123
ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB) DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP PROJECT BASED SUKUK (PBS) DI INDONESIA (PERIODE TAHUN 2013-2017) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: NURULITA DEWI NIM: 1113086000035 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, JUMLAH

UANG BEREDAR (JUB) DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH

(SBIS) TERHADAP PROJECT BASED SUKUK (PBS) DI INDONESIA

(PERIODE TAHUN 2013-2017)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

NURULITA DEWI

NIM: 1113086000035

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 2: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,
Page 3: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,
Page 4: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

4

Page 5: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Nurulita Dewi

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 23 April 1995

3. Alamat : Bekasi Timur Regensi Blok H 30 No. 11

4. Agama : Islam

5. Nama Ayah : Suhardi

6. Nama Ibu : Puji Astuti

7. No. Telpon (HP) : (021) 8261809

8. Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

2001 - 2007 : SDN Mustikajaya 07

2007 - 2010 : SMPN 10 Bekasi

2010 - 2013 : SMA Daya Utama Bekasi

2013 – 2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

C. Pengalaman Organisasi

1. Departeman Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dewan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Periode 2015-

2016

2. Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah

Periode 2016-2017

3. Departemen Pemberdayaan Perempuan Himpunan Mahasiswa Islam

Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Page 6: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

ii

D. Seminar dan Workshop

1. Seminar Internasional Ekonomi Islam IAEI dengan tema “Building

Strategic Alliance in Islamic Economic, Finance, and Business Policies”

pada April 2015.

2. Seminar Nasional IAEI dengan tema “Penyiapan SDM Berbasis

Kompetensi Syariah dalam Pengembangan Perbankan Syariah Era MEA

2015” pada Oktober 2014.

3. Seminar Nasional IAEI dengan tema “Pembiayaan Properti dan Investasi

Syariah Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” pada

Maret 2016.

4. Sosialisasi Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Republik Indonesia

dengan tema “Kebijakan Fiskal dalam menghadapi MEA dan Ekonomi

Hijau (Green Economy)” pada November 2013.

5. Workshop HMPS Muamalat UIN Jakarta ”Internet Sebagai Media Belajar

dan Bisnis” pada Mei 2015.

6. Seminar HMJ Ekonomi Syariah “Menuju Ekonomi yang Berkeadilan

Bersama Ekonomi Syariah Untuk Indonesia yang Lebih Baik” pada Mei

2014.

7. Talkshow BES (Bulan Ekonomi Syariah) oleh Lingkar Studi Ekonomi

Syariah (Lisensi) pada Oktober 2013.

8. Talkshow Universitas Prof. Dr. Moestopo dengan tema “Be Succesful in

The Sphere of Entrepreneurship” pada 2013.

Page 7: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

iii

9. Kuliah Umum Bersama Menteri Pemuda dan Olahraga RI “Meneguhkan

Peran Pemuda sebagai Penggerak Resolusi Bangsa” pada Mei 2015.

10. Seminar Nasional HMJ Ekonomi Syariah “Halal Bussines and Sustainable

Development” pada November 2016.

E. Kegiatan dan Pengalaman

1. Sekretaris Acara BIMTES Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2015

2. Sekretaris Acara OPAK Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015

3. Magang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia

Departemen Audit Internal 2017

4. Magang di Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan KCP Bintaro 2017-2018

5. Company Visit di Dana Reksa Sekuritas pada Desember 2015

6. Company Visit “Peran Bank Indonesia di Bidang Moneter” di Bank

Indonesia pada April 2014.

7. Company Visit Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia pada

September 2015

Page 8: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

iv

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of Infrastructure Budget (AI),

Inflation, Total Money Supply (JUB), and Bank Indonesia Sharia Certificate

(SBIS) to Project Based Sukuk (PBS). The data used is Time Series data period

January 2013 - December 2017. To analyze, the author uses Ordinary Least

Square (OLS) method. The results of this study indicate that partially

Infrastructure Budget, Inflation and SBIS have a positive influence on Sukuk

Negara (SBSN) series Project Based Sukuk (PBS). While JUB has a significant

negative influence. Found with Adjusted R Square value 35.3%, while the rest is

influenced by other factors. Simultaneously, Infrastructure Budget, SBIS and JUB

variables significantly influence Sukuk Negara (SBSN) Project Based Sukuk (PBS)

series. While the Inflation variable has no significant effect.

Keywords: Infrastructure Budget (AI), Indonesia Bank Certificate Sharia (SBIS),

Inflation, Total Money Supply (JUB), Project Based Sukuk (PBS)

Page 9: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Anggaran

Infrastruktur (AI), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Project Based Sukuk (PBS). Data yang

digunakan adalah data Time Series periode Januari 2013 - Desember 2017. Untuk

menganalisis, penulis menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Anggaran Infrastruktur dan SBIS

memiliki pengaruh positif terhadap Sukuk Negara (SBSN) seri Project Based

Sukuk (PBS). Sedangkan JUB memiliki pengaruh signifikan negatif. Ditemukan

dengan nilai Adjusted R Square 35.3%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain. Secara simultan variabel Anggaran Infrastruktur (AI), SBIS dan

JUB secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Sukuk Negara (SBSN)

seri Project Based Sukuk (PBS). Sedangkan variabel Inflasi tidak berpengaruh

signifikan.

Kata kunci: Anggaran Infrastruktur, Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), Jumlah Uang Beredar (JUB), Project Based Sukuk (PBS)

Page 10: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Anggaran Infrastruktur, Inflasi,

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Jumlah Uang Beredar (JUB)

terhadap Project Based Sukuk (PBS) di Indonesia Periode Tahun 2013-2017”

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan

Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula shalawat serta salam tercurahkan kepada

junjungan Nabi besar Muhammad Shallallah „Alayhi wa Sallam, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat

terselesaikan tanpa dukungan, bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama pada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat dan karunia-Nya serta

tetap menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

2. Kedua orang tua penyemangat sepanjang masa yang tak kenal lelah

memberi kasih sayang terhadap ananda, Ibuku tersayang Puji Astuti dan

Page 11: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

vii

Ayahanda tercinta Suhardi yang selalu memberikan limpahan kasih

sayang, perhatian, dan do’a tak pernah putus-putusnya untuk ananda.

3. Kakak dan Adikku tercinta Ika, Dinda dan Fajar yang selalu memberikan

semangat dan memberikan dorongan tak kenal lelah terhadap penulis.

Terimakasih juga kepada Pakde dan Bude yang menjadi orang tua

keduaku di rumah.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,

SE., Ak.,M.Si., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak

Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wakil Dekan II Bid

Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A selaku

Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi

saya dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan MA. MM. HAH. SLM sebagai penemu teori H

bahwa petunjuk jalan lurus manusia ke Allah dengan ibadah dan Dynivity

serta dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan serta arahan dan memotivasi penulis agar skripsi

ini bisa terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

sekaligus sebagai Dosen Penasehat Akademik penulis yang senantiasa

memberikan arahan dalam perkuliahan semoga keberkahan senantiasa

menaungi Bapak dalam kesehariaannya.

7. Ibu RR. Tini Anggraeni, ST.,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Syariah yang senantiasa menjadi tempat sharing penulis dalam dunia

Page 12: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

viii

perkuliahan. Semoga keberkahan dan kebaikan senantiasa menaungi Ibu di

setiap harinya.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang tidak dapat penulis

tuliskan satu-persatu. Terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak, Ibu dan

teman-teman berikan kepada penulis. Semoga amal Bapak, Ibu dan teman-

teman mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

9. Sahabat seperjuangan sejak masa putih abu Rachma, Rahmi, Affan dan

Fityan. Terimakasih telah memberikan banyak dukungan kepada penulis

dan selalu menjadi tempat berkeluh kesah yang paling sabar. Terimakasih

atas banyaknya saran membangun yang kalian berikan selama ini. Feel

lucky to have u guys!

10. Sahabat selama masa perkuliahan, Riska, Via, Putri, Maya, Awal, Irma,

Diyanah, Gita dan Aliyah. Terimakasih atas banyaknya bantuan dari awal

masa perkuliahan hingga saat ini. Semoga Allah senantiasa menjaga

persabahatan kita. Love u to the moon and back girls! Manjadda Wajada!

11. Terimakasih kepada teman-teman HMJ Ekonomi Syariah 2016 yang

memberikan banyaknya pelajaran dan arti dari sebuah tanggung jawab.

Khususnya kepada BPH terimakasih atas kebersamaannya selama

mengemban amanah Dimas, Ari, Adzkiya, Zakki dan Maylina kalian

adalah orang-orang hebat yang menginspirasi. My Best Teamwork ever!

12. Teman-teman seperjuangan Jurusan Ekonomi Syariah 2013. Khususnya

sahabat-sahabat penulis Munjiah, Nadya, Muzda, Doni, Musa, Fadli,

Page 13: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

ix

Fahri, Indra, Iqbal, Ridho, Yoga terimakasih atas segala bantuan dan

supportnya selama masa perkuliahan.

13. HMI KAFEIS Cabang Ciputat, Terimakasih telah menjadi keluarga

keduaku selama di masa perantauan.

14. Keluarga KKN Gencar 048, Muthia, Jia, Lia, Ikoh, Nurul, Gunawan,

Khairatin, Husein dan Nasrul. Semoga Allah senantiasa menjaga

persaudaraan kita dan kebaikan selalu menyertai kita.

15. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam

mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

16. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu dan memberi inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan telah

dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih

banyak.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat

penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan

sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Maret 2018

Nurulita Dewi

Page 14: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

x

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................i

ABSTRACT .......................................................................................................iv

ABSTRAK .........................................................................................................v

KATA PENGANTAR .......................................................................................vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................x

DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv

DAFTAR GRAFIK ...........................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................12

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................13

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................15

A. Landasan Teori ........................................................................................15

1. Investasi ................................................................................................15

2. Obligasi .................................................................................................18

3. Obligasi Syariah ....................................................................................20

Page 15: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

xi

a. Surat Berharga Syariah Negara ........................................................21

b. Project Based Sukuk (PBS) ..............................................................24

4. APBN ....................................................................................................27

a. Anggaran Infrastruktur .....................................................................28

5. Inflasi ....................................................................................................29

6. Jumlah Uang Beredar (JUB) .................................................................30

7. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ............................................32

B. Keterkaitan Antar Variabel .....................................................................36

1. AI terhadap PBS .................................................................................36

2. Inflasi terhadap PBS ...........................................................................37

3. JUB terhadap PBS ..............................................................................37

4. SBIS terhadap PBS .............................................................................38

C. Penelitian Terdahulu ...............................................................................40

D. Kerangka Penelitian ................................................................................42

E. Hipotesis ..................................................................................................44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................46

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................46

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................46

C. Metode Pengumpulan Data .....................................................................47

1. Penelitian Kepustakaan.......................................................................47

2. Data Sekunder ....................................................................................47

D. Metode Analisis Data ..............................................................................48

1. Uji Asumsi Klasik ..............................................................................48

a. Uji Normalitas ................................................................................48

b. Uji Multikolinearitas ......................................................................49

c. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................51

d. Uji Autokorelasi .............................................................................52

2. Uji Statistik .........................................................................................53

a. Uji t ..............................................................................................53

b. Uji F .............................................................................................54

c. Uji Koefisien Determinasi (Adj R Square) .................................54

Page 16: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

xii

3. Ordinary Least Square .......................................................................55

E. Operasional Variabel Penelitian ..............................................................56

1. Variabel Dependen (Y) .......................................................................56

2. Variabel Independen (X) ....................................................................57

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................59

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................................59

1. Sejarah Perkembangan Sukuk ..........................................................59

2. Perkembangan SBSN di Indonesia ..................................................61

B. Deskripsi Variabel Penelitian ..................................................................63

1. Analisis Deskriptif PBS ......................................................................63

2. Anggaran Infrastruktur ........................................................................65

3. Inflasi ...................................................................................................66

4. Jumlah Uang Beredar ..........................................................................68

5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah .......................................................69

C. Analisis Data dan Pembahasan ...............................................................70

1. Uji Asumsi Klasik ...............................................................................71

a. Uji Normalitas ................................................................................71

b. Uji Multikolineritas ........................................................................72

c. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................74

d. Uji Autokorelasi .............................................................................75

2. Uji Statistik ..........................................................................................76

a. Uji Parsial .......................................................................................78

b. Uji F ................................................................................................79

c. Uji Koefisien Determinasi ..............................................................80

D. Interpretasi ..............................................................................................80

BAB V PENUTUP ......................................................................................84

A. Kesimpulan ............................................................................................84

B. Saran ......................................................................................................87

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................89

LAMPIRAN .................................................................................................94

Page 17: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Alokasi APBN untuk Infrastruktur 8

1.2 Variabel Makroekonomi periode 2013-2017 10

2.1 Pagu dan Jenis Proyek yang dibiayai dengan PFS 27

2.3 Penelitian Terdahulu 40

4.1 Uji Multikolinearitas 73

4.2 Uji Heteroskedastisitas (Uji White) 75

4.3 Uji Autokorelasi (LM-Test) 76

4.4 Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS) 77

Page 18: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

xiv

DAFTAR GRAFIK

No. Keterangan Halaman

1.1 Anggaran Infrastruktur 2009-2017 4

4.1 Project Based Sukuk (PBS) 2013-2017 64

4.2 Anggaran Infrastruktur 2013-2017 66

4.3 Inflasi 2013-2017 67

4.4 Jumlah Uang Beredar 2013-2017 68

4.5 Sertifikat Bank Indonesia Syariah 2013-2017 70

Page 19: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Jenis Instrumen Sukuk Negara 23

2.2 Perhitungan Imbalan SBIS 36

2.3 Kerangka Pemikiran 44

4.6 Uji Normalitas Jarque Bera 72

Page 20: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Variabel Penelitian............................................................. 94

Lampiran 2: Grafik Variabel.............................................................................99

Lampiran 3: Uji Asumsi Klasik........................................................................101

Lampiran 4: Uji Statistik...................................................................................103

Page 21: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infrastruktur merupakan salah satu instrumen penting dalam suatu

negara. Pembangunan Infrastruktur di suatu negara juga merupakan tolak

ukur dari tingkat perekonomian nasional di sebuah negara tak terkecuali di

Indonesia. Hal ini dikarenakan gerak laju dan pertumbuhan ekonomi di

suatu negara tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur, baik

infrastruktur fisik maupun sosial. Pemerintah dalam hal ini sebagai

pemegang kebijakan tertinggi dalam sebuah negara, harus bisa

menyediakan berbagai infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat. Infrastruktur tersebut, khususnya transportasi jalan merupakan

modal transportasi utama yang berperan penting dalam mendukung

pembangunan nasional serta mempunyai kontribusi terbesar dalam

melayani kebutuhan antar manusia maupun distribusi dalam perdagangan

dan industri (bappenas, 2017).

Pemerintah memahami bahwa pembangunan infrastruktur

mempunyai arti strategis bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Perannya sebagai penggerak sektor perekonomian akan mampu menjadi

pendorong berkembangnya sektor-sektor terkait sebagai multiplier dan

pada akhirnya akan mampu mendorong terciptanya lapangan usaha baru

dan memberikan output hasil produksi sebagai input untuk konsumsi.

Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah terutama menyangkut

Page 22: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

2

masalah pengangguran, kemiskinan, dan ketersediaan layanan umum yang

memadai akan terpecahkan secara bertahap dengan pembangunan

infrastruktur.

Upaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dilakukan

guna memacu pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya akan

berdampak terhadap sektor ekonomi lainnya. Berbagai upaya telah

ditempuh agar pembangunan infrastruktur dapat dilaksanakan secara

terarah dan berkelanjutan. Di antara upaya-upaya tersebut adalah dengan

menyusun rencana pembangunan infrastruktur yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Didalamnya dijelaskan

bahwa beberapa sektor yang sangat mendesak untuk segera dilakukan

pembangunan adalah sektor transportasi, saran transportasi, sektor energi,

telekomunikasi, perumahan dan kesehatan, serta sarana pertanian.

Diperkirakan biaya yang digunakan untuk pembangunan di seluruh sektor

tersebut mencapai Rp 1.400 triliun. Jumlah pembiayaan yang sangat besar

tersebut tentu tidak dapat ditopang sendiri oleh pemerintah melalui dana

yang tersedia dalam APBN.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014

menyebutkan 5 provinsi yang menjadi penyumbang PDB nasional terbesar

yaitu Provinsi DKI Jakarta (16,72%), Jawa Timur (15,06%), Jawa Barat

(14,23%), Jawa Tengah (8,42%) serta Provinsi Riau 6,87%, ternyata

membutuhkan perbaikan kondisi infrastruktur yang cukup masif di

Page 23: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

3

masing-masing daerah, demi menjaga kualitas dari pertumbuhan ekonomi

nasional.

Para ekonom memperkirakan kebutuhan dana untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi hingga pada kisaran 7% mencapai Rp 2.900,-

triliun dampai dengan akhir tahun 2019. Pemerintah melalui APBN tentu

tidak dapat menyediakan dana tersebut seorang diri. Saat ini pemerintah

telah menggalakkan keterlibatan swasta untuk turut serta membangun

infrastruktur dengan pola kerja sama pemerintah dan swasta (public

private partnership). Proyek-proyek infrastruktur yang mempunyai nilai

ekonomi tinggi dan berpotensi mendatangkan penerimaan (income

streaming) seperti jalan tol diharapkan dapat dikerjakan oleh sektor

swasta. Adapun proyek-proyek yang bersifat pelayanan publik (public

services) seperti jalan negara, jembatan, sekolah dll disediakan oleh

pemerintah (Hariyanto, 2017). Adapun pemerintah Indonesia telah

mengeluarkan anggaran infrastruktur selama beberapa tahun kebelakang

dapat dilihat pada Grafik 1.1.

Page 24: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

4

Grafik 1.1

Anggaran Infrastruktur 2009-2017

Sumber : Kementerian Keuangan RI, 2017

Seiring dengan hal tersebut, saat ini di dunia pasar keuangan

internasional khususnya di pasar keuangan syariah. Instrumen keuangan

Islam sedang mengalami berbagai perkembangan menyesuaikan

kebutuhan perekonomian dari umat muslim. Di tengah perkembangannya

telah lahir berbagai instrumen dalam kegiatan investasi yang

menyesuaikan dengan prinsip dasar Islam salah satunya yaitu sukuk.

Sukuk atau biasa disebut juga obligasi syariah merupakan salah satu

instrumen berbasis syariah yang sering digunakan untuk pembiayaan

infrastruktur.

Indonesia dapat dikategorikan terlambat dibanding negara-negara

lain yang menerapkan sistem keuangan syariah, seperti Malaysia,

Page 25: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

5

Singapura, Bahrain, Uni Emirat Arab, Iran, dan lain-lain. Sukuk yang

diterbitkan dan diperdagangkan di bursa efek dikenal dengan istilah

obligasi syariah. Kondisi ini bisa jadi karena tidak ada payung hukum

untuk penerbitan sukuk. Payung hukum yang ada hanya untuk penerbitan

obligasi. Karenanya, Indonesia terbilang berani karena payung hukumnya

belum ada tetapi telah berani menerbitkan sukuk (Adiwarman, 2004).

Firdaus,dkk dalam Sunarsih (2008) pada saat ini, yaitu mulai tahun

2002 di Bursa Efek Indonesia diperdagangkan instrument keuangan baru

yaitu obligasi syariah. Obligasi syariah ini diterbitkan selain untuk

menutupi kebutuhan modal kerja juga bisa digunakan untuk pembangunan

infrastruktur baik oleh perusahaan atau pemerintah. Dengan demikian

obligasi syariah bisa dimanfaatkan sebagai alternatif sumber pendanaan

bagi perusahaan maupun dalam pendanaan infrastruktur.

Peningkatan sukuk yang signifikan dari tahun ke tahun membuka

peluang sukuk untuk lebih berkembang sebagai salah satu produk investasi

di Indonesia. Menurut Rama dalam artikel yang ditulis oleh Hanafie

(2013), Sekjen Islamic Economics Forum for Indonesian Development,

sebagaimana yang dimuat dalam detik.com, negara berpenduduk muslim

terbesar di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia punya

peluang menjadi pusat keuangan Islam di Asia Tenggara. Bahkan bisa

menjadi pusat keuangan dunia pada masa mendatang. Khususnya dalam

pemanfaatan sukuk sebagai sumber pembiayaan pembangunan.

Page 26: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

6

Rama dalam artikel yang ditulis oleh Hanafie (2013) menyatakan

bahwa salah satu yang menjadi daya tarik investor terhadap Indonesia

adalah banyaknya proyek infrastruktur dalam negeri yang bisa dibiayai

melalui skema sukuk serta kondisi ekonomi relatif baik. Pada saat negara

lain mengalami minus pertumbuhan akibat krisis keuangan global,

Indonesia masih bisa mencatat pertumbuhan yang positif. Bahkan pada

tahun-tahun mendatang, Indonesia diperkirakan menjadi salah satu dari

tiga negara dengan tingkat pertumbuhan tertinggi di dunia. Kondisi ini

menurut Rama, memungkinkan Indonesia bisa memberikan return yang

kompetitif terhadap investor sukuk. Jika dibandingkan dengan negara

tetangga, Malaysia misalnya, Indonesia termasuk terlambat merespons

peluang sukuk itu. Padahal selama delapan tahun terakhir, perkembangan

sukuk negara dan korporasi secara global cukup fantastis. (Hanafie, 2013).

Menurut Aziz (2008), sukuk Indonesia bisa lebih tinggi dari Malaysia.

Sebagai salah satu investasi, banyak negara menerbitkan sukuk,

tidak hanya negara berpenduduk muslim, negara-negara Barat dan Asia

yang berpenduduk muslim minoritas juga ikut memanfaatkan peluang ini.

Ada sepuluh negara yang telah menerbitkan sukuk, yaitu Jerman, Inggris,

Kanada, Dubai, Uni Emirat Arab, Kuwait, Pakistan, Qatar, Malaysia, dan

Singapura. Akan ada lima negara lagi yang akan menyusul, yaitu: Jepang,

Korea, Cina, India, dan Indonesia. Ada pula kota-kota yang telah

mengembangkan instrumen keuangan yang berbasis ekonomi syariah ini,

di antaranya adalah Hongkong dengan diterbitkan Hangseng Islamic

Page 27: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

7

China Index Fund oleh Badan Pengawas Pasar Modal Hongkong (Indah,

2010).

Sukuk berbeda dengan obligasi. Perbedaan ini dapat dilihat dari tidak

digunakannya suku bunga tetap sebagai imbalan bagi para investor seperti

halnya dalam obligasi. Suku bunga tetap dalam syariat islam dilarang karena

merupakan riba.

Peran Sukuk negara dalam membiayai pembangunan infrastruktur

juga terus mengalami peningkatan. Sejak diterbitkannya Peraturan

Pemerintaah Nomor 56 tahun 2011 tentang Pembiayaan proyek melalui

penerbitan SBSN, pemerintah telah mengembangkan pembiayaan

infrastruktur melalui penerbitan Sukuk Negara. Implementasi hal tersebut

adalah dengan menerbitkan Sukuk Negara berbasis pembiayaan proyek atau

sukuk negara dengan seri PBS (Project Based Sukuk) pada tahun 2012. Selain

seri PBS, Sukuk Negara ritel yang diterbitkan sejak tahun 2012 juga

digunakan untuk pembiayaan proyek infrastruktur (Hariyanto, 2017).

Menyimak APBN tahun 2017, dapat diperoleh informasi bahwa

Pemerintah terus melakukan peningkatan belanja yang bersifat produktif

seperti pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarwilayah,

pembangunan sarana dan prasarana ketenagalistrikan , perumahan, sanitasi

dan air bersih. Hal ini terlihat dari porsi pembiayaan infrastruktur yang terus

mengalami peningkatan baik dari sisi jumlah maupun persentasenya terhadap

total belanja negara dari tahun ke tahun (Hariyanto, 2017), sebagaimana Tabel

1.1 di bawah ini.

Page 28: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

8

Tabel 1.1

Alokasi APBN untuk Infrastruktur (triliun Rupiah)

Tahun Alokasi dalam

APBN

Belanja

APBN

Prosentase terhadap

APBN

2013 184, 4 1683,0 11,0

2014 206,6 1876,9 11,0

2015 290,3 2019,8 14,4

2016 317,0 2083,0 15,2

2017 346,6 2070,5 16,7

Sumber: Kementerian Keuangan RI, 2017

Sukuk dapat dijadikan sebagai instrumen keuangan sebagai

investasi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Begitu juga

dengan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan

dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas. Artinya, kondisi ekonomi

mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran

produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi

yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang

(Adam, 2015).

Perkembangan ekonomi kenaikan dan penurunan tingkat Sertifikat

Bank Indonesia Syariah dapat mempengaruhi kegiatan investasi di pasar

modal. Penurunan tingkat Sertifikat Bank Indonesia Syariah memberikan

dampak yang positif terhadap perkembangan pasar modal, karena dapat

Page 29: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

9

meningkatkan daya tarik bagi masyarakat untuk kembali melakukan

investasi di pasar modal (Tandelilin, 2001).

Sertifikat Bank Indonesia Syariah merupakan tolak ukur stabilitas

moneter yang digunakan sebagai sasaran antara akan menetapkan tingkat

Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang ideal untuk mendorong kegiatan

investasi di dalam negeri. Sertifikat Bank Indonesia Syariah menjadi alat

moneter pemerintah dalam mengatur inflasi. Meningkatkan tingkat suku

bunga dilakukan pemerintah untuk menurunkan tingkat inflasi, karena

investor tidak menyukai inflasi yang tinggi. Percepatan inflasi akan

membatasi peningkatan harga saham riil meskipun profit perusahaan

meningkat. Tingkat inflasi yang semakin menurun merupakan sinyal

positif bagi investor di pasar modal, karena akan mempengaruhi

pendapatan riil investor.

Kestabilan kondisi makro ekonomi Indonesia sangat mutlak

diperlukan bagi perkembangan pasar modal di Indonesia umumnya dan

penerbitan sukuk khususnya. Karena akan mempengaruhi kondisi pasar

uang yang terdapat di Indonesia. Salah satu variabel makroekonomi

lainnya yang dapat mempengaruhi tingkat penerbitan Sukuk Negara yaitu

Jumlah Uang Beredar karena Menurut Rini (2012) dan Prasetio (2013)

jumlah uang beredar berpengaruh jangka panjang terhadap pertumbuhan

sukuk. Hal ini terjadi karena semakin meningkatnya jumlah uang beredar

maka masyarakat akan cenderung menggunakan uangnya selain untuk

Page 30: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

10

tujuan transaksi juga digunakan untuk tujuan spekulatif yaitu dengan

membeli surat-surat berharga ataupun sukuk.

Dalam penelitian ini penulis membahas 4 variabel yang dipakai

dari penelitian sebelumnya yaitu Rini (2012), Prasetio (2013) dan Adam

(2015). Maka variabel independen pada penelitian ini menggunakan faktor

makro ekonomi yang mempengaruhi tingkat penerbitan Project Based

Sukuk (PBS) yaitu Anggaran Infrastruktur (AI), Inflasi, Jumlah Uang

Beredar (JUB) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

Tabel 1.2 Variabel Makroekonomi Periode 2013-2017

Tahun PBS (triliun

rupiah)

Anggaran

Infrastruktur

(triliun rupiah)

Inflasi

(persen)

JUB (Milyar

Rupiah)

SBIS

(persen)

2013 16.71 184.3 6.90% 3,465,705.27 5.79%

2014 26.03 177.9 6.41% 3,868,128.99 7.04%

2015 35.48 290.3 6.38% 4,357,519.48 6.83%

2016 82.72 317.1 3.53% 4,698,476.66 6.35%

2017 167.12 346.6 3.80% 5,155,018.84 5.74%

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas pada tahun 2015 Anggaran

Infrastruktur menurun menjadi 177,9 triliun rupiah dari 184,3 triliun,

sedangkan tingkat penerbitan Project Based Sukuk (PBS) mengalami

peningkatan menjadi 26,03 triliun dari 16,71 triliun. Menurut Hariyanto

(2017) meningkatnya Anggaran Infrastruktur dapat menaikkan tingkat

penerbitan PBS guna menutup defisit Anggaran. Berbeda dengan data

pada tabel di atas ketika AI menurun maka penerbitan PBS tetap

mengalami peningkatan.

Page 31: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

11

Pada Tabel 1.2 di atas dapat dilihat variabel inflasi pada tahun

2016 sebesar 3,53% menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,38%,

tetapi tingkat penerbitan sukuk PBS mengalami peningkatan dari 35.48

triliun menjadi 82.72 triliun rupiah.

Fenomena ini telah terjadi hubungan antara inflasi dengan tingkat

penerbitan sukuk. Menurut penelitian Rini (2012) Ketika terjadi

peningkatan harga-harga barang dan jasa (inflasi) maka daya beli

masyarakat berkurang yang pada akhirnya kondisi pasar keuangan

domestikpun akan memburuk.

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat Jumlah Uang Beredar (JUB) pada

tahun 2015 naik menjadi Rp 4.357.519,48 milyar dari tahun sebelumnya

yaitu sebesar Rp 3.868.128,99 dan tingkat penerbitan sukuk juga

mengalami kenaikan.

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) pada tahun 2013 sebesar 5,79% dan mengalami kenaikan menjadi

7,04% pada tahun 2014 dan tingkat penerbitan sukuk mengalami kenaikan

dari 26,03 triliun menjadi 35,48 triliun rupiah.

Fenomena ini telah terjadi hubungan yang tidak konsisten antara

inflasi dengan tingkat penerbitan sukuk PBS. Menurut penelitian Rini

(2012) Ketika terjadi penurunan bonus SBIS maka para emiten, baik

korporasi maupun pemerintah akan memanfaatkan hal ini untuk

menerbitkan obligasi syariah. Sedangkan pada Tabel 1.2 ketika SBIS

meningkat tingkat penerbitan sukuk juga meningkat. Maka dari itu, perlu

Page 32: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

12

diperkuat teori yang ada sebelumnya, oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut.

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka sukuk diperlukan

untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia serta

memberikan alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur di

Indonesia dan diharapkan dapat mengurangi defisit APBN Indonesia dari

segi Pembiayaan Infrastruktur maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian berjudul Analisis Pengaruh Anggaran Infrastruktur (AI),

Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) Terhadap Project Based Sukuk (PBS) di Indonesia

Periode 2013 - 2017

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah sangatlah penting karena dapat digunakan untuk

mengarahkan metode analisis dan metode pengumpulan data yang akan

digunakan. Untuk melihat pengaruh Anggaran Infrastruktur, Inflasi,

Jumlah Uang Beredar, dan SBIS Terhadap Project Based Sukuk (PBS) di

Indonesia melalui analisis maka munculah pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah Anggaran Infrastruktur, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap Project Based Sukuk (PBS) di Indonesia?

2. Apakah Anggaran Infrastruktur, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap Project Based Sukuk (PBS) di Indonesia

Page 33: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

13

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berkaitan dengan rumusan masalah

yang telah dikemukakan sebagai berikut :

1. Menjelaskan dan menganalisis pengaruh signifikan secara parsial

Anggaran Infrastruktur, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan

Sertifikat Bank Syariah Indonesia terhadap Project Based Sukuk

(PBS) di Indonesia.

2. Menjelaskan dan menganalisis pengaruh signifikan secara simultan

Anggaran Infrastruktur, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Project Based Sukuk

(PBS) di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Akademis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan bacaan

bagi perpustakaan dan juga sebagai bahan tambahan literatur dan

referensi bagi penelitian sejenis di masa mendatang.

2. Bagi Dunia Investasi

Menjadi bahan informasi mengenai pengaruh variabel

makroekonomi terhadap penerbitan SBSN seri Project Based

Sukuk (PBS) untuk menjadi bahan pertimbangan bagi para investor

dalam memilih instrumen investasi keuangan berbasis syariah di

Indonesia.

Page 34: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

14

3. Bagi Penulis

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan secara nyata

sehingga dapat dijadikan bahan referensi yang berharga bagi

penulis.

Page 35: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

15

BAB II

A. Landasan Teori

1. Investasi

Istilah investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire (memakai),

sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan investment. Istilah hukum

investasi berasal dari terjemahan bahasa Inggris yaitu investment of law.

Dalam peraturan perundang-undangan tidak ditemukan pengertian hukum

investasi. Untuk mengetahui arti dari hukum investasi tersebut, maka harus

dicari dari berbagai pandangan para ahli dan kamus hukum (Manan, 2009).

Dalam buku yang ditulis oleh (Manan, 2009) bahwa para ahli dalam

bidang investasi memiliki pandangan yang berbeda mengenai konsep

teoritis tentang investasi. Fitzgeral mengartikan investasi adalah aktivitas

yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai

untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang

modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. Dalam

definisi ini, investasi dikontruksikan sebagai sebuah kegiatan untuk menarik

sumber dana yang digunakan untuk pemberian barang modal, dan barang

modal itu akan menghasilkan produk baru. Dalam definisi lain, Kamaruddin

Ahmad mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan investasi adalah

menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan

atau keuntungan tertentu atas uang atau dana dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan sebagaimana yang diharapkan.

Page 36: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

16

Istilah investasi dan penanaman modal merupakan dua istilah yang

cukup dikenal dalam kegiatan bisnis dan kegiatan perundang-undangan.

Istilah investasi lebih populer dalam dunia usaha, sedangkan istilah

penanaman modal lebih banyak digunakan dalam bahasa perundang-

undangan. Di kalangan masyarakat luas kata investasi memiliki pengertian

yang lebih luas karena dapat mencakup baik investasi langsung (direct

investment) maupun investasi tidak langsung (portofolio investment),

sedangkan dalam penanaman modal lebih mempunyai konotasi kepada

investasi langsung. Namun dalam istilah sehari-hari sering digunakan istilah

investasi terutama dalam kegiatan pasar uang dan pasar modal saat ini

(Manan, 2009).

Masalah yang harus diperhatikan pemerintah untuk meningkatkan

investasi menurut Manan (2009) adalah sebagai berikut :

1) Ketidakstabilan sosial dan masalah keamanan pusat badan daerah.

Kebijakan desentralisasi yang telah bergulir di daerah-daerah

masih belum menjamin faktor keamanan. Faktor keamanan sejalan

dengan desentralisasi itu sendiri masih belum disentuh secara baik

oleh pemerintah daerah. Bahkan di beberapa daerah yang telah

melakukan desentralisasi secara mendalam, tetapi faktor

keamanannya bermutu rendah dan mengalami kekacauan. Hal ini

tentu dipandang oleh investor sebagai hambatan dan faktor yang

sangat kritis dalam melakukan investasi.

Page 37: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

17

2) Kondisi infrastruktur yang tidak memadai.

Kondisi infrastruktur yang tidak memadai, seperti sarana

transportasi, listrik, air, dan lain-lain juga menghambat

perkembangan investasi. Dalam masalah infrastruktur ini, Indonesia

dipandang masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara-

negara lain. Hal ini menjadi kendala bagi investor yang akan

menanamkan modalnya di Indonesia. Bagi investor yang telah

menanamkan modalnya di Indonesia, mereka enggan untuk

melakukan ekspansi bisnisnya secara lebih besar lagi sehingga

investasi di Indonesia tidak berubah bahkan cenderung mengalami

penurunan.

3) Ketidakstabilan nilai mata uang atau nilai tukar rupiah.

Faktor ketidakstabilan mata uang atau nilai tukar rupiah juga

menjadi masalah dalam pengembangan investasi. Selama ini aliran

uang yang masuk ke Indonesia adalah aliran uang panas. Uang yang

ada di Indonesia bisa cepat keluar masuk ke Indonesia adalah aliran

uang panas. Uang yang ada di Indonesia bisa cepat keluar masuk

sehingga stabilitas nilai tukar mata uang tidak terjamin. Hal ini

karena uang yang banyak disalurkan pada pembelian saham yang

likuidasinya sangat tinggi. Uang tersebut sangat jarang masuk dalam

bentuk pembangunan sektor riil bahkan bisa dibilang tidak ada.

Page 38: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

18

2. Obligasi

Menurut Adrian (2009) terdapat beberapa definisi mengenai obligasi.

Obligasi atau bond, adalah surat utang jangka panjang yang dikeluarkan oleh

peminjam, dengan kewajiban untuk membayar kepada bond holder

(pemegang obligasi) sejumlah bunga tetap yang telah ditetapkan sebelumnya.

Obligasi merupakan salah satu bentuk surat berharga yang saat ini sangat

marak beredar dalam kegiatan pasar modal di Indonesia.

Obligasi adalah suatu perikatan yang berisi janji. Obligasi merupakan

surat yang berisi janji di mana salah satu pihaknya (principal atau penerbit)

bisa berupa perusahaan maupun pemerintah. Janji di dalam obligasi

merupakan janji untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu, yaitu

pada tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dalam

obligasi memuat janji bahwa dalam utang tersebut akan diberikan bunga yang

bentuknya tergantung pada kesepakatan, apakah bunga mengambang atau

bunga tetap (Adrian, 2009)

Menurut Pasal 1 butir 34 Keputusan Menteri keuangan Nomor

1548/KMK.013/1990 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 119/KMK.010/1991, obligasi adalah bukti utang dari

emiten yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta

pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo,

sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sejak tanggal emisi.

Dengan demikian, secara umum pada hakikatnya obligasi adalah surat

tagihan utang atas beban tanggungan pihak yang menerbitkan atau

Page 39: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

19

mengeluarkan obligasi. Obligasi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1995 tentang Pasar Modal dimasukkan ke dalam pengertian efek.

Adrian (2009) menjelaskan bahwa Obligasi secara ringkasnya adalah

utang, tetapi dalam bentuk sekuriti. Penerbit obligasi merupakan si peminjam

atau debitur, sedangkan pemegang obligasi adalah pemberi pinjaman atau

kreditor dan kupon obligasi adalah bunga pinjaman yang harus dibayar oleh

debitur kepada kreditor. Dengan penerbitan obligasi ini, dimungkinkan bagi

penerbit obligasi guna memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya

dengan sumber dana dari luar perusahaan.

Obligasi hanya dapat diterbitkan oleh badan hukum, baik berbentuk

hukum perseroan terbatas ataupun bentuk hukum lainnya. Berbeda halnya

dengan hak-hak yang dimiliki oleh pemegang saham, pemegang obligasi

tidak mempunyai hak suara maupun hak atas dividen. Pemegang obligasi

hanya berhak atas bunga dan atas pelunasan pinjaman pada waktu pinjaman

berakhir tanpa memperdulikan untung rugi perusahaan

Pada umumnya obligasi diterbitkan dalam bentuk surat atas unjuk.

Atas dasar itu setiap pemegang obligasi dianggap sebagai pemilik sah

obligasi dimaksud, dan oleh karena itu perusahaan (debitur) wajib membayar

bunga dan/atau pinjaman pokoknya pada waktu jatuh tempo kepada

pemegang obligasi tersebut. Dalam hal ini pemegang obligasi cukup

menunjukkan atau memperlihatkan obligasi yang dimilikinya, maka kepada

yang bersangkutan dapat diberikan bunga maupun pokok obligasi (Adrian,

2009).

Page 40: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

20

3. Obligasi Syariah (Sukuk)

Definisi sukuk menurut Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13

tentang Penerbitan Efek Syariah memberikan definisi Sukuk sebagai berikut :

“Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama

dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi

(syuyu‟/undivided share) atas:

a) Aset berwujud tertentu (ayyan maujudat).

b) Nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik yang

sudah ada maupun yang akan ada.

c) Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada.

d) Aset proyek tertentu (maujudat masyru‟ muayyan), dan atau

e) Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah)”

Adapun Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia

(MUI) belum menggunakan istilah sukuk dan masih menggunakan istilah

obligasi syariah. Dalam fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi

Syariah DSN-MUI mendefinisikan obligasi syariah sebagai: “... suatu surat

berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten

kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar

pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee

serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”.

Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional dengan

perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil

sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying

Page 41: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

21

transaction) berupa jumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk

dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan

prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah

agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar, dan masyir.

a. Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara)

Keberhasilan pelaksanaan program pembangunan nasional dalam

mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera perlu disertai upaya

pengelolaan keuangan negara secara optimal. Hal ini antara lain dapat dicapai

melalui pengembangan basis/sumber pembiayaan anggaran negara, guna

meningkatkan daya dukung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

dalam menggerakkan pembangunan sektor ekonomi secara berkesinambungan.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mengembangkan

sumber pembiayaan APBN adalah melalui penerbitan Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN) / Sukuk Negara. Sebagai instrumen keuangan berbasis syariah,

penerbitan Sukuk Negara diharapkan dapat menjadi alternatif sumber

pembiayaan APBN yang optimal, dan dapat mendukung pengembangan

industri keuangan syariah baik di pasar domestik maupun internasional.

Menurut Direktorat Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan

Republik Indonesia (2015) Sukuk Negara didefinisikan sebagai Surat Berharga

Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian

penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta

asing. Pengertian tersebut mengacu pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Page 42: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

22

Sukuk Negara merupakam salah satu instrumen pembiayaan APBN yang

berbentuk Surat Berharga Negara yang penerbitannya didaasarkan pada

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008. Sebagai instrumen berbasis syariah,

penerbitan Sukuk Negara memerlukan underlying asset baik berupa Barang

Milik Negara atau proyek APBN. Selain itu diperlukan juga Fatwa dan Opini

Syariah dalam setiap penerbitannya.

Selain sebagai sumber pembiayaan negara, Sukuk Negara juga dapat

memberikan alternatif instrumen investasi yang menarik dan aman bagi

masyarakat. Sebagai instrumen investasi, Sukuk Negara bebas dari risiko gagal

bayar (default), mengingat pembayaran imbalan dan nilai nominalnya dijamin

Undang-Undang. Adapun imbalan Sukuk Negara dapat bersifat tetap (fixed

coupon) maupun mengambang (variable coupon), tergantung kepada jenis

struktur yang digunakan. Selain itu unstrumen ini juga dapat diperjualbelikan

(tradable) di pasar sekunder maupun tidak (non-tradable). Sukuk Negara juga

dapat diterbitkan baik di pasar perdana dalam negeri maupun internasional,

serta dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. (Direktorat Pembiayaan

Syariah Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015)

Penerbitan Sukuk Negara juga dapat dimaksudkan sebagai upaya untuk

mengamankan kebutuhan pembiayaan APBN dengan biaya minimal pada

tingkat risiko terkendali, sehingga menjaga arah fiskal. Sedangkan yang

dimaksud dengan pembiayaan proyek adalah dalam rangka membiayai

pembangunan proyek pemerintah yang telah dialokasikan dalam APBN, seperti

proyek infrastruktur dalam sektor energi, telekomunikasi, peerhubungan,

Page 43: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

23

pertanian, industri manufaktur, dan perumahan rakyat (Direktorat Pembiayaan

Syariah Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015).

Dari segi manfaat, menurut Direktorat Pembiayaan Syariah Kementerian

Keuangan Republik Indonesia (2015) penerbitan Sukuk Negara memiliki

banyak manfaat bagi bangsa dan negara. Manfaat-manfaat tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Memperluas alternatif sumber pembiayaan APBN

2. Membiayai pembangunan proyek infrastruktur

3. Mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN)..

Sukuk Negara diharapkan dapat menjadi alternatif instrumen investasi

syariah di pasar modal dan pasar uang, selain investasi di saham, obligasi dan

reksadana.

Gambar 2.1

Jenis Instrumen Sukuk Negara

Sumber : Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015

Page 44: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

24

b. Project Based Sukuk (PBS)

Dalam rangka menjalankan amanat Undang-undang Nomor 19/2008

terutama terkait tujuan utama penerbitan Sukuk Negara yaitu untuk membiayai

pembangunan proyek, Pemerintah mengembangkan instrumen Sukuk Negara

yang dapat diterbitkan dalam rangka pembiayaan proyek. Hal ini sejalandengan

komitmen Pemerintah untuk turut serta berkontribusi bagi pembangunan

infrastruktur. Penerbitan sukuk negara untuk pembiayaan proyek dilakukan

melalui penerbitan Project Based Sukuk (PBS). Sukuk Negara seri PBS

merupakan Sukuk Negara yang diterbitkan dalam rangka pembiayaan proyek,

dalam denominasi rupiah di pasar perdana dalam negeri, dengan tingkat

imbalan tetap, serta dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

PBS distruktur dengan menggunakan struktur ijarah Asset to be Leased

dengan menggunakan underlying asset berupa proyek Pemerintah dalam

APBN. Dari aspek syariah, penerbitan tersebut mengacu pada Fatwa DSN-

MUI Nomor 76/DSN-MUI/VI/2011 tentang SBSN Ijarah Asset to be Leased.

Sedangkan dari sisi legal, pembiayaan proyek melalui penerbitan SBSN diatur

antara lain melalui Peraturan pemerintah No.56 Tahun 2011 tentang

pembiayaaan proyek melalui penerbitan SBSN, peraturan Menteri Keuangan

No. 113 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pembiayaan Proyek/Kegiatan melalui

penerbitan SBSN, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 129 Tahun 2011

tentang Penggunaan Proyek sebagai Dasar Penerbitan Surat Berharga Syariah

Negara.

Page 45: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

25

Setelah dilakukan review oleh DSN-MUI, penerbitan PBS dengan cara

lelang pertama kali mendapat Pernyataan Kesesuaian Syariah Nomor B-

210/DSN-MUI/VI/2011 yang berlaku selama satu tahun. Selanjutnya dalam

rangka memberikan fleksibilitas bagi Pemerintah, DSN-MUI menerbitkan

Pernyataan Kesesuaian Syariah Nomor B-234/DSN-MUI/VI/2012 tanggal 18

Juni 2012 untuk penerbitan PBS dengan cara lelang secara reguler, yang

berlaku untuk seterusnya.

Sukuk Negara dengan seri PBS menggunakan akad Ijarah Asset to be

Leased, dalam akad ini dibuat suatu struktur yang memungkinkan pemerintah

menyewa aset (proyek infrastruktur) yang akan diwujudkan di masa depan

(sesuai masa konstruksi), namun pemerintah dapat membayar sewa proyek

tersebut sejak dimulainya masa konstruksi. Investor sukuk (sukuk holders)

akan menerima imbalan dari nilai sewa yang telah disepakati. Karena

menggunkan akad Ijarah (yang berarti sewa) maka imbalan yang diterima oleh

investor bersifat tetap (fixed return). Imbalan sewa disebut juga dengan ujrah.

Namun, dikarenakan proyek yang dibangun tidak menghasilkan arus

penerimaan dan bersifat layanan kepada masyarakat, maka imbalan yang

diberikan kepada investor Sukuk Negara bukan berasal dari kinerja

infrastruktur tersebut. Pemerintah dapat membayar ujrah dari sumber

penerimaan lainnya, misalnya pajak atau PNBP (Haryanto, 2017). Menurut

Haryanto, Sukuk seri PBS terdiri dari dua jenis yaitu:

1) Project Underlying Sukuk, yang menggunakan proyek infrastruktur yang

telah tercantum di dalam dokumen APBN sebagai dasar transaksinya.

Page 46: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

26

Sehingga, hasil penerbitan Sukuk Negara (proceeds) digunakan untuk

mengganti dana yang telah dikeluarkan (revolving). Untuk jenis proyek

yang dibiayai dengan mekanisme ini, biasanya proyek terlebih dahulu

dibiayai dengan penerimaan negara yang bersumber dari pajak, dll atau

disebut rupiah murni. Setelah Sukuk diterbitkan, dana hasil penerbitannya

digunakan untuk mengganti dana tersebut.

2) Project Financing Sukuk (PFS), proyek infrastruktur yang akan dibiayai

melalui penerbitan Sukuk Negara diusulkan oleh Kementerian/Lemabag

melalui proses pengusulan proyek sesuai mekanisme APBN, yaitu melalui

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan diusulkan ke

Kementerian Keuangan untuk selanjutnya diusulkan dalam UU APBN

tahun bersangkutan. Proyek infrastruktur baru dapat dibiayai melalui

penerbitan Sukuk Negara setelah proyek tersebut tercantum dalam dokumen

APBN, sehingga sumber pembiayaan proyek terssebut semata-mata hanya

bersumber dari Sukuk negara (earmarked).

Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan

pembangunan infrastruktur di seluruh tanah air, peran SBSN PBS di masa

depan akan terus meningkat. SBSN PBS sebenarnya dangat potensial untuk

membiayai proyek proyek infrastruktur yang berskala besar.

Seiring dengan peningkatan pemahaman para pemangku kebijakan

termasuk Kementerian dan Lembaga Pemerintah, penerbitan PFS dari waktu

ke waktu menunjukkan perkembangan, sebagaimana tercantum pada tabel

2.1.

Page 47: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

27

Tabel 2.1

Pagu dan jenis Proyek yang dibiayai dengan PFS

Tahun Pagu

(triliun)

Jenis Proyek

2013

Rp 0,7

Pembangunan jalur ganda rel KA

2014

Rp 1,371

Pembangunan jalur ganda rel KA, pembangunan asrama

haji

2015

Rp 7,135

Pembangunan jalur elevated track KA, pembangunan

kampus UIN, pembangunan/reha KUA dan balai nikah

2016

Rp 13,677

Pembangunan jalur ganda dan jalur layang rel KA,

pembangunan jalan dan flyover lintas Sumatera,

pembangunan kampus Uin, asrama haji dan KUA.

2017

Rp 16,76

Penyelenggaraan jasa perkeretaapian, pembangunan

jalan dan sumber daya air, pembangunan kampus UIN,

asrama haji dan KUA.

Sumber: Direktorat Pembiayaan Syariah, 2016

4. APBN

Anggaran merupakan instrumen kebijakan yang dimiliki oleh

Pemerintah untuk menggambarkan pernyataan komprehensif tentang

prioritas negara. Anggaran juga mempunyai pengertian sebagai pernyataan

mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu

tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial (Yuna Farhan, Menelaah

Arah Politik Anggaran di Indonesia, dalam Herzon, 2008).

Menurut Eko (2008) anggaran harus dilihat dari banyak sisi karena

anggaran bersifat multiemensional. Menurut Hyde (1992, dalam Eko

Page 48: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

28

2008) anggaran harus dilihat pemahaman sebagai berikut: sebagai sebuah

dokumen politik, anggaran hendak mengalokasikan sumber daya langka

kepada masyarakat di antara kepentingan yang kompleks, kompetitif dan

bahkan konfliktual. Sebagai dokumen ekonomi dan fiskal, anggaran

menjadi instrumen utama untuk mengevaluasi distribusi pendapatan,

mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi inflasi, mempromosikan

lapangan pekerjaan maupun menjaga stabilitas ekonomi. Sebagai dokumen

akuntansi, anggaran menjadi pedoman 19 dan pagu bagi belanja

pemerintah. Sebagai dokumen manajerial dan administratif, anggaran

menjadi isntrumen untuk mengarahkan penyediaan pelayanan publik.

Menurut Pasal 23 ayat (1) UUD 1945, Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) adalah perwujudan dari pengolahan keuangan

negara yang ditetapkan setiap tahun sesuai dengan Undang-Undang (UU)

dan dilaksanakan secara terbuka dimana pemerintahan bertanggung jawab

besar untuk kemakmuran rakyat. Anggaran pendapatan dan belanja negara

(APBN) ini merupakan rencana tahunan keuangan pemerinta Republik

Indonesia yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

APBN telah ditetapkan dalam UU meliputi masa satu tahun mulai dari 1

Januari sampai dengan 31 Desember.

APBN berfungsi sebagai penerimaan pajak yang dialokasikan

untuk pengeluaran dan belanja negara yang bersifat menyejahterakan

rakyat dan digunakan untuk kepentingan umum. Beberapa alokasi dana

APBN digunakan untuk melakukan pembangunan terhadap infrastruktur

Page 49: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

29

publik seperti pembangunan jalan, pembangunan jembatan maupun dalam

penguatan sektor transportasi publik dan lain sebagainya.

a. Anggaran Infrastruktur

Anggaran Infrastruktur adalah bagian dari alokasi dana APBN

yang di khususkan untuk melakukan pembangunan infrastruktur publik

maupun menjalankan proyek pembangunan yang telah berjalan di tahun

sebelumnya demi meningkatkan fasilitas untuk kepentingan masyarakat

dan penunjang dari aspek pengelolaan suatu negara. Kenaikan investasi

infrastruktur publik akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, baik

jangka pendek maupun menengah. Infrastruktur merupakan faktor penting

dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Untuk itu

pemerintah tiap tahunnya meningkatkan anggaran untuk infrastruktur demi

meningkatkan pula pertumbuhan ekonomi.

Ketersediaan infrastruktur yang baik dan memadai akan

memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini

dapat dirasakan langsung dari turunnya biaya logistik dan waktu tempuh

transportasi barang/jasa.

5. Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum

dan terus menerus (Sukirno, 2002). Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari

satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut

meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang

Page 50: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

30

lain (Boediono, 2000). Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan

persentase yang sama.

Menurut Amalia (2010) inflasi adalah kecenderungan meningkatnya

harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga satu atau

dua barang tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan harga barang

itu mengakibatkan harga barang lain menjadi ikut naik.

Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor

produksi serta produk nasional. Efek terhadap distribusi pendapatan disebut

dengan equity effect, sedangkan efek terhadap alokasi faktor produksi dan

pendapatan nasional masing-masing disebut dengan efficiency dan output effects

(Nopirin, 2000).

Masalah inflasi menjadi salah satu perhatian pemerintah untuk dapat

dipecahkan. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat

inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol

peresen bukanlah tujuan utama karena itu akan sulit dicapai. Yang paling

penting untuk diusahakan adalah menjaga tingkat inflasi tetap rendah.

Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat

suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah misalnya

efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang) yang sangat besar atau

ketidakstabilan politik (Sukirno, 2002)

6. JUB

Jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di

tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit adalah jumlah

Page 51: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

31

uang beredar yang terdiri atas uang kartal dan uang giral. Di dalam kehidupan

masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank

sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan

moneter (Hasoloan, 2014).

Menurut Putong (2007) jumlah uang yang beredar adalah keseluruhan

jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa

uang kartal, maupun uang giral dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito).

Sedangkan menurut Sukirno (2002) jumlah uang beredar adalah

semua jenis uang yang berada di perekonomian, yaitu adalah jumlah dari

mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank

umum.Sadono membedakan uang beredar menjadi dua pengertian, yaitu:

a) Dalam pengertian sempit

Jumlah uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah

dengan giral yang dimiliki oleh perseorangan-perseorangan,

perusahaan-perusahaan, dan badan-badan pemerintah

b) Dalam pengertian luas

Jumlah uang beredar adalah meliputi uang dalam peredaran, uang

giral, dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka,

tabungan, dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta domestik.

Menurut Hasoloan dasar terciptanya uang beredar adalah karena adanya

uang inti atau uang primer. Dengan demikian, besarnya jumlah uang beredar

ini sangat dipengaruhi oleh besarnya uang inti yang tersedia. Sedangkan

Page 52: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

32

menurut Boediono yang tercantum dalam (Hasoloan, 2014) besarnya uang

inti ini dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:

a) Keadaan Neraca Pembayaran (surplus atau defisit)

b) Keadaan APBN (surplus atau defisit)

c) Perubahan kredit langsung Bank Indonesia

d) Perubahan kredit likuiditas Bank Indonesia

7. SBIS

Menurut Arifin (2009), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana

jangka pendek. Sertifikat Bank Indonesia Syariah merupakan piranti moneter

yang sesuai dengan prinsip pada bank syariah yang diciptakan dalam rangka

pelaksanaan pengendalian moneter. Bank Indonesia menerbitkan instrumen

moneter berdasarkan prinsip syariah dan dapat dimanfaatkan oleh bank syariah

untuk mengatasi bila terjadi kesalahan pada tingkat likuiditas.

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berdasarkan Peraturan Bank

Indonesia Nomor 10/11/PBI tentang SBIS berlaku per 31 Maret 2008 sebagai

pengganti SWBI. SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah

berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia.

Dalam rangka tujuan menciptakan kestabilan nilai rupiah, Bank

Indonesia memiliki tugas untuk menetapkan dan menjalankan kehijakan

moneter. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia dapat melakukan

pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah melalui Operasi Pasar

Page 53: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

33

Terbuka (OPT). Untuk meningkatkan efektivitas pengendalian moneter

berdasarkan prinsip syariah melalui operasi pasar terbuka, maka diperlukan

instrumen sertifikat bank Indonesia berdasarkan prinsip syariah. Pada tahun

2000 Bank Indonesia memperkenalkan Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia atau

SWBI yang menggunakan akad wadi’ah. Kemudian pada tahun 2008 Bank

Indonesia mengganti SWBI dengan instrumen yang lebih baik yaitu Setifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang menggunakan akad Ju’alah.

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank

Indonesia yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2004, Bank

Indonesia memiliki tugas untuk memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk

mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia melakukan pengendalian moneter

melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang dilakukan berdasarkan prinsip

syariah. Sejalan dengan hal tersebut, Bank Indonesia menciptakan instrumen

Operasi Pasar Terbuka yang berdasarkan prinsip syariah yang kemudian Bank

Indonesia menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia menggunakan akad Ju‟alah. Akad Ju‟alah adalah janji atau

komitmen untuk memberikan imbalan tertentu atas pencapaian hasil yang

ditentukan dari suatu pekerjaan. Berdasarkan Fatwa DSN MUI No. 64 tahun

2007 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah, sistem akad Ju’alah yang

digunakan pada penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah yaitu: Bank

Indonesia bertindak sebagai Ja‟il atau pemberi pekerjaan, Bank Syariah

bertindak sebagai Maj‟ul laah (penerima pekerjaan) dan objek atau underlying.

Page 54: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

34

Ju‟alah (mahall al-aqd) adalah partisipasi Bank Syariah untuk membantu tugas

Bank Indonesia dalam pengendalian moneter melalui penyerapan likuiditas

dari masyarakat dan menempatkannya di Bank Indonesia dalam jumlah dan

jangka waktu tertentu.

1) Karakteristik SBIS

Karakteristik SBIS adalah sebagai berikut:

a) Menggunakan akad ju'alah

b) Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah)

c) Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua

belas) bulan.

d) Diterbitkan tanpa warkat (scripless)

e) Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia

f) Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

2) Mekanisme Penerbitan SBIS

Dalam menjaga kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia

mempunyai peran dalam menyerap kelebihan dana likuiditas bank-bank

syariah melalui penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan piranti yang dapat

digunakan oleh bank syariah sebagai sarana penempatan kelebihan

likuiditas sementara sebelum dana yang dikelola bank syariah tersebut

dapat disalurkan untuk pembiayaan sektor riil.

SBIS diterbitkan melalui sistem lelang. Penerbitan SBIS

menggunakan BI-SSSS. Menurut PBI No. 10 tahun 2008 tentang Sertifikat

Page 55: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

35

Bank Indonesia Syariah, Bank Indonesia–Scripless Securities Settlement

System yang selanjutnya disebut BI-SSSS adalah sarana transaksi dengan

Bank Indonesia termasuk penatausahaannya dan penatausahaan surat

berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara peserta,

penyelenggara dan Sistem Bank Indonesia –Real Time Gross Settlement.

Menurut PBI No. 10 tahun 2008, Real Time Gross Settlement adalah suatu

sistem transfer dana elektronik antara peserta dalam mata uang rupiah

yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika pertransaksi secara

individu.

3) Pihak yang dapat ikut serta dalam lelang SBIS adalah :

a) Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau

pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS/UUS; dan

b) BUS atau UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta tidak

langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio

(FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia.

Dalam operasi moneter melalui penerbitan SBIS, Bank Indonesia

mengumumkan target penyerapan likuiditas kepada bank syariah dan

menjanjikan imbalan tertentu bagi yang ikut berpasrtisipasi dalam

pelaksanaannya.

Perhitungan tingkat imbalan yang diberikan pada Sertifikat Bank

Indonesia Syariah mengacu pada tingkat diskonto hasil lelang SBIS.

Perhitungan imbalan SBIS dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

Page 56: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

36

Gambar 2.2.

Perhitungan Imbalan SBIS

(Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 10 tahun 2008)

B. Keterkaitan Antar Variabel

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

memengaruhi Project Based Sukuk (PBS). Di mana untuk melihat variabel yang

berpengaruh terhadap Project Based Sukuk (PBS), variabel yang digunakan

adalah berdasarkan data bulanan. Sedangkan variabel yang digunakan adalah

Anggaran Infrastruktur, Inflasi, JUB, dan SBIS.

1. Anggaran Infrastruktur terhadap PBS

Seluruh instrumen yang ada dalam anggaran negara (APBN) baik

berupa pendapatan, belanja maupun pembiayaan adalah dalam rangka

mewujudkan tiga tugas utama Pemerintah melalui kebijakan fiskal yaitu

mengalokasikan barang dan jasa untuk kebutuhan publik (alocation),

melakukan distribusi pendapatan dan kemakmuran (distribution), serta

menciptakan stabilitas perekonomian bangsa (stabilization). Pendapatan

negara dapat menjadi sarana untuk melaksanakan distribusi pendapatan,

misalnya dengan cara memungut pajak dari pihak yang memiliki sumber daya

melalui mekanisme pajak kemudian didistribusikan kepada pihak yang tidak

memiliki sumber daya melalui mekanisme subsidi. Belanja negara dapat

menjadi sarana untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan bagi

Nilai imbalan SBIS = Nilai Nominal SBIS x (Jangka Waktu SBIS/360) x

Tingkat Imbalan SBIS

Page 57: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

37

masyarakat luas seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan keamanan

negara.

Dalam penerbitan Sukuk Negara (SBSN) seri Project Based Sukuk

mekanisme pertama yang digunakan adalah dengan menggunakan proyek-

proyek pemerintah yang tercantum dalam APBN sebagai underlying asset.

PBS juga diterbitkan untuk menutup pembiayaan defisit APBN dalam rangka

pembiayaan infrastruktur yang tercantum dalam anggaran infrastruktur.

2. Inflasi terhadap PBS

Menurut Rahardjo (2004) kondisi perekonomian yang kuat serta

inflasi yang rendah mengakibatkan tingkat daya beli terhadap produk

investasi juga sangat bagus, sehingga akan timbul dampak positif terhadap

perdagangan dan investasi pada obligasi. Akan tetapi inflasi tidak

mempengaruhi obligasi syariah, hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa

inflasi berbanding terbaik dengan obligasi syariah, ketika inflasi naik maka

obligasi syariah turun, begitu juga sebaliknya, ketika inflasi turun harga

obligasi syariah justru naik.

Inflasi mempunyai dampak negatif terhadap Sukuk Negara (SBSN),

apabila tingkat inflasi naik maka berdampak pada tingkat suku bunga dan

harga barang-barang. Dengan adanya inflasi yang tinggi akan menyebabkan

berkurangnya tingkat konsumsi riil masyarakat sebab nilai uang yang

dipegang masyarakat berkurang. Ini akan menyebabkan konsumsi masyarakat

atas barang yang dihasilkan akan menurun pula. Hal ini tentu akan

mengurangi tingkat pendapatan yang pada akhirnya akan berpengaruh

Page 58: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

38

terhadap harga obligasi. Akhirnya berdampak pada pasar modal, karena

dengan inflasi yang tinggi maka tingkat suku bunga di perbankan akan naik

sehingga akan menurunkan permintaan terhadap obligasi negara yaitu salah

satunya Sukuk (SBSN). Dengan tingkat suku bunga yang tinggi masyarakat

cenderung memindahkan dananya ke deposito (Sunariyah, 2006).

3. JUB terhadap PBS

Jumlah Uang Beredar tidak hanya ditentukan oleh kebijakan bank

Sentral, tetapi juga oleh pelaku rumah tangga (yang memegang uang) dan

bank (di mana uang disimpan). Kita mulai dengan mengingat bahwa jumlah

uang beredar meliputi mata uang asing di tangan publik dan deposito di bank-

bank yang bisa digunakan rumah tangga untuk bertransaksi, seperti rekening

koran (Heru, 2012).

Menurut Rini (2012) dan Prasetio (2013) jumlah uang beredar

berpengaruh jangka panjang terhadap pertumbuhan sukuk. Hal ini terjadi

karena semakin meningkatnya jumlah uang beredar maka masyarakat akan

cenderung menggunakan uangnya selain untuk tujuan transaksi juga

digunakan untuk tujuan spekulatif yaitu dengan membeli surat-surat berharga

ataupun sukuk.

4. SBIS terhadap PBS

Faktor penentu obligasi menarik atau tidak adalah tingkat suku bunga

yang diberikan kepada investor obligasi, secara umum atau lebih dikenal

denagn istilah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI (Puspita dan

Haryono, 2012).

Page 59: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

39

Kenaikan tingkat suku bunga akan menyebabkan harga obligasi turun,

sebaliknya ketika tingkat suku bunga menurun maka harga obligasi akan naik.

Resiko tingkat suku bunga merupakan salah satu resiko yang membuat harga

obligasi meningkat atau menurun. Harga obligasi akan berubah dengan arah

yang berbeda dari pergerakan tingkat suku bunga (Adhitia dan Manurung,

2009).

Sebagai salah suatu instrumen investasi syariah maka SBIS akan

mempengaruhi tingkat harga pasar pada obligasi syariah yang dlam hal ini

yaitu Sukuk Negara (SBSN) dari seri PBS.

Page 60: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

40

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Objek

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Ichsan,

Ghazali

Syamni,

dan

Nurlela

(2013)

Dampak BI

Rate, Tingkat

Suku bunga,

Nilai Tukar,

dan Inflasi

Terhadap Nilai

Obligasi

Pemerintah

Nilai

obligasi

pemerintah

di Bursa

Efek

Indonesia

Periode

Januari 2007

sampai

Oktober

2012

BI Rate

(X1),

Tingkat

Suku Bunga

(X2), Nilai

Tukar (X3)

dan Inflasi

(X4) Serta

Nilai

Obligasi

Pemerintah

(Y)

.

Secara parsial

penelitian ini

menemukan bahwa

hanya variabel nilai

tukar rupiah yang

tidak memengaruhi

nilai obligasi

pemerintah.

Sedangkan variabel

BI rate, tingkat

SBI, dan inflasi

berpengaruh

terhadap nilai

obligasi

pemerintah.

2. Muhammad

Adam

Camubar

(2015)

Analisis

Pengaruh

Faktor-Faktor

Makro

Ekonomi yang

Mempengaruhi

Sukuk

Pemerintah

Surat

Berharga

Pemerintah

(Sukuk

Negara)

periode

2009-2014

Inflasi (X1),

Produk

Domestik

Bruto (PDB)

(X2),

Sertifikat

Berharga

Bank

Inflasi, PDB, SBIS

dan BI Rate

berperngaruh

terhadap Sukuk

Negara (SBSN)

Page 61: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

41

Republik

Indonesia

Indonesia

Syariah

(SBIS) (X3),

BI Rate

(X4), serta

Penerbitan

Sukuk

Negara

(SBSN) (Y).

3. M. Maftuh

(2014)

Pengaruh

Harga Sukuk

Negara Ritel,

Tingkat Inflasi,

BI Rate, dan

Tingkat Bagi

Hasil Deposito

Mudharabah

Terhadap

Tingkat

Permintaan

Sukuk Ritel

SR 003

Harga Pasar

Bulanan dari

Sukuk Ritel

seri SR 003

untuk

periode

Februari

2011 hingga

Desember

2013

Harga

Sukuk

Negara Ritel

(X1),

Tingkat

Inflasi (X2),

BI Rate

(X3),

Tingkat Bagi

Hasil

Deposito

Mudharabah

(X4), serta

Tingkat

Permintaan

Sukuk Ritel

SR 003 (Y).

Secara parsial

variabel harga

sukuk negara ritel

berpengaruh

negatif signifikan

terhadap

permintaan sukuk

ritel. Sedangkan

variabel yang tidak

berpengaruh

terhadap tingkat

permintaan sukuk

ritel SR 003 adalah

variabel tingkat

inflasi, BI Rate,

dan tingkat bagi

hasil deposito

mudharabah.

4. Fitriyanti

(2014)

Analisis

Pengaruh

Variabel

Yield Sukuk

Ritel SR 003

di Indonesia

Tingkat

Suku Bunga

SBI (X1),

Hasil analisis

menunjukkan

bahwa dalam

Page 62: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

42

Makroekonomi

terhadap

Tingkat

Imbal Hasil

Sukuk Negara

Seri Ritel di

Indonesia

Periode

Tahun 2011-

2014

Industrial

Production

Index (IPI)

(X2), Indeks

Harga

Konsumen

(IHK) (X3),

nilai tukar

rupiah

terhadap

dolar

(Exrate)

(X4), serta

yield Sukuk

Ritel SR 003

(Y).

jangka panjang,

SBI memberikan

pengaruh positif

secara signifikan

terhadap yield

sukuk ritel,

sedangkan IPI dan

IHK berpengaruh

negatif secara

signifikan terhadap

yield sukuk ritel.

Variabel Exrate

berpengaruh

signifikan terhadap

yield sukuk ritel.

D. Kerangka Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh APBN

Infrastruktur, Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Jumlah Uang

Beredar (JUB) terhadap Project Based Sukuk (PBS) dengan mengacu pada beberapa

penelitian terdahulu dan teori kepuasan menurut Kotler (2000) adalah perasaan senang

atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara

persepsi/kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya,

hal ini tentunya bisa dijadikan tolak ukur kinerja sebagai pembanding dalam

mencapai tujuan maka kerangka berpikir dalam penelitian ini digunakan untuk

mempermudah pemikiran terhadap masalah yang akan dibahas.

Page 63: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

43

Setelah peneliti mengumpulkan beberapa jurnal, skripsi, dan tesis, peneliti

mengambil beberapa variabel dari penelitian terdahulu kemudian membuat paradigma

penelitian yang berbeda dimana pada penelitian ini menggunakan metode Ordinary

Least Square (OLS).

Peneliti mengambil data dari masing-masing variabel dari situs, Bank

Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perdagangan.

Setelah memperoleh data dari setiap variabel, peneliti mulai melakukan analisis

regresi berganda dengan menggunakan bantuan alat analisis data Eviews 9 dengan

metode Ordinary Least Sqaure (OLS) dan melakukan uji asumsi klasik (uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heteros kedastisitas, dan uji autokorelasi), uji

statistik dan uji koefisien determinasi agar penelitian dapat di uji dengan baik dan

benar sesuai metodologi penelitian. Setelah mendapatkan hasil dari analisis tersebut,

penulis menginterpretasi data yang akan digunakan untuk menghasilkan kesimpulan

penelitian ini.

Berdasarkan uraian atas tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu maka

diilustrasikan kerangka pemikiran teoritis adalah sebagai berikut:

Page 64: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

44

Gambar 2.3

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012). Berdasarkan tujuan, landasan teori

serta kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Ho : Tidak terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan antara variabel

Anggaran Infrastruktur (AI), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Project Based Sukuk

(PBS).

Kerangka Penelitian

AI (X1) SBIS (X3)

Inflasi (X2)

Project Based Sukuk (PBS) (Y)

JUB (X4)

Metode: Ordinary Least Square ( OLS ) 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas b. Uji Multikolonieritas c. Uji Heteroskedastisitas d. Uji Autokorelasi

2. Uji Statistik (OLS) a. Uji Parsial (Uji – t) b. Uji Simultan (Uji – F) c. Uji Koefisien Determinasi ( Adj R

Square)

Hasil Pengujian dan Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Page 65: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

45

Ha : Terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan antara variabel

Anggaran Infrastruktur (AI), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Project Based Sukuk

(PBS).

2. Ho : Tidak terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel

Anggaran Infrastruktur (AI), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Project Based Sukuk

(PBS).

Ha : Terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel

Anggaran Infrastruktur (AI), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Project Based Sukuk

(PBS).

Page 66: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Terdapat lima variabel dalam penelitian ini, satu variabel terikat dan empat

variabel bebas, yaitu :

1. Variabel Terikat : Project Based Sukuk (PBS)

2. Variabel Bebas : Anggaran Infrastruktur, Inflasi, Jumlah Uang Beredar

(JUB) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)..

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder

yang berupa deret waktu (time series) bulanan. Periode penelitian dimulai dari

Januari 2013 hingga Desember 2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari berbagai sumber yaitu Direktorat Pembiayaan Syariah (DJPPR,

Kemenkeu), Direktorat Jenderal Anggaran (Dirjen Anggaran), Statistik

Ekonomi dan Keuangan Indonesia Bank Indonesia (SEKI BI), dan

Kementerian Perdagangan (Kemendag).

1. Data penerbitan Project Based Sukuk (PBS) diperoleh dari Direktorat

Pembiayaan Syariah (DJPPR, Kemenkeu).

2. Data Anggaran Infrastruktur diperoleh dari Direktorat Jenderal

Anggaran (Dirjen Anggaran).

3. Data Inflasi diperoleh dari Bank Indonesia

4. Data JUB diperoleh dari Kementerian Perdagangan (Kemendag)

5. Data SBIS diperoleh dari SEKI BI

Page 67: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

47

C. Metode Pengumpulan Data

Agar memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka diperlukan

data dan informasi yang mendukung penelitian ini. Metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library

research) dan data sekunder (Internet research).

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu

dengan cara mengumpulkan pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara

membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, serta literatur

keterangan-keterangan dari sumber lain yang mempunyai hubungan

dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder (Internet Research)

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara

mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari perusahaan

atau pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian. Selain melalui studi

kepustakaan (Library Research). Internet Research juga digunakan dalam

penelitian ini dimana berguna untuk mempermudah dalam mengumpulkan

data melalui website-website tertentu. Dalam penelitian ini sumbernya

adalah sebagai berikut (www.kemenkeu.go.id), (www.kemendag.go.id)

dan (www.bi.go.id).

Page 68: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

48

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif, yaitu dimana data

yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dan penelitian ini

menganalisis bagaimana pengaruh, Anggaran Infrastruktur, Inflasi, Jumlah

Uang Beredar (JUB) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), terhadap

Project Based Sukuk (PBS). Penelitian ini menggunakan metode Ordinary

Least Square (OLS) dengan menggunakan alat analisis komputer Eviews 9.

Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data pada

penelitian ini:

1. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas

Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data

berdistribusi normal. Dalam analisis multivariante, para peneliti

menggunakan pedoman kalau setiap variabel terdiri atas 30 data, maka

data sudah berdistribusi normal. Namun untuk menguji lebih akurat

diperlukan analisis lebih lanjut (Winarno, 2009). Uji normalitas ini

sendiri bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal (Gujarati, 2007).

Uji normalitas residual metode OLS secara formal dapat dideteksi

dari metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (J-B). Deteksi

dengan melihat Jarque-Bera test yang merupakan asimtotis (Sampel

Page 69: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

49

besar dan didasarkan atas residual OLS). Uji statistik dari J-B

menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis. Adapun

ketentuannya adalah sebagai berikut:

1) Jika probability Jbtest lebih besar α 5% = data berdistribusi normal

(terima H0, tolak H1).

2) Jika probability Jbtest lebih kecil α 5% = data tidak berdistribusi

normal (terima H0, tolak H1).

b. Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau

sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model

regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna

diantara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan

mengandung gejala multikolonier (Suliyanto, 2011).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh

variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel

bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas

lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai

Page 70: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

50

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama

dengan VIF < 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala

multikolonieritas (Ghozali, 2012).

Jika model mengandung multikolonieritas yang serius yakni

korelasi yang tinggi antar variabel independen, maka ada beberapa

cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya:

1) Menghilangkan Variabel Independen

Salah satu metode sederhana yang bisa dilakukan adalah

dengan menghilangkan salah satu variabel independen yang

mempunyai hubungan linier kuat. Namun menghilangkan

variabel independen di dalam suatu model akan menimbulkan

bias spesifikasi model regresi.

2) Transformasi Variabel

Transformasi variabel dapat dilakukan dengan cara

melakukan transformasi ke dalam bentuk diferensi pertama

(first difference). Bentuk difference pertama ini akan

mengurangi masalah multikolonieritas.

Transformasi variabel ini akan tetap menimbulkan

masalah berkaitan dengan masalah variabel gangguan.

Kesalahan pengganggu Vt mungkin tidak memenuhi salah satu

asumsi dari pada model regresi linier kalsik yang mengatakan

Page 71: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

51

bahwa kesalahan pengganggu tidak berkorelasi antara yang

satu dengan yang lainnya, akan tetapi kemungkinan besar

berkorelasi serial (serially correlated).

3) Penambahan Data

Masalah multikolinieritas ada dasarnya merupakan

persoalan sampel. Oleh karena itu, masalah multikolonieritas

seringkali diatasi jika kita menambah jumlah data. Ketika

menambah jumlah data karena ada masalah multikolinieritas

antara X1 maka akan menyebabkan variansi β1 akan mengalami

penurunan. Jika varian mengalami penurunan maka otomatis

standar error juga akan mengalami penurunan. Dengan kata

lain, jika multikolonieritas variabel independen tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen melalui uji t, maka dengan

penambahan jumlah data maka sekarang variabel independen

menjadi signifikanm mempengaruhi variabel dependen

(Widarjono, 2010).

c. Heteroskedastisitas

Menurut Gujarati (2007), model regresi yang baik adalah tidak

terjadi heteroskedastisitas. Pendeteksian heterokedastisitas dalam

model ini dengan menggunakan Uji White Heteroskedastisity yaitu

dengan melakukan estimasi fungsi regresi terlebih dahulu dengan

menspesifikasikan variabel bebas dan variabel tidak bebas (Gujarati,

2007).

Page 72: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

52

Menurut Winarno (2007), dari hasil uji White Heterokedastisity

kriteria untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas jika:

1) Jika probabilitas R2 lebih besar α 5% = tidak ada heterokedastisitas

(terima H0, tolak H1).

2) Jika probabilitas R2 lebih kecil α 5% = ada heterokedastisitas (tolak

H0, terima H1).

d. Autokorelasi

Secara harfiah autokerelasi berarti adanya korelasi antara anggota

obeservasi satu denga obeservasi lain yang berlainan waktu. Dalam

kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi

antara satu residual dengan residual lainnya. Sedangkan salah satu

asumsi penting OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya

hubungan antara residual satu dengan residual yang lain (Widarjono,

2009).

Dalam penelitian ini untuk melihat adanya autokorelasi atau tidak

maka dapat menggunakan uji autokorelasi yang dikembangkan oleh

Bruesch dan Godfrey yang lebih umum dan dikenal dengan uji

Lagrange Multiplier (LM-test).

Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi

korelasi antara residual (anggota) pada serangkaian observasi tertentu

dalam suatu periode tertentu. Dalam model regresi linear berganda juga

harus bebas dari autokorelasi. Ada berbagai metode yang digunakan

untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi.

Page 73: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

53

Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-

variabel tersebut. Pengolahan data menggunakan Eviews 8.0. dalam

pengujian ini menggunakan uji statistik meliputi uji F dan uji t.

2. Uji Statistik

a. Uji t (Uji Parsial)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.

Menurut Santoso (2009), dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau

bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel

dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha

diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau

bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel

dependen atau terikat.

Page 74: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

54

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F

digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap

variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05.

Menurut Santoso (2009), dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen

atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha

diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen

atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen atau terikat.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel

dependent. Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien

determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel independent yang

dimasukkan ke dalam model (Ghozali, 2013). Setiap tambahan satu

Page 75: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

55

variabel independent, maka R2

pasti meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependent. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model

regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R

2 dapat naik

atau turun apabila satu variabel independent ditambahkan ke dalam

model. Dalam kenyataan nilai adjusted R2

dapat bernilai negatif,

walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati

dalam (Ghozali, 2013:81), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted

R2

negatif, maka nilainya dianggap nol.

3. Ordinary Least Square (OLS)

Menurut Ajija (2011), Ordinary Least Square (OLS) merupakan

metode estimasi yang sering sigunakan untuk mengestimasi fungsi regresi

populasi dari fungsi regresi sampel. Pada metode estimasi OLS bahwa

variabel tergantung (terikat) dipengaruhi oleh dua atau lebih variabel

bebas sehingga hubungan fungsional antara variabel terikat (Y) dengan

variabel bebas (X1, X2, Xn).

Y = f (X1, X2, .... , Xn)

Keterangan:

Y = Variabel tergantung atau terikat (dependen)

X1, X2, ... , Xn = Variabel bebas (independen)

Page 76: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

56

Dalam model di atas terlihat bahwa variabel terikat dipengaruhi dua atau

lebih variabel bebas, sehingga regresi linier berganda dapat dituliskan

sebagai berikut:

Y = a + a1X1 + a2X2 + ... +anXn + e (Regresi)

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi

nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun cara pengukuran dari

variabel ini adalah dengan menggunakan skala pengukuran Rasio. Berikut

ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lain. Dalam penelitian ini akan menggunakan variabel dependen Project

Based Sukuk (PBS). Project Based Sukuk (PBS) merupakan seri SBSN

yang dipergunakan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur

pemerintah. Dengan adanya SBSN seri PBS sebenarnya akan

meningkatkan ruang fiskal tersebut, diharapkan semakin banyak

kesempatan pemerintah untuk meningkatkan pembiayaan infrastruktur.

Data Project Based Sukuk (PBS) dalam penelitian ini

menggunakan data dari periode Januari 2013 hingga Desember 2017.

Data PBS dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder tahunan

penerbitan PBS tahun 2013 hingga 2017 yang kemudian diinterpolasi,

sehingga diperoleh angka penerbitan PBS bulanan. Interpolasi data

tahunan menjadi bulanan diperlukan karena tidak tersedianya data PDB

Page 77: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

57

bulanan dalam Statistik Penerbitan PBS di Indonesia 2017 (DJPPR,

Kemenkeu).

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel

lain, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Anggaran Infrastruktur, Inflasi, JUB dan SBIS. Variabel independen

adalah variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel lainnya.

Variabel independen dapat disimbolkan oleh huruf X. berdasarkan

penelitian terdahulu dan uraian pada tinjauan pustaka, maka penelitian

ini menspesifikasikan variabel independen dan definisi operasional

sebagai berikut:

a. X1 (Anggaran Infrastruktur)

Anggaran Infrastruktur adalah bagian dari alokasi dana APBN

yang dikhususkan untuk melakukan pembangunan infrastruktur

publik. Data Anggaran Infrastruktur yang digunakan adalah data

dalam bentuk tahunan yang terdapat dalam anggaran APBN 2017

dari Dirjen Anggaran pada periode 2013-2017 yang kemudian

dilakukan interpolasi untuk mendapatkan data bulanan.

b. X2 (Inflasi)

Inflasi berarti kenaikan harga umum barang/komoditas dan jasa

dalam periode waktu tertentu. Data inflasi yang digunakan adalah

data inflasi bulanan dari Bank Indonesia berdasarkan laporan

Page 78: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

58

Inflasi (Indeks Harga Konsumen) yaitu pada periode Januari 2013

hingga Desember 2017.

c. X3 (Jumlah Uang Beredar)

Jumlah uang yang beredar dalam artian luas atau broad

money (M2) adalah penjumlahan dari M1 (uang kartal dan logam

ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran atau demand

deposit) yang memasukkan deposito berjangka dan tabungan serta

rekening valuta asing milik swasta maupun domestik sebagai

bagian dari penyediaan uang atau uang kuasi (quasi money). Data

jumlah uang beredar diambil dari Kementerian Perdagangan.

Pengukuran yang digunakan adalah data dalam skala bulanan yaitu

periode Januari 2013 hingga Desember 2017.

d. X4 (SBIS)

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat

berharga berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu pendek

dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Data tingkat fee SBIS diperoleh dari SEKI – BI yang diambil dari

periode Januari 2013 hingga Desember 2017.

Page 79: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

59

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perkembangan Sukuk

Sukuk sebenarnya bukanlah istilah atau produk yang baru ada dewasa

ini. Karena ternyata sukuk telah dikenal sejak abad pertengahan, hingga

kemudian direformulasikan kembali pada abad ke 21 M sebagai instrumen

keuangan syariah kontemporer. Secara garis besar, tahapan perkembangan

sukuk dapat dibagi ke dalam dua periode yakni periode klasik dan periode

kontemporer.

Menurut yang tercantum dalam buku terbitan Direktorat Pembiayaan

Syariah (2015) Penerbitan sukuk sebagai instrumen pembiayaan dimulai pada

tahun 1775 M yaitu pada zaman kekhalifahan Turki Utsmani. Pada saat itu

pemerintah Turki Utsmani menerbitkan esham untuk membiayai defisit

negara setelah kekalahannya dari Rusia. Penerbitan sukuk tersebut dilakukan

melalui proses sekuritisasi bea cukai tembakau, dimana investor akan

menerima variable return sepanjang hidup mereka. Namun pemerintah Turki

Utsmani juga memiliki hak untuk dapat membeli kembali esham tersebut

sesuai diskresi pemerintah.

Sejalan dengan pesatnya penerbitan obligasi konvensional yang

berbasis bunga pada abad ke-19, para cendekiawan syariah mulai berupaya

mengembangkan alternatif instrumen berbasis syariah. Upaya tersebut mulai

Page 80: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

60

dilakukan sejak tahun 1978, yaitu oleh Yordania. Pada saat itu pemerintah

setempat mengizinkan Bank Islam Jordan untuk menerbitkan obligasi syariah

atau yang dikenal dengan obligasi muqaradah, dan diikuti dengan

dikeluarkannya Muqaradah Act pada tahun 1981. Upaya yang sama juga

dilakukan Pakistan yang mengesahkan undang-undang khusus yaitu peraturan

tentang perusahaan mudharabah tahun 1980. Namun upaya-upaya tersebut

belum membuahkan hasil karena minimnya infrastruktur yang sesuai dan

kurangnya transparansi. Penerbitan obligasi syariah yang pertama kali

terhitung sukses adalah penerbitan Government Investment Issues

(sebelumnya dikenal dengan Government Investment Certificate) yang

dilakukan oleh pemerintah Malaysia pada tahun 1983, meski institusi

keuangan syariah pada saat itu belum dapat mengembangkan pasar sukuk

yang dalam dan aktif.

Selanjutnya pada tahun 2003, The Accounting and Auditing

Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) mengeluarkan

AAOIFI Sharia Standards Nomor 17 tentang Investment Sukuk, dan

memberikan definisi yang lebih komprehensif mengenai sukuk termasuk

klasifikasi 14 jenis struktur sukuk dan ketentuan syariah mengenai

penerbitannya. Seiring dengan besarnya dukungan dari berbagai lembaga dan

institusi keuangan syariah serta dikembangkannya framework pendukung

yang lebih baik, penerbitan sukuk di seluruh dunia kemudian mengalami

perkembangan yang sangat pesat baik dari segi nilai nominal penerbitan serta

jenis dan variasi struktur sukuk yang digunakan. Hingga saat ini banyak

Page 81: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

61

varian sukuk telah dikembangkan antara lain hybrid sukuk, convertible sukuk,

project based sukuk, project financing sukuk, sukuk wakalah dan sebagainya.

Begitu pula dengan jumlah penerbitan sukuk yang nilainya terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun.

Saat ini sukuk tidak hanya diterbitkan oleh korporasi (corporate

sukuk), tetapi juga telah banyak diterbitkan oleh negara (sovereign sukuk).

Bahkan penerbitan sovereign sukuk ini menjadi pendorong utama

perkembangan pasar sukuk internasional. Sukuk juga diadopsi secara luas

baik di negara yang berpenduduk mayoritas muslim maupun non-muslim.

Negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Pakistan,

Qatar, Bahrain, Saxony Anhalt (negara bagian Jerman), Uni Arab Emirates,

Sudan, Gambia, Singapura, China, Jepang, United Kingdom, Hongkong dan

Luxemburg telah menerbitkan sukuk, dan diantaranya menerbitkan sukuk

secara reguler baik di pasar domestik maupun internasional. Hal ini

merupakan indikasi bahwa sukuk telah berkembang menjadi instrumen

pembiayaan dan investasi berbasis syariah yang diterima secara universal,

sama sekali tidak terbatas pada suatu golongan atau agama tertentu saja

(Direktorat Pembiayaan Syariah, 2015).

2. Perkembangan Sukuk Negara (SBSN) di Indonesia

Diawali oleh PT Indosat Tbk yang menerbitkan sukuk koorporasi

pada 30 Oktober 2002 dengan akad mudharabah senilai 175 miliar rupiah.

Namun pada saat itu belum ada regulasi yang memadai. Kerangka peraturan

masih menggunakan peraturan penerbitan efek konvensional, dengan

Page 82: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

62

tambahan dokumen pernyataan kesesuaian syariah dari DNS MUI (Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia). Pada akhirnya diterbitkanlah

Fatwa DNS MUI No. 32 dan No. 33 pada tahun 2002 sebagai basis

penerbitan obligasi syariah. Sejak saat itu, penerbitan sukuk korporasi di

Indonesia kian berkembang pesat.

Berselang agak lama dengan penerbitan sukuk korporasi pertama,

sukuk negara (SBSN) seri IFR0001 dan IFR0002 pun diterbitkan oleh

pemerintah sebagai instrumen pendanaan yang digunakan untuk membiayai

defisit anggaran. Sebelumnya pemerintah juga telah mengeluarkan UU

Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada

tanggal 7 Mei 2008 sebagai dasar hukum atas penerbitan SBSN. Sukuk ini

diterbitkan pada 27 Agustus 2008 dengan akad-akad ijarah senilai 2.714,7

dan 1.985 miliar rupiah. Sukuk seri IFR merupakan sukuk yang diterbitkan

untuk investor institusi yang umumnya memiliki dana yang cukup banyak

untuk membeli sukuk.

Selain untuk instansi, pemerintah juga menerbitkan sukuk untuk

investor individual, yakni sukuk negara ritel. Sukuk jenis ini yang pertama

terbit adalah SR0001 yang diterbitkan pada tanggal 25 Februari 2009 senilai

5.556,29 miliar rupiah.

Sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2002 hingga tahun 2011,

penerbitan sukuk mengalami perkembangan yang sangat pesat sebesar 40.292

persen. Sukuk korporasi yang semula hanya diterbitkan oleh satu emiten

senilai 175 miliar rupiah, pada tahun 2011 telah diterbitkan oleh 48 emiten

Page 83: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

63

dengan total nilai 7.915,4 miliar rupiah. Jumlah nilainya meningkat sepuluh

kali lipat hanya dalam selang waktu tujuh tahun. Selain itu tercatat pula sukuk

yang telah dilunasi senilai 2.039,4 oleh 17 emiten. Perkembangan yang lebih

menggembirakan terjadi adalah sukuk negara. Hal ini dikarenakan sukuk

negara menghasilkan nilai multiplayer yang sama dengan sukuk korporasi

namun dengan waktu yang relatif lebih singkat. Sukuk negara semula hanya

bernilai 4.699,7 miliar rupiah menjadi 62.771 miliar rupiah pada tahun 2011.

Karena baru berselang waktu empat tahun dari pertama kali diterbitkan dan

baru jatuh tempo pada tahun 2015, sukuk ini belum ada yang dilunasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerbitan sukuk negara oleh

pemerintah Indonesia yaitu faktor pendanaan stimulus fiskal yang dibutuhkan

oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan untuk

membiayai defisit APBN. Penawaran sukuk yang dilakukan oleh korporasi

dan perusahaan juga dipengaruhi oleh permintaan pasar.

B. Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat 5 (lima) variabel yang akan dianalisis,

dimana kelima variabel yang dimaksud dikelompokkan menjadi dua bagian

yaitu, variabel dependen adalah Project Based Sukuk (PBS), sedangkan

variabel independen yang digunakan Anggaran Infrastruktur, Inflasi, SBIS dan

JUB.

1. Analisis Deskriptif Project Based Sukuk (PBS)

Dalam rangka menjalankan amanat Undang-undang Nomor 19/2008

terutama terkait tujuan utama penerbitan Sukuk Negara yaitu untuk

Page 84: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

64

membiayai pembangunanproyek, Pemerintah mengembangkan instrumen

Sukuk Negara yang dapat diterbitkan dalam rangka pembiayaan proyek. Hal

ini sejalandengan komitmen Pemerintah untuk turut serta berkontribusi bagi

pembangunan infrastruktur. Penerbitan sukuk negara untuk pembiayaan

proyek dilakukan melalui penerbitan Project Based Sukuk (PBS). Sukuk

Negara seri PBS merupakan Sukuk Negara yang diterbitkan dalam rangka

pembiayaan proyek, dalam denominasi rupiah di pasar perdana dalam negeri,

dengan tingkat imbalan tetap, serta dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan Project Based Sukuk (PBS)

untuk periode tahun 2013-2017 dapat dilihat pada gambar berikut :

Grafik 4.1

Project Based Sukuk (PBS) Tahun 2013-2017

Sumber: Kementerian Keuangan (diolah, 2017)

Berdasarkan Grafik 4.1 diatas dapat diketahui bahwa penerbitan

(Sukuk Negara) SBSN seri Project Based Sukuk (PBS) dalam kurun waktu

13,5

14

14,5

15

15,5

16

16,5

Jan

-13

Mei

-13

Sep

-13

Jan

-14

Mei

-14

Sep

-14

Jan

-15

Mei

-15

Sep

-15

Jan

-16

Mei

-16

Sep

-16

Jan

-17

Mei

-17

Sep

-17

PBS

PBS

Page 85: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

65

lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan pada

awal tahun 2013 hingga awal tahun 2016 dan pada kurun waktu 2 tahun

belakangan yaitu pada tahun 2016-2017 mengalami penurunan yang cukup

signifikan.

2. Anggaran Infrastruktur (AI)

Menurut Pasal 23 ayat (1) UUD 1945, Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) adalah perwujudan dari pengolahan keuangan negara

yang ditetapkan setiap tahun sesuai dengan Undang-Undang (UU) dan

dilaksanakan secara terbuka dimana pemerintahan bertanggung jawab besar

untuk kemakmuran rakyat. Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

ini merupakan rencana tahunan keuangan pemerinta Republik Indonesia yang

telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). APBN telah ditetapkan

dalam UU meliputi masa satu tahun mulai dari 1 Januari sampai dengan 31

Desember.

Anggaran Infrastruktur adalah bagian dari alokasi dana APBN yang di

khususkan untuk melakukan pembangunan infrastruktur publik maupun

menjalankan proyek pembangunan yang telah berjalan di tahun sebelumnya

demi meningkatkan fasilitas untuk kepentingan masyarakat dan penunjang dari

aspek pengelolaan suatu negara.

Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan kenaikan Anggaran

Infrastruktur (AI) untuk periode tahun 2013-2017 dapat dilihat pada gambar

berikut :

Page 86: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

66

Grafik 4.2

Anggaran Infrastruktur Tahun 2013-2017

Sumber: Kementerian Keuangan RI (diolah, 2017)

Berdasarkan Grafik 4.2 di atas, tentang perkembangan Anggaran

Infrastruktur (AI) pada periode tahun 2013 sampai dengan 2017 dapat

diketahui bahwa terdapat kenaikan yang cukup signifikan pada periode 4 tahun

terakhir terhadap anggaran Infrastruktur (AI). Sedangkan pada tahun 2013

mengalami sedikit fluktuasi.

3. Inflasi

Inflasi sangat terkait dengan penurunan kemampuan daya beli, baik

individu maupun perusahaan. Salah satu peristiwa yang sangat penting dan

13,6

13,8

14

14,2

14,4

14,6

14,8

15

15,2

Jan

-13

Mei

-13

Sep

-13

Jan

-14

Mei

-14

Sep

-14

Jan

-15

Mei

-15

Sep

-15

Jan

-16

Mei

-16

Sep

-16

Jan

-17

Mei

-17

Sep

-17

AI

APBNP

Page 87: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

67

dijumpai di hampir semua negara di dunia adalah inflasi. Didalam

perekonomian ada kekuataan tertentu yang menyebabkan tingkat harga

melonjak sekaligus, tetapi ada kekuatan lain yang menyebabkan kenaikan

tingkat harga berlangsung terus menerus secara perlahan. Secara sederhana

inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum

dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat

disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan

kepada barang lainnya di suatu wilayah pada periode tertentu. Laju inflasi

merupakan indikator yang sangat menentukan dalam perekonomian makro

suatu negara. Inflasi merupakan suatu masalah bagi ekonomi makro jika

pemerintah tidak segera menangani masalah inflasi akan menyebabkan

ketidakstabilan suatu perekonomian yang akhirnya akan memperburuk kinerja

perekonomian suatu negara (Adam, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan Inflasi untuk periode

tahun 2013-2017 dapat dilihat pada gambar berikut :

Grafik 4.3

Inflasi Tahun 2013-2017

Page 88: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

68

Sumber: Bank Indonesia (diolah, 2018)

Berdasarkan Grafik 4.3 dapat dilihat bahwa pergerakan inflasi di

Indonesia mengalami naik turun dari tahun ke tahun. Hal ini benar bahwa

tingkat inflasi mengalami fluktuasi karena dampak internal maupun eksternal

yang terjadi di Negara Indonesia. Kestabilan inflasi sangat mendukung dalam

pembangunan ekonomi dan hal ini sedikit banyak dapat mempengaruhi tingkat

investasi pasar modal di dalam negeri.

4. Jumlah Uang Beredar (JUB)

Nilai uang ditentukan oleh supply dan demand terhadap uang. Jumlah

uang beredar ditentukan oleh Bank Sentral, sementara jumlah uang yang

diminta (money demand) ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat

harga rata-rata dalam perekonomian. Jumlah uang yang diminta oleh

masyarakat untuk melakukan transaksi bergantung pada tingkat harga barang

dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah

uang yang diminta. Jika ditinjau berdasarkan perkembangan JUB tahun 2013-

2017 akan diperoleh grafik sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Jan

-13

Mei

-13

Sep

-13

Jan

-14

Mei

-14

Sep

-14

Jan

-15

Mei

-15

Sep

-15

Jan

-16

Mei

-16

Sep

-16

Jan

-17

Mei

-17

Sep

-17

Inflasi

Inflasi

Page 89: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

69

Grafik 4.4

Jumlah Uang Beredar Tahun 2013-2017

Sumber: Bank Indonesia (diolah, 2018)

Berdasarkan Grafik 4.5 dapat diketahui bahwa Jumlah Uang yang

Beredar selama beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan yang signifikan

tiap tahunnya. Dalam sektor keuangan, JUB memiliki korelasi dengan tingkat

investasi di suatu negara karena semakin banyak uang yang beredar di

masyarakat, semakin besar pula kemungkinan masyarakat akan

menginvestasikan uangnya di sektor investasi baik dalam pasar modal

maupun pasar uang.

5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang yang berjangka

pendek. Dengan sistem bonus, SBIS merupakan salah satu mekanisme yang

digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai tukar

rupiah. Dengan menjual SBIS, maka Bank Indonesia akan dapat menyerap

14,6

14,8

15

15,2

15,4

15,6

Jan

-13

Mei

-13

Sep

-13

Jan

-14

Mei

-14

Sep

-14

Jan

-15

Mei

-15

Sep

-15

Jan

-16

Mei

-16

Sep

-16

Jan

-17

Mei

-17

Sep

-17

JUB

JUB

Page 90: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

70

kelebihan uang primer yang beredar. Oleh karena itu nilai SBIS selalu

berfluktuasi.

Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) untuk periode tahun 2013-2017 dapat dilihat pada

gambar berikut :

Grafik 4.5

SBIS Tahun 2013-2017

Sumber: Bank Indonesia (diolah, 2018)

Berdasarkan Grafik 4.4 di atas, tentang perkembangan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) pada periode tahun 2013 sampai dengan 2017 dapat

diketahui bahwa perkembangan SBIS setiap periodenya sangat berfluktuasi.

Perkembangan SBIS yang berfluktuasi ini disebabkan antara lain karena

berbagai sebab.

C. Analisis Data dan Pembahasan

Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder

deret waktu (time series) yang berbentuk manual mulai Januari tahun 2013-

Desember tahun 2017. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu Project

0

2

4

6

8

Jan

-13

Mei

-13

Sep

-13

Jan

-14

Mei

-14

Sep

-14

Jan

-15

Mei

-15

Sep

-15

Jan

-16

Mei

-16

Sep

-16

Jan

-17

Mei

-17

Sep

-17

SBIS

SBIS

Page 91: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

71

Based Sukuk (PBS) dan pada penelitian ini menggunakan data yang berasal dari

Penerbitan Sukuk Negara (SBSN) seri Project Based Sukuk (PBS) yang didapat

dari Direktorat Pembiayaan Syariah, DJPPR Kementerian Keuangan. Sedangkan

variabel independen terdiri dari Anggaran Infrastruktur (AI), Inflasi, Jumlah

Uang Beredar dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Untuk data

Anggaran Infrastruktur (AI) berasal dari Rancangan APBN 2017 Dirjen

Anggaran Kementerian Keuangan RI. Sedangkan untuk data Inflasi, Jumlah

Uang Beredar (JUB) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berasal dari

situs resmi Bank Indonesia.

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, model yang

digunakan oleh peneliti sebagai alat analisis adalah Ordinary Least Square

(OLS). Model OLS merupakan metode estimasi yang sering digunakan untuk

mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi sampel (Ajija, 2011).

Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan

Microsoft Excel dan Eviews 9 untuk mempercepat hasil yang dapat menjelaskan

variabel-variabel yang akan diteliti. Pembahasan dilakukan dengan uji asumsi

klasik, uji statistik dan uji determinasi.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji Jarque-Bera dengan melihat nilai probability. Jika

probability lebih besar dari nilai derajat α = 0.05, maka penelitian ini

tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain data

Page 92: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

72

terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari

nilai derajat kesalahan α = 0.05, maka dalam penelitian ini ada

permasalahan normalitas atau dengan kata lain data tidak terdistribusi

normal. Berikut adalah hasil dari uji normalitas:

Gambar 4.6

Uji Normalitas Jarque-Bera

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-1.2 -1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Series: ResidualsSample 2013M01 2017M12Observations 60

Mean 7.79e-15

Median 0.069950

Maximum 1.142919

Minimum -1.111753

Std. Dev. 0.477375

Skewness -0.168935

Kurtosis 2.872439

Jarque-Bera 0.326071

Probability 0.849561

Sumber: Output Eviews 9 (diolah, 2018)

Berdasarkan Gambar 4.6 diatas, data dalam penelitian ini

berdistribusi normal. Terlihat dari nilai probability sebesar 0.849561

yang lebih besar dari derajat kepercayaan 0.05 (5%) dan nilai Jarque-

Bera sebesar 0.326071 kurang dari 2 sehingga dapat dinyatakan

signifikan. Menurut Winarno (2009) menyatakan bahwa jika nilai dari

Jarque-Bera benilai lebih kecil dari 2 dan Probability bernilai lebih

dari 0.05 (5%) maka data dapat dikatakan hasil regresi tersebut sudah

berdistribusi normal dan H0 diterima. Apabila data sudah normal, maka

data tersebut menghasilkan estimasi linear tidak bias atau biasa disebut

BLUE (Best Linier Unbased Estimator) menurut Nachrowi (2006)

Page 93: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

73

yang berarti model regresi tidak mengandung masalah dan bisa

dilanjutkan pada tahap uji selanjutnya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel

independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel

independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antar variabel

independen dapat diputuskan apakah data terkena multikolinearitas atau

tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel

independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas,

dimana model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinearitas

antar variabel independen dengan variabel dependen. Berikut adalah

hasil dari uji multikolinearitas:

Tabel 4.1

Uji

Multiko

linearit

as

S

umber: Output Eviews 9 (diolah, 2018)

Dari Tabel 4.1 diatas dapat dilihat hasil analisis uji

multikolinearitas dengan Correlation Matrix menunjukkan bahwa

AI JUB SBIS INFLASI

AI 1.000000 0.845492 -0.239820 -0.639778

JUB 0.845492 1.000000 -0.069905 -0.670303

SBIS -0.239820 -0.069905 1.000000 0.395747

INFLASI -0.639778 -0.670303 0.395747 1.000000

Page 94: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

74

korelasi antar variabel independen AI dan JUB maupun sebaliknya

sebesar 0.845492, antara AI dan SBIS maupun sebaliknya sebesar -

0.239820, antara AI dan Inflasi maupun sebaliknya sebesar -0.639778.

Selanjutnya, pada Tabel 4.1 diatas dapat dilihat juga korelasi antar

variabel independen JUB dan SBIS maupun sebaliknya sebesar -

0.069905, antara JUB dan Inflasi maupun sebaliknya yaitu sebesar -

0.670303.

Dapat terlihat juga pada tabel 4.1 diatas antara variabel INFLASI

dan SBIS maupun sebaliknya sebesar 0.395747.

Terlihat pada Tabel 4.1 diatas nilai korelasi masing-masing

variabel independen dibawah atau lebih kecil dari 0.85 sehingga dapat

disimpulkan H0 diterima, bahwa data tersebut terbebas dari

multikolinearitas dan model Ordinary Least Square (OLS) yang

dilakukan dapat dikatakan terbebas dari gejala multikolinearitas. Dan

oleh sebab itu, penelitian dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas

dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut Denfan

Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas

atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk

Page 95: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

75

mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah uji

white.

Berikut adalah hasil dari uji white:

Tabel 4.2

Uji

Heteros

kedastis

itas (Uji

White)

S

umber: Output Eviews 9 (diolah, 2018)

Dari Tabel 4.2 diatas diketahui bahwa nilai Obs*R-Squared

sebesar 0.426165 dan Prob. Chi-Square sebesar 0.9803 yang lebih

besar dari tingkat kepercayaan sebesar 0.05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas.

Oleh karena itu, penelitian dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi untuk mengetahui apakah dalam model regresi

ada korelasi antara kesalahan pada periode waktu yang lain. Untuk

mendeteksi masalah autokorelasi digunakan uji Langrange Multiplier

(LM-Test). Uji ini sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.098222 Prob. F(4,54) 0.9826

Obs*R-squared 0.426165 Prob. Chi-Square(4) 0.9803

Scaled explained SS 9.902324 Prob. Chi-Square(4) 0.0421

Page 96: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

76

autokorelasi tidak hanya pada derajat pertama (first order) tetapi juga

digunakan pada tingkat derajat. Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai

probabilitas Chi-Square. Jika probabilitas ChiSquare lebih besar dari

tingkat signifikan 5% maka tidak terdapat autokorelasi dan sebaliknya

jika probabilitas Chi-Square lebih kecil dari 5% maka terdapat

autokorelasi. Berikut adalah hasil uji LM:

Tabel 4.3

Uji Autokorelasi (LM-Test)

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.060888 Prob. F(2,52) 0.9410

Obs*R-squared 0.137847 Prob. Chi-Square(2) 0.9334

Sumber: Output Eviews 9 (diolah, 2018)

Dari Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai Obs*Rsquared

sebesar 0.137847 dan nilai Prob. Chi-Square sebesar 0.9334 yang lebih

besar dari nilai 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut

tidak terdapat masalah autokorelasi.

2. Uji Statistik

Hasil estimasi yang dilakukan menggunakan bantuan alat analisis

perangkat lunak Eviews 9 di komputer. Dengan menggunakan metode

Ordinary Least Square (OLS), hasil olah data yang didapat adalah:

Page 97: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

77

Tabel 4.4

Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS)

Dependent Variable: PBS Method: Least Squares Date: 01/10/18 Time: 23:22 Sample: 2013M01 2017M12 Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 50.87936 16.99588 2.993629 0.0041

AI 3.089081 0.801344 3.854874 0.0003 JUB -5.545287 1.821372 -3.044566 0.0036 SBIS 0.500434 0.125415 3.990217 0.0002

INFLASI 0.073658 0.055986 1.315654 0.1937 R-squared 0.397733 Mean dependent var 14.81947

Adjusted R-squared 0.353931 S.D. dependent var 0.615127 S.E. of regression 0.494429 Akaike info criterion 1.508831 Sum squared resid 13.44533 Schwarz criterion 1.683360 Log likelihood -40.26492 Hannan-Quinn criter. 1.577099 F-statistic 9.080395 Durbin-Watson stat 0.464440 Prob(F-statistic) 0.000010

Sumber: Output Eviews 9 (diolah, 2018)

Dari Tabel 4.4 tersebut, maka dapat disusun persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y = a + e + a1X1 + a2X2 + a3X3 + a4X4

Sehingga:

PBS = 50.87936 + 3.089081 AI - 5.545287 JUB + 0.073658 INFLASI +

0.500434 SBIS

1) Jika segala sesuatu variabel independen dianggap konstan atau bernilai

nol, artinya variabel independen tidak terjadi kenaikan atau penurunan

maka besarnya nilai PBS adalah sebesar 50.87936 persen.

Page 98: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

78

2) Nilai koefisien regresi AI adalah sebesar 3.089081 persen yang berarti

setiap peningkatan PBS sebesar 1 persen maka akan meningkatkan PBS

sebesar 3.089081 persen.

3) Nilai koefisien regresi INFLASI adalah sebesar 0.073658 persen yang

berarti setiap peningkatan INFLASI sebesar 1 persen maka akan

meningkatkan PBS sebesar 0.073658.

4) Nilai koefisien regresi JUB adalah sebesar - 5.545287 persen yang

berarti setiap peningkatan JUB sebesar 1 persen maka akan menurunkan

PBS sebesar - 5.545287 persen.

5) Nilai koefisien regresi SBIS adalah sebesar 0.500434 persen yang

berarti setiap peningkatan SBIS sebesar 1 persen maka akan

meningkatkan PBS sebesar 0.500434 persen.

a. Uji Parsial (Uji–t)

Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu)

variabel-variabel independen (AI, INFLASI, SBIS, JUB) terhadap variabel

dependen yaitu PBS. Salah satu cara untuk melakukan uji-t adalah dengan

melihat nilai probabilitas pada tabel uji statistik t. Apabila nilai

probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan α (0.05) berarti variabel

independen secara parsial (individu) mempengaruhi variabel dependen.

Dari hasil Tabel 4.4 bahwa didapatkan dari uji statistik t yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1) Pengaruh t-Statistik untuk AI terhadap PBS

Page 99: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

79

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh t-hitung sebesar 3.854874

dengan tingkat signifikan 0.0003. Karena tingkat signifikan lebih

kecil dari 0.05 maka secara parsial AI berpengaruh secara signifikan

dan positif terhadap PBS.

2) Pengaruh t-Statistik untuk INFLASI terhadap PBS

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh t-hitung sebesar 1.315654

dengan tingkat signifikan 0.1937. Karena tingkat signifikan lebih

besar dari 0.05 maka secara parsial INFLASI tidak berpengaruh

secara signifikan dan negatif terhadap PBS.

3) Pengaruh t-Statistik untuk JUB terhadap PBS

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh t-hitung sebesar-3.044566

dengan tingkat signifikan 0.0036. Karena tingkat signifikan lebih

kecil dari 0.05 maka secara parsial JUB berpengaruh secara signifikan

dan negatif terhadap PBS.

4) Pengaruh t-Statistik untuk SBIS terhadap PBS

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh t-hitung sebesar 3.990217

dengan tingkat signifikan 0.0002. Karena tingkat signifikan lebih

kecil dari 0.05 maka secara parsial SBIS berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap PBS.

b. Uji Fisher (Uji–F)

Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen (AI, INFLASI, SBIS, JUB) secara simultan (bersama-

sama) terhadap variabel dependen yaitu PBS.

Page 100: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

80

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh hasil F-statistik sebesar

9.080395 dengan nilai probabilitas (F-stat) sebesar 0.000010. Karena

probabilitas (F-stat) lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa AI, INFLASI, SBIS, JUB secara bersama-sama mempunyai

pengaruh secara signifikan terhadap PBS.

c. Uji Koefisien Determinasi (Adj R-squared)

Koefisien determinasi R2 yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model

regresi terbaik dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan lebih

dari satu variabel independen.

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa

nilai Adjusted r-Squared sebesar 0.353931, hal ini menunjukkan

bahwa variasi variabel dependen (PBS) secara bersama-sama mampu

dijelaskan oleh variasi variabel independen (AI, INFLASI, JUB,

SBIS) sebesar 35.39 persen. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh

variabel lain diluar variabel yang penulis teliti.

D. Interpretasi

1. Pengaruh Anggaran Infrastruktur (AI) terhadap Project Based Sukuk

(PBS)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, variabel Anggaran Infrastruktur

(AI) mempunyai nilai t-hitung sebesar 3.854874 dengan tingkat

signifikan 0.0003. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05,

maka hal ini menandakan bahwa diterimanya Ha atau ditolaknya Ho

Page 101: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

81

sehingga dapat disimpulkan variabel Anggaran Infrastruktur (AI)

secara parsial berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

Project Based Sukuk (PBS).

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin bertambah

anggaran infrastruktur yang dirancang maka defisit APBN semakin

membesar, maka tingkat penerbitan Project Based Sukuk (PBS) harus

ditingkatkan pula untuk menutup defisit APBN.

2. Pengaruh Inflasi terhadap Project Based Sukuk (PBS)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, variabel Inflasi mempunyai nilai

t-hitung sebesar 1.315654 dengan tingkat signifikan 0.1937. Karena

tingkat signifikan lebih besar dari 0.05, maka hal ini menandakan

bahwa diterimanya Ho atau ditolaknya Ha sehingga dapat

disimpulkan variabel Inflasi secara parsial tidak berpengaruh secara

signifikan dan negatif terhadap Sukuk Negara (SBSN) (seri Project

Based Sukuk (PBS).

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oelh Ichsan, Ghazali Syamni dan Nurlela (2013) yang

berjudul “Dampak Bi Rate, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar, dan

Inflasi terhadap Nilai Obligasi Pemerintah” yang menyatakan bahwa

variabel inflasi berpengaruh positif terhadap Sukuk Negara (SBSN).

3. Pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Project Based Sukuk

(PBS)

Page 102: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

82

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, variabel Jumlah Uang Beredar

(JUB) mempunyai nilai t-hitung sebesar -3.044566 dengan tingkat

signifikan 0.0036. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05,

maka hal ini menandakan bahwa diterimanya Ha atau ditolaknya Ho

sehingga dapat disimpulkan variabel Jumlah Uang Beredar (JUB)

secara parsial berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap

Project Based Sukuk (PBS).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh Ina

(2015) yang berjudul “Pengaruh Faktor Makro Ekonomi Terhadap

Pertumbuhan Sukuk Koorporasi di Indonesia” yang menyatakan

jumlah uang beredar berpengaruh positif signifikan terhadap

perkembangan pasar Sukuk di Indonesia.

4. Pengaruh Sertifikat Berharga Bank Indonesia Syariah (SBIS)

terhadap Project Based Sukuk (PBS)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, variabel Sertifikat Berharga

Bank Indonesia Syariah (SBIS) mempunyai nilai t-hitung sebesar

3.990217 dengan tingkat signifikan 0.0002. Karena tingkat

signifikan lebih kecil dari 0.05, maka hal ini menandakan bahwa

diterimanya Ha atau ditolaknya Ho sehingga dapat disimpulkan

variabel Sertifikat Berharga Bank Indonesia (SBIS) secara parsial

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Project Based

Sukuk (PBS).

Page 103: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

83

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh Adam

(2015) yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makro

Ekonomi yang Mempengaruhi Sukuk Pemerintah Republik

Indonesia” yang menyatakan bahwa tingkat imbalan SBIS

berpengaruh positif signifikan terhadap Sukuk Negara (SBSN).

Di Indonesia investasi adalah salah satu cara untuk

menambah pendapatan nasional. Jika dilihat dari kebijaksanaan

moneter, investasi lebih banyak dipengaruhi oleh suku bunga SBI

maupun SBIS tinggi maka suku bunga riil juga akan tinggi sehingga

masyarakat memilih untuk menyimpan uangnya di bank daripada

melakukan investasi dan begitupun sebaliknya. Investor

menginginkan imbal hasil investasi yang melampaui inflasi, serta

pemerintah menggunakan suku bunga acuan untuk mengendalikan

laju inflasi sejalan dengan tujuan ekonomi yang diinginkan oleh

pemerintah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dhana (2010) bahwa SBIS berpengaruh positif dan signifikan

terhadap perkembangan pasar Sukuk.

Page 104: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Anggaran Infrastruktur (AI), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dan Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Project Based Sukuk (PBS).

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan alat analisis perangkat lunak

Eviews 9 di komputer, hasil dari regresi Ordinary Least Square (OLS) dari

penelitian yang berjudul “Analisis Anggaran Infrastruktur (AI), Inflasi, Jumlah

Uang Beredar (JUB) dan Sertifikat Berharga Bank Indonesia Syariah (SBIS)

terhadap Project Based Sukuk (PBS), dapat disimpulkan bahwa:

1. Variabel Anggaran Infrastruktur (AI) terhadap Project Based Sukuk (PBS)

memiliki tingkat signifikansi 0.0003. Maka hal ini menandakan bahwa

diterimanya Ha atau ditolaknya Ho sehingga dapat disimpulkan variabel

Anggaran Infrastruktur (AI) secara parsial berpengaruh signifikan dan

positif. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin bertambah

anggaran infrastruktur yang dirancang maka defisit APBN semakin

membesar, maka tingkat penerbitan Project Based Sukuk (PBS) harus

ditingkatkan pula untuk mengurangi defisit APBN.

2. Variabel Inflasi terhadap Project Based Sukuk (PBS) memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0.1937. Karena tingkat signifikan lebih besar dari 0.05,

hal ini menandakan bahwa diterimanya Ho atau ditolaknya Ha sehingga

Page 105: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

85

dapat disimpulkan variabel Inflasi secara parsial tidak berpengaruh secara

signifikan dan negatif terhadap Project Based Sukuk (PBS). Hasil penelitian

ini menyatakan bahwa inflasi tidak dapat dijadikan ukuran dalam menilai

perubahan fluktuasi penerbitan Project Based Sukuk (PBS).

3. Variabel Jumlah Uang Beredar (JUB) memiliki tingkat signifikansi sebesar

0.0036. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05, maka hal ini

menandakan bahwa diterimanya Ha atau ditolaknya Ho sehingga dapat

disimpulkan variabel Jumlah Uang Beredar (JUB) secara parsial berpengaruh

secara signifikan dan negatif terhadap Project Based Sukuk (PBS). Hasil

penelitian ini membuktikan bahwa semakin bertambah anggaran infrastruktur

yang dirancang maka defisit APBN semakin membesar, maka tingkat

penerbitan Project Based Sukuk (PBS) harus ditingkatkan pula untuk

mengurangi defisit APBN. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin

banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka semakin besar

pula tingkat penerbitan Project Based Sukuk (PBS) karena sejalan dengan

kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat pula untuk

menginvestasikan uangnya ke pasar sukuk negara. Maka penerbitan Project

Based Sukuk (PBS) harus ditingkatkan pula untuk memenuhi kebutuhan

investasi masyarakat di pasar sukuk domestik.

4. Variabel Sertifikat Berharga Bank Indonesia Syariah (SBIS) memiliki tingkat

signifikan 0.0002. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05, maka hal

ini menandakan bahwa diterimanya Ha atau ditolaknya Ho sehingga dapat

disimpulkan variabel Sertifikat Berharga Bank Indonesia (SBIS) secara

Page 106: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

86

parsial berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Project Based

Sukuk (PBS). Hal ini membuktikan bahwa tingkat imbal hasil SBIS dapat

meningkatkan penerbitan Project Based Sukuk (PBS).

5. Secara Parsial AI dan SBIS memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap Sukuk Negara (SBSN) seri Project Based Sukuk (PBS). Hasil ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukakan oleh Adam (2015). Sedangkan

JUB memiliki pengaruh negatif dan signifikan Project Based Sukuk (PBS)

dan variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan karena memiliki nilai

signifikansi yang lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.1937. Secara

simultan variabel APBNP, Inflasi, SBIS dan JUB secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap Project Based Sukuk (PBS).

6. Nilai Adjusted R-squared sebesar 0.353931, hal ini menunjukkan bahwa

variasi variabel dependen (PBS) secara bersama-sama mampu dijelaskan

oleh variasi independen Anggaran Infrastruktur (AI), Inflasi Sertifikat

Berharga Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Jumlah Uang Beredar (JUB)

sebesar 35.3 persen sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya

diluar dari yang diteliti oleh penulis.

Page 107: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

87

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan bagi pemerintah dan para investor pasar

modal dan pasar uang serta saran bagi peneliti dan akademisi dengan maksud

dapat meningkatkan penelitian di bidang investasi di pasar modal dan pasar

uang antara lain:

1. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel AI, SBIS dan JUB

dapat mempengaruhi Project Based Sukuk (PBS) walaupun tidak memiliki

pengaruh yang cukup besar karena adanya beberapa faktor lain yang

mempengaruhinya selain variabel tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

pemerintah tetap harus memperhatikan berbagai aspek ekonomi agar

penerbitan Sukuk Negara (SBSN) seri Project Based Sukuk (PBS) dapat

terkendali dengan baik sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan

Infrastruktur di Indonesia semakin maju. Karena sedikit banyak penerbitan

PBS dapat membantu defisit APBN untuk pembangunan Infrastruktur di

Indonesia.

2. Penelitian ini hanya melihat bagaimana pengaruh dari variabel AI,

INFLASI, JUB dan SBIS dalam mempengaruhi Project Based Sukuk (PBS).

Terdapat keterbatasan dalam hal data yaitu Data Sukuk Project Based Sukuk

(PBS) yang di publikasikan oleh Kementerian Keuangan RI sehingga

mengharuskan data diinterpolasi dari data tahunan menjadi bulanan.

Keterbatasan dari penelitian ini yaitu hasil dari penelitian memiliki Adj R²

kurang dari 40% sehingga pengaruh dari tiap variabel sangatlah kecil hal ini

disebabkan juga karena data yang diinterpolasi. Untuk memperdalam kajian

Page 108: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

88

ini maka dalam pengembangan penelitian berikutnya diharapkan dapat

menggunakan data sukuk lain dan diharapkan lebih potensial sehingga

mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi. Penelitian berikutnya

diharapkan menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap dan akurat

sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid. Penelitian selanjutnya juga

diharapkan dapat memasukkan nilai-nilai syariah yang dapat memberikan

hasil penelitian yang lebih baik dan akurat dalam melakukan investasi

syariah.

Page 109: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

89

DAFTAR PUSTAKA

Adhitia, R. dan Manurung, A.H. “Analysis of Indonesia Bond‟s Duration:

Corporate Versus Governance Bond”. Journal of Applied Finance and

Accounting, 1 (2): 328-338.

Adrian Sutedi, 2009. “Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk”. Sinar Grafika, Jakarta.

Ajija, R Shocrul dan Dyah W Sari, 2011. “Cara Cerdas Menguasai Eviews,

Salemba Empat, Jakarta.

Amalia, Fitri. 2010. Bahan Ajar (Diklat) Mata Kuliah: Ekonomi Makro. Jakarta.

Arifin, Zainul. 2009. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah.Cet.7". Tangerang:

Azkia Publisher.

Aziz, Mochammad Roikhan. 2008. “The Future Of Sukuk Between Malaysia and

Indonesia Based on System Thinking”. Proceeding. Monash University,

Sunway Campus, Malaysia. pp 9-10.

Boediono. 2000. “Ekonomi Moneter”. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Camubar, M Adam. 2015. “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makro Ekonomi

yang Mempengaruhi Sukuk Pemerintah Republik Indonesia Periode

2009-2014”. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. hal 60-63.

Page 110: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

90

Dhana, T.A. 2010. “Pengaruh Kupon, Maturitas, Yiled to Maturity Obligasi dan

Suku Bunga SBI terhadap Harga Pasar Obligasi Perusahaan Manufaktur

yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009”. Malang:

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Keuangan Universitas Negeri

Malang.

Direktorat Pembiayaan Syari’ah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan

Risiko. 2015. “Sukuk Negara: Instrumen Keuangan Berbasis Syariah”

Jakarta: Kementerian Keuangan RI. hal 40-64.

Direktorat Pembiayaan Syari’ah, DJPPR. 2017. “Pengembangan Aspek Instrumen

dan Infrastruktur Pasar Sukuk Negara” Jakarta: Kementerian Keuangan

RI. hal 340-342.

Eko, Sutoro. 2008. “Pro Poor Budgeting ; Politik Baru Reformasi Anggaran

Daerah untuk Pengurangan Kemiskinan”, dalam IRE’S INSIGHT,

Working Paper, IV, June. 2008. Yogyakarta: Institute For Research and

Empowernment (IRE).

Farhan, Yuna. 2008. “Menelaah Arah Politik Anggaran di Indonesia”.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Firdaus, Muhammad NH dkk. 2007. “Konsep Dasar Obligasi Syariah”. Jakarta:

Renaisan.

Ghozali, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Pogram SPSS”.

Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Page 111: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

91

Gujarati, Damodar. 2007. “Dasar-Dasar Ekonometrika”. Jakarta: Erlangga.

Hanafie, Ilham. 2013. “Negeri Non Muslim Pun Suka Sukuk.

www.majalahmasjidkita.com. (diakses tanggal 02 Mei 2017)

Hariyanto, Eri. 2014. “Peluang Pembiayaan Infrastruktur Melalui Sukuk Negara”

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI. hal 1-

3.

Hariyanto, Eri. April 2017. “Memahami Project Based Sukuk (PBS)”. Ditjen

Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan RI. hal 3-5.

Hasoloan, Jimmy. Januari 2014. “Ekonomi Moneter” Yogyakarta: Deepublis.

Ichsan, Ghazali Syamni, dan Nurlela. 2013. “Dampak BI Rate, Tingkat Suku

Bunga, Nilai Tukar, dan Inflasi terhadap Nilai Obligasi Pemerintah”.

Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 17. No. 2, Mei 2013: 310-322.

Indah, 2010. Sukuk dan Pertumbuhannya. Online: www.Ibsyari‟ah.com. (diakses

tanggal 02 Mei 2017).

Karim, Adiwarman. 2004. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan” Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Kotler, Philip, 2000. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta:

Prehallindo.

Manan, Abdul. 2009. “Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar

Modal Syariah di Indonesia”, Edisi Pertama. Jakarta: PT. Kencana.

Page 112: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

92

Nopirin. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Edisi Pertama.

Yogyakarta: Balai Pustaka Fakultas Ekonomi.

Pandji Anoraga dan Piji Pakarti. 2008. “Pengantar Pasar Modal”, Jakarta.

Prasetio, Dicky Ageng. 2013. Analisis Faktor Makro Ekonomi yang

Mempengaruhi Fee Ijarah Default Sukuk PT. Berlian Laju Tanker”.

Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. hal 70-72.

Puspita, W.A. dan Haryono, A. 2012. “Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI

terhadap Nilai Emisi Obligasi baik dalam Jangka Pendek maupun

Jangka Panjang di Pasar Modal Indonesia Periode Tahun 2007-2009”.

Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, 4 (1): 105-112.

Putong, Iskandar. 2007. “Pengantar Mikro dan Makro” Edisi Kelima, Jakarta:

Wacana Media.

Rahardjo, Sapto. 2004. “Panduan Investasi Reksadana”. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Rini, Mustika. 2012. “Obligasi Syariah (Sukuk) dan Indikator Makroekonomi

Indonesia : Sebuah Analisis Vector Error Correction Model (VECM)”.

Semarang: Universitas Diponegoro. hal 78-79.

Santoso, Singgih. 2009. “Mastering SPSS Versi 17”. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Page 113: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

93

Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:

Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2002. “Pengantar Teori Makroekonomi”. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Jakarta:

Rajawali Press.

Suliyanto, 2011. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”.

Yogyakarta: ANDI.

Sunariyah. 2006. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”. Edisi kelima.

Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.

Tandelilin, Eduardus. 2001. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”. Edisi

Pertama. Yogyakarta: BPFE. hal 74.

Widarjono, Agus. 2009. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”. Edisi

Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Ekonosia.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews”. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Page 114: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

94

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

a. Anggaran Infrastruktur (APBNP) Periode Tahun 2013-2017

(dalam Triliun)

Tahun APBNP Tahun APBNP

2013.1 14.18706 2015.7 14.72129

2013.2 14.2037 2015.8 14.73707

2013.3 14.21832 2015.9 14.75042

2013.4 14.23101 2015.10 14.76146

2013.5 14.24182 2015.11 14.77025

2013.6 14.25084 2015.12 14.77685

2013.7 14.25809 2016.1 14.69927

2013.8 14.26362 2016.2 14.70537

2013.9 14.26746 2016.3 14.71272

2013.10 14.26962 2016.4 14.72129

2013.11 14.27012 2016.5 14.73105

2013.12 14.26896 2016.6 14.74196

2014.1 14.11048 2016.7 14.75399

2014.2 14.11229 2016.8 14.76709

2014.3 14.11918 2016.9 14.78121

2014.4 14.13106 2016.10 14.79633

2014.5 14.14773 2016.11 14.81238

2014.6 14.16898 2016.12 14.82932

2014.7 14.19449 2017.1 14.8471

2014.8 14.22396 2017.2 14.86567

2014.9 14.25701 2017.3 14.88499

2014.10 14.29327 2017.4 14.905

2014.11 14.33238 2017.5 14.92565

2014.12 14.37395 2017.6 14.9469

2015.1 14.56774 2017.7 14.96871

2015.2 14.60135 2017.8 14.99102

2015.3 14.63142 2017.9 15.01379

2015.4 14.65824 2017.10 15.03699

2015.5 14.68203 2017.11 15.06056

2015.6 14.70299 2017.12 15.08448

Sumber: Kementerian Keuangan, RI (diolah, 2017)

Page 115: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

95

b. Inflasi Periode Tahun 2013-2017

Sumber:Bank Indonesia (diolah, 2017)

Tahun Inflasi Tahun Inflasi

2013.1 4.57 2015.7 7.26

2013.2 5.31 2015.8 7.18

2013.3 5.9 2015.9 6.83

2013.4 5.57 2015.10 6.25

2013.5 5.47 2015.11 4.89

2013.6 5.90 2015.12 3.35

2013.7 8.61 2016.1 4.14

2013.8 8.79 2016.2 4.42

2013.9 8.40 2016.3 4.45

2013.10 8.32 2016.4 3.60

2013.11 8.37 2016.5 3.33

2013.12 8.38 2016.6 3.45

2014.1 8.22 2016.7 3.21

2014.2 7.75 2016.8 2.79

2014.3 7.32 2016.9 3.07

2014.4 7.25 2016.10 3.31

2014.5 7.32 2016.11 3.58

2014.6 6.7 2016.12 3.02

2014.7 4.53 2017.1 3.49

2014.8 3.99 2017.2 3.83

2014.9 4.53 2017.3 3.61

2014.10 4.83 2017.4 4.17

2014.11 6.23 2017.5 4.33

2014.12 8.36 2017.6 4.37

2015.1 6.96 2017.7 3.88

2015.2 6.29 2017.8 3.82

2015.3 6.38 2017.9 3.72

2015.4 6.79 2017.10 3.58

2015.5 7.15 2017.11 3.30

Page 116: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

96

c. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Periode 2013-2017

(dalam Persen)

Tahun SBIS Tahun SBIS

2013.1 4.84 2015.7 6.65

2013.2 4.86 2015.8 6.75

2013.3 4.87 2015.9 7.10

2013.4 4.89 2015.10 7.10

2013.5 5.02 2015.11 7.10

2013.6 5.28 2015.12 7.10

2013.7 5.52 2016.1 6.65

2013.8 5.86 2016.2 6.55

2013.9 6.96 2016.3 6.60

2013.10 6.97 2016.4 6.60

2013.11 7.22 2016.5 6.60

2013.12 7.22 2016.6 6.40

2014.1 7.23 2016.7 6.40

2014.2 7.17 2016.8 6.40

2014.3 7.13 2016.9 6.15

2014.4 7.14 2016.10 5.90

2014.5 7.15 2016.11 6.00

2014.6 7.14 2016.12 6.00

2014.7 7.09 2017.1 6.00

2014.8 6.97 2017.2 6.00

2014.9 6.88 2017.3 6.04

2014.10 6.85 2017.4 6.06

2014.11 6.87 2017.5 6.07

2014.12 6.9 2017.6 6.07

2015.1 6.93 2017.7 6.02

2015.2 6.67 2017.8 5.59

2015.3 6.65 2017.9 5.25

2015.4 6.65 2017.10 5.29

2015.5 6.65 2017.11 5.26

2015.6 6.65 2017.12 5.27

Sumber: Bank Indonesia (diolah, 2017)

Page 117: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

97

d. Jumlah Uang Beredar (JUB) Periode 2013-2017

(dalam Milyar)

Tahun JUB Tahun JUB

2013.1 14.99993 2015.7 15.29101

2013.2 15.00348 2015.8 15.29804

2013.3 15.01624 2015.9 15.32150

2013.4 15.02773 2015.10 15.30686

2013.5 15.04699 2015.11 15.30894

2013.6 15.04321 2015.12 15.32992

2013.7 15.07015 2016.1 15.31922

2013.8 15.06896 2016.2 15.32445

2013.9 15.09201 2016.3 15.33324

2013.10 15.09000 2016.4 15.33762

2013.11 15.10087 2016.5 15.34462

2013.12 15.13197 2016.6 15.37101

2014.1 15.11088 2016.7 15.36952

2014.2 15.10833 2016.8 15.37282

2014.3 15.11314 2016.9 15.37105

2014.4 15.13202 2016.10 15.37963

2014.5 15.14769 2016.11 15.39833

2014.6 15.16770 2016.12 15.42594

2014.7 15.17546 2017.1 15.41224

2014.8 15.17530 2017.2 15.41347

2014.9 15.20434 2017.3 15.42847

2014.10 15.20791 2017.4 15.43168

2014.11 15.22079 2017.5 15.44991

2014.12 15.24422 2017.6 15.46900

2015.1 15.24458 2017.7 15.45994

2015.2 15.25490 2017.8 15.46772

2015.3 15.26157 2017.9 15.47445

2015.4 15.26846 2017.10 15.48026

2015.5 15.27142 2017.11 15.48725

2015.6 15.28771 2017.12 15.48725

Sumber: Bank Indonesia (diolah, 2017)

Page 118: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

98

2. Variabel Dependen

a. Project Based Sukuk (PBS) Periode 2013-2017

(dalam Triliun)

Tahun PBS Tahun PBS

2013.1 14.40961 2015.7 15.76611

2013.2 14.44476 2015.8 15.81987

2013.3 14.47875 2015.9 15.87199

2013.4 14.51166 2015.10 15.92257

2013.5 14.54356 2015.11 15.97172

2013.6 14.57451 2015.12 16.01952

2013.7 14.60457 2016.1 16.02435

2013.8 14.63377 2016.2 16.07327

2013.9 14.66219 2016.3 13.81979

2013.10 14.68985 2016.4 13.86896

2013.11 14.71679 2016.5 13.91808

2013.12 14.74306 2016.6 13.96704

2014.1 14.54524 2016.7 14.01575

2014.2 14.58655 2016.8 14.06414

2014.3 14.63589 2016.9 14.11215

2014.4 14.69206 2016.10 14.15972

2014.5 14.75384 2016.11 14.20682

2014.6 14.82006 2016.12 14.25340

2014.7 14.88966 2017.1 14.29945

2014.8 14.96171 2017.2 14.34493

2014.9 15.03540 2017.3 14.38984

2014.10 15.11003 2017.4 14.43416

2014.11 15.18506 2017.5 14.47788

2014.12 15.26002 2017.6 14.52100

2015.1 15.40138 2017.7 14.56352

2015.2 15.46805 2017.8 14.60543

2015.3 15.53210 2017.9 14.64674

2015.4 15.59375 2017.10 14.68745

2015.5 15.65319 2017.11 14.72757

2015.6 15.71060 2017.12 14.76711

Sumber: Kementerian Keuangan, RI (diolah, 2017)

Page 119: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

99

Lampiran 2: Grafik Variabel

1. Project Based Sukuk (PBS)

Sumber: Kementerian Keuangan, RI(diolah, 2017)

2. Anggaran Infrastruktur (AI)

Sumber: Kementerian Keuangan, RI(diolah, 2017)

13,5

14

14,5

15

15,5

16

16,5

Jan

-13

Mei

-13

Sep

-13

Jan

-14

Mei

-14

Sep

-14

Jan

-15

Mei

-15

Sep

-15

Jan

-16

Mei

-16

Sep

-16

Jan

-17

Mei

-17

Sep

-17

PBS

PBS

13,6

13,8

14

14,2

14,4

14,6

14,8

15

15,2

Jan

-13

Mei

-13

Sep

-13

Jan

-14

Mei

-14

Sep

-14

Jan

-15

Mei

-15

Sep

-15

Jan

-16

Mei

-16

Sep

-16

Jan

-17

Mei

-17

Sep

-17

AI

APBNP

Page 120: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

100

3. Inflasi

Sumber: Bank Indonesia (diolah, 2017)

4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sumber: Bank Indonesia (diolah, 2017)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Jan

-13

Mei

-13

Sep

-13

Jan

-14

Mei

-14

Sep

-14

Jan

-15

Mei

-15

Sep

-15

Jan

-16

Mei

-16

Sep

-16

Jan

-17

Mei

-17

Sep

-17

Inflasi

Inflasi

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Jan

-13

Mei

-13

Sep

-13

Jan

-14

Mei

-14

Sep

-14

Jan

-15

Mei

-15

Sep

-15

Jan

-16

Mei

-16

Sep

-16

Jan

-17

Mei

-17

Sep

-17

SBIS

SBIS

Page 121: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

101

5. Jumlah Uang Beredar (JUB)

Sumber: Bank Indonesia (diolah, 2017)

Lampiran 3 : Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-1.2 -1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Series: Residuals

Sample 2013M01 2017M12

Observations 60

Mean 7.79e-15

Median 0.069950

Maximum 1.142919

Minimum -1.111753

Std. Dev. 0.477375

Skewness -0.168935

Kurtosis 2.872439

Jarque-Bera 0.326071

Probability 0.849561

Sumber: Output Eviews (diolah, 2017)

b. Uji Multikolinearitas

APBNP JUB SBIS INFLASI

APBNP 1.000000 0.845492 -0.239820 -0.639778

JUB 0.845492 1.000000 -0.069905 -0.670303

SBIS -0.239820 -0.069905 1.000000 0.395747

INFLASI -0.639778 -0.670303 0.395747 1.000000

Sumber: Output Eviews (diolah, 2017)

14,6

14,8

15

15,2

15,4

15,6

Jan

-13

Mei

-13

Sep

-13

Jan

-14

Mei

-14

Sep

-14

Jan

-15

Mei

-15

Sep

-15

Jan

-16

Mei

-16

Sep

-16

Jan

-17

Mei

-17

Sep

-17

JUB

JUB

Page 122: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

102

c. Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output Eviews (diolah, 2017)

d. Uji Autokorelasi

Sumber: Output Eviews (diolah, 2017)

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.098222 Prob. F(4,54) 0.9826

Obs*R-squared 0.426165 Prob. Chi-Square(4) 0.9803

Scaled explained SS 9.902324 Prob. Chi-Square(4) 0.0421

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.060888 Prob. F(2,52) 0.9410

Obs*R-squared 0.137847 Prob. Chi-Square(2) 0.9334

Page 123: ANALISIS PENGARUH ANGGARAN INFRASTRUKTUR, INFLASI, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40233/1/NURULITA... · analisis pengaruh anggaran infrastruktur, inflasi,

103

Lampiran 4: Uji Statistik

Sumber: Output Eviews (diolah, 2017)

Dependent Variable: PBS

Method: Least Squares

Date: 10/24/17 Time: 23:22

Sample: 2013M01 2017M12

Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 50.87936 16.99588 2.993629 0.0041

APBNP 3.089081 0.801344 3.854874 0.0003

JUB -5.545287 1.821372 -3.044566 0.0036

SBIS 0.500434 0.125415 3.990217 0.0002

INFLASI 0.073658 0.055986 1.315654 0.1937

R-squared 0.397733 Mean dependent var 14.81947

Adjusted R-squared 0.353931 S.D. dependent var 0.615127

S.E. of regression 0.494429 Akaike info criterion 1.508831

Sum squared resid 13.44533 Schwarz criterion 1.683360

Log likelihood -40.26492 Hannan-Quinn criter. 1.577099

F-statistic 9.080395 Durbin-Watson stat 0.464440

Prob(F-statistic) 0.000010