Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PREMI, HASIL INVESTASI DAN KLAIM TERHADAP CADANGAN DANA
TABARRU’ PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Ekonomi Islam
OLEH:
NURLAILA ADHANI NIM: MLK. 14.1960
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI SEPTEMBER 2019
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI Jl. Arief Rahman Hakim Telanaipura - Jambi
vii
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
( QS. Al Baqarah ayat 153)
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah
selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
(QS. Al-Insyirah : 6-8)
“Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus
sanggup menahan perihnya kebodohan”
(Imam Syafi’i)
viii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini, yang semoga Allah limpahkan dengan ilmu yang membawa keberkahan dan kemuliaan, penulis persembahkan kepada:
Mereka yang cinta tulusnya selalu hadir, tanpa berharap balas... Mereka yang selalu mendo’akan, tanpa lelah.. “FAMILY” It’s not how big the house is, it’s how happy the home is
ix
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi dan Klaim terhadap Cadangan Dana Tabarru’ baik secara simultan maupun parsial, serta untuk melihat perusahaan mana yang memiliki karakteristik terbaik berdasarkan variabel-variabel dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia yang terdaftar di pada Otoritas Jasa Keuangan periode 2012-2017, yang mana terdapat 24 perusahaan asuransi jiwa syariah. Metode penarikan sample menggunakan purposive sampling, dengan kriteria sampel tertentu. Berdasarkan kriteria, ada 17 perusahaan yang memenuhi persyaratan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdapat pada website resmi masing-masing perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan program aplikasi Eviews 11. Hasil Penelitian menunjukkan 1) Pendapatan Premi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Cadangan Dana Tabarru’; 2) Hasil Investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Cadangan Dana Tabarru’; 3) Klaim memiliki pengaruh positif dan namun tidak signifikan terhadap Cadangan Dana Tabarru’; 4) Pendapatan premi, hasil investasi dan klaim secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Cadangan Dana Tabarru’; 5) Berdasarkan hasil estimasi, PT. Prudential Life Assurance unit syariah mendapatkan nilai intersep individu terbaik dari perusahaan laiinya.
Keyword : Pendapatan Premi, Hasil Investasi, Klaim, Cadangan Dana
Tabarru’.
x
ABSTRACT
This study aims to determine : 1) Effect of Premium Income on Tabarru’ Fund Reserves: 2) Effect of Invesment Results on Tabarru’ Fund Reserves; 3) Effect of Claims on Tabarru’ Fund Reserves; 4) Effect of Premium Income, Invesment Results, and Claims on Tabarru’ Fund Reserves; 5) which company that has the best characteristic based on research variabels. The population of the research is that all sharia life insurance companies which are registered on Otoritas Jasa Keuangan in 2012-2017, amounting to 24 companies. The sampling technique uses purposive sampling, which a criteria. Based on criteria, a sampel of 17 companies was obtained. The data used is secondary data obtained from the company’s official website. This research used panel regression using the Eviews 10 programs. This study resulted in: 1) Premium Income have a positive and significant effect on tabarru’ fund reserves; 2) Invesment Results have a positive and significant effect on tabarru’ fund reserves; 3) Claims not effecting the tabarru’ fund reserves; 4) Premium Income, Invesment Results and claims have a significant positive effect on Tabarru’ Fund Reserves.
Keyword : Premium Income, Investment results, Claim and Tabarru’ Fund
reserves
xi
xi
KATA PENGANTAR
Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan
untuk memperoleh gelas magister (S2) Konsentrasi Perbankan dan
Lembaga Keuangan Syariah (PLKS) Program Studi Ekonomi Islam
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulisan tesis ini, dilandasi beberapa kajian literatur yang
berhubungan dengan pendapatan premi, hasil investasi, klam dan
cadangan dana tabarru’. Tesis ini ditulis berdasarkan teori dan hasil
penelitian, dengan judul “Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi
dan Klaim terhadap Cadangan Dana Tabarru’ pada Perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia periode 2012-2017”. Ucapan
terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu demi kelancaran dalam penyelesaian tesis ini, terutama
kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi dan seluruh Wakil Rektor atas segala motivasi dan
layanan fasilitas yang telah diberikan selama peneliti menjalani proses
pendidikan hingga selesai.
2. Bapak Prof. Dr. H. A. Husein Ritonga selaku Direktur Pascasarjana UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi, seluruh Ketua Konsentrasi dan seluruf
Staff atas bantuan fasilitas dan kemudahan yang diberikan selama
peneliti menjalani proses pendidikan hingga selesai.
3. Bapak Dr. H. Hermanto Harun, Lc, MHI selaku Dosen Pembimbing I
dan Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE, ME selaku Dosen Pembimbing II.
Yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, petunjuk,
dan motivasi yang berharga hingga tesis ini dapat diselesaikan.
4. Para dosen dan segenap civitas akademika Pascasarjana UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi yang telah menjadi pembimbing dan pengampu
mata serta membantu dalam birokrasi pengurus selama penulis
menjalakan proses pendidikan hingga selesai.
5. Kepala Perpustakaan dan segenap karyawannya yang telah banyak
membantu penulis dalam menemukan rujukan yang berkaitan dengan
karya tulis ini.
6. Seluruh teman-teman mahasiswa Pascasarjana UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, khususnya konsentrasi Perbankan dan Lembaga
Keuangan Syariah yang telah banyak memberikan motovasi, perhatian,
kritik dan saran bagi penulis.
7. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
xii
Dalam penulisan tesis ini masih banyak sekali kekeliruan dan
kelemahan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
kesempurnaan karya tulis ini. Semoga bermanfaat bagi agama,
masyarakat, bangsa dan negara.
Jambi, 17 Juli 2019 Penulis, Nurlaila Adhani NIM. MLK. 14. 1960
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya di Indonesia, lembaga keuangan
memasuki era baru dengan banyaknya lembaga keuangan
menerapkan sistem ekonomi yang sesuai dengan prinsip-pinsip
syariah, hal ini dapat dilihat dengan semakin beragamnya kegiatan usaha
yang berbasis syariah selain usaha perbankan syariah yang telah lebih
dahulu bemunculan, termasuk lembaga keuangan asuransi yang sudah
banyak menerapkan prinsip-prinsip syariah.1 Jumlah penduduk muslim
yang sangat besar merupakan potensi bagi berkembangnya ekonomi
syariah di Indonesia. Terbukti, sampai Desember 2017, jumlah
perusahaan asuransi syariah Indonesia telah mencapai 62 perusahaan,
naik dari posisi tahun sebelumnya yang berjumlah 57 perusahaan.
Perkembangan pelaku industri asuransi syariah di Indonesia nampak
pada Tabel 1.12:
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Pelaku Industri Perasuransian
Syariah Tahun 2012 s.d 2017
Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Full Syariah
Perusahaan Asuransi Jiwa
Syariah
3 3 3 5 6 7
Perusahaan Asuransi
Kerugian Syariah
2 2 2 3 4 5
Unit Usaha Syariah
Perusahaan asuransi jiwa
yang memiliki unit syariah
17 17 18 19 21 23
1 Muhammad Iqbal, “Pengelolaan Dana Tabarru’ Asuransi Jiwa Syariah Dalam Pembiayaan Murabahah di 2 Statistik IKNB Syariah OJK https://ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/iknb-
syariah/Default.aspx (diakses pada 18 Januari 2019)
2
Perusahaan asuransi
kerugian yang mempunyai
unit syariah
20 24 23 23 24 25
Perusahaan reasuransi
yang mempunyai unit
syariah
3 3 3 3 2 2
Jumlah pelaku industri
perasuransian syariah
45 49 49 53 57 62
Sumber: Data Statistik Industri Keuangan Non Bank Syariah (IKNB) OJK,
diolah penulis
Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber dari pengambilan
hukum praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah
dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada
nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam, yaitu Al-Qur‘an dan Sunnah
Rasul. Al-Qur‘an tidak menyebutkan secara tegas ayat yang menjelaskan
tentang praktik asuransi seperti yang ada saat ini. Walaupun begitu Al-
Qur‘an masih mengakomodir ayat-ayat yang mempunyai muatan nilai-nilai
dasar yang ada dalam praktik asuransi, seperti nilai dasar tolong
menolong, kerja sama atau semangat untuk melakukan proteksi terhadap
peristiwa kerugian di masa mendatang.3 Di antara ayat-ayat Al-Qur‘an
yang mempunyai muatan nilai-nilai yang ada dalam praktik asuransi yaitu
seperti yang terdapat dalam firman Allah Swt4.
ـاها الذ م ئد ول ا ول الشهر الحـرام ول الهدي ول القل منوا ل تحلوا شعائر الله الحـرام ن ا ن ال
هم ورضواناا واذا حللتم فاصطادوا ول جرمن ن ر ـتغون فضلا م ن قوم ان صدوكم عن المسجد كم شنا
ثم والعدوان ى ول تعاونوا على ال د الحـرام ان تعتدوا وتعاونوا على الر والتقو شد ان الله واتقوا الله
العقاب
Artinya:
Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan
3 M. Hasbi Umar, Filsafat Fiqih Muamalat Kontemporer (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014), hal. 307.
4 QS Al-Maidah (5): 2
3
bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat berat siksa-
Nya.
Ayat ini memuat perintah (amr) tolong menolong antarsesama
manusia. Dalam bisnis asuransi, nilai ini terlihat dalam praktik kerelaan
anggota (nasabah) perusahaan asuransi untuk menyisihkan dananya agar
digunakan sebagai dana sosial (tabarru‟). Dana sosial ini berbentuk
rekening tabarru‟ pada perusahaan asuransi dan difungsikan untuk
menolong salah satu anggota (nasabah) yang sedang mengalami
musibah.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No 21/DSN-MUI/X/2001,
asuransi syariah (Ta‟min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan/atau Tabarru‟ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan)
yang sesuai dengan syariah5. Akad yang sesuai syariah yang dimaksud
adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian),
riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010,
perusahaan yang menyelenggarakan usaha asuransi atau usaha
reasuransi dengan prinsip syariah wajib menerapkan prinsip dasar
sebagai berikut6:
1. Adanya kesepakatan tolong menolong (ta‟awun) dan saling
menanggung (takaful) di antara para Peserta,
2. Adanya kontribusi peserta kedalam dana tabarru‟,
3. Perusahaan bertindak sebagai pengelola dana tabarru‟,
4. Dipenuhinya prinsip keadilan („adl), dapat dipercaya (amanah),
keseimbangan (tawazun), kemaslahatan (maslahah), dan
keuniversalan (syumul), dan
5 Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2010), hal. 411 6 Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan
Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, BAB II Pasal 2
4
5. Tidak mengandung hal-hal yang diharamkan, seperti
ketidakpastian/ketidakjelasan (gharar), perjudian (maysir), bunga
(riba), suap (risywah), maksiat , dan objek haram.
Saldo dana tabarru‟ dibentuk dari kontribusi peserta, hasil investasi
dana tabarru‟ dan surplus (defisit) underwriting dana tabarru‟ yang
didistribusikan kembali ke dana tabarru‟7. Berdasarkan PSAK 108 bahwa
dana tabarru‟ yang diterima tidak diakui sebagai pendapatan, karena
entitas pengelola tidak berhak untuk menggunakan dana tersebut untuk
keperluannya, tetapi hanya mengelola dana sebagai wakil para perserta.
Untuk mengelola dana tabarru‟ peserta, perusahaan asuransi
syariah melaksanakan kegiatan investasi sesuai dengan syariat islam.
Perusahaan asuransi syariah hanya boleh menginvestasikan dananya
kepada lembaga keuangan islam seperti bank syariah, BPRS, obligasi
syariah, dan kegiatan lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Perusahaan asuransi syariah akan memperoleh keuntungan dari hasil
investasi. Hasil investasi tersebut kemudian dimasukkan kedalam
rekening tabarru‟8.
Perusahaan melakukan kegiatan investasi untuk menjaga agar
dana tetap stabil bahkan meningkat. Investasi adalah menanamkan atau
menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang
diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan
nilainya di masa mendatang9.
Dalam proses operasionalnya, perusahaan asuransi syariah tidak
terlepas dari penerapan fungsi manajemen underwriting . Underwriting
merupakan proses penyelesaian dan pengelompokan risiko yang akan
ditanggung. Tugas itu merupakan sebuah elemen yang esensial dalam
7 Exposure Draft Revisi PSAK 108,”Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah”, hal. 9
8 Febrinda Eka Damayanti dan Imron Mawardi, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Surplus Underwriting Asuransi Umum Syariah di Indonesia, Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No 12 Desember 2012, hal. 990 9 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan Sistem Operasional (Jakarta: Gema Insani, 2004), hal. 359
5
operasi perusahaan asuransi10. Dalam hal ini, resiko yang mungkin
muncul adalah klaim yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan
asuransi di masa yang akan datang. Klaim adalah aplikasi oleh peserta
untuk memperoleh pertanggungan atas kerugiannya yang tersedia
berdasarkan perjanjian. Sedangkan klaim adalah proses yang mana
peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian tersebut.11
Klaim adalah hak peserta dan dananya diambil dari tabarru‟ semua
peserta.12 Jika pada akhir periode jumlah kontribusi peserta lebih besar
dari klaim dan beban lainnya, akan terjadi surplus underwriting pada
dana tabarru‟. Penetapan besaran alokasi atas surplus underwriting dana
tabarru‟ bergantung pada peserta secara kolektif, regulator, atau kebijakan
manajemen. Saldo cadangan dana tabarru‟ sangat penting bagi sebuah
perusahaan asuransi syariah. Saldo cadangan dana tabarru‟ digunaakan
untuk13 :
1. Menutup defisit yang kemungkinan akan terjadi dimasa depan
2. Tujuan memitigasi dampak resiko kerugian yang luar biasa yang terjadi
pada periode mendatang untuk jenis asuransi (class of business) yang
menunjukkan derajat volatilitas klaim yang tinggi.
Salah satu fenomena yang menarik terjadi pada salah satu
perusahaan asuransi terbesar di Indonesia yaitu perusahaan Asuransi
Jiwa Bersama Bumiputera 1912 unit syariah, di mana selama dua tahun
berturut-turut yaitu periode 2011 dan 2012 perusahaan mengalami defisit
underwriting dana tabarru‟ yaitu sebesar 5.576,93 juta rupiah dan
4.091,14 juta rupiah. Meskipun premi yang diterima perusahaan pada dua
periode tersebut cukup besar yaitu 16.300,12 juta rupiah dan 17.370,45
juta rupiah, serta mendapatkan hasil investasi sebesar 2.074,13 juta
rupiah dan 1.440,21 juta rupiah, tetap saja perusahaan mengalami defisit
10
Ibid., hal. 256 11
Ibid., hal. 259 12
Ibid., hal. 260 13
Exposure Draft Revisi PSAK 108,”Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah”, hal. 6
6
karena belum baiknya perusahaan dalam menerapkan manajemen
underwriting, di mana jumlah klaim lebih besar dari pada premi yang
diterima perusahaan. Dengan adanya defisit tersebut menyebabkan
perusahaan tidak bisa memberikan tambahan terhadap cadangan dana
tabarru‟. Dan sebaliknya, defisit tersebut mengakibatkan saldo dana
tabarru‟ berkurang karena untuk menutup defisit yang terjadi. Kasus
serupa juga terjadi di beberapa asuransi syariah di Indonesia diantaranya:
1. PT Great Eastern Life Indonesia tahun 2011 mengalami defisit
underwriting dana tabarru‘ sebesar 239.700.000,
2. PT Asuransi Tokio Marine Indonesia tahun 2011 mengalami defisit
underwriting dana tabarru‘ sebesar 5.325.000.000,
3. PT Tugu Pratama Indonesia tahun 2012 dan 2013 mengalami defisit
underwriting dana tabarru‘ sebesar 1.183.000.000 dan 2.830.000.000,
4. PT Asuransi Jiwa Sentral Asia tahun 2017 mengalami defisit
underwriting dana tabarru‘ sebesar 739.000.000
Jika pada akhir periode jumlah kontribusi peserta lebih besar dari
klaim dan beban lainnya, akan terjadi surplus underwriting pada dana
tabarru‟. Dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan, surplus underwriting
adalah selisih lebih total kontribusi peserta ke dalam Dana Tabarru‟
ditambah kenaikan Aset reasuransi setelah dikurangi pembayaran
santunan/klaim, kontribusi reasuransi dan kenaikan cadangan teknis,
dalam satu periode tertentu. Ketika terjadi surplus, dana dapat disimpan
sebagian sebagai dana cadangan tabarru‟ dan dapat dibagikan sebagian
lainnya kepada perusahaan asuransi dan para peserta sepanjang
disepakati oleh para peserta.
Penelitian ini menjadi penting sebab ketika asuransi syariah
memperoleh surplus underwriting, dan yang kemudian akan menambah
saldo cadangan dana tabarru‟. Cadangan dana tabarru‟ merupakan
cadangan yang dibentuk dari surplus underwriting yang tidak dibagikan
7
kepada peserta dan entitas pengelola14. dana tersebut dapat digunakan
sebagai cadangan bagi pembayaran klaim peserta asuransi dimasa
depan. Sehingga resioko gagal bayar terhadap klaim dapat diminimalisir.
Hal tersebut juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
jasa dan layanan perusahaan asuransi syariah.
Atas dasar pemikiran diatas, penulis akan mengadakan penelitian
yang berjudul ―Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi dan Klaim
terhadap Cadangan Dana Tabarru‟ pada Perusahaan Asuransi Jiwa
Syariah di Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yaitu
terdapat beberapa perusahaan perasuransian syariah yang mengalami
defisit dana tabarru‟. Ketika pendapatan premi yang diterima oleh
perusahaan mengalami peningkatan dan pencapaian target, tetapi
perusahaan tidak mampu mengelola dana tersebut dalam alokasi
investasi yang tepat, maka perusahaan bisa mengalami kerugian yang
berakibat pada rendahnya saldo cadangan dana tabarru, yang akan
memberikan efek negatif terhadap stabilitas keuangan perusahaan,
terutama jika terjadi klaim yang tidak bisa diprediksi.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah di sini dimaksudkan sebagai patokan dalam
melakukan penelitian, sehingga penelitian ini tidak membias dan dapat
mencapai tujuan yang dikehendaki. Pembatasan masalah difokuskan
14
Ibid., hal.
8
pada pengaruh pendapatan premi, klaim dan hasil investasi terhadap
cadangan dana tabarru‟ pada perusahaan asuransi jiwa syariah di
Indonesia periode 2012-2017.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah tersebut di atas, maka masalah yang ingin dikaji
penulis sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi dan Klaim
secara simultan terhadap cadangan dana tabarru‟ asuransi jiwa
syariah di Indonesia periode 2012-2017?
2. Bagaimana pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi dan Klaim
secara parsial terhadap cadangan dana tabarru‟ asuransi jiwa syariah
di Indonesia periode 2012-2017?
3. Perusahaan asuransi jiwa syariah manakah yang memiliki posisi yang
terbaik dilihat dari cadangan dana tabarru‟?
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
tambahan ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu
Akuntansi,khususnya di bidang Akuntansi Perbankan dan Lembaga
Keuangan Lainnya, sehingga penelitian ini dapat dijadikan referensi
atau perbandingan bagi penelitian-penelitian yang akan datang terkait
dengan Asuransi Syariah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan agar peneliti dapat memperoleh
tambahan informasi dan pengetahuan tentang Akuntansi Asuransi
Syariah, serta sebagai sarana latihan penerapan ilmu yang didapat
Hasil Investasi (X3)
9
di bangku kuliah (teoritis) ke dalam masalah yang sebenarnya
terjadi pada suatu perusahaan.
b. Bagi Dunia Pendidikan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
tambahan referensi untuk penelitian atau bahan ajar terkait dengan
akuntansi Asuransi Syariah.
c. Bagi Pihak Perusahaan Asuransi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendorong semakin
berkembangnya perusahaan asuransi syariah di Indonesia
terutama yang terkait dengan pendapatan premi, hasil investasi,
dan cadangan dana tabarru‟.
10
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN
DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. DESKRIPSI TEORI
1. Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional
Konsep asuransi syariah berbeda dengan konsep asuransi
konvensional. Dengan perbedaan konsep ini, tentunya akan
mempengaruhi operasionalnya yang dilaksanakan akan berbeda
satu sama lain, perbedaan tersebut dapat dijelaskan, sebagai
berikut15:
Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi
Konvensional
Prinsip Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
Konsep Perjanjian antara dua
pihak atau lebih,
dengan mana pihak
penanggung
mengikatkan diri
kepada tertanggung,
dengan menerima
premi asuransi, untuk
memberika pergantian
kepada tertanggung.
Sekumpulan orang
yang saling
membantu, saling
menjamin dan bekerja
sama, dengan cara
masing-masing
mengeluarkan dana
tabarru‟.
Asal Usul Dari masyarakat
Babilonia 4000-3000
SM yang dikenal
dengan perjanjian
Hammurabi. Dan
Dari Al-Aqilah,
kebiasaan suku arab
jauh sebelum Islam
datang. Kemudian
disahkan Rasulullah
15
Muhammad Syakir Sula, Op.Cit., hal. 326
11
tahun 1668 M di Coffe
House London
berdirilah Lloyd of
London sebagai cikal
bakal asuransi
konvensional
menjadi hukum Islam,
bahkan telah tertung
dalam konstitusi
pertama dunia
(Konstitusi Madinah)
yang dibuat langsung
Rasulullah.
Sumber
Hukum
Bersumber dari
pemikiran manusia
dan kebudayaan.
Berdasarkan hukum
positif, hukum alami
dan contoh
sebelumnya.
Bersumber dari wahyu
Ilahi. Sumber hukum
dalam syariah adalah
Al-Qur;an, Sunnah
atau kebiasaan Rasul,
Ijma‘, Fatwa Sahabat,
Qiyas, Istihsan, Urf
―tradisi‖, dan Mashalih
Mursalah.
―Maghrib‖
(Maisir,
Gharar, dan
Riba)
Tidak selarasa dengan
syariah Islam karena
adanya Maisir, Gharar,
dan Riba: hal yang
diharamkan dalam
muamalah.
Bersih dari adanya
praktek Gharar, Maisir
dan Riba.
DPS (Dewan
Pengawas
Syariah)
Tidak ada, sehingga
dalam banyak
prakteknya
bertentangan dengan
kaidah-kaidah syara‘.
Ada, yang berfungsi
untuk mengawasi
pelaksanaan
operasional
perusahaan agar
terbebs dari praktek-
praktek muamalah
yang bertentangan
12
dengan prinsip-prinsip
syariah.
Akad Akad jual beli (akad
mu‟awadhah, akad
idz‟aan, akad gharar
dan akad mulzim)
Akad tabarru‟ dan
akad tijarah
(mudharabah,
wakalah, wadiah,
syirkah, dan
sebagainya).
Jaminan/Risk
(Resiko)
Transfer of Risk, di
mana terjadi transfer
resiko dari tertanggung
kepada penanggung.
Sharing of Risk, di
mana terjadi proses
saling menanggung
antara satu peserta
dengan peserta
lainnya (ta‟awun)
Pengelolaan
Dana
Tidak ada pemisahan
dana, yang berakibat
pada terjadinya dana
hangus (untuk produk
saving-life)
Pada produk-produk
saving (life) terjadi
pemidahan dana,yaitu
dana tabarru‟ (derma)
dan dana peserta,
sehingga tidak
mengenal istilah dana
hangus. Sedangkan
untuk term insurance
(life) dan general
insurance semuanya
bersifat tabarru‟.
Investasi Bebas melakukan
investasi dalam batas-
batas ketentuan
perundang-undangan,
Dapat melakukan
investasi sesuai
ketentuan perundang-
undangan, sepanjang
13
dan tidka terbatasi
pada halal dan
haramnya objek atau
sistem investasi yang
digunakan.
tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip
syariah Islam. Bebas
dari riba dan tempat-
tempat investasi yang
terlarang.
Kepemilikan
Dana
Dana yang terkumpul
dari premi peserta
seluruhnya menjadi
milik perusahaan.
Perusahaan bebas
menggunakan dan
menginvestasikan
kemana saja.
Dana yang terkumpul
dari perserta dalam
bentuk iuran atau
kontribusi, merupakan
milik peserta (shohibul
mal), asuransisyariah
hanya sebagai
pemegang amanah
(mudharib) dalam
mengelola dana
tersebut.
Unsur Premi Unsur premi terdiri
dari: tabel mortalita
(mortality tables),
bunga (interest), biaya-
biaya asuransi (cost of
insurance)
Iuran atau kontribusi
terdiri dari unsur
tabarru‟ dan tabungan
(yang tidak
mengandung unsur
riba). Tabarru‟ juga
dihitung dari tabel
mortalita, tetapi tanpa
perhitungan bunga
teknik.
Loading Loading pada asuransi
konvensional cukup
besar terutama
Pada sebagian
asuransi syariah,
loading (komisi agen)
14
diperuntukkan untuk
komisi agen, bisa
menyerap premi tahun
pertama dan kedua.
Karena itu, nilai tu
pada tahun pertama
dan kedua biasanya
belum ada (masih
hangus)
tidak dibebankan pada
peserta tapi dari dana
pemegang saham.
Tapi, sebagian yang
lainnya mengambilkan
dari sekitar 20-30
persen saja dari premi
tahun pertama.
Dengan demikian, nilai
tunai tahun pertama
sudah terbentuk.
Sumber
pembiayaan
klaim
Sumber biaya klaim
adalah dari rekening
perusahaan, sebagai
konsekuensi
penanggung terhadap
tertanggung. Murni
bisnis dan tidak ada
nuansa spritual.
Sumber pembayaran
kliam diperoleh dari
rekening tabarru‟,
dimana peserta saling
menanggung. Jika
salah satu peserta
dapat musibah, maka
peserta lainnya ikut
menanggung bersama
resiko tersebut.
Sistem
Akuntansi
Menganut konsep
akuntansi accrual
basis yaitu proses
akuntansi yang
mengakui terjadinya
peristiwa atau keadaan
nonkas. Dan mengakui
pendapatan,
peningkatan aset,
Menganut konsep
akuntansi cash basis,
mengakui apa yang
benar-benar telah ada,
sedangkan accural
basis dianggap
bertentangan dengan
syariah karena
mengakui adanya
15
expenses, liabilities
dalam jumlah tertentu
yang baru akan
diterima dalam waktu
yang akan datang
pendapatan, harta,
beban atau utang yang
akan terjadi dimasa
yang akan datang.
Sementara apakah itu
benar-benar dapat
terjadi hanya Allah
yang tahu.
Keuntungan
(Profit)
Keuntungan yang
diperoleh dari surplus
underwriting, komisi
reasuransi, dan hasil
investasi seluruhnya
adalah keuntungan
perusahaan
Profit yang diperoleh
dari surplus
underwriting, komisi
reasuransi, dan hasil
investasi, bukan
seluruhnya menjadi
milik perusahaan,
tetapi dilakukan bagi
hasil (mudharabah)
dengan peserta.
Misi dan Visi Secara garis besar
misi utama dari
asuransi konvensional
adalah misi ekonomi
dan misi sosial
Misi yang diemban
dalam asuransi syariah
adalah misi aqidah,
misi ibadah (ta‟awun),
misi ekonomi
(iqtishod), dan misi
pemberdayaan umat
(sosial).
16
2. Pendapat-pendapat Ulama Tentang Asuransi
a. Pendapat Ulama Yang Mengharamkan
1. Pendapat Syaikh Ibnu Abidin dari Mazhab Hanafi16
Dalam kitabnya yang terkenal, Hasyiyah Ibnu „Abidin, bab
Al-Jihad, pasal isti‟man al kafir, ia menulis ―Telah menjadi
kebiasaan bila para pedagang menyewa kapal dari
seorang Harby, mereka membayar upah
pengangkutannya. Di samping itu, ia membayar juga
sejumlah uang untuk seorang Harby yang berada di
negeri asal penyewa kapal, yang disebut dengan sukarah
(premi asuransi) dengen ketentuan bahwa barang-barang
pemakai kapal yang berada di kapal yang disewa itu, bila
musnah karena kebakaran, atau kapal tenggelam, atau
dibajak dan sebagainya, maka penerima uang premi
asuransi itu menjadi penanggung, sebagai imbalan dari
uang yang diambil dari pedagang itu. Penanggung itu
mempunyai wakil yang mendapat perlindungan
(musta‟man) yang di negeri kita berdiam di kota-kota
pelabuhan Negara Islam atas seizin penguasa. Si wakil
tersebut menerima premi asuransi dari pedagang, dan bila
barang-barang mereka tertimpa peristiwa yang disebutkan
di atas, dia (si wakil) yang membayar kepada para
pedagang sebagai uang pengganti sebesar uang yang
pernah diterimanya.‖
Kemudian ia mengatakan, ―Yang jelas, menurut saya,
tidak boleh (tidak halal) bagi si pedagang itu mengambil
uang pengganti dari barang-barangnya yang telah
musnah, karena yang demikian itu iltizamu ma lam yalzam
(mewajibkan sesuatu yang tidak lazim/wajib). Dengan
ungkapan ini, sehingga Ibnu ‗Abidin dianggap orang
16
Ibid., hal. 58
17
pertama dikalangan fuqaha yang membahas masalah
asuransi.
2. Syekh Abu Zahro, ulama fiqih termahsyur dan banyak
menulis karya ilmiah tentang hukum Islam, Guru
Besar Universitas Kairo Mesir17
Abu Zahro menyimpulkan bahwa asuransi sosial (saling
menolong) adalah halal dan sebagai perkara alami yang
perlu diadakan. Sedangkan, asuransi yang semata-mata
bersifat komersial/nonsosial hukumnya haram. Dalam
banyak pembahasannya tentang asuransi, ia
berkesimpulan sebagai berikut :
a. Asuransi yang bersifat perkumpulan dengan tujuan
sosial adalah halal (hukumnya) dan tidak ada syubhah
di dalamnya.
b. Tidak menyetujui akad-akad asuransi yang tidak
bersifat perkumpulan dengan alasan : ada syubhatu
qimar dan gharar di dalamnya sehingga gharar itu
menjadi penyebab tidak sahnya semua akad.
c. Ada riba didalamnya, karena adanya bunga yang
diperhitungkan. Ini satu pihak, dan dari pihak lain ia
memberikan sejumlag kecil uang, lalu menerima lebih
banyak jumlahnya.
d. Merupakan „aqd al sharf (persetujuan jual beli uang).
Dan, „aqd al sharf itu tidak sah bila tidak tunai.
e. Tidak ada keadaan memaksa (dharurah) dalam bidang
perekonomian yang mewajibkannya.
17
Ibid., hal 62
18
3. Pendapat Syekh Muhammad Bakhit Almuthi’ie, Mufti
Mesir (1854-1935)18
Dalam kitabnya Risalah ahkam as-Sukurtah yang
diterbitkan oleh Jam‘iyah Al Azhar Al-‗Ilmiyah, 1310H.
Syekh Bakhit mengungkapkan bahwa dari sebagian
ulama penduduk kota Slanik (Semenanjung Balkan)
menyampaikan kepadanya pertanyaan sekitar
penempatan seorang muslim akan harta bendanya di
bawah penjaminan suatu perusahaan yang bernama
Qumbaniyah As Sukuriyah dengan membayar sejumlah
uang kepada perusahaan itu.
Ia berkata,‖Telah datang surat Tuan-tuan yang
menyebutkan bahwa orang muslim menempatkan harta
bendanya di bawah penjaminan suatu perusahaan yang
persero-perseronya terdiri dari orang-orang yang dzimmy
atau orang-orang musta‘man. Untuk memperoleh
penjaminan itu, ia membayar sejumlah uang tertentu. Bila
harta bendanya tersebut musnah (mendapat kecelakaan),
maka perusahaan menjaminnya dengan sejumlah uang
yang telah ditetapkan jumlahnya diantara mereka. Tuan-
tuan bertanya, apakah dapat atau tidak, menurut hukum
syara‘. Perusahaan tersebut memberi jaminan atas harta
benda orang tersebut bila mendapat kecelakaan
dikarenakan kebakaran dan sebagainya? Juga tentang
apakah hukumnya halal atau tidak halal bagi orang
tersebut mengambil sejumlah uang yang merupakan
jaminan perusahaan atas kecelakaan harta bendanya?
Dan seterusnya.‖
Kemudian ia menjawab, ―Menurut hukum syara‘, jaminan
atas harta benda adakalanya dengan tanggungan
18
Ibid, Op.Cit., hal. 59
19
(kafalah) atau dengan jalan ta‟addy/itlaf. Adapun jaminan
dengan jalan kafalah dalam persoalan ini (sebagaimana
ditanyakan diatas) tidaklah terjadi. Pasalnya, persyaratan
kafalah ialah adanya al-makfulu bihi, utang yang benar
tidak jatuh disebabkan pelunasan atau pembebasan; atau
benda yang dipertanggungkan dirinya. Bahkan, al-makfulu
„anhu wajib menyerahkan bendanya itu sendiri untuk al-
makfulu lahu. Kalau benda itu musnah, maka digantinya
dengan benda semacamnya atau dengan harganya. Dan,
yang menjadi prinsip dalam hal itu ialah firman Allah surah
Yusuf ayat 72, ―Siapa yang dapat mengembalikannya,
akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta,
dan aku menjamin terhadapnya.‖
Kata za‟im dalam ayat di atas berarti kafil ―menjamin‖.
Berdasarkan hal itu, harus ada kafil yang memikul
tanggungan. Makfulun lahu yang kepadanya harus
diserahkan uang/benda tanggungan. Makfulun „anhu yang
atas (kepentingan)nya harus diserahkan uang/benda
tanggungan. Makfulun bihi, uang atau barang-barang
yang wajib diserahkan untuk al-makfulu lahu. Dengan
tidak terpenuhinya itu semua, tidak terjadilah „aqd al-
kafalah.
Adapun penjaminan dengan ta‟ddy/itlaf suatu tindakan
melawan hukum atau perusakan, maka yang menjadi
prinsip dalam hal itu ialah Firman Allah surah al-Baqarah
ayat 194, ―Barangsiapa yang menyerang kamu, maka
seranglah ia, seimbang serangannya terhadapmu‖
perusahaan tidak melakukan ta‟addy/itlaf atas harta orang
tersebut. Bahkan, harta benda itu musnah disebabkan
takdir semata. Seandainya ada orang yang
merusakkannya, maka penjaminan itu harus dibebankan
20
atas orang yang berbuat melakukan tindakan melawan
hukum atau melakukan perusakan itu, bukan kepada
orang lain dipenjaminan. Maka, dari jalan ini, penjaminan
perusahaan itu tidak tepat.
b. Pendapat Ulama yang Membolehkan
1. Pendapat Syaikh Abdur Rahman Isa
Syaikh Abdur Rohman Isa adalah salah seorang Guru
Besar Universitas Al-Azhar. Dengan tegas ia menyatakan
bahwa asuransi merupakan praktek muamalah gaya baru
yang belum dijumpai imam-imam terdahulu, demikian juga
para sahabat Nabi. Pekerjaan ini menghasilkan
kemaslahatan ekonomi yang banyak. Ulama telah
menetapkan bahwa kepentingan umum yang selaras
dengan hukum syara‘ patut diamalkan. Oleh karena
asuransi menyangkut kepentingan umum, maka halal
menurut syara‘.
Menurutnya, perjanjian asuransi adalah sama dengan
perjanjian al-ji‘alah (memberi janji upah). Ia berkata bahwa
asuransi mewajibkan dirinya untuk membayar sejumlah
uang ganti kerugian, apabila pihak lain mengerjakan
sesuatu untuknya, ialah membayar premi dengan
peraturan tertentu. Maka, apabila seseorang telah
mengerjakan perbuatan ini, berhaklah ia atas sejumlah
uang pengganti kerugian yang dijanjikan maskapai itu.
Selanjutnya, Syekh Abdur Rohman Isa mengatakan
bahwa sesungguhnya perusahaan asuransi dengan
nasabahnya saling mengikat dalam perbuatan ini atas
dasar saling meridhai. Itu merupakan perbuatan yang
melayani kepentingan umum, memelihara harta milik
orang-orang, dan menolak resiko harta benda yang
21
terancam bahaya. Sebaliknya, perusahaan asuransi
memperoleh laba yang memadai, yang disepakati oleh
kedua belah pihak. Kedua belah pihak sepakat atas
perbuatan yang mengandung maslahat yang
berhubungan dengan apa yang telah diciptakan oleh Allah
swt, bagi kepentingan kita dan bagi manusia perbuatan ini
diperlukan. Sementara tidak diperolah nash yang
melarangnya, baik dari kita, sunnah, maupun ijma‘.
Demikian Syaikh Abdur Rahman mengambil konklusi
tentang bolehnya asuransi, demi kemudahan manusia
dengan menolak kesempatan dan kesulitan.
2. Prof. Dr. Muhammad al-Bahi, Wakil Rektor Universitas
Al-Azhar Mesir
Dalam kitabnya Nidlomut Ta‘min fi Hadighi Ahkamil Islam
wa Dlarurotil Mujtamil Mu‘ashir, ia berpendapat bahwa
asuransi itu hukumnya halal karena beberapa sebab:
a. Asuransi merupakan suatu usaha yang bersifat tolong-
menolong.
b. Asuransi mirip dengan akad mudharabah dan untuk
mengembangkan harta benda.
c. Asuransi tidak mengandung unsur riba.
d. Asuransi tidak mengandung tipu daya.
e. Asuransi tidak mengurangi tawakal kepada Allah swt.
f. Asuransi suatu usaha untuk menjamin anggotanya
yang jatuh melarat karena suatu musibah.
g. Asuransi memperluas lapangan kerja baru
3. Syaikh Muhammad Dasuki
Dalam kitabnya Majimaul Bukhuts al-islamiyah, ia
mengatakan bahwa asuransi itu hukumnya halal
dikarenakan beberapa hal:
a. Asuransi sama dengan syirkah mudharabah
22
b. Asuransi sama dengan akad kafalah atau syirkatul
„ainan
c. Pelaksanaan asuransi dapat didasarkan atas firman
Allah dalam surah al-An‘am ayat 82, ―Orang-orang yang
beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang
yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.‖
3. Asuransi Syariah
a. Definisi Asuransi Syariah
Secara bahasa, kata asuransi berasal dari bahasa Belanda
yaitu assurantie, yang dalam hukum belanda disebut Verzekering,
yang artinya pertanggungan19. Pengertian asuransi dari
Encyclopedia Britanica sebagai suatu persediaan yang disiapkan
oleh sekelompok orang, yang dapat tertimpa kerugian, guna
menghadapi kejadian yang tidak dapat diramalkan, sehingga bila
kerugian tersebut menimpa salah seorang di antara mereka maka
beban kerugian tersebut akan disebarkan ke seluruh kelompok20.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-
MUI/X/2001, asuransi syariah (Ta‟min, Takaful, Tadhamun) adalah
usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru‟
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu
melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Definisi
Asuransi Syariah menurut AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions) (2010), Asuransi
Islami adalah kesepakatan sejumlah orang yang menghadapi
19 Ibid., hal. 26 20 Mohammad Muslehuddin, Asuransi Dalam Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), hal.3
23
risiko-risiko tertentu dengan tujuan untuk menghilangkan bahaya-
bahaya yang muncul dari risiko-risiko tersebut, dengan cara
membayar kontribusi-kontribusi berdasarkan keharusan tabarru‟
(hibah), yang darinya terbentuk dana pertanggungan yang
mempunyai badan hukum sendiri dan tanggungan harta
independen yang darinya akan berlangsung penggantian
(kompensasi) terhadap bahaya-bahaya yang menimpa salah
seorang peserta sebagai akibat terjadinya risiko-risiko yang telah
ditanggung.
Asuransi syariah adalah sistem menyeluruh yang pesertanya
mendonasikan (men-tabarru‟- kan) sebagian atau seluruh
kontribusinya yang digunakan untuk membayar klaim atas risiko
tertentu akibat musibah pada jiwa, badan, atau benda yang dialami
oleh peserta yang berhak (PSAK 108). Menurut UU No 40 tahun
2014, asuransi syariah adalah kumpulan perjanjian yang terdiri atas
perjanjian antara perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis
dan perjanjian di antara pemegang polis, dalam rangka
pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah guna saling
menolong dan melindungi dengan cara:
1. Memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis
karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
2. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya
peserta atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya
peserta dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/
atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asuransi
syariah adalah penjaminan diantara para peserta asuransi dalam
24
menghadapi risiko atas dasar tabarru‟ melalui perjanjian yang sesuai
dengan syariah. Bisa dikatakan juga bahwa asuransi syariah adalah
suatu bentuk kegiatan saling memikul risiko di antara sesama
manusia sehingga antara satu dengan yang lain menjadi
penanggung atas risiko yang lainnya.
b. Landasan Asuransi Syariah
Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber dari
pengambilan hukum praktik asuransi syariah. Karena sejak awal
asuransi syariah dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan
yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran islam yaitu Al
Qur'an dan As-Sunah21.
Dalil-dalil syar‟i yang mendasari pendirian dan praktik
asuransi syariah adalah sebagai berikut22:
1. Perintah Allah Untuk Mempersiapkan Hari Depan
Terdapat dalam Al Qur‟an surat Al-Hasyr ayat 18
خر ا أ إن الل لغد واتقوا الل م ولتنظر نفس ما قد ها الذن آمنوا اتقوا الل ما تعملون
yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk
hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah kepada Allah
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang kamu kerjakan.
2. Firman Allah tentang Prinsip-Prinsip Bermuamalah
Al Qur‟an surat Al-Maidah ayat 1
د ا أها الذن آمنوا أوف ر محل الص كم غ لكم همة الأنعام إل ما تلى عل وا العقود أحل
حكم ما رد وأنتم حرم إن الل
21 AM Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis, Teoritis, dan Praktis (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 104 22 Muhammad Syakir Sula, Op.Cit., hal. 86-91
25
yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, tunaikanlah akad-akad itu,
dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu. (Yang demikian itu) dengan menghalalkan berburu
ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
Al Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 275
لك الذن طان من المس ذ ا ل قومون إل كما قوم الذي تخطه الش أكلون الر
ا فمن جاءه موع م الر ع وحر ال ا وأحل الل ع مثل الر ه فانتهى ظة من ر أنهم قالو إنما ال
ئك أصحاب النار هم فها خالدون ومن عاد فأول فله ما سلف وأمره إلى الل
yang artinya :
―Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.
Al Qur‟an surat Al-Maidah ayat 2
إن الل ثم والعدوان واتقوا الل شدد العقاب وتعاونوا على الر والتقوى ول تعاونوا على ال
yang artinya :
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa,dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
26
3. Perintah Allah untuk Saling Bertanggung-Jawab
Terdapat beberapa hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan
Muslim yang membahas perintah Allah untuk saling bertanggung
jawab diantaranya:
―…Kedudukan persaudaraan orang yang beriman satu dengan
yang lainnya ibarat satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuh
sakit, maka akan dirasakan sakitnya oleh seluruh anggota tubuh
lainnya...‖.
―…Seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam satu
masyarakat ibarat seluruh bangunan, yang mana tiap bagian
dalam bangunan itu mengkukuhkan bagian lainnya…‖.
4. Perintah Allah untuk Saling Bekerja-sama dan Saling Membantu
Al Qur‘an surah Al Maidah ayat 2 :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa,dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud
―…Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, Allah
akan memenuhi hajatnya…‖.
5. Perintah Allah untuk Saling Melindungi dalam Keadaan Susah
Terdapat beberapa dalil dalam Al Qur‟an maupun Hadist
yang membahas tentang perintah Allah untuk saling melindungi
dalam keadaan susah diantaranya:
Al Qur‟an surat Quraisy ayat 4
―…Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari
ketakutan…‖.
Hadist riwayat Ahmad
27
―…Demi diriku yang dalam kekuasaan Allah, tidaklah masuk
surga orang-orang yang tidak memberikan perlindungan bagi
tetangganya yang dalam kesusahan…‖.
Hadist riwayat Al Bazzaar
―…Tidaklah beriman seseorang, kalau ia dapat tidur nyenyak
dengan perut kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan
kelaparan…‖.
c. Prinsip Asuransi Syariah
Asuransi syariah harus memiliki fondasi dan prinsip dasar
yang kuat. Prinsip dasar dalam asuransi syariah yaitu tolong-
menolong (At-Ta‟awun). Prinsip ini menjadikan para peserta
asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan yang
lainnya saling menjamin dan menanggung risiko.
Prinsip-prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah
adalah sebagai berikut23:
1. Prinsip Ikhtiar dan Berserah Diri; Allah adalah pemilik mutlak
atas segala sesuatu, karena itu menjadi kekuasaannya pula
untuk memberikan atau mengambil sesuatu kepada/dari hamba-
hamba-Nya yang Dia kehendaki. Manusia memiliki kewajiban
untuk berusaha (ikhtiar) sesuai dengan kemampuannya dan
berserah diri (tawakal) hanya kepada Allah SWT.
2. Prinsip Tolong-menolong (At-Ta‟awun) ; prinsip paling utama
dalam melaksanakan kegiatan harus didasarkan semangat
tolong-menolong antar anggota. Seseorang yang masuk
asuransi, sejak awal harus mempunyai niat dan motivasi untuk
membantu dan meringankan beban temannya yang pada suatu
ketika mendapatkan musibah/kerugian.
23Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional Teori, System, dan Pemasara (Ciputat: Kholam Publishing,2006), hal. 58-59
28
3. Prinsip bertanggung jawab; para peserta asuransi setuju untuk
saling bertanggung jawab antara satu sama lain, dan harus
melaksanakan kewajiban dibalik menerima yang menjadi hak-
haknya.
4. Prinsip Kerja sama; dalam prinsip ini di antara peserta asuransi
syariah yang satu dengan yang lainnya saling bekerja sama dan
saling tolong-menolong dalam mengatasi kesulitan yang dialami
karena sebab musibah yang diderita.
5. Prinsip Saling Melindungi dari Berbagai Kesulitan; para peserta
asuransi syariah setuju untuk saling melindungi dari musibah,
kesusahan, bencana, dan sebagainya. Terutama melalui
penghimpunan dana tabarru‟ melalui perusahaan asuransi yang
diberi kepercayaan untuk itu.
Menurut AM. Hasan Ali (2004: 125-135) Prinsip dasar
asuransi syariah ada sembilan macam yaitu24:
1. Tauhid (Unity)
Prinsip tauhid adalah dasar utama dari setiap bentuk bangunan
yang ada dalam syariah Islam. Dalam berasuransi yang harus
diperhatikan adalah bagaimana seharusnya menciptakan
suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun oleh nilai-nilai
ketuhanan.
2. Keadilan (Justice)
Prinsip kedua dalam berasuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai
keadilan antara pihak-pihak yang terkait dengan akad asuransi.
Keadilan dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam
menempatkan hak dan kewajiban anatar nasabah dan
perusahaan asuransi.
3. Tolong-menolong (ta‟awun)
Dalam melaksanakan kegiatan berasuransi harus didasari
dengan semangat tolong menolong (ta‟awun) antara anggota.
24 AM. Hasan Ali, Op.Cit., hal. 125-135
29
Seseorang yang masuk asuransi, sejak awal harus mempunyai
niat dan motivasi untuk membantu dan meringankan beban
temannya yang pada suatu ketika mendapat musibah atau
kerugian.
4. Kerja Sama (cooperation)
Kerjasama dalam bisnis asuransi dapat terwujud dalam bentuk
akad yang dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang
terlibat yaitu antar anggota (nasabah) dan perusahaan asuransi.
5. Amanah (trustworthy / al-amanah)
Prinsip amanah dalam organisasi perusahaan dapat terwujud
dalam nilai-nilai akuntabilitas perusahaan melalui penyajian
laporan keuangan tiap periode. Begitu juga pada diri nasabah, di
mana nasabah asuransi berkewajiban menyampaikan informasi
yang benar berkaitan dengan pembayaran premi dan tidak
memanipulasi kerugiaan yang menimpa dirinya.
6. Kerelaan (al-ridha)
Dalam bisnis asuransi, kerelaan (al-ridha) dapat diterapkan pada
setiap anggota (nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi
dari awal untuk merelakan sejumlah dana (premi) yang
disetorkan ke perusahaan asuransi yang difungsikan sebagai
dana sosial (tabarru‟).
7. Larangan Riba
Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan), sedangkan
untuk istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta
pokok atau modal secara batil.
8. Larangan judi (maisir)
Syafi‟i Antonio mengatakan bahwa unsur maisir (judi) artinya
adanya salah satu pihak yang untung namun di lain pihak justru
mengalami kerugian. Hal ini terjadi apabila pemegang polis
dengan sebab-sebab tertentu membatalkan kontraknya sebelum
masa reversing period. Dan adanya unsur keuntungan yang
30
dipengaruhi oleh pengalaman underwriting, di mana untung-rugi
terjadi sebagai hasil dari ketetapan.
9. Larangan Gharar (ketidakpastian)
Larangan Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida‟
(penipuan), yaitu suatu tindakan yang di dalamnya diperkirakan
tidak ada unsur kerelaan. Syafi‟i Antonio menjelaskan bahwa
gharar (ketidakpastian) dalam asuransi konvensional ada dua
bentuk yaitu:
a. Bentuk akad syariah yang melandasi penutupan polis
b. Sumber dana pembayaran klaim dan keabsahan syar‟i
penerimaan uang klaim itu sendiri.
d. Operasional Asuransi Syariah
Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa No:
21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah
yang isinya adalah sebagai berikut:
1. Ketentuan Umum
a. Asuransi Syariah (Ta‟min, Takaful atau Tadhamun) adalah
usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara
sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset
dan/atau tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan syariah.
b. Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud pada poin
(1) adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir
(perjudian), riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap),
barang haram dan maksiat.
c. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk
tujuan komersial.
31
d. Akad tabarru‟ adalah semua bentuk akad yang dilakukan
dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata
untuk tujuan komersial.
e. Premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan
sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan
kesepakatan dalam akad.
f. Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh
perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam
akad.
2. Akad dalam Asuransi
a. Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan
terdiri atas akad tijarah dan/atau akad tabarru‟.
b. Akad tijarah yang dimaksud dalam ayat (1) adalah
mudharabah, sedangkan akad tabarru‟ adalah hibah.
c. Dalam akad, sekurang-kurangnya harus disebutkan :
1. Hak & kewajiban peserta dan perusahaan;
2. Cara dan waktu pembayaran premi;
3. Jenis akad tijarah dan/atau akad tabarru‟ serta syarat-
syarat yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang
diakadkan.
3. Kedudukan Para Pihak dalam Akad Tijarah dan Tabarru’
a. Dalam akad tijarah (mudharabah), perusahaan bertindak
sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai
shahibul mal (pemegang polis);
b. Dalam akad tabarru‟ (hibah), peserta memberikan hibah yang
akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena
musibah. Perusahaan bertindak sebagai pengelola dana
hibah.
32
4. Ketentuan dalam Akad Tijarah dan Tabarru’
a. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru‟
bila pihak yang tertahan haknya, dengan rela melepaskan
haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum
menunaikan kewajibannya.
b. Jenis akad tabarru‟ tidak dapat diubah menjadi jenis akad
tijarah.
5. Jenis Asuransi dan Akadnya
a. Dipandang dari segi jenis asuransi itu terdiri atas asuransi
kerugian dan asuransi jiwa.
b. Akad bagi kedua jenis asuransi tersebut adalah mudharabah
dan hibah.
6. Premi
a. Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan
jenis akad tabarru‟.
b. Menentukan besarnya premi perusahaan asuransi syariah
dapat menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk
asuransi jiwa dan tabel morbidita untuk asuransi kesehatan,
dengan syarat tidak memasukkan unsur riba dalam
penghitungannya.
c. Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat
diinvestasikan dan hasil investasinya dibagi-hasilkan kepada
peserta.
d. Premi yang berasal dari jenis akad tabarru‟ dapat
diinvestasikan.
7. Klaim
a. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada
awal perjanjian.
b. Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang
dibayarkan.
33
c. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta,
dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya.
b. Klaim atas akad tabarru‟, merupakan hak peserta dan
merupakan kewajiban perusahaan, sebatas yang disepakati
dalam akad.
8. Investasi
a. Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan
investasi dari dana yang terkumpul.
b. Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah.
9. Reasuransi
Asuransi syariah hanya dapat melakukan reasuransi kepada
perusahaan reasuransi yang berlandaskan prinsip syari'ah.
10. Pengelolaan
a. Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh
suatu lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah.
b. Perusahaan Asuransi Syariah memperoleh bagi hasil dari
pengelolaan dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah
(mudharabah).
c. Perusahaan Asuransi Syariah memperoleh ujrah (fee) dari
pengelolaan dana akad tabarru‟ (hibah).
11. Ketentuan Tambahan
a. Implementasi dari fatwa ini harus selalu dikonsultasikan dan
diawasi oleh DPS.
b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika
terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari‟ah
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
c. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan
diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
34
4. Cadangan Dana Tabarru’
a. Cadangan Dana Tabarru’
Berdasarkan PSAK No 108, cadangan dana tabarru‟
adalah cadangan yang dibentuk dari surplus underwriting yang
tidak dibagikan kepada peserta dan entitas pengelola. Cadangan
dana tabarru‟ diakui pada saat dibentuk sebesar jumlah yang
dianggap mencerminkan kehati-hatian (deemed prudent) agar
mencapai tujuan pembentukannya yang bersumber dari surplus
underwriting dana tabarru‟. Pada akhir periode pelaporan, jumlah
yang diperlukan untuk mencapai saldo cadangan dana tabarru‟
yang dibutuhkan diperlakukan sebagai penyesuaian atas surplus
underwriting dana tabarru‟. Cadangan dana tabarru‟ disajikan
secara terpisah pada laporan perubahan dana tabarru‟. Dalam
hal pengungkapan, entitas asuransi syariah mengungkapkan
terkait cadangan dana tabarru‟, mencakup tetapi tidak terbatas
pada:
1. Dasar yang digunakan dalam penentuan dan pengukuran
cadangan dana tabarru‟;
2. Perubahan cadangan dana tabarru‟ per jenis tujuan
pencadangannya (saldo awal, jumlah yang ditambahkan dan
digunakan selama periode berjalan, dan saldo akhir);
3. Pihak yang menerima pengalihan saldo cadangan dana
tabarru‟ jika terjadi likuidasi atas produk atau entitas; dan
4. Jumlah yang dijadikan sebagai dasar penentuan distribusi
surplus underwriting.
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 53/DSN-
MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru‟ pada Asuransi Syariah
dijelaskan bahwa cadangan dana tabarru‟ terbentuk jika terdapat
surplus underwriting atas dana tabarru‟. Itu berarti cadangan
dana tabarru‟ tidak akan muncul atau ada jika perusahaan
asuransi syariah mengalami defisit pada dana tabarru‟. Dewan
35
syariah nasional memberikan alternatif dalam mengelola surplus
underwriting dana tabarru‟ diantaranya sebagai berikut:
1. Diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan dalam akun
tabarru‟.
2. Disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dibagikan
sebagian lainnya kepada para peserta yang memenuhi syarat
aktuaria/manajemen risiko.
3. Disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dapat
dibagikan sebagian lainnya kepada perusahaan asuransi dan
para peserta sepanjang disepakati oleh para peserta.
Cadangan dana tabarru‟ digunakan untuk hal-hal sebagai
berikut (PSAK 108) :
1. menutup defisit yang kemungkinan akan terjadi di periode
mendatang.
2. tujuan memitigasi dampak risiko kerugian yang luar biasa
yang terjadi pada periode mendatang untuk jenis asuransi
(class of business) yang menunjukkan derajat volatilitas klaim
yang tinggi.
b. Dana Tabarru’
Dana tabarru‟ terdiri dari dua kata yaitu dana dan tabarru‟.
Dana adalah uang yang disediakan atau sengaja dikumpulkan
untuk suatu maksud, derma, sedekah, pemberian, atau hadiah25.
Tabarru‟ berasal dari kata tabarra‟a- yatabarra‟u- tabarru‟an,
yang artinya adalah sumbangan, hibah, dana kebajikan atau
derma26. Orang yang memberikan sumbangan disebut mutabarri‟
atau dermawan. Definisi tabarru‟ menurut Jumhur ulama yang
dikutip dari Asy-Syarbani al-Khatib adalah akad yang
mengakibatkan pemilikan harta, tanpa ganti rugi, yang dilakukan
25 Hassan Noel Arifin, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Firma Oei Han BengrH.N. Arifin, 1951) 26 Muhammad Syakir Sula, Op.Cit., hal. 35
36
seseorang dalam keadaan hidup kepada orang lain secara
sukarela.
Dalam konteks akad dalam asuransi syariah, tabarru‟
bermaksud memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk
tujuan saling membantu di antara sesama peserta takaful
(asuransi syariah) apabila ada diantaranya yang mendapat
musibah. Dana klaim yang diberikan diambil dari rekening dana
tabarru‟ yang sudah diniatkan oleh semua peserta ketika akan
menjadi peserta asuransi syariah, untuk kepentingan dana
kebajikan atau dana tolong-menolong.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
dana tabarru‟ merupakan derma atau dana kebajikan yang
diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika sewaktu-
waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat
asuransi.
c. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru’
Pengelolaan dana dalam istilah asuransi adalah cara
kerja suatu perusahaan asuransi dalam mengurusi dana premi
yang sudah terkumpul dengan cara menginvestasikannya ke
lembaga-lembaga keuangan lainnya untuk mendapatkan hasil
yang optimal. Pada asuransi syariah, dalam mengelola dana
harus sesuai dengan syariah Islam yaitu dengan cara
menghilangkan sama sekali kemungkinan terjadi unsur gharar
(ketidakpastian), maisir (judi), dan riba.
Sebagaimana diatur dalam PMK No 18/PMK.010/2010
tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha
Asuransi dan Reasuransi dengan Prinsip Syariah, maka
mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) adalah sebagai
berikut:
37
1. Perusahaan wajib memisahkan kekayaan dan kewajiban
dana tabarru‟ dari kekayaan dan kewajiban perusahaan.
2. Perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan produk
asuransi dengan prinsip syariah yang mengandung unsur
investasi wajib memisahkan kekayaan dan kewajiban dana
investasi peserta dari kekayaan dan kewajiban perusahaan
maupun dari kekayaan dan kewajiban dana tabarru‟
3. Perusahaan wajib membuat catatan terpisah untuk
kekayaan dan kewajiban perusahaan, dana tabarru‟ dan
dana investasi peserta.
Dalam prakteknya, asuransi syariah menerapkan prinsip
saling kerjasama dan tolong menolong, jadi jika ada
keuntungan akan dibagi rata dan jika ada kerugian maka akan
dirasakan bersama. Pada hakikatnya shahibul maal atau
nasabah yang membayar premi di asuransi memiliki tujuan
untuk memiliki rasa aman jika sewaktu-waktu mereka ditimba
musibah yang entah kapan terjadi. Dengan membayarkan
premi di asuransi maka nasabah percaya kepada perusahaan
asuransi syariah terkait untuk dapat mengelola dana tersebut
sehingga jika sewaktu-waktu mereka tertimpa musibah maka
mereka dapat terbantu dari perusahaan asuransi syariah.
Pengeloaan premi Prudential Syariah dipisahkan dua
rekening, yaitu rekening tabarru‟ dan rekening investasi, untuk
pengelolaan dana sendiri dikelola oleh
5. Pendapatan Premi
Setiap perusahaan dalam operasionalnya sehari-hari akan
berusaha untuk dapat meningkatkan jumlah penerimaan kas yang
masuk dan meminimalisir biaya operasional yang harus dikeluarkan.
Dalam perusahaan asuransi salah satu sumber penerimaan kas
adalah dari penerimaan pendapatan premi asuransi.
38
Dalam kamus asuransi, pendapatan premi adalah sejumlah
uang yang dibayarkan oleh seseorang pemegang polis kepada
perusahaan asuransi sehubungan dengan adanya perjanjian
pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi. Menurut
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Pendapatan premi adalah premi yang
diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi
diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak)
berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan.
Premi merupakan pembayaran sejumlah uang yang dilakukan
pihak tertanggung kepada penanggung untuk mengganti suatu
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
akibat timbulnya perjanjian atas pemindahan risiko dari tertanggung
kepada penanggung (transfer of risk)27. Besaran premi ditentukan
dari hasil seleksi risiko yang dilakukan underwriter atau setelah
perusahaan melakukan seleksi risiko atas permintaan calon
tertanggung. Dengan demikian calon tertanggung akan membayar
premi asuransi sesuai dengan tingkat risiko atas kondisi masing-
masing.
Premi merupakan sejumlah dana yang dibayarkan oleh
peserta yang terdiri atas dana tabungan dan dana tabarru‟. Dana
tabungan adalah dana titipan dari peserta asuransi syariah dan akan
mendapat alokasi bagi hasil (mudharabah) dari pendapatan investasi
bersih yang diperoleh setiap tahun28. Dana tabarru‟ adalah dana
kebajikan yang diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika
sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim atau
manfaat asuransi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa pendapatan premi merupakan jumlah uang yang
diterima oleh perusahaan asuransi dari pembayaran yang dilakukan
27 Abdullah Amrin, Op.Cit., hal. 108 28 Muhammad Syakir Sula, Op.Cit., hal. 311
39
oleh nasabah kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan
kontrak asuransi yang telah disepakati bersama. Unsur premi yang
ada pada asuransi jiwa syariah dan asuransi umum syariah akan
berbeda karena dalam asuransi jiwa syariah terdapat dua unsur
premi yaitu dana tabungan dan dana tabarru‟, sedangkan pada
asuransi umum hanya ada dana tabarru‟ pada premi yang
dibayarkan oleh peserta.
Premi dalam asuransi syariah dikenal sebagai dana
kepesertaan yang penentuan tarifnya berdasarkan faktor-faktor,
berikut ini, yaitu29 :
1. Tabel Mortalitas
2. Asumsi bagi hasil (mudharabah)
3. Biaya-biaya asuransi yang adil dan tidak mendzalimi peserta
6. Klaim
Klaim merupakan pengajuan hak yang dilakukan oleh
tertanggung kepada penanggung untuk mendapatkan haknya berupa
pertanggungan atas kerugian berdasarkan perjanjian atau akad yang
telah dibuat atau dengan kata lain klaim merupakan proses
pengajuan oleh peserta untuk mendapatkan pertanggungan setelah
tertanggung melaksanakan seluruh kewajibannya kepada
penanggung yaitu berupa penyelesaian pembayaran premi sesuai
dengan kesepakatan sebelumnya.30
Pembayaran klaim dalam asuransi syariah diambil dari dana
Tabarru‟ semua peserta dan hasil investasi. Perusahaan sebagai
Mudharib berkewajib untuk menyelesaikan proses klaim secara
tepat, cepat dan efisien sesuai dengan amanah yang diterimanya.
Sebagaiman firman Allah Swt., dalam surat Al-Anfaal ayat 27 :
29 Abdullah Amrin, Op.Cit., hal. 157 30
Ibid., hal. 197
40
تكم وأنتم تعلمون ن سول وتخونوا أم وٱلر أها ٱلذن ءامنوا ل تخونوا ٱلل
Artinya:
―Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,
sedang kamu mengetahui‖ (QS. Al Anfaal: 27)
Perusahaan asuransi syariah di dalam menyelesaikan Klaim
berupa kerusakan atau kerugian terhadap peserta dengan cara
mengacu pada akad kondisi dan kesepakatan yang tertulis dalam
polis, yaitu dengan dua pilihan:
a. Akan mengganti dengan uang tunai
b. Memperbaiki atau membangun ulang objek yang mengalami
kerusakan
Prosedur penyelesaian klaim terdiri dari :
a. Pemberitahuan Klaim
b. Bukti Klaim
c. Penyelidikan
d. Penyelesaian klaim
7. Hasil Investasi
a. Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang31. Investasi
juga didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk
digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu
yang tertentu32.
31 Eduardus. Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), hal. 3 32 H.M Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 3. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2003), hal.5
41
Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset,
baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan
akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan
nilai di masa mendatang. Investasi keuangan adalah
menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan
akan meningkat nilainya di masa mendatang33.
Investasi keuangan syariah dapat berkaitan dengan
kegiatan perdagangan atau kegiatan usaha, di mana kegiatan
usaha dapat berbentuk usaha yang berkaitan dengan suatu
produk atau aset maupun usaha jasa. Namun, investasi
keuangan menurut syariah harus terkait secara langsung dengan
suatu asset atau kegiatan usaha yang spesifik dan menghasilkan
manfaat, karena hanya atas manfaat tersebut dapat dilakukan
bagi hasil34.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil investasi adalah keuntungan yang diperoleh
sehubungan dengan kegiatan investasi yang dilakukan dengan
menanamkan atau mnempatkan aset baik berupa dana maupun
harta. Keuntungan tersebut dibagi pada pemilik dana dan
pengelola dana sesuai nisbah atau bagi hasil yang telah
disepakati bersama. Pada asuransi syariah, hasil investasi
dibagikan kepada peserta asuransi sebagai pemilik dana dan
perusahaan asuransi sebagai pengelola dana.
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 51/DSN-
MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah Musyarakah pada
Asuransi Syariah memutuskan bahwa pembagian hasil investasi
dapat dilakukan dengan salah satu alternatif sebagai berikut:
33 Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah Di Pasar Modal (Pandangan Praktisi). Jakarta: Modal Publications, 2003), hal. 45 34 Muhammad Syakir Sula, Op.Cit., hal. 359
42
Alternatif I:
1. Hasil investasi dibagi antara perusahaan asuransi (sebagai
mudharib) dengan peserta (sebagai shahibul mal) sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
2. Bagian hasil investasi sesudah disisihkan untuk perusahaan
asuransi (sebagai mudharib) dibagi antara perusahaan
asuransi (sebagai musytarik) dengan para peserta sesuai
dengan porsi modal atau dana masing-masing.
Alternatif II:
Hasil investasi dibagi secara proporsional antara perusahaan
asuransi (sebagai musytarik) dengan peserta berdasarkan porsi
modal atau dana masing-masing.
1. Bagian hasil investasi sesudah disisihkan untuk perusahaan
asuransi (sebagai musytarik) dibagi antara perusahaan
asuransi sebagai mudharib dengan peserta sesuai dengan
nisbah yang disepakati.
b. Prinsip Dasar Investasi
Prinsip dasar investasi asuransi syariah adalah bahwa
perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan
investasi terhadap dana yang terkumpul dari peserta yang
dimaksud harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah35.
Investasi bagi umat Islam berarti menanamkan sejumlah dana
pada sektor tertentu (sektor keuangan ataupun sektor riil) pada
waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan
(expected return). Keuntungan dalam pandangan Islam memiliki
aspek yang holistik diantaranya:
35Ibid., hal. 362
43
1. Aspek material atau finansial; artinya suatu bentuk investasi
hendaknya menghasilkan manfaat finansial yang kompetitif
dibandingkan dengan bentuk investasi lainnya.
2. Aspek kehalalan; artinya suatu bentuk investasi harus
terhindar dari bidang maupun prosedur yang syubhat
dan/atau haram.
3. Aspek sosial dan lingkungan; artinya suatu bentuk investasi
hendaknya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat
banyak dan lingkungan sekitar.
4. Aspek pengharapan kepada ridha Allah; artinya suatu bentuk
investasi tertentu itu dipilih adalah dalam rangka mencapai
ridha Allah. Kesadaran adanya kehidupan abadi menjadi
panduan bagi ketiga aspek di atas. Dengan demikian,
portabilitas usaha harus dipandang sebagai sesuatu yang
berkesinambungan sampai dengan kehidupan di alam baqa.
c. Instrumen Investasi pada Asuransi Syariah
Pada asuransi syariah, dalam menginvestasikan dana
harus sesuai dengan syariah Islam yaitu dengan cara
menghilangkan sama sekali kemungkinan terjadi unsur gharar
(ketidakpastian), maisir (judi), dan riba. Instrumen investasi pada
asuransi syariah di Indonesia yang sudah ada saat ini adalah
sebagai berikut36:
1. Investasi ke bank-bank umum syariah
2. Investasi ke bank umum yang memiliki cabang syariah
3. Investasi ke Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan
Baitul Mal wat Tamwil (BMT)
36 Ibid., hal. 380
44
4. Investasi langsung ke perusahaan-perusahaan yang tidak
menjual barang-barang haram atau maksiat dengan sistem
mudharabah, wakalah, wadiah, dan sebagainya.
5. Investasi ke lembaga keuangan syariah lainnya, seperti
reksadana syariah, modal ventura syariah, leasing syariah,
pegadaian syariah, obligasi syariah di BEI, koperasi syariah,
dan sebagainya.
Dalam KMK No 424 Tahun 2003, investasi yang
diperbolehkan untuk asuransi syariah adalah sebagai berikut:
1. Deposito berjangka
2. Saham pada BEI
3. Obligasi dengan rating terendah A
4. Surat berharga yang diterbitkan pemerintah/BI
5. Unit penyertaan reksadana
6. Penyertaan langsung
7. Bangunan dengan strata title
8. Pinjaman polis
9. Pebiayaan tanah dan atau bangunan, kendaraan dan barang
modal dengan skema murabahah
10. Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah.
B. KERANGKA BERPIKIR
1. Pengaruh Pendapatan Premi terhadap Cadangan Dana
Tabarru‟.
Premi merupakan pembayaran sejumlah uang yang
dilakukan pihak tertanggung kepada penanggung untuk
mengganti suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan akibat timbulnya perjanjian atas
pemindahan risiko dari tertanggung kepada penanggung
(transfer of risk). Premi sebagai salah satu sumber pendanaan
45
dan pendapatan perusahaan asuransi syariah merupakan faktor
yang penting untuk menjaga eksistensi perusahaannya.
Supiyanto dalam Syafriani mengatakan bahwa semakin
banyak polis asuransi yang terjual kepada nasabah maka
pendapatan premi asuransi yang akan diperoleh perusahaan
akan semakin meningkat. Pendapatan premi yang diperoleh
perusahaan asuransi diharapkan dapat meningkatkan surprlus
underwriting cadangan dana tabarru‟.37
Asuransi syariah menyiapkan rekening khusus sebagai
rekening dana tolong-menolong atau rekening tabarru‟ yang
telah diniatkan (diakadkan) secara ikhlas setiap peserta masuk
asuransi syariah. Oleh karena itu, dalam mekanisme dana di
asuransi syariah, premi yang dibayarkan peserta dibagi dalam
dua rekening, yaitu rekening peserta dan rekening tabarru‟. Pada
rekening tabarru‘ inilah ditampung semua dana peserta sebagai
dana tolong menolong atau dana kebajikan.38
Karwati dalam penelitian berjudul Metode Alokasi Surplus
Underwriting Dana Tabarru‟ pada Asuransi Kerugian Syariah
pada Unit Syariah PT. Asuransi Bumiputera Muda 1967.39 Dari
hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kenaikan surplus
terjadi karena adanya peningkatan pendapatan pada kontribusi
penutupan tidak langsung pada perusahaan, sehingga ketika
nilai kontribusi peserta naik, maka nilai suprlus underwriting
cadangan dana tabarru‟ juga naik.
Arief Fadlullah menyatakan dalam penelitiannya bahwa
pendapatan premi berpengaruh secara signifikan positif terhadap
variabel cadangan dana tabarru‟ dengan nilai koefisien regresi
37
Dewi Syafriani, “Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi, Klaim dan Underwriting terhadap Cadangan Dana Tabarru’, Thesis, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2019 38
Muhammad Syakir Sula,. Op.Cit, hal. 175 39
Euis Lia Karwati, “Metode Alokasi Suprlus Underwritiing Dana Tabarru’pada Asuransi Kerugian”, Program Studi Muamalat UIN Syarif Hidayatullah, 2011
46
variabel pendapatan premi sebesar 36,702 dan hal ini sesuai
dengan hipotesa awal. Kenaikan variabel pendapatan
premiakan mengakibatkan kenaikan terhadap cadangan dana
tabarru‟ Sinarmas Syariah.40
2. Pengaruh Hasil Investasi terhadap Cadangan Dana Tabarru‟.
Profesor Ali Mustafa Ya‘qub mengatakan bahwa salah satu
bentuk pengelolaan dana asuransi yang paling dominan adalah
menginvestasikan dana yang terkumpul dari premi41. Asuransi
syariah meninvestasikan dana tabarru‟ yang terkumpul dari
kontribusi peserta, kepada instrumen investasi yang dibenarkan
oleh syara‘. Kumpulan dana yang telah diinvestasikan tersebut
akan dikurangi biaya-biaya operasional yang selanjutkan akan
didapat surplus (profit)42.
Hasil investasi merupakan keuntungan yang diterima
perusahaan dalam mengelola dana tabarru‘setelah dikurangi
beban pengelolaan portofolio investasi43. Surplus underwriting
berasal dari dana tabarru‘ setelah dikurangi dengan biaya
reasuransi dan klaim.44 Ketika perusahaan mendapatkan hasil
investasi yang tinggi maka cadangan dana tabarru‘ akan
semakin meningkat.
3. Pengaruh Klaim terhadap Cadangan Dana Tabarru‟
Pada asuransi syariah sumber pembayaran klaim diperoleh
dari rekening tabarru‟. Yaitu, rekening dana tolong menolong dari
40
Arief Fadlullah, “Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil Investasi terhadap Cadangan Dana Tabarru’ (Studi pada PT Asuransi Sinarmas Syariah), Program Studi Ekonomi Islam, UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta, 2014 41
Muhammad Syakit Sula, Op.Cit, hal 378 42
Ibid., hal. 249 43
Laras Mutiara Sari, “Pengaruh Pendapatan Premi, Klaim dan Hasil Investasi terhadap Hasil Underwriting dan Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah periode 2013-2016”, UIN Syarig Hidayatullah: Jakarta: 2018 44
Muhammad Syakir Sula., Op.Cit, hal 249
47
seluruh peserta, yang sejak awal sudah diakadkan dengan ikhlas
oleh peserta untuk keperluan saudara-saudaranya apabila ada
yang ditakdirkan Allah meninggal dunia atau mendapat musibah
kerugian materi, kecelakaan, dan sebagainya.45
Klaim diatur dalam PSAK 108, secara teori klaim
merupakan hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh
perusahaan asuransi sesuai dengan akad yang telah disepakati
pada awal perjanjian. Klaim merupakan pengurang dari dana
tabarru‟. Sehingga ketika jumlah klaim meningkat maka surplus
underwriting menurun dan begitu pula sebaliknya ketika jumlah
klaim sedikit akan meningkatkan surplus underwriting dana
tabarru‟.
Humaidi dalam penelitian berjudul Mekanisme
Pendistribusian Surplus underwriting pada Peserta Asuransi
Kebakaran studi pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967 unit syariah. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa perusahaan asuransi syariah memperoleh surplus
underwriting dari hasil pendapatan premi di kurangi dengan beban
underwriting. Beban underwriting merupakan beban klaim yang
harus ditanggung oleh perusahaan asuransi syariah. Sehingga
ketika nilai klaim naik, maka nilai surplus underwriting dana
tabarru‟ akan menurun, begitu juga dengan cadangan dana
tabarru‟.
4. Pengaruh Pendapatan Premi, Klaim dan Hasil Investasi terhadap
Cadangan Dana Tabarru‟
Dalam PSAK No. 108 menjelaskan beberapa pernyataan
tentang akuntansi transaksi asuransi syariah, diantaranya: (1)
Kontribusi dari peserta diakui sebagai bagian dari dana tabarru‟
dalam dana peserta, (2) Dana tabarru‟ juga dibentuk dari hasil
investasi. Hasil investasi dana tabarru‟ seluruhnya menjadi
45
Muhammad Syakir Sula., Op.Cit, hal. 315
48
penambah dana tabarru‟; atau sebagian menjadi penambah dana
tabarru‟ dan sebagian lainnya untuk entitas pengelola sesuai
dengan akad yang di sepakati, dan (3) Pembayaran manfaat
asuransi/klaim berasal dari dana peserta kolektif (dana tabarru‟)
dimana resiko ditanggung secara bersama antara peserta
asuransi. Surplus underwriting pada perusahaan umum syariah
berasal dari dana tabarru‟ peserta yang kemudian akan
dialokasikan ke dalam cadanan dana tabarru‟.
Pada pernyataan di atas menjelaskan bahwa kontribusi
peserta dan hasil investasi merupakan bagian dari dana tabarru‟.
Selain itu pembayaran klaim kepada peserta asuransi diambil dari
dana tabarru‟. Jadi, kontribusi peserta, klaim dan hasil investasi
memiliki hubungan terhadap dana tabarru‟.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
Hasil Investasi
Premi
Klaim
Cadangan Dana Tabarru‟
49
H1 : Pendapatan premi, hasil investasi dan klaim secara simultan
berpengaruh terhadap cadangan dana tabarru‟
H2 : Pendapatan premi berpengaruh terhadap cadangan dana
tabarru‟
H3 : Hasil Investasi berpengaruh terhadap cadangan dana
tabarru‟
H4 : Klaim berpengaruh terhadap cadangan dana tabarru‟
D. PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian ini mengacu kepada penelitian terdahulu yang
dimana permasalahan-permasalahan pada penelitian-penelitian
sebelumnya berkaitan dengan penelitian di bawah ini. Dibawah ini
terdapat beberapa penelitian terdahulu yang digunakan peneliti
sebagai acuan atau landasan yang berkaitan dengan permasalahan
pada penelitian ini, antara lain:
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
1 Humaidi
Mekanisme Pendistribusian Surplus Underwriting kepada Peserta Asuransi Kebakaran (Studi pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Syariah)
Hasil penelitian ini berisi tentang mekaisme penditribusian surplus underwriting yang ada pada PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Syariah, yang mana pengalokasian surplus underwriting diprioritaskan untuk cadangan dana tabarru‟. Penelitian ini juga membahas tentang mekanisme pendistribusian surplus underwriting kepada peserta
50
asuransi di PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Syariah.
2 Nurcahya
Analisis Pengaruh Kontribusi Bruto, Reasuransi, Pembayaran Klaim, dan Pendapatan Investasi Netto terhadap Surplus (defisit) Underwriting dana Tabarru‟ pada perusahaan asuransi Jiwa Syariah di Indonesia.
Variabel kontribusi bruto berpengaruh positif dan signifikan, variabel reasuransi berpengaruh positif dan signifikan, variabel klaim berpengaruh negatif dan signifikan, dan variable hasil investasi neto berpengaruh positif dan signifikan terhadap surplus (defisit) underwriting dana tabarru‟ pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia dengan nilai R Square sebesar 0,971. Artinya, sebesar 97,1 % variabel bebas dapat mempengaruhi variabel depedennya sedangkan sisanya sebesar 2,9% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini
3 Fadlullah
pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru‟ studi pada PT Sinarmas Syariah
Hasil penelitian, variabel independen secara simultan memiliki pengaruh terhadap cadangan dana tabarru‟. Dengan hasil pengujian
51
menghasilkan nilai R-Square sebesar 0,988 yang artinya cadangan dana tabarru‟ sebesar 98,8% dijelaskan oleh premi dan hasil investasi dan 0,2% dijelaskan oleh variable lain.
4 Al Torik Supiyanto
Pengaruh Pendapatan Premi Dan Hasil Investasi Terhadap Cadangan Dana Tabarru‟ Pada Perusahaan Asuransi Syariah Di Indonesia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terdapat pengaruh positif dan signifikan Pendapatan Premi terhadap Cadangan Dana Tabarru‟ dan terdapat pengaruh positif dan signifikan Hasil Investasi terhadap Cadangan Dana Tabarru‟. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Pendapatan Premi dan Hasil Investasi secara bersama-sama terhadap Cadangan Dana Tabarru
5 Sulma Safinatus Shofiyah
Pengaruh Pendapatan Premi, Klaim Dan Hasil Investasi Terhadap Cadangan Dana Tabarru‟ Pada Perusahaan Asuransi Syariah Di
Hasil penelitian menunjukan Pendapatan Premi, Klaim dan Hasil Investasi berpengaruh positif signifikan terhadap Cadangan Dana Tabarru‟. Pendapatan Premi, Klaim dan
52
Indonesia
Hasil Investasi mampu menjelaskan cadangan dana tabarru‟ sebesar 91.13% sedangkan sisanya sebesar 8.87% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini. Karena, secara bersama-sama besarnya nilai pendapatan premi, klaim dan hasil investasi mempunyai pengaruh terhadap besarnya nilai cadangan dana tabarru‟
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu46. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan dari metode deskriptif ini
yaitu membuat suatu uraian sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan hubungan antara
variabel yang terdapat didalamnya. Penelitian ini juga menekankan
analisisnya pada data-data numerik (angka) yang diolah dengan
menggunakan metode statistika.
Metode deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, sistem pemikirian
maupun suatu peristiwa pada masa lalu dan sekarang. Tujuannya untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
aktual mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Sedangkan metode penelitian kuantitatif merupakan metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat politivisme yang digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:Alfabeta-Bandung, 2016), hal. 2
54
menggunakan instrumen penelitian, analisis bersifat kuantitati atau
statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Studi ini
dilakukan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana pengaruh
pendapatan premi, hasil investasi dan klaim terhadap cadangan dana
tabarru‟ periode 2012-2017 menggunakan metode regresi data panel.
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan asuransi jiwa syariah
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Perusahaan yang terdaftar
sebanyak 24 perusahaan. Periode penelitian menggunakan data laporan
keuangan perusahaan tahun 2012-2017.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi47. Metode penarikan sampel menggunakan purposive
sampling dimana populasi dengan kriteria sampel tertentu sesuai dengan
yang di kehendaki peneliti. Kriteria sampel ini adalah:
1. Perusahaan asuransi jiwa dan unit syariah yang terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
2. Perusahaan asuransi syariah yang menerbitkan laporan keuangan
periode 2012-2017.
47
Ibid., hal. 81
55
Berdasarkan karakteristik pemilihan sampel, maka dapat rumuskan
dalam tabel 3.1:
Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel
No Purposive Sampling Jumlah
1. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
24
2. Dikurangi Jumlah perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan periode 2012-2017
8
Jumlah 17
Berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan diperoleh sampel
sebanyak 17 perusahaan. Perusahaan yang di jadikan sampel penelitian
dapat dilihat pada tabel 3.2:
Tabel 3.2 Sampel penelitian
NO Nama perusahaan Kode
1 Asuransi Jiwa Bersama Bumiputra 1912 BPR
2 PT AIA Finance AIA
3 PT Asuransi Allianz Life Indonesia ALZ
4 Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera BRI
5 PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya CAR
6 Asuransi Sinar Mas MSIG SMS
7 PT AXA Financial Indonesia AXA
8 PT Painin Daichi Life PNI
9 PT Prudential Life Assurance PRU
10 PT Sun Life Financial Indonesia SLF
11 PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia TML
12 PT ACE Life Assurance ACE
13 PT Asuransi Takaful Keluarga TKF
56
14 PT Asuransi Jiwa Syariah Al Amin AMN
15 PT Asuransi Jiwa Syarah Amanah Ghiri
Artha GRT
16 PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi JMA
17 PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia SKI
C. Teknik Pengumpulan Data
Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
pengamatan terhadap laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa
syariah yang terdaftar Otoritas Jasa Keuangan periode tahun 2012-2017,
yang peneliti dapatkan pada website resmi masing-masing perusahaan.
D. Jenis dan Sumber Data
Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data melainkan melalui perantara, misalnya lewat
orang lain atau dokumen. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumentasi)
yang dipublikasikan dan yang tidak di publikasikan.
Data yang digunakan penelitian ini adalah data keuangan publikasi
tahunan lengkap per 31 desember selama tahun 2012-2017 yang
digunakan untuk menghitung pendapatan premi, hasil investasi, klaim
dan cadangan dana tabarru‟.
57
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder untuk keseluruhan
variabel, yaitu Pendapatan Premi, Hasil Investasi, Klaim dan Cadangan
Dana Tabarru‟. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga
sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan
sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan
metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik48.
Analisis kuantitatif dapat dipergunakan untuk membantu
memecahkan masalah dengan alat bantu yang berhubungan dengan
statistik dan matematika sehingga keputusan yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dapat disimpulkan bahwa analisis
kuantitatif adalah analisis data yang menggunakan angka-angka dan
perhitungan statistik untuk menguji suatu hipotesis dengan bantuan alat
analisis.
Untuk mempermudah dalam menganalisis data, metode analisis
yang digunakan adalah model analisis regresi panel data dengan bantuan
software Eviews versi 11, dan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari
masing-masing koefisien regresi variabel independen terhadap variabel
dependen. Metode analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), hal. 7
58
adalah statistik deskriptif, analisis regresi data panel, uji t, uji f dan uji
koefisien determinasi R².
Berikut ini adalah tahapan analisis data :
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen)49. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut :
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel
independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas.
Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi
dua atau lebih variabel independen.
3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflaction factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
49
Imam Ghozali, Aplikasi analisis multivariate dengan program ibm spss19 Edisi 5 (Semarang:Badan Penerbit Undip, 2005), hal. 105
59
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian
sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen
(terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
1 / Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama
dengan nilai VIF ≥ 10.
b. Uji Heteroskedasdisitas
Uji heterodastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau
tidak terjadi Heteroskedastisitas50. Pengujian dilakukan dengan
uji Glejser yaitu dengan meregres variabel independen terhadap
absolute residual. Jika variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabe dependen, maka ada indikasi
terjadi Heteroskedastisitas.
Kriteria yang biasa digunakan untuk menyatakan apakah
terjadi heterokdastisitas atau tidak diantara data pengamatan
dapat dijelaskan dengan menggunakan koefisien signifikansi.
Koefisien signifikansi harus dibandingkan dengan tingkat
signifikansi yang ditetapkan sebelumnya (α = 5%). Apabila
koefisien signifikansi (nilai probabilitas) lebih besar dari tingkat
signifikansi yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas.
50
Ibid, 139
60
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual terdistribusi
normal.51 Untuk menguji normalitas, penelitian ini menggunakan
Kolmogorov-Smirnov. Kriteria penilaian uji ini adalah jika
signifikansi hasil perhitungan data (sig) > 5%, maka data
berdistribusi normal dan jika signifikansi hasil perhitungan data
(Sig) < 5% maka data tidak berdistribusi normal.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1
(sebelumnya)52. Secara harfiah autokorelasi berarti adanya
korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain
yang berlainan waktu53. Autokerelasi sering dikenal dengan
nama korelasi serial dan sering ditemukan pada data serial
waktu (time series). Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas autokorelasi. Alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi
adanya autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan tes
Durbin Watson (D-W).
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H0 (tidak adanya autokorelasi, r = 0) dan,
Ha (ada autokorelasi, r≠0).
51
Ibid., hal 160 52
Ibid., hal 110 53
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantardan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2018), hal. 137
61
Tabel 3.3
Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi54
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada
autokorelasi positif
Tolak 0 < d < dl
Tidak ada
autokorelasi positif
No desicion dl < d < du
Tidak ada korelasi
negatif
Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada korelasi
negatif
No desicion 4-du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada
autokorelasi, positif
atau negatif
Tidak ditolak du < d < 4-du
2. Analisis Regresi Data Panel
Data panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data
time series dan cross-section55. Data time series adalah data yang
dikumpulkan pada waktu dan periode tertentu yang berurutan atau
berseri56. Sedangkan data cross section merupakan data yang
dikumpulkan pada waktu dan periode tertentu57.
Data dengan karakteristik panel adalah data yang berstruktur
urut waktu sekaligus cross section. Data semacam ini dapat diperoleh
misalnya dengan mengamati serangkaian observasi cross section
(antarindividu) pada suatu periode tertentu. Data semacam ini memiliki 54
Imam Ghozali, Op, Cit., hal. 111 55
Agus Widarjono, Op.Cit., hal. 56
Setyo Tri Wahyudi, Konsep dan Ekonomterika menggunakan E-Views (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hal. 14 57
Ibid., hal. 13
62
keunggulan terutama karena bersifat robust terhadap beberapa tipe
pelanggaran asumsi Gauss Markov, yakni heterokedastisitas dan
normalitas58. Di samping itu, dengan perlakuan tertentu struktur data
seperti ini dapat diharapkan untuk memberikan informasi yang lebih
banyak (high informational content). Suatu aspek yang sangat
diinginkan bagi penelitian empiris yang bernilai tinggi.
Permodelan dengan menggunakan teknik regresi data panel
dapat dilakukan dengan tiga pendekatan alternatif metode
pengolahannya yaitu, metode Common effect (pooled least square),
metode Fixed Effect (FE), dan metode Random Effect (RE).
a. Metode Common effect
Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data
paneladalah hanya dengan mengkombinasikan data time series
dan cross section. Dengan hanya menggabungkan data tersebut
tanpa melihat perbedaan antar waktu dan individu maka kita bisa
menggunakan metode OLS untuk mengestimasi model data panel.
Metode ini dikenal dengan estimasi Common Effect59.
b. Metode Fixed Effect
Model yang mengasumsikan adanya perbedaan intersep di dalam
persamaan dikenal dengan model regresi Fixed Effect. Teknik
model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel untukk
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya 58
Moch. Deddy Ariefianto, Ekonometriks esensi dan aplikasi dengan menggunakan Eviews (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), hal 148 59
Agus Widarjono, Op, Cit., hal. 365
63
perbedaan intersep60. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya
perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama
antar waktu (time invariant). Di samping itu, model ini juga
mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar
perusahaan dan antar waktu.
c. Metode Random Effect
Metode yang akan mengestimasi data panel di mana variabel
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar
individu. Tenik yang digunakan dalam Metode Random Effect
adalah dengan menambahkan variabel gangguan (error terms)
yang mungkin saja akan muncul pada hubungan antar waktu dan
antar kabupaten/kota. Teknik metode OLS tidak dapat digunakan
untuk mendapatkan estimator yang efisien, sehingga lebih tepat
untuk menggunakan Metode Generalized Least Square (GLS).
Untuk menguji permodelan regresi data panel ketiga estimasi
model regresi dengan melakukan Uji Chow, Uji Hausman dan Uji Lagyang
ditujukan untuk menentukan apakah model data panel dapat diregresi
dengan metode Common Effect, metode Fixed Effect, atau metode
Random Effect.
60
Ibid., hal. 367
64
a. Uji Chow adalah pengujian yang dilakukan untuk memilih model
pooled least square atau fixed effect model yang akan digunakan.
Hipotesis yang digunakan yaitu:
Ho = Pooled Least Square
= Fixed Effect model
Dasar penolakan terhadap Ho adalah dengan membandingkan F
statistik dengan F tabel atau dengan melakukan perbandingan antara
nilai chi stastistic dengan F tabel. Uji Chow dapat dilakukakn dengan
Likelihood Ratio Test pada Eviews. Apabila hasil F statistik < F tabel
atau chi ststistic < chi table maka Ho diterima dan model yang
digunakan adalah common effect model.
b. Uji Hausman digunakan untuk memilih akan menggunakan model
fixed effect atau model random effect. Hipotesis yang digunakan yaitu:
Ho = Random Effect Model
= Fixed Effect Model
Dasar penolakan Ho menggunakan pertimbangan statistik chi square.
Pegujian Hausman dapat dilakukan dengan bahasa pemrograman
Eviews yaitu Hausman test. Jika nilai Hausman > chi table maka Ho
ditolak dan metode yang digunakan adalah fixed effect model. Apabila
Hausman < chi table maka Ho di terima dan metode yang digunakan
adalah random effect model.
65
Dalam penelitian ini variabel independen adalah pendapatan premi,
hasil investasi dan klaim serta variabel dependen adalah cadangan dana
tabarru‟.
Adapun model regresi data panel sebagai berikut :
Keterangan :
adalah cadangan dana tabarru‟
⍺ adalah konstanta
𝜷I , 𝜷2, 𝜷3 , 𝜷4 adalah koefisien variabel
adalah pendapatan premi
adalah hasil investasi
adalah klaim
adalah residual of error
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah uji yang digunakan untuk menganalisis
pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen yang
diajukan dalam hipotesis penelitian.
Uji F atau Uji Simultan
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.
66
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter
dalam model sama dengan nol, atau hipotesis alternatifnya ( ) tidak
semua parameter secara simultan sama dengan nol.
Merumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif ( ):
a. Ho : βi = β1 = β2 = β3 = 0 = tidak terdapat pengaruh signifikan
pendapatan premi, hasil investasi dan klaim terhadap cadangan dana
tabarru‟
b. : βi ≠ β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 = terdapat pengaruh signifikan
pendapatan premi, hasil investasi dan klaim terhadap cadangan dana
tabarru‟
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji F. Hasil F hitung akan
dibandingkan dengan F tabel dengan α = 5%, jika:
a. F hitung > F tabel maka seluruh variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. F hitung < F tabel maka seluruh variabel independen secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji t atau Uji Parsial
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel
dependen secara parsial. Adapun hipotesis yang dirumuskan sebagai
berikut:
Ho =
67
= ≠ 0
Artinya:
Ho = Tidak terdapat pengaruh secara parsial dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
= Terdapat pengaruh secara parsial dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan uji t , yaitu dengan membandingka t tabel dan
t hitung dengan α = 5%, jika:
a. t hitung > t tabel maka variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. t hitung < t tabel makavariabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai dari R2
berkisar dari 0 - 1 atau 0% – 100%. Semakin mendekati nilai 1 atau 100%
maka semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
Banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai
adjusted R2, hal ini dikarenakan kelemahan mendasar penggunaan
68
koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen
yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2011). Disamping itu, karena dalam penelitian ini menggunakan
lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai
adjusted R2.
F. Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini
menggunakan dua tipe variabel yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Cadangan
Dana Tabarru‟ sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah
Pendapatan Premi dan Hasil Investasi. Berikut ini penjelasan dari masing-
masing variabel dalam penelitian ini :
1. Variabel Dependen/Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas61. Di dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah cadangan dana
tabarru‟. Cadangan dana tabarru‟ adalah cadangan yang berasal
dari surplus underwriting yang tidak dibagikan kepada peserta dan
kepada entitas asuransi syariah. Indikator dalam Cadangan Dana
Tabarru‟ adalah selisih yang terjadi antara surplus underwriting
dengan surplus underwriting yang didistribusikan ke peserta dan
pengelola.
61
Ibid., hal. 39
69
2. Variabel Independen/Bebas (X)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent62. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Berikut variabel independen
dalam penelitian ini:
a. Pendapatan Premi
Pendapatan premi (X1) adalah sejumlah dana yang diterima
perusahaan dari kontribusi yang dibayarkan nasabah setelah
dikurangi ujrah (fee) dan biaya pengelolaan lainnya. Pendapatan
premi dalam penelitian ini adalah pendapatan premi bruto yang
terdapat pada data sekunder laporan surplus (defisit)
underwriting dana tabarru‟ pada perusahaan asuransi syariah.
b. Hasil Investasi
Hasil Investasi (X2) adalah keuntungan yang diterima
perusahaan dalam mengelola dana tabarru‟ setelah dikurangi
dengan beban pengeloaan portofolio investasi. Dalam penelitian
ini besaran hasil investasi setiap periode dapat dilihat langsung
dari data sekunder laporan surplus (defisit) underwriting dana
tabarru‟ pada perusahaan asuransi syariah.
c. Klaim (X3)
Klaim adalah aplikasi oleh peserta untuk memperoleh
pertanggungan atas kerugiannya yang tersedia berdasarkan
perjanjian. Klaim adalah proses yang mana peserta dapat
memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian tersebut. Dalam
penelitian ini besaran hasil investasi setiap periode dapat dilihat
langsung dari data sekunder laporan surplus (defisit)
underwriting dana tabarru‟ pada perusahaan asuransi syariah.
62
Ibid., hal. 39
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar
dalam Otoritas Jasa Keuangan Indonesia selama periode pengamatan
dimulai dari tahun 2012 sampai dengan 2017. Pemilihan sampel data
dilakukan secara purposive sampling berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan. Perusahaan asuransi jiwa syariah yang memenuhi kriteria
sampel adalah sebanyak 17 perusahaan dari 24 perusahaan asuransi jiwa
syariah di Indonesia.
Data yang di analisis meliputi laporan keuangan tahunan untuk
mengetahui pendapatan premi, hasil investasi, klaim dan cadangan dana
tabarru‟. Data tersebut diperoleh dari situs resmi masing-masing
perusahaan untuk tahun periode 2012-2017.
Berikut profil tentang 17 perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini :
1. Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912
PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera bermula dari Unit Usaha
Syariah (UUS) Asuransi Jiwa Bersama Bumi putera 1912 yang mulai
dibentuk pada tahun 2002. Sejalan dengan pertumbuhan bisnis dan
guna semakin meningkatkan layanan kepada masyarakat. UUS AJB
Bumiputera 1912 menjadi entitas bisnis yang berdiri sendiri sebagai
PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera.
71
PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera resmi beroperasi (Spin
off) pada tanggal 5 September 2016 setelah mendapatkan izin usaha
di bidang asuransi jiwa dengan prinsip syariah dari Otoritas Jasa
Keuangan(OJK) dengan Nomor KEP74/D.05/2016. Berdirinya PT
Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera tidak terlepas dan strategi untuk
mengakselerasi usaha memperluas pangsa pasar asuransi jiwa
syariah dan memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat
Indonesia.
PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera lahir sebagai perusahaan
asuransi jiwa dengan jaringan yang cukup luas dengan 50 Kantor
Pemasaran Syariah (KPS) di 39 Kota dan didukung oleh lebih dari
3.000 tenaga pemasaran asuransi syariah yang berpengalaman.
Dengan mewarisi tradisi panjang sebuah perusahaan asuransi serta
pengalaman lebih dari 105 tahun. PT Asuransi Jiwa Syariah
Bumiputera memiliki kekuratan berkompetisi ditengah dinamika pasar
asuransi jiwa syariah yang terus tumbuh dari waktu kewaktu.
Visi
PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera menjadi perusahaan asuransi
jiwa syariah berkualitas kelas dunia (World Class Business)
berbasis Sharia Framework Governance (SFG) dan Good Corporate
Governance (GCG)
Misi
a. Menyediakan produk asuransi jiwa syariah yang berkualitas
berdasarkan kebutuhan masyarakat.
b. Menyediakan pelayanan yang unggul terhadap pelanggan internal
dan pelanggan eksternal melalui program kualitas kehidupan kerja
guna meningkatkan moral, produktivitas, potensi Sumber Daya
Insani dan profitabilitas.
72
Tata Nilai Perusahaan
a. Integrity adalah jujur, benar, dan konsisten dalam ucapan maupun
tindakan serta mematuhi segala ketentuan perusahaan.
Perilaku utama : Menunjukkan sikap jujur, kesatuan ucapan dan
tindakan, dan konsistensi dalam memegang teguh nilai-nilai Islami
serta taat pada ketentuan perusahaan.
b. Competency adalah bekerja berdasarkan keahlian profesional
yang senantiasa meningkat sesuai dengan perkembangan Industri
Asuransi Syariah di Indonesia.
Perilaku utama : Bersikap proaktif terlibat dalam proses
pembelajaran mandiri maupun bersama-sama secara terprogram
dan berkelanjutan, untuk memastikan pertumbuhan keahlian
profesional individu dan organisasi.
c. Trustworthy adalah suatu sikap amanah dalam bekerja sebagai
tim yang solid dan bersinergi untuk mencapai hasil terbaik bagi
perusahaan.
Perilaku utama: Mampu bekerja secara tim dan berperan aktif
memberikan nilai tambah positif bagi organisasi dalam memajukan
perusahaan serta mencapai visi dan misi perusahaan.
Budaya Perusahaan
Budaya PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera adalah cepat,
terukur dan fokus pada pencapaian target.
2. PT AIA Finance
PT AIA FINANCIAL (AIA) merupakan salah satu perusahaan
asuransi jiwa terkemuka di Indonesia dan merupakan perusahaan
asuransi jiwa yang terdaftar di dan diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan. Pada tahun 2009, PT AIG Life berubah nama menjadi PT
AIA FINANCIAL Berdasarkan surat nomor 042/LGL-AIGL/Srt/V/2009
tanggal 27 Mei 2009. dan sesuai Salinan Akta Pernyataan Keputusan
73
Pemegang Saham PT AIG Life nomor 35 tanggal 29 April 2009 yang
dibuat oleh notaris Merryana Suryana, SH dan disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU – 21773.AH.01.02 Tahun 2009
tanggal 19 Mei 2009 menyatakan bahwa surat Menteri Keunagan
nomor S-078/MK.5/2005 tanggal 1 Februari 2005 berlaku untuk nama
baru PT AIA FINANCIAL yang sebelum nya PT AIG Life
AIA di Indonesia merupakan anak perusahaan AIA Group. AIA
menawarkan berbagai produk asuransi, termasuk asuransi dengan
prinsip Syariah, yang meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan,
asuransi kecelakaan diri, asuransi yang dikaitkan dengan investasi,
program kesejahteraan karyawan, program pesangon, dan program
Dana Pensiun (DPLK). Produk-produk tersebut dipasarkan oleh lebih
dari 10.000 tenaga penjual berpengalaman dan profesional melalui
beragam jalur distribusi seperti keagenan, Bancassurance dan
Corporate Solutions (Pension & Employee Benefits).
Berdasarkan Laporan Kinerja Tahunan Asuransi Jiwa
Indonesia 2014 AIA menempati peringkat kedua perusahaan asuransi
jiwa di Indonesia dalam hal Total Weighted Premium Income (TWPI)
dengan pangsa pasar 10,3 persen. TWPI AIA tahun 2014 bertumbuh
sebesar 23 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp8,1 triliun. AIA
juga tercatat sebagai tiga besar perusahaan asuransi jiwa di Indonesia
untuk perolehan New Business Total Weighted Premium Income
(NBTWPI) dengan pangsa pasar 8,5 persen. AIA mencatat
pertumbuhan NBTWPI sebesar 10 persen menjadi Rp2,3 triliun di
2014.
74
3. Asuransi Allianz Life Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka
kantor perwakilan di tahun 1981. Pada tahun 1989, Allianz mendirikan
PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, perusahaan asuransi umum.
Kemudian, Allianz memasuki bisnis asuransi jiwa, kesehatan dan
dana pensiun dengan mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia
di tahun 1996. Di tahun 2006, Allianz Utama dan Allianz Life memulai
bisnis asuransi syariah.
Kini Allianz Indonesia didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan
dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan
mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari
7 juta tertanggung di Indonesia.
4. Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera
BRI Life didirikan oleh Dana Pensiun BRI tanggal 28 Oktober
1987, untuk memenuhi kebutuhan serta melengkapi pelayanan
kepada kredit Bank BRI. Dibuka untuk pertama kali kantor penjualan
untuk melayani tenaga penjualandi wilayah Jakarta dan Surabaya,
hingga menjangkau seluruh kota besar di Indonesia.
BRI Life meluaskan layanannya dengan membuka unit usaha
Asuransi Syariah disertai dengan kantor penjualan syariah pada
tanggal 21 Januari 2003. BRI Life diakuisisi oleh PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. BRI Life telah memiliki lebih dari 25 kantor
penjualandi wilayah Indonesia dengan menyediakan produk
konvensional dan syariah.
Visi BRI Life
75
Menjadi perusahaan asuransi jiwa yang terpercaya dan terkemuka.
Misi BRI Life
a. Melaksanakan bisnis asuransi jiwa secara profesional
b. Memberikan pelayanan primakepada nasabah melalui jaringan
kerja yang luas.
c. Memberikan nilai tambah kepada suluruh stakeholder
Nilai-nilai BRI Life
a. Integritas, kami profesional Asuransi yan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa bersikap jujur, dapat dipercaya,
menjaga nama baik perusahaan, mematuhi kode etik yang berlaku
dan memiliki komitmen yang tingggi dalam melaksanakantugas
secara baik dan benar.
b. Profesionalisme, kami profesional Asuransiyang memiliki
kompetensi, bertanggung jawab dan berorientasi ke masa depan
untuk menjaga pertumbuhan usaha yang sehat dan
berkesinambungan. Karena itu kami selalu berupaya meningkatkan
kemampuan, pengetahuan dan berupaya untuk menjalin hubungan
baik.
c. Kepuasan nasabah dan pekerja, kami profesional Asuransi
meyakini bahwa kepuasan nasabah dan pekerja menjadi hal yang
sangat berpengaruh bagi kesuksesan BRI Life. Karena itu kami
harus memenuhi kebutuhan dan memuaskan nasabahdengan
memberikan pelayanan yang terbaik, mengutamakan nasabah
76
dengan tetap memperhatikan kepentingan perusahaan serta
mengutamakan kesejahteraan Pekerja.
d. Kerjasama, kami profesional asuransi meyakini dalam pencapaian
keberhasilan BRI Life tidak luput dari peran penting seluruh insan
BRI Life, berkat kerja sama yang baik, konsistensi, komitmen dan
menciptakan komunikasi yang efektif. Karena itu kami harus saling
memahami keberagaman karakter dan menghilangkan ego individu
demi tercapainya kepentingan Perusahaan.
e. Keteladanan, kami profesional asuransi yang menjunjung tinggi
norma dan etika serta sebagai panutan yang bertindak adil, tegas
dan berjiwa besar, karena itu kami selalu menjadi contoh yang baik
bagi lingkungan dan tidak memberikan toleransi terhadap segala
tindakan yang tidak memberikan keteladanan.
5. PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya
PT AJ Central Asia Raya (CAR Life Insurance) didirikan
tanggal 30 April 1975 berdasarkan Akta Notaris Ridwan Suselo no.
357, dengan modal Rp 500 juta dan disahkan dengan Surat
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.Y.A.5/450/6
Tanggal 9 Desember 1975. CAR pertama kali mendapat izin usaha
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.KEP.492/DJM/III-5/11/1975 Tanggal 15 November 1975. Setelah
beberapa kali perpanjangan perijinan usaha, secara tetap dan tanpa
batas Perusahaan mendapat izin usaha perasuransian dari
Kementerian Keuangan R.I. Nomor: KEP-013/KM.13/1987, tanggal 18
Desember 1987. Perusahaan memiliki Unit Usaha Syariah
77
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan R.I. nomor, nomor: KEP-
070/KM.10/2007 tanggal 5 April 2007. Perusahaan juga merupakan
pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Central Asia Raya (DPLK
CAR) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan R.I. nomor KEP-
183/KM.17/1995, tanggal 4 Juli 1995.
Sejak didirikan, Para Pendiri, seluruh Pemegang Saham,
Dewan Komisaris dan Direksi telah berkomitmen untuk menjadikan
Perseroan sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa yang
terkemuka di Indonesia dan memberikan layanan yang tinggi. Banyak
kemajuan dan prestasi yang telah dicapai CAR. Kemajuan dan
pencapaian tersebut dapat diukur, kemudian disajikan dalam bentuk
grafik dan dilaporkan dalam laporan keuangan CAR.
Tahun 2018 perseroan memiliki kekayaan lebih dari Rp 6,8
trilyun, dengan risk based capital (RBC) lebih dari 120%. Perusahaan
adalah satu-satunya perusahaan asuransi jiwa dan yang pertama
berhasil meraih Platinum Award atas predikat 'sangat bagus' selama
10 (sepuluh) tahun berturut-turut dari majalah InfoBank, dan yang
pertama meraih 16 Unit Link Awards kinerja tahun 2015, 11 Unit Links
Award kinerja tahun 2016, 8 Unit Link Awards Investor-Invovesta
kinerja tahun 2017, dan 25 Unit Links Award kinerja tahun 2018 terdiri
17 untuk produk unitlink berbasis konvensional dan 8 produk unitlink
berbasis syariah.
Visi
Menjadi perusahaan asuransi pilihan nasabah yang berorientasi pada
layanan berkualitas, serta menjadi 10 besar perusahaan asuransi
dalam hal pendapatan premi.
Misi
a. Customer Oriented
Menjadi perusahaan asuransi yang dikenal melalui layanan yang
baik dan tanggap serta mempunyai jaringan yang luas dan mudah
ditemui oleh para nasabah.
78
b. Aspire People to Grow Together
Menjadi perusahaan asuransi yang menjadi kebanggan karyawan
dan agen serta memberikan kesempatan berkembang yang baik
bagi seluruh karyawan dan agen.
c. Responsible to Stakeholder
Menjadi perusahaan asuransi yang dikelola dengan prinsip kehati-
hatian (prudent). Bertanggung jawab kepada seluruh pemangku
kepentingan.
d. Empowerment to Community
Menjadi perusahaan asuransi yang memberikan kontribusi positif
kepada komunitas dan masyarakat.
6. Asuransi Sinar Mas MSIG
Mulai berkiprah pada tanggal 14 April 1985 sebagai PT
Asuransi Jiwa Purnamala Internasional Indonesia (PII) yang
menjalankan usaha asuransi jiwa, termasuk asuransi jiwa dengan
prinsip syariah serta bertindak sebagai pendiri dan pengelola dana
pensiun, termasuk yang berprinsip syariah.
Setelah dua kali berganti nama menjadi PT Asuransi Jiwa Eka
Life pada tahun 1989 dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas pada 2007, PT
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. (juga dikenal sebagai Sinarmas
MSIG Life SMiLe) hadir sebagai perusahaan asuransi jiwa joint
venture yang dimiliki secara seimbang masing-masing 50% oleh PT
Sinar Mas Multiartha Tbk dan grup asuransi raksasa Jepang, Mitsui
Sumitomo InsuranceCo., Ltd. pada tahun 2011. Tanggal 9 Juli 2019,
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. resmi mencatatkan diri di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menjadi perusahaan publik dengan
komposisi kepemilikan saham 80% oleh Mitsui Sumitomo Insurance
Co., Ltd., 12,5% PT Sinar Mas Multiartha Tbk dan 7,5% publik.
79
Kegiatan operasional Sinarmas MSIG Life diselenggarakan di
65 kantor pelayanan dan pemasaran dengan dukungan lebih dari 800
karyawan dan sekitar 8.200 tenaga pemasar, untuk melayani
kebutuhan 1,2 juta nasabah individu dan kelompok akan berbagai
solusi produk perlindungan dan investasi di berbagai tahap kehidupan.
Visi
Menjadi perusahaan yang terkemuka dalam penyedia jasa
perencanaan dan perlindungan keuangan di Indonesia
Misi
a. Memberikan pelayanan prima dan menyediakan produk yang
berfokus pada kebutuhan nasabah melalui berbagai jalur distribusi
b. Memastikan profitabilitas jangka panjang
c. Meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan kepercayaan
pemegang polis
d. Memberikan peluang kerja
e. Membangun sinergi melalui kerja sama yang saling
menguntungkan sesuai dengan nilai serta filosofi Perusahaan.
7. PT AXA Financial Indonesia
Sebagai pemimpin global dalam perlindungan keuangan, Grup
AXA didedikasikan untuk melindungi masyarakat dan properti. Grup
AXAberkomitmen untuk melayani para nasabah, baik perorangan
maupun perusahaan, di setiap tahap kehidupan mereka dengan
menyediakan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan mereka,
termasuk asuransi, perlindungan pribadi, dan rencana tabungan masa
depan. AXA di Indonesia merupakan bagian dari AXA Group, salah
satu perusahaan asuransi dan manajemen aset terbesar di dunia.
80
AXA beroperasi dengan fokus pada asuransi jiwa, asuransi umum dan
manajemen aset melalui beragam jalur distribusi di bawah PT AXA
Mandiri Financial Services, PT AXA Financial Indonesia, PT Mandiri
AXA General Insurance, PT Asuransi AXA Indonesia, dan PT AXA
Asset Management Indonesia.
NILAI-NILAI AXA
Customer First, Integrity, Courage and One AXA
Tujuan kita adalah memberdayakan masyarakat untuk menjalani
kehidupan yang lebih baik, dengan memberikan ketenangan pikiran
kepada nasabah dan kemampuan untuk bertindak melalui
pencegahan, perlindungan, perawatan serta pengelolaan kekayaan.
Visi kita adalah berpindah dari pembayar klaim menjadi mitra
nasabah, dan menjadi perusahaan pilihan bagi semua pemangku
kepentingan.
8. PT Panin Daichi Life
Panin Life adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa
terkemuka yang telah melayani masyarakat Indonesia selama lebih
dari 40 tahun. Merupakan bagian dari Panin Group of Companies
yang bergerak di industri jasa keuangan. Didukung jaringan pelayanan
dan pemasaran melalui agen, karyawan, serta berbagai mitra bisnis di
berbagai kota besar di Indonesia, Panin Life bertumbuh dengan
kepercayaan nasabahnya melalui reputasi pelayanan yang sangat
baik, terutama dalam pembayaran klaim yang cepat dan terpercaya.
Dai-ichi Life merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa
terbesar di Jepang yang mempunyai pengalaman lebih dari 110 tahun
dalam industri asuransi jiwa dengan jaringan bisnis internasional di
berbagai negara di dunia. Dai-ichi Life juga terdaftar sebagai
81
perusahaan publik di Jepang dengan peringkat ―A‖ dari Fitch dan
peringkat ―A+‖ dari Standard & Poor‘s (per Juni 2015).
Pada tahun 2013, Panin Life dan Dai-ichi Life memasuki suatu
era baru untuk membentuk kerjasama joint-venture yang kuat dengan
nama Panin Dai-ichi Life. Melalui rangkaian produk yang inovatif dan
komprehensif, Panin Dai-ichi Life menyediakan berbagai pilihan
program proteksi yang disesuaikan bagi kebutuhan nasabah individu
maupun korporat, terutama produk asuransi jiwa, investasi, dan
Syariah. Panin Dai-ichi Life berkomitmen untuk menjaga
pelayanannya pada standar profesionalisme dan integritas yang
tertinggi.
Panin Dai-ichi Life terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), sesuai dengan yang tercantum dalam Salinan
Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor
KEP-625/NB.1/2013 tentang Izin Usaha.
Visi
Panin Dai-ichi Life akan menjadi perusahaan jasa keuangan ritel yang
terkemuka dan terpercaya di Indonesia, yang mampu memuaskan
kebutuhan nasabah dalam setiap tahap kehidupan.
Nilai Inti
Panin Dai-ichi Life memiliki nilai-nilai untuk menuntun setiap langkah
perusahaan, mulai dari perencanaan strategis, pengambilan
keputusan sehari-hari, hingga cara perusahaan memperlakukan
nasabah serta pemangku kepentingan lainnya. Komitmen Panin Dai-
ichi Life dituangkan dalam singkatan WE LEAP.
9. PT Prudential Life Assurance
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance
(Prudential Indonesia) merupakan bagian dari Prudential plc, sebuah
grup perusahaan jasa keuangan terkemuka di Inggris. Sebagai bagian
dari Grup yang berpengalaman lebih dari 168 tahun di industri
82
asuransi jiwa, Prudential Indonesia memiliki komitmen untuk
mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Prudential Indonesia memiliki izin usaha di bidang asuransi
jiwa patungan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Indonesia Nomor: 241/KMK.017/1995 tanggal 1 Juni 1995 juncto
Surat Menteri Keuangan Nomor: S.191/MK.6/2001 tanggal 6 Maret
2001 juncto Surat Menteri Keuangan Nomor S.614/MK.6/2001 tanggal
23 Oktober 2001 juncto Surat Menteri Keuangan Nomor S-
9077/BL/2008 tanggal 19 Desember 2008. Perusahaan juga memiliki
izin usaha Unit Syariah berdasarkan surat Menteri Keuangan Nomor
KEP 167/KM.10/2007 yang dikeluarkan pada tanggal 20 Agustus
2007.
Sejak peluncuran produk asuransi terkait investasi (unit link)
pertamanya di tahun 1999, Prudential Indonesia telah menjadi
pemimpin pasar untuk kategori produk tersebut di Indonesia.
Prudential Indonesia menyediakan berbagai produk dan layanan yang
dirancang untuk memenuhi dan melengkapi setiap kebutuhan
keuangan para nasabahnya di Indonesia. Prudential Indonesia juga
telah mendirikan unit bisnis Syariah sejak tahun 2007 dan dipercaya
sebagai pemimpin pasar asuransi jiwa syariah di Indonesia sejak
pendiriannya.
Sampai dengan 31 Desember 2017, Prudential Indonesia
memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor pemasaran di Medan,
Surabaya, Bandung, Denpasar, Batam dan Semarang. Prudential
Indonesia melayani lebih dari 2,3 juta nasabah melalui lebih dari
277.000 tenaga pemasar berlisensi di 408 Kantor Pemasaran Mandiri
(KPM) di seluruh Nusantara termasuk Jakarta, Surabaya, Medan,
Bandung, Yogyakarta, Batam dan Bali.
Beberapa pencapaian bisnis kunci sampai 31 Desember 2017:
Total pendapatan premi: Rp 26,8 triliun
Total kontribusi dana tabarru: Rp 2,2 triliun
83
Total aset: Rp 81,7 triliun
Total dana kelolaan: Rp 73,4 triliun
Total klaim dibayarkan: Rp 12,3 triliun
Risk-Based Capital (RBC): 677%.
Di atas ketentuan Pemerintah sebesar 120%
10. PT Sun Life Financial Indonesia
Sejak 1995, PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) telah
menyediakan berbagai produk proteksi dan pengelolaan kekayaan,
yang meliputi asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan,
dan perencanaan hari tua kepada para nasabah. Di Sun Life, kami
memiliki tujuan yang jelas: membantu para nasabah kami mencapai
kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih sehat.
Setiap tahun Sun Life Financial Indonesia mengalami
pertumbuhan yang signifikan di pasar di mana kami beroperasi. Kami
terus berupaya untuk meningkatkan produk dan layanan kami demi
memenuhi kebutuhan para nasabah.
Para karyawan serta perencana keuangan kami selalu bekerja
keras untuk meraih kepercayaan nasabah, dan kami akan terus
mengembangkan jalur distribusi keagenan (konvensional dan syariah)
dan distribusi kemitraan. Saat ini kami menyediakan berbagai produk
inovatif kepada para nasabah melalui lebih dari 132 kantor pemasaran
konvensional dan 49 kantor pemasaran syariah di seluruh Indonesia.
Sun Life Financial merupakan perusahaan penyedia layanan
jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan beragam
produk asuransi, serta solusi pengelolaan kekayaan dan aset, baik
untuk individu maupun korporasi. Kami beroperasi di sejumlah pasar
utama di seluruh dunia, yaitu Kanada, Amerika Serikat, Inggris,
Irlandia, Hong Kong, Filipina, Jepang, Indonesia, India, Cina,
Australia, Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Bermuda.
84
Kami memiliki ambisi untuk menjadi salah satu perusahaan
asuransi dan aset manajemen terbaik di dunia dengan membantu
para nasabah meraih kemapanan finansial dan menjalani hidup yang
lebih sehat.
Per 31 Desember 2017, Sun Life Financial memiliki total aset
kelolaan sebesar CDN 975 miliar. Sun Life Financial Inc.
diperdagangkan di bursa saham Toronto (TSX), New York (NYSE),
dan Filipina (PSE), dengan kode saham SLF.
11. PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia
Sejak berdiri tahun 1879 sebagai kelompok perusahaan
asuransi umum tertua di Jepang, Tokio Marine Group terus
mengembangkan bisnisnya secara global dari bisnis asuransi umum
ke bisnis asuransi jiwa dan asuransi internasional. Jaringan
internasional terus bertumbuh dan tersebar di lebih dari 480 kota dan
35 negara.
Sebagai perusahaan asuransi jiwa, sejarah berdirinya PT Tokio
Marine Life Insurance Indonesia (TMLI) diawali dengan akuisisi PT
MAA Life Assurance di tahun 2012.
Kehadiran TMLI merupakan respon dari kebutuhan akan
produk dan layanan asuransi jiwa yang mampu memberikan solusi
tepat. TMLI menyediakan beragam produk asuransi jiwa mulai dari
produk unit link, tradisional dan juga syariah yang dipasarkan melalui
jalur agensi dan juga distribusi alternatif.
Dengan keyakinan yang kuat dalam memberikan keamanan
finansial kepada nasabah, serta didukung oleh tenaga kerja yang
terampil dan berpengalaman, TMLI berkomitmen untuk menjadi salah
satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia yang menyediakan
pelayanan dan produk berkualitas sesuai kebutuhan nasabah.
85
Sampai dengan Oktober 2015, TMLI telah memiliki 19 kantor
pemasaran di kota-kota yang tersebar di seluruh Indonesia dan akan
terus berekspansi ke kota-kota lainnya di Indonesia.
PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia telah terdaftar dan
diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Agen yang melakukan
pemasaran produk TMLI telah terdaftar dan diawasi oleh OJK atau
asosiasi asuransi jiwa yang ditunjuk oleh OJK. Adapun izin usaha
TMLI sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor:KEP-597/KM.10/2012 yang dikeluarkan pada
tanggal 29 Oktober 2012.
Tokio Marine Group hadir di Indonesia sebagai hasil kombinasi
keahlian grup dan kebutuhan akan produk serta layanan asuransi jiwa
melalui PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia (TMLI) yang mulai
beroperasi di tahun 2012. TMLI menyediakan beragam produk
asuransi jiwa mulai dari produk unit link, tradisional, dan syariah;
termasuk di dalamnya produk-produk asuransi kesehatan,
perencanaan keuangan, jaminan pensiun, dan perencanaan
pendidikan yang dipasarkan melalui alur agensi dan distribusi
alternatif. Sampai dengan Agustus 2018, TMLI telah memiliki 10
kantor pemasaran di 9 kota yang tersebar di seluruh Indonesia dan
akan terus berkekspansi ke kota-kota lainnya di Indonesia.
TMLI percaya bahwa penerapan standar dan nilai-nilai Tata
Kelola Yang Baik (Good Corporate Governance - GCG) merupakan
persyaratan utama untuk meraih hasil usaha maksimal yang akan
bermanfaat tidak hanya untuk kepentingan TMLI namun juga
kepentingan seluruh pemangku kepentingan khususnya Nasabah
kami. Oleh karena itu, TMLI berkomitmen untuk mematuhi dan
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
86
12. PT ACE Life Assurance
PT ACE Life Assurance berubah nama menjadi PT Chubb Life
Insurance. Chubb memiliki tiga perusahaan asuransi di Indonesia:
asuransi umum, asuransi jiwa dan asuransi umum syariah.
Perusahaan asuransi umumnya (PT Chubb General Insurance
Indonesia) menyediakan berbagai solusi asuransi umum yang
komprehensif untuk individu, keluarga dan bisnis, baik besar maupun
kecil. Dengan jaringan kantor di berbagai lokasi strategis, perusahaan
ini menawarkan produk dan layanannya melalui berbagai saluran
distribusi, termasuk bank, perusahaan pembiayaan, pialang asuransi
dan agen. Penawaran asuransi umumnya dilengkapi dengan berbagai
produk asuransi umum syariah yang ditawarkan melalui anak
perusahaannya, PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia (Chubb
Syariah), serta penawaran produk asuransi jiwa melalui afiliasinya, PT
Chubb Life Insurance Indonesia (Chubb Life).
PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia (Chubb Syariah) is a
subsidiary company of PT Chubb General Insurance Indonesia.
Established on 20 January 2010 the company obtained its insurance
Business License to operate within sharia principles from the Ministry
of Finance of the Republic of Indonesia dated 3 August 2010 under
the registration number KEP-397/KM.10/2010, and started to operate
as a full-fledged Sharia General Insurance company from that day
onward. On 19 January 2017, PT Jaya Proteksi Takaful underwent a
name change to PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia after an
acquisition by Chubb Corporation. Upon the name change, Chubb
Syariah received its renewed Business License – a Sharia Principle-
based General Insurance Business License from Otoritas Jasa
Keuangan with registration number: KEP-3/NB.22/2017 dated 22
February 2017.
To support its marketing operation, Chubb Syariah forms
partnership with financial institutions such as sharia banking
87
companies, sharia leasing companies, as well as other distribution
channels such as insurance brokers, agents, and partnering with direct
marketing sponsors. By optimizing Chubb Syariah‟s strength and
commitment in continuously improving its performance, Chubb Syariah
is expected to be a lead player through its excellent sharia insurance
services capable of guaranteeing customers‟ satisfaction.
With operations in 54 countries, Chubb provides commercial
and personal property and casualty insurance, personal accident and
supplemental health insurance, reinsurance and life insurance to a
diverse group of clients. As an underwriting company, we assess,
assume and manage risk with insight and discipline. We service and
pay our claims fairly. The company is also defined by its extensive
product and service offerings, broad distribution capabilities,
exceptional financial strength and local operations globally. Parent
company Chubb Limited is listed on the New York Stock Exchange
(NYSE: CB) and is a component of the S&P 500 index. Chubb
maintains executive offices in Zurich, New York, London and other
locations, and employs approximately 31,000 people worldwide.
Established in 2010, Chubb‟s sharia general insurance
company in Indonesia (PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia)
provides a comprehensive range of insurance solutions and services
based on sharia principles. The products it offers include motor vehicle
insurance, property insurance, marine cargo insurance, travel
insurance, engineering insurance and miscellaneous insurance. With
a network of eight offices, the company‟s products and services are
distributed through a variety of channels including banks, multi-finance
companies, brokers, agents and direct marketing.
88
13. PT Asuransi Takaful Keluarga
PT Syarikat Takaful Indonesia didirikan oleh Tim Pembentukan
Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) sebagai perusahaan perintis
pengembangan asuransi syariah di Indonesia. Tim TEPATI terdiri atas
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) bersama Bank
Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri,
Departemen Keuangan RI, beberapa pengusaha Muslim Indonesia,
serta Syarikat Takaful Malaysia Bhd. (STMB). PT Syarikat Takaful
Indonesia didirikan oleh Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia
(TEPATI) sebagai perusahaan perintis pengembangan asuransi
syariah di Indonesia. Tim TEPATI terdiri atas Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) bersama Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT
Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, beberapa
pengusaha Muslim Indonesia, serta Syarikat Takaful Malaysia Bhd.
(STMB). PT Syarikat Takaful Indonesia mendirikan PT Asuransi
Takaful Keluarga sebagai perusahaan asuransi jiwa syariah pertama
di Indonesia dan diresmikan oleh Menteri Keuangan RI saat itu, Dr.
Mar‘ie Muhammad, dan mulai beroperasi sejak 25 Agustus 1994.
Takaful Keluarga adalah pelopor perusahaan asuransi jiwa
syariah di Indonesia. Mulai beroperasi sejak tahun 1994, Takaful
Keluarga mengembangkan berbagai produk untuk memenuhi
kebutuhan berasuransi sesuai syariah meliputi perlindungan jiwa,
perlindungan kesehatan, perencanaan pendidikan anak, perencanaan
hari tua, serta menjadi rekan terbaik dalam perencanaan investasi.
Dalam rangka meningkatkan kualitas operasional dan
pelayanan, Takaful Keluarga telah memperoleh sertifikasi ISO
9001:2008 dari Det Norske Veritas (DNV), Norwegia, pada November
2009 sebagai standar internasional mutakhir untuk sistem manajemen
mutu. Takaful Keluarga terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) serta memiliki tenaga pemasaran yang terlisensi oleh
asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi
89
Syariah Indonesia (AASI). Kinerja positif Takaful Keluarga dari tahun
ke tahun dibuktikan dengan diraihnya penghargaan-penghargaan
prestisius yang diberikan oleh berbagai institusi.
Takaful Keluarga berkomitmen untuk terus memperkuat dan
memperluas jaringan layanan di seluruh Indonesia. Peningkatan dan
pembaharuan sistem teknologi informasi terus diupayakan demi
memberikan pelayanan prima kepada peserta. Dengan pengalaman
lebih dari 20 tahun, Takaful Keluarga menjadi pilihan terpercaya
dalam menyediakan solusi perlindungan jiwa dan perencanaan
investasi sesuai syariah bagi masyarakat Indonesia.
Visi
Menjadi perusahaan asuransi jiwa syariah yang terdepan dalam
pelayanan, operasional dan pertumbuhan bisnis syariah di Indonesia
dengan profesional, amanah dan bermanfaat bagi masyarakat
Misi
a. Menyelenggarakan bisnis asuransi syariah secara profesional
dengan memiliki keunggulan dalam standar operasional dan
layanan.
b. Menciptakan sumber daya manusia yang handal melalui program
pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan.
c. Mendayagunakan teknologi yang terintegrasi dengan berorientasi
pada pelayanan dan kecepatan, kemudahan serta informatif.
14. PT Asuransi Jiwa Syariah Al Amin
PT Asuransi Jiwa Syariah AL AMIN merupakan perusahaan
asuransi jiwa murni syariah yang menaruh perhatian bagi
perkembangan perasuransian di Indonesia khususnya perkembangan
dan kebutuhan masyarakat untuk dapat bermuamalah berdasarkan
syariah Islam. Berdiri pada 09 Oktober 2009, PT Asuransi Jiwa
Syariah AL AMIN berkomitmen untuk memenuhi perjanjian
90
perlindungan asuransi syariah kepada Peserta Yang Diasuransikan
dan/atau Pemegang Polis telah menjadi filosofi kami untuk berpegang
teguh kepada prinsip-prinsip syariah Islam dan prinsip-prinsp asuransi
terutama prinsip utmost good faith yang dilandasi dengan
menjalankan fungsi dengan baik dan degan ketentuan yang berlaku.
PT Asuransi Jiwa Syariah AL AMIN merupakan perusahaan
asuransi jiwa murni syariah yang menaruh perhatian bagi
perkembangan perasuransian di Indonesia khususnya perkembangan
dan kebutuhan masyarakat untuk dapat bermuamalah berdasarkan
syariah Islam. Pemilihan nama Perusahaan didasarkan atas
pertimbangan dan pengetahuan Kami mengenai karakteristik industri
perasuransian sebagai ―bisnis kepercayaan‖.Komitmen Kami untuk
memenuhi perjanjian perlindungan asuransi syariah kepada Peserta
Yang Diasuransikan dan/atau Pemegang Polis telah menjadi filosofi
Kami untuk berpegang teguh kepada prinsip-prinsip syariah Islam dan
prinsip-prinsp asuransi terutama prinsip utmost good faith. Dengan
komitmen Kami yang dilandasi oleh itikad baik untuk menjalankan
fungsinya dan kegiatan usaha secara sehat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku telah menjadi konsep dasar yang melatar belakangi
nama Perusahaan, yaitu ―AL AMIN‖ yang berarti ―Terpercaya‖.
Kantor pertama Kami berlokasi di Plaza Kuningan Menara
Selatan Jl. HR Rasuna Said Kav. C11-14 Suite 510 Jakarta Selatan
dengan 12 (dua belas) orang staf. Dua bulan setelah memperoleh izin
usaha dibidang Perasuransian dari Menteri Keuangan Republik
Indonesia atau tepatnya pada bulan Juli 2010, Kami telah mendapat
kepercayaan sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa Rekanan Perum
Jamkrindo di dalam Kerjasama Koasuransi perlindungan Asuransi
Jiwa bagi Nasabah Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Seluruh
Indonesia.
Kesuksesan Perusahaan didorong oleh dedikasi orang-orang
Kami dan komitmen mereka untuk bekerja secara bertanggung jawab
91
dan benar dalam pengelolaan manajemen risiko. Perusahaan juga
senantiasa meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),
sehingga telah mendorong Perusahaan untuk mampu bersaing
didalam memberikan pelayanan yang terbaik. Dengan sumber daya
manusia yang Kami miliki dan pengembangan produk-produk yang
inovatif, Perusahaan telah terlibat dalam hampir setiap aspek dari
kebutuhan masyarakat akan perlindungan asuransi jiwa.
Kerja keras Kami untuk menjadi penyedia jasa asuransi syariah
terkemuka dibuktikan dengan terobosan-terobosan yang signifikan
yang mungkin belum pernah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
asuransi lainnya, diantaranya keberhasilan Perusahaan untuk
membukukan laba di tahun pertama sejak mulai beroperasi (tahun
2010) dan serangkaian penghargaan sebagai 1st Best Life Insurance
2012 dengan ekuitas Rp. 100 Milyar Kebawah dari Media Asuransi,
serta Penghargaan Asuransi Syariah berkinerja ―Sangat Bagus‖ pada
acara The Best Sharia Finance Infobank Award 2012. Penghargaan
lain yang dicapai adalah 1st Rank The Best Islamic Life Insurance,
1st Rank The Most Expansive Insurance, dan 2nd Rank The Best
Risk Management dalam Islamic Finance Award 2013 untuk kategori
Islamic Life Insurance dari Karim Business Consulting.
Demi memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap asuransi jiwa
dan kenyamanan bermuamalah, telah mendorong karyawan/ti Kami
bekerja setiap hari untuk memberikan pelayanan yang terbaik
dan “Perlindungan Yang Amanah dan Terpercaya” sesuai dengan
syariat Islam terhadap jiwa manusia, harta benda dan keturunannya.
―Sebagai sebuah Perusahaan, dan sebagai individu, Kami sangat
bangga dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat dimana kita
hidup dan bekerja”.
PT Asuransi Jiwa Syariah AL AMIN akan memberikan yang
terbaik dan ―Perlindungan Yang Amanah dan Terpercaya‖ sesuai
dengan syariat Islam dan akan terus meningkatkan kualitas dari sisi
92
pelayanan dan teknologi informasi yang terupdate demi kebutuhan
masyarakat akan perlindungan asuransi jiwa.
Visi
―Menjadi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang Handal dan
Terpercaya‖
Misi
―Memberikan Pelayanan yang terbaik kepada nasabah dengan
melaksanakan pengelolaan manajemen risiko yang sehat‖
15. PT Asuransi Jiwa Syariah Amanah Ghiri Artha
PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha (Amanah
Githa) adalah Asuransi Jiwa Syariah yang didirikan pada tanggal 24
September 2012 di Jakarta oleh Dana Pensiun Perhutani dan PT Arga
Cipta Grande (ESQ 165). Pendirian Asuransi Jiwa Syariah Terbaik di
Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para
stakeholdersnya dan masyarakat pada umumnya. Amanah Githa
menjalankan proses bisnisnya dengan prinsip syariah yang disertai
dengan penanaman rasa saling tolong menolong dalam
menanggulangi risiko keuangan akibat suatu musibah diantara
peserta.
Didirikan pada tahun 2012, PT Asuransi Jiwa Syariah
Amanahjiwa Giri Artha atau lebih dikenal dengan ―Amanah Githa‖
merupakan perusahaan asuransi jiwa yang dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam.
Perusahaan ini didirikan oleh pemegang saham Amanah Githa yaitu
Dana Pensiun PERHUTANI yang merupakan anak perusahaan dari
BUMN Perum PERHUTANI dan bekerja sama dengan PT Arga
Bangun Bangsa (ESQ165) yang lebih dikenal sebagai lembaga
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis
spiritual.
93
Misi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan asuransi
jiwa syariah pilihan utama masyrakat. Sedangkan visinya adalah
menjalankan usaha asuransi jiwa syariah yang dapat memenuhi
kebutuhan peserta yang terus berubah dan menanamkan pentingnya
tolong menolong melalui proteksi dan perencanaan keuangan.
Adapun produk-produk asuransi yang telah diluncurkan saat ini
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti produk asuransi yang
dikaitkan dengan investasi (Amar Link Maksima), produk asuransi
beasiswa pendidikan (Amar Cendekia), produk asuransi
meninggal dunia (Amar Kebajikan), produk asuransi kecelakaan diri
(Amar Perlindungan Diri), produk asuransi pembiayaan (Amar
Pembiayaan), asuransi purna tugas (Amar Sejahtera), dan produk
asuransi haji dan umroh.
Pada tahun 2013 dan 2014 secara berturut-turut Amanah Githa
dipercaya sebagai penyelenggara asuransi jemaah haji dan petugas
haji Indonesia oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Beberapa penghargaan telah diraih Amanah Githa, seperti terakhir
pada tahun 2015 Karim Consulting Indonesia, sebuah lembaga
konsultan keuangan yang terfokus kepada ekonomi syariah
memberikan penghargaan kepada Amanah Githa sebagai :
1st Rank The Best Islamic Life Insurance
The Most Expansive Insurance
The Most Profitable Investment
Visi
Menjadi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Pilihan Utama Masyarakat
Misi
Menjalankan usaha Asuransi Jiwa Syariah yang dapat memenuhi
kebutuhan Peserta yang terus berubah dan menanamkan pentingnya
Tolong Menolong melalui Proteksi & Perencanaan Keuangan
94
Nilai
a. Amanah
b. Jujur dan Adil
c. Berhati-hati dan Bertanggung Jawab
d. Ramah dan Peduli
e. Taat dan Tegas
16. PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk, (JMA Syariah)
berdiri pada tanggal 15 Agustus 2014 dengan akta No 22 dari Notaris
dan telah mendapatkan pengesahan beserta akta perubahan terakhir
dengan no 102 pada 26 Juni 2015.
JMA Syariah juga telah mendapatkan pengesahan dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dengan no. KEP-96/D.05/2015 untuk
beroperasi sebagai asuransi jiwa syariah pada September 2015.
JASA MITRA ABADI (JMA Syariah) adalah perusahaan
asuransi jiwa syariah yang didirikan oleh KOSPIN JASA dan insan-
insan pelaku ekonomi Koperasi Indonesia. Tujuan didirikannya PT
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk, (JMA Syariah) adalah
untuk mengajak dan melayani masyarakat dalam mengelola
keuangannya melalui kegiatan ekonomi syariah.
Perusahaan secara konsisten berupaya untuk menjadi yang
terbaik dengan tetap memprioritaskan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik (GCG), yang meliputi prinsip keterbukaan,
tanggung jawab, akuntabilitas, kesetaraan dan independensi.
Penerapan GCG merupakan hal yang penting dilakukan dalam
menghadapi perkembangan risiko bisnis dan tantangan usaha yang
kian meningkat. Melalui penerapan GCG, Perusahaan dapat
memperkuat posisinya dalam menghadapi persaingan usaha,
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam mengelola sumber daya
dan risiko, memaksimalkan nilai perusahaan serta meningkatkan
95
kepercayaan para pemangku kepentingan, sehingga Perusahaan
dapat melaksanakan pertumbuhan usahanya secara jangka panjang.
Visi
Menjadi Asuransi Syariah Kebanggaan Masyarakat Indonesia
Misi
a. Menyediakan Segala Kebutuhan Masyarakat Dalam Berasuransi
b. Memberi Kontribusi Bagi Industri Syariah di Indonesia
c. Memberi Nilai Manfaat Yang Lebih Baik Bagi Seluruh Stakeholder
17. PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia
PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia didirikan oleh para
penggiat dan praktisi Ekonomi dan Keuangan Mikro Syariah yang
sejak awal memiliki kepedulian dan perhatian untuk membangun
kemandirian dan mengembangkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat terutama keluarga dari kalangan ekonomi menengah ke
bawah atau masyarakat berpenghasilan rendah (low income people)
melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dan Asuransi
Syariah.
PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia memiliki latar
belakang bahwa manusia dalam kehidupannya tidak dapat terhindar
dari musibah, namun sebagai makhluk sosial ketika terjadi musibah
diwajibkan untuk tolong menolong dan membantu satu sama lain.
Asuransi Syariah memiliki fungsi utama sebagai operator dalam
berbagi risiko diantara para peserta atau pemegang polis apabila
suatu musibah terjadi. Konsep Dasar Asuransi Syariah adalah tolong-
menolonglah kamu sekalian dalam Kebaikan dan Taqwa. Prinsip ini
menjadikan peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang
satu dengan lainnya saling tolong dan bantu. Oleh karena itu PT
Asuransi Syariah Keluarga Indonesia hadir menjadi bagian dalam
berta‘awun dan berbagi keberkahan bersama ummat.
96
PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia juga memiliki konsep
dan filosofi Ta'awun dimana konsep Ta'awun dalam Al-Qur'an telah
dijelaskan. Manusia sebagai makhluk individu sekaligus sebagai
makhluk sosial merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan. Mereka harus menyadari bahwa kehidupannya baru
memiliki makna atau arti, jika manusia terlibat dalam hubungan atau
interaksi sosial yang didasai dengan sikap tolong menolong di antara
komunitas masyarakat yang bersifat pluralistis atau majemuk. Dalam
kata lain, tanpa orang lain atau hidup bermasyarakat, seseorang tidak
berarti dan tidak berbuat apa-apa. Ketika manusia mempertahankan
hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, maka mustahil
seseorang bekerja sendiri tanpa bantuan dan pertolongan orang lain.
Olehnya itu, Islam menganjurkan kepada penganutnya agar memiliki
sikap saling tolong menolong dan bantu membantu dalam menjalani
kehidupannya.sikap ini akan berjalan dengan baik jika di antara
mereka terjadi komunikasi atau memahami hal tersebut. Karena
kepentingan manusia selalu berkaitan dengan manusia lainnya.
Latar Belakang & Prinsip
Manusia dalam kehidupannya tidak dapat terhindar dari
musibah, namun sebagai makhluk sosial ketika terjadi musibah
diwajibkan untuk tolong menolong dan membantu satu sama lain.
Asuransi Syariah memiliki fungsi utama sebagai operator dalam
berbagi risiko diantara para peserta atau pemegang polis apabila
suatu musibah terjadi. Konsep Dasar Asuransi Syariah adalah tolong-
menolonglah kamu sekalian dalam Kebaikan dan Taqwa. Prinsip
ini menjadikan peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang
satu dengan lainnya saling tolong dan bantu. Oleh karena itu PT
Asuransi Syariah Keluarga Indonesia hadir menjadi bagian dalam
berta‘awun dan berbagi keberkahan bersama ummat.
97
PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia juga memiliki konsep
dan filosofi Ta'awun dimana konsep Ta'awun dalam Al-Qur'an telah
dijelaskan. Manusia sebagai makhluk individu sekaligus sebagai
makhluk sosial merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan. Mereka harus menyadari bahwa kehidupannya baru
memiliki makna atau arti, jika manusia terlibat dalam hubungan atau
interaksi sosial yang didasai dengan sikap tolong menolong di antara
komunitas masyarakat yang bersifat pluralistis atau majemuk. Dalam
kata lain, tanpa orang lain atau hidup bermasyarakat, seseorang tidak
berarti dan tidak berbuat apa-apa. Ketika manusia mempertahankan
hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, maka mustahil
seseorang bekerja sendiri tanpa bantuan dan pertolongan orang lain.
Olehnya itu, Islam menganjurkan kepada penganutnya agar memiliki
sikap saling tolong menolong dan bantu membantu dalam menjalani
kehidupannya.sikap ini akan berjalan dengan baik jika di antara
mereka terjadi komunikasi atau memahami hal tersebut. Karena
kepentingan manusia selalu berkaitan dengan manusia lainnya.
Dalam Alquran, Allah swt. telah memerintahkan kepada umat
Islam agar selalu bersatu dan saling tolong menolong demi kokohnya
dan kejayaan umat Islam. Jika hal ini terjadi, maka umat Islam akan
beribawa, disenangi, dan dihormati oleh golongan lain yang berada di
luar Islam. Hal tersebut ditegaskan oleh Allah swt. dalam QS. al-
Maidah (5): 2 yang berbunyi sebagai berikut:
‗Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan
janganlah kamu tolong menolonga dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah
amat berat siksaannya‘.
Dengan menyimat ayat di atas, maka dapat dipahami bahwa
sikapxsaling tolong menolong yang bersikap kebaikan adalah suatu
upaya meningkatkan ketakwaan kepada Allah Allah swt. sikap
tersebut tidak hanya terdapat pada persoalan yang bersifat material,
98
tetapi terdapat pula pada persoalan yang bersifat non-material.
Misalnya, orang yang sedang mengalami kerisauan dan kesusahan.
Dalam konteks ini, pertolongan yang dapat kita berikan adalah
pertolongan yang bersifat non-material. Yang dimaksud di sisi adalah
memberikan nasehat dan motivasi dalam rangka menghibur atau
menggembirakan hatinya. Akibatnya, kerisauan dan kesusahann yang
dialaminya akan berganti dengan kegembiraan.
Namun pada ayat itu, pertolongan yang dimaksud adalah
pertolongan yang bersifat non-material. Dalam pandangan penulis,
pertolongan yang dalam bentuk demikian, dapat diistilahkan dengan
dakwah. Yakni pertolongan dengan mengajak manusia untuk
melakukan kebaikan atau menurut istilah ayat tersebut adalah al-birr
dan al-taqwa.
Berangkat dari ayat itu juga, maka dapat dikatakan bahwa
pelaku atau orang yang dapat melakukan pertolongan tidak terbatas
pada orang-orang tertentu, terutama pada pertolongan yang bersifat
non-material. Kecuali pada pertolongan yang bersifat material, maka
orang yang dapat melakukannya hanyalah orang yang memiliki
materi. Misalnya, orang kaya membantu saudaranya yang miskin dan
sebagainya.
Dalam konteks kehidupan masyarakat, (baca Indonesia) sikap
ini telah menjadi budaya bangsa yang dikenal dengan istilah ―gotong
royong‖. Budaya ini telah diperaktekkan secara turun temurun sejak
nenek moyang bangsa Indonesia hingga generasi abad ini. Tetapi
bentuk bantuannya berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan
kondisi yang dihadapinya. Di kota misalnya, bantuan atau pertolongan
yang diberikan lebih banyak bersifat materi. Sedangkan masyarakat
pedesaan, bantuan atau pertolongan yang diberikan lebih banyak
bersifat non-materi berupa tenaga atau semacamnya.
Oleh karena itu, kebiasaan seperti itu hendaknya dilestarikan
terus menerus kapan dan di manapun kita berada. Hal ini sesuai
99
dengan ajaran Islam yang selalu menganjurkan kepada pemeluknya
agar saling tolong menolong dan bantu membantu, khususnya
sesama umat Islam. Dengan demikian, akan terjadi persatuan dan
kesatuan yang kokoh serta persaudaraan yang erat di antara umat
manusia. Terutama Allah swt. akan menurunkan pertolongannya
selama seorang hamba menolong saudaranya.
Hal ini ditegaskan oleh Nabi saw. dalam sabdanya sebagai
berikut:
‗Dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw., telah bersabda:
―Allah swt. akan menolong seorang hamba selama hamba menolong
saudaranya‖ (HR. Muslim).[16]
Menyimak hadis tersebut, maka dapat dikatakan seorang
manusia haruslah menghiasi dirinya dengan sikap tolong menolong.
Jika hal tersebut dimiliki setiap manusia, maka Allah swt. akan
menolong dan melindungi serta bersamanya.
Visi
Menjadi Pelopor Asuransi Jiwa Mikro Syariah Kebanggaan Ummat
Misi
Memberikan Layanan Asuransi Jiwa Mikro Syariah yang
Komprehensif sehingga Memberikan Nilai Tambah bagi Peserta,
Mitra, dan Pemegang Saham.
Core Value PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia
PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia memiliki tiga core value yang
menjadi prinsip utama dalam proses pelayanan terhadap nasabah.
Core value tersebut mencakup hal berikut ini :
a. Amanah
b. Peduli
c. Ramah
100
B. Analisis Regresi Data Panel
1. Hasil Estimasi dengan Common Effect Model
Berikut ini hasil estimasi dengan menggunakan Common
Effect (Pooled Least Square Model) :
Tabel 4.1
Hasil Estimasi Common Effect Model
Dependent Variable: TABARRU_?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/23/19 Time: 09:23
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 17
Total pool (unbalanced) observations: 84 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.83E+09 2.87E+09 -0.986188 0.3270
PREMI? 0.108608 0.036562 2.970518 0.0039
INVESTASI? 1.244155 0.257237 4.836619 0.0000
KLAIM? 0.063805 0.044120 1.446172 0.1520 Root MSE 2.15E+10 R-squared 0.762758
Mean dependent var 2.08E+10 Adjusted R-squared 0.753862
S.D. dependent var 4.43E+10 S.E. of regression 2.20E+10
Akaike info criterion 50.51319 Sum squared resid 3.87E+22
Schwarz criterion 50.62895 Log likelihood -2117.554
Hannan-Quinn criter. 50.55973 F-statistic 85.73636
Durbin-Watson stat 1.962418 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
2. Hasil Estimasi dengan Fixed Effect Model
Berikut ini hasil estimasi dengan menggunakan Fixed Effect Model :
101
Tabel 4.2
Hasil Estimasi Fixed Effect Model
Dependent Variable: TABARRU_?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/23/19 Time: 09:28
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 17
Total pool (unbalanced) observations: 84 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.15E+09 4.38E+09 0.491055 0.6251
PREMI? 0.115378 0.044107 2.615845 0.0111
INVESTASI? 1.271737 0.338573 3.756169 0.0004
KLAIM? -0.053551 0.078366 -0.683353 0.4969
Fixed Effects (Cross)
ACE—C -2.31E+09
AIA—C -6.12E+09
ALZ—C 2.32E+09
AMN—C 2.34E+09
AXA—C -1.56E+09
BPR—C -7.66E+09
BRI—C -4.85E+09
CAR—C -4.42E+09
GRT—C -1.44E+09
JMA—C -3.00E+09
PNI—C 1.95E+08
PRU—C 4.53E+10
SKI—C -4.04E+09
SLF—C -9.77E+08
SMS—C -1.32E+10
TKF—C -2.26E+10
TKO—C -1.83E+09 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Root MSE 1.88E+10 R-squared 0.817432
Mean dependent var 2.08E+10 Adjusted R-squared 0.763232
S.D. dependent var 4.43E+10 S.E. of regression 2.16E+10
Akaike info criterion 50.63219 Sum squared resid 2.98E+22
Schwarz criterion 51.21096 Log likelihood -2106.552
Hannan-Quinn criter. 50.86485 F-statistic 15.08177
Durbin-Watson stat 2.544108 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
102
3. Hasil Estimasi dengan Random Effect Model
Hasil estimasi dengan Random Effect Model dapat dilihat
dibawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Estimasi Random Effect Model
Dependent Variable: TABARRU_? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/16/19 Time: 07:42 Sample: 1 7 Included observations: 7 Cross-sections included: 17 Total pool (unbalanced) observations: 84 Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.76E+09 3.12E+09 -0.884131 0.3793
PREMI? 0.110134 0.037269 2.955138 0.0041 INVESTASI? 1.244864 0.265520 4.688408 0.0000
KLAIM? 0.056415 0.046152 1.222370 0.2252 Random Effects
(Cross) ACE—C 3.27E+08 AIA—C -1.35E+09 ALZ—C 8.57E+08 AMN—C -2.36E+09 AXA—C 7.00E+08 BPR—C -2.78E+08 BRI—C -4.77E+08 CAR—C -1.14E+08 GRT—C 6.36E+08 JMA—C 2.26E+08 PNI—C 1.10E+09 PRU—C 5.15E+09 SKI—C -2700882. SLF—C 7.88E+08 SMS—C -1.54E+09 TKF—C -4.35E+09 TKO—C 6.84E+08
Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 4.74E+09 0.0460
Idiosyncratic random 2.16E+10 0.9540 Weighted Statistics Root MSE 2.10E+10 R-squared 0.737536
Mean dependent var 1.83E+10 Adjusted R-squared 0.727694 S.D. dependent var 4.12E+10 S.E. of regression 2.16E+10 Sum squared resid 3.72E+22 F-statistic 74.93459 Durbin-Watson stat 2.039379 Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
103
R-squared 0.762631 Mean dependent var 2.08E+10
Sum squared resid 3.88E+22 Durbin-Watson stat 1.957902
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
C. Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel
1. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian yang dilakukan untuk memilih
model Pooled Least Square atau Fixed Effect Model. Hasil Uji
Chow dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: COMPANY
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 1.197866 (16,64) 0.2943
Cross-section Chi-square 22.004125 16 0.1431
Cross-section fixed effects test equation:
Sumber: Hasil Olah Data dengan Eviews 11
Hipotesis:
H0 = Pooled Least Square
Ha= Fixed Effect Model
Dari hasil uji Chow di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah
sebesar 1,197866 sedangkan Ftabel dari degree of freedom (16,64)
dengan α (0,05) adalah 2,72. Nilai p-value adalah sebesar 0,2943
104
lebih besar dari α (0,05). Hasil perhitungan tersebut menunjukkan
bahwa H0 diterima karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel
(1,197866<2,72) dan Ha ditolak karena p-value lebih besar dari α
(0,2943>0,05). Maka, model yang terpilih adalah Pooled Least
Square.
2. Uji Hausman
Dalam teknisnya akan lebih relevan jika dari awal peneliti
mengabaikan model common effect karena data penelitian yang
bersifat panel memiliki perbedaan karakteristik individu maupun
waktu. Sedangkan common effect hanya mengkombinasikan data
cross section dan time series sebagai satu kesatuan tanpa melihat
adanya perbedaan waktu maupun individu.
Pemilihan model fixed effect atau random effect juga dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah waktu dan individu
penelitian. Beberapa ahli ekonometrika telah membuktikan secara
matematis, dimana dikatakan bahwa63 :
1. Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (T) lebih
besar dibanding jumlah individu (N) maka disarankan untuk
menggunakan model fixed effect.
63
Indara Sakti., Op.cit, hal. 6
105
2. Jika data penel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (T) lebih
kecil dibanding jumlah individu (N) maka disarankan
menggunakan model random effect.
Uji Hausman adalah pengujian yang dilakukan untuk memilih
apakah akan menggunakan Fixed Effect Model atau Random Effect
model. Hasil uji Hausman dengan program Eviews 11 dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: COMPANY
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 3.023783 3 0.3880
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. PREMI? 0.115378 0.110134 0.000557 0.8241
INVESTASI? 1.271737 1.244864 0.044131 0.8982
KLAIM? -0.053551 0.056415 0.004011 0.0825
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
Berdasarkan hasil Uji Hausman pada tabel 4.5 diatas
menunjukkan bahwa nilai probabilitas chi squares sebesar 0,3880.
Karena nilai probabilitas chi squares lebih bedar dari tahap
signifikansi (0,388>0,05), artinya tidak menolak H0 atau model
random effect lebih tepat dibandingkan fixed effect.
106
D. Uji Asumsi Klasik
Regresi data panel memberikan pilihan model berupa common
effect, fixed effect dan random effect. Model common effect dan fixed
effect menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) sedangkan
random effect menggunakan Generalized Least Square (GLS). Namun,
tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada setiap model regresi
dengan pendekatan OLS. Uji normalitas pada dasarnya bukan merupakan
syarat BLUE (Best Llinear Unbiassed Estimator, tapi normalitas termasuk
dalam salah satu syarat asumsi klasik. Selain itu, autokorelasi biasanya
terjadi pada data time series karena secara konseptul data time series
merupakan data satu individu yang di observasi dalam rentangan waktu.64
Asumsi klasik merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi pada
model regresi yang menggunakan metode estimasi Ordinary Least
Squares (OLS). Tujuannya supaya menghasilkan nilai taksiran parameter
yang sesuai dengan nilai sebenarnya, sehingga nilai parameter tersebut
memiliki karakteristik tidak bias, konsisten dan koefisien (disebut best,
linear, unbiassed estimator, BLUE).
64
Indra Sakti, “Analisis Regresi Data Panel Menggunakan Eviews”, Universitas Esa Unggul: Jakarta Barat, 2018, hal. 7
107
1. Uji Normalitas
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
0
10
20
30
40
50
-5.0e+10 0.05000 5.0e+10
Series: Res iduals
Sample 1 84
Observations 84
Mean 2.40e-06
Median 2.37e+09
Maximum 8.39e+10
Minimum -7.43e+10
Std. Dev. 2.16e+10
Skewness 0.581959
Kurtosis 10.28962
Jarque-Bera 190.7264
Probabi l i ty 0.000000
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan eviews 11,
nilai probability sebesar 0,00 kecil dari α = 0,05, sehingga dapat
disimpulkan data tersebut tidak berdistribusi normal. Dalam hal
ini, peneliti mengambil pendapat bahwasanya uji normalitas
pada dasarnya tidak merupakan syarat BLUE (Best Linear
Unbias Estimator).
108
2. Uji Autokorelasi
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Null hypothesis: No serial correlation at up to 2 lags F-statistic 0.236821 Prob. F(2,78) 0.7897
Obs*R-squared 0.506997 Prob. Chi-Square(2) 0.7761
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh hasil berupa nilai
probabilitas chi squares sebesar 0,7761. Nilai probabilitas chi
squares lebih besar dari taraf signifikansi (0,7761>0,05), artinya
tidak menolak H0 atau tidak terdapat autokorelasi.
3. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
Correlation
Premi Investasi Klaim
Premi 1.000000 0.816321 0.757979
Investasi 0.816321 1.000000 0.556494
Klaim 0.757979 0.556494 1.000000
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
109
Berdasarkan Tabel 4.7, diperoleh hasil berupa nilai korelasi dari
masing-masing variabel bebas <0,85, artinya tidak menolak Ho
atau tidak terjadi masalah multikolinieritas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
Null hypothesis: Homoskedasticity F-statistic 20.97018 Prob. F(9,74) 0.0000
Obs*R-squared 60.34087 Prob. Chi-Square(9) 0.0000
Scaled explained SS 254.2148 Prob. Chi-Square(9) 0.0000
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh nilai berupa probabilitas
chi squares sebesar 0.0000. Nilai probabilitas chi squares lebih
besar dari taraf signifikansi (0,0000<0,05), artinya menolak H0
atau terjadi heteroskedastisitas.
E. Interprestasi Model
Dari hasil uji asumsi klasik, diketahui terdapat masalah
normalitas dan heterokedastisitas. Namun dikarenakan uji
Hausman menunjukkan bahwa model yang tepat digunakan dalam
penelitian ini adalah model random effect, maka uji asumsi klasik
boleh tidak dilakukan atau diabaikan karena model random effect
menggunakan metode Generalized Least Square (GLS).
110
Model yang terbentuk pada penelitian ini membentuk
persamaan regresi data panel sebagai berikut :
Berdasarkan persamaan regresi data panel yang telah
terbentuk, Nilai intersep koefisien regresi sebesar -2,76+E9
menunjukkan bahwa :
1. Jika pendapatan premi, hasil investasi dan klaim konstan maka
cadangan dana tabarru‟ yang dihasilkan adalah sebesar -
2.760.000.000.
2. Nilai koefisien variabel pendapatan premi sebesar 0,011 dengan
tingkat signifikansi 0,0041 menunjukkan bahwa jika pendapatan
premi naik sebesar 1.000.000.000 maka cadangan dana tabarru‟
akan meningkat sebesar 110.000.000 dengan asumsi ceteris
paribus.
3. Nilai koefisien variabel hasil investasi sebesar 1,244 dengan
tingkat signifikansi 0,0000 menunjukkan bahwa jika hasil
investasi naik sebesar 1.000.000.000 maka cadangan dana
tabarru‟ akan meningkat sebesar 1.244.000.000 dengan asumsi
ceteris paribus.
4. Nilai koefisien variabel klaim sebesar 0,056 dengan tingkat
signifikansi 0,2252 > α 0,05, artinya setiap kenaikan klaim
sebesar 1.000.000.000 masih direspon positif oleh cadangan
Y = -2,76+E9 + 0,110X1 + 1,244X2 + 0,056X3+ 𝜺𝒊𝒕
111
dana tabarru‟ sebesar 56.000.000, dengan asumsi ceteris
paribus. Meskipun pola hubungannya searah antara variabel
klaim dan variabel cadangan dana tabarru‟, namun pengaruhnya
tidak signifikan, sehingga kenaikan nilai tidak terlalu berpengaruh
buruk pada cadangan dana tabarru‟.
5. Berdasarkan hasil interprestasi model secara keseluruhan,
terlihat pendapatan premi dan hasil investasi masih mampu
mereduksi dampak buruk kenaikan klaim terhadap cadangan
dana tabarru‟.
F. Uji Hipotesis
1. Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Tabel 4.9
Hasil Uji F
Weighted Statistics Root MSE 2.10E+10 R-squared 0.737536
Mean dependent var 1.83E+10 Adjusted R-squared 0.727694
S.D. dependent var 4.12E+10 S.E. of regression 2.16E+10
Sum squared resid 3.72E+22 F-statistic 74.93459
Durbin-Watson stat 2.039379 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
112
Hipotesis:
H1= Pendapatan Premi, Hasil Investasi dan Klaim secara simultan
berpengaruh terhadap Cadangan Dana Tabarru‟ pada perusahaan
asuransi jiwa syariah yang terdaftar pada OJK Periode 2012-2017.
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.9 diatas terlihat bahwa
nilai probabilitas F lebih kecil dari taraf signifikansi (0,0000<0,05),
artinya ditolak H0 atau yang berarti bahwa semua variabel bebas
secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Dengan
demikian, model yang terbentuk layak untuk menginterprestasikan
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Hasil uji
t dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10
Hasil Uji t
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
Berdasarkan tabel 4.10, maka dapat disimpulkan mengenai
pengujian hipotesis secara parsial yaitu sebagai berikut.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.76E+09 3.12E+09 -0.884131 0.3793
PREMI? 0.110134 0.037269 2.955138 0.0041
INVESTASI? 1.244864 0.265520 4.688408 0.0000
KLAIM? 0.056415 0.046152 1.222370 0.2252
113
1. H2: Pendapatan prami berpengaruh terhadap Cadangan Dana
Tabarru‟ pada perusahaan asuransi jiwa syariah yang terdaftar
di OJK periode 2012-2017.
Berdasarkan pengujian H2 yaitu pengaruh variabel pendapatan
premi terhadap cadangan dana tabarru‟ menunjukkan p-value
0,0041 < α (0,05), sehingga H2 diterima. Artinya bahwa
pendapatan premi berpengaruh signifikan terhadap Cadangan
Dana Tabarru‟.
2. H3: Hasil Investasi berpengaruh terhadap Cadangan Dana
Tabarru‟ pada perusahaan asuransi jiwa syariah yang terdaftar
di OJK periode 2012-2017.
Berdasarkan pengujian H3 yaitu pengaruh variabel hasil
investasi terhadap cadangan dana tabarru‟ menunjukkan p-
value 0,000 < α (0,05), sehingga H3 diterima Artinya bahwa
hasil investasi berpengaruh signifikan terhadap cadangan dana
tabarru‟.
3. H4: Klaim berpengaruh terhadap Cadangan Dana Tabarru‟
pada perusahaan asuransi jiwa syariah yang terdaftar di OJK
periode 2012-2017.
Berdasarkan pengujian H4 yaitu pengaruh variabel klaim
terhadap cadangan dana tabarru‟ menunjukkan p-value 0,2252
> (0,05), sehingga H4 ditolak. Artinya bahwa klaim tidak
berpengaruh signifikan terhadap cadangan dana tabarru‟.
114
3. Hasil Uji Hipotesis Koefisien Determinasi (R²).
Uji Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi-
variasi dependen. Pengujian dilakukan untuk mengetahui berapa
besar nilai (R²) yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)
Weighted Statistics Root MSE 2.10E+10 R-squared 0.737536
Mean dependent var 1.83E+10 Adjusted R-squared 0.727694
S.D. dependent var 4.12E+10 S.E. of regression 2.16E+10
Sum squared resid 3.72E+22 F-statistic 74.93459
Durbin-Watson stat 2.039379 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil olah data dengan Eviews 11
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Adjusted R-
squared sebesar 0,727694. Hal ini menunjukkan variasi perubahan
dari cadangan dana tabarru‟ mampu dijelaskan oleh variasi
perubahan dari variabel pendapatan premi, hasil investasi dan
klaim sebesar 72,27%, sedangkan sisanya 27,73% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti didalam penelitian ini.
G. Pembahasan
1. Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi dan klaim
terhadap cadangan dana tabarru’.
115
Hasil penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa
pendapatan premi, hasil investasi dan klaim memiliki Nilai p-value
0,0041lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H1
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan premi, hasil
investasi dan kaim bersama-sama berpengaruh secara (simultan)
terhadap koefisien cadangan dana tabarru‟. Arah korelasi F hitung
yang positif menunjukkan bahwa apabila pendapatan premi, hasil
investasi dan klaim secara bersama-sama mengalami kenaikan
maka akan mengakibatkan terjadinya kenaikan pada cadangan
dana tabarru‟.
2. Pengaruh pendapatan premi terhadap cadangan dana tabarru’.
Hubungan antara pendapatan premi dan cadangan dana
tabarru‟ yang berpengaruh positif dan signifikan mengindikasikan
bahwa pendapatan premi merupakan faktor penting dalam
peningkatan cadangan dana tabarru‟. Dengan pendapatan premi
yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan asuransi akan
mampu menanggung besaran klaim yang akan ditanggung oleh
perusahaan asuransi. Jika premi yang diterima lebih besar dari
pada klaim yang dibayarkan oleh perusahaan, makan perusahaan
akan mendapatkan surplus underwriting dana yang selanjutnya
surplus tersebut akan didistribusikan sebagian atau seluruhnya ke
dalam cadangan dana tabarru‟. Hasil penelitian ini konsisten
116
dengan penelitian yang dilakukan oleh Arief Fadhullah dan Al
Torik Supiyanto yang menyatakan bahwa pendapatan premi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Cadangan Dana
Tabarru‟.
Pengaruh yang signifikan antara pendapatan premi terhadap
cadangan tabarru‟ menunjukkan perusahaan harus selalu memiliki
fokus khusus dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan
terbaik, salah satunya perusahaan dapat menerapkan strategi
faktor bauran pemasaran (marketing mix) yang telah berkembang
menjadi 7P yaitu product, price, place, promotion, people, process
dan physical attraction. Peningkatan sistem keagenan sebagai
mekanisme distribusi pada perusahaan asuransi untuk lebih
memudahkan pemasaran produk asuransi jiwa syariah melalui
distribusi personal selling yang memadai, serta aspek promosi
melalui berbagai media untuk meluaskan jangkauan calon
pemegang polis.
Asuransi syariah adalah salah satu lembaga keuangan
nonbank yang melakukan transaksi bisnis secara sistem
operasional yang didasarkan atas pedoman syariah islam.
Sehingga segala bentuk kegiatan yang dilakukannya, baik kegiatan
intern perusahaan ataupun ekstern perusahaan seperti kegiatan
perjanjian (akad), mekanisme pengelolaan dana, mekanisme
operasional perusahaan, budaya perusahaan (shariah corporate
117
culture), pemasaran (marketing), produk dan sebagainya harus
sesuai dengan syariah Islam. Semangat jiwa syariah (ghiroh ruh
syariah) harus dapat diimplementasikan sebagai nilai dalam setiap
aktivitas perusahaan. Nilai syariah tersebut sebagai sebuah
―jantung‖ yang memompa aplikasi prinsip-prinsip syariah.
Sikap profesionalisme utama yang selalu ditekankan oleh
Prudential Syariah adalah kejujuran. Sebagaimana dicontohkan
Rasulullah saw, sebagai seorang profesional muda yang cerdas
(fathanah), jujur (shiddiq), dan setia memenuhi janji kepada para
mitra bisnisnya. Sehingga beliau dapat sebutan Al-Amin yang
artinya dapat dipercaya. Rasulullah saw., menerapkan satu prinsip
dan strategi manajemen bisnis yang sangat andal, seperti: jujur,
setia dan profesional. Beliau juga mengutamakan customer
satisfaction, excellence service, kompetensi, efisiensi, transparansi,
serta persaingan yang sehat dan kompetitif65.
3. Pengaruh Hasil Investasi terhadap Cadangan Dana Tabarru’.
Hasil investasi yang signifikan terhadap cadangan dana
tabarru‟ dan koefisien variabel hasil investasi yang positif menurut
analisis peneliti menunjukkan bahwa hasil investasi memiliki peran
dalam peningkatan cadangan dana tabarru‟. Hasil investasi yang
tinggi menggambarkan perusahaan mampu menanamkan atau
65
Abdullah Amrin, Op., Cit, hal. 14
118
menempatkan aset baik berupa dana maupun harta untuk
mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Berdasarkan PSAK
108 menyebutkan bahwa selain dari kontribusi peserta, cadangan
dana tabarru‟ juga berasal dari hasil investasi. .Hasil penelitian ini
konsisten dengan peneltian yang dilakukan oleh Arief Fadlullah
yang menemukan bahwa hasil investasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap cadangan dana tabarru‟.
Pengaruh yang positif dan signifikan antara hasil investasi
dan cadangan dana tabarru‟ menunjukkan perusahaan harus
membuat dan memiliki perencanaan portofolio investasi yang yang
tepat dan tentunya dengan menempatkan dana investasi ke dalam
instrumen investasi yang sesuai syariah. Ketika pendapatan premi
yang diterima oleh perusahaan mengalami peningkatan dan
pencapaian target, tetapi perusahaan tidak mampu mengelola dana
tersebut dalam alokasi investasi yang tepat, maka perusahaan bisa
mengalami kerugian yang berakibat pada rendahnya saldo
cadangan dana tabarru, yang akan memberikan efek negatif
terhadap stabilitas keuangan perusahaan, terutama jika terjadi
klaim yang tidak bisa diprediksi. ‟Perusaaan juga harus patuh
terhadap batasan investasi yang dikeluarkan oleh regulator. Tujuan
batasan investasi bagi perusahaan adalah untuk mengamankan
dana yang dihimpun dari masyarakat yang telah diamanahkan
kepada perusahaan untuk diinvestasikan ke instrumen investasi
119
yang aman untuk meminimalkan resiko dalam berinvestasi dan
memenuhi target return yang dianggarkan perusahaan.
Korelasi lainnya adalah semakin tingginya tingkat
pengembalian hasil investasi menunjukkan perusahaan memiliki
kemampuan dalam mengelola dana perserta. Hal ini memberikan
dampak terhadap meningkatnya kepercayaan peserta terhadap
kemampuan perusahaan, dan mendorong tumbuhnya perusahaan
dalam menjaring peserta-peserta asuransi lainnya66. Dengan
demikian akan semakin meningkatkan pendapatan premi
perusahaan asuransi.
4. Pengaruh klaim terhadap cadangan dana tabarru’.
Hasil penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa klaim
tidak berpengaruh signifikan terhadap cadangan dana tabarru‟. Nilai
koefisien variabel klaim yang positif, menunjukkan bahwa ada pola
hubungan yang searah antara kenaikan jumlah klaim terhadap
cadangan dana tabarru‟, akan tetapi pengaruhya tidak signifikan.
Hubungan positif namun tidak signifikan antara klaim dan
cadangan dana tabarru‟ menurut analisis peneliti menunjukkan
bahwa meskipun selama periode penelitian terjadi peningkatan
klaim namun tidak terlalu berdampak buruk terhadap cadangan
dana tabarru‟. Sebuah perusahaan asuransi tidak bisa memprediksi 66
Sogengsoedibjo dan Rachmafitriati, , “Penetapan target premiasuransi jiwa syariah untuk mencapai titip impas dengan pendekatanmodel profit testing”, Bisnis dan Birokrasi, Jurnal ilmu administrasi dan organisasi. Mei-agustus 2009, volume 16 no 2, hlm 59-67.
120
kemungkinan besar kecilnya klaim yang akan terjadi. Kemungkinan
besar kecilnya jumlah klaim bisa dikelola dengan proses
underwriting yang tepat. Underwriting merupakan proses
penyelesaiakn dan pengelompokkan resiko yang kan ditanggung.
Tugas itu merupakan sebuah elemen yang esensial dalam operasi
perusahaan asuransi67. Sebab, maksud underwriting adalah
memaksimalkan laba melalui penerimaan distribusi resiko yang
diperkirakan akan mendatangkan laba. Tanpa underwriting yang
efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu bersaing. Dalam
praktiknya untuk menarik nasabah harus ada proporsi yang sama
mengenai resiko yang baik dengan resiko yang kurang
menguntungkan dalam kelompok yang diasuransikan, sesuai
dengan informasi data statistik yang diperoleh. Berdasarkan
analisis peneliti, sebuah perusahaan asuransi syariah harus terus
mengupayakan peningkatan pendapatan premi yang maksimal,
akan tetapi tetap harus taat pada standar proses underwriting
penerimaan nasabah untuk meminimalisir resiko klaim yang
mungkin terjadi. Sehingga sebelum melakukan aktivitas
pemasaran, perusahaan harus memiliki portofolio premi,
kepesertaan dan indikator-indikator profitabilitas yang telah
dirumuskan.
67
Muhammad Syakir Sula, Op., Cit, hal. 183
121
5. Perusahaan yang memiliki kriteria terbaik berdasarkan variabel
penelitian
Tabel 4.12
Hasil Estimasi Intersep Individu
Perusahaan Individual Effect (Ci)
Intersep Umum Model Regresi (C)
C+ Ci
TKF -4.350.000.000 -2.760.000.000 -7.110.000.000
AMN -2.360.000.000 -2.760.000.000 -5.120.000.000
Sms -1.540.000.000 -2.760.000.000 -4.300.000.000
BRI -477.000.000 -2.760.000.000 -3.237.000.000
BPR -278.000.000 -2.760.000.000 -3.038.000.000
AIA -135.000.000 -2.760.000.000 -2.895.000.000
CAR -114.000.000 -2.760.000.000 -2.874.000.000
SKI -2.700.882 -2.760.000.000 -2.762.700.882
JMA 226.000.000 -2.760.000.000 -2.534.000.000
ACE 327.000.000 -2.760.000.000 -2.433.000.000
GRT 636.000.000 -2.760.000.000 -2.124.000.000
TKO 684.000.000 -2.760.000.000 -2.076.000.000
AXA 700.000.000 -2.760.000.000 -2.060.000.000
SLF 788.000.000 -2.760.000.000 -1.972.000.000
ALZ 857.000.000 -2.760.000.000 -1.903.000.000
PNI 1.100.000.000 -2.760.000.000 -1.660.000.000
PRU 5.150.000.000 -2.760.000.000 2.390.000.000
Sumber: Hasil olah data dengan eviews 11
Berdasarkan tabel 4.12 hasil estimasi intersep individu
diatas, dapat dilihat PT. Prudential Life Assurance unit syariah
memiliki nilai intersep tertinggi yaitu 2.390.000.000, yang artinya
jika pendapatan premi, hasil investasi dan klaim dalam posisi
konstan, maka perusahaan memiliki cadangan dana tabarru‟ senilai
2.390.000.000,-.
Nilai intersep individu terendah sebesar -7.110.000.000 ada
pada perusahaan Asuransi Takaful Keluarga, yang artinya yang
artinya jika pendapatan premi, hasil investasi dan klaim dalam
posisi konstan, maka perusahaan memiliki cadangan dana tabarru‟
senilai -7.110.000.000.
122
Tabel 4.13
Data Statistik Deskriptif
Tabarru' Premi Hasil Investasi Klaim
Mean
TKF
18.787.750.000 197.962.750.000
17.015.500.000
97.197.000.000
PRU
119.049.000.000 375.881.166.667
33.743.500.000
273.823.333.333
General
20.800.000.000 92.800.000.000
8.320.000.000
49.700.000.000
Max
TKF
10.861.000.000 203.285.000.000
18.178.000.000
104.460.000.000
PRU
199.262.000.000 520.541.000.000
51.221.000.000
360.986.000.000
General
229.000.000.000 534.000.000.000
79.800.000.000
361.000.000.000
Sumber: Hasil Olah Data Eviews 11
Dari tabel 4.13 dapat dilihat perbedaan yang signifikan
antara nilai mean cadangan dana tabarru‟ Prudential Syariah
yangmencapai 119.049.000.000 atau 572,4% lebih besar dari nilai
rerata cadangan dana tabarru‟ pada Asuransi Takaful Keluarga.
Bahkan, jika dibandingkan secara keseluruhan perusahaan dengan
asuransi jiwa syariah di Indonesia, nilai rerata cadangan dana
tabarru‟ Asuransi Takaful Keluarga berada di bawah nilai rerata
secara umum.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu
Manajer dari PT. Prudential Life Assurance unit syariah di Jambi,
salah satu hal yang menjadi kekuatan Prudential Syariah adalah
memberikan perhatian khusus pada aspek people dalam mencapai
target pencapaian pendapatan premi dengan terus meningkatkan
skill tenaga marketing (agen) melalui program training yang bersifat
kontinue dan komprehensif. Yang mana saat ini Prudential Syariah
memiliki sebuah aplikasi yang bisa diakses dengan mudah oleh
seluruh tenaga marketing, mencakup semua aspek training,
penjualan dan pelayanan polis.
123
Prudential Indonesia juga memperkuat kepemimpinan
pasarnya dalam bisnis asuransi syariah, dengan mencatatkan total
aset syariah sebesar 9,2 triliun dan total kontribusi tabarru‘ sebesar
2,4 triliun. Tabarru‘ Prudential Indonesia juga mendanai modal
berbasis risiko sebesar 2.488% dan dana perusahaan sebesar
10.002%. Selain itu, Prudential Indonesia mempertahankan posisi
Modal Berbasis Resiko (RBC) perusahaan sebesar 752% lebih dari
enam kali persyaratan minimum wajib)68.
68
https://www.wartaekonomi.co.id/read221949/meski-penuh-gejolak-prudential-tetap-pimpin-pasar-asuransi-indonesia.html
124
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti mengumpulkan data dan melakukan analisis
penelitian, dapat ditarik kesimpulan akhir penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Pendapatan premi, hasil investasi dan kaim bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan secara (simultan) terhadap
koefisien cadangan dana tabarru‟
2. Pendapatan premi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Cadangan Dana Tabarru‟
3. Hasil investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan
dana tabarru‟
4. Klaim memiliki pengaruh yang positif tapi tidak signifikan terhadap
cadangan dana tabarru‟.
5. Hasil intersep individu menunjukkan PT. Prudential Life Assurace unit
syariah menempati posisi terbaik.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis peneliti, berikut hal-hal
yang menjadi implikasi dalam penelitian ini:
1. Hubungan antara pendapatan premi dan cadangan dana tabarru‟ yang
berpengaruh positif dan signifikan mengindikasikan bahwa pendapatan
premi merupakan faktor penting dalam peningkatan cadangan dana
tabarru‟. Dengan pendapatan premi yang tinggi dapat diartikan bahwa
perusahaan asuransi akan mampu menanggung besaran klaim yang
akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.
2. Hasil investasi yang signifikan terhadap cadangan dana tabarru‟ dan
koefisien variabel hasil investasi yang positif menurut analisis peneliti
menunjukkan bahwa hasil investasi memiliki peran paling besar dalam
125
peningkatan cadangan dana tabarru‟. Hasil investasi yang tinggi
menggambarkan perusahaan mampu menanamkan atau
menempatkan aset baik berupa dana maupun harta untuk
mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
3. Hubungan positif namun tidak signidfikan antara klaim dan cadangan
dana tabarru‟ menurut analisis peneliti menunjukkan bahwa meskipun
selama periode penelitian terjadi peningkatan klaim namun tidak terlalu
berdampak buruk terhadap cadangan dana tabarru‟.
4. Berdasarkan hasil interprestasi model secara keseluruhan, terlihat
pendapatan premi dan hasil investasi masih mampu mereduksi dampak
buruk kenaikan klaim terhadap cadangan dana tabarru‟.
C. Rekomendasi
Berikut adalah hal-hal yang menjadi rekomendasi peneliti dalam
penelitian ini :
1. Pendapatan premi merupakan hal terpenting dalam keberlanjutan
sebuah perusahaan asuransi syariah. Sehingga, perusahaan harus
terus berinovasi dalam mempertahankan dan terus menciptakan varian
produk asuransi syariah yang dibutuhkan oleh masyarakat yang
tentunya harus sesuai dengan kaidah syariah.
2. Perusahaan harus membuat dan memiliki perencanaan portofolio
investasi yang yang tepat dan tentunya dengan menempatkan dana
investasi ke dalam instrumen investasi yang sesuai syariah. Ketika
pendapatan premi yang diterima oleh perusahaan mengalami
peningkatan dan pencapaian target, tetapi perusahaan tidak mampu
mengelola dana tersebut dalam alokasi investasi yang tepat, maka
perusahaan bisa mengalami kerugian yang berakibat pada rendahnya
saldo cadangan dana tabarru, yang akan memberikan efek negatif
terhadap stabilitas keuangan perusahaan, terutama jika terjadi klaim
yang tidak bisa diprediksi.
126
3. Perusahaan harus memiliki portofolio premi, kepesertaan, indikator-
indikator profitabilitas yang telah dirumuskan. Besar atau kecilnya klaim
tidak bisa diprediksi, namun kemungkinan timbulnya klaim bisa
diminimalisir dengan proses underwriting yang baik dan taat aturan.
Dalam praktiknya untuk menarik nasabah harus ada proporsi yang
sama mengenai resiko yang baik dengan resiko yang kurang
menguntungkan dalam kelompok yang diasuransikan, sesuai dengan
informasi data statistik yang diperoleh.69
4. PT. Prudential Life Assurance unit syariah diharapkan tetap
mempertahankan prestasi pencapaian perusahaan saat ini dan
semakin berinovasi meningkatkan pelayanan pengembangan produk
asuransi syariah.
69
Muhammad Syakir Sula., Op,Cit, hal. 183
DAFTAR PUSTAKA
Amrin, Abdullah. Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Konvensional. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2006
Ariefianto, Moch. Deddy. Ekonometriks esensi dan aplikasi dengan
menggunakan Eviews, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012. AM Hasan, Ali. (2004). Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu
Tinjauan Analisis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta : Kencana, 2004
Arief Fadlullah. (2014). “Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil Investasi terhadap Cadangan Dana Tabarru‟(Studi Pada PT Asuransi Sinarmas Syariah)”. Skripsi. Jakarta: Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum. UIN Syarif Hidayatullah.
Arifin, Hassan Noel. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Firma
Oei Han BengrH.N. Arifin, 1951.
Damayanti, Febrinda Eka dan Mawardi, Imron. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Surplus Underwriting Asuransi Umum Syariah di Indonesia,” Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No 12 Desember 2012, hal. 990
Exposure Draft PSAK No. 108 Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang
Pedoman Umum Asuransi Syariah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ Pada Asuransi Syariah
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM
SPSS Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011. H.M Jogiyanto,. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 3. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2003 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
Muhammad Iqbal, “Pengelolaan Dana Tabarru’ Asuransi Jiwa Syariah
Dalam Pembiayaan Murabahah di Bank Sumsel Babel Cabang Syariah Baturaja, “ Medina-Te 16 (2017): hal. 25
Muslehuddin, Mohammad. Asuransi Dalam Islam. Jakarta : Bumi
Aksara, 1997. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.18/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Reasuransi dengan Prinsip Syariah.
Pontjowinoto, Iwan P. Prinsip Syariah Di Pasar Modal (Pandangan
Praktisi). Jakarta: Modal Publications, 2003. Rosiana Puspaningrum. (2013). “Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil
Investasi, dan Klaim Terhadap Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Asuransi Jiwa yang Memiliki Unit Syariah)”. Skripsi. Bandung: Program Studi Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia.
Soedibjo, sogeng dan rachmafitriati. “Penetapan target premiasuransi
jiwa syariah untuk mencapai titip impas dengan pendekatan model profit testing”, Bisnis dan Birokrasi, Jurnal ilmu administrasi dan organisasi. Mei-agustus, hlm 59-67, volume 16 no. 2 (2009): 59-67
Sholihin, Ahmad Ifham. Pedoman Umum Lembaga Keuangan
Syariah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010 Statistik IKNB Syariah OJK https://ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-
statistik/iknb-syariah/Default.aspx (diakses pada 18 Januari 2019)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2009).
Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta : Gema Insani, 2004.
Suma, Muhammad Amin. Asuransi Syariah dan Asuransi
Konvensional Teori, System, dan Pemasaran. Ciputat: Kholam Publishing: 2006.
Tandelilin, Eduardus. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001 Umar, M. Hasbi, Filsafat Fiqih Muamalat Kontemporer, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2014. Wahyudi, Setyo Tri. Konsep dan Ekonomterika menggunakan E-
Views, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016.
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai
Panduan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2018
. http://www.car.co.id/id/tentang-kami/profile/visi-misi
https://www.chubb.com/id-id/about-chubb/chubb-in-indonesia.aspx
https://www.sinarmasmsiglife.co.id/profil
https://www.panindai-ichilife.co.id/id/about-panin
https://www.prudential.co.id/id/our-company/about-prudential-indonesia/
https://www.sunlife.co.id/ID/About+us?vgnLocale=in_ID
https://www.tokiomarine.com/id/id/about-us/life-insurance.html
https://www.aaji.or.id/Perusahaan/tokio-marine
http://chubbsyariah.co.id/id-en/about-chubb/chubb-in-
indonesia?page=homepage
https://takaful.co.id/profil-perusahaan/
http://alamin-insurance.com/profil-andro/
http://amanahgitha.com/profil-perusahaan/
https://www.aaji.or.id/Perusahaan/asuransi-jiwa-syariah-amanahjiwa-giri-artha
http://jmasyariah.com/jmasyariah/tata-kelola-perusahaan/
http://www.asyki.com/page/about
CURRICULUM VITAE
Penulis, Nurlaila Adhani, lahir pada
tanggal 12 Juli 1989, di Kota Jambi, Provinsi
Jambi. Anak pertama dari 3 bersaudara,
pasangan dari Bapak Drs. Darul Ulum dan
Ibu Harmonis. Istri dari Leary Irawan dan
Ibu dari seorang putri, Kanaya Assyifa
Irawan.
Pendidikan formal penulis dimulai dari SD N 119 Kota Jambi tahun
1995 dan tamat pada tahun 2000. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan
jenjang sekolah menengah pada SMP N 9 Kota Jambi dan tamat pada tahun
2003 untuk kemudian melanjutkan pendidikan pada SMA N 1 Kota Jambi dan
tamat pada tahun 2006.
Penulis melanjutkan pendidikan formal jenjang perguruan tinggi pada
tahun 2006 dengan terdaftar sebagai mahasiswa S1 pada Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi Universitas Jambi, dan selesai pada tahun 2010.
Saat ini Penulis sedang menyelesaikan studi pendidikan formal pada
Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada jurusan Ekonomi Islam,
Prodi Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah.
Dependent Variable: TABARRU_?
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/14/19 Time: 10:57
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 17
Total pool (unbalanced) observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.83E+09 2.87E+09 -0.986188 0.3270
PREMI? 0.108608 0.036562 2.970518 0.0039
KLAIM? 0.063805 0.044120 1.446172 0.1520
INVESTASI? 1.244155 0.257237 4.836619 0.0000
R-squared 0.762758 Mean dependent var 2.08E+10
Adjusted R-squared 0.753862 S.D. dependent var 4.43E+10
S.E. of regression 2.20E+10 Akaike info criterion 50.51319
Sum squared resid 3.87E+22 Schwarz criterion 50.62895
Log likelihood -2117.554 Hannan-Quinn criter. 50.55973
F-statistic 85.73636 Durbin-Watson stat 1.962418
Prob(F-statistic) 0.000000
Hasil Estimasi Common Effect Model
Dependent Variable: TABARRU_?
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/14/19 Time: 11:08
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 17
Total pool (unbalanced) observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.15E+09 4.38E+09 0.491055 0.6251
PREMI? 0.115378 0.044107 2.615845 0.0111
KLAIM? -0.053551 0.078366 -0.683353 0.4969
INVESTASI? 1.271737 0.338573 3.756169 0.0004
Fixed Effects (Cross)
ACE--C -2.31E+09
AIA--C -6.12E+09
ALZ--C 2.32E+09
AMN--C 2.34E+09
AXA--C -1.56E+09
BPR--C -7.66E+09
BRI--C -4.85E+09
CAR--C -4.42E+09
GRT--C -1.44E+09
JMA--C -3.00E+09
PNI--C 1.95E+08
PRU--C 4.53E+10
SKI--C -4.04E+09
SLF--C -9.77E+08
SMS--C -1.32E+10
TKF--C -2.26E+10
TKO--C -1.83E+09
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.817432 Mean dependent var 2.08E+10
Adjusted R-squared 0.763232 S.D. dependent var 4.43E+10
S.E. of regression 2.16E+10 Akaike info criterion 50.63219
Sum squared resid 2.98E+22 Schwarz criterion 51.21096
Log likelihood -2106.552 Hannan-Quinn criter. 50.86485
F-statistic 15.08177 Durbin-Watson stat 2.544108
Prob(F-statistic) 0.000000
Hasil Estimasi Fixed Effect Model
Dependent Variable: TABARRU_?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/14/19 Time: 11:12
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 17
Total pool (unbalanced) observations: 84
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.76E+09 3.12E+09 -0.884131 0.3793
PREMI? 0.110134 0.037269 2.955138 0.0041
KLAIM? 0.056415 0.046152 1.222370 0.2252
INVESTASI? 1.244864 0.265520 4.688408 0.0000
Random Effects (Cross)
ACE--C 3.27E+08
AIA--C -1.35E+09
ALZ--C 8.57E+08
AMN--C -2.36E+09
AXA--C 7.00E+08
BPR--C -2.78E+08
BRI--C -4.77E+08
CAR--C -1.14E+08
GRT--C 6.36E+08
JMA--C 2.26E+08
PNI--C 1.10E+09
PRU--C 5.15E+09
SKI--C -2700882.
SLF--C 7.88E+08
SMS--C -1.54E+09
TKF--C -4.35E+09
TKO--C 6.84E+08
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 4.74E+09 0.0460
Idiosyncratic random 2.16E+10 0.9540
Weighted Statistics
R-squared 0.737536 Mean dependent var 1.83E+10
Adjusted R-squared 0.727694 S.D. dependent var 4.12E+10
S.E. of regression 2.16E+10 Sum squared resid 3.72E+22
F-statistic 74.93459 Durbin-Watson stat 2.039379
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.762631 Mean dependent var 2.08E+10
Sum squared resid 3.88E+22 Durbin-Watson stat 1.957902
Hasil Uji Estimasi Random Effect Model
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: COMPANY
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1.197866 (16,64) 0.2943
Cross-section Chi-square 22.004125 16 0.1431
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: TABARRU_?
Method: Panel Least Squares
Date: 11/14/19 Time: 11:19
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 17
Total pool (unbalanced) observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.83E+09 2.87E+09 -0.986188 0.3270
PREMI? 0.108608 0.036562 2.970518 0.0039
KLAIM? 0.063805 0.044120 1.446172 0.1520
INVESTASI? 1.244155 0.257237 4.836619 0.0000
R-squared 0.762758 Mean dependent var 2.08E+10
Adjusted R-squared 0.753862 S.D. dependent var 4.43E+10
S.E. of regression 2.20E+10 Akaike info criterion 50.51319
Sum squared resid 3.87E+22 Schwarz criterion 50.62895
Log likelihood -2117.554 Hannan-Quinn criter. 50.55973
F-statistic 85.73636 Durbin-Watson stat 1.962418
Prob(F-statistic) 0.000000
Hasil Uji Chow
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: COMPANY
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 3.023783 3 0.3880
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
PREMI? 0.115378 0.110134 0.000557 0.8241
KLAIM? -0.053551 0.056415 0.004011 0.0825
INVESTASI? 1.271737 1.244864 0.044131 0.8982
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: TABARRU_?
Method: Panel Least Squares
Date: 11/14/19 Time: 11:23
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 17
Total pool (unbalanced) observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.15E+09 4.38E+09 0.491055 0.6251
PREMI? 0.115378 0.044107 2.615845 0.0111
KLAIM? -0.053551 0.078366 -0.683353 0.4969
INVESTASI? 1.271737 0.338573 3.756169 0.0004
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.817432 Mean dependent var 2.08E+10
Adjusted R-squared 0.763232 S.D. dependent var 4.43E+10
S.E. of regression 2.16E+10 Akaike info criterion 50.63219
Sum squared resid 2.98E+22 Schwarz criterion 51.21096
Log likelihood -2106.552 Hannan-Quinn criter. 50.86485
F-statistic 15.08177 Durbin-Watson stat 2.544108
Prob(F-statistic) 0.000000
Hasil Uji Hausman
Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas
0
10
20
30
40
50
-5.0e+10 0.05000 5.0e+10
Series: Res iduals
Sample 1 84
Observations 84
Mean 2.40e-06
Median 2.37e+09
Maximum 8.39e+10
Minimum -7.43e+10
Std. Dev. 2.16e+10
Skewness 0.581959
Kurtosis 10.28962
Jarque-Bera 190.7264
Probabi l i ty 0.000000
Hasil Uji Multikolinearitas
PREMI INVESTASI KLAIM
PREMI 1.000000 0.816321 0.757979
INVESTASI 0.816321 1.000000 0.556494
KLAIM 0.757979 0.556494 1.000000
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Null hypothesis: No serial correlation at up to 2 lags
F-statistic 0.236821 Prob. F(2,78) 0.7897
Obs*R-squared 0.506997 Prob. Chi-Square(2) 0.7761
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 11/14/19 Time: 11:37
Sample: 1 84
Included observations: 84
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.17E+08 2.91E+09 0.040316 0.9679
PREMI -0.000297 0.039821 -0.007448 0.9941
INVESTASI 0.047205 0.287105 0.164416 0.8698
KLAIM -0.009726 0.049206 -0.197667 0.8438
RESID(-1) 0.073329 0.124449 0.589227 0.5574
RESID(-2) 0.039106 0.125576 0.311414 0.7563
R-squared 0.006036 Mean dependent var 3.99E-07
Adjusted R-squared -0.057680 S.D. dependent var 2.16E+10
S.E. of regression 2.22E+10 Akaike info criterion 50.55476
Sum squared resid 3.85E+22 Schwarz criterion 50.72839
Log likelihood -2117.300 Hannan-Quinn criter. 50.62456
F-statistic 0.094728 Durbin-Watson stat 2.003240
Prob(F-statistic) 0.992795
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
Null hypothesis: Homoskedasticity
F-statistic 58.06238 Prob. F(3,80) 0.0000
Obs*R-squared 57.56278 Prob. Chi-Square(3) 0.0000
Scaled explained SS 242.5108 Prob. Chi-Square(3) 0.0000
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/14/19 Time: 11:46
Sample: 1 84
Included observations: 84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.76E+18 9.79E+19 0.028247 0.9775
PREMI^2 -0.001541 0.002289 -0.673325 0.5027
INVESTASI^2 0.905334 0.108503 8.343837 0.0000
KLAIM^2 0.020695 0.004710 4.394122 0.0000
R-squared 0.685271 Mean dependent var 4.61E+20
Adjusted R-squared 0.673469 S.D. dependent var 1.41E+21
S.E. of regression 8.08E+20 Akaike info criterion 99.16613
Sum squared resid 5.22E+43 Schwarz criterion 99.28188
Log likelihood -4160.977 Hannan-Quinn criter. 99.21266
F-statistic 58.06238 Durbin-Watson stat 1.622163
Prob(F-statistic) 0.000000