104
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI DAN PERTUMBUHAN GDP TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTI (KAJIAN EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGAMATAN TAHUN 2000-2008 ) TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh derajat sarjana S-2 Magister Manajemen Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Disusun oleh: ACHMAD ATH THOBARRY NIM C4A 007 118 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI DAN PERTUMBUHAN GDP TERHADAP

INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTI (KAJIAN EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE PENGAMATAN TAHUN 2000-2008 )

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh derajat sarjana S-2 Magister Manajemen

Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro

Disusun oleh: ACHMAD ATH THOBARRY

NIM C4A 007 118

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2009

Page 2: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

PENGESAHAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis berjudul :

ANALISIS PENGARUH, NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI DAN PERTUMBUHAN GDP TERHADAP

INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTI (KAJIAN EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE PENGAMATAN TAHUN 2000-2008 )

Yang disusun oleh Achmad Ath Thobarry, NIM C4A007118

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 15 September 2009

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Prof.Dr.H. Imam Ghozali, M.Com, Akt Dra. Zulaikha, M.Si, Akt

Page 3: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Semarang, 15 Sepetember 2009

Universitas Diponegoro

Program Pascasarjana

Program Studi Magister Manajemen

Ketua Program

Prof. Dr. Augusty Tae Ferdinand, MBA

Page 4: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

 

   

 

   

 

 

Sertifikasi

Saya Achmad Ath Thobarry, ST yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa

tesis yang saya ajukan ini adalah hasil karya saya sendiri yang belum pernah disampaikan

untuk mendapatkan gelar pada program Magister Manajemen ini ataupun program

lainnya. Karya ini adalah milik saya, karena itu pertanggungjawabannya sepenuhnya

berada di pundak saya .

Achmad Ath Thobarry, ST

15 September 2009

Page 5: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Melihatlah ke atas untuk urusan akhiratmu

dan melihatlah ke bawah untuk urusan duniamu

maka hidup akan tenteram. “

“ Bukan kecerdasan anda,

melainkan sikap andalah

yang akan mengangkat anda dalam kehidupan “

Tesis ini dipersembahkan untuk :

Orang Tua, Drs.Moh. Chozin, SH & Maryati, SH

Kedua adikku Nurul Mahrunnisa dan Indah Syajratuddar

Dan Anita Dian Puspitasari, SE, MM

Terimakasih atas segala bentuk dukungan yang telah diberikan kepada

penulis

Page 6: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allaw SWT atas rahmat dan hidayahNya,

sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Segala upaya yang telah dilakukan tentunya tidak terlepas dari bimbingan,

bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan

penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

membantu hingga terselesaikannya tesis ini, terutama disampaikan kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Augusty Tae Ferdinand, MBA, Direktur Program Studi Magister

Manajemen Universitas Diponegoro Semarang, yang telah memberikan kesempatan

bagi penulis untuk mengikuti kegiatan perkuliahan pada Program Studi Magister

Manajemen Universitas Diponegoro Semarang

2. Bapak Prof.Dr.H.Imam Ghozali, M.Com. Akt dan Ibu Dra. Zulaikha, M.Si, Akt

selaku Pembimbing yang telah memberikan sumbangan pikiran dan memberikan

kesempatan untuk berdiskusi serta dorongan dalam penelitian ini

3. Para Dosen dan Admisi Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro

yang telah banyak membuka wawasan berpikir dan membantu kegiatan perkuliahan

4. Pimpinan Bank Indonesia Semarang dan Pimpinan Badan Pusat Statistik Wilayah

Jawa Tengah yang telah memberikan data dan informasi demi kelancaran

penyelesaian penelitian ini

5. Pimpinan dan rekan-rekan karyawan PT. Jamsostek (persero) cabang Semarang I atas

bantuan dan waktu yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan Tesis ini.

Page 7: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

6. Keluarga yang telah memberikan kesempatan dan dukungan baik secara moral

maupun spirituil kepada penulis.

7. Teman-teman kuliah pada Program Studi Magister Manajemen Universitas

Diponegoro Angkatan XXXI Akhir Pekan atas persahabatan yang indah dan segala

bantuan serta kerjasamanya selama ini

8. Berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan program studi dan penelitian ,

yang tidak dapat diuraikan satu persatu.

Semoga jasa, bantuan dan dorongan bapak/ibu diterima oleh Allah SWT sebagai

amal yang bermanfaat.

Harapan penulis, semoga tesis ini bermanfaat meskipun penulis menyadari

sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna.

Semarang, 15 September 2009

Achmad Ath Thobarry, ST

Page 8: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

ABSTRACT

Instability of monetary situation which is reflected by currency rate, interest rate, inflation rate and GDP growth affects chaos in economic situation.The Case above shows that macro economic has close corelation with stock price index in the stock market.The purpose of this research is to analyze some factors that influence stock price index in property sector. This research examines the effect of currency rate, interest rate, inflation rate and GDP growth in the property stock price index during period 2000-2008. The method employed in this research is using multiple regression analysis. Historical data was taken from Indonesian Financial Statistic,Indonesian Stock Exchange, Statictic Center Beaurau, Bank of Indonesia monthly report and Indonesia Capital Market Directory.

The results shows that currency rate and inflation rate has significant influence toward property stock price index. Mean while interest rate and GDP growth affects property stock price index when it was tested partially. Keyword : currency rate, interest rate, inflation rate, GDP growth and Stock price Index

Page 9: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

ABSTRAKSI

Tidak stabilnya situasi moneter yang tercermin dari nilai tukar rupiah, suku bunga, inflasi dan pertumbuhan GDP mengakibatkan kekacauan dalam perekonomian. Hal tersebut menunjukkan eratnya pengaruh makro ekonomi terhadap indeks harga saham di pasar saham. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji mengenai pengaruh indikator ekonomi makro, tingkat inflasi, suku bunga, kurs, dan pertumbuhan terhadap indeks harga saham sektor properti selama periode tahun 2000-2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi linier berganda. Data diperoleh dari Monthly Statictic, Indonesia Stock Exchange, Indikator ekonomi dari Badan Pusat Statistik, Laporan bulanan Bank Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan data dikumpulkan dengan teknik mencatat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel nilai tukar memiliki pengaruh positif signifikan dan variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham sektor properti, sedangkan variabel suku bunga dan pertumbuhan GDP hanya signifikan bila diuji secara bersamaan dan tidak berpengaruh signifikan bila diuji secara parsial. Kata kunci : Nilai tukar, Suku bunga, Laju Inflasi, Pertumbuhan GDP, Indeks harga saham

Page 10: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

SERTIFIKASI ............................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN TESIS ............................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................... v

ABSTRAKSI ............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 17

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 19

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 20

II. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL

PENELITIAN

2.1. Telaah Pustaka ........................................................................... 21

2.1.1. Pasar Modal ................................................................... 21

2.1.2. Indeks Harga Saham ...................................................... 22

2.1.3. Faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi nilai

Saham ............................................................................ 26

Page 11: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

2.1.4. Nilai Tukar Uang .......................................................... 29

2.1.5. Suku Bunga .................................................................. 32

2.1.6. Laju Inflasi ................................................................... 33

2.1.7. Pertumbuhan GDP ......................................................... 35

2.1.8. Hubungan nilai tukar terhadap dollar, suku bunga,

nilai tukar dan pertumbuhan GDP terhadap

pergerakan indeks Harga Saham ................................... 35

2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................. 40

2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 45

2.4. Perumusan Hipotesis .................................................................. 47

III. METODE PENELITIAN

3.1. Sumber Data ............................................................................... 49

3.2. Populasi dan Sampel .................................................................. 50

3.3. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 51

3.4. Definisi Operasional Variabel .................................................... 51

3.5. Teknik Analisis Data .................................................................. 54

3.5.1. Pengujian Asumsi Klasik .............................................. 55

3.5.1.1. Uji Multikolinearitas ....................................... 56

3.5.1.2. Uji Heteroskedastisitas .................................... 57

3.5.1.3. Uji Normalitas ................................................. 58

3.5.1.4. Uji autokorelasi ............................................... 60

3.5.2. Pengujian Hipotesis ....................................................... 60

3.5.2.1. Koefisien Determinasi (R2) .......................... 61

3.5.2.2. Pengujian Terhadap Koefisien Regresi

Secara Simultan (Uji F) ................................ 61

3.5.2.3. Pengujian Dengan Koefisien Regresi Parsial

(Uji t) ............................................................. 63

Page 12: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis data ................................................................................ 64

4.1.1 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 64

4.1.2 Perumusan Model Persamaan Regresi ............................... 70

4.1.3Analisis Kekuatan Pengaruh Variabel Bebas terhadap

Variasi Variabel Terikat ...................................................... 72

4.2 Uji Hipotesis dan Pembahasan ..................................................... 73

4.2.1 Uji Hipotesis untuk Menguji Kemampuan pengaruh

Inflasi, SBI, Nilai tukar dan Nilai GDP secara

bersama-sama terhadap Indeks Properti. ............................ 73

4.2.2 Uji Hipotesis untuk Menguji Kemampuan pengaruh

Inflasi, SBI, Nilai tukar dan Nilai GDP secara parsial

terhadap Indeks Properti. ................................................... 74

V. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

5.1 Simpulan ....................................................................................... 81

5.2 Implikasi Kebijakan ...................................................................... 82

5.3 Keterbatasan penelitian ................................................................. 83

5.4 Agenda untuk penelitian mendatang ............................................ 84

DAFTAR REFERENSI…… ....................................................................... 86

Page 13: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Bursa Efek Indonesia tahun 1994-2008 .... 7

Tabel 2.1 Matriks Hubungan Profitabilitas Perusahaan dengan

kondisi ekonomi ................................................................. 26

Tabel 2.2 Pengaruh Faktor-faktor Ekonomi Terhadap investasi ........ 28

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu .......................................................... 43

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ............................................ 53

Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................. 65

Tabel 4.2 Hasil Uji Gletsjer ............................................................... 67

Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov- Smirnov ........................................ 69

Tabel 4.4 Hasil Estimasi Regresi Berganda ....................................... 71

Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................ 73

Tabel 4.6 Hasil Uji Satatistik F .......................................................... 73

Tabel 4.7 Hasil Uji Satatistik t ........................................................... 75

Page 14: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Indeks Sektor Properti dan Real Estate

Tahun 1996 – 2008 ............................................................ 8

Gambar 1.2 Grafik Pergerakan pertumbuhan GDP Indonesia tahun

2003-2007 .......................................................................... 10

Gambar 1.3 Grafik Perkembangan pangsa pasar PDB menurut sektor

ekonomi .............................................................................. 12

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................. 47

Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................... 66

Gambar 4.2 Normal Probability Plot ..................................................... 68

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

DAFTAR LAMPIRAN

Page 16: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

BAB I 

PENDAHULUAN 

 

 

1.1  Latar belakang masalah. 

Menurunnya  nilai  indeks  bursa  saham  global  dan  krisis  finansial  di  Amerika 

Serikat merupakan  topik  pembicaraan  yang menarik  hampir  di  seluruh media massa. 

Krisis  ekonomi  yang melanda Amerika  Serikat  terjadi  akibat macetnya  kredit  properti 

(subprime mortgage),  yaitu  sejenis  kredit  kepemilikan  rumah  (KPR) di  Indonesia.  Efek 

beruntun dari kredit perumahan  itu membuat beberapa perusahaan keuangan besar di 

Amerika dan juga perusahaan lain di seluruh dunia bangkrut (Adiwarman, 2008). Hal ini 

menunjukkan  bahwa  perkembangan  sektor  properti  dan  kredit  perbankan  sangat 

mempengaruhi    perekonomian  di  Amerika  Serikat.  Sebagai  negara  yang  merupakan 

pusat  ekonomi  dunia,    efek  beruntun  perlambatan  ekonomi  AS  tadi  sangat 

mempengaruhi kinerja pasar uang dunia. Pengaruh dari krisis finansial akan  lebih besar 

jika terjadi di pasar bebas seperti saat ini. Kesimpulannya krisis ekonomi Amerika Serikat 

sangat menentukan kondisi dan stabilitas ekonomi global, termasuk di negara Indonesia 

yang masih tergantung dari kondisi perekonomian Amerika Serikat. 

Ada  dua  pengaruh  langsung  krisis  finansial  global  terhadap  perekonomian  di 

negara  Indonesia. Pertama pengaruh terhadap keadaan  indeks bursa saham  Indonesia. 

Kepemilikan  asing  yang masih mendominasi  dengan  porsi  66%  kepemilikan  saham  di 

BEI,  mengakibatkan  bursa  saham  rentan  terhadap  keadaan  finansial  global  karena 

kemampuan  finasial  para  pemilik  modal  tersebut  (Tempo  Interaktif,  2008).  Kedua, 

Page 17: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

dibidang  ekspor  impor, Amerika  Serikat merupakan  negara  tujuan  ekspor  nomor dua 

setelah  Jepang  dengan  porsi  20%‐30%  dari  total  ekspor  (Depperin,  2008).  Dengan 

menurunnya  kinerja  ekonomi  Amerika  Serikat  secara  langsung  akan  mempengaruhi 

ekspor impor negara Indonesia juga. 

Pengaruh  lain  krisis  finansial  global  terhadap  ekonomi makro  adalah  dari  sisi 

tingkat  suku  bunga.  Dengan  naik  turunnya  kurs  dollar,  suku  bunga  akan  naik  karena 

Bank Indonesia akan menahan rupiah sehingga akibatnya inflasi akan meningkat. Kedua, 

gabungan  antara  pengaruh  kurs  dollar  tinggi  dan  suku  bunga  yang  tinggi  akan 

berdampak pada sektor  investasi dan sektor  riil, dimana    investasi di sektor riil seperti 

properti dan usaha kecil dan menengah (UKM) dalam hitungan semesteran akan sangat 

terganggu. Pengaruhnya pada  investasi di pasar modal, krisis global  ini akan membuat 

orang  tidak  lagi memilih pasar modal sebagai  tempat yang menarik untuk berinvestasi 

karena kondisi makro yang kurang mendukung (Adiwarman, 2008) 

 Krisis  ekonomi  di  Indonesia  pada  tahun  1997  juga  menunjukkan  hubungan 

antara  kondisi makro  ekonomi  terhadap  kinerja  saham,  dimana  dengan melemahnya 

nilai  tukar  rupiah  telah berdampak besar  terhadap Pasar Modal di  Indonesia. Dengan 

contoh  kasus  diatas  dan  dengan  masih  meningkatnya  pertumbuhan  ekonomi  dunia 

maka perkembangan pasar modal  di Indonesia sangat menarik untuk dikaji. 

Secara  umum,  pasar modal merupakan  tempat  kegiatan  perusahaan mencari 

dana  untuk  membiayai  kegiatan  usahanya.  Selain  itu,  pasar  modal  juga  merupakan 

suatu  usaha  penghimpunan  dana  masyarakat  secara  langsung  dengan  cara 

menanamkan dana ke dalam perusahaan yang  sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi 

utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi 

Page 18: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

pembiayaan suatu perusahaan atau emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan 

salah  satu  sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan 

emiten pada  khususnya di  luar  sumber‐sumber  yang umum dikenal,  seperti  tabungan 

pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri. 

Bagi  kalangan masyarakat  yang memiliki  kelebihan  dana  dan  berminat  untuk 

melakukan  investasi,  hadirnya  lembaga  pasar modal  di  Indonesia menambah  deretan 

alternatif  untuk menanamkan  dananya.  Banyak  jenis  surat  berharga  (securities)  yang 

dijual  dipasar  tersebut,  salah  satunya  adalah  saham.  Saham  perusahaan  go  public 

sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi karena sifatnya yang peka terhadap 

perubahan‐perubahan  yang  terjadi  baik  oleh  pengaruh  yang  bersumber  dari  luar 

ataupun dari dalam negeri. Perubahan  tersebut  antara  lain dibidang politik, ekonomi, 

moneter,  undang‐undang  atau  peraturan  maupun  perubahan  yang  terjadi  dalam 

industri dan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) itu sendiri.  

Pasar  modal  merupakan  salah  satu  alternatif  pilihan  investasi  yang  dapat 

menghasilkan  tingkat  keuntungan  optimal  bagi  investor.  Investasi  dapat  diartikan 

sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau  lebih dari satu aset selama 

periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan 

nilai  investasi (Suad Husnan, 1998).  Investasi pada saham dianggap mempunyai tingkat 

resiko  yang  lebih besar dibandingkan dengan  alternatif  investasi  lain,  seperti obligasi, 

deposito, dan tabungan  

Setiap  investor  di  pasar  saham  sangat membutuhkan  informasi  yang  relevan 

dengan perkembangan transaksi di bursa, hal  ini sangat penting untuk dijadikan bahan 

pertimbangan  dalam  menyusun  strategi  dan  pengembalian  kepututusan  investasi  di 

Page 19: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

pasar  modal.  Investor  dapat  memanfaatkan  pasar  modal  sebagai  sarana  untuk 

menyalurkan dana yang menganggur atau berinvestasi guna memperoleh  keuntungan 

atau return yang didapat berupa peningkatan modal (capital gain) dan  laba hasil usaha 

yang  dibagikan  (dividen)  untuk  investasi  dipasar  saham,  serta  bunga  (coupon)  untuk 

invesatasi di pasar obligasi.  

Pemodal atau Investor hanya dapat memperkirakan berapa tingkat keuntungan 

yang  diharapkan  (expected  return)  dan  seberapa  jauh  kemungkinan  hasil  yang 

sebenarnya  nanti  akan menyimpang  dari  hasil  yang  diharapkan.  Apabila  kesempatan 

investasi  mempunyai  tingkat  resiko  yang  lebih  tinggi,  maka  investor  akan 

mengisyaratkan  tingkat  keuntungan  yang  lebih  tinggi pula. Dengan  kata  lain,  semakin 

tinggi  risiko  suatu  kesempatan  investasi  maka  akan  semakin  tinggi  pula  tingkat 

keuntungan (return) yang diisyaratkan oleh investor (Jogianto, 2000). Saham perusahaan 

yang  go  public  sebagai  komoditi  investasi  tergolong  beresiko  tinggi,  karena  sifat 

komoditinya sangat peka terhadap perubahan‐perubahan yang terjadi, baik perubahan 

di  luar  negeri  maupun  dalam  negeri.  Perubahan  tersebut  dapat  berdampak  positif 

maupun negatif terhadap nilai saham tersebut yang berada di pasar saham.  

 Faktor utama  yang menyebabkan harga pasar  saham berubah  adalah  adanya 

persepsi  yang  berbeda  dari  masing  masing  investor  sesuai  informasi  yang  dimiliki. 

Menurut  Cheng  (1997),  dalam  melakukan  pemilihan  investasi  di  pasar  modal 

dipengaruhi  oleh  informasi  fundamental  dan  teknikal.  Informasi  fundamental  adalah 

informasi  kinerja  dan  kondisi  internal  perusahaan  yang  cenderung  dapat  dikontrol, 

sedangkan informasi teknikal adalah informasi kondisi makro seperti tingkat pergerakan 

suku  bunga,  nilai  tukar  mata  uang,  inflasi,  indeks  saham  di  pasar  dunia,  kondisi 

Page 20: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

keamanan dan politik.  Informasi  teknikal sering digunakan sebagai dasar analisis pasar 

modal. Jika kondisi atau  indikator makro ekonomi mendatang diperkirakan  jelek, maka 

kemungkinan besar  refleksi  indeks  harga  harga  saham menurun,  demikian  sebaliknya 

(Robbert Ang, 1997).  

Analisis  teknikal  (technical analysis)  lebih dipengaruhi oleh pergerakan historis 

indeks harga saham melalui  sinyal yang diisyaratkan  indikator ekonomi makro  (Harjun 

Muharam, 2002). Pengguna analisis teknikal berkeyakinan bahwa segala sesuatu seperti 

rasa  optimis,  pesimis  dan  cemas  telah  terefleksi  dalam  indeks  harga  saham.  Kadang 

investor bertransaksi atas dasar keyakinannya (feeling) sehingga banyak pengguna  jasa 

analisis  teknikal  berrnain  dengan  pola  cepat  (hit  and  run).  Fenomena  pergerakan 

indikator ekonomi makro menarik dianalisis sebagai variabel pembeda antara kenaikan 

dan penurunan indeks harga saham sebagai aktivitas perdagangan saham. 

Seiring  dengan  meningkatnya  aktivitas  perdagangan,  kebutuhan  untuk 

memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan 

bursa,  juga  semakin meningkat.  Salah  satu  informasi  yang diperlukan  tersebut  adalah 

indeks  harga  saham  sebagai  cerminan  dari  pergerakan  harga  saham.  Indeks  saham 

tersebut secara  terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik 

sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. 

Selain aktivitas transaksi yang meningkat,  Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) 

juga menunjukkan kenaikan yang luar biasa. Pada akhir tahun 1994, IHSG masih berada 

pada  level 469,640. Meskipun sempat mengalami penurunan pada saat krisis ekonomi 

melanda Indonesia tahun 1997, pada era tahun 2000‐an IHSG mengalami pertumbuhan 

yang  luar biasa. Pada  tanggal 9  Januari 2008,  IHSG mencapai  level  tertinggi  sepanjang 

Page 21: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

sejarah  Pasar  Modal  Indonesia  yaitu  ditutup  pada  level  2.830,263  atau  meningkat 

sebesar 502,65% dibandingkan penutupan tahun 1994  (BEI, 2008). Perkembangan nilai 

indeks bursa efek Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.1. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 1.1 

Perkembangan Bursa Efek Indonesia tahun 1994‐2008 

 

 

 

 

 

Page 22: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2009 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 

1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar 

perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Sedangkan jumlah 

emiten yang  tercatat pada waktu  itu adalah  sebanyak 13 emiten. Sekarang  ini  jumlah 

emiten  yang  tercatat  di  Bursa  Efek  Indonesia  sudah  mencapai  396  emiten.  Seiring 

dengan  perkembangan  dan  dinamika pasar,  IHSG mengalami  periode naik  dan  turun. 

Page 23: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Pada  tanggal  9  Januari  2008,  IHSG  di  Bursa  Efek  Indonesia mencapai  level  tertinggi 

sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu ditutup pada level 2.830,263 (BEI, 2008). 

Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa indeks sektoral. Kesemua Indeks saham 

sektoral yang  tercatat di BEI diklasifikan kedalam  sembilan    sektor menurut klasifikasi 

industri  yang  telah  ditetapkan  BEI  dan  diberi  nama  JASICA  (Jakarta  Industrial 

Classification). Salah satu sektor tersebut adalah sektor properti dan real estate.  

Sektor  properti  sebagai  salah  satu  sektor  yang  penting  di  Indonesia.  Sektor 

properti  merupakan  indikator  penting  untuk menganalisis  kesehatan  ekonomi  suatu 

negara.  Industri  properti  juga merupakan  sektor  yang  pertama memberi  sinyal  jatuh 

atau  sedang bangunnya perekonomian  sebuah negara  (Santoso,  2005).    Selain  alasan 

tersebut,  diambilnya  sektor  ini  sebagai  objek  penelitian  karena  sektor  ini merupakan 

salah  satu  sektor  yang  volatililitasnya  cukup  tinggi. Hal  ini  terlihat pada  indeks  saham 

sektor properti dan real estate dari tahun 1996‐2008 pada gambar dibawah ini. 

Gambar 1.1 

Grafik Indeks Sektor Properti dan Real Estate 

Tahun 1996 – 2008 

 

 

 

 

 

 

Page 24: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

 

 

Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2009 

Selain  volatilitas  harga  saham  yang  tinggi,  sektor  properti  juga  sangat 

dipengaruhi  oleh  kondisi  perekonomian  secara makro. Dampak  krisis  global  bisa  saja 

akan kembali mempengaruhi bisnis properti  Indonesia seperti yang  terjadi pada  tahun 

1998. Kekhawatiran  ini mulai muncul  sejak  tahun 2003 ketika ekspansi bisnis properti 

begitu  tinggi. Pembangunan  ruko, apartemen, mal dan pusat perbelanjaan mengalami 

perkembangan yang signifikan, tak hanya di Jakarta namun juga di beberapa kota besar 

lainnya. Pada perkembangannya, membaiknya kondisi ekonomi membuat pertumbuhan 

bisnis  properti  nasional  khususnya  sejak  2003 menjadi  sangat  tinggi. Nilai  kapitalisasi 

proyek  properti  nasional  melonjak,  dan  puncaknya  tahun  2005  nilai  kapitalisasinya 

mencapai  Rp  91,01  Triliun  atau meningkat  hampir  sepuluh  kali  dibandingkan  dengan 

nilai kapitalisasi tahun 2000 yang sebesar Rp. 9,51 Triliun (Bank Indonesia, 2008).  

Meningkatnya  pertumbuhan  properti  di  Indonesia  diindikasikan  dengan 

banyaknya  masyarakat  yang  menginvestasikan  modalnya  di  industri  properti. 

Penyebabnya adalah  supply  tanah bersifat  tetap sedangkan demand akan  selalu besar 

seiring pertambahan penduduk.  Selain  itu, harga  tanah bersifat  rigid,  artinya penentu 

harga bukanlah pasar  tetapi orang yang menguasai  tanah  (Rachbini 1997).  lnvestasi di 

bidang  properti  pada  umumnya  bersifat  jangka  panjang  dan  akan  bertumbuh  sejalan 

dengan  pertumbuhan  ekonomi.  Namun  sejak  krisis  ekonomi  tahun  1998,  banyak 

Page 25: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

perusahaan pengembang mengalami  kesulitan  karena memiliki hutang dollar Amerika 

dalam  jumlah  besar.  Suku  bunga  kredit melonjak  hingga  50%  sehingga  pengembang 

kesulitan membayar cicilan kredit (Kompas, 2003).  

Sektor  properti  sangat  dipengaruhi  oleh  kondisi  perekonomian  dalam  negeri. 

Perekonomian  Indonesia  pada  Tahun  2007  tumbuh  6,32%,  mencapai  pertumbuhan 

tertinggi  dalam  lima  tahun  terakhir.  Hal  ini  juga  memicu  perkembangan  sektor  riil 

seperti  properti  dan  real  estate.  Perkembangan  perekonomian  yang  tercermin  dalam 

perkembangan Produk Domestik Bruto mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal 

ini  dapat  dilihat  pada  pertumbuhan  Growth  Domectic  Product  beberapa  sektor  yang 

ditampilkan pada gambar dibawah ini. 

Gambar 1.2 

Grafik Pergerakan Pertumbuhan GDP Indonesia 

Tahun 2000 – 2008 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

 

 

Sumber : BPS , 2008 

Perkembangan ekonomi yang meningkat setelah periode krisis, disertai kondisi 

politik  dan  keamanan  yang  semakin membaik merupakan  kondisi  yang  kondusif  bagi 

perkembangan  industri properti. Membaiknya kondisi ekonomi tersebut tercermin pula 

dari  indikator makro  ekonomi  seperti  inflasi  dan  suku bunga  yang  lebih  rendah  serta 

nilai tukar yang relatif  lebih stabil dibandingkan pada periode krisis tahun 1998. Hal  ini  

menunjukan fundamental ekonomi di Indonesia saat ini cukup kuat   dalam menghadapi 

efek beruntun krisis keuangan global.  

Indikator  keuangan makro dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi  Indonesia 

yang meningkat  dari  5,5  persen di  tahun  2006 menjadi  6,3  persen  pada  tahun  2008. 

Angka  tersebut merupakan angka  tertinggi sejak krisis  tahun 1998. Ekonomi  Indonesia 

masih  tumbuh sekitar 6,4% pada semester  I 2008 dengan  tiga  sektor yang mengalami 

pertumbuhan tinggi adalah sektor pertanian 5,1%, sektor pengangkutan dan komunikasi 

4,1% dan  sektor  listrik, gas dan air bersih 3,6%. Pertumbuhan  tersebut didorong oleh 

pertumbuhan  konsumsi  yang meningkat  dari  3,2  persen  pada  tahun  2006 menjadi  5 

persen  pada  tahun  2007  dan  diprediksikan  akan  terus meningkat  di  tahun  2008  dan 

2009. Demikian  juga pembentukan modal  tetap bruto  yang meningkat  tajam dari  2,5 

persen di tahun 2006 menjadi 9,2  persen di tahun 2007 (Bank Indonesia, 2008). 

Page 27: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Secara urutan, pertumbuhan sektor properti  (bangunan) tersebut masih cukup 

baik.  Dari  sisi  produksi,  semua  sektor mengalami  ekspansi  dengan  ekspansi  tertinggi 

pada sektor pengangkutan dan komunikasi  (14,38%), diikuti oleh sektor  listrik, gas dan 

air  bersih  (10,40%)  dan  sektor  bangunan  (8,61%)(BPS  2008).  Dari  sisi  pengeluaran, 

seluruh komponen pengeluaran juga mengalami ekspansi Ekspansi tertinggi terjadi pada 

komponen  investasi  yaitu  sebesar  9,16%, diikuti oleh  ekspor barang  dan  jasa  (8,02%) 

dan  konsumsi  (4,90%)  (BPS 2008). Hal  ini dapat dilihat pada Gambar 1.3,  yaitu  grafik 

pangsa menurut Gross Domestic Product (GDP). 

Gambar 1.3 

Grafik Perkembangan Pangsa GDP Menurut Sektor Ekonomi 

 

 

 

 

 

 

Grafik 2. 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : BPS, 2008 

 

Berdasarkan pengamatan Pusat  Studi Properti  Indonesia  (PSPI),  kondisi makro 

ekonomi merupakan faktor penting yang mempengaruhi bisnis properti. Paling tidak ada 

tiga  faktor  pemicu  bangkitnya  kembali  bisnis  properti  tahun  2007.  Faktor  tersebut 

adalah stabilnya  laju  inflasi selama  tahun 2007 pada  level 5,5‐6,0 persen,  tingkat suku 

bunga KPR sebesar 10‐11 persen dan menguatnya kurs rupiah pada  level Rp 8.700 ‐ Rp 

9.000 per dollar AS (Kompas Juni 2007). Setelah mengalami penurunan penjualan pada 

tahun  2006,  tampaknya  pasar  properti  akan  siap  bangkit  kembali mulai  semester  II 

tahun 2007. Dari data diatas,  akan dicari pengaruh  kaitan   makro ekonomi  yaitu nilai 

tukar dollar  terhadap  rupiah,  suku bunga,  laju  inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang 

dicerminkan oleh pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga saham sektor properti. 

Dampak  merosotnya  nilai  tukar  rupiah  terhadap  pasar  modal  memang 

dimungkinkan, mengingat sebagian besar perusahaan yang go‐public di BEI mempunyai 

hutang  luar  negeri  dalam  bentuk  valuta  asing.  Di  samping  itu  produk‐produk  yang 

dihasilkan oleh perusahaan publik tersebut banyak menggunakan bahan yang memiliki 

Page 29: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

kandungan impor tinggi. Merosotnya rupiah dimungkinkan menyebabkan jumlah hutang 

perusahaan  dan  biaya  produksi menjadi  bertambah  besar  jika  dinilai  dengan  rupiah. 

Pada akhir tahun 1997 dimana kurs rupiah terhadap dollar terdepresiasi, sebanyak 210 

perusahaan  dari  270  perusahan  yang  listing  di  BEI  telah mengalami  penurunan  laba 

bersih sekitar 97% dibandingkan tahun sebelumnya (BEI, 2008). 

Sampai dengan akhir bulan Juli 1997 tidak terdapat hubungan sistematis antara 

depresiasi  rupiah  khususnya  terhadap  dolar  dengan  indeks  Harga  Saham  Gabungan 

(IHSG). Perkembangan IHSG sebagaimana lazimnya lebih ditentukan oleh perkembangan 

tingkat bunga  (Setyorini  dan  Supriyadi,  2000).  Tetapi  sejak  ditetapkannya  sistem  kurs 

devisa bebas mengambang, pergerakan  IHSG  seakan mengikuti pergerakan nilai  tukar 

rupiah terhadap dolar atau sebaliknya pergerakan rupiah seakan mengikuti pergerakan 

IHSG. Hal ini memunculkan dugaan bahwa di antara keduanya terdapat hubungan yang 

sistematis. 

Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Hardiningsih  et  al  (2001)  menunjukkan  hasil 

bahwa  nilai  tukar  rupiah  terhadap  US  Dollar  berpengaruh  negatif  terhadap  saham. 

Nurdin (1999), mengemukakan hasil penelitian bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar 

Amerika  Serikat  tidak berpengaruh  terhadap  resiko  investasi  saham. Disisi  lain, Utami 

dan Rahayu (2003) serta Suciwati dan Machfoedz  (2002) hasilnya menunjukkan bahwa 

nilai tukar rupiah terhadap UD dollar berpengaruh positif terhadap saham. 

Beberapa penelitian sebelumnya tentang harga saham dengan nilai tukar uang 

(domestik terhadap US dolar) yang dilakukan di berbagai negara menunjukkan hasil yang 

berbeda. Frank dan Young (dalam Saini dkk, 2002) yang meneliti US MNCs (United State 

Multi  National  Corporations)  menemukan  bahwa  tidak  ada  pola  yang  pasti  dari 

Page 30: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

hubungan  harga  saham  dengan  nilai  tukar  uang.  Bahmani‐Oskooee  dan  Sohrabian 

(dalam Saini dkk, 2002) menunjukkan hal  lain dan menyimpulkan bahwa ada  feedback 

interaction  antara harga  saham di Amerika dengan nilai  tukar uang. Hal  ini diperkuat 

oleh Ang dan Ghalap (dalam Saini dkk, 2002) yang meneliti lima belas US MNCs (United 

State Multi National  Corporations)  dan mendapatkan  kesimpulan    yaitu  harga  saham 

menyesuaikan dengan cepat terhadap perubahan nilai tukar uang.  

Dalam  kasus di  emerging market  seperti di  India, Pakistan, Korea  Selatan dan 

Filipina, Abdalla dan Murinde (1997) menemukan bahwa nilai tukar berpengaruh (lead) 

terhadap harga saham. Yang  terjadi di Filipina  justru harga saham yang  takes  the  lead 

terhadap mata uang domestik. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Granger dkk (2000) 

di Filipina. Dengan menggunakan data  selama periode  Januari 1987  sampai Desember 

1994 di Philippines market ditemukan bahwa nilai  tukar berpengaruh  (lead)  terhadap 

harga saham. 

Penelitian yang dilakukan Ma dan Kao  (1990)  juga menemukan bahwa dengan 

menggunakan  data  untuk  enam  negara,  apresiasi  (menguatnya)  uang  domestik 

berpengaruh negatif pada pergerakan harga saham domestik untuk perekonomian yang 

didominasi ekspor dan berpengaruh positif pada pergerakan harga saham domestik di 

suatu  perekonomian  yang  didominasi  impor.  Selanjutnya  Ajayi  dan  Mougu  (dalam 

Setyorini  dan  Supriyadi,  2000)  melalui  pendekatan  Error  Correction  Model  (ECM), 

menguji hubungan dinamis antara nilai tukar dan indeks saham di delapan negara maju, 

yaitu  Kanada,  Prancis,  Jerman,  Italia,  Jepang,  Belanda,  Inggris,  dan  Amerika  Serikat. 

Hasilnya  menunjukkan  bahwa  pasangan  indeks  saham  dan  nilai  tukar  untuk  di  tiap 

negara berkointegrasi. 

Page 31: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Sementara  itu, penelitian yang mengkaji hubungan antara suku bunga (interest 

rate) dengan harga  saham  terdapat perbedaan hasil penelitian. Granger  (dalam Mok, 

1993) menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif suku bunga terhadap harga saham, 

tetapi Mok (1993) sendiri dengan menggunakan model analisis Arima tidak menemukan 

hubungan yang signifikan antara kedua variabel ini. Pengaruh signifikan dari suku bunga 

terhadap  harga  saham  sebagaimana  yang  ditemukan  Granger  (dalam  Mok,1993) 

menyatakan  bahwa  terdapat  pengaruh  negatif  antara  suku  bunga  terhadap  harga 

saham.  Suku  bunga  yang  rendah  akan  menyebabkan  biaya  peminjaman  yang  lebih 

rendah  karena  suku  bunga  yang  rendah  akan  merangsang  investasi  dan  aktivitas 

ekonomi yang akan menyebabkan harga saham meningkat. 

Kaitan  suku bunga  terhadap harga  saham dikemukakan pula oleh Boedie et al 

(1995)  yang menyatakan  bahwa  perubahan  harga  saham  dipengaruhi  oleh  beberapa 

faktor, salah satunya adalah suku bunga. Hal tersebut didukung pula dengan penelitian 

yang  dilakukan  oleh  Utami  dan  Rahayu  (2003)  yang  menemukan  secara  empiris 

pengaruh suku bunga terhadap harga saham selama masa krisis di Indonesia.  

Selanjutnya,  penelitian  tentang  hubungan  antara  inflasi  dengan  harga  saham 

seperti  yang  dilakukan  oleh Widjojo  (dalam  Almilia,  2003) menyatakan  bahwa makin 

tinggi  inflasi  akan  semakin  menurunkan  tingkat  profitabilitas  perusahaan.  Turunnya 

profit  perusahaan  adalah  informasi  yang  buruk  bagi  para  trader  di  bursa  saham  dan 

dapat mengakibatkan turunnya harga saham perusahaan tersebut. Sebaliknya Sangkyun 

Park  (1997) yang meneliti kaitan antara Variabel makro,  Indeks harga Konsumen, GDP, 

tingkat  Inflasi, dan  suku bunga  terhadap harga  saham menemukan bahwa hanya GDP 

Page 32: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

yang  berpengaruh  positif  terhadap  harga  saham  sedangkan  variabel  lainnya  tidak 

berpengaruh. 

Penelitian  hubungan  pertumbuhan  GDP  terhadap  harga  saham  yang  telah 

dilakukan oleh Sangkyun Park  (1997) diatas  tadi menemukan adanya pengaruh positif 

pertumbuhan  GDP  terhadap  harga  saham,  sedangkan  Fama  dan  French  (1981)  yang 

meneliti  kaitan  antara  return  saham  dengan  tingkat  suku  bunga,  inflasi  dan 

pertumbuhan  ekonomi,  hanya  menemukan  pengaruh  negatif  inflasi  terhadap  harga 

saham  dan  tidak  menemukan  pengaruh  suku  bunga  dan  pertumbuhan  ekonomi 

terhadap harga  saham.  Tandelilin  (1997)  juga memperkuat  pernyataan diatas dengan 

menemukan pertumbuhan GDP tidak berpengaruh terhadap indeks saham. 

  Berdasarkan  latar belakang dan  research gap dari penelitian  terdahulu di atas, 

maka  studi  ini  menganalisis  pengaruh  nilai  tukar  uang,  suku  bunga,  inflasi,  dan 

pertumbuhan  ekonomi  yang  dicerminkan  oleh  pertumbuhan  GDP  terhadap  kinerja 

indeks  harga  saham  sektoral  dengan  mengambil  kasus  perusahaan  properti  yang 

terdaftar di  BEI  pada  tahun  2000‐2008.  Seperti  yang  sudah  dipaparkan  diatas,  alasan 

pengambilan indeks saham sektor properti karena sektor properti merupakan salah satu 

sektor  yang  volatilitasnya  tinggi.  Alasan  lainnya  adalah  karena  properti  merupakan 

sektor  yang  sangat  dipengaruhi  oleh  kondisi  makro  ekonomi  seperti  kenaikan  suku 

bunga kredit dan  inflasi yang  imbasnya pada peningkatan permintaan properti. Hal  lain 

yang mendasari penulisan  ini dalam pengambilan    indeks harga saham properti adalah 

sangat berkembangnya sektor  ini yang diprediksikan pada tahun 2010 akan mengalami 

pertumbuhan  berkisar  5‐6%,  terutama  didorong  oleh  pertumbuhan  Produk  Domestik 

Bruto (PDB) dan level suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) (Hendra, 2009). 

Page 33: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

1.2  Perumusan masalah 

Pada latar belakang dapat diketahui beberapa permasalahan sebagai berikut: 

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih et al (2001) menunjukkan hasil bahwa 

nilai  tukar  rupiah  terhadap  US  Dollar  berpengaruh  negatif  terhadap  saham. 

Nurdin (1999), mengemukakan hasil penelitian bahwa nilai tukar rupiah terhadap 

dollar Amerika Serikat  tidak berpengaruh  terhadap  resiko  investasi saham. Disisi 

lain,  Utami  dan  Rahayu  (2003)  serta  Suciwati  dan Machfoedz  (2002)  hasilnya 

menunjukkan  bahwa  nilai  tukar  rupiah  terhadap UD  dollar  berpengaruh  positif 

terhadap saham.  

Untuk  penelitian  yang  dilakukan  di  beberapa  negara,    penelitian  yang 

dilakukan Ma  dan  Kao  (1990) menemukan  bahwa  dengan menggunakan  data 

untuk enam Negara, apresiasi  (menguatnya) uang domestik berpengaruh negatif 

pada pergerakan harga saham domestik. Namun dalam penelitian yang dilakukan 

Frank dan  Young  (dalam  Saini dkk, 2002)  yang meneliti US MNCs  (United  State 

Multi National Corporations) menemukan bahwa  tidak ada pola yang pasti    (no 

recognizable pattern) dari hubungan harga saham dengan nilai tukar uang. 

2. Terdapat perbedaan hasil  temuan Granger  (dalam Mok, 1993) yang menyatakan 

bahwa terdapat pengaruh negatif  suku bunga terhadap harga saham tetapi Mok 

(1993)  sendiri  dengan  menggunakan  model  analisis  Arima  tidak  menemukan 

hubungan yang signifikan antara kedua variabel ini. 

Page 34: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

3. Hasil  temuan Almilia  (2003) menyatakan bahwa makin  tinggi  inflasi  akan dapat 

mengakibatkan  turunnya  harga  saham  perusahaan  tersebut.  Park  (2000)  juga 

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara harga saham dan inflasi. 

Sedangkan  Sangkyun  Park  (1997)  yang meneliti  kaitan  antara  Variabel makro, 

Indeks  harga  Konsumen,  GDP,  tingkat  Inflasi,  dan  suku  bunga  terhadap  harga 

saham menemukan bahwa hanya GDP yang berpengaruh positif  terhadap harga 

saham sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh. 

4. Sangkyun Park (1997) meneliti adanya pengaruh positif antara pertumbuhan GDP 

dan return saham, sedangkan Fama dan French (1981) yang meneliti kaitan antara 

return  saham  dengan  tingkat  suku  bunga,  inflasi  dan  pertumbuhan GDP,  tidak 

menemukan pengaruh antara suku bunga dan pertumbuhan GDP terhadap return 

saham. 

Dari paparan tersebut dapat diajukan research questions dalam penelitian ini 

sebagai berikut: 

1. Bagaimana nilai tukar rupiah terhadap dolar berpengaruh terhadap  indeks harga 

saham sektor properti di BEI? 

2. Bagaimana suku bunga berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor properti 

di BEI? 

3. Bagaimana  laju  inflasi berpengaruh terhadap  indeks harga saham sektor properti 

di BEI? 

4. Bagaimana  pertumbuhan GDP berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor 

properti di BEI? 

 

Page 35: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

1.3 Tujuan penelitian. 

Penelitian ini bertujuan untuk : 

1. Menganalisis  pengaruh  nilai  tukar  rupiah  pada  dolar  terhadap  indeks  harga 

saham sektor properti di BEI. 

2. Menganalisis  pengaruh  suku  bunga  terhadap  indeks  harga  saham  sektor 

properti di BEI. 

3. Menganalisis pengaruh  tingkat  inflasi  terhadap  indeks harga saham properti di 

BEI. 

4. Menganalisis  pengaruh  pertumbuhan  GDP  terhadap  indeks  harga  saham 

properti di BEI. 

 

1.4  Manfaat penelitian. 

a. Bagi  pelaku  bisnis  dan  praktisi  keuangan,  hasil  dari  studi  ini  diharapkan 

dapat menjadi  informasi  yang menarik  dan menjadi  salah  satu masukan 

dalam mempertimbangakan keputusan investasi. 

b. Bagi akademisi dan peneliti di bidang keuangan di  Indonesia, hasil studi  ini 

dapat  dijadikan  salah  satu  masukan    seputar  pengaruh  variabel  makro 

ekonomi terhadap indeks harga saham dan sektor properti. 

c. Bagi para pembuat kebijakan  (pemerintah), penelitian  ini dapat digunakan 

sebagai  masukan  akan  pemahaman  atas  pengaruh  faktor‐faktor  makro 

ekonomi terhadap kegiatan investasi di pasar modal. 

Page 36: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

BAB II 

TELAAH  PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN 

 

 

 

2.1  Telaah Pustaka 

Pada  bab  ini  akan  disajikan  model  beserta  telaah  pustaka  yang  melandasi 

pengembangan  kerangka  pikir  dan  pengajuan  hipotesis.  Penulisan  dari  bab  ini  akan 

disajikan sebagai berikut, pertama adalah telaah pustaka untuk memaparkan beberapa 

konsep‐konsep  dasar  variabel  yang  diteliti.  Selanjutnya  adalah  mengenai  penelitian 

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang terangkum dalam sub bab penelitian 

terdahulu.  Kemudian  pembahasan  lebih  lanjut mengenai  kerangka  pemikiran  teoritis 

yang menjelaskan model  serta hubungan antar variabel bebas dengan variabel  terikat 

dan  diikuti  dengan  pernyataan  hipotesis  yang  diajukan.  Terakhir  pada  bab  ini  adalah 

definisi  operasional  variabel  yang  menjelaskan  bagaimana  variabel  diukur  dan  cara 

perhitungan yang diperlukan. 

 

 

2.1.1 Pasar Modal  

 

Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. 

Menurut  Suad  Husnan  (1994),  pasar  modal  adalah  pasar  dari  berbagai  instrumen 

Page 37: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

keuangan  (sekuritas)  jangka panjang  yang dapat diperjual belikan,  baik dalam bentuk 

hutang  (obligasi)  maupun  modal  sendiri  (saham)  yang  diterbitkan  pemerintah  dan 

perusahaan  swasta.  Sedangkan  undang‐undang  Republik  Indonesia  Nomor  8  Tahun 

1995 Tentang Pasar Modal memberikan pengertian pasar modal sebagai suatu kegiatan 

yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik 

yang  berkaitan  dengan  Efek  yang  diterbitkannya,  serta  lembaga  dan  profesi  yang 

berkaitan dengan Efek  (Bapepam.go.id, 2006). Pengertian  lainnya, pasar modal adalah 

salah  satu  sumber  pembiayaan  eksternal  jangka  panjangbagi  dunia  usaha  khususnya 

perusahaan  yang  go  public  dan  sebagai  wahana  investasi  bagi  masyarakat  (Farid 

Harianto dan Siswanto Sudomo, 1998). 

Kepemilikan  saham  oleh masyarakat melalui  pasar modal,  dapat menjadikan 

masyarakat  bisa menikmati  keberhasilan  perusahaan melalui  pembagian  dividen  dan 

peningkatan  harga  saham  yang diharapkan.  Kepemilikan  saham oleh masyarakat  juga 

dapat  memberikan  pengaruh  positif  terhadap  pengelolaan  perusahaan  melalui 

pengawasan langsung oleh masyarakat. 

 

2.1.2 Indeks Harga Saham  

Seiring  dengan  meningkatnya  aktivitas  perdagangan,  kebutuhan  untuk 

memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan 

bursa    juga  semakin meningkat. Salah  satu  informasi yang diperlukan  tersebut adalah 

harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham.  

Page 38: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Indeks  harga  saham  merupakan  indikator  utama  yang  menggambarkan 

pergerakan harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi 

(BEI, 2008) yaitu: 

 

1. Sebagai indikator tren pasar, 

2. Sebagai indikator tingkat keuntungan, 

3. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, 

4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, 

5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif. 

Ada  beberapa macam  pendekatan  atau metode  perhitungan  yang  digunakan 

untuk  menghitung  indeks,  yaitu:  (1)  menghitung  rata‐rata  (arithmetic  mean)  harga 

saham yang masuk dalam anggota indeks, (2) menghitung (geometric mean) dari indeks 

individual saham yang masuk anggota indeks, (3) menghitung rata‐rata tertimbang nilai 

pasar.  Umumnya  semua  indeks  harga  saham  gabungan  (composite)  menggunakan 

metode rata‐rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Indonesia (BEI, 2008). 

Sekarang  ini  PT.  Bursa  Efek  Indonesia memiliki  8 macam  harga  saham  yang 

secara  terus menerus disebarluaskan melalui media  cetak maupun elektronik,  sebagai 

salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal (BEI, 2008). 

Ke delapan macam indeks tersebut adalah: 

a. Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua emiten yang

tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.

Page 39: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

b. Indeks Sektoral, menggunakan semua emiten yang termasuk dalam

masing-masing sektor.

c. Indeks LQ45, menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria

likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan.

d. Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan 30 emiten yang masuk dalam

kriteria syariah dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan

likuiditas tinggi.

e. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham yang dipilih berdasarkan

kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan.

f. Indeks Papan Utama, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria

papan utama.

g. Indeks Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang masuk dalam

kriteria papan pengembangan.

h. Indeks Individual, yaitu harga saham masing-masing emiten.

Seluruh  indeks yang ada di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, 

yaitu  metode  rata‐rata  tertimbang  berdasarkan  jumlah  saham  tercatat.  Perbedaan 

utama yang terdapat pada masing‐masing indeks adalah  jumlah emiten dan nilai dasar 

yang digunakan untuk penghitungan indeks. Misalnya untuk Indeks LQ45 menggunakan 

45 saham untuk perhitungan  indeks sedangkan Jakarta Islamic Index (JII) menggunakan 

30 saham untuk perhitungan indeks.  Indeks‐indeks tersebut ditampilkan terus menerus 

Page 40: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

melalui display wall di lantai bursa dan disebarkan ke masyarakat luas oleh data vendor 

melalui data feed. 

Dewasa  ini  Indeks  Harga  Saham  dijadikan  barometer  kesehatan  ekonomi  di 

suatu negara dan juga sebagai  landasan analisis statistik atas pasar terakhir. Fenomena 

ekonomi  tersebut meliputi mikro  dan makro  ekonomi.  Fenomena makro  diantaranya 

perubahan nilai  tukar,  suku bunga,  tingkat  inflasi. Perubahan harga  saham  setiap hari 

perdagangan akan membentuk IHS. Angka  indeks dibuat sedemikian rupa hingga dapat 

digunakan untuk mengukur kinerja saham yang dicatat di bursa efek, dimana return dan 

risiko  pasar  tersebut  dihitung.  Return  portofolio  diharapkan  meningkat  jika  IHS 

cenderung meningkat, demikian sebaliknya return tersebut menurun jika IHS cenderung 

menurun. Bahkan saat  ini  IHS dapat dijadikan barometer yang menunjukkan kesehatan 

ekonomi suatu negara dan dapat sebagai dasar dalam menganalisis kondisi pasar  (BEI, 

2008). Apabila  terjadi peningkatan  IHS maka  kondisi pasar bagus.  IHS digunakan oleh 

investor  dalam  melihat  kondisi  bursa  yang  akan  digunakan  untuk  mengambil  suatu 

keputusan saat melakukan transaksi saham.  

IHS berlaku untuk saham  individu/kelompok sedangkan harga saham gabungan 

(IHSG) menggunakan data semua saham yang tercatat di suatu bursa efek. Metodologi 

perhitungan  indeks  menggunakan  rata  rata  tertimbang  nilai  pasar  (market  value 

weighted average index) dengan rumus dasar perhitungan :  

Indeks =                             x 100% 

 

Nilai Pasar 

Nilai dasar 

Page 41: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Nilai  pasar  adalah  kumulatif  jumlah  saham  hari  ini  dikali  harga  pasar  hari  ini 

(kapitalisasi  pasar),  sedangkan  nilai  dasar  adalah  kumulatif  jumlah  saham  pada  hari 

dasar di kali harga dasar pada hari dasar. Hari dasar di Bursa Efek Jakarta adalah tanggal 

10 Agustus 1982 dengan nilai 100.  

Indeks Harga Saham yang digunakan dalam penelitian  ini adalah  Indeks Harga 

Saham sektor properti yang nilainya diambil dari Monthly Statistic Bursa Efek Indonesia 

dari  tahun  2000  sampai  dengan  tahun  2008.  Nilai  yang  dipakai  adalah  nilai  harga 

penutupan (closing price) setiap bulan. 

 

2.1.3 Faktor‐faktor Ekonomi yang Diperkirakan Mempengaruhi Nilai Saham 

Para  pemodal  dalam  proses  penilaian  investasi  harus  memahami  kondisi 

ekonomi nasional suatu negara dimana mereka akan berinvestasi. Kondisi   ekonomi  ini 

merupakan faktor‐faktor yang mempengaruhi atau memberi dampak pada pendapatan 

dan  biaya  perusahaan,  serta  mempengaruhi  permintaan  dan  penawaran  terhadap 

produk  yang  dihasilkan  oleh  perusahaan  (Harianto,1998).  Berikut  ini  tabel  yang 

menggambarkan  secara  sederhana hubungan  antara profitabilitas perusahaan dengan 

kondisi PDB,  tingkat  inflasi,  tingkat bunga, dan kurs Rupiah  terhadap mata uang asing 

serta kondisi ekonomi lainnya (Harianto, 1998). 

Tabel 2.1 

Matriks Hubungan Profitabilitas Perusahaan dengan kondisi ekonomi 

 

Indikator  Dampak  Penjelasan 

Page 42: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Ekonomi 

PDB  Meningkatnya PDB adalah signal yang baik (positif) untuk investasi dan seba-liknya  

Meningkatnya  PDB  berpengaruh positif  terhadap  pendapatan konsumen  karena  dapat meningkatkan permin  taan  terhadap produk perusahaan. 

Inflasi  Meningkatnya inflasi secara relatif adalah sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal  

Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya  perusahaan.  Jika  peningkatan biaya faktor produksi lebih tinggi dari peningkatan  harga  yang  dapat dinikmati  oleh  perusahaan, profitabilitas  perusahaan  akan menurun 

Tingkat Bunga  Tingkat  bunga  yang  tinggi adalah  sinyal  negatif  bagi harga saham 

 

Meningkatnya tingkat  bunga  akanmeningkatkan harga kapital sehingga memperbesar  biaya  perusahaan sehingga  terjadi  perpindahan investasi dari saham ke deposito atau fixed. 

Kurs Rupiah  Menurunnya kurs Rupiah 

terhadap  mata  uang  asing memiliki  pengaruh  negatif terhadap  ekonomi  dan pasar modal. 

Menurunnya  kurs  dapat  mening katkan  biaya  impor  bahan  baku  dan meningkatkan  suku bunga walaupun dapat meningkatkan ekspor 

Anggaran Defisit  Sinyal positif untuk ekonomiyang  sedang  resesi  tapi negatif untuk ekonomi yang sedang inflasi. 

Anggaran  defisit  mendorong konsumsi  dan  investasi  pemerintah sehingga  dapat  meningkatkan permintaan  terhadap  produk perusahaan.  Tetapi  anggaran  defisit akan  meningkatkan  jumlah  uang beredar  dan  akibatnya  mendorong inflasi. 

Investasi swasta  Meningkatnya  investasi swasta  adalah  sinyal  positif  bagi pemodal. 

Meningkatnva  investasi  swasta  akan meningkatkan  PDB  sehingga  dapat meningkatkan  pendapatan konsumen. 

Page 43: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Neraca Perdagangan dan Pembayaran 

 

Defisit  neraca  perdagangan dan  pembayaran  adalah sinyal negatif bagi pemodal. 

 

Defisit  neraca  perdagangan  dan pembayaran  harus  dibiayai  dengan menarik  modal  asing.  Untuk melakukan hal  ini,  suku bunga harus dinaikkan. 

Sumber : Harianto, Farid, 1998, Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar 

Modal Indonesia, PT BEJ, Jakarta 

 

Menurut  Ang  (1997)  berbagai  variabel  ekonomi  akan memberikan  pengaruh 

kepada pasar modal, khususnya ekuitas. Variabel ekonomi yang mempengaruhi  indeks 

harga  saham  adalah  pertumbuhan  Gross  Domestic  Product,  keuntungan  perusahaan, 

pertumbuhan  produksi  industri,  inflasi,  tingkat  bunga,  kurs  mata  uang  rupiah, 

pengangguran dan  jumlah uang beredar.  Tandelilin  (2000) menyatakan bahwa  faktor‐

faktor  ekonomi makro  secara  empirik  telah  terbukti mempunyai  pengaruh  terhadap 

kondisi  pasar  modal  di  beberapa  negara.  Faktor‐faktor  tersebut  yaitu  pertumbuhan 

Produk Domestik  Bruto  (PDB),  laju  pertumbuhan  inflasi,  tingkat  suku  bunga  dan  nilai 

tukar  mata  uang  (exchange  rate).  Pengaruh  masing‐masing  faktor  tersebut  dapat 

digambarkan di tabel sebagai berikut:  

Tabel 2.2 

Pengaruh Faktor‐faktor Ekonomi Terhadap investasi 

 

Indikator Ekonomi  Pengaruh 

Produk   DomestikBruto (PDB) Meningkatnya  PDB merupakan  sinyal  positif  untukinvestasi dan  menjadi sebaliknya jika PDB turun. 

Page 44: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Inflasi  Menurunnya  inflasi  secara  relatif merupakan  sinyal positif bagi investor di pasar modal. 

Tingkat suku bunga.  Menurunnnya tingkat suku bunga merupakan sinyal positif terhadap harga  saham. 

Kurs  Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing 

merupakan sinyal positif bagi ekonomi yang mengalami inflasi. 

 

Sumber:  Tandelilin,  Eduardus,  2000.  "Pasar Modal  Indonesia:  Problem  dan  Prospek", Wahana vol.3 no.2,  

 

Tidak ada teori yang membantah adanya hubungan antara pasar saham dengan 

keadaan  ekonomi makro. Menurut  Chen,  Roll,  dan  Ross  (dalam  Sitinjak  dan Widuri, 

2003),  perubahan  harga  saham  biasanya merupakan  respon  dan  kekuatan  eksternal. 

Selain itu memang ada kebijakan‐kebijakan moneter (berkaitan dengan ekonomi makro) 

yang mempengaruhi pasar modal dan pasar uang bersama‐sama  (Sitinjak dan Widuri, 

2003). 

Beberapa ahli ekonomi lainnya telah melakukan penelitian mengenai hubungan 

antara kondisi ekonomi makro dengan pasar saham. Chen (1991) melakukan penelitian 

yang  mempelajari  hubungan  antara  perubahan  peluang  investasi  keuangan  dan 

perubahan  pada  variabel‐variabel  ekonomi  makro.  Variabel  ekonomi  makro  yang 

digunakan  adalah  tingkat  pertumbuhan  produksi,  default  premium,  term  premium, 

tingkat  suku  bunga  jangka  pendek  dan  rasio  dividen‐harga  yang  ditunjuk  sebagai 

indikator pertumbuhan ekonomi masa kini dan masa yang akan datang. Hasil penelitian 

Page 45: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

ini  menunjukkan  bahwa  excess  return  pasar  berhubungan  secara  negatif  dengan 

pertumbuhan ekonomi saat ini dan berhubungan positif untuk masa yang akan datang.  

 

2.1.4 Nilai Tukar Uang   

Banyak  hal mempengaruhi  naik  turunnya  kinerja  saham,  di  antaranya  faktor 

makro  ekonomi  seperti  inflasi,  nilai  tukar  uang,  dan  suku  bunga  sebagaimana  yang 

ditemukan oleh Tirapat dan Nitayagasetwat (1999). Nilai tukar suatu mata uang adalah 

harga mata uang suatu negara terhadap negara asing  lainya, misalnya harga   dari satu 

dollar  Amerika  saat  ini  Rp9.900,00  atau  harga  satu  dollar  Hongkong  (HKD)  adalah 

Rp1.500,00 dan  seterusnya. Harga pada umumnya  terkait dengan  sejumlah uang, dan 

nilai  tukar mata uang  ini  bersifat  stabil  dan  bisa  labil  atau  terlalu  bergerak  naik  atau 

turun.  

Nilai tukar atau lazim juga disebut kurs valuta dalam berbagai transaksi ataupun 

jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis yakni (Dornbusch dan Fischer, 1992): 

a. Selling  Rate  (kurs  jual),  yakni  kurs  yang  ditentukan  oleh  suatu  Bank  untuk 

penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu 

b. Middle  Rate  (kurs  tengah),  adalah  kurs  tengah  antara  kurs  jual  dan  kurs  beli 

valuta asing  terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central 

pada suatu saat tertentu. 

c. Buying  Rate  (kurs  beli),  adalah  kurs  yang  ditentukan  oleh  suatu  bank  untuk 

pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu. 

Page 46: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

d. Flat  Rate  (kurs  flat),  adalah  kurs  yang  berlaku  dalam  transaksi  jual  beli  bank 

notes dan traveller chaque, di mana dalam kurs tersebut sudah diperhitungkan 

promosi dan biaya‐biaya lainya. 

Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka 

mengingat  pengaruh  yang  demikian  besar  bagi  neraca  transaksi  berjalan  maupun 

variabel‐variabel makro ekonomi yang  lain. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk 

menentukan nilai  tukar mata uang  yaitu pendekatan moneter dan pendekatan pasar. 

Dalam pendekatan moneter, nilai tukar mata uang di definisikan sebagai harga dimana 

mata  uang  asing  diperjual  belikan  terhadap mata  uang  domestik  dan  harga  tersebut 

berhubungan dengan penawaran dan permintaan uang. 

Naik  turunnya nilai  tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan 

berbagai  cara,  yakni  bisa  dengan  cara  dilakukan  secara  resmi  oleh  pemerintah  suatu 

negara yang menganut  sistem managed  floating exchange  rate, atau bisa  juga karena 

tarik menariknya kekuatan‐kekuatan penawaran dan permintaan di dalam pasar (market 

mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa terjadi karena 

empat hal, yaitu: 

a. Depresiasi (depreciation), adalah penurunan harga mata uang nasional berbagai 

terhadap  mata  uang  asing  lainnya,  yang  terjadi  karena  tarik  menariknya 

kekuatan‐kekuatan supply and demand di dalam pasar (market mechanism). 

b. Appresiasi  (appreciation),  adalah  peningkatan  harga  mata  uang  nasional 

terhadap  berbagai  mata  uang  asing  lainnya,  yang  terjadi  karena  tarik 

menariknya  kekuatan‐kekuatan  supply  dan  demand  di  dalam  pasar  (market 

mechanism). 

Page 47: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

c. Devaluasi  (devaluation), adalah penurunan harga mata uang nasional terhadap 

berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah 

suatu negara. 

d. Revaluasi (revaluation), adalah peningkatan harga mata uang nasional terhadap 

berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah 

suatu negara. 

Secara  teori  ada  dua  sudut  pandang  tentang  keterkaitan  antara  harga  saham 

dan nilai tukar. Di satu sisi, para pendukung model “portfolio‐balance" meyakini bahwa 

harga  saham mempengaruhi nilai  tukar uang  secara negatif  (Saini dkk., 2002). Ekuitas 

yang merupakan bagian dari kekayaan  (wealth) perusahaan dapat mempengaruhi nilai 

tukar uang melalui permintaan uang. Sebagai contoh semakin tinggi harga saham akan 

menyebabkan  semakin  tinggi  permintaan  uang  dengan  tingkat  bunga  yang  semakin 

tinggi  pula,  sehingga  hal  ini  akan menarik minat  investor  asing  untuk menanamkan 

modalnya dan hasilnya terjadi apresiasi terhadap mata uang domestik. 

   

2.1.5 Suku bunga   

  Suku  bunga  merupakan  harga  atas  dana  yang  dipinjam  (Reilly  and 

Brown,  1997).  Pada waktu  perusahaan merencanakan  pemenuhan  kebutuhan modal 

sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku saat itu. Apakah akan menerbitkan 

sekuritas  ekuitas  atau  hutang.  Karena  penerbitan  obligasi  atau  penambahan  hutang 

hanya  dibenarkan  jika  tingkat  bunganya  lebih  rendah  dari  earning  power  dari 

penambahan  modal  tersebut  (Riyanto,1990).  Suku  bunga  yang  rendah  akan 

menyebabkan  biaya  peminjaman  yang  lebih  rendah.  Suku  bunga  yang  rendah  akan 

Page 48: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

merangsang  investasi  dan  aktivitas  ekonomi  yang  akan  menyebabkan  harga  saham 

meningkat.  

Dalam  dunia  properti,  suku  bunga  berperan  dalam  meningkatkan  aktivitas 

ekonomi  sehingga  berdampak  kuat  pada  kinerja  perusahaan  properti  yang  berakibat 

langsung pada meningkatnya return saham. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sering 

diidentikan dengan aktiva yang bebas risiko artinya aktiva yang risikonya nol atau paling 

kecil. Hasil penelitian Haryanto  (2007) membuktikan bahwa  besarnya  suku  bunga  SBI 

mempengaruhi risiko sistematik perusahaan. Semakin kecil suku bunga Bank  Indonesia 

maka  semakin  besar  risiko  sistematik  saham.  Suku  bunga  bank  Indonesia merupakan 

patokan dalam menentukan besarnya bunga kredit dan tabungan. Suku bunga SBI yang 

tinggi  tidak  menggairahkan  perkembangan  usaha‐usaha  karena  mengakibatkan  suku 

bunga bank yang lain juga tinggi. Sehingga rendahnya suku bunga SBI mengandung risiko 

lesunya ekonomi. Hal ini mengakibatkan tingginya risiko berinvestasi di pasar modal. 

Dalam penelitian ini suku bunga yang digunakan adalah nilai tengah suku bunga 

deposito SBI 1 perbulan dari tahun 2000‐2008. 

   

2.1.6 Laju Inflasi   

Inflasi  sangat  terkait  dengan  penurunan  kemampuan  daya  beli,  baik  individu 

maupun perusahaan. Salah satu peristiwa yang sangat penting dan dijumpai di hampir 

semua  negara  di  dunia  adalah  inflasi.  Didalam  perekonomian  ada  kekuatan  tertentu 

yang menyebabakan  tingkat  harga melonjak  sekaligus,  tetapi  ada  kekuatan  lain  yang 

menyebabkan  kenaikan  tingkat  harga  berlangsung  terus  menerus  secara  perlahan. 

Page 49: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Peristiwa  yang  cenderung  mendorong  naiknya  tingkat  harga  disebut  gejolak  Inflasi 

(Lipsey, 1992).  

Secara  keseluruhan,  laju  inflasi  yang  sedang  berlangsung  tergantung  pada  (i) 

permintaan,  seperti  yang  ditunjukan  oleh  senjang  inflasi  atau  senjang  resesi  ,(ii) 

kenaikan biaya yang diharapkan,  (iii)  serangkaian kekuatan  luar yang datang  terutama 

dari  sisi penawaran.  Laju  inflasi dapat dipisahkan menjadi  tiga  komponen  yaitu  inflasi 

inti,  inflasi permintaan dan  inflasi gejolak (Nopirin, 1990).  Inflasi  inti adalah  inflasi yang 

komponen  harganya  dipengaruhi  oleh  faktor  fundamental.  Inflasi  permintaan  yaitu 

inflasi yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah seperti kebijakan harga BBM, listrik, 

air minum, dan lainnya, sedangkan inflasi bergejolak adalah inflasi yang dipengaruhi oleh 

kelancaran produksi dan distribusi barang dan jasa. Kenaikan inflasi dapat diukur dengan 

menggunakan indeks harga konsumen (Customer Price index).  

Inflasi  dapat  dipilah  berdasarkan  sifat  temporer  atau  permanen.  Inflasi  yang 

bersifat  permanen  adalah  laju  inflasi  yang  disebabkan  oleh  meningkatnya  tekanan 

permintaan  barang  dan  jasa.  Sedangkan  inflasi  yang  bersifat  temporer  adalah  inflasi 

yang  diakibatkan  gangguan  sementara  (misalnya  kenaikan  biaya  energi,  transportasi, 

dan  bencana  alam).  Adapun  cara  yang  digunakan  untuk  mengukur  inflasi  (Nopirin, 

1990). 

a. Dengan menggunakan harga umum. 

b. Dengan menggunakan angka deflator. 

c. Dengan menggunakan indeks harga umum (IHK). 

d. Dengan menggunakan harga pengharapan. 

e. Dengan menggunakan indeks dalam dan luar negeri. 

Page 50: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Adapun  data  Inflasi  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  Laju  inflasi 

indeks harga umum bulanan yang dikeluarkan oleh BPS dari tahun 2000 sampai dengan 

2008. 

 

 

2.1.7 Pertumbuhan GDP   

Laju  pertumbuhan  ekonomi  adalah  suatu  proses  kenaikkan  output  perkapita 

jangka panjang. Penekanan pada proses karena mengandung unsur dinamis, perubahan 

dan perkembangan. Oleh karena  itu pemakaian  indikator pertumbuhan ekonomi akan 

dilihat dalam  kurun waktu  tertentu. Misalnya  Pelita  atau  periode  tertentu  tapi  dapat 

pula secara tahun. Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui perkembangan PDB 

yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Adapun cara perhitungannya:  

Δ PDB =     

 

  Dimana : Δ PDBx = Laju pertumbuhan ekonomi (rate of growth)   

    PDB  = Produk domestik bruto 

    x‐1  = Tahun sebelum 

   

2.1.8 Pengaruh Nilai Tukar Dollar terhadap rupiah, Suku Bunga, Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham .  

PDBx – PDB x‐1    x100% 

          PDBx‐1 

Page 51: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

a. Pengaruh Nilai tukar dollar terhadap rupiah terhadap indeks harga saham 

  Harga  saham  juga mempengaruhi nilai  tukar uang melalui permintaan uang 

(money demand equation)  yang membentuk  suatu basis model  alokasi portofolio dan 

moneter dari determinasi nilai  tukar uang. Pada  kondisi  tertentu  yang mencerminkan 

aktivitas ekonomi  riil, perubahan harga  saham menyebabkan peningkatan permintaan 

uang riil dan nilai mata uang domestik. Disamping itu harga saham dapat mencerminkan 

variabel  makroekonomi,  karena  menunjukkan  ekspektasi  pasar  terhadap  aktivitas 

ekonomi riil (Ibrahim, 2000). Semenjak model nilai tukar uang misalnya model moneter 

mengkorelasikan  nilai  tukar  tersebut  terhadap  variabel  makro  ekonomi,  maka 

perubahan dalam harga saham dapat menyebabkan efek dari nilai tukar. Ibrahim (2000) 

juga  menemukan  hubungan  positif  yang  lemah  antara  perbedaan  return  saham 

(domestik  dikurangi  luar  negeri)  dengan  perubahan  dalam  nilai  tukar.  Mok  (1993) 

menemukan bahwa nilai tukar (FOREX) dan harga saham merupakah dua variabel yang 

independen, tetapi ada kausalitas dua arah antara FOREX dan harga saham penutupan 

dan  pembukaan  saham.  Nilai  tukar  mempengaruhi  harga  saham,  tapi  pertumbuhan 

pasar  saham  juga mendesak  pengaruh  positif  dari  nilai  tukar.  Indeks  SCC  (Structural 

Contagion  Coefficient)  yang negatif  juga menunjukkan  bahwa hubungan  antara  harga 

saham dan nilai  tukar adalah positif, yang berarti ketika dolar Hongkong terdepresiasi, 

harga saham juga turun dan begitu pula sebaliknya. 

  Menurut Damele dkk (2004), pergerakan pasar dan juga merupakan hasil dari 

market contagion (penularan dari pasar lain). Dalam kondisi asimetri informasi terhadap 

harga  pasar,  perubahan  harga  pada  satu  segmen  pasar  dapat  bergantung  dari 

perubahan harga dalam segmen lain melalui SCC. Pada kondisi ini, pasar tidak menyerap 

seluruh informasi secara simultan dan pergerakan harga menunjukkan lead/lag struktur 

Page 52: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

korelasi.  Bany,  Amain  dan  Hook  (dalam  Damele  dkk.,  2004)  meneliti  nilai  tukar  di 

Kualalumpur  Stock  Exchange,  menemukan  bahwa  return  saham  nampak  mengikuti 

pergerakan nilai tukar selama periode ini. Sementara itu Ang (1997) dalam Damele et al 

(2004) menemukan  bahwa harga  saham bergerak  secara  cepat mengikuti pergerakan 

nilai tukar. Karmarkar dan Kawadia (dalam Damele et.al., 2004) menemukan hubungan 

yang  kuat  antara  nilai  tukar  dolar  AS  terhadap  Rupee  dengan  Stock  Market  India. 

Dengan  menggunakaan  indeks  sektoral  yang  berbeda,  penelitian  tersebut 

menyimpulkaan  bahwa  ketika  Rupee  terdepresiasi  maka  stock  market  terapresiasi 

begitu pula sebaliknya. 

  Bahmani‐Oskccee dan Sohrabian (l992) menawarkan penjelasan lain dari efek 

harga saham terhadap nilai tukar, dimana hasil kenaikan dalam keseimbangan riil akan 

menghasilkan kenaikan  tingkat bunga. Akhirnya, aset  financial domestik akan menjadi 

lebih atraktif. Sebagai hasilnya, para investor akan menyesuaikan portotolio asset dalam 

dan  luar  negeri  melalui  permintaan  yang  lebih  banyak  aset  domestik.  Penyesuaian 

portofolio dari perusahaan tersebut akan menghasilkan apresiasi mata uang domestik, 

karena  mereka  membutuhkan  mata  uang  domestik  untuk  transaksi  tersebut.  Qiao 

(dalam  Ibrahim, 2000)  juga menegaskan bahwa perubahan dalam harga  saham dapat 

mempengaruhi  aliran  masuk  dan  aliran  keluar  modal,  yang  akan  menghasilkan 

perubahan dalam nilai mata uang. Ibrahim (2002) menemukan bahwa dalam pengujian 

multivariat  ada  kausalitas  satu  arah  (uni‐directional)  dari  indeks  pasar  saham  (stock 

market  index)  terhadap  nilai  tukar.  Selanjutnya,  nilai  tukar  dan  indek  pasar  saham 

dipengaruhi oleh suplai uang dan begitu pula sebaliknya. 

Page 53: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

  Para ekonom  lain yakin bahwa apresiasi mata uang dalam sistem nilai tukar 

mengambang  (the  floating  exchange  rate  regime)  akan  mempengaruhi  daya  saing 

produk    lokal secara  international dan posisi   neraca perdagangan. Nantinya, aliran kas 

perusahaan di masa datang  akan  terpengaruh  karena buruknya output  riil dan hal  ini 

menurunkan  harga  saham.  Intinya, model  tersebut menyimpulkan  bahwa  nilai  tukar 

berpengaruh pada harga  saham  secara positif  (Saini dkk.,2002). Dengan melihat porsi 

kepemilikan  saham  di  bursa  efek  indonesia  yang  didominasi  oleh  asing  maka 

kecenderungannya  adalah  semakin  tinggi   nilai mata uang dollar maka  semakin  tinggi 

pula  indeks harga  saham  sektor properti. Artinya,  jika nilai dollar naik dari Rp. 8000,‐ 

menjadi Rp. 9000,‐ maka indeks harga saham properti naik.  

  Dari paparan diatas dapat diajukan hipotesis berikut: 

H1  : Terdapat pengaruh positif nilai tukar dollar terhadap rupiah  terhadap 

indeks harga saham sektor properti di BEI. 

 

b.   Pengaruh suku bunga terhadap dollar terhadap indeks harga saham. 

Ketika  suku  bunga  yang  ditetapkan  oleh  Bank  Indonesia  naik,  maka  pada 

dasarnya  akan  menaikkan  suku  bunga  kredit  yang  dikeluarkan  oleh  bank.  Dengan 

meningkatnya  suku  bunga  kredit maka  akan mempengaruhi  permintaan  akan  kredit 

properti  (subprime mortgage). Dengan naiknya suku bunga kredit akan mempengaruhi 

permintaan  akan  properti  yang  nanatinya  akan  mempengaruhi  kinerja  perusahaan 

propert yang terdaftar pada pasar saham.  

Page 54: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Pengaruh  signifikan dari  suku bunga  terhadap harga saham  sebagaimana yang 

ditemukan  Granger  (dalam Mok,  1993)  yang menyatakan  bahwa  terdapat  pengaruh 

negatif  antara  suku  bunga  dan  harga  saham.  Pengaruh  antara  suku  bunga  terhadap 

harga  saham  dikemukakan  pula  oleh  Boedie  et  al  (1995)  yang  menyatakan  bahwa 

perubahan harga  saham dipengaruhi oleh beberapa  faktor, yang  salah  satunya adalah 

suku bunga. Hal  tersebut didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami 

dan  Rahayu  (2003)  yang  menemukan  secara  empiris  pengaruh  negatif  suku  bunga 

terhadap harga saham selama masa krisis di Indonesia. 

Dari paparan di atas dapat diajukan hipotesis berikut: 

H2  :  Terdapat  pengaruh  negatif  suku  bunga  SBI  terhadap  indeks  harga 

saham  sektor properti di BEI.      

 

c. Pengaruh Inflasi terhadap dollar terhadap indeks harga saham. 

Penelitian  tentang hubungan  antara  inflasi dengan  return  saham  seperti  yang 

dilakukan  oleh Widjojo  (dalam  Almilia,  2003)  yang menyatakan  bahwa makin  tinggi 

inflasi  akan  semakin  menurunkan  tingkat  profitabilitas  perusahaan.  Turunnya  profit 

perusahaan  adalah  informasi  yang  buruk  bagi  para  trader  di  bursa  saham  dan  dapat 

mengakibatkan turunnya harga saham perusahaan tersebut. 

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Utami dan Rahayu (2003) membuktikan 

secara  empirik  pengaruh  inflasi  terhadap  harga  saham,  semakin  tinggi  tingkat  inflasi 

semakin  rendah  return  saham.  Penelitian  tersebut  juga  dilakukan  oleh  Adams  et  al 

(2004)  yang  menemukan  secara  signifikan  pengaruh  negatif  inflasi  terhadap  return 

Page 55: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

saham.  Inflasi  yang  tinggi  bagi  perusahaan  properti  akan  menurunkan  profitabilitas 

perusahaan sehingga return saham pun dapat terpengaruh. Sangkyun Park (1997) yang 

meneliti  kaitan  antara  Variabel  makro,  Harga  Konsumen,  GDP,  tingkat  Inflasi,  Suku 

bunga terhadap return saham menemukan bahwa hanya GDP yang berpengaruh positif 

terhadap return saham dan variabel lainnya tidak berpengaruh. 

Dari paparan tersebut di atas dapat diajukan hipotesis berikut: 

H3  : Terdapat pengaruh negatif  tingkat inflasi terhadap indeks harga saham 

sektor  properti di BEI. 

d. Pengaruh Pertumbuhan GDP terhadap indeks harga saham. 

  Sangkyun  Park  (1997)  yang  meneliti  kaitan  antara  variabel  makro,  harga 

konsumen  ,  GDP,  tingkat  inflasi,  suku  bunga  dan  return  saham menemukan  adanya 

pengaruh  positif  antara  pertumbuhan  GDP  dan  return  saham.  Dengan meningkatnya 

kinerja  ekonomi  yang  dicerminkan  oleh  pertumbuhan  GDP,  investor  cenderung  akan 

lebih banyak berinvestasi di pasar modal. Dengan meningkatnya pertumbuhan GDP juga 

dapat mengakibatkan naiknya daya beli masyarakat yang  imbasnya bisa saja dirasakan 

oleh pasar saham. 

Dari paparan tersebut di atas dapat diajukan hipotesis berikut: 

H4  : Terdapat pengaruh positif   Pertumbuhan GDP  terhadap  indeks harga 

saham sektor properti di BEI. 

 

2.2 Penelitian Terdahulu 

Page 56: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Beberapa  penelitian  terdahulu  tentang  pengaruh  variabel  makro  ekonomi 

terhadap  kinerja  indeks  harga  saham menunjukkan  hasil  yang  berbeda  sebagaimana 

yang  ditemukan  oleh  Tirapat  dan  Nitayagasetwat  (1999)  bahwa  terdapat  sensitivitas 

perusahaan terhadap variabel makro ekonomi yang disebut resiko sitematik perusahaan 

yang  diperoleh  dari  hasil  regresi  return  saham  perusahaan  dengan  variabel  makro 

ekonomi tersebut.  

Penelitian  yang dilakukan oleh Hardiningsih  et  al  (2001) menunjukkan hasil 

bahwa  nilai  tukar  rupiah  terhadap  US  Dollar  berpengaruh  negatif  terhadap  saham. 

Nurdin (1999), mengemukakan hasil penelitian bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar 

Amerika  Serikat  tidak berpengaruh  terhadap  resiko  investasi  saham. Disisi  lain, Utami 

dan Rahayu (2003) serta Suciwati dan Machfoedz  (2002) hasilnya menunjukkan bahwa 

nilai tukar rupiah terhadap UD dollar berpengaruh positif terhadap saham.  

Selanjutnya,  beberapa  penelitian  sebelumnya  tentang  harga  saham  dengan 

nilai  tukar  uang  (domestik  terhadap  US  dolar)  yang  dilakukan  di  berbagai  negara 

menunjukkan hasil yang berbeda. Frank dan Young  (Saini dkk, 2002) yang meneliti US 

MNC’s menemukan bahwa tidak ada pola yang pasti dari hubungan harga saham dengan 

nilai  tukar  uang.  Bahmani‐Oskooee  dan  Sohrabian  (1992) menyimpulkan  bahwa  ada 

feedback interaction antara harga saham di Amerika dengan nilai tukar uang. Tetapi Ang 

dan  Ghalap  (dalam  Saini  dkk,  2002)  yang  meneliti  lima  belas  US  MNC’s  juga 

menunjukkan  hal  lain  yaitu  bursa  saham  saat  itu  adalah  efisien  dan  harga  saham 

menyesuaikan  dengan  cepat  terhadap  perubahan  nilai  tukar  uang.  Selanjutnya  Smith 

(1992)  menemukan  bahwa  nilai  tukar  uang  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan 

terhadap  return  saham di  Jerman,  Jepang dan Amerika. Hal  senada diungkapkan oleh 

Page 57: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Granger  dkk  (2000)  bahwa  nilai  tukar  berpengaruh  (lead)  terhadap  harga  saham  di 

Jepang, Hongkong dalam periode Januari 1995 sampai November 1997 dan Januari 1986 

sampai November 1987.  

Dengan menggunakan data bulanan selama Juli 1985 sampai Juli 1994, dalam 

kasus di emerging market seperti India, Pakistan, Korea Selatan dan Filipina, Abdalla dan 

Murinde  (1997)  menemukan  bahwa  nilai  tukar  berpengaruh  (lead)  terhadap  harga 

saham di India, Pakistan dan Korea Selatan. Di Filipina justru harga saham yang takes the 

lead. Tetapi  temuan Granger dkk  (2000) menunjukkan hal  lain. Dengan menggunakan 

data  selama periode  Januari 1987  sampai Desember 1994 di Phlippines Market dalam 

penelitian  tersebut  ditemukan  bahwa  nilai  tukar  berpengaruh  (lead)  terhadap  harga 

saham.  

Penelitian  yang  dilakukan  Ma  dan  Kao  (1990)  menemukan  bahwa  dengan 

menggunakan  data  untuk  enam  negara,  apresiasi  (menguatnya)  uang  domestik 

berpengaruh negatif pada pergerakan harga saham domestik untuk perekonomian yang 

didominasi ekspor dan berpengaruh positif pada pergerakan harga saham domestik di 

suatu  perekonomian  yang  didominasi  impor.  Selanjutnya  Ajayi  dan  Mougue  (dalam 

Setyorini  dkk.,  2000) melalui  pendekatan  Error  Correction Model  (EMC) menemukan 

bahwa  pasangan  indeks  saham  dan  nilai  tukar  untuk  di  tiap  negara  saling  berkaitan. 

Selanjutnya  hasil  estimasi  menunjukkan  bahwa  di  keenam  negara  tersebut  (kecuali 

Kanada dan Belanda), perubahan di pasar uang asing ditransmisikan ke pasar saham dan 

sebaliknya. Setyorini dkk. (2000) menyimpulkan bahwa pergerakan kurs rupiah terhadap 

US dolar di pasar valuta asing berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan 

Page 58: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

bukan  sebaliknya.  IHSG  berpengaruh  negatif  dan  signifikan  pada  kurs  rupiah  terhdap 

dolar AS secara long run dan short run. 

Sementara itu, hubungan antara suku bunga (interest rate) dengan return saham 

terdapat  perbedaan  hasil  antara  lain  temuan  Granger  (dalam  Mok,  1993)  yang 

menyatakan  bahwa  terdapat  pengaruh  negatif    suku  bunga  terhadap  harga  saham. 

Dalam kesempatan lain, Mok (1993) sendiri dengan menggunakan model analisis Arima 

tidak menemukan hubungan yang signifikan antara kedua variabel ini. 

Selanjutnya,  penelitian  tentang  hubungan  antara  inflasi  dengan  return  saham 

seperti  yang  dilakukan  oleh Widjojo  (dalam  Almilia.  2003) menyatakan  bahwa makin 

tinggi  inflasi  akan  semakin menurunkan  tingkat profitabilitas perusahaan.  Park  (2000) 

juga menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara return saham dan  inflasi. 

Demikian  juga  Adams  et  al  (2004)  menyatakan  bahwa  berita  mengenai  inflasi 

mempunyai dampak pada return saham. 

Dari  beberapa  penelitian  terdahulu  dapat  disajikan  secara  sistematis  dalam 

tabel berikut:  

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu 

No.  Peneliti  Penelitian Variabel  Model   Hasil 

1.  Hardiningsih  et al. (2002) 

Pengaruh  Faktor Fundamental dan Resiko Ekonomi  terhadap Return  Saham  pada perusahaan  du  Bursa Efek Jakarta : Studi kasus Basic  Industry  & Chemical 

Return  on  Asset (ROA),  Price  to book  value  (PBV), Inflasi,  nilai  tukar rupiah,  return saham 

Regresi berganda 

ROA,  PBV,  Inflasi berpengaruh positif dengan  return saham,  sedangkan nilai  tukar  rupiah berpengaruh negatif  terhadap return saham 

Page 59: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

2.  Suciwati  dan Machfoedz (2002) 

Pengaruh  resiko  nilai tukar  rupiah  terhadap return    saham:  Studi Empiris  pada perusahaan  Manufaktur yang teradaftar di BEJ 

Nilai  tukar  dan return saham 

Regresi  Nilai  tukar  rupiah berpengaruh signifikan  positif terhadap  return saham  sebelum terjadi  depresiasi dan  berpengaruh signifikan  negatif terhadap nilai tukar rupiah  setelah terjadinya depresiasi. 

3.  Mok, Henry MK (1993) 

Causality  of  Interest Rate, Exchange rate, and Stock  price  at  Stock Market  Open  and  close in  Hong  Kong.  Asia Pacific  Journal  of Management. Vol.X. Hal 123‐129 

Suku  bunga  dan nilai  tukar  sebagai variable independen;  harga saham  ebagai variabel dependen  

ARIMA  Tidak  menemukan hubungan  yang signifikan  antar variabel ini 

4.  Tirapat, Sunti.,dan Aekkachai Nittayagasetwat (1999) 

An  Investigation  of  Thai Listed  Firms’s  Financial Distress Using  

Resiko  Sistematis sebagai  variabel independen; Return saham  sebagai variabel dependen 

Regresi  Terdapatsensitivitas perusahaan terhadap  variabel makro  ekonomi yang  disebut  resiko sistematik perusahaan  yang diperoleh  dari  hasil regresi  return saham  perusahaan dengan  variabel tersebut 

5.  Setyorini,  dan Supriyadi (2000) 

Hubungan  Dinamis antara nilai  tukar  rupiah dan  harga  saham  di bursa efek  Jakarta Pasca penerapan  system devisa  bebas mengambang. 

Simposium  Akuntansi nasional  ke  III.  Hal  771‐

Nilai  tukar  rupiah sebagai  variabel independen;  harga saham  sebagai variabel dependen  

Granger  Ada  pengaruh negative  dan signifikan nilai tukar terhadap  harga saham. 

Page 60: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

793 

6.  Mudji  Utami dan  Mudjilah Rahayu (2003) 

Peranan  profitabilitas, suku  bunga,  inflasi  dan nilai  tukar  dalam mempengaruhi  pasar modal  di  Indonesia selama  krisis  Ekonomi, Jurnal  Ekonomi Manajemen, vol.5, no.2 

Profitabilitas,  suku bunga,  inflasi  dan nilai  tukar  sebagai variabel independen;  Harga saham  sebagai variabel depenen 

Regresi  Profitabilitas,  suku bunga,  inflasi  dan nilai  tukar  secara bersama‐sama mempengaruhi harga saham badan usaha  secara signifikan. 

7.  Almilia, LucianaSpica (2004) 

Analisis  faktor‐faktor yang  mempengaruhi kondisi  financial  distress suatu  perusahaan  yang terdaftar  di  bursa  efek Jakarta.  Simposium Nasional  Akuntansi. 2004. Ke.VI. Hal.546‐564 

 

Inflasi  sebagai variabel independen; Financial  distress sebagai  variabel dependen 

Regresi  Terdapat  hubungan positif antara  inflasi dan  financial distress 

8.  Sangkyun  Park (1997) 

Rationality  of  negative stock  price  responses  to strong economic activity 

Variabel  makro, Harga  konsumen, GDP, tingkat  inflasi, suku  bunga  dan return  

Regresi  GDP  berpengaruh positif  signifikan terhadap  return saham, variabel lain tidak berpengaruh. 

9.  Fama  and French (1981) 

The  cross  section  of expected return 

Stock  return, tingkat  inflasi,  suku bunga  dan pertumbuhan ekonomi. 

Regresi  Adanya  hubungan negatif antara stock return dan inflasi. 

Sumber : Dikembangkan dari beberapa jurnal 

 

2.3  Kerangka Pemikiran Teoritis. 

Page 61: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

  Menurunnya kurs Dollar terhadap rupiah berpengaruh positif terhadap ekonomi 

dan  pasar modal,  sebaliknya  kurs  dollar  terhadap  rupiah  berpengaruh  negatif  (Farid 

Harianto,  2000). Melemahnya  rupiah  akan  menyebabkan  pasar modal  dalam  negeri 

kurang menarik  karena  adanya  resiko  nilai  tukar  yang menyebabkan  penurunan  nilai 

investasi  dan  mempunyai  hubungan  negatif  terhadap  return  saham.  Sebaliknya, 

hubungan antara nilai  tukar   dollar  terhadap  rupiah bisa   saja berpengaruh positif bila 

investor berasal dari  luar   negeri dan menggunakan mata uang asing sehingga semakin 

terdepresiasinya mata uang rupiah akan menyebabkan investor luar cenderung melepas 

mata uang asingnya untuk membeli saham yang harganya turun karena pengaruh kurs 

mata uang. 

  Suku  bunga  memiliki  hubungan  negatif  terhadap  return  saham.  Hal  ini 

disebabkan  apabila  tingkat  suku bunga meningkat, orang  cenderung untuk menabung 

daripada  menginvestasikan  modalnya  dengan  harapan  resiko  yang  diharapkan  lebih 

kecil dibandingkan bila menginvestasikan modalnya dalam bentuk  saham.  Jika  tingkat 

bunga turun,  investor cenderung  lebih suka  investasi dengan membeli saham sehingga 

permintaan saham akan meningkat dan akan mendorong peningkatan harga saham. 

Tingkat  inflasi  yang  tinggi memiliki  hubungan  yang  negatif  terhadap    indeks 

harga saham. Jika peningkatan biaya faktor produksi lebih tinggi dari pengingkatan harga 

yang dapat dinikmati oleh perusahaan, profitabilitas perusahaan akan menurun  (Farid 

Harianto,  1998),  menyebabkan  efek  ekuitas  menjadi  kurang  kompetitif  sehingga 

berdampak pada penurunan harga saham  di pasar modal. 

Pertumbuhan  ekonomi  memiliki  hubungan  positif  terhadap  harga  saham, 

karena dengan menigkatnya pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan meningkatnya 

Page 62: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

permintaan saham dan pada akhirnya akan mengakibatkan menigkatnya harga saham. 

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan merubah pola investasi suatu negara.  Salah 

satu  indikator meningkatnya  pertumbuhan  ekonomi  adalah meningkatnya  GDP  yang 

merupakan suatu kenaikkan output perkapita jangka panjang. 

Berdasarkan  telaah pustaka yang  telah diuraikan  sebelumnya, maka akan diuji 

apakah variabel kurs rupiah terhadap USD, suku bunga SBI, laju inflasi dan pertumbuhan 

GDP berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor properti dan dapat digambarkan 

model seperti berikut ini : 

 

      Gambar 2.1 

Kerangka Pemikiran Teoritis 

 

H1 

   (+) 

H2             

 

     (‐) 

 

H3  (‐) 

 

 

     (+) 

Nilai tukar dollar terhadap rupiah 

Suku bunga SBI 

Indeks Harga Saham Sektor Properti 

Laju inflasi 

Pertumbuhan GDP 

Page 63: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

H4   

 

 

 

2.4  Perumusan Hipotesis 

Berpedoman pada kerangka pemikiran teoritis di atas, dapat dirumuskan 

hipotesis sebagai berikut:  

H1 :  Terdapat pengaruh positif nilai tukar dollar terhadap rupiah   pada  indeks harga 

saham sektor properti di BEI. 

H2 :   Terdapat  pengaruh  negatif  suku  bunga  terhadap  indeks  harga    saham  sektor 

properti di BEI.  

H3 :   Terdapat pengaruh negatif  tingkat  inflasi  terhadap  indeks harga  saham  sektor 

properti di BEI. 

H4 :  :  Terdapat  pengaruh  positif  pertumbuhan  GDP  terhadap  indeks  harga  saham 

sektor properti di BEI. 

Page 64: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

BAB III 

METODE PENELITIAN 

 

 

Sebelum suatu penelitian dilaksanakan, maka  terlebih dahulu perlu ditentukan 

metode yang akan digunakan. Hal ini akan membantu di dalam pelaksanaan penelitian. 

Pada bab  ini terbagi menjadi 5 sub bab yaitu 3.1 mengenai jenis dan sumber data. Sub 

bab  3.2  mengenai  populasi  dan  sampel.  Metode  pengumpulan  data  dan  Definisi 

operasional variabel pada sub bab 3.3 dan 3.4. Dan teknik analisis pada sub bab 3.5. 

 

3.1. Sumber Data 

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder bulanan, yang 

meliputi: 

1. Data mengenai tingkat suku bunga SBI jangka waktu 1 bulan periode 2000‐2008 

diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia. 

2. Data  inflasi  dan  PDB  diambil  dari  data  bulanan  periode  2000  ‐  2008  yang 

terdapat pada indikator ekonomi dari BPS. 

3. Data  kurs  valuta  asing  yang  diperoleh  dari  Statistik  Ekonomi  Keuangan 

Indonesia, Bank Indonesia.tahun 2000‐2008, dan 

4. Data yang publikasikan divisi riset pengembangan BEI: 

• Monthly Statistic 

Page 65: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

• Fact book IDX  

• Indonesian Capital Market Directory 

Data  sekunder  diperoleh  dengan metode  pengamatan  saham‐saham  properti 

yang listed selama pengamatan dari bulan Januari 2000 sampai dengan Desember 2008 

dengan membagi menjadi 107 periode pengamatan. 

 

3.2 Populasi dan Sampel 

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari semua unsur yang ciri‐cirinya akan 

diduga  (Singarimbun,  1989). Populasi dalam penelitian  ini  adalah  indeks harga  saham 

sektor  properti  di  BEI  Januari  2000‐2008  yang  telah  dibuat  indeksnya  oleh  BEI. 

Penentuan  pemilihan  sampel  dalam  penelitian  ini  dengan  menggunakan  teknik 

purposive  sampling,  yaitu metode  pemilihan  sampel  dengan  kriteria  tertentu  (Emory 

and Cooper, 1999). 

Populasi dari penelitian  ini adalah  indeks harga saham sektor properti di Bursa 

Efek  Indonesia  selama  periode  penelitian  2000‐2008.  Adapun  teknik  pengambilan 

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probabilitas. Metode penelitian 

sampel  yang  digunakan  adalah  purposive  sampling  ,  dimana  peneliti memiliki  kriteria 

atau tujuan tertentu terhadap sampel yang akan diteliti (Indriantoro,1999). 

Sampel  penelitian  diambil  secara  purposive  sampling,  dimana  sampel  harus 

memenuhi kriteria: 

1. Indeks harga saham sektor properti   di Bursa Efek  Indonesia pada Januari 2000 

sampai dengan Desember 2008. 

Page 66: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

2. Data tersedia untuk dianalisis. 

 

3.3 Metode Pengumpulan data 

Metode  pengumpulan  data  dalam  penelitian  ini  adalah  dengan 

mendokumentasikan  yaitu  mencatat  data  bulanan  yang  tercantum  pada  Monthly 

Statistic  untuk  data  indeks  harga  saham  properti  bulanan. Untuk  data  kurs  dan  suku 

bunga  bulanan  diperoleh  dari  situs  resmi  Bank  Indonesia  (www.bi.go.id),  serta  BPS 

(Badan Pusat  Statistik) untuk data  laju  inflasi bulanan. Untuk data pertumbuhan GDP 

digunakan data 3 bulanan karena Bank Indonesia dan BPS hanya mengeluarkan laporan 

GDP setiap 3 bulan. Untuk menyamakan dengan metode pengamatan dengan variabel 

lain digunakan metode interpolasi. 

 

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 

 

Definisi Operasional Variabel adalah definisi dari variabel‐variabel yang digunakan 

dalam  penelitian  ini,  dan menunjukkan  cara  pengukuran  dari masing‐masing  variabel 

tersebut, pada setiap indikator dihasilkan dari data sekunder dan dari suatu perhitungan 

terhadap formulasi yang mendasarkan pada konsep teori. 

Pengertian dari masing‐masing penelitian ini adalah : 

1. Yang  dimaksud  dengan  variabel  nilai  tukar  adalah  harga  mata  uang  dollar 

Amerika  Serikat  dalam mata  uang  domestik  yaitu  Rupiah.  Variabel  ini  diukur 

Page 67: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

dengan menggunakan kurs tengah Dollar US terhadap Rupiah yang dikeluarkan 

oleh Bank Indonesia setiap bulannya. 

2. Yang  dimaksud  dengan  variabel  suku  bunga  adalah  Sertifikat  Bank  Indonesia 

(SBI).  SBI  adalah  surat  beharga  yang  diterbitkan  Bank  Indonesia  sebagai 

pengakuan  utang  jangka  pendek  dengan  sistem  diskonto.  SBI  yang  diambil 

adalah SBI dengan jangka waktu satu bulan. 

3. Yang  dimaksud  dengan  variabel  inflasi  adalah  ukuran  aktivitas  ekonomi  yang 

digunakan  untuk  menggambarkan  kondisi  ekonomi  nasional  (tentang 

peningkatan  harga  rata‐rata  barang  dan  jasa  yang  diproduksi  sistem 

perekonomian).  Variabel  ini  diukur  dengan mencatat  data  laju  inflasi  indeks 

harga konsumen nasional yang diterbitkan BPS tiap bulan. 

4. Yang  dimaksud  dengan  variabel  pertumbuhan  GDP  adalah  proses  kenaikkan 

output  perkapita  jangka  panjang.  Variabel  ini  diukur  dengan menginterpolasi 

data  3  bulanan  produk  domestik  bruto  yang    dikeluarkan  oleh  Badan  Pusat 

Statistik. Metode  Interpolasi  yaitu melihat  kecenderungan data  yang disajikan 

pada suatu diagram garis. Dengan membuat data GDP berbentuk diagram garis 

akan diperoleh perkiraan dengan cara mengganti garis patah pada diagram garis 

menjadi  garis  lurus. Dalam  arti  yang  lebih  luas,  interpolasi merupakan  upaya 

mendefinisikan  suatu  fungsi  dekatan  fungsi  analitik  yang  tidak  diketahui  atau 

pengganti  fungsi  rumit  yang  tak  mungkin  diperoleh  persamaan  analitiknya 

(Sandy, 2007). 

5. Indeks Harga saham merupakan suatu  indikator yang menunjukkan pergerakan 

harga  saham  secara bulanan. Sektor yang diambil adalah  sektor properti yang 

Page 68: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

merupakan  salah  satu  dari  sembilan  indeks  saham  sektoral  yang  dikeluarkan 

oleh Bursa Efek Indonesia. 

 Adapun variabel‐variabel operasional terangkum dalam tabel 3.1 berikut ini: 

Tabel 3.1 

Definisi Operasional Variabel 

 

Variabel  Formula 

Pengukuran Skala 

Definisi Operasional 

Indeks harga saham sektor properti  

(Y) 

Indeks  harga  saham sektoral  penutupan  yang telah  dihitung  oleh  Bursa Efek Indonesia. 

Suatu Indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham secara bulanan. 

Nilai Tukar 

(X 1) 

Nilai  tengah  antara  kurs jual  dan  beli  yang digunakan  oleh  Bank Indonesia yang 

diterbitkan bulanan 

Nilai tukar yang digunakan adalah nilai dollar  Amerika  Serikat  terhadap rupiah secara bulanan. 

 

Tingkat Suku Bunga 

(X2) 

Rata‐rata SBI 1 bulanan  Surat  beharga  yang  diterbitkan  Bank Indonesia  sebagai  pengakuan  utang jangka pendek dengan sistem diskonto

Laju Inflasi 

(X3) 

Laju Inflasi yang tercatat dan diterbitkan oleh BPS tiap akhir bulan 

Kenaikan  harga  barang  secara  umum terhadap nilai mata uang suatu negara yang  diwujudkan  dengan meningkatnya  kebutuhan  impor  dari luar negeri 

Pertumbuhan GDP / PDB 

(X4) 

PDBx – PDB x‐1 x100% 

          PDBx‐1 

Suatu  proses  kenaikkan  output perkapita  jangka  panjang  yang dikeluarkan  oleh  BI  per  3  bulan  dan kemudian diinterpolasi menjadi data 1 bulanan. 

Sumber : Data yang diolah 

Page 69: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

3.5  Teknik Analisis Data 

Teknik  analisis  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  analisis  data 

kuantitatif,  untuk memperkirakan  secara  kuantitatif  pengaruh  dari  beberapa  variabel 

Independen  secara  bersama‐sama  maupun  secara  sendiri‐sendiri  terhadap  variabel 

dependen.  Hubungan  fungsional  antara  satu  variabel  dependen  dengan  variabel 

independen dapat dilakukan dengan regresi berganda dan menggunakan data gabungan 

antara cross section dan time series.  

Metode  analisis  yang  digunakan  adalah  regresi  Model  Linier  dengan  model 

sebagai berikut : 

Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4+e 

dimana : 

Y    = Indeks harga saham sektor properti 

a    = konstanta 

b1, b2, b3  = koefisien regresi 

X1    = Nilai tukar US$ 

X2    = Tingkat bunga SBI 

X3    = Inflasi 

X4    = Pertumbuhan ekonomi 

Page 70: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

e    = error 

Nilai  koefisien  regresi  sangat  berarti  sebagai  dasar  analisis.  Koefisien  b  akan 

bernilai positif (+) jika menunjukkan hubungan yang searah antara variabel  independen 

dengan variabel dependen, Artinya kenaikan variabel  independen akan mengakibatkan 

kenaikan variabel dependen, begitu pula sebaliknya jika variabel independen mengalami 

penurunan.  Sedangkan  nilai  b  akan  negatif  jika  menunjukkan  hubungan  yang 

berlawanan.  Artinya  kenaikan  variabel  independen  akan  mengakibatkan  penurunan 

variabel dependen, demikian pula sebaliknya. 

Model persamaan yang diperoleh dari pengolahan data diupayakan tidak tcrjadi 

gejala  multikolinieritas,  heterokedastisitas  dan  Autokorelasi.  Untuk  mengetahui  ada 

tidaknya  gejala‐gejala  tersebut  akan  dilakukan  uji  terlebih  dahulu  dengan  uji  asumsi 

klasik. 

 

3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik 

Uji  asumsi  klasik  digunakan  untuk  mengetahui  kondisi  data  yang  digunakan 

dalam  penelitian.  Hal  ini  dilakukan  agar  diperoleh model  analisis  yang  tepat. Model 

analisis regresi linier penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi 

:  Uji  multikolenieritas  dengan  matrik  korelasi  antara  variabel‐variabel  bebas,  Uji 

heteroskadasitas  dengan menggunkan  grafik  plot  antara  nilai  prediksi  variabel  terikat 

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID), Uji normalitas menggunakan scatter plot (Ghozali, 

2002), dan Uji autokorelasi melalui uji Durbin‐Watson (DW test) (Ghozali, 2001). 

 

Page 71: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

 

 

3.5.1.1 Uji Multikolinearitas 

Menurut Ghozali  (2001)  uji  ini  bertujuan menguji  apakah  pada model  regresi 

ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  independen.  Pada model  regresi  yang  baik 

seharusnya  antar  variabel  independen  tidak  terjadi  kolerasi.  Untuk  mendeteksi  ada 

tidaknya multikoliniearitas dalam model  regresi dapat dilihat dari  tolerance value atau 

variance  inflation  factor  (VIF). Untuk mendeteksi  ada  atau  tidaknya multikoliniearitas 

didalam model ini adalah sebagai berikut : 

a.  Nilai R2  sangat  tinggi,  tetapi  secara  individual  variabel‐variabel bebas banyak  yang 

tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 

b.  Menganalisa  matrik  korelasi  antar  variabel  bebas.  Jika  terdapat  korelasi  antar 

variabel  bebas  yang  cukup  tinggi  (>  0,9),  hal  ini  merupakan  indikasi  adanya 

multikolenaritas. 

c.  Dilihat dari nilai VIF dan Tolerance. Nilai cut off Tolerance < 0.10 dan VIF>10, berarti 

terdapat multikolinearitas. 

Jika terjadi gejala multikolinearitas yang tinggi, standard error koefisien regresi 

akan semakin besar dan mengakibatkan confidence interval untuk pendugaan parameter 

semakin  lebar.  Dengan  demikian  terbuka  kemungkinan  terjadinya  kekeliruan  yaitu 

menerima hipotesis  yang  salah. Uji multikolinearitas dapat dilaksanakan dengan  jalan 

Page 72: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

meregresikan  model  analisis  dan  melakukan  uji  korelasi  antar  independen  variabel 

dengan menggunakan variance inflating factor (VIF). Batas VIF adalah 10 apabila nilai VIF 

lebih besar dari pada 10 maka terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2002). 

3.5.1.2 Uji Heteroskedastisitas 

Uji  heteroskedasitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalarn  model  regresi 

terjadi  ketidaksamaan  variance  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  lain. 

Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  terjadi  homokedastisitas  atau  tidak  terjadi 

heteroskedastisitas.  Untuk  mendeteksi  adanya  heterokedastisitas  dilakukan  dengan 

menggunakan uji Glejser. Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui 

uji Glejser dilakukan sebagai berikut: 

a. Apabila  koefisien  parameter  beta  dari  persamaan  regresi  signifikan  statistik, 

yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas. 

b. Apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris 

yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas. 

Bila terjadi gejala heteroskedastisitas akan menimbulkan akibat varians koefisien 

regresi  menjadi  minimum  dan  confidence  interval  melebar  sehingga  uji  signifikansi 

statistik tidak valid  lagi. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik plot 

antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SPREDSID). Deteksi ada 

atau  tidaknya  heteroskedastisitas  dapat  dilakukan  dengan melihat  ada  atau  tidaknya 

pola  tertentu  pada  grafik  scatterplot  antara  SPREDSID  dan  ZPRED  dimana  sumbu  Y 

adalah  Y  yang  telah  diprediksi  dan  sumbu  X  adalah  residual  (Y  prediksi  –  Y 

sesungguhnya)  yang  telah  di‐studentized.  Apabila  ada  pola  tertentu,  seperti  titik‐titik 

yang  ada membentuk  pola  tertentu  yang  teratur  (bergelombang, melebar  kemudian 

Page 73: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Apabila pola yang 

jelas, serta titik‐titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka  tidak 

terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2002).  

 

3.5.1.3 Uji Normalitas 

Uji  Normalitas  data  dilakukan  untuk melihat  apakah  suatu  data  terdistribusi 

secara  normal  atau  tidak.  Uji  normalitas  data  dilakukan  dengan  melihat  normal 

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya 

dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan   membentuk 

garis  lurus  diagonal  dan  ploting  data  akan  dibandingkan  dengan  garis  diagonal.  Jika 

distribusi  data  adalah  normal,  maka  data  sesungguhnya  akan  mengikuti  garis 

diagonalnya (Ghozali, 2002). 

Uji  ini  dilakukan  dengan  cara  melihat  penyebaran  data  (titik)  pada  sumbu 

diagonal atau grafik. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah 

garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar 

jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi 

tidak  memenuhi  asumsi  normalitas  (Ghozali,  2001).  Pengujian  normalitas  ini  dapat 

dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik. 

1. Analisis Grafik 

Salah  satu  cara  termudah  untuk  melihat  normalitas  residual  adalah  dengan 

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi 

yang mendekati  normal.  Namun  demikian,  hanya  dengan melihat  histogram.  hal  ini 

Page 74: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

dapat membingungkan,  khususnya untuk  jumlah  sampel  yang  kecil. Metode  lain  yang 

dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan 

distribusi  kumulatif  dari  distribusi  normal. Dasar  pengambilan  keputusan  dari  analisis 

normal probability plot adalah sebagai berikut: 

a. Jika data menyebar disekitar  garis diagonal dan mengikuti  arah  garis diagonal 

menunjukkan  pola  distribusi  normal,  maka  model  regresi  memenuhi  asumsi 

normalitas. 

b.  Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis 

diagonal  tidak menunjukkan  pola  distribusi  normal, maka model  regresi  tidak 

memenuhi asumsi normalitas. 

2.  Analisis Statistik 

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik 

yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov‐Smirnov test (K‐S). Uji K‐S dilakukan 

dengan membuat hipotesis: 

H0  =  Data residual terdistribusi normal 

Ha  =  Data residual tidak terdistribusi normal 

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K‐S adalah sebagai berikut: 

c. Apabila probabilitas nilai Z uji K‐S signifikan secara statistik maka Ho ditolak dan 

Ha diterima yang berarti data terdistibusi tidak normal. 

d. Apabila  probabilitas  nilai  Z  uji  K‐S  tidak  signifikan  statistik  maka  Ho  gagal 

diterima dan Ha ditolak, yang berarti data terdistribusi normal. 

 

Page 75: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

3.5.1.4  Uji Autokorelasi 

Uji  autokorelasi  bertujuan  untuk menguji  apakah  dalam  suatu model  regresi 

linear  ada  korelasi  antara  kesalahan  penggangu  pada  periode  t  dengan  kesalahan 

periode  t‐1  (sebelumnya).  Jika  terjadi  korelasi  maka  dinamakan  ada  problem 

autokorelasi.  Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  bebas  autokorelasi.  Untuk 

mendeteksi  autokorelasi,  dapat  dilakukan  uji  statistik melalui  uji Durbin‐Watson  (DW 

test)  (Ghozali,  2001). Dasar pengambilan  keputusan  ada  tidaknya  autokorelasi  adalah 

sebagai berikut: 

1. Bila nilai DW terletak diantara batas alas atau upper bound (du) dan (4‐du) maka 

koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi. 

2. Bila nilai DW  lebih  rendah daripada batas bawah  atau  lower bound  (dl) maka 

koefisien autokorelasi > 0. berarti ada autokorelasi positif. 

3. Bila nilai DW lebih besar dari (4‐dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada 

autokorelasi negatif. 

4. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak  antara (4‐du) dan (4‐di). 

maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 

 

3.5.2 Pengujian Hipotesis 

Untuk  menguji  hipotesis  yang  telah  ditentukan,  maka  teknik  analisis  yang 

digunakan adalah analisis  regresi  linier berganda  (multiple  regression). Alat analisis  ini 

digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel nilai  tukar  rupiah,  suku bunga,tingkat 

Page 76: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

inflasi,  dan  pertumbuhan  GDP  terhadap  indeks  harga  saham  perusahaan  properti  di 

Bursa Efek Indonesia. 

 

3.5.2.1 Koefisien Determinasi (R2) 

Merupakan besaran yang memberikan informasi goodness of fit dari persamaan 

regresi,  yaitu memberikan proporsi  atau persentase  kekuatan pengaruh  variabel  yang 

menjelaskan (X1, X2, X3, X4) secara simultan terhadap variasi dari variabel dependen (Y). 

Koefisien  determinasi  (R2)  digunakan  untuk  mengukur  seberapa  jauh  kemampuan 

model  dalam  menerangkan  variasi  variabel  dependen.  Nilai  koefisien  determinansi 

adalah  antara  0  dan  1.  Nilai  R²  yang  kecil  berarti  kemampuan  variabel‐variabel 

independen  dalam  menjelaskan  variasi  variabel  dependen  amat  terbatas  (Ghozali, 

2005). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel–variabel  independen memberikan 

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 

 

3.5.2.2 Pengujian Terhadap Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F). 

Pengujian  terhadap  koefisien  regresi  secara  simultan  dilakukan  dengan  uji  F. 

Pengujian  ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh  semua  variabel  independen  yang 

terdapat  di  dalam  model  secara  bersama‐sama  (simultan)  terhadap  variabel 

independen.  Dengan  tingkat  signifikansi  sebesar  5%  nilai  F  ratio  dari masing‐masing 

koefisien  regresi kemudian dibandingkan dengan niai  t  tabel.  Jika Frasio > Ftabel atau 

prob‐sig  <a  =  5%  berarti  bahwa  masing‐  masing  variabel  independen  berpengaruh 

secara positif terhadap dependen. Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh 

Page 77: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

suku  bunga,  inflasi,  nilai  tukar,  dan  pertumbuhan  ekonomi  terhadap  Return  saham 

secara simultan. Langkah‐langkah yang dilakukan adalah (Gujarati. 1999): 

a. Merumuskan Hipotesis (Ha) 

Ha  diterima:  berarti  terdapat  pengaruh  yang  signifikan  antara  variabel  variabel 

independen terhadap variabel dependen secara simultan. 

b. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α=0.05) 

c. Membandingkan F hitung dengan F tabel Nilai F hitung, jika : 

  1.  Bila F hitung < F tabel, variabel independen secara bersama‐sama tidak 

berpengaruh terhadap variabel dependen. 

PV hasil < PV Peneliti (α < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. 

2. Bila F hitung > 1 tabel, variabel  independen secara bersama‐sama berpengaruh 

terhadap variabel dependen. 

PV Hasil > PV Peneliti (a > 0,05) maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. 

d.  Berdasarkan probability value 

Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha  akan  diterima dan Ho ditolak  jika 

probabilitas kurang dari 0,05 

e.  Menentukan  nilai  koefisien  determinasi,  dimana  koefisien  menunjukkan 

seberapa  besar  variabel  independen  pada  model  yang  digunakan  mampu 

menjelaskan variabel dependennya. 

 

Page 78: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

3.5.2.3 Pengujian Dengan Koefisien Regresi Parsial (Uji t) 

Pengujian  terhadap  koefisien  regeresi  secara  parsial  dilakukan  dengan  uji  t. 

Pengujian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  signifikansi  peran  secara  parsial  antara 

variabel  independen  terhadap  variabel  dependen  dengan  mengasumsikan  bahwa 

variabel  independen  lain  dianggap  konstan.  Dengan  tingkat  signifikansi  sebesar  95%, 

nilai t hitung dari masing‐masing koefisien regresi kemudian dibandingkan dengan nilai t 

tabel.  Jika  t‐hitung  >  t‐tabel  atau  prob‐sig  <  α  =  5%  berarti  bahwa  masing‐masing 

variabel independen berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen. 

Page 79: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

      BAB IV 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

 

4.1 Analisis Data. 

4.1.1 Uji Asumsi Klasik. 

Analisis  data  yang  dilakukan  yaitu  analisis  regresi  berganda  dengan 

menggunakan bantuan program komputer SPSS  for windows versi 15.0. Untuk 

mendapat estimasi yang  terbaik, terlebih dahulu data sekunder  tersebut harus 

dilakukan  pengujian  asumsi  regresi  klasik,  yaitu:  uji  multikolineritas,  uji 

heterokedastisitas, uji autokorelasi dan uji normalitas. 

a. Uji Multikolineritas 

Terjadinya  gejala multikolinearitas  pada  suatu  data  dalam  penelitian 

dapat  diketahui  dengan  memperhatikan  nilai  Variance‐  Inflation  Factor 

(VIF), tolerance, eigenvalue, contition index serta correlations antar variabel 

independen dalam penelitian tersebut yang dihasilkan dari pengestimasian 

persamaan  regresi  berganda.    Suatu  data  dapat  dikatakan  terbebas  dari 

gejala multikolinearitas jika; 

1) Nilai VIF kurang dari 10 (sepuluh) (VIF<10), 

2) Nilai tolerance kurang dari 0,05 (Tolerance < 0,05), 

3) Nilai Eigenvalue lebih dari 0 (nol) (Eigenvalue > 0), 

4) Nilai Condition Index kurang dari 15 (lima belas) (Condition Index < 15), 

Page 80: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

5) Nilai  correlation  antar  variabel  independen  lebih  kecil  dari  0,95 

(correlation <0,95) 

Dari  data  yang  diolah  dengan menggunaka  program  SPSS,  didapatkan 

hasil uji Multikolinearitas sepert yang terlihat pada tabel 4.1 dibawah ini. 

 

TABEL 4.1 

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS 

Coefficients a

49,036 ,017 -,772 -12,553 -,07367,538 ,008 5,622 1,812 ,148

,194 -,012 -,598 -,040,726 2,178 -,137 -6,927 -,489,469 ,032 ,891 ,000 ,626

,000 ,007 -,539 -,097,211 -,014 -,566 -,048,177 -,011 -,563 -,040,830 ,924 ,887 ,987

1,206 1,082 1,128 1,014

BStd. Error

UnstandardizedCoefficients

BetaStandardized CoefficientstSig.

Zero-orderPartialPart

Correlations

ToleranceVIF

Collinearity Statistics

(Constant) tukar SBI Inflasi GDP1

Model

Dependent Variable: Indeksa.  

Sumber:  Data sekunder yang diolah 

Tabel  4.1  menunjukkan  bahwa  Inflasi,  SBI,  Nilai  tukar  dan  

pertumbuhan GDP sebagai variabel  independen mempunyai nilai tolerance 

kurang  dari  10  persen  yang  berarti  tidak  terdapat  korelasi  antar  variabel 

independen yang nilainya  lebih dari 90 persen. Dari hasil VIF  juga  terlihat 

bahwa tidak ada variabel  independen yang memiliki nilai VIF  lebih dari 10.  

Jadi  dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  ada multikolinearitas  antar  variabel 

independen dalam model regresi. 

Page 81: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

b. Uji Heterokedastisitas 

Asumsi  penting  dalam  regresi  linear  klasik  adalah  bahwa  gangguan 

yang  muncul  dalam  model  regresi  korelasi  adalah  homokedastis,  yaitu 

semua  gangguan mempunyai  variasi  yang  sama.    Dalam  regresi mungkin 

ditemui gejala heterokedastisitas.   Pengujian  ini dilakukan dengan metode 

grafik dan didapatkan hasil olahan data seperti yang  terlihat pada gambar 

4.1 dibawah ini. 

GAMBAR 4.1 

HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS 

210-1-2

Regression Standardized Predicted Value

3

2

1

0

-1

-2

Regr

essi

on S

tude

ntiz

ed R

esid

ual

Dependent Variable: Indeks

Scatterplot

 

  Sumber:  Data sekunder yang diolah untuk penelitian ini. 

Page 82: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Heteroskedastisitas  tidak  terjadi  jika data berpencar di sekitar angaka 

nol  (0  pada  sumbu  Y)  dan  tidak membentuk  suatu  pola  atau  tren  garis 

tertentu.   Dari gambar di atas, terlihat sebaran data ada di sekitar titik nol 

dan tidak tampak adanya suatu pola tertentu pada sebaran data tersebut. 

Oleh karena itu dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. 

Hasil  pengujian  dengan  scaterplot  juga  didukung  oleh  pengujian 

heterokesdastisitas  dengan  menggunakan  uji  Gletsjer.  Adapun  hasil  uji 

Gletsjer dapat dilihat pada tabel 4.2. 

TABEL 4.2 

HASIL UJI GLETSJER 

Coefficientsa

81,496 28,479 2,862 ,005,005 ,003 ,104 1,432 ,155

-,456 2,371 -,013 -,192 ,848-1,295 ,764 -,762 -1,695 ,148

-,064 ,063 -,068 -1,021 ,310

(Constant)tukarSBIInflasiGDP

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Abs_resa.  

Berdasarkan  hasil  pengujian  heteroskesdastisitas  dengan  uji  Gletsjer 

terlihat bahwa semua variable bebas tidak signifikan terhadap nilai absolut 

residual  regresi.  Hal  ini  menandakan  bahwa  pada  model  regresi  yang 

terbentuk bebas dari gejala heterokesdastisitas. 

 

c. Uji Normalitas 

Page 83: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Uji normalitas bertujuan untuk menguji  apakah dalam  sebuah model 

regresi,  variabel  dependen,  variabel  independen,  atau  keduanya 

mempunyai distribusi normal  atau  tidak.   Model  regresi  yang baik  adalah 

distribusi data normal atau mendekati normal.  Untuk menguji normal data 

ini menggunakan metode analisis grafik dan melihat normal probability plot.  

  Setelah  data  dimasukkan  dan  diolah  oleh  program  SPSS, 

diperoleh hasil uji Normal Probability Plot seperti pada gambar 4.2 di bawah 

ini:  

GAMBAR 4.2 

NORMAL PROBABILITY PLOT 

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: BETA

Observed Cum Prob

1,0,8,5,30,0

Exp

ecte

d C

um P

rob

1,0

,8

,5

,3

0,0

 

Sumber:  Data sekunder yang diolah 

 

Dari grafik di atas terlihat sebaran data pada chart tersebar di sekeliling 

garis  lurus  (tidak  berpencar  jauh  dari  garis  lurus), maka  dapat  dikatakan 

Page 84: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

bahwa   persyaratan normalitas  terpenuhi. Hasil pengujian normalitas  juga 

didukung dengan uji Kolmogorov Smirnov pada tabel 4.3 berikut. 

 

 

 

 

TABEL 4.3 

HASIL UJI NORMALITAS KOLMOGOROV‐ SMIRNOV 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

107,0000000

52,94902404,113,113

-,0631,173

,128

NMeanStd. Deviation

Normal Parameters a,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.  

Pada  hasil  pengujian  Kolmogorov  Smirnov  terlihat  bahwa  nilai 

signifikansi  uji  tersebut  lebih  besar  dari  0,05. Hal  ini menandakan  bahwa 

data yang digunakan dalam regresi berdistribusi normal. 

 

d. Uji Autokorelasi 

Page 85: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Autokorelasi  pada model  regresi  artinya  ada  korelasi  antar  anggota 

sampel  yang  diurutkan  berdasarkan  waktu  saling  berkorelasi.  Untuk 

mengetahui  adanya  autokorelasi  dalam  suatu  model  regresi  dilakukan 

melalui  pengujian  terhadap  nilai  uji   Durbin   Watson    (Uji DW).   Dengan 

ketentuan sebagai berikut:  

a. Menurut Singgih Santoso (2000;125) jika angka Durbin Watson berkisar 

antara  –2  sampai  dengan  +2  maka  koefisien  regresi  bebas  dari 

gangguan  autokorelasi  sedangkan  jika  angka  DW  dibawah  –2  berarti 

terdapat  autokorelasi  positif  dan  jika  angka  DW  diatas  +2  berarti 

terdapat autokorelasi negatif. 

b. Autokorelasi  pada  model  regresi  artinya  ada  korelasi  antar  anggota 

sampel  yang  diurutkan  berdasarkan  waktu  saling  berkorelasi.  Untuk 

mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model  regresi dilakukan 

melalui pengujian terhadap nilai uji  Durbin  Watson  (Uji DW).  Dengan 

ketentuan sebagai berikut (Algifari, 1997 ) : 

Kurang dari 1,10 = Ada autokorelasi

1,10 s/d 1,54 = Tanpa kesimpulan

1,55 s/d 2,46 = Tidak ada autokorelasi

2,46 s/d 2,90 = Tanpa kesimpulan

Lebih dari 2,91 = Ada autokorelasi

Pada uji regresi yang terlihat pada lampiran, menghasilkan nilai Durbin‐

Watson sebesar 1,633 dan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem 

autokorelasi. 

Page 86: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

4.1.2 Perumusan Model Persamaan Regresi 

Hasil  pengujian  asumsi  klasik  yang  telah  dilakukan,  dapat 

disimpulkan  bahwa  model  regresi  dalam  penelitian  ini  layak  digunakan 

karena model  regresi  telah  terbebas  dari masalah  normalitas  data,  tidak 

terjadi  multikolinearitas,  tidak  terjadi  autokorelasi,  dan  tidak  terjadinya 

heterokedastisitas.  Selanjutnya dapat dilakukan uji estimasi linier berganda 

dan diinterpretasikan pada tabel 4.4 berikut: 

 

TABEL 4.4 

HASIL ESTIMASI REGRESI BERGANDA 

Coefficients a

49,036 ,017 -,772 -12,553 -,07367,538 ,008 5,622 1,812 ,148

,194 -,012 -,598 -,040,726 2,178 -,137 -6,927 -,489,469 ,032 ,891 ,000 ,626

,000 ,007 -,539 -,097,211 -,014 -,566 -,048,177 -,011 -,563 -,040,830 ,924 ,887 ,987

1,206 1,082 1,128 1,014

BStd. Error

UnstandardizedCoefficients

BetaStandardized CoefficientstSig.

Zero-orderPartialPart

Correlations

ToleranceVIF

Collinearity Statistics

(Constant) tukar SBI Inflasi GDP1

Model

Dependent Variable: Indeksa.  

Sumber:  Data sekunder yang diolah. 

Berdasarkan  output  regresi  linear  diatas,  model  analisis  regresi 

berganda  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  dapat  dirumuskan  sebagai 

berikut: 

Page 87: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Indeks  =  49,036 + 0,017 Nilai tukar  ‐ 0,772 SBI – 12,553 Inflasi ‐ 0,073 

GDP 

Dari persamaan regresi tersebut dapat diungkapkan: 

1) Konstanta  menunjukkan  angka  sebesar  49,036  yang  berarti  tanpa 

variabel  independen  Indeks Properti  sudah mencapai nilai  ‐3,546. Hal 

ini menandakan adanya pengaruh variabel  lain selain  Inflasi, SBI, Nilai 

tukar dan  pertumbuhan GDP. 

2) Nilai  tukar  menunjukkan  angka  0,017  mempunyai  arti  bahwa  jika 

Inflasi, SBI, dan  Nilai GDP konstan maka setiap peningkatan Nilai tukar 

sebesar Rp. 1 akan meningkatkan nilai Indeks Properti sebesar 0,017. 

3) SBI menunjukkan angka ‐0,772 mempunyai arti bahwa jika Inflasi, Nilai 

tukar dan Nilai GDP konstan maka setiap peningkatan SBI sebesar 1% 

akan menurunkan nilai Indeks Properti sebesar 0,772. 

4) Inflasi menunjukkan angka ‐12,553 mempunyai arti bahwa jika SBI, Nilai 

tukar dan   Nilai GDP konstan maka  setiap peningkatan  Inflasi  sebesar 

1% akan menurunkan Indeks Properti sebesar 12,553. 

5) GDP menunjukkan angka ‐0,073 mempunyai arti bahwa jika Inflasi, SBI 

dan Nilai tukar konstan maka setiap peningkatan nilai GDP sebesar Rp. 

1 akan menurunkan Indeks Properti sebesar 0,073. 

 

4.1.3 Analisis Kekuatan Pengaruh Variabel Bebas terhadap Variasi Variabel Terikat 

Kekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat 

dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan  (R2), yang berada 

Page 88: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

antara  nol  dan  satu.  Apabila  nilai  R2  semakin  mendekati  satu,  berarti 

variabel‐variabel  bebas  memberikan  hampir  semua  informasi  yang 

dibutuhkan untuk memprediksi variabel  terikat. Adapun hasil perhitungan 

nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. 

 

TABEL 4.5 

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI 

Model Summary b

,571a

,326,300

53,97726,326

12,3494

102,000

1,633

RR SquareAdjusted R SquareStd. Error of the Estimate

R Square ChangeF Changedf1df2Sig. F Change

Change Statistics

Durbin-Watson

1Model

Predictors: (Constant), GDP, tukar, SBI, Inflasia.

Dependent Variable: Indeksb.

 

Tabel 4.7 menunjukkan nilai R square sebesar 0,326. Hal  ini berarti 

32,6 persen prediksi Indeks Properti dapat dijelaskan oleh keempat variabel 

bebas Nilai  tukar,  SBI,  Laju    Inflasi,    dan    pertumbuhan GDP.  Sedangkan 

sisanya 67,4 persen dipengaruhi oleh sebab‐sebab lain di luar model. 

 

4.2 Uji Hipotesis dan Pembahasan 

Page 89: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

4.2.1 Uji Hipotesis  untuk Menguji  Pengaruh  Inflasi,  SBI, Nilai  tukar  dan Nilai GDP secara bersama‐sama terhadap indeks saham Properti. 

 

TABEL 4.6 

HASIL UJI SATATISTIK F 

ANOVAb

143915,873 4 35978,968 12,349 ,000a

297181,510 102 2913,544441097,383 106

RegressionResidualTotal

Model1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), GDP, tukar, SBI, Inflasia.

Dependent Variable: Indeksb.

Uji ini dilakukan untuk menggunakan uji signifikan simultan yaitu uji F, untuk 

menunjukkan  apakah  variabel  bebas  secara  bersama‐sama  mempunyai  pengaruh 

terhadap variabel independen. Dari  tabel 4.5 dapat diketahui signifikasi uji tersebut 

sebesar 0,000 yang berarti  lebih kecil dari derajat kesalahan yaitu sebesar 5 persen. 

Dari hasil uji F ini berarti H0 ditolak dan dengan demikian Inflasi, SBI, Nilai tukar dan  

Nilai GDP  secara bersama‐sama berpengaruh  signifikan dalam memprediksi  Indeks 

Properti.  

 

4.2.2 Uji Hipotesis untuk Menguji Pengaruh  Inflasi, SBI, Nilai  tukar dan   Nilai GDP secara parsial terhadap Indeks Properti. 

 

Pengaruh Inflasi, SBI, Nilai tukar dan  Nilai GDP terhadap Indeks Properti diuji 

dengan uji t yang bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh satu variabel bebas 

secara  individu  terhadap  variabel  terikat.  Hasil  pengujian  dengan  SPSS  untuk 

memprediksi  Indeks Properti dengan menggunakan  variabel  Inflasi,  SBI, Nilai  tukar 

dan  pertumbuhan GDP dapat dilihat pada tabel 4.7  sebagai berikut : 

Page 90: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

 

 

 

 

 

 

 

TABEL 4.7 

HASIL UJI SATATISTIK t 

Coefficients a

49,036 ,017 -,772 -12,553 -,07367,538 ,008 5,622 1,812 ,148

,194 -,012 -,598 -,040,726 2,178 -,137 -6,927 -,489,469 ,032 ,891 ,000 ,626

,000 ,007 -,539 -,097,211 -,014 -,566 -,048,177 -,011 -,563 -,040,830 ,924 ,887 ,987

1,206 1,082 1,128 1,014

BStd. Error

UnstandardizedCoefficients

BetaStandardized CoefficientstSig.

Zero-orderPartialPart

Correlations

ToleranceVIF

Collinearity Statistics

(Constant) tukar SBI Inflasi GDP1

Model

Dependent Variable: Indeksa.

 

a) Kemampuan Nilai tukar mempengaruhi Indeks harga saham Properti 

Page 91: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Berdasarkan  tabel  4.6  dapat  diketahui  bahwa  Nilai  tukar 

menghasilkan  nilai  t  hitung  sebesar  2,178.  Variabel  ini  mempunyai 

tingkat  signifikansi  sebesar  0,032  yang  apabila  dibandingkan  dengan 

derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5 persen, variabel 

ini  termasuk  signifikan. Nilai  signifikansi  variabel nilai  tukar  lebih  kecil 

dari derajat kesalahan yang artinya bahwa hipotesis nol ditolak dan H1 

dapat diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa Nilai tukar merupakan 

berpengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi Indeks Properti.  

Adanya  pengaruh  nilai  tukar  dollar  terhadap  rupiah 

menandakan bahwa menguatnya nilai tukar mata uang dollar terhadap 

rupiah   dapat berakibat pada peningkatan nilai  indeks saham properti. 

Kondisi  ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyorini 

dan  Supriyadi  (2000)  namun  demikian  berlawanan  dengan  hasil 

penelitian  yang  dinyatakan  oleh Ma  dan  Kao  (1990)  dan  Abdalla  dan 

Murinde (1997).  

Adanya  penurunan  nilai  tukar  dollar  terhadap  rupiah 

menunjukkan  semakin  membaiknyakeadaan  perekonomian  di 

Indonesia,  sebaliknya  dengan  naiknya  nilai  tukar  dollar menunjukkan 

makin  lemahnya  mata  uang  rupiah.  Mengingat  66%  saham  properti 

dikuasai oleh  asing menguatnya  rupiah  justru membuat  investor  yang 

berada di pasar saham cenderung menahan bahkan menjual sahamnya 

(Tempo  Interaktif,  2009).  Hal  ini  mungkin  saja  terjadi  dikarenakan 

terdepresiasinya rupiah menyebabkan permintaan akan saham properti 

Page 92: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

oleh  investor  asing  semakin  tinggi,  sebaliknya  terapresiasinya  rupiah 

menyebabkan melemahnya mata uang asing dalam hal ini US dollar. 

 

b) Kemampuan SBI mempengaruhi Indeks harga saham Properti. 

Berdasarkan  tabel  4.5  dapat  diketahui  bahwa  SBI menghasilkan 

nilai t hitung sebesar ‐0,137 dan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 

0,891.  Apabila  dibandingkan  dengan  derajat  kesalahan  yang  telah 

ditentukan  yaitu  sebesar 5 persen,  tingkat  signifikansi  SBI  lebih besar. 

Hal  ini  menginterpretasikan  bahwa    hipotesis  nol  diterima  dan  H2 

ditolak.  Dari  hasil  uji  t  disimpulkan  bahwa  SBI  tidak  berpengaruh 

signifikan dalam memprediksi Indeks Properti. 

Ditemukan  tidak  adanya  pengaruh  SBI  terhadap  indeks  Properti 

menandakan bahwa meningkatnya suku bunga yang diberlakukan oleh 

Bank  Indonesia  kurang berdampak bagi pemegang  saham  yang masuk 

dalam  kelompok Properti. Adanya  suku bunga  yang meningkat  kurang 

berpengaruh pada tinggi rendahnya minat  investor untuk menanamkan 

modalnya  pada  kelompok  Properti. Hal  ini  berbeda  dengan  pengaruh 

suku  bunga  terhadap  para  developer  atau  pengembang  di  bidang 

properti  yang  sangat  dipengaruhi  oleh  suku  bunga.  Suku  bunga  yang 

rendah  dapat  menarik  minat  pembeli  untuk  mengembil  kredit 

perumahan dan pada akhirnya menentukan tingkat permintaan properti 

dan  real  estate.  Membandingkan  hasil  pada  penelitian  terdahulu, 

penelitian  ini  didukung  oleh Mok  (1993)  yang  dengan  menggunakan 

Page 93: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

model analisis Arima tidak menemukan hubungan yang signifikan antara 

kedua variabel ini. 

 

c) Kemampuan Laju Inflasi  mempengaruhi Indeks saham Properti 

Berdasarkan  tabel  4.5  dapat  diketahui  bahwa  Inflasi 

menghasilkan  nilai  t  hitung  sebesar  ‐6,297  dan  mempunyai  tingkat 

signifikansi  sebesar  0,000.  Apabila  dibandingkan  dengan  derajat 

kesalahan  yang  telah  ditentukan  yaitu  sebesar  5  persen,  tingkat 

signifikansi  Inflasi  lebih kecil. Hal  ini menunjukkan hipotesis nol ditolak 

dan H3 diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa  Inflasi berpengaruh 

negatif dan  signifikan dalam memprediksi indeks harga sahamProperti. 

Adanya pengaruh  inflasi  terhadap  indeks Properti menandakan 

inflasi  sangat  terkait  dengan  penurunan  kemampuan  daya  beli,  baik 

individu  maupun  perusahaan.  Dengan  inflasi  yang  meningkat  akan 

menyebabkan permintaan saham akan turun. Meskipun pernyataan  ini 

berbeda dari hasil penelitian Sangkyun Park  (1997) namun pernyataan 

ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widjojo  (dalam 

Almilia  2003)  yang  juga  menyatakan  bahwa  inflasi  berpengaruh 

signifikan negatif terhadap indeks saham Properti. 

 

d) Kemampuan  Pertumbuhan  GDP  mempengaruhi  Indeks  saham 

Properti. 

Page 94: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pertumbuhan GDP 

menghasilkan  nilai  t  hitung  sebesar  ‐0,489  dan  mempunyai  tingkat 

signifikansi  sebesar  0,626.  Apabila  dibandingkan  dengan  derajat 

kesalahan  yang  telah  ditentukan  yaitu  sebesar  5  persen,  tingkat 

signifikansi GDP  lebih besar, yang artinya bahwa hipotesis nol diterima 

dan H4  ditolak. Dari  hasil  uji  t  disimpulkan  bahwa  Pertumbuhan GDP 

tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor Properti. 

Tidak berpengaruhnya GDP  terhadap nilai  indeks harga  saham 

sektor  properti  ini  menandakan  bahwa  meningkat  dan  menurunnya 

pendapatan  domestik  bruto  Indonesia  kurang  dapat  mempengaruhi  

minat  investor  untuk  menanamkan  modalnya.  Meningkatnya 

pendapatan domestik bruto berpengaruh positif  terhadap pendapatan 

konsumen  karena  dapat  meningkatkan  permintaan  terhadap  produk 

perusahaan.  Namun  dalam  kasus  ini,  walaupun  GDP  mengalami 

kenaikan para investor lebih memilih sarana investasi yang lain bukan di 

sektor  seperti  di properti  dan  real  estate  ini.  Selain  itu, pertumbuhan 

GDP sektor properti yang masih dibawah sektor lain juga membuat para 

investor  lebih  memilih  sektor  lainnya.Pernyataan  ini  didukung  oleh 

penelitian  Tendelilin  (1997)  yang menyatakan GDP  tidak  berpengaruh 

terhadap  indeks  saham,  namun  begitu  hasil  ini  bertentangan  dengan 

hasil penelitian yang dilakukan oleh Sangkyun Park  (1997) dimana GDP 

mempengaruhi positif terhadap harga saham. 

 

Page 95: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

  Berdasarkan hasil analisis data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa diketahui 

Nilai  tukar,  SBI,  Inflasi  dan  pertumbuhan  GDP  secara  bersama‐sama  dapat 

mempengaruhi  nilai  resiko  sistematis  pada  kelompok  Properti.  Jika  dihitung  secara 

parsial  (individu)  variabel  Nilai  tukar  berpengaruh  positif  signifikan  dan  Inflasi 

berpengaruh  negatif  signifikan  terhadap  indeks  harga  saham  sektor  properti.  Untuk 

Variabel SBI dan pertumbuhan GDP secara parsial tidak signifikan dalam mempengaruhi 

indeks Properti. 

 

Page 96: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

BAB V 

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 

 

 

5.1  Simpulan 

    Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat 

diambil simpulan sebagai berikut: 

1. Hasil  analisis  regresi  linier  berganda menunjukkan  bahwa  nilai  tukar  dollar 

terhadap rupiah, suku bunga,  inflasi dan pertumbuhan GDP secara bersama‐

sama berpengaruh  terhadap  indeks harga saham sektor properti, sedangkan 

secara parsial nilai tukar dollar terhadap rupiah berpengaruh positif signifikan 

terhadap  indeks harga saham sektor properti sedangkan  inflasi berpengaruh 

negatif signifikan terhadap indeks saham sektor properti.  

2. Variasi faktor yang berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor properti 

dijelaskan oleh variabel  independen yaitu, nilai tukar, suku bunga,  inflasi dan 

pertumbuhan GDP  yang  secara  bersama‐sama  berpengaruh  sebesar  32,6 % 

sedangkan sisanya 67,4 % dijelaskan oleh faktor lain. 

3. Variabel  inflasi dalam hal  ini  lebih berpengaruh daripada variabel nilai  tukar 

dollar terhadap rupiah 

 

 

 

5.2  Implikasi Kebijakan 

Page 97: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

    Salah satu  indikator baik atau buruknya perekonomian nasional adalah 

indeks saham (BEI, 2008).  Investor di sektor properti yang merupakan salah satu 

sektor penting di  Indonesia sebaiknya mengkaji dan mempertimbangkan terlebih 

dahulu pergerakan variabel makro yaitu nilai tukar dan inflasi yang mempengaruhi 

harga saham di sektor  ini. Diharapkan dengan mempertimbangkan kedua hal  ini 

dapat menentukan aksi jual atau beli saham di sektor properti ini.  

    Jika  nilai  mata  uang  dollar  mulai  menguat  terhadap  rupiah  maka 

sebaiknya pemain  saham membeli  saham  sektor properti  karena menurut hasil 

penelitian  ini  saham properti diprediksikan akan naik. Sebaliknya  jika nilai mata 

uang  dollar mulai   melemah  terhadap  rupiah maka  disarankan  untuk menjual 

saham sektor properti dikarenakan harga saham di sektor ini akan mulai naik. 

    Dalam hal  laju  inflasi,  jika  kondisi makro ekonomi mulai menunjukkan 

peningkatan  laju  inflasi  sebaiknya  pemain  saham  menjual  saham  sektor 

propertinya karena hasil penelitian  ini memprediksikan bahwa harga saham akan 

turun apabila terjadi laju inflasi. Sebaliknya, jika makro ekonomi menunjukkan laju 

inflasi yang menurun diharapkan pemain saham membeli saham sektor properti 

karena diprediksikan harga saham sektor properti akan meningkat. 

    Bagi dunia akademis, dengan penelitian ini akan diketahui variabel yang 

mampu mempengaruhi  indeks  saham properti dan mampu menilai  faktor mana 

saja yang signifikan mempengaruhi harga saham sektor properti. 

 

5.3  Keterbatasan Penelitian. 

  Dalam penyusunan tesisi ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain:  

Page 98: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

1. Periode yang digunakan yaitu tahun 2000 sampai dengan tahun 2008, dimana 

pada tahun tersebut kondisi ekonomi belum stabil dan dampak krisis moneter 

pada tahun 1998 masih belum hilang. 

2. Penelitian  hanya  memilih  sektor  properti,  padahal  perlu  juga  dikaji  faktor 

makro ekonomi terhadap indeks saham sektor lainnya. 

3. Nilai R padahal penelitian ini bernilai kecil karena masih banyak lagi faktor lain 

yang  bisa  mempengaruhi  penelitian  terhadap  faktor  –faktor  yang 

mempengaruhi  indeks saham properti, seperti uang yang beredar dan neraca 

perdagangan dan pembayaran. 

4. Penelitian  ini hanya menggunakan variabel Suku Bunga SBI, nilai tukar,  Inflasi 

dan  pertumbuhan  GDP  saja  sebagai  indikator  indeks  harga  saham  sektor 

properti,  padahal  masih  banyak  lagi  faktor  lain  yang  bisa  mempengaruhi 

penelitian. 

5. Penelitian  ini  tidak  memperhatikan  faktor  fundamental  perusahaan  seperti 

laba,  rugi,  dan  faktor  internal,  sehingga  hanya  melihat  dari  sudut  makro 

ekonomi saja. 

6. Penelitian  ini hanya menggunakan  empat  variabel makro ekonomi dan  tidak 

memperhatikan  faktor  kondisi  sosial  politik  dan  keamanan  yang  terjadi  di 

Indonesia yang juga mempengaruhi kinerja pasar saham. 

 

5.4  Agenda Untuk Penelitian Mendatang 

        Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  telah  dilakukan  dengan  beberapa 

keterbatasannya dapat disampaikan beberapa saran yang bisa menjadi masukan 

untuk penelitian yang akan datang, masukan itu antara lain: 

Page 99: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

1. Penelitian  lebih  lanjut akan meneliti pengaruh makro ekonomi terhadap saham 

sektor  lainnya sehingga dapat dipilih  indeks harga saham sektor mana saja yang 

tahan  terhadap kondisi makro ekonomi yang  tidak  stabil dan  sektor mana  saja 

yang rentan terhadap tidak stabilnya kondisi makro ekonomi. 

2. Penelitian  lebih  lanjut  dapat  menggunakan  metode  lain  yang  dimungkinkan 

lebih  baik  dari  analisis  variabel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini, misalnya 

analisis  logistik  dan  analisis  Anova.  Dengan  penelitian  ini  diharapkan  dapat 

diperoleh  hasil  penelitian  yang  lebih  beragam  dengan  menambah  beberapa 

variabel.  Selain  itu  dapat  dicari  sektor mana  saja  yang  sangat  peka  terhadap 

variabel makro ekonomi. 

3. Penelitian  lebih  lanjut  dapat  membandingkan  periode  penelitian  yaitu  antara 

periode  sebelum  krisis  ekonomi,  setelah  krisis  ekonomi  dan  pada  saat  krisis 

finansial  global  sehingga  akan  diketahui  konsistensi  variabel  tersebut  dalam 

melihat pengaruh  faktor‐faktor  yang mempengaruhi  indeks harga  saham  sektor 

properti. 

Page 100: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

DAFTAR REFERENSI 

 

Abdalla,  I.S  and  Murinde,  V.,  1997,  “Exchange  Rate  and  Stock  Price  Interactions  in Emerging Financial Markets: Evidence on  India, Korea, Pakistan and Philippines”, Applied Financial Economics, Vol.7, 25‐35. 

Almilia, Luciana Spica, 2004. “Analisis Faktor‐faktor yang mempengaruhi kondisi financial distress  Suatu  Perusahaan  yang  Terdaftar  di  Bursa  Efek  Jakarta”.  Simposium Nasional Akuntansi. Ke.VI.Hal. 546‐564. 

Algifari,  1997.,  Analisis  statistik  untuk  bisnis  dengan  regresi,  korelasi  dan nonparametrik Algifari, STIE‐YKPN, Yogyakarta, Ed. 1, Cet. 1 

Ang, Robbert.1997, “ Pasar Modal Indonesia”. Mediasoft Jakarta. 

Anis Chariri dan Imam Ghozali, 2003. Teori Akuntansi, BP UNDIP, Semarang. 

Bahmani‐Oskooée, M.,  and  Sohrabian,1992,  “Stock  Prices  and  the  Effective  Exchange rate of the Dollar”. Applied Economics, Vol.24, 459‐64. 

Badan Pusat Statistik, 2008, Tabel input‐output Indonesia, BPS, Jakarta 

Bank Indonesia, 2008, Indonesia Financial Statistic, BI, Jakarta. 

Bank Indonesia, 2007, Perkembangan Indikator sektor rill terpilih, BI, Jakarta. 

Bapepam LK, 2006, UU Pasar Modal, Bapepam LK RI, Jakarta 

Boedie,  Z.,  Kane, A.,  and Alan, M.J.,  1995,  Investment,  Second  Edition, Von Hoffman Press Inc. USA 

Brigham,  Eugene  F.,  Gapenski,  Louis  C.,  dan  Ehrnart,  Michel  C.  1999,  Financial Management Theory and Practice, Orlando: The Dryden Press 

Bursa Efek Indonesia., 2008, Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia, 2008.  

Chen, Nai Fu, 1991, “Financial  Investment Opportunities and the Macroeconomy. ”The Journal of Finance”, vol. XLVI no.2, June 

Page 101: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Damele, Manjri., Yamini Karmakar dan G Kawadia., 2004, “ A study of market Integration based  on  Indian  Stock Market,  Bullion Market  and  Foreign  Exchange Market”. Finance India.Vol. XVII, No.2 Hal. 859‐869 

DepkominfoRI,  2008.  Tanya  Jawab  memahami  krisis  keuangan  global,  Bagaimana Pemerintah mengatasinya, Depkominfo RI, 2008 hal 2‐13 

Dornbusch, S. And R.Startz Fisher  (1992). Macroeconomics. Seventh Edition. McGraw‐Hill,New York. 

Fama, E., dan French, K. “Business Condition and Expected Return on stocks and bonds”. Journal of financial Economic, 1998. 

Granger, C.W.J., Bwo‐Nung, H., Yang, C.W., 2000, “A Bivariate Causality Between Stock Prices and Exchange Rates: Evidence from Recent Asia Flu” The Quarterly Review of Economics and Finance, 40, 337‐54. 

Gujarati, Damodar, 1995. “Basic Econometrics” alih bahasa Sumarno Zain, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta 

Harianto, Farid dan Siswanto Sudomo, 1998, “Perangkat dan teknik analisis Investasi di pasar Modal Indonesia” BEJ, Jakarta  

Hardiningsih,  Pancawati.,  Suryanto.,  Chariri,  A,  2002,  “  Pengaruh  Faktor  fundamental dan  resiko  ekonomi  terhadap  Return  saham  pada  perusahaan  di  Bursa  Efek Jakarta  :  Studi  kasusu Basic  Industry & Chemical  “,  Jurnal  Strategi Bisnis,  vol, 8 Des. Tahun VI.  

Haryanto, Riyatno, 2007. “ Pengaruh Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs terhadap resiko sistematik saham perusahaan di BEJ”. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Vol. 5, No.1 Maret 2007, Hal 24‐40. 

Hassim, Andreas. 2008.”Mengatasi Dampak Subprime Mortgage”.  Impresario BRI, hal 33‐35.Jakarta  

Ibrahim, Mansor H.,2000,  “Cointegration  and Granger  Causality  Test  of  Interaction  in Malaysia”, Asian Economic Bulletin. Vol 17. Hal 36‐47 

Imam Ghozali, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.   Semarang: BP UNDIP. 

Jogiyanto  Hartono,  2000.  Teori  Portofolio  dan  Analisis  Investasi,  Edisi  Kedua.  Yogyakarta: BPFE. 

Page 102: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Karim, Adiwarman, 2008. Mengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global.  Impresario BRI, hal 5‐6. Jakarta 

Kompas, 2003, Investasi Saham Properti Sudah Layak Ditengok, 27 mei, p.27 

Lowe,  J.G,  2003  Construction  Economics, www.callnetwork.com//home/  John  Lowe 70.24‐26. 

Ma, C.K., and Kao, G.W.,1990, “On Exchange  rate Changes ang Stock Prices Reaction”, Journal of Business Finance and Accounting, 441‐49 

Manggiasih,  Bunga,  “Asing  Tetap  Dominasi  Kepemilikan  Saham”,  TEMPO  Interaktif, Agustus 2009. 

 

Mok,  Henry MK.,1993,  Causality  of  Interest  Rate,  Exchange  Rate,  and  Stock  price  at Stock Market Open and Close in Hongkong”, Asia Pacific Journal of Management. Vol.X. hal 123‐129 

Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu, 2003, Peranan Profitabiliatas, Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal  Indonesia Selama Krisis Ekonomi. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol.5 no.2 September 2003 : 123 ‐131 

Natarsyah,  Syahib, 2000,  “Analisis Pengaruh Beberapa  Faktor  Fundamental dari Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go‐Publik di Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 15(Juli), Hal. 294‐312. 

 

Nopirin, 1990, Ekonomi Moneter. BPFE, Yogyakarta 

 

Reilly, F.K., 1992, Investment, The Dryden Press International Edition, Third Edition, USA 

 

Riyanto,  B.,  1990.  Dasar‐dasar  Pembelanjaan  Perusahaan.  Yayasan  Badan  Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta 

 

Page 103: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

Saini, Azman., Muzawar Shah Habibullah dan M.Azali.,2002. “Stock Price and Exchange rate  Interaction  ini  Indonesia:  An  Empirical  Inquiry”,  Jurnal  ekonomi  dan keuangan Indonesia, Volume I.No.3. Hal 311‐324. 

Sandy,  Kurniawan,  2007,  “Penerapan  Data Mining  Dengan Metode  Interpolasi  Untuk Memprediksi Minat Konsumen Asuransi  (Studi Kasus Asuransi Metlife)”  , Media Informatika, Vol. 5, No. 2, Desember 

Sangkyun,  Park,  1997,  “Rationality  of  negative    Stock  Price  Responses  to  Strong Economics Activity” Journal Financial Analyst, Sept/Oct 1997. 

Santoso, Budi, 2005, “Prospek Kredit Properti 2005”, Economic Review Journal, No.199 

Setyorini, dan Supriyadi., 2000. “Hubungan Dinamis antara Nilai Tukar Rupiah dan harga saham di bursa efek Jakarta Pasca Penerapan Sistem devisa Bebas Mengambang”. Simposium Akuntansi Nasional. Ke III. Hal 771‐793 

Singarimbun M, Sofian E, 1989. Metode Penelitian   Survey. Pustaka  LP3ES  Indonesia, Jakarta 

 

Sitinjak, E.L.M, dan Widuri Kurniasari, 2003” Indikator‐indikator Pasar Saham dan Pasar Uang yang Saling Berkaitan ditinjau dari Pasar Saham Sedang Bullish dan Bearish. “ Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, vol.3 no.3 September. 

Smith,  C.,  1992,  “  Stock Markets  and  Exchange    Rates:  A Multy‐Country  Approach”, Journal of Macroeconomics, 14, 607‐29 

Suad Husnan  , 1998, Dasar‐dasar Teori portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta 

Suciwati,  Desak  Putu  ,  2002,  “Pengaruh  Resiko  Nilai  Tukar  Rupiah  Terhadap  Return Saham: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, vol.17 No.4: 347‐360 

Tandelilin, Eduardus, 1997, Determinant of Systematic Risk: The Experience of 

Some Indonesia Common Stock, Kelola, 16/IV, Hal 101‐114 

 

Tandelin,  Eduardus,  2000,  “  Pasar modal  Indonesia:  Problem  dan  Prospek”. Wahana, volume 3, No.2 

Page 104: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI ... · PDF fileanalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap indeks harga saham sektor

 

Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis  Investasi Manajemen Portfolio, Cetakan Pertama, Yogyakarta: BPFE 

 

Tirapat,  Sunti., dan Aekkachai Nittayagasetwat., 1999,  “An  Investigation of  Thai  listed Firm’s  Financial  Distress  Using  Macro  and  Micro  Variables”,  Multi  National Finance Journal. Jun 1999;3,2, Hal.103‐118 

Utami. M.dan Rahayu, M., 2003,  “Peranan Profitabilitas,  Suku Bunga,  Inflasi dan Nilai Tukar  Dalam  Mempengaruhi  Pasar  Modal  Indonesia  Selama  Krisis  Ekonomi”, Jurnal Ekonomi Manajemen, Vol.5, No.2.