berstatus sebagai

mahasiswa merupakan konsumen terbanyak (96%). Pendidikan terakhir

konsumen yang mendominasi adalah pada jenjang SMA (96%). Pendapatan

konsumen mayoritas berkisar antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000 (54%). (b)

Berdasarkan pola konsumsi: Konsumen mayoritas mengonsumsi minuman

cokelat dengan frekuensi kadang-kadang (57%). Jenis minuman cokelat yang

paling disukai konsumen adalah cokelat dingin (81%). Konsumen kebanyakan

telah mengetahui manfaat cokelat (61%). (c) Faktor-faktor yang memengaruhi

pembelian minuman cokelat di Kabupaten Jember terbentuk menjad 5 faktor,

yaitu (a) faktor sosial, (b) faktor psikologis, (c) faktor pribadi, (d) faktor produk,

dan (e) faktor harga dan budaya.

Page 10: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

ix

SUMMARY

Analysis of Cafes Consumer Behavior Towards Purchase Chocolate Drinks

at Jember Regency; Muhammad Bayu Alfiansyah; 151510601159; Agribusiness

Study Program Faculty of Agriculture University of Jember.

Chocolate is one of the cocoa processed products that are widely favored

by the community because it has a distinctive flavor. The complexity of chocolate

flavor consists of hundreds of components that are very specific and can not be

replaced by other sources. The distinctive flavor of chocolate is nothing but a

balanced combination of bitter, sour, and sweet base that is composed of unique

components in chocolate. The low consumption of chocolate in Indonesia is due

to the existence of erroneous understanding of some communities. This modern

life on urban communities, especially in Jember district, demands to lifestyle a

fast-paced and instant consumption. Nowadays the café business is growing

rapidly to respond to the community's needs for the value of food or drink and the

importance of gathering. Based on this research aims to know: (a) The

characteristics of consumer chocolate drink in Jember District, (b) know the

consumption pattern by consumer chocolate drink in Jember District and (c)

factors affecting the purchase Chocolate Drink in Jember district.

The selection of locations in this research is done intentionally (purposive

method), namely in Jember district, especially in 5 cafes, namely: (a) Warkop

Brewok, (b) MOX Cafe, (c) Cafe Tipis-tipis, (d) Cak Wang and (e) Akasia. The

research method used is a quantitative descriptive method. Sampling methods are

performed using the accidental sampling method. Data collection is done using

primary data (documents) and secondary data (observation and poll). The data

analysis methods used are with descriptive analysis and factor analysis.

The results showed that: (a) based on consumer characteristics: the

dominant consumer is a consumer originating from outside Jember district (85%).

Woman dominates in consuming chocolate drink in Jember district (64%). The

most consumer age range is 20-25 years (85%). The consumer status college

students is the most consumer (96%). The last education that dominates

Page 11: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

x

consumers is at high school (96%). The majority of consumer revenues range

from Rp 500.000 – Rp 1.000.000 (54%). (b) based on consumption patterns:

Consumers mostly consume chocolate drinks at occasional frequencies (57%).

The most preferred type of chocolate drink the consumer is cold chocolate (81%).

Consumers have mostly been aware of the benefits of chocolate (61%). (c)

Factors affecting the purchase of chocolate drink in Jember District are formed to

generate 5 factors, namely social factors, psychological factors, personal factors,

product factors, and price factors and Culture.

Page 12: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perilaku

Konsumen Kafe Terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten

Jember”. Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan program sarjana (S1) pada Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Jember.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ir. Sigit Soeparjono, MS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Jember.

2. M. Rondhi, SP., M.Agr., Ph.D selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3. Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS., selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam memberikan bimbingan

hingga karya ilmiah tertulis ini dapat terselesaikan.

4. Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M.Rur.M., selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan banyak masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Agus Supriono, SP., M.Si., selaku Dosen Pembimbng Akademik dan Dosen

Penguji II yang telah memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi dari awal

perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Ayahanda Kristiyadi dan Ibu Setiawandari, terimakasih atas kasih sayang,

kesabaran, motivasi, tenaga, doa dan materi yang selalu diberikan dengan

ikhlas dalam setiap usaha saya.

7. Teman-teman satu bimbingan: Yasinta, Widia, Hilma, Ihda, Maya, Nelly,

yang selalu memberikan dukungan dalam berbagai ilmu, pengalaman,

kebersamaan, semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi.

8. Sahabat-sahabat ngopi: Shandi, Agung, Agus, Ali, Andre, Ilyas, Iqbal, Liki,

yang memberkan ide, gagasan, motivasi dan bantuan selama proses

penyelesaian skripsi.

Page 13: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xii

9. Perempuan yang selalu saya sebut dalam doa, yang telah memberikan

motivasi secara tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Teman-teman Agribisnis angkatan 2015 yang telah memberikan banyak

masukan dan evaluasi pada skripsi saya.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan persatu-satu

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah tertulis ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu diharapkan adanya segala kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis

berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang ingin

mengembangkannya.

Jember, 28 Oktober 2019

Penulis

Page 14: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

RINGKASAN ....................................................................................................... vi

SUMMARY .......................................................................................................... ix

PRAKATA ............................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................................... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................................. 9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 10

2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 14

2.2.1 Komoditas Kakao ................................................................................. 14

2.2.2 Teori Konsumsi .................................................................................... 16

2.2.3 Keputusan Pembelian ........................................................................... 18

2.2.4 Perilaku Konsumen .............................................................................. 21

2.2.4 Karakteristik Konsumen....................................................................... 25

2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 27

2.4 Hipotesis ..................................................................................................... 33

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 34

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ..................................................... 34

Page 15: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xiv

3.2 Metode Penelitian ...................................................................................... 34

3.3 Metode Pengambilan Contoh ................................................................... 35

3.4 Metode Pengumpulan Data dan Jenis Data ........................................... 36

3.5 Metode Analisis Data ................................................................................ 37

3.5.1 Analisis Deskriptif ............................................................................... 37

3.5.1 Analisis Faktor ..................................................................................... 38

3.6 Definisi Operasional .................................................................................. 41

BAB 4. GAMBARAN UMUM ........................................................................... 45

4.1 Kabupaten Jember .................................................................................... 45

4.1.1 Geografis .............................................................................................. 45

4.1.2 Kependudukan dan Ketenagakerjaan ................................................... 46

4.2 Kafe di Kabupaten Jember ...................................................................... 50

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 54

5.1 Keterkaitan Karakteristik Konsumen dengan Pola Konsumsi ............ 54

5.1.1 Karakteristik Konsumen Minuman Cokelat di Kabupaten Jember...... 54

5.1.2 Pola Konsumsi oleh Konsumen Minuman Cokelat di Kabupaten

Jember ................................................................................................... 62

5.1.3 Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Pola Konsumsi ............... 67

5.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembelian Minuman Cokelat di

Kabupaten Jember .................................................................................... 70

5.3.1 Uji KMO dan Bartlett’s Test ................................................................ 71

5.3.2 Uji Measure of Sampling Adequacy (MSA) ........................................ 72

5.3.3 Analisis Faktor ..................................................................................... 73

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 81

6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 81

6.2 Saran .......................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83

DOKUMENTASI ................................................................................................ 87

ANGKET ............................................................................................................. 90

LAMPIRAN ......................................................................................................... 94

Page 16: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Sentra Produksi Kakao Dunia Rata-rata pada Tahun

2010-2014 ......................................................................... 1

1.2 Negara-negara dengan Konsumsi Cokelat Terbesar di

Dunia Tahun 2017 ............................................................ 3

1.3 Perkembangan Konsumsi Cokelat di Indonesia Tahun

2011-2015 ......................................................................... 4

1.4 Perkembangan Konsumsi Kakao dalam Bentuk Cokelat

Instan dan Cokelat Bubuk di Indonesia Tahun 2011-

2015 .................................................................................. 5

2.1 Karakteristik Konsumen di Indonesia .............................. 26

3.1 Nama-nama Kafe di Kabupaten Jember ........................... 34

4.1 Jumlah Penduduk di Kabupaten Jember Hasil SP2010,

Proyeksi Penduduk Tahun 2016 dan 2017 ....................... 46

4.2 Jumlah Proyeksi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Jember Tahun 2017 ........................................ 47

4.3 Persentase Penduduk di Kabupaten Jember Menurut

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Hasil Survei Sosial

Ekonomi Nasional 2017 ................................................... 47

4.4 Penduduk Umur >15 Tahun di Kabupaten Jember

Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin, Hasil Survei

Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Bulan Agustus

Tahun 2017 ....................................................................... 48

4.5 Penduduk Umur >15 Tahun di Kabupaten Jember yang

Termasuk Angkatan Kerja Menurut Pendidikan

Tertinggi dan Jenis Kelamin, Hasil Survei Angkatan

Kerja Nasional (SAKERNAS) Bulan Agustus Tahun

2017 .................................................................................. 49

4.6 Responden Konsumen Minuman Cokelat di Warkop

Brewok ............................................................................. 51

4.7 Responden Konsumen Minuman Cokelat di MOX Cafe . 51

4.8 Responden Konsumen Minuman Cokelat di Cafe Tipis-

tipis ................................................................................... 52

4.9 Responden Konsumen Minuman Cokelat di Cak Wang .. 52

4.10 Responden Konsumen Minuman Cokelat di Akasia ........ 53

Page 17: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xvi

5.1 Variansi Kota Asal Konsumen Minuman Cokelat di

Kabupaten Jember ............................................................ 54

5.2 Variansi Kota Asal Konsumen Minuman Cokelat yang

Berasal dari Luar Jember .................................................. 55

5.3 Variansi Jenis Kelamin Konsumen Minuman Cokelat di

Kabupaten Jember ............................................................ 56

5.4 Variansi Umur Konsumen Minuman Cokelat di

Kabuaten Jember .............................................................. 57

5.5 Variansi Status Pekerjaan Konsumen Minuman Cokelat

di Kabupaten Jember ........................................................ 58

5.6 Variansi Pendidikan Terakhir Konsumen Minuman

Cokelat di Kabupaten Jember ........................................... 59

5.7 Variansi Pendapatan Konsumen Minuman Cokelat di

Kabupaten Jember ............................................................ 61

5.8 Variansi Frekuensi Konsumen Mengonsumsi Minuman

Cokelat di Kabupaten Jember ........................................... 62

5.9 Variansi Frekuensi Konsumen Mengonsumsi Miuman

Cokelat Berdasarkan Hanya Kebutuhan Khusus di

Kabupaten Jember ............................................................ 63

5.10 Variansi Jenis Minuman Cokelat yang Disukai

Konsumen di Kabupaten Jember ...................................... 64

5.11 Variansi Pengetahuan Konsumen Minuman Cokelat di

Kabupaten Jember tentang Manfaat Cokelat .................... 65

5.12 Variansi Pendapat Konsumen Minuman Cokelat di

Kabupaten Jember Mengenai Manfaat Cokelat ............... 66

5.13 Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Pola

Konsumsi .......................................................................... 67

5.14 Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test ................................... 71

5.15 Hasil Uji Nilai MSA ......................................................... 72

5.16 Hasil Analisis Total Varince Explained ........................... 73

5.17 Hasil Rotasi Komponen Utama ........................................ 74

5.18 Pengelompokan Variabel pada Faktor 1, 2, 3, 4 dan 5 ..... 75

Page 18: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Proses Pengambilan Keputusan ................................... 18

2.2 Skema Kerangka Pemikiran ......................................... 32

4.1 Peta Kabupaten Jember ................................................ 45

Page 19: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor perkebunan Indonesia merupakan salah satu yang berperan penting

bagi perekonomian nasional. Salah satu komoditas utama yang menjadi unggulan

dari sektor perkebunan adalah kakao. Indonesia merupakan produsen biji kakao

terbesar ketiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Menurut data

International Cocoa Organization (ICCO) pada tahun 2011-2012 produksi biji

kakao Indonesia sebesar 440 ribu ton sementara Pantai Gading sebesar 1.486 ribu

ton dan Ghana sebesar 879 ribu ton (Nauly et al., 2014). Tabel 1.1

menginformasikan tentang sentra produksi kakao dunia rata-rata pada tahun 2010-

2014.

Tabel 1.1 Sentra Produksi Kakao Dunia Rata-rata pada Tahun 2010-2014

No. Negara Rata-rata Produksi

(ton)

Share

(%)

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

1 Pantai Gading 1.436.311 31,92 2,22

2 Ghana 781.118 17,36 5,03

3 Indonesia 749.325 16,65 -2,10

4 Nigeria 357.640 7,95 0,70

5 Kameroon 263.584 5,86 0,20

6 Brazil 253.421 5,63 1,61

7 Lainnya 658.454 14,63 1,57

Total 4.499.852 100,00 9,00

Sumber: Outlook Kakao 2017

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui terdapat 6 negara dengan rata-

rata produksi kakao terbesar di dunia, dimana negara dengan rata-rata produksi

kakao teresar di dunia adalah Negara Pantai Gading dengan share produksi

sebesar 31,92%. Adapun Negara Indonesia menduduki posisi ketiga rata-rata

produksi kakao terbesar di dunia, dengan share produksi sebesar 16,65%. Namun

jika dilihat berdasarkan tingkat pertumbuhannya, produksi kakao di Indonesia

pada tahun 2010-2014 tersebut cenderung mengalami penurunan dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar -2,10% di setiap tahunnya. Rata-rata produksi kakao

terbesar di dunia posisi kedua adalah Negara Ghana (share 17,36%), kemudian

disusul Negara Nigeria (share 7,95%), Kameroon (share 5,86%) dan Brazil

(share 5,63%).

Page 20: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

2

Tanaman kakao, menurut Sari et al. (2015), merupakan tanaman yang

dimanfaatkan biji buahnya, dimana biji buah tersebut merupakan bahan utama

dalam pembuatan makanan atau minuman yang berbasis cokelat. Biji kakao

diproses menjadi berbagai macam produk olahan yang diperdagangkan baik di

pasar domestik maupun internasional. Produk komoditas kakao bukan hanya biji,

namun berbagai produk olahannya telah banyak dibuat seperti dalam bentuk

makanan dan minuman ringan dengan bahan baku cokelat sudah cukup familiar di

masyarakat, antara lain: (a) permen cokelat (cocoa candy), (b) bubuk cokelat

(cocoa powder) dan (c) lemak cokelat (cocoa butter).

Produk cokelat, menurut Ramlah (2016), merupakan salah satu produk

olahan kakao yang banyak digemari masyarakat karena mempunyai citarasa yang

khas. Produk cokelat memiliki tiga sifat utama, yaitu: (a) kekhasan citarasa, (b)

tekstur dan (c) warnanya. Padatan cokelat berperan sebagai pemberi citarasa dan

warna, sedangkan lemak dalam cokelat berperan dalam mengendalikan tekstur

produk.

Kompleksitas citarasa cokelat, lanjut Ramlah (2016), terdiri dari ratusan

komponen yang yang sangat spesifik dan tidak bisa digantikan oleh sumber lain.

Rasa khas cokelat tidak lain adalah suatu kombinasi yang seimbang dari rasa

dasar pahit, asam, dan manis yang tersusun dari komponen-komponen unik dalam

cokelat. Kekhasan rasa cokelat yang tidak bisa digantikan oleh sumber lain

menyebabkan tingginya konsumsi cokelat pada masyarakat di berbagai belahan

dunia.

Tabel 1.2 menginformasikan tentang 25 negara dengan konsumsi cokelat

terbesar di dunia tahun 2017. Negara dengan konsumsi cokelat terbesar di dunia

adalah Negara Swiss dengan konsumsi sebesar 8.800 gr/kapita. Posisi kedua

dengan konsumsi cokelat terbesar di dunia adalah Negara Austria, dengan

konsumsi sebesar 8.100 gr/kapita. Negara dengan konsumsi cokelat terbesar di

dunia selanjutnya adalah Negara Jerman (7.900 gr/kapita), Irlandia (7.900

gr/kapita), Britania Raya (7.600 gr/kapita), Swedia (6.600 gr/kapita), Estonia

(6.500 gr/kapita), Norwegia (5.800 gr/kapita), Polandia (5.700 gr/kapita) dan

Belgia (5.600 gr/kapita). Adapun Indonesia merupakan negara dengan konsumsi

Page 21: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

3

cokelat yang paling kecil di antara negara-negara lainnya, dengan konsumsi

sebesar 67,90 gr/kapita. Padahal Indonesia merupakan negara yang termasuk ke

dalam negara penghasil kakao terbesar di dunia.

Tabel 1.2 Negara-negara dengan Konsumsi Cokelat Terbesar di Dunia Tahun 2017

No. Negara Konsumsi (gr/kapita)

1 Swiss 8.800

2 Austria 8.100

3 Jerman 7.900

4 Irlandia 7.900

5 Britania Raya 7.600

6 Swedia 6.600

7 Estonia 6.500

8 Norwegia 5.800

9 Polandia 5.700

10 Belgia 5.600

11 Finlandia 5.400

12 Slovakia 5.200

13 Belanda 5.100

14 New Zealand 5.000

15 Denmark 4.900

16 Australia 4.900

17 Republik Ceko 4.900

18 Russia 4.800

19 United States 4.400

20 Perancis 4.300

21 Brazil 1.200

22 Jepang 1.200

23 Afrika Selatan 900

24 China 100

25 Indonesia 67,90

Sumber: Statista, 2019

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui negara dengan konsumsi

cokelat terbesar di dunia adalah Negara Swiss, sedangkan Negara Indonesia

menempati urutan ke-25 atau memiliki konsumsi terkecil di dunia dengan

konsumsi sebesar 67,90 gr/kapita. Apabila lebih dicermati, ternyata dari 15 negara

dengan konsumsi cokelat terbesar di dunia itu adalah Negara-negara Eropa yang

ternyata bukan negara penghasil kakao. Sedangkan Indonesia yang merupakan

salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia memiliki tingkat konsumsi

cokelat yang rendah, termasuk di dalamnya terdapat Negara Brazil yang juga

memiliki tingkat konsumsi cokelat yang rendah.

Page 22: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

4

Rendahnya konsumsi cokelat di Indonesia menurut Mulyono (2016),

disebabkan karena masih adanya pemahaman yang keliru dari sebagian

masyarakat. Pemahaman yang keliru oleh masyarkat mengenai cokelat, antara

lain: (a) cokelat merupakan image sebagai produk makanan yang mahal, sehingga

cokelat merupakan makanan bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke

atas saja, (b) cokelat menyebabkan caries pada gigi, (c) cokelat merupakan

penyebab badan menjadi gemuk.

Penyebab caries gigi dan kegemukan bukan diebabkan oleh cokelat, lanjut

Mulyono (2016), namun disebabkan oleh kandungan gula di dalamnya, dan (d)

cokelat dapat menyebabkan kecanduan, tetapi secara ilmiah dinyatakan bahwa

cokelat tidak menimbulkan kecanduan. Hanya saja bagi sebagian orang rasa

cokelat yang enak mungkin menyebabkan keinginan untuk mengonsumsinya

kembali atau kerinduan dimana hal ini disebut sebagai chocolate craving.

Kerinduan akan cokelat bisa terjadi karena aroma, tekstur, maupun kombinasi rasa

manis-pahitnya. Tabel 1.3 menginformasikan tentang perkembangan konsumsi

cokelat di Indonesia pada tahun 2011-2015.

Tabel 1.3 Perkembangan Konsumsi Cokelat di Indonesia Tahun 2011-2015

Tahun Konsumsi Pertumbuhan

(gr/kapita) (%)

2011 39,00

2012 138,20 254,36

2013 54,60 -60,49

2014 49,40 -9,52

2015 67,90 37,45

Rata-rata 69,82 55,45

Sumber: Outlook Kakao 2017

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari tahun 2011-2015

rata-rata konsumsi cokelat di Indonesia sebesar 69,82 gr/kapita/tahun. Namun jika

dilihat dari rata-rata pertumbuhannya ternyata memiliki nilai yang positif dan

memiliki peningkatan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 55,45%. Artinya bahwa

terdapat kecenderungan peningkatan peningkatan konsumsi cokelat di Indonesia.

Konsumsi cokelat di Indonesia terbagi menjadi 2 macam, yaitu: (a) cokelat

instan, dan (b) cokelat bubuk. Cokelat instan umumnya berbentuk bubuk yang

mudah larut dalam air, dimana di dalam setiap kemasan cokelat instan terdapat

Page 23: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

5

tambahan bahan seperti gula dan susu, sehingg memiliki kalori yang tinggi.

Sedangkan cokelat bubuk terbuat dari balok cokelat pahit dengan menghilangkan

sebagian besar lemakna hingga 18-23%. Cokelat jenis ini berbentuk tebung,

mengandung sedikit lemak dan rasanya pahit. Tabel 1.4 menginformasikan

perkembangan konsumsi cokelat instan dan cokelat bubuk di Indonesia pada

tahun 2011-2015.

Tabel 1.4 Perkembangan Konsumsi Cokelat Instan dan Cokelat Bubuk di Indonesia

Tahun 2011-2015

Tahun

Cokelat instan Cokelat bubuk

Konsumsi Perumbuhan Konsumsi Pertumbuhan

(gr/kapita) (%) (gr/kapita) (%)

2011 23,40

15,60

2012 54,60 133,33 83,60 435,90

2013 39,00 -28,57 15,60 -81,34

2014 39,00 0,00 10,40 -33,33

2015 39,00 0,00 28,90 177,88

Rata-rata 39,00 26,19 30,82 124,78

Sumber: Outlook Kakao 2017

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi

cokelat instan di Indonesia sebesar 39,00 gr/kapita/tahun. Perkembangan

konsumsi cokelat instan di Indonesia memiliki rata-rata pertumbuhan yang positif

atau cenderung mengalami peningkatan. Rata-rata pertumbuhan konsumsi cokelat

instan di Indonesia adalah sebesar 29,16%. Sedangkan pada cokelat bubuk, rata-

rata konsumsinya sebesar 30,82%. Perkembangan cokelat bubuk di Indonesia

memiliki rata-rata pertumbuhan yang positif atau cenderung mengalami

peningkatan. Rata-rata petumbuhan konsumsi cokelat bubuk di Indonesia adalah

sebesar 124,78%.

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tingkat konsumsi, cokelat instan

lebih diminati oleh konsumen di Indonesia. Berdasarkan tingkat pertumbuhan,

cokelat bubuk memiliki pertumbuhan yang lebih pesat dibandingkan dengan

cokelat instan, sehingga dapat dimungkinkan bahwa di tahun yang akan datang

minat konsumen terhadap cokelat bubuk akan lebih tinggi dibandingkan dengan

cokelat instan.

Masyarakat pada era milenial ini semakin sadar akan manfaat

mengonsumsi cokelat. Hal ini merupakan sesuatu yang menggembirakan terhadap

Page 24: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

6

makanan dan minuman berbasis cokelat (Mufidah 2012). Produk cokelat,

khususnya minuman cokelat sekarang telah banyak tersedia di toko, minimarket,

supermarket, sampai dengan di kafe-kafe. Namun yang paling menarik adalah

model minuman cokelat yang disediakan oleh kafe-kafe dikarenakan: (a)

disediakan secara langsung (siap minum), (b) banyak menu variannya dan (c)

mencerminkan suatu gaya hidup yang milenial dan mengikuti perkembangan

zaman. Jenis minuman cokelat yang ada di kafe umumnya, yaitu: (a) cokleat

dingin (cold chocolate), (b) cokelat panas (hot chocolate) dan (c) milkshake

cokelat. Kafe-kafe yang demikian ini semakin berkembang terutama di wilayah

perkotaan, hal ini salah satunya disebabkan karena di wilayah perkotaan

merupakan tempat dimana terdapat banyak konsumen milenial yang memiliki

tujuan untuk mengonsumsi minuman cokelat.

Termasuk di Kabupaten Jember, memang kafe sudah berkembang di

seluruh wilayah Kabupaten Jember, namun yang paling banyak terdapat di

wilayah perkotaan. Salah satu karakteristk wilayah yang mencerminkan perkotaan

adalah di sekitaran kampus, dimana disana telah banyak berkembang kafe-kafe, di

antaranya: (a) Kafe Kolong, (b) Akasia, (c) Grand Cafe, (d) Warkop Brewok, (e)

Cak Wang, (f) Cafe Tipis-tipis, (g) Cangkir Klasik, (h) Hihi Cafe, (i) Rumpi-

rumpi Kafe dan (j) Ctrl+A Cafe. Berkembangnya kafe di sekitaran kampus

disebabkan karena: (a) terdapat banyak mahasiswa yang mencerminkan kaum

milenial dan (b) banyak dari mahasiswa yang selain untuk menikmati minuman

cokelat, juga mereka memanfaatkan fasilitas kafe yang ada untuk menyelesaikan

pekerjaan dan tugas mereka. Varian minuman cokelat yang disediakan di kafe

sekitaran kampus tersebut pada umumnya adalah: (a) cokleat dingin (cold

chocolate), (b) cokelat panas (hot chocolate) dan (c) milkshake cokelat. Namun

demikian, tidak hanya para mahasiswa yang mengunjungi kafe tersebut, tetapi

juga terdapat masyarakat lain, dimana masyarakat tersebut memiliki umur yang

mencerminkan kaum milenial, yaitu yang berumur antara 20-25 tahun.

Masyarakat tersebut datang dari berbagai wilayah, baik dari dalam Kabupaten

Jember maupun dari luar Kabupaten Jember.

Page 25: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

7

Nurhadi et al. (2019), menambahkan bahwa kegemaran mengonsumsi

makanan dan minuman ringan berbasis cokelat pada era milenium tidak lagi

didominasi oleh kalangan tertentu, tetapi sudah menjadi hal yang umum

dikonsumsi oleh segala lapisan masyarakat. Terdapat juga masyarakat yang

mengonsumsi minuman cokelat bukan dari golongan milenial, hal ini disebabkan

karena semakin sadarnya msyarakat akan manfaat cokelat. Hal ini menunjukkan

adanya perkembangan yang menggembirakan terhadap prospek pasar makanan

dan minuman ringan berbasis cokelat.

Trend mengonsumsi minuman cokelat di kafe telah banyak diadopsi, juga

disebabkan karena mulai sadarnya konsumen akan manfaat dari mengonsumsi

minuman cokelat yang baik untuk kesehatan. Manfaat cokelat menurut hasil

penelitian dari Claresta dan Purwoko (2017), bahwa cokelat mengandung

alkaloid, seperti theobromin dan feniletilamin yang secara psikologis memberikan

efek pada tubuh. Cokelat juga mengandung asam amino triptofan yang berkaitan

dengan kadar serotonin pada otak. Triptofan merupakan prekursor

neurotransmiter serotonin yang mempengaruhi mood dan suasana hati. Konsumsi

dalam bentuk minuman kakao atau dalam sejumlah kecil cokelat gelap atau dark

chocolate dapat memperbaiki sistem aliran dilatasi darah (pengukuran terhadap

kemampuan pembuluh arteri menjadi rileks dan mempercepat akomodasi aliran

darah). Konsumsi cokelat gelap yang kaya flavonol bisa menurunkan tekanan

darah, baik terhadap subjek hipertensif atau pada subjek normotensif.

Karakteristik konsumen merupakan sifat atau ciri khas yang dimiliki oleh

masing-masing konsumen kafe minuman cokelat di kabupaten Jember.

Karakteristik konsumen dapat dilihat dalam beberapa dimensi, antara lain: (a)

kota asal, (b) jenis kelamin, (c) usia, (d) pekerjaan, (e) pendidikan dan (f)

pendapatan. Karakteristik konsumen kafe minuman cokelat di Kabupaten Jember

tidak sama antara konsumen satu dengan konsumen lainnya. Karkteritstik

konsumen dapat memengaruhi pembelian minuman cokelat di kafe Kabupaten

Jember.

Pola konsumsi merupakan suatu bentuk pengeluaran konsumen untuk

membeli minuman cokelat yang berulang-ulang sehingga membentuk pola

Page 26: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

8

tertentu. Pola konsumsi pada penelitian ini terbagi menjadi 3 dimensi, yaitu: (a)

frekuensi mengonsumsi, (b) jenis minuman cokelat yang disukai dan (c)

pengetahuan tentang manfaat cokelat. Setiap konsumen memilik pola konsumsi

yang berbeda-beda, dimana hal tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan

kebiasaan membeli minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember.

Pembelian minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember dapat dipengruhi

oleh berbeagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi pembelian minuman

cokelat pada penelitian ini dapat dipengaruhi oleh variabel: (a) harga, (b) rasa, (c)

peranan kebudayaan, (d) kelas sosial, (e) kelompok referensi, (f) keluarga, (g)

peranan dan status, (h) usia dan siklus hidup, (i) pekerjaan, (j) kondisi ekonomi,

(k) gaya hidup, (l) kepribadian dan konsep diri, (m) persepsi, (n) belajar, (o)

kepercayaan dan sikap, dan (q) motivasi. Konsumen dalam hal membeli minuman

cokelat di kafe Kabupaten Jember memiliki alasan yang berbeda-beda dan dapat

dipengaruhi oleh variable yang berbeda-beda pula.

Berdasarkan fenomena tersebut peneliti ingin melakukan penelitian

mengenai perilaku konsumen kafe terhadap pembelian minuman cokelat di

Kabupaten Jember, khsusunya di kafe sekitaran kampus. Oleh karena itu

penelitian yang dilakukan yaitu terkait dengan karakteristik konsumen, pola

konsumsi oleh konsumen dan faktor-faktor yang memengaruhi pembelian

minuman cokelat di Kabupaten Jember. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi kepada pengusaha kafe di Kabupaten Jember agar dapat

memenuhi permintaan konsumen terhadap minuman cokelat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik konsumen kafe minuman cokelat di Kabupaten

Jember?

2. Bagaimana pola konsumsi oleh konsumen kafe minuman cokelat di Kabupaten

Jember?

3. Bagaimana faktor-faktor yang memengaruhi konsumen kafe dalam pembelian

minuman cokelat di Kabupaten Jember?

Page 27: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen minuman cokelat di Kabupaten

Jember.

2. Untuk mengetahui pola konsumsi oleh konsumen minuman cokelat di

Kabupaten Jember.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi konsumen dalam

pembelian minuman cokelat di Kabupaten Jember.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi pengusaha, dapat digunakan sebagai bahan masukan atau informasi dan

evaluasi bagi pengusaha.

2. Bagi peneliti dan pembaca lain, dapat digunakan sebagai refrensi pada

penelitian selanjutnya.

3. Bagi pemerintah, dapat digunakan sebagai informasi untuk mengambil

kebijakan mengenai pengembangan konsumsi cokelat.

Page 28: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

10

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Shih et al. (2015), melakukan penelitian dengan judul “The Study of

Consumer’s Buying Behaviour and Consumer Satisfiction in Beverages Industry

in Tainan, Taiwan”. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

karakteristik konsumen dalam pembelian minuman yang berbeda di Kota Tainan,

Taiwan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

dengan mensurvei 150 pelanggan dan data dikumpulkan melalui kuisioner yang

diberikan. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara staistik

deskriptif dan koefisien pearson. Karakteristik konsumen minuman yang berbeda

meliputi dimensi: (a) jenis kelamin, (b) umur, (c) pekerjaan, (d) pengeluaran

bulanan dan (e) frekuensi konsumsi mingguan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) minuman buatan tangan lebih

disukai oleh wanita yang lebih muda, (b) sedangkan untuk minuman yang

disiapkan sendiri lebih disukai wanita yang lebih tua, dan (c) minuman botol lebih

disukai oleh pria yang lebih muda. Hasil lain juga menunjukkan bahwa: (a)

frekuensi konsumsi minuman buatan tangan adalah 3 sampai 4 kali seminggu dan

(b) untuk frekuensi minuman yang disiapkan sendiri memiliki frekuensi konsumsi

yang lebih rendah.

Saran pada penelitian ini ditujukan kepada industri minuman, yaitu agar

industri minuman memproduksi minuman buatan tangan. Minuman buatan tangan

lebih disukai oleh konsumen, sehingga dengan semakin tinggi produksi minuman

buata tangan, maka diharapkan konsumen juga akan semakin banyak membeli

produk minuman buatan tangan.

Rasmikayati et al. (2017), melakukan penelitian dengan judul “Kajian

Sikap dan Perilaku Konsumen dalam Pembelian Kopi serta Pendapatnya terhadap

Varian Produk dan Potensi Kedainya”. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui karakteristik konsumen dalam pembelian kopi di Armor Kopi

Garden, Bandung. Metode analisis data yang digunakan adalah theory of reasoned

action dari Fishbein. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 95

Page 29: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

11

orang. Krakteristik konsumen dalam pembelian kopi yang dilihat meliputi

dimensi: (a) jenis kelamin, (b) umur, (c) pekerjaan, (d) pendidikan, (e) pendapatan

per bulan dan (f) domisili.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) terdapat banyak konsumen laki-

laki dibandingkan perempuan, (b) konsumen yang berkunjung ke Armor Kopi

Garden didominasi oleh konsumen yang berumur 20-30 tahun, (c) konsumen yang

datang sebagian besar berstatus sebagai pelajar/ mahasiswa/i, (d) mayoritas

responden yang datang memiliki pendapatan dengan tipe kelas menengah (Rp

1.000.000 – Rp 2.000.000) dan tipe kelas atas (> Rp 2.000.000) dan (e) domisili

konsumen yang datang ke Armor Kopi Garden mayoritas berasal dari dalam kota.

Terdapat hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa rata-rata konsumen

adalah laki-laki yang berstatus sebagai mahasiswa, mereka memiliki alasan

daatang ke kedai kopi karena: (a) suasana yang nyaman (44%), (b) kemudian

keinginan untuk sekedar mencoba (22%), (c) karena faktor rasanya yang khas

(10%) dan (d) berbagai alasan lainnya (22%).

Saran pada penelitian ini ditujukan kepada Armor Kopi Garden, yaitu agar

lebih memaksimalkan potensi kedai yang ada. Potensi yang ada pada kedainya,

antara lain: (a) fasilitas yang lengkap dan nyaman, (b) kelengkapan alat yang

beragam, dan (c) sumber daya manusia yang dilatih. Dengan semakin

ditingkatkannya potensi kedainya, diharapkan untuk selanjutnya lebih banyak

konsumen yang datang ke Armor Kopi Garden.

Kozelova et al. (2014), melakukan penelitian dengan judul “Analysis of

Consumer Behavior at Chocolate Purchase”. Salah satu tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pola konsumsi terhadap frekuensi dalam pembelian

cokelat. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara uji Chi-Square.

Jumlah responden yang digunakan sebanyak 277 responden dan sebesar 86%

mengkonsumsi cokelat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas konsumen cokelat

memiliki penghasilan per bulan yang berkisar antara € 801 - € 1.001 Konsumen

lebih menyukai cokelat susu diikuti dengan warna gelap dan putih di bagian akhir.

Berdasarkan jenis klamin, wanita lebih suka dalam mengonsumsi cokelat dengan

Page 30: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

12

frekuensi 1 sampai 3 kali per minggu. Konsumen cokelat yang mendominasi

adalah berstatus sebagai siswa dan karyawan. Pengeluaran yang sering

dikeluarkan untuk membeli cokelat adalah dari € 1 - € 3 per minggu oleh orang

muda (18-23 tahun) dan generasi tengah usia orang (46-55 tahun). Faktor-faktor

yang mempengaruhi responden saat pembelian adalah: (a) kenalan (32%), (b)

merek cokelat (24%), (c) harga (16%), (d) pengalaman pribadi (12%), (e)

pembatasan kesehatan dan alergi (11%). Faktor yang kurang penting saat memilih

cokelat adalah: (a) rasa (4%), (b) kualitas gizi (3%), (c) negara asal (2%) dan (d)

kemasan cokelat (1%).

Naveed et al. (2015), melakukan penelitian dengan judul “Chocolate

Consumption in Children Adults”. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pola konsumsi cokelat pada anak-anak dan orang dewasa

(profesional dan non-profesional). Penelitian ini menggunakan grafik untuk

representasi data. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 100 orang

dewasa (50 profesional dan 50 non-profesional) dan 200 anak-anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) pada konsumen anak-anak,

sebesar 7,5% tidak mengambil cokelat atau makanan yang mengandung cokelat,

sementara 92,5% setiap hari mengonsumsi cokelat atau makanan yang

mengandung cokelat. (b) pada orang dewasa, sebesar 10% tidak mengonsumsi

cokleat, sementara 90% mengonsumsi cokelat pada frekuensi harian atau

mingguan. (c) pada orang dewasa non-profesional, semua sampel memakan

cokelat atau makanan yang mengandung cokelat di setiap minggu atau setiap

harinya.

Ozgen (2016), melakukan penelitian dengan judul “A Study on Chocolate

Consumption in Prospective Teachers”. Salah satu tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pola konsumsi terhadap pengetahuan mengonsumsi

cokelat pada mahasiswa di Fakultas Pendidikan Gazi University Ankara. Metode

analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji Cji-Square dan uji t

sampel independen. Sampel terdiri dari 251 calon guru dipilih dengan sampling

acak sederhana.

Page 31: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

13

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) 91,1% dari calon guru

perempuan dan 75,3% dari calon guru laki-laki setuju dengan pernyataan

konsumsi cokelat baik untuk penyakit kardiovaskular, dan sisanya tidak setuju. (b)

77,1% dari calon guru perempuan dan 27,2% dari calon guru laki-laki setuju

dengan pernyataan konsumsi cokelat harian menurunkan tekanan darah, dan

sisanya tidak setuju. (c) 59,4% dari calon guru perempuan dan 37,0% dari calon

guru laki-laki setuju dengan pernyataan makan cokelat mengurangi depresi, dan

sisanya tidak setuju. Kesimpulannya, para calon guru perempuan lebih sadar akan

manfaat mengkonsumsi cokelat daripada calon guru laki-laki. Saran pada

penelitian ini ditujukan kepada calon guru dan industri makanan, yaitu agar: (a)

calon guru dapat diberitahu tentang konsumsi cokelat setiap hari dan dampaknya

terhadap kesehatan untuk meningkatkan kesadaran mereka dan (b) industri

makanan dapat mempromosikan konsumsi cokelat hitam melalui pengemasan dan

iklan yang berwarna-warni atau menarik.

Shekhar dan Raveendran (2013), melakukan penelitian dengan judul

“Role of Packing Cues on Consumer Buying Behaviour”. Salah satu tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi

pembelian cokelat oleh konsumen muda di Distrik Kannur, Negara Bagian Kerala,

India. Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan tes Kolmogorov-

Smirnov, uji Shapiro-Wilk, uji Kruskal Wallis dan tes Mann-Whitney U. Jumlah

sampel yang digunakan dalam penelitin ini berjumlah 240 siswa. Terdapat 13

variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian cokelat, yaitu: (a) rasa, (b)

kualitas, (c) bentuk, (d) warna, (e) gambar, (f) ukuran, (g) nama merek, (h) bahan,

(i) harga, (j) tanggal kadaluwarsa, (k) informasi gizi, (l) komposisi dan (m) alamat

unit manufaktur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan cokelat memiliki pengaruh

yang signifikan dalam pola pembelian siswa. Pria dan wanita tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel bahan dan alamat unit pabrikan. Kualitas, material,

bahan dan alamat unit pabrikan berpengaruh signifikan di beberapa kelompok usia

tertentu dari responden. Nama merek, materi dan bahan tidak berpengaruh secara

Page 32: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

14

signifikan di seluruh variabel. Namun, dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel

tersebut berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian.

Huang dan Dang (2014), melakukan penelitian dengan judul “An

Empirical Analysis on Purchase Intention on Coffee Beverages in Taiwan”. Salah

satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

memengaruhi niat pembelian minuman kopi dan pemahaman tentang budaya kopi

di Taiwan. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis

faktor ekplorasi dan analisis regresi. Jumlah responden yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 260 responden. Terdapat 11 variabel yang diduga

berpengaruh terhadap pembelian minuman kopi, yatu: (a) gambar produk, (b)

harga, (c) citra produk, (d) merek, (e) suasana dan lingkungan, (f) rasa, (g)

manfaat kesehatan, (h) motivasi, (i) promosi dan iklan, (j) kenyamanan dan (k)

niat pembelian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel: (a) merek, (b) harga, (c)

citra produk, (d) promosi dan iklan, (e) motivasi, (f) suasana dan lingkungan, dan

(e) rasa adalah faktor penting yang berdampak pada niat pembelian peminum

kopi. Variabel yang berpengaruh tidak signifikan, yaitu: (a) gambar produk, (b)

manfaat kesehatan, (c) motivasi, (d) kenyamanan dan (e) niat pembelian. Promosi

dan periklanan memainkan peran utama untuk menarik pelanggan. Oleh karena

itu, untuk menciptakan keunggulan kompetitif dalam industri minuman kopi,

tindakan promosi dan iklan harus kuat oleh pemasok kopi. Saran pada peneliti ini

ditujukan kepada pemasok kopi, yaitu agar: (a) untuk menciptakan menciptakan

keunggulan kompetitif dalam industri minuman kopi, tindakan promosi dan iklan

harus dilakukan oleh pemasok kopi, dan (b) cara memproduksi minuman kopi

berkualitas tinggi dan mempertahankan citarasa juga harus dipertimbangkan.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Produk Olahan Komoditas Kakao

Tanaman kakao termasuk marga Theobroma, suku dari Sterculiaceae yang

banyak diusahakan oleh para pekebun, perkebunan swasta dan perkebunan negara

(Susanto, 1994). Kakao dimanfaatkan bijinya dan umumnya dijadikan bahan

Page 33: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

15

untuk pembuatan makanan atau minuman yang berbasis cokelat. Sistematik

tanaman kakao menurut Tjitro Soepomo adalah sebagai berikut:

(a) Divisi : Spermatophyta

(b) Anak divisi : Angiospermae

(c) Kelas : Dicotyledoneae

(d) Anak kelas : Dialypetalae

(e) Bangsa : Malvales

(f) Suku : Sterculiaceae

(g) Jenis : Theobroma cacao

Pada awal abad ke-19 ditemukan cara memisahkan dan mengambil

kandungan lemak dari biji kakao, sehingga diperoleh cocoa butter, bahan cocoa

powder, dan hasil pengolahan biji-biji kakao. Kemudian disusul dengan

pembuatan manisan dari kakao yaitu kembang gula. Konon, pembuatan milk

chocolate baru dimulai pada tahun 1876 di Negara Swiss. Produk cokelat cukup

beraneka ragam, misalnya ada cokelat susu yang merupakan adonan cokelat

manis, cocoa butter, gula, dan susu. Selain itu ada pula cokelat pahit (dark

chocolate) yang merupakan cokelat alami dan mengandung sekitar 43 % padatan

cokelat. Cokelat jenis ini bisa ditemukan pada beberapa produk cokelat batangan

(Sutrisno et al., 2018).

Beberapa macam produk dapat dihasilkan dari kakao, baik yang berasal

dari kulit, pulp maupun dari biji. Kulit kakao dapat dijadikan kompos, pakan

ternak, substrat budidaya jamur, ekstraksi theobromin, dan bahan bakar. Pulp

dapat digunakan sebagai bahan nata kakao, minuman segar, alkohol, asam asetat

dan asam laktat. Secara garis besar, biji kakao dapat diolah menjadi tiga olahan

akhir, yaitu lemak kakao, bubuk kakao dan permen atau makanan cokelat yang

dalam pengolahannaya saling tergantung satu dengan yang lainnya (Wahyudi et

al., 2008).

Cara untuk menghasilkan bubuk kakao, lanjut Wahyudi (2008), diperlukan

pengurangan kadar lemak biji sebelum penepungan, sehingga proses ini

menghasilkan lemak kakao. Hasil samping dari produk lemak kakao adalah

bungkil kakao yang kemudian dimanfaatkan untuk memproduksi bubuk kakao.

Page 34: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

16

Selain itu, lemak kakao sangat dibutuhkan untuk pembuatan permen cokelat.

Lemak kakao yang rendah bisa membuat permen cokelat sulit untuk dicetak.

Saling ketergantungan antara hasil olahan akhir biji kakao menyebabkan suatu

pabrikan idealnya memproduksi ketiga olahan akhir tersebut. Ada beberapa

macam olahan akhir bubuk kakao yang beredar di pasaran, diantaranya yaitu:

a. Bubuk kakao minuman (drinking cocoa)

Bubuk kakao ini biasa digunakan untuk bahan tambahan minum susu dan

untuk pembuatan kue. Beberapa aroma tambahan digunakan pada produk ini,

antara laini vanili atau kayu manis.

b. Bubuk kakao instan (cocoa instant)

Bubuk kakao ini menggunakan bahan tambahan pengemulsi, terutama

lecitin antara 1,5-3,0%, sehingga mudah terdispersi di dalam air. Bubuk ini dapat

digunakan sebagai pemberi aroma susu dan kue.

c. Cokelat minuman (drinking chocolate)

Cokelat minuman dibuat dengan cara mendispersikan bubuk kakao ke

dalam sirup gula. Campuran tersebut diaduk hingga rata dan dikeringkan dengan

spray dryer. Untuk memperoleh butiran cokelat minuman yang seragam, hasil

pengerinan ini diayak. Cokelat minuman biasanya terdiri dari 70% gula dan bubuk

kakao 30% serta beberapa aroma tambahan, tetapi dapat pula dibuat dengan

campuran susu sehingga diperoleh cokelat susu minuman. Untuk memperbaiki

cita rasa dan aroma cokelat minuman, perlu penambahan aroma lain seperti

vanilli, cinamon atau jeruk.

2.2.2 Teori Konsumsi

Gilarso (1993), menyatakan bahwa terdapat dua model atau pendekatan

dalam teori yang menjelaskan perilaku konsumen, yaitu dikenal dengan nama

marginal utility dan ndiferens. Keduanya pada dasarnya mencoba menjelaskan

hukum permintaan, dengan cara menelusuri apa yang ada di balik kurva

permintaan itu.

Page 35: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

17

a. Teori Utility

Berpangkal dari hasil yang diperoleh konsumen ila ia membelanjakan

uangnya untuk membeli barang dan jasa, yaitu terpenuhinya kebutuhan karena

utility atau manfaat barang yang dikonsumsikan. Menurut teori ini seorang

konsumen yang bertindak secara rasional akan membagi-bagikan pengeluarannya

atas bermacam-macam barang sedemikian rupa sehingga tambahan kepuasan akan

diperoleh per rupiah yang dibelanjakan itu sebesar mungkin (Gilarso, 1993).

b. Teori Indiferensi

Merupakan penyempurnaan dari teori utility tetapi mendekati pokok

persoalan yang sama dengan cara yang berbeda. Menurut teori ini seorang

konsumen akan membag-bagi pengeluarannya atau berbagai macam barang

sedemikian rupa sehingga ia mencapai taraf pemenuhan kebutuhan yang terbaik

(maksimal atau optimal) yang mungkin dicapainya sesuai dengan penghasilan

yang tersedia dan harga-harga yang berlaku. Situasi yang paling cocok

(equilibrium) tercapai kalau penilaian subyektif konsumen terhadap barang itu

sesuai dengan harga obyektif yang berlaku dalam masyarakat (Gilarso, 1993).

Dalam menganalisis perilaku konsumen, lanjut Gilarso (1993), para ahli

ekonomi biasanya mengandaikan hal-hal berikut:

(a) Bahwa para konsumen sudah mengetahui sendiri apa yang dibutuhkan dan

apa yang mau dibelinya,

(b) Bahwa konsumen dapat megatu (membanding-bandingkan dan mengurutkan)

kebutuhan-kebutuhan menurut penting atau mendesaknya,

(c) Bahwa para konsumen berusaha mencapai taraf pemenuhan kebutuhan yang

sebaik mungkin (optimal) atau setinggi-tingginya (maksimal),

(d) Bahwa barang yang satu, sampai batas tertentu, dapat menggantikan barang

lain (subtitusi).

Page 36: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

18

2.2.3 Keputusan Pembelian

2.2.3.1. Definisi Keputsan Pembelian

Schiffman dan Kanuk dalam Harahap (2015), menyatakan bahwa

keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan

keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus

tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah

pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.

Menurut Assauri dalam Harahap (2015), keputusan pembelian merupakan

suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan

apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh

dari kegiatankegiatan sebelumnya.

Kotler dalam Harahap (2015), berpendapat bahwa keputusan pembelian

adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa

kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi

terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah

pembelian.

2.2.3.2. Proses Keputusan Pembelian

Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar

harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan

membuat suatu ketetapan konsumen membuat keputusan pembeliannya. Kotler

dalam Sangadji dan Sopiah (2013), menyatakan bahwa proses pembelian tersebut

melalui lima tahapan. Tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain adalah:

Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan

Sumber: Sangadji dan Sopiah, 2013

1. Pengenalan masalah (problem recognition)

Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan

keputusan pembeli dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan.

Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang

Pengenalan

masalah

Pencarian

informasi

Evaluasi

alternatif

Keputusan

pembelian

Perilaku pasca

pembelian

Page 37: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

19

diinginkan. Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan

jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan

mereka dan bagaimana, dengan adanya masalah tersebut maka konsumen

termotivasi untukk memilih produk tertentu (Kotler dalam Sangadji dan Sopiah,

2013).

2. Pencarian informasi (information search)

Kotler dalam Sangadji dan Sopiah (2013), menyatakan bahwa konsumen

yang tertarik mungkin akan mencari lebih banyak informasi. Apabila dorongan

konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan berada dalam jangkauan,

konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Namun jika produk yang

diinginkan berada jauh dari jangkauan, walaupun konsmen mempunyai dorongan

yang kuat, konsumen mungkin akan menyimpan kebutuhannya dalam ingatan

atau melakukan pencarian informasi. Pencarian informasi merupakan tahap dalam

proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen telah tertarik untuk

mencari lebih banyak informasi. Dalam hal ini, konsumen hanya akan

meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi. Konsumen dapat

memperoleh informasi dari sumber manapun, misalnya:

(a) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

(b) Sumber komersial: iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan.

(c) Sumber publik: media massa, organisasi penilai pelanggan.

(d) Sumber pengalaman: menangani, memeriksa dan menggunakan produk.

3. Evaluasi alternatif (alternative evaluation)

Kotler dalam Sangadji dan Sopiah (2013), menjelaskan lebih lanjut bahwa

pemasar perlu mengetahui evaluasi berbagai alternatif, yaitu suatu tahap dalam

proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan

informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan.

Konsumen mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individu

dan situasi pembelian tertentu. Pemaar harus mempelajari pembeli untuk

mengetahui bagaimana mereka mengevaluasi alternatif merek, jika mereka tahu

bahwa proses evaluasi sedang berjalan, pemasar dapat mengambil langkah-

langkah untuk memengaruhi keputusan pembelian.

Page 38: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

20

4. Keputusan pembelian (purchase decision)

Keputusan pembelian menurut Kotler dalam Sangadji dan Sopiah (2013),

merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai

konsumen benar-benar membeli produk. Biasanya keputusan pembelian

konsumen adalah pembelian merek yang paling disukai, namun demikian, ada dua

faktor yang bisa muncul di antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian

yang mungkin mengubah niat tersebut. Faktor pertama adalah sikap orang lain,

faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan. Jadi, pilihan dan niat untuk

membeli tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang aktual.

5. Perilaku pasca pembelian (post purchase behavior)

Tugas pemasar tidak berakhir ketika produknya sudah dibeli konsumen.

Setelah membeli produk, konsumen bisa puas atau tidak puas, dan akan terlibat

dalam perilaku pasca pembelian yang tetap menarik bagi pemasar. Perilaku pasca

pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian

dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan

kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan. Hubungan antara harapan

konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk merupakan faktor yang

menentukan apakah pembeli puas atau tidak puas. Jika produk gagal memenuhi

harapan maka konsumen akan kecewa, jika harapan terpenuhi maka konsumen

akan puas, jika harapan terlampaui maka konsumen akan sangat puas (Kotler

dalam Sangadji dan Sopiah, 2013).

Dalam pengambilan keputusan membeli, konsumen seringkali dipengaruhi

oleh dua pihak atau lebih yang terlibat dalam proses pertukaran dan

pembeliannya. Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa umumnya ada lima

macam peranan yang dapat dilakukan seseorang, dimana kelima peranan ini

dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula peran tersebut dilakukan oleh

beberapa orang (Poluan et al., 2016). Kelima peran tersebut meliputi:

(a) Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk

membeli suatu barang atau jasa tertentu.

Page 39: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

21

(b) Pemberi pengaruh (influenser), yaitu orang yang pandangan, nasehat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

(c) Pengambil keputusan (desider), yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian, misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara

membeli, atau mana membelinya.

(d) Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.

(e) Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang

atau jasa yang dibeli.

2.2.4 Perilaku Konsumen

2.2.4.1 Definisi Perilaku Konsumen

Kotler dalam Sari (2013), menyatakan bahwa bidang ilmu perilaku

konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,

membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman

dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

Sumarwan dalam Sari (2013), menyimpulkan bahwa perilaku konsumen

adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong

tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,

menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan

mengevaluasi.

Engel et al. dalam Sari (2013), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan yang mendahului dan

menyusuli tindakan ini.

Menurut Mowen dan Minor dalam Sari (2013), perilaku Konsumen

(consumer behaviour) didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying

units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan

pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide.

Menurut Schiffman dan Kranuk dalam Sari (2013), bahwa perilaku

konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat

Page 40: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

22

keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang

dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.

Pengertian-pengertian perilaku konsumen di atas, lanjut Sari (2013), dapat

disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah: (a) disiplin ilmu yang mempelajari

perilaku individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang digunakan

untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan kosumen, dan dampak dari proses-proses

tersebut pada konsumen dan masyarakat, (b) tindakan yang dilakukan oleh

konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhannya baik dalam penggunaan,

pengonsumsian, maupun penghabisan barang dan jasa, termasuk proses keputusan

yang mendahului dan yang menyusul, (c) tindakan atau perilaku yang dilakukan

konsumen yang dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan,

kemudian berusaha mendapatkan produk yang diinginkan, mengonsumsi produk

tersebut, dan berakhir dengan tindakan-tindakan pasca pembelian, yaitu perasaan

puas dan tidak puas.

2.2.4.2 Tujuan Menganalisis Periku Konsumen

Sangadji dan Sopiah (2013), menyatakan bahwa tujuan mempelajari dan

mnganalisis perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

(a) Untuk mengimplementasikan konsep pemasaran sebagai rencana untuk

memengaruhi calon konsumen.

(b) Untuk memamahami pengaruh yang kompleks ketika konsumen menonsumsi

produk yang dibeli.

(c) Untuk meningkatkan kepercayaan diri manajer (pemasaran) dalam

memprediksi respon konsumen setelah strategi pemasaran ditetapkan dan

dilaksanakan.

(d) Untuk menghindari kriteria rujuk-diri. Setiap konsumen memiliki tingkat

pemahaman yang berbeda-beda tentang produk yang dibelinya. Ada yang

tingkat pemahamannya tinggi dan ada juga yang rendah.

Page 41: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

23

2.2.4.3 Faktor-faktor Perilaku Konsumen

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu

faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis (Sulistyowati,

2013).

1. Faktor budaya, meliputi:

a. Peranan kebudayaan

Basu Swastha dalam Sulistyowati (2013), menyatakan bahwa kebudayaan

adalah simbul dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan

dari generasi ke generasi sebagai pengatur dan penentu tingkah laku manusia

dalam masyarakat yang ada. Berdasarkan pengertian tersebut, maka segala

kegiatan perusahaan harus mengarah kepada bagaimana produk bisa diterima oleh

masyarakat.

b. Kelas sosial

Menurut Philip Kotler dalam Sulistyowati (2013), kelas sosial adalah suatu

kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat,

yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang

itu memiliki nilai, minat dan tingkat laku yang sama. Kelas sosial mempunyai

beberapa ciri sebagai berikut:

(a) Orang yang berada dalam setiap kelas sosial cenderung lebih berperilaku

serupa dari pada orang yang berasal dari kedua kelas sosial yang berbeda.

(b) Seseorang dipandang mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai

dengan kelas sosialnya.

(c) Kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa variabel seperti jabatan,

pendidikan, kekayaan dan orientasi terhadap nilai, dari pada hanya

berdasarkan sebuah variabel.

(d) Seseorang mampu berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya

dalam masa hidupnya.

2. Faktor sosial

Perilaku sesorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti

kelompok referensi, keluarga, status dan peranan sosial.

Page 42: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

24

a. Kelompok referensi

Sebuah kelompok referensi bagi seseorang adalah keelompok-kelompok

yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan

perilaku seseorang. Dalam sebuah kelompok referensi ada seorang pelopor opini

(opinion leader) yang dapat mempengaruhi anggotanya dalam membeli sesuatu.

Oleh sebab itu manajer pemasaran harus mengetahui siapa yang menjadi pelopor

opini dari suatu kelompok.

b. Keluarga

Peran dalam keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian berbeda-

beda menurut barang tertentu yang akan dibeli. Oleh sebab itu manajer pemasaran

perlu mengetahui siapa anggota keluarga yang mempunyai inisiatif menentukan

pembelian, siapa yang membeli dan siapa yang akan menggunakan produk yang

akan dibeli.

c. Peranan dan status

Kedudukan seseorang dalam suatu kelompok dapat dijelaskan dengan

pengertian dan status sebuah peranan, terdiri dari aktifitas yang diperkirakan

dilakukan oleh seseorang sesuai dengan orang orang yang ada di sekitarnya.

Setiap peranan akan membawa status yang akan mencerminkan penghargaan

umum yang diberikan sesuai dengan status di masyarakat.

3. Faktor pribadi

Faktor pribadi dari setiap konsumen akan mempengaruhi juga keputusan

pembelian produk oleh konsumen tersebut. Faktor pribadi meliputi: (a) usia dan

siklus hidup, (b) pekerjaan, (c) kondisi ekonomi, (d) gaya hidup serta (e)

kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor psikologis

Ada empat faktor dalam faktor psikologis yang mempengaruhi konsumen

dalam pengambilan keputusan pembelian akan sebuah produk, yaitu:

a. Persepsi

Saparinah Sadli menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses yang

aktif dimana yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya,

Page 43: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

25

tetapi ia juga dipengaruhi sebagai keseluruhan dengan pengalaman-pengalaman,

motivasi dan sikap yang relevan terhadap stimulus tersebut.

b. Belajar

Proses pembelian oleh konsumen sebenarnya juga merupakan suatu proses

belajar. Konsumen akan mengambil hikmah dari pengambilan keputusan dalam

mengkonsumsi suatu produk. Jika ternyata produk yang dikonsumsi itu

mengecewakan, maka hal tersebut tidak akan diulanginya lagi.

c. Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan yang muncul dari konsumen terhadap sebuah produk, akan

membentuk suatu citra terhadap merk dan produk tersebut. Sedangkan sikap

biasanya memberikan penilaian menerima atau menolak terhadap produk atau jasa

yang sedang dihadapinya. Jadi sikap merupakan tanggapan yang diberikan

terhadap suatu obyek yang diorganisisr oleh suatu pengalaman, serta

mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung pada perilaku.

d. Motivasi

Ada 3 teori motivasi yang dominan dalam mempengaruhi pembentukan

perilaku konsumen dalam keputusan pembelian suatu produk. Ketiga teori

tersebut adalah tori yang dikemukakan oleh: (a) Abraham Maslow, (b) Sigmud

Freud dan (c) Frederick Herzberg. Abraham Maslow dalam Sulistyowati (2013),

mengemukakan bahwa pada dasarnya setiap manusia dalam bertindak selalu

didorong oleh kebutuhan manusia yang tersusun dalam sebuah jenjang (hirarki)

dari tingkatan kebutuhan yang paling mendesak hingga tingkatan yang kurang

mendesak. Tingkatan kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan

akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan

aktualisasi diri.

2.2.4 Karakteristik Konsumen

Budaya menggambarkan nilai-nilai, kepercayaan, ide, sikap dan tindakan

dari suatu bangsa. Budaya juga dicerminkan oleh berbagai produk yang dihasilkan

ole suatu masyarakat, bahkan budaya juga dicerminkan oleh berbagai hasil karya

seni dan segala macam benda (rumah, bangunan, jalan dan sebagainya) yang ada

Page 44: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

26

di dalam suatu masyarakat. Budaya yang ada di dalam suatu masyarakat bisa

dibagi lagi ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil, inilah yang disebut dengan

sub budaya (subculture). Sub budaya bisa tumbuh dari adanya kelompok-

kelompok di dalam suatu masyarakat. Pengelompokan masyarakat biasanya

berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi tinggal, pekerjaan dan sebagainya

(Sumarwan, 2015).

Suatu budaya akan terdiri atas beberapa kelompok kecil lainnya, yang

dicirikan oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok kecil tersebut. Erbedaan

kelompok tersebut berdasarkan kepada perbedaan karakteritik sosial, ekonomi dan

demografi konsumen. Konsep sub budaya sangat terkait dengan demografi.

Demografi aka menggambarkan karakteristik suatu penduduk, misalnya suku

adalah variabel demografi. Di dalam variabel demografi tersebut bisa didaptkan

sub budaya yang berbeda, seperti Suku Sunda, Suku Jawa, Suku Batak, Suku

Melayu dan lainnya. Tabel 2.1 menggambarkan karakteristik konsumen di

Indonesia.

Tabel 2.1 Karakteristik Konsumen di Indonesia

No. Karakteristik

Konsumen Contoh Sub Budaya

1. Usia Anak-anak, Remaja, Dewasa awal, Dewasa lanjut, Lansia.

2. Agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dll.

3. Suku Bangsa Sunda, Jawa, Bali, Batak, Melayu, Dayak, Minahasa,

Bugis, dll.

4. Warga Indonesia

Keturunan Pribumi, Tionghoa, India, Arab, dll.

5. Pendapatan Miskin, Menengah, Kaya.

6. Jenis Kelamin Laki-laki, Wanita.

7. Status pernikahan Lajang, Menikah, Janda, Duda.

8. Jenis keluarga Orang tua tunggal, Orang tua lengkap, Keluarga dengan

satu anak, dua anak, dll.

9. Pekerjaan Dosen, Guru, Buruh, Karyawan, Dokter, Akuntan, Montir,

Pengacara, dll.

10. Lokasi geografi Jawa, Luar Jawa, Kota, Desa.

11. Jenis rumah tangga Rumah tangga keluarga, Bukan rumah tangga keluarga

(tinggal sendiri, tinggal bersama teman, di asrama).

12. Kelas sosial Kelas atas, Kelas menengah, Kelas bawah.

Sumber: Sumarwan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.1 tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang

konsumen bisa menjadi anggota dari beberapa sub budaya. Seorang konsumen

yang berusia remaja, maka ini merupakan gambaran karateristik usia dari

Page 45: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

27

demografi dan sub budayanya remaja. Jika konsumen tersebut berstatus Suku

Sunda, maka ini merupakan gambaran karakteristik suku bangsa dari demografi

sub budayanya Suku Sunda.

2.3 Kerangka Pemikiran

Di era milenial ini, varian-varian minuman cokelat banyak disediakan di

kafe-kafe khsusunya di wilayah perkotaan, termasuk di dalamnya di wilayah

perkotaan Kabupaten Jember, yang salah satunya direpresentatifkan oleh kafe-

kafe yang ada di sekitaran kampus Universitas Jember. Jenis menu minuman

cokelat yang disediakan secara umum, yaitu: (a) cokelat dingin (cold chocolate),

(b) cokelat panas (hot chocolate) dan (c) milkshake cokelat. Kafe-kafe di sekitaran

kampus Universitas Jember yang menyediakan menu minuman cokelat, antara

lain: (a) Warkop Brewok, (b) MOX Cafe, (c) Cafe Tipis-tipis, (d) Cak Wang dan

(e) Akasia. Konsumen yang datang di kafe-kafe adalah kebanyakan para

mahasiswa, hal ini dikarenakan: (a) terdapat banyak mahasiswa yang

mencerminkan kaum milenial dan (b) banyak dari mahasiswa yang selain untuk

menikmati minuman cokelat, juga mereka memanfaatkan fasilitas kafe yang ada

untuk menyelesaikan pekerjaan dan tugas mereka. Oleh karena itu perlu dipelajari

tentang: (a) karakteristik konsumen, (b) pola konsumsi oleh konsumen dan (c)

faktor-faktor yang memengaruhi konsumen kafe dalam pembelian minuman

cokelat di Kabupaten Jember.

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai karakteristik konsumen yang

dilakukan oleh Shih et al. (2015), dengan judul “The Study of Consumer’s

Behaviour and Consumer Satisfiction in Beverages Industry in Tainan, Taiwan”,

memiliki salah satu tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui karakteristik

konsumen dalam pembelian minuman yang berbeda di Kota Tainan, Taiwan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) minuman buatan tangan lebih disukai

oleh wanita yang lebih muda, (b) sedangkan untuk minuman yang disiapkan

sendiri lebih disukai wanita yang lebih tua, dan (c) minuman botol lebih disukai

oleh pria yang lebih muda.

Page 46: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

28

Penelitian terdahulu mengenai karakteristik konsumen juga pernah

dilakukan oleh Rasmikayati et al. (2017), yang berjudul “Kajian Sikap dan

Perilaku Konsumen dalam Pembelian Kopi serta Pendapatnya terhadap Varian

Produk dan Potensi Kedainya”, memiliki salah satu tujuan penelitian, yaitu untuk

mengetahui karakteristik konsumen dalam pembelian kopi di Armor Kopi Garden,

Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) terdapat banyak konsumen

laki-laki dibandingkan perempuan, (b) konsumen yang berkunjung ke Armor

Kopi Garden didominasi oleh konsumen yang berumur 20-30 tahun, (c)

konsumen yang datang sebagian besar berstatus sebagai pelajar/ mahasiswa/i, (d)

mayoritas responden yang datang memiliki pendapatan dengan tipe kelas

menengah (Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000) dan tipe kelas atas (> Rp 2.000.000)

dan (e) domisili konsumen yang datang ke Armor Kopi Garden mayoritas berasal

dari dalam kota.

Dalam melihat karakteristik konsumen, penelitian-penelitian terdahulu

tersebut mencermatinya dari dimensi: (a) domisili/ kota asal, (b) jenis kelamin, (c)

usia, (d) pekerjaan, (e) pendidikan, (f) pendapatan, (g) pengeluaran dan (h)

frekuensi konsumsi. Adapun di dalam penelitian ini, dimensi karakteristik

konsumen yang dilihat adalah juga berdasarkan penelitian terdahulu, yaitu

dimensi yang digunakan adalah: (a) domisili/ kota asal, (b) jenis kelamin, (c) usia,

(d) pekerjaan, (e) pendidikan, (f) pendapatan. Dimensi pengeluaran dan frekuensi

konsumsi tidak digunakan dalam melihat karakteristik konsumen pada penelitian

ini, hal ini dikarenakan: (a) dimensi pengeluaran tidak cocok digunakan karena

mayoritas konsumen kafe minuman cokelat adalah berstatus sebagai mahasiswa,

sehingga mereka memiliki pengeluaran yang tidak pasti di setiap bulannya dan (b)

dimensi frekuensi konsumsi tidak digunakan untuk melihat karakteristik

konsumen, karena pada penelitian ini dimensi frekuensi digunakan untuk melihat

pola konsumsi oleh konsumen.

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pola konsumsi yang dilakukan

oleh Kozelova et al. (2014), dengan judul “Analysis of Consumer Behaviour at

Chocolate Purchase”, memiliki salah satu tujuan penelitian, yaitu untuk

mengetahui pola konsumsi terhadap frekuensi dalam pembelian cokelat. Hasil

Page 47: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

29

penelitian menunjukkan bahwa: (a) berdasarkan jenis kelamin, wanita lebih suka

dalam mengonsumsi cokelat dengan frekuensi 1-3 kali per minggu dan (b)

pengeluaran yang sering digunakan untukmembeli cokelat adalah sebesar € 1 - € 3

per minggi oleh orang muda (18-23 tahun) dan generasi tengah usia (46-55

tahun).

Penelitian terdahulu mengenai pola konsumsi juga pernah dilakukan oleh

Naveed et al. (2015), dengan judul “Chocolate Consumption in Children Adults”,

memiliki salah satu tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pola konsumsi

cokelat pada anak-anak dan orang dewasa (profesional dan non-profesional).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) pada konsumen anak-anak, sebesar

7,5% tidak mengambil cokelat atau makanan yang mengandung cokelat,

sementara 92,5% setiap hari mengonsumsi cokelat atau makanan yang

mengandung cokelat. (b) pada orang dewasa, sebesar 10% tidak mengonsumsi

cokleat, sementara 90% mengonsumsi cokelat pada frekuensi harian atau

mingguan. (c) pada orang dewasa non-profesional, semua sampel memakan

cokelat atau makanan yang mengandung cokelat di setiap minggu atau setiap

harinya.

Ozgen (2016), juga melakukan penelitian tentang pola konsumsi, dengan

penelitiannya yang berjudul “A Study on Chocolate Consumption in Prospective

Teachers”, memiliki salah satu tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pola

konsumsi terhadap pengetahuan mengonsumsi cokelat pada mahasiswa di

Fakultas Pendidikan Gizi Universitas Ankara. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (a) 91,1% dari calon guru perempuan dan 75,3% dari calon guru laki-laki

setuju dengan pernyataan konsumsi cokelat baik untuk penyakit kardiovaskular,

dan sisanya tidak setuju. (b) 77,1% dari calon guru perempuan dan 27,2% dari

calon guru laki-laki setuju dengan pernyataan konsumsi cokelat harian

menurunkan tekanan darah, dan sisanya tidak setuju. (c) 59,4% dari calon guru

perempuan dan 37,0% dari calon guru laki-laki setuju dengan pernyataan makan

cokelat mengurangi depresi, dan sisanya tidak setuju.

Dalam melihat pola konsumsi oleh konsumen, penelitian-penelitian

terdahulu tersebut mencermatinya dari dimensi: (a) frekuensi mengonsumsi, (b)

Page 48: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

30

jenis minuman cokelat yang disukai dan (c) pengetahuan tentang manfaat cokelat.

Adapun di dalam penelitian ini juga menggunakan dimensi-dimensi tersebut

dalam melihat pola konsumsi. Dimensi frekuensi mengonsumsi pada penelitian ini

terdiri dari: (a) kadang-kadang (tidak pasti), (b) rutin (pasti mengonsumsi di setiap

minggunya) dan (c) hanya kebutuhan khusus (bisnis, bertemu teman, sekedar

santai, berdiskusi dan lainnya). Dimensi jenis minuman cokelat yang disukai pada

penelitian ini, yaitu meliputi: (a) minuman cokelat dingin dan (b) minuman

cokelat panas. Dimensi pengetahuan konsumen tentang manfaat cokelat pada

penelitian ini, yaitu: (a) mengetahui dan (b) tidak mengetahui. Penelitian ini

menggunakan dimensi-dimensi tersebut agar dapat melihat lebih jelas mengenai

pola konsumsi oleh konsumen kafe minuman cokelat di Kabupaten Jember.

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang

memengaruhi pembelian yang dilakukan oleh Shekhar dan Raveendran (2013),

dengan judul “Role of Packing Cues on Consumer Buying Behaviour”, memiliki

tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi

pembelian cokelat oleh konsumen muda di Distrik Kannur, Negara Bagian Kerala,

India. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) variabel yang berpengaruh

signifikan terhadap pembelian cokelat adalah harga dan rasa dan (b) variabel yang

berpengaruh tidak signifikan adalah gambar, warna, nama merek, alamt unit

manufaktur dan ukuran.

Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pembelian

juga pernah dilakukan oleh Huang dan Dang (2014), dalam penelitiannya yang

berjudul “An Empirical Analysis on Purchase Intention on Coffee Beverages in

Taiwan”, memiliki tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang

memengaruhi niat pembelian minuman kopi dan pemahaman tentang budaya kopi

di Taiwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (a) variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pembelian minuman

kopi adalah harga dan rasa dan (b) variabel yang berpengaruh tidak signifikan

adalah gambar produk, merek dan manfaat kesehatan.

Sulistyowati (2013), di dalam penelitiannya juga memiliki teori mengenai

faktor-faktor yang memengaruhi pembelian, di antaranya: (a) peranan

Page 49: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

31

kebudayaan, (b) kelas sosial, (c) kelompok referensi, (d) keluarga, (e) peranan dan

status, (f) usia dan siklus hidup, (g) pekerjaan, (h) kondisi ekonomi, (i) gaya

hidup, (j) kepribadian dan konsep diri, (k) persepsi, (l) belajar, (m) kepercayaan

dan sikap serta (n) motivasi. Variabel-variabel tersebut dapat berpengaruh

signifikan maupun tidak signifikan terhadap suatu pembelian.

Dalam melihat faktor-faktor yang memengaruhi pembelian minuman

cokelat pada penelitian ini menggunakan variabel yang diambil dari penelitian

terdahulu dan teori yang ada, yaitu: (a) harga, (b) rasa, (c) peranan kebudayaan,

(d) kelas sosial, (e) kelompok referensi, (f) keluarga, (g) peranan dan status, (h)

usia dan siklus hidup, (i) pekerjaan, (j) kondisi ekonomi, (k) gaya hidup, (l)

kepribadian dan konsep diri, (n) persepsi, (o) belajar, (p) kepercayaan dan sikap

dan (q) motivasi. Penambahan variabel harga dan rasa pada penelitian ini

disebabkan karena berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa

variabel harga dan rasa berpengaruh signifikan terhadap pembelian. Selain itu,

penambahan variabel harga dan rasa dilakukan agar mendapatkan alasan yang

lebih jelas mengenai pembelian minuman cokelat di kafe, khsusunya mengenai

produk minuman cokelat tersebut.

Penelitian ini menggunakan dua alat analisis, yaitu: (a) analisis deskriptif

dan (b) analisis faktor. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab

permasalahan pada rumusan masalah 1 dan 2, yaitu tentang karakteristik

konsumen dan pola konsumsi, sedangkan analisis faktor digunakan untuk

menjawab permasalahan pada rumusan masalah 3, yaitu tentang faktor-faktor

yang memengaruhi konsumen kafe dalam pembelian minuman cokelat di

Kabupaten Jember. Kedua analisis tersebut digunakan peneliti untuk mendapatkan

tujuan akhir, yaitu identifikasi perilaku konsumen minuman cokelat pada kafe di

Kabupaten Jember. Gambar 2.2 menyajikan skema kerangka pikir.

Page 50: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

32

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

Mulai tumbuh kafe di perkotaan

Banyak bermunculan kafe di Kabupaten

Jember yang menyediakan menu

minuman cokelat

Kafe di Kabupaten Jember:

a. Warkop Brewok

b. MOX Cafe

c. Cafe Tipis-tipis

d. Cak Wang

e. Akasia

Menu minuman cokelat:

a. Cokelat dingin

b. Cokelat panas

c. Milkshake cokelat

Faktor-faktor yang memengaruhi

konsumen dalam mengonsumsi

minuman cokelat

Pola Konsumsi Karakteristik Konsumen

Faktor-faktor meurut teori dari

Sulistyowati (2013): (a) peranan kebudayaan, (b) kelas

sosial, (c) kelompok referensi, (d)

keluarga, (e) peranan dan status, (f)

usia dan siklus hidup, (g) pekerjaan,

(h) kondisi ekonomi, (i) gaya hidup,

(j) kepribadian dan konsep diri, (k)

persepsi, (l) belajar, (m) kepercayaan

dan sikap serta (n) motivasi.

Dimensi pola konsumsi:

(Kozelova et al., 2014;

Naveed et al., 2017;

Ozgen, 2016)

a. Frekuensi konsumsi

b. Jenis minuman cokelat

c. Pengetahuan terhadap

manfaat cokelat

Dimensi karakteristik

konsumen: (Shih, et al.,

2015; Rasmikayati et al.,

2017)

a. Domisili/ Kota asal

b. Jeni kelamin

c. Usia

d. Pekerjaan

e. Pendidikan

f. Pendapatan

g. Pengeluaran

h. Frekuensi konsumsi

Dalam penelitian ini:

a. Domisili/ Kota asal

b. Jeni kelamin

c. Usia

d. Pekerjaan

e. Pendidikan

f. Pendapatan

Dalam penelitian ini:

a. Frekuensi konsumsi

b. Jenis minuman cokelat

c. Pengetahuan terhadap

manfaat cokelat

Faktor-faktor tambahan: (Shekhar

dan Raveendran, 2013; Huang dan

Dang, 2014)

(a) harga dan (b) rasa.

Dalam penelitian ini:

(a) harga, (b) rasa, (c) peranan

kebudayaan, (d) kelas sosial, (e)

kelompok referensi, (f) keluarga, (g)

peranan dan status, (h) usia dan

siklus hidup, (i) pekerjaan, (j) kondisi

ekonomi, (k) gaya hidup, (l)

kepribadian dan konsep diri, (n)

persepsi, (o) belajar, (p) kepercayaan

dan sikap dan (q) motivasi.

Analisis Faktor Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif

Identifikasi perilaku konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember

Page 51: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

33

2.4 Hipotesis

1. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh nyata terhadap pembelian minuman

cokelat di Kabupaten Jember, khususnya di wilayah perkotaan dan

dicerminkan di sekitaran kampus adalah variabel: (a) harga, (b) rasa, (c)

peranan kebudayaan, (d) kelas sosial, (e) kelompok referensi, (f) keluarga, (g)

peranan dan status, (h) usia dan siklus hidup, (i) pekerjaan, (j) kondisi

ekonomi, (k) gaya hidup, (l) kepribadian dan konsep diri, (n) persepsi, (o)

belajar, (p) kepercayaan dan sikap dan (q) motivasi.

Page 52: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

34

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode purposive yaitu suatu metode penentuan daerah penelitian secara

sengaja atas pertimbangan-pertimbangan tertentu (Widyantari et al., 2018).

Daerah penelitian yang dipilih adalah Kabupaten Jember. Kabupaten Jember

dipilih karena memiliki berbagai macam masyarakat, mulai dari pelajar,

mahasiswa, pekerja, tidak bekerja dan lain-lain. Selain itu, Kabupaten Jember

dipilih karena terdapat banyak kafe, khususnya di wilayah perkotaan. Kafe yang

dipilih untuk lokasi penelitian yaitu: (a) Warkop Brewok, (b) MOX Cafe, (c) Cafe

Tipis-tipis, (d) Cak Wang dan (e) Akasia.

Alasan dipilihnya kafe tersebut dikarenakan, (a) mudah dijangkau oleh

peneliti, (b) terdapat menu minuman cokelat, (c) letaknya yang strategis dan (d)

harganya relatif terjangkau. Pemilihan lokasi penelitian pada kafe dikarenakan

peneliti dapat lebih mudah untuk mengetahui konsumen yang mengonsumsi

minuman cokelat.

Tabel 3.1. Nama-nama kafe di Kabupaten Jember

No Nama Kafe Alamat

1. Warkop Brewok Jl. Karimata

2. MOX Cafe Jl. Tidar

3. Cafe Tipis-tipis Jl. Danau Toba

4. Cak Wang Jl. Mastrip

5. Akasia Jl. Riau

Sumber: Obeservasi Lapang, 2018

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

kuantitatif. Metode penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu

metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena

yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian

deskriptif bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga

mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Tujuan

penelitin deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat atau hubungan antar

Page 53: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

35

fenomena yang diselidiki. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif (Hamdi

dan Bahruddin, 2014). Oleh karena itu, penelitian deskriptif kuantitatif adalah

usaha sadar dan sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu masalah

dan/atau mendapatkan informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu

fenomena dengan menggunakan tahap-tahap penelitian dengan pendekatan

kuantitatif (Yusuf, 2014).

Pada penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan

fenomena atau permasalahan terkait dengan karakteristik konsumen dan pola

konsumsi oleh konsumen minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember. Metode

kuantitatif digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi

pembelian minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember.

3.3 Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh yang digunakan adalah dengan non

probability sampling dengan metode accidental sampling. Accidental sampling

atau sampling kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan (accidental)

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Wulan dan Susanto,

2014). Pengambilan data dilakukan pada saat pelanggan membeli minuman

cokelat di kafe Kabupaten Jember yang telah ditentukan. Peneliti melakukan

pengambila data menggunakan angket, dimana data yang dibutuhkan peneliti

adalah mengenai: (a) karakteristik konsumen, (b) pola konsumsi oleh konsumen

dan (c) faktor-faktor yang memengaruhi pembelian minuman cokelat di kafe

Kabupaten Jember. Pengambilan dilakukan pada tanggal 10 April s.d 20 Juni

2019.

Hair dalam Zuhri et al. (2016), menyatakan bahwa model pengukuran

sebaiknya menggunakan tiga item yang diukur sebagai indikator dengan sampel

5-10 jumlah kali indikator dan berjumlah 50-100 responden. Indikator yang

digunakan dalam penelitian ini ada sebanyak 16 indikator. Indikator-indikator

tersebut, yaitu: harga (X1), rasa (X2), peranan kebudayaan (X3), kelas sosial

(X4), kelompok referensi (X5), keluarga (X6), peranan dan status (X7), usia dan

Page 54: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

36

siklus hidup (X8), pekerjaan (X9), kondisi ekonomi (X10), gaya hidup (X11),

kepribadian dan konsep diri (X12), persepsi (X13), belajar (X14), kepercayaan

dan sikap (X15) dan motivasi (X16). Pengambilan sampel dalam penelitian ini

yaitu dengan total indikator dikalikan lima, dengan rumus sebagai berikut.

n = total indikator x 5

= 16 x 5

= 80 responden

3.4 Metode Pengumpulan Data dan Jenis Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari data primer dan data

sekunder. Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama

di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data dan sumber data sekunder adalah

data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang

dibutuhkan (Bungin, 2005). Sumber data sekunder salah satunya adalah dokumen.

Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang sudah

berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian

dalam situasi sosial yang sesuai dan terkait dengan fokus penelitian adalah sumber

informasi yang sangat berguna. Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis,

artefacts, gambar, maupun foto. Dokumen tertulis dapat pula berupa sejarah

kehidupan (life histories), biografi, karya tulis, dan cerita. Yusuf (2014),

menyatakan bahwa terdapat teknik-teknik yang digunakan untuk memeroleh data

primer, yaitu dengan cara:

1. Observasi

Observasi terdiri dari 2 jenis yaitu participant observer dan non-

participation observer. Observasi yang dilakukan peneliti pada penelitian ini

adalah menggunakan cara participant observer. Participant observer adalah suatu

bentuk observasi di mana pengamat (observer) secara teratur berpartisipasi dan

terlibat dalam kegiatan yang diamati. Dalam observasi yang dilakukan, peneliti

juga turut serta menjadi konsumen pada kafe yang telah ditentukan dan juga

mencari konsumen yang membeli minuman cokelat.

Page 55: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

37

2. Angket

Angket merupakan pertanyaan disusun dalam kalimat pertanyaan dengan

opsi jawaban yang tersedia. Pengumpulan data dengan menggunakan angket,

hubungan antara peneliti dengan responden dilakukan melalui media, yaitu berupa

daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden. Angket yang disusun peneliti

meiputi 3 sub pertanyaan, yaitu tentang: (a) karakteristik konsumen, (b) pola

konsumsi oleh konsumen dan (c) faktor-faktor yang memengaruhi pembelian

minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis pada rumusan masalah 1

dan 2, yaitu mengenai karakteristik konsumen dan pola konsumsi oleh konsumen

minuman cokelat. Rumusan masalah pertama atau tentang karkteristik konsumen

minuman cokelat pada penelitian ini terbagi menjadi 6 dimensi, yaitu: (a) kota

asal, (b) jenis kelamin, (c) usia, (d) pekerjaan, (e) pendidikan dan (f) pendapatan.

Dimensi kota asal pada penelitian ini meliputi: (a) Jember dan (b) luar Jember.

Dimensi jenis kelamin pada penelitian ini terbagi menjadi: (a) laki-laki dan (b)

perempuan. Dimensi usia pada penelitian ini terdiri dari: (a) <20 tahun, (b) 20-25

tahun, (c) 26-30 tahun dan (d) >30 tahun. Dimensi pekerjaan pada penelitian ini

meliputi: (a) pelajar, (b) mahasiswa, (c) bekerja dan (d) tidak bekerja. Dimensi

pendidikan terakhir pada penelitian ini terbagi menjadi: (a) SD, (b) SMP, (c)

SMA, (d) S1/D4dan (e) lainnya. Dimensi pendapatan pada penelitian ini terdiri

dari: (a) < Rp 500.000, (b) Rp 500.000 – Rp 1.000.000, (c) Rp 1.000.000 – Rp

2.000.000 dan (d) > Rp 2.000.000.

Rumusan masalah kedua atau tentang pola konsumsi oleh konsumen

minuman cokelat pada penelitin ini terbagi menjadi 3 dimensi, yaitu: (a) frekuensi

mengonsumsi, (b) jenis minuman cokelat yang disukai dan (c) pengetahuan

tentang manfaat cokelat. Dimensi frekuensi pada penelitian ini meliputi: (a)

kadang kadang (tidak pasti), (b) rutin (pasti mengonsumsi di setiap minggu) dan

(c) hanya kebutuhan khusus (bisnis, bertemu teman, sekedar santai, berdiskusi dan

Page 56: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

38

lainnya). Dimensi jenis minuman cokelat yang disukai pada penelitian ini terbagi

menjadi: (a) cokelat dingin (cold chocolate) dan (b) cokelat panas (hot chocolate).

Dimensi pengetahuan tentang manfaat cokelat pada penelitian ini terdiri dari: (a)

mengetahui dan (b) tidak mengetahui.

Penggunaan metode analis deskriptif bertujuan untuk mendapatkan

gambaran yang lebih jelas dan terperinci mengenai suatu keadaan berdasarkan

data atau informasi yang telah didapatkan. Kemudian dikumpulkan,

diklasifikasikan dan diinterpretasikan sehingga mendapat informasi yang

diperlukan untuk menganalisa masalah yang ada. Salah satu bentuk analis adalah

kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya

dapat ditafsirkan. Mengelompokkan, atau memisahkan komponen atau bagian

yang relevan dari keseluruhan data juga merupakan salah satu bentuk analisis

untuk menjadikan data mudah dikelolah. Pengaturan pengurutan, atau manupulasi

data bisa memberikan informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaan-

pertanyaan dalam definisi masalah (Poluan dan Pengemanan, 2015).

3.5.1 Analisis Faktor

Penelitian ini menggunakan analisis faktor yang digunakan untuk

menganalisis rumusan masalah 3, yaitu mengetahui perilaku konsumen minuman

cokelat dengan identifikasi sebanyak 16 variabel, yaitu: harga (X1), rasa (X2),

peranan kebudayaan (X3), kelas sosial (X4), kelompok referensi (X5), keluarga

(X6), peranan dan status (X7), usia dan siklus hidup (X8), pekerjaan (X9), kondisi

ekonomi (X10), gaya hidup (X11), kepribadian dan konsep diri (X12), persepsi

(X13), belajar (X14), kepercayaan dan sikap (X15) dan motivasi (X16). Variabel-

variabel tersebut kemudian akan direduksi ketika tidak memenuhi asumsi analisis

faktor. Kemudian setelah itu akan dikelompokkan ke dalam faktor-faktor yang

terbentuk.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini akan diberikan nilai dengan

skala likert. Setiap variabel akan diberikan nilai 1 (sangat tidak berpengaruh)

sampai 5 (sangat berpengaruh). Berikut merupakan skala tingkatan poin (itemized

rating scale) dalam bentuk skala likert.

Page 57: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

39

1 = sangat tidak berpengaruh (STB)

2 = tidak berpengaruh (TB)

3 = netral (N)

4 = berpengaruh (B)

5 = sangat berpengaruh (SB)

Daely et al. (2013), menyatakan bahwa pada analisis faktor (factor

analysis) dapat dibagi dua macam yaitu analisis komponen utama (principal

component analysis = PCA) dan analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor

analysis = CFA). Analisis faktor yang digunakan pada penelitian ini yang

menggunakan analisis faktor PCA. Secara umum, analisis faktor PCA bertujuan

untuk mereduksi data dan menginterpretasikannya sebagai suatu variabel baru

yang berupa variabel bentukan. Pada dasarnya analisis faktor PCA mendekatkan

data pada suatu pengelompokan atau pembentukan suatu variabel baru yang

berdasarkan adanya keeratan hubungan antar-dimensi pembentuk faktor. Sebelum

dilakukan analisis faktor terdapat uji-uji yang harus dilakukan. Adapun uji-uji

yang dilakukan sebelum melakukan analisis faktor adalah sebagai berikut:

1. Kaiser-Meyer-Olkin (KMO)

Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) merupakan suatu indeks yang dipergunakan

untuk meneliti ketepatan analisis faktor. Analisis faktor dikatakan tepat apabila

nilai KMO berkisar antara 0,5 sampai 1,0 dan sebaliknya jika nilai KMO kurang

dari 0,5 berarti analisis faktor tidak tepat.

Hipotesis:

H0 = variabel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut

H1 = variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut

Pengambilan keputusan:

a. Jika nilai KMO < 0,5; maka H0 diterima

b. Jika nilai KMO > 0,5; maka H1 diterima

2. Bartletts test of sphericity

Bartletts test of sphericity yaitu suatu uji statistik yang dipergunakan untuk

menguji hipotesis bahwa variabel tidak saling berkorelasi (uncorrelated) dalam

Page 58: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

40

populasi. Dengan perkataan lain matriks korelasi populasi merupakan matriks

identitas (identity matrix).

3. Measure of Sampling Adequacy (MSA)

Measure of Sampling Adequacy (MSA) yaitu suatu indeks perbandingan

antara koefisien korelasi parsial untuk setiap variabel. MSA digunakan untuk

mengukur kecukupan sampel.

Hipotesis:

H0 = variabel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut

H1 = variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut

Pengambilan keputusan:

a. Jika nilai MSA atau diagonal Anti Image Correlation < 0,5; maka H0 diterima.

b. Jika nilai MSA atau diagonal Anti Image Correlation > 0,5; maka H1 diterima.

Kriteria:

a. MSA = 1; maka variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain.

b. MSA ≥ 0,5; maka variabel masih bisa diprediksi dan dapat dianalisis lebih

lanjut.

c. MSA < 0,5; maka variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih

lanjut atau harus dikeluarkan.

Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common factor.

Common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel yang

diteliti, dengan persamaaan:

Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + Wi4X4 + Wi5X5 + Wi6X6 + Wi7X7 + Wi8X8 +

Wi9X9 + Wi10X10 + Wi11X11 + Wi12X12 + Wi13X13 + Wi14X14 + Wi15X15 +

Wi16X16

Keterangan:

Fi = faktor ke-i yang diestimasi

Wi = bobot atau koefisien skor faktor

X1-16 = variabel yang diamati.

Tahapan yang dilakukan dalam analisis faktor meliputi perumusan

masalah, membuat matriks korelasi, menentukan jumlah faktor, rotasi faktor,

interpretasi faktor. Analisis faktor dapat dilakukan dengan persyaratan utama yang

Page 59: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

41

harus dipenuhi adalah angka Measure of Sampling Adequeacy (MSA) pada uji

KMO and Bartlett’s Test harus diatas 0,5 karena jika nilai MSA ≥ 0,5 maka

variabel dapat diprediksi dan dapat dilakukan analisis lebih lanjut, apabila nilai

MSA < 0,5 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat

dilakukan analisis lebih lanjut (Ikasari dkk, 2016).

3.6 Definisi Operasional

1. Konsumen merupakan pembeli minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember.

2. Kafe merupakan tempat untuk menikmati makanan atau minuman cepat saji,

khsusnya minuman cokelat, dan menyuguhkan suasana santai atau tidak

resmi di Kabupaten Jember.

3. Minuman cokelat merupakan salah satu menu olahan cokelat yang disajikan

di kafe Kabupaten Jember, yang terdiri dari varian minuman: (a) cokelat

dingin (cold chocolate), (b) cokelat panas (hot chocolate) dan (c) milkshake

cokelat.

4. Minuman cokelat dingin merupakan minuman yang terbuat dari olahan biji

kakao yang biasanya terdiri dari 70% gula dan 30% bubuk kakao, dan sajikan

dalam bentuk minuman dingin.

5. Minuman cokelat panas merupakan minuman yang terbuat dari olahan biji

kakao yang biasanya terdiri dari 70% gula dan 30% bubuk kakao, dan sajikan

dalam bentuk minuman panas.

6. Milkshake cokelat merupakan minuman yang terbuat dari olahan biji kakao

yang biasanya terdiri dari 70% gula, 30% bubuk kakao dan tambahan susu,

dan sajikan dalam bentuk minuman dingin.

7. Sampel penelitian merupakan beberapa orang bagian dari populasi pada

konsumen minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember.

8. Karakteristik merupakan sifat atau ciri-ciri khas yang dimiliki konsumen

minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember

9. Kota asal merupakan asal-usul tempat tinggal konsumen minuman cokelat di

kafe Kabupaten Jember.

Page 60: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

42

10. Jenis kelamin merupakan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan

pada konsumen minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember.

11. Umur merupakan lamanya hidup konsumen minuman cokelat di kafe

Kabupaten Jember mulai dari lahir hingga sekarang, dan dapat diukur dengan

satuan tahun.

12. Status pekerjaan merupakan suatu kegiatan utama atau sebuah mata

pencaharian yang dilakukan konsumen minuman cokelat di kafe Kabupaten

Jember pada setiap harinya.

13. Pendidikan terakhir merupakan suatu jenjang pencapaian terakhir konsumen

minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember dalam hal untuk memperoleh

keilmuan dan pengetahuan, dan dapat diukur dengan satuan tahun.

14. Pendapatan merupakan penghasilan yang diterima oleh konsumen minuman

cokelat di kafe Kabupaten Jember pada setiap bulannya untuk memenuhi

kebutuhan, yang dinyatakan dalam bentuk rupiah.

15. Pola konsumsi merupakan suatu bentuk pengeluaran konsumen minuman

cokelat di kafe Kabupaten Jember untuk memenuhi kebutuhannya.

16. Frekuensi merupakan sesuatu yang biasa dilakukan dalam pembelian

minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember.

17. Jenis minuman cokelat merupakan menu minuman cokelat yang disajikan

dalam bentuk minuman dingin atau minuman panas pada di kafe Kabupaten

Jember.

18. Pengetahuan merupakan suatu informasi yang diketahui atau disadari oleh

konsumen minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember terhadap manfaat

cokelat.

19. Harga merupakan nilai minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember yang

ditentukan atau dirupakan dengan uang dan dengan satuan rupiah, yang

diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat tidak berpengaruh –

sangat berpengaruh).

20. Rasa merupakan suatu sifat minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember yang

didapatkan oleh lidah, yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5

(sangat tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

Page 61: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

43

21. Peranan kebudayaan merupakan sifat yang diturunkan secara turun-temurun

yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe

Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat

tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

22. Kelas sosial merupakan perbedaan stratifikasi dalam masyarakat yang

mempengaruhi konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe

Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat

tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

23. Kelompok referensi merupakan kelompok-kelompok yang mempengaruhi

konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember,

yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat tidak berpengaruh

– sangat berpengaruh).

24. Keluarga merupakan ayah, ibu atau saudara yang mempengaruhi konsumen

dalam pembelian minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember, yang diukur

dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat tidak berpengaruh – sangat

berpengaruh).

25. Peranan dan status merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok

yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe

Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat

tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

26. Usia dan siklus hidup merupakan umur dan kebiasaan sehari-hari yang

mempengaruhi konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe

Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat

tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

27. Pekerjaan merupakan jenis kedudukan wajib yang dilakukan setiap hari yang

mempengaruhi konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe

Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat

tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

28. Kondisi ekonomi merupakan keadaan baik buruknya ekonomi seseorang yang

mempengaruhi konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe

Page 62: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

44

Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat

tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

29. Gaya hidup merupakan sebuah keinginan yang dipengaruhi oleh

perkembangan zaman, yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian

minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert

dengan skala 1 - 5 (sangat tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

30. Kepribadian dan konsep diri merupakan sebuah prinsip yang dimiliki dalam

diri konsumen yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian

minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert

dengan skala 1 - 5 (sangat tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

31. Persepsi merupakan pendapat seseorang terhadap sebuah produk yang

mempengaruhi konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe

Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat

tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

32. Belajar merupakan pengambilan hikmah dari pembelian produk sebelumnya

yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe

Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat

tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

33. Kepercayaan dan sikap merupakan citra terhadap produk yang mempengaruhi

konsumen dalam pembelian minuman cokelat, sedangkan sikap merupakan

menerima atau menolaknya seseorang terhadap suatu produk yang

mempengaruhi konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe

Kabupaten Jember, yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat

tidak berpengaruh – sangat berpengaruh).

34. Motivasi merupakan sebuah dorongan ingin membeli yang mempengaruhi

konsumen dalam pembelian minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember,

yang diukur dengan skala likert dengan skala 1 - 5 (sangat tidak berpengaruh

– sangat berpengaruh).

Page 63: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

45

BAB 4. GAMBARAN UMUM

4.1 Kabupaten Jember

4.1.1 Geografis

Kabupaten Jember merupakan bagian dari Provinsi Jawa Timur, terletak ±

200 km ke arah timur dari Surabaya. Secara geografis terletak pada posisi

113⁰15’47’’ sampai 114⁰02’35’’ Bujur Timur dan 7⁰58’06’’ sampai 8⁰33’44’’

lintang selatan. Luas wilayah Kabupaten Jember berupa daratan seluas 3.293,34

km2. Kabupaten Jember memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut.

Sebelah Utara : Kabupaten Bondowoso

Sebelah Selatan : Samudera Hindia

Sebelah Timur : Kabupaten Banyuwangi

Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Jember

Pada akhir tahun 2017, wilayah administrasi Kabupaten Jember terdiri dari

31 wilayah Kecamatan dan 248 desa/kelurahan. Dari 31 wilayah kecamatan,

Tempurejo merupakan wilayah yang memiliki daratan terluas sebesar 524,46 km2

Page 64: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

46

yang sebagian besarnya masih berupa hutan. Selain itu Jember juga memiliki

sekitar 67 pulau-pulau kecil, 16 pulau sudah memiliki nama dan 51 pulau lainnya

belum memiliki nama.

4.1.2 Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Kependudukan merupakan hal yang berkaitan dengan jumlah penduduk,

jenis kelamin, umur dan lain-lain, yang menggambarkan suatu daerah tertentu.

Catatan kependudukan berbeda-beda pada setiap daerah, hal ini bisa disebabkan

karena perpindahan penduduk dan menetap untuk tujuan tertentu (migrasi).

Tujuan suatu penduduk berpindah tempat memiliki berbagai alasan, salah satunya

adalah soal pekerjaan. Ketenagakerjaan merupakan segala hal yang berhubungan

dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Catatan

kependudukan berdasarkan jumlah penduduk di Kabupaten Jember disajikan pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Kabupaten Jember Hasil SP2010, Proyeksi Penduduk

Tahun 2016 dan 2017

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan (%)

2016 2.419.000

2017 2.430.185 0,46

Sumber: Jember Dalam Angka, 2018

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui proyeksi jumlah penduduk pada

tahun 2016 dan 2017 di Kabupaten Jember, hasil dari sensus penduduk 2010

(SP2010). Jumlah penduduk pada tahun 2016 ke tahun 2017 mengalami

pertumbuhan sebesar 0,46% atau peningkatan sebanyak 11.185 orang.

Pertambahan penduduk di Kabupaten Jember mengakibatkan kepadatan

penduduk. Kepadatan penduduk di Kabupaten Jember tidak tersebar rata pada

setiap kecamatan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Jember tahun 2017

mencapai 737 jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 31 kecamatan cukup beragam

dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Kaliwates dengan

kepadatan sebesar 4.672 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Tempurejo sebesar

140 jiwa/km2. Penduduk di Kabupaten Jember terdiri atas jenis kelamin laki-laki

dan perempuan. Jumlah dari penduduk di Kabupaten Jember berdasarkan jenis

kelamin disajikan pada Tabel 4.2.

Page 65: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

47

Tabel 4.2 Jumlah Proyeksi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Jember

Tahun 2017

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 1.194.496 49,15

Perempuan 1.235.689 50,85

Total 2.430.185 100,00

Sumber: Jember Dalam Angka, 2018

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui jumlah proyeksi penduduk pada

tahun 2017 menurut jenis kelamin di Kabupaten Jember. Jenis kelamin yang

mendominasi di Kabupaten Jember adalah pada jenis kelamin perempuan dengan

persentase sebesar 50,85% atau sebesar 1.235.689 orang. Jenis kelamin laki-laki

di Kabupaten Jember memiliki persentase sebesar 49,15% atau sebanyak

1.194.496 orang. Penduduk di Kabupaten Jember terdiri dari rentang umur yang

berbeda-beda. Persentase penduduk di Kabupaten Jember menurut kelompok

umur dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Persentase Penduduk di Kabupaten Jember Menurut Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin, Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2017

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan

Rata-rata

(Tahun) (Laki-laki dan Perempuan)

00-04 7,68 7,20 7,44

05-09 8,27 7,65 7,96

10-14 8,22 7,84 8,03

15-19 8,08 7,74 7,91

20-24 7,73 7,57 7,65

25-29 6,87 6,88 6,88

30-34 6,66 6,89 6,78

35-39 7,32 7,59 7,46

40-44 7,31 7,35 7,33

45-49 7,19 7,21 7,20

50-54 6,56 6,80 6,68

55-59 5,82 5,83 5,83

60-64 5,14 4,76 4,95

>65 7,16 8,62 7,89

Total 100,00 100,00 100,00

Sumber: Jember Dalam Angka, 2018

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui persentase penduduk di Kabupaten

Jember menurut kelompok umur dan jenis kelamin pada tahun 2017. Kelompok

umur pada jenis kelamin laki-laki yang mendominasi adalah pada umur 5-9 tahun

dengan persentase sebesar 8,27% atau sebanyak 200.976 orang. Kelompok umur

pada jenis kelamin laki-laki yang paling sedikit adalah pada umur 60-64 tahun

Page 66: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

48

dengan persentase sebesar 5,14% atau sebanyak 124.911 orang. Kelompok umur

pada jenis kelamin perempuan yang mendominasi adalah pada umur >65 tahun

dengan persentase sebesar 8,62% atau sebanyak 209.481 orang. Kelompok umur

pada jenis kelamin perempuan yang paling sedikit adalah pada umur 5-59 tahun

dengan persentase sebesar 5,83% atau sebanyak 141.679 orang. Rentang umur

masyarakat di Kabupaten Jember dapat berpengaruh pada kegiatan-kegiatan yang

dilakukannya. Kegiatan yang dilakukan oleh penduduk di Kabupaten Jember pada

masing-masing jenis kelamin disajkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Penduduk Umur >15 Tahun di Kabupaten Jember Menurut Jenis Kegiatan dan

Jenis Kelamin, Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Bulan

Agustus Tahun 2017

No. Kegiatan

Laki-laki Perempuan

Jumlah Persentase

(%) Jumlah

Persentase

(%)

I. Angkatan kerja:

1. Bekerja 746.016 82,14 469.114 49,01

2. Pengangguran terbuka:

a. Pernah bekerja 14.679 1,62 12.639 1,32

b. Tidak pernah bekerja 19.331 2,13 19.463 2,03

II. Bukan angkatan kerja:

1. Sekolah 58.172 6,41 47.998 5,01

2. Mengurus rumah tangga 22.963 2,53 376.953 39,38

3. Lainnya 47.042 5,18 31.083 3,25

Total 908.203 100,00 957.250 100,00

Sumber: Jember Dalam Angka, 2018

Berdasaran Tabel 4.4 dapat diketahui kegiatan penduduk di Kabupaten

Jember yang berumur di atas 15 tahun. Kegiatan yang paling banyak dilakukan

pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah bekerja dengan prsentase laki-

laki sebesar 82% atau sebanyak 746.016 orang, sedangan pada perempuan

memiliki persentase sebesar 49,01% atau sebanyak 469.114 orang. Kegiatan laki-

laki dan perempuan yang paling sedikit adalah pada pengangguran terbuka yang

pernah bekerja dengan persentase laki-laki sebesar 1,62% atau sebanyak 14.679

orang, sedangkan pada perempuan memiliki persentase sebesar 1,32% atau

sebesar 12.639 orang. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di

Kabupaten Jember bervariasi dan berkemungkinan dapat dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan pada masing-masing orang. Pendidikan tertinggi yang dimiliki oleh

Page 67: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

49

penduduk di Kabupaten Jember pada masing-masing jenis kelamin disajikan pada

Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Penduduk Umur >15 Tahun di Kabupaten Jember yang Termasuk Angkatan

Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi dan Jenis Kelamin, Hasil Survei

Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Bulan Agustus Tahun 2017

Pendidikan Tertinggi

Laki-laki Perempuan

Jumlah Persentase

(%) Jumlah

Persentase

(%)

Tidak/belum pernah sekolah 38.565 4,94 54.110 10,80

Tidak/belum tamat SD 168.519 21,60 139.379 27,81

SD 264.699 33,93 133.070 26,55

SMP 126.562 16,23 65.640 13,10

SMA 89.025 11,41 31.854 6,36

SMK 50.202 6,44 33.263 6,64

Diploma I/II/III/ Akademi 3.820 0,49 10.134 2,02

Universitas 38.634 4,95 33.766 6,74

Total 780.026 100,00 501.216 100,00

Sumber: Jember Dalam Angka, 2018

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui penduduk di Kabupaten Jember

yang berumu di atas 15 tahun yang termasuk angkatan kerja menurut pendidikan

tertinggi dan jenis kelmin. Pendidikan tertinggi pada jenis kelamin laki-laki yang

termasuk angkatan kerja didominasi oleh tamatan SD dengan persentase sebesar

33,93% atau sebanyak 264.699 orang. Pendidikan tertinggi pada jenis kelamin

laki-laki yang termasuk angkatan kerja yang paling sedikit, yaitu pada tamatan

diploma I/II/III/akademi dengan persentase sebesar 0,49% atau sebanyak 3.820

orang. Pendidikan tertinggi pada jenis kelamin perempuan yang termasuk

angkatan kerja didomiasi oleh tidak/belum tamat SD dengan persentase sebesar

27,81% atau sebanyak 139.379 orang. Pendidikan tertinggi pada jenis kelamin

perempuan yang termasuk angkatan kerja yang paling sedikit, yaitu pada diploma

I/II/III/akademi dengan persentase sebesar 2,02% atau sebanyak 10.134 orang.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat Jember yang belum

menyelesaikan program wajib belajar 12 tahun, sehingga Kabupaten Jember

masih memiliki sumber daya manusia (SDM) yang rendah.

Page 68: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

50

4.2 Kafe di Kabupaten Jember

Cafe adalah suatu usaha dibidang makanan dan minuman yang dikelola

secara komersial yang menawarkan pada para tamu makanan atau makanan kecil

dengan pelayanan dengan suasana tidak formal tanpa diikuti suatu aturan atau

pelayanan yang baku (sebagaimana sebuah exlusive dinning room). Jenis-jenis

makanan atau harganya lebih murah karena biasanya beroperasi selama 24 jam.

Oleh karena itu dapat dipastikan sebuah cafe akan tetap buka ketika restoran-

restoran lainnya sudah tutup.

Cafe menurut Marsum adalah tempat untuk makan dan minum sajian cepat

saji dan menyuguhkan suasana santai atau tidak resmi, selain itu juga merupakan

suatu tipe dari restoran yang biasanya menyediakan tempat duduk didalam dan

diluar restoran. Kebanyakan cafe tidak menyajikan makanan berat namun lebih

berfokus pada menu makanan ringan seperti kue, roti, sup, dan minuman.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Cafe adalah tempat minum kopi

yang pengunjungnya dihibur dengan musik dengan tempat makan dengan

berkonsep sederhana, biasanya yang disajikan berupa minuman dan makanan

ringan. Dapat disimpulkan bahwa cafe adalah tempat yang menyediakan minuman

dan makanan ringan dengan suasana santai dilengkapi dengan hiburan musik,

sehingga pengunjung cafe merasa nyaman untuk datang dan duduk berlama-lama

(Sopiah et al., 2018). Berikut merupakan beberapa kafe yang ada di Kabupaten

Jember:

1. Warkop Brewok

Warkop Brewok merupakan warkop yang terkenal dengan kue pancong

dan kopi birnya (kopi kapiten). Warkop Brewok pada awalnya merupakan warkop

yang berdiri di Malang dan sekarang telah membuka cabang di Jember yang

terletak di Jalan Karimata 34. Warkop Brewok beroperasi sejak pukul 10.00

sampai pukul 01.00 yang memiliki suasana ramai namun tetap nyaman. Hal ini

terbukti dengan setiap meja yang dipenuhi oleh konsumen yang sedang

mengerjakan tugas atau sekedar ngobrol santai. Harga menu yang dipatok

terbilang cukup murah, yaitu berkisar antara Rp 5.000 sampai Rp 15.000 (Lisa,

2019). Selain menu kopi dan kue pancong yang terkenal, terdapat juga menu

Page 69: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

51

minuman cokelat di Warkop Brewok. Responden yang didapatkan di Warkop

Brewok berjumlah 16 responden dengan laki-laki berjumlah 6 orang dan

perempuan berjumlah 10 orang yang disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Responden Konsumen Minuman Cokelat di Warkop Brewok

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 6 37,50

Perempuan 10 62,50

Total 16 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

2. MOX Cafe

MOX Cafe merupakan kafe yang cukup modern, dimana biasanya

menampilkan live music. MOX Cafe teletak di Jalan Tidar, yang meskipun

terletak agak jauh dari kawasan kampus, namum kafe ini juga memiliki banyak

pengunjung. MOX Cafe mulai beroperasi pada pukul 13.00 hingga pukul 00.00

yang buka pada Hari Senin sampai Minuggu. MOX Cafe menyediakan berbagai

menu makanan dan minuman, mulai dari kentang goreng, tahu krispi, kopi,

minuman cokelat dan lain-lain (Anonim, 2019). Responden minuman cokelat

yang didapatkan di MOX Cafe berjumlah 16 responden dengan laki-laki

berjumlah 5 orang dan perempuan berjumlah 11 orang, yang disajikan pada Tabel

4.7 berikut.

Tabel 4.7 Responden Konsumen Minuman Cokelat di MOX Cafe

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 5 31,25

Perempuan 11 68,75

Total 16 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

3. Cafe Tipis-tips

Cafe Tipis-tipis merupakan kafe yang awal berdirinya ada di Banyuwangi

dan kemudian membuka cabang di Jember yang terletak di Jalan Danau Toba 8.

Cafe Tipis-tipis beroperasi mulai pukul 10.00 sampai pukul 01.00. Cafe Tipis-

tipis menyediakan berbagai menu makanan, mulai dari makanan berat dan ringan

dan minuman (Ibrahim, 2019). Cafe Tipis-tipis juga menyediakan menu minuman

cokelat. Konsumen minuman cokelat yang didapatkan di Cafe Tipis-tipis

Page 70: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

52

berjumlah 16 responden dengan laki-laki berjumlah 4 responden dan perempuan

berjumlah 12 responden, yang disajikan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Responden Konsumen Minuman Cokelat di Cafe Tipis-tipis

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 4 25,00

Perempuan 12 75,00

Total 16 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

4. Cak Wang

Warkop Cak Wang merupakan salah satu kedai kopi yang cukup terkenal

dan menjadi favorit para mahasiswa, pelajar serta khalayak mudah di Kabupaten

Jember. Warkop Cak Wang beroperasi selama 24 jam dan buka setiap hari.

Warkop Cak Wang awal berdiri pada tahun 2010 terletak di Jalan Kalimantan 37,

tepatnya di kawasan Universitas Jember Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP)

oleh Mas Rakhmat Hidayatullah. Dasar berdirinya Warkop Cak Wang adalah

untuk lebih memperkenalkan jenis-jenis kopi kepada masyarkat. Warkop Cak

Wang sekarang berada di Jalan Mastrip dengan menu andalannya adalah kopi

(Nugroho, 2015). Selain kopi, juga terdapat menu lain di Warkop Cak Wang ini

yang salah satunya adalah minuman cokelat. Terdapat responden yang

mengonsumsi minuman cokelat di Warkop Cak Wang ini, yaitu berjumlah 16

responden dengan laki-laki berjumlah 7 responden dan perempuan berjumlah 9

responden, yang disajikan pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Responden Konsumen Minuman Cokelat di Cak Wang

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 7 43,75

Perempuan 9 56,25

Total 16 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

5. Akasia Cafe

Akasia Cafe merupakan salah satu kafe yang berada di belakang

Universitas Jember, yang tepatnya berada di Jalan Riau 17A. Akasia Cafe dihiasi

oleh ornamen kayu yang unik, sehingga membuat konsumen nyaman untuk

mengonsumsi makanan atau minuman di kafe ini. Waktu operasional Akasia Cafe

Page 71: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

53

adalah pada pukul 07.00-00.00 yang buka pada Hari Senin-Minggu atau setiap

hari. Rata-rata harga yang ditawarkan untuk makanan atau minuman disini yaitu

sebesar Rp 15.000 (Brahm, 2018). Responden yang mengonsumsi minuman

cokelat di Akasia Cafe berjumlah 16 responden, dimana terdapat 7 laki-laki dan 9

perempuan seperti yang disajikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Responden Konsumen Minuman Cokelat di Akasia

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 7 43,75

Perempuan 9 56,25

Total 16 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Page 72: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

54

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keterkaitan Karakteristik Konsumen dengan Pola Konsumsi

5.1.1 Karakteristik Konsumen Minuman Cokelat di Kabupaten Jember

Karakteristik konsumen adalah sifat atau ciri khas yang dimiliki oleh

masing-masing konsumen, dimana sifat atau ciri khas tersebut berbeda antara satu

dengan yang lainnya. Karakteristik konsumen dapat memengaruhi konsumen

dalam menentukan keputusan pembelian. Karakteristik konsumen minuman

cokelat dalam penelitian ini dapat dilihat dari: (a) kota asal, (b) jenis kelamin, (c)

umur, (d) pendidikan terakhir, (e) status pekerjaan dan (f) pendapatan atau uang

saku per bulan.

1. Kota Asal Konsumen Minuman Cokelat

Kota asal merupakan asal-usul tempat tinggal konsumen minuman cokelat

yang ada di Kabupaten Jember. Peneliti membagi kota asal konsumen minuman

cokelat menjadi 2, yaitu: yang berasal dari (a) Kabupaten Jember dan (b) luar

Kabupaten Jember. Kota asal konsumen dapat berpengaruh pada pembelian

minuman cokelat, hal ini dikarenakan trend dan gaya hidup yang berkembang

pada masing-masing kota. Variansi kota asal minuman cokelat disajikan pada

Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Variansi Kota Asal Konsumen Minuman Cokelat di Kafe Kabupaten Jember

Kota asal Jumlah Persentase (%)

Jember 12 15,00

Luar Jember 68 85,00

Total 80 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui variansi kota asal konsumen

minuman cokelat di Kabupaten Jember dengan 80 responden. Konsumen miuman

cokelat di Kabupaten Jember didominasi oleh konsumen yang berasal dari luar

Kabupaten Jember, yaitu sebesar 85% atau sebanyak 68 responden. Selain itu,

juga terdapat konsumen yang berasal dari Kabupaten Jember sendiri, yaitu sebesar

15% atau sebanyak 12 responden. Respoden minuman cokelat yang berasal dari

Luar Jember tersebar ke 22 kota yang berbeda, yaitu: (a) Kediri, (b) Jombang, (c)

Page 73: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

55

Banyuwangi, (d) Situbondo, (e) Lumajang, (f) Probolinggo, (g) Madiun, (h)

Ngawi, (i) Magetan, (j) Mojokerto, (k) Pasuruan, (l) Nganjuk, (m) Ponorogo, (n)

Gresik, (o) Lamongan, (p) Bekasi, (q) Bondowoso, (r) Sidoarjo, (s) Blitar, (t)

Tuban, (u) Surabaya dan (v) Medan, yang dapat dijelaskan pada Tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Variansi Kota Asal Konsumen Minuman Cokelat yang Berasal dari Luar

Jember

No. Kota Luar Jember Jumlah Persentase (%)

1. Kediri 4 5,88

2. Jombang 3 4,41

3. Banyuwangi 19 27,94

4. Situbondo 3 4,41

5. Lumajang 4 5,88

6. Probolinggo 5 7,35

7. Madiun 7 10,29

8. Ngawi 1 1,47

9. Magetan 2 2,94

10. Mojokerto 5 7,35

11. Pasuruan 1 1,47

12. Nganjuk 1 1,47

13. Ponorogo 2 2,94

14. Gresik 1 1,47

15. Lamongan 1 1,47

16. Bekasi 1 1,47

17. Bondowoso 2 2,94

18. Sidoarjo 2 2,94

19. Blitar 1 1,47

20. Tuban 1 1,47

21. Surabaya 1 1,47

22. Medan 1 1,47

Total 68 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui variansi kota asal konsumen

minuman cokelat yang berasal dari luar Kabupaten Jember, dimana terdapat 68

responden. Konsumen minuman cokelat yang berasal dari luar Kabupaten Jember

yang terbanyak berasal dari Banyuwangi dengan persentase sebesar 27,94% atau

sebanyak 19 responden. Konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember yang

paling sedikit berasal dari berbagai kota, yaitu Ngawi, Pasuruan, Nganjuk, Gresik,

Lamongan, Bekasi, Blitar, Tuban, Surabaya dan Medan, dengan persentase

sebesar 1,47% atau sebanyak 1 responden. Konsumen minuman cokelat yang

berdomisili di Kabupaten Jember terdiri dari berbagi kota, dimana mereka juga

memiliki berbagai tujuan yang berbeda.

Page 74: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

56

Konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember memang didominasi

oleh pendatang dari luar Kabupaten Jember, namun mereka tetap berdomisili di

Kabupaten Jember. Konsumen yang berdomisili di Kabupaten Jember tersebut

bertempat tinggal sementara di kost ataupun mengontrak suatu rumah untuk

jangka waktu tertentu. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian dari

Afriyanti dan Rasmikayati (2018), yang menyatakan bahwa konsumen dalam

Jatinangor memang lebih sering mengunjungi kedua coffee shop itu sendiri

dibandingkan dengan responden dari luar kota, karena lokasi yang berdekatan

dengan lingkungan dimana mayoritas mahasiswa tinggal.

2. Jenis Kelamin Konusmen Minuman Cokelat

Jenis kelamin merupakan perbedaan biologis antara laki-laki dengan

perempuan, dimana biasanya perbedaan jenis kelamin juga akan berpengaruh

terhadap kebiasaan dalam mengonsumsi suatu makanan atau minuman. Peneliti

membagi jenis kelamin konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember

menjadi 2, yaitu: (a) laki-laki dan (b) perempuan. Variansi jenis kelamin

responden yang mengkonsumsi minuman cokelat disajikan pada Tabel 5.3

Tabel 5.3 Variansi Jenis Kelamin Konsumen Minuman Cokelat di Kafe Kabupaten

Jember

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 29 36,25

Perempuan 51 63,75

Total 80 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui variansi jenis kelamin koumen

minuman cokelat di Kabupaten Jember dengan responden berjumlah 80

responden. Konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember didominasi oleh

jenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 64% atau sebanyak 51

responden. Konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember dengan jenis

kelamin laki-laki memiliki persentase sebesar 36% atau sebanyak 29 responden.

Responden pada jenis kelamin perempuan lebih menyukai miuman cokelat

juga disebabkan oleh kebiasaan dan selera yang berbeda antara laki-laki dan

perempuan. Berdasarkan observasi di lapang, juga ditemukan bahwa laki-laki

Page 75: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

57

lebih suka memilih menu minuman kopi dibandingkan dengan minuman cokelat.

Qomariyah et al. (2015), dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa perbedaan

tingkat konsumsi antara laki-laki dan perempuan disebabkan karena berbagai hal,

di antaranya adalah laki-laki peminum kopi lebih banyak daripada perempuan

peminum kopi. Selain itu, faktor konsumsi rokok ikut berpengaruh, dimana dalam

pergaulannya laki-laki memiliki kebiasaan merokok yang diserai dengan minum

kopi, sehingga frekuensi mengkonsumsi kopi lebih sering daripada perempuan.

3. Umur Konsumen Minuman Cokelat

Umur merupakan lamanya hidup seseorang mulai dari lahir hingga

sekarang, dimana dapat diukur menggunakan satuan tahun. Perbedaan umur dapat

memengaruhi konsumen dalam pemilihan suatu makanan atau minuman. Penliti

membagi umur konsumen mnuman cokelat di Kabupaten Jember menjadi 4,

yaitu: (a) <20 tahun, (b) 20-25 tahun, (c) 26-30 tahun dan (d) >30 tahun. Variansi

umur konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember disajikan pada Tabel 5.4

sebagai berikut.

Tabel 5.4 Variansi Umur Konsumen Minuman Cokelat di Kafe Kabuaten Jember

Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)

<20 12 15,00

20-25 68 85,00

26-30 0 0,00

>30 0 0,00

Total 80 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui variansi umur konsumen minuman

cokelat di Kabupaten Jember dengan jumlah responden sebesar 80 responden.

Umur konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember yang mendominasi

adalah pada umur 20-25 tahun dengan persentase sebesar 85% atau sebanyak 68

responden. Umur <20 tahun berada di posisi ke-2 dengan persentase sebesar 15%

atau sebanyak 12 responden. Umur 26-30 tahun dan >30 tahun memiliki

persentase sebesar 0% atau tidak terdapat responden.

Responden minuman cokelat di Kabupaten Jember yang kebanyakan

dilakukan oleh responden yang miliki umur 20-25 tahun disebabkan karena

perubahan selera konsumsi mereka. Responden yang memiliki umur 20-25 tahun

Page 76: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

58

kebanyakan telah mengatahui akan manfaat cokelat, sehingga banyak konsumen

yang berumur 20-25 tahun untuk berubah selera konsumsi ke minuman cokelat.

Yulianti dan Deliana (2018), dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa selera

seseorang dalam makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering berhubungan

dengan usia mereka. Khasan (2018), yang menyatakan bahwa faktor lain yang

mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pembelian White Coffe adalah usia,

yaitu sebesar 35%. Konsumen dalam membeli suatu produk akan bermacam-

macam sepanjang umurnya. Hal ini dikarenakan tahapan siklus hidup, keadaan

ekonomi, pekerjaan dan faktor kesehatan konsumen itu sendiri.

4. Status Pekerjaan Konsumen Minuman Cokelat

Status pekerjaan merupakan suatu kegiatan utama atau sebuah mata

pencaharian yang dilakukan seseorang pada setiap harinya. Status pekerjaan yang

berbeda-beda juga akan berpengaruh terhadap makanan atau minuman yang

dikonsumsi. Peneliti membagi status pekerjaan konsumen minuman cokelat di

Kabupaten Jember menjadi 4, yaitu: (a) pelajar, (b) mahasiswa, (c) bekerja dan (d)

tidak bekerja. Variansi status pekerjaan konsumen minuman cokelat disajikan

pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Variansi Status Pekerjaan Konsumen Minuman Cokelat di Kafe Kabupaten

Jember

Status pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Pelajar 2 2,50

Mahasiswa 77 96,25

Bekerja 1 1,25

Tidak Bekerja 0 0,00

Total 80 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui variansi status pekerjaan konsumen

minuman cokelat di Kabupaten Jember dengan 80 responden. Konsumen

minuman cokelat di Kabupaten Jember didominasi oleh mahasiswa dengan

persentase sebesar 96% atau sebanyak 77 responden. Responden yang memiliki

status pekerjaan sebagai pelajar memiliki persentase sebesar 3% atau sebanyak 2

responden, dimana responden yang berstatus pelajar ini adalah responden yang

telah lulus SMA yang akan memasuki dunia perguruan tinggi. Responden yang

Page 77: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

59

berstatus bekerja memiliki persentase sebesar 1% atau sebanyak 1 responden,

dimana responden ini bekerja sebagai pegawai bank.

Responden yang kebanyakan berstatus sebagai mahasiswa memiliki tujuan

lain dalam mengonsumsi minuman cokelat di kafe, yaitu mereka memanfaatan

fasilitas yang tersedia di kafe untuk keperluan tertentu, misalnya untuk

mengerjakan tugas kuliah. Selain untuk menikmati suasana kafe, biasanya mereka

memanfaatkan wifi untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Triratnawati (2017), juga

menyatakan bahwa interior kafe susu pada umumnya bergaya stylish dengan

nuansa yang menarik, dengan kursi berbentuk bangku, kursi taman maupun kursi

bulat yang agak tinggi. Setiap meja yang selalu tersedia dan tertera papan nama

kecil bertuliskan nomor meja serta password jaringan internet. Wifi merupakan

fasilitas yang ada di semua kafe susu sehingga internet gratis ini dapat

dimanfaatkan pengunjung untuk berbagai keperluan. Sambil menikmati hidangan

susu segar, pengunjung dapat memanfaatkan internet sepuasnya.

5. Pendidikan Terakhir Konsumen Minuman Cokelat

Pendidikan terakhir merupakan suatu jenjang pencapaian terakhir

seseorang dalam hal untuk memperoleh keilmuan dan pengetahuan. Pendidikan

konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember dapat memengaruhi pola pikir

seseorang, sehingga dapat juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Peneliti

membagi pendidikan terakhir konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember

menjadi 5, yaitu: (a) SD, (b) SMP, (c) SMA, (d) S1/D4 dan (e) lainnya. Variansi

pendidikan terakhir konsumen minuman cokelat disajikan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Variansi Pendidikan Terakhir Konsumen Minuman Cokelat di Kafe

Kabupaten Jember

Pendidikan terakhir Jumlah Persentase (%)

SD 0 0,00

SMP 0 0,00

SMA 77 96,25

S1/D4 1 1,25

Lainnya 2 2,50

Total 80 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Page 78: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

60

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui variansi pendidikan terakhir

konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember dengan responden sebanyak 80

responden. Konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember yang mendominasi

adalah pada pendidikan terakhir tingkat SMA dengan persentase sebesar 96% atau

sebanyak 77 responden. Responden dengan pendidikan terakhir lainnya memiliki

persentase sebesar 3% atau sebanyak 2 responden, dimana 2 responden tersebut

masing-masing memiliki pendidikan terakhir D3 dan S2. Responden dengan

pendidikan terakhir S1/D4 memiliki persentase sebesar 1% atau sebanyak 1

responden, dimana responden ini adalah mahasiswa yang sedang melanjutkan

kuliah ke jenjang S2.

Responden minuman cokelat di Kabupaten Jember kebanyakan memiliki

pendidikan terakhir pada tingkat SMA dan sedang menjalai studi untuk jenjang

S1. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki maka akan semakin luas

pengetahuannya, dimana pengetahuan akan memengaruhi konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian minuman cokelat. Khasan (2018), dalam

penelitiannya juga menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

konsumen maka semakin tinggi pula keputusan konsumen dalam menentukan

White Coffee. Hasil penelitiannya juga menyatakan tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian White Coffe sebesar 28%. Tingkat

pendidikan berkorelasi positif dan signifikan pada α = 5%. Hal ini ditunjukkan

bahwa pendidikan mempunyai pengaruh keputusan konsumen sebesar 1,983.

6. Pendapatan Konsumen Minuman Cokelat

Pendapatan merupakan penghasilan yang diterima oleh seseorang pada

setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan yang dinyatakan dalam bentuk

rupiah. Pendapatan memengaruhi konsumen dalam pembelian makanan maupun

minuman. Pendapatan konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember dapat

dibagi menjadi 4, yaitu: (a) < Rp 500.000, (b) Rp 500.000 – Rp 1.000.000, (c) Rp

1.000.000 – Rp 2.000.000 dan (d) > Rp 2.000.000. Variansi pendapatan konsumen

minuman cokelat disajikan pada Tabel 5.7.

Page 79: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

61

Tabel 5.7 Variansi Pendapatan Konsumen Minuman Cokelat di Kafe Kabupaten Jember

Pendapatan atau uang saku Jumlah

Persentase

(rupiah/bulan) (%)

<500 ribu 15 18,75

500 ribu - 1 juta 43 53,75

1 juta - 2 juta 19 23,75

>2 juta 3 3,75

Total 80 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui variansi pendapatan konsumen

minuman cokelat di Kabupaten Jember dengan responden berjumlah 80

responden. Konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember yang mendominasi

adalah pada responden yang memiliki pendapatan atau uang saku sebesar Rp

500.000 – Rp 1.000.000 per bulan dengan persentase sebesar 54% atau sebanyak

43 responden. Responden terbanyak ke-2 adalah pada responden yang memiliki

pendapatan aatau uang saku sebesar Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 per bulan

dengan persentase sebesar 24% atau sebanyak 19 responden. Responden pada

urutan ke-3 adalah responden yang memiliki pendapatan atau uang saku sebesar <

Rp 500.000 per bulan dengan persentase sebesar 18% atau sebanyak 15

responden. Responden yang memiliki persentase terkecil adalah responden yang

memiliki pendapatan sebesar > Rp 2.000.000 per bulan dengan persentase sebesar

4% atau sebanyak 3 responden.

Kemampuan konsumen dalam melakukan pembelian minuman cokelat di

Kabupaten Jember disebabkan oleh pendapatan konsumen dan harga minuman

cokelat tersebut. Minuman cokelat di Kabupaten Jember rata-rata memiliki harga

Rp 10.000 untuk satu gelasnya. Harga tersebut tidak terlalu mahal dibandingkan

dengan pendapatan yang diperoleh mayotirtas responden, yaitu berkisar antara Rp

500.000 – Rp 1.000.000. Yulianti dan Deliana (2018), dalam penelitiannya juga

menyatakan bahwa pendapatan merupakan indikator yang kuat mengenai

kemampuan atau ketidakmampuan seseorang untuk membayar suatu produk atau

model produk yang khusus. Konsumen dengan tingkat penghasilan yang berbda-

beda cenderung menganut nilai, perilaku dan gaya hidup yang berbeda-beda pula.

Page 80: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

62

5.1.2 Pola Konsumsi oleh Konsumen Minuman Cokelat di Kabupaten Jember

Pola konsumsi merupakan suatu bentuk pengeluaran seseorang untuk

memenuhi kebutuhan, baik berupa konsumsi barang atau jasa. Seseorang

memiliki pola konsumsi yang berbeda-beda. Pola konsumsi yang dilakukan pada

konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember yang memiliki pendapatan

tinggi akan berbeda dengan konsumen yang memiliki pendapatan yang rendah.

Pola konsumsi pada penelitian ini dapat dilihat menjadi 3, yaitu: (a) frekuensi

mengonsumsi, (b) jenis minuman cokelat yang disukai dan (c) pengetahuan

konsumen mengenai manfaat cokelat.

1. Frekuensi Konsumen Mengonsumsi Minuman Cokelat

Frekuensi konsumsi merupakan seberapa banyaknya konsumen dalam

mengonsumsi minuman cokelat. Frekuensi mengonsumsi minuman cokelat pada

penelitian ini dapat dibagi menjadi 4, yaitu: (a) kadang-kadang, (b) rutin dan (c)

hanya kebutuhan khusus. Frekuensi mengonsumsi cokelat berbeda-beda pada

setiap individu yang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti kebiasaan dan

kegemaran mengonsumsi minuman cokelat. Variansi frekuensi konsumen

mengonsumsi minuman cokelat disajikan pada Tabel 5.8

Tabel 5.8 Variansi Frekuensi Konsumen Mengonsumsi Minuman Cokelat di Kabupaten

Jember

Frekuensi Jumlah Persentase (%)

Kadang-kadang 46 57,50

Rutin 12 15,00

Hanya kebutuhan khusus 22 27,50

Total 80 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui variansi frekuensi konsumen

mengonsumsi minuman cokelat di Kabupaten Jember dengan responden

berjumlah 80 responden. Konsumen minuman cokelat di Kabpaten Jember yang

mendominasi adalah responden dengan frekuensi mengonsumsi kadang-kadang

(tidak pasti), dengan persentase sebesar 57% atau sebanyak 46 responden.

Responden terbanyak ke-2 adalah responden dengan frekuensi mengonsumsi

hanya kebutuhan khusus, dimana memiliki persentase sebesar 28% atau 22

Page 81: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

63

responden. Responden dengan frekuensi mengonsumsi rutin (pasti mengonsumsi

di setiap hari, setiap minggu atau setiap bulan) memiliki persentase sebesar 15%

atau sebanyak 12 responden. Variansi frekuensi konsumen mengonsumsi

minuman cokelat dengan hanya kebutuhan khusus memiliki beberapa alasan yang

dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Variansi Frekuensi Konsumen Mengonsumsi Miuman Cokelat Berdasarkan

Hanya Kebutuhan Khusus di Kabupaten Jember

Hanya kebutuhan khusus Jumlah Persentase (%)

Bisnis 0 0,00

Bertemu teman 4 18,18

Sekedar santai 16 72,73

Berdiskusi 2 9,09

Lainnya 0 0,00

Total 22 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.9 dapat diketahui sebanyak 22 responden yang

memilih frekuensi mengonsumsi minuman cokelat dengan frekuensi hanya

kebutuhan khusus. Konsumen yang mengonsumsi minuman cokelat dengan

alasan bisnis tidak terdapat responden atau memiliki persentase sebesar 0%.

Alasan bertemu teman dalam mengonsumsi minuman cokelat memiliki persentase

sebesar 18,18% atau sebanyak 4 responden. Konsumen yang mendominasi adalah

konsumen yang mengonsumsi minuman cokelat dengan alasan sekedar santai,

dengan persentase sebesar 72,73% atau sebanyak 16 responden. Konsumen yang

mengonsumsi minuman cokelat alasan berdiskusi memiliki persentasi sebesar

9,09% atau sebanyak 2 responden. Alasan lainnya dalam mengonsumsi minuman

cokelat tidak terdapat responden atau memiliki persentase sebesar 0%. Hal ini

dapat disimpulakan bahwa mayoritas konsumen minuman cokelat dengan hanya

kebutuhan khusus beralasan bahwa mengonsumsi minuman cokelat untuk sekedar

santai.

Frekuensi mengonsumsi minuman cokelat di Kabupaten Jember

dipengaruhi oleh kebiasaan dan sebuah pembelajaran pada masing-masing

konsumen. Konsumen yang merasa puas atau tidak puas terhadap minuman

cokelat, maka akan membentuk pola konsumsi tertentu dengan frekuensi

mengonsumsi yang berbeda-beda. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil

Page 82: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

64

penelitian dari Prasodjo (2016), yang menyatakan bahwa kebiasaan konsumen

minum kopi atau jenis minuman lainnya di rumah dipengaruhi oleh keluarga,

teman atau orang lain pada gilirannya menjadi kebiasaan dan gaya hidup

konsumen warung kopi. Tindakan yang dilakukan konsumen secara berulang juga

sebagai akibat pengalaman minum kopi di rumah yang memuaskan dan pada

akhirnya dilakukan secara berulang di warng sebagai motif untuk mencari

manfaat lainnya. Rahmaddiansyah et al. (2015), dalam penelitiannya juga

menyatakan bahwa pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan konsumen atas

produk minuman kopi robusta akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya.

Apabila konsumen merasa puas, maka dia akan menunjukkan besarnya

kemungkinan untuk membeli kembali minuman kopi robusta.

2. Jenis Minuman Cokelat yang Disukai Konsumen

Jenis minuman cokelat di Kabupaten Jember dapat dibagi menjadi 2,

yaitu: (a) cokelat dingin dan (b) cokelat panas. Setiap konsumen memiliki

kegemaran tersendiri dalam hal pemilihan jenis minuman cokelat. Pemilihan jenis

minuman cokelat dapat dipengaruhi oleh suhu. Konsumen biasanya akan lebih

tertarik pada jenis minuman cokelat dingin jika kondisi suhu sedang panas, dan

sebaliknya. Konsumen akan memilih jenis minuman cokelat panas jika kondisi

suhu sedang dingin. Variansi jenis minuman cokelat yang disukai konsumen

disajikan pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10 Variansi Jenis Minuman Cokelat yang Disukai Konsumen di Kafe Kabupaten

Jember

Jenis minuman cokelat Jumlah Persentase (%)

Cokelat dingin 65 81,25

Cokelat panas 15 18,75

Total 80 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.10 dapat diketahui jenis minuman cokelat yang

disukai konsumen di Kabupaten Jember dengan responden berjumlah 80

responden. Mayoritas konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember lebih

menyukai minuman cokelat dingin daripada cokelat panas. Responden yang

menyukai minuman cokelat dingin memiliki persentase sebesar 81% atau

Page 83: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

65

sebanyak 65 responden. Responden yang menyukai cokelat panas memiliki

persentase sebesar 19% atau sebanyak 15 responden.

Pemilihan jenis minuman cokelat dapat dipengaruhi oleh selera pada

masing-masing konsumen. Selera pada masing-masing konsumen akan berbeda

antar satu dengan lainnya. Pernyataan ini juga didukung oleh hasil penelitian dari

Sudiyarto et al. (2012), yang menyatakan bahwa setiap konsumen memiliki selera

yang berbeda-beda dalam menikmati kopi, untuk itu setiap konsumen sangat

memperhatikan rasa yang dimiliki pada setiap jenis kopi. Rasa pada setiap jenis

biji kopi memiliki perbedaan, misalnya pada biji kopi arabika memiliki rasa yang

asam dan sedikit pahit bila dibandingkan dengan biji kopi robusta yang terasa

lebih pahit.

3. Pengetahuan Konsumen Minuman Cokelat Tentang Manfaat Cokelat

Pengetahuan merupakan suatu informasi yang diketahui atau disadari oleh

seseorang. Pengetahuan biasanya didapatkan oleh seseorang melalui beberapa

sumber, di antaranya pengalaman, media dan kebiasaan kebudayaan. Pengetahuan

konsumen tentang manfaat cokelat pada penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu: (a)

mengetahui dan (b) tidak mengetahui. Konsumen minuman cokelat di Kabupaten

Jember tidak semuanya mengetahui akan manfaat cokelat, namun sebagian besar

sudah mengetahui akan manfaat cokelat. Variansi pengetahuan konsumen

minuman cokelat tentang manfaat cokelat disajikan pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11 Variansi Pengetahuan Konsumen Minuman Cokelat di Kafe Kabupaten

Jember tentang Manfaat Cokelat

Manfaat cokelat Jumlah Persentase (%)

Mengetahui 49 61,25

Tidak mengetahui 31 38,75

Total 80 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.11 dapat diketahui variansi pengetahuan konsumen

minuman cokelat di Kabupaten Jember tentang manfaat cokelat dengan responden

berjumlah 80 responden. Konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember

sebagian besar mengetahui akan manfaat cokelat. Responden yang mengetahui

manfaat cokelat memiliki persentase sebesar 61% atau sebanyak 49 responden.

Page 84: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

66

Responden yang tidak mengetahui manfaat cokelat memiliki persentase sebesar

39% atau sebanyak 31 responden. Responden yang mengetahui manfaat cokelat

memiliki berbagai pendapat mengenai manfaat tersebut. Variansi pendapat

konsumen minuman cokelat mengenai manfaat cokelat dapat dilihat pada Tabel

5.12.

Tabel 5.12 Variansi Pendapat Konsumen Minuman Cokelat di Kabupaten Jember

Mengenai Manfaat Cokelat

Manfaat cokelat Jumlah Persentase (%)

Memperbaiki mood/ suasana hati 28 57,14

Sebagai antioksidan 5 10,20

Membuat rilex 4 8,16

Bagus untuk kesehatan jantung 4 8,16

Mengenyangkan 4 8,16

Mecegah kantuk 2 4,08

Mengurangi kadar kolesterol 2 4,08

Total 49 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.12 dapat diketahui varansi pendapat konsumen

minuman cokelat di Kabupaten Jember mengenai manfaat cokelat yang berjumlah

49 responden. Responden paling banyak berpendapat bahwa cokelat dapat

memperbaiki mood atau suasana hati dengan persentase sebesar 57,14% atau

sebanyak 28 responden. Responden lain juga berpendaoat bahwa cokelat dapat

digunakan sebagai antoksidan, dengan persentase sebesar 10,20% atau sebanyak 5

responden. Manfaat cokelat yang dapat membuat rilex, bagus untuk kesehatan

jantung dan mengenyangkan, secara berturut-turut memiliki persentase yang

sama, yaitu sebesar 8,16% atau sebanyak 4 responden. Responden yang

berpendapat bahwa cokelat dapat mencegah kantuk dan mengurangi kadar

kolesterol secara berturut-turut memiliki persentase yang sama, yaitu sebesar

4,08% atau sebesar 2 responden.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ramlah (2016), yang

menyatakan bahwa kakao merupakan sumber polifenol yang bermanfaat bagi

kesehatan manusia. Beberapa manfaat polifenol yang telah diteliti adalah

berfungsi sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas, anti inflamasi yaitu

membantu mengurangi dampak samping reaksi peradangan, dan antiproliferasi

khususnya terhadap sel kanker yang menunjukkan kemampuan polifenol dalam

Page 85: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

67

menekan proliferasi (perbanyakan) sel kanker. Cocoa dan cokelat bukan hanya

terdiri dari lemak tetapi juga mengandung karbohidrat dan protein, serta mineral-

mineral seperti: zat besi, fosfor, kalium, krom, magnesium, mangan, dan lain-lain.

Cokelat juga mengandung teobromin dan kafein, merupakan senyawa-senyawa

yang bekerja di pusat saraf yang dalam jumlah tertentu dapat mengangkat mood.

Pasta cokelat mengandung alkaloid yaitu teobromin 1-2% dan kafein <1%.

Teobromin merupakan diuretic ringan, stimulant jantung, dan dapat digunakan

untuk mengobati tekanan darah. Adanya antioksidan membuat cokelat menjadi

salah satu minuman atau makanan kesehatan. Fenol sebagai antioksidan mampu

mengurangi kolesterol pada darah sehingga dapat mengurangi resiko terkena

serangan jantung, juga berguna untuk mencegah timbulnya kanker dalam tubuh,

mencegah terjadinya stroke dan darah tinggi. Selain itu kandungan lemak pada

cokelat memiliki kualitas tinggi, terbukti bebas kolesterol dan tidak menyumbat

pembuluh darah.

5.1.3 Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Pola Konsumsi

Terdapat hubungan karakteristik konsumen dengan pola konsumsi

minuman cokelat di Kabupaten Jember. Hubungan karakteristik dengan pola

konsumsi disajikan pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13 Hubungan Pola Konsumsi dengan Karakteristik Konsumen

Karakteristik

Pola Konsumsi (%)

Frekuensi Mengonsumsi Jenis Minuman

Cokelat

Pengetahuan Manfaat

Cokelat

Kadang-

kadang Rutin

Hanya

kebutuhan

khusus

Cokelat

dingin

Cokelat

panas Mengetahui

Tidak

Mengetahui

Kota asal:

Jember 13,75 0,00 1,25 12,50 2,50 6,25 8,75

Luar Jember 43,75 15,00 26,25 68,75 16,25 55,00 30,00

Jenis kelamin:

Laki-laki 18,75 7,50 10,00 25,00 11,25 15,00 21,25

Perempuan 38,75 7,50 17,50 56,25 7,50 46,25 17,50

Umur:

<20 6,25 0,00 8,75 8,75 6,25 11,25 3,75

20-25 51,25 15,00 18,75 72,50 12,50 50,00 35,00

Page 86: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

68

Lanjutan Tabel 5.13.

Karakteristik

Pola Konsumsi (%)

Frekuensi Mengonsumsi Jenis Minuman

Cokelat

Pengetahuan Manfaat

Cokelat

Kadang-

kadang Rutin

Hanya

kebutuhan

khusus

Cokelat

dingin

Cokelat

panas Mengetahui

Tidak

Mengetahui

Status

pekerjaan:

Pelajar 1,25 0,00 1,25 1,25 1,25 2,50 0,00

Mahasiswa 55,00 15,00 26,25 78,75 17,50 57,50 38,75

Bekerja 1,25 0,00 0,00 1,25 0,00 1,25 0,00

Pendidikan

terakhir:

SMA 55,00 15,00 27,50 76,25 20,00 58,75 37,50

S1/D4 1,25 0,00 0,00 1,25 0,00 0,00 1,25

Lainnya 1,25 0,00 0,00 2,50 0,00 2,50 0,00

Pendapatan:

<500 ribu 10,00 2,50 6,25 15,00 3,75 10,00 8,75

500 ribu - 1 juta 33,75 7,50 12,50 38,75 15,00 32,50 21,25

1 juta - 2 juta 11,25 3,75 8,75 23,75 0,00 17,50 6,25

>2 juta 2,50 1,25 0,00 3,75 0,00 1,25 2,50

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.13 dapat diketahui hubungan karakteristik konsumen

pola konsumsi minuman cokelat di Kabupaten Jember. Frekuensi mengonsumsi

minuman cokelat dengan frekuensi kadang-kadang memiliki konsumen terbanyak,

yang berasal dari luar Kabupaten Jember (43,75% atau 35 responden), yang

berjenis kelamin perempuan (38,75% atau 31 responden), dengan umur 20-25

tahun (51,25% atu 41 responden), memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa

(55,00% atau 44 responden), yang memiliki pendidikan terakhir SMA (55,00%

atau 44 responden), dan pendapatan sebesar Rp 500.000 – Rp 1.000.000 (33,75%

atau 27 responden). Frekuensi mengonsumsi minuman cokelat dengan frekuensi

rutin memiliki konsumen yang berasal dari luar Kabupaten Jember (15,00% atau

12 responden), yang berjenis kelamin laki-laki (7,50% atau 6 responden) dan

perempuan (7,50% atau 6 responden), dengan umur 20-25 tahun (15,00% atau 12

responden), memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa (15,00% atau 12

responden), yang memiliki pendidikan terakhir SMA (15,00% atau 12 responden),

dan pendapatan sebesar Rp 500.000 – Rp 1.000.000 (7,50% atau 6 responden).

Frekuensi mengonsumsi minuman cokelat dengan frekuensi hanya kebutuhan

khusus memiliki konsumen yang berasal dari luar Kabupaten Jember (26,25%

Page 87: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

69

atau 21 responden), yang berjenis kelamin perempuan (17,50% atau 14

responden), dengan umur 20-25 tahun (18,75% atu 15 responden), memiliki status

pekerjaan sebagai mahasiswa (26,25% atau 21 responden), yang memiliki

pendidikan terakhir SMA (27,50% atau 22 responden), dan pendapatan sebesar

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 (12,50% atau 10 responden). Dapat disimpulkan

bahwa konsumen minuman cokelat dengan frekuensi mengonsumsi kadang-

kadang merupakan konsumen yang terbanyak, yang berasal dari luar Kabupaten

Jember, yang berjenis kelamin perempuan, dengan umur 20-25 tahun, memiliki

status pekerjaan sebagai mahasiwa dan pendidikan terakhir SMA, yang memiliki

pendapatan sebesar Rp 500.000 – Rp 1.000.000.

Jenis minuman cokelat di Kabupaten Jember yang paling disukai

konsumen adalah minuman cokelat dingin, dengan konsumen yang berasal dari

luar Kabupaten Jember (68,75% atau 55 responden), dengan jenis kelamin

perempuan (56,25% atau 45 responden), yang memiliki umur 20-25 tahun

(72,50% atau 58 responden), berstatus pekerjaan sebagai mahasiswa (78,75% atau

63 responden), memiliki pendidikan terakhir SMA (76,25% atau sebanyak 61

responden), dan memiliki pendapatan sebesar Rp 500.000 – Rp 1.000.000

(38,75% atau 31 responden). Konsumen yang menyukai jenis minuman cokelat

panas memiliki konsumen terbanyak beasal dari luar Kabupaten Jember (16,25%

atau 13 responden), dengan jenis kelamin laki-laki (11,25% atau 9 responden),

memiliki umur 20-25 tahun (12,50% atau 10 responden), yang berstatus sebagai

mahasiswa (17,50% atau 14 responden), dengan pendidkan terakhir SMA

(20,00% atau 16 responden), yang memiliki pendapatan Rp 500.000 – Rp

1.000.000 (15,00% atau 12 responden). Dapat disimpulkan bahwa konsumen yang

menyukai jenis minuman cokelat dingin lebih disukai oleh konsumen dengan jenis

kelamin perempuan, yang berasal dari luar Kabupaten Jember, memiliki umur 20-

25 tahun, yang berstatus sebagai mahasiswa, dengan pendidikan terakhir SMA,

dan memiliki pendapatan Rp 500.000 – Rp 1.000.000. Jenis minuman cokelat

panas lebih disukai oleh konsumen dengan jenis kelamin laki-laki, yang berasal

dari luar Kabupaten Jember, yang memiliki umur 20-25 tahun, dengan status

Page 88: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

70

sebagai mahasiswa, memiliki pendidikan terakhir SMA, dan pendapatan sebesar

Rp 500.000 – Rp 1.000.000.

Konsumen kebanyakan telah mengetahui tentang manfaat cokelat,

konsumen tersebut berasal dari luar Kabupaten Jember (55,00% atau 44

responden), dengan jenis kelamin perempuan (46,25% atau 37 responden),

memiliki umur 20-25 tahun (50,00% atau 40 responden), berstatus sebagai

mahasiswa (57,50% atau 46 responden), dengan pendidikan terakhir SMA

(58,75% atau 47 responden), dan memiliki pendapatan Rp 500.000 – Rp

1.000.000 (32,50% atau 26 responden). Konsumen yang tidak mengetahui

manfaat cokelat kebanyakan berasal dari luar Kabupaten Jember (30,00% atau 24

responden), dengan jenis kelamin laki-laki (21,25% atau 17 responden), memiliki

umur 20-25 tahun (35,00% atau 28 responden), yang berstatus sebagai mahasiswa

(38,75% atau 31 responden), memiliki pendidikan terakhir SMA (37,50% atau 30

responden), dan pendapatan sebesar Rp 500.000 – Rp 1.000.000 (21,25% atau 17

responden). Dapat disimpulkan bahwa konsumen yang mengetahui manfaat

cokelat kebanyakan memiliki jenis kelamin perempuan, yang berasal dari luar

Kabupaten Jember, dengan umur 20-25 tahun, berstatus sebagai mahasiswa,

dengan pendidikan terakhir SMA, dan pendapatan sebesar Rp 500.000 – Rp

1.000.000. Konsumen yang tidak mengetahui manfaat cokelat kebanyakan

memiliki jenis kelamin laki-laki, yang berasal dari luar Kabupaten Jember,

memiliki umur 20-25 tahun, bertatus sebagai mahasiwa, dengan pendidikan

terakhir SMA, dan pendapatan sebesar Rp 500.000 – Rp 1.000.000.

5.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembelian Minuman Cokelat di

Kabupaten Jember

Perilaku konsumen minuman cokelat di Kabupaten Jember dapat

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang memengaruhi dalam pembelian minuman

cokelat. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 16 variabel,

yang diperoleh menggunakan angket dengan responden berjumlah 80 responden.

Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis faktor dengan bantuan software

SPSS 2.0, dimana analisis faktor digunakan untuk meringkas dan mendapatkan

Page 89: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

71

faktor-faktor yang lebih sedikit dan spesifik. Variabel-variabel yang digunakan

merupakan variabel yang sering dipertimbangkan pada saat pembelian minuman

cokelat di Kabupaten Jember, dimana variabel-variabel ini didapatkan dari

sumber-sumber yang ada dan relevansi pada saat di lapang.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 16 variabel, yaitu

harga (X1), rasa (X2), peranan kebudayaan (X3), kelas sosial (X4), kelompok

referensi (X5), keluarga (X6), peranan dan status (X7), usia dan siklus hidup (X8),

pekerjaan (X9), kondisi ekonomi (X10), gaya hidup (X11), kepribadian dan

konsep diri (X12), persepsi (X13), belajar (X14), kepercayaan dan sikap (X15)

dan motivasi (X16). Variabel-variabel tersebut akan dilakukan tahap pengujian

sebelum dilakukan analisis faktor. Variabel yang memiliki korelasi lemah dan

tidak memenuhi asumsi analisis faktor, maka tidak dapat mengelompok sehingga

harus dikeluarkan. Tahapan pengujian analisis faktor perilaku konsumen

minuman cokelat di Kabupaten Jember, yaitu uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO),

Barletts’s Test dan Measure of Sampling Adequacy. Variabel yang sesuai kriteria

pada pengujian tersebut kemudian dapat dilakukan analisis faktor.

5.3.1 Uji KMO dan Bartlett’s Test

Berdasarkan perhitungan analisis faktor menggunakan software SPSS 2.0,

dapat diketahui hasil uji KMO dan Bartlett’s Test sebagai berikut.

Tabel 5.14 Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,725

Bartlett's Test of Sphericity Approx, Chi-Square 423,119

Df 120

Sig, ,000

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui nilai KMO dan Bartlett’s Test,

dimana nilai tersebut menunjukan bahwa variabel layak atau tidak layak untuk

dianalisis lebih lanjut. Hasil nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy adalah sebesar 0,725, dimana nilai tersbut lebih dari 0,5, artinya bahwa

nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy memenuhi asumsi uji

KMO dan dapat dilakukan pengujian selanjutnya. Nilai 0,725 berarti sebesar

Page 90: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

72

72,5% dapat dijelaskan oleh model variabel dan sisanya sebesar 27,5% dapat

dijelaskan di luar model variabel. Hasil nilai signifikansi Bartlett's Test of

Sphericity adalah sebesar 0,000, dimana nilai tersebut signifikan karena kurang

dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari kedua uji tersebut memiliki nilai

yang memenuhi, sehingga dapat dilakukan tes lebih lanjut.

5.3.2 Uji Measure of Sampling Adequacy (MSA)

Tahapan selanjutnya adalah dengan melihat dari nilai MSA. Nilai MSA

didapatkan dari hasil anti-image correlation, dimana terdapat angka yang

memiliki tanda “a” dan angka tersebut memiliki letak yang diagonal. Tahapan ini

digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat dianalisis lebih lanjut

dan yang tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Variabel yang tidak dapat dianalisis

lebih lanjut memiliki nilai MSA kurang dari 0,5, dimana jika terdapat variabel

yang memililiki nilai MSA kurang dari 0,5 maka akan dikeluarkan. Hasil nilai

MSA pada masing-masing variabel disajikan pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15 Hasil Uji Nilai MSA

Variabel Nilai MSA

X1 (Harga) 0,659

X2 (Rasa) 0,656

X3 (Peranan kebudayaan) 0,732

X4 (Kelas sosial) 0,719

X5 (Kelompok referensi) 0,756

X6 (Keluarga) 0,745

X7 (Peranan dan status) 0,748

X8 (Usia dan siklus hidup) 0,677

X9 (Pekerjaan) 0,682

X10 (Kondisi ekonomi) 0,699

X11 (Gaya hidup) 0,795

X12 (Kepribadian dan konsep diri) 0,577

X13 (Persepsi) 0,666

X14 (Belajar) 0,786

X15 (Kepercayaan dan sikap) 0,809

X16 (Motivasi) 0,753

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5.12 dapat diketahui nilai MSA yang didapatkan dari

hasil nilai anti-image correlation yang memiliki tanda “a”. Nilai MSA dari semua

variabel memiliki nilai lebih dari 0,5, artinya semua variabel layak untuk

dilakukan analisis faktor. Semua variabel memenuhi kriteria dan tidak ada

Page 91: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

73

variabel yang dikeluarkan, sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan analisis

faktor. Variabel kepribadian dan konsep diri (X12) memiliki nilai MSA yang

paling kecil, yaitu sebesar 0,577. Variabel kepercayaan dan sikap (X15) memiliki

nilai MSA yang paling besar, yaitu sebesar 0,809.

5.3.3 Analisis Faktor

Hasil dari uji KMO dan MSA menyatakan bahwa tidak terdapat variabel

yang dikeluarkan. Tahap selanjutnya setelah melakukan uji KMO dan MSA

adalah melakukan analisis faktor. Analisis faktor yang pertama dilakukan adalah

dengan melihat hasil total variance explained. Total variance explained dapat

menunjukkan nilai dari masing-masing variabel yang dianalisis, dimana variabel

yang digunakan sebanyak 16 variabel. Pada tabel total variance explained dapat

diketahui nilai initial eigenvalues dan extraction sums of squared loadings,

dimana nilai initial eigenvalues menunjukkan faktor yang terbentuk, sedangkan

nilai extraction sums of squared loadings menunjukkan jumlah banyaknya faktor

yang terbentuk. Hasil analisis total variance explained disajikan pada Tabel 5.16

sebagai berikut.

Tabel 5.16 Hasil Analisis Total Varince Explained Total Variance Explained

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared

Loadings

Total % of

Variance

Cumulative

% Total

% of

Variance

Cumulative

%

1 5,038 31,488 31,488 5,038 31,488 31,488

2 1,564 9,776 41,264 1,564 9,776 41,264

3 1,407 8,791 50,055 1,407 8,791 50,055

4 1,139 7,118 57,173 1,139 7,118 57,173

5 1,075 6,720 63,893 1,075 6,720 63,893

6 ,942 5,891 69,783

7 ,807 5,044 74,828

8 ,716 4,478 79,306

9 ,682 4,260 83,566

10 ,588 3,676 87,241

11 ,534 3,339 90,580

12 ,434 2,712 93,293

13 ,349 2,184 95,477

14 ,334 2,085 97,562

15 ,220 1,375 98,937

16 ,170 1,063 100,000

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Page 92: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

74

Berdasarkan Tabel 5.16 dapat diketahui komponen yang terbentuk setelah

dilakukan analisis dengan menggunakan 16 variabel. Syarat terbentuknya faktor

adalah dimana nilai eigenvalues lebih besar dari (>1). Nilai eigenvalues yang

lebih besar dari 1 berjumlah 5, sehingga dari analisis ini didapatkan 5 component.

Component 1 dengan melihat nilai eigenvalues memiliki nilai sebesar 5,038 > 1.

Component 2 dengan melihat nilai eigenvalues memiliki nilai sebesar 1,564 > 1.

Component 3 dengan melihat nilai eigenvalues memiliki nilai sebesar 1,407 > 1.

Component 4 dengan melihat nilai eigenvalues memiliki nilai sebesar 1,139 > 1.

Component 5 dengan melihat nilai eigenvalues memiliki nilai sebesar 1,075 > 1.

Pengaruh faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada nilai cummulative %, yaitu

memiliki nilai sebesar 63,893%. Nilai cummulative % sebesar 63,893% berarti

faktor-faktor yang memengaruhi pembelian minuman cokelat di Kabupaten

Jember dapat dijelaskan oleh faktor sebesar 63,893%, dan sisanya dipengaruhi

oleh faktor yang belum dimasukkan ke dalam model sebesar 36,107%. Variabel-

variabel yang dapat memengaruhi model disajikan pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17 Hasil Rotasi Komponen Utama

Rotated Component Matrixa

Variabel Nilai Loading Komponen Utama

1 2 3 4 5

X1 (Harga) ,151 ,158 ,006 ,178 ,747

X2 (Rasa) ,083 -,059 ,035 ,755 ,207

X3 (Peranan kebudayaan) ,420 ,346 -,067 ,006 -,501

X4 (Kelas sosial) ,746 ,141 -,010 ,118 -,004

X5 (Kelompok referensi) ,330 -,052 ,604 ,390 -,191

X6 (Keluarga) ,570 ,273 ,001 ,524 -,223

X7 (Peranan dan status) ,777 -,022 ,226 ,208 -,063

X8 (Usia dan siklus hidup) ,214 ,764 ,088 -,036 ,023

X9 (Pekerjaan) ,470 ,175 ,618 -,075 ,090

X10 (Kondisi ekonomi) ,768 ,172 ,183 -,058 ,260

X11 (Gaya hidup) ,527 ,358 ,462 ,088 ,104

X12 (Kepribadian dan konsep diri) -,039 ,133 ,836 ,105 ,071

X13 (Persepsi) -,056 ,694 ,203 ,155 -,138

X14 (Belajar) ,263 ,714 -,047 ,056 ,205

X15 (Kepercayaan dan sikap) ,061 ,464 ,271 ,590 -,005

X16 (Motivasi) ,113 ,431 ,200 ,431 ,295

Eigenvalues 5,038 1,564 1,407 1,139 1,075

Varians % 31,4888 9,776 8,791 7,118 6,720

Cummulative % 31,4888 41,264 50,055 51,173 63,893

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Page 93: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

75

Berdasarkan Tabel 5.17 dapat diketahui variabel yang telah didistribusikan

dan diekstrak ke dalam lima faktor. Tingkat korelasi suatu variabel terhadap

faktor-faktor yang terbentuk dapat dilihat pada nilai factor loading. Variabel

dikelompokkan ke dalam faktor-faktor berdasarkan nilai yang terbesar dari nilai

factor loading pada masing-masing variabel. Pengelompokan variabel ke dalam

faktor-faktor didasarkan pada nilai factor loading pada masing-masing variabel

yang paling besar. Pengelompokan variabel pada faktor 1, 2, 3, 4 dan 5 disajikan

pada Tabel 5.18.

Tabel 5.18 Pengelompokan Variabel pada Faktor 1, 2, 3, 4 dan 5

Faktor Variabel

Faktor 1: Faktor Sosial Kelas sosial (X4), Keluarga (X6), Peranan dan status

(X7), Kondisi ekonomi (X10) dan Gaya hidup (X11)

Faktor 2: Faktor Psikologis Usia dan siklus hidup (X8), Persepsi (X13), Belajar

(X14) dan Motivasi (X16)

Faktor 3: Faktor Pribadi Kelompok referensi (X5), Pekerjaan (X9) dan

Kepribadian dan konsep diri (X12)

Faktor 4: Faktor Produk Rasa (X2) dan Kepercayaan dan sikap (X15)

Faktor 5: Faktor Harga dan

Budaya Harga (X1) dan Peranan kebudayaan (X3)

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

a. Faktor 1: Faktor Sosial

Faktor 1 dapat dikategorikan sebagai faktor sosial yang memiliki nilai

eigenvalues sebesar 5,038 dan nilai varians sebesar 31,488%. Faktor sosial terdiri

dari variabel kelas sosial (X4) dengan nilai loading sebesar 0,746, keluarga (X6)

dengan nilai loading sebesar 0,570, peranan dan status (X7) dengan nilai loading

sebesar 0,777, kondisi ekonomi (X10) dengan nilai loading sebesar 0,768 dan

gaya hidup (X11) dengan nilai loading sebesar 0,527.

Variabel penciri pertama adalah kelas sosial, dimana kelas sosial

merupakan perbedaan stratifikasi dalam masyarakat pada konsumen minuman

cokelat di kafe sekitaran kampus Universitas Jember. Kelas sosial atau stratifikasi

sosial dapat memengaruhi konsumen minuman cokelat yang lain. Jika konsumen

minuman cokelat adalah masyarakat yang terpandang, maka akan dapat mudah

memengaruhi konsume yang lain untuk mengonsumsi minuman cokelat.

Variabel penciri kedua adalah keluarga, dimana keluarga merupakan ayah,

ibu atau saudara konsumen minuman cokelat di kafe sekitaran kampus Universitas

Page 94: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

76

Jember. Keluarga akan memberi pengaruh kepada konsumen dalam membeli

minuman cokelat. Keluarga yang mengerti manfaat cokelat akan memengaruhi

anggota keluarga lainnya untuk mengonsumsi minuman cokelat. Selain itu,

budaya di keluarga dalam hal mengonsumsi cokelat akan memengaruhi anggota

keluarga lainnya untuk mengonsumsi minuman cokelat.

Variabel penciri ketiga adalah peranan dan status, dimana peranan dan

status merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok pada konsumen

minuman cokelat di kafe sekitaran kampus Universitas Jember. Peranan dan status

konsumen minuman cokelat dapat memengaruhi konsumen yang lain. Konsumen

yang juga memiliki peranan untuk mempromosikan minuman cokelat dapat

dimungkinkan untuk memengaruhi konsumen lain untuk mengonsumsi minuman

cokelat.

Variabel penciri keempat adalah kondisi ekonomi, dimana kondisi

ekonomi merupakan keadaan baik buruknya ekonomi konsumen minuman cokelat

di kafe sekitaran kampus Universitas Jember. Kondisi ekonomi dapat

memengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian minuman cokelat.

Konsumen ketika memiliki kondisi ekonomi yang baik, maka akan dapat

melakukan pembelian minuman cokelat. Sebaliknya, ketika konsumen memiliki

kondisi ekonomi yang buruk, maka pembelian minuman cokelat akan terhambat.

Variabel penciri kelima adalah gaya hidup, diman gaya hidup merupakan

sebuah keinginan yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman pada konsumen

minuman cokelat di kafe sekitaran kampus Universitas Jember. Gaya hidup atau

keinginan konsumen akan berbeda-beda pada masing-masing individu. Konsumen

yang mengikuti gaya hidup juga akan selalu mengikuti perkembangan zaman

yang ada, termasuk gaya hidup dalam mengonsumsi minuman cokelat. Gaya

hidup dapat memengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian minuman

cokelat.

b. Faktor 2: Faktor Psikologis

Faktor 2 dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis yang memiliki nilai

eigenvalues sebesar 1,564 dan nilai varians sebesar 9,776%. Faktor psikologis

Page 95: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

77

terdiri dari variabel usia dan siklus hidup (X8) dengan nilai loading sebesar 0,764,

persepsi (X13) dengan nilai loading sebesar 0,694, belajar (X14) dengan nilai

loading sebesar 0,714 dan motivasi (X16) dengan nilai loading sebesar 0,431.

Variabel penciri pertama adalah usia dan siklus hidup, dimana usia dan

siklus hidup merupakan umur dan kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh

konsumen minuman cokelat di kafe sekitaran kampus Universitas Jember. Usia

dan siklus hidup konsumen dapat berpengaruh terhadap pembelian minuman

cokelat. Usia berkaitan dengan selera konsumen, seiap usia tertentu akan memiliki

selera konsumsi yang berbeda-beda. Siklus hidup berkaitan dengan kebiasaan

yang dilakukan konsumen sehari-hari. Konsumen yang memiliki siklus hidup

untuk mengonsumsi minuman cokelat, maka dimungkinkan konsumen tersebut

akan membeli minuman cokelat pada frekuensi tertentu.

Variabel penciri kedua adalah persepsi, dimana persepsi merupakan

pendapat seeorang terhadap produk minuman cokelat di kafe sekitaran kampus

Universitas Jember. Persepsi atau pendapat konsumen mengenai sebuah produk

minuman cokelat akan berpengaruh terhadap niat beli konsumen. Konsumen yang

memilik persepsi baik mengenai produk minuman cokelat, maka konsumen

tersebut akan membeli minuman cokelat, dan sebaliknya. Jika konsumen memiliki

persepsi buruk mengenai produk minuman cokelat, maka konsumen tersebut tidak

akan membeli minuman cokelat.

Variabel penciri ketiga adalah belajar, dimana belajar merupakan

pengambilan hikmah dari pembelian minuman cokelat sebelumnya yang

berpengaruh terhadap pembelian kembali minuman cokelat. Kegiatan

pembelajaran terhadap pembelian produk sebelumnya sangat penting dilakukan.

Hal ini dikarenakan jika konsumen mendapat pembelajaran yang baik mengenai

pembelian minuman cokelat sebelumnya, maka kemungkinan membeli kembali

minuman cokelat juga akan semakin besar.

Variabel penciri keempat adalah motivasi, dimana motivasi merupakan

sebuah dorongan ingin membeli minuman cokelat di kafe sekitaran kampus

Universitas Jember. Konsumen memiliki motivasi tersendiri dalam membeli

minuman cokelat. Konsumen yang memiliki motivasi pembelian yang kuat tidak

Page 96: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

78

akan terpengaruh oleh hal-hal buruk mengenai minuman cokelat tersebut dan akan

tetap membelinya.

c. Faktor 3: Faktor Pribadi

Faktor 3 dapat dikategorikan sebagai faktor pribadi yang memiliki nilai

eigenvalues sebesar 1,407 dan nilai varians sebesar 8,791%. Faktor pribadi

teridiri dari variabel kelompok referensi (X5) dengan nilai loading sebesar 0,604,

pekerjaan (X9) dengan nilai loading sebesar 0,618 dan kepribadian dan konsep

diri (X12) dengan nilai loading sebesar 0,836.

Variabel penciri pertama adalah kelompok referensi, dimana kelompok

referensi merupakan kelompok-kelompok yang memengaruhi konsumen dalam

melakukan pembelian minuman cokelat di kafe sekitara kampus Universitas

Jember. Kelompok referensi akan memberi informasi mengenai produk minuman

cokelat. Kelompok referensi yang memberikan pendapat baik mengenai produk

minuman cokelat akan memengaruhi konsumen untuk membeli minuman cokelat,

jika kelompok referensi memberikan pendapat buruk mengenai produk minuman

cokelat, maka akan memengaruhi konsumen untuk tidak membeli produk

minuman cokelat tersebut.

Vaiabel penciri kedua adalah pekerjaan, dimana pekerjaan merupakan

kesibukan sehari-hari yang dilakukan konsumen minuman cokelat di kafe sekitran

kampus Universitas Jember. Pekerjaan konsumen berkaitan dengan pendapatan

yang dimilikinya. Pendapatan akan berpengaruh terhadap pembelian minuman

cokelat. Konsumen akan membeli minuman cokelat jika memiliki pendapatan

yang cukup digunakan untuk membeli minuman cokelat dan berbagai kebutuhan

yang lain.

Variabel penciri ketiga adalah kepribadian dan konsep diri, dimana

kepribadian dan konsep diri merupakan sebuah prinsip yang dimiliki dan

diterapkan oleh konsumen minuman cokelat di kafe sekitaran kampus Universitas

Jember. Prinsip dalam diri seorang konsumen akan berpengaruh terhadap

pembelian minuman cokelat. Konsumen yang memiliki prinsip yang kuat tidak

Page 97: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

79

akan terpengaruh oleh pendapat-pendapat yang disampaikan orang lain terhadap

produk minuman cokelat tersebut.

d. Faktor 4: Faktor Produk

Faktor 4 dapat dikategorikan sebagai faktor produk yang memiliki nilai

eigenvalues sebesar 1,139 dan nilai varians sebesar 7,118. Faktor produk terdiri

dari variabel rasa (X2) dengan nilai loading sebesar 0,755 dan kepercayaan dan

sikap (X15) dengan nilai loading sebesar 0,590.

Variabel penciri pertama adalah rasa, dimana rasa merupakan suatu sifat

yang dimiliki oleh minuman cokelat yang dapat dirasakan menggunakan indera

perasa. Rasa merupakan hal yang penting dalam memengaruhi konsumen dalam

pembelian minuman cokelat. Variabel penciri kedua adalah kepercayaan dan

sikap, dimana kepercayaan merupakan citra terhadap produk yang memengaruhi

konsumen dalam pembelian minuman cokelat, sedangkan sikap merupakan

menerima atau menolaknya konsumen terhadap produk minuman cokelat.

Variabel rasa (X2) dan kepercayaan dan sikap (X15) memiliki hubungan yang

kuat dalam mempresentasikan produk minuman cokelat.

e. Faktor 5: Faktor Harga dan Budaya

Faktor 5 dapat dikategorikan sebagai faktor harga dan budaya yang

memiliki nilai eigenvalues sebesar 1,075 dan nilai varians sebesar 6,720. Faktor

harga dan budaya terdiri dari variabel harga (X1) dengan nilai loading sebesar

0,747 dan Peranan kebudayaan (X3) dengan nilai loading sebesar -0,501.

Variabel penciri pertama adalah harga, dimana harga merupakan nilai

terhadap minuman cokelat yang telah ditentukan dengan menggunakan uang

denga satuan Rupiah. Variabel penciri kedua adalah peranan kebudayaan, dimana

peranan kebudayaan merupakan simbol dan fakta yang komlek, yang diciptakan

oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai pengatur dan penentu

tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada. Variabel harga (X1) dan

peranan kebudayaan (X3) memiliki hubungan dalam memengaruhi konsumen

dalam melakukan pembelian minuman cokelat di kafe sekitaran kampus

Page 98: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

80

Universitas Jember. Harga minuman cokelat dapat memengaruhi konsumen dalam

melakukan pembelian minuman cokelat di kafe sekitaran kampus Universitas

Jember, dimana hal tersebut berkaitan dengan daya beli konsumen. Konsumen

minuman cokelat yang memiliki budaya untuk meminum cokelat pasti

mengetahui harga dari minuman cokelat, sehingga konsumen yang memiliki

budaya minum cokelat tidak mempermasalahkan harga yang telah ditetapkan

terhadap minuman cokelat tersebut.

Page 99: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

81

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Karakteristik konsumen:

a. Berdasarkan kota asal, konsumen yang mendominasi adalah konsumen yang

berasal dari luar Kabupaten Jember dengan persentase sebesar 85%.

b. Berdasarkan jenis kelamin, konsumen yang mendominasi adalah konsumen

yang memiliki jenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 64%.

c. Berdasarkan umur, konsumen yang mendominasi adalah konsumen yang

memiliki umur 20-25 tahun dengan persentase sebesar 85%.

d. Berdasarkan status pekerjaan, konsumen yang mendominasi adalah

konsumen yang memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa dengan

persentase sebesar 96%.

e. Berdasarkan pendidikan terakhir, konsumen yang mendominasi adalah

konsumen yang memiliki pendidikan terakhir SMA dengan persentase

sebesar 96%.

f. Berdasarkan pendapatan atau uang saku, konsumen yang mendominasi

adalah konsumen yang memiliki pendapatan atau uang saku sebesar Rp

500.000 – Rp 1.000.000 dengan persentase sebesar 54%.

2. Pola konsumsi:

a. Berdasarkan frekuensi mengonsumsi minuman cokelat, konsumen yang

mendominasi adalah konsumen dengan frekuensi kadang-kadang dengan

persentase sebesar 57%.

b. Berdasarkan jenis minuman cokelat yang disukai, konsumen yang

mendominasi adalah konsumen yang menyukai jenis minuman cokelat

dingin dengan persentase sebesar 81%.

c. Berdasarkan pengetahuan tentang manfaat cokelat, konsumen yang

mendominasi adalah konsumen yang mengetahui manfaat cokelat dengan

persentase sebesar 61%.

Page 100: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

82

3. Faktor-faktor yang memengaruhi pembelian minuman cokelat di Kabupaten

Jember terdiri dari 16 variabel, yaitu harga (X1), rasa (X2), peranan

kebudayaan (X3), kelas sosial (X4), kelompok referensi (X5), keluarga (X6),

peranan dan status (X7), usia dan siklus hidup (X8), pekerjaan (X9), kondisi

ekonomi (X10), gaya hidup (X11), kepribadian dan konsep diri (X12), persepsi

(X13), belajar (X14), kepercayaan dan sikap (X15) dan motivasi (X16),

dimana terbagi kedalam 5 faktor, yaitu: (a) faktor sosial, (b) faktor psikologis,

(c) faktor pribadi, (d) faktor produk dan (e) faktor harga dan budaya.

6.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian tentang karakteristik konsumen, yang menyatakan

bahwa mayoritas konsumen minuman cokelat di kafe Kabupaten Jember

adalah perempuan yang berumur 20-25 tahun dan memiliki pendapatan sebesar

Rp 500.000 – Rp 1.000.000, maka peneliti memberi saran agar pengusaha kafe

sebaiknya membuat suasana kafe dan produk minuman cokelat yang ditujukan

kepada mayoritas konsumen tersebut.

2. Berdasarkan hasil penelitian tentang pola konsumsi, yang menyatakan bahwa

mayoritas konsumen lebih menyukai jenis minuman cokelat dingin daripada

minuman cokelat panas, maka peneliti memberi saran agar pengusaha kafe

menambah inovasi varian mengenai minuman cokelat dingin dan lebih

menigkatkan variabel kepercayaan dan sikap terhadap produk minuman

cokelat.

Page 101: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

83

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti, S. dan E. Rasmikayati. 2018. Studi Strategi Pemasaran Terbaik

Berdasarkan Perilaku Konsumen dalam Menghadapi Persaingan Antar dai

Kopi di Jatinangor. Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH, 4(3):

856-872.

Anonim. 2019. 30+ Cafe di Jember Kota, Bisa Buat Nugas, Tentunya Murah

Lho!. https://www.topijelajah.com/cafe-di-jember.html#13_MOX_Cafe

[Diakses pada 1 November 2019]

Badan Pusat Statistika. 2018. Jember Dalam Angka 2018. Jember: BPS

Kabupaten Jember.

Brahm. 2018. 6 Kafe Kekinian di Jember yang Cocok Buat Nongkrong para

Mahasiswa. https://www.idntimes.com/food/dining-guide/brahm-1/kafe-di-

jember-c1c2/full [Diakses pada 1 November 2019]

Bungin, M. B. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan

Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Claresta, L. J. dan Y. Purwoko. 2017. Pengaruh Konsumsi Cokelat Terhadap

Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Praujian. Jurnal

Kedokteran Diponegoro, 6(2): 737-747.

Daely, K., U. Sinulingga dan A. Manurung. 2013. Analisis statistik faktor-faktor

yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa. Saintia Matematika, 1(5):

483-494.

Gilarso, T. 1993. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro. Yogyakarta: Kanisius.

Hamdi, A. E. dan Bahruddin, E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi

dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Harahap, D. A. 2015. Analisis faktor-faktor yang mempegaruhi keputusan

pembelian konsumen di Pajak Usu (Pajus) Medan. Jurnal Keuangan dan

Bisnis, 7(3): 227-242.

Hidayah, N. dan A. L. Anjarwati. 2018. Pengaruh Perceived Quality terhadap

Niat Beli Ulang dengan Kepuasan sebagai Variabel Intervening (Studi pada

Pelanggan Teh Botol Sosro di Surabaya Timur). Jurnal Ilmu Manajemen,

6(1): 1-9.

Huang, Y. F dan H. S. Dang. 2014. An Empirical Analysis on Purchase Intention

on Coffee Beverage in Taiwan. European Journal of Business and

Management, 6(36): 182-196.

Page 102: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

84

Ibrahim. 2019. 10 Cafe di Jember ini ternyata Paling Populer Bagi Kalangan

Milenials Lho!. https://www.jejakpiknik.com/cafe-di-jember/ [Diakses pada

1 November2019]

Khasan, U. 2018. Analisis Faktor-faktor Mempengaruhi Perilaku Konsumen

dalam Pengambilan Keputusan Pembelian White Coffe. Cakrawala, 12(2):

157-161.

Kozelova, D., E. Matejkova, M. Fikselova and J. Dekanyova. 2014. Analysis of

consumer behavior at chocolate purchase. Potravinarstvo, 8(1): 62-66.

Kurniawan, A. dan M. R. Ridlo. 2017. Perilaku Konsumtif Remaja Penikmat

Warung Kopi. Jurnal Sosiologi DILEMA, 32(1): 9-22

Lisa. 2019. Warkop Brewok di Kota Malang Tempat Isntagramable dengan Harga

Pelajar. https://olisa99.blogspot.com/2019/05/warkop-brewok-di-kota-

malang-tempat.html [Diakses pada 1 November 2019]

Mufidah, N. L. 2012. Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan: Studi Deskriptif

Pemanfaatan Foodcourt oleh Keluarga. BioKultur, 1(2): 157-178.

Mulyono, D. 2016. Harmonisasi Kebijakan Hulu-Hilir dalam Pengembangan

Budidaya dan Industri Pengolahan Kakao Nasional, Jurnal Ekonomi &

Kebijakan Publik, 7(2): 185-200.

Nauly, D., E. Daris dan I. A. Nuhung. 2014. Daya Saing Ekspor Kakao Olahan

Indonesia. Jurnal Agribisnis, 8(1): 15-28.

Naveed, S., A. Hameed, N. Sharif, S. Ghafoor and F. Qamar. 2015. Chocolate

consumption in children and adults. Archives of Medicine, 7(1): 1-6.

Nugroho, I. A. 2015. Warung Kopi Cak Wang Kabupaten Jember.

http://ilhamagung1283.web.unej.ac.id/2015/05/03/7/ [Diakses pada 1

November 2019]

Nurhadi, E. S. I. Hidayat, P. N. Indah, S. Widayanti dan G. I. Harya. 2019.

Keberlanjutan Komoditas Kakao sebagai Produk Unggulan Aroindustri

dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani. Agriekonomika, 8(1): 51-61.

Octavia, S. A. 2015. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku

Konsumsi Susu pada Remaja. Majority, 4(8): 89-92.

Outlook Kakao. 2017. Komoditas Pertanian Sub Sektor Perkebunan. Jakarta:

Kementrian Pertanian.

Page 103: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

85

Ozgen, L. 2016. A study on chocolate consumption in prospective teachers.

Journal of Education and Training Studies, 4(12): 189-196.

Poluan, C. dan S. S. Pengemanan. 2015. Analisis penerapan metode direct costing

terhadap penentuan harga pokok produksi pada PT. Bangun Wenang

Beverage Company. Jurnal EMBA, 3(1): 34-42.

Prasodjo, A. 2016. Gaya Hidup Konsumen Warung Kopi di Wilyah Perkotaan

Kabupaten Jember. Prosiding Sminar Nasional.

Purnomo, A. K. 2017. Pengaruh Cafe Atmosphere terhadap Keputusan Pemblian

Gen Y pada Old Bens Cafe. Jurnal Manajemen Maranatha, 16(2): 133-144.

Qomariyah, N., I. Santoso dan M. Effendi. 2015. Analisis Sikap Konsumen dan

Kinerja Atribut Kopi Bubuk Sido Luhur (Studi Kasus di UKM Kopi Bubuk

Sido Luhur, Kota Malang). Jurnal Industria, 3(1): 53-61.

Rahmaddiansyah, Fajri dan C. V. Utami. 2015. Analisis Loyalitas Konsumen

terhadap Minuman Kopi di Kota Banda Aceh. Agrisep, 16(2): 77-85.

Ramlah, S. 2016. Karakteristik Mutu dan Citarasa Cokelat Kaya Polifenol. Jurnal

Industri Hasil Perkebunan, 11(1): 23-32.

Rasmikayati, E. P. Pardian, H. Hapsari, Risyad, Ikhsan dan B. R. Saefudin. 2017.

Kajian Sikap dan Perilaku Konsumen dalam Pembelian Kopi Serta

Pendapatnya Terhadap Varian Produk. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah

Berwawasan Agribisnis. 3(2): 117-133

Sangadji, M. dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis

Disertasi Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sari, A. I. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

keputusan pembelian ponsel Blackberry pada Mahasiswa STIE Harapan

Medan. Jurnal e-maksi Harapan, 1(1): 35-50.

Sari, P., E. Utari, Y. Praptiningsih dan Maryanto. 2015. Karakteristik kimia-

sensori dan stabilitas polifenol minuman cokelat rempah. Jurnal

Agroteknologi, 9(1): 54-66.

Shekhar, S. K. and P. T. Raveendran. 2013. Role of packing cues on consumer

buying behaviour. International Journal of Engineering and Management

Sciences, 4(1): 61-69.

Shih, S. P., S. Yu and H. C. Tseng. 2015. The study of consumer’s buying

behavior and consumer satisfaction in beverages industry in Tainan,

Taiwan. Journal of Economics, Business and Management, 3(3): 391-394.

Page 104: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

86

Sudiyarto, S. Widayanti dan D. M. Kresna. 2012. Perilaku Konsumen Penikmat

Kopi Tubruk dan Kopi Instan. JSEP, 6(3): 1-11.

Sulistyowati, E. 2013. Motivasi dan perilaku konsumen dalam keputusan

pembelian produk industri kerajinan kulit di Yogyakarta. Jurnal

MAKSIPRENEUR, 2(2): 17-26.

Sumarwan, U. 2015. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Susanto, F. X. 1994. Tanaman Kakao: Budidaya dan Pengolahan Hasil.

Yogyakarta: Kanisius.

Sutrisno, A. D., Y. Ikrawan dan N. Permatasari. 2018. Karakteristik Cokelat

Filling Kacang Mete yang Dipengaruhi Jenis dan Jumlah Lemak Nabati.

Pasundan Food Technology Journal, 5(5): 91-101.

Triratnawati, A. 2017. Makna Susu Bagi Konsumen Mahasiswa di Kafe Susu

Yogyakarta: Antara Gizi dan Gengsi. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 14(1):

27-35.

Wahyudi, T., T. R.Panggabean dan Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao:

Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

Widyantari, N. W. L., I. K. Suamba dan I. A. L. Dewi. 2018. Penetapan harga

pokok produksi kacang koro pedang pada UD Laksmi Devi. E-Jurnal

Agribisnis dan Agrowisata, 7(1): 31-40.

Wulan, S. dan F. Susanto. 2014. Hubungan persepsi konsumen tentang lokasi

usaha dengan keputusan pembelian pada UD Sinar Fajar cabang Antasari

Bandar Lampung. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 5(1): 21-37.

Yulianti, Y. dan Y. Deliana. 2018. Gaya Hidup Kaitannya dengan Keputusan

Konsumen dalam Membeli Minuman Kopi. AGRISEP, 17(1): 39-50.

Yusuf, A. M. 2014. Metodologi Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Kencana.

Zuhri, S., Andriansyah, D. Asmadi dan S. Khajar. 2016. Analisis loyalitas

pelanggan industri jasa pengiriman menggunakan structural equation

modeling. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 15(2): 101-108.

Page 105: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

87

DOKUMENTASI

Gambar 1. Suasana di Akasia Kafe

Gambar 2. Pengisian Angket Oleh Konsumen Minuman Cokelat di Akasia Cafe

Page 106: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

88

Gambar 3. Suasana di Warkop Brewok

Gambar 4. Pengisian Angket Oleh Konsumen Minuman Cokelat di Warkop Brewok

Page 107: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

89

Gambar 5. Suasana di Tipis-tipis Cafe

Gambar 6. Suasana di Cak Wang

Page 108: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

90

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

ANGKET

Judul : Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Minuman Cokelat di

Kabupaten Jember

Lokasi : Kabupaten Jember

Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Kota Asal :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Pewawancara

Nama : Muhammad Bayu Alfiansyah

NIM : 151510601159

Hari/ tanggal :

Responden

(.....................................................)

Page 109: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

91

a. Karakteristik konsumen minuman cokelat

Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban di bawah ini.

Nama: ..........................................................................................................................................

1. Kota asal:

a. Jember b. Luar Jember. Sebutkan: ..............................................

2. Jenis kelamin:

a. Laki-laki b. Perempuan

3. Umur:

a. <20 tahun b. 20-25 tahun c. 26-30 tahun d. >30 tahun

4. Status pekerjaan:

a. Pelajar c. Bekerja. Sebutkan: ..................................

b. Mahasiswa d. Tidak bekerja

5. Lama pendidikan (pendidikan terakhir):

a. SD (6 tahun) c. SMA (12 tahun) e. Lainnya: ...................... tahun

b. SMP (9 tahun) d. S1/D4 (16 tahun)

6. Pendapatan atau uang saku per bulan (Rupiah):

a. < 500 ribu c. 1 juta - 2 juta

b. 500 ribu - 1 juta d. > 2 juta

b. Pola konsumsi oleh konsumen minuman cokelat

Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban di bawah ini.

1. Seberapa sering Anda dalam mengkonsumsi minuman cokelat?

a. Setiap hari

b. Kadang-kadang (tidak pasti)

c. Rutin (pasti mengkonsumsi di setiap minggu atau di setiap bulan)

d. Hanya kebutuhan khusus (bisnis/ bertemu teman/ sekedar santai/ berdiskusi/ lainnya:

...................................)*

*Lingkari 1 yang dipilih

2. Apa jenis minuman cokelat yang Anda sukai?

a. Cokelat dingin

b. Cokelat panas

Page 110: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

92

3. Apa Anda mengetahui manfaat cokelat?

a. Ya. Sebutkan: ......................................................................................................................

b. Tidak

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian minuman

cokelat

Berilah tanda centang () pada salah satu jawaban di bawah ini.

Keterangan:

1 = Sangat tidak berpengaruh (STB) 4 = Berpengaruh (B)

2 = Tidak berpengaruh (TB) 5 = Sangat berpengaruh (SB)

3 = Netral (N)

STB TB N B SB

1. Apa Anda setuju jika harga memengaruhi dalam

pembelian minuman cokelat?

2. Apa Anda setuju jika rasa memengaruhi dalam

pembelian minuman cokelat?

3. Apa Anda setuju jika peranan kebudayaan

memengaruhi dalam pembelian minuman cokelat?

4. Apa Anda setuju jika kelas sosial (strata dalam

masyarakat) memengaruhi dalam pembelian minuman

cokelat?

5. Apa Anda setuju jika kelompok referensi (kelompok-

kelompok tertentu) memengaruhi dalam pembelian

minuman cokelat?

6. Apa Anda setuju jika keluarga (ayah, ibu atau saudara)

memengaruhi dalam pembelian minuman cokelat?

7. Apa Anda setuju jika peranan dan status (sebuah

kedudukan/ status) memengaruhi dalam pembelian

minuman cokelat?

8. Apa Anda setuju jika usia dan siklus hidup (umur/

kebiasaan sehari-hari) memengaruhi dalam pembelian

minuman cokelat?

9. Apa Anda setuju jika pekerjaan memengaruhi dalam

Page 111: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

93

pembelian minuman cokelat?

10. Apa Anda setuju jika kondisi ekonomi (baik-buruknya

keadaan ekonomi) memengaruhi dalam pembelian

minuman cokelat?

11. Apa Anda setuju jika gaya hidup (keinginan diri/

tuntutan hidup) memengaruhi dalam pembelian minuman

cokelat?

12. Apa Anda setuju jika kepribadian dan konsep diri

(prinsip dari dalam diri) memengaruhi dalam pembelian

minuman cokelat?

13. Apa Anda setuju jika persepsi (pendapat mengenai

sebuah produk) memengaruhi dalam pembelian minuman

cokelat?

14. Apa Anda setuju jika belajar (pembelajaran dari

pembelian produk sebelumnya) memengaruhi dalam

pembelian minuman cokelat?

15. Apa Anda setuju jika kepercayaan dan sikap (citra

terhadap produk) memengaruhi dalam pembelian minuman

cokelat?

16. Apa Anda setuju jika motivasi (dorongan dari dalam

diri) memengaruhi dalam pembelian minuman cokelat?

Page 112: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

94

LAMPIRAN

1. Karakteristik Konsumen Minuman Cokelat di Kabupaten Jember

No Nama Kota asal Jenis kelamin Umur

Status pekerjaan Lama pendidikan

Pendapatan atau uang

saku per bulan

(Tahun) (Pendidikan terakhir) (Rupiah)

1 Pangestika Luar Jember (Kediri) Perempuan <20 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

2 Sindu Luar Jember (Jombang) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) >2 juta

3 Erny Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

4 Rahma Luar Jember (Kediri) Perempuan <20 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

5 Intan Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

6 Yolla Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

7 Adelia Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan <20 Pelajar SMA (12 tahun) <500 ribu

8 Ike Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

9 Hilda Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

10 Virda Jember Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

11 Shofi Luar Jember (Situbondo) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

12 Pungky Jember Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

13 Bela Luar Jember (Lumajang) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

14 Tiara Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Bekerja (pegawai bank) Lainnya (18 tahun) 1 juta - 2 juta

15 Elfira Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

16 Exsanty Luar Jember (Jombang) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

17 Anik Jember Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

18 Tania Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

19 Sriwulan Luar Jember (Probolinggo) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

20 Dahniar Jember Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

21 Rizkiyani Luar Jember (Situbondo) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

22 Khairiyah Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

23 Nila Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

24 Dwi Luar Jember (Madiun) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

25 Desy Luar Jember (Ngawi) Perempuan <20 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

26 Yasminda Luar Jember (Magetan) Perempuan <20 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

27 Agnes Luar Jember (Madiun) Perempuan <20 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

Page 113: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

95

28 Rela Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

29 Fenty Luar Jember (Probolinggo) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

30 Khusnul Luar Jember (Probolinggo) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

31 Inggar Jember Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

32 Leny Luar Jember (Madiun) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

33 Artha Luar Jember (Madiun) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

34 Yunna Jember Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

35 Nuke Luar Jember (Mojokerto) Perempuan 20-25 Mahasiswa Lainnya (15 tahun) 1 juta - 2 juta

36 Ovilia Luar Jember (Mojokerto) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

37 Wilda Luar Jember (Pasuruan) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

38 Mahdiatul Luar Jember (Nganjuk) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

39 Jean Jember Perempuan 20-25 Mahasiswa S1/D4 (16 tahun) 500 ribu - 1 juta

40 Faidatul Luar Jember (Ponorogo) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

41 Annisauz Luar Jember (Gresik) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

42 Unah Luar Jember (Lumajang) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

43 Ineke Luar Jember (Ponorogo) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

44 Dini Luar Jember (Kediri) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

45 Ima Luar Jember (Kediri) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

46 Siti Luar Jember (Banyuwangi) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

47 Murti Luar Jember (Probolinggo) Perempuan <20 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

48 Alifiya Luar Jember (Madiun) Perempuan <20 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

49 Rizky Luar Jember (Magetan) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

50 Nada Luar Jember (Mojokerto) Perempuan <20 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

51 Amalia Luar Jember (Mojokerto) Perempuan 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

52 Fery Luar Jember (Lumajang) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

53 Pudya Luar Jember (Lamongan) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

54 Yunior Luar Jember (Jombang) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

55 Agive Luar Jember (Bekasi) Laki-laki <20 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

56 Dimas Luar Jember (Banyuwangi) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

57 Afrian Luar Jember (Bondowoso) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

58 Ardi Luar Jember (Banyuwangi) Laki-laki <20 Pelajar SMA (12 tahun) <500 ribu

59 Fawaid Jember Laki-laki <20 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

60 Wahyudi Jember Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

61 Iqbal Jember Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

62 Andre Luar Jember (Mojokerto) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

Page 114: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

96

63 Agung Jember Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

64 Agus Luar Jember (Banyuwangi) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

65 Asmi Jember Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

66 Lukman Luar Jember (Banyuwangi) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

67 Berril Luar Jember (Sidoarjo) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

68 Yudhistira Luar Jember (Blitar) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

69 Muhlis Luar Jember (Madiun) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

70 Rico Luar Jember (Bondowoso) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) >2 juta

71 Wildan Luar Jember (Banyuwangi) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

72 Illa Luar Jember (Tuban) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

73 Leon Luar Jember (Madiun) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

74 Nugrahardi Luar Jember (Sampang) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

75 Angga Luar Jember (Probolinggo) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

76 Husen Luar Jember (Sidoarjo) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) >2 juta

77 Ilham Luar Jember (Situbondo) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 1 juta - 2 juta

78 Danang Luar Jember (Lumajang) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

79 Ardiawan Luar Jember (Surabaya) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) <500 ribu

80 Trio Luar Jember (Medan) Laki-laki 20-25 Mahasiswa SMA (12 tahun) 500 ribu - 1 juta

2. Pola Konsumsi Oleh Konsumen Minuman Cokelat di Kabupaten Jember

No Nama Frekuensi Jenis minuman cokelat yang

disukai Mengetahui manfaat cokelat

1 Pangestika Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (menaikkan mood)

2 Sindu Rutin (3≤ seminggu) Cokelat dingin Ya (bikin seneng aja)

3 Erny Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (menutrisi kulit, menambah mood)

4 Rahma Kadang-kadang Cokelat panas Ya (antioksidan, rlaksasi)

5 Intan Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (menambah mood baik)

6 Yolla Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (menambah mood)

7 Adelia Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Ya (rilex, enjoy)

8 Ike Kadang-kadang Cokelat panas Ya (membuat rilex)

9 Hilda Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Ya (menghilangkan stress)

10 Virda Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (bikin gendut)

11 Shofi Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

Page 115: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

97

12 Pungky Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

13 Bela Rutin (2x seminggu) Cokelat dingin Tidak

14 Tiara Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (baik untuk jantung dan mood)

15 Elfira Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

16 Exsanty Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

17 Anik Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (menghilangkan stress)

18 Tania Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (sebagai moodboster)

19 Sriwulan Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (membuat kenyang perut)

20 Dahniar Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

21 Rizkiyani Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (sebagai moodboster)

22 Khairiyah Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

23 Nila Hanya kebutuhan khusus (bertemu teman) Cokelat dingin Tidak

24 Dwi Rutin (2x seminggu) Cokelat dingin Ya (meningkatkan mood)

25 Desy Kadang-kadang Cokelat panas Ya (dapat memperbaiki mood)

26 Yasminda Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

27 Agnes Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat panas Ya (manis, mengandung gula jadi dapat untuk menambah

tenaga, membuat tenang, santai)

28 Rela Rutin (2x seminggu) Cokelat dingin Ya (antioksidan, membuat rileks)

29 Fenty Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Ya (buat memperbaiki mood)

30 Khusnul Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

31 Inggar Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (menghilangkan stress)

32 Leny Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (mengobati anti stress)

33 Artha Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Ya (bikin good mood, penghilang stress)

34 Yunna Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

35 Nuke Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Ya (dapat mengembalikan mood)

36 Ovilia Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (menghilangkan rasa penat)

37 Wilda Hanya kebutuhan khusus (bertemu teman) Cokelat dingin Tidak

38 Mahdiatul Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Ya (memberikan sensasi rilex)

39 Jean Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

40 Faidatul Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (memberi rasa bahagia)

41 Annisauz Rutin (2x seminggu) Cokelat dingin Ya (mencegah penyakit jantung, menurunkan kolesterol,

menurunkan depresi)

42 Unah Rutin (2x seminggu) Cokelat panas Ya (meningkatkan/ memperbaiki mood)

43 Ineke Hanya kebutuhan khusus (bertemu teman) Cokelat dingin Ya (bikin mood good)

Page 116: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

98

44 Dini Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (antioksidan)

45 Ima Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (memiliki antioksidan tinggi)

46 Siti Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (bisa membuat hati menjadi bahagia dan segar setelah

meminumnya)

47 Murti Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat panas Ya (rileks)

48 Alifiya Hanya kebutuhan khusus (bertemu teman) Cokelat dingin Ya (membuat bahagia)

49 Rizky Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (membuat happy & good mood)

50 Nada Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Tidak

51 Amalia Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Ya (meningkatkan mood/ anti depresan)

52 Fery Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

53 Pudya Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Tidak

54 Yunior Hanya kebutuhan khusus (berdiskusi) Cokelat dingin Ya (memperbaiki suasana hati)

55 Agive Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Ya (menangkal kantuk)

56 Dimas Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Ya (meredakan stress)

57 Afrian Kadang-kadang Cokelat panas Ya (meningkatkan mood & kesehatan jantung)

58 Ardi Kadang-kadang Cokelat panas Ya (antioksidan bisa juga penghilang stress)

59 Fawaid Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Tidak

60 Wahyudi Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

61 Iqbal Kadang-kadang Cokelat panas Ya (mencegah kolesterol)

62 Andre Kadang-kadang Cokelat panas Ya (anti kantuk)

63 Agung Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (mengurangi stress)

64 Agus Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat dingin Tidak

65 Asmi Kadang-kadang Cokelat panas Tidak

66 Lukman Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (menurunkan stress)

67 Berril Rutin (3≤ seminggu) Cokelat panas Ya (bikin kenyang)

68 Yudhistira Hanya kebutuhan khusus (sekedar santai) Cokelat panas Tidak

69 Muhlis Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

70 Rico Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

71 Wildan Kadang-kadang Cokelat dingin Ya (lebih mengurangi kadar kolesterol)

72 Illa Hanya kebutuhan khusus (berdiskusi) Cokelat dingin Tidak

73 Leon Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

74 Nugrahardi Rutin (1x seminggu) Cokelat panas Ya (membuat bahagia)

75 Angga Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

76 Husen Kadang-kadang Cokelat dingin Tidak

Page 117: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

99

77 Ilham Rutin (1x seminggu) Cokelat dingin Tidak

78 Danang Rutin (1x seminggu) Cokelat panas Tidak

79 Ardiawan Rutin (2x seminggu) Cokelat dingin Tidak

80 Trio Rutin (1x seminggu) Cokelat dingin Tidak

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember

No Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16

1 Pangestika 4 5 2 3 5 2 2 3 4 3 4 1 2 4 3 3

2 Sindu 2 5 3 4 4 3 3 4 4 5 5 4 5 5 3 4

3 Erny 5 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 2 4 4 3

4 Rahma 4 5 3 4 4 4 2 5 2 4 4 4 5 5 5 4

5 Intan 4 4 2 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 3 4 5

6 Yolla 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5

7 Adelia 5 5 4 5 1 5 5 5 1 5 5 1 5 5 1 5

8 Ike 4 5 1 1 5 5 2 1 3 5 5 5 5 1 5 5

9 Hilda 3 5 3 3 4 4 3 2 3 3 5 5 4 3 3 3

10 Virda 4 4 2 2 2 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3

11 Shofi 4 5 2 3 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 2 3

12 Pungky 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 5 3 3 2

13 Bela 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 3 2 3

14 Tiara 5 5 2 3 3 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5

15 Elfira 4 5 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3

16 Exsanty 4 4 1 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4

17 Anik 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3

18 Tania 4 1 4 1 1 1 2 4 4 4 4 4 5 4 2 4

19 Sriwulan 4 5 1 1 1 1 2 4 4 4 3 1 2 4 3 5

20 Dahniar 5 4 2 3 5 3 2 3 4 5 5 4 5 4 4 4

21 Rizkiyani 4 5 2 1 1 1 1 3 2 4 3 4 2 4 3 5

22 Khairiyah 2 4 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 3

23 Nila 2 5 3 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

24 Dwi 4 5 2 4 4 1 5 1 5 5 5 5 1 2 2 2

25 Desy 5 4 3 4 3 5 3 5 2 3 4 2 4 5 5 5

26 Yasminda 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

Page 118: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

100

27 Agnes 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

28 Rela 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 4 5 2 4 2 2

29 Fenty 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2

30 Khusnul 4 5 2 2 3 3 3 2 4 5 4 3 4 2 3 3

31 Inggar 2 4 4 4 3 2 3 2 2 3 4 2 4 4 3 1

32 Leny 3 4 2 2 2 2 1 4 2 4 4 2 4 2 4 2

33 Artha 4 5 4 4 2 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 3

34 Yunna 4 4 2 2 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 3

35 Nuke 4 4 2 3 2 2 3 4 3 4 5 3 4 5 5 2

36 Ovilia 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3

37 Wilda 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4

38 Mahdiatul 5 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 3 3

39 Jean 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 3

40 Faidatul 4 5 5 4 4 4 5 2 4 5 5 4 3 3 3 2

41 Annisauz 4 4 4 4 3 2 1 4 1 4 3 3 3 2 1 1

42 Unah 5 5 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 4 4 3

43 Ineke 4 5 3 2 2 4 1 4 2 4 3 2 5 4 5 5

44 Dini 4 3 2 5 5 2 3 4 5 4 5 5 4 2 3 5

45 Ima 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 4 4 4 3 4

46 Siti 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4

47 Murti 4 5 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3

48 Alifiya 4 4 2 3 4 2 2 4 1 3 4 3 4 4 4 4

49 Rizky 4 5 3 2 2 3 2 2 4 4 4 3 4 4 2 2

50 Nada 4 5 4 2 3 2 2 1 2 2 2 3 5 3 3 4

51 Amalia 4 4 4 5 2 4 2 4 2 4 4 2 4 4 5 4

52 Fery 4 5 3 5 4 4 4 2 3 4 5 5 5 5 5 4

53 Pudya 5 5 1 3 3 1 1 4 3 3 4 5 5 5 5 5

54 Yunior 4 5 3 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4

55 Agive 4 5 4 3 2 4 4 4 3 5 4 4 3 5 2 5

56 Dimas 4 5 2 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3

57 Afrian 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 3 2 3 4 3

58 Ardi 4 5 3 4 4 2 1 3 2 3 4 2 4 4 4 4

59 Fawaid 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

60 Wahyudi 4 5 2 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 4 3 3

61 Iqbal 5 4 2 1 3 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 3

Page 119: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

101

62 Andre 4 5 3 3 4 5 4 3 4 5 4 3 3 4 5 3

63 Agung 5 4 4 2 4 2 2 4 4 4 5 4 2 4 4 4

64 Agus 2 2 3 1 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4

65 Asmi 4 5 2 1 4 3 1 3 1 2 4 5 4 2 5 1

66 Lukman 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

67 Berril 5 5 3 3 3 2 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3

68 Yudhistira 5 5 1 1 3 1 1 1 1 1 1 5 3 1 1 4

69 Muhlis 2 4 1 4 4 2 4 2 4 5 1 3 4 2 5 5

70 Rico 4 4 2 3 2 4 3 4 5 5 4 3 3 3 4 4

71 Wildan 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2

72 Illa 2 5 2 4 4 2 2 4 2 2 4 2 4 2 4 4

73 Leon 4 3 1 4 1 1 1 1 1 5 2 2 5 5 1 1

74 Nugrahardi 4 5 5 1 4 3 1 4 5 2 4 4 3 5 5 4

75 Angga 4 4 1 1 1 1 1 5 1 1 3 3 5 1 2 1

76 Husen 2 3 4 1 2 1 1 3 1 2 3 3 4 1 1 1

77 Ilham 2 5 2 2 2 2 2 5 5 2 4 5 5 5 5 5

78 Danang 3 4 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 3

79 Ardiawan 4 5 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4

80 Trio 4 5 4 1 3 2 2 4 3 2 4 4 5 4 5 4

Keterangan: Skala liekert:

X1 : Harga X9 : Pekerjaan 1 : Sangat tidak berpengaruh (STB)

X2 : Rasa X10 : Kondisi ekonomi 2 : Tidak berpengaruh (TB)

X3 : Peranan kebudayaan X11 : Gaya hidup 3 : Netral (N)

X4 : Kelas sosial X12 : Kepribadian dan konsep diri 4 : Berpengaruh (B)

X5 : Kelompok referensi X13 : Persepsi 5 : Sangat berpengaruh (SB)

X6 : Keluarga X14 : Belajar

X7 : Peranan dan status X15 : Kepercayaan dan sikap

X8 : Usia dan siklus hidup X16 : Motivasi

Page 120: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

102

4. Analisis Data

Page 121: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

103

Page 122: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

104

Page 123: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

105

Page 124: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

106

Page 125: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KAFE TERHADAP PEMBELIAN … · Perilaku Konsumen Kafe terhadap Pembelian Minuman Cokelat di Kabupaten Jember ” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

107