125
ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK DESA SABANG MAWANG KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA SKRIPSI diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) WIDODO NIM 120388201164 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

  • Upload
    phamnhu

  • View
    258

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK DESA SABANG

MAWANG KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

WIDODO

NIM 120388201164

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Widodo

Tempat, Tanggal Lahir : Balai, 14 Maret 1994

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Balai, Kecamatan Pulau Tiga Kab Natuna

No. Telpon : 082169799005

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri 04 Balai : Tahun 2001 - 2006

2. SMP Negeri 1 Bunguran Timur : Tahun 2007- 2009

3. MAN RANAI : Tahun 2010 - 2012

4. S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMRAH:Tahun2012 - 2016

Tanjungpinang, Agustus 2016

Widodo, S.Pd

Page 3: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,
Page 4: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,
Page 5: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,
Page 6: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

ABSTRAK

Widodo. 2016. Analisis Morfem Bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang

Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna. Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Maritim Raja Ali Haji.

Kata Kunci : Morfem Bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang

Penelitian ini membahas tentang morfem yang memfokuskan pada bentuk

dan makna, hal ini dilatar belakangi oleh bentuk dan makna morfem sudah sering

diabaikan oleh masyarakat Desa Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga

Kabupaten Natuna. Dalam penelitian ini meggunakan metode deskriftif kualitatif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

rekaman.Dalam menganalisis data teknik yang digunakan adalah : 1.

Menterjemahkan data yang diperoleh ke dalam Bahasa Indonesia. 2. Menyusun

dengan sistematis dari data yang diperoleh. 3. Mengklasifikasi ke dalam dua jenis

morfem yaitu morfem bebas dan morfem terikat. 4. Membuat laporan untuk hasil

analisis data.

Berdasarkan hasil dari pengumpulan data yang diperoleh, ditemui

sebanyak 214 bentuk kata yang terdiri dari 151 bentuk morfem bebas dan 63

bentuk morfem terikat. Dari temuan hasil penelitian, masyarakat desa sabang

mawang lebih banyak menggunakan bentuk kata jenis morfem bebas. Bentuk dari

arti morfem pada bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang Kecamatan

Pulau Tiga Kabupaten Natuna sangat berbeda dengan bahasa Melayu daerah

lainnya.

Page 7: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

ABSTRACT

Widodo. 2016. Analysis of Sub-Morfem Malay Dialects Sabang Mawang Village

Pulau Tiga Subdistrict Natuna regency. Education Department of

Indonesian Language and Literature Faculty of Teacher Training and Education.

Maritime University of Raja Ali Haji.

Keywords : Morfem Malay Sub-Dialect of Sabang Mawang Village

This study discusses the morphem focusing on form and meaning, it is

against the backround by the shape and meaning of morpheme has often ignored

by the villagers of Pulau Tiga Subdistrict Sabang Mawang Natuna regency. In this

study used qualitative descriptive method. Data collection techniques of

recording. In analyzing the data techniques used are : 1. Translating the data

obtained into Indonesian. 2. Develop a systematic manner from the data obtained.

3. Classify into two types, namely morpheme free morpheme and bound

morpheme. 4. Create a report on the result of data analysis.

Based on the results of the collection of the data obtained, found as many

as 214 forms of words consisting of 151 forms and 63 forms a free morpheme

bound morpheme. From the research findings, the villagers Sabang Mawang More

use shapes free morpheme kind words. The shape of the meaning of the

morpheme in Sub-dialect of Malay Sabang Mawang Village Pulau Tiga

Subdistrict Natuna regency is very different from other regions Malay language.

Page 8: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi ini. Skripsi ini merupakan syarat dalam mengikuti

mata kuliah skripsi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Maritim Raja Ali haji. Dalam penyelesaian skripsi ini tidak sedikit pihak yang

memberikan bantuan dan masukan kepada penulis, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M. Sc., selaku Rektor Universitas Maritim Raja

Ali Haji:

2. Dr. H. Abdul Malik, M.Pd., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan

kesempatan untuk menyelesaikan proposal skripsi ini.

3. Indah Pujiastuti, M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah memberikan semangat kepada penulis.

4. Dian Lestari, M.A., selaku sekretaris jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah memberikan semangat dan motivasinya

kepada penulis.

5. Riau Wati, M.Hum., selaku pembimbing I yang sangat membantu dan

membimbing dengan ikhlas kepada penulis sehingga proposal ini dapat

diselesaikan dengan baik.

6. Zaitun, M.Ag., selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan

dan pendapat kepada penulis dalam penulisan proposal skripsi ini.

Page 9: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

7. Eka Rihan K, S.Pd, M.Pd selaku penasehat akademik yang selalu

memberikan masukan dan semangat kepada penulis.

8. Kepada kedua orang tua yang sangat-sangat penulis hormati dan

memberikan semangat, doa, dan kasih sayang kepada penulis untuk

menyelesaikan proposal ini.

9. Kepada teman-teman FKIP khususnya kelas E4 yang sama-sama berjuang

untuk mencapai kesuksesan bersama.

Semoga Allah membalas semua kebaikan dan kita di golongkan ke dalam

orang-orang yang ikhlas dalam memberi. Akhirnya peneliti mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang terkait. Semoga skripsi ini dapat berguna dengan

baik bagi pembaca dan pengembangan ilmu.

Tanjungpinang, Juli 2016

Peneliti

Page 10: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

ABSTRAK ........................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................ vi

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2 Pembeberan Masalah .................................................................... 5

1.3 Pembatasan Masalah .................................................................... 5

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................ 5

1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

1. Teoritis .................................................................................... 7

2. Praktik .................................................................................... 7

1.7 Defenisi Istilah ............................................................................. 7

BAB II Landasan Teoritis

2.1 Kerangka Teoritis ........................................................................ 9

2.1.1 Pengertian Morfem ................................................................... 9

2.1.2 Indentifikasi Morfem ............................................................... 10

2.1.3 Jenis-Jenis Morfem .................................................................. 13

1. Morfem Bebas ....................................................................... 13

2. Morfem Terikat ..................................................................... 14

2.1.4 Hubungan Morfem dan Kata ................................................... 15

Page 11: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

2.1.5 Jenis Kata ................................................................................. 16

2.2 Asumsi ......................................................................................... 19

2.2.1 Asumsi Filosofis ....................................................................... 19

2.2.2 Asumsi Subtantif ...................................................................... 20

2.2.3 Asumsi Prosedural .................................................................... 20

2.3 Penelitian yang Relevan .............................................................. 20

2.4 Kerangka Konseptual .................................................................. 22

BAB III Metode Penelitian

3.1 Objek Penelitian dan Informan Penelitian .................. ............... 23

3.1.1 Objek Penelitian ...................................................................... 23

3.1.2 Informan Penelitian .................................................................. 23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 24

3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................... 24

3.2.2 Waktu Penelitian ...................................................................... 25

3.3 Metode dan Teknik Penelitian .................................................... 26

3.3.1 Metode Penelitian .................................................................... 26

3.3.2 Teknik Penelitian ...................................................................... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 27

1. Teknik Sadap Rekam ............................................................ 27

2. Alat-Alat Teknik Sadap Rekam ............................................ 28

3. Mecatat Hasil Pengumpulan Data ......................................... 28

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 28

3.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 29

Page 12: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

BAB IV Hasil Penelitian

4.1 Sejarah Desa Sabang Mawang ..................................................... 31

4.2 Letak Geografis Desa Sabang Mawang ....................................... 33

4.3 Deskripsi Data .............................................................................. 34

BAB V Pembahasan ......................................................................... 46

BAB VI Simpulan dan Saran

6.1 Simpulan ....................................................................................... 98

6.2 Saran ............................................................................................. 98

Page 13: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Daftar Tabel

Tabel 1 ............................................................................................... 24

Tabel 2 ............................................................................................... 25

Tabel 3 ............................................................................................... 30

Tabel 4 ............................................................................................... 41

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 14: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan sebagai sarana

komunikasi dan sangat penting perannya bagi manusia, oleh karena itu bahasa

tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Berkomunikasi tidaklah hanya

dengan menggunakan bahasa saja bisa juga dengan cara lain, misalnya

menggunakan isyarat, lambang-lambang gambar atau kode-kode tertentu lainnya,

tetapi untuk berkomunikasi dengan baik tetap saja kita menggunakan bahasa.

Manusia adalah mahluk sosial, oleh sebab itu, bahasa merupakan peran yang

sangat penting bagi manusia untuk berkomunikasi dalam kehidupan sosial.

Chaer (2006:1), mengatakan Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa

bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja

sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Lambang yang digunakan dalam

sistem bahasa adalah berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia, karena lambang yang digunakan berupa bunyi, maka yang dianggap

primer di dalam bahasa adalah bahasa yang diucapkan, atau sering disebut bahasa

lisan. Karena itu pula, bahasa tulisan, yang walaupun dalam dunia modern sangat

penting, hanyalah bersifat sekunder. Bahasa tulisan sesungguhnya tidak lain

adalah rekaman visual, dalam bentuk huruf-huruf dan tanda-tanda baca dari

bahasa lisan. Dalam dunia modern, penguasaan terhadap bahasa lisan dan bahasa

tulisan sama pentingnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:119),

Page 15: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

“bahasa adalah sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-

wenang dan konvensional yg dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan

perasaan dan pikiran”. Bahasa merupakan lambang bunyi yang digunakan oleh

masyrakat untuk berinteraksi dengan manusia lainnya, sangat tidak mungkin jika

bahasa dipisahkan dalam kehidupan manusia karena bahasa memiliki hubungan

erat dengan manusia. Kridalaksana (2008:24), menyebutkan bahasa merupakan

sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk

berkerja sama, berinteraksi, dan menidentifikasi sendiri”. Sebagai sebuah sistem,

terbentuknya bahasa tidak akan lepas dari aturan yang mengikatnya baik dalam

bidang tata bunyi, bentuk kata, maupun tata kalimat. Komunikasi akan terganggu

bila aturan, kaidah dan pola ini tidak diperhatikan dengan baik. Bahasa sangat

penting bagi penuturnya, di Indonesia terkenal dengan ragam suku bangsanya

yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing, ada bahasa

Batak, Minang, Sunda, Jawa, Papua, dan Melayu, meskipun Indonesia memiliki

ragam bahasa daerah, untuk berkomunikasi dengan beda penutur digunakan

bahasa Indonesai sebagai penengah dari ragam suku bahasa tersebut.

Saat ini kebanyakan orang bisa menggunakan bahasa Indonesia tetapi

belum mampu menghilangkan dialek mereka. Pendengar dengan mudah

mengetahui mereka berasal dari daerah asal mereka. Hal ini disebabkan karena

kebiasaan menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek masing-masing daerah

sehingga kebiasaan seperti ini akan sulit diubah hingga dewasa.

Disisi lain bahasa Indonesia semakin rusak oleh pengguna bahasa itu

sendiri, menggunakan bahasa Indonesia tidak dengan kaidahnya ini sebenarnya

Page 16: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

karena banyaknya bahasa-bahasa asing yang masuk dan telah merusak bahasa

Indonesia itu sendiri, misalnya penggunaan bahasa remaja-remaja saat ini. Remaja

saat ini lebih suka mengunakan bahasa-bahasa gaul, bahasa kekini-kinian, bahasa

alai, yang bisa merusak bahasa Indonesia itu sendiri.

Indonesia memiliki ragam suku, bahasa dan budaya. Bahasa yang ada di

Indonesia sangat beragam. Satu diantaranya adalah bahasa Melayu. Bahasa

Melayu merupakan kerabat bahasa Austroneisa yang memiliki batasan luas, di

luncurkan dari Asia Timur sepuluh ribu tahun yang lalu. Satu diantara wilayah di

Indonesia yang menggunakan bahasa Melayu di kawasan Asia ini adalah

Kepulauan Riau (Kepri). Dialek bahasa Melayu yang dipakai oleh masyarakat

Kepri ini bermacam-macam, karena setiap daerah di Kepri memiliki dialek yang

berbeda dengan daerah lainnya, contoh: dialek daerah Letung berbeda dengan

daerah Karimun, daerah Bintan berbeda dengan daerah Lingga. Tetapi Letung,

Bintan, Karimun dan Natuna menggunakan bahasa Melayu, hanya saja yang

membedakannya adalah dialek mereka.

Satu diantara daerah Kepri yang menggunakan bahasa Melayu adalah

Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna. Seperti

masyarakat daerah lainnya Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga,

Kabupaten Natuna juga menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang

digunakan Masyarakat Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten

Natuna fungsinya masih sama dengan bahasa daerah lainya yaitu sebagai alat

untuk berkomunikasi.

Page 17: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Bahasa Melayu merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat

Kecamatan Pulau Tiga, Khususnya di Desa Sabang Mawang, yang tujuannya

adalah untuk berkomunikasi. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang

semakin moderen bahasa tersebut kian terkikis dari bahasa daerahnya. Para remaja

Desa Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna cendrung lebih

sering menggunakan bahasa-bahasa gaul, alai, kekini-kinian, yang sering mereka

lihat dan dengar dari TV, Facebook, twiter, line, instagram dan lain-lain.

Tidak hanya itu saja masih banyak faktor lain yang bisa merusak bahasa

Melayu Desa Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna. Tempat

dan lingkungan yang memiliki ragam bahasa daerah juga merupakan satu diantara

faktor penyebab rusaknya bahasa yang dimiliki oleh pemilik bahasa tersebut,

contohnya, dalam bahasa gaul remaja Bandung kata sudah berubah menjadi udeh

lain halnya dengan bahasa daerah Desa Sabang Mawang, kata udeh ditambah

dengan fonem “S” didepannya menjadi sudeh yang berati sudah/selesai.

Mengabaikan bentuk dan makna kata juga sering dilakukan oleh masyarakat Desa

Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna, karena jika bentuk

katanya berubah maka maknanya pun ikut berubah, contoh kata lambat berubah

bentuknya menjadi ningah yang artinya lambat, malu berubah bentuknya menjadi

supan yang artinya malu, berisik berubah bentuk menjadi miseng yang artinya

berisik, sering berubah bentuk menjadi nyah yang artinya sering.

Berdasarkan kasus-kasus di atas peneliti tertarik untuk meneliti morfem

bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang, dan mengetahui bentuk

Page 18: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

morfem Sub-Dialek Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten

Natuna, baik morfem bebas maupun morfem terikat.

1.2 Pembeberan Masalah

Adapun pembeberan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat Desa Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten

Natuna sering mengabaikan bentuk morfem bahasa daerahnya.

2. Tempat dan lingkungan yang memiliki ragam bahasa daerah dapat

mempengaruhi keaslian bahasa daerah tersebut.

3. Minat yang dimiliki oleh generasi muda kurang dalam mempelajari bahasa

daerahnya sendiri.

4. Masyarakat Desa Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten

Natuna sering mengabaikan bentuk dan makna morfem dalam bahasa

daerahnya.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini tidak meneliti

bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang secara keseluruhan tetapi

peneliti hanya memfokuskan pada bentuk kata dalam bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna. Hal ini

mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti.

1.4 Rumusan Masalah

Page 19: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Mengacu pada toeri-teori dari latar belakang dan pembatasan masalah

yang sudah diuraikan di atas rumusan masalah yang ditemui adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah bentuk morfem bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang

Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna?

2. Apakah arti morfem pada bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang,

Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna?

3. Apa sajakah jenis morfem bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang,

Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna?

1.5 Tujuan Penelitian

Setiap melakukan penelitian tentunya memiliki tujuan dari penelitan

tersebut, dan tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Menganalisis bentuk morfem bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang

Mawang, Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna.

2. Menganalisis arti dari morfem pada bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna.

3. Menganalisis jenis morfem bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang

Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna ke dalam dua jenis

morfem terikat dan bebas.

1.6 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan memiliki manfaat, manfaat penelitian

terbagi dua yaitu:

Page 20: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

1. Teoritis

a. Dapat membantu perkembangan penggunaan teori morfologi

khususnya dalam analisis morfem.

b. Dapat menambah penelitian tentang analisis morfem dan menambah

pemahaman dan wawasan tentang kajian morfem.

2. Praktik

Manfaat penelitian secara praktik yaitu:

a. Peneliti

Bagi peneliti dapat mengetahui arti, bentuk dan jenis morfem bahasa

Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga

Kabupaten Natuna.

b. Institusi UMRAH

Bagi Institusi UMRAH penelitian ini dapat dijadikan landasan bila ada

peneliti yang melakukan penelitian tentang morfem.

1.7 Definisi Istilah

1. Morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan

atau mempunyai makna Finoza,(2008:74).

2. Dialek adalah ujaran yg khas dimiliki oleh suatu daerah atau kelompok

bahasa, KBBI (2008:351)

3. Bahasa Melayu sub-dialek adalah bentuk terikat dari bahasa/ujaran yang

digunakan oleh daerah tersebut.

Page 21: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

4. Desa Sabang Mawang adalah desa dengan jumlah penduduk mencapai 645

jiwa dan merupakan induk dari Desa Sabang Mawang Barat.

Page 22: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

BAB II

LANDASAN TEORETIS

Dalam sebuah penelitian toeri-teori yang ada kaitannya dengan apa yang

akan diteliti sangat menjadi acuan. Dengan adanya teori-teori tersebut penelitian

akan menjadi lebih kuat, dan akan lebih praktis untuk meneliti jika teori tersebut

memiliki hubungan langsung dengan apa yang akan diteliti. Semakin banyaknya

teori yang digunakan dalam meneliti diharapkan mendapatkan hasil yang

diharapkan.

2.1 Kerangka Teoretis

2.1.1 Pengertian Morfem

Menurut Chaer (2008:13), morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang

memiliki makna. Dengan kata terkecil berarti “satuan” itu tidak dapat dianalisis

menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak maknanya, selanjutnya Finoza (2008:74),

morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau

mempunyai makna. Arifin dan Junayah (2009:2): morfem adalah satuan bahasa

terkecil yang mengandung makna. Morfem ada dua macam yaitu morfem bebas

dan morfem terikat.

Tarigan (2009:6), mengatakan morfem adalah unsur yang terkecil yang

secara individual mengandug pengertian dalam ujaran sesuatu bahasa. Menurut

pendapat Muslich (2010:12),”jika bentuk-bentuk dipotong-potong dan dipotong-

potong lagi sampailah pada bentuk terkecil, jika bentuk terkecil ini masih

Page 23: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

memiliki makna, maka bentuk ini disebut morfem. Putrayasa (2008:3) sebagai

contoh, kata beristri secara morfologis terdiri atas dua satuan minimal, yaitu ber-

dan istri. Satuan gramatikal itu dinamai „morfem‟, Kridalaksana (2008: 158)

morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan

yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil, selanjutnya

Djajasudarma ( 2006:35) mengatakan morfem adalah unsur bahasa yang

mempunyai makna dan ikut mendukung makna.

Melihat dari beberapa teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

morfem ialah satuan gramatikal terkecil dari kata, meskipun dipilah menjadi

satuan terkecil masih memiliki makna, contoh bentuk kata sesampainya bisa

dianalisis dalam satuan-satuan terkecil, kata ( se- ), (sampai), (-nya). Ketiganya

adalah morfem, kata (se-) adalah morfem ferfiks atau morfem terikat, dia tidak

bisa berdiri sendiri, dia akan memiliki makna bila digabungkan dengan yang lain,

kemudian (sampai) adalah morfem dasar, bisa juga disebut morfem bebas, dan

semua kata dasar merupakan morfem bebas karena dia mampu berdiri sendiri, dan

(-nya) adalah morfem sufiks dan termasuk morfem terikat.

2.1.2 Identifikasi Morfem

Chaer (2008:13), mengatakan satuan bahasa merupakan komposit antara

bentuk dan makna. Oleh karena itu, untuk menetapkan sebuah bentuk adalah

morfem atau bukan didasarkan pada kriteria bentuk dan makna itu. Hal-hal

berikut dapat dipedomani untuk menentukan morfem dan bukan morfem antara

lain:

Page 24: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

1. Dua bentuk yang sama atau lebih memiliki makna yang sama merupakan

sebuah morfem. Umpamanya kata tahun pada kalimat berikut adalah

sebuah morfem yang sama.

- Tahun depan dia akan menikah.

- Anak itu berusia tiga tahun.

- Sudah tiga tahun ayahnya meninggal dunia.

2. Dua bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang berbeda

merupakan dua morfem yang berbeda. Misalnya kata bunga pada kedua

kalimat berikut adalah dua buah morfem yag berbeda.

- Bank Indonesia memberi bunga 5 persen per tahun

- Dia disebut sebagai bunga desa oleh warga

3. Dua bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama, merupakan

dua morfem yang berbeda. Umpamanya, kata ayah dan bapak pada kedua

kalimat berikut adalah dua morfem tang berbeda.

- Hari ini ayah pergi ke Medan

- Bapak mu memang seorang yang keras kepala

4. Bentuk-bentuk yang mirip (berbeda sedikit) tetapi maknanya sama adalah

sebuah morfem yang sama, asal perbedaan bentuk itu dapat dijelaskan

secara fonologis. Umpamanya, bentuk-bentuk me-, mem-, men-, meny-,

meng-, dan menge- pada kata-kata berikut adalah sebuah morfem yang

sama.

- Melihat

- Membujuk

Page 25: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

- Mencari

- Menyusul

- menggulai

- mengecat

5. Bentuk yang hanya muncul dengan pasangan satu-satunya adalah juga

sebuah morfem. Umpamanya bentuk renta pada konstruksi tua renta, dan

bentuk kuyup pada konstruksi basah kuyup adalah juga morfem. Contoh

lain, bentuk bugar pada segar bugar, dan bentuk mersik pada kering

mersik.

6. Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar apabila

memiliki makna yang sama adalah juga merupakan morfem yang sama.

Misalnya bentuk baca pada kata-kata berikut adalah sebuah morfem yang

sama.

- Membaca

- Pembaca

- pembacaan

- Bacaan

- Terbaca

- keterbacaan

7. Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa yang lebih besar

(klausa, kalimat) apabila maknanya berbeda secara polisemi adalah juga

merupakan morfem yang sama. Umpamanya kata kepala pada kalimat-

Page 26: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

kalimat berikut memiliki makna yang berbeda secara polisemi, tetapi

merupakan morfem yang sama.

- Ibunya menjadi kepala sekolah di sana

- Nomor teleponnya tertera pada kepala surat itu

- Kepala jarum itu terbuat dari plastik

- Rupanya memang catik tapi sayang kepalanya kosong

2.1.3 Jenis-Jenis Morfem

Jenis morfem dapat dibedakan menjadi dua bentuk morfem bebas dan

morfem terikat, morfem bebas adalah morfem yang tanpa ada keterkaitannya

dengan morfem lain, morfem bebas bisa langsung digunakan dalam penuturan dan

morfem bebas ini mampu berdiri sendiri tanpa harus bergabung dengan morfem

lain. Selanjutnya morfem terikat tentunya harus bergabung terlebih dahulu dengan

morfem lain karena tidak mampu berdiri sendiri setelah digabungkan dengan

morfem lain barulah dapat digunakan dalam penuturan, semua afiks merupakan

morfem terikat. Lebih lanjut Finoza (2010:80),” mengatakan bahwa: bentuk dan

makna morfem dapat dibedakan atas dua macam.

1. Morfem Bebas, yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri dari segi makna

tanpa harus dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua kata dasar

tergolong sebagai morfem bebas. Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari

kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna, kata akan diakui

sebagai kata bila bentukan itu mempunyai makna, contoh: sepeda, ambil,

dingin, kuliah, duduk, datang.

Page 27: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

2. Morfem Terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dari segi

makna. Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu digabungkan

dengan morfem yang lain. Semua imbuhan/afiks (awalan, sisipan, akhiran,

serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat.

Afiks atau imbuhan adalah bentuk terikat bila ditambahkan pada bentuk

yang lain akan mengubah makna gramatikalnya. Muslich (2010:13),” afiks

atau imbuhan adalah bentuk (atau morfem) terikat yang dipakai untuk

menurunkan kata. Putrayasa (2008:5),” Afiksasi atau pengimbuhan adalah

proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk

dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks”. Dari beberapa

penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa afiks bisa dikelompokkan menjadi

beberapa jenis antara lain:

1. Prefiks (awalan), yaitu afiks yang diletakkan di depan bentuk kata dasar.

Contohnya: Mencari, bersalah, terpaksa, pelari, seumpama.

2. Infiks (sisipan), yaitu afiks yang diletakkan di dalam bentuk dasar.

Contohnya : -el-, -er-, -em-, dan –in-.

3. Sufiks (akhiran), yaitu afiks yang diletakkan di belakang bentuk kata

dasar.

Contohnya: -an, -kan, -i.

4. Simulfiks, yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental

yang dileburkan pada bentuk dasar.

Contoh berikut terdapat dalam bahasa Inonesia nonstandar : kopi menjadi

ngopi, soto menjadai nyoto, sate menjadi nyate, kebut menjadi ngebut.

Page 28: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

5. Konfiks, yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur ( kombinasi afiks), yaitu di

depan dan di belakang bentuk dasar, seperti :

- Konfiks ke-...-an pada kata keberhasilan, keadaan,kemahiran

- Konfiks ber-...-an pada kata bersamaan, beranggapan,berlarian

- Konfiks peng-...-an pada kata penglihatan, penghasilan, pengguguran

- Konfiks per-...-an pada kata persatuan, permusuhan, perdamaian

2.1.4 Hubungan Morfem Dengan Kata

Chaer (2008:13), morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang

memiliki makna, kata terkecil berarti “satuan” itu tidak dapat dianalisis

menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak maknanya. Kata adalah satuan bentuk

terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata-

kata yang dibentuk dari gabungan huruf atau gabungan morfem; atau

gabungan huruf dan morfem, baru kita akui sebagai kata bila bentukan itu

mempunyai makna, Finoza (2008:75-76). Perhatikan pada kata berikut,

sepeda, ambil, dingin, panas, hilang. Kelima kata yang diambil secara acak itu

diakui sebagai kata karena setiap kata memiliki makna, kita akan meragukan,

bahkan memastikan bahwa azereng, libma, sebek, hailuk, sonen bukan kata

bahasa Indonesia sebab tidak mempunyai makna. Menurut Chaer ( 2011:86),

kata merupakan unsur yang paling penting di dalam bahasa. Tanpa kata

mungkin tidak ada bahasa, sebab kata itulah merupakan perwujudan bahasa,

setiap kata mengandung konsep makna dan mempunyai peran dalam

pelaksanaan bahasa. Hubungan morfem dan kata sangat erat sekali, karena

Page 29: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

bila tdak ada kata maka tidak ada yang namanya morfem begitu juga

sebaliknya, bila tidak ada morfem tidak akan ada kata.

2.1.5 Jenis Kata

Menurut Finoza (2008:77), secara tradisional pembagian kata/jenis kata di

dalam bahasa-bahasa yang besar di dunia, termasuk bahasa Indonesia, umumnya

terdiri atas sepuluh jenis kata, yaitu,

1. Kata benda (nomina) 6. Kata bilangan ( numeralia)

2. Kata kerja ( verba ) 7. Kata sambung ( konjungsi)

3. Kata sifat ( ajektiva) 8. Kata sandang ( artikula)

4. Kata ganti ( pronomina) 9. Kata seru ( interjeksi)

5. Kata keterangan ( adverbia) 10 Kata depan ( preposisi)

1. Kata Benda (nomina)

Kata yang mengacu kepada sesuatu benda baik konkret maupun abstrak.

apabila dicermati lebih lanjut, kata benda tidak lain dari nama benda yang

diacunya. Contoh benda yang kita lihat sehari-hari buku, kunci, kendaraan,

pohon, pesawat, lemari, kamar, sepeda , dan lain-lain.

2. Kata Kerja ( verba)

Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau

tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat atau kualitas. Kata

Page 30: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Contoh maling,

menari, makan, membeli, dan lain-lain.

3. Kata Sifat (Ajektiva)

Kata sifat atau ajektiva adalah kata yang berfungsi sebagai atribut bagi

nomina (orang, binatang atau benda lainnya). Atribut atau tanda atau ciri. Untuk

mengenali suatu benda dan untuk membedakannya dengan benda lain, kita harus

memerikan ciri, sifat, keadaan, atau identitas benda-benda itu, misalnya kecil,

bundar, merah, kenyal, panas, agresifi.

4. Kata Ganti ( pronomina)

Kata benda yang menyatakan orang sering kali diganti kedudukannya di

dalam pertuturan dengan sejenis kata yang lazin disebut kata ganti. Perhatikan

kutipan berikut : Kemarin budi berkelahi. Dia akan dihukum.

5. Kata Keterangan (adverbia)

Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang menerangkan verba,

ajektiva, nomina, adverbia lain, frasa preposisional, dan juga seluruh kalimat.

Letak adverbia dapat mendahului atau mengikut kata yang diterangkan.

Contoh : Rina sangat mencintai suaminya ( adverbia sangat menerangkan verba

mencintai )

6. Kata Bilangan (nurmeralia)

Page 31: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan,

atau himpunan disebut kata bilangan.

Contoh : pertama, satu, dua, terakhir dan lain-lain.

7. Kata Sambung (konjungsi)

Kata sambung atau konjungsi adalah kata tugas yang berfungsi

menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Mengingat perannya sebagai kata

penghubung, kata sambung disebut juga dengan istilah konjungtor.

Contoh : dan, karena, dan ketika dalam kalimat-kalimat berikut:

- Dia tidak datang karena tidak diundang.

- Ayah dan ibu berangkat tadi pagi.

- Indonesia merdeka ketika kakek berusia sepuluh tahun.

8. Kata Sandang (artikula)

Kata sandang atau artikula adalah kata tugas yang membatasi makna

jumlah orang atau benda. Kata sandang yang ada dalam bahasa Indonesia adalah

si dan sang. Contoh si adik sejak tadi pagi tidak ada, Kami bertemu dengan sang

mahaputra.

9. Kata Seru (interjeksi)

Kata seru atau interjeksi adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan

seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Kata seru dipakai di dalam

kalimat seruan atau kalimat perintah (imperatif).

Page 32: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Contoh : Aduh,gigiku sakit sekali !

Sial,memancing seharian, cuma dapat sedikit!

Wah, lagi dapat untung besar rupanya !

10. Kata Depan (preposisi)

Kata depan atau preposisi adalah kata-kata yang digunakan di muka kata

benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain disebut kada

depan. Umpamanya kata-kata di, dengan, dan olehi pada kalimat-kalimat berikut.

- Hujan di semarang sangat deras.

- Dia melihat dengan teliti.

- Semua mahluk hidup diciptakan oleh tuhan yang maha kuasa.

2.2 Asumsi

Asumsi adalah dugaan pikiran yang dianggap benar untuk sementara,

sebelum ada kepastian. KBBI (2008:101) mengatakan asumsi adalah anggapan,

dugaan atau pikiran. Asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.2.1 Asumsi Filosofis

Asumsi filosofis adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang

dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Jadi

asumsi filosofis dalam penelitian ini adalah setiap bahasa mempunyai sistem

morfologi dalam morfem bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang,

Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna.

Page 33: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

2.2.2 Asumsi Subtantif

Asumsi substantif dalam penelitian ini adalah Morfem Bahasa

Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang, Kecamtan Pulau tiga,

Kabupaten Natuna.

2.2.3 Asumsi Prosedural

Melalui pendekatan deskriptif kualitatif dapat diperoleh gambaran

analisis morfem dari Sub-Dialek yang digunakan oleh masyarakat Desa

Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna.

2.3 Penelitian yang Relevan

Adapun penilitian-penelitian yang relevan dengan kajian ini adalah

sebagai berikut:

1. Salihin (2015) judul skripsi, “Analisis Bentuk dan Makna Morfem Bahasa

Melayu Sub-Dialek Desa Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten

Lingga”. Hasil penelitiannya meyimpulkan Bentuk dan Makna Morfem

yang ada di Bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Lanjut, Kecamatan Singkep

Pesisir, Kabupaten Lingga dalam morfem bebas dan morfem terikat

terdapat tujuh morfem yang terdiri dari empat prefiks, dua infiks dan satu

konfiks. Jenis kata yang terdapat dalam morfem bebas dan morfem terikat

adalah kata kerja, kata sifat, kata keteranga dan kata benda.

Page 34: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

2. Masnon (2014) judul Skripsi, “Analisis Bentuk dan Makna Morfem Sub-

Dialek Bahasa Melayu Masyarakat Sekanah Kecamatan Lingga Utara

Kabupaten Lingga”. Hasil penelitiannya menyimpulka morfem bebas dan

morfem terikat terdapat tujuh morfem yang terdiri dari empat prefiks, dan

dua afiks, satu konfiks.

3. Surya (2014) judul skripsi, “Analisis Bentuk Morfem Bahasa Melayu

Dialek Tanjung Ambat Kecamatan Senayang‟‟. Hasil penelitiannya

mengatakan 5 prefiks, 4 infiks morfem bebas dan morfem terikat yang

terdiri dari kata kerja, kata sifat, kata keterangan, dan kata benda.

4. Febriani (2011) judul skripsi, “Analisis Rediplikasi Sub Dialek Melayu

Kepulauan Riau Keluarahan Alai Kecamatan Kundur Tanjungbatu Kota

Kabupaten Karimun”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

banyaknya kesalahan penggunaan reduplikasi dialek Melayu Alai kerena

masyarakat kurang memahami makna dialek tersebut.

5. Zufika Harlina ( 2013) judul skripsi, “ Analisis Morfem Bebas dan

Morfem Terikat Sub Dialek Melayu Pancur Kabupaten Lingga‟‟. Hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa morfem bebas kata dasardan terikat

yaitu prefik dan infiks.

Di lihat dari bidang linguistiknya yaitu dibidang morfologi namun objek

penelitiannya berbeda penelitian tersebut relevan dengan peneliti. Perbedaan

objek sudah pasti akan membedakan penelitian ini dengan penelitian relevan dan

juga dengan adanya penelitian relevan tersebut peneliti memiliki sedikit acuan

untuk menyelesaikan apa yang peneliti ingin teliti.

Page 35: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

2.4 Kerangka Konseptual

Teori :

Konseptual :

Operasional

BAB III

Morfem

Bentuk Makna dan Jenis Morfem

Analisis Morfem Sub-Dialek Desa Sabang Mawang

Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna

Page 36: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

BAB III

METODE PENELITIAN

5.1 Objek Penelitian dan Informan Penelitian

5.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam kajian ini adalah morfem sub-dialek bahasa

Melayu Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna.

5.1.2 Informan Penelitian

Informasi yang disampaikan informan sangat dibutuhkan dalam

melakukan sebuah penelitian, informan haruslah berkaitan erat dengan apa

yang diteliti. Informan dalam penelitian ini diambil dari masyarakat Desa

Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna yang berusia di

atas 50 hingga 80 tahun dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), hal ini

sebagaimana disebutkan, Djajasudarma (2006:22-25): yang bisa dijadikan

sumber data penelitian dalam informan haruslah yang memenuhi syarat

sebagai berikut:

1. Informan harus dengan kriteria „nonmobile‟ artinya sebagai penduduk

yang memiliki keaslian dan lama di daerah wawancara.

2. Informan dengan lafal (cara pengucapan) yang standar, tidak memiliki

kelainan dalam melafalkan fonem-fonem bahasa yang diteliti.

3. Informan yang memiliki sedikit pendidikan formal, dapat membaca

sedikit, dan memiliki kontak formal.

Page 37: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

4. Informan harus memiliki kriteria „rural‟ (tinggal di pedalaman desa).

5. Informan dari segi usia, biasanya informan berusia 50 sampai 80

tahun .

Tabel 1

Nama Informan

No Nama Informan Tempat, Tanggal

Lahir

Usia

1 Bakar bin Saman Balai,04/06/1941 75 Tahun

2 Aspar Bm Balai, 06/05/1964 52 Tahun

3 Norsiam Balai, 01/01/1941 75 Tahun

4 Jariah Balai, 01/06/1949 67 Tahun

5 Ismail Balai, 01/07/1962 54 Tahun

6 Kadir Balai, 01/06/1949 67 Tahun

7 Rusna Balai, 06/03/1958 58 Tahun

8 Masitah S Bulan, 01/07/1941 75 Tahun

9 Rohana Ali Balai, 04/07/1959 57 Tahun

10 Salbiah Balai, 02/06/1964 52 Tahun

5.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.2 Tempat Penelitian

Page 38: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Penelitian ini dilakukan di Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau

Tiga, Kabupaten Natuna, yang terdiri dari dua RW dan enam RT. Desa

Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga merupakan induk dari Desa Sabang

Mawang Barat, bahasa yang dipakai oleh masyarakat Desa Sabang Mawang

Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna adalah bahasa Melayu. Letak Desa

Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna dikelilingi oleh

beberapa pulau yaitu, Pulau Setanau, Serantas, Tanjungbatang,

Tanjungkumbik, Teluklabuh, Sededap dan Pelabuhan Selat Lampa.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai dari Bulan Januari hinga Juli 2016, sebagaimana

tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 2

Jadual Penelitian

NO Kegiatan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli

1 Pengajuan judul

2 Penulisan

proposal

3 Seminar

proposal

4 Penelitian dan

pengumpulan

data

5 Penyusunan

skripsi

6 Sidang skripsi

Page 39: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

5.3 Metode dan Teknik Penelitian

5.3.1 Metode Penelitian

Berkaitan dengan metode penelitian Arikunto menyebutkan

(2010:203),‟‟Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang dipakai dalam

Analisis Bentuk dan Makna Morfem Bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang

Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, ini adalah bersifat

deskriptif kualitatif, sebagaimana dijelaskan oleh Djajasudarma (2006:16-

17) deskriptif adalah data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, dapat

berupa kata-kata atau gambaran sesuatu, ciri ini merupakan ciri yang sejalan

dengan penamaan kualitatif, data yang dikumpulkan mungkin berasal dari

naskah, wawancara, catatan, lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, dsb.

Menurut Sugiyono (2012:1) penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

5.3.2 Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

data primer dan data skunder. Arikunto (2010:22), mendefinisikan data primer

adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan,

gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya,

dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan

Page 40: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

variabel yang diteliti, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen grafis. Pendapat ini juga diungkapkan Sugiyono

(2009:137) bahwa pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan

sumber sekunder, sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

5.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono ( 2012: 62), teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang

ditetapkan. Jadi teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Teknik Sadap Rekam

Dalam melakukan teknik sadap rekaman peneliti beroperasi dan

melakukan pengamatan tanpa diketahui oleh para subjek. Dalam penggunaan

teknik rekam untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif dijabarkan

sebagai berikut:

1. Menetapkan informan

2. Menjadi anggota penuh dari informan yang diteliti

3. Peneliti berpura-pura/ tidak melebur diri

Page 41: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

4. Melakukan rekaman dengan cara menyembunyikan rekaman

5. Menulis hasil rekaman ke dalam catatan.

2. Alat-alat Teknik Sadap Rekam

Adapun alat-alat dalam melakukan teknik rekam sadap sebagai berikut

yakni:

a. Buku Catatan: yang berfungsi untuk mencatat semua percakapan

dengan informan sebagai sumber data.

b. Tape Recorder/ hanpone: yang berfungsi untuk merekam semua

percakapan atau pembicaraan.

c. Camera: yang akan digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan

dalam penelitian yang akan dilakukan.

3. Mecatat Hasil Pengumpulan Data

Hasil data dari teknik sadap rekam harus segera dicatat setelah selesai

melakukan rekaman agar tidak lupa bahkan hilang. Dari berbagai sumber data,

perlu dicatat mana data yang dianggap penting, yang tidak penting, data yang

sama dikelompokkan. Sugiyono(2009:81-82) mengemukakan hubungan satu

data dengan data yang lain perlu dikonstrusikan, sehingga menghasilkan pola

dan makna tertentu.

5.5 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009:244) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

Page 42: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri dan orang lain. Teknik

analisa data kualitatif sudah dimulai sejak peneliti mengumpulkan data, data

yang dipilih haruslah data yang dianggap penting bagi peneliti. Dalam

penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu

untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah

dirumuskan dalam proposal. Dalam penelitian ini teknik analisa datanya

adalah:

1. Menterjemahkan data yang yang diperoleh ke dalam bahasa Indonesia.

2. Menyusun dengan sistematis dari data yang diperoleh.

3. Mengklasifikasikan ke dalam dua jenis morfem yaitu morfem bebas dan

morfem terikat.

4. Membuat laporan untuk hasil analisis data.

5.6 Instrumen Penelitian

Sugiyono (2009:223), mengemukakan dalam penelitian kualitatif

instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah

fokus / masalahnya penelitian sudah jelas, maka kemungkinan akan

dikembangkan suatu instrumen, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan

wawancara. Selanjutnya Tohirin (2012:62) dalam penelitian kualitatif peneliti

merupakan instrumen yang efektif untuk mengumpulkan data. Ciri-ciri

Page 43: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

sebagai instrument penelitian harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut. (1)

responsif, (2) dapat menyesuaikan diri, (3) menekankan keutuhan, (4)

mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, (5) memproses data secepatnya,

(6) memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengikhtiarkan, dan

(7) memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan instrument atau alat penelitian yaitu, alat

perekam berupa tape recorder dan catatan . Berikut ini adalah tabel analisis

data pada penelitian ini yaitu:

Tabel 3

Bentuk, Jenis, dan Arti Morfem Bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang

Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna

No

Bentuk Kata Bahasa Melayu

Sub-Dialek Desa Sabang

Mawang

Bentuk Morfem

Jenis Morfem Arti Dalam

Bahasa

Indonesia Bebas Terikat

Page 44: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Sejarah Desa Sabang Mawang

Desa Sabang Mawang adalah nama dari pulau Sabang Mawang yang

penduduknya dengan kampung yang terpisah-pisah, dulu pulau Sabang Mawang

dikenal dengan Pulau Balai, bagi kehidupan orang terdahulu dan pulau Sabang

Mawang dimana dalam peta Nasional atau peta Internasional dikenal dengan

pulau lagong. Asal penduduk dipulau tersebut adalah penduduk yang pindah dari

kepulauan Natuna Besar atau pulau bunguran. Dimana tempat yang pertama kali

yang dituju dan ditempatkan adalah di Tanjung Umak Sungai Setebak, dengan

pesatnya perpindahan pertama waktu itu dan atas ajakan masyarakat yang telah

ada, maka banyak yang pindah dipulau ini maka terdiri lah kampung-kampung

yang dibawah ini:

1. Kampung Balai

2. Kampung Mawang

3. Kampung Tanjung Batang

4. Kampung Serantas

Masa pindahnya penduduk dikarenakan Pulau Bunguran Besar tidak bisa

untuk bercocok tanam karena banyak musuh yang mengganggu tanaman mereka,

seperti babi hutan, kancil dan lain-lain. Maka berpindahlah sebagian penduduk

tersebut ke pulau Balai untuk lokasi pertanian yang aman dari musuh- musuh

tanaman terhadap tanaman mereka.

Page 45: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Terjadinya nama Balai dari cerita yang ada karena kampung ini tempat

persinggahan orang dari pulau satu ke pulau yang lain. Istilah kata orang dulu

mengartikan tempat persinggahan tersebut dengan bahasa daerah yaitu tempat

orang berjualan, dengan perubahan nama kampung tersebut hasil dari

musyawarah terjadilah nama kampung Balai. Dalam struktur pemerintahan waktu

itu masih dalam lingkungan RT dengan gelar pak ketua, dimana wilayah kampung

Balai dengan kampung Sabang Mawang dan Tanjung Umak masih di pimpin satu

wilayah RT dalam pemerintahan Kecamatan Bungguran Barat. Kepulauan

Sabang Mawang di dampingi oleh pulau besar lain, yaitu pulau Tanjung Kumbik

dan Pulau Sededap, dari penduduk yang lain mengatakan dengan sebutan pulau

Tiga.

Dengan perkembangan penduduk tersebut maka pemerintah mulai

menjalankan roda pemeritahannya yaitu pulau Tiga dan pulau Sabang Mawang,

Tanjung Kumbik dan Sededap di bentuk dengan satu pemerintahan Desa dengan

kecamatan bungguran barat terletak di pulau Sedanau pada tahun 1945. Pada

waktu itu pemimpin Desa tersebut di beri nama dengan julukan Amil bukan

sebutan penghulu atau Kepala Desa, orang yang pertama di angkat oleh

masyarakat bernama Bapak Lung bertempat tinggal di Sededap. Beberapa tahun

kemudian setelah setabilnya pemerintahan indonesia, karena sededap belum

begitu ramai penduduknya dimana penduduk ramai letak di tanjung umak, maka

bapak lung pindah di tanjung umak tempat tinggalnya di setebik.

Dengan hal tersebut dari tokoh masyarakat kampung Balai mengajukan

usulan pemekaran Desa dan disetujui Kecamatan Bungguran Barat dengan

Page 46: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

pemekaran tersebut kampung Balai Pulau Sabang Mawang terlepas dari

pemerintahan Pulau Tiga membentuk pemerintahan sendiri dengan nama desa

Sabang Mawang yang di pimpin penghulu Abdul Muin atau di kenal dengan

julukan Bujang Tunggal bertempat tinggal di Tanjung Batang dan pusat

Pemerintahannya di Tanjung Batang, namun pusat pemerintahan atau Kantor

Desanya tetap di Balai. Setelah terpilihnya M. Isya dan dengan diadakan

perubahan Undang – Undang dari pemerintah pusat maka dari nama penghulu di

ganti dengan nama Kepala Desa. Pada saat roda pemerintahan yang di pimpin

oleh M. Isya pada tahun 2005 / 2006 terjadilah pemekaran Desa Pulau Sabang

Mawang menjadi empat Desa, dengan Desa pemekaran baru yaitu :

1. Dusun Tanjung Batang menjadi Desa Tanjung Batang

2. Dusun Serantas menjadi Desa Serantas

3. Dusun Sabang Mawang menjadi Desa Sabang Mawang Barat

Setelah berakhirnya masa jabatan M. Isya selaku Kepala Desa Sabang

Mawang sebagai Desa induk dari pemekaran tiga Desa tersebut, maka di adakan

pemilihan Kepala Desa yang baru pada tahun 2007, maka terpilihlah Hambali

Ady selaku Kepala Desa Sabang Mawang sampai sekarang ini.

4.2 Letak Geografis Desa Sabang Mawang

Secara geografis kawasan pulau tiga berada pada posisi 340-338-LU dan

108 00- 108 10 BT, dengan luas wilayah 35 Km2 yang terdiri dari satu dusun 2

Rw dan 7 RT, Desa Sabang Mawang Balai memiliki batas wilayah administrasi

seperti berikut:

Page 47: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Setengar

Sebelah Timur : Berbatasan dengan laut Setengar

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Serantas

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Sabang Mawang Barat

4.3 Deskripsi Data

Deskripsi data yang akan dibuat oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

menggambarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan. Data hasil penelitian

akan menggambarkan Bentuk, Makna dan Jenis Morfem Bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna yang

sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Untuk mendapatkan data dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik sadap rekam. Data yang sudah

diperoleh kemudian dijabrkan ke dalam tabel berikut:

Page 48: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Tabel 4

Bentuk, Jenis dan Arti Morfem Bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang

Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna

Dari hasil pengambilan data yang telah diperoleh dari penelitian dan Transkripsi

Data yang sudah dibuat maka dapat data tersebut dapat dijabarkan ke dalam tabel

berikut:

Bentuk Kata Bahasa

Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang

Bentuk

Morfem

Jenis Morfem Arti Dalam

Bahasa

Indonesia Bebas Terikat

Abis Abis Habis

Acǝk Acǝk Menghitung

Acong Acong Arah

Ade Ade Ada

Adun Adun Mengaduk

Adelak Ade+lak Muncul lagi

Adegek Ade+gek Belum habis

Aǝk Aǝk Air

Agik Agik Lagi

Agum Agum Hantuk

Aok Aok Iya

Ajin Ajin Rajin

Ajuok Aok+ju Mengajak

Page 49: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Ajok Ajok Tikam

Aku Aku Saya

Aki Aki Kakek

Alos Alos Kecil

Alǝng Alǝng Mancing

Amai Amai Ramai

Ambik Ambik Ambil

Amok Amok Ngamuk

Apok Apok Lapuk

Ase Ase Rasa

Asǝk Asǝk Sering

Asee Ase+e Rasanya

Asok‟ Asok‟ Pakai

Ati Ati Hati

Ato Ato Mengatur

Bebol Bebol Bebal

Bebini Be+bini Beristri

Bebisǝk Be+bisǝk Berbisik

Becacak Be+cacak Berserakan

Becaգǝk Be+caqǝk Mencari

Becambo Be+cambo Bercampur

Becaka Be+caka Mencakar

Page 50: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Bǝdek Bǝdek Sangat

Bǝduol Bǝduol Mentah

Bedok Bedok Beduk

Beǝduon Bǝduon Badan

Bedue Be+due Berdua

Bedǝգoh B+dǝգoh Berdarah

Bedegul Be+degul Tidak rata

Bedesing Be+desing Berdesing

Begeգok Be+geգok Bergerak

Begelut Be+gelut Bergelut

Begego Be+gego Bergegar

Begetah Be+getah Bergetah

Behǝye Behǝye Bahaya

Bǝiknu Bǝik+nu Sangat baik

Bejik Bejik Benci

Bejijeh Bejijeh Bercucuran

Bejeluon Be+jeluon Berjalan

Bejǝse Be+jǝse Berjasa

Bejeգit Be+jeգit Berteriak

Bekal Bekal Perlengkapan

Bekelaku Be+kelaku Berulah

Bekawan Be+kawan Berteman

Page 51: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Bekenduok Be=kenduok Selingkuh

Bekukuot Be+kukuot Berpaut

Bekelai Be+kelai Berkelahi

Bele Bele Ganggu

Beleng Beleng Belanga

Belit Belit Lilit

Belikǝh Be+likǝh Kotor

Belǝkang Be+lǝkang Belakang

Belǝգok Be+lǝգok Sangat busuk

Beleh Beleh Belah

Belǝգak Be+lǝգak Arak-arakan

Belinang Be+linang Berlinang

Belagak Be+lagak Sangat sombong

Bemalam Be+malam Bermalaman

Besame Be+same Bersama

Besaգak Be+saգak Meleraikan

Besilǝh Be+silǝh Terkelupas

Bǝsok Bǝsok Membasuh

Beso Beso Besar

Besaǝng Be+saǝng Bersaing

Belaok Be+laok berlauk

Besalam Be+salam Bersalaman

Page 52: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Besaki Be+saki Mengejek

Betambeh Be+tambeh Bertambah

Betabo Be+tabo Berhamburan

Bǝu Bǝu Aroma

Bǝhu Bǝhu Bahu

Bekayoh Be+kayoh Mendayung

Betendin Be+tendin Bersaing

Bǝtok Bǝtok Batuk

Bǝtu Bǝtu Batu

Bǝtang Bǝtang Batang

Benanah Be+nanah Bernanah

Bepelok Be+pelok Berpeluk

Bepikǝ Be+pikǝ Berpikir

Bepauot Be+pauot Berpaut

Bibuos Bibuos Bebas

Biduon Biduon Bidan

Bigik Bigik Biji

Bile Bile Kapan

Bilok Bilok Belok

Biluol Biluol Tukang azan

Bǝlek Bǝlek Pulang

Benuong Benuong Benang

Page 53: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Beգenuong Be+գenuong Berenang

Buco Buco Bocor

Budoh Budoh Bodoh

Buduk Buduk Ampas

Bunuhe Bunuh+e Membunuh

Bǝnyuok Bǝnyuok Banyak

Bunyi Bunyi Suara

Butak Butak Buta

Buգok Buգok Buruk

Cacak Cacak Berserakan

Cacok Cacok Menyapa

Caǝ Caǝ Cair

Caգǝk Caգǝk Cari

Capai Capai Ambil

Cawan Cawan Gelas

Cayak Cayak Percaya

Celuop Celuop Pewarna

Celak Celak Melek

Cepatkit Cepat+kit Lebih cepat

Cenggang Cenggang Pembangkang

Cibouk Cibouk Gayung

Cicǝk Cicǝk Sangat benci

Page 54: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Cilǝng Cilǝng Uang koin

Cingǝng Cingǝng Cengeng

Ciom Ciom Cium

Camǝk Camǝk Melengking

Calong Calong Tekoh air

Cuai Cuai Remeh

Cucok Cucok Sesuai

Cumuot Cumuot Berlepotan

Cemǝk Camǝk Kotor

Cupok Cupok Sulah

Cuiet Cuiet Congkel

Decǝng Decǝng Timbangan

Dede Dede Dada

Degil Degil Nakal

Degum Degum Dentuman

Deluom Deluom Dalam

Demuom Demuom Demam

Deok Deok Burung hantu

Dǝpat Dǝpat Dapat/ bisa

Dǝգuot Dǝգuot Darat

Dǝpo Dǝpo Dapur

Dǝsi Dǝsi Dasi

Page 55: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Die Die Dia

Diuom Diuom Diam

Dudok Dudok Duduk

Duit Duit Uang

Dukuon Dukuon Dukun

Duluong Duluong Hidangan

makan

Duluok Duluok Dahulu

Duse Duse Dosa

Gǝsǝng Gǝsǝng Gasing

Geluok Geluok Suka

Geluong Geluong Gelang

Geluk Geluk Lebat

Geluop Geluop Gelap

Geloong Geloong Sanggul

Gelumbuong Gelumbuong Gelombang

Gelik Gelik Geli

Geգuom Geգuom Geram

Gǝգuom Gǝգuom Garam

Gǝwuoi Gǝwuoi Kenduri

Gigil Gigil Menggigil

Gigi Gigi Gigi

Page 56: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Gile Gile Gila

Gelego Gego+el Tiang rumah

Gindǝng Gindǝng Cingkrang

Guloung Guloung Gulung

Guluoi Guluoi Gulai

Gunung Gunung Bukit

Guol Guol Putar

Ilang Ilang Hilang

Ipak Ipak Halang

Isau Isau Risau

Isok Isok Besok

Isakjek Isak+jek Biarkan saja

Itamnu Itam+nu Sangat hitam

Itong Itong Menghitung

Jejuok Jejuok Jejak

Jeluos Jeluos Jelas

Jelo Jelo Melotot

Jemuone Jemuone Terlaksanakan

Jemu Jemu Berjemur

Jeoh Jeoh Jauh

Kabo Kabo Bilang

Kaiǝl Kaiǝl Mata pancing

Page 57: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kaiǝn Kaiǝn Kain

Kaki Kaki Kaki

Kalong Kalong Kalung

Sekambong Se+kambong Sekampung

Kapo Kapo Kapur

Kelebehe Lebeh+ke..e Kelebihan

Kaye Kaye Kaya

Kelawae Kelawa+e Sangat cantik

Laok Laok Lauk

Lade Lade Cabe

Ladong Ladong Cangkok

Mabuok Maok+bu Mabuk

Mandak Mandak Mentah

Mandik Mandik Mandi

Ndekgek Ndek+gek Tidak juga

Mindak Mindak Minta

Misǝng Misǝng Berisik

Ninggol Ninggol Meninggal

Nyelǝk Nyelǝk Bosan

Nyupane Nyupan+e Memalukan

Nyuգǝk Nyuգǝk Mencuri

Sikal Sikal Sepeda

Page 58: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Paǝt Paǝt Pahit

Tulǝk Tulǝk Tuli

Tulong Tulong Tolong

Tesunggo Te+sunggo Tersungkur

Tejugang Te+jugang Terpeleset

Tecabut Te+cabut Terlepas

Berdasarkan hasil dari pengumpulan data yang sudah diperoleh di

lapangan peneliti memperoleh data sebanyak 214 morfem yang terdiri dari 151

jenis morfem bebas dan 63 jenis morfem terikat pada Bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna. Dari data yang

sudah diperoleh peneliti akan menganalisis data tersebut dengan menggunakan

teori yang sudah ada.

Page 59: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari hasil penelitian yang

dilakukan dengan teknik sadap rekam peneliti menemukan ada beberapa bentuk

kata pada bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang Kecamatan Pulau

Tiga Kabupaten Natuna. Sesuai dengan hasil penelitian dan tujuan penelitian

pada bab ini akan dijelaskan dan diuraikan sebagai berikut:

5.1 Morfem Bebas

1. Abis

Kata [abis] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [abis] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa donesia [habis] Finoza (2010:80).

2. Acek

Kata [acek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [acek] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [menghitung], Finoza (2010:80).

3. Acong

Kata [acong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [acong] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

Page 60: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [arah], Finoza, (2010:80).

4. Ade

Kata [ade] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [ade] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [ada], Finoza (2010:80)

5. Adun

Kata [adun] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [adun] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [mengaduk], Finoza, (2010:80).

6. Aek

Kata [aek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [aek] terdiri dari satu bentuk morfem dan

masuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia [air] Finoza, (2010:80).

7. Agik

Kata [agik] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [agik] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [lagi] Finoza (2010:80).

8. Agum

Page 61: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [agum] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [agum] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [hantuk] Finoza ( 2010:80).

9. Aok

Kata [aok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [aok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [iya] Finoza, (2010:80).

10. Ajin

Kata [ajin] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [ajin] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [rajin] Finoza, (2010:80).

11. Ajok

Kata [ajok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [ajok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [tikam] Finoza, (2010:80).

12. Aku

Kata [aku] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [aku] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

Page 62: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [saya] Finoza, (2010:80).

13. Aki

Kata [aki] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [aki] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [kakek] Finoza, (2010:80).

14. Alos

Kata [alos] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [alos] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [kecil] Finoza, (2010:80).

15. Aleng

Kata [aleng] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [aleng] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [mancing] Finoza, (2010:80).

16. Amai

Kata [amai] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [amai] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [ramai] Finoza, (2010:80).

17. Ambik

Page 63: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [ambik] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [ambik] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri

sendiri yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia [ambil] Finoza,

(2010:80).

18. Amok

Kata [amok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [amok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [ngamuk] Finoza, (2010:80).

19. Apok

Kata [apok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [apok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [lapuk] Finoza, (2010:80).

20. Ase

Kata [ase] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [ase] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [rasa] Finoza, (2010:80).

21. Asek

Kata [asek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [asek] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

Page 64: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia [sering] Finoza, (2010:80).

22. Asok‟

Kata [asok‟] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [asok‟] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [pakai] Finoza, (2010:80).

23. Ati

Kata [ati] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [ati] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [hati] Finoza, (2010:80).

24. Ato

Kata [ato] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [ato] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [mengatur] Finoza, (2010:80).

25. Bebol

Kata [bebol] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [bebol] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [bebal] Finoza, (2010:80).

26. Bedek

Page 65: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [bedek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [bedek] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [sangat] Finoza, (2010:80).

27. Beduol

Kata [beduol] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [beduol] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan masuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [mentah] Finoza,

(2010:80).

28. Bedok

Kata [bedok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [bedok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [beduk] Finoza, (2010:80).

29. Bǝduon

Kata [bǝduon] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [bǝduon] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri

sendiri yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [badan] Finoza,

(2010:80).

30. Bǝhǝye

Page 66: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [behǝye] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [bǝhǝye] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan masuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [bahaya] Finoza,

(2010:80).

31. Bejik

Kata [bejik] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [bejik] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [benci] Finoza, (2010:80).

32. Bekal

Kata [bekal] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [bekal] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [perlengkapan] Finoza,

(2010:80).

33. Bele

Kata [bele] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [bele] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [ganggu] Finoza, (2010:80).

34. Beleng

Page 67: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [beleng] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [beleng] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri

sendiri yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [belanga] Finoza,

(2010:80).

35. Belit

Kata [belit] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [belit] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [lilit] Finoza, (2010:80).

36. Beleh

Kata [beleh] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [beleh] hanyaterdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [belah] Finoza, (2010:80).

37. Besok

Kata [besok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [besok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [membasuh] Finoza,

(2010:80).

38. Beso

Page 68: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [beso] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [beso] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [besar] Finoza, (2010:80).

39. Beu

Kata [beu] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [beu] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [aroma] Finoza, (2010:80).

40. Behu

Kata [behu] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [behu] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [bahu] Finoza, (2010:80).

41. Betok

Kata [betok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [betok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [betok] Finoza, (2010:80).

42. Betu

Kata [betok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [betok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

Page 69: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [batuk] Finoza, (2010:80).

43. Betang

Kata [betang] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [betang] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri

sendiri yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [batang] Finoza,

(2010:80).

44. Bibuos

Kata [bibuos] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [bibuos] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [bebas] Finoza, (2010:80).

45. Biduon

Kata [biduon] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [biduon] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [bidan] Finoza, (2010:80).

46. Bigik

Kata [bigik] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [bigik] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [biji] Finoza, (2010:80).

Page 70: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

47. Bile

Kata [bile] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [bile] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [kapan] Finoza, (2010:80).

48. Bilok

Kata [bilok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [bilok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [belok] Finoza, (2010:80).

49. Biluol

Kata [biluol] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [biluol] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [tukang azan] Finoza, (2010:80).

50. Belek

Kata [belek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [belek] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [pulang] Finoza, (2010:80).

51. Benuong

Kata [benuong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [benuong] hanya terdiri dari satu bentuk

Page 71: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [benang] Finoza, (2010:80).

52. Buco

Kata [buco] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [buco] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [bocor] Finoza, (2010:80).

53. Budoh

Kata [budoh] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [budoh] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [bodoh] Finoza, (2010:80).

54. Buduk

Kata [buduk] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [buduk] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [ampas minyak] Finoza,

(2010:80).

55. Benyuok

Kata [benyuok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [benyuok] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [banyak] Finoza, (2010:80).

Page 72: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

56. Bunyi

Kata [bunyi] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [bunyi] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [suara] Finoza, (2010:80).

57. Butak

Kata [butak] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [butak] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [buta] Finoza, (2010:80).

58. Buգok

Kata [buգok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [buգok] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [buruk] Finoza, (2010:80).

59. Cacak

Kata [cacak] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [cacak] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [berserakan] Finoza, (2010:80).

60. Cacok

Kata [cacok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [cacok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

Page 73: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [menyapa] Finoza, (2010:80).

61. Cae

Kata [cae] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [cae] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [cair] Finoza, (2010:80).

62. Caգek

Kata [caգek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [caգek] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [mencari] Finoza, (2010:80).

63. Capai

Kata [capai] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [capai] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [ambil] Finoza, (2010:80).

64. Cawan

Kata [cawan] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [cawan] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [gelas] Finoza, (2010:80).

65. Cayak

Page 74: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [cayak] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [cayak] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [percaya] Finoza, (2010:80).

66. Celuop

Kata [celuop] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [celuop] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [pewarna] Finoza, (2010:80).

67. Celak

Kata [celak] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [celak] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [melek] Finoza, (2010:80).

68. Cenggang

Kata [cenggang] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [cenggang] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [pembangkang] Finoza,

(2010:80).

69. Cibouk

Kata [cibouk] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [cibouk] hanya terdiri dari satu bentuk

Page 75: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [gayung] Finoza, (2010:80).

70. Cicek

Kata [cicek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [cicek] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [sangat benci] Finoza, (2010:80).

71. Cileng

Kata [cileng] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [cileng] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [uang koin] Finoza,

(2010:80).

72. Cingeng

Kata [cingeng] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [cingeng] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [cengeng] Finoza, (2010:80).

73. Ciom

Kata [ciom] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [ciom] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [cium] Finoza, (2010:80).

Page 76: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

74. Camek

Kata [camek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [camek] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [melengking] Finoza,

(2010:80).

75. Calong

Kata [calong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [calong] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [tekoh air] Finoza, (2010:80).

76. Cuai

Kata [cuai] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [cuai] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [remeh] Finoza, (2010:80).

77. Cucok

Kata [cucok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [cucok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [sesuai] Finoza, (2010:80).

78. Cumuot

Page 77: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [cumuot] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [cumuot] terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [berlepotan].

79. Cemek

Kata [cemek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [cemek] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [kotor] Finoza, (2010:80).

80. Cupok

Kata [cupok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [cupok] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [sulah] Finoza, (2010:80).

81. Cuiet

Kata [cuiet] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [cuiet] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [congkel] Finoza, (2010:80).

82. Deceng

Kata [deceng] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [deceng] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

Page 78: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [timbangan] Finoza,

(2010:80).

83. Dede

Kata [dede] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [dede] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [dada] Finoza, (2010:80).

84. Degil

Kata [degil] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [degil] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [nakal] Finoza, (2010:80).

85. Degum

Kata [degum] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [degum] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [dentuman] Finoza,

(2010:80).

86. Deluom

Kata [deluom] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [deluom] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [dalam] Finoza, (2010: 80).

Page 79: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

87. Demuom

Kata [demuom] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [demuom] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [demam] Finoza, (2010:80).

88. Deok

Kata [deok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [deok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [burung hantu] Finoza, (2010:80).

89. Depat

Kata [depat] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [depat] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [dapat] Finoza, (2010:80).

90. Deգuot

Kata [deգuot] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [deգuot] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [darat] Finoza, (2010:80).

91. Depo

Kata [depo] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [depo] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

Page 80: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [dapur] Finoza, (2010:80).

92. Desi

Kata [desi] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [desi] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [dasi] Finoza, (2010:80).

93. Die

Kata [die] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [die] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [dia] Finoza, (2010:80).

94. Diuom

Kata [diuom] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [diuom] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [diam] Finoza, (2010:80).

95. Dudok

Kata [dudok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [dudok] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [duduk] Finoza, (2010:80).

96. Duit

Page 81: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [duit] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [duit] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [uang] Finoza, (2010:80).

97. Dukuon

Kata [dukuon] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [dukuon] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [dukun] Finoza, (2010:80).

98. Duluong

Kata [duluong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [duluong] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [hidangan] Finoza,

(2010:80).

99. Duluok

Kata [duluok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [duluok] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [dahulu] Finoza, (2010:80).

100. Duse

Kata [duse] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [duse] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

Page 82: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [dosa] Finoza, (2010:80).

101. Geseng

Kata [geseng] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [geseng] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [gasing] Finoza, (2010:80).

102. Geluok

Kata [geluok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [geluok] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [suka] Finoza, (2010:80).

103. Geluong

Kata [geluong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [geluong] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [gelang] Finoza, (2010:80).

104. Geluk

Kata [geluk] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [geluk] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [lebat] Finoza, (2010:80).

105. Geluop

Page 83: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [geluop] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [geluop] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [gelap] Finoza, (2010:80).

106. Geluoong

Kata [geluoong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [geloong] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [sanggul] Finoza, (2010:80).

107. Gelumbuong

Kata [gelumbuong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [gelumbuong] hanya terdiri dari satu

bentuk morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri

sendiri yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [gelombang] Finoza,

(2010:80).

108. Gelik

Kata [gelik] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [gelik] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [geli] Finoza, (2010:80).

109. Geգuom

Kata [geգuom] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [geգuom] hanya terdiri dari satu bentuk

Page 84: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [geram] Finoza, (2010:80).

110. Gǝգuom

Kata [gǝգuom] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [gǝգuom] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [garam] Finoza, (2010:80).

111. Gewuoi

Kata [gewuoi] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [gewuoi] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [hajatan] Finoza, (2010:80).

112. Gigil

Kata [gigil] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [gigil] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [menggigil] Finoza, (2010:80).

113. Gigi

Kata [gigi] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [gigi] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [gigi] Finoza, (2010:80).

114. Gile

Page 85: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [gile] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [gile] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [gila] Finoza, (2010:80).

115. Gindeng

Kata [gindeng] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [gindeng] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [cingkrang] Finoza,

(2010:80).

116. Guloung

Kata [guloung] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [guloung] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [gulung] Finoza, (2010:80).

117. Guloi

Kata [guloi] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [guloi] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [gulai] Finoza, (2010:80).

118. Gunung

Kata [gunung] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [gunung] hanya terdiri dari satu bentuk

Page 86: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [bukit] Finoza, (2010:80).

119. Guol

Kata [guol] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [guol] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [putar] Finoza, (2010:80).

120. Ilang

Kata [ilang] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [ilang] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [hilang] Finoza, (2010:80).

121. Ipak

[ipak] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang. Kata [ipak] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [halang] Finoza, (2010:80).

122. Isau

Kata [isau] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [isau] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [risau] Finoza, (2010:80).

123. Isok

Page 87: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [isok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [isok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [besok] Finoza, (2010:80).

124. Itong

Kata [itong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [itong] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [menghitung] Finoza, (2010:80).

125. Jejuok

Kata [jejuok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [jejuok] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [jejak] Finoza, (2010:80).

126. Jeluos

Kata [jeluos] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [jeluos] hanya terdiri dari satu bentuk morfem

dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [jelas] Finoza, (2010: 80).

127. Jelo

Kata [jelo] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [jelo] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

Page 88: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [melotot] Finoza, (2010:80).

128. Jemuone

Kata [jemuone] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [jemuone] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [terlaksanakan] Finoza,

(2010:80).

129. Jemu

Kata [jemu] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [jemu] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [berjemur] Finoza, (2010:80).

130. Jeoh

Kata [jeoh] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [jeoh] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [jauh] Finoza, (2010:80).

131. Kabo

Kata [kabo] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [kabo] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [bilang] Finoza, (2010:80).

Page 89: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

132. Kaiel

Kata [kaiel] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [kaiel] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [mata pancing] Finoza, (2010:80).

133. Kaien

Kata [kaien] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [kaien] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [kain] Finoza, (2010:80).

134. Kaki

Kata [kaki] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [kaki]hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [kaki] Finoza, (2010:80).

135. Kalong

Kata [kalong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [kalong] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [kalung] Finoza, (2010:80).

136. Kapo

Kata [kapo] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [kapo] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

Page 90: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [kapur] Finoza, (2010:80).

137. Kaye

Kata [kaye] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [kaye] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [kaya] Finoza, (2010:80).

138. Laok

Kata [laok] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [laok] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [lauk] Finoza, (2010:80).

139. lade

Kata [lade] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [lade] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [cabe] Finoza, (2010:80).

140. Ladong

Kata [ladong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [ladong] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [cangkok] Finoza, (2010:80).

141. Mandak

Page 91: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [mandak] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [mandak] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [mentah] Finoza, (2010:80)

142. Mandik

Kata [mandik] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [mandik] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [mandi] Finoza, (2010:80).

143. Mindak

Kata [mindak] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [mindak] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [minta] Finoza, (2010:80).

144. Miseng

Kata [miseng] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [miseng] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [berisik] Finoza, (2010:80).

145. Ninggol

Kata [ninggol] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [ninggol] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

Page 92: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [meninggal] Finoza,

(2010:80).

146. Nyelek

Kata [nyelek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [nyelek] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [bosan] Finoza, (2010:80).

147. Nyuգek

Kata [nyuգek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [nyuգek] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [mencuri] Finoza, (2010:80).

148. Sikal

Kata [sikal] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [sikal] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [sepeda] Finoza, (2010:80).

149. Paet

Kata [paet] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [paet] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [pahit] Finoza, (2010:80).

150. Tulek

Page 93: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Kata [tulek] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang. Kata [tulek] hanya terdiri dari satu bentuk morfem dan

termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri yang memiliki

arti dalam bahasa Indonesia yaitu [tuli] Finoza, (2010:80).

151. Tulong

Kata [tulong] merupakan salah satu bentuk kata bahasa Melayu Sub-

Dialek Desa Sabang Mawang. Kata [tulong] hanya terdiri dari satu bentuk

morfem dan termasuk dalam jenis morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu [tolong] Finoza, (2010:80).

5.2 Morfem Terikat

1. Kata [ade+lak] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [Muncul

Lagi]. Kata [ade+lak] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat. [ade+lak] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

2. Kata [ade+gek] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [Belum

habis]. Kata [ade+gek] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat. [ade+gek] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

3. Kata [ajuok] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki [mengajak]. Morfem [ajuok] terdiri dari

dua bentuk morfem yaitu morfem bebas dan terikat, [ju] sebagai sebagai

Page 94: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

infiks dan [aok] sebagai morfem bebas. Morfem [ajuok] merupakan jenis

morfem terikat karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

4. Kata [ase‟e] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [rasanya].

Morfem [ase‟e] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas dan

terikat, [e] sebagai sufiks dan [aok] sebagai morfem bebas. Morfem

[ase‟e] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa berdiri sendiri,

Finoza (2010:80).

5. Kata [be+bini] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [beristri].

Morfem [ajuok] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas dan

terikat, [be] sebagai afiks dan [bini] sebagai morfem bebas. Morfem

[be+bini] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa berdiri

sendiri, Finoza (2010:80).

6. Kata [be+bisǝk] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berbisik]. Morfem [be+bisǝk] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [bisǝk] sebagai morfem

bebas. Morfem [be+bisǝk] merupakan jenis morfem terikat karena tidak

bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

7. Kata [be+cacak] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berserakan]. Morfem [be+cacak] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

Page 95: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [cacak] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+cacak] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

8. Kata [be+caգǝk] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[mencari]. Morfem [be+caգǝk] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [caգǝk] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+caգǝk] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

9. Kata [be+cambo] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[bercampur]. Morfem [be+cambo] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [cambo] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+cambo] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

10. Kata [be+caka] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[mencakar]. Morfem [be+caka] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [caka] sebagai morfem

bebas. Morfem [be+caka] merupakan jenis morfem terikat karena tidak

bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

11. Kata [be+due] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [berdua].

Page 96: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Morfem [be+due] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat, [be] sebagai afiks dan [due] sebagai morfem bebas. Morfem

[be+due] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa berdiri

sendiri, Finoza (2010:80).

12. Kata [be+dǝգoh] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berdarah]. Morfem [be+dǝգoh] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [dǝգoh] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+dǝգoh] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

13. Kata [be+degul] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [tidak

rata]. Morfem [be+degul] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem

bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [degul] sebagai morfem bebas.

Morfem [be+degul] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

14. Kata [be+desing] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berdesing]. Morfem [be+desing] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [desing] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+desing] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

Page 97: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

15. Kata [be+geգok] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[bergerak]. Morfem [be+geգok] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [geգok] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+geգok] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

16. Kata [be+gelut] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[bergelut]. Morfem [be+gelut] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [gelut] sebagai morfem

bebas. Morfem [be+gelut] merupakan jenis morfem terikat karena tidak

bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

17. Kata [be+gego] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [bergegar].

Morfem [be+gego] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat, [be] sebagai afiks dan [gego] sebagai morfem bebas.

Morfem [be+gego] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

18. Kata [be+getah] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[bergetah]. Morfem [be+getah] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [getah] sebagai morfem

Page 98: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

bebas. Morfem [be+getah] merupakan jenis morfem terikat karena tidak

bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

19. Kata [be+jǝluon] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berjalan]. Morfem [be+jǝluon] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [jǝluon] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+jǝluon] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

20. Kata [be+jǝse] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [berjasa].

Morfem [be+jǝse] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat, [be] sebagai afiks dan [jǝse] sebagai morfem bebas. Morfem

[be+jǝse] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa berdiri

sendiri, Finoza (2010:80).

21. Kata [be+jǝգit] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [berteriak].

Morfem [be+jǝգit] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat, [be] sebagai afiks dan [jǝգit] sebagai morfem bebas. Morfem

[be+jǝգit] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa berdiri

sendiri, Finoza (2010:80).

22. Kata [be+kelaku] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berulah]. Morfem [be+kelaku] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

Page 99: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

morfem bebas dan terikat yaitu, [be] sebagai afiks dan [kelaku] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+kelaku] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

23. Kata [be+kawan] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berteman]. Morfem [be+kawan] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [kawan] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+kawan] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

24. Kata [be+kenduok] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[selingkuh]. Morfem [be+kenduok] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [kenduok] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+kenduok] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

25. Kata [be+kukuot] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berpaut]. Morfem [be+kukuot] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [kukuot] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+kukuot] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

26. Kata [be+kelai] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [berkelahi].

Page 100: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Morfem [be+kelai] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat, [be] sebagai afiks dan [kelai] sebagai morfem bebas.

Morfem [be+kelai] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

27. Kata [be+likǝh] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[kotor]. Morfem [be+likǝh] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [likǝh] sebagai morfem

bebas. Morfem [be+likǝh] merupakan jenis morfem terikat karena tidak

bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

28. Kata [be+lǝkang] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[belakang]. Morfem [be+lǝkang] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [lǝkang] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+lǝkang] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

29. Kata [be+lǝգok] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[Sangat busuk]. Morfem [be+lǝգok] terdiri dari dua bentuk morfem

yaitu morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [lǝգok] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+lǝգok] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

Page 101: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

30. Kata [be+lǝգak] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[Arak-arakan]. Morfem [be+lǝգak] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [lǝգak] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+lǝգak] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

31. Kata [be+linang] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berlinang]. Morfem [be+linang] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [linang] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+linang] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

32. Kata [be+lagak] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[sangat sombong]. Morfem [be+lagak] terdiri dari dua bentuk morfem

yaitu morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [lagak] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+lagak] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

33. Kata [be+malam] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[bermalaman]. Morfem [be+malam] terdiri dari dua bentuk morfem

yaitu morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [malam] sebagai

Page 102: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

morfem bebas. Morfem [be+malam] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

34. Kata [be+same] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[bersama]. Morfem [be+same] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [same] sebagai morfem

bebas. Morfem [be+same] merupakan jenis morfem terikat karena tidak

bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

35. Kata [be+saգak] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[meleraikan]. Morfem [be+saգak] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [saգak] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+saգak] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

36. Kata [be+silǝh] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[terkelupas]. Morfem [be+silǝh] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [silǝh] sebagai morfem

bebas. Morfem [be+silǝh] merupakan jenis morfem terikat karena tidak

bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

37. Kata [be+saǝng] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[bersaing]. Morfem [be+saǝng] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

Page 103: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [saǝng] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+saǝng] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

38. Kata [be+laok] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [berlauk].

Morfem [be+laok] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat, [be] sebagai afiks dan [laok] sebagai morfem bebas. Morfem

[be+laok] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa berdiri

sendiri, Finoza (2010:80).

39. Kata [be+salam] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[bersalaman]. Morfem [be+salam] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [salam] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+salam] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

40. Kata [be+saki] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[mengejek]. Morfem [be+saki] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [saki] sebagai morfem

bebas. Morfem [be+saki] merupakan jenis morfem terikat karena tidak

bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

41. Kata [be+tambǝh] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

Page 104: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

[bertambah]. Morfem [be+tambǝh] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [tambǝh] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+tambǝh] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

42. Kata [be+tabo] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berhamburan]. Morfem [be+tabo] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [tabo] sebagai morfem

bebas. Morfem [be+tabo] merupakan jenis morfem terikat karena tidak

bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

43. Kata [be+kayoh] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[mendayung]. Morfem [be+kayoh] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [kayoh] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+kayoh] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

44. Kata [be+tendin] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[bersaing]. Morfem [be+tendin] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [tendin] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+tendin] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

Page 105: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

45. Kata [be+nanah] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[bernanah]. Morfem [be+nanah] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [nanah] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+nanah] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

46. Kata [be+pelok] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berpeluk]. Morfem [be+pelok] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [pelok] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+pelok] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

47. Kata [be+pike] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [berpikir].

Morfem [be+pike] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat, [be] sebagai afiks dan [pike] sebagai morfem bebas. Morfem

[be+pike] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa berdiri

sendiri, Finoza (2010:80).

48. Kata [be+pauot] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berpaut]. Morfem [be+pauot] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [pauot] sebagai

Page 106: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

morfem bebas. Morfem [be+pauot] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

49. Kata [be+գenuong] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[berenang]. Morfem [be+գenuong] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [be] sebagai afiks dan [գenuong] sebagai

morfem bebas. Morfem [be+գenuong] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

50. Kata [bunuh+e] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[membunuh]. Morfem [bunuh+e] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [e] sebagai sufiks dan [bunuh] sebagai

morfem bebas. Morfem [bunuh+e] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

51. Kata [cepat+kit] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [lebih

cepat]. Morfem [cepat+kit] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem

bebas dan terikat, [kit] sebagai sufiks dan [cepat] sebagai morfem bebas.

Morfem [cepat+kit] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

52. Kata [gelego] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [tiang

rumah]. Morfem [gego+el] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem

Page 107: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

bebas dan terikat, [el] sebagai infiks dan [gego] sebagai morfem bebas.

Morfem [gelego] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

53. Kata [isak+jek] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [biarkan

saja]. Morfem [isak+jek] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem

bebas dan terikat, [isak] sebagai morfem bebas dan [jek] sebagai sufiks..

Morfem [isak+jek] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

54. Kata [itam+nu] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [sangat

hitam]. Morfem [itam+nu] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem

bebas dan terikat, [itam] sebagai morfem bebas dan [nu] sebagai sufiks.

Morfem [itam+nu] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

55. Kata [se+kambong] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[sekampung]. Morfem [se+kambong] terdiri dari dua bentuk morfem

yaitu morfem bebas dan terikat, [se] sebagai afik dan [kambong] sebagai

morfem bebas. Morfem [se+kambog] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

56. Kata [ke+lebeh+e] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

Page 108: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

[kelebihan]. Morfem [ke+lebeh+e] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [lebeh] sebagai morfem bebas dan [ke..e]

sebagai konfiks. Morfem [ke+lebeh+e] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

57. Kata [ke+lawa+e] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[sangat cantik]. Morfem [ke+lawa+e] terdiri dari dua bentuk morfem

yaitu morfem bebas dan terikat, [lawa] sebagai morfem bebas dan [ke..e]

sebagai konfiks. Morfem [ke+lawa+e] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

58. Kata [mabuok] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [mabuk].

Morfem [mabuok] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat, [maok] sebagai morfem bebas dan [bu] sebagai sufiks.

Morfem [mabuok] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

59. Kata [ndek+gek] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [tidak

juga]. Morfem [ndek+gek] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem

bebas dan terikat, [ndek] sebagai morfem bebas dan [gek] sebagai

sufiks. Morfem [ndek+gek] merupakan jenis morfem terikat karena

tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

Page 109: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

60. Kata [nyupan+e] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[memalukan]. Morfem [nyupan+e] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [nyupan] sebagai morfem bebas dan [e]

sebagai sufiks. Morfem [nyupan+e] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

61. Kata [te+sunggo] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[tersungkur]. Morfem [te+sunggo] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [te] sebagai afiks [sunggo] sebagai morfem

bebas. Morfem [te+sunggo] merupakan jenis morfem terikat karena

tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

62. Kata [te+jugang] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia

[terpeleset]. Morfem [te+jugang] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu

morfem bebas dan terikat, [te] sebagai afiks dan [jugang] sebagai

morfem bebas. Morfem [te+jugang] merupakan jenis morfem terikat

karena tidak bisa berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

63. Kata [te+cabut] merupakan bentuk kata bahasa Melayu Sub-Dialek Desa

Sabang Mawang yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia [terlepas].

Morfem [te+cabut] terdiri dari dua bentuk morfem yaitu morfem bebas

dan terikat, [te] sebagai afiks dan [cabut] sebagai morfem bebas.

Page 110: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Morfem [te+cabut] merupakan jenis morfem terikat karena tidak bisa

berdiri sendiri, Finoza (2010:80).

Page 111: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari data yang sudah dianalisis dalam pembahasan

ditemukan bentuk, makna dan jenis morfem pada Bahasa Melayu Sub-Dialek

Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna. Maka dapat

disimpulkan bahwa, dari penelitian tersebut peneliti memperoleh 214 bentuk kata

yang terdiri dari 151 bentuk morfem bebas dan 63 bentuk morfem terikat. Dari

temuan hasil penelitian, masyarakat Desa Sabang Mawang lebih banyak

menggunakan bentuk kata jenis morfem bebas. Arti pada bentuk morfem Bahasa

Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang Kecamatan Pulau tiga, Kabupaten

Natuna setelah diartikan ke dalam Bahasa Indonesia ternyata sangat berbeda

dengan bahasa Melayu daerah lainnya.

6.2 Saran

Peneliti berharap penelitian ini tidak hanya sampai disini, tetapi akan ada

peneliti lain yang akan mengkaji lebih dalam tentang Sub-Dialek daerah Desa

Sabang Mawang ini. Bahasa Melayu Sub-Dialek Desa Sabang Mawang

Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna sangat unik untuk diteliti, tidak hanya

itu saja untuk penelitian Sub-Dialek Desa Sabang Mawang baru pertama diteliti

oleh peneliti iri.

Page 112: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,
Page 113: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Transkripsi Data

1. Bakar Bin Saman

Peneliti : Assalamualaikum yahngah mende kabo ?

Informan : Alhamdulillah beik, Kau mende kabo? Lah udeh kuliah kau?

Peneliti : lum yahngah, yahngah aku ni ade undeng sikit kan yahngah ni!

Cenggeh yahngah dǝquot ndok lah abis ke?

Informan : ndek sek dek lah abis, aku ajuok nganak ni deh mulong e.

Tapi yang sebeleh laot adegek, nak acong ndok lebuot ndee. Ndah mbe

ajin ni naek agik .

Peneliti: limuos yahngah ndek bueh ke?

Informan : bueh, tapi depat acek bueh e ndek benyuok, limuos aek dok

ndek pe nyaman makan e. Isakjek, kaki lah kesui naek tebeng ndok.

Kesui jeoh lah tue ni suqoh nganak jek mandao e. Lah yahngah kabo

dengan Aris suqoh naek e. Ndekgek lah isakjek. Yahude lah ninggol

biase bin ajin gi dequot ndok.

2. Aspar Bm

Peneliti : Assalamualaikum Yahneng mbe kabo?

Informan: alhamdulillah beik ! kau mende kabo?

Peneliti : alhamdulillah beik, Aku ade mende nak di buol yahneg.

Informan: mende deh ? tulong lok capai cawan ndok! Kau bile nak

caqek uqang umah? Cepatkit sah lame ilek.

Peneliti : yahneng behal lah bahasa kite ni bide dengan pulau aseng

ndok?

Page 114: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Informan : bide ite nikan laen bahasa e tukoh, camek, calong, degil,

degum, demuom, depo, dudok, die, deluom ,deceng, cumuot. Ndok kan

mang bahasa ite tuol ndok. Eh kau depat tulong yahneng ndek?

Peneliti : tulong mbe ?

Informan :Tulong ambik calong ndok cucok ndek dengan tudong die ni?

Kau ndek lame agik udeh kuliah ndek ? pakai desi lah keje andek ni.

Lah depat nyaqek duit suqang, bedik itak ni ndeksek yang nak degil .

3. Norsiam

Peneliti : assalamualaikum Wan Mbe kabo ?

Informan : alhamdulillah beik . kau mende kabo? Libur ke belek sini ?

Peneliti : iye wan libur lame gek sebulon libur, wan aku ade nak mnde

cakap same wan ni. Tapi lom nak buol-buol lok ni. Mende ket masak lah

wan ndok?

Informan : buduk nak buot sambuol benyuok gek ni o. Umah wan

cacak lum sembat kemas kah cucok main ndok mene die deh camek lah

wan deh. Tulong ambik wan deceng dok wan nak nimbuog ubi ni.

Peneliti: wan suqang jek ke ?

Informan : iye aki deh gi dequot bin nak gi laot deh gelumbuong beso.

Ni nak buot guluoi lak ni , nugu aki kau tuqon deqi gunung.

Peneliti : mende ket itamnu ndok wan ?

Informan : itamnu ke? Ni o mende dok neme e kah getah limuos ni deh.

Be kau itong lah cukop lom kantong ubi wan ndok ? aok cucok wan deh

mene diom die isau wan lah jelo mate kite ndek takuot lah die.

Page 115: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

4. Jariah

Peneliti : assalamualaikum maklong , mbe kabo ? sibok nu geye ndok?

Informan : kabo beik , ni nyeit kaien caqek ni, mende undeng ? kau lah

udeh kuliah ke? Tunggu lok maklong betuol geloong ni. ndek lame agik

itak gewuoi ndek. gigi maklong bise nak gi kat buk biduon bin ndek sek

pulak susah tmbat kite ni malam jek geluop .

Peneliti : mende keje yahcik beweh umah dok maklong ?

Informan : ndok o bin metuol gelego lah nak patah. Nyuqoh aki kau deh

bin ndek jejuok aek deluom .

Peneliti : wan bahasa tembat kite ni laen nu be wan sebut ku nak dengu e.

Informan : kohne lak ndok? Tukoh , kabo, kaiel, kalong, ipak, mende agik

kapo, kelebehe, ladong, mandak,mandik, mindak, miseng ndok kan

mang bahasa kite tuol ndok jedi behal deh ?

Informan : ndek sek hal nak dengu e jek wan .

5. Ismail

Peneliti : assalamualaikum yahngah , mende kabo ? aku ade mende undeng

sikit ni. nak cakap me yahngah.

Informan : kao beik. A mende undeng kau deh. Lah libur ke kitak? Belek

libur be mindak oleh-oleh gek .

Peneliti : hehe oleh-oleh mbe yahngah, duit jek ndek sek . yahngah be

yahngah sebut bahasa kite ni ku nak dengu ade mende nak ku tanyak ni.

Informan : duit kau kab benyuok. Mbe lak tukoh e ? dak bahasa kite ni ye

macam, cenggang, cileng, cayak, butak, bunuhe, cuiet, dede, cupok,

Page 116: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

dukuon, duluok, gǝluok, gelik, gigil, gile, jemu, kabo ndok lah gon bahasa

kite ni. a mende nak tanyak deh ? ndok lah gon e.

Peneliti : hehe ndek sek aok nak dengu ndok jek.

6. Kadir

Peneliti : assalamualaikum aki mbe kabo?

Informan : alhamdulillah beik jek , kau sihat jek, lah lame kau ndek main

kat umah ni.

Peneliti: lame gek aki, aki mende keje?

Informan: aki nak mandik kau detang pulak.

Peneliti : aki aku ade mende nak cakap me aki. Aki be acek bahasa kite ni

sutek-sutek ku nak dengu e mbe bunyi e.

Informan : dak bahasa mbe kau uqang sini tau . tukoh sikal, paet, tulek,

tulong, tesunggo, tejugang, tecabut,becacak, becambo, bedek, beduol,

bedok, amai, alang, ati, ato, asok, apok, ambik. Nak dok kan kau lah tau

yan , ndek sek bahasa laen e mbat ite ni.

Peneliti: ouhh jedi bide gek dengan bahasa pulau aseng ndek aki?

Informan : aok bide nu .

7. Rusna

Peneliti : assalamualaikum maklong mbe kabo?

Informan : kabo beik . kau bile sini deh ? libur ke mbe kitak ?

Peneliti : minggu deh maklong, aok maklong libur belek lok benda,

maklong aku ade undeng me maklong.

Page 117: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Informan : mende lak undeng same maklong ni ? maklong agik betok ni.

ndek pat ilek ciom, beu uqang numies ndok. Mende undeng deh.

Peneliti: aku nak dengu bahasa kite ni maklong, be maklong sebut ku nak

dengu e.

Informan : kohne lak ndok? Ndek sek gek bahasa ite ni peleng koh-koh

biluol, buco, budoh, betu, bibuos, bepike, cicek, cenggang, celak, cae,

celuop,cuai, gǝգuom, ilang, aku, adun, ndok lah gon e, mende lak laen e.

Ukan ite uqang barat.

Peneliti : hehe nak dengu e jek kane lah lame ndek nengu bahasa maqek

deh .

8. Masitah

Peneliti : assalamualaikum wan mbe kabo ni?

Informan : waalaikumsallam , beik kau mende kabo? Anak sape kau ni?

Peneliti : dak anak separ e , wan aku ade undeng sikit same wan ni .

Informan: mende undeng same wan ni ? kau behal itamnu lah diom kute

maseh itam gek. Mende undeng deh .

Peneliti : undeng nu ndok ndeksek wan , cume ku nak dengu bahasa kite ni

kohne e wan, be wan sebut ndek pileh lah.

Informan: mende lak nak wan sebut ni yak e, ndek seknu gek, paleng tukoh

buգok, butak, cayak, celuop, cibouk, cingeng, biluol, benanah, bepelok,

bepauot, bibuos, bepike,belek, ndok lah gon bunyi e ndek sek bunyi indeh-

indeh yak e.

Peneliti: ohh iyeke wan ?

Page 118: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Informan: iye ndok lah gon e.

9. Rohana Ali

Peneliti : assalamualaikum, makde mbe kabo ? mende keje ndok ?

Informan : ndek sek keje agik beleh nyok ni. lah lame kau sini ?

Peneliti : lah gek makde , lah ade due minggu ndek salah ku. Makde aku

ade undeng sikit dengan makde ni.

Informan : mende undeng e deh ? makde nak masak ni ndek belaok

yahngah kau andek ni. mende undeng e deh ?

Peneliti : undeng e ndok ndek benyuok cume nak bebuol jek.

Informan: mende ket nak di buol e ni ?

Peneliti : kohni makde bahasa beluoi ni bide nu ndek ? aku nak nengu e, be

makde sebut kate-kate kite beluoi ni makde ku nak nengu e.

Informan: mende lak tukoh e ni . aok ndok lah nahasa ite ade neme e,

belinang, beleգak, belit, bekayoh, betendin, duse, duluong, gigil, jeoh,

guol, kalong,mindak, miseng, ladong. Aok ndok lah koh bunyi e .

Peneliti : ouh bide lak kan bahasa uqang sebeleh mum ndek makde ?

Informan: aok mang bide nu bahasa kite dengan pulau laen.

10. Salbiah

Peneliti : Assalamualaikum maklang, Mbe kabo ? lame ndek ndek wah

mein kat umah.

Informan : kebo beik, kau ndok ndek wah agik main kiat umah maklang ni.

Peneliti : maklang aku ade undeng ni maklang, undeng buol-buol.

Informan : mende lak undeng e? Ke nak mindak ilmu uqang muan ?

Page 119: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,

Peneliti : heheh ndeklah maklang ui. Kohni maklang , cakap kite sini bide

ndek dengan cakap uqang pulau lain .

Informan : aok mang bide nu .

Peneliti : mbe koh bide e dok maklang ?

Informan : ndah kohne ye ndek tau gek maklang ndok. Tuko-tukoh mbe

neme ndok? Mandik, nyupane, lade, jeoh, deok, diom, duduok, betendin,

betu, ndok kan bide bahasa dengan uqang pulau laen Do.

Peneliti: berati mang bide endek maklang ?

Informan : dak mang bide.

Page 120: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,
Page 121: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,
Page 122: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,
Page 123: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,
Page 124: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,
Page 125: ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · yang tiap suku bangsa tersebut memilki bahasa daerah masing-masing,