114
ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM MUSLIM DI NEGARA JEPANG (Berdasarkan Perbandingan Mazhab Fiqih dan Praktek di Indonesia) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh : Purwanto NIM : 206043103777 KONSENTRASI STUDI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

  • Upload
    vanhanh

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM

MUSLIM DI NEGARA JEPANG

(Berdasarkan Perbandingan Mazhab Fiqih dan Praktek di Indonesia)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

Purwanto

NIM : 206043103777

KONSENTRASI STUDI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,
Page 3: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,
Page 4: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 17 Desember 2010

Purwanto

Page 5: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

i

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الر حمن الرحیم

Puji dan syukur dengan tulus kami persembahkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini, yang disusun dan ditulis dalam

rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,

keluarga, sahabat dan para pengikutnya serta orang-orang yang menyeru dengan

seruannya dengan berpedoman dengan petunjuknya.

Suka cita selalu menyelimuti penulis seiring dengan selesainya penyusunan

skripsi ini. Hal tersebut tidak lain karena dorongan dan bantuan berbagai pihak. Oleh

karenanya penulis megucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Adji, MA, selaku Ketua Program Studi

Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag,

selaku Sekretaris Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum.

Page 6: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

ii

3. Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Adji, MA selaku Pembimbing I dan Drs. Heldi, M.

Pd, Selaku Pembimbing II, yang telah rela memberikan bimbingan dengan penuh

ketekunan, kesabaran dan perhatian hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

mewariskan ilmunya kepada penulis dengan konsep ikhlas.

5. Pimpinan, staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah serta Perpustakaan Umum

Iman Jama yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

pengumpulan bahan dalam skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Hideomi Muto, yang telah banyak membantu peneliti dalam

mengumpulkan data untuk skripsi ini.

7. Ayahanda tercinta Sugeng dan Ibunda tercinta Sukini, yang telah memberikan

bantuan dan dorongan baik berupa moril maupun materiil hingga selesainya

penulisan skripsi ini.

8. Ustad Abdul Syakur SHI yang telah memberikan banyak bimbingan kepada

penulis dalam belajar membaca Al-Qur’an.

9. Teman-teman seperjuangan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah periode 2006, teman-teman yang tidak disebutkan satu persatu yang

telah turut mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman dari Jepang yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan

skripsi ini.

Page 7: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

iii

Atas semuanya itu, penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah Swt

semoga amal baiknya diterima dan mendapatkan balasan yang lebih baik. Amin…

Akhirnya penulis memanjatkan do’a dan memohon semoga Allah Swt

memberikan kemanfaatan atas skripsi ini baik bagi penulis sendiri maupun pembaca

pada umumnya, serta melimpahkan pertolongan dan kebenaran kepada kita semua.

Amin…

Jakarta,……….

Penulis

Page 8: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

iv

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR .................................................................................................. iDAFTAR ISI ................................................................................................................. ivDAFTAR TABEL ........................................................................................................ viDAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6

D. Review Studi Terdahulu ......................................................................... 7

E. Metode Penelitian ................................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 11

BAB II PANDANGAN IMAM MAZHAB TENTANG DAGING HALAL

A. Makanan Umum ..................................................................................... 13

1. Definisi Makanan Halal dan Haram Berdasarkan Dalil ................... 13

2. Tabel Jenis-jenis Makanan Halal dan Haram ................................... 19

B. Daging .................................................................................................... 21

1. Definisi Daging Halal dan Haram .................................................... 21

2. Pandangan Para Imam Madzhab ...................................................... 24

C. Tatacara Penyembelihan Menurut Para Imam Madzhab ....................... 25

1. Tatacara Penyembelihan Menurut Imam Syafi’i ............................. 26

2. Pandangan Imam Madzhab Tentang Tatacara Penyembelihan ....... 30

BAB III STUDI KASUS DI INDONESIA DAGING HALAL DAN HARAM

A. Sejarah di Indonesia mengenai LP POM MUI ..................................... 46

1. Sejarah Pembentukan LP POM MUI .............................................. 47

2. Isu Lemak Babi 1988 ...................................................................... 47

Page 9: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

v

3. Suatu Kaidah Ushul Fiqih ............................................................... 49

4. Visi dan Misi LP POM MUI ........................................................... 50

B. Sejarah Kasus dan Penetapan Fatwa Tentang Daging Halal dan Haram 52

1. Memakan Kepiting .......................................................................... 52

2. Memakan dan Membudidayakan Kodok ........................................ 56

3. Memakan dan membudidayakan Cacing ........................................ 61

C. Ketentuan Fatwa MUI Tentang Penyembelihan Hewan di Indonesia ... 64

BAB IV SISTEM PENYEDIAAN DAGING HALAL YANG COCOK

DITERAPKAN DI JEPANG

A. Masalah Makanan Non Islam Bagi Kaum Islam di Jepang ................... 69

1. Masalah Budaya Konsumsi Babi .................................................... 69

2. Masalah Budaya Konsumsi Alkohol ............................................... 73

3. Kekurangan Daging Halal ............................................................... 77

B. Sistem Distribusi Daging di Jepang yang Sekarang .............................. 77

1. Sistem Distribusi Daging Non Islam ............................................... 78

2. Penjualan Daging Halal Oleh Orang Pakistan dan Turki ................ 78

3. Kerjasama Antara Asosiasi Islam Dengan Perusahaan Jepang ....... 78

C. Tatacara Penyembelihan Daging Halal yang Memungkinkan

diterapkan di Jepang ............................................................................... 79

1. Analisis terhadap Pendapat Para Imam Madzhab ........................... 79

2. Hal-hal yang Bisa di Terapkan dari Praktek di Indonesia .............. 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 88

B. Saran-Saran ............................................................................................ 90

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 95

Page 10: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1 Daftar Makanan Halal .................................................................... 19

2. Tabel 2 Daftar Makanan Haram .................................................................. 19

Page 11: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 1 Area mie instan, minuman keras .................................................. 68

2. Gambar 2 Makanan yang mengandung unsur babi ....................................... 69

3. Gambar 3 Area minuman .............................................................................. 72

4. Gambar 4 Area minuman yang mengandung alkohol .................................. 73

Page 12: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagi semua kaum muslim sangatlah penting mengkonsumsi makanan

yang diizinkan oleh Allah SWT. Begitu juga dengan pakaian, bagi semua kaum

muslim sangatlah penting bahwa memakai pakaian yang diizinkan oleh Allah

SWT, serta hidup dengan gaya hidup yang diizinkan oleh-Nya seperti halnya

makanan. Dalam firman-Nya, setiap hamba-Nya diperintahkan untuk

menkonsumsi sesuatu yang halal, baik dari makanan maupun pekerjaan. Ini

ditegaskan dalam firman Allah SWT:

) 168: 2/البقرة(

Artinnya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yangterdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkahsyaitan; karena sesungguhnya itu adalah musuh yang nyata bagimu”(QS. Al-Baqarah [2]: 168)

Setiap orang Islam wajib memastikan kehalalan pangan yang akan

dikonsumsinya. Sebelum mengkonsumsi sesuatu makanan, setiap muslim sudah

harus sangat yakin (haqqul yakin) mengenai kehalalannya.1

1Aisjah Girindra, LP POM MUI Pengukir Sejarah Sertifikasi Halal, (Jakarta: LembagaPengkajian Pangan dan Obat-obatan dan Kosmetik MUI, 2005), h. 14.

Page 13: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

2

Dalam ajaran (hukum) Islam, halal dan haram persoalan yang sangat penting dan

dipandang sebagai inti keberagaman, karena setiap muslim yang akan melakukan

atau menggunakan, terlebih lagi mengkonsumsi sesuatu sangat dituntut oleh

agama untuk memastikan terlebih dahulu kehalalan dan keharamannya. Jika

halal, ia boleh (halal) melakukan, menggunakan atau mengkonsumsinya; namun

jika jelas keharamannya, harus dijauhkan dari diri seorang muslim.2

Sejak dahulu umat manusia selalu berbeda-beda pendapat tentang

masalah apa yang dapat mereka makan dan mereka minum, apa yang boleh dan

tidak boleh, khususnya masalah makanan yang berasal dari hewan. Adapun

makanan dan minuman yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, tidak banyak

perbedaan pendapat yang dapat dijumpai.3

Sarjana ilmu gizi menyatakan bahwa agar manusia dapat hidup dengankehidupan yang sehat dan sejahtera maka ia semestinya makan daging dantumbuh-tumbuhan secara simultan, tidak mungkin untuk memilih salah satudiantara keduanya dengan meninggalkan yang lain. Kiranya perlu mendapatperhatian bahwa bangsa yang menggantungkan dirinya kepada makanan jenistumbuh-tumbuhan saja, maka akan lahir putra-putra bangsa yang kering danlemah, sedang kuantitas anak yang lahir pada suatu bangsa seperti ini tidak lebihdari 2 kg, sedang pada bangsa yang lain biasanya tidak lebih dari 3 kg. Olehkarena itu, disamping makan makanan jenis nabati, maka makanan jenis hewanijuga perlu mendapatkan perhatian, seperti susu dan telur, jika tidak maka akanmengakibatkan kekurusan dan kekurangan darah.4

2Ma’ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: eLSAS, 2008), Cet. I, h.3133Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Penerjemah Abu Sa’id al-Falahi dkk,

(Jakarta: Robbani Press, 2000), Cet. I, h. 43.4Syauqi Al Fanjari, Nilai kesehatan dalam Syariat Islam, Penerjemah Drs. Ahsin Wijaya dkk,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. I, h. 56.

Page 14: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

3

Pada dasarnya semua makanan dan minuman yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan, seperti sayur-sayuran, dan buah-buahan serta hewan adalah halal

kecuali yang beracun dan membahayakan manusia.5

Allah SWT membimbing manusia seluruhnya agar mengkonsumsi yang

halal, baik berupa makanan, usaha dan apapun itu halnya yang berkenaan dengan

kehidupan manusia. Kemudian Allah SWT memberi kekhususan bagi umat Islam

untuk menjahui yang haram, ditegaskan dalam ayat, yaitu sebagai berikut:

) 173-172: 2/البقرة(

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman makanlah oleh dari sesuatu yangbaik dari rizki yang telah kami berikan kepada kalian danbersyukurlah kalian kepada Allah apabila kalian menyembah-Nya.Sesunggunya diharamkan bagi kalian bangkai, darah, dan daging babidan sesuatu yang disembelih tidak dengan asma Allah. Akan tetapi,barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang isi tidakmenginginkannya dan tidak (pula) melampui batas, maka tidak adadosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, MahaPenyayang” (QS. Al Baqarah [2] : 172-173)

Kehalalan atau keharaman pangan berkaitan erat dengan keimanan.

Penghalalan atau pengharaman merupakan hak prerogative Allah SWT dan

manusia harus menerimanya secara imani. Begitu pula mengenai kemanfaatan

5Bagian Proyek Sarana dan Prasarana produk Halal, Petunjuk Teknis Pedoman SistemProduksi Halal, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), h. 7.

Page 15: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

4

atau kemudharatan makanan yang dihalalkan atau diharamkan. Konsekuensinya,

penentuan status hukum halal-haram, atau syubhat, mesti mengacu kepada Al-

Qur’an dan sunnah Rasul.6

Kalau negara Islam seperti di Indonesia ini mudah mendapatkan

makanan-makanan halal. Karena jelas bahwa negara Indonesia ini adalah

mayoritas beragama Islam. Coba dilihat dan diamati, jikalau jalan-jalan di kota

Jakarta, dapat diambil contoh di tempat belanja Pondok Indah Mall, disana dapat

ditemukan restoran-restoran yang menjanjikan makanan halal. Begitu juga jika

berjalan-jalan di sekitar kampus Universitas Islam Negeri Jakarta, banyak

warung-warung atau tempat makan yang halal.

Jika belanja ke suwalayan dapat membeli sosis sapi yang halal, daging

giling ayam yang halal, daging kambing buat gulai yang halal. Begitu juga dapat

membeli cemilan-cemilan yang instan dengan bumbu-bumbu yang aman tanpa

khawatir dan gelisah akan haramnya cemilan tersebut.

Akan tetapi penulis pernah mengalami kondisi yang cukup mengagetkan

ketika berkunjung ke negara Sakura, yaitu tidak lain lagi adalah negara Jepang.

Bahwa disana sama sekali tidak demikian. Kaum muslim di Jepang bertambah

sedikit demi sedikit. Di Jepang ada sejumlah muslim yang berasal dari negara

diluar Jepang seperti orang Pakistan dan Indonesia. Penulispun telah bertemu

dengan sebagian mereka pada saat berkunjung ke Jepang. Penulis mengetahui

6Aisjah Girindra, LP POM MUI, h. 23.

Page 16: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

5

bahwa mereka hampir tidak dapat membeli makanan halal dalam kondisi seperti

sekarang ini.

Jika masalah yang berkaitan dengan makanan halal di Jepang

dirangkumkan, dapat dikatakan enam point sebagai berikut:

1. Daging yang paling laku terjual adalah daging babi.

2. Dapat melihat minuman-minuman beralkohol yang jumlahnya hampir sama

atau bisa dikatakan melebihi minuman-minuman biasa seperti teh botol, jus,

susu kalengan, dan minuman-minuman halal yang lainnya.

3. Walaupun daging sapi maupun daging ayam yang halalpun, sulit diketahui

dapat dibeli dimana. (setelah itu penulis ketahui bahwa sedikit daging halal

dapat dibeli hanya di masjid-masjid yang jarang keberadaannya yaitu hanya

berada di kota-kota besar).

4. Selama penulis berada disana tidak dapat menemukan restoran yang bertanda

halal. (dari pembicaraan dengan orang-orang ditempat dapat diketahui bahwa

mereka bisa makan masakan halal hanya di restoran yang di dalamnya ada

koki orang Turki atau Pakistan dan di restoran vegetarian saja).

5. Sebagian besar cemilan-cemilan instan dan mie instan berkomposisi zat-zat

yang berasal dari babi.

6. Dalam kue-kue sudah umum menggunakan gelatin (agar-agar yang berasal

dari kulit-kulit binatang dan mengandung al-kohol).

Page 17: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

6

Berdasarkan pengalaman yang cukup mengagetkan ini, penulis merasa

perlu meneliti atau mempelajari mengenai makanan halal dan penyediaan daging

halal kepada kaum muslim di Jepang dan menuangkannya dalam judul skripsi

ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM MUSLIM

DI NEGARA JEPANG (Berdasarkan Perbandingan Mazhab Fiqih dan

Praktek di Indonesia).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memikirkan masalah makanan halal dan haram dari dasar serta

agar dalam pembahasan skripsi ini terarah dan tersusun secara sistematis, maka

penulis memberikan pembatasan masalah dan perumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana kriteria makanan yang diperbolehkan dalam hukum Islam?

2. Bagaimana keadaan Indonesia yang sekarang mengenai makanan halal dan

haram?

3. Bagaimana penyediaan daging halal bagi kaum muslim dinegara non Islam

seperti di Jepang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana kriteria makanan yang diperbolehkan didalam

hukum Islam?

2. Untuk mengetahui bagaimana keadaan Indonesia yang sekarang mengenai

makanan halal dan haram?

Page 18: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

7

3. Untuk mengetahui harus bagaimana daging halal bagi kaum muslim di negara

non Islam seperti di Jepang?

Sedangkan kegunaan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai kontribusi pemikiran dalam masalah yang berkaitan dengan halal dan

haramnya daging yang diterapkan di Jepang dengan perbandingan mazhab

fiqih.

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya dan

mahasiswa serta masyarakat pada umumnya di Jepang maupun di Indonesia

dalam masalah halal-haramnya daging.

3. Sebagai salah satu syarat utama untuk mencapai gelar Sarjana Hukum Islam

(SHI), pada program sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Syari,ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Review Studi Terdahulu

Kajian mengenai fatwa MUI dapat dikatakan sudah banyak dilakukan.

Namun, penulis merasa bahwa kajian tentang fatwa MUI tentang distribusi

daging halal kepada negara non muslim seperi negara Jepang belum pernah

dibahas.

Ada beberapa kajian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membahas

tentang fatwa MUI, salah satunya berupa skripsi yang ditulis oleh Winy Trianta

Fakultas Syari’ah dan Hukum tahun 2004 yang berjudul, Pengaruh Fatwa MUI

No 1 Tahun 2003 tentang Hak Cipta terhadap Kesadaran Masyarakat Muslim

Page 19: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

8

Mematuhi Hak Cipta. Dalam sekripsinya, Trianta membahas tentang apakah

fatwa tersebut benar-benar murni untuk kemaslahatan umat atau untuk

memperkuat Undang-undang hak cipta. Dia juga mempertanyakan, apakah fatwa

yang hanya mengikat secara moral lebih efektif untuk melindungi hak cipta dari

pada hukum hak cipta yang mengikat dengan sanksi. Dilatar belakangi oleh

kedua hal tersebut, maka diadakanlah penelitian yang menghasilkan, fatwa MUI

No 1 tahun 2003 ini berfungsi sebagai penjelasan terhadap masyarakat mengenai

kedudukan hak cipta. Dalam hukum Islam hak cipta dianalogikan sebagai harta

yang harus dilindungi, sehingga pelanggaran hak cipta sama dengan kezhaliman

terhadap harta.

Sementara itu, masih banyak fatwa-fatwa MUI yang belum dikaji dan

dibahas. Salah satunya adalah fatwa MUI tentang penyediaan daging halal yang

berada di negara non muslim seperti Jepang yang disana belum ada suatu fatwa

tentang penyediaan tersebut. Dengan demikian, penulis tertarik untuk mengkaji

dan meneliti penyediaan daging halal di Jepang.

E. Metode Penelitian

Metode merupakan strategi yang dipakai dalam pengumpulan data-data

yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi, sebagai rencana

pemecahan masalah yang dihadapi, adapun penelitian merupakan pekerjaan

yang terencana dan sistematis untuk mencari jawaban pada suatu masalah. Untuk

itu, dalam penelitian, penulis menggunakan metode-metode tertentu yang sesuai

Page 20: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

9

dengan prosedur penelitian dengan harapan agar mendapatkan hasil yang benar-

benar dapat dipertanggungjawabkan.

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam menyusun skripsi ini adalah

dengan menggunakan metode penelitian normatif empiris. Yaitu menganalisa

data dengan berdasarkan suatu keadaan yang bergantung pada bukti atau

konsekuensi yang teramati oleh indra atau data yang dihasilkan dari

percobaan atau pengamatan.7 Dalam kajian ini adalah menjelaskan teori

tentang halal dan haram makanan beserta kelembagaannya menurut pendapat

empat Imam mazhab dan praktek yang terjadi di Indonesia (Fatwa MUI)

untuk diterapkan di negara Jepang.

2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan studi

kepustakaan (Library Reseach) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan, membaca, menelaah dan memahami literatur-literatur yang

berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan dari

berbagai buku-buku baik primer maupun sekunder, yang bisa dijadikan acuan

dasar atau sumber-sumber penunjang yang masih ada relevansinya dengan

pembahasan masalah yang dimaksudkan dalam judul penelitian ini. Penulis

juga melakukan wawancara, yaitu penulis mendatangi dan bertanya langsung

7 Sutrisno Hadi, Metodologi Research. Jilid 1, (yogyakarta: Andi Offset, 1997), h. 42

Page 21: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

10

kepada Japan Asosiation Islam di Jepang guna mendapatkan data-data

penunjang yang berhubungan dengan permasalahan skripsi ini.

3. Teknik Pengolahan Data

Apabila pengumpulan data sudah selesai, selanjutnya peneliti akan

meneliti kembali dengan cara editing dan koding. Editing yaitu pemeriksaan

kembali oleh peniliti mengenai kelengkapan jawaban yang diterima,

kejelasannya, konsistensi jawaban atau informasi, relevensinya bagi

penelitian, maupun keseragaman data yang diterima oleh peneliti. Koding

Artinya, peneliti berusaha untuk membuat klasifikasi jawaban-jawaban

dengan memberikan kode-kode tertentu pada jawaban tersebut, agar nantinya

mempermudah kegiatan analisis.8

4. Teknik Analisis Data

Yang dimaksud dengan analisis data adalah proses penyederhanaan

data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan.9 Setelah

terkumpul data-data yang diperlukan maka peneliti mencoba untuk

menganalisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan

sekripsi ini adalah deskriptif analisis10, yaitu prosedur pemecahan masalah

dengan mengumpulkan data-data yang tertuju pada masa sekarang, disusun,

dijelaskan, dianalisa, diinterpretasikan dan kemudian disimpulkan.

8 Soerjono soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta, UI-Press, 1986), Cet.III, h. 264.9 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta, LP3ES, 1995),

Cet. I, h. 263.10 M. Aslam Sumhudi, Jinoisusu Disain Riset, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas

Trisakti, 1986), h. 45-47

Page 22: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

11

5. Teknik Penulisan

Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku

pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2007

F. Sistematika Penulisan

Pada bab I penulis akan menerangkan tentang latar belakang masalah dari

skripsi ini, pembatasan dan perumusan masalah yang akan dibahas, tujuan dan

manfaat penelitian skripsi ini, metode yang digunakan dalam penulisan skripsi

ini, review studi terdahulu yang berisi tentang kajian-kajian fatwa MUI dan

praktek di Indonesia, serta sistematika dari penulisan skripsi ini.

Adapun dalam bab II penulis akan menjelaskan secara umum

perbandingan mazhab tentang makanan halal yang memuat makanan umum yang

didalamnya akan dijelaskan definisi makanan halal dan haram berdasarkan dalil,

tabel perbandingan mazhab, dan tabel jenis-jenis makanan halal dan haram.

Selanjutnya akan saya terangkan mengenai daging yang memuat definisi daging

halal dan haram selanjutnya tabel perbandingan mazhab. Setelah itu saya akan

menjelaskan tatacara penyembelihan yang memuat tata cara penyembelihan

menurut Imam Syafi’I, perbandingan mazhab tentang penyembelihan,

selanjutnya penjelasan penerapan hukum perjenis daging.

Pada bab III penulis akan menguraikan mengenai Sejarah LP POM MUI

dan studi kasus di Indonesia tentang daging halal dan daging haram yang

meliputi sejarah dari kasus dan fatwa tentang daging halal dan haram. Bab III ini

Page 23: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

12

juga menerangkan pelanggaran-pelanggaran yang sering terjadi di Indonesia

yang antar lain makan katak, konsumsi cacing dan juga konsumsi kepiting.

Adapun pada bab IV akan berisi tentang daging halal yang cocok

diterapkan di Jepang, yang didalamnya akan saya jelaskan mengenai masalah

makanan di negara non islam bagi kaum Islam yang masalah budaya konsumsi

babi, masalah budaya konsumsi alkohol, serta kekurangann daging halal untuk

kaum Islam di negara non Islam. Selanjutnya didalamnya menjelaskan sistem

distribusi daging di Jepang yang sekarang meliputi sistem distribusi daging on

Islam, penjualan daging halal oleh orang Pakistan dan Turki di Jepang, dan juga

kerjasama antara Asosiasi Islam di Jepang dengan Perusahaan Jepang.

Selanjutnya menjelaskan juga tatacara penyembelihan daging halal yang

memungkinkan di Jepang, yang menerangkan upaya pembangunan sistem

distribusi daging halal di Jepang yang baru dan kemudian hal-hal yang bisa

diterapkan di Jepang dari Indonesia.

Pada akhirnya bab V merupakan penutup dari pembahasan yang telah

diuraikan dan dijelaskan yang berisi kesimpulan dan saran dari penulis yang telah

ditulisnya.

Page 24: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

13

BAB II

PANDANGAN IMAM MAZHAB TENTANG DAGING HALAL

A. Makanan Umum

1. Definisi Makanan Halal dan Haram Berdasarkan Dalil

Sebelum membahas persoalan haram dan haramnya makanan, terlebih

dahulu disinggung kaidah fiqih menurut madzhab Syafi’i :

میرحى التلعلیلالدلدى یتة حاحبالااءیأشى الفلأصلا

Artinya : “Hukum yang pokok dari segala sesuatu adalah mubah (boleh),sehingga terdapat dalil yang mengharamkannya”.1

Maksud yang terkandung dalam kaidah fiqih tersebut dapat dijabarkan

sebagaimana yang dijelaskan oleh Dr. Yusuf Qardhawi, yaitu: “Pada asalnya,

hukum dari sesuatu adalah boleh dan tidak haram, kecuali ada dalil nash

shahih dan sharih yang menunjukkan keharamannya, apabila tidak ada dalil

yang mengharamkannya maka kembali ke hukum asal yaitu halal.2

Masalah yang halal dan yang haram adalah masalah yang paling

dahulu berhubungan dengan manusia. Masalah tersebut telah ada semenjak

manusia belum diturunkan ke bumi dan merupakan pelajaran pertama yang

1 Abdul Mujib, Kaidah-kaidah Ilmu Fiqh (al-Qowa’idul Fiqhiyyah, (Jakarta: Kalam Mulia,2001), Cet.II, h. 25

2 Thobieb Al-Asyhar, Bahaya Makanan Haram. (Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2002),Cet.I, h. 94.

13

Page 25: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

14

diterima dari Tuhannya. Halal dan haram berlaku untuk semua ciptaan Allah

dan menjadi pondasi neraca kehidupan.3

Sejak dahulu, umat manusia memiliki pandangan yang berbeda dalam

menilai masalah makanan dan minuman. Baik menyangkut makanan yang

dibolehkan atau makanan yang dilarang, terutama masalah makanan dari

daging binatang. Sementara makanan dan minuman dari tumbuh-tumbuhan,

tidak banyak diperselisihkan.4

“Halal” adalah sesuatu yang jika digunakan tidak mengakibatkan

mendapat siksa (dosa). Sedangkan “haram” adalah sesuatu yang oleh Allah

dilarang dilakukan dengan larangan tegas dimana orang yang melanggarnya

diancam siksa oleh Allah di akhirat.5 Halal adalah boleh. Pada kasus makanan,

kebanyakan makanan termasuk halal kecuali secara khusus disebutkan dalam

Al-Qur’an atau hadits.6

Makanan yang dihalalkan adalah makanan yang baik dan memenuhi

selera jiwa. Dalam surat Al-Maaidah ayat 4, Allah berfirman:

... ...)٤: ٥/المائدة(

Artinya : “Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang Dihalalkan bagimereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik,”(QS. Al-Maaidah [5] : 4)

3 Muhammad Mutawalli Sya’rowi, Halal dan Haram, Penerjemah Amir Hamzah Fachrudin.(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1994), Cet. I, h. 12

4 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Penerjemah Tim Kuadran, (Bandung:Penerbit Jabal, 2007), Cet. I, h. 52.

5 Ma’ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: eLSAS, 2008), Cet. I, h. 319.6 LP POM MUI, Panduan Umum Sistem Jaminan Halal, (Jakarta: MUI, 2010), Edisi: IV,

h.58.

Page 26: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

15

Yang dimaksud dengan yang baik-baik dalam ayat diatas adalah

makanan yang disenangi oleh jiwa. Ayat ini serupa dengan firman Allah

dalam QS. Al-A’raf ayat 157:

... ...) ١٥٧: ٧/األعراف(

Artinya : “…dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik danmengharamkan bagi mereka segala yang buruk….” (QS. Al-A’raaf [7] : 157)

Pada dasarnya semua makanan dan minuman yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan, seperti sayur-sayuran, dan buah-buahan serta hewan

adalah halal kecuali yang beracun dan membahayakan manusia.7 Ini sesuai

dengan prinsip dasar bahwa asal segala sesuatu adalah mubah, dan tidak ada

yang haram kecuali apa yang disebutkan oleh nash shahih dan tegas dari

pembuat syari’at yang mengharamkannya. Bila tidak terdapat dalam nash

yang shahih, atau tidak jelas penunjukkannya kepada yang haram, maka

tetaplah sesuatu itu pada hukum asalnya, yaitu mubah.8

Makanan yang halal baik hewani maupun nabati menurut pandangan

Islam sangat banyak, sedangkan yang haram sedikit.9 Ketika ada yang

7 Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal, Petunjuk Teknis Pedoman SistemProduksi Halal, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), h. 7.

8 Anton Apriyanto, Panduan Belanja Haram dan Syubhat, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003),Cet.II, h. 14.

9 Kantor Menteri Negara Urusan Pangan RI, Makanan Indonesia Dalam Pandangan Islam(Jakarta: Departemen Agama RI, 1995), h. 44

Page 27: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

16

bertanya, apa saja barang yang halal, Rasulullah saw menjawab dengan

menyampaikan ayat al-Qur’an10:

) ٤: ٥/المائدة(

Artinya : “Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagimereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan(buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajardengan melatihnya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apayang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apayang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atasbinatang buas itu (waktu melepaskannya). dan bertakwalah kepadaAllah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya." (QS. Al-Maaidah [5] : 4)

Dari ayat diatas dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa makanan yang

dihalalkan oleh Islam ialah semua jenis makanan dan minuman yang baik

untuk dikonsumsi oleh tubuh manusia. Baik dalam pengertian Islam adalah

sesuatu yang tidak menimbulkan bahaya (kemudharatan) bagi tubuh sesorang

apabila mengkonsumsi makanan tersebut.

Yang dimaksud dengan yang baik-baik dalam ayat diatas adalah

makanan yang disenangi oleh jiwa. Ayat ini serupa dengan firman Allah swt.,

10 Anton Apriyantono, Panduan Belanja dan Konsumsi Halal, (Jakarta: Khairul Bayan,2003), Cet. II, h. 19.

Page 28: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

17

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi

mereka segala yang buruk.” (QS. Al-A’raaf : 157)11

Itu sebabnya maka bagi orang muslim, memakan makanan yang halal

lagi baik adalah suatu kewajiban seperti yang ditegaskan di dalam surat al-

Maidah ayat 88:

) 88: ٥/المائدة(

Artinya : “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allahtelah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yangkamu beriman kepada-Nya”. (QS. Al-Maaidah [5] : 88)

Binatang yang hidupnya di dalam air, semuanya halal baik yang

berupa ikan atau bukan, mati dengan ada sebab atau mati sendiri.12 Sesuai

dengan firman Allah:

….) 96: ٥/المائدة(

Artinya : “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yangberasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagiorang-orang yang dalam perjalanan….” (QS. al-Maidah [5] :96)

Sesuai dengan kaidah ushul fiqih, hukum yang pokok dari segala

sesuatu adalah boleh, sehingga terdapat dalil yang mengharamkan. Dengan

demikian semua makanan dan minuman yang tidak ada ketegasan dalil

11 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 5, Penerjemah Abdurrahim dan Masrukhin, (Jakarta:Cakrawala Publishing, 2009), Cet. I, h. 330.

12 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Jakarta: Penerbit Attahiriyah, 1954)., Cet. XVII, h. 439.

Page 29: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

18

tentang keharamannya, maka harus dikembalikan kepada hukum asalnya yaitu

boleh/halal.13

Adapun makanan haram yang diharamkan dalam Islam secara umum

tertera dalam surat al-Baqarah ayat 173:

) 2/البقرة :

173(

Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut(nama) selain Allah, tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa(memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. SesungguhnyaAllah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah[2] : 173)

Jadi, makanan yang diharamkan dalam Islam pada dasarnya adalah

makanan yang merusak sistem homeostatis tubuh sehingga dapat mengganggu

kesehatan, biasanya makanan ini mengandung bahan-bahan berbahaya atau

bahan-bahan beracun yang bercampur dengan bahan-bahan yang bermanfaat

bagi tubuh.14 Makanan itu haram atau tidak boleh dimakan karena ia khabits,

yaitu makanan yang tidak baik, buruk, busuk dan tidak enak rasanya, juga

13 Akyunul Jannah, Gelatin: Tinjauan Kehalalan dan Alternatif Produksinya, (Malang: UINMalang Press, 2008), Cet. I, h. 204

14 Moh. Yanis Musdja, Biologi Dalam Persepektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004),Cet. I, h. 249

Page 30: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

19

diharamkan jika makanan itu berbahaya bagi tubuh (merusakkan).15 Dengan

demikian makanan minuman yang berbahaya untuk jiwa adalah haram.

2. Tabel Jenis-jenis Makanan Halal dan Haram

Tabel. 1 Daftar Makanan Halal16

Jenis Dalil

Minuman semua minuman yang bermanfaat bagi manusia;seperti air, susu, madu, air kelapa dan sebagainya,kecuali khamr (arak/alkohol), dan segala sesuatuyang memabukkan.

QS. 7:3

QS. 5:4QS. 7:157

Tumbuhan semua tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia;seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, kecuali tumbuhan berbahaya; sepertiyang beracun dan membuat sakit kepada manusia.

QS. 7:31QS. 5:4QS. 7:157

Binatang yang termasuk dalam pengertian bahiimatulan’aam; yaitu jenis binatang apapun selainbinatang yang masuk dalam kategori haram; unta,sapi, kerbau, kambing liar atau dipelihara. Ayamdan ikan

QS. 5:10

QS. 22:30

Kategoridispensasimenurutsunnah

Keledai, keledai hutan, biawak, kelinci, burung-burung.

HR. Bukhari,Muslim,Nasaie danTurmidi

Tabel. 2 Daftar Makanan Haram17

Jenis Dalil Hujjah1. Bangkai, matinya tidak

disembelih, tercekik, terpukul,terjatuh, baku hantam, disergapbinatang lain.

2. Darah (kecuali limpa dan hati)

QS. 2:173

QS. 5:3

Membahayakan.Merusak jiwa,moral dan

15 Kantor Menteri Negara Urusan Pangan Republik Indonesia, Makanan Indonesia DalamPandangan Islam, h, 28

16 Hasbi Indra, et. al, Halal dan Haram Dalam Makanan, (Jakarta: Penamadani, 2004),Cet.I. h.40-42

17 Hasbi Indra, et. al, Halal dan Haram Dalam Makanan, h. 40-42

Page 31: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

20

3. Babi4. Anjing5. Kucing6. Tikus, dll.

An’am: 145AnNahl:115

HR. BhukariMuslim

7. Segala binatang yang disembelihtanpa menyebut nama Allah.

QS. 5:3 Merusak Aqidah

8. Segala bentuk binatang yang matitanpa proses penyembelihan yangbenar menurut syariah

QS. 5:3 MerusakSyariah;ketaatan dankesehatan.

9. Segala jenis burung yang berkukutajama. Elangb. Nazar, dll.

HR. BukhariMuslim

Buasmempengaruhijiwa

10. Segala yang bertaring dan berkukudari binatang buasa. Harimaub. Singac. Ulard. Buaya, dll.

HR. BukhariMuslim

Buasmempengaruhijiwa

11. Serangga bumi yang berbahayaa. Kalajengkingb. Kelabang, dll.

Membahayakan

12. Sesuatu yang membahayakanjasmani dan rohani:a. Racunb. Opiumc. Ganjad. Kokaine. Bir, dll.

QS. 2:219QS. 4:43QS. 5:90

Merusak akal,ibu kejelekan.

13. Minuman yang memabukkana. Khamrb. Alkoholc. Bir, dll.

QS. 2:219QS. 4:43QS. 5:90

Merusak akal,ibu kejelekan.

14. Semua binatang yang disembelihuntuk selain Allah

QS. 2:173 Syirik danmerusak aqidah

15. Hewan yang hidup di dua alam Syafi’i Membahayakankesehatan

16. Segala sesuatu yang diperolehdengan cara yang tidak halal

Merampas hakorang danmerusak akhlak

Page 32: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

21

B. Daging

1. Definisi Daging Halal dan Haram

Hewan atau binatang yang sering disebut dengan hewani ada dua

macam, yaitu hewan yang hidup di darat dan hewan yang hidup dilaut. Hewan

yang hidup di darat hukumnya adalah mubah, kecuali beberapa jenis yang

memang telah diharamkan dalam syari’at.18

Dalam beberapa ayat al-Qur’an memang disebutkan apa-apa yang

tidak boleh dimakan oleh seorang mukmin. Yang diharamkan itu ialah daging

babi, darah yang memancar, dan bangkai (yaitu daging binatang yang mati

bukan melalui penyembelihan menurut cara hukum syara’).19

Telah dijelaskan daging yang diharamkan dalam Islam secara umum

tertera dalam surat Al-Maidah ayat 3:

...) 3: ٥/المائدة(

Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yangtercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkambinatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala…” (QS. Al-Maidah[5]: 3)

18 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, Penerjemah: Abdul Hayyie Al-Kattani dkk, (Jakarta:Gema Insani Press, 2005), Cet. I, h. 879.

19Kantor Menteri Negara Urusan Pangan Republik Indonesia, Makanan Indonesia DalamPandangan Islam, h. 28.

Page 33: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

22

Surat al-Baqarah ayat 173:

) 2/البقرة :

173(Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut(nama) selain Allah, tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa(memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak(pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-Baqarah[2]:173)

….) 96: ٥/المائدة(

Artinya: “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yangberasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu…” (QS.Al-Maidah[5] : 96)

... ...) ١٥٧: ٧/األعراف(

Artinya : “…dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik danmengharamkan bagi mereka segala yang buruk….” (QS. Al-A’raaf[7] : 157)

Dengan melihat ayat-ayat di atas yang menjelaskan halal dan

haramnya daging, maka dapat diambil kesimpulan bahwa daging binatang ada

dua (2), yaitu daging binatang laut dan daging binatang darat.

Daging binatang yang diharamkan telah dijelaskan dalam Al-Qur’an

surah Al-Maidah ayat 3, yaitu bangkai, darah, daging babi, daging binatang

yang disembelih selain atas nama Allah. Dan Allah telah mengharamkan

Page 34: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

23

daging binatang yang buruk, yang menjijikan dan yang buas sesuai dengan

surah Al-A’raaf ayat 157.

Daging binatang darat yang dihalalkan adalah setiap yang dianggap

enak oleh orang Arab maka halal, kecuali perkara yang datang dari syara’

dengan hukum haramnya. Setiap hewan yang dianggap jijik oleh orang Arab,

maka haram, kecuali perkara yang datang dari syara’ hukum yang

menghalalkannya.20

Semua daging binatang laut adalah halal, dan tidak haram dari laut

kecuali yang beracun yang membahayakan, baik berupa ikan atau lainnya,

baik hasil buruan atau bangkai yang ditemukan. Sesuai dengan firman Allah

dalam surah Al-Maidah ayat 96 diatas. Dan hadits Nabi yang berbunyi: Dari

Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: “laut suci airnya dan halal

bangkainya.” (HR. Abu Daud)21.

Jadi daging yang halal adalah daging yang selain dari bangkai, darah,

daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah serta

disembelih secara syariah. Sedangkan yang haram adalah daging yang berasal

dari bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih bukan atas

nama Allah, dan juga daging yang berbahaya bagi jiwa manusia.

20 Moch. Anwar, Fiqih Islam,(Bandung : PT. Alma’arif, 1973), Cet. I, h. 253.21 Thobieb Al-Asyhar, Bahaya Makanan Haram, h. 135.

Page 35: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

24

2. Pandangan Para Imam Madzhab

Para ulama sepakat bahwa binatang yang tidak halal kecuali dengan

disembelih adalah hewan darat yang berdarah mengalir yang tidak

diharamkan, tidak tertembus senjata orang yang berkelahi, tidak hampir mati

karena dipukul, ditanduk, jatuh, diterkam binatang buas dan sakit. Sedangkan

hewan laut tidak perlu disembelih.22

Binatang laut yaitu semua binatang yang hidup di air. Binatang ini

semua halal walaupun didapatkannya dalam keadaan bagaimanapun, apakah

waktu didapatkannya masih dalam keadaan hidup maupun sudah bangkai.

Binatang-binatang tersebut berupa ikan ataupun yang lainnya. Seperti anjing

laut, babi laut, dan sebagainya.23

Para ulama telah mengelompokkan hewan darat yang haram menjadi

enam macam, yaitu sebagai berikut:

a. Hewan yang telah jelas diharamkan dalam nash.

b. Hewan yang telah jelas sifat-sifatnya yang diharamkan.

c. Hewan yang memakan makanan kotor dan menjijikkan.

d. Hewan yang beracun dan berbahaya.

e. Hewan yang berasal dari hewan halal, tetapi dilarang untuk memakannya.

22 Ibnu Rusyd, Bidayatu’l Mujtahid., Penerjemah: M.A. Abdurrahman dan A. Haris Abdullah.(Semarang: CV Asy Syifa’, 1990), Cet. I, h. 325.

23 Yusuf Qaradhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, h.57

Page 36: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

25

f. Hewan yang dilarang untuk dibunuh dan yang disuruh untuk membunuh.

Selain dari hewan dan burung yang disebutkan di atas maka hukumnya halal.24

Para ulama berbeda pendapat tentang hewan yang tidak berdarah yang

boleh dimakan, seperti belalang dan sebagainya. Apakah wajib disembelih

atau tidak? Imam Malik berpendapat bahwa belalang itu tidak boleh dimakan

tanpa disembelih. Dan penyembelihannya menurut pendapatnya adalah

dengan cara melakukan sesuatu yang mempercepat kematiannya, seperti

diputuskan lehernya, sayapnya, kakinya disertai niat dan menyebut nama

Allah. Kebanyakkan fuqaha berpendapat bahwa bangkai belalang itu boleh

dimakan tanpa disembelih terlebih dahulu.25Maka dalam hal mengenai daging

halal dan haram tidak ada perbedaan pendapat dikalangan para Imam, hanya

saja ada perbedaan dalam hal hewan laut.

C. Tata Cara Penyembelihan Menurut Para Imam Madzhab

Imam Ibn Qudamah al-Maqdisi dalam kitabnya al-Mughni berkata,

“Tidak ada perbedaan di antara para ulama bahwa hewan buruan dan binatang

ternak tidak halal kecuali setelah disembelih. Menyembelih ini memerlukan lima

komponen; yaitu orang yang menyembelih, alat menyembelih, tempat untuk

yang disembelih, praktik menyembelih, dan dzikir (menyebut nama

24 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, h. 879.25 Thobieb Al-Asyhar. Bahaya Makanan Haram, h. 207-208.

Page 37: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

26

Allah).”26Perlu diketahui bahwa masing-masing syarat yang lima ini ada

perbedaan pendapat di kalangan ulama madzhab empat.

Untuk membuka tulisan tata cara penyembelihan ini, penulis awali

dengan tata cara penyembelihan menurut Imam Syafi’i karena yang paling umum

dipraktekkan di Indonesia.

1. Tata Cara Penyembelihan Menurut Imam Syafi’i

a. Orang yang memotong

1) Beragama

Menurut Madzhab ini, yang menyembelih itu orang Islam atau

Ahli Kitab, bukan orang yang beragama Majusi, bukan penyembah

berhala dan bukan pula orang yang murtad. Maka sembelihan orang

yang beragama Yahudi dan Nasrani halal dimakan sebagaimana

sembelihan orang Islam.27Yang dimaksud dengan Ahli Kitab adalah

Yahudi dan Nashrani dari kalangan Bani Israil saja. Berdasarkan

pendapat ini, Yahudi dan Nashrani dari kalangan bangsa Arab dan

Indonesia bukan termasuk Ahli Kitab.28

2) Berakal

Dari kalangan Syafi’iyyah, Imam al-Nawawi berkata,

“Utamanya, penyembelih adalah seseorang yang berakal. Adapun anak

26 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika MenurutAl-Qur’an dan Hadits. (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2009), Cet. I, h. 274-275.

27 Syekh Abdurrahman Al-Jazari, Fiqih Empat Madzhab, (Jakarta: Darul Ulum Press, 1996),Cet.I, h. 377.

28 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 286.

Page 38: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

27

kecil yang mumayyiz (dapat membedakan benar dan salah), maka

menurut madzhab Syafi’i, sembelihannya halal.” Imam al-Nawawi,

setelah mengemukakan berbagai pendapat dan riwayat dari murid-murid

al-Syafi’i, berkata, “Kami sebutkan bahwa pendapat yang shahih dalam

pandangan madzhab kami, bahwa sembelihan anak kecil, orang gila dan

orang mabuk, adalah halal.”29

Menurut Imam Syafi’i, orang yang syah dalam memotong adalah

orang yang beragama Islam dan orang Ahli Kitab yaitu Yahudi dan

Nasrani dari kalangan Bani Israil saja, Yahudi dan Nashrani yang

berasal dari luar Bani Israil dianggap tidak sah (haram).

b. Alat Menyembelih

Para ulama sepakat bahwa menyembelih boleh dan sah dilakukan

dengan semua alat yang tajam, baik berasal dari besi, batu yang keras, kulit

bambu, timah, tembaga, emas, perak, atau bahan lainnya. Kriteria alat

dalam hal ini adalah setiap benda yang dapat menumpahkan darah dan

memutuskan urat leher, sekiranya dapat memotong atau membelah dengan

bagian tajamnya bukan dengan beratnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi

Saw:

29 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 293

Page 39: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

28

تسیلو, ادغالعداقولناا! اهللالوساری: تلق: لقا, جیدخنبعافرثیدح

ھیلعاهللاماسرذكومالدرھاأنم))نأر((أو)) لجعا: ((القف. مدىناعم

3130)يرخابالھجرخا... (ارفظوا انسنكیمالم, هولكف

Artinya: Rafi’ bin Khadij r.a berkata : ya Rasulullah, kami akanberhadapan dengan musuh esok hari (pagi) dan kami tidakmempunyai pisau. Maka Nabi saw bersabda: Segeralah,“Sembelihlah dengan apa saja yang dapat menumpahkan darahdan disebutkan nama Allah atasnya, maka makanlahsembelihannya, selagi tidak menggunakan gigi atau kuku...”(HR. Bukhari)

Menurut Syafi’iyyah, pemotongan hewan itu dilakukan dengan alat

yang tajam, sekalipun berupa bambu, kayu, emas atau perak, kecuali gigi,

kuku, dan tulang. Apabila hewan tersebut dibunuh dengan alat yang tidak

tajam, misalnya dipukul dengan senapan, atau anak panah yang tidak

bermata atau tidak tajam, atau dicekik dengan jerat lalu mati, maka dalam

hal ini haram dimakan.31Jadi menurut Imam Syafi’i, alat yang digunakan

haruslah tajam, tidak boleh menggunakan alat yang tumpul.

c. Bagian yang Disembelih

Syafi’iyyah juga berpendapat, menyembelih hewan yang sesuai

dengan syari’at adalah dengan memotong kerongkongan dan pembuluh

nafasnya semuanya. Bila masih ada yang belum terpotong dari keduanya

itu berarti hewan yang disembelih tersebut tidak halal. Dan disyaratkan

30 Muhammad bin Isma’il al-Imam al-Bukhari, Shahih al-Bukhari: Bab Ma anhara al-Dammin al-Qoshb wa al-Mirwah wa al-Hadid, (Bairut: Dar al-Kutub, 1376H), Juz.VI, h.225

31 Syekh Abdurrahman Al-Jazari, Fiqih Empat Madzhab, h. 376.

Page 40: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

29

hendaklah pada hewan itu ada kehidupan yang tetap sebelum disembelih,

bila ada sebab yang dapat membinasakan.32

Imam Syafi’i berkata, “Sembelihan itu ada dua;

1) Menyembelih hewan yang dapat dikuasai, yaitu hewan liar atau jinak,

baik dengan dzibh (menyembelih) maupun nahr (memutuskan

tenggorokan di leher bagian bawah).

2) Menyembelih hewan yang tidak dapat dikuasai, maka caranya sama

seperti menyembelih hewan buruan, baik yang jinak maupun liar.33

Yaitu dengan cara jahr (melukai) hewan liar itu dengan benda yang

tajam oleh seorang muslim atau mengutus hewan pemburu yang sudah

terlatih.34

Dalam hal ini Imam Syafi’i berpendapat yaitu bagian yang

disembelih adalah dengan memotong kerongkongan dan pembuluh

nafasnya semuanya. Bila masih ada yang belum terpotong dari keduanya

itu berarti hewan yang disembelih tersebut tidak halal.

d. Teknis Menyembelih

Imam Syafi’i berkata, “Sembelihan yang sempurna adalah dengan

memutuskan empat urat; tenggorokkan, kerongkongan, dan dua urat leher.

Standar yang paling minimal adalah dengan memutuskan tenggorokan dan

32 Syekh Abdurrahman Al-Jazari, Fiqih Empat Madzhab, h, 375.33 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 304.34 Syekh Abdurrahman Al-Jazari, Fiqih Empat Madzhab, h. 374.

Page 41: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

30

kerongkongan.”35 Jadi menurut Imam Syafi’i selain dari tenggorokan dan

kerongkongan maka hewan tersebut tidak halal.

e. Membaca Basmalah Saat Menyembelih

Menurut madzhab Syafi’i tidak disyaratkan membaca tasmiyah,

melainkan disunnahkan saja. Imam al-Nawawi berkata, “Dianjurkan

menyebut nama Allah ketika menyembelih dan ketika melepaskan anjing

pemburu atau panah yang diarahkan pada hewan buruan. Seandainya tidak

membaca basmalah karena sengaja atau lupa, maka sembelihan atau

buruannya tetap halal.”36 Dengan demikian membaca basmalah dalam

Madzhab Syafi’i adalah hukumnya disunnahkan.

2. Pandangan Imam Madzhab Tentang Tata Cara Penyembelihan

a. Orang yang Memotong

Para ulama sepakat bahwa orang yang boleh menyembelih itu ada

lima, yaitu; Islam, laki-laki, baligh, berakal sehat, tidak menyia-nyiakan

shalat. Para ulama juga sepakat bahwa orang yang tidak boleh

menyembelih atau sembelihannya tidak halal dimakan adalah orang-orang

musyrik penyembah berhala, berdasar firman Allah Swt37:

…. …) 3: ٥/المائدة(

35 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 309.36 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 318.37 Ibnu Rusyd, Bidayatu’l Mujtahid, Penerjemah: M.A. Abdurrahman dan A. Haris Abdullah.

(Semarang: CV Asy Syifa’, 1990), Cet. I, h. 314.

Page 42: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

31

Artinya: “ diharamkan bagimu hewan yang disembelih untuk

berhala” (QS. al-Maidah[5] : 3)

1) Agama

Mayoritas ulama fiqih dari kalangan Hanafiyyah, Malikiyyah,

Hanabilah, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Ahli Kitab

adalah Yahudi dan Nashrani dari bangsa mana pun, tanpa membedakan

antara kelompok yang satu dengan yang lain, antara bangsa yang satu

dengan bangsa yang lain. Berdasarkan pendapat ini, orang Yahudi dan

Nashrani di Indonesia termasuk Ahli Kitab.38 Alasannya sesuai dengan

keumuman makna firman Allah, yaitu:

)5: ٥/المائدة (…

Artinya: “Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al-Kitab ituhalal bagimu.” (QS. Al-Maidah[5] : 5)

Kriteria Ahli Kitab menurut ulama Hanafiyyah adalah agama,

yaitu kalangan Yahudi dan kalangan Nashrani tanpa membedakan Arab

dan non-Arab.39Dengan demikian sembelihan Ahlil Kitab menurut

ulama Hanafiyyah adalah boleh dimakan.

Sedangkan Madzhab Maliki mengemukakan bahwa hukum

sembelihan Ahli Kitab adalah makruh tanpa mengharamkannya. Begitu

38 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 286.39 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 278.

Page 43: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

32

juga dengan kemakruhan membeli daging dari tukang-tukang daging

Ahli Kitab tanpa mengharamkannya.40

Imam Syafi’i mengatakan bahwa kaum Nasrani Arab bukan

termasuk kaum Ahli Kitab, maka sembelihan mereka tidak halal.

Dengan demikian apabila yang menyembelih itu orang Yahudi dan

Nashrani dari kalangan non-Arab maka sembelihannya halal.41

Ulama Hanabilah mengemukakan bahwa seseorang dikatakan

Ahli Kitab atau bukan Ahli Kitab itu tergantung dirinya bukan

nasabnya. Dengan demikian setiap orang yang memeluk agama adalah

termasuk bagian dari Ahli Kitab. Seperti halnya orang pada masa

sekarang ini, maka sembelihannya boleh dimakan.42

2) Berakal

Mengenai syarat akal bagi penyembelih, Imam Ibn Abidin dari

kalangan Hanafiyyah, mengutip dari al-Jauharah, berkata, “Sembelihan

anak kecil yang belum berakal, orang gila, dan orang mabuk yang tidak

berakal, tidak halal dimakan. Beliau beralasan bahwa orang gila yang

hilang akalnya tidak memiliki qashd (motivasi) sama sekali.43

Dari kalangan madzhab Hanbali, Imam Ibn Qudamah al-Maqdisi

berkata, “akal penyembelih, maksudnya adalah bahwa seorang

40 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 27841 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 28042 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 281-

28243 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 286

Page 44: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

33

penyembelih harus berakal sehingga ia mengetahui (sadar) saat

menyembelih. Jika tidak berakal, seperti anak kecil yang belum

mumayyiz, orang gila, dan orang mabuk maka sembelihannya tidak

halal.”44

Imam al-Baji (w.494 H) dari kalangan Malikiyyah menuturkan,

“Sembelihan orang mabuk dan orang gila, pada saat akalnya hilang,

hukumnya tidak halal. Hal ini diriwayatkan oleh Ibn Wahb dari Malik

dalam al-Mabsuth.”45 Sembelihan orang gila dan orang mabuk menurut

Malik tidak boleh dimakan.46

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa menurut kalangan Hanafiyyah, Malikiyyah, dan Hanabilah

bahwa sembelihan Ahli Kitab adalah boleh. Kalangan semua ini tidak

membedakan antara kelompok satu dengan kelompok yang lain, antara

bangsa satu dengan bangsa yang lain.

b. Alat Menyembelih

Para ulama sepakat bahwa menyembelih boleh dan sah dilakukan

dengan semua alat yang tajam, baik berasal dari besi, batu yang keras, kulit

bambu, timah, tembaga, emas, perak, atau bahan lainnya. Kriteria alat

dalam hal ini adalah setiap benda yang dapat menumpahkan darah dan

memutuskan urat leher, sekiranya dapat memotong atau membelah dengan

44 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 28645 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 28646 Ibnu Rusyd, Bidayatu’l Mujtahid, h. 322.

Page 45: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

34

bagian tajamnya bukan dengan beratnya.47 Hal ini berdasarkan sabda Nabi

saw :

ولیست , انا لاقوالعد غدا! یارسول اهللا: قلت : قال , حدیث رافع بن خدیج

ماأنھر الدم وذكر اسم اهللا علیھ )) أرن((أو )) اعجل: ((فقال. معنا مدى

4548)اخرجھ البخاري... (مالم یكن سنا او ظفرا,فكلوه

Artinya: Rafi’ bin Khadij r.a berkata : ya Rasulullah, kami akanberhadapan dengan musuh esok hari (pagi) dan kami tidakmempunyai pisau. Maka Nabi saw bersabda: Segeralah,“Sembelihlah dengan apa saja yang dapat menumpahkan darahdan disebutkan nama Allah atasnya, maka makanlahsembelihannya, selagi tidak menggunakan gigi atau kuku...”(HR. Bukhari)

c. Bagian yang Disembelih

Pendapat ulama berbeda-beda mengenai anggota dari hewan yang

disembelih, sebagai berikut:

1) Menurut Madzhab Hanafi

Mereka berpendapat bahwa pemotongan hewan yang sesuai

dengan syari’at itu terbagi menjadi dua bagian. Yaitu:

Pertama, pemotongan darurat. Ini dilakukan dengan cara

melukai bagian mana saja dari badan hewan itu. Ini dilakukan untuk

hewan yang tidak jinak. Jika kambing, sapi atau unta menjadi liar dan

sulit untuk disembelih, lalu dipanah dan kena pada bagian mana saja

47 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h.294.48 Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, h.225

Page 46: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

35

dari badannya dan mengeluarkan darah serta mematikan, maka halal

dimakan.49

Kedua, pemotongan yang tidak darurat, dilakukan dengan

menyembelih antara ujung kerongkongan dan ujung dada, yaitu dengan

cara memotong dua urat leher, yaitu dua urat besar yang terdapat

dikedua sisi depan batang leher dan memotong pembuluh nafas serta

kerongkongannya.50

2) Menurut Madzhab Maliki

Mereka berpendapat, pemotongan hewan yang sesuai dengan

syari’at sebab yang dapat menjadikan hewan darat halal dimakan

ikhtiyar (bukan karena terpaksa). Pemotongan ini antara lain yaitu:

a) Dzabh. Cara ini dilakukan dengan memotong kerongkongan dan dua

urat leher yang terdapat dibagian depan dengan alat tajam dengan

niat, dan diisyaratkan memotong pembuluh jalan nafas.

b) Nahr. Cara ini digunakan untuk memotong unta, gajah, dan jerapah.

Dan makruh digunakan untuk memotong sapi dan kerbau. Cara ini

dilakukan dengan menusuk leher pada bagian bawah kalung oleh

seorang yang mumayyiz muslim atau Ahi Kitab tanpa mengangkat

lama sebelum sempurna, dengan niat.

49 Al-Jazari, Fiqih Empat Madzhab, h. 37350 Al-Jazari, Fiqih Empat Madzhab, h. 373

Page 47: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

36

c) Aqr. Cara ini digunakan untuk memotong hewan liar yang tidak bisa

dikuasai kecuali dengan sulit, baik itu hewan berupa burung atau

lainnya. Dilakukan dengan cara melukai hewan liar itu dengan benda

tajam oleh seorang mumayyiz muslim, atau dengan mengutus hewan

pemburu yang sudah terlatih dengan niat dan membaca tasmiyah.51

3) Menurut Madzhab Hanbali

Mereka berpendapat bahwa pemotongan hewan secara syara’

adalah penyembelihan hewan yang dapat dikuasai, yang boleh dimakan.

Pemotongan yang sesuai dengan syari’at dapat dilakukan dengan cara

memotong pembuluh nafas dan kerongkongan. Pemotongan dengan cara

nahr dilakukan pada legokan leher yang terdapat di antara pangkal leher

dan dada. Dan tidak disyaratkan memotong dua urat leher, akan tetapi

memotongnya lebih utama.52

Imam Ahmad berkata,”Menyembelih itu pada bagian atas dan

dekat dada. Beliau berhujjah dengan hadits Umar yang diriwayatkan

oleh Sa’id dan al-Arsram dengan sanad yang sampai kepada keduanya

dari al-Farafishah yang berkata, “Ketika kami berada bersama Umar,

Umar berseru bahwa menyembelih pada bagian pada bagian dekat dada

atau leher bagian atas adalah untuk hewan yang dapat dikuasai.”53

51 Al-Jazari, Fiqih Empat Madzhab, h. 37352 Al-Jazari, Fiqih Empat Madzhab, h. 37353 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 305.

Page 48: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

37

Setelah melihat dari pendapat para ulama, ada kesepakatan

dalam memotong hewan yang tidak dapat dikuasai maka

penyembelihannya adalah dengan cara melukai bagian tubuh yang dapat

memancarkan darah sampai menyebabkan hewan tersebut mati.

d. Teknis Menyembelih

1) Madzhab Hanafi

Mufti al-Diyar al-Mishriyah (Negeri Mesir), Syeikh ‘Abd al-

Qadir al Rafi’ (w. 1323 H), berkata, “Bahwa menurut Imam Abu

Hanifah, tiga urat yang mana saja dari empat urat, jika tiga urat itu

terputus, maka sembelihannya halal.” Maksudnya, tiga urat tersebut

wajib dipotong, tanpa ditentukan urat yang mana. Artinya boleh

memotong tenggorokan, kerongkongan, dan salah satu urat leher, atau

boleh juga memotong tenggorokkan dan dua urat leher.54

2) Madzhab Maliki

Menurut Imam Malik adalah dengan memotong kerongkongan

dan dua urat leher yang terdapat dibagian depan dengan alat tajam

dengan niat, dan diisyaratkan memotong pembuluh jalan nafas.55

Ada pernyataan dari Imam Ibn al-Qasim berkata, “Beliau (Imam

Malik) tidak memakannya kecuali dengan memutuskan keduanya

54 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 30755 Al-Jazari, Fiqih Empat Madzhab, h. 373.

Page 49: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

38

(tenggorokan dan urat-urat leher) secara bersamaan. Beliau tidak

memakannya jika tenggorokannya saja yang terputus, sedangkan urat-

urat lehernya tidak, dan beliau pun tidak memakannya jika urat-urat

lehernya saja yang terputus, sedangkan tenggorokannya tidak. Beliau

tidak memakannya sehingga terputus semuanya, yaitu tenggorokan dan

urat leher secara bersamaan.56

3) Madzhab Hanbali

Imam Ibn Qudamah berkata, “Adapun praktek menyembelih

hewan, maka hal itu dinilai sah dengan memotong tenggorokan dan

kerongkongan. Ada riwayat lain dari Imam Ahmad bahwa dalam

penyembelihan, selain memotong dua urat itu ditambahkan dengan

memotong dua urat leher. Hal ini berdasarkan riwayat Abu Hurairah ra,

beliau berkata:57

ةطیرشنعاهللالوسى رھن: لقاھنعاهللايضرةریرى ھبانع

ى تحركتتماج ثدى األورفتالودلجالعطقتفحبذى تتاليھو. انطیالش

5558دواوا دوبااهور. تومت

Artinya : Hadits dari Abi Hurairah r.a berkata : “Rasulullah Sawmelarang mempraktekkan syarat setan, yaitu menyembelihhewan dengan memotong kulitnya, tetapi tidak memutuskanurat-urat lehernya, kemudian hewan itu dibiarkan begituhingga mati.” (HR. Abu Daud)

56 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 308.57 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 31058 Sulaiman bin al-Asy’ats bin Ishaq al-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu Dawud, Juz II, (Mesir:

Syirkah Maktabah wa Mathba’ah Musthafa al-Baabi al-Halabi, 1372 H/1953 M), h. 93

Page 50: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

39

Beliau berkata, “ Tidak ada perbedaan di kalangan ulama bahwa

menyembelih yang sempurna adalah dengan memutuskan empat urat;

tenggorokan, kerongkongan, dan dua urat leher. Tenggorokan adalah

tempat bernafas, kerongkongan adalah tempat masuknya makanan dan

minuman, dan dua urat leher adalah dua urat yang ada disekitar

tenggorokan. Karena memutuskan empat urat tersebut akan

mempercepat nyawa hewan keluar. Dengan begitu, hewanpun akan mati

dengan mudah.59

Kesimpulannya bahwa dalam hal teknis menyembelih tidak ada

perbedaan pendapat dikalangan ulama, penyembelihan yang sempurna

adalah dengan memutuskan empat urat leher yang berada diantara dada

dan kepala.

e. Membaca Basmalah Saat Menyembelih

1) Madzhab Hanafi

Para ulama Madzhab Hanafiyyah berpendapat bahwa apabila

tidak membaca basmalah dengan sengaja ketika menyembelih, maka

sembelihannya tidak halal. Jika tidak membaca basmalah itu karena

lupa, maka sembelihannya halal.60 Dengan berdasarkan hadits Nabi Saw

bersabda:

59 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika. h. 31160 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 315.

Page 51: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

40

ملسوھیلعى اهللالصيبالننا:لاقامنھعاهللايضردعسنبدیشرنع

اهور. كذالكدیالصودمعتیمالممسیملناولالحملسمالةحیبذ:لقا

5661دواوا دوبا

Artinya: Diriwayatkan dari Rasyid bin Sa’ad berkata : Rasulullah sawbersabda : “Sembelihan orang muslim adalah halal meskipunia tidak menyebut nama Allah (ketika menyembelihnya),selagi ia tidak sengaja (meninggalkannya), demikian pulahewan buruan.” (HR. Abu Daud)

2) Madzhab Maliki

Menurut Imam Malik, dalam hal ini Ibn Qasim meriwayatkan

dari Malik dalam kitab al-Mudawwanah tentang orang yang sengaja

tidak membaca basmalah ketika menyembelih, beliau berkata,

“Sembelihannya jangan kamu makan. Tetapi jika ia tidak membacanya

karena lupa, maka kamu boleh memakannya.”62

3) Madzhab Hanbali

Imam Ahmad berpendapat bahwa apabila tidak membaca

basmalah itu karena sengaja, maka sembelihannya tidak halal. Apabila

tidak membacanya itu karena lupa, maka sembelihannya halal. Hal ini

berdasarkan hadits Nabi saw:

61 Al-Imam al-Harits bin Abu Usamah, Bughyah al-Bahits an Zawa’id Musnad al-Harits, juzI, (Bairut: Daar al-Fikr, 1314 H), h.478

62 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, h. 315.

Page 52: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

41

ان النبي صلى اهللا علیھ وسلم :عن رشید بن سعد رضي اهللا عنھماقال

رواه . م یتعمد والصید كذالكذبیحة المسلم حالل وان لم یسم مال: قال

6063ابوا داوود

Artinya: Diriwayatkan dari Rasyid bin Sa’ad berkata : Rasulullah sawbersabda : “Sembelihan orang muslim adalah halal meskipunia tidak menyebut nama Allah (ketika menyembelihnya),selagi ia tidak sengaja (meninggalkannya), demikian pulahewan buruan.” (HR. Abu Daud)

Riwayat yang kedua menyatakan bahwa tidak membaca

basmalah saat menyembelih, baik sengaja maupun lupa, adalah boleh.

Hal ini berdasarkan sebuah riwayat bahwa para sahabat Nabi saw

memberikan kemurahan untuk memakan hewan yang disembelih tanpa

menyebut nama Allah.

: لقافملسوھیلعى اهللالصيبى النلالجراءج: لقاةریرى ھأبنعو

ى لعاهللامسا: لقا. ى مسیى أنسنیوحذبیلجالرتأیأراهللالوسا ری

6164ينطقارالدھجرخا. ملسملك

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa ada orang datangdan bertanya kepada Nabi saw. “wahai Rasulullah,” kataorang itu, “Bagaimana menurut Anda tentang seseorangyang menyembelih hewan, tetapi lupa membaca basmalah.”

63 Al-Imam al-Harits bin Abu Usamah, Bughyah al-Bahits an Zawa’id Musnad al-Harits,h.478

64 Ahmad bin al-Husain bin Ali al-Baihaqi, al-Sunan al-Kubra, Juz. IX, (India: Mathba’ahDa’irah al-Ma’arif al-Nidzamiyyah al-Ka’inah, 1344 H), h. 402. Lihat juga Sunan al-Daruquthni,Juz.IV, h. 295

Page 53: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

42

Nabi saw menjawab, “Nama Allah ada pada setiap muslim.”(HR. Al-Daruquthni)

Imam Ibn Muflih al-Hanbali memberikan alasan riwayat ini.

Beliau berkata, “Karena membaca basmalah itu, apabila disyaratkan,

maka sembelihan yang dilakukan dengan keraguan ketika membacanya

hukumnya tidak halal. Sebab, keraguan dalam syarat merupakan

keraguan dalam perbuatan yang disyaratkan itu. Padahal sembelihan

yang dilakukan dengan keraguan dalam membaca basmalah adalah

halal, dengan dalil bahwa sembelihan Ahli Kitab itu halal, padahal

kenyataannya mereka tidak membaca basmalah.

Dan disyaratkan hendaknya bacaan basmalah itu dimaksudkan

untuk pada setiap hewan yang disembelihnya. Jika ia membacanya

untuk seekor kambing lalu menyembelih lainnya dengan membaca

basmalah itu, maka hewan yang kedua ini tidak boleh dimakan.65

Sebab perbedaan pendapat ulama dalam membaca basmalah adalah

Imam Ibn Rusyd berkata, “Sebab perbedaan pendapat di kalangan mereka

dalam hal ini adalah karena adanya pertentangan antara makna lahir ayat

al-Quran dengan Hadits”. Adapun ayat yang dimaksud firman Allah Swt:

....)6/نعاماأل :

121(

65 Al-Jazari, Fiqih Empat Madzhab, h. 378.

Page 54: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

43

Artinya: “Dan janganlah kamu memakan binatang yang tidak disebutnama Allah ketika disembelih, karena sesungguhnya perbuatanitu adalah kefasikan.” (QS. Al-An’am [6] : 121)

Adapun hadits yang bertentangan dengan ayat tersebut adalah

hadits yang diriwayatkan oleh Malik dari Hisyam dari ayahnya, bahwa

beliau berkata:

, ملسوھیلعى اهللالصاهللالوسرئلسا موقأن: ا ھنعاهللايضرةشائعنع

ي ردنالو, انمحلا بننوتأیةیادالبلأھنماسالننا, اهللالوسا ری: ھللیقف

وا اهللامس: ملسوھیلعى اهللالصاهللالوسرلقاف. الماھیلعوااهللامسلھ

6366رواه البخاري. اولكما ثھیلع

Artinya: Hadits dari Aisyah r.a : “Ada Kaum yang bertanya kepadaRasulullah saw, “Wahai Rasulullah, para penduduk pedalaman(badwi) datang kepada kami sambil membawa daging. Kamitidak mengetahui apakah mereka menyebut nama Allah atassembelihannya atau tidak.” Maka Rasulullah saw bersabda,“Sebutlah nama Allah atas daging itu, lalu makanlah!”. (HR.Bukhari)

Imam Malik berpendapat bahwa ayat di atas menasakh (menghapus

hukum) hadits ini. Beliau memahami bahwa hadits ini terjadi pada masa

permulaan Islam. Imam Syafi’i tidak sependapat dengan ini. Menurut

beliau dari sisi redaksi, hadits tersebut terjadi di Madinah. Sedangkan ayat

al-Qur’an tentang membaca basmalah turun di Makkah. Berdasarkan hal

ini, Imam Syafi’i mengompromikan dua dalil di atas, yaitu dengan

66 Muhammad bin Yasin bin Abdullah, Nailul Maram fi Syarh Bulughul Maram min AdillatilAhkam, Juz V, (Makkah: Al-Maktabah al-Bukhariyyah, 1412 H/1992 M), h. 134

Page 55: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

44

memahami perintah dalam membaca basmalah sebagai sunnah. Adapun

ulama yang mengaitkan kewajiban membaca basmalah ketika ingat (tidak

lupa), mereka merujuk pada sabda Nabi saw:

: لقاملسوھیلعى اهللالصاهللالوسرا أنمھنعاهللايضراسبعنابنع

. ھیلا عوھركتااسموانیسالنوأطخى التمأنى علزاوجتلجوزعاهللانا

6467امھریغويقھیبالوھاجمناباهور

Artinya: Hadits dari Ibn Abbas r.a. Rasulullah saw bersabda :“Sesungguhnya Allah Swt mengampuni umatku dari sikap salah,lupa, dan sesuatu yang dipaksakan kepadanya.” (HR. IbnuMajah, Baihaqy dan lainnya)

Dalam hal membaca basmalah saat menyembelih ini dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Membaca basmalah saat menyembelih merupakan suatu kewajiban yang

mutlak. Apabila tidak membaca basmalah, baik karena sengaja maupun

lupa, maka sembelihannya tidak halal. Ini adalah sebuah riwayat dari

Imam Malik dan sebuah riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal.

2) Membaca basmalah tersebut adalah sunnah. Apabila tidak membaca

basmalah, baik karena sengaja maupun lupa, maka sembelihannya tetap

halal. Ini adalah madzhab Syafi’i dan semua pengikutnya, sebuah

riwayat dari Imam Malik bin Anas, dan sebuah riwayat dari Imam

Ahmad bin Hanbal.

67 Al-Imam Yahya bin Syarifuddin al-Nawawi, Al-‘Arba’in an-Nawawi, (Surabaya: Al-Hikmah, t.th), h.30

Page 56: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

45

3) Membaca basmalah tersebut merupakan suatu kewajiban jika dalam

keadaan ingat, dan menjadi gugur jika dalam keadaan lupa. Apabila

tidak membaca basmalah dengan sengaja, maka sembelihannya tidak

halal, tetapi apabila tidak membacanya itu karena lupa, maka

sembelihannya halal. Ini adalah pendapat dalam madzhab Abu Hanifah,

madzhab Imam Malik bin Anas, dan sebuah riwayat dari Imam Ahmad.

Page 57: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

46

BAB III

STUDI KASUS DI INDONESIA DAGING HALAL DAN HARAM

A. Sejarah Kasus dan Fatwa Tentang Daging Halal dan Haram

1. Sejarah Terbentuknya LP POM MUI

Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik Majelis

Ulama Indonesia atau lebih dikenal sebagai LP POM MUI, dibentuk oleh

MUI supaya isu “lemak babi” yang terjadi tahun 1989 tidak terulang kembali.

Pada waktu itu banyak makanan tidak laku karena diisukan mengandung

lemak babi. Isu itu demikian hebatnya sehingga jika berlanjut terus diduga

dapat mengganggu ekonomi negara. Untuk mengantisipasi keadaan serupa

dikemudian hari, didirikanlah LP POM MUI.1

Kini LP POM MUI yang didirikan 6 Januari 1989 itu telah berumur

belasan tahun. Dalam selang waktu itulah telah banyak yang dikerjakan. Pada

tahun pertama kelahirannya sesuai dengan amanah MUI, lembaga ini

mencoba membenahi berbagai masalah dalam makanan sehubungan dengan

kehalalannya sehingga dapat menentramkan ummat Islam Indonesia yang

mengkonsumsinya. Karena itu pada tahun-tahun pertama, LP POM MUI

berulang kali mengadakan seminar, diskusi-diskusi dengan para pakar,

termasuk pakar ilmu Syari’ah, dan kunjungan-kunjungan yang bersifat studi

1Aisjah Girindra, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, (Jakarta: Pustaka Jurnal Halal,2008), h. 27.

Page 58: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

47

perbandingan serta muzarakah. Semua dikerjakan dengan tujuan

mempersiapkan diri untuk dapat menentukan suatu makanan halal atau tidak,

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kaidah agama. Pada

permulaan tahun 1994 dengan restu Menteri Agama, barulah LP POM MUI

mengeluarkan sertifikat halal.2

2. Isu Lemak Babi 1988

Didalam buletin canopy (Januari 1988), yang diterbitkan oleh Senat

Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang dimuat tulisan

Prof. Dr. Ir. Tri Susanto, M.Sc mengenai beberapa jenis makanan dan

minuman yang mengandung lemak babi. Kehebohan mulai merebak ketika

hasil penelitian itu dibahas oleh kelompok Cendekiawan Muslim Al Falah,

Surabaya. Akibatnya masyarakatpun Panik. Produsen juga tidak kalah

paniknya. Masyarakat mulai ketakutan membeli produk-produk yang dicurigai

menyebabkan tingkat penjualan turun drastis hingga 80%.3

Kaum Muslimin di Republik ini tercengang. Kesadaran mengenai

barang-barang haram bangkit secara sepontan, bersama dengan kecurigaan.

Permen Sugus, Kecap ABC, Sabun Camay, pasta gigi Colgate, menjadi

barang yang dihindari karena dicurigai memakai gelatin dan shortening.4

2 Aisjah Girindra, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, h. 27.3 Aisjah Girindra, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, h. 28.4 Aisjah Girindra, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, h. 28.

Page 59: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

48

Omset penjualannya anjlok, PT. Sanmaru Food Manufacture, produsen

Indomie, mengaku penjualan produknya turun 20-30% dari omset 40 juta

bungkus perbulannya. Penjualan Kecap Bango merosot rata-rata 75%.

Penjualan Kecap ABC melorot hingga 20%. Produsen Biskuit Siong Hoe

terpaksa mengurangi produksinya menjadi sepertiga dari produksi

sebelumnya, yang 5 ton perhari. Penjualan es krim Campina, yang ikut

tersikut isu “lemak babi” turun hingga 40%.5

Untuk mendongkrak penjualan susu Dancow, produsennya PT. Food

Specialties Indonesia (FSI), mengeluarkan dana iklan Rp. 340 juta. Bahkan

karena paniknya, Presiden Direktur FSI Anthony F. Walker, sempat

mengatakan tidak akan mengambil susu dari Boyolali, artinya mata

pencaharian sekitar 71 ribu peternak sapi didaerah itu juga terancam. Anthony

lega ketika Dirjen POM Depkes menyatakan bahwa lesitin yang menjadi

bahan susu Dancow yang dicurigai berasal dari lemak babi, sesungguhnya

dari lemak nabati.6

Inilah tragedi nasional lemak babi yang menggoncang ketenangan

bathin umat, mengharu-birukan dunia industri pangan, menggangu stabilitas

ekonomi dan politik nasional itulah yang menjadi momentum didiriknnya LP

POM MUI.

5 Aisjah Girindra, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, h. 286 Aisjah Girindra, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, h. 28

Page 60: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

49

3. Suatu Kaidah Ushul Fiqih

Ketika akibat isu lemak babi itu mencapai puncaknya, dalam arti

hampir tidak terkendali, Sekretaris Jendral Departemen Agama yang pada

waktu itu dijabat oleh Dr. H. Tarmizi Taher diutus menemui Ketua Umum

MUI, Kiai Haji Hasan Basri. Menurut cerita beliau, ketika disampaikan apa

yang telah terjadi akibat “isu lemak babi” itu, maka dengan tenang Bapak

Hasan Basri, mengucapkan suatu kaidah “Ushul Fiqih” yaitu7 :

88حالصمالبلجنى ملأودسفامالءرد

Artinya : “Mencegah kerusakan lebih baik didahulukan untuk menjagakemaslahatan orang banyak”

Ada dua hal tindakan yang diambil oleh MUI pada waktu itu. Pertama

bagaimana memperbaiki keadaan yang sedang berlangsung, yang sudah

menjurus terganggunya stabilitas ekonomi dan yang kedua bagaimana supaya

hal ini tidak terjadi lagi dikemudian hari. Karena itu MUI segera mengadakan

rapat Paripurna terbatas pada tanggal 1 Desember 1988. Rapat ini dihadiri

oleh anggota MUI, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan. Hasil rapat ini

kemudian ditindak-lanjuti dengan memberikan himbauan kepada para

produsen makanan, termasuk yang dihidangkan di hotel dan restoran, agar

memproduksi, memperdagangkan dan menghidangkan makanan dan

minuman yang sungguh-sungguh bersih dari bahan-bahan haram. Semua ini

7 Aisjah Girindra, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, h. 288 Syekh Achmad bin Syekh Muhammad Al-Zarqa, Syarh al-Qaa’id al-Fiqhiyyah, (Damaskus:

Dar al-Qalam, 1938M/1357H), 205

Page 61: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

50

harus ditunjukkan secara jelas dengan menggunakan label, papan nama dan

sebagainya yang bertuliskan makanan halal.

Untuk memperbaiki ini, MUI membentuk suatu Tim, yang bertugas

untuk meninjau beberapa pabrik yang dicurigai. Lalu terlihat di layar TV,

koran-koran dan majalah, gambar para ulama meminum susu dan memakan

mie. Konon menurut cerita, yang diminum adalah susu segar Sapi Gratis tapi

umat menganggap itu adalah susu segar Dancow. 9

Semua itu merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh MUI untuk

memperbaiki keadaan pada waktu isu lemak babi memanas.

4. Visi dan Misi LP POM MUI

Visi dari LP POM MUI adalah menjadi lembaga sertifikasi halal

terpercaya di Indonesia dan dunia untuk memberikan ketentraman bagi umat.

Islam serta menjadi pusat halal dunia yang memberikan informasi, solusi dan

standar halal yang diakui secara nasional dan internasional.10

Ulama berwenang menetapkan hukum kehalalan pangan yang

disebabkan modifikasi teknologi atau perubahan lainnya tidak memenuhi

dasar pasti. Namun demikian ada banyak faktor yang mempengaruhi dapat

dipercayanya suatu lembaga, diantaranya profesionalisme, keterbukaan,

kejujuran, kemandirian, dan sebagainya, dan semua ini dalam konteks misi

lembaga. Tetapi pada akhirnya kepercayaan kepada suatu lembaga, termasuk

9Aisjah Girindra, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, h. 30.10 LP POM MUI. Indonesia Halal Directory. (Jakarta: LP POM MUI, 2010). h. 28.

Page 62: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

51

lembaga ini, akan ditentukan oleh masyarakat pengguna. Namun kini pada

kenyataanya “kepercayaan” umat kepada LP POM MUI telah dapat dibina.

Karena itu muncul Visi kedua yang lebih mendunia, yaitu: “Membudidayakan

umat Islam untuk mengkonsumsi produk halal dan mengajarkan seluruh

pelaku usaha untuk berproduksi halal”11

Sedangkan misi dari LP POM MUI adalah:

a. Membuat dan mengembangkan standar sistem pemeriksaan halal.

b. Melakukan sertifikasi halal untuk produk-produk halal yang beredar dan

dikonsumsi masyarakat.

c. Mendidik dan menyadarkan masyarakat untuk senantiasa mengkonsumsi

produk halal.

d. Memberikan informasi yang lengkap dan akurat mengenai kehalalan

produk dari berbagai aspek.12

Dilihat dari visi dan misi LP POM MUI, sangatlah jelas bahwa

lembaga ini merupakan lembaga yang khusus dalam menangani kehalalan

keseluruhan makanan, obat serta kosmetik di Indonesia.

11 Aisjah Girindra, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, h. 114.12 LP POM MUI. Indonesia Halal Directory, h. 10.

Page 63: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

52

B. Sejarah Kasus dan Penetapan Fatwa Tentang Daging Halal dan Haram

1. Memakan Kepiting

Masalah kepiting membuat masyarakat mempertanyakan kehalalan

memakannya. Untuk itu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, dalam rapat

komisi bersama dengan pengurus Harian MUI dan Lembaga Pengkajian

Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LP POM),

pada hari Sabtu, 4 Rabiul Akhir 1423 H/15 Juni 2002 memutuskan fatwa

tentang kepiting. Fatwa tersebut diambil setelah kalangan umat Islam

Indonesia mulai mempertanyakan status hukum mengkonsumsi kepiting.

Fatwa tersebut menetapkan, bahwa kepiting adalah halal untuk dikonsumsi

sepanjang tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia.13

Dalil-dalil yang berkaitan dengan fatwa tersebut adalah sebagai

berikut:

)168: 2/بقرةال(

Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apayang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuhyang nyata bagimu.” (QS. al-Baqarah [2]: 168)

13 Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal, Himpunan Fatwa Majelis UlamaIndonesia, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), h. 306.

Page 64: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

53

…..)157: 7/عرافاأل(

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang Ummi yang(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yangada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yangma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar danmenghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkanbagi mereka segala yang buruk….” (QS. Al- A'raaf [7] : 157)

)114: 16/نحلال(

Artinya : “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telahdiberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamuhanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. an-Nahl [16]: 114)

)29: 2/بقرةال(

Artinya: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untukkamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS.al-Baqarah [2]: 29)

)88: 5/المائدة (

Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allahtelah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yangkamu beriman kepada-Nya.” (QS. al- Maa-idah [5]: 88)

Page 65: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

54

Hadits-hadits Nabi Saw yang berkenaan dengan kehalalan maupun

keharaman sesuatu yang dikonsumsi, antara lain:

نبجالونمالثنعملسوھیلعى اهللالصاهللالوسرلئس: يسرالفاانملسنع

اموھبتاى كفاهللامرا حمامرحالوھبتاى كفاهللالا أحملالحلا: لقاف, اءرفالو

)ىذیمرالتھ واجمناباهور(مكلفاا عمموھفھنعتكس

Artinya: “Dari Salaman bin al-Faris berkata: Rasulullah Saw pernahditanya tentang lemak, keju, dan kulit yang berbulu, makaRasulullah Saw berkata: sesuatu yang halal merupakan apa-apayang telah dihalalkan oeh Allah dalam kitab-Nya dan sesuatu yangharam merupakan apa-apa yang telah diharamkan dalam kitab-Nya. Dan apa-apa yang tidak disebutkan dalam kitab-Nya makaakan dimaafkan.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).14

اءمنعملسوھیلعى اهللالصيبالنلئس: لقاھنعاهللايضرةریرى ھبانع

ن كالسنابان وبحنابھححص. ھتتیملحالو, هاؤمروھالطوھ: لقافرحبال

1515ىارخبالى وذیمرالتو

Artinya: Hadits dari Abi Hurairah r.a. berkata: Nabi ditanya tentang air laut.Nabi menjawab : “Laut itu suci airnya dan halal bangkainya.”(HR. Ibn Hibban, Ibn Sakn, Tirmidzi dan Bukhari).

Dari Qaidah Fiqhiyyah.

میرحى التلعلیلالدلدى یتحةحباالااءیأشى الفلأصلا

Artinya : “Hukum yang pokok dari segala sesuatu adalah mubah (boleh),sehingga terdapat dalil yang mengharamkannya”.16

14 As-Syaukani, Nailul Awthar, (t.t: Maktabah al-Imam, t.th), Juz. VII, h. 11515 Al-Imam Taqyuddin Abi Bakr bin al-Husaini al-Syafi’i, Kifayatul Akhyar, (Surabaya: Daar

al-Nasyr al-Mishriyyah, t.th), h. 6

Page 66: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

55

Selain dalil-dalil di atas, Majelis Ulama Indonesia juga

memperhatikan dalil-dalil ilmiah yang disampaikan oleh Dr. Sulistiono

(Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB) dalam makalah eko-

biologi kepiting bakau (Scylla spp) yang disampaikan pada Rapat Komisi

Fatwa MUI pada hari Sabtu 15 Juni 2002. Menurut Dr. Sulistiono,: “ ada 4

(empat jenis kepiting bakau yang sering dikonsumsi dan menjadi komoditas

masyarakat, yaitu: sylla serrata, sylla tranquebarrica, sylla olivacea, sylla

paramamosain. Keempat jenis kepiting bakau ini oleh masyarakat umum

hanya disebut dengan “kepiting”. Kepiting adalah jenis binatang air, dengan

alasan, bahwa kepiting bernafas dengan insang, berhabitat di air, tidak akan

pernah mengeluarkan telur di darat, melainkan di air karena memerlukan

oksigen dari air. Kepiting termasuk keempat jenis diatas hanya ada yang

hidup di air tawar saja, hidup di air laut saja, hidup di air laut dan di air tawar.

Tidak ada yang hidup atau berhabitat di dua alam: di laut dan di darat.)17

Dari ribuan spesies itu, ada tiga jenis kepiting yang dikenal

masyarakat Indonesia. Pertama, rajungan, yang hidup di perairan laut, kedua,

kepiting kecil yang hidup di darat, biasa digunakan sebagai makanan ternak,

ketiga, kepiting yang hidup di tambak air payau, sering disebut kepiting

tambak atau kepiting bakau. Masyarakat mengenal kepiting tambak ini hanya

16 Abdul Mujib, Kaidah-kaidah Ilmu Fiqh (al-Qowa’idul Fiqhiyyah, (Jakarta: Kalam Mulia,2001), Cet.II, h. 25

17 Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal, Himpunan Fatwa Majelis UlamaIndonesia, h.311-312.

Page 67: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

56

satu jenis. Hal itu karena memang keempat jenis kepiting tersebut bentuknya

sama persis.18

Menurut Sulistiono, dari keempat jenis kepiting yang telah disebutkan,

yang paling banyak dikonsumsi adalah Scylla serrata dan Scylla

tranquebarica. Bahkan menurutnya, didaerah Cilacap, Scylla tranquebarica

ini sudah menjadi makanan sehari-hari. Sulistiono memastikan bahwa

kepiting bukan hewan amphibi seperti katak. Katak bisa hidup di air dan di

darat karena bernapas dengan paru-paru dan kulit. Kepiting hanya bernapas

dengan insang. Kepiting memang bisa tahan 4-5 hari, kata Sulistiono, karena

insangnya menyimpan air, sehingga bisa bernapas. “Tapi kalau tidak ada

airnya sama sekali, akan terjadi evaporasi, akhirnya akan mati. Jadi kepiting

tidak bisa lepas dari air,” kata Sulistiono kepada Tata Haidar Riza dari

Gatra.19

Jadi kepiting itu hanya bisa hidup diair saja, tidak bisa hidup di dua

alam yaitu darat maupun air, karena kepiting bernafas bernafas dengan insang

bukan dengan paru-paru.

2. Memakan dan Membudidayakan Kodok

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kodok adalah, “Binatang

amphibi pemakan serangga yang hidup di air sawah atau daratan, berkulit

18 “Kepiting : Halal atau Haram ?,” dapat dilihat di http://www.gatra.com/2002-07-12/artikel.phpid=18889 diakses pada 08 September 2010

19 “Kepiting : Halal atau Haram ?,” dapat dilihat di http://www.gatra.com/2002-07-12/artikel.phpid=18889 diakses pada 08 September 2010

Page 68: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

57

licin berwarna hijau atau merah kecoklat-coklatan, kaki belakang lebih

panjang daripada kaki depan, pandai melompat dan berenang.”20

Pada tahun 1984 Pemerintah telah menganjurkan para petani untuk

beternak kodok hijau di Propinsi Sumatra Barat. Dalam usaha agar

pemerintah memperoleh dukungan terhadap program itu, maka kantor

Departemen Pertanian daerah Sumatra Barat telah mengirimkan surat kepada

Majelis Ulama Daerah Sumatra Barat tersebut, meminta pendapat resmi

mereka mengenai soal peternakan kodok hijau dan soal memakan dagingnya.

Sebagai sambutan atas pertanyaan itu Majelis Ulama Daerah telah bersidang

pada tanggal 21 Juli 1984 dan sampai pada kesimpulan, bahwa

membudidayakan maupun memakan daging kodok hijau dibolehkan oleh

agama Islam. Mereka mendasarkan fatwa pada dalil bahwa setiap makhluk

hidup yang dapat dimakan yang diciptakan Allah SWT di dunia pada

dasarnya adalah halal, kecuali beberapa binatang tertentu yang jelas dilarang

dalam al-Qur’an. Dalam masalah kodok, menurut dalil tersebut, larangan itu

tidak ada. Fatwa tersebut dikeluarkan pada hari yang sama dan ditandatangani

oleh H. Jalaludin dan Datuk Palimo Kayo, Ketua Umum Majelis Ulama

Daerah Sumatra Barat.21

Namun, hasil fatwa Majelis Ulama Daerah Sumatra Barat telah

bertentangan dengan hasil fatwa Majelis Ulama Daerah Nusa Tenggara Barat

20 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. I, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 452.21 Mudzhar, Fatwa-fatwa Majelis Ulama Indonesia: Sebuah Studi Tentang Pemikiran Hukum

Islam di Indonesia 1975-1988, Penerjemah Soedarso Soekarno, h. 85

Page 69: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

58

sebuah propinsi yang letaknya kira-kira 30 KM jauhnya dalam kasus yang

sama. Fatwa Majelis Ulama Daerah Nusa Tenggara Barat menyatakan, bahwa

beternak kodok maupun memakan dagingnya dilarang dalam Islam. Dengan

alas an, bahwa kodok merupakan binatang yang hidup baik dalam air maupun

di daratan pada waktu yang sama22

Kemudian untuk mencegah konflik dan kebingungan dalam

masyarakat pada saat itu, Komisi Fatwa MUI mengadakan rapat di Jakarta

pada tanggal 12 November 1984. Selain dihadiri oleh Ketua dan anggota

Komisi Fatwa, rapat itu dihadiri pula oleh para wakil Majelis Ulama daerah

dari berbagai propinsi, termasuk kedua propinsi yang saling bertentangan,

Sumatra Barat dan Nusa Tenggara Barat, sejumlah Dekan Fakultas Syariah

dari seluruh tanah air dan beberapa pakar dari IPB. Setelah mempelajari dalil-

dalil dari kedua belah pihak yang bertentangan, maka para hadirin bersepakat

untuk mengeluarkan suatu fatwa yang bersifat kompromi, yang menyatakan

bahwa MUI membenarkan adanya pendapat Mazhab Syafi’i/jumhur ulama

tentang tidak halalnya memakan daging kodok, dan membenarkan pula

adanya pendapat Imam Malik tentang halalnya daging kodok tersebut.

Kemudian membudidayakan kodok hanya untuk diambil manfaatnya, tidak

untuk dimakan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Fatwa tersebut

ditandatangani oleh Ibrahim Hosen selaku Ketua Komisi, dan Hasan Basri

22 Mudzhar, Fatwa-fatwa Majelis Ulama Indonesia: Sebuah Studi Tentang Pemikiran HukumIslam di Indonesia, h. 86.

Page 70: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

59

dan Prodjokusumo, berturut-turut sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum

MUI.23

Adapun dalil-dalil al-Qur’an dan Sunnah yang digunakan oleh MUI

tentang hukum memakan dan membudidayakan kodok, adalah sebagai

berikut:

Firman Allah SWT:

...

)145: 6/نعاماأل(Artinya : ”Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang

diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yanghendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, ataudarah yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnyasemua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selainAllah.......” (QS. al-An’am [6]: 145)

…) 96: ٥/المائدة(

Artinya : ”Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yangberasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagiorang-orang yang dalam perjalanan…..(QS. al-Maa-idah: 96)

….. …)157: 7/عرافاأل(

Artinya : “…..dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik danmengharamkan bagi mereka segala yang buruk ….” (QS. al-A’raaf[7]: 157).

23 Mudzhar, Fatwa-fatwa Majelis Ulama Indonesia: Sebuah Studi Tentang Pemikiran HukumIslam di Indonesia, h.86.

Page 71: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

60

Hadits Nabi Muhammad Saw:

جبن سئل رسول اهللا صلى اهللا علیھ وسلم عن الثمن وال: عن سلمان الفارسي

الحالل ما أحل اهللا فى كتابھ والحرام ما حرم اهللا فى كتابھ وما : فقال , والفراء

)رواه ابن ماجھ والترمیذى(سكت عنھ فھو مما عفالكم

Artinya: “Dari Salaman bin al-Faris berkata: Rasulullah Saw pernahditanya tentang lemak, keju, dan kulit yang berbulu, makaRasulullah Saw berkata: sesuatu yang halal merupakan apa-apayang telah dihalalkan oeh Allah dalam kitab-Nya dan sesuatu yangharam merupakan apa-apa yang telah diharamkan dalam kitab-Nya. Dan apa-apa yang yang tidak disebutkan dalam kitab-Nyamaka akan dimaafkan.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).24

Dalil rasional fatwa ini mengatakan, penggunaan kulit hewan yang

sudah disamak dibolehkan Islam, maka masalah beternak kodok dapat

dipersamakan dengan penyamakkan kulit. Semua binatang, kecuali anjing dan

babi, dinyatakan bersih, maka kodok juga termasuk hewan yang bersih. Oleh

karena itu, beternak dan menjual kodok adalah halal, karena kodok tidak

dianggap sebagai hewan yang najis. Dengan perkataan lain, beternak kodok

untuk dijual dibolehkan dalam Islam.25

Menurut keterangan tenaga ahli dari Institut Pertanian Bogor Dr.

Muhammad Eidman M. Sc., bahwa dari lebih kurang 150 jenis kodok berada

di Indonesia baru 10 jenis yang diyakini tidak mengandung racun, yaitu rana

macrodon, rana ingeri, rana magna, rana modesta, rana canerivon, rana

24 As-Syaukani, Nailul Awthar, Juz VII., h. 11525 Shiddiq Muhammad Jamil, Sunnan Abu Daud, (Indonesia: Maktabah Dahlan, t.th), h. 387-

388

Page 72: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

61

hinascaris, rana glandilos, hyhrun arfiki, hyhrun pagan, dan rana

catesbiana.26

3. Memakan dan Membudidayakan Cacing

Selain kodok, binatang yang diperdebatkan kehalalan memakannya

adalah cacing. Salah satu bentuk nyata dari pemanfaatan ciptaan Allah SWT

secara optimal adalah pembudidayaan cacing dengan menggunakan cocopeat

atau palmpeat (serbuk serabut kelapa atau serbuk serabut batang palm)

sebagai media dan passing (hasil olahan sampah singkong) sebagai pakan,

seperti yang telah diajukan oleh Ketua Avtech Indonesia, melalui suratnya

nomor: 0011/Pr/AVTECH/01/00 tanggal 19 Januari 2000.27 Hewan cacing

juga bisa digunakan sebagai makanan hewan tertentu, obat-obatan, jamu dan

kosmetik, maupun untuk dikonsumsi oleh manusia.

Melihat fenomena tersebut, sebagian umat Islam mulai

mempertanyakan boleh tidaknya memakan dan membudidayakan cacing

dengan menggunakan cocopeat dan palmpeat sebagai media dan Passing

sebagai pakan. Untuk itu, masyarakat memerlukan penjelasan tentang hukum

membudidayakan, memakan, dan memanfaatkan cacing.

26 Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal, Himpunan Fatwa Majelis UlamaIndonesia, h. 207.

27 M. Hamdan Rasyid, Fiqh Indonesia; Himpunan Fatwa-fatwa Aktual, (Jakarta: P.T. Al-Mawardi Prima, 2003), h. 261.

Page 73: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

62

Merespon kebutuhan masyarakat terhadap kejelasan status hukum

cacing tersebut, sidang komisi fatwa digelar dan makalah budidaya cacing

dipresentasikan oleh Dr. KH. Ahmad Munif, pada sidang Komisi Fatwa MUI

pada tanggal 18 April tahun 2000. Fatwa ini juga mengakomodir pandangan

para ahli budidaya cacing serta pandangan para peserta Komisi Fatwa. Setelah

mempelajari dalil-dalil dari makalah yang dipresentasikan dan pandangan

para ahli, maka para hadirin sepakat untuk mengeluarkan sebuah fatwa, yang

menyatakan bahwa MUI membenarkan pendapat ulama (Imam Malik,Abi

Laila, dan al-Auz’i) yang menghalalkan memakan cacing sepanjang

bermanfaat dan tidak membahayakan dan pendapat ulama yang

mengharamkan memakannya, membudidayakan cacing untuk diambil sendiri

manfaatnya, untuk pakan burung misalnya, tidak untuk dimakan, tidak

bertentangan dengan hukum Islam, dan membudidayakan cacing untuk

diambil sendiri manfaatnya, untuk pakan burung misalnya, tidak untuk dijual,

hukumnya mubah (boleh).28

Dalil-dalil yang digunakan oleh MUI pusat dalam menetapkan fatwa

tersebut, adalah sebagai berikut :

)29: 2/بقرةال(…

Artinya: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untukkamu sekalian.” (QS. al-Baqarah [2]: 29)

28 Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal, Himpunan Fatwa Majelis UlamaIndonesia, h. 257.

Page 74: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

63

…)45/الجاثیة :

13(Artinya: “dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa

yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya..….” ( QS.al-Jaatsiyah [45] : 13)

….)20: 31/لقمان(

Artinya: “tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telahmenundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apayang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir danbatin….”. (QS. Luqman [31] : 20)

Hadits-hadits Rasulullah Saw:

سئل رسول اهللا صلى اهللا علیھ وسلم عن الثمن والجبن : عن سلمان الفارسي

الحالل ما أحل اهللا فى كتابھ والحرام ما حرم اهللا فى كتابھ وما : فقال , والفراء

)رواه ابن ماجھ والترمیذى(ھ فھو مما عفالكم سكت عن

Artinya: “Dari Salaman bin al-Faris berkata: Rasulullah Saw pernahditanya tentang lemak, keju, dan kulit yang berbulu, makaRasulullah Saw berkata: sesuatu yang halal merupakan apa-apayang telah dihalalkan oeh Allah dalam kitab-Nya dan sesuatu yangharam merupakan apa-apa yang telah diharamkan dalam kitab-Nya. Dan apa-apa yang tidak disebutkan dalam kitab-Nya makaakan dimaafkan.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).29

Kaidah fiqh:

ةاحبالاعفنامى الفلصألا

29 As-Syaukani, Nailul Awthar, Juz VII., h. 115

Page 75: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

64

Artinya: “Pada dasarnya segala sesuatu yang bermanfaat adalahmubah/halal.”

Fatwa tentang makan dan budidaya cacing serta jangkrik tertuang

dalam Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia dengan Nomor : Kep-

139/MUI/IV/2000, disetujui dan ditandatangani oleh Prof. KH. Ibrahim

Hosen, dan Drs. Hasanudin, M.Ag., selaku Ketua Komisi Fatwa dan

Sekretaris Komisi Fatwa pada tanggal 18 April tahun 2000 dan ditetapkan di

Jakarta.

C. Ketentuan Fatwa MUI Tentang Penyembelihan Hewan di Indonesia

1. Ketentuan Umum

a. Penyembelihan adalah penyembelihan hewan sesuai dengan ketentuan

hukum Islam.

b. Pengolahan adalah proses yang dilakukan terhadap hewan setelah

disembelih, yang meliputi antara lain pengulitan, pencincangan, dan

pemotongan daging.

c. Stunning adalah suatu cara melemahkan hewan melalui pemingsanan

sebelum pelaksanaan penyembelihan agar pada waktu disembelih hewan

tidak banyak bergerak.

Page 76: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

65

d. Gagal penyembelihan adalah hewan yang disembelih dengan tidak

memenuhi standar penyembelihan halal. 30

2. Ketentuan Hukum

a. Standar Hewan Yang Disembelih

1) Hewan yang disembelih adalah hewan yang boleh dimakan.

2) Hewan harus dalam keadaan hidup ketika disembelih.

3) Kondisi hewan harus memenuhi standar kesehatan hewan yang

ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan.

b. Standar Penyembelihan

1) Beragama Islam dan sudah akil baligh.

2) Memahami tata cara penyembelihan secara syari’i.

3) Memiliki keahlian dalam penyembelihan.

c. Standar Alat Penyembelihan

1) Alat penyembelihan harus tajam.

2) Alat dimaksud bukan kuku, gigi/taring atau tulang.

d. Standar Proses Penyembelihan

1) Penyembelihan dilaksanakan dengan niat menyembelih dan menyebut

asma Allah.

2) Penyembelihan dilakukan dengan mengalirkan darah melalui

pemotongan saluran makanan (mari’/esophagus), saluran pernafasan

30 LP POM MUI, Panduan Umum Sistem Jaminan Halal, (Jakarta: LP POM MUI, 2010), Cet.IV. h. 64.

Page 77: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

66

(hulqum/trachea), dan dua pembuluh darah (wadajain/vena jugularis dan

arteri carotids).

3) Penyembelihan dilakukan dengan satu kali dan secara cepat.

4) Memastikan adanya aliran darah dan/atau gerakan hewan sebagai tanda

hidupnya hewan (hayah mustaqirrah).

5) Memastikan matinya hewan disebabkan oleh penyembelihan tersebut.

e. Standar Pengolahan, Penyimpanan, dan Pengiriman

1) Pengolahan dilakukan setelah hewan dalam keadaan mati oleh sebab

penyembelihan.

2) Hewan yang gagal penyembelihan harus dipisahkan.

3) Penyimpanan dilakukan secara terpisah antara yang halal dan nonhalal.

4) Dalam proses pengiriman daging, harus ada informasi dan jaminan

mengenai status kehalalannya, mulai dari penyiapan (seperti

pengepakan dan pemasukan ke dalam kontainer), pengangkutan (seperti

pengapalan/shipping), hingga penerimaan.

f. Lain-Lain

1) Hewan yang akan disembelih, disunnahkan untuk dihadapkan ke kiblat.

2) Penyembelihan semaksimal mungkin dilaksanakan secara manual, tanpa

didahului dengan stunning (pemingsanan) dan semacamnya.

3) Stunning (pemingsanan) untuk mempermudah proses penyembelihan

hukumnya boleh, dengan syarat:

Page 78: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

67

a) Stunning hanya menyebabkan hewan pingsan sementara, tidak

menyebabkan kematian serta tidak menyebabkan cedera permanen;

b) Bertujuan untuk mempermudah penyembelihan;

c) Pelaksanaannya sebagai bentuk ihsan, bukan untuk menyiksa hewan;

d) Peralatan stunning harus mampu menjamin terwujudnya syarat a, b,

c, serta tidak digunakan antara hewan halal dan nonhalal (babi)

sebagai langkah preventif;

e) Penetapan ketentuan stunning, pemilihan jenis, dan teknis

pelaksanaannya harus dibawah pengawasan ahli yang menjamin

terwujudnya syarat a, b, c, dan d.31

4) Melakukan penggelonggongan hewan, hukumnya haram

g. Ketentuan Rumah Potong Hewan

1) Harus mempekerjakan jagal yang beragama Islam dan terlatih dalam

proses penyembelihan sesuai dengan syariat Islam (memiliki sertifikat

penyembelih)

2) Lokasi penyembelihan jauh dari tempat peternakkan dan pemotongan

babi.

3) Menerapkan standar pelaksanaan penyembelihan sesuai dengan syariat

Islam. 32

31LP POM MUI, Panduan Umum Sistem Jaminan Halal,. 64.32 LP POM MUI, Pedoman Mendapatkan Sertifikat Halal, (Jakarta: LP POM MUI, 2010),

h.4.

Page 79: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

68

Dengan demikian ketentuan fatwa MUI tentang penyembelihan

hewan adalah sesuai dengan ketentuan hukum Islam, baik menyangkut syarat

dan rukun penyembelihan. Adapun tata cara penyembelihan yang sesuai

dengan fatwa MUI adalah

1. Memutus jalan nafas (hulqum)

2. Memutus jalan makanan (mar’i)

3. Memutus dua urat nadi (wadajain)

4. Membaca basmalah

Teknik penyembelihan dapat dilakukan dengan pemingsanan atau

tanpa pemingsanan terlebih dahulu. Apabila hewan potong sebelum

disembelih dipingsankan terlebih dahulu maka pemingsanannya dilakukan

sesuai dengan fatwa MUI.

Page 80: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

57

BAB IV

SISTEM PENYEDIAAN DAGING HALAL YANG COCOK

DITERAPKAN DI JEPANG

A. Masalah Makanan Non Islam Bagi Kaum Islam di Jepang

1. Masalah Budaya Konsumsi Babi

Memang karunia yang amat besar jika sejak dahulu kala Allah

mengharamkan manusia makan babi dan memanfaatkan lemaknya untuk

berbagai keperluan. Dalam pengharaman ini Allah telah jelas melarang

mengkonsumsi daging babi, yaitu dalam QS al-Baqarah 173:

)2/بقرةال :

173(Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut(nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. SesungguhnyaAllah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. al-Baqarah[2]: 173)

Keharaman makan daging babi dimaksudkan supaya manusia

terhindar dari penyakit-penyakit tertentu yang timbul karena makan daging

babi. Salah satunya adalah trichinellosis yang gejalanya adalah muntah-

muntah, diare, penyusutan saluran pencernaan, penyakit usus, demam, tumor

69

Page 81: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

70

dan sesak nafas, yang menyebabkan kematian karena komplikasi berupa

pembengkakkan paru-paru atau rendahnya denyut jantung.1

Dapat dipastikan bahwa babi adalah binatang yang paling kotor,

karena hidupnya selalu berada dalam lingkungan yang kotor, najis dan

merupakan sarang penyakit.2 Kalau seseorang berjalan jarak kurang lebih 200

meter dari kandang babi, orang tersebut sudah menutup hidung karena baunya

busuk. Dengan keadaan kandang seperti itu biasanya segala jenis cacing

senang bertempat tinggal disitu sudah barang tentu cacing-cacing tersebut

langsung masuk dalam tubuh babi lewat makanannya maupun langsung

masuk tubuh lewat pori-pori kulit babi.3

Walaupun babi makan rumput atau dedaunan, tetapi ia sering makan

bangkai dan memakan kotorannya sendiri sampai kotoran manusia. Secara

psikis babi memiliki tabiat yang malas, tidak menyukai matahari, sangat suka

makan dan tidur, memiliki sifat tamak, dan tidak memiliki kehendak dan daya

juang, bahkan untuk membela diri sekalipun.4

Dalam tinjauan ilmu pangan, binatang babi (khususnya manfaat

lemaknya) ternyata memang mempunyai banyak manfaat. Misalnya, lemak

babi dipergunakan untuk mencampuri bahan penyedap rasa sehingga

1 Mahmud Ahmad Najib, Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam, (Solo: CV. Pustaka Mantiq,1990). Cet. I, h. 24.

2 Abdurrahan Al-Baghdad, Babi Halal Babi Haram,. (Jakarta: Gema Insani Press, 1994),Cet.V, h. 22.

3 Wagino Ali Mashuni, Kebersihan dan Kesehatan dalam Ajaran Islam, (Pasuruan: PT.Garoeda Buana Indah, 1994), Cet. III, h. 98.

4 www.google.com. Bahaya Daging Babi Bagi Kesehatan. Artikel: Maulana Nusantara,September 21, 2008.

Page 82: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

71

menambah lezat, atau bisa dipergunakan untuk mencampuri makanan kecil

(snack) agar tetap renyah.5

Lemak babi ini cukup luas pemanfaatannya dikalangan masyarakat

non muslim. Lemak juga biasa digunakan sebagai kaldu pada masakkan

tertentu. Dalam produk olahan, lemak babi bisa diubah menjadi shortening

yang banyak digunakan dalam pembuatan roti, kue, cake, dan biskuit agar

teksturnya menjadi renyah dan rasanya gurih.6

Kenyataan yang terjadi di Jepang kebanyakan masakkan dan makanan

yang ada di Jepang mengandung daging babi. Hal ini disebabkan karena

masalah selera dan ekonomi (daging babi yang lebih disenangi karena lebih

murah dari pada daging sapi). 7

Apalagi semenjak kasus sapi gila pada tahun 2001 Orang-orang akan

takut pada daging sapi sehingga mendorong konsumsi babi. Pengaruhnya

meluas sampai zat-zat makanan seperti minyak, gelatin (agar-agar), kaldu,

dialihkan menggunakan bahan dari babi. Karena didorong oleh kebutuhan

keamanan makanan.8

Di Jepang sering ada yang disebut dengan Convinience Store

(semacam alfa mart atau mini mart 24 jam), di dalamnya menjual berbagai

produk makanan yang berrmacam-macam. Seperti yang penulis tandai dengan

5 Thobieb Al-Asyha, Bahaya Makanan Haram, (Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2002), Cet.I,h. 205.

6 LP POM MUI, Halal Sebagai Tema Da’wah, (Pustaka Jurnal Halal, 2008), h. 25.7 Wawancara pribadi dengan Prof. Hideomi Muto, Wakil Ketua Japan Muslim Association,

juga selaku Profesor di Takushoku University, Tokyo, Jepang. 22 September 2009.8 Wawancara pribadi dengan Prof. Hideomi Muto

Page 83: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

72

sengaja, adalah produk makanan yang semua itu didalamnya mengandung

bahan dari unsur babi. Makanan tersebut lebih banyak dibanding dengan

makanan yang bebas dengan campuran bahan dari unsur babi. Inilah salah

satu penyebab sulitnya kaum muslim menemukan makanan yang bebas dari

unsur babi. (Lihat gambar 1.)

Dari sekian mie instan yang ditata dengan rapi dan ditawarkan kepada

pengunjung supermarket di Jepang, hanya beberapa yang dapat dikonsumsi

untuk kaum muslim. (Lihat gambar 2.) Dari sekian banyak mie instan

tersebut, hampir semua mengandung bahan dari unsur babi. Hanya yang

penulis beri tanda hijau sajalah yang tanpa ada unsur bahan berasal dari babi.

Gambar. 1.(Bagian merah adalah produk yang mengandung unsur haram. Sebelah kiri area mieinstan, sebelah kanan minuman keras sedangkan gambar yang didalam adalah area

minuman )

Page 84: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

73

Gambar. 2.(Hanya yang diberi tanda kotak hijau yang tidak mengandung unsur babi.)

2. Masalah Budaya Konsumsi Alkohol

Pengertian Khamar tidak berhenti pada minuman arak saja yang

terbuat dari anggur sebagaimana awal diharamkannya, namun sudah

mencakup keseluruhan aspek jenisnya yang bisa memabukkan, termasuk

didalamnya minuman beralkohol.9 Berapapun kadar campuran yang bisa

memabukkan, tetap mempunyai hukum haram. Sesuai dengan hadits yang

berbunyi:

9 Thobieb Al-Asyhar, Bahaya Makanan Haram, h. 194

Page 85: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

74

ركسا ام: ملسوھیلعى اهللالصاهللالوسرلقا: لقااهللادبعنبرابجنع

10)انبحنابھححصة وعباألرودمحاھجرخا. (امرحھلیلقفهریثك

Artinya : Dari Jabir bin Abdillah berkata, Rasulullah saw. bersabda:Minuman yang jika banyak memabukkan, maka sedikitpun haramjuga. (HR. Abu Daud)

Mungkin tidak asing lagi dengan produk yang bernama sake ini. Di

Jepang produk ini lebih banyak ditujukan sebagai minuman yang disajikan

pada saat pertemuan. Tetapi di luar negara asalnya, sake lebih banyak

ditujukan untuk masakan tertentu, terutama masakan khas Jepang.

Sake adalah minuman beralkohol berasal dari Jepang, yang terbuat

dari beras. Sementara definisi yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang

sendiri terhadap sake adalah: minuman beralkohol yang terbuat dari beras,

koji beras dan air, untuk kemudian mengalami proses fermentasi dan filtrasi.

Definisi tersebut secara prinsip mengacu pada tipe sake tradisional yang tidak

umum di Jepang.11

Di tahun 1944, selama perang dunia II, para produsen sake mulai

menambahkan alkohol dalam proses pembuatan sake untuk menambah

volume produksi sake mereka. Penambahan alkohol ini bertujuan untuk

mengatasi kekurangan produksi sake akibat penurunan jumlah produksi beras

akibat perang. Pada saat itu, sudah sekitar 2000 tahun secara tradisional

10 Muhammad bin Yasin bin Abdullah, Nailul Maram fi Syarh Bulughul Maram min AdillatilAhkam, (Makkah: Al-Maktabah al-Bukhariyyah, 1412 H/1992 M), Juz. V, h. 76

11Mengenal Sake. dapat dilihat di http:// www.halalguide.info/2009/03/10/mengenal-sake/.diakses pada 08 September 2010

Page 86: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

75

digunakan 100 % beras murni. Produksi sake Jepang dibagi dalam 2 tipe yang

berbeda. Pertama tanpa penggunaan tambahan dan yang lain dengan

menggunakan bahan tambahan.12

Di Jepang sangat umum dengan budaya mengkonsumsi alkohol.

Contohnya, jika anda pergi ke restoran atau rumah makan bersama teman-

teman orang Jepang, untuk pertama kali mereka pasti akan memesan bir,

untuk setiap orang. Kecuali mereka orang yang sedang hamil, dalam

pengobatan, sedang diet, sedang dalam keadaan badan yang kurang sehat atau

orang tidak bisa minum secara fisik.

Sejak remaja mereka sudah boleh minum sake. Namun, tentu saja

hanya satu atau dua cangkir. Sake selalu disajikan dalam tiga kategori. Dari

yang biasa sampai spesial. Jenis sake yang paling biasa disebut nikyu.

Kualitas yang diatasnya disebut ikkyu. Sedangkan yang spesial disebut

tokkyu. Untuk acara seperti pernikahan, perayaan karena promosi jabatan atau

hanya sekedar makan malam romantis tentu saja harus sake spesial. Tingginya

kadar alkohol di dalam sake membuat kesan orang Jepang suka sekali

mabuk.13

Penulis juga melihat disetiap supermarket yang ada di Jepang sering

disebut dengan Convinience Store (mini mart 24 jam), rata-rata atau bisa

12 Mengenal Sake. dapat dilihat di http:// www.halalguide.info/2009/03/10/mengenal-sake/.diakses pada 08 September 2010

13Misteri Dibalik Cara Hidup Masyarakat Jepang. dapat dilihat dihttp://kamale.wordpress.com/2005/12/21/misteri-dibalik-cara-hidup-masyarakat-Jepang. diakses pada08 September 2010.

Page 87: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

76

dibilang semua supermarket tersebut menjual minuman yang beralkohol.

Sehingga dimana-mana bisa dilihat dan mudah untuk dibeli bagi siapapun di

Jepang. Bahkan anak kecilpun bisa mendapatkannya (secara hukum anak 20

tahun keatas, dilarang bagi anak berumur dibawah 20 tahun kebawah).14

Masalah alkohol sama halnya dengan masalah babi yang menyebabkan

pemakaian bahan beralkohol pada makanan-makanan, sehingga membuat

kaum Muslim di Jepang waspada terhadap makanan-makanan yang dijual. Hal

ini bisa dilihat dari gambar dibawah ini yang penulis ambil pada saat penulis

melakukan penelitian di Jepang, yaitu pada gambar 3 dan gambar 4 yang

menjelaskan keadaan minuman yang keadaannya antara minuman yang

mengandung alkohol hampir sama jumlahnya dengan air minum non alkohol.

Bisa dikatakan air minuman yang beralkohol 40% berbanding 60% minuman

yang tidak mengandung alkohol.15

Gambar. 3.

14 Wawancara pribadi dengan Prof. Hideomi Muto, Wakil Ketua Japan Muslim Association,juga selaku Profesor di Takushoku University, Tokyo, Jepang. 22 September 2009

15 Peneliti melihat langsung di Jepang.

Page 88: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

77

(Sepanjang area minuman, sebagian yang diberi warna merah adalahminuman keras.)

Gambar. 4.(Yang diberi warna merah adalah area minuman keras.)

3. Kekurangan Daging Halal

Daging yang umum dijual di Jepang adalah daging ayam, sapi, babi,

dan ikan. Pada umumnya daging-daging tersebut tentunya tidak disembelih

dengan cara syar’i, karena mayoritas orang Jepang adalah non- Muslim. Maka

tidak ada kebutuhan daging halal untuk mereka. Bahkan penyembelihan babi

dan sapipun dilakukan pada tempat yang sama, karena bagi mereka babi dan

sapi sama saja binatang yang berkaki empat. Dengan kata lain, daging halal

sangat sulit didapatkan oleh kaum muslim di Jepang. 16

16 Wawancara pribadi dengan Prof. Hideomi Muto, Wakil Ketua Japan Muslim Association,juga selaku Profesor di Takushoku University, Tokyo, Jepang. 22 September 2009

Page 89: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

78

B. Sistem Distribusi Daging di Jepang yang Sekarang

Penulis telah sempat menginterview dengan Prof. Hideomi Muto

mengenai sistem distribusi daging di Jepang saat ini, sehingga penulis dapatkan

keterangan-keterangan sebagai berikut:

1. Sistem Distribusi Daging Non Islam

Pasar daging di Jepang, dari produksi hingga pemasokkan ke tempat

penjualan seperti supermarket, sudah menjadi sistem yang berlaku. Setiap

hari, setiap tempat meski tidak di daerah kota, orang dapat membeli daging

yang masih segar. Namun, pada saat ini belum ada pasar daging halal di

Jepang. Dalam kondisi ini, apa yang dilakukan oleh kaum muslim di Jepang

untuk mendapatkan daging yang aman dan halal? Kebanyakkan mereka

mengkonsumsi daging sapi dan daging ayam non halal yang dijual di

kebanyakkan tempat dengan konsep darurat. Mereka yang muslim membeli,

memasak dan memakannya dengan membaca basmalah untuk mengkonsumsi

daging non halal tersebut.

2. Penjualan Daging Halal Oleh Orang Pakistan dan Turki

Terkadang, sebagian kaum Islam seperti orang Turki dan orang

Pakistan muslim awam (muslim biasa, bukan seorang ahli tentang

penyembelihan maupun ilmu islam) yang berhuni di Jepang melakukan

penyembelihan secara pribadi. Namun hal ini belum sampai tingkat organisasi

tetapi tingkat pribadi. Artinya bagi sebagian besar muslim di Jepang belum

mempunyai produk daging halal yang memadahi untuk dikonsumsi.

Page 90: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

79

3. Kerjasama Antara Asosiasi Islam Dengan Perusahaan Jepang

Saat ini Japan Muslim Association sedang memberikan arahan bagi

perusahaan-perusahaan produk daging di Jepang yang ingin mengekspor

daging ke Timur Tengah yang berpotensi menjadi pembeli yang baik

(menguntungkan) tetapi mereka hanya menerima daging yang berlabel halal,

sedangkan di Jepang belum ada komisi yang memberi izin halal. Disisi lain

perusahaan-perusahaan daging tersebut tidak memandang pasar daging di

dalam negeri melainkan hanya ekspor saja, karena penduduk Islam di Jepang

masih dibawah 1 persen.17 Dengan kata lain, pada saat ini, perusahaan tidak

dapat diharapkan untuk memproduksi daging halal demi kaum Islam di

Jepang.

C. Tatacara Penyembelihan Daging Halal yang Memungkinkan Diterapkan di

Jepang

1. Analisis Terhadap Pendapat Para Imam Madzhab

Setelah penulis melihat masalah apa yang menyebabkan sulitnya

didapatkan daging halal di Jepang, serta diambil dari pemaparan yang penulis

telah jelaskan didepan, menurut penulis penyembelihan yang cocok akan

diterapkan di Jepang adalah penyembelihan yang tidak menyulitkan bagi

konsumen sendiri dan distributor baik dari perorangan maupun sampai

perusahaan. Penulis berlandaskan kepada ka’idah fiqih sebagai berikut:

17 Wawancara pribadi dengan Prof. Hideomi Muto

Page 91: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

80

رسیالتبلجتةقشملا

Artinya : “Kesulitan itu bisa mendatangkan kemudahan.”18

Sesunggunya syariat ini tidak menuntut seseorang untuk melakukan

sesuatu diluar kemampuannya, dan untuk melakukan sesuatu yang

menjatuhkannya kepada kesulitan, atau sesuatu yang tidak sesuai dengan

karakter dan hati nuraninya.

Dalil-dalil yang menjadi penopang qa’idah ini:

… …)185: 2/بقرةال(

Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendakikesukaran bagimu” (QS. Al-Baqarah: 185)

….)28: 4/نساءال(

Artinya: “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu” (QS. an-Nisa’[4]: 28)

Syarat-syarat penyembelihan yang telah disepakati oleh para ulama,

yaitu sebagai berikut:

a. Orang yang memotong

Menurut penulis setelah memperhatikan pendapat para ulama,

dalam siapa yang boleh melakukan penyembelihan adalah ulama sepakat

bahwa orang yang menyembelih itu haruslah orang muslim, dan boleh Ahli

Kitab. Berhubungan degan Ahli Kitab sebagian ulama berpendapat bahwa

18 Abdul Mujib, Kaidah-kaidah Ilmu Fiqh (al-Qowa’idul Fiqhiyyah), (Jakarta: Kamal Mulia,2001), Cet.II, h. 29

Page 92: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

81

Ahli Kitab boleh menyembelih dengan syarat menyembelihnya sesuai

dengan Islam.

b. Alat untuk menyembelih

Menurut kesepakatan para ulama bahwa menyembelih haruslah

menggunakan alat yang tajam, sehingga dapat mempercepat keluarnya

nyawa hewan tersebut. Maka dari itu menurut penulis berdasarkan

kesepakatan para ulama, alat yang harus digunakan haruslah yang tajam.

c. Bagian yang di sembelih

Dari beberapa pendapat mengenai bagian tubuh yang di sembelih,

dapat penulis simpulkan bahwa para ulama tidak berbeda pendapat, yaitu

leher bagian atas dan leher dekat dada.

d. Teknis menyembelih

Apabila kita memperhatikan hal yang disepakati ulama, maka

teknis menyembelih hewan adalah dilakukan minimal dengan memutuskan

tenggorokan atau kerongkongan, atau sempurnanya dengan memutuskan

semua urat leher yang empat.

e. Membaca basmalah

Menurut madzhab Zhahiri, Ibnu Umar, Syafi’i, dan Ibnu Sirin,

wajib secara mutlak. Menurut Malik, Abu Hanifah, dan Tsauri, wajib

apabila ingat, dan tidak wajib apabila lupa. Menurut Syafi’i dan para

Page 93: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

82

pengikutnya atas dasar riwayat dari Ibnu Abbas dan Abu Hanifah, sunat

muakkad.19

Penulis menyimpulkan dari beberapa pendapat ulama mengenai

membaca basmalah pada waktu menyembelih. Menurut penulis, membaca

basmalah itu sunnah, apabila tidak membaca basmalah, baik karena lupa

maupun sengaja maka sembelihannya halal. Pendapat ini diambil dari

pendapat Imam Syafi’i.

Dari pemaparan tata cara penyembelihan daging halal maka dalam

hal ini penulis menyimpulkan bahwa standar syariah penyembelihan untuk

mencapai hukum halal secara Internasional adalah mengalirkan darah hewan

yang dikuasai, yang dagingnya halal dimakan, masih dalam keadaan hidup,

minimal dengan cara memutuskan tenggorokannya atau kerongkongannya dan

salah satu dari dua urat lehernya atau sempurnnya dengan memutuskan empat

urat leher semuanya dengan menggunakan alat yang tajam, yang dilakukan

oleh seorang muslim atau Ahli Kitab dengan syarat-syaratnya. Dalam hal ini

penulis mengemukakan bahwa penyembelihan untuk mencapai hukum halal

yang dapat diterapkan di Jepang adalah pendapat Hanafi.

Adapun mengenai penyembelihan Ahli Kitab, penulis menganalisa

bahwa pendapat yang kuat tentang istilah Ahli Kitab adalah pendapat yang

mengatakan bahwa Ahli Kitab terbatas pada kalangan bani israil saja,

19 Ibnu Rusyd., Bidayatu’l Mujtahid., Penerjemah: M.A. Abdurrahman dan A. HarisAbdullah, Semarang: CV Asy Syifa’, 1990, Cet. I, h. 310.

Page 94: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

83

sedangkan kaum Nashrani Arab, Nashrani non Arab dan Nashrani non Bani

Israil lainnya tidak dapat dikategorikan Ahli Kitab.

Jika demikian, apakah sembelihan Ahli Kitab disyaratkan harus

sesuai dengan tata cara syariat Islami seperti halnya sembelihan kaum

muslimin?

Seandainya seorang muslim menyembelih hewan dengan cara yang

tidak sesuai dengan syariat Islam, sembelihannya tidak halal, sementara

sembelihan Ahli Kitab dihalalkan, padahal ia menyembelih tidak sesuai

dengan syariat islam? Ini berarti adanya sikap ketat terhadap sembelihan

orang muslim, sementara terhadap sembelihan Ahli Kitab bersikap longgar,

padahal orang muslim lebih tinggi kemuliannya dari pada orang kafir. Oleh

karena itu, sembelihan ahli kitab disyaratkan harus sesuai dengan tata cara

syariat islam. Apabila mereka menyembelih dengan cara yang tidak sesuai

dengan syariah islam, maka sembelihan tersebut haram dikonsumsi oleh kaum

muslimin.

Hal ini sesuai dengan realita sekarang ini, lembaga-lembaga

sertifikasi halal diberbagai negara tidak mengeluarkan sertifikasi halal kecuali

penyembelihnya adalah seorang muslim. Tidak ada satu pun lembaga

sertifikasi halal yang memperkerjakan seorang Nashrani atau Yahudi untuk

memotong hewan-hewan yang dagingnya akan diekspor ke negara-negara

muslim. Jika ada lembaga di sebuah negara yang memperkerjakan Nashrani

Page 95: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

84

atau Yahudi dalam pemotongan hewan, maka tidak mustahil, pemerintah

negara-negara muslim akan melarang inpor daging dari negara tersebut.

Kemudian bagaimana dengan penduduk muslim jepang untuk

konsumsi daging di negara jepang yang mayoritas penduduknya adalah non

muslim dan kemungkinan besar penyembelihan hewan dilakukan oleh orang

non muslim?

Dalam masalah ini penulis mengemukakan bahwa masyarakat

muslim jepang tidak akan terlepas dari mengkonsumsi daging maupun

makanan yang mengandung daging. Oleh karena itu, penulis menganalisa

bahwa ada 3 (tiga) hal yang dapat dijadikan dasar hukum masyarakat muslim

jepang untuk mengkonsumsi daging, yaitu :

1. Islam mengajarkan adanya lima prinsip dasar yaitu menjaga agama,

menjaga kelstarian jiwa, menjaga akal, menjaga kehormatan, dan menjaga

harta. Dalam hal mengkonsumsi daging bagi masyarakat Jepang adalah

untuk menjaga kelestarian jiwa dan akal. Hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh Syauqi Al Fanjari menyatakan bahwa agar manusia

dapat hidup dengan kehidupan yang sehat dan sejahtera maka ia semestinya

makan daging dan tumbuh-tumbuhan secara simultan, tidak mungkin untuk

memilih salah satu diantara keduanya dengan meninggalkan yang lain.

Kiranya perlu mendapat perhatian bahwa bangsa yang menggantungkan

dirinya kepada makanan jenis tumbuh-tumbuhan saja, maka akan lahir

putra-putra bangsa yang kering dan lemah, sedang kuantitas anak yang

Page 96: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

85

lahir pada suatu bangsa seperti ini tidak lebih dari 2 kg, sedang pada bangsa

yang lain biasanya tidak lebih dari 3 kg. Oleh karena itu, disamping makan

makanan jenis nabati, maka makanan jenis hewani juga perlu mendapatkan

perhatian, seperti susu dan telur, jika tidak maka akan mengakibatkan

kekurusan dan kekurangan darah.

2. Unsur masyaqat (Darurah). Setelah penulis melihat dari kondisi masyarakat

Jepang sekarang ini yang disana sangat sulit untuk mendapatkan daging

halal, dengan demikian masyarakat muslim Jepang dapat mengkonsumsi

daging untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan dasar darurah.

Artinya sebelum ada kejelasan tentang daging halal di Jepang, maka boleh

orang muslim di Jepang mengkonsumsi daging yang berasal dari

sembelihan daging oleh non muslim. Dengan catatan bahwa daging hewan

yang dikonsumsi merupakan daging hewan yang dihalalkan menurut

ketentuan syariat Islam. Hal ini didasarkan pada pendapat Ibnu Arabi yang

pernah ditanya tentang seorang Nashrani yang memelintir ayam kemudian

memasaknya. Apakah orang muslim boleh memakan daging ayam

tersebut? Ibnu Arabi pun menjawab, ayam itu boleh dimakan meskipun

sembelihannya tidak dilakukan berdasarkan syariat Islam. Dengan alasan

bahwa Allah SWT telah menghalalkan makanan secara mutlak. Maka

sesuatu yang dipandang halal menurut agama adalah halal dan Allah telah

mengharamkan sesuatu secara jelas dalam al-Qur’an.

Page 97: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

86

3. Solusi untuk konsumsi daging bagi masyarakat Jepang adalah membaca

basmalah sebelum mengkonsumsinya. Hal ini sebagaimana hadits Nabi

yang berbunyi:

, أن قوما سئل رسول اهللا صلى اهللا علیھ وسلم: عنھا عن عائشة رضي اهللا

والندري , ان الناس من أھل البادیة یأتوننا بلحمان, یا رسول اهللا: فقیل لھ

سموا اهللا : ى اهللا علیھ وسلم فقال رسول اهللا صل. ھل سموااهللا علیھ ام ال

20رواه البخاري. علیھا ثم كلوا

Artinya: Hadits dari Aisyah r.a : “Ada Kaum yang bertanya kepadaRasulullah saw, “Wahai Rasulullah, para penduduk pedalaman(badwi) datang kepada kami sambil membawa daging. Kamitidak mengetahui apakah mereka menyebut nama Allah atassembelihannya atau tidak.” Maka Rasulullah saw bersabda,“Sebutlah nama Allah atas daging itu, lalu makanlah!”. (HR.Bukhari)

2. Hal-hal yang Bisa di Terapkan dari Praktek di Indonesia

Menurut penulis hal-hal yang bisa diterapkan dari praktek di Indonesia

adalah sebagai berikut:

a. Stunning (Pemingsanan)

Stunning adalah suatu cara melemahkan hewan melalui

pemingsanan sebelum pelaksanaan penyembelihan agar pada waktu

20 Muhammad bin Yasin bin Abdullah, Nailul Maram fi Syarh Bulughul Maram min AdillatilAhkam, Juz V, (Makkah: Al-Maktabah al-Bukhariyyah, 1412 H/1992 M), h. 134

Page 98: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

87

disembelih hewan tidak banyak bergerak. Stunning untuk mempermudah

proses penyembelihan hukumnya boleh, dengan syarat:

1) Stunning hanya menyebabkan hewan pingsan sementara, tidak

menyebabkan kematian serta tidak menyebabkan cedera permanen;

2) Bertujuan untuk mempermudah penyembelihan;

3) Pelaksanaannya sebagai bentuk ihsan, bukan untuk menyiksa hewan;

4) Peralatan stunning harus mampu menjamin terwujudnya syarat a, b, c,

serta tidak digunakan antara hewan halal dan nonhalal (babi) sebagai

langkah preventif;

5) Penetapan ketentuan stunning, pemilihan jenis, dan teknis

pelaksanaannya harus dibawah pengawasan ahli yang menjamin

terwujudnya syarat a, b, c, dan d.

Page 99: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan dan pemaparan yang telah penulis kemukakan, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Makanan yang diperbolehkan didalam Islam adalah semua makanan kecuali

yang jelas telah di larang oleh Allah SWT, yaitu memakan bangkai, darah,

daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang

tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang

buas, kecuali hewan tersebut sempat menyembelihnya, dan diharamkan

hewan bagi kita yang disembelih untuk berhala. Dan semua binatang yang

hidupnya dilaut adalah halal untuk dimakan, baik matinya ada sebab maupun

mati dengan sendirinya, kecuali yang beracun. Begitu juga dengan semua

hewan yang tidak mempunyai taring dan berkuku dari binatang buas, juga

diperbolehkan didalam Islam. Islam juga membolehkan semua jenis makanan

dan minuman yang baik untuk dikonsumsi oleh tubuh manusia, asalkan tidak

membahayakan jiwa. Baik dalam pengertian Islam adalah sesuatu yang tidak

menimbulkan bahaya (kemudharatan) bagi tubuh sesorang apabila

mengkonsumsi makanan tersebut. Kriteria haram untuk makanan yang tidak

88

Page 100: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

89

disebut di dalam al-Qur’an dan Hadits, ada lima yaitu khabits (buruk), najis,

berbahaya, memabukkan, dan anggota tubuh manusia.

2. Kondisi Indonesia sekarang mengenai makanan halal dan haram telah

mempunyai pedoman dan tuntunan dari Majelis Ulama Indonesia yang telah

membentuk LP POM. Contoh-contoh yang dikerjakan LPPOM MUI adalah

mengatasi isu lemak babi pada tahun 1998. Komisi Fatwa Majelis Ulama

Indonesia, Harian MUI dan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan

Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LP.POM), pada hari Sabtu, 4 Rabiul

Akhir 1423 H/15 Juni 2002 memutuskan fatwa tentang kepiting. Para ulama

di Indonesia dalam menetapkan fatwa tidak hanya berdasarkan dalil-dalil dari

al-Qur’an dan Hadits saja, melainkan juga mempertimbangkan dan

memperhatikan keterangan-keterangan dari para pakar yang bersangkutan

dengan apa yang ingin ditetapkan oleh MUI tentang fatwa tersebut, dan

dikarenakan juga LP POM MUI belum mempunyai peralatan laboratorium,

maka LP POM MUI mengadakan kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor

dan Departemen Pertanian.

3. Bagaimana penyediaan daging halal bagi kaum muslim di Jepang? Menurut

kesimpulan penulis adalah daging yang disembelih tidak sesuai dengan

ketentuan syariat Islam. Oleh karena itu dalam hal mengkonsumsi daging bagi

masyarakat Jepang didasarkan pada 3 (tiga) hal yang dapat dijadikan dasar

hukum masyarakat muslim jepang untuk mengkonsumsi daging, yaitu :

Page 101: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

90

a. Islam mengajarkan adanya lima prinsip dasar yaitu menjaga agama,

menjaga kelstarian jiwa, menjaga akal, menjaga kehormatan, dan menjaga

harta. Dalam hal mengkonsumsi daging bagi masyarakat Jepang adalah

untuk menjaga kelestarian jiwa dan akal.

b. Unsur masyaqat (Darurah). Setelah penulis melihat dari kondisi masyarakat

Jepang sekarang ini yang disana sangat sulit untuk mendapatkan daging

halal, dengan demikian masyarakat muslim Jepang dapat mengkonsumsi

daging untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan dasar darurah.

Artinya sebelum ada kejelasan tentang daging halal di Jepang, maka boleh

orang muslim di Jepang mengkonsumsi daging yang berasal dari

sembelihan daging oleh non muslim. Dengan caatatan bahwa daging hewan

yang dikonsumsi merupakan daging hewan yang dihalalkan menurut

ketentuan syariat Islam.

c. Solusi untuk konsumsi daging bagi masyarakat Jepang adalah membaca

basmalah sebelum mengkonsumsinya.

B. Saran-saran

1. Jikalau ada standarisasi seleksi ahli penyembelihan hewan untuk dikirim

keluar negeri dari Indonesia, ada kemungkinan hal tersebut bisa dimanfaatkan

untuk kerja sama antara LP POM MUI dengan Japan Muslim Association.

Dalam rangka pembangunan-pembangunan sistem daging halal di Jepang,

Page 102: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

91

seperti mengirim tenaga ahli penyembelihan atau instruktur tata cara

penyembelihan.

2. Dalam memakai suatu madzhab, menurut penulis lebih baiknya tidak

berpatokkan atau berkukuh keras dalam satu madzhab saja. Karena agama

Islam bersifat fleksibel. Memilih yang sesuai dengan hati nurani atau sesuai

dengan keberadaan kondisi dalam menjalankan hidup ini.

3. Seperti yang telah dijelaskan dalam skripsi ini keadaan Jepang sangat berbeda

dengan negara yang Islam. Jika terealisasi kerjasama mengirim ahli yang

tertulis di saran nomor satu di atas, seharusnya seorang ahli yang akan dikirim

tersebut tidak hanya tahu tentang tata cara penyembelihan menurut Syari’ah

ataupun cukup dengan keberaniannya saja. Melainkan ahli tersebut haruslah

mengetahui keadaan dimana ia akan ditugaskan sebagai ahli penyembelih.

Page 103: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

92

DAFTAR PUSTAKA

Al-Asyhar, Thobieb., Bahaya Makanan Haram, Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima,2002, Cet.I

Al-Baghdad, Abdurrahan., Babi Halal Babi Haram, Jakarta: Gema Insani Press,1994, Cet.V

Al-Baihaqi, Ahmad bin al-Husain bin Ali., al-Sunan al-Kubra, India: Mathba’ahDa’irah al-Ma’arif al-Nidzamiyyah al-Ka’inah, 1344 H

Al-Bukhari, Muhammad bin Isma’il al-Imam., Shahih al-Bukhari: Bab Ma anharaal-Dam min al-Qoshb wa al-Mirwah wa al-Hadid, Bairut: Dar al-Kutub, 1376 H

Al-Fanjari, Syauqi., Nilai kesehatan dalam Syariat Islam, Penerjemah Drs. AhsinWijaya dkk, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. I

Al-Fauzan, Saleh., Fiqih Sehari-hari, Penerjemah: Abdul Hayyie Al-Kattani dkk,Jakarta: Gema Insani Press, 2005, Cet. I

Al-Harits bin Abu Usamah, Al-Imam., Bughyah al-Bahits an Zawa’id Musnad al-Harits, Juz I, Bairut: Daar al-Fikr, 1314 H

Al-Jazari, Syekh Abdurrahman., Fiqih Empat Madzhab, Jakarta: Darul Ulum Press,1996, Cet.I

Al-Nawawi, Al-Imam Yahya bin Syarifuddin., Al-‘Arba’in an-Nawawi, Surabaya:Al-Hikmah, t.th

Al-Sijistani, Sulaiman bin al-Asy’ats bin Ishaq al-Azdi., Sunan Abu Dawud, Mesir:Syirkah Maktabah wa Mathba’ah Musthafa al-Baabi al-Halabi, 1372 H/1953 M

Al-Syafi’i, Al-Imam Taqyuddin Abi Bakr bin al-Husaini., Kifayatul Akhyar,Surabaya: Daar al-Nasyr al-Mishriyyah, t.th

Al-Zarqa, Syekh Achmad bin Syekh Muhammad., Syarh al-Qaa’id al-Fiqhiyyah,Damaskus: Dar al-Qalam, 1938M/1357H

Amin, Ma’ruf., Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, Jakarta: eLSAS, 2008, Cet. I

Anwar, Moch., Fiqih Islam, Bandung : PT. Alma’arif, 1973, Cet. I

Page 104: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

93

Apriyantono, Anton., Panduan Belanja dan Konsumsi Halal, Jakarta: Khairul Bayan,2003, Cet. II

-----, Panduan Belanja Haram dan Syubhat, Jakarta: Khairul Bayan, 2003, Cet.II

As-Syaukani, Nailul Awthar, t.t: Maktabah al-Imam, t.th

Bagian Proyek Sarana dan Prasarana produk Halal, Petunjuk Teknis Pedoman SistemProduksi Halal, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003

-----, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI,2003

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991

Girindra, Aisjah., LP POM MUI Pengukir Sejarah Sertifikasi Halal, Jakarta:Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan dan Kosmetik MUI, 2005

-----, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, Jakarta: Pustaka Jurnal Halal, 2008

Hadi, Sutrisno., Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1997

Indra, Hasbi., et. al, Halal dan Haram Dalam Makanan, Jakarta: Penamadani, 2004,Cet.I

Jamil, Shiddiq Muhammad., Sunnan Abu Daud, Indonesia: Maktabah Dahlan, t.th

Jannah, Akyunul., Gelatin: Tinjauan Kehalalan dan Alternatif Produksinya, Malang:UIN Malang Press, 2008, Cet. I

Kantor Menteri Negara Urusan Pangan RI, Makanan Indonesia Dalam PandanganIslam, Jakarta: Departemen Agama RI, 1995

LP POM MUI, Halal Sebagai Tema Da’wah, Jakarta: Pustaka Jurnal Halal, 2008

-----, Panduan Umum Sistem Jaminan Halal, Jakarta: MUI, 2010

-----, Pedoman Mendapatkan Sertifikat Halal, Jakarta: LP POM MUI, 2010

-----, Indonesia Halal Directory. Jakarta: LP POM MUI, 2010

Mashuni, Wagino Ali., Kebersihan dan Kesehatan dalam Ajaran Islam, Pasuruan:PT. Garoeda Buana Indah, 1994, Cet. III

Page 105: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

94

Muhammad bin Yasin bin Abdullah, Nailul Maram fi Syarh Bulughul Maram minAdillatil Ahkam, Makkah: Al-Maktabah al-Bukhariyyah, 1412 H/1992 M

Mujib, Abdul., Kaidah-kaidah Ilmu Fiqh (al-Qowa’idul Fiqhiyyah), Jakarta: KalamMulia, 2001, Cet.II

Musdja, Moh. Yanis., Biologi Dalam Persepektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press,2004, Cet. I

Najib, Mahmud Ahmad., Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam, Solo: CV. PustakaMantiq, 1990

Qardhawi, Yusuf., Halal dan Haram dalam Islam, Penerjemah Abu Sa’id al-Falahidkk, Jakarta: Robbani Press, 2000, Cet. I

Rasjid, Sulaiman., Fiqih Islam, Jakarta: Penerbit Attahiriyah, 1954, Cet. XVII

Rasyid, M. Hamdan., Fiqh Indonesia; Himpunan Fatwa-fatwa Aktual, Jakarta: P.T.Al-Mawardi Prima, 2003

Rusyd, Ibnu., Bidayatu’l Mujtahid., Penerjemah: M.A. Abdurrahman dan A. HarisAbdullah, Semarang: CV Asy Syifa’, 1990, Cet. I

Sabiq, Sayyid., Fiqih Sunnah, Penerjemah Abdurrahim dan Masrukhin, Jakarta:Cakrawala Publishing, 2009, Cet. I

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian., Metode Penelitian Survei, Jakarta, LP3ES,1995, Cet. I

Soekanto, Soerjono., Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI-Press, 1986

Sumhudi, M. Aslam., Jinoisusu Disain Riset, Jakarta: Lembaga Penelitian UniversitasTrisakti, 1986

Yaqub, Ali Mustafa., Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan KosmetikaMenurut Al-Qur’an dan Hadits, Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2009, Cet. I

http://kamale.wordpress.comhttp://www.gatra.comhttp://www.halalguide.infowww.google.com

Page 106: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,
Page 107: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

96

日本のハラール肉における環境についてのインタビュー

Interview Mengenai Lingkungan Seputar Daging Halal di Jepang

1. 日本国内にどういったハラール肉があるか?

Ada daging halal seperti apa di dalam negeri Jepang?

a. 国内消費:

Konsumsi dalam negeri:

日本国内で消費されるハラール肉は、基本的に国内ではハラール肉が

生産されていないため、主に輸入品である。

ただ、在日外国人(トルコ人、パキスタン人)が屠畜場を借りて屠畜

を行うことはあるが、個人レベルであり組織レベルではない。特に専

門家でも専門知識があるわけではない一般人が行っている。また、そ

のやり方は日本の環境に会っているとは言えない。

問題のひとつは、日本の屠畜業界は非常に閉鎖的であるため、通常の

日本人が介入することはできず、上記の事項は外国人であるから可能

である状態である。つまり、日本人ムスリムによる屠畜作業は現状非

常に困難である。見学することさえ困難である。ただ、日本における

屠畜場は、豚も牛も同じ場所で行われ、その際に特にその場を清めた

りすることはない。

日本でハラール肉生産を行う場合に参考になるのは、オーストラリア

や中国のように非イスラム圏でありながら精肉工場を持つケースで

あろう。肉の輸出数量が多いオーストラリアでは、イスラーム圏に対

する輸出向けにハラール肉を生産しており、そのためにイスラーム圏

(ニュージーランド、インド、イランなど)からスペシャリストが派

遣されている。一方、中国では屠畜(メッカの方向+バスマラ)およ

び認証(検査)担当のみ中国人ムスリムの人材を雇う(2500人中 1割)

ことで、既存のシステムと人員を使ってハラール肉の生産に成功して

いる。このことは、日本も企業も学ぶことが出来る。

我々は、その他にも各国に調査に行っており、また世界会議、展示会

等にも積極的に参加している。

Page 108: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

97

Mengenai daging halal yang dikonsumsi di dalam negeri Jepang,

sebagian besar barang impor karena pada dasarnya daging halal tidak

diporduksi di dalam negeri Jepang.

Terkadang ada WNA (orang Turki, orang Pakistan) berkedudukan di

Jepang melakukan penyembelihan dengan menyewa tempat penyembelihan,

namun hal tersebut masih di tingkat pribadi bukan organisasi. Yang

melakukan penyembelihan adalah orang awam yang bukan ahli maupun

berilmu. Dan, tidak bisa dikatakan bahwa tata caranya cocok dengan

lingkungan di Jepang.

Salah satu masalahnya adalah kalangan penyembelihan di Jepang

sangat tertutup sehingga orang Jepang biasa yang bukan dari kalangan tidak

dapat memasukinya. Dan, di antara kalangan tersebut tidak ada muslim.

Hal-hal yang seperti di atas dapat dilakukan karena WNA. Artinya, dalam

kondisi sekarang sangat sulit melakukan penyembelihan oleh muslim Jepang,

bahkan tidak diizinkan untuk melihatnya. Ditambah lagi, tempat

penyembelihan di Jepang digunakan untuk babi dan sapi di satu tempat, dan

Page 109: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

98

tidak ada kegiatan membersihkan atau mensucikan pada waktu bergantian.

Saya kira hal yang dapat dijadikan acuan untuk produksi daging

halal di Jepang adalah hal seperti di negeri non-Islam seperti di Australia

atau di Cina. Australia yang bertingkat tinggi mengenai jumlah ekspor,

memproduksi daging halal untuk diekspor ke wilayah Islam dan mereka

mempekerjakan tenaga ahli yang dikirim dari wilayah Islam (New Zealand,

India, Iran dll). Di sisi lain, di Cina, mereka mempekerjakan tenaga kerja

muslim lokal (10% dari 2500 tenaga kerja) hanya untuk penyembelihan

(mengarah ke Mekkah + Basmalah) dan inspeksi, dengan demikian mereka

telah sukses memproduksi daging halal tanpa mengubah sistem dan tenaga

kerja yang sudah ada. Hal ini dapat dipelajari oleh perusahaan yang berada di

Jepang.

Selain itu, kami juga melakukan pengkajian di berbagai Negara,

juga mengikuti konferensi internasional, pameran, dan sebagainya mengenai

Halal secara aktif.

Page 110: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

99

b. 出:

Ekspor:

多くの日本の企業は、今のところ国内向けのハラール肉生産は市場が

小さいため興味がないが、湾岸諸国向けの輸出に興味がある。日本の

高級和牛肉は世界中で大変人気があるが、日本国内の市場は行き詰ま

っているので、裕福である湾岸諸国はポテンシャルの高い市場なので

ある。または、今や世界人口の多くを占めるムスリムは無視できない

市場であり、そのことは 2009年に TIMES誌で「Halal Global Business」

特集をやったことからもわかる。

しかし、ハラール認証については、日本では今のところない。日本ム

スリム協会は、企業に対しセミナー、コンサルティング、検査を行っ

ている。相談に来る企業はたくさんあるが、ハラールの基準を満たせ

る企業は今のところない。(唯一ハラール認証を発酵されているのは

あるパン屋のパンのみ)2009年ハラールについて簡単に考えた外務省

および日本企業がノンハラール肉をドバイに持ち込んで捕まったこ

ともある。

日本の規定では、生きた牛を輸出できないため、ハラールの和牛を生

産したい場合は、日本国内で行わなければならない。しかし、ハラー

ル条件の遵守に対しては日本の企業は難色を示している。その他にも、

インドネシアやマレーシアに対し、食品を輸出したい企業が多いが、

同様に難色を示している。

Saat ini, kebanyakan perusahaan di Jepang tidak tertarik pada

produksi daging halal untuk dalam negeri karena pasarnya kecil, tetapi

tertarik untuk ekspor ke negara-negara teluk. Daging Wagyu yang mewah

sangat popular di seluruh dunia. Pasar dalam negeri sudah bisa dikatakan

mentok, maka bagi perusahaan Jepang negara-negara teluk yang berdaya

ekomoni tinggi adalah pasar yang berpotensi tinggi. Atau, kini muslim yang

Page 111: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

100

sudah berpersentase tinggi dalam populasi dunia adalah pasar yang tidak

dapat diabaikan. Hal tersebut dapat dilihat dari majalah TIMES meliput edisi

“Halal Global Business” pada tahun 2009.

Akan tetapi, dalam Jepang belum ada sertifikasi halal. Asosiasi

Muslim Jepang telah melakukan seminar, konsultasi dan inspeksi terhadap

perusahaan. Ada banyak perusahaan datang untuk konsultasi, tetapi belum

ada perusahaan yang dapat memenuhi syarat halal. (Makanan satu-satunya

yang diberi sertifikat adalah roti dari sebuah toko roti.) Ada juga kasus

bahwa perusahaan Jepang yang mengekspor daging non-halal ke Dubai

tertangkap pada tahun 2009 karena Departmen Luar Negeri dan perusahaan

tersebut meremehkan konsep halal.

Dalam peraturan di Jepang, tidak boleh mengekpor sapi hidup,

maka jika ingin produksi daging Wagyu halal, harus dilakukan dalam negeri

Jepang. Namun, perusahaan-perusahaan di Jepang keberatan terhadap

mematuhi syarat halal. Padahal banyak perusahaan berminat untuk ekspor

makanan ke Indonesia dan Malaysia.

Page 112: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

101

2. 日本の食品および食肉はどういった状況か?:

Bagaimana kondisi makanan dan daging di Jepang?:

日本においては、ハラール食品どころか、ハラームを避けるのが精いっぱ

いで、シャリーア的には「アッダルーラ」が適用される。豚やアルコール

の含まれる食品はたくさんあるが、その中でも食肉が一番難しい問題であ

る。なぜなら、基本的にハラール肉は存在しないからである。その際に、

どこまで許されるかは、また難しい問題である。

どうしてもハラール肉を摂取したい場合は、輸入の肉を手に入れられるが、

味の問題がある。

また、真のハラール肉を得るためには、ナジスがない屠畜場、牛の食べ物、

日本のスタンダードであるスターニング(気絶させる)などの条件をクリ

アにしなければならない。

Dalam Jepang, dapat dikatakan kondisi “Addaruurah” secara syariah

karena jangankan makanan halal tetapi sudah pas-pasan dengan menghindari

haram. Ada banyak makanan yang mengandung unsur babi dan alkohol, tetapi

masalah daging adalah masalah yang paling sulit. Sebab, pada dasarnya tidak ada

daging halal. Batas toleransi batas halal juga menjadi soal lain.

Jika ingin mengkonsumsi daging halal, dapat membeli daging halal yang

impor, tetapi masalah rasa soal lain. Biasanya kualitas rasa di bawah daging

non-halal di Jepang.

Page 113: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

102

Jika ingin produksi daging halal yang sesungguhnya, harus mengatasi

masalah-masalah seperti tempat penyembelian tanpa najis, makanan untuk sapi,

starning (cara pingsankan hewan penyembelian) yang sudah menjadi standar di

Jepang dll.

3. その他:

Hal lain:

一方、サウジやエジプトではハラールであることは当たり前のことである

という認識から、ハラール認証などは行っていない。ユースフ・カラダー

ウィーもハラールかハラームかを決めるのはアッラーだと言っている。し

かし、現在では様々な食品が李、其々が何からできているかわからないの

で、必要悪である、と言っている。

しかし、2000 年の味の素事件のようなことが起きないためにはあったほ

うがよい。

マレーシアには屠畜の専門学校がある。ヨーロッパでは、屠畜者はサーで

呼ばれる人もいるほど位が高く、ペイも高い職業である。また、ハラール

肉の屠畜場で 100%ムスリムがやっているのはインドネシアくらいである。

Sedangkan, di Saudi maupun di Mesir tidak dilakukan sertifikasi halal

berdasarkan pemahaman bahwa halal itu sudah wajar. Yusuf Qaradawi juga

berkata “yang menentukan halal atau haram itu hanya Allah”. Tetapi, dia juga

berkata “karena saat ini, ada berbagai macam makanan dan kita belum dapat

ketahui terbuat dari apa, maka menjadi hal yang tidak dapat dihindari.”

Page 114: ANALISIS PENYEDIAAN DAGING HALAL KEPADA KAUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4807/1/PURWANTO... · Perbandingan Madzhab dan Hukum dan Dr. H. Muhammad Taufiki,

103

Tetapi, supaya tidak terulang kasus seperti kasus Ajinomoto pada tahun

2000, lebih baik diadakan.

Di Malaysia, ada sekolah kejuruan penyembelihan khusus. Di Eropa,

penyembelih dianggap sebagai orang kedudukan tinggi sehingga ada yang di

sebut “ser”, dan pekerjaan terhormat yang dibayar tinggi. Tempat penyembelihan

untuk halal yang dioperasi 100% oleh muslim hanya ada di Indonesia.