Upload
vonhan
View
256
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGUSAHAAN IKAN
GURAMI (Studi Kasus di Perusahaan Mekar Tambak Sari,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok)
SKRIPSI
SILVI ERFINA
H34077038
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011
RINGKASAN
SILVI ERFINA. Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Ikan Gurami
(Studi Kasus di Perusahaan Mekar Tambak Sari, Kecamatan Sawangan,
Kota Depok). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RITA
NURMALINA)
Pangan yang menjadi kebutuhan pokok sejauh ini cukup banyak
memberikan peluang usaha. Seiring makin tumbuhnya kesadaran masyarakat pada
sumber pangan bergizi tinggi, hal ini perlu diimbangi dengan ketersedian bahan
pangan bergizi yang cukup. Mengkonsumsi ikan air tawar adalah salah satu cara
untuk mendapatkan protein yang sehat serta bebas kolesterol. Seiring dengan hal
tersebut permintaan akan ikan air tawar pun menjadi semakin tinggi. Salah satu
usaha disektor perikanan budidaya air tawar, yang mempunyai potensi cukup
besar adalah ikan gurami. Mekar Tambak Sari merupakan salah satu perusahaan
yang mengusahakan ikan bawal dan patin, serta menjual ikan gurami. Dalam
menjalankan usahanya perusahaan ini terhambat oleh kurangnya persediaan ikan
gurami, sehingga permintaan (pesanan) ikan gurami tidak dapat dipenuhi
seluruhnya. Selama ini Mekar Tambak Sari mendatangkan ikan gurami dari
petani sekitar dan tidak mengusahakan sendiri, padahal ikan gurami merupakan
salah satu produk unggulan yang ditawarkan perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengkaji kelayakan pengusahaan
ikan gurami Mekar Tambak Sari dari segi aspek non finansial antara lain aspek
teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek pasar, aspek sosial dan eknomi, serta
aspek lingkungan. (2) Menganalisis kelayakan pengusahaan ikan gurami Mekar
Tambak Sari berdasarkan aspek finansial, dan (3) Menganalisis tingkat kepekaan
(sensitivitas) kelayakan pengusahaan ikan gurami di perusahaan Mekar Tambak
Sari di daerah Sawangan, Kota Depok.
Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif dilakukan untuk mengkaji aspek pasar, aspek teknis, dan aspek
manajemen dan hukum, aspek sosial dan ekonomi, serta aspek lingkungan.
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengkaji kelayakan finansial usaha
berdasarkan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV), Net Benefit-
Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback period (PP),
dan analisis sensitivitas.
Hasil dari analisis aspek teknis, pengembangan usaha telah
mempertimbangkan hal-hal yang dianggap penting dalam kegiatan pengusahaan
ikan gurami. Hal tersebut adalah lokasi usaha, besarnya skala usaha, kriteria
pemilihan peralatan yang akan digunakan, proses produksi yang dilakukan dan
jenis teknologi yang digunakan, sehingga secara teknis kegiatan pengusahaan
pembenihan dan pembesaran ikan gurami dapat dan layak untuk dilaksanakan.
Hasil analisis aspek pasar, pengusahaan pembesaran dan pembenihan ikan gurami
layak untuk dilaksanakan karena adanya permintaan pasar. Berdasarkan analisis
aspek manajemen dan hukum, secara hukum status Mekar Tambak Sari adalah
perusahaan perorangan dan manajemen karyawan dilakukan dengan cukup baik,
sehingga kegiatan pengusahaan ikan gurami layak untuk dilaksanakan.
Berdasarkan analisis aspek sosial dan ekonomi kegiatan pengusahaan ikan gurami
ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar yaitu berupa
penyerapan tenaga kerja, serta kegiatan ini dapat membuka peluang bagi pemilik
modal yang ingin melakukan usaha. Aspek lingkungan pengusahaan ikan gurami
baik pembenihan maupun pembesaran yang berlokasi di Kecamatan Sawangan,
Kota Depok keberadaannya tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Hal ini karena buangan ataupun limbah yang ditimbulkan dari kegiatan ini hanya
berupa air bekas pemijahan dan pemeliharaan larva bagi kegiatan pembenihan.
Sedangkan limbah yang ditimbulkan dari kegiatan pembesaran hanya berupa air
bekas pergantian kolam dan air bekas pemanenan.
Hasil analisis finansial dari kegiatan usaha pembesaran ikan gurami
diperoleh NPV sebesar Rp 17,736,295, Net B/C sebesar 1,3, IRR sebesar 20
persen dan Payback period 8,1 tahun. Sedangkan hasil analisis finansial dari
kegiatan pengusahaan pembenihan diperoleh nilai NPV sebesar Rp 28,775,051,
Net B/C sebesar 2,3, IRR sebesar 44 persen dan Payback period 1,7 tahun. Dari
hasil analisis kelayakan secara finansial, kedua skenario pengusahaan ikan gurami
tersebut layak untuk dilaksanakan. Namun dari hasil analisis kedua skenario
tersesebut pengusahaan pembenihan lebih menguntungkan dan lebih layak untuk
dijalankan karena mempunyai nilai NPV, Net B/C dan IRR yang lebih besar, serta
tingkat pengembalian investasi yang lebih singkat dibandingkan dengan usaha
pembesaran ikan gurami.
Hasil analisis sensitivitas switching value menunjukan bahwa pengusahaan
pembesaran ikan gurami lebih sensitif atau lebih peka terhadap penurunan harga
jual output produksi sebesar 3,2 persen. Sedangkan untuk pengusahaan
pembenihan ikan gurami lebih sensitif terhadap penurunan harga jual output
produksi sebesar 2,5 persen.
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGUSAHAAN IKAN
GURAMI (Studi Kasus di Perusahaan Mekar Tambak Sari,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok)
SILVI ERFINA
H34076013
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011
Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Ikan Gurami
(Studi Kasus di Perusahaan Mekar Tambak Sari,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok)
Nama : Silvi Erfina
NIM : H34077038
Disetujui,
Pembimbing
Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS
NIP. 19550713 198703 2 001
Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal lulus:
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Analisis Kelayakan
Investasi Pengusahaan Ikan Gurami (Studi Kasus di Perusahaan Mekar Tambak
Sari, Kecamatan Sawangan, Kota Depok)” adalah karya sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2011
Silvi Erfina
H34077038
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 Mei 1985. Penulis adalah
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Husin Zailani dan Ibu
Priatini.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MI Yapina Sawangan Kota
Depok pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada
tahun 2000 di SLTPN 1 Parung Kabupaten Bogor. Pendidikan lanjutan menengah
atas di SMUN 1 Parung Kabupaten Bogor diselesaikan pada tahun 2003.
Penulis diterima pada program Diploma III Inventarisasi Pengelolaan
Sumberdaya Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas
Pertanian pada tahun 2003. Selepas menempuh program Diploma III, penulis
berkerja di PT. Istana Alam sebagai Staf Produksi pada tahun 2006 dan di PT.
Network Audio sebagai Asisten Manajer Marketing pada tahun 2007. Pada tahun
2007 penulis melanjutkan studi pada Program Sarjana Agribisnis
Penyelenggaraan Khusus, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat nikmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Kelayakan Investasi
pengusahaan Ikan Gurami (Studi Kasus di Perusahaan Mekar Tambak Sari,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok). Penelitian ini bertujuan menganalisis
kelayakan investasi pengusahaan budidaya ikan gurami yang akan dilakukan dari
aspek finansial dan aspek non finansial, serta seberapa besar sensitivitas yang
terjadi karena adanya perubahan input dan output dari budidaya ikan gurami.
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, mahasiswa, institusi dan pihak-pihak
lain yang berhubungan pada umumnya.
Bogor, Januari 2011
Silvi Erfina
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak sebagai bentuk
rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan
penghargaan kepada:
1. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,
waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan
skripsi.
2. Ibu Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji utama dan Bapak Arif
Karyadi, SP selaku dosen penguji akademik yang telah bersedia menjadi
penguji.
3. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah
memberikan koreksi dan saran demi perbaikan skripsi.
4. Bapak Rahmat Yanuar, SP, MSi yang telah menjadi pembimbing akademik
dan seluruh dosen serta staf Departemen Agribisnis.
5. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan dan doa yang
diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.
6. Bapak Romli serta seluruh staf Mekar Tambak Sari atas waktu, kesempatan,
informasi dan dukungan yang diberikan.
7. Bapak Nahrowi, Bapak Anwari, Bapak Gugun, Bapak Jumono, dan Bapak
Sanin beserta para anggota kelompok pembudidaya Famili Jaya 1 lainnya
yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas waktu, informasi
dan kesempatan yang telah diberikan.
8. Bpk. M. Nurhidayat selaku staf Dinas Perikanan Kota Depok yang telah
membantu dan memberikan informasi selama penelitian.
9. Teman-teman seperjuangan di Ekstensi Agribisnis Devi, Tika, Ovi, Astri,
Sarma, Anggi, dan Kemal atas semangat dan sharing selama penelitian hingga
penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terimakasih atas bantuannya.
Bogor, Januari 2011
Silvi Erfina
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi
I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 5
1.3 .Tujuan Penelitian .................................................................. 7
1.4 .Manfaat Penelitian ................................................................ 8
1.5 .Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 8
II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 9
2.1. Usaha Perikanan ..................................................................... 9
2.2. Jalur Pemasaran ...................................................................... 9
2.3. Penelitian Terdahulu Studi Kelayakan ..................................... 10
2.4. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ......... 12
III KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................... 13
3.1. Studi Kelayakan Usaha ........................................................... 13
3.2. Umur Usaha ............................................................................ 14
3.3. Kriteria Kelayakan Investasi. ................................................... 14
3.3.1. Aspek Pasar .................................................................. 14
3.3.2. Aspek Teknis ............................................................... 15
3.3.3. Aspek Manajemen dan Hukum ..................................... 16
3.3.4. Aspek Sosial dan Ekonomi ........................................... 16
3.3.5. Aspek Lingkungan ....................................................... 17
3.6. Aspek Finansial ...................................................................... 17
3.7. Teori Biaya dan Manfaat ........................................................ 18
3.8. Analisis Sensitivitas Nilai Pengganti ...................................... 19
3.9. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................ 19
IV METODE PENELITIAN ........................................................... 23
4.1. Lokasi dan Waktu .................................................................. 23
4.2. Metode Pengumpulan Data .................................................... 23
4.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 23
4.4. Metode Pengolahan dan Analis Data ...................................... 24
4.4.1. Aspek Pasar ................................................................... 24
4.4.2. Aspek Teknis ................................................................. 25
4.4.3. Aspek Manajemen dan Hukum ...................................... 26
4.4.4. Aspek Sosial dan Ekonomi ............................................ 26
4.4.5. Aspek Lingkungan ......................................................... 26
4.4.6. Aspek Finansial ............................................................. 27
4.4.6.1. Net Present Value (NPV) ................................... 27
4.4.6.2 . Internal Rate of Return (IRR) ............................. 28
4.4.6.3. Net Benevit-Cost Ratio (Net B/C) ....................... 28
4.4.6.4. Payback Period (PP) .......................................... 29
4.4.7. Analisis Sensitivitas Nilai Pengganti .............................. 29
4.5. Konsep Pengukuran dan Asumsi-asumsi Dasar ....................... 30
V DESKRIPSI PERUSAHAAN DAN PATANI ........................... 32
5.1. Sejarah Singkat Prusahaan ...................................................... 32
5.2. Sejarah Singkat Kelompok Pembudidaya ................................ 32
5.3. Gambaran Umum Lokasi Usaha ............................................. 34
5.4. Luasan Lokasi Usaha .............................................................. 34
VI ASPEK KELAYAKAN NON FINANSIAL ............................... 35
6.1. Analisis Aspek Teknis ........................................................... 35
6.1.1. Lokasi dan Sumberdaya Produksi .......................... 35
6.1.2. Fasilitas Penunjang Pengusahaan Ikan Gurami ..... 37
6.1.3. Teknik Pengusahaan PembenihanIkan Gurami ...... 38
6.1.4. Teknik Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami ...... 42
6.2. Analisis Aspek Pasar .............................................................. 45
6.3. Analisis Aspek Manajemen dan Hukum .................................. 50
6.4. Analisis Aspek Sosial dan Ekonomi ........................................ 51
6.5. Analisis Aspek Lingkungan ..................................................... 52
VII ASPEK KELAYAKAN FINANSIAL ........................................ 53
7.1. Analisis Kelayakan Aspek Finansial ....................................... 53
7.1.1. Analisis Usaha Ikan Gurami ........................................... 54
7.1.2. Arus Penerimaan (Inflow) .............................................. 54
7.1.2.1. Inflow Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami .... 55
7.1.2.2. Inflow Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami ... 56
7.1.3. Arus Pengeluaran (Outflow) ........................................... 57
7.1.3.1. Biaya Investasi Pengusahaan
Pembesaran Ikan Gurami..................................... 57
7.1.3.2. Biaya Investasi Pengusahaan
Pembenihan Ikan Gurami .................................... 59
7.1.3.3.Biaya Operasional Pengusahaan
Pembesaran Ikan Gurami..................................... 61
7.1.3.4. Biaya Operasional Pengusahaan
Pembenihan Ikan Gurami .................................... 67
7.1.4. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan
Pembesaran Ikan Gurami .............................................. 72
7.1.5. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan
Pembenihan Ikan Gurami ................................................ 72
7.2. Analisis Rugi Laba .................................................................. 74
7.2.1. Analisis Rugi Laba Pengusahaan
Pembesaran Ikan Gurami ................................................. 74
7.2.2. Analisis Rugi Laba pengusahaan
Pembenihan Ikan Gurami................................................. 74
7.3. Perbandingan Hasil Analisis Finansial Dari
Dua Skenario Pengusahaan Ikan Gurami ................................. 75
7.4 Analisis Sensitivitas (Switching Value) ...................................... 76
7.4.1. Analisis Sensitivitas (Switching Value) Pengusahaan
Pembesaran Ikan Gurami ................................................ 76
7.4.2. Analisis Sensitivitas (Switching Value) Pengusahaan
Pembenihan Ikan Gurami ................................................ 77
VIII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 78
8.1 Kesimpulan ............................................................................. 78
8.2 Saran ....................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 80
LAMPIRAN ............................................................................................ 82
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Luas Areal Perikanan Kota Depok (Ha) Tahun 2009 .................. 2
2 Produksi Perikanan Air Tawar Kota Depok
Per Kecamatan (Ton) Tahun 2009 ............................................... 3
3 Total Produksi Ikan Gurami Kota Depok (Ton)
Tahun 2007-2009 ....................................................................... 4
4 Pesanan Permintaan Ikan Gurami dan Persentase Pesanan yang
Tidak Terpenuhi Tahun 2007-2009 ............................................. 6
5 Nilai Produksi Perikanan Kota Depok Tahun 2007-2009 ............ 46
6 Proyeksi Arus Penerimaan Pengusahaan Pembesaran
Mekar Tambak Sari Selama 10 Tahun ........................................ 55
7 Proyeksi Arus Penerimaan Pengusahaan Pembenihan
Mekar Tambak Sari Selama 10 Tahun ........................................ 56
8 Rincian Biaya Investasi dan Umur Ekonomis
Pengusahaan Pembesaran Ikan Grami ....................................... 58
9 Rincian Biaya Investasi dan Umur Ekonomis
Pengusahaan Pembenihan Ikan Grami ...................................... 60
10 Rincian Biaya Tetap Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
Mekar Tambak Sari Per Tahun ................................................... 62
11 Biaya Pembelian Benih Per Siklus dan Per Tahun
Selama 10 Tahun ........................................................................ 64
12 Biaya Pembelian Pakan Per Siklus dan Per Tahun
Selama 10 Tahun ........................................................................ 65
13 Rincian Biaya Variabel Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
Mekar Tambak Sari Per Tahun ................................................. 66
14 Rincian Biaya Tetap Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
Mekar Tambak Sari Per Tahun ................................................... 67
15 Rincian Biaya Variabel Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
Mekar Tambak Sari Per Tahun ................................................... 70
16 Kriteria Kelayakan Finansial Pengusahaan Pembesaran
Ikan Gurami ............................................................................. 72
17 Kriteria Kelayakan Finansial Pengusahaan Pembenihan
Ikan Gurami ............................................................................. 73
18 Perbandingan Kriteria Kelayakan Finansial Pengusahaan
Ikan Gurami pada Keduan Skenario ........................................... 75
19 Hasil Perhitungan Analisis Switching Value Pengusahaan
Pembesaran Ikan Gurami.............................................................. 76
21 Hasil Perhitungan Analisis Switching Value Pengusahaan
Pembenihan Ikan Gurami ........................................................... 77
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................... 22
2 Saluran Pemasaran Benih Ikan Gurami ....................................... 48
3 Saluran Pemasaran Ikan Gurami ................................................. 49
4 Struktur Organisasi Mekar Tambak Sari ..................................... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Produksi Perikanan Budidaya Menurut Propinsi dan
Sub Sektor 2006-2009 (Ton) ......................................................... 83
2 Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas
Utama (2006-2009) ....................................................................... 84
3 Jadwal Kegiatan Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami .............. 85
4 Jadwal Kegiatan Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami .............. 88
5 Perhitungan Nilai Penyusutan, Umur konomis dan Nilai Sisa
Pembesaran Ikan Gurami .............................................................. 91
6 Perhitungan Nilai Penyusutan, Umur konomis dan Nilai Sisa
Pembnihan Ikan Gurami ................................................................ 92
7 Cash flow Pembesaran Ikan Gurami ............................................. 94
8 Cash flow Pembenihan Ikan Gurami ............................................. 98
9 Analisis Laba Rugi Usaha Pembesaran Ikan Gurami .................... 101
10 Analisis Laba Rugi Usaha Pembenihan Ikan Gurami .................... 102
11 Analisis Switching Value Kenaikan Harga Pakan Pelet pada
Pembesaran .................................................................................. 104
12 Analisis Switching Value Kenaikan Harga Benih
pada Pembesaran Ikan Gurami ..................................................... 106
13 Analisis Switching Value Penurunan Harga Output pada
Pembesaran Ikan Gurami ............................................................ 108
14 Analisis Switching Value Kenaikan Harga Pakan pada
Pembenihan .................................................................................. 110
15 Analisis Switching Value Penurunan Harga Output pada
Pembenihan .................................................................................. 113
16 Tata Letak Tempat Produksi Pembesaran Ikan Gurami .................. 116
17 Tata Letak Tempat Produksi Pembenihan Ikan Gurami ................. 117
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan yang menjadi kebutuhan pokok sejauh ini cukup banyak
memberikan peluang usaha. Seiring makin tumbuhnya kesadaran masyarakat
pada sumber pangan bergizi tinggi, maka hal ini perlu diimbangi dengan
ketersediaan bahan pangan bergizi yang cukup. Perikanan budidaya merupakan
salah satu komponen yang penting pada sektor perikanan. Hal ini berkaitan
dengan perannya dalam menunjang persediaan pangan nasional, penciptaan
pendapatan dan lapangan kerja di usaha lain (industri pengolahan, penyedia input
produksi perikanan dan lainnya) yang terkait langsung dengan usaha ini baik yang
bersifat backward lingkages (hulu) maupun forward lingkages (hilir).
Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri, penyumbang
devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyediaan kesempatan kerja,
sumber pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta
pendukung kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup (Direktorat
Jenderal Perikanan, 2004).
Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP, 2010), konsumsi
ikan per kapita per tahun penduduk Indonesia pada tahun 2006 telah mencapai 30
kg, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2005 yang hanya mencapai 28
kg. Hal ini menjadi salah satu pendorong peningkatan produksi perikan budidaya,
khususnya ikan air tawar.1)
Perikanan budidaya juga berperan dalam mengurangi
beban sumber daya laut, di samping itu perikanan budidaya dianggap sebagai
sektor penting untuk mendukung perkembangan ekonomi pedesaan.
Mengkonsumsi ikan air tawar adalah salah satu cara untuk mendapatkan protein
yang sehat serta bebas kolesterol. Seiring dengan hal tersebut para pengusaha di
sektor ini terpacu untuk mengoptimalkan produksi perikanan air tawar yang
mempunyai potensi untuk dapat bertahan dan bersaing dalam industri perikanan.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya telah banyak
dikembangkan, karena perikanan budidaya diharapkan dapat menjadi salah satu
1) http://www.dkp.go.id/index.php/ind/news/2372/ikan-laut-idola-masyarakat (diakses 9 Mei 2010)
andalan utama dalam produksi ikan. Salah satu daerah penghasil perikanan
budidaya terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat, dengan nilai produksi
perikanan yang dihasilkan mencapai 110.247 ton pada tahun 2005, 127.578 ton
tahun 2006 dan 118.162 ton tahun 2007, kemudian diikuti Sumatra Selatan dan
Jawa Timur. Jumlah produksi perikanan yang dihasilkan daerah Jawa Barat
merupakan nilai tertinggi dari provinsi lainnya yang menghasilkan perikanan
budidaya di Indonesia. Data produksi perikanan budidaya ini dapat di lihat pada
Lampiran 1.
Salah satu bisnis di sektor perikanan budidaya air tawar yang mempunyai
potensi cukup besar adalah ikan gurami, dan merupakan salah satu komoditas
perikanan air tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan, dengan trend
peningkatan produksi rata-rata pertahun selama lima tahun berturut-turut dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 sebesar 11.23 persen. Data poduksi dapat
dilihat pada Lampiran 2. Faktor yang mendukung pengusahaan ikan gurami
adalah harga jual serta permintaan ikan gurami relatif stabil tinggi jika
dibandingkan dengan ikan air tawar sejenis lainnya (mas, patin, bawal, nilai, dan
tawes) dan pembudidaya gurami yang lebih sedikit jika dibandingkan
pembudidaya ikan air tawar lainnya. Hasil produksi sampai saat ini masih
difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Kota Depok yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat
merupakan salah satu daerah penghasil ikan gurami. Pengusahaan ikan gurami
banyak dilakukan di daerah ini karena ketersediaan lahan yang ada masih sangat
cukup untuk dimanfaatkan sebagai lahan produksi perikanan budidaya. Adapun
luas lahan yang digunakan sebagai areal pegusahaan perikanan budidaya air tawar
di Kota Depok ditunjukan pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas Areal Perikanan Kota Depok (Ha) tahun 2009
No. Kecamatan Kolam Air Tenang Kolam Pembenihan
1 Sawangan 242,12 8,95
2 Pancoran Mas 13,72 1.60
3 Sukmajaya 5,13 3,49
4 Cimanggis 6,17 0,54
5 Beji 2 0
6 Limo 5,91 2,02
Jumlah (ha) 275,05 16,6
Sumber : Dinas Perikanan Kota Depok, 2010
Tabel 1 menunjukan bahwa luas areal yang dimanfaatkan untuk kegiatan
budidaya perikanan Kota Depok yaitu sebesar 275,05 hektar untuk kegiatan
budidaya air tenang (pembesaran) dan 16,60 hektar untuk kegiatan pembenihan.
Pemanfaatan areal terbesar yaitu di Kecamatan Sawangan dengan luas lahan yang
dimanfaatkan sebesar 242,12 hektar untuk kegiatan budidaya air tenang
(pembesaran) dan 8,95 hektar untuk kegiatan pembenihan. Selain didukung oleh
luas areal budidaya, komoditas ikan gurami ini juga memiliki pangsa pasar yang
sangat potensial di dalam negri. Data produksi perikanan Kota Depok dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Produksi Perikanan Air Tawar Kota Depok Per Kecamatan (Ton) 2009
No. Kecamatan Air Tenang (ton) Pembenihan (ekor)
1 Sawangan 1.280.240 12.127.835
2 Pancoran Mas 45,11 1.978.252
3 Sukmajaya 64,54 753.555
4 Cimanggis 24,99 -
5 Beji 16,76 -
6 Limo 55,86 1.646.985
Jumlah 1.487.500 16.506.627
Sumber : Dinas Perikanan Kota Depok, 2010
Tabel 2 menunjukan bahwa total produksi perikanan air tawar yang
dihasilkan dari Kota Depok sebesar 1. 487. 500 ton dari hasil produksi kolam air
tenang (ikan konsumsi) dan 16.506.627 ekor dari hasil produksi pembenihan.
Hasil produksi terbesar diperoleh dari Kecamatan Sawangan sebesar 1.280.240
ton untuk pembesaran, dan 12.127.835 ekor untuk pembenihan, produksi ini
merupakan produksi terbesar bila dibandingkan dengan nilai produksi dari
Kecamatan lainnya di Kota Depok. Hal ini dikarenakan Kecamatan Sawangan
merupakan sentral produksi perikanan air tawar khususnya ikan gurami di Kota
Depok. Pengusahaan ikan dilakukan secara intensif sehingga produksi yang
dihasilkan lebih besar dari kecamatan lainnya, selain itu Kecamatan Sawangan
memiliki lahan yang masih luas untuk dimanfaatkan sebagai arel usaha perikanan
sehingga mendukung untuk dilakukannya kegiatan usaha perikanan. Adapun hasil
produksi perikanan Kota Depok dapat diihat pada tabel 3.
Tabel 3. Total Produksi Perikanan Kota Depok (Ton) Tahun 2007 – 2009
No. Jenis Ikan
Produksi (ton)
Peningkatan
Produksi
2007 2008 2009 (%)
1 Mas 303,12 305,40 307,92 1
2 Nila 143,21 152,65 156,57 5
4 Mujair 34,14 34,29 35,04 1
5 Gurami 324,12 331,17 333,72 1
6 Tawes 34,27 38,94 39,10 7
7 Patin 81,11 83,28 85,64 3
9 Lele 457,31 468,02 482,41 3
10 Bawal 42,25 46,58 41,11 -1
Jumlah 1.419,53 1.460,33 1.481,51 20
Sumber : Dinas Perikanan Kota Depok, 2010
Tabel 3 menunjukkan produksi ikan gurami di Kota Depok pada tahun
2009 telah mencapai 333,72 ton, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun
2008 yang hanya mencapai 331,17 ton dan tahun 2007 hanya sebesar 324,12.
Dengan rata-rata peningkatan produksi pertahun sebesar 1 persen.
Terdapat banyak peluang usaha dalam satu rangkaian pengusahaan ikan
gurami, mulai dari pembenihan sampai dengan pembesaran ikan gurami.
Sedangkan usaha lain yang timbul sebagai akibat langsung dari pengusahaan ikan
gurami, misalnya usaha jual beli benih ikan, jual beli ikan konsumsi, pengrajin
alat-alat perikanan, jual beli sarana produksi perikanan seperti pupuk, pakan dan
obat-obatan, jual beli alat-alat perikanan dan rumah makan serta penyewaan lahan
tidur yang tidak dimanfaatkan.
Pengusahaan ikan gurami di Kota Depok tidak hanya dilakukan oleh
petani-petani yang tergabung kelompok pembudidaya, melainkan banyak
dilakukan juga oleh perusahaan yang mengkhususkan bergerak dalam bidang
pengusahaan ikan air tawar. Akan tetapi kegiatan pengusahaan ini tidak terlepas
juga dari peran pemasok yang menjadi penggerak usaha perdagangan ikan air
tawar, khususnya ikan gurami. Salah satu perusahaan yang menjual ikan gurami
adalah Mekar Tambak Sari yang berlokasi di Kecamatan Sawangan, Kota Depok,
dan salah satu kelompok pembudidaya di Kota Depok yang mengusahakan ikan
gurami adalah Family Jaya 1.
Upaya yang dilakukan oleh Mekar Tambak Sari dalam pengembangan
usahanya adalah dengan mengusahakan pembenihan ataupun pembesaran ikan
gurami. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan yang lebih besar
bagi perusahaan. Namun sebelum dilakukan pengembangan usaha, perlu adanya
suatu kajian mengenai pengusahaan ikan gurami dan melakukan identifikasi
terhadap petani ataupuk kelompok pembudidaya yang telah melakukan
pengusahaan ikan gurami. Family Jaya 1 adalah kelompok pembudidaya yang
mengusahakan ikan air tawar, salah satunya adalah ikan gurami. Kajian mengenai
pengusahaan ikan gurami dan identifikasi dilakukan sebagai acuan karena selama
ini perusahaan Mekar Tambak Sari tidak mengusahakan ikan gurami. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk melihat dan menilai prospek dari usaha yang akan
dilakukan oleh perusahaan yang merupakan suatau upaya dalam pengembangan
usahanya.
1.2. Perumusan Masalah
Gurami merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun
harganya relatif stabil tinggi setiap saat jika dibandingkan dengan ikan bawal,
patin dan ikan air tawar sejenis lainnya, dan merupakan salah satu jenis ikan
konsumsi yang sangat populer di Indonesia, serta mempunyai segmen pasar yang
jelas mulai dari telur sampai menjadi ikan konsumsi. Salah satu perusahaan yang
menjual ikan gurami adalah Mekar Tambak Sari. Perusahaan selama ini
mengusahakan dua jenis ikan air tawar, yaitu ikan bawal dan patin, sedangkan
untuk ikan gurami perusahaan tidak mengusahakan sendiri, tetapi membeli dari
petani sekitar lokasi usaha. Mekar Tambak Sari telah memasok ikan konsumsi
pada beberapa rumah makan (restoran), pasar swalayan dan pedagang di pasar
tradisonal, serta pedagang pengumpul. Sedangkan untuk benih, biasa dijual
kepada tengkulak (pedagang pemasok) dan petani sekitar JABODETABEK .
Kurangnya persediaan ikan gurami yang biasa didatangkan dari petani
ikan gurami sekitar menjadi penghambat Mekar Tambak Sari dalam menjalankan
usahanya. Karena selama ini untuk ikan gurami Mekar Tambak Sari tidak
mengusahakan sendiri, padahal ikan ini merupakan salah satu produk unggulan
yang ditawarkan perusahaan. Berbeda dengan ikan bawal dan patin yang memang
diusahakan sendiri karena produksinya dapat dikendalikan dan benih yang
merupakan input produksi utamanya mudah diperoleh. Walaupun ada ikan
gurami yang didatangkan dari daerah luar Jawa Barat seperti dari Jawa Tengah
dan Lampung, namun Mekar Tambak Sari tidak menerima ikan tersebut
dikarenakan adanya perbedaan dari segi warna, tingkat ketahanan hidup ataupun
kesegaran, dan rasanya ketika sudah dimasak. Mekar Tambak Sari selalu
berusaha mempertahankan komitmennya untuk tetap menjaga kualitas ikan yang
telah dikenal oleh konsumennya selama ini, sehingga tidak sembarangan untuk
menerima pasokan ikan yang akan dijual kepada konsumen nantinya. Adapun
kondisi permintaan pasar yang dihadapi Mekar Tambak Sari dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Pesanan Permintaan Ikan Gurami dan Persentase Pesanan yang Tidak
Terpenuhi Tahun 2007 -2009
Sumber : Mekar Tambak Sari, 2010
Tabel 4 menunjukan bahwa adanya permintaan (pesanan) ikan gurami
yang tidak dapat dipenuhi setiap tahunnya selama tiga tahun berturut-turut,
dengan rata-rata pesanan yang tidak terpenuhi pertahunnya yaitu sebesar 32,13
persen untuk ikan gurami konsumsi dan 25,94 persen untuk benih ikan gurami.
Dari nilai persentase pesanan yang tidak terpenuhi dapat terlihat bahwa dari tahun
2007 sampai dengan 2009 nilainnya semakin bertambah. Hal ini dikarenakan
permintaan atau pesanan semakin banyak namun ketersediaan ikan yang mampu
dipenuhi Mekar Tambak Sari semakin menurun. Kondisi ini dapat diatasi dengan
salah satu upaya yaitu mengusahakan ikan gurami sendiri. Adapun produksi
minimal yang ditargetkan Mekar Tambak Sari adalah 44,79 persen untuk produksi
ikan konsumsi dan 37,50 persen untuk benih ikan gurami, nilai ini setara dengan
7.300 kg ikan konsumsi yang harus diproduksi dan 120.000 ekor untuk benih ikan
gurami harus diproduksi.
No Tahun Ikan Konsumsi (Kg)
Benihan (Ekor)
Pesanan Terpenuhi Tidak Pesanan Terpenuhi Tidak
Terpenuhi
(%)
Terpenuhi
(%)
1 2007 12.000 9.364 21,97 150.000 125.000 16,67
2 2008 13.500 9.500 29,63 275.000 210.000 23,64
3 2009 16.300 9.000 44,79 320.000 200.000 37,50
Rata- rata
32,13 Rata-rata
25,94
Karena permasalahan di atas, Mekar Tambak Sari berencana untuk
memperluas usahanya dengan mengusahakan pembenihan atau pembesaran ikan
gurami sendiri. Namun dalam menjalankan rencananya Mekar Tambak Sari
masih dihadapkan pada kendala, yaitu adanya keterbatasan modal untuk
menambah investasi yang akan digunakan dalam kegiatan usaha, karena
pengusahaan ikan gurami akan dilakukan pada lokasi yang berbeda dengan lokasi
usaha yang sudah berjalan selama ini. Barang-barang investasi tersebut
merupakan barang yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi, sehingga keinginan
dan harapan perusahaan untuk selalu dapat memenuhi permintaan pasarnya secara
maksimal akan dapat terpenuhi.
Keterbatasan modal dan juga adanya ketidak stabilan harga input produksi
yang digunakan (benih ikan gurami dan pakan) dan harga jual output produksi
menyebabkan Mekar Tambak Sari kesulitan melakukan pengusahaan ikan gurami.
Oleh karena itu dibutuhkan Analisis Kelayakan Investasi untuk melihat dan
menilai apakah pengusahaan ikan gurami baik pembesaran ataupun pembenihan
yang nantinya dilakukan sebagai usaha untuk dapat memenuhi permintaan
pasarnya, layak untuk dijalankan dan dapat memberikan keuntungan yang
maksimal bagi perusahaan atau tidak. Berdasarkan uraian di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1) Apakah pengusahaan pembesaran ataupun pembenihan ikan gurami oleh
Mekar Tambak Sari layak secara non finansial ?
2) Apakah Investasi yang ditambahkan pada Mekar Tambak Sari untuk
pengusahaan pembesaran ataupun pembenihan ikan gurami dapat memberikan
kelayakan secara finansial ?
3) Bagaimana pengaruh ketidak stabilan harga input (benih ikan gurami dan
pakan) dan harga jual output, terhadap pengusahaan pembesaran ataupun
pembenihan ikan gurami ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan :
1) Mengkaji kelayakan pengusahaan ikan gurami Mekar Tambak Sari
(pembesarann dan pembenihan) dari segi aspek non finansial antara lain aspek
teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek pasar, aspek sosial, dan aspek
lingkungan.
2) Menganalisis kelayakan pengusahaan ikan gurami berdasarkan aspek finansial
dari pengusahaan pembesaran dan pembenihan.
3) Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) kelayakan pengusahaan ikan
gurami (pembesarann dan pembenihan).
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1) Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
untuk manajemen perusahaan dalam memutuskan pengusahaan yang tepat,
sehingga akan dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Analisis
kelayakan pengusahaan ikan gurami ini juga diharapkan dapat digunakan oleh
perusahaan untuk menarik investor, serta pengusaha dapat mengetahui
variabel-variabel yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan usaha ikan gurami
apabila terjadi ketidak stabilan input dan harga jual output.
2) Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini dapat menambah wawasan dan
memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah
diperoleh selama perkuliahan, sehingga dapat memberikan suatu pengalaman
nyata mengenai kondisi usaha di lapang.
3) Bagi pembaca, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi reverensi atau bahan
rujukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai aspek finansial dan non finansial.
Adapun aspek finansial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
beberapa kriteria kelayakan investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Retrn (IRR), Net Benefit Cost ratio (Net B/C), Payback Period (PP).
Aspek non finansial yang yang dibahas adalah aspek pasar, aspek manajemen dan
hukum, aspek teknis, aspek sosial dan ekonomi, serta aspek lingkungan.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Perikanan
Menurut Sari (2006), Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam
memanfaatkan sumberdaya ikan. Secara garis besar, perikan terdiri dari perikanan
tangkap dan perikanan budidaya, baik darat maupun laut. Perikanan tangkap
adalah kegiatan ekonomi yang melakukan penangkapan terhadap hewan air dan
tumbuhan air. Sedangkan perikanan budidaya adalah kegiatan ekonomi yang
melibatkan manusia dalam membudidayakan hewan dan tumbuhan air.
Padat penebaran benih dalam melakukan budidaya ikan gurami tidak
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan efisiensi, namun mempengaruhi
pertumbuhan hidup dan jumlah pakan yang dikonsumsi. Kelangsungan hidup
selama pemeliharaan (SR) tergolong baik yaitu berkisar antara 90,14 persen
sampai 99,52 persen, sedangkan pertumbuhan dan jumlah pakan yang dikonsumsi
mengalami penurunan dengan meningkatnya padat penebaran. Untuk tujuan
produksi, sebaiknya dilakukan pembenihan ikan gurami secara intensif dengan
menggunakan padat tebar 8 ekor per liter karena hasil yang diperoleh akan lebih
menguntungkan (Bugri, 2006)
Berdasarkan hasil penelitian Anggoro (2009), lama pencahayaan yang
terbaik untuk pemeliharaan larva ikan gurami sampai ukuran 1,5–2 cm dalam
akuarium sistem indoor adalah 24 jam terang 0 jamgelap (24 T: 0 G), karena
menghasilkan kelangsungan hidup yang tinggi, efisiensi pemanfaatan kuning telur
dan laju pertumbuhan panjang yang tertinggi, serta ukuran panjang yang paling
seragam.
2.2. Jalur Pemasaran
Jalur pemasaran untuk pasar lokal umumnya adalah dari produsen –
pengumpul – agen - pedagang pengecer - konsumen. Jalur pemasaran ini akan
semakin panjang untuk keperluan ekspor karena menyertakan eksportir, importir,
pedagang besar, agen, maupun pedagang pengecar. Panjang pendeknya jalur
pemasaran akan mempengaruhi harga ikan di tangan konsumen. Selain jalur
pemasaran, tingginya risiko pemasaran akan meningkatkan biaya sehingga harga
ikan juga akan meningkat. Untuk mengurangi risiko, ikan yang harus dipasarkan
harus melalui proses penyeleksian, pengemasan dan pengangkutan yang baik
(Agustika, 2009).
2.3. Penelitian Terdahulu Studi Kelayakan
Penelitian mengenai ikan air tawar sudah banyak dilakukan sebelumnya,
diantaranya berjudul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembenihan Ikan mas
di Desa Sumurgintung, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang oleh Rosiah
(2005). Dari hasil analisisnya didapat bahwa usaha pembenihan Ikan Mas di Desa
Sumurgintung, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, secara finansial
menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Hal ini berdasarkan hasil
perhitungan rata-rata hasil analisis per kuartal tahun 2005 memperlihatkan
keuntungan sebesar Rp. 8.757.399, R/C ratio sebesar 1,14 dan payback period
4,50 tahun. Berdasarkan perhitungan kriteria investasi dengan tingkat suku bunga
8 persen per kuartal diperoleh NPV sebesar Rp. 13.205.659,22, Net B/C sebesar
1,13 dan IRR sebesar 9,45 persen. Skenario adanya pinjaman dari lembaga
keuangan, menurunkan nilai kriteria investasi walaupun masih layak untuk
dikembangkan. Pada skenario dengan pinjaman menunjukan nilai NPV Rp.
2.284.388,04, Net B/C sebesar 1,03 dan IRR sebesar 8,27 persen. Selain itu
apabila dilihat dari sensitivitasnya terhadap kenaikan harga pupuk (TSP sebesar
11,11 persen, PK sebesar 4,76 persen, Kaptan sebesar 3,7 persen ) menunjukan
nilai NPV sebesar Rp 11.230.498,59, Net B/C sebesar 1,11 dan IRR sebesar 9,30
persen. Pada skenario dengan pinjaman apabila terjadi kenaikan harga TSP
sebesar 11,11 persen, PK sebesar 4,76 persen, Kaptan sebesar 3,7 persen,
menyebabkan nilai kriteria investasi menjadi, NPV sebesar Rp. 309.227.00, Net
B/C sebesar 1,00 dan IRR sebesar 8,04 persen.
Hasil penelitian Atemalem (2001), yang berjudul Analisis Kelayakan
Investasi Usaha Pembenihan Ikan Patin (Pangasius sutchi) di Tapos Agro Lestari,
Ciawi, Bogor menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis usaha yang dilakukan
selama satu tahun, usaha ini memperolah keuntungan sebesar Rp. 110.604.616,70.
hasil perhitungan analisis pembenihan ikan ini menguntungkan dilihat dari hasil
perhitungan R/C rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,56. Analisis titik impas
(BEP) dari usaha pembenihan ini menghasilkan nilai sebesar 742.522 ekor atau
senilai Rp. 82.637.703,83. sedangkan dari hasil analisis kelayakan investasi
diperoleh NPV sebesar Rp. 81.629.230,06, Net B/C sebesar 2,58, dan IRR sebesar
66,77 persen. Hasil perhitungan analisis sensitivitas pada kondisi kenaikan harga
pakan benih 16 persen diperoleh NPV sebesar Rp. 8.203.815,31, Net B/C sebesar
1,11 dan IRR sebesar 27,32 persen. Penurunan harga jual benih ikan patin ukuran
1 inch (2,56 cm) sebesar 5 persen diperoleh NPV sebesar Rp. 21.884.659, 59, Net
B/C 1,33, dan IRR sebesar 36,64 persen, menunjukan bahwa usaha tersebut layak
diteruskan untuk jangka panjang.
Iriani (2006) dalam Analisis Kelayakan Finansial Pembenihan dan
Pendederan Ikan Nila Wanayasa pada Kelompok Pembudidaya Mekarsari, Desa
Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta menjelaskan
bahwa usaha pendederan dan pembenihan ikan nila layak dijalankan dengan
keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 83.009.000, dngan R/C rasio sebesar3,21,
payback period sebesar 0,21 tahun dan BEP sebesar Rp. 22.462.437,69.
berdasarkan analisis kelayakan finansial terhadap usaha pembenihan dan
pendederan ikan nila ini diperoleh NPV sebesar Rp. 225.116.401,83, Net B/C
lebih dari satu dan IRR sebesar 7,07 persen, sehingga usaha tersebut layak untuk
dijalankan. Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap kenaikan harga
pakan sebesar 800,917 persen diperoleh nilai NPV sama dengan nol, Net B/C
sama dengan satu, dan IRR sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Hal ini
menunjukan usaha ini masih layak untuk dijalankan sampai batas kenaikan harga
pakan 800,917 persen.
Berdasarkan hasil penelitian Rohaeni (2006), yang berjudul Kelayakan
Investasi Pengembangan Usaha Pembesaran Lele Dumbo di Agro Niaga Insani,
Kabupaten Bogor diperoleh hasil perhitungan analisis usaha sebesar Rp.
58.451.900, R/C rasio sebesar 1,39 dan payback period sebesar 2,98. sedangkan
perhitungan analisis kelayakan usaha menghasilkan NPV sebesar Rp.
118.976.123, 41, Net B/C sebesar 1,89 dan IRR sebesar 34,80 persen. Analisis
sensitivitas dilakukan sampai pada persentase perubahan harga yang
menyebabkan usaha tidak layak adalah pada kenaikan harga pakan sebesar 25,5
persen dan penurunan harga jual sebesar 9,8 persen. Hasil analisis menunjukan
bahwa usaha ini menguntungkan, serta layak untuk dilakukan dan dikembangkan.
2.4. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis kelayakan investasi yang dilakukan ini
memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu.
Beberapa persamaannya antara lain, pada metode yang digunakan yaitu dengan
melakukan studi kasus pada sebuah perusahaan, dan aspek finansial yang
digunakan menggunakan kriteria kelayakan yaitu NPV, Net B/C, dan IRR. Selain
itu penelitian ini juga mempunyai persamaan dengan penelitian terdahulu yaitu
penelitian mengenai analisis kelayakan investasi ini juga dapat memberikan
informasi mengenai tingkat kepekaan atau sensitivitas dari pengusahaan ikan air
tawar sehingga dari informasi yang diperoleh akan dapat diketahui perubahan-
perubahan apa saja yang dapat berpengaruh terhadap pengusahaan ikan air tawar.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan yaitu, pada penelitian ini menganalisis kelayakan investasi tidak hanya
dari aspek finansial saja melainkan aspek non finansial dari kegiatan usaha juga
dianalisis, kriteria kelayakan finansial menggunakan payback period, dan tidak
menganalisis BEP dari kegiatan usaha yang diteliti. Pada penelitian yang
dilakukan ini juga menggunakan dua skenario pengusahaan yaitu pada skenario I
dengan manganalisis kelayakan investasi pengusahaan pembesaran ikan gurami
dan skenario II menganalisis kelayakan investasi pengusahaan pembenihan ikan
gurami.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Studi Kelayakan Usaha
Usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-
sumber untuk mendapat kemanfaatan (benefit) atau suatu kegiatan dengan
mengeluarkan sumber-sumber untuk memperoleh hasil pada waktu yang akan
datang, dan dapat direncanakan, dibiaya dan dilaksanakan sebagai suatu unit.
Kegiatan suatu usaha selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan (objectiv) dan
mempunyai suatu titik tolak (starting point) dan suatu titik akhir (ending point)
baik biaya maupun hasilnya yang penting biasanya dapat diukur (Kadariah,1988).
Menurut Gittinger (1986), usaha merupakan suatu kegiatan yang
mengeluarkan biaya dengan harapan akan memperoleh hasil. Rangkaian dasar
dalam pelaksanaan dan perencanaan usaha adalah siklus usaha yang terdiri dari
tahap-tahap identifikasi persiapan dan analisis penilaian, pelaksanaan dan
evaluasi. Analisis usaha atau proyek adalah perbaikan pemilihan investasi.
Kelayakan investasi dalam suatu usaha dapat ditinjau dari berbagai aspek
diantaranya aspek teknis, aspek sumberdaya manusia, aspek pemasaran dan aspek
finansial .
Studi kelayakan usaha merupakan penelaahan atau analisis tentang apakan
suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Studi
kelayakan usaha merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau
suatu usaha layak untuk dijalankan. Selain itu studi kelayakan usaha ini juga
secara tidak langsung akan mempunyai keterkaitan dengan kepentingan
masyarakat dan pemerintah (Nurmalina, et al 2009).
Tujuan dari analisi usaha adalah untuk memperbaiki penilaian investasi.
Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan terbatas, maka perlu
diadakan pemilihan antara berbagai macam usaha. Kesalahan dalam pemilihan
usaha dapat mengakibatkan pengorbanan sumber-sumber yang langka. Oleh
karena itu, sebelum usaha dilaksanakan perlu diadakan perhitungan percobaan
untuk menentukan hasil dan memilih diantara berbagai alternatif dengan jalan
menghitung biaya dan manfaat (benefit) yang dapat diharapkan dari masing-
masing usaha (Kadariah,1988).
3.2. Umur Usaha
Menurut Nurmalina, et al (2009), ada beberapa pedoman untuk
menentukan panjangnya umur usaha, antara lain :
1) Umur ekonomis suatu usaha ditetapkan berdasarkan jangka waktu (periode)
yang kira-kira sama dengan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada pada
suatu usaha, yaitu jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dapat
meminimumkan biaya tahunan dari pemakaiannya.
2) Untuk usaha besar bergerak (diberbagai bidang) lebih mudah menggunakan
umur teknis dari unsur-unsur investasi. Umur teknis umumnya lebih panjang
dari umur ekonomis. Tetapi hal ini tidak berlaku apabila adanya keusangan
teknologi (Absolence) dengan adanya penemuan teknologi baru.
3) Untuk usaha yang umurnya lebih lama dari 25 tahun, biasanya umur usaha
ditentukan selama 25 tahun karena nilai-nilai setelah itu jika di discount rate
dengan tingkat suku bunga lebih besar dari 10 persen maka present value-nya
akan kecil sekali, karena nilai DF-nya kecil mendekati nol.
3.3. Kriteria Kelayakan Investasi
Menurut Gittinger 1986, dalam menganalisi usaha harus
mempertimbangkan aspek-aspek yang saling terkait, yang secara bersama-sama
menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman
investasi. Selain itu juga harus mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada
setiap tahapan dalam perencanaan usaha dan siklus perencanaannya.
Nurmalina, et al (2009), membagi analisis kelayakan menjadi aspek pasar,
aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi dan budaya,
aspek lingkungan, dan aspek finansial. Dalam penelitian ini aspek yang dibahas
adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan
ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek finansial saja.
3.3.1. Aspek Pasar
Aspek pasar dan pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial
(Hakim, 2005). Menurut Kadariah (1999), aspek komersial menganalisa
penawaran input (barang dan jasa) yang diperlukan usaha, baik pada waktu
membangun usahak, maupun pada waktu usaha sudah berproduksi, dan
menganalisa pasaran output yang dihasilkan dari kegiatan usaha.
Menurut Gittinger (1986), analisis aspek komersial terdiri dari rencana
pemasaran output yang dihasilkan oleh usaha dan rencana penyediaan input yang
dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan usaha. Dari sisi output, analisis
pasar untuk hasil usaha adalah sangat penting dalam menyakinkan bahwa terdapat
suatu permintaan yang efektif pada harga yang menguntungkan. Dari sudut
pandang input, saluran distribusi, kapasitas, kontinuitas, dan tingkat harga.
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat-alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
Alat-alat tersebut diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang disebut empat P,
yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
Empat P menggambarkan pandangan seorang penjual mengenai alat-alat
pemasaran yang dapat dipergunakan untuk mempengaruhi pembeli (Kotler, 1997).
3.3.2. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan usaha secara teknis dan pengoprasiannya setelah usaha tersebut
selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal
penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya (Nurmalina,et al, 2009).
Menurut Gittinger (1986), analisis secara teknis akan menguji hubungan-
hubungan teknis yang mungkin dalam suatu usaha yang diusulkan, misalnya
keadaan tanah di daerah usaha dan potensinya bagi pembangunan usaha,
ketersediaan air baik secara alami (hujan dan penyebaran hujan) serta pengadaan
(kemungkinan-kemungkinan untuk membangun irigasi), varietas benih yang
cocok. Atas dasar pertimbangan–pertimbangan ini analisis secara teknis akan
dapat menentukan hasil-hasil yang potensial. Analisis secara teknis juga
berhubungan dengan input usaha (penyediaan) dan output (produksi) berupa
barang dan jasa. Kerangka kerja usaha harus dibuat secara jelas agar analisis
secara teknis dapat dilakukan dengan teliti. Aspek-aspek lain dari analisis usaha
akan dapat berjalan bila analisis secara teknis dapat dilakukan.
3.3.3. Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa
pembangunan usaha dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa
pembangunan usaha hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana usaha, bagaimana
jadwal penyelesaian usaha tersebut, dan siapa yang melakukan studi masing-
masing aspek kelayakan usaha. Sedangkan manajemen dalam operasi
mempelajari bagaimana bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih,
bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan,
berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa
anggota direksi dan tenaga inti (Nurmalina,et al, 2009).
Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan
digunakan (dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya), dan
mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan
sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin. Disamping
hal tersebut aspek hukum dari suatu kegiatan usaha diperlukan dalam hal
mempermudah dan memperlancar kegiatan usaha pada saat menjalin jaringan
kerjasama dengan pihak lain.
3.3.4 Aspek Sosial dan Ekonomi
Aspek sosial dan ekonomi akan menilai seberapa besar usaha mempunyai
dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial
yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan
pengangguran. Selain itu aspek ini mempelajari pemerataan kesempatan kerja dan
bagaimana pengaruh usaha tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi usaha.
Aspek sosial memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin
dialami oleh masyarakat di sekitar lokasi usaha.
Sedangkan dari aspek ekonomi suatu usaha yang dinilai dan dipelajari
adalah apakah suatu usaha yang akan dijalankan dapat memberikan peluang
peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan
dari pajak, dan dapat menambah aktifitas ekonomi.
3.3.5. Aspek Lingkungan
Merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan bagaimana suatu usaha
berpengaruh terhadap lingkungan. Apakah dengan adanya kegiatan usaha
lingkungan dapat menjadi lebih baik atau bahkan bertambah buruk. Dalam
merancang atau menganalisis kegiatan investasi harus mempertimbangkan pula
dampak terhadap lingkungan.
Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis
suatu usaha justru akan menunjang kelangsungan suatu usaha itu sendiri. Tidak
akan ada usaha yang dapat bertahan lama apabila tidak memperhatikan kondisi
lingkungan sekitar.
3.4. Aspek Finansial
Menurut Kadariah (1988), analisis aspek finansisl suatu usaha dilihat dari
sudut badan atau orang yang menanam modalnya dalam usaha atau yang
berkepentingan langsung dalam usaha. Dalam analisis ini yang diperhatikan
adalah hasil untuk modal yang ditanam dalam suatu usaha. Analisis finansial ini
penting dalam memperhitungkan rangsangan bagi mereka yang turut serta dalam
mensukseskan pelaksanaan usaha. Sebab tidak ada gunanya melaksanakan usaha
yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan, jika
mereka yang menjalankan kegiatan produksi tidak bertambah baik keadaanya.
Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis usaha menerangkan
pengaruh-pengaruh finansial dari suatu usaha yang diusulkan terhadap peserta
yang tergabung di dalamnya. Dalam usaha-usaha pertanian para peserta terdiri
dari petani, perusahaan swasta, koperasi dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan
utama dari analisis finansial adalah menetukan insentif bagi orang-orang yang
terlibat dalam pelaksanaan usaha (Gittinger, 1986)
Analisis usaha pertanian adalah untuk membandingkan biaya-biaya
dengan manfaatnya dan menentukan usaha yang mempunyai keuntungan yang
layak. Dalam analisis usaha diperlukan kriteria investasi yang merupakan metode
yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Adapun
beberapa kriteria sebagai tolak ukur kelayakan investasi diantaranya :
1) Net Present Value (NPV), merupakan nilai sekarang dari arus tambahan
manfaat bagi pelaksanaan usaha dihitung berdasarkan tingkat diskonto.
2) Internal Rate of Return (IRR), merupakan tingkat suku bunga yang
menjadikan manfaat bersih sekarang sama dengan nol. Tingkat suku bunga
tersebut merupakan tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh
usaha untuk sumberdaya yang digunakan.
3) Net Benefit Cost ratio (Net B/C), merupakan angka perbandingan nilai
sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya.
4) Payback Period (PP), merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan
untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh
pengeluaran investasi.
3.5. Teori Biaya dan Manfaat
Menurut Nurmalina et al (2009), secara umum biaya didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang mengurangi tujuan bisnis, dan manfaat adalah segala sesuatu
yang menbantu suatu tujuan. Manfaat terdiri dari tiga macam yaitu, manfaat yang
dapat diukur (tangible benefit), manfaat yang dirasakan di luar usaha itu sendiri
(indirect or secondary benefit), dan manfaat yang secara nyata ada tapi sulit
diukur (intangible benefit). Periode waktu analisis yang direncanakan seringkali
ditetapkan dalam satuan waktu yang panjang, sehingga mengakibatkan arus biaya
maupun manfaat tidak terjadi pada waktu yang sama, melainkan sepanjang umur
usaha. Berdasarkan kenyataan tersebut komponen-komponen biaya dan manfaat
diidentifikasi berdasarkan kapan komponen-komponen tersebut muncul, sehingga
diukur berdasarkan arus rill dari dana dan biaya usaha.
Biaya dan manfaat yang digunakan dalam melakukan analisis usaha,
biasanya adalah yang bersifat tangible (dapat dinilai dengan uang), sedangkan
biaya dan manfaat yang bersifat intangible (tidak dapat dinilai dengan uang)
seperti halnya sebagai masukan tambahan yang digunakan sebagai pertimbangan
subyektif untuk pengambilan keputusan. Pada analisis kelayakan usaha secara
finansial, biaya dan manfaat yang digunakan adalah yang berpengaruh langsung
terhadap usaha yang bersangkutan (biaya investasi, biaya operasional dan lain-
lain), sedangkan yang termasuk manfaat antara lain nilai produksi total,
penerimaan pinjaman, bantuan, nilai sewa dan nilai sisa.
3.6. Analisis Sensitivitas Nilai pengganti (Switching Value)
Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan
hasil analisis usaha jika terjadi perubahan dalam input yang digunakan ataupun
dalam output yang dihasilkan. Dalam analisis kepekaan setiap kemungkinan harus
dicoba, yang berarti bahwa setiap kombinasi harus diadakan analisis kembali. Hal
ini diperlukan karena analisis usaha didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang
mengandung banyak ketidak pastian tentang apa yang terjadi dimasa yang akan
datang. Pada sektor-sektor pertanian, usaha biasanya dapat berubah-ubah yang
disebabkan karena fluktuasi harga-harga input dan output maupun perubahan pada
volume produksi (Gittinger, 1986). Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat
pengaruh penurunan harga dan kenaikan biaya yang terjadi terhadap kelayakan
suatu usaha, yaitu layak ataupun menjadi tidak layak untuk dijalankan.
Gittinger (1986) mengatakan bahwa untuk menghitung nilai pengganti
maka terlebih dahulu harus menentukan berapa banyak elemen yang kurang baik
dalam suatu usaha yang akan diganti agar dapat memenuhi tingkat minimum yang
masih dapat diterima. Oleh karena itu perubahan jangan melebihi tingkat
minimum tersebut. Analisis dengan nilai pengganti mengacu kepada berapa besar
perubahan yang terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol.
3.7. Kerangka Pemikiran Operasional
Mekar Tambak Sari merupakan salah satu perusahaan yang mengusahakan
ikan air tawar, dan menjual ikan gurami. Adanya permintaan pasar yang dihadapi
perusahaan dan belum dapat dipenuhi seluruhnya menjadi penghambat
perusahaan dalam menjalankan usahanya selama ini.
Kurangnya pasokan atau persediaan ikan gurami yang menjadi
permasalahan pada Mekar Tambak Sari selama ini mendorong perusahaan untuk
melakukan pengembangan usaha dengan pengusahaan ikan gurami sendiri.
Namun keterbatasan modal yang dimiliki perusahaan juga menjadi penghambat
bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan usahanya. Karena adanya
permasalahan yang dihadapi perusahaan, diperlukan analisis investasi terhadap
pengusahaan ikan gurami dengan menggunakan dua skenario pengusahaan yaitu
pengusahaan pembesaran ikan gurami dan pembenihan ikan gurami. Hal ini
dimaksudkan untuk melihat dan menilai apakah usaha layak atau tidak untuk
dilaksanakan. Untuk dapat menganalisis kelayakan investasi perlu dilakukan
kajian mengenai aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kegiatan pengusahaan
ikan gurami yang akan dilakukan (pengusahaan pembesaran dan pengusahaan
pembenihan), yaitu dengan menganalisis non finansial dan aspek finansial.
Analisis aspek non finansial menggunakan kriteria kelayakan yang
digunakan adalah aspek pasar, yang ditunjukan dengan adanya permintaan pasar
ikan gurami yang dihasilkan. Kriteria kelayakan pada aspek teknis ditunjukan
dengan adanya peningkatan produksi yang ditunjukan dengan penambahan bobot
ikan dan nilai penjualan. Aspek manajemen dan hukum ditunjukan dengan
pengelolaan dan pengendalian manajemen yang baik dan benar sesuai dengan
kebutuhan usaha, serta bagaimana status badan hukum perusahaan tersebut.
Aspek sosial dan ekonomi ditunjukan dengan bagaimana respon masyarakat
sekitar dengan adanya kegiatan usaha dan apakah masyarakat ikut menikmati
keuntungan atau kerugian dari kegiatan usaha. Dari aspek lingkungan ditunjukan
apakah dengan adanya usaha lingkungan dapat menjadi lebih baik atau bahkan
bertambah buruk.
Penilaian mengenai aspek finansial dilakukan dengan menggunakan NPV,
IRR, Net B/C, dan Payback Period dengan kriteria penilaian yang digunakan
adalah jika NPV>0, maka investasi dikatakan layak atau bermanfaat karena dapat
menghasilkan manfaat lebih besar dari modal opportunity cost faktor produksi
modal. Jika nilai NPV<0, maka investasi tidak layak untuk dilakukan karena
pengusahaan tidak dapat menghasilkan manfaat senilai biaya yang digunakan.
Menurut Umar (2005), NPV merupakan selisih antara Present Value dari
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa
yang akan datang. Untuk menentukan nilai sekarang itu diperlukan tingkat suku
bunga yang relevan.
Nilai Net B/C ratio menunjukan besarnya tingkat tambahan manfaat pada
setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Investasi dikatakan layak untuk
dilakukan apabila nilai Net B/C ratio menunjukan angka lebih dari satu,
sebaliknya apabila Net B/C ratio menunjukan angka kurang dari satu maka
investasi tidak layak dilakukan. Untuk mengetahui periode pengembalian modal
dapat menggunakan payback period. Analisis sensitivitas switching value
digunakan dalam penelitian ini untuk menguji kepekaan suatu perubahan keadaan
terhadap kelayakan investasi.
Hasil analisis dari kedua skenario pengusahaan ikan gurami akan
menunjukan pengusahaan layak atau tidak layak untuk dilaksanakan. Dari hasil
analisis kelayakan investasi yang diperoleh selanjutnya akan disampaikan dan
direkomendasikan kepada perusahaan. Hasil analisis kelayakan investasi
pengusahaan pembesaran ikan gurami dan pembenihan ikan gurami juga
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan tentang pengusahaan ikan gurami yang layak untuk
dilaksanakan. Apabila dari hasil evaluasi kelayakan investasi menunjukan bahwa
pengusahaan ikan gurami pembesaran dan pembenihan layak untuk dilaksanakan,
maka sebaiknya usaha ini dilaksanakan dengan melihat dan memilih skenario
mana yang lebih menguntungkan guna dapat memenuhi permintaan pasar dan
sebaliknya, apabila dari hasil evaluasi kelayakan yang dilakukan menunjukan
bahwa pengusahaan ikan gurami pembesaran dan pembenihan tidak layak untuk
dilaksanakan, maka sebaiknya perusahaan mencari alternatif lain untuk mangatasi
permasalahan yang ada. Adapun gambar kerangka pemikiran operasional ini dapat
dilihat pada gambar 1 :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
Permasalahan yang dihadapi :
Kurangnya pasokan ikan gurami
Keterbatasan modal untuk menambah
investasi (kendaraan, lahan untuk
kolam, dan peralatan pendukung
produksi lainnya)
Aspek Finansial
NPV
IRR
Net B/C
PP
Sensitivitas
(Switching Value)
Aspek non Finasial
Aspek Pasar
Aspek Teknis
Aspek Manajemen dan
Hukum
Aspek Sosial dan Ekonomi
Aspek Lingkungan
Adanya permintaan ikan gurami yang
dihadapi Mekar Tambak Sari dan belum
dapat dipenuhi seluruhnya
Layak Tidak Layak
Analisis Kelayakan Investasi
Skenario Pengusahaan
Pembesaran Pembenihan
Rekomendasi pengusahaan
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang mengusahakan ikan air
tawar Mekar Tambak Sari, di Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Pemilihan
lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja karena Kecamatan Sawangan
merupakan salah satu daerah yang potensial untuk pengembangan usaha bidang
perikanan khususnya perikanan air tawar. Selain itu, Mekar Tambak Sari
merupakan perusahaan yang ingin melakukan pengembangna usaha dengan
melakukan pengusahaan ikan gurami. Pengambilan data dilakukan selama satu
bulan, dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan September 2010.
4.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus. Studi kasus atau penelitian kasus merupakan penelitian tentang subjek
penelitian yang berkenaan dengan satu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas (Nazir, 1999). Tujuan dari studi kasus adalah utuk memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat–sifat serta karakter yang
khas dari kasus ataupun status dari individu.
4.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara dan observasi
dengan perusahaan Mekar Tambak Sari dan petani yang tergabung dalam
kelompok pembudidaya Family Jaya 1, wawancara dengan petani dilakukan guna
memperoleh informasi mengenai teknis pengusahaan ikan gurami dan selanjutnya
informasi dan data yang diperoleh digunakan sebagai acuan dalam perhitungan.
Adapun jumlah anggota dari kelompok pembudidaya yang dijadikan
responden sebanyak lima orang, dan responden yang diambil dari perusahaan
Mekar Tambak Sari sebayak tiga orang, yaitu pemilik usaha dan dua orang
pegawai bagian produksi (lapangan). Data sekunder diperoleh dari instansi yang
terkait seperti : Dinas Perikanan Kota Depok, Perpustakaan Fakultas Perikanan
IPB, Perpustakaan Pusat (LSI), serta penelusuran melalui internet, buku-buku, dan
literatur-literatur lain yang berkaitan dengan judul penelitian. Adapun data-data
yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain:
1) Data gambaran umum mengenai perusahaan dan kelompok pembudidaya,
lokasi pengusahaan, aktivitas produksi, jenis produk, pemasaran, dan
keuangan.
2) Data historis perusahaan dan kelompok pembudidaya, yaitu komponen-
komponen biaya investasi, biaya variabel dan biaya tetap, harga jual produk,
volume produksi, dan realisasi penjualan.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dalam penelitian ini meliputi
analisis aspek teknis, aspek pasar, aspek Manajemen dan hukum, aspek sosial dan
ekonomi, serta aspek lingkungan.
Sedangkan analisis kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis kelayakan
finansial usaha pemasok ikan gurami dengan melakukan pengusahaan pembesaran
dan pembenihan. Perhitungan yang dilakukan menggunakan kriteria investasi
yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost
(Net B/C), Payback Period (PP), serta analisis sensitivitas. Data kuantitatif yang
dikumpulkan diolah dengan menggunakan komputer yaitu Microsoft Excel. Hasi
pengolahan data tersebut disajikan dalam bentuk tabulasi dengan cara memasukan
data primer ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan dipahami. Data kualitatif
disajikan dalam bentuk uraian deskriptif serta dalam bentuk tabel, bagan atau
gambar sehingga mudah dipahami.
4.4.1. Aspek Pasar
Analisis aspek pasar dilakukan dengan melihat potensi pasar ikan gurami
dan dikatakan layak apabila pangsa pasar usaha ikan air tawar memadai untuk
pemasaran produk, pasar input tersedia dalam jumlah mencukupi, dan produk
yang dijual memiliki daya saing atau keunggulan dibandingkan dengan produk
serupa yang dihasilkan oleh pesaing. Selain itu analisis aspek pasar dilakukan
juga dengan menggunakan bauran pemasaran, yaitu seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar
sasarannya (Kotler et al, 1997).
Adapun alat-alat bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat unsur,
yaitu :
1) Produk, merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi dalam
rangka memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan yang mencakup kualitas,
rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk.
2) Harga, adalah jumlah nilai yang dikeluarkan konsumen dengan manfaat dari
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga adalah satu-
satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan,
sedangkan unsur lainnya menghasilkan biaya.
3) Distribusi, meliputi berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
menjadikan produk tersedia dan mudah didapat oleh konsumen sasaran
melalui pengidentifikasian saluran pemasaran yang efisien. Saluran pemasaran
adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam
proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan.
4) Promosi, meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan memperkenalkan produknya kepada pasar sasaran.
4.4.2. Aspek Teknis
Analisis teknis dikaji secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran
mengenai lokasi pengusahaan ikan gurami, besarnya skala usaha atau jumlah
produksi yang dihasilkan, proses kegiatan produksi yang dilakukan serta peralatan
produksi yang digunakan dalam kegiatan pengusahaan ikan gurami pada Mekar
Tambak Sari. Dalam aspek teknis ini dinilai lokasi usaha, tata letak atau layout
tempat produksi, kegiatan produksi, serta teknologi yang akan digunakan.
Penilaian kelayakan aspek teknis dapat dikatakan layak apabila hal-hal tersebut
dapat memberikan kemudahan dalam distribusi dan pemeliharaan.
Menurut Gittinger (1986), analisis secara teknis ini akan menguji
hubungan-hubungan teknis yang mungkin dalam suatu usaha yang diusulkan,
seperti keadaan tanah didaerah usaha dan potensinya bagi pengembangan usaha,
ketersediaan air baik secara alamiah maupun pengadaan (kemungkinan untuk
membangun irigasi), serta varietas benih yang cocok. Atas dasar pertimbangan-
pertimbangan inilah analisis secara teknis akan dapat menentukan hasi-hasil yang
potensial.
4.4.3. Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen dan hukum dikaji secara deskriptif untuk melihat
sumberdaya manusia dalam menjalankan jenis-jenis pekerjaan dan status badan
hukum dari Mekar Tambak Sari, serta untuk melihat sumberdaya lain seperti
struktur organisasi serta sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan.
Kegiatan usaha dikatan layak apabila perusahaan menggunakan sistem
manajemen dan mempunyai status secara hukum sesuai dengan kebutuhan
perusahaan sehingga dapat membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan.
4.4.4. Aspek Sosial dan Ekonomi
Analisis aspek sosial dan ekonomi dilakukan secara deskriptif dengan
menilai seberapa besar usaha mempunyai dampak sosial dan ekonomi terhadap
masyarakat keseluruhan. Usaha ini dikatakan layak apabila perusahaan mampu
menciptakan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan.
Aspek sosial dan ekonomi ini perlu dikaji untuk melihat bagaimana
dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan perluasan usaha pengusahan ikan
gurami yang dilakukan oleh Mekar Tambak Sari, terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat sekitar. Kegiatan ini dikatakan layak jika perusahaan dapat
memberikan dampak positif dari kegiatan pengusahaan ikan gurami tersebut.
4.4.5. Aspek Lingkungan
Analisis aspek lingkungan yang dilakukan secara deskriptif ini menilai
suatu dampak atau pengaruh yang ditimbulkan terhadap lingkungan berkenaan
dengan bagaimana suatu kegiatan usaha dijalankan. Apakah dengan adanya
pengusahaan ikan gurami yang dilakukan perusahaan membuat lingkungan
menjadi lebih baik atau bahkan bertambah buruk. Kegiatan ini dikatakan layak
jika perusahaan dapat mengantisipasi dengan meminimalkan kerusakan
lingkungan yang dapat terjadi sebagai akibat dari kegiatan usahanya.
4.4.6. Aspek Finansial
Analisis aspek finansisl dilakukan dengan menggunakan kriteria investasi
untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Kriteria investasi yang
digunakan adalah Net Present Value (NPV). Internal Rate of Return (IRR), Net
Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP).
Pelaksanaan analisis finansial dari suatu usaha dapat menggunakan metode
atau kriteria penilaian investasi. Kriteria kelayakan investasi digunakan untuk
mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu kegiatan
usaha. Melalui metode-metode ini dapat diketahui apakah suatu kegiatan usaha
layak untuk dilaksanakan atau tidak. Selain itu, setiap kriteria kelayakan dapat
dipakai untuk menentukan urutan-urutan berbagai alternatif usaha dari suatu
investasi.
4.4.6.1. Net Present Value (NPV)
NPV atau nilai kini manfaat bersih merupakan manfaat bersih yang
diterima selama umur usaha pada tingkat diskonto tertentu. Suatu usaha
dinyatakan layak jika jumlah seluruh manfaat biaya yang diterima melebihi biaya
yang dikeluarkan, atau dengan kata lain jika NPV lebih besar dari nol, berarti
manfaat yang diperolah lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan. Rumus
yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
n
NPV = ∑ Bt-Ct ........................................................................................ (1)
t=1
(1+i)t
Dimana :
Bt = Manfaat pada tahun ke t
Ct = Biaya pada tahun ke t
t = Tahun kegiatan usaha (t= 1,2,3,.........., 10)
i = Tingkat Discount Rate (DR) (%)
n = Umur ekonomis usaha
Kriteria Penilaian :
1) Jika NPV>0, maka kegiatan investasi layak untuk dilaksanakan karena
manfaat lebih besar dari pada biaya
2) Jika NPV<0, maka kegiatan investasi tidak layak untuk dilaksanakan
4.4.6.2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat DR yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%).
IRR menunjukan rata-rata tingkat keuntungan internal tahunan perusahaan selama
umur usaha. Investasi dapat dikatakan layak apabila mempunyai nilai IRR lebih
besar dari opportunity cost of capital-nya (OCC).
Tingkat IRR mencerminkan tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar
oleh suatu kegiatan usaha untuk sumberdaya yang digunakan. Adapun rumus
yang digunakan dalam menghitung IRR adalah :
NPV1
IRR = i1 + (i2- i1) ...................................................................... (2)
NPV1 – NPV2
Dimana :
i1 = DR yang menghasilkan NPV positif
i 2 = DR yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV 2 = NPV yang bernilai negatif
Kriteria Penilaian :
1) Jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang ditetapkan (14 %), maka
investasi dinilai layak
2) Jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto yang ditetapkan (14 %), maka
investasi dinilai tidak layak.
4.4.6.3. Net Benefit - Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih
yang menguntungkan suatu kegiatan usaha yang dihasilkan terhadap setiap satu
satuan kerugian dari usaha tersebut.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya penerimaan
dibandingkan dengan pengeluaran selama umur kegiatan usaha. Suatu kegiatan
investasi dikatakan layak bila Net B/C lebih besar dari satu. Adapun rumus Net
B/C adalah sebagai berikut :
n Bt-Ct
∑ (1 + i)t
t =1 (Bt – Ct) >0 ......................................... (3)
Net B/C = n Bt-Ct (Bt – Ct)<0
∑ (1 + i)t
t =1
Dimana :
Bt = Manfaat pada tahun ke t
Ct = Biaya pada tahun ke t
i = Tingkat DR (%)
t = Tahun kegiatan usaha (t= 1,2,3,.........., 10)
n = Umur ekonomis usaha
Kriteria Penilaiaan :
1) Investasi dinilai layak dan dinyatakan menguntungkan jika, Net B/C >1
2) Investasi dinilai tidak layak dan dinyatakan tidak menguntungkan jika, Net
B/C <1.
4.4.6.4. Payback Period (PP)
PP merupakan metode yang mencoba mengukur seberapa cepat investasi
pada suatu kegiatan usaha dapat kembali. Perhitungan dilakukan dengan cara
mengkomulatifkan nilai manfaat bersih yang terdapat pada cash flow. Semakin
kecil angka yang dihasilkan berarti semakin cepat tingkat pengembalian dari suatu
investasi, sehingga usaha yang dijalan kan semakin baik untuk dilaksanakan dan
dikembangkan. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung PP adalah
sbagai berikut :
Payback Period = I ................................................... (4)
AB
Dimana :
I = Biaya investasi yang diperlukan
AB = Manfaat bersih yang diperoleh setiap tahunnya
4.4.7. Analisis Sensitivitas Nilai Pengganti (Switching Value)
Analisis switching value dalam penelitian pengusahaan ikan gurami pada
perusahaan Mekar Tambak Sari dilakukan untuk menganalisis kelayakan investasi
yang dilakukan pada pengusahaan ikan gurami tersebut. Dalam analisis kelayakan
investasi banyak asumsi-asumsi yang digunakan. Penggunaan asumsi ini memiliki
ketidak pastian yang sudah diminimalkan berdasarkan kondisi aktual yang terjadi
di lapangan pengujian sensitivitas kelayakan investasi terhadap perubahan asumsi
pendapatan dan biaya oprasional. Adapun penilaian analisis sensitivitas ini
digunakan pada tiga perubahan, yaitu:
1) Kenaikan harga input produksi yang dalam penelitian ini meliputi biaya pakan
ikan, dan biaya pembelian benih ikan gurami, sedangkan biaya dan komponen
lain tetap.
2) Terjadinya penurunan harga jual output, pada kondisi ini diasumsikan
komponen lainnya juga dianggap tetap.
4.5. Konsep Pengukuran dan Asumsi-asumsi Dasar
1) Umur usaha ditentukan 10 tahun berdasarkan umur ekonomis kolam dan
akuarium.
2) Sumber modal investasi berasal dari pinjaman bank JABAR Banten sebesar
Rp 100.000.000 dan milik pribadi sebesar Rp 45.000.000.
3) Tingkat DR yang digunakan sebesar 14 persen yang merupakan suku bunga
pinjaman Kredit Usaha Rakyat Bank JABAR Banten.
4) Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun ke-1 yaitu tahun 2011,
karena pengusahaan ikan gurami dilakukan pada tahun tersebut, bersamaan
dengan kegiatan produksi. Dan operasional perusahaan dimulai setelah
persiapan awal dilakukan dengan lama waktu yang dibutuhkan 4 bulan.
Jumlah produksi diasumsikan terserap seluruhnya oleh pasar.
5) Harga yang digunakan diasumsikan konstan. Baik harga input maupun harga
output dari kegiatan usaha pada masing-masing skenario. Harga yang
digunakan dalam penelitian adalah harga yang berlaku pada bulan Agustus
2010.
6) Luas lahan untuk kegiatan usaha pada kedua skenario sama yaitu, seluas 1.500
m2. Lahan yang digunakan untuk kolam pembesaran ikan gurami adalah 1000
m2
yang terbagi dalam empat kolam dengan luas masing-masing 250 m2.
Sedangkan untuk kegiatan pembenihan luas lahan yang digunakan untuk
kolam adalah 100 m2 untuk kolam pemeliharaan indukan, 100 m
2 untuk kolam
pmijahan dan 250 m2 untuk kolam terpal.
7) Penerimaan yang diperoleh berasal dari penjualan ikan gurami dan penjualan
benih ikan gurami.
8) Nilai sisa merupakan nilai dari barang yang masih dapat terjual dan nilainya
diasumsikan 10 persen dari nilai pembelian.
9) Siklus produksi diasumsikan 2 kali dalam setahun untuk pembesaran ikan
gurami dan 6 kali dalam setahun untuk pembenihan. Benih yang digunakan
pada kegiatan pembesaran berukuran 200-250 gr, sedangkan untuk
pembenihan menggunakan indukan dengan perbandingan 1 jantan dan 3
betina setiap pasangnya. Lamanya proses budidaya yaitu 6 bulan untuk
pembesaran dan 4 bulan untuk pembenihan. Survival rate (SR) pada kegiatan
pembesaran diasumsikan 95 persen dan kegiatan pembenihan 80 persen.
10) Ketentuan pajak mengikuti ketentuan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008
yaitu tarif pajak penghasilan untuk wajib pajak akan menggunakan tarif
tunggal sebesar 25 persen.
V DESKRIPSI PERUSAHAAN DAN PETANI
5.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Mekar Tambak Sari didirikan pada tanggal 25 Oktober 1991. Perusahaan
ini menjalankan usahanya diawali dengan menjadi petani ikan patin. Seiring
perkembangannya, pada tahun 2007 perusahaan ini berkembang menjadi
perusahaan yang mengusahakan ikan air tawar. Dikarenakan sulitnya
mendapatkan benih namun permintaan semakin banyak menyebabkan perusahaan
harus selalu memperluas jaringannya kepada para petani ikan air tawar sekitar,
karena dari petani tersebut perusahaan memperoleh ikan gurami yang akan dijual
nantinya, baik benih ikan gurami ataupun ikan gurami konsumsi. Perusahaan ini
beralamat di Desa Bojong Sari, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Didirikan
oleh seorang bapak yang berprofesi awal sebagai seorang pedagang, bernama
Romli.
Latar belakang dilakukannya usaha ini adalah karena adanya permasalahan
ekonomi yang dialami bapak lima orang anak. Kebutuhan sehari-hari yang harus
dipenuhi dan biaya pendidikan anak-anaknya yang harus dibayarkan, sedangkan
pendapatannya dari berjualan pakaian waktu itu tidak mencukupi. Karena hal
tersebutlah bapak lima orang anak ini mencoba untuk mencari alternativ usaha
lain yang mempunyai prospek lebih baik dari usaha yang telah dijalankannya.
Dengan menggunakan modal sendiri yang dimilikinya, akhirnya didirikan usaha
budidaya ikan air tawar yang diawali dengan menjadi petani ikan patin dan
kemudian beralih ke ikan bawal, yang selanjutnya disusul dengan budidaya ikan
gurami. Pemilik modal dalam hal ini adalah pemilik usaha dan bertindak
langsung sebagai pengelola usaha. Dalam menjalankan usahanya pemilik dibantu
oleh enam orang pegawainya, antara lain terdiri dari satu orang bagian Produksi
dibantu dengan seorang karyawan lapang dan sopir, satu orang bagian keuangan,
dan dua orang bagian keamanan.
5.2. Sejarah Singkat Kelompok Pembudidaya
Kelompok pembudidaya Family Jaya 1 berdiri pada tanggal 24 mei 2006
sebagai lembaga yang mewadahi para petani pembudidaya ikan air tawar di
Kecamatan Sawangan. Berlokasi di Desa Duren Seribu, Kecamatan Sawangan,
Kota Depok. Kelompok pembudidaya ini dikenal sebagai penghasilkan benih–
benih unggulan perikanan air tawar. Jumlah anggota yang tergabung dalam
kelompok pembudidaya Family Jaya ini berjumlah 17 orang. Dengan tingkat
pendidikan rata–rata dari anggota adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan
beberapa orang lulusan perguruan tinggi.
Hubungan yang baik antara Family Jaya 1 dengan instansi yang
berwenang seperti Dinas Perikanan Kota Depok selalu terjalin dengan baik,
sehingga kelompok pembudidaya ini selalu mendapat perhatian khusus dan
pembinaan yang baik dari para penyuluh perikanan. Selain itu juga Family Jaya
merupakan salah satu kelompok pembudidaya ikan air tawar terbesar dan telah
dikenal luas oleh para pelaku usaha ikan air tawar di Kota Depok, sehingga
kelompok pembudidaya ini selalu menjadi rujukan dari Dinas Perikanan Kota
Depok jika ingin melakukan pelatihan mengenai perikanan budidaya.
Para anggota yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ini adalah
para petani yang sebagian besar lokasi usahanya berada dalam satu hamparan,
sehingga dalam pertukaran informasi dari petani satu dan yang lainnya dapat
langsung tersampaikan. Karena keberhasilannya dalam mengembangkan
perikanan air tawar kelompok pembudidaya ini mendapat fasilitas berupa lahan
yang dapat digunakan untuk melakukan budidaya perikanan seluas dua hektar.
Adapun latar belakang terbentuknya kelompok pembudidaya ini adalah :
1) Kurang adanya pemenuhan kebutuhan benih ikan baik, untuk konsumen lokal
ataupun antar pulau karena permintaan yang cukup tinggi.
2) Untuk menciptakan benih unggulan, berkualitas dan terjamin perlu adanya
standar yang jelas.
3) Penjualan hasil produksi para pembudidaya biasanya dilakukan secara
bersama-sama atau kolektif baik hasil pembenihan maupun pembesaran, serta
adanya hubungan timbal balik (menjual dan membeli) antar petani
4) Kelompok Family jaya 1 sebagai wadah yang memfasilitasi dan menjembatani
para petani pembudidaya dengan instansi terkait dalam mengakses informasi
ataupun bantuan yang tersedia.
5.3. Gambaran Umum Lokasi Usaha
Secara umum kondisi lokasi usaha Mekar Tambak Sari dengan kelompok
pembudidaya Family Jaya 1 tidak jauh berbeda, karena berada dalam satu wilayah
yang sama yaitu di Kecamatan Sawangan, Kota Depok dan hanya dibatasi aliran
sungai saja. Lokasi usaha yang digunakan telah memiliki persyaratan kelayakan
sebagai tempat usaha perikanan air tawar. Adapun persyaratan yang telah
dipenuhi antara lain adanya ketersediaan air yang cukup, dekat dengan sungai
yang dapat dijadikan alternatif sumber air, keamanan lingkungan, lingkungan
yang kondusif, dan kemudahan dalam akses trasportasi.
5.4. Luasan Lokasi Usaha
Luas lahan dan bangunan yang digunakan untuk kegiatan usaha Mekar
Tambak Sari adalah 2000 m2. Selain itu Mekar Tambak Sari juga memiliki
fasilitas yang cukup memadai dalam menjalankan usahanya sebagai perusahaan
yang mengusahakan ikan air tawar. Perusahaan ini memiliki lokasi usaha yang
cukup strategis karena tidak terlalu jauh dengan jalan raya dan dapat dijangkau
dengan kendaraan bermotor, selain itu infrasetruktur transportasi, komunikasi dan
penerangan juga telah memadai.
Sedangkan luas lahan yang dimiliki oleh para petani yang tergabung dalam
kelompok pembudidaya Family Jaya 1 berbeda–beda antara petani satu dan
lainnya. Namun secara umum luas lahan yang digunakan untuk kegiatan
pengusahaan ikan oleh para petani berkisar antara 500–1500 m2. Penggunaan
lahan untuk pengusahaan ikan air tawar yang dilakukan oleh petani terbagi dua
yaitu ada yang digunakan untuk pengusahaan pembenihan dan ada juga petani
yang memanfaatkannya untuk pengusahaan pembesaran.
VI ASPEK KELAYAKAN NON FINANSIAL
Aspek–aspek kelayakan non finansial yang digunakan oleh Mekar Tambak
Sari dalam pengembangan usahanya adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukun, aspek sosial dan ekonomi, sapek lingkungan, serta aspek
finansial. Aspek–aspek tersebut adalah satu kesatuan dalam penilaian kelayakan
usaha dan saling terintegrasi antara satu aspek dengan aspek lainnya.
6.1. Analisis Aspek Teknis
Sebelum melakukan kegiatan pengusahaan ikan gurami, hal penting yang
harus dipertimbangkan adalah aspek teknis, yang akan menggambarkan mengenai
lokasi usaha, tata letak tempat produksi, besarnya skala usaha, kriteria pemilihan
peralatan yang akan digunakan, proses produksi yang dilakukan dan jenis
teknologi yang digunakan. Adapun tata letak tempat produksi dapat dilihat pada
Lampiran 16 dan 17. Pelaksanaan dari evaluasi aspek teknis ini seringkali tidak
dapat memberikan suatu keputusan yang baku, karenanya sangat perlu
diperhatikan satu atau beberapa pengalaman pada usaha lain yang serupa di lokasi
lain yang menggunakan teknik dan teknologi yang serupa. Keberhasilan
penggunaan teknologi sejenis di tempat lain sangat membantu dalam mengambil
keputusan akhir, setidaknya memperhatikan pengalaman ditempat lain ini tidak
dapat ditinggalkan begitu saja (Nurmalina et al,2009).
6.1.1. Lokasi dan Sumberdaya Produksi Pengusahaan Ikan Gurami
Lokasi yang dipilih dalam melakukan kegiatan pengusahaan ikan gurami
baik untuk pembenihan ataupun pembesaran yang paling penting adalah harus
mempunyai ketersediaan air yang cukup dan dekat dengan sumber air, dekat
dengan ketersediaan bahan baku, dekat dengan petani ikan air tawar dan dekat
dengan jalan sehingga memudahkan dalam transportasi. Selain itu lokasi yang
aman juga perlu diperhatikan, baik aman dari gangguan manusia yang tidak
bertanggung jawab ataupun hewan pemangsa.
Hal lain yang juga penting adalah persiapan media untuk kegiatan
produksi. Penggunaan media dalam kegiatan pembesaran dan pembenihan ikan
gurami akan berbeda. Dalam pengusahaan pembesaran ikan gurami, Mekar
Tambaka Sari Menggunakan kolam tanah dengan pematang terbuat dari tanah.
Hal ini dimaksudkan agar ikan gurami yang suka membenturkan kepalanya ke
tepi kolam tidak terluka. Sedangkan dalam kegiatan pembenihan menggunakan
aquarium dan kolam terpal sebagai media produksi.
Pembenihan ikan gurami dilakukan untuk mendapatkan benih yang siap
dijual kembali kepada petani pendeder atau petani pembesaran untuk selanjutnya
dibesarkan oleh petani tersebut. Kegitan pembenihan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan media aquarium yang disusun dalam
satu ruangan dan kolam terpal. pembenihan menggunakan media aquarium ini
merupakan suatu cara yang dianggap paling efektif oleh Mekar Tambak Sari
karena pengontrolannya dapat dilakukan lebih ketat dan sarana pendukungnya
amat memadai, sehingga tingkat keberhasilan dalam maminimalkan tingkat
kematian larva ikan gurami akan sangat tinngi. Aquarium ini dipergunakan untuk
membesarkan larva ikan gurami hingga menjadi benih yang berukuran 1–2 cm.
Lamanya proses penetasan telur menjadi larva adalah dalam kurun waktu berkisar
3-4 hari dari kegitan penebaran telur kedalam bak. Ukuran aquarium yang
digunakan adalah 100 cm x 50 cm x 40 cm dengan ketebalan kaca 5 mm, dan
kapasitas benih yang dihasikan berkisar 500-1000 ekor benih per aquarium.
Kegiatan pembesaran yanga dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
mengunakan media kolam tanah dengan luas 250 m2
per kolam dengan kepadatan
tebar 8-10 ekor per m2
dan tinngi air dalam kolam 70 cm. Benih ikan gurami yang
digunakan dalam kegiatan pembesaran ini berukuran 200–250 gr per ekor dan
dihasilkan ikan gurami konsumsi yang berukuran 500-800 gr per ekor. Waktu
yang dibutuhkan dalam pembesaran ini adalah enam bulan, terhitung dari kegiatan
pengolahan kolam sampai dengan pemanenan.
Kualitas media atau kolam sangat menentukan tumbuh kembangya ikan
gurami yang akan diusahakan. Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan
adalah kondisi tanah, suhu air, dan kadar keasaman air. Kegiatan pengusahaan
ikan gurami memerlukan air dengan pH 6,5–7 dan suhu air 25–28oC. Sehingga
untuk mengusahakan hal tersebut diperlukan suatu cara agar dapat menghasilkan
kondisi yang optimal untuk pertumbuhan ikan gurami, dan salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan menggunakan air sumur yang sudah ditampung dalam
bak selama 3-4 hari untuk menaikan pH dan menempatkan aquarium di dalam
ruangan tertutup sehingga suhu akan dapat terjaga.
Sumberdaya produksi yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan
gurami tidak jauh berbeda dengan pembenihan ikan gurami. Kegiatan pembesaran
ini juga membutuhkan air dengan pH 6,5–7 dan suhu air 25–28oC. Air tersebut
didapatkan dengan cara membuat saluran irigasi yang bersumber dari sungai dan
kemudian dialirkan dari kolam ke kolam, yang selanjutnya didiamkan dulu selama
kurang lebih 2 hari baru kemudian siap untuk ditebarkan benih.
Kebutuhan tenaga kerja pada pengusahaan ikan gurami ini menggunakan
tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar lokasi usaha. Tenaga kerja yang
digunakan adalah tenaga kerja pria dengan jam kerja dalam satu hari, yaitu 7 jam
dimulai dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore. Dengan upah pekerja sebesar Rp
35.000 per HOK. Namun pada kegiatan pembenihan ikan gurami jam kerja
disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan. Selain itu juga pada kegiatan
pembenihan perlu diperhatikan sifat ikan gurami yang hanya dapat bertelur secara
alami, sehingga kapan indukan ikan gurami memijah, yang selanjutnya bertelur
dan kemudian telur tersebut dapat diangkat untuk selanjutnya ditetaskan perlu
diperhatikan secara khusus agar produksi dapat maksimal.
6.1.2. Fasilitas Penunjang Pengusahaan Ikan gurami
Fasilitas penunjang dari tempat penelitian, yang telah dimiliki oleh Mekar
Tambak Sari adalah lokasi kegiatan usaha sangat mendukung. Dimana lokasinya
yang sangat strategis yaitu mudah dijangkau dan tidak jauh dengan jalan raya
serta dapat dimasuki kendaraan bermotor, selain itu juga dekat dengan toko-toko
yang menjual kebutuhan perikanan (pakan ikan, jaring, selang oksigen, pengisian
tabung oksigen, dan sarana produksi lainnya) dan dekat dengan petani juga.
Sehingga dari hal tersebut dimungkinkan pengusahaan ikan gurami ini akan dapat
berkembang dengan baik.
Selain itu juga proses pengangkutan input dan pemasaran hasil produksi
akan relatif mudah untuk dilakukan karena sarana transportasi yang ada sangat
memadai dan dapat mendukung kegiatan pengusahaan ikan gurami.
6.1.3. Teknik Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
Ikan gurami merupakan ikan yang mempunyai pertumbuhan lambat dan
hanya dapat berkembang biak (bertelur) secara alami, namun kebutuhan akan
benih ikan gurami merupakan faktor yang sangat penting dalam pengusahaan ikan
gurami. Sehingga permasalahan ketersediaan benih tersebut perlu diatasi, salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan indukan yang dapat
menghasilkan benih unggul. Dalam penelitian ini indukan yang akan digunakan
adalah Gurami Porselen yang dapat menghasilkan telur hingga 10.000 butir dalam
sekali memijah.
Pengusahaan pembenihan ikan gurami yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan indukan sebanyak 20 ekor induk ikan gurami, yang terdiri dari 15
ekor induk betina dan 5 ekor induk jantan. Dimana pemijahan akan dilakukan
setiap dua bulan sekali. Silkus produksi dapat dilihat pada Lampiran 3.
Perbandingan setiap pasangan yaitu 1 induk jantan : 3 induk betina. Kegitan
dalam usaha pembenihan ikan gurami terdiri dari :
1) Pemeliharaan indukan
Indukan ikan gurami yang akan digunakan dalam pembenihan sebaiknya
harus sudah berumur di atas tiga tahun atau sedang dalam masa produktif.
Indukan yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara terlebih dahulu. Tempat
pemeliharaan indukan dibuat dalam kolam khusus dan selama dalam masa
pemeliharaan, indukan ikan gurami harus diberi pakan yang banyak mengandung
protein secara intensif. Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kadar protein
berkisar 40 persen. Selain itu pakan alami berupa daun talas dan limbah sayuran
dapat dijadikan pakan tambahan. Pemberian pakan dapat dilakukan dua kali pada
pagi dan sore hari. Hari kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sekaligus
perawatan kolam sebanyak 154,3 HOK selama setahun dengan penggunaan
tenaga kerja satu orang dan dikerjakan dalam waktu tiga jam.
Penggunaan indukan gurami untuk pembenihan harus dilakukan
penyeleksian terlebih dahulu. Selain induk gurami harus dalam kondisi sehat,
bobot ikan gurami yang pantas dijadikan indukan adalah 2–3 kg per ekor. Selain
itu kolam yang digunakan sebaiknya tidak berlumpur, tetapi memiliki air yang
jernih dengan kepadatan tebar 4 ekor per m2.
2) Pemilihan Indukan Siap Pijah
Kegiatan pembenihan ikan gurami dalam penelitian ini diawali dengan
pemilihan indukan yang siap pijah. Indukan ikan gurami siap pijah ditandai
dengan adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal, tidak
adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada dan warna tubuhnya memerah
berbintik hitam terang dengan perut membentuk sudut tumpul untuk indukan
jantan. Sedangkan pada induk betina ditandai dengan bentuk kepala bagian atas
datar, rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada, serta
warna tubuhnya lebih terang dari pada induk jantan dengan bentuk perut besar
bulat.
Cara lain yang juga dapat digunakan untuk melihat induk siap pijah adalah
dengan melihat tingkah laku indukan ikan gurami yang selalu beriringan bersama
antara induk jantan dan induk betina, serta mulai membuat sarang dari rumput
kering atau ijuk yang terdapat di kolam. Indukan ikan gurami ini biasanya
digunakan selama 10 tahun, setelah itu produksi telur yang dihasilkan jumlahnya
sudah menurun. Kegiatan penangkapan dan pemilihan indukan ini membutuhkan
hari kerja sebanyak 24 HOK dalam satu tahun dengan penggunaan tenaga kerja
satu orang dan dikerjakan dalam waktu empat jam.
3) Pemijahan Indukan Ikan Gurami
Kegitan pemijahan induk ikan gurami ini diawali dengan memisahkan
indukan yang sudah matang dan siap bertelur. Kepadatan tebar dalam kolam
pemijahan ini adalah 1 ekor per 5 m2 dengan perbandingan jumlah jantan dan
betina yang digunakan adalah 1 ekor induk ikan gurami jantan dan 3 ekor induk
gurami betina. Penebaran indukan yang dilakukan pada penelitian ini adalah
dilakukan secara komunal dengan lima pasang indukan (dalam satu kolam
pemijahan diisi beberapa pasang).
Proses pemijahan akan berlangsung satu minggu setelah indukan ikan
gurami ditebar dalam kolam pemijahan. Kemudian induk jantan akan membuat
sarang dengan menggukana bahan yang telah disediakan di kolam, berupa ijuk.
Induk betina kemudian akan mendekat dan meletakan telurnya pada sarang yang
telah dibuat, dan selanjutnya dibuahi oleh induk jantan dengan cara
menyemprotkan spermanya ke telur-telur tersebut.
Keberhasilan pemijahan dapat diamati dengan melihat permukaan air
kolam, jika tercium bau amis yang diikuti dngan munculnya banyak minyak di
permukaan air berarti telah terjadi proses pemijahan. Proses ini akan terus
berlangsung hingga semua betina selesai bertelur, dan proses pemijahan ini
berlangsung selama tiga hari.
Pengambilan sarang dilakukan secara hati-hati dan diangkat dengan
menggunakan wadah berupa bak atau ember yang sudah isi air. Proses
pengambilan sarang ini sangat mempengaruhi tingkat kegagalan menetasnya telur.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengangkatan telur ini adalah 6,8 HOK
selama satu tahun dalam 6 periode dengan penggunaan tenaga kerja sebanyak dua
orang dan dikerjakan dalam waktu empat jam.
4) Penetasan Telur
Kegiatan penetasan telur ikan gurami dapat dilakukan pada beberapa
media seperti aquarium, bak plastik, kolam fiber glass, kolam terpal, dan kolam
beton. Penetasan telur yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan bak
plastik sebagai media, dengan ruangan yang digunakan berukuran sebesar 3 m2
x
3 m2. Telur ikan gurami yang telah diangkat akan menetas dalam kurun waktu 40
jam.
Sebelum Telur menetas, sebaiknya dilakukan penyeleksian terhadap telur-
telur yang berwarna kuning keruh yang harus dibuang karena tidak akan menetas,
hanya telur yang berwarna kuning cerah yang akan menetas. Aquarium yang akan
digunakan untuk pemeliharaan larva harus dibersihkan dan dikeringkan terlebih
dahulu, kemudian diisi air dengan ketinggian 25 cm dan pencahayaan yang
cukupyaitu 24 jam terang dan 0 jam gelap. Setelah telur menetas semua maka
dilakukan penghitungan larva dan selanjutnya pemanenan larva, kemudian larva
tersebut ditebar kembali ke dalam kolam terpal yang telah dipersiapkan
sebelumnya untuk proses pemeliharaan berikutnya. Hari kerja yang dibutuhkan
pada kegiatan ini sebanyak 12 HOK dalam 6 periode selama satu tahun dengan
penggunaan tenaga kerja sebanyak dua orang dan dikerjakan dalam waktu tujuh
jam.
5) Perawatan Larva
Telur ikan gurami yang telah menetas dan menjadi larva membutuhkan
perawatan yang intensif karena masih sangat rentan dan akan berpengaruh
terhadap tingkat mortalitas benih nantinya. Pemberian pakan dilakukan pada saat
larva berumur 4 hari, karena pada tiga hari pertama larva masih memiliki
cadangan makanan berupa kantong sisa kuning telur. Pakan yang diberikan
berupa cacing sutra yang sudah dihaluskan atau cacing sutra kering. Pemberian
pakan dilakukan 4 kali dalam sehari, sebanyak 5 gr per 100 ekor larva setiap
pemberian. Selama perawatan penggantian air aquarium dilakukan ketika sudah
banyak kotoran dari sisa pakan dan kotoran ikan atau biasanya dua minggu sekali.
Suhu air yang dibutuhkan yaitu berkisar 29 –30
0C.
Larva ikan gurami dipelihara dalam aquarium selama 30 hari hingga
menjadi benih (larva berukuran 1–2 cm). Benih ini selanjutnya dipelihara dalam
kolam terpal dengan padat tebar 100 ekor per m2 dan penebaran dilakukan pada
pagi atau sore hari. Selama pemeliharaan, benih diberi pakan berupa pelet halus
tiga kali sehari sebanyak 10 gr per 100 ekor benih. Pemeliharaan benih ini
dilakukan selama 63 hari hingga benih siap untuk dipanen. Kebutuhan hari kerja
dalam kegiatan perawatan larva dan benih adalah 318,8 HOK selama satu tahun
dengan penggunaan tenaga kerja sebanyak dua orang dan dikerjakan dalam waktu
dua jam.
6) Pemanenan Benih
Pemanenan benih ikan gurami dilakukan setelah benih berukuran 4–5 cm.
Benih hasil panen dikemas menggunakan kantong plastik berukuran 60 cm x 80
cm. Banyaknya benih yang dikemas dalam kantong plastik tergantung pada jarak
tempah tujuan pemasaran.
Pengemasan dalam satu kantong plastik dapat berisi benih ikan gurami
hingga 1000 ekor benih dan kantong yang berisi benih tersebut diberi oksigen.
Hari kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan pemanenan yang meliputi
pengemasan dan pengankutan adalah 34,3 HOK selama setahun dengan
penggunaan tenaga kerja dua orang dan dikerjakan dalam waktu lima jam selama
empat hari.
6.1.4. Teknik Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
Pengusahaan pembesaran ikan gurami dapat dilakukan pada beberapa
media, antara lain kolam tanah, bak semen, karamba dan jaring apung. Dalam
penelitian ini media yang digunakan menggunakan media pembesaran kolam
tanah, dengan jumlah kolam yang digunakan sebanyak empat kolam, dengan
ukuran sekitar 250 m2, padat tebaran 10 ekor per m
2 dan kapasitas benih yang
ditebar berkisar 2000-2500 ekor benih per kolam. Kegiatan pembesaran ini
dilakukan dua siklus penebaran dalam waktu satu tahun. Siklus produksi dapat
dilihat pada Lampiran 4. Pengusahaan pembesaran ikan gurami ini bertujuan
untuk menghasilkan ikan konsumsi yang siap untuk dijual langsung ke konsumen
Mekar Tambak Sari.
Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan gurami adalah
lima bulan tujuh belas hari untuk menghasilkan ikan konsumsi yang berukuran
500–800 gr per ekor, dengan bobot benih yang ditebar yaitu 200–250 gr per ekor
(8–10cm). Dalam kegiatan pembesaran ini tingkat mortalitas ikan yang ditebar
sudah sangat kecil yaitu sebesar 5 persen, hal ini dikarenakan ikan sudah mampu
beradaptasi dengan lingkungan dan antibodipun sudah terbentuk sehingga lebih
tahan terhadap penyakit. Adapun tahapan-tahapan dalam pembesaran ikan gurami
ini sebagai berikut :
1) Persiapan Kolam Pembesaran
Persiapan kolam untuk pembesaran ikan gurami diawali dengan kegiatan
pengeringan kolam selama tiga hari hingga tanah tampak berkerak. Kegiatan
pemupukan untuk mendapatkan kondisi kolam yang baik juga perlu dilakukan,
yaitu dengan menggunakan kotoran ayam yang sudah kering sebanyak 500 gr per
m2, ditambah
kapur sebanyak 25 g per m
2.
Saluran pemasukan dan pengeluaran air perlu diperhatikan juga dalam
kegiatan persiapan kolam, pada pintu pemasukan dan pengeluaran air harus
diberikan saringan agar binatang ataupun kotoran yang dapat menggangu aktifitas
ikan gurami tidak masuk ke dalam kolam pemeliharaan. Selain itu kondisi
pematang kolampun harus diperhatikan agar selama proses pembesaran menjadi
lebih aman. Banyaknya hari kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan persiapan
kolam adalah 24 HOK selama satu tahun dengan penggunaan tenaga kerja dua
orang dan dikerjakan dalam waktu enam jam. Pengeringan dilakukan selama
empat hari dan proses pemupukan selama tiga hari.
2) Pengisian Air Kolam Pemeliharaan
Kegiatan pembesaran ikan gurami membutuhkan ketersediaan air yang
baik atau tidak tercemar, sehingga perlu adanya saluran irigasi yang dapat
menyalurkan air yang dibutuhkan dari sumber pengairan yang cukup atau tersedia
sepanjang waktu dibutuhkan. Kegiatan pembesaran yang dilakukan oleh Mekar
Tambak Sari dalam penelitian ini menggunakan air yang bersumber dari sungai
yang terdapat pada lokasi usaha. Sebelum air dialirkan ke kolam budidaya air dari
saluran irigasi sudah terlebih dahulu didiamkan dalam kolam selama 1-2 hari. Hal
ini dilakukan agar suhu air tidak terlalu dingin, yaitu berkisar antara 25-280C.
Kedalaman air dalam kolam berkisar antara 70–80 cm dengan kondisi air
tenang dan tidak banyak mengandung lumpur. Pengisian air dapat dilakukan
secara bertahap agar kondisi air sesuai dengan kebutuhan dan pematang tidak
rusak. Air dalam kolam ini dapat diisi dengan cara mengalirkan air dari kolam ke
kolam melalui saluran pemasukan yang tersedia pada kolam. Kegiatan pengisian
air dan pengontrolan air ini membutuhkan hari kerja sebanyak 1,4 HOK dengan
penggunaan tenaga kerja satu orang dan dikerjakan dalam waktu lima jam.
3) Penebaran Benih Ikan Gurami
Kegiatan penebaran benih ini dilakukan setelah kolam budidaya siap untuk
digunakan. Kepadatan penebaran benih ikan gurami tergantung pada ukuran benih
yang digunakan, semakin besar ukuran ikan maka jumlah ikan yang ditebar
semakin sedikit per luasan kolam yang digunakan. Pada kegiatan penelitian ini
Mekar Tambak Sari menggunakan 4 kolam dengan luasan masing-masing kolam
250 m2 yang akan ditebar benih ikan pada masing-masing kolam berjumlah 400
kg (1600-200 ekor benih) dengan ukuran rata-rata benih yang ditebar adalah 200-
250 gr per ekor (8-10 cm). Sebelum benih ikan ditebar pada kolam sebaiknya
dilakukan proses penyesesuaian benih terhadap kondisi lingkungan dengan
mencampurkan secara perlahan-lahan air kolam dengan air diwadah
pengangkutan. Hal ini dilakukan agar ikan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru dan tidak kaget.
Penebaran benih dilakukan pada pagi dan sore hari, hal ini dilakukan
untuk menjaga agar benih ikan gurami yang ditebar di kolam tidak mengalami
stres. Tingkat mortalitas benih yang ditebar pada pembesaran ikan gurami
biasanya relatif kecil yaitu sebesar 5 persen, karena pada tahap pembesaran ini
benih yang ditebar sudah dapat beradaptasi langsung dengan lingkungan.
Penebaran benih pada kegiatan pembesaran ini membutuhkan 4,6 HOK selama
setahun dengan penggunaan tenaga kerja dua orang dan dikerjakan dalam waktu
lima jam selama tiga hari dalam setiap siklusnya.
4) Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada tahap pembesaran ikan gurami dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan. Pakan yang biasa diberikan kepada ikan gurami
adalah pakan buatan dan pakan hijauan. Pakan buatan yang diberikan yaitu pelet
yang mengandung 30 persen protein, diberikan setiap hari sebanyak 16 kg (1
persen dari total bobot benih yang ditebar). Pemberian pakan pelet dilakukan dua
kali pada pagi dan siang hari. Pakan hijauan diberikan berupa daun sente, daun
singkong dan daun silir, serta sisa sayuran yang dibeli dari pasar. Pakan hijauan
ini diberikan sebagai pakan tambahan. Pemberian pakan hijauan dilakukan setiap
hari pada sore hari. Pakan diberikan sebanyak 160 kg (10 persen dari total bobot
benih yang ditebar).
Lama waktu pemeliharaan yaitu 154 hari untuk menghasilkan ikan gurami
konsumsi. Pada kegiatan pembesaran ikan gurami biaya produksi yang paling
besar adalah biaya pembelian pakan dan biaya pembelian benih. Kegitan usaha
pembesaran ikan gurami tidak terlalu sulit dan risiko kematian terhadap benih
yang ditebar relatif sangat kecil. Selain itu produksi yang dihasilkan bisa
mencapai dua kali lipat atau lebih dari bobot awal benih yang ditebar dengan
pemberian pakan yang intensif dan pemeliharaan yang baik. Karena kemudahan
dalam teknik pengusahaan kegiatan pembesaran ikan gurami masih cukup banyak
diusaha oleh petani di daerah Sawangan dan sekitarnya.
5) Panen dan Paska Panen
Kegiatan panen ikan gurami dilakukan ketika ikan sudah mencapai ukuran
konsunsi. Lamanya waktu pemeliharaan hingga ikan dapat dipanen tergantung
pada ukuran benih yang ditebar, semakin besar ukuran benih ikan gurami yang
ditebar maka semakin singkat waktu pemelihaan yang dibutuhkan. Pemanenan
ikan gurami pada kegiatan pembesaran ini dilakukan setelah benih ikan gurami
dipelihara selama 22 minggu atau 5,5 bulan.
Proses panen ikan gurami diawali dengan melakukan penangkapan ikan,
dan penangkapan ikan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan serok besar
sebelum air dikeringkan. Pengeringkan air kolam dilakukan dengan membuka
saluran pengeluaran air atau jika kolam sulit untuk dikeringkan secara
konvensional maka dapat dilakukan dengan menggunakan diesel. Hal ini
bertujuan agar ikan dapat dipanen semuannya dan tidak ada yang tertinggal, selain
itu juga pengeringan bertujuan untuk memudahkan dalam mempersiapan kolam
untuk kegiatan pengolahan kolam dan produksi berikutnya. Setelah kegiatan
penangkapan ikan gurami selesai dilakukan maka ikan segera disimpan pada
kolam pemberokan untuk dibersihkan dan kemudian siap untuk dipasarkan.
Pengemasan ikan gurami ini biasanya menggunakan jerigen dan
menggunakan drum jika jumlah ikan gurami yang dijual banyak. Kegiatan
pengangkutan dilakukan menggunakan motor jika jumlah ikan gurami yang
diantar untuk dijual sedikit, dan menggunakan mobil jika jumlah pengiriman
banyak. Kegiatan penangkapan membutuhkan 16 HOK dalam satu tahun dengan
penggunaan tenaga kerja dua orang dan dikerjakan dalam waktu tujuh jam selama
empat hari setiap siklusnya.
Berdasarkan aspek teknis yang dijelaskan di atas, maka kegiatan
pengusahaan pembenihan dan pembesaran ikan gurami relatif mudah untuk
dilakukan, selain itu juga tidak ada teknologi khusus yang sulit untuk dipelajari.
Kondisi lokasi usaha yang berada dekat dengan aliran sungai yang memungkinkan
pasokan air selalu tersedia dalam jumlah cukup, dan kemudahan dalam
menjangkau kebutuhan input-input produksi lainnya, sehingga secara teknis
pengusahaan pembenihan ataupun pembesaran ikan gurami dapat dan layak untuk
dilakukan.
6.2. Analisis Aspek Pasar
Pemasaran sangat penting bagi kelangsungan produksi, sehingga penilaian
terhadap aspek pasar dari usaha ini menjadi suatu hal yang harus dilakukan. Bila
kemampuan suatu pasar dalam menyerap produk yang dihasilkan oleh perusahaan
sangat tinggi dan diimbangi dengan harga jual yang tepat maka keuntungan yang
dihasilkan akan dapat maksimal. Penilaian aspek pasar dari kelayakan
pengusahaan ikan gurami baik pembenihan ataupun pembesaran ini dilakukan
dengan melihat potensi pasar dan bauran pemasaran yang ditetapkan oleh
perusahaan. Potensi Kota Depok sebagai salah satu penghasil ikan air tawar
khususnya ikan gurami masih sangat besar, hal ini ditunjukan oleh adanya
peningkatan permintaan ikan gurami yang didapai perusahaan, serta peningkatan
nilai produksi ikan air tawar konsumsi dan pembenihan Kota Depok yang terserap
oleh pasar selama tiga periode berturut-turut. Nilai produksi ikan air tawar
konsumsi dan pembenihan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Produksi Perikanan Kota Depok (000 Rupiah)
Tahun Air Tenang Pembenihan
2007 10.490.503,00 1.813.134,02
2008 13.825.721,00 1.828.721,00
2009 14.285.140,00 2.263.686,00
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan kota Depok, 2010
Tabel 5 menunjukan bahwa nilai produksi perikanan air tawar Kota Depok
pada tahun 2009 telah mencapai Rp 14.285.140.00 untuk ikan konsumsi,
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 yang hanya mencapai Rp
13.825.721.00 dan tahun 2007 yang hanya mencapai Rp 10.490.503.00, dengan
persentase peningkatan nilai produksi per tahun adalah sebesar 17,56 persen.
Sedangkan untuk nilai produksi pembenihan pada tahun 2009 telah mencapai Rp
2.263.686.00, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 yang hanya
mencapai Rp 1.828.721.00 dan tahun 2007 hanya mencapai Rp 1.813.134.02,
dengan persentase peningkatan nilai produksi per tahun adalah sebesar 12,33
persen.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari perusahaan dan Dinas
Pertanian dan Perikanan Kota Depok, peningkatan nilai produksi ini disebabkan
karena semakin tingginya permintaan yang didorong oleh banyaknya usaha rumah
makan ataupun restoran, serta swalayan yang ada di Kota Depok dan sekitarnya
selama periode tersebut. Berkembangnya berbagai sektor usaha yang terkait
dengan usaha perikanan ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung telah
mendorong terciptanya iklim usaha yang positif terhadap pengusahaan budidaya
ikan gurami, dan juga menunjukan adanya perkembangan dalam perekonomian
daerah setempat. Adanya permintaan pasar yang dihadapi Mekar Tambak Sari
selama menjalankan usahanya menunjukan adanya potensi pasar yang cukup
basar, dan jika hal ini dimanfaatkan maka akan dapat memberikan suatu
keuntungan bagi perusahaan. Sedangkan bauran pemasaran yang dianalisis dalam
kajian ini adalah produk, harga, distribusi, dan promosi.
1) Produk
Pengusahaan ikan gurami baik pembesaran atau pembenihan perlu
memperhatikan beberapa faktor yang dianggap sangat penting dan terkait dengan
kualitas dari hasil produksi ikan gurami yang dihasilkan, yaitu teknik budidaya
yang dihasilkan, daya hidup (SR) yang tinggi, kesegaran ikan, ukuran yang
seragam, dan dapat tersedia dengan jumlah yang cukup. Ikan gurami yang akan
diproduksi dan dijual Mekar Tambak Sari yaitu berukuran 500–800 gr per ekor
untuk hasil produksi pembesaran, dengan benih yang ditebar berukuran 200–250
gr dan siklus produksi enam bulan. Sedangkan produksi yang dihasilkan dari
pembenihan adalah berukuran 4–5 cm, dengan siklus produksi empat bulan.
2) Harga
Perbedaan ukuran ikan gurami sangat mempengaruhi harga jual, terutama
dalam pembenihan. Dalam usaha pembenihan ikan gurami harga ditentukan
berdasarkan ukuran benih yang dijual. Adapun ukuran yang akan diproduksi dan
dijual dalam usaha pembenihan ikan gurami oleh Mekar Tambak Sari adalah
benih berukuran 4–5 cm dengan harga Rp 625 per ekor di tingkat tengkulak dan
Rp 825 di tingkat petani. Sedangkan untuk hasil produksi pembesaran Mekar
Tambak Sari menjual ikan gurami konsumsi berukuran 500–800 gr per ekor
dengan harga Rp 27.000 per kilo gram di tingkat tengkulak, Rp 28.000 per kilo
gram ditingkat swalayan dan restoran dan Rp 29.000 di tingkat rumah tangga.
Strategi penetapan harga yang akan dilakukan oleh Mekar Tambak Sari
adalah menjual dengan harga yang relatif sama dengan harga pasaran, dengan
tingkat kualitas yang lebih baik, serta menekankan pada kuantitas penjualan yang
besar. Saat ini Mekar Tambak Sari masih berfokus pada penjualan dalam negeri
saja dengan target produksi minimal 44,79 persen untuk produksi ikan konsumsi dan
37,50 persen untuk benih ikan gurami dari total permintaan benih ikan gurami.
3) Distribusi
Dalam menjalankan kegiatan pengusahaan ikan gurami Mekar Tambak
Sari memiliki alur pemasaran sendiri. Dalam penyediaan ikan gurami Mekar
Tambak Sari juga akan tetap bekerjasama dengan para petani sekitar seperti yang
telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi apabila
produksi yang dihasilkan tidak mencukupi permintaan yang ada, baik terhadap
permintaan benih ikan gurami ataupun ikan gurami konsumsi.
a) Distribusi usaha pembenihan ikan gurami
Daerah tujuan pemasaran benih ikan gurami yang akan diusahakan oleh
Mekar Tambak Sari sebagian besar adalah daerah JABODETABEK. Konsumen
benih ikan gurami ini kebanyakan adalah para petani, dan Mekar Tambak Sari
langsung memasarkan sendiri benihnya ke petani, dengan biaya transportasi
dibebankan kepada konsumen. Proses pendistribusian benih ikan gurami ini
melibatkan beberapa lembaga-lembaga tataniaga sebelum akhirnya sampai ke
konsumen. Sistem tataniaga (pemasaran) ikan gurami ini ada tiga pihak yang
memegang peranan penting, yaitu Perusahaan benih ikan gurami yang dalam hal
ini adalah Mekar Tambak Sari sendiri, pemasok atau pengumpul dan konsumen
akhir, yaitu petani yang melakukan kegiatan pembesaran. Saluran pemasaran
benih ikan yang dihadapi Mekar Tambak Sari dapat dilihat pada Gambar 2.
60 %
I
40 %
II
Gambar 2. Saluran Pemasaran Benih Ikan Gurami
Terdapat dua Saluran pemasaran benih ikan gurami yang dimiki Mekar
Tambak Sari. Saluran pemasaran I Mekar Tambak Sari menjual benih kepada
konsumen yang biasanya bertindak sebagai tengkulak sebanyak 60 persen dari
produksi yang dihasilkan dan konsumen akhirnya adalah petani pembesaran.
Saluran II Mekar Tambak Sari langsung menjual sebanyak 40 persen dari hasil
produksinya kepada petani pembesaran yang berasal dari daerah sekitar
JABODETABEK.
Mekar Tambak Sari Tengkulak/pengumpul dari daerah
sekitar JABODETABEK
Petani pembesaran
daerah JABODETABEK
b) Distribusi usaha pembesaran ikan gurami
Ikan gurami yang dihasilkan dari hasil pengusahaan yang dilakukan oleh
Mekar Tambak Sari didistribusikan sendiri oleh Mekar Tambak Sari kepada
konsumennya. Adapun konsumen Mekar Tambak Sari adalah tengkulak,
swalayan, restoran (rumah makan), para pedagang di pasar tradisional dan rumah
tangga yang berasal dari daerah sekitar JABODETABEK. Saluran pemasaran ikan
gurami yang dihadapi Mekar Tambak Sari dapat dilihat pada Gambar 3.
5 % III
50 %
I
45 % II
Gambar 3. Saluran Pemasaran Ikan Gurami
Mekar Tambak Sari dalam mendistribusikan hasil produksi ikan
guraminya memiliki tiga saluran tataniaga yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Saluran I Mekar Tambak Sari menjual hasil produksinya sebanyak 50 persen
kepada tengkulak atau pedagang pengumpul dan biasanya pedagang pengumpul
juga melakukan penjualan ke swalayan, restoran, dan pedagang ikan konsumsi
sekitar JABODETABEK. Saluran II Mekar Tambak Sari melakukan penjualan ke
swalayan, restoran, dan pedagang ikan konsumsi sekitar JABODETABEK
sebanyak 45 persen dari hasil produksinya dan selanjutnya dijual kepada rumah
tangga atau industri pengolahan. Saluran III Mekar Tambak Sari melakukan
penjualan langsung kepada rumah tangga sekitar lokasi usaha sebanyak 5 persen
dari hasil produksinya.
Harga yang ditawarkan kepada masing-masing saluran berbeda-beda.
Dalam menjalankan usahanya Mekar Tambak Sari sudah memiliki jaringan yang
luas baik antar petani ikan gurami maupun ikan air tawar lainnya dan dengan para
konsumen ikan air tawar. Selain itu juga Mekar Tambak Sari telah mendapat
kepercayaan dari para konsumennya karena kualitas ikannya yang baik, sehingga
dari tahun 2007 permintaannya selalu meningkat.
Swalayan,restoran,
dan pedagang ikan
konsumsi sekitar JABODETABEK
Mekar
Tambak Sari
Tengkulak/Pengumpul
sekitar
JABODETABEK
Rumah
Tangga
4) Promosi
Promosi dilakukan oleh Mekar Tambak Sari secara langsung dengan
mengajukan penawaran kepada manajemen swalayan, restoran (rumah makan).
Selain itu promosi juga dilakukan melalui kelompok tani yang ada di daerah
sekitar, dan juga promosi langsung dari mulut kemulut. Tindak lanjut dari
promosi yang telah dilakukan adalah para konsumen yang tertarik akan datang
langsung ke lokasi usaha untuk melihat ikan atau meminta untuk dibawakan
contoh ikan yang ditawarkan, setelah itu para konsumen akan memesan lewat
telepon dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya.
6.3. Analisis Aspek Manajemen dan Hukum
Manajemen yang diterapkan oleh Mekar Tambak Sari untuk pengusahaan
ikan gurami mengikuti manajemen perusahaan yang sudah ada dan menginduk
pada susunan organisasi yang telah ada, baik pembagian tugas ataupun
kompensasi yang akan diberikan oleh perusahaan. Perusahaan hanya akan
menambahkan tenaga kerja yang akan diberikan tanggung jawab terhadap kegitan
produksi dan operasinal pada kegiatan pengusahaan ikan gurami.
Mekar Tambak Sari telah memiliki tenaga kerja yang terampil dalam
pengusahaan ikan air tawar baik pembenihan ataupun pembesaran. Didukung oleh
lingkungan yang banyak mengusahakan ikan gurami perusahaan tidak mngalami
kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja yang terampil dan cakap dalam
pembenihan ataupun pembesaran ikan gurami, sehingga dalam menjalankan
usahanya selama ini perusahaan mampu mengoptimalkan kinerja para karyawan.
Kemampuan karyawan dalam melakukan kegitan produksi tanpa pengawasan
dari pemilik usaha dan kegitan tersebut berjalan dengan baik, dapat dinilai bahwa
dari aspek manajemen kegiatan usaha ini layak untuk dijalankan.
Pemilik Mekar Tambak Sari juga memiliki manajemen karyawan yang
cukup baik, yaitu dari sistem pemberian kompensasi yang diberikan kepada
karyawannya selama ini. Perusahaan memberikan gaji tetap kepada beberapa
karyawan, dan gaji atau upah yang dihitung harian berdasarkan hari kerja
karyawan. Hal ini dilakukan perusahaan karena tenaga kerja tersebut tidak selalu
dibutuhkan setiap harinya. Selain itu perusahaan juga menerapkan sistem bonus
yang diberlakukan kepada karyawanya sehingga memotivasi karyawan dalam
mengoptimalkan kinerjanya. Bonus yang ditetapkan perusahaan diberikan setiap
akhir periode produksi.
Struktur organisasi yang dimiliki Mekar Tambak Sari yaitu terdiri dari
pemilik usaha yang sekaligus menjadi kepala perusahaan dan pemasaran, bagian
produksi yang membawahi dua orang karyawan dan bertanggung jawab terhadap
kegiatan produksi, bagian keuangan yang bertugas dalam penagihan dan membuat
laporan penagihan, dan bagian keamanan yang bertugas menjaga lokasi usaha.
Struktur organisasi ini dapat dlihat pada Gambar 4 berikut :
Gambar 4. Struktur Organisasi Mekar Tambak Sari
Secara hukum status perusahaan Mekar Tambak Sari adalah perusahaan
perorangan, namun dalam menjalankan kegiatan pengusahaan ikan gurami
perusahaan tidak membuat status badan hukum baru, dikarenakan usaha ini masih
berada dalam satu manajemen yang sama. Perusahaan hanya membuat legalitas
yang berupa perizinan dari pemerintah daerah setempat, selain itu juga izin atas
gangguan yang akan ditimbulkan sebagai akibat dari adanya kegiatan
pengusahaan ikan gurami baik pembesaran maupun pembenihan akan segera
diupayakan guna memperlancar kegiatan usaha. Sehingga dari segi hukum
kegiatan pengusahaan pembesaran maupun pembenihan ikan gurami ini dapat
dijalankan.
6.4. Analisis Aspek Sosial dan Ekonomi
Pengusahaan ikan gurami baik pengusahaan pembenihan maupun
pengusahaan pembesaran memiliki peran penting terhadap masyarakat sekitar
lokasi kegiatan usaha dilakukan. Kegiatan usaha dapat memberikan dampak
Kepala Perusahaan
(H. Romli)
Bagian Produksi
(Zaenal)
Bagian Keuangan
(M. Yamin)
Keamanan
- Ridho
- Gugun
Karyawan
Lapangan
Bagian
Produksi
Karyawan Lapangan
- Mansur
- Sarifudin
positif bagi masyarakat sekitar yaitu berupa penyerapan tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh Mekar Tambak Sari. Selain itu juga kegiatan ini dapat membuka
peluang bagi pemilik modal yang ingin melakukan usaha, sehingga hal ini akan
dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan serta taraf hidup
masyarakat sekitar.
Selain itu juga dampak positif dari adanya kegiatan ini yaitu infrastruktur
jalan menjadi lebih baik, dan keamanan di sekitar lokasi usaha menjadi lebih
terjaga karena adanya petugas keamanan yang berjaga setiap malamnya. Mekar
Tambak Sari juga memberikan kesempatan kepada petani sekitar untuk menjadi
mitra dan menjual hasil produksinya pada perusahaan.
6.5. Analisis Aspek Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
diperhatikan sebelum suatu kegiatan investasi atau usaha dilakukan. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui dampak positif ataupun negatif yang akan
ditimbulkan dikemudian hari jika suatu kegiatan usaha dijalankan. Dampak
terhadap lingkungan tersebut ada yang langsung mempengaruhi pada saat
kegiatan usaha berlangsung dan ada yang baru terlihat beberapa waktu kemudian
dimasa yang akan datang.
Pengusahaan ikan gurami baik pembenihan maupun pembesaran yang
berlokasi di Sawangan, Kota Depok ini keberadaannya tidak terlalu memberikan
dampak buruk bagi lingkungan, dampak buruk yang ditimbulkan masih dalam
ambang batas yang masih dapat ditoleransi dan tidak menimbulkan kerusakan
bagi lingkungan. Hal ini ditandai dengan tidak adanya keluhan dari masyarakat
sekitar terhadap usaha yang dijalankan Mekar Tambak Sari. Buangan ataupun
limbah yang ditimbulkan dari kegiatan ini hanya berupa air bekas pemijahan dan
pemeliharaan larva dari kegiatan pembenihan.
Sedangkan limbah yang ditimbulkan dari kegiatan pembesaran hanya
berupa bau amis, air bekas penggantian kolam dan air bekas pemanenan. Air
tersebut tidak mencemari lingkungan karena kegiatan usaha ini tidak
menggunakan bahan kimia ataupun bahan-bahan lain yang tidak dapat terurai.
VII ASPEK KELAYAKAN FINANSIAL
7.1. Analisis Kelayakan Aspek Finansial
Analisis kelayakan finansial pengusahaan ikan gurami ini bertujuan untuk
mengetahui berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunan dan
pengoprasian kegiatan pengusahaan ikan gurami. Selain itu kegiatan analisis ini
juga dilakukan untuk mengetahui apakah pengembangan usaha yang dilakukan
oleh Mekar Tambak Sari dengan pengusahaan ikan gurami sendiri, dapat
memberikan keuntungan yang maksimal dan layak secara finansial.
Jika perusahaan melakukan pengusahaan ikan gurami sendiri, maka
perusahaan akan dapat mengendalikan persediaan ikan gurami yang akan dijual
dan perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar yang selama ini belum
terpenuhi seluruhnya. Apabila jumlah stok ikan yang dimiliki perusahaan hanya
berasal dari petani saja, sedangkan permintaan yang ada melebihi jumlah stok
yang diperoleh dari petani maka perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
pasarnya yang selama ini belum dapat terpenuhi, sehingga keuntungan yang akan
diperolehpun tidak maksimal.
Kegiatan perluasan usaha baik pembenihan ataupun pembesaran
membutuhkan biaya untuk penambahan investasi. Alat yang digunakan untuk
menganalisis aspek finansial pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis biaya
manfaat dari Mekar Tambak Sari selama sepuluh tahun. Unsur–unsur yang
terdapat dalam perhitungan adalah penerimaan yang merupakan arus manfaat
(inflow), serta pengeluaran (outflow) berupa biaya investasi dan biaya operasional.
Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek
atau usaha dari segi keuangan. Selain itu analisis finansial juga dilakukan dengan
menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan
Payback period. Untuk menganalisis ke empat kriteria tersebut digunakan arus
kas (cash flow), yang bertujuan untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima
dan biaya yang dikeluarkan selama umur usaha.
Selain itu juga akan dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan
komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam cash flow perusahaan.
Setelah diketahui pajak maka dilakukan penyusunan cash flow sebagai dasar
perhitungan kriteria investasi. Nilai penyusutan tidak dimasukan ke dalam analisis
biaya manfaat, karena pengeluaran utuk investasi termasuk kedalam arus
pengeluaran sehingga akan terjadi doublel counting jika penyusutan dari barang-
barang investasi dimasukan kedalam analisis biaya manfaat. Perhitungan nilai
penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus dengan
mengasumsikan nilai sisa pada akhir umur ekonomis sama dengan nol, dan dapat
dilihat pada Lampiran 5 dan 6. Kriteria investasi akan menunjukan layak atau
tidaknya usaha dari sisi finansial. Untuk mencari batas maksimal suatu perubahan
sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka dilakukan
analisis sensitivitas Switching Value.
7.1.1. Analisis Usaha Ikan Gurami
Tujuan dilakukannya analisis usaha ikan gurami baik pembenihan ataupun
pembesaran adalah untuk mengetahui gambaran keadaan usaha yang akan
dijalankan dan juga untuk mengetahui apakah kegiatan investasi yang dilakukan
pada pengusahaan ini layak atau tidak untuk dijalankan. Adapun kegiatan analisis
usaha yang dilakukan dalam pengusahaan ikan gurami pada Mekar Tambak Sari
terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya
(B/C rasio), serta Payback Period yang dapat menjelaskan waktu pengembalian
modal yang ditanamkan dalam kegiatan investasi.
7.1.2. Arus Penerimaan (Inflow)
Penerimaan merupakan segala sesuatu yang dapat meningkatkan
pendapatan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha yang dijalankan.
Pengusahaan ikan gurami yang akan dilakukan oleh Mekar Tambak Sari berupa
pembenihan dan pembesaran memiliki arus penerimaan yang berbeda. Adapun
penerimaan yang diperoleh yaitu berasal dari penjualan hasil produksi dengan
harga yang digunakan yaitu harga yang dirata-ratakan, kredit dari Bank JABAR
Banten yang besarnya sama untuk kedua kegiatan usaha yaitu, sebesar Rp
100.000.000 dan modal sendiri sebesar Rp 45.000.000. Sedangkan nilai sisa yang
merupakan nilai yang diperoleh dari barang investasi yang tidak habis terpakai
selama usaha berjalan bernilai Rp 0. Nilai sisa ini dapat dilihat pada Lampiran 5
dan 6.
7.1.2.1. Arus Penerimaan (Inflow) Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
Penerimaan yang diperoleh dari pengusahaan pembesaran ikan gurami ini
berasal dari penjualan ikan gurami, selain dari kredit dan modal sendiri. Hasil
penjualan ikan gurami diperoleh dari perkalian total produksi yang dihasilkan
dengan harga jual yang dirata-ratakan yaitu sebesar Rp 28.000 per kilo. Harga
yang dipakai adalah harga jual yang berlaku di Mekar Tambak Sari pada bulan
Agustus 2010.
Penebaran setiap tahun dilakukan sebanyak dua kali dengan jumlah benih
yang ditebar yaitu 1.600 kg dalam sekali penebaran yang tebagi dalam empat
kolam dan masing-masing kolam berisi 400 kg, dengan tingkat mortalitas sebesar
5 persen. Adapun lama kegiatan yang dilakukan dalam pembesaran ikan gurami
per siklusnya adalah enam bulan. Peningkatan produksi yang terjadi dikarenakan
adanya penambahan bobot ikan gurami dari 1.600 kg benih yang ditebar menjadi
9.120 kg pada saat panen. Penerimaan total dari penjualan yang diperoleh setiap
tahun dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Proyeksi Arus Penerimaan Pengusahaan Pembesaran Mekar Tambak
Sari Selama 10 Tahun
Tahun Total Produksi (Kg) Harga/Kg (Rp) Total penjualan (Rp)
1 4.560 28000 127.680.000
2 9.120 28000 255.360.000
3 9.120 28000 255.360.000
4 9.120 28000 255.360.000
5 9.120 28000 255.360.000
6 9.120 28000 255.360.000
7 9.120 28000 255.360.000
8 9.120 28000 255.360.000
9 9.120 28000 255.360.000
10 9.120 28000 255.360.000
Tot
2.425.920.000
Data pada Tabel 6 merupakan hasil perhitungan proyeksi arus penerimaan
yang telah diakumulasi setiap tahun dari hasil produksi pembesaran ikan gurami.
Tahun pertama total penjualan lebih kecil dari tahun-tahun berikutnya yaitu hanya
sebesar Rp 127.680.000 hal ini dikarenakan adanya kegiatan persiapan usaha
yang dilakukan selama empat bulan, sehingga pada tahun pertama produksi hanya
dihasilkan dari satu siklus produksi saja.
Total penjualan yang diterima ditahun berikutnya yaitu, tahun ke-2 sampai
dengan tahun ke-10 mengalami peningkatan menjadi Rp 255.360.000, hal ini
disebabkan penerimaan dari kegiatan produksi yang dilakukan sebanyak dua
siklus produksi sudah dapat diterima seluruhnya. Akan tetapi peningkatan
penerimaan ini relativ konstan dari tahun ke-2 sampai dengan tahun ke-10, karena
tidak adanya usaha peningkatan penjualan yang dilakukan perusahaan selama
periode waktu tersebut.
7.1.2.2. Arus Penerimaan (Inflow) Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
Penerimaan yang diperoleh pada pengusahaan pembenihan ikan gurami ini
berasal dari penjualan produksi benih yang dihasilkan, selain dari kredit dan
modal yang dimiliki sendiri oleh pemilik. Penerimaan dari penjualan benih ikan
ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Proyeksi Arus Penerimaan Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
Mekar Tambak Sari Selama 10 Tahun
Tahun Produksi (ekor) Harga (ekor) Penjualan (Rp)
1 144.000 725 104.400.000
2 288.000 725 208.800.000
3 288.000 725 208.800.000
4 288.000 725 208.800.000
5 288.000 725 208.800.000
6 288.000 725 208.800.000
7 288.000 725 208.800.000
8 288.000 725 208.800.000
9 288.000 725 208.800.000
10 288.000 725 208.800.000
Produksi benih ikan gurami diperoleh dari 6 kali siklus produksi dalam
satu tahun dengan jumlah produksi benih yang dihasilkan setiap tahun adalah
sebanyak 288.000 ekor, untuk tahun ke-2 sampai tahun ke-10 dengan jumlah telur yang
dihasilkan dari tiap ekor indukan sebanyak 5.000 telur dan daya tetas telur serta daya
hidup benih adalah sebesar 80 persen. Akan tetapi pada tahun pertama jumlah
produksi yang dihasilkan hanya berjumlah 144.000 ekor. Produksi benih ini
diperoleh dari hasil pemijahan indukan atau proses bertelur dan pembuahan yang
terjadi setiap dua bulan sekali. Dengan menggunakan 15 induk betina dan 5 induk
jantan yang dipijahkan.
Nilai penerimaan yang dapat dilihat pada Tabel 7 merupakan penerimaan
yang diperoleh setiap tahun dari pengusahaan pembenihan ikan gurami yang
dilakukan Mekar Tambak Sari. Adapun nilai penjualan benih ikan gurami pada
tahun pertama yaitu sebesar Rp 104.400.000. Sedangkan pada tahun ke–2 sampai
tahun ke–10 nilai penjualan benih yang diperoleh yaitu sebesar Rp 208.800.000.
Perbedaan nilai penjualan ini dikarenakan perusahaan melakukan kegiatan
persiapan usaha pada tahun petama dan bersamaan dengan kegiatan produksi,
sehingga waktu kegiatan produksi menjadi terpotong oleh adanya kegiatan
persiapan usaha yang dilakukan selama empat bulan tersebut. Penerimaan yang
diperoleh dari tahun pertama berasal dari tiga siklus produksi saja dan
hasilnyapun akan menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan tahun-tahun
berikutnya yang memperoleh hasil produksi dari enam siklus produksi selama satu
tahunnya.
7.1.3. Arus Pengeluaran (outflow)
Arus pengeluaran menunjukan pengeluaran kas atau arus biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam pengusahaan ikan gurami. Komponen biaya
dikelompokan menjadi dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional.
Biaya investasi adalah biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan
usaha dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat dikemudiaan hari. Biaya
investasi tidak hanya dikeluarkan diawal usaha tetapi akan ada reinvestasi yang
harus dilakukan pada saat umur ekonomisnya sudah habis.
Biaya operasional adalah biaya yang menggambarkan pengeluaran untuk
menghasilkan produksi yang digunakan dalam pengusahaan ikan gurami, dan
dikeluarkan agar kegiatan produksi dapat berlangsung.
7.1.3.1. Biaya Investasi Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
Biaya investasi dikeluarkan oleh Mekar Tambak Sari pada tahun pertama
bersamaan dengan dimulainya kegiatan usaha. Biaya investasi ini tidak hanya
dikeluarkan pada tahun pertama atau pada saat awal usaha saja, tetapi terjadi
reinvestasi pada saat umur ekonomis dari barang investasi tersebut sudah habis.
Total biaya investasi yang dikeluarkan pada kegiatan pengusahaan pembesaran
ikan gurami ini sebesar Rp 131.125.000. Adapun rincian biaya investasi yang
dikeluarkan pada usaha Pembesaran ikan gurami ini dapat dilihat pada Tabel 8.
Table 8. Rincian Biaya Investasi dan Umur Ekonomis Pengusahaan Pembesaran
Ikan Gurami
Komponen Investasi Jumlah Satuan Umur
Ekonomis
Nilai
Satuan Total Nilai
Sewa Lahan 1.500 M2
3.500 5.250.000
Bangunan
a. Saung Jaga 20 M2 10 500.000 10.000.000
b. Tempat
Penyimpanan/ Gudang 15 M2 10 500.000 7.500.000
c. WC 5 M2 10 500.000 2.500.000
d. Kolam Pemeliharaan
1.000 M2 10 20.000 20.000.000
e. Kolam Pemberokan 200 M2 10 50.000 10.000.000
f. Instalasi Air 2 unit 5 500.000 1.000.000
g. Instalasi Listrik 1 unit 10 1.500.000 1.500.000
h. Sumur 1 Buah 10 1.000.000 1.000.000
i. Saluran Irigasi 100 M2 10 50.000 5.000.000
Peralatan
e. Serok Besar 4 buah 2 50.000 200.000
g. Ember 5 buah 2 10.000 50.000
i. Drum 10 buah 5 150.000 1.500.000
j. Jerigen 10 buah 5 50.000 500.000
k. Timbangan 1 buah 5 1.000.000 1.000.000
l. Diesel 1 unit 5 4.000.000 4.000.000
g. Pompa air 1 unit 5 350.000 350.000
Peralatan Kantor
a. Meja 1 buah 5 250.000 250.000
b. Kursi 3 unit 5 150.000 450.000
c. White Board 1 unit 5 75.000 75.000
Transportasi
a. Mobil Pick Up 1 unit 10 45.00.000 45.000.000
b. Motor 1 unit 10 12.500.000 12.500.000
Perijinan
1.500.000 1.500.000
Total
69.708.500 131.125.000
Table 8 menunjukan bahwa biaya investasi terbesar yang dikeluarkan
untuk biaya bangunan. Hal ini dikarenakan pada kegiatan pengusahaan
pembesaran ikan gurami ini dilakukan pembuatan kolam pemeliharaan yang
merupakan sarana produksi utama pada kegiatan ini, selain itu juga kegiatan
pengusahaan pembesaran ikan gurami yang merupakan bentuk perluasan usaha
yang dilakukan Mekar Tambak Sari, sehingga perusahaan menginginkan kondisi
bangunan yang ada akan dapat memfasilitasi kegiatan pengusahaan pembesaran
ikan gurami. Bangunan tersebut diharapkan dapat berfungsi sebagai mana
mestinya sesuai dengan tujuan pembuatan dan peruntukannya. Sedangkan biaya
investasi yang terkecil dalam usaha pembesaran ini adalah biaya perizinan,
dimana perizinan ini berfungsi untuk melegalkan kegiatan usaha. Adapun
perizinan yang dimaksud adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah
setempat (RT, RW, dan Kelurahan) dan izin gangguan usaha yang ditimbulkan
dari kegiatan usaha dari masyarakat yang berada di sekitar lokasi usaha
pembesaran ikan gurami.
Kegiatan reinvestasi dilakukan pada tahun ke tiga untuk pembelian serok
besar dan ember. Sedangkan reinvestasi untuk instalasi air, drum, jerigen, diesel,
pompa air, timbangan dan peralatan kantor dilakukan pada tahun ke enam.
Sedangkan untuk sewa lahan, pembelian kendaraan bermotor, perizinan dan
bangunan lainnya hanya dilakukan sekali pada awal kegiatan usaha.
7.1.3.2. Biaya Investasi Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
Kegiatan pengusahaan pembenihan ikan gurami yang dilakukan Mekar
Tambak Sari membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 141.960.000. Adapun
biaya terbesar dikeluarkan untuk pembelian kendaraan bermotor yang merupakan
sarana untuk pengangkutan dan pengiriman hasil produksi dari pembenihan ikan
gurami. Selain itu juga biaya investasi yang dikeluarkan untuk bangunan juga
cukup besar yaitu Rp 44.750.000. Hal ini dikarenakan pembenihan ikan gurami
dilakukan di dalam ruangan dan setelah itu dipelihara di luar ruangan pada kolam
terpal yang tersedia. Adapun rincian biaya investasi yang dikeluarkan pada
pengusahaan pembenihan ikan gurami ini dapat dilihat pada Tabel 9.
Table 9. Rincian Biaya Investasi dan Umur Ekonomis Pengusahaan Pembenihan
Ikan Gurami
Komponen Investasi Jumlah Satuan
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai
Satuan
(Rp)
Total Nilai
(Rp)
Sewa Lahan 1.500 M2 10 3.500 5.250.000
Indukan 20 ekor 10 300.000 6.000.000
Bangunan
a. Saung Jaga 20 M2 10 500.000 10.000.000
b. Ruang Aquarium 36 M2 10 250.000 9.000.000
c. Tempat
penyimpanan 20 M2 10 500.000 10.000.000
d. Ruang Penetasan 9 M2 10 250.000 2.250.000
e. WC 5 M2 10 500.000 2.500.000
f. Kolam Indukan 100 M2 10 20.000 2.000.000
g. Kolam Pemijahan 100 M2 10 20.000 2.000.000
h. Instalasi Air 1 unit 5 500.000 500.000
i. Instalasi Listrik 1 unit 10 1.500.000 1.500.000
j. Kolam Terpal 250 M2 5 20.000 5.000.000
a. Aquarium dan Rak 120 unit 10 150.000 18.000.000
b. Tabung Oksigen 1 unit 10 1.000.000 1.000.000
c. Blower 120 Titik 5 10.000 1.200.000
d. Selang Aerasi 120 m 5 3.000 360.000
e. Serok Besar 5 buah 2 10.000 50.000
f. Serok Kecil 5 buah 2 7.500 37.500
g. Ember 10 buah 2 10.000 100.000
h. Bak 30 buah 2 30.000 900.000
i. Jerigen 5 unit 5 50.000 250.000
j. Sendok Hitung 5 unit 2 5.000 25.000
k. Timbangan 1 unit 5 300.000 300.000
l. Pompa Air 1 unit 5 350.000 350.000
m. Baskom 5 unit 2 15.000 75.000
n. Genset (2400 W) 1 unit 10 2.500.000 2.500.000
o. Gayung 5 unit 2 7.500 37.500
p. Sumur 1 unit 10 1.000.000 1.000.000
a. Meja 1 unit 5 250.000 250.000
b. Kursi 3 unit 5 150.000 450.000
c. White Board 1 unit 5 75.000 75.000
Transportasi
a. Mobil Pick Up 1 unit 10 45.000.000 45.000.000
b. Motor 1 unit 10 12.500.000 12.500.000
Perijinan
1.500.000 1.500.000
Total
69.286.500 141.960.000
Tabel 9 menunjukan bahwa biaya investasi terkecil yang dikeluarkan
dalam pengusahaan pembenihan ikan gurami adalah untuk perizinan yang
berfungsi untuk melegalkan kegiatan usaha dan perizinan yang dimaksud
diperoleh dari pemerintah daerah setempat (RT, RW, dan Kelurahan) dan dari
masyarakat yang berada di sekitar lokasi usaha.
Kegiatan reinvestasi mulai dilakukan pada tahun ke tiga untuk pembelian
serok besar, serok kecil, ember, bak, sendok hitung, baskom dan gayung.
Kegiatan reinvestasi yang dilakukan pada tahun ke enam meliputi pembuatan
kolam terpal, instalasi air, pembelian blower, selang aerasi, jerigen, pompa air,
timbangan dan peralatan kantor. Sewa lahan, pembelian indukan, pembelian
kendaraan bermotor, perizinan dan bangunan lainnya hanya dilakukan sekali pada
awal kegiatan usaha.
7.1.3.3. Biaya Operasional Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
Biaya operasional yang dikeluarkan dalam pengusahaan pembesaran ikan
gurami dilakukan secara berkala selama kegiatan operasional perusahaan berjalan.
Biaya operasional ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel, yang ke duanya
mulai dikeluarkan pada tahun pertama.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam kisaran produksi
tertentu dan tidak berpengaruh secara langsung terhadap produksi, biaya tetap ini
selalu dikeluarkan walaupun faktor produksi tidak digunakan. Dan biaya variabel
adalah biaya yang besarnya tergantung dengan jumlah produksi yang dihasilkan.
Besarnya biaya variabel dihitung sesuai dengan penggunaan input produksi yang
dikeluarkan dari kegiatan usaha pembesaran ikan gurami.
1) Biaya Tetap
Komponen biaya tetap yang dikeluarkan pada pengusahaan pembesaran
ikan gurami ini terdiri dari biaya penyusutan dari barang-barang investasi,
abodemen listrik, pajak bumi dan bangunan, alat tulis kantor, Gaji karyawan,
perawatan sarana produksi, dan angsuran pinjaman yang dikeluarkan setiap bulan.
Total biaya tetap yang dikeluarkan setiap tahun dari pengusahaan pembesaran
ikan gurami Mekar Tambak Sari sebesar Rp 82.729.852. Adapun rincian biaya
tetap per tahun dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Rincian Biaya Tetap Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami Mekar
Tambak Sari Per Tahun.
No Keterangan Biaya/Tahun (Rp)
1 Penyusutan 13.450.000
2 Abodemen Listrik 588.000
3 PBB 243.000
4 Alat tulis Kantor 600.000
5 Gaji Karyawan (3 orang) 36.240.000
6 Perawatan 12.437.496
8 Angsuran Pinjaman 19.171.356
Total
82.729.852
Tabel 10 dapat dilihat bahwa biaya tetap yang paling banyak dikeluarkan
adalah biaya yang dikeluarkan untuk gaji karyawan sebesar Rp 36.240.000 per
tahun. Adapun biaya gaji karyawan ini merupakan gaji atau kompensasi yang
diberikan untuk tiga orang karyawan. Dengan upah atau kompensasi dihitung
perhari sebesar Rp 35.000 untuk pekerja lapangan dan Rp 40.000 untuk
penanggug jawab lapangan. Upah diberikan setiap minggu dengan banyak hari
kerja 6 hari dan jam kerja 7 jam. Sedangkan biaya tetap yang terendah
dikeluarkan untuk pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) yang di bebankan
kepada perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya perubahan status lahan dari lahan
kosong menjadi tempat usaha sehingga biaya PBB yang dibebankan akan
bertambah. Besarnya biaya PBB adalah Rp 243.000 per tahun.
2) Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya tergantung dengan jumlah
output atau produksi ikan gurami yang dihasilkan, komposisi dan jumlahnya pun
dapat berubah-ubaha sesuai dengan produksi ikan gurami yang akan dihasilkan.
Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan setiap tahun untuk pengusahaan
pembesaran ikan gurami pada penelitian ini adalah Rp 163.720.000. Biaya
variabel yang dikeluarkan dalam budidaya pembesaran ikan gurami pada
penelitian ini terdiri dari :
a) Biaya Persiapan Kolam, Pemupukan dan Pengapuran
Persiapan kolam dalam pembesaran ikan gurami ini meliputi pengeringan
kolam pemeliharaan sebanyak empat kolam dengan luas masing-masing 250 m2,
pembersihan kolam pemberokan dan pengolahan kolam pemeliharaan setelah
pemanenan ikan gurami selesai dilakukan. Dalam persiapan kolam ini biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 100.000 per siklus produksi. Biaya persiapan kolam ini
meliputi pembelian saringan saluran pengairan, pembelian pembersih untuk
kolam pemberokan dan konsumsi untuk pekerja. Kegiatan persiapan kolam
dilakukan dua kali dalam setahun.
Pemupukan dan pengapuran dilakukan setelah kolam selesai dikeringkan
dan diolah. Pemupukan dan pengapuran dilakukan dua kali dalam setehun.
Adapun dosis yang digunakan untuk pemupukan ini adalah 25 gr per m2 untuk
penggunaan kapur dan 500 gr per m2 untuk penggunaan pupuk kandang. Sehingga
pupuk kandang dan kapur yang digunakan adalah 25 gr X 1000 m2 sebanyak
25.000 gr (25 kg) per siklus untuk penggunaan kapur dan untuk penggunaan
pupuk kandang 500 gr X 1000 m2 sebanyak 500.000 gr (500 kg) per siklus. Biaya
yang dikeluarkan untuk kebituhan pupuk kandang adalah Rp 850 X 500 gr X 2
sebesar Rp 850.000 per tahun dan biaya yang dikeluarkan untuk kapur adalah Rp
1000 X 25 kg X 2 sebesar Rp 50.000 dalam setahun.
b) Biaya Pembelian Benih
Benih ikan gurami dibeli dari petani ikan gurami disekitar lokasi usaha
dan pedagang pengumpul dengan harga Rp 23.000 per kilo dengan berat rata-rata
per ekor sebesar 200-250 gr. Dikarenakan padat tebar benih adalah 8-10 ekor per
m2
maka dalam satu kolam perusahaan menebar benih ikan gurami sebanyak 2000
ekor (400 kg), jumlah kolam yang harus diisi benih adalah empat kolam. Sehingga
dalam satu siklus produksi biaya yang dikeluarkan untuk pembelian benih adalah
400 kg X 4 X Rp 23.000 sebesar Rp 36.800.000. Dalam waktu satu tahun
perusahaan melakukan penabaran benih sebanyak dua kali dan besarnya biaya
yang dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp 73.600.000. Adapun pengeluaran
biaya pembelian benih dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Biaya Pembelian Benih Per Siklus dan Per Tahun Selama 10 Tahun
Tahun Harga Per Siklus Per Tahun
(Rp) (Rp) (Rp)
1 23.000 36.800.000 73.600.000
2 23.000 36.800.000 73.600.000
3 23.000 36.800.000 73.600.000
4 23.000 36.800.000 73.600.000
5 23.000 36.800.000 73.600.000
6 23.000 36.800.000 73.600.000
7 23.000 36.800.000 73.600.000
8 23.000 36.800.000 73.600.000
9 23.000 36.800.000 73.600.000
2 23.000 36.800.000 36.800.000
Berdasarkan Tabel 11 dapat terlihat bahwa biaya pembelian benih dari
tahun ke-1 sampai tahun ke-9 sama, dan pada tahun ke-10 biaya pembelian benih
lebih kecil yaitu Rp 36.800.000, hal ini dikarenakan pada tahun ke-10 perusahaan
hanya melakukan penebaran benih satu kali dalam setahun, karena pada tahun
tersebut jika ingin dilakukan penebaran benih sebanyak dua kali maka penebaran
benih ke dua baru dapat dilakukan pada bulan November atau diakhir tahun umur
usaha, sehingga akan membutuhkan biaya investasi kembali.
c) Biaya Pakan
Pengusahaan pembesarn ikan gurami dalam satu siklus produksi dilakukan
selama enam bulan dengan lama pemeliharaan 154 hari (5.5 bulan). Pakan yang
diberikan dalam kegiatan pembesaran terdiri dari dua jenis yaitu, pakan buatan
yang berupa pelet dan pakan alami yang berupa daun talas dan limbah sayuran
hijau. Kebutuhan pakan pelet per hari adalah sebesar 1 persen dari bobot benih
yang ditebar sehingga kebutuhan pelet yang harus dipenuhi adalah 1.600 kg X
0.01 sebesar 16 kg. untuk kebutuhan pakan alami berupa daun talas atau limbah
sayuran hijau yang harus tersedia adalah 1.600 kg X 0.1 sebesar 160 kg per hari.
Dari perbandingan jumlah pakan yang digunakan dalam budidaya pembesaran ini
diharapkan akan dapat diperoleh pertambahan bobot ikan gurami sebesar 300
persen dari bobot awal. Harga pakan ikan gurami berupa pelet adalah Rp 5.000
per kg dan untuk pakan hijauan adalah Rp 500 per kg. Pengeluaran biaya pakan
setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Biaya Pembelian Pakan Per Siklus dan Per Tahun Selama 10 Tahun
Tahun Per Siklus (Rp) Per Thn (Rp)
1 36.960.000 73.920.000
2 36.960.000 73.920.000
3 36.960.000 73.920.000
4 36.960.000 73.920.000
5 36.960.000 73.920.000
6 36.960.000 73.920.000
7 36.960.000 73.920.000
8 36.960.000 73.920.000
9 36.960.000 73.920.000
10 36.960.000 36.960.000
Berdasarkan Tabel 12 dapat terlihat bahwa pengeluaran biaya pakan yang
dikeluarkan pada kegiatan pembesaran ikan gurami tahun ke-1 sampai tahun ke-9
adalah Rp 73.920.000 dan pada tahun ke-10 menjadi lebih kecil yaitu
Rp 36.960.000. Hal ini dikarenakan pada tahun ke-10 hanya dilakukan satu kali
penebaran benih, sedangkan perhitungan biaya dilakukan sesuai dengan jumlah
penebaran benih yang dilakukan setiap tahunnya.
d) Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pembesaran ikan gurami ini berasal
dari sekitar lokasi usaha dengan upah diberikan langsung per hari sebesar
Rp 50.000. Tenaga kerja kerja ini dipekerjakan untuk membantu pada saat panen
(penangkapan ikan) dan pengolahan kolam (pengeringan dan perbaikan kolam)
setelah kegiatan panen selesai dilakukan. Jumlah pekerja yang dipergunakan
sebanyak dua orang, dengan hari kerja sebanyak dua hari. Besarnya biaya tenaga
kerja yang dikluarkan adalah Rp 400.000 per tahun.
e) Biaya Transportasi (BBM), Pemakaian Listrik, Pemakaian Telpon, Biaya
Panen dan Biaya Pengiriman
Biaya BBM dikeluarkan untuk kebutuhan trasportasi selama kegiatan
produksi berlangsung, kebutuhan BBM per hari adalah sebanyak 5 liter dengan
biaya per liter Rp 4.500. Pemakaian listrik digunakan untuk penerangan lokasi,
selain itu juga penerangan ini berguna dalam peningkatan keamanan lingkungan
baik dari gangguan binatang pemangsa ikan gurami ataupun orang-orang yang
tidak bertanggung jawab. Pemakaian telepon biasanya dipergunakan dalam
kegiatan pemasaran dan untuk komunikasi selama kegiatan produksi berlangsung.
Biaya panen adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan hal-hal
yang dibutuhkan sebelum kegiatan panen dilakukan (pembelian bambu).
Sedangkan biaya pengiriman yang dikeluarkan dalam kegiatan pembesaran ini
dipergunakan untuk hal-hal yang tidak terduga (retribusi jalan, pungutan liar,
parkir, dan kerusakan kendaraan). Adapun rincian biaya variabel ini dapat dilihat
pada Tabel 13.
Tabel 13. Rincian Biaya Variabel Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami Mekar
Tambak Sari Per Tahun
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat besarnya biaya yang harus dikeluarkan
untuk BBM yaitu sebesar Rp 8.100.000 per tahun dengan asumsi biaya yang
dikeluarkan per bulan adalah Rp 675.000, biaya pemakaian listrik per tahun
sebesar Rp 1.200.000 dengan asumsi biaya pemakaian perbulan adalah
Rp 100.000, asumsi biaya pemakaian telepon per bulan adalah Rp 300.000
sehingga biaya per tahun yang dikeluarkan sebesar Rp 3.600.000, biaya panen per
tahun Rp 400.000, dan biaya pengiriman per tahun sebesar Rp 1.400.000 dengan
asumsi dalam satu siklus produksi empat belas kali pengiriman dan biaya sekali
pengiriman adalah Rp 50.000.
Pengeluaran biaya variabel terbesar yang ditunjukan Pada Tabel 13 adalah
untuk pengeluaran pakan dan pembelian benih yaitu, Rp 73.920.000 untuk
pembelian pakan per tahun dan Rp 73.600.000 per tahun untuk pembelian benih
ikan gurami. Hal ini dikarenakan dalam mengusahakan ikan gurami pemberian
pakan harus dilakukan secara intensif agar produksi yang dihasilkan dapat sesuai
harapan, mengingan ikan gurami merupakan ikan yang mempunyai pertumbuhan
agak lambat. Selain itu juga penggunaan benih untuk mengusahakan agar benih
No Keterangan Biaya/tahun (Rp)
1 Pakan 73.920.000
2 Benih 73.600.000
4 Transportasi(BBM) 8.100.000
5 Pemakaian Listrik 1.200.000
6 Pemakaian Telpon 3.600.000
7 Biaya Panen 400.000
8 Tenaga kerja 400.000
9 Pemupukan Kolam 900.000
10 BiayaPengiriman 1.400.000
11 Persiapan Kolam 200.000
Total
163.720.000
mencapai ukuran konsumsi dengan lama waktu budidaya enam bulan, haruslah
menggunakan benih yang sudah berukuran agak besar yaitu paling tidak
mempunyai bobot 200 -250 kg per ekor.
7.1.3.4 Biaya Operasional Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan
operasional dari pengusahaan pembenihan ikan gurami berlangsung. Biaya
operasional terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
1) Biaya Tetap
Biaya tetep merupakan biaya yang jumlahnya tetap dalam volume
kegiatan tertentu dan dikeluarkan secara rutin setiap tahunnya oleh perusahaan.
Biaya tetap yang dikeluarkan pada pengusahaan pembenihan ikan gurami terdiri
dari biaya penyusutan, gaji karyawan, abodemen listrik, pajak bumi dan
Bangunan (PBB), pembelian alat tulis kantor, perawatan kolam dan peralatan
produksi, serta angsuran pinjaman. Total biaya tetap yang dikeluarkan dalam
pembenihan setiapa tahunnya sebesar Rp 101.728.354. Adapun rincian biaya tetap
yang dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14. Rincian Biaya Tetap Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami Mekar
Tambak Sari Per Tahun
No Keterangan Biaya/tahun (Rp)
1 Penyusutan 14.884.500
2 Abodemen Listrik 588.000
3 PBB 243.000
4 Alat tulis Kantor 300.000
5 Gaji Karyawan (4 orang) 47.160.000
6 Perawatan 19.381.500
7 Angsuran Pinjaman 19.171.354
Total 101.728.354
Biaya tetap yang paling besar dikeluarkan pada pembenihan ikan gurami
adalah biaya yang dikeluarkan untuk gaji karyawan sebesar Rp 47.160.000 per
tahun. Adapun biaya gaji karyawan ini merupakan gaji atau kompensasi yang
diberikan untuk empat orang karyawan. Dengan upah atau kompensasi dihitung
per hari sebesar Rp 35.000 untuk pekerja lapangan dan Rp 40.000 untuk
penanggug jawab lapangan. Upah diberikan setiap minggu dengan banyak hari
kerja 6 hari dan jan kerja 7 jam. Sedangkan biaya tetap yang terendah dikeluarkan
untuk pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) yang di bebankan kepada
perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya perubahan status lahan dari lahan kosong
menjadi tempat usaha sehingga biaya PBB yang dibebankan akan bertambah.
Besarnya biaya PBB adalah Rp 243.000 per tahun.
2) Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya tergantung dengan jumlah
output atau produksi benih ikan gurami yang dihasilkan, komposisi dan
jumlahnya dapat berubah-ubah sesuai dengan produksi benih ikan gurami yang
akan dihasilkan. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan setiap tahun untuk
pengusahaan pembenihan ikan gurami pada penelitian ini adalah Rp 104.918.400.
Biaya variabel yang dikeluarkan dalam pembenihan ikan gurami pada penelitian
ini terdiri dari :
a) Biaya Pakan Indukan
Pakan yang diberikan kepada indukan ikan gurami berupa pelet dan
hijauan atau limbah sayuran. Pelet diperoleh dari toko pakan ikan yang ada di
daerah sekitar lokasi usaha dan pakan hijauan yang berupa daun talas diperoleh
dari petani sekitar yang biasanya diantar langsung oleh penjualnya. Harga pakan
pelet per kilogramnya Rp 8.000 dan pakan hijauan Rp 500 per kilogram.
Kebutuhan pakan per hari adalah 2 persen dari bobot badan indukan dan diberikan
dua kali dalam sehari. Sedangkan kebutuhan pakan hijauan adalah 10 persen per
hari dari bobot badan indukan dan diberikan sekali dalam sehari.
Jumlah indukan ikan gurami adalah 20 ekor dengan berat berat badan
masing-masing 3 kg. Jumlah pakan yang dibutuhkan perhari adalah 2,4 kg untuk
pelet dan 6 kg untuk pakan hijauan. Jadi pengeluaran biaya untuk kebutuhan
pakan selama setahun dengan asumsi satu tahun 360 hari adalah 2,4 kg X Rp
8.000 X 360 sebesar Rp 6.912.000 untuk biaya pelet dan 6 kg X Rp 500 X 360
sebesar Rp 1.080.000. Sehingga jika ditotal maka kebutuhan pakan secara
keseluruhan selama satu tahun adalah Rp 7.992.000.
b) Pakan Benih
Pemberian pakan untuk benih dibedakan menjadi dua yaitu, pakan untuk
larva dan pakan untuk benih. Pakan larva diberikan pada saat larva berumur
empat hari dari penetasan, pakan yang diberikan berupa cacing sutra dengan harga
Rp 12.000 per kilo gram dan kebutuhan per hari sebanyak 9,6 kg. Sedangkan
pakan berupa pelet halus diberikan pada saat larva sudah menjadi benih atau pada
saat berumur 31 hari dari penetasan. Kebutuhan pakan per hari berupa pelet halus
ini yaitu 14,4 kg dan harga per kilogramnya Rp 7.500.
Biaya kebutuhan pakan berupa cacing sutra yang dikeluarkan setiap tahun
pada pembenihan ikan gurami dengan siklus produksi sebanyak enam kali adalah
9,6 kg X Rp 12.000 X 27 hari X 6 sebesar Rp 18.662.400. Sedangkan biaya
kebutuhan pakan berupa pelet adalah 14.4 Kg X Rp. 7,500 X 63 hari X 6 sebesar
Rp 40.824.000. Sehingga jika dijumlahkan maka kebutuhan pakan benih selama
satu tahun adalah Rp 59.486.400.
c) Pemupukan dan Pengapuran
Pemupukan dan pengapuran merupakan bagian dari kegiatan pengolahan
kolam yang dilakukan setelah kolam selesai dikeringkan. Pemupukan dan
pengapuran dilakukan dua kali dalam satu siklus produksi yaitu, satu kali pada
saat indukan berada di kolam pemijahan dan satu kali pada saat indukan sudah
dilepas kembali ke dalam kolam pemeliharaan indukan. Adapun dosis yang
digunakan untuk pemupukan ini adalah 25 gr per m2 untuk penggunaan kapur dan
500 gr per m2 untuk penggunaan pupuk kandang,sehingga pupuk kandang dan
kapur yang digunakan dalam kegiatan produksi ini adalah 25 gr X 200 m2 X 6
sebanyak 30,000 gr (30 kg) per tahun untuk penggunaan kapur, dan untuk
penggunaan pupuk kandang 500 gr X 200 m2X 6 sebanyak 600.000 gr (600 kg)
per tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pupuk kandang adalah
Rp 850 X 600 kg sebesar Rp 510.000 per tahun dan biaya yang dikeluarkan untuk
kapur adalah Rp 30 kg X Rp 1000 sebesar Rp 30.000 dalam setahun. Dan jika
ditotal maka biaya pemupukan yang dikeluarkan setiap tahun sebesar Rp 540.000.
d) Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM), Pemakaian Listrik, Pemakaian
Telepon, Biaya Panen dan Biaya Pengiriman
Biaya BBM dikeluarkan untuk kebutuhan trasportasi selama kegiatan
produksi berlangsung dan sebagai bahan bakar jenset apabila listrik padam.
Kebutuhan BBM per hari diasumsikan sebanyak 10 liter dengan biaya per liter
Rp 4.500. Pemakaian listrik digunakan untuk penerangan lokasi, selain itu juga
penerangan ini berguna untuk pencahayaan larva ikan gurami selama masa
pemeliharaan di dalam ruang akuarium. Pemakaian telpon biasanya dipergunakan
dalam kegiatan pemasaran dan untuk komunikasi selama kegiatan produksi
berlangsung.
Biaya panen adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan hal-hal
yang dibutuhkan sebelum kegiatan panen dilakukan. Sedanggakan biaya
pengiriman yang dikeluarkan dalam kegiatan pembesaran ini dipergunakan untuk
hal-hal yang tidak terduga (retribusi jalan, pungutan liar, parkir, dan kerusakan
kendaraan). Adapun rincian biaya variabel ini dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Rincian Biaya Variabel Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami Mekar
Tambak Sari Per Tahun
No Keterangan BiayaPr Tahun (Rp)
1 Pakan Indukan 7.992.000
Pakan Benih 59.486.400
2 Oksigen 600.000
3 Pengemas 750.000
4 Bahan Bakar (BBM) 16.200.000
5 Pemakaian Listrik 4.200.000
6 Pemakaian Telpon 6.000.000
7 biaya Panen 2.400.000
8 Ijuk 1.350.000
9 Obatan-obatan 1.200.000
10 Biaya Pengiriman 4.200.000
11 Pemupukan 540.000
Total 104.918.400
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk BBM yaitu sebesar Rp
16.200.000 per tahun dengan asumsi biaya yang dikeluarkan per bulan adalah Rp
1.350.000. Biaya pemakaian listrik per tahun sebesar Rp 4.200.000 dengan asumsi
biaya pemakaian per bulan adalah Rp 350.000. Biaya pemakaian telpon per bulan
diasumsikan sebesar Rp 300.000 sehingga biaya per tahun yang dikeluarkan Rp
3.600.000. Biaya panen per tahun Rp 1.800.000, dengan asumsi biaya panen per
bulan sebesar Rp 300.000 dan dalam setahun panen dilakukan sebanyak enam
kali. Biaya pengiriman sebesar Rp 4.200.000 dengan asumsi dalam satu siklus
produksi empat belas kali pengiriman dan enam kali pemanenan dalam setahun,
dengan biaya sekali pengiriman adalah Rp 50.000.
Pengeluaran biaya variabel terbesar yang ditunjukan Pada Tabel 15 adalah
untuk pengeluaran pakan benih sebesar Rp 56.376.000 dan untuk pengeluaran
BBM sebesar Rp 16.200.000 per tahun. Hal ini dikarenakan dalam pengusahakan
pembenihan ikan gurami pemberian pakan harus dilakukan secara intensif agar
produksi yang dihasilkan dapat sesuai harapan, mengingat ikan gurami merupakan
ikan yang mempunyai pertumbuhan agak lambat. Selain itu juga penggunaan
BBM sangat diperlukan sebagai bahan bakar genset terutama apabila listrik
sedang padam. Karena pada saat pemeliharaan larva, aerator tetap harus hidup dan
penerangan tetap harus cukup.
e) Biaya Pengemas dan Oksigen, Biaya Pembelian Ijuk dan Obat-Obatan
Pengemas yang biasa yang digunakan dalam pembenihan adalah kantong
plastik. Kantong plastik dan oksigen digunakan pada saat melakukan penjualan
dan pengiriman kepada konsumen. Kapasitas kantong plastik 500 ekor benih ikan
berukuran 4-5 cm. Kantong plastik yang dibutuhkan per siklus benih dengan
jumlah produksi 48.000 ekor benih adalah 100 kantong plastik dan dalam satu
kilo gram kantong plastik terdapat 20 buah, sehingga kantong plastik yang
dibutuhkan adalah 5 kg. Harga per kilogram kantong plastik Rp 25.000 maka
biaya kantong plastik yang dikeluar kan selama satu tahun Rp 25.000 X 5 kg X 6
siklus adalah sebesar Rp 750.000.
Oksigen diberikan pada saat benih sudah dikemas dalam kantong plastik.
Untuk satu kantong plastik biaya oksigen yang dikeluarkan Rp 1000, sehingga
biaya oksigen untuk enam siklus pembenihan adalah Rp 1000 X 100 X 6 siklus
adalah sebesar Rp 600.000.
Ijuk digunakan pada saat indukan ikan gurami berada di kolam pemijahan.
Dalam sekali pemijahan diperlukan 45 ikat ijuk untuk dijadikan sarang oleh induk
gurami. Satu ekor induk betina membutuhkan sekitar 3 ikat ijuk, dengan harga per
ikat Rp 5.000. Jumlah induk betina dalam sekali memijah sebanyak 15 ekor.
Sehingga dalam satu siklus produksi dibutuhkan biaya pembelian ijuk sebesar
Rp 225.000. Jadi dalam setahun biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ijuk
adalah Rp 225.000 X 6 siklus adalah sebesar Rp 1.350.000.
Obat–obatan yang biasa dipergunakan berupa larutan garam dapur dengan
dosis 300 gr per m3 selama 24 jam, dan vitamin. Obat-obatan ini digunakan pada
saat pergantian air. Sehingga diperkirakan biaya yang dikeluarkan untuk obat-
obatan sebesar Rp 200.000 per siklus. Jadi pengeluaran biaya obat-obatan selama
satu tahun sebesar Rp 200 000 X 6 siklus adalah sebesar Rp 1.200.000.
f) Biaya Panen dan Pengiriman
Biaya panen adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan hal-hal
yang dibutuhkan sebelum kegiatan panen dilakukan. Besarnya biaya panen per
tahun diperkirakan Rp 400.000.
Sedangkan biaya pengiriman yang dikeluarkan dalam kegiatan
pembesaran ini dipergunakan untuk hal-hal yang tidak terduga (retribusi jalan,
pungutan liar, parkir, dan kerusakan kendaraan). Biaya pengiriman diasumsikan
Rp 50.000 dalam sekali pengiriman, banyaknya pengiriman diasumsikan empat
belas kali pngiriman dalam satu siklus, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk
pengiriman dalam satu siklus adalah Rp 50.000 X 14 kali pengiriman sebesar
Rp 700.000. Jadi dalam setahun pengeluaran untuk biaya pengiriman adalah
Rp 700.000 X 6 siklus adalah sebesar Rp 4.200.000.
7.1.4. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui nilai Net Present
Value (NPV), Net benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR) dan
payback Period. Analisis kriteria kelayakan finansial pengusahaan pembesaran
ikan gurami dapat dilihat pada cash flow di Lampiran 7. Adapun hasil kelayakan
investasi secara finansial dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Kriteria Kelayakan Finansial Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
No Kriteria Investasi Nilai
1 NPV Rp 17.736.295
2 Net B/C 1,3
3 IRR 20%
4 PP 8,1 tahun
Berdasarkan Tabel 16 adapat dilihat bahwa nilai NPV yang dihasilkan dari
pengusahaan pembesaran ikan gurami adalah lebih besar dari nol atau sebesar Rp
17.736.295. Hal ini berarti pengusahaan pembesaran ikan gurami menurut nilai
sekarang layak untuk dilakukan atau menguntungkan, karena dapat memberikan
tambahan manfaat sebesar Rp 17.736.295 dalam jangka waktu usaha 10 tahun.
Nilai Net B/C ratio yang diperoleh adalah lebih besar dari satu yaitu 1,3.
Hal ini berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan pada pengusahaan ikan
gurami akan memberikan tambahan manfaat untuk pendapatan bersih sekarang
sebesar Rp 1,3, dan berdasarkan nilai Net B/C ratio pengusahaan pembesaran ikan
gurami ini layak untuk dilaksanakan.
Nilai Internal Rate of Return yang diperoleh dari pengusahaan pembesaran
ikan gurami lebih besar dari DR dari suku bunga kredit usaha 14 persen yaitu
sebesar 20 persen. Sehingga jika dilihat dari kriteria kelayakan finansial IRR,
pembesaran ikan gurami ini layak utuk dijalankan dan akan dapat mengembalikan
kredit dengan bunga yang dibebankannya.
Berdasarkan hasil analisis Payback period, maka pengembalian investasi
yang dikeluarkan pada pengusahaan pembesaran ikan gurami, dapat dikembalikan
pada saat usaha telah berjalan selama 8,1 tahun.
7.1.5. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
Berdasarkan cash flow yang terdapat pada Lampiran 8 diperoleh hasil
analisis dengan kriteria investasi NPV, Net B/C ratio, IRR, dan payback period.
Adapun hasil analisis kelayakan investasi secara finansial dari kriteria tersebut di
atas dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Kriteria Kelayakan Finansial Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
No Kriteria Investasi Nilai
1 NPV Rp 28.775.051
2 Net B/C 2,3
3 IRR 44%
4 PP 1,7 tahun
Tabel 17 menunjukan bahwa nilai NPV yang dihasilkan dari pengusahaan
pembesaran ikan gurami adalah lebih besar dari nol atau Rp 28.775.051. Hal ini
berarti pengusahaan pembesaran ikan gurami menurut nilai sekarang layak untuk
dilakukan atau menguntungkan, karena dapat memberikan tambahan manfaat
sebesar Rp 28.775.051 dalam jangka waktu usaha 10 tahun.
Nilai Net B/C ratio yang diperoleh adalah lebih besar dari satu yaitu 2,3.
Hal ini berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan pada pengusahaan
pembenihan ikan gurami akan memberikan tambahan manfaat untuk pendapatan
bersih sekarang sebesar Rp. 2,3, dan berdasarkan nilai Net B/C ratio pengusahaan
pembesaran ikan gurami ini layak untuk dijalankan.
Nilai Internal Rate of Return yang diperoleh dari pengusahaan
pembenihan ikan gurami lebih besar dari DR kredit usaha sebesar 14 persen yaitu,
44 persen. Sehingga jika dilihat dari kriteria kelayakan finansial IRR,
pengusahaan pembenihan ikan gurami ini layak utuk dijalankan dan akan dapat
mengembalikan kredit dengan bunga yang dibebankannya.
Berdasarkan hasil analisis Payback period, maka pengembalian investasi
yang dikeluarkan pada pengusahaan pembesaran ikan gurami, dapat dikembalikan
pada saat usaha telah berjalan selama 1,7 tahun.
7.2. Analisis Rugi Laba
Analisis rugi laba dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan per
tahun selama kegiatan usaha dilakukan. Analisis rugi laba ini juga dapat
menunjukan kinerja perusahaan dalam periode waktu tertentu.
7.2.1. Analisis Rugi Laba Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
Hasil analisis rugi laba dapat dilihat pada Lampiran 9. Laba yang
diperoleh setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini karena
adanya pengaruh biaya bunga yang menurun selama sepuluh tahun dan adanya
pengeluaran biaya pembelian benih yang lebih kecil pada tahun ke-10, sehingga
keuntungan ditahun tersebut menjadi lebih besar.
Adapun laba pada tahun ke-10 sebesar Rp 74.739.251 dan merupakan laba
terbesar yang diperoleh selama usaha. Sedangkan pada tahun ke-1 mengalami
kerugian sebesar Rp 87.493.335, hal ini dikarenakan pada tahun pertama
penerimaan yang diperoleh dari pengusahaan pembesaran ikan gurami lebih kecil
dari pada pengeluaran yang dikeluarkan untuk kegiatan operasionalnya.
7.2.2. Analisis Rugi Laba Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
Hasil analisis rugi laba dari pengusahaan pembenihan ikan gurami dapat
dilihat pada Lampiran 10. Dari hasil analisis menunjukan bahwa laba yang
diperoleh setiap tahun selalu mengalami peningkatan, hal ini karena adanya
pengaruh biaya bunga yang menurun selama sepuluh tahun dan adanya
pengeluaran biaya yang lebih kecil pada tahun ke-10, sehingga keuntungan
ditahun ke-10 menjadi lebih besar bila dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Adapun laba pada tahun ke-10 sebesar Rp 27.037.373 dan merupakan laba
terbesar yang diperoleh selama usaha. Sedangkan pada tahun ke-1 mengalami
kerugian sebesar Rp 28.017.200, hal ini dikarenakan pada tahun pertama
penerimaan yang diperoleh dari pengusahaan pembenihan ikan gurami lebih kecil
dari pada pengeluaran yang dikeluarkan untuk kegiatan operasionalnya.
7.3. Perbandingan Hasil Analisis Finansial dari Dua Skenario Pengusahaan
Ikan Gurami
Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial dengan menggunakan
empat kriteria investasi yaitu, NPV, Net B/C, IRR dan payback period dari kedua
pengusahaan, maka pembenihan yang paling layak untuk dijalankan. Adapun
perbandingan hasil analisis finansial kedua skenario dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Perbandingan Kriteria Kelayakan Finansial Pengusahaan Ikan Gurami
pada Kedua Skenario No Kriteria Kelayakan Pembesaran Pembenihan
1 NPV Rp 17.736.295 Rp 28.775.051
2 Net B/C 1,3 2,3
3 IRR 20 % 44 %
4 Payback Period 8,1 tahun 1,7 tahun
Berdasarkan Tabel 18 dapat terlihat bahwa nilai NPV pada pengusahaan
pembenihan lebih basar dari pada pembesaran, yaitu Rp 28.775.051 untuk
pengusahaan pembenihan, sedangkan pada pembesaran hanya sebesar Rp
17.736.295. Nilai Net B/C yang diperoleh pada pengusahaan pembenihan lebih
besar yaitu 2,3, sedangkan pada pengusahaan pembesaran sebesar 1,3. dari nilai
IRR yang diperoleh pada pengusahaan pembenihan sebesar 44 persen, sedagkan
pengusahaan pembesaran nilai IRR yang diperoleh hanya 20 persen. Nilai
payback period dari pengusahaan pembenihan 1,7 tahun, sedangkan pada
pengusahaan pembesaran hasil payback period hanya 8,1 tahun.
7.4. Analisis Sensitivitas (Switching Value)
Analisis switching value ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan
karena adanya perubahan harga jual output produksi, harga pakan, dan harga
pembelian benih. Perubahan kriteria yang diamati adalah perubahan nilai NPV,
Net B/C dan IRR. Hasil analisis sensitivitas ini dapat dilihat di Lampiran 11
sampai Lampiran 15.
7.4.1. Analisis Sensitivitas (Switching Value) Pengusahaan Pembesaran Ikan
Gurami
Analisis sensitivitas dilakukan berdasarkan atas dasar perhitungan cash
flow. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap input produkai
utama yaitu, kenaikan harga pakan pelet, kenaikan harga benih dan perhitungan
yang dilakukan terhadap penuruan harga jual, maka diperoleh hasil yang dapat
dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Hasil Perhitungan Analisis Switching Value Pengusahaan Pembesaran
Ikan Gurami
Variabel Persentase
Kenaikan Harga Pakan Pelet 7,1 %
Kenaikan Harga Benih 10,2 %
Penurunan Harga Jual output 3,2 %
Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa batas maksimal kenaikan harga
pakan pelet sebesar 7,1 persen. Hal ini berarti pengusahaan pembesaran ikan
gurami masih layak dilaksanakan, akan tetapi apabila kenaikan harga pakan pelet
lebih dari 7,1 persen maka usaha pembesaran ikan gurami menjadi tidak layak
untuk dilaksanakan.
Kenaikan harga benih ikan gurami sebesar 10,2 persen adalah batas
maksimal dari pengusahaan pembesaran ikan gurami. Pengusahaan ikan gurami
masih layak untuk dilaksanakan pada batas kenaikan harga benih sebesar 10,2
persen. Bila terjadi kenaikan harga benih diatas 10,2 persen maka pengusahaan
pembesaran ikan gurami tidak layak untuk dilaksanakan.
Penurunan harga jual output produksi ikan gurami tidak boleh melebihi
3,2 persen. Bila terjadi penurunan harga jual ikan gurami diatas 3,2 persen maka
usaha pembesaran ikan gurami tidak layak untuk dilaksanakan.
Berdasarkan hasil analisis switching value yang dapat dilihat pada Tabel
19 menunjukan bahwa pengusahaan pembesaran ikan gurami sangat peka
terhadap penurunan harga jual output produksi ikan gurami. Sedangkan untuk
kenaikan harga menunjukan bahwa pengusahaan pembesaran ikan gurami tidak
terlalu peka.
7.4.2. Analisis Sensitivitas (Switching Value) Pengusahaan Pembenihan Ikan
Gurami
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap input produkai
utama yaitu, kenaikan harga pakan benih berupa pelet halus dan cacing sutra, serta
penurunan harga jual ouput produksi benih ikan gurami, maka diperoleh hasil
yang dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil perhitungan Switching Value Pengusahaan Pembenihan Ikan
Gurami
Variabel Persentase
Kenaikan Harga Pakan 62 %
Penurunan Harga Jual output 2,5 %
Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa batas maksimal kenaikan harga
pakan yang berupa pelet halus dan cacing sutra sebesar 62 persen. Hal ini berarti
pembenihan ikan gurami masih layak dilaksanakan, akan tetapi apabila kenaikan
harga pakan pelet lebih dari 62 persen maka pengusahaan pembenihan ikan
gurami menjadi tidak layak untuk dilaksanakan.
Penurunan harga jual output produksi berupa benih ikan gurami tidak
boleh melebihi 2,5 persen. Bila terjadi penurunan harga jual benih ikan gurami
diatas 2,5 persen maka pengusahaan pembenihan ikan gurami tidak layak untuk
dilaksanakan.
Hasil analisis switching value yang dapat dilihat pada Tabel 20
menunjukan bahwa pengusahaan pembenihan ikan gurami sangat peka terhadap
penurunan harga jual output produksi yang berupa benih ikan gurami, sehingga
perubahan variabel tersebut akan sangat mempengaruhi kegiatan pengusahaan
pembenihan ikan gurami.
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :
1) Berdasarkan hasil analisis aspek teknis, pengusahaan pembenihan maupun
pembesaran ikan gurami layak untuk dilaksanakan karena Mekar Tambak Sari
telah mempertimbangkan hal-hal yang dianggap penting dalam pengusahaan
ikan gurami dan tidak ada teknologi yang sulit untuk dilakukan sehingga dapat
memberikan kemudahan dalam kegiatan usaha. Berdasarkan hasil analisis
aspek pasar pengusahaan ikan gurami layak untuk dilakukan, karena adanya
permintaan pasar. Hasil analisis aspek manajemen dan Hukum menunjukan
bahwa pengusahaan ikan gurami layak untuk dilakukan karena mempunyai
sistem manajemen yang jelas dan merupakan perusahaan perorangan.
Berdasarkan hasil analisis aspek sosial dan ekonomi, pengusahaan ikan
gurami layak untuk dilakukan karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat dan memberikan kontribusi besar bagi masyarakat yang
berupa keamanan dan infrastruktur jalan. Berdasarkan hasil analisis aspek
lingkungan pengusahaan ikan gurami tidak berdampak buruk bagi lingkungan
sehingga layak untuk dijalankan.
2) Hasil analisis aspek finansial dengan menggunakan kriteria kelayakan
investasi dari pengusahaan pembesaran dan pembenihan ikan gurami,
menunjukkan bahwa kedua pengusahaan layak untuk dijalankan. Hal ini
dikarenakan hasil analisis menunjukan nilai NPV lebih besar dari nol, nilai Net
B/C lebih besar dari satu, nilai IRR lebih besar dari suku bunga yang
ditentukan, dan PP lebih kecil dari umur usaha.
3) Hasil analisis sensitivitas switching value dengan tiga variabel yaitu, kenaikan
harga pakan, kenaikan harga benih dan penurunan harga output produksi yang
berupa benih dan ikan gurami, menunjukan bahwa pengusahaan pembenihan
ikan gurami lebih sensitif terhadap penurunan harga jual benih ikan gurami
dibandingkan dengan pengusahaan pembesaran ikan gurami.
8.2. Saran
Adapun saran yang dapat dijadikan bahan masukan untuk perusahaan
adalah :
1) Perusahaan sebaiknya mengusahakan pembenihan pembenihan ikan gurami
karena dilihat dari semua aspek kelayakan lebih menguntungkan dibandingkan
dengan pengusahaan pembesaran ikan gurami dengan dimbangi adanya usaha
perluasan pasar, karna usaha pembenihan ikan gurami ini sangat sensitif
terhadap penurunan harga jual benih ikan gurami.
2) Manajemen pemberian pakan harus dilakukan dengan baik oleh perusahaaan
dalam pengusahaan ikan gurami, karena pakan merupakan komponen biaya
terbesar dari total biaya variabel pada kegiatan pengusahaan ikan gurami.
DAFTAR PUSTAKA
Agustika D.2009. Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan Hias Air
Tawar Budi Fish Farm, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor [Skripsi].
Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Anggoro LY. 2009. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Gurami
Ospharonomus gouramy LAC. Yang Dipelihara Dalam Akuarium
Dengan . Lampu Pencahayaan Berbeda Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Atemalem G. 2001. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Pembenihan Ikan Patin
(Pangasius suchi) di Tapos Agro Lestari, Ciawi, Bogor [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Bugri NJ. 2006. Pengaruh Padat Penebabaran Terhadap Kelangsungan Hidup Dan
Pertumbuhan Benih Ikan Gurami LAC. Ukuran 2 cm [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Ginting D. 2009. Kelayakan Investasi Pengusahaan Paprika dan Timun Jepang
pada PT. Horti Jaya Lestari di Berastagi [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Gitinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Hakim MA, penyunting. 2005. Menguasai Pasar Mengeruk Untung. Jakarta:
Renaisan.
Irianni R. 2006. Analisis Kelayakan Finansial Pembenihan dan Pendederan Ikan
Nila Wanayasa pada Kelompok Pembudidaya Mekarsari, Desa
Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta [Skripsi].
Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Jangkaru Z. 2002. Pembesaran Ikan Air Tawar di Berbagai Lingkungan
Pemeliharaan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Kadariah. 1988. Evaluasi Proyek. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Kotler P.1997. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
Kontrol. Jakata : Prehalindo.
Nazir M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nurmalina R, Tintin S, Arif K. 2009. Stiudi Kelayakan Bisnis. Bogor :
Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.
Riyanto B. 1989. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yayasan Badan
Penelitian Gajah Mada. Yogyakarta.
Rohaeni A. 2006. Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Pembesaran Lele
Dumbo di Agro Niaga Insani, Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rosiah E. 2005. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembenihan Ikan Mas di
Desa Sumurgintung, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang [Skripsi].
Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Sari YD. 2006. Interaksi Optimal Perikanan Tangkap dan Budidaya (Studi Kasus
Perikanan Kerapu di Perairan Kepulauan Seribu, Kabupaten Kepulauan
Seribu, Provinsi DKI Jakarta) [Tesis]. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana,
Institut Pertanian Bogor.
Sendjaja JT, MH Riski. 2002. Usaha Pembenihan Gurami. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Sitanggang M. 1992. Budidaya Gurami. Jakarta : Penebar Swadaya
Soekartawi, A Soeharjo, JL Dion, JB Hardaker. 1984. Ilmu Usaha Tani dan
Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: UI – Pers.
Sudarsono. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. PT Pustaka LP3ES. Jakarta
Umar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Provinsi dan Subsektor
2005-2007 (Ton)
No P r o v i n s i Kolam
2005 2006 2007
1 Nangroe Aceh Darussalam 8,733 9,016 6,305
2 Sumatera Utara 14,243 15,674 16,742
3 Sumatera Barat 14,174 26,750 34,207
4 Riau 24,769 24,414 25,485
5 Jambi 5,531 5,872 7,934
6 Sumatera Selatan 34,768 43,932 51,059
7 Bengkulu 4,427 3,893 6,214
8 Lampung 13,417 13,966 19,318
9 Bangka Belitung 536 751 693
10 Kepulauan Riau 178 505 336
SUMATERA 120,776 144,773 168,294
11 DKI Jakarta 6,830 3,365 2,683
12 Jawa Barat 110,247 127,578 118,162
13 Jawa Tengah 25,360 28,350 34,619
14 D.I Yogyakarta 8,225 9,059 11,427
15 Jawa Timur 31,026 33,379 35,711
16 Banten 5,254 4,972 8,319
J A W A 186,942 206,703 210,921
17 Bali 680 654 786
18 Nusa Tenggara Barat 2,244 4,822 2,583
19 Nusa Tenggara Timur 267 1,804 584
BALI & NUSA TENGGARA 3,191 7,280 3,953
20 Kalimantan Barat 1,532 2,427 2,302
21 Kalimantan Tengah 863 857 979
22 Kalimantan Selatan 3,282 4,923 5,976
23 Kalimantan Timur 567 986 5,079
KALIMANTAN 6,244 9,193 14,337
24 Sulawesi Utara 4,294 4,194 5,995
25 Sulawesi Tengah 1,580 1,629 1,663
26 Sulawesi Selatan 2,904 1,737 2,168
27 Sulawesi Tenggara 4,392 911 926
28 Gorontalo 113 380 470
29 Sulawesi Barat - 559 30
SULAWESI 13,283 9,410 11,252
30 Maluku 122 90 135
31 Maluku Utara 168 174 200
32 Papua Barat 4 3,211 169
33 Papua 1,236 1,114 1,115
MALUKU 1,530 4,589 1,618
J u m l a h 331,966 381,948 410,373
Sumber : BPS, 2010
Lampiran 2. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama
(2006-2009) di Indonesia
Jenis Ikan Tahun (ton)
Kenaikan
2005 2006 2007 2008 2009*
(2005-
2009)
Patin 32.575 31.49 36.755 102.021 132600 55.23%
Rumpul
Laut 910.636 1374.462 1728.475 2145.06 2574000 30.20%
Nila 148.249 169.39 206.904 291.037 378300 29.98%
Gurame 25.442 28.71 35.708 36.636 38500 11.23%
Bandeng 254.067 212.883 263.139 277.471 291300 4.46%
Lele 69.386 77.272 91.375 114.371 200000 32.41%
Kerapu 6.493 4.021 8.035 5.005 5300 7.42%
Ikan Mas 216.92 247.633 264.349 242.322 254400 4.39%
Udang 280.629 327.61 358.925 409.59 348100 6.35%
Kakap 2.935 2.183 4.418 4.371 4600 20.23%
Lainnya 216.342 206.942 195.122 227.317 553000 37.43%
Total 2163.674 2682.596 3193.205 3855.201 4780100 21.93% Keterangan : * = angka sampai Oktober 2009 Sumber : BPS Perikanan dan Kelautan (2009)
Lampiran 3. Jadwal Kegiatan Pengusahaan Pembenihan Ikan Gurami
Lampiran 4. Jadwal Kegiatan Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurami
Lampiran 5. Perhitungan Nilai Penyusutan, Umur Ekonomis dan Nilai Sisa Pembesaran
No. Komponen Investasi Jumlah Satuan
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Satuan
(Rp)
Total Nilai
(Rp)
Nilai
Siasa
(Rp)
Penyusutan
(Rp)
1 Sewa Lahan 1,500 m 3,500 5,250,000
3 Bangunan
a. Saung Jaga 20 m 10 500,000 10,000,000 0 1,000,000
b. Tempat Penyimpanan/ Gudang 15 m 10 500,000 7,500,000 0 750,000
c. WC 5 m 10 500,000 2,500,000 0 250,000
d. Kolam Pemeliharaan 1,000 m 10 20,000 20,000,000 0 2,000,000
e. Kolam Pemberokan 200 m 10 50,000 10,000,000 0 1,000,000
f. Instalasi Air 2 unit 5 500,000 1,000,000 0 200,000
g. Instalasi Listrik 1 unit 10 1,500,000 1,500,000 0 150,000
h. Sumur 1 unit 10 1,000,000 1,000,000 0 100,000
i. Saluran Irigasi 100 m 10 50,000 5,000,000 0 500,000
4 Peralatan
e. Serok Besar 4 buah 2 50,000 200,000 0 100,000
g. Ember 5 buah 2 10,000 50,000 0 25,000
i. Drum 10 buah 5 150,000 1,500,000 0 300,000
j. Jerigen 10 buah 5 50,000 500,000 0 100,000
k. Timbangan 1 buah 5 1,000,000 1,000,000 0 200,000
l. Diesel 1 unit 5 4,000,000 4,000,000 0 800,000
g. Pompa air 1 unit 5 350,000 350,000 0 70,000
5 Peralatan Kantor
a. Meja 1 buah 5 250,000 250,000 0 50,000
b. Kursi 3 unit 5 150,000 450,000 0 90,000
c. White Board 1 unit 5 75,000 75,000 0 15,000
6 Transportasi
a. Mobil Pick Up 1 unit 10 45,000,000 45,000,000 0 4,500,000
b. Motor 1 unit 10 12,500,000 12,500,000 0 1,250,000
7 Perijinan 1,500,000 1,500,000
Total 69,708,500 131,125,000 0 13,450,000
Lampiran 6. Perhitungan Nilai Penyusutan, Umur Ekonomis dan Nilai Sisa
Pembenihan
No. Komponen Investasi Jumlah
Satuan
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Satuan
(Rp)
Total Nilai
(Rp)
Nilai Siasa
(Rp)
Penyusutan
(Rp)
1 Sewa Lahan 1,500 m 10 3,500 5,250,000 0
2 Indukan 20 ekor 10 300,000 6,000,000 0 600,000
3 Bangunan
a. Saung Jaga 20 m 10 500,000 10,000,000 0 1,000,000
b. Ruang Aquarium 36 m 10 250,000 9,000,000 0 900,000
c. Tempat penyimpanan/Gudang 20 m 10 500,000 10,000,000 0 1,000,000
d. Ruang Penetasan 9 m 10 250,000 2,250,000 0 225,000
e. WC 5 m 10 500,000 2,500,000 0 250,000
f. Kolam Indukan 100 m 10 20,000 2,000,000 0 200,000
g. Kolam Pemijahan 100 m 10 20,000 2,000,000 0 200,000
h. Instalasi Air 1 unit 5 500,000 500,000 0 100,000
i. Instalasi Listrik 1 unit 10 1,500,000 1,500,000 0 150,000
j. Kolam Terpal 250 m 5 20,000 5,000,000 0 1,000,000
4 Peralatan
a. Aquarium dan Rak 120 unit 10 150,000 18,000,000 0 1,800,000
b. Tabung Oksigen 1 unit 10 1,000,000 1,000,000 0 100,000
c. Blower 120 Titik 5 10,000 1,200,000 0 240,000
d. Selang Aerasi 120 m 5 3,000 360,000 0 72,000
e. Serok Besar 5 buah 2 10,000 50,000 0 25,000
f. Serok Kecil 5 buah 2 7,500 37,500 0 18,750
g. Ember 10 buah 2 10,000 100,000 0 50,000
h. Bak 30 buah 2 30,000 900,000 0 450,000
i. Jerigen 5 unit 5 50,000 250,000 0 50,000
j. Sendok Hitung 5 unit 2 5,000 25,000 0 12,500
k. Timbangan 1 unit 5 300,000 300,000 0 60,000
l. Pompa Air 1 unit 5 350,000 350,000 0 70,000
No. Komponen Investasi Jumlah
Satuan
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Nilai Satuan
(Rp)
Total Nilai
(Rp)
Nilai Siasa
(Rp)
Penyusutan
(Rp)
m. Baskom 5 unit 2 15,000 75,000 0 37,500
n. Genset (2400 W) 1 unit 10 2,500,000 2,500,000 0 250,000
o. Gayung 5 unit 2 7,500 37,500 0 18,750
p. Sumur 1 unit 10 1,000,000 1,000,000 0 100,000
5 Peralatan Kantor
0
a. Meja 1 unit 5 250,000 250,000 0 50,000
b. Kursi 3 unit 5 150,000 450,000 0 90,000
c. White Board 1 unit 5 75,000 75,000 0 15,000
6 Transportasi
a. Mobil Pick Up 1 unit 10 45,000,000 45,000,000 0 4,500,000
b. Motor 1 unit 10 12,500,000 12,500,000 0 1,250,000
7 Perijinan
1,500,000 1,500,000
Total
69,286,500 141,960,000 0 14,884,500
Lampiran 7. Cash flow Pembesaran Pembesaran
No Keterangan Tahun
I Inflow 1 2
3
4
5
6
7
8
9
10
a. Penjualan Ikan Gurami 127,680,000 255,360,000
255,360,000
255,360,000
255,360,000
255,360,000
255,360,000
255,360,000
255,360,000
255,360,000
b. Pinjaman 100,000,000
c. Modal Sendiri 45,000,000
d. Nilai Sisa
Total Inflow 272,680,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000
II Outflow
1. Biaya Investasi
Sewa Lahan
A. Bangunan 5,250,000
a. Saung Jaga 10,000,000
b. Tempat Penyimpanan/ Gudang
7,500,000
c. WC 2,500,000
d. Kolam Pemeliharaan 20,000,000
e. Kolam Pemberokan 10,000,000
f. Instalasi Air 1,000,000 1,000,000
g. Instalasi Listrik 1,500,000
h. Sumur 1,000,000
i. Saluran Irigasi 5,000,000
B. Peralatan
a. Serok Besar 200,000 200,000
200,000
200,000
200,000
b. Ember 50,000 50,000
50,000
50,000
50,000
c. Drum 1,500,000
1,500,000
d. Jerigen 500,000
500,000
e. Timbangan 1,000,000 1,000,000
f. Diesel 4,000,000 4,000,000
g. Pompa air 350,000 350,000
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
C. Peralatan Kantor
a. Meja 250,000 250,000
b. Kursi 450,000 450,000
c. White Board 75,000 75,000
D. Transportasi
a. Mobil Pick Up 45,000,000
b. Motor 12,500,000
E. Perijinan 1,500,000
Total Biaya Investasi 131,125,000 250,000
250,000 9,125,000 250,000
250,000
2. Biaya Tetap
a. Abodemen Listrik 392,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000
b. PBB 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000
c. Alat tulis Kantor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 300,000
d. Gaji Karyawan (3 orang) 24,160,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 31,300,000
f. Perawatan 8,291,668 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 10,468,226
h. Angsuran Pinjaman 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356
Total Biaya Tetap 52,858,024 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 62,070,582
3. Biaya Variabel
a.Pakan 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 36,960,000
b. Benih 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 36,800,000
c. Transportasi(BBM) 5,400,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000
d. Pemakaian Listrik 800,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,100,000
e. Pemakaian Telpon 2,400,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,300,000
f. Biaya Panen 200,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
g. Pemupukan Kolam 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 450,000
h. Persiapan Kolam 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 100,000
i. BiayaPengiriman 700,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000
j. Tenaga Kerja 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
Total BiayaVariabel 158,520,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 89,010,000
Pajak Pendapatan Usaha (25%) - 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 25,697,876
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Outflow 342,503,024 240,020,228 240,270,228 240,020,228 240,270,228 249,145,228 240,270,228 240,020,228 240,270,228 176,778,458
III Net Benefit (69,823,024) 15,339,772 15,089,772 15,339,772 15,089,772 6,214,772 15,089,772 15,339,772 15,089,772 78,581,542
IV Discount Factor (14%) 0.877 0.769 0.675 0.592 0.519 0.456 0.400 0.351 0.308 0.270
V Present Value (61,248,267) 11,803,456 10,185,166 9,082,376 7,837,155 2,831,367 6,030,436 5,377,496 4,640,225 21,196,885
PV + 78,984,562
PV - (61,248,267)
IV Net Present Value 17,736,295
VII Net B/C 1.3
VIII IRR 20%
IX PP 8.1
Lampiran 8. Cash flow Pembenihan Ikan Gurami
No Keterangan
Tahun
I Inflow 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a. Penjualan Benih 104,400,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000
Ikan Gurami
c. Pinjaman 100,000,000
d. Modal Sendiri 45,000,000
e. Nilai Sisa
-
Total Inflow 249,400,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000
II Outflow
1. Biaya Investasi
A. Sewa Lahan 5,250,000
B. Indukan 6,000,000
C. Bangunan
a. Saung Jaga 10,000,000
b. Ruang Aquarium 9,000,000
c. Tempat penyimpanan/Gudang 10,000,000
d. Ruang Penetasan 2,250,000
e. WC 2,500,000
f. Kolam Indukan 2,000,000
g. Kolam Pemijahan 2,000,000
h. Instalasi Air 500,000
500,000
i. Instalasi Listrik 1,500,000
i. Kolam Terpal 5,000,000
5,000,000
D. Peralatan
a. Aquarium dan Rak 18,000,000
b. Tabung Oksigen 1,000,000
c. Blower 1,200,000
1,200,000
d. Selang Aerasi 360,000
360,000
e. Serok Besar 50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
f. Serok Kecil 37,500
37,500
37,500
37,500
37,500
g. Ember 100,000
100,000
100,000
100,000
100,000
h. Bak 900,000
900,000
900,000
900,000
900,000
i. Jerigen 250,000
250,000
j. Sendok Hitung 25,000
25,000
25,000
25,000
25,000
k. Timbangan 300,000
300,000
l. Pompa Air 350,000
350,000
m. Baskom 75,000
75,000
75,000
75,000
75,000
n. Genset (2400 W) 2,500,000
2,500,000
o. Gayung 37,500
37,500
37,500
37,500
37,500
p. Sumur 1,000,000
E. Peralatan Kantor
a. Meja 250,000
250,000
b. Kursi 450,000
450,000
c. White Board 75,000
75,000
F. Transportasi
a. Mobil Pick Up 45,000,000
b. Motor 12,500,000
G. Perijinan 1,500,000
Total Biaya Investasi 141,960,000
1,225,000
1,225,000 4,175,000 1,225,000 - 1,225,000 -
2. Biaya Tetap
a. Abodemen Listrik 392,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000
b. PBB 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000
c. Alat tulis Kantor 200,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000
d. Gaji Karyawan (4 orang) 31,440,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 39,300,000
f. Perawatan 12,921,000 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500
h. Angsuran Pinjaman 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354
Total Biaya Tetap 64,367,354 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 78,983,854
3. Biaya Variabel
a. Pakan
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indukan 5,328,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000
f. Serok Kecil 37,500
37,500
37,500
37,500
37,500
Benih 39,657,600 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 49,572,000
b. Oksigen 300,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000
c. Pengemas 375,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000
d. bahan Bakar (BBM) 10,800,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000
e. Pemakaian Listrik 2,800,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
f. Pemakaian Telpon 4,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000
g. biaya Panen 1,200,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000
h. Ijuk 250,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000
i. Obatan-obatan 800,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000
j. Biaya Pengiriman 2,100,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
k. Pemupukan 360,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 450,000
Total Biaya Variabel 67,970,600 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 94,914,000
Pajak Pendapatan Usaha (25 %) - 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 9,797,250
Total Outflow 274,297,954 197,093,404 198,318,404 197,093,404 198,318,404 201,268,404 198,318,404 197,093,404 198,318,404 183,695,104
III Net Benefit (24,897,954) 11,706,596 10,481,596 11,706,596 10,481,596 7,531,596 10,481,596 11,706,596 10,481,596 25,104,896
IV Discount Factor (14%) 0.877 0.769 0.675 0.592 0.519 0.456 0.400 0.351 0.308 0.270
V Present Value (21,840,311) 9,007,845 7,074,779 6,931,245 5,443,812 3,431,294 4,188,837 4,103,853 3,223,174 6,771,890
PV + 50,176,729
PV - (21,840,311)
IV Net Present Value 28,336,419
VII Net B/C 2.3
VIII IRR 43%
IX PP 1.7
No Keterangan
Tahun
I Inflow 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a. Penjualan Ikan 127,680,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000
Total Inflow 127,680,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000
II 2. Biaya Tetap
a. Abodemen Listrik 392,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000
b. PBB 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000
c. Alat tulis Kantor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000
d. Gaji Karyawan (3 orang) 24,160,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000
f. Perawatan 8,291,668 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496
g. Penyusutan 8,966,667 13,450,000 13,450,000 13,450,000 13,450,000 13,450,000 13,450,000 13,450,000 13,450,000 13,450,000
Total Biaya Tetap 42,653,335 63,558,496 63,558,496 63,558,496 63,558,496 63,558,496 63,558,496 63,558,496 63,558,496 63,558,496
3. Biaya Variabel
a.Pakan 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 36,960,000
b. Benih 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 36,800,000
c. Transportasi(BBM) 5,400,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000
d. Pemakaian Listrik 800,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,100,000
e. Pemakaian Telpon 2,400,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,300,000
f. Biaya Panen 200,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
g. Pemupukan Kolam 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 450,000
h. Persiapan Kolam 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 100,000
i. BiayaPengiriman 700,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000
j. Tenaga Kerja 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
Total Biaya Variabel 158,520,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 89,010,000
Total Outflow 201,173,335 227,278,496 227,278,496 227,278,496 227,278,496 227,278,496 227,278,496 227,278,496 227,278,496 152,568,496
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (73,493,335) 28,081,504 28,081,504 28,081,504 28,081,504 28,081,504 28,081,504 28,081,504 28,081,504 102,791,504
Biaya Bunga (14%) 14,000,000 13,276,010 12,450,662 11,509,765 10,437,143 9,214,354 7,820,373 6,231,236 4,419,620 2,354,377
Laba Sebelum Pajak (87,493,335) 14,805,494 15,630,842 16,571,739 17,644,361 18,867,150 20,261,131 21,850,268 23,661,884 100,437,127
Pajak (25 %) - 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 25,697,876
Laba Bersih (87,493,335) 7,785,118 8,610,466 9,551,363 10,623,985 11,846,774 13,240,755 14,829,892 16,641,508 74,739,251
Lampiran 9. Analisis Laba Rugi Usaha Pembesaran Ikan Gurami
Lampiran 10. Analisis Laba Rugi Usaha Pembenihan
No Keterangan
Tahun
I Inflow 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a. Penjualan Benih Ikan Gurami 104,400,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000
Total Inflow 104,400,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000
II Outflow
2. Biaya Tetap
a. Abodemen Listrik 392,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000
b. PBB 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000
c. Alat tulis Kantor 200,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000
d. Gaji Karyawan (4 orang) 31,440,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 39,300,000
e. Perawatan 12,921,000 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500
f. Penyusutan 9,923,000 14,884,500 14,884,500 14,884,500 14,884,500 14,884,500 14,884,500 14,884,500 14,884,500 14,884,500
Total Biaya Tetap 55,119,000 82,557,000 82,557,000 82,557,000 82,557,000 82,557,000 82,557,000 82,557,000 82,557,000 74,697,000
3. Biaya Variabel
a. Pakan
Indukan 5,328,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000
Benih 39,657,600 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 49,572,000
b. Oksigen 300,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000
c. Pengemas 375,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000
d. bahan Bakar (BBM) 10,800,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000
e. Pemakaian Listrik 2,800,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
f. Pemakaian Telpon 4,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000
g. biaya Panen 1,200,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000
h. Ijuk 250,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000
i. Obatan-obatan 800,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000
j. Biaya Pengiriman 2,100,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
k. Pemupukan 360,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 450,000
Total Biaya Variabel 67,970,600 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 94,914,000
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Outflow 123,089,600 187,475,400 187,475,400 187,475,400 187,475,400 187,475,400 187,475,400 187,475,400 187,475,400 169,611,000
Laba Sebelum Bunga dan
Pajak (18,689,600) 21,324,600 21,324,600 21,324,600 21,324,600 21,324,600 21,324,600 21,324,600 21,324,600 39,189,000
Biaya Bunga (14%) 14,000,000 13,276,010 12,450,662 11,509,765 10,437,143 9,214,354 7,820,373 6,231,236 4,419,620 2,354,377
Laba Sebelum Pajak (32,689,600) 8,048,590 8,873,938 9,814,835 10,887,457 12,110,246 13,504,227 15,093,364 16,904,980 36,834,623
Pajak (25 %) - 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 9,797,250
Laba Bersih (32,689,600) 2,717,440 3,542,788 4,483,685 5,556,307 6,779,096 8,173,077 9,762,214 11,573,830 27,037,373
Lampiran 11. Analisis Switching Value Kenaikan Harga Pakan Pelet Sebesar 7,1 Persen pada Pembesaran
No Keterangan Tahun
I Inflow 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a. Penjualan Ikan Gurami 127,680,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000
b. Pinjaman 100,000,000
c. Modal Sendiri 45,000,000
d. Nilai Sisa
Total Inflow 272,680,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000
II Outflow
1. Biaya Investasi
Sewa Lahan
A. Bangunan 5,250,000
a. Saung Jaga 10,000,000
b. Tempat Penyimpanan/
Gudang 7,500,000
c. WC 2,500,000
d. Kolam Pemeliharaan 20,000,000
e. Kolam Pemberokan 10,000,000
f. Instalasi Air 1,000,000 1,000,000
g. Instalasi Listrik 1,500,000
h. Sumur 1,000,000
i. Saluran Irigasi 5,000,000
B. Peralatan
a. Serok Besar 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
b. Ember 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
c. Drum 1,500,000 1,500,000
d. Jerigen 500,000 500,000
e. Timbangan 1,000,000 1,000,000
f. Diesel 4,000,000 4,000,000
g. Pompa air 350,000 350,000
C. Peralatan Kantor
a. Meja 250,000 250,000
b. Kursi 450,000 450,000
c. White Board 75,000 75,000
D. Transportasi
a. Mobil Pick Up 45,000,000
b. Motor 12,500,000
E. Perijinan 1,500,000
Total Biaya Investasi 131,125,000 - 250,000 - 250,000 9,125,000 250,000 - 250,000 -
2. Biaya Tetap
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a. Abodemen Listrik 392,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000
b. PBB 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000
c. Alat tulis Kantor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 300,000
d. Gaji Karyawan (3 orang) 24,160,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 31,300,000
f. Perawatan 8,291,668 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 10,468,226
h. Angsuran Pinjaman 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356
Total Biaya Tetap 52,858,024 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 62,070,582
3. Biaya Variabel
a.Pakan 77,410,542 77,410,542 77,410,542 77,410,542 77,410,542 77,410,542 77,410,542 77,410,542 77,410,542 38,705,271
b. Benih 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 36,800,000
c. Transportasi(BBM) 5,400,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000
d. Pemakaian Listrik 800,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,100,000
e. Pemakaian Telpon 2,400,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,300,000
f. Biaya Panen 200,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
g. Pemupukan Kolam 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 450,000
h. Persiapan Kolam 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 100,000
i. BiayaPengiriman 700,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000
j. Tenaga Kerja 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
Total BiayaVariabel 162,010,542 167,210,542 167,210,542 167,210,542 167,210,542 167,210,542 167,210,542 167,210,542 167,210,542 90,755,271
Pajak Pendapatan Usaha - 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 7,020,376 25,697,876
Total Outflow 345,993,566 243,510,770 243,760,770 243,510,770 243,760,770 252,635,770 243,760,770 243,510,770 243,760,770 178,523,729
III Net Benefit
(73,313,566) 11,849,230 11,599,230 11,849,230 11,599,230 2,724,230 11,599,230 11,849,230 11,599,230 76,836,271
IV Discount Factor (14%) 0.877 0.769 0.675 0.592 0.519 0.456 0.400 0.351 0.308 0.270
V Present Value
(64,310,146) 9,117,598 7,829,150 7,015,695 6,024,277 1,241,123 4,635,485 4,153,855 3,566,855 20,726,108
PV + 64,310,146
PV -
(64,310,146)
IV Net Present Value 0
VII Net B/C 1.0
VIII IRR 14%
Lampiran 12. Analisis Switching Value Kenaikan Harga Benih Sebesar 10,2 Persen pada Pembesaran Ikan Gurami
No Keterangan Tahun
I Inflow 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a. Penjualan Ikan
Gurami 127,680,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000
b. Pinjaman 100,000,000
c. Modal Sendiri 45,000,000
d. Nilai Sisa
Total Inflow 272,680,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000 255,360,000
II Outflow
1. Biaya Investasi
Sewa Lahan
A. Bangunan 5,250,000
a. Saung Jaga 10,000,000
b.Tempat Penyimpanan/
Gudang 7,500,000
c. WC 2,500,000
d. Kolam Pemeliharaan 20,000,000
e. Kolam Pemberokan 10,000,000
f. Instalasi Air 1,000,000 1,000,000
g. Instalasi Listrik 1,500,000
h. Sumur 1,000,000
i. Saluran Irigasi 5,000,000
B. Peralatan
a. Serok Besar 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
b. Ember 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
c. Drum 1,500,000 1,500,000
d. Jerigen 500,000 500,000
e. Timbangan 1,000,000 1,000,000
f. Diesel 4,000,000 4,000,000
g. Pompa air 350,000 350,000
C. Peralatan Kantor
a. Meja 250,000 250,000
b. Kursi 450,000 450,000
c. White Board 75,000 75,000
D. Transportasi
a. Mobil Pick Up 45,000,000
b. Motor 12,500,000
E. Perijinan 1,500,000
Total Biaya Investasi 131,125,000 - 250,000 - 250,000 9,125,000 250,000 - 250,000 -
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Biaya Tetap
a. Abodemen Listrik 392,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000
b. PBB 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000
c. Alat tulis Kantor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 300,000
d. Gaji Karyawan (3
orang) 24,160,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 31,300,000
f. Perawatan 8,291,668 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 10,468,226
h. Angsuran Pinjaman 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356
Total Biaya Tetap 52,858,024 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 62,070,582
3. Biaya Variabel
a.Pakan 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 36,960,000
b. Benih 81,183,193 81,183,193 81,183,193 81,183,193 81,183,193 81,183,193 81,183,193 81,183,193 81,183,193 40,591,597
c. Transportasi(BBM) 5,400,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000
d. Pemakaian Listrik 800,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,100,000
e. Pemakaian Telpon 2,400,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,300,000
f. Biaya Panen 200,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
g. Pemupukan Kolam 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 450,000
h. Persiapan Kolam 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 100,000
i. BiayaPengiriman 700,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000
j. Tenaga Kerja 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
Total BiayaVariabel 166,103,193 171,303,193 171,303,193 171,303,193 171,303,193 171,303,193 171,303,193 171,303,193 171,303,193 92,801,597
Pajak Pendapatan Usaha - 2,227,537 2,227,537 2,227,537 2,227,537 2,227,537 2,227,537 2,227,537 2,227,537 20,905,037
Total Outflow 350,086,217 242,810,582 243,060,582 242,810,582 243,060,582 251,935,582 243,060,582 242,810,582 243,060,582 175,777,215
III Net Benefit
(77,406,217) 12,549,418 12,299,418 12,549,418 12,299,418 3,424,418 12,299,418 12,549,418 12,299,418 79,582,785
IV Discount Factor (14%) 0.877 0.769 0.675 0.592 0.519 0.456 0.400 0.351 0.308 0.270
V Present Value
(67,900,190) 9,656,370 8,301,757 7,430,263 6,387,932 1,560,119 4,915,306 4,399,312 3,782,169 21,466,964
PV + 67,900,191
PV -
(67,900,190)
IV Net Present Value 0
VII Net B/C 1.0
VIII IRR 14%
Lampiran 13. Analisis Switching Value Penurunan Harga Output Sebesar 3,16 Persen pada Pembesaran Ikan Gurami
No Keterangan
Tahun
I Inflow 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a. Penjualan Ikan Gurami 123,647,358 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715
b. Pinjaman 100,000,000
c. Modal Sendiri 45,000,000
d. Nilai Sisa
Total Inflow 268,647,358 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715 247,294,715
II Outflow
1. Biaya Investasi
Sewa Lahan
A. Bangunan 5,250,000
a. Saung Jaga 10,000,000
b. Tempat Penyimpanan/
Gudang 7,500,000
c. WC 2,500,000
d. Kolam Pemeliharaan 20,000,000
e. Kolam Pemberokan 10,000,000
f. Instalasi Air 1,000,000
1,000,000
g. Instalasi Listrik 1,500,000
h. Sumur 1,000,000
i. Saluran Irigasi 5,000,000
B. Peralatan
a. Serok Besar 200,000
200,000
200,000
200,000
200,000
b. Ember 50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
c. Drum 1,500,000
1,500,000
d. Jerigen 500,000
500,000
e. Timbangan 1,000,000
1,000,000
f. Diesel 4,000,000
4,000,000
g. Pompa air 350,000
350,000
C. Peralatan Kantor
a. Meja 250,000
250,000
b. Kursi 450,000
450,000
c. White Board 75,000
75,000
D. Transportasi
a. Mobil Pick Up 45,000,000
b. Motor 12,500,000
E. Perijinan 1,500,000
Total Biaya Investasi 131,125,000 - 250,000 - 250,000 9,125,000 250,000 - 250,000 -
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Biaya Tetap
a. Abodemen Listrik 392,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000
b. PBB 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000
c. Alat tulis Kantor 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 300,000
d. Gaji Karyawan (3 orang) 24,160,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 36,240,000 31,300,000
f. Perawatan 8,291,668 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 12,437,496 10,468,226
h. Angsuran Pinjaman 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356 19,171,356
Total Biaya Tetap 52,858,024 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 69,279,852 62,070,582
3. Biaya Variabel
a.Pakan 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 73,920,000 36,960,000
b. Benih 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 73,600,000 36,800,000
c. Transportasi(BBM) 5,400,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000 8,100,000
d. Pemakaian Listrik 800,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,100,000
e. Pemakaian Telpon 2,400,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,300,000
f. Biaya Panen 200,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
g. Pemupukan Kolam 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 450,000
h. Persiapan Kolam 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 100,000
i. BiayaPengiriman 700,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000
j. Tenaga Kerja 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
Total BiayaVariabel 158,520,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 163,720,000 89,010,000
Pajak Pendapatan Usaha - 2,227,537 2,227,537 2,227,537 2,227,537 2,227,537 2,227,537 2,227,537 2,227,537 20,905,037
Total Outflow 342,503,024 235,227,389 235,477,389 235,227,389 235,477,389 244,352,389 235,477,389 235,227,389 235,477,389 171,985,619
III Net Benefit (73,855,666) 12,067,326 11,817,326 12,067,326 11,817,326 2,942,326 11,817,326 12,067,326 11,817,326 75,309,096
IV Discount Factor (14%) 0.877 0.769 0.675 0.592 0.519 0.456 0.400 0.351 0.308 0.270
V Present Value (64,785,672) 9,285,416 7,976,359 7,144,826 6,137,549 1,340,484 4,722,645 4,230,310 3,633,922 20,314,163
PV + 64,785,672
PV - (64,785,672)
IV Net Present Value Rp 0
VII Net B/C 1.00
VIII IRR 14%
Lampiran 14. Analisis Switching Value Kenaikan Harga Pakan Sebesar 62 Persen pada Pembenihan Ikan Gurami
No Keterangan Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I Inflow
a. Penjualan Benih 104,400,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000
Ikan Gurami
c. Pinjaman 100,000,000
d. Modal Sendiri 45,000,000
e. Nilai Sisa -
Total Inflow 249,400,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000 208,800,000
II Outflow
1. Biaya Investasi
A. Sewa Lahan 5,250,000
B. Indukan 6,000,000
C. Bangunan
a. Saung Jaga 10,000,000
b. Ruang Aquarium 9,000,000
c. Tempat
penyimpanan/Gudang 10,000,000
d. Ruang Penetasan 2,250,000
e. WC 2,500,000
f. Kolam Indukan 2,000,000
g. Kolam Pemijahan 2,000,000
h. Instalasi Air 500,000 500,000
i. Instalasi Listrik 1,500,000
i. Kolam Terpal 5,000,000 5,000,000
D. Peralatan
a. Aquarium dan Rak 18,000,000
b. Tabung Oksigen 1,000,000
c. Blower 1,200,000 1,200,000
d. Selang Aerasi 360,000 360,000
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
e. Serok Besar 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
f. Serok Kecil 37,500 37,500 37,500 37,500 37,500
g. Ember 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
h. Bak 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000
i. Jerigen 250,000 250,000
j. Sendok Hitung 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000
k. Timbangan 300,000 300,000
l. Pompa Air 350,000 350,000
m. Baskom 75,000 75,000 75,000 75,000 75,000
n. Genset (2400 W) 2,500,000 2,500,000
o. Gayung 37,500 37,500 37,500 37,500 37,500
p. Sumur 1,000,000
E. Peralatan Kantor
a. Meja 250,000 250,000
b. Kursi 450,000 450,000
c. White Board 75,000 75,000
F. Transportasi
a. Mobil Pick Up 45,000,000
b. Motor 12,500,000
G. Perijinan 1,500,000
Total Biaya Investasi 141,960,000 - 1,225,000 - 1,225,000 11,235,000 1,225,000 - 1,225,000 -
2. Biaya Tetap
a. Abodemen Listrik 392,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000
b. PBB 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000
c. Alat tulis Kantor 200,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000
d. Gaji Karyawan (4
orang) 3,144,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 39,300,000
f. Perawatan 12,921,000 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500
h. Angsuran Pinjaman 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354
Total Biaya Tetap 36,071,354 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 78,983,854
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Biaya Variabel
a. Pakan
Indukan 5,328,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000
Benih 64,333,939 96,500,909 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 48,881,179
b. Oksigen 300,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000
c. Pengemas 375,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000
d. bahan Bakar (BBM) 10,800,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000
e. Pemakaian Listrik 2,800,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
f. Pemakaian Telpon 4,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000
g. biaya Panen 1,200,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000
h. Ijuk 250,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000
i. Obatan-obatan 800,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000
j. Biaya Pengiriman 2,100,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
k. Pemupukan 360,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 450,000
Total Biaya Variabel 92,646,939 141,932,909 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 94,223,179
Pajak Pendapatan
Usaha (25 %) - 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 9,797,250
Total Outflow 270,678,293 234,107,913 198,318,404 197,093,404 198,318,404 208,328,404 198,318,404 197,093,404 198,318,404 183,004,284
III Net Benefit (21,278,293)
(25,307,913) 10,481,596 11,706,596 10,481,596 471,596 10,481,596 11,706,596 10,481,596 25,795,716
IV Discount Factor (14%) 0.877 0.769 0.675 0.592 0.519 0.456 0.400 0.351 0.308 0.270
v Present Value (18,665,170)
(19,473,617) 7,074,779 6,931,245 5,443,812 214,853 4,188,837 4,103,853 3,223,174 6,958,235
PV + 18,665,170
PV - (18,665,170)
IV Net Present Value Rp 0
VII Net B/C 1.0
VIII IRR 14%
Lampiran 15. Analisis Switching Value Penurunan Harga Output Sebesar 2,5 Persen pada Pembenihan Ikan Gurami
No Keterangan
Tahun
I Inflow 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a. Penjualan Benih 101,771,023 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046
Ikan Gurami
c. Pinjaman 100,000,000
d. Modal Sendiri 45,000,000
e. Nilai Sisa
-
Total Inflow 246,771,023 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046 203,542,046
II Outflow
1. Biaya Investasi
A. Sewa Lahan 5,250,000
B. Indukan 6,000,000
C. Bangunan
a. Saung Jaga 10,000,000
b. Ruang Aquarium 9,000,000
c. Tempat
penyimpanan/Gudang 10,000,000
d. Ruang Penetasan 2,250,000
e. WC 2,500,000
f. Kolam Indukan 2,000,000
g. Kolam Pemijahan 2,000,000
h. Instalasi Air 500,000
500,000
i. Instalasi Listrik 1,500,000
i. Kolam Terpal 5,000,000
5,000,000
D. Peralatan
a. Aquarium dan Rak 18,000,000
b. Tabung Oksigen 1,000,000
c. Blower 1,200,000
1,200,000
d. Selang Aerasi 360,000
360,000
e. Serok Besar 50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
f. Serok Kecil 37,500
37,500
37,500
37,500
37,500
g. Ember 100,000
100,000
100,000
100,000
100,000
h. Bak 900,000
900,000
900,000
900,000
900,000
i. Jerigen 250,000
250,000
j. Sendok Hitung 25,000
25,000
25,000
25,000
25,000
k. Timbangan 300,000
300,000
l. Pompa Air 350,000
350,000
m. Baskom 75,000
75,000
75,000
75,000
75,000
n. Genset (2400 W) 2,500,000
2,500,000
o. Gayung 37,500
37,500
37,500
37,500
37,500
p. Sumur 1,000,000
E. Peralatan Kantor
a. Meja 250,000
250,000
b. Kursi 450,000
450,000
c. White Board 75,000
75,000
F. Transportasi
a. Mobil Pick Up 45,000,000
b. Motor 12,500,000
G. Perijinan 1,500,000
Total Biaya Investasi 141,960,000 - 1,225,000 - 1,225,000 11,235,000 1,225,000 - 1,225,000 -
2. Biaya Tetap
a. Abodemen Listrik 392,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000 588,000
b. PBB 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000 243,000
c. Alat tulis Kantor 200,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000
d. Gaji Karyawan (4 orang) 31,440,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 47,160,000 39,300,000
f. Perawatan 12,921,000 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500 19,381,500
h. Angsuran Pinjaman 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354 19,171,354
Total Biaya Tetap 64,367,354 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 86,843,854 78,983,854
3. Biaya Variabel
a. Pakan
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indukan 5,328,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000 7,992,000
Benih 39,657,600 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 59,486,400 49,572,000
b. Oksigen 300,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000
c. Pengemas 375,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000
d. bahan Bakar (BBM) 10,800,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000
e. Pemakaian Listrik 2,800,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
f. Pemakaian Telpon 4,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000
g. biaya Panen 1,200,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000
h. Ijuk 250,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000
i. Obatan-obatan 800,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000
j. Biaya Pengiriman 2,100,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000
k. Pemupukan 360,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 450,000
Total Biaya Variabel 67,970,600 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 104,918,400 94,914,000
Pajak Pendapatan Usaha (25
%) - 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 5,331,150 9,797,250
Total Outflow 274,297,954 197,093,404 198,318,404 197,093,404 198,318,404 208,328,404 198,318,404 197,093,404 198,318,404 183,695,104
III Net Benefit (27,526,931) 6,448,642 5,223,642 6,448,642 5,223,642 (4,786,358) 5,223,642 6,448,642 5,223,642 19,846,942
IV Discount Factor (14%) 0.877 0.769 0.675 0.592 0.519 0.456 0.400 0.351 0.308 0.270
v Present Value (24,146,431) 4,962,020 3,525,809 3,818,113 2,712,996 (2,180,601) 2,087,562 2,260,630 1,606,311 5,353,590
PV + 24,146,431
PV - (24,146,431)
IV Net Present Value 0
VII Net B/C 1.0
VIII IRR 14%
1
2
3
4
5
7
8
8
Keterangan
1. Bangunan(saung jaga, tempat
penyimpanan dan WC)
2. Kolam pemeliharaan
3. Kolam pemberokan
4. Sumur 5. Saluran pembuangan air 6. Saluran irigasi 7. Sumber air (sungai)
8. Akses jalan
5
Lampiran 16. Tata Letak Tempat Produksi Pembesaran Ikan Gurami
1
5
6
8
10
11
12
Keterangan
1. Bangunan (saung jaga, tempat
penyimpanan dan WC)
2. Kolam pemeliharaan induk betina
3. Kolam pemeliharaan induk jantan
4. Kolam pemijahan
5. Ruangan penetasan
6. Ruang akuarium
7. Kolam terpal
8. Sumur
9. Saluran irigasi
10. Saluran embuangan air 11. Sungai
12. Akses jalan
9
7 2
3 4
Lampiran 17. Tata Letak Tempat Produksi Pembenihan Ikan Gurami