Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
i
ANALISIS PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI
TERHADAP PDB SEKTOR PERTANIAN INDONESIA
(Periode Januari 2015 – Oktober 2018)
Oleh:
Fatmuroh Jayanah
NIM. 11150860000021
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
i
ANALISIS DETERMINAN FAKTOR MAKRO EKONOMI
TERHADAP PDB SEKTOR PERTANIAN INDONESIA
(Periode Januari 2015 – Oktober 2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
FATMUROH JAYANAH
NIM: 1150860000021
Di Bawah Bimbingan
Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz MM.
NIDN. 2025067001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H / 2019 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis tanggal 11 April Tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Fatmuroh Jayanah
2. NIM : 11150860000021
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : “Analisis Pengaruh Faktor Makro Ekonomi Terhadap PDB
Sektor Pertanian Indonesia (Periode Januari 2015-Oktober 2018).”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap
Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 April 2019
1. Sofyan Rizal, M.Si.
NIP. 19760430201101 1 002
2. RR. Tini Anggraeni, M.Si
NIDN. 2010088001
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Jumat, 18 Oktober 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
Nama : Fatmuroh Jayanah
NIM : 11150860000021
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : “Analisis Determinan Faktor Makro Ekonomi Terhadap PDB Sektor
Pertanian Indonesia (Periode Januari 2015 – Oktober 2018)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Oktober 2019
1. DR. Erika Amelia, SE., M.Si ( )
NIP. 19771109200912 2 001 Ketua
2. Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz, MM ( )
NIDN. 2025067001 Sekretaris
3. Sofyan Rizal, M.Si. ( _)
NIP. 19760430201101 1 002 Penguji Ahli
4. Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz., MM ( _)
NIDN. 2025067001 Pembimbing
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fatmuroh Jayanah
No. Induk Mahasiswa : 11150860000021
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 9 September 2019
Yang Menyatakan,
(Fatmuroh Jayanah)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama Lengkap : Fatmuroh Jayanah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang, 23 Juli 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor Telpon : 0857-9108-7264
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
2003-2008 : SD Negeri 01 Pener
2009-2011 : SMP Negeri 5 Taman
2012-2014 : SMK Negeri 1 Pemalang
2015-Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
2013-2014 : Anggota OSIS SMPN 5 Pemalang
2014 : Paskibraka Kota Pemalang
2015-2016 : Anggota Pasar Modal UIN Syarif Hidayahtullah
2015-2019 : Anggota Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang (IMPP)
vi
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of Foreign Investment (PMA),
Domestic Investment (PMDN), Zakat, Exports, and Imports on the GDP of the
Agriculture sector. The type of data used in this study is secondary data in the form of
time series from 2015 until 2018. The research method by means of multiple
regression analysis models is the Ordinary Least Square (OLS) Method. The results
showed that the PMA variable had a potential coefficient of 0.726572 but did not
significantly influence the GDP of the agricultural sector. Then PMDN, Zakat,
Export and Import variables partially have a significant positive effect on the
economic growth of the agriculture sector. The results of the simultaneous regression
analysis found that the variables PMA, PMDN, Zakat, Export and Import together or
simultaneously affect Agricultural GDP. The predictive ability of these variables on
the GDP of the agricultural sector amounted to 57.54%, while 42.46% was
influenced by other variables.
Keywords: GDP, agriculture sector, FDI, PMDN, Zakat, export, import, Ordinary
Least Square (OLS).
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Penanaman Modal
Asing (PMA), Pennanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Zakat, Ekspor, dan Impor
terhadap PDB sektor Pertanian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang berbentuk time series dari tahun 2015 samapai dengan 2018.
Metode penelitian dengan cara model analisis regresi berganda yaitu Metode
Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa variable PMA
memiliki koefisien potif sebesar 0.726572 namun tidak berpengaruh signifikan
terhadap PDB sektor pertanian. Kemudian Variabel PMDN, Zakat, Ekspor dan Impor
secara parsial berpengaruh signifikan postif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor
pertanain. Hasil analisis regresi secara simultan diperoleh bahwa variabel PMA,
PMDN, Zakat, Ekspor dan Impor secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
PDB Pertanian. Kemampuan prediksi dari variabel tersebut terhadap PDB sektor
pertanian sebesar 57,54 %, sedangkan 42,46% dipengaruhi oleh variabel lain.
Kata Kunci: PDB, sektor pertanian, PMA, PMDN, Zakat, ekspor, impor, Ordinary
Least Square (OLS).
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim, Maha Karim dan Rahim Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan keindahan kasih, kemudahan dan keberkahan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya meskipun
terdapat kekurangan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curah
kepada Rasulullah SAW, teladan umat sepanjang masa yang telah menebar ketulusan
dan memberi petunjuk kepada umatnya menuju kebahagiaan, keselamatan,
keberkahan, dan kemuliaan di dunia dan surga-Nya serta menuntun umatnya menuju
peradaban Islam yang mulia.
Penulisan skripsi ini tidak akan rampung tanpa adanya tangan-tangan yang
tulus memberikan bantuan, kepadanya penulis mengucapkan terimakasih dan rasa
hormat yang terdalam atas tulusnya kepeduliaan dan pemberian berbagai bentuk
bantuan berupa sapaan moril, dorongan semangat, dukungan finansial, kritik, saran,
serta sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis
dengan segala hormat mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT, diman apenulis masih diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Keluarga Penulis, kedua orang tua penulis, Pae dan Mae yang selalu
memberikan dukungan dalam segala hal dan senantiasa mendo’akan
sehinggan penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Kepada Mas Irin, Mas
Dianto, dan Mas Imam, kakak-kakak tercinta penulis.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA. Selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA, BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
ix
5. Ibu Dr. Erika Amalia, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM selaku
Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz, MM, Hah, Slm, selaku dosen
pembimbing skripsi penulis dan dosen pembimbing akademik sekaligus
Penemu teori H. Terima kasih karena beliau sangat sabar dalam membimbing,
memotivasi dan memberi arahan terbaik bagi penulis dalam proses
penyusunan sehingga skripsi ini dapat rampung dengan baik.
7. Bapak Sofyan Rizal, M.Si. selaku Dosen Penguji Ahli yang telah memberikan
pengarahan, bimbingan dan nasihat serta waktu luangnya untuk penulis dapat
berkonsultasi.
8. Seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan sebagai
mahasiswi.
9. Sahabat dekatku, Amay, Ina, Dede, Anjani, Hesti, Caswati, Syifaul Husna,
Widi Akbar dan Temannya Widi Akbar yang tidak ingin disebutkan namanya.
Terima kasih untuk semua dukungan dan semangat kalian, yang mampu
menghibur penulis ketika penulis merasa jenuh dalam proses penulisan.
10. Keluarga besar mahasiswa Ekonomi Syariah angkatan 2015, yang telah
menjadi sahabat dan keluarga bagi penulis, atas kebersamaan yang telah
terjalin selama masa studi dan segala bantuan.
Jakarta, 9 September 2019
Fatmuroh Jayanah
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH ..................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 8
1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9
xi
D. Batasan Masalah................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11
A. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian ............................................. 11
1. Teori Rostow .................................................................................. 12
2. Peran Sektor Pertanian ................................................................... 13
3. Investasi.......................................................................................... 15
3.1 Penanaman Modal Asing (PMA) ............................................. 19
3.2 Penanaman Modal Dalam Negeri ............................................ 21
4. Sektor Pertanian ............................................................................. 22
4.1 Ekspor ...................................................................................... 22
4.2 Impor ........................................................................................ 25
5. Zakat ............................................................................................... 27
6. Produk Domesrik Bruto (PDB) ...................................................... 32
7. Pengaruh Investasi Terhadap PDB Sektor Pertanian ..................... 36
8. Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap PDB Sektor
Pertanain ......................................................................................... 37
9. Pengaruh Zakat Terhadap PDB SEktor Pertanian ......................... 38
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 40
C. Kerangka Berfikir................................................................................. 46
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 47
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 48
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 48
B. Metode penentuan sampel .................................................................... 48
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 49
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 49
1) Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 50
a. Uji Normalitas .......................................................................... 50
b. Uji Multikolinearitas ................................................................ 51
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 52
d. Uji Autokorelasi ....................................................................... 53
2) Uji Statistik .................................................................................... 54
a. Uji Parsial (Uji-t) ...................................................................... 55
b. Uji Fisher (Uji-F) ...................................................................... 56
c. Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 57
3) Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 57
a. Variabel Dependen ................................................................... 57
b. Variabel Independen ................................................................ 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 60
A. Gambaran Umum Objek Penelilitian ................................................... 60
1. Pertanian di Indonesia .................................................................... 60
B. Data Analisis ....................................................................................... 92
xiii
1. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 64
2. Uji Statistik .................................................................................... 68
3. Uji Koefisien Determinan .............................................................. 71
C. Pembahasan .......................................................................................... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 76
A. Kesimpulan .......................................................................................... 76
B. Saran ..................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80
LAMPIRAN .................................................................................................... 83
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kontribusi Berbagai Sektor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi........ 2
Tabel 1.2 Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2015-2019 ................. 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 40
Tabel 4.1 Realisasi Penanaman Modal Asing ................................................. 60
Tabel 4.2 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ..................................... 61
Tabel 4.3 Tabel Penyaluran Dana Zakat .......................................................... 63
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................................ 66
Tabel 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................. 67
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 67
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik ............................................................................. 68
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 46
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ............................................... 1
Grafik 1.2 Prosentase Kontribusi Sektor Dalam Penyerapan Tenaga Kerja
Per-Agustus 2018 ............................................................................ 4
Grafik 4.1 Histogram Uji Normalitas............................................................... 65
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Penelitian ......................................................................... 83
Lampiran 2 : Hasil Uji Statistik ..................................................................... 84
Lampiran 3 : Hasil Uji Normalitas ................................................................ 85
Lampiran 4 : Hasil Uji Autokorelasi .............................................................. 85
Lampiran 5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................... 87
Lampiran 6 : Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................... 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan akan
perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang
dicapai pada masa sebelumnya (Sadono Sukirno, 1996: 33).
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Sumber: BPS, Kemenkeu
Pertumbuhan ekonomi dinyatakan dengan Produk Domestik Bruto (PDB).
Pada tabel di atas prosentase pertumbuhan ekonomi selama periode 2011 sampai
dengan 2018 dapat dikatakan fluktuatif, terjadi kecenderungan penurun di tahun 2012
dan mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2016 sampai dengan 2018.
2
Hal ini tidak lepas dari kontribusi berbagai sektor terhadap Gross Domestic Product
(GDP) dimana sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kontribusi Berbagai Sektor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Setors 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* share
2016
Manufacturing Industri 6.26 5.62 4.37 4.64 4.33 4.29 4.21 20.51
Agriculture, forestry, &
fishery 3.96 4.59 4.20 4.24 3.77 3.25 7.12 13.43
Wholesale & retail trade, cars
& motorcycles reparations 9.66 5.40 4.81 5.18 2.59 3.93 4.77 13.15
Construction 9.02 6.56 6.11 6.97 6.36 5.22 6.26 10.38
Mining and Quarrying 4.29 3.02 2.53 0.43 -
3.42 1.06 -0.49 7.20
Transportation and
warehousing 8.31 7.11 6.97 7.36 6.68 7.74 7.65 5.22
Finance and Insurance 6.97 9.54 8.76 4.68 8.59 8.90 5.73 4.20
Public adm, defense, and
compulsory social security 6.43 2.13 2.56 2.38 4.63 3.19 0.58 3.86
information and
communication 10.02 12.28 10.39 10.12 9.69 8.87 9.10 3.62
Education 6.68 8.22 7.44 5.47 7.33 3.84 4.11 3.37
Accomodation, food and
beverages 6.86 6.64 6.8 5.77 4.31 4.94 4.68 2.92
Real estate 7.68 7.41 6.54 5.00 4.11 4.30 3.67 2.81
Other services 8.22 5.76 6.4 8.93 8.08 7.80 8.01 1.71
Bussiness services 9.24 7.44 7.91 9.81 7.69 7.36 6.80 1.70
Electricity and gas 5.69 10.06 5.23 5.90 0.90 5.39 1.60 1.15
Health and social activities 9.00 7.97 7.96 7.69 6.68 5.00 7.13 1.07
Water, Waste management,
cessit, and recycling 4.73 3.34 3.32 5.90 0.90 5.39 1.60 0.07
Gross Domestic Product 6.17 6.03 5.56 5.01 4.88 5.02 5.01 100.00
Sumber: BPS, 2017
Sektor pertanian merupakan sektor kedua (13,43%) yang paling berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi setelah industri pengolahan (20,51%) dan masih di
3
atas sektor perdagangan (13,15%) dan konstruksi (10,38%). Lebih dari separuh PDB
sektor industri pengolahan adalah berbasis pertanian. Sektor pertanian secara holistik
dari hulu (atau on farm) hingga hilir (atau down stream industries) dalam suatu rantai
nilai, kontribusinya terhadap PDB secara agregat mencapai sekitar 55 persen
(Bappenas, 2013).
Grafik 1.2 Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian
Sumber: BPS
Terjadi penurunan yang cukup draktis dari quartal I ke quartal II tahun 2017
dan terus mengalami penuruan sampai quartal IV. Menurunnya kontribusi PDB
sektor pertanian Indonesia dari tahun ke tahun dikarenakan perekonomian Indonesia
telah beralih dari negara agraris yang didominasi pertanian menjadi negara berbasis
industri. Padahal jika rantai nilai-nilai komoditas pertanian yang jenis dan jumlahnya
banyak sekali di Indonesia, dikembangkan dengan menggunakan teknologi dan
dukungan sistem logistik moderen, maka tidak hanya PDB Indonesia saja yang
4
berpotensi semakin meningkat, tetapi kesejahteraan petani dan pelaku ekonomi
pedesaan lainnya pun akan semakin meningkat (Hadad, 2017).
Di banyak negara berkembang (bahkan di negara yang sektor pertaniannya
bukan komponen besar PDB nasional) pertanian merupakan basis kerja penting bagi
sebagian besar penduduk. Hal ini dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja di sektor
pertanian.
Grafik 1.2 Prosentase Kontribusi Sektor Dalam Penyarapan Tenaga Kerja per
Agustus 2018
Selama periode 2015-2018, rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap PDB
mencapai 13,40% dengan pertumbuhan sekitar 3,90%. Subsektor pekebunan
merupakan kontributor terbesar terhadap PDB sektor pertanian. Pada periode yang
sama, sektor pertanian menyerap angkatan kerja terbesar walaupun ada
kecenderungan menurun. Pada Agustus tahun 2018 sektor pertanian menyerap sekitar
39,86 juta atau sekitar 36% dari total tenaga kerja.
5
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi menyebabkan kemungkinan permintaan
agregat akan meningka. Kinerja ekspor suatu Negara tergantung pada daya saing
produk ekspor di pasar dunia, yaitu kemampuan Negara memperoleh pangsa pasar di
suatu tujuan ekspor. Faktor penentu tingkat daya saing perdagangan ekspor suatu
Negara yaitu perubahan relative tingkat nilai tukar, komposisi produk, struktur
industri dan tingkat pertumbuhan (Voon, 1998).
Tabel 1.2 Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2015-2019
Sumber: BKPM, 2019
Investasi di sektor pertanian baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
maupun Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami pertumbuhan yang rata-rata
sebesar 5,02% dan 4,72% per tahun. Selama periode 2013–2018, total nilai investasi
di sektor pertanian sebesar Rp. 270,1 triliun atau meningkat 110,2% dari tahun 2013 -
2018. Dimana pada tahun 2015 (Rp43,1 triliun), 2016 (45,4 triliun), 2017 (45,9
triliun), dan 2018 melejit di angka Rp61,6 triliun.
6
Peningkatan nilai investasi di sektor pertanian telah mendorong peningkatan
nilai impor melebihi nilai ekspor karena selama tahun 2015–2018 investasi di
Indonesia didominasi oleh PMA sebesar Rp300,27 triliun, sedangkan nilai PMDN
sebesar Rp113,71 triliun (BKPM 2016). Yuliadi (2012) mengatakan bahwa
kesenjangan investasi berbeda antarwaktu sehingga diperlukan peningkatan kinerja
dan koordinasi antarlembaga untuk meningkatkan iklim investasi.
Adapun hasil analisis bobot dalam pilar makroekonomi menunjukkan
bahwa pilar makroekonomi dengan aspek keterbukaan perdagangan dan jasa
menempati prioritas utama (40,71 persen) dibandingkan kedua lainnya yaitu aspek
kekuatan makroekonomi (32,86 persen) serta aspek daya tarik investor pertanian
(26,43 persen). Lebih lanjut, dari aspek keterbukaan perdagangan dan jasa terhadap
daya saing pertanian ini dipengaruhi terutama oleh indikator impor pertanian.
(Dermoredjo et al. 2015).
Sementara itu, total nilai ekspor komoditas pertanian pada 2015 mencapai
Rp403,8 triliun dan pada 2016 tercatat Rp384,9 triliun. Nilai ekspor pada 2015 dan
2016 ini kurang maksimal karena terjadi bencana kekeringan sebagai dampak El Nino
dan bencana banjir sebagai dampak La Nina. Namun pada 2017, ekspor pertanian
melonjak menjadi Rp475,9 triliun dan pada 2018 mencapai Rp499,3 triliun. Alhasil,
nilai ekspor sejak 2015 hingga 2018 mencapai Rp1.764 triliun atau terjadi
peningkatan sebesar 29,7%. (BKMP, 2019)
The International Institute for Sustainable Development (2014) menyebutkan
bahwa sedemikian pentingnya kesejahteraan dalam negeri, sehingga perdagangan
7
pertanian selalu, dan terus berlanjut, merupakan isu utama kontroversi negosiasi
perdagangan multilateral. Banyak negara berkembang memiliki keuntungan dalam
produksi pertanian dibandingkan dengan mitra dagang negara maju mereka, namun
tidak mampu memanfaatkan potensi pertumbuhan mesin ini.
Dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, zakat
berperan untuk mendorong perkembangan dan pemerataan pendapatan. Menurut
Ahmad Rofiq, zakat adalah ibadah kewajiban sosial bagi para aghniya (orang yang
memiliki harta) setelah kekayaannya memenuhi batas minimal (nishab) dan rentang
waktu satu tahun (haul). Zakat pada hakekatnya merupakan upaya untuk
meredistribusi kembali aset kekayaan agar pertumbuhan ekonomi yang terjadi benar-
benar dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Secara umum dana zakat yang
diterima oleh mustahik (penerima zakat) akan meningkatkan kapasitas produksi yang
pada akhirnya secara agregrat akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional (Aziz,
2016)
Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa konstribusi zakat perlu
diperkuat oleh tata kelola sistem yang terarah, seiring dan sejalan dengan program
pemerintah dalam rangka menanggulangi kemiskinan dan memperkokoh pondasi
pembangunan nasional yang berkesinambungan dan inklusif (Bank Indonesia,
2016). Masa yang akan datang Bank Indonesia mengharapkan instrumen ekonomi
sosial baik zakat dan wakaf menjadi instrumen pelengkap pembangunan yang
berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional.
8
Berdasarkan latar belakang di atas, penulisis ingin menganalisis lebih jauh
terkait masalah tersebut oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul :
“ANALISIS FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PDB SEKTOR
PERTANIAN INDONESIA (PERIODE JANUARI 2015 - OKTOBER 2018)”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial dari Penanaman Modal Asing,
Penanaman Modal Dalam Negeri, Zakat, ekspor dan Impor terhadap PDB Sektor
Pertanian Indonesia periode Januari 2015 sampai Oktober 2018?
2. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari Penanaman Modal Asing,
Penanaman Modal Dalam Negeri, Zakat, Ekspor dan Impor terhadap PDB Sektor
Pertanian Indonesia periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2018?
3. Variabel apakah yang berpengaruh paling signifikan terhadap PDB Sektor
Pertanian Indonesia periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2018?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam
Negeri, Zakat, Ekspor dan Impor terhadap PDB Sektor Pertanian Indonesia
periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2018.
9
2. Untuk menganalisis pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam
Negeri, Zakat, Ekspor dan Impor terhadap PDB Sektor Pertanian Indonesia
periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2018.
3. Untuk menganalisis Variabel yang brpengaruh paling signifikan terhadap PDB
Sektor Pertanian Indonesia periode Januari 2015 sampai dengan Okteber 2018.
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Teoritis
a. Memberikan masukan untuk strategi pencapaian peningkatan PDB Pertanian
b. Memberikan masukan untuk perdagangan dan investasi khususnya sektor
pertanian
2. Praktisi
a. Sebagai sumber acuan dalam pengambilan keputusan guna mendapatkan
profitabilitas maksimum usaha
b. Mengetahui perdagangan internasional sektor pertanian yang tepat untuk
tercapainya pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang tinggi
3. Kebijakan
Manfaat bagi regulator adalah mendapatkan masukan faktor makroekonomi
yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja sektor pertanian terhadap
pendapatan negara dan pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat membuat
kebijakan yang sesuai.
10
D. Batasan Masalah
Dalam rangka fokus penelitian, penulis membatasi masalah yang akan dikaji
sebagai berikut:
1. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengaruh Penanaman Modal
Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Zakat, Ekspor dan impor terhadap
PDB Sektor Pertanian Indonesia.
2. Objek penelitian ini dilakukan pada sektor pertanian.
3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan dari Badan
Pusat Statistik, Bank Indonesia, BKMP dan Baznas periode Januari 2015
sampai dengan Oktober 2018.
4. Variabel yang digunakan dalam penelitan ini sebagai berikut:
a.) Variabel Dependen
1) PDB Sektor Pertanian sebagai variabel dependen (Y)
b.) Variabel Indenpen
1) Penanaman Modal Asing sebagai variabel independen (X1)
2) Penanaman Modal Dalam Negeri sebagai variabel independen (X2)
3) Zakat sebagai variabel independen (X3)
4) Ekspor sebagai variabel independen (X4)
5) Impor sebagai varianel independen (X5)
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Secara umum, pertanian dapat
diklasifikan menjadi dua, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti
luas (Damayanti 2016).
Agar pertanian dapat berkontribusi dalamperekononomian nasional,
menghadappi dinamika globalisasi dan perdagangan bebas diperlukan suatu
perencanaan nasional dengan pemilihan atas dasar prioritas dan sasaran dai program
pembangunan pertanian . salah satu aspek yang cukup menentukan keberhasilan
pembangunana adalah penyebaran investasi yang sesuai dengan loakasi dan kondisi
masyarakat.
Investasi yang ditananamkan pada sektor pertanian diharapkan mampu
mendorong kenaikan output dan permintaan sehingga erpengaruh terhadap kenaikan
pendapatan dan peluasan kesempatan kerja yang selanjutnya dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dan mempercepat pemulihan ekonomi sektor pertanian.
Melalui adanya akselerasi dan perbaikan mutu diharapkan output yang dihasilkan
sektor pertanian selain menjadi ciri khas negara dan memehuni kebutuhan dalam
negeri juga dapat memenuhi kebutuhan luar negeri melalui ekspor. Selanjutanya,
12
pengedalian impor yang dialkukan negara terhadap produk-produk sertor pertanian
mampu diminimalisir.
Salah satu yang menjadi alat guna menaikan produktivitas petani adalah
melalui zakat. Pengolahan zakat secara optimal dapat menjadi instrument dalam
meningkatkan ekonomi petani yang secara bersamaan sekaligus mengatasi
permodalan petani dalam usahanya. Mengingat Indoonesia adalah negara dengan
masyarakat mayoritas muslim, optimalisasi pengelolaan zakat dan pemanfaatannya
merupakan potensi strategis untukmenunjang pembangunan ekonomi di sektor
pertanian dan mewujudkan kesejahteraan di era modern ini.
Otsuka (2013) mengatakan bahwa saat ekonomi berkembang, pertanian di
negara negara miskin mengalami tiga masalah berbeda, yaitu (1) makanan, (2)
pendapatan, dan (3) perdagangan. Masalah pangan dipecahkan dengan revolusi hijau
dan secara signifikan mengurangi masalah pendapatan dengan meningkatkan
pendapatan rumah tangga nonpertanian. Masalah perdagangan yaitu defisit
perdagangan di bidang pertanian karena hilangnya keunggulan komparatif.
1. Teori Rostow
Menurut Rostow proses pertumbuhan ekonomi dibedakan ke dalam 5 tahapaan,
diantaranya:
1. Masyarakat tradisional (The tradisional society)
2. Prasyarat untuktinggal landas (The preconditions for take-off)
3. Tinggal landas (The take-off)
13
4. Menuju kekedewasaan (The age of high mass-consumption)
5. Masa konsumsi tinggi (The age of high mass-consumption)
Adapun dasar pembedaan tahap pembangunan ekonomi menjadi 5 tahap tersebut
adalah karakteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang
terjadi. Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau proses transformasi suatu
masyarakat tradisional menjadi masyarakat moderen merupakan suatu proses yang
multidimensional.
Rostow juga mengemukakan bahwa tingkat penanaman modal hanya mungkin
tercipta apabila terjadi perubahan dalam struktur kegiatanekonomi. Kemajuan-
kemajuan disektor pertanian, pertambangan, dan prasarana haarus terjadi bersama-
samadengan proses peningkatan penanaman modal. Pembangunan ekonomi hanya
dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sektor pertanian dan
perkembangan di sektor pertambangan. Hal ini berarti bahwa walaupun Negara yang
telah mencapai pertumbuhan tinggi merupakan negara industri, perkembangan kea
rah itu hanya dimungkinkan oleh adanya perkembangan disektor pertanain dan
pertambangan. Kenaikan produktivitas sektor pertanian dan pertambangan
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk melepaskan sesuatu masyakat
dan belenggu ketradisionalan dan keterbelakangan. (Sukirno, 2006:171)
2. Peran Sektor Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi,
14
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Secara umum, pertanian dapat
diklasifikan menjadi dua, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti
luas (Damayanti 2016).
Rostow mengemukakan beberapa sumbangan sektor pertanian yang
menyebabkan peranannya penting dalam masa peralihan mencapai tahap lepas
landas. Kemajuan pertaniandiperlukanuntuk menjamin persediaan bahan makanan
bagi penduduk yang bertamabah dan agar penduduk kota yang bertambah dengan
cepat sebagai akibat dari industrialisasi dapat memperolehbahan makanan yang
cukup. Kesanggupan sektor pertanian dalam menyediakan bahan pangan yang cukup
tidak hanya menghindarkan ahaya kelaparan, tetapi juga untuk mengarahkan
penggunaan devisa negara utk mengimpor barang-barang lain yang lebih berguna
untuk pembangunan. Selain itu, pembangnan disektor pertanian juga dapat
menunjang perkembangan di sektor industry. Kenaikan di sektor produktivitas
pertanain akan memperluas pasar untuk berbagai kegiatan industri. Pendapatan akan
memeprluas pasar industry barang-barang konsumsi, dan keanikan produktifitas
pertanian akan memperluas pasar untuk industry-industri penghasil input pertanian
modern, seperti mesin pertanian dan pupuk kimia (Sukirno:171-172).
Sektor pertanian merupakan sektor yang tetap memiliki peranan yang penting
dalam struktur perekonomian nasional. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya
pertanian diIndonesia:(1) potensi sumberdayanya yang besar dan beragam,(2) pangsa
terhadap pendapatan nasional cukup besar,(3) besarnya penduduk yang
menggantungkan hidupnya pada sektor ini, yaitu 50% jumlah penduduk (Nainggolan,
15
2005), dan(4) menjadi basis pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Selain itu, pertanian
tropika yangmerupakan sektor yang menjanjikan, melihat pontensi sumberdaya alam
Indonesia yang begitu besar.
Artikel klasik oleh Johnston dan Mellor (1961) mencatat lima peran pertanian
dalam pembangunan ekonomi:
1. meningkatkan penyediaan pangan untuk konsumsi domestik;
2. merilis tenaga kerja untuk industri;
3. memperbesar ukuran pasar untuk output industri;
4. meningkatkan suplai tabungan domestik; dan
5. menghasilkan devisa negara.
3. Investasi
Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah
untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan
untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal yang akan digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Investasi adalah suatu
komponen dari PDB = C + I + G + (X-M). Investasi adalah penanaman modal untuk
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah,
2003:4)
Menurut Samuelson (2004: 198), investasi meliputi penambahan stok modal
atau barang disuatu negara, seperti bangunan peralatan produksi, dan barang-barang
inventaris dalam waktu satu tahun. Investasi merupakan langkah mengorbankan
16
konsumsi di waktu mendatang. Investasi merupakan salah satu komponen yang
penting dalam GNP. Investasi memiliki peran penting dalam permintaan agregat.
Pertama bahwa pengeluaran investasi lebih tidak stabil apabila dibandingkan dengan
pengeluaran konsumsi sehingga fluktuasi investasi dapat menyebabkan resesi. Kedua,
bahwa investasi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi serta perbaikan dalam
produktivitas tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada tenaga
kerja dan jumlah stok kapital (Eni Setyowati dan Siti Fatimah N: 2007).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwasanya
investasi atau penanaman modal merupakan pengeluaran atau pembelanjaan yang
dapat berupa jenis barang modal, bangunan, peralatan modal, dan barang-barang
inventaris yang digunakan untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan
jasa atau untuk meningkatkan produktiktivitas kerja sehingga terjadi peningkatan
output yang dihasilkan dan tersedia untuk masyarakat.
Teori Investasi Dalam jangka panjang pertumbuhan investasi berpengaruh pada
bertambahnya stok capital dan selanjutnya menaikan produktivitas. Di negara yang
tingkat penganggurannya tinggi, seperti Indonesia sekarang, angkatan kerja yang
menganggur dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembentukan modal.
1. Teori Neo Klasik menekankan pentingnya tabungan sebagai sumber
investasi. Investasi dipandang sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan. Makin cepat perkembangan investasi ketimbang laju
pertumbuhan penduduk, makin cepat perkembangan volume stok kapital rata-rata per
tenaga kerja. Makin tinggi rasio kapital per tenaga kerja cendrung makin tinggi
17
kapasitas produksi per tenaga kerja. Tokoh Neo Klasisk, Sollow dan Swan
memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, 17 akumulasi
capital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan
ekonomi (Arsyad, 2010: 88-89).
2. Teori Harrod-Domar. Harrod-Domar mempertahankan pendapat dari para
ahli ekonomi sebelumnya yang merupakan gabungan dari pendapat kaum klasik dan
Keynes, dimana beliau menekankan peranan pertumbuhan modal dalam menciptkan
pertumbuhan ekonomi. Teori Harrod-Domar memandang bahwa pembentukan modal
dianggap sebagai pengeluaran yang akan menambah kemampuan suatu
perekonomian untuk menghasilkan barang dan atau jasa, maupun sebagai
pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. Dimana
apabila pada suatu masa tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada
masa berikutnya perekonomian tersebut mempunyai kemapuan utnuk menghasilkan
barangbarang dan atau jasa yang lebih besar (Sadono, 2007: 256-257).
3. Jenis Investasi Berdasarkan jenisnya investasi dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: Pertama investasi pemerintah, adalah investasi yang dilakukan oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pada umumnya investasi yang
dilakukan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;
Kedua investasi swasta, adalah investasi yang dilakukan oleh sektor swasta nasional
yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ataupun investasi yang dilakukan
oleh swasta asing atau disebut Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi yang
dilakukan swasta bertujuan untuk mencari keuntungan dan memperoleh pendapatan
18
serta didorong oleh adanya pertambahan pendapatan. Jika pendapatan bertambah
konsumsipun bertambah dan bertambah pula effective demand. Investasi timbul
diakibatkan oleh bertambahnya permintaan yang sumbernya terletak pada
penambahan pendapatan disebut induced investment. Dana investasi swasta menurut
asalnya terdiri dari dua 2 macam, yaitu: PMA (Penanaman Modal Asing), jenis
investasi yang sumber modalnya berasal dari luar negeri, sedangkan PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri) ialah jenis investasi yang sumber modalnya
berasal dari dalam negeri.
Penggolongan investasi berdasarkan pembentukan modal terdiri dari 2 jenis
investasi yaitu: investasi bruto, adalah investasi yang dilakukan oleh pemerintah yang
belum dikurangi depresiasi. Investasi neto adalah investasi bruto dikurangi depresiasi
(jumlah perkiraan sejauh mana barang modal telah digunakan dalam periode yang
bersangkutan). Investasi berdasarkan timbulnya: (1) investasi otonomi berarti
pembentukan modal yang tidak dipengaruhi pendapatan nasional; (2) investasi
terpengaruh (induced investment) investasi yang dipengaruhi oleh pendapatan
nasional.
Menurut Sadono Sukirno (2003:5) investasi secara luas bahwa dalam
perhitungan pendapatan nasional, pengertian investasi meliputi: (1) seluruh nilai
pembelian para pengusaha atas barang-barang dan modal dalam pembelanjaan untuk
mendirikan industri-industri; (2) pengeluaran masyarakat untuk mendirikan rumah
tempat tinggal dan (3) pertumbuhan dalam nilai stok barang perusahaan berupa bahan
mentah, barang yang belum diproses danbarang jadi.
19
3.1 Penanaman Modal Asing (PMA)
Yang dimaksud dengan penanaman modal asing (PMA) berdasarkan
Undang-undang No.1 Tahun 1967 jo.No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman
Modal Asing adalah penerimaan modal asing secara langsung yang dilakukan
menurut atau berdasarkan ketentuan undang-undang di Indonesia, dalam arti
bahwa pemilk modal secara langsung menanggung resiko daripenanaman modal
tersebut.
Pengertian modal asing antara lain:
a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan
devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk
pembiayaan perusahaan di Indonesia.
b. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang
asing dan bahan-bahan yang dimasukan dari luar ke dalam wilayanh
Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa
Indonesia.
c. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun
1967 jo.No.11 Tahun 1970 diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan
untuk membiayai perusahaan Indonesia.
Penanaman Modal Asing (PMA) adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan jumlah modal untuk pembangunan ekonomi yang bersumber dari
luar negeri. Salvatore (1997) menjelaskan bahwa PMA terdiri atas:
20
1. Investasi portofolio (portfolio investment), yakni investasi yang melibatkan
hanya aset-aset finansial saja, seperti obligasi dan saham, yang didenominasikan
atau ternilai dalam mata uang nasional. Kegiatan-kegiatan investasi portofolio
atau finansial ini biasanya berlangsung melalui lembagalembaga keuangan
seperti bank, perusahaan dana investasi, yayasan pensiun, dan sebagainya.
2. Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment), merupakan PMA
yang meliputi investasi ke dalam aset-aset secara nyata berupa pembangunan
pabrik-pabrik, pengadaan berbagai macam barang modal, pembelian tanah untuk
keperluan produksi, dan sebagainya. Wiranata (2004) berpendapat bahwa
investasi asing secara langsung dapat dianggap sebagai salah satu sumber modal
pembangunan ekonomi yang penting. Semua negara yang menganut sistem
ekonomi terbuka, pada umumnya memerlukan investasi asing, terutama
perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa untuk kepentingan ekspor. Di
negara maju seperti Amerika, modal asing (khususnya dari Jepang dan Eropa
Barat) tetap dibutuhkan guna memacu pertumbuhan ekonomi domestik,
menghindari kelesuan pasar dan penciptaan kesempatan kerja. Apalagi di negara
berkembang seperti Indonesia, modal asing sangat diperlukan terutama sebagai
akibat dari modal dalam negeri yang tidak mencukupi. Untuk itu berbagai
kebijakan di bidang penanaman modal perlu diciptakan dalam upaya menarik
pihak luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dalam upaya untuk menarik minat investor asing menanamkan modalnya
di Indonesia, pemerintah terus meningkatkan kegiatan promosi, baik melalui
21
pengiriman utusan ke luar negeri maupun peningkatan kerjasama antara pihak
swasta nasional dengan swasta asing. Sementara itu, Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) sebagai badan yang bertanggung jawab dalam
kegiatan penanaman modal terus mengembangkan perannya dalam
menumbuhkan investasi.
Masuknya PMA di Indonesia diatur oleh pemerintah dalam UU No 1
Tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan dilengkapi serta disempurnakan
oleh UU No 11 Tahun 1970 juga tentang penanaman modal asing. UU itu
didukung oleh berbagai kemudahan yang dilengkapi dengan berbagai kebijakan
dalam paket deregulasi. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menarik investasi
didalam memenuhi kebutuhan sumber-sumber pembiayaan pembangunan.
Sementara itu, rencana PMA yang disetujui pemerintah adalah nilai investasi
proyek baru, perluasan, dan alih status, yang terdiri atas saham peserta Indonesia.
3.2 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN)
berdasarkan Undang-undang nomor 6 Tahun 1968 jo.No.12 Tahun 1970 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri adalah penanaman modal dalam negeri yang
dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan undang-undang di Indonesia,
dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari
penanaman modal tersebut.
22
Benda-benda, bik yang dimiliki oleh negara maupun swasta nasional
ataupun swwasta asing yang berdomisili di Indonesia yang disisihkan, disediakan
guna menjalankan suatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur oleh
ketentuanketentuan pasal 2 Undang-undang N0.1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing.
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah bentuk upaya
menambah modal untuk pembangunan melalui investor dalam negeri. Modal dari
dalam negeri ini bisa didapat baik itu dari pihak swasta ataupun dari pemerintah.
Kebijakan tentang rencana PMDN ditetapkan oleh pemerintah melalui UU No 6
Tahun 1968, kemudian disempurnakan dengan diberlakukannya UU No. 12
Tahun 1970. Rencana PMDN yang disetujui pemerintah adalah nilai investasi
baru, perluasan, dan alih status, yang terdiri atas modal sendiri dan modal
pinjaman. Jumlah kumulatif rencana PMDN adalah jumlah seluruh rencana
PMDN yang disetujui pemerintah sejak tahun 1968 dengan memperhitungkan
pembatalan, perluasan, perubahan, penggabungan, pencabutan, dan pengalihan
status dari PMDN ke PMA atau sebaliknya.
4. Perdagangan Internasional Sektor Pertanian
4.1 Ekspor
a. Pengertian Ekspor
Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan
sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah
23
disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Permintaan ekspor adalah jumlah
barang/jasa yang diminta untuk diekspor dari suatu negara ke negara lain
(Sukirno,2010). Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk
mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya
ke negara lain.
b. Konsep Ekspor
o Menurut Punan (1992:2) “Ekspor adalah mengeluarkan barang dari dalam
keluar daerah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan berlaku.
o Menurut Curry (2001:145) “Ekspor adalah barang dan jasa yang dijual kepada
negara asing untuk ditukarkan dengan barang lain(Produk, uang).
o Menurut Winardi (1992:203) pengertian ekspor adalah”barang-barang
(termasuk jasa-jasa) yang dijual kepada penduduk Negara lain, ditambah
dengan jasa-jasa yang diselenggarakan kepada penduduk 15 Negara tersebut
berupa pengangkutan permodalan dan hal-hal lain yang membantu ekspor
tersebut.
o Ekspor adalah berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di dalam
negeri lalu dijual di luar negeri (Mankiw, 206)
c. Manfaat dari Kegiatan Ekspor
Menurut Sadono Sukirno (2010),manfaat dari kegiatan ekspor adalah :
1) Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia Kegiatan ekspor merupakan salah
satu cara untuk memasarkanproduk Indonesia ke luar negeri. Misalnya,
pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh
24
masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan
Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar.
Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin
berkembang.
2) Menambah Devisa Negara Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir
Indonesia untuk menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini
dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan
negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan
negara.
3) Memperluas Lapangan Kerja Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja
bagi masyarakat. Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia,
kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula
tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas. 16
d. Jenis Ekspor
Dalam Mankiw (2010) menjelaskan kegiatan ekspor terbagi menjadi 2, yaitu :
1.) Ekspor langsung Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa
melalui perantara/ eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan
ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan
perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di negara asal dan kontrol
terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi
untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta
proteksionisme.
25
2.) Ekspor tidak langsung Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang
dijual melalui perantara/eksportir negara asal kemudian dijual oleh perantara
tersebut. Melalui, perusahaan manajemen ekspor ( export management
companies ) dan perusahaan pengekspor ( export trading companies ).
Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu
menangani ekspor secara langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi
kurang dan pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang.
Sutawijaya (2010) menyatakan bahwa Aliran ekonom Klasik lebih
menekankan pada penyediaan tenaga kerja, stok modal, dan perubahan
teknologi dalam proses pertumbuhan ekonomi. Pendekatan ini didasarkan
pada asumsi bahwa pasar dapat mengalokasikan sumberdaya secara efisien,
sedangkan aliran Keynesian menekankan pada faktor permintaan agregat.
Pendekatan Keynesian ini menempatkan isu sentral pada ekspor sebagai
penggerak pertumbuhan ekonomi. Namun sebuah negara tidak boleh hanya
berekspektasi pada perdagangan internasional, khususnya ekspor sebagai satu-
satunya mesin penggerak pertumbuhan ekonomi pada masa sekarang
(Salvatore, 2007).
4.2 Impor
Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.
Transaksi impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar
negeri ke dalam daerah pabean Indonesia dengan mematuhi ketentuan peraturan
perudang-undangan yang berlaku (Tandjung, 2011: 379). Menurut Susilo
26
(2008: 101) impor bisa diartikan sebagai kegiatan memasukkan barang dari
suatu negara (luar negeri) ke dalam wilayah pabean negara lain. Pengertian ini
memiliki arti bahwa kegiatan impor berarti melibatkan dua negara. Dalam hal
ini bisa diwakili oleh kepentingan dua perusahaan antar dua negara tersebut,
yang berbeda dan pastinya juga peraturan serta bertindak sebagai supplier dan
satunya bertindak sebagai negara penerima.
Impor adalah membeli barang-barang dari luar negeri sesuai dengan
ketentuan pemerintah yang dibayar dengan menggunakan valuta asing
(Purnamawati, 2013: 13). Dasar hukum peraturan mengenai Tatalaksana Impor
diatur dalam Keputusan Direktur Jendral Bea dan Cukai Nomor KEP-
07/BC/2003. Tentang petunjuk pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di bidang
impor dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang
Tatalaksana Kepabeanan di bidang impor.
Komoditi yang dimasukkan ke dalam peredaran bebas di dalam wilayah
pabean (dalam negeri), yang dibawa dari luar wilayah pabean (luar negeri)
dikenakan bea masuk kecuali dibebaskan atau diberikan pembebasan. Dengan
kata lain seseorang atau badan usaha yang ditetapkan sebagai importir wajib
membayar bea masuk dan pajak sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah
(Purba,1983: 51). Sehingga dapat disimpulkan bahwa impor yaitu kegiatan
perdagangan internasional dengan cara memasukkan barang ke wilayah pabean
Indonesia yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang bergerak
27
dibidang ekspor impor dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang dikenakan bea masuk.
5. Zakat
Zakat secara etimologi berasal dari bahasa Arab, terdiri atas huruf za (ز), ka (ك),
dan wa (و). Huruf terakhir, adalah huruf mu'tal dan karena ia sulit dilafazkan, maka
cukup dibaca zakat (زكاة), ia terganti dengan huruf Ta al-Marbuthah. Secara etimologi
kata zakat tersebut berarti bersih, bertambah, dan bertumbuh. Jika dikatakan tanaman
itu zakat artinya ia tumbuh dan kemudian bertambah pertumbuhannya. Jika tanaman
itu tumbuh tanpa cacat, maka kata zakat di sini berarti dikatakan bahwa tanaman itu
zakat artinya ia tumbuh dan kemudian bertambah pertumbuhannya. Jika tanaman
itu tumbuh tanpa cacat, maka kata zakat di sini berarti bersih. Menurut istilah.
zakat ialah kewajiban seorang muslim untuk mengeluarkan nilai bersih dari
kekayaannya yang tidak melebihi satu nisab, diberikan kepada mustahik dengan
beberapa syarat yang telah ditentukan.
Dalam istilah ekonomi, zakat merupakan suatu tindakan pemindahan harta
kekayaan dari golongan yang kaya kepada golongan miskin. Transfer kekayaan
berarti juga transfer sumber-sumber ekonomi. Rahardjo (1987) menyatakan bahwa
dengan menggunakan pendekatan ekonomi, zakat bisa berkembang menjadi konsep
kemasyarakatan (muamalah), yaitu konsep tentang bagaimana cara manusia
melakukan kehidupan bermasyarakat termasuk di dalamnya bentuk ekonomi. Zakat
ditinjau dari pendekatan etnis dan pemikiran rasional ekonomis adalah sebagai
kebijaksanaan ekonomi yang dapat mengangkat derajat orang-orang miskin, sehingga
28
dampak sosial yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal ini dapat
terwujud apabila dilakukan pendistribusian kekayaan yang adil (Amalia, 2012). Maka
saluran zakat data dibuka dari tiap tiap tempat penyimpananya untuk mengairi laha-
lahan kering masyarakat. Dengan demikian, tampaknya zakat menjadi suatu metode
yang sangat efektif untuk menjembatani jurang pemisah antara kaum kaya dengan
kaummiskin yang ada di masyarakat (Afzalurrahman,2000).
Dr. Metwally mengungkapkan bahwa Zakat berpengaruh cukup positif pada
perekonomian, karena instrumen zakat akan mendorong konsumsi dan investasi serta
akan menekan penimbunan uang (harta). Karena harta yang tidak di investasikan
akan habis termakan zakat. Sehingga zakat memiliki andil dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi secara makro. Implikasi distribusi Zakat dalam perekonomian
negara antara lain adalah secara analisis mikroekonomi zakat dapat didekati melalui
pendekatan fungsi konsumsi, investasi maupun kesempatan kerja; adapun secara
pendekatan makro dapat dilakukan melalui model keseimbangan makroekonomi
(DEKS-Bank Indonesia, 2016).
F.R Faridy dalam Wibisono (2015) mengatakan bahwa sejak lama zakat telah
dianjurkan sebagai instrument kebijakan fiscal untuk stabilisasi perekonomian dengan
adanyadiskresi yang dimiliki olehpemerintah atau otoritas fiskal. Selain sebagai
discretionary fiscal stabilizers, zakat juga berfungsi automatic fiscal stabilizers.
Zakat dengan tarif yang tetap bertindak sebgai pajak proporsional yang akan
menurunkan dampak pengganda sehingga akan mengurangi fluktuasi output secara
otomatis.
29
Dr. Monzer Kahf, mengungkapkan bahwa zakat memiliki pengaruh yang positif
pada tingkat tabungan dan investasi. Peningkatan tingkat tabungan akibat
peningkatan pendapatan akan menyebabkan tingkat investasi juga meningkat. Elemen
pokok yang harus dipertimbangkan untuk memahami pengaruh zakat terhadap
investasi ada lima hal (DEKS-Bank Indonesia, 2016), yakni:
(1) Zakat dipungut atas uang atau aset keuangan yang menganggur, misalkan
simpanan emas atau uang yang melebihi jangka waktu setahun dan
mencukupi nishab, sehingga mendorong orang untuk berinvestasi atau
berproduksi.
(2) Ketentuan dan fatwa terkait dengan tarif zakat, pengecualiannya, obyek zakat,
dan alokasinya telah ditetapkan sehingga bisa mendorong investasi.
(3) Efek pengganda akibat naiknya konsumsi agregat juga akan meningkatkan
investasi.
(4) Sebagian zakat didistribusikan kepada muzaki dalam bentuk modal kerja.
(5) Adanya pergeseran pola konsumsi akibat zakat akan berpengaruh terhadap
komposisi investasi.
Stabilitas sosial sebagai akibat adanya peningkatan kualiatas hidup orang miskin
(mustahik) dan kehidupan yang lebih harmoni antara kelompok kaya dan miskin
dapat mendorong iklim investasi yang kondusif.
Zakat mal atau zakat harta benda, adalah zakat yang dikeluarkan seseorang
berdasarkan jumlah prsentasi kekayaan (harta yang dimililkinya). Zakat maal dapat
dibayarkan dalam satu tahun (tahunan) maupun setiap waktu atau satu bulan (system
30
bulanan) secara tafsi’l, dikemukaakan dalamal-Qur’an dan hadis nabi beberapa jenis
harta yang menjadi objek zakat, yaitu zakat pertanian (Q.S. Al-An’am(6); 141), zakat
emas dan perak (Q.S. At-Taubah (9); 34-35) dan zakat hasil usaha (profesi) (Q.S. al-
aqarah (2); 267). Sedangkan dalam hadis nabi SAW. Secara eksplisit dijelaskan tujuh
jenis harta yang wajib dizakati. Ketujuh harta tersebut adalah emas, perak, hasil
pertanian, barang dagangan, hewan ternak, hasil tambang dan barang temuan (rikaz).
Menurut Ridwan (2005), nilai stategis zakat dapat dilihat melalui:
a. Zakat merupakan panggilan agama. Ia merupakan merupakan cerminan dari
keimanan seseorang.
b. Sumber keuangan zakat tidak akan pernah berhenti. Artinya orang yang
membayar zakat tidak akan pernah habis dan yang telah membayar zakat tiap
tahun atau periode yang lain akan terus membayar.
c. Zakat secara empirik dapat menghapus kesenjangan sosial dan sebaliknya dapat
menciptakakn retribusi aset dan pemerataan pembangunan.
Berdasarkan firman Allah Q.S At-Taubah ayat 60, yang berbunyi :
“sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus zakat, para mu’alaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang
dalam perjalanan, sebgai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S At-TAubah (9); 60)
31
Bahwa yang berhak menerima zakat atau mustafik sebagai berikut:
1. Orang fakir: orang yang amat sengasara hidupnya, tidak mempunyai harta dan
tenaga untuk memenuhi hidupnya.
2. Orang miskin:orang yang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam
keadaan kekurangan.
3. Amil: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Mualaf: orang kafir yang ada harapan masuk islam dan orang yang baru
masuk islam dan imannya masih lemah.
5. Hamba sahaya: memerdekaan budak mancakup juga untuk melepaskan
meslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.
6. Orang berhutang: orang yang berutang karena untuk kepentingan yang bukan
maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berutang untuk
memelihara persatuan umat islam dibayar hutangnya itu dengan zakat,
walaupun ia mampumembayarnya.
7. Sabilillah: yaitu untuk keperluan pertahanan islam dan kaummuslimin. Di
antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga
kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit,
madrasah, masjid, pesantren, ekonomi umat, dan lain-lain.
8. Ibnu sabil: orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat
mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya. Atau jugga orang yang
menuntut ilmu di tempat yang jauh yang kehabisan bekal.
32
Perkembangan pengelolaan zakat khususnya di Indonesia telah memperlihatkan
sebuah kemajuan yang baik, sejak dikeluarkannya UU No. 38 Tahun 1999 tentang
zakat. Peraturan pemerintah terhadap lembaga pengelolaan zakat juga telah
menimbulkan semangat baru dalam menjalankan optimalisasi zakat. Kemudian
diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi
dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI
No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan
zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS
dinyatakan sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama.
6. Produk Domestik Bruto
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan dalam perekonomian yang
meyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Perkembangan ekononmi yang berlaku dari
waktu ke waktu dan menyebabakan pendapatan nasional riil semakin berkembang.
Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukan prestasi keanaikan pendapatan nasional
riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada
tahun sebelumnya (Sukirno, 2006:10).
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic
Product). Tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari
pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah perubahan dalam struktur
33
perubahan ekonomi (Suryana, 2000:31). PDB diyakini sebagai indikator terbaik
dalam menilai perkembangan ekonomi suatu negara. Perhitunagn pendapatan
nasional ini mempunyai ukuran makro utama tentang kondisi suatu negara. Pada
umumnya, perbandingan kondisi antar negara dapat dilihat dari pendapatan
nasionalnya sebagai gambaran. Bank dunia menentukan apakah suatu negara berada
dalam kelompok negara maju atau berkembang melalui besarnya PDB, dan PDB
suatu negara sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam
perekonomian (Herlambang, 2001:22).
(Sukirno, 1994:33) Mendefinisikan PDB sebagai nilai barang dan jasa dalam
suatu negara yang diprodusksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara
tersebut dan warga negara asing. Ada juga yang menyebutkan dimana PDB
merupakan Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi didalam suatu wilayah atau region dalam suatu
periode tertentu, biasanya satu tahun. NTB adalah nilai produksi bruto dari barang
dan jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang dikeluiarkan. PDB perkapita
adalah total PDB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada periode
tertentu.
Indikator pertumbuhan ekonomi adalah Gross Domestic Product atau Produk
Domestik Bruto (PDB) yang didefinisikan secara makroekonomi sebagai total nilai
pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun oleh faktor-
faktor produksi yang terdapat dalam negeri. Bank Indonesia menjelaskan bahwa
PDB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui perkembangan
34
perekonomian di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan.
PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa
yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedang PDB atas
dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun
dasar. PDB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui pergeseran, dan
struktur ekonomi suatu negara. Sementara itu, PDB konstan digunakan untuk
mengetahui kemampuan sumber daya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi
oleh faktor harga (Mankiw et al, 154 )
Perhitungan Produk Domestik Bruto, menurut Case dan Fair (2008:35), untuk
menghitung Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dapat dilakukan dengan pendekatan
sebagai berikut:
Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan adalah suatu metode menghitung Pendapatan Domestik
Bruto (PDB) yang mengukur pendapatan seperti upah, sewa, bunga, dan laba yang
diterima oleh semua faktor produksi dalam memproduksi barang akhir.
Pendekatan pendapatan dirumuskan sebagai berikut:
GDP = pendapatan nasional + depresiasi + (pajak tidak langsung – subsidi) +
35
pembayaran faktor netto kepada luar negeri
Terdapat empat komponen pendekatan pendapatan, yaitu:
1. Pendapatan nasional adalah pendapatan total yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang dimiliki oleh warga negara suatu negara. Pendapatan nasional
terdiri dari kompensasi karyawan, pendapatan perusahaan perorangan, laba
perusahaan, bunga bersih, dan pendapatan sewa.
2. Depresiasi yang dihitung dari aktiva modal yang aus atau ketinggalan zaman,
maka aktiva tersebut mengalami penurunan nilai.
3. Pajak tidak langsung minus subsidi. Pajak tidak langsung meliputi pajak
penjualan, bea cukai, dan biaya lisensi. Sedangkan subsidi adalah pembayaran
yang dilakukan oleh pemerintah tanpa mendapatkan imbalan barang atau jasa.
4. Pembayaran faktor neto untuk luar negeri sama dengan pembayaran pendapatan
faktor (pendapatan atas faktor produksi) untuk luar negeri dikurangi penerimaan
pendapatan faktor dari luar negeri.
Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran adalah suatu metode menghitung Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) yang mengukur jumlah yang dikeluarkan pada semua barang
akhir selama satu periode tertentu.
GDP = C + Ig + G + Xn
36
Dimana: GDP = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran rumah tangga untuk barang konsumen
Ig = Pengeluaran perusahaan dan rumah tangga untuk modal baru:
pabrik, peralatan, persediaan, dan struktur perumahan baru.
G= Konsumsi dan investasi oleh pemerintah untuk barang dan jasa.
Xn = Net ekspor
Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi adalah metodemenghitung Pendapatan Domestik Bruto
(PDB) yang mengukurnilai produksi yang diciptakan oleh faktor produksi yang
ada di suatu negara tanpa membedakan apakah faktor produksi itu milik luar
negeri atau warga negara itu sendiri.
GDP = Sewa + Upah + Bunga + Laba
7. Pengaruh Investasi Terhadap PDB Sektor Pertanian
Terdapat keterkaitan yang erat antara pertumbuhan ekonomi atau diproyeksikan
dalam pendapatan nasional dan investasi. Hubungan keduanya menjadi suatu sorotan
para ekonom, baik dari kalangan klasik maupun Neo Klasik. Teori pendapatan
nasional Keynesian yang menggunakan pendekatan pengeluaran agregatif dimana
besarnya pendapatan nasional suatu negara diukur dari komponen-komponen
expenditure para pelaku ekonominya leawat anggaran-anggarannya yaitu; sektor
rumah tangga (C), perilaku usaha dan dunia usaha tercermin lewat komponen
investasi yang ditanaman (I), pemerintah melalui anggaran belanjanya (G) dan sektor
37
perdagangan pemerintah yang tercermin lewat nilai ekspor / impor-nya. Dalam
kebanyakan analisa mengenai penentuan pendapatan nasional pada umumnya
variabel-variabel investasi yang dilakukan (Isa Salim, 2006;42).
Secara teoritis, dapat dikatakan bahwa pendapatan nasional yang tinggi akan
memperbesar pendapatan masyarakat dan selanjutnya pendapatan masyarakat dan
selanjutnya pedapatan masyarakat yang tinggi itu akan memperbesar permiintaan atas
barang-barang dan jasa. Maka keuntungan yang dicapai oleh sektor usaha dapat
mencapai targetnya, dengan demikian pada akhirnya akan mendorong dilakukan
investasi-investasibaru pada sektor usaha. Dengan demikian, apabila nilai pendapatan
nasional semakin bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula. Dan
sebaliknya semakin rendah nilai pendapatan nasional, makanilai permintaan
investasinya akan semakin rendah pula. Pengembangan yang dilakukan pada
ekonomNeo Klasik pada teori Keynesian initerlihat pada formulasi yang
dikembangkannya pada model akselerator investasi. Dijelaskan bahwa laju investasi
adalah sebanding dengan perubahan output dalam perekonomian.
8. Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap PDB Sektor Pertanian
Pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa,
yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat ketergantungan Negara
tersebut terhadap impor atas komoditi pertanian. Komoditas ekspor pertanian
Indonesia cukup bervariasi mulaidari getah karet, kopi, udang, rempah-rempah,
mutiara, hingga berbagai macam sayur dan buah.Peran pertanian dalam peningkatan
38
devisa bisa kontradiksi dengan perannya dalam bentuk kontribusi produk. Secara
teoritis, pada saat variabel lain konstan, jika ekspor meningkat maka pertumbuhan
ekonomi sektor pertanian juga meningkat dan jika ekspor menurun maka
pertumbuhan ekonomi sektor pertanian juga menurun. Namun, berbeda dengan
impor, jika impor meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan turun, sedangkan jika
impor turun maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Jika impor meningkat
melebihi ekspor, maka terjadi defisit neraca perdagangan sehingga dana untuk
membiayai proses produksi habis sehingga berdampak pada menurunnya volume
produksi.
Otsuka (2013) mengatakan bahwa saat ekonomi berkembang, pertanian di
negaranegara miskin mengalami tiga masalah berbeda, yaitu (1) makanan, (2)
pendapatan, dan (3) perdagangan. Masalah pangan dipecahkan dengan revolusi hijau
dan secara signifikan mengurangi masalah pendapatan dengan meningkatkan
pendapatan rumah tangga nonpertanian. Masalah perdagangan yaitu defisit
perdagangan di bidang pertanian karena hilangnya keunggulan komparatif hal ini
ditandai dengan menurunnya ekspor dan meningkatnya komoditas impor.
9. Pengaruh Zakat Terhadap PDB Sektor Pertanian
Sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, pengelolaan
zakat sangat dibutuhkan sebagai penyalur dana dari muzakki kepada mustahik, agar
dana zakat yang terkumpul dapat disalurkan dengan baik dan benar, maka dibutuhkan
suatu lembaga khusus yang dapat menangani pendistribusian dana zakat tersebut.
39
(Takidah, 2008). Masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat dengan
penduduk muslim tebanyak, mayoritas penduduknya berkerja dan melakukan bisnis
ekonominya di sektor pertanian. Hal ini didukung atas keadaan alam Indonesia itu
sendiri. Subandi (2011) menyebutkan dalam paper “Notes on Islamic Natural Based
and Agricultural Economy”, bahwa kekayaan alam Indonesia akan memungkinkan
rakyatnya hidup berkecukupan dan sejahtera. Selanjutnya Subandi (2014) dalam buku
Mikrobiologi, Kajian dalam Perspektif Islam, menyebutkan berbagai mikroba ada
yang mermanfaat bagi tanaman pertanian, dan ada juga yang harus diwaspadai
artinya mikroba yang menjadi patogen atau penyakit tanaman. Dalam kaitan
perkembangan ekonomi pertanian Subandi (2012) memaparkan dalam makalah jurnal
berjudul Developing Islamic Economic Production, bahwa penduduk muslim yang
mayoritas harus manpu menyiapkan bahan makanannya sendiri dan harus memilih
bidang usaha yang sesuai dengan potensi lahannya.
Peran penting zakat dalam pemerataan dan distribusi kekayaan akan membawa
kesejahteraan masyarakatdan pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya dengan potensi
penerimaan zakat yang dikelola secara baik akan menjadisumber dana yang data
digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah untuk meningkatkan
produktifitasnya disektor pertanian. Peningkatan produktifitas tersebut akan
berdampak pada penigkatan hasil pertanain yang ditandai dengakt meningkatnya
PDB pertanian.
Menurut Skousen (2005:190) dalam Anggraini (2016) Zakat berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi melalui jalur permintaan agregat maupun jalur penawaran
40
agregat. Dampak positif dari zakat pada konsumsi dan investasi secara jelas akan
menaikan permintaan agregat dalam perekonomian. Menurut Riyandono (2008:55)
zakat memiliki kemampuan untuk mendorong perekonomian baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang tergantung dari bagaimana pengelolaannya.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama, judul Metode Hasil Perbedaan
1. Suharjon, Sri
Marwanti, Heru
Irianto (2017)
“Pengaruh
Ekspor, Impor,
dan Investasi
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi Sektor
Pertanian
Indonesia”
Analisis
Vektor Auto
Regression
(VAR)
Analisis impulse
menunjukan bahwa
respon investasi terhadap
goncangan PDB
pertanian lebih besar
disbanding respon
besaran ekspor dan
impor. Besaran apsolute
ekspor, impor, dan
investasi pertanian tidak
berpengaruh nyata
terhadap laju
pertumbuhan PDB sektor
Terdapat pengaruh secara
signifikan positif variabel
ekspor terhadap PDB
sektor pertanian.
Variabel Impor dalam
penelitian ini juga
terdapat pengaruh
signifikan negative
terhadap PDB sektor
pertanian. Terdapat
variabel zakat yang
berpengaruh signifikan
positif terhadap PDB
41
pertanian, namun
petumbuhan PDB sektor
pertanian berpengaruh
nyata terhadap besaran
ekspor, impor, dan
investasi pertanian di
Indonesia.
pertanan sehinnga dapat
diartikan variabel zakat
mampu perperan sebagai
permodalan disektor
pertanian. Dari sisi
investasi sektor
pertanian, PMDN
berpengaruh secara
signifikan positif
terhadap PDB sektor
pertanian.
2. Dzul Apal
Mangun Madin
(2016).
“Analisis
Pengaruh
Penanaman
modal Asing
Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Regresi linear
sederhana
PMA berpengaruh positif
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
Provinsi Sulawesi
Selatan. Hasil
perhitungan korelasi dan
determasi, diperoleh
bahwa trdapat pengaruh
yang cukup kuat variael
PMA dalam
PMA tidak
berpengaruhsignifikan
terhadap pertmbuhan
ekonomi sektor pertanian
Indonesia. Hal ini dapat
diartikan bahwa variabel
penanaman Modal Aisng
tidak memiliki pengaruh
yang cukup kuat terhadap
PDB sektor pertanian.
42
Provinsi
Sulawesi
Selatan”
mempengaruhi variabel
pertumbuhan ekonomi
Provinsi Sulawesi
Selatan yakni sebesar
57,8% dan sisanya 42,2%
dijelaskan oleh variabel
lain.
3. Deddy
Rustiono (2008)
“Analisis
Pengauh
Investasi,
Tenaga Kerja,
dan Pengeluaran
Pemerintah
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi di
Provinsi Jawa
Tengah”
Ordinary
Least Square
(OLS)
Angkatan kerja, Investasi
swasta (PMA dan
PMDN) dan belanja
pemerintah daerah
memberikan dampak
positif terhadap
perkembangan PDRB
Provinsi Jawa Tengah.
Krisis ekonomi
menyebabkan perbedaan
yang nyata kondisi antara
sebelum dan sesudah
krisis dan memberi arah
yang negative sebagai
Penanaman Modal Asing
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
sektor pertanian.
Sedangkan Penanaman
Modal Dalam Negeri
berpengaruh signifikann
positif terhadap
pertumbuhan ekonomi
sktor pertanian
Indonesia.
43
upaya peningkatan
PDRB Provinsi Jawa
Tengah.
4. Gunawan Alqi
Alviana dan
Tsani
Abdullhakim
Muhammad.
“Roles of
Property Zakat
in The
Indonesian
Development
with
Argricultural
Economic Base”
Studi
Literatur
Zakat merupakan solusi
yang mampu membuat
perekonomian
masyarakat membaik
dari waktu ke waktu.
Dalam penelitian ini
penulis menggunakan
metode analisis Ordinary
Least Square (OLS) dan
didapakan hasil bahwa
zakat berpengaruh
signifikan positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi di sektor
pertanian.
5. Patrick E.
McNellis (2009)
“Foreign
Investment in
Developing
Error
Regression
Models
(ECM)
Tingginya potensi yang
dimiliki dalam investasi
pada sektor pertanian
baik pada institusi
pemerintah maupun
Investasi disektor
pertanian mempuyai
peran dalam
meningkatkan
produktifitas dan out
44
Contry
Agriculture-The
Emerging Role
Of Private
Sector Finance”
institusi swasta. sektor pertanian, di sini
PMDN memebrikan
pengaruh yang signifikan
positif terhadap PDB
sektor pertanian, namun
variabel investasi lain
yaitu PMA tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap PDB.
6. Imtiaz Ahmad
dan Abdul
Qoyyun (2007)
“Dynamic
Modeling Of
Private
Investment in
Agricultural
Sector in
Pakistan”.
Ordinary
Least Square
(OLS)
Ketidakstabilan
makroekonomi dan
pengeluaran publik pada
investasi swasta sektor
pertanian didapat hasil
bahwa, pengeluaran
pembangunan publik
meningkatkan investasi
swasta disektor
pertanian.Ketidakstabilan
makroekonomi dan
ketidak pastian investasi
Adanya pengaruh
investasi (PMDN) dan
perdangangan
Internasional melalui
ekspor dan impor sektor
pertanian, serta zakat
yang berperngaruh
signifikan positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi sektor
pertanian.
45
swasta disektor pertanian
menciptakan ketidak
stabilan nilai mata uang
dan masa depan
lingkungan.
46
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
VARIABEL DEPENDEN
Faktor Eksternal:
-PMA (X1)
-PMDN (X2)
-Zakat (X3)
-Ekspor (X4)
-impor (X5)
PDB Pertanian (Y)
VARIABEL DEPENDEN
MODEL EKONOMETRIKA
UJI ASUMSI KLASIK:
Uji Normalitas
Uji Multikolinearitas
Uji Heterokodasitas
Uji Autokorelasi
UJI STATISTIK:
Uji Parsial (Uji-t)
Uji Fisher (Uji-F)
Uji Koefisien
dereDeterminasi
HASIL DAN INTERPRESTASI
KESIMPULAN DAN SARAN
47
C. Hipotesis Peneltian
1. H0 : Tidak ada pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap PDB
Pertanian Indonesia
H1 : Ada Pengaruh antara Penanaman Modal Asing terhadap PDB
Pertanian Indonesia
2. H0 : Tidak ada pengaruh antara Penanaman Modal Dalam Negeri terhadap
PDB Pertnaian Indonesia
H1 : Ada Pengaruh antara Penenaman Modal Dalam Negeri terhdapa PDB
Pertanian Indonesia
3. H0 : Tidak ada pengaruh antara Zakat terhadap PDB Pertanian Indonesia
H1 : Ada Pengaruh antara Zakat terhadap PDB Pertanian Indonesia
4. H0 : Tidak ada pengaruh antara Ekspor terhadap PDB Pertanian Indonesia
H1 : Ada Pengaruh antara Ekspor terhadap PDB Pertanian Indonesia
5. H0 : Tidak ada pengaruh antara Impor terhadap PDB Pertanian Indonesia
H1 : Ada Pengaruh antara Impor terhadap PDB Pertanian Indonesia
6. H0 : Tidak ada pengaruh antara PMA, PMDN, Zakat, Ekspor dan Impor
terhadap PDB Pertanian Indonesia
H1 : Ada Pengaruh antara PMA, PMDN, Zakat, Ekspor dan Impor
terhadap PDB Pertanian Indonesia
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dimana ruang lingkup
penelitian terkait dengan sektor pertanian dan merujuk pada sektor makro
ekonomi PDB pertanian. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan variabel
dependen yakni PDB Pertanian dan variabel independen yang terdiri dari PMA,
PMDN, Zakat, Ekspor dan Impor.
Penelitian ini merupakan penelitian analisis pengaruh antara dua variabel
yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Data penelitian yang
digunakan adalah data bulanan (time series) yang diambil dari Badan Pusat
Statistik, Baznas dan Bank Indonesia dengan kurun waktu bulan Januari 2015
sampai dengan Oktober 2018.
B. Metode Penentuan Sampel
Teknik sampling yang diguunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sample dengan
mempertimbangkan beberapa kriteria (Mufraini, 2013).
Adapun kriteria-kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Sampel yang digunakan adalah data pertumbuhan PDB Pertaian dari periode
Januari 2015 sampai dengan Oktober 2018.
49
2. Sub sektor yang digunakan adalah sektor pertanian dimana sektor pertanian
merupakan sektor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian
Indonesia.
3. Merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia
4. Meliki data statistik lengkap periode 2015-2018.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan
sekunder, dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang amat
penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah
yang sedang diteliti untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. (Siregar,
2013:17).
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh
secara tidak langsung dari sumbernya. Adapun metode pengumpulan data
dilakukan dengan penelusuran online melalui laman data sekunder yang
bersumber dari laman situs Badan Pusat Statistik, situs Baznas, penelitian tentang
PDB Pertanian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan langung
berupa data panel time series yang disusun per bulan setiap tahun yang dalam
rentang tahun yang diteliti, dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor makro ekonomi
terhadap PDB Pertanian dengan menggunakan metode data kuantitatif, yaitu data
yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dengan metode regresi
50
berganda menggunakan alat analisis Ordinary Least Square (OLS) melalui
program Eviews 9 dan bantuan program Ms. Excel 2010. Adapun teknik
pengolahan data untuk untuk menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik penting
dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang
minimum BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang berarti model regresi
tidak mengandung masalah.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi antara variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal. Uji Normalitas banyak sekali macamnya,
antara lain: lilliefors, kolmogorov smirnov, shapiro wilk dan shapiro francia,
skewness kurtosis, jarque bera, dan lain-lain.
Pada penelitian ini untuk melakukan uji normalitas peneliti menggunakan
metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (JB). Deteksi dengan melihat
Jarque-Bera (JB) yang merupakan asimtotis (sampel besar dan didasarkan atas
residual Ordinary Least Square). Langkah-langkah pengujian normalitas data
sebagai berikut:
Hipotesis:
H0: Model berdistribusi normal
51
H1: Model tidak berdistribusi normal
Bila probabilitas > 0.05 → Signifikan, H0 diterima
Bila probabilitas < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah sebuah situasi yang menunjukkan adanya korelasi
atau hubungan kuat antara dua variabel bebas atau lebih dalam sebuah model
regresi berganda. Model regresi yang dimaksud dalam hal ini antara lain regresi
linear, regresi logistik, regresi data panel dan cox regression.
Penyebab multikolinearitas adalah adanya korelasi atau hubungan yang kuat
antara dua variabel bebas atau lebih. Faktor lainnya yang dapat menyebabkan hal
tersebut secara tidak langsung adalah, antara lain:
1. Penggunaan variabel dummy yang tidak akurat di dalam model regresi. Akan
lebih berisiko terjadi multikolinearitas jika ada lebih dari 1 variabel dummy di
dalam model.
2. Adanya perhitungan sebuah variabel bebas yang didasarkan pada variabel
bebas lainnya di dalam model. Hal ini bisa dicontohkan sebagai berikut:
dalam model regresi, ada variabel X1, X2 dan Perkalian antara X1 dan X2
(X1*X2). Dalam situasi tersebut bisa dipastikan, terdapat kolinearitas antara
X1 dan X1*X2 serta kolinearitas antara X2 dengan X1*X2.
3. Adanya pengulangan variabel bebas di dalam model, misalkan: Y = Alpha +
Beta1 X1 + Beta2 X1*5 + Beta3 X3 + e.
52
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan uji multikolinearitas dengan
melihat Variance Inflating Factor (VIF). Dimana VIF > 10 dapat diindikasikan
adanya multikolinearitas. Adapun pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan program Eviews 9 sehingga hanya dapat melihat hasil Variance
Inflating Factor (VIF).
Langkah-langkah pengujian Multikolinearitas data sebagai berikut:
Hipotesis:
H0: Model tidak terdapat Multikolinearitas
H1: Model terdapat Multikolinearitas
Bila Nilai VIF > 10 → Signifikan, H0 diterima
Bila Nilai VIF < 10 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi Ut tidak konstan atau sering berubah-
ubah seiring dengan berubahnya nilai variabel independen (Gujarati, 2006:146).
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain itu
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau
berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Nachrowi,
2008:108).
53
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui Uji Breusch Pagan Godfrey,
Harvey, Glejser, ARCH dan White Test. Sedangkan untuk melacak keberadaan
heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan uji white, dengan langkah-
langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
H0: Model tidak terdapat heteroskedastisitas
H1: Model terdapat heteroskedastisitas
Bila Prob. Chi-Square > 0.05 → Signifikan, H0 diterima
Bila Prob. Chi-Square < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
Apabila Nilai Probabilitas lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak
terdapat heteroskedastisitas. Sebaliknya jika Nilai Probabilitas lebih kecil dari 0.05
maka model tersebut dipastikan terdapat heteroskedastisitas. Model tersebut harus
ditanggulangi melalui transformasi logaritma natural dengan cara membagi
persamaan regresi dengan variabel independen yang mengandung
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi diantara anggota observasi
yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang (seperti data lintas-
sektoral)” (Gujarati,2006:147).
Menurut Nachrowi (2008:183) dalam berbagai studi ekonometrika, data time
series sangat banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data tersebut, ternyata
data time series menyimpan berbagai permasalahan, salah satunya yaitu
54
autokorelasi. Autokorelasi merupakan penyebab yang akibat data menjadi tidak
stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan maka autokorelasi akan hilang
dengan sendirinya, karena metode transformasi data untuk membuat data yang
tidak stasioner sama dengan tranformasi data untuk menghilangkan autokorelasi.
Banyak metode uji ini yang bisa dilakukan, namun melalui program Eviews8
peneliti menggunakan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test atau yang
disebut uji breusch-goldfrey dengan membandingkan nilai probabilitas dengan α =
0.05. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
H0: Model tidak terdapat autokorelasi
H1: Model terdapat autokorelasi
Bila Prob. Chi-Square > 0.05 → Signifikan, H0 diterima
Bila Prob. Chi-Square < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
Apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak terdapat
autokorelasi. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka model tersebut
terdapat autokorelasi.
2) Uji Statistik
Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu dengan metode regresi berganda
menggunakan alat analisis Ordinary Least Square (OLS) melalui program Eviews
8 dan bantuan program Ms. Excel 2010. Uji Statistik dalam penelitian ini meliputi
Uji-t, Uji-F dan Uji Koefisien Determinasi.
55
Ordinary Least Square adalah suatu metode ekonometrik dimana terdapat
variable independen yang merupakan variable penjelas dan variable dependen
yaitu variable yang dijelaskan dalam suatu persamaan linier. Dalam OLS hanya
terdapat satu variable dependen, sedangkan untuk variable independen jumlahnya
bisa lebih dari satu. Jika variable bebas yang digunakan hanya satu disebut dengan
regresi linier sederhana, sedangkan jika variable bebas yang digunakan lebih dari
satu disebut sebagai regresi linier majemuk / berganda. Dalam regresi Y
dinyatakan sebagai variabel dependen.
Hubungan variabel dependen dengan variabel independen dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Y = f(X1, X2, X3, X4, X5)
Sedangkan model ekonometrika maupun persamaan Islam adalah sebagai
berikut:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e
Atau dapat ditulis :
PDB = β0 + β1 PMA + β2 PMDN + β3 Zakat + β4 Ekspor + β5 Impor + e
Dimana:
β0 : Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien Regresi dari masing-masing variabel yang
mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
e : Error Terms (variabel di luar model tetapi tidak ikut
berpengaruh terhadap variabel dependen)
56
a. Uji Parsial (Uji-t)
Menurut Nachrowi (2008:17) uji-t digunakan untuk menguji apakah setiap
variabel bebas (independen) secara masing-masing parsial atau individu memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat
signifikan 0.05 (5%) dengan menganggap variabel bebas bernilai konstan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan uji-t yaitu dengan pengujian, yaitu:
Hipotesis:
H0: βi = 0 artinya masing-masing variabel bebas tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel terikat.
H1: βi ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada pengaruh yang signifikan
dari variabel terikat.
Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat (H0 terima, H1 tolak).
Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh
terhadap variabel terikat (H0 tolak, H1 terima).
b. Uji Fisher (Uji-F)
Menurut Nachrowi (2008:16) uji fisher (Uji-F) digunakan untuk mengetahui
apakah seluruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikan 0.05 (5%). Pengujian
semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F dengan
pengujian, yaitu:
57
Hipotesis:
H0: βi = 0 artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1: βi ≠ 0 artinya secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Bila produk domestic bruto
probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat.
Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh
terhadap variabel terikat.
c. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Ajija (2011:34) uji koefisien determinasi koefisien R2 (adjusted R-
squared). Koefisien determinasi ini menunjukkan kemampuan garis regresi
menerangkan variasi variabel terikat Y yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas
X. Nilai koefisien R2 (adjusted R-squared) berkisar antara 0 sampai 1, semakin
mendekati 1 maka akan semakin baik.
3) Operasional Variabel Penelitian
a. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah varibel
PDB Pertanian. Produk Domestik Bruto (PDB) didefinisikan sebagai proses
kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang (Sukirno,
58
2006:10). Sedangkan pertanian Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber
daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya
(Damayanti, 2016). Sehingga PDB sektor pertanian dapat diartikan sebagai
laju atau pertumbuhan nilai output yang terjadi pada sektor pertanian.
b. Variabel Independen
1. Penanaman Modal Asing (X1), berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun
1967 jo.No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing adalah
penerimaan modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau
berdasarkan ketentuan undang-undang di Indonesia, dalam arti bahwa
pemilk modal secara langsung menanggung resiko daripenanaman modal
tersebut.
2. Penanaman Modal Dalam Negeri (X2), berdasarkan Undang-undang nomor
6 Tahun 1968 jo.No.12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri adalah penanaman modal dalam negeri yang dilakukan menurut atau
berdasarkan ketentuan undang-undang di Indonesia, dalam arti bahwa
pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal
tersebut.
3. Zakat (X3), Menurut Ahmad Rofiq, zakat adalah ibadah dan kewajiban
sosial bagi para aghniya’ (hartawan) setelah kekayaannya memenuhi batas
minimal (nishab) dan rentang waktu setahun (haul). Tujuannya untuk
mewujudkan pemerataan keadilan dalam ekonomi. Menurut Umar bin al-
59
khathab, zakat disyariatkan untuk merubah mereka yang semula mustahik
(penerima) zakat menjadi muzakki (pemberi / pembayar zakat).
4. Ekspor (X4), yaitu Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan
menggunakan sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan
lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Permintaan
ekspor adalah jumlah barang/jasa yang diminta untuk diekspor dari suatu
negara ke negara lain (Sukirno,2010).
5. Impor (X5), Menurut Susilo (2008: 101) impor bisa diartikan sebagai
kegiatan memasukkan barang dari suatu negara (luar negeri) ke dalam
wilayah pabean negara lain. Pengertian ini memiliki arti bahwa kegiatan
impor berarti melibatkan dua negara.
60
BAB IV
ANALISISHASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Pertanian di Indonesia
Dalam pertumbuhan ekonomi, keberadaan sektor pertanian berfungsi
dalam memicu pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, mempersempit
kesenjangan pendapatan, memberikan ketahanan pangan, dan memberikan
layanan lingkungan. Namun, pemerintah dan donor telah mengabaikan fungsi
pertanian ini. Memobilisasi fungsi-fungsi ini memerlukan pengalihan ekonomi
politik untuk mengatasi bias kebijakan anti-pertanian, memperkuat tata kelola
untuk pertanian, dan menyesuaikan prioritas dengan kondisi Negara (Sukirno,
2006).
Tabel 4.1 Realisasi Penanaman Modal Asing (miliar rupiah)
61
Tabel 4.2 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (miliar rupiah)
Sumber: BPS
Dari segi permodalan sektor pertanain, penanaman modal asing berangsur-
angsur menurun sejak tahun 2015 hingga saat ini. Sedangkan penanaman modal
dalam negeri mengalami peningkatan yang cukup baik pada sektor pertanaian.
Pada tahun 2015 PMDN yang tertanam sebesar 13.112.8 dan ditahun berikutnya
mengalami kenaikan hingga mencapai 21.671.0.
Secara umum sektor pertanian (meliputi tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan) dapat mempertahankan surplus neraca perdagangan
pada periode 2012–2018, meskipun cenderung turun nilainya. Laju rata-rata
pertumbuhan volume ekspor pada periode tersebut mencapai 6,3%, sedikit lebih
tinggi dari laju volume impornya, yakni 5,9%. Surplus di sektor ini terutama
disumbang oleh subsektor perkebunan yang nilainya mencapai USD22,7 juta
62
pada 2018. Di sisi lain, pada kurun waktu 2012–2018 pun terjadi tren kenaikan
PDB tanaman pangan dari Rp263 triliun menjadi Rp 298,2 triliun.
Salah satu faktor yang mendongkrak peningkatan PDB Pertanian
Indonesia adalah meningkatnya ekspor. Pada kurun waktu yang sama,
peningkatan ekspor diperkirakan mencapai 9 – 10 juta ton. Jika pada tahun 2013
ekspor hanya mencapai 33 juta ton, maka pada tahun 2018 ekspor pertanian
mencapai 42 juta ton. Dari sisi nilai ekspor juga meningkat pesat. Nilai ekspor
tahun 2018 mencapai Rp 499,3 triliun, atau meningkat 29,7 persen dibandingkan
tahun 2015. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca
perdagangan hasil pertanian Indonesia pada 2018 mengalami surplus senilai $10
miliar atau setara Rp139,6 triliun. Nilai ekspor sebesar $29 miliar, sedangkan
nilai impor hanya $19 miliar.
Disisi lain, pemerintah telah menyadari peran penting instrumen zakat
perlu diperkuat oleh tata kelola sistem yang terarah, seiring dan sejalan dengan
program pemerintah dalam rangka menanggulangi kemiskinan dan
memperkokoh pondasi pembangunan nasional yang berkesinambungan dan
inklusif (Bank Indonesia, 2016). Kontribusi zakat pada sektor pertanian adalah
sebagai input yang mampu mengatasi masalah permodalan para petani kecil di
pedesaan yang menjadi mayoritas pendapatan sektor pertanain. Hasil laporan
keuangan BAZNAS didapat jumlah dana zakat mal periode 1 Januari – 31
Desember 2016 sebesar Rp. 95.133.425.528 dandana tersebut disalurkan ke
beberapa sektor diantaranya:
63
Tabel 4.3 Penyaluran Dana Zakat
No Bidang Jumlah Penyaluran %
1 Ekonomi 493,075,489,398 18.30
2 Pendidikan 842,980,341,134 31.28
3 Dakwah 418,454,281,897 15.53
4 Kesehatan 226,004,399,823 8.39
5 Sosial Kemanusiaan 714,267,956,361 26.51
Total 2,694,782,468,613 100.00
Sumber : BPS
Sasaran utama prioritas nasional Bappenas di bidang pangan periode 2015-
2019 untuk tetap meningkatkan dan memperkuat kedaulatan pangan adalah
tercapainya peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi di
dalam negeri, yaitu sebagai berikut: 1) Produksi padi diutamakan ditingkatkan
dalam rangka swasembada agar kemandirian dapat dijaga; 2) Produksi jagung
ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan keragaman pangan dan pakan lokal; 3)
Produksi kedele diutamakan untuk mengamankan pasokan pengrajin dan
kebutuhan konsumsi tahu dan tempe; 4) Produksi gula dalam negeri ditargetkan
untuk memenuhi konsumsi gula rumah tangga; 5) Produksi daging sapi untuk
mengamankan konsumsi di tingkat rumah tangga; 6) Produksi ikan untuk
mendukung penyediaan sumber protein asal hewan yang ditargetkan sebesar 18,7
juta ton pada tahun 2019; dan 7) Produksi garam ditargetkan untuk memenuhi
konsumsi garam rumah tangga.
64
B. Analisis Data
Data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder time series
periode Januari 2015 – Oktober 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh antara dua variabel, yaitu variael independen yang terdiri dari penanaman
modal dalam negeri, penanaman modal asing, zakat dan indeks saham agri terhadap
variabel dependen yaitu PDB pertanian. Data penelitian ini diambil dari data bulanan
Badan Pusat Statistik dan Baznas.
Model yang digunakan oleh peneliti sebagai alat analisis regresi berganda
adalah Ordinary Least Square (OLS) dimana OLS merupakan metode estimasi yang
sering digunakan untuk mengestimasi fungsi rgresi populasi dari fungsi Eviews 9 dan
bantuan software Ms. Exel 2010 untuk mempercepat hasil yang dapat menjelaskan
variabel-variabel yang akan diteliti. Pembahasan dilakukan dengan uji asumsi klasik,
uji ststidtik dan uji determinasi.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
uji Jarque Bera (J-B) dengan melihat nilai probability. Lebih besar dari nilai α = 0.05,
maka penelitian ini tidak terdapat permasalahan normalitas atau dengan kata lain data
terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecildari nilai derajat
kesalahan α = 0.05, maka dalam penelitian ini ada permasalahan normalitas atau
dengan kata lain data tidak terdistribusi normal.
65
Grafik 4.1 Histrogram Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
-40000 -20000 0 20000 40000 60000
Series: Residuals
Sample 1 46
Observations 46
Mean -4.83e-11
Median 928.3607
Maximum 55411.29
Minimum -48888.87
Std. Dev. 25212.76
Skewness 0.127503
Kurtosis 2.511058
Jarque-Bera 0.582844
Probability 0.747200
Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian terdistribusi
normal. Bisa dilihat dari nilai probability sebesar 0.747200 > 0.05. maka katakalah
hasil regresi tersebut sudah berdistribusi normal dan dan dapat disimpulkan H0
diterima dan H1 ditolak.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
(korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model
regresi. Deteksi adanya multikolinearitas dilakukan dengan melihat Variance
Infalting Factor (VIF). VIF > 10 dapat diindikasikan adanya multikolinearitas. Jika
terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas dimana model regresi yang baik
adalah tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dengan variabel
dependen. Hasil pengujian multikolinearitas menggunakan uji Variance Infalting
Factor (VIF) dapat dilihat sebagai berikut:
66
Variance Inflation Factors
Date: 11/06/19 Time: 20:57
Sample: 1 46
Included observations: 46
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
C 2.99E+10 1923.149 NA
X1 867.6546 154.7772 5.308690
X2 0.162613 671.1568 1.896671
X3 38.24206 99.33057 5.162816
X4 0.143975 111.2377 5.816987
X5 1.224120 1106.339 1.351554
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Diolah Eviews 9,2018
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai Centered VIF semua variabel
independen adalah kurang dari 10, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
masalah multikolinearitas dalam model dan dapat disimpulkan H0 diterima dan H1
ditolak.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Nacrhrowi,208:109). Metode yang digunakan untuk mendeteksi
adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah uji white.
67
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 2.309109 Prob. F(19,26) 0.0241
Obs*R-squared 28.88325 Prob. Chi-Square(19) 0.0678
Scaled explained SS 16.50067 Prob. Chi-Square(19) 0.6237
Tabel 4.6 Hasl Uji Heteroskedastisitas.
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Probabilitas Chi-Square sebesar 0,6237 yang
lebih besar dari tingkat kepercayaan sebesar 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
data tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas dan H0 diterima.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalammodel regresi ada
korelasi antara kesalahan pada periode waktu yang lain. Untuk mendeteksi masalah
autokorelasi digunakan uji Langrange Multiplier (LM-Test). Uji autokorelasi dapat
dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square dimana probabilitas Chi-Square lebih besar
dari tingkat signifikan 5% maka tiak terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika
probabilitas Chi-Square lebih kecil 5% maka terdapat autokorelasi.
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 13.81197 Prob. F(32,8) 0.0003
Obs*R-squared 45.18219 Prob. Chi-Square(32) 0.0612
Tabel. 4.7 Hasil Uji Langrange Multiplier (LM-Test)
Dari hasil di atas nilai Chi-Square lebih besar dari tingkat signifikan yakni 0,0612 >
0,05 sehingga dapat ditarik kesmpulkan dalam penelitian ini tidak terdapat
autokorelasi. Atau dengan kata lain H0 diterima dan H1 ditolak.
68
2) Uji Statistik
Hasil pengolahan data atau hasil estimasi yang dilakukan dengan
menggunakan program Eviews 9 dengan menggunakan metode regresi linear
berganda atau Ordinary Least Square (OLS) sebagai berikut
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 11/06/19 Time: 20:55
Sample: 1 46
Included observations: 46
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 823645.5 172911.6 4.763391 0.0000
X1 0.726572 29.45598 0.024666 0.9804
X2 0.947773 0.403253 2.350321 0.0238
X3 0.823067 0.394017 3.769503 0.0005
X4 1.621596 0.379440 4.273655 0.0001
X5 -2.304325 1.106400 -2.082724 0.0437
R-squared 0.622641 Mean dependent var 1107269.
Adjusted R-squared 0.575471 S.D. dependent var 41043.37
S.E. of regression 26742.17 Akaike info criterion 23.34698
Sum squared resid 2.86E+10 Schwarz criterion 23.58550
Log likelihood -530.9805 Hannan-Quinn criter. 23.43633
F-statistic 13.19997 Durbin-Watson stat 0.575488
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel 4.8 Hasil Ordinary Least Square (OLS). Diolah dengan Eviews 9, 2018
Persamaan Regresi
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Dimana :
Y = PDB Pertanian
a = 823645.5
X1 = PMA
69
X2 = PMDN
X3 = Zakat
X4 = Ekspor
X5 = Impor
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t dikenal sebagai uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana
pengaruh masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri terhadap
variabel dependen. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat sgnifika
α = 0.05 berarti variabel independen secara parsial (individu) mempengaruhi
variabel dependen.
Dari hasil tabel di atas bahwa didapatkan dari uji statistik t yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Nilai t-statistik PMA sebesar (-)0.414724 dengan nilai probabilitas
lebihkecil dari ringkat signifikan α = 5% (0.6806> 0.05) yang berarti H0
diterima H1 ditolak dimana ketentuan hipotesis menytakan :
H0 : tidak ada pengaruh PMA terhadap PDB Pertanian.
H1 : ada pengaruh antara PMA terhadap PDB Pertanian.
Artinya secara parsial variabel PMA berpengaruh negatif signifikan
terhadap PDB Pertanian.
2. Nilai t-statistik PMDN sebesar 1.774267 dengan nilai probabilitas lebih
kecil dari tingkat signifikan α = 5% (0.0000<0.05) yang berarti H0 ditolak
H1 diterima dimana ketentuan hipotesis meyatakan :
70
H0 : tidak ada pengaruhPMDN terhadap PDB Pertanian.
H1 : ada pengaruh antara PMDN terhadap PDB Pertanian.
Artinya secara parsial variabel indeks saham AGRI berpengaruh positif
signifikan terhadap PDB Pertanian.
3. Nilai t-statistik Zakat sebesar 3.104691 dengan nilai probabilitas lebih
kecil dari tingkat signifikan α = 5% (0.0034<0.05) yang berarti H0 ditolak
H1 diterima dimana ketentuan hipotesis meyatakan :
H0 : tidak ada pengaruh Zakat terhadap PDB Pertanian.
H1 : ada pengaruh antara Zakat terhadap PDB Pertanian.
Artinya secara parsial variabel Zakat berpengaruh posistif signifikan
terhadap PDB Pertanian.
4. Nilai t-statistik Ekspor sebesar 4.273655 dengan nilai probabilitas lebih
kecil dari tingkat signifikan α = 5% (0.0001<0.05) yang berarti H0 ditolak
H1 diterima dimana ketentuan hipotesis meyatakan :
H0 : tidak ada pengaruh Ekspor terhadap PDB Pertanian.
H1 : ada pengaruh antara Ekspor terhadap PDB Pertanian.
Artinya secara parsial variabel Ekspor berpengaruh posistif signifikan
terhadap PDB Pertanian.
5. Nilai t-statistik Impor sebesar -2.082724 dengan nilai probabilitas lebih
kecil dari tingkat signifikan α = 5% (0.0437<0.05) yang berarti H0 ditolak
H1 diterima dimana ketentuan hipotesis meyatakan :
H0 : tidak ada pengaruh Impor terhadap PDB Pertanian.
71
H1 : ada pengaruh antara Impor terhadap PDB Pertanian.
Artinya secara parsial variabel Impor berpengaruh posistif signifikan
terhadap PDB Pertanian.
b. Uji Fisher (Uji-F)
Uji F dikenal dengan uji serentak atau uji model/Uji anova, yaitu uji
untuk melihat baagaimana semua variabel bebasnya secara bersama-sama
terhadap variabel terkaitnya. Uji-F dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel PMA, PMDN, Zakat, Ekspor, dan Impor secara
bersama-sama atau simultan terhadap PDB Pertanian. Dari hasil regresi
sebagaimana ditunjukan pada tabel di atas diperoleh nilai probabilitas F-
statistik sebesar 0.00000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 yang berarti
H0 diterima dan H1 diterima. Maka secara simultan variabel PMA, PMDN,
Zakat, Ekspor dan Impor berpengaruh signifikan terhadap PDB Pertanian.
c. Uji Koefisien Determinasi
Baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R-
squares-nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu (Iqbal, 2015).
Koefisien determinasi R2 yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik
dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan lebih dari satu variabel
independen. Uji koefisien determinasi: Nilai Ajusted R-Squared sebesar
0.575471 menunjukan bahwa variasi variabel dependen PDB Pertanian secara
bersama-sama mampu dijelaskan oleh variasi variabel independen sebesar
72
58%. Sedangkan sisanya sebesar 42% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian model di atas diperolah persamaan sebagai
berikut:
PDB = 823645.5 + 0.72652 (PMA) + 0.947773 (PMDN) + 0.823067
(Zakat) + 1.621596 (Ekspor) + (-)2.304325 (Impor) + e
Dari hasil pengujian didapatkan hasil dimana PMA memiliki koefisien
positif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap PDB sektor pertanain,
artinay semakin tinggi PMA yang ditananamkan disektor pertanian akan
meningkatkan PDB sektor pertanian. Kemudian variabel PMDN, Zakat,
Ekspor memiliki koefisien positif dan berpenaruh signifikan yang artinya
apabila terjadi kenaikan pada PMDN, Zakat dan Ekspor di sektor pertanian
akan meningkatkan PDB sektor pertanian. Sedangkan Impor memliki
koefisien negatif namun berpengaruh signifikan terhadap PBD sektor
pertanain yang berarti apabila terjadi peningkatan pada impor di sektor
pertanian maka dapat dikatakan PDB pertanian menurun.
B. Pembahasan
1) Hubungan PMA terhadap PDB Pertanian
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Asiyan (2013), diperoleh hasil
PMA sektor pertanian memberikan pengaruh positif terhadap PDB sektor
pertanian akan tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap PDB sektor
pertanain. Bagi Negara berkembang seperti Indonesia PMA dapat dikatan
73
tidak memiliki keterkaitan yang cukup erat dikarenakan pada umumnya PMA
membawa teknologi dan pengetahuan baru yang belum bisa dioperasionalkan
oleh tenaga kerja Indonesia. Kemudian kurangnya informasi mengenai
perkembangan PMA dan masih rendahnya produktivitas tenaga kerja terhadap
sektor pengolahan yang optimal juga menjadi salah satu faktor.
2) Hubungn PMDN terhadap PDB Pertanian
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pertanian berfungsi
berpengaruh terhadap produktifitas sektor pertanain. PMDN mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang berkesinambungan.
Semakin besar penanaman modal dalam negeri pada sektor pertanain, maka
semakin besar pula tingkat PDB sektor pertanian. Penelitian sebelumnya oleh
Mayashinta (2013), juga menemukan hasil yang sama yakni variabel PMDN
berpengaruh secara signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hartonon (2005) yang memeaparkan
bahwa Investasi merupakan kunci utama untuk mencapai peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari kemampuannya meningkatkan laju
pertumbuhan dan tingkat pendapatan. Semakin besar investasi suatu negara
akan semakin besar pula tingkat partumbuhan ekonomi yang bisa dicapai.
Sehingga dengan demikian pertubuhan ekonomi merupakan fungsi investasi.
3) Hubungan Zakat terhadap PDB Pertanian
74
Dalam ekonomi makro, zakat berperan sebagai instrument kebijakan
fiskal suatu Negara, terutama dalam meningkatkan konsumsi agregat untuk
menaikan tingkat pendapatan Negara tersebut. Fungsi zakat dalam pemerataan
an distibusi kekayaan akan membawa kesejahteraan masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi termasuk sektor pertanain. Oleh karenanya dengan
potensi penerimaan zakat yang sangat besar dengan mayoritas penduduk
muslim di Indonesia dan zakat dikelola secara baik akan menjadi sumber dana
yang dapat digunakan masyarakat menengah ke bawah untuk lebih
meningkatkan produktifitasnya. Peningkatan produktifiatas tersebut akan
berdampak pada meningkatnya PDB sektor Pertanain. Umer Chapra
menyatakan bahwa zakat adalah sebuah langkah kemandirian sosial yang
diambil dengan dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka sendiri. Selain itu, zakat
juga harus memberikan pengaruh yang bermanfaat bagi negara, misalnya
sebagai sumber investasi.
4) Hubungan Ekspor terhadap PDB Pertanian
Ketika nilai ekspor meningkat hal ini menandakan permintaan akan
kebutuhan produk pertanian juga meningkat, permintaan yang menigkat ini
tentu akan mendorong perusahaan-perusahaan sektor pertanain untuk
meningkatkan produktifitas sektor pertanian. Selain itu, meningkatnya nilai
ekspor menandakan tercukupinya kebutuhan dalam negeri, dan dengan hasil
75
produk pertanian berkualitas baik (kualitas ekspor). Adanya ekspor mampu
meningkatkan pedanpat devisa negara yang sekaligus meningkatkan modal di
sektor pertanian sehingga meningkatkan PDB sektor pertanian.
5) Hubungan Impor terhadap PDB Pertanian
impor meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan turun, sedangkan
jika impor turun maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Jika impor
meningkat melebihi ekspor, maka terjadi defisit neraca perdagangan sehingga
dana untuk membiayai proses produksi habis sehingga berdampak pada
menurunnya volume produksi. Tingginya impor yang masuk ke dalam negara
mengakibatkan masyarakat lebih cenderung emilih produk impor ketimbang
produk lokal karena harga produk impor relatif lebih murah. Hal ini
mengakibatkan penjualan produk pertanian menurun yang berimabs pada
penurunan PDB sektor pertanian.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti yang berjudul
“Analisis Faktor Makro Ekonomi Terhadap PDB Pertanian Indonesia”, terdapat
beberapa kesimpulan di bawah ini:
1. Secara Parsial
a. Variabel PMA memiliki koefisien sebesar 0.726572 menunjukkan
memiliki hubungan positif terhadap PDB pertanian. Nilai t-statistik sebesar
0.024666 < 4.763391 dan probabilitas 0,9804 > 0,05 menunjukan PMA
tidak berpengaruh signifikan terhadap PDB pertanian Indonesia.
b. Variabel PMDN memiliki koefisien sebesar 0.947773 menunjukkan
memiliki hubungan positif dengan PDB pertanian. Nilai t-statistik sebesar
2.350321 < 4.763391 dan probabilitas 0,0005 < 0,05 menunjukkan PMDN
berpengaruh signifikan terhadap PDB pertanian Indonesia.
c. Variabel Zakat memiliki koefisien sebesar 0.823067 menunjukkan
memiliki hubungan positif dengan PDB pertanian. Nilai t-statistik sebesar
3.769503 < 4.763391 dan probabilitas 0,0005 < 0,05 menunjukkan Impor
berpengaruh signifikan terhadap PDB pertanain Indonesia.
d. Variabel Ekspor memiliki koefisien sebesar 1.621596 menunjukkan
memiliki hubungan positif PDB pertanian. Nilai t-statistik sebesar
77
4.273655 < 4.763391 dan probabilitas 0,0001 < 0,05 menunjukkan Ekspor
berpengaruh signifikan terhadap PDB pertanian Indonesia.
e. Variabel Impor memiliki koefisien sebesar (-)2.304325 menunjukkan
memiliki hubungan negatif dengan PDB pertanian. Nilai uji t sebesar
(-)2.082724 < 4.763391 dan probabilitas 0.0437 < 0,05 menunjukkan
Impor berpengaruh signifikan negatif terhadap PDB pertanian Indonesia.
2. Secara Simultan
Data disimpulkan bahwa F-statistik 13.19997 lebih besar dari F-tabel 0.0000
Dan probabilitas lebih kecil dari 5% (0,0000.<0,05). Maka variabel PMA,
PMDN, Ekspor dan Impor secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
signifikan terhadap PDB sektor pertanian.
3. Berdasarkan Nilai Koefisien Masing-Masing Variabel
Dari hasil yang diperoleh didapati variabel Ekspor memiliki nilai koefisien
terbesar yakni 1.621596 . Sehingga dapat disimpulkan variabel Ekspor paling
berpengaruh terhadap variabel PDB pertanian. Sedangkan koefisien terkecil
adalah variabel PMA dengan nilai sebesar 0.726527.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulkan diatas, penulis mencoba menyampaikan saran
yang diharapkan dapat membantu dan bermanfaat, diantaranya :
1. Penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat diteliti dengan variabel yang
berbeda dari hasil yang didapat, karena masih ada variabel yang dapat
78
memepengaruhi pertumbuhan ekonomi sektor pertanian. Serta, diharapkan
dapat meneliti dengan sempel yang lebih besar lagi untuk dapat mewakili
populasi tersebut.
2. Pemerintah dan instasi perlu meningkatkan promosi terkait produk hasil
pertanian dan sistem penanaman modal agar investor asing mau menenamkan
modal disektor pertanian Indonesia. Memalui penanaman modal asing yang
diperoleh, perusahaan-perusahaan akan meningkatkan produksi yang berarti
output bertambah dan mampu meningkatkan PDB sektor pertanaian.
3. Berdasarkan hasil uji regresi bahwa variabel ekspor mendominasi
pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanain sehingga
pendapatan sektor petanian akan terus meningkat apabila ekspor komoditi
pertanian terus ditingkatkan dan perlu adanya perbaikan kulaitas produk
ekspor agar potensi ini dapat dimanfaatkan mengingat banyaknya
kompetitornya diproduknya sama banyak. tujuannya dalah agar produk sektor
pertanian berdaya saing tinggi dan dan tidak kalah saingdi pasrar
internasional.
4. Dengan kondisi perekonomian yang realatif stabil ditujukan dengan
peningkatan Produk Domestik Produk dalam beberapa periode terakhir,
sektor pertaniain sebagai roda penggerak perekonomian tetap perlu
diperhatian, baik melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan
Zakat sektor pertanian, karena yang menjadi masalah utama sektor pertanain
79
selama ini adalah masalah permodalan. Pemerintah melalui kebijakanya
melalui penerapan zakat.
80
DAFTAR PUSTAKA
Al Mizan. 2016. Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif Ekonomi Islam. Maqdis:
Jurnal Kajian Ekonomi Islam -Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016
A.T. Mosher. 1965. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: Jayaguna.
Bappenas RI. 2014. Laporan Kajian Bidang Kerjasama Pembangunan Internasional
Dalam Rangka Penyusunan Draft RPJMN 2015-2019.
Chapra, Umer. 2001. Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam.
terjemahan The Future of Economics an Islamic Perspective. Jakarta: Gema
Insani Press
Dermoredjo et al. 2015. Pemetaan Daya Saing Pertanian Indonesia. Laporan Akhir
TA 2015. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Hakim, Abdul. 2014. Pengantar Ekonometrika dengan Aplikasi Eviews. Penerbit
Ekonisia, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. 292 halaman.
Haryanto, J. 2005. Analisis Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Pemerintah di Kabupaten Musi Banyuasin. Kajian Ekonomi, 4(1):56-80.
Kementerian Pertanian. 2015. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Sekretariat Jenderal. Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015
81
M. Umer Chapra and Habib Ahmed. 2002. Corporate Governance in Islamic
Financial Institutions, Islamic Development Bank, Occasional Paper 1423H.
Mankiw, Gregory N. 2005. Teori Makroekonomi. Erlangga, Jakarta.
Mankiw, Gregory N., Quah, Euston., dan Wilson, Peter. (2012). Pengantar Ekonomi
Makro: Principles of Economics An Asian Edition (Volume 2) (Alih Bahasa:
Biro Bahasa Alkemis). Jakarta: Salemba Empat.
Monzer Kahf, The Performance of the institution of Zakah in Theory and Practice,
The International Conference on Islamic Economics Towards the 21st Century,
Kuala Lumpur - Malaysia, April, 1999.
Pusdatin Departemen Pertanian. 2015. Buletin Ekspor Impor Komoditas Pertanian.
Volume VII Nomor 1 Tahun 2015. Jakarta.
Sukirno Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan dasar
kebijakan. Kencana : Lembaga Penerbit Penata Media Group. Jakarta
Soedomo, Sudarsono, 2010,Ekonomi Hijau: Pendekatan Sosial, Kultural dan
Teknologi, Jakarta: BAPPENAS
Thomas Robert Malthus. Principles of Politcal Economy. (London: W. Pickering,
1836), 309 halaman
Todaro, M.P. 2000. Economics Development. 7th edn. Addison Wesley Longman,
Inc. Boston.
82
Todaro (2006)
Voon, Jan P. 1998. Export Competitiveness of China and ASEAN in The US
Market, ASEAN Economic Bulletin. March
Wahab, Abdul. 2008. Analisis Ekspor Komoditi Pertanian dan Pengaruhnya terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja di Sulawesi Selatan .
Investment, Export, Economic Growth, Employment analisis, Maret 2008, Vol.
5 No. 1: 1-14
Loekman, S., 1998. Pertanian Pada Abad Ke-21. Jakarta: Direktorat Jenderal
pendidikan Tinggi dan Kebudayaan.
[BKPM] Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2016. Perkembangan realisasi
investasi PMDN dan PMA berdasarkan sektor menurut lokasi. Jakarta (ID):
Badan Koordinasi Penanaman Modal.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Ekspor dan impor komoditas pertanian Indonesia
serta produk domestik bruto atas dasar harga konstan 2000 dan 2010 menurut
lapangan usaha (miliar rupiah) tahun 2000-2015 [Internet]. Jakarta (ID):
Badan Pusat Statistik; [diunduh 2017 Mar 22]. Tersedia dari:
http://www.bps.go.id [BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. Laporan
Perekonomian Indonesia 2006. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2019. Laporan Perekonomian Indonesia 2018. Jakarta
(ID): Badan Pusat Statistik
83
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Data Penelitian
PDB
pertanian EXP IMP PMA PMDN
ZAKAT (BAZNAS)
1,012,822.20 112,834.20 107,081.10 29,275.90 179,465.87 5,276.70
1,034,091.47 112,947.03 106,545.69 29,246.62 182,516.79 5,117.47
1,055,807.39 113,059.98 106,012.97 29,217.38 185,619.57 4,963.05
1,077,464.54 113,218.81 105,547.25 29,197.95 188,657.10 4,813.29
1,088,239.19 113,332.03 105,019.51 29,168.75 191,675.61 4,668.05
1,099,121.58 113,445.36 104,494.42 29,139.58 194,742.42 4,527.19
1,110,990.70 113,603.42 104,013.40 29,120.00 197,848.33 4,390.58
1,079,882.96 113,717.02 103,493.33 29,090.88 200,816.06 4,528.09
1,049,646.24 113,830.74 102,975.87 29,061.79 203,828.30 4,129.61
1,019,117.30 113,988.02 102,479.55 29,042.05 207,039.57 4,004.99
1,046,633.47 114,102.01 101,967.15 29,013.01 210,145.16 3,884.14
1,074,892.57 114,216.11 101,457.32 28,983.99 213,297.34 3,766.94
1,100,320.80 114,372.63 100,945.70 28,964.10 216,230.80 7,142.38
1,116,825.61 115,516.36 102,358.94 28,935.14 219,258.03 6,935.24
1,133,578.00 116,671.52 103,791.96 28,906.20 222,327.64 6,734.12
1,150,614.30 117,861.74 105,131.75 28,886.15 225,422.03 6,538.82
1,163,271.06 119,040.35 106,498.46 28,857.26 228,577.94 6,349.19
1,176,067.04 120,230.76 107,882.94 28,828.41 231,778.03 6,165.06
1,187,176.80 121,350.84 109,285.42 28,808.20 234,613.27 5,986.27
1,153,935.85 122,443.00 110,706.13 28,779.39 237,663.24 5,812.66
1,121,625.65 123,544.98 112,145.31 28,750.61 240,752.86 5,644.09
1,087,183.80 124,839.95 113,471.47 28,730.25 243,804.50 5,480.41
1,091,532.54 125,963.50 114,833.13 28,701.52 246,973.96 5,321.47
1,095,898.67 127,097.18 116,211.13 28,672.82 250,184.62 5,167.14
1,100,320.80 128,329.05 117,689.90 28,652.30 252,995.73 5,304.16
1,116,825.61 129,484.01 119,102.18 28,623.65 256,031.68 5,444.81
1,133,578.00 130,649.37 120,531.40 28,595.02 259,104.06 5,589.19
1,150,614.60 131,818.16 121,875.95 28,574.35 262,186.97 5,737.40
1,163,271.36 133,004.52 123,216.59 28,545.78 265,333.21 5,889.54
1,176,067.35 134,201.56 124,571.97 28,517.23 268,517.21 6,045.71
1,187,176.80 135,307.26 126,062.00 28,496.40 271,378.20 6,206.02
84
1,153,935.85 125,835.75 127,448.68 28,467.90 274,363.36 6,370.59
1,121,625.65 117,027.25 128,850.62 28,439.44 277,381.36 6,539.52
1,087,183.80 106,714.10 130,248.05 28,418.45 280,569.43 6,712.93
1,089,358.17 99,244.11 131,029.54 28,390.03 284,216.84 6,890.93
1,091,536.88 92,297.03 131,815.72 28,361.64 287,911.65 7,073.66
1,093,719.96 85,836.23 132,606.61 28,333.28 291,654.51 7,284.93
1,095,907.40 79,827.70 133,402.25 28,304.95 295,446.01 7,502.51
1,098,099.21 74,239.76 134,202.66 28,276.64 299,286.81 7,726.58
1,100,295.41 69,042.98 135,007.88 28,248.37 303,177.54 7,957.35
1,102,496.00 64,209.97 135,817.93 28,220.12 307,118.85 8,195.02
1,104,700.99 59,715.27 136,632.83 28,191.90 311,111.39 8,439.78
1,106,910.40 55,535.20 137,452.63 28,163.70 315,155.84 8,691.85
1,109,124.22 51,647.74 138,277.35 28,135.54 319,252.87 8,951.45
1,111,342.46 48,032.39 139,107.01 28,107.41 323,403.16 9,218.80
1,113,565.15 44,670.13 139,941.65 28,079.30 327,607.40 9,494.14
*Data Periode Januari 2015-Oktober 2018 (dalam miliar rupiah)
LAMPIRAN 2 : Uji Statistik
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 11/11/19 Time: 15:17
Sample: 1 46
Included observations: 46 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 823645.5 172911.6 4.763391 0.0000
X1 0.726572 29.45598 0.024666 0.9804
X2 0.947773 0.403253 2.350321 0.0238
X3 0.823067 0.394017 3.769503 0.0005
X4 1.621596 0.379440 4.273655 0.0001
X5 -2.304325 1.106400 -2.082724 0.0437 R-squared 0.622641 Mean dependent var 1107269.
Adjusted R-squared 0.575471 S.D. dependent var 41043.37
S.E. of regression 26742.17 Akaike info criterion 23.34698
Sum squared resid 2.86E+10 Schwarz criterion 23.58550
Log likelihood -530.9805 Hannan-Quinn criter. 23.43633
F-statistic 13.19997 Durbin-Watson stat 0.575488
Prob(F-statistic) 0.000000
85
LAMPIRAN 3 : Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
-40000 -20000 0 20000 40000 60000
Series: Residuals
Sample 1 46
Observations 46
Mean -4.83e-11
Median 928.3607
Maximum 55411.29
Minimum -48888.87
Std. Dev. 25212.76
Skewness 0.127503
Kurtosis 2.511058
Jarque-Bera 0.582844
Probability 0.747200
LAMPIRAN 4 : Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 13.81197 Prob. F(32,8) 0.0003
Obs*R-squared 45.18219 Prob. Chi-Square(32) 0.0612
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 11/11/19 Time: 15:20
Sample: 1 46
Included observations: 46
Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -316175.6 280692.6 -1.126412 0.2926
ASG 54.25750 32.67806 1.660365 0.1354
PMDN 1.755423 0.314864 5.575173 0.0005
ZKT -16.97959 6.312039 -2.690032 0.0275
EX 1.551064 0.763580 2.031305 0.0767
IM -2.270839 1.361873 -1.667439 0.1340
RESID(-1) -0.109598 0.179145 -0.611781 0.5577
RESID(-2) -0.472452 0.180782 -2.613376 0.0310
RESID(-3) -0.677890 0.166873 -4.062316 0.0036
86
RESID(-4) -0.912408 0.195959 -4.656126 0.0016
RESID(-5) -0.983422 0.219255 -4.485280 0.0020
RESID(-6) -1.296240 0.284300 -4.559409 0.0019
RESID(-7) -0.967948 0.342478 -2.826308 0.0223
RESID(-8) -1.239164 0.369881 -3.350166 0.0101
RESID(-9) -1.224102 0.408011 -3.000171 0.0171
RESID(-10) -1.724472 0.452783 -3.808609 0.0052
RESID(-11) -1.648162 0.530114 -3.109069 0.0145
RESID(-12) -1.521911 0.510216 -2.982875 0.0175
RESID(-13) -1.681330 0.560705 -2.998598 0.0171
RESID(-14) -1.784612 0.596363 -2.992491 0.0173
RESID(-15) -1.834192 0.661601 -2.772352 0.0242
RESID(-16) -2.035779 0.686475 -2.965555 0.0180
RESID(-17) -1.947601 0.728386 -2.673858 0.0282
RESID(-18) -1.968490 0.757702 -2.597975 0.0317
RESID(-19) -1.935510 0.816608 -2.370183 0.0452
RESID(-20) -2.110467 0.803857 -2.625424 0.0304
RESID(-21) -2.090890 0.826677 -2.529272 0.0353
RESID(-22) -1.990570 0.761944 -2.612487 0.0310
RESID(-23) -1.576142 0.703208 -2.241359 0.0553
RESID(-24) -1.611766 0.647236 -2.490229 0.0375
RESID(-25) -1.352647 0.638785 -2.117532 0.0671
RESID(-26) -1.427575 0.571186 -2.499317 0.0370
RESID(-27) -1.067146 0.491974 -2.169111 0.0619
RESID(-28) -0.938145 0.401786 -2.334935 0.0478
RESID(-29) -0.496624 0.337518 -1.471401 0.1794
RESID(-30) -0.491877 0.273043 -1.801462 0.1093
RESID(-31) -0.310647 0.225408 -1.378150 0.2055
RESID(-32) -0.328982 0.204695 -1.607182 0.1467 R-squared 0.982222 Mean dependent var -4.83E-11
Adjusted R-squared 0.899996 S.D. dependent var 25212.76
S.E. of regression 7973.124 Akaike info criterion 20.70851
Sum squared resid 5.09E+08 Schwarz criterion 22.21913
Log likelihood -438.2958 Hannan-Quinn criter. 21.27440
F-statistic 11.94549 Durbin-Watson stat 1.832099
Prob(F-statistic) 0.000516
87
LAMPIRAN 5 : Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 2.309109 Prob. F(19,26) 0.0241
Obs*R-squared 28.88325 Prob. Chi-Square(19) 0.0678
Scaled explained SS 16.50067 Prob. Chi-Square(19) 0.6237
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/11/19 Time: 15:20
Sample: 1 46
Included observations: 46
Collinear test regressors dropped from specification Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.54E+12 2.05E+12 -1.726827 0.0961
ASG^2 10214.02 76598.16 0.133345 0.8949
ASG*PMDN -3890.922 3571.971 -1.089293 0.2860
ASG*ZKT 85418.73 76303.43 1.119461 0.2732
ASG*EX 8355.199 3698.387 2.259147 0.0325
ASG*IM -8305.432 6822.948 -1.217279 0.2344
ASG 4.03E+08 1.41E+09 0.284973 0.7779
PMDN^2 -31.99856 39.60922 -0.807856 0.4265
PMDN*ZKT 446.3201 866.4786 0.515096 0.6108
PMDN*EX -125.1439 85.57876 -1.462324 0.1556
PMDN*IM 191.9131 103.1975 1.859668 0.0743
PMDN 11684466 15973095 0.731509 0.4710
ZKT^2 5707.758 2809.608 2.031514 0.0525
ZKT*EX 385.1613 1390.252 0.277044 0.7839
ZKT*IM -1076.684 1451.208 -0.741922 0.4648
ZKT -2.43E+08 1.30E+08 -1.862597 0.0739
EX^2 -5.951796 23.47547 -0.253533 0.8019
EX*IM -84.87263 157.9525 -0.537330 0.5956
EX 35174320 27427986 1.282424 0.2110
IM^2 -85.91505 120.5272 -0.712827 0.4823 R-squared 0.627897 Mean dependent var 6.22E+08
Adjusted R-squared 0.355975 S.D. dependent var 7.73E+08
S.E. of regression 6.20E+08 Akaike info criterion 43.62813
Sum squared resid 1.00E+19 Schwarz criterion 44.42319
Log likelihood -983.4471 Hannan-Quinn criter. 43.92597
F-statistic 2.309109 Durbin-Watson stat 1.754972
Prob(F-statistic) 0.024117
88
LAMPIRAN 6 : Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 11/11/19 Time: 15:21
Sample: 1 46
Included observations: 46 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 2.99E+10 1923.149 NA
ASG 867.6546 154.7772 5.308690
PMDN 0.162613 671.1568 1.896671
ZKT 38.24206 99.33057 5.162816
EX 0.143975 111.2377 5.816987
IM 1.224120 1106.339 1.351554