62
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK KANTOR CABANG MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh : EVIEKA SULASTRI SITUMORANG NIM 1605071057 PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT

PEMILIKAN RUMAH PADA PT BANK TABUNGAN

NEGARA (PERSERO) TBK KANTOR CABANG

MEDAN

TUGAS AKHIR

Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Pendidikan Program Diploma 3

Oleh :

EVIEKA SULASTRI SITUMORANG NIM 1605071057

PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN

2019

Page 2: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …
Page 3: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat

pada waktunya dengan judul “Analisis Manajemen Risiko Produk Kredit

Pemilikan Rumah Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor

Cabang Medan”.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat dalam penyelesaian pendidikan

program Diploma III Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan

di Politeknik Negeri Medan.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapat banyak dukungan baik

dalam bentuk material, bimbingan, motivasi, serta informasi. Secara khusus

penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua penulis, yaitu Ayahanda

Salamat Situmorang dan Ibunda Julianti Gea, serta adik-adik penulis, yaitu Gilbert

Fernando Situmorang, Evani Gracia Situmorang, dan Genhard Leonardo

Situmorang. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Darwin S.H Damanik, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing Utama yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk sejak awal

sampai dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini.

3. Sastra Karo Karo, S.E., M.Si., Sekretaris Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Medan.

4. Jonni Hamonangan Silaen, S.E., M.Si., Kepala Program Studi Perbankan dan

Keuangan Politeknik Negeri Medan.

5. Nurlinda, S.E. Ak., M.Si., Dosen Pembimbing Pendamping yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk

sejak awal sampai dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini.

6. Jasa Ginting, S.E., M.Agr., Wali Kelas BK-6C Politeknik Negeri Medan.

Page 4: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

ii

7. Seluruh Dosen dan Staf Politeknik Negeri Medan khususnya Jurusan

Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan yang telah membimbing

dan membantu penulis selama perkuliahan.

8. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan serta

seluruh Pegawai dan Staf Karyawan yang telah membantu penulis.

9. Bang Suwandi, selaku Consumer Loan Service di PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan yang bersedia meluangkan waktunya

dan membantu penulis selama proses pengumpulan data sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

10. Seluruh keluarga penulis yang selalu memberikan dorongan, kasih sayang,

dan doa kepada penulis yang tiada terbalas.

11. Sahabat - sahabat penulis yang penulis sangat cintai, Cut Dara Yuninda, Nazri

Adlani, Innarisya Puspita Khan, Hidayati Karnila, dan Tasya Adelia yang

telah membantu memberikan semangat dan dukungan dalam segala hal

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12. Tim hore-hore sidang yang telah memberikan semangat dan dukungan selama

penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini.

13. Teman-teman seperjuangan BK-6C yang telah banyak membantu dan

memberi motivasi serta selalu mendukung dan membantu dalam berbagai hal.

Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi seluruh pihak yang menggunakannya,

khususnya mahasiswa Politeknik Negeri Medan. Apabila ada kekeliruan dalam

penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran. Akhir

kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2019

Penulis,

EVIEKA SULASTRI SITUMORANG

NIM 1605071057

Page 5: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

iii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR………………………………..………………………..... i

DAFTAR ISI…………………………………………..…………….………..... iii

DAFTAR GAMBAR...………………...…………………………...…….…...….v

DAFTAR LAMPIRAN...……………………………..……...………….…..…. vi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………..…….…….…………….. 1

1.2 Rumusan Masalah ...……………………………………………………….. 4

1.3 Tujuan Penelitian ……………………..…………………………………… 4

1.4 Manfaat Penelitian ..…………………..…………………………………… 4

1.5 Batasan Penelitian ..….………………..…………………………………… 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bank ……………………………...…………………………........ 6

2.2 Kegiatan Utama Bank ……………………………...………………........… 6

2.3 Sumber Dana Bank …….………………………………………….…........ 8

2.4 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko ………………………..……….. 9

2.5 Jenis-Jenis Risiko ………….……………………………………..………. 10

2.6 Tujuan Manajemen Risiko …………………………...…………..………. 11

2.7 Proses Manajemen Risiko …....…………………………………..………. 13

2.8 Identifikasi Risiko Kredit ….…………...………………………..…...….. 13

2.9 Pengukuran Risiko Kredit ………………………………………..………. 14

2.10 Pemantauan Risiko Kredit ……………………………...………..………. 14

2.11 Pengendalian Risiko Kredit ..……………………...……………..………. 14

Page 6: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

iv

2.12 Pengertian Risiko Kredit …………..……………………………..………. 15

2.13 Fungsi Kredit ………………………...…………………………..………. 15

2.14 Pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ……………………..………. 15

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian …….……………………………...……….. 17

3.1.1 Lokasi Penelitian …….……………...…………………...……….. 17

3.1.2 Waktu Penelitian ………….……...………………..……..……….. 17

3.2 Jenis Data ……..…………………………………………………………. 18

3.3 Teknik Pengumpulan Data ……..………...………………………………. 18

3.4 Teknik Pengolahan Data ……..……….…………………………………. 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan ………………………………………...……...……….. 20

4.1.1 Sejarah Perusahaan ………….…………………………...……….. 20

4.1.2 Ruang Lingkup Perusahaan ….…………...……………...……….. 23

4.2 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data ……………………...……….. 31

4.2.1 Reduksi Data ………..……….…………………………...……….. 31

4.2.2 Penyajian Data ................................................................................ 34

4.2.3 Penarikan Kesimpulan .................................................................... 34

4.3 Pembahasan ………………….………………………………...……….. 35

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ………………………………………………………...……….. 39

5.2 Saran ……..………………………………………………………………. 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

v

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Hal

Gambar 2.1 Proses Manajemen Risiko ………..........……………………….. 13

Gambar 4.1 POSTPAARBANK ………….………....…………………...….. 20

Gambar 4.2 Logo PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk …..……….…... 24

Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ... 24

Gambar 4.4 Proses Manajemen Risiko ……...…………………...………….. 34

Page 8: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

Lampiran 1 : Interview Guide ……………………………………………….. 41

Lampiran 2 : Transkrip Wawancara ………..……………….……………….. 42

Lampiran 3 : Surat Izin Pengambilan Data ………………………………….. 46

Lampiran 4 : Dokumentasi ………………………………………….……….. 47

Lampiran 5 : Biodata Mahasiswa ………………………...………………….. 54

Page 9: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini bank memiliki peranan strategis untuk menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya. Sebagai sebuah lembaga intermediasi antara

pihak yang surplus dana dengan pihak yang defisit dana, bank memiliki tugas

utama untuk mengelola dan mengatur dana yang didapatnya agar dapat berputar

pada sektor ekonomi dan dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak,

serta bank itu sendiri.

Pengelolaan dana yang dilakukan bank pada umumnya adalah dengan

penghimpunan dana kemudian menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan berupa

pembiayaan modal kerja, investasi, serta pembiayaan konsumtif.

Pada dasarnya bank membagi-bagi fasilitas pembiayaannya kedalam beberapa

jenis yaitu kredit untuk usaha, kredit investasi, kredit untuk korporasi dan kredit

untuk konsumen, termasuk juga diantaranya pembiayaan Kepemilikan Rumah

(KPR).

Sejarah awal dari KPR di Indonesia adalah dengan ditunjuknya Bank BTN oleh

Pemerintah Indonesia pada tanggal 29 Januari 1974 melalui Surat Menteri

Keuangan RI No. B-49/MK/I/1974 sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan

untuk rakyat. Sejalan dengan tugas tersebut, maka pada tahun 1976 dimulailah

realisasi KPR pertama kalinya oleh Bank BTN. KPR pertama kali disalurkan pada

tahun 1976, tepatnya pada tanggal 10 Desember 1976 yang diprakarsai oleh Bank

BTN dan dilakukan di kota Semarang, Jawa Tengah. Realisasi tersebut untuk

melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang pembangunan perumahan

untuk masyarakat menengah ke bawah. Kemudian pada tahun yang sama

menyusul pelaksanaannya di kota Surabaya.

Sampai dengan saat ini penyaluran KPR di Indonesia terus mengalami

pertumbuhan. Menurut data dari Bank Indonesia, pertumbuhan kredit KPR pada

Page 10: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

2

2012 mencapai 43 persen, tumbuh lebih tinggi dibandingkan kredit lainnya. Per

September 2015 kemarin, kredit kepemilikan rumah tercatat mencapai Rp. 318,94

triliun. (Sumber : OJK dalam Kajian Perlindungan Konsumen Kredit Sektor Jasa

Keuangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR))

Motivasi masyarakat dalam membeli rumah tinggal pada dasarnya ada dua, yakni

pertama untuk memenuhi kebutuhan sebagai tempat hunian yang dipakai sendiri

dan kedua untuk tujuan investasi. Motivasi yang kedua, didasari pada keyakinan

bahwa dalam sejarahnya sebuah rumah tinggal tidak akan pernah mengalami

penurunan nilai jual. Motivasi tersebutlah yang menyebabkan nilai kredit

perumahan tetap meningkat dari tahun ketahunnya. Hampir seluruh transaksi

pembelian rumah di Indonesia dilakukan dengan melibatkan institusi pembiayaan,

terutama bank, melalui skema KPR. Meskipun terjadi fluktuasi pada kondisi

perekonomian, namun kebutuhan perumahan akan tetap tumbuh, dengan tingkat

pertumbuhan yang bervariasi sesuai dengan kondisi ekonomi.

Penggunaan produk KPR merupakan sebuah hubungan kegiatan ekonomi yang

saling menguntungkan antara konsumen dan pihak perbankan. Konsumen sebagai

pengguna KPR akan sangat terbantu dalam memiliki rumah yang diinginkan,

sedangkan di sisi lain, pihak perbankan melalui penyaluran KPR-nya dapat

terbantu pencapaian target bisnisnya. Namun demikian, dalam praktiknya masih

ditemukan berbagai permasalahan yang terjadi.

Kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh bank mengandung risiko. Pada

umumnya, risiko yang paling potensial dalam pembiayaan di perbankan adalah

risiko kredit, yaitu terjadinya nonperforming financing (pembiayaan bermasalah)

dan nonperforming loan (kredit macet). Risiko kredit muncul jika bank tidak bisa

memperoleh kembali cicilan pokok dan/atau bunga dari pinjaman yang diberikan

atau investasi yang sedang dilakukan.

Sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan

atau pembiayaan yang sehat untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian

kredit atau pembiayaan dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan

Page 11: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

3

debitur untuk melunasi kewajiban sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan

faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank.

Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit atau

pembiayaan, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak,

kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari debitur.

Sehubungan dengan itu, bank harus memiliki serta menerapkan pedoman

perkreditan atau pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

Otoritas Jasa Keuangan, dengan pokok-pokok pengaturan perkreditan atau

pembiayaan yang memuat antara lain:

1. Pemberian kredit atau pembiayaan dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis.

2. Bank harus memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur

yang diperoleh dari penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan,

modal, agunan, dan prospek usaha dari debitur.

3. Kewajiban bank untuk menyusun dan menerapkan prosedur pemberian kredit

atau pembiayaan.

4. Kewajiban bank untuk memberikan informasi yang jelas mengenai prosedur

dan persyaratan kredit atau pembiayaan.

5. Larangan bank untuk memberikan kredit atau pembiayaan dengan persyaratan

yang berbeda kepada debitur dan/atau pihak terafiliasi, dan

6. Penyelesaian sengketa.

Menurut Muslih, dkk (2016:15), manajemen risiko adalah suatu cara dalam

mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun

yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan

risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan

menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.

Melihat pentingnya manajemen risiko bagi bank terlebih bagi produk KPR BTN,

maka penulis merasa tertarik untuk meneliti dan kemudian menuangkannya dalam

bentuk penulisan ilmiah dengan judul “Analisis Manajemen Risiko Produk

Kredit Pemilikan Rumah Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Kantor Cabang Medan”.

Page 12: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

4

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik pokok permasalahan yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan manajemen risiko kredit dari produk KPR pada PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan?

2. Bagaimana strategi yang paling efektif dalam mengatasi pembiayaan yang

bermasalah pada produk KPR di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Kantor Cabang Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang ditentukan di atas, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan manajemen risiko kredit dari produk KPR pada

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan.

2. Untuk mengetahui strategi yang paling efektif dalam mengatasi pembiayaan

yang bermasalah pada produk KPR di PT Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Kantor Cabang Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis dalam menerapkan

pengetahuan teoritis yang dimiliki dan diperoleh penulis selama kuliah

kedalam praktek di bidang perbankan.

2. Untuk Perusahaan yang Bersangkutan

Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai refrensi atau masukan dalam hal penerapan manajemen risiko produk

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada periode-periode selanjutnya.

3. Untuk Politeknik Negeri Medan

Sebagai bahan perbandingan dan masukan untuk penelitian selanjutnya serta

menambah wawasan tentang manajemen risiko produk Kredit Pemilikan

Page 13: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

5

Rumah (KPR) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang

Medan.

1.5 Batasan Penelitian

Agar pembahasan tidak meluas maka perlu adanya pembatasan masalah dalam

penulisan penelitian ini, dengan demikian penulis membuat batasan masalah

sebagai berikut :

1. Produk yang diteliti adalah produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan.

2. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan bagian kredit di PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan.

Page 14: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bank

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998

tentang Perbankan, pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

2.2 Kegiatan Utama Bank

Menurut Kasmir (2014:13), usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama, yaitu :

1. Menghimpun Dana

Kegiatan menghimpun dana dan meyalurkan dana merupakan kegiatan pokok

perbankan, sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah

merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas. Pengertian menghimpun

dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara

membeli dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito.

Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara

memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis

simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah simpanan giro, tabungan,

sertifikat deposito, serta deposito berjangka dimana masing-masing jenis

simpanan yang ada memiliki kelebihan dan keuntungan tersendiri. Kegiatan

penghimpunan dana ini sering disebut dengan istilah funding.

2. Menyalurkan Dana

Menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat

simpanan giro, tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman

(kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan

bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan penyaluran dana ini juga

dikenal dalam perbankan dengan istilah Lending. Dalam pemberian kredit,

disamping dikenakan bunga bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada

Page 15: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

7

penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya provisi

dan komisi. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah

berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.

3. Memberikan Jasa Bank Lainnya

Pengertian jasa lainnya merupakan jasa pendukung atau pelengkap kegiatan

perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran

kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan

langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa

perbankan lainnya antara lain sebagai berikut :

1. Jasa Setoran seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah.

2. Jasa Pembayaran seperti pembayaran gaji, pension atau hadiah.

3. Jasa Pengiriman Uang (Transfer).

4. Jasa Penagihan (Inkaso).

5. Jasa Kliring (Clearing).

6. Jasa Penjualan Mata Uang Asing (Valas).

7. Jasa Penyimpanan Dokumen (Safe Deposit Box).

8. Jasa Cek Wisata (Travellers Cheque).

9. Jasa Kartu Kredit (Bank Card).

10. Jasa-jasa yang ada di pasar modal seperti penjamin emisi dan pedagang

efek.

11. Jasa Letter of Credit (L/C).

12. Jasa Bank Garansi dan Refrensi Bank

13. Serta jasa bank lainnya.

Banyaknya jenis jasa yang ditawarkan sangat tergantung dari kemampuan bank

masing-masing. Semakin mampu bank tersebut, semakin banyak ragam produk

yang ditawarkan. Kemampuan bank dapat dilihat dari segi permodalan,

manajemen serta fasilitas sarana dan prasarana yang dimilikinya.

Page 16: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

8

2.3 Sumber Dana Bank

Menurut Kasmir (2014:51), secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh

dari :

1. Dana yang Bersumber dari Bank Itu Sendiri

Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah

dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan

apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Kemudian

dana ini dapat pula dicari sesuai dengan tujuan bank. Misalnya, apabila bank

hendak melakukan usaha atau mengganti berbagai sarana dan prasarana yang

lama dengan yang baru.

2. Dana yang Berasal dari Masyarakat Luas

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank

dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya

dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika

dibandingkan dengan sumber lainnya. Mudah dikarenakan asal dapat

memberikan bunga yang relatif lebih tinggi dan dapat memberikan fasilitas

menarik lainnya seperti hadiah dan pelayanan yang memuaskan, menarik dana

dari sumber ini tidak terlalu sulit. Kemudian keuntungan lainnya dana yang

tersedia di masyarakat tidak terbatas. Kerugiannya adalah dana dari sumber ini

relatif lebih mahal jika dibandingkan dari dana sendiri baik untuk biaya bunga

maupun biaya promosi.

3. Dana yang Bersumber dari Lembaga Lain

Dalam praktiknya, sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank

mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas.

Pencarian dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya

sementara waktu saja. Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk

membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu.

Page 17: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

9

2.4 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko

Pengertian Risiko

Dalam buku Muslih, dkk (2016:1), disebutkan beberapa pengertian risiko dari

para ahli, yaitu :

1) Menurut Arthur Williams dan Richard, M. H., risiko adalah suatu variasi dari

hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu.

2) Menurut A. Abas Salim, risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang

mungkin melahirkan peristiwa kerugian (Loss).

3) Menurut Herman Darmawi, risiko adalah probabilitas suatu hasil yang

berbeda dengan yang diharapkan.

4) Menurut Sri Redjeki Hartono, risiko adalah suatu ketidakpastian di masa yang

akan datang tentang kerugian.

Pengertian Manajemen Risiko

Dalam buku Muslih, dkk (2016:14), disebutkan beberapa pengertian manajemen

risiko menurut beberapa ahli, yaitu :

1) Smith (1990), manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,

pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam asset

dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat

menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.

2) Clough and Sears (1994), manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu

pendekatan yang komperehensif untuk menangani semua kejadian yang

menimbulkan kerugian.

3) William, et.al., (1995), manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari

manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan

menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.

4) Dorfman (1998), manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis

dalam usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko adalah suatu

cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah

diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan

cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek

Page 18: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

10

negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.

Manajemen risiko juga bisa disebut suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola

ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.

2.5 Jenis-jenis Risiko

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 mengenai Perubahan atas

PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen

Risiko, terdapat 8 jenis risiko yang wajib dikelola atau dipertimbangkan oleh

Bank Umum yaitu:

1. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam

memenuhi kewajiban kepada bank.

2. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif

termasuk transaksi derivative, akibat perubahan secara keseluruhan dari

kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.

3. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi

kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari

asset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu

aktivitas dan kondisi keuangan bank.

4. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak

berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau

adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

5. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek

yuridis.

6. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

Page 19: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

11

7. Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan

dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam

mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

8. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak

melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

2.6 Tujuan Manajemen Risiko

Menurut Muslih, dkk ( 2016:18), tujuan yang ingin dicapai oleh Manajemen

Risiko dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Tujuan sebelum terjadinya peril (kerugian)

Tujuan yang ingin dicapai yang menyangkut hal-hal sebelum terjadinya peril ada

beberapa macam, antara lain :

1) Hal-hal yang bersifat ekonomis, misalnya : upaya untuk menanggulangi

kemungkinan kerugian dengan cara yang paling ekonomis, yang dilakukan

melalui analisa keuangan terhadap biaya program keselamatan, besarnya premi

asuransi, biaya dari bermacam-macam teknik penanggulangan risiko.

2) Hal-hal yang bersifat non ekonomis, yaitu upaya untuk mengurangi

kecemasan, sebab adanya kemungkinan terjadinya peril tertentu dapat

menimbulkan kecemasan dan ketakutan, sehingga dengan adanya upaya

penanggulangan maka kondisi itu dapat diatasi.

3) Tindakan penanggulangan risiko dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang

berasal dari pihak ketiga/pihak luar perusahaan, seperti :

(1) Memasang/memakai alat-alat keselamatan kerja tertentu di tempat

kerja/pada waktu waktu bekerja untuk menghindari kecelakaan kerja,

misalnya : pemasangan rambu-rambu, pemakaian alat pengaman (misal

: gas masker) untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam

Undang-undang Keselamatan Kerja.

Page 20: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

12

(2) Mengasuransikan aktiva yang digunakan sebagai agunan, yang

dilakukan oleh debitur untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan

oleh kreditur.

2. Tujuan setelah terjadinya peril (kerugian)

Pada pokoknya mencakup terkena peril, yang dapat berupa :

1) Menyelamatkan operasi perusahaan, artinya manajer risiko harus

mengupayakan pencarian strategi bagaimana agar kegiatan tetap berjalan

sehabis perusahaan terkena peril, meskipun untuk sementara waktu yang

beroperasi hanya sebagian saja.

2) Mencari upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut sesudah

perusahaan terkena peril. Hal ini sangat penting terutama untuk perusahaan

yang melakukan pelayanan terhadap masyarakat secara langsung, misalnya :

bank, sebab bila tidak akan menimbulkan kegelisahan dan nasabahnya bisa

lari ke perusahaan pesaing.

3) Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir, meskipun tidak

sepenuhnya, paling tidak cukup untuk menutup biaya variabelnya. Untuk

mencapai tujuan ini bilamana perlu perusahaan untuk sementara melakukan

kegiatan usaha di tempat lain.

4) Mengusahakan tetap berlanjutnya pengembangan usaha bagi perusahaan yang

sedang melakukan pengembangan usaha, misalnya : yang sedang

memproduksi barang baru atau memasuki pasar baru. Jadi harus berupaya

untuk mengatur strategi agar pengembangan yang sedang dirintis tetap bisa

berlangsung. Sebab untuk melakukan perintisan tersebut sudah dikeluarkan

biaya yang tidak kecil.

5) Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial dari perusahaan.

Artinya harus dapat menyusun kebijaksanaan untuk meminimumkan

pengaruh buruk dari suatu peril yang diderita perusahaan terhadap

karyawannya, para pelanggan/penyalur, para pemasok dan sebagainya.

Artinya akibat dari peril jangan sampai menimbulkan masalah sosial,

misalnya jangan sampai mengakibatkan terjadinya pengangguran.

Page 21: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

13

2.7 Proses Manajemen Risiko

Menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam Rustam (2017:20), proses manajemen

risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko

yang timbul dari seluruh kegiatan usaha.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat lima pilihan mengelola

risiko, yaitu menghindari risiko (avoid), menerima (accept) risiko,

meminimalisasi risiko, memindahkan (transfer) risiko, ke asuransi misalnya, dan

menyebar (spread) risiko.

Seluruh perusahaan di Indonesia idealnya harus melakukan proses identifikasi,

pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko terhadap seluruh faktor risiko,

baik kuantitatif maupun kualitatif, yang berpengaruh secara signifikan terhadap

kondisi keuangan perusahaan.

Keseluruhan tahapan pelaksanaan proses manajemen risiko wajib didukung oleh

sistem informasi manajemen risiko yang tepat waktu dan laporan yang akurat dan

informatif mengenai kondisi keuangan perusahaan, kinerja aktivitas fungsional,

dan eksposur risiko perusahaan.

2.8 Identifikasi Risiko Kredit

Menurut Rustam (2017:162), dalam mengidentifikasi risiko kredit perlu

dipertimbangkan hasil penilaian kualitas kredit berdasarkan analisis terhadap

prospek usaha, kinerja keuangan, dan kemampuan membayar debitur.

Dalam mengidentifikasi risiko kredit untuk kegiatan treasury dan investasi,

penilaian risiko kredit juga harus memerhatikan jenis transaksi, karakteristik

instrumen, dan likuiditas pasar, serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

risiko kredit.

Gambar 2.1

Proses Manajemen Risiko

Sumber : Rustam (2017:20)

1.

Identifikasi

2.

Pengukuran

3.

Pemantauan

4.

Pengendalian

Page 22: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

14

Khusus untuk risiko konsentrasi kredit, lembaga keuangan juga harus

mengidentifikasi penyebab risiko konsentrasi kredit akibat faktor idionsinkratik

(faktor yang secara spesifik terkait pada masing-masing debitur) dan faktor

sistematik (faktor-faktor ekonomi makro dan faktor keuangan yang dapat

mempengaruhi kinerja dan atau kondisi pasar).

2.9 Pengukuran Risiko Kredit

Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2016

tanggal 29 Januari 2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dalam

Rustam (2017:165), terdapat dua model pengukuran risiko kredit. Pendekatan itu

adalah pendekatan terstandarisasi (standardized approach) dan pendekatan

berdasarkan internal rating (internal rating based approach). Untuk penerapan

tahap awal perhitungan aset tertimbang menurut risiko, wajib dilakukan

menggunakan pendekatan standar.

2.10 Pemantauan Risiko Kredit

Menurut Rustam (2017:174), lembaga keuangan harus mengembangkan dan

menerapkan sistem informasi dan prosedur yang komperehensif untuk memantau

komposisi dan kondisi setiap debitur atau pihak lawan transaksi terhadap seluruh

portofolio kredit.

Sistem tersebut harus sejalan dengan karakterisitik, ukuran, dan kompleksitas

portofolio. Prosedur pemantauan harus mampu untuk menjamin bahwa aset

bermasalah ataupun transaksi lainnya untuk menjamin bahwa asset yang

bermasalah tersebut mendapat perhatian yang lebih, termasuk tindakan

penyelamatan serta pembentukan cadangan yang cukup.

2.11 Pengendalian Risiko Kredit

Menurut Rustam (2017:174), pengendalian risiko kredit dapat dilakukan melalui

beberapa cara, antara lain mitigasi risiko, pengelolaan posisi dan risiko portfolio

secara aktif, penetapan target batasan risiko konsentrasi dalam rencana tahunan

lembaga keuangan, penetapan tingkat kewenangan dalam proses persetujuan

Page 23: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

15

penyediaan dana, dan analisis konsentrasi secara berkala paling sedikit satu kali

dalam setahun.

2.12 Pengertian Risiko Kredit

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dalam Rustam (2017:153), dinyatakan

risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban

kepada lembaga keuangan yang memberikan kredit sesuai dengan perjanjian yang

disepakati.

Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas bisnis perusahaan yang

beroperasi sebagai lembaga keuangan. Pada sebagian besar lembaga keuangan,

pemberian kredit merupakan sumber risiko kredit yang terbesar. Selain itu

penyaluran kredit, lembaga keuangan menghadapi risiko kredit dari berbagai

instrumen keuangan, seperti surat berharga, akseptasi, transaksi antar bank,

transaksi kredit perdagangan, transaksi nilai tukar dan derivatif serta kewajiban

komitmen dalam kontigensi.

2.13 Fungsi Kredit

Menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam Kajian Perlindungan Konsumen Sektor

Jasa Keuangan Kredit Pemilikan Rumah, kredit memiliki fungsi yang pada

dasarnya merupakan pelayanan kepada masyarakat baik individu, pengusaha,

lembaga, dan badan usaha yang membutuhkan dana dalam memenuhi

kebutuhannya untuk meningkatkan usahanya. Adapun fungsi kredit secara

terperinci adalah sebagai berikut :

1. Kredit dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa.

2. Kredit merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund.

3. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru.

4. Kredit sebagai alat pengendali harga.

5. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.

2.14 Pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam Kajian Perlindungan Konsumen Sektor

Jasa Keuangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), pengertian KPR merupakan

Page 24: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

16

produk kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk pembelian rumah.

Namun pada perkembangannya oleh pihak perbankan fasilitas KPR saat ini

dikembangkan menjadi fasilitas kredit yang juga dapat digunakan untuk keperluan

renovasi dan/atau pembangunan rumah. Ada 2 (dua) jenis KPR, yaitu :

1. KPR Subsidi

KPR Subsidi adalah KPR yang disediakan oleh bank sebagai bagian dari program

pemerintah atau Jamsostek, dalam rangka memfasilitasi pemilikan atau pembelian

rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH) oleh masyarakat berpenghasilan rendah

sesuai kelompok sasaran. Adapun yang akan dikenakan subsidi adalah suku bunga

kredit atau uang muka. Berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman, masyarakat berpenghasilan rendah

mendapatkan dukungan kepemilikan rumah melalui kebijakan kemudahan

dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah. Terkait kemudahan

dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah tersebut selanjutnya diatur

dalam sebuah peraturan menteri yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan

Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 21/Prt/M/2016 tentang

Kemudahan dan/atau Bantuan Perolehan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan

Rendah. Pada Peraturan Menteri tersebut diatur beberapa hal, diantaranya adalah:

1) Kemudahan dan/atau bantuan perolehan rumah.

2) Fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan.

3) Subsidi bunga kredit perumahan.

4) Subsidi bantuan uang muka.

5) Pemanfaatan rumah sejahtera tapak dan satuan rumah sejahtera susun.

6) Pengembalian kemudahan dan/atau bantuan perolehan rumah.

2. KPR Non Subsidi

KPR Non Subsidi adalah produk KPR yang disalurkan oleh perbankan yang

diperuntukkan bagi seluruh masyarakat dimana penentuan besarnya kredit

maupun suku bunga dilakukan sesuai dengan kebijakan bank yang bersangkutan,

dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. KPR Non Subsidi diberikan kepada konsumen berdasarkan harga jual

rumah yang ditentukan oleh developer.

Page 25: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

17

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor

Cabang Medan dengan lokasi perusahaan berada di Jl. Pemuda No. 10 A.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April 2019 sampai dengan bulan

Agustus 2019. Rincian kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

Sumber : Pedoman Tugas Akhir Tahun 2019

No Kegiatan

Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

April Mei Juni Juli Agustus

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan

Data

3 Tabulasi Dan

Analisa Data

4

Menyusun

Konsep

Laporan

5

Konsultasi

pada

Pembimbing

6 Sidang Tugas

Akhir

7

Perbaikan

Laporan

Tugas Akhir

Page 26: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

18

3.2 Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan penulis adalah :

1. Data Primer.

“Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh

peneliti” (Sanusi, 2011:104). Data primer dalam penelitian ini diperoleh

penulis dari hasil wawancara langsung kepada bagian kredit (Consumer Loan

Service) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang

Medan.

2. Data Sekunder.

“Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak

lain” (Sanusi, 2011:104). Data sekunder dalam penelitian ini dikumpulkan

penulis dari berbagai sumber yang telah ada. Dalam hal ini penulis

mengumpulkan data dari buku dan internet yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data wawancara,

dan dokumentasi.

1. Wawancara

Menurut Nazir (2014 : 170), Wawancara adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si

penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Menurut Nazir ( 2014 : 182), terdapat 2 jenis pertanyaan, yaitu :

1) Pertanyaan Berstruktur

Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa

sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa

alternatif saja ataupun kepada satu jawaban saja. Jawaban yang paling

mudah terhadap pertanyaan berstruktur adalah “Ya” atau “Tidak”.

2) Pertanyaan Terbuka / Tidak Berstruktur

Pertanyaan terbuka atau pertanyaan tidak berstruktur adalah pertanyaan

yang dibuat sedemikian rupa dan jawabannya serta cara pengungkapannya

Page 27: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

19

dapat bermacam-macam. Bentuk pertanyaan ini jarang digunakan dalam

schedule atau kuesioner, tetapi banyak digunakan dalam interview guide.

Maka, dalam penelitian ini penulis menggunakan pertanyaan terbuka/tidak

berstruktur dengan mewawancarai secara langsung karyawan PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan.

2. Dokumentasi

“Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari

berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan” (Sanusi, 2011:114).

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan membaca buku, dan

mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperoleh dari PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan.

3.4 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam menjawab permasalahan yang

terdapat pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, dengan

menggambarkan data yang diperoleh atau dengan kalimat yang kemudian disusun

berdasarkan urutan pembahasan yang telah direncanakan. Menurut Salim (2006 :

22-23), dapat dijelaskan secara ringkas teknik analisis data kualitatif sebagai

berikut :

1. Reduksi data, dalam tahap ini penulis melakukan pemilihan dan pemusatan

perhatian terhadap data yang akan diperoleh sesuai dengan kebutuhan

penelitian.

2. Penyajian data, penulis mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun

untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, penulis berusaha menarik kesimpulan

dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang

diperolehnya dari lapangan.

Untuk menerapkan analisis ini dilakukan proses tahapan pengumpulan data,

penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil

wawancara yang dilakukan peneliti selanjutnya diolah dalam bentuk transkrip

wawancara dan pengkodean hasil wawancara.

Page 28: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

20

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Cikal bakal BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia pada

tahun 1897. Pada tahun 1942, sejak masa pendudukan Jepang di Indonesia, bank

ini dibekukan dan digantikan dengan Tyokin Kyoku atau Chokinkyoku (貯金局).

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia bank ini diambil alih oleh pemerintah

Indonesia dan diubah menjadi Kantor Tabungan Pos. Nama dan bentuk

perusahaan selanjutnya berubah beberapa kali hingga akhirnya pada tahun 1963

diubah menjadi nama dan bentuk resmi yang berlaku saat ini.

Sejarah BTN:

Gambar 4.1

POSTPAARBANK

Sumber : www.btn.co.id

1897 : Kelahiran BTN Jaman Belanda

Bank BTN adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang berbentuk

perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Cikal

bakal Bank BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia

pada tahun 1897, pada masa pemerintah Belanda.

Page 29: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

21

1942 : Kelahiran Bank BTN Pada Masa Pemerintahan Jepang

Pada 1 April 1942 Postparbank diambil alih pemerintah Jepang dan diganti

namanya menjadi Tyokin Kyoku.

1950 : Kelahiran Bank BTN Pada Masa Kemerdekaan

Setelah kemerdekaan diproklamasikan, maka Tyokin Kyoku diambil alih

oleh pemerintah Indonesia, dan namanya diubah menjadi Kantor

Tabungan Pos RI. Usai dikukuhkannya, Bank Tabungan Pos RI ini sebagai

satu-satunya lembaga tabungan di Indonesia, pada tanggal 9 Februari 1950

pemerintah mengganti namanya dengan nama Bank Tabungan Pos.

1963 : Kelahiran Bank BTN Pada Masa Diperalihan Zaman

Tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal Bank BTN.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 4 tahun

1963 Lembaran Negara Republik Indonesia No. 62 tahun 1963 tanggal 22

Juni 1963, maka resmi sudah nama Bank Tabungan Pos diganti namanya

menjadi Bank Tabungan Negara. Dalam periode ini posisi Bank BTN telah

berkembang dari sebuah unit menjadi induk yang berdiri sendiri.

1974 : Mulai Berdirinya Bank BTN dari Sebuah Unit Menjadi Induk

Kemudian sejarah Bank BTN mulai diukir kembali dengan ditunjuknya

oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 29 Januari 1974 melalui Surat

Menteri Keuangan RI No. B-49/MK/I/1974 sebagai wadah pembiayaan

proyek perumahan untuk rakyat. Sejalan dengan tugas tersebut, maka

mulai 1976 mulailah realisasi KPR (Kredit Pemilikan Rumah) pertama

kalinya oleh Bank BTN di negeri ini. Waktu demi waktu akhirnya terus

mengantar Bank BTN sebagai satu-satunya bank yang mempunyai

konsentrasi penuh dalam pengembangan bisnis perumahan di Indonesia

melalui dukungan KPR BTN.

1994 : Awal Mula Bank BTN Saat Ini

Sayap Bank BTN pun makin melebar pada tahun 1989 Bank BTN sudah

mengeluarkan obligasi pertamanya. Pada tahun 1992 status Bank BTN ini

menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) karena sukses Bank BTN

Page 30: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

22

dalam bisnis perumahan melalui fasilitas KPR tersebut. Status persero ini

memungkinkan Bank BTN bergerak lebih luas lagi dengan fungsinya

sebagai bank umum (komersial). Demi mendukung bisnis KPR tersebut,

Bank BTN mulai mengembangkan produk-produk layanan perbankan

sebagaimana layaknya bank umum (komersial).

1994 : Perkembangan Pelayanan Bank BTN

Sukses Bank BTN dalam bisnis KPR juga telah meningkatkan status Bank

BTN sebagai bank Konvensional menjadi Bank Devisa pada tahun 1994.

Layanan bank dalam bentuk penerbitan Letter of Credit (L/C), pembiayaan

usaha dalam bentuk Dollar, dan lain lain bisa diberikan Bank BTN dengan

status tersebut. Dengan status baru ini tidak membuat Bank BTN lupa akan

fungsi utamanya sebagai penyedia KPR untuk masyarakat menengah

kebawah. Bank BTN pun makin melebar pada tahun 1989 Bank BTN

sudah mengeluarkan obligasi pertamanya.

2002 : Kepercayaan Pemerintah Terhadap Bank BTN

Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Water House Coopers,

Pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat No. 5 – 544/MMBU/2002

memutuskan Bank BTN sebagai bank umum dengan fokus bisnis

pembiayaan perumahan tanpa subsidi.

2009 : Bank BTN Di Pasar Terbuka

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)

mengeluarkan pernyataan efektif terhadap produk investasi baru berbasis

sekuritisasi. Produk itu adalah EBA Danareksa Sarana Multigriya

Finansial I - Kredit Kepemilikan Rumah Bank Tabungan Negara (SMF I-

KPR BTN). Di tahun yang sama juga Bank BTN melakukan Penawaran

Umum Saham Perdana (IPO) dan listing di Bursa Efek Indonesia.

2017 : Bank BTN Sekarang

Kepercayaan masyarakat dan pemerintah terhadap Bank BTN telah

mengantarkan Bank BTN mendapatkan penghargaan dalam ajang

Anugerah Perbankan Indonesia VI 2017 sebagai Peringkat 1 Bank Terbaik

Page 31: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

23

Indonesia 2017. Dengan adanya penghargaan tersebut akan mengukuhkan

optimisme perseroan untuk mampu melanjutkan catatan kinerja positif dan

mencapai target bisnis perseroan pada tahun tahun berikutnya.

4.1.2 Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan

4.1.2.1 Visi dan Misi Bank BTN

Visi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. adalah terdepan dan terpercaya

dalam memfasilitasi sektor perumahan dan jasa layanan keuangan keluarga.

Untuk melakukan visi tersebut, PT Bank Tabungan Negara menetapkan 6

(enam) misi yang harus dilaksanakan, yaitu:

1. Berperan aktif dalam mendukung sektor perumahan, baik dari sisi penawaran

maupun dari sisi permintaan, yang terintegrasi dalam sektor perumahan di

Indonesia.

2. Memberikan layanan unggul dalam pembiayaan kepada sektor perumahan dan

kebutuhan keuangan keluarga.

3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk,

jasa dan jaringan strategis berbasis digital.

4. Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang berkualitas, profesional,

dan memiliki integritas tinggi.

5. Meningkatkan shareholder value dengan fokus kepada peningkatan

pertumbuhan profitabilitas sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good

corporate governance.

6. Memedulikan kepentingan masyarakat sosial dan lingkungan secara

berkelanjutan.

4.1.2.2 Logo BTN Beserta Maknanya

Logo merupakan tanda yang memberikan arti tersendiri bagi perusahaan yang

bersangkutan. Logo bisa berbentuk gambar, kata-kata, inisial huruf, angka,

susunan warna, maupun kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut. Demikian pula

halnya pada PT Bank Tabungan Negara yang memiliki logo berbentuk pola segi

enam.

Page 32: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

24

Gambar 4.2

Logo PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Sumber: www.btn.co.id

Logo BTN mengambil pola Segi Enam. Pola ini mengambil bentuk Sarang Lebah,

yang menyiratkan adanya kegiatan menabung pada masyarakat, sebagaimana

halnya lebah yang selalu menyimpan madu perolehannya. Dengan lambang ini,

BTN melaksanakan pembangunan nasional dengan mengerahkan dana masyarakat

berbentuk tabungan.

Pola ini juga menyiratkan “Atap Rumah” yang menjadi citra dan misi utama BTN,

sebagai pelaksana KPR bagi masyarakat.

4.1.2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang

Medan adalah struktur organisasi fungsional. Hal ini dapat dilihat pada bagan

struktur organisasi PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang

Medan berikut ini :

Gambar 4.3

Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Sumber: www.btn.co.id

Page 33: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

25

4.1.2.4 Kegiatan yang Dilakukan Bank BTN

Adapun kegiatan yang sedang dilakukan Bank BTN saat ini adalah

memperkenalkan dan melaksanakan beberapa macam produk perbankan kepada

nasabah. Adapun produk-produk dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

adalah sebagai berikut :

4.1.2.4.1 Produk Dana :

1. Tabungan

Produk Dana Tabungan terdiri dari beberapa macam yaitu :

1) Tabungan Batara Umum

Tabungan dengan berbagai kemudahan transaksi untuk menunjang

aktivitas keuangan nasabah dengan tujuan untuk keperluan sehari-hari

sekaligus dapat digunakan untuk pembayaran angsuran KPR dan kredit

lainnya.

2) Tabungan Batara Prima

Tabungan investasi dengan berbagai keuntungan yang mengantarkan

nasabah pada kehidupan yang lebih baik dengan tujuan untuk keperluan

tabungan investasi dengan benefit berupa bonus bunga dan point

reward.

3) Tabungan E-batara pos

Merupakan produk tabungan Bank BTN yang diselenggarakan

bekerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero) melalui loket kantor

pos yang telah ditentukan.

4) Tabungan BTN Junior

Tabungan untuk edukasi menabung bagi anak-anak usia sampai 12

tahun dengan tujuan mendidik, memperkenalkan dan menumbuhkan

budaya menabung sejak dini.

5) Tabungan BTN Juara

Tabungan untuk edukasi dan sesuai dengan kebutuhan generasi muda

usia 12 sampai dengan 23 tahun dengan tujuan untuk mengedukasi,

menunjang kebutuhan para remaja dalam hal prestasi, kreasi dan

kreatifitas.

Page 34: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

26

6) Tabungan Haji Nawaitu (Haji)

Merupakan tabungan yang khusus diperuntukan kepada calon jemaah

haji yang akan menjalankan ibadah haji dengan program

penyelenggaraan haji yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian

Agama.

7) Tabungan BTN Payroll

Tabungan batara yang khusus digunakan untuk nasabah yang memakai

fasilitas payroll Bank BTN.

8) Tabungan BTN Batara Pensiunan

Tabungan yang diperuntukkan bagi para pensiunan sebagai sarana

penerimaan pensiun setiap bulan yang dibayarkan oleh PT Taspen

(Persero).

2. Deposito

Sertifikat deposito merupakan simpanan dalam bentuk deposito berjangka,

dimana uang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.

3. Deposito Berjangka

Deposito berjangka memberikan manfaat sebagai jaminan kredit, bunga

deposito dan diklasifikasikan ke dalam nilai pokok atau pemindahbukuan

untuk pembayaran angsuran rumah, rekening listrik, telepon, air.

4. Giro

Giro merupakan simpanan pihak ketiga kepada bank yang penyetorannya dan

penarikannya dapat dilakukan setiap saat secara tunai maupun non tunai.

4.1.2.4.2 Produk Penyaluran Dana :

1. Produk Kredit Konsumer

1) KPR BTN Sejahtera FLPP

Kredit Pemilikan Rumah program kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah dengan cicilan

ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit, terdiri atas KPR untuk

pembelian rumah tapak dan rumah susun.

Page 35: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

27

2) KPR BTN Platinum

Kredit Pemilikan Rumah dari Bank BTN untuk keperluan pembelian rumah

dari developer ataupun non developer. Baik untuk pembelian rumah baru

atau second, pembelian rumah belum jadi (indent) maupun take over kredit

dari bank lain.

3) Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) BTN

KPA BTN adalah kredit pemilikan apartemen dari Bank BTN untuk

keperluan pembelian apartemen, baik untuk pembelian baru atau second,

pembelian apartemen belum jadi (indent) maupun take over kredit dari bank

lain.

4) Kredit Agunan Rumah

Kredit Agunan Rumah (KAR BTN) adalah fasilitas kredit dari Bank BTN

yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan konsumtif dengan

menjaminkan rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan milik nasabah.

5) Kredit Ringan BTN (KRING) BTN

Berbagai kebutuhan karyawan Perusahaan/Instansi dapat difasilitasi dengan

KRING BTN, cukup dengan SK pegawai nasabah. Kredit Ringan (KRING

BTN) adalah kredit dengan cicilan ringan untuk karyawan

perusahaan/instansi tanpa agunan, hanya dengan mengajukan SK pegawai

nasabah.

6) Kredit Ruko BTN

Kredit Pemilikan Ruko (KP Ruko) dengan fasilitas yang menguntungkan

bagi para usahawan untuk memiliki tempat usaha sekaligus tempat tinggal.

7) Kredit Swadana

Fasilitas Kredit Swadana BTN yang suku bunga kreditnya sangat fleksible

memanfaatkan suku bunga dana nasabah. Swadana BTN adalah fasilitas

kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jumlah berupa tabungan

maupun deposito yang disimpan di Bank BTN.

Page 36: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

28

8) Produk Kredit Commercial

(1) Kredit Yasa Griya/Kredit Konstruksi (KYG)

Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada

developer untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan

proyek perumahan.

(2) Kredit Modal Kerja-Kontraktor (KMK-Kontraktor)

Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada

kontraktor atau pemborong untuk membantu modal kerja didalam

menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan kontrak kerja.

(3) Kredit Modal Kerja

Kredit Usaha Industri perdagangan dan jasa atau yang berhubungan

dengan pengadaan maupun proses produksi sampai dengan barang

tersebut dijual.

(4) Kredit Investasi

Kredit yang diberikan kepada Perseroan Terbatas, CV, Koperasi,

Yayasan, dan Perorangan, dalam rangka pembiayaan investasi, baik

investasi baru, perluasan, modernisasi atau rehabilitasi.

(5) Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak

dalam bidang usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai usaha

mikro, kecil, dan menengah guna pembiayaan usaha produktif.

(6) Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK)

Kredit modal kerja/investasi sektor usaha kecil, mikro, dan

menengah.

(7) Kredit Linkage

Kredit diberikan kepada koperasi/BPR untuk diterus pinjamkan ke

anggota atau nasabah.

Page 37: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

29

4.1.2.4.3 Jasa dan Layanan Bank BTN

1. Kartu ATM BTN

Kartu ATM BTN merupakan fasilitas layanan kartu bagi nasabah tabungan dan

giro (Rp-Perorangan) di Bank BTN yang memberikan kemudahan bagi

nasabah dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan transaksi melalui mesin

ATM seperti tarik tunai, pembayaran tagihan, dan sebagainya.

2. Kiriman uang

Fasilitas jasa pelayanan Bank BTN untuk pengiriman uang dalam bentuk

rupiah maupun mata uang asing yang ditujukan kepada pihak lain disuatu

tempat (dalam/luar negeri).

3. Inkaso

1) Inkaso Dalam Negeri merupakan jasa pelayanan Bank BTN untuk

melakukan penagihan kepada pihak ketiga atas inkaso tanpa dokumen di

tempat lain di dalam negeri.

2) Inkaso Luar Negeri (collection) merupakan jasa pelayanan Bank BTN

untuk menagihkan pembayaran atas suatu warkat/dokumen berharga

kepada pihak ketiga yang berada di luar negeri menggunakan jasa bank

koresponden.

4. Safe Deposit Box

Sarana penyimpanan barang/surat-surat berharga yang aman dan terjaga dari

resiko kebakaran, kejahatan, bencana alam, dan sebagainya.

5. Fasilitas Deposit

Fasilitas deposit merupakan fasilitas pemindahbukuan otomatis pada sistem

bank.

6. Money Changer

Adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang ingin menjual dan

membeli mata uang asing tertentu, yang mempunyai catatan kurs pada Bank

Indonesia.

Page 38: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

30

7. Bank Garansi

Merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan nasabah

untuk menjamin risiko tertentu yang timbul apabila nasabah tidak dapat

menjalankan kewajibannya dengan baik kepada pihak yang menerima jaminan.

8. Payment Point

Merupakan fasilitas layanan bagi nasabah untuk memudahkan dalam

membayar tagihan rutin.

9. Real Time Gross Settlement (RTGS)

Sistem transfer dana online dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya

dilakukan pertransaksi secara individual.

10. BTN Payroll

Merupakan layanan Bank BTN bagi pengguna jasa (Perusahaan, Perorangan,

dan Lembaga) dalam mengelola pembayaran gaji, THR dan bonus serta

kebutuhan finacial yang bersifat rutin bagi karyawan pengguna jasa.

11. SPP Online Perguruan Tinggi

SPP Online merupakan layanan bank BTN bagi Perguruan Tinggi/Sekolah

dalam menyediakan delivery channel menerima setoran biaya-biaya

pendidikan secara online.

12. Western Union.

Adalah fasilitas jasa layanan Bank BTN untuk pengiriman uang dalam bentuk

rupiah maupun mata uang asing yang dilakukan dari outlet yang bertanda

Western Union (luar/dalam negeri) ditujukan kepada pihak lain di dalam

negeri.

13. iMobile BTN

iMobile BTN merupakan fasilitas layanan transaksi perbankan yang dapat

diakses melalui handphone. Kini layanan iMobile BTN disajikan dengan menu

seperti ATM yang lebih banyak digunakan, nyaman, efektif dan aman.

Page 39: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

31

4.2 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data

Penerapan Manajemen Risiko Produk Kredit Pemilikan Rumah dan Strategi yang

Paling Efektif dalam Mengatasi Pembiayaan yang Bermasalah :

4.2.1 Reduksi Data

1. Bagaimana penerapan analisis manajemen risiko kredit pada PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan? Apakah ada SOP

yang digunakan?

2. Risiko apa yang biasanya sering terjadi?

3. Bagaimana langkah awal mengidentifikasi risiko, dan faktor apa saja yang

menjadi penyebab terjadinya risiko?

4. Bagaimana cara pengukuran tingkat risiko yang terjadi, dan data apa saja

yang mendukung pengukuran suatu risiko?

5. Berapa persen tingkat risiko kredit yang mungkin terjadi dari setiap KPR?

6. Adakah tim khusus yang dibentuk untuk memantau risiko kredit perumahan?

Apa saja yang dipantau dari kemungkinan terjadinya risiko?

7. Bagaimana strategi yang paling efektif dalam mengatasi pembiayaan yang

bermasalah pada produk KPR?

8. Bagaimana langkah meminimalisir dan mengendalikan sebuah risiko ?

Tindakan apa yang dilakukan kepada nasabah yang berisiko?

Pernyataan Hasil Reduksi :

(Suwandi, Consumer Loan Service PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Kantor Cabang Medan, wawancara pada tanggal 9 Juli 2019).

1. Penerapan analisis manajemen risiko di Bank BTN Kantor Cabang Medan

sebenarnya ada banyak. Kalau SOP yang digunakan pasti ada, namun untuk

SOP itu sendiri merupakan internal perusahaan, untuk meminimalisir

kemungkinan terjadinya risiko.

2. Risiko yang paling sering terjadi di Bank BTN Kantor Cabang Medan

khususnya untuk kredit KPR adalah yang pertama debitur menunggak, kedua

risiko reputasi yang disebabkan oleh banyaknya debitur yang mengadu ke

suatu lembaga seperti ke OJK, atau ke surat kabar, dan lainnya.

Page 40: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

32

3. Langkah awal mengidentifikasi risiko bisa dilihat dari keseriusan calon

debitur. Hal tersebut dapat terlihat pada saat melakukan wawancara dan

bertatap muka langsung dengan si calon debitur, dari jawaban-jawaban yang

diberikan dapat diketahui apakah debitur tersebut benar-benar serius untuk

mengambil kredit, atau benar-benar serius untuk mengambil rumah dan

membutuhkan rumah tersebut. Melalui wawancara juga bisa dilihat kejujuran

calon debitur mengenai pekerjaan atau usaha yang dijalankan sehingga

perusahaan mengetahui kesanggupan calon debitur dalam membayar kredit.

Untuk faktor yang menjadi penyebab terjadinya risiko, yang pertama faktor

dari debiturnya sendiri. Contohnya faktor finansial, mungkin sekarang si

debitur masih bekerja hanya saja 3 tahun kemudian debitur dipecat dari

pekerjaannya. Yang kedua faktor dari eksternal, faktor eksternal tersebut

merupakan ketidakpuasan atas produk yang dibeli (kenyataan tidak sesuai

dengan ekspektasi).

4. Cara pengukuran tingkat risiko yang digunakan Bank BTN Kantor Cabang

Medan itu punya sistem tersendiri, yang disebut e-Loan sebagai intelijen

kredit. Caranya aplikasi e-Loan tersebut membandingkan antara realisasi

kredit yang terjadi dalam satu tahun dengan jumlah debitur yang menunggak

atau yang bermasalah pada tahun tersebut. Dan data apa saja yang

mendukung pengukuran suatu risiko itu adalah data realisasi kredit pada

tahun berjalan ditambah dengan jumlah debitur menunggak pada tahun

tersebut.

5. Tingkat risiko kredit yang terjadi biasanya dimaksimalkan harus di 0,5 % ke

bawah, tidak boleh melebihi angka 0,5%. Apabila kredit bermasalah sudah

lebih dari 0,5% maka dapat dikatakan kredit tersebut tidak sehat.

6. Bank BTN sudah pasti memiliki tim khusus di setiap kantor cabang. Tim

khusus tersebut dinamakan BRCO atau Branch Risk Coordinator Officer.

Tugas dari BRCO itu sendiri adalah mengambil sampel dari beberapa debitur

yang telah melakukan akad kredit untuk diuji kebenaran datanya. Yang

kemudian dijadikan sebagai tolak ukur dalam akad-akad selanjutnya.

Istilahnya bukan untuk mencari kesalahan tetapi untuk memperbaiki proses

kedepannya. Itu merupakan tugas daripada BRCO. Kemudian untuk

Page 41: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

33

kemungkinan risiko yang terjadi, sebenarnya ada banyak seperti yang tadi

sudah dijelaskan sebelumnya, mungkin ada risiko finansial, risiko reputasi,

risiko hukum, dan lain sebagainya. Tapi yang paling sering terjadi yaitu risiko

finansial dan risiko reputasi.

7. Ada beberapa strategi yang dilakukan, pertama petugas yang berkewajiban

melakukan penagihan secara langsung. Penagihan langsung bisa dilakukan

dengan via telepon atau mungkin secara langsung mendatangi si debitur.

Kemudian yang kedua, apabila cara pertama sudah dilakukan tetapi si debitur

tidak juga membayar maka langkah selanjutnya dengan memberikan surat

peringatan (SP). Apabila surat peringatan sudah 3 kali dikeluarkan dan si

debitur tidak juga menanggapi, maka pihak bank akan melakukan

pemasangan plang pada rumah yang dibeli si debitur, dimana terdapat kata-

kata bahwasanya “rumah ini dalam perhatian bank”. Diharapkan dengan cara

seperti itu mungkin si debitur akan mendapat efek jerah, seperti salah satunya

malu dengan tetangga sehingga si debitur ada kemauan untuk membayar sisa

kreditnya kembali. Dan selama ini dengan melakukan cara-cara tersebut ada

sekitar 60% dari debitur mau membayar kembali tagihannya, tetapi terdapat

pula sekitar 40% yang malah melakukan hal sebaliknya. Istilahnya pihak

bank melakukan somasi, si debitur melakukan somasi balik terhadap pihak

bank. Dari hasil persentasi yang didapat yaitu sekitar 60% debitur yang mau

membayar kembali tagihannya, dapat dikatakan cara-cara tersebut cukup

efektif.

8. Sebelumnya pihak bank sudah melakukan wawancara dengan nasabah-

nasabah yang berisiko, dan mungkin secara data debitur tersebut terbukti

benar. Akan tetapi pihak bank masih menganggap debitur tersebut berisiko

tinggi. Jadi, yang pertama dilakukan pihak bank memastikan benar-benar

tempat bekerja si calon debitur, atau apabila si debitur memiliki usaha sendiri

pihak bank harus benar-benar memastikan usaha tersebut milik si pemohon

(usaha tersebut atas nama si pemohon) dengan memeriksa langsung ke

lapangan. Yang kedua dalam analisanya harus benar-benar diperketat, jadi

harus diperhatikan adakah nomor-nomor yang dapat dihubungi. Apabila

Page 42: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

34

sudah kejadian akad kredit baru diketahui bahwasanya si debitur berisiko,

maka hal yang paling terakhir dilakukan adalah pelelangan.

4.2.2 Penyajian Data

4.2.3 Penarikan Kesimpulan

Pembiayaan kredit pemilikan rumah yang diberikan pihak bank mempunyai risiko

tersendiri, dimana yang pertama debitur (nasabah penerima kredit) dalam

melunasi kewajibannya menunggak membayar cicilan, kemudian yang kedua

pengaduan yang dilakukan debitur ke lembaga seperti OJK dan surat kabar dapat

merusak reputasi atau citra bank dimata publik. Sehingga untuk menghindari

ataupun meminimalisir terjadinya risiko tersebut bank menerapkan manajemen

risiko. Dan strategi yang paling efektif digunakan dalam mengatasi pembiayaan

yang bermasalah adalah dengan cara melakukan penagihan langsung melalui via

telepon atau mungkin secara langsung mendatangi si debitur. Kemudian apabila

cara tersebut sudah dilakukan tetapi si debitur tidak juga membayar maka langkah

selanjutnya dengan memberikan surat peringatan (SP). Apabila surat peringatan

Pro

ses

Man

ajem

en R

isik

o Identifikasi Risiko

Pengukuran Risiko

Pemantauan Risiko

Pengendalian Risiko

Wawancara

Aplikasi e-Loan

BRCO (Branch Risk

Coordinator Officer)

Prospek Usaha,

memperketat analisa

data, lelang.

Gambar 4.4

Proses Manajemen Risiko

Sumber : Data diolah, 2019

Page 43: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

35

sudah 3 kali dikeluarkan dan si debitur tidak juga menanggapi, maka pihak bank

akan melakukan pemasangan plang pada rumah yang dibeli si debitur, dimana

terdapat kata-kata bahwasanya “rumah ini dalam perhatian bank”. Diharapkan

dengan cara seperti itu mungkin si debitur akan mendapat efek jerah , seperti salah

satunya malu dengan tetangga sehingga si debitur ada kemauan untuk membayar

sisa kreditnya kembali. Dari data yang telah dikumpulkan melalui wawancara

langsung dengan petugas kredit dari pihak bank, dapat dilihat dan ditarik

kesimpulan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang

Medan menerapkan manajemen risiko yaitu dengan mengidentifikasi risiko,

kemudian melakukan pengukuran tingkat risiko, melakukan pemantauan risiko,

dan pengendalian risiko. Kesimpulan yang diambil dari data yang diolah telah

dapat dibandingkan dengan kenyataan dari teori dalam manajemen risiko,

walaupun ada sedikit perbedaan.

4.3 Pembahasan

Dari data yang telah dikumpulkan dan diolah oleh penulis, dapat dilihat

bagaimana bank dalam melakukan penerapan manajemen risiko dari pembiayaan

kredit pemilikan rumah. Dalam pembahasan ini, penulis akan melakukan

perbandingan dari teori proses manajemen risiko dengan kenyataannya atau

praktik proses manajemen risiko oleh pihak bank dengan menjabarkannya

kedalam sebuah tabel.

Tabel 4.1

Perbandingan Proses Manajemen Risiko Teori dan Praktek

No. Teori Praktik Analisis

1. Dalam mengidentifikasi

risiko kredit perlu

dipertimbangkan hasil

penilaian kualitas kredit

berdasarkan analisis

terhadap :

- Prospek usaha

Identifikasi Risiko:

- Melakukan

wawancara dan

bertatap muka

langsung dengan

calon debitur untuk

melihat keseriusan

Dalam proses

mengidentifikasi

risiko, di dalam

teori disebutkan

ada 3 hal yang

perlu

dipertimbangkan

Page 44: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

36

Lanjutan Tabel 4.1

No. Teori Praktik Analisis

- Kinerja keuangan, dan

- Kemampuan membayar

debitur.

dan kejujuran calon

debitur dalam membeli

produk.

Sumber Informasi :

Suwandi, Consumer Loan

Service PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk.

Kantor Cabang Medan.

dalam penilaian

kualitas kredit.

Perusahaan

melakukan

penilaian kualitas

kredit melalui

proses wawancara

yang dilakukan

dengan calon

debitur.

2. Pengukuran Tingkat

Risiko :

- Model Terstandarisasi.

- Sistem Pemeringkatan

Internal.

Pengukuran Tingkat

Risiko :

Menggunakan aplikasi

e-Loan dengan

membandingkan antara

realisasi kredit yang

terjadi dalam satu

tahun dengan jumlah

debitur yang

menunggak atau yang

bermasalah pada tahun

tersebut.

Sumber Informasi :

Suwandi, Consumer Loan

Service PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk.

Kantor Cabang Medan.

Dalam teori

dijelaskan ada dua

cara yang dapat

digunakan dalam

pengukuran tingkat

risiko. Sedangkan

Bank menggunakan

aplikasi e-Loan

yang telah

tersistem sebagai

intelijen kredit

bank BTN untuk

mengukur tingkat

risiko itu sendiri.

Page 45: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

37

Lanjutan Tabel 4.1

No. Teori Praktik Analisis

3. Pemantauan Risiko :

Lembaga keuangan harus

mengembangkan dan

menerapkan sistem yang

komperehensif untuk

memantau komposisi dan

kondisi setiap debitur

atau pihak lawan

transaksi terhadap

seluruh portofolio kredit.

Pemantauan Risiko :

Membentuk tim khusus

yaitu BRCO yang

bertugas untuk menguji

kebenaran data calon

debitur.

Sumber Informasi :

Suwandi, Consumer Loan

Service PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk.

Kantor Cabang Medan.

Dalam pemantauan

risiko perusahaan

membentuk tim

khusus untuk

memantau kondisi

debitur.

4. Pengendalian Risiko :

Pengendalian risiko

kredit dapat dilakukan

melalui beberapa cara,

antara lain

- Mitigasi risiko.

- Pengelolaan posisi dan

risiko portfolio secara

aktif.

- Penetapan target

batasan risiko

konsentrasi dalam

rencana tahunan

lembaga keuangan.

- Penetapan tingkat

kewenangan dalam

proses persetujuan

Pengendalian Risiko :

- Mendatangi secara

langsung tempat

bekerja atau usaha si

debitur.

- Memperketat analisa

data debitur dengan

memastikan nomor-

nomor yang dapat

dihubungi.

- Lelang.

Sumber Informasi :

Suwandi, Consumer Loan

Service PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk.

Kantor Cabang Medan.

Pada poin keempat

dapat terlihat

perbedaan antara

praktik dan teori.

Dimana dalam

praktiknya

perusahaan hanya

menggunakan satu

cara yaitu mitigasi

risiko.

Page 46: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

38

Lanjutan Tabel 4.1

No. Teori Praktik Analisis

penyediaan dana, dan

analisis konsentrasi

secara berkala paling

sedikit satu kali dalam

setahun.

Sumber : Data diolah, 2019

Page 47: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

39

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dari hasil pengumpulan data dan

pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan manajemen risiko pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Kantor Cabang Medan cukup baik dilihat dari proses manajemen risikonya

yang tidak jauh berbeda dengan teori dari proses manajemen risiko, dimana

bank menerapkan proses manajemen risiko yaitu identifikasi risiko,

pengukuran risiko, pemantauan risiko, dan pengendalian risiko.

2. Strategi yang paling efektif dalam mengatasi pembiayaan yang bermasalah

pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan yaitu

dengan cara melakukan penagihan langsung, memberikan surat peringatan, dan

terakhir melakukan pemasangan plang. Cara ini cukup efektif melihat hasil

persentase 60% dari debitur yang mau membayar kembali tagihannya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran terkait analisis manajemen risiko

kredit pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan

yaitu :

1. Meningkatkan lagi penerapan proses manajemen risiko kreditnya, yang sudah

cukup baik menjadi lebih baik lagi, agar lebih meminimalisir risiko kredit yang

mungkin terjadi dan menjaga tingkat risiko kredit tetap berada di bawah batas

seharusnya.

2. Meningkatkan strategi yang digunakan dalam mengatasi pembiayaan yang

bermasalah terkhusus untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) agar dapat

mempertahankan dan meningkatkan persentase kemauan debitur (yang

menunggak) dalam mengembalikan tagihannya.

Page 48: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

40

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Sanusi. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

Bank BTN. https://www.btn.co.id/. Akses tanggal 3 Mei 2019 pukul 9.20 WIB.

Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Jakarta : Rajawali Pers.

Muslih, dkk. 2016. Manajemen Risiko Perusahaan. Medan : PERDANA

PUBLISHING.

Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Kajian Perlindungan Konsumen Kredit Sektor

Jasa Keuangan: Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Jakarta.

Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 Mengenai Perubahan Atas

Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 Tanggal 19 Mei 2003 Tentang

Penerapan Manajemen Risiko.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No. 21/Prt/M/2016

Tentang Kemudahan dan/atau Bantuan Perolehan Rumah Bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah.

Rustam, Bambang Rianto. 2017. Manajemen Risiko: Prinsip Penerapan, dan

Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.

Salim, Agus. 2006. Teori dan Pradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta : Tiara

Wacana.

UU RI No. 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 Tentang Perbankan.

Page 49: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

41

Lampiran 1 : INTERVIEW GUIDE

9. Bagaimana penerapan analisis manajemen risiko kredit pada PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan? Apakah ada SOP

yang digunakan?

10. Risiko apa yang biasanya sering terjadi?

11. Bagaimana langkah awal mengidentifikasi risiko, dan faktor apa saja yang

menjadi penyebab terjadinya risiko?

12. Bagaimana cara pengukuran tingkat risiko yang terjadi, dan data apa saja

yang mendukung pengukuran suatu risiko?

13. Berapa persen tingkat risiko kredit yang mungkin terjadi dari setiap KPR?

14. Adakah tim khusus yang dibentuk untuk memantau risiko kredit perumahan?

Apa saja yang dipantau dari kemungkinan teradinya risiko?

15. Bagaimana strategi yang paling efektif dalam mengatasi pembiayaan yang

bermasalah pada produk KPR?

16. Bagaimana langkah meminimalisir dan mengendalikan sebuah risiko ?

Tindakan apa yang dilakukan kepada nasabah yang berisiko?

Sumber : Data diolah, 2019

Page 50: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

42

Lampiran 2 : TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber : Suwandi

Jabatan : Consumer Loan Service

Waktu : 09 Juli 2019, Pukul 16.00 WIB

Tanya/Jawab Kode

A : Bagaimana penerapan analisis manajemen risiko kredit pada PT

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan?

Apakah ada SOP yang digunakan?

B : Jadi kalau untuk penerapan analisis manajemen risiko di kantor

cabang Medan itu sebenarnya banyak, terus SOP yang digunakan

pasti ada cuma untuk SOP itu kan internal kita gitukan, untuk

meminimalisir manajemen risikonya tadi.

A : Risiko apa yang biasanya sering terjadi?

B : Risiko yang paling sering terjadi di Bank BTN Kantor Cabang

Medan khususnya untuk kredit KPR itu yang pertama debitur

menunggak itu risiko kredit, terus yang kedua risiko reputasi,

karena debitur itu banyak yang mengadu seperti ke OJK atau ke

surat kabar dan lainnya

A : Bagaimana langkah awal mengidentifikasi risiko, dan faktor apa

saja yang menjadi penyebab terjadinya risiko?

B : Jadi langkah awal mengidentifikasi risiko, kita bisa lihat dari

pertama keseriusan daripada calon debitur. Itu kita lihat pada saat

wawancara, jadi kita wawancara langsung, bertatap muka

langsung dengan calon debitur, dari jawaban-jawaban yang

diberikan tadi itu kita mengetahui apakah debitur tersebut benar-

benar serius untuk mengambil kredit atau benar-benar serius

untuk mengambil rumah dan membutuhkan rumah tersebut. Dari

situ juga bisa kita lihat apakah calon debitur jujur mengenai

1

Page 51: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

43

pekerjaan atau usaha yang dijalankannya, atau mengenai

penghasilan yang diperolehnya sehingga kita bisa mengukur

kesanggupan calon debitur dalam membayar kredit. Untuk faktor

yang menjadi penyebab terjadinya risiko nah yang pertama faktor

dari debiturnya sendiri contohnya faktor finansial dia, jadi

mungkin sekarang si debitur masih bekerja cuma ketika 3 tahun

kemudian debitur dipecat dari pekerjaannya itu, yang kedua

faktor dari eksternal sendiri. Faktor eksternal itu mungkin

ketidakpuasan atas produk atau contohnya kita disini rumah, dari

rumah yang dia beli.

A : Bagaimana cara pengukuran tingkat risiko yang terjadi, dan data

apa saja yang mendukung pengukuran suatu risiko?

B : Jadi dari cara pengukurannya kalau kita di Bank BTN Kantor

Cabang Medan itu kita punya sistem tersendiri itu namanya kalau

kita bilang e-Loan jadi inteligent kredit. Jadi caranya itu dia

(aplikas e-Loan) membandingkan antara realisasi kredit yang

terjadi dalam satu tahun dibandingkan dengan jumlah debitur

yang menunggak atau yang bermasalah pada tahun tersebut, dan

data apa saja yang mendukung pengukuran suatu risiko itu tadi

datanya pasti data realisasi kredit pada tahun berjalan ditambah

dengan jumlah debitur menunggak pada tahun tersebut.

A : Berapa persen tingkat risiko kredit yang mungkin terjadi dari

setiap KPR?

B : Jadi berapa persen risiko kredit yang terjadi itu biasanya

dimaksimalkan risiko itu harus di 0,5 % kebawah jadi tidak boleh

melebihi 0,5%, apabila kredit bermasalah sudah lebih dari 0,5%

dikatakan kreditnya tidak sehat.

A : Adakah tim khusus yang dibentuk untuk memantau risiko kredit

perumahan? Apa saja yang dipantau dari kemungkinan teradinya

risiko?

2

Page 52: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

44

B : Jadi kita juga punya tim khusus dari BTN, khususnya BTN dari

keselurahan itu punya tim khususnya di setiap kantor cabang. Jadi

tim-nya itu namanya BRCO atau Branch Risk Coordinator

Officer jadi tugasnya itu adalah sebenarnya mengambil sampel

dari beberapa debitur yang telah melakukan akad kredit untuk di

uji data-datanya, kebenaran datanya segala macam itu nanti

dijadikan sebagai tolak ukur dalam akad-akad kedepannya, jadi

istilahnya bukan mencari kesalahan tapi untuk meperbaiki proses

kedepannya seperti itu. Itu tugasnya daripada BCRO. Terus untuk

kemungkinan risiko yang terjadi, itu risiko banyak sih sebenarnya

yang juga tadi sudah dijelaskan mungkin ada risiko finansial,

risiko reputasi, risiko hukum, ada 5 risiko saya rasa untuk

kemungkinan risiko terjadi tapi yang paling banyak terjadi yaitu

risiko finansial dan risiko reputasi. Dan kalau BRCO disetiap

kantor cabang pasti ada.

A : Bagaimana strategi yang paling efektif dalam mengatasi

pembiayaan yang bermasalah pada produk KPR?

B : Jadi untuk strategi-strateginya ada beberapa strategi yang kita

lakukan, jadi kalau untuk yang pertama kita melakukan penagihan

langsung. Penagihan langsung itu bisa by phone atau mungkin

langsung mendatangi si debitur itu yang pertama, kemudian yang

kedua apabila itu juga sudah dilakukan tapi mereka tidak

membayar kita bisa melakukan SP memberikan surat peringatan.

Sampai dengan 3 kali surat peringatan mereka tidak juga gubris

kita akan semprot rumahnya, jadi kita akan plang atau kita akan

semprot disitu terdapat kata-kata bahwasanya “rumah ini dalam

perhatian bank”. Jadi dengan seperti itu mungkin mereka akan

mendapat efek jerah, karna mungkin salah satunya malu dengan

tetangga sehingga mereka ada kemauan untuk membayar lagi.

Dan selama ini kita lakukan ada sekitar 60% mereka mau

membayar kembali tagihannya, tapi ada juga 40% itu malah

mereka terbalik istilahnya kita mengsomasi, mereka mengsomasi

3

Page 53: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

45

balik. Kenapa ? itu karna faktor-faktor diatas tadi. Dari persentasi

60% tersebut bisa dikatakan cara ini cukup efektif.

A : Bagaimana langkah meminimalisir dan mengendalikan sebuah

risiko ? Tindakan apa yang dilakukan kepada nasabah yang

berisiko?

B : Sebelumnya untuk nasabah-nasabah yang berisiko mungkin kita

sudah wawancara, dan mungkin secara data dia benar tapi kita

anggap dia berisiko tinggi. Jadi yang pertama kita pastikan benar-

benar tempat bekerjanya, atau dia punya usaha benar-benar

usahanya milik si pemohon. Yang kedua dalam analisanya harus

benar-benar diperketat, jadi harus diperhatikan nomor-nomor

yang bisa kita hubungi segala macamnya. Jikapun memang

berisiko apabila sudah kejadian akad kredit maka saya katakan

yang paling ujunglah istilahnya yang paling puncak itu

pelelangan. Jadi tindakan akhir itu pelelangan.

4

Page 54: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

46

Lampiran 3 : SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA

Page 55: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

47

Lampiran 4 : DOKUMENTASI

Page 56: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

48

Page 57: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

49

Page 58: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

50

Page 59: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

51

Page 60: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

52

Page 61: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

53

Page 62: ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK KREDIT PEMILIKAN …

54

Lampiran 5 : BIODATA MAHASISWA

1. Nama Lengkap : Evieka Sulastri Situmorang

2. NIM : 1605071057

3. Tempat/Tgl Lahir : Medan, 27 Juli I999

4. Agama : Kristen Protestan

5. Asal Sma/Jurusan : SMK Swasta Indonesia Membangun 2 /

Akuntansi

6. Alamat : Jl. Air Bersih No. 59

7. No. Hp : 0822 7322 5014

8. Alamat Rumah : Jl. Saudara Gg. Tapian Daya No. 7

9. E-Mail : [email protected]

10. Hobi : Travelling, Mendengarkan Musik

11. Keahlian/Keterampilan : Mampu mengoperasikan Microsoft Office

12. Prestasi : Juara 1 Umum di SMK Swasta Indonesia

Membangun 2

13. Motto Hidup : Jangan pergi mengikuti ke mana jalan akan

berujung, Buat jalanmu sendiri dan

tinggalkan jejak.

14. Nama Orang Tua : Salamat Situmorang / Julianti Br. Gea

Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya dengan penuh tanggung

jawab untuk dapat dipergunakan sesuai keperluan.

Medan, 15 Agustus 2019

Hormat Saya,

(Evieka Sulastri Situmorang)