Upload
doannhan
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN REPRESENTASI
MASALAH TERHADAP PERENCANAAN AUDIT DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DENNIS STEVEN ERTHANEGARA NIM: 104082002752
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1430 H/ 2009 M
ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN REPRESENTASI MASALAH TERHADAP PERENCANAAN
AUDIT DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Dennis Steven Erthanegara
NIM: 104082002752
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II Yahya Hamja, Dr., MM. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak. NIP 130 676 334 NIP 150 370 232
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1430 H/ 2009 M
Hari ini Kamis Tanggal 05 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Dennis Steven Erthanegara NIM:104082002752 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN REPRESENTASI MASALAH TERHADAP PERENCANAAN AUDIT DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 5 Maret 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa, SE., M.Si., Ak. Rini, SE., M.Si., Ak. Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
Hari ini Selasa Tanggal 10 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Dennis Steven Erthanegara NIM:104082002752 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN REPRESENTASI MASALAH TERHADAP PERENCANAAN AUDIT DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Maret 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Afif Sulfa, SE., M.Si., Ak. Rini, SE., M.Si., Ak. Ketua Sekretaris
Yahya Hamja, Dr., MM. Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Dennis Steven Erthanegara 2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 18 April 1987 3. Tinggal di : Jakarta 4. Alamat : Jl. P. Jayakarta, Budirahayu IV No.1 RT 007/ 09 Jakarta Pusat 10730 5. Telepon : 021 6265637 dan 0813 8309 8797 6. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SD : SD Negeri Pinangsia 06 Pagi, Jakarta Barat
(1992-1998) 2. SLTP : SLTP Negeri 22, Jakarta (1998-2001) 3. SMU : SMU Negeri 2, Jakarta (2001-2004) 4. S1 : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (2004-2009)
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Pencak Silat “Tapak Suci” Muhammadiyah Jakarta 2. Anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMUN 2 Jakarta 3. Ketua Kelas Akuntansi E Tahun 2006 4. Traceur Parkour Jakarta
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Rudy Awwam 2. Tempat & Tgl. Lahir : 13 Maret 1957 3. Alamat : Jl. P. Jayakarta, Budirahayu IV
No.1 RT 007/ 09 Jakarta Pusat 10730
4. Telepon : 0812 908 4587 5. Ibu : Ermi Fitriany 6. Tempat & Tgl. Lahir : 9 Maret 1966 7. Alamat : Jl. P. Jayakarta, Budirahayu IV
No.1 RT 007/ 09 Jakarta Pusat 10730
8. Telepon : 021 6265637 9. Anak Ke dari : 1 dari 3 bersaudara
ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN REPRESENTASI MASALAH TERHADAP PERENCANAAN
AUDIT DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
By:
Dennis Steven Erthanegara
Abstract
This research is purposed to examined the effect of executive involvement and problem representation toward audit planning using client’s information as moderating variable. Hypotheses that proposed on this research is executive involvement and problem representation will have significant effect on audit planning. The client information will have significant effect on the relationship between executive involvement, problem representation, and audit planning.
The populations are managing partners, partners, and managers on the public accountant firm that located in DKI Jakarta. Purposive sampling used to take the samples. The sample was taken about 34 respondents which collected by using questionnaires. The analysis methods were consist of test quality data, descriptive statistic, classical assumption test, and hypotheses analysis used multiple regression analysis and test of absolute difference value.
From computation, fifteen of the 86 items of questionnaires were not valid. The result of reliability test and classical assumption test show that all variables are reliable and fulfilled the classical assumption. The result of hypotheses analysis show that executive involvement and problem representation collectively have significantly effect on audit planning. Furthermore, client information have not significantly effect on the relationship between executive involvement, problem representation, and audit planning.
Keywords: Executive involvement, problem representation, client’s information, audit planning.
ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN REPRESENTASI MASALAH TERHADAP PERENCANAAN
AUDIT DENGAN INFORMASI KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Oleh:
Dennis Steven Erthanegara
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik dan representasi masalah terhadap perencanaan audit dengan menggunakan informasi klien sebagai variabel moderating. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik dan representasi masalah berpengaruh signifikan terhadap perencanaan audit. Informasi klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik, representasi masalah dan perencanaan audit.
Populasi dalam penelitian ini adalah managing partner, partner, dan manajer pada kantor akuntan publik yang berlokasi di wilayah DKI Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang diambil berjumlah 34 responden yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan terdiri dari uji kualitas data, statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear berganda dan uji nilai selisih mutlak.
Berdasarkan hasil pengujian, lima belas dari 86 butir pertanyaan dalam kuesioner tidak valid. Hasil uji reliabilitas dan asumsi klasik menunjukkan bahwa semua variabel dinyatakan reliabel dan memenuhi asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa keterlibatan pimpinan akuntan publik dan representasi masalah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perencanaan audit. Lebih lanjut, informasi klien tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik, representasi masalah dan perencanaan audit.
Kata kunci: Keterlibatan eksekutif, representasi masalah, informasi klien, perencanaan audit.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan nikmat dan
rahmat-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya. Atas
berkah, rahmat dan kasih sayang-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan
Publik dan Representasi Masalah Terhadap Perencanaan Audit dengan
Informasi Klien Sebagai Variabel Moderating (Studi Empris pada Kantor
Akuntan Publik di Wilayah DKI Jakarta)”. Mengingat kemampuan penulis
yang serba terbatas, penulis mohon maaf apabila dalam skripsi ini banyak terdapat
kekurangan. Meskipun demikian mudah-mudahan skripsi ini dapat memberkan
manfaat bagi semua pihak.
Penulis juga menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh adalah juga
berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, tidak lupa
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Papa dan Emak beserta adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan
dorongan serta bantuan baik moril maupun materil yang sangat penulis
butuhkan hingga terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada penulis.
3. Bapak Amilin SE., Ak., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang begitu
telaten dan sabar dalam membimbing penulis, serta banyak memberi
pengarahan dan masukan selama proses pengerjaan skripsi.
4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
6. Amilin SE, Ak., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah banyak
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8. Staf akademik FEIS UIN yang telah banyak membantu: Bu Lili, Bu Dewi,
Bu Siska, Pak Rahmat, Pak Bambang.
9. Pihak-pihak yang turut berkontribusi dalam pemberian informasi responden
dan pendistribusian kuesioner: Papa, Hery, Ema, Dayat, Ipank, Bahri, serta
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
10. Rekan-rekan seperjuangan di Akuntansi E yang telah banyak membantu:
Nata, Bahri, Rizky, Ipank, Njet, Sawal, Hery, Nofan, Ema, Endang, Aisyah,
Husnul, Shinta, Tami, Sucy, Tika, Riska, Irna, Sri, Randy, Ria, Puput, Janah,
Abenk, Iman (alm).
11. Rekan-rekan seperjuangan di kelas Audit: Nata, Bahri, Parwis, Hery, Fian,
Idris, Ginanjar, Chandra, Ahmad Sudarmadji, Ahmad, Muchlis, Yahya.
12. Seluruh rekan Akuntansi angkatan 2004: Parwis, Idris, Khaled, Lutfi, Rodit,
Imah, Ghina, Nicca, Nurma, Doni, Uking, Ginanjar dan seluruh rekan yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
13. Seluruh responden yang turut berpartisipasi dalam pengisian kuesioner serta
semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.
Mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang namanya tidak tercantum.
Semoga Alloh SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada pihak-
pihak yang selama ini telah banyak membantu penulis.
Jakarta, 12 Maret 2009
Dennis Steven Erthanegara
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ...............................................................................i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ...........................................................ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ......................................................................iii
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................iv
Abstract .............................................................................................................v
Abstrak ..............................................................................................................vi
Kata Pengantar ...................................................................................................vii
Daftar Isi ............................................................................................................ix
Daftar Tabel .......................................................................................................xiv
Daftar Gambar ...................................................................................................xvi
Daftar Lampiran.................................................................................................xviii
Bab. I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................1
B. Perumusan Masalah ..........................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................7
1. Tujuan Penelitian ........................................................................7
2. Manfaat Penelitian ......................................................................7
a. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) .............................................7
b. Kantor Akuntan Publik (KAP) ..............................................7
c. Auditor .................................................................................8
d. Perusahaan (auditee) .............................................................8
e. Dunia akademisi ...................................................................8
Bab. II. Tinjauan Pustaka
A. Kerangka Teoritis .............................................................................9
1. Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) ...............................................................................9
a. Hubungan keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement)
dengan perencanaan audit .....................................................10
b. Hubungan keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement)
dengan representasi masalah (problem representation) ..........11
2. Representasi Masalah (Problem Representation).........................11
a. Hubungan antara representasi masalah (problem
representation), informasi klien, dan perencanaan audit ........13
3. Informasi Klien ...........................................................................13
a. Hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP (executive
involvement), informasi klien, dan perencanaan audit ............16
b. Hubungan antara informasi klien, representasi masalah
(problem representation), dan perencanaan audit ..................16
4. Perencanaan Audit ......................................................................17
B. Kerangka Pemikiran .........................................................................21
C. Hipotesis ..........................................................................................22
Bab. III. Metodologi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................24
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................24
C. Metode Pengumpulan Data ...............................................................25
1. Data Primer (Penelitian Lapangan) .............................................25
2. Data Sekunder (Penelitian Kepustakaan) .....................................26
D. Metode Analisis Data .......................................................................26
1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................27
a. Ukuran Lokasi Pusat Data .....................................................27
b. Ukuran Variabilitas Data .......................................................27
2. Uji Kualitas Data ........................................................................28
a. Uji Validitas ..........................................................................28
b. Uji Reliabilitas ......................................................................29
3. Uji Asumsi Klasik.......................................................................31
a. Uji Multikolinearitas .............................................................32
b. Uji Heteroskedastisitas ..........................................................33
c. Uji Normalitas ......................................................................34
4. Uji Hipotesis ...............................................................................34
a. Menilai Goodness of fit Suatu Model ....................................35
1) Koefisien Determinasi .....................................................35
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .......................36
(a) Quick look .................................................................36
(b) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F
menurut tabel .............................................................36
3) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ........36
(a) Quick look .................................................................37
(b) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis
menurut tabel .............................................................37
b. Uji Hipotesis Pertama (Ha1) ...................................................37
c. Uji Hipotesis Kedua (Ha2) .....................................................38
d. Uji Hipotesis Ketiga (Ha3) .....................................................39
e. Uji Hipotesis Keempat (Ha4) .................................................40
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................41
1. Variabel Independen ...................................................................41
a. Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) .........................................................................41
b. Representasi Masalah (Problem Representation) ...................43
2. Variabel Moderating ...................................................................45
3. Variabel Dependen .....................................................................47
Bab. IV. Penemuan dan Pembahasan
A. Gambaran Umum Objek Penelitian...................................................50
1. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................50
2. Karakteristik Responden .............................................................51
B. Analisis Statistik Deskriptif ..............................................................54
1. Instrumen Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik
(Executive Involvement) ..............................................................54
2. Instrumen Informasi Klien ..........................................................56
3. Instrumen Representasi Masalah (Problem Representation) ........58
4. Instrumen Perencanaan Audit .....................................................59
C. Uji Kualitas Data ..............................................................................60
1. Uji Validitas ...............................................................................60
a. Instrumen Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik
(Executive Involvement) ........................................................61
b. Instrumen Informasi Klien ....................................................62
c. Instrumen Representasi Masalah (Problem Representation) ..64
d. Instrumen Perencanaan Audit ................................................66
2. Uji Reliabilitas ............................................................................70
D. Uji Asumsi Klasik ............................................................................71
1. .............................................................................................. Uj
i Multikolinearitas .......................................................................71
2. .............................................................................................. Uj
i Heteroskedastisitas ...................................................................76
3. .............................................................................................. Uj
i Normalitas ................................................................................88
E. Pengujian Hipotesis ..........................................................................97
1. .............................................................................................. Ha
sil Uji Hipotesis Pertama (Ha1) ...................................................97
a. Koefisien Determinasi ...........................................................97
b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F) ..........................100
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ..............100
2. .............................................................................................. Hasi
l Uji Hipotesis Kedua (Ha2) ........................................................103
a. Koefisien Determinasi ...........................................................103
b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F) ..........................104
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ..............105
3. .............................................................................................. Hasi
l Uji Hipotesis Ketiga (Ha3) ........................................................106
a. Koefisien Determinasi ...........................................................107
b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F) ..........................108
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ..............108
4. .............................................................................................. Hasi
l Uji Hipotesis Keempat (Ha4) .....................................................110
a. Koefisien Determinasi ...........................................................111
b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F) ..........................112
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ..............113
d. Analisis Suplemen (Pelengkap) .............................................114
F. Pembahasan ......................................................................................116
Bab. V. Kesimpulan dan Implikasi
A. Kesimpulan ......................................................................................121
B. Implikasi ..........................................................................................123
Daftar Pustaka .................................................................................................125
Lampiran..........................................................................................................127
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Operasional Variabel Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan
Publik (Executive Involvement) ...................................................42
Tabel 3.2. Operasional Variabel Representasi Masalah (Problem
Representation) ..........................................................................44
Tabel 3.3. Operasional Variabel Informasi Klien .........................................46
Tabel 3.4. Operasional Variabel Perencanaan Audit ....................................48
Tabel 4.1. Gambaran Distribusi Kuesioner ..................................................51
Tabel 4.2. Demografi Responden ................................................................51
Tabel 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan
Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan Perencanaan
Audit ..........................................................................................79
Tabel 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi Masalah
(Problem Representation) dan Perencanaan Audit ......................82
Tabel 4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan
Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement), Representasi
Masalah (Problem Representation), dan Perencanaan Audit .......85
Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh
Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit.......................................................89
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan
Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan Perencanaan
Audit ..........................................................................................91
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi Masalah
(Problem Representation) dan Perencanaan Audit ......................93
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan
Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement), Representasi
Masalah (Problem Representation), dan Perencanaan Audit .......95
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Biaya dan Nilai Informasi ...........................................................16
Gambar 2.2. Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit .....................................................21
Gambar 2.3. Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive
Involvement) Terhadap Perencanaan Audit dengan Informasi Klien
Sebagai Variabel Moderating ......................................................21
Gambar 2.4. Model Hubungan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit dengan Informasi Klien Sebagai
Variabel Moderating ...................................................................22
Gambar 2.5. Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit dengan Informasi Klien Sebagai
Variabel Moderating ...................................................................22
Gambar 4.1. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh
Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit.......................................................76
Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan
Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan Perencanaan
Audit ..........................................................................................79
Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi Masalah
(Problem Representation) dan Perencanaan Audit ......................82
Gambar 4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan
Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement), Representasi
Masalah (Problem Representation), dan Perencanaan Audit .......85
Gambar 4.5. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh
Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit.......................................................89
Gambar 4.6. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan
Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan Perencanaan
Audit ..........................................................................................91
Gambar 4.7. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi Masalah
(Problem Representation) dan Perencanaan Audit ......................93
Gambar 4.8. Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot) Pengaruh
Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan Pimpinan
Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement), Representasi
Masalah (Problem Representation), dan Perencanaan Audit .......95
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ...................................................................127
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian (Draft) .......................................................141
Lampiran 3 Daftar Jawaban Responden .........................................................151
Lampiran 4 Deskriptif Statistik ......................................................................156
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ......................................................................166
Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................194
Lampiran 7 Daftar Responden Penelitian .......................................................209
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perencanaan adalah hal yang sangat penting yang harus dilakukan jika
ingin mencapai tujuan. Seorang mahasiswa melakukan perencanaan untuk
mencapai kelulusan. Seorang ibu rumahtangga melakukan perencanaan
dengan menyusun daftar belanja ketika hendak ke pasar untuk membuat
masakan. Perusahaan melakukan perencanaan dengan membuat anggaran.
Perencanaan adalah hal pertama yang dilakukan seseorang agar sukses dalam
meraih tujuan yang hendak dicapainya. Matz dan Usry (1980:2) menuturkan:
Planning is fundamental to the management process, a process of sensitizing an organization to external opportunities and threats, of determining desirable and possible objectives, and of deploying resources to match the objectives. Terlebih lagi dalam jasa profesional audit. Perencanaan merupakan hal
yang crucial dalam melaksanakan audit. Merencanakan suatu perikatan
dengan tepat diperlukan jika kantor akuntan publik ingin memperkecil risiko
tuntutan hukum, memelihara nama baik dalam komunitas bisnis, dan menjaga
biaya audit tetap wajar agar dapat bersaing. Selain itu, standar pekerjaan
lapangan yang pertama dari SPAP menghendaki perencanaan yang memadai:
”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.” (IAI, 2001:150.1).
Beberapa penelitian bidang auditing yang menaruh perhatian dalam
perencanaan audit diantaranya adalah Christ (1993) yang menguji apakah ada
perbedaan representasi masalah (problem representation) antara auditor yang
lebih berpengalaman dengan auditor yang kurang berpengalaman didalam
merencanakan audit. Menurut Christ (1993) semakin berpengalaman auditor
maka struktur pengetahuannya akan berubah sehingga ia tidak melihat suatu
permasalahan dari permukaannya saja namun lebih abstrak, lebih total, dan
lebih memahami bagaimana informasi yang tersedia saling terkait satu sama
lain. Hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh Christ (1993)
menemukan bahwa terdapat perbedaan representasi masalah dalam
merencanakan audit diantara manajer atau partner dengan senior dan junior.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nelson, Libby, dan Bonner (1995)
yang menguji pengaruh perbedaan struktur pengetahuan antara auditor yang
lebih berpengalaman dengan auditor yang kurang berpengalaman terhadap
perencanaan audit.
Nelson et. al. (1995) yang mengacu pada Frederick et al (1994)
beranggapan bahwa struktur pengetahuan auditor yang lebih berpengalaman
atas kesalahan laporan keuangan cenderung kepada tujuan audit sebagai
dimensi organisasi utama dan siklus transaksi sebagai yang kedua. Sedangkan
Nelson et. al. (1995) menerangkan bahwa banyak literatur dan aplikasi yang
menunjukkan hal sebaliknya, bahwa kebanyakan penugasan audit
mengharuskan auditor untuk menilai apakah tujuan audit sesuai dengan setiap
siklus transaksi. Hasil penelitian Nelson et. al. (1995) menemukan bahwa
struktur pengetahuan yang bertolak belakang ini memiliki pengaruh yang
kurang baik didalam perencanaan audit.
Mengenai variabel keterlibatan pimpinan KAP (Kantor Akuntan
Publik), peneliti mendapat inspirasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh
Hapsari (2008). Dalam penelitian tersebut, Hapsari (2008) ingin menguji
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan klien dan kualitas audit.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah pengalaman KAP dalam melakukan
audit (client experience), memahami industri klien (industry expertise),
responsif atas kebutuhan klien (responsiveness), kompetensi terhadap prinsip-
prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan (technical competence), dan
keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa variabel keterlibatan pimpinan KAP (executive
involvement) berpengaruh tidak signifikan dan negatif (tingkat signifikansi
0.448) terhadap kepuasan klien dan kualitas audit.
Untuk variabel representasi masalah (problem representation), terdapat
penelitian terdahulu selain Christ (1993), diantaranya adalah Lehmann dan
Norman (2006) dan Hammersley (2006). Lehmann dan Norman (2006)
menyelidiki representasi masalah dan pertimbangan (judgment) profesional
auditor dalam konteks kelanjutan hidup perusahaan (going-concern).
Lehmann dan Norman (2006) menyelidiki representasi masalah yang
kompleks dari profesional akuntan dengan menguji apakah terdapat perbedaan
dalam keringkasan representasi diantara berbagai tingkat pengalaman akuntan.
Hasil studi Lehmann dan Norman (2006) mengindikasikan bahwa auditor
profesional yang lebih berpengalaman memiliki representasi masalah yang
lebih ringkas dan lebih tepat dibandingkan auditor pemula dan auditor
intermediari. Lehmann dan Norman (2006) dalam menyebutkan keringkasan
dan ketepatan representasi masalah dari auditor profesional ini dengan
menggunakan istilah lebih terkapsulisasi (encapsulate).
Hammersley (2006) menyelidiki representasi masalah dari segi auditor
spesialis-industri. Hammersley (2006) menyelidiki berdasarkan percobaan
atau eksperimen apakah auditor spesialis-industri mengembangkan
representasi masalah mengenai salah saji yang dapat timbul (seeded
misstatement) untuk memudahkan interpretasi dari pola yang tidak lengkap.
Hammersley (2006) menemukan bahwa auditor spesialis-industri (yaitu
mereka yang bekerja dalam industrinya) dapat menginterpretasikan dan
melengkapi pola yang tidak lengkap (sebagian) dari salah saji yang dapat
timbul, sementara auditor bukan spesialis (tidak cocok dengan industri dimana
mereka bekerja) tidak dapat mengenali pola salah saji yang dapat timbul
walaupun terdapat pola salah saji yang lengkap dan jelas.
Auditor spesialis-industri menanggapi pola tidak lengkap yang secara
potensial mengindikasikan salah saji dengan mengembangkan representasi
masalah yang lebih lengkap mengenai salah saji yang dapat timbul, menilai
risiko salah saji yang lebih tinggi, dan menyarankan prosedur yang efisien dan
efektif mengarah kepada kehadiran salah saji yang dapat timbul. Sementara
itu, walaupun menilai tinggi risiko salah saji ketika menerima pola tidak
lengkap, representasi masalah dari auditor bukan spesialis sangat lemah dan
menyarankan prosedur yang tidak menunjukkan kefokusan pada salah saji
yang dapat timbul.
Termotivasi oleh penelitian-penelitian terdahulu, sedikitnya literatur
penelitian yang membahas perencanaan audit, dan keingintahuan peneliti
untuk menemukan variabel yang menentukan perencanaan audit dapat efektif
dan efisien maka penelitian kali ini ingin menguji pengaruh keterlibatan
pimpinan KAP dan representasi masalah terhadap perencanaan audit disertai
dengan informasi klien sebagai variabel moderasi hubungan keduanya.
Alasannya, karena Christ (1993:319) membenarkan pengaruh dari
faktor keterlibatan pimpinan (executive involvement) KAP (manajer dan
partner) bahwa audit yang efektif dan efisien dapat direncanakan jika manajer
dan partner terlibat aktif dalam proses karena menurut penelitiannya, semakin
berpengalaman seorang auditor maka struktur pengetahuannya dalam
memahami dan menafsirkan suatu kasus akan berubah sehingga ia tidak
melihat suatu permasalahan dari permukaannya saja namun lebih abstrak dan
lebih memahami bagaimana variabel-variabel yang berbeda saling terkait satu
sama lain.
Sedangkan mengenai hubungan variabel representasi masalah dan
informasi klien, Christ (1993:304) menunjukkan bahwa ketika membuat
perencanaan, auditor memiliki sejumlah besar informasi yang tersedia dan
struktur pengetahuan mereka mempengaruhi bagaimana informasi ini
digunakan untuk membentuk representasi masalah.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penelitian kali ini
ingin menghubungkan variabel keterlibatan pimpinan KAP, informasi klien,
representasi masalah, dan perencanaan audit. Maka penelitian ini berjudul
“Analisis Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik dan
Representasi Masalah Terhadap Perencanaan Audit Dengan Informasi Klien
Sebagai Variabel Moderating”.
B. Perumusan Masalah
Peneliti selanjutnya merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah keterlibatan pimpinan KAP dan representasi masalah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perencanaan audit?
2. Apakah informasi klien sebagai variabel moderating berpengaruh positif
dan signifikan terhadap hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP dan
perencanaan audit?
3. Apakah informasi klien sebagai variabel moderating berpengaruh positif
dan signifikan terhadap hubungan antara representasi masalah dan
perencanaan audit?
4. Apakah informasi klien sebagai variabel moderating berpengaruh positif
dan signifikan terhadap hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP,
representasi masalah, dan perencanaan audit?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah keterlibatan pimpinan KAP dan representasi
masalah dapat mempengaruhi perencanaan audit.
b. Untuk mengetahui apakah informasi klien dapat menjadi moderasi
hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP dan perencanaan audit.
c. Untuk mengetahui apakah informasi klien dapat menjadi moderasi
hubungan antara representasi masalah dan perencanaan audit.
d. Untuk mengetahui apakah informasi klien dapat menjadi moderasi
hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP, representasi masalah,
dan perencanaan audit.
2. Manfaat Penelitian
a. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Berpotensi untuk mengembangkan dan menerapkan standar profesi
yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan
keahlian para akuntan publik.
b. Kantor Akuntan Publik (KAP)
Memajukan dan mengembangkan kompetensi kantor akuntan publik
terhadap kantor akuntan publik lainnya dalam membuat perencanaan
audit dan meningkatkan kualitas dalam melayani klien.
c. Auditor
Memberikan kontribusi praktis dalam membuat perencanaan audit
yang tepat sehingga pelaksanaan audit dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
d. Perusahaan (auditee)
Mendapatkan kepuasan atas pekerjaan audit yang diberikan oleh
auditor karena efektivitas dan efisiensinya serta tidak terlalu
mengganggu kelancaran aktivitas bisnis perusahaan.
e. Dunia akademisi
Memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang
berkaitan dengan perencanaan audit dan auditing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Kerangka Teoritis
1. Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement)
Istilah eksekutif sering digunakan untuk menggambarkan seorang
manajer pada tingkat perencanaan strategis dan di beberapa perusahaan,
direktur dan sejumlah wakil direktur membentuk suatu komite eksekutif
yang menangani masalah-masalah besar yang dihadapi perusahaan
(McLeod dan Schell, 2004:6).
Eksekutif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pimpinan
KAP (Kantor Akuntan Publik) seperti partner dan manajer. Jadi, executive
involvement adalah keterlibatan eksekutif yang mengacu kepada partner
dan manajer. Holmes dan Burns (1979:50) di dalam suatu firma KAP,
struktur organisasinya tergantung dari besar-kecilnya firma dan akuntan
profesional biasanya didelegasikan berdasarkan tanggung jawab dan
pengalamannya. Holmes dan Burns (1979:50) mengklasifikasikannya
menjadi partners, managers, supervisors, senior accountants, semisenior
accountants, dan staff accountants. Biasanya, tanggung jawab utama
dalam membuat perencanaan audit ada pada auditor senior.
Holmes dan Burns (1979:51) pun menuturkan:
Senior should be able to plan an audit, to supervise semiseniors and staff accountants and direct their work, and to assume responsibility for the completion of an audit in the field―all in accordance with firm policy or instructions delegated by a partner or manager.
Hogart (1991:277) dalam Christ (1993:319) juga mengatakan
bahwa penafsiran masalah dan pengetahuan perencanaan auditor senior
kemungkinan cukup memadai untuk membuat perencanaan audit yang
efektif dan efisien. Jadi, biasanya yang bertanggung jawab untuk
merencanakan audit adalah auditor senior. Namun, dalam penelitian ini
peneliti ingin menguji bagaimana pengaruhnya jika yang merencanakan
audit adalah partner dan manajer.
a. Hubungan keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement)
dengan perencanaan audit
Menurut Machfoedz (1989:2), karena perencanaan merupakan
awal dari kegiatan perusahaan, maka kegiatan itu harus dilakukan oleh
top management. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Christ
(1993:319) membenarkan pengaruh dari faktor keterlibatan pimpinan
KAP (manajer dan partner) bahwa audit yang efektif dan efisien dapat
direncanakan jika manajer dan partner terlibat aktif dalam proses
karena menurut penelitiannya, semakin berpengalaman seorang auditor
maka struktur pengetahuannya dalam memahami dan menafsirkan
suatu kasus akan berubah sehingga ia tidak melihat suatu permasalahan
dari permukaannya saja namun lebih abstrak dan lebih memahami
bagaimana variabel-variabel yang berbeda saling terkait satu sama lain.
Selain itu, Frederick et al (1994:240) dalam Nelson et al.
(1995:27) menyatakan bahwa struktur pengetahuan auditor yang lebih
berpengalaman atas kesalahan laporan keuangan cenderung kepada
tujuan audit sebagai dimensi organisasi utama dan siklus transaksi
sebagai yang kedua.
b. Hubungan keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement)
dengan representasi masalah (problem representation)
Christ (1993:308) mengemukakan bahwa dalam studi audit
sebelumnya, Weber (1980), Frederick dan Libby (1986), Libby dan
Frederick (1990), Ashton (1991), dan Tubbs (1992) semua
berpendapat bahwa kebanyakan auditor yang berpengalaman seperti
managing partner, partner, dan manajer memiliki pengetahuan yang
lebih banyak dimana peningkatan pengetahuan ini akan mempengaruhi
problem representation (representasi masalah) yang dibentuk. Dengan
kata lain, pimpinan kantor akuntan publik memiliki representasi
masalah yang lebih baik.
2. Representasi Masalah (Problem Representation)
Problem representation adalah cara auditor untuk menafsirkan atau
mendeskripsikan suatu permasalahan. Chi et al. (1981) dalam Christ
(1993:306) menyatakan bahwa:
A problem representation is a decision maker’s understanding and interpretation of a problem situation.
Brewer (1987) dalam Hammersley (2006) berpendapat:
Problem representations are a function of external cues currently attended to and knowledge stored in memory.
Greeno (1989) dalam Hammersley (2006) menuturkan:
Problem representations are cognitive representations of complex phenomena that people use to “run” thought experiments that allow inferences to be made.
Selanjutnya, Christ (1993:306) menambahkan bahwa problem
representation ini dikembangkan dengan memetakan seluruh informasi
yang ada untuk menyelesaikan suatu tugas kedalam struktur pengetahuan
yang berhubungan dengan jenis dari tugas tersebut.
Lebih jauh, Ashton et al. (1988:108) dalam Christ (1993:305)
menjelaskan tentang struktur pengetahuan:
The role of schemata is particularly relevant in auditing, because the schemata developed by auditors through experience and prior knowledge of client situations may affect the manner in which the auditor perceives the evaluation of assertions and the need to accumulate and interpret evidence about these assertions.
Rumelhart (1984) dalam Christ (1993:305) mengomentari
penjelasan Ashton et al. (1988:108) di atas bahwa Ashton et al. (1988:108)
menggunakan istilah schemata yang dapat diartikan sebagai struktur
pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan yang merepresentasikan
konsep umum.
Penelitian psikologi kognitif mengemukakan bahwa struktur
pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan mempengaruhi bagaimana
informasi yang tersedia dikombinasikan untuk membentuk sebuah
problem representation dari situasi keputusan (Christ, 1993:305).
Christ (1993:306) ketika berbagai tahap perencanaan dilalui,
problem representation berevolusi dan auditor mengembangkan
pemahamannya atas kemungkinan kesalahan dalam laporan keuangan.
a. Hubungan antara representasi masalah (problem representation),
informasi klien, dan perencanaan audit
Glaser (1984) dalam Christ (1993:305) problem representation
ini secara signifikan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas dari
seluruh proses informasi berikutnya dan Christ (1993:305)
menambahkan bahwa oleh karena itulah, hal ini memiliki pengaruh
yang signifikan pada keputusan perencanaan audit.
3. Informasi Klien
Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk
memberikan arti (Romney dan Steinbart, 2003:11). Hal senada juga
disampaikan oleh Bodnar dan Hopwood (2003:11) bahwa informasi
adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar
untuk mengambil keputusan yang tepat.
Informasi adalah sumber daya konseptual yang digunakan untuk
mengelola sumber daya fisik (McLeod dan Schell, 2004:3). Selanjutnya
Hansen dan Mowen (2006:5) menerangkan bahwa informasi dibutuhkan
untuk membantu mengidentifikasi berbagai peluang untuk perbaikan dan
untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam
mengimplementasikan berbagai tindakan yang didesain untuk
menciptakan perbaikan.
Menurut Romney dan Steinbart (2003:12) karakteristik informasi
yang berguna adalah sebagai berikut:
a. Relevan; informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian,
memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat
prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka
sebelumnya.
b. Andal; informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau
penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di
organisasi.
c. Lengkap; informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek
penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-
aktivitas yang diukurnya.
d. Tepat waktu; informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang
tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan menggunakannya
dalam membuat keputusan.
e. Dapat dipahami; informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk
yang dapat dipakai dan jelas.
f. Dapat diverifikasi; informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan
pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing
akan menghasilkan informasi yang sama.
Namun demikian, Romney dan Steinbart (2003:14) mengatakan
bahwa informasi yang lebih banyak belum tentu lebih baik karena terdapat
batas jumlah informasi yang dapat diserap dan diproses otak manusia
secara efektif dan ketika batas tersebut dilewati maka terjadilah apa yang
disebut sebagai kelebihan informasi (information overload). Romney dan
Steinbart (2003:14) menuturkan bahwa kelebihan informasi itu mahal,
karena kualitas pengambilan keputusan menurun sementara biaya untuk
menyediakan informasi meningkat. Jadi, kelebihan informasi mengurangi
nilai informasi itu sendiri. Hariadi (1992:12) juga berpendapat sama
bahwa nilai informasi akan menurun ketika jumlahnya makin banyak.
Sawyer et al. (2006:235) menuturkan bahwa informasi yang tidak perlu
harus dihindari dalam melakukan audit karena rincian yang berlebihan
akan menghabiskan waktu orang yang menyusun program dan yang
membacanya.
Selanjutnya, Romney dan Steinbart (2003:14) menerangkan bahwa
ada biaya-biaya yang berhubungan dengan proses untuk menghasilkan
informasi yaitu waktu dan sumber daya yang dihabiskan untuk
mengumpulkan, memproses, serta menyimpan data, dan juga waktu serta
sumber daya yang dipakai untuk mendistribusikan informasi yang
dihasilkan ke para pembuat keputusan. Hariadi (1992:12) mengemukakan
bahwa biaya penyediaan informasi dapat saja dikaitkan dengan
pengeluaran kas (walau tidak akurat), tapi manfaat yang bisa diraih akan
sulit dikuantifisir, walaupun secara teoretis ini bisa dihitung dengan
konsekuensi yang timbul dari masing-masing alternatif dengan banyaknya
informasi yang diperlukan untuk masing-masing. Kemudian Hariadi
(1992:12) menggambarkan dalam sebuah grafik dimana informasi berada
pada titik optimal (keuntungan maksimal) ketika perbedaan antara biaya
penyediaan informasi dengan manfaat adanya informasi tersebut terjadi:
Gambar 2.1.
Biaya dan Nilai Informasi
Sumber: Bambang Hariadi, 1992 , hal. 12.
Biaya & Manfaat
Biaya
Manfaat
Jumlah informasi yang optimal
Rp
a. Hubungan antara keterlibatan pimpinan KAP (executive
involvement), informasi klien, dan perencanaan audit
Menurut Hariadi (1992:3) manajer yang berhasil memerlukan
informasi untuk melakukan perencanaan dan pengendalian yang baik.
b. Hubungan antara informasi klien, representasi masalah (problem
representation), dan perencanaan audit
Christ (1993:304) ketika membuat perencanaan, auditor
memiliki sejumlah besar informasi yang tersedia dan struktur
pengetahuan mereka mempengaruhi bagaimana informasi ini
digunakan untuk membentuk problem representation.
4. Perencanaan Audit
Koontz dan O’Donnel (1976:129) menyatakan:
Planning is deciding in advance what to do, how to do it, when to do it, and who is to do it. Planning bridges the gap from where we are to where we want to go.
Machfoedz (1989:317) perencanaan adalah proses pada rencana-
rencana yang akan dikerjakan oleh perusahaan dan jumlah perkiraan dari
sumber-sumber dana dan daya yang dialokasikan pada tiap-tiap rencana.
Jadi, formulasi terinci dari kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir
tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan (Hansen
dan Mowen, 2006:7). Perencanaan adalah proses manajemen yang
menetapkan apa yang harus dilakukan suatu organisasi dan bagaimana
sebaiknya melakukannya (Griffin dan Ebert, 2003:155).
Matz dan Usry (1980:2) menuturkan:
Planning is fundamental to the management process, a process of sensitizing an organization to external opportunities and threats, of determining desirable and possible objectives, and of deploying resources to match the objectives.
Suatu tahap penting dari setiap perikatan audit adalah perencanaan.
Dalam setiap hal, perencanaan menghasilkan pengaturan atas urutan dari
bagian-bagian atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan (Boynton, Johnson, dan Kell, 2003:284). Fayol (1949) dalam
Austin (1990:7) menyarankan bahwa perencanaan tindakan yang baik
memiliki empat unsur: kesatuan (unity), kontinuitas (continuity),
fleksibilitas (flexibility), dan ketepatan (precision).
Sulastiningsih (1997:82) perencanaan audit harus dibuat agar
pelaksanaan audit berjalan lancar, efisien dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan (IAI, 2001:311.1). Selain
itu, standar pekerjaan lapangan yang pertama dari SPAP menghendaki
perencanaan yang memadai: ”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-
baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.”
(IAI, 2001:150.1).
Ada tiga alasan mengapa auditor harus merencanakan suatu
perikatan dengan tepat: untuk memungkinkan auditor dalam memperoleh
bukti yang cukup dan kompeten dalam suatu keadaan, untuk membantu
agar biaya audit tetap wajar, dan untuk menghindari kesalahpahaman
dengan klien; memperoleh bukti yang cukup dan kompeten adalah suatu
hal yang penting jika kantor akuntan publik ingin memperkecil risiko
tuntutan hukum dan memelihara nama baik dalam komunitas bisnis;
menjaga biaya tetap wajar membantu kantor akuntan publik agar tetap
bersaing dan oleh karena itu dapat mempertahankan dan menambah
jumlah kliennya, dengan asumsi bahwa kantor akuntan publik memiliki
nama baik dalam melakukan pekerjaan berkualitas tinggi; menghindari
kesalahpahaman dengan klien adalah hal yang penting untuk menjalin
hubungan baik dengan klien dan untuk memudahkan dalam mengerjakan
pekerjaan berkualitas tinggi pada biaya yang wajar (Elder, Beasley, Arens,
2006:194).
Felix dan Kinney (1982) dalam Christ (1993:305) menyatakan
bahwa dalam tahap perencanaan awal, auditor mengembangkan ekspektasi
mengenai kemungkinan kesalahan dalam laporan keuangan dan
merancang suatu strategi audit yang tepat untuk suatu kondisi.
Selanjutnya, Felix dan Kinney (1982) dalam Christ (1993:305) ekspektasi
mereka terbentuk sebagai hasil dari mempertimbangkan berbagai variabel
yang berbeda, termasuk informasi dari kertas kerja audit sebelumnya,
notulen rapat dewan direksi, laporan keuangan interim, prosedur analitis
awal, diskusi dengan klien, jurnal perdagangan dan industri, dan isu-isu
ekonomi dan lingkungan yang relevan.
Perencanaan audit awal melibatkan empat hal yang harus
dilakukan sedini mungkin dalam setiap audit; pertama, auditor yang
berpengalaman dan dalam posisi pembuat keputusan penting harus
memutuskan apakah menerima klien baru atau mempertahankan klien
yang sudah ada sebelum terkena dampak dari biaya signifikan yang tidak
dapat ditutupi; kedua, auditor mengidentifikasi mengapa klien
menginginkan atau membutuhkan audit dan informasi ini akan
mempengaruhi bagian selanjutnya dari proses perencanaan audit; ketiga,
auditor memperoleh pemahaman dengan klien dalam menyamakan
persepsi dari suatu perikatan untuk menghindari kesalahpahaman;
akhirnya, staf untuk perikatan dipilih, termasuk dibutuhkannya auditor
spesialis (Elder et al., 2006:194).
AICPA, Codification of Statement on Auditing Standards dalam
Sulastiningsih (1997:82) menjelaskan dalam perencanaan audit, auditor
harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan usaha dan bidang usaha
dari obyek yang diaudit.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi.
c. Antisipasi mengenai seberapa jauh efektifitas dari pengendalian intern.
d. Pos-pos dalam laporan keuangan yang mungkin sekali memerlukan
koreksi atau penyesuaian.
e. Keadaan yang memerlukan perluasan atau modifikasi pengujian seperti
keadaan yang membawa kemungkinan adanya kekeliruan yang bersifat
matrial atau adanya transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa (related party transaction).
f. Sifat laporan audit yang akan diserahkan kepada klien, seperti
misalnya laporan audit yang disesuaikan dengan persyaratan
BAPEPAM, atau laporan khusus, umpamanya tentang ketaatan
terhadap ketentuan kontrak.
E. Kerangka Pemikiran
Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam model penelitian mengenai pengaruh keterlibatan pimpinan KAP
(executive involvement) dan representasi masalah (problem representation)
terhadap perencanaan audit. Selain itu, peneliti juga memperluas penelitiannya
dengan menambahkan informasi klien sebagai variabel moderating.
Gambar 2.2.
Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap
Perencanaan Audit
Gambar 2.3.
Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement) Terhadap Perencanaan Audit Dengan Informasi Klien Sebagai Variabel
Moderating
Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement)
Perencanaan Audit
Representasi Masalah (Problem Representation)
Gambar 2.4.
Model Hubungan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap Perencanaan Audit Dengan Informasi Klien Sebagai Variabel
Moderating
Gambar 2.5.
Model Hubungan Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation) Terhadap Perencanaan Audit Dengan Informasi Klien Sebagai Variabel
Moderating
F. Hipotesis
Informasi Klien
Perencanaan Audit
Perencanaan Audit
Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement)
Representasi Masalah (Problem Representation)
Informasi Klien
Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement)
Perencanaan Audit
Informasi Klien
Representasi Masalah (Problem Representation)
Berdasarkan pemikiran di atas maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
Ha1 : Keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement) dan representasi
masalah (problem representation) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perencanaan audit.
Ha2 : Informasi klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan
antara keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement) dan
perencanaan audit.
Ha3 : Informasi klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan
antara representasi masalah (problem representation) dan perencanaan
audit.
Ha4 : Informasi klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan
antara keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement),
representasi masalah (problem representation) dan perencanaan audit.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil objek pada semua Kantor Akuntan Publik
yang berada di wilayah DKI Jakarta. Pemilihan wilayah tersebut didasari oleh
(1) wilayah tersebut terdapat banyak Kantor Akuntan Publik dan (2) wilayah
tersebut mudah dijangkau oleh peneliti. Data penelitian berupa beberapa
subyek pada waktu tertentu (cross sectional). Penelitian ini dirancang untuk
menganalisa hubungan yang kausal antara keterlibatan pimpinan kantor
akuntan publik (executive involvement) dan representasi masalah (problem
representation) terhadap perencanaan audit disertai dengan informasi klien
sebagai pemoderasi hubungannya.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling
dengan responden yaitu auditor eksternal yang berada pada tingkat partner dan
manajer. Berdasarkan pernyataan dari Christ (1993:319) yang menyatakan
bahwa audit yang efektif dan efisien dapat dilakukan jika manajer dan partner
terlibat aktif dalam proses perencanaan audit. Purposive sampling adalah
metode sampling yang menentukan sampelnya berdasarkan pertimbangan dan
kriteria tertentu yang dianggap tepat oleh peneliti.
Kriteria yang digunakan sebagai dasar purposive sampling adalah
sebagai berikut:
1. Responden adalah auditor eksternal yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik dan berkedudukan di wilayah DKI Jakarta.
2. Auditor eksternal tersebut sedang menduduki jabatan atau berada pada
tingkatan managing partner, partner dan manajer.
C. Metode Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan baik data sekunder maupun data primer dalam
melaksanakan penelitiannya. Data sekunder dikumpulkan oleh peneliti melalui
studi kepustakaan. Sedangkan data primer diperoleh peneliti dari studi
lapangan dengan menggunakan kuesioner.
1. Data Primer (Penelitian Lapangan)
Peneliti melakukan survey untuk meminta langsung tanggapan dan
opini dari responden secara langsung dengan menggunakan media
kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada responden. Responden
dalam penelitian ini adalah auditor pada tingkat partner dan manajer yang
bekerja di kantor akuntan publik (KAP). Kuesioner dikirimkan kepada
partner dan manajer di kantor-kantor akuntan publik yang berada di
wilayah DKI Jakarta.
Kuesioner dikirimkan langsung oleh peneliti ke kantor akuntan
publik dimana responden tersebut bekerja. Sebelum melakukan
pengiriman, peneliti menelepon kantor akuntan publiknya untuk
mengetahui apakah mereka ingin menerima kuesioner atau tidak, berapa
jumlah managing partner, partner, dan manajer di kantor akuntan publik
tempat mereka bekerja, kapan mereka ingin dikirimkan, dan kepada siapa
kuesioner diberikan. Biasanya mereka mengajukan kepada peneliti bahwa
kuesioner akan dikembalikan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah
kuesioner diterima. Maka, setelah 2 (dua) minggu peneliti kembali
menelepon responden yang bersangkutan untuk menanyakan apakah
kuesioner sudah selesai diisi atau belum. Jika belum, peneliti akan
menunggu 1 (satu) minggu lagi dan menelepon kembali responden yang
bersangkutan. Jika belum kembali diisi, maka peneliti menganggap
kuesioner tersebut batal atau gugur dengan sendirinya.
2. Data Sekunder (Penelitian Kepustakaan)
Dalam penelitian kepustakaan, peneliti mengumpulkan data-data
teoritis serta mempelajari secara seksama teori-teori yang berkaitan
langsung dengan permasalahan yang dibahas sebagai landasan dan dasar
untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. Data-data teoritis
tersebut berupa buku-buku, jurnal, artikel, dan skripsi.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan SPSS (Statistical
Package for the Social Sciences) versi 12.0. Ghozali (2001:15) SPSS adalah
suatu software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan
perhitungan statistik baik untuk statistik parametrik maupun non-parametrik
dengan basis windows. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk
memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang
utama dan data demografi responden (jika ada) (Indriantoro dan Supomo,
2002:170). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2001:19). Berikut ini adalah penjelasannya (Uyanto,
2006:66):
a. Ukuran Lokasi Pusat Data
Ukuran lokasi pusat data merupakan nilai pusat tipikal yang
memberikan gambaran terbaik data itu. Ukuran lokasi pusat data yang
sering digunakan adalah purata aritmetika (arithmetic mean), modus
(mode), median.
b. Ukuran Variabilitas Data
Ukuran variabilitas atau bentangan (spread) data mencoba
mengestimasi variabilitas data. Ukuran variabilitas data yang sering
digunakan adalah: ragam (variance), simpangan baku (standard
deviation), kisaran (range), dan Interquartile Range.
2. Uji Kualitas Data
Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban dan pemecahan
masalah penelitian, dibuat berdasarkan hasil proses pengujian data yang
meliputi: pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Kesimpulan, oleh
karena itu, tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Indriantoro dan
Supomo, 2002:179). Artinya, suatu penelitian akan menghasilkan
kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliable dan kurang valid.
Sedang, kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data (Indriantoro dan Supomo,
2002:180).
Jika data penelitian dan instrumennya tidak berkualitas maka
kesimpulan penelitian juga menjadi tidak berkualitas dan perlu
dipertanyakan. Peneliti melakukan uji kualitas data atas data primer
dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2001:45). Misal,
penggunaan suatu instrumen oleh peneliti dimaksudkan untuk
mengukur kepuasan pada tugas. Jika kemudian yang terukur oleh
instrumen tersebut adalah kepuasan pada atasan atau dimensi kepuasan
yang lain, maka validitas instrumen tersebut patut dipertanyakan
(Indriantoro dan Supomo, 2002:182). Jadi validitas ingin mengukur
apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul
dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Ghozali, 2001:45).
Pengujian validitas menggunakan Pearson Correlation dengan
melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator
dengan total skor konstruk. Jika korelasi antara skor masing-masing
butir pertanyaan dengan total skor yang terlihat dalam tabel Pearson
Correlation mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid (Santoso, 2001:168).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali,
2001:41). Uyanto (2006:239) dengan analisis reliabilitas anda dapat: 1)
Mengetahui bagaimana butir-butir pertanyaan dalam kuesioner anda
saling berhubungan, 2) Mendapat nilai alpha Cronbach yang
merupakan indeks internal consistency dari skala pengukuran secara
keseluruhan, 3) Mengidentifikasi pertanyaan dalam kuesioner yang
bermasalah dan harus direvisi atau dihilangkan.
Uyanto (2006:240) Alpha Cronbach merupakan salah satu
koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan. Uyanto (2006:239)
koefisien Alpha Cronbach merupakan model internal consistency
score berdasarkan korelasi purata antara butir-butir (items) yang
ekivalen.
Nunnaly (1978) dan Nunnaly and Bernstein (1994) dalam
Uyanto (2006:240) skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki
nilai Alpha Cronbach minimal 0,70. SPSS juga menghitung
Cronbach’s Alpha if Item Deleted untuk setiap butir pertanyaan. Bila
ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted ini memberi nilai
koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan,
maka butir atau item tersebut sebaiknya dihilangkan atau direvisi
(Uyanto, 2006:240). Nilai Alpha Cronbach negatif menunjukkan
pengkodean data yang tidak konsisten atau akibat pencampuran butir
dengan dimensi pengukuran yang berbeda (Uyanto, 2006:240). Rumus
korelasi Alpha Cronbach (Uyanto, 2006:264):
k ∑si
2 1 – i=1 sp
2
αCronbach = k k – 1
Di mana:
k = jumlah butir dalam skala pengukuran
si2 = ragam (variance) dari butir ke-i
sp2 = ragam (variance) dari skor total
3. Uji Asumsi Klasik
Teknik estimasi variabel dependen yang melandasi analisis regresi
disebut Ordinary Least Square (pangkat kuadrat terkecil biasa). Inti
metode OLS adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan
meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap
garis tersebut (Ghozali, 2001:82).
Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2001:82) asumsi utama
yang mendasari model regresi linear klasik dengan menggunakan model
OLS adalah: 1) Model regresi linear, artinya linear dalam parameter
seperti persamaan Yi = b1 + b2Xi + ui; 2) Nilai X diasumsikan non-
stokastik, artinya nilai X dianggap tetap dalam sampel yang berulang; 3)
Nilai rata-rata kesalahan adalah nol, atau E (ui/ Xi) = 0; 4)
Homoskedastisitas, artinya variance kesalahan sama untuk setiap periode
(Homo = sama, Skedastisitas = sebaran) dan dinyatakan dalam bentuk
matematis Var (ui/ Xi) = σ2; 5) Tidak ada autokorelasi antar kesalahan
(antara ui dan uj tidak ada korelasi) atau secara matematis Cov (ui, uj/ Xi,
Xj) = 0; 6) Antara ui dan Xi saling bebas, sehingga Cov (ui/ Xi) = 0; 7)
Jumlah observasi, n, harus lebih besar daripada jumlah parameter yang
diestimasi (jumlah variabel bebas); 8) Adanya variabilitas dalam nilai X,
artinya nilai X harus berbeda; 9) Model regresi telah dispesifikasi secara
benar. Dengan kata lain tidak ada bias (kesalahan) spesifikasi dalam model
yang digunakan dalam analisis empirik; 10) Tidak ada multikolinearitas
yang sempurna antar variabel bebas. Ghozali (2001:123) regresi dengan
metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) akan memberikan hasil
yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) jika memenuhi semua
asumsi klasik.
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen (Ghozali, 2001:91). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah keterlibatan pimpinan KAP, representasi masalah,
dan informasi klien. Informasi klien sebagai variabel moderating dapat
dikatakan sebagai variabel independen karena variabel moderating
dapat menguatkan atau melemahkan hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependennya. Jadi, secara tidak langsung
variabel moderating mempengaruhi variabel dependennya. Ghozali
(2001:149) variabel moderating adalah variabel independen yang akan
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen
lainnya terhadap variabel dependen.
Collinearity Diagnostics digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat multicollinearity atau korelasi di antara variabel independen
X1, X2, X3 (Uyanto, 2006:218). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya mulikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0.10
atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2001:92). Tolerance
berkisar antara 0-1, dengan 0= high collinearity dan 1= low
collinearity (Uyanto, 2006:224). Ghozali (2001:91) tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2001:105). Pengujian dilakukan
dengan menggunakan grafik scatterplot, uji statistik Park, dan uji
statistik Glejser .
Grafik scatterplot, Ghozali (2001:105) dasar analisis: 1) Jika
ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas; 2) Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji statistik Park dan uji statistik Glejser, Ghozali (2001:108)
apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut
signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data
model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan
sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka
asumsi homoskedastisitas pada model tersebut tidak dapat ditolak.
c. Uji Normalitas
Ghozali (2001:110) uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan melihat
grafik normal probability plot dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov
(K-S).
Ghozali (2001:110) distribusi normal akan membentuk satu
garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Ghozali (2001:114) uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S) menguji normalitas residual. Jika besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov (K-S) signifikan secara statisttik, maka data
residual disimpulkan tidak terdistribusi secara normal.
4. Uji Hipotesis
Dalam melakukan pengujian hipotesisnya, peneliti ingin menguji
satu-persatu terlebih dahulu untuk setiap elemen model penelitiannya.
Setelah itu, peneliti menguji model penelitiannya secara keseluruhan. Hal
ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui apakah keseluruhan model
berpengaruh secara signifikan atau hanya sebagian elemen saja. Cara
pengujian seperti ini juga dapat mendeteksi elemen model penelitian yang
paling berpengaruh secara signifikan dari model penelitian keseluruhan.
a. Menilai Goodness of Fit Suatu Model
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam setiap analisis
regresi adalah menilai goodness of fit dari suatu model penelitian.
Ghozali (2001:83) ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir
nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik,
setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai
statistik F dan nilai statistik t.
1) Koefisien Determinasi
Ghozali (2001:83) koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Namun, dalam penelitian ini, peneliti lebih memilih untuk
menggunakan nilai Adjusted R2. Karena menurut Ghozali
(2001:83) kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi
adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan
kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka
R2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh
karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai
Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.
Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila
satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Ghozali (2001:84) uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen/ terikat. Ghozali (2001:84) untuk
menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
(a) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua
variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
(b) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F
menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F
tabel, maka Ho ditolak dan menerima HA.
3) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Ghozali (2001:84) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Ghozali (2001:85) cara melakukan uji t adalah sebagai
berikut:
(a) Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau
lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang
menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2
(dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis
alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen.
(b) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut
tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai tabel, kita menerima hipotesis alternatif
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
b. Uji Hipotesis Pertama (Ha1)
Untuk menguji hipotesis pertama, digunakan analisis regresi
linear berganda dengan persamaan:
Y = a + β1X1 + β2X2 + e
Dimana:
Y = perencanaan audit (AUD_PLAN)
a = konstanta
β1, β2 = koefisien regresi/ parameter dari model regresi berganda
X1 = keterlibatan pimpinan KAP (EXEC_INV)
X2 = representasi masalah (PROB_REP)
e = error
Jika goodness of fit dalam model hipotesis pertama diukur dari
nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t
seluruhnya sesuai dan terpenuhi maka model regresi hipotesis pertama
dapat diterima.
c. Uji Hipotesis Kedua (Ha2)
Hipotesis kedua menggunakan analisis regresi dengan variabel
moderating. Ghozali (2001:150) ada tiga cara menguji regresi dengan
variabel moderating yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak,
dan (3) uji residual. Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk
menggunakan cara kedua yaitu uji nilai selisih mutlak.
Ghozali (2001:157) analisis nilai selisih mutlak ingin menguji
pengaruh asosiasi nilai antar variabel independen dari suatu model.
Fokusnya adalah perbedaan nilai absolut yang besar yang dihasilkan
dari deviasi hubungan linear antar variabel independen. Adapun model
persamaan regresinya sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β3X3 + β4|X1−X3| + e
Keterangan:
Y = perencanaan audit (AUD_PLAN)
a = konstanta
β1, β3, β4 = koefisien regresi
X1 = variabel independen yaitu keterlibatan pimpinan KAP
(EXEC_INV)
X3 = variabel moderating yaitu informasi klien (CLI_INFO)
e = error
Persamaan regresi (2) menggambarkan apakah variabel
informasi klien merupakan variabel moderating dan ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien β4 perencanaan audit yang signifikan (yang
berarti terjadi perbedaan nilai absolut yang besar antar variabel
independen).
d. Uji Hipotesis Ketiga (Ha3)
Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu apakah informasi klien
berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara representasi masalah
(problem representation) dan perencanaan audit maka digunakan pula
uji nilai selisih mutlak didalam regresi. Adapun model persamaan
regresinya sebagai berikut:
Y = a + β2X2 + β3X3 + β5|X2−X3| + e
Keterangan:
Y = perencanaan audit (AUD_PLAN)
a = konstanta
β2, β3, β5 = koefisien regresi
X2 = variabel independen yaitu representasi masalah
(PROB_REP)
X3 = variabel moderating yaitu informasi klien (CLI_INFO)
e = error
Informasi klien dianggap variabel moderating jika nilai
koefisien parameternya signifikan. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa telah terjadi perbedaan nilai absolut yang besar antar variabel
independen.
e. Uji Hipotesis Keempat (Ha4)
Dalam menguji model penelitian secara keseluruhan yaitu
apakah informasi klien berpengaruh signifikan terhadap hubungan
antara keterlibatan pimpinan KAP (executive involvement),
representasi masalah (problem representation), dan perencanaan audit
maka juga digunakan uji nilai selisih mutlak didalam regresi.
Persamaan regresi yang digunakan adalah:
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4|X1−X3| + β5|X2−X3| + e
Keterangan:
Y = perencanaan audit (AUD_PLAN)
a = konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 = koefisien regresi
X1 = variabel independen yaitu keterlibatan pimpinan KAP
(EXEC_INV)
X2 = variabel independen yaitu representasi masalah (PROB_REP)
X3 = variabel moderating yaitu informasi klien (CLI_INFO)
e = error
Dalam hal ini jika terjadi asosiasi yang besar antar variabel
independen (perbedaan nilai absolut besar) yaitu keterlibatan pimpinan
KAP dan representasi masalah tinggi berasosiasi dengan informasi
klien yang juga tinggi, maka perencanaan audit juga tinggi. Sebaliknya
jika terjadi asosiasi yang kecil antara keterlibatan pimpinan KAP dan
representasi masalah dengan informasi klien (perbedaan nilai absolut
kecil) yaitu keterlibatan pimpinan KAP dan representasi masalah
tinggi berasosiasi dengan informasi klien yang rendah, maka
perencanaan audit akan rendah.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan definisi dari masing-
masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara
pengukurannya agar ada kesamaan makna atas suatu variabel. Penjelasan
masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002:63).
Variabel independen dalam penelitian ini diantaranya adalah:
a. Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement)
Eksekutif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pimpinan
KAP (Kantor Akuntan Publik) yang meliputi partner dan manajer.
Jadi, executive involvement adalah keterlibatan eksekutif yang
mengacu kepada partner dan manajer.
Untuk mengukur tingkat keterlibatan pimpinan KAP digunakan
instrumen yang diadaptasi oleh peneliti dari penelitian terdahulu. Yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2008) yang terdiri dari 5 butir
pertanyaan menggunakan skala Likert dengan rentang 1 sampai
dengan 5 dan pilihan jawabannya (1) Sangat Tidak Memuaskan, (2)
Tidak Memuaskan, (3) Cukup Memuaskan, (4) Memuaskan, (5)
Sangat Memuaskan. Peneliti mengadaptasinya menjadi 15 butir
pertanyaan dengan menggunakan skala Likert dengan rentang 1
sampai dengan 5. Adaptasi dilakukan karena variabel dependen yang
berbeda. Variabel dependen Hapsari (2008) adalah kepuasan klien dan
kualitas audit. Sedangkan penelitian kali ini menggunakan variabel
dependen perencanaan audit. Pilihan jawaban adalah (1) Tidak Pernah,
(2) Jarang, (3) Kadang-kadang, (4) Sering, (5) Selalu.
Tabel 3.1.
Operasional Variabel Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan
Publik (Executive Involvement)
Variabel Dimensi Indikator Skala
Keterlibatan Pimpinan
Kantor Akuntan
Publik atau Executive
Involvement (X1)
Sumber:
Hapsari
(2008)
1. Keterlibatan aktif
- mengontrol dan memberikan arahan kepada senior dan junior auditor
- penetapan risiko, tingkat materialitas, dan assurance level
- identifikasi bidang audit yang harus diperluas dan tidak diperluas
- menelaah strategi dan program audit
- pengesahan program audit dan pemodifikasiannya
Likert
Tabel 3.1. ini berlanjut menuju halaman 43
Tabel 3.1. (lanjutan)
Operasional Variabel Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan
Publik (Executive Involvement)
Variabel Dimensi Indikator Skala
Keterlibatan Pimpinan
Kantor Akuntan
Publik atau Executive
Involvement (X1)
Sumber:
Hapsari
(2008)
1.Keterlibatan aktif (lanjutan) 2. Keterlibatan
pasif
- mengadakan pertemuan untuk membahas audit di lapangan
- informatif kepada bawahan
- menghargai bawahan dengan reward dan punishment
- menanggapi keluhan dan
kendala dari bawahan - pengkomunikasian
temuan audit di lapangan dari bawahan
- pembicaraan dari bawahan mengenai anggaran biaya audit
Likert
Likert
b. Representasi Masalah (Problem Representation)
Problem representation adalah cara auditor untuk menafsirkan
atau mendeskripsikan suatu permasalahan. Chi et al. (1981) dalam
Christ (1993:306) menyatakan bahwa:
A problem representation is a decision maker’s understanding and interpretation of a problem situation.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
representasi masalah (problem representation) diadaptasi oleh peneliti
dari indikator penelitian sebelumnya, yaitu Christ (1993), Lehmann
dan Norman (2006), dan Hammersley (2006) dengan menggunakan
skala Likert dengan rentang 1 sampai dengan 5 yang terdiri dari 13
butir pertanyaan. Pilihan jawaban adalah (1) Tidak Setuju, (2) Kurang
Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.
Tabel 3.2.
Operasional Variabel Representasi Masalah (Problem Representation)
Variabel Dimensi Indikator Skala
Representasi Masalah atau
Problem Representation
(X2)
1. Basic facts (fakta dasar)
2. Relationships
- pernyataan atau keterangan sederhana mengenai keumuman klien dan informasi industri
- mengikhtisarkan
dua item atau lebih informasi dari jenis yang sama
- menghubungkan dua item atau lebih informasi dari jenis yang berbeda
- laporan keuangan komparatif
- laporan keuangan common-size
- prosedur analitis - persentase
kecenderungan (trend)
- analisis horizontal dan analisis vertikal
- rasio likuiditas, inventory turnover, earning per share (EPS), price per earning (P/E), dan sebagainya
Likert
Likert
Tabel 3.2. ini berlanjut menuju halaman 45
Tabel 3.2. (lanjutan)
Operasional Variabel Representasi Masalah (Problem Representation)
Variabel Dimensi Indikator Skala
Representasi Masalah atau
Problem Representation
(X2)
3. Abstractions
- menambah
komponen yang bernilai kepada informasi yang ada atau diluar informasi yang ada
- menanyakan pertanyaan mengenai informasi yang hilang
- membuat pernyataan tentang mengaudit perusahaan
- memberikan penjelasan dalam perkara-perkara yang material
Likert
2. Variabel Moderating
Hubungan langsung antara variabel-variabel independen dengan
variabel-variabel dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain. Salah satu diantaranya adalah variabel moderating, yaitu tipe
variabel-variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan
langsung antara variabel independen dengan variabel dependen
(Indriantoro dan Supomo, 2002:64). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel moderating adalah informasi klien.
Bodnar dan Hopwood (2003:11) informasi adalah data yang
berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil
keputusan yang tepat. Informasi adalah sumber daya konseptual yang
digunakan untuk mengelola sumber daya fisik (McLeod dan Schell,
2004:3). Kemudian Hansen dan Mowen (2006:5) menerangkan bahwa
informasi dibutuhkan untuk membantu mengidentifikasi berbagai peluang
untuk perbaikan dan untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai
dalam mengimplementasikan berbagai tindakan yang didesain untuk
menciptakan perbaikan. Jadi, informasi klien adalah data tentang klien
yang dibutuhkan oleh auditor untuk diolah sehingga dapat dijadikan dasar
keputusan yang tepat dalam perencanaan audit.
Instrumen yang diadaptasi oleh peneliti dari literatur Elder et. al.
(2006), Sawyer et. al. (2006), dan Boynton et. al. (2003) digunakan untuk
mengukur variabel informasi klien. Instrumen ini menggunakan skala
Likert 1 sampai 5 yang terdiri dari 24 butir pertanyaan. Pilihan jawaban
adalah (1) Tidak Penting, (2) Kurang Penting, (3) Agak Penting, (4)
Penting, (5) Sangat Penting.
Tabel 3.3.
Operasional Variabel Informasi Klien
Variabel Dimensi Indikator Skala Informasi
Klien (X3)
1. Informasi internal
- komunikasi antara tim audit - kertas kerja audit tahun
sebelumnya (jika ada) - komunikasi dengan auditor
terdahulu (jika disetujui oleh klien)
- diskusi dengan manajemen klien - surat perikatan (engagement
letter)
Likert
Tabel 3.3 ini berlanjut menuju halaman 47
Tabel 3.3. (lanjutan)
Operasional Variabel Informasi Klien
Variabel Dimensi Indikator Skala Informasi
Klien (X3)
2. Informasi internal (lanjutan) 2. Informasi
eksternal
- observasi pabrik dan kantor klien - piagam dan peraturan
perusahaan - kode etik perusahaan - notulen rapat dewan direksi - salinan kontrak-kontrak penting - flowchart dan kuesioner atas
sistem pengendalian internal klien
- struktur (bagan) organisasi klien - kebijakan perusahaan klien - prosedur analitis awal - artikel dan jurnal yang
diterbitkan oleh klien - laporan keuangan klien - tracing atas sistem informasi
akuntansi klien - media massa - peraturan pemerintah - kantor akuntan lainnya - kantor pengacara setempat - bank-bank - dunia usaha lainnya - kondisi ekonomi - luasnya persaingan
Likert
3. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2002:63).
Perencanaan audit menjadi variabel dependen dalam penelitian ini.
Perencanaan adalah proses manajemen yang menetapkan apa yang
harus dilakukan suatu organisasi dan bagaimana sebaiknya melakukannya
(Griffin dan Ebert, 2003:155). Suatu tahap penting dari setiap perikatan
audit adalah perencanaan. Dalam setiap hal, perencanaan menghasilkan
pengaturan atas urutan dari bagian-bagian atau langkah-langkah untuk
mencapai tujuan yang diinginkan (Boynton et. al., 2003:284). Perencanaan
audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan (IAI, 2001:311.1).
Pengukuran variabel perencanaan audit menggunakan instrumen
yang diadaptasi oleh peneliti dari literatur Elder et. al. (2006), Sawyer et.
al. (2006), dan Boynton et. al. (2003) yang terdiri dari 24 butir pertanyaan
dengan menggunakan skala Likert 1 sampai 5. Pilihan jawaban adalah (1)
Tidak Setuju, (2) Kurang Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Setuju, (5) Sangat
Setuju.
Tabel 3.4.
Operasional Variabel Perencanaan Audit
Variabel Dimensi Indikator Skala Perencanaan
Audit (Y)
1. Perencanaan audit awal
2. Perencanaan
survey pendahuluan
- keputusan menerima, menolak, atau mempertahankan klien
- estimasi waktu dan biaya audit serta penetapan staf audit
- mengevaluasi kebutuhan ahli dari luar
- membangun pemahaman dengan klien
- mengidentifikasi alasan klien melakukan audit
- memahami bisnis dan
industri klien - menilai risiko bisnis klien - melakukan prosedur
analitis awal
Likert
Tabel 3.4. ini berlanjut menuju halaman 49 Tabel 3.4. (lanjutan)
Operasional Variabel Perencanaan Audit
Variabel Dimensi Indikator Skala Perencanaan
Audit (Y)
2. Perencanaan survey pendahuluan (lanjutan) 3. Perencanaan
pekerjaan lapangan (program audit)
4. Perencanaan
pelaporan
- menetapkan tingkat materialitas awal
- menilai risiko audit yang dapat diterima, risiko bawaan, risiko deteksi
- memahami pengendalian intern dan menilai risiko pengendalian
- mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
- mengembangkan keseluruhan rencana audit dan program audit
- melakukan pengujian
pengendalian - pengujian substantif atas
transaksi - prosedur analitis - pengujian terinci atas
saldo - mereview kewajiban
kontinjensi - review subsequent event - mengakumulasikan bukti
final - mengevaluasi hasil-hasil - menerbitkan laporan audit - komunikasi dengan
komite audit dan manajemen
- melakukan komunikasi lainnya
Likert
Likert
Likert
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik yang terletak
di wilayah DKI Jakarta. Pengiriman kuesioner dimulai dari pertengahan
bulan September 2008, sedangkan proses pengembaliannya ditunggu
sampai akhir Desember 2008. Direct contact person adalah metode yang
digunakan peneliti untuk mengirimkan kuesioner. Melalui metode ini,
peneliti mendatangi langsung tempat Kantor Akuntan Publik dimana
responden bekerja, lalu menyerahkan kuesioner tersebut kepada mereka
dengan kesepakatan kuesioner sudah selesai diisi dan dapat segera diambil
dalam jangka waktu dua minggu kemudian.
Usai dua minggu kemudian, peneliti melakukan kontak dengan
mereka melalui telepon untuk menanyakan apakah kuesioner sudah selesai
diisi dan dapat segera diambil. Tentu saja tidak semua responden dapat
segera selesai dalam jangka waktu dua minggu tersebut. Ketika mereka
mengatakan bahwa kuesioner dapat segera diambil pun tidak berarti semua
kuesioner yang telah dikirimkan kepada mereka telah diisi semua.
Terkadang ada beberapa eksemplar yang kosong tidak terisi sama sekali
atau bahkan hilang.
Namun begitu, peneliti tetap melakukan kontak dengan mereka
melalui telepon secara berkala agar kuesioner dapat segera diisi. Kuesioner
yang disebarkan sebanyak 66 eksemplar dengan jumlah pengembalian
sebanyak 34 kuesioner, jadi response rate pada penelitian ini adalah
51,5%. Dari 34 kuesioner yang diterima, seluruhnya dapat digunakan
karena pengisiannya lengkap, sehingga memenuhi syarat dan dapat diolah.
Tabel 4.1.
Gambaran Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase Kuesioner yang disebar 66 100.0% Kuesioner yang kembali (Response Rate) 34 51.5% Total kuesioner yang dapat diolah 34 51.5%
Sumber: Data diolah
2. Karakteristik Responden
Objek penelitian ini adalah managing partner, partner, dan manajer
pada Kantor Akuntan Publik yang berlokasi di wilayah DKI Jakarta.
Demografi responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Demografi Responden
Deskripsi Jumlah Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 22 64.7% Perempuan 12 35.3%
Usia < 40 thn 22 64.7% 40-50 thn 6 17.6% >50 thn 6 17.6%
Pendidikan Terakhir
S1 25 73.5% S2 9 26.5% S3 0 0.0%
Tabel 4.2. ini berlanjut menuju halaman 52
Tabel 4.2. (lanjutan)
Demografi Responden
Pengalaman Audit < 3 thn 6 17.6% 3 thn 3 8.8% >3 thn 25 73.5%
Lama Bekerja < 5 thn 12 35.3% 5-10 thn 14 41.2% >10 thn 8 23.5%
Jabatan Managing Partner 4 11.8% Partner 9 26.5% Manajer 21 61.8%
Lama Menduduki Jabatan yang
Sekarang
< 1 thn 8 23.5% 1-3 thn 13 38.2% >3 thn 13 38.2%
Penanggung Jawab
Penyusunan Perencanaan
(Program) Audit
Partner 3 8.8% Manajer 15 44.1% Auditor Senior 3 8.8% Manajer, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Partner 1 2.9% Auditor Senior, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Manajer 3 8.8% Auditor Senior bekerjasama dengan Manajer, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Partner 9 26.5%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan data di atas, dapat dideskripsikan bahwa jumlah
responden laki-laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan,
yaitu sebanyak 22 orang (64,7%), sedangkan perempuan hanya 12 orang
(35,3%). Usia responden yang paling mendominasi adalah kurang dari 40
tahun sebanyak 22 orang (64,7%), sedangkan sisanya berusia 40-50 tahun
sebanyak 6 orang (17,6%) dan yang berusia lebih dari 50 tahun berjumlah
6 orang (17,6%). Tingkat pendidikan terakhir responden yang paling
banyak adalah Strata Satu (S1) sebanyak 25 orang (73,5%), setelah itu S2
sebanyak 9 orang (26,5%), sedangkan S3 tidak ada sama sekali (0,0%).
Berdasarkan pengalaman auditnya, responden yang paling
mendominasi adalah yang mempunyai pengalaman lebih dari 3 tahun,
yaitu sebanyak 25 orang (73,5%), sisanya yang berpengalaman kurang dari
3 tahun sebanyak 6 orang (17,6%) dan yang berpengalaman selama 3
tahun sebanyak 3 orang (8,8%). Responden yang bekerja di kantornya
selama 5-10 tahun mendominasi dengan jumlah 14 orang (41,2%),
sedangkan di urutan kedua dengan lama bekerja kurang dari 5 tahun
sebanyak 12 orang (35,3%), dan terakhir dengan jumlah 8 orang (23,5%)
adalah responden yang bekerja selama lebih dari 10 tahun.
Jabatan sebagai seorang manajer paling banyak diduduki oleh
responden, yaitu sebanyak 21 orang (61,8%), lalu partner menempati
peringkat kedua sebanyak 9 orang (26,5%) dan sisanya managing partner
sebanyak 4 orang (11,8%). Berdasarkan lamanya responden menduduki
jabatan yang sekarang, responden yang telah menduduki jabatan yang
sekarang selama 1-3 tahun berimbang jumlahnya dengan responden yang
telah lama menduduki jabatan lebih dari 3 tahun, yaitu sebanyak 13 orang
(38,2%), sedangkan responden yang menduduki jabatannya sekarang
kurang dari 1 tahun berjumlah 8 orang (23,5%).
Berdasarkan penanggung jawab penyusunan perencanaan
(program) auditnya, dalam penelitian ini manajer adalah penanggung
jawab yang utama dengan jumlah 15 orang (44,1%). Kemudian responden
yang menjawab auditor senior bekerjasama dengan manajer lalu ditelaah
dan disetujui oleh partner sebanyak 9 orang (26,5%), disusul oleh
responden yang menjawab partner, auditor senior, dan auditor senior lalu
ditelaah dan disetujui oleh manajer masing-masing berjumlah 3 orang
(8,8%). Sisanya adalah responden yang menjawab manajer lalu ditelaah
dan disetujui oleh partner sebanyak 1 orang (2,9%).
B. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara
umum terhadap variabel penelitian, meliputi nilai tendensi sentral (rata-rata
atau mean), nilai maksimum dan minimum serta standar deviasi. Hasil
perhitungan dari statistik deskriptif disajikan sebagai berikut:
1. Instrumen Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement)
Tabel 4.3.
Statistik Deskriptif Instrumen Keterlibatan Pimpinan Kantor
Akuntan Publik (Executive Involvement)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EI1 34 2 5 4.15 1.048 EI2 34 2 5 4.06 1.043 EI3 34 2 5 4.15 .821 EI4 34 2 5 4.35 .849 EI5 34 2 5 4.32 .806 EI6 34 3 5 4.41 .609 EI7 34 1 5 3.50 1.080 EI8 34 2 5 3.82 .904 EI9 34 2 5 4.12 .880 EI10 34 1 5 3.85 1.306 EI11 34 1 5 3.91 1.264 EI12 34 1 5 3.85 1.282
Tabel 4.3. ini berlanjut menuju halaman 55
Tabel 4.3. (lanjutan)
Statistik Deskriptif Instrumen Keterlibatan Pimpinan Kantor
Akuntan Publik (Executive Involvement) EI13 34 1 5 3.97 1.000 EI14 34 2 5 4.26 .751 EI15 34 2 5 4.32 1.036 EI16 34 1 5 4.32 1.007 EI17 34 1 5 4.21 1.225 EI18 34 1 5 3.88 1.225 EI19 34 1 5 4.09 .965 Valid N (listwise) 34
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.3. di atas, dapat dideskripsikan bahwa nilai
mean atau rata-rata keseluruhan item pertanyaan untuk instrumen
keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement)
berkisar pada angka 4. Nilai mean terendah terletak pada item pertanyaan
ketujuh, yaitu sebesar 3,50. Hal ini mengindikasikan bahwa pada
pertanyaan keempat, dari skala 1-5, rata-rata responden memilih skor 3
yang artinya kadang-kadang.
Sedangkan nilai mean tertinggi berada pada butir pertanyaan
keenam, sebesar 4,41. Hal ini berarti rata-rata responden memilih skor 4
(sering). Namun demikian, nilai tendensi sentral tidak dapat sepenuhnya
mencerminkan gambaran sesungguhnya distribusi suatu data. Data yang
ekstrem (ada rentang yang tinggi antara masing-masing skor) akan
memperlemah nilai tendensi sentral. Menurut Indriantoro dan Supomo
(2002:175), perbedaan nilai-nilai data yang ekstrem akan menyebabkan
distribusi data yang tidak simetris.
Untuk nilai minimum, hampir semua item pertanyaan memiliki
nilai 1 (tidak pernah) dan 2 (jarang), kecuali pertanyaan keenam, nilai
minimumnya adalah 3 (kadang-kadang), artinya pada pertanyaan keenam,
jawaban paling rendah yang dipilih responden adalah kadang-kadang.
Sedangkan nilai maksimum untuk semua item pertanyaan nilainya sama,
yaitu 5 (selalu). Nilai standar deviasi tertinggi terletak pada butir
pertanyaan kesepuluh, yaitu 1,306. Sebaliknya nilai standar deviasi
terendah berada pada butir pertanyaan keenam, sebesar 0,609.
2. Instrumen Informasi Klien
Tabel 4.4.
Statistik Deskriptif Instrumen Informasi Klien
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IK1 34 3 5 4.59 .557 IK2 34 3 5 4.50 .564 IK3 34 2 5 3.88 .729 IK4 34 1 5 4.00 1.231 IK5 34 2 5 3.94 .649 IK6 34 1 5 4.21 .946 IK7 34 1 5 3.26 1.109 IK8 34 1 5 3.38 1.045 IK9 34 2 5 3.88 .880 IK10 34 2 5 4.18 .936 IK11 34 3 5 4.26 .666 IK12 34 2 5 3.97 1.029 IK13 34 2 5 3.76 1.046 IK14 34 3 5 4.71 .524 IK15 34 3 5 4.26 .618 IK16 34 2 5 3.94 .851 IK17 34 2 5 4.18 .834 IK18 34 1 5 3.06 1.254 IK19 34 1 5 4.12 .808 IK20 34 1 5 3.03 1.141 IK21 34 1 5 2.38 1.256
Tabel 4.4. ini berlanjut menuju halaman 57
Tabel 4.4. (lanjutan)
Statistik Deskriptif Instrumen Informasi Klien
IK22 34 1 5 3.68 1.249 IK23 34 1 5 3.38 1.181 IK24 34 1 5 2.97 1.218 Valid N (listwise) 34
Sumber: Data diolah
Data pada tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa nilai mean
tertinggi berada pada butir pertanyaan keempat belas yang mencapai 4,71.
Artinya pada butir pertanyaan keempat belas, mengenai laporan keuangan
klien merupakan sumber informasi penting dalam perencanaan audit, rata-
rata responden memilih skor 4 atau penting bahkan cenderung memilih
skor 5 atau sangat penting.
Sedangkan nilai mean terendah dimiliki oleh butir pertanyaan
kedua puluh satu, dengan nilai 2,38. Ini berarti pada butir pertanyaan
kedua puluh satu mengenai apakah menghubungi kantor pengacara
setempat merupakan sumber informasi yang berguna dalam perencanaan
audit, rata-rata responden memilih skor 2 (kurang penting).
Nilai standar deviasi tertinggi terletak pada butir pertanyaan kedua
puluh satu, yaitu sebesar 1,256. Sedangkan standar deviasi terendah adalah
0,524 yang berada pada butir pertanyaan keempat belas. Nilai minimum
yang dipilih responden rata-rata adalah 1 dan 2, sedangkan sisanya
memiliki nilai minimum 3. Untuk nilai maksimum semua item pertanyaan
bernilai 5.
3. Instrumen Representasi Masalah (Problem Representation)
Tabel 4.5.
Statistik Deskriptif Instrumen Representasi Masalah
(Problem Representation)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation RM1 34 1 5 3.71 1.169 RM2 34 2 5 4.00 .603 RM3 34 3 5 4.06 .489 RM4 34 1 5 3.88 .977 RM5 34 1 5 3.85 .925 RM6 34 2 5 4.29 .676 RM7 34 1 5 3.82 .869 RM8 34 1 5 3.97 .870 RM9 34 1 5 4.18 .869 RM10 34 1 5 3.79 .946 RM11 34 1 5 3.94 .952 RM12 34 1 5 4.06 .952 RM13 34 1 5 4.12 .808 Valid N (listwise) 34
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.5. di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
keseluruhan pertanyaan berkisar pada angka 3 dan 4. Artinya, rata-rata
responden memberikan skor 3 dan cenderung memberikan skor 4 untuk
keseluruhan pertanyaan dalam variabel representasi masalah (problem
representation).
Standar deviasi yang nilainya paling tinggi terletak pada butir
pertanyaan pertama, sebesar 1,169. Sedangkan nilai standar deviasi
terendah berada pada butir pertanyaan ketiga, yaitu 0,489. Untuk nilai
minimum rata-rata seluruhnya bernilai 1, kecuali butir pertanyaan kedua,
ketiga, dan keenam masing-masing memiliki nilai minimum 2, 3, dan 2.
Nilai maksimum secara keseluruhan bernilai sama, yaitu 5.
4. Instrumen Perencanaan Audit
Tabel 4.6.
Statistik Deskriptif Instrumen Perencanaan Audit
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PA1 34 1 5 4.38 .817 PA2 34 4 5 4.68 .475 PA3 34 1 5 3.76 1.075 PA4 34 3 5 4.35 .544 PA5 34 1 5 4.18 .999 PA6 34 2 5 4.09 .900 PA7 34 2 5 3.91 .933 PA8 34 1 5 4.06 1.099 PA9 34 1 5 4.35 .884 PA10 34 4 5 4.56 .504 PA11 34 1 5 4.12 .880 PA12 34 2 5 4.21 .729 PA13 34 3 5 4.29 .579 PA14 34 4 5 4.53 .507 PA15 34 3 5 4.32 .535 PA16 34 3 5 4.35 .544 PA17 34 2 5 4.03 .797 PA18 34 2 5 3.91 .866 PA19 34 3 5 4.09 .514 PA20 34 2 5 4.15 .657 PA21 34 1 5 4.18 .904 PA22 34 1 5 4.24 .781 PA23 34 1 5 4.15 1.048 PA24 34 1 5 4.06 .919 PA25 34 1 5 4.21 .978 PA26 34 1 5 4.29 1.001 PA27 34 1 5 4.47 .788 PA28 34 1 5 4.06 1.043 PA29 34 1 5 4.24 1.017 PA30 34 1 5 4.26 .994 Valid N (listwise) 34
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.6. dapat disimpulkan bahwa nilai mean
tertinggi terletak pada butir pertanyaan kedua, yaitu 4,68. Sedangkan nilai
mean terendah berada pada butir pertanyaan ketujuh, sebesar 3,76. Hal ini
berarti rata-rata responden menjawab ragu-ragu pada pertanyaan ketiga
tentang mengevaluasi kebutuhan ahli dari luar perlu dilakukan ketika
merencanakan audit awal.
Nilai standar deviasi tertinggi terletak pada butir kedelapan,
sebesar 1,099. Sedangkan standar deviasi terendah adalah 0,504 yang
berada pada pertanyaan kesepuluh. Nilai minimum yang dipilih responden
rata-rata adalah 1, beberapa memiliki nilai minimum 2 dan 3, sedangkan
pada butir pertanyaan kedua, kesepuluh, dan keempat belas nilai
minimumnya adalah 4. Untuk nilai maksimum semua item pertanyaan
bernilai 5.
C. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Pengujian validitas menggunakan Pearson Correlation dengan
melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan
total skor konstruk. Jika korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor yang terlihat dalam tabel Pearson
Correlation mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid (Santoso, 2001:168). Hasil
aktual pengujian validitas disajikan per variabel. Berikut ini adalah
rinciannya:
a. Instrumen Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik
(Executive Involvement)
Tabel 4.7.
Hasil Uji Validitas Instrumen Keterlibatan Pimpinan Kantor
Akuntan Publik (Executive Involvement)
Pertanyaan Sig. Pearson Correlation Keterangan
EI1 0,000 0,703** Valid EI2 0,000 0,706** Valid EI3 0,001 0,527** Valid EI4 0,000 0,648** Valid EI5 0,000 0,810** Valid EI6 0,000 0,606** Valid EI7 0,000 0,608** Valid EI8 0,016 0,409* Valid EI9 0,000 0,591** Valid
EI10 0,000 0,856** Valid EI11 0,000 0,874** Valid EI12 0,000 0,860** Valid EI13 0,000 0,763** Valid EI14 0,015 0,414* Valid EI15 0,000 0,734** Valid EI16 0,000 0,804** Valid EI17 0,000 0,904** Valid EI18 0,000 0,742** Valid EI19 0,000 0,753** Valid
Sumber: Data diolah
Tabel 4.7. di atas menunjukkan bahwa semua pertanyaan
adalah valid, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (dibawah 0,05).
Kecuali pertanyaan ketiga, kedelapan, dan keempat belas yang masing-
masing secara berurutan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,001;
0,016 dan 0,015. Meskipun tidak signifikan pada angka 0,000 ketiga
pertanyaan tersebut dinyatakan valid karena nilainya berada dibawah
0,05. Pengujian ulang pun tidak perlu dilakukan karena semua
pertanyaan telah valid.
b. Instrumen Informasi Klien
Tabel 4.8.
Hasil Uji Validitas Instrumen Informasi Klien
Pertanyaan Sig. Pearson Correlation Keterangan
IK1 0,057 0,329 Tidak Valid IK2 0,308 0,180 Tidak Valid IK3 0,010 0,436** Valid IK4 0,107 0,281 Tidak Valid IK5 0,001 0,530** Valid IK6 0,001 0,559** Valid IK7 0,002 0,512** Valid IK8 0,000 0,658** Valid IK9 0,000 0,613** Valid
IK10 0,000 0,620** Valid IK11 0,009 0,439** Valid IK12 0,003 0,497** Valid IK13 0,001 0,561** Valid IK14 0,896 -0,023 Tidak Valid IK15 0,488 0,123 Tidak Valid IK16 0,000 0,625** Valid IK17 0,000 0,712** Valid IK18 0,000 0,729** Valid IK19 0,001 0,538** Valid IK20 0,001 0,535** Valid IK21 0,000 0,687** Valid IK22 0,001 0,542** Valid IK23 0,003 0,499** Valid IK24 0,000 0,634** Valid
Sumber: Data diolah
Data pada tabel 4.8. di atas menyimpulkan bahwa pertanyaan
yang tidak valid berjumlah 5 butir pertanyaan, yaitu IK1, IK2, IK4,
IK14, dan IK15 yang secara berurutan memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,057; 0,308; 0,107; 0,896 dan 0,488 yang berada pada tingkat
di atas 0,05. Selain dari 5 butir pertanyaan tidak valid tersebut, dari
tabel di atas, dapat dikatakan seluruh pertanyaan adalah valid.
Walaupun tidak signifikan pada angka 0,000 seperti IK3 (0,010), IK5
(0,001), IK6 (0,001), IK7 (0,002), IK11 (0,009), IK12 (0,003), IK13
(0,001), IK19 (0,001), IK20 (0,001), IK22 (0,001) dan IK23 (0,003).
Karena hasil pengujian validitas instrumen informasi klien
memunculkan 5 butir pertanyaan yang tidak valid, maka perlu
dilakukan pengujian ulang atas validitas dari instrumen informasi klien
dengan mengeluarkan kelima butir pertanyaan yang tidak valid
tersebut. Hasil pengujian ulang yang kedua ini dapat kita lihat pada
tabel 4.9. di bawah ini:
Tabel 4.9.
Hasil Uji Validitas Instrumen Informasi Klien
(Setelah pertanyaan yang tidak valid dikeluarkan)
Pertanyaan Sig. Pearson Correlation Keterangan
IK3 0,023 0,390* Valid IK5 0,006 0,460** Valid IK6 0,003 0,496** Valid IK7 0,003 0,493** Valid IK8 0,000 0,620** Valid IK9 0,000 0,600** Valid
IK10 0,000 0,623** Valid IK11 0,004 0,476** Valid IK12 0,002 0,520** Valid IK13 0,000 0,593** Valid IK16 0,000 0,650** Valid IK17 0,000 0,696** Valid IK18 0,000 0,762** Valid IK19 0,001 0,539** Valid IK20 0,001 0,555** Valid IK21 0,000 0,730** Valid IK22 0,000 0,575** Valid IK23 0,000 0,574** Valid IK24 0,000 0,635** Valid
Sumber: Data diolah
Hasil pengujian ulang validitas yang kedua atas instrumen
informasi klien pada tabel 4.9. di atas menyimpulkan bahwa
keseluruhan butir pertanyaan dinyatakan valid. Meskipun butir
pertanyaan IK3 (0,023), IK5 (0,006), IK6 (0,003), IK7 (0,003), IK11
(0,004), IK12 (0,002), IK19 (0,001), dan IK20 (0,001) tidak signifikan
pada tingkat 0,000. Tetapi peneliti katakan mereka adalah valid karena
masih berada dibawah angka 0,05 yang merupakan dasar kevalidan
butir pertanyaan menurut Santoso (2001:168).
c. Instrumen Representasi Masalah (Problem Representation)
Tabel 4.10.
Hasil Uji Validitas Instrumen Representasi Masalah
(Problem Representation)
Pertanyaan Sig. Pearson Correlation Keterangan
RM1 0,000 0,768** Valid RM2 0,052 0,337 Tidak Valid RM3 0,020 0,397* Valid RM4 0,000 0,753** Valid RM5 0,000 0,802** Valid RM6 0,000 0,653** Valid RM7 0,000 0,783** Valid RM8 0,000 0,768** Valid RM9 0,000 0,869** Valid RM10 0,000 0,829** Valid RM11 0,000 0,744** Valid RM12 0,000 0,615** Valid RM13 0,000 0,821** Valid
Sumber: Data diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.10. di atas, diketahui bahwa
pengujian validitas atas instrumen representasi masalah (problem
representation) menghasilkan RM2 yang tidak valid dengan tingkat
signifikansi diatas 0,05 yaitu 0,052. Selain RM2, dalam pengujian
pertama ini, dapat dikatakan bahwa keseluruhan butir pertanyaan
adalah valid dengan tingkat signifikansi sempurna yaitu 0,000. Kecuali
RM3 dengan tingkat signifikansi diatas 0,000 yaitu 0,020. Namun ia
tetap dinyatakan valid karena masih berada pada level dibawah 0,05.
Pengujian ulang yang kedua pun perlu dilakukan karena
pengujian pertama menghasilkan sebuah butir pertanyaan yang tidak
valid yaitu RM2. Maka pengujian ulang yang kedua pun dilakukan
dengan menghilangkan RM2 tersebut. Hasilnya dapat kita lihat pada
tabel 4.11. di bawah ini:
Tabel 4.11.
Hasil Uji Validitas Instrumen Representasi Masalah
(Problem Representation)
(Setelah menghilangkan RM2 yang tidak valid)
Pertanyaan Sig. Pearson Correlation Keterangan
RM1 0,000 0,756** Valid RM3 0,025 0,383* Valid RM4 0,000 0,755** Valid RM5 0,000 0,808** Valid RM6 0,000 0,662** Valid RM7 0,000 0,797** Valid RM8 0,000 0,750** Valid RM9 0,000 0,867** Valid RM10 0,000 0,840** Valid RM11 0,000 0,753** Valid RM12 0,000 0,613** Valid RM13 0,000 0,840** Valid
Sumber: Data diolah
Pengujian ulang validitas yang kedua atas instrumen
representasi masalah (problem representation) pada tabel 4.11. di atas
menyatakan bahwa keseluruhan butir pertanyaan adalah valid dengan
tingkat signifikansi sempurna yaitu 0,000. Walaupun dapat kita lihat
RM3 tingkat signifikansinya 0,025 tetapi masih berada dibawah angka
0,05. Jadi, peneliti katakan ia adalah valid.
d. Instrumen Perencanaan Audit
Tabel 4.12.
Hasil Uji Validitas Instrumen Perencanaan Audit
Pertanyaan Sig. Pearson Correlation Keterangan
PA1 0,000 0,586** Valid PA2 0,071 0,314 Tidak Valid PA3 0,058 0,328 Tidak Valid PA4 0,053 0,335 Tidak Valid PA5 0,000 0,657** Valid PA6 0,001 0,552** Valid PA7 0,001 0,545** Valid PA8 0,000 0,796** Valid PA9 0,000 0,639** Valid
PA10 0,030 0,373* Valid PA11 0,000 0,627** Valid PA12 0,447 0,135 Tidak Valid PA13 0,330 0,172 Tidak Valid PA14 0,020 0,397* Valid PA15 0,174 0,239 Tidak Valid PA16 0,000 0,582** Valid PA17 0,000 0,675** Valid PA18 0,000 0,614** Valid PA19 0,675 0,075 Tidak Valid PA20 0,000 0,646** Valid PA21 0,000 0,800** Valid PA22 0,006 0,458** Valid PA23 0,000 0,791** Valid PA24 0,000 0,849** Valid PA25 0,000 0,749** Valid PA26 0,000 0,836** Valid PA27 0,000 0,748** Valid PA28 0,000 0,717** Valid PA29 0,000 0,833** Valid PA30 0,000 0,865** Valid
Sumber: Data diolah
Dapat disimpulkan dari data pada tabel 4.12. di atas, bahwa uji
validitas instrumen perencanaan audit yang pertama menghasilkan 7
butir pertanyaan yang tidak valid. Yaitu PA2 (0,071), PA3 (0,058),
PA4 (0,053), PA12 (0,447), PA13 (0,330), PA15 (0,174), dan PA19
(0,675). Mereka semua memiliki tingkat signifikansi diatas 0,05. Maka
pengujian ulang validitas yang kedua atas instrumen perencanaan audit
wajib dilakukan dengan mengeliminasi mereka yang peneliti sebutkan
sebelumnya. Pengujian ulang dilakukan untuk mengetahui apakah
seluruh pertanyaan yang valid di atas telah benar-benar valid. Tabel
4.13. di bawah ini adalah hasil dari pengujian tersebut:
Tabel 4.13.
Hasil Uji Validitas Instrumen Perencanaan Audit
(Setelah dilakukan eliminasi atas 7 butir pertanyaan yang tidak valid)
Pertanyaan Sig. Pearson Correlation Keterangan
PA1 0,000 0,622** Valid PA5 0,000 0,654** Valid PA6 0,000 0,586** Valid PA7 0,001 0,552** Valid PA8 0,000 0,812** Valid PA9 0,000 0,689** Valid
PA10 0,055 0,332 Tidak Valid PA11 0,000 0,647** Valid PA14 0,057 0,330 Tidak Valid PA16 0,001 0,531** Valid PA17 0,000 0,655** Valid PA18 0,000 0,613** Valid PA20 0,000 0,694** Valid PA21 0,000 0,806** Valid PA22 0,025 0,384* Valid PA23 0,000 0,805** Valid PA24 0,000 0,864** Valid PA25 0,000 0,772** Valid
Tabel 4.13. ini berlanjut menuju halaman 68
Tabel 4.13. (lanjutan)
Hasil Uji Validitas Instrumen Perencanaan Audit
(Setelah dilakukan eliminasi atas 7 butir pertanyaan yang tidak valid)
PA26 0,000 0,863** Valid PA27 0,000 0,803** Valid PA28 0,000 0,761** Valid PA29 0,000 0,838** Valid PA30 0,000 0,871** Valid
Sumber: Data diolah
Ternyata hasil pengujian ulang yang kedua menunjukkan PA10
(0,055) dan PA14 (0,057) tidak valid. Kedua butir pertanyaan tersebut
tingkat signifikansinya berada diatas level 0,05. Inilah yang dimaksud
peneliti sebelumnya, bahwa pengujian ulang perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah setiap butir pertanyaan telah sungguh-sungguh
valid. Selanjutnya, eliminasi atas PA10 dan PA14 dilakukan dengan
melaksanakan pengujian ulang yang ketiga atas instrumen perencanaan
audit ini. Data pada tabel 4.14. inipun memperlihatkan hasilnya:
Tabel 4.14.
Hasil Uji Validitas Instrumen Perencanaan Audit
(Setelah PA10 dan PA14 dieliminasi)
Pertanyaan Sig. Pearson Correlation Keterangan
PA1 0,000 0,626** Valid PA5 0,000 0,648** Valid PA6 0,000 0,575** Valid PA7 0,001 0,550** Valid PA8 0,000 0,817** Valid PA9 0,000 0,695** Valid
PA11 0,000 0,653** Valid PA16 0,002 0,514** Valid PA17 0,000 0,656** Valid PA18 0,000 0,619** Valid
Tabel 4.14. ini berlanjut menuju halaman 69
Tabel 4.14. (lanjutan)
Hasil Uji Validitas Instrumen Perencanaan Audit
(Setelah PA10 dan PA14 dieliminasi)
PA20 0,000 0,701** Valid PA21 0,000 0,811** Valid PA22 0,029 0,375* Valid PA23 0,000 0,807** Valid PA24 0,000 0,872** Valid PA25 0,000 0,777** Valid PA26 0,000 0,869** Valid PA27 0,000 0,808** Valid PA28 0,000 0,762** Valid PA29 0,000 0,837** Valid PA30 0,000 0,870** Valid
Sumber: Data diolah
Akhirnya, setelah P10 dan P14 dieliminasi, seperti kita lihat
pada tabel 4.14. di atas mengemukakan bahwa keseluruhan butir
pertanyaan dinyatakan valid. Walaupun PA7 (0,001), PA16 (0,002),
dan PA22 (0,029) tidak signifikan pada angka 0,000. Namun mereka
tetap dinyatakan valid karena masih berada dibawah level 0,05.
Setelah menguji validitas atas keempat instrumen dari keempat
variabel yaitu keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive
involvement), informasi klien, representasi masalah (problem
representation), dan perencanaan audit yang jumlah total
pertanyaannya 86 butir, 15 butir pertanyaan diantaranya disimpulkan
tidak valid karena memiliki tingkat signifikansi diatas level 0,05.
Kelima belas butir pertanyaan yang tidak valid tersebut adalah
5 butir dari instrumen informasi klien yaitu IK1, IK2, IK4, IK14, dan
IK15 yang secara berurutan memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,057; 0,308; 0,107; 0,896 dan 0,488 yang berada pada tingkat di atas
0,05. Selanjutnya dari instrumen representasi masalah (problem
representation) berjumlah 1 butir yaitu RM2 dengan tingkat
signifikansi 0,052. Terakhir datang dari instrumen perencanaan audit
yaitu PA2 (0,071), PA3 (0,058), PA4 (0,053), PA12 (0,447), PA13
(0,330), PA15 (0,174), PA19 (0,675), PA10 (0,055) dan PA14 (0,057)
semuanya 9 butir.
Atas penemuan ini, peneliti hanya ingin mengatakan bahwa
kelima belas butir pertanyaan yang tidak valid tersebut harus
dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian-pengujian
berikutnya. Ini dimaksudkan agar penelitian-penelitian berikutnya
dapat berkembang dan berhasil lebih baik lagi.
2. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2001:41). Untuk mengukur sebuah instrumen apakah reliabel
atau tidak, dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha-nya. Uyanto (2006:240)
Cronbach Alpha merupakan salah satu koefisien reliabilitas yang paling
sering digunakan. Data yang reliabel memiliki nilai Cronbach Alpha
minimal 0,70. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen
keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement),
informasi klien, representasi masalah (problem representation), dan
perencanaan audit.
Tabel 4.15.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha Keterangan Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) 0,944 Reliabel Informasi Klien 0,889 Reliabel Representasi Masalah (Problem Representation) 0,924 Reliabel Perencanaan Audit 0,951 Reliabel
Sumber: Data diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.15. diatas, instrumen keterlibatan
pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement), informasi klien,
representasi masalah (problem representation), dan perencanaan audit
masing-masing memiliki nilai Cronbach Alpha 0,944; 0,889; 0,924 dan
0,951. Semua instrumen dinyatakan reliabel karena memiliki nilai
Cronbach Alpha lebih dari 0,70.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen (Ghozali, 2001:91). Korelasi antara variabel
independen dapat dideteksi jika kita melihat nilai tolerance dan VIF-nya.
Tolerance berkisar antara 0-1, dengan 0= high collinearity dan 1=
low collinearity . VIF = Variance Inflation Factor, berkisar antara 1 –
Infinity, dengan 1= low collinearity (beberapa buku menyatakan bahwa
VIF = 2 – 4 masih dapat dianggap low collinearity) (Uyanto, 2006:224).
Hasil uji multikolinearitas terlihat pada tabel 4.16., tabel 4.17., tabel 4.18.,
dan tabel 4.19.
Tabel 4.16.
Hasil Uji Multikolinearitas
Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit
Coefficients(a)
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) EXEC_INV .996 1.004 PROB_REP .996 1.004
a Dependent Variable: AUD_PLAN
Data pada tabel 4.16. mengindikasikan kepada kita bahwa kedua
variabel independen, baik keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV) maupun representasi masalah (PROB_REP), tidak terjadi
korelasi antar keduanya. Mereka sama-sama memiliki nilai tolerance
sebesar 0,996 dan VIF sebesar 1,004. Dengan kata lain, model regresi ini
terbebas dari masalah multikolinearitas. Mereka memiliki masalah
multikolinearitas jika nilai tolerance dan VIF-nya masing-masing adalah
kurang dari 0,10 dan lebih dari 10.
Tabel 4.17.
Hasil Uji Multikolinearitas
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan
Perencanaan Audit
Coefficients(a)
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) Zscore(EXEC_INV) .605 1.652 Zscore(CLI_INFO) .616 1.622 MODERAT_1 .738 1.355
a Dependent Variable: AUD_PLAN
Berdasarkan data pada tabel 4.17., seluruh variabel independen
dalam model regresi ini, yaitu keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV―standardized), informasi klien
(CLI_INFO―standardized), dan MODERAT_1 (nilai selisih mutlak
antara standardized keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik dengan
standardized informasi
klien―ABS|Zscore(EXEC_INV)−Zscore(CLI_INFO)|) masih memiliki
nilai tolerance lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10. Artinya, tidak
terjadi multikolinearitas yang serius dalam model regresi yang kedua ini.
Tabel 4.18.
Hasil Uji Multikolinearitas
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi
Masalah (Problem Representation) dan Perencanaan Audit
Coefficients(a)
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) Zscore(PROB_REP) .616 1.623 Zscore(CLI_INFO) .742 1.347 MODERAT_2 .798 1.253
a Dependent Variable: AUD_PLAN
Deteksi data pada tabel 4.18. menyimpulkan bahwa variabel-
variabel independen dalam model regresi inipun luput dari gejala
multikolinearitas. Variabel-variabel independen tersebut adalah
representasi masalah (PROB_REP―standardized), informasi klien
(CLI_INFO―standardized), dan MODERAT_2 (nilai selisih mutlak dari
standardized representasi masalah dan standardized informasi klien).
Tabel 4.19.
Hasil Uji Multikolinearitas
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement),
Representasi Masalah (Problem Representation) dan
Perencanaan Audit
Coefficients(a)
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) Zscore(EXEC_INV) .584 1.713 Zscore(PROB_REP) .570 1.754 Zscore(CLI_INFO) .483 2.069 MODERAT_1 .698 1.433 MODERAT_2 .777 1.287
a Dependent Variable: AUD_PLAN
Dalam model regresi keempat pun, jika melihat pada tabel 4.19.,
tidak ditemukan adanya tanda-tanda multikolinearitas yang cukup serius
antara variabel independennya. Nilai tolerance dan VIF dari variabel
keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (EXEC_INV―standardized),
representasi masalah (PROB_REP―standardized), informasi klien
(CLI_INFO―standardized), MODERAT_1 (nilai selisih mutlak antara
standardized keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik dengan
standardized informasi klien), dan MODERAT_2 (nilai selisih mutlak dari
standardized representasi masalah dan standardized informasi klien)
masih lebih dari 0,10 dan kurang dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
multikolinearitas dalam model regresi masih rendah.
2. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.1., gambar
4.2., gambar 4.3., dan gambar 4.4. serta tabel 4.20., tabel 4.21., tabel 4.22.,
tabel 4.23., tabel 4.24., tabel 4.25., tabel 4.26, dan tabel 4.27.
Gambar 4.1.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot)
Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit
-4 -3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
Dependent Variable: AUD_PLAN
Scatterplot
Dari grafik scatterplot pada gambar 4.1. diatas memang terlihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola
tertentu, serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Namun,
titik-titik tersebut terlihat berkumpul pada wilayah kanan atas grafik. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi, namun hasilnya kurang begitu memuaskan sehingga model regresi
kurang layak dipakai untuk memprediksi perencanaan audit berdasarkan
masukan variabel keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive
involvement) dan representasi masalah (problem representation).
Tabel 4.20.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park)
Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.852 2.803 1.731 .093 EXEC_INV .027 .025 .177 1.068 .294 PROB_REP -.094 .044 -.354 -2.130 .041 a Dependent Variable: LnU2i
Data pada tabel 4.20. di atas menunjukkan koefisien parameter beta
untuk representasi masalah (PROB_REP) bernilai -0,094 dan signifikan
secara statistik pada 0,041 (dibawah 0,05). Melalui, uji Park ini dapat
disimpulkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat
heteroskedastisitas. Model regresi disimpulkan tidak terdapat
heteroskedastisitas bila koefisien parameter untuk variabel independen
tidak ada yang signifikan.
Tabel 4.21.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.728 11.055 1.061 .297 EXEC_INV .086 .100 .148 .860 .396 PROB_REP -.268 .174 -.266 -1.546 .132 a Dependent Variable: AbsUt
Hasil tampilan output SPSS pada tabel 4.21. di atas dengan jelas
menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut
Ut (AbsUt − residual absolut dari model regresi). Hal ini dapat terlihat dari
probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi, dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
Hal ini konsisten dengan hasil uji scatterplot namun tidak konsisten
dengan hasil uji Park.
Gambar 4.2.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan
Perencanaan Audit
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-4
-3
-2
-1
0
1
2
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
Dependent Variable: AUD_PLAN
Scatterplot
Tidak ada heteroskedastisitas dalam model regresi ini. Itulah yang
dapat peneliti katakan berdasarkan grafik scatterplot pada gambar 4.2. di
atas. Karena tidak terlihat pola tertentu yang dibentuk oleh titik-titik dan
mereka tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Tabel 4.22.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan
Perencanaan Audit Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.337 .431 7.740 .000 Zscore(EXEC_INV) .907 .290 .502 3.124 .004 Zscore(CLI_INFO) -1.584 .288 -.877 -5.504 .000 MODERAT_1 -.365 .448 -.119 -.813 .422 a Dependent Variable: LnU2i
Data pada tabel 4.22. di atas menunjukkan koefisien parameter beta
untuk variabel keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV―standardized) bernilai 0,907 dan untuk variabel informasi
klien (CLI_INFO―standardized) bernilai -1,584. Keduanya signifikan
secara statistik pada 0,004 dan 0,000 (jauh dibawah 0,05) mempengaruhi
variabel dependen nilai LnU2i (logaritma dari kuadrat residual model
regresi). Melalui, uji Park ini dapat disimpulkan bahwa dalam data model
empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas. Model regresi
disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas bila koefisien parameter
untuk seluruh variabel independen tidak ada yang signifikan. Hasil uji
Park ini tidak sejalan dengan hasil uji scatterplot.
Tabel 4.23.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan
Perencanaan Audit Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.375 2.013 3.166 .004 Zscore(EXEC_INV) 3.209 1.356 .437 2.366 .025 Zscore(CLI_INFO) -4.867 1.344 -.662 -3.622 .001 MODERAT_1 .606 2.093 .048 .290 .774 a Dependent Variable: AbsUt
Hasil tampilan output SPSS pada tabel 4.23. di atas menunjukkan
bahwa ternyata ada dua variabel independen yang signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt), yaitu
variabel keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV―standardized) dan variabel informasi klien
(CLI_INFO―standardized). Hal ini dapat terlihat dari probabilitas
signifikansi mereka yang jauh dibawah tingkat kepercayaan 5% (0,025 dan
0,001) dengan koefisien parameter beta 3,209 dan -4,867. Jadi, dapat
disimpulkan model regresi mengandung heteroskedastisitas. Hal ini
konsisten dengan hasil uji Park namun tidak konsisten dengan hasil uji
scatterplot.
Gambar 4.3.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi
Masalah (Problem Representation) dan Perencanaan Audit
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
Dependent Variable: AUD_PLAN
Scatterplot
Titik-titik pada gambar 4.3. menyebar secara acak tanpa pola diatas
dan dibawah sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan, model regresi inipun
terbebas dari masalah heteroskedastisitas. Walaupun beberapa titik terlihat
berkumpul di suatu wilayah, mereka masih dapat dikatakan berpencar
secara acak.
Tabel 4.24.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi
Masalah (Problem Representation) dan Perencanaan Audit Coefficients(a)
a Dependent Variable: LnU2i
Data pada tabel 4.24. di atas dengan jelas menunjukkan bahwa
tidak ada satu pun variabel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen nilai LnU2i (logaritma residual kuadrat
dari model regresi). Melalui, uji Park ini dapat disimpulkan bahwa dalam
data model empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.
Model regresi disimpulkan terdapat heteroskedastisitas bila koefisien
parameter diantara variabel independen ada yang signifikan. Hasil uji Park
ini sejalan dengan hasil uji scatterplot.
Tabel 4.25.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.233 .667 3.346 .002 Zscore(PROB_REP) -.228 .466 -.105 -.489 .629 Zscore(CLI_INFO) -.619 .425 -.286 -1.457 .155 MODERAT_2 .224 .706 .060 .318 .753
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi
Masalah (Problem Representation) dan Perencanaan Audit Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.479 1.983 2.258 .031 Zscore(PROB_REP) .182 1.385 .027 .132 .896 Zscore(CLI_INFO) -3.226 1.262 -.473 -2.555 .016 MODERAT_2 1.215 2.099 .103 .579 .567
a Dependent Variable: AbsUt
Data tampilan output SPSS pada tabel 4.25. di atas menunjukkan
bahwa ternyata ada satu variabel independen yang signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt), yaitu
variabel informasi klien (CLI_INFO―standardized). Hal ini dapat terlihat
dari probabilitas signifikansinya yang berada dibawah tingkat kepercayaan
5% (0,016) dengan koefisien parameter beta -3,226. Jadi, dapat
disimpulkan model regresi mengandung heteroskedastisitas. Hal ini tidak
konsisten dengan hasil uji Park maupun dengan hasil uji scatterplot.
Gambar 4.4.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement),
Representasi Masalah (Problem Representation), dan
Perencanaan Audit
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
Dependent Variable: AUD_PLAN
Scatterplot
Grafik scatterplot pada gambar 4.4. di atas menunjukkan bahwa
tidak ada heteroskedastisitas dalam model regresi ini. Dapat kita lihat titik-
titiknya tidak membentuk suatu pola yang jelas dan terlihat tidak
beraturan. Mereka juga terlihat menyebar secara acak diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbuY.
Tabel 4.26.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement),
Representasi Masalah (Problem Representation) dan
Perencanaan Audit Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.223 1.083 2.053 .050 Zscore(EXEC_INV) .977 .606 .358 1.611 .118 Zscore(PROB_REP) -.279 .613 -.102 -.455 .653 Zscore(CLI_INFO) -1.215 .666 -.445 -1.823 .079 MODERAT_1 -.716 .945 -.154 -.758 .455 MODERAT_2 .407 .906 .086 .449 .657 a Dependent Variable: LnU2i
Berdasarkan data pada tabel 4.26. di atas, keseluruhan variabel
independen dalam model regresi pengaruh informasi klien terhadap
hubungan antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive
involvement), representasi masalah (problem representation) dan
perencanaan audit tidak ada yang signifikan mempengaruhi variabel
dependen LnU2i (logaritma dari kuadrat residual dari model regresi), jika
dilihat dari nilai signifikansinya yang jauh diatas 0,05. Melalui, uji Park
ini dapat disimpulkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi
tidak terdapat heteroskedastisitas. Hasil uji Park ini sejalan dengan hasil
uji scatterplot.
Tabel 4.27.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement),
Representasi Masalah (Problem Representation) dan
Perencanaan Audit Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.515 2.190 1.149 .260 Zscore(EXEC_INV) 2.409 1.226 .359 1.965 .059 Zscore(PROB_REP) .441 1.241 .066 .355 .725 Zscore(CLI_INFO) -4.241 1.348 -.632 -3.148 .004 MODERAT_1 2.549 1.911 .223 1.334 .193 MODERAT_2 .917 1.833 .079 .500 .621 a Dependent Variable: AbsUt
Berdasarkan data dari tampilan output SPSS pada tabel 4.27. di
atas menunjukkan bahwa ternyata ada satu variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut
Ut (AbsUt), yaitu variabel informasi klien (CLI_INFO―standardized).
Hal ini dapat terlihat dari probabilitas signifikansinya yang jauh dibawah
tingkat kepercayaan 5% (0,004) dengan koefisien parameter beta -4,241.
Jadi, dapat disimpulkan model regresi mengandung heteroskedastisitas.
Hasil uji Glejser ini tidak konsisten dengan hasil uji Park maupun dengan
hasil uji scatterplot.
3. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal probability
plot, dimana suatu model dikatakan terdistribusi normal jika titik-titik
sebaran terletak di sekitar garis diagonal. Hasil uji normalitas dapat dilihat
pada gambar 4.5., gambar 4.6., gambar 4.7., dan gambar 4.8. serta tabel
4.28., tabel 4.29., tabel 4.30, dan tabel 4.31.
Gambar 4.5.
Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot)
Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: AUD_PLAN
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Grafik normal probability plot terlihat titik-titik menyebar di
sekitar garis diagonal, serta penyebarannya agak menjauh dari garis
diagonal. Grafik pada gambar 4.5. ini menunjukkan bahwa model regresi
pengaruh keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive
involvement) dan representasi masalah (problem representation) terhadap
perencanaan audit menyalahi asumsi normalitas.
Tabel 4.28.
Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov)
Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive
Involvement) dan Representasi Masalah (Problem Representation)
Terhadap Perencanaan Audit One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N 34 Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation 9.75968487 Most Extreme Differences
Absolute .211
Positive .160 Negative -.211 Kolmogorov-Smirnov Z 1.229 Asymp. Sig. (2-tailed) .097
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sementara itu, menurut hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-
S) pada tabel 4.28., bernilai 1,229 dan tidak signifikan pada 0,05 yaitu
0,097. Dengan demikian Ha ditolak yang berarti data terdistribusi normal.
Kesimpulannya, ternyata berdasarkan hasil uji statistik, model regresi
pengaruh keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive
involvement) dan representasi masalah (problem representation) terhadap
perencanaan audit masih dapat dikatakan terdistribusi secara normal. Hal
ini tidak konsisten dengan hasil uji grafik normal probability plot.
Gambar 4.6.
Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan
Perencanaan Audit
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: AUD_PLAN
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Data pada gambar 4.6. grafik normal probability plot di atas
terlihat menyebar di sekitar garis diagonal dan cukup mendekati arah garis
diagonal, maka model regresi pengaruh informasi klien terhadap hubungan
antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive
involvement) dan perencanaan audit masih dapat dikatakan memenuhi
asumsi normalitas.
Tabel 4.29.
Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement) dan
Perencanaan Audit One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N 34 Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation 10.13570696 Most Extreme Differences
Absolute .176
Positive .090 Negative -.176 Kolmogorov-Smirnov Z 1.027 Asymp. Sig. (2-tailed) .242 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Hasil uji statistik pada tabel 4.29. pun mengeluarkan nilai
Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,027 dan tidak signifikan pada 0,242
(diatas 0,05). Berarti Ha yang menyatakan bahwa data residual tidak
berdistribusi normal tertolak dan dengan kata lain data residual
terdistribusi normal. Hasil uji statistik ini konsisten dengan grafik normal
probability plot di atas yang menyimpulkan bahwa data residual
terdistribusi secara normal.
Gambar 4.7.
Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi
Masalah (Problem Representation) dan Perencanaan Audit
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: AUD_PLAN
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sebaran data pada gambar 4.7. grafik normal probability plot di
atas berada di sekeliling garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
namun penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal. Maka, melalui
grafik normal probability plot di atas, peneliti menyatakan bahwa model
regresi pengaruh informasi klien terhadap hubungan antara representasi
masalah (problem representation) dan perencanaan audit tidak dapat
memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4.30.
Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Representasi
Masalah (Problem Representation) dan Perencanaan Audit One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N 34 Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation 8.78131222 Most Extreme Differences
Absolute .191
Positive .100 Negative -.191 Kolmogorov-Smirnov Z 1.115 Asymp. Sig. (2-tailed) .167 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Data hasil uji statistik pada tabel 4.30. tidak konsisten dengan hasil
grafik normal probability plot yang mengatakan bahwa data residual tidak
terdistribusi normal dengan menghasilkan nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 1,115 pada 0,167 (tidak signifikan pada 0,05). Oleh karena itu, Ha
yang mengatakan bahwa data residual tidak berdistribusi normal
dinyatakan tertolak.
Gambar 4.8.
Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probability Plot)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement),
Representasi Masalah (Problem Representation) dan
Perencanaan Audit
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: AUD_PLAN
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Berdasarkan gambar 4.8. di atas, dapat dilihat bahwa model
regresi, yaitu pengaruh informasi klien terhadap hubungan antara
keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement),
representasi masalah (problem representation) dan perencanaan audit,
telah memenuhi asumsi normalitas, sebab sebaran data terdistribusi normal
dimana titik-titiknya terletak di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal.
Tabel 4.31.
Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov)
Pengaruh Informasi Klien Terhadap Hubungan Antara Keterlibatan
Pimpinan Kantor Akuntan Publik (Executive Involvement),
Representasi Masalah (Problem Representation) dan
Perencanaan Audit One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N 34 Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation 8.62963069 Most Extreme Differences
Absolute .150
Positive .135 Negative -.150 Kolmogorov-Smirnov Z .877 Asymp. Sig. (2-tailed) .425 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Berdasarkan tabel 4.31. di atas, dapat dilihat bahwa model regresi,
yaitu pengaruh informasi klien terhadap hubungan antara keterlibatan
pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement), representasi
masalah (problem representation) dan perencanaan audit, telah memenuhi
asumsi normalitas, sebab nilai yang dihasilkan oleh Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,877 dan tidak signifikan pada 0,425 (jauh diatas 0,05). Berarti,
Ha tertolak dan data residual berdistribusi normal. Hasil uji statistik ini
konsisten dengan hasil uji grafik normal probability plot sebelumnya.
E. Pengujian Hipotesis
1. Hasil Uji Hipotesis Pertama (Ha1)
Hipotesis 1 menguji pengaruh keterlibatan pimpinan kantor
akuntan publik (executive involvement) dan representasi masalah (problem
representation) terhadap perencanaan audit. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan regresi linear berganda, yaitu dengan melihat uji
koefisien determinasi untuk melihat ketepatan model dan uji t statistik
untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
secara individual. Hasil pengujian hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel
4.32., tabel 4.33., dan tabel 4.34.
a. Koefisien Determinasi
Tabel 4.32.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Hipotesis 1) Model Summary(b)
a Predictors: (Constant), EXEC_INV, PROB_REP b Dependent Variable: AUD_PLAN
Berdasarkan tabel 4.32., diperoleh nilai koefisien determinasi
(Adjusted R Square) sebesar 0,446. Artinya variabel perencanaan audit
(AUD_PLAN) dapat dijelaskan oleh variabel keterlibatan pimpinan
kantor akuntan publik (EXEC_INV―executive involvement) dan
representasi masalah (PROB_REP―problem representation) hanya
sebesar 44,6%, sedangkan sisanya 54,4% dijelaskan oleh variabel lain
di luar model. Variabel-variabel tersebut dapat berupa pengalaman
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .692(a) .479 .446 10.070
auditor, struktur pengetahuan auditor (knowledge structure), penilaian
auditor (auditor’s judgement), keahlian auditor (auditor’s skills),
tujuan dan ruang lingkup audit (audit objective and scope), kerjasama
antara auditor dengan klien, dan lain-lain.
Penilaian auditor (auditor judgement) adalah pertimbangan
auditor mengenai tingkat materialitas, risiko audit, risiko bawaan, dan
risiko deteksi. Sedangkan keahlian auditor (auditor’s skills) adalah
keunggulan dalam hal pengetahuan, dan pemahaman maupun
pengalamannya pada suatu bidang industri.
Tujuan audit terdiri dari tujuan audit menyeluruh dan tujuan
audit spesifik. Boynton dkk. (2003:195) tujuan menyeluruh dari audit
laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan
keuangan klien telah menyatakan secara wajar, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan GAAP. Sedangkan tujuan audit spesifik bagi
setiap akun diambil dari asersi yang dibuat oleh manajemen dan
dimuat dalam laporan keuangan.
Ruang lingkup audit adalah keputusan audit yang meliputi
sifat, saat, dan luas pengujian yang harus dilaksanakan serta penetapan
staf untuk melaksanakan audit. Sifat mengacu pada sifat dan
efektivitas pengujian yang akan dilaksanakan. Saat mengacu pada
kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit serta menarik
kesimpulan audit. Luas prosedur audit berkaitan dengan keputusan
auditor tentang berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh.
Penetapan staf berkaitan dengan penugasan dan supervisi personel
(Boynton dkk., 2003:227).
Problem representation adalah cara auditor untuk menafsirkan
atau mendeskripsikan suatu permasalahan. Chi et al. (1981) dalam
Christ (1993:306) menyatakan bahwa:
A problem representation is a decision maker’s understanding and interpretation of a problem situation.
Selanjutnya, Christ (1993:306) menambahkan bahwa problem
representation ini dikembangkan dengan memetakan seluruh informasi
yang ada untuk menyelesaikan suatu tugas kedalam struktur
pengetahuan yang berhubungan dengan jenis dari tugas tersebut.
Lebih jauh, Ashton et al. (1988:108) dalam Christ (1993:305)
menjelaskan tentang struktur pengetahuan:
The role of schemata is particularly relevant in auditing, because the schemata developed by auditors through experience and prior knowledge of client situations may affect the manner in which the auditor perceives the evaluation of assertions and the need to accumulate and interpret evidence about these assertions.
Rumelhart (1984) dalam Christ (1993:305) mengomentari
penjelasan Ashton et al. (1988:108) di atas bahwa Ashton et al.
(1988:108) menggunakan istilah schemata yang dapat diartikan
sebagai struktur pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan yang
merepresentasikan konsep umum.
b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F)
Tabel 4.33.
Hasil Uji F (Hipotesis 1) ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2892.143 2 1446.072 14.262 .000(a) Residual 3143.298 31 101.397 Total 6035.441 33 a Predictors: (Constant), EXEC_INV, PROB_REP b Dependent Variable: AUD_PLAN
Hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F) yang ditampilkan
pada tabel 4.33. menghasilkan nilai F hitung sebesar 14,262 dengan
tingkat signifikansi 0,000 menunjukkan probabilitas signifikansi lebih
kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel keterlibatan
pimpinan kantor akuntan publik (EXEC_INV―executive involvement)
dan representasi masalah (PROB_REP―problem representation)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel perencanaan audit
(AUD_PLAN).
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Tabel 4.34.
Hasil Uji t (Hipotesis 1) Coefficients(a)
a Dependent Variable: AUD_PLAN
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 23.957 14.200 1.687 .102 EXEC_INV .107 .128 .109 .836 .410 PROB_REP 1.163 .223 .677 5.215 .000
Berdasarkan tabel 4.34. diatas dapat dibuat persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = α + β
1 X
1 + β
2 X
2 + e
Y = 23,957 + 0,107 X1 + 1,163 X2 + e
Persamaan di atas mempunyai arti bahwa setiap naiknya
keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (EXEC_INV―executive
involvement) atau representasi masalah (PROB_REP―problem
representation) sebesar 1% akan menyebabkan naiknya perencanaan
audit (AUD_PLAN) masing-masing sebesar 0,107 dan 1,163.
Hasil uji signifikansi parameter individual (uji t statistik) untuk
variabel keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV―executive involvement) menghasilkan nilai t hitung
sebesar 0,836 dengan tingkat signifikansi 0,410 yang berarti lebih
besar dari 0,05. Hal ini berarti hasil penelitian ini menolak H1 yang
menyatakan keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV―executive involvement) berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap perencanaan audit (AUD_PLAN).
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Hapsari (2008), dimana hasilnya keterlibatan
pimpinan kantor akuntan publik (EXEC_INV―executive involvement)
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan klien dan
kualitas audit kantor akuntan publik. Jelas terlihat bahwa perbedaan
hasil disebabkan oleh perbedaan responden dan variabel dependen.
Responden dalam penelitian Hapsari (2008) adalah klien auditor
(auditee) dan bukan auditornya sendiri seperti responden dalam
penelitian kali ini.
Selanjutnya, hasil uji signifikansi parameter individual (uji t
statistik) untuk variabel representasi masalah (PROB_REP―problem
representation) menghasilkan nilai t hitung sebesar 5,215 dengan
tingkat signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Hasil
penelitian ini berhasil mendukung H1 yang menyatakan representasi
masalah (PROB_REP―problem representation) berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap perencanaan audit (AUD_PLAN).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Felix dan Kinney (1982), Glaser (1984), dan Christ (1993),
Nelson et al. (1995), serta Lehman dan Norman (2006) yang
menemukan bahwa representasi masalah (PROB_REP―problem
representation) berpengaruh terhadap perencanaan audit
(AUD_PLAN). Dengan demikian, dalam penelitian ini, representasi
masalah (PROB_REP―problem representation) dari auditor yang
lebih berpengalaman seperti managing partner, partner, dan manajer
dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi perencanaan audit. Jika
mereka terlibat aktif dalam perencanaan audit maka perencanaan audit
yang dihasilkan dapat lebih tepat.
2. Hasil Uji Hipotesis Kedua (Ha2)
Hipotesis 2 menguji pengaruh informasi klien terhadap hubungan
antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive
involvement) dan perencanaan audit. Pengujian hipotesis 2 dilakukan
dengan menggunakan uji nilai selisih mutlak. Untuk kepentingan uji nilai
selisih mutlak, perlu disiapkan data nilai selisih mutlak antara variabel
keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (EXEC_INV―executive
involvement) dengan variabel informasi klien (CLI_INFO), dimana nilai
EXEC_INV dan CLI_INFO adalah standardized. Nilai selisih mutlak
variabel keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV―executive involvement) dengan variabel informasi klien
(CLI_INFO) dinyatakan dalam MODERAT_1. Hasil uji hipotesis 2
disajikan dalam tabel 4.35., tabel 4.36., dan tabel 4.37.
a. Koefisien Determinasi
Tabel 4.35.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Hipotesis 2) Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .662(a) .438 .382 10.630 a Predictors: (Constant), MODERAT_1, Zscore(CLI_INFO), Zscore(EXEC_INV) b Dependent Variable: AUD_PLAN
Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) pada tabel
4.35. di atas cukup rendah, yaitu sebesar 0,382. Dengan kata lain,
variabilitas perencanaan audit (AUD_PLAN) yang dapat dijelaskan
oleh variabel keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV―standardized), variabel informasi klien
(CLI_INFO―standardized), dan MODERAT_1 hanya 38,2% saja.
Sisanya 61,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi ini.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi ini kurang baik.
b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F)
Tabel 4.36.
Hasil Uji F (Hipotesis 2) ANOVA(b)
a Predictors: (Constant), MODERAT_1, Zscore(CLI_INFO), Zscore(EXEC_INV) b Dependent Variable: AUD_PLAN
Hasil Anova atau F test pada tabel 4.36. menunjukkan bahwa
nilai F hitung sebesar 7,803 dengan tingkat signifikansi 0,001 jauh
dibawah 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel independen keterlibatan
pimpinan kantor akuntan publik (EXEC_INV―standardized), variabel
informasi klien (CLI_INFO―standardized), dan MODERAT_1 secara
bersama-sama atau simultan mempengaruhi perencanaan audit
(AUD_PLAN).
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2645.267 3 881.756 7.803 .001(a) Residual 3390.174 30 113.006 Total 6035.441 33
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Tabel 4.37.
Hasil Uji t (Hipotesis 2) Coefficients(a)
a Dependent Variable: AUD_PLAN
Persamaan regresi yang dapat dibuat berdasarkan data dari
tabel 4.37. di atas adalah sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β3X3 + β4|X1−X3| + e
Y = 91,799 − 1,028X1 + 8,070X3 − 5,005|X1−X3| + e
Makna dari persamaan di atas adalah tiap kenaikan keterlibatan
pimpinan kantor akuntan publik (EXEC_INV―standardized) dan
MODERAT_1 sebesar 1% dapat menyebabkan penurunan
perencanaan audit (AUD_PLAN) sebesar 1,028 dan 5,005. Sebaliknya,
jika informasi klien (CLI_INFO―standardized) mengalami
peningkatan sebesar 1% maka perencanaan audit (AUD_PLAN) juga
mengalami peningkatan sebesar 8,070. Konstanta senilai 91,799
bermakna bahwa jika tidak ada variabel independen apapun maka nilai
Y (AUD_PLAN―perencanaan audit) adalah 91,799.
Tabel 4. menunjukkan bahwa secara individu variabel
independen keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV―standardized) tidak berpengaruh terhadap perencanaan
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 91.799 3.531 25.997 .000 Zscore(EXEC_INV) -1.028 2.379 -.076 -.432 .669 Zscore(CLI_INFO) 8.070 2.357 .597 3.424 .002 MODERAT_1 -5.005 3.671 -.217 -1.363 .183
audit (AUD_PLAN) dengan memberikan nilai koefisien parameter
beta -1,028 dan probabilitas signifikansi 0,669 (jauh diatas 0,05).
Sedangkan variabel informasi klien (CLI_INFO―standardized)
ternyata secara individual mampu mempengaruhi variabel perencanaan
audit (AUD_PLAN) yang memperoleh nilai koefisien parameter beta
sebesar 8,070 dan probabilitas signifikansi 0,002 (jauh dibawah 0,05).
Variabel moderating MODERAT_1 ternyata tidak signifikan
yaitu dengan mendapatkan nilai koefisien parameter beta sebesar
−5,005 dan probabilitas signifikansi 0,183 (jauh diatas 0,05). Jika
pengujian dilakukan dengan pendekatan MRA (Moderated Regression
Analysis) dan residual pun akan konsisten menghasilkan nilai yang
tidak signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa variabel informasi
klien (CLI_INFO) memang bukan variabel moderating, jika
dihubungkan antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV―standardized) dengan perencanaan audit
(AUD_PLAN).
3. Hasil Uji Hipotesis Ketiga (Ha3)
Hipotesis 3 menguji pengaruh informasi klien terhadap hubungan
antara representasi masalah (problem representation) dan perencanaan
audit. Pengujian hipotesis 3 dilakukan dengan menggunakan uji nilai
selisih mutlak. Untuk kepentingan uji nilai selisih mutlak, perlu disiapkan
data nilai selisih mutlak antara variabel representasi masalah (problem
representation) dengan variabel informasi klien, dimana nilai kedua
variabel telah di-standardized. Nilai selisih mutlak variabel representasi
masalah (problem representation) dengan variabel informasi klien
dinyatakan dalam MODERAT_2. Hasil uji hipotesis 3 disajikan dalam
tabel 4.38., tabel 4.39., dan tabel 4.40.
a. Koefisien Determinasi
Tabel 4.38.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Hipotesis 3) Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .761(a) .578 .536 9.210 a Predictors: (Constant), MODERAT_2, Zscore(CLI_INFO), Zscore(PROB_REP) b Dependent Variable: AUD_PLAN
Hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R Square) untuk
hipotesis 3 diperoleh nilai 0,536. Artinya sebesar 53,6% variabel
perencanaan audit (AUD_PLAN) mampu dijelaskan oleh variasi
variabel representasi masalah (PROB_REP―standardized), variabel
informasi klien (CLI_INFO―standardized) dan MODERAT_2.
Selebihnya sebesar 46,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
Nilai koefisien determinasi yang lebih dari 50% ini menunjukkan
bahwa model regresi ini cukup baik.
b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F)
Tabel 4.39.
Hasil Uji F (Hipotesis 3) ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3490.764 3 1163.588 13.718 .000(a) Residual 2544.678 30 84.823 Total 6035.441 33 a Predictors: (Constant), MODERAT_2, Zscore(CLI_INFO), Zscore(PROB_REP) b Dependent Variable: AUD_PLAN
Hasil uji signifikansi simultan F yang tersaji pada tabel 4.39.
menghasilkan nilai F hitung sebesar 13,718 dengan tingkat signifikansi
0,000 yang jauh dibawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel (PROB_REP―standardized), variabel informasi klien
(CLI_INFO―standardized) dan MODERAT_2 secara bersama-sama
berpengaruh terhadap perencanaan audit (AUD_PLAN).
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Tabel 4.40
Hasil Uji t (Hipotesis 3) Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 90.196 2.924 30.852 .000 Zscore(PROB_REP) 5.918 2.042 .438 2.897 .007 Zscore(CLI_INFO) 4.951 1.861 .366 2.660 .012 MODERAT_2 -3.170 3.094 -.136 -1.024 .314 a Dependent Variable: AUD_PLAN
Deteksi data pada tabel 4.40. di atas menghasilkan persamaan
regresi sebagai berikut:
Y = a + β2X2 + β3X3 + β5|X2−X3| + e
Y = 90,196 + 5,918X2 + 4,951X3 − 3,170|X1−X3| + e
Persamaan regresi di atas menyatakan bahwa jika representasi
masalah (PROB_REP―standardized) dan informasi klien
(CLI_INFO―standardized) meningkat sebesar 1% akan
mengakibatkan meningkatnya pula perencanaan audit (AUD_PLAN)
masing-masing sebesar 5,918 dan 4,951. Namun, jika yang mengalami
peningkatan adalah MODERAT_2 sebesar 1% dapat mengakibatkan
menurunnya perencanaan audit (AUD_PLAN) sebesar 3,170.
Hasil uji t untuk hipotesis 3 yang ditampilkan pada tabel 4.40.
menghasilkan nilai t hitung sebesar -1,024 untuk MODERAT_2
dengan tingkat signifikansi 0,314 atau berada jauh di atas 0,05. Hasil
tidak signifikan ini berarti menolak H3 yang menyatakan informasi
klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara
representasi masalah dan perencanaan audit.
Pengujian hipotesis ketiga jika menggunakan pendekatan MRA
(Moderated Regression Analysis) maupun pendekatan residual akan
memperoleh hasil yang sama, yaitu menghasilkan nilai yang tidak
signifikan, sehingga variabel informasi klien memang tidak dapat
menjadi variabel pemoderasi. Hasil yang tidak signifikan ini juga
menunjukkan bahwa informasi klien tidak dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan antara representasi masalah dengan
perencanaan audit.
4. Hasil Uji Hipotesis Keempat (Ha4)
Hipotesis 4 menguji pengaruh informasi klien terhadap hubungan
antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive
involvement), representasi masalah (problem representation) dan
perencanaan audit. Pengujian hipotesis 4 pun dilakukan dengan
menggunakan uji nilai selisih mutlak. Untuk kepentingan uji nilai selisih
mutlak, perlu disiapkan data nilai selisih mutlak antara variabel
keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement)
dengan variabel informasi klien. Nilai selisih mutlak variabel keterlibatan
pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement) dengan variabel
informasi klien dinyatakan dalam MODERAT_1.
Selanjutnya, nilai selisih mutlak antara variabel representasi
masalah (problem representation) dengan variabel informasi klien harus
disiapkan pula. Nilai selisih mutlak variabel representasi masalah (problem
representation) dengan variabel informasi klien dinyatakan dalam
MODERAT_2. Perlu diketahui pula, bahwa setiap variabel independen
yang masuk dalam uji nilai selisih mutlak harus di-standardized terlebih
dahulu. Tabel 4.41., tabel 4.42., dan tabel 4.43. akan menyajikan data hasil
uji statistik dari hipotesis keempat.
a. Koefisien Determinasi
Tabel 4.41.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Hipotesis 4) Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .770(a) .593 .520 9.369 a Predictors: (Constant), MODERAT_2, Zscore(EXEC_INV), MODERAT_1, Zscore(PROB_REP), Zscore(CLI_INFO) b Dependent Variable: AUD_PLAN
Observasi data pada tabel 4.41. di atas menghasilkan nilai
koefisien determinasi (Adjusted R Square) untuk hipotesis 3 sebesar
0,520. Artinya, 52% dari variabel perencanaan audit (AUD_PLAN)
dapat dijelaskan oleh variasi variabel keterlibatan pimpinan kantor
akuntan publik (EXEC_INV―standardized), variabel representasi
masalah (PROB_REP―standardized), variabel informasi klien
(CLI_INFO―standardized), variabel MODERAT_1, dan variabel
MODERAT_2. Selebihnya sebesar 48% dijelaskan oleh variabel lain
di luar model. Nilai koefisien determinasi yang melebihi 50% ini
mengindikasikan bahwa model regresi ini juga cukup baik.
b. Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F)
Tabel 4.42.
Hasil Uji F (Hipotesis 4) ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3577.914 5 715.583 8.153 .000(a) Residual 2457.527 28 87.769 Total 6035.441 33
a Predictors: (Constant), MODERAT_2, Zscore(EXEC_INV), MODERAT_1, Zscore(PROB_REP), Zscore(CLI_INFO) b Dependent Variable: AUD_PLAN
Nilai signifikansi simultan F yang terlihat pada tabel 4.42.
memperoleh nilai F hitung sebesar 8,153 dengan tingkat signifikansi
0,000 yang jauh dibawah 0,05. Maka dapat dibuat suatu kesimpulan
dinilai dari data pada tabel di atas bahwa variabel keterlibatan
pimpinan kantor akuntan publik (EXEC_INV―standardized), variabel
representasi masalah (PROB_REP―standardized), variabel informasi
klien (CLI_INFO―standardized), variabel MODERAT_1, dan
variabel MODERAT_2 secara bersama-sama berpengaruh terhadap
perencanaan audit (AUD_PLAN).
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Tabel 4.43.
Hasil Uji t (Hipotesis 4) Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 92.211 3.812 24.187 .000 Zscore(EXEC_INV) -.404 2.135 -.030 -.189 .851 Zscore(PROB_REP) 5.402 2.160 .399 2.501 .019 Zscore(CLI_INFO) 5.047 2.346 .373 2.152 .040 MODERAT_1 -2.651 3.327 -.115 -.797 .432 MODERAT_2 -2.957 3.191 -.127 -.927 .362 a Dependent Variable: AUD_PLAN
Berdasarkan data pada tabel 4.43. di atas, dapat dibuat
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4|X1−X3| + β5|X2−X3| + e
Y = 92,211 − 0,404X1 + 5,402X2 + 5,047X3 − 2,651|X1−X3| −
2,957|X2−X3| + e
Persamaan regresi di atas menyatakan bahwa jika representasi
masalah (PROB_REP―standardized) dan informasi klien
(CLI_INFO―standardized) meningkat sebesar 1% akan
mengakibatkan meningkatnya pula perencanaan audit (AUD_PLAN)
masing-masing sebesar 5,402 dan 5,047. Namun, jika yang mengalami
peningkatan adalah keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(EXEC_INV―standardized), MODERAT_1, dan MODERAT_2
sebesar 1% dapat mengakibatkan menurunnya perencanaan audit
(AUD_PLAN) sebesar 0,404; 2,651 dan 2,957.
Hasil uji t untuk hipotesis 4 yang ditampilkan pada tabel 4.43.
menghasilkan nilai t hitung sebesar -0,797 untuk MODERAT_1
dengan tingkat signifikansi 0,432 yang jauh di atas 0,05. Begitu pula
dengan MODERAT_2 yang memperoleh nilai t hitung sebesar -0,927
dengan tingkat signifikansi 0,362 yang jauh diatas 0,05. Hasil tidak
signifikan ini berarti menolak H4 yang menyatakan bahwa informasi
klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara
keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik, representasi masalah, dan
perencanaan audit.
Pendekatan MRA (Moderated Regression Analysis) dan
pendekatan residual pun dilakukan untuk menguji hipotesis keempat.
Namun, kedua pendekatan itupun konsisten hasilnya dengan
pendekatan nilai selisih mutlak, yaitu menghasilkan nilai yang tidak
signifikan, sehingga variabel informasi klien memang tidak dapat
menjadi variabel pemoderasi. Hasil yang tidak signifikan ini juga
menunjukkan bahwa informasi klien tidak dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan
publik, representasi masalah dan perencanaan audit.
Analisis Suplemen (Pelengkap)
Pada sub bab ini, peneliti ingin menambahkan sebuah hipotesis
sebagai pelengkap dari hipotesis yang sudah ada. Peneliti ingin menguji
variabel informasi klien sebagai variabel independen bukan sebagai
variabel moderating. Hipotesis ini menguji pengaruh informasi klien
terhadap perencanaan audit. Hasil uji hipotesis ini dapat dilihat pada tabel
4.44. dan 4.45. di bawah ini:
Tabel 4.44.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .614(a) .376 .357 10.845 a Predictors: (Constant), Informasi Klien b Dependent Variable: Perencanaan Audit
Informasi klien pada tabel 4.44. memiliki nilai Adjusted R Square
sebesar 35,7%. Artinya, variabel informasi klien dapat menjelaskan
variabel perencanaan audit sebanyak 35,7%. Sisanya, 64,3% dijelaskan
oleh variabel lain diluar model. Variabel-variabel tersebut dapat berupa
pengalaman auditor, struktur pengetahuan auditor (knowledge structure),
penilaian auditor (auditor’s judgement), keahlian auditor (auditor’s skills),
tujuan dan ruang lingkup audit (audit objective and scope), kerjasama
antara auditor dengan klien, dan lain-lain.
Tabel 4.45.
Hasil Uji t Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 35.619 11.988 2.971 .006
CLIENT_INFO .749 .170 .614 4.395 .000
a Dependent Variable: AUD_PLAN
Berdasarkan data pada tabel 4.45. dapat dibuat persamaan regresi:
Y = α + β
1 X
1 + e
Y = 35,619 + 0,749 X1 + e
Arti persamaan di atas adalah setiap naiknya informasi klien
sebesar 1% akan menyebabkan naiknya perencanaan audit sebesar 0,749.
Dalam analisis pelengkap ini peneliti ingin menunjukkan bahwa sebagai
variabel independen, ternyata informasi klien berpengaruh sangat
signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dibawah tingkat
kepercayaan 5%. Artinya, variabel informasi klien berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perencanaan audit jika variabel informasi klien
diperlakukan sebagai variabel independen.
F. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teori mengenai
perencanaan audit yang dilakukan oleh auditor terutama managing partner,
partner, dan manajer. Hasil penelitian ini memberikan berbagai dukungan
untuk hipotesis. Pertama, keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(executive involvement) tidak signifikan mempengaruhi perencanaan audit dan
sebaliknya, representasi masalah (problem representation) secara signifikan
mempengaruhi perencanaan audit.
Hasil uji hipotesis ini mengindikasikan bahwa pimpinan kantor
akuntan publik (managing partner, partner, dan manajer) tidak perlu terlibat
secara aktif dan intensif dalam membuat perencanaan audit. Jika mereka
terlibat aktif, hal ini dapat menimbulkan banyaknya pendapat yang dihasilkan
oleh berbagai jenjang auditor yang memiliki berbagai kepentingan dalam
membuat perencanaan audit. Banyaknya pendapat akan menimbulkan konflik
kepentingan diantara mereka sehingga perencanaan audit menjadi tidak efisien
bahkan akan menjadi tidak efektif. Hogart (1991) dalam Christ (1993)
bagaimanapun, representasi masalah (problem representation) dan
pengetahuan perencanaan audit dari auditor senior adalah cukup baik untuk
menghasilkan perencanaan audit yang efisien dan efektif.
Selanjutnya, representasi masalah (problem representation) dari
pimpinan auditor ternyata dapat membuat perencanaan audit lebih efisien dan
efektif. Sementara disisi lain mereka tidak dapat terlibat aktif dalam membuat
perencanaan audit, jadi apa yang sebaiknya dilakukan. Menurut peneliti,
berdasarkan data yang ada, yang sebaiknya dilakukan adalah dalam membuat
perencanaan audit, auditor senior dibantu seperlunya oleh manajer kemudian
perencanaan audit tersebut ditelaah kembali oleh partner atau managing
partner.
Dengan begitu, konflik kepentingan tidak terjadi dan representasi
masalah (problem representation) dari pimpinan auditor tetap tertuang dalam
perencanaan audit tersebut. Jadi, metode pembuatan perencanaan audit yang
dilakukan oleh sebagian besar Kantor Akuntan Publik sudah tepat, jika
melihat kembali tabel demografi responden mengenai penanggung jawab
penyusunan perencanaan audit. Yaitu, perencanaan audit paling banyak dibuat
oleh manajer (44,1%). Kemudian pada urutan kedua, perencanaan audit dibuat
oleh auditor senior yang bekerjasama dengan manajer, lalu ditelaah dan
disetujui oleh partner (26,5%).
Tabel 4.46.
Penanggung Jawab Penyusunan Perencanaan Audit
Penanggung Jawab
Penyusunan Perencanaan
(Program) Audit
Partner 3 8.8% Manajer 15 44.1% Auditor Senior 3 8.8% Manajer, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Partner 1 2.9% Auditor Senior, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Manajer 3 8.8% Auditor Senior bekerjasama dengan Manajer, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Partner 9 26.5%
Sumber: Data diolah
Kedua, informasi klien tidak dapat menjadi pemoderasi hubungan
antara keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement)
dengan perencanaan audit. Hasil uji hipotesis ini menyimpulkan bahwa
pimpinan auditor adalah orang yang memiliki pengalaman sangat luas dalam
bidangnya sehingga struktur pengetahuannya pun berkembang dan
representasi masalah (problem representation) yang dimiliki secara signifikan
mempengaruhi efisiensi dan efektivitas dari seluruh proses informasi
berikutnya.
Oleh karena itulah, informasi yang cukup, andal, relevan, dan tepat
waktu terutama yang berhubungan dengan laporan keuangan klien lebih
dibutuhkan oleh mereka daripada keumuman informasi klien. Informasi yang
cukup dan tidak berlebihan (information overload) akan membuat
perencanaan audit menjadi lebih efisien dan efektif. Romney dan Steinbart
(2003:14) menuturkan bahwa kelebihan informasi itu mahal, karena kualitas
pengambilan keputusan menurun sementara biaya untuk menyediakan
informasi meningkat. Jadi, kelebihan informasi mengurangi nilai informasi itu
sendiri. Pernyataan pendapat peneliti ini juga berlaku untuk hipotesis ketiga
dan hipotesis keempat.
Ketiga, berdasarkan analisis pelengkap, jika bukan sebagai variabel
moderating melainkan sebagai variabel independen ternyata informasi klien
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perencanaan audit. Hasil
ini mengindikasikan bahwa jika pimpinan kantor akuntan publik beserta
representasi masalah (problem representation) yang mereka miliki tidak
terlibat dalam perencanaan audit, maka informasi mengenai keumuman klien,
laporan keuangannya, pengendalian internalnya, dan sebagainya tetap
diperlukan dalam pembuatan perencanaan audit. Artinya, jika yang membuat
perencanaan audit itu adalah auditor senior dengan pengalamannya yang
belum cukup memadai dan representasi masalah (problem representation)
yang belum berkembang maka berbagai informasi klien tetap diperlukan agar
perencanaan audit yang dihasilkan dapat efektif. Walaupun tidak dapat efisien
dikarenakan informasi yang diperlukan oleh mereka berlebihan (information
overload).
Perlu diketahui pula bahwa pendapat peneliti ini adalah berdasarkan
data yang berhasil dikumpulkan dan diproses oleh peneliti. Sementara data
yang berhasil dikumpulkan sedikit, tidak dapat digeneralisasi dan dalam
menentukan bagaimana data diproses pun memiliki banyak pilihan. Peneliti
menyadari kekurangan tersebut dan dalam memilih pengujian pun dapat tidak
tepat. Peneliti hanya ingin mengatakan bahwa sekarang, berdasarkan data
yang ada, dapat berpendapat demikian sementara di lain waktu peneliti dapat
berpendapat berbeda. Oleh karena itu, bagaimanapun, penelitian lebih jauh
diperlukan untuk menetapkan pendapat tersebut. Misalnya, bagaimana
informasi dalam representasi masalah (problem representation) diproses dan
digunakan harus diteliti lebih lanjut sebelum pendapat peneliti diputuskan
kebenarannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: pertama, pengaruh keterlibatan
pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement) dan representasi
masalah (problem representation) terhadap perencanaan audit. Kedua,
pengaruh informasi klien terhadap hubungan antara keterlibatan pimpinan
kantor akuntan publik (executive involvement) dan perencanaan audit. Ketiga,
pengaruh informasi klien terhadap hubungan antara representasi masalah
(problem representation) dan perencanaan audit. Akhirnya, keempat,
pengaruh informasi klien terhadap hubungan antara keterlibatan pimpinan
kantor akuntan publik (executive involvement), representasi masalah (problem
representation), dan perencanaan audit. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 34 orang yang merupakan managing partner, partner, dan manajer
pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta. Pengujian dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji residual. Dari hasil
pengujian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa:
1. Keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement) dan
representasi masalah (problem representation) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap perencanaan audit, sebab nilai
signifikannya kurang dari 0,05, yaitu 0,000, dengan demikian H1 diterima.
Namun, secara individual keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik
(executive involvement) tidak berpengaruh signifikan terhadap
perencanaan audit, sebab nilai signifikannya secara individual lebih dari
0,05, yaitu 0,410. Sedangkan representasi masalah (problem
representation) secara individual berpengaruh signifikan terhadap
perencanaan audit, dengan nilai signifikan parameter individualnya kurang
dari 0,05, yaitu 0,000.
2. Informasi klien tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara
keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement) dan
perencanaan audit. Nilai koefisien parameternya -0,065 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,430 (>0,05) menandakan variabel informasi klien
bukanlah variabel pemoderasi. Dengan demikian, penelitian ini tidak
berhasil membuktikan H2.
3. Informasi klien tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara
representasi masalah (problem representation) dan perencanaan audit.
Nilai koefisien parameternya sebesar -0,063 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,348 (>0,05) menandakan variabel informasi klien bukanlah
variabel pemoderasi hubungan antara representasi masalah (problem
representation) dan perencanaan audit.. Dengan demikian, penelitian ini
tidak berhasil membuktikan H3 atau dengan kata lain H3 ditolak.
4. Informasi klien tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara
keterlibatan pimpinan kantor akuntan publik (executive involvement),
representasi masalah (problem representation), dan perencanaan audit.
Nilai koefisien parameternya sebesar -0,128 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,496 (>0,05) menandakan variabel informasi klien bukanlah
variabel pemoderasi hubungan antara keterlibatan pimpinan kantor
akuntan publik (executive involvement), representasi masalah (problem
representation), dan perencanaan audit. Kesimpulannya, penelitian ini
tidak berhasil mendukung H4.
B. Implikasi
Beberapa implikasi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dapat memberikan masukan yang penting bagi para eksekutif
auditor (managing partner, partner, dan manajer) bahwa keterlibatan aktif
mereka, dalam penelitian kali ini, tidak membuat perencanaan audit
menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Perbedaan representasi masalah (problem representation) yang lebih baik
yang dimiliki oleh managing partner, partner, dan manajer dibandingkan
senior dan junior auditor ternyata dapat memicu perencanaan audit untuk
menjadi lebih efektif dan efisien. Hal ini dapat terjadi diduga karena
representasi masalah (problem representation) yang dimiliki oleh auditor
yang lebih berpengalaman lebih abstrak dalam memahami dan
menafsirkan suatu kasus sehingga ia tidak melihat suatu permasalahan dari
permukaannya saja namun lebih abstrak dan lebih memahami bagaimana
variabel-variabel yang berbeda saling terkait satu sama lain.
3. Informasi klien terbukti tidak dapat memicu managing partner, partner,
dan manajer untuk melakukan efektivitas dan efisiensi dalam proses
penyusunan perencanaan audit mereka. Hal ini disebabkan, menurut
beberapa literatur, karena managing partner, partner, dan manajer lebih
berpengalaman dan memiliki representasi masalah (problem
representation) yang lebih baik sehingga informasi klien kurang
dibutuhkan oleh mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, M. Jill,”Planning in Service Organizations”, Sam Advanced Management
Journal Volume 55 (3) Summer 1990. Bodnar, George H. dan William S. Hopwood,”Sistem Informasi Akuntansi: Jilid
1”, Edisi Kedelapan, Cetakan Kesepuluh, PT. Indeks, Jakarta, 2003. Boynton, William C., Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell,”Modern
Auditing”, Edisi ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003. Christ, Mary York,”Evidence on the Nature of Audit Planning Problem
Representations: An Examination of Auditor Free Recalls”, The Accounting Review Volume 68 No. 2 April 1993.
Elder, Randal J., Mark S. Beasley, dan Alvin A. Arens,”Auditing and Assurance
Services: An Integrated Approach”, Twelfth Edition, Cetakan Kesepuluh, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2008.
Ghozali, Imam,”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Griffin, Ricky W. dan Ronald J. Ebert,”Bisnis: Jilid 1”, Edisi Keenam, Cetakan
Kelima, Prenhallindo, Jakarta, 2003. Hammersley, Jacqueline S.,”Pattern Identification and Industry-Specialist
Auditors”, The Accounting Review, Volume 81, No. 2, 2006. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen,”Akuntansi Manajemen: Buku 1”,
Edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2006. Hapsari, Mirna,”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Klien dan
Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik”, Skripsi, Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2008.
Hariadi, Bambang,”Akuntansi Manajemen: Suatu Pengantar”, Edisi 1, Cetakan
Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 1992. Holmes, Arthur W. and David C. Burns,”Auditing: Standard and Procedures”,
Ninth edition, Richard D. Irwin, Inc., Singapore, 1979. Ikatan Akuntan Indonesia,”Standar Profesional Akuntan Publik”, Cetakan
Pertama, PT. Salemba Emban Patria, Jakarta, 2001.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo,”Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi & Manajemen”, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.
Koontz, Harold dan Cyril O’Donnell,”Management: A System and Contingency
Analysis of Managerial Functions”, Sixth Edition, McGraw-Hill Kogakusha, Japan, 1976.
Lehmann, Constance M. dan Carolyn Strand Norman,”The Effects of Experience
on Complex Problem Representation and Judgment In Auditing: An Experimental Investigation”, Behavioral Research in Accounting, Volume 18, 2006.
Machfoedz, Mas’ud,”Akuntansi Manajemen: Buku Dua”, Edisi Empat, Cetakan
Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 1989. Matz, Adolph dan Milton F. Usry,”Cost Accounting: Planning and Control”,
Seventh Edition, South-Western Publishing Co., Cincinnati, 1980. McLeod, Raymond Jr. dan George Schell,”Sistem Informasi Manajemen”, Edisi
Kedelapan, Cetakan Kelima, PT. Indeks, Jakarta, 2004. Nelson, Mark W., Robert Libby, dan Sarah E. Bonner,”Knowledge Structure and
the Estimation of Conditional Probabilities in Audit Planning”, The Accounting Review Volume 70 No. 1 January 1995.
Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart,”Sistem Informasi Akuntansi: Buku
1”, Edisi 9, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004. Santoso, Singgih. Latihan SPSS: Statistik Parametrik. Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2001. Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer, dan James H. Scheiner,”Audit
Internal Sawyer: Buku 1”, Edisi 5, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2006. Sulastiningsih,”Perencanaan dan Pelaksanaan Audit yang Tepat Untuk
Meningkatkan Efisiensi Audit”, Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha No. 11 Mei – September 1997.
Uyanto, Stanislaus S.,”Pedoman Analisis Data dengan SPSS”, Edisi Kedua,
Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.
L A M P I R A N 1
K U E S I O N E R P E N E L I T I A N
Kuesioner Dalam rangka penelitian:
“Analisis Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik dan Representasi Masalah Terhadap Perencanaan Audit dengan Informasi
Klien Sebagai Variabel Moderating”
Peneliti:
Dennis Steven Erthanegara
NIM: 104082002752
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1429H/ 2008M
Jakarta, 21 Agustus 2008 Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian Lampiran : 1 Kepada Yth. Bapak/ Ibu Responden di Tempat Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Program Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini tengah mengadakan penelitian dalam rangka menyusun tugas akhir berupa skripsi.
Nama : Dennis Steven Erthanegara NIM : 104082002752
Dalam penyusunan skripsi ini, besar harapan saya kepada Bapak/ Ibu, untuk berkenan meluangkan waktunya sejenak guna mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini. Sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja Bapak/ Ibu. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini adalah suatu survey yang dilakukan untuk mengukur Analisis Pengaruh Keterlibatan Pimpinan Kantor Akuntan Publik dan Representasi Masalah Terhadap Perencanaan Audit Dengan Informasi Klien Sebagai Variabel Moderating. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Peneliti menjamin sepenuhnya kerahasiaan identitas seluruh jawaban Bapak/ Ibu dengan etika penelitian.
Mohon diisi dengan lengkap dan sebenar-benarnya. Apabila ada salah satu nomor atau poin pertanyaan yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku dan tidak dapat digunakan.
Apapun jawaban Bapak/ Ibu tidak ada yang salah atau benar dan tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kerja Bapak/ Ibu di tempat Bapak/ Ibu bekerja.
Peneliti mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan atas hadirnya kuesioner ini. Atas kesediaan dan perhatian serta kerjasama Bapak/ Ibu, peneliti ucapkan terima kasih. Mengetahui, Hormat Saya, Dosen Pembimbing Peneliti Dr. Yahya Hamja, MM. Dennis Steven Erthanegara NIP: 130 676 334 NIM: 104082002752
Nomor:…….(diisi oleh peneliti)
A. Karakteristik Responden
1. Nama Kantor Akuntan Publik (KAP): ....................................................
2. Nama Responden: ......................................................... (boleh tidak diisi)
Bapak/ Ibu cukup memberikan tanda silang (X) pada kotak yang telah tersedia pada pertanyaan di bawah ini. 3. Jenis Kelamin:
4. Usia Responden:
5. Pendidikan Terakhir Responden:
6. Pengalaman Audit Responden:
7. Lama Responden Bekerja di KAP yang Sekarang:
8. Jabatan Responden:
9. Lama Responden Menduduki Jabatan yang Sekarang:
10. Dalam firma KAP anda, siapa yang bertanggung jawab membuat perencanaan (program) audit?
Laki-laki Perempuan
< 40 th 40-50 th > 50 th
S1 S2 S3
< 3 th 3 th > 3 th
>10 th 5-10 th < 5 th
Managing Partner
Partner
Manajer
> 3 th 1-3 th < 1 th
Partner
Auditor Senior
Manajer, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Partner
Auditor Senior bekerjasama dengan Manajer, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Partner
Auditor Senior, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Manajer
Manajer
B. Daftar Pertanyaan
Untuk mengisi daftar pertanyaan di bawah ini, Bapak/ Ibu cukup memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia dan yang menurut Bapak/ Ibu paling tepat atau paling sesuai dengan kondisi Bapak/ Ibu. 1. Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement)
Petunjuk: TP (Tidak Pernah); JR (Jarang); KD (Kadang-kadang); SR (Sering); SL (Selalu). a. Partner atau Manajer terlibat aktif
dari awal hingga akhir proses audit. b. Partner atau Manajer melakukan
kunjungan langsung ke klien.
c. Partner atau Manajer terlibat dalam proses diskusi dengan manajemen klien tentang hasil temuan audit.
d. Partner atau Manajer melakukan
review atas hasil pemeriksaan (hasil review Supervisor) secara periodik.
e. Partner atau Manajer menerapkan
kontrol dan memberikan arahan kepada Senior dan Junior Auditor.
f. Partner atau Manajer sangat
informatif kepada Senior dan Junior Auditornya.
g. Partner atau Manajer sangat
menghargai Senior dan Junior Auditornya dengan memberikan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman).
h. Partner atau Manajer menanggapi
keluhan dan kendala dari Senior dan Junior Auditornya dengan simpatik.
TP JR KD SR SL
i. Keputusan untuk menetapkan penilaian risiko audit berada di tangan Partner atau Manajer.
j. Penilaian tingkat materialitas awal
menggunakan pertimbangan Partner atau Manajer.
k. Penilaian tingkat materialitas yang
telah dimodifikasi menggunakan pertimbangan Partner atau Manajer.
l. Partner atau Manajer berwenang
menentukan tingkat jaminan (assurrance level) dalam menetapkan strategi audit.
m. Partner atau Manajer
mengidentifikasi dan menentukan bidang audit yang harus diperluas atau tidak diperluas.
n. Partner atau Manajer menelaah
strategi dan program audit.
o. Partner atau Manajer mempunyai wewenang untuk mengesahkan atau menyetujui program audit.
p. Pemodifikasian program audit
harus ditelaah dan disetujui terlebih dahulu oleh Partner atau Manajer.
q. Senior dan Junior Auditor selalu
mengkomunikasikan temuan-temuannya di lapangan kepada Partner atau Manajer.
r. Auditor in-charge selalu
mengadakan pembicaraan mengenai analisa terhadap biaya aktual perikatan audit dengan anggarannya kepada Partner dan Manajer.
TP JR KD SR SL
s. Selalu diadakan pertemuan antara auditor in-charge dengan Partner dan Manajer sebelum dan setelah audit dilakukan untuk membahas masalah yang berkaitan dengan audit lapangan.
2. Informasi Klien
Petunjuk: TP (Tidak Penting); KP (Kurang Penting); AP (Agak Penting); PT (Penting); SP (Sangat Penting). a. Komunikasi antara tim audit
merupakan informasi yang penting dalam melakukan perencanaan audit.
b. Informasi dari kertas kerja audit
tahun sebelumnya (jika ada) penting ketika melakukan perencanaan audit.
c. Komunikasi dengan auditor
terdahulu (jika disetujui oleh klien) memberikan informasi penting dalam membuat perencanaan audit.
d. Diskusi dengan manajemen klien
perlu dilakukan dalam merencanakan audit.
e. Terdapat informasi penting dalam
surat perikatan (engagement letter) untuk perencanaan audit.
f. Observasi pabrik dan kantor klien
patut dilakukan dalam perencanaan audit.
g. Melihat piagam dan peraturan
perusahaan perlu untuk perencanaan audit.
TP KP AP PT SP
TP JR KD SR SL
h. Mengamati kode etik perusahaan penting dalam perencanaan audit.
i. Notulen rapat dewan direksi harus
diperoleh karena terdapat informasi penting untuk perencanaan audit.
j. Salinan kontrak-kontrak penting
perusahaan adalah sumber informasi utama dalam perencanaan audit.
k. Memahami struktur (bagan)
organisasi klien perlu untuk merencanakan audit.
l. Mengetahui kebijakan perusahaan
klien penting dalam hal perencanaan audit.
m. Artikel dan jurnal yang diterbitkan
oleh klien memberikan informasi penting dalam perencanaan audit.
n. Laporan keuangan klien merupakan
sumber informasi penting dalam perencanaan audit.
o. Penting untuk membuat flowchart
dan kuesioner atas sistem pengendalian intern klien dalam perencanaan audit.
p. Terdapat informasi penting dalam
prosedur analitis awal. q. Tracing (penelusuran) atas sistem
informasi akuntansi klien perlu dilakukan dalam perencanaan audit.
r. Media massa memberikan
informasi yang penting ketika melakukan perencanaan audit.
TP KP AP PT SP
s. Memperhatikan peraturan pemerintah perlu dilakukan ketika membuat perencanaan audit.
t. Menghubungi kantor akuntan
lainnya (terutama yang ahli dalam bidang industri klien) merupakan sumber informasi yang berguna dalam perencanaan audit.
u. Menghubungi kantor pengacara
setempat merupakan sumber informasi yang berguna dalam perencanaan audit.
v. Menghubungi bank-bank yang
berhubungan dengan klien merupakan sumber informasi yang berguna dalam perencanaan audit.
w. Memperhatikan kondisi ekonomi
yang ada perlu dilakukan dalam perencanaan audit.
x. Memahami luasnya persaingan
yang dihadapi oleh klien memberikan informasi tersendiri dalam perencanaan audit.
3. Representasi Masalah (Problem Representation)
Petunjuk: TS (Tidak Setuju); KS (Kurang Setuju); RG (Ragu-ragu); ST (Setuju); SS (Sangat Setuju). a. Anda dapat membuat pernyataan
atau keterangan sederhana mengenai keumuman klien dan informasi industri dalam perencanaan audit.
TS KS RG ST SS
TP KP AP PT SP
b. Anda dapat mengikhtisarkan dua
item atau lebih informasi dari jenis yang sama ketika melakukan perencanaan audit.
c. Anda dapat menghubungkan dua
item atau lebih informasi dari jenis yang berbeda ketika melakukan perencanaan audit.
d. Anda dapat membuat laporan
keuangan komparatif dalam perencanaan audit.
e. Anda dapat membuat laporan
keuangan common-size dalam perencanaan audit.
f. Anda dapat melakukan prosedur
analitis dalam perencanaan audit.
g. Anda dapat membuat persentase kecenderungan (trend) atas laporan keuangan klien dalam perencanaan audit.
h. Anda dapat membuat analisis
horizontal maupun analisis vertikal atas laporan keuangan klien dalam perencanaan audit.
i. Anda dapat membuat rasio
likuiditas, perputaran persediaan, earning per share (EPS), price per earning (P/E), dan rasio-rasio lainnya atas laporan keuangan klien dalam perencanaan audit.
j. Anda dapat menambahkan
komponen yang bernilai kepada informasi yang ada atau diluar informasi yang ada dalam perencanaan audit.
TS KS RG ST SS
k. Anda dapat menanyakan suatu pertanyaan mengenai informasi yang hilang dalam perencanaan audit.
l. Anda dapat membuat suatu
pernyataan atau saran tentang mengaudit perusahaan dalam perencanaan audit.
m. Anda dapat memberikan penjelasan
atas perkara-perkara yang material dalam perencanaan audit.
4. Perencanaan Audit
Petunjuk: TS (Tidak Setuju); KS (Kurang Setuju); RG (Ragu-ragu); ST (Setuju); SS (Sangat Setuju).
a. Memutuskan untuk menerima, menolak, atau mempertahankan klien penting dilakukan dalam perencanaan audit awal.
b. Estimasi waktu dan biaya serta
penetapan staf audit merupakan keharusan dalam perencanaan audit awal.
c. Mengevaluasi kebutuhan ahli dari
luar perlu dilakukan ketika merencanakan audit awal.
d. Perlu untuk membangun
pemahaman dengan klien ketika perencanaan audit awal.
e. Diskusi dengan pihak manajemen
klien terutama dalam hal rencana ekspansi dan merger perlu dilakukan dalam perencanaan audit awal.
TS KS RG ST SS
TS KS RG ST SS
f. Mengidentifikasi alasan klien
memerlukan jasa audit perlu diperhatikan dalam perencanaan audit awal.
g. Menentukan pengguna laporan
keuangan yang ada maupun yang potensial harus dilakukan dalam perencanaan audit awal.
h. Mengirim surat perikatan
(engagement letter) kepada klien merupakan hal yang biasa dilakukan dalam perencanaan audit awal.
i. Mengunjungi pabrik dan kantor
klien sangat penting dilakukan ketika perencanaan survey pendahuluan.
j. Memahami bisnis dan industri klien
penting dilakukan dalam perencanaan survey pendahuluan.
k. Membaca notulen rapat dewan
direksi adalah hal yang dilakukan dalam perencanaan survey pendahuluan.
l. Menilai risiko bisnis klien adalah
tahap penting dalam perencanaan survey pendahuluan.
m. Melakukan prosedur analitis awal
adalah perlu dalam perencanaan survey pendahuluan.
n. Menetapkan tingkat materialitas
awal perlu dilakukan dalam perencanaan survey pendahuluan.
TS KS RG ST SS
o. Menilai risiko audit yang dapat diterima, risiko bawaan, dan risiko deteksi adalah hal-hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan survey pendahuluan.
p. Memahami pengendalian intern
klien dan menilai risiko pengendaliannya merupakan hal yang diperlukan dalam perencanaan survey pendahuluan.
q. Mengidentifikasi hubungan
istimewa (related parties) yang potensial dan memerlukan pengungkapan (disclosure) penting dilakukan dalam perencanaan survey pendahuluan.
r. Mengumpulkan informasi untuk
menilai risiko kecurangan klien adalah tahap penting ketika melakukan perencanaan survey pendahuluan.
s. Mengembangkan keseluruhan
rencana audit dan program audit merupakan tahap penting dalam perencanaan survey pendahuluan.
t. Melakukan pengujian pengendalian
perlu dilakukan dalam perencanaan pekerjaan lapangan.
u. Pengujian substantif atas transaksi
perlu dilakukan dalam perencanaan pekerjaan lapangan.
v. Prosedur analitis perlu dilakukan
kembali dalam perencanaan pekerjaan lapangan.
KS RG ST SS TS
w. Pengujian terinci atas saldo perlu dilakukan dalam perencanaan pekerjaan lapangan.
x. Mereview kewajiban kontinjensi
klien perlu dilakukan dalam perencanaan pelaporan.
y. Mereview subsequent event perlu
dilakukan dalam perencanaan pelaporan.
z. Mengakumulasikan bukti final
perlu dilakukan dalam perencanaan pelaporan.
aa. Mengevaluasi hasil-hasil audit
perlu dilakukan dalam perencanaan pelaporan.
bb. Menerbitkan laporan audit penting
dilakukan dalam perencanaan pelaporan.
cc. Melakukan komunikasi dengan
komite audit dan manajemen klien penting dilakukan dalam perencanaan pelaporan.
dd. Melakukan komunikasi dengan
pihak-pihak lainnya yang terkait dengan audit penting dilakukan dalam perencanaan pelaporan.
Terima kasih banyak atas partisipasi Bapak/ Ibu dalam penelitian ini. Kerjasama Bapak/ Ibu sangat berharga bagi saya.
TS KS RG ST SS
Catatan: Draft Kuesioner Penelitian ini boleh digunakan oleh peneliti lainnya untuk penelitian berikutnya.
L A M P I R A N 2
K U E S I O N E R P E N E L I T I A N
(DRAFT)
Nomor:…….(diisi oleh peneliti)
C. Karakteristik Responden
1. Nama Kantor Akuntan Publik (KAP): ....................................................
2. Nama Responden: ......................................................... (boleh tidak diisi)
Bapak/ Ibu cukup memberikan tanda silang (X) pada kotak yang telah tersedia pada pertanyaan di bawah ini. 3. Jenis Kelamin:
4. Usia Responden:
5. Pendidikan Terakhir Responden:
6. Pengalaman Audit Responden:
7. Lama Responden Bekerja di KAP yang Sekarang:
8. Jabatan Responden:
9. Lama Responden Menduduki Jabatan yang Sekarang:
10. Dalam firma KAP anda, siapa yang bertanggung jawab membuat perencanaan (program) audit?
Laki-laki Perempuan
< 40 th 40-50 th > 50 th
S1 S2 S3
< 3 th 3 th > 3 th
>10 th 5-10 th < 5 th
Auditor Junior
Partner Manajer
Auditor Senior
> 3 th 1-3 th < 1 th
Partner
Auditor Senior
Manajer, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Partner
Auditor Senior bekerjasama dengan Manajer, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Partner
Auditor Senior, kemudian ditelaah dan disetujui oleh Manajer
Manajer
D. Daftar Pertanyaan
Untuk mengisi daftar pertanyaan di bawah ini, Bapak/ Ibu cukup memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia dan yang menurut Bapak/ Ibu paling tepat atau paling sesuai dengan kondisi Bapak/ Ibu. 1. Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement)
Petunjuk: TP (Tidak Pernah); JR (Jarang); KD (Kadang-kadang); SR (Sering); SL (Selalu). a. Partner atau Manajer terlibat aktif
dari awal hingga akhir proses audit. b. Partner atau Manajer melakukan
kunjungan langsung ke klien.
c. Partner atau Manajer terlibat dalam proses diskusi dengan manajemen klien tentang hasil temuan audit.
d. Partner atau Manajer melakukan
review atas hasil pemeriksaan (hasil review Supervisor) secara periodik.
e. Partner atau Manajer menerapkan
kontrol dan memberikan arahan kepada Senior dan Junior Auditor.
f. Partner atau Manajer sangat
informatif kepada Senior dan Junior Auditornya.
g. Partner atau Manajer sangat
menghargai Senior dan Junior Auditornya dengan memberikan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman).
h. Partner atau Manajer menanggapi
keluhan dan kendala dari Senior dan Junior Auditornya dengan simpatik.
TP JR KD SR SL
TP JR KD SR SL
i. Keputusan untuk menetapkan penilaian risiko audit berada di tangan Partner atau Manajer.
j. Penilaian tingkat materialitas awal
menggunakan pertimbangan Partner atau Manajer.
k. Penilaian tingkat materialitas yang
telah dimodifikasi menggunakan pertimbangan Partner atau Manajer.
l. Partner atau Manajer berwenang
menentukan tingkat jaminan (assurrance level) dalam menetapkan strategi audit.
m. Partner atau Manajer
mengidentifikasi dan menentukan bidang audit yang harus diperluas atau tidak diperluas.
n. Partner atau Manajer menelaah
strategi dan program audit.
o. Partner atau Manajer mempunyai wewenang untuk mengesahkan atau menyetujui program audit.
p. Pemodifikasian program audit
harus ditelaah dan disetujui terlebih dahulu oleh Partner atau Manajer.
q. Senior dan Junior Auditor selalu
mengkomunikasikan temuan-temuannya di lapangan kepada Partner atau Manajer.
r. Auditor in-charge selalu
mengadakan pembicaraan mengenai analisa terhadap biaya aktual perikatan audit dengan anggarannya kepada Partner dan Manajer.
TP JR KD SR SL
s. Selalu diadakan pertemuan antara auditor in-charge dengan Partner dan Manajer sebelum dan setelah audit dilakukan untuk membahas masalah yang berkaitan dengan audit lapangan.
2. Informasi Klien
Petunjuk: TP (Tidak Penting); KP (Kurang Penting); AP (Agak Penting); PT (Penting); SP (Sangat Penting). a. Komunikasi antara tim audit
merupakan informasi yang penting dalam melakukan perencanaan audit.
b. Informasi dari kertas kerja audit
tahun sebelumnya (jika ada) penting ketika melakukan perencanaan audit.
c. Komunikasi dengan auditor
terdahulu (jika disetujui oleh klien) memberikan informasi penting dalam membuat perencanaan audit.
d. Diskusi dengan manajemen klien
perlu dilakukan dalam merencanakan audit.
e. Terdapat informasi penting dalam
surat perikatan (engagement letter) untuk perencanaan audit.
f. Observasi pabrik dan kantor klien
patut dilakukan dalam perencanaan audit.
g. Melihat piagam dan peraturan
perusahaan perlu untuk perencanaan audit.
TP KP AP PT SP
TP KP AP PT SP
h. Mengamati kode etik perusahaan penting dalam perencanaan audit.
i. Notulen rapat dewan direksi harus
diperoleh karena terdapat informasi penting untuk perencanaan audit.
j. Salinan kontrak-kontrak penting
perusahaan adalah sumber informasi utama dalam perencanaan audit.
k. Memahami struktur (bagan)
organisasi klien perlu untuk merencanakan audit.
l. Mengetahui kebijakan perusahaan
klien penting dalam hal perencanaan audit.
m. Artikel dan jurnal yang diterbitkan
oleh klien memberikan informasi penting dalam perencanaan audit.
n. Laporan keuangan klien merupakan
sumber informasi penting dalam perencanaan audit.
o. Penting untuk membuat flowchart
dan kuesioner atas sistem pengendalian intern klien dalam perencanaan audit.
p. Terdapat informasi penting dalam
prosedur analitis awal. q. Tracing (penelusuran) atas sistem
informasi akuntansi klien perlu dilakukan dalam perencanaan audit.
r. Media massa memberikan
informasi yang penting ketika melakukan perencanaan audit.
TP KP AP PT SP
s. Memperhatikan peraturan pemerintah perlu dilakukan ketika membuat perencanaan audit.
t. Menghubungi kantor akuntan
lainnya (terutama yang ahli dalam bidang industri klien) merupakan sumber informasi yang berguna dalam perencanaan audit.
u. Menghubungi kantor pengacara
setempat merupakan sumber informasi yang berguna dalam perencanaan audit.
v. Menghubungi bank-bank yang
berhubungan dengan klien merupakan sumber informasi yang berguna dalam perencanaan audit.
w. Memperhatikan kondisi ekonomi
yang ada perlu dilakukan dalam perencanaan audit.
x. Memahami luasnya persaingan
yang dihadapi oleh klien memberikan informasi tersendiri dalam perencanaan audit.
3. Representasi Masalah (Problem Representation)
Pada bagian ini, Bapak/ Ibu diharapkan terlebih dahulu membaca dengan seksama kasus yang ada di bawah ini. Kasus Bank A Bapak/ Ibu telah ditugaskan untuk mengaudit Bank A per 31 Desember 2007. Bank A telah menjadi klien dari firma KAP Bapak/ Ibu selama delapan tahun terakhir. Selama periode tersebut telah terjadi perubahan staf accounting pada Bank A. Manajemen bank dan staf accounting adalah orang-orang yang berkompeten, dan mudah untuk diajak bekerjasama. Selain itu, pada perikatan sebelumnya, manajemen telah bersedia dan menyetujui untuk membuat penyesuaian laporan keuangan yang telah ditentukan oleh firma KAP Bapak/ Ibu. Tahun berjalan (belum diaudit) total pendapatan bunga sebesar Rp 82,6 milyar. Materialitas untuk perikatan ini telah ditetapkan pada Rp 400 juta.
Bapak/ Ibu saat ini sedang focus pada pendapatan jasa. Pendapatan jasa untuk tahun berjalan berjumlah Rp 1.357.000.000 dan jumlah ini termasuk 14,5% dari pendapatan bersih bank sejumlah Rp 9.385.000.000. Pendapatan jasa berasal dari dua sumber: jasa pinjaman senilai Rp 910.000.000 dan jasa kartu kredit senilai Rp 447.000.000. Jasa pinjaman dikumpulkan ketika peminjam mengajukan hipotek; jumlah uang tidak dapat dikembalikan (nonrefundable). Selama tahun 2007, Bank A menerima sekitar 24.200 pengajuan pinjaman hipotek. Dalam menyetujui hipotek, Bank A mengenakan berbagai biaya. Ini termasuk biaya penyetujuan, biaya penaksiran, laporan kredit, asuransi dan penutupan. Bank A menetapkan harga jasa pinjamannya dengan harga yang bersaing di pasarnya. Selama tahun 2007, Bank A menutup rata-rata 23.000 pinjaman hipotek. Harga jasa pinjaman sejumlah Rp 375.000 menutup biaya pengeluaran
hipotek dan mendapat surplus sejumlah Rp 20.000 per pinjaman. Ketika pinjaman hipotek ditutup, total jasa pinjaman sama dengan biaya
yang membuat pinjaman diangsurkan. Pendapatan jasa kartu kredit bernilai Rp 447.000 selama tahun 2007. Biaya pinjaman termasuk pelayanan dan pemeliharaan rekening kartu kredit dan pelayanan lainnya yang ditawarkan kepada pemilik kartu kredit. Biaya kartu kredit ditagih secara tahunan kepada pemilik kartu kredit pada tanggal ketika mereka membuka rekening mereka. Total biaya yang ditagih kepada pelanggan kartu kredit selama tahun 2007 sebesar Rp 452.000.000. Biaya tersebut dicicil dan diakui dengan metode garis lurus selama periode biaya pemilik tersebut menggunakan kartunya. Cicilan biaya kartu kredit, neto dari estimasi yang tidak tertagih, berjumlah Rp 222.000.000 dan Rp 217.000.000 pada 31 Desember 2007 dan 2006, masing-masing.
Dalam ruang yang tersedia di bawah ini, harap tuliskan seluruh informasi penting yang dapat Bapak/ Ibu ingat dari kasus di atas, dalam urutan yang paling dahulu Bapak/ Ibu ingat. Walaupun Bapak/ Ibu meragukan
kelengkapan atau kepentingan dari setiap informasi, Bapak/ Ibu tetap harus menuliskannya. Dalam menuliskan informasi, Bapak/ Ibu tidak diperbolehkan melihat kembali kasus di atas. Silakan gunakan garis baru untuk setiap potongan informasi dan berikan nomor untuk setiap potongan informasi tersebut.
4. Perencanaan Audit
Pada bagian ini, Bapak/ Ibu diperbolehkan melihat kembali kasus Bank A di atas untuk menetapkan tingkat keyakinan awal (assurance level),
tingkat materialitas awal, risiko audit, dan perencanaan audit keseluruhan. Saya menyadari bahwa contoh kasus di atas tidak mencukupi dan tidak dapat memberikan informasi dengan layak untuk menetapkan tingkat keyakinan awal (assurance level), tingkat materialitas awal, risiko audit, dan perencanaan audit keseluruhan. Namun, Bapak/ Ibu diharapkan dapat melakukannya dengan informasi kasus di atas. Petunjuk: Berikan penilaian Bapak/ Ibu dari skala persentase 0% sampai dengan 100% mengenai tingkat keyakinan awal (assurance level), tingkat materialitas awal, dan risiko audit berdasarkan kasus Bank A di atas. a. Tingkat keyakinan awal (assurance level):...................................... % b. Tingkat materialitas awal : ..................................... %
c. Risiko audit : ..................................... %
Petunjuk: Berikan penilaian Bapak/ Ibu dari skala 1 sampai dengan 100, dimana 1 Sangat Lemah sampai dengan 100 Sangat Kuat. Menurut penilaian Bapak/ Ibu, dari skala 1 – 100, bagaimana perencanaan audit yang akan Bapak/ Ibu buat berdasarkan kasus Bank A di atas? ............................................................................................................... Terima kasih banyak atas partisipasi Bapak/ Ibu dalam penelitian ini
Kerjasama Bapak/ Ibu sangat berharga bagi saya
L A M P I R A N 3
D A F T A R J A W A B A N
R E S P O N D E N
No. KETERLIBATAN PIMPINAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (EXECUTIVE INVOLVEMENT)
EI1 EI2 EI3 EI4 EI5 EI6 EI7 EI8 EI9 EI10 EI11 EI12 EI13 EI14 EI15 EI16 EI17 EI18 EI19 TOTAL
1 5 4 5 3 4 4 3 3 5 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 66 2 2 2 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 76 3 3 3 4 5 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 75 4 4 4 5 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74 5 5 4 5 5 4 5 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 80 6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 86 7 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 86 8 3 2 2 5 3 3 1 2 5 2 3 1 1 5 5 1 1 1 1 47 9 5 5 4 5 4 5 3 4 4 3 3 4 4 3 5 5 4 5 5 80
10 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 5 85 11 2 5 4 4 3 3 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 66 12 5 5 4 4 5 5 3 3 4 4 5 4 3 5 5 5 5 4 4 82 13 4 5 4 5 5 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 80 14 5 5 4 4 5 5 3 3 4 4 5 4 2 5 5 5 5 4 4 81 15 4 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 85 16 4 3 3 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 4 82 17 5 4 4 5 5 5 2 5 4 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 84 18 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93 19 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93 20 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 94 21 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 84 22 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 84 23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95 24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 92 25 5 5 4 5 5 5 3 4 3 4 4 3 5 5 5 4 4 4 5 82 26 5 5 3 5 5 4 3 5 3 4 3 3 5 5 5 5 5 4 5 82 27 3 3 4 3 3 4 3 4 3 1 1 2 3 4 2 3 2 2 3 53 28 3 3 5 3 3 5 3 4 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 4 58 29 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 2 2 3 4 2 4 2 2 3 59 30 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 57 31 2 2 3 2 2 4 3 4 2 1 1 2 3 4 3 4 2 2 3 49 32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 92 33 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93 34 2 3 2 4 4 4 4 3 2 4 3 1 3 3 4 3 4 5 4 62
No. INFORMASI KLIEN (CLIENT'S INFORMATION)
IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 IK6 IK7 IK8 IK9 IK10 IK11 IK12 IK13 IK14 IK15 IK16 IK17 IK18 IK19 IK20 IK21 IK22 IK23 IK24 TOTAL
1 5 4 3 5 4 2 3 3 2 5 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 2 82 2 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 5 4 3 5 4 4 4 3 4 2 3 4 3 2 88 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 3 4 4 4 3 102 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 94 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 5 107 6 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 2 3 4 4 4 105 7 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 2 3 4 4 4 105 8 5 5 4 5 5 5 1 2 3 5 5 5 5 5 5 3 5 1 1 1 1 3 1 1 82 9 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 109
10 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3 3 3 4 4 5 5 4 5 5 4 103 11 5 4 4 4 4 5 3 3 3 2 4 5 4 5 5 5 5 2 4 4 4 3 3 3 93 12 4 5 3 1 4 3 4 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 3 1 91 13 4 4 3 2 3 5 1 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 2 2 5 4 3 92 14 4 5 3 1 4 4 1 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 2 2 5 4 3 92 15 5 5 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 90 16 5 5 3 2 3 4 3 2 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 4 3 2 2 3 4 90 17 3 4 4 2 3 1 1 1 2 2 5 5 4 5 5 3 2 3 3 1 1 1 5 3 69 18 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 84 19 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 84 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 4 116 21 5 5 4 5 4 5 3 3 4 4 3 3 3 5 4 3 4 2 5 3 1 5 1 1 85 22 5 5 4 5 4 5 3 3 4 4 3 3 3 5 4 3 4 2 5 3 1 5 1 1 85 23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120 24 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 3 1 2 4 4 97 25 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 99 26 4 4 5 4 4 5 3 2 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 2 5 2 2 93 27 5 5 4 5 4 4 3 4 4 3 3 2 2 5 4 3 3 2 4 2 1 2 2 3 79 28 5 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 2 2 4 4 3 3 2 5 2 2 3 2 3 84 29 5 4 4 3 4 3 2 4 2 3 4 4 4 5 3 3 3 4 4 2 2 4 3 3 82 30 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 3 3 2 4 3 1 2 2 3 82 31 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 4 2 1 2 2 3 78 32 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 5 2 2 3 3 91 33 5 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2 5 5 2 4 2 4 2 2 2 4 2 75 34 4 3 2 4 3 5 2 3 4 4 4 4 2 5 5 4 4 2 3 2 2 5 4 4 84
No. REPRESENTASI MASALAH (PROBLEM REPRESENTATION)
RM1 RM2 RM3 RM4 RM5 RM6 RM7 RM8 RM9 RM10 RM11 RM12 RM13 TOTAL 1 4 4 3 3 3 5 4 4 4 3 4 3 4 48 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 3 2 2 4 4 4 5 5 2 4 4 4 5 5 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 51 5 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 54 6 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 57 7 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 57 8 1 4 4 4 4 3 1 4 4 1 4 2 4 40 9 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 57 10 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 57 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 12 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 54 13 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 58 14 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 59 15 1 4 4 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1 25 16 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 1 4 42 17 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 47 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 20 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 60 21 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 22 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 25 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 5 53 26 4 4 4 2 3 5 4 5 5 4 4 4 4 52 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 28 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 29 3 3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 54 30 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 55 31 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 55 32 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 48 33 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 34 4 4 3 4 3 4 4 3 5 4 4 5 4 51
PERENCANAAN AUDIT (AUDIT PLANNING)
PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 PA11 PA12 PA13 PA14 PA15 PA16 PA17 PA18 PA19 PA20 PA21 PA22 PA23 PA24 PA25 PA26 PA27 PA28 PA29 PA30 TOTAL
4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 1145 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1195 5 5 5 5 2 2 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 1344 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1205 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 1425 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 1345 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 1345 5 3 5 1 5 3 2 5 5 4 5 5 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 5 5 1163 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 1365 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 1375 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 5 5 5 5 5 1304 5 2 5 5 4 3 5 3 5 4 2 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1334 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 1414 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 1384 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 875 5 4 4 3 3 3 5 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 1221 5 5 5 2 2 2 1 1 5 1 5 5 5 5 4 2 2 5 2 2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 804 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1204 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1205 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1475 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 1365 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 1365 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1505 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 1444 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 1324 5 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 1245 5 3 4 4 5 4 4 5 5 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 1245 5 3 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 1254 5 2 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 1225 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 1224 4 3 4 4 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 4 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 1274 5 2 5 5 4 2 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 1284 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1124 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 114
L A M P I R A N 4
D A F T A R R E S P O N D E N P E N E L I T I A N
DAFTAR RESPONDEN PENELITIAN
NO NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) ALAMAT
TANGGAL PENGIRIMAN KUESIONER
JUMLAH DIKIRIM
TANGGAL PENGEMBALIAN
KUESIONER JUMLAH KEMBALI
1 Drs. Abdulrahman Hasan Salipu Gedung Harapan Masa (PGRI) 15 Nopember 2008 5 eksemplar - - Jl. Usaha No.22 A Dewi Sartika, Cawang Jakarta Timur 13630 Telp: (021) 8004845 Fax: (021) 8004845
2 Agus Ubaidillah Jl. Otista No.34 B 15 Nopember 2008 3 eksemplar 04 Desember
2008 2 eksemplar Bidaracina, Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur 13330 Telp: (021) 85901293 Fax: (021) 8195174 3 Akhyadi & Chris (Pusat) Graha Seti Lantai 1 17 Nopember 2008 5 eksemplar - - Jl. K.H. Abdullah Syafi'ie Kav. A-19 Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan 12830 Telp: (021) 83700789 Fax: (021) 83700780 E-mail: [email protected] 4 Drs. Bayudi Watu & Rekan (Pusat) Jl. Sangihe No.10 07 Nopember 2008 2 eksemplar - - Jakarta Pusat 10150 Telp: (021) 63863065/67, 63873321 Fax: (021) 6324242 E-mail: [email protected], [email protected] 5 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan Konica Building Lantai 5 22 Oktober 2008 5 eksemplar - - Jl. Gunung Sahari Raya No.78 Jakarta Pusat 10610 Telp: (021) 4258282 Fax: (021) 4248806 E-mail: [email protected]
6 Ekamasni, Bustaman & Rekan (Pusat) Jl. Kramat 6 No.39 22 Oktober 2008 2 eksemplar 24 Nopember
2008 1 eksemplar Jakarta Pusat 10450 Telp: (021) 3156131 (Hunting) Fax: (021) 3148966 E-mail: [email protected] 7 Erwan, Sugandhi & Jajat Marjat (Pusat) Graha Cempaka Mas Blok E10 22 Oktober 2008 3 eksemplar - -
Jl. Letjen Suprapto Kav. 3 Sumur Batu, Kemayoran Jakarta Pusat Telp: (021) 4217706, 48976832
8 Drs. Imam Syafei & Rekan Komp. Cempaka Putih Permai Blok D 25 22 Oktober 2008 5 eksemplar
12 Desember 2008 5 eksemplar
Jakarta Pusat 10150 Telp: (021) 4203976 Fax: (021) 4213503
9 Jan, Ladiman & Rekan (Pusat) Jl. Rawasari Barat I No.5 07 Nopember 2008 4 eksemplar 11 Desember
2008 4 eksemplar Cempaka Putih Jakarta Pusat 10510 Telp: (021) 4209312, 4208579 Fax: (021) 4208163 E-mail: [email protected]
10 Jojo Sunarjo, Ruchiat & Arifin (Pusat) Gedung Dewan Pers Lantai 5 07 Nopember 2008 1 eksemplar - - Jl. Kebon Sirih No. 32-34 Jakarta Pusat 10110 Telp: (021) 3506192 Fax: (021) 3506192 E-mail: [email protected]
11 Drs. Joseph Susilo Jl. AM. Sangaji No.48 07 Nopember 2008 5 eksemplar 25 Nopember
2008 5 eksemplar Jakarta Pusat 10130 Telp: (021) 63853535 (Hunting) Fax: (021) 63856158 E-mail: [email protected]
12 Liasta Surbakti & Rekan Jl. Utan Kayu Raya No.25 15 Nopember 2008 2 eksemplar - - Jakarta Timur 13120 Telp: (021) 85900078, 85900079 Fax: (021) 85900079 E-mail: [email protected]
13 Maksum, Suyamto, Hirdjan & Rekan Jl. Kaji No.2 B 07 Nopember 2008 3 eksemplar 24 Nopember
2008 3 eksemplar Petojo Utara Jakarta 10130 Telp: (021) 63852854, 6326435 Fax: (021) 6326371
14 Murni & Bakhtiar (Cabang) Jl. Melawan No.26/22 17 Nopember 2008 2 eksemplar - - (Pangeran Jayakarta) Jakarta Pusat 10730 Telp: (021) 6000026 Fax: (021) 6000027 E-mail: [email protected]
15 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Pusat) Indonesia Stock Exchange Building 07 Nopember 2008 5 eksemplar
25 Nopember 2008 5 eksemplar
Tower II, 7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telp: (021) 52895000 Fax: (021) 52894100
15 Dra. S. Griselda Jl. Kemayoran Timur No.4 07 Nopember 2008 1 eksemplar 09 Desember
2008 1 eksemplar Jakarta Pusat 10620 Telp: (021) 4206833, 91266374 Fax: (021) 42878052
16 Drs. Teguh Heru Irianto Jl. K.H. Abdullah Syafiie No.11 15 Nopember 2008 2 eksemplar 01 Desember
2008 2 eksemplar Lapangan Ros, Tebet Jakarta Selatan 12860 Telp: (021) 83791337, 8356143 Fax: (021) 83791337 E-mail: [email protected]
17 Tia Adityasih & Rekan Jl. Padang Panjang No. 1 15 Nopember 2008 4 eksemplar 01 Desember
2008 2 eksemplar Manggarai Jakarta Selatan 12970 Telp: (021) 83703880 Fax: (021) 83700065 E-mail: [email protected]
18 Drs. Usman & Rekan (Pusat) Jl. Cipulir V No.5 02 September 2008 2 eksemplar - - Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12230 Telp: (021) 7233119, 7237919 Fax: (021) 7261768
19 Drs. Victor T.H. Pandjaitan, M.Si. & Rekan Jl. Tebet Barat Dalam Raya No.122 18 Nopember 2008 2 eksemplar
16 Desember 2008 2 eksemplar
Jakarta Selatan 12810 Telp: (021) 8309958 Fax: (021) 8309958
20 Drs. Yansen Pasaribu Rasuna Office Park Suite AO-06 18 Nopember 2008 2 eksemplar 10 Desember
2008 2 eksemplar Komplek Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan 12960 Telp: (021) 83786330, 9393500 Fax: (021) 9393502
E-mail: [email protected]