Upload
phungliem
View
219
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, BIAYA OPERASIONAL
PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), NON PERFORMING
FINANCING (NPF) DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP
TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH
(STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA
SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009-2014)
Oleh :
SEPTIANI SOLEHA
NIM: 1112081000155
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, BOPO (BIAYA
OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL),
NPF (NON PERFORMING FINANCING) DAN DPK (DANA
PIHAK KETIGA) TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL
DEPOSITO MUDHARABAH
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
di Indonesia Periode 2009-2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Septiani Soleha
NIM : 1112081000155
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Herni Ali HT, SE, MM TaridiKasbi Ridho, MBA
NIDN. 0422 1259 02 NIDN. 2004 1070 02
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
Analisis Pengaruh Profitabilitas, BOPO (Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPF
(Non Performing Financing) dan DPK (Dana Pihak
Ketiga) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah (Studi Kasus pada BUS dan UUS di
Indonesia Periode 2009-2014)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 6 Oktober 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa :
1. Nama : Septiani Soleha
2. NIM : 1112081000155
3. Jurusan : Manajemen/MIPS
4. Judul Skripsi :
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 Oktober 2015
1. Rizqon Halal Syah Aji, M.Si
NIP. 19790405 201101 1 005
2. Lili Supriyadi,S.Pd., MM
NIP. 19600505 198903 1 005
3. Adhitya Ginanjar, SE.,M.Si
NIP. 19740810 201101 1 001
iii
Analisis Pengaruh Profitabilitas, BOPO (Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPF
(Non Performing Financing) dan DPK (Dana Pihak
Ketiga) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah (Studi Kasus pada BUS dan UUS di
Indonesia Periode 2009-2014)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 15 Desember 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Septiani Soleha
2. NIM : 1112081000155
3. Jurusan : Manajemen
5. Judul Skripsi :
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2015
1. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., MH (__________________)
NIP. 19750101 200501 1 008 Ketua
2. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si (__________________)
NIP. 19731221 200501 2 002 Sekretaris
3. Dr. Herni Ali HT, SE., MM (__________________)
NIDN. 0422125902 Pembimbing I
4. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA (__________________)
NIDN. 2004107002 Pembimbing II
5. Amalia, SE., M.S.M (__________________)
NIP. 19740821 200901 2 005 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Septiani Soleha
NIM : 1112081000155
Jurusan : Manajemen/MIPS
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Depok, 7 Desember 2015
Yang Menyatakan
(Septiani Soleha)
v
Jl.Rivaria Dalam No.55 RT.03 RW.01
Kel.Bedahan Kec.Sawangan Kota Depok – Jawa
Barat
Program Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen
Informasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Microsoft Office (Word, Excel,Power Point),
Internet
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
Data Pribadi
Nama : Septiani Soleha
Tempat,Tanggal Lahir : Jakarta, 24 September 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat :
No.Telepon/HP : -/ 0858 8094 4750
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
1999 – 2005 : SD Negeri Angkasa 2 Kalijati
2005 – 2008 : SMP Satu Atap Satu Negeri Angkasa 1 Kalijati
2008 – 2011 : SMA Negeri 1 Subang
2011 – 2015 :
Pengalaman Organisasi
1. Anggota Kuliah Kerja Nyata Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Anggota English Club SMA Negeri 1 Subang
3. Anggota PMR SMP Satu Atap Satu Negeri Angkasa 1 Kalijati
4. Anggota Pramuka SD Negeri Angkasa 2 Kalijati
Keahlian
Komputer :
Bahasa : Bahasa Inggris
vi
TBH, ROA, BOPO, NPF, DPK
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of Profitability as measured by
Return On Asset (ROA), BOPO (operational cost and operational income), NPF
(Non Performing Financing) and DPK (third party funds) to the rate of profit
sharing (TBH) mudharaba deposits case study on Islamic banks in Indonesia. The
sample of this study were 4 islamic banks which are PT Bank syariah Mandiri, PT
Bank Muamalat Indonesia, PT Bank BRI syariah and PT Bank Danamon
Indonesia tbk.
The analysis was conducted using quarterly time series data which
published by Otoritas Jasa Keuangan and from the official website of each banks
in the study period from January 2009 to December 2014. Statictical analysis was
conducted on the multiple linear regression which tested through SPSS version 20
and Microsoft Office Excel 2007.
The results of this study indicate that ROA, BOPO, NPF and DPK
simultaneously have significant effect on the rate of profit sharing mudharaba
deposits. ROA, NPF and DPK partially have significant effect on the rate of profit
sharing mudharaba deposits. While BOPO insignificantly affect the rate of profit
sharing mudharaba deposits. At confidence level of 95%, the Adjusted R-square is
48,8%, which means that the model is able to explain about 48,8% the affecting
factors to the rate of profit sharing mudharaba deposits and the remaining 51,2%
explained by other variables, which is not included in this research.
Keywords :
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROA),
BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPF (Non
Performing Financing), dan DPK (Dana Pihak Ketiga) terhadap Tingkat Bagi
Hasil (TBH) Deposito Mudharabah studi kasus pada Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah di Indonesia. Dengan mengambil data 3 sampel bank umum
syariah dan 1 unit usaha syariah yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank
Muamalat Indonesia, PT Bank BRI Syariah dan PT Bank Danamon Indonesia tbk.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Analisis dilakukan dengan
menggunakan data sekunder runtun waktu (time series) triwulanan yang diperoleh
dari dokumentasi website resmi masing-masing bank dalam periode penelitian
tahun 2009 sampai dengan 2014. Metode analisis yang digunakan adalah regresi
linier berganda pada software SPSS versi 20 dan Microsoft Office Excel 2007
dengan pendekatan ilmu statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, BOPO, NPF dan DPK secara
simultan berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. ROA,
NPF dan DPK secara parsial berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah. Sedangkan BOPO tidak berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah. dengan confidence level 95%, nilai Adjusted R-square
yang dihasilkan sebesar 48,8%, memberikan makna bahwa variabel Tingkat Bagi
Hasil Mudharabah mampu dijelaskan oleh varibel ROA, BOPO, NPF dan DPK
sebesar 48,8%, dan sisanya 51,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
Kata Kunci : ROA, BOPO, NPF, DPK, TBH
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang daripada-Nya aku berlindung
dari dosa-dosa yang pernah kuperbuat dan daripada-Nya pula aku memohon untuk
dijauhkan dari rizki yang haram. Dialah yang Maha Adil. Tiada keadilan kecuali
berasal daripada-Nya. Segala puji bagi-Nya atas segala anugerah yang telah
dilimpahkan-Nya kepada penulis. Karena hanya dengan petunjuk dan bimbingan-
Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh
Profitabilitas, Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non
Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009-2014)” dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Alhamdulillah, dengan pertolongan dan rahmat Allah subhanahu Wata’ala,
skripsi ini telah selasai, walupun penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini. Namun, terlepas dari banyaknya kekurangannya,
penulis berharap semoga skripsi ini sedikit banyak Insya Allah dapat bermanfaat
serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi banyak orang. Amin
Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, banyak pihak yang telah membantu mendukung, baik
berupa moral, tenaga, masukan dan pengarahan-pengarahan yang sangat penting
bagi penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
tak terhingga dan semoga Allah SWT memberikan pahala atas amal kebaikan
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya
adalah :
1. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Sukaryanto dan
Mamah Wari Suhartini yang selalu memberikan dukungan baik moril
ix
maupun materil, memberikan cinta, kasih sayang dan selalu mendoakan
dengan ikhlas.
2. Ilham Alfia Ardani, Muhammad Azhar Maulana, Annisa Ardianti, keluarga
besar Kakek Karna dan Mbah Bejo yang selalu memberikan motivasi dan
doa kepada penulis selama ini.
3. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Bapak Dr. Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH selaku Wakil
Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Bapak Dr. Desmadi
Saharuddin, Lc., MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE, MM selaku dosen Pembimbing I, yang
senantiasa dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktunya untuk
membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih banyak Pak Herni, Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat wal’afiat dan
panjang umur serta kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak.
5. Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA selaku dosen Pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, ilmu serta saran dengan
meluangkan waktu, dan pikirannya untuk mengarahkan penulisan skripsi
ini sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
6. Ibu Titi Warninda SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen, dan Ibu Ir.
Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
7. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik
yang telah mengarahkan dan memotivasi penulis selama menuntut ilmu di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta
8. Ibu Dr. Muniati Aisyah, Ir., MM yang telah banyak membantu dan
memberikan jalan bagi kami mahasiswa MIPS
x
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan curahan ilmu yang bermanfaat bagi
penulis.
10. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah membantu dan memberikan pelayanan dengan baik
demi kelancaran kegiatan perkuliahan kami.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan, Nasyrah Kautsarah, Selvia Sri Puji Rahayu,
Indah Lestari, Ferriesta Maziya, Ashri Naufalia Zain dan Zhavira Rifda
Fairuz. Terimakasih atas dukungan, doa, kebersamaan dan motivasinya
selama proses penyelesaian skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan Manajemen Informasi Perbankan Syariah
angkatan 2011, yang telah memberikan rasa kekeluargaan, dukungan, doa
dan motivasi selama masa perkuliahan. Mohon Maaf jika tidak disebutkan
satu persatu, namun tetap tidak mengurangi rasa bangga dan rasa
persahabatan diantara kita semua.
13. Teman-teman seperjuangan CCIT FTUI angkatan 2011, terima kasih telah
memberikan banyak kenangan dan pengalaman semoga ilmunya
bermanfaat.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masihjauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritik yang
membangun dari semua pihak untuk perbaikan di masa-masa yang akan
datang.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Depok, 5 Desember 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………………………………………...……i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. v
ABSTRACT .............................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 8
1. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 11
A. Perbankan Syariah ................................................................................... 11
1. Pengertian Perbankan Syariah ............................................................. 11
2. Fungsi Perbankan Syariah ................................................................... 13
3. Kelembagaan Perbankan Syariah ........................................................ 15
4. Jenis Kegiatan Usaha Perbankan Syariah ............................................ 17
B. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah ............................................. 19
1. Deposito Mudharabah ......................................................................... 19
xii
2. Bentuk-Bentuk Deposito Mudharabah ................................................ 20
3. Bagi Hasil ............................................................................................ 21
4. Sistem Bagi Hasil dan Bunga .............................................................. 23
5. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil ............................................... 24
C. Dana Pihak Ketiga ................................................................................... 26
1. Simpanan Giro ............................................................................................ 26
2. Tabungan ..................................................................................................... 27
3. Deposito ...................................................................................................... 27
D. Analisis Rasio Keuangan ......................................................................... 27
1. Rasio Profitabilitas (Return on Asset (ROA))...................................... 28
2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ........... 28
3. Non Performing Financing (NPF) ....................................................... 29
E. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat .................... 29
1. ROA dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah ......... 29
2. BOPO dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah ...... 30
3. NPF dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah .......... 31
4. DPK dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah ......... 33
F. Penelitian Sebelumnya ................................................................................ 33
G. Kerangka Berpikir ................................................................................... 46
H. Hipotesis .................................................................................................. 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 50
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 50
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 52
1. Study Kepustakaan (Library Research) ............................................... 52
xiii
2. Dokumentasi ........................................................................................ 53
D. Metode Analisis Data .............................................................................. 53
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 55
2. Uji Statistik .......................................................................................... 65
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 69
1. Variabel Dependen .............................................................................. 69
2. Variabel Independen ............................................................................ 69
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................... 73
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 73
1. Sejarah Perkembangan BUS dan UUS di Indonesia ........................... 73
2. Perkembangan Profitabilitas BUS dan UUS di Indonesia ................... 75
3. Perkembangan BOPO BUS dan UUS di Indonesia ............................. 77
4. Perkembangan NPF BUS dan UUS di Indonesia ................................ 78
5. Perkembangan DPK BUS dan UUS di Indonesia ............................... 80
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................ 90
1. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 91
a. Uji Normalitas ......................................................................................... 92
b. Uji Multikolinieritas ............................................................................ 95
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................ 96
d. Uji Autokorelasi ................................................................................... 98
2. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................. 106
3. Uji Hipotesis ............................................................................................. 108
a. Uji Signifikansi F (Uji Statistik F) ........................................................ 108
b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ........................ 110
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................................. 113
xiv
C. Interpretasi ............................................................................................. 114
1. Pengaruh ROA terhadap TBH Deposito Mudharabah ...................... 114
2. Pengaruh BOPO terhadap TBH Deposito Mudharabah.................... 115
3. Pengaruh NPF terhadap TBH Deposito Mudharabah ....................... 115
4. Pengaruh DPK terhadap TBH Deposito Mudharabah ...................... 116
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................................ 118
A. Kesimpulan ............................................................................................ 118
B. Implikasi ................................................................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xvi
LAMPIRAN .......................................................................................................... xix
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia ....................................... 2
Tabel 1.2Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah .............................................. 4
Tabel 1.3 Perkembangan DPK pada BUS dan UUS di Indonesia ........................... 5
Tabel 2.1 Perbedaan-Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah ......... 13
Tabel 2.2 Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah ........................................... 18
Tabel 2.4 Penentuan Bagi Hasil Bank Konvensional dan Bank Islam .................. 22
Tabel 2.5 Bunga vs Bagi Hasil ............................................................................... 24
Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 38
Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi ................................................... 61
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian............................................................. 72
Tabel 4.1 Uji Normalitas (K-S) .............................................................................. 94
Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas dengan tolerance dan VIF .................................... 95
Tabel 4.3 Uji Glejser .............................................................................................. 98
Tabel 4.4 Uji Autokelasi Durbin-Watson .............................................................. 99
Tabel 4.5 Iterasi nilai ρ......................................................................................... 100
Tabel 4.6 Variasi Nilai ρ ...................................................................................... 101
Tabel 4.7 Durbin-Watson Setelah Iterasi pertama ............................................... 102
Tabel 4.8 Hasil Output SPSS ............................................................................... 103
Tabel 4.9 Hasil Output SPSS Lag_Ut .................................................................. 104
Tabel 4.10 Variasi Nilai ρ ke-2 ............................................................................ 105
Tabel 4.11 Nilai DW setelah Pengobatan ............................................................ 106
Tabel 4.12 Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................... 106
Tabel 4.13 Uji Siginifikansi F (Uji Statistik F) .................................................... 109
Tabel 4.14 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ........................ 111
Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ......................................... 113
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 47
Gambar 4.1 Jumlah BUS dan UUS di Indonesia periode tahun 2009 - 2014 ........ 74
Gambar 4.2 Perkembangan ROA BUS dan UUS di Indonesia periode Januari
2009-Desember 2014 ............................................................................................. 76
Gambar 4.3 Perkembangan BOPO BUS dan UUS di Indonesia periode Januari
2009-Desember 2014 ............................................................................................. 77
Gambar 4.4 Perkembangan NPF BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009-
Desember 2014....................................................................................................... 79
Gambar 4.5 Perkembangan DPK BUS dan UUS di Indonesia periode Januari
2009-Desember 2014 ............................................................................................. 80
Gambar 4.6 Histogram ........................................................................................... 93
Gambar 4.7 Normal Probability-Plot ..................................................................... 93
Gambar 4.6 Scatterplot........................................................................................... 97
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Penelitian, Januari 2009 – Desember 2014 ............................. xix Lampiran 2 : Uji Asumsi Klasik .......................................................................... xxii Lampiran 3 : Tabel summary, Anova dan Coefficients ...................................... xxiv Lampiran 4 : Tabel DW ...................................................................................... xxvi Lampiran 5 : F-Tabel ......................................................................................... xxvii
Lampiran 6 : t-Tabel.......................................................................................... xxviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang mengatur
secara rinci mengenai landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah (Antonio, 2001:26),
industri perbankan syariah di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat, baik dari sisi pertumbuhan aset maupun pertumbuhan
kelembagaan atau jaringan (Wirdyaningsih,2005:63). Hal ini salah satunya
diakibatkan karena adanya izin pembukaan kantor cabang syariah oleh bank
konvensional yang tercantum dalam Undang-Undang tersebut, dimana
memberikan kesempatan bagi bank konvensional untuk membuka kantor-
kantor cabang syariah atau mengkonversikan dirinya sebagai institusi yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yang kemudian
menjadi tonggak atas perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Hingga
Desember 2014, jumlah perbankan syariah mencapai 12 Bank Umum Syariah
(BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 163 Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS). Perkembangan perbankan syariah tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut :
2
Tabel 1.1Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bank Umum Syariah 6 11 11 11 11 12
Unit Usaha Syariah 25 23 24 24 23 22
Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah
138 150 155 158 163 163
Sumber : Laporan Statistik Perbankan Syariah Tahun2014, data diolah
Sistem keuangan dan perbankan modern telah berusaha memenuhi
kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya
sendiri, melainkan dengan dana orang lain, baik dengan menggunakan prinsip
penyertaan dalam rangka pemenuhan permodalan (equity financing) maupun
dengan prinsip pinjaman dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan
(debt financing) (Arifin,2009).
Dalam kegiatan operasionalnya, baik bank syariah maupun bank
konvensional memiliki fasilitas produk yang hampir sama, baik dalam
penyaluran dana maupun dalam penghimpunan dana. Salah satu produk yang
ditawarkan bank syariah guna menyerap sumber dana masyarakat adalah
deposito berjangka yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang
bersangkutan. Sedangkan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan
berdasarkan prinsip syariah. Dewan Syariah Nasional MUI telah
mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan
adalah deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah(Karim,2007:303).
3
Menurut Fatwa DSN No:03/DSN-MUI/IV/2000 deposito terdiri dari dua
jenis yaitu : (1) Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu Deposito
yang berdasarkan perhitungan bunga, dan (2) Deposito yang dibenarkan, yaitu
Deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah. Pada Deposito berdasarkan
prinsip Mudharabah, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. Dalam
kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya,
termasuk di dalamnya Mudharabah dengan pihak lain.
Dari hasil pengelolaan dana Mudharabah, bank syariah akan membagi
hasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut,
bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh
kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi adalah mis management (salah
urus), bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian
tersebut(Karim,2007).
Penentuan besarnya tingkat bagi hasil sangatlah penting untuk mengetahui
besarnya keuntungan yang didapat oleh nasabah. Beberapa hal yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan dan yang akan diuji dalam penelitian ini untuk
penentuan tingkat bagi hasil ialah profitabilitas, biaya operasional terhadap
pendapatan operasional, non performing financing, net operating margin dan
dana pihak ketiga.
4
Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti
masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi,
yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta
asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya
merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank
sebagai penghimpun dana dari masyarakat(Rivai, Veithzal and Idroes 2007).
Berkaitan dengan hal tersebut, maka prinsip yang dianut bank syariah dalam
penghimpunan dana adalah, sebagai berikut:
Tabel 1.2Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah
No. Produk Prinsip Return untuk Nasabah
1 Giro Wadiah (titipan) Bonus sesuai kehendak
nasabah
2 Tabungan Wadiah(titipan)
Mudharabah (bagi
hasil)
Bonus sesuai kehendak
bank bagi hasil, dengan
nisbah
3 Deposito Mudharabah Mutlaqah
Mudharabah
Muqayyadah
Bagi hasil, dengan nisbah
bagi hasil, dengan nisbah
Sumber : (Rivai, Veithzal and Idroes,2007)
Dalam penghimpunan dana, bank syariah melakukan mobilisasi dan
investasi tabungan dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang adil dapat
dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana merupakan hal penting
karena Islam secara tegas mengutuk penimbunan tabungan dan menuntut
penggunaan sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan
sosial-ekonomi Islam(Rivai, Veithzal and Idroes 2007).
Perkembangan laju pertumbuhan dana pihak ketiga harus mendapat
perhatian yang lebih dari bank syariah itu sendiri, hal ini dikarenakan besar
5
kecilnya jumah dana pihak ketiga memiliki peran penting dalam menentukan
besarnya pembiayaan yang dapat disalurkan oleh bank syariah kepada
nasabahnya. Semakin tinggi jumlah dana pihak ketiga maka akan semakin
tinggi pula jumlah pembiayaan yang dapat disalurkan bank kepada nasabah.
Berikut adalah data perkembangan dana pihak ketiga pada Bank Umum
Syariah(BUS) dan Unit Usaha Syariah(UUS) di Indonesia periode tahun
2009-2014 :
Tabel 1.3
Perkembangan Dana Pihak Ketiga pada BUS dan UUS di Indonesia (dalam
Milyar Rupiah)
Indikator Giro iB-Akad
Wadiah
Tabungan iB
(Akad
Wadiah&Mudha
rabah)
Deposito iB-Akad
Mudharabah
2009 6.202 16.475 29.595
2010 9.056 22.908 44.072
2011 12.006 32.602 70.806
2012 17.708 45.072 84.732
2013 18.528 57.200 107.812
2014 18.649 68.581 135.629
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Desember 2014
Tabel 1.3, menunjukan pertumbuhan dana pihak ketiga dari total 52.271
miliar rupiah pada tahun 2009 menjadi 217.858 miliar rupiah pada tahun
2014. Deposito merupakan produk dengan pertumbuhan tertinggi dari produk
dana pihak ketiga lainnya, tabel diatas menunjukan jumlah deposito sebesar
29.595 miliar rupiah pada tahun 2009 meningkat menjadi 135.629 miliar
rupiah pada tahun 2014, dengan peningkatan lebih dari seratus persen. Hal
inisalah satunya disebabkan karena produk deposito memiliki imbal hasil yang
cukup tinggi daripada produk dana lainnya, sehingga masyarakat cenderung
memilih deposito.
6
Laporan keuangan (financial statement) merupakan iktisar mengenai
keadaan keuangan suatu bank pada suatu periode tertentu. Untuk menilai
kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan
beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks
yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
(Martono,2010).
Menurut Syafi’I Antonio (2001:140) salah satu faktor tidak langsung yang
mempengaruhi besar kecilnya bagi hasil adalah pendapatan bank yang
“dibagihasilkan”. Untuk mengetahui pendapatan bank, peneliti menggunakan
rasio profitabilitas. Yang dimaksud dengan profitabilitas atau rentabilitas
adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba. Profitabilitas dari
bank tidak hanya penting bagi pemiliknya, tetapi juga bagi golongan-golongan
lain dalam masyarakat. Bila bank berhasil mengumpulkan cadangan dengan
memperbesar modal, akan memperoleh kesempatan meminjamkan dengan
lebih luas/besar karena tingkat kepercayaan atau kredibilitas meningkat.
Pemerintah dan masyarakat juga berkepentingan bila tingkat laba bank-bank
senantiasa bertambah sehingga diharapkan lalu lintas keuangan terjamin
(Simorangkir, 2004:152).
Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dalam penelitian ini
adalah Return On Assets (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO). Return on Assets (ROA) adalah rasio yang bertujuan
untuk mengukur kemampuan bank di dalam memperoleh laba dan efisiensi
secara keseluruhan. Semakin tinggi angka ROA, menunjukan bahwa
7
kesehatan keuangan bank dalam kondisi yang baik. Sedangkan rasio biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) digunakan untuk
mengukur perbandingan biaya operasi atau biaya intermediasi terhadap
operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BOPO, maka semakin
baik kondisi bank tersebut (Martono,2010).
Pertumbuhan perbankan syariah yang semakin pesat, berdampak terhadap
semakin tingginya angka persaingan antar bank syariah maupun dengan bank
konvensional. Hal ini mengakibatkan semakin rendahnya tingkat
pengendalian dan pengawasan baik internal maupun eksternal terhadap
penyaluran pembiayaan yang dilakukan. Rendahnya tingkat pengendalian ini
menimbulkan resiko naiknya jumlah pembiayaan yang bermasalah.
Pembiayaan yang bermasalah dapat ditimbulkan oleh nasabah yang tidak
dapat membayar atau menunaikan kewajibannya kepada bank sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati. Rasio untuk mengukur pembiayaan
bermasalah pada perbankan syariah adalah Non Performing Financing (NPF).
Non Performing Financing (NPF) yaitu jumlah pembiayaan yang tergolong
non lancar dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet (Muhammad
2005).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh
Profitabilitas, BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional),
NPF (Non Performing Financing) dan DPK (Dana Pihak Ketiga) terhadap
8
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Studi Kasus pada Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009-2014)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan penjelasan di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito Mudharabah?
2. Apakah BOPO berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah?
3. Apakah NPF berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah?
4. Apakah DPK berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah?
5. Apakah Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk :
a. Menganalisis pengaruh Profitabilitassecara parsial terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
9
b. Menganalisis pengaruh BOPOsecara parsial terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito Mudharabah.
c. Menganalisis pengaruh NPFsecara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah.
d. Menganalisis pengaruh DPKsecara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah.
e. Menganalisis pengaruh Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF)
dan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara simultan terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito Mudharabah.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis, penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah pada bank umum syariah dan unit usaha di Indonesia
periode 2009-2014. Serta merupakan suatu peningkatan dan perluasan
pengetahuan dalam usaha untuk menganalisis suatu permasalahan
perekonomian di Indonesia yang terkait dengan dunia perbankan
khususnya perbankan syariah dalam ruang lingkup analisis pengaruh
Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga
(DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank
UmumSyariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Penelitian ini
diharapkan juga dapat dijadikan bahan referensi ataupun bahan
10
perbandingan dalam pengembangan untuk penelitian selanjutnya serta
dapat memperkaya konsep dan teori yang menyokong tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah
dalam dunia perbankan syariah di Indonesia.
b. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan masukan mengenai tingkat bagi hasil produk deposito Mudharabah
pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Serta
sebagai kontribusi pemikiran terhadap pengambilan keputusan bagi
manajer Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perbankan Syariah
1. Pengertian Perbankan Syariah
Perbankan umum dengan menggunakan prinsip syariah atau dikenal
dengan perbankan syariah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan. Menurut UU No.10/1998 bank syariah merupakan
salah satu bentuk usaha bank yang menyediakan pembiayaan dan atau
melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia telah
dimulai sejak lama. Namun demikian, lembaga keuangan syariah secara
formal dimulai sejak tahun 1992 dengan hadirnya perbankan syariah
pertama, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang didirikan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992.
Perkembangan perbankan syariah tidak terlepas dari dukungan
semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah
menunjukkan dukungan dengan adanya pengesahan atas keberadaan dan
beroperasinya bank syariah di Indonesia. Sedangkan masyarakat,
memajukan bank syariah melalui pemberdayaan dan pemanfaatan lembaga
keuangan syariah (Arthesa dan Handiman, 2006:77).
12
Bank syariah, atau biasa disebut Islamic Banking di negara lain,
berbeda dengan bank konvensional. Perbedaan utamanya terletak pada
landasan operasi yang digunakan. Bank Konvensional beroperasi
berlandasan bunga, bank syariah beroperasi berlandaskan begi hasil,
ditambah dengan jual beli dan sewa. Hal ini didasarkan pada keyakinan
bahwa bunga mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama islam.
Menurut pandangan islam, di dalam sistem bunga terdapat unsur
ketidakadilan karena pemilik dana mewajibkan peminjam untuk membayar
lebih daripada yang dipinjam tanpa memerhatikan apakah peminjam
menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian. Sebaliknya, sistem
bagi hasil yang digunakan bank syariah merupakan sistem ketika peminjam
dan yang meminjamkan berbagi dalam risiko dan keuntungan dengan
pembagian sesuai kesepakatan. Dalam hal ini tidak ada pihak yang
dirugikan oleh pihak lain.
Lebih jauh apabila dilihat dari perspektif ekonomi, bank syariah
dapat pula didefinisikan sebagai sebuah lembaga intermediasi yang
mengalirkan investasi publiksecara optimal (dengan kewajiban zakat dan
larangan riba) yang bersifat produktif (dengan larangan judi), serta
dijalankan sesuai nilai, etika, moral dan prinsip islam (Rivai, Veithzal and
Idroes 2007).
Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa esensi dan karekteristik
bank syariah berbeda dengan bank konvensional. Perbedaan-perbedaan
tersebut dapat dirangkum dalam tabel berikut :
13
Tabel 2.1
Perbedaan-Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Indikator Bank Konvensional Bank syariah Fungsi dan Kegiatan
Bank
Intermediasi, jasa keuangan Intermediasi, manager
investasi, investor, social,
Jasa Keuangan
Mekanisme dan
Objek Usaha
Tidak antiriba dan antimaysir Antiriba dan antimaysir
Prinsip dasar Operasi Bebas nilai (prinsip
materialis)
Uang sebagai komoditi
Bunga
Tidak bebas nilai
(prinsip syariah Islam)
Uang sebagai alat tukar
dan bukan komoditi
Bagi hasil, jual beli,
sewa
Prioritas Pelayanan Kepentingan pribadi Kepentingan publik
Orientasi Keuntungan Tujuan sosial-ekonomi
Islam, Keuntungan
Bentuk Bank komersial Bank komersial, bank
pembangunan, bank
universal atau multi-purpose
Evaluasi Nasabah Kepastian pengembalian
pokok dan bunga
(creditworthiness dan
collateral)
Lebih hati-hati karena
partisipasi dalam risiko
Hubungan Nasabah Terbatas debitor-kreditor Erat sebagai mitra usaha
Sumber Likuiditas
Jangka Pendek
Pasar Uang, Bank Sentral Pasar Uang Syariah, Bank
Sentral
Pinjaman yang
diberikan
Komersial dan nonkomersial,
berorientasi laba
Komersial dan
nonkomersial, berorientasi
laba dan nirlaba
Lembaga Penyelesai
sengketa
Pengadilan, Arbitrase Pengadilan, Badan Arbitrase
Syariah Nasional
Risiko Usaha Risiko bank tidak terkait
langsung dengan debitur,
risiko debitur tidak terkait
langsung dengan bank
Kemungkinan terjadi
negative spread
Dihadapi bersama
antara bank dan nasabah
dengan prinsip keadilan
dan kejujuran
Tidak mungkin terjadi
negative Spread
Struktur Organisasi
Pengawas
Dewan Komisaris Dewan Komisaris, Dewan
Pengawas Syariah, Dewan
Syariah Nasional
Investasi Halal atau haram Halal
Sumber : (Ascarya, 2011:33)
2. Fungsi Perbankan Syariah
Berdasarkan Pasal 4 UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan
syariah, bank syariah diwajibkan untuk menjalankan fungsi menghimpun
dan menyalurkan dana dari masyarakat. Di samping itu bank syariah juga
14
dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitulmal dan
pengelola wakaf. Berikut fungsi bank syariah (Kautsar,2012:70) :
a. Fungsi Manajer Investasi
Bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana
(shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada
penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat
menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan antara bank dan
pemilik dana.
b. Fungsi Investor
Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor
(pemilik dana). Penanaman dana yang dilakukan bank syariah harus
dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan resiko yang minim
dan tidak melanggar ketentuan syariah. Produk investasi yang sesuai
syariah meliputi akad jual beli (murabahah, salam dan istishna), akad
investasi (mudharabah dan musyarakah), akad sewa-menyewa (ijarah
dan ijarah muntahiya bittamlik) dan akad lainnya yang dibolehkan oleh
syariah.
c. Fungsi Sosial
Ada dua instrument yang digunakan oleh bank syariah dalam
menjalankan fungsi sosialnya, yaitu Zakat, Infak, sedekah dan Wakaf
(ZISWAF) dan ardhul Hasan. Ziswaf berfungsi untuk menghimpun
ziswaf dari masyarakat, ardhul hasan berfungsi menghimpun dana dari
15
penerimaan yang tidak memenuhi criteria halal serta dana infak dan
sedekah yang tidak ditentukan peruntukkannya.
d. Fungsi Jasa Keuangan
Fungsi jasa keuangan meliputi layanan kliring, transfer, inkaso,
pembayaran gaji, letter of guarantee, letter of credit, dan lain
sebagainya dengan tetap menggunakan skema yang sesuai dengan
prinsip syariah.
3. Kelembagaan Perbankan Syariah
Perbankan syariah memiliki kelembagaan yang agak berbeda
dengan perbankan konvensional. Secara kelembagaan, bank syariah di
Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu Bank Umum Syariah
(BUS),Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS). BUS memiliki kelembagaan seperti bank umum konvensional,
sedangkan BPRS memilikibentuk kelembagaan seperti BPR konvensional.
Badan hukum BUS dan BPRS dapat berbentuk perseroan terbatas,
perusahaan daerah atau koperasi. Sementara itu, UUS bukan merupakan
badan hukum tersendiri, tetapi merupakan unit atau bagian dari suatu bank
umum konvensional (Rivai, Veithzal and Idroes 2007).
a. Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS merupakan badan
usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan bentuk
16
hukum perseroan terbatas, perusahaan daerah atau koperasi. Seperti
halnya bank umum konvensional, BUS dapat berusaha sebagai bank
devisa atau bank nondevisa.
b. Unit Usaha syariah
Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor pusat bank
umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur organisasi, UUS
berada satu tingkat di bawah direksi bank umum konvensional yang
bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank
nondevisa. Sebagai unit kerja khusus, UUS mempunyai tugas :
1) Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah
2) Melaksanakan fungsi treasurydalam rangka pengelolaan dan
penempatan dana yang bersumber dari kantor cabang syariah
3) Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor cabang
syariah
4) Melakukan tugas penatausahaan laporan keuangan kantor cabang
syariah.
c. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
Bank Perkreditan Rakyat Syariah adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS
merupakan badan usaha yang setara dengan bank perkreditan rakyat
konvensional dengan bentuk hukum perseroan terbatas, atau koperasi.
17
4. Jenis Kegiatan Usaha Perbankan Syariah
Untuk memenuhi kebutuhan modal dan pembiayaan, bank syariah
memiliki ketentuan-ketentuan yang berbeda dengan bank konvensional.
Secara umum, piranti-piranti yang digunakan bank syariah terdiri atas tiga
kategori, yaitu (Sudarsono, 2003:63) :
a. Penyaluran Dana
Penyaluran dana bank syariah dilakukan dengan berbagai metode,
seperti jual-beli, bagi hasil, pembiayaan, pinjaman dan investasi
khusus. Dalam penyaluran dana pada nasabah, secara garis besar
produk pembiayaan terbagi kedalam tiga kategori, yaitu :
1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang
berdasarkan prinsip jual-beli.
2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa
berdasarkan prinsip sewa.
3) Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna
mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.
Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan banyak
ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang dan atau jasa
yang dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk
yang menggunakan prinsip jual-beli seperti murabahah, salam, dan
istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa atau ijarah.
Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntunan bank ditentukan
dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada
18
produk bagi hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang
disepakati di muka. Produk perbankan yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah.
b. Penghimpunan Dana
Sumber dana bank syariah dapat diperoleh dari empat sumber, yaitu
modal, titipan, investasi dan investasi khusus. Berikut adalah produk-
produk penghimpunan dana yang terdapat pada bank syariah :
Tabel 2.2
Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah
No. Produk Prinsip Return untuk
Nasabah
1 Giro Wadiah (titipan) Bonus sesuai
kehendak nasabah
2 Tabungan Wadiah(titipan),
Mudharabah (bagi hasil)
Bonus sesuai
kehendak bank bagi
hasil, dengan nisbah
3 Deposito Mudharabah Mutlaqah,
MudharabahMuqayyadah
Bagi hasil, dengan
nisbah bagi hasil,
dengan nisbah
Sumber : (Rivai, Veithzal and Idroes, Bank and Financial Institution
Management 2007)
c. Jasa Perbankan
Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan
kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau
keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain berupa sharf
(perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya), safe deposit
box (menyewakan kontan simpanan), dan jasa tata laksana administrasi
dokumen (custodian).
19
B. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
1. Deposito Mudharabah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
yang dimaksud dengan deposito berjangka adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito
yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan syariah
Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito
yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah.
Dalam hal ini, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola
dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik
dana).Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank syariah dapat
melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad Mudharabah
dengan pihak ketiga.
Dengan demikian, bank syariah dalam kapasitasnya sebagai
mudharib memiliki sifat sebagai seorang wali amanah (trustee), yakni
harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya.
Di samping itu, bank syariah juga bertindak sebagai kuasa usaha bisnis
20
pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal
mungkin tanpa melanggar aturan syariah.
Dari hasil pengelolaan dana Mudharabah, bank syariah akan
membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam
mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian
yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi
adalah mis-management (salah urus), bank bertanggung jawab penuh
terhadap kerugian tersebut (Karim 2007).
2. Bentuk-Bentuk Deposito Mudharabah
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana,
terdapat 2 (dua) bentuk Mudharabah, yakni (Karim,2007) :
a. Mudharabah Mutlaqah (Unrestricted Investment Account, URIA)
Dalam deposito Mudharabah mutlaqah (URIA), pemilik dana tidak
memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah
dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara
maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah mempunyai
hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana URIA ini
ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh
keuntungan.
b. Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account, RIA)
Berbeda halnya dengan deposito Mudharabah mutlaqah (URIA),
dalam deposito Mudharabah muqayyadah (RIA), pemilik dana
21
memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah
dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat,
cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah tidak
mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan
dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan
memperoleh keuntungan.
Dalam menggunakan dana deposito Mudharabah Muqayyadah
(RIA) ini, terdapat dua metode, yakni :
1) Cluster Pool of Fund
Yaitu penggunaan dana untuk beberapa proyek dalam suatu jenis
industri bisnis.
2) Specific Product
Yaitu penggunaan dana untuk suatu proyek tertentu.
3. Bagi Hasil
Bank Islam harus mampu mengelolasumber pendapatan dan beban
pendapatannya secara maksimal agar mampu mencapai tingkat keuntungan
secara optimal. Upaya optimalisasi pendapatan tersebut dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu memberdayakan aset produktif yang dimiiki
sehingga mampu mengoptimalkan sumber pendapatan, baik berasal dari
hasil margin, hasil sewa ataupun dari imbal bagi hasil. Dapat pula
dilakukan dengan cara menekan segala beban, terutama beban pendapatan
kepada pihak ketiga sebagai akibat diterimanya dana amanah masyarakat
dengan menggunakan konsep wadiah maupun sebagai akibat dikelolanya
22
dana investasi masyarakat melalui konsep Mudharabah.Proses penentuan
tingkat bagi hasil diperlukan kesepakatan kedua belah pihak, yang
terungkap dalam nisbah bagi hasil.
Proses penentuan bagi hasil dalam bank islam hampir sama dengan
proses penghitungan biaya dana dan penghitungan tingkat bunga
pembiayaan pada bank konvensional. Namun dengan penekanan berbeda,
karena bank konvensional berbasiskan biaya sedangkan bank Islam
berbasiskan pendapatan, perbedaan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
Tabel 2.4
Penentuan Bagi Hasil Bank Konvensional dan Bank Islam
No Berbasis biaya Berbasis pendapatan
1 Ditentukan di muka Ditentukan di belakang
2 Hasil lebih mudah ditentukan Hasil lebih sulit ditentukan
3 Tanpa memperhatikan proses
pemanfaatan dana
Pemanfaatan dana harus sesuai
tujuan/prosesnya
4 Hasilnya lebih mudah
diperkirakan
Hasil susah diperkirakan
5 Tidak tersirat keadilan, karena
beban resiko tidak sebanding
Menekankan keadilan melalui
pembagian resiko sesuai
kesepakatan.
Sumber : (Rivai and Arifin 2010)
Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan aktiva usaha) dari
kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap pada
bank islam. Besar kecilnya perolehan kembali itu tergantung pada hasil
usaha yang benar-benar diperoleh bank islam.
Dalam sistem perbankan islam bagi hasil merupakan suatu
mekanisme dilakukan oleh bank islam (mudharib) dalam upaya
memperoleh hasil dan membagikannya kembali kepada pemilik dana
23
(shahibul maal) sesuai kontrak disepakati bersama pada awal kontrak
antara nasabah dengan bank islam. Dimana besarnya penentuan porsi bagi
hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan
harus terjadi dengan adanya kerelaan (at-tarodhin) oleh masing-masing
pihak tanpa adanya unsur paksaan.
Adapun pendapatan yang dibagikan antara mudharib dan shahibul
maal adalah pendapatan yang sebenarnya telah diterima (cash basis)
sedangkan pendapatan yang masih dalam pengakuan (accrual basis) tidak
dibenarkan untuk dibagi antara mudharib dan shahibul mal.
Dalam hukum islam penerapan bagi hasil harus memperhatikan
prinsip at-ta’awun yaitu saling membantu dan saling bekerja sama di
antara anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam
Al-Quran: “dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan ketawaan, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran”, serta menghindari prinsip Al-Iktinaz, yaitu menahan uang
(dana) dan membiarkannya menganggur (tidak digunakan untuk transaksi)
sehingga tidak bermanfaat bagi masyarakat umum (Rivai and Arifin 2010).
4. Sistem Bagi Hasil dan Bunga
Sebagai alternatif sistem bunga dalam ekonomi konvensional,
ekonomi islam menawarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing)
ketika pemilik modal (surplus spendin unit) bekerja sama dengan
pengusaha (deficit spending unit) untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila
kegiatan usaha menghasilkan, keuntungan dibagi berdua, dan apabila usaha
24
menderita kerugian, kerugian ditanggung bersama. Sistem bagi hasil
menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi
(didzalimi). Sistem bagi hasil dapat berbentuk musyarakah atau
Mudharabah dengan berbagai variasinya.
Tabel 2.5
Bunga vs Bagi Hasil No Bunga Bagi Hasil
1 Penentuan bunga dibuat pada waktu
akad dengan asumsi usaha akan
selalu menghasilkan keuntungan.
Penentuan besarnya rasio atau
nisbah bagi hasil disepakati pada
waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung rugi.
2. Besarnya persentase didasarkan
pada jumlah dana/modal yang
dipinjamkan.
Besarnya rasio bagi hasil
didasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh.
3. Bunga dapat mengambang/variabel,
dan besarnya naik turun sesuai
dengan naik turunnya bunga
patokan atau kondisi ekonomi.
Rasio bagi hasil tetap tidak
berubah selama akad masih
berlaku, kecuali diubah atas
kesepakatan bersama.
4. Pembayaran bunga tetap seperti
yang dijanjikan tanpa pertimbangan
apakah usaha yang dijalankan
peminjam untung atau rugi.
Bagi hasil bergantung pada
keuntungan usaha yang
dijalankan. Bila usaha merugi,
kerugian akan ditanggung
bersama.
5. Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun keuntungan
naik berlipat ganda.
Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai dengan
peningkatan keuntungan.
6. Eksistensi bunga diragukan (kalau
tidak dikecam) oleh semua agama
Tidak ada yang meragukan
keabsahan bagi hasil
Sumber : (Ascarya, 2011: 27)
5. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil
a. Faktor Langsung
Di antara factor-faktor langsung (direct factors) yang
mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah
dana yang tersedia, dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).
25
1) Investment rate merupakan persentase aktual dana yang
diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment
ratesebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana
dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
2) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah
dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan.
Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu
metode ini :
a) Rata-rata saldo minimum bulanan,
b) Rata-rata total saldo harian
3) Nisbah (Profit sharing ratio)
a) Salah satu ciri al-Mudharabah adalah nisbah yang harus
ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian
b) Nisbah antara satu bank dan bank lainnya dapat berbeda.
c) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu
bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan
d) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan account
lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.
b. Faktor Tidak Langsung
1) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya Mudharabah
a) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan
biaya (profit and sharing). Pendapatan yang “dibagihasilkan”
merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.
26
b) Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut “revenue
sharing”
2) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting)
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya
aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungaan dengan pengakuan
pendapatan dan biaya (Antonio,2001).
C. Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga biasanya lebih dikenal dengan dana masyarakat,
merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat dalam
arti luas, meliputi individu, maupun badan usaha. Dana pihak ketiga antara lain
(Ismail,2010:43) :
1. Simpanan Giro
Merupakan simpanan yang diperoleh dari masyarakat atau pihak
ketiga yang sifat penarikannya adalah dapat ditarik setiap saat dengan
menggunakan cek dan bilyet giro atau sarana perintah bayar lainnya atau
pemindahbukuan. Sifat giro adalah bisa ditarik kapan pun, oleh karena itu
disebut dana labil. Simpanan giro merupakan jenis produk yang dibutuhkan
masyarakat pengusaha baik perorangan atau badan usaha.
27
2. Tabungan
Tabungan merupakan jenis simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu sesuai perjanjian antar bank dan pihak
nasabah. Dalam perkembangannya penarikan tabungan dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan sarana penarikan berupa slip penarikan,
ATM, surat kuasa, dan sarana lainnya yang dipersamakan dengan itu.
3. Deposito
Deposito merupakan jenis simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan
antara bank dengan nasabah.
D. Analisis Rasio Keuangan
Laporan keuangan berisi informasi untuk masyarakat, pemerintah,
pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajemen
perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan, yang diperlukan secara tetap
untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Analisa dari laporan
keuangan bersifat relati karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan
rasio atau nilai relatif. Analisa rasio adalah suatu metode perhitungan dan
interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan
(Rodoni dan Ali, 2014:191). Beberapa rasio keuangan yang diduga dapat
mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah dalam penelitian ini
adalah :
28
1. Rasio Profitabilitas (Return on Asset (ROA))
Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai aktor pendorong
dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang,
perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya
sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian yang terus-menerus
akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila
perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan memerlukan retained
earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek, kerugian
segera akan menurunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas
perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan pembiayaan dari luar (Rodoni dan Ali, 2014:192).
Rasio profitabilitas yang digunakan sebagai variabel bebas dalam
penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). ROA digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009:118).
Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan,
karena return yang diperoleh perusahaan semakin besar (Isna and sunaryo
2012).
2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
merupakan rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk
29
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas
usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran,
dan biaya operasi lainnya). Pendapatan operasi merupakan pendapatan
utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana
dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya (Isna and sunaryo
2012). Semakin kecil angka rasio BOPO, maka semakin baik kondisi bank
tersebut (Martono, 2010:85).
3. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) merupakan perbandingan antara
jumlah pembiayaan macet dengan keseluruhan pembiayaan yang
disalurkan oleh perbankan syariah, dan dinyatakan dalam persentase
(Andraeny 2011). Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas
pembiayaan bank syariah semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi
akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya
lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank (Ihsan, 2015:369).
E. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
1. Profitabilitas dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah
Dalam penelitian ini Return on Asset (ROA) dipilih sebagai
indikator pengukur profitabilitas perbankan karena ROA digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
30
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba
sebelum pajak terhadap total asset (Isna dan Sunaryo, 2012).
Besarnya bagi hasil yang diperoleh, ditentukan berdasarkan
keberhasilan pengelola dana untuk menghasilkan keuntungan (Apriandika,
2011). Menurut Juwariyah (2008) rasio yang menggambarkan kemampuan
bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
yang menghasilkan pendapatan adalah ROA. Dengan meningkatnya ROA,
maka pendapatan bank juga akan meningkat, sehingga return yang
diterima oleh nasabah dan investor (pemegang saham) juga meningkat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi ROA, maka
return yang diterima oleh nasabah dan investor juga semakin tinggi.
2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dengan
Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan
operasional (Dendawijaya, 2009:119). BOPO merupakan salah satu rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya. Naik turunnya rasio ini akan
mempengaruhi laba yang dihasilkan karena semakin besar rasio biaya
operasional ini, maka akan menurunkan laba yang dihasilkan oleh bank,
begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi nilai BOPO maka kinerja
keuangannya akan semakin buruk, namun semakin rendah nilai BOPO
maka akan semakin baik untuk kinerja keuangan.
31
Nilai BOPO menurun apabila biaya operasional menurun, di lain
pihak pendapatan operasional tetap atau meningkat. Semakin rendah
BOPO maka bank akan semakin efisien dalam mengeluarkan biaya dalam
bentuk pemberian investasi pembiayaan agar dapat menghasilkan
pendapatan yang paling tinggi. Apabila BOPO menurun maka pendapatan
bank meningkat. Dengan adanya peningkatan pendapatan bank maka
tingkat bagi hasil yang diterima oleh nasabah juga meningkat. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa semakin rendah BOPO maka semakin
tinggi tingkat bagi hasil yang diterima oleh para nasabah (Gundari, 2015).
3. Non Performing Financing (NPF) dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH)
Deposito Mudharabah
Setiap bank tidak mengharapkan terjadinya NPF, namun dalam
kegiatan usaha, walaupun telah dilaksanakan dengan baik, pasti masih ada
resiko-resiko lain yang tidak terprediksi sebelumnya dalam perencanaan
awal. Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak
menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang
diberikannya ternyata menjadi bermasalah. Hal ini terutama disebabkan
oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar
angsuran (cicilan) pokok pembiayaan serta bagi hasil yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak dlam perjanjian pembiayaan. NPF merupakan
situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami resiko
kegagalan, bahkan menunjukkan kepada bank akan mengalami resiko
32
kegagalan. Ada beberapa pengertian pembiayaan bermasalah, yaitu
(Veithzal, 2006) :
a. Pembiayaan yang di dalam pelaksanaanya belum mencapai/memenuhi
target yang diinginkan oleh pihak bank
b. Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko di
kemudian hari bagi bank dalam arti luas
c. Mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan kewajiban-
kewajibannya, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan
atau pembayaran bunga/denda keterlambatan serta ongkos-ongkos bank
yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan
d. Kredit atau pembiayaan golongan perhatian khusus, kurang lancar,
diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi menunggak
Kelancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi
hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas
pembiayaan dikategorikan menjadi 5 macam, yaitu :
a. Lancar
b. Kurang lancar
c. Diragukan
d. Perjatian khusus
e. Macet
Apabila kualitas aset yang dicerminkan oleh NPF semakin
meningkat, maka efektif pendapatan bank dari earning asset akan semakin
33
berkurang dan akibatnya akan menurunkan bagi hasil yang dibagikan
kepada deposan.
4. Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito
Mudharabah
Dana pihak ketiga (DPK) adalah dana yang diperoleh dari
masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan,
pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam
mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau
setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang
dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari
masyarakat (Rivai, Veithzal and Idroes 2007).
DPK merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi tingkat
bagi hasil deposito mudharabah karena besarnya DPK berpengaruh pada
besaran dana yang akan diinvestasikan. Maka ketika DPK meningkat, bagi
hasil yang diperoleh deposan juga meningkat (Khasanah, 2012).
F. Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian sebelumnya akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya yangsudah
terlebih dahulu dilakukan. Meskipun ruang lingkup dalam penelitian ini dan
penelitian sebelumnya hampir sama, namun karena objek,periode,
waktu,variabel dan alat analisis yang di gunakan berbeda, maka penelitian
sebelumnya digunakan sebagai referensi untuk melengkapi penelitian. Berikut
adalah beberapa ringkasan penelitian sebelumnya :
34
1. Rizky Amelia (2011)
Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh CAR, NPF dan FDR
terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Perbankan
Syariah”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh Capital Adeuacy Ratio (CAR), Non Performing Financing
(NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return Bagi Hasil
Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Dari hasil
pengolahan data diketahui bahwa CAR,NPF dan FDR secara simultan
berpengrauh signifikan terhadap variabel dependen Return Bagi Hasil
Deposito Mudharabah (RBH). Sedangkan secara parsial CAR, NPF dan
FDR juga berpengaruh signifikan terhadap RBH.
2. Husni (2011)
Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh ROE, BOPO dan
NPL terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank
Syariah”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa BOPO dan NPL secara
parsial bepengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah.
Secara simultan variabel ROE, BOPO dan NPL tidak berpengaruh terhadap
tingkat bagi hasil deposito Mudharabah.
3. Serhan Cevik dan Joshua Charap (2011)
Melakukan penelitian dengan judul “The Behavior of Conventional
and Islamic Bank Deposit Returns in Malaysia and Turkey”. Tujan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku empiris suku bunga
deposito bank konvensional dan tingkat imbal hasil pada retail
35
Islamicprofit and loss sharing investment acoount di Malaysia dan Turki.
Hasil analisis menunjukan bahwa suku bunga deposito bank konvesional
dan profit and loss sharingberkorelasi dan signifikan secara statistik. Pada
uji kausalitas menunjukan bahwa suku bunga deposito bank konvesional
adalah penyebab retun pada rekening profit and loss sharing.
4. Ulfah Khasanah (2012)
Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Pendapatan
Bank, DPK dan ROA terhadap Profit Sharing Deposito Mudharabah pada
PT Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2011”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simltan antara Pendapatan
Bank, DPK dan ROA terhadap Profit sharing Deposito Mudharabah pada
PT Bank syariah Mandiri tahun 2008-2011. Hasil penelitian menunjukkan
pertama, secara parsial Pendapatan Bank dan DPK berpengaruh signifikan
terhadap profit sharing deposito Mudharabah. sedangkan ROA
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profit sharing deposito
Mudharabah. Secara simultan Pendapatan Bank, DPK, dan ROA
berpengaruh signifikan terhadap profit sharing deposito Mudharabah.
5. Andryani Isna K dan Kunti Sunaryo (2012)
Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Return on
Asset, BOPO dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah”. Tujuan dari penelitian tersebut
adalah untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO dan
Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Hasil
36
penelitian tersebut menunjukan bahwa ROA, BOPO dan Suku Bunga
secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah. ROA dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap
tingkat bagi hasil deposito Mudharabah, namun, BOPO tidak memiliki
pengaruh terhadap tingkat bagi hasil depositoMudharabah.
6. Radziah Abdul Latiff and Noreha Halid, Malaysia (2012)
Melakukan penelitian dengan judul “The Mudharabah Deposit Rate
Behaviour in Relation to the Conventional Deposit Rate”. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara suku bunga bank
konvensional dengan tingkat bagi hasil deposito Mudharabah.
7. Inda Aulina (2013)
Dengan judul “The Influence of Conventional Bank Deposit Rate
and Mudharaba Term Deposit Rate to Total Deposit of Mudharaba”. Hasil
penelitian menunjukan bahwa variabel suku bunga deposito 1 bulan dan 3
bulan tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito Mudharabah, namun
periode deposito 6 bulan dan 12 bulan menunjukan pengaruh yang negatif.
8. Siti Rahayu (2013)
Dengan judul “Pengaruh Return On Asset, BOPO, Suku Bunga dan
Capital Adequacy Ratio terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada Perbankan Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh return on asset, BOPO, suku bunga dan capital
adequacy ratio (CAR) terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah
pada perbankan syariah. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi
37
linier berganda. Hasil penelitian menunjukan secara parsial bahwa return
on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil
deposito Mudharabah, suku bunga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah,sedangkan CAR dan
BOPO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil
deposito Mudharabah. Dan secara simultan return on asset, BOPO, suku
bunga dan capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap tingkat
bagi hasil deposito Mudharabah
9. Reza Wijaya Saputra (2014)
Melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Fakor yang
Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank Umum
Syariah 2010-2013”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi rate of return (ROR) deposito
Mudharabah bank umum syariah, yaitu rasio biaya operasional yang
diukur dengan BOPO, efektivitas dana pihak ketiga yang diukur dengan
FDR, tingkat suku bunga, dan profitabilitas yang diukur dengan ROE.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda. Hasil analisis uji simultan, terdapat pengaruh BOPO, FDR,
tingkat suku bunga, dan ROE secara bersama-sama terhadap tingkat bagi
hasil deposito Mudharabah. Hasil uji parsial, menujukkan bahwa FDR dan
tingkat suku bunga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap rate of
return deposito Mudharabah, sedangkan BOPO berpengaruh positif
38
signifikan dan ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rate of
return deposito Mudharabah selama periode penelitian.
10. Zaman Muzaky, Nuruz (2015)
Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh ROA, ROE, BOPO,
FDR dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
pada Bank Umum Syariah”. Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh
return on asset return on equity, biaya operasional terhadap pendapatan
operasional, financing to deposit ratio dan suku bunga terhadap tingkat
bagi hasil deposito Mudharabah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
ROE bepengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah.
Variabel ROA, BOPO, FDR dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap
tingkat bagi hasil deposito Mudharabah Bank Umum Syariah.
Tabel 2.6
Penelitian Terdahulu No Nama Judul Teknik Analisis Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Rizky
Amelia
(2011)
“Pengaruh CAR,
NPF dan FDR
terhadap Return Bagi
Hasil Deposito
Mudharabah pada
Perbankan Syariah”
Regresi Linear
Berganda
CAR, NPF dan
FDR secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen
Return Bagi
Hasil Deposito
Mudharabah
(RBH).
Return
dengan
tingkat bagi
hasil
deposito
Mudharabah
sebagai
variabel
dependen
dan NPF
sebagai
variabel
Penggunan
jumlah variabel
independen
berbeda dan 2
variabel
independen
berbeda
39
Sedangkan
secara parsial
CAR, NPF dan
FDR juga
berpengaruh
signifikan
terhadap RBH
independen
2 Husni
(2011)
“Pengaruh ROE,
BOPO dan NPL
terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada
Bank Syariah”
Analisis Regresi
Linear Berganda
ROE,BOPO
dan NPL
secara
simultan tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen
Tingkat Bagi
Hasil Deposito
Mudharabah.
Sedangkan
secara parsial
hanya BOPO
dan NPL
berpengaruh
signifikan
terhadap
Tingkat Bagi
Hasil Deposito
Mudharabah.
BOPO
sebagai
variabel
independen
dan Tingkat
Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah
sebagai
variabel
dependen.
ROE dan NPL
sebagai variabel
independen.
3 Serhan Cevik
dan Joshua
Charap
(2011)
“The Behavior of
Conventional and
Islamic Bank Deposit
Returns in Malaysia
Cointegration
and causality
test
Suku bunga
deposito bank
konvesional
dan profit and
Ruang
lingkup
return bagi
hasil
Teknik analisis
dan beberapa
variabel
independen
40
and Turkey” loss sharing
berkorelasi
dan signifikan
secara statistik.
Pada uji
kausalitas
menunjukan
bahwa suku
bunga deposito
bank
konvesional
adalah
penyebab
retun pada
rekening profit
and loss
sharing.
deposito
Mudharabah
4 Ulfah
Khasanah
(2012)
“Analisis Pengaruh
Pendapatan Bank,
DPK dan ROA
terhadap Profit
Sharing Deposito
Mudharabah pada
PT Bank Syariah
Mandiri Tahun 2008-
2011”
Analisis Regresi
Linear Berganda
Secara parsial
Pendapatan
Bank dan DPK
berpengaruh
signifikan
terhadap profit
sharing
deposito
mudharaba.
sedangkan
ROA
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan
terhadap profit
Ruang
lingkup
profit sharing
deposito
Mudharabah
, DPK dan
ROA sebagai
variabel
independen
Pendapatan bank
sebagai variabel
independen,Studi
kasus pada
lembaga yang
berbeda, serta
periode penelitian
berbeda
41
sharing
deposito
mudharaba.Se
cara simultan
Pendapatan
Bank, DPK,
dan ROA
berpengaruh
signifikan
terhadap profit
sharing
deposito
Mudharabah
5 Andryani
Isna K dan
Kunti
Sunaryo
(2012)
“Analisis Pengaruh
Return on Asset,
BOPO dan Suku
Bunga terhadap
Tingkat Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah pada
Bank Umum
Syariah”
Regresi Linear
Berganda
ROA, BOPO
dan Suku
Bunga secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
tingkat bagi
hasil deposito
mdharabah
ROA dan suku
bunga
berpengaruh
signifikan
terhadap
tingkat bagi
hasil deposito
mudharaba,B
OPO tidak
memiliki
ROA dan
BOPO
sebagai
variabel
independen
Suku bunga
sebagai variabel
independen, studi
kasus pada
lembaga yang
berbeda, periode
penelitian yang
berbeda.
42
pengaruh
terhadap
tingkat bagi
hasil
depositoMudh
arabah
6 Radziah
Abdul Latiff
and Noreha
Halid,
Malaysia
(2012)
“The Mudharabah
Deposit Rate
Behaviour in
Relation to the
Conventional
Deposit Rate”
Autoregressive
distributed
lagged (ARDL)
Terdapat
pengaruh
positif antara
suku bunga
bank
konvensionl
dengan tingkat
bagi hasil
deposito
Mudharabah.
Ruang
lingkup yang
sama
Teknik analisi
berbeda. studi
kasus pada
lembaga yang
berbeda, periode
penelitian yang
berbeda.
7 Inda Aulina
(2013)
“The Influence of
Conventional Bank
Deposit Rate and
Mudharaba Term
Deposit Rate to Total
Deposit of
Mudharaba”
Regresi Linear
Berganda
Variabel suku
bunga deposito
1 bulan dan 3
bulan tidak
berpengaruh
terhadap
jumlah
deposito
Mudharabah,
namun
deposito
periode 6
bulan dan 12
bulan
menunjukan
pengaruh yang
negatif.
Ruang
lingkup
imbal hasil
deposito
Mudharabah
Suku bunga
deposito bank
konvensional
sebagai variabel
independen.
Jumlah deposito
Mudharabah
sebagai variabel
dependen
43
8 Siti Rahayu
(2013)
“Pengaruh Return On
Asset, BOPO, Suku
Bunga dan Capital
Adequacy Ratio
terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada
Perbankan Syariah”
Regresi Linear
Berganda
Menunjukan
secara parsial
bahwa return
on asset
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
tingkat bagi
hasil deposito
Mudharabah,
suku bunga
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
tingkat bagi
hasil deposito
Mudharabah,
sedangkan
CAR dan
BOPO tidak
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
tingkat bagi
hasil deposito
Mudharabah.
Dan secara
simultan
return on
asset, BOPO,
ROA dan
BOPO
sebagai
variabel
independen
Suku bunga dan
CAR sebaai
variabel
independen
44
suku bunga
dan capital
adequacy ratio
(CAR)
berpengaruh
terhadap
tingkat bagi
hasil deposito
Mudharabah
9 Reza Wijaya
Saputra
(2014)
“Faktor-Fakor yang
Mempengaruhi
Tingkat Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah Bank
Umum Syariah 2010-
2013”
Regresi Linear
Berganda
Analisis uji
simultan,
terdapat
pengaruh
BOPO, FDR,
tingkat suku
bunga, dan
ROE secara
bersama-sama
terhadap
tingkat bagi
hasil deposito
Mudharabah.
Hasil uji
parsial,
menujukkan
bahwa FDR
dan tingkat
suku bunga
tidak memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap rate
BOPO
sebagai
variabel
independen
Teknik analisis
berbeda, FDR dan
ROE sebagai
variabel
independen dan
studi kasus pada
lembaga berbeda
45
of return
deposito
Mudharabah,
sedangkan
BOPO
berpengaruh
positif
signifikan dan
ROE
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap rate
of return
deposito
Mudharabah
selama periode
penelitian.
10 Zaman
Muzaky,
Nuruz (2015)
“Pengaruh ROA,
ROE, BOPO, FDR
dan Suku Bunga
terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada
Bank Umum
Syariah”
Regresi Linear
Berganda
Menunjukan
bahwa ROE
bepengaruh
terhadap
tingkat bagi
hasil deposito
Mudharabah.
Variabel ROA,
BOPO, FDR
dan suku
bunga tidak
berpengaruh
terhadap
tingkat bagi
hasil deposito
ROA dan
BOPO
sebagai
variabel
independen
ROE sebagai
variabel
independen
46
Mudharabah
Bank Umum
Syariah.
Sumber : Kumpulan Penelitian Terdahulu
G. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari
serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapatdisajikan
dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungankeduanya (Hamid,
2010:15).
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis pengaruh Profitabilitas,
BOPO, NPF dan DPK berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat bagi
hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah di Indonesia dengan menggunakanmodel regresi linear berganda
antara variabel dependen dan independen.Kerangka berpikir yang dirumuskan
oleh penulis untuk memberikan gambaran sistematis penelitian ini, adalah
sebagai berikut :
47
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
48
H. Hipotesis
Penelitian ini menggunakan variabel bebas (independen) seperti :
Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ,
Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diduga
memberikan pengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Parsial :
a. H0 : β1 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Profitabilitas terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Ha: β1≠ 0 : Ada pengaruh antara Profitabilitas terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito Mudharabah
b. H0: β3 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasiona (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
Ha: β2 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasiona (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
c. H0: β3 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Non Performing Financing
(NPF) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Ha: β3 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Non Performing Financing (NPF)
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
49
d. H0: β4 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Ha: β4 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
2. Secara Simultan
a. H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Profitabilitas,
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non
Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Profitabilitas, Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non
Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup pengaruh variabel independen yaitu Profitabilitas,
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing
Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap variabel dependen
yaitu Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
Penelitian ini dibatasi dengan menganalisa laporan keuangan masing-
masing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, khususnya neraca,
laporan distribusi bagi hasil, dan laporan perhitungan rasio keuangan yang
dipublikasi dalam situs Otoritas Jasa Keuangan dan situs resmi masing-masing
Bank Umum dan Unit Usaha Syariah dengan menggunakan data runtun waktu
(time series), yaitu berupa data triwulanan periode Januari 2009 sampai dengan
Desember 2014 yang diperoleh dari laporan statistik Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan sumber-sumber terkait lainnya.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil atau ditentukan
berdasarkan karakteristik tertentu. Jika populasinya besar, dengan menyeleksi
bagian dari elemen-elemen populasi, maka kesimpulan tentang keseluruhan
populasi dapat diperoleh sebaik seperti menggunakan populasi (generalisasi)
hasilnya lebih baik cermat dan akurat jika populasi homogen. Maka dari itu,
sampel yang diambil haruslah dapat representative (Wijaya, 2013 : 27).
51
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive sampling ialah teknik pemilihan sampel
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROA), BOPO, NPF dan DPK terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah di Indonesia. Data penelitian ini menggunakan data laporan
keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia diambil
dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id) maupun situs resmi
masing-masing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka sampel
penelitian ini diambil dengan kriteria:
1. Bank Umum dan Unit Usaha yang telah terdaftar sebagai lembaga
keuangan syariah selama periode tahun 2009 sampai dengan 2014
2. Bank Umum syariah dan Unit Usaha syariah yang menerbitkan laporan
keuangan triwulanan secara lengkap (Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Rasio Keuangan dan Distribusi Bagi Hasil) selama periode tahun 2009
sampai dengan 2014.
Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian
ini ada 3 Bank Umum syariah dan 1 unit Usaha syariah, yaitu :
1. PT Bank Syariah Mandiri
2. PT Bank Muamalat Indonesia
3. PT Bank BRI Syariah
4. PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
52
Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah runtun waktu
(time series) triwulanan neraca, laporan distribusi bagi hasil dan laporan
perhitungan rasio keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang
dibatasi pada data penutupan setiap akhir kuartal selama periode pengamatan
Januari 2009 sampai dengan Desember 2013.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya
yang berupa brosur, literatur, majalah dan bacaan lainnya yang berhubungan
dengan penelitian (Sunyoto,2010:115).
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan
Triwulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode Januari
2009-Desember 2014 yang diproleh dari website resmi Otoritas Jasa Keuangan
dan website resmi masing-masing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang
dilakukan penulis untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, adalah :
1. Study Kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi dan mengkaji
berbagai literature pustaka seperti berbagai buku-buku, tesis, jurnal, artikel
dan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini.
53
2. Dokumentasi
Adalah pengumpulan data dengan cara mencari catatan-catatan,
dokumentasi-dokumentasi dan arsip-arsip dari pihak yang bersangkutan
(Sunyoto,2010:115). Dokumentasi dalam penelitian ini bersumber dari
situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id), situs resmi PT Bank
Syariah Mandiri (www.syariahmandiri.co.id), PT Bank Muamalat
Indonesia (www.bankmuamalat.co.id), PT Bank BRI Syariah
(www.brisyariah.co.id), PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(www.danamon.co.id).
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif dengan menggunakan
analisis statistik melalui pendekatan regresi linier berganda. regresi linier
berganda digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen
(X1, X2, X3, X4..…dst) Terhadap variabel dependen y atau juga untuk
memprediksi nilai suatu variabel dependen y berdasarkan nilai variabel-
variabel independen (X1, X2, X3, X4..…dst). (Uyanto,2009:243). Analisis data
dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan software
yang berfungsi untuk menganalisis data dan melakukan perhitungan statistik
yaitu IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Statistics Versi 20
(SPSS 22).Dalam metode regresi linier berganda untuk dapat memberikan
koefisien yang baik atau bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator)
harus bebas dari Uji Asumsi Klasik. Sedangkan uji hipotesis dilakukan dengan
menguji kebenaran hipotesis berdasarkan data penelitian.
54
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah
dalam penelitian ini dinyatakan dalam fungsi :
Persamaan umum regresi yang digunakan untuk lebih dari dua variabel
independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dimana :
Y = Variabel Dependen Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
β0 =Konstanta
X1= Variabel Independen Profitabilitas
X2 = Variabel Independen BOPO
X3 = Variabel Independen NPF
X4 = Variabel Independen DPK
ε = residual
Nilai koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis koefisien β akan
bernilai positif jika menunjukan hubungan searah antara variabel independen
dengan variabel dependen, artinya kenaikan nilai variabel independen akan
mempengaruhi kenaikan nilai variabel dependen, demikian pula sebaliknya.
Jika nilai β negatif maka menunjukan hubungan yang berlawanan, artinya jika
nilai variabel independen mengalami kenaikan, maka nilai variabel dependen
akan mengalami penurunan.
TBH = f(Profitabilitas,BOPO,NPF,DPK)
Y = β0 +β1X1 +β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε
55
1. Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa
(Ordinary Least Square)/OLS) merupakan model regresi yang
menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik (Best Linier Unbias
Estimatitor/BLUE). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi,
yang disebut dengan asumsi klasik diantaranya : Nonmultikolinieritas.
Artinya,antara variabel independen yang satu dengan independen yang lain
dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau
mendekati sempurna. Homoskedastisitas. Artinya, varians semua variabel
adalah konstan (sama). Nonautokorelasi. Artinya tidak terdapat pengaruh
dari variabel dalam model melalui tenggang waktu (time lag). Misalnya,
nilai suatu variabel saat ini akan berpengaruh terhadap nilai variabel lain
pada masa yang akan datang (Algifari,2013:83). Berikut beberapa asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini :
a. Uji Normalitas
Uji asumsi normalitas menguji data variabel bebas (X) dan data
variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah
berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi
dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel
terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali
(sunyoto, 2009:84).
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
56
Seperti diketahui bahwa Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat
digunakan analisis grafik (Ghazali 2013) :
1) Analisis grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas revidual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini
dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
2) Analisis Statistik
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
57
HA : Data residual tidak berdistribusi normal
b. Uji Multikolinieritas
Dalam uji asumsi klasik, terdapat beberapa penyimpangan yang
akan sangat berpengaruh terhadap pola perubahanan variabel dependen.
Penyimpangan tersebut salah satunya adalah adanya multikolinearitas
dalam model regresi yang dihasilkan. Artinya, antarvariabel
independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang
sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau
bahkan 1).
Konsekuensi yang sangat penting bagi model regresi yang
mengandung multikolinearitas adalah bahwa kesalahan standar estimasi
akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen,
tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis nol akan
semakin besar, dan probabilitas menerima hipotesis yang salah
(kesalahan beta) juga akan semakin besar. Akibatnya, model regresi
yang diperoleh tidak sahih (valid) untuk menaksir nilai variabel
independen.
Menghilangkan adanya multikolinearitas pada suatu model regresi
terdapat bermacam-macam cara. Cara yang paling mudah adalah
menghilangkan salah satu atau beberapa variabel yang mempunyai
korelasi tinggi dari model regresi. Jika ini dilakukan berarti melakukan
kesalahan spesifik, karena mengeluarkan variabel independen dari
model regresi yang secara teoritis variabel tersebut dapat
58
mempengaruhi variabel dependen. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah dengan menambah data. Cara ini akan bermanfaat jika dapat
dipastikan bahwa adanya multikolinearitas dalam model regresi
disebabkan oleh kesalahan sampel. Di samping kedua cara tersebut,
terdapat cara yang sering digunakan, yaitu dengan mentransformasi
variabel. Nilai variabel yang digunakan mundur satu tahun
(Algifari,2013:84).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi, dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tolerancemengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinieritas
adalah nilai tolerance≤0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghazali
2013).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
59
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran
(kecil, sedang dan besar).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas di dalam
model regresi, dapat dilakukandengan cara melihat Grafik Plot antara
nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola heteroskedastisitas
data dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisis :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastistias.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji statistik untuk mendeteksi heteroskedastisitas salah satunya
yaitu Uji Glesjer. Glesjer mengusulkan untuk meregresi nilai absolut
60
residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003) dengan
persamaan regresi:
|Ut| =Xt + vt
Dimana:
|Ut| = Nilai residual absolut
Xt = Variabel bebas
Jika nilai dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung adanya Heterokedastisitas.(Ghozali, 2013:142)
d. Uji Autokorelasi
Penyimpangan model regresi klasik yang selanjutnya adalah adanya
otokorelasi dalam model regresi. Artinya, adanya korelasi antara
anggota sampel yang diurutkan berdasar waktu. Penyimpangan asumsi
ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time
seriesKonsekuensi dari adanya otokorelasi dalam suatu model regresi
adalah varianssampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya.
Lebih jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan
untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen
tertentu (Algifari 2013).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi (Ghazali 2013).
61
1) Uji Durbin-Watson (DW test)
Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan
adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada
variabel lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan
diuji adalah :
H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0 )
Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
Tabel 3.1
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi
positif
Tolak 0<d<dl
Tidak ada autokorelasi
positif
No decision dl≤d≤du
Tidak ada korelasi
negative
Tolak 4-dl<d<4
Tidak ada korelasi
negatif
No decision 4-du≤d≤4-dl
Tidak ada autokorelasi,
positif atau negatif
Tidak ditolak Du<d<4-du
2) Pengobatan Autokorelasi
Oleh karena adanya autokorelasi, maka nilai standard error (se)
dan nilai t-statistik tidak dapat dipercaya sehingga diperlukan
pengobatan. Pengobatan autokorelasi tergantung dari nilai ρ yang
62
dapat diestimasi dengan beberapa cara seperti di bawah ini
(Ghazali,2013:130) :
a. Nilai ρ diestimasi dengan Durbin-Watson d
ρ=1-d
2
b. Nilai ρ diestimasi dengan Theil-Nagar d
ρ= n2 (1-
d
2) + k
2
n2-k2
Langkah Analisis :
1. Dapatkan nilai lag satu residual (Ut-1) dengan perintah
Transform dan Compute
2. Isikan pada target variabel Ut_1 dan isikan pada kotak Numeric
Expression Lag(Res_1)
3. Dari menu utama spss, pilih Analyze, kemudian submenu
Regressi, lalu pilih Linear
4. Pada kotak dependent isikan variabel Res_1 (Ut) dan pada
kotak independent isikan variabel Ut-1 (Lag satu dari Ut).
Abaikan yang lain dan pilih Ok
5. Gunakan nilai ρ pada iterasi pertama untuk mentransformaikan
persamaan regresi.
Langkah Iterasi :
1. Membentuk variabel TBHt_1, ROAt_1, BOPOt_1, NPFt_1, dan
DPKt_1 dengan perintah Transform dan Compute. Pada kotak
Target Variabel isikan dengan TBHt_1 dan pada kotak Numeric
63
Expression isikan TBH- ρ *Lag(TBH) . lakukan hal yang sama
untuk semua variabel independen.
2. Dari menu utama spss pilih Analyze, kemudian Regression, lalu
pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel TBHt_1, dan
pada kotak independen variabel isikan variabel , ROAt_1,
BOPOt_1, NPFt_1, dan DPKt_1
3. Pilih statistik dan aktifkan Durbin-Watson (untuk menguji
apakah masih terjadi autokorelasi). Abaikan lainnya dan pilih
Ok
4. Membandingkan hasil regresi persamaan awal sebelum
dilakukan transformasi dan hasil regresi setelah dilakukan
transformasi jika masih terdapat autokorelasi, maka lanjutkan
tahapan selanjutnya.
Langkah iterasi kedua :
1. Nilai yang diperoleh dari iterasi pertama kita gunakan untuk
mengestimasi model general difference equation sebagai
berikut:
(Yt-̂ Yt-1) = 1(1-̂ ) + 2(Xt-̂ Xt-1)+(t - ̂ t – 1)
2. Oleh karena kita belum memiliki beberapa variabel seperti
(Yt-1) dan ̂ (Xt-1), maka kita membuat variabel ini dengan
perintah Transform dan Compute.
3. Pilih Transform dan Compute dan isikan pada Target Variabel
64
TBHt_1 = TBH-(*Lag(TBH)) lakukan juga pada variabel
independennya.
Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze kemudian Regression
lalu Linear
4. Pada kotak dependen isikan variabel dependennya (TBHt_1)
5. Pada kotak independen isikan variabel independenya
Hitung persamaan : t** = Yt-*1**2 * Xt
6. Pilih Transform lalu Compute dan isikan seperti di bawah ini:
7. Pilih OK, sekarang kita punya variabel baru Ut
8. Buat variabel Lag satu Ut** dengan Transform dan Compute
9. Langkah berikutnya mengestimasi pada iterasi kedua dengan
persamaan regresi
10. Dari menu utama SPSS pilih Analyze kemudian Regression lalu
Linear
11. Pada kotak dependen isikan Ut
12. Pada kotak independen isikan LagUt
13. Pilih OK
14. Gunakan nilai pada iterasi kedua untuk mentransformasikan
persamaan regresi.
15. Pilih Transform lalu Compute
Isikan Target Variabel dengan TBH@ (dan Numeric Expression
isikan TBH@ = TBH-0.916*LAG(TBH) Lakukan untuk semua
variabel X-nya
65
16. Dari menu utama spss pilih Analyze, kemudian Regression, lalu
pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel TBH@, dan
pada kotak independen variabel isikan variabel, ROA@,
BOPO@, NPF@, dan DPK@
17. Pilih statistik dan aktifkan Durbin-Watson (untuk menguji
apakah masih terjadi autokorelasi). Abaikan lainnya dan pilih
Ok
18. Bandingkan nilai Durbin-Watson saat ini, apakah masih terjadi
autokoreasi atau tidak jika nilai d terletak antara nilai dU
dengan 4-Du, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi tersebut sudah tidak mengandung masalah autokorelasi
lagi.
2. Uji Statistik
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual dapat
diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur
dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.
perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).
Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam
daerah dimana H0 diterima (Ghazali 2013).
a. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
suatu variabel penjelas/independen secara individual dalam
66
menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang
hendak diuji adalah apakah suatu parameter (βi) sama dengan nol, atau:
H0 : βi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
Ha : βi ≠0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Cara melakukan uji t salah satunya adalah dengan cara
membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan t
tabel, maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen dapat
diterima.
b. Uji Siginifikansi F (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter
dalam model sama dengan nol, atau :
H0 : b1=b2= ….=bK=0
67
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan
nol, atau :
Ha : b1 ≠b2≠…≠bk≠0
Artinya, semua variabel independen secara simulatan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan criteria
pengambilan keputusan sebagai berikut :
1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain,
hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F
tabel, maka H0ditolak dan menerima Ha.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara
dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukan persentase variasi
nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi
yang dihasilkan. Misalnya, nilai R kuadrat pada suatu persamaan
68
regresi yang menunjukan hubungan pengaruh variabel Y (sebagai
variabel dependen) dan variabel X (sebagai variabel independen) dari
hasil penghitungan tertentu adalah 0,85. Ini artinya bahwa variasi nilai
Y yang dapat dijelaskan oleh persamaaan regresi yang diperoleh adalah
85%. Sisanya, yaitu 15%, variasi variabel Y dipengaruhi oleh variabel
lain yang berada di luar persamaan (model) (Algifari 2013).
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien deteminasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Kelemahan mendasar menggunakan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
mengavaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai
Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen
ditambahkan kedalam model (Ghazali, 2013 : 97).
69
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang perubahannya
dipengaruhi oleh variabel lain (Sunyoto,2010:114) variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah mencerminkan tingkat imbalan yang
diterima oleh nasabah dari produk deposito Mudharabah pada Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Untuk penentuan variabel
dependen tingkat bagi hasil deposito Mudharabah digunakan data
distribusi bagi hasil Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang
terdapat pada laporan keuangan triwulanan masing-masing Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah.
2. Variabel Independen
Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain (Sunyoto,2010:114), variabel bebas dalam penelitian ini
meliputi :
a. Profitabilitas (X1)
Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas
yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang
dimilikinya. ROA merupakan rasio antar laba sebelum pajak terhadap
rata-rata total aset bank. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar
pula kinerja perusahaan, karena return yang diperoleh perusahaan
70
semakin besar. ROA dihitung dengan rumus yang sesuai dengan Surat
Edaran bank Indonesia No 12/11/DPNP, 31 Maret 2010, yaitu :
ROA = Laba Sebelum Pajak
Rata−Rata Total Aset
b. BOPO (X2)
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam
rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga,
baiya tenaga kerja dan biaya operasi lainnya). Pendapatan operasi
merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang
diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan
operasi lainnya. BOPO dihitung dengan rumus yang sesuai dengan
Surat Edaran Bank Indonesia No 12/11/DPNP 31 Maret 2010, yaitu :
BOPO = Biaya Operasional
Pendapatan Operasional
c. NPF (X3)
Non Performing Financing (NPF) merupakan perbandingan antara
jumlah pembiayaan macet dengan keseluruhan pembiayaan yang
disalurkan oleh perbankan syariah, dan dinyatakan dalam persentase.
d. DPK (X4)
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan nasabah dalam bentuk
tabungan, giro dan deposito dalam rupiah dan valuta asing yang
71
dihimpun bank syariah pada saat tertentu, dinyatakan dalam miliar
rupiah.
72
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Tingkat Bagi
Hasil Deposito
Mudharabah
(Y)
Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah
mencerminkan tingkat
imbalan yang diterima
oleh nasabah dari produk
deposito Mudharabah
pada Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah di
Indonesia.
Ekuivalen tingkat
imbalan/bagi
hasil/fee/bonus Bank
Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah
periode Januari 2009 -
Desember 2014
(dalam persentase)
Rasio
Profitabilitas
(X1)
Return on Asset (ROA)
merupakan salah satu
rasio profitabilitas yang
digunakan untuk
mengukur efektifitas
perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan
total aset yang
dimilikinya
Nilai ROA Bank
Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah
pada Laporan Statistik
Perbankan Syariah
periode Januari 2009 –
Desember 2014
(dalam persentase)
Rasio
BOPO (X2) Biaya Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO),
digunakan untuk
mengukur keammpuan
manajemen bank dalam
mengendalikan biaya
operasional terhadap
pendapatan operasional.
Nilai BOPO Bank
Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah
pada Laporan Statistik
Perbankan Syariah
periode Januari 2009 –
Desember 2014
(dalam persentase)
Rasio
NPF (X3) Non Performing
Financing (NPF)
merupakan perbandingan
antara jumlah pembiayaan
macet dengan keseluruhan
pembiayaan yang
disalurkan oleh perbankan
syariah
Nilai NPF Bank
Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah
pada Laporan Statistik
Perbankan Syariah
periode Januari 2009 –
Desember 2014
(dalam persentase)
Rasio
DPK (X4) Dana Pihak Ketiga (DPK)
adalah simpanan nasabah
dalam bentuk tabungan,
giro dan deposito dalam
rupiahk dan valuta asing
yang dihimpun bank
syariah pada saat tertentu
Komposisi DPK Bank
Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah
periode Januari 2009 –
Desember 2014
(dalam milyar rupiah)
Rasio
73
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan BUS dan UUS di Indonesia
Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun
1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun
perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara
Muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia terus berkembang
(Karim,2007:25). Perkembangan ini terutama terlihat sejak dikeluarkannya
ketentuan Bank Indonesia yang memberi izin untuk pembukaan bank
syariah yang baru maupun izin pendirian Unit Usaha Syariah (UUS) untuk
bank-bank konvensional.
Perbedaan operasi antara Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit
Usaha Syariah (UUS) hampir tidak ada, kecuali dalam hal kebebasan
kebijakan manajemen. BUS merupakan badan usaha sendiri yang memiliki
independensi kebijakan sehingga memiliki otonomi dalam memilih
strategi bisnis dan pengembangannya. Sementara itu, UUS merupakan
bagian dari bank konvensional induknya sehingga kurang memiliki
kebebasan dalam menentukan kebijakan manajemen (Ascarya,2011:204).
Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit bank
syariah, maka pada tahun 2009, jumlah bank syariah di Indonesia telah
bertambah menjadi 31 unit, yaitu 6 Bank Umum Syariah dan 25 Unit
74
Usaha Syariah. Sementara jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS)mencapai 138 unit hingga akhir tahun 2009. Sedangkan pada akhir
periode tahun 2014 tercatat jumlah Bank Umum Syariah mencapai
perkembangan yang cukup pesat yakni bertambah sebanyak 6 unit menjadi
berjumlah 12 Bank Umum Syariah. Dan sebaliknya jumlah Unit Usaha
Syariah pada akhir tahun 2014 tercatat berkurang 3 UUS, dari jumlah 25
Unit Usaha Syariah pada tahun 2009 menjadi 22 UUS pada akhir periode
2014. Selama periode tahun 2009 sampai 2014 jumlah kantor BUS dan
UUS bertambah sebanyak 1.473 kantor. Perkembangan jumlah unit Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode tahun 2009-2014 dapat
dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini :
Gambar 4.1
Jumlah BUS dan UUS di Indonesia periode tahun 2009 - 2014
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Perkembangan perbankan syariah saat ini tentunya juga harus
didukung sumber dayainsani yang memadai, baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya. Namun, realitas yang ada menunjukan bahwa masih
6
11 11 11 1112
2523
2423 23
22
0
5
10
15
20
25
30
2009 2010 2011 2012 2013 2014
un
it
Tahun
Jumlah Bank
Umum Syariah
(BUS)
Jumlah Unit
Usaha Syariah
(UUS)
75
banyak sumber daya insani yang selama ini terlibat di institusi syariah
tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis dalam Islamic
Banking. Tentunya kondisi ini cukup signifikan mempengaruhi
produktivitas dan profesionalisme perbankan syariah itu
sendiri(Karim,2007:27).
2. Perkembangan Profitabilitas BUS dan UUS di Indonesia
Profitabilitas bank merupakan suatu kemampuan dalam
menghasilkan laba. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Bank
yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas atau rentabilitas
yang terus meningkat di atasstandar yang ditetapkan.
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan
(Kasmir 2012:327). Return on Asset (ROA) adalah salah satu rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang
dimilikinya. Perkembangan rasio profitabilitas (ROA) bank umum syariah
dan unit usaha syariah di Indonesia pada periode Januari 2009-Desember
2014 dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
76
Gambar 4.2
Perkembangan ROA BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009-
Desember 2014
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
ROA mencapai titik tertinggi sebesar 2,52% pada Januari 2013 dan
mengalami penurunan yang cukup baik dengan titik terendah sebesar
0,08% pada Januari 2014. Perkembangan ROA Bank Umum Syariah
(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) menunjukan pertumbuhan yang
cenderung menurun pada periode tahun 2014 dibandingkan dengan
periode tahun-tahun sebelumnya. Itu menunjukkan bahwa aset BUS dan
UUSsemakin menurun. Sebagai salah satu rasio pengukur efektivitas
perusahaan, peningkatan pada nilai ROA menunjukan kinerjaperusahaan
yang semakin baik, karena return yang didapat semakin besar dan juga
sebaliknya apabila nilai ROA semakin kecil, menunjukan bahwa tingkat
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
per
senta
se
periode
ROA
ROA
77
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang diukur dari nilai
asetnya terbilang rendah.
3. Perkembangan BOPO BUS dan UUS di Indonesia
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
merupakan rasio yang sering disebut dengan rasio efisiensi, digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan
biaya operasional terhadap Pendapatan Operasional. Semakin rendah
BOPO maka bank semakin efisien dalam mengeluarkan biaya dalam
bentuk pemberian investasi pembiayaan agar dapat menghasilkan
pendapatan yang paling tinggi.Berikut adalah perkembangan BOPO Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia periode Januari 2009
sampai Desember 2014 :
Gambar 4.3
Perkembangan BOPO BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009-
Desember 2014
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00
100.00
periode
BOPO
BOPO
78
Berdasarkan gambar 4.3dapat disimpulkan bahwa nilai BOPO
mengalami perkembangan yang relatif stabil, dimana mencapai titik
tertinggi sebesar 86,22% pada Januari 2012 dan berada pada titik terendah
sebesar 70,43% pada Januari 2013. Karena nilai BOPO mencerminkan
efisiensi produksi, maka semakin rendah nilai BOPO menunjukan bahwa
bank semakin efisien dalam mengeluarkan biaya. Apabila BOPO rendah
maka pendapatan bank akansemakin meningkat.
4. Perkembangan NPF BUS dan UUS di Indonesia
NonPerforming Financing (NPF)merupakan perbandingan antara
jumlah pembiayaan macet dengan keseluruhan pembiayaan yang
disalurkan oleh perbankan syariah, dan dinyatakan dalam persentase. Nilai
NPF yang tinggi menunjukkan bahwa bank syariah mengalami kerugian
akibat tingkat pengembalian kredit yang kurang lancar, diragukan dan
macet, dan sebaliknya jika nilai NPF rendah maka hal ini menunjukkan
bahwa bank syariah mengalami keuntungan oleh karena tingkat
pengembalian kredit yang lancar Berikut adalah data perkembangan NPF
pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia periode
Januari 2009 sampai Desember 2014 :
79
Gambar 4.4
Perkembangan NPF BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009-
Desember 2014
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa
NPFmencapai titik tertinggi sebesar 4,39% pada Januari 2009, lalu terus
mengalami perkembangan yang fluktuatif hingga Desember 2012, NPF
mengalami penurunan yang cukup baik dengan titik terendah sebesar
2,22% pada Desember 2012, lalu cenderung meningkat hingga Desember
2014 mencapai nilai sebesar 4,33%. Tingginya nilai NPF mencerminkan
bahwa kualitas pembiayaan bank syariah masih rendah serta kekhawatiran
resiko pembiayaan macet semakin meningkat. Untuk periode selanjutnya
diharapkan bank syariah lebih berhati-hati dalam menyeleksi calon
nasabah yang akan diberikan pembiayaan.
00.5
11.5
22.5
33.5
44.5
5
per
senta
se
periode
NPF
NPF
80
5. Perkembangan DPK BUS dan UUS di Indonesia
Dana Pihak Ketiga adalah simpanan nasabah, baik nasabah
perorangan, lembaga atau instansi, dalam bentuk tabungan, giro dan
deposito dalam rupiah dan valuta asing yang dihimpun pada saat tertentu
dalam milyar rupiah. Prinsip operasional syariah yang ditetapkan dalam
penghimpunan dana pihak ketiga dari masyarakat adalah prinsip Wadi’ah
dan Mudharabah. Dana pihak ketiga pada perbankan syariah dikelola
berdasarkan prinsip bagi hasil. Data perkembangan Dana Pihak Ketiga
(DPK) Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia periode
Januari 2009-Desember 2014 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.5
Perkembangan DPK BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009-
Desember 2014
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Berdasarkan gambar 4.5 diketahui bahwa perkembangan Dana
Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia
Rp-
Rp50,000
Rp100,000
Rp150,000
Rp200,000
Rp250,000
mil
yar
periode
DPK (dalam milyar rupiah)
DPK (dalam milyar rupiah)
81
periode Januari 2009sampai Desember 2014 relatif menunjukkan
peningkatan. Jumlah DPK pada Desember 2010 tercatat sebesar Rp.76,036
milyar yang mana jumlah tersebut meningkat dari periode sebelumnya
yaitu pada Juni 2010 yang sebesar Rp.58,079 milyar. Kemudian pola
grafik DPK terus menunjukkan perkembangan yang cenderung meningkat
terutama pada akhir periode tahun 2014, dari data yang diperoleh, jumlah
Dana Pihak Ketiga pada Desember 2014 sebesar Rp.217.858 milyar
rupiah, jumlah tersebut merupakan tertinggi dibandingkan pada periode-
periode sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat
terhadap perbankan syariah untuk menyimpan dan mengelola dana
masyarakat semakin meningkat dari tahun ketahun.
6. Profil Singkat Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
a. Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani
1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan
operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan
dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-
Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank
Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh
82
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam
modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank
syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa
maupun produk yang terus dikembangkan.
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3
juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di
Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari
4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta
95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya
bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala
Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di
Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic
Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih
dari 2000 ATM di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki
produk shar-e gold dengan teknologi chip pertama di Indonesia yang
dapat digunakan di 170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant
berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat
berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak
hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel
bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut
83
diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan
internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award
bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir.
Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in
Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai
Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global
Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in
Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).
(http://www.bankmuamalat.co.id/tentang/profil-muamalat)
b. BRI Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah
mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui
suratnya No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17
November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi.
Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang
semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi
kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan
sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan
lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service
84
excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan
nasabah dengan prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri
perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang
mengikuti logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan
tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank
BRISyariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan
modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari
warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam
PT. Bank BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada
tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama
PT. Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik
dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga.
Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank
85
BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka
dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis
sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan
memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis
yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan
kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
(http://brisyariah.co.id/?q=sejarah)
c. Bank Syariah Mandiri
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-
1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli
1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung
politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang
sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak
terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan
nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank
86
Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis.
BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya
merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan
penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan
Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan
Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun
1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional
menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan
Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank
konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip
87
syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana
tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8
September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.
1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT
Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal
tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi
sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank
yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani,
yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme
usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan
Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM
hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang
lebih baik.
(http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-
perusahaan/)
d. Unit Usaha Syariah Bank Danamon Indonesia Tbk.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama
Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali
88
digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari Bank
Kopra.
Pada 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi
perbankan yang dikenal dengan “Paket Oktober 1988” atau PAKTO
88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk membangun kompetisi
dalam sektor perbankan dengan memberikan kemudahan persyaratan,
termasuk liberalisasi peraturan tentang pendirian bank swasta
domestik baru dan bank joint-venture. Sebagai hasil dari reformasi ini,
Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di
Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa Efek
Jakarta.
Danamon telah bertekad untuk menjadi “Lembaga Keuangan
Terkemuka di Indonesia” yang keberadaanya diperhitungkan.
Danamon bertujuan mencapai posisi ini dengan menjadi organisasi
yang berpusat pada nasabah; yang melayani semua segmen, dengan
menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen;
berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan, dengan didukung
oleh teknologi kelas dunia. Sejalan dengan upaya ini, Danamon
beraspirasi menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan dihormati
oleh semua pihak pemangku kepentingan, sementara memegang teguh
kelima nilai perusahaan yaitu: peduli, jujur, mengupayakan yang
terbaik, kerjasama, dan profesionalisme yang disiplin.
89
Tumpuan Danamon untuk memenuhi semua kebutuhan
nasabahnya tercermin dari pendekatan bisnis. Fokus perbankan yang
universal, diimplementasikan pada tahun 2003 menentukan arah
ekspansi bisnis Danamon ke depan. Pada akhir 2004, Danamon telah
melengkapi rangkaian segmen usahanya, mulai dari mass market,
perbankan komersial dan UKM, perbankan ritel, bisnis kartu kredit,
perbankan syariah, perbankan korporasi, tresuri, pasar modal dan
lembaga keuangan, serta Adira Finance. Pada 2004 Danamon juga
membangun bisnis asuransi dan bisnis keuangan rumah tangga lewat
Adira Insurance dan Adira Kredit (dulunya Adira Quantum).
Pembelian bisnis kartu American Express di Indonesia pada 2006
memposisikan Danamon sebagai salah satu penerbit kartu terbesar di
Indonesia.
Sebagai surviving entity dari peleburan 9 Bank Taken Over (BTO)
pada masa krisis keuangan Asia di akhir 1990-an, Danamon telah
bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar dan terkuat di Asia.
Didukung oleh lebih dari 50 tahun pengalaman, Danamon terus
berupaya untuk memenuhi brand promise-nya untuk menjadi bank
yang “bisa mewujudkan setiap keinginan nasabah”.
Danamon adalah salah satu institusi keuangan terbesar di Indonesia
dari jumlah pegawai – sekitar 60,618 (termasuk karyawan anak
perusahaan) pada Desember 2014 - yang berfokus untuk
90
merealisasikan visinya: “Kita peduli dan membantu jutaan orang
mencapai kesejahteraan.”
Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan
aset, dengan jaringan sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015,
terdiri dari antara lain kantor cabang konvensional, unit Danamon
Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang
anak perusahaannya. Danamon juga didukung oleh serangkaian
fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif.
http://www.danamon.co.id/Home/AboutDanamon/InformasiUmum/C
ompanyProfile/tabid/223/language/id-ID/Default.aspx
B. Analisis dan Pembahasan
Semua data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
deret waktu (time series) dalam bentuk data triwulan dimulai pada periode
triwulan tahun 2009 – triwulan tahun 2014. Penelitian ini menggunakan
tingkat bagi hasil deposito Mudharabah sebagai variabel dependen (variabel
terikat). Sedangkan variabel independen (variabel bebas) yang digunakan
adalah profitabilitas (dalam bentuk ROA), Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), dan Dana Pihak
Ketiga (DPK).
Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan
keuangan triwulan masing-masing bank umum syariah dan unit usaha syariah
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini selama periode tahun 2009 – 2014,
total data yang diperoleh terdiri dari 96 data. Sehingga diharapkan data-data
91
tersebut dapat merepresentasikan faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah pada bank umum
syariah dan unit usaha syariah di Indonesia.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan analisis regresi linier
berganda digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen
(X1,X2,X3,X4.. dst) terhadap variabel dependen (Y) atau juga untuk
memprediksi nilai suatu variabel dependen (Y) berdasarkan nilai variabel-
variabel independen (X1,X2,X3,X4.. dst). Prosedur analisis dilakukan dengan
menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007 dan software yang
berfungsi untuk menganalisis data dan melakukan perhitungan statistik yaitu
IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Statistics Versi 20 (SPSS
20).
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada
agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji
asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari Uji statistik non-parametrik
Kolmogorov smirnov dan analisis grafik untuk menguji normalitas data,
Uji Multikolinieritas dengan menggunakan nilai tolerance dan Variance
Inflation Factors (VIF), Uji Heteroskedastisitas menggunakan hasil olah
data berupa scatterplot dan uji glejser, serta uji autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).
92
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
analisis grafik dengan melihat hasil grafik histogram dan normal
probability plot dan analisis statistik dengan uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Untuk analisis grafik dengan
histogram dan normal probability plot dasar pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut :
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Uji Normalitas dengan menggunakan uji analisis grafik dalam
penelitian ini setelah diolah dengan bantuan SPSS 20 hasilnya sebagai
berikut :
93
Gambar 4.6
Histogram
Berdasarkan grambar 4.6 di atas, histogram membentuk kurva
seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan normal atau
data berdistribusi normal.
Gambar 4.7
Normal Probability-Plot
94
Berdasarkan gambar 4.7, terlihat bahwa penyebaran data (titik)
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
yang berarti bahwa data berdistribusi normal atau model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Uji Normalitas dengan menggunakan uji analisis statistik non-
parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S) dalam penelitian ini setelah
diolah dengan bantuan SPSS hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.1
Uji Normalitas (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 96
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std.
Deviation
.79489678
Most Extreme Differences Absolute .095
Positive .095
Negative -.082
Kolmogorov-Smirnov Z .929
Asymp. Sig. (2-tailed) .354
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Besarnya nilai Kolmogorov smirnov adalah 0,929 dan signifikan
pada 0,354 jauh di atas α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data
penelitian ini berdistribusi normal.
95
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independennya. Uji Multikolieritas dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara melihat nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Dengan ketentuan apabila nilai tolerance kurang
dari0.10 atau Tollerance<0.10 dan nilai VIF melebihi 10 atau VIF >
10, maka terjadi masalah multikolieritas, dan sebaliknya, apabila nilai
tolerance lebih dari sama dengan 0.10 atau tolerance≥ 0.10 dan nilai
VIF kurang dari sama dengan 10 atau VIF ≤ 10 maka model regresi
bebas dari masalah multikolinieritas.
Uji multikolinieritas dengan melihat nilai tolerance dan VIF dalam
penelitian ini setelah diolah dengan bantuan SPSS 20 hasilnya sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Uji Multikolinieritas dengan tolerance dan VIF
96
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, nilai tolerance variabel bebas
Profitabilitas (ROA) = 0,174, BOPO = 0,191, NPF = 0,787 dan DPK =
0,653, menunjukan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel bebasnya. Sedangkan hasil perhitungan nilai VIF variabel
bebas ROA = 5,747, BOPO = 5,225, NPF = 1,271 dan DPK = 1,530
menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada varibel bebas yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa model
regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan metode analisis
grafik Scatterplot dan uji statistic dengan uji glejser . Uji
heteroskedastisitas dengan melihat grafik scatterplot dalam penelitian
ini setelah diolah dengan bantuan SPSS 20 hasilnya sebagai berikut :
97
Gambar 4.6
Scatterplot
Berdasarkan grafik Scatterplot pada gambar 4.6 terlihat bahwa
titik-titik menyebar secara acak tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi nilai tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah.
Sedangkan untuk uji statistik dengan uji Glejser hasilnya adalah
sebagai berikut :
98
Tabel 4.3
Uji Glejser
Hasil tampilan spss pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa
tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistic
mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut (ab). Hal ini terlihat
dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu dalam periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya
masalah Autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Berikut
adalah hasil uji Autokorelasi dengan metode Durbin Watson (DW)
dalam penelitian ini :
99
Tabel 4.4
Uji Autokelasi Durbin-Watson
Model Summaryb
Mod
el
R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .714a .510 .488 .81218 1.089
a. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA
b. Dependent Variable: TBH
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, uji Durbin Watson memberikan nilai
DW sebesar 1,089, nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW
dengan jumlah observasi (n) = 96, jumlah variabel independen (k) = 4
dan tingkat signifikansi 0,05 di dapat nilai dL (lower) = 1,5821 dan
nilai dU (upper) = 1,7553. Oleh karena nilai DW = 1,089 berada
dibawah batas nilai dL = 1,5821 dan di atas 0, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat autokorelasi positif.
1) Pengobatan Autokorelasi
Oleh karena adanya autokorelasi, maka nilai standard error
(se) dan nilai t-statistik tidak dapat dipercaya sehingga diperlukan
pengobatan. Pengobatan autokorelasi tergantung dari nilai ρ yang
dapat diestimasi dengan beberapa cara seperti di bawah ini
(Ghazali,2013:130) :
c. Nilai ρ diestimasi dengan Durbin-Watson d
ρ=1-d
2=1-
1,089
2= 0.4555
d. Nilai ρ diestimasi dengan Theil-Nagar d
ρ= n2(1-d
2)+ k
2
n2-k2 =
962(1-1,089
2)+ 42
962-4
2 = 0.458
100
Langkah Analisis :
6. Dapatkan nilai lag satu residual (Ut-1) dengan perintah
Transform dan Compute
7. Isikan pada target variabel Ut_1 dan isikan pada kotak Numeric
Expression Lag(Res_1)
8. Dari menu utama spss, pilih Analyze, kemudian submenu
Regressi, lalu pilih Linear
9. Pada kotak dependent isikan variabel Res_1 (Ut) dan pada
kotak independent isikan variabel Ut-1 (Lag satu dari Ut).
Abaikan yang lain dan pilih Ok. Berikut output spss nya :
Tabel 4.5
Iterasi nilai ρ
Berdasarkan hasil output spss diperoleh nilai ρ pada iterasi pertama
sebesar 0,452 (yaitu nilai koefisien variabel Ut_1)
Berdasarkan pada perhitungan diatas diperoleh nilai ρ menurut
berbagai metode seperti terlihat pada tabel 4.6 :
101
Tabel 4.6
Variasi Nilai ρ
Metode Nilai ρ
Durbin-Watson d 0,4555
Theil-Nagar d 0,458
Cochrane-Orchutt step 1 0,452
Nilai ρ = 0,452 pada nilai iterasi pertama digunakan untuk
mentransformaikan persamaan regresi.
5. Membentuk variabel TBHt_1, ROAt_1, BOPOt_1, NPFt_1,
dan DPKt_1 dengan perintah Transform dan Compute. Pada
kotak Target Variabel isikan dengan TBHt_1 dan pada kotak
Numeric Expression isikan TBH-0,452*Lag(TBH) . lakukan
hal yang sama untuk semua variabel independen.
6. Dari menu utama spss pilih Analyze, kemudian Regression, lalu
pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel TBHt_1, dan
pada kotak independen variabel isikan variabel , ROAt_1,
BOPOt_1, NPFt_1, dan DPKt_1
7. Pilih statistik dan aktifkan Durbin-Watson (untuk menguji
apakah masih terjadi autokorelasi). Abaikan lainnya dan pilih
Ok
8. Berikut adalah tampilan hasil output spss pada tabel 4.7
102
Tabel 4.7
Durbin-Watson Setelah Iterasi pertama
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .528a .279 .247 .68627 1.583
a. Predictors: (Constant), DPKt_1, BOPOt_1, NPFt_1, ROAt_1
b. Dependent Variable: TBHt_1
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, uji Durbin Watson memberikan nilai
DW sebesar 1,583, nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW
dengan dL (lower) = 1,5821 dan nilai dU (upper) = 1,7553. Oleh
karena nilai DW = 1,583 berada diantara dL = 1,5821 dan dU =
1,7553, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil masih
ragu-ragu. Untuk itu harus dilanjutkan ke iterasi kedua.
Langkah iterasi kedua :
19. Nilai = 0.452 yang diperoleh dari iterasi pertama kita gunakan
untuk mengestimasi model general difference equation sebagai
berikut:
(Yt-̂ Yt-1) = 1(1-̂ ) + 2(Xt-̂ Xt-1)+(t - ̂ t – 1)
20. Oleh karena kita belum memiliki beberapa variabel seperti (Yt-1)
dan ̂ (Xt-1), maka kita membuat variabel ini dengan perintah
Transform dan Compute.
21. Pilih Transform dan Compute dan isikan pada Target Variabel
TBHt_1 = TBH-(0.452*Lag(TBH))
ROAt_1=ROA (0.452*Lag(ROA))
BOPOt_1=BOPO(0.452*Lag(BOPO))
103
NPFt_1 = NPF-(0.452*Lag(NPF))
DPKt_1 = DPK-(0.452*Lag(DPK))
Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze kemudian Regression lalu
Linear
22. Pada kotak dependen isikan pROA
23. Pada kotak independen isikan pDebtFinancing, pEquityFinancing,
pNPF
24. Hasil Output SPSS
Tabel 4.8
Hasil Output SPSS
*2 = -0.245,
*3 = -0.011,
*4= -0.061,
*5= -3645E-008,
sedangkan nilai *1 = 1(1-)=(-0.010).*(1-0.452)=0.00548
Berdasarkan kedua nilai ini maka nilai t** dapat dihitung dengan
seperti di bawah ini:
t** = Yt-*1**2 * Xt
25. Pilih Transform lalu Compute dan isikan seperti di bawah ini:
104
TBH-(0.00548)-((-0.245)*ROA)-((0.011)*BOPO)-((0.061)*NPF)
((-3.645)*DPK)
26. Pilih OK, sekarang kita punya variabel baru Ut
27. Buat variabel Lag satu Ut** dengan Transform dan Compute
28. Langkah berikutnya mengestimasi pada iterasi kedua dengan
persamaan regresi
29. Dari menu utama SPSS pilih Analyze kemudian Regression lalu
Linear
30. Pada kotak dependen isikan Ut
31. Pada kotak independen isikan LagUt
32. Pilih OK
33. Hasil Output SPSS
Tabel 4.9
Hasil Output SPSS Lag_Ut
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -5622737.249 4126705.826 -1.363 .176
Lag_Ut .916 .043 .913 21.519 .000
a. Dependent Variable: Ut
34. Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.9 diperoleh nilai =
0.916 pada iterasi kedua. Berdasarkan pada perhitungan di atas
diperoleh menurut berbagai metode seperti terlihat pada tabel
4.10 :
105
Tabel 4.10
Variasi Nilai ρ ke-2
Metode Nilai
Durbin-Watson d 0.4555
Theil-Nagar d 0.458
Cochrane-Orcutt Step 1 0.452
Cochrane-Orcutt Step 2 0.916
Kita memilih metode Cochrane-Orcutt Step 2 untuk
mentransformasikan persamaan regresi menjadi seperti di bawah ini:
35. Pilih Transform lalu Compute
Isikan Target Variabel dengan TBH@ (dan Numeric Expression
isikan TBH@ = TBH-0.916*LAG(TBH)
Lakukan untuk semua variabel X-nya
ROA@ = ROA-0.916*LAG(0.916)
BOPO@ = BOPO-0.916*LAG(BOPO)
NPF@ = NPF-0.916*LAG(NPF)
DPK@ = DPK-0.916*LAG(DPK)
36. Dari menu utama spss pilih Analyze, kemudian Regression, lalu
pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel TBH@, dan
pada kotak independen variabel isikan variabel, ROA@, BOPO@,
NPF@, dan DPK@
37. Pilih statistik dan aktifkan Durbin-Watson (untuk menguji apakah
masih terjadi autokorelasi). Abaikan lainnya dan pilih Ok
38. Berikut adalah tampilan hasil output spss
106
Tabel 4.11
Nilai DW setelah Pengobatan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .409a .167 .130 .65104 2.081
a. Predictors: (Constant), DPK@, NPF@, ROA@, BOPO@
b. Dependent Variable: TBH@
Berdasarkan tabel 4.11 di atas nilai Durbin-Watson menjadi
sebesar 2,081. Karena nilai Durbin-Watson sebesar 2,081 terletak
antara nilai dU (1.7553) dengan 4-Du (2.2447), maka dapat
disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut sudah tidak
mengandung masalah autokorelasi lagi.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier digunakan untuk melihat pengaruh varibel
sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen y atau juga
untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen y berdasarkan nilai
variabel-variabel independen. Berikut adalah hasil analisis regresi linier
berganda pada penelitian ini dengan program SPSS :
Tabel 4.12
Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa dari keempat
variabel independen yang dimasukkan kedalam model regresi variabel
107
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tidak
signifikan, hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk BOPO
sebesar 0,115 yang jauh diatas 0,05.Sedangkan variabel Return on Asset
(ROA), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
signifikan pada 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa variabel Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah dipengaruhi
oleh variabel ROA, NPF dan DPK dengan persamaan matematis :
Y = 10,299 – 0.754 ROA + 0.156 NPF – 4,543E-008 DPK
Berdasarkan hasil persamaan diatas, maka hasil koefisien
regresinya dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a. Nilai konstanta sebesar 10,299 menyatakan bahwa jika variabel
independen yang terdiri dari ROA, BOPO, NPF dan DPK dianggap
konstan, maka besarnya tingkat bagi hasil deposito Mudharabah
adalah sebesar 10,299
b. Nilai koefisien regresi ROA sebesar – 0,754 menyatakan bahwa
apabila variabel independen lainnya tetap, maka setiap kenaikan per
satuan variabel ROA akan menyebabkan penurunan tingkat bagi hasil
deposito Mudharabah sebesar 0,754% demikian pula sebaliknya.
c. Nilai koefisien regresi NPF sebesar 0,156 menyatakan bahwa apabila
variabel independen lainnya tetap, maka setiap kenaikan per satuan
NPF akan menyebabkan penurunan tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah sebesar 0,156% demikian pula sebaliknya.
108
d. Nilai koefisien regresi DPK sebesar 4,543E-008 menyatakan bahwa
apabila variabel independen lainnya tetap, maka setiap kenaikan per
satuan NPF akan menyebabkan kenaikan pada variabel tingkat bagi
hasil deposito Mudharabah sebesar 4,543E-008 juta rupiah demikian
pula sebaliknya.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi F (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen (bebas) yang dimasukkan dalam model persamaan regresi
mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap
variabel dependen (terikat).
Untuk uji statistik F dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut :
H0: β1 = β2 = β3 = β4 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Profitabilitas,
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non
Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Profitabilitas, Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non
Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Untuk menguji hipotesis ini digunakan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut :
109
1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain, hipotesis
alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen
secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0
ditolak dan menerima Ha.
Berikut adalah hasil Uji statisik F pada penelitian ini dengan
program SPSS :
Tabel 4.13
Uji Siginifikansi F (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 62.442 4 15.611 23.665 .000b
Residual 60.027 91 .660
Total 122.469 95
a. Dependent Variable: TBH
b. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA
Dari uji ANOVA atau F test pada tabel 4.13 di atas didapat nilai
Fhitung sebesar 23,665 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat
signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah atau dapat
diakatan bahwa H0 ditolak dan Haditerima. Dapat dikatakan bahwa
Profitabilitas (ROA), BOPO, NPF dan DPK secara simultan
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah.
110
b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara parsial (individual)
dalam menerangkan variansi variabel dependen. Untuk uji statistik t
dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
1) H0: β1= 0 : Tidak ada pengaruh antara Profitabilitas terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Ha : β1≠ 0 : Ada pengaruh antara Profitabilitas terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah
2) H0: β3 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasiona (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah
Ha : β2 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasiona (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah
3) H0: β3 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Non Performing Financing
(NPF) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Ha : β3 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Non Performing Financing (NPF)
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
4) H0: β4 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Ha : β4 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
111
Untuk menguji hipotesis ini digunakan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut :
1) Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau
lebih dan derajat kepercayaan 5%, maka H0 ditolak bila nilai t
lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain,
hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara parsial (individual) mempengaruhi variabel
dependen.
2) Membandingkan nilaistatistik t dengan nilai kritis menurut
tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha.
Hasil analisis uji t dapat dilihat dari hasil output SPSS berikut ini :
Tabel 4.14
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
1) Uji Statistik t terhadap Profitabilitas (ROA)
Berdasarkan tabel 4.10 diatas diperoleh nilai t variabel
ROA lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut) dan nilai t hitung
ROA (X1) = (-3,828) dan t tabel sebesar -1,66177 (df (n-k) 96-5 =
91, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel. Maka H0 ditolak dan Ha
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROA secara
112
parsial berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah.
2) Uji Statistik t terhadap BOPO
Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.10 diatas
diperoleh nilai t variabel BOPO kurang dari 2 (dalam nilai absolut)
dan nilai t hitung BOPO (X2) = (-1,593) dan t tabel sebesar -
1,66177 (df (n-k) 96-5 = 91, α = 0,05), sehingga t hitung < t tabel..
Maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel BOPO secara parsial tidak berpengaruh terhadap
tingkat bagi hasil deposito Mudharabah.
3) Uji Statistik t terhadap NPF
Berdasarkan tabel 4.10 diatas diperoleh nilai t variabel NPF
lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut) dan nilai t hitung NPF (X3)
= 2,991 dan t tabel sebesar 1,66177 (df (n-k) 96-5 = 91, α = 0,05),
sehingga t hitung > t tabel. Maka H0 ditolak dan Ha diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel NPF secara parsial
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah.
4) Uji Statistik t terhadap DPK
Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.10 diatas diatas
diperoleh nilai t variabel DPK lebih besar dari 2 (dalam nilai
absolut) dan nilai t hitung DPK (X4) = (-8,061) dan t tabel sebesar
-1,66177 (df (n-k) 96-5 = 91, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel.
Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
113
bahwa variabel DPK secara parsial berpengaruh terhadap tingkat
bagi hasil deposito Mudharabah.
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi atau R Square (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel independen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan
mendasar koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan dalam model. Dimana setiap
penambahan satu variabel independen maka R2 pasti meningkat tidak
peduli apakah variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, digunakan nilai Adjusted
R Square (R2adj). Berikut adalah hasil uji Adjusted R Square dengan
program SPSS:
Tabel 4.15
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .714a .510 .488 .81218 1.089
a. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA
b. Dependent Variable: TBH
114
Dari tampilan tabel 4.11 diatas besarnya nilai adjusted R2 adalah
0,488, hal ini berarti 48,8% variasi tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel
independen yaitu ROA, BOPO, NPF dan DPK. Sedangkan sisanya
sebesar 51,2% dijelaskan oleh faktor lain selain ROA, BOPO, NPF
dan DPK.
C. Interpretasi
Adapun interpretasi terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa secara
parsial variabel ROA berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah yang dibuktikan dari hasil koefisien regresi ROA sebesar -
0,754 dan probabilitas signifikansi sebesar 0,000 < α (0,05).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Adryani Isna K dan Kunti Sunaryo (2012) yang
menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah. Nilai koefisien regresi yang bernilai negatif artinya, setiap
kenaikan ROA akan berakibat menurunnya tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah, karena dimungkinkan nilai ROA akan meningkat apabila
terjadi penurunan total aset dikarenakan menurunnya hutang bank. Hutang
bank tersebut dapat berupa simpanan dana pihak ketiga. Banyaknya
nasabah yang menarik dananya pada bank syariah dikarenakan hal tertentu
115
misalnya nasabah lebih tertarik berinvestasi emas atau pada pasar modal
syariah, maka akan berakibat menurunnya tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah.
2. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Hasil regresi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah menunjukan
bahwa nilai BOPO yang diperoleh dari hasil koefisien sebesar -0,033
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,115. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel BOPO terhadap
tingkat bagi hasil deposito Mudharabah.
Hal ini menunjukkan tidak efisiennya suatu bank dalam
menggunakan faktor produksinya, sehingga BOPO tidak berpengaruh
terhadap tingkat bagi hasil. Dalam penelitian ini nilai BOPO mengalami
peningkatan dikarenakan banyaknya biaya operasional yang dikeluarkan
oleh bank syariah guna perluasan jaringan kantor dan menghimpun dana
pihak ketiga melalui promosi, sementara pendapatan yang diperoleh tetap.
Hasil ini tidak mendukung penelitian Husni (2011) yang menyimpulkan
bahwa BOPO berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah.
3. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito Mudharabah
Hasil regresi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah menunjukan
bahwa nilai NPF yang diperoleh dari hasil koefisien sebesar 0,156 dengan
116
tingkat signifikansi sebesar 0,004 hal ini berarti NPF memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rizky Amelia (2011) yang menyatakan bahwa NPF
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah. Peningkatan NPF akan menyebabkan peningkatan pada
tingkat bagi hasil deposito Mudharabah.
4. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah
Hasil regresi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah menunjukan
bahwa nilai DPK yang diperoleh dari hasil koefisien sebesar -4,543E-008
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 hal ini berarti DPK memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah. hasil ini tidak mendukung penelitian Ulfah Khasanah (2012)
yang menyatakan bahwa DPK mempunyai pengaruh signifikan positif
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Besarnya DPK berpengaruh terhadap besaran dana yang akan
diinvestasikan. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai koefisien regresi
DPK yang bernilai negatif, dimana artinya setiap kenaikan DPK akan
menyebabkan turunnya tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hal ini
bisa terjadi ketika DPK yang terdapat dalam perbankan syariah belum bisa
disalurkan secara maksimal mengingat market share perbankan syariah
masih relatif kecil dibandingkan bank konvensional. Sehingga DPK yang
117
ada tidak sepenuhnya disalurkan ke sektor riil, hal ini mengakibatkan DPK
naik, namun, tingkat bagi hasil deposito mudharabah menurun.
118
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh Profitabilitas
(ROA), BOPO, NPF dan DPK terhadap tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah,menggunakan data time series pada Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah di Indonesia periode tahun 2009-2014. Dari pembahasan
yang telah diuraikan di atas maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial, uji t yang dilakukan kepada masing-masing variabel bebas
yaitu Profitabilitas yang diukur dengan ROA, NPF dan DPK menghasilkan
nilai yang signifikan, yang artinya variabel ROA, NPF dan DPK secara
parsial mempengaruhi variabel terikat yaitu Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah secara signifikan. Koefisien regresi ROA bernilai negatif, hal
ini bisa dikarenakan nilai ROA yang meningkat dikarenakan menurunnya
hutang bank. Hutang bank dapat berupa simpanan dana pihak ketiga.
Simpanan dana pihak ketiga yang ditarik oleh banyak nasabah dapat
mengakibatkan ROA meningkat dan menurunnya tingkat bagi hasil.
2. Uji F yang dilakukan menunjukkan hasil yang signifikan, hal ini
menandakan bahwa secara bersama-sama variabel independen yang diteliti
yaitu Profitabilitas yang diukur dengan ROA, BOPO, NPF dan DPK
mampu memberikan pengaruh secara simultan kepada Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah.
119
3. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R square)yang didapat adalah sebesar
0,488, hal ini menandakan bahwa variabel independen yaitu profitabilitas
(ROA), BOPO, NPF dan DPK mampu menjelaskan variabel dependen
yaitu Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah sebesar 48,8%, sedangkan
sisanya yaitu sebesar 51,2% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel yang
diteliti seperti Capital Adequacy Ratio, Financing to DepositRatio, Inflasi,
BI rate, kurs, ukuran bank dan lainnya.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka terdapat
beberapaimplikasi yang perlu diperhatikan. Hasil penelitian ini
merupakaninformasi yang perlu dipertimbangkan oleh bank syariah, akademis
dannasabah. Peneliti menyarankan untuk diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengoptimalkan pemberian bagi hasil deposito mudharabah kepada
nasabah deposan, bank syariah perlu memprioritaskan penghimpunan dana
pihak ketiga, hal ini penting dilakukan karena besar kecilnya simpanan
masyarakat pada bank syariah akan berdampak kuat terhadap kondisi
kesehatan finansial. Jika bank syariah memiliki kondisi finansial yang
sehat atau baik maka dapat dikatakan bahwa bank akan mampu
memberikan bagi hasil yang tinggi pada nasabahnya, khususnya pada akad
mudharabah. Karena bagi hasil yang besar akan menarik minat nasabah
untuk menabung di bank syariah.
2. Karena bank syariah di Indonesia masih mendapatkan pangsa pasar yang
jauh lebih kecil dari pangsa pasar bank konvensional, sehingga untuk
120
bersaing dengan bank konvensional, bagi hasil bank syariah pada
kenyataannya masih mengacu pada suku bunga bank konvensional. Untuk
menghindari hal tersebut sebaiknya Tingkat bagi hasil deposito
mudharabah ditetapkan berdasarkan keuntungan bank syariah serta
disesuaikan dengan keadaan pasar dan kemampuan atau daya beli barang
dan jasa pada masyarakat.
3. Dengan adanya temuan bahwa Profitabilitas (ROA), BOPO dan NPF
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabahdengan
tingkat kontribusi yang berbeda-beda. Di kalangan praktisi perbankan
syariah, masih sedikit kalangan yang memperhatikan instrument internal
yang justru mereka anggap kurang diperhatikan oleh para nasabah dalam
menentukan pilihannya terhadap perbankan syariah. Tingkat Profitabilitas
(ROA) dan BOPO memang tidak ditampilkan secara langsung ke muka
masyarakat, akan tetapi laporan yang disediakan oleh Bank Indonesia
dalam publikasinya sedikit banyak membawa pengaruh kepada masyarakat
dalam menentukan pilihannya terhadap perbankan syariah. Performa
perbankan syariah dapat diukur dari variabel tersebut, oleh karena itu bagi
para praktisi diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja perbankannya
secara positif dengan tujuan apabila dihitung dalam skala nasional,
performa perbankan syariah secara keseluruhan pun akan menjadi positif
dengan ukuran diatas.
4. Penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang akan menambah
wawasan dan pengetahuan bagi nasabah bank. Sehingga dapat dijadikan
121
pedoman sebagai pengambilan keputusan dalam berinvestasi yang dapat
memberikan tingkat keuntungan yang sesuai dengan harapan.
5. Penelitian ini diharapkan menambah kepustakaan di bidang manajemen
perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah
wawasan pengetahuan, khususnya tentang tingkat bagi hasil deposito
Mudharabah. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperbanyak
jumlah variabel dari faktor internal maupun eksternal bank, misalnya:
Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Inflasi, PDB, tingkat
pengangguran, BI rate, kurs, ukuran bank dan lainnya. Selain itu juga bisa
dengan menambah instrumen seperti tabungan mudharabah, tabungan
wadi’ah, deposito musyarakah, giro wadi’ah.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. Analisis Regresi : Teori,Kasus, dan solusi. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, 2013.
Andraeny, Dita. "Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, dan
Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi
Hasil Pada Perbankan syariah di Indonesia." simposium Nasional Akuntansi
XIV Acceh 2011, 2011: 12.
Anggara, Reza dwi. ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, RASIO BIAYA
DAN Simpanan anggota mudharabah terhadap tingkat bagi haSil tabungan
mudharabah, 2010.
Antonio, muhammad syafi'i. Bank syariah : dari teori ke praktik. jakarta: gema
insani press, 2001.
Arif, M.Nurianto Al. "Tingkat suku Bunga Bank Konvensional dan Pengaruhnya
terhadap Penetapan Persentase Bagi Hasil di Bank syariah." Dialog Balitbang
Kemenag RI no.69, 2010: 80-93.
Arifin, Zainul. dasar-dasar manajemen bank syariah. jakarta: azkia publisher,
2009.
Arthesa, Ade, and Edia Handiman. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006.
Ascarya. Akad dan Produk Bank syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
Fatima, Erma. "Analisis Hubungan Tingkat suku Bunga Deposito Bank
Konvensional dengan Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank syariah di
Indonesia." skripsi, 2014.
Ghazali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program ibm spss 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.
Husni. "Pengaruh ROE, BOPO dan NPL terhadap Tingkat Deposito Mudharabah
pada Bank syariah." skripsi, 2011.
Ihsan, Dwi Nuraini. Manajemen Treasury Bank syariah. Jakarta: UIN Press, 2015.
Ismail. Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Prenada
Media, 2010.
xvii
Isna, Andriyani, and Kunti sunaryo. "Analisis Pengaruh ROA BOPO dan suku
bunga terhadap Tingkat Bagi hasil deposito Mudharabah." Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Voleme 11. Nomor 01, 2012: 33.
Juwariyah, Siti. 2008.Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Efisiensi terhadap
tingkat bagi hasil tabungan dan Deposito Mudharabah Muthlaqah Studi Bank
Muamalat Indonesia. Skripsi UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Karim, Adiwarman A. Bank Islam : Analisis Fiih dan Keuangan. jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2007.
Kasmir. Manajemen Perbankan . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.
Kautsar, Riza salman. Akuntansi Perbankan syariah : Berbasis Psak syariah.
Jakarta: Akademia Permata, 2012.
Martono. Bank dan lembaga keuangan lain. yogyakarta: ekonisia, 2010.
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta, 2005.
Nugraha, Siti. "Pengaruh ROA, NPF, FDR BOPO dan Tingkat Bagi Hasil
terhadap Pembiayaan Mudharabah (studi kasus pada bus dan uus di Indonesia
periode 2010-2013)." skripsi, 2014.
Rahayu, siti. "Pengaruh Return on Asset, BOPO, suku Bunga, dan Capital
Adeuacy Ratio terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada
Perbankan syariah." skripsi, 2013.
Raihan, Muhammad Zaki. "Analisis Pengaruh Profitabilitas Perbankan syariah,
suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan
Murabahah pada Perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013." skripsi,
2014.
Rivai, Veithzal. Credit Management Handbook. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2006.
Rivai, Veithzal, Andria Permata Veithzal, and Idroes. Bank and Financial
Institution Management. Jakarta: PT rajaGrafindo Persada, 2007.
Rivai, Viethzal, and Arviyan Arifin. Islamic Banking : sebuah teori,konsep dan
aplikasi. jakarta: bumi aksara, 2010.
Rivai, Veithzal, Credit Management Handbook, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006
Rodoni, Ahmad, and Herni Ali. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2014.
xviii
Saraswaati, Fitria. "Analisis Pengaruh sertifikat Bank Indonesia syariah, Inflasi,
Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Uang Beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana syariah." skripsi, 2013.
Simorangkir, O.P. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan NonBank. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2004.
Solikhah, Eli Agustiani. "Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing(NPF) dan sertifikat Bank Indonesia (sbis) terhadap Pembiayaan
Murabahah Perbankan syariah (Periode Januari 2009-Juni 2013)." skripsi,
2014.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan syarah : Deskripsi dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia, 2003.
Sugiyono. statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta, 2008.
Sunyoto, Danang. analisis regresi dan uji hipotesis. jakarta: PT Buku Kita, 2009.
—. Uji Khi Kuadrat dan Regresi untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Suratman. "Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingat Imbalan
sbis, suku Bunga simpanan Berjangka 1 Bulan dan Inflasi terhadap Deposito
Mudharabah (studi Kasus PT Bank syariah Mandiri Tahun 2007-2011)."
skripsi, 2013.
Ulfah, Risky. "Pengaruh Makroekonomi terhadap Penetapan Nisbah bagi Hasil
Deposito Mudharabah Perbankan syariah di Indonesia (2006-2010)." skripsi,
2011.
Uyanto, stanislus s. Pedoman analisis data dengan spss. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009.
Wijaya, Toni. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis : Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
—. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis : Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012.
Wirdyaningsih. bank & asuransi islam di indonesia. jakarta: kencana, 2005.
http://www.ojk.go.id
http://www.bankmuamalat.co.id/
http://brisyariah.co.id/
http://www.syariahmandiri.co.id/
xix
https://www.danamon.co.id/
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Penelitian, Januari 2009 – Desember 2014
Bank Tahun Kuartal TBH ROA BOPO NPF DPK
BMI 2009 I 6.72 2.76 78.1 6.41 10824597
II 6.56 1.83 86.33 3.95 12379938
III 6.05 0.53 95.71 8.86 12177743
IV 7.52 0.45 95.5 4.73 13353849
2010 I 7.1 1.48 87.58 6.59 12020256
II 5.83 1.07 90.52 4.72 12354924
III 6.29 0.81 89.33 4.2 13856508
IV 6.82 1.36 87.38 4.32 18574217
2011 I 6.14 1.38 84.72 4.71 18536626
II 6.13 1.74 85.16 4.32 20690422
III 5.74 1.55 86.54 4.53 22493490
IV 5.6 1.52 85.52 2.6 29126650
2012 I 4.96 1.51 85.66 2.83 27511865
II 5.1 1.61 84.56 2.73 28229124
III 5.45 1.62 84 2.21 30793835
IV 4.82 1.54 84.48 2.09 39422307
2013 I 5.08 1.72 82.07 2.02 40056618
II 5.1 1.69 82.37 2.28 41002489
III 4.96 1.68 82.67 2.17 43531102
IV 5.13 0.5 93.86 1.35 45022178
2014 I 4.96 1.44 85.55 2.11 44580901
II 5.11 1.03 89.11 3.3 48823261
III 5.17 0.1 98.32 5.96 50268112
IV 5.55 0.17 97.33 6.43 53496985
BSM 2009 I 6.53 2.08 72.05 5.81 15357254
II 6.87 2 73.88 4.13 16240690
III 6.3 2.11 74.05 5.87 16855217
IV 6.2 2.23 73.76 4.84 19168005
2010 I 5.97 2.04 74.66 4.08 20885571
II 5.99 2.22 73.15 5.35 23091575
III 5.93 2.3 71.84 4.17 24564246
xx
IV 5.81 2.21 74.97 3.52 28680965
2011 I 5.49 2.22 73.07 3.3 31877266
II 5.36 2.12 74.02 3.49 33549058
III 5.41 2.03 73.85 3.21 37823467
IV 4.82 1.95 76.44 2.42 42133653
2012 I 4.95 2.17 70.47 2.52 42371223
II 5.55 2.25 70.11 3.04 42727170
III 5.02 2.22 71.14 3.1 43918084
IV 4.8 2.25 73 2.82 46687969
2013 I 4.6 2.56 69.24 3.44 47619185
II 4.85 1.79 81.63 2.9 50529792
III 4.06 1.51 87.53 3.4 53649161
IV 4.55 1.53 84.03 4.32 55767955
2014 I 4.42 1.77 81.99 4.88 54510183
II 4.46 0.66 93.03 6.46 54652683
III 4.2 0.8 93.02 6.76 57071718
IV 4.11 0.17 98.46 6.84 59283492
BRI 2009 I 6.34 3.11 83.64 8.46 595622
II 7.47 2.14 85 6.82 721645
III 10.61 1.89 90.54 4.01 1529565
IV 8.2 0.53 97.5 3.2 2151086
2010 I 7.02 1.12 92.88 3.48 3015398
II 6.94 0.97 94.82 3.39 3674356
III 7.08 0.24 98.74 3.37 4861164
IV 7 0.35 98.77 3.19 5762952
2011 I 6.76 0.23 101.38 2.43 5960427
II 6.56 0.2 100.3 3.4 6577958
III 7.21 0.4 98.56 2.8 8370114
IV 6.89 0.2 99.25 2.77 9906412
2012 I 6.66 0.17 99.15 3.31 8899482
II 4.71 1.21 91.16 2.88 9410923
III 4.81 1.34 89.95 2.87 10153407
IV 4.95 1.19 86.63 3 11948889
2013 I 5.13 1.71 85.54 3.04 13064181
II 5.04 1.41 87.55 2.89 13832170
III 5.28 1.36 80.8 2.98 13924879
IV 5.85 1.15 83.23 3.49 14349712
2014 I 7.95 0.46 92.43 4.04 13990979
II 7.94 0.03 99.84 4.38 15116605
III 7.94 0.2 97.35 4.79 15494505
IV 7.76 0.08 99.14 4.6 16947388
xxi
Danamon 2009 I 7.57 1.49 86.65 0.76 486412
II 7.05 1.69 85.11 1.92 552736
III 7.17 2.06 84.16 2.11 587893
IV 6.09 1.78 86.46 0.84 640528
2010 I 6.56 3.49 74.38 0.84 623467
II 5.15 2.98 74 1.15 694543
III 5.07 3.55 73.97 1.15 663508
IV 5.52 3.34 74.93 0.87 683746
2011 I 5.9 1.51 76.72 1.08 611659
II 6.28 3.26 77.54 0.97 793288
III 5.95 2.78 76.09 0.7 662209
IV 6.37 2.58 79.32 0.59 670896
2012 I 5.99 2.04 81.68 1.82 1109998
II 4.97 3.67 72.6 2.35 1514597
III 4.94 3.19 75.35 0 1035692
IV 5.09 3.18 75.03 0.59 1312333
2013 I 4.94 2.59 80.02 1.71 1262846
II 4.55 3.36 75.74 1.69 1775845
III 4.45 3.1 77.72 1.76 1220296
IV 4.68 2.75 79.67 2.03 1402827
2014 I 4.76 1.43 89.59 1.05 2141522
II 4.53 4.93 69.75 1.56 1931076
III 4.55 3.76 74.57 1.46 1959279
IV 4.7 3.14 76.61 1.64 2165150
xxii
Lampiran 2 : Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 96
xxiii
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .79489678
Most Extreme Differences
Absolute .095
Positive .095
Negative -.082
Kolmogorov-Smirnov Z .929
Asymp. Sig. (2-tailed) .354
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Hasil Uji Multikolinieritas
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
xxiv
4. Hasil Uji Autokorelasi
a. Uji Durbin Watson Awal
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .714a .510 .488 .81218 1.089
a. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA
b. Dependent Variable: TBH
b. Uji Durbin Watson setelah Pengobatan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .409a .167 .130 .65104 2.081
a. Predictors: (Constant), DPK@, NPF@, ROA@, BOPO@
b. Dependent Variable: TBH@
Lampiran 3 : Tabel summary, Anova dan Coefficients
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 62.442 4 15.611 23.665 .000b
Residual 60.027 91 .660
Total 122.469 95
a. Dependent Variable: TBH
b. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA
xxv
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .714a .510 .488 .81218 1.089
a. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA
b. Dependent Variable: TBH
xxvi
Lampiran 4 : Tabel DW
xxvii
Lampiran 5 : F-Tabel
xxviii
Lampiran 6 : t-Tabel