Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
33
JAP, Vol. 7 (1) Juni (2017) p-ISSN: 2088-527x e-ISSN: 2548-7787
Jurnal Administrasi Publik
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jap
Analisis Pelayanan Administrasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi
Analysis of Population Administration Services at the Department of
Population and Civil Registration of Dairi Regency
Koko Mulyanto Angkat1, Abdul Kadir2, Isnaini3
1 Program Studi Magister Administrasi Publik Universitas Medan Area, Indonesia. 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Medan Area, Indonesia.
3 Fakultas Hukum, Universitas Medan Area, Indonesia.
*corresponding author: email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Pelaksanaan Administrasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan telaah dokumen. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelayanan pendaftaran penduduk pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi sudah berjalan dengan baik dalam hal persyaratan, prosedur, dan biaya/ tarif sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan. Adapun yang menjadi kendala adalah dalam hal jangka waktu, produk pelayanan, dan penanganan pengaduan. (2) Pelayanan pencatatan sipil sudah berjalan baik dalam hal persyaratan, biaya/ tarif sesuai dengan Permenpan dan RB Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan, adapun kendala pelayanan adalah dalam hal prosedur, jangka waktu, produk pelayanan, dan penanganan pengaduan. (3)pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) belum berjalan dengan baik dan belum sesuai dengan Permenpan dan RB Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan dalam hal sarana dan prasarana, kompetensi pelaksana, dan jumlah pelaksana. Kata Kunci: Analisis, Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil.
Abstract
This study aims to find out the Implementation Analysis of Population Administration at the Department of
Population and Civil Registration of Dairi Regency. This research is descriptive research using qualitative
approach. Technique of data collecting is done by observation technique, interview, and document review. The
result of the research shows that (1) the service of population registration at the Department of Population and
Civil Registration of Dairi Regency has been running well in terms of requirements, procedures and cost / tariff
in accordance with the Regulation of the Minister of Administrative Reform and Bureaucratic Reform Number 15
Year 2014 on Standard Guideline Service. The obstacles are in terms of time period, product service, and
complaint handling. (2) Civil registration service is already in good condition in terms of terms, tariff / tariff
pursuant to Permenpan and RB Number 15 Year 2014 on Standard Service Guidelines, while service constraints
are in terms of procedure, duration, product of service, and complaint handling. (3) the implementation of
Information System of Population Administration (SIAK) has not run well and not in accordance with Permenpan
and RB Number 15 Year 2014 about Guideline of Service Standard in terms of facilities and infrastructure,
implementing competence, and number of implementers.
Keywords: Analysis, Population Registration, Civil Registration.
How to Cite: Angkat, K.M., Abdul K., Isnaini, (2016), Analisis Pelayanan Administrasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi, Jurnal Administrasi Publik, 7 (1): 33-48
Jurnal Administrasi Publik, 7 (1): 33-48
34
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu
Negara dengan jumlah penduduk yang
paling besar di dunia. Sesuai dengan data
Direktorat Jenderal Administrasi
Kependudukan (Dirjen Adminduk)
Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia, jumlah penduduk Indonesia per
30 Juni 2016 adalah sebesar 257.912.349
jiwa. Dengan jumlah penduduk yang besar
seperti ini, Indonesia tentunya
membutuhkan administrasi kependudukan
yang terorganisir dari pusat hingga ke
daerah. Administrasi kependudukan
dimaksud menyangkut seluruh masalah
kependudukan, yang meliputi pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan
informasi kependudukan.
Administrasi Kependudukan menjadi
semakin penting karena selalu bersentuhan
dengan setiap aktivitas kehidupan di
Indonesia. diantaranya adalah saat pemilu
legislatif, pemilu presiden, pemilu kepala
daerah, mengurus surat-surat kendaraan,
mengurus surat-surat tanah, dan aktivitas
lainnya. Apabila kita akan berdomisili pada
suatu wilayah maka kita harus memiliki
tanda domisili yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk.
Terkait dengan hal tersebut,
pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
kependudukan melalui Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan. Dalam
kebijakan ini, yang dimaksud dengan
administrasi kependudukan adalah kegiatan
penataan dan penertiban dalam penerbitan
dokumen dan data kependudukan melalui
Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil,
Pengelolaan informasi Administrasi
Kependudukan serta pendayagunaan
hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain.
Seiring dengan perkembangan zaman
yang dinamika perubahannya sangat cepat,
maka dibutuhkan pelayanan Administrasi
Kependudukan yang semakin profesional,
memenuhi standar teknologi informasi,
dinamis, tertib, dan tidak diskriminatif,
akhirnya pemerintah melakukan
penyesuaian terhadap beberapa ketentuan
dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan. Perubahan dimaksud
melahirkan Undang-Undang Nomor 24
tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan.
Karena sifatnya yang revisi, maka yang
berubah dari Undang-Undang Nomor 23
tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan ke Undang-Undang Nomor
24 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 23 tahun 2006 Tentang
Administrasi Kependudukan adalah
sebahagian kecil yang dianggap sudah tidak
relevan untuk saat ini dan perlu disesuaikan.
Perubahan itu meliputi ketentuan umum,
Kewenangan Penyelenggara dan Instansi
Pelaksana, Pencatatan Sipil, Data
dan Dokumen Kependudukan. Adapun
perubahan dimaksud diharapkan akan
semakin mempermudah masyarakat dalam
proses administrasi kependudukannya.
Disamping itu biaya dalam proses
pengurusan administrasi kependudukan
adalah gratis atau tidak dipungut bayaran.
Demikian halnya di Kabupaten Dairi,
dimana Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi sebagai
instansi teknis penyelenggara
pemerintahan di bidang administrasi
Koko Mulyanto Angkat, Abdul Kadir, Isnaini, Analisis Pelayanan Administrasi Kependudukan
35
kependudukan di Kabupaten Dairi
berkewajiban melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sesuai dengan Peraturan
Bupati Dairi Nomor Nomor 05 Tahun 2008
Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,
Kantor Kecamatan, Dinas dan Lembaga
Teknis Lainnya. Sesuai dengan data yang
diperoleh dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi, jumlah
penduduk Kabupaten Dairi per Desember
2016 adalah sebesar 320.881 jiwa. Dalam
hal menangani proses administrasi
kependudukan di Kabupaten Dairi, maka
Pemerintah Kabupaten Dairi telah
mengeluarkan Peraturan Bupati Dairi
Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pedoman
dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil di Kabupaten Dairi.
Namun dalam pelaksanaannya, proses
administrasi kependudukan di Kabupaten
Dairi masih mengalami berbagai kendala
dan permasalahan. Berdasarkan
pengamatan awal yang telah dilakukan di
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi, masyarakat sering
mengeluhkan pelayanan dari petugas yang
terkesan menyulitkan padahal peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku
bertujuan untuk semakin memudahkan
proses pelayanan publik. Permasalahan
dalam hal kurang lengkapnya berkas
persyaratan menjadi hal yang sering
ditemui. Hal ini dikarenakan kurangnya
informasi dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi mengenai
persyaratan yang dibutuhkan. Sementara
dari segi infrastruktur, ruangan yang
dijadikan sebagai tempat menunggu (ruang
tunggu) bagi masyarakat yang akan
mengurus dokumen kependudukannya
cukup sempit dan relativ kurang layak
sebagai unsur pelayanan prima. Sehingga
sangat sering dijumpai masyarakat yang
berdesak- desakan pada ruangan dimaksud.
Hal ini dimungkinkan karena karena gedung
kantor Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi
merupakan bangunan lama yang didirikan
pada tahun 1969 sesuai dengan laporan
Barang Milik Daerah Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi Tahun
2016.
Keluhan lain dari masyarakat adalah
kurangnya sosialisasi terkait masa berlaku
Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el),
dimana masyarakat masih ragu apakah
tetap berlaku selama 5 (lima) tahun, atau
berlaku seumur hidup. Padahal Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia telah
mengeluarkan Surat Edaran Nomor
470/295/SJ tanggal 29 Januari 2016 perihal
KTP Elektronik (KTP-el) berlaku Seumur
Hidup yang ditujukan bagi Gubernur,
Bupati/ Walikota seluruh Indonesia agar
segera disosialisasikan. Terkait dengan
penerbitan KTP Elektronik, kurangnya
sosialisasi mengenai belum adanya
pengadaan blanko KTP-el dari Direktorat
Jendral Administrasi Kependudukan hingga
Maret 2017, juga meresahkan masyarakat.
Padahal hal ini sudah menjadi permasalahan
nasional, namun perlu sosialisasi yang lebih
intensif dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi agar
masyarakat Kabupaten Dairi dapat lebih
memahaminya.
Permasalahan lain yang juga sering
dijumpai di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi adalah
keterlambatan proses penerbitan dokumen
kependudukan seperti Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (KTP-el), Kartu
Keluarga (KK), Surat Keterangan Pindah
Jurnal Administrasi Publik, 7 (1): 33-48
36
(SKP), Akta Catatan Sipil dan dokumen
kependudukan lainnya. Keterlambatan
Dokumen Kependudukan ini dapat
disebabkan oleh kurang lengkapnya berkas
pemohon sebagaimana yang disyaratkan,
ketersediaan blangko dokumen
kependudukan, dan rusaknya peralatan
yang dimiliki oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini bertempat
di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Dairi, jalan Rumah Sakit
Umum No.1 Sidikalang, Kelurahan Batang
Beruh, Kecamatan Sidikalang. Penelitian ini
dilaksanakan sejak tanggal 20 Pebruari
sampai dengan tanggal 6 Maret 2017.
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif, dimana penulis mengumpulkan
informasi dari fakta-fakta yang terjadi di
organisasi kemudian mengolah menjadi
kalimat.
Adapun alasan penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif ini
adalah mengambarkan dan menjelaskan
hasil-hasil temuan di lapangan yang akan
dituangkan dalam bentuk tesis.
Adapun sumber data dalam penelitian
ini adalah 1) Data primer, yaitu data yang
diperoleh dengan melakukan wawancara
langsung kepada informan kunci dan
informan pendukung; 2) Data sekunder,
yaitu data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan
pembahasan, literature, serta sumber
lainnya yang berkaitan dengan objek
penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data
dalam penelitian, pertama adalah
Wawancara, wawancara merupakan
komunikasi verbal secara langsung dengan
informan penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan sejumlah informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan pendaftaran
penduduk, pelaksanaan pencatatan sipil,
serta pelaksanaan sistem informasi
administrasi kependudukan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Informan dalam penelitian ini sebanyak 10
orang, dimana 1 orang merupakan informan
kunci dan 9 orang adalah informan
pendukung.
Kedua adalah observasi yang
digunakan dengan maksud untuk
mengamati dan mencatat gejala-gejala yang
tampak pada obyek penelitian pada saat
keadaan atau situasi yang dialami atau
sebenarnya sedang berlangsung, meliputi
pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
dan pelaksanaan Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi. Hal ini dimaksudkan agar
diperoleh data yang lebih mendekati
kebenaran yaitu dengan membandingkan
hasil wawancara dengan keadaan yang
sebenarnya.
Ketiga adalah telaah dokumen yang
merupakan teknik pengumpulan data yang
berupa laporan, surat resmi, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta
arsip yang mempunyai kaitan dengan
permasalahan penelitian. Teknik ini
dilakukan dengan membaca, menelaah, dan
menganalisa dokumen-dokumen yang
relevan dan berkaitan langsung dengan
materi permasalahan penelitian dalam hal
ini adalah sumber-sumber tertulis lainnya
seperti data statistik, produk peraturan
perundang-undangan dan kebijakan-
Koko Mulyanto Angkat, Abdul Kadir, Isnaini, Analisis Pelayanan Administrasi Kependudukan
37
kebijakan lainnya yang relevan dengan
administrasi kependudukan.
Teknik analisis data dalam penelitian
ini dilakukan analisis data, dimana data yang
telah terkumpul dari hasil wawancara,
observasi, dan telaah dokumen digunakan
sebagai dasar dalam mendeskripsikan atau
menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Analisis data merupakan proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan
kemudian dilanjutkan dengan tahap check
dan recheck.
Maka selanjutnya adalah sampai pada
tahap kesimpulan akhir yang
menggambarkan bagaimanakah
pelaksanaan administrasi kependudukan
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Daerah Kabupaten Dairi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara terkait
persyaratan pendaftaran penduduk,
disimpulkan bahwa persyaratan
pendaftaran penduduk pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi sangat mudah, dan jelas
dan berdasarkan Peraturan Bupati Dairi
Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pedoman
dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil di Kabupaten Dairi.
Dari hasil telaah dokumen diperoleh
data terkait dengan persyaratan
pendaftaran penduduk pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi meliputi persyaratan
penerbitan Kartu Keluarga (KK), Kartu
Tanda Penduduk elektronik (KTP-el), dan
Surat Keterangan Pindah datang sebagai
berikut: Syarat Penerbitan KK baru bagi
penduduk yang belum mempunyai NIK;
Mengisi formulir biodata kependudukan
dengan menggunakan formulir model F-
1.01; Mengisi formulir permohonan KK
dengan menggunakan formulir model F-
1.06; Melampirkan photokopi atau
menunjukkan asli kutipan akta nikah/akta
perkawinan bagi penduduk yang sudah
menikah; dan Melampirkan surat
keterangan pindah/ surat keterangan
pindah datang dalam wilayah NKRI.
Syarat Penerbitan KK baru bagi
penduduk yang telah mempunyai NIK :
Mengisi formulir permohonan KK dengan
menggunakan formulir model F-1.06;
Melampirkan photokopi KK lama yang
sudah memiliki NIK; Melampirkan
photokopi atau menunjukkan asli kutipan
akta nikah/akta perkawinan bagi penduduk
yang sudah menikah; dan Melampirkan
photokopi KTP-EL yang sudah memiliki
NIK.
Syarat Penerbitan KK karena adanya
penambahan anggota keluarga:
Melampirkan dan menyerahkan KK lama;
Mengisi formulir biodata penduduk dengan
menggunakan formulir model F-1.03; dan
Melampirkan photokopi akta kelahiran
anggota keluarga yang tambah.
Syarat Penerbitan KK karena
pengurangan anggota keluarga :
Melampirkan dan menyerahkan KK lama;
Melampirkan surat keterangan kematian;
atau Melampirkan surat keterangan
pindah/surat keterangan pindah datang
bagi penduduk yang pindah datang dalam
wilayah NKRI
Syarat Penerbitan KK karena
penambahan anggota keluarga untuk
menumpang KK: Melampirkan dan
menyerahkan KK lama; Melampirkan dan
menyerahkan KK yang menjadi tujuan/yang
akan ditumpangi; dan Surat keterangan
Jurnal Administrasi Publik, 7 (1): 33-48
38
datang dari luar negeri bagi wni yang datang
dari luar negeri karena pindah.
Syarat Penerbitan KK karena hilang
atau rusak: Surat keterangan hilang dari
Kepala Desa/Lurah; Melampirkan dan
menyerahkan KK yang menjadi tujuan/yang
akan ditumpangi; Melampirkan dan
menyerahkan KK yang rusak; Melampirkan
photokopi atau menunjukkan dokumen
kependudukan dari salah satu anggota
keluarga.
Syarat Penerbitan KTP-el baru: Telah
berusia 17 tahun, atau sudah kawin atau
pernah kawin; Melampirkan surat
pengantar dari kepala desa/lurah;
Melampirkan photokopi kartu keluarga;
Menunjukkan asli kutipan akta nikah/akta
perkawinan bagi penduduk yang sudah
menikah/pernah menikah namun belum
berusia 17 tahun; Melampirkan photokopi
akta kelahiran; Formulir permohonan KTP-
el dengan menggunakan Formulir model F-
1.07; dan Blangko KTP-el bagi penduduk
WNI dan Orang Asing Tinggal Tetap dengan
bahan dasar kertas sekuriti dengan
menggunakan Formulir model B-1.02.
Syarat Penerbitan KTP-el baru karena
hilang atau rusak: Melampirkan surat
keterangan kehilangan dari kepolisian atau
menunjukkan dan menyerahkan KTP-el
yang telah rusak; dan Melampirkan
photokopi KK lama yang sudah memiliki
NIK.
Syarat Penerbitan KTP-el baru karena
terjadinya perubahan data penduduk:
Melampirkan dan menyerahkan KK yang
telah memiliki NIK; Menyerahkan KTP-el
yang lama; Melampirkan surat
keterangan/bukti perubahan peristiwa
kependudukan dan atau perisitiwa penting.
Syarat Penerbitan KTP-el baru karena
pindah datang: Melampirkan dan
menyerahkan surat keterangan pindah/
surat keterangan pindah datang yang telah
ditandatangani pejabat yang berwenang di
tempat kedatangan/tujuan; dan
Menyerahkan KTP-el yang lama.
Syarat Penerbitan surat keterangan
pindah datang antar desa/kelurahan dalam
satu kecamatan: Di tempat asal: Mengisi dan
menandatangani formulir permohonan
pindah dengan Formulir model F- 1.08;
Melampirkan KK dan KTP asli; Kepala
desa/kelurahan mengetahui dan
membubuhkan tanda tangan.
Di tempat tujuan: Penduduk
melaporkan kedatangannya kepada Kepala
Desa/Lurah tempat tujuan dengan
menunjukkan Surat Keterangan Pindah dari
tempat asal; Mengisi dan menandatangani
formulir pindah datang; Kepala desa/lurah
menandatangani Surat Keterangan Pindah
Datang
Syarat Penerbitan surat keterangan
pindah antar kecamatan dalam kabupaten:
Di tempat Asal: Mengisi dan
menandatangani formulir permohonan
pindah dengan Formulir model F- 1.08. 2);
Melampirkan KK dan KTP asli; Kepala
Desa/Lurah mengetahui dan membubuhkan
tanda tangan; Camat menandatangani surat
keterangan pindah atas nama Kepala Dinas.
Di tempat tujuan: Penduduk
melaporkan kedatangannya kepada Kepala
Desa/Lurah tempat tujuan dengan
menunjukkan Surat Keterangan Pindah dari
tempat asal; Mengisi dan menandatangani
formulir pindah datang; Kepala Desa/Lurah
menandatangani Surat Keterangan Pindah
Datang dan meneruskan formulir
permohonan pindah datang kepada Camat;
Koko Mulyanto Angkat, Abdul Kadir, Isnaini, Analisis Pelayanan Administrasi Kependudukan
39
Camat menandatangani Surat Keterangan
Pindah Datang atas nama kepala Dinas,
dengan menembuskan kepada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
Setelah ditandatanganinya Surat
Keterangan Pindah Datang oleh camat,
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
melakukan penarikan terhadap KK dan KTP
yang bersangkutan untuk diadakan
pergantian sesuai dengan tempat domisili
yang baru
Syarat Penerbitan surat keterangan
pindah antar kabupaten/propinsi: Mengisi
dan menandatangani formulir permohonan
pindah; Melampirkan KK dan KTP asli;
Kepala Desa/Lurah dan Camat
menandatangani formulir permohonan
pindah sebagai dasar penerbitan Surat
Keterangan Pindah oleh Kepala Dinas; Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
menerbitkan dan Surat Keterangan Pindah
serta menyerahkan kepada penduduk.
Syarat Penerbitan Surat Keterangan
Pindah Datang bagi penduduk yang pindah
dari luar kabupaten/propinsi: Penduduk
yang pindah datang melaporkan
perpindahan dan kedatangannya kepada
kepala desa/lurah dengan menunjukkan
Surat Keterangan Pindah yang
ditandatangani oleh instansi pelaksana
ditempat asalnya; Kepala Desa/Lurah dan
camat secara berjenjang menandatangani
formulir permohonan pindah datang
penduduk yang pindah datang tersebut,
dengan tembusan kepada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
Berdasarkan surat keterangan yang telah
ditandatangani oleh Camat, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
melakukan pengisian biodata penduduk
yang pindah datang tersebut dengan
mempergunakan formulir F-1.01; Setelah
pengisian biodata kependudukan, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
menerbitkan KK dan KTP yang baru sesuai
dengan tempat tujuan/domisili penduduk
yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil wawancara terkait
prosedur pendaftaran penduduk,
disimpulkan bahwa prosedur pendaftaran
penduduk Prosedur pelayanan administrasi
kependudukan pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Bupati
Dairi Nomor 03 Tahun 2010 tentang
Pedoman dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil di
Kabupaten Dairi. Prosedur pelayanan telah
dilaksanakan dengan baik oleh aparatur
pelaksana dan dirasakan mudah oleh
masyarakat sebagai penerima layanan.
Gambar 1. Prosedur Penerbitan KK dan
Surat Keterangan Pindah Datang
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Dairi, 2017
Gambar 1. menjelaskan bahwa
prosedur permohonan Kartu Keluarga (KK)
harus melalui Kantor Kepala
Desa/Kelurahan setempat terlebih dahulu
untuk mendapat pengesahan. Selanjutnya
masyarakat dapat membawa berkas yang
sudah ditanda tangani oleh Kepala
Desa/Lurah ke petugas pemeriksa berkas
Jurnal Administrasi Publik, 7 (1): 33-48
40
yang ada di Kecamatan masing-masing
ataupun langsung ke Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi. Untuk
Surat Keterangan Pindah, selain harus
melaporkan kepindahannya kepada Kepala
Desa/Lurah setempat, pemohon juga harus
melaporkan kepindahannya kepada Camat
di Kecamatan masing-masing.
Gambar 2. Prosedur Penerbitan Kartu
Tanda Penduduk elektronik (KTP-el)
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Dairi, 2017
Gambar 2. menjelaskan bahwa
permohonan Penduduk elektronik (KTP-el),
harus ditanda tangani oleh Kepala
Desa/Lurah setempat terlebih dahulu,
untuk kemudian direkam datanya pada
TPDK Kecamatan masing-masing ataupun
langsung melakukan perekaman data di
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi.
Berdasarkan hasil wawancara, maka
diambil kesimpulan bahwa jangka waktu
pelayanan pendaftaran penduduk pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi adalah 14 hari kerja sesuai
Peraturan Bupati Dairi Nomor 03 Tahun
2010 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
di Kabupaten Dairi.
Penerbitan dokumen kependudukan
dan akta catatan sipil oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi sering mengalami
keterlambatan dalam penerbitannya sejak
dimohonnkan oleh pemohon atau lebih dari
14 hari kerja. Hal ini disebabkan oleh proses
penandatanganan Kartu Keluarga (KK) yang
harus ditanda tangani oleh Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi dan tidak dapat diwakilkan,
sementara untuk keterlambatan Kartu
Tanda Penduduk elektronik (KTP-el)
disebabkan oleh tidak tersedianya blangko
KTP-el pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi.
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti,
dapat disimpulkan bahwa biaya pelayanan
administrasi kependudukan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten adalah gratis sesuai dengan
Peraturan Bupati Dairi Nomor 03 Tahun
2010 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
di Kabupaten Dairi. Petugas pelayanan
dalam penerbitan dokumen kependudukan
akan dikenakan sanksi organisasi jika
melakukan pungutan terhadap pelayanan.
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti,
maka diambil kesimpulan bahwa produk
pelayanan dalam hal pendaftaran penduduk
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Dairi adalah Kartu Keluarga
(KK), Kartu Tanda Penduduk elektronik
(KTP-el), dan Surat Keterangan Pindah
datang.
Koko Mulyanto Angkat, Abdul Kadir, Isnaini, Analisis Pelayanan Administrasi Kependudukan
41
Dari hasil telaah dokumen, diperoleh
data terkait dokumen kependudukan yang
sudah diterbitkan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi sejak Januari sampai
dengan April 2017 sebagai berikut:
Tabel 1. Penerbitan Dokumen
Kependudukan bulan Januari s/d Maret
2017
No. Jenis Permohonan Permohonan
Dokumen yang diterbitkan
1. Kartu Keluarga 162 145 2. Kartu Tanda
Penduduk elektronik
230 0
3. Surat Keterangan Pindah Datang
37 35
Jumlah 429 180 Sumber: Dinas Kependudukan dan pencatatan
SipilKabupaten Dairi, 2017
Tabel 1 menjelaskan bahwa dalam hal
penerbitan KK, Surat Keterangan Pindah
datang, serta Akta Catatan Sipil tidak
mengalami kendala yang terlalu besar.
Permohonan yang masuk dengan dokumen
yang diterbitkan selisihnya tidak terlalu
signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh
kekurangan pada berkas pemohon, syarat-
syarat yang diperlukan, serta kendala teknis
lainnya.
Namun dalam hal penerbitan Kartu
Keluarga elektronik (KTP-el), dapat
dijelaskan bahwa tidak ada penerbitan KTP-
el bulan Januari sampai dengan Maret 2017
bahkan sejak bulan Oktober 2016. Hal ini
disebabkan oleh ketiadaan blangko KTP-el
pada oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi.
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi peneliti terkait dengan
penanganan pengaduan, saran dan masukan
dalam hal pendaftaran penduduk pada
Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi, disimpulkan bahwa tidak
ada bidang yang khusus menangani
permasalahan pengaduan pada Dinas
kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi, bahkan tidak tersedia
kotak saran dan pengaduan terkait produk,
waktu, prosedur, biaya, dan pelayanan yang
diterima oleh masyarakat.
Sesuai dengan Undang - Undang
Nomor 24 tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Undang - Undang No. 23 tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan, yang
dimaksud dengan pencatatan sipil adalah
pencatatan Peristiwa Penting yang dialami
oleh seseorang dalam register Pencatatan
Sipil pada Instansi Pelaksana.
Yang dimaksud dengan peristiwa
penting di sini adalah Peristiwa Penting
adalah kejadian yang dialami oleh seseorang
meliputi kelahiran, kematian, lahir mati,
perkawinan, perceraian, pengakuan anak,
pengesahan anak, pengangkatan anak,
perubahan nama dan perubahan status
kewarganegaraan.
Lebih lanjut dalam hal pencatan sipil
banyak mengalami perubahan di dalam
Undang - Undang Nomor 24 tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Undang - Undang
No. 23 tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan.
Perubahan dimaksud antara lain
adalah pencatatan kematian, dimana
pelaporan pencatatan kematian yang
semula menjadi kewajiban penduduk,
diubah menjadi kewajiban Rukun Tetangga
(RT) untuk melaporkan setiap kematian
warganya kepada instansi pelaksana.
Pelaporan tersebut dilakukan secara
berjenjang melalui Rukun Warga (RW),
Desa/Kelurahan dan Kecamatan. Dengan
kebijakan ini diharapkan cakupan
pencatatan kematian akan meningkat secara
signifikan.
Jurnal Administrasi Publik, 7 (1): 33-48
42
Adapun komponen pelayanan yang
digunakan dalam menganalisa pelayanan
pencatatan sipil dalam penelitian ini adalah
komponen standar pelayanan yang terkait
dengan proses penyampaian pelayanan
(service delivery) sebagaimana yang
dimaksud dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014
tentang Pedoman Standar Pelayanan
meliputi: Persyaratan; Prosedur; Jangka
waktu penyelesaian; Biaya/tarif; Produk
pelayanan; dan Penanganan pengaduan.
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi terkait persyaratan dalam hal
pencatatan sipil pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi,
disimpulkan bahwa persyaratan yang ada
berdasarkan Peraturan Bupati Dairi Nomor
03 Tahun 2010 tentang Pedoman dan Tata
Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil di Kabupaten Dairi. Persyaratan
pelayanan telah dilaksanakan dengan baik
oleh aparatur pelaksana dan dirasakan
mudah oleh masyarakat sebagai penerima
layanan.
Dari hasil telaah dokumen diperoleh
persyaratan penerbitan akta pencatatan
sipil sebagai berikut: Syarat Akta Kelahiran:
Melampirkan Surat Kelahiran/Surat
Keterangan Lahir dari
Dokter/Bidan/penolong kelahiran;
Mecatumkan Nama dan Identitas Saksi
kelahiran; Melampirkan KK Orang tua;
Melampirkan KTP orang tua; Kutipan Akta
Nikah/Akta Perkawinan Orang tua; Mengisi
formulir yang telah disediakan, dengan
menggunakan Formulir model F2.01; dan
Khusus bagi kelahiran yang berada di luar
domisili, dengan menggunakan for mulir
model F2.02
Syarat Akta Perkawinan bagi
penduduk yang bukan beragama Islam:
Surat keterangan telah terjadinya
perkawinan dari pemuka agama/pendeta
atau surat perkawinan Penghayat
Kepercayaan yang ditandatangni oleh
pemuka Penghayat Kepercayaan; KTP
Suami dan Istri; Pas photo gandeng suami
dan istri ukuran 4 X 6 cm sebanyak 5 lembar;
Kutipan Akta Kelahiran suami dan isteri;
Melampirkan KK orang tua suami dan isteri
atau KK suami/isteri bagi pelaporan
perkawinan yang terlambat; Melampirkan
Ijin Pimpinan/Komandan bagi anggota
POLRI/ TNI; dan Paspor bagi suami dan
isteri orang asing.
Syarat Akta Kematian: Kematian
dilaporkan oleh RT/RW, Kepala lingkungan,
atau Kepala Desa dan lurah setempat;
Formulir pelaporan kematian, dengan
menggunakan Formulir model F-2.15; dan
Surat keterangan kematian, dengan
menggunakan Formulir model F-2.1
Syarat Kutipan Akta Pengangkatan
Anak: Menggunakan formulir pencatatan
pelaporan pengangkatan anak dengan
menggunak an Formulir model F-2.1
Syarat Penerbitan Akta Pengakuan
Anak: Formulir pelaporan pengakuan anak,
dengan menggunakan Formulir model F-
2.13; Register akta pengakuan anak; dan
Kutipan akta pengakuan anak
Syarat Pencatatan Pengesahan Anak:
Menggunakan formulir pencatatan
pelaporan pengesahan anak dengan
menggunakan Formulir model F-2.14.
Syarat Pencatatan Perubahan Nama :
Menggunakan formulir pelaporan
perubahan nama kecil/nama keluarga,
Koko Mulyanto Angkat, Abdul Kadir, Isnaini, Analisis Pelayanan Administrasi Kependudukan
43
dengan menggunakan Formulir model F-
2.21
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi terkait prosedur dalam hal
pencatatan sipil, disimpulkan bahwa
prosedur pencatatan sipil pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Bupati Dairi Nomor 03 Tahun
2010 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
di Kabupaten Dairi.
Adapun kendala yang dihadapi dalam
hal prosedur adalah kurangnya sosialisasi
Undang - Undang Nomor 24 tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Undang - Undang
No. 23 tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan, dimana pelaporan
pencatatan kematian yang semula menjadi
kewajiban penduduk, diubah menjadi
kewajiban Rukun Tetangga (RT) untuk
melaporkan setiap kematian warganya
kepada instansi pelaksana. Pelaporan
tersebut dilakukan secara berjenjang
melalui Rukun Warga (RW),
Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
Dari hasil telaah dokumen, diperoleh
data terkait dengan prosedur pencatatan
sipil sebagai berikut:
Gambar 3. Prosedur Penerbitan
Dokumen Pencatatan Sipil
Sumber: Dinas Kependudukan dan pencatatan
Sipil Kabupaten Dairi, 2017
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti,
maka diambil kesimpulan bahwa jangka
waktu pelayanan pencatatan sipil pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi adalah 14 hari kerja sesuai
Peraturan Bupati Dairi Nomor 03 Tahun
2010 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
di Kabupaten Dairi.
Penerbitan akta catatan sipil oleh
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi sering mengalami
keterlambatan dalam penerbitannya sejak
dimohonkan oleh pemohon atau lebih dari
14 hari kerja. Hal ini disebabkan oleh proses
penandatanganan akta catatan sipil yang
harus ditanda tangani oleh Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi dan tidak dapat diwakilkan.
Jurnal Administrasi Publik, 7 (1): 33-48
44
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti,
dapat disimpulkan bahwa biaya pelayanan
pencatatan sipil pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten sesuai
dengan Peraturan Bupati Dairi Nomor 03
Tahun 2010 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
di Kabupaten Dairi adalah gratis untuk akta
lahir, akta perkawinan yang pelaporannya
tidak melebihi 60 hari peristiwa
perkawinan, serta akta perceraian yang
pelaporannya tidak melebihi 60 hari sejak
tanggal perceraian.Untuk pelayanan akta
catatan sipil lainnya dikenakan biaya yang
bervariasi.
Adapun biaya/retribusi pelayananan
pencatatan sipil pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi, yang
diperoleh peneliti melalui telaah dokumen,
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2. Retribusi Pelayananan Pencatatan Sipil
No. Jenis Pelayanan Besar Retribusi (Rp)
1. Pencatatan dan penerbitan kutipan akta kelahiran 0,- 2. Pencatatan dan penerbitan kutipan akta perkawinan
Penduduk yang pelapornya belum lewat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal perkawinan; Penduduk yang pelapornya telah lewat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal perkawinan.
0,- 25.000,-
3. Pencatatan dan penerbitan akta perceraian Penduduk yang pelapornya belum lewat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal diterbitkannya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; Penduduk yang pelapornya telah lewat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal diterbitkannya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
0,- 50.000.-
4. Pencatatan dan penerbitan akta kematian 0,- 5. Penerbitan kutipan akta pengakuan anak 20.000.- 6. Pencatatan pengesahan anak 20.000.- 7. Penerbitan kutipan akta pengangkatan anak 20.000.- 8. Pencatatan perubahan anak 50.000,- 9. Pencatatan perubahan jenis kelamin 100.000.- 10. Pencatatan perubahan kewarganegaraan 100.000.-
Sumber: Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil Kabupaten Dairi, 2017
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti,
maka diambil kesimpulan bahwa produk
pelayanan dalam hal pencatatan sipil pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi adalah sebagai berikut:
Akta Kelahiran; Akta Perkawinan; Akta
Perceraian; Akta Kematian; Akta
Pengangkatan Anak; Akta Pengakuan Anak;
Pencatatan Pengesahan Anak; serta
Pencatatan Perubahan Nama.
Adapun kendala dalam hal produk
pencatatan sipil adalah masih seringnya
terjadi kesalahan data dalam akta catatan
sipil yang sudah diterbitkan, namun akan
diterbitkan kembali tanpa harus membuat
permohonan lagi.
Dari hasil telaah dokumen, diperoleh
data terkait akta catatan sipil yang sudah
diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi sejak
Januari sampai dengan Maret 2017 sebagai
berikut:
Koko Mulyanto Angkat, Abdul Kadir, Isnaini, Analisis Pelayanan Administrasi Kependudukan
45
Tabel 3. Penerbitan Akta catatan Sipil
bulan Januari s/d Maret 2017
No.
Jenis Permohonan
Permohonan
Akta yang diterbit kan
1. Akta Kelahiran 28 25 2. Akta Perkawinan 14 14 3. Akta Perceraian 2 2 4. Akta Kematian 1 1 5. Akta Pengangkatan
Anak - -
6. Akta Pengakuan Anak; - - 7. Akta Pencatatan
Pengesahan Anak; serta - -
8. Akta Pencatatan Perubahan Nama.
- -
Jumlah 45 42 Sumber: Dinas Kependudukan dan pencatatan
Sipil Kabupaten Dairi, 2017
Tabel 3 menjelaskan bahwa dalam hal
penerbitan Akta Catatan Sipil tidak
mengalami kendala yang terlalu besar.
Jumlah permohonan yang masuk hampir
sama dengan jumlah akta yang diterbitkan,
adapun kendala adalah kesalahan dari
petugas pemeriksa berkas sehingga berkas
dianggap sudah lengkap.
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi peneliti terkait dengan
penanganan pengaduan, saran dan masukan
dalam hal pencatatan sipil pada Dinas
kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi, disimpulkan bahwa tidak
ada bidang yang khusus menangani
permasalahan pengaduan tentang
persyaratan, prosedur, waktu, produk,
ataupun pelayanan yang diterima oleh
masyarakat pada Dinas kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi, bahkan
tidak disediakan kotak saran dan
pengaduan.
Pelaksanaan Sisitem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi
Sesuai dengan Undang - Undang
Nomor 24 tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Undang - Undang No. 23 tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan, yang
dimaksud dengan Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan selanjutnya
disingkat SIAK, adalah sistem informasi
yang memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk memfasilitasi
pengelolaan informasi administrasi
kependudukan di tingkat Penyelenggara
dan Instansi Pelaksana sebagai satu
kesatuan.
Adapun komponen pelayanan yang
digunakan dalam menganalisa pelayanan
administrasi kependudukan dalam
penelitian ini adalah Komponen Standar
Pelayanan yang terkait dengan proses
pengelolaan pelayanan di internal
organisasi (manufacturing) meliputi: 1)
Sarana dan prasarana; 2) Kompetensi
pelaksana; 3) Jumlah pelaksana
Berikut ini adalah informasi dan data
yang diperoleh oleh peneliti beserta
pembahasannya sebagai berikut: 1) Sarana
dan Prasarana Pelaksanaan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK). Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti,
dapat disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana pelaksanaan Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) pada
Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi tidak memadai. 2) Adapun
kendala dalam pelaksanaannya adalah:
Kurangnya sarana pendukung kerja seperti
komputer dan printer untuk operator SIAK
yang ada di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi maupun
operator Tempat Perekaman Data
Kependudukan (TPDK) Kecamatan; Hampir
50 persen tower pemancar frekuensi radio
Jurnal Administrasi Publik, 7 (1): 33-48
46
yang ada di TPDK Kecamatan dalam kondisi
rusak, sehingga proses pengiriman data
kepada server di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi dilakukan
dengan cara manual yaitu melalui
penyimpanan dengan menggunakan
memory eksternal; Database SIAK yang
menyimpan data kependudukan seluruh
penduduk Kabupaten Dairi masih dianggap
kurang performance-nya. Saat ini, untuk
proses back-up data masih dilakukan
dengan menggunakan harddisk eksternal.
Proses back-up dilakukan pada sore hari
saat seluruh proses transaksi data sudah
selesai. Hal tersebut dinilai tidak praktis dan
masih tradisional mengingat pada instansi
swasta, seperti Bank, sudah melakukan
back-up secara real time ketika transaksi
data nasabah dilakukan.
Kompetensi Pelaksana Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK), berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang telah dilakukan, maka
diambil kesimpulan bahwa kompetensi
pelaksana dalam pelaksanaan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) pada Dinas kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi, belum
terlaksana dengan baik. Operator yang
direkrut untuk mengoperasikan SIAK belum
seluruhnya memiliki kemampuan,
kompetensi, keahlian, keterampilan, sikap,
dan perilaku yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan tugas. Sehinggga dibutuhkan
pelatihan yang berkesinambungan bagi
aparatur pelaksana terkait tugas pokok dan
fungsinya masing-masing.
Jumlah Pelaksana Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK),
berdasarkan hasil wawancara dan observasi
yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
jumlah pelaksana dalam pelaksanaan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) pada Dinas kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi, belum
memadai. Seharusnya operator yang ada
pada Tempat Perekaman Data
Kependudukan (TPDK) kecamatan minimal
ada 2 orang, sedangkan operator yang ada di
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
kabupaten Dairi seharusnya ada 15 orang
dengan rincian 1 orang untuk menangani
setiap kecamatan.
SIMPULAN
Pelayanan pendaftaran penduduk
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Dairi sudah dilaksanakan
dengan baik dalam hal persyaratan,
prosedur, dan biaya/ tarif. Persyaratan yang
ada dirasakan cukup mudah, prosedur yang
ada jelas dan dirasakan tidak memberatkan
masyarakat, sementara biaya/ tarif
pelayanan adalah gratis.
Kendala pertama yang ditemui dalam
pelaksanaan pendaftaran penduduk adalah
adalah dalam hal jangka waktu,
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Undang - Undang Nomor 24 tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Undang - Undang
No. 23 tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan jangka waktu penerbitan
dokumen kependudukan sejak dimohonkan
adalah 14 hari kerja, namun pada
kenyataannya sering mengalami
keterlambatan penerbitan. Hal ini
disebabkan oleh proses penandatanganan
yang tidak dapat diwakilkan serta tidak
adanya blangko Kartu Tanda Penduduk
elektronik (KTP-el).
Kedua adalah dalam hal produk
pelayanan, kendala yang dialami adalah
Koko Mulyanto Angkat, Abdul Kadir, Isnaini, Analisis Pelayanan Administrasi Kependudukan
47
kesalahan data pada dokumen
kependudukan yang sudah diterbitkan,
serta ketiadaan blangko blangko Kartu
Tanda Penduduk elektronik (KTP-el).
Kendala ketiga adalah dalam hal
penanganan pengaduan, belum ada bidang
khusus yang menangani pengaduan terkait
pendaftaran penduduk pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
kabupaten Dairi.
Pelayanan pencatatan sipil pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
kabupaten Dairi sudah terlaksana dengan
baik dalam hal persyaratan, dan biaya/ tarif.
Persyaratan yang ada dirasakan cukup
mudah, jelas dan tidak memberatkan
masyarakat, sementara biaya/ tarif
pelayanan adalah gratis untuk Akta
Kelahiran, Akta Kematian, Akta Pernikahan
yang dilaporkan kurang dari 60 hari dari
tanggal penikahan, serta Akta Perceraian
yang dilaporkan sebelum 60 hari dari
tanggal perceraian. Sementara untuk akta
catatan sipil lainnya dikenakan tarif yang
bervarisasi.
kendala dalam pelayanan pencatatan
sipil dalam hal prosedur, adalah kurangnya
sosialisasi Undang-Undang Nomor 24 tahun
2013 Tentang Perubahan Atas Undang -
Undang No. 23 tahun 2006 Tentang
Administrasi Kependudukan, dimana
pelaporan pencatatan kematian yang
semula menjadi kewajiban penduduk,
diubah menjadi kewajiban Rukun Tetangga
(RT) untuk melaporkan setiap kematian
warganya kepada instansi pelaksana.
Pelaporan tersebut dilakukan secara
berjenjang melalui Rukun Warga (RW),
Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
Dalam hal jangka waktu, sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam Undang -
Undang Nomor 24 tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Undang - Undang No. 23
tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan jangka waktu penerbitan
akta catatan sipil adalah 14 hari kerja sejak
dimohonkan, namun pada kenyataannya
sering mengalami keterlambatan
penerbitan. Hal ini disebabkan oleh proses
penandatanganan yang harus ditanda
tangani langsung oleh Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi dan tidak dapat
diwakilkan;
Dalam hal produk pelayanan, kendala
yang dialami adalah kesalahan data pada
dokumen kependudukan yang sudah
diterbitkan. Hal ini dapat disebabkan oleh
kesalahan pengisian data dari masyarakat
ataupun kesalahan pengisian data oleh
operator SIAK pencatatan sipil;
Dalam hal penanganan pengaduan,
belum ada bidang khusus yang menangani
pengaduan terkait pencatatan sipil pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
kabupaten Dairi.
Pelaksanaan Sistem Informasi
Administasi Kependudukan (SIAK) pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi belum berjalan dengan
baik dalam hal sarana dan prasarana,
kompetensi pelaksana, dan jumlah
pelaksana.
Adapun kendala dalam
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
Dalam hal sarana dan prasana, adalah
kurang memadainya sarana dan prasarana
pendukung kerja seperti komputer, printer,
tower pemancar frekuensi radio, serta
Database SIAK yang kurang performanya.;
Kompetensi pelaksana dalam pelaksanaan
Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) pada Dinas
kependudukan dan Pencatatan Sipil
Jurnal Administrasi Publik, 7 (1): 33-48
48
Kabupaten Dairi, belum terlaksana dengan
baik. Operator yang direkrut untuk
mengoperasikan SIAK belum seluruhnya
memiliki kemampuan, kompetensi,
keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas.
Jumlah pelaksana dalam pelaksanaan
Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) pada Dinas
kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Dairi, masih kurang dan belum
memadai.
DAFTAR PUSTAKA Anwari, 2000. Motivasi: Perangkat Analisis Untuk
Para Manajer. Usahawan, No. 12, Th. XXIX, Desember. Hal. 34-40
Arep, I., dan Hendri T., 2003. Manajemen Dan Motivasi 2003. Jakarta: Grasindo
As'ad, M., 1991. Psikologi Industri, Yogyakarta: Liberty.
Baswartono, 1997. Mengkaji Ulang Hubungan Antara Motivasi, Manajemen dan Produktivitas. Usahawan, No. 09, Thn. XXVI, September. Hal. 31-32
Gibson, J.L., Ivancevich, John M., and Donelly JR, James H., 1997. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. (Alih bahasa: Nunuk Adiarni), Edisi Kedelapan, Jakarta : Binarupa Aksara.
Handoko, T.H., 1986. Manajemen, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE
Handoko, T. Hani, 1988. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Yogyakarta: -BPFE
Hasibuan, M.S.P., 2002. Manajemen: Dasar Pengertian dan Masalah, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gunung Agung,.
Irianto, J., 1994. Upaya Meningkatkan Semangat Kerja: Suatu Tinjauan Teoritik Aliran Hubungan Kemanusiaan (Rubrik: Perkembangan Teori). Usahawan, No. 04, Thn. XXIII, April. Hal. 2-5
Mangkunegara, A.A. Anwar P, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda.
Mangkuprawira, S., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: Ghalia Indonesia
Muchlas, M., 1999. Perilaku Organisasi. Cetakan ke 1. Yogyakarta: Program Pendidikan Pascasarjana Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Reksohadiprodjo, S., dan Handoko, T.H., 1986. Organisasi Perusahaan: Teori, Struktur dan Perilaku, edisi kedua, Yogjakarta: BPFE.
Sigit, S., 2002. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen. Edisi 2.
Sinaga, R., 1991, Motivasi Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan Produktivitas. Usahawan, No. 11, Thn. XX, Nopeinber. Hal. 29-33
Simamora, H., 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ke 2, Yogyakarta: BP-STIE YKPN
Sulistiyani, A.T., dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha llmu
Smvarto, FX., 1999. Perilaku Keorganisasian: Buku Panduan Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.
Syatarudin, A., 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi; keunggulan Kompetitif,. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
Umar, H., 2001 Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Wahyusumidjo, 1984. Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia.