Analisis Pengaruh Penerimaan Total dan Biaya Operasional
of 13/13
Seminar Nasional Pengembangan Agribisnis Perkebunan dalam Menghadapi Persaingan Global 04-05 April 2018 DOI: https://doi.org/10.31289/snpapmpg.v1i1.82 http://proceeding.uma.ac.id/index.php/semnasagribisnis 111 Analisis Pengaruh Penerimaan Total dan Biaya Operasional Terhadap Laba Usaha Karet di Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara III (Persero) Dicky Syahlevy, Rahmanta & M. Akbar Siregar Staff PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), Staff Pengajar Universitas Sumatera Utara, Staff Pengajar Universitas Medan Area, Indonesia Abstrak Tanaman karet di Indonesia pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada jaman kolonial Belanda (1864), orang-orang yang pertama kali diperkenalkan karet di Indonesia bernama Hofland, karet yang dibawa ke Indonesia sebagai salah satu koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menentukan efek dari total pendapatan operasi pendapatan, efek dari biaya pada pendapatan operasional operasional dan efek dari total pendapatan dan biaya pada keuntungan karet di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) operasional untuk periode Januari 2014 sampai Desember 2016. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penghasilan total (X1) positif dan penting hal ini sesuai dengan hipotesis, biaya operasional (X2) negatif dan signifikan ini adalah sesuai dengan hipotesis dan total pendapatan dan operasional biaya bersama- sama efek signifikan pada pendapatan bisnis. Berdasarkan hal tersebut, maka manajemen pihak harus meningkatkan perhatian untuk total pendapatan dan biaya operasional untuk meningkatkan laba operasional. Kata Kunci: pengaruh; signifikan; Tanaman PENDAHULUAN Tanaman karet di Indonesia pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada zaman kolonial Belanda (1864), orang yang pertama kali memperkenalkan karet di Indonesia bernama Hofland, karet yang dibawa ke Indonesia dijadikan sebagai salah satu jenis tanaman koleksi di kebun raya Bogor, Hofland selanjutnya mengembangkan karet di daereh Ciasem dan Pamanukan Jawa Barat sebagai komoditas perkebunan, jenis karet yang pertama kali ditanam di Indonesia adalah jenis karet rambung (Ficus elastica), penanaman jenis karet Hevea Brasiliensis yang berlokasi di Indonesia terjadi pada tahun 1902 untuk daerah Sumatera Timur dan pada 1906 untuk daerah tanam pulau Jawa (Yusnu dan Aditya 2014). Menurut Soekartawi (1990) penerimaan total atau total revenue adalah penerimaan total produsen dari penjualan outputnya. Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang di keluarkan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan operasi perusahaan demi mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut (Sukarno Edy, 2002) Menurut Harahap (2009:113) Laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Sedangkan menurut Suwardjono (2008:464) Laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Total luas areal tanaman karet Provinsi Sumatera Utara adalah 57.993 hektar untuk tanaman belum menghasilkan, 298.736 hektar untuk tanaman
Analisis Pengaruh Penerimaan Total dan Biaya Operasional
Text of Analisis Pengaruh Penerimaan Total dan Biaya Operasional
111
Terhadap Laba Usaha Karet di Perseroan Terbatas Perkebunan
Nusantara III (Persero)
Staff PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), Staff Pengajar
Universitas Sumatera Utara, Staff Pengajar Universitas Medan Area,
Indonesia
Abstrak Tanaman karet di Indonesia pertama kali diperkenalkan
kepada masyarakat pada jaman kolonial Belanda (1864),
orang-orang
yang pertama kali diperkenalkan karet di Indonesia bernama Hofland,
karet yang dibawa ke Indonesia sebagai salah satu koleksi
tanaman di Kebun Raya Bogor.
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menentukan efek dari total
pendapatan operasi pendapatan, efek dari biaya pada
pendapatan operasional operasional dan efek dari total pendapatan
dan biaya pada keuntungan karet di PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) operasional untuk periode Januari 2014 sampai
Desember 2016.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penghasilan total (X1)
positif dan penting hal ini sesuai dengan hipotesis, biaya
operasional (X2) negatif dan signifikan ini adalah sesuai dengan
hipotesis dan total pendapatan dan operasional biaya bersama-
sama efek signifikan pada pendapatan bisnis.
Berdasarkan hal tersebut, maka manajemen pihak harus meningkatkan
perhatian untuk total pendapatan dan biaya operasional
untuk meningkatkan laba operasional.
PENDAHULUAN
memperkenalkan karet di Indonesia
Indonesia dijadikan sebagai salah satu
jenis tanaman koleksi di kebun raya
Bogor, Hofland selanjutnya
pertama kali ditanam di Indonesia adalah
jenis karet rambung (Ficus elastica),
penanaman jenis karet Hevea Brasiliensis
yang berlokasi di Indonesia terjadi pada
tahun 1902 untuk daerah Sumatera
Timur dan pada 1906 untuk daerah
tanam pulau Jawa (Yusnu dan Aditya
2014).
penjualan outputnya.
perusahaan untuk mendanai kegiatan
operasi perusahaan demi mencapai
Menurut Harahap (2009:113)
Sedangkan menurut Suwardjono
Sumatera Utara adalah 57.993 hektar
untuk tanaman belum menghasilkan,
298.736 hektar untuk tanaman
112
Perkebunan karet yang didominasi
Sumatera Utara menyediakan bahan baku
berupa bahan olah karet (bokar) untuk
karet remah berbahan baku bokar yang
ada dan juga sebagian dipasok ke pabrik
karet diluar Provinsi Sumatera Utara.
Salah satu pengolah karet remah di
Provinsi Sumatera Utara adalah PT
Perkebunan Nusantara III (Persero).
yang dilakukan oleh Ferrier dan Lovell,
(1990) dan Shaffnit, Rosen dan Paradi,
(1997) yang menganalisis pengaruh biaya
yang terkait dengan produksi penjualan
serta pemasaran terhadap anggaran
akan dicapai serta pengalaman masa lalu
perusahaan, hasil penelitian
biaya pembelian bahan baku.
melakukan penelitian terhadap
penelitian tahun 2009-2010, variabel
Produksi yang didapat dengan
pengamatan langsung ke perusahaan
peneitian dengan menggunakan Alat
alat perhitungannya membuktikan bahwa
per bulan memiliki Pengaruh terhadap
Anggaran Biaya Pembelian Bahan Baku
PT. Indofood Tbk.
melakukan penelitian dengan judul:
Nusantara III (Persero)”.
1. Untuk mengetahui pengaruh
karet di PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) periode bulan Januari 2014
sampai dengan bulan Desember 2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh biaya
operasional terhadap laba usaha karet
di PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) periode bulan Januari 2014
sampai dengan bulan Desember 2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh
penerimaan total dan biaya
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian.
Waktu penelitian dimulai dari
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor
Direksi PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan, Sumatera Utara.
113
atas: objek/subjek yang mempunyai
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini
yang terdapat dalam biaya karet di PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero)
karakteristik tertentu.
jumlah dari karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Wawan dan Dewi, 2010).
Dalam penelitian ini menggunakan
36 sampel atau 36 bulan yaitu data
penerimaan total, biaya operasional dan
laba usaha dari bulan Januari 2014
sampai dengan Desember 2016.
melakukan dokumentasi secara langsung
(Persero).
berhubungan dengan penelitian.
menangani masalah yang diperlukan
dalam membahas permasalahan yang
dikumpulkan untuk diolah, kemudian
akan dianalisis untuk memperoleh
data, peneliti menggunakan program
analisis dilakukan dengan tahapan
terhadap suatu perangkat atau
instrument yang digunakan dalam
data yang akan diproses lebih lanjut dari
suatu kumpulan data awal yang telah
diperoleh. Adapun pengujian asumsi
multikolinieritas, heterokedastisitas, dan
Seminar Nasional Pengembangan Agribisnis Perkebunan dalam
Menghadapi Persaingan Global 04-05 April 2018 DOI:
https://doi.org/10.31289/snpapmpg.v1i1.82
http://proceeding.uma.ac.id/index.php/semnasagribisnis
114
dideteksi dengan melihat penyebaran
terjadi di sekitar garis diagonal dan
mengikuti garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
tidak memenuhi asumsi normalitas
variabel bebas/independen (Ghozali,
multikolinieritas didalam model regresi
tolerance dan variance
lainnya.
sama dengan nilai VIF yang tinggi dan
menunjukkan adanya kolinieritas yang
adalah nilai tolerance VIF dibawah 10
atau nilai VIFdiatas 0,10 sehingga setiap
peneliti harus menentukan tingkat
(Ghozali, 2011).
korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terdapat korelasi, maka dinamakan ada
masalah autokorelasi. Autokorelasi
besar kasus ditemukan pada regresi yang
datanya adalah time series, atau
berdasarkan waktu berkala, seperti
bulanan, tahunan dan seterusnya
uji autokorelasi. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi maka dapat dilihat
dari uji Durbin Watson (DW).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan
penyimpangan asumsi klasik
heteroskedastisitas yaitu adanya
pengamatan pada model regresi.
model regresi adalah tidak adanya gejala
heterosedastisitas.
residual suatu pengamatan ke pengamata
yang lain berbeda (Ghozali, 2011).
Seminar Nasional Pengembangan Agribisnis Perkebunan dalam
Menghadapi Persaingan Global 04-05 April 2018 DOI:
https://doi.org/10.31289/snpapmpg.v1i1.82
http://proceeding.uma.ac.id/index.php/semnasagribisnis
115
adalah analisis regresi berganda, di mana
pada penelitian ini terdapat dua variabel
independen, yaitu penjualan bersih dan
beban operasional dan satu variabel
dependen, yaitu laba bersih perusahaan
yang mempunyai hubungan saling
Keterangan :
A = Konstanta atau harga Y bila X = 0
X1 = Variabel Independen
mempengaruhi variabel terikat dengan
dikatakan tidak mempunyai pengaruh
profabilitas ≥ 0.05 (Ghozali, 2011).
Penerimaan atau penolakan hipotesis
hipotesis ditolak (koefisien regresi
parsial variabel independen tidak
mempunyai pengaruh secara signifikan
hipotesis diterima (koefisien regresi
variabel independen tersebut
dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama – sama
terhadap variabel dependen. Untuk
statistik F.
diterima apabila p value < α dan Ha
ditolak apabila p value > α.
c. Uji Adjusted R2
variabel – variabel independen dengan
pada rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1,
dimana nilai R positif menunjukkan arah
hubungan positif dan nilai R negative
menunjukkan arah hubungan negative
menjelaskan variabel dependen. Nilai
116
yang semakin kecil menunjukkan
sehingga mudah dipahami. Statistika
menguraikan atau memberikan
keterangan-keterangan mengenai suatu
deskriptif berfungsi menerangkan
kumpulan data yang ada.
menarik kesimpulan mengenai kelompok
digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Y 36 -131544285900 33,287,432,177.00 -4122707336.14
38,729,315,945.64
X1 36 47,792,342,383.00 1,011,349,458,093.00 434,651,697,146.31
247,113,617,417.95
X2 36 42,162,836,705.00 879,805,172,193.00 39,343,898,910.17
226,088,067,479.49
Valid
(listwise) Sumber: Output SPSS versi 21, (2018) Berdasarkan data
dari tabel 1 dapat
dijelaskan bahwa:
dengan nilai minimum (terkecil)
sedangkan nilai maksimum
(terbesar) sebesar 879.805.172.193
2014.
dengan nilai minimum (terkecil)
sedangkan nilai maksimum
(terbesar) sebesar 1.011.349.458.093
2014.
minimum (terkecil) sebesar -
maksimum (terbesar) sebesar
117
keduanya mempunyai distribusi normal
memiliki distribusi data normal atau
penyebaran data statistik pada sumbu
diagonal dari grafik distribusi normal
(Ghozali,2001).
hubungan yang sempurna atau mendekati
sempurna antara variabel bebas yang
membentuk persamaan tersebut. Uji ini
bertujuan untuk menguji apakah terdapat
korelasi antar variabel. Berikut adalah
hasil uji multikolinearitas:
Collinearity Statistics
Dari data diatas dapat dilihat
bahwa penerimaan total dengan nilai
tolerance sebesar 0,676 dan nilai VIF
1,478 dan biaya operasional dengan nilai
tolerance sebesar 0,676 dan nilai VIF
1,478. Nilai tolerance untuk semua
variabel independen lebih besar dari 0,10
(tolerance >0,10) dan nilai VIF lebih kecil
dari 10 (VIF < 10). Berdasarkan nilai
tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua
variabel independen tidak terjadi
terjadi ketidaksamaan varian dari
residual suatu pengamatan ke
error yaitu SRESID. Jika tidak ada pola
tertentu dan titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
heteroskedastisitas dengan metode
mutlak residualnya. Jika nilai
tidak mengandung gejala
dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Hasil Uji
Heteroskedastisitas
Coefficients
X1 ,001 ,023 ,005 ,024 ,981
X2 -,043 ,028 -,311 -1,543 ,132
a. Dependent Variabel: Y Sumber: Output SPSS versi 21, (2018)
Seminar Nasional Pengembangan Agribisnis Perkebunan dalam
Menghadapi Persaingan Global 04-05 April 2018 DOI:
https://doi.org/10.31289/snpapmpg.v1i1.82
http://proceeding.uma.ac.id/index.php/semnasagribisnis
118
mengalami gejala heteroskedastisitas
menunjukkan bahwa probabilitas atau
taraf signifikansi masingmasing variabel
bernilai 0.132 > 0,05 untuk nilai X2
sehingga dapat dipastikan model
tersebut tidak mengalami gejala
pengamatan lain pada model. Cara untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
paling umum yaitu metode Runs. Suatu
model dapat dinyatakan tidak terjadi
gejala autokorelasi jika probabilitas nilai
Runs lebih dari 0,05 (Hernalisa, 2017).
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Runs Test
Unstandardize
d
Residual
1310209032,99
a. Median Sumber: Output SPSS versi 21, (2018)
Dari hasil uji autokorelasi diatas
dapat dilihat uji nilai Runs adalah 0,866
yaitu > 0,05, maka dapat dipastikan
bahwa model tersebut tidak mengalami
gejala autokorelasi.
Model Summary
Std. Error of
a. Predictors: (Constant), X2, X1 B. Dependent Variabel: Y
Sumber: Output SPSS versi 21, (2018)
Berdasarkan output di atas,
nilai ini kita bandingkan dengan nilai
tabel signifikansi 5%, dimana jumlah
sampel N=36 dan jumlah variabel
independen 2 (K=2) =1.36, dari tabel
Durbin Watson diperoleh nilai du sebesar
1,5004.
batas atas (du) yakni 1,5004 dan kurang
dari (4-du) 4-1,5004 = 2,4996 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi.
arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independed
(Hernalisa, 2017). Variabel independen
Seminar Nasional Pengembangan Agribisnis Perkebunan dalam
Menghadapi Persaingan Global 04-05 April 2018 DOI:
https://doi.org/10.31289/snpapmpg.v1i1.82
http://proceeding.uma.ac.id/index.php/semnasagribisnis
119
regresi linear berganda:
Unstandardized Coefficients
X1 .345 .058 1,309 5,897 .000
X2 -.207 .059 -.779 -3,516 .001
a. Dependent Variabel: Y Berdasarkan tabel tersebut diatas
maka dapat disusun persamaan regresi
linear berganda dengan melihat diatas
sebagai berikut:
Operasional
sebagai berikut:
4.077.809.465,619 ini menunjukkan
laba usaha (Y) adala
total (X1) adalah sebesar 0,345 dan
bertanda positif, artinya jika nilai
variabel penerimaan total (X1) naik
Rp.1 akan menyebabkan nilai laba
usaha naik sebesar Rp 0,345. Ini
menunjukkan bahwa penerimaan total
usaha.
dan bertanda negatif, artinya jika nilai
variabel biaya operasional (X2) naik
Rp.1 akan menyebabkan nilai laba
usaha turun sebesar Rp 0,207. Ini
menunjukkan bahwa biaya operasional
memiliki hubungan berlawanan arah
independen secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
atau tidak (Hernalisa, 2017). Hasil uji t
dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 7. Hasil Uji T (Uji
Parsial)
Sumber: Output SPSS versi 21, (2018)
Untuk melihat signifikansi
berikut:
kebebasannya adalah 38-2-1=35,
tabel (5,897>1,684) yang secara
Seminar Nasional Pengembangan Agribisnis Perkebunan dalam
Menghadapi Persaingan Global 04-05 April 2018 DOI:
https://doi.org/10.31289/snpapmpg.v1i1.82
http://proceeding.uma.ac.id/index.php/semnasagribisnis
120
usaha) sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara parsial penerimaan
total berpengaruh signifikan terhadap
Nusantara III (Persero).
kebebasannya adalah 38-2-1=35,
tabel (3,516>1,684) yang secara
statistik, variabel biaya operasional
usaha) sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara parsial biaya
Perkebunan Nusantara III (Persero).
diketahui nilai F seperti pada tabel
berikut ini:
ANOVA
Mode
l
n
Squa
re
.00
0
Resid
ual
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0
ditolak dan H3 diterima. Artinya Terdapat
pengaruh antara penerimaan total dan
biaya operasional secara bersama -
kasus ini dapat disimpulkan bahwa
penerimaan total dan biaya operasional
secara bersama – sama berpengaruh
Uji Koefisien Determinasi (R2)
presentase sumbangan pengaruh varabel
bersama – sama memberikan pengaruh
berikut:
121
Model Summary
Std. Error of
1 .936 .876 .869 3710958656 b. Predictors: (Constant), X2, X1
Sumber: Output SPSS versi 21, (2018)
Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa variabel X1 dan X2 memberi
pengaruh sebesar 87,6 terhadap variabel
Y, hal ini menyatakan bahwa ada
sebanyak 12,4 % dari sumbangan
dalam penelitian.
ketahui bahwa derajat kebebasannya
diperoleh adalah 1,684, dengan demikian
t hitung > t tabel (5,897>1,684) yang
secara statistik, variabel penerimaan total
(X1) mempengaruhi variabel Y (laba
usaha) sehingga dapat disimpulkan
dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa
secara parsial penerimaan total
berpengaruh signifikan terhadap laba
(Persero). Biaya operasional (X2) bersifat
negatif, dengan menggunakan t tabel
dapat kita ketahui bahwa derajat
kebebasannya adalah 38-2-1=35, maka t
tabel yang diperoleh adalah 1,684,
dengan demikian t hitung > t tabel
(3,516>1,684) yang secara statistik,
variabel biaya operasional (X2)
ditolak dan H2 diterima. Jadi dari kasus
ini dapat disimpulkan bahwa secara
parsial biaya operasional berpengaruh
Perkebunan Nusantara III (Persero).
Terdapat pengaruh antara penerimaan
Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan
bahwa penerimaan total dan biaya
operasional secara bersama–sama
berpengaruh signifikan terhadap laba
usaha pada PT. Perkebunan
dibuktikan dengan tingkat signifikansi
Al-Sa’ath, D. 2012. “Pengaruh Biaya Produksi dan
Harga Saham per bulan terhadap Anggaran Pembelian Bahan
Baku“.
Budiyanto Kosasi ,2015. Pengaruh Biaya Produksi
dan Penjualan Terhadap Laba pada Ariya Maitreya Vegetarian
Restaurant. Batam: Akademi Akuntansi Permata Harapan.
Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Ghalia Indonesia.Jakarta. Bagus AS ,2015. Pengaruh
Kualitas Produk,
Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Penjualan Karet
di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Tesis. Medan:
Universitas Medan Area.
Basu Swastha. 2001, “Manajemen Penjualan”.
Edisi 3, cetakan 5. Yogyakarta : BPFE.
Seminar Nasional Pengembangan Agribisnis Perkebunan dalam
Menghadapi Persaingan Global 04-05 April 2018 DOI:
https://doi.org/10.31289/snpapmpg.v1i1.82
http://proceeding.uma.ac.id/index.php/semnasagribisnis
122
BPS. 2015. Sumut Dalam Angka Tahun. Badan Pusat Statistik Propinsi
Sumatera Utara.
Buffa, E S. dan Sarin, R K. (2006). Manajemen
Operasi dan Produksi Modern.Edisi 2. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Carter, W K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14.
Salemba Empat. Jakarta . Daljono. 2011. Akuntansi Biaya. Penentuan
Harga
Pokok dan Pengendalian. BP UNDIP. Semarang.
Damodar. N. Gurajati. 2015. Dasar - Dasar
Ekonometrika. Salemba Empat. Jakarta Daslin, A. 1995. Pengelolaan
Bahan Tanam Karet. Pusat Penelitian Karet. Balai Penelitian
Sembawa. Palembang.
Ferrier, G D. and Lovell, C A K. 1990. Analisis Biaya
Produksi, Penjualan dan Pemasaran Terhadap Anggaran
Perusahaan.
Given, L M. 2008. The Sage encyclopedia of
qualitative research methods. Sage Thousand Oaks. California.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gomes, F C. 2003. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Andi. Yogyakarta. Halim, A. 2005. Analisis Investasi.
Salemba Empat.
Jakarta. Handoko. 2000. Pengendalian Produksi.
Alpabetha. Jakarta. Hernalisa, 2017. “Pengaruh penjualan usaha
dan
beban operasional terhadap laba bersih pada perusahaan dagang PT.
Bintang Central Imada”.
Harahap, S S. 2008. Analisis Kritis atas Laporan
Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas
Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hasan, I. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. PT. Bumi
Aksara. Jakarta.
Horngren, C T G F. dan Datar, S M. 2007. Cost
Accounting A Managerial Emphasis. Kotler, Philip, 2005, Marketing
Management.
Dalam Benyamin Molan. Jilidsatu, Edisi kesebelas. Jakarta:
Indeks.
Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social
Responsibility) (Tanggung jawab sosial korporasi). Bandung:
Alfabeta. Meiza Efilia, 2014, “Pengaruh Pendapatan
Usaha dan Beban Operasional Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan
Kimia dan Keramik, Porselin & Kaca yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008 – 2012” Jurnal, Tg.Pinang: Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga,
Cetakan Ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Aditya
Media. Yogyakarta. Munandar, M. 2000. “Budgeting :
Perencanaan
Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja”, Edisi 1. BPFE.
Yogyakarta.
Nazaruddin dan Paimin, F B. 1998. Karet,
Strategi Pemasaran Tahun 2000. Budidaya dan Pengolahan. Penebar
Semangat. Jakarta.
Pindyck, R S. dan Rubinfeld, D L. 2001. Mikro
Ekonomi. PT. Indeks. Jakarta. Prawirosentono, S. 2008. Kebijakan
Kinerja
Karyawan. BPFE. Yogyakarta. R. A Supriyono. 2002. “Akuntansi
Manajemen”.
Jakarta: Salemba Empat. Rosyidi, S. 2005. Pengantar Teori Ekonomi.
PT
Rajagrafindo Persada. Surabaya. Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen
:
Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. PT. Grasindo.
Jakarta.
Seminar Nasional Pengembangan Agribisnis Perkebunan dalam
Menghadapi Persaingan Global 04-05 April 2018 DOI:
https://doi.org/10.31289/snpapmpg.v1i1.82
http://proceeding.uma.ac.id/index.php/semnasagribisnis
123
Teknik Penyusunan Laporan Keuangan, Penerbit: Erlangga,
Jakarta.
Soekartawi. 1990.Teori Ekonomi Produksi:
Harahap Sofyan Syafri. 2007. “Analisa Kritis Atas
Laporan Keuangan”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiono. 2011. Metodologi Penelitian Tindakan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV.
Alfa Beta.
Setyamidjaja. 1993. Karet, Budidaya dan Pengolahan, Penerbit
Kanisius
Sukarno Edy. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan
Balanced Scorecard, Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Salvatore, D K. 2006. Ekonomi Internasional. Edisi
5. PT Gelora Aksara Pratama.Bandung. Samuelson, P A. &
Nordhaus, W D. 2002. Makro
Ekonomi. Erlangga. Jakarta. Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif
dan Kualitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta. Santoso, B. 2007. Data
Mining Teknik
Pemanfaatan Data Untuk Keperluan Bisnis. Graha Ilmu.
Yogyakarta.