15
ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa Barat) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Disusun Oleh: Rita Lestari A220110058 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA 2015

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

  • Upload
    phamthu

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

(Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa Barat)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun Oleh:

Rita Lestari

A220110058

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA

2015

Page 2: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan
Page 3: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

1

ABSTRAK

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

(Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa Barat)

Rita Lestari A220110058 Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015

xviii+141 halaman (termasuk lampiran)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis pelanggaran, alasan

melakukan pelanggaran, serta solusi untuk menanggulangi pelanggaran yang dilakukan

oleh pengendara sepeda motor di kota Subang. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Analisis data

menerapkan model interaktif melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan.

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jenis pelanggaran yang dilakukan

pengendara sepeda motor diantaranya yaitu tidak menggunakan helm, tidak

melengkapi kelengkapan teknis kendaraan, tidak melengkapi surat-surat berkendara,

berboncengan lebih dari satu orang, melanggar marka jalan, serta melawan arus.

Berdasarkan jenis pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor tersebut

menggambarkan bahwa kurangnya kesadaran hukum, kurangnya kedisiplinan

pengemudi, etika pengemudi yang masih kurang, aparat penegak hukum yang kurang

profesional, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Alasan pengendara

melakukan pelanggaran yaitu tidak mempunyai helm, prosedur pembutan SIM yang

sulit, jarak yang dituju dekat, kondisi jalan jelek dan berlubang. Solusi dari Kepolisian

untuk menanggulangi pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor yaitu memberikan edukasi

dan sosialisasi, memberikan pengarahan dan himbauan, serta melakukan

pencegahan dengan penindakan dan teguran sehingga pengendara sepeda motor

kembali tertib dalam berlalu lintas.

Kata Kunci: pelanggaran, pengendara sepeda motor, satlantas Polres Subang.

Surakarta, 10 Maret 2015

Penulis,

Rita Lestari

Page 4: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

2

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

dalam kehidupan masyarakat diatur oleh hukum. Hukum di Indonesia dimuat

dalam bentuk konstitusi, yaitu hukum atau peraturan yang tertulis (undang-

Undang) dan yang tidak tertulis. Peraturan dibuat semata-mata untuk menciptakan

negara yang adil, aman, dan sejahtera. Oleh karena itu, peraturan dibuat sedemikian

rupa agar masyarakat mau mematuhi dan menjalankan peraturan yang sudah dibuat

oleh pemerintah, berdasarkan atas keputusan bersama dan disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat. Transportasi merupakan alat atau kendaraan yang menjadi

kebutuhan penting bagi masyarakat, baik transportasi darat, laut, maupun udara. Tujuan

orang menggunakan alat trasportasi adalah agar lebih cepat dan lebih mudah dalam

perpindahan, baik orang atau barang dari tempat asal ke tempat tujuannya. Pengguna

jalan yang semakin meningkat terutama kendaraan sepeda motor mengakibatkan arus

lalu lintas menjadi padat dan sulit dikendalikan. Oleh karena itu, pemerintah

mengeluarkan produk hukum yang dapat menertibkan masyarakat, salah satunya yaitu

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pelanggaran-pelanggaran terhadap Undang-Undang lalu lintas pada

kenyataannya dari tahun ketahun masih saja terus berlanjut dan terjadi di berbagai

kota salah satunya di kota Subang. Pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara

sepeda motor menjadi tugas yang cukup berat bagi aparat Kepolisian khususnya

Satlantas Polres Subang dalam menertibkan pelanggaran tersebut. Hal ini dikarenakan

oleh masyarakat yang kurang disiplin dan kurangnya kesadaraan hukum.

Berdasarkan hal tersebut, maka judul kajian penelitian mengenai “Analisis

Pelanggaran Pengendara Sepeda Motor Terhadap Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan (Studi

Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa Barat)”. Berdasarkan latar

belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai

berikut:

1. Apa saja jenis pelanggaran pengendara sepeda motor terhadap Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan?

Page 5: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

3

2. Mengapa para pengendara sepeda motor melakukan pelanggaran terhadap

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan?

3. Bagaimana solusi dari Kepolisian untuk menanggulangi para pengendara sepeda

motor yang melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan?

METODE PENELITIAN

Menurut Sutama (2010:87), subjek penelitian adalah individu-individu yang

ikut berpartisipasi dalam kajian yang diteliti. Menurut Ratna (2010:135), objek

adalah segala sesuatu yang diteliti. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa subjek dalam penelitian ini yaitu Satlantas Kepolisian Resor Subang, serta

masyarakat Subang selaku pengemudi kendaraan sepeda motor. Objek dalam

penelitian ini yaitu pelanggaran yang dilakukan pengendara sepeda motor

terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 yang dilakukan Masyarakat

Subang. Menurut Arikunto (2006:129), sumber data adalah subjek dari mana data

dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

pengumpulan data, maka data tersebut responden yaitu orang yang diwawancara

menjawab pertanyaan dari peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber

data dalam penelitian ini meliputi narasumber (informan), arsip atau dokumen,

tempat dan aktivitas. Narasumber (informan) terdiri dari Satlantas Kepolisiaan

Resor Subang dan masyarakat sebagai pengendara motor. Tempat yang dimaksud

adalah lalu lintas di sekitar kota Subang. Aktividas dan dokumen yang dimaksud

yaitu terkait pelanggaran yang dilakukan pengendara sepeda motor terhadap

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 yang dilakukan oleh masyarakat Subang.

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2005:62) merupaka langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah

mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menurut Sugiyono

(2013:244) merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan, lapangan, dan dokumentasi dengan cara

Page 6: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

4

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan akan dipelalajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti berusaha menghimpun data

sebanyak-banyaknya mengenai analisis pelanggaran pengendara sepeda motor

terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan. Kemudian memilah-milah informasi yang berhasil didapat dari

masyarakat selaku pengendara sepeda motor dan keterangan dari Kepolisian

terkait pelanggaran yang sering dilakukan. Setelah memilih data analisis

pelanggaran pengendara sepeda motor terhadap Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, lantas disajikan. Kemudian

peneliti menyimpulkan data mengenai analisis pelanggaran pengendara sepeda

motor terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan melalui wawancara, observasi, dan

telaah dokumen dapat ditemukan beberapa jenis pelanggaran lalu lintas yang

kerap dilakukan oleh pengendara sepeda motor di kawasan Kota Subang Jawa

Barat, alasan pengendara sepeda motor melakukan pelanggaran, serta solusi dari

Kepolisian dalam menanggulangi pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor

22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, berikut ini merupakan

pemaparan dari hasil penelitian yang dilakukan.

1. Jenis Pelanggaran Pengendara Sepeda Motor terhadap Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Jenis pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor di

kota Subang bermacam-macam. berdasarkan hasil wawancara dengan Satlantas Polres

Subang dan masyarakat selaku pengendara sepeda motor, serta hasil observasi di

lapangan, jenis pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat Subang selaku

pengendara sepeda motor sebagai berikut:

Page 7: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

5

a. Tidak menggunakan helm.

b. Tidak memenuhi kelengkapan teknis kendaraan

c. Tidak melengkapi surat-surat berkendara

d. Berboncengan lebih dari satu orang

e. Melanggar marka jalan

f. Melawan arus.

Banyaknya pengendara sepeda motor yang melakukan pelanggaran terhadap

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 berdasarkan jenis-jenis yang dipaparkan

di atas, dapat dilihat melalui tabel mengenai data pelanggaran yang dilakukan oleh

pengendara sepeda motor dari bulan Januari sampai Desember tahun 2014

sebagaimana pemaparan berikut.

Tabel 3. Data Jenis Pelanggaran Lalu Lintas Roda Dua Tahun 2014

No. Bulan

Jenis Pelanggaran yang Dilakukan

Jml

Gar Helm Kelengkapan

Kendaraan

Surat-

surat

Boncengan

Lebih dari

1 Orang

Marka

Rambu

Melawan

Arus

1 Januari 62 17 279 0 47 11 416

2 Februari 37 17 286 0 79 0 419

3 Maret 85 19 600 1 99 0 804

4 April 59 18 360 0 66 1 504

5 Mei 99 34 682 0 33 0 848

6 Juni 47 8 323 1 32 0 411

7 Juli 50 15 305 1 32 0 403

8 Agustus 29 7 111 1 23 7 178

9 September 106 34 7568 0 61 0 959

10 Oktober 121 34 676 1 45 0 877

11 November 96 38 493 0 65 1 693

12 Desember 726 215 2199 0 143 11 3294

Sumber: Arsip Satlantas Kepolisian Resor Subang

Jenis-jenis pelanggaran pengedara sepeda motor terhadap Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana

dipaparkan di atas menggambarkan indikator tentang pelanggaran lalu lintas yang

telah dirumuskan sebelumnya. Indikator pelanggaran lalu lintas dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Kurangnya kesadaran hukum. Kurangnya kesadaran hukum terutama

terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 masih sering dilakukan oleh

Page 8: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

6

masyarakat Subang, contohnya seperti pengendara sepeda motor yang tidak

menggunakan helm, tidak melengkapi spion dan sebagainya, padahal aparat

Kepolisian kota Subang sudah menghimbau kepada masyarakat untuk

mentaati ketentuan dalam berlalu lintas sebagaimana dijelaskan dalam

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, namun masyarakat seolah tidak

memperdulikannya, sehingga pelanggaran terus saja terjadi.

2) Kurangnya kedisiplinan pengemudi. Jenis pelanggaran yang dilakukan oleh

masyarakat Subang selaku pengendara sepeda motor seperti melawan arus

dan melanggar marka jalan sebagaimana dipaparkan di atas, merupakan

tindakan yang menunjukan bahwa kurangnya kedisiplinan pengemudi saat

berlalu lintas.

3) Etika berlalu lintas pengemudi masih kurang. Jenis pelanggaran yang

dilakukan oleh masyarakat kota Subang selaku pengendara sepeda motor

seperti menggunakan knalpot yang membuat bising, melawan arus, dan

sebagainya merupakan tindakan yang menunjukkan bahwa etika berlalu lintas

pengemudi masih kurang. Etika belalu lintas pengemudi yang kurang dapat

mempengaruhi kondisi lalu lintas seperti menggangu pengguna jalan lain atau

membahayakan orang lain.

4) Aparat penegak hukum kurang profesional. Aparat penegak hukum atau

Satlantas yang bertugas kurang profesional dapat menyebabkan terjadinya

berbagai jenis pelanggaran lalu lintas yang dilakukan sepeda motor, seperti

Satlantas yang lengah saat bertugas memberikan celah bagi pengendara untuk

melakukan pelanggaran.

5) Sarana dan prasarana yang kurang memadai. Jenis pelanggaran yang

dilakukan oleh pengendara sepeda motor kurang lebihnya disebabkan oleh

sarana dan prasarana yang kurang memadai, seperti kondisi jalan yang rusak

dapat menyebabkan pengendara harus melawan arus.

Page 9: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

7

2. Alasan Para Pengendara Sepeda Motor Melakukan Pelanggaran terhadap

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan

Pemaparan di bawah ini akan menjelaskan alasan para pengendara sepeda

motor melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan indikator yang telah

ditentukan, yaitu sebagai berikut:

a. Tidak menggunakan helm. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat

selaku pengendara sepeda motor alasan pengendara sepeda motor tidak

menggunakan helm saat berkendara yaitu karena tidak mempunyai helm, jarak

yang dituju dekat, serta Satlantas yang lengah saat bertugas sehingga

pengendara dapat berlalu lintas seenaknya.

b. Tidak memenuhi kelengkapan teknis kendaraan. Alasan pengendara sepeda

motor tidak melengkapi kelengkapan kendaraan sepeda motornya yaitu karena

aktitivitasnya yang padat sehingga tidak sempat memperbaikinya dan ada pula

yang beralasan bahwa dengan meracing kendaraannya menjadi tidak sesuai

ketentuan justru membuatnya nyaman dan percaya diri.

c. Tidak melengkapi surat-surat berkendara. Alasan pengendara sepeda motor

tidak melengkapi surat-surat berkendara saat berlalu lintas yaitu karena belum

cukup umur untuk membuat SIM, prosedur pembuatan SIM sangat sulit, biaya

pembuatan SIM terlalu besar, serta lupa membawa STNK atau SIM ketika

berkendara.

d. Berboncengan lebih dari satu orang. Alasan pengemudi memboncengkan

penumpang lebih dari satu orang yaitu untuk menghemat biaya atau menghemat

bensin yang digunakan, karena jaraknya dekat dan searah sehingga meringankan

pengemudi untuk tidak kembali menjemput penumpang berikutnya.

e. Melanggar marka jalan. Alasan pengendara sepeda motor melanggar marka jalan

yaitu karena kondisi jalan yang rusak dan berlubang, serta ingin cepat sampai

ke tempat yang dituju sehingga harus menyalip kendaraan lain yang ada di

depannya.

Page 10: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

8

f. Melawan arus. Alasan pengendara sepeda motor melawan arus yaitu jarak yang

dituju dekat, tidak mau menyeberang jalan karena kondisi lalu lintas ramai,

kondisi jalan rusak dan banyak yang berlubang sehingga pengendara harus

melawan arus agar tidak melewati jalan yang rusak tersebut.

3. Solusi dari Kepolisian untuk Menanggulangi Para Pengendara Sepeda Motor

yang Melakukan Pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

a. Solusi yang tepat bagi pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm

yaitu melalui pemberian edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dengan

memberikan himbauan tentang pentingnya menggunakan helm saat

berkendara.

b. Pengendara sepeda motor yang tidak melengkapi kelengkapan teknis

kendaraannya seperti tidak memasang kaca spion, klakson, lampu utama, dan

sebagainya maka solusi yang tepat untuk menanggapi jenis permasalahan ini

yaitu melalui pemberikan himbauan kepada masyarakat dengan menggunakan

alat peraga, poster, brosur, dan sebagainya mengenai kelengkapan kendaraan

yang harus dipenuhi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

c. Solusi yang tepat untuk pengendara sepeda motor yang tidak membawa

surat-surat berkendara yaitu dengan memberikan edukasi dan pengarahan

kepada masyarakat agar membawa surat-surat berkendara saat berlalu

lintas, serta himbauan kepada pengendara yang belum mempunyai SIM

untuk tidak berkendara di jalan raya atau di kawasan jalan utama.

d. Solusi untuk menanggulangi pengendara yang berboncengan lebih dari

satu orang yaitu melalui pemberian sosialisasi dan edukasi mengenai

pentingnya menjaga keselamtan saat berlalu lintas, karena berboncengan lebih

dari satu orang dapat membahayakan keselamatan pengendara.

e. Solusi yang tepat untuk menanggulangi pengendara sepeda motor yang

melanggar marka jalan yaitu memberikan edukasi tentang keselamatan

dalam berlalu lintas dan memberikan himbauan kepada pengemudi untuk

berjalan sesuai jalur yang semestinya, serta mematuhi marka jalan yang

terlihat.

Page 11: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

9

f. Solusi yang tepat untuk menanggulangi pengendara yang melawan arus

yaitu mengusulkan perbaikan jalan kepada Dinas Perhubungan kota

Subang sehingga lebih nyaman dalam berlalu lintas, kemudian bagi

masyarakat yang kurang memahami aturan hukum maka Satlantas selalu

berupaya untuk mensosialisasikan tentang tertib berlalu lintas dan

memberikan himbauan kepada pengguna jalan untuk berjalan sesuai

lajurnya masing-masing, sehingga tidak menggangu dan membahayakan

pengendara lain.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan merupakan perbuatan melanggar aturan atau ketentuan

mengenai berlalu lintas yang dilakukan oleh pengendara maupun pejalan kaki di

ruang jalan. Sanksi yang diberikan pada pelaku yang melanggar ketentuan dalam

berlalu lintas berupa denda atau kurungan sebagaimana diatur berdasarkan

ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Berdasarkan

hasil wawancara dengan masyarakat dan aparat Satlantas Polres Subang,

observasi di lapangan serta telaah dokumentasi, dapat dikemukakan simpulan

sebagai berikut:

1. Jenis pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor di kota

Subang terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan meliputi:

a. Tidak menggunakan helm SNI ketika berkendara.

b. Tidak melengkapi kelengkapan teknis kendaraan.

c. Tidak melengkapi surat-surat berkendara seperti SIM dan STNK.

d. Berboncengan lebih dari satu orang.

e. Melanggar marka jalan.

f. Melawan arus

2. Alasan pengendara sepeda motor melakukan pelanggaran terhadap Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

Page 12: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

10

berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Subang selaku pengendara

sepeda motor yaitu:

a. Alasan pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm yaitu tidak

mempunyai helm, jarak yang dituju dekat, serta Satlantas yang lengah

saat bertugas sehingga pengendara dapat berlalu lintas seenaknya.

b. Alasan pengendara sepeda motor tidak melengkapi kelengkapan teknis

kendaraannya yaitu karena aktivitasnya yang padat sehingga tidak sempat

memperbaikinya, serta ada pula yang beranggapan bahwa dengan

meracing kendaraannya menjadi tidak sesuai ketentuan SNI justru

membuatnya nyaman dan percaya diri.

c. Alasan pengendara sepeda motor tidak melengkapi surat-surat berkendara

saat berlalu lintas yaitu belum cukup umur untuk membuat SIM, prosedur

pembuatan SIM sangat sulit, biaya pembuatan SIM terlalu besar, serta

lupa membawa SIM atau STNK ketika berkendara.

d. Alasan pengendara sepeda motor berboncengan lebih dari satu orang yaitu

untuk menghemat biaya atau menghemat bensin yang digunakan, karena

jaraknya dekat dan searah sehingga meringankan pengemudi untuk tidak

kembali menjemput penumpang berikutnya.

e. Alasan pengenda sepeda motor melanggar marka jalan yaitu karena

kondisi jalan yang rusak dan berlubang, serta ingin cepat sampai ke

tempat yang dituju sehingga harus menyalip kendaraan lain yang ada di

depan.

f. Alasan pengendara sepeda motor melawan arus yaitu jarak yang dituju

dekat, kondisi jalan rusak dan berlubang sehingga pengendara harus

melawan arus agar tidak melewati jalan yang rusak tersebut.

3. Solusi dari Kepolisian untuk menanggulangi para pengendara sepeda motor

yang melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana hasil wawancara

dengan aparat Satlantas diantaranya yaitu:

a. Edukasi, yaitu pendidikan mengenai tertib berlalu lintas melalui

sosialisasi dengan masyarakat dan pelajar di sekolah, seperti sosialisasi

Page 13: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

11

dengan masyarakat untuk menggunakan helm SNI saat mengendarai

sepeda motor.

b. Pengarahan dan himbauan kepada masyarakat dengan alat peraga,

memberikan riflet, brosur, spanduk, dan lain sebagainya, seperti

pengarahan untuk tidak mengendarai sepeda motor dengan melawan arus,

berboncengan lebih dari satu orang dan sebagainya.

c. Melakukan pencegahan berupa teguran dan penindakan seperti

diadakannya Operasi Patuh Lodaya, Operasi Zebra, serta Operasi Cipta

Kondisi sehingga pelanggar merasa jera.

Untuk membangun masyarakat yang lebih baik agar tercipta lingkungan

yang aman, nyaman, dan tertib, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Kepada Masyarakat Kota Subang Selaku Pengendara Sepeda Motor

a. Sebagai pengendara sepeda motor masyarakat seharusnya taat kepada

aturan hukum yang sudah ditetapkan seperti ketentuan yang di atur dalam

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, dengan mematuhi peratuan lalu lintas maka akan

mengurangi angka pelanggaran dan mengurangi resiko terjadinya

kecelakaan.

b. Masyarakat harus berlaku lebih disiplin lagi, karena berlaku disiplin

bukan hanya berdampak baik untuk diri sendiri tapi untuk orang lain

disekitar. Dengan berlaku disiplin maka pelanggaran lalu lintas di kota

Subang tidak terjadi lagi.

c. Masyarakat harus harus menjunjung tinggi motto dari kota Subang yaitu

Gotong Royong. Mayarakat harus bergotongroyong dalam segala hal,

baik pembangunan, kebersihan, ketertiban umum, dan lainnya sehingga

kota Subang tetap maju.

d. Mayarakat selaku pengendara sepeda motor harus berhati-hati ketika

berlalu lintas dan melengkapi kelengkapan saat berkendara terutama

keselamatan, karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

Page 14: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

12

2. Kepada Satlantas Kepolisian Resor Subang

a. Satlantas dalam bertugas lebih profesional lagi, sehingga dapat dapat

menjadi contoh yang baik bagi masyarakat serta dapat menanggulangi

terjadinya pelanggaran lalu lintas.

b. Melihat sarana dan prasarana yang dimiliki Satlantas di lapangan

hendaknya lebih diperhatikan lagi, seperti kelayakan pos Polisi yang

digunakan Satlantas ketika bertugas di lapangan, kendaraan yang

dibutuhkan untuk berpatroli dan lain sebagainya.

c. Dalam menjalankan tugasnya baik di lapangan atau di kantor, aparat

Satkantas harus berlaku lebih ramah dan bijaksana namun tetap tegas,

sehingga tidak memberikan kesan yang menakutkan seperti yang menjadi

anggapan masyarakat selama ini.

d. Satlantas harusnya berlaku tegas apabila ada pengendara yang melakukan

pelanggaran dengan tidak membeda-bedakan, srhingga memberikan efek

jera kepada pengguna jalan yang melakukan pelanggaran.

e. Satlantas seharusnya melakuan sosialisasi tentang ketentuan dalam

berlalu lintas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara merata

kepada seluruh masyarakat Subang.

3. Kepada Dinas Perhubungan Kota Subang

a. Dinas Perhubungan (Dishub) seharusnya lebih memperhatikan sarana

dan prasarana yang harus diperbaiki khususnya mengenai jalan raya, jadi

tidak hanya di pusat kota saja tapi di semua kawasan di kota Subang

sehingga masyarakat nyaman dalam berlalu lintas.

b. Dinas Perhubungan kota Subang harus sigap dalam menanggapi segala

kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat, bukan hanya itu saja tapi

demi kebaikan dan kemajuan kota Subang agar terlihat lebih indah dan

nyaman untuk dikunjungi.

Page 15: ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR …eprints.ums.ac.id/32883/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

13

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik Edisi

Revisi. Jakarta: Rineke Cipta.

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu

Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

RI. 2009. Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung: Fokusmedia.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sutama. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Kurnia Offset