111
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH (Studi pada Limbah Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri Tahun 2016) SKRIPSI Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ERICHA BETHA WARDIANA 135030201111048 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS KONSENTRASI KEUANGAN MALANG 2017

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

  • Upload
    others

  • View
    43

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

i

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN

TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH

(Studi pada Limbah Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri Tahun 2016)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana

Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

ERICHA BETHA WARDIANA

135030201111048

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

KONSENTRASI KEUANGAN

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

i

MOTTO

" Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin

kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik."

(Evelyn Underhill)

" Do the best and pray. God will take care of the rest."

Page 3: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

ii

Page 4: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

iii

Page 5: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

iv

Page 6: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

v

CURRICULUM VITAE

PERSONAL DETAIL

Full Name : Ericha Betha Wardiana

Nim : 135030201111048

Date of Birth : Kediri, 05 Juni 1995

Religion : Muslim

Address : Perum. Doko Indah Blok C/48 Rt/Rw : 48/08

Desa Doko-Kec. Ngasem-Kab. Kediri

E-Mail : [email protected]

Phone : 081559805111

EDUCATION BACKGROUN

1999 – 2001 TK. Kartika Candra Kirana Yonif 521 Kediri

2001 – 2007 SDN Doko 1

2007 – 2010 SMPN Gurah 1

2010 – 2013 SMAN 4 Kediri

2013 – 2017 Universitas Brawijaya Malang

ORGANIZATIONAL EXPERIENCE

Sanggar Seni Mahasiswa (SSM) 2014-2015 Sekretaris Umum 2

WORK EXPERIENCE

PT. Telekomunikasi Indonesia Witel Kediri

PUBLICATION

Analsisi Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Terhadap Pengelolaan Limbah

(Studi pada Limbah PG Pesantren Baru Kediri Tahun 2016)

Page 7: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

vi

RINGKASAN

Ericha Betha Wardiana, 2017, Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan

Terhadap Pengelolaan Limbah (Studi Pada PG Pesantren Baru Kediri Tahun

2016), Drs. Achmad Husaini M.AB, 108 Hal+ xiii

Sebagai bentuk tanggungjawab sosial (moral) perusahaan dalam

menanggulangi limbah dapat diwujudkan dengan menerapkan akuntansi

lingkungan didalam perusahaan tersebut. Adanya perlakuan biaya lingkungan yang

kurang tepat yaitu digabungnya biaya listrik perusahaan dengan biaya listrik

pengelolaan limbah padahal terdapat nama akun tersendiri yang mengelola limbah

tersebut. Dari permasalahan tersebut diperlukan adanya perlakuan akuntansi yang

sistematis dan benar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi

lingkungan pada pengelolaan limbah dan perlakuan biaya pengelolaan limbah pada

PG Pesantren Baru Kediri. Apakah sudah sesuai dengan teori-teori yang

berkembang dan PSAK.

Penelitian ini dilakukan di PG Pesantren Baru Kediri. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskriptif. Adapun fokus dari penelitian ini adalah

Komponen biaya pengelolaan limbah (laporan keuangan PG Pesantren Baru Kediri)

dan perlakuan biaya pengelolaan limbah yang diterapkan oleh PG Pesantren Baru

Kediri. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh peneliti

secara langsung dengan melakukan wawancara dan dokumentasi serta data

sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.

Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa PG Pesantren Baru Kediri dalam hal

identifikasi biaya pengelolaan limbah yang diterapkan sudah sesuai dengan model

biaya kualitas. Pengeluaran biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh PG

Pesantren Baru Kediri adalah biaya kegagalan eksternal sebanyak 51%. Biaya

pengelolaan limbah memegang peranan 2,61% dari biaya produksi. Pada proses

perlakuan biaya pengelolaan limbah belum semuanya sesuai dengan PSAK yang

berlaku. Dalam hal pengakuan biaya listrik, PG pesantren Baru Kediri tidak

menggabungkan biaya listrik yang dipakai oleh pengelolaan limbah karena

menurutnya itu termasuk biaya listrik yang dikeluarkan oleh pabrik sehingga

dijadikan satu dan tidak dipisah.

Adanya akuntansi lingkungan ini sebaiknya PG Pesantren Baru Kediri

menjadikan satu semua biaya mengenai pengelolaan limbah dan mencatat sekecil

apapun pengeluaran sehingga bisa secara pasti diketahui pengeluaran biaya

pengelolaan limbah secara benar dan tepat, serta sebaiknya ditambahkannya pada

laporan keuangan mengenai laporan lingkungan secara khusus.

Kata Kunci : Akuntansi lingkungan, Biaya lingkungan, Biaya Pengelolaan

Limbah, Penerapan Akuntansi Lingkungan.

Page 8: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

vii

SUMMARY

Ericha Betha Wardiana, 2017, Analysis of Application of Environmental Cost

Accounting on Waste Management (A Study on Waste PG Pesantren Baru Kediri

Year 2016), Drs. Achmad Husaini M.AB, 108 Page + xiii

As a form of corporate social responsibility (moral) in tackling waste can

be realized by applying environmental accounting within the company. The

existence of an inadequate environmental cost treatment is the incorporation of the

company's electricity costs with the electricity cost of waste management when

there is a separate account name that manages the waste. From these problems

required the existence of a systematic and correct accounting treatment.

This study aims to determine how the application of environmental

accounting on waste management and treatment of waste management costs at PG

Pesantren Baru Kediri. Is in accordance with the developing theories and PSAK.

This research was conducted at PG Pesantren Baru Kediri. The type of

research used is descriptive research. The focus of this research is Component of

waste management cost (financial report of PG Pesantren Baru Kediri) and

treatment of waste management cost applied by PG Pesantren Baru Kediri. Sources

of data used are primary data obtained by researchers directly by conducting

interviews and documentation and secondary data obtained from financial report

company.

Based on the analysis shows that PG Pesantren Baru Kediri in terms of

identification of waste management cost applied is in accordance with the quality

cost model. The most expenditures spent by PG Pesantren Baru Kediri is the cost

of external failure of 51%. Waste management costs 2.61% of production costs. In

the process of treatment of waste management costs not all of them in accordance

with the applicable PSAK. In the case of electricity cost recognition, PG Pesantren

Baru Kediri does not combine the cost of electricity used by waste management

because according to him it includes the electricity cost incurred by the factory so

it is made one and not separated.

The existence of this environmental accountancy should be that PG

Pesantren Baru Kediri makes one of all the costs of waste management and records

the smallest amount of expenditure so that it can be accurately known to properly

and accurately dispose of waste management expenses, and should be added to the

financial report on the environmental report in particular.

Keywords: Environmental accounting, environmental cost, waste management

cost, application of environmental accounting

Page 9: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya, sehingga peeliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Terhadap Pengelolaan Limbah

(Studi pada Limbah Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri Tahun 2016.”

Skripsi ini diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi

ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi, Universitas Brawijaya.

2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si dan Bapak Mohammad Iqbal, S.Sos, MIB

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu

Administrasi, Universitas Brawijaya. Ketua n sekretaris prodi

3. Bapak Dr. Wilopo, M.AB dan Bapak Mukhammad Kholid Mawardi, S.Sos,

M.AB, PhD selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Bisnis,

Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

4. Bapak Drs. Achmad Husaini, MAB selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi kepada peneliti.

5. Seluruh Dosen Pengajar pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang telah

memberikan pembelajaran yang bermanfaat bagi penulis.

Page 10: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

ix

6. Kedua orang tua Bapak Suwarli dan Ibu Betty Suhartini serta Adik Gerry Betha

Wardana dan seluruh keluarga, terimakasih atas doa, kasih sayang, dukungan,

dan semangat yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat sekamar kos Husna Fauziyah yang selama ini banyak sekali membantu

sekaligus menjadi saudara diperantauan dan terimakasih teman-teman kos

Kertosentono 64 yang selama ini memberikan dukungan dan semangat (Happy

, Devi , Resya, Karin, dan Putri).

8. Sahabat Jengrem (Dyantri Deskova, Husna Fauziyah, Rafika Ayu Perwitasari,

Risa Oktafiah), seluruh teman kelas G, yang telah membantu dan memberikan

semangat. Partner nariku Ulfa Illza Billa dan keluarga besar Sanggar Seni

Mahasiswa (SSM) Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya,

terimakasih selama ini memberikan dukungan dan semangat.

9. Terimakasih juga sahabat terbaikku Chasake Squad (Nila Tria Ningrum dan

Yurike Tria Puspita).

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat peneliti harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi

sumbangan yang berarti bagi pihak yang membaca.

Malang, 05 Juni 2017

Peneliti

DAFTAR ISI

Page 11: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

x

Halaman

MOTTO ................................................................................................................. i

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. ii

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................... iv

RINGKASAN ....................................................................................................... v

SUMMARY ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................

10

B. Rumusan Masalah .......................................................................

50

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

D. Kontribusi Penelitian ................................................................... 6

E. Sistematika Pembahasan ............................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu .................................................................... 9

B. Akuntansi Lingkungan ................................................................ 14

1. Pengertian Akuntansi Lingkungan ....................................... 14

2. Konteks dan Tujuan Konsep Akuntansi Lingkungan ......... 15

3. Pentingnya Akuntansi Lingkungan ...................................... 17

4. Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan ............................ 20

C. Pelaporan Akuntansi Lingkungan ............................................... 22

D. Pengungkapan Akuntansi Lingkungan ........................................ 25

E. Biaya Lingkungan ....................................................................... 26

1. Definisi Biaya Lingkungan .................................................. 26

2. Klasifikasi Biaya Lingkungan .............................................. 27

F. Biaya Produksi ........................................................................... 29

G. Tahap-tahap Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan ................... 31

H. Limbah ....................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 40

B. Fokus Penelitian .......................................................................... 40

Page 12: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

xi

C. Lokasi Penelitian ......................................................................... 41

D. Sumber Data ................................................................................ 41

E. TeknikPengumpulan Data .......................................................... 42

1. Interview (Wawancara) ........................................................ 42

2. Dokumentasi .......................................................................... 43

F. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 43

G. Analisa Data ................................................................................ 44

H. Keabsahan Data ........................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 46

1. Sejarah Singkat PG Pesantyren Baru Kediri ........................ 46

2. Visi dan Misi PG Pesantren Baru Kediri ............................. 48

3. Kondisi PG Pesantren Baru Kediri ...................................... 48

4. Sumber Daya Manusia PG Pesantren Baru Kediri .............. 55

5. Sumber Daya Yang Digunakan PG Pesantren Baru Kediri . 56

6. Proses Produksi .................................................................... 57

7. Hasil Produksi PG Pesantren Baru Kediri ........................... 61

8. Pengelolaan Limbah PG Pesantren Baru Kediri ................. 63

B. Penyajian Data .......................................................................... 65

1. Biaya Produksi PG Pesantren Baru Kediri Tahun 2016 ........ 65

2. Beban Biaya Usaha Sejenis Dengan PLH Tahun 2015 ......... 66

3. Beban Biaya Usaha Sejenis Dengan PLH Tahun 2016 ....... 66

4. Biaya Rekondisi & Pengelolaan Lingkungan Hidup 2016.... 67

C. Analisis Data .............................................................................. 67

1. Komponen Biaya Pengelolaan Limbah ................................. 67

2. Perlakuan Biaya Pengelolaan Limbah ................................... 74

D. Pembahasan ................................................................................ 86

1. Komponen Biaya Pengelolaan Limbah ................................. 86

2. Perlakuan Biaya Pengelolaan Limbah ................................... 88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 91

B. Keterbatasan ............................................................................... 93

C. Saran .......................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 95

LAMPIRAN ...................................................................................................... 97

DAFTAR TABEL

Page 13: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

xii

No. Judul Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Penelitian Terdahulu

Jumlah Tenaga Kerja PG Pesantren Baru Kediri

Jam Kerja Karyawan PG Pesantren Baru Kediri

Jenis Bahan Penolong yang Digunakan PG Pesantren Baru

Kediri

Biaya Produksi PG Pesantren Baru Kedri Tahun 2016

Beban Biaya Usaha yang Sejenis dengan Pengelolaan

Lingkungan Hidup tahun 2015

Beban Biaya Usaha yang Sejenis dengan Pengelolaan

Lingkungan Hidup tahun 2016

Daftar Komponen Biaya Lingkungan Pengelolaan Limbah

PG Pesantren Baru Kediri Tahun 2016

Klasifikasi Biaya Pengelolaan Limbah Menurut PG Pesantren

Baru Kediri

Identifikasi Biaya Lingkungan Pengelolaan Limbah PG

Pesantren Baru Kediri Berdasarkan Model Kualitas Biaya

Lingkungan

Biaya Penilaian PG Pesantren Baru Kediri

Biaya Kesalahan Internal PG Pesantren baru Kediri

Biaya Kesalahan Eksternal PG Pesantren Baru Kediri

Persentase Biaya pada Klasifikasi Biaya Pengelolaan Limbah

2016

Contoh Proses Pengakuan pada PG Pesantren Baru Kediri

Kriteria Suatu Unsur yang Harus Diakui Menurut PSAK

Pengukuran biaya pengelolaan limbah PG Pesantren Baru

Kediri

Perbandingan Biaya Penyajian Lingkungan Menurut Haryono

Kesesuaian Pengungkapan Biaya Pengelolaan Limbah dengan

PSAK No. 33

12

55

56

57

65

66

66

67

68

69

71

71

72

73

76

77

79

82

85

DAFTAR GAMBAR

Page 14: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

xiii

No. Judul Halaman

1.

2.

Keterkaitan Masing-masing Faktor Akuntansi Lingkungan

Spektrum Pengukuran Biaya Lingkungan

20

27

DAFTAR LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

xiv

No. Judul Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Struktur Organisasi PG Pesantren Baru Kediri

Pedoman Wawancara

Laporan Keuangan Laba/Rugi PG Pesantren Baru Kediri

Tahun 2016

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Pengelolaan

Limbah PG Pesantren Baru Kediri 2016

Contoh Sistem Pencatatan Biaya Pengelolaan Limbah di PG

Pesantren Baru Kediri

Bukti Kas Keluar Pada Biaya Pengelolaan Limbah PG

Pesantren Baru Kediri

Surat Ijin Survey Untuk Penelitian

97

98

100

104

106

107

108

Page 16: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama ini berkembangnya perusahaan-perusahaan di Indonesia pada

hakekatnya tidak bisa lepas dari sumber daya alam, karena dari sumber daya alam

bahan baku produksi suatu perusahaan dapat diperoleh. Lingkungan juga

mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, jika tidak ada lingkungan maka

sumber daya alam juga tidak ada. Lingkungan dan sumber daya alam merupakan

dua faktor yang sangat berkaitan dan berpengaruh terhadap perusahaan.

Keterkaitan serta berpengaruhnya lingkungan dan sumber daya alam terhadap

perusahaan, memunculkan berbagai isu yang berkaitan dengan lingkungan seperti

pemanasan global, polusi udara, polusi suara, pembuangan limbah sembarangan

dan kegiatan perusahaan lainnya yang memberikan dampak langsung atau tidak

langsung terhadap lingkungan.

Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan adalah

limbah produksi, dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan pengelolaan

lingkungan hidup, limbah diartikan sebagai sisa suatu usaha atau kegiatan

produksi. Sedangkan pencemaran diartikan masuk atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat, energi, dan komponen lain dalam lingkungan hidup oleh kegiatan

manusia. Limbah yang dihasilkan oleh operasional perusahaan memiliki

kemungkinan bahwa limbah tersebut berbahaya bagi lingkungan sehingga limbah

Page 17: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

2

tersebut memerlukan pengelolaan dan penanganan yang khusus oleh perusahaan

agar tidak menyebabkan dampak negatif yang lebih besar terhadap lingkungan

tempat perusahaan beroperasi.

Persoalan lingkungan dengan pencemaran limbah padat plastik di Indonesia

berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia

penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah

Cina. Selain itu Banyak industri-industri gula yang telah meresahkan masyarakat

sekitarnya akibat pembuangan limbah yang sembarangan. Contohnya, limbah PT

Industri Gula Glenmore di Banyuwangi yang mencemari sungai Glenmore yang

menyebabkan ribuan ikan mati dan gatal-gatal pada warga sekitar sunga sampai-

sampai akibatnya Dinas Lingkungan Hidup meminta agar aktivitas pabrik

diberhentikan sampai instalansi pengelolaan air limbah selesai diperbaiki

(regional.kompas.com, 2016).

Terlepas dari semua itu, peristiwa kerusakan lingkungan tersebut

mengajarkan bahwa dampak negatif dari kegiatan industri akan selalu mengancam

di depan mata. Selain itu isu lingkungan bukan lagi merupakan suatu isu yang

baru, persoalan lingkungan semakin menarik untuk dikaji seiring dengan

perkembangan teknologi dan ekonomi global dunia sehingga perlu adanya

tanggung jawab sosial perusahaan. Diperlukan kesadaran penuh dari perusahaan

atau organisasi lainnya yang tidak hanya memanfaatkan lingkungan saja, namun

juga memikirkan kelestarian lingkungan dan dampak lingkungan yang timbul

akibat aktivitas bisnisnya. Elkington mengemas tanggung jawab saosial dalam

tiga fokus yaitu Profit, Planet dan People dimana perusahaan yang baik tidak

Page 18: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

3

hanya mengejar keuntungan ekonomi saja (profit), melainkan juga memiliki

kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat

(people).

Salah satu bentuk tanggungjawab sosial (moral) perusahaan dapat

diwujudkan dengan menerapkan akuntansi lingkungan di dalam perusahaan

tersebut. Akuntansi lingkungan ini merupakan pos modern dari akuntansi sosial

sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Dalam hal ini, pencemaran dan limbah

produksi merupakan salah satu contoh dampak negatif operasional perusahaan

yang memerlukan sistem akuntansi lingkungan sebagai kontrol terhadap tanggung

jawab perusahaan sebab pengelolaan limbah yang dilakukan oleh perusahaan

memerlukan pengidentifikasisan, pengukuran, penyajian, pengungkapan, dan

pelaporan biaya pengelolaan limbah dari hasil kegiatan operasional perusahaan.

Perusahaan menerapkan akuntansi lingkungan tersebut, berarti perusahaan ikut

serta dalam upaya menyelamatkan bumi dari kerusakan yang timbul akibat

aktifitas perusahaan.

Perhitungan biaya dalam penanganan limbah tersebut diperlukan adanya

perlakuan akuntansi seperti pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan yang sistematis dan benar. Sampai akhir tahun

1997, catatan hasil penelitian The Institute Survey of Australian mengindikasikan

kurangnya respon pihak produsen terhadap tuntutan masyarakat. Hanya 4% dari

500 perusahaan besar dunia yang dijadikan sampel telah memuat

(mengungkapkan) informasi yang cukup memadai di bidang lingkungan dalam

laporan keungan tahunannya. Sementara 19% lainnya hanya membuat laporan

Page 19: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

4

namun hanya dalam catatan kecil dalam lembatan-lembaran yang tentu saja tidak

cukup memadai untuk dijadikan bahan analisis. Sedangkan 77% sampel

perusahaan sama sekali tidak memberikan tempat laporan lingkungan dalam

perhatiannya (Media Akuntan No 31/Th V/ Desember 1998).

Perlakuan terhadap masalah penanganan limbah hasil operasional

perusahaan ini menjadi sangat penting dalam pengendalian pertanggung jawaban

perusahaan terhadap lingkungannya. Penerapan akuntansi lingkungan bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar biaya lingkungan yang dikeluarkan perusahaan

dalam mengelola limbah, mengontrol tanggungjawab perusahaan dalam menjaga

lingkungan sekitar tempat berdirinya perusahaan tersebut, serta dapat mengontrol

limbah produksi yang dikeluarkan agar tidak mencemari lingkungan.

Penelitian ini mengambil objek penelitian pada pabrik gula Pesantren Baru

yang berlokasi di desa Bangsal, Pesantren Kediri. PG Pesantren Baru Kediri ini

bergerak pada bidang perkebunan. PG Pesantren Baru Kediri ini berdekatan

dengan pemukiman padat penduduk, sehingga terkadang masih adanya

pencemaran lingkungan yang berakibat pada kesehatan masyarakat. Seringkali

limbah udara dari pabrik gula pesantren tersebut tetap saja ada, sehingga membuat

polusi udara yang sering kali mengganggu penduduk sekitar pabrik yang berupa

bau yang tidak sedap. Rumah warga penduduk yang berdekatan dengan pabrik

terkadang pada saat musim giling dipenuhi debu berwarna hitam pekat pada atap

rumahnya. Permasalahan yang lainnya adalah mengenai perlakuan biaya yang ada

pada PG Pesantren Baru Kediri, adanya pembebanan suatu biaya pengelolaan

limbah yang dijadikan satu dengan biaya perusahaan secara umum padahal

Page 20: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

5

terdapat pos tersendiri yang mengatur pengelolaan limbah, dan terdapat upah

pegawai tidak tetap yang yang tidak diberi nama rekening, sehingga menimbulkan

informasi yang tidak jelas bagi orang yang membutuhkan informasi mengenai

biaya pengelolaan limbah. Permasalahan-permasalahan yang muncul tersebut

perlu adanya akuntansi lingkungan untuk pengelolaan dan pengalokasian biaya

lingkungan, karena akuntansi lingkungan ini efisien dalam pengendalian

lingkungan dan pencemaran sebagai bentuk optimalisasi tanggung jawab sosial

PG Pesantren Baru Kediri.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di PG Pesantren Baru Kediri untuk mengetahui bagaimana penerapan

akuntansi lingkungan dari segi perlakuan biaya pengelolaan limbah sebagai

pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan dan sekitar perusahaan.

Maka dari itu, penulis menyusun skripsi ini dengan judul: “ Analisis Penerapan

Akuntansi Biaya Lingkungan Terhadap Pengelolaan Limbah (Studi pada

Limbah Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri ).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan masalah penelitian

yang akan dibahas adalah :

a. Bagaimana penerapan akuntansi biaya lingkungan pengelolaan limbah

di PG Pesantren Baru Kediri ?

b. Apakah terdapat kesesuaian pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan akuntansi biaya lingkungan yang diterapkan PG

Pesantren Baru Kediri dengan PSAK ?

Page 21: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, maka tujuan penelitian

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui penerapan akuntansi lingkungan pengelolaan limbah

di PG Pesantren Baru Kediri.

b. Untuk mengetahui kesesuaian pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan akuntansi biaya lingkungan yang diterapkan PG

Pesantren Baru Kediri dengan PSAK.

D. Kontribusi Penelitian

1. Akademis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi,

pemahaman, penghetahuan, dan bahan pertimbangan bagi peneliti-

peneliti selanjutnya mengenai akuntansi lingkungan, khususnya analisis

penerapan akuntansi lingkungan pengelolaan limbah dari segi perlakuan

biaya.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, bahan pertimbangan,

dan sumbangan pemikiran dalam pengambilan kebijakan dalam hal

perlakuan biaya dan untuk lebih meningkatkan efisiensi pengelolaan

lingkungan melalui penerapan akuntansi lingkungan pengelolaan limbah.

Page 22: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

7

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan ini digunakan untuk memudahkan dalam menulis

skripsi. Berikut penjelasan sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang pemilihan judul,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian,

dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini menguraikan teori-teori yang mendasar dan

pendapat para pakar sebagai acuan dalam menganalisis

perusahaan. Teori tersebut menjelaskan mengenai

akuntansi lingkungan, pelaporan akuntansi lingkungan,

pengungkapan akuntansi lingkungan, biaya lingkungan,

perlakuan biaya, klasifikasi biaya lingkungan, dan limbah.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian yang

dilakukan, fokus penelitian, lokasi penelitian, jenis dan

sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian dan analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan hasil dari penelitian tentang

gambaran umum lokasi dan obyek penelitian yang

meliputi visi, misi dan tujuan perusahaan, penerapan

Page 23: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

8

akuntansi lingkungan terhadap pengelolaan limbah dari

segi perlakuan biaya yang akan disesuaikan dengan

Pernyataan Standart Akutansi Keuangan No 33 mengenai

akuntansi pertambangan umum yang didalamnya

mengatur perlakuan akuntansi mengenai pengelolaan

lingkungan hidup dan SAK lainnya yang mendukung

dengan perlakuan biaya (identifikasi, pengakuan,

pengukuran, penyajian, pengungkapan). Pembahasan

alokasi biaya pengelolaan lingkungan PG Pesantren Baru

Kediri dan juga membahas hubungan antara teori yang ada

dengan hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian

dengan disertai saran-saran sebagai masukan yang

diharapkan mampu membantu memperbaiki dan

meningkatkan kinerja perusahaan.

Page 24: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan akuntansi

lingkungan di antaranya adalah

1. Wahyu (2012)

Penelitian saudara Wahyu membahas mengenai Analisis Penerapan

Akuntansi Lingkungan di RSUD Dr. Moewardi. Metodologi penelitian

yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa

RSUD Dr. Moewardi Surakarta belum sepenuhnya mengungkapkan

akuntansi lingkungan jika dilihat dari laporan yang telah dibuat oleh

manajemen. Tidak ada laporan khusus uang mengungkapkan mengenai

biaya maupun aktivitas lingkungan dari rumah sakit ini. Tetapi, RSUD

Dr. Moewardi Surakarta telah bertanggung jawab terhadap lingkungan

terkait dengan pengelolaan limbah yang telah dilakukan secara efektif.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

terletak pada metodologi penelitian yang digunakan. Sedangkan

perbedaan yang penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti terletak pada tempat penelitian. Saudara Wahyu tempat penelitian

berapa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Jawa Tengah dalam sektor

kesehatan, sedangkan penelitian sekarang berada di Pabrik Gula Kediri

dalam sektor perkebunan. Selain itu topik yang dibahas dimana saudara

Page 25: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

10

Wahyu berfokus pada pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan oleh

RSUD Dr. Moewardi. Sedangkan pada penelitian sekarang ini selain

biaya yang dikeluarkan untuk penerapan akuntansi lingkungan tersebut

namun juga perlakuan biaya yang dilakukan PG Pesantren Baru Kediri

apakah sesuai dengan PSAK.

2. Dian Novita Sari (2012)

Penelitian saudari Dian membahas Analisis Penerapan Akuntansi

Lingkungan Berbasis Sustainability Reporting sebagai

Pertanggungjawaban Perusahaan : Kajian Perspektif Triple Bottom Line

(Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Nganjuk).

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian

kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Hasil dari

penelitian saudari Dian adalah bahwa penerapan akuntansi lingkungan

berbasis Sustainability reporting di PDAM Kabupaten Nganjuk sudah

sesuai dengan kajian perspektif triple bottom line karena perusahaan tidak

hanya memperhitungkan laba, melainkan juga mengeluarkan sejumlah

biaya lainnya, seperti biaya lingkungan lainnya dan biaya sosial untuk

biaya sarana pendidikan dan pelatihan masyarakat. Akan tetapi, biaya

tersebut masih diungkapkan menjadi satu kelompok dalam akun rupa-

rupa biaya umum lainnya pada laporan laba-rugi sehingga belum ada

akun terpisah secara jelas. Persamaan dari penelitian saudari Dian dengan

penelitian sekarang adalah metode penelitian yang digunakan sama-sama

metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sedangkan perbedaan

Page 26: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

11

dari penelitian saudari Dian dengan penelitian sekarang adalah objek yang

diteliti, dimana objek yang diteliti saudari Dian berada pada PDAM Kab.

Nganjuk sedangkan penelitian saat ini objeknya berada pada Pabrik Gula

yang ada di Kediri. Perbedaan selanjutnya adalah penelitian pada saat ini

membahas mengenai perlakuan biaya mengenai pengelolaan limbah,

sedangkan penelitian saudari Dian hanya membahas akuntansi lingkungan

dari segi tanggung jawab sosial berdasarkan triple bottom line dan biaya

yang dikeluarkannya.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu di atas, hasil penelitian

menunjukkan bahwasannya perusahan-perusahaan tersebut sudah cukup baik

dalam menerapkan akuntansi lingkungan itu terbukti dengan adanya biaya-

biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan untuk mengelola limbah agar

tidak merusak lingkungan serta dengan adanya program-program sosial yang

dilakukan oleh perusahaan untuk masyarakat sekitar. Sehingga perusahaan

tidak hanya ikut melestarikan lingkungan namun juga ikut mensejahterakan

masyarakat sekitar. Selain itu perusahaan juga sudah mencantumkan biaya

lingkungan ke dalam laporan keuangan meskipun belum ada akun khususnya.

Page 27: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

12

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti dan

Tahun

Judul Metpen Hasil Penelitian Persamaan

dengan Penelitian

saat ini

Perbedaan dengan

Penelitian saat ini

1. Wahyu

(2012)

Analisis

Penerapan

Akuntansi

Lingkungan di

RSUD Dr.

Moewardi

Metodologi

penelitian yang

digunakan adalah

penelitian kualitatif

dengan

menggunakan

pendekatan

diskriptif.

RSUD Dr. Moewardi

Surakarta belum

sepenuhnmya

mengungkapkan akuntansi

lingkungan jika dilihat dari

laporan yang telah dibuat

oleh manajemen. Tidak ada

laporan khusus yang

mengungkapkan mengenai

biaya maupun aktivitas

lingkungan dari rumah sakit

ini. Tetapi, RSUD Dr.

Moewardi Surakarta telah

bertanggung jawab terhadap

lingkungan terkait dengan

pengelolaan limbah yang

telah dilakukan secara

efektif.

Sama-sama

menggunakan

metodologi

penelitian kualitatif

dengan

menggunakan

pendekatan

deskriptif

1. Objek Penelitian :

penelitian Wahyu

berada di RSUD Dr.

Moewardi sedangkan

penelitian sekarang

pada PG Pesantren

Baru Kediri

2. Penelitian saudara

Wahyu berfokus pada

pengeluaran biya

lingkungan, sedangkan

penelitian saat ini

berfokus pada

perlakuan biaya

pengelolaan limbah

yang disesuakan

dengan PSAK.

Page 28: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

13

Lanjutan Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti

dan

Tahun

Judul Metpen Hasil Penelitian Persamaan

dengan

Penelitian saat

ini

Perbedaan dengan

Penelitian saat ini

2. Dian

Novita

Sari

(2012)

Analisis

Penerapan

Akuntansi

Lingkungan

Berbasis

Sustainability

Reporting sebagai

Pertanggungja-

waban

Perusahaan :

Kajian Perspektif

Triple Bottom

Line (Studi Kasus

pada Perusahaan

Daerah Air

Minum

Kabupaten

Nganjuk).

Metodologi

penelitian

kualitatif

dengan

mengguna-

kan

pendekatan

deskriptif.

Bahwa penerapan akuntansi

lingkungan berbasis Sustainability

Reporting di PDAM Kabupaten

Nganjuk sudah sesuai dengan kajian

perspektif triple bottom line karena

perusahaan tidak hanya

memperhitungkan laba, melainkan

juga mengeluarkan sejumlah biaya-

biaya lainnya, seperti biaya lingkungan

lainnya dan biaya sosial untuk biaya

sarana pendidikan dan pelatihan

masyarakat. Akan tetapi, biaya-biaya

tersebut masih diungkapkan menjadi

satu kelompok dalam akun rupa-rupa

biaya umum lainnya pada laporan

laba-rugi sehingga belum ada akun

terpisah secara jelas.

Sama-sama

metode kualitatif

dengan

pendekatan

deskriptif.

1. Penelitian saudari

Dian berada pada

PDAM Kab. Nganjuk,

sedangkan penelitian

saat ini pada PG

Pesantren Baru

Kediri.

2. Penelitian pada saat

ini membahas

mengenai perlakuan

biaya pengelolaan

limbah, sedangkan

penelitian saudari

Dian membahas

akuntansi lingkungan

dari segi tanggung

jawab sosial dan biaya

yang dikeluarkan.

Sumber : Data diolah, 2017

Page 29: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

14

B. Akuntansi Lingkungan

1. Pengertian Akuntansi Lingkungan

Akuntansi lingkungan merupakan istilah mengenai persoalan lingkungan

yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (Environmental

Costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah.

Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun

non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang

mempengaruhi kualitas lingkungan (Ikhsan Arfan, 2008 : 13).

United Stated Environmental Protection Agency menjelaskan bahwa

istilah akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua dimensi utama. Pertama,

akuntansi lingkungan merupakan biaya yang secara langsung berdampak

pada perusahaan secara menyeluruh (dalam hal ini disebut dengan istilah

“biaya pribadi)”. Kedua, akuntansi lingkungan juga meliputi biaya-biaya

individu, masyarakat maupun lingkungan suatu perusahaa yang tidak dapat di

pertanggungjawabkan (Ikhsan Arfan, 2008 : 15 ).

Akuntansi lingkungan adalah mengidentifikasi, menilai dan mengukur

aspek penting dari kegiatan sosial ekonomi perusahaan dalam rangka

memelihara kualitas lingkungan hidup sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Sehingga perusahaan tidak bisa seenaknya untuk mengolah

sumber daya tanpa memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat

(Haniffah, 2002)

Beberapa difinisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi

lingkungan atau Environmental Accounting adalah suatu jenis akuntansi yang

Page 30: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

15

mengukur dan mengalokasikan aspek lingkungan atau sosial yang bertujuan

untuk memelihara kualitas lingkungan untuk keputusan bisnis dan

menyajikan informasi tersebut untuk stakeholder.

2. Konteks dan Tujuan Konsep Akuntansi Lingkungan

a. Konteks

Akuntansi lingkungan (AL) adalah istilah luas yang digunakan

dalam jumlah konteks yang berbeda, seperti :

1) Penilaian dan pengungkapan lingkungan terkait informasi

keuangan dalam konteks akuntansi keuangan dan pelaporan.

2) Penilaian dan penggunaan lingkungan terkait informasi fisik dan

keuangan dan konteks Akuntansi Manajemen Lingkungan.

3) Estimasi atas dampak eksternal lingkungan dan biaya-biaya,

sering mengacu pada Full Cost Accounting (FCA).

Tingkat organisasional, akuntansi lingkungan mengambil tempat

dalam konteks akuntansi manajemen (penilaian terhadap pembelanjaan

organisasi berdasarkan pengendalian perlengkapan polusi, pendapatan

dari bahan daur ulang, penghematan keuangan tahunan dari energi baru

efisiensi perlengkapan) dan akuntansi keuangan (evaluasi dan pelaporan

dari organisasi lingkungan saat ini terkait kewajiban.

b. Tujuan Konsep Akuntansi Lingkungan

Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan

jumlah informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau

menggunakannya. Keberhasilan akuntansi lingkungan tidak hanya

Page 31: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

16

tergantung pada ketepatan dalam menggolongkan semua biaya yang

dibuat perusahaan. Akan tetapi kemampuan dan keakuratan data

akuntansi perusahaan dalam menekan dampak lingkungan yang

ditimbulkan dari aktifitas perusahaan. Tujuan lain yaitu mencakup

kepentingan organisasi publik dan perusahaan-perusahaan publik yang

bersifat lokal. Oleh karena itu, akuntansi lingkungan selanjutnya menjadi

bagian dari suatu sistem sosial perusahaan. Selain itu, maksud dan tujuan

dikembangkanya akuntansi lingkungan antara lain meliputi :

1. Akuntansi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen

lingkungan .

2. Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan

masyarakat.

Sebagai alat manajemen lingkungan, untuk menilai keefektifan

kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya

konservasi lingkungan. Data akuntansi lingkungan juga digunakan untuk

menentukan biaya fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya keseluruhan

konservasi lingkungan dan juga investasi yang diperlukan untuk kegiatan

pengelolaan lingkungan. Selain itu, akuntansi lingkungan juga digunakan

untuk menilai tingkat keluaran dan pencapaian tiap tahun untuk

menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang harus berlangsung terus

menerus. Kemudian untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan

lingkungan degan melakukan penelitian kegiatan lingkungan dari sudut

Page 32: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

17

pandang biaya (environmental costs) dan manfaat atau efek (economic

benefit).

Sebagai alat komunikasi dengan publik, akuntansi lingkungan

digunakan untuk menyampaikan dampak negatif lingkungan, kegiatan

konservsi lingkungan dan hasilnya kepada publik. Ada beberapa

komponen pembiayaan akuntansi lingkungan yang harus dihitung,

misalnya :

1. Biaya operasionalisasi bisnis yang terdiri dari biaya depresiasi

fasilitas lingkungan, biaya memperbaiki fasilitas lingkungan, jasa

atau pembayaran (fee) kontrak untuk menjalankan fasilitas

pengelolaan lingkungan, biaya tenaga kerja untuk menjalankan

operasionalisasi fasilitas pengelolan lingkungan serta biaya

kontrak untuk poengelolaan limbah (recycling).

2. Biaya daur ulang yang dijual, atau biasa juga disebut dengan

“Cost incurred by upstream and down-stream business

operations”

3. Biaya penelitian dan pengembangan (Litbang) yang terdiri dari

biaya total untuk material dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk

pengembangan material yang ramah lingkungan, produk dan

fasilitas pabrik.

3. Pentingnya Akuntansi Lingkungan

Istilah akuntansi lingkungan mempunyai banyak arti dan kegunaan.

Akuntansi lingkungan dapat mendukung akuntansi pendapatan, akuntansi

Page 33: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

18

keuangan maupun bisnis internal akuntansi manajerial. Fokus utamanya

didasarkan pada penerapan akuntansi lingkungan sebagai suatu alat

komunikasi manajerial untuk pengambilan keputusan bisnis internal.

Panduan yang menjadi tolak ukur pentingnya akuntansi lingkungan

berkaitan dengan pertanggung jawaban akuntansi lingkungan itu sendiri.

Manajemen kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan merupakan suatu

cara yang paling efektif untuk mencapai keberhasilan dan perbaikan

manajemen bisnis. Kata lain, di dalam menyelesaikan kegiatan konservasi

lingkungan, sebuah perusahaan atau organisasi lainnya dapat secara akurat

mengidentifikasi dan mengukur investasi dari biaya yang berhubungan

dengan kegiatan konservasi lingkungan, dan dapat mempersiapkan serta

melakukan analisa data. Dengan pengertian yang mendalam dan lebih baik,

manfaat potensial dari investasi.

Selain itu, perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya diperlukan

untuk mempunyai pertanggungjawaban bagi stakeholders, ketika sumber

daya alam digunakan (barang-barang publik) untuk kegiatan bisnis mereka.

Pengungkapan informasi lingkungan ini merupakan proses kunci dalam

pertanggungjawaban kinerja. Akibatnya, akuntansi lingkungan membantu

perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya menaikkan kepercayaan dan

keyakinan mereka sehubungan dengan penerimaan penilaian yang lebih adil.

Menurut United States Environment Protection Agency (USEPA) fungsi

akuntansi lingkungan adalah

“Satu fungsi penting tentang akuntansi lingkungan adalah untuk

menggambarkan biaya-biaya lingkungan supaya di perhatikan oleh para

Page 34: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

19

stakeholder perusahan yang mampu mendorong dalam pengidentifikasian

cara-cara mengurangi atau menghindari biaya-biaya ketika pada waktu

yang bersamaan sedang memperbaikan kualitas lingkungan”. Akuntansi

lingkungan menjadi hal yang penting untuk dapat dipertimbangkan

dengan sebaik mungkin karena akuntansi lingkungan merupakan bagian

akuntansi atau sub bagian akuntansi. Alasan yang mendasari adalah

mengarah pada keterlibatannya dalam konsep ekonomi dan informasi

lingkungan.”

Sistem akuntansi lingkungan terdiri atas lingkungan akuntansi

konvensional dan akuntansi ekologis. Akuntansi lingkungan konvensioanl

mengukur dampak-dampak dari lingkungan alam dari suatu perusahaan

dalam istilah keuangan. Akuntansi ekoligis mencoba untuk mengukur

dampak suatu perusahaan berdasarkan lingkungan tetapi pengukurannya

dilakukan dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi dalam kilogram,

pemakaian energi dalam kilojoules ), akan tetapi standart pengukuran yang

digunakan bukan dalam bentuk satuan keuangan.

Lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bagian. Bagian

pertama didasarkan pada kegiatan akuntansi lingkungan suatu perusahaan

baik secara nasional maupun regional. Bagian kedua berkaitan dengan

akuntansi lingkungan untuk perusahaan dan organisasi lainnya. Pada

dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti

beberapa faktor berikut, antara lain :

1. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai

satuan uang).

2. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).

3. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur

dengan nilai satuan uang/rupiah).

Page 35: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

20

Gambar 1. Keterkaitan Masing-Masing Faktor Akuntansi Lingkungan

Sumber: Ministry of the Environment Japan, 2015. Environmental

Accounting Guidelines pada Buku Akuntansi Lingkungan &

Pengungkapannya (Ikhsan Arfan,2008 : 17)

4. Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan

Fungsi dan peran ini dibagi kedalam dua bentuk. Fungsi pertama disebut

dengan fungsi internal dan fungsi kedua disebut dengan fungsi ekternal.

Masing-masing fungsi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Fungsi Internal

Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak

internal perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang

menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen dan rumah

tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi aktor dalam

fungsi internal ini adalah pemimpin, dikarenakan pemimpin merupakan

orang yang bertanggungjawab atas semua pengambilan keputusan

internal perusahaan.

Page 36: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

21

Fungsi dan peran akuntansi lingkungan pada fungsi internal ini

memungkinkan untuk mengatur biaya konservasi lingkungan dan

menganalisis biaya dari kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan

efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Diharapkan juga

pada fungsi internal ini akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat

manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manager ketika

berhubungan dengan unit-unit bisnis.

2. Fungsi Eksternal

Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan oleh

perusahaan adalah pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi

lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang diungkapkan

merupakan hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi

lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah informasi tentang sumber

suatu ekonomi perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut

(kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada

entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa dan

kondisi yang mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap

sumber tersebut.

Fungsi ekternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk

mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholder, seperti pelanggan,

rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh

karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana

Page 37: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

22

manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada

pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.

C. Pelaporan Akuntansi Lingkungan

Tujuan pelaporan keuangan pada intinya terfokus pada pemberian informasi

yang bermanfaat bagi para penggunanya dalam setiap membuat keputusan

ekonomi. Oleh karena itu, tahapan berikutnya dalam struktur teori akuntansi

lingkungan adalah karakteristik kebermanfaatan kualitas informasi. Terkait

dengan pelaporan keuangan, karakteristik kualitatif merupakan merupakan salah

satu elemen dari laporan keuangan. Karakteristik kualitatif informasi lingkungan

memberikan pengguna laporan keuangan satu pilihan diantara berbagai alternatif

pelaporan dan akuntansi. Karakteristik kualitatif juga membantu menjawab

pertanyaan tentang karakteristik informasi akuntansi apa yang membuat informasi

bermanfaat dalam setiap pengambilan keputusan. Dimensi dasar dari akuntansi

lingkungan dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu :

1. Relevan

Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut berkemampuan

untuk membuat perbedaan di dalam satu keputusan. Untuk menjadi

relevan, informasi harus dapat memberi ketegasan atau memberi

pengaruh perubahan atas harapan pembuat keputusan. Berkaitan dengan

relevansi dalam akuntansi lingkungan, akuntansi lingkungan dapat

memberikan informasi valid yang berhubungan dengan biaya konservasi

lingkungan perusahan dan keuntungan dari hubungan kegiatan yang

membantu dalam pengambilan keputusan stakeholders. Tujuannya adalah

Page 38: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

23

menyediakan informasi yang menguntukan bagi para stakeholder dalam

pengambilan keputusan mereka pada hubungannya dengan aspek

materialitas. Akuntansi lingkungan menempatkan materialitas

berdasarkan pada aspek-aspek kuantitas dsignifikasinya berdasarkan

pada aspek kualitas. Dari sudut pandang materialitas, pertimbangan yang

diberikan terhadap dampak kualitatif diungkapkan dalam nilai keuangan

atau unit fisik.

2. Dapat Dipercaya (Reliability) = Keandalan

Dapat dipercaya berarti bahwa seorang pengguna dapat menggantungkan

atau memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporkan. Dalam konteks

akuntansi lingkungan data-data yang tidak akurat akan dibuang sehingga

akan membantu dan membangun kepercayan stakeholders. Pada aspek

keandalan, laporan akuntansi lingkungan akan dikatakan handal apabila

menggambarkan keadaan secara wajar sesuai peristiwa yang

digambarkan (representational faithfulness).

3. Netralitas (Netral)

Karena informasi akuntansi memberi pengaruh terhadap lingkungannya,

maka dipandang penting bahwa informasi lingkungan harus bersifat

netral atau tidak bias.

4. Dapat Dimengerti (Understandability)

Dapat dimengerti maksudnya bahwa pengguna harus memahami

informasi lingkungan yang dimaksud mampu memberikan manfaaat

dalam pengambilan keputusan. Berkaitan dengan dapat dimengerti pada

Page 39: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

24

akuntansi lingkungan, maksudnya adalah pada saat pengungkapan

laporan keuangan diperlukan data akuntansi lingkungan. Akuntansi

lingkungan akan mengeliminasi setiap pernyataan-pernyataan yang salah

tentang kegiatan konservasi lingkungan perusahaan. Oleh karena itu bagi

perusahaan, penting untuk mengungkapkan seluruh informasi-informasi

pokok yang berhubungan dengan lingkungan.

5. Dapat Diperbandingkan (Daya Banding)

Daya banding berarti kebergunaan informasi akuntansi lingkungan dalam

pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat

diperbandingkan dengan informasi yang sama dari entitas akuntansi

lingkungan yang lain atau dengan informasi yang berasal dari entitas

akuntansi yang sama dalam tahun yang berbeda. Dalam kaitannya

dengan akuntansi lingkungan, akuntansi lingkungan memmungkinkan

untuk dapat diperbandingkan oleh perusahaan dari tahun ke tahun.

Informasi yang diberikan dapat diperbandingkan dengan perusahaan-

perusahaan yang berbeda pada sektor yang sama.

6. Dapat Diverifikasi (Keterujian)

Keterujian merupakan kemampuan suatu informasi untuk diuji

kebenarannya oleh orang yang berbeda dengan metode pengujian yang

sama, dan akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Yang harus

diperhatikan adalah bahwa keterujian berkaitan dengan kebenaran

informasi yang dihasilkan, bukannya ketetapan dari metode

pengukuran/pengujian yang digunakan.

Page 40: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

25

D. Pengungkapan Akuntansi Lingkungan

Pengungkapan dalam akuntansi lingkungan merupakan jenis pengungkapan

sukarela. Pengungkapan akuntansi lingkungan pada bahasan ini merupakan

pengungkapan informasi data akuntansi lingkungan dari sudut pandang fungsi

internal akuntansi lingkungan itu sendiri, yaitu berupa laporan akuntansi

lingkungan. Laporan tersebut harus didasarkan pada situasi aktual pada suatu

perusahaan atau organisasi lainnya. Data aktual diungkapkan ditentukan oleh

perusahaan sendiri atau organisasi lainnya. Oleh karena itu diperlukan ketika

pengungkapan data eksternal akuntansi lingkungan untuk mengklarifikasi prasarat

dari pengungkapan data, supaya stakeholder memperoleh pemahaman konsisten

dari data akuntansi lingkungan. Adapun dimensi dalam pengungkapan data

akuntansi lingkungan delam hal ini meliputi :

1. Proses dan hasil kegiatan konservasi lingkungan : perusahaan atau

organisasi lainnya akan mempersiapkan suatu ringkasan dan keutamaan

hasil dari kegiatan konservasi lingkungan, suatu penjelasan dari

kumpulan hasil dari akuntansi lingkungan (termasuk evaluasi dari besar

dan kecilnya figur dan alasan untuk meningkatkan atau menurunkan

dalam perbandingan dengan periode sebelumnya), dan kebijakan yang

diaktifkan menenai masa depan kegiatan konservasi lingkungan.

2. Item-item yang membentuk dasar akuntansi lingkungan

a. Status : yang terdiri dari Periode target untuk akuntansi lingkungan

dan lingkup pengumpulan.

Page 41: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

26

b. Indeks dan standart perhitungan untuk biaya konservasi lingkungan :

yang terdiri dari pengumpulan biaya penyusutan, standart untuk

kelengkapan pembukuan biaya, dan standart pembukuan ketika

kategori dikumpulkan berhubungan dengan kegiatan konservasi

lingkungan.

c. Rincian dari kegiatan konservasi lingkungan dan standart perhitungan.

d. Hasil yang dikumpulkan dari akuntansi lingkungan Standart

pengumpulan untuk memperkuat akuntansi lingkungan

e. Revisi terhadap pentingnya kebijakan akuntansi lingkungan

3. Rincian hubungan keuntungan ekonomi dengan kegiatan konservasi

lingkungan serta standart perhitungan : Biaya konservasi lingkungan,

keuntungan konservasi lingkungan, keuntungan ekonomi berhubungan

dengan konservasi lingkungan, dan jadwal pernyataan lingkungan.

E. Biaya Lingkungan

a. Definisi Biaya Lingkungan

Menurut Ikhsan (2009 : 103) “Definisi biaya lingkungan mencakup dari

seluruh biaya-biaya paling nyata (seperti limbah buangan), untuk mengukur

ketidakpastian. Biaya lingkungan pada dasarnya berhubungan dengan biaya

produk, proses, sistem atau fasilitas penting untuk mengambil keputusan

manajemen yang baik.”

Selain itu biaya-biaya lingkungan adalah pemakaian sumberdaya

disebabkan atau dipandu dengan usaha-usaha (aktifitas) untuk: 1) mencegah

atau mengurangi barang sisa dan polusi, 2) mematuhi regulasi lingkungan dan

Page 42: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

27

kebijakan perusahaan, 3) kegagalan memenuhi regulasi dan kebijakan

lingkungan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya lingkungan adalah

biaya yang berhubungan dengan biaya produk, proses, sistem maupun

fasilitas yang terkait dengan lingkungan serta pemakaiaan sumber daya yang

disebabkan oleh aktifitas lingkungan.

b. Klasifikasi Biaya Lingkungan

Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan dalam setiap atau seluruh

kategori-kategori dari perusahaan-perusahaan berbeda. Lebih baik

memusatkan perhatian pada biaya lingkungan untuk keputusan-keputusan

manajemen.

Gambar 2. Spektrum Pengukuran Biaya Lingkungan

Sumber: United States Environmental Protection Agency [EPA], 1995 dalam

buku Akuntansi Lingkungan & Pengungkapannya (Ikhsan Arfan,

2008 : 39)

Gambaran dan hubungan biaya, beberapa biaya lingkungan biasa

disebut dengan “biaya tidak terukur” atau “biaya terukur” karena biaya

tersebut terjadi karena untuk mempengaruhi hubungan (meskipun terukur)

pandangan manajer, pelanggan, karyawan, masyarakat maupun regulator.

Biaya ini juga diistilahkan dengan “gambaran perusahaan” dan “hubungan

Biaya

Konvensional

Lebih mudah untuk diukur Lebih sulit untuk diukur

Biaya

Tersembunyi

Biaya

Sosial

Hubungan/

Gambaran

biaya

Biaya

Tidak

pasti

Page 43: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

28

biaya”. Kategori ini dapat memasukkan biaya pada laporan tahunan

lingkungan dan kegiatan hubungan masyarakat, biaya-biaya yang terjadi

merupakan biaya sukarela untuk kegiatan lingkungan serta biaya untuk

pengenalan program. Biaya ini merupakan “biaya tidak terukur” tetapi

manfaat langsung yang dihasilkan sering berasal dari gambaran biaya

hubungan/perusahaan. Namun apabila biaya diklasifikasikan kedalam

kategori yang berdasarkan model kualitas, maka terbagi atas :

1. Biaya Pencegahan: merupakan investasi yang dibuat dalam suatu

usaha untuk menjamin konfirmasi yang dibutuhkan. Misalnya

kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam orientasi anggota tim,

pelatihan dan pengembangan standart perencanaan serta prosedur.

2. Biaya Penilaian: merupakan biaya yang terjadi untuk

mengidentifikasi kesalahan setelah kejadian. Misalnya kegiatan-

kegiatan seperti pengujian.

3. Biaya Kesalahan Internal: merupakan biaya yang mempekerjakan

kembali dan biaya perbaikan sebelum diserahkan kepada pelanggan.

Misalnya adalah memperbaiki kesalahan yang dideteksi sepanjang

pengujian internal.

4. Biaya Kesalahan Eksternal: merupakan biaya yang mempekerjakan

kembali dan biaya perbaikan setelah diserahkan kepada pelanggan.

Satu contoh akan mempekerjakan dan memperbaiki hasil dari

pengujian yang diterima. Contoh lainnya, biaya aktual yang terjadi

sepanjang jaminan dukungan.

Page 44: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

29

F. Biaya Produksi

1. Definisi Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

terdiri bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk yaitu biaya-biaya yang

dapat dihubungkan dengan suatu produk dimana biaya ini merupakan bagian

dari persediaan (Bustami dan Nurlela, 2013 : 12).

2. Komponen Biaya Dasar

Usaha produksi yang dilangsungkan dalam suatu pabrik pada umumnya

terdapat 3 komponen biaya dasar, yaitu :

a) Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya bahan baku langsung merupakan biaya bagi bahan-bahan yang

secara langsung yang digunakan dalam produksi untuk mewujudkan

suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan, atau siap

diserahkan kepada pemesan. Pengertian lainnya biaya bahan baku

langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari produk selesai.

b) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya bagi para tenaga kerja yang

langsung ditempatkan dan digunakan dalam merubah, mengonversi,

dan menangani kegiatan-kegiatan produksi bahan baku menjadi produk

selesai. Biaya tenaga kerja langsung dapat dikatakan biaya-biaya ini

Page 45: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

30

hampir sama dengan biaya bahan baku langsung, perbedaannnya

terletak pada bahan dan tenaga kerja.

c) Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan

tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi

produk selesai. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen :

1) Bahan tidak langsung : bahan yang digunakan dalam penyelesaian

produk tetapi pemakaiaannya relatif lebih kecil.

2) Tenaga kerja tidak langsung : tenaga kerja yang membantu dalam

pengolahan produk selesai.

3) Biaya tidak langsung lainnya :biaya selain bahan tidak langsung dan

tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan

produk selesai.

Dari dua tiga unsur utama biaya produksi dapat digolongkan secara

terminologi biaya sebagai berikut :

a. Biaya Utama

Biaya utama adalah gabungan antara biaya bahan baku langsung dan

biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya Konversi

Biya konversi adalah biaya yang digunakan untuk merubah bahan baku

langsung menjadi produk selesai. Biaya ini merupakan gabungan

antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Page 46: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

31

G. Tahap-Tahap Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan

Sebelum mengalokasikan pembiyaan untuk pengelolaan dampak lingkungan

seperti pengelolaan limbah, pencemaran lingkungan, pencemaran udara,

pencemaran suara dan efeksosial lainnya, perusahaan perlu merencanakan tahap

pencatatan pembiyaan tersebut. Tahap-tahap ini dilakukan agar dalam

pengalokasian anggaran yang telah direncanakan untuk satu periode akuntansi

dapat diterapkan dengan efektif dan efisien. Pencatatan pembiyaan untuk

mengelola sampah-sampah yang dikeluarkan dari hasil sisa produksi suatu usaha

dialokasikan dalam tahap-tahap tertentu dan masing-masing tahap memerlukan

biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, dan tahap-tahap pencatatan itu dapat

dilakukan sebelum periode akuntansi berjalan sesuai dengan proses produksi yang

dilakukan perusahaan tersebut (Munn dalam Haryanto dalam Mulyani). Berikut

tahap-tahap perlakuan alokasi biaya sebagaimana yang ditentukan dalam

Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) :

1. Identifikasi

Pertama kali perusahaan akan menentukan biaya untuk pengelolaan

biaya penanggulangan eksternality yang mungkin terjadi dalam kegiatan

operasioanal usahanya adalah dengan mengidentifikasi dampak negatif

tersebut. Sebagai contoh misalkan sebuah rumah sakit yang diperkirakan

akan menghasilkan limbah berbahaya sehingga memerlukan penanganan

khusus untuk hal tersebut mengidentifikasi limbah yang mungkin

ditimbulkan antara lain : limbah padat, limbah cair dan limbah gas yang

berasal dari kegiatan instalasi rumah sakit atau kegiatan karyawan maupun

Page 47: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

32

pasien (Sudigyo dalam Haryanto dalam Mulayani : 2012). Biaya-biaya

lingkungan yang ada, diklasifikasikan oleh perusahaan secara berbeda-beda,

jadi setiap perusahaan memiliki pandangan berbeda-beda dari penentuan

biaya akuntansi lingkungan .

2. Pengakuan

Pengakuan adalah pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam sistem

akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan

terefleksi dalam laporan keunagan (Suwardjono, 2011 : 134).

Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos

yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan. Pengakuan

dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun

dalam jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau laporan

laba rugi (Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

paragraf 82-83 2015). Pos yang memenuhi definisi unsur kriteria pengakuan

adalah :

a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomik yang berkaitan

dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan

b) Pos tersebut mempunyai nilaia atau biaya yang dapat diukur

dengan andal.

3. Pengukuran

Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan

pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. Jumlah

rupiah ini akan dicatat untuk dijadikan data dasar dalam penyususnan

Page 48: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

33

keuangan. Pengukuran lebih berhubungan dengan masalah penentuan

jumlah rupiah yang dicatat pertama kali pada saat suatu transaksi terjadi

(Suwarjodjono, 2011: 133).

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan (Kerangka Dasar

Penyajian Laporan Keuangan, paragraf 99 tahun 2015). Proses ini

menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu (Kerangka Dasar

Penyajian Laporan Keuangan, paragraf 100 tahun 2015). Berbagai dasar

pengukuran tersebut adalah :

a. Biaya Historis: aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas)

yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration)

nyang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat

perolehan.

b. Biaya Kini: aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang

seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara aset diperoleh

sekarang.

c. Nialai Realisasi/penyelesaian: aset dinyatakan dalam jumlah kas

(atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset

dalam pelepasan normal (orderly disposal).

d. Nilai Sekarang (present value): aset dinyatakan sebesar arus kas

masuk bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang

dari pos yang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil

dalam pelaksanaan usaha normal.

Page 49: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

34

4. Penyajian

Penyajian menetapkan tentang cara-cara melaporkan elemen atau pos

dalam seperangkat statemen keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup

informatif (Suwardjono, 2011 : 134). Standart Akuntansi per 1 september

2007, PSAK No 1 tentang penyajian Laporan Keuangan mengungkapkan

dalam paragraf 09, mengenai informasi tambahan dinyatakan sebagai

berikut :

“Perusahan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan

mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added

statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan

hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap

pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan

penting.”

Kemudian pada paragraf 16 menyebutkan bahwa :

“Apabila belum ada pengaturan oleh PSAK, maka pihak manajemen

bisa menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan

akuntansi yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi penguna

laporan keunagan.’’

PSAK per 1 September 2007 No 33 paragraf 65 tentang akuntansi

pertambangan umum yang juga mengatur tentang pengelolaan lingkungan

hidup (PLH), maka penyajian laporan keuangan sebagai berikut:

“Taksiran kewajiaban PLH disajiakan dineraca sebesar jumlah

kewajiaban yang telah diakru, setelah dikurangi dengan jumlah

pengeluaran yang sesungguhnya terjadi.”

Page 50: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

35

Model komprehensif yang dapat dijadikan sebagai alternatif model

pelaporan keuangan lingkungan secara garis besar dapat dikategorikan

dalam 4 (empat) macam model (Haryono dalam Mulyani, 2003) yaitu :

a. Model Normatif

Model ini berawal dari premis bahwa perusahaan akan membayar

segalanya. Model normatif mengakuai dan mencatat biaya-biaya

lingkungan secara keseluruhan yakni dalam lingkup satu ruang

rekening secara umum bersama rekening lain yang serumpun. Biaya-

biaya serumpun tersebut disisipkan dalam sub-sub unit rekening

biaya tertentu dalam laporan keungan.

b. Model Hijau

Model hijau menetapkan biaya dan manfaat tertentu atas lingkungan

bersih. Selama suatu perusahaan menggunakan sumber daya,

perusahaan tersebut harus mengeluarkan biaya sebesar konsumsi atas

biaya sumber daya. Proses tersebut memaksa perushaan

menginternalisasikan biaya pemakaian sumber daya meskipun

mekanisme pengakuan dan pengungkapan belumemadai dan

kemudian melaporkan biaya tersebut dalam laporan keuangan yang

terpisah dari laporan keunagan induk untuk memberikan penjelasan

mengenai pembiayaan lingkungan diperusahaan.

c. Model Intensif Lingkungan

Model pelaporan ini mengharuskan adanya pelaksanaan kapitalisasi

atas biaya perlindungan dengan reklamasi lingkungan. Pengeluaran

Page 51: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

36

akan disajiakan sebagai investasi atas lingkungan sedangkan aktiva

terkait lingkungan tidak didepresiasi sehingga dalam laporan

keuangan selain pembiayaan yang diungkapkan secara terpisah, juga

memuat mengenai catatan-catatan aktiva tetap yang berhubungan

dengan lingkungan yang dianggap sebagai investasi untuk

lingkungan.

d. Model Aset Nasional

Model aset nasional mengubah sudaut pandang akuntansi dari

tingkat perusahaan (skala mikro) ke tingkat nasional (skala makro),

sehinga dimungkinkan untuk meningkatkan tekanan terhadap

akuntansi untuk persediaan dan arus sumberdaya alam. Dalam model

ini dapat ditekankan bahwa selain memperdulikan lingkungan dalam

pengungkapannya untuk menginterpretasikan pembiayaan

lingkungan tersebut sebagai aset nasioanal yang dipandang sebagai

tanggung jawab secara nasional

5. Pengungkapan

Pengungkapan berkaitan dengan cara pembeberan atau penjelasan hal-

hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain

apa yang dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama (Suwardjono,

2011 : 134).

Pengungkapan memiliki arti tidak menutupi atau tidak

menyembunyikan. Apabila terkait dengan data, pengungkapan diartikan

sebagai memberikan data yang bermanfaat karena apabila tidak bermanfaat,

Page 52: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

37

tujuan dari pengungkapan tidak akan tercapai (Ikhsan, 2008). Mengacu pada

PSAK No 33 tahun 2007 paragraf 66 tentang Akuntansi Pertambangan

Umum yang juga mengatur tentang pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH),

maka hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keungan

sebagai berikut :

a. Kebiajakan akuntansi sehubungan dengan :

1) Perlakuan Akuntansi atas pembebanan biaya limbah

2) Metode penyusuatan prasarana pengelolaaan limbah

b. Mutasi taksiran kewajiban provisi pengelolaan lingkungan hidup

hidup selama tahun berjalan dengan menunjukkan :

1) Saldo awal

2) Penyisihan yang dibentuk

3) Pengeluaran sesungguhnya

4) Saldo akhir

c. Kegiatan PLH yang telah atau sedang berjalan

H. Limbah

1. Pengertian Limbah Industri

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi andalan

perekonomian Indonesia. Perkembangan sektor industri memiliki peran

penting dalam memberikan dampak positif terhadap perekonomian seperti

menyerap tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan memperluas

kesempatan bagi masyarakat. Di sisi lain pertumbuhan sektor industri juga

membawa efek negatif terhadap lingkungan yaitu semakin meningkatnya

Page 53: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

38

jumlah limbah industri dan semakin berkurangnya sumberdaya alam.

Menurut Zulkifli (2014) dalam buku Pengelolaan Limbah Berkelanjutan

limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses

produksi, baik industri domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu

tidak dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan.

Sedangkan menurut Kristianto (2002), menyatakan bahwa limbah adalah

buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak

dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Secara umum,

berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia (1998) limbah diartikan sebagai

sisa proses produksi, termasuk air buangan pabrik atau industri. Pengertian

sisa tersebut bahwa bahan yang dihasilkan tersebut adalah bahan sampingan

yang tersisa setelah proses produksi utama selesai.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, peneliti menarik kesimpulan

bahwa limbah adalah sisa atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu

proses produksi.

2. Penggolongan Limbah

a. Padat

Limbah padat atau sampah merupakan bahan-bahan buangan rumah

tangga atau pabrik yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai

dalam bentuk padat. Sampah merupakan limbah yang paling banyak

terdapat di lingkungan. Contoh limbah padat yang terdapat pada PG

Pesantren Baru Kediri ini adalah ampas tebu, blotong (endapan), dan

abu pembakaran ampas tebu.

Page 54: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

39

b. Cair

Limbah cair atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang

berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum

lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat

yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta

mengganggu lingkungan hidup. Contoh limbah cair yang terdapat

pada PG Pesantren Baru Kediri adalah bekas kondensor dan air cuci

tapisan.

c. Gas

Limbah gas adalah pencemaran udara yang dapat ditimbulkan oleh

sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara

mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat lokal,

regional, maupun global. Banyak faktor yang dapat menyebabkan

pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh

sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi

keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak

pencemaran udara bersifat langsung dan tidak langsung dalam kurun

waktu lama. Dalam hal ini contoh pencemaran udara (gas) dalam PG

Pesantren Baru Kediri adalah asap cerobong yang merupakan gas

sisa pembekaran dari katel uap.

Page 55: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan fenomena dan fakta yang

senyatanya terjadi di lapangan mengenai penerapan akuntansi lingkungan yang

ada di PG Pesantren Baru Kediri. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan memahami bagaimana perilaku sosial perusahaan dalam

melaksanakan aktifitasnya dan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan.

Maka dari itu peneliti menggunakan jenis penelitian Deskriptif.

Mardalis (2014 : 26) dengan jenis penelitian deskriptif penulis dapat

mendiskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi

yang sekarang ini terjadi yang lebih memusatkan pada suatu kasus tertentu secara

intensif, sehingga menggunakan jenis penelitian deskriptif yang didasarkan

anggapan bahwa peneliti dapat memaparkan dan menjawab pertanyaan yang

terdapat pada rumusan masalah mengenai penerapan akuntansi lingkungan yang

ada di PG Pesantren Baru Kediri, selain itu diharapkan penelitian ini dapat

mengetahui sejauh mana perusahaaan menunjukkan tanggungjawabnya terhadap

kepentingan sosial dan lingkungan.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, fokus penelitian terletak pada :

1. Komponen biaya pengelolaan limbah pada PG Pesantren Baru

Kediri tahun 2016 (Laporan Keuangan).

Page 56: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

41

2. Perlakuan biaya pengelolaan limbah pada PG Pesantren Baru Kediri

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah :

Nama Perusahaan : PG Pesantren Baru Kediri

Alamat : Jl. Mauni Pesantren, Kediri

Kota kediri, Jawa Timur 64131

Bidang/Sektor : Perkebunan

Alasan memilih PG. Pesantren baru Kediri adalah :

1. Menjadi salah pabrik gula yang unggul dalam kinerjanya, yang mana

memiliki kadar gula dalam tebu tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 8,03%.

2. PG Pesantren Baru Kediri dari tahun ketahun mengalami peningkatan

produksi yang berdampak pada peningkatan limbah. Peningkatan limbah

ini perlu dikaji ulang karena masih adanya pencemaran lingkungan dari

limbah PG. Meningkatnya limbah tersebut membuat meningkatnya biaya

yang harus dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru Kediri sehingga perlu

adanya perlakuan akuntansi pada biaya pengelolaan limbah.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan

data sekunder. Dimana data primer diperoleh secara langsung oleh peneliti dengan

melakukan wawancara dan dokumentasi, biasanya berupa gambaran umum

perusahaan serta kegiatan-kegiatan sosial perusahaan. Selain data tersebut peneliti

Page 57: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

42

juga menggunakan data sekunder, data sekunder ini diperoleh melalui media

perantara atau secara tidak langsung, yaitu berupa biaya-biaya pengelolaan limbah

yang dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru Kediri (laporan keuangan 2016).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dimaknai sebagai kegiatan peneliti dalam

upanya mengumpulkan sejumlah data lapangan. Teknik pengumpulan data juga

merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan

bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang

digunakan. Teknik yang penulis lakukan dalam pengumpulan data adalah :

1. Interview (wawancara)

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan. Wawancara merupakan bagian terpenting dalam setiap survey

karena tanpa wawancara peniliti akan kehilangan informasi yang hanya

dapat diperoleh dengan bertanya langsung kepada responden. Tujuan dari

wawancara ini adalah untuk mengumpulkan informasi dan bukannya untuk

merubah ataupun mempengaruhi pendapat responden. Adapun beberapa

jenis wawancara yang peniliti lakukan atau gunakan dalam penelitian ini.

Apabila dikaji menurut prosedurnya, wawancara yang sesuai dengan

penelitian ini adalah wawancara bebas dimana proses wawancara

interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya-jawab pada pokok-

pokok persoalan dari fokus penelitian dan interviewer (orang yang

Page 58: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

43

diwawancarai). Sedangkan apabila dikaji menurut sasaran penjawabnya,

penelitian ini menggunakan wawancara perorangan dimana proses tanya

jawab bertatap muka secara langsung antara pewawancara dengan

seseorang yang diwawancarai. Cara seperti ini akan mendapatkan data

yang lebih intensif.

Peneliti melakukan tanya jawab langsung terhadap karyawan

perusahaan, agar mendapat informasi yang lebih akurat. Manfaat dari

wawancara ini adalah dimana apabila peneliti terdapat adanya

ketidaktahuan atau adanya persoalan yang ingin ditanyakan, peneliti bisa

langsung bertanya dan mendapat jawaban secara akurat.

2. Dokumentasi

Sebuah metode pengumpulan dokumen-dokumen yang terkait dengan

laporan pertanggung jawaban sosial PG Pesantren Baru Kediri. Data yang

diperoleh berupa laporan biaya yang dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru

Kediri pada tahun 2016.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam penelitian untuk

memperoleh data lapangan. Berkaitan dengan metode pengumpulan data maka

instrumen yang peneliti gunakan adalah

1. Wawancara langsung kepada karyawan PG Pesantren Baru Kediri

2. Dokumentasi yang berupa daftar yang dikumpulkan datanya .

Page 59: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

44

G. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian.

Tahapan-tahapan pada analisis data yang peneliti lakukan adalah :

1. Mengumpulkan data dan menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil

wawancara maupun dokumentasi yang kemudian dibandingkan antara data

hasil wawancara dengan data dokumentasi perusahaan berupa laporan

keuangan. Dari data tersebut akan diketahui secara pasti apa saja biaya

pengelolaan limbah yang telah dikeluarkan oleh PG Pesantren baru Kediri,

dan bagaimana perlakuan biaya pengelolaan limbah yang diterapkan oleh

pihak PG Pesantren Baru Kediri.

2. Hasil dari analisa tersebut selanjutnya akan diperbandingkan dengan teori

dan konsep serta dibandingkan dengan Standart Akuntransi Keuangan No.

1 paragraf 09 dan 16 tahun 2007 serta Standart Akuntansi Keuangan No.

33 pargraf 65-66 tahun 2015 dan Pernyataan Strandart Akuntansi lainnya

yang mendukung. Tujuan dilakukan langkah ini adalah untuk mengetahui

kesesuaian atau tidak antar teori yang berkembang secara umum denagn

praktek yang terjadi di PG Pesantren baru Kediri.

3. Pada tahap ini peneliti memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan.

Apabila analisis masih banyak kekurangan dengan teori dan tidak sesuai

dengan PSAK mengenai perlakuan biaya, maka peneliti memberikan saran

atau masukan yang diperlukan.

Page 60: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

45

H. Keabsahan Data

Keabsahaan data berkaitan dengan kevalidan sebuah data yang diperoleh

peneliti di lapangan dan diperlukan untuk menjaga derajat kepercayaan data pada

suatu penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik

pemeriksaan. Moleong, 2014 : 326 menjelaskan terdapat tiga teknik pemeriksaan

keabsahan data yaitu 1) perpanjang keikutsertaan, 2) ketekunan/ keajegan

pengamatan dan 3) triangulasi.

Peneliti menggunakan teknik triangulasi pada penelitian ini. Triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap

data itu (Moleong, 2014 : 330). Terdapat tiga jenis triangulasi yaitu triangulasi

sumber, triangulasi metode, dan triangulasi teori.

Ketiga triangulasi tersebut, peneliti menggunakan triangulasi sumber.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2014 : 331).

Peneliti membandingkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada karyawan

PG Pesantren Baru Kediri bagian AKU dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

yaitu laporan keuangan dan rencana anggaran kinerja perusahaan.

Page 61: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat PG Pesantren Baru Kediri

Pada saat didirikan yakni tahun 1849, pabrik Gula Pesantren adalah milik

perseroan dari bangsa Indonesia keturunan Cina yang memproduksi gula

merah. Pada saat itu bangsa Indonesia berada di bawah penjajahan Belanda,

pada tahun 1890 perusahaan di ambil alih oleh Belanda, sedangkan

pengelolaannya diserahkan pada NV. JAVASCHE CULTURE

MATSCHAPPIJ (JMC) di Indonesia di wakili oleh N.V NEDERLANDS

INDISCHE LANDBOUW MATSCHAPPIJ. Pabrik Gula Pesantren Baru

tidak hanya sekali mengalami rehabilitasi yakni pada tahun 1911, 1928,1932 .

Tiga tahun kemudian yakni tahun 1935 mengalami pembaruan dalam

produksi gula merah menjadi gula putih.

Pada masa perang dunia kedua, Jepang berhasil memenangkan perang

Asia Timur Raya tahun 1942 dan mengambil alih pabrik gula hingga tahun

1945, dan pada tahun itu pula pihak sekutu memenangkan pertempuran tahun

1957 pemerintahan sekutu yang di wakili oleh Belanda mengelola pabrik gula

pesantren dengan mengambil tenaga kerja bangsa Indonesia sendiri dan

kepengurusannya di pegang oleh perusahaan negara perkebunan. Dalam

tahun itu pula pemerintah Republik Indonesia berusaha mengembalikan Irian

Barat kepada pemerintah Indonesia dan mengambil alih semua perusahaan

Page 62: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

47

milik Belanda yang ada di Indonesia termasuk pabrik gula pesantren,

pengelolaan nya di lakukan olen PPN (Perusahaan Perkebunan Nusantara).

Baru pada tahun 1960 sesuai UU NO.9 Tahun 1960 di bentuk BPU-PPN

Gula yang mengkordinir pengelolaan pabrik-pabrik gula. Setelah berlakunya

PP NO.166 Tgl 26 April 1961 Pabrik Gula Pesantren termasuk dalam

karisidenan kediri bersama 4 (empat) pabrik gula lainnya, di susul dengan

keluarnya peraturan perkebunan negara (BPU-PPN), tiap-tiap pabrik

kepengurusan nya meliputi :

1. Direksi karet

2. Direksi aneka tanaman

3. Direksi aneka tembako

4. Direksei aneka gula

Semua pabri gula termasuk dalam Direksi aneka gula yang telah bebadan

hukum sendiri dengan sistem BPU-PPN. Pada tahun 1967 mulai berlaku

INPRES NO.7 tahun 1967 tentang pengesahaan pengolahan perusahaan

negara, sehingga pada tahun 1969 BPU-PPN dibubarkan, semua pihak gula di

seluruh Indonesia di bawah Departemen Pertanian dan di bentuk Perusahaan

Negara Perkebunan (PNP) dimana Pabrik Gula Pesantren termasuk dalam

linkup PNP XXI.

Dengan peraturan pemerintah NO 23 tahun 1973 yang berlaku tanggal 1

januari 1974, PNP XXI menggabungkan diri dengan PNP XXII menjadi PT

PERKEBUNAN XXI-XXII (PERSERO) pada tanggal 19 Juli 1978 oleh

mentri pertanian Prof. Ir. Soedarsono Hadi Saputro. Pemakaian pabrik gula

Page 63: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

48

pesantren baru diresmikan, sedangkan pebrik gula pesantren lama di

berhentikan pengoprasionalnya pada tanggal 19 juli 1979. Terhitung mulai

tanggal 11 maret 1996 dengan peraturan pemeintah RI NO. 15 tahun 1996

tanggal 14 Februari 1996 peleburan perusahaan perseroan (PERSERO) PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA X. Akta Notaris HARUN KAMIL, SH No.

43 tanggal 11 maret 1996 tentang pendirian perusahaan persero PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA X.

2. Visi dan Misi PG Pesantren Baru Kediri

a. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan agroindustri terkemuka yang berwawasan

lingkungan.

b. Misi Perusahaan

a. Berkomitmen menghasilkan produk berbasis bahan baku tebu dan

tembako berdaya saing tinggi di pasar domestik dan internasional

yang berwawasan lingkungan.

b. Berkomitmen menjaga pertumbuhan dan kelangsungan usaha

melalui optimalisasi dan efisiensi di segala bidang.

c. Mendedikasikan diri untuk selalu meningkatkan nilai-nilai

perusahaan bagi kepuasan pemangku kepentingan melalui

kepemimpinan, inovasi dan kerjasama team diserta organisasi yang

profesional.

3. Kondisi PG Pesantren Baru Kediri

a) Lokasi PG Pesantren Baru Kediri

Page 64: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

49

PG Pesanten Baru terletak kurang lebih 7 Km sebelah timur kota

kediri desa pesantren kec. Pesantren kodya kediri prov. Jawa timur. PG

Peantren Baru mempunyai areal tanaman yang teerletak kira – kira 12 Km

di sebelah timur Pesantren atau 18 Km sebelah timur kota Kediri. Areal ini

sering di sebut HGU (HAK GUNA USAHA) yang terletak di dusun

jengkol kec. Ploso kidul kab. Kediri. Tanah ini di batasi oleh 7 desa dan 2

kecamatan. Sebelah utara di batasi oleh desa trisula kec. Plosoklaten, belah

timur di batasi oleh PTP XXI Rangkah Pawon, sebelah selatan di batasi

oleh Desa Ngancar kec. Ngancar dan sebelah barat desa jarak Tempurejo

Plosokidul Plosolor Pranggan kec. Plosoklaten. Mempunyai topografi

datar dengan slope kurang 2% dari ketinggian lebih kurang rata-rata 200-

300 Mdpl, sedangkan areal tanaman persil di djengkol topo grafinya agak

miring dengan tipe ntara 2-5%. Apabila dilihat dari batas koordinatnya

dalah sebagai berikut :

Titik 1 : 07o 50’ 11,32” LS ;112o 03’ 18,74” BT

Titik 2 : 07o 50’ 19,46” LS ;112o 03’ 18,74” BT

Titik 3 : 07o 50’ 35,27” LS ;112o 03’ 18,74” BT

Titik 4 : 07o 50’ 18,51” LS ;112o 03’ 18,74” BT

Lokasi PG. Pesantren Baru cukup setrategis, karena adanya faktor-

faktor sebagai berikut:

1. Bahan baku

PG Pesantren Baru adalah daerah yang dekat dengan bahan baku

yaitu tebu. Tebu adalah bahan baku utama di PG Pesantren Baru

Page 65: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

50

untuk kegiatan produksi. Bahan baku tebu dapat diperoleh dari kota

Kediri, Pesantren, Wates, Pagu, Ngasem, Gurah, Plosoklaten,

Puncu, Plemahan, Pare, Kepung, Kandangan, Kasembon dan lain-

lain.

2. Sumber Air

Untuk proses produksi dan kegiatan lain-lain PG Pesantren Baru,

kebutuhan akan air akan dapat dipenuhi dengan menggunakan

limbah yang sudah diolah kembali.

3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja PG Pesantren Baru sebagian besar berasal dari daerah

sekitar akan tetapi untuk karyawan stafnya berasal dari luar daerah

pabrik, karena penerimaan dan pengangkatan stafnya ditentukan

oleh Direksi PT. Perkebunan Nusantara X ( Persero ) yang terletak

di Jl. Jembatan Merah No. 3-5, Surabaya.

4. Sarana Transportasi

PG Pesantren Baru terletak di sebelah timur kota Kediri, sehingga

dapat mempermudah transportasi pengangkutan bahan baku dan

transportasi karyawan.

b) Struktur Organisasi PG Pesantren Baru Kediri

Struktur organisasi merupakan unsur yang penting dalam suatu

institusi. Dari struktur organisasi tersebutlah dapat dilihat secara jelas garis

tanggung jawab serta wewenang dari masing-masing bagian. Berikut job

diskripsi dari bagan struktur organisasi yang terdapat di lampiran 1 :

Page 66: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

51

1) General Manager

General Manager merupakan pimpinan tertinggi pada PG Pesantren

Baru Kediri, berikut tugas dan tanggung jawab General Manager :

a) Mengkoordinasikan semua kegiatan pabrik dan bertanggung

jawab langsung kepada direksi.

b) Merumuskan sasaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan oleh direksi.

c) Menetapkan strategi untuk mencapai sasaran perusahaan

(direksi).

d) Membantu direksi dalam menyusun perencanaan jangka panjang

maupun jangka pendek yang kemudian diusulkan dalam bidang

keuangan, personalia, produksi, teknik dan umum.

e) Melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang keuangan,

personalia, produksi, teknik dna umum.

f) Melaksanakan tugas lain yang ditentukan oleh direksi.

g) Bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana kegiatan yang telah

ditentukan dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan

(RKAP) kepada direksi PT. Perkebunan Nusantara X (persero).

2) Manager SDM (Sumber Daya Manusia)

a) Pengkoordinasian, pemantauan, dan pengevaluasi kegiatan

bagian SDM di Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri.

b) Merencanakan dan mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran

tahunan Bagian SDM.

Page 67: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

52

c) Melakukan koordinasi dengan para manager dan kepala urusan

di Kantor Direksi dalam rangka setrategis bisnis.

d) Membina dan menilai kinerja para bawahan.

e) Berkomitmen menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:

2008 dan sistem manajemen ISO 14001-:2004 di lingkungan

Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri.

f) Berkomitmen menerapkan sistem anajemen mutu ISO 9001:

2008 dan sistem manajemen ISO 14001-:2004 di lingkungan

Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri.

3) Manager Keuangan & Umum

a) Melaksanakan serta mengevaluasi Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP) sehingga dapat diketahui sampai sejauh

mana realisasi yang dijalankan oleh perusahaan terhadap RKAP.

b) Mengkoordinir pelaksanaan tugas dalam tata usaha dan

keuangan yang meliputi :

(1) Perencanaan dan pengawasan keungan.

(2) Tata usaha keuangan/pembukuan.

(3) Pembinaan tenaga kerja sekretariat dan umum.

4) Manager Pengolahan

a) Mengikuti dan melaksanakan pedoman yang berlaku dengan

tujuan tercapainya kesempurnaan proses produksi gula yang

sesuai dengan standart kualitas yang telah ditentukan.

Page 68: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

53

b) Bertanggungjawab dalam bidang pembuatan gula penjualan

tetes dan ampas.

Manager Pengolahan dibantu oleh beberapa Asman dalam

menjalankan tugasnya :

(1) Pengolahan: membantu mengawasi jalanya proses produksi

gula.

(2) Pemurnian: membantu mengawasi dan memantau jalannya

kegiatan produksi di stasiun pemurnian.

(3) Penguapan: membantu mengawasi dan memantau jalannya

kegiatan produksi di stasiun penguapan.

(4) Masakan: membantu mengawasi dan memantau jalannya

kegiatan produksi di stasiun masakan.

(5) Puteran: membantu mengawasi dan memantau jalannya

kegiatan produksi di stasiu puteran.

(6) Fostafasi dan Limbah: membantu mengawasi dan memantau

jalannya limbah hasil produksi.

5) Manager Instalasi

a) Bertanggungjawab atas kelancaran jalannya proses produksi

dengan menyediakan dan memelihara alat-alat yang diperluakn

dalam proses produksi .

b) Mengkoordinasi seluruh kegiatan isntalasi.

Manager Instalasi dibantu oleh beberapa Asman yaitu :

Page 69: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

54

(1) Besali: bertanggungjawab atas ketersediaan peralatan lain dan

garasi

(2) Penataran dan kendaraan: bertanggungjawab atas kendaraan

pengangkut tebu atau limbah blotong.

(3) Gilingan: bertanggungjawab atas mesin yang berada pada

stasiun gilingan dan melakukan perawatanterhadap stasiun

gilingan.

(4) Listrik: bertanggungjawab atas ketersediaan listrik yang

digunakan selama proses produksi.

(5) Instrumen: bertanggungjawab atas ketersediaan instrumen yang

diguankan selam proses produksi.

(6) Ketel: bertanggungjawab atas semua mesin yang terdapat pada

stasiun ketel dan melakukan perawatan terhadap stasiun ketel.

6) Manager Tanaman

a) Menyediakan bahan baku tebu sesuai dengan standart tebu

pilihan PG Pesantren baru Kediri.

b) Membuat kegiatan secara rinci mengenai masa tanam tebu.

7) Manager Quality Control

a) Mengadakan penelitian dan hipotesis untuk meningkatkan

kualitas gula.

b) Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan oleh

chemiker sehingga kegiatan dilaboratorium berjalan lancar.

Page 70: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

55

4. Sumber Daya Manusia PG Pesantren Baru Kediri

a) Tenaga Kerja (karyawan) PG Pesantren Baru Kediri

Faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah

organisasi, baik institusi maupun perusahaan adalah tenaga kerja.

Karyawan PG Pesantren Baru Kediri terbagi menjadi dua antara lain :

1. Karyawan Tetap

Adalah dimana dalam proses pengangkatan karyawan tersebut

melalui direksi pusat yaitu PTPN X dengan tugas pokoknya mengatur

dan bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan hidup

perusahaan.

2. Tenaga Kerja Borongan (Karyawan tidak tetap)

Adalah dimana dalam proses pengangkatan karyawan tersebut

tidak melalui direksi pusat (PTPN X) namun langsung melalui PG

Pesantren Baru Kediri sesuai dengan karyawan yang sedang

dibutuhkan. Biasanya ini terjadi pada saat musim giling, PG Pesantren

Baru Kediri banyak membutuhkan tenaga kerja. Lebih rincinya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja PG Pesantren Baru kediri

No Tenaga kerja Jumlah

(orang)

1 Karyawan Tetap 370

2 Tenaga Kerja Borongan

a. PKWT 768

b. Honorer 1

c. Outsourcing 183

Jumlah Total 1.322

Sumber : Data PG Pesantren Baru Kediri

Page 71: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

56

b) Jam Kerja pada PG Pesantren Baru Kediri

1. Karyawan Bagian Kantor

Tabel 3. Jam Kerja Karyawan PG Pesantren Baru Kediri

Hari Jam Kerja Istirahat

Senin - Kamis 07.00 - 12.00

13.00 - 15.00

12.00 - 13.00

Jum’at 06.30 - 11.30 -

Sabtu 07.00 – 12.00 -

Sumber : PG Pesantren Baru Kediri

2. Karyawan Tidak Tetap

Pada masa giling yaitu bulan Mei sampai Oktober jam kerja dibagi

menjadi 3 shift :

a. Shift Pagi mulai pukul : 06.00 – 14.00 WIB

b. Shift Siang mulai pukul : 14.00 – 22.00 WIB

c. Shift Malam mulai pukul : 22.00 – 06.00 WIB

5. Sumber Daya yang Digunakan PG Pesantren Baru Kediri

1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan oleh PG Pesantren Baru Kediri dalam

proses produksi gula adalah tebu. Tebu tersebut disuplai dari petani (Tebu

Rakyat) dan dari perkebunan PG Pesantren Baru Kediri sendiri (Tebu

Sendiri) di wilayah Kota Kediri dan Kabupaten kediri.

2. Bahan Penolong

Selain bahan baku berupa tebu, proses pembuatan gula pada PG

Pesantren Baru Keidri menggunkan beberapa bahan penolong. Jenis bahan

penolong yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

Page 72: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

57

Tabel 4. Jenis Bahan Penolong yang digunakan oleh PG Pesantren

Baru Kediri

No. Bahan Penolong Bentuk Fisik Kegunaan

1. Kapur Tohor Padat Membuat susu kapur.

2. Asam Fosfat Cair Bahan penolong pada

stasiun pemurnian.

Sumber : Data PG Pesantren Baru Kediri

6. Proses Produksi PG Pesantren Baru Kediri

a. Proses di Stasiun Persiapan

Tebu yang akan diproses menjadi gula berasal dari dua sumber yaitu

dari Tebu Rakyat (TR) dan tebu dari lahan milik PG Pesantren Baru Kediri

yang terletak di Kelurahan Djengkol yang disebut dengan Tebu Sendiri

(TS). Tebu dari perkebunan diangkut menggunakan truk ke emplacement

pabrik. Emplacement merupakan tempat penampungan sementara truk atau

iori. Kemudian dilakukan uji kematangan tebu dengan mengetes nilai brix

tebu. Brix adalah kadar bahan kering dibagi zat padat yang dicampur

dalam tebu (dalam %). Syarat kadar yang terlarut (brix) minimal yang

ditetapkan oleh PG Pesantren Baru Kediri 18%. Bila tebu yang tidak

memenuhi syarat maka tebu tersebut ditolak oleh PG Pesantren baru

Kediri dan dibawa ke pabrik lain yang lebih rendah.

b. Proses di Stasiun Gilingan

Pada hammer shredder tebu di cacah supaya lebih lembut agar saat

digiling mendapatkan nira yang maksimal sehingga gula yang dihasilkan

banyak. Pencacahan ini jumlahnya 80 buah dengan kecepatan 1600 rpm

dan bergerak searah tebu yang terbawa cane camer. Dari hasil hasil

gilingan tersebut, tebu yang sudah menjadi serpihan dibawa dengan

Page 73: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

58

menggunakan elevator menuju stasiun penggilingan. Pada stasiun

penggilingan ini terdapat 5 unit gilingan (cane mili) dengan ukuran rol 40o

x 78o dimana cane ini digerakkan dengan penggerak turbine dengan

kekuatan 750 HP. Cacahan tebu tersebut diperah pada unit gilingan

sehingga dihasilkan nira dan ampas. Nira hasil pemerahan tebu dari stasiun

tebu dari stasiun gilingan disebut dengan nira mentah. Selanjutnya nira

mentah dipompakan ke stasiun pemurnian.

c. Proses di Stasiun Pemurnian

Tujuan pemurnian nira adalah untuk memisahkan kotoran-kotoran

(organik dan anorganik) yang terdapat dalam nira melalui proses fisika

kimia dengan menggunakan bahan pembantu kapur, asam phospat dan

floculant. Kemudian nira masuk ke Flash Tank untuk menghilangkan gas-

gas terlarut dalam nira. Sebelum masuk ke Snowballing Tank

ditambahkan Flokulan yang berfungsi untuk membantu mempercepat

proses pengendapan di Dorr Clarifier dipisahkan antara nira jernih nira

kotor akan di filtrasi pada RVF untuk dipisahkan antara nira tapis dan

blotong. Nira tapis dipompa ke tangki nira mentah untuk diolah kembali

bersama-sama dengan nira mentah.

d. Proses di Stasiun Penguapan

Nira jernih hasil proses pemurnian masih banyak mengandung air

kurang lebih 80% maka untuk menghilangkan dilakukan proses

pemanasan nira dalam suatu bejana penguapan (evaporator). Uap nira dari

Page 74: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

59

badan akhir kemudian masuk ke kondensor untuk proses kondensasi

sehingga menciptakan kondisi vacuum pada badan akhir.

e. Proses di Stasiun Masakan/Kristalisasi

Nira kental dari Stasiun Penguapan kemudian akan diproses lebih lanjut

(dikristalkan) di Stasiun Masakan/Kristalisasi. Terdapat 4 tahapan proses

kristalisasi, yaitu masakan R, masakan A, masakan C, masakan D. Bahan

dari masakan R yaitu Fine Liquor, RL Molases, RH Molases dan Dryseed.

Bahan masakan A yaitu Nira kental, klare SHS/AL Molases, Leburan Gula

C/D, dan Gula C (sebagai bibitan). Bahan masalan C yaitu Stroop A (AH

Motases) dan Klare D (DL Molases) dan gula D (sebagai bibitan),

sedangkan bahan masakan D yaitu Stroop A (AH Molases), Stroop C (C

Molases), dan Fondan (sebagai bibitan).

f. Proses di Stasiun Puteran

1) Puteran HGF (High Grade Fugal)

Puteran HGF terdiri dari 2 jenis sesuai fungsinya, yaitu HGF R

dan HGF A. Masakan R dari Stasiun Masakan diputar di HGF R

menghasilkan Gula Premium (produk) dan RH – RL Molases. Masakan

A dari Stasiun Masakan diputar di HGF A menghasilkan Gula A (Raw

Sugar) dan AH-AL Molases.

2) Puteran LGF (Low Grade Fugal)

Putaran LGF terdiri dari 2 jenis sesuai fungsinya, yaitu LGF C dan

LGF D. Masakan C diputar pada LGF C menghasilakan Gula C dan

Stroop C, sedangkan Masakan D diputar pada LGF D1 menghasilkan

Page 75: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

60

gula D1 dan Tetes, kemudian Gula D1 diputar pada LGF D2

menghasilakan gula D2 dan Klare D. Tetes di tampung di tangki tetes

dan akan dijual di industri Ethanol atau MSG sebagai bahan baku

indutri tersebut.

g. Proses di Stasiun Penyelesaian atau Pengemasan

Secara umum proses ini terdiri dari : pengeringan gula produk,

pendinginan, penyaringan, dan pengemasan. Gula yang keluar dari puteran

HGF masih dalam keadaan basah dan panas (kadar air 2% dan suhu 70oC),

sehingga perlu dilakukan pengeringan. Dalam proses pengeringan dan

pendinginan digunakan peralatan SDC (Sugar Drier and Cooler).

Sedangakan pada proses penyaringan digunakan alat Grader untuk

memisahkan gula produksi, gula kasar, dan gula halus. Gula produksi akan

di tampung pada Sugar Bin dan ditimbang dan dikemas 50 kg/sak untuk

disimpan di gudang gula. Gula kasar dan halus akan dilebur dan diproses

kembali di stasiun masakan.

h. Proses di Stasiun Fosfatasi

Raw sugar/gula A di Stasiun Puteran kemudian di kirim ke Stasiuan

Fosfatasi untuk proses lebih lanjut. Di Stasiun Fostafasi terdiri dari 4

tahapan sebagai berikut :

1) Melting Station

2) Melt Clarification System

3) Multi Bed Filtration System

4) Melt Decolorization System

Page 76: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

61

7. Hasil Produksi PG Pesantren baru Kediri

a. Hasil utama

Hasil utama dari proses produksi berupa gula SHS ( Super High Sugar )

dengan kapasitas 6.250 TCD ( Ton Cane Per Day ) Gula yang di produksi

PT Perkebunan Nusantara X menggunakan tebu sebagai bahan baku dan di

hasilkan dengan memanfaatkan proses defekasi-sulfitas. Pembuatan gula

kristal putih (GKP) merupakan tahapan proses yang panjang dan

melibatkan fenomena ekstraksi, reaksi kimia, pemisahan, penguapan,

kristalisasi, pengeringan, dan pendinginan. Gula kristal putih (GKP) yang

di hasilkan PT Perkebunan Nusantara X memiliki ICUMSA rata-rata 150

IU dan telah memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI).

b. Hasil Sampingan

Tetes merupakan sisa atau kotoran dari nira kental yang berupa cairan

kental. Tetes dapat diolah lagi menjadi bahan makanan ternak, campuran

vetsin, dan bahan alkohol.

c. Sisa Hasil Produksi (Limbah)

Sisa hasil produksi gula pada PG Pesantren Baru Kediri adalah ampas

dan kotoran yang dihasilkan dari proses produksi itu sendiri. Adapun sisa

hasil produksi gula adalah sebagai berikut :

1) Blotong

Limbah blotong adalah hasil buangan atau limbah dari kotoran tebu

yang dibawa dalam nira dan dipisahkan pada proses penampisan

(filtrasi), biasanya dalam blotong tersebut masih mengandung nira,

Page 77: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

62

ampas halus dan zat-zat lain yang semuanya terikat dalam blotong.

Kandungan unsur dalam blotong berasal dari nira mentah yang

mengandung zat-zat bukan gula seperti monosakarida, zat warna,

asam-asam organik dan senyawa nitrogen. Blotong biasanya

berwarna kehitaman dan memiliki bau yang kurang sedap. Blotong

digunakan sebagai bahan bakar untuk menggerakakan lokomotif

dan dapat juga di dinginkan lalu di simpan kurang lebih dua bulan

untuk dapat digunakan sebagai pupuk.

2) Abu Ketel

Abu ketel adalah limbah padat yang berasal dari tungku

pembakaran boiler. Abu ketel merupakan abu sisa pembakaran

bahan bakar dari ampas tebu. Abu ketel yang merupakan abu

terbang ditangkap oleh peralatan wet scrubber ataupun cyclone

yang berada sebelum cerobong asap. Abu ketel yang terperangkap

air ini disalurkan ke bak pendingin dan peredaman abu ketel.

3) Limbah Cair

Limbah cair ditinjau dari jumlah dan sifat pencemarannya, limbah

cair dapat digolongkan menjadi dua yaitu air bekas pendinginan

kondensor yang jumlahnya cukup banyak tetapi daya

pencemarannya relatif lebih kecil dan air buangan lain polutan

yang merupakan air pencucian peralatan, tumpahan nira, bocoran

dari peralatan yang rusak dan air buangan dari boiler. Besarnya

tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah cair dipengaruhi

Page 78: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

63

oleh beberapa faktor antara lain : peralatan, sistem kerjadan tata

letak sluran buangan dalam pabrik. Faktor peralatan dipengaruhi

oleh jenis alat, umur dan pemeliharaannya umur dan alat

pemeliharaannya berkaitan dengan kebocoran dan kerusakan alat.

8. Pengelolaan Limbah PG Pesantren Baru kediri

a. Limbah Padat

Jenis limbah padat yang dihasilkan oleh PG Pesantren Baru Kediri

adalah ampas tebu, blotong dan abu ketel. Ampas tebu yang dihasilkan

sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar boiler dan sebagian kecil

disimpan dalam bentuk bal untuk persediaan persiapan musim giling tahun

berikutnya.

Blotong adalah limbah padat yang berasal dari proses penjernihan nira.

Karena PG Pesantren Baru Kediri yang menggunakan vacuum filter dalam

penyaringan nira, maka blotong yang dihasilkan telah berada dalam

kondisi kering dan bercampur dengan ampas halus sebagai penyaring.

Blotong yang mengandung bahan organik oleh PG Pesantren Baru Kediri

saat ini telah dikembangkan sebagai pupuk organik dengan cara

pengomposan.

Abu ketel adalah limbah padat yang berasal dari tungku pembakaran

boiler abu ketel merupakan abu sisa pembakaran bahan bakar dari ampas

tebu. Abu ketel dimanfaatkan sebagai tanah uruk. Masyarakat yang

berminat mengambil abu ketel harus mengajukan izin dengan

sepengetahuan perangkat kelurahan.

Page 79: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

64

b. Limbah Cair

Pabrik gula merupakan suatu unit produksi yang memerlukan air relatif

besar untuk proses dan membuangnya sebagai limbah. Air limbah pabrik

gula sebagian berasal dari air jatuhan kondensor dan air pendingin mesin-

mesin. Air jatuhan kondensor yang biasanya memiliki kualitas yang relatif

baik namun bersuhu tinggi biasanya langsung dialirkan ke bak pendingin,

kemudian sebagian dialirkan ke boiler sebagai air injeksi dan sebagian

dialirkan menuju saluran pembuangan setelah diturunkan suhunya di tray

aerator. Sedangkan air pendingin mesin dialirkan menuju IPAL. IPAL

Eksisting yang ada berfungsi sebagai unit pengolahan fisik, kimia dan

biologi. Unit-unit pengolahan tersebut secara berurutan adalah sebagai

berikut :

1) Bak Penangkap Minyak 4) Bak Aerasi

2) Bak Pembubuhan 5) Bak Pengendapan II

3) Bak Pengendapan I 6) Saluran Outlet

c. Limbah Gas

Limbah gas yang dikeluarkan dari kegiatan PG Pesantren Baru Kediri

terutama berasal dari cerobong boiler. Komponen utama limbah ini

partikulat debu hasil pembakaran ampas tebu atau pembakaran residu.

Upaya penanganan yang dilakukan adalah dengan pengaturan start-up

boiler dan dipasangkannya peralatan water scrubber dan cyclone pada

cerobong ketel.

Page 80: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

65

B. Penyajian Data

Tabel 5. Biaya Produksi PG Pesantren Baru Kediri Tahun 2016

Persediaan Bahan Baku (awal)

Pembelian Bahan Baku

20.266.454.000

231.069.300

Biaya Angkut Pembelian Bahan

Baku

42.954.820

Retur Pemebelian Bahan Baku -

274.024.120

Jumlah Permbelian Bahan Baku

Bersih

20.540.478.120

Persediaan Bahan Baku (akhir) (20.266.454.000)

Pemakaian Bahan Baku 274.024.120

Upah Langsung 232.771.860

Biaya Overhead Pabrik

Pimpinan dan tata usaha 162.500.000

Pemeliharaan jalan dan jembatan 10.000.000

Pemeliharaan mesin dan instalasi 296.000.000

Eksploitasi alat pengangkutan 2.000.000

Lain-lain

Imbalan pengolahan lahan

3.235.774.922

27.362.370

Kebun bibit nenek 150.323.427

Biaya diluar kebun 706.693.013

Kebun bibit induk

Kebun bibit datar

1.183.865.239

2.859.945.285

Penggarapan tanah 1.353.149.560

Potong bibit 41.112.420

IPL pokok 3.586.848.375

Tata usaha desa 21.105.000

Sarana produksi 21.800.000

Pajak bumi dan bangunan 51.793.860

Persiapan/buka kebun 1.821.255.860

Pembukaan tanah 6.710.060.466

Penanaman 189.744.798

Pemupukan & bahan 15.431.463.335

Pemberian air 65.514.200

Pembumbunan 44.617.430

Penyiangan 115.832.692

Selametan 73.738.986

Impor tenaga

Bibit

19.640.000

438.956.780

Persiapan pemupukan 470.219.456

Pengairan 36.680.500

38.985.375.440 .

dilanjutkan . . . . . . .

Page 81: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

66

lanjutan Tabel 5. . . . . .

Pemberantas hama/penyakit 3.238.778.299

Alat dan perkakas kebun 20.551.450

Pemakaian perkakas & suku cadang 11.469.509

Jalan 5.600.000

Stasiun pemrosesan 334.215.762

Sentral listrik 106.954.537

Jumlah Biaya Overhead 42.702.945.024

Biaya Produksi 43.209.741.004

Sumber: PG Pesantren Baru Kediri 2016

Tabel 6. Beban Biaya Usaha Yang Sejenis Dengan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Tahun 2015

No.

Perkiraan

Nama Perkiraan Biaya

510.008 Listrik Rp. 373.519.135

510.009 Air Rp. 109.388.242

512.307 Pemeliharaan Saluran Rp. 0

512.603 Pengelolaan penghijauan Rp. 936.745.791

115.304 Rekondisi dan Pengelolaan lingkungan

hidup

Rp. 797.264.025

515.300 Pembersihan pipa Rp. 200.056.871

516.307 Biaya uji Rp. 5.924.000

599.500 Kegiatan laboratorium Rp. 348.130.410

599.501 Pengukuran emisi dan ambient Rp. 24.007.751

Jumlah Rp. 2.795.036.225

Sumber: PG Pesantren Baru Kediri, 2015

Tabel 7. Beban Biaya Usaha Yang Sejenis Dengan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Tahun 2016

Perkiraan Nama Perkiraan Biaya

510.008 Listrik Rp. 468.466.651

510.009 Air Rp. 166.023.014

512.307 Pemeliharaan Saluran Rp. 1.250.000

512.603 Pengelolaan penghijauan Rp. 233.924.423

115.304 Rekondisi dan Pengelolaan lingkungan hidup Rp. 1.147.187.396

515.300 Pembersihan pipa Rp. 3.715.500

516.307 Biaya uji Rp. 534.375.586

599.500 Kegiatan laboratorium Rp. 64.053.290

599.501 Pengukuran emisi dan ambient Rp. 780.800.039

Jumlah Rp. 3.399.695.899

Sumber: PG Pesantren Baru Kediri, 2016

Page 82: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

67

Tabel 8. Daftar Komponen Biaya Lingkungan Pengelolaan Limbah PG

Pesantren Baru Kediri Tahun 2016

515.304. Rekondisi & Pengelolaaan Lingkungan Hidup

No. Perkiraan Nama Perkiraan Jumlah

515.304.01 Pembersihan IPAL Rp. 106.869.612

515.304.02 Perbaikan IPAL / spraypond Rp. 603.410

515.304.03 Koordinasi Lingkungan Rp. 19.670.000

515.304.04 Pengoperasian IPAL Rp. 197.524.421

515.304.05 Pemeliharaan Bak Pengendap & Aerasi Rp. 14.857.219

515.304.06 Pemeliharaan Saluran Outlet Rp. 14.857.219

515.304.07 Pemeliharaan Saluran Dalam Pabrik Rp. 44.740.600

515.304.09 Pengukuran Emisi Udara & Ambient Rp. 109.997.250

515.304.10 Analsis Contoh Air Limbah Rp. 57.936.600

515.304.11 Pembuangan Abu Ketel Rp. 438.006.508

515.304.12 Pembuangan Blotong Rp. 142.124.557

Jumlah Rp. 1.147.187.396

Sumber: PG Pesantren Baru Kediri 2016

C. Analisis Data

1. Komponen Biaya Pengelolaan Limbah

PG Pesantren Baru Kediri merupakan unit dari PT. Perkebunan Nusantara

X merupakan industri yang dinaungi oleh pemerintah. PG Pesantren Baru

Kediri dalam mengklasifikasi biaya lingkungannya berdasarkan jenis

limbahnya yaitu limbah padat, cair dan gas. Klasifikasi biaya lingkungan

tersebut dapat dilihat pada tabel 9. Biaya lingkungan tersebut muncul karena

adanya aktifitas dari PG Pesantren Baru Kediri dalam memproduksi gula

yang kemudian menimbulkan limbah. Limbah tersebut kemudian diolah agar

tidak mencemari lingkungan, dalam mengelola limbah PG Pesantren Baru

Kediri mengeluarkan biaya.

Tabel 6 dan 7 menunjukkan adanya beban biaya lingkungan mengenai

pengelolaan limbah pada tahun 2015 dan 2016 dengan nama perkiraan

Rekondisi & Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tabel tersebut menunjukkan

Page 83: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

68

adanya peningkatan biaya pengelolaan limbah pada PG Pesantren Baru Kediri

yaitu sebesar 43,8%. Biaya pada tahun 2015 menunjukkan Rp. 797.264.025,

sedangkan biaya tahun 2016 PG Pesantren Baru Kediri mengeluarkan beban

biaya pengelolaan limbah sebesar Rp. 1.147.187.396. Selisih biaya yang

dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru Kediri pada tahun 2015 ke 2016 adalah

sebesar Rp. 349.923.371. Peningkatan biaya pengelolaan limbah yang terjadi

pada tahun 2015 ke tahun 2016 menunjukkan adanya upaya peningkatkan

pengelolaan limbah dalam menjaga lingkungan.

Tabel 9. Klasifikasi Biaya Pengelolaan Limbah Menurut PG Pesantren

Baru Kediri

No. Jenis Limbah Nama Perkiraan

1. Padat Pembuangan Abu Ketel

Pembuangan Blotong

Pemeliharaan Bak

Pengendap & Aerasi

2. Cair Pembersihan IPAL

Perbaikan IPAL /

spraypond

Pengoperasian IPAL

Analsis Contoh Air Limbah

Pemeliharaan Saluran

Outlet

Pemeliharaan Saluran

Dalam Pabrik

Koordinasi

Lingkungan

3. Gas Pengukuran Emisi Udara &

Ambient

Sumber: Data diolah, 2017

a. Identifikasi

Setelah peneliti melakukan penelusuran dan mendapatkan data,

peneliti akan mengidentifikasi komponen biaya pengelolaan limbah pada

PG Pesantren Baru Kediri dengan klasifikasi biaya lingkungan

berdasarkan model kualitas biaya lingkungan. Tujuan dilakukannya tahap

Page 84: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

69

ini adalah untuk mengetahui kesesuaian identifikasi komponen biaya

pengelolaan limbah yang dilakukan oleh PG Pesantren Baru Kediri apakah

sesuai dengan klasifikasi biaya lingkungan berdasarkan model kualitas

biaya lingkungan.

Tabel 10. Identifikasi Biaya Lingkungan Pengelolaan Limbah PG

Pesantren Baru Kediri Berdasarkan Model Kualitas Biaya

Lingkungan.

No. Klasifikasi Biaya Lingkungan

berdasarkan model kualiatas

biaya lingkungan

Klasifikasi biaya menurut PG

Pesantren Baru Kediri

1. Biaya Pencegahan 1. Koordinasi Lingkungan

2. Biaya Penilaian 1. Biaya analisis contoh air

limbah.

2. Biaya pengukuran emisi udara

& embient

3. Biaya Kesalahan Internal 1. Pembersihan IPAL

2. Perbaikan IPAL

3. Pengoperasian IPAL

4. Pemeliharaan Bak

pengendapan & Aerasi

5. Pemeliharaan Saluran Outlet

6. Pemeliharaan Saluran Dalam

Pabrik

7. Pemeliharaan Bak Pengendap

& Aerasi

4. Biaya Kesalahan Eksternal 1. Pembuangan Abu Ketel

2. Pembuangan Blotong

Sumber: Data diolah, 2017

Berikut ulasan mengenai identifikasi biaya lingkungan pengelolaan

limbah berdasarkan model kualitas biaya lingkungan berdasarkan tabel

diatas :

a. Biaya Pencegahan PG Pesantren Baru Kediri.

Setelah peneliti telusuri dan dari tabel 10 diatas, untuk biaya

pencegahan di PG Pesantren Baru Kediri pada tahun 2016

mengeluarkan biaya sebesar Rp 19.670.000. Biaya tersebut muncul

Page 85: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

70

karena PG Peantren Baru Kediri mengadakan pengembangan standart

perencanaan serta prosedur, yaitu biaya koordinasi dengan lingkungan

dan biaya koordinasi dengan kantor Badan Lingkungan Hidup.

b. Biaya Penilaian PG Pesantren Baru Kediri.

Adanya proses produksi pembuatan gula pada PG Pesantren Baru

Kediri memberikan dampak adanya limbah cair, limbah padat dan

limbah gas yang dapat membahayakan kesehatan orang atau

masyarakat sekitar PG Pesantren Baru Kediri. Dengan demikian perlu

adanya kegiatan pengujian atau pengukuran air limbah dan emisi

udara & embient untuk menginformasikan kepada BLH (Badan

Lingkungan Hidup), KLH (Kementrian lingkungan Hidup) atau

lembaga berwenang lainnya mengenai lingkungan hidup serta orang

yang membutuhkan, bahwa kesalahan (limbah) setelah kejadian

(produksi gula) tidak mengganggu kesahatan lingkungan (masyarakat)

atau sesuai dengan peraturan yang berlaku serta PG Pesantren Baru

Kediri mengoptimalkan untuk kebersihan lingkungan (peduli akan

lingkungan). Selain itu tujuan utama penilaian adalah untuk menghindari

terjadinya kesalahan dan kerusakan lingkungan hidup sepanjang proses

produksi gula pada perusahaan. Sehingga PG Pesantren Baru Kediri

membebankan biaya penilaian ini untuk menghindari kesalahan dan

kerusakan lingkungan. Berikut biaya penilaian pada PG Pesantren

baru Kediri :

Page 86: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

71

Tabel 11. Biaya Penilaian PG Pesantren Baru Kediri tahun 2016

No. Perkiraan Nama Perkiraan Biaya

515.304.09 Pengukuran emisi udara &

embient

Rp. 109.997.250

515.304.10 Analisis contoh air limbah Rp. 57.936.600

Jumlah Rp. 167.933.850

Sumber: Data diolah, 2017

c. Biaya Kesalahan Internal PG Pesantren Baru Kediri.

Dalam hal pengelolaan limbah pada PG Pesantren Baru Kediri,

terdapat kesalahan internal sehingga perlu adanya biaya perbaikan

atau biaya yang mempekerjakan kembali. Biaya yang dikeluarkan

untuk kesalahan internal pada pengelolaan limbah PG Pesantren Baru

Kediri adalah Pembersihan IPAL, Perbaikan IPAL, Pemeliharaan Bak

Pengendapan & Aerasi, Pemeliharaan Saluran Outlet, dan

Pemeliharaan Saluran Dalam Pabrik. Kegiatan tersebut dilakukan oleh

PG Pesantren Baru Kediri untuk memperbaiki alat pengelolaan limbah

agar limbah bisa dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan

pencemaran lingkungan sebelum limbah tersebut diserahkan ke luar

(kompos).

Tabel 12. Biaya Kesalahan Internal PG Pesantren Baru Kediri

No. Perkiraan Nama Perkiraan Biaya

515.304.01 Pembersihan IPAL

Rp. 106.869.612

515.304.02 Perbaikan IPAL Rp. 603.410

515.304.04 Pengoperasian IPAL Rp. 197.524.421

515.304.05 Pemeliharaan Bak pengendapan &

Aerasi

Rp. 14.857.219

515.304.06 Pemeliharaan Saluran Outlet Rp. 14.857.219

515.304.07 Pemeliharaan Saluran dalam

pabrik (limbah)

Rp. 44.740.600

Jumlah Rp. 364.595.262

Sumber: Data diolah, 2017

Page 87: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

72

d. Biaya Kesalahan Eksternal PG Pesantren Baru Kediri

Tabel 13. Biaya Kesalahan Eksternal PG Pesantren Baru Kediri

No. Perkiraan Nama Perkiraan Biaya

515.304.11 Pembuangan Abu Ketel

(Pemakaian untuk tanah

uruk)

Rp. 438.006.508

515.304.12 Pembuangan Blotong

(pemakaian untuk kompos)

Rp. 142.124.557

Jumlah Rp. 580.131.065

Sumber: Data diolah, 2017

Limbah abu ketel PG Pesantren Baru Kediri (debu hitam) yang

setiap musim giling sering mengganggu rumah warga dengan

dipenuhi debu abu ketel (debu hitam) pada atap rumah warga,

pencemaran udara yang berupa bau menyengat tidak enak juga masih

sering dikeluhkan warga setempat sehingga untuk menangani

kesalahan eksternal tersebut PG Pesantren Baru Kediri telah

mengeluarkan biaya limbah abu ketel untuk dijadikan tanah uruk agar

abu ketel tersebut tidak mencemari lingkungan rumah warga sekitar

PG Pesantren Baru Kediri. Namun penanganan abu ketel ini masih

kurang baik, karena sampai saat ini warga masih merasakan keluhan

yang sama mengenai abu ketel meskipun sudah berkurang tapi tidak

sepenuhnya.

Model klasifikasi biaya pada pengelolaan limbah memegang peranan

tersendiri dalam setiap klasifikasinya. Peranan tersebut berfungsi

mengoptimalkan setiap biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan limbah

dan memberikan manfaat dalam mengambil keputusan. Berikut pesentase

biaya pada klasifikasi biaya pengelolaan limbah PG Pesantren baru :

Page 88: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

73

Tabel 14. Persentase Biaya pada Klasifikasi Biaya Pengelolaan limbah

2016

Aktifitas Biaya Prosentase

Perkategori

Prosentase

berdasark-

an biaya

produksi

Biaya Pencegahan :

1. Koordinasi

lingkungan

Rp. 19.670.000

2%

0,04%

Biaya Penilaian :

1. Pengukuran emisi

udara & embient

2. Biaya analisis contoh

air limbah

Total Biaya Penilaian

Rp. 109.997.250

Rp. 57.936.600

Rp. 167.933.850

15%

0,39%

Biaya Kesalahan

Internal :

1. Pembersihan IPAL

2. Perbaikan IPAL

3. Pengoperasian IPAL

4. Pemeliharaan Bak

pengendapan & Aerasi

5. Pemeliharaan Saluran

Outlet

6. Pemeliharaan Saluran

dalam pabrik (limbah)

Total Biaya Kegagalan

Internal

Rp. 106.869.612

Rp. 603.410

Rp. 197.524.421

Rp. 14.857.219

Rp. 14.857.219

Rp. 44.740.600

Rp. 364.595.262

32%

0,84%

Biaya Kesalahan

Eksternal :

1. Pembuangan Abu

Ketel (Pemakaian

untuk tanag uruk)

2. Pembuangan Blotong

(pemakaian untuk

kompos)

Total Biaya Kegagalan

Ekstrenal

Rp. 438.006.508

Rp. 142.124.557

Rp. 580.131.065

51%

1,34%

Total Biaya Rp. 1.147.187.396 100% 2,61%

Sumber : Data diolah, 2017

Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru Kediri dari

biaya pengelolaan limbah (rekondisi & pengelolaan lingkungan hidup)

Page 89: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

74

menurut model kualitas terdapat pada biaya kegagalan eksternal sebesar

51%. Biaya penilaian sebesar 15%, biaya kegagalan internal sebesar 32%,

sedangkan untuk biaya pencegahan sebesar 2%. Biaya yang dikeluarkan

dalam hal biaya pengelolaan limbah (rekondisi & pengelolaaan lingkungan

hidup) pada tabel 11 menunjukkan perusahaan telah berkontribusi dengan

baik terhadap kinerja lingkungan. Terbukti dengan lebih besarnya

pengeluaran biaya kegagalan eksternal, dimana biaya tersebut keluar akibat

adanya upaya dari pihak PG Pesantren Baru Kediri mengelola limbah

karena adanya keluhan limbah padat. Biaya untuk mengelelola limbah padat

tersebut agar tidak mencemari lingkungan sebesar Rp. 599.801.065. Tabel

11 juga menyajiakan prosentase berdasarkan biaya produksi, dimana

prosentase total biaya pengelolaan limbah terhadap biaya produksi adalah

sebesar 2,61% dengan rincian biaya penilaian sebesar 0,39%, biaya

kegagalan internal sebesar 0,84%, biaya penilaian sebesar 0,04% dan biaya

kegagalan eksternal sebesar 1,34%.

2. Perlakuan Biaya Pengelolaan Limbah PG Pesantren Baru Kediri

Sebelum melakukan pencatatan pada pos-pos yang berkaitan dengan

pengelolahan limbah, terlebih dahulu adanya tahapan perlakuan biaya.

Namun, dalam perlakuan biaya pada Pengelolaan limbah belum adanya

peraturan yang khusus mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup sehingga

peniliti menentukan PLH (pengelolahan limbah) sesuai dengan PSAK 2007

dan 2015. Itu sesuai dengan pernyataan PSAK No. 1 tahun 2007 paragraf 13:

“Apabila PSAK belum mengatur masalah pengakuan, pengakuan,

pengukuran, penyajian dan pengungkapan dari suatu transaksi atau

Page 90: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

75

peristiwa, maka penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemilihan

dan penerapan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan paragraf 14 serta

menyajikan jumlah yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga

memberikan informasi yang relevan, anadal. Dapat dibandingkan, dan

dapat dipahami.”

Selain itu pada paragraf 16 juga menyatakan pernyataan yang hampir sejenis.

Berikut pernyataannya :

“Apabila belum ada pengaturan oleh PSAK, manajeman menggunkan

pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang

memberikan informasi bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan.

Dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemen memperhatikan :

(a) Pernyataan dan pedoman PSAK yang mengatur hal-hal yang mirip

dengan masalah terkait.

(b) Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban,

penghasilan dan beban ditetapkan dalam kerangka dasar Penyusunan

dan Penyajian Laporan Keuangan.

(c) Pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standart lain dan praktik

industri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf (a) dan (b)

paragraf ini. “

Dari pernyataan PSAK diatas, peneliti dalam melakukan perlakuan biaya

mengacu pada PSAK 2007 dan PSAK 2015. Berikut perlakuan biaya

pengelolaan limbah yang dilakukan oleh PG Pesantren Baru Kediri dengan

PSAK.

a) Pengakuan

Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya

kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi

sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban,

ekuitas, pendapatan L/R, belanja, pembiayaan dan beban sebagaimana

akan termuat pada laporan keuangan (Standart Akunatnsi Pemerintahan,

2010). Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap

pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa

Page 91: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

76

terkait. Pengakuan unsur utama laporan keuangan berupa pengakuan

aset, kewajiban, penghasilan dan beban. Biaya yang dikeluarkan PG

Pesantren Baru Kediri terhadap pengelolaan limbah dikategorikan pada

biaya beban perusahaan, sehingga perlu adanya pengakuan pada biaya

pengelolaan limbah tersebut. PG Pesantren Baru Kediri mengakui

transaksi sebagai biaya apabila telah digunakan dalam kegiatan

operasional perusahaan.

PG Pesantren Baru Kediri akan mencatat langsung dan langsung

mengurangkan dari rencana anggaran biaya satu tahun yang telah

ditetapkan pada awal tahun periode kemudian diakui sebagai biaya pada

saat itu juga. Hasil penelusuran dari peneliti yang telah dilakukan, PG

Pesantren Baru Kediri dalam mengakui biaya pengelolaan limbah

menggunakan metode basis akrual, biaya diakui pada saat terjadinya

suatu transaksi. Biaya pengelolaan limbah yang dikeluarkan pada PG

Pesantren Baru Kediri dibebankan pada nama perkiraan rekondisi dan

pengelolaan lingkungan hidup dengan menggunakan metode basis

akrual. Biaya tersebut akan muncul pada laporan keuangan laba-rugi

pada beban usaha dengan nomor perkiraan 515304 lampiran 3.

Tabel 15. Contoh Proses Pengakuan pada PG Pesantren Baru Kediri

No.

Perkiraan

Nama

Perkiraan

Anggaran

Tahun 2016

Realisasi

Tahun 2016

515.304.11 Pembuangan

Abu Ketel

Rp. 573.480.000 Rp. 438.006.508

Sumber: Data diolah, 2017

Page 92: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

77

Namun terdapat suatu unsur biaya yang tidak diakui atau dicatat

pada nama perkiraan rekondisi dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu

biaya upah pegawai tidak tetap. Menurut pengakuan dari pihak PG

Pesantren biaya upah pegawai tidak tetap mamang tidak dicatat atau

tidak diberi nama perkiraan sendiri karena biaya tersebut diambilkan dari

sisa biaya atas nama perkiraan rekondisi & pengelolaan lingkungan

hidup.

Tabel 16. Kriteria Suatu Unsur yang Harus Diakui Menurut PSAK

No. Kriteria suatu unsur yang

harus diakui (PSAK paragraf

83 tahun 2015)

PG Pesantren Baru Kediri

1. Ada kemungkinan bahwa

manfaat ekonomik yang

berkaitan dengan pos tersebut

akan mengalir dari atau ke

dalam perusahaaan

Pos : Rekondisi & Pengelolaan

Lingkungan Hidup

(Manfaat ekonomi yang diperoleh

adalah pihak PG Pesantren dalam

menyelesaikan kewajibannya

mengelola limbah agar tidak

mencemari lingkungan namun

dapat memberikan pemasukan

secara ekonomi yang mengalir

dari atau ke dalam perusahaan.

Limbah yang dihasilkan dari

proses produksi gula tersebut

diolah kembali menjadi kompos

(limbah padat) yang kemudian

dapat dijual sehingga

menghasilkan pendapatan untuk

PG pesantren dan limbah cair

yang dapat digunakan lagi sebgai

air injeksi mesin untuk produksi

gula.)

2. Pos tersebut mepunyai nilai

atau biaya yang dapat diukur

dengan andal

Rekondisi & pengelolaan

Lingkungan Hidup pada PG

Pesantren Baru Kediri tidak

dapat diukur dengan andal karena

menggunakan biaya histori.

Sumber : Data diolah, 2017

Page 93: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

78

Berdasarkan analisa diatas, peneliti akan memperbandingkan

pengakuan biaya lingkungan antara PG Pesantren Baru Kediri dengan

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan. Dari

penyajian pada tabel 16 dapat dilihat bahwa PG Pesantren Baru Kediri

belum mengakui biaya pengelolaan limbahnya sesuai dengan PSAK

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan tahun 2015

paragraf 83. Terbukti dengan setiap biaya yang dikeluarkan oleh PG

Pesantren Baru Kediri mengenai pengelolaan limbah (Rekondisi &

pengelolaan Lingkungan Hidup) tidak dapat diukur dengan andal,

disebabkan proses pengukuran PG Pesantren Baru Kediri menggunakan

biaya yang mengacu pada tahun-tahun sebelumnya.

b) Pengukuran

PG Pesantren Baru Kediri dalam mengukur biaya pengelolaan

limbahnya dengan menggunakan harga perolehan berdasarkan biaya

yang dikeluarkan dengan metode biaya historis, dimana biaya yang di

keluarkan untuk pengelolaan limbah diambil dari realisasi tahun

sebelumnya, hal ini didasarkan atas pernyataan dari Bapak Agung selaku

staf AK&U yang menyatakan bahwa :

“Dalam mengukur biaya pengelolaan limbah perusahaan mengacu

pada tahun-tahun sebelumnya yang kemudian ditambahkan 10%

untuk mengestimasi adanya kenaikan namun pada tahun 2016 kali

ini dalam pengukuran biaya pengelolaan limbah tidak ditambah

10%, dikarenakan kondisi keuangan dari PTPN X mengalami

ketidak stabilan. Sehingga pihak PG Pesantren Baru Kediri dalam

mengukur biaya pengelolaan limbah di tahun 2016 hanya

mengambil dari realisasi tahun sebelumnya saja tidak ditambah

10%. Sedangkan satuan yang dipakai dalam mengukur biaya-biaya

pengelolaan limbah pada PG Pesantren Baru Kediri adalah rupiah.”

Page 94: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

79

Tabel 17. Pengukuran Biaya Pengelolaan Limbah PG Pesantren

Baru Kediri

No Biaya

Pengelolaan

limbah

Komponen yang terkait Pengukuran

1 Limbah Padat a. Pembuangan Abu Ketel

b. Pembuangan Blotong

Historical

Cost

2 Limbah Cair a. Pembersihan IPAL

b. Perbaikan IPAL

c. Pengoperasian IPAL

d. Pemeliharaan Bak pengendapan

& Aerasi

e. Analisis Contoh Air Limbah

f. Perbaikan IPAL

g. Pemeliharaan Saluran Outlet

h. Pemeliharaan Saluran dalam

Pabrik

i. Pencegahan Lingkungan

Historical

Cost

3. Limbah Gas a. Pengukuran Emisi Udara &

Embient

Historical

Cost

Sumber: Data diolah, 2017

Walaupun masih belum adanya standart pengukuran mengenai biaya

lingkungan (dalam hal pengelolaan limbah) maka peneliti

membandingkan dengan PSAK Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian

Laporan Keuangan, paragraf 100 tahun 2015 yang membahas mengenai

pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan biaya historis, Biaya

kini, Nialai Realisasi/Penyelesaian, Nilai sekarang. Bahwa seluruh

komponen biaya pengelolaan limbah pada PG Pesantren Baru Kediri

mengacu pada biaya yang di keluarkan pada tahun sebelumnya atau

periode sebelumnya (Biaya Historis). Sehingga dapat disimpulkan

pengukuran yang dilakukan oleh pihak PG Pesantren Baru Kediri sudah

sesuai dengan PSAK.

Page 95: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

80

c) Penyajian

Penyajian berhubungan dengan bagaimana suatu informasi keuangan

yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Pihak PG Pesantren Baru

Kediri menyajikan biaya yang timbul dalam hal pengelolaan limbah

bersama-sama dengan beban-beban usaha lainnya. Hal tersebut

dinyatakan oleh Bapak Agung sebagai berikut :

“Biaya yang dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru Kediri terkait

pengelolaan limbah disajikan pada Laporan Keuangan Laba Rugi

bersamaan dengan beban usaha lainnya”.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dan setelah peneliti

menelusuri secara langsung bahwa biaya pengelolaan limbah yang di

keluarkan oleh PG Pesantren Baru Kediri disajikan pada Laporan

Keuangan Laba Rugi Perusahaan dalam sub Beban Usaha dengan nama

perkiraan Rekondisi & Pengelolaan Lingkungan Hidup dan dengan

nomor perkiraan 515304 bersamaan dengan beban-beban lain yang

dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru Kediri (Lampiran 3). Namun,

terdapat suatu biaya yang tidak disajikan bersamaan dengan biaya

pengelolaan limbah yaitu biaya listrik yang digunakan untuk pengelolaan

limbah.

Berdasarka Standart Akuntansi Keuangan (SAK) mengharuskan bagi

perusahaan yang bergerak di bidang industri yang berpotensi

menghasilkan limbah untuk menyajikan aktifitas lingkungannya yang

Page 96: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

81

terkait erat dengan limbah produksi sebagai laporan tambahan untuk

melengkapi laporan keuangan.

“Perusahan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan

mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added

statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan

hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang

menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang

memegang peranan penting (PSAK No. 1 Paragraf 09).”

Penyajian biaya lingkungan di dalam laporan keuangan dapat

dilakukan dengan nama rekening yang berbeda-beda karena tidak ada

ketentuan yang baku untuk nama rekening untuk menyajikan alokasi

biaya lingkungan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Selama ini PG Pesantren Baru Kediri menyajiakan biaya lingkungan

(pengelolaan limbah) dalam kelompok beban usaha dengan nama

rekening rekondisi & pengelolaan lingkungan hidup dalam laporan laba

rugi. PG Pesantren Baru Kediri belum menyajiakan biaya lingkungan

(pengelolaan limbah) dalam laporan secara khusus, mereka masih

menyajikan bersama dengan kelompok beban usaha.

Sedangkan menurut Haryono dalam Mulayani tahun 2003, ada

empat macam model penyajian biaya lingkungan. Berikut akan disajikan

perbandingan penyajian biaya lingkungan menurut Haryono dengan PG

Pesantren Baru Kediri.

Page 97: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

82

Tabel 18. Perbandingan Penyajian Biaya Lingkungan Menurut

Haryono

No. Model Penyajian Menurut Haryono Penyajian

Menurut PG

Pesantren

Baru Kediri

1. Model Normoatif : Model Normatif mengakui

dan mencatat biaya-biaya lingkungan secara

keseluruhan yakni dalam lingkup satu ruang

rekening secara umum bersama rekening lain

yang serumpun. Biaya-biaya serumpun tersebut

disisipkan dalam sub-sub unit rekening biaya

tertentu dalam laporan keuangan.

Disajikan

pada laporan

rugi laba

bersama

dengan beban-

beban lainnya.

2. Model Hijau : Model Hijau menetapkan biaya

dan mnfaat tertentu atas lingkungan bersih.

3. Model Intensif Lingkungan : Pengeluaran akan

disajikan sebagai investasi atas lingkungan

sedangkan aktiva terkait lingkungan tidk

didepresiasi.

4. Model Aset Nasional : selain memperdulikan

lingkungan dalam pengungkapan secara

akuntansi, perusahaan juga memiliki kewajiban

untuk menginterpretasikan pembiayaan

lingkungan tersebut sebagai aset nasional.

Sumber : Data diolah, 2017

Berdasarkan tabel 18 dan berdasarkan uraian diatas perusahaan

belum membuat laporan biaya lingkungan (biaya pengelolaan limbah)

secara khusus, namun pada dasarnya perusahaan sudah melakukan

taksiran kewajiaban Pengelolaan Lingkungan Hidup (pengelolaan

limbah) yang disajiakan pada laporan keuangan rugi laba sebesar jumlah

kewajiaban yang telah diakui, setelah dikurangi dengan jumlah

pengeluaran yang sesungguhnya terjadi. Selain itu perusahaan menganut

model normatif dalam penyajian biaya lingkungan (pengelolaan limbah)

yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Page 98: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

83

d) Pengungkapan

Pengungkapan berhubungan dengan apakah informasi keuangan

perusahaan tersebut diungkapkan atau tidak. Pengungkapan lingkungan

berfungsi memberikan informasi terhadap publik tentang segala

informasi mengenai lingkungan yang berhubungan dengan perusahaan.

PG Pesantren Baru sudah mengungkapkan biaya pengelolaan limbah,

yang dinyatakan oleh Bapak Agung :

“PG Pesantren sudah mengungkapkan biaya pengelolaan limbah

pada laporan keuangan perusahaan dengan nama perkiraan

Rekondisi & Pengelolaan Lingkungan Hidup. “

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dan dari hasil

data yang telah peneliti dapatkan, bahwa PG Pesantren Baru Kediri sudah

mengungkapkan biaya pengelolaan limbah. Terbukti dengan adanya

informasi yang diungkapkan terkait biaya pengelolaan limbah dalam

Laporan Keuangan bagian Laporan Laba-Rugi, karena menurut

perusahaan PG Pesantren Baru Kediri pengelolaan limbah yang terjadi

berkaitan langsung dengan operasional dan proses produksi.

Belum adanya aturan secara baku mengenai pengungkapan akuntansi

lingkungan, peneliti mengacu pada PSAK No. 33 tentang akuntansi

pertambangan umum yang juga mengatur tentang pengelolaan

lingkungan hidup (PLH). Hal yang wajib untuk diungkapkan dalam

catatan atas laporan keuangan pada paragraf 66 adalah sebagai berikut :

Page 99: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

84

a. Kebijakan akuntansi sehubungan dengan :

1) Perlakuan Akuntansi atas pembebanan biaya.

2) Metode penyusutan prasarana pengelolaan limbah.

b. Mutasi taksiran kewajiban provisi pengelolaan lingkungan hidup

hidup selama tahun berjalan dengan menunjukkan :

1) Saldo awal

2) Penyisihan yang dibentuk

3) Saldo akhir

4) Pengeluaran sesungguhnya

c. Kegiatan PLH yang telah dilaksanakan dan sedang berjalan.

PG Pesantren Baru Kediri dalam mengungkapkan pembiayaan

akuntansi lingkungan (pengelolaan limbah) dalam catatan atas laporan

keuangan belum mengungkapkan sesuai dengan PSAK No. 33 paragraf

66. Terbukti pada poin (a) mengenai kebijakan akuntansi bahwa PG

Pesantren Baru Kediri sudah melakukan perlakuan akuntansi atas

pembebanan biaya pada pengelolaan limbah dan metode penyusutan

yang dilakukan oleh PG Pesantren Baru Kediri untuk bangunan maupun

alat pengelolaan limbah dengan menggunakan metode penyusutan garis

lurus yang sudah dibahas pada pembahasan sebelumnya. Akumulasi

penyusutan pada bangunan dan peralatan pengelolaan limbah

diungkapkan pada laporan keuangan bagian aktiva tetap (aset tetap

(lampiran 3).

Page 100: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

85

Poin (b) hanya beberapa saja yang telah dilaksanakan, setelah

peneliti melakukan penelitian untuk saldo awal, penyisihan yang

dibentuk, dan saldo akhir pada pengelolaan limbah tidak diungkapkan

pada laporan keuangan hanya realisasinya (pengeluaran sesungguhnya)

saja yang di ungkapkan pada laporan keuangan. Itu dikarenakan PG

Pesantren Baru Kediri tidak membuat penyajian mengenai biaya

lingkungan pengelolaan limbah secara khusus atau terpisah dari laporan

keuangan.

Poin (c) mengenai kegiatan PLH yang telah dilaksanakan dan sedang

berjalan. Kegiatan PLH yang sedang dilaksanakan oleh pihak PG

Pesantren baru kediri mengenai biaya pengelolaan limbah telah

diungkapkan pada laporan keuangan pada nama perkiraan rekondisi dan

pengelolaan lingkungan hidup. Pada nama rekening tersebut semua biaya

mengenai kegiatan pengelolaan limbah diungkap.

Tabel 19: Kesesuaian Pengungkapan Biaya Pengelolaan Limbah

dengan PSAK No. 33

Poin PSAK No 33 Pengungkapan

PG Pesantren

Baru Kediri

a 1) Perlakuan Akunatansi atas

pembebenan biaya

2) Metode penyusutan prasarana

pengelolaan limbah

b 1) Saldo awal

2) Penyisihan yang dibentuk

3) Pengeluaran sesungguhnya

4) Saldo akhir

-

-

-

c Kegiatan PLH yang telah dilaksanakan

dan sedang berjalan

Sumber: Data diolah, 2017

Page 101: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

86

2. Pembahasan

1. Komponen Biaya Pengelolaan Limbah

a. Identifikasi

Identifikasi yang dilakukan oleh peneliti adalah identifikasi biaya

menurut kuliatas biaya yang merupakan ukuran relatif dari kebaikan.

Kualitas biaya merupakan suatu teknik standart industri untuk

mengevaluasi kecenderungan dalam biaya penuh dalam menjamin

masing-masing akhir pengelolahan limbah agar tidak merusak

lingkungan (Ikhsan Arfan : 2008). Keutamaan menggunakan laporan

biaya kualitas berdasarkan perencanaan adalah penyedia perencanaan

manajemen untuk mengevaluasi kecenderuangan perencanaan biaya

terhadap kualitas. Dengan menelaah analisis biaya berdasarkan kualitas

setiap waktu, tim perencanaan dapat mengidentifikasi daerah-daerah

yang memungkinkan untuk dirubah atau diperbaiki, serta implementasi

tindakan yang benar tertuju pada peningkatan biaya terhadap kualitas.

Pembagian biaya berdasarkan model kualitas biaya lingkungan

merupakan bentuk dari penerapan akuntansi lingkungan yang dapat

disajiakan sebagai laporan pembantu dari laporan keuangan.

a) Biaya Pencegahan

Biaya pencegahan yang dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru

Kediri sebesar Rp. 19.670.000, biaya tersebut memegang peranan

dari total biaya Rekondisi dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

sebesar 0,04% dari total biaya produksi. Biaya pencegahan ini

Page 102: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

87

muncul dikarenakan adanya biaya koordinasi mengenai pengelolaan

lingkungan hidup PG Pesantren Baru Kediri dengan kantor

lingkungan hidup dan koordinasi dengan lingkungan sekitar pabrik

untuk pengembangan standart perencanaan serta prosedur.

b) Biaya Penilaian

Biaya penilaian yang telah dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru

Kediri sebesar Rp. 167.933.850, biaya tersebut memegang peranan

15% dari total biaya Rekondisi dan Pengelola Lingkungan Hidup

dan memegang peranan 0,39% dari total biaya produksi. Biaya

penilaian ini muncul dikarenakan adanya peraturan dari Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014 bahwa perusahaan yang

berpotensi menghasilkan limbah padat, cair, dan gas untuk

mengadakan uji lab sebagai bukti bahwa PG Pesantren Baru Kediri

sudah mematuhi peraturan tentang Pengelolaan lingkungan hidup.

c) Biaya Kesalahan Internal

Biaya Kesalahan Internal yang telah dikeluarkan oleh PG

Pesantren Baru Kediri sebesar Rp. 364.595.262, biaya tersebut

memegang peranan 32% dari total biaya Rekondisi dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup dan memegang peranan 0,84% dari total biaya

produksi. Biaya kegagalan internal tersebut muncul akibat adanya

upaya dari pihak PG Pesantren Kediri untuk memperbaiki IPAL,

membersihkan IPAL, dan pemeliharaan-pemeliharaan saluran

Page 103: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

88

limbah sebelum limbah di serahkan ke pihak ketiga atau pengolahan

limbah.

d) Biaya Kesalahan Eksternal

Biaya Kesalahan Eksternal yang telah dikeluarkan oleh PG

Pesantren Baru Kediri sebesar Rp. 580.131.065, biaya tersebut

memegang peranan 51% dari total biaya Rekondisi dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup dan memegang peranan 1,34% dari total biaya

produksi. Biaya kesalahan ekternal ini muncul akibat adanya biaya

pengelolaahan limbah blotong yang diserahkan ke pihak 3 atau ke

pihak lain untuk dijadikan pupuk kompos agar tidak mencemari

lingkungan.

2. Perlakuan Biaya Pengelolaan Limbah PG Pesantren Baru Kediri

a) Pengakuan

Penyajian pada tabel 16 dapat dilihat bahwa PG Pesantren Baru

Kediri belum mengakui biaya pengelolaan limbahnya sesuai dengan

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan dan belum

sesuai dengan SAK 2015. Terbukti dengan setiap biaya yang dikeluarkan

oleh PG Pesantren Baru Kediri mengenai pengelolaan limbah (Rekondisi

& pengelolaan Lingkungan Hidup) tidak dapat diukur dengan andal,

disebabkan proses pengukuran PG Pesantren Baru Kediri menggunakan

biaya yang mengacu pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, untuk

pengakuan pada biaya upah karyawan tidak tetap oleh PG Pesantren

tidak diakui atau tidak dicatat sehingga dapat menimbulkan informasi

Page 104: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

89

yang tidak jelas. Padahal, dimensi dasar dari akuntansi lingkungan

menyebutkan bahwa informasi lingkungan harus bersifat netral tidak bias

(samar-samar). Seharusnya untuk biaya upah karyawan tidak tetap, tetap

dicatat meskipun diambilkan dari sisa biaya rekondisi dan pengelolaan

lingkungan agar dapat memberikan manfaat dalam pengambilan

keputusan.

b) Pengukuran

Seluruh komponen biaya pengelolaan limbah pada PG Pesantren

Baru Kediri mengacu pada biaya yang di keluarkan pada tahun

sebelumnya atau periode sebelumnya (Biaya Historis). Sehingga dapat

disimpulkan pengukuran yang dilakukan oleh pihak PG Pesantren Baru

Kediri sudah sesuai dengan PSAK karena dalam pengukuran biaya

pengelolaan limbah tersebut PG Pesantren Baru Kediri menganut

pengukuran yang berada pada PSAK.

c) Penyajian

Penyajian yang dilakukan PG Pesantren Baru Kediri belum sesuai

dengan PSAK No 1 paragraf 09 tahun 2007, dikarenakan PG Pesantren

Baru Kediri belum menyajikan laporan mengenai lingkungan hidup

secara khusus pada laporan keuangan. Namun, model yang diterapkan

PG Pesantren Baru Kediri dalam penyajian biaya lingkungan menganut

model normatif dimana biaya pengelolaan lingkungan hidup dicatat

dalam lingkup satu ruang yaitu pada beban usaha di laporan rugi laba.

Selain itu untuk biaya penggunaan listrik pengelolaan limbah masih

Page 105: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

90

dijadikan satu dengan beban listrik perusahaan secara menyeluruh.

Padahal, dimensi dasar dari akuntansi lingkungan menyebutkan bahwa

informasi lingkungan harus bersifat netral tidak bias, selain itu dapat

dimengerti agar dapat memberikan manfaat dalam pengambilan

keputusan. Oleh karena itu bagi perusahaan penting untuk

mengunyajikan seluruh biaya-biaya pengelolaan limbah pada satu nama

perkiraan agar diketahui secara jelas dan terperinci mengenai informasi-

informasi yang berhubungan dengan lingkungan.

d) Pengungkapan

Pengungkapan yang dilakukan PG Pesantren Baru Kediri terhadap

biaya pengelolaan limbah belum sesuai dengan PSAK No. 33 paragraf

66. Ketidak sesuaian tersebut dikarenakan pihak PG Pesantren baru

Kediri tidak membuat laporan tentang lingkungan hidup secara khusus,

sehingga mereka hanya mengungkapkan pengeluaran sesungguhnya saja

tidak mengungkapkan saldo awal, penyisihan yang dibentuk, saldo akhir

pada biaya pengelolaan limbah seperti PSAK No. 33 paragraf 66.

Page 106: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang diuraikan dalam Bab 4 (empat) berdasarkan

permasalahan dan tujuan yang akan dicapai maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Definisi biaya lingkungan menurut PG Pesantren Baru Kediri adalah

biaya-biaya yang timbul akibat sisa proses produksi gula yang berkaitan

untuk menanggulangi dampak lingkungan.

2. PG Pesantren Baru Kediri sudah mengeluarkan biaya-biaya lingkungan

(pengelolaan limbah) dalam akuntansi perusahaannya. Komponen-

komponen biaya pengelolaan limbah PG Pesantren Baru Kediri sudah

sesuai dengan klasifikasi biaya berdasarkan model kualitas.

3. Biaya terbesar dari biaya pengelolaan limbah (rekondisi & pengelolaan

lingkungan hidup) menurut model kualitas terdapat pada biaya kegagalan

eksternal sebesar 51% sedangkan untuk biaya penilaian sebesar 15%,

biaya kegagalan internal sebesar 32%, sedangkan untuk biaya

pencegahan sebesar 2%.

4. Berdasarkan biaya produksi, bahwa prosentase total biaya pengelolaan

limbah terhadap biaya produksi adalah sebesar 2,61% dengan rincian

biaya pencegahan sebesar 0,04%, biaya penilaian sebesar 0,39%, biaya

Page 107: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

92

kegagalan internal sebesar 0,84% dan biaya kegagalan eksternal sebesar

1,34%.

5. PG Pesantren Baru Kediri dalam mengakui biaya-biaya pengelolaan

limbah menggunakan metode basis akrual diamana biaya pengelolaan

limbah diakui saat terjadinya suatu transaksi tanpa memperhatikan kas

diterima maupun kas dikeluarkan. Selain itu dalam mengakui biaya

pengelolaan limbah PG Pessantren Baru Kediri belum maksimal dan

belum sesuai dengan kriteria suatu unsur yang harus diakui menurut

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan tahun

2015 paragraf 83. Terdapat proses pencatatan yang tidak diakui yaitu

upah pegawai tidak tetap, dikarenakan biaya tersebut diambilkan dari sisa

biaya rekondisi dan pengelolaan lingkungan hidup.

6. Dasar pengukuran yang dilakukan oleh PG Pesantren Baru Kediri dalam

pengelolaan limbah adalah dengan dasar pengukuran berdasarkan biaya

historis, dimana biaya pengelolaan limbah diambil dari biaya tahun

sebelumnya dan aset dicatat sebesar pengeluaran kas. Sedangkan untuk

mengukur penyusutan bangunan IPAL menggunakan metode garis lurus.

Dengan begitu pengukuran yang diterapkan oleh PG Persantren Baru

Kediri untuk biaya pengelolaan limbah sudah sesuai dengan Kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan tahun 2015 paragraf

100.

7. Penyajian yang dilakukan oleh PG Pesantren Baru Kediri belum sesuai

dengan PSAK No 1 tahun 2007 paragraf 09 dan paragraf 16 . Selain itu

Page 108: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

93

biaya listrik yang digunakan pada proses pengelolaan limbah yang tidak

disajikan satu dengan biaya rekondisi pengelolaan lingkungan hidup

(limbah), sehingga menimbulkan ketidak sesuaian dengan PSAK No 1

tahun 2007.

8. PG Pesantren Baru Kediri dalam mengungkapkan biaya mengenai

pengelolaan limbah belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No 33

paragraf 66 tahun 2007.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya difokuskan pada akuntansi lingkungan dalam hal

perlakuan biaya pengelolaan limbah. Peneliti tidak membahas sisi

manajeman serta akuntansi lingkungan secara menyeluruh.

2. Pengukuran dalam penelitian ini masih belum terdapat standart khusus

untuk mengukur biaya lingkungan sehingga masih kurang bisa

diperbandingkan sesuai dengan tujuan penelitian.

C. Saran

Dari kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan penulis kepada PG

Pesantren Baru Kediri adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan sebaiknya menyusun laporan biaya lingkungan dan biaya

pengelolaan limbah secara khusus (terpisah) dari laporan keuangan

secara umum untuk memberikan informasi bagi pengendalian kualitas

Page 109: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

94

lingkungan sebagai usaha peningkatan kualiats lingkungan sekitar

perusahaan.

2. Sebaiknya semua biaya yang dikeluarkan mengenai pengelolaan limbah

di catat pada satu perkiraan saja (rekening) yaitu rekondisi dan

pengelolaan lingkungan hidup, tidak dipisahkan atau digabung dengan

perkiraan lainnya. Sebaiknya adanya pemisahan biaya listrik yang

dipakai oleh bagian pengelolaan limbah dengan listrik yang dipakai oleh

keseluruhan perusahaan. Agar dapat diketahui seluruh biaya yang

dikeluarkan atau dipakai pihak pengelolaan limbah dengan rinci.

3. Adanya biaya gaji karyawan (karyawan tidak tetap) pengelolaan limbah

yang biayanya diambilkan dari sisa biaya pengelolaan limbah. Sehingga

tidak diberi nama perkiraan sendiri. Sebaiknya biaya tersebut tetap

dicantumkan dan diberi nama perkiraan sendiri, supaya jelas berapa

besarnya biaya gaji karyawan (tidak tetap) untuk pengelolaan limbah.

4. Diharapkan PG Pesantren Baru Kediri dalam mengungkapkan biaya

lingkungan menggenai pengelolaan limbah disesuaikan dengan PSAK

No 33. Karena dalam pengungkapan biaya pengelolaan limbah

(lingkungan hidup) belum ada peraturan yang mengatur, namun di PSAK

No 33 tersebut mengatur mengenai pengungkapan biaya lingkungan

secara umum.

Page 110: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

95

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi Abu dan Narbuko Chilid. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Andriyanti, Lina. 2014. Analisis Alokasi Biaya Limbah di Industri Gula (Studi Kasus

Penerapan Akuntansi Lingkungan di Pabrik Gula Djombang Baru). JAB Vol.

13 No. 1: Universitas Brawijaya.

Bachri, Bachtiar S. 2010. Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada

Penelitian Kualitatif. Jurnal Universitas Negeri surabaya (Online), Vol. 10,

No. 1, (http://yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/meyakinkan-validitas-data-

melalui-triangulasi-pada-penelitian-kualitatif.pdf, diakses 18 Juli 2017).

Bambang dan Kartasapoetra. 1992. Kalkulasi Dan Pengendalian Biaya Produksi.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bustami Bastian dan Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya, Edisi 4. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Hadi, Nor. 2011. Coorporate Social Responsibility. Yogyakarta: Garaha Ilmu.

Hidayatillah, Moh. Syarif.2015. Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan untuk

Mengetahui Proses Pengolahan Limbah & Tanggung Jawab Sosial Pada

Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik. Malang. Universitas Isalam Negeri Maulana

Malik Ibrahim.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2015. Standart Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan

Akuntan Indonesia.

. Per 1 september 2007. Standart Akuntansi Keuangan.

Jakarta: Salemba Empat.

Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan & Pengungkapannya. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

. 2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Irawan, Aditya. 2016. Efektifitas Biaya Lingkungan Dalam Upaya Meminimalkan

Pencemaran Lingkungan. Malang: Universitas Barwijaya.

Kabarbisnis, 2015. Rendemen Pabrik Gula PTPN X Juara Se-Indonesia. Diakses pada

tanggal 21 Mei 2017 dari

http://www.kabarbisnis.com/read/2859736/rendemen-pabrik-gula-ptpn-x-

juara-se-indonesia.

Page 111: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA WARDIANA.pdf · 2020. 5. 5. · i ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN

96

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Suatu Proposal. Jakarta : Bumi Aksara.

Mulayani, N.S. 2013. Analissi Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Pada Pabrik

Gondorukem Dan Terpentin (PGT) Garahan-Jember. Jember: Universitas

Jember.

Mulyana, Deddy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif (Eisi Revisi). Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Nilasari, Fitri. 2014. Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Terhadap Pengolahan

Limbah (PG. Djatiroto). Jember: Universitas Negeri Jember.

Sari, D.N. 2012. Analsis Penerapan Akuntansi Lingkungan Berbasis Sustainability

Reporting Sebagai Pertanggungjawaban Perusahaan: Kajian Perspektif

Triple Bottom Line (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air Minum

Kabupaten Nganjuk). Malang: Universitas Brawijaya.

Sari, Susanti. 2013. Penerapan Akuntansi Lingkungan Untuk Mengoptimalkan Tanggung

Jawab Sosial Industri Gula (Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara X Unit

Pabrik Gula Lestari Nagnjuk). Malang: Universitas Brawijaya.

Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks.

Suwarjodjono. 2011. Teori Akuntansi:Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga.

BPFE: Yogyakarta.

Wahyu. 2013. Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Di RSUD Dr. Moewardi.

Malang: Universitas Brawijaya

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing.

Zulkifli, Arif. 2014. Pengelolaan Limbah Berkelanjutan. Yogyakarta: Graha Ilmu.