65
1 ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA LULUSAN SMK BANGUNAN DI SURAKARTA PADA SEKTOR INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SKRIPSI Oleh: FAJAR KURNIAWAN SHODIQ K 1504023 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

1

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

LULUSAN SMK BANGUNAN DI SURAKARTA PADA SEKTOR

INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

SKRIPSI

Oleh:

FAJAR KURNIAWAN SHODIQ

K 1504023

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri jasa konstruksi di kota surakarta berkembang

dengan sangat pesat khususnya di bidang properti. Karena adanya perkembangan

pesat inilah, Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di kota Surakarta

dituntut untuk berperan aktif dalam memanfaatkan peluang sebagai penyedia

tenaga kerja melalui lulusan – lulusannya. Industri konstruksi yang sangat cepat

sekali berkembang, dapat dilihat dari bermunculannya berbagai macam

perusahaan baru yang berkembang di industri jasa konstruksi baik itu berbentuk

CV maupun PT. Dengan demikian kebutuhan tenaga kerja untuk menangani

proyek – proyek yang dikerjakan oleh CV atau PT tersebut juga meningkat.

Kenyataannya, pada masa sekarang atau masa–masa sebelumnya banyak

diantara tenaga – tenaga kerja yang dibutuhkan dalam sektor tersebut tidak

memiliki dasar ilmu keteknikan yang didapat dari sekolah kejuruan, melainkan

pengetahuan para pekerja tersebut diperoleh melalui learning by doing (belajar

lewat pengalaman). Kondisi ini dapat diartikan bahwa, terdapat hambatan bagi

lulusan – lususan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan dalam bersaing

dengan tenaga – tenaga kerja yang melalui proses learning by doing.

Menurut data statistik pesat kota Surakarta diperoleh Jumlah tenaga kerja

yang berpendidikan akademik berjumlah tidak terlalu banyak, diperlukan upaya

yang cerdas dari berbagai pihak dari masyarakat jasa konstruksi agar mampu

mengklarifikasikan perbedaan potensi yang dimiliki oleh tenaga kerjanya.

Misalnya pekerja yang belajar melalui pengalaman dibedakan porsinya dengan

pekerja yang mempunyai dasar keteknikan dari sekolah kejuruan.

Sementara itu dengan adanya masalah tersebut, institusi Sekolah

Menengah Kejuruan di Indonesia khususnya di Surakarta harus mampu

mengantisipasinya dengan melakukan pembenahan diri, mulai dari penguatan

program studi, yaitu dengan memberikan perhatian terhadap peningkatan kualitas

lulusan teknik kejuruan hingga penempatan kerja bagi lulusannya. Hal ini harus

Page 3: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

3

dilakukan agar lulusan – lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan

tersebut dapat bekerja tepat sesuai dengan bidang yang dikuasainya.

Kota Surakarta sendiri terdapat 2 Sekolah Menengah Kejuruan yang

menyelenggarakan jurusan Teknik Bangunan, yaitu; Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Surakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta. Dari

masing-masing Sekolah Menengah Kejuruan tersebut jurusan Teknik Bangunan

dipisahkan menjadi 3 program keahlian, yaitu; teknik perkayuan, teknik

konstruksi bangunan dan teknik gambar bangunan.

Berdasarkan informasi di atas terdapat beberapa permasalahan, apakah

Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan telah mengupayakan peningkatan

kemampuan bagi lulusan – lulusannya untuk menghadapi dunia kerja, dan sejauh

mana keefektifan dari upaya – upaya tersebut dalam meningkatkan tingkat daya

serap lulusannya. Apakah Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di

Surakarta ini telah cukup menyediakan tenaga kerja melalui lulusan, ataukah

sebaliknya industri jasa konstruksi kurang memberi peluang bagi lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan Teknik Bangunan untuk bekerja di bidang jasa konstruksi.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelasakan dalam latar belakang masalah,

maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan

lulusannya.

2. Jumlah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan yang

tersedia.

3. Jumlah kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi.

4. Sejauh mana tingkat daya serap lulusan sekolah menegah kejuruan Teknik

Bangunan yang terserap di industri jasa konstruksi.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbandingan daya serap tersebut.

Page 4: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

4

C. Pembatasan masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka permasalahan dibatasi

pada “Upaya Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Bangunan dalam menyiapkan

lulusannya untuk menghadapi dunia kerja, ketersediaan tenaga kerja lulusan

Bangunan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Bangunan di industri jasa

konstruksi serta Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi”.

D. Perumusan masalah

Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya Sekolah Menengah Kejuruan jurusan bangunan

dalam menyiapkan kemampuan lulusannya dalam menghadapi dunia

kerja?

2. Seberapa besar ketersediaan tenaga kerja lulusan bangunan dan

kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi?

3. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi daya serap lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Sekolah Menengah

Kejuruan dalam mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi dunia

kerja.

2. Untuk mengetahui seberapa besar jumlah ketersediaan dan kebutuhan

tenaga kerja di industri jasa konstruksi yang berasal dari lulusan

Sekolah Menengah Kejuruan bangunan.

3. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga

kerja tersebut.

Page 5: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

5

F. Manfaat penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik

secara teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis

a. Untuk memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut tentang

ketenagakerjaan di sektor Industri Jasa Konstruksi.

b. Untuk mengetahui apakah lulusan SMK Bangunan sudah sesuai

dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap

lulusan SMK bangunan di dunia kerja.

2. Secara Praktis

a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Sekolah Menengah Kejuruan

jurusan Teknik Bangunan mengenai kompetensi yang harus dimiliki

oleh setiap lulusannya.

b. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca untuk menambah ilmu

pengetahuan tentang ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan

Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di dunia jasa

konstruksi.

Page 6: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

a. Pengertian analisis

Pengertian analisis menurut kamus besar bahasa Indonesia online.

penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); 2 penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; 3 pemecahan persoalan yg dimulai dng dugaan akan kebenarannya; ayak Kim pemilahan zat padat menurut ukurannya dng menggunakan pengayak; -- bahasa Ling penelaahan yg dilakukan oleh peneliti atau pakar bahasa dl menggarap data kebahasaan yg diperoleh dr penelitian lapangan atau dr pengumpulan teks (penelitian kepustakaan); -- data penelaahan dan penguraian data hingga menghasilkan simpulan;. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008).

Sedang menurut wikipedia.org analisis dalam arti bahasa adalah;

analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis, 12 Juni 2008).

Jadi dapat disimpulkan, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu

peristiwa untuk mengetahui suatu kedaan yang dilakukan oleh peneliti untuk

menggarap data yang diperoleh di lapangan, kemudian melakukan penelaahan dan

penguraian data hingga menghasilkan kesimpulan.

b. Ketersediaan

Ketersediaan menurut kamus besar bahasa indonesia online; 1 kesiapan

suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau

dioperasikan di waktu yg telah ditentukan; 2 keadaan tersedia; hal tersedia;

se·di·a·an n 1 hasil menyediakan; 2 sesuatu yg sudah ada (sedia);

(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008).

Page 7: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

7

c. Kebutuhan tenaga kerja

Berbicara mengenai kebutuhan tenaga kerja tidak lepas dari kondisi nyata

yang sedang terjadi di dunia kerja sekarang ini. Menurut data statistik pesat kota

Surakarta diperoleh Jumlah pencari kerja pada akhir Tahun 2002 sebanyak 5.380 jiwa

yang terdiri dari 3.238 laki-laki dan 2.142 perempuan. Tingkat pendidikan pencari

kerja di Kota. Surakarta adalah Sarjana (S1) yaitu sekitar 57% dan sisanya adalah

lulusan SD, SMP, SMA dan SMK. Dari data tersebut timbul pertanyaan di benak

kita apakah semua pencari kerja tersebut dapat berbanding lurus dengan penyedia

lapangan pekerjaanya (kebutuhan tenaga kerja).

Kebutuhan Menurut wikipedia.org; Kebutuhan adalah salah satu aspek

psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktifitas-aktifitasnya dan

menjadi dasar (alasan) berusaha. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan, 12 Juni

2008). Sedangkan tenaga kerja Menurut kamus besar bahasa indonesia online;

te·na·ga ker·ja n 1 orang yg bekerja atau mengerjakan sesuatu; pekerja, pegawai,

dsb: proyek itu masih memerlukan ratusan --; 2 orang yg mampu melakukan

pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja; ke·te·na·ga·ker·ja·an n

hal tenaga kerja. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008).

Dapat dinyatakan bahwa kebutuhan tenaga kerja adalah suatu aspek yang

menggerakkan suatu perusahaan, proyek dan sebagainya untuk memperoleh orang

yang bekerja padanya sebagai pekerja, pegawai dan sebagainya, bagi perusahaan

atau proyek tersebut.

d. Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan

Kecerdasan suatu bangsa tidak ditentukan oleh banyaknya warga negara

yang memperoleh pendidikan tetapi ditentukan oleh kualitas pendidikan itu

sendiri. Salah satu tolak ukur dari kualitas pendidikan yang baik ialah

meningkatkan kemampuan intelektual bangsa dalam menangani pembangunan

dalam berbagai bidang, relevansi dengan tuntutan pembangunan dan tesedianya

sumber daya manusia secara kualitas untuk menggerakkan pembangunan.

Lembaga pendidikan seperti sekolah serta kelompok –kelompok masyarakat

adalah sumber belajar dan proses jati diri, sekaligus tempat partisipasi individu

Page 8: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

8

dan kelompok untuk mengembangkan penalaran, serta penghayatan terhadap nilai

– nilai ilmu, teknologi dan agama.

Selain itu sekolah merupakan lembaga yang menghendaki kehadiran

penuh kelompok – kelompok umur tertentu dalam ruang – ruang kelas yang

dipimpin oleh guru untuk mempelajari program keahlian (mata diklat).

Menurut (Everet Reimer 1987; 33); Sekolah mempunyai tugas primer yang terdiri dari suatu proses”import conversation export”, artinya sebuah sekolah hanya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila ia menunaikan tugas primernya, yaitu menerima anak – anak, memberikan suatu program, pendidikan yang memungkinkan anak – anak itu tumbuh dan belajar kemudian melepaskan mereka setelah sekian tahun sebagai pribadi – pribadi yang sudah matang dibandingkan dengan saat mereka masuk.

Menurut kamu besar bahasa indonesia “sekolah adalah bangunan atau

lembaga untuk belajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Jelas

bahwasannya sekolah tidak hanya memberi masukan bagi siswa tetapi juga

memberi ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam kehidupan bagi siswa yang

menuntut ilmu. Sifat menerima dan memberi harus senantiasa terjalin sehingga

keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh dalam mencapai tujuan pendidikan

yang diharapkan.

Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan sebagai lanjutan dari SMP

atau bentuk lain yang sederajat atau hasil belajar yang diakui sama. Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) khususnya bidang teknologi dan industri mempunyai

beberapa jurusan salah satunya jurusan Teknik Bangunan. Pada Teknik Bangunan

sendiri dibagi dua program yaitu, program konstruksi bangunan dan teknik

gambar bangunan.

e. Peningkatan Kemampuan / Kompetensi

Istilah kemampuan / kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan.

(Rustyah, 1982), menyatakan bahwa ”kompetensi mengandung pengertian

pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan

Page 9: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

9

tertentu. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-

nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak”.

Menurut (Herry, 1998), kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai

kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan.

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat

pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam

melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh

dari pendidikan pra-jabatan dan latihan.

Kesimpulan dari uraian di atas bahwa peningkatan kemampuan /

kompetensi lulusan SMK bangunan adalah upaya yang dilakukan Sekolah

Menengah Kejuruan untuk meningkatkan kemampuan lulusannya dalam hal

pengetahuan, ketrampilan untuk bekerja di industri jasa konstruksi.

f. Kesiapan Lulusan SMK Bangunan

Kesiapan berasal dari kata dasar siap yang artinya : si·ap v 1 sudah

disediakan (tinggal memakai atau menggunakan saja); - - pakai 1 (tt tamatan

sekolah dsb) terampil dan profesional serta dapat langsung (tanpa pelatihan lagi)

menjalankan pekerjaan; (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 12 April

2009).

Kesiapan lulusan dapat diartikan, Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

Teknik Bangunan yang telah disediakan untuk bekerja secara terampil dan

professional dan dapat langsung menjalankan pekerjaan tanpa harus mendapatkan

pelatihan lagi.

g. Industri jasa konstruksi

a. Pengertian industri jasa konstruksi

Menurut UU 18/1999, bab 1 pasal 1 jasa konstruksi adalah layanan

jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa

pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan

pekerjaan konstruksi.

Page 10: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

10

Jenis usaha jasa konstruksi antara lain terdiri dari;

1. Usaha perencanaan konstruksi memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian – bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi.

2. Usaha pelaksanaan konstruksi memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam jasa konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian – bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi.

3. Usaha pengawasan konstruksi memberikan layanan jasa pengawasan baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi. (Wulfram I Ervianto 2004; 10)

Dalam UU 18/1999, bab 1 pasal 8 dan 9 industri jasa konstruksi

memiliki beberapa persyaratan usaha terhadap perencanaan konstruksi,

pelaksanaan konstruksi dan pengawasan konstruksi yang berbentuk badan

usaha harus memenuhi ketentuan tentang perizinan usaha dibidang jasa

konstruksi dan memiliki sertifikat, klasifikasi dan kualifikasi perusahaan

jasa konstruksi. Dalam bidang keahlian tenaga kerja perseorangan yang

dipekerjakan oleh badan usaha sebagai perencana, pelaksana ataupun

pengawas pekerjaan konstruksi atau tenaga tertentu dalam badan usaha

konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian.

b. Pihak-pihak yang terlibat dalam industri jasa Konstruksi

Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi dari tahap

perencanaan sampai pelaksanaan dapat dikelompokkan menjadi tiga pihak,

yaitu pihak pemilik proyek (owner) atau prinsipal

(employer/client/bouwheer), pihak perencana (designer) dan pihak

kontraktor ( annemer ).

Page 11: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

11

Gambar 2.1 Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi Wulfram I Ervianto,2004.”Manajemen Proyek”

c. Hubungan kerja

Hubungan antar pihak dalam penyelenggaraan pembangunan dapat

diskemakan seperti dalam gambar ini;

Gambar 2.2 Hubungan antarpihak dalam penyelenggaraan pembangunan Wulfram I Ervianto,2004.”Manajemen Proyek”

Page 12: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

12

B. Kerangka Berpikir

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan formal yang

bertujuan mempersiapkan lulusannya sebagai tenaga teknisi di industri jasa

konstruksi. Mengingat kebutuhan tenaga di industri jasa konstruksi, maka Sekolah

Menengah Kejuruan selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan lulusannya

sebagai tenaga teknisi yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh industri

jasa konstruksi.

Kenyataanya orang – orang yang bekerja di Industri jasa konstruksi

didominasi oleh orang - orang dari non formal atau orang – orang yang tidak

mengenyam pendidikan keteknikan secara formal. Sedangkan lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan Teknik Bangunan apakah juga memiliki peluang yang sama

untuk bekerja di Industri jasa konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari apakah jumlah

lulusan SMK Teknik Bangunan di Surakarta ini sesuai dengan jumlah kebutuhan

tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Bangunan yang diinginkan oleh

industri jasa konstruksi.

Persentase dari ketersediaan dan kebutuhan tenaga lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan Teknik Bangunan dapat dilihat dari jumlah lulusan SMK

Bangunan di Surakarta dengan peluang peluang kerja dari ikatan kerjasama antara

SMK dengan industri jasa konstruksi, DISNAKER Surakarta. Berdasarkan data

tersebut akan diperoleh kesimpulan apakah jumlah lulusan SMK Bangunan sudah

sesuai dengan Jumlah peluang kerja yang tersedia. Jika ada ketidakseimbangan

dalam hal ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah

Kejuruan Teknik Bangunan harus di cari faktor – faktor apa saja yang

menyebabkan keterserapan tenaga kerja Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

Teknik Bangunan tersebut.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan berikut:

Page 13: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

13

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Lulusan SMK Bangunan di Surakarta

Data dari Sekolah: Data mengenai jumlah lulusan SMK bangunan di Surakarta.

Data di lapangan mengenai ketersedian lapangan kerja bagi

lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi di Surakarta:

- Industri Jasa konstruksi. - Disnakertrans Surakarta. - Media cetak.

Pengumpulan data Pengumpulan data

Jumlah ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan

di Kota Surakarta

Faktor faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja tersebut

Upaya yang dilakukan sekolah untuk menyiapkan lulusanya.

Kriteria tenaga kerja yang diinginkan industri jasa

konstruksi.

Analisis/ Interpretasi

Lulusan memenuhi syarat untuk bekerja di industri jasa

konstruksi.

Lulusan tidak memenuhi syarat untuk bekerja di industri jasa konstruksi.

Peninjauan Kembali

Industri jasa konstruksi

Page 14: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang dijadikan obyek untuk memperoleh data-data

untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Adapun yang menjadi tempat

penelitian ini, peneliti mengambil tempat penelitian yang berhubungan dengan

permasalahan, yaitu ;

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Surakarta yang menyediakan jurusan

Teknik Bangunan (SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Negeri 5 Surakarta).

2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Surakarta (DISNAKERTRANS)

dan informasi lowongan pekerjaan yang lain melalui media cetak (harian

Solopos).

3. Industri jasa konstruksi; CV. Astha Bhawana (Perencana dan Pengawasan)

CV. Candrakirana Design Centre (Konsultan Perencana Arsitektur) dan CV.

Mukti Pramana Sentosa (Kontraktor Pelaksana).

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Juli 2008 – Maret 2010.

Adapun perinciannya sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Waktu penelitian No. Nama Kegiatan Waktu pelaksanaan 1. Pengajuan Judul 10 Juli 2008 2. Proposal Penelitian 25 Juli 2008 sampai 18 Desember 2008 3. Seminar Proposal Penelitian 19 Februari 2009 4. Revisi Proposal Penelitian 4 Meret 2009 sampai 6 April 2009 5. Perijinan Penelitian 6 Maret 2009 sampai 3 Juni 2009 6. Pelaksanaan Penelitian 3 Juni 2009 sampai 3 September 2009 7. Analisis Data Penelitian 25 Agustus 2009 sampai 8 Desember 2009 8. Penyusunan Laporan 8 Desember 2009 sampai 23 Maret 2010 9. Ujian Skripsi 13 April 2010 10. Revisi 13 April 2010 sampai 13 Mei 2010

Page 15: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

15

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Dalam mengkaji permasalahan penelitian secara mendetail dan lengkap

diperlukan pendekatan permasalahan melalui strategi yang tepat. Penelitian

kualitatif ada 3 macam strategi pendekatan, yaitu eksplanatif, eksploratif dan

deskriptif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk menemukan hal-hal baru,

sedangkan penelitian eksplanatif bertujuan menjelaskan suatu pegangan atau

patokan untuk pembuktian suatu pendapat, dan penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan

penjelasan.

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih

menekankan pada masalah proses dan makna (persepsi dan partisipasi), maka

jenis penelitian dengan strategi yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia,

suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa

pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dikutip dari

Dr. Lexy J. Moleong, M.A. (2001:3) menurut Bogdan dan Taylor (1975:5)

mendefinisikan “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang –

orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Strategi penelitian deskriptif dibedakan menjadi 3 yaitu tunggal

terpancang, ganda terpancang, tunggal holistic dan ganda holistic. Dalam

penelitian ini digunakan strategi penelitian deskriptif tunggal terpancang. Strategi

tunggal terpancang merupakan penelitian yang melihat berbagai masalah yang

tidak berdiri sendiri dan berbagai variabel tidak dapat dipelajari secara terpisah

tetapi dalam kaitan seluruh konteknya. Jadi dalam hal ini, peneliti melihat

berbagai masalah yang berhubungan sebagai satu kesatuan utuh. Peneliti ingin

mengungkapkan berbagai masalah yang berhubungan dengan upaya sekolah

menyiapkan lulusannya, ketersediaan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

Teknik Bangunan, kebutuhan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik

Page 16: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

16

Bangunan di industri jasa konstruksi serta faktor faktor yang mempengaruhi daya

serap tersebut.

C. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan

digali dari beragam sumber data, dan jenis sumber data yang akan dimanfaatkan

dalam penelitian ini adalah:

1. Informan atau narasumber

a. Pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menyediakan jururan

Teknik Bangunan di surakarta, yaitu; SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK

Negeri 5 Surakarta.

b. Dinas Tenaga Kerja Surakarta, sebagai lembaga penyalur tenaga kerja di

surakarta.

c. Pihak industri jasa konstruksi, dalam hal ini Direktur CV. Astha Bhawana

(Perencana dan Pengawasan), Direktur CV. Candrakirana Design Centre

(Konsultan Perencana Arsitektur) dan Direktur CV. Mukti Pramana

Sentosa (Kontraktor Pelaksana) yang mengetahui dan memberikan

informasi permasalahan penelitian.

2. Informasi lapangan melalui media cetak, dalam hal ini media yang berkaitan

dengan informasi lowongan pekerjaan bagi lulusan SMK jurusan bangunan

khususnya di kota Surakarta. Informasi melalui media cetak yaitu; surat kabar

yang membahas informasi lowongan di Surakarta (Harian Solopos).

3. Arsip, referensi dan dokumen resmi yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian.

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan bukanlah cuplikan

statistik atau biasa dikenal sebagai “Probability Sampling” yang biasa digunakan

dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik

cuplikan (sampling) yang bersifat selektif dengan menggunakan keingintahuan

pribadi peneliti, karakteristik empirisnya, dan lain-lain. Oleh karena itu sampling

Page 17: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

17

yang digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat “Purposive Sampling”, atau

lebih tepat disebut sebagai cuplikan “criteria-based selection” (goetz &

LeCompte, 1984).

Dalam hal ini peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu,

sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan

kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Patton, 1980).

Cuplikan seperti ini lebih cenderung sebagai “Internal Sampling” (Bogdan &

Biklen, 1982) yang memberi kesempatan bahwa keputusan bisa diambil begitu

peneliti mempunyai suatu pemikiran umum yang muncul mengenai apa yang

sedang dipelajari, dengan mengkomunikasikan kepada informan, kapan

melakukan observasi yang tepat (Time Sampling), dan beberapa jumlah serta

bentuk/jenis dokumen yang perlu ditelaah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data

yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan

penelitian ini adalah:

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing)

Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat,

tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang berupa informan yang

sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga

informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan

kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan

informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan

pandangan mereka terhadap kompetensi ketrampilan lulusan pendidikan Teknik

Bangunan. Teknik ini akan dilakukan pada semua informan oleh peneliti

langsung sehingga diharapkan data yang diperoleh akan lebih valid.

2. Observasi Langsung.

Suharsimi Arikunto (1993 : 128) “Kegiatan observasi meliputi kagiatan

pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”. Kegiatan

yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung

Page 18: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

18

dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan

ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi . Pengamatan ini tidak dilakukan

hanya sekali, akan tetapi dilakukan berulang kali dengan harapan data yang

diperoleh akan lebih valid.

3. Mencatat Dokumen (Content Analisys)

Selain menggunakan wawancara dan observasi, pengumpulan data juga

dapat dilakukan dengan mencatat arsip atau dokumen yang berkaitan dengan

permasalan penelitian Lexy J. Moleong (2001 : 161) menjelaskan bahwa

“Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film dengan demikian metode ini

untuk mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian dengan melihat atau meneliti dokumen”.

F. Validitas Data

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan

dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan validitas data yang biasa

digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik triangulasi. Artinya untuk

menarik kesimpulan yang relevan dan baik diperlukan tidak hanya satu cara sudut

pandang. Dari empat macam triangulasi yang ada (Patton, 1980) hanya 2 yang

akan digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Triangulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa

sumber data yang berbeda, hal ini difokuskan pada ketersediaan dan

kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik

Bangunan di industri jasa konstruksi serta persyaratan kompetensi ketrampilan

yang dibutukan industri jasa konstruksi.

Page 19: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

19

Publications

AccountingCopy Center

INFORMAN

AKTIVITAS

DOKUMEN/ARSIP

SalesWAWANCARA

DATA

Copy Center

Shipping

CONTENTANALISIS

OBSERVASI

Gambar 3.1 Teknik Triangulasi data

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 80)

2. Triangulasi peneliti yaitu menganalisa data yang diperoleh dari berbagai

sumber secara mandiri. Selain itu basis data akan dikembangkan dan disimpan

agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki adanya

verifikasi.

Page 20: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

20

Gambar 3.2 Teknik Triangulasi Peneliti Mandiri

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 82)

G. Analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis

antar kasus (cross-site analisys). Pada setiap kasus proses analisisnya akan

dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman,

1984). Dalam model analisis ini ada tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data,

sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan

dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses

siklus. Dalam melaksanakan proses ini peneliti aktifitasnya tetap bergerak

diantara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses

pengumpulan data masih berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di

antara tiga komponen analisis tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada

setiap unitnya dengan menggunakan waktu yang tersisa dalam penelitian ini.

Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan

skema sebagai berikut:

Page 21: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

21

Gambar 3.3 Proses Analisis Interaktif

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 96)

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan kegiatan pengumpulan data yang diperoleh di

lapangan yang berasal dari sumber data yang telah dipilih, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.

2. Reduksi (data)

Reduksi data merupakan komponen pertama, yaitu dengan membatasi

permasalahan penelitian dan membatasi pertanyaan – pertanyaan pokok yang

perlu dijawab dalam penelitian. Hal itu dilakukan agar banyaknya data yang

terkumpul di lapangan dapat dengan mudah dikendalikan.

3. Sajian data

Setelah dilakukan reduksi data, kemudian diikuti dengan penyusunan sajian

yang berupa cerita sistematis dan logis agar makna peristiwanya menjadi lebih

mudah dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan (matrik,

gambar dan sebagainya) yang sangat mendukung kekuatan sajian.

4. Penarikan kesimpulan/ verifikasi

Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti melakukan usaha

untuk menarik kesimpulan dan verifikasi berdasarkan semua hal yang terdapat

dalam reduksi dan sajian data. Ketiga kegiatan analisis tersebut dilakukan

terus menerus selama penelitian berlangsung.

Page 22: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

22

Reduksi data dan sajian data diperoleh dari pengumpulan data yang

masih heterogen. Kemudian dipisahkan menurut jenis data dan keperluan yang

dicari dengan memberi kode atau tanda disetiap data. Penarikan kesimpulan atau

verifikasi diambil dari reduksi data dan sajian data akhir yang diperoleh dan

antara ketiganya terdapat hubungan yang terkait satu dengan yang lain. Karena

sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka, walaupun penelitian

menggunakan strategi terpancang dengan kegiatan penelitian yang dipusatkan

pada tujuan dan pertanyaan yang jelas dirumuskan, namun penelitian ini tetap

bersifat terbuka dan spekulatif karena segalanya secara pasti akan ditentukan

kemudian oleh keadaan yang sebenarnya di lokasi studi.

H. Prosedur penelitan

Kegiatan penelitian ini seluruhnya direncanakan sebagai berikut;

1. Persiapan Penelitian

a. Mengurus perijinan penelitian ke Pembantu dekan III FKIP Universitas

Sebelas Maret.

b. Mengurus perijinan penelitian ke DISPORA guna memperoleh ijin untuk

melakukan penelitian ke SMK dan DISNAKER, sebagai objek penelitian.

c. Mengurus perijinan penelitian ke Industri Jasa Konstruksi sebagai objek

penelitian.

2. Pengumpulan Data

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara

mendalam, dan mencatat dokumen.

b. Melakukan pengkajian dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul

dengan melaksanakan refleksinya. Menentukan strategi pengumpulan data

yang dianggap paling tepat, dan menentukan fokus, serta pendalaman dan

pemantapan data, pada pengumpulan data berikutnya.

c. Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis, dengan

memperhatikan semua variabel yang terlibat yang tergambar pada kerangka

berfikir.

Page 23: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

23

3. Analisis Data

Untuk analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di

lapangan, sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup

mendukung maksud dan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan usaha untuk

menemukan tema-tema yang relevan dengan masalah penelitian

4. Penyajian Simpulan/ Hasil

Penyajian kesimpulan/ hasil berupa laporan yang bersifat deskriptif

kualitatif mengenai analisis ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK

bangunan di Surakarta pada sektor industri jasa konstruksi.

Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur penelitian dapat digambarkan

melalui bagan alur penelitian berikut:

Gambar 3.4 Prosedur Penelitian

Persiapan Penelitian

Pengumpulan Data

Analisis Data

Mengurus Perijinan: 1. Pembantu Dekan III FKIP 2. DISPORA untuk memperoleh ijin ke

SMK dan DISNAKER. 3. Perijinan Ke Industri Jasa Konstruksi

Melakukan pengkajian dan pembahasan data yang telah terkumpul

Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis

Penyajian Simpulan/ Hasil

Page 24: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. SMK Negeri 5 Surakarta

a. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 5 Surakarta

Sekolah menengah kejuruan 5 Surakarta, dirintis sejak tahun 1962.

Sekolah Menengah Kejuruan 5 Surakarta mula-mula berstatus Swasta dan terletak

di Purwanegaran, dulu Sekolah Teknik Negeri 1 yang sekarang Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri 15 Surakarta. Pada saat itu Sekolah Teknologi Menengah

merupakan Sekolah Teknologi Menengah Persiapan Negeri di Purwanegaran

berdasarkan SK Menteri Pendidikan RI No.8065/Dirpt/RI tanggal 7 Agustus 65

Statusnya di Negerikan terdiri dari (Dua) Jurusan, yaitu Mesin dan Bangunan

Gedung.

Adanya pemberontakan G.30 S/PKI maka pada tahun 1965 Sekolah

Tinggi Menengah Negeri Purwanegaran pindah ke Jayanegaran, kemudian pada

tahun 1966 Sekolah Teknologi Menengah Negeri Purwanegaran diubah namanya

menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta yang terletak dijalan

LU. Adi Sucipto No.10 Surakarta .

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

tentang perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta Organisasi dan Tata

Kerja SMK, Nomor : 036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 yang dulunya Sekolah

Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta menjadi Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 5 Surakarta dan Jalannya berubah nomor menjadi 42.

b. Lokasi SMK Negeri 5 Surakarta

Gedung SMK Negeri 5 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.42

Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5 Surakarta dekat

dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di

lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi

motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi

mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

Page 25: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

25

SMK Negeri 5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22530 m2 yang

terdiri dari gedung dan halaman. Karena luasnya yang mencukupi maka sangat

menunjang kegiatan belajar mengajar.

c. Visi dan Misi SMK Negeri 5 Surakarta.

1) Visi SMK Negeri 5 Surakarta.

Visi SMK Negeri 5 Surakarta yaitu menciptakan teknisi muda tingkat

menengah yang profesioanal handal dan tangguh

2) Misi SMK Negeri 5 Surakarta

Misi SMK Negeri 5 Surakarta yaitu :

a) Mendidik dan melatih peserta didik dengan prinsip kewirausahaan.

b) Mendidik dan Melatih peserta didik sesuai kebutuhan dunia usaha.

c) Mendidik dan melatih peserta didik untuk mandiri.

d. Struktur Organisasi dan Tugas Pengurus Prakerin SMK Negeri 5

Surakarta.

Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

5 Surakarta di koordinir dan di bawah naungan Wakil Kepala Sekolah (WKS) 4.

Adapun Struktur Organisasi dan tugas kepengurusan WKS.4 adalah sebagai

berikut :

1. Wakil Kepala Sekolah (WKS 4)

2. Sekretaris

3. Bendahara

4. Urusan Prakerin

5. Bursa Kerja Khusus (BKK)

Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK negeri 5 Surakarta

mempunyai tugas membantu WKS 4 dalam melaksanakan tugas – tugas

yang meliputi :

a) Mengkoordinir seluruh kegiatan BKK.

b) Bekerja sama untuk mengadakan hubungan dengan Du/Di

pengguna tenaga kerja, khususnya lulusan SMK Negeri 5 Surakarta.

c) Mengadakan komunikasi dengan Kandepnaker kota Surakarta,

dalam informasi tenaga kerja.

Page 26: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

26

d) Membuat laporan secara periodic tentang penyaluran tenaga kerja

lulusan SMK Negeri 5 Surakarta, kepada Ka. Kandepnaker kota

Surakarta.

e. Fasilitas SMK Negeri 5 Surakarta.

Sekolah terletak didalam kota Surakarta dikomplek persekolahan

/dilingkungan sangat setrategis dan dekat dengan lapangan olah raga ( stadion )

Manahan. Dilalui kendaraan angkutan umum dari berbagaiJurusan. Memudahkan

pencapaian ke sekolah.

Guna menunjang Pendidikan SMK Negeri 5 Surakarta mempunyai

fasilitas antara lain : Studio Teknik Gambar Bangunan, Bengkel Teknik

Konstruksi Bangunan, Bengkel Teknik Perkayuan, Bengkel Teknik Listrik

Industri, Bengkel Teknik Listrik Elektro, engkel Teknik Pemesinan, Bengkel

Teknik Mekanik Otomotif, Bengkel Las, Laboratorium Komputer dan Internet,

Perpustakaan dengan jaringan internet, dan Laboratorium Bahasa.

Fasilitas lain sebagai penunjang kegiatan Extrakulikuler SMK negeri 5

Surakarta mempunyai fasilitas antara lain: Lapangan Tenis, Lapangan basket,

Lapangan Volley, Koperasi siswa, Studio Musik, 3 Kantin, Masjid,UKS dan Lab

Komputer.

2. SMK Negeri 2 Surakarta

a. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 2 Surakarta

Sejalan dengan berkembangnya zaman, para pakar teknologi membuat

kesepakatan untuk mendirikan sekolah STM di Solo, adapun para pakar tersebut

antara lain:

1) Ir. Frederick Cornelius Louis Van Olden

2) Prof.Ir. Soediro

3) R.T. Djoyo Suparno ( Sri sampurno)

4) R. Soemardi Djati Sworo

5) Letda Soejono,B.A

Tanggal 1 Juli 1952 berdirilah sekolah yang diberi nama STM Solo yang

berlokasi di Gendengan. Tahun 1956 STM ini berstatus negeri dengan SK

Page 27: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

27

Mendikbud RI No. 3095/ B dan tanggal 4 Juli 1952 berlokasi di sekolah Teknik

IV/ V Gendengan dengan alamat Jl. Dr Muwardi No. 56 Surakarta hingga tahun

1957/ 1958 dengan kepala sekolahnya adalah Ir. Frederick Cornelius Louis Van

Olden. Sejak tahun 1998 lokasi tersebut menjadi SMP Negeri 24 surakarta dan

SMP Negeri 25 Surakarta.

Tahun 1967 berdasarkan SK Mendikbud RI No. 99/ SBL DH. Direktorat

Pendidikan kejuruan N/ 67 tanggal 18 Juni 1967 dengan nama Sekolah Teknik

Menengah Kejuruan Negeri 1 Surakarta dengan 3 jurusan, yaitu Jurusan Mesin,

Jurusan Bangunan dan Jurusan Listrik.

Dengan adanya perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah

maka tahun 1977 SMK Negeri 2 Surakarta ditunjuk agar melaksanakan kurikulum

1967 berdasarkan Ditjemen Direktorat Pendidikan Kejuruan tanggal 6 Januari

1977 No. 5.1.012.77 membuka 5 Jurusan yaitu Mesin Produksi, Listrik, Bangunan

Gedung, Otomotif dan Elektronika.

Tahun 1985 berdasarkan SK. Depdikbud RI tanggal 17 Oktober 1985

No. 7621C/ K 12/ 85, SMK Negeri 2 Surakarta memakai kurikulum 1984 dengan

60% teori dan 40% praktikum yang berjalan sampai tahun 1992 dan hanya terbagi

menjadi 4 rumpun, yaitu Bangunan, Otomotif, Elektronika, dan Mesin/ Teknik

pengerjaan Logam.

Tahun 1986 dengan SK Dikmenjur tanggal 4 Desember 1986 No. 267/

C4/ Kep./ 1.86 menetapkan STM Negeri 1 Surakarta dibagi menjadi rumpun dan

Program Studi sebagai berikut:

1) Rumpun Bangunan, terdiri dari Program Studi Bangunan Gedung dan

Program Studi Gambar Bangunan.

2) Rumpun Elektronika, terdiri dari Program Studi Elektronika

Komunikasi.

3) Rumpun Pengerjaan Logam (TPL), terdiri dari Program Studi Mesin

Produksi dan Program Studi Mesin Otomotif.

4) Rumpun Otomotif, terdiri dari Program Studi Mekanik Otomotif.

Pada tahun 1992/ 1993 SMK Negeri 2 Surakarta membuka Rumpun

Listrik dengan berbagai pertimbangan antara lain:

Page 28: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

28

1) SMK Negeri 2 Surakarta masih ada peralatan praktek listrik.

2) Masih tersedia guru dari rumpun listrik.

3) Mendapat rekomondasi dari Pemda Surakarta.

Kemudian atas pertimbangan tersebut, maka diadakan usulan kepada

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Menengah Kejuraun

dan sampai saat ini SMK Negeri 2 Surakarta tetap memiliki 5 Rumpun yaitu

Rumpun Bangunan, Rumpun Elektronika, Rumpun Mesin/ TPL, Rumpun

Otomotif, dan Rumpun Listrik.

Tahun 1996 STM Negeri Solo berubah nama menjadi STM Negeri 1

Surakarta berdasarkan surat dari Dirjen Pendidikan Menengah Kejuraun Jakarta 6

januari 1997 No.5.1.012.77 ditunjuk melaksanakan kurikulum 1967 (STM 3

Tahun) dengan pengembangan jurusan, antara lain: Mesin, Elektronika,

Bangunan, Listrik dan Otomotif.

Pada tahun 1999/ 2000 SMK Negeri 2 Surakarta diberlakukan kurikulum

1999 dengan perubahan rumpun menjadi bidang keahlian yang diberlakukan

dengan adanya Program Keahlian meliputi:

1) Bidang Keahlian Bangunan, terdiri dari Program Keahlian Teknik

Perkayuan (TP), Teknik Konstruksi Bangunan (TKB) dan Teknik

Gambar Bangunan (TGB).

2) Bidang Keahlian Elektronika, terdiri dari Program Keahlian Teknik

Audio Video ( TAV) dan Teknik Listrik Pemakaian (TLP).

3) Bidang Keahlian Mesin, terdiri dari Program Keahlian Teknik Mesin

Perkakas.

4) Teknik Mesin Otomotif.

b. Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta

Gedung SMK Negeri 2 Surakarta terletak di JL. Adi Sucipto No.33

Surakarta. Disekitar lokasi SMK Negeri 2 Surakarta terdapat lembaga pendidikan

lain sehingga pada jam- jam sekolah sangat ramai.

Lembaga pendidikan tersebut antara lain SMU Negeri 4 Surakakarta,

SMK Negeri 5 Surakarta, SMK Negeri 6 Surakarta, SMU Regina Pacis dan

sebagainya.

Page 29: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

29

Hal lain yang mendukung keberadaan SMK Negeri 2 Surakarta adalah

sarana transportasi yang mudah dan lancar karena terletak pada jalan utama

menuju Terminal Tirtonadi Solo., sehingga dapat dijangkau dengan mudah dan

cepat.

c. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta.

1) Visi SMK Negeri 2 Surakarta.

Visi dari SMK Negeri 2 Surakarta yaitu Mewujudkan SMK Negeri 2

Surakarta sebagai SMK yang unggul di Era Global.

2) Misi SMK Negeri 2 Surakarta

Misi dari SMK Negeri 2 Surakarta yaitu:

a) Unggul dalam kepribadian dan pengembangan diri.

b) Unggul dalam ketrampilan dan Teknologi.

c) Unggul dalam kewirausahaan.

d) Unggul dalam kemandirian.

d. Struktur Organisasi dan Tugas Pengurus Prakerin SMK Negeri 2

Surakarta.

Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

2 Surakarta di koordinir dan di bawah naungan Wakil Kepala Sekolah (WKS).4.

Adapun Struktur Organisasi dan tugas kepengurusan WKS.4 adalah sebagai

berikut :

1) Wakil Kepala Sekolah (WKS) 4

2) Kelompok Kerja (Pokja) Prakerin

3) Pokja Bursa Kerja Khusus (BKK).

Pokja Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK negeri 2 Surakarta

mempunyai tugas membantu Waka 4 dalam melaksanakan tugas –

tugasnya meliputi :

a) Mengkoordinir seluruh kegiatan BKK.

b) Bekerja sama dengan semua tugas BKK untuk mengadakan

hubungan dengan Du/Di pengguna tenaga kerja, khususnya

lulusan SMK Negeri 2 Surakarta.

Page 30: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

30

c) Mengadakan komunikasi dengan Kandepnaker kota Surakarta,

dalam informasi tenaga kerja.

d) Membuat laporan secara periodic tentang penyaluran tenaga

kerja lulusan SMK Negeri 2 Surakarta, kepada Ka. Kandepnaker

kota Surakarta.

e. Fasilitas SMK Negeri 2 Surakarta.

Sekolah terletak di dalam kota Surakarta di komplek persekolahan / di

lingkungan persekolahan, lokasi sangat strategis dan dekat dengan lapangan

olahraga (stadion) Manahan, sehingga sangat menunjang suasana diklat dan

olahraga, luas sekolah 23.150m2. Guna menunjang Pendidikan dan Pelatihan,

sekolah mempunyai fasilitas antara lain :

1) Studio Teknik Gambar Bangunan.

2) Bengkel Teknik Konstruksi Bangunan.

3) Bengkel Teknik Perkayuan.

4) Bengkel Teknik Listrik Pemakaian.

5) Bengkel Teknik Audio Video.

6) Bengkel Teknik Pemesinan.

7) Bengkel Teknik Mekanik Otomotif.

8) Bengkel dan Laboratorium Teknik Komputer dan Jaringan..

9) MTU ( Mobil Training Unit ).

10) ICT ( Information and Communication Technology ).

11) Stasiun Relay TVE ( Televisi Education ).

12) Laboratorium Multimedia.

13) Laboratorium Komputer.

14) Perpustakaan.

Page 31: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

31

3. Industri Jasa Konstruksi

Dalam penelitian ini, perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) yang

dijadikan sebagai tempat penelitian adalah CV. Astha Bhawana dan CV.

Candrakirana Design Centre, serta CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS) sebagai

sampel untuk perusahaan jasa konstruksi di Surakarta.

a. CV. Astha Bhawana

1. Tinjauan Umum

CV. Astha Bhawana merupakan suatu perusahaan jasa konstruksi yang

bergerak dibidang konsultan perencana dan pengawasan. Berdasarkan pada

Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, Peraturan

Pemerintah No. 28, 29, dan 30 Tahun 2000 dan peraturan LPJK No. 11a Tahun

2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa yang pada hakekatnya merupakan salah satu

usaha dalam pembinaan Sumber Daya Manusia dan pelaksanaan di bidang jasa

konstruksi.

2. Data Administrasi CV. Astha Bhawana

Secara umum, data administrasi CV. Astha Bhawana antara lain sebagai

berikut:

a. Nama badan usaha : CV. Astha Bhawana

b. Alamat badan usaha : Jl. Kantil No. 243 Badran

Surakarta

c. Kode Pos : 57142

d. Telepone/ Fax : (0271) 716996

e. NPWP : 01.140.062.9-526.000

f. Bentuk badan usaha : Badan Usaha Nasional

g. Jenis badan usaha : Perencana dan Pengawasan

h. Kekayaan bersih : Rp. 230.000.000

Page 32: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

32

3. Kualifikasi/Klasifikasi Badan Usaha

Tabel 4.1 Data Kualifikasi CV. Astha Bhawana Kemampuan

Dasar No. Sub Bidang Klasifikasi/Layanan

Nomor Kode

Gred Tahun Nilai

(Juta)

Asosiasi Proses

1 Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Bangunan

32001 2 2009 0 Inkindo Selesai

2 Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Pekerjaan Teknik Sipil Lainnya

32004 2 2009 0 Inkindo Selesai

3 Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil Lainnya

12004 2 2009 0 Inkindo Selesai

Sumber: Arsip CV. Astha Bhawana

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber: Arsip CV. Astha Bhawana

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Astha Bhawana

Direktur YUNANTO NUGROHO, ST

Ketua Tim YUNANTO NUGROHO, ST

Adm & Keuangan MUJI REJEKI

Ahli Sipil Bangunan

SOEPARDJO

Ahli Arsitekture Bangunan SUTOPO, Ah. T

Ahli Mek & Elek AGUS SRIYANTO

Ahli Teknik Informatika ADI SUPRIATMO

Ahli Cost Estimator TRI HARDO

Studio Gambar SURVEYOR, DRAFFTER, OPERATOR KOMPUTER

Page 33: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

33

b. CV. Candrakirana Design Centre

1. Tinjauan Umum

CV. Candrakirana Design Centre merupakan salah satu perusahaan

konsultan teknik yang bergerak dalam bidang Perencanaan dan Perancangan

Arsitektur, Manajemen Konstruksi, Engineering, Studi Kelayakan serta Amdal.

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 17 Juni 2003 yang didasarkan pada

Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, Peraturan

Pemerintah No. 28, 29, dan 30 Tahun 2000 dan peraturan LPJK No. 11a Tahun

2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa yang pada hakekatnya merupakan salah satu

usaha dalam pembinaan Sumber Daya Manusia dan pelaksanaan di bidang jasa

konstruksi.

2. Data Administrasi CV. Candrakirana

Secara umum, data administrasi CV. Candrakirana antara lain sebagai

berikut:

a. Nama badan usaha : Candrakirana Design centre, CV.

b. Alamat badan usaha : Jl. Kolonel Sutarto 15 Surakarta 57126

Telp. (0271) 648482,

c. NPWP : 01.515.184.8-526.000

Ijin Usaha Sesuai Bidang Perusahaan

1. TDP : No. 11.01.1.74.00392.

2. SIUJK (Konstruksi) : No. 1133.1.76.97.00062.P.2.

3. IUJKN (Perencanaan) : No. 1 004842-3374 4 00814.

4. IUJKN (Pengawasan) : No. 1 004842-3374 4 00815.

5. Sertifikat Badan Usaha : No. B00803374-4-JT.0427.

d. Bentuk badan usaha : Badan Usaha Nasional

e. Jenis badan usaha : Konsultan Perencana Arsitektur

f. Kekayaan bersih : Rp. 270.050.000

Page 34: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

34

3. Kualifikasi/Klasifikasi Badan Usaha

Tabel 4.2 Data Kualifikasi CV. Candrakirana Kemampuan

Dasar No. Sub Bidang Klasifikasi/Layanan

Nomor Kode

Gred Tahun Nilai

(Juta)

Asosiasi Proses

1 Jasa Nasihat/Pra-Disain, Disain dan Administrasi Kontrak Arsitektural

11001 2 2009 0 Inkindo Selesai

2 Jasa Arsitektural Lansekap

11002 2 2009 0 Inkindo Selesai

5 Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Bangunan

12001 2 2009 0 Inkindo Selesai

6 Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring

12002 2 2009 0 Inkindo Selesai

Sumber: Arsip CV. Candrakirana

Page 35: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

35

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber: Arsip CV. Candrakirana

Gambar 4.2 Struktur Organisasi CV. Candrakirana

Direktris AMIK RUSMAWATI

Ketua Tim Ir. DJOKO PRATIKTO, MT

Adm & Keuangan WIDYASTUTI, SH

Ahli Arsitektur Bangunan

Ir. AGUS INDRIJO , IAI

Ahli Arsitektur Landscape

IKWAN TRI, ST

Ahli Sipil Bangunan

Ir. BAMBANG S , MT

Ahli Lingkungan

Ir. PARYANTO, MT

Ahli Mek & Elek

Ir. AGUS RIYANTO

Ahli Cost Estimator

WIDI ANDRI, SE. Msi

Ahli Animasi

TIRTA J, S. Sn

Ass. Ahli Arsitektur Bangunan Ir. SUWITO

Ass. Ahli Sipil Bangunan

Ir. SRI BUDIYONO

Ass. Ahli Mek & Elek Ir. MC ASNAWI

Ass. Ahli Cost Estimator Ir. LANTIP S

Ass. Ahli Animasi

Ir. MOH. ROFI’ I, IAI.

Office Manager Studio Gambar Drafter, Surveyor,

Operator komputer

Page 36: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

36

c. CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS)

1. Tinjauan Umum

CV. Mukti Pramana Sentosa merupakan suatu perusahaan jasa konstruksi

yang bergerak dibidang jasa Pelaksana yang didasarkan pada Undang-undang No.

18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah No. 28, 29, dan 30

Tahun 2000 dan peraturan LPJK No. 11a Tahun 2008 Tentang Registrasi Usaha

Jasa yang pada hakekatnya merupakan salah satu usaha dalam pembinaan Sumber

Daya Manusia dan pelaksanaan di bidang jasa konstruksi.

2. Data Administrasi CV. Mukti Pramana Sentosa

Secara umum, data administrasi CV. Mukti Pramana Sentosa antara lain

sebagai berikut:

a. Nama badan usaha : Mukti Pramana Sentosa, CV.

b. Alamat badan usaha : Jl. Mliwis VI / 9a Manahan 57137

Telp. (0271) 722367,

c. NPWP : 01.752.307.7-526.000

d. Bentuk badan usaha : Badan Usaha Nasional

e. Jenis badan usaha : Pelaksana

f. Kekayaan bersih : Rp. 985.000.000

3. Kualifikasi/Klasifikasi Badan Usaha

Tabel 4.3 Data Kualifikasi CV. Mukti Pramana Sentosa Kemampuan

Dasar No. Sub Bidang Klasifikasi/Layanan

Nomor Kode

Gred Tahun Nilai

(Juta)

Asosiasi Proses

1 Bangunan komersial, termasuk perawatannya

21004 3 2009 0 Gabpeknas Selesai

2 Bangunan-bangunan non perumahan lainnya, termasuk perawatannya

21005 3 2006 0 Gabpeknas Selesai

5 Pertamanan, termasuk perawatannya

21007 3 2006 0 Gabpeknas Selesai

6 Jalan raya, jalan lingkungan, termasuk perawatannya

22001 3 2004 0 Gabpeknas Selesai

Sumber: Arsip CV. Mukti Pramana Sentosa

Page 37: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

37

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber: Arsip CV. Mukti Pramana Sentosa

Gambar 4.3 Struktur Organisasi CV. Mukti Pramana Sentosa

4. Disnakertrans Surakarta

1. Tinjauan Umum

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta sebagai merupakan unit

kerja yang mempunyai tugas melaksanakan urusan Ketenagakerjaan dan

Ketransmigrasian berkewajiban untuk memberikan pelayanan dan memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan permasalahan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Kota Surakarta.

2. Visi dan Misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta

a) Visi

"Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang

Produktif, Kompetitif dan Sejahtera".

Director S. SANTOSA, BE

Adm/ KUG Dra, ENDANG S

Manager

Site Manager

Engeneering MUJIATNO

Engeneering MUJIATNO

Site Manager

Messure Man

Ass. Manager

Staff Staff Staff Staff

Page 38: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

38

b) Misi

1. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pelayanan

penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan

bursa kerja.

2. Peningkatan kompetensi ketrampilan dan produktivitas tenaga

kerja dan masyarakat transmigrasi.

3. Peningkatan pembinaan hubungan industrial serta perlindungan

sosial tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi.

4. Peningkatan pengawasan ketenagakerjaan.

Page 39: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

39

3. Struktur Organisasi

Sumber: Arsip Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kota Surakarta

Kepala Dinas

Sekretaris

Sub Bag. Umum

Sub Bag. Kepegawaian

Sub Bag. Program& Anggaran

Sub Bag. Keuangan

Bidang Pelatihan & Produktivitas

Bidang Penempatan Kerja

& Transmigrasi

Bidang Hubungan Industrial &

Kesejahteraan Pekerja

Bidang Pengawasan

Ketenagakerjaan

Seksi Standarisasi

Seksi Pemagangan

Seksi Produktivitas

Seksi Informasi

Bursa Peluang

Seksi Penempatan

Tenaga Kerja

Seksi Transmigrasi

Seksi Pembinaan Hubungan

Industrial & Syarat

Seksi Kesejahteraan Pekerja

Seksi Perselisihan Hubungan

Seksi Pengawasan Norma Kerja

Seksi Pengawasan Kesehatan & Keselamatan

Kerja

Seksi Pengawasan Lingkungan

Kerja

Suku Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi

UPT

Bidang Pelatihan & Produktivitas

Bidang Penempatan Kerja

& Transmigrasi

Bidang Hubungan Industrial &

Kesejahteraan Pekerja

Bidang Pengawasan

Ketenagakerjaan

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Dinas Tenaga Kerja &

Transmigrasi

Page 40: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

40

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Usaha yang

dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan (Jurusan Bangunan) dalam

mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi dunia kerja (Industri jasa

Konstruksi), Untuk memperoleh informasi mengenai ketersediaan dan kebutuhan

tenaga kerja di bidang industri jasa konstruksi dan untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi daya serap tenaga kerja di industri jasa konstruksi tersebut.

deskripsi dari apa yang dimaksud tersebut, peneliti telah melakukan sebuah

penelitian dengan mengambil 6 Lokasi penelitian yaitu:

1. Sekolah Menengah Kejuruan di kota Surakarta yang Menyediakan Jurusan

Bangunan

a. SMK Negeri 2 Surakarta

b. SMK Negeri 5 Surakarta

2. Industri jasa konstruksi

a. CV. Astha Bhawana (Perusahaan Konsultan perencana dan

Pengawasan).

b. CV. Candrakirana Design Centre (Perusahaan perencanaan dan

perancangan arsitektur).

c. CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS) (Perusahaan Kontraktor

Pelaksana).

3. Dinas Sosial tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Surakarta.

Deskripsi lengkap mengenai pokok permasalahan penelitian di atas adalah

sebagai berikut:

1. Upaya Sekolah dalam Mempersiapkan Lulusannya

Untuk mengetahui upaya yang dilakukan SMK dalam mempersiapkan

Lulusan bangunan adalah dengan melakukan survey langsung ke lokasi

penelitian, dan wawancara dengan pihak sekolah, dan diperoleh hasil sebagai

berikut:

Page 41: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

41

a. Sarana dan Prasarana

Data yang didapat melalui observasi dan wawancara di lokasi penelitian

diperoleh informasi bahwa di SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 5 Surakarta

telah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap diantaranya:

1. Data intentaris laboratorium praktek SMK N 5 Surakarta

a. Tabel 4.4 Data inventaris Bengkel praktek kayu mesin No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Mesin pelobang 1 Baik 2. Gergaji belah 1 Sedang 3. Gergaji pita 1 Baik 4. Pengasah pisau ketam 1 Baik 5. Gergaji lengan 1 Baik 6. Mesin ketam perata 1 Baik 7. Gergaji meja 2 Baik 8. Mesin ketam 1 Baik 9. Mesin bubut kayu 2 Sedang 10. Ketam multi 1 Baik 11. Gergaji pita kecil 1 Baik 12. Kompresor 1 Baik 13. Alat pemadam 1 Baik 14. Bor vertical 1 Rusak 15. Catut 6 Baik 16. Palu kayu/ ganden 16 Baik 17. Siku 15 Sedang 18. Gergaji tangan 17 Sedang 19. Bor tangan/engkol 1 Rusak 20. Scrap 2 Sedang 21. Pahat (ukuran ¼", ¾" ,1" , 1½") 9, 12, 10, 10 Sedang 22. Trimer/roter 3 Sedang 23. Mesin amplas 2 Baik 24. Jig saw 2 Sedang 25. Ketam mesin 2 Baik 26. Pahat bubut 25 Sedang 27. Gergaji besi 2 Sedang 28. Penggaris segitiga 1 Sedang 29. Bor pistol 2 Sedang 30. Pahat (ukuran 5/8", 1/2", 3/8") 15, 7, 8 Baik 31. Palu besi/martil 7 Baik 32. Petel 2 Baik 33. Perusut 10 Baik 34. Meteran 4 Baik 35. Klem (bentuk F, C, Panjang) 8, 2, 4 Baik

Page 42: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

42

36. Tempat oil 2 Baik 37. Mata bor 15 Sedang

Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta b. Tabel 4.5 Data inventaris Bengkel praktek kayu tangan

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Ketam 35 Sedang 2. Palu besi 23 Sedang 3. Siku-siku 35 Sedang 4. Meteran lipat 34 Sedang 5. Kakak tua 21 Sedang 6. Patar 29 Sedang 7. Obeng 13 Sedang 8. Gergaji 23 Sedang 9. Bor tangan 5 Sedang 10. Drei 4 Sedang 11. Pahat

(ukuran 3/4", 1", 5/8", 1/2", 3/8", 5/16", 1/4")

86 Sedang

12. Perusut 11 Sedang 13. Batu asah 14 Sedang 14. Palu kayu 21 Sedang

Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta c. Tabel 4.6 Data inventaris Bengkel praktek kerja batu

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Thuwel/sendok spesi 40 Baik 2. Meteran 7 Baik 3. unting-unting 5 Baik 4. Palu besi/martil 2 Baik 5. Ayakan 2 Baik 6. Sekop 5 Baik 7. Tang 4 Baik 8. Catut/kakak tua 5 Baik 9. Water pas 27 Baik 10. Jointer 5 Baik 11. Roskam 12 Baik 12. Betel 2 Baik 13. Kwas 6 Baik 14. Sekrap 5 Baik 15. Siku besar 29 Baik 16. Gergaji ratono 5 Baik 17. Ember 43 Sedang 18. Cangkul 9 Baik 19. Linggis 2 Baik 20. Kunci pembengkok 7 Baik 21. Pemotong keramik/tegel 1 Baik

Page 43: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

43

22. Molen 1 Baik 23. Cetakan gisum 5 Baik 24. Kloset jongkok 5 Baik 25. Helem kerja 23 Sedang

Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta d. Tabel 4.7 Data inventaris Bengkel praktek ukur tanah

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Pesawat penyipat datar

Muto Level Top Can 1 Baik

2. Pesawat penyipat datar Kango

1 Baik

3. Pes pen datar saklisma C3Z/D

1 Baik

4. Pes pen datar eygpille 1 Rusak 5. Theodoli + H 1 Rusak 6. Statif kaki tiga 5 Sedang 7. Bak ukur 1 Baik 8. Rol meter 8 Sedang 9. Unting-unting 5 Sedang 10. Kompas 2 Baik 11. Payung kerja 3 Baik 12. Yalon 40 Baik

Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta e. Tabel 4.8 Data inventaris Bengkel Gambar bangunan

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Meja gambar tangan 30 Baik 2. Komputer autocad (guru) 2 Baik 3. Komputer autocad (siswa) 36 Baik 4. White board 2 Baik

Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta 2. Data intentaris laboratorium praktek SMK N 2 Surakarta

a. Tabel 4.9 Data inventaris Bengkel Teknik Perkayuan No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Mesin ketam perata 2 Baik 2. Mesin ketam penebal 1 Baik 3. Mesin ketam penebal 1 Rusak berat 4. Mesin gergaji bundar bermeja 1 Baik 5. Mesin gergaji bundar bermeja 1 Cukup baik 6. Mesin gergaji 1 radikal berlengan 1 Rusak berat 7. Mesin gergaji lengan radikal 1 Cukup baik 8. Mesin pita 1 Cukup baik 9. Mesin pita 1 Rusak berat 10. Mesin pahat pelobang wakdin 2 Cukup 11. Mesin pembuat sponeng profil 1 Cukup baik

Page 44: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

44

12. Mesin pembuat sponeng profil 1 Cukup baik 13. Mesin pembuat sponeng profil 1 Cukup baik 14. Mesin bubut kayu 1 Cukup baik 15. Mesin bubut kayu (bubut) 1 Cukup baik 16. Mesin gerinda ketam (bubut) 1 Rusak berat 17. Mesin gerinda kombinasi jaya 1 Cukup baik 18. Mesin bor bulat 1 Cukup baik 19. Penyambung daun gergaji pita 1 Buruk 20. Chain mortising machine 1 Cukup baik 21. Compresor 1 Buruk sekali 22. Saw dust extractor fan 4 Buruk sekali 23. Lemari besi 2 Baik 24. Filling besi/metal 1 Baik 25. Lemari kayu 1 Baik 26. Meja tulis 2 Baik 27. Kursi tangan 3 Baik 28. Kursi biasa 1 Baik 29. Compresor finishing 1 Baik 30. Spray gun finishing 1 Baik 31. FSR intec palm sander 2 Baik 32. Mesin router 2 Baik 33. Stapler gun KL 2 Baik 34. Lemari besi 2 Baik 35. Rak kayu 2 Baik 36. Meja tambahan 18 Baik 37. Kursi biasa 2 Baik

Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta b. Tabel 4.10 Data inventaris Bengkel praktek plumbing

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Ragum 10 Cukup baik 2. Ragum pipa 5 Cukup baik 3. Ragum rantai 7 Cukup 4. Pembengkok pipa 2 Cukup baik 5. Seney 7 Cukup baik 6. Seney 2 Baik 7. Mesin gerinda 1 Baik 8. Mesin bor 1 Baik 9. Tanggem 22 Baik 10. Mesin Pres Hidrolik (punsh) 2 Baik 11. Perkakas standar lainya 9 Baik

Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

c. Tabel 4.11 Data inventaris Bengkel praktek kerja batu No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Pemotong besi beton 1 Cukup

Page 45: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

45

2. Tanggem 5 Cukup baik 3. Mesin penggetar 2 Cukup 4. Molen 2 Cukup 5. Elektrik dying oven 1 Cukup 6. Concret test hammer 2 Cukup baik 7. Pesawat vicat 3 Cukup 8. Perkakas pengangkat

bermesin 5 Baik

9. Perkakas bengkel kayu 4 Baik 10. Peralatan las 1 Baik

Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta d. Tabel 4.12 Data inventaris Bengkel praktek ukur tanah

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Pesawat theodolit 1 Cukup baik 2. Theodolit (transit) 1 Rusak 3. Theodolit (minut reading) 2 Baik 4. Pesawat penyipat datar 1 Cukup baik 5. Pesawat penyipat datar 1 Baik 6. Automatic builder level 1 Baik 7. Prisma 2 Cukup baik 8. Prisma 4 Cukup baik 9. Planemeter 2 Cukup baik 10. Planemeter 1 Baik 11. Bak pembaca 9 Cukup 12. Bak pembaca 15 Cukup 13. Yalon 20 Cukup 14. Yalon 30 Cukup 15. Bousule Trauche 2 Baik

Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta e. Tabel 4.13 Data inventaris Bengkel Gambar bangunan

No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Papan tulis 1 Baik 2. Komputer autocad (guru) 1 Baik 3. Komputer autocad (siswa) 36 Baik 4. Lemari kayu 4 Baik 5. Meja tulis 2 Baik 6. Kursi tangan 1 Baik 7. Meja gambar 32 Baik 8. Meubelier lain 45 Baik 9. Printer 3 Baik 10. Proyektor 1 Baik

Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

Page 46: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

46

Data yang tersaji di atas SMK N 5 dan SMK N 5 Surakarta telah

memiliki peralatan yang lengkap walaupun tidak semua alat yang dimiliki

masih dalam kondisi baik, akan tetapi dapat dikatakan bahwa lebih dari 90%

peralatan yang dimiliki SMK N 5 dan SMK N 5 masih cukup baik dan layak

digunakan. Disamping mengenai kondisi peralatan praktek yang baik, jumlah

alat yang dimiliki kedua sekolah yaitu SMK N 5 dan SMK N 5 cukup

memadai untuk digunakan praktikum, hal ini didasari dari jumlah siswa rata

rata setiap program bangunan yaitu kurang lebih 30 siswa.

Peneliti juga melakukan pengambilan data melalui observasi langsung

dan wawancara dan berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan Kepala

BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa Lab yang

dimiliki SMK N 5 Surakarta sudah memadai untuk praktek siswa SMK

bangunan. Hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta

(Jumat, 31 juli 2009), meyatakan bahwa SMK N 2 Surakarta memiliki Lab

yang sangat mendukung karena memang banyak peralatan yang sudah

dimiliki, bahkan Lab Perkayuan sudah digunakan Siswa untuk menerima

order pekerjaan dari industri (khususnya bidang furniture) ini menunjukkan

SMK N 2 Surakarta telah diakui dunia industri bahwa sekolah ini dipercaya

untuk mengerjakan order pekerjaan mereka.

Menurut penelitian langsung oleh peneliti di lokasi penelitian memang

dapat disimpulkan bahwa SMK N 2 Surakarta dan SMK N 5 Surakarta

memang memiliki lab yang lengkap itu dibuktikan dengan tersedianya

peralatan praktek dengan jumlah yang cukup dan lengkap.

b. Kompetensi yang dimiliki oleh lulusan bangunan

Menurut data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan Kepala

BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009 ) dan Kepala BKK SMK N 5

Surakarta (Senin, 27 Juli 2009) , kompetensi yang dimiliki lulusan SMK

Bangunan antara lain:

Page 47: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

47

Kompetensi Lulusan Gambar Bangunan:

1. Menggambar teknik dasar.

2. Membaca dan menerjemahkan gambar konstruksi.

3. Merencanakan dan mengatur pekerjaan konstruksi.

4. Menggambar Autocad 2D dan 3D

5. Membuat gambar kerja.

6. Mendesain Bangunan Sederhana.

7. Pekerjaan dasar survei.

8. Perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana.

Kompetensi Lulusan Konstruksi Bangunan

1. Melakukan pengukuran dan perhitungan sederhana.

2. Mempersiapkan lokasi dan lapangan kerja.

3. Melakukan pekerjaan pengukuran dan levelling lapangan.

4. Menyusun daftar kebutuhan material.

5. Memeriksa material agregat halus dan agregat kasar.

6. Memasang papan duga (bouwplank) untuk acuan dan perancah.

7. Mempersiapkan tulangan /pembesian di lapangan.

8. Memasang tulangan/pembesian.

9. Membuat adukan beton segar.

10. Melaksanakan penyelesaian (Finishing) akhir pada beton.

11. Melaksanakan perawatan beton.

12. Membuat Laporan Kerja.

13. Mempersiapkan material konstruksi pasangan batu.

14. Memasang papan duga pekerjaan konstruksi pasangan batu.

15. Mempersiapkan adukan mortar/spesi.

16. Membuat pasangan Pondasi.

17. Membuat pasangan dinding batu bata.

Kompetensi Lulusan Teknik Perkayuan

1. Memilih bahan yang akan digunakan.

2. Mengoperasikan peralatan tangan sederhana.

3. Mengeporasikan peralatan mesin.

Page 48: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

48

4. Membuat gambar rancangan kerja.

5. Melakukan penghitungan bahan.

6. Membuat kusen, pintu dan jendela.

7. Membuat macam macam sambungan kayu.

8. Membuat konstruksi kuda - kuda.

Kompetensi di atas telah masuk dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang telah digunakan di SMK Jurusan Bangunan,

sehingga lulusan SMK Jurusan Bangunan telah memiliki kompetensi tersebut

diatas.

c. Praktek, Prakerin dan Kunjungan Industri

1. Praktek

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27

Juli 2009), menyatakan bahwa praktek dapat dikatakan suatu kompetensi

keahlian yg utama, apalagi sekarang telah dilaksanakan pembelajaran

continues job, kalau sekolah pada umumnya memiliki jam praktek 7 jam

pelajaran dalam seminggu, namun pada saat telah diganti dengan system

continues job atau system blok, yaitu pengumpulan jam praktek dalam

satu bulan sehingga dalam satu bulan ada satu minggu yang digunakan

khusus untuk praktek (dalam 1 minggu terdapat 28 jam pelajaran praktek),

sehingga lebih efisien waktu. Hasil wawancara peneliti dengan kepala

BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa

praktek di SMK N 2 Surakarta digunakan oleh siswa menerima order dari

luar, sehingga siswa dipekerjakan untuk pembuatan order dari luar

tersebut. Hal tersebut sangat membantu siswa untuk bisa melakukan

pekerjaan pekerjaan yang bisa mendukung siswa untuk bisa belajar

mandiri dalam menghadapi pekerjaan yang sesungguhnya.

2. Praktek Kerja Industri (Prakerin)

Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah Praktek Keahlian Produktif yang

dilaksanakan di Dunia Industri, berbentuk penerapan ilmu-ilmu yang telah

Page 49: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

49

diberikan di sekolah dengan mengerjakan pekerjaan produksi/ jasa

(pekerjaan yang sesungguhnya) di Dunia Industri.

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27

Juli 2009), menyatakan bahwa di SMK N 5 Surakarata siswa diwajibkan

mengikuti Proses prakerin dan lama Prakerin rata - rata selama satu sampai

tiga bulan. Sedangkan wawancara peneliti dengan kepala BKK SMK N 2

Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa SMK N 2 Surakarta

siswa wajib melaksanakan Prakerin dan lama proses prakerin itu rata - rata

dua sampai tiga bulan, kadang ada yang sampai 6 bulan bahkan satu tahun

tergantung permintaan dari industri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

proses prakerin yang dilakukan oleh siswa bangunan selama menempuh

pendidikan di SMK rata – rata antara 2 sampai 3 bulan, kecuali jika ada

permintaan dari perusahaan yang meminta agar kegiatan prakerin di

perpanjang.

3. Kunjungan Industri

Disamping praktek dan prakerin SMK N 5 surakarta juga mewajibkan

siswanya untuk melakukan kunjungan industri. Wawancara peneliti

dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009),

menyatakan bahwa kunjungan industri merupakan suatu misi sekolah

untuk menenalkan produk sekolah yaitu human resources Sumber daya

manusia (SDM) graduate (tamatan/ lulusan). Tujuan dari kunjungan

industri ini adalah yang pertama untuk promosion produk (lulusan) dan

yang kedua adalah untuk studi komparasi perbandingan sejauh mana

bahwa teori yg diberikan di sekolah itu dikomparasikan dengan pekerjaan

di lapangan, dan yang ketiga agar SMK dapat mengikuti adanya

perkembangan dunia konstruksi sehingga istilah teknik dan produk-

produk teknik yg terkini pun sekolah tahu dan tidak ketinggalan jaman.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masing-

masing Sekolah telah memiliki Sarana prasarana, kompetensi dasar dan

Kompetensi tambahan yang dapat digunakan untuk bekerja di industri jasa

Page 50: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

50

konstruksi. Dan harus diakui bahwa SMK telah berusaha mempersiapkan lulusan

yang berkualitas untuk dapat layak bekerja di industri jasa konstruksi.

2. Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga kerja

Ketersediaan tenaga kerja dalam penelitian ini mengambil data dari

sekolah mengenai jumlah lulusan jurusan Bangunan, sedangkan kebutuhan tenaga

kerja lulusan bangunan peneliti melakukan wawancara dengan 3 perusahaan jasa

konstruksi yang digunakan sebagai tolak ukur untuk mewakili perusahaan

konstruksi secara keseluruhan di Surakarta dan juga wawancara dengan

Disnakertrans kota Surakarta.

a. Ketersediaan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5

Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa lulusan SMK N 5

Surakarta rata – rata setiap tahun melulusakan 70 hingga 100 siswa jurusan

Bangunan, Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2

Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa lulusan SMK N 2

Surakarta rata – rata setiap tahun meluluskan 80 hingga 100 siswa jurusan

Bangunan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan jumlah lulusan SMK

Bangunan setiap tahunnya di Kota Surakarta sekitar 150 hingga 200 lulusan.

b. Kebutuhan

Informasi mengenai data kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK Bangunan

di industri jasa konstruksi diperoleh dari:

1. Sekolah Menengah Kejuruan

Data diambil dari dua sumber yaitu: wawancara dan data tertulis yang

terdapat pada Kantor Bursa Kerja Khusus Sekolah Menengah Kejuruan.

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin,

27 Juli 2009), menyatakan bahwa SMK N 5 Surakarta mempunyai

kerjasama khusus dengan industri jasa konstruksi dimana kerja sama itu

meliputi kerjasama dibidang penyediaan tempat prakerin hingga

pemasaran tamatan atau lulusan. Sedangkan wawancara peneliti dengan

Page 51: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

51

kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa

SMK N 2 Surakarta memang memiliki kerja sama dengan Pihak industri

jasa konstruksi melalui Bursa kerja khusus hanya saja untuk saat ini untuk

program keahlian bangunan kurang karena kerjasama hanya dengan

perusahaan yang ada di Sekitar Surakarta saja, berbeda dengan jurusan lain

yang tidak hanya menggelar kerjasama dengan perusahaan yang ada di

Sekitar Surakarta tapi juga di luar daerah Surakarta.

Berikut adalah data tertulis yang terdapat di arsip kantor Bursa Kerja

Khusus SMK N 2 Surakarta dan SMK N 5 Surakarta, yang berkaitan

dengan tamatan lulusan Banunan di industri jasa konstruksi.

a. Data di Bursa Kerja Khusus SMK N 5 Surakarta

Tabel 4.14 Data Kebutuhan tenaga kerja dari SMK N 5 Surakarta

No. Nama Perusahaan Jumlah Kebutuhan

Keterangan Bidang Pekerjaan

1. PT. Indomarco 3 Retail Bahan Bangunan 2. PT. Legenda Bintang 4 Konstruksi Perkayuan 3. Perumnas Palur 4 Perumahan 4. CAAD 5 Gambar Bangunan 5. Wall Floor and Tile 5 Bahan Bangunan

Jumlah 21 Sumber: Arsip BKK SMK N 5 Surakarta

Terdapat total 21 kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan

untuk bekerja di industri jasa Konstruksi.

b. Data di Bursa Kerja Khusus SMK N 2 Surakarta

Tabel 4.15 Data Kebutuhan tenaga kerja dari SMK N 2 Surakarta

No. Nama Perusahaan Jumlah Kebutuhan

Keterangan Bidang Pekerjaan

1. PT. Yasunli 1 Bahan Plastik 2. PT. Pama Persada 23 Perkebunan

Jumlah 24 Sumber: Arsip BKK SMK N 2 Surakarta

Terdapat total 24 kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan akan

tetapi peluang kerja tersebut tidak berorientasi pada bidang pekerjaan

bangunan.

Data kebutuhan tenaga kerja yang tersebut di atas pada tahun 2009 ini

di SMK N 2 Surakarta dan SMK N 5 Surakarta hanya terdapat 21 peluang

Page 52: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

52

kerja di industri jasa konstruksi. Dimana ketersediaan peluang kerja

tersebut berada di SMK N 5 Surakarta.

2. Industri Jasa Konstruksi

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3

November 2009), meyatakan bahwa CV. Astha Bhawana pada tahun ini

merekrut 2 karyawan yang berasal dari lulusan SMK Bangunan. CV.

Astha Bhawana tidak merekrut karyawan baru setiap tahun karena

perekrutan hanya berdasarkan kebutuhan saja, dan biasanya mereka

merupakan siswa yang dulunya pernah magang di perusahaan ini.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9

November 2009), menyatakan bahwa Ya’ pada tahun ini perusahaan kami

melakukan perekrutan tenaga kerja baru dari Lulusan SMK bangunan dan

berjumlah 5 orang. CV. Candrakirana tidak membuka informasi lowongan

melalui media melainkan pelamar mengajukan sendiri Permohonan

lamaran dan mereka merupakan lulusan yang dulunya pernah magang di

perusahaan tersebut.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa

(Sabtu, 7 Noveber 2009), meyatakan bahwa Perusahaan kami tidak

melakukan perekrutan tenaga kerja baru pada tahun ini. Perusahaan kami

tidak melakukan perekrutan tenaga kerja baru setiap tahun melainkan

perekrutan hanya berdasarkan kebutuhan saja.

Melalui uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 peluang

kerja bagi lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa konstruksi

yaitu CV. Astha Bhawana dan CV. Candrakirana, sedang menurut data

dari (www.lpjk.org, 11 Oktober 2009) di Kota Surakarta terdapat 250

perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi sehingga besar sekali

kemungkinan peluang bagi lulusan SMK untuk bekerja di insustri jasa

konstruksi hanya saja kebanyakan peluang tersebut tidak termuat di media

karena biasanya perusahaan membuka peluang perekrutan bagi siswa yang

pernah magang di perusahaan tersebut, atau peran aktif dari lulusan –

lulusan tersebut untuk mendapatkan pekerjaanya.

Page 53: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

53

3. Disnakertrans Kota Surakarta

Wawancara peneliti dengan Bidang Penempatan Kerja &

Transmigrasi (Selasa, 13 Oktober 2009), meyatakan bahwa tidak ada

penyaluran tenaga kerja dari SMK bangunan karena penyaluran tenaga di

Disnakertrans lebih secara umum yaitu; lulusan STM atau SMK itu ya

dianggap sejajar dengan SMU atau MAN misalnya. Dan menurut data

yang diperoleh peneliti penyaluran tersebut lebih di dominasi oleh

perusahaan non jasa konstruksi.

4. Media Cetak

Data digunakan sebagai informasi tambahan mengenai kebutuhan

tenaga kerja lulusan SMK bangunan, disini diambil dari arsip Koran

solopos (www.solopos.co.id) yang keluar dari mulai Senin, 3 Agustus

2009 sampai dengan Sabtu, 5 September 2009.

Tabel 4.16 Data Kebutuhan tenaga kerja

No. Jabatan Jumlah Kebutuhan

Bidang Pekerjaan

1. Tukang 1 Gybsum & Alumunium 2. Tukang 1 Furniture 3. Tekniksi 3 konstruksi 4. Tukang 2 Furniture 5. Tukang 3 Konstruksi

Jumlah 10 Sumber: Arsip www.solopos.co.id

Melalui uraian data di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan tenaga

kerja lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa konstruksi di

Surakarta dari mulai Senin, 3 Agustus 2009 hingga Sabtu, 5 September

2009 terdapat 10 peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan, dengan dua

jenis pekerjaan yaitu 7 peluang kerja sebagai tukang dan 3 peluang kerja

sebagai teknisi.

Data tersebut dapat diasumsikan jika lulusan SMK bangunan di Surakarta

setiap tahunnya dapat meluluskan 150 hingga 200 lulusan siap kerja sebagai

tenaga kerja yang tersedia. Sedangkan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK

bangunan dari data yang diperoleh peneliti yaitu; untuk tahun ini terdapat 21

peluang kerja yang berasal dari SMK N 5 Surakarta, 10 peluang kerja yang

Page 54: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

54

berasal dari media cetak (solopos) selama rentang waktu Senin, 3 Agustus 2009

hingga Sabtu, 5 September 2009 dan 7 peluang kerja di industri jasa konstruksi

yang digunakan peneliti sebagai sampel penelitian (CV. Astha Bhawana dan CV.

Candrakirana).

3. Faktor yang Mempengaruhi Keterserapan tenaga Kerja

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja

lulusan SMK bangunan di Surakarta, dilakukan dengan mengajukan beberapa

pertanyaan kepada Kepala BKK SMK N 5 Surakarta, Kepala BKK SMK N 2

Surakarta, Direktur CV. Astha Bhawana, Direktur CV. Candrakirana dan Direktur

CV. Mukti Pramana Sentosa sebagai berikut:

a. Faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan

di Surakarta menurut Kepala BKK SMK N 5 Surakarta dan Kepala BKK

SMK N 2 Surakarta

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27

Juli 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari

perusahaan biasanya tidak mementingkan nilai akademik dari lulusan tersebut,

melainkan bagaimana lulusan itu bisa mempunyai jiwa dan berbudi pekerti

luhur, jujur, patuh, disiplin karena skill mungkin nomor sekian karena nanti

juga ada ujian ujian atau tes fit and proper test, yang bersifat teori ataupun

wawancara.

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31

juli 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari

perusahaan yang utama adalah sikap, untuk ketrampilan itu bisa dididik dilatih

dengan kondisi yang ada di industri, tapi nomor satu itu tetap sikap.

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27

Juli 2009), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keterserapan

lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah kultur atau budaya

karena di jawa tengah khususnya di Surakarta industri jasa konstruksi belum

menerapkan system kopetensi (sertifikasi keahlian) bagi tukang, jadi

Page 55: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

55

perekrutan tukang atau tenaga kerja lebih di utamakan bagi tenaga yang

berpengalaman walaupun tidak mempunyai dasar pendidikan bangunan.

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31

juli 2009), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keterserapan

lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah sistem famili atau

keluarga jadi mereka bisa bekerja di industri karena di ajak oleh keluarga atau

sanak saudara kemudian antusisme atau minat dari lulusan itu sendiri mereka

belum merasa perlu untuk bekerja memenuhi kebutuhanya sendiri.

b. Faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan

di Surakarta menurut Direktur CV. Astha Bhawana, Direktur CV.

Candrakirana dan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3

November 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja

dari perusahaanya yaitu lulusan lulusan tersebut sudah menguasai ilmu-ilmu

yang aplikatif untuk terjun di lapangan.Lulusan SMK bangunan sudah

dianggap sebagai tenaga kerja yang sudah memiliki berkompetisi untuk

bekerja di industri hanya saja masih kurang berpengalaman.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9

November 2009), meyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari

perusahaanya yaitu lulusan tersebut sudah menguasai kompetensi dasar

tenaga kerja seperti menggambar dan menghitung rencana anggaran biaya

dan ditambah dengan pengalaman kerja seperti magang di perusahaan hingga

dia mampu untuk menangani suatu pekerjaan.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa (Sabtu,

7 Noveber 2009), meyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari

perusahaanya yaitu jujur, disiplin, dia harus mengerti masalah bangunan

masalah konstruksi bangunan, mudah di arahkan dan professional. Pada

dasarnya lulusan SMK bangunan sudah paham mengenai urusan bangunan

walaupun tidak semuanya untuk kelemahan lulusan SMK bangunan mereka

kurang mengenal kondisi yang terjadi di lapangan, karena mungkin belum

punya pengalaman.

Page 56: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

56

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3

November 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan

lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah Karena memang

jarang sekali ada lulusan bangunan yang mendaftar untuk bekerja di Industri,

kecuali mungkin memang dia di ajak oleh saudara atau orang tuanya, dan

minat mereka kurang besar cenderung mungkin melanjutkan kuliah lagi ke

jurusan teknik. Faktor yang mempengaruhi lebih pada minat lulusan lulusan

tersebut.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9

November 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan

lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah karena perusahaan

itu lebih memilih orang yang sudah terampil, dan berpengalaman, anak SMK

mungkin sudah memiliki ilmu tapi masih kurang pengalaman. Dan menurut

Direktur CV. Candrakirana lulusan SMK dengan ditambah magang atau

pelatihan sudah siap untuk bekerja.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa (Sabtu,

7 Noveber 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan

lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah faktor pengalaman

kerja anak SMK masih kalah dengan tenaga yang belajar langsung di

lapangan dan juga segi koneksi orang dalam misalnya walaupun ada pelamar

dari lulusan SMK kalau dia dari luar tentu perusahaan akan lebih memilih

kerabatnya atau kenalannya walaupun dia bukan dari lulusan SMK bangunan.

Uraian yang tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi

antara lain adalah: minat dari lulusan SMK bangunan tersebut untuk bekerja,

pengalaman kerja di lapangan, koneksi orang dalam.

Page 57: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

57

C. Interpretasi Hasil

1. Upaya Sekolah dalam Mempersiapkan Lulusannya

Penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan jurusan bangunan diketahui

bahwa upaya yang dilakukan sekolah telah memiliki Sarana prasarana yang

menunjang diantaranya laboratorium praktek yang didukung oleh peralatan

praktek yang lengkap, kompetensi dasar yang telah masuk dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah digunakan di SMK Jurusan

Bangunan dan kompetensi tambahan yang dapat digunakan untuk bekerja di

industri jasa konstruksi. Akan tetapi dari dari temuan kasus hasil penelitian di

industri jasa konstruksi diketahui bahwa kompetensi dasar lulusan SMK bangunan

saja belum cukup untuk disebut layak untuk bekerja di industri jasa konstruksi,

karena untuk bekerja di industri jasa konstruksi lulusan SMK bangunan masih

perlu dibekali dengan ilmu ilmu aplikatif untuk terjun di lapangan. Ilmu aplikatif

tersebut dapat diperoleh siswa bangunan saat melakukan Prakerin atau magang di

industri, namun proses Prakerin atau magang yang dilakukan oleh siswa SMK

bangunan tersebut masih kurang efektif karena lama kegiatan tersebut yang relatif

singkat, sekitar satu sampai tiga bulan, dan kondisi seperti ini yang membuat

siswa lulusan SMK bangunan kurang bisa bersaing dengan tenaga kerja yang

memiliki dasar pengalaman kerja yang cukup walaupun tenaga kerja tersebut

tidak menempuh pendidikan secara formal tetapi memiliki pengalaman lapangan

yang cukup

2. Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga kerja

Penelitian di lokasi penelitian diketahui bahwa jumlah ketersediaan dan

kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan di Kota Surakarta dapat

diasumsikan jika lulusan SMK bangunan di Surakarta setiap tahunnya dapat

meluluskan 150 hingga 200 lulusan siap kerja sebagai tenaga kerja yang tersedia.

Sedangkan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan dari data yang

diperoleh peneliti yaitu; untuk tahun ini terdapat 21 peluang kerja yang berasal

dari SMK N 5 Surakarta, 10 peluang kerja yang berasal dari media cetak (solopos)

selama rentang waktu Senin, 3 Agustus 2009 hingga Sabtu, 5 September 2009 dan

Page 58: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

58

7 peluang kerja di industri jasa konstruksi yang digunakan peneliti sebagai sampel

penelitian (CV. Astha Bhawana dan CV. Candrakirana) maka dapat di asumsikan

pula bahwa peluang untuk memperoleh pekerjaan bagi lulusan – lulusan tersebut

sangat besar, hal ini ditunjukkan dengan tersedianya peluang kerja yang terdapat

di media cetak atau industri jasa konstruksi itu sendiri. Jika hanya dalam rentang

waktu satu bulan saja (Senin, 3 Agustus 2009 hingga Sabtu, 5 September 2009) di

harian solopos terdapat 10 peluang kerja dapat diperkirakan dalam satu tahun

mungkin terdapat kurang lebih sekitar 96 peluang kerja, jika diperumpamakan

dalam satu bulan terdapat 8 peluang kerja. Peluang tersebut belum ditambah lagi

dari industri jasa konstruksi itu sendiri, dari 3 sampel perusahaan yang diteliti

terdapat 7 peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan tahun ini saja, sedangkan

menurut (www.lpjk.org, 11 Oktober 2009) di Kota Surakarta terdapat 250

perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi sehingga dapat diperkirakan

terdapat sekitar 125 peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan, jika di

perumpamakan setiap 2 perusahaan merekrut 1 karyawan baru setiap tahunnya.

Untuk lebih jelasnya mengenai data ketersediaan dan kebutuhan tenaga

kerja lulusan SMK Bangunan di Surakarta dapat digambarkan melalui penjelasan

berikut:

5251

53Teknik Gambar Bangunan

Teknik Perkayuan

Teknik KonstruksiBangunan

Gambar 4.5 Grafik pie chart Jumlah lulusan jurusan SMK Bangunan di Surakarta

tahun 2009

Total 156 Lulusan SMK Bangunan tahun 2009

Page 59: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

59

Total 242 Kebutuhan Tenaga Kerja Lulusan SMK Bangunan

21

125

96

0Berasal dari Sekolah

Dari Industri JasaKonstruksiDari harian Solopos

Dari Disnakertrans

Gambar 4.6 Grafik pie chart Perkiraan Jumlah kebutuhan tenaga jurusan SMK

Bangunan di Surakarta tahun 2009

Berdasarkan data tersebut maka dapat diasumsikan pula bahwa peluang untuk

memperoleh pekerjaan bagi lulusan–lulusan tersebut sangat besar, hal ini

ditunjukkan dengan tersedianya peluang kerja yang terdapat di media cetak atau

industri jasa konstruksi, hanya saja informasi mengenai peluang kebutuhan tenaga

kerja lulusan SMK bangunan tersebut sangat terpengaruh oleh peran aktif lulusan

tersebut untuk memperoleh peluang kerja, karena kebanyakan perusahaan tidak

mengumumkan informasi perekrutan tenaga kerja baru melalui media melainkan

perekrutan dilakukan perusahaan secara langsung yaitu menilai siswa yang

melakukan prakerin atau magang kemudian memberikan penawaran secara

langsung kepada siswa, atau siswa tersebut berinisiatif sendiri untuk mengajukan

permohonan pelamaran pekerjaan untuk bekerja di perusahaan tersebut, apabila

memenuhi kriteria yang ditetapkan perusahaan, seperti memiliki ketrampilan,

profesional, dan berpengalaman maka perusahaan dapat mempertimbangkan

pelamar itu untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut.

3. Faktor yang Mempengaruhi Keterserapan tenaga Kerja

Penelitian di lokasi penelitian diketahui bahwa faktor – faktor yang

mempengaruhi peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan untuk bekerja di

industri jasa konstruksi yang pertama adalah minat dari lulusan SMK bangunan

tersebut untuk bekerja, karena lulusan SMK bangunan yang tergolong masih

muda belum mereka belum merasa perlu untuk bekerja memenuhi kebutuhanya

sendiri. Dalam hal ini sekolah harus berperan aktif untuk menanamkan minat bagi

Page 60: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

60

siswanya untuk terjun atau bergelut di bidang industri jasa konstruksi, karena

dengan begitu siswa dapat berfikir untuk menggunakan keahlian yang telah ia

peroleh di sekolah untuk diterapkan di dunia kerja yang nyata.

Faktor yang kedua adalah pengalaman kerja di lapangan, karena lulusan

SMK bangunan masih kurang dalam pengalaman lapangan. Hal ini dikarenakan

minimnya waktu magang atau prakerin di industri, walaupun sesungguhnya

kompetensi lulusan SMK bangunan sudah layak untuk bekerja di bidang jasa

konstruksi, namun pengalaman kerja sangat diutamakan karena dengan

pengalaman kerja yang cukup seorang tenaga kerja dapat dianggap sudah mampu

untuk menangani sebuah pekerjaan. Dalam menangani masalah minimnya

pengalaman kerja ini sekolah seharusnya memberikan tambahan waktu magang

atau prakerin siswa di industri yang selama ini proses magang atau prakerin

tersebut hanya berlangsung antara 1 sampai 3 bulan mungkin dapat diperpanjang

hingga 6 bulan hingga 1 tahun. Hal ini ditujukan agar setiap lulusan SMK

bangunan memiliki bekal pengalaman lapangan yang cukup untuk terjun di dunia

kerja (industri jasa konstruksi).

Faktor yang ketiga adalah koneksi orang dalam, pihak industri lebih

mengutamakan memberikan peluang kerja bagi sanak famili mereka walaupun

tidak memiliki dasar pendidikan dari SMK bangunan. Untuk faktor yang ketiga

ini merupakan faktor yang telah menjadi rahasia umum bahwa setiap perekrutan

tenaga kerja baru sebuah perusahaan akan lebih mengutamakan faktor kerabat

atau famili untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja tersebut. Hal ini dapat diatasi

dengan kebijakan perusahaan untuk merekrut tenaga kerja yang sesuai bidangnya,

‘right man at the right place’ dengan mengesampingkan perekrutan tenaga dari

sanak famili yang tidak menguasai bidang keahliannya.

Pihak industri jasa konstruksi juga mengutamakan faktor sikap yang baik

dan kedisiplin bagi calon tenaga kerjanya. Faktor ini dinilai pihak industri jasa

konstruksi secara langsung saat siswa SMK bangunan itu melakukan prakerin di

perusahaan miliknya atau setelah lulusan tersebut bekerja di perusahaan dan

kinerjanya dinilai langsung oleh perusahaan tersebut.

Page 61: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

61

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut :

1. Upaya Sekolah dalam Mempersiapkan Lulusannya

a. Sarana dan Prasarana

Ditinjau dari sarana dan prasarana SMK N 5 Surakarta dan SMK N 2

Surakarta telah memiliki ruang belajar dan laboratorium praktek yang telah

dilengkapi dengan jumlah peralatan yang cukup lengkap walaupun tidak

semua peralatan yang dimiliki masih dalam kondisi baik, akan tetapi dapat

dikatakan bahwa lebih dari 90% peralatan yang dimiliki masih cukup baik dan

layak.

b. Kompetensi dasar yang dimiliki lulusan bangunan

SMK N 5 Surakarta dan SMK N 2 Surakarta telah menetapkan

Kompetensi yang telah masuk dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan kompetensi dasar ini telah sesuai dengan apa yang diharapkan

oleh industri jasa konstruksi.

c. Praktek, Prakerin dan Kunjungan Industri

Di SMK N 5 Surakarta pelaksanaan praktek dilakukan dengan sistem blok,

sehingga menghemat waktu persiapan dan pembersihan. Sedangkan di SMK

N 2 Surakarta mengadakan kerjasama dengan pihak luar sekolah sehingga

hasil praktek dari siswa dapat dipasarkan di luar sekolah.Prakerin

Prakerin di SMK 5 Surakarta dan SMK N 2 Surakarta ditempuh masing

masing siswa selama 2 sampai 3 bulan dan dapat diperpanjang jika ada

permintaan dari perusahaan tempat siswa tersebut prakerin. Di SMK N 5

Surakarta mewajibkan siswanya untuk melakukan kunjungan industri.

Page 62: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

62

2. Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga kerja

Ketersediaan jumlah lulusan SMK Bangunan setiap tahunnya di Kota

Surakarta sekitar 150 hingga 200 lulusan.

Informasi mengenai data kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK Bangunan

di industri jasa konstruksi diperoleh dari: Sekolah Menengah Kejuruan, Industri

jasa konstruksi, Disnakertrans kota Surakarta, Media cetak (harian Solopos). Dari

hasil analisis peneliti kebutuhan tenaga kerja ditahun 2009 terdapat 242 peluang

kerja bagi lulusan SMK di industri jasa konstruksi. Jadi dapat disimpulkan bahwa

peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa

konstruksi sangat besar.

3. Faktor yang Mempengaruhi Keterserapan tenaga Kerja

a. Minat Lulusan SMK bangunan untuk bekerja karena tergolong masih muda

mereka belum merasa perlu untuk bekerja memenuhi kebutuhanya sendiri,

sehingga mereka cenderung menunda untuk mencari pekerjaan.

b. Pengalaman kerja lulusan SMK bangunan, pihak industri jasa konstruksi

menganggap bahwa lulusan SMK bangunan kurang memiliki pengalaman

lapangan, karena proses prakerin yang relatif singkat antara 1 sampai dengan 3

bulan.

c. Koneksi orang dalam, perusahaan akan lebih mengutamakan faktor kerabat

atau famili untuk mengisi kebutuhan tenaga kerjanya, walaupun kerabat atau

famili tersebut tidak menguasai bidang keahliannya.

d. Sikap dan kedisiplinan, faktor ini dinilai pihak industri jasa konstruksi secara

langsung saat siswa SMK bangunan itu melakukan magang atau prakerin di

perusahaan miliknya, dengan berpedoman pada faktor-faktor kompetensi,

komitmen, dan disiplin.

Page 63: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

63

B. Implikasi

Implikasi yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu bahwa

informasi mengenai peluang kerja lulusan SMK bangunan dapat diperoleh melalui

peran aktif sekolah untuk memperluas kerjasama dengan pihak industri agar dapat

menyalurkan lulusanya dan juga peran aktif siswa itu sendiri untuk mencari

informasi peluang kerja melalui media cetak maupun elektronik. Sedangkan untuk

tenaga kerja lulusan SMK Jurusan Bangunan yang diharapkan industri jasa

konstruksi adalah tenaga kerja yang memiliki keterampilan, profesional, dan

pengalaman. Dengan demikian, sekolah - sekolah kejuruan, khususnya SMK

Jurusan Bangunan lebih menekankan aspek-aspek profesionalisme dan

meningkatkan pengalaman kerja peserta didiknya dengan memberikan waktu

magang atau prakerin yang lebih panjang.

2. Implikasi Praktis

Untuk implikasi teoritis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu

sekolah dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam bentuk kesanggupan mental

dan fisik, kecakapan menggunakan kecerdasan dan kepandaian, sikap tanggap dan

proaktif, membekali peserta didik dengan kepedulian dan kecepatan bereaksi, dan

mendorong tumbuhnya kekuatan dan energi fisik serta ketahanan mental kepada

setiap peserta didiknya sebelum terjun ke dunia kerja.

C. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

1. Bagi SMK Jurusan Bangunan, diharapkan mulai memberikan tambahan

pembekalan kepada peserta didiknya berupa penambahan waktu dalam proses

prakerin, memperluas kerjasama dengan perusahaan–perusahaan jasa

konstruksi agar dapat menyalurkan lulusannya dengan lebih efektif,

menanamkan minat bagi siswanya untuk terjun atau bergelut di bidang

industri jasa konstruksi dengan begitu siswa dapat berfikir untuk

Page 64: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

64

menggunakan keahlian yang telah ia peroleh di sekolah untuk diterapkan di

dunia kerja yang nyata karena dari data penelitian ini terdapat peluang

kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi yang lebih besar dari pada

ketersediaan tenaga kerja dari lulusan SMK bangunan. Selain itu sekolah juga

diharuskan mendidik siswanya agar memiliki sikap disiplin, kecakapan

menggunakan kecerdasan dan kepandaian, sikap tanggap dan proaktif.

2. Bagi siswa-siswa SMK Jurusan Bangunan, diharapkan lebih meningkatkan

keterampilan, sikap profesional, dan pengalamannya dalam bekerja selagi

masih di bangku sekolah dengan cara meningkatkan intensitas praktek dan

prakerin. Siswa juga diharapkan berperan aktif untuk mencari informasi

peluang kerja melalui media cetak maupun elektronik karena dengan begitu

mereka dapat mendapatkan bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu

yang dikuasainya.

3. Bagi industri jasa konstruksi, diharapkan lebih sering memberikan kesempatan

kepada lulusan SMK Jurusan Bangunan untuk dapat bekerja di perusahaannya

dengan cara mengadakan rekrutmen secara langsung ke sekolah – sekolah, dan

mengurangi praktek nepotisme dengan cara mengesampingkan perekrutan

tenaga dari sanak famili yang tidak menguasai bidang keahliannya.

4. Bagi Penelitian lain yang ingin menyempurnakan hasil penelitian ini,

diharapkan memberikan penambahan fokus penelitian mengenai minat siswa

untuk terjun di dunia industri jasa konstruksi.

Page 65: ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA …/Analisis... · Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka ... ketenagakerjaan di sektor Industri

65

DAFTAR PUSTAKA

H.B. Sutupo, 2002. “Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori Dan

Terapannya Dalam Penelitian”. Surakarta: UNS Press.

Lexy J. Moleong 2001. “Metodologi Penelitian Kualitatif” .Yogyakarta:

Hanindita.

Presiden Republik Indonesia,1999.”UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI

”,No 18: Jakarta.

Wulfram I Ervianto,2004.”Manajemen Proyek”, Jilid I. 1-20.

Nazir. Moh, 1988. “Metode Penelitian”, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suharsimi Arikunto,1993.” Metode Penelitian”. Jakarta : P2LPTK

Purwardarminta.1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai

Pustaka.

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008

http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis, 12 Juni 2008

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan, 12 Juni 2008

http://www.lpjk.org/daftarregistrasi/badanusahath2009, 11 Oktober 2009

http://www.solopos.com/2009/iklan-cesspleng/edisi-muat-tanggal-03082009 -

edisi-muat-tanggal-05092009, 3 Agustus 2009 sampai dengan 5 September 2009