12
ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR PADA KUMPULAN PUISI KERIKIL TAJAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1) PendidikanBahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah OLEH CENDRA GAYATRI E1C114019 PRODI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2018

ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR PADA KUMPULAN PUISI

KERIKIL TAJAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI

SMA

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

Program Strata Satu (S1) PendidikanBahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

OLEH

CENDRA GAYATRI

E1C114019

PRODI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

Page 2: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang
Page 3: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR PADA KUMPULAN PUISI

KERIKIL TAJAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI

SMA

Oleh:

Cendra Gayatri, Anang Zubaidi Soemerep, Murahim

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mesdeskripsikan makna bahasa yang terkandung dalam puisi Chairil

Anwar yang berjudul “Kepada Peminta-Minta, Diponegoro, dan Tak Sepadan”. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian ini berupa analisis makna

bahasa dan hubungannya dengan pembelajaran sastra di SMA yang terdapat di dalam puisi karya

Chairil Anwar Kerikil Tajam. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik kajian pustaka. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif dengan pendekatan hermeneutik. Berdasarkan hasil analisis data menyimpulkan

bahwa makna bahasa tiga puisi yang diteliti pada kumpulan puisi Kerikil Tajam karya Chairil Anwar

Puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar, menggambarkan seseorang yang telah

berbuat salah kepada peminta-minta. Seseorang itu harus memberi kasih sayang kepada

sesama dan harus memiliki perasaan akan belas kasihan kepada peminta-minta. Oleh karena seseorang pernah berbuat salah. Maka ia harus bertaubat atas dosa yang pernah dilakukannya.

Puisi Diponegoro karya Chairil Anwar menggambarkan perjuangan Diponegoro dalam

medan perang, berjuang demi tanah air dan kemerdekaan. Beliau tak gentar meskipun musuh

jauh lebih banyak. Lewat puisi tersebut, Chairil Anwar mengajak generasi muda untuk

menghayati lagi semangat perjuangan para pahlawan. Puisi Tak Sepadan karya Chairil Anwar

menggambarkan tentang Chairil Anwar yang menempatkan dirinya sebagai tokoh utama.

Disebutkan secara tersirat bahwa sang tokoh ‘aku’ mengalami penderitaan secara batiniah

karena ditinggalkan oleh seseorang yang sangat dicintainya. Tokoh ‘aku’ mengalami

keputusasaan yang mengalami ketidaklancaran dalam masalah percintaan. Puisi tersebut

melebih-lebihkan sebuah perasaan cinta yang bisa mempengaruhi keadaan tubuh sang

penderita. Puisi Chairil Anwar yang berjudul ‘Kepada Peminta-Minta’, ‘Diponegoro’, dan

‘Tak Sepadan’, makna dan nilai ekstrinsiknya berhubungan dengan pengembangan

pendidikan imajinasi, kecerdasan, perasaan, moral dan keimanan. Pembelajaran sastra harus

dititik beratkan pada pembinaan apresiasi anak didik.

Kata kunci : Makna Bahasa, Puisi, Pembelajaran Sastra

Page 4: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

ABSTRACT

This study aims to describe the meaning of the language contained in Chairil Anwar's poem

entitled "To Requesters, Demonegoro, and Not Worthy". The type of research used in this

study is qualitative research. This research data is in the form of analysis of the meaning of

language and its relationship with literary learning in high school contained in the poem by

Chairil Anwar Kerikil Tajam. The methods and data collection techniques used in this study

are library research techniques. The data analysis technique used in this study is a descriptive

method with a hermeneutic approach. Based on the results of data analysis concluded that the

meaning of the three poetic languages examined in the collection of Kerikil Tajam poetry by

Chairil Anwar Poetry to Requesters by Chairil Anwar, describes someone who has wronged

the beggar. Someone must give love to others and must have a feeling of mercy on the

beggar. Because someone has done something wrong. So he must repent for the sin he has

committed. Diponegoro's poem by Chairil Anwar describes Diponegoro's struggle on the

battlefield, fighting for the homeland and independence. He was not afraid even though there

were far more enemies. Through the poem, Chairil Anwar invites the young generation to

appreciate the spirit of the struggle of the heroes. The poem Tak Sepadan by Chairil Anwar

describes Chairil Anwar, who placed himself as the main character. It is implied that the

character "I" experiences suffering inwardly because it is abandoned by someone who he

deeply loves. The character ’I’ experienced despair who experienced an incompetence in the

matter of romance. The poem exaggerates a feeling of love that can affect the patient's body

condition. Chairil Anwar's poem entitled "To Requesters", "Diponegoro", and "Not Worthy",

his extrinsic value and meaning are related to the development of imagination, intelligence,

feelings, morals and faith education. Literary learning must be focused on fostering student

appreciation.

Keywords: Meaning of Language, Poetry, Literature Learning

A. PENDAHULUAN

Bahasa merupakan salah satu aspek

kehidupan yang sangat penting dipelajari

karena bahasa mempunyai fungsi dan

peranan yang berarti dalam kehidupan

manusia. Bahasa adalah alat komunikasi

yang bersifat arbitrer atau bersifat mana

suka. Dengan demikian, bahasa merupakan

identitas bangsa yang harus dikembangkan

dan diperlihatkan kepada bangsa lain

dengan cara memakai bahasanya.

Permasalahannya, tidak semua orang

menerima pesan atau pikiran tersebut

mengerti makna dari pesan yang

sesungguhnya. Begitu juga halnya dalam

puisi sebagai karya sastra. Berdasarkan

materi sastra, dapatlah dicapai kompetensi

dasar dan indikator dalam Silabus Bahasa

Indonesia revisi Tahun 2016 kelas X, yaitu

: KD 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema,

dan makna beberapa puisi yang

terkandung dalam antologi puisi yang

diperdengarkan atau dibaca. Sedangkan

Indikatornya (1) Menentukan suasana

dalam puisi yang terdapat dalam sebuah

antologi puisi. (2) Menentukan tema puisi

yang terdapat dalam sebuah antologi

puisi. (3) Menentukan makna puisi yang

Page 5: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

terdapat dalam sebuah antologi puisi. Hal

inilah yang membuat peneliti tertarik

untuk membahas puisi sebagai bahan

kajiannya dalam pembelajaran sastra di

SMA. Karena, para penikmat puisi Chairil

Anwar tidak semua dapat mengerti makna

dan pesan moral apa yang terdapat dalam

setiap baitnya. Begitu banyak nilai estetika

dalam puisi Chairil Anwar untuk dikaji

dan sangat bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas,

penelitian ini dirumuskan dalam judul

“Analisis Makna Bahasa Puisi Chairil

Anwar Pada Kumpulan Puisi Kerikil

Tajam dan Hubungannya dengan

Pembelajaran Sastra Di SMA”.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

tidak menggunakan perhitungan. Dasar

penelitian kualitatif berwujud kata-kata,

kalimat, wacana, serta teks yang terdapat

dalam sumber data. Sumber pengambilan

data tersebut berasal dari beberapa puisi

karya Chairil Anwar dalam kumpulan

puisi Kerikil Tajam. Penelitian kualitatif

ini dipergunakan untuk memperoleh

penjelasan tentang kajian makna bahasa

beberapa puisi karya Chairil Anwar Kerikil

Tajam.

Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang digunakan peneliti

adalah dilakukan dengan teknik kajian

pustaka. Teknik kajian pustaka adalah

teknik penelitian yang menggunakan

sumber data tertulis untuk memperoleh

data. Jadi pengumpulan data bersumber

pada kumpulan puisi Chairil Anwar

Kerikil Tajam untuk menelaah secara

cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber

data tersebut. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode analisis deskriptif

yang artinya hasil data yang dianalisis

dalam penelitian ini berbentuk dekripsi

fenomena, bukan berupa angka-angka atau

koefisien tentang hubungan antar variabel.

Data yang sudah terkumpul berbentuk

kata-kata dan bukan angka-angka.

Pada penelitian ini, masalah yang akan

dikaji hanya dibatasi pada analisis makna

denotatif dan konotatif yang terdapat pada

puisi, sehingga dapat dilihat dari

kehidupan maupun kata-kata, dan

percakapan yang terdapat dalam puisi

(Kerikil Tajam) karya Chairil Anwar,

selanjutnya hal tersebut akan

direlevansikan dengan pembelajaran sastra

di SMA.

Adapun langkah-langkah dalam

menganalisis data yaitu :

1. Mengidentifikasi puisi yang

mengandung makna bahasa.

2. Mendeskripsikan makna bahasa yang

terdapat dalam puisi.

Page 6: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

3. Mengklasifikasi puisi yang

mengandung makna bahasa.

4. Menganalisis makna bahasa yang

terdapat di dalam puisi.

5. Membuat simpulan.

C. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Memahami karya sastra kita harus

mengerti makna denotatif dan makna

konotatif kata yang terdapat dalam

karya sastra yang ingin dipahami.

Puisi sebagai bentuk karya sastra

dalam usaha untuk memahami makna

yang terkandung di dalamnya. Oleh

karena itu, pada bagian ini akan

dibahas makna bait-perbait puisi

dengan memperhatikan makna

denotatif dan konotatif kata-kata kunci

yang terdapat dalam larik-larik puisi.

1. Puisi “Kepada Peminta-Minta”

Ia berharap si peminta-minta

tersebut tidak lagi bercerita

kepada orang lain akan perbuatan

yang dilakukan, karena si aku

merasa bahwa kesalahannya sudah

diketahui orang banyak seperti

halnya cacar bernanah yang

terdapat di muka si peminta-minta

yang selalu diusapnya sambil

berjalan. Si aku merasa bahwa

perasaan dosa tersebut selalu

mengusiknya dan terasa menyiksa

dirinya. Akhirnya si aku berjanji

bahwa ia akan beribadah kepada

Tuhan dan akan menjalankan

perintah Tuhan (termasuk

mengasihi/menghormati peminta-

minta) serta akan bertaubat

terhadap perbuatan yang telah

dilakukan dan ia tidak bisa

berbuat apa-apa atau merasa

bahwa dirinya telah mati karena

kesalahan yang dilakukannya.

2. Puisi “ Diponegoro”

Diponegoro karya Chairil

Anwar tersebut

menggambarkan semangat

perjuangan rakyat Indonesia

dalam melawan penjajah saat

itu agar mencapai kemerdekaan

Indonesia. Menurut Taba and

Squire dalam aspek kognitif,

ketika pembaca membaca puisi

tersebut maka intelektualnya

akan jalan. Misalnya, ketika

membaca judul puisi, baris

puisi pertama dan kedua

mereka menjadi teringat ketika

masa penjajahan dahulu.

Betapa besarnya perjuangan

dari Diponegoro kala itu.

Sehingga mereka dapat

menghayati benar makna dari

baris puisi tersebut. Apalagi

dengan memahami baris puisi

keenam belas dan tujuh belas,

punah di atas menghamba,

binasa di atas ditinda. Hal ini

Page 7: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

menyebabkan pembaca lebih

menggali ingatan kembali

mengenai pengetahuan sejarah

perjuangan bangsa Indonesia

melawan penjajah. Betapa

malangnya bangsa Indonesia

ketika menjadi budak para

penjajah dan ditindas oleh

mereka. Sehingga pembaca

juga mengetahui tujuan dari

penulis ini yaitu untuk

menunjukkan dan

membangkitkan semangat para

pejuang Indonesia dalam

meraih kemerdekaan saat itu.

Kemudian aspek yang kedua

yaitu emotif. Hal ini

ditunjukkan oleh baris puisi ke

lima, enam, dan tujuh, yaitu,

Tak gentar, lawan banyaknya

seratus kali // Pedang di kanan,

keris di kiri // Berselempang

semangat yang tak bisa mati.

Dengan meresapi makna baris

puisi tersebut makna emosi dari

pembaca pun mulai muncul.

Mereka juga terpengaruh untuk

membacakan puisi dengan

intonasi yang keras dan

bersemangat. Karena emosi

mereka terbakar oleh baris puisi

tersebut. Seolah-olah

merekalah yang saat itu sedang

melawan para penjajah.

Dilanjutkan lagi oleh bait

terakhir yang makna dari isi

bait tersebut yaitu berupa

seruan bagi bangsa Indonesia

agar bangkit untuk melawan

penjajah. Dengan emosi yang

dikuasai oleh pembaca, maka

mereka pun ikut menggebu-

gebu semangatnya saat

membacakan bait puisi

terssebut. Jadi emosi pembaca

itu lebih menonjol atau terlihat

saat membaca bait terakhir.

Disamping itu, ada satu aspek

lagi yaitu aspek evaluatif.

Setelah pembaca mengetahui

makna dari puisi Diponegoro,

kemudian menerapkan dua

aspek di atas, maka pembaca

pun akan menerapkan aspek

ketiga ini, yakni mengevaluasi

puisi tersebut. Mereka tentunya

akan memberikan suatu

penilaian terhadap puisi

tersebut. Misalnya dari segi

bahasa yang digunakan oleh

penulis. Chairil Anwar

termasuk penulis yang cukup

mahir dalam mengolah bahasa

sehingga puisinya pun

mengandung makna-makna

tersirat yang cukup padat.

Sehingga dapat menimbulkan

berbagai persepsi dari masing-

Page 8: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

masing pembaca. Lalu dari segi

makna dari isi puisinya, ia

menunjukkan dirinya memiliki

jiwa nasionalisme yang tinggi.

Artinya, penulis pun

menggambarkan semangat

perjuangan yang ia rasakan saat

itu, tidak hanya semangat para

pahlawan saat itu tetapi juga

dirinya.

3. Puisi “Tak Sepadan”

Si aku sudah tidak berarti

apa-apa sekarang karena

lelahnya dia berjuang dan

akhirnya dia menyerah maka

tidak tersisa apapun dari dirinya

hanya tinggal rangka yang

mungkin dimaksudkan sebagai

penyokong hidupnya, yaitu

jiwa dan ruh sang "aku" dalam

puisi ini. Semakin menegaskan

bahwa apapun yang terjadi

dengan tokoh aku, si kekasih

(lebih tepatnya mantan

kekasihnya) tidak akan pernah

lagi peduli.

4. Hubungan Puisi dengan

Pembelajaran Sastra

Sebagimana telah

dikemukakan bahwa aspek yang

harus ditentukan pada

pembelajaran sastra adlah aspek

efektif, maka pembelajaran

apresiasi sastra harus dapat

membentuk atau menimbulkan

beberapa kesadaran:

1) Kesadaran tentang

kompleksnya perwatakan manusia

2) Kesadaran pembentukan

nilai-nilai

3) Kesadaran tentang arti yang

benar akan keindahan dari

kehidupan sehari-hari (Muksin

Ahmadi, 1990:87).

Korelasi atau hubungan

pengembangan pendidikan anak

didik, melalui pembelajaran sastra

khususnya puisi, tidak lagi agar

anak didik menjadi lebih dewasa

dan menyadari tentang

kompleksnya watak manusia,

tentang macam-macam nilai,

tentang keindahan dan tentang arti

kehidupan. Sehingga dengan

kesadaran tersebut anak didik akan

mengetahui bagaimana seharusnya

memelihara hubungan manusia

dengan manusia lainnya, hubungan

manusia dengan lingkungannnya,

hubungan manusia dengan dirinya

dan hubungan manusia dengan

Tuhan-Nya. Pada tingkat apresiasi,

anak didik dapat memahami puisi

berdasarkan bahasa yang

digunakan dalam puisi serta

pengaruhnya bagi anak didik

D. PENUTUP

Page 9: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

a. Simpulan

Puisi Kepada Peminta-

Minta karya Chairil Anwar,

menggambarkan seseorang

yang telah berbuat salah

kepada peminta-minta.

Seseorang itu harus memberi

kasih sayang kepada sesama

dan harus memiliki perasaan

akan belas kasihan kepada

peminta-minta. Oleh karena

seseorang pernah berbuat

salah. Maka ia harus bertaubat

atas dosa yang pernah

dilakukannya. Puisi

Diponegoro karya Chairil

Anwar menggambarkan

perjuangan Diponegoro dalam

medan perang, berjuang demi

tanah air dan kemerdekaan.

Beliau tak gentar meskipun

musuh jauh lebih banyak.

Lewat puisi tersebut, Chairil

Anwar mengajak generasi

muda untuk menghayati lagi

semangat perjuangan para

pahlawan. Puisi Tak Sepadan

karya Chairil Anwar

menggambarkan tentang

Chairil Anwar yang

menempatkan dirinya sebagai

tokoh utama. Disebutkan

secara tersirat bahwa sang

tokoh ‘aku’ mengalami

penderitaan secara batiniah

karena ditinggalkan oleh

seseorang yang sangat

dicintainya. Tokoh ‘aku’

mengalami keputusasaan yang

mengalami ketidaklancaran

dalam masalah percintaan.

Puisi tersebut melebih-

lebihkan sebuah perasaan cinta

yang bisa mempengaruhi

keadaan tubuh sang penderita.

Puisi Chairil Anwar yang

berjudul ‘Kepada Peminta-

Minta’, ‘Diponegoro’, dan

‘Tak Sepadan’, makna dan

nilai ekstrinsiknya

berhubungan dengan

pengembangan pendidikan

imajinasi, kecerdasan,

perasaan, moral dan keimanan.

Pembelajaran sastra harus

dititik beratkan pada

pembinaan apresiasi anak

didik

b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian

dan beberapa simpulan yang

dikemukakan di atas maka

usaha meningkatkan apresiasi

anak didik dan kinerja para

guru disarankan:

Page 10: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

1. Pembelajaran sastra jangan

terpisah dengan tujuan

pendidikan Nasional

2. Pembelajaran sastra jangan

berupa teori saja, guru

hendaknya memberikan

anak didik untuk

berekspresi sastra baik lisan

dan tulisan.

3. Guru harus meningkatkan

kemampuan dan

wawasannya dalam bidang

teori dan strategi serta

metode dalam pembelajaran

sastra

4. Guru hendaknya dapat

menambah buku-buku

sastra pada perpustakaan

sekolah dan rajin

memotivasi siswa agar rajin

membaca di perpustakaan.

DAFTARA PUSTAKA

Ahmadi Mukhsin. 1990.Strategi

Belajar Mengajar Keterampilan

Berbahasa dan Apresiasi

Sastra.Malang : Yayasan Asah

Asih Asuh

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2009. Metode

Penelitian Sastra: Sebuah

Pengantar. Hand Out Kuliah.

Surakarta: FKIP – UMS.

Aminuddin, 2009. Pengantar Apresiasi

Karya Sastra. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Amri, Khairul. 2014. “Analisis Nilai

Pendidikan dan Sejarah Syair

Wasiat Renungan Masa

Pengalaman Baru karya TGKH.

M. Zainuddin Abdul Madjid dan

Relevansinya dengan

Pembelajaran Sastra di SMA”.

Skripsi Mataram : Universitas

Mataram.

Anwar, Chairil. 2018. Kerikil Tajam

dan Yang Terampas dan Yang

Putus. Yogyakarta : PT Buku

Seru.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Erawan, Aziz. 2012. “Analisis Motif

dan Aspek Pendidikan yang

Terkandung dalam Cerita

Rakyat Suku Sasak “Loq

Dawit”. Skripsi Mataram :

Universitas Mataram

Fitri. Yulidar. 2011.Analisis Diksi dan

Gaya Bahasa dalam kumpulan

Puisi Chairil Anwar Aku

Binatang Jalang dan

Hubungannya dengan

Pembelajaran Apresiasi Sastra di

Page 11: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

SMA. Skripsi Mataram:

Universitas Mataram.

Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra

Indonesia: Jakarta: Depdikbud

Ghofur, Muhammad. 2014. Pemakaian

Diksi Dan Gaya Bahasa Pada

Lirik Lagu “L’arc~En~Ciel”.

Skripsi. Surabaya: Universitas

Airlangga.

Irwansyah, Putra. 2014. Analisis Unsur

Instrinsik dan Nilai Sosial Novel

Nak, Maafkan Ibu Tak Mampu

Menyekolahkanmu Karya

Wiwid Prasetyo dan

Implikasinya dalam

Pembelajaran Sastra di SMA.

Skripsi Mataram : Universitas

Mataram.

Kemendiknas. 2011. Pendidikan Karakter

Berbasis Sastra. Kegiatan

Naskah Bahan Kerjasama,

Informasi dan Publikasi. Jakarta:

Direktorat Jendral Pendidikan

Dasar Kementrian Pendidikan

Nasional.

Keraf, Gorys. 2005. “Diksi Dan Gaya

Bahasa”. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Mariani. 2017. Analisis structural dan

Nilai Pendidikan Moral dalam

Novel Sebuah Penantian Karya

Septia Khoirunnisa dan

Relevansinya Terhadap

Pembelajaran Sastra di SMP.

Skripsi Mataram : Universitas

Mataram

Rahmanto, B. 1989. Metode Pengajaran

Sastra. Yogyakarta: Kanisius

Rusyana, Yus. 1982. Metode

Pengajaran Sastra. Bandung:

PT. ManglePanglipur

Slamet, St.Y. 2007. Dasar-Dasar

Pembelajaran Bahasa Dan

Sastra Indonesia Di Sekolah

Dasar. Surakarta: Lembaga

Pengembangan Pendidikan

(UNS Press).

Suciati, Nining. 2012. “Analisis Aspek

Nilai-Nilai pendidikan Pada

Lagu Sasak dan Hubungannya

dengan Pembelajaran Sastra di

SMA”.Skripsi Mataram :

Universitas Mataram.

Sugiyono. 2001. Statistik Untuk

Penelitian. Jakarta: Alfabeta

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Penerbit Alfabeta

Page 12: ANALISIS MAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR ...pahlawan saat itu tetapi juga dirinya. 3. Puisi “Tak Sepadan” Si aku sudah tidak berarti apa-apa sekarang karena lelahnya dia berjuang

Siswanto, Wahyudi. 2013. Pengantar

Teori Sastra. Cetakan pertama.

Yogyakarta: Aditya Media

Publishing.

Sumaryono, E. 1999. Hermeneutik:

Sebuah Metode Filsafat.

Yogyakarta: Kanisius

Suwartiningrum, Dwi. 2017. “Nilai-

Nilai Pendidikan dalam Cerita

Rakyat “Calon Arang” Karya

Pramoedya Ananta Toer Serta

Implikasinya dalam

Pembelajaran Sastra di SMAN 1

Melaya”. Skripsi Mataram :

Universitas Mataram.

Palmer, F.R. Semantics, A New

Outline. Cambridge: Cambridge

University Press, 1977.

Pradopo, Rachmad Djoko. 2002.

Pengkajian Puisi. Yogyakarta:

Gadjah mada University Press

Pusat Bahasa Depdiknas. 2003. Buku

Praktis Bahasa Indonesia.

Jakarta : Intan Pariwara

Wahyuni, Hilmi. 2006. “Wujud dan

Makna Syair Tari Rudat Sasak

serta Relevansinya dengan

Pembelajaran Satra di Lama di

SMA”. Skripsi Mataram :

Universitas Mataram.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan

Apresiasi Puisi. Jakarta:

Airlangga

Wellek, Rene & Werren, Austin. 1995.

Kesusastraan. Jakarta:

Gramedia

Zulkarnaen. 2009. Jenis dan Makna Gaya

Bahasa Lirik-lirik Lagu Band

Padi. Skripsi. Fkip, Pend.

Bahasa, Sastra Indonesia.

Universitas Mataram.