Upload
phamtuyen
View
254
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS MUSIKOLOGIS PENYAJIAN GONDANG MULA-MULA PADA
UPACARA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA DI YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Program Studi S-1 Seni Musik
Oleh:
Yedija Remalya Sidjabat
NIM: 1111652013
JURUSAN SENI MUSIK
FAKULTAS PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2015
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Seperangkat instrumen taganing dan gordang…………… 37
Gambar 2. Ansambel gondang sabangunan …………………………. 38
Gambar 3. Pemain dan instrumen sarune bolon……………………… 39
Gambar 4. Ogung doal, ogung oloan, ogung ihutan, ogung panggora. 40
Gambar 5. Pemain dan instrumen hesek……………………………… 41
Gambar 6. Keyboard…………………………………………………. 50
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………… i
Lembar Pengesahan……………………………………………………... ii
Abstrak…………………………………………………………………… iii
Kata Pengantar…………………………………………………………... iv
Daftar Isi………………………………………………………………….. vi
Daftar Gambar…………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian...……………………………………. 2
B. Rumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat
Penelitian………………………………………………………. 5
C. Tinjauan Pustaka………………………………………………. 6
D. Metode Penelitian……………………………………………… 11
E. Sistematika Penulisan………………………………………….. 12
BAB II STRUKTUR BUDAYA DAN GONDANG BATAK TOBA
A. Asal Usul Suku Batak Toba……………………………………. 14
B. Sistem Kekerabatan Masyarakat Batak Toba………………….. 17
C. Pengertian Gondang Sebagai Sebuah Foklor………………….. 19
D. Penggunaan Gondang pada Masyarakat Batak Toba………….. 22
E. Jenis Instrumen pada Ansambel Gondang Sabangunan………. 23
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
vii
vii
F. Peranan Masing-Masing Instrumen pada Ansambel gondang
sabangunan…………………………………………………… 25
G. Pengertian Pargonsi…………………………………………... 27
H. Pernikahan Adat Batak Toba dan Gondang Mula-Mula………. 31
I. Tata Cara Pernikahan Adat Batak Toba………………………. 33
BAB III ANALISIS MUSIKOLOGIS GONDANG MULA-MULA
A. Fungsi Gondang Mula-Mula pada Masyarakat Batak Toba…... 36
B. Jenis Instrumen Pengiring Gondang Mula-Mula Tradisional….. 37
C. Bentuk Musik Gondang Mula-Mula Tradisional pada Masing-
Masing Instrumen.……………………………………………... 41
D. Jenis Instrumen Gondang Mula-Mula Modern………………… 49
E. Bentuk Musik Gondang Mula-Mula Modern pada Masing-
Masing Instrumen……………………………………………… 51
F. Perbandingan Bentuk Gondang Mula-Mula Tradisional dan
Modern…………………………………………………………. 53
G. Perubahan Sosial yang Mempengaruhi Musik Gondang.……… 54
H. Perubahan Makna pada Repertoar Gondang Mula-Mula………. 57
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………. 60
B. Saran…………………………………………………………… 61
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
viii
viii
Daftar Pustaka……………………………………………………………. 63
Lampiran
A. Transkripsi Gondang Mula-Mula Tradisional..……………….. 66
B. Transkripsi Gondang Mula-Mula Modern……………………. 82
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1992. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
Berryman, Cathryn A. 1993. “Towards More Universal Protection of Intangible
Cultural Property.” Journal of Intellectual Properti Law. 4 (2): 293 Depdikbud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Fitria, Yunike-Juniarti. 2005. Analisa Bentuk dan Struktur Lagu Playful Duet
(mirror). Yogyakarta: Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta.
Habeahan, Amru-Vladimir. 2013. Permainan Taganing Dalam Mengiringi Ibadah di Gereja GKPI Sidorame Medan Timur. Medan: Program Studi
Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Harahap, B. H. dan Hotman M. Siahaan. 1987. Orientasi Nilai-Nilai Budaya
Batak, Suatu Pendekatan Terhadap Perilaku Batak Toba dan Angkola Mandailing. Jakarta: Sanggar Willem Iskander.
Hardjana, Suka. 2004. MUSIK : antara Kritik dan Apresias. Jakarta: KOMPAS
press.
Hutajulu, Rithaony dan Irwansyah Harahap. 2005. Gondang Batak Toba.
Bandung: PAST UPI Kodijat, Latifah-Marzoeki. 2004. Istilah-istilah Musik. Jakarta: Djambatan.
Koentjaraningrat. 1985. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan. Manik, Liberty. 1977. Suku Batak dengan Gondang Bataknya. Jakarta: Peninjau
Jakarta, Lembaga Penelitian dan Studi DGI 4.1.
Marbun, M.A, dan Hutapea, I.M.P. 1987. Kamus Budaya Batak Toba. Jakarta: Balai Pustaka.
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.
Napitupulu, I. 2007. Adat Perkawinan Batak Toba. Jakarta: Balai Pustaka
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
64
Okazaki, Yoshiko. 1998. Liturgical Music as a Means to Inculturation; An Example from North Sumatra. Japan: Japan Christian Review.
Panggabean, Ance-Juliet. 2008. “Peranan Gondang Sabangunan Batak Toba pada Upacara Kematian Saur Matua di Kota Medan dan Beberapa Aspek
yang Mempengaruhinya.” Jurnal Musikologi. Vol. 16. Nomor 1. Pardosi, Jhonson. 2008. Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos Pada Adat
Perkawinan Batak Toba. Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Pasaribu, Ben. 2004. Plularitas Musik Etnik. Medan: Pusat Dokumentasi dan
Pengkajian kebudayaan Batak Universitas HKBP Nomensen.
Prier, Karl-Edmund SJ. 1993. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik
Liturgi. Purba,Mauly. 1998. Musical and Function Change in Gondang Sabangunan
Tradition of the Protestant Toba Batak 1860s-1990s with special reference to the 1980s-1990s. Unpublished Ph.D thesis, Monash University,
Melbourne.
Purba, Mauly. 2007. Musik Tradisional Masyarakat Sumatera Utara: Harapan,
Peluang, dan Tantangan. Medan: Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Etnomusikologi pada Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara. Purba, Mauly. 2002. “Gondang Sabangunan Ensamble Music of the Batak Toba
People: Musical Instrumens, Structure, and Terminology.” Journal of Musicological Research. Vol. 21 Numbers 1-2.
Purba, Mauly. 2005. “From Conflict to Reconciliation: The Case of the Gondang
Sabangunan in the Order of Disciplin of the Toba Batak Protestant
Church.” Journal of South East Asian Studies. Vol. 36. Number 2.
Rahayu, Kanti. 2012. “Arti Penting Folklor dan Traditional Knowledge Bagi Indonesia Sebagai “The Country of Origin.” Jurnal Universitas Pancasakti Tegal. Vol. 5. Nomor 8.
Sianturi, M. A. 2012. Ensembel Musik Tiup Pada Upacara Adat Batak Toba.
Tesis. Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Simangunsong, Emmi. 2013. “Perubahan dan Kesinambungan Tradisi Gondang dan Tortor dalam Pesta Adat Perkawinan pada Masyarakat Batak Toba di
Medan.” Jurnal Musikologi. Vol. 21. Nomor 2.
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
65
Simanungkalit, D. A. 2011. “Deskripsi Kebudayaan Batak Toba Sebagai Latar
Belakang Budaya Para Anggota Marsada Band.” Jurnal Musikologi. Vol.
21. No. 2.
Simanjuntak, Bungaran A. 2002. Konflik, Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Yogyakarta: Jendela.
Sinaga. A. B. 1981. The Batak Toba High God, Transcendence and Immanence. West Germany: Antrhopos Institute:81.
Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta: P. T. Gramedia
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Vergouwen, J. C. 1985. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Jakarta:
Pustaka Azet.
Watanabe, Ruth T. 1967. Introduction to Music Research. New Jersey: Prentice
Hall, Inc.
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
iii
ANALISIS MUSIKOLOGIS PENYAJIAN GONDANG MULA-MULA PADA
UPACARA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA DI YOGYAKARTA
ABSTRAK
Gondang Mula-Mula adalah sebuah repertoar yang disajikan pada upacara adat Batak Toba, salah satunya adalah upacara pernikahan. Gondang Mula-Mula
memiliki peranan yang penting di setiap upacara adat. Kemajuan jaman dan masuknya budaya baru pada masyarakat Batak Toba menimbulkan pergeseran makna sosial dan perubahan dalam bentuk musik. Penyajian Gondang Mula-Mula
jaman dahulu berfungsi sebagai perantara manusia dengan Tuhan. Pada masa kini penyajian Gondang Mula-Mula berfungsi sebagai pendahuluan di upacara adat.
Penyajian Gondang Mula-Mula tradisional diiringi oleh ansambel gondang sabangunan. Pengaruh perubahan sosial pada masyarakat Batak Toba menyebabkan ansambel gondang sabangunan sudah jarang dipakai di upacara
pernikahan, khususnya di Yogyakarta. Penyajian Gondang Mula-Mula pada upacara pernikahan di Yogyakarta diiringi oleh instrumen modern dan beberapa
instrumen dari gondang sabangunan. Penyajian Gondang Mula-Mula yang diiringi oleh ansambel gondang sabangunan yang lengkap sudah sangat jarang ditemukan. Kehadiran instrumen modern pada penyajian Gondang Mula-Mula
masa kini menyebabkan perubahan bentuk musik. Bentuk musik Gondang Mula-Mula pada masa kini telah menyesuaikan dengan instrumen pengiring yang
dipakai. Masyarakat Batak Toba khususnya di Yogyakarta sebagian besar lebih tertarik pada penyajian Gondang Mula-Mula modern dibandingkan dengan versi tradisional yang merupakan wujud kebudayaan Batak Toba
Kata kunci: Gondang Mula-Mula, perubahan, pernikahan.
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negeri yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang
telah lahir sejak lama dan terus dilestarikan hingga masa kini. Musik adalah salah
satu kekayaan tradisi adat yang terus berkembang hingga sekarang. Musik tradisi
merupakan musik yang muncul, tumbuh dan berkembang disebuah masyarakat.
Musik tradisi adalah kekayaan budaya yang dikenalkan secara turun temurun dari
nenek moyang kepada anak cucu hingga generasi sekarang. Dari berbagai suku
bangsa di Indonesia, suku Batak merupakan salah satu suku yang kuat dalam
mempertahankan kebudayaannya. Batak adalah nama yang mengidentifikasikan
beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera
Timur di Provinsi Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak
adalah Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak
Angkola, dan Batak Mandailing. Penelitian ini akan dibatasi hanya pada suku
Batak Toba.
Suku Batak Toba memiliki kesenian yang beragam sebagai aset budaya
bangsa Indonesia yang perlu dipelihara. Ragam kesenian Batak Toba meliputi
jenis-jenis seni rupa, diantaranya berupa hasil seni tenun yang dikenal dengan
ulos, patung, dan berbagai ukir-ukiran yang khas. Dalam lingkup seni pertunjukan
yang sangat dikenal luas oleh masyarakat adalah musik gondang. Musik tersebut
memiliki peranan yang sangat penting dalam upacara pernikahan Batak Toba.
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
2
Beberapa tata cara pada pernikahan Batak Toba bersifat baku dan selalu sama
penerapannya.
Penyajian musik Gondang Mula-Mula masa kini telah dipengaruhi oleh
musik Barat, hal tersebut sangat terlihat dari penambahan instrumen yang dipakai,
diantaranya ialah keyboard. Latar belakang studi penulis sebagai mahasiswa yang
mempelajari musik Barat telah menjadikan sebuah dorongan untuk melakukan
penetian musik tradisi dari daerah asal penulis yang telah dipengaruhi oleh musik
Barat. Menurut penulis akulturasi budaya Barat dan budaya Batak Toba dalam
Gondang Mula-Mula menghasilkan bentuk musik yang indah, namun juga
terdapat dampak negatif dalam pelestarian instrumen tradisional. Untuk
selanjutnya pada bab pertama akan dibahas latar belakang, perumusan masalah
berikut tujuan dan manfaatnya, tinjauan pustaka, dan metode penelitian, dari
karya tulis ini.
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini membahas penyajian musik Gondang Mula-Mula dalam
ritual pernikahan pada masyarakat Batak Toba modern di Yogyakarta. Beberapa
hal yang mendorong penulis sebagai calon sarjana seni musik di bidang
musikologi untuk membahas topik ini adalah pengalaman-pengalaman yang
diperoleh selama studi, baik dalam perkuliahan maupun pengalaman langsung.
Pada perkuliahan bidang ilmu musikologi, penulis telah menempuh mata kuliah
yang berkaitan dengan musik tradisi yaitu Musik Dunia dan Kajian Sosial
Budaya. Berdasarkan latar belakang ilmu musikologi yang diperoleh, penulis
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
3
tertarik untuk mengangkat musik tradisi dari daerah asal sebagai topik pada
penelitian ini.
Beberapa pengalaman menyaksikan penyajian musik Gondang Mula-Mula
dalam upacara pernikahan masa kini telah menimbulkan kegelisahan akademik
pada penulis sebagai calon musikolog. Beberapa instrumen pokok pada ansambel
gondang sabangunan sudah tidak digunakan lagi dalam upacara pernikahan Batak
Toba saat ini khususnya di Yogyakarta. Pengalaman penulis menyaksikan
pertunjukan ansambel gondang sabangunan dalam format lengkap menjadi tolak
ukur penulis menilai pertunjukan gondang masa kini, khususnya pada penyajian
musik Gondang Mula-Mula di upacara pernikahan.
Repertoar yang pasti dimainkan dalam berbagai ritual adat Batak Toba
ialah Gondang Mula-Mula,yaitu lagu yang dibawakan di awal acara ritual-ritual
adat sebagai permohonan kepada Tuhan. Gondang Mula-Mula termasuk jenis
musik instrumental yang dimainkan oleh beberapa orang yang disebut pargonsi
(dijelaskan lebih lanjut pada bab kedua). Pada upacara pernikahan, Gondang
Mula-Mula dimainkan sebagai permohonan kepada Tuhan agar acara dapat
berjalan lancar dari awal hingga akhir. Pihak yang melakukan ritual tersebut ialah
suhut (tuan rumah penyelenggara acara). Suhut melakukan tarian Tor-tor diiringi
Gondang Mula-Mula.
Dewasa ini lagu Gondang Mula-Mula banyak mengalami perubahan.
Perubahan yang signifikan terlihat dari instrumen yang dipakai sehingga
mempengaruhi bentuk lagu. Pengembangan format musik ansambel gondang
sabangunan pada masa sekarang membuat jenis intrumen yang dimainkan
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
4
berkurang. Pengurangan instrumen pada ansambel gondang sabangunan
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah biaya yang mahal untuk
mengadakan formasi gondang sabangunan yang lengkap. Penyajian formasi
gondang sabangunan yang lengkap membutuhkan biaya yang mahal karena
jumlah pemain dan instrumen yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan
penyajian gondang masa kini. Bentuk lagu yang mengalami perubahan juga
mempengaruhi minat beberapa masyarakat suku Batak Toba untuk memakai
instrumen yang lebih modern. Pada saat ini beberapa instrumen pada gondang
sabangunan sering disubstitusi dengan alat musik modern yaitu keyboard,
sehingga sulit menemukan format musik gondang sabangunan yang benar-benar
lengkap pada upacara pernikahan adat Batak Toba di Yogyakarta saat ini.
Pada penyajian musik Gondang Mula-Mula masa kini, instrumen yang
digunakan sudah tidak lengkap, kecuali taganing dan gordang, selebihnya
instrumen modern (keyboard). Instrumen sarune bolon, ogung, dan hesek tidak
digunakan lagi. Taganing adalah seperangkat gendang satu sisi yang terdiri dari
lima buah instrumen dan disusun dalam posisi berdiri. Area pukul kelompok
taganing bervariasi dari yang terkecil di sebelah kiri, berderet hingga yang
terbesar di sebelah kanan, sehingga menghasilkan tingkat ketinggian nada yang
berbeda-beda. Gordang adalah sebuah gendang yang lebih besar dari taganing,
ditempatkan di sebelah pojok kanan yang tergabung dalam seperangkat instrumen
taganing.
Penyajian musik Gondang Mula-Mula masa kini menunjukan indikasi
bahwa bentuk musik Gondang Mula-Mula tradisional yang diiringi ansambel
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
5
gondang sabangunan sedikit-demi sedikit akan terlupakan oleh orang Batak Toba
khususnya yang ada di Yogyakarta. Penyajian Gondang Mula-Mula tradisional
memiliki sentuhan adat yang hanya dapat dicapai dengan format ansambel
gondang sabangunan yang lengkap. Nilai-nilai adat terdapat pada bentuk musik
dan instrumen yang digunakan. Guna memahami nilai-nilai adat dan perubahan
bentuk musik perlu dilakukan penelitian terhadap penyajian musik Gondang
Mula-Mula pada upacara pernikahan adat Batak Toba di Yogyakarta. Dalam
penelitian ini penyajian musik Gondang Mula-Mula yang telah dikemas secara
modern akan dibandingkan dengan versi tradisional.
B. Rumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat Penelitian
1. Rumusan Masalah:
a. Apa fungsi penyajian Gondang Mula-Mula pada pelaksanaan ritual
adat Batak Toba?
b. Bagaimanakah penyajian Gondang Mula-Mula pada ritual
pernikahan Batak Toba di Yogyakarta?
c. Apakah terdapat pergeseran struktural yang signifikan di antara
Gondang Mula-Mula versi tradisional dan modern?
2. Tujuan Penelitian
a. Memperoleh deskripsi kontekstual tentang fungsi Gondang Mula-
mula dalam masyarakat Batak Toba.
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
6
b. Memperoleh deskripsi tekstual musikologis penyajian repertoar
Gondang Mula-Mula pada upacara pernikahan Batak Toba di
Yogyakarta.
c. Memahami faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan bentuk
musik Gondang Mula-Mula di upacara pernikahan Batak Toba.
3. Manfaat Penelitian
a. Memberi informasi kepada masyarakat tentang perubahan bentuk
musik Gondang Mula-Mula pada upacara pernikahan Batak Toba
di Yogyakarta.
b. Mengenalkan kepada masyarakat bentuk musik Gondang Mula-
Mula tradisional dan modern yang dipakai di upacara pernikahan
adat Batak Toba.
c. Memberi informasi tambahan kepada Institusi terkait mengenai
perubahan dan bentuk musik Gondang Mula-Mula pada upacara
pernikahan adat Batak Toba
d. Menambah wawasan penulis tentang perubahan dan bentuk musik
Gondang Mula-Mula di upacara pernikahan adat Batak Toba.
C. Tinjauan Pustaka
Penelitian terhadap gondang sebagai musik tradisi Batak Toba cukup
sering dilakukan. Penelitian berupa skripsi, tesis, dan disertasi tentang gondang
telah dilakukan beberapa orang, diantaranya adalah sebagai berikut:
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
7
Purba (2007:6) memahami bahwa adat Batak Toba diekspresikan lewat
berbagai kegiatan adat secara individu maupun secara kolektif. Musik tradisional
yang mereka miliki adalah bagian dari adat. Hal yang wajar jika kehadirannya
menjadi penting di dalam setiap perayaan adat. Namun hal ini tidak lagi menjadi
keharusan pada saat sekarang ini. Dari berbagai acara adat yang pernah diamati,
banyak hal yang sudah di luar kendali adat, sebut saja mengenai musik pengiring
upacara. Tidak jarang di berbagai pesta, apa yang dikenal dengan musik keyboard,
yang kadang kala digabungkan dengan alat musik seperti suling bambu, dan
hasapi atau sering juga sengan saxophone di kalangan orang Batak Toba. Musik
tradisional dewasa ini telah terpinggirkan karena menjadi asing di pendengaran
orang Batak Toba sendiri. Musik tradisional dianggap kuno sebab terlalu banyak
aturan adat yang harus dijalankan untuk menghadirkannya.
Simangunsong (2013:2) dalam kajiannya menyimpulkan bahwa
masyarakat Batak Toba memiliki dua ansambel musik tradisional, yaitu ansambel
gondang hasapi dan ansambel gondang sabangunan. Gondang sabangunan
merupakan sekelompok alat musik/ansambel Batak Toba yang digunakan ataupun
berfungsi/berperan untuk mengiringi upacara adat, ritual keagamaan, dan hiburan.
Gondang sabangunan mempunyai beberapa istilah yang sering digunakan oleh
masyarakat Batak Toba, yaitu ogung sabangunan dan gondang bolon.
Dalam Tesis magisternya Sianturi (2012:6) diantaranya memberikan
beberapa pengertian gondang bagi masyarakat Batak Toba, yaitu:
1. Ansambel musik, yaitu ansambel gondang sabangunan dan ansambel
gondang hasapi.
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
8
2. Satu set alat-alat musik drum, yaitu taganing dan gordang.
3. Satu komposisi musik atau judul lagu, misalnya Gondang Sampur
Marmeme Sampur Marorot (gondang memohon diberi anak).
4. Kelompok repertoar, misalnya Gondang Somba (gondang untuk
menyembah).
5. Nama upacara, misalnya Gondang Saem (upacara penyembuhan),
Gondang Saur Matua (upacara adat kematian).
6. Tempo lagu, misalnya gondang na jae-jae (gondang bertempo sedang).
7. Doa, misalnya ketika dimainkan Gondang Sampur Marmeme Sampur
Marorot, ia merupakan „doa‟ memohon supaya diberi anak.
8. Nama bagian acara dalam upacara adat yang berkaitan dengan adat
dalihan na tolu, yaitu gondang ni suhut, gondang ni dongan tubu,
gondang ni boru, dan gondang ni hula-hula.
Marbun dan Hutapea (1987:51) menjelaskan bahwa Gondang Sabangunan
adalah orkes Batak Toba yang lengkap, terdiri dari seperangkat instrumen yang
disebut juga Ogung Sabangunan (Seperangkat Gondang) yakni : Taganing,
Gordang, Sarune, Ogung Oloan, Ogung Ihutan, Ogung Panggora, Ogung Doal,
dan Hesek. Gondang Sabangunan adalah musik ensembel Batak Toba yang
dipadu dengan Tor-tor Batak Toba. Konsep margondang pada masa sekarang
dapat dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu:
1. Margondang pesta, suatu kegiatan yang menyertakan gondang dan
merupakan suatu ungkapan kegembiraan dalam konteks hiburan atau seni
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
9
pertunjukkan, misalnya : gondang pembangunan gereja, gondang naposo,
gondang mangompoi jabu (memasuki rumah) dan sebagainya.
2. Margondang adat, suatu kegiatan yang menyertakan gondang, merupakan
aktualisasi dari sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu, misalnya: gondang
mamampe marga (pemberian marga), gondang pangolihon anak
(perkawinan), gondang saur matua (kematian).
3. Margondang Religi, upacara ini pada saat sekarang hanya dilakukan oleh
organisasi agamaniah yang masih berdasar kepada kepercayaan Batak
purba. Misalnya Parmalim, Parbaringin, Parhudamdam Siraja Batak.
Konsep adat dan religi pada setiap pelaksanaan upacara oleh kelompok ini
masih mempunyai hubungan yang sangat erat karena titik tolak
kepercayaan mereka adalah mula jadi na bolon dan segala kegiatan yang
berhubungan dengan adat serta hukuman dalam kehidupan sehari-hari
adalah berdasarkan tata aturan yang dititahkan oleh Raja Sisingamangaraja
XII yang dianggap sebagai wakil mula jadi na bolon.
Hutajulu dan Harahap (2005:73) berpendapat bahwa gondang memiliki
peranan yang sangat penting dalam upacara adat. Dapat dikatakan bahwa tidak
ada sebuah bentuk upacara pun yang tidak melibatkan gondang, baik itu upacara
adat maupun ritual keagamaan. Hal ini dapat dilihat dalam sebuah falsafi
tradisional masyarakat Batak Toba yang menyatakan bahwa gondang merupakan
“alat utama” untuk mencapai hubungan antara manusia dan sang pencipta
segalanya (Tuhan pada suku Batak Toba) yang disebut Debata Mulajadi Na
Bolon.
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
10
Manik (1977:69) menjelaskan bahwa pada mulanya agama dan adat Batak
Toba mempunyai hubungan yang erat, sehingga setiap upacara adat sedikit
banyak bersifat keagamaan dan setiap upacara agama sedikit banyak diatur oleh
adat. Salah satu upacara adat yang bersifat keagamaan adalah pernikahan. Di
dalam upacara pernikahan terdapat berbagai susunan acara yang melibatkan
musik. Di awal acara terdapat ritual keagamaan diiringi musik pembuka yang
ditujukan kepada Sang Pencipta disebut Gondang Mula-Mula.
Menurut Purba (1998:32) musik yang dipakai dalam kegiatan upacara adat
masyarakat Batak Toba memperlihatkan adanya aktivitas musik yang sudah
dipengaruhi oleh kekristenan. Gereja membuat aturan kebijakan yang dilegalisasi
melalui hukum yang harus dipatuhi masyarakat Batak Toba pemeluk agama
Kristen.
Panggabean (2008:6) berasumsi bahwa Gondang Sabangunan banyak
tergantikan oleh ansambel musik lain yang berperan dalam pelaksanaan upacara
adat, salah satunya adalah musik tiup. Keberadaan musik tiup bukanlah
merupakan tradisi leluhur suku Batak Toba. Musik tiup masih relatif baru
dibandingkan dengan pemakaian Gondang Sabangunan sebagai tradisi
peninggalan nenek moyang orang Batak Toba. Saat ini frekuensi pemakaian
ansambel musik lain seperti brass band dalam upacara adat sangat mendominasi
pada pelaksanaan yang dilakukan di perkotaan dan oleh masyarakat Batak Toba
yang beragama Kristen. Fenomena ini bukanlah hal yang mudah dan sederhana
untuk ditelusuri, mengingat proses perubahan secara mental dan spiritual yang
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
11
pernah terjadi pada masyarakat Batak Toba adalah melalui proses yang cukup
panjang.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan
gondang, penulis menyimpulkan bahwa Gondang Mula-Mula sebagai musik
tradisi layak untuk diteliti. Penelitian terhadap perubahan penyajian Gondang
Mula-Mula pada upacara pernikahan dirasa belum pernah dilakukan. Fungsi dari
Gondang Mula-Mula, bentuk penyajian musik, dan faktor perubahan struktural
menjadi bahasan dalam penelitian ini. Target yang akan dicapai dalam penelitian
ini ialah memperoleh deskripsi tentang fungsi, bentuk penyajian musik, dan
perubahan struktural yang terjadi pada Gondang Mula-Mula di upacara
pernikahan Batak Toba khususnya di Yogyakarta.
D. Metode Penelitian
Dalam karya tulis ini penulis menggunakan metode penelitian secara
kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-
komparatif. Penggabungan dua metode digunakan untuk mengkaji lagu Gondang
Mula-Mula dan membandingkan bentuk musik Gondang Mula-Mula tradisional
dan modern. Dalam penelitian deskriptif seperti yang disebutkan Watanabe
(1967:6) bahwa metode deskripstif adalah untuk menggambarkan subjek
penelitian secara sistematik dan utuh: “The descriptive, in which a subject or a
condition is systematically and fully described.”
Di dalam penelitian deskriptif ini penulis akan menjelaskan bentuk musik
Gondang Mula-Mula secara sistematis dan perubahan sosial masyarakat Batak
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
12
Toba di Yogyakarta yang mempengaruhi bentuk musik. Untuk mengetahui
perbandingan kedua bentuk musik penulis juga menggunakan metode penelitian
komparatif. Di dalam penelitian komparatif penulis akan mengkaji dan mencatat
persamaan dan perbedaan bentuk musik Gondang Mula-Mula tradisional dan
masa kini. Penelitian komparatif, seperti yang disebutkan oleh Watanabe
(1967:5), ialah membandingkan beberapa elemen guna mengkaji persamaan dan
perbedaan di antara dua elemen atau lebih: “The comparative, in which several
elements may be examined for points of similarity; and conversely the contrastive,
in which points of difference are noted.”
Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan teori ilmu bentuk musik
untuk mengetahui bentuk musik Gondang Mula-Mula sebagai musik tradisi dalam
upacara pernikahan Batak Toba di Yogyakarta. Ilmu bentuk musik digunakan
untuk mendeskripsikan dan membandingkan bentuk musik Gondang Mula-Mula
tradisional dan modern. Penulis juga menggunakan teori analisis data untuk
mengetahui sejarah musik gondang dan perubahan struktural pada Gondang
Mula-Mula hingga mengalami perubahan pada masa kini.
Kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan
berupa wawancara dengan narasumber, mengumpulkan buku-buku yang terkait
sebagai acuan, melakukan penelitian langsung terhadap bentuk musik Gondang
Mula-Mula tradisional dan modern.
Teori analisis data kualitatif juga digunakan untuk mengetahui sejarah
perubahan sosial yang mempengaruhi bentuk musik Gondang Mula-Mula pada
upacara pernikahan Batak Toba di Yogyakarta, baik melalui wawancara dengan
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
13
narasumber pemuka adat, melakukan observasi di upacara pernikahan adat Batak
Toba di Yogyakarta, serta mengumpulkan buku-buku budaya yang terkait.
E. Sistematika Penulisan
Dalam karya tulis ini pada bab pertama berisikan latar belakang penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian,
sistematika penulisan. Pada bab kedua berisikan asal usul suku Batak Toba,
sistem kekerabatan masyarakat Batak Toba, pengetian gondang sebagai sebuah
foklor, jenis instrumen pada gondang sabangunan, peranan masing-masing
instrumen pada ansambel gondang sabangunan, pengertian pargonsi, pernikahan
adat Batak Toba dan Gondang Mula-Mula. Pada bab ketiga berisikan fungsi
Gondang Mula-Mula pada masyarakat Batak Toba, jenis instrumen Gondang
Mula-Mula tradisional, bentuk musik Gondang Mula-Mula tradisional pada
masing-masing instrumen, jenis instrumen Gondang Mula-Mula modern, bentuk
musik Gondang Mula-Mula modern pada masing-masing instrumen,
perbandingan bentuk Gondang Mula-Mula tradisional dan modern, perubahan
sosial yang mempengaruhi musik gondang, perubahan makna pada repertoar
Gondang Mula-Mula. Pada bab keempat berisikan kesimpulan dan saran.
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA