of 140 /140
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA PADA WAKTU EX-DIVIDEN DAY Skripsi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Diajukan oleh : NAMA : DIANA DEWI SETIANINGSIH NIM : 2002 – 11 – 053 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

analisis pengaruh faktor fundamental dan resiko pasar terhapa harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta pada waktu Ex-Dividend Day

Embed Size (px)

Text of analisis pengaruh faktor fundamental dan resiko pasar terhapa harga saham perusahaan manufaktur di...

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA PADA WAKTU EX-DIVIDEN DAY

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Diajukan oleh : NAMA NIM : DIANA DEWI SETIANINGSIH : 2002 11 053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA 2006

Tim Penguji Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

( M.F Arrozi, SE,Akt, M.Si )

(Dihin Septyanto, SE, ME)

Anggota Penguji: 1. Drs. Sapto Jumono, ME 2. Ignatius Rony, SE, M.Si 3. Eka Bertuah SE, MM

( ( (

) ) )

Jakarta, 1 Maret 2006 Universitas INDONUSA Esa Unggul Ketua Jurusan Manajemen

(Rina Anindita, SE, MM)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam skripsi ini penulis memberi judul Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Pada Waktu Ex-Dividen Day. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna menyelesaikan studi program S-1 Manajemen di Universitas Indonusa Esa Unggul. Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara materiil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Kemala Motik Abdul Gafur, MM selaku Rektor Universitas Indonusa Esa Unggul. 2. Bapak DR. Erman Munzir selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonusa Esa Unggul. 3. Ibu Rina Anindita, SE, MM selaku Ketua Jurusan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonusa Esa Unggul. 4. Bapak M.F. Arrozi. SE,Akt, MSi selaku Dosen Pembimbing Materi yang mana telah banyak meluangkan waktunya disela-sela kesibukan beliau dalam hal

iii

membantu penulisan dibidang materi juga atas saran, motivasi serta kesabaran yang beliau berikan kepada penulis dalam materi penulisan skripsi ini 5. Bapak Dihin Septyanto, SE, ME selaku Dosen pembimbing Teknis yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan dan kritiknya yang memotivasi penulis untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. 6. Yang tercinta dan terkasihi Orang tua yang dengan segala ketulusan dan kerja kerasnya membuat penulis mampu menjadikan hidup ini lebih baik dan lebih berarti serta yang telah banyak memberi dukungan baik secara materi maupun spirit kepada penulis. 7. Kakak tercinta Dina Sartika yang telah memberikan semangat dan dukungan serta doa setulus hati dan yang selalu memberikan motivasi, kasih dan sayangnya kepada penulis. 8. Haryo Jati Prakoso tercinta atas semangat dan dukungan serta doa setulus hati dan yang selalu memberikan motivasi, kasih dan sayangnya kepada penulis. 9. Special thanks for Pachrul (Makasih Bauanyaak ya master), terima kasih juga untuk teman-temanku Evi, Sarip, Sigit, Bambang, Rudi, Rizkah, Wahid, Lilis, Vindy, Intan dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

iv

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih banyak kekurangan karena terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak tersebut diatas, akhirnya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan waktu yang ditentukan. Atas kekurangan dalam Skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kemajuan penulis dalam kegiatan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Maret 2006 Penulis,

Diana Dewi

v

ABSTRAKSI

DIANA DEWI SETIANINGSIH, Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Faktor Resiko Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Pada Waktu Ex-Dividen Day, (dibawah bimbingan Bapak MF Arrozi, SE, Akt, M.Si dan Bapak Dihin Septyanto, SE, ME). Ex-dividen day merupakan hari hilangnya hak untuk mendapatkan dividen atas saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental seperti dividen kas, earning per share dan debt to equity ratio serta IHSG dan kurs terhadap Harga Saham pada waktu ex-dividen day. Pengumpulan data berdasarkan purposive sampling dengan sampel data sebanyak 70 data dari 14 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Jakarta dan mengeluarkan dividen berturut-turut selama tahun 2001 sampai dengan 2005. beberapa uji statistik yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji kelayakan model dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor fundamental dan faktor resiko secara bersama-sama mempengaruhi Harga Saham pada waktu ex-dividen day. Secara parsial dividen kas mempengaruhi Harga Saham pada waktu ex-dividen day sedangkan Variabel yang lain tidak mempunyai pengaruh. Dalam model analisis terpenuhi uji asumsi klasik yaitu tidak terdapat autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

vi

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul Lembar Persetujuan ..............................................................................................i Lembar Pengesahan .............................................................................................ii Kata Pengantar Abstraksi Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran ............................................................................................iii ............................................................................................vi ...........................................................................................vii ..............................................................................................x ............................................................................................xi ...........................................................................................xii

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................1 B. Identifikasi Masalah.........................................................................5 C. Perumusan Masalah.........................................................................7 D. Tujuan Penelitian.............................................................................8 E. Manfaat Penelitian ....................................................................10

F. Sistematika Penulisan ....................................................................10

vii

i

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Dividen.........................................................................12 B. Harga Saham..................................................................................16 C. Pengaruh Dividen Kas Terhadap Harga Saham.............................18 D. Financial Leverage........................................................................19 E. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Harga Saham.................22 F. Earning Per Share.........................................................................23 G. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham..................24 H. Nilai Tukar ................................................................................25

I. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Harga Saham .............................26 J. Penelitian Terdahulu..................................................................27 K. Kerangka Pemikiran ......................................................28 L. Rumusan Hipotesis BAB III ....................................................................30

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................32 B. Jenis dan Sumber Data...................................................................32 C. Populasi dan Sampel......................................................................33 D. Metode Pengumpulan Data............................................................34 E. Metode Analisis Data ....................................................................35 F. Definisi Operasional Variabel........................................................39

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PERUSAHAAN............................41

viii

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Normalitas ....................................................................48 B. Hasil Uji Asumsi Klasik ..............................................................49 C. Hasil Uji Regresi Berganda Dengan Logaritma Natural Sebelum Ex-Dividen Day ....................................................................51

D. Hasil Uji Regresi Berganda Dengan Logaritma Natural Sesudah Ex-Dividen day ..............................................................................58 E. Uji Beda.........................................................................................67 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan....................................................................................68 B. Saran..............................................................................................70 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................71

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 5.1 Hasil Uji Autokorelasi............................................................................49 Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinearitas .....................................................................50 Tabel 5.3 Statistic Descriptif Sebelum Ex-Dividen.................................................52 Tabel 5.4 Hasil Uji F Sebelum Ex-Dividen..............................................................53 Tabel 5.5 Hasil Uji Adjusted Square Sebelum Ex-Dividen.....................................54 Tabel 5.6 Hasil Uji Hipotesis Sebelum Ex-Dividen.................................................55 Tabel 5.7 Statistic Descriptif Sesudah Ex-Dividen..................................................58 Tabel 5.8 Hasil Uji F Pada Waktu Ex-Dividen........................................................59 Tabel 5.9 Hasil Uji Adjusted Square Pada Waktu Ex-Dividen...............................61 Tabel 5.10 Hasil Uji Hipotesis Pada Waktu Ex-Dividen...........................................62

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 1.1 Grafik Faktor Fundamental..................................................................2 Gambar 1.2 Grafik Kurs..........................................................................................4 Gambar 2.1 Kerangka Pikir...................................................................................29 Gambar 5.1Hasil Uji Normalitas...........................................................................48 Gambar 5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas.............................................................51

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III LAMPIRAN IV LAMPIRAN V LAMPIRAN VI

Daftar nama-nama perusahaan Data Debt To Equity Ratio Hasil Uji Autokorelasi dan Multikolinearitas Hasil Uji Normalitas dan Heteroskedastisitas Hasil Uji Regresi Berganda Sebelum Ex-Dividen Hasil Uji Regresi Berganda Sesudah Ex-Dividen

xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu entitas bisnis yang paling kompleks. Pasar modal dalam banyak hal sangat menentukan kehidupan perekonomian suatu negara. Bahkan tidak jarang keberadaaan pasar modal kerap juga menjadi salah satu indikator untuk mengukur maju tidaknya suatu tingkat perekonomian negara. Tingkat perekonomian suatu negara berbeda dengan negara lainnya, hal ini tergantung dari kondisi negara tersebut. Dikategorikan sebagai negara yang sedang berkembang atau negara yang sudah maju. Pasar modal kita mengenal berbagai aktivitas baik itu seputar transaksi saham, kinerja perusahaan, harga saham, laba maupun kebijakan dividen dan masih banyak lainnya. Dalam menentukan pemilihan investasi dipasar modal, nilai harga saham menjadi pertimbangan yang penting. Oleh karena itu, para investor harus sudah menggunakan pertimbangan yang tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi pasar saham itu sendiri. Faktor-faktor tersebut meliputi : (1) lingkungan mikro ekonomi yang meliputi analisis fundamental dan analisis teknikal yang cenderung bisa dikontrol, (2) lingkungan makro ekonomi. Faktor lingkungan mikro maksudnya adalah semua faktor penentu yang berasal dari dalam perusahaan penerbit saham itu sendiri (internal factor) seperti :

1

kinerja dari perusahaan, kondisi keuangan, kebijakan financial yang diambil, informasi keuangan dan lain sebagainya. Informasi keuangan yang sangat

menarik perhatian para pemegang saham dan para calon investor, salah satunya adalah laba per lembar saham. Oleh karena itu informasi tentang laba per lembar saham itu selalu dicantumkan dalam berbagai laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan, khususnya untuk laporan-laporan yang ditujukan kepada pemegang saham dan masyarakat luas seperti halnya laporan keuangan. Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba yang diberikan perusahaan maka investor akan semakin percaya bahwa perusahaan akan memberikan tingkat pengembalian yang cukup baik. Berikut ini adalah grafik faktor fundamental dari perusahaan manufaktur pada waktu ex-dividen day.Grafik Faktor Fundamental1,200 1,100 1,000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 2001 2002 2003 tahun 2004 2005 0.20 der

di vi de n ka s da n ep s

dividen kas eps der

Gambar 1.1 Grafik pergerakan dividen kas, EPS dan DER dari tahun 2001-2005

Gambar 1.1 menunjukkan grafik pergerakan dividen kas, EPS dan DER pada perusahaan manufaktur pada waktu ex-dividen day dari tahun 2001 sampai dengan 2005. Dalam grafik tersebut dividen kas diambil pada saat pengumuman dividen, EPS dan DER diambil dari data tiap kuartal. Besaran nilai dividen kas, EPS dan DER dirata-ratakan dari 14 perusahaan yang dijadikan sampel. Maka dapat dilihat bahwa dividen kas pada tahun 2002 sampai dengan 2004 mengalami kenaikan. Sedangkan untuk EPS kenaikan terjadi pada tahun 2002 dan 2004. Sedangkan DER mengalami penurunan pada tahun 2002 dan 2003. Dan tahun 2004 dan 2005 mengalami kenaikan disaat Dividen kas dan EPS sama-sama mengalami penurunan pada tahun 2005. Sedangkan faktor lingkungan makro ekonomi adalah faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan (external factor) seperti : perubahan kurs (exchange rate), laju inflasi (inflation rate), tingkat suku bunga (intersest rate) dan kondisi politik yang mungkin mempunyai banyak pengaruh, yang keadaanya di luar kendali perusahaan emiten atau bursa itu sendiri. Siklus pasar modal tidak lepas dari hukum ekonomi, yaitu permintaan dan penawaran, artinya semakin banyak investor yang menanamkan uangnya disaham, maka harga pasar secara logis naik. Sebaliknya, jika investor saham berkurang maka harga pasar secara logis akan turun. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi masyarakat atau investor untuk membeli atau menjual sahamnya, yaitu faktor-faktor ekonomi, sosial dan politis. Dua variabel utama dalam faktor

ekonomi adalah tingkat suku bunga dan nilai kurs. Berikut ini adalah grafik indikator ekonomi makro yaitu kurs. Grafik kurs10,000 9,500

kurs

9,000 8,500 8,000 7,500 2001 2002 2003 tahun 2004 2005

kurs

Gambar 1.2 Grafik pergerakan kurs dari tahun 2001-2005 Berdasarkan gambar 1.2 diatas menunjukkan bahwa perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah cukup ber-fluktuasi, terjadi kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada tahun 2003 sedangkan pada tahun berikutnya terjadi penurunan nilai tukar rupiah. Ex-dividend day disini merupakan hari hilangnya hak untuk mendapatkan dividen atas saham, sehingga bagi para investor yang berorientasi pada dividen akan menggunakan kesempatan ini untuk membeli saham guna memperoleh dividen. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Pujiono. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian Pujiono membandingkan reaksi pasar atas kebijakan dividen di pasar modal yang berbeda antara pasar modal Jakarta dan pasar modal Singapura

dengan periode pengambilan sampel perusahaan dari tahun 1992-19961. Sementara penelitian ini untuk meneliti pengaruh reaksi pasar atas kebijakan dividen dipasar modal Indonesia dengan periode pengambilan sampel tahun 2001-2005. Penelitian ini menambahkan variabel penelitian yaitu earning per share dan resiko pasar. Variabel earning per share sebelumnya pernah diteliti oleh Mulyono yang melakukan penelitian tentang earning per share dan tingkat suku bunga terhadap harga saham2. Resiko pasar dalam penelitian ini yaitu pasar modal yang dicerminkan melalui indeks harga saham gabungan dan nilai tukar rupiah yang sebelumnya pernah diteliti oleh Tendi, Stevanus dan Maya yang melakukan penelitian tentang pengaruh faktor fundamental dan resiko sistematis terhadap tingkat pengembalian saham Bursa Efek Jakarta.3 Berkaitan dengan hal tersebut membuat peneliti tertarik mengambil judul Analisis pengaruh faktor fundamental dan resiko pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta pada waktu ex-dividend day.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi masalah a. Pembagian dividen tunai kepada pemegang saham menyebabkan perilaku harga saham cenderung menurun pada waktu ex-dividend day.1

Pujiono, Dampak Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Waktu Ex-Dividen Day, Simposium Nasional Akuntansi IV. P.221-237,2000 2 Sugeng Mulyono, Pengaruh Earning Per Share dan Tingkat Suku Bunga, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 2000, P.101-115 3 Tendi, Stevanus dan Maya,Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematis terhadap Tingkat Pengembalian Saham BEJ, Usahawan No. 11 November 2005, P. 26-37

b. Pembagian dividen yang besar kepada pemegang saham menyebabkan posisi modal akan menurun. Hal ini terlihat dari munculnya hubungan yang berbanding terbalik antara dividen dengan modal sendiri. c. Adanya perilaku para investor yang berkeinginan mendapat keuntungan dari capital gain, lebih memilih untuk tidak membeli saham pada waktu ex-dividend day. d. Harga saham perusahaan manufaktur berfluktuasi. e. Menurunnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah. 2. Pembatasan Masalah a. Untuk mendapatkan arah pembahasan yang lebih baik maka ruang lingkup penelitian hanya dibatasi pada saham-saham perusahaan manufaktur yang mengeluarkan dividen sejak tahun 2001-2005 sehingga ex-dividend day dapat diketahui. b. Penelitian ini hanya menggunakan informasi keuangan berupa dividen kas, financial leverage, earning per share indeks harga saham gabungan dan nilai tukar sebagai tolak ukur mengetahui pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan manufaktur pada waktu ex-dividend day.

C. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah secara serempak dividen kas, financial leverage, earning per share, indeks harga saham gabungan dan kurs berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day ? 2. Apakah dividen kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day ? 3. Apakah financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day ? 4. Apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day ? 5. Apakah indeks harga saham gabungan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day ? 6. Apakah nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day ? 7. Apakah secara serempak dividen kas, financial leverage, earning per share, indeks harga saham gabungan dan kurs berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day ? 8. Apakah dividen kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day ? 9. Apakah financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day ?

10. Apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day ? 11. Apakah indeks harga saham gabungan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day ? 12. Apakah nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day ? 13. Apakah ada perbedaan antara dividen kas, financial leverage, earning per share, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar terhadap harga saham sebelum dan setelah ex-dividend ?

D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara serempak dividen kas, financial leverage, earning per share, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara dividen kas terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara financial leverage terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. d. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara earning per share terhadap harga saham sebelum ex-dividen day.

e. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara indeks harga saham gabungan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. f. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara nilai tukar terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. g. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara serempak dividen kas, financial leverage, earning per share, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. h. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara dividen kas terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day i. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara financial leverage terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day. j. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara earning per share terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day. k. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara indeks harga saham gabungan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day. l. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara nilai tukar terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day. m. Untuk mengetahui ada perbedaan antara dividen kas, financial leverage, earning per share, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar terhadap harga saham sebelum dan setelah ex-dividend ?

E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dan kegunaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Sebagai bahan acuan bagi pihak-pihak yang tertarik untuk meneliti pasar modal di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan dividen. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. c. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen yang tepat dan bisa diterapkan di masa yang akan datang.

F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, identifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan pandangan-pandangan secara teoritis yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Bab ini juga menguraikan perumusan hipotesis yang digunakan oleh penulis dan kerangka pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data,

metode analisis data yang digunakan dan definisi operasional variabel. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek penelitian yang digunakan meliputi sejarah perusahaan dan aktivitas

perusahaan yang menjadi sampel penelitian. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan seluruh proses penelitian dan hasilnya akan dijelaskan secara rinci. Hasil pengolahan data dengan komputerisasi akan dianalisis untuk mendapatkan hasil yang nantinya akan disimpulkan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan memaparkan kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Dividen Menurut Siegel dan Shim Dividen adalah pembagian penghasilan yang dibayarkan kepada pemegang saham berdasarkan pada banyaknya saham yang dimilikinya4. Sedangkan definisi dividen menurut Arifin dan Fakhruddin adalah bagian keuntungan perusahaan yang diberikan kepada pemegang saham.5 Skousen et.al membedakan dividen kedalam 4 jenis dividen yaitu :6 1. Dividen kas Dividen kas yaitu dividen dalam bentuk kas (uang tunai). Dividen jenis ini dibayarkan secara berkala yaitu : triwulan, enam bulan, tahunan dan paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Dividen ini harus diambil dari laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak. Bagi suatu perusahaan, dividen ini menyebabkan penurunan laba yang dibagi dan kas. Bagi investor, dividen kas menghasilkan kas dan dibukukan sebagai pendapatan dividen.

4

Siegel dan Shim, Dictionary of Accounting Terms, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1994. P. 154 5 M. Arifin dan Fakhruddin, Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1999, P.24 6 Skousen et al, Intermediate Accounting, Edition 14, South-Western Colege Publishing, 2000, P.627632

12

2. Dividen Harta Pembagian kepada para pemegang saham yang dapat dibayar dengan aktiva selain kas biasanya disebut sebagai dividen harta. Sering kali aktiva yang akan didistribusikan adalah sekuritas perusahaan sekuritas lain yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan memindahkan hak pemilikannya dalam sekuritas itu kepada para pemegang saham. Dividen harta biasanya hanya terjadi dalam perseroan yang bersifat tertutup. 3. Dividen Saham Dividen saham merupakan pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu berupa pembelian tambahan saham kepada pemegang saham. Tanpa diminta pembayaran dan jumlah sebanding dengan harga-harga yang dimilikinya. Pembagian dividen dalam bentuk saham sendiri itu menunjukkan penyusunan kembali struktur modal sedangkan proporsi kepemilikan para pemegang saham tetap tidak berubah. 4. Dividen Likuidasi Dividen likuidasi adalah pembagian yang merupakan pengembalian sebagian modal setoran kepada pemegang saham. Dividen likuidasi merupakan pengembalian investasi dan dividen likuidasi dibukukan dengan mengurangi modal setoran. Prosedur pembayaran aktual cukup penting untuk diketahui dan berikut ini adalah urutan pembayaran dividen menurut Bringham :77

Bringham, E. f dan Joel, F. H, Fundamental of Finance Management, 9 th ed, Harcoort College Publishes, USA, 1999, p. 212-213

Declaration date

Ex-dividen date

Holder of record

Payment date

1. Tanggal pengumuman (declaration date) Merupakan tanggal resmi pengumuman dividen oleh emiten tentang bentuk dan besarnya dividen serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Contoh : Dalam RUPS (misal tanggal 15 Oktober) direksi mengeluarkan pengumuman yang berbunyi pada tanggal 15 Oktober 2000, berdasarkan persetujuan para pemegang saham PT ABC memutuskan pembayaran dividen sebesar Rp. 150 per lembar saham kepada pemegang saham yang tercatat tanggal 15 Desember. Pembayaran akan dilakukan pada tanggal 5 Januari 2001. 2. Tanggal pemisahan dividen (ex-dividen date) Merupakan tanggal pada saat dividen dipisahkan dari saham, dimana telah ditetapkan bahwa hak untuk memperoleh dividen akan tetap melekat pada saham 4 hari sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. Kepemilikan hak atas dividen sering menjadi sumber masalah terutama jka terjadi keterlambatan dalam pemberitahuan kepada perusahaan tentang transaksi jual beli atas suatu saham. Dividen akan tetap melekat pada saham sampai 4 hari sebelum tanggal yang ditetapkan sebagai ex-dividen date atau sesudahnya tidak berhak lagi memperoleh dividen yang akan dibagikan pada saat payment date nanti. Dari contoh diatas, tanggal pemisahan dividen jatuh 4 hari sebelum tanggal 15 Desember yaitu tanggal 11 Desember 2000. 3. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)

Merupakan tanggal dimana seorang investor harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan public atau emiten sehingga mempunyai hak yang diperuntukkan bagi pemegang saham. Berdasarkan contoh diatas, pada tanggal 15 Desember 2000 merupakan tanggal pencatatan pemegang saham yang bertujuan untuk menentukan pemegang saham mana saja yang berhak untuk memperoleh dividen. Perusahaan menutup buku pencatatan pemindah tanganan saham dan membuat daftar pemegang saham per tanggal tersebut. Apabila perusahaan ABC diberitahu tentang penjualan dan pemindahan beberapa saham sebelum tanggal 16 Desember, pemegang saham yang baru akan menerima dividen. Apabila pemberitahuan diterima pada tanggal atau sesudah tanggal 16 Desember maka pemegang saham lama akan memperoleh dividen. 4. Tanggal pembayaran (payment date) Merupakan tanggal penerimaan dividen sesuai dengan bentuk yang diumumkan pada tanggal pengumuman oleh Dewan Direksi dalam Rapat Umum. Pemegang Saham yang telah diadakan sebelumnya. Pembayaran ini biasanya dilakukan 2 atau 3 minggu setelah pencatatan sebagai pemegang saham seperti yang tertera pada holder of record. Berdasarkan contoh diatas, jadi pada tanggal 5 Januari 2001 adalah tanggal pembayaran. Perusahaan akan melaksanakan pembayaran dividen kepada pemegang saham yang tercatat sebagai pemegang saham.

B. Harga Saham Saham adalah surat tanda bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan atau bukti penyertaan modal pada suatu perusahaan. Wujud saham yang berupa selembar kertas dan menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan terbagi atas dua jenis, yaitu : 1. Saham biasa (common stock) Saham biasa merupakan saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan kepemilikannya tidak melekat pada pemegang sertifikat tersebut selain itu saham tidak mempunyai jatuh tempo, tetapi sebagai pemilik selama perusahaan berdiri. 2. Saham preferen (preferrend stock) Saham preferen adalah suatu sekuritas hibrida atau campuran antara karakteristik saham biasa dan obligasi. Sama dengan saham biasa karena sama-sama tidak memiliki jatuh tempo dan saham preferen sama dengan obligasi dalam hal jumlah dividen terbatas.

Menurut Weston et.al faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham yaitu :8 1. Kebijakan dividen (dividend policy) Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam8

Weston, Besley dan Brigham, Essentials of Managerial Finance Eleventh Edition, The Dryden Press, 1996. P.26

bentuk laba ditahan guna pembiayaan di masa yang akan datang. Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu sumber dana yang paling panjang untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sementara dividen merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. 2. Proyeksi laba Apabila suatu perusahaan memiliki laba yang besar maka dividen yang akan dibagikan juga semakin besar, maka sebaliknya apabila suatu perusahaan memiliki laba yang kecil maka dividen yang akan dibagikan juga semakin kecil. Dengan demikian maka investor tidak segan-segan untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut dan akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. 3. Penggunaan hutang Penggunaan hutang dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan resiko yang lebih tinggi sehingga kreditur mensyaratkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi sedangkan bunga itu sendiri beban tetap bagi perusahaan, sehingga dengan banyaknya hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan dapat menyebabkan debt to equity (DER) semakin besar. 4. Proyeksi pendapatan per lembar Investor mengharapkan pendapatan per lembar yang tinggi ketika akan berinvestasi, dimana hal ini akan tercapai jika perusahaan yang akan diinvestasikan tersebut memperoleh laba yang cukup baik. Hal ini tentu akan

mendorong investor untuk berinvestasi pada saham yang memiliki pendapatan per lembar yang tinggi. 5. Jangka waktu aliran pendapatan Jangka waktu merupakan salah satu faktor yang turut diperhatikan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi, dimana aliran pendapatan dimasa mendatang merupakan hasil investasi yang harus diterima dalam investasi yang juga turut mempengaruhi harga saham.

C. Pengaruh Dividen Kas Terhadap Harga Saham Kebijaksanaan dividen menyangkut apakah laba perusahaan akan

dibayarkan sebagai dividen atau ditahan untuk reinvestasi perusahaan. Setiap perubahan dalam setiap kebijaksanaan dividen akan menimbulkan pengaruh yang menguntungkan maupun merugikan atas harga pasar saham. Kebijaksanaan dividen yang optimal menyeimbangkan daya-daya yang bertentangan dan memaksimalkan harga saham. Pujiono melakukan penelitian terhadap kebijaksanaan dividen kas terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day. Hasilnya menyimpulkan bahwa dividen kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day.9 Sularso melakukan penelitian tentang pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham (return) sebelum dan sesudah ex-dividen date. Hasil9

Pujiono, Loc.cit

penelitian menyimpulkan bahwa harga saham bereaksi negative terhadap informasi pengumuman dividen naik pada saat ex-dividen date dan bereaksi positif terhadap informasi pengumuman dividen turun pada saat ex-dividen date.10

D. Financial Leverage Menurut Siegel dan Shim leverage adalah istilah yang biasa dipergunakan dalam keuangan dan akuntansi untuk menjelaskan kemampuan biaya tetap untuk meningkatkan laba bagi pemilik perusahaan.11 Biaya tetap menunjukkan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi atau tidak berubah meskipun volume penjualan atau produksi mengalami perubahan. Menurut Miswanto dinyatakan bahwa leverage dapat dibedakan atas :12

1. Operating leverage (leverege operasi) Sebuah ukuran mengenai risiko operasi yaitu biaya operasi tetap yang ditemukan dalam laporan rugi laba perusahaan. Keputusan leverage operasi menunjukkan keputusan investasi yang menggunakan biaya tetap oleh perusahaan. Leverage operasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa

10

Sularso,Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham (return) Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di BEJ Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5, No. 1, Mei 2003. P.1-17 11 Siegel dan Shim, Op.cit. p. 267 12 Miswanto,Pengaruh Keputusan Leverage Terhadap Laba dan Risiko, Jurnal Kajian Bisnis, No. 25, Jan-April 2002, hal. 79-95

besar penggunaan biaya tetap operasi antara lain : gaji pegawai, biaya asuransi dan depresiasi gedung dan peralatan. 2. Financial leverage (leverage pembelanjaan atau pembiayaan) Keputusan leverage pembelanjaan menunjukkan keputusan pembelanjaan yang mengakibatkan adanya biaya tetap pembelanjaan. Biaya tetap tersebut berupa bunga untuk pembelanjaan dengan utang dan dividen untuk pembelanjaan dengan saham preferen. Bunga utang dan dividen saham preferen merupakan biaya tetap pembelanjaan yang harus dibayar tanpa memperdulikan besar-kecilnya tingkat laba perusahaan. Adanya penambahan biaya pembelanjaan akan meningkatkan ketidakpastian laba per lembar saham biasa (EPS) ketidakpastian tersebut karena adanya keputusan pembelanjaan disebut risiko pembelanjaan. 3. Total leverage Leverage total merupakan kombinasi antara leverage operasi dan leverage pembelanjaan. Leverage total digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam penggunaan biaya tetap, baik biaya tetap operasi maupun biaya tetap pembelanjaan. Analisis leverage total membantu manajemen keuangan atau CFO (chief financial officer) dalam menganalisis persentase perubahan EPS yang disebabkan oleh adanya persentase perubahan pada volume penjualan. Menurut Brigham dan Houston leverage keuangan adalah penggunaan hutang dengan beban tetap sebagai sumber pembiayaan perusahaan. Tingkat

penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan menyiratkan tiga hal penting, yaitu : 1. Dengan menaikkan dana melalui hutang, pemilik dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas. 2. Kreditor mensyaratkan adanya ekuitas atau dana yang disediakan oleh pemilik sebagai marjin pengaman. 4. Jika perusahaan memperoleh tingkat laba yang lebih tinggi atas dana pinjamannya daripada tingkat bunga yang dibayarkan atas dana tersebut, maka pengembalian atas modal pemilik diperbesar atau diungkit (leverage). Penggunaan financial leverage bagi perusahaan diharapkan dapat

memperoleh keuntungan yang lebih besar, dimana apabila hasil pengembalian atas aktiva lebih besar daripada biaya hutang, leverage tersebut menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal dengan penggunaan leverage ini juga akan meningkat, sehingga leverage dapat digunakan untuk meningkatkan hasil atau pengembalian pemegang saham, tetapi dengan resiko akan meningkatkan kerugian pada masa-masa suram karena penggunaan financial leverage yang semakin besar akan meningkatkan makin besarnya tingkat suku bunga hutang yang berarti bertambahnya beban tetap perusahaan dan meningkatnya resiko yang akan dihadapinya.

E. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Harga Saham

Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, dimana perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100 %. Penggunaan hutang itu sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi. Pertama, pemberi kredit akan

menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan. Kedua, dengan menggunakan hutang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan mendapatkan keuntungan yang meningkat. Ketiga, dengan menggunakan hutang maka pemilik memperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan. Penelitian yang meneliti tentang financial leverage terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day telah dilakukan oleh Pujiono. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day.13 Yuniningsih melakukan penelitian tentang interdependensi antara kebijakan dividen payout ratio, financial leverage dan investasi pada perusahaan manufaktur dengan mengambil sampel 159 perusahaan dari periode 1992-1995. hasilnya menyimpulkan bahwa financial leverage mempunyai pengaruh positif terhadap investasi dan sebaliknya investasi mempunyai pengaruh positif terhadap financial leverage. Dividen mempunyai pengaruh negative terhadap investasi,

13

Pujiono, loc.cit

disisi lain dividen tidak memberikan pengaruh terhadap kebijakan jumlah hutang.14

F. Earning Per Share Menurut Smith dan Skousen definisi laba per saham (earning per share) adalah sebagai berikut :15 Laba per saham adalah alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai satuan yang berbeda untuk membandingkan laba satusatuan dari waktu ke waktu manakala terjadi perubahan dalam struktur modal. Menurut Arifin and Fakhrudin, definisi earning per share adalah sebagai berikut :16 Earning per share adalah jumlah keuntungan perusahaan yang secara proporsional dapat didistribusikan untuk setiap saham yang dimiliki oleh pemegang saham perusahaan. Earning per share (EPS) atau laba per lembar saham menurut PSAK No. 56 adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan. Jumlah saham yang beredar adalah jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu periode mencerminkan fakta modal saham dapat bervariasi selama periode yang bersangkutan, sejalan dengan naik dan turunnya jumlah modal saham beredar.

14

Yuniningsih,Interdependensi Antara Kebijakan Dividend Payout Ratio, Financial Leverage dan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 9 No.2 Sept 2002. P. 164-182 15 Skousen et.al, Op.cit. p.25 16 Arifin dan Fakhruddin, loc.cit

Jumlah modal saham dapat naik dengan adanya penerbitan saham atau dapat turun dengan adanya pembelian kembali saham (treasury stock). Selanjutnya dengan tujuan untuk perhitungan EPS, jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu akan dikalikan dengan faktor pembobot waktu. Faktor pembobot waktu adalah jumlah beredarnya sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam satu periode.

G. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham Earning per share merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk mengukur besarnya bagian keuntungan yang didapat oleh pemegang saham dan akhirnya dapat dijadikan indikator kinerja perusahaan tahun sebelumnya dan bisa digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan. Kinerja suatu perusahaan dikatakan kurang bagus atau buruk apabila EPSnya rendah. Sebaliknya jika perusahaan tersebut dikatakan berhasil apabila EPSnya meningkat dan dengan adanya peningkatan EPS tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan. Perubahan pada pendapatan per saham akan menimbulkan perubahan juga pada harga saham. Penelitian yang mengkaji mengenai pengaruh earning per share terhadap harga saham antara lain dilakukan oleh Jati yang meneliti pengaruh perubahan laba akuntansi terhadap perubahan harga saham pada 60 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode 1992-1997. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari perubahan laba

akuntansi terhadap perubahan harga saham pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.17 Mulyono melakukan penelitian tentang pengaruh EPS dan tingkat bunga terhadap harga saham pada 15 perusahaan kelompok aneka industri dengan periode pengambilan sampel dari tahun 1992-1997. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa EPS dan tingkat bunga berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan kelompok aneka industri yang go public di Bursa Efek Jakarta.18

H. Nilai Tukar Kurs (exchange rate) adalah harga satu mata uang (yang diekspresikan) terhadap mata uang lainnya.19 Kurs dapat diekpresikan sebagai jumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli mata uang asing (disebut direct quote) atau sebaliknya, sejumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang lokal (disebut indirect quote). Kurs rupiah adalah nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$. Jika nilai tukar rupiah terhadap US$ menguat, ini berarti nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$ menurun maka harga saham di bursa efek diharapkan semakin tinggi. Sebaliknya jika nilai tukar rupiah terhadap US$ melemah, ini berarti nilai tukar sejumlah rupiah yang17

Jati, Pengaruh Perubahan Laba Akuntansi Terhadap Perubahan Harga Saham Pada BEJ, Wahana, Vol. 1, Agustus 1998, P.33-50 18 Sugeng Mulyono, loc.cit 19 M.Faizal, Manajemen Keuangan Internasional, BPFE, Yogyakarta, 2001, P. 20

diperlukan untuk membeli satu US$ meningkat maka harga saham di bursa efek diperkirakan semakin rendah. Nilai tukar mata uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs. Nilai tukar didasari dua konsep. Pertama, konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. Kedua, konsep riil yang diperlukan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara dipasaran internasional.

I. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Hubungan secara teoritis antara nilai tukar rupiah dengan harga saham bersifat negatif yaitu apabila terjadi penurunan nilai tukar mata uang rupiah terhadap US$ (rupiah terdepresiasi) maka harga saham akan mengalami peningkatan. Perubahan dari nilai tukar disebut depresiasi atau apresiasi. Depresiasi adalah suatu penurunan harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Misalnya dari Rp 1 = $1,50 menjadi Rp 1 = $1,25. Hal ini berarti mata uang Rp terhadap US$ mengalami depresiasi. Bila semua kondisi lainnya tetap (ceteris paribus) maka depresiasi mata uang suatu negara akan membuat harga-harga menjadi lebih murah bagi pihak luar negeri.

Apresiasi adalah suatu kenaikan harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Misalnya dari Rp 1 = $ 1,75. hal ini berarti mata uang Rp terhadap US$ mengalami apresiasi. Bila semua kondisi lainnya tetap (ceteris paribus) maka apresiasi mata uang suatu negara akan membuat harga-harga barangnya menjadi lebih mahal bagi pihak luar negeri. Dengan kata lain peningkatan nilai mata uang suatu negara tercermin dari penurunan permintaan masyarakat pada mata uang asing yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham.

J. Penelitian Terdahulu Pujiono melakukan penelitian mengenai dampak kebijakan dividen terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day di pasar modal Indonesia dan Singapura. Variabel penelitian yang digunakan adalah harga saham penutupan pada waktu ex-dividen day sebagai variabel dependen. Dividen kas, volume perdagangan saham dan leverage keuangan sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel secara statistik adalah signifikan.20 Yuniningsih melakukan penelitian tentang interdependensi antara kebijakan dividen payout ratio, financial leverage dan investasi pada perusahaan manufaktur dengan mengambil sampel 159 perusahaan dari periode 1992-1995. Hasilnya menyimpulkan bahwa financial leverage mempunyai pengaruh positif terhadap investasi dan sebaliknya investasi mempunyai pengaruh positif terhadap

20

Pujiono. Loc.cit

financial leverage. Dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap investasi, disisi lain dividen tidak memberikan pengaruh terhadap kebijakan jumlah hutang.21 Mulyono melakukan penelitian tentang earning per share dan tingkat bunga terhadap harga saham pada 15 perusahaan kelompok aneka industri dengan periode pengambilan sampel dari tahun 1992-1997. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa earning per share dan tingkat bunga berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan kelompok aneka industri yang go public di bursa efek Jakarta.22 Tendi, Stevanus dan Maya melakukan penelitian tentang pengaruh faktor fundamental dan resiko sistematis terhadap tingkat pengembalian saham BEJ pada saham LQ 45 dengan periode pengambilan sampel dari tahun 2001-2003. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor fundamental, resiko sistematis dan nilai tukar mempunyai hubungan yang positif sedangkan tingkat inflasi berpengaruh negatif.23

K. Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori diatas, penelitian ini mencakup pengamatan terhadap perusahaan manufaktur di bursa efek Jakarta, dengan membahas bagaimana pengaruh antara laporan keuangan sebagai variable fundamental yaitu dividen kas, financial leverage, dan earning per share. Selain itu menganalisis21 22

Yuniningsih, loc.cit Sugeng Mulyono, loc.cit 23 Tendi, Stevanus dan Maya, loc.cit

pengaruh faktor risiko yaitu indeks harga saham gabungan dan nilai tukar. Kemudian dilakukan analisis regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap pada waktu ex-dividend day. Secara lebih lengkapnya, penelitian ini dapat dijelaskan melalui gambar kerangka pemikiran seperti dibawah ini : Bursa Efek Jakarta Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan Manufaktur

Laporan keuangan

Faktor resiko

Faktor fundamentalDividen kas Financial leverage Earning per share - IHSG - Nilai tukar

Harga Saham Pengaruh Analisis regresi berganda Hasil pembahasan Feed back L. RUMUSAN HIPOTESIS

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disusun suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : Diduga secara serempak dividen kas, financial leverage, earning per share, resiko sistematis dan kurs berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. H2 : Diduga dividen kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. H3 : Diduga financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. H4 : Diduga earning per share berpengaruh secra signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. H5 : Diduga indeks harga saham gabungan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. H6 : Diduga nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day. H7 : Diduga secara serempak dividen kas, financial leverage, earning per share, resiko sistematis dan kurs berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day.

H8

: Diduga dividen kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day.

H9

: Diduga financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day

H10

: Diduga earning per share berpengaruh secra signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day.

H11

: Diduga indeks harga saham gabungan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day

H12

: Diduga nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day

H13

: Diduga ada perbedaan antara dividen kas, financial leverage, earning per share, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar terhadap harga saham sebelum dan setelah ex-dividend.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pusat Referensi Pasar Modal (Bursa Efek Jakarta) yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 121910. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan November - Desember 2005 dengan

menggunakan data harian yang berawal dari Januari 2001 - September 2005.

B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain. Data penelitian adalah data sekunder yang berupa nilai perdagangan, dividen kas, debt to equity ratio, earning per share, suku bunga, indeks harga saham gabungan, harga saham penutupan (closing price), tanggal perusahaan berdiri, jumlah saham yang ditawarkan kepublik, tanggal terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan nilai tukar rupiah.

2. Sumber Data 32

Data-data tersebut diambil dari berbagai sumber antara lain : Jakarta Stock Exchange Statistic (Monthy), daftar kurs harian Bursa Efek Jakarta, catatan laporan keuangan, prospektus, http//www.jsx.co.id dan http//www.bi.go.id

C. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini diambil dari perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yaitu perusahaan manufaktur. Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 20012005 dan mengeluarkan dividen kas, sehingga ex-dividen day dapat diketahui. 2. Perusahaan mengeluarkan dividen secara berturut-turut selama tahun 20012005. 3. Perusahaan tidak mengeluarkan dividen lebih dari satu kali dalam setahun. 4. Tidak mengeluarkan kebijakan stock dividen dan bonus share selama tahun 2001-2005.

Berdasarkan kriteria di atas maka dalam penelitian ini sampel yang dapat diambil sebagai obyek penelitian adalah : 1. Aqua Golden Mississipi(AQUA) 2. Dankos Laboratories (DNKS) 3. Delta Djakarta (DLTA) 4. Ekadharma Tape Industry (EKAD) 5. Goodyear Indonesia (GDYR) 6. Indofood Sukses Makmur (INDF) 7. Kageo Igar Jaya (IGAR) 8. Komatsu Indonesia (KOMI) 9. Mandom Indonesia (TCID) 10. Pan Brothers (PBRX) 11. Sepatu Bata (BATA) 12.Tembaga MuliaSemanan (TBMS) 13. Tempo Scan Pasific (TSPC) 14. Unilever Indonesia (UNVR)

D. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang telah dipublikasikan dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara yaitu : 1. Penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca literature, jurnal ilmiah sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian peneliti serta buku-buku pendukung. 2. Penelitian lapangan yaitu dengan mengunjungi Bursa Efek Jakarta untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam melakukan analisis.

E. Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel independen, variabel dependen dan keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model tersebut memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu (residual) pada suatu kasus berkorelasi dengan kesalahan pengganggu pada kasus yang lain. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin-Watson (D-W) dengan batasan sebagai berikut :24 a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative. b. Uji Multikolinearitas24

Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000, Hal. 216

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Adanya korelasi yang terjadi antar variabel independen berarti dalam model regresi terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Suatu model regresi bebas dari problem multikolinearitas jika :25 a. Mempunyai angka tolerance mendekati 1 b. Mempunyai besaran Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih besar dari 5. c. Uji heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, hal ini berarti varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain mengalami ketidaksamaan. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas salah satunya adalah dengan melihat grafik plot. Jika terjadi pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.2625 26

Drs. Yarnest, M.M, Panduan Aplikasi Statistik SPSS 11.00, DIOMA, Malang, 2004. Hal 61 Ibid 62

3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode poling data, dimana semua data dari semua perusahaan yang menjadi sampel dari tahun 20012005 digabung menjadi satu dalam suatu persamaan regresi linear berganda. Persamaan regresi yang digunakan adalah :27 Yx = o + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + 4 X4 + 5 X5 +

Dimana : Yx o = harga saham pada waktu ex-dividen = konstanta = koefisien regresi

1- 5 X1 X2 X3 X4 X5

= dividen kas = Financial leverage = Earning per share = IHSG = nilai tukar = error Uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji adjusted R Square untuk

mengetahui besarnya variasi dari variabel dependen (nilai perdagangan) yang dijelaskan oleh variabel-variabel independen (dividen kas, financial leverage, earning per share, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar) dan koefisien korelasi (R) untuk melihat27

hubungan antar variabel-variabel

J.Supriyanto, Statistik Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta, 2001, P. 125

independen dengan variabel dependen. Sedangkan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen meliputi uji F dan t. Untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dilakukan uji F. Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. Untuk menguji apakah ada perbedaan antara variable independent terhadap variable dependen sebelum dan setelah ex-dividen menggunakan uji chow test dengan rumus sebagai berikut : F = ( SSRr SSRu ) / r SSRu / (n k) Dimana : SSRr = Residual regresi total SSRu = Residual sebelum dan residual setelah ex-dividen r k n = Parameter = Parameter sebelum dan parameter setelah ex-dividen = Jumlah observasi Jika F tabel > F hitung hal ini berarti ada perbedaan antara sebelum dan sesudah ex-dividen. F. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan waktu ex-dividen day di Bursa Efek Jakarta. 2. Variabel Independen a. Dividen kas Dividen adalah bagian dari laba atau pendapatan perusahaan yang ditetapkan oleh Dewan direksi dan bahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai pendapatan atas modal yang ditanamkan. Nilai dividen didasarkan pada besarnya nilai dividen per lembar yang diumumkan perusahaan. b. Financial leverage Financial leverage diproxikan dengan menggunakan rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio). c. Earning per share Earning per share (EPS) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah total laba bersih dibagi jumlah lembar saham yang beredar dari masing-masing perusahaan selama periode penelitian yaitu tahun 2001-2005. d. Pasar modal Pasar modal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

e. Nilai tukar

Nilai tukar mata uang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs tengah Bank Indonesia, hanya untuk mata uang US$ terhadap rupiah, yang merupakan nilai tengah antara kurs jual dan kurs beli yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter.

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PERUSAHAAN

Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 14 perusahaan manufaktur yang mengeluarkan dividen secara berturut-turut pada periode tahun 2001-2005, yang akan digambarkan secara ringkas sebagai berikut : 1. PT Aqua Golden Missisipi, Tbk PT Aqua Golden Mississipi berdiri pada tanggal 23 Februari 1973. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan pembotolan air minum dalam kemasan. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Maret 1990. Penawaran umum sebesar 1.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham dengan harga penawaran Rp. 7.500. Para pemegang saham perseroan adalah Tirto Utomo, DH 41,67 %, PT Wirabuana Intern 41,67 % dan masyarakat 16,66 %. 2. PT Dankos Laboratories, Tbk PT Dankos Laboratories berdiri pada tanggal 25 Maret 1974. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha farmasi. Perseroan ini berlokasi dikawasan industri Pulogadung dan mempunyai anak perusahaan yaitu PT Bintang Toedjoe, PT Hexparm Jaya Laboratories dan PT Saka Farma Laboratories serta seluruh anak perusahaan perseroan ini bergerak dalam bidang farmasi. Produk utama perseroan ini adalah obat bebas seperti Mixagrip, Mixadin, Minigrip dan lain-lain sedangkan untuk obat resep seeprti Topcillin, Dapyrin, Spiradan dan lain-lain. 41

41

Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 November 1989. Penawaran umum dan pencatatan terbatas 525.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham dan harga penawaran setiap saham Rp. 6.500, sedangkan modal saham dasar Rp. 255.000.000.000 terdiri dari 510.000.000 saham atas nama dengan nilai nominal Rp. 500 per lembar saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh Rp. 63.787.500.000 terdiri dari 127.575.000 saham yang beredar. Para pemegang saham perseroan adalah PT Kalbe Farma sebesar 71,46 %, dan masyarakat sebesar 28,54 %. 3. PT Delta Djakarta, Tbk PT Delta Djakarta didirikan pada tanggal 1 September 1970. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha sebagai produksi minuman beralkohol yaitu bir. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 27 Februari 1984. Penawaran umum 347.400 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham. Harga penawaran Rp. 2.950 setiap saham. Para pemegang saham terdiri dari De Drie Hoefijzers Beheer BV, Breda-Nederland 50 %, Pemerintah DKI Jakarta 35 %, dan masyarakat 15 %. 4. PT Ekadharma Tape Industry, Tbk PT Ekadharma Tape Industry didirikan pada tanggal 20 November 1981. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha pita perekat. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1990. Penawaran umum 1.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham, harga penawaran

Rp. 6.500 setiap saham. Para pemegang saham Judi W.Leonardi 68,1 %, Rudy Kurniawan 5,9 % dan masyarakat 26 %. 5. PT Goodyear, Tbk Perseroan ini didirikan dengan nama N.V THE GOODYEAR TIRE AND RUBBER COMPANY LIMITED pada tanggal 26 Januari 1917 dimana disahkan oleh Gouverneur General Van Nederlandsch Indie. Pabrik ban perseroan yang didirikan pada tahun 1935 di Bogor telah menjadi produsen ban pertama di Indonesia. Pada tanggal 25 Juli 1978 nama perseroan diganti menjadi PT GOODYEAR INDONESIA. Penawaran umum 6.150.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham dengan harga penawaran Rp. 1.250 setiap saham. Para pemegang saham yaitu The Goodyear Tire dan Rubber Company 85 % dan masyarakat 15 %. 6. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk PT Indofood Sukses Makmur berdiri pada bulan Januari 1974 yang merupakan hasil merger dari 19 produsen mie instant. Produk pada perseroan dipasarkan dalam beberapa merk dagang antara lain : Indomie, Sarimie, Supermie, Popmie, yang secara keseluruhan menguasai 90 % pasar mie instant di Indonesia. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggsl 14 Juli 1994. Penawaran umum 21.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham dengan harga penawaran Rp. 6.200. Para pemegang saham perseroan adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa 51,92 %, Norbax Inc sebesar 6,15 %, dan masyarakat sebesar 41,93 %.

7. PT Kageo Igar Jaya, Tbk PT Kageo Igar Jaya berdiri pada tanggal 30 Oktober 1975. perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha industri wadah kemasan gelas dan plastik untuk keperluan farmasi, kosmetika, makanan, minuman serta alat suntik sekali pakai. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 5 November 1990. Penawaran umum 1.750.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham dengan harga penawaran Rp. 5.100 setiap saham. Para pemegang saham perseroan adalah PT KLBF sebesar 51,13 %, James Rachman Subekti sebesar 15,15 %, PT Wahanusa Persada Niaga sebesar 13,38 % dan masyarakat 20,34 %. 8. PT Komatsu Indonesia, Tbk PT Komatsu Indonesia didirikan pada tanggal 13 Desember 1982 merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri alat berat konstruksi. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 31 Oktober 1995. Penawaran umum 32.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 500 setiap saham dengan harga penawaran Rp. 2.100 setiap saham. Para pemegang saham Komatsu Limited 38,24 %, PT United Tractors 26,76 %, Sumitomo Corporation 6,88 %, Marubeni Corporation 4,59 %, masyarakat 23,53%.

9. PT Mandom Indonesia, Tbk PT Mandom Indonesia didirikan pada tanggal 5 November 1969 bergerak dalam bidang industri kosmetika, wangi-wangian dan barang plastik. Pencatatan

di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 30 September 1990. Penawaran umum 4.400.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham, harga penawaran Rp. 7.350. Para pemegang saham terdiri dari Mandom Corporation dari Jepang 40 % dan N.V The City Factory dari Indonesia 60 % 10. PT Pan Brother TEX, Tbk PT Pan Brother TEX berdiri pada tanggal 21 Agustus 1980 dengan nama Panca Brother Textile. Pada tanggal 26 Desember 1989 diubah menjadi PT Pan Brother TEX. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha tekstil dan pembuatan pakaian jadi. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 16 Agustus 1990. Penawaran umum 3.800.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1000 setiap saham, harga penawaran setiap saham Rp. 8700. Para pemegang saham perseroan adalah Soegiarto Hanafi sebesar 50 %, Jimmy Soemitro sebesar 20 %, rini Chandra sebesar 10 %, Amin Widdhiarta sebesar 10 %, Goenarto Waluyo sebesar 5 % dan Norman sebesar 5%. 11. PT Sepatu Bata, Tbk PT Sepatu Bata didirikan pada tanggal 15 Oktober 1931. Perusahaan yang bergerak sebagai produsen sepatu. Pencatatan di Bursa EFek Jakarta pada tanggal 24 Maret 1982. Penawaran umum 1.200.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham, harga penawaran Rp.1.275 setiap saham. Para pemegang saham terdiri dari BAfin (Nederland) B.V 85 % dan masyarakat 15 %. 12. PT Tembaga Mulia Semanan, Tbk

PT Tembaga Mulia Semanan didirikan pada tanggal 3 Februari 1977 merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri batangan kawat tembaga dan paduannya. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 23 Mei 1990. Penawaran umum 3.367.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham harga penawaran Rp. 14.100 setiap saham. Para pemegang saham terdiri dari The Furukawa Electric Co.Ltd 35.93 %, PT Supreme Cable Mfg. Corp 27.22 %, Toyomenka 13.07 %, PT Nikattsu 1.63 %, PT Jembo Cable C.o 1.63 %, PT Indotrijaya Indutries 1.37 %, Tn. Sikojo Sumihardjo 0.83 % dan masyarakat 18.33% 13. PT Tempo Scan Pasifik, Tbk Perseroan didirikan di Jakarta dengan nama PT Sanchemie pada tahun 1970. perseroan didirikan oleh dua pemegang saham pendiri yaitu PT Perusahaan Dagang Tempo dan NV Indonesian Pharmaceutical yang kedua-duanya dimiliki oleh Almarhum Harijo Hadisantoso. Pada tahun 1991 PT Sanchemie diubah namanya menjadi PT Tempo Scan Pasific. Perseroan terbagi dalam 3 bidang usaha yaitu bidang industri farmasi, industri perawatan kesehatan dan kosmetika serta bidang usaha distribusi. Pada Juni 1994 perseroan mengadakan penawaran umum sebanyak 17.500.000 saham biasa atas nama dengan nominal Rp. 1.000 setiap saham. Harga penawaran Rp. 8.250 setiap saham dan tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 17 Juni 1994. 14. PT Unilever Industries, Tbk

PT Unilever Industries berdiri pada tanggal 5 Desember 1933. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha pembuatan sabun detergen, margarine, minyak dan makanan berinti susu, minuman dengan bahan pokok teh, es krim dan kosmetik. Perusahaan didirikan dengan nama Levers Zeepfabrieken N.V dan pada tahun 1980 diubah namanya menjadai PT Unilever Indonesia. Perseroan adalah anak perusahaan dari Unilever N.V Rotterdam, Belanda. Perseroan tercatat sahamnya di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 11 Januari 1982. Penawaran umum 9.200.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham dengan harga perdana Rp. 3.175. Para pemegang adalah Mavibel B.V Rotterdam, Belanda 85 % dan masyarakat sebesar 15 %.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Normalitas Tujuan dari dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Data yang berdistribusi normal dalam suatu model regresi dapat dilihat dari grafik normal P-P plot, dimana bila titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka data tersebut dikatakan normal.Norm P-P Plot of R al egression Standardized R esidual

Gambar 5.1

D ependent Variable: lnharga1.0

0.8

0.6

0.4

b o r P m u C d t c e p x E0.2 0.0 0.0 0 .2 0.4 0 .6 0.8 1.0

O bserved CumProb

pada uji normalitas gambar 5.1, P-P plot menunjukkan bahwa tiitk-titik 48 menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.

B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi dapat dilihat melalui angka Durbin-Watson pada tabel 5.1 berikut ini. Tabel 5.1 Hasil Uji AutokorelasiM odel S m um aryb

M odel 1

D urbinW atson .876

b. D ependent V ariable: lnharga

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat dilihat bahwa angka DurbinWatson sebesar +0.876 atau berada diantara -2 sampai dengan +2. Hal ini berarti model regresi tersebut tidak terdapat masalah autokorelasi. 2. Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar independent variabel. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara independent variable atau tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 5.2. berikut ini :

Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinearitasa Coefficients

Collinearity Statistics Model 1 lndiv.kas lneps lnder lnihsg lnkurs Tolerance .620 .618 .987 .986 .991 VIF 1.612 1.617 1.013 1.014 1.009

a. Dependent Variable: lnharga

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, terlihat untuk semua variable independent memiliki angka VIF tidak lebih besar dari 5. Demikian juga nilai TOLERANCE mendekati 1. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terjadi multikolinearitas. 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.2 Dari Gambar 5.2, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

Gambar 5.2Sa ep t ct r l t o

Dpn e tVra l :l hr a e e dn ai b n ag e4 3 2 1 0 1 2 3 3 2 1 0 1 2 3

l a z d u t S n o i s r g e R

Rge s n t n ad e Pe i t d a e e r s i S dr i d r d e Vl o a z c u

C. Hasil Uji Regresi Berganda Dengan Logaritma Natural Sebelum ExDividend Day. 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan deskriptif ini, dapat diketahui jumlah sampel yang diteliti, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata sampel dan tingkat penyebaran data dari masing-masing variabel. Untuk mengetahui gambaran karakteristik sampel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Hasil Statistic Deskriptif Descriptives

D escriptive S tatistics N lnharga_sblm lndiv.kas_sblm lneps_sblm lnder_sblm lnihsg_sblm lnkurs_sblm V alid N (listw ise) 70 70 70 70 70 70 70 Minim um 4.50 .69 1.39 -3.42 5.98 9.01 M axim um 10.20 7.35 9.29 3.58 7.07 9.34 M ean 7.4250 4.4823 5.8173 -.4301 6.4237 9.1482 S D td. eviation 1.32738 1.65785 1.72745 1.19210 .34993 .10352

Berdasarkan tabel 5.3 diatas, nilai minimum pada harga saham sebelum ex-dividen day sebesar 4.50, nilai maksimum sebesar 10.20 nilai ratarata 7.4250 dan standar deviasi 1.32738. Variabel dividen kas nilai minimum sebesar 0.69, nilai maksimum sebesar 7.35, nilai rata-rata sebesar 4.4823 dan standar deviasi 1.65785. Variabel earning per share nilai minimum sebesar 1.39, nilai maksimum sebesar 9.29, nilai rata-rata sebesar 5.8173 dan standar deviasi sebesar 1.72745. Variabel debt to equity ratio nilai minimum sebesar -3.42, nilai maksimum sebesar 3.58, nilai rata-rata sebesar -0.4301 dan standar deviasi sebesar 1.19210. Variabel IHSG nilai minimum sebesar 5.98, nilai maksimum sebesar 7.07, nilai rata-rata sebesar 6.4237 dan standar deviasi sebesar 0.34993. dan yang terakhir adalah variabel kurs nilai minimum sebesar 9.01, nilai maksimum sebesar 9.34 nilai rata-rata sebesar 9.1482 dan standar deviasi sebesar 0.10352.

2. Uji F (Uji Model) Dari hasil regresi pada tabel 5.4 dapat diketahui mengenai nilai F hitung adalah sebesar 25.863 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hal

ini dapat diartikan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah fit karena signifikansinya < 0,05. Fitnya model ini dapat memberi penjelasan bahwa variable independent secara serempak dapat mempengaruhi variable dependen (harga saham). Tabel 5.4 Hasil Uji F (Uji Model)A O A N V M odel 1 S um of S quares 81.325 40.249 121.574 df 5 64 69b

R egression R esidual Total

M ean S quare 16.265 .629

F 25.863

S ig. .000

a

a. P redictors: (C onstant), lnkurs_sblm lnder_sblm lnihsg_sblm lneps_sblm lndiv. , , , , kas_sblm b. D ependent V ariable: lnharga_sblm

Pengujian Hipotesis 1 Pengujian secara serempak pengaruh variable independent terhadap harga saham sebelum ex-dividen dapat dilihat dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung sebesar 25.863 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi harga saham atau dapat dikatakan secara serempak variable dividen kas, EPS, DER, IHSG dan kurs, mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen.

3. Adjusted R Square Pada tabel 5.5 terlihat bahwa angka R (koefisien korelasi) sebesar 0.818 menunjukkan bahwa hubungan antara dividen kas, DER, EPS, IHSG

dan kurs terhadap harga saham adalah positif dan hubungannya lemah. Angka Adjusted R-Square pada tabel 5.5 menunjukkan nilai sebesar 0.643. Hal ini berarti bahwa 64.3 % variasi harga saham sebelum ex-dividen dapat

dijelaskan oleh variasi dari variable Dividen kas, EPS, DER, IHSG dan kurs . Sisanya sebesar 35.7 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian ini. Tabel 5.5 Model SummaryM odel S m um aryb

M odel 1

R .818

a

RS quare .669

A djusted RS quare .643

S E td. rror of the E stim ate .79303

D urbinW atson .983

a. P redictors: (C onstant), lnkurs_sblm lnder_sblm lnihsg_sblm lneps_ , , , sblm lndiv.kas_sblm , b. D ependent V ariable: lnharga_sblm

4. Uji Hipotesis Berdasarkan tingkat siginifikansi masing-masing variable, secara parsial masing-masing variable mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen, jika mempunyai tingkat signifikansi < 0,05. Hasil Uji parsial (uji t) yang ada dalam tabel 5.6, menunjukkan bahwa dari kelima variable independent yang dimasukkan dalam regresi dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tabel 5.6 Hasil Uji t (Uji parsial)

C oefficients U nstandardized C oefficients M odel 1 (C stant) on lndiv.kas_sblm lneps_sblm lnder_sblm lnihsg _sblm lnkurs_sblm B -7 .945 .655 -.004 .066 .674 .891 S E td. rror 8.684 .125 .119 .084 .278 .924

a

S ndardized ta C oefficients B eta .818 -.005 .059 .178 .069 t -.915 5.23 2 -.031 .784 2.42 6 .964 S ig. .364 .000 .976 .436 .018 .339

a. D ndent V ble: lnharga_sblm epe aria

a. Uji hipotesis 2 Hasil pengujian variable ini menunjukkan bahwa dividen kas mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau < 0,05 yang berarti dividen kas mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen. Hasil ini konsisten dengan temuan Pujiono. b. Uji hipotesis 3 Hasil pengujian terhadap variable EPS menunjukkan bahwa EPS mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,976 > 0,05 yang berarti EPS tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen. Hasil ini tidak konsisten dengan temuan Mulyono. c. Uji hipotesis 4 Hasil pengujian variable DER menunjukkan bahwa DER mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.436 atau > 0,05 yang berarti DER tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen. Hasil ini tidak konsisten dengan temuan Pujiono.

d. Uji hipotesis 5

Hasil pengujian variable ini menunjukkan bahwa IHSG mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,018 atau < 0,05 yang berarti mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen. e. Uji hipotesis 6 Hasil pengujian variable ini menunjukkan bahwa kurs mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.339 atau > 0,05 yang berarti tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen. Hasil ini tidak konsisten dengan temuan Tendi, Stevanus dan Maya Ariyanti. 5. Hasil Penelitian Dari hasil regresi pada tabel 5.6 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut : Ylnx = 0+ 1

X1 + 2 X2 +

3

X3 +

4

X4 +

5

X5 +

Ylnx = -7.945 + 0.655 lndiv.kas 0.004 lnEPS + 0.066 lnDER + 0.674 lnIHSG + 0.891 lnkurs Dimana : Yx = harga saham X1 = dividen kas X2 = EPS X3 = DER X4 = IHSG X5 = kurs Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstan ( 0) = -7.945 artinya tanpa mempertimbangkan variable independent, maka harga saham sebelum ex-dividen yang diperoleh akan turun sebesar 7.945 %. b. Koefisien regresi dividen kas ( 1) = 0,655 artinya setiap penambahan dividen kas sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan (karena positif) harga saham sebelum ex-dividen sebesar 0,655 %. c. Koefisien regresi EPS ( 2) = -0,004 artinya setiap penambahan EPS sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan (karena negative) harga saham sebelum ex-dividen sebesar 0,004 %. d. Koefisien regresi DER ( 3) = 0,066 artinya setiap penambahan DER sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan (karena positif) harga saham sebelum ex-dividen sebesar 0,066 %. e. Koefisien regresi IHSG ( 4) = 0.674 artinya setiap penambahan IHSG sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan (karena positif) harga saham sebelum ex-dividen sebesar 0.674 %. f. Koefisien regresi kurs ( 5) = 0.891 artinya setiap penambahan kurs sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan

menaikkan (karena positive) harga saham sebelum ex-dividen sebesar 0.891 %.

D. Hasil Uji Regresi Berganda dengan Logaritma Natural Sesudah Ex-Dividen 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan deskriptif ini, dapat diketahui jumlah sampel yang diteliti, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata sampel dan tingkat penyebaran data dari masing-masing variabel. Untuk mengetahui gambaran karakteristik sampel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 5.7. Tabel 5.7 Hasil Statistic Deskriptif DescriptivesD s rip e S tis s e c tiv ta tic N ln rg ha a ln .ka div s ln s_ h ep ssd ln r_ sd de s h ln s ih g ln rs ku V lid N(lis ise) a tw 7 0 7 0 7 0 7 0 7 0 7 0 7 0 M im m in u 4 8 .3 .6 9 1 0 .1 -2 1 .4 5 8 .9 9 1 .0 Mx u a im m 1 .1 0 7 7 5 .3 8 2 .8 1 9 .9 7 7 .0 1 .4 1 0 Ma en 7 51 .3 8 4 83 .4 2 5 41 .7 3 -.4 4 07 6 25 .4 5 9 81 .1 0 S . D via n td e tio 1 00 .3 6 3 1 58 .6 7 5 1 65 .7 6 3 .9 6 7 48 .3 0 5 55 .2 8 4 84

Berdasarkan tabel 5.7 diatas, nilai minimum pada harga saham sebelum ex-dividen day sebesar 4.38, nilai maksimum sebesar 10.17 nilai ratarata 7.3581 dan standar deviasi 1.30603. Variabel dividen kas nilai minimum sebesar 0.69, nilai maksimum sebesar 7.35, nilai rata-rata sebesar 4.4823 dan standar deviasi 1.65785. Variabel earning per share nilai minimum sebesar

1.10, nilai maksimum sebesar 8.82, nilai rata-rata sebesar 5.7431 dan standar deviasi sebesar 1.76653. Variabel debt to equity ratio nilai minimum sebesar -2.41, nilai maksimum sebesar 1.99, nilai rata-rata sebesar -0.4047 dan standar deviasi sebesar 0.94687. Variabel IHSG nilai minimum sebesar 5.98, nilai maksimum sebesar 7.07, nilai rata-rata sebesar 6.4255 dan standar deviasi sebesar 0.35055. dan yang terakhir adalah variabel kurs nilai minimum sebesar 9.01, nilai maksimum sebesar 11.40 nilai rata-rata sebesar 9.1801 dan standar deviasi sebesar 0.28844. 2. Uji F (Uji Model) Dari hasil regresi pada tabel 5.8 dapat diketahui mengenai nilai F hitung adalah sebesar 20.576 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hal ini dapat diartikan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah fit karena signifikansinya < 0,05. Fitnya model ini dapat memberi penjelasan bahwa variable independent secara serempak dapat mempengaruhi variable dependen (harga saham). Tabel 5.8 Hasil Uji F (Uji Model)A OA N V Md o el 1 S mo u f S u re qa s 7 .5 7 2 5 4 .1 7 5 3 1 7.6 5 1 9 d f 5 6 4 6 9b

R g s io e re s n Rs ul e id a T ta o l

M a S u re en qa 1 .5 1 4 1 .7 5 0

F 2 .5 6 0 7

S . ig .0 0 0

a

a P d to : (C n n ln urs ln s , ln e s d , ln p _ s h ln iv a . re ic rs o sta t), k , ih g d r_ s h e s s d , d .k s b D p n e t V ria le ln a . e e d n a b : h rga

Pengujian Hipotesis 7

Pengujian secara serempak pengaruh variable independent terhadap harga saham pada waktu ex-dividen dapat dilihat dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung sebesar 20.576 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi harga saham atau dapat dikatakan secara serempak variable dividen kas, EPS, DER, IHSG dan kurs, mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada waktu ex-dividen. Analisa : berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa faktor fundamental perusahaan (dalam penelitian ini meliputi dividen kas, EPS dan DER), faktor resiko yaitu IHSG dan kurs berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini

disebabkan seorang investor memutuskan dalam berinvestasi memerlukan informasi tentang fundamental dan resiko, yang nantinya akan merubah

return investasi. Disamping itu karena menurunnya nilai tukar rupiah menunjukkan kepada menurunnya kemampuan ekonomi nasional Indonesia, maka kemampuan fundamental juga cenderung menurun sehingga nilai tukar US$ akan menurunkan harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menguatnya nilai rupiah terhadap dollar, maka harga saham perusahaan akan semakin meningkat. 3. Adjusted R Square Pada tabel 5.9 terlihat bahwa angka R (koefisien korelasi) sebesar 0.785 menunjukkan bahwa hubungan antara dividen kas, DER, EPS, IHSG dan kurs terhadap harga saham adalah positif dan hubungannya lemah. Angka

Adjusted R-Square pada tabel 5.9 menunjukkan nilai sebesar 0.587. Hal ini berarti bahwa 58.7 % variasi harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variable Dividen kas, EPS, DER, IHSG dan kurs . Sisanya sebesar 41.3 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian ini. Tabel 5.9 Model SummaryM odel S m um aryb

M odel 1 a.

R .785

a

RS quare .616

A djusted RS quare .587

S E td. rror of the E stim ate .83981

D urbinW atson 1.318

P redictors: (C onstant), lnkurs, lnihsg, lnder_ssdh, lneps_ssdh, lndiv.kas b. D ependent V ariable: lnharga

4. Uji Hipotesis Berdasarkan tingkat siginifikansi masing-masing variable, secara parsial masing-masing variable mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada waktu ex-dividen, jika mempunyai tingkat signifikansi < 0,05. Hasil Uji parsial (uji t) yang ada dalam tabel 5.10, menunjukkan bahwa dari kelima variable independent yang dimasukkan dalam regresi dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tabel 5.10 Hasil Uji t (Uji parsial)

C oefficients U nstandardized C oefficients M odel 1 (C onstant) lndiv.kas lneps_ssdh lnder_ssdh lnihsg lnkurs B 5.813 .618 -.015 -.038 .364 -.381 S E td. rror 3.777 .128 .118 .111 .290 .356

a

S tandardized C oefficients B eta .784 -.020 -.028 .098 -.084 t 1.539 4.832 -.126 -.346 1.254 -1.068 S ig. .129 .000 .900 .730 .214 .290

a. D ependent V ariable: lnharga

a. Uji hipotesis 8 Hasil pengujian variable ini menunjukkan bahwa dividen kas mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau < 0,05 yang berarti dividen kas mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada waktu ex-dividen. Hasil ini konsisten dengan temuan Pujiono. Analisa : dalam penelitian ini ditemukan bahwa dividen kas mempunyai berpengaruh karena pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian, yang berarti mengurangi resiko, yang pada giliran selanjutnya mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham. Beberapa tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini. Karena dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima dimasa mendatang, ketidakpastian dividen menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketidakpastian capital gain. Karena faktor ketidakpastian berkurang, investor mau membayar harga yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen tinggi.

b. Uji hipotesis 9

Hasil pengujian terhadap variable EPS menunjukkan bahwa EPS mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,900 > 0,05 yang berarti EPS tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada waktu ex-dividen. Hasil ini tidak konsisten dengan temuan Mulyono. Analisa : dalam penelitian ini EPS tidak mempunyai pengaruh karena para pemegang saham tidak berorientasi pada perusahaan yang memiliki EPS yang tinggi tetapi lebih pada prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang

menyebabkan perubahan harga saham. Jika perusahaan merasa bahwa prospek dimasa mendatang baik, pendapatan, dan aliran kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat dimana dividen yang meningkat tersebut bisa dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan dividen. Pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan dividen tersebut. c. Uji hipotesis 10 Hasil pengujian variable DER menunjukkan bahwa DER mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.730 atau > 0,05 yang berarti DER tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada waktu ex-dividen. Hasil ini tidak konsisten dengan temuan Pujiono. Analisa : dalam penelitian ini DER tidak mempunyai pengaruh, hal ini menunjukkan perusahaan memiliki keuangan yang cukup bagus dan bahwa para pemegang saham lebih menginginkan perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam

bentuk dividen, apabila laba yang diinvestasikan kembali tersebut dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian (laba) rata-rata yang dapat dihasilkan sendiri oleh investor dari investasi lain dengan risiko yang sebanding. d. Uji hipotesis 11 Hasil pengujian variable ini menunjukkan bahwa IHSG mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.214 atau > 0,05 yang berarti mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada waktu ex-dividen. Analisa : dalam penelitian ini bahwa IHSG tidak mempunyai pengaruh karena investor lebih memilih menghindari resiko. Investor tidak mau mengambil resiko investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan return yang layak sebagai kompensasi terhadap resiko yang harus ditanggung investor tersebut. e. Uji hipotesis 12 Hasil pengujian variable ini menunjukkan bahwa kurs mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.290 atau > 0,05 yang berarti tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada waktu ex-dividen. Hasil ini tidak konsisten dengan temuan Tendi, Stevanus dan Maya Ariyanti. Analisa : dalam penelitian ini bahwa kurs tidak mempunyai pengaruh karena investor lebih tertarik menanamkan modalnya pada pasar modal dengan jalan membelikan sekuritas jangka panjang yang memberikan dividen dan kepemilikan di dalam perusahaan.

5. Hasil Penelitian Dari hasil regresi pada tabel 5.10 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut : Ylnx = 0+ 1

X1 + 2 X2 +

3

X3 +

4

X4 +

5

X5 +

Ylnx = 5.813 + 0.618 lndiv.kas 0.015 lnEPS - 0.038 lnDER + 0.364 lnIHSG 0.381 lnkurs Dimana : Yx = harga saham X1 = dividen kas X2 = EPS X3 = DER X4 = IHSG X5 = kurs Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstan ( 0) = 5.813 artinya tanpa mempertimbangkan variable independent, maka harga saham pada waktu ex-dividen yang diperoleh akan naik sebesar 5.813 %. b. Koefisien regresi dividen kas ( 1) = 0.618 artinya setiap penambahan dividen kas sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan (karena positif) harga saham pada waktu exdividen sebesar 0.618 %.

c. Koefisien regresi EPS ( 2) = -0,015 artinya setiap penambahan EPS sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan (karena negative) sebesar 0,015 %. d. Koefisien regresi DER ( 3) = -0.038 artinya setiap penambahan DER sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan (karena negative) harga saham pada waktu ex-dividen sebesar 0.038 %. e. Koefisien regresi IHSG ( 4) = 0.364 artinya setiap penambahan IHSG sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan (karena positif) harga saham pad waktu ex-dividen sebesar 0.364 %. f. Koefisien regresi