147
ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERGERAKAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh: MUHAMMAD IQBAL NIM. 1113046000029 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1438H / 2017M

ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

  • Upload
    vantu

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN VARIABEL

MAKROEKONOMI TERHADAP PERGERAKAN

JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

MUHAMMAD IQBAL

NIM. 1113046000029

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1438H / 2017M

Page 2: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian
Page 3: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian
Page 4: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 12 Dzulqa’idah 1438 H4 Agustus 2017 M

MUHAMMAD IQBAL

Page 5: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

v

ABSTRAK

MUHAMMAD IQBAL. NIM. 1113046000029. Analisis Pengaruh Indeks SahamRegional dan Variabel Makroekonomi Terhadap Pergerakan Jakarta Islamic Index(JII). Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1438 H / 2017 M. Isi: xii + 120 halaman +15 lampiran, 37 literatur.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fluktuasi indeks sahamregional dan variabel makroekonomi terhadap pergerakan Jakarta Islamic Index (JII)baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Adapun indeks saham regionalyang dianalisis adalah Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei, dan Indeks Hang Seng.Sedangkan variabel makroekonomi yang menjadi bahan analisis berupa nilai tukarRupiah terhadap Dolar, jumlah uang beredar (M2), dan tingkat inflasi. Data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data historis bulanan, mulai Januari 2006sampai Desember 2015.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitianhistoris yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian ini dilakukan untukmenganalisis keadaan yang telah lalu dan menunjukkan arah hubungan antar variabel.Analisis data menggunakan teknik Uji Kointegrasi untuk mengetahui pengaruh dalamjangka panjang, dan teknik Uji Error Correction Model (ECM) untuk melihatpengaruh dalam jangka pendek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, variabel indekssaham regional yaitu Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei, dan Indeks Hang Seng, danvariabel makroekonomi berupa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, jumlah uangberedar (M2), dan tingkat inflasi, sama-sama tidak mempunyai pengaruh signifikanterhadap JII. Sedangkan dalam jangka pendek, hanya variabel Indeks Hang Seng dannilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang berpengaruh signifikan terhadap pergerakanJII. Dengan demikian, variabel Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei, variabelmakroekonomi berupa jumlah uang beredar (M2) dan tingkat inflasi bukanmerupakan indikator yang baik untuk memprediksi pergerakan JII dalam jangkapendek.

Kata Kunci: Jakarta Islamic Index, Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei, Indeks HangSeng, Nilai Tukar, Jumlah Uang Beredar, Inflasi, Uji Kointegrasi,Error Correction Model.

Page 6: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan pemahaman dengan

cahaya ilmu-Nya yang menerangkan, shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke

hadirat Rasul pelita semesta, Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi

dengan judul “Analisis Pengaruh Indeks Saham Regional dan Variabel

Makroekonomi terhadap Pergerakan Jakarta Islamic Index (JII)”, maka penulis ingin

mengucapkan terima kasih terutama kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A. dan Bapak Dr. Abdurrauf, Lc, M.A., Ketua dan

Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si dan Ibu Endra Kasni Laila, M.Si., Ketua dan

Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Ir. H. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D., atas

segenap waktu, arahan, motivasi, dan kesabarannya dalam membimbing penulis

hingga akhir penulisan skripsi ini.

Page 7: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

vii

6. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini

dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

7. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.

8. Ibunda Basyariah, dan abang-kakak-adikku (Mustafa, Murtadha, Lina Meutia,

Liza Mahyani, dan Lia Fazilla), yang senantiasa memberiku semangat dan

motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Almarhum Ayahanda Muhammad Gade, yang senantiasa memberikan dorongan

moril-batiniah dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah merahmatinya dan

menempatkannya bersama hamba-hamba-Nya yang saleh.

10. Abi-abi, kawan “Hizmet Aşıkları” yang senantiasa mewarnai dinamika pemikiran

dan pergerakanku dalam bersama berbakti pada agama dan kemanusiaan.

11. Teman-teman sesama Program Studi Ekonomi Syariah angkatan 2013, yang

telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan.

12. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini

baik moril maupun materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jazakumullahu Ahsanul Jaza. Allah Razı Olsun.

Ciputat, 12 Dzulqa’idah 1438 H4 Agustus 2017 M

MUHAMMAD IQBAL

Page 8: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN........................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................... iv

ABSTRAK................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR............................................................................................... vi

DAFTAR ISI............................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK...................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................................. 1B. Identifikasi Masalah........................................................................................ 15C. Batasan Penelitian........................................................................................... 16D. Rumusan Masalah........................................................................................... 17E. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................... 18

1. Tujuan Penelitian...................................................................................... 182. Manfaat Penelitian.................................................................................... 18

F. Sistematika Pembahasan................................................................................. 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 22

A. Investasi Menurut Perspektif Islam................................................................ 22B. Pasar Modal Syariah....................................................................................... 27C. Jakarta Islamic Index..................................................................................... 30D. Saham Syariah................................................................................................ 32E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Syariah............................ 36F. Indeks Saham Regional dan Integrasi Pasar Modal....................................... 39

1. Indeks Dow Jones..................................................................................... 412. Indeks Nikkei............................................................................................ 423. Indeks Hang Seng..................................................................................... 43

G. Variabel Makroekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Pasar Modal............... 44

Page 9: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

ix

1. Kurs Rupiah terhadap US Dollar (USD).................................................. 452. Jumlah Uang Beredar (M2)....................................................................... 473. Tingkat Inflasi........................................................................................... 48

H. Analisis Fundamental Variabel Makro dan Indeks Syariah........................... 50I. Penelitian Terdahulu....................................................................................... 52J. Kerangka Pemikiran....................................................................................... 60K. Hipotesis Penelitian........................................................................................ 63

BAB III METODELOGI PENELITIAN............................................................. 64

A. Metode Penelitian........................................................................................... 641. Jenis Penelitian......................................................................................... 642. Populasi Penelitian.................................................................................... 643. Jenis dan Sumber Data.............................................................................. 654. Teknis Analisis Data................................................................................. 65

B. Variabel Penelitian.......................................................................................... 661. Variabel Terikat........................................................................................ 662. Variabel Independen................................................................................. 66

C. Teknik dan Tahapan Analisis Data................................................................. 671. Uji Stasioneritas........................................................................................ 682. Uji Derajat Integrasi................................................................................. 693. Uji Kointegrasi.......................................................................................... 714. Uji Error Correction Model (ECM)......................................................... 725. Error Correction Term.............................................................................. 756. Uji Asumsi Klasik..................................................................................... 757. Koefisien Determinasi (R2)....................................................................... 778. Uji F dan Uji t........................................................................................... 77

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................................... 79

A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................................ 791. Sekilas tentang Jakarta Islamic Index...................................................... 792. Indeks Saham Regional............................................................................ 853. Kurs Rupiah terhadap USD...................................................................... 874. Jumlah Uang Beredar............................................................................... 895. Tingkat Inflasi........................................................................................... 90

B. Analisis Hasil Olah Statistik........................................................................... 921. Penentuan Model...................................................................................... 922. Uji Asumsi Klasik..................................................................................... 973. Analisis Regresi Linier Berganda........................................................... 100

Page 10: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

x

4. Pengujian Hipotesis................................................................................ 102C. Pembahasan Hasil Analisis........................................................................... 104

1. Indeks Dow Jones dan Jakarta Islamic Index........................................ 1042. Indeks Nikkei dan Jakarta Islamic Index............................................... 1043. Indeks Hang Seng dan Jakarta Islamic Index........................................ 1054. Kurs Rupiah terhadap USD dan Jakarta Islamic Index.......................... 1065. Jumlah Uang Beredar dan Jakarta Islamic Index................................... 1066. Tingkat Inflasi dan Jakarta Islamic Index.............................................. 107

D. Pembahasan Implikasi Ekonomi................................................................... 1081. Indeks Saham Regional dan Jakarta Islamic Index................................ 1082. Nilai Tukar Rupiah dan Jakarta Islamic Index....................................... 1103. Jumlah Uang Beredar dan Jakarta Islamic Index................................... 1114. Inflasi dan Jakarta Islamic Index........................................................... 112

BAB V PENUTUP................................................................................................ 114

A. Kesimpulan................................................................................................... 114B. Implikasi dan Saran...................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 117

LAMPIRAN............................................................................................................ 121

Page 11: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Saham Syariah Tahun 2007-2015.................6

Tabel 1.2 Kapitalisasi Saham Syariah JII Tahun 2006-2015............................ 8

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.......................................................................... 57

Tabel 4.1 Daftar Emiten yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII)........83

Tabel 4.2 Data Indeks Saham Regional Periode Juli-Desember 2008 ........... 87

Tabel 4.3 Hasil Uji Akar Unit pada Level......................................................... 93

Tabel 4.4 Hasil Uji Akar Unit pada First Difference.........................................94

Tabel 4.5 Hasil Uji Kointegrasi......................................................................... 95

Tabel 4.6 Uji Error Correction Model ........................................................... 96

Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas...........................................................................98

Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas...................................................................... 98

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi.................................................................................99

Tabel 4.10 Model Estimasi Jangka Panjang.......................................................100

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji t.....................................................................103

Page 12: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

xii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 2.1 Hubungan Tingkat Resiko dan Return.............................................. 23

Gambar 2.2 Kerangka Konsep.............................................................................. 62

Grafik 4.1 Pergerakan Jakarta Islamic Index Periode 2006-2015...................... 84

Grafik 4.2 Pergerakan Indeks Saham Regional Periode 2006-2015..................86

Grafik 4.3 Kurs Rupiah terhadap Dolar AS Periode 2006-2015 ....................... 88

Grafik 4.4 Perkembangan Jumlah Uang Beredar Periode 2006-2015................ 90

Grafik 4.5 Perkembangan Tingkat Inflasi Periode 2006-2015........................... 91

Grafik 4.6 Uji Normalitas..................................................................................100

Page 13: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Harta dalam Islam dipandang sebagai titipan Allah yang harus dikelola

dengan baik dan profesional. Kepemilikan harta harus diarahkan pada aktivitas

keuangan yang ma’ruf dan paling tidak mencakup dua hal, yaitu memenuhi

prinsip at-ta’awun dan menghindari al-iktinaz. At-ta’awun berarti adanya sikap

saling membantu di antara para pemilik harta dengan anggota masyarakat, sedang

al-iktinaz merupakan tindakan menahan atau meng-idle-kan uang/dana sehingga

tidak dapat diputar untuk transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum.1

Allah berfirman dalam al-Qur’an Surat al-Hadid Ayat 7:

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian

dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-

orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya

memperoleh pahala yang besar.”

Al-Qur’an juga memberikan kabar gembira dengan melipatgandakan

(multiplier effect) ganjaran kepada orang yang melakukan investasi (walaupun

dalam hal ini adalah infak yang berdimensi ukhrawi) sebagaimana dinyatakan

dalam Surat al-Baqarah Ayat 261:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang

1Oom Komariah, Analisis Pengukuran Risiko Harga Saham dengan Pendekatan Model VarianceCovariance dan Historical Simulation, Jurnal Eksis, 2006.

Page 14: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

2

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah

melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha

Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Islam menolak akumulasi harta pada beberapa orang saja dan karenanya

mengajarkan untuk melakukan investasi sesuai dengan tuntunan syariah. Salah

satu cara yang dapat digunakan supaya harta menjadi produktif, dapat bermanfaat

bagi masyarakat umum, dan dapat mendorong masyarakat menjadi seorang

investor yang prinsip-prinsipnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam adalah

dengan cara berinvestasi pada pasar modal syariah.2

Mengenai pasar modal, Islam dengan sistem ekonominya yang melarang

bunga dan menghendaki adanya partisipasi aktif dalam bisnis dengan risiko dan

keuntungan yang dibagi bersama memandang kehadiran pasar modal yang

berfungsi dengan baik sangat penting di era kapitalisasi sekarang. Ini

dikarenakan, pertama, memungkinkan pemilik investasi berpartisipasi secara

penuh dalam perusahaan dengan sistem bagi hasil dan resiko. Kedua,

memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas dengan menjual saham

yang mereka miliki sesuai dengan sistem di bursa efek. Ketiga, memperbolehkan

perusahaan untuk meningkatkan modal eksternal guna membangun dan

meningkatkan produksi mereka. Keempat, menghindarkan operasi bisnis

perusahaan dari perubahan harga saham jangka pendek yang merupakan

karakteristik utama dari bursa efek non-Islam. Kelima, memungkinkan investasi

2Ibid.

Page 15: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

3

dalam ekonomi menjadi cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga saham

perusahaan tersebut.3

Pada era globalisasi saat ini, pasar modal memegang peranan vital dalam

menentukan arah perekonomian global. Dengan semakin berkembangnya

kemajuan komunikasi pada era perekonomian sekarang, emiten-emiten juga

semakin meningkatkan upaya untuk mengembangkan usahanya dalam rangka

ekspansi bisnis dan juga menambah modal usaha dengan berbagai cara agar

mendapatkan keuntungan berlipat.

Sebagai negara dengan pasar keuangan yang sedang berkembang, Indonesia

telah menempatkan pasar modal menjadi bagian penting dalam

perekonomiannya, baik sebagai tempat untuk menghimpun dana, tempat

alternatif penjualan saham dan penerbitan obligasi, maupun sebagai indikator

stabilitas kondisi makroekonomi.

Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor

terpenting dalam ikut membangun perekonomian nasional, terbukti telah banyak

industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai

media untuk menyerap investasi dan memperkuat posisi keuangan. Secara

faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve center (pusat saraf finansial)

pada dunia ekonomi dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan

mungkin bisa eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing

3Veithzal Rivai dan Rinaldi Firmansyah, Islamic Financial Management (Bogor: Ghalia Indonesia,2010).

Page 16: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

4

global serta terorganisir dengan baik.4

Setelah diterpa krisis keuangan global pada 2008 silam, kondisi investasi di

Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang cukup baik.

Membaiknya kondisi investasi ini ditandai dengan semakin meningkatnya kinerja

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), dan

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Indeks-indeks tersebut dapat sedikit

banyak merepresentasikan kondisi aktual pasar modal nasional dan khususnya

pasar modal syariah.

Pasar modal syariah muncul sebagai respon atas keinginan untuk

mengakomodasi kebutuhan umat muslim Indonesia yang ingin melakukan

investasi berdasarkan prinsip syariah. Keinginan tersebut kemudian terealisasi

dengan diluncurkannya Danareksa Syariah oleh PT Danareksa Investment

Management pada tanggal 3 Juli 1997. Disusul kemudian pada tanggal 3 Juli

2000, Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT Danareksa Investment

Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII). Pada tahap selanjutnya,

penerbitan instrumen obligasi syariah (sukuk), reksadana syariah dan Daftar Efek

Syariah (DES) yang kemudian bertransformasi menjadi Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) serta Exchange Traded Funds (ETF) telah mewarnai

perkembangan signifikan produk investasi syariah di pasar modal Indonesia.

Mengacu pada tahun diterbitkannya Daftar Efek Syariah yaitu tahun 2007,

4Zainul Abidin, Analisis Keterkaitan antara Indeks Saham Syariah di Beberapa Negara dan IndeksSaham Jakarta Islamic Index (JII) di Indonesia, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen InstitutPertanian Bogor, h. 2.

Page 17: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

5

selama sembilan tahun terakhir, yaitu sampai 2015, jumlah saham yang terdaftar

di Bursa Efek terus mengalami peningkatan. Tercatat bahwa jumlah saham pada

2015 telah mengalami pertumbuhan yang signifikan hampir dua kali lipat,

sebagaimana ditunjukkan Tabel 1.1. (lihat halaman selanjutnya)

Page 18: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

6

Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Saham Syariah Tahun 2007-2015

Tahun Periode Jumlah Saham Syariah

2007 I 174

II 183

2008 I 191

II 195

2009 I 198

II 199

2010 I 210

II 228

2011 I 234

II 253

2012 I 304

II 321

2013 I 310

II 336

2014 I 326

II 336

2015 I 328

II 337

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Page 19: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

7

Berdasarkan DES yang telah diterbitkan pada periode sembilan tahun

terakhir, jumlah saham syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1. Peningkatan jumlah saham ini seiring

dengan peningkatan jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum

saham serta bertambahnya emiten yang sahamnya memenuhi kriteria sebagai

saham syariah.5 Tabel 1.1 juga mengindikasikan keberadaan saham syariah yang

sangat diminati oleh para investor.

Meningkatnya minat investor terhadap saham syariah dapat digambarkan

dengan baik oleh fluktuasi nilai kapitalisasi saham syariah Jakarta Islamic Index

(JII) yang sempat mengalami penurunan pada 2008 karena dampak Subprime

Mortgage Crisis di Amerika Serikat, namun kembali menunjukkan trend positif

pada tahun 2009 hingga 2014 dan kembali menurun sebesar 12,57% pada 2015.

5Otoritas Jasa Keuangan, Roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019, 2014, h. 30.

Page 20: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

8

M

Meningkatnya jumlah kapitalisasi pada tahun-tahun tersebut menunjukkan

kinerja Jakarta Islamic Index (JII) yang mengalami peningkatan cukup baik.

Namun demikian, peningkatan kinerja JII dalam beberapa tahun terakhir bukan

berarti bebas risiko. Karena baik investasi pada saham syariah maupun saham

konvensional akan sama-sama menghadapi eksistensi risiko (risk) dan

pengembalian (return).

Dunia investasi tidak bisa lepas dari pertimbangan resiko. Dalam investasi

saham, risiko saham adalah hal yang sangat mutlak diperhitungkan. Risiko pasar

Tabel 1.2. Kapitalisasi Saham Syariah JII Tahun 2006-2015

Tahun Jakarta Islamic Index

(Rp Miliar)

2006 620.165,31

2007 1.105.897,25

2008 428.525,74

2009 937.919,08

2010 1.134.632,00

2011 1.414.983,81

2012 1.671.004,24

2013 1.672.009,91

2014 1.944.531,70

2015 1.737.293.89

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Page 21: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

9

muncul akibat harga pasar bergerak ke arah yang merugikan dimana risiko

tersebut merupakan gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga,

perubahan nilai tukar, serta hal lain yang mempengaruhi harga pasar saham,

ekuitas maupun komoditas (Kasidi: 2010).

TICMI (The Indonesian Capital Market Institute) sebagai lembaga yang

melayani edukasi dan sertifikasi profesi pasar modal menyebutkan setidaknya

terdapat tiga risiko dalam investasi saham. Pertama, risiko kebangkrutan

(bankcruptcy risk) yang mungkin meliputi risiko kehilangan seluruh nilai

investasi yang ditanamkan karena emiten mengalami kebangkrutan. Kedua, risiko

likuiditas yang dapat terjadi jika transaksi saham tersebut di pasar mengalami

penyusutan. Risiko ini dapat mengakibatkan kejatuhan harga saham pada level

terendah yang diizinkan oleh bursa. Ketiga, risiko fluktuasi yang muncul akibat

dinamika ekonomi yang terjadi baik secara makro maupun mikro yang bersifat

sementara. Kerugian yang dapat timbul dari risiko fluktuasi tidak akan mencapai

keseluruhan nilai investasi yang ditanamkan dan juga tidak akan mencapai harga

terendah yang ditetapkan oleh bursa.

Pengembalian (return) positif yag merupakan harapan investor dapat

diprediksikan dengan melakukan analisa terhadap kondisi makroekonomi. Ini

dikarenakan kondisi makroekonomi mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga

menciptakan risiko volatilitas harga saham di pasar modal. Menurut Subakti

(2016), kemampuan investor untuk memahami dan meramalkan kondisi

makroekonomi di masa yang akan datang akan sangat bermanfaat dalam

membuat keputusan investasi yang menguntungkan. Sehingga dapat disimpulkan

Page 22: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

10

bahwa seorang investor sudah seharusnya mempertimbagkan faktor

makroekonomi seperti nilai tukar, jumlah uang beredar, dan inflasi sebagai faktor

yang dapat merepresentasikan tingkat risiko pasar.

Bersamaan dengan adanya globalisasi dan integrasi pasar, risiko dan tingkat

pengembalian tidak hanya dipengaruhi oleh faktor makroekonomi domestik,

tetapi juga internasional. Di atas dijelaskan juga bahwa menurunnya kapitalisasi

pasar Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2008 disebabkan oleh Subprime

Mortgage Crisis di Amerika Serikat. Krisis tersebut telah mengakibatkan

sejumlah variabel makro dan indeks regional mengalami kontraksi yang sangat

dalam, tidak hanya di Amerika Serikat sebagai negara pemicu, namun meluas ke

Indonesia dan negara-negara di kawasan lainnya.

Selain Amerika Serikat, terdapat beberapa bursa saham dari negara maju

semisal Jepang dan Hongkong di kawasan regional Asia yang sangat berpengaruh

terhadap bursa saham di negara lain. Sebagai bursa saham yang berpengaruh,

volume transaksi pada pasar modal di negara-negara tersebut memiliki nilai yang

tinggi karena didukung oleh jumlah perusahaan yang telah go public, jumlah

instrumen investasi, dan kapitalisasi pasarnya. Sebagai contoh, berdasarkan

World Federation of Exchanges pada 2013, nilai kapitalisasi NYSE Amerika

Serikat adalah US$ 17.949,88 miliar, bursa saham Jepang senilai US$ 4.543,17

miliar, dan bursa saham Hongkong senilai 3.100,78 miliar. Bursa saham di negara

maju dipersepsikan mampu memobilisasi dana (capital mobility) para investor

sehingga dana investor dari berbagai negara dapat berpindah dengan mudah.

Di Indonesia, koreksi krisis yang cukup dalam terhadap Jakarta Islamic

Page 23: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

11

Index (JII) dan juga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diduga merupakan

dampak sistemik dari kejatuhan bursa global di kawasan regional seperti Dow

Jones dan Nikkei, yang kemudian membentuk persepsi negatif investor mengenai

sektor keuangan di dunia. Persepsi ini juga yang mengakibatkan turut jatuhnya

nilai indeks nasional.6

Hal ini menjadi maklum karena pasar modal Indonesia melalui Bursa Efek

Indonesia (BEI) merupakan bagian integral dari bursa global. Keterkaitan pasar

modal Indonesia dengan pasar modal luar negeri dimulai setelah

diperbolehkannya para investor untuk ikut menguasai saham-saham yang tercatat

di BEJ (sekarang BEI, pen).7 Dalam pasar global saat ini, seorang investor dapat

berinvestasi di mana pun dia berada (capital does not carry any flag).8

Globalisasi saat ini telah memungkinkan investor dari negara lain (asing)

untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya pada bursa-bursa yang ada di dalam

kawasan regional. Oleh karena itu perubahan nilai di suatu bursa juga akan

ditransmisikan ke bursa negara lain, dimana bursa yang lebih besar akan

mempengaruhi bursa yang lebih kecil.9

Fadillah Nor Laila (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh indeks

6Yoghi Citra Pratama, Pengaruh Indeks Regional Terhadap Jakarta Islamic Index (JII), JurnalEtikonomi Vol. 11 No. 2, 2012, h. 128.

7Moh. Mansur, Pengaruh Indeks Bursa Global Terhadap IHSG Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ)Periode 2000-2002, Jurnal Sosiohumaniora, 2005, h. 203.

8Sensi Ludovicus Wondabio, Analisa Hubungan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) Jakarta (Jsx),London (Ftse), Tokyo (Nikkei) dan Singapura (Ssi), Padang, 2006.

9Pananda Pasaribu, et.al., Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap IHSG, Working Paper, 2008.

Page 24: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

12

bursa global terhadap Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) dan menunjukkan

adanya pengaruh signifikan secara simultan antara variabel Dow Jones Islamic

Market Index (DJIMI), Financial Times Stock Exchange 100 (FTSE 100), Hang

Seng Index, Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE), dan Strait Times Index (STI)

terhadap ISSI. Namun secara parsial Indeks DJIMI, FTSE 100 dan KLSE

berpengaruh positif signifikan terhadap ISSI, sedangkan FTSE 100 dan Hang

Seng berpengaruh negatif signifikan terhadap ISSI. Hasil penelitian ini kemudian

menjadi landasan awal untuk melihat pengaruh indeks bursa regional terhadap

Jakarta Islamic Index (JII).

Selain karena pergerakan bursa regional seperti Dow Jones, Hang Seng dan

Nikkei, dugaan fluktuasi Jakarta Islamic Index (JII) juga disebabkan oleh

pergerakan kurs, inflasi dan jumlah mata uang yang beredar sebagai faktor

makro. Peningkatan Indeks JII diperkirakan karena adanya apresiasi kurs Rupiah

terhadap Dolar, sedangkan penurunan Indeks JII diduga karena kurs Rupiah yang

terdepresiasi terhadap Dolar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi

perekonomian yang baik merupakan sentimen positif yang akan berdampak pada

kenaikan harga di pasar saham. Kondisi perekonomian akan mempengaruhi

kondisi pasar dan pada tahap berikutnya akan berdampak pada keuntungan yang

diperoleh pemodal.

Namun data empiris terkadang menunjukkan kontradiksi dengan teori

ekonomi. Sebagai contoh, pada bulan Juni-Juli 2005, dimana nilai tukar Rupiah

terhadap Dolar terus melemah, seharusnya harga saham di BEI mengalami

penurunan. Tetapi yang terjadi justru menguat, bahkan IHSG mencatat rekor

Page 25: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

13

tertinggi dalam sejarahnya.10

Pada bulan Juni 2005 nilai tukar Rupiah terhadap Dolar adalah 9.713,

kemudian pada Juli 2005 Rupiah terdepresiasi menjadi 9.819 per US Dolar.

Sedangkan pada saat yang sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru

menguat dari 1.122,38 pada Juni menjadi 1.182,3 pada Juli 2005. Data ini

kemudian menjadi landasan awal untuk melihat pengaruh variabel makro

terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Menurut Reilly (1992) dalam Oksiana Jatiningsih (2007), inflasi mempunyai

dua bentuk korelasi dengan harga saham. Pertama, korelasi positif, bila inflasi

yang terjadi adalah demand pull inflation. Karena pada saat jumlah permintaan

melebihi jumlah penawaran terhadap barang yang tersedia, perusahaan dapat

membebankan peningkatan biaya kepada konsumen dengan proporsi yang lebih

besar sehingga keuntungan perusahaan meningkat, dan selanjutnya meningkatkan

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen serta memberikan penilaian

positif pada harga saham. Kedua, korelasi negatif, jika inflasi yang terjadi

merupakan cost push inflation. Dengan adanya kenaikan harga bahan baku dan

tenaga kerja, sementara perekonomian dalam keadaan inflasi, maka produsen

tidak mempunyai keberanian untuk menaikkan harga produknya sehingga

keuntungan perusahaan untuk membayar dividen menurun dan akan berdampak

10Wastriati, Analisis Pengaruh Ekonomi Makro Terhadap Nilai Jakarta Islamic Index (JII), SkripsiFakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, 2010, h. 25.

Page 26: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

14

pada penilaian negatif terhadap harga saham.11

Studi penelitian terdahulu oleh Hermanto dan Manurung (2002) dalam

Oksiana Jatiningsih (2007) juga menunjukkan adanya pengaruh positif antara

variabel jumlah uang beredar (M2) dengan indeks BEJ. Semakin banyak dana

yang dipegang oleh masyarakat maka semakin banyak pula dana yang akan

dialokasikan untuk investasi di bursa saham. Sehingga akan menaikkan harga

saham-saham dan selanjutnya menguatkan IHSG.12 Hasil penelitian ini kemudian

juga menjadi landasan awal untuk melihat pengaruh variabel makro terhadap

Jakarta Islamic Index (JII).

Berdasarkan latar belakang di atas dan dari beberapa penelitian yang telah

disebutkan, diperoleh hasil yang tidak konsisten terhadap variabel yang

mempengaruhi indeks saham. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Pengaruh Indeks Saham

Regional dan Variabel Makroekonomi Terhadap Pergerakan Jakarta

Islamic Index (JII)”.

11Oksiana Jatiningsih, Musdholifah, Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks harga SahamGabungan di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Aplikasi Manajemen, 2007.

12Ibid.

Page 27: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

15

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Kehadiran pasar modal syariah dengan sistem nir-bunga telah memberikan

warna baru bagi dunia investasi di Indonesia.

2. Dunia investasi, baik konvensional maupun syariah, tidak bisa lepas dari

risiko pasar.

3. Sistem perekonomian terbuka pada era globalisasi memungkinkan investor

untuk menanam modal di luar negeri.

4. Perubahan nilai saham di suatu bursa akan ditransmisikan ke bursa-bursa di

negara lain dimana bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang

lebih kecil.

5. Adanya risiko pasar dalam dunia investasi memaksa investor

mempertimbangkan faktor-faktor yang merepresentasikan risiko untuk

meningkatkan pengembalian (return).

Page 28: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

16

C. Batasan Penelitian

Untuk memfokuskan arah penelitian dan memudahkan analisis, maka

penulis perlu membuat batasan-batasan masalah dalam menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi indeks saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) di

Indonesia. Adapun batasan-batasannya meliputi:

1. Metode analisis yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM)

untuk melihat hubungan jangka pendek dan Uji Kointegrasi untuk melihat

indikasi hubungan jangka panjang.

2. Jangka waktu penelitian ini adalah tahun 2006 sampai dengan tahun 2015.

3. Objek penelitian ini adalah pergerakan indeks saham syariah.

4. Indeks saham syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jakarta

Islamic Index (JII) yang diluncurkan sejak 3 Juli 2000 dan terdiri dari 30

saham yang lolos screening process serta dilakukan berdasarkan fatwa

Dewan Syariah Nasional.

5. Variabel terikat yang digunakan adalah Jakarta Islamic Index (JII).

6. Variabel bebas penelitian yang digunakan adalah:

a. Indeks Dow Jones

b. Indeks Nikkei

c. Indeks Hangseng

d. Kurs Rupiah terhadap USD

e. Jumlah uang yang beredar (M2)

f. Tingkat inflasi

Page 29: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

17

D. Rumusan Masalah

Adanya pengaruh indeks saham regional dan variabel makroekonomi

terhadap pergerakan harga saham, menjadikannya sebagai indikator yang dapat

digunakan untuk memprediksi indeks saham. Berdasarkan uraian di atas, maka

pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh jangka panjang antara indeks saham regional

(Dow Jones, Nikkei, dan Hang Seng) dan variabel makroekonomi (kurs

Rupiah terhadap USD, jumlah uang beredar dan tingkat inflasi) terhadap

Jakarta Islamic Index (JII)?

2. Apakah terdapat pengaruh jangka pendek antara indeks saham regional

(Dow Jones, Nikkei, dan Hang Seng) dan variabel makroekonomi (kurs

Rupiah terhadap USD, jumlah uang beredar dan tingkat inflasi) terhadap

Jakarta Islamic Index (JII)?

Page 30: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

18

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Menganalisis pengaruh jangka panjang antara indeks saham regional

(Dow Jones, Nikkei, dan Hang Seng) dan variabel makroekonomi (kurs

Rupiah terhadap USD, jumlah uang beredar dan tingkat inflasi) terhadap

Jakarta Islamic Index (JII).

b. Menganalisis pengaruh jangka pendek antara indeks saham regional

(Dow Jones, Nikkei, dan Hang Seng) dan variabel makroekonomi (kurs

Rupiah terhadap USD, jumlah uang beredar dan tingkat inflasi) terhadap

Jakarta Islamic Index (JII).

2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

cakrawala pengetahuan dan pengembangan keilmuan mengenai pengaruh

indeks saham regional dan variabel makroekonomi terhadap Jakarta Islamic

Index (JII). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bahan kajian

dalam menghadapi fenomena yang terjadi di pasar modal pada perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di JII.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara

langsung atau tidak langsung bagi:

Page 31: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

19

a. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada investor mengenai pertimbangan yang harus diambil dalam

melakukan investasi syariah pada pasar modal syariah dengan melihat

indikator indeks saham regional dan variabel makro.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

informasi dan masukan yang berguna dalam menetapkan keputusan

berikut langkah-langkah yang diambil berkaitan dengan saham.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

masyarakat luas dalam menganalisis dan mengevaluasi keputusan

investasi yang tepat.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

pengetahuan dan pengalaman penulis terkait dengan aktivitas

perekonomian makro dan bursa efek regional serta pengaruhnya

terhadap bursa efek syariah di Indonesia.

Page 32: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

20

F. Sistematika Pembahasan

Penyusunan skripsi ini akan disajikan secara sistematis dengan

menggunakan lima bab pembahasan yang terdiri dari beberapa sub bab sebagai

perinciannya. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan sebagai gambaran awal dan menjadi

pengantar kepada pokok-pokok permasalahan yang ingin dikaji oleh peneliti.

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menjadi landasan dilakukannya

penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah yang

disajikan dalam bentuk pertanyaan, dan tujuan serta manfaat penelitian

dilakukan. Bab pertama ini ditutup dengan sistematika pembahasan yang

menjelaskan sistematika penyajian hasil penelitian dari awal hingga penyajian

kesimpulan hasil penelitian.

Bab kedua merupakan landasan teori dari penelitian yang dilakukan. Bab

ini menyajikan kajian pustaka. Kajian pustaka memuat kajian terhadap

penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan serta teori-teori yang melandasi

penelitian ini. Bab ini juga akan menyajikan informasi mengenai variabel yang

akan diteliti, seperti investasi dalam perspektif Islam, pasar modal syariah,

Jakarta Islamic Index (JII), saham syariah, indeks saham regional, analisis

fundamental variabel makro dan indeks syariah, dan variabel makroekonomi.

Bab ketiga adalah metode penelitian yang berisi metode dan teknik yang

digunakan dalam penelitian. Pada bab ini akan diuraikan ruang lingkup

penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan teknik

pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik

Page 33: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

21

analisis data, operasional variabel penelitian dan terakhir hipotesis penelitian

yang dirumuskan dari landasan teori dan kajian penelitian sebelumnya.

Bab keempat merupakan analisis hasil dan pembahasan. Bab ini adalah

inti dari permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. Adapun beberapa

inti dari permasalahan yang akan dikaji berisi: sekilas gambaran umum Jakarta

Islamic Index, Indeks Dow Jones, Nikkei, dan Hang Seng, kurs Rupiah terhadap

USD, tingkat inflasi dan jumlah uang beredar. Berikutnya akan dipaparkan hasil

analisis dan pembahasannya dengan menggunakan pendekatan Error

Correction Model berikut dengan tahapan Uji Stasioneritas Data, Uji Derajat

Integrasi, dan Uji Kointegrasi. Kemudian dilanjutkan dengan Uji Error

Correction Model (ECM) dan Error Correction Term (ECT) serta Uji Asumsi

Klasik. Bab ini ditutup dengan Pembahasan Hasil Analisis.

Bab lima merupakan Kesimpulan dan Saran. Bab ini memuat kesimpulan

yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas

sebelumnya dan saran bagi para pelaku pasar dan peneliti selanjutnya.

Page 34: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi Menurut Perspektif Islam

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang

dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

keuntungan di masa yang akan datang. Tandelilin (2001) mendefinisikan investasi

sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan

pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang

akan datang.

Investasi dapat dilakukan oleh pemodal atau investor pada berbagai sektor

perekonomian. Investor dapat berinvestasi pada aktiva riil dan juga pada aktiva

keuangan. Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-

barang seni dan real estate. Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat

berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh

suatu entitas yakni sekuritas.13

Tujuan orang melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk

menghasilkan sejumlah uang. Selain itu, secara lebih khusus, tujuan investasi

adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang,

mengurangi tekanan inflasi dan dorongan untuk menghemat pajak.14

Di satu sisi, investasi merupakan kegiatan yang tak luput dari adanya risiko.

13Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (Yogyakarta: UPP YKPN, 2011), h. 4.

14Eduardus Tandelilin, Portfolio dan Investasi (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2001)

Page 35: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

23

Hal ini dikarenakan tidak ada yang bisa menjamin bahwa suatu kegiatan/investasi

akan berjalan dengan lancar. Risiko sendiri merupakan suatu kejadian yang

merugikan atau peluang terjadinya kejadian yang tidak diinginkan (Hanafi,

2009:1). Return dan risiko merupakan dua hal yang todak dapat dipisahkan dalam

berinvestasi. Ketika seorang investor ingin mendapatkan return maka ia juga

harus siap memperoleh risiko. Semakin tinggi return yang diperoleh maka

semakin risiko juga risiko yang menyertai.

Gambar 2.1. Hubungan Tingkat Resiko dan Return

Sumber: Tandelilin (2001)

Secara makro, investasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, tingkat

pengembalian sebagai indikator dari keuntungan, Produk Nasional Bruto (GNP)

dan perubahan teknologi. Dengan mengkombinasikan semua faktor tersebut,

maka dapat dihasilkan fungsi investasi dalam formasi:

I = I (i, r, Q, T)

dengan, dI/di < 0; dI/dQ ≥ 0; dan dI/dT > 0

dimana, I = tingkat investasi

Page 36: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

24

i = tingkat suku bunga

r = tingkat pengembalian sebagai indikator dari keuntungan

Q = Produk Nasional Bruto (GNP)

T = Perubahan teknologi yang mempengaruhi investasi

Dari model tersebut, keberadaan i menyebabkan ketidakpastian dalam

semua variabel. Variabel r mempunyai sifat acak dalam keberadaan i karena

ketidakpastian yang disebabkan oleh harapan-harapan investor. Karenanya Q

tidak dapat meningkat selama masih terdapat kelambatan (lag) pada harapan-

harapan investor. Juga karena penginvestasian kembali dari peningkatan Q tidak

dapat direalisasikan, maka T mengalami kelambatan (lag) dan efek beruntun

antara ketidakpastian yang disebabkan oleh i dan iklim ekonomi keseluruhan akan

terbentuk.15

Islam memandang investasi sebagai gradasi atau tadrij pengetahuan.

Konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga mengandung nuansa spiritual

karena dijalankan dengan menggunakan norma syariah. Dengan begitu investasi

merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan amal, dan karenanya sangat dianjurkan

Islam.16

Menurut beberapa pandangan kontemporer, seorang muslim yang

menginvestasikan dana atau tabungannya tidak akan dikenakan pajak pada jumlah

yang diinvestasikannya, tetapi dikenakan pajak pada keuntungan yang dihasilkan

15Adiwarman A. Karim, “Ekonomi Makro Islami”, Cetakan ke – 5 (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2012), h. 295

16Wastriati, Op.Cit., 32

Page 37: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

25

dari investasinya, karena dalam perekonomian islami semua aset-aset yang tidak

termanfaatkan dikenakan pajak. Investor muslim akan lebih baik memanfaatkan

dananya untuk investasi daripada mempertahankan dananya dalam bentuk yang

tidak termanfaatkan.

Islam juga melarang bentuk-bentuk spekulasi yang di dalam perekonomian

non-islami (konvensional) tidak terpisahkan. Jenis-jenis spekulasi yang dilarang

dalam islam tidak hanya mencakup perlombaan, permainan kartu dan aktivitas

perjudian lainnya, tetapi juga bentuk-bentuk transaksi yang melibatkan hasil yang

akan datang (forward transaction).

Faktor utama yang mempengaruhi tingkah laku investasi dalam

perekonomian islami adalah ketidakberadaan suku bunga. Islam melarang

pembayaran bunga pada semua jenis pinjaman (pribadi, komersial, pertanian,

industri, dan lainnya) walaupun pinjaman-pinjaman ini dilakukan untuk teman,

perusahaan swasta maupun publik, pemerintah dan entitas lainnya.

Ini mengindikasikan bahwa dalam perekonomian islami tingkat bunga tidak

masuk dalam perhitungan investasi, maka biaya kesempatan (opportunity cost)

dari meminjamkan dana yang digunakan untuk kepentingan investasi adalah zakat

yang dibayarkan pada dana-dana ini. Dengan kata lain, dana atau tabungan yang

tidak dimanfaatkan pada investasi riil akan dikenakan zakat pada tingkat tertentu.

Jelaslah bahwa investasi di dalam perekonomian islami adalah fungsi dari

tingkat keuntungan yang diharapkan. Tingkat keuntungan yang diharapkan juga

bergantung pada bagian relatif dari keuntungan yang dialokasikan antara investor

dan mereka yang menyediakan dana-dananya pada bentuk kerja sama atau

Page 38: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

26

pinjaman.

Secara lebih spesifik, M. M Metwally (1993) dalam Adiwarman A. Karim

(2012) mengembangkan suatu fungsi investasi dalam perekonomian islami yang

sangat berbeda dengan perekonomian non-islami (konvensional). Model yag

dikembangkan tersebut mengasumsikan tingkat suku bunga nol. Ia kemudian

mengganti variabel suku bunga dengan variabel expected rate of profit (r).

Dengan mengasumsikan bahwa terdapat denda untuk penimbunan aset-aset yang

tidak termanfaatkan (idle assets), dilarang segala bentuk spekulasi dan tindakan

perjudian , serta tingkat suku bunga pada segala jenis pinjaman adalah nol, M. M

Metwally merumuskan fungsi investasi dalam perekonomian islami sebagai

berikut:

Φ (r, ZA, Zπ, µ)

dan,

r = r

dimana:

I = permintaan untuk investasi

R = tingkat harapan keuntungan

S1 = bagian keuntungan/kerugian dari investor

SF = bagian keuntungan/keuntungan dari mitra (peminjam)

ZA = tingkat/besar zakat pada aset-aset yang tidak termanfaatkan (idle)

Zπ = tingkat/besar zakat pada keuntungan dari hasil investasi

µ = iuran, selain zakat, pada aset-aset yang tidak termanfaatkan (idle)

Page 39: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

27

Namun karena ZA = dan Zπ = (contoh: tingkat/besarnya zakat

tetap), persamaan di atas dapat diekspresikan menajdi:

I = Ψ (r, µ)

dimana,

> 0 dan, > 0

Menurut persamaan di atas, permintaan investasi dalam perekonomian

islami akan meningkat bila, a) tingkat harapan akan tingkat keuntungan

meningkat, dan b) tingkat/ besar iuran pada aset-aset yang tidak termanfaatkan

meningkat. Sehingga, jika tingkat harapan keuntungan bukan merupakan variabel

yang dapat dikendalikan, maka satu-satunya instrumen yang tersedia untuk

penguasa (atau per individu, pen.) muslim mendorong investasi adalah tingkat

iuran pada aset-aset yang tidak termanfaatkan (µ). Ini merupakan alternatif dari

bunga dalam perekonomian bebas non-islami (konvensional).17

B. Pasar Modal Syariah

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 13,

pasar modal didefinisikan sebagai pasar yang menyelenggarakan “kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”

Sesuai dengan definisi tersebut, Tjiptono Darmaji dan Hendy M.

17Adiwarman A. Karim, Op. Cit, h. 297.

Page 40: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

28

Fakhruddin (2008) menyatakan bahwa pada dasarnya pasar modal merupakan

pasar untuk berbagai keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan, baik

dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivative, maupun instrumen

lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun

institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi.

Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana

kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.18

Pasar Modal Syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang

berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan

dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak

bertentangan dengan hukum muamalat islamiyah. Pasar modal syariah dapat

juga diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah.19

Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir

kebutuhan umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi di produk-

produk pasar modal yang sesuai dengan prinsip dasar syariah. Dengan semakin

beragamnya sarana dan produk investasi di Indonesia, diharapkan masyarakat

akan memiliki alternatif berinvestasi yang dianggap sesuai dengan

keinginannya, di samping investasi yang selama ini sudah dikenal dan

18Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab,cet. Ke-3 (Jakarta: Salemba Empat), h. 1.

19Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009)

Page 41: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

29

berkembang di sektor perbankan.20

Produk-produk dan kegiatan dalam pasar modal syariah harus

berdasarkan pada prinsip-prinsip islam yang ada yaitu berdasarkan adanya

prinsip kepercayaan dan adanya aset dalam bentuk nyata. Pasar modal syariah

adalah salah satu bagian dari sistem ekonomi islam yang berfungsi

meningkatkan efisiensi dalam pengelolaaan pasar modal, serta untuk

mendukung kegiatan investasi (Ali, 2005).

Lebih lanjut, Abdul Hamid (2009) menjabarkan fungsi keberadaan pasar

modal syariah sebagai berikut:21

1. Memungkinkan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan bisnis

dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.

2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna

mendapatkan likuiditas.

3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk

membangun dan mengembangkan lini produksinya.

4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga

saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.

5. Memungkinkan investasi pada ekonomi yang ditentukan oleh kinerja

kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

Sebagai bagian dari sistem Pasar Modal Indonesia, kegiatan di pasar

20Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah, cet. ke-1, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 19.

21Abdul Hamid, Op. Cit.

Page 42: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

30

modal yang menerapkan prinsip syariah juga mengacu kepada Undang-Undang

No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksanaannya

(Peraturan Pemerintah, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, dan peraturan terkait

lainnya). Namun ada beberapa peraturan khusus terkait pasar modal syariah

seperti:

1. Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

2. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah.

3. Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam

Penerbitan Efek Syariah.

Sesuai dengan Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah,

sampai saat ini efek syariah yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia

meliputi saham syariah, sukuk, dan unit penyertaan dari kontrak investasi

kolektif reksa dana syariah.22

C. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII merupakan salah satu indeks

saham di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis

saham yang memenuhi kriteria syariah.23 Tepatnya, JII adalah kumpulan indeks

saham sejumlah perusahaan yang kegiatan operasional usahanya tidak

bertentangan dengan prinsip syariah.

22Otoritas Jasa Keuangan, Buku Saku Otoritas Jasa Keuangan, ed. ke-2, Jakarta, 2015, h. 392.

23Wikipedia, Jakarta Islamic Index, diakses melalui www.wikipedia.org pada tanggal 10 April 2017.

Page 43: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

31

Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip

hukum syariah Islam adalah:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang

dilarang.

2. Usaha lembaga keuangan konvensional yang mengandung unsur ribawi

termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan

dan minuman yang tergolong haram.

4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta menyediakan barang-barang

ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam menentukan kriteria

saham-saham emiten yang menjadi komponen dari pada Jakarta Islamic Index

tersebut adalah:

1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip hukum syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga

bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10 berkapitalisasi

besar).

2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan

terakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%

(sembilan puluh persen).

3. Memilih 60 (enam puluh) saham dari susunan di atas berdasarkan urutan

rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun

terakhir.

Page 44: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

32

4. Memilih 30 (tiga puluh) saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas

rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir. Tiga puluh saham ini

yang menjadi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index.

Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan penentuan

komponen indeks pada awal bulan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan

pada jenis usaha emiten akan di-monitoring secara terus menerus berdasarkan

data publik yang tersedia.

Perhitungan saham syariah pada JII dilakukan PT Bursa Efek Indonesia

dengan menggunakan metode perhitungan indeks yang ditetapkan dengan bobot

kapitalisasi pasar (Market Capitalization Weighted). Perhitungan indeks ini juga

mencakup penyesuaian-penyesuaian (adjustments) yang dilakukan oleh adanya

perubahan terhadap data emiten yaitu corporate action. JII menggunakan

tanggal perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal 100. Dengan indeks ini

diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan

investasi secara syariah.24

D. Saham Syariah

Saham merupakan surat berharga bukti kepemilikan terhadap perusahaan

atau perseroan terbatas. Saham berwujud lembaran kertas yang menerangkan

bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan

kertas tersebut serta berhak mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan

24Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana,2008), h. 8.

Page 45: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

33

tersebut. Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang

memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan

ruang lingkup kegiatan usaha.

Saham syariah merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah. Karena itu tidak semua saham yang diterbitkan oleh emiten atau

perusahaan publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat

dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:25

1. Emiten atau Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam

anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik

tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah (Emiten atau Perusahaan

Publik Aktif).

2. Emiten atau Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran

dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah (Emiten atau Perusahaan Publik

Pasif), namun memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana

diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan

usaha sebagai berikut:

1) Perjudian dan permainan yang tergolong judi

2) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa

3) Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu

25Ibid, h. 400.

Page 46: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

34

4) Bank berbasis bunga

5) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga

6) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar), dan

atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional

7) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau

menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi),

barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang

ditetapkan oleh DSN-MUI, dan atau barang atau jasa yang merusak

moral dan atau bersifat mudarat

8) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).

b. Rasio total utang berbasis bunga dibandingkan total aset tidak lebh dari

45% (empat puluh lima per seratus), dan

c. Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya

dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak

lebih dari 10% (sepuluh per seratus).

Sesuai dengan keistimewaan yang dimilikinya, saham dapat

diklasifikasikan menjadi dua jenis:

1. Saham Biasa (Ordinary Share)

Saham biasa adalah saham yang tidak tercantum nama pemilik dan

kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut. Saham biasa

menanggung resiko terbesar karena pemegang saham baisa menerima

dividen hanya setelah pemegang saham preferen menerima dividen. Semua

ahli fikih kontemporer memandang saham biasa boleh, karena tidak

Page 47: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

35

memiliki keistimewaan dari yang lain, baik hak maupun kewajibannya.

2. Saham Preferen

Saham preferen adalah saham yang memberikan hak untuk

mendapatkan dividen dari saham biasa yang besarnya tetap. Biasanya saham

preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen. Jika suatu

ketika emiten mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen bisa

tidak menerima pembayaran dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Saham ini memiliki keistimewaan khusus dari segi perlakuan maupun

dari segi finansial. Para ahli fikih kontemporer memandang saham jenis ini

harus dihindari karena tidak sesuai dengan ketentuan syariah, karena pemilik

saham ini mempunyai hak mendapatkan bagian dari kelebihan yang dapat

dibagikan sebelum dibagikan kepada pemilik saham biasa.

Dari segi keuntungan, pada dasarnya terdapat dua jenis keuntungan yang

dapat diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham.

1. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan

perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Dividen dibagikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham

dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapat dividen, maka pemodal

tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif

lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana

diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Page 48: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

36

2. Capital Gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.

Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar

sekunder. Misalnya investor membeli saham XYZ dengan harga per saham

Rp 5.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 5.500 per saham yang

berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk

setiap saham yang dijualnya.

Menurut Abdul Hamid (2009), pergerakan harga saham merupakan

sesuatu yang dinamis, perubahannya dipengaruhi oleh banyak faktor internal

maupun eksternal. Kemampuan dalam memilih waktu yang tepat, baik dalam

membeli ataupun menjual saham tentunya sangat berpengaruh terhadap

keuntungan yang akan diperoleh. Prinsip dasar dari transaksi perdagangan yang

menguntungkan ialah membeli pada harga yang rendah dan menjual pada harga

yang tinggi (buy low and sell high). Karena banyak faktor yang mempengaruhi

harga saham, maka tentunya sulit untuk menilai apakah harga saham saat ini

rendah atau tinggi, terutama untuk memprediksi harga pada waktu yang akan

datang.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Syariah

Pergerakan harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada faktor yang

bersifat mikro, ada juga yang bersifat makro. Yang dimaksud dengan faktor

mikro adalah faktor-faktor yang dampaknya hanya terhadap beberapa jenis

Page 49: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

37

saham saja. Sedangkan faktor makro adalah faktor penyebab yang berdampak

pada semua saham (keseluruhan bursa) termasuk juga perekonomian secara

menyeluruh. Lebih jelas Alwi memaparkan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham sebagai berikut:

1. Faktor internal (lingkungan mikro)

a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti

pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,

laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

b. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

c. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director

announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen,

dan struktur organisasi.

d. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,

investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi,

laporan divestasi, dan lainnya.

e. Pengumuman investasi (investment annuncements), seperti melakukan

ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan usaha lainnya.

f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi

baru, kontrak baru, pemogokan, dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba

sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per

share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit

Page 50: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

38

margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.

2. Faktor eksternal (Lingkungan makro)

a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan

dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan

deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan

terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan

terhadap manajernya.

c. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti

laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham

perdagangan, pembatasan (penundaaan) trading.

d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan

faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga

saham di bursa efek suatu negara.

e. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.

Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham terdiri dari faktor fundamental dan faktor teknikal.

1. Faktor Fundamental

Dimana harga saham dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, industri, dan

perusahaan yang menerbitkan saham ybs. Faktor ini sangat penting, karena

harga saham sangat berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk

menciptakan keuntungan di masa datang bagi pemegang saham.

Page 51: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

39

2. Faktor Teknikal

Dimana harga saham dipengaruhi oleh pergerakan harga jual beli saham,

jumlah saham yang diperdagangkan dan data lain yang bersumber dari pasar.

Baik faktor fundamental maupun teknikal digunakan sebagai analisa

kuantitatif untuk mengetahui data sebelumnya mengenai suku bunga, variabel-

variabel ekonomi dan nilai saham. Analisa ini sangat penting bagi investor

untuk membuat keputusan berinvestasi di saham.

Faktor mikro dan makro atau pun faktor fundamental dan faktor teknikal

pada dasarnya memiliki maksud dan tujuan yang sama, hanya terdapat

perbedaan dalam istilah saja. Sama halnya dengan harga saham pada umumnya,

pergerakan harga saham syariah juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

F. Indeks Saham Regional dan Integrasi Pasar Modal

Pasar yang terintegrasi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

tidak adanya hambatan apapun untuk memiliki sekuritas di setiap pasar modal

dan juga tidak ada dalam cash inflow maupun cash outflow.26 Pada pasar

yang terintegrasi akan tercipta keadaan pasar modal dunia yang

berhubungan erat antar satu sama lain, dan saling mempengaruhi (closely

correlated).

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang hingga saat ini masih

bergantung pada kondisi perekonomian luar negeri terutama yang berkaitan

26Husnan S, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Ed. Kedua, (Yogyakarta: UPPAMP YKPN, 2003)

Page 52: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

40

dengan investasi. Hal itu berdampak pada kondisi pasar modal di Indonesia

yang dipengaruhi oleh kondisi luar negeri terutama kondisi pasar modal yang

ada pada negara-negara maju.

Krisis keuangan timbul karena berbagai hal, salah satunya adalah korelasi

antar pasar sehingga berdampak pada transmission of shocks (krisis)

antar pasar (negara). Krisis dapat ditransmisikan secara kualitatif dalam

dua cara yaitu keterkaitan antar-negara yang stabil (channels), dan perubahan

yang mendadak (shifts) dalam keterkaitan persistensi yang berubah-ubah (Endri,

44:2008). Penyebab efek domino juga dapat terjadi akibat perilaku investor di

pasar modal.

Menurut Valdes (1997) dan Kaminsky (2001), kerugian yang dialami satu

negara menyebabkan investor menjual sekuritas di pasar yang lain untuk

meningkatkan kas sebagai antisipasi terhadap redemption yang lebih besar.

Krisis dalam satu pasar yang sedang berkembang menyebabkan investor

menjual sahamnya ke pasar berkembang yang lain untuk mempertahankan

proporsi yang pasti dari suatu negara atau saham regional dalam

portofolionya (Schinasi and Smith: 2001).27

Semenjak diizinkannya investor asing berinvestasi di Pasar Modal

Indonesia menyebabkan adanya keterkaitan antara Pasar Modal Indonesia

27Alina Paramita, Analisis Pengaruh Indikator Makroekonomi, Indeks Harga Saham Gabungan, BursaSaham Syariah Internasional Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia, Jurnal Ilmiah FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang, 2016.

Page 53: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

41

dengan pasar modal di negara lainnya. Dalam penelitian ini, indeks saham

regional yang digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap pergerakan

Jakarta Islamic Index (JII) adalah Indeks Dow Jones (Amerika Serikat), Indeks

Nikkei (Jepang), dan Indeks Hang Seng (Hongkong).

1. Indeks Dow Jones

Indeks Dow Jones atau Dow Jones Industrial Average (DJIA)

merupakan indeks pasar saham tertua di Amerika selain Indeks transportasi

Dow Jones. Indeks Dow Jones pertama kali dikeluarkan pada tanggal 26

Mei 1896 oleh editor Wall Street Journal dan Dow Jones & company.

Indeks Dow Jones merupakan representasi rata-rata 12 saham dari berbagai

industri terpenting di Amerika Serikat. Ketika pertama kali dipublikasikan,

indeks berada pada posisi 40,94.

Saat ini pemilihan daftar perusahaan yang berhak tercatat dalam

Indeks Dow Jones dilakukan oleh editor dari Wall Street Jounal. Pemilihan

ini berdasarkan pada kemampuan perusahaan, aktivitas ekonomi,

pertumbuhan laba, dan lain-lain. Perusahaan yang dipilih pada umumnya

adalah perusahaan Amerika yang kegiatan ekonominya telah mendunia.28

Menurut Tamara (2013), salah satu indeks harga saham yang kerap

menjadi acuan dalam proses pengambilan keputusan investor di Bursa Efek

Indonesia adalah Dow Jones Industrial Average. Indeks Dow Jones

merupakan indeks pengukur kinerja pasar tertua di Amerika Serikat yang

28Dow Jones Industrial Average, diakses melalui www.nyse.org pada 25 April 2017.

Page 54: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

42

masih berjalan hingga saat ini. Indeks ini dianggap dapat merepresentasikan

pengaruh bursa saham Amerika Serikat yang besar terhadap bursa saham

global, termasuk Indonesia.29

2. Indeks Nikkei

Indeks Nikkei (Nikkei 225) merupakan indeks pasar saham di Bursa

Efek Tokyo (Tokyo Stock Exchange – TSE). Indeks ini telah dihitung oleh

harian Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak 7 September 1950. Metode

perhitungannya menggunakan perhitungan harga rata-rata (unit dalam Yen),

dan komponen saham perusahaan yang tercantum dalam indeks akan

ditinjau setahun sekali. Saham perusahaan yang tercatat dalam Indeks

Nikkei merupakan saham yang paling aktif diperdagangkan dalam Bursa

Efek Tokyo. Saat ini, Nikkei adalah indeks yang paling banyak digunakan

sebagai panduan bagi investor ketika akan berinvestasi.

Metode perhitungan Indeks Nikkei menggunakan rumus sebagai

berikut:

Nikkei 225 =

Dimana Σp merupakan jumlah seluruh harga saham yang tercatat di

Indeks Nikkei 225 dan divisor adalah angka yang ditentukan oleh otoritas

bursa sebagai bilangan pembagi. Nilai divisor berdasar perhitungan otoritas

bursa per April 2009 adalah sebesar 24.656. Bagi saham-saham yang

29Tisa Yuanisa, Analisis Pengaruh BI Rate, Kurs, Inflasi, Indeks Dow Jones, dan Indeks Nikkei 225Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Skripsi FEB Universitas Diponegoro, 2013,h. 34.

Page 55: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

43

harganya kurang dari 50 yen, maka harganya akan dihitung 50 yen. Untuk

penggunaan harga, ditentukan berdasar prioritas: harga khusus terbaru, harga

saat ini, dan harga standar.30

Sunariyah (2006) menyatakan perusahaan yang tercatat di Nikkei 225

merupakan perusahaan besar yang telah beroperasi secara global, termasuk

di Indonesia. Dengan naiknya Indeks Nikkei ini berarti kinerja

perekonomian Jepang ikut membaik. Sebagai salah satu tujuan ekspor

Indonesia, pertumbuhan ekonomi Jepang dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun aliran modal masuk

baik investasi langsung maupun melalui pasar modal.31

3. Indeks Hang Seng

Indeks Hang Seng adalah indeks yang mencatat kapitalisasi pasar

indeks saham di Hong Kong. Indeks Hang Seng ini merupakan indikator

utama dari keseluruhan performa pasar di Hongkong yang mewakili sekitar

67 % dari kapitalisasi pasar perusahaan yag listing di Bursa Saham

Hongkong. Indeks Hang Seng dimulai pada tanggal 24 November 1969 dan

dikelola oleh HSI Service Limited, yang merupakan anak perusahaan milik

Hang Seng Bank.32

Moh Mansur (2005) menilai Indeks Hang Seng sebagai barometer

terkemuka dari saham “blue-chip” di Hongkong. Indeks ini juga merupakan

30Wikipedia, Indeks Nikkei, diakses melalui www.en.wikipedia.org pada 25 April 2017.

31Tisa Yuanisa, Op. Cit., h. 36.

32Wikipedia, Indeks Hang Seng, diakses melalui www.en.wikipedia.org pada 25 April 2017.

Page 56: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

44

salah satu indeks terkenal di kawasan Asia dan telah digunakan secara

meluas oleh para manager keuangan sebagai performance benchmark

mereka. Terdapat 33 perusahaan pilihan yang terdapat di Indeks Hang Seng,

semuanya terdiri dari perusahaan terkemuka dan para investor institusi.

Sejak diperkenalkan, Hang Seng dengan saham-saham terpilihnya telah

merefleksikan kepentingan dari berbagai sektor industri.

G. Variabel Makroekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Pasar Modal

Pada umumnya pelaku pasar selalu mempertimbangkan kondisi makro

dalam mengambil keputusan. Hal itu menyebabkan keadaan makroekonomi

dapat berpengaruh terhadap pergerakan saham. Menurut Tandelilin (2011),

pasar modal merupakan apa yang terjadi pada perekonomian secara makro dan

fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi

pada berbagai variabel ekonomi makro. Menurut Samsul (2008) faktor-faktor

makroekonomi yang mempengaruhi kinerja saham adalah: tingkat suku bunga

domestik, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus

ekonomi suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, dan jumlah uang

beredar.

Saat terjadi perubahan makroekonomi baik dalam bentuk positif maupun

negatif pada suatu negara, maka investor di seluruh dunia akan

mempertimbangkan hal tersebut terhadap kaadaan perusahaan di masa yang

akan datang. Meskipun kondisi makro tidak akan langsung berdampak pada

perusahaan, namun investor akan bereaksi cepat terhadap keadaan

Page 57: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

45

makroekonomi suatu negara karena hal tersebut menjadi perhitungan dalam

pengambilan keputusan membeli atau menjual aset yang telah dimilikinya.33

Di antara beberapa variabel makro yang penulis gunakan dalam

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan Jakarta Islamic

Index adalah kurs mata uang Rupiah terhadap USD, jumlah uang beredar (M1),

dan tingkat inflasi.

1. Kurs Rupiah terhadap US Dollar (USD)

Kurs atau nilai tukar Rupiah (exchange rate) adalah perbandingan

antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Setiap negara

mempunyai mata uang masing-masing, bank adalah pusat pasar valuta asing

berperan sebagai agen yang mempertemukan pembeli dan penjual valuta

asing.

Di dunia terdapat 3 macam sistem penetapan nilai tukar, menurut

Hady, sistem tersebut meliputi:

a. Sistem Nilai Tukar Tetap/Stabil (Fixed Exchange Rate System)

Sistem nilai tukar tetap dan stabil diperlukan agar arus

perdagangan dan investasi internasional atau antar negara dapat

berjalan lancar.

b. Sistem Nilai Tukar Mengambang (Floating Exchange Rate System)

Dalam sistem ini nilai tukar atau forex rate suatu mata uang atau

valas ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pada bursa

33Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Jakarta: Erlangga, 2008)

Page 58: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

46

valuta asing. Sistem nilai tukar mengambang dibagi menjadi dua yaitu:

1) Freely Floating Rate atau Clean Float.

Adalah sistem dengan tidak adanya campur tangan pemerintah

dalam permintaan dan penawaran terhadap valuta asing di bursa

valuta asing.

2) Managed Float atau Dirty Float.

Adalah sistem dengan adanya campur tangan pemerintah dalam

permintaan dan penawaran terhadap valuta asing di bursa valuta

asing. Sistem ini banyak digunakan oleh berbagai negara di dunia

termasuk di Indonesia.

c. Sistem Nilai Tukar Terkait (Pegged Exchange Rate System)

Sistem nilai tukar ini dilakukan dengan mengaitkan nilai mata

uang suatu negara dengan nilai mata uang negara lain atau sejumlah

mata uang tertentu. Sistem ini dilakukan oleh beberapa negara di

Afrika yang mengaitkan nilai mata uangnya dengan mata uang Prancis.

Kurs merupakan variabel yang banyak diperhatikan oleh

investor. Saat mata uang Rupiah terdepresiasi terhadap Dolar AS

maka investor akan cenderung untuk memegang Dolar karena hal

tersebut akan lebih menguntungkan bagi investor, selain itu

keuntungan mata uang Rupiah yang diperoleh oleh investor asing

setelah dikonversikan dalam mata uang Dolar akan menjadi lebih

sedikit. Sehingga dengan tingkat keuntungan yang lebih rendah

ketika kurs Rupiah terdepresiasi akan mengakibatkan investor menarik

Page 59: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

47

uangnya dalam pasar saham dan memindahkanya untuk diinvestasikan

ke pasar valas. Hal ini akan berpengaruh terhadap harga saham jika

investor secara besar-besaran menjual sahamnya (over-supply) untuk

diinvestasikan ke pasar valas.

2. Jumlah Uang Beredar (M2)

Uang adalah persediaan aset yang segera digunakan untuk melakukan

transaksi. Menurut Sadono Sukirno, uang beredar adalah semua jenis uang

yang berada di perekonomian yaitu, adalah jumlah dari mata uang dalam

peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Uang

beredar adalah uang yang beredar di tangan masyarakat. Cakupan dan

definisi ini terus berkembang dan perhitungannya dapat berbeda antara

negara satu dengan negara lainnya.34

Namun demikian, dua pendekatan utama dalam menghitung

jumlah uang yang beredar yaitu: pendekatan transaksional (transactional

approach) dan pendekatan likuiditas (liquidity approach). Pendekatan ini

memandang bahwa jumlah uang beredar yang dihitung adalah jumlah uang

yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi. Pendekatan ini menghitung

jumlah uang yang beredar dalam arti sempit (narrow money) atau M1.

Di Indonesia yang tercakup dalam M1 adalah uang kartal yang terdiri

atas uang kertas dan uang logam, tidak termasuk uang kas pada Kantor

Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) dan bank umum dan uang giral

34 Sadono Sukirno, Teori Pengantar Ekonomi Makro, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2004)

Page 60: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

48

yang terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka, dan

tabungan dalam Rupiah yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan

simpanan penduduk dalam Rupiah pada sistem moneter.

Studi menunjukkan bahwa semakin banyak dana yang dipegang oleh

masyarakat maka semakin banyak pula dana yang akan dialokasikan untuk

investasi di bursa saham. Sehingga akan menaikkan harga saham-saham dan

selanjutnya menguatkan indeks saham.

3. Tingkat Inflasi

Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat

umum dan terus-menerus. Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar

dapat dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu kenaikan harga, bersifat umum

dan berlangsung secara terus menerus. Veneries dan Sebold (1978: 603)

mendefinisikan inflasi sebagai suatu kecenderungan meningkatnya

tingkat harga umum secara terus menerus sepanjang waktu (a sustained

tendency for the general level of prices to rise over time).

Dari bahasan di atas, setidaknya ada tiga hal yang penting ditekankan,

yaitu:

a. Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti bisa

saja tingkat harga yang terjadi pada waktu yang terjadi pada waktu tertentu

turun atau naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan

tendensi yang meningkat.

b. Bahwa kenaikan tingkat harga tersebut berlangsung secara terus

menerus (sustained) yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja,

Page 61: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

49

akan tetapi bisa beberapa waktu lamanya.

c. Bahwa tingkat harga yang dimaksud di sini adalah tingkat harga umum,

yang berarti tingkat harga yang mengalami kenaikan itu bukan hanya pada

satu atau beberapa komoditi saja, akan tetapi untuk harga barang secara

umum.

Untuk mencegah dan menanggulangi inflasi, maka menurut

Nopirin, pemerintah dapat melakukan kebijaksanaan berikut ini:35

a. Kebijaksanaan Moneter.

Kebijaksanaan moneter diambil untuk mengurangi jumlah uang yang

beredar di masyarakat yaitu dengan cara menaikkan tingkat suku bunga

melalui instrument Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

b. Kebijaksanaan Fiskal.

Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran

pemerintah dan perpajakan, artinya inflasi dapat ditekan apabila

pemerintah mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak.

c. Kebijaksanaan yang Berkaitan dengan Output.

Kenaikan jumlah output barang dapat menekan inflasi, karena dengan

banyaknya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan

harga. kenaikkan jumlah output barang ini dapat dicapai salah

satunya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk impor barang.

d. Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indeks.

35Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Ed. Pertama (Yogyakarta: BPFE, 2001)

Page 62: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

50

Kebijaksanaan ini dilakukan dengan cara penentuan harga berdasarkan

indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah, artinya jika indeks harga

naik, maka gaji atau upah juga akan naik.

Ang dalam Wastriati (2010) menyatakan bahwa inflasi yang tinggi

menyebabkan menurunnya keuntungan suatu perusahaan, sehingga

menyebabkan efek ekuitas menjadi kurang kompetitif. Menurut Tandelilin,

kinerja bursa efek ikut mengalami penurunan jika inflasi meningkat. Inflasi

yang tinggi akan berdampak naiknya harga-harga secara umum, dan ini

berdampak pada melonjakkan biaya modal perusahaan, sehingga perusahaan

akan mengalami persaingan investasi yang artinya adanya kecenderungan

investor berinvetasi di pasar uang dan tentunya dapat mengakibatkan

harga saham di pasar modal mengalami penurunan secara signifikan.

H. Analisis Fundamental Variabel Makro dan Indeks Syariah

Untuk menganalisis indeks saham, ada dua metode analisis yang dapat

digunakan. Pertama, analisis teknikal. Analisis ini hanya mengacu pada tren

harga ke depan berdasarkan perkembangan harga masa lalu. Kedua adalah

analisis fundamental. Pada analisis ini, faktor kondisi ekonomi, sosial, dan

politik suatu negara akan dianalisis untuk mengetahui indeks saham. Untuk

menganalisis Indeks JII, kita harus mengetahui kondisi ekonomi, berikut dengan

situasi sosial politik Indonesia.

Analisis fundamental merupakan suatu proses yang memerlukan waktu

yang lama dengan menyelidiki keadaan ekonomi, politik, sosial, industri dan

Page 63: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

51

laporan keuangan perusahaan.

Pada dasarnya analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan

terhadap perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan prospek pertumbuhan

dan kemmapuan memperoleh keuntungan yang meliputi tiga tahap analisis:

1. Ekonomi Makro

Analisis ini bertujuan untuk melihat faktor yang menguntungkan dalam

ekonomi makro dalam kaitannya dengan kegiatan perusahaan itu sendiri.

Misal, apakah berita yang up to date tentang kebijakan moneter,

surplus/deficit, anggaran/cadangan devisa, tax holiday, political news, dan

lain-lain yang mempengaruhi.

2. Industri

Analisis ini bertujuan untuk melihat katan industri dengan perusahaan,

seperti perkembangan perusahaan pesaing, standar industry dan

pertumbuhan pasar.

3. Perusahaan

Analisis ini bertujuan untuk melihat situasi perusahaan yang meliputi

berbagai aspek perusahaan, seperti keadaan keuangan perusahaan, situasi

pemasaran, produksi dan manajemen.

Analisis fundamental berhubungan dengan estimasi penentu dasar nilai

sekuritas, seperti penjualan masa depan, pengeluaran dan pendapatan

perusahaan. Fundamentalis cenderung melihat ke depan, memperhatikan hal

seperti pendapatan, dan dividen masa depan. Para fundamentalis sangat

mengandalkan analisis jenis ini karena menurut mereka analisis ini bebas dari

Page 64: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

52

bias disebabkan data yang digunakan valid.

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang

akan datang dengan:

1. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga

saham di masa datang.

2. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham.

Para pelaku pasar umumnya selalu memperhitungkan kondisi makro

ekonomi dalam proses pengambilan keputusan, sehingga keadaan ekonomi

berpengaruh terhadap pergerakan saham.

I. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Indeks Saham Regional dan

Variabel Makroekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index (JII)” ini memerlukan

beberapa peninjauan terhadap studi penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya. Penelitian yang dijadikan tinjauan merupakan penelitian yang

terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Jakarta Islamic Index (JII).

1. Muhammad Fahrudin Z. (2005)

Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel makroekonomi yang

terdiri dari inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar mata uang dan suku

bunga terhadap Jakarta Islamic Index (JII) dengan menggunakan alat

analisis Ordinary Least Square (OLS).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel

Page 65: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

53

makroekonomi yang dianalisis yaitu inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar

mata uang asing, dan suku bunga berpengaruh terhadap Indeks JII.

2. Ludfi Ichlasul Amal (2016)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh inflasi, nilai tukar,

pendapatan nasional, dan suku bunga BI terhadap Jakarta Islamic Index (JII)

pada periode 2007-2015. Penelitian ini menggunakan alat analisis Ordinary

Least Square (OLS).

Analisis penelitian ini menyatakan bahwa variabel kurs berpengaruh

positif signifikan dan pendapatan nasional berpengaruh secara negatif

signifikan. Sedangkan inflasi dan suku bunga BI tidak berpengaruh

signifikan terhadap indeks harga saham JII.

3. Deddy Marciano dan Suryanto (2005)

Penelitian mengenai hubungan kausalitas lainnya dilakukan oleh

Deddy Marciano dan Suryanto. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

hubungan jangka panjang dan jangka pendek variabel makroekonomi dan

pasar modal di Indonesia. Variabel makroekonomi yang digunakan meliputi

ekspor, inflasi, tingkat suku bunga, kurs, dan jumlah uang beredar. Periode

penelitian ini adalah sebelum krisis ekonomi. Penelitian ini menggunakan

model Error Correction Model (ECM) dari Engel-Granger.

Hasil penelitian menunjukkan kebijakan tingkat suku bunga sebagai

salah satu instrumen moneter memiliki dampak jangka pendek dan jangka

panjang terhadap harga-harga saham di pasar modal Indonesia. Kebijakan

moneter selain tingkat suku bunga (penjualan/pembelian surat berharga)

Page 66: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

54

hanya akan berpengaruh pada harga-harga saham di pasar modal Indonesia

dalam jangka pendek. Inflasi dan kinerja ekspor hanya berpengaruh secara

jangka panjang dan positif terhadap perilaku harga-harga saham di

Indonesia. Secara keseluruhan kinerja ekonomi makro dicerminkan pada

harga-harga saham Indonesia dalam jangka panjang.

4. Irfan Syauqi Beik dan dan Sri Wulan Fatmawati (2014)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh indeks harga saham

syariah internasional dan variabel makroekonomi terhadap Jakarta Islamic

Index (JII). Penelitian ini menggunakan metode Vector Error Correction

Model (VECM), dengan data runtut waktu bulanan dari Januari 2007 sampai

dengan Oktober 2012.

Hasil studi menunjukkan bahwa JII dipengaruhi secara positif dan

signifikan oleh DJIEU, DJIMY dan IPI, serta dipengaruhi secara negatif

oleh DJIJP, IMUS, M2 dan SBIS. JII paling cepat mencapai kestabilan

ketika merespon guncangan terhadap jumlah uang yang beredar (M2).

Penelitian ini merekomendasikan penguatan koordinasi otoritas moneter

dengan otoritas jasa keuangan, penguatan sektor riil, penguatan upaya

meminimalisir pengaruh bunga terhadap pasar keuangan syariah, dan perlu

dibangunnya sistem peringatan dini untuk mengantisipasi krisis keuangan.

5. Wastriati (2010)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jangka pendek dan

jangka panjang antara empat variabel makro yaitu nilai tukar Rupiah

terhadap USD (kurs), jumlah uang beredar (M2), tingkat inflasi dan Produk

Page 67: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

55

Domestik Bruto (PDB) terhadap Jakarta Islamic Index. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan Januari 2003 sampai

Desember 2009. Penelitian ini menggunakan Uji Kointegrasi dan Error

Correction Model (ECM).

Hasil penelitian menunjukkan dalam jangka panjang terdapat

pengaruh variabel kurs, M2, inflasi dan PDB terhadap JII, sedangkan dalam

jangka pendek hanya variabel PDB yang mempengaruhi JII.

6. Aktham Maghareyeh (2005)

Penelitian ini menganalisis hubungan kausalitas dengan menggunakan

uji kointegrasi Johansen’s dan Error Correction Model. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat hubungan jangka panjang antara variabel makro

yang terdiri dari inflasi, suku bunga, produksi industri/IP, ekspor, kurs,

harga minyak dan jumlah uang beredar dengan Amman Stock Price Index

(SPI) periode Januari 1987 sampai dengan Desember 2000.

Analisis penelitian ini menunjukkan variabel makro dalam

penelitiannya yang terdiri dari inflasi, suku bunga, produksi industri/IP,

ekspor, kurs, harga minyak dan jumlah uang beredar mempunyai hubungan

kausalitas dalam jangka panjang dan jangka pendek. Karenanya variabel

makro dapat digunakan dalam memprediksi naik turunnya Amman Stock

Price Index (SPI).

7. Yoghi Citra Pratama (2012)

Tujuan dari kajian ini ialah untuk menganalisis pengaruh IHSG, Dow

Jones, dan Nikkei terhadap JII. Data yang dipergunakan ialah data bulanan

Page 68: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

56

mulai bulan Januari 2006 sampai dengan Mei 2012. Variabel yang

digunakan ialah JII, IHSG, Indeks Dow Jones dan Indeks Nikkei. Metode

yang digunakan ialah Vector Error Correction Model (VECM).

Hasil Tes kointegrasi mengindikasikan bahwa di antara variabel

penelitian yang ada terdapat keseimbangan jangka panjang dan hubungan

yang simultan. Hasil empiris dari Impulse Response Function menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh IHSG, Dow Jones, dan Nikkei terhadap JII adalah

negatif. Hasil dari uji dekomposisi varians menunjukkan bahwa pengaruh

guncangan terbesar dari JII ialah JII itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pasar modal syariah lebih stabil dari goncangan eksternal.

Page 69: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

57

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Penelitidan Tahun Judul

Metode PenelitianHasil Penelitian

Perbedaan persamaan

1MuhammadFahrudin Z.(2005)

AnalisisPengaruhInflasi, Jumlahuang beredar,Exchange Rate,dan InterestRate TerhadapIndex JII(JakartaIslamic Index)Pada Tahun2002-2005

(1)Menggunakanvariabelindependeninterest rate, (2)menggunakanmetodepenelitianOrdinary LeastSquare (OLS),dan (3) Periodeobservasi tahun2002-2005.

(1)MenggunakanvariabeldependenJakartaIslamic Index,dan (2)menggunakanvariabelindependeninflasi, kurs,dan jumlahuang beredar.

Seluruh variabel makroyaitu inflasi, nilai tukarmata uang asing, jumlahuang beredar, dan sukubunga berpengaruhterhadap Indeks JII.

2

LudfiIchlasulAmal(2016)

PengaruhInflasi, NilaiTukar,PendapatanNasional, danSuku Bunga BITerhadapJakarta IslamicIndex Periode2007-2015

(1)Menggunakanvariabelindependenpendapatannasional dansuku bunga BI,(2)menggunakanmetodepenelitianOrdinary LeastSquare (OLS),dan (3) Periodeobservasi tahun2007-2015.

(1)MenggunakanvariabeldependenJakartaIslamic Index,dan (2)menggunakanvariabelindependeninflasi dankurs.

Variabel kursberpengaruh positifsignifikan danpendapatan nasionalberpengaruh secaranegatif signifikan.Sedangkan inflasi dansuku bunga BI tidakberpengaruh signifikanterhadap indeks hargasaham JII.

3

DeddyMarcianodanSuryanto(2005)

HubunganJangka Panjangdan JangkaPendekEkonomiMakro danPasar ModalIndonesia

(1)Menggunakanvariabel ekspordan tingkatsuku bungaError, dan (2)periodeobservasisebelum krisis

(1)Menggunakanvariabeldependen JII,(2)menggunakanvariabelindependeninflasi, kursdan jumlahuang beredar,dan (3) metodepenelitian

Kebijakan tingkat sukubunga sebagai salah satuinstrumen monetermemiliki dampak jangkapendek dan jangkapanjang terhadap harga-harga saham di pasarmodal Indonesia.Kebijakan moneterselain tingkat sukubunga(penjualan/pembeliansurat berharga) hanya

Page 70: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

58

ErrorCorrectionModel (ECM)

akan berpengaruh padaharga-harga saham dipasar modal Indonesiadalam jangka pendek.Inflasi dan kinerjaekspor hanyaberpengaruh secarajangka panjang danpositif terhadap perilakuharga-harga saham diIndonesia. Secarakeseluruhan kinerjaekonomi makrodicerminkan pada harga-harga saham Indonesiadalam jangka panjang.

4

Irfan SyauqiBeik dan SriWulanFatmawati(2014)

PengaruhIndeks HargaSaham SyariahInternasionaldan VariabelMakroEkonomiTerhadapJakarta IslamicIndex

(1)MenggunakanvariabelindependenIndeks SahamSyariahInternasional,IPI dan SBIS,dan (2) PeriodeobservasiJanuari 2007sampai Oktober2012, dan (3)menggunakanmetode VectorErrorCorrectionModel(VECM).

(1)Menggunakanvariabeldependen JII,dan (2)menggunakanvariabelindependenjumlah uangberedar.

JII dipengaruhi secarapositif dan signifikanoleh DJIEU, DJIMY,dan IPI, sertadipengaruhi secaranegatif dan signifikanoleh DJIJP, IMUS, M2dan SBIS. JII palingcepat mencapaikestabilan ketikamerespon guncanganterhadap jumlah uangyang beredar (M2).

5Wastriati(2010)

AnalisisPengaruhVariabelEkonomiMakroTerhadap NilaiJakarta IslamicIndex

(1)MenggunakanvariabelindependenProdukDomestikBruto, (2)Periodepenelitian 2003-2009, dan (3)MenyertakanUji AsumsiKlasik

(1)Menggunakanvariabeldependen JII,(2)menggunakanvariabelindependeninflasi, kursdan jumlahuang beredar,dan (3) metodepenelitianError

Dalam jangka panjangterdapat pengaruh antaravariabel kurs, jumlahuang beredar (M2),inflasi dan PDBterhadap nilai JII.Sedangkan dalamjangka pendek hanyavariabel PDB yangmempengaruhi JII.

Page 71: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

59

CorrectionModel (ECM)

6AkthamMaghareyeh(2005)

Causal RelationAmong StockPrices andMacroeconomicVariabels inThe Small,Open Economyof Jordan

(1)MenggunakanvariabeldependenAmman StockPrice Index(ASPI), (2)menggunakanvariabelindependenproduksiindustri (IP),suku bunga,ekspor, danharga minyak,dan (3) Periodeobservasi 1987-2000.

(1)Menggunakanvariabelindependeninflasi, kursdan jumlahuang beredar,(2)MenggunakanmetodepenelitianErrorCorrectionModel (ECM).

Variabel makro dalampenelitian ini yangterdiri dari inflasi, sukubunga, produksiindustri/IP, ekspor, kurs,harga minyak, danjumlah uang beredarmempunyai hubungankausalitas dalam jangkapanjang dan jangkapendek. Untuk ituvariabel makro dapatdigunakan dalammemprediksi naikturunnya Amman StockPrice Index (SPI). Hasilpenelitiam ini juga dapatdigunakan sebagaireferensi dalam melihatkeadaan ekonomi danpolitik khususnya diNegara-negara Timur-Tengah.

7Yoghi CitraPratama(2012)

PengaruhIndeksRegionalTerhadapJakarta IslamicIndex (JII)

(1)MenggunakanvariabelindependenHang Seng, (2)PeriodeobservasiJanuari 2006sampai denganMei 2012, dan(3)menggunakanmetode analisisVector ErrorCorrectionModel (VECM)

(1)Menggunakanvariabeldependen JII,(2)MenggunakanvariabelindependenIHSG, DowJones, danNikkei.

Terdapat pengaruhnegatif antara IHSG,Dowjones, dan Nikkeiterhadap JII. Pengaruhguncangan terbesar dariJII adalah JII itu sendiri.Dapat disimpulkanbahwa pasar modalsyariah lebih stabil darigoncangan eksternaldibandingkan dengankonvensional.

Page 72: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

60

J. Kerangka Pemikiran

Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor

terpenting dalam ikut membangun perekonomian nasional. Kondisi

perekonomian yang baik merupakan sentimen positif yang berdampak pada

kenaikan harga di pasar saham. untuk itu penulis ingin melihat faktor indeks

regional yang terdiri dari Dow Jones, Nikkei, dan Hangseng bersama dengan

variabel ekonomi makro seperti Kurs Rupiah terhadap USD, jumlah uang

beredar (M2) dan tingkat inflasi yang diduga mempunyai pengaruh terhadap

pergerakan Jakarta Islamic Index (JII) dengan menggunakan Error Correction

Model.

Adapun langkah awal yang dilakukan adalah dengan melihat apakah data

yang digunakan sudah stasioner atau belum, yaitu dengan cara melakukan uji

stasioneritas Phillips-Perron. Apabila data diketahui belum stasioner maka

langkah selanjutnya adalah uji derajat integrasi yang bertujuan untuk

menstasionerkan data agar semua data menjadi stasioner pada ordo yang sama.

Setelah itu maka pengujian dapat dilanjutkan pada uji kointegrasi. Pengujian ini

bertujuan untuk melihat indikasi adanya hubungan jangka panjang antara

variabel independen dengan variabel dependen. Apabila pada uji kointegrasi

terdapat hubungan antar variabel, maka pengujian dapat dilanjutkan pada uji

Error Correction Model, dimana pengujian ini bertujuan untuk melihat indikasi

adanya hubungan jangka pendek antara variabel independen dengan variabel

dependen.

Semua cara pengambilan keputusan dari setiap pengujian, yaitu dari uji

Page 73: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

61

stasioneritas, uji derajat integrasi, uji kointegrasi, dan uji ECM adalah dengan

cara membandingkan nilai dari critical value dengan nilai Phillips-Perron test.

Berdasarkan pembahasan yang diuraikan tersebut, berikut ini adalah

kerangka konsep dari penelitian yang dilakukan. (Gambar 2.2. Kerangka

Konsep, lihat halaman berikutnya).

Page 74: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

62

Latar Belakang: Pasar modal memegang peranan penting dalam membangunperekonomian nasional. Kondisi perekonomian yang baik dan stabil adalah sentimenpositif yang berdampak pada kenaikan harga di pasar saham.

Rumusan Masalah: Apakah terdapatpengaruh jangka panjang dan jangkapendek antara Indeks Regional (DowJones, Nikkei, Hang Seng, dan IHSG)dan variabel makroekonomi (kurs, M2,dan inflasi) terhadap Jakarta IslamicIndex

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruhjangka panjang dan jangka pendekantara Indeks Regional (Dow Jones,Nikkei, Hang Seng, dan IHSG) danvariabel makroekonomi (kurs, M2, daninflasi) terhadap Jakarta Islamic Index

Jakarta Islamic Index(JII)

Dow Jones

Nikkei

Hang Seng

Kurs

INF

M2

Uji Stasioneritas Data dengan PP Test

Stasioner?

Stasionerkan data dengandifferencing

Dilihat apakah variabel yang diujistasioner pada ordo yang sama

Uji Kointegrasi

Pengujian berhenti,ambil keputusanUji Error Correction Model

Analisa hasil/pengujian

Keluarkan daripengujian

Analisis Pengaruh Indeks Saham Regional dan Variabel Makroekonomi Terhadap JII

Page 75: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

63

K. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1 : Terdapat hubungan jangka panjang antara indeks saham regional {Dow

Jones (DJI), Nikkei (N225), dan Hang Seng (HSI)} dan variabel

makroekonomi {kurs Rupiah terhadap USD (KURS), jumlah uang beredar

(M2) dan inflasi (INF)} terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

2. H2 : Terdapat hubungan jangka pendek antara indeks saham regional {Dow

Jones (DJI), Nikkei (N225), dan Hang Seng (HSI)} dan variabel

makroekonomi {kurs Rupiah terhadap USD (KURS), jumlah uang beredar

(M2) dan inflasi (INF)} terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

3. H3 : Terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek variabel Indeks

Dow Jones (DJI) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

4. H4 : Terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek variabel Indeks

Nikkei (N225) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

5. H5 : Terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek variabel Indeks

Hang Seng (HSI) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

6. H6 : Terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek variabel kurs

Rupiah terhadap USD (KURS) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

7. H7 : Terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek variabel jumlah

uang beredar (M2) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

8. H6 : Terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek variabel tingkat

inflasi (INF) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Page 76: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

64

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

data runtun waktu (time series) berupa Jakarta Islamic Index (JII), Indeks

Dow Jones, Nikkei, Hang Seng, kurs Rupiah terhadap USD, jumlah uang

beredar dan tingkat inflasi tiap bulan dari Januari 2006 sampai dengan

Desember 2015. Metode yang digunakan adalah metode penelitian historis

yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis keadaan yang telah lalu dan menunjukkan arah hubungan antar

variabel.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah generalisasi subjek maupun objek tertentu yang

memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang sudah ditentukan peniliti

untuk dikaji dan ditarik kesimpulannya. Populasi tidak hanya mengacu pada

sekelompok atau kumpulan individu saja melainkan juga mengacu pada

semua ukuran, hitungan, dan kualitas yang menjadi fokus dalam sebuah

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah indikator makroekonomi,

bursa saham di Indonesia dan bursa saham internasional.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari sebuah

penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jakarta

Page 77: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

65

Islamic Index (JII), Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei, Indeks Hang Seng,

kurs Rupiah terhadap USD, jumlah uang beredar dan inflasi.

3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

berupa data runtun waktu (time series) yang terdiri dari data Jakarta Islamic

Index (JII), Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei, Indeks Hang Seng, kurs

Rupiah terhadap USD, jumlah uang beredar dan inflasi bulanan dari Januari

2006 sampai dengan Desember 2015.

Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, Laporan Bulanan

Bank Indonesia dan situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id), Otoritas

Jasa Keuangan (www.ojk.go.id), situs resmi Badan Pusat Statistik

(www.bps.go.id), situs yahoo finance (finance.yahoo.com) dan situs data

Bursa Efek Indonesia (www.duniainvestasi.com).

4. Teknis Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Library Research

Data yang didapatkan dari berbagai macam literatur seperti buku,

skripsi, tesis, jurnal, majalah, koran, internet dan hal lain yang berkaitan

dengan aspek penelitian.

b. Field Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dimana data diperoleh dari pihak lain (yang berkaitan) dengan penulisan

Page 78: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

66

proposal ini, seperti pusat referensi pasar modal di Bursa Efek Indonesia.

c. Internet Research

Penulis menggunakan internet untuk memperoleh data yang up to

date seperti www.google.com, www.wikipedia.com, dan www.yahoo.com.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat

Penelitian ini menggunakan data bulanan Jakarta Islamic Index (JII)

sebagai variabel terikat (Y). Jakarta Islamic Index (JII) terdiri dari 30 emiten

yang tergabung ke dalam jenis perusahaan yang kegiatan usahanya tidak

bertentangan dengan ketentuan syariah.

2. Variabel Independen

Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

a. Indeks Saham Regional

Penelitian ini menggunakan variabel independen berupa indeks

saham regional yang terdiri dari Indeks Dow Jones (X1), Indeks Nikkei

(X2), dan Indeks Hang Seng (X3).

b. Indikator Makroekonomi

Penelitian ini juga menggunakan indikator makroekonomi sebagai

variabel independen. Adapun indikator makroekonomi yang dimaksud

adalah kurs Rupiah terhadap USD (X4), inflasi (X5), dan jumlah uang

beredar (X6).

Page 79: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

67

C. Teknik dan Tahapan Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah indeks saham regional

dan variabel makroekonomi yang diuji dapat digunakan untuk memprediksi

pergerakan Jakarta Islamic Index (JII). Penggunaan data runtun waktu (time

series) terhadap indeks dan variabel makro dalam penelitian ini seringkali tidak

stasioner pada level sehingga perlu dilakukan differencing. Data dikatakan

stasioner jika nilai rata-rata dan variannya konstan.36

Penggunaan metode pengujian Kausalitas Granger tradisional tidak tepat

dalam penelitian ini karena tidak dapat mengatasi masalah stasioner dan dapat

membuat regresi lancung. Regresi lancung (spurious regression) adalah situasi

dimana hasil regresi secara statistik menunjukkan koefisien regresi yang

signifikan dan nilai koefisien determinasi yang tinggi namun hubungan antar

variabel di dalam model tidak saling berhubungan.37

Penelitian ini menggunakan pendekatan Error Correction Model (ECM)

untuk melihat hubungan jangka pendek dan menggunakan Uji Kointegrasi untuk

melihat indikasi adanya hubungan jangka panjang.

Pengujian Error Correction Model (ECM) baru dapat dilakukan bila

terdapat indikasi adanya hubungan jangka panjang dengan menggunakan Uji

Kointegrasi. Variabel-variabel dikatakan terkointegrasi bila stasioner pada ordo

36Nachrowi D. Nachrowi, Ekonometrika: Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan (Jakarta: LembagaPenerbit FE UI, 2006)

37Reni Maharani, 2006, Hubungan Kausalitas Antara Variabel Makro dan Harga Saham SyariahJakarta Islamic Index, Jurnal Eksis, Vol. 2 No. 3, hal.

Page 80: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

68

yang sama. Untuk menguji kestasioneran data, pada penelitian ini digunakan

Phillips Perron (PP) test.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data logaritma natural

(ln) dari variabel-variabel yang dianalisis, sehingga berguna untuk memecahkan

persamaan yang tidak diketahui dan merupakan pangkat dari variabel lain.

Adapun tahapan analisis data dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Uji Stasioneritas

Stasioneritas adalah salah satu hal yang penting dalam model

ekonometrika untuk data runtut waktu (time series). Data stasioner adalah

data yang menunjukkan mean, varian, dan autovarian (pada variasi lag) tetap

sama kapan pun data tersebut digunakan. Salah satu model untuk

mengetahui stasioneritas data adalah dengan menggunakan Uji akar unit

Phillips Perron.

Uji akar unit Phillips Perron memasukkan adanya autokorelasi di

dalam variabel gangguan dengan memasukkan variabel independen berupa

kelambanan diferensi. Phillips-Perron (PP) membuat uji akar unit dengan

menggunakan metode statistik nonparametrik dalam menjelaskan adanya

autokorelasi antara variabel gangguan tanpa memasukkan variabel penjelas

kelambanan diferensi.38

Dalam uji akar unit ini, statistik distributif t tidak mengikuti statistik

distributif normal tetapi mengikuti statistik distributif Phillips Perron (PP),

38Agus Widarjono, Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta:Ekonisia FE UII, 2007)

Page 81: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

69

sedangkan nilai kritisnya digunakan nilai kritis yang dikemukakan oleh

MacKinnon.

Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak adalah

dengan cara membandingkan antara nilai statistik PP dengan nilai kritisnya

yaitu distribusi statistik MacKinnon. Jika nilai absolut statistik PP lebih

besar dari nilai kritisnya maka data yang diamati menunjukkan stasioner,

sebaliknya jika nilai absolut statistik PP lebih kecil dari nilai kritisnya maka

data tidak stasioner.

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

Hipotesis:

H0 : Data tidak stasioner pada derajat nol

Ha : Data stasioner pada derajat nol

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika statistik PP test > PP tabel (critical value α = .... %) maka Ha diterima

Jika statistik PP test < PP tabel (critical value α = .... %) maka H0 diterima

Dimana, critical value adalah 5% atau 10%.

Selanjutnya adalah menentukan apakah uji tersebut melibatkan

konstanta dan trend, dengan konstanta, atau tanpa konstanta dan trend.

Dalam menentukan panjang lag, Uji PP menggunakan truncation lag q dari

Newey-West.

2. Uji Derajat Integrasi

Data time series umumnya merupakan data yang tidak stasioner.

Untuk menghindari regresi lancung (spurious regression) maka data yang

Page 82: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

70

tidak stasioner harus ditransformasikan menjadi data stasioner.

Menurut Nachrowi dalam Wastriati (2010), data time series sangat

banyak digunakan pada berbagai studi ekonometrika. Namun dibalik

pentingnya data tersebut, ternyata data time series menyimpan berbagai

permasalahan, salah satunya yaitu otokorelasi. Otokorelasi ini merupakan

penyebab yang mengakibatkan data menjadi tidak stasioner, sehingga bila

data dapat distasionerkan maka otokorelasi akan hilang dengan sendirinya,

karena metode transformasi data untuk membuat data yang tidak stasioner

sama dengan transformasi data untuk menghilangkan otokorelasi.

Dalam uji akar unit PP bila menghasilkan kesimpulan bahwa data

tidak stasioner, maka diperlukan proses diferensi data. Uji stasioner data

melalui proses diferensi ini disebut uji derajat integrasi.

Seperti uji akar unit PP, keputusan sampai kepada derajat ke berapa

suatu data akan stasioner dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai

statistik PP yang diperoleh dari koefisien Y dengan nilai kritis distribusi

statistik MacKinnon. Jika nilai absolut dari statistik PP lebih besar dari nilai

kritisnya pada diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan stasioner pada

derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji derajat integrasi

perlu dilanjutkan pada diferensi yang lebih tinggi sehingga diperoleh data

yang stasioner.39

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

39Wastriati, Op. Cit., h. 75.

Page 83: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

71

Hipotesis:

H0 : Data tidak stasioner pada derajat 1,2,3 .... dst

Ha : Data stasioner pada derajat 1,2,3 .... dst

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika statistik PP test > PP tabel (critical value α = .... %) maka Ha diterima

Jika statistik PP test < PP tabel (critical value α = .... %) maka H0 diterima

Dimana, critical value adalah 5% atau 10%.

3. Uji Kointegrasi

Data time series yang tidak stasioner kemungkinan besar akan

menghasilkan regresi lancung (spurious regression). Regresi lancung terjadi

jika koefisien determinasi (R2) cukup tinggi tapi hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen tidak mempunyai makna. Hal ini terjadi

karena hubungan keduanya yan merupakan data time series hanya

menunjukkan trend saja. Jadi tingginya koefisien determinasi (R2) karena

trend bukan disebabkan oleh adanya hubungan antar keduanya.

Berdasarkan uji stasioneritas, apabila data variabel makro tidak

stasioner pada tingkat level sedangkan pada tingkat diferensi pertama kedua

data menjadi stasioner, maka penelitian dapat dilanjutkan pada Uji

Kointegrasi.40

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

Hipotesis:

40Ibid, h. 76.

Page 84: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

72

H0 : Tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel

dependen dan variabel independen.

Ha : Terdapat hubungan jangka panjang antara variabel dependen

dan variabel independen.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika statistik PP test > PP tabel (critical value α = .... %) maka Ha diterima.

Jika statistik PP test < PP tabel (critical value α = .... %) maka H0 diterima.

Dimana, critical value adalah 5% atau 10%.

4. Uji Error Correction Model (ECM)

Apabila data tidak stasioner pada tingkat level, tetapi stasioner pada

tingkat diferensi dan variabel saling terkointegrasi, ini berarti terdapat

hubungan atau keseimbangan jangka panjang antara kedua variabel tersebut.

Dalam jangka pendek mungkin saja ada ketidakseimbangan.

Ketidakseimbangan (disequilibrium) inilah yang sering kita ketemui dalam

perilaku ekonomi. Artinya bahwa apa yang diinginkan pelaku ekonomi

belum tentu sama dengan apa yang terjadi sebenarnya. Adanya perbedaan

apa yang diinginkan pelaku ekonomi dan apa yang terjadi maka diperlukan

adanya penyesuaian (adjusment). Model yang memasukkan penyesuaian

untuk melakukan koreksi bagi ketidakseimbangan disebut sebagai model

koreksi kesalahan (Error Correction Model).

Pendekatan model ECM mulai timbul sejak perhatian para ahli

ekonometrika membahas secara khusus ekonometrika time series. Model

ECM pertama kali diperkenalkan oleh Sargan dan kemudian dikembangkan

Page 85: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

73

lebih lanjut oleh Hendry dan akhirnya dipopulerkan oleh Engle-Granger.

Model ECM mempunyai beberapa kegunaan, namun penggunaan yang

paling utama bagi pekerjaan ekonometrika adalah dalam mengatasi time

series yang tidak stasioner dan masalah regresi lancung.

Pengujian ECM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Model Dasar : JII = f (DJI, N225, HSI, KURS, M2, INF)

Model Ekonometrika : JII = β0 + β1DJI + β2N225 + β3HSI + β4KURS +

β5M2 + β6INF + ε

Model tersebut jika diubah ke dalam bentuk logaritma natural akan

menjadi sebagai berikut:

LNJII = β0 + β1LNDJI + β2LNN225 + β3LNHSI + β4LNKURS + β5LNM2

+ β6LNINF + ECT + ε

Sehingga rumus ECM yang terbentuk untuk penelitian ini adalah

sebagai berikut:

D(LNJII)= β0 + β1D(LNDJI) + β2D(LNN225) + β3D(LNHSI) +

β4D(LNKURS) + β5D(LNM2) + β6D(LNINF) + β7LNDJI (-1)

+ β8LNN225 (-1) + β9LNHSI (-1) + β10LNIHSG (-1) +

β11LNKURS (-1) + β12LNM2 (-1) + β13LNINF (-1) + ECT + ε

Atau

D(LNJII)= β0 + β1D(LNDJI) + β2D(LNN225) + β3D(LNHSI) +

β4D(LNKURS) + β5D(LNM2) + β6D(LNINF) + ECT (-1) + ε

Page 86: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

74

Dimana nilai dari masing-masing variabel yang didapatkan setelah di-

generate terlebih dahulu:

D(LNJII) = LNJII – LNJIIt-1

D(LNDJI) = LNDJI – LNDJIt-1

D(LNN225) = LNN225 - LNN225t-1

D(LNHSI) = LNHSI – LNHSIt-1

D(LNKURS) = LNKURS – LNKURSt-1

D(LNM2) = LNM2 - LNM2 t-1

D(LNINF) = LNINF – LNINFt-1

Keterangan:

D(LNJII) = Perubahan Jakarta Islamic Index periode t

D(LNDJI) = Perubahan Indeks Dow Jones periode t

D(LNN225) = Perubahan Indeks Nikkei periode t

D(LNHSI) = Perubahan Indeks Hang Seng periode t

D(LNKURS) = Perubahan nilai tukar periode t

D(LNM2) = Perubahan jumlah uang beredar periode t

D(LNINF) = Perubahan tingkat inflasi periode t

t-1 = Variabel tahun sebelumnya

ECT akan dibahas khusus pada sub bab berikutnya.

Page 87: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

75

5. Error Correction Term (ECT)

Error Correction Term (ECT) merupakan bagian dari pengujian

analisis dinamis Error Correction Model (ECM). Nilai ECT diperoleh dari

penjumlahan variabel independen tahun sebelumnya dikurangi variabel

dependen tahun sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana

pengaruh dari model tersebut baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Model ECT yang terbentuk pada penelitian ini adalah:

ECT = lnDJI (-1) + lnN225 (-1) + lnHSI (-1) + lnKURS (-1) + lnM2 (-1) +

lnINF (-1) – lnJII (-1)

Langkah berikutnya adalah meregresi model ECM secara berurutan

sesuai degan model yang telah ditentukan. Hasil probabilita ECT akan

menentukan apakah model dapat dianalisis baik jangka pendek mauun

jangka panjang. Jika variabel ECT positif dan signifikan pada 5% maka

spesifikasi model sudah sahih (valid) dan dapat menjelaskan variabel

dependen.41

6. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya hubungan linier antara variabel

independen di dalam model regresi. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode korelasi parsial antar variabel independen untuk

menguji ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model. Metode ini

41Ibid.

Page 88: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

76

menggunakan Rule of Thumb 0,80 (Gujarati, 2009).

Jika koefisien korelasi cukup tinggi di atas 0,80 maka unsur

multikolinieritas diduga terkandung dalam model. Sebaliknya jika

koefisien korelasi relatif rendah maka model diduga tidak mengandung

unsur multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan masalah regresi dimana faktor

gangguannya tidak memiliki varian yang sama atau variannya tidak

konstan. Hal ini akan memunculkan berbagai permasalahan yaitu

penaksir Ordinary Least Square (OLS) yang bias, varian dari koefisien

OLS akan salah.

Dalam penelitian ini akan digunakan metode Uji Breuch-Pagan-

Godfrey untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model

regresi. Jika nilai Obs* R-squared atau hitung melebihi nilai kritis 0,05

(α = 5%) maka dapat disimpulkan model terbebas dari

heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antar anggota

serangkaian observasi. Jika model mempunyai korelasi, parameter yang

diestimasi menjadi bias dan variasinya tidak lagi minimum serta model

menjadi tidak efisien.

Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi

dalam model digunakan uji Lagrange Multiplier (LM). Jika nilai Obs*

Page 89: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

77

R-squared lebih kecil dari nilai tabel maka dapat dikatakan tidak

mengandung autokorelasi. Selain itu adanya autokorelasi juga dapat

dilihat dari nilai probabilitas Chi-Squares yang lebih kecil dari nilai

kritis 0,05 (α = 5%).

d. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residual

berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah distribusi data

normal atau tidak, penelitian ini menggunakan Uji Jarque-Bera (Uji J-

B). Jika nilai probabilitas Jarque Bera lebih besar dari nilai kritis 0,05 (α

= 5%) maka dapat dipastikan model berdistribusi normal.

7. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan uji yang digunakan untuk

mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel-variabel bebas

yang digunakan untuk menjelaskan variabel terikat atau dapat juga

dikatakan jika nilai koefisien determinasi (R2) ini menggambarkan seberapa

besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X.

Dalam penelitian ini, koefisien determinasi akan memberikan

penjelasan mengenai besarnya persentase pengaruh variasi variabel Indeks

Dow Jones (DJI), Nikkei (N225), Hang Seng (HSI), kurs Rupiah terhadap

USD (lnKURS), jumlah uang beredar (M2), dan tingkat inflasi (INF)

terhadap variabel terikat Jakarta Islamic Index (JII).

8. Uji F dan Uji t

Uji F adalah uji yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar

Page 90: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

78

pengaruh variabel independen X secara keseluruhan terhadap variabel

dependen Y, sedangkan Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen X secara parsial terhadap variabel dependen Y.

Dalam penelitian ini, uji F dan uji t digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel Indeks Dow Jones (DJI), Nikkei (N225),

Hang Seng (HSI), kurs Rupiah terhadap USD (KURS), jumlah uang beredar

(M2), dan tingkat inflasi (INF) terhadap variabel terikat Jakarta Islamic

Index (JII) secara simultan dan parsial.

Rumus untuk menghitung Uji F ini adalah sebagai berikut.

Fhitung =/( )( )/ ( )

Dimana:

F = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel.

k = Jumlah variabel independen

R2 = Koefisien korelasi ganda yang telah ditemukan

n = Jumlah sampel

Hasil dari F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel, begitu

juga dengan uji t. Jika F atau t hitung lebih besar dari F atau t tabel (F/t

hitung > F/t tabel), maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh variabel

Indeks Dow Jones (DJI), Nikkei (N225), Hang Seng (HSI), kurs Rupiah

terhadap USD (KURS), jumlah uang beredar (M2), dan tingkat inflasi (INF)

terhadap variabel terikat Jakarta Islamic Index (JII) secara simultan atau

parsial.

Page 91: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

79

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sekilas tentang Jakarta Islamic Index

Pasar modal syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang

berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang

berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya

berjalan tidak bertentangan dengan hukum mu’amalat islamiyyah. Pasar

modal syariah dapat juga diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan

prinsip-prinsip syariah (Abdul Hamid: 2009).

Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung

dipengaruhi oleh pasar modal syariah yang terlebih dahulu berjalan di

negara-negara lain. Amanah Income Fund merupakan lembaga keuangan

yang pertama kali menaruh perhatian di dalam mengoperasikan portofolionya

dengan manajemen portofolio syariah di pasar modal syariah. Lembaga ini

didirikan pada Juni 1986 oleh para anggota The North American Islamic

Trust yang bertempat di Indiana, Amerika Serikat. Wacana mengenai pasar

modal syariah ini disambut dengan antusias di seluruh belahan bumi ini dari

kawasan Timur Tengah, Eropa, Asia, dan Amerika.

Di Indonesia, perkembangan instrumen syariah sudah berjalan sejak

tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah. Kemudian Bursa

Page 92: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

80

Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT. Danareksa Investment Management

(DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis

saham dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan

tentang hukum syariah. Penentuan kriteria JII tersebut disusun berdasarkan

persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah PT. Danareksa Investment

Management (Darmadji, 2006).

Jakarta Islamic Index diresmikan pada 3 Juli 2000 untuk memenuhi

harapan para investor yang ingin melakukan investasi pada saham yang

berbasis syariah. Pembentukan Jakarta Islamic Index juga diharapkan dapat

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas saham syariah di Indonesia.

Dengan konsep berbasis syariah maka seluruh aspek baik jenis efek,

mekanisme perdagangan, dan usaha perusahaan harus terbebas dari hal-hal

yang diharamkan, seperti riba, gharar, dan maysir, bahkan perusahaan yang

mengeluarkan saham syariah tersebut diharuskan memiliki pendapatan bunga

dan pendapatan non halal dibandingkan dengan pendapatan usaha tidak lebih

dari 10% dan hutang bunga dibandingkan dengan ekuitas pemilik tidak lebih

dari 82%.

Saham-saham perusahaan yang dicatat di Jakarta Islamic Index harus

melalui proses seleksi terlebih dahulu. Seperti halnya saham yang tercatat di

indeks konvensional, perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index juga

harus memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang

besar. Selain itu, perusahaan juga harus melewati filter syariah. Filter ini

dilakukan untuk menyeleksi perusahaan yang kegiatan usahanya tidak

Page 93: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

81

bertentangan dengan prinsip syariah.

Adapun persyaratan filter syariah tersebut antara lain memilih

kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan kecuali termasuk

dalam 10 (sepuluh) kapitalisasi besar, dan memilih saham berdasarkan

laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan yang memiliki rasio

kewajiban terhadap aktiva maksimal 90%. Proses seleksi tersebut dikaji

ulang setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mengeliminasi saham-saham

spekulatif yang cukup likuid. Umumnya, saham-saham spekulatif memiliki

tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler yang tinggi tetapi

memiliki tingkat kapitalisasi pasar yang rendah.

Selain pengkajian ulang 6 (enam) bulan sekali dengan penentuan

komponen indeks pada awal Juli setiap tahunnya, perubahan pada jenis usaha

emiten akan di-monitoring secara terus menerus berdasarkan data publik

yang tersedia.

Perhitungan saham syariah pada Jakarta Islamic Index dilakukan oleh

PT Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode perhitungan indeks

yang ditetapkan dengan bobot kapitalisasi pasar (Market Capitalization

Weighted). Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaian-penyesuaian

(adjusments) yang dilakukan oleh adanya perubahan terhadap data emiten

yaitu corporate action. Jakarta Islamic Index menggunakan tanggal

perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal 100. Dengan indeks ini

diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan

Page 94: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

82

investasi secara syariah.

Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis saham emiten yang dipilih

dari saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah. Berikut adalah nama-

nama saham emiten yang tercatat pada Jakarta Islamic Index per Des 2015

s/d Mei 2016 dengan merujuk pada Pengumuman PT. Bursa Efek Indonesia

No. Peng-0095/BEI.OPP/11-2015.

Page 95: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

83

Tabel 4.1Daftar Emiten yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII)

No. Kode Nama Saham Ket1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. Tetap2 ADRO Adaro Energy Tbk. Tetap3 AKRA AKR Corporindo Tbk. Tetap4 ASII Astra Internasional Tbk. Tetap5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk. Tetap6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. Tetap7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Tetap8 INCO Vale Indonesia Tbk. Tetap9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Tetap10 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Tetap11 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. Tetap12 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. Tetap13 KLBF Kalbe Farma Tbk. Tetap14 LPKR Lippo Karawaci Tbk. Tetap15 LPPF Matahari Department Store Tbk. Tetap16 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk. Tetap17 MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. Baru18 MPPA Matahari Putra Prima Tbk. Tetap19 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tetap20 PTPP PP (Persero) Tbk. Tetap21 PWON Pakuwon Jati Tbk. Tetap22 SILO Siloam International Hospitals Tbk. Tetap23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tetap24 SMRA Summarecon Agung Tbk. Tetap25 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Tetap26 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Tetap27 UNTR United Tractors Tbk. Tetap28 UNVR Unilever Indonesia Tbk. Tetap29 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tetap30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. Tetap

Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI), Desember 2015.

Page 96: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

84

Pada periode 2006 sampai 2015, nilai saham Jakarta Islamic Index

cenderung berfluktuasi. Secara umum, Indeks JII setiap periodenya

menunjukkan tren positif, walaupun pada periode 2008 mengalami koreksi

negatif yang cukup tajam. Hal ini disebabkan oleh krisis global yang

melanda perekonomian dunia pada saat itu. Fluktuasi Jakarta Islamic Index

dapat ditunjukkan pada Grafik 4.1 berikut.

Grafik 4.1. Pergerakan Jakarta Islamic Index Periode 2006-2015

Sumber: Bursa Efek Indonesia, tahun 2006-2015

Koreksi krisis yang cukup dalam terhadap Jakarta Islamic Index (JII)

yang mencapai angka 193,68 pada Oktober 2008 dari angka tertinggi 508,94

pada periode Februari 2008 diduga merupakan dampak sistemik dari

kejatuhan bursa global di kawasan regional seperti Dow Jones dan Nikkei,

yang kemudian membentuk persepsi negatif investor mengenai sektor

0,00

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

700,00

800,00

Jan-

06

Agus

t-06

Mar

-07

Okt

-07

Mei

-08

Des-

08

Jul-0

9

Feb-

10

Sep-

10

Apr-

11

Nop

-11

Jun-

12

Jan-

13

Agus

t-13

Mar

-14

Okt

-14

Mei

-15

Des-

15

Jakarta Islamic Index (Rupiah)

Jakarta Islamic Index (Rupiah)

Page 97: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

85

keuangan di dunia. Persepsi ini juga yang mengakibatkan turut jatuhnya nilai

indeks nasional.42

Selain karena pergerakan bursa regional seperti Dow Jones dan

Nikkei, fluktuasi Jakarta Islamic Index juga diperkirakan disebabkan oleh

pergerakan kurs, inflasi dan jumlah mata uang yang beredar. Peningkatan

Indeks JII diperkirakan karena adanya apresiasi kurs Rupiah terhadap Dolar,

sedangkan penurunan Indeks JII diduga karena kurs Rupiah yang

terdepresiasi terhadap Dolar. Menurunnya inflasi dan meningkatnya jumlah

uang beredar di masyarakat juga menjadi indikasi peningkatan nilai indeks.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi perekonomian yang baik

merupakan sentimen positif yang akan berdampak pada kenaikan harga

Jakarta Islamic Index.

2. Indeks Saham Regional

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang hingga saat ini masih

bergantung pada kondisi perekonomian dunia internasional terutama yang

berkaitan dengan investasi. Hal itu berdampak pada kondisi pasar modal di

Indonesia yang dipengaruhi oleh kondisi luar negeri terutama kondisi pasar

modal yang ada pada negara-negara maju.

Dalam studi ini, penulis menggunakan indeks Dow Jones (Amerika

Serikat), Nikkei (Jepang), Hang Seng (Hong Kong) yang berada di negara

maju dengan kapitalisasi pasar tinggi. Penggunaan indeks saham regional

42Yoghi Citra Pratama, Op. Cit, h. 128.

Page 98: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

86

akan sangat membantu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh fluktuasi

saham luar negeri terhadap saham syariah Jakarta Islamic Index.

Grafik 4.2 berikut akan sangat membantu untuk melihat keterkaitan

indeks-indeks tersebut dalam mempengaruhi harga saham.

Grafik 4.2. Pergerakan Indeks Saham Regional Periode 2006-2015

Sumber : www.finance.yahoo.com

Data menunjukkan pada periode Juli 2008 nilai indeks-indeks mulai

terkoreksi negatif dari periode sebelumnya. Indeks Dow Jones walaupun

sempat meningkat pada posisi 11.543,96 pada Agustus 2008 dari posisi

sebelumnya 11.378,02 namun tidak mampu mempertahankan tren positifnya

dan terus jatuh. Sedangkan Indeks Nikkei dan Hang Seng terus

menunjukkan koreksi negatif pada periode Juli sampai dengan November

2008.

Indeks Nikkei terkoreksi dari posisi 13.376,81 pada Juli 2008 menjadi

8.512,27 pada November 2008 dan kembali meningkat 8.859,56 pada

0,00

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

30.000,00

35.000,00

Jan-

06

Sep-

06

Mei

-07

Jan-

08

Sep-

08

Mei

-09

Jan-

10

Sep-

10

Mei

-11

Jan-

12

Sep-

12

Mei

-13

Jan-

14

Sep-

14

Mei

-15

DJI

N225

HSI

JII

Page 99: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

87

Desember. Indeks Hang Seng terkoreksi dari posisi 22.731,10 pada Juli 2008

menjadi 13.888,24 pada November 2008 dan kembali meningkat 14.387,48

pada Desember 2008.

Di dalam negeri, tren yang hampir sama juga diikuti oleh indeks

syariah Jakarta Islamic Index, Indeks JII terkoreksi dari posisi 387,81 pada

Juli 2008 menjadi 193,68 pada Oktober 2008 dan kembali meningkat 195,69

pada November 2008.

Tabel 4.2. Data Indeks Saham Regional Periode Juli-Desember 2008

Periode DJI N225 HSI JIIJul-08 11.378,02 13.376,81 22.731,10 387,81

Agust-08 11.543,96 13.072,87 21.261,89 356,09

Sep-08 10.850,66 11.259,86 18.016,21 286,39

Okt-08 9.325,01 8.576,98 13.968,67 193,68

Nop-08 8.829,04 8.512,27 13.888,24 195,69

Des-08 8.776,39 8.859,56 14.387,48 216,19Sumber: www.finance.yahoo.com

Dari data dan fakta di atas, dapat dilihat bahwa kinerja pasar saham

syariah sangat dipengaruhi oleh gejolak yang terjadi di pasar saham

internasional. Hal ini terjadi sebagai akibat semakin terintegrasinya pasar-

pasar saham yang ada di dunia, sehingga gejolak yang terjadi di suatu negara

dapat mempengaruhi kondisi negara lain secara signifikan.

3. Kurs Rupiah terhadap USD

Selama periode 2006 hingga 2015, kurs menunjukkan fluktuasi yang

beragam. Pada tahun-tahun sebelum krisis (2006, 2007 sampai medio 2008),

pergerakan kurs cenderung stabil. Kurs pada periode ini berkisar pada posisi

8.785,00 (April 2008) dan 9.392,50 (Desember 2007).

Page 100: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

88

Kemudian kurs mulai melemah ketika terjadi krisis hingga mencapai

posisi 12.025,00 pada November 2008. Pada periode setelah krisis sampai

2015 kurs kembali melemah perlahan hingga mencapai titik terendah

14.650,00 pada September 2015.

Grafik 4.3. Kurs Rupiah terhadap Dolar AS Periode 2006-2015

Sumber: Bank Indonesia, 2006-2015.

Dalam kaitannya dengan pasar modal, fluktuasi kurs diduga

merupakan dampak dari dorongan investor untuk memilih menginvestasikan

dananya pada pasar valuta asing dibandingkan pada pasar modal. Investor

menganggap berspekulasi di pasar valuta asing akan lebih menguntungkan

karena gejolak naik-turunnya kurs. Tindakan investor ini tentu akan

mengakibatkan tarnsaksi modal di BEI berkurang.

Sebaliknya apabila kurs bergerak stabil maka investor akan memilih

melakukan investasi pada pasar modal karena pasar valuta asing dianggap

0,002.000,004.000,006.000,008.000,00

10.000,0012.000,0014.000,0016.000,00

Jan-

06Ju

l-06

Jan-

07Ju

l-07

Jan-

08Ju

l-08

Jan-

09Ju

l-09

Jan-

10Ju

l-10

Jan-

11Ju

l-11

Jan-

12Ju

l-12

Jan-

13Ju

l-13

Jan-

14Ju

l-14

Jan-

15Ju

l-15

Kurs Rupiah/Dolar (Rp)

Kurs Rupiah/Dolar (Rp)

Page 101: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

89

kurang menguntungkan. Tindakan investor ini akan mengakibatkan pasar

modal kembali bergairah dan JII kembali menguat. Selanjutnya, kenaikan

harga saham di suatu bursa akan menarik capital inflow, sehingga akan

meningkatkan permintaan mata uang domestik dan berujung pada apresiasi

mata uang domestik.

4. Jumlah Uang Beredar

Secara umum, jumlah uang beredar (M2) mengalami peningkatan

setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya kegiatan perekonomian. Pada

Desember 2006, jumlah uang beredar tercatat sejumlah 1.382.074,00 milyar

Rupiah. Jumlah ini terus meningkat menjadi 4.546.743,03 milyar Rupiah

pada Desember 2015.

Wastriati (2010) melihat jumlah uang beredar (M2) bergantung pada

basis moneter, rasio deposito cadangan, dan rasio deposito uang kartal. Naik

turunnya jumlah uang beredar diperkirakan karena basis moneter tersebut.

Kenaikan basis moneter menyebabkan kenaikan yang proporsional pada

jumlah uang yang beredar. Sedangkan penurunan rasio deposito cadangan

atau rasio deposito uang kartal meningkatkan pengganda dan jumlah uang

beredar.

Page 102: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

90

Grafik 4.4. Perkembangan Jumlah Uang Beredar Periode 2006-2015

Sumber: Bank Indonesia, 2006-2015.

Sementara Yarlin Lenggu (2006) menyimpulkan peningkatan jumlah

uang beredar ini disebabkan terutama oleh meningkatnya permintaan kredit

untuk tujuan konsumsi, modal kerja dan investasi. Peningkatan jumlah uang

beredar bertujuan untuk mendorong aktivitas ekonomi Indonesia.43

5. Tingkat Inflasi

Perkembangan inflasi dari tahun 2006 sampai 2015 sangat fluktuatif

namun secara keseluruhan memiliki tren positif. Pada awal tahun 2006

tingkat inflasi mencapai 17,92 persen (data Februari 2006). Tingginya

tingkat inflasi ini disebabkan oleh bencana tsunami yang melanda Indonesia

pada Desember 2004. Namun inflasi terus bisa ditekan hingga tahun 2006

ditutup dengan tingkat inflasi 6,60 persen.

43Yarlin Lenggu, Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro terhadap Indeks Harga Saham TigaBank Persero, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, 2006, h. 59.

0,002.000,004.000,006.000,008.000,00

10.000,0012.000,0014.000,0016.000,00

Jan-

06

Agus

t-06

Mar

-07

Okt

-07

Mei

-08

Des-

08

Jul-0

9

Feb-

10

Sep-

10

Apr-

11

Nop

-11

Jun-

12

Jan-

13

Agus

t-13

Mar

-14

Okt

-14

Mei

-15

Des-

15

M2 (Milyar Rupiah)

M2 (Milyar Rupiah)

Page 103: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

91

Pada 2007 tingkat inflasi cenderung stagnan yaitu 6,59 persen

sekaligus membuktikan perekonomian Indonesia pada saat itu berada dalam

kondisi stabil. Pada 2008, bencana krisis global menggoncang perekonomian

Indonesia dan berdampak terhadap laju inflasi dalam negeri yang mencapai

11,06 persen. Dorongan tersebut diperkirakan berasal dari lonjakan harga

minyak dunia yang mendorong dikeluarkannya kebijakan subsidi BBM.

Tekanan inflasi makin tinggi akibat komoditi global yang tinggi. Namun

inflasi tersebut berangsur menurun di akhir tahun 2008 karena harga

komoditi yang menurun dan penurunan harga subsidi BBM.

Grafik 4.5. Perkembangan Tingkat Inflasi Periode 2006-2015

Sumber: Bank Indonesia, 2006-2015

Pada periode selanjutnya, inflasi terus berfluktuasi dengan laporan

angka 6,96 persen (2010), 3,79 persen (2011), 4,3 persen (2012), 8,38 persen

(2013), 8,36 persen (2014) dan mencatat angka terendah selama lima tahun

terakhir sebesar 3,35 persen pada 2015.

0,002.000,004.000,006.000,008.000,00

10.000,0012.000,0014.000,0016.000,00

Jan-

06

Agus

t-06

Mar

-07

Okt

-07

Mei

-08

Des-

08

Jul-0

9

Feb-

10

Sep-

10

Apr-

11

Nop

-11

Jun-

12

Jan-

13

Agus

t-13

Mar

-14

Okt

-14

Mei

-15

Des-

15

Tingkat Inflasi (Persen)

Tingkat Inflasi (Persen)

Page 104: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

92

B. Analisis Hasil Olah Statistik

1. Penentuan Model

Penelitian ini menggunakan data Jakarta Islamic Index (JII) sebagai

variabel dependen, dan variabel Indeks Dow Jones, Nikkei, Hang Seng, kurs

Rupiah terhadap USD, jumlah uang beredar dan tingkat inflasi sebagai

variabel independen. Semua data variabel tersebut dikonversikan dalam

bentuk logaritma natural (ln) dengan maksud untuk memecahkan persamaan

yang tidak diketahui dan merupakan pangkat dari variabel lain.

Untuk membantu dan mempercepat proses analisis data, peneliti

menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2010 dan EVIEWS 9. Adapun

langkah awal yang dilakukan adalah dengan melihat apakah data yang

digunakan sudah stasioner atau belum, yaitu dengan cara melakukan uji

stasioneritas Phillips-Perron. Apabila data diketahui belum stasioner maka

langkah selanjutnya adalah uji derajat integrasi yang bertujuan untuk

menstasionerkan data agar semua data menjadi stasioner pada ordo yang

sama.

Setelah data dinyatakan stasioner, maka pengujian dapat dilanjutkan

pada uji kointegrasi. Pengujian ini bertujuan untuk melihat indikasi adanya

hubungan jangka panjang antara variabel independen dengan variabel

dependen. Apabila pada uji kointegrasi terdapat hubungan antar variabel,

maka pengujian dapat dilanjutkan pada uji Error Correction Model, dimana

pengujian ini bertujuan untuk melihat indikasi adanya hubungan jangka

pendek antara variabel independen dengan variabel dependen.

Page 105: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

93

a. Uji Stasioneritas Data

Uji stasioneritas data variabel dilakukan dengan Uji Akar Unit

metode Phillips-Perron (PP) yaitu dengan cara membandingkan antara PP

statistic dengan MacKinnon critical values pada derajat signifikan 1%, 5%

dan 10%.

Tabel 4.3. Hasil Uji Akar Unit pada Level

Variabel Nilai PPNilai Kritis MacKinnon

Keterangan1% 5% 10%

LNJII -2,863181 -4,036983 -3,448021 -3,14914TidakStasioner

LNDJI -1,772476 -4,036983 -3,448021 -3,14914TidakStasioner

LNN225 -1,202358 -4,036983 -3,448021 -3,14914TidakStasioner

LNHSI -3,034004 -4,036983 -3,448021 -3,14914TidakStasioner

LNKURS -1,504765 -4,036983 -3,448021 -3,14914TidakStasioner

LNM2 -3,488101 -4,036983 -3,448021 -3,14914 Stasioner

LNINF -2,730320 -4,036983 -3,448021 -3,14914TidakStasioner

Sumber: Output Eviews 9 (diolah).

Hasil uji stasioneritas variabel pada level menunjukkan bahwa

semua variabel tidak stasioner kecuali M2 yang stasioner pada taraf nyata

5%. Hal ini dikarenakan pada taraf 5% nilai mutlak t-PP lebih kecil dari

nilai kritis MacKinnon. Karena penelitian dengan menggunakan data yang

tidak stasioner dapat menghasilkan regresi palsu (spurious regression),

maka uji stasioneritas dilanjutkan pada tingkat first difference.

b. Uji Derajat Integrasi

Data Uji Akar Unit PP yang tidak stasioner pada level memerlukan

Page 106: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

94

proses diferensi data. Uji stasioneritas melalui proses diferensi ini

kemudian disebut uji integrasi.

Tabel 4.4. Hasil Uji Akar Unit pada First Difference

Variabel Nilai PPNilai Kritis MacKinnon

Keterangan1% 5% 10%

DLNJII -10,63452 -4,037668 -3,448348 -3,149326 Stasioner

DLNDJI -9,504168 -4,037668 -3,448348 -3,149326 StasionerDLNN225 -9,256041 -4,037668 -3,448348 -3,149326 StasionerDLNHSI -9,585237 -4,037668 -3,448348 -3,149326 StasionerDLNIHSG -8,369112 -4,037668 -3,448348 -3,149326 StasionerDLNKURS -9,592981 -4,037668 -3,448348 -3,149326 StasionerDLNM2 -22,59324 -4,037668 -3,448348 -3,149326 StasionerDLNINF -6,965156 -4,037668 -3,448348 -3,149326 Stasioner

Sumber: Output Eviews 9 (diolah).

Hasil uji stasioneritas pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua

data yang digunakan dalam penelitian ini telah stasioner pada tingkat first

difference. Terlihat bahwa nilai mutlak t-PP lebih besar dari nilai kritis

MacKinnon pada taraf nyata 5% dan karenanya hipotesis H0 ditolak.

c. Uji Kointegrasi

Uji Kointegrasi merupakan isu statistik yang berkaitan erat dengan

pengujian terhadap kemungkinan adanya hubungan jangka panjang antara

variabel-variabel seperti yang dikehendaki teori ekonomi. Insukindro

(2003) melihat pendekatan kointegrasi dapat dianggap sebagai uji teori

ekonomi dan merupakan bagian penting dalam perumusan dan estimasi

sebuah model dinamis.44

Untuk mengetahui adanya kointegrasi antara variabel independen

44Wastriati, Op. Cit, h.102

Page 107: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

95

dan variabel dependen, dilakukan Uji Akar Unit PP pada residual model

jangka panjang yang sudah stasioner pada level.

Analisis dilakukan dengan melihat stasioneritas pada residual model

jangka panjang (ECT) dengan menggunakan Uji Akar Unit Phillips-

Perron. Adapun hasilnya dapat ditampilkan pada Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5. Hasil Uji Kointegrasi

Variabel Nilai PPNilai Kritis MacKinnon

Keterangan1% 5% 10%

ECT -6,467246 -3,486064 -2,885863 -2,579818 Stasioner

Sumber: Output Eviews 9 (diolah).

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai mutlak t-PP lebih besar dari

nilai kritis MacKinnon pada taraf 5% yaitu 6,4672 > 2,8859 sehingga

dapat dinyatakan H0 yang menyatakan terdapat unit root pada residual

ditolak. Ini mengindikasikan bahwa residual dari persamaan telah

stasioner pada derajat integrasi nol {I(0)}. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa setiap variabel telah terkointegrasi atau dengan kata

lain terdapat indikasi keseimbangan jangka panjang (long-run equilibrium)

antara Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei, Indeks Hang Seng, kurs Rupiah,

jumlah uang beredar dan inflasi terhadap Jakarta Islamic Index.

d. Estimasi Error Correction Model

Error Correction Model merupakan pendekatan dalam menganalisis

model time series untuk melihat konsistensi antara hubungan jangka

pendek dengan jangka panjang. Pendekatan ini dilakukan setelah

sebelumnya ditemukan indikasi hubungan jangka panjang antar variabel

Page 108: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

96

yang diuji.

Dalam pengujian kointegrasi sebelumnya menunjukkan bahwa

terdapat hubungan jangka panjang, atau keseimbangan antara variabel-

variabel yang diteliti. Namun jelas bahwa pada jangka pendek mungkin

terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium) di antara variabel-variabel

tersebut. Hasil uji Error Correction Model adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6. Uji Error Correction ModelDependent Variable: DLNJIIMethod: Least SquaresDate: 05/10/17 Time: 15:54Sampel (adjusted): 2006M02 2015M11

Included Observation: 118

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.C 0,275223 0,706658 0,389471 0,6977DLNDJI 0,052530 0,231363 0,227047 0,8208DLNN225 0,100028 0,147190 0,679586 0,4983DLNHSI 0,511308 0,137937 3,706813 0,0003DLNKURS -0,822731 0,263118 -3,126856 0,0023DLNM2 0,511152 0,388579 1,315438 0,1913DLNINF 0,002818 0,045501 0,061924 0,9507LNDJI(-1) -0,137444 0,114814 -1,197105 0,2340LNN225(-1) 0,082291 0,074872 1,099087 0,2743LNHSI(-1) 0,028134 0,061768 0,455486 0,6497LNKURS(-1) -0,144991 0,118672 -1,221776 0,2246LNM2(-1) 0,086110 0,064242 1,340411 0,1830LNINF(-1) 0,017938 0,019889 0,901919 0,3692ECT 0,468137 0,086820 5,392032 0,0000

R-squared 0,515553 F-statistic 8,513673

Adjusted R2 0,454997 Prob(F-statistic) 0,000000

Sumber: Output Eviews 9 (diolah).

Dari hasil analisis estimasi ECM seperti terlihat pada Tabel 4.6 di

atas, DLNDJI, DLNN225, DLNHSI, DLNKURS, DLNM2, dan DLNINF

Page 109: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

97

merupakan variabel yang menunjukkan parameter dalam jangka pendek.

Sedangkan variabel LNDJI(-1), LNN225(-1), LNHSI(-1), LNKURS(-1),

LNM2(-1), dan LNINF(-1) menunjukkan parameter jangka panjang. Dari

tabel tersebut juga diperoleh koefisien variabel koreksi kesalahan (ECT)

yang bernilai positif dan signifikan secara statistik, oleh karena itu model

ECM yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid. Hal ini juga

merupakan indikasi bahwa spesifikasi model yang dipakai adalah tepat

dan mampu menjelaskan variasi dinamis.

Nilai koefisien ECT menunjukkan bahwa kecepatan penyesuaian

(speed of adjusment) Jakarta Islamic Index untuk kembali ke posisi

equilibrium (keseimbangan) adalah sebesar 0,4681. Ini berarti

disequilibrium (ketidakseimbangan) pada Jakarta Islamic Index pada

bulan lalu akan dikoreksi pada bulan sekarang sebesar 46,81 persen.

Dengan kata lain Jakarta Islamic Index cepat kembali ke posisi

keseimbangannya, yaitu dengan membutuhkan waktu sekitar 2 (dua) bulan

(1/0,4681) untuk dapat kembali ke posisi equilibrium.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dalam penelitian ini dideteksi melalui penggunaan

metode korelasi antar variabel independen. Rule of thumb dari metode ini

adalah 0,80 (Gujarati, 2008). Jika koefisien korelasi cukup tinggi melebihi

0,80, maka diduga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika

korelasi relatif rendah maka model diduga terlepas dari unsur

Page 110: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

98

multikolinieritas.

Tabel 4.7. Uji MultikolinieritasLNDJI LNHSI LNINF LNKURS LNM2 LNN225

LNDJI 1,000 0,685 -0,017 0,524 0,667 0,675

LNHSI 0,685 1,000 -0,297 0,127 0,429 0,397

LNINF -0,017 -0,297 1,000 0,068 -0,359 0,362

LNKURS 0,524 0,127 0,068 1,000 0,668 0,439

LNM2 0,667 0,429 -0,359 0,668 1,000 0,057

LNN225 0,675 0,397 0,362 0,439 0,057 1,000

Sumber: Output Eviews 9 (diolah)

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas, diketahui koefisien

korelasi masing-masing variabel lebih rendah dari 0,80 sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat gejala multikolinieritas di

antara variabel independen.

b. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas, penelitian ini

menggunakan metode Uji Breusch-Pagan-Godfrey.

Tabel 4.8. Uji HeteroskedastisitasHeteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-GodfreyF-statistic 0,650454 Prob. F(13,104) 0,8059Obs*R-squared 8,87278 Prob. Chi-Square(13) 0,7825Scaled explained SS 44,02235 Prob. Chi-Square(13) 0,0000

Sumber: Output Eviews 9 (diolah).

Berdasarkan hasil olah data pada model diperoleh nilai Obs*R-

squared atau hitung dengan probabilitas Chi-Square 0,7825 yang lebih

besar dari 0,05 (α = 5%). Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model

ECM tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Page 111: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

99

c. Uji Autokorelasi

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi

dalam model digunakan uji Lagrange Multiplier (LM). Jika nilai Obs*R-

squared lebih kecil dari nilai tabel maka model dapat dikatakan tidak

mengandung autokorelasi. Selain itu juga dapat dilihat dari nilai

probabilitas Chi-Square, jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai α yang

dipilih maka berarti tidak ada masalah autokorelasi.

Tabel 4.9. Uji AutokorelasiBreusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:F-statistic 0,032590 Prob. F(2,102) 0,9679Obs*R-squared 0,075357 Prob. Chi-Square(2) 0,9630

Sumber: Output Eviews 9 (diolah).

Dari hasil uji LM seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.9 di atas,

diketahui bahwa nilai Obs*R-squared adalah 0,9630 dimana nilai tersebut

lebih besar dari 0,05 (α = 5%). Maka dapat disimpulkan bahwa model

ECM dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji

Jarque-Bera. Berdasarkan hasil analisis software Eviews 9, dapat

diketahui bahwa nilai probabilitas Jarque-Bera adalah 0,0000 dimana

lebih kecil dari 0,05 (α = 5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

yang digunakan tidak berdistribusi normal. Namun hal ini tidak akan

menjadi masalah karena data yang digunakan sudah stasioner.

Page 112: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

100

Grafik 4.6. Uji Normalitas

0

4

8

12

16

20

24

28

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: ResidualsSample 2006M02 2015M11Observations 118

Mean 6.39e-16Median -0.006208Maximum 0.355897Minimum -0.179369Std. Dev. 0.059001Skewness 1.960568Kurtosis 13.77441

Jarque-Bera 646.3610Probability 0.000000

Sumber: Output Eviews 9 (diolah).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil perhitungan statistik terhadap model ECM pada

Tabel 4.6 diperoleh persamaan regresi jangka pendek sebagai berikut:

LNJII = 0,2752 + 0,0525 LNDJI + 0,1000 LNN225 + 0,5113 LNHSI - 0,8227

LNKURS + 0,5111 LNM2 + 0,0028 LNINF + εt

Sedangkan untuk mengetahui besaran regresi jangka panjang dari

model ECM tersebut harus dicari dengan menggunakan rumus berikut:

Tabel 4.10. Model Estimasi Jangka PanjangVariabel Rumus Koefisien

C 0 / 13 0,587911LNDJI (7+13) / 13 0,706402LNN225 (8+13) /13 1,175784LNHSI (9+13) / 13 1,060097LNKURS (10+13) / 13 0,690281LNM2 (11+13) / 13 1,183942

LNINF (12+13) /13 1,038318

Sumber: perhitungan manual berdasarkan Widarjono dan Yuliadi (2009).

Page 113: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

101

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan bantuan Eviews 9 pada

Tabel 4.6 dan perhitungan manual sesuai rumus pada Tabel 4.10 di atas, maka

diperoleh persamaan regresi jangka panjang sebagai berikut:

LNJII = 0,5879 + 0,7064 LNDJI + 1,1758 LNN225 + 1,0601 LNHSI +

0,6903 LNKURS + 1,1839 LNM2 + 1,0383 LNINF + εt

a. Koefisien Determinasi (R2)

Dengan memperhatikan hasil perhitungan statistik diperoleh angka

koefisien determinasi (adjusted R-squared) sebesar 0,454997 yang berarti

bahwa terdapat 45,50% fluktuasi Jakarta Islamic Index dipengaruhi oleh

Indeks Dow Jones (DJI), Indeks Nikkei (N225), Indeks Hang Seng (HSI),

kurs Rupiah terhadap USD (KURS), jumlah uang beredar (M2) dan

tingkat inflasi (INF). Sedangkan sisanya sebesar 54,50% dipengaruhi oleh

faktor atau variabel lain yang tidak diteliti.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh Indeks Dow Jones

(DJI), Indeks Nikkei (N225), Indeks Hang Seng (HSI), kurs Rupiah

terhadap USD (KURS), jumlah uang beredar (M2) dan tingkat inflasi

(INF) secara keseluruhan terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Berdasarkan hasil analisis diketahui nilai F tabel pada df (k-1) = 12

dan (n-k) = 105 sebesar 1,85. Sedangkan dari hasil perhitungan diperoleh

F hitung sebesar 8,5137. Dengan demikian, karena F hitung > F tabel,

maka dapat disimpulkan bahwa faktor jangka pendek dan jangka panjang

yang terdiri dari Indeks Dow Jones (DJI), Indeks Nikkei (N225), Indeks

Page 114: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

102

Hang Seng (HSI), kurs Rupiah terhadap USD (KURS), jumlah uang

beredar (M2) dan tingkat inflasi (INF) secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

4. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Hubungan Jangka Panjang

Berdasarkan uji kointegrasi pada Tabel 4.4 sebelumnya dimana pada

persamaan dengan Jakarta Islamic Index (JII) sebagai variabel dependen

serta Indeks Dow Jones (DJI), Indeks Nikkei (N225), Indeks Hang Seng

(HSI), kurs Rupiah terhadap USD (KURS), jumlah uang beredar (M2) dan

tingkat inflasi (INF) sebagai varaibel independen, diperoleh bahwa

residual persamaan tersebut sudah stasioner pada tingkat level. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat kointegrasi atau hubungan

keseimbangan jangka panjang antara variabel dalam model regresi.

b. Analisis Hubungan Jangka Pendek

Melalui analisis Error Correction Model (ECM) seperti pada Tabel

4.5 sebelumnya diperoleh koefisien variabel Error Correction Term

(ECT) bernilai positif dan secara statistik signifikan. Oleh karena itu

permodelan ECM yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid. Hal

ini juga berarti bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini juga

memiliki keseimbangan dalam jangka pendeknya.

Page 115: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

103

c. Analisis Pengaruh Secara Parsial (Uji t)

Dari hasil analisis Error Correction Model dengan menggunakan

tingkat kesalahan 0,05 (α = 5%) dan degree of freedom (n-k) = 105, maka

signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel dapat diketahui.

Berikut adalah hasil analisis pengaruh secara parsial masing-masing

variabel Indeks Dow Jones (DJI), Indeks Nikkei (N225), Indeks Hang

Seng (HSI), kurs Rupiah terhadap USD (KURS), jumlah uang beredar

(M2) dan tingkat inflasi (INF) terhadap Jakarta Islamic Index (JII)

sebagaimana terangkum dalam Tabel 4.11 di bawah ini.

Tabel 4.11. Rangkuman Hasil Uji t

Variabel Koefisien t-hitung Prob. Pengaruh

Jangka PendekLNDJI 0,052530 0,227047 0,8208 (+) tidak signifikanLNN225 0,100028 0,679586 0,4983 (+) tidak signifikanLNHSI 0,511308 3,706813 0,0003 (+) signifikanLNKURS -0,822731 -3,126856 0,0023 (-) signifikanLNM2 0,511152 1,315438 0,1913 (+) tidak signifikanLNINF 0,002818 0,061924 0,9507 (+) tidak signifikan

Jangka PanjangLNDJI 0,706402 -1,197105 0,2340 (+) tidak signifikanLNN225 1,175784 1,099087 0,2743 (+) tidak signifikanLNHSI 1,060097 0,455486 0,6497 (+) tidak signifikanLNKURS 0,690281 -1,221776 0,2246 (+) tidak signifikanLNM2 1,183942 1,340411 0,1830 (+) tidak signifikanLNINF 1,038318 0,901919 0,3692 (+) tidak signifikan

ECT 0,468137 5,392032 0,0000 (+) signifikan

Sumber: Output Eviews 9 (diolah).

Page 116: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

104

C. Pembahasan Hasil Analisis

1. Indeks Dow Jones (DJI) dan Jakarta Islamic Index (JII)

a. Jangka Pendek

Nilai t-hitung statistik LNDJI menunjukkan angka 0,2270 dengan

probabilitas 0,8208. Artinya variabel Indeks Dow Jones tidak signifikan

pada tingkat kepercayaan 0,05 (α = 5%). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh jangka pendek antara Indeks

Dow Jones (DJI) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

b. Jangka Panjang

Pada model jangka panjang, nilai t-hitung statistik LNDJI menunjukkan

angka -1,1971 dengan probabilitas 0,2340. Ini berarti variabel Indeks Dow

Jones juga belum signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α = 5%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh

jangka panjang antara Indeks Dow Jones (DJI) terhadap Jakarta Islamic

Index (JII).

2. Indeks Nikkei (N225) dan Jakarta Islamic Index (JII)

a. Jangka Pendek

Analisis data statistik terhadap LNN225 menunjukkan nilai t-hitung

0,6796 dengan probabilitas 0,4983. Artinya variabel Indeks Nikkei belum

signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α = 5%). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh jangka pendek antara

Indeks Nikkei (N225) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Page 117: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

105

b. Jangka Panjang

Pada model jangka panjang, nilai t-hitung statistik LNN225 menunjukkan

angka 1,0991 dengan probabilitas 0,2743. Ini berarti variabel Indeks

Nikkei juga belum signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α = 5%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh

jangka panjang antara Indeks Nikkei (N225) terhadap Jakarta Islamic

Index (JII).

3. Indeks Hang Seng (HSI) dan Jakarta Islamic Index (JII)

a. Jangka Pendek

Analisis data statistik terhadap LNHSI menunjukkan nilai t-hitung 3,7068

dengan probabilitas 0,0003. Artinya variabel Indeks Hang Seng

berpengaruh positif signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α = 5%)

dengan koefisien 0,5113. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh jangka pendek antara Indeks Hang Seng (HSI) terhadap

Jakarta Islamic Index (JII), dimana jika HSI naik 1 persen akan

meningkatkan JII sebesar 0,5113 persen.

b. Jangka Panjang

Pada model jangka panjang, nilai t-hitung statistik LNHSI menunjukkan

angka 0,4555 dengan probabilitas 0,6497. Ini berarti variabel Indeks Hang

Seng tidak signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α = 5%). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh jangka

panjang antara Indeks Hang Seng (HSI) terhadap Jakarta Islamic Index

(JII).

Page 118: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

106

4. Kurs Rupiah terhadap USD (KURS) dan Jakarta Islamic Index (JII)

a. Jangka Pendek

Analisis data statistik terhadap LNKURS menunjukkan nilai t-hitung -

3,1269 dengan probabilitas 0,0023. Artinya variabel kurs Rupiah terhadap

USD berpengaruh negatif signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α =

5%) dengan koefisien -0,8227. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh jangka pendek antara kurs Rupiah terhadap USD

(KURS) terhadap Jakarta Islamic Index (JII), dimana jika KURS naik 1

persen akan menurunkan JII sebesar 0,8227 persen.

b. Jangka Panjang

Pada model jangka panjang, nilai t-hitung statistik LNKURS

menunjukkan angka -1,2218 dengan probabilitas 0,2246. Ini variabel kurs

Rupiah terhadap USD tidak signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α =

5%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh

jangka panjang antara kurs Rupiah terhadap USD (KURS) terhadap

Jakarta Islamic Index (JII).

5. Jumlah Uang Beredar (M2) dan Jakarta Islamic Index (JII)

a. Jangka Pendek

Analisis data statistik terhadap LNM2 menunjukkan nilai t-hitung 1,3154

dengan probabilitas 0,1913. Artinya variabel jumlah uang beredar tidak

signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α = 5%). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh jangka pendek antara

jumlah uang beredar (M2) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Page 119: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

107

b. Jangka Panjang

Pada model jangka panjang, nilai t-hitung statistik LNM2 menunjukkan

angka 1,3404 dengan probabilitas 0,1830. Ini variabel jumlah uang

beredar juga tidak signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α = 5%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh

jangka panjang antara jumlah uang beredar (M2) terhadap Jakarta Islamic

Index (JII).

6. Tingkat Inflasi (INF) dan Jakarta Islamic Index (JII)

a. Jangka Pendek

Analisis data statistik terhadap LNINF menunjukkan nilai t-hitung 0,0619

dengan probabilitas 0,9507. Artinya variabel tingkat inflasi belum

signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α = 5%). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh jangka pendek antara

tingkat inflasi (INF) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

b. Jangka Panjang

Pada model jangka panjang, nilai t-hitung statistik LNINF menunjukkan

angka 0,9019 dengan probabilitas 0,3692. Ini variabel tingkat inflasi juga

belum signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 (α = 5%). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh jangka

panjang antara tingkat inflasi (INF) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Page 120: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

108

D. Pembahasan Implikasi Ekonomi

1. Indeks Saham Regional dan Jakarta Islamic Index

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa dalam jangka panjang

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara indeks saham regional Dow

Jones, Nikkei, dan Hang Seng terhadap JII. Ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Handayani (2005) yang bertujuan untuk mencari korelasi

antara risiko dan imbal hasil Jakarta Islamic Index (JII) terhadap IHSG,

LQ45, dan SBI dengan menggunakan metode Vector Error Correction Model.

Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa dalam jangka panjang JII,

IHSG, LQ45, dan SBI tidak memiliki hubungan kointegrasi.

Dalam jangka pendek, hanya Indeks Hang Seng yang mampu

mempengaruhi JII secara signifikan. Pengaruh Indeks Hang Seng terhadap

Jakarta Islamic Index ini sejalan dengan penelitian Nurdiansyah (2009) dan

Palina (2011) yang menyatakan bahwa HSI berpengaruh signifikan terhadap

indeks-indeks di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menjadi relevan mengingat

Indeks Hang Seng berada dalam kawasan regional Asia. Apalagi Indeks Hang

Seng merupakan indeks terkenal di kawasan Asia dengan saham-saham yang

terdiri dari perusahaan terkemuka dan para investor institusi. Diketahui juga

bahwa sejak diperkenalkan, Hang Seng dengan saham-saham terpilihnya

telah merefleksikan kepentingan dari berbagai sektor industri (Moh Mansur,

2005).

Sedangkan Dow Jones dan Nikkei tidak berpengaruh signifikan

terhadap Jakarta Islamic Index baik dalam jangka pendek maupun jangka

Page 121: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

109

panjang. Ini menjadi wajar mengingat untuk mengkompensasi efek

pemecahan saham dan penyesuaian lainnya, saat ini Dow Jones Industrial

Average (DJIA) menggunakan weighted average, bukan lagi rata-rata aktual

dari harga saham komponennya. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nadya Larasati (2016) bahwa tidak terdapat pengaruh jangka

pendek dan jangka panjang Indeks Dow Jones terhadap indeks saham IHSG

yang merupakan indeks yang mencakup keseluruhan saham di Indonesia.

Selain itu, Moh. Mansur (2004) juga menyatakan bahwa Indeks Dow Jones

tidak berpengaruh terhadap IHSG.

Sedangkan Nikkei, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika

Wulandari (2013), yang walaupun mempengaruhi indeks dalam negeri yang

lain seperti IHSG, LQ45, dan Kompas100 karena mencatat perusahaan besar

yang telah beroperasi secara global termasuk di Indonesia, namun tidak

memiliki pengaruh terhadap JII.

Temuan penelitian ini juga didukung oleh penelitian Yoghi Citra

Pratama (2012) yang menganalisis pengaruh indeks IHSG, Dow Jones, dan

Nikkei terhadap JII dengan menggunakan VECM. Hasil empiris Impulse

Response Function menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara IHSG,

Dow Jones, dan Nikkei terhadap JII. Sedangkan hasil uji dekomposisi varians

menunjukkan bahwa pengaruh guncangan terbesar dari JII ialah JII itu sendiri.

Dengan demikian, berdasarkan fenomena ini dan kemudian didukung

oleh penelitian sekarang ini menunjukkan bahwa pasar modal syariah yang

diproksikan oleh Jakarta Islamic Index (JII) lebih stabil oleh pengaruh

Page 122: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

110

guncangan eksternal. Sehingga ini dapat menjadi pertimbangan khusus bagi

stakeholder pasar modal syariah untuk lebih memperhatikan dan memperkuat

eksistensi dan peran JII pada panggung bursa saham nasional.

2. Nilai Tukar Rupiah dan Jakarta Islamic Index

Penelitian ini menemukan adanya pengaruh jangka pendek dengan

hasil negatif dan signifikan antara variabel kurs Rupiah terhadap Jakarta

Islamic Index. Adanya pengaruh negatif signifikan kurs Rupiah terhadap USD

terhadap Jakarta Islamic Index dalam jangka pendek ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim dan Yusof (2001), Menike (2006),

Yusof dan Majid (2009), Wastriati (2010), Syukma (2011) Kuwomu dan

Victor (2011), Hussin et al. (2012), Bekhet dan Mugableh (2012), Majid et al.

(2012) dan Ika Wulandari (2013) yang menunjukkan bahwa kurs dan harga

saham memiliki hubungan signifikan dan negatif.

Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan antara kurs Rupiah dan

harga saham berlawanan arah, artinya semakin kuat kurs Rupiah terhadap US

Dollar (apresiasi Rupiah) maka akan meningkatkan harga saham, dan

sebaliknya.

Hasil ini sesuai dengan teori yang menyimpulkan bahwa menguatnya

kurs Rupiah terhadap US Dollar merupakan sinyal positif bagi perekonomian

yang mengalami inflasi (Tandelilin, 2001). Menguatnya kurs Rupiah terhadap

US Dollar akan menurunkan biaya produksi terutama biaya impor bahan baku

dan akan diikuti menurunnya tingkat bunga yang berlaku, hal ini akan

memberikan dampak positif pada laba perusahaan yang akhirnya menaikkan

Page 123: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

111

pendapatan per lembar saham (EPS).

Selanjutnya pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar

merupakan alternatif investasi yang menguntungkan terutama pada saat terjadi

depresiasi Rupiah. Terjadinya depresiasi Rupiah akan mendorong investor

untuk memindahkan dananya ke pasar valuta asing dengan harapan tingkat

pengembalian akan tinggi.

Dalam jangka panjang, kurs Rupiah tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Indeks JII disebabkan kemampuan JII untuk kembali

kepada posisi keseimbangan dengan cepat.

Hal ini memberikan implikasi teoritis bahwa secara empiris hasil

penelitian ini semakin memperkuat teori bahwa menguatnya kurs mata uang

suatu negara memberikan sinyal positif bagi perekonomian negara tersebut.

Sehingga secara praktis temuan ini mengimplikasikan bahwa pemerintah

harus selalu mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat tingkat

kurs mata uangnya.

3. Jumlah Uang Beredar dan Jakarta Islamic Index

Hasil penelitian mengndikasikan bahwa dalam jangka pendek maupun

jangka panjang, jumlah uang beredar tidak berpengaruh signifikan terhadap

pergerakan Jakarta Islamic Index. Hasil ini berseberangan dengan studi

penelitian terdahulu oleh Hermanto dan Manurung (2002) yang menunjukkan

adanya pengaruh positif antara variabel jumlah uang beredar (M2) dengan

Indeks BEJ. Dimana semakin banyak dana yang dipegang oleh masyarakat

maka semakin banyak pula dana yang akan dialokasikan untuk investasi di

Page 124: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

112

bursa saham, sehingga akan menaikkan harga saham-saham dan selanjutnya

menguatkan IHSG.

Dalam penelitian ini, tidak berpengaruhnya jumlah uang beredar

cenderung disebabkan oleh peningkatan jumlah uang yang lebih banyak

didominasi oleh tingginya beban biaya bunga simpanan yang dikapitalisasi

dan ekspansi pada beberapa komponen tagihan bersih pemerintah terutama

pembayaran dalam rangka program penjaminan terhadap kewajiban

perbankan dan pembayaran kupon obligasi rekapitalisasi bank.

Dengan demikian jumlah uang beredar yang benar-benar dipegang oleh

masyarakat sangat kecil dan tidak berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan harga saham disebabkan tidak ada tambahan dana yang ada di

masyarakat yang dapat digunakan untuk investasi di pasar modal. Hal ini

didukung oleh penelitian Oksiana dan Musdholifah (2007), dimana para

pelaku ekonomi di pasar modal masih terbatas pada para pengusaha yang

memiliki akses dan informasi untuk masuk ke pasar modal, karenanya

kenaikan jumlah uang beredar pada masyarakat tak menyentuh hingga pasar

modal.

4. Inflasi dan Jakarta Islamic Index

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang, inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap JII. Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan penelitian yag dilakukan

oleh Kewal (2012) dan Mok (2004) yang menemukan bahwa inflasi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Namun hasil ini berbeda

Page 125: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

113

dengan Samsul (2008) yang menemukan adanya pengaruh yang signifikan

tingkat inflasi terhadap harga saham.

Hasil ini kemudian didukung oleh fakta inflasi pada periode penelitian

dimana berdasarkan statistik deskriptif, rata-rata tingkat inflasi selama periode

penelitian adalah sebesar 0,69. Pasar masih bisa menerima jika tingkat inflasi

di bawah 10 persen. Namun, bila inflasi menembus angka 10 persen, pasar

modal akan terganggu. Bila inflasi menembus angka 10 persen maka Bank

Indonesia akan meningkatkan BI rate yang mengakibatkan investor cenderung

akan mengalihkan modalnya di sektor perbankan.

Faktor lain juga ditunjang dengan kondisi kinerja perusahaan-

perusahaan dalam Indeks JII yang memiliki fundamental ekonomi kuat,

sehingga mampu bertahan dalam kondisi perekonomian sulit. Hal ini

diperlihatkan pada laporan tahunan pada akhir tahun 2015 (perusahaan-

perusahaan yang selalu terdaftar pada JII periode 2006-2015), menunjukkan

bahwa kinerja perusahaan tersebut selalu meningkat dari waktu ke waktu,

pendapatan perusahaan selalu meningkat, dan marjin usaha yang relatif stabil.

Stabilnya marjin usaha ini merupakan indikator bahwa perusahaan itu mampu

membebankan kenaikan biaya kepada pelanggannya (pemakai produk).

Kondisi keuangan perusahaan solid dengan tingkat likuiditas yang tinggi.

Kondisi yang demikian tersebut menjadikan saham perusahaan-perusahaan

pada JII memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam mengelola sumber-sumber

internal guna meningkatkan kinerja usahanya.

Page 126: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

114

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji koefisien determinasi didapat bahwa fluktuasi Jakarta Islamic

Index dipengaruhi oleh Indeks Dow Jones (DJI), Indeks Nikkei (N225),

Indeks Hang Seng (HSI), kurs Rupiah terhadap USD (KURS), jumlah uang

beredar (M2) dan tingkat inflasi (INF) sebesar 45,50%. Sedangkan sisanya

sebesar 54,50% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti.

2. Berdasarkan uji F didapat bahwa Indeks Dow Jones (DJI), Indeks Nikkei

(N225), Indeks Hang Seng (HSI), kurs Rupiah terhadap USD (KURS), jumlah

uang beredar (M2) dan tingkat inflasi (INF) secara bersama-sama (simultan)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

3. Berdasarkan uji kointegrasi dimana pada persamaan OLS dengan Jakarta

Islamic Index (JII) sebagai variabel dependen serta Indeks Dow Jones (DJI),

Indeks Nikkei (N225), Indeks Hang Seng (HSI), kurs Rupiah terhadap USD

(KURS), jumlah uang beredar (M2) dan tingkat inflasi (INF) sebagai varaibel

independen, diperoleh bahwa residual persamaan tersebut sudah stasioner

pada tingkat level. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

kointegrasi atau hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel

dalam model regresi.

Page 127: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

115

4. Melalui analisis Error Correction Model (ECM) diperoleh koefisien variabel

Error Correction Term (ECT) bernilai positif dan secara statistik signifikan

yang berarti permodelan ECM yang digunakan dalam penelitian ini adalah

valid. Hal ini juga berarti variabel yang digunakan dalam penelitian ini

memiliki keseimbangan dalam jangka pendek antar variabel.

5. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa tidak terdapat pengaruh jangka

pendek dan jangka panjang Indeks Dow Jones (DJI) terhadap indeks saham

Jakarta Islamic Index (JII).

6. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa tidak terdapat pengaruh Indeks

Nikkei terhadap Jakarta Islamic Index (JII), baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang.

7. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa terdapat pengaruh jangka pendek

Indeks Hang Seng (HSI) terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Pengaruh yang

terjadi adalah positif signifikan, dimana ketika HSI naik akan meningkatkan

Indeks JII. Sedangkan dalam jangka panjang, HSI tidak memiliki pengaruh

terhadap JII.

8. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa terdapat pengaruh jangka pendek

kurs Rupiah terhadap USD (KURS) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Pengaruh yang terjadi adalah negatif signifikan, dimana ketika KURS naik

akan menurunkan Indeks JII. Sedangkan dalam jangka panjang, HSI tidak

memiliki pengaruh terhadap JII.

9. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa tidak terdapat pengaruh jumlah

uang beredar (M2) terhadap Jakarta Islamic Index (JII), baik dalam jangka

Page 128: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

116

pendek maupun jangka panjang.

10. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa tidak terdapat pengaruh jangka

pendek dan jangka panjang tingkat inflasi terhadap indeks saham Jakarta

Islamic Index (JII).

B. Implikasi dan Saran

Adapun implikasi terkait dengan penelitian ini yang ditujukan untuk para

pelaku pasar dalam menjalankan aktivitas investasi syariah di pasar modal serta

saran bagi para peneliti selanjutnya untuk dapat meningkatkan penelitian di

bidang investasi syariah adalah sebagai berikut:

1. Bagi pelaku pasar atau investor, dalam jangka pendek terdapat variabel Indeks

Hang Seng dan kurs Rupiah terhadap USD yang dapat digunakan untuk

memprediksi pergerakan harga saham syariah yang terdaftar dalam Jakarta

Islamic Index. Sedangkan dalam jangka panjang tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara indeks saham regional dan variabel makroekonomi yang

diteliti terhadap Jakarta Islamic Index dan karenanya dianggap kurang tepat

untuk digunakan dalam memprediksi pergerakan harga saham JII.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan variabel yang lebih banyak dan

jangka waktu yang lebih panjang sehingga diharapkan dapat meningkatkan

akurasi hasil penelitian.

Page 129: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

117

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim.

Astuti, Ria, et al., 2013, Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar,

Kurs Rupiah, Inflasi dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG

2008-2012, Journal Of Social and Politic Science, Vol.2, No.4, hal. 1-8.

Darmaji, Tjiptono, Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan

Tanya Jawab, cet. Ke-3, Jakarta: Salemba Empat.

Dyani, Dindha Ayu Mitra, 2009, Pengaruh Variabel Ekonomi Makro terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (Periode Juli 2005 – Juni 2008), Skripsi -

Universitas Brawijaya, Malang.

Gujarati, D, N, 2006, Basic Econometric, ed. 4, McGraw Hill, Inc, Jakarta: Erlangga.

Hamid, Abdul, 2009, Pasar Modal Syariah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah.

Huda, Nurul, Mustafa Edwin Nasution, 2008, Investasi pada Pasar Modal Syariah,

Jakarta: Kencana.

Jatiningsih, Oksiana, Musdholifah, 2007, Pengaruh Variabel Makroekonomi

Terhadap Indeks harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta, Jurnal

Aplikasi Manajemen, Vol. 5, No. 1, hal. 18-25.

Page 130: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

118

Komariah, Oom, 2006, Analisis Pengukuran Risiko Harga Saham dengan

Pendekatan Model Variance Covariance dan Historical Simulation, Jurnal

Eksis, Vol. 2, No. 2.

Maharani, Reni, 2006, Hubungan Kausalitas Antara Variabel Makro dan Harga

Saham Syariah JII, Jurnal Eksis, Vol. 2, No. 3.

Mankiw, Gregory, 2003, Macroeconomic, Edisi ke 5, Jakarta: Erlangga.

Mansur, Moh, 2005, Pengaruh Indeks Bursa Global Terhadap IHSG Pada Bursa

Efek Jakarta (BEJ) Periode 2000-2002, Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3,

hal. 203-219.

Nanga, Muana, 2001, “Makroekonomi Teori Masalah dan Kebijakan”, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Nachrowi, D. Nachrowi, 2006, Ekonometrika: Untuk Analisis Ekonomi dan

Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Otoritas Jasa Keuangan, 2015, Buku Saku Otoritas Jasa Keuangan, ed. ke-2, Jakarta.

Otoritas Jasa Keuangan, 2014, Roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019.

Pasaribu, Pananda, et.al., 2008, Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap IHSG,

Working Paper.

Page 131: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

119

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando, 2013, “Analisis Pengaruh Variabel

Makroekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia”, Jurnal

Ekonomi & Bisnis, Vol. 7, No.2, hal. 117-128.

Pratama, Yoghi Citra, 2012, Pengaruh Indeks Regional Terhadap Jakarta Islamic

Index (JII), Jurnal Etikonomi, Vol. 11, No. 2, hal. 126-141.

Raharja, Prathama, 2004, et al., “Teori Ekonomi Makro”, Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rivai, Veithzal dan Rinaldi Firmansyah, 2010, Islamic Financial Management,

Bogor: Ghalia Indonesia.

Rodoni, Ahmad, 2005, Analisis Tehnikal dan Analisis Fundamental Pada Pasar

Modal, Jakarta: Center for Social Economics Science (CSES) Press.

Sukirno, Sadono, 2004, Pengantar Teori Ekonomi Makro, Jakarta: PT Grafindo

Persada.

Sunariyah, 2011, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta: UPP YKPN.

Sutedi, Adrian, 2011, Pasar Modal Syariah, cet. ke-1, Jakarta: Sinar Grafika.

Tandelilin, Eduardus, 2001, Portfolio dan Investasi, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

Wastriati, Analisis Pengaruh Ekonomi Makro Terhadap Nilai Jakarta Islamic Index

(JII), Skripsi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, 2010.

Page 132: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

120

Wondabio, Sensi Ludovicus, 2006, Analisa Hubungan IHSG Jakarta (JSX), London

(FTSE), Tokyo (Nikkei) dan Singapura (SSI), Padang.

www.bi.go.id

www.bps.go.id

www.duniainvestasi.com

www.finance.yahoo.com

www.kemendag.go.id

www.id.investing.com

www.ojk.go.id

www.wikipedia.org

Yarlin Lenggu, 2006, Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro terhadap Indeks

Harga Saham Tiga Bank Persero, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen IPB.

Page 133: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

121

LAMPIRAN

Page 134: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

122

LAMPIRAN 1

TabelData Variabel Penelitian

Obs JII DJI N225 HSI Kurs M2 INF2006. 1 215,36 10.864,86 16.649,82 15.753,13 9.370,00 1.190.834,00 17,03

2 218,26 10.993,41 16.205,43 15.918,48 9.182,50 1.193.864,00 17,92

3 233,82 11.109,32 17.059,66 15.805,04 9.087,00 1.195.067,00 15,74

4 260,19 11.367,14 16.906,23 16.661,30 8.785,00 1.198.013,00 15,40

5 237,24 11.168,31 15.467,33 15.857,89 9.255,00 1.237.504,00 15,60

6 233,27 11.150,22 15.505,18 16.267,62 9.263,00 1.253.757,00 15,53

7 239,30 11.185,68 15.456,81 16.971,34 9.095,00 1.248.236,00 15,15

8 251,35 11.381,15 16.140,76 17.392,27 9.117,00 1.270.378,00 14,90

9 263,50 11.679,07 16.127,58 17.543,05 9.205,00 1.291.396,00 14,55

10 268,99 12.080,73 16.399,39 18.324,35 9.094,00 1.325.658,00 6,29

11 295,50 12.221,93 16.274,33 18.960,48 9.165,00 1.338.555,00 5,27

12 311,28 12.463,15 17.225,83 19.964,72 8.993,50 1.382.074,00 6,60

2007. 1 296,96 12.621,69 17.383,42 20.106,42 9.100,00 1.363.907,00 6,26

2 294,06 12.268,63 17.604,12 19.651,51 9.131,50 1.366.820,00 6,30

3 315,24 12.354,35 17.287,65 19.800,93 9.120,00 1.375.947,00 6,52

4 344,96 13.062,91 17.400,41 20.318,98 9.088,00 1.383.577,00 6,29

5 245,58 13.627,64 17.875,75 20.634,47 8.827,00 1.393.097,00 6,01

6 356,85 13.408,62 18.138,36 21.772,73 9.035,00 1.451.947,00 5,77

7 388,63 13.211,99 17.248,89 23.184,94 9.225,00 1.472.952,00 6,06

8 368,15 13.357,74 16.569,09 23.984,14 9.390,00 1.487.541,00 6,51

9 399,75 13.895,63 16.785,69 27.142,47 9.145,00 1.512.756,00 6,95

10 463,05 13.930,01 16.737,63 31.352,58 9.097,50 1.530.145,00 6,88

11 483,96 13.371,72 15.680,67 28.643,61 9.370,00 1.556.200,00 6,71

12 493,01 13.264,82 15.307,78 27.812,65 9.392,50 1.643.203,00 6,59

2008. 1 476,97 12.650,36 13.592,47 23.455,74 9.246,50 1.588.962,00 7,36

2 508,94 12.266,39 13.603,02 24.331,67 9.065,00 1.596.090,00 7,40

3 448,42 12.262,89 12.525,54 22.849,20 9.215,00 1.586.795,00 8,17

4 428,09 12.820,13 13.849,99 25.755,35 9.222,00 1.608.874,00 8,96

5 441,66 12.638,32 14.338,54 24.533,12 9.315,00 1.636.383,00 10,38

6 430,29 11.350,01 13.481,38 22.102,01 9.220,00 1.699.480,00 11,03

7 387,81 11.378,02 13.376,81 22.731,10 9.095,00 1.679.020,00 11,90

8 356,09 11.543,96 13.072,87 21.261,89 9.150,00 1.675.431,00 11,85

9 286,39 10.850,66 11.259,86 18.016,21 9.415,00 1.768.250,00 12,14

10 193,68 9.325,01 8.576,98 13.968,67 10.900,00 1.802.932,00 11,77

Page 135: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

123

11 195,69 8.829,04 8.512,27 13.888,24 12.025,00 1.841.163,00 11,68

12 216,19 8.776,39 8.859,56 14.387,48 10.900,00 1.883.851,00 11,06

2009. 1 213,63 8.000,86 7.994,05 13.278,21 11.380,00 1.859.891,00 9,17

2 214,12 7.062,93 7.568,42 12.811,57 11.980,00 1.890.430,00 8,60

3 236,79 7.608,92 8.109,53 13.575,02 11.555,00 1.909.681,00 7,92

4 279,87 8.168,12 8.828,26 15.520,99 10.585,00 1.905.475,00 7,31

5 307,14 8.500,33 9.522,50 18.171,00 10.290,00 1.917.092,00 6,04

6 321,46 8.447,00 9.958,44 18.378,73 10.207,50 1.977.532,00 3,65

7 385,22 9.171,61 10.356,83 20.573,33 9.925,00 1.960.950,00 2,71

8 380,65 9.496,28 10.492,53 19.724,19 10.080,00 1.995.294,00 2,75

9 401,53 9.712,28 10.133,23 20.955,25 9.645,00 2.018.510,00 2,83

10 383,66 9.712,73 10.034,74 21.752,87 9.550,00 2.021.517,00 2,57

11 397,89 10.344,84 9.345,55 21.821,50 9.455,00 2.062.206,00 2,41

12 417,18 10.428,05 10.546,44 21.872,50 9.425,00 2.141.384,00 2,78

2010. 1 427,68 10.067,33 10.198,04 20.121,99 9.350,00 2.073.860,00 3,72

2 413,73 10.325,26 10.126,03 20.608,70 9.337,00 2.066.481,00 3,81

3 443,67 10.856,63 11.089,94 21.239,35 9.090,00 2.112.083,00 3,43

4 474,80 11.008,61 11.057,40 21.108,59 9.012,50 2.116.024,00 3,91

5 444,60 10.136,63 9.768,70 19.765,19 9.175,00 2.143.234,00 4,16

6 460,26 9.774,02 9.382,64 20.128,99 9.060,00 2.231.144,00 5,05

7 483,32 10.465,94 9.537,30 21.029,81 8.940,00 2.217.589,00 6,22

8 473,79 10.014,72 8.824,06 20.536,49 9.035,00 2.236.459,00 6,44

9 526,52 10.788,05 9.369,35 22.358,17 8.925,00 2.274.955,00 5,80

10 540,29 11.118,49 9.202,45 23.096,32 8.937,50 2.308.846,00 5,67

11 508,78 11.006,02 9.937,04 23.007,99 9.034,00 2.347.807,00 6,33

12 532,90 11.577,51 10.228,92 23.035,45 9.010,00 2.471.206,00 6,96

2011. 1 477,51 11.891,93 10.237,92 23.447,34 9.048,00 2.436.679,00 7,02

2 496,87 12.226,34 10.624,09 23.338,02 8.821,50 2.420.191,00 6,84

3 514,92 12.319,73 9.755,10 23.527,52 8.707,50 2.451.357,00 6,65

4 528,76 12.810,54 9.849,74 23.720,81 8.564,00 2.434.478,00 6,16

5 531,38 12.569,79 9.693,73 23.684,13 8.535,50 2.475.286,00 5,98

6 536,04 12.414,34 9.816,09 22.398,10 8.576,50 2.522.784,00 5,54

7 567,12 12.143,24 9.833,03 22.440,25 8.500,00 2.564.556,00 4,61

8 529,16 11.613,53 8.955,20 20.534,85 8.533,00 2.621.346,00 4,79

9 492,30 10.913,38 8.700,29 17.592,41 8.790,00 2.643.331,00 4,61

10 530,19 11.955,01 8.988,39 19.864,87 8.852,50 2.677.205,00 4,42

11 520,49 12.045,68 8.434,61 17.989,35 9.110,00 2.729.538,00 4,15

12 537,03 12.217,56 8.455,35 18.434,39 9.067,50 2.877.220,00 3,79

2012. 1 562,53 12.632,91 8.802,51 20.390,49 8.990,00 2.854.978,00 3,65

2 566,75 12.952,07 9.723,24 21.680,08 9.020,00 2.849.796,00 3,56

Page 136: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

124

3 584,06 13.212,04 10.083,56 20.555,58 9.144,00 2.911.920,00 3,97

4 575,09 13.213,63 9.520,89 21.094,21 9.190,50 2.927.259,00 4,50

5 525,05 12.393,45 8.542,73 18.629,52 9.400,00 2.992.057,00 4,45

6 544,19 12.880,09 9.006,78 19.441,46 9.392,50 3.050.355,00 4,53

7 573,73 13.008,68 8.695,06 19.796,81 9.445,00 3.054.836,00 4,56

8 569,93 13.090,84 8.839,91 19.482,57 9.535,00 3.089.011,00 4,58

9 600,84 13.437,13 8.870,16 20.840,38 9.570,00 3.125.533,00 4,31

10 619,27 13.096,46 8.928,29 21.641,82 9.605,00 3.161.726,00 4,61

11 588,78 13.025,58 9.446,01 22.030,39 9.593,50 3.205.129,00 4,32

12 594,79 13.104,14 10.395,18 22.656,92 9.637,50 3.304.645,00 4,30

2013. 1 604,61 13.860,58 11.138,66 23.729,53 9.697,50 3.268.789,15 4,57

2 645,22 14.054,49 11.559,36 23.020,27 9.663,50 3.280.420,25 5,31

3 660,34 14.578,54 12.397,91 22.299,63 9.717,50 3.322.528,96 5,90

4 682,69 14.839,80 13.860,86 22.737,01 9.722,50 3.360.928,07 5,57

5 676,58 15.115,57 13.774,54 22.392,16 9.795,00 3.426.304,92 5,47

6 660,16 14.909,60 13.677,32 20.803,29 9.925,00 3.413.378,66 5,90

7 623,75 15.499,54 13.668,32 21.883,66 10.277,50 3.506.573,60 8,61

8 592,00 14.810,31 13.388,86 21.731,37 10.920,00 3.502.419,80 8,79

9 585,59 15.129,67 14.455,80 22.859,86 11.580,00 3.584.080,54 8,40

10 615,71 15.545,75 14.327,94 23.206,37 11.272,50 3.576.869,35 8,32

11 579,87 16.086,41 15.661,87 23.881,29 11.962,50 3.614.519,66 8,37

12 585,11 16.576,66 16.291,31 23.306,39 12.170,00 3.727.886,67 8,38

2014. 1 602,87 15.698,85 14.914,53 22.035,42 12.210,00 3.652.144,50 8,22

2 626,86 16.321,71 14.841,07 22.836,96 11.609,00 3.642.808,73 7,75

3 640,41 16.457,66 14.827,83 22.151,06 11.360,00 3.660.298,01 7,32

4 647,67 16.580,84 14.304,11 22.133,97 11.561,50 3.730.100,93 7,25

5 656,83 16.717,17 14.632,38 23.081,65 11.675,00 3.789.058,48 7,32

6 654,00 16.826,60 15.162,10 23.190,72 11.855,00 3.865.758,29 6,70

7 690,40 16.563,30 15.620,77 24.756,85 11.577,50 3.895.834,65 4,53

8 691,13 17.098,45 15.424,59 24.742,06 11.690,00 3.895.116,27 3,99

9 687,62 17.042,90 16.173,52 22.932,98 12.185,00 4.009.856,51 4,53

10 670,44 17.390,52 16.413,76 23.998,06 12.085,00 4.024.152,54 4,83

11 683,01 17.828,24 17.459,85 23.987,45 12.204,00 4.076.294,16 6,23

12 691,04 17.823,07 17.450,77 23.605,04 12.385,00 4.170.730,79 8,36

2015. 1 706,68 17.164,95 17.674,39 24.507,05 12.667,50 4.174.825,91 6,96

2 722,10 18.132,70 18.797,94 24.823,29 12.925,00 4.218.122,76 6,29

3 728,20 17.776,12 19.206,99 24.900,89 13.075,00 4.246.361,19 6,38

4 664,80 17.480,52 19.520,01 28.133,00 12.962,50 4.275.711,11 6,79

5 698,10 18.010,68 20.563,15 27.424,19 13.224,00 4.288.369,26 7,15

6 656,99 17.619,51 20.235,73 26.250,03 13.332,50 4.358.801,51 7,26

Page 137: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

125

7 641,97 17.689,86 20.585,24 24.636,28 13.527,50 4.373.208,10 7,26

8 598,28 16.528,03 18.890,48 21.670,58 14.050,00 4.404.085,03 7,18

9 556,09 16.284,70 17.388,15 20.846,30 14.650,00 4.508.603,17 6,83

10 586,10 17.663,54 19.083,10 22.640,04 13.687,50 4.443.078,08 6,25

11 579,80 17.719,92 19.747,47 21.996,42 13.835,00 4.452.324,65 4,89

12 603,35 17.425,03 19.033,71 21.914,40 13.787,50 4.546.743,03 3,35

Page 138: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

126

LAMPIRAN 2

UJI STASIONERITAS DATA

A. Uji Akar Unit Pada Level

1. Jakarta Islamic Index (LNJII)

Null Hypothesis: LNJII has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 6 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -2.104068 0.2435Test criticalvalues: 1% level -3.486064

5% level -2.88586310% level -2.579818

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.006827HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.008936

2. Indeks Dow Jones (LNDJI)

Null Hypothesis: LNDJI has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 7 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -0.951624 0.7685Test criticalvalues: 1% level -3.486064

5% level -2.88586310% level -2.579818

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.001685HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.002483

Page 139: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

127

3. Indeks Nikkei (LNN225)

Null Hypothesis: LNN225 has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 5 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -1.162941 0.6887Test criticalvalues: 1% level -3.486064

5% level -2.88586310% level -2.579818

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.003513HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.005027

4. Indeks Hang Seng (LNHSI)

Null Hypothesis: LNHSI has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 4 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -2.938985 0.0439Test criticalvalues: 1% level -3.486064

5% level -2.88586310% level -2.579818

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.004086HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.005916

Page 140: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

128

5. Kurs Rupiah terhadap USD (LNKURS)

Null Hypothesis: LNKURS has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 5 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -0.281608 0.9231Test criticalvalues: 1% level -3.486064

5% level -2.88586310% level -2.579818

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000871HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.001038

6. Jumlah Uang Beredar (LNM2)

Null Hypothesis: LNM2 has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 46 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -1.762588 0.3974Test criticalvalues: 1% level -3.486064

5% level -2.88586310% level -2.579818

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000241HAC corrected variance (Bartlett kernel) 2.62E-05

Page 141: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

129

7. Tingkat Inflasi (LNINF)

Null Hypothesis: LNINF has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 4 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -2.677219 0.0810Test criticalvalues: 1% level -3.486064

5% level -2.88586310% level -2.579818

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.020013HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.031468

B. Uji Akar Unit Pada First Difference

1. Jakarta Islamic Index (DLNJII)

Null Hypothesis: D(LNJII) has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 6 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -10.62265 0.0000Test criticalvalues: 1% level -3.486551

5% level -2.88607410% level -2.579931

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.007122HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.008687

Page 142: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

130

2. Indeks Dow Jones (DLNDJI)

Null Hypothesis: D(LNDJI) has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 7 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -9.526273 0.0000Test criticalvalues: 1% level -3.486551

5% level -2.88607410% level -2.579931

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.001676HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.001879

3. Indeks Nikkei (DLNN225)

Null Hypothesis: D(LNN225) has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 4 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -9.143122 0.0000Test criticalvalues: 1% level -3.486551

5% level -2.88607410% level -2.579931

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.003462HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.003623

Page 143: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

131

4. Indeks Hang Seng (DLNHSI)

Null Hypothesis: D(LNHSI) has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 2 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -9.600835 0.0000Test criticalvalues: 1% level -3.486551

5% level -2.88607410% level -2.579931

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.004296HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.004462

5. Kurs Rupiah terhadap USD (DLNKURS)

Null Hypothesis: D(LNKURS) has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 5 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -9.552347 0.0000Test criticalvalues: 1% level -3.486551

5% level -2.88607410% level -2.579931

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000861HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000835

Page 144: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

132

6. Jumlah Uang Beredar (DLNM2)

Null Hypothesis: D(LNM2) has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 26 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -16.90554 0.0000Test criticalvalues: 1% level -3.486551

5% level -2.88607410% level -2.579931

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000231HAC corrected variance (Bartlett kernel) 8.19E-05

7. Tingkat Inflasi (DLNINF)

Null Hypothesis: D(LNINF) has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 2 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -7.002186 0.0000Test criticalvalues: 1% level -3.486551

5% level -2.88607410% level -2.579931

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.018330HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.017529

Page 145: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

133

LAMPIRAN 3

UJI KOINTEGRASI

Null Hypothesis: ECT has a unit rootExogenous: ConstantBandwidth: 1 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -6.467246 0.0000Test critical values: 1% level -3.486064

5% level -2.88586310% level -2.579818

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.003853HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.003852

Phillips-Perron Test EquationDependent Variable: D(ECT)Method: Least SquaresDate: 05/12/17 Time: 14:02Sample (adjusted): 2006M02 2015M12Included observations: 119 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ECT(-1) -0.527099 0.081501 -6.467386 0.0000C -3.17E-05 0.005738 -0.005516 0.9956

R-squared 0.263350 Mean dependent var -0.000132Adjusted R-squared 0.257054 S.D. dependent var 0.072625S.E. of regression 0.062599 Akaike info criterion -2.687483Sum squared resid 0.458475 Schwarz criterion -2.640775Log likelihood 161.9052 Hannan-Quinn criter. -2.668516F-statistic 41.82708 Durbin-Watson stat 1.999379Prob(F-statistic) 0.000000

Page 146: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

134

LAMPIRAN 4

UJI ASUMSI KLASIK

A. Uji Multikolinieritas

LNDJI LNHSI LNINF LNKURS LNM2 LNN225LNDJI 1.000000 0.684988 -0.016959 0.524442 0.666882 0.675028LNHSI 0.684988 1.000000 -0.296853 0.127159 0.428829 0.396664LNINF -0.016959 -0.296853 1.000000 0.068397 -0.359000 0.362247

LNKURS 0.524442 0.127159 0.068397 1.000000 0.667622 0.439492LNM2 0.666882 0.428829 -0.359000 0.667622 1.000000 0.057198

LNN225 0.675028 0.396664 0.362247 0.439492 0.057198 1.000000

B. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 0.650454 Prob. F(13,104) 0.8059Obs*R-squared 8.872780 Prob. Chi-Square(13) 0.7825Scaled explained SS 44.02235 Prob. Chi-Square(13) 0.0000

C. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.032590 Prob. F(2,102) 0.9679Obs*R-squared 0.075357 Prob. Chi-Square(2) 0.9630

D. Uji Normalitas

0

4

8

12

16

20

24

28

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: ResidualsSample 2006M02 2015M11Observations 118

Mean 6.39e-16Median -0.006208Maximum 0.355897Minimum -0.179369Std. Dev. 0.059001Skewness 1.960568Kurtosis 13.77441

Jarque-Bera 646.3610Probability 0.000000

Page 147: ANALISIS PENGARUH INDEKS SAHAM REGIONAL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40702/1/MUHAMMAD... · historis yang bersifat kausal-distributif, artinya penelitian

135

LAMPIRAN 5

ERROR CORRECTION MODEL

Dependent Variable: DLNJIIMethod: Least SquaresDate: 05/12/17 Time: 13:48Sample (adjusted): 2006M02 2015M11Included observations: 118 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.275223 0.706658 0.389471 0.6977DLNDJI 0.052530 0.231363 0.227047 0.8208

DLNN225 0.100028 0.147190 0.679586 0.4983DLNHSI 0.511308 0.137937 3.706813 0.0003

DLNKURS -0.822731 0.263118 -3.126856 0.0023DLNM2 0.511152 0.388579 1.315438 0.1913DLNINF 0.002818 0.045501 0.061924 0.9507

LNDJI(-1) -0.137444 0.114814 -1.197105 0.2340LNN225(-1) 0.082291 0.074872 1.099087 0.2743LNHSI(-1) 0.028134 0.061768 0.455486 0.6497

LNKURS(-1) -0.144991 0.118672 -1.221776 0.2246LNM2(-1) 0.086110 0.064242 1.340411 0.1830LNINF(-1) 0.017938 0.019889 0.901919 0.3692

ECT 0.468137 0.086820 5.392032 0.0000

R-squared 0.515553 Mean dependent var -0.008617Adjusted R-squared 0.454997 S.D. dependent var 0.084769S.E. of regression 0.062580 Akaike info criterion -2.593734Sum squared resid 0.407296 Schwarz criterion -2.265008Log likelihood 167.0303 Hannan-Quinn criter. -2.460261F-statistic 8.513673 Durbin-Watson stat 2.015878Prob(F-statistic) 0.000000