112
ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER KONVENSIONAL DAN INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER ISLAM TERHADAP KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH Di susun oleh : HARRY ANDRA 106084003587 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

  • Upload
    dokien

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN

MONETER KONVENSIONAL DAN INSTRUMEN

KEBIJAKAN MONETER ISLAM TERHADAP KINERJA

BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

Di susun oleh :

HARRY ANDRA 106084003587

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan
Page 3: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan
Page 4: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan
Page 5: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Harry Andra

NIM : 106084003587

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri dan bukan

merupakan rekapitulasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atas rekapitulasi maka skripsi

dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang ataupun menyususn skripsi

baru dan kelulusan serta gelar dibatalkan.

Jakarta, 09 Desember 2010

(Harry Andra)

Page 6: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Harry Andra

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Januari 1987

Alamat : Jl. Daud no. 11 Rawa Belong Jakarta Barat

No. Kontak : 08999335344

Email : [email protected]

Status Marital : Single

Moto Hidup : Man Jadda Wa Jada

Cita-Cita : Menjadi yang Berguna Bagi Agama, Orang Tua,

dan Manusia Lainnya

Hobi : Berolahraga

IPK : 3,34

Pendidikan Formal

Tk Bhayangkari Lulus Tahun 1993

SDN Depok Baru VI Lulus Tahun 1999

SLTPN 9 Depok Lulus Tahun 2002

SMA 1 Barunawati Lulus Tahun 2005

UIN Syarif Hidayatullah SI Ekonomi Islam

Pendidikan Nonformal

English Course (ILP), Foundation Level Tahun 2003

English Course (LIA), Basic Level Tahun 2004

Page 7: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

vi

Computer Course at SMA 1 Barunawati (Program Ms. Word, Ms. Exel,

Ms. Power Point, Adobe Photoshop and Internet) Tahun 2004

Broadcasting Course at CMC Broadcasting Study Tahun 2006

Pengalaman Organisasi Selama di Kampus

Ketua Divisi Litbang BEMJ IESP Tahun 2006

Ketua Pelaksana Seminar Ekonomi Islam Tahun 2007

Mentor Propesa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Tahun 2007

Divisi Humas BEMJ IESP Tahun 2007

Divisi Litbang Komisariat Dakwah LDK FEIS Tahun 2008

Pengalaman Penelitian

Interviewer Penelitian DEPAG tentang Potensi Wakaf di DKI Jakarta

tahun 2007

Pengalaman Kerja

Design Cover Majalah Grip Musik Tahun 2006

Interviewer pada Quick Count dan Exit Poll Harian Kompas Tentang

PILKADA DKI Jakarta Tahun 2007

Interviewer Polling Divisi Litbang Harian Kompas Tahun 2007-2009

Asisten Peneliti Divisi Litbang Harian Kompas Tahun 2009-Sekarang

Interviewer Tentang Survei Pemilihan Presiden 2009 yang

Diselenggarakan oleh Litbang Kompas tahun 2009

Design Isi buku “Komunikasi Politik di Era Industri Citra” Tahun 2010

Layout buku “Membongkar Kerancuan Pemikiran Nurcholish Madjid

Seputar Isu Sekularisasi Dalam Islam” Tahun 2010

Page 8: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

vii

ABSTRACT

This study aims to analyze the performance of conventional banks and Islamic banks are seen from its financial ratios in the period January 2007-December 2009. In addition, this study also aims to analyze the effect of conventional monetary policy instruments and monetary policy instruments of Islam on the performance of conventional banks and Islamic banks. The analytical tool used in this research are multiple linear regression equation, using the method of Ordinary Least Square (OLS). Monetary policy instrument used is the Bank Indonesia Certificates (SBI) and Bank Indonesia Certificates Sharia (SBIS). While financial ratios used are non-performing loans (NPL) or non-performing financing (NPF), Return on Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) or Financing to Deposit Ratio (FDR).

The result showed: (1) By using multiple regression analysis test partially conventional bank NPL ratio is influenced by the respective monetary policy instruments that are used well, SBI and SBIS with t-statistic value that is equal to 3.27 and -5.89, while the Islamic bank NPF only influenced by SBIS only with t-statistic value that is equal to -3.39. For conventional bank ROA is also influenced by the monetary policy instrument used by value t-statistic that is equal to 2.62 and -4.35, while for ROA Islamic banks all monetary policy instruments used, namely, SBI and SBIS no effect. Meanwhile, conventional banks LDR was also influenced by the SBI and SBIS with t-statistic value that is equal to -3.50 and 6.24, and for FDR Islamic banks only influenced by the SBI alone with t-statistic value that is equal to 2.99. (2) Simultaneously conventional bank financial ratios namely, NPLs, ROA, and LDR are all influenced by monetary policy instruments used, namely, SBI, and SBIS with F-statistic value of 17.45 for the NPL, 9.63 for ROA, and 19.61 for the LDR. As for the ratio of Islamic banks finance only the NPF and FDR are influenced by monetary policy instruments simultaneously with the F-statistic value that is equal to 6.37 and 12.38. Keywords: monetary policy instrument, the performance of banks, and financial ratios.

Page 9: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja bank konvensional dan bank syariah yang dilihat dari rasio keuangannya pada periode Januari 2007-Desember 2009. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan instrumen kebijakan moneter Islam terhadap kinerja bank konvensional dan bank syariah. Alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linear berganda, dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Instrumen kebijakan moneter yang digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Sedangkan rasio keuangan yang digunakan adalah Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF), Return on Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR).

Hasil penelitian menunjukan : (1) Dengan menggunakan uji analisis regresi berganda secara parsial rasio NPL bank konvensional dipengaruhi oleh masing-masing instrumen kebijakan moneter yang digunakan baik, SBI dan SBIS dengan nilai t-hitung yaitu sebesar 3.27 dan -5.89, sedangkan NPF bank syariah hanya dipengaruhi oleh SBIS saja dengan nilai t-hitung yaitu sebesar -3.39. Untuk ROA bank konvensional juga dipengaruhi oleh seluruh instrumen kebijakan moneter yang digunakan dengan nilai t-hitung yaitu sebesar 2.62 dan -4.35, sedangkan untuk ROA bank syariah semua instrumen kebijakan moneter yang yang digunakan yaitu, SBI dan SBIS tidak ada yang berpengaruh. Sementara itu untuk LDR bank konvensional ternyata juga dipengaruhi oleh SBI dan SBIS dengan nilai t-hitung yaitu sebesar -3.50 dan 6.24, dan untuk FDR bank syariah hanya dipengaruhi oleh SBI saja dengan nilai t-hitung yaitu sebesar 2.99. (2) Secara simultan rasio keuangan bank konvensional yaitu, NPL, ROA, dan LDR semuanya dipengaruhi oleh instrumen kebijakan moneter yang digunakan yaitu, SBI, dan SBIS dengan nilai F-hitung sebesar 17.45 untuk NPL, 9.63 untuk ROA, dan 19.61 untuk LDR. Sedangkan untuk rasio keuangan bank syariah hanya NPF dan FDR saja yang dipengaruhi oleh instrumen kebijakan moneter secara simultan dengan nilai F-hitung yaitu sebesar 6.37 dan 12.38. Kata Kunci : instrumen kebijakan moneter, kinerja bank, dan rasio keuangan.

Page 10: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah

memberikan kita kesempatan hidup di dunia ini dan memberikan nafas gratis

yang dengannya kita dapat merasakan keindahan untuk bisa menyembah-Mu.

Sungguh tidak ada satupun kejadian yang terjadi secara kebetulan, semua sudah

terencana, semua telah ditentukan atas qodho dan qodhar-Nya. Shalawat serta

Salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan kita, Baginda Nabi

Muhammad SAW semoga kelak kita mendapat safa’atnya dihari akhir yang pasti

terjadi.

Ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan Allah, yang sama

sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari kita. Semoga kita

dimudahkan oleh-Nya untuk meraih ilmu yang bisa menjadi penerang dalam

kegelapan dan dapat menjaga ilmu tersebut dengan penuh kerendahan hati.

Tidak ada yang tidak mungkin, selama kita mau berdoa dan berusaha.

Seperti Hadits Rasulullah “Man Jadda Wa Jada” yang artinya, barang siapa

yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya. Urusan kita dalam kehidupan

ini bukanlah untuk mendahului orang lain, tetapi untuk melampaui diri kita

sendiri, untuk memecahkan rekor kita sendiri, dan untuk melampaui hari

kemarin dengan hari ini yang lebih baik. Itulah sepenggal kalimat yang menjadi

penggugah demi terselesaikannya skripsi yang sederhana ini, yang berjudul

“Analisis Pengaruh Instrumen Kebijakan Moneter Konvensional dan

Instrumen Kebijakan Moneter Islam terhadap Kinerja Bank Konvensional

dan Bank Syariah”.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada :

1. Kedua orang tuaku untuk kasih sayangnya yang tulus, Ibunda Penny

Sulistiawati dan Ayahanda Mochammad Taufik. Mama, papa, engkau

ibarat “baju perang” dalam mencapai mimpi-mimpiku, untukku mampu

berperang melawan bayang-bayangku sendiri. Doa-doa kalian adalah

salah satu “fast track” untuk setiap kesuksesan langkahku. Tiada kata

Page 11: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

x

yang patut diucap oleh seorang anak, kecuali doa untuk kedua orang

tuanya “Allahummagfirlii waliwalidayya warhamhumaa kamaa

rabbayanii shogiiraa”.

2. My Brothers… Badon yang telah banyak membantu didalam tiap

momen hidupku, semoga sukses bang dengan apa yang ingin diraih.

Adikku Trisko Rachmanda yang baru memulai pendidikannya di bangku

universitas, semoga ilmu yang akan kau pelajari dapat bermanfaat untuk

hidupmu kelak.

3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah berusaha keras untuk

memajukkan FEB.

4. Bapak Abbas Ghozali, Ph.D, selaku pembimbing I yang telah

memberikan ilmu, bimbingan, tuntunan, motivasi, dan pengarahan yang

luar biasa kepada penulis. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya dengan sebaik-

baiknya balasan.

5. Dr. Suhenda Wiranata, ME selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, semoga Allah SWT

mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah.

6. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pembantu Dekan bidang Akademik FEB

yang menanamkan dan memberi teladan tentang kedisiplinan kepada

mahasiswa.

7. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM sebagai penguji ahli I

dan dosen pasar modal syariah dan moneter syariah, serta sebagai

penemu sinlammin dan 319-913-616 yang sudah meluangkan waktunya

untuk tempat berdiskusi dan meluapkan keluh kesah dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga keikhlasan Bapak dapat menjadi

pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak.

8. Drs. Lukman, M.Si sebagai penguji ahli II dan selaku Ketua Jurusan

IESP yang telah bekerja keras untuk memajukkan IESP.

Page 12: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

xi

9. Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan IESP yang telah

banyak memberikan masukkan kepada penulis, sehingga dapat

terselesaikannya skripsi ini.

10. Ryan Munggaran Nitha terima kasih untuk senyummu setiap pagi yang

memberikanku semangat untuk bisa dan yakin menyelesaikan skripsi ini,

terima kasih atas pengertian, cinta, dan doamu.

11. Sahabat-sahabatku… Imam Fathoni, Randy Al-Safasi, Maulana Ulya,

Fauzy Hidayat, Yoga Ikhwan Maulana, Indrawan Kusuma, Febri Mandra,

yang tidak pernah membungkus pukulan dengan senyuman, tetapi

menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau

berubah. Yakin bro… bahwa kalian juga pasti bisa mencapai titik ini.

12. Teman-teman seperjuangan IESP angkatan 2006, yang tidak bisa saya

sebutkan satu per satu, terima kasih atas waktu, senyum, dan canda

tawanya selama ini. Setiap langkah adalah cerita maka lakukanlah yang

terbaik untuk setiap langkahmu… semoga kita semua bisa menjadi bagian

dari impian-impian kita.

13. Orang-orang yang berjasa tanpa kenal lelah atas segala pelayanan

administrasinya, Ibu Liliek, Ibu Siska dkk. Semoga Allah mencatat dan

membalas segala kebaikannya.

Harry Andra

Penulis

Page 13: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

xii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. i

SURAT PERNYATAAN …………………………………………… iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………… v

ABSTRACT ………………………………………………………...... vii

ABSTRAK ………………………………………………………...…. viii

KATA PENGANTAR ……………………………………………...... ix

DAFTAR ISI ………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL …………………………………………………..... xvi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………..... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..... xviii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………….……………. 1

A. Latar belakang ………...……………….…………….… 1

B. Rumusan Masalah …..………………………………… 10

C. Tujuan dan manfaat penelitian ...……………………… 11

1. Tujuan Penelitian .………………………………… 11

2. Manfaat Penelitian ………………………………... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………. 13

A. Pengertian Kebijakan Moneter ….…………………...... 13

B. Pengertian Kebijakan Moneter Islam ..…………...…… 15

C. Tujuan Kebijakan Moneter ….……………………..….. 15

D. Tujuan Kebijakan Moneter Islam ………………...…… 16

E. Instrumen Kebijakan Moneter …………………...……. 17

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) …………………… 18

2. Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) ………………….. 20

F. Kinerja Perbankan …………………………………….. 24

1. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) …………… 24

Page 14: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

xiii

2. Rasio Rentabilitas (Earning) …………………..….. 26

3. Rasio Likuiditas (Liquidity) …………………..…… 27

G. Keterkaitan Antara Variabel ………………………..…. 27

1. Pengaruh SBI terhadap NPL/NPF ………………... 29

2. Pengaruh SBI terhadap ROA ……………………… 29

3. Pengaruh SBI terhadap LDR/FDR ………………... 30

4. Pengaruh SBIS terhadap FDR/LDR ……………… 32

H. Penelitian Terdahulu ………………………………….. 33

I. Kerangka Penelitian …………………………………... 36

BAB III METODELOGI PENELITIAN ………………………….. 39

A. Ruang Lingkup Penelitian .….………………………... 39

B. Metode Pengumpulan Data …………………………… 39

C. Metode Analisis ……………………………………….. 42

1. Analisis Regresi …………………………………… 42

2. Uji Asumsi Klasik …………………………………. 43

a. Uji Normalitas ………………………………… 43

b. Uji Multikolinearitas …………………………... 44

c. Uji Autokorelasi ………………………………. 45

d. Uji Heteroskedastisitas …………………...…… 46

D. Operasional Variabel Penelitian ...…………………..…. 46

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ...…………………. 47

2. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ………….. 47

3. Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing

Financing (NPF) ……………………………...…..... 48

6. Return on Assets (ROA) ….…….………………….... 48

7. Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit

Ratio (FDR) …………………………………….….. 48

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .........…………………. 49

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ……………………… 49

B. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian …..……………… 50

Page 15: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

xiv

1. Analisis Deskriptif …………………………………... 50

C. Uji Asumsi Klasik Bank Konvensional …………………. 53

1. Uji Normalitas ……………………………………….. 53

a. Hasil Uji Normalitas NPL ……………………….. 54

b. Hasil Uji Normalitas ROA ………………………. 54

c. Hasil Uji Normalitas LDR ……………………….. 55

2. Uji Multikolinearitas …………………………………. 55

3. Uji Autokorelasi ……………………………………… 56

a. Hasil Uji Autokorelasi NPL ……………………… 57

b. Hasil Uji Autokorelasi ROA ……………………... 58

c. Hasil Uji Autokorelasi LDR ……………………… 58

4. Uji Heteroskedastisitas ……………………………….. 59

a. Hasil Uji Heteroskedastisitas NPL ……………….. 59

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA ………………. 60

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas LDR ……...……….. 60

D. Uji Asumsi Klasik Bank Syariah ……..……….…………. 61

1. Uji Normalitas ……………………………………….. 61

a. Hasil Uji Normalitas NPF ……………………….. 61

b. Hasil Uji Normalitas ROA ………………………. 62

c. Hasil Uji Normalitas FDR ……………………….. 62

2. Uji Multikolinearitas …………………………………. 63

3. Uji Autokorelasi ……………………………………… 64

a. Hasil Uji Autokorelasi NPF ……………………… 65

b. Hasil Uji Autokorelasi ROA ……………………... 65

c. Hasil Uji Autokorelasi FDR ……………………… 66

4. Uji Heteroskedastisitas ……………………………….. 66

a. Hasil Uji Heteroskedastisitas NPF ……………….. 67

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA ………………. 68

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas FDR ……………….. 68

E. Hasil Analisis Regresi …………………... ………………. 69

Page 16: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

xv

1. Hasil Uji Regresi NPL Bank Konvensional dan NPF Bank

Syariah………………....................................………... 69

2. Hasil Uji Regresi ROA Bank Konvensional dan ROA Bank

Syariah …………………………………….…………. 72

3. Hasil Uji Regresi LDR Bank Konvensional dan FDR Bank

Syariah ……………………………………………….. 76

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI …………………………… 80

A. KESIMPULAN ………………………………………….. 80

B. IMPLIKASI ……………………………………………… 83

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 84

LAMPIRAN ……………………………………………………………… 88

Page 17: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Pertumbuhan Perbankan Syariah vs Perbankan Konvensional 2

1.2 Rasio Keuangan Perbankan Syariah vs Perbankan Konvensional 7

4.1 Hasil Olah Data Deskriptif 50

4.2 Hasil Uji Multikolinearitas 56

4.3 Hasil Uji Autokorelasi NPL Bank Konvensional 57

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ROA Bank Konvensional 58

4.5 Hasil Uji Autokorelasi LDR Bank Konvensional 58

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas NPL Bank Konvensional 59

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA Bank Konvensional 60

4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas LDR Bank Konvensional 60

4.9 Hasil Uji Multikolinearitas 63

4.10 Hasil Uji Autokorelasi NPF Bank Syariah 65

4.11 Hasil Uji Autokorelasi ROA Bank Syariah 65

4.12 Hasil Uji Autokorelasi FDR Bank Syariah 66

4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas NPF Bank Syariah 67

4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA Bank Syariah 68

4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas FDR Bank Syariah 68

4.16 Hasil Uji Regresi NPL Bank Konvensional dan NPF

Bank Syariah 69

4.17 Hasil Uji Regresi ROA Bank Konvensional dan ROA

Bank Syariah 72

4.18 Hasil Uji Regresi LDR Bank Konvensional dan FDR

Bank Syariah 76

Page 18: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

xvii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 36

4.1 Hasil Uji Normalitas NPL Bank Konvensional 54

4.2 Hasil Uji Normalitas ROA Bank Konvensional 54

4.3 Hasil Uji Normalitas LDR Bank Konvensional 55

4.4 Hasil Uji Normalitas NPF Bank Syariah 61

4.5 Hasil Uji Normalitas ROA Bank Syariah 62

4.6 Hasil Uji Normalitas FDR Bank Syariah 62

Page 19: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Rasio Keuangan Bank Konvensional 87

2 Rasio Keuangan Bank Syariah 88

3 Instrumen Kebijakan Moneter 89

4 Hasil Uji Regresi NPL Bank Konvensional dan NPF Bank Syariah 90

5 Hasil Uji Regresi ROA Bank Konvensional dan ROA Bank Syariah 91

6 Hasil Uji Regresi LDR Bank Konvensional dan FDR Bank Syariah 92

Page 20: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pemerintah telah melakukan berbagai cara, tindakan, maupun upaya

untuk memperbaiki perekonomian di Indonesia setelah terjadinya krisis

moneter pada tahun 1998 lalu. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah di sektor perbankan adalah dengan pengembangan bank syariah

yang dilakukan melalui diterapkannya dual banking system yaitu

terselenggaranya dua sistem perbankan (konvensional dan syariah) secara

berdampingan. Strategi ini dilakukan berdasarkan pengalaman sewaktu krisis

dimana bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dapat bertahan

ditengah gejolak nilai tukar dan tingkat suku bunga yang tinggi.

Dalam aktivitasnya terdapat perbedaan antara perbankan konvensional

dan perbankan syariah. Pada perbankan syariah, hubungan antara bank dengan

nasabah bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan

kemitraan (partnership) antara penyandang dana (shohibul maal) dengan

pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba bank syariah tidak

saja berpengaruh terhadap tingkat hasil untuk para pemegang saham tetapi

juga berpengaruh terhadap hasil yang dapat diberikan kepada nasabah

penyimpan. Perbedaan lain dari karakteristik kegiatan usaha bank syariah

dengan bank konvensional diantaranya adalah bank syariah melarang bunga

bank (riba) dan melarang transaksi keuangan yang bersifat spekulatif.

Page 21: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

2

Keberadaan dua sistem perbankan (konvensional dan syariah) yang

berkembang secara paralel dan yang mempunyai hubungan keuangan terbatas

satu sama lain diharapkan akan dapat meminimalkan risiko yang timbul yang

pada gilirannya akan mengurangi masalah systemic risk pada saat terjadi

krisis keuangan. Perkembangan perbankan syariah yang begitu pesat

menjadikan penyeimbang bagi dunia perbankan konvesional yang sudah

berdiri sejak lama. Terlebih lagi setelah diterapkannya dual banking system

sebagai salah satu terobosan bagi dunia perbankan, khususnya bagi perbankan

nasional cara ini diterapkan agar adanya keseimbangan yang saling mengisi

antara sistem konvensional yang sudah sejak lama dipergunakan dengan

sistem syariah yang bisa menjadi salah satu alat solusi perekonomian. Hal ini

dapat dilihat dengan terus berkembangnya indikator-indikator pendukung

seperti aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kredit/pembiayaan yang diberikan,

yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Perbankan Syariah vs Perbankan Konvensional

Indikator

Bank Syariah (Miliar Rp) Bank Konvensional (Miliar Rp)

Tahun Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009

Aset 20,879 26,722 36,54 40,012 51,701 1,469,827 1,693,850 1,986,501 2,310,557 2,534,106

DPK 15,593 20,672 28,01 36,852 52,271 1,127,937 1,287,102 1,510,834 1,753,292 1,973,042

Kredit/Pembiayaan 15,270 20,445 27,944 38,19 46,886 695,648 792,297 1,002,012 1,307,688 1,437,930

Sumber : Bank Indonesia

Page 22: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

3

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan bank syariah terhadap

Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Pembiayaan yang diberikan selama lima

tahun terakhir mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006

industri perbankan syariah mengalami peningkatan volume usaha sebesar Rp.

5,8 miliar dari tahun sebelumnya sehingga pada akhir periode laporan total

asset yang dimiliki mencapai Rp. 26,722 miliar. Peningkatan tersebut

memperbesar pangsa aset perbankan syariah terhadap total aset perbankan

nasional dari 1,4 persen pada akhir tahun 2005 menjadi 1,6 persen pada akhir

2006 (Direktori Perbankan Syariah Bank Indonesia).

Untuk tahun 2007 perbankan syariah mengalami peningkatan volume

usaha sebesar Rp. 9,8 milliar dari tahun sebelumnya sehingga total aset yang

dimiliki menjadi Rp. 36,54 miliar. Pada tahun 2008, dan 2009 peningkatan

volume usaha masing-masing sebesar Rp. 3,47 miliar dan Rp. 11,6 miliar,

peningkatan volume usaha pada tahun 2009 merupakan peningkatan volume

usaha terbesar selama lima tahun terakhir sehingga total aset yang dimiliki

ikut meningkat tajam mencapai Rp. 51,701 miliar.

Di sisi penghimpunan dana, perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

perbankan syariah pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar Rp. 5,079

miliar dari tahun sebelumnya, sedangkan untuk tahun 2007 dan 2008 Dana

Pihak Ketiga (DPK) mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp.

7,338 miliar dan Rp. 8,842 miliar, sementara pada tahun 2009 merupakan

peningkatan DPK terbesar selama lima tahun terakhir yaitu sebesar Rp.

15,419 miliar dari tahun sebelumnya sehingga total DPK yang dimiliki

Page 23: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

4

mencapai Rp. 52,271 miliar. Dari segi pembiayaan yang diberikan oleh

perbankan syariah dari tahun 2005–2009 setiap tahun pembiayaan yang

diberikan juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 merupakan

peningkatan pembiayaan terbesar dibanding tahun-tahun lainnya yaitu sebesar

Rp. 10,246 miliar. Dan total pembiayaan yang diberikan oleh perbankan

konvensional pada akhir 2009 mencapai Rp. 46,886 miliar.

Begitupun dengan bank konvensional dalam lima tahun terakhir ini, dari

segi aset yang dimiliki, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Kredit yang diberikan

semuanya mengalami peningkatan. Dari sisi aset pada tahun 2006 perbankan

konvensional mengalami peningkatan volume usaha sebesar Rp, 224,023

miliar dibanding tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2007 peningkatan

volume usaha perbankan konvensional sebesar Rp. 292,651 miliar. Untuk

tahun 2008 peningkatan volume usaha perbankan konvensional merupakan

peningkatan yang terbesar dalam kurun waktu lima tahun terakhir yaitu

sebesar Rp. 324,056 miliar. Dan pada akhir laporan tahun 2009 total aset yang

dimiliki oleh perbankan konvesional mencapai Rp. 2,534 triliun.

Peningkatan indikator Dana Pihak Ketiga (DPK) pada perbankan

konvensional dalam kurun waktu 2006, 2007, 2008, dan 2009 masing-masing

sebesar Rp. 159,165 miliar, Rp. 223,732 miliar, Rp. 242,458 miliar, dan Rp.

219,75 miliar. Sehingga total DPK yang terhimpun pada akhir tahun 2009

mencapai Rp. 1,973 triliun. Kredit yang diberikan oleh perbankan

konvensional dari tahun 2005-2009 juga terus mengalami peningkatan dari

tahun ketahun. Tahun 2009 merupakan peningkatan pemberian kredit yang

Page 24: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

5

terbesar selama lima tahun terakhir yaitu sebesar Rp. 130,242 miliar, sehingga

total kredit yang diberikan oleh perbankan konvensional menjadi Rp. 1,437

triliun. Dari peningkatan indikator-indikator perbankan yang terjadi tersebut,

merupakan suatu hasil yang positif khususnya bagi perbankan nasional. Baik

bagi perbankan syariah maupun perbankan konvensional, karena dengan terus

membaiknya likuiditas suatu perbankan maka akan turut membantu menjaga

stabilitas perekonomian di Indonesia.

Sitompul (2002:1) mengatakan restrukturisasi perbankan dilakukan

melalui dua cara yaitu :

1. penyehatan perbankan, dengan cara yakni melalui program penjaminan,

rekapitalisasi perbankan dan restrukturisasi kredit

2. peningkatan ketahanan sistem perbankan, dengan cara yakni melalui

peningkatan mutu pengelolaan perbankan (good corporate governance),

pemantapan pengawasan bank dan pengembangan infrastruktur.

Pengembangan infrastruktur antara lain diwujudkan melalui

pengembangan bank dengan prinsip syariah.

Menurut Sonakul (2000:1-2) pentingnya dilakukan restrukturisasi

perbankan mengingat suatu negara bisa saja memiliki sistem perbankan yang

kuat, dengan perekonomian yang lemah. Tapi, tidak pernah ada dalam sejarah

menunjukkan bahwa suatu negara dengan sistem perbankan yang lemah

memiliki perekonomian yang kuat.

Agar berjalan baik, restrukturisasi perbankan tersebut memerlukan

landasan hukum yang kuat. Untuk itu diperlukan pendekatan pembaharuan

Page 25: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

6

hukum yang mampu memecahkan permasalahan perbankan. Tujuannya adalah

untuk menciptakan bank yang dapat mendukung sistem moneter yang aman

dan efisien, sumber kredit yang stabil dan dapat dipercaya, sekaligus

mencegah pengambilan risiko berlebihan dan mencegah terjadinya pasar

keuangan yang tidak stabil.

Di Indonesia pengembangan ekonomi Islam telah diadopsi ke dalam

kerangka besar kebijakan ekonomi. Paling tidak, Bank Indonesia sebagai

otoritas perbankan di tanah air telah menetapkan perbankan syariah sebagai

salah satu pilar penyangga dual banking system dan mendorong pangsa pasar

bank-bank syariah yang lebih luas sesuai cetak biru perbankan syariah.

Sarkaniputra (2006:1) mengatakan keberadaan bank syariah lebih

diperkuat dengan diterbitkannya undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang

menyatakan, dimana Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, undang-undang tersebut

merupakan perubahan atas undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan. Landasan hukum ini menjamin adanya kekuatan hukum bahwa di

Indonesia menyepakati penerapan sistem perbankan ganda atau dual banking

system, yaitu penggunaan perbankan konvensional dan perbankan syariah

yang berjalan secara parallel.

Kinerja bank konvensional dan bank syariah merupakan tolak ukur yang

sangat penting dalam melihat seberapa jauh sistem perbankan ganda berperan

dalam mengelola dan menjalankan kegiatan usaha dalam dunia perbankan.

Page 26: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

7

Kinerja dari bank konvensional dan bank syariah dapat kita lihat dari rasio

keuangannya. Dimana, rasio keuangan tersebut diantranya terdiri dari :

1. Rasio Permodalan (Solvabilitas)

Rasio solvabilitas diantaranya adalah Capital Adequacy Ratio (CAR)

2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Rasio Kualitas Aktiva Produktif diantranya adalah Non Performing Loan

(NPL) atau Non Performing Financing (NPF)

3. Rasio Rentabilitas (Earning)

Rasio rentabilitas diataranya adalah Return on Assets (ROA)

4. Rasio Likuiditas (Liquidity)

Rasio likuiditas diantaranya adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) atau

Financing to Deposit Ratio (FDR).

Tabel 1.2 Rasio Keuangan Perbankan Syariah vs Perbankan Konvensional

Rasio keuangan (%)

Bank Syariah (Juta Rp) Bank Konvensional (Miliar Rp)

Tahun Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009

CAR 12,41 13,73 10,67 12,81 10,77 19,30 21,27 19,30 16,76 17,42

NPF/NPL 2,82 4,75 4,05 1,42 4,01 14,75 10,70 4,07 3,20 3,31

ROA 1,35 1,55 2,07 1,42 1,48 2,55 2,64 2,78 2,33 2,60

FDR/LDR 97,75 98,90 99,76 103,65 89,70 59,66 61.56 66,32 70,27 72,88 Sumber : Bank Indonesia

Page 27: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

8

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio keuangan perbankan di

Indonesia selama lima tahun terakhir (periode 2005-2009) baik perbankan

syariah maupun perbankan konvensional yang diwakili oleh CAR, NPF/NPL,

ROA, dan FDR/LDR masing-masing mengalami fluktuasi persentase nilai.

Ada kalanya rasio keuangan meningkat dan ada kalanya rasio keuangan

mengalami penurunan nilai dibanding tahun sebelumnya.

Hanya Loan to Deposit Ratio (LDR) dari bank konvensional saja yang

dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan

persentase nilai. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas perbankan

konvensional dari tahun ketahun terus membaik, fakta ini didukung oleh

adanya peningkatan secara simultan dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK),

tingkat pemberian kredit, dan total aset yang dimiliki oleh perbankan

konvensional sepanjang tahun 2005-2009. Karena likuiditas suatu perbankan

dipengaruhi oleh baik buruknya indikator-indikator tersebut.

Sementara untuk FDR perbankan syariah pada tahun 2009 mengalami

penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, meskipun dari sisi DPK, pemberian

pembiayaan, dan total aset yang dimiliki semuanya mengalami peningkatan

selama lima tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena rasio NPF pada tahun

2009 mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu sebesar 2,59 persen

dibanding tahun sebelumnya. Rasio NPF merupakan rasio aktiva produktif

perbankan syariah dimana jika terjadi pembiayaan bermasalah, maka akan

turut mempengaruhi rasio likuiditas perbankan syariah (Financing to Deposit

Page 28: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

9

Ratio). Semakin tinggi peningkatan rasio NPF maka akan semakin besar

pengaruhnya terhadap tingkat likuiditas perbankan syariah.

Sejak evaluasi dari sistem perbankan, sejumlah teori yang dapat

dipertimbangkan sudah mulai dipublikasikan untuk pengembangan sistem

perbankan dan moneter Islam, tapi menurut yousafi (1997:1) hanya beberapa

studi empiris yang dibuat menggunakan model stabilitas moneter dibawah

sistem keuangan Islam. Semua studi ini telah berusaha untuk membuktikan

bahwa instrumen-instrumen moneter Islam sama stabilnya dengan sistem

berbasis bunga atau bahkan bisa lebih baik dari sistem konvensional dan bisa

menjadi salah satu alat alternatif bagi perekonomian .

Kaleem (2000:3) menyatakan bagaimanapun juga sejauh ini tidak ada

yang serius untuk membuat studi yang empiris untuk menganalisa efektifitas

instrumen-instrumen moneter Islam, dalam kasus dual banking system. Untuk

tujuan itu, penulis ingin mencoba menganalisa sejauh mana efektifitas

instrumen moneter Islam dan instrumen moneter konvensional khususnya

dalam mempengaruhi kinerja perbankan baik perbankan konvensional maupun

perbankan syariah di Indonesia. Indonesia dipilih karena merupakan contoh

paling sempurna dimana hampir semua bank komersial menawarkan simulasi

dua instrumen perbankan.

Berdasarkan latar belakang inilah penulis mencoba menganalisis tentang

“Analisis Pengaruh Instrumen Kebijakan Moneter Konvensional dan

Instrumen Kebijakan Moneter Islam Terhadap Kinerja Bank

Konvensional dan Bank Syariah”

Page 29: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

10

A. Rumusan Masalah

Instrumen kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral tentunya

akan berdampak kepada kinerja dari perbankan. dari pengambilan instrumen

kebijakan moneter konvensional maupun instrumen kebijakan moneter Islam,

dapat dilihat sejauh mana instrumen yang diambil tersebut mempengaruhi

kinerja dari bank umum konvensional dan bank umum syariah secara

keseluruhan di Indonesia.

Kinerja bank umum konvensional maupun bank umum syariah dapat

dilihat dari rasio keuangannya, rasio keuangan tersebut diantranya adalah Non

Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF), Return on

Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit

Ratio (FDR).

Berdasarkan hal yang telah ditulis diatas, maka peneliti akan

merumuskan masalahnya, yaitu :

1. Bagaianakah pengaruh Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap kinerja bank konvensional dan

bank syariah ?

2. Bagaimanakah pengaruh instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara parsial terhadap kinerja

Bank konvensional dan bank syariah ?

Page 30: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

11

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini untuk turut serta memberikan

kontribusi peneliti terhadap wacana, pemikiran, kajian, dan praktik dual

banking system di Indonesia yang sedang berlangsung. Adapun tujuan

khusus penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap kinerja bank

konvensional dan bank syariah

b. Untuk mengetahui pengaruh instrumen Sertifikat Bank Indonesia

(SBI) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara parsial

terhadap kinerja bank konvensional dan bank syariah.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh instrumen-

instrumen kebijakan moneter, baik instrumen kebijakan moneter

konvensional maupun instrumen kebijakan moneter Islam terhadap kinerja

bank konvensional dan bank syariah, akan diperoleh manfaat bagi pihak-

pihak sebagai berikut :

a. Bagi dunia perbankan konvensional dan perbankan Islam dapat

dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk tetap mempertahankan dan

Page 31: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

12

meningkatkan kinerja yang sudah diterapkan, sekaligus memperbaiki

kelemahan dan kekurangan yang ada

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi Bank Indonesia

untuk mengetahui seberapa besar instrumen kebijakan moneter

konvensional dan instrumen kebijakan moneter Islam mempengaruhi

kierja bank konvensional dan bank syariah

c. Bagi perkembangan Ilmu Ekonomi Islam khususnya masalah dual

banking system, studi kasus ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang bermanfaat

d. Bagi para akademisi/peneliti, dapat dijadikan referensi untuk membuat

penelitian lebih lanjut.

Page 32: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kebijakan Moneter

Berbagai definisi tentang kebijakan moneter dikemukakan oleh para ahli

ekonomi diantaranya yaitu, Nopirin (2000:45) mengatakan, Kebijakan

moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya

bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan kredit yang pada

gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Bank sentral

adalah lembaga yang berwenang mengambil langkah kebijakan moneter untuk

mempengaruhi jumlah uang beredar.

Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan

ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya

sasaran ekonomi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas

harga, pemerataan pembangunan, dan keseimbangan neraca pembayaran

(Iswardono, 1997:126).

Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan

ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui

pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut

dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan

output keseimbangan (http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-

moneter-dan-kebijakan-fiskal-instrumen-serta-penjelasannya).

Page 33: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

14

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah

negara untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan laju inflasi, mencapai

pekerja penuh atau lebih sejahtera (http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_

moneter).

kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan

perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan

mengatur jumlah uang yang beredar. Sedangkan yang dimaksud dengan

kondisi lebih baik adalah meningkatkan output keseimbangan dan atau

terpeliharanya stabilitas harga (inflasi terkontrol). Melalui kebijakan moneter

pemerintah dapat mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang

beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh

sekaligus mengendalikan inflasi (Rahardja dan Manurung, 2008:256).

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan

cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan

moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Ekspansive Policy

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang

beredar.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Kontraktif Policy

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang

beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Page 34: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

15

A. Pengertian Kebijakan Moneter Islam

Diterbitkannya undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia, yang menyatakan bahwa BI dapat menerapkan kebijakan moneter

berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang disebutkan dalam Pasal 1 angka 7

dan pasal 11. Undang-undang tersebut menjadi acuan baru bagi Bank

Indonesia selaku pengambil keputusan, yang dapat menerapkan kebijakan

moneternya baik secara konvensional maupun dengan menggunakan prinsip-

prinsip syariah. Jadi instrumen kebijakan moneter yang digunakan pun dapat

menggunakan instrumen kebijakan moneter konvensional ataupun instrumen

kebijakan moneter Islam.

Kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya mengutamakan suku bunga.

Bahkan sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, kebijakan

moneter dilaksanakan tanpa menggunakan instrumen bunga sama sekali. Di

dalam Islam tujuan yang hendak dicapai tidak dapat dipisahkan dari ideologi

dan keyakinan, sepanjang tujuan tersebut didasarkan pada Al Quran dan

Sunnah maka menjadi keharusan bukan persoalan tawar menawar dan untung-

untungan prinsip moneter Islam (http://www.cybermq.com/pustaka/detail/

opini/527/kebijakan-moneter-rasulullah-saw).

B. Tujuan Kebijakan Moneter

tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga sasaran laju inflasi

yang ditetapkan oleh Pemerintah melalui penetapan sasaran-sasaran moneter

seperti uang beredar atau suku bunga. Secara operasional, pengendalian

Page 35: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

16

sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara

lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing,

penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan

pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan

cara-cara pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah

(http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Tujuan+Kebijakan+Moneter/).

kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang

bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang

tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan

eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan

ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan

kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional

yang seimbang. Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh

sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter).

D. Tujuan Kebijakan Moneter Islam

Menurut Iqbal dan Khan (1997:112) tujuan kebijakan moneter Islam

adalah kesejahteraan ekonomi yang dengan kesempatan kerja penuh dan laju

pertumbuhan yang optimal, keadilan sosio-ekonomi dan distribusi pendapatan

dan kekayaan yang merata, serta stabilitas uang.

Menurut Chapra (2000:2) tujuan kebijakan moneter Islam adalah

kelayakan ekonomi yang luas berlandaskan full employment dan tingkat

Page 36: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

17

pertumbuhan ekonomi yang optimum, keadilan sosio-ekonomi dengan

pemerataan distribusi pendapatan dan kesejahteraan, stabilitas dalam nilai

uang sehingga memungkinkan medium of exchange dapat dipergunakan

sebagai satuan perhitungan, patokan yang adil dalam penangguhan

pembayaran, dan nilai tukar yang stabil, serta penagihan yang efektif dari

semua jasa biasanya diharapkan dari sistem perbankan.

Dari tujuan-tujuan kebijakan moneter Islam yang coba didefinisikan oleh

para ahli ekonomi Islam diatas, sekilas hampir sama dengan tujuan-tujuan

kebijakan moneter yang diterapkan oleh sistem kapitalis. Akan tetapi jika

dikaji lebih dalam, ada perbedaan penekanan dan komitmen yaitu tentang

nilai-nilai spiritual, keadilan sosio-ekonomi, dan persaudaraan manusia.

E. Instrumen Kebijakan Moneter

1. Instrumen kebijakan moneter konvensional menurut Bank Indonesia

terdiri dari :

a. Tingkat Diskonto (Discount Rate)

b. Giro Wajib Minimum (Statutory Reserve Requirment)

c. Himbauan Moral (Moral Suasion)

d. Operasi Pasar terbuka (Open Market Operation). Dalam Operasi Pasar

Terbuka, BI dapat melakukan transaksi jual beli surat berharga yang

diantranya terdapat Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Page 37: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

18

2. Instrumen kebijakan moneter Islam menurut Karim (2002:203-204)

adalah:

a. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) atau yang saat ini dikenal

sebagai Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

b. Giro Wajib Minimum (Statutory Reserve Requirment)

c. Sertifikat Investasi mudharabah antar Bank Syariah (Sertifikat IMA)

Dari dua insturmen kebijakan moneter baik konvensional maupun Islam

yang disebutkan diatas, penelitian ini mencoba menggabungkan instrumen

kebijakan moneter konvensional dengan instrumen kebijakan moneter Islam

yang masing-masing diwakili oleh :

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Menurut peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2010 tentang

operasi moneter Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI

adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.

Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan

nilai Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer (uang

kartal + uang giral di BI) yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan

nilai Rupiah. Untuk itu SBI diterbitkan dan dijual oleh BI guna

mengurangi kelebihan uang primer tersebut.

Page 38: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

19

Dasar hukum penerbitan SBI adalah UU No.13 Tahun 1968 tentang

Bank Sentral, SK Direksi Bank Indonesia No.31/67/KEP/DIR tanggal 23

Juli 1998 tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia

serta Intervensi Rupiah, dan Peraturan Bank Indonesia Nomor No.

11/12/PBI/2010 tentang operasi moneter.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2010 tentang

operasi moneter, maka :

a. SBI memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya

diterbitkan untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan

2) Denominasi: dari yang terendah Rp 50 juta sampai dengan

tertinggi Rp 100 miliar

3) Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp 100 juta dan

selebihnya dengan kelipatan Rp 50 juta

4) Pembelian SBI didasarkan pada nilai tunai berdasarkan diskonto

murni (true discount) yang diperoleh dari rumus berikut ini:

Nilai Nominal x 360 Nilai Tunai = ------------------------------------------------------

360 + [(Tingkat Diskonto x Jangka Waktu)]

5) Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar di

muka

Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai

6) Pajak Penghasilan (PPh) atas diskonto dikenakan secara final

sebesar 15 persen

Page 39: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

20

7) SBI diterbitkan tanpa warkat (scripless)

8) SBI dapat diperdagangkan di pasar sekunder

2. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999

tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2004, Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai

dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut

Bank Indonesia memiliki tugas antara lain menetapkan dan melaksanakan

kebijakan monoter.

Dalam rangka mendukung tugas dalam menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia melakukan

pengendalian moneter melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang

dilakukan berdasarkan prinsip syariah. Bank Indonesia memiliki

wewenang menetapkan instrumen OPT yang digunakan. Sejalan dengan

hal tersebut, Bank Indonesia perlu menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka yang

dilakukan berdasarkan prinsip syariah (http://www.bi.go.id

/NR/rdonlyres/832B1697-87E5-4735-9A7E-BAF6805E5F69/12307/pbi_1

01108.pdf).

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang

rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS dapat digunakan oleh

Page 40: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

21

bank-bank syariah yang mempunyai kelebihan likuiditas sebagai sarana

penitipan dana jangka pendek guna menjaga asetnya. SBIS yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan akad ju’alah yaitu janji atau

komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu (‘iwadh/ju’l) atas

pencapaian hasil yang ditentukan dari suatu pekerjaaan.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia Nomor 10/11/PBI/2008

tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah pada Bank Indonesia, maka :

a. SBIS memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah)

2) Berjangka waktu paling kurang 1 bulan dan paling lama 12 bulan

3) Diterbitkan tanpa warkat (scripless)

4) Dapat digunakan kepada Bank Indonesia

5) Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

b. Mekanisme penerbitan SBIS

1) Bank Indonesia menerbitkan SBIS melalui mekanisme lelang

2) Penerbitan SBIS menggunakan Bank Indonesia-Scripless

Securities Settlement System (BI-SSSS)

3) Pihak yang dapat memiliki SBIS adalah BUS atau UUS

4) BUS atau UUS wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit

Ratio (FDR) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

Page 41: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

22

5) BUS atau UUS dapat memiliki SBIS melalui pengajuan pembelian

SBIS secara langsung dan/atau melalui perusahaan pialang pasar

uang rupiah dan valuta asing.

c. Repo SBIS

1) BUS atau UUS dapat mengajukan Repo SBIS kepada Bank

Indonesia

2) Repo SBIS berdasarkan prinsip qard yang diikuti dengan rahn

3) BUS atau UUS yang mengajukan Repo, harus menandatangani

perjanjian penggunaan SBIS dalam rangka Repo SBIS serta

menyampaikan dokumen pendukung yang dipersyaratkan kepada

Bank Indonesia

4) Bank Indonesia menetapkan dan mengenakan biaya atas Repo

SBIS.

d. Transaksi SBIS

1) BUS atau UUS yang melakukan transaksi SBIS wajib memiliki

rekening giro dan Rekening Surat Berharga untuk penyelesaian

transaksi SBIS

2) BUS atau UUS yang melakukan pembelian SBIS wajib memiliki

saldo rekening giro yang cukup untuk memenuhi kewajiban

penyelesaian transaksi pembelian SBIS

Page 42: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

23

3) BUS atau UUS yang mengajukan Repo SBIS wajib memiliki saldo

rekening surat berharga dan saldo rekening giro yang cukup untuk

memenuhi kewajiban penyelesaian Repo SBIS.

e. Sanksi

1) Transaksi SBIS dinyatakan batal dalam hal BUS atau UUS tidak

memenuhi kewajiban

2) Bank Indonesia mengenakan sanksi kepada BUS atau UUS atas

transaksi SBIS yang dinyatakan batal berupa :

a) Teguran tertulis

b) Kewajiban membayar sebesar 1 per seribu dari nilai transaksi

SBIS yang dinyatakan batal atau paling banyak sebesar Rp.

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk setiap transaksi

SBIS yang dinyatakan batal; dan

3) Dengan tidak mengurangi sanksi dalam hal BUS atau UUS

melakukan transaksi SBIS yang dinyatakan batal sebanyak tiga kali

dalam kurun waktu enam bulan, BUS atau UUS dikenakan sanksi

berupa :

a) Pemberhentian sementara mengikuti lelang SBIS minggu

berikutnya

b) Larangan mengajukan Repo SBIS selama lima hari kerja

berturut-turut, terhitung sejak BUS atau UUS dikenakan

teguran tertulis.

Page 43: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

24

F. Kinerja Perbankan

Kinerja perbankan dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh

suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam bank

seefektif mungkin dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan manajemen (Farid dan Siswanto, 1998 dalam Prasnanugraha,

2007:20).

Penilaian kinerja perbankan menjadi sangat penting dilakukan karena

operasi perbankan sangat berpengaruh terhadap maju mundurnya

perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan dapat dinilai dengan

pendekatan analisis rasio keuangan.

Analisis rasio keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh gambaran perkembangan keuangan dan posisi keuangan

perusahaan. Analisis rasio keuangan berguna sebagai analisis intern bagi

manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil keuangan yang telah

dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern

bagi kreditor dan investor untuk menetukan kebijakan pemberian kredit dan

penanaman modal suatu perusahaan (Usman, 2003 dalam Prasnanugraha,

2007:24).

Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang

Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam

Page 44: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

25

Rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga,

penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen dan kontijensi pada

transaksi rekening administratif.

Kualitas Aktiva Produktif dinilai berdasarkan:

a. Prospek usaha

b. Kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur

c. Kemampuan membayar

Berdasarkan analisis dan penilaian terhadap faktor penilaian

mengenai prospek usaha, kinerja debitur, kemampuan membayar dengan

mempertimbangkan komponen-komponen yang tidak disebutkan, kualitas

kredit ditetapkan menjadi:

a. Lancar (Pass)

b. Dalam perhatian khusus (special mention)

c. Kurang lancar (sub standard)

d. Diragukan (doubtful)

e. Macet (loss)

Aktiva produktif bermasalah yaitu Non Performing Loan (NPL)

untuk bank konvensional atau Non Performing Financing (NPF) untuk

bank syariah merupakan aktiva produktif dengan kualitas aktiva kurang

lancar, diragukan, dan macet. Besarnya NPL/NPF dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Total kredit/Pembiayaan Bermasalah NPL/NPF = ------------- Total Seluruh Kredit/Pembiayaan

Page 45: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

26

2. Rasio Rentabilitas (Earning)

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh

bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Return on Assets (ROA).

ROA merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke

dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. ROA

menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektivitas dalam

penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi

laba yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula ROA, hal itu berarti bahwa

perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan.

ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan rata-

rata total aset. Dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai indikator

performance atau kinerja bank. ROA menunjukkan efektivitas perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang

dimiliki. Semakin tinggi ROA maka menunjukkan semakin efektif

perusahaan tersebut, karena besarnya ROA dipengaruhi oleh besarnya laba

yang dihasilkan perusahaan. Rumus yang digunakan adalah :

ROA = Laba Sebelum Pajak Total Aktiva

Page 46: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

27

3. Rasio Likuiditas (Liquidity)

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat

memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua

depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa

terjadi penangguhan. Rasio likuiditas ini dilakukan untuk menganalisis

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. Dalam

penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Loan to Deposit

Ratio (LDR) untuk bank konvensional atau Financing to Deposit Ratio

(FDR) untuk bank syariah.

FDR/LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit/pembiayaan

yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali

kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan

kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi

rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Rasio ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

FDR/

G. Keterkaitan Antara Variabel

Stabilitas sistem perbankan dan stabilitas moneter merupakan dua aspek

yang saling terkait dan menentukan satu sama lain. Stabilnya sistem

perbankan secara umum dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat

dan berjalannya fungsi intermediasi perbankan dalam memobilisasi simpanan

Page 47: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

28

masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan lain kepada

dunia usaha. Apabila kondisi seperti ini terpelihara, maka proses perputaran

uang dan mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam perekonomian yang

sebagian besar berlangsung melalui sistem perbankan juga dapat berjalan

dengan baik. Dengan demikian, stabilnya sistem perbankan akan menentukan

efektifitas pelaksanaan kebijakan moneter (Warjiyo, 2006:430).

Keterkaitan kebijakan moneter dengan perbankan terjadi melalui dua

tahap transmisi moneter dalam proses perputaran uang. Salah satunya adalah

interaksi antara bank sentral dengan perbankan dalam berbagai transaksi di

pasar uang yang berkaitan dengan operasi moneter bank sentral dan

manajemen likuiditas oleh perbankan. Dengan interaksi ini, kebijakan moneter

berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga, volume dana masyarakat

yang disimpan di bank, kredit yang disalurkan bank kepada dunia usaha, dan

perkembangan transaksi pasar uang yang dilakukan oleh perbankan (Warjiyo

dan Agung, 2002:443).

Guitan (1997 dalam warjiyo 2006:437) mengatakan, pencapaian sasaran

kestabilan moneter dapat didukung oleh pencapaian kesehatan dan kestabilan

perbankan melalui beberapa aspek. Sistem perbankan yang sehat diperlukan

agar sinyal kebijakan moneter dapat ditransmisikan secara efektif ke berbagai

aktivitas ekonomi.

Page 48: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

29

1. Pengaruh SBI terhadap NPL/NPF

Amalia (2006:89-90) melakukan penelitian mengenai analisis

pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan kinerja bank

terhadap laba perbankan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang merupakan data time series bulanan dari tahun

2001-2005. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

vector autoregressive (VAR) yang dikombinasikan dengan Vector Error

Correction Model (VECM) dan memperoleh hasil bahwa Hasil analisis

IRF menunjukkan guncangan suku bunga SBI sebesar satu standar deviasi

berpengaruh cukup besar terhadap perubahan NPL. Ketika suku bunga

SBI naik maka bank-bank akan lebih tertarik menanamkan dananya pada

surat berharga ini dan mengurangi alokasi dananya terhadap kredit, hal ini

berarti suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap NPL.

2. Pengaruh SBI terhadap ROA

Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2009-98) mengenai

analisis pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan suku bunga

SBI terhadap ROA. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi

berganda dengan metode OLS dan memperoleh hasil bahwa berdasarkan

hasil perhitungan statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel suku

bunga SBI tidak berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA). Hal

tersebut menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga SBI tidak

mempengaruhi besarnya Return on Asset (ROA).

Page 49: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

30

3. Pengaruh SBI terhadap LDR/FDR

Amalia (2006:90-91) melakukan penelitian mengenai analisis

pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan kinerja bank

terhadap laba perbankan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang merupakan data time series bulanan dari tahun

2001-2005. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

vector autoregressive (VAR) yang dikombinasikan dengan Vector Error

Correction Model (VECM) dan memperoleh hasil bahwa Respon yang

negatif ditunjukkan oleh variabel LDR apabila guncangan suku bunga SBI

sebesar satu standar deviasi terjadi. Dampak yang negatif ini dikarenakan

ketika suku bunga SBI naik, bank enggan untuk mengeluarkan

pinjamannya karena resiko pengembalian pinjaman cukup tinggi dan bank

lebih memilih menyimpan dananya pada SBI karena lebih aman dan

memiliki nilai pengembalian yang tinggi.

Lestari dan Sugiharto (2005:53), dalam penelitiannya mengenai

kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa selama periode 2002-2006.

Metode analisis statistik yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata

untuk menganalisis perbedaan kinerja dan uji regresi linear berganda untuk

menganalisis pengaruh indikator makro ekonomi (inflasi, nilai tukar

rupiah terhadap US Dollar, dan suku bunga SBI) terhadap ROA, ROE, dan

LDR. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa salah satu indikator

ekonomi makro yaitu suku bunga SBI tidak memiliki pengaruh terhadap

salah satu rasio keuangan bank yaitu LDR.

Page 50: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

31

Penelitian mengenai pengaruh suku bunga konvensional, SBI, dan

SWBI terhadap sumber dan penggunaan dana pada bank syariah yang

dilakukan oleh Williyanti (2007:62). Metode analisis yang digunakan

adalah statistik deskriptif, dan memperoleh hasil bahwa korelasi yang kuat

atau hubungan yang signifikan terjadi antara SBI dengan sumber dana

perbankan syariah, begitupun korelasi antara SBI terhadap penggunaan

dana perbankan syariah menunjukkan korelasi yang cukup kuat dan

hubungan yang signifikan

Cahyono (2009:96) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh

indikator makro ekonomi terhadap Dana Pihak Ketiga dan pembiayaan

Bank Syariah Mandiri, yang menggunakan analisis regresi linear berganda

selama periode Maret 2003-Desember 2007. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa indikator makroekonomi (suku bunga SBI, inflasi, kurs, IHSG, dan

PDB) memberikan pengaruh terhadap DPK dan pembiayaan Bank Syariah

Mandiri, dimana suku bunga SBI memberikan pengaruh negatif terhadap

DPK dan pembiayaan Bank Syariah Mandiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Fatah (2010:87) mengenai analisis

pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), nilai tukar rupiah,

uang beredar, dan inflasi terhadap volume transaksi Pasar Uang Antar

Bank Syariah dan pembiayaan perbankan syariah. Metode analisis yang

digunakan adalah analisis jalur dengan menggunakan AMOS 18, dan

memperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara

variabel suku bunga SBI terhadap pembiayaan perbankan syariah.

Page 51: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

32

4. Pengaruh SBIS terhadap FDR/LDR

Prasetyo (2005:63) melakukan penelitian mengenai analisis

hubungan kausalitas granger antara tingkat imbal jasa agregat dengan

tingkat pembiayaan perbankan syariah dan tingkat kredit perbankan

konvensional di Indonesia periode 2001.I-2004.XII. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat imbal jasa secara

agregat yaitu SWBI dan SBI dengan pembiayaan pada perbankan syariah

dan kredit pada perbankan konvensional di Indonesia pada periode 2001.I-

2004.XII yang melaksanakan kebijakan dual banking system. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa dalam periode 2001.I-2004.XII pada

seluruh variabel yaitu SWBI, SBI, pembiayaan bank syariah, dan kredit

perbankan konvensional terjadi hubungan kointegrasi. Dikeahui bahwa

arah hubungan kausalitas berbeda-beda pada model yang diuji, dimana

hubungan antara SWBI dengan kredit perbankan konvensional arah

hubungannya unilateral hal ini dikarenakan SWBI masih dipengaruhi oleh

tingkat suku bunga SBI.

Penelitian yang dilakukan oleh Adi (2007:85) mengenai pengaruh

penempatan dana pada SWBI dan Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)

terhadap FDR perbankan syariah, data yang digunakan mulai bulan

Januari 2003 hingga Maret 2006. Penelitian ini menggunakan alat analisis

regresi berganda, dan memperoleh hasil bahwa kedua variabel bebas yaitu

SWBI dan PUAS secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel FDR

perbankan syariah. Kedua variabel tadi dapat menjelaskan variabel terikat

Page 52: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

33

sebesar 50,6 persen dan sisanya yaitu 49,4 persen dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dimasukkan kedalam model. Walaupun secara bersama-

sama kedua variabel bebas dapat mempengaruhi FDR perbankan syariah,

namun hasil uji t menunjukkan bahwa hanya variabel SWBI yang

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap FDR perbankan syariah.

Penelititan yang dilakukan oleh Fatimah (2008:98) mengenai

pengaruh penempatan dana Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan

Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) terhadap Financing to Deposit

Ratio (FDR) perbankan syariah. Memperoleh hasil bahwa variabel

independen Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap FDR perbankan syariah, dikarenakan

BI rate yang realatif kecil sehingga tidak menarik perbankan syariah untuk

menempatkan kelebihan dana likuiditasnya pada instrumen SBIS karena

dianggap tidak terlalu menguntungkan.

H. Penelitian Terdahulu

Amalia (2006:98) melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh

suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan kinerja bank terhadap laba

perbankan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih

Bank, CAR, NIM, NPL, LDR, dan suku bunga SBI dengan menggunakan alat

anasis vector autoregressive (VAR) yang dikombinasikan dengan Vector

Error Correction Model (VECM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa :

Page 53: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

34

1. Dalam jangka pendek yang signifikan mempengaruhi laba bank hanya Non

Performing Loan (NPL) satu periode sebelumnya, sedangkan dalam

jangka panjang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara laba

dengan Net Interest Margin (NIM) dan Non Performing loan (NPL),

namun berhubungan negatif dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan

suku bunga SBI

2. Respon laba akibat guncangan kinerja bank menunjukkan pengaruh yang

positif sedangkan pengaruh guncangan suku bunga SBI akan direspon

negatif oleh laba bank

3. Hasil analisis Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error

Variance Decomposition (FEVD) menunjukkan bahwa suku bunga SBI

hanya berpengaruh kecil terhadap perubahan laba. Variabel yang paling

berpengaruh terhadap perubahan laba bank adalah variabel laba itu sendiri,

hal ini berarti komponen pendapatan dan pengeluaran laba lebih

berpengaruh terhadap perubahan besarnya laba

4. Dari hasil simulasi kebijakan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

suku bunga SBI maka semakin kecil pula proporsi guncangan yang

diberikan terhadap laba.

Penelitian mengenai pengaruh suku bunga konvensional, SBI, dan SWBI

terhadap sumber dan penggunaan dana pada bank syariah yang dilakukan oleh

Williyanti (2007:62). Metode analisis yang digunakan adalah statistik

deskriptif. Hasil analisis yang diperoleh adalah suku bunga konvensional

terhadap sumber dana menunjukkan hasil yang beragam, yaitu suku bunga

Page 54: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

35

tabungan konvensional menunjukkan korelasi yang lemah atau tidak

signifikan terhadap sumber dana, korelasi SWBI dengan sumber dana

menunjukkan korelasi yang cukup kuat atau hubungan yang signifikan,

korelasi yang kuat terjadi antara SBI dengan sumber dana atau hubungan yang

signifikan. Sementara hasil analisis hubungan suku bunga konvensional

terhadap penggunaan dana memiliki korelasi yang beragam, yaitu sangat

lemah hingga kuat, suku bunga deposito konvensional menunjukkan

hubungan yang signifikan terhadap penggunaan dana, SWBI memiliki

korelasi yang beragama tetapi secara umum memiliki hubungan yang

signifikan terhadap penggunaan dana, korelasi antara SBI terhadap

penggunaan dana menunjukkan korelasi yang cukup kuat dan hubungan yang

signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Adi (2007:85) mengenai pengaruh

penempatan dana pada SWBI dan Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)

terhadap FDR perbankan syariah, data yang digunakan mulai bulan Januari

2003 hingga Maret 2006. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi

berganda, dan memperoleh hasil bahwa kedua variabel bebas yaitu SWBI dan

PUAS secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel FDR perbankan

syariah. Kedua variabel tadi dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 50,6

persen dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

kedalam model. Walaupun secara bersama-sama kedua variabel bebas dapat

mempengaruhi FDR perbankan syariah, namun hasil uji t menunjukkan bahwa

hanya variabel SWBI yang signifikan mempengaruhi FDR perbankan syariah.

Page 55: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

36

ROA

LDR/FDR

NPL/NPF SBI

SBIS

I. Kerangka Pemikiran

Kebijakan moneter merupakan tindakan yang dilakukan oleh bank

sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat kredit, yang

tentunya juga akan berdampak kepada kinerja dari perbankan. Bank sentral

sebagai salah satu otoritas moneter dapat melaksanakan kebijakan moneter

dengan menggunakan instrumen kebijakan moneter konvensional dan

instrumen kebijakan moneter Islam. Penelitian ini mencoba menggabungkan

instrumen kebijakan moneter konvensional dengan instrumen kebijakan

moneter Islam dan pengaruhnya terhadap kinerja bank, baik bank

konvensional maupun bank syariah, seperti pada gambar 2.1 dibawah ini :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Dari gambar diatas, gabungan instrumen kebijakan moneter

konvensional dengan instrumen kebijakan moneter Islam masing-masing

diwakili oleh, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS). Dari instrumen kebijakan moneter yang diambil oleh bank

sentral, dapat dilihat sejauh mana instrumen yang diambil mempengaruhi

kinerja dari bank konvensional dan bank syariah secara keseluruhan di

Indonesia. Kinerja bank konvensional maupun bank syariah dapat dilihat dari

rasio keuangannya, rasio keuangan tersebut terdiri dari rasio Kualitas Aktiva

Page 56: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

37

Produktif (KAP) yang diwakili oleh Non Performing Loan (NPL) atau Non

Performing Financing (NPF), rasio rentabilitas (earning) yang diwakili oleh

Return on Assets (ROA), dan rasio likuiditas (liquidity) yang diwakili oleh

Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR).

Dalam penelitian ini, sesuai dengan dengan telaah pustaka dapat disusun

suatu logika bahwa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dijadikan sebagai

proksi variabel instrumen kebijakan moneter konvensional mempunyai

hubungan yang positif terhadap NPL, semakin besar nilai SBI akan

mengakibatkan naiknya NPL sehingga Aktiva produktif bermasalah

perbankan konvensional meningkat. Sementara variabel SBI terhadap NPF

bank syariah mempunyai hubungan yang positif, Semakin besar nilai SBI

akan berakibat pada naiknya NPF bank syariah, sehingga aktiva produktif

bermasalah perbankan syariah meningkat. Variabel SBI mempunyai hubungan

yang Positif terhadap ROA. Semakin besar nilai SBI akan berakibat pada

naiknya ROA, sehingga profitabilitas perbankan konvensional meningkat.

Begitupun variabel SBI terhadap ROA bank syariah mempunyai hubungan

yang positif. Semakin besar nilai SBI akan berakibat pada naiknya ROA bank

syariah, sehingga profitabilitas perbankan syariah meningkat. Variabel SBI

mempuyai hubungan yang negatif terhadap LDR. Semakin besar nilai SBI

akan berakibat pada turunnya LDR, sehingga likuiditas perbankan

konvensional menurun. Begitupun variabel SBI berpengaruh negatif terhadap

FDR bank syariah. Semakin besar nilai SBI akan berakibat pada turunnya

FDR, sehingga likuiditas perbankan syariah menurun.

Page 57: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

38

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) digunakan sebagai proksi

instrumen kebijakan moneter Islam. SBIS mempunyai pengaruh negatif

terhadap NPL, semakin besar nilai SBIS akan mengakibatkan turunnya NPL

sehingga Aktiva produktif bermasalah perbankan konvensional menurun.

Begitupun variabel SBIS terhadap NPF bank syariah mempunyai hubungan

yang positif, semakin besar nilai SBIS akan berakibat pada naiknya NPF bank

syariah, sehingga aktiva produktif bermasalah perbankan syariah meningkat.

Variabel SBIS mempunyai hubungan yang negatif terhadap ROA. Semakin

besar nilai SBIS akan berakibat pada turunnya ROA, sehingga profitabilitas

perbankan konvensional menurun. Begitupun variabel SBIS terhadap ROA

bank syariah mempunyai hubungan yang negatif. Semakin besar nilai SBIS

akan berakibat pada turunnya ROA bank syariah. Variabel SBIS mempunyai

hubungan yang negatif terhadap LDR. Jadi jika nilai SBIS turun, maka LDR

akan naik, sehingga likuiditas perbankan konvensional juga akan mengalami

kenaikan. Sementara itu variabel SBIS juga berpengaruh negatif terhadap

FDR bank syariah. Semakin tinggi nilai SBIS, maka semakin rendah FDR

bank syariah, sehingga likuiditas perbankan syariah menurun.

Untuk mengolah data dalam penelitian ini, akan dihitung dengan

menggunakan software Microsoft Excel 2007 dengan memasukan nilai dari

masing-masing variabel. Setelah itu, data-data berformat Excel tersebut akan

dikonversi ke program Eviews 5 untuk selanjutnya dilakukan pengujian

persyaratan analisis yaitu uji asumsi klasik dan uji analisis regresi berganda

dengan menggunakan metode OLS.

Page 58: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

39

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap bank konvensional dan bank syariah

secara keseluruhan yang ada di Indonesia sejak bulan Januari tahun 2007

sampai dengan bulan Desember tahun 2009 dengan menggunakan data

bulanan. Kinerja dari bank konvensional dan bank syariah secara keseluruhan

dilihat dari rasio keuangan yang dimilikinya. Rasio keuangan yang diteliti

tersebut antara lain adalah rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang

diwakili oleh Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing

(NPF), rasio rentabilitas (Earning) yang diwakili oleh Return on Assets

(ROA), dan rasio likuiditas (Liquidity) yang diwakili oleh Loan to Deposit

Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR).

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

Data sekunder adalah data yang bukan didapatkan dari hasil usaha observasi

yang dilakukan sendiri oleh peneliti, namun data sekunder diperoleh dari

pihak lain yang telah mengolah data primer atau data yang paling pertama kali

diperoleh dari suatu peristiwa sehingga menjadi bentuk data jadi yang

tentunya data tersebut berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti atau

biasanya disebut dengan studi kepustakaan. Studi kepustakaan yaitu

Page 59: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

40

pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Usman

dan Akbar, 2003:54).

Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian

ini adalah menggunakan analisis kuantitatif. Dimana analisis kuantitatif adalah

studi yang bertujuan untuk mencari uraian secara menyeluruh, teliti, dan

komprehensif berdasarkan data empiris.

Suatu permasalahan yang diselesaikan dengan pendekatan kuantitatif,

seorang analis akan berkonsentrasi pada fakta kuantitatif atau data yang

berhubungan dengan masalah dan selanjutnya membuat model matematik

yang menjelaskan tujuan, hambatan dan lain-lain yang berhubungan dengan

permasalahan (Anderson, 1994:73).

Langkah pertama untuk melihat seberapa besar pegaruh instrumen

kebijakan moneter konvensional dan instrumen kebijakan moneter Islam

terhadap kinerja bank umum konvensional dan bank umum syariah adalah

mengambil data sekunder dari setiap viariabel-variabel yang ingin diteliti

melalui sumber-sumber data yang terpercaya.

Langkah selanjutnya adalah memasukan variabel-variabel yang sudah

diperoleh tersebut ke dalam Software Microsoft Excel 2007 kemudian di

konversi ke Eviews 5 untuk selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan

analisis yaitu uji asumsi klasik dan uji analisis regresi berganda dengan

menggunakan metode OLS. Adapun data sekunder yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah :

Page 60: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

41

1. Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)

datanya diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI) dan Statistik

Perbankan Syariah (Islamic Banking Statistics) yang diterbitkan oleh

Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan dan Direktorat Perbankan

Syariah, Bank Indonesia.

2. Return on Assets (ROA) datanya diperoleh dari Statistik Perbankan

Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Direktorat Perizinan dan Informasi

Perbankan, Bank Indonesia.

3. Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR)

datanya diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI) dan Statistik

Perbankan Syariah (Islamic Banking Statistics) yang diterbitkan oleh

Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan dan Direktorat Perbankan

Syariah, Bank Indonesia.

4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) datanya diperoleh dari Statistik Ekonomi

Keuangan Indonesia (Indonesian Financial Statistics) yang diterbitkan

oleh Bank Indonesia.

5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) datanya diperoleh dari Statistik

Keuangan Perbankan Syariah (Islamic Banking Statistics) yang diterbitkan

oleh Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia.

Page 61: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

42

B. Metode Analisis

1. Analisis Regresi

Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga digunakan untuk

mengukur ada tidaknya korelasi atau hubungan antar variabel. Istilah

regresi yang berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan oleh

Sir Francis Galton pada tahun 1877, sehubungan dengan penelitiannya

terhadap tinggi manusia. Garis yang menunjukkan hubungan tersebut

disebut garis regresi. Analisis regresi lebih akurat dalam melakukan

analisis korelasi, karena pada analisis itu kesulitan dalam menunjukkan

slope (tingkat perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya dapat

ditentukan). Jadi, dengan analisis regresi, peramalan atau perkiraan nilai

variabel terikat pada nilai variabel bebas lebih akurat pula (Hasan,

1999:246).

Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

persamaan regresi linear berganda dengan metode persamaan kuadrat

terkecil atau Ordinary Least Square (OLS), yaitu persamaan matematik

yang menyatakan hubungan antara sebuah variabel tak bebas (variabel

dependen) dengan beberapa variabel bebas (variabel independen).

(Wijaya, 2001:80).

Persamaan garis regresi adalah suatu model persamaan garis yang

menunjukkan kepekaan variabel bebas akan mempengaruhi variabel

terikatnya. Persamaan untuk regresi berganda dalam penelitian ini dapat

dinyatakan dalam persamaan garis sebagai berikut :

Page 62: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

43

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + €i

Persamaan : instrumen kebijakan moneter terhadap kinerja bank

Dimana:

Y = Kinerja Bank

a = Intersept

b1-b3 = Koefisien Regresi

X1 = Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

X2 = Giro Wajib Minimum (GWM)

X3 = Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

€i = Error term

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengkaji apakah dalam model

regresi variabel dependen, dan varibel independen, atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Page 63: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

44

Salah satu metode untuk mengetahui Normalitas adalah

dengan menggunakan metode analisis grafik secara histogram

dengan melihat nilai probabilitas dari Jarque-Bera, jika probabilitas

bernilai lebih besar dari 5 persen maka dapat dikatakan bahwa data

berdistribusi normal, dan sebaliknya jika probabilitas bernilai kurang

dari 5 persen maka dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Istilah koleniaritas ganda (Multicolinearity) yang berarti

adanya hubungan linier yang sempurna atau eksak di antara variabel-

variabel bebas dalam model regresi diciptakan oleh Ranger Fish di

dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis by Means of

Complete Regressions Systems”.

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

hubungan antar beberapa atau semua variabel independen dalam

model regresi. Multikolinearitas merupakan keadaan di mana satu

atau lebih variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linier

dengan variabel lainnya. Artinya bahwa jika di antara pengubah-

pengubah bebas yang digunakan sama sekali tidak berkorelasi satu

dengan yang lain maka bisa dikatakan tidak terjadi Multikolinearitas.

Untuk menguji asumsi Multikolinearitas dapat digunakan uji

Correlation Matrix. Jika antar variabel independen ada korelasi yang

Page 64: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

45

cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan

indikasi bahwa adanya Multilinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Salah satu asumsi dari model regresi linear klasik adalah bahwa

tak ada autokorelasi atau korelasi serial (autocorrelation or serial

correlation) antara kesalahan pengganggu (€i).

Istilah autokorelasi (autocorrelation) menurut Kendall dan

Buckland (1986:211) adalah autokorelasi merupakan korelasi antara

anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu (seperti

data time-series) atau menurut urutan tempat atau ruang (seperti data

cross-section), atau korelasi pada dirinya sendiri.

Autokorelasi dapat didefinisikan pula terjadinya korelasi di

antara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa

munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya.

Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika trerjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak, dapat

digunakan uji Breusch-Godfrey dengan melihat probabilitas dari

Obs*R-squared. Jika probabilitasnya bernilai lebih besar dari 5

Page 65: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

46

persen maka dapat dikatakan tidak terjadi Autokorelasi, dan

sebaliknya jika probabilitasnya bernilai kurang dari 5 persen maka

dikatakan terjadi Autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Supranto (1983:42) mengatakan, Heteroskedastisitas adalah

suatu keadaan di mana varian dari kesalahan pengganggu tidak

konstan untuk semua nilai variabel bebas.

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model yang baik adalah Homoskedastisitas dan tidak terjadi

Heteroskedastisitas.

Cara untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas antara

lain dengan melakukan uji White dengan melihat probabilitas dari

Obs*R-squared. Jika probabilitasnya lebih besar dari 5 persen, maka

dapat dikatakan tidak terjadi Heteroskedastisitas atau data bersifat

Homoskedastisitas dan sebaliknya jika probabilitasnya kurang dari 5

persen maka data dikatakan bersifat Heteroskedastisitas.

Page 66: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

47

C. Operasional Variabel Penelitian.

Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti

dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukan pada

dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang

diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar

dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government

securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan

membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang

beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga

pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain

adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

2. Sertifikat Bank indonesia Syariah (SBIS)

SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka

waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia. SBIS dapat digunakan oleh bank-bank syariah yang

mempunyai kelebihan likuiditas sebagai sarana penitipan dana jangka

pendek guna menjaga asetnya.

Page 67: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

48

3. Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)

Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam

mengelola kredit/pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank.

Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk

kualitas kredit/pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah

kredit/pembiayaan bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu

bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

4. Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari

segi penggunaan aset.

5. Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR)

LDR/FDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit/pembiayaan

yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali

kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan

kredit/pembiayaan yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin

tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya.

Page 68: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

49

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja

bank umum konvensional dan bank umum syariah secara keseluruhan yang

ada di Indonesia serta instrumen kebijakan moneter yang biasa digunakan

oleh Bank Indonesia, baik instrumen kebijakan moneter konvensional

maupun instrumen kebijakan moneter Islam. Sejak bulan Januari tahun 2007

sampai dengan bualan Desember tahun 2009, dengan menggunakan data

bulanan statistik perbankan Indonesia (Indonesian Bank Statistics) yang

diterbitkan oleh Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, Bank

Indonesia. Kinerja dari bank umum konvensional dan bank umum syariah

secara keseluruhan dilihat dari rasio keuangan yang dimilikinya. Rasio

keuangan yang digunankan dalam penelitian ini diantaranya adalah rasio

Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang diwakili oleh Non Performing Loan

(NPL) atau Non Performing Financing (NPF), rasio rentabilitas (Earning)

yang diwakili oleh Return on Assets (ROA), dan rasio likuiditas (Liquidity)

yang diwakili oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit

Ratio (FDR). Sedangkan Instrumen kebijakan moneter konvensional dan

instrumen kebijakan moneter Islam masing-masing diwakili oleh Sertifikat

Bank Indonesia (SBI), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

Page 69: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

50

A. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, karakteristik sampel yang

digunakan didalam penelitian ini meliputi, rata-rata sampel (mean), nilai

maksimum, nilai minimum, standar deviasi (σ), dan jumlah sampel

(observasi) untuk masing-masing variabel penelitian yang meliputi variabel

NPL, ROA, LDR, untuk bank konvensional, NPF, ROA, FDR, untuk bank

syariah dan SBI, GWM, SBIS untuk instrumen kebijakan moneter. Hasil olah

data deskriptif dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

1. Analisis Deskriptif

Tabel 4.1 Hasil Olah Data Deskriptif

Bank Konvensional Bank Syariah Instrumen Moneter NPL ROAĸ LDR NPF ROAs FDR SBI SBIS

Mean 4.359167 2.758889 70.35333 5.060833 1.841111 101.3856 8.364722 7.098889 Maximum 6.200000 3.340000 79.02000 6.630000 2.440000 113.0200 11.24000 10.49000 Minimum 3.200000 2.330000 60.55000 3.950000 1.380000 89.70000 6.460000 4.530000 Std. Dev. 0.994124 0.190245 5.382825 0.840025 0.241268 5.035263 1.244266 1.387983 Observations 36 36 36 36 36 36 36 36

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah observasi atau

jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 sampel data

selama periode pengamatan (2007:01-2009:12) yang diambil dari Statistik

Perbankan Indonesia (SPI). Berdasarkan hasil perhitungan diatas tampak

bahwa Non Performing Loan (NPL) bank konvensional memiliki nilai

terendah sebesar 3.2 persen dan yang tertinggi sebesar 6.2 persen,

sementara Non Performing Financing (NPF) bank syariah memiliki nilai

terendah sebesar 3.95 persen dan yang tertinggi sebesar 6.63 persen. Hal

Page 70: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

51

tersebut menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian

besarnya NPL bank konvensional dan NPF bank syariah di Indonesia

melebihi standar yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu di bawah 5 persen.

Rata-rata NPL bank konvensional adalah 4.3592 persen dengan nilai

standar deviasi sebesar 0.9941, sementara rata-rata NPF bank syariah

adalah 5.0608 persen dengan nilai standar deviasi sebesar 0.8400. Hal

tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel NPL

bank konvensional dan NPF bank syariah mempunyai sebaran yang kecil

karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya (mean), sehingga

simpangan data pada variabel NPL bank konvensional dan NPF bank

syariah ini dapat dikatakan baik.

Return on Assets (ROAĸ) bank konvesional memiliki nilai terendah

sebesar 2.33 persen dan nilai tertinggi sebesar 3.34 persen, sedangkan

Return on Assets (ROAs) bank syariah memiliki nilai terendah sebesar 1.38

persen dan nilai tertinggi sebesar 2.44 persen. Hal tersebut menunjukkan

bahwa secara statistik, selama periode penelitian besarnya ROAĸ bank

konvensional dan ROAs bank syariah di Indonesia sudah memenuhi standar

yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu diatas 1.5 persen. Sedangkan nilai

rata-rata ROAĸ bank konvensional adalah 2.7589 persen dengan nilai

standar deviasi sebesar 0.1902, sementara nilai rata-rata ROAs bank syariah

adalah 1.8411 persen dengan nilai standar deviasi sebesar 0.2413. Hal

tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel ROAĸ

bank konvensional dan bank syariah mempunyai sebaran yang kecil karena

Page 71: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

52

standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya (mean), sehingga

simpangan data pada variabel ROAĸ bank konvensional dan ROAs bank

syariah ini dapat dikatakan baik.

LDR bank konvensional memiliki nilai terendah sebesar 60.55 persen

dan yang tertinggi sebesar 79.02 persen, sementara itu Financing to

Deposit Ratio (FDR) bank syariah memiliki nilai terendah sebesar 89.70

persen dan yang tertinggi sebesar 113.02 persen. Hal tersebut menunjukkan

bahwa secara statistik, selama periode penelitian besarnya LDR bank

konvensional di Indonesia masih belum bisa memenuhi standar yang

ditetapkan Bank Indonesia, sedangkan besarnya FDR bank syariah di

Indonesia sudah bisa memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia,

yaitu berkisar antara 80-110 persen. Nilai rata-rata LDR bank konvensional

adalah 70.3533 persen dengan nilai standar deviasi sebesar 5.3828,

sementara nilai rata-rata FDR bank syariah adalah 101.3856 persen dengan

nilai standar deviasi sebesar 5.0353. Hal tersebut menunjukkan bahwa data

yang digunakan dalam variabel LDR bank konvensional dan FDR bank

syariah mempunyai sebaran yang kecil karena standar deviasi lebih kecil

dari nilai rata-ratanya (mean), sehingga simpangan data pada variabel LDR

bank konvensional dan FDR bank syariah dapat dikatakan baik.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas tampak bahwa Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) memiliki

nilai rata-rata sebesar 8.3647 persen dan 7.0989 persen dengan nilai standar

deviasi sebesar 1.2443 dan 1.3879. Hal tersebut menunjukkan bahwa data

Page 72: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

53

yang digunakan dalam variabel SBI dan SBIS mempunyai sebaran yang

kecil karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya, sehingga

simpangan data pada variabel SBI dan SBIS ini dapat dikatakan baik.

B. Uji Asumsi Klasik Bank Konvensional

Sebelum dilakukan pengujian regresi linear berganda terhadap hipotesis

penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk

mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil

pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsi-

asumsi klasik yang mendasari model regresi linear berganda. Asumsi-asumsi

klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi

normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal. Salah satu metode untuk mengetahui

Normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik secara

histogram dengan melihat nilai probabilitas dari Jarque-Bera, jika

probabilitas bernilai lebih besar dari 5 persen maka dapat dikatakan bahwa

data berdistribusi normal, dan sebaliknya jika probabilitas bernilai kurang

Page 73: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

54

0

2

4

6

8

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: Residuals Sample 2007:01 2009:12 Observations 36 Mean 3.15E-16 Median -0.005068 Maximum 0.416986 Minimum -0.255344 Std. Dev. 0.149423 Skewness 0.519044 Kurtosis 3.003273 Jarque-Bera 1.616455 Probability 0.445647

0 2 4 6 8

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: Residuals Sample 2007:01 2009:12 Observations 36 Mean -7.85E-17 Median -0.019688 Maximum 0.196771 Minimum -0.203834 Std. Dev. 0.098616 Skewness -0.105215 Kurtosis 2.376176 Jarque-Bera 0.451497 Probability 0.797919

dari 5 persen maka dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.

Uji Normalitas dengan melihat grafik secara histogram sebagaimana

terlihat dalam gambar 4.1, 4.2, dan 4.3 di bawah ini :

a. Hasil Uji Normalitas NPL

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas NPL Bank Konvensional Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Normalitas NPL bank konvensional dengan melihat

grafik secara histogram diatas, dapat dilihat bahwa angka Jarque-Bera

bernilai 1.6165 dan probabilitasnya bernilai 0.4456 (lebih besar dari 5

persen). Maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Normalitas ROA

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ROA Bank Konvensional

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Page 74: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

55

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10

Series: Residuals Sample 2007:01 2009:12 Observations 36

Mean -1.91E-15 Median 0.001928 Maximum 0.108222 Minimum -0.162905 Std. Dev. 0.052655 Skewness -0.384710 Kurtosis 4.328353

Jarque-Bera 3.534791 Probability 0.170777

Pada hasil uji Normalitas ROA bank konvensional dengan

melihat grafik secara histogram diatas, dapat dilihat bahwa angka

Jarque-Bera bernilai 0.4515 dan probabilitasnya bernilai 0.7979 (lebih

besar dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi

normal.

c. Hasil Uji Normalitas LDR

Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas LDR Bank Konvensional

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Normalitas LDR bank konvensional dengan melihat

grafik secara histogram diatas, dapat dilihat bahwa angka Jarque-Bera

bernilai 3.5348 dan probabilitasnya bernilai 0.1708 (lebih besar dari 5

persen). Maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

hubungan antar beberapa atau semua variabel independen dalam model

regresi. Multikolinearitas merupakan keadaan di mana satu atau lebih

Page 75: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

56

variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linear dengan variabel

lainnya. Artinya bahwa jika di antara pengubah-pengubah bebas yang

digunakan sama sekali tidak berkorelasi satu dengan yang lain maka bisa

dikatakan tidak terjadi Multikolinearitas.

Untuk menguji asumsi Multikolinearitas dapat digunakan uji

Correlation Matrix. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup

tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi bahwa

adanya Multilinearitas. Uji Correlation Matrix dapat dilihat seperti pada

tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Correlation Matrix

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Multikolinearitas dengan menggunakan uji Correlation

Matrix diatas, dapat dilihat bahwa antara variabel SBI dan SBIS memiliki

koefisien sebesar 0.50. sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada

hubungan linear atau korelasi antara kedua variabel tersebut.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

LSBI LSBIS LSBI 1.000000 0.497807

LSBIS 0.497807 1.000000

Page 76: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

57

problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak, dapat digunakan uji

Breusch-Godfrey dengan melihat probabilitas dari Obs*R-squared. Jika

probabilitasnya bernilai lebih besar dari 5 persen maka dapat dikatakan

tidak terjadi Autokorelasi, dan sebaliknya jika probabilitasnya bernilai

kurang dari 5 persen maka dikatakan terjadi Autokorelasi. Uji Autokorelasi

dapat dilihat pada tabel 4.3, 4.4, dan 4.5 dibawah ini:

a. Hasil Uji Autokorelasi NPL

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi NPL Bank Konvensional

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.442865 Probability 0.035750

Obs*R-squared 23.14288 Probability 0.057984

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Autokorelasi NPL bank konvensional dengan

menggunakan uji Breusch-Godfrey diatas, dapat dilihat bahwa angka

Obs*R-squared bernilai 23.1429 dan probabilitasnya bernilai 0.0580

(lebih besar dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Autokorelasi.

Page 77: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

58

b. Hasil Uji Autokorelasi ROA

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ROA Bank Konvensional

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.409703 Probability 0.953073

Obs*R-squared 8.347820 Probability 0.870430

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Autokorelasi ROA bank konvensional dengan

menggunakan uji Breusch-Godfrey diatas, dapat dilihat bahwa angka

Obs*R-squared bernilai 8.3478 dan probabilitasnya bernilai 0.8704

(lebih besar dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Autokorelasi.

c. Hasil Uji Autokorelasi LDR

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi LDR Bank Konvensional

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.829635 Probability 0.109522

Obs*R-squared 20.66880 Probability 0.110426

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Autokorelasi LDR bank konvensional dengan

menggunakan uji Breusch-Godfrey diatas, dapat dilihat bahwa angka

Obs*R-squared bernilai 20.6689 dan probabilitasnya bernilai 0.1104

(lebih besar dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Autokorelasi.

Page 78: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

59

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedastisitas, Model yang baik adalah

Homoskedastisitas dan tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Cara untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas antara lain

dengan melakukan uji White dengan melihat probabilitas dari Obs*R-

squared. Jika probabilitasnya lebih besar dari 5 persen, maka dapat

dikatakan tidak terjadi Heteroskedastisitas dan sebaliknya. Uji

Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.6, 4.7, dan 4.8 dibawah ini:

a. Hasil Uji Heteroskedastisitas NPL

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas NPL Bank Konvensional

White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.026862 Probability 0.419689

Obs*R-squared 5.260817 Probability 0.384886

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Heteroskedastisitas NPL bank konvensional dengan

menggunakan uji White diatas, dapat dilihat bahwa angka Obs*R-

squared bernilai 5.2608 dan probabilitasnya bernilai 0.3849 (lebih besar

dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Heteroskedastisitas atau data bersifat Homoskedastisitas.

Page 79: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

60

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA Bank Konvensional

White Heteroskedasticity Test: F-statistic 0.451112 Probability 0.809074

Obs*R-squared 2.517398 Probability 0.773873

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Heteroskedastisitas ROA bank konvensional

dengan menggunakan uji White diatas, dapat dilihat bahwa angka

Obs*R-squared bernilai 2.5173 dan probabilitasnya bernilai 0.7739

(lebih besar dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Heteroskedastisitas atau data bersifat Homoskedastisitas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas LDR

Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas LDR Bank Konvensional

White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.178423 Probability 0.342882

Obs*R-squared 5.909825 Probability 0.315092

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Heteroskedastisitas LDR bank konvensional dengan

menggunakan uji White diatas, dapat dilihat bahwa angka Obs*R-

squared bernilai 5.9098 dan probabilitasnya bernilai 0.3150 (lebih besar

dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Heteroskedastisitas atau data bersifat Homoskedastisitas.

Page 80: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

61

0

2

4

6

8

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: Residuals Sample 2007:01 2009:12 Observations 36 Mean 1.48E-16 Median 0.035435 Maximum 0.204702 Minimum -0.251799 Std. Dev. 0.139938 Skewness -0.443593 Kurtosis 1.905941 Jarque-Bera 2.976095 Probability 0.225813

D. Uji Asumsi Klasik Bank Syariah

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Salah satu metode untuk mengetahui Normalitas adalah dengan

menggunakan metode analisis grafik secara histogram dengan melihat

nilai probabilitas dari Jarque-Bera, jika probabilitas bernilai lebih besar

dari 5 persen maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal, dan

sebaliknya jika probabilitas bernilai kurang dari 5 persen maka dikatakan

bahwa data tidak berdistribusi normal. Uji Normalitas dengan melihat

grafik secara histogram sebagaimana terlihat dalam gambar 4.4, 4.5, dan

4.6 di bawah ini :

a. Hasil Uji Normalitas NPF

Gambar 4.4

Hasil Uji Normalitas NPF Bank Syariah Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Normalitas NPF bank syariah dengan melihat grafik

secara histogram diatas, dapat dilihat bahwa angka Jarque-Bera bernilai

Page 81: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

62

2.9760 dan probabilitasnya bernilai 0.2258 (lebih besar dari 5 persen).

Maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Normalitas ROA

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas ROA Bank Syariah

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Normalitas ROA bank syariah dengan melihat

grafik secara histogram diatas, dapat dilihat bahwa angka Jarque-Bera

bernilai 1.8295 dan probabilitasnya bernilai 0.4006 (lebih besar dari 5

persen). Maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

c. Hasil Uji Normalitas FDR

Gambar 4.6

Hasil Uji Normalitas FDR Bank Syariah Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: Residuals Sample 2007:01 2009:12 Observations 36 Mean -1.20E-16 Median -0.007026 Maximum 0.276769 Minimum -0.292950 Std. Dev. 0.127988 Skewness -0.523329 Kurtosis 3.352369 Jarque-Bera 1.829487 Probability 0.400619

0

2

4

6

8

10

-0.05 0.00 0.05

Series: Residuals

Sample 2007:01 2009:12

Observations 36

Mean 9.64E-18

Median 0.008328

Maximum 0.082889

Minimum -0.074675

Std. Dev. 0.037067

Skewness -0.117271

Kurtosis 2.759283

Jarque-Bera 0.169432

Probability 0.918773

Page 82: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

63

Pada hasil uji Normalitas FDR bank syariah dengan melihat grafik

secara histogram diatas, dapat dilihat bahwa angka Jarque-Bera bernilai

0.1694 dan probabilitasnya bernilai 0.9188 (lebih besar dari 5 persen).

Maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

hubungan antar beberapa atau semua variabel independen dalam model

regresi. Multikolinearitas merupakan keadaan di mana satu atau lebih

variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linear dengan variabel

lainnya.

Untuk menguji asumsi Multikolinearitas dapat digunakan uji Correlation

Matrix. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi

(umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi bahwa adanya

Multilinearitas. Uji Correlation Matrix dapat dilihat seperti pada tabel 4.9

dibawah ini:

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas

Correlation Matrix

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

LSBI LSBIS

LSBI 1.000000 0.497807

LSBIS 0.497807 1.000000

Page 83: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

64

Pada hasil uji Multikolinearitas dengan menggunakan uji Correlation

Matrix diatas, dapat dilihat bahwa antara variabel SBI dan SBIS memiliki

koefisien sebesar 0.50. sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada

hubungan linear atau korelasi antara kedua variabel tersebut.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan pula terjadinya korelasi di antara

data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa munculnya suatu

data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Autokorelasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam model linear ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi.

Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak, dapat digunakan uji

Breusch-Godfrey dengan melihat probabilitas dari Obs*R-squared. Jika

probabilitasnya bernilai lebih besar dari 5 persen maka dapat dikatakan

tidak terjadi Autokorelasi, dan sebaliknya jika probabilitasnya bernilai

kurang dari 5 persen maka dikatakan terjadi Autokorelasi. Uji Autokorelasi

dapat dilihat pada tabel 4.10, 4.11, dan 4.12 dibawah ini:

Page 84: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

65

a. Hasil Uji Autokorelasi NPF

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi NPF Bank Syariah

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.521708 Probability 0.194555

Obs*R-squared 19.02894 Probability 0.163846

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Autokorelasi NPF bank syariah dengan

menggunakan uji Breusch-Godfrey diatas, dapat dilihat bahwa angka

Obs*R-squared bernilai 19.0289 dan probabilitasnya bernilai 0.1638

(lebih besar dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Autokorelasi.

b. Hasil Uji Autokorelasi ROA

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi ROA Bank Syariah

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.939328 Probability 0.056744

Obs*R-squared 19.91777 Probability 0.068657

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Autokorelasi ROA bank syariah dengan

menggunakan uji Breusch-Godfrey diatas, dapat dilihat bahwa angka

Obs*R-squared bernilai 19.9178 dan probabilitasnya bernilai 0.0687

(lebih besar dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Autokorelasi.

Page 85: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

66

c. Hasil Uji Autokorelasi FDR

Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi FDR Bank Syariah

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.662108 Probability 0.028237

Obs*R-squared 26.59681 Probability 0.064252

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Autokorelasi FDR bank syariah dengan

menggunakan uji Breusch-Godfrey diatas, dapat dilihat bahwa angka

Obs*R-squared bernilai 26.5968 dan probabilitasnya bernilai 0.0642

(lebih besar dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Supranto (1983:42) mengatakan, Heteroskedastisitas adalah suatu

keadaan di mana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk

semua nilai variabel bebas. Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model

yang baik adalah Homoskedastisitas dan tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

Page 86: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

67

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Cara untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas antara lain

dengan melakukan uji White dengan melihat probabilitas dari Obs*R-

squared. Jika probabilitasnya lebih besar dari 5 persen, maka dapat

dikatakan tidak terjadi Heteroskedastisitas atau data bersifat

Homoskedastisitas, begitupun sebaliknya. Uji Heteroskedastisitas dapat

dilihat pada tabel 4.13, 4.14, dan 4.15 dibawah ini:

a. Hasil Uji Heteroskedastisitas NPF

Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas NPF Bank Syariah

White Heteroskedasticity Test: F-statistic 2.529199 Probability 0.060436

Obs*R-squared 8.857807 Probability 0.064754

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Heteroskedastisitas NPF bank syariah dengan

menggunakan uji White diatas, dapat dilihat bahwa angka Obs*R-

squared bernilai 8.8578 dan probabilitasnya bernilai 0.0648 (lebih besar

dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Heteroskedastisitas atau data bersifat Homoskedastisitas.

Page 87: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

68

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA

Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA Bank Syariah

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 2.525871 Probability 0.054335

Obs*R-squared 15.06171 Probability 0.089255

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Heteroskedastisitas ROA bank syariah dengan

menggunakan uji White diatas, dapat dilihat bahwa angka Obs*R-

squared bernilai 15.0617 dan probabilitasnya bernilai 0.0893 (lebih

besar dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Heteroskedastisitas atau data bersifat Homoskedastisitas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas FDR

Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas FDR Bank Syariah

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.700175 Probability 0.627599

Obs*R-squared 3.762034 Probability 0.584160

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Pada hasil uji Heteroskedastisitas FDR bank syariah dengan

menggunakan uji White diatas, dapat dilihat bahwa angka Obs*R-

squared bernilai 3.7620 dan probabilitasnya bernilai 0.5841 (lebih besar

dari 5 persen). Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

Heteroskedastisitas atau data bersifat Homoskedastisitas.

Page 88: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

69

E. Hasil Analisis Regresi

1. Hasil Uji Regresi NPL Bank Konvensional dan NPF Bank Syariah

Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi NPL Bank Konvensional

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.833675 0.381746 4.803388 0.0000 LSBI 0.662032 0.201899 3.279027 0.0025

LSBIS -0.918588 0.155828 -5.894868 0.0000 R-squared 0.514043 Mean dependent var 1.449005 Adjusted R-squared 0.484591 S.D. dependent var 0.214347 S.E. of regression 0.153884 Akaike info criterion -0.825581 Sum squared resid 0.781449 Schwarz criterion -0.693621 Log likelihood 17.86045 F-statistic 17.45363 Durbin-Watson stat 1.941342 Prob(F-statistic) 0.000007

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Persamaan regresi linear berganda untuk tabel 4.18 diatas adalah :

LNPL = 1.833674615 + 0.6620319864*LSBI - 0.9185878378*LSBIS

Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi NPF Bank Syariah

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.273947 0.357514 6.360440 0.0000

LSBI 0.140856 0.189083 0.744942 0.4616 LSBIS -0.496099 0.145937 -3.399405 0.0018

R-squared 0.278673 Mean dependent var 1.608275 Adjusted R-squared 0.234956 S.D. dependent var 0.164766 S.E. of regression 0.144116 Akaike info criterion -0.956743 Sum squared resid 0.685390 Schwarz criterion -0.824783 Log likelihood 20.22137 F-statistic 6.374496 Durbin-Watson stat 1.845323 Prob(F-statistic) 0.004562

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Persamaan regresi linear berganda untuk tabel 4.21 diatas adalah :

LNPF = 2.273947011 + 0.1408559267*LSBI - 0.4960987816*LSBIS

Page 89: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

70

Berdasarkan tabel dan persamaan regresi linear berganda diatas,

diperoleh nilai F-hitung NPL bank konvensional sebesar 17.453 dengan

nilai probabilitas sebesar 0.000, sedangkan nilai F-hitung NPF bank syariah

sebesar 6.374 dengan nilai probabilitas sebesar 0.004. Oleh karena nilai

probabilitas dari NPL bank konvensional dan NPF bank syariah adalah

< 0.05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel SBI, dan SBIS terhadap variabel NPL bank konvensional maupun

terhadap NPF bank syariah secara bersama-sama (simultan). Sementara itu

nilai koefisien determinasi (R²) NPL bank konvensional adalah sebesar

0.514, sedangkan koefisien determinasi (R²) NPF bank syariah adalah

sebesar 0.279. Hal ini berarti bahwa kemampuan instrumen kebijakan

moneter secara bersama-sama dalam menerangkan variasi perubahan

variabel terikat adalah sebesar 51 persen untuk NPL bank konvensional dan

28 persen untuk NPF bank syariah, sementara sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain.

nilai t-hitung pada tabel 4.16 untuk variabel SBI sebesar 3.279

dengan nilai probabilitas sebesar 0.002, sedangkan pada tabel 4.17 nilai t-

hitung variabel SBI adalah sebesar 0.745 dengan nilai probabilitas sebesar

0.4616. Dari hasil tersebut tampak bahwa SBI berpengaruh positif dan

signifikan terhadap NPL bank konvensional tetapi tidak berpengaruh

signifikan terhadap NPF bank syariah pada tingkat kepercayaan 95 persen

(α = 0.05 persen). Hal ini berarti bahwa jika suku bunga SBI naik sebesar 1

persen, maka jumlah kredit bermasalah perbankan konvensional meningkat

Page 90: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

71

sebesar 0.662032, cateris paribus. Hal ini disebabkan karena ketika nilai

suku bunga SBI naik maka bank konvensional akan lebih tertarik

menanamkan dananya pada surat berharga dan mengurangi alokasi

dananya terhadap kredit, dana yang digunakan untuk membeli SBI

mengakibatkan likuiditas bank berkurang. Untuk itu bank menaikkan suku

bunga depositonya untuk menarik dana masyarakat sehingga likuiditas

bank tetap terjaga, namun disisi lain bank juga meningkatkan suku bunga

pinjamannya. Dengan tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi akan

mendorong tingkat NPL menjadi tinggi. Sementara tidak signifikannya SBI

dikarenakan posisi SBI yang merupakan instrumen kebijakan moneter

konvensional, sedangkan bank syariah hanya beroperasi berdasarkan

prinsip syariah. Sehingga jumlah pembiayaaan bermasalah (NPF) bank

syariah tidak dipengaruhi oleh instrumen kebijakan moneter konvensional

yaitu SBI. Hasil temuan ini sejalan dengan hasil penelitian dari Amalia

(2006:89-90) yang menunjukkan bahwa SBI berpengaruh positif signifikan

terhadap NPL bank konvensional.

Sementara itu, pada tabel 4.16 variabel SBIS memperoleh t-hitung

sebesar -5.895 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000, sedangkan pada

tabel 4.17 nilai t-hitung variabel SBIS adalah sebesar -3.399 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.001. Dari hasil tersebut tampak bahwa SBIS

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPL bank konvensional

maupun terhadap NPF bank syariah pada tingkat kepercayaan 95 persen (α

= 0.05 persen). Hal ini berarti bahwa jika bonus SBIS naik sebesar 1

Page 91: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

72

persen, maka jumlah kredit bermasalah perbankan konvensional maupun

perbankan syariah menurun sebesar 0.918588 dan 0.496099, cateris

paribus. Hal ini disebabkan karena SBIS masih dipengaruhi oleh tingkat

suku bunga SBI. Ketika suku bunga pinjaman bank konvensional tinggi,

masyarakat lebih tertarik untuk meminjam uang ke bank syariah. Hal itu

menyebabkan berkurangnya jumlah kredit bermasalah pada bank

konvensional. Sementara ketika nilai bonus SBIS tinggi bank syariah lebih

tertarik mengalokasikan sebagian dananya untuk membeli SBIS dibanding

untuk memberikan pembiayaan kepada masyarakat. Sehingga berdampak

pada menurunnya jumlah pembiayaan bermasalah bank syariah.

2. Hasil Uji Regresi ROA Bank Konvensional dan ROA Bank Syariah

Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi ROA Bank Konvensional

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.084041 0.137184 7.902116 0.0000 LSBI 0.190446 0.072554 2.624885 0.0130

LSBIS -0.244064 0.055998 -4.358421 0.0001

R-squared 0.368679 Mean dependent var 1.012580 Adjusted R-squared 0.330417 S.D. dependent var 0.067580 S.E. of regression 0.055299 Akaike info criterion -2.872451 Sum squared resid 0.100915 Schwarz criterion -2.740491 Log likelihood 54.70412 F-statistic 9.635672 Durbin-Watson stat 2.315055 Prob(F-statistic) 0.000506

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Persamaan regresi linear berganda untuk tabel 4.19 diatas adalah :

LROA = 1.084040967 + 0.190446054*LSBI - 0.2440638696*LSBIS

Page 92: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

73

Tabel 4.19 Hasil Uji Regresi ROA Bank Syariah

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.525957 0.326984 1.608511 0.1173 LSBI -0.126398 0.172936 -0.730894 0.4700

LSBIS 0.176729 0.133475 1.324067 0.1946 R-squared 0.050633 Mean dependent var 0.602018 Adjusted R-squared -0.006905 S.D. dependent var 0.131356 S.E. of regression 0.131809 Akaike info criterion -1.135270 Sum squared resid 0.573330 Schwarz criterion -1.003310 Log likelihood 23.43486 F-statistic 0.880000 Durbin-Watson stat 1.759934 Prob(F-statistic) 0.424291

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Persamaan regresi linear berganda untuk tabel 4.22 diatas adalah :

LROA = 0.5259572263 - 0.1263979922*LSBI + 0.1767292263*LSBIS

Berdasarkan tabel dan persamaan regresi linear berganda diatas,

diperoleh nilai F-hitung ROA bank konvensional sebesar 9.636 dengan

nilai probabilitas sebesar 0.000, sedangkan nilai F-hitung ROA bank

syariah sebesar 0.880 dengan nilai probabilitas sebesar 0.424. Oleh karena

nilai probabilitas dari ROA bank konvensional adalah < 0.05, maka dapat

dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel SBI, dan SBIS

terhadap variabel ROA bank konvensional secara bersama-sama

(simultan). Sedangkan variabel SBI dan SBIS secara simultan tidak

berpengaruh terhadap ROA bank syariah, Sementara itu nilai koefisien

determinasi (R²) ROA bank konvensional adalah sebesar 0.369, sedangkan

koefisien determinasi (R²) ROA bank syariah adalah sebesar 0.051. Hal ini

berarti bahwa kemampuan instrumen kebijakan moneter secara bersama-

Page 93: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

74

sama dalam menerangkan variasi perubahan variabel terikat adalah sebesar

36 persen untuk ROA bank konvensional dan 5 persen untuk ROA bank

syariah, sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

nilai t-hitung pada tabel 4.18 untuk variabel SBI sebesar 2.625

dengan nilai probabilitas sebesar 0.013, sedangkan pada tabel 4.19 nilai t-

hitung variabel SBI adalah sebesar -0.731 dengan nilai probabilitas sebesar

0.470. Dari hasil tersebut tampak bahwa SBI berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA bank konvensional tetapi tidak berpengaruh

signifikan terhadap ROA bank syariah pada tingkat kepercayaan 95 persen

(α = 0.05 persen). Hal ini berarti bahwa jika suku bunga SBI naik sebesar 1

persen, maka profitabilitas perbankan konvensional meningkat sebesar

0.190446, cateris paribus. Hal ini disebabkan karena bank-bank

konvensional lebih tertarik menyalurkan dananya pada surat berharga

ketika suku bunga SBI tinggi, dana yang digunakan untuk membeli SBI

mengakibatkan likuiditas bank berkurang, untuk itu bank menaikkan suku

bunga depositonya untuk menarik dana masyarakat sehingga likuiditas

bank tetap terjaga, dengan meningkatnya suku bunga deposito memaksa

bank untuk meningkatkan juga suku bunga pinjamannya, Dengan tingkat

suku bunga pinjaman yang tinggi menyebabkan profitabilitas bank

konvensional menjadi meningkat.

Sementara tidak signifikannya SBI terhadap ROA bank syariah

dikarenakan posisi SBI yang merupakan instrumen kebijakan moneter

konvensional, sedangkan bank syariah hanya beroperasi berdasarkan

Page 94: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

75

prinsip syariah. Sehingga profitabilitas bank syariah tidak dipengaruhi oleh

instrumen kebijakan moneter konvensional yaitu SBI.

Sementara itu, pada tabel 4.18 variabel SBIS memperoleh t-hitung

sebesar -4.358 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000, sedangkan pada

tabel 4.19 nilai t-hitung variabel SBIS adalah sebesar 1.324 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.195. Dari hasil tersebut tampak bahwa SBIS

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank konvensional tetapi

tidak berpengaruh terhadap ROA bank syariah. Hal ini berarti bahwa jika

bonus SBIS naik sebesar 1 persen, maka profitabilitas perbankan

konvensional menurun sebesar 0.244064, cateris paribus. Ini disebabkan

karena SBIS masih dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI. Ketika suku

bunga SBI naik maka biasanya akan diikuti oleh kenaikan SBIS. Bank-

bank syariah lebih tertarik untuk mengalokasikan dananya pada sektor rill,

sementara bank konvensional lebih tertarik untuk menanamkan dananya

pada SBI dan berakibat suku bunga pinjaman bank konvensional menjadi

tinggi. Oleh karena itu, masyarakat lebih tertarik untuk meminjam uang ke

bank syariah daripada bank konvensional. Hal itu menyebabkan

berkurangnya nasabah yang ingin mengajukkan kredit kepada bank

konvensional, dan berimbas pada menurunnya profitabilitas bank.

Tidak signifikannya SBIS terhadap ROA bank syariah dikarenakan

bank syariah lebih banyak memberikan pembiayaan ke masyarakat

dibanding membeli surat-surat berharga pemerintah seperti SBIS. Sehingga

SBIS tidak terlalu berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah.

Page 95: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

76

3. Hasil Uji Regresi LDR Bank Konvensional dan FDR Bank Syariah

Tabel 4.20 Hasil Uji Regresi LDR Bank Konvensional

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4.111855 0.134524 30.56592 0.0000 LSBI -0.249506 0.071147 -3.506883 0.0013

LSBIS 0.342997 0.054913 6.246234 0.0000

R-squared 0.543097 Mean dependent var 4.250616 Adjusted R-squared 0.515406 S.D. dependent var 0.077899 S.E. of regression 0.054227 Akaike info criterion -2.911605 Sum squared resid 0.097040 Schwarz criterion -2.779645 Log likelihood 55.40889 F-statistic 19.61273 Durbin-Watson stat 2.115951 Prob(F-statistic) 0.000002

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Persamaan regresi linear berganda untuk tabel 4.20 diatas adalah :

LLDR = 4.111854539 - 0.2495058919*LSBI + 0.3429971619*LSBIS

Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi FDR Bank Syariah

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4.153987 0.094698 43.86565 0.0000 LSBI 0.149783 0.050084 2.990631 0.0052

LSBIS 0.075818 0.038656 1.961370 0.0583

R-squared 0.428758 Mean dependent var 4.617752 Adjusted R-squared 0.394137 S.D. dependent var 0.049042 S.E. of regression 0.038173 Akaike info criterion -3.613708 Sum squared resid 0.048088 Schwarz criterion -3.481748 Log likelihood 68.04674 F-statistic 12.38444 Durbin-Watson stat 1.654029 Prob(F-statistic) 0.000097

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Persamaan regresi linear berganda untuk tabel 4.23 diatas adalah :

LFDR = 4.153986778 + 0.1497830803*LSBI + 0.07581796147*LSBIS

Page 96: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

77

Berdasarkan tabel dan persamaan regresi linear berganda diatas,

diperoleh nilai F-hitung LDR bank konvensional sebesar 19.613 dengan

nilai probabilitas sebesar 0.000, sedangkan nilai F-hitung FDR bank

syariah sebesar 12.384 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000. Oleh karena

nilai probabilitas dari LDR bank konvensional dan FDR bank syariah

adalah < 0.05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel SBI, dan SBIS terhadap variabel LDR bank konvensional

maupun terhadap FDR bank syariah secara bersama-sama (simultan).

Sementara itu nilai koefisien determinasi (R²) LDR bank konvensional

adalah sebesar 0.543, sedangkan koefisien determinasi (R²) FDR bank

syariah adalah sebesar 0.429. Hal ini berarti bahwa kemampuan instrumen

kebijakan moneter secara bersama-sama dalam menerangkan variasi

perubahan variabel terikat adalah sebesar 54 persen untuk LDR bank

konvensional dan 43 persen untuk FDR bank syariah, sementara sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain.

nilai t-hitung pada tabel 4.20 untuk variabel SBI sebesar -3.507

dengan nilai probabilitas sebesar 0.001, sedangkan pada tabel 4.21 nilai t-

hitung variabel SBI adalah sebesar 2.991 dengan nilai probabilitas sebesar

0.005. Dari hasil tersebut tampak bahwa SBI berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap LDR bank konvensional dan berpengaruh positif

signifikan terhadap FDR bank syariah pada tingkat kepercayaan 95 persen

(α = 0.05 persen). Hal ini berarti bahwa jika suku bunga SBI naik sebesar 1

persen, maka likuiditas perbankan konvensional menurun sebesar

Page 97: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

78

0.249506, sementara likuiditas perbankan syariah meningkat sebesar

0.149783, cateris paribus. Hal ini disebabkan karena ketika nilai suku

bunga SBI naik maka bank konvensional akan lebih tertarik menanamkan

dananya pada surat berharga dan mengurangi alokasi dananya terhadap

kredit, dana yang digunakan untuk membeli SBI mengakibatkan likuiditas

bank konvensional berkurang. Sementara ketika suka bunga SBI naik

menyebabkan bank konvensional meningkatkan suku bunga pinjamannya

guna menjaga likuiditas, dengan suku bunga pinjaman yang tinggi

mengakibatkan nasabah lebih memilih bank syariah untuk melakukan

pembiayaan yang tingkat marginnya lebih rendah dari suku bunga

pinjaman bank konvensional. Oleh sebab itu, akan berdampak pada

meningkatnya likuiditas (FDR) perbankan syariah. Hasil temuan ini sejalan

dengan hasil penelitian dari Amalia (2006:90-91) yang menunjukkan

bahwa SBI berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR bank

konvensional.

Sementara itu, pada tabel 4.20 variabel SBIS memperoleh t-hitung

sebesar 6.246 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000, sedangkan pada tabel

4.21 nilai t-hitung variabel SBIS adalah sebesar 1.961 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.058. Dari hasil tersebut tampak bahwa SBIS

berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR bank konvensional, tetapi

tidak berpengaruh terhadap FDR bank syariah pada tingkat kepercayaan 95

persen (α = 0.05 persen). Hal ini berarti bahwa jika bonus SBIS naik

sebesar 1 persen, maka likuiditas perbankan konvensional meningkat

Page 98: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

79

sebesar 0.342997, cateris paribus. Hal ini disebabkan karena ketika nilai

bonus SBIS naik maka bank syariah akan mengalokasikan sebagian

dananya untuk membeli SBIS dan mengurangi alokasi dananya terhadap

pembiayaan, untuk menjaga likuidatas bank syariah tetap baik, maka bank

syariah meningkatkan margin pembiayaannya, dengan tingkat margin yang

tinggi mengakibatkan nasabah lebih memilih bank konvensional untuk

melakukan kredit. Oleh sebab itu, akan berdampak pada meningkatnya

likuiditas (LDR) perbankan konvensional.

Tidak signifikannya SBIS terhadap FDR bank syariah dikarenakan

bank syariah lebih banyak memberikan pembiayaan ke masyarakat,

dibanding membeli surat-surat berharga pemerintah seperti SBIS. Sehingga

SBIS tidak terlalu berpengaruh terhadap likuiditas bank syariah.

Page 99: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

80

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis pengujian data secara

deskriptif dan statistik dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. a Pada rasio kredit bermasalah (NPL/NPF), bank konvensional

mempunyai rata-rata (mean) NPL sebesar 4.36 persen lebih kecil

jika dibandingkan rata-rata NPF bank syariah, yaitu sebesar 5.06

persen. Hal ini menunjukkan NPL bank konvensional mempunyai

nilai yang relatif lebih baik dibandingkan dengan bank syariah,

semakin rendah NPL/NPF semakin bagus, karena semakin tinggi

rasio ini akan menunjukkan bahwa banyak kredit bermasalah yang

terjadi, dan bank akan mengalami kesulitan keuangan. Sehingga

risiko kreditnya menjadi lebih besar selama periode bulan Januari

tahun 2007 sampai dengan bulan Desember tahun 2009.

b. Pada rasio profitabilitas (ROA), bank konvensional mempunyai

rata-rata (mean) ROA sebesar 2.68 persen lebih besar jika

dibandingkan rata-rata bank syariah yaitu sebesar 1.85 persen. Hal

ini menunjukkan ROA bank konvensional mempunyai nilai yang

relatif lebih baik dibanding dengan bank syariah, semakin besar

ROA semakin bagus, karena perolehan laba yang dihasilkan pada

bank tersebut semakin tinggi. Sehingga laba yang

Page 100: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

81

dimiliki bank konvensional dan bank syariah telah memenuhi standar

yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu diatas 1.5 persen selama

periode bulan Januari tahun 2007 sampai dengan bulan Desember

2009.

c. Pada rasio likuiditas (LDR/FDR), bank konvensional mempunyai

rata-rata (mean) LDR sebesar 70.35 persen lebih kecil jika

dibandingkan dengan rata-rata bank syariah, yaitu sebesar 101.35

persen. Hal ini menunjukkan FDR bank syariah mempunyai nilai

yang relatif lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional,

semakin besar LDR/FDR semakin bagus, karena semakin besar

LDR/FDR akan memperlihatkan likuiditas bank yang semakin baik

dalam memberikan kredit/pembiayaan kepada masyarakat. Selama

periode bulan Januari tahun 2007 sampai dengan bulan Desember

tahun 2009 LDR bank konvensional belum mampu memenuhi

standar yang ditetapkan Bank Indonesia, sedangkan FDR bank syariah

telah mampu memehui standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2. a. Hasil analisis regresi berganda pada NPL bank konvensional

menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0.05)

secara parsial semua variabel independen yaitu SBI, dan SBIS ternyata

signifikan. Pengujian ini juga secara simultan memperoleh nilai F-

hitung yang signifikan dan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar

0.514. Sementara hasil analisis regresi berganda pada NPF bank

syariah menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen (α =

Page 101: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

82

0.05) secara parsial hanya variabel SBIS yang ternyata signifikan.

Pengujian ini juga secara simultan memperoleh nilai F-hitung yang

signifikan dan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0.279.

b. Hasil analisis regresi berganda pada ROA bank konvensional

menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen secara

parsial semua variabel independen yaitu SBI, dan SBIS ternyata

signifikan. Pengujian ini juga secara simultan memperoleh nilai F-

hitung yang signifikan dan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar

0.369. Hasil regresi berganda pada ROA bank syariah menunjukkan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen secara parsial semua

variabel baik SBI, maupun SBIS tidak ada yang signifikan. Pengujian

ini juga secara simultan memperoleh nilai F-hitung yang tidak

signifikan dan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0.050.

c. Hasil analisis regresi berganda pada LDR bank konvensional

menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0.05)

secara parsial semua variabel independen yaitu, SBI, dan SBIS

signifikan. Pengujian ini juga secara simultan memperoleh nilai F-

hitung yang signifikan dan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar

0.543. Sementara hasil analisis regresi berganda pada FDR bank

syariah menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen (α =

0.05) secara parsial hanya variabel SBI yang ternyata signifikan.

Tetapi pengujian ini secara simultan memperoleh nilai F-hitung yang

signifikan dan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0.429.

Page 102: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

83

B. Implikasi

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, penulis sampaikan hal-hal sebagai

berikut :

1. Perlunya memperhatikan instrumen kebijakan moneter yang diambil bank

sentral, baik instrumen kebijakan moneter Islam maupun instrumen

kebijakan moneter konvensional guna mengatur jumlah uang yang beredar

di masyarakat. Karena instrumen yang digunakan tersebut ternyata

berpengaruh cukup besar bagi kinerja perbankan, baik perbankan

konvensional maupun perbankan syariah.

2. Perlunya untuk terus menggalakan upaya-upaya yang dapat mendorong

kearah peningkatan kinerja bank. Untuk maksud tersebut, tentunya

diperlukan berbagai kebijakan dan program bank yang dapat merangsang

keinginan dari para investor atau nasabah untuk menitipkan uangnya ke

bank.

3. Perlunya bank-bank, baik bank konvensional maupun bank syariah untuk

terus memperhatikan rasio keuangannya. Bagaimanapun rasio-rasio

tersebut menunjukkan performa atau kinerja bank, yang menentukan sehat

atau tidaknya kondisi dari bank tersebut.

Page 103: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

84

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Indah Nurfitri. “Pengaruh Penempatan Dana Pada SWBI dan Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) Terhadap FDR Perbankan Syariah”. Depok, 2007.

Amalia, Lia. “Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Kinerja Bank Terhadap Laba Perbankan”, Bogor, 2006.

Bacha, Obiyathulla Ismath. “Dual Banking Systems & Interest Rate Risk for Islamic Banks”, Bimaquest, Malaysia, 2006.

Boediono. “Teori Moneter, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.5”, BPFE, Yogjakarta., 1982.

Bank Indonesia. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, Jakarta, 2002.

Chapra, M Umer. “Sistem Moneter Islam”, Gema Insani Press, Jakarta, 2000.

Chapra, M Umer. “Al Quran Menuju Sistem Moneter yang Adil”, Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1997.

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.

Huda, Nurul et al. “Ekonomi Makro Islam”, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

Husein, Umar. “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis ”, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1996.

http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal-instrumen-serta-penjelasannya

Page 104: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

85

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/832B1697-87E5-4735-9A7E-BAF6805E5F 69/12307/pbi_101108.pdf

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/BF6C08DA-A036-449D-89E3-9F71773D7A BB/14798/PBI_102508f.pdf

http://www.cybermq.com/pustaka/detail/opini/527/kebijakan-moneter-rasulullah-

saw

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Tujuan+Kebijakan+Moneter/

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter

http://hendrakholid.net/blog/

Iswardono. “Uang dan Bank”, BPFE, Yogyakarta, 1997.

Kaleem, Ahmad. “Modeling Monetary Stability under dual banking system: The Case of Malaysia”,International Jurnal of Islamic Financial Services Vol. 2 No. 1, Malaysia, 2000.

Karim, Adiwarman A. “Ekonomi Makro Islami”, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007.

Karim, Adiwarman A. “Ekonomi Islam, Suatu Kajian Ekonomi Makro”, IIIT, Jakarta, 2002.

Nasuhi, Hamid et al. “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skirpsi, Tesis, dan Disertasi)”, CeQDA, Jakarta, 2007.

Nopirin. “Ekonomi Moneter”, BPFE, Yogjakarta, 2000.

Page 105: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

86

Puspitasari, Diana. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan suku bunga SBI Terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa di Indonesia Periode 2003-2007)”, Semarang, 2009.

Pohan, Aulia. “Kerangka Kebijakan Moneter & Implementasinya Di Indonesia”, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008.

Prasnanugraha, Ponttie. “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia”, Semarang, 2007.

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. “Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi)”, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2008.

Rusydiana, Aam Slamet. “Mekanisme Transmisi Syariah pada Sistem Moneter Ganda di Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2009.

Sarkaniputra, Murasa. “Ruang Lingkup Ekonomi Syariah: Tinjauan Teori dan Praktek di Indonesia”, Semarang, 2006.

Sitompul, Zulkarnaen. “Kemungkinan Penerapan Universal Banking System di Indonesia: Kajian Perspektif dari Bank Syariah”, Jurnal Hukum Bisnis, Jakarta, 2002.

Sutjipto, Hady. “Menyoroti Kebijakan Moneter dalam Membangun Perekonomian Syariah di Indonesia”, Bandung, 2007.

Tampubolon, Pamela Ramauli. “Perubahan Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing Dikaitkan dengan Penyaluran Kredit Bank”, Medan, 2009.

Teniwut, Wellem A. “Pengaruh Perubahan Giro Wajib Minimum (GWM) Terhadap Tingkat Kinerja Perbankan Indonesia”, Bogor, 2006.

Warjiyo, Perry. “Stabilitas Sistem Perbankan dan Kebijakan Moneter: Keterkaitan dan Perkembangannya di Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Jakara, 2006.

Page 106: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

87

Warjiyo, Perry dan Juda Agung. “Transmission Mechanism of Monetary Policy in Indonesia”, Bank Indonesia, Jakarta, 2002.

Williyanti, Winda. “Pengaruh Suku Bunga Konvensional SBI, SWBI, Terhadap Sumber dan Penggunaan Dana Pada Bank Syariah”, Depok, 2007.

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”, Yogyakarta, 2007.

Yusanto, M Ismail dan M Arif Yusuf, “Pengantar Ekonomi Islam”, Al-Azhar Press, Bogor, 2009.

Page 107: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

88

RASIO KEUANGAN BANK KONVENSIONAL

BULAN/TAHUN NPL ROA LDR Jan-07 6.19 3.34 60.55 Feb-07 6.20 3.03 61.02 Mar-07 6.04 2.96 61.98 Apr-07 6.16 2.92 62.54

May-07 6.10 2.98 63.09 Jun-07 5.78 2.93 63.57 Jul-07 5.81 2.89 63.22

Aug-07 5.74 2.87 64.16 Sep-07 5.17 2.84 65.24 Oct-07 5.05 2.83 66.01

Nov-07 4.84 2.78 66.94 Dec-07 4.07 2.78 66.32 Jan-08 4.24 3.16 67.06 Feb-08 4.21 2.93 67.89 Mar-08 3.75 2.72 70.66 Apr-08 3.82 2.56 71.65

May-08 3.76 2.62 72.80 Jun-08 3.54 2.53 73.89 Jul-08 3.50 2.68 76.00

Aug-08 3.42 2.71 79.02 Sep-08 3.32 2.64 77.72 Oct-08 3.34 2.68 77.48

Nov-08 3.49 2.60 77.60 Dec-08 3.20 2.33 74.58 Jan-09 3.59 2.69 73.76 Feb-09 3.72 2.60 73.50 Mar-09 3.93 2.76 73.08 Apr-09 4.06 2.71 72.86

May-09 4.14 2.70 73.19 Jun-09 3.94 2.70 73.20 Jul-09 4.06 2.69 74.07

Aug-09 3.98 2.67 74.07 Sep-09 3.80 2.63 73.55 Oct-09 3.84 2.65 73.90

Nov-09 3.82 2.61 73.67 Dec-09 3.31 2.60 72.88

Page 108: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

89

RASIO KEUANGAN BANK SYARIAH

BULAN/TAHUN NPF ROA FDR Jan-07 5.17 1.69 98.56 Feb-07 5.54 1.68 97.19 Mar-07 5.73 1.75 95.14 Apr-07 6.14 1.75 97.03

May-07 6.17 1.76 97.12 Jun-07 6.20 1.86 101.12 Jul-07 6.58 1.88 101.96

Aug-07 6.63 1.90 105.70 Sep-07 6.29 1.85 103.68 Oct-07 6.23 1.93 102.65

Nov-07 5.64 1.86 103.47 Dec-07 4.05 1.78 99.76 Jan-08 4.18 1.75 97.87 Feb-08 4.16 1.85 97.61 Mar-08 4.17 1.83 100.26 Apr-08 4.39 1.83 99.86

May-08 4.94 1.82 101.85 Jun-08 4.23 1.81 103.18 Jul-08 4.17 1.82 106.97

Aug-08 4.04 1.76 113.02 Sep-08 4.12 1.84 112.25 Oct-08 4.49 1.81 111.66

Nov-08 4.97 1.68 111.93 Dec-08 3.95 1.42 103.65 Jan-09 4.39 2.11 100.02 Feb-09 4.61 2.15 100.50 Mar-09 5.14 2.44 103.33 Apr-09 5.17 2.29 101.36

May-09 4.77 2.22 101.06 Jun-09 4.39 2.16 100.22 Jul-09 5.15 2.12 99.59

Aug-09 5.61 2.08 99.71 Sep-09 5.72 1.38 98.11 Oct-09 5.51 1.46 97.30

Nov-09 5.54 1.48 95.49 Dec-09 4.01 1.48 89.70

Page 109: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

90

INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER

BULAN/TAHUN SBI SBIS Jan-07 9.50 8.07 Feb-07 9.25 4.53 Mar-07 9.00 6.48 Apr-07 9.00 6.27

May-07 8.75 6.26 Jun-07 8.75 5.33 Jul-07 8.25 5.71

Aug-07 8.25 5.15 Sep-07 8.25 6.61 Oct-07 8.25 6.47

Nov-07 8.25 6.87 Dec-07 8.00 6.80 Jan-08 8.00 5.95 Feb-08 7.93 6.06 Mar-08 7.96 6.32 Apr-08 7.99 7.17

May-08 8.31 7.36 Jun-08 8.73 7.41 Jul-08 9.23 7.70

Aug-08 9.28 7.93 Sep-08 9.71 8.60 Oct-08 10.98 10.34

Nov-08 11.24 9.41 Dec-08 10.83 10.49 Jan-09 9.50 9.29 Feb-09 8.74 8.69 Mar-09 8.21 7.47 Apr-09 7.59 7.75

May-09 7.25 7.66 Jun-09 6.95 7.44 Jul-09 6.71 6.95

Aug-09 6.58 6.90 Sep-09 6.48 6.30 Oct-09 6.49 4.96

Nov-09 6.48 6.71 Dec-09 6.46 6.15

Page 110: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

91

Hasil Uji Regresi NPL Bank Konvensional

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.833675 0.381746 4.803388 0.0000 LSBI 0.662032 0.201899 3.279027 0.0025

LSBIS -0.918588 0.155828 -5.894868 0.0000 R-squared 0.514043 Mean dependent var 1.449005 Adjusted R-squared 0.484591 S.D. dependent var 0.214347 S.E. of regression 0.153884 Akaike info criterion -0.825581 Sum squared resid 0.781449 Schwarz criterion -0.693621 Log likelihood 17.86045 F-statistic 17.45363 Durbin-Watson stat 1.941342 Prob(F-statistic) 0.000007

Hasil Uji Regresi NPF Bank Syariah

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.273947 0.357514 6.360440 0.0000

LSBI 0.140856 0.189083 0.744942 0.4616 LSBIS -0.496099 0.145937 -3.399405 0.0018

R-squared 0.278673 Mean dependent var 1.608275 Adjusted R-squared 0.234956 S.D. dependent var 0.164766 S.E. of regression 0.144116 Akaike info criterion -0.956743 Sum squared resid 0.685390 Schwarz criterion -0.824783 Log likelihood 20.22137 F-statistic 6.374496 Durbin-Watson stat 1.845323 Prob(F-statistic) 0.004562

Page 111: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

92

Hasil Uji Regresi ROA Bank Konvensional

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.084041 0.137184 7.902116 0.0000 LSBI 0.190446 0.072554 2.624885 0.0130

LSBIS -0.244064 0.055998 -4.358421 0.0001

R-squared 0.368679 Mean dependent var 1.012580 Adjusted R-squared 0.330417 S.D. dependent var 0.067580 S.E. of regression 0.055299 Akaike info criterion -2.872451 Sum squared resid 0.100915 Schwarz criterion -2.740491 Log likelihood 54.70412 F-statistic 9.635672 Durbin-Watson stat 2.315055 Prob(F-statistic) 0.000506

Hasil Uji Regresi ROA Bank Syariah

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.525957 0.326984 1.608511 0.1173 LSBI -0.126398 0.172936 -0.730894 0.4700

LSBIS 0.176729 0.133475 1.324067 0.1946 R-squared 0.050633 Mean dependent var 0.602018 Adjusted R-squared -0.006905 S.D. dependent var 0.131356 S.E. of regression 0.131809 Akaike info criterion -1.135270 Sum squared resid 0.573330 Schwarz criterion -1.003310 Log likelihood 23.43486 F-statistic 0.880000 Durbin-Watson stat 1.759934 Prob(F-statistic) 0.424291

Page 112: ANALISIS PENGARUH INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3518/1/HARRY... · analisis pengaruh instrumen kebijakan moneter konvensional dan

93

Hasil Uji Regresi LDR Bank Konvensional

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4.111855 0.134524 30.56592 0.0000 LSBI -0.249506 0.071147 -3.506883 0.0013

LSBIS 0.342997 0.054913 6.246234 0.0000

R-squared 0.543097 Mean dependent var 4.250616 Adjusted R-squared 0.515406 S.D. dependent var 0.077899 S.E. of regression 0.054227 Akaike info criterion -2.911605 Sum squared resid 0.097040 Schwarz criterion -2.779645 Log likelihood 55.40889 F-statistic 19.61273 Durbin-Watson stat 2.115951 Prob(F-statistic) 0.000002

Hasil Uji Regresi FDR Bank Syariah

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4.153987 0.094698 43.86565 0.0000 LSBI 0.149783 0.050084 2.990631 0.0052

LSBIS 0.075818 0.038656 1.961370 0.0583

R-squared 0.428758 Mean dependent var 4.617752 Adjusted R-squared 0.394137 S.D. dependent var 0.049042 S.E. of regression 0.038173 Akaike info criterion -3.613708 Sum squared resid 0.048088 Schwarz criterion -3.481748 Log likelihood 68.04674 F-statistic 12.38444 Durbin-Watson stat 1.654029 Prob(F-statistic) 0.000097