46
BAB IV ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG TERHADAP UPAYA PERMOHONAN KASASI JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI 4.1. Faktor Penyebab Terjadinya Kesalahan Penerapan Hukum Judex Facti Dalam Putusan Hakim Pengadilan Negeri Dalam sistem peradilan pidana hakim sangat penting peranannya dalam penegakan hukum apalagi dihubungkan dengan penjatuhan hukuman pidana terhadap seseorang harus selalu didasarkan kepada keadilan yang berlandaskan atas hukum 48 . Hakim dan kewajiban-kewajibannya seperti tersirat dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-undang No. 48 tahun 2009 adalah sebagai 'sense of justice of the people". Kekuasaan Kehakiman Nomor 48 Tahun 2009 dalam Pasal 5 disebutkan: (1) Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib memperhatikan pula sifat yang baik dan jahat dari terdakwa. Tugas hakim bukan hanya sebagai penerap hukum (Undang-undang) atas perkara-perkara di Pengadilan atau 'agent of conflict". Tetapi seharusnya juga mencakup penemuan dan pembaruan hukum. Hakim yang ideal, selain memiliki 53 Soerjono Soekanto, Penegaklan Hukum, Bina Cipta, Jakarta, 1983.

ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

BAB IV

ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG

TERHADAP UPAYA PERMOHONAN KASASI JAKSA PENUNTUT UMUM�

DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI

4.1. Faktor Penyebab Terjadinya Kesalahan Penerapan Hukum Judex Facti

Dalam Putusan Hakim�Pengadilan Negeri

Dalam sistem peradilan pidana hakim sangat penting peranannya dalam

penegakan hukum apalagi dihubungkan dengan penjatuhan hukuman pidana

terhadap seseorang harus selalu didasarkan kepada keadilan yang berlandaskan

atas hukum48

. Hakim dan kewajiban-kewajibannya seperti tersirat dalam Pasal 5

ayat (1) Undang-undang No. 48 tahun 2009 adalah sebagai 'sense of justice of the

people".

Kekuasaan Kehakiman Nomor 48 Tahun 2009 dalam Pasal 5 disebutkan: (1)

Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa

keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

ringannya pidana, hakim wajib memperhatikan pula sifat yang baik dan jahat dari

terdakwa.

Tugas hakim bukan hanya sebagai penerap hukum (Undang-undang) atas

perkara-perkara di Pengadilan atau 'agent of conflict". Tetapi seharusnya juga

mencakup penemuan dan pembaruan hukum. Hakim yang ideal, selain memiliki

������������������������������������������������������������53 Soerjono Soekanto, Penegaklan Hukum, Bina Cipta, Jakarta, 1983.

Page 2: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

kecerdasan yang tinggi, juga harus mempunyai kepekaan terhadap nilai-nilai

keadilan, mampu mengintegrasikan hukum positif ke dalam nilai-nilai agama,

kesusilaan, sopan santun dan adat istiadat yang hidup dalam masyarakat melalui

setiap putusan yang dibuatnya. Karena pada hakikatnya, mahkota seorang hakim

itu bukan pada palunya, melainkan pada bobot atau kualitas dari putusan yang

dihasilkan.

Pelaksanaan peran Hakim sebagai komponen utama lembaga peradilan,

sekaligus sebagai bagian yang strategis dan sentral dari kekuasaan kehakiman,

selain memberikan kontribusi dalam melaksanakan misi institusinya, juga menjadi

kontributor dalam proses pelayanan publik dalam�menegakkan hukum, keadilan

dan kebenaran. Di sisi yang lain, juga akan berimplikasi nyata terhadap

pemenuhan tanggung jawab kelembagaan kekuasaan kehakiman. Semakin

berkualitas putusan yang dihasilkannya, maka peran lembaga yudikatif ini akan

semakin dirasakan kontribusi dan manfaatnya bagi masyarakat, bangsa dan

negara.

Perjuangan Oliver Wendel Holmes, Hakim Agung Amerika Serikat yang

populer itu yang dengan perannya itu begitu gigih berupaya membebaskan dunia

hukum pada umumnya, dan dunia peradilan pada khususnya, dari belenggu

"formalisme-positivisme", kiranya layak untuk disimak dan ditiru aspek positifnya.

Karena dengan perjuangannya, kemudian masyarakat dan terutama pencari

keadilan merasakan bahwa produk hukum, termasuk putusan pengadilan dapat

lebih dekat dan memihak pada rasa keadilan masyarakat. Hakim tidak lagi

Page 3: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

memerankan dirinya sekedar "terompet Undang-undang", melainkan

menempatkan posisinya sebagai "living intetpretator" dari rasa keadilan

masyarakat.

Atas dasar pemikiran tersebut kinerja profesi hukum (khususnya hakim),

bukan hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan (ilmu) hukum dan mempunyai

keterampilan dalam menerapkan hukum. Di samping itu, ada aspek lain yang lebih

penting, yaitu memiliki integritas berkepribadian atau moralitas yang tinggi. Ilmu

hukum dan profesi hukum berhubungan dengan manusia dan kemanusiaan, moral

dan dunia lainnya. Ilmu hukum dan profesi hukum, dengan konsep-konsep ideal

yang abstrak (yang sebagian dituangkan dalam teks-teks hukum) di satu pihak,

dan dunia kenyataan, di lain pihak.

Kedudukan dan peran hakim dalam menjalankan fungsinya yang luhur dan

mulia untuk hukum dan keadilan melalui badan-badan peradilan, tidaklah mudah.

Mudah diucapkan, namun sukar dilaksanakan. Karena hakim dalam mengemban

amanat tersebut, serta merta terbebas dari godaan-godaan duniawi. Ironisnya,

tidak sedikit hakim yang gagal mengemban amanat serta kepercayaan yang

diletakkan di pundaknya itu, yang selain menciderai rasa keadilan masyarakat,

juga merusak citra, harkat dan martabat peradilan dan pribadi hakim itu sendiri.

Karena putusan yang dibuatnya, jauh bahkan bertentangan dengan hukum,

keadilan dan kebenaran.

Para pencari keadilan akan sangat kecewa apabila putusan hakim tersebut

tidak rasa keadilan. Lebih-lebih jika tidak ada kepastian hukum tiada kepastian

Page 4: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

kapan putusan hakim dijatuhkan dan kapan pula dapat dilaksanakan. "Justice

delayed is justice denied". Kredibilitas semacam inilah yang kini banyak

dipertanyakan. Selain tidak profesional, diduga keras terdapat indikasi Korupsi

Kolusi Nepotisme dalam proses putusan hakim di semua jenjang dan tingkatan.

Untuk mendapatkan hakim yang berkualitas, profesional, bertanggung

jawab, adil dan benar diperlukan juga pemberian penghargaan yang layak. Selain

itu masih juga diperlukan manajemen dan kontrol terhadap kinerja hakim secara

proporsional dan profesional, penerapan sistem 'reward and punishment" secara

tepat, pendidikan dan pelatihan profesi secara terstruktur, terprogram dan

berkelanjutan, integritas, moralitas dan dedikasi. Menurut Widjojanto diperlukan ,

"public complain council" agar masyarakat memiliki akses untuk memantau

berbagai penyelewengan hakim yang tidak sesuai dengan peran, fungsi dan

kewajiban hukumnya tersebut.

Pada Bab III di kemukakan beberapa putusan Hakim pengadilan negeri telah

memutus tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam perundang-

undangan,� yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang-Undang

Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

Sehingga Jaksa Penuntut Umum mengajukan kasasi Pada tingkat Mahkamah

Agung, ada beberapa kasus yang diputus dan akibatnya terpidana harus menjalani

masa hukumnya sesuai dengan putusan Mahkamah Agung, seperti contoh dalam

Page 5: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

kasus penelitian ini yaitu putusan Mahkamah Agung Nomor 1565/K/Pid/2004,

Putusan Mahkamah Agung Nomor 1500/K/Pid/2006, dan putusan Mahkamah

Agung Nomor. 2057/K/Pid.Sus/2009.

Dalam Putusan Pengadilan Negeri Pematang Siantar Nomor:

126/Pid.B/2003/PN. PMS tanggal 19 Februari 2004, yang menyatakan :

1. Menyatakan bahwa ia Terdakwa Ir. Henry Panjaitan tidak terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dalam dakwaan

Primair dan dakwaan Subsidair Jaksa Penuntut Umum ;

2. Membebaskan terdakwa oleh karena itu dari dakwaan Primair dan

dakwaan Subsidair tersebut ;

3. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan harkat dan martabatnya.

Dipergunakan sebagai barang bukti dalam perkara atas nama Terdakwa

Ir. Johannes Napitupulu.

Setelah membaca Tuntutan Jaksa/Penuntut Umum tanggal 18 Desember

2003 yang isinya adalah sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa Ir. Henry Panjaitan bersalah melakukan tindak

pidana “Korupsi secara bersama-sama” sebagaimana diatur dalam pasal

2 ayat (1) jo pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 yang telah

dirubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat

(1) ke-1 KUHPidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan primair ;

Page 6: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Ir. Henry Panjaitan berupa

pidana penjara selama 4 (empat) tahun, dengan perintah agar Terdakwa

ditahan ;

3. Denda sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) subsidair 6

(enam) bulan kurungan ;

4. Membayar uang pengganti kerugian Negara sebesar Rp.247.070.000,-

(dua ratus empat puluh tujuh juta tujuh puluh ribu rupiah) subsidair 2

(dua) tahun penjara.

5. Menyatakan barang bukti :

a. SK Walikota Pematang Siantar No.050-24/WK-Tahun 2002 tanggal

28 Januari 2002 tentang pengangkatan perangkat organisasi

pelaksana proyek dan alokasi umum anggaran belanja pembangunan

kota Pematang Siantar khusus untuk proyek pembangunan kios

darurat Pasar Horas Pematang Siantar

b. Surat DPRD kota Pematang Siantar Nomor : 170/6738/DPRD/I/2002

tanggal 25 Januari 2002 tentang persetujuan prinsip DPRD kota

Pematang Siantar atas Pembangunan Kios Darurat Pasar Horas ;

c. RAB Proyek Pembangunan Kios Darurat Pasar Horas Pematang

Siantar senilai Rp.1.400.368.000,-

Page 7: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

d. RAB Proyek Pembangunan Kios Darurat Pasar Horas Pematang

Siantar senilai Rp.1.287.310.700,-

e. Surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan (kontrak) pembangunan kios

darurat Pasar Horas Pematang Siantar Nomor :

010/Pemb/TK/II/2002 tanggal 11 Februari 2002.

f. Dan Bukti-bukti lainnya..

Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Pematangsiantar telah

mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung terhadap putusan

Pengadilan Negeri Pematang Siantar. Walaupun Hakim Pengadilan Negeri

Pematang Siantar� telah membebaskan terdakwa Ir. Henry Panjaitan dari semua

dakwaan.

Dalam Putusan Pengadilan Negeri Limboto No. 52/PID.B/2005/PN.

LBT. tanggal 15 Maret 2006, yang menyatakan :

1. Menyatakan Terdakwa Fransisca Sylvia Tombokan tidak terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan

kepadanya dalam dakwaan Primair, Subsidair dan Lebih Subsidair ;

2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari segala dakwaan ;

3. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat

serta martabatnya.

Page 8: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Setelah membaca Tuntutan pidana Jaksa/Penuntut Umum Kejaksaan Negeri

di Gorontalo tanggal 1 September 2005 sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa Fransisca Sylvia Tombokan tidak terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana " Korupsi "

sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang No.31 Tahun 1999

jo. Undang-Undang No.20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

dalam surat dakwaan Primair kami maupun Pasal 9 UU No.31 Tahun

1999 jo. UU No.20�Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dalam

surat dakwaan Primair kami maupun Pasal 9 UU No.31 Tahun 1999 jo.

UU No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan dan Penambahan UU

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 (1) ke-1 KUHP

dalam dakwaan Lebih Subsidair ;

2. Menyatakan Terdakwa Fransisca Sylvia Tombokan terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana " Korupsi "

sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999

jo. Undang- Undang No. 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1

KUHP dalam surat dakwaan Subsidair ;

3. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Fransisca Sylvia Tombokan

dengan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun dikurangi selama Terdakwa

dalam tahanan sementara, dengan perintah agar Terdakwa ditahan ;

Page 9: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

4. Membayar denda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah),

subsidair 6 (enam) bulan kurungan ;

5. Membayar uang pengganti sebesar Rp. 431.447.730 - (empat ratus tiga

puluh satu juta empat ratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus tiga puluh

rupiah) dan jika Terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama

dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan Pengadilan memperoleh

kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan

dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal Terpidana

tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk mmbayar uang

pengganti tersebut, maka dipidana penjara selama 1 (satu) tahun.

6. Menetapkan Barang bukti berupa :

a. Surat Nomor : UM.01.03/PPBPP-GTO/UM/2004 tanggal 2 Agustus

2004 yang ditanda tangani oleh Pimpro Rokim Bagyo Yuwono, ST. ;

b. Surat Menteri Pekerjaan Umum Nomor : UM.03.09-Mn/70 tanggal

10 Desember 2004 yang ditujukan kepada Menteri Keuangan RI.

Perihal Penyampaian Rincian Alokasi ABT Sektoral ;

c. Surat Perintah Pemimpin Bagian Proyek No. SPT/ BPPBPPGTO/

2004/ 148 tanggal 29 Desember 2004/148 tanggal 29 Desember

2004.

d. Surat Perintah Membayar dari Menteri Keuangan RI yang diterbitkan

oleh KPKN Gorontalo an. Menteri Keuangan Nomor : 747653

Page 10: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Y/050/114 tanggal 30-12-2004 yang ditandatangani oleh Haryatno

dengan nilai Rp. 3.798.765.000,- dengan lampirannya yang

menyatakan proyek sudah selesai 100 %.

e. Foto copy Surat Perintah Membayar Nomor : 10143304 tanggal 30-

12-2004 untuk pembayaran Angsuran Pertama Pengendalian Banjir

Sungai Lemito senilai Rp. 3.384.354.272,- ;

f. Dan Bukti-bukti lainnya..

Dari fakta hukum yang dipertimbangkan oleh Majelis Hakim sebagaimana

terurai di atas jelaslah bahwa Terdakwa telah terbukti melakukan perbuatan yang

didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaannya, akan tetapi

Majelis Hakim tidak memperoleh keyakinan bahwa perbuatan Terdakwa tersebut

memenuhi unsur-unsur pasal yang didakwakan kepadanya, atau dengan kata lain

perbuatan Terdakwa telah ada, akan tetapi Majelis Hakim tidak memperoleh

keyakinan bahwa perbuatan Terdakwa tersebut merupakan tindak pidana,

sehingga menurut Jaksa Penuntut Umum seharusnya terhadap Terdakwa

dinyatakan Ontslag Van Recht Vervolging dan bukan Vrisjpraak sebagaimana

dalam amar putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Limboto

No.52/PID.B/2005/PN.LBT. tanggal 15 Maret 2006, dengan demikian Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Limboto telah salah dalam membuat putusan dan

mengadili perkara tersebut karena tidak menerapkan atau menetapkan peraturan

hukum tidak sebagaimana mestinya yakni dalam hal mempertimbangkan fakta-

fakta yang terungkap dipersidangan.

Page 11: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Redeb Nomor : 77 / Pid.B / 2007 /

PN.Tjr. tanggal 03 April 2008 yang menyatakan sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa H. Kamrani Umar bin Adji Bangsawan tersebut di

atas, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana sebagaimana dakwaan Primair Penuntut Umum di atas.

2. Membebaskan Terdakwa H. Kamrani Umar bin Adji Bangsawan oleh

karena itu dari dakwaan Primair Penuntut Umum di atas ;

3. Menyatakan Terdakwa H. Kamrani Umar bin Adji Bangsawan tersebut di

atas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana “Turut serta melakukan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan

dengan cara menyalahgunakan kesempatan yang ada padanya karena

kedudukan” ;

4. Memidana Terdakwa H. Kamrani Umar bin Adji Bangsawan oleh karena

itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun ;

5. Menetapkan Terdakwa membayar pidana denda sebesar Rp. 30.000.000,-

(tiga puluh juta rupiah) ;

6. Menetapkan apabila pidana denda tersebut tidak dibayarkan, maka

diganti dengan kurungan selama 2 (dua) bulan ;

7. Menetapkan agar Terdakwa membayar uang pengganti sebesar

Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila

Page 12: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Terdakwa tidak membayar uang pengganti tersebut untuk paling lama

dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan pengadilan memperoleh

kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan

dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal Terdakwa

tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang

pengganti, maka diganti dengan pidana penjara selama 1 (satu) bulan ;

8. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 5000,- (lima

ribu rupiah).

Membaca tuntutan pidana Jaksa / Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Tanjung Redeb tanggal 22 Januari 2008 sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa H. Kamrani Umar bin Adji Bangsawan telah

terbukti melakukan, menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan

perbuatan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Ir.

Zainul Bahri Bin Muh. Alik melakukan tindak pidana korupsi dengan

cara menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada

padanya “ sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 jo Pasal

18 huruf a, b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah

dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP,

sebagaimana tersebut dalam dakwaan Subsidair ;

Page 13: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa H. Kamrani Umar bin Adji

Bangsawan, dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan

penjara, dengan perintah agar Terdakwa ditahan ;

3. Membayar denda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)

subsidair 3 (tiga) bulan kurungan ;

4. Membayar uang pengganti Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta

rupiah), dan jika Terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama

dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan pengadilan memperoleh

kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan

di lelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal Terdakwa

tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang

pengganti, maka diganti dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan ;

5. Menyatakan barang bukti berupa :

a. 1 (satu) bendel Daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA) Tahun Anggaran

2002

b. 1 (satu) lembar Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) atas nama H.

Kamrani Umar ;

c. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan atas nama H. Kamrani Umar

(Direktur CV. Eka Sapta) ;

Page 14: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

d. 1 (satu) lembar Berita Acara untuk pembayaran atas nama H. Kamrani

Umar (Direktur CV. Eka Sapta) ;

e. 1 (satu) lembar Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan atas nama H.

Kamrani Umar (Direktur CV. Eka Sapta) ;

f. 1 (satu) bendel Surat Perjanjian Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi

Lahan Kritis DAK-DR dengan pekerjaan pengadaan patok, ajir, papan

nama dan gubuk kerja dengan pelaksana CV. Eka Sapta ;

g. 1 (satu) lembar Surat Keputusan Pimpinan Proyek tentang Surat

Perintah Mulai Kerja (Gunning) ;

h. 3 (tiga) lembar Kwitansi Pembayaran dari Bendaharawan Proyek

kepada CV. Eka Sapta ;

i. 1 (satu) lembar Surat dari saudara Fahmi Rizani atas nama Direktur

CV. Eka Sapta.

j. 1 (satu) lembar surat dari H. Kamrani Umar kepada pimpinan proyek

(Surat sedikit terbakar) ;

Tetap terlampir dalam berkas perkara ;

7. Menetapkan agar Terdakwa jika ternyata dipersalahkan dan dijatuhi

pidana supaya dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,-

(lima ribu rupiah)

Page 15: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur di Samarinda Nomor : 31 /

PID / 2009 / PT. KT. SMDA tanggal 28 Mei 2009 yang amar lengkapnya sebagai

berikut :

a. Menerima permohonan banding dari Jaksa Penuntut Umum dan

Terdakwa,

b. Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Tanjung Redeb tanggal 03

April 2008 Nomor : 77/Pid.B/2007/PN.Tjr, sehingga amarnya

berbunyi sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa H. Kamrani Umar bin Adji Bangsawan terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta

melakukan korupsi.

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut dengan pidana penjara

selama 1 (satu) tahun dan 4 (empat) bulan.

3. Menetapkan Terdakwa membayar pidana denda sebesar Rp. 30.000.000,-

(tiga puluh juta rupiah), apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti

dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan.

4. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Redeb tersebut untuk

selain dan selebihnya.

Page 16: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

5. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara dalam kedua

tingkat peradilan yang untuk tingkat banding sebesar Rp. 5.000,- (lima

ribu rupiah).

Mengingat akan Akta tentang Permohonan Kasasi Nomor : 77 / Pid.B /2007

/ PN.Tjr. yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Tanjung Redeb yang

menerangkan bahwa masing-masing pada tanggal 15 dan 21 Juli 2009 Jaksa /

Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung Redeb dan Terdakwa telah

mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut.

Berdasarkan pertimbangan Mahkamah Agung, maka permohonan kasasi

dari Pemohon Kasasi Terdakwa tersebut harus ditolak. Dan Mahkamah Agung

berpendapat bahwa Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi Jaksa /Penuntut

Umum harus dikabulkan karena Judex Facti telah salah menerapkan hukum.

Hakim dalam pengambilan keputusan terhadap perkara yang sedang

dihadapi, tidak sekedar sebagai terompet undang-undang saja. Hakim seyogianya

mendasarkan putusannya sesuai dengan memperhatikan kesadaran hukum dan

perasaan hukum serta kenyataan-kenyataan yang sedang hidup di dalam

masyarakat, ketika putusan itu dijatuhkan. Upaya mencari hukum yang tepat

dalam rangka penyelesaian suatu perkara yang dihadapkan kepadanya, Hakim

yang bersangkutan dapat melakukan penemuan hukum.

Page 17: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

4.2. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Upaya Kasasi

Jaksa Penuntut Umum Dalam� Putusan Bebas Judex Facti Terhadap

Perkara Tindak Pidana Korupsi

Korupsi tergolong ke dalam kejahatan yang luar biasa (extra ordinary

crime). Korupsi yang terjadi Indonesia saat ini sudah dalam posisi yang sangat

akut dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek

korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah

kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis,

canggih serta lingkupnya sudah meluas ke dalam seluruh aspek masyarakat49

.

Setiap kali ada putusan bebas bagi terdakwa kasus korupsi apalagi yang nilainya

mencapai ratusan miliar rupiah masyarakat langsung bereaksi. Hati nurani mereka

seperti terusik mendengar ada terdakwa kasus tindak pidana korupsi ratusan miliar

bebas melenggang.

Terhadap putusan bebas ini Jaksa/Penuntut Umum mengajukan upaya

hukum kasasi ke Mahkamah Agung karena Jaksa/Penuntut Umum berpendapat

bahwa Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum karena putusan bebas

tersebut adalah bukan pembebasan yang murni. Hal ini bertentangan dengan Pasal

244 KUHAP yang menentukan bahwa terhadap putusan perkara pidana yang

diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah

Agung, Terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan kasasi

������������������������������������������������������������56 Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2006.

Page 18: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas50

. Namun demikian

sesuai yurisprudensi yang sudah ada apabila ternyata putusan pengadilan yang

membebaskan Terdakwa itu merupakan pembebasan yang murni sifatnya, maka

sesuai ketentuan Pasal 244 KUHAP permohonan kasasi tersebut harus dinyatakan

tidak dapat diterima.

Sebaliknya apabila pembebasan itu didasarkan pada penafsiran yang keliru

terhadap sebutan tindak pidana yang dimuat dalam surat dakwaan dan bukan

didasarkan pada tidak terbuktinya suatu unsur perbuatan yang didakwakan, atau

apabila pembebasan itu sebenarnya adalah merupakan putusan lepas dari segala

tuntutan hukum, atau apabila dalam menjatuhkan putusan itu pengadilan telah

melampaui batas kewenangannya, Mahkamah Agung selaku Judex Jurist atas

dasar pendapatnya bahwa pembebasan itu bukan merupakan pembebasan yang

murni harus menerima permohonan kasasi tersebut.

Untuk menentukan apakah putusan Judex Facti itu merupakan putusan

bebas murni atau bebas tidak murni, Judex Jurist memberikan batasan penilaian

sepanjang hal-hal sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP

jo. Pasal 30 ayat (1) huruf a dan b Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Perubahan Atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah

Agung.

������������������������������������������������������������57 Antonius Sudirman, Hati Nurani Hakim Dan Putusannya: Suatu Pendekatan Dari Perspektif

Ilmu Hukum Perilaku (Behavioral Jurisprudensi) Kasus Hakim Bismar Siregar, Bandung:PT.

Citra Aditya Bakti, 2007.

Page 19: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

Penilaian Judex Jurist terhadap putusan Judex Facti yang membebaskan

terdakwa didasarkan pada alasan-alasan yang diuraikan Pemohon Kasasi dalam

memori kasasinya yang menyatakan bahwa putusan Pengadilan Tingkat

Pertama/Judex Facti tersebut adalah bukan putusan bebas murni dan Pemohon

Kasasi juga harus dapat memperlihatkan dan membuktikan dimana letak tidak

murninya putusan pembebasan tersebut.

Beberapa fakta yuridis mengenai yurisprudensi Mahkamah Agung yang

mengabulkan permohonan Jaksa Penuntut Umum terhadap kasasi atas putusan

bebas, diantaranya adalah :

Seperti upaya hukum Jaksa Penuntut Umum Dalam putusan kasasi

Mahkamah Agung Nomor 1565/K/Pid/2004 :

Dalam putusan judex facti yang dimohonkan Kasasi tersebut adalah

merupakan putusan bebas, oleh karena untuk dapat atau tidaknya secara formil

permohonan Kasasi tersebut Maka Mahkamah Agung akan mempertimbangkan

sebagai berikut:

• Menimbang, bahwa dipersidangkan di dapat fakta hukum yaitu :

a. Bahwa berdasarkan keterangan ahli dari Balai Pembinaan Wilayah II

Dinas Penataan Ruang & Pemukiman Sumatera Utara di Pematang

Siantar, Rencana Anggaran Biaya Proyek Pembangunan Kios Darurat

Pasar Horas Pematang Siantar adalah terlaku tinggi disebabkan volume

pekerjaan tidak sesuai dengan gambar yaitu terdapat kelebihan volume.

Page 20: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

b. Bahwa RAB yang disahkan yaitu Rp.1.287.310.700,- lebih tinggi dari

yang direncanakan oleh Kasi Perencanaan & Perizinan Dinas Tata Kota

Pemko Pematang Siantar yaitu Rp.1.068.339.000,-

c. Bahwa dari fakta-fakta persidangan tersebut dapat disimpulkan Terdakwa

telah melanggar ketentuan pasal 5 Keppres No.18 tahun 2000 tentang

Pedoman Pelaksanaan pengadaan barang/jasa instansi Pemerintah.

• Dari uraian-uraian tersebut diatas terbukti putusan judex facti

dikualifikasikan sebagai putusan yang tidak bebas murni karena unsur

melawan hukum pada dakwaan Jaksa/Penuntut Umum terbukti secara sah &

meyakinkan, sehingga Jaksa/Penuntut Umum dapat membuktikan bahwa

putusan judex facti bukan putusan bebas, sehingga secara formal

permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum dapat diterima.

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon kasasi

Jaksa/Penuntut Umum pada pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Putusan Hakim Majelis Pengadilan Negeri Pematangsiantar yang

membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan bukan merupakan

pembebasan murni dengan alasan :

A. Judex Facti tidak menerapkan atau menerapkan hukum tidak

sebagaimana mestinya.

a. Judex Facti telah keliru menafsirkan “yang secara melawan

hukum” dalam pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 UU No. 31 tahun 1999

Page 21: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

yang telah dirubah dengan UU No. 20 tahun 2001 sehingga Judex

Facti pun keliru dalam mempertimbangkan unsur “memperkaya

diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi” dan unsur “yang

dapat merugikan keuangan Negara atau Perekonomian Negara” ;

Dengan demikian, putusan Hakim Majelis Pengadilan Negeri

Pematang Siantar Nomor : 126/Pid.B/2003/PN.PMS tanggal 19 Februari

2004 atas nama Terdakwa Ir. Henry Panjaitan yang membebaskan

Terdakwa dari segala dakwaan adalah merupakan putusan “bebas tidak

murni” yang dapat dijadikan dasar bagi Jaksa Penuntut Umum untuk

mengajukan kasasi (vide : Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor : 275

K/Kr/1979 tanggal 15 Desember 1983 jo butir 19 Keputusan Menteri

Kehakiman R.I. Nomor : M.14.PW.07.03 tahun 1983 tanggal 10

Desember 1983).

2. Judex Facti melakukan hal-hal sebagaimana tersebut dalam pasal 253

ayat (1) KUHAP.

a. Bahwa Judex Facti tidak menerapkan atau menerapkan hukum tidak

sebagaimana mestinya.

b. Cara mengadili Judex Facti tidak dilaksanakan menurut ketentuan

Undang-Undang.

3. Berdasarkan uraian-uraian penulis diatas tentang Judex Facti telah tidak

menerapkan atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana

Page 22: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

mestinya dan tidak mengadili sebagaimana cara yang ditentukan Undang-

Undang.

Dalam pertimbangan Mahkamah Agung Nomor. 1565/K/Pid/2004 yang

bertindak sebagai “judex facti” yang menyatakan :

Berdasarkan pertimbangan hakim Mahkkamah Agung, ternyata

Jaksa/Penuntut Umum telah dapat membuktikan bahwa putusan Judex Facti

dalam perkara ini adalah putusan pembebasan yang tidak murni, sehingga oleh

karenanya alasan-alasan kasasi Jaksa/Penuntut Umum secara formil dapat di

terima ;

Bahwa dari uraian-uraian tersebut di atas maka Terdakwa telah terbukti

melakukan tindak pidana sebagaimana yang di dakwakan pada dakwaan primair

dan oleh karenanya Terdakwa harus dihukum sesuai dengan perbuatannya.

Menimbang bahwa sebelum dijatuhi pidana kepada Terdakwa, maka perlu di

pertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan:

Hal yang memberatkan :

• Perbuatan Terdakwa telah mengakibatkan kerugian keuangan Negara.

• Terdakwa memberikan keterangan yang berbelit-belit.

Hal yang meringankan :

• Terdakwa belum pernah dihukum.

Page 23: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

Menimbang bahwa oleh karena Terdakwa terbukti bersalah dan di hukum,

maka Terdakwa di bebani untuk membayar biaya perkara. Menimbang, bahwa

berdasarkan pertimbangan diatas Mahkamah Agung berpendapat, bahwa putusan

Pengadilan Negeri Pematang Siantar tanggal 19 Februari 2004

No.126/Pid.B/2003/PN.Pms. tidak dapat dipertahankan lagi, oleh karena itu harus

dibatalkan dan Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut, seperti

tertera dibawah ini ;

MENGADILI SENDIRI :

b. Menyatakan Terdakwa Ir. Henry Panjaitan tersebut di atas terbukti

dengan sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana

“Korupsi” Yang Dilakukan Secara Bersama-Sama.

c. Menghukum oleh karena itu Terdakwa tersebut dengan pidana penjara

selama 4 (empat) tahun, dan denda sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus

juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan

diganti dengan pidana kurungan selama 6 (enam) bulan.

d. Menghukum pula Terdakwa untuk membayar uang pengganti sebesar

Rp.247.070.000,- (dua ratus empat puluh tujuh juta tujuh puluh ribu

rupiah) paling lambat 1 (satu) bulan setelah putusan ini berkekuatan

hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang

guna membayar uang pengganti tersebut, dengan ketentuan dalam hal

terpidana tidak mempunyai harta yang mencukupi untuk membayar uang

Page 24: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

pengganti tersebut, maka akan diganti dengan pidana penjara selama 2

(dua) tahun.

e. Membebankan Termohon Kasasi/Terdakwa tersebut untuk membayar

biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dan dalam tingkat kasasi ini

ditetapkan sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

Upaya hukum Jaksa Penuntut Umum Dalam putusan kasasi

Mahkamah Agung Nomor 1500/K/Pid/2006:

Menimbang bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Jaksa

Penuntut Umum pada pokoknya adalah sebagai berikut :

Bahwa Pengadilan Negeri Limboto yang telah menjatuhkan putusan yang

amarnya berbunyi seperti tersebut di atas dalam memeriksa dan mengadili perkara

tersebut, telah melakukan kekeliruan dengan alasan antara lain :

Bahwa dalam pertimbangan hukum Majelis Hakim untuk membuktikan

unsur dakwaan Subsidair " dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang

lain atau suatu korporasi " di halaman 80 s/d 83 pada :

a. Alinea–4 : ……… telah terbukti bahwa benar dana SKOR sebesar

Rp.3.998.700.000,- yang dicairkan dan disimpan dalam rekening bersama

di Bank Sulut Cabang Limboto, dilakukan oleh Terdakwa dan Saksi Ir.

Rahardjo Ari Karyanto ………..dst ;

b. Alinea–5 : ………… justru yang disimpannya dana SKOR untuk

pekerjaan Penanggulangan Banjir dan Pengamanan Pantai Gorontalo di

Sungai Lemito oleh Terdakwa dan saksi Ir. Rahardjo Ari Karyanto ke

Page 25: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

dalam rekening bersama di Bank Sulut Cabang Limboto ……….. dst ;

c. Alinea–6 : ……….. juga disimpannya dana skor untuk pekerjaan

Penanggulangan Banjir dan Pengamanan Pantai Gorontalo di Sungai

Lemito di Bank Sulut Cabang Limboto ……… dst ;

d. Dan kemudian dalam Alinea–8 : Majelis Hakim berpendapat bahwa tidak

cukup bukti dan keyakinan bagi Majelis Hakim untuk menyatakan

perbuatan Terdakwadan saksi Ir. Rahardjo Ari Karyanto bertujuan untuk

menguntungkan diri sendiri, orang lain atau suatu koorporasi dengan

demikian maka unsur ini tidak terpenuhi menurut hukum ;

Dari fakta hukum yang dipertimbangkan oleh Majelis Hakim sebagaimana

terurai di atas jelaslah bahwa Terdakwa telah terbukti melakukan perbuatan yang

didakwakan oleh Penuntut Umum dalam surat dakwaannya, akan tetapi Majelis

Hakim tidak memperoleh keyakinan bahwa perbuatan Terdakwa tersebut

memenuhi unsur-unsur pasal yang didakwakan kepadanya, atau dengan kata lain

perbuatan Terdakwa telah ada, akan tetapi Majelis Hakim tidak memperoleh

keyakinan bahwa perbuatan Terdakwa tersebut merupakan tindak pidana,

sehingga menurut kami seharusnya terhadap Terdakwa dinyatakan Onslag Van

Recht Vervolging dan bukan Vrispraak sebagaimana dalam amar putusan Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Limboto No. 52/PID.B/2005/PN. LBT. tanggal 15

Maret 2006, dengan demikian Majelis Hakim Pengadilan Negeri Limboto telah

salah dalam membuat putusan dan mengadili perkara tersebut karena tidak

menerapkan atau menetapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya yakni

Page 26: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

dalam hal mempertimbangkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan, antara

lain :

1. Bahwa benar terbukti dana SKOR Proyek Pengendalian Banjir dan

Pengamanan Pantai Gorontalo di Sungai Lemito sebesar Rp.

3.998.700.000,- telah dicairkan oleh Terdakwa dan Saksi Ir. Rahardjo Ari

Karyanto dan kemudian disimpan dalam rekening bersama atas nama

mereka di Bank Sulut Cabang Limboto adalah untuk menyelamatkan

dana SKOR tersebut yang baru turun tanggal 29 September 2004 di

KPKN Gorontalo, agar tidak hangus begitu saja karena Tahun Anggaran

2004 yang akan berakhir.

Fakta hukum ini oleh Majelis Hakim dipertimbangkan bahwa perbuatan

terdakwa dan saksi Ir. Rahardjo Ari Karyanto adalah atas prinsip

efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas untuk penyelamatan

dana tersebut dengan tujuan dimanfaatkan sesuai peruntukannya yaitu

untuk membiayai sisa pekerjaan yang belum dilaksanakan (saat itu secara

fisik masih 25,59%) agar supaya keamanan dan keselamatan masyarakat,

tindakan mana untuk mencegah kerugian Negara dan perekonomian

Negara.

Pertimbangan Majelis Hakim semacam ini adalah tidak tepat dan keliru

karena menurut keterangan di bawah sumpah Drs. Seto Utarko, M.Si.,

Haryatno, SE. dan Subandi yang ketiganya dari Kantor KPKN Gorontalo

menyatakan bahwa di dalam proyek tidak dikenal adanya " Penyelamatan

Dana ”' karena semua ada prosedurnya, yakni apabila sampai habis masa

Page 27: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

��

Tahun Anggarannya maka sisa dana yang ada dilaporkan ke Pusat

danakan dianggarkan pada tahun berikutnya sebagai prioritas melalui

persetujuan DPR, di mana pembayarannya sesuai dengan bobot pekerjaan

yang telah diselesaikan sehingga kerugian keuangan Negara

danperekonomian Negara dapat dicegah.

2. Bahwa dalam pertimbangan hukum Majelis Hakim halaman 81 alinea 5,

menyatakan dengan disimpannya dana SKOR untuk pekerjaan

Penanggulangan Banjir dan Pengamanan Pantai Gorontalo di Sungai

Lemito oleh Terdakwa dan saksi Ir. Rahardjo Ari Karyanto ke dalam

rekening bersama di Bank Sulut Cabang Limboto telah membuktikan

bahwa ada itikad baik Terdakwa dan saksi dalam penyelamatan dana

SKOR, sebab jika hanya untuk tujuan mendapatkan keuntungan berupa

fasilitas dan kemudahan untuk memanfaatkan uang tersebut sesuai

kebutuhan dan kehendak mereka, tentu tidaklah harus dengan cara

menyimpan dana tersebut kesalah satu lembaga Perbankan Pemerintah

melainkan dengan cara mencairkan dana tersebut dalam bentuk uang

tunai. Menurut kami selaku Penuntut Umum, pertimbangan hukum

Majelis Hakim yang demikian ini adalah keliru atau tidak tepat, karena

dengan dicairkan dan disimpannya dana SKOR ke dalam rekening

bersama di Bank Sulut Cabang Limboto oleh Terdakwa dan saksi Ir.

Rahardjo Ari Karyanto membuktikan bahwa perbuatan Terdakwa telah

selesai, delik selesai (Voltoid), di mana dengan dimasukkannya dana

SKOR yang telah dicairkan 100 % ke rekening bersama antara Terdakwa

Page 28: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

dan saksi, Terdakwa telah memperoleh keuntungan (menguntungkan)

bagi dirinya yakni hak untuk memanfaatkan dana tersebut sesuai

kepentingan yang diinginkan/menjadi tujuan Terdakwa dan saksi Ir.

Rahardjo Ari Karyanto yang dalam perkara ini adalah mengamankan

pembiayaan sisa pekerjaan Penanggulangan Banjir dan Pengamanan

Pantai di Sungai Lemito Provinsi Gorontalo, di mana saat itu secara fisik

baru terselesaikan sebesar 25,59 % padahal mereka telah mencairkan

dana SKOR untuk 100 % pekerjaan ;

3. Bahwa menurut PAF Lamintang mengatakan bahwa" Tujuan

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi ialah

suatu kehendak yang ada dalam pikiran atau alam batin si pembuat yang

ditujukan untuk memperoleh suatu keuntungan (menguntungkan) bagi

dirinya sendiri atau orang lain atau suatu korporasi. Memperoleh suatu

keuntungan atau menguntungkan artinya memperoleh atau menambah

kekayaan dari yang sudah ada.

Kekayaan dalam arti ini tidak semata-mata berupa benda atau uang saja,

tetapi segala sesuatu dapat dinilai dengan uang termasuk hak, sehingga

pertimbangan hukum Majelis Hakim di halaman 82 s/d 83 yang pada pokoknya

menyatakan bahwa dengan disimpannya dana SKOR ke dalam rekening bersama

di Bank Sulut Cabang Limboto merupakan itikad baik Terdakwa dan saksi Ir.

Rahardjo Ari Karyanto untuk mengamankan dana SKOR yang bertujuan agar ada

jaminan pembayaran Penyedia Jasa Pemborongan in casu Terdakwa Fransisca

Sylvia Tombokan untuk menyelesaikan sisa pembiayaan pekerjaan yang belum

Page 29: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

terselesaikan, bukanlah bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri, orang lain

atau suatu korporasi adalah tidak berdasar dan telah salah menerapkan atau

menetapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya.

Dalam pertimbangan Mahkamah Agung RI Nomor. 1500/K/Pid/2006

yang menyatakan:

Menimbang berdasarkan pertimbangan hakim Mahkkamah Agung, ternyata

Jaksa/Penuntut Umum telah dapat membuktikan bahwa putusan judex facti telah

salah menerapkan hukum atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana

mestinya.

Sesuai fakta yang terungkap dipersidangan Terdakwa bersama Pimpro

Penanggulangan Banjir dan Penganan Pantai Gorontalo dan Sungai Limito, telah

mencairkan dana proyek yang secara phisik baru selesai ± 25,59 % akan tetapi

telah dicairkan 100 %, yang kemudian disimpan di dalam rekening bersama atas

nama Terdakwa selaku Dirut PT. Gaya Bhakti Putra dan Ir. Rahardjo Ari

Karyanto, di Bank Sulut Cabang Limboto. Pencairan dana yang senyatanya baru

25,59 % tersebut dimaksudkan agar ada jaminan pembayaran/pembiayaan

pekerjaan untuk menyelesaikan. Bahwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku

pada akhir tahun anggaran 31 Desember 2004, sisa dana SKOR tersebut

disetorkan kembali ke Kas Negara, akan tetapi ternyata pencairan dana sebesar

Rp. 3.998.700.000,- tersebut telah tersimpan di dalam rekening bersama.

Pencairan dana tersebut dilakukan dengan memalsukan surat atau dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan proyek tersebut.

Page 30: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Pencairan dana dilakukan tanggal 30 Desember 2004 dan kemudian pada

tanggal 10 Januari 2005 karena ada pemeriksaan dari PU Kimpraswil Pusat yang

menyatakan bahwa pencairan dana tersebut melanggar KEPPRES No. 80 Tahun

2003 dan telah ada panggilan Kajati Gorontalo tanggal 31 Desember 2004, maka

uang dana tersebut disetorkan kembali ke BRI. Dengan demikian perbuatan

Terdakwa telah selesai dan jika dilihat dari unsur-unsurnya Terdakwa telah

terbukti melanggar dakwaan Lebih Subsidair yaitu Pasal 9 Undang-Undang No.

31 Tahun 1999 jo. No. 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 KUHP karena itu Terdakwa

dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana ” Korupsi ” ;

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung akan

mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan ;

Hal-hal yang memberatkan :

• Tidak ada

Hal-hal yang meringankan :

3. Terdakwa melakukan pencairan dana tersebut dengan maksud supaya

proyek dapat tetap terlaksana ;

2. Terdakwa tidak menggunakan dana tersebut untuk keperluan sendiri

atau orang lain ;

3. Terdakwa telah mengembalikan dana SKOR tersebut sebesar Rp.

3.567.252.270,- ke Kas Negara ;

4. Terdakwa belum pernah dihukum ;

5. Terdakwa berterus terang dalam persidangan ;

6. Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan ;

Page 31: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Menimbang bahwa alasan-alasan kasasi Jaksa/Penuntut Umum yang telah

diuraikan Mahkamah Agung berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Negeri

Limboto No. 52/PID.B/2005/PN. LBT. tanggal 15 Maret 2006 tidak dapat

dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan permohonan kasasi dari

Pemohon Kasasi Jaksa/Penuntut Umum dikabulkan. Selanjutnya Mahkamah

Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut, seperti tertera di bawah ini ;

MENGADILI SENDIRI :

1. Menyatakan Terdakwa Fransisca Sylvia Tombokan tersebut di atas

terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak

pidana ” Korupsi ”

2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut dengan

pidana penjara selama 1 (satu) tahun ;

3. Menetapkan bahwa hukuman tersebut tidak perlu dijalani, kecuali

dikemudian hari ada perintah lain dengan keputusan Hakim, oleh

karena Terdakwa sebelum lewat masa percobaan 2 (dua) tahun telah

melakukan perbuatan yang dapat dihukum ;

4. Menetapkan barang bukti berupa ;

a. Surat Nomor : UM.0103/PPBPP-GTO/UM/2004 tanggal 2 Agustus

2004 yang ditanda tangani oleh Pimpro Rokim Bagyo Yuwono, ST.

dikembalikan kepada Rohim Bagyo Yuwono, ST. atau kepada yang

paling berhak ;

b. Surat Menteri Pekerjaan Umum Nomor : UM.03.09-Mn/70 tanggal

10 Desember 2004 yang diajukan kepada Menteri Keuangan RI.

Page 32: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Perihal Penyampaian Rincian Alokasi ABT Sektoral dikembalikan

kepada Rohim Bagyo Yuwono, ST. atau kepada yang paling berhak

;

c. Surat Perintah Pemimpin Bagian Proyek No.

SPT/BPPBPPGTO/2004/148 tanggal 29 Desember 2004/148

tanggal 29 Desember 2004 dikembalikan kepada Terdakwa atau

kepada yang paling berhak;

d. Surat Perintah Membayar dari Menteri Keuangan RI yang

diterbitkan oleh KPKN Gorontalo an. Menteri Keuangan Nomor :

747653 Y/050/114 tanggal 30-12-2004 yang ditandatangani oleh

Haryatno dengan nilai Rp. 3.798.765.000,- dengan lampirannya

yang menyatakan proyek sudah selesai 100 %, dikembalikan

kepada Terdakwa atau kepada yang paling berhak ;

e. Foto copy Surat Perintah Membayar Nomor : 10143304 tanggal 30-

12- 2004 untuk pembayaran Angsuran Pertama Pengendalian

Banjir Sungai Lemito senilai Rp. 3.384.354.272,- dikembalikan

kepada Terdakwa atau kepada yang paling berhak ;

f. Dan Bukti-bukti lainnya.

Upaya hukum Jaksa Penuntut Umum Mahkamah Agung RI Nomor.

2057/K/Pid.Sus/2009 yang menyatakan:

Menimbang bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Jaksa

Penuntut Umum pada pokoknya adalah sebagai berikut :

Page 33: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

1. Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan hukum atau menerapkan

hukum tidak sebagaimana mestinya.

Bahwa Judex Facti telah salah dalam menerapkan suatu aturan ataupun

peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Pasal 253 ayat

(1) KUHAP bahwa di dalam Pasal 3 jo Pasal 18 huruf a, b Undang-

Undang No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dan ditambah dengan

Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi yang menyatakan bahwa “setiap orang yang dengan

tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada

padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan

keuangan Negara atau perekonomian Negara dipidana seumur hidup

atau pidana penjara paling sedikit 1 (satu) tahun dan paling lama 20

(dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah)” namun kenyataan yang diputuskan oleh judex facti

adalah pidana denda sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah), ini

jelas judex facti telah mengingkari hukum yang telah ada dan berlaku.

2. Bahwa putusan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan praktek

pemidanaan tanggal 23 Maret 1985 yang digariskan Mahkamah Agung

RI, dimana judex facti tidak mencantumkan alasan-alasan secara lengkap

dalam pertimbangannya, khususnya mengingat akibat yang ditimbulkan

baik bagi masyarakat, negara dan hukum apalagi Terdakwa melakukan

perbuatannya justru disaat pemerintah sedang gencar-gencarnya

Page 34: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

memberantas Tindak Pidana Korupsi, karena putusan pidana denda judex

facti kurang dari minimal ancaman pidana dendanya.

Bahwa putusan judex facti (Pengadilan Tinggi) yang dijatuhkan terhadap

Terdakwa, yaitu berupa pidana denda sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta

rupiah) terlalu rendah jika dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum sebesar

Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidaklah mencerminkan semangat untuk

memberantas korupsi, menurut hemat Pemohon Kasasi hendaklah judex facti

mempertimbangkan atas putusan judex facti (Pengadilan Tinggi) sesuai TAP MPR

No. XI/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme.

Terlepas dari alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi Jaksa

/ Penuntut Umum tersebut, Mahkamah Agung berpendapat bahwa Permohonan

Kasasi dari Pemohon Kasasi Jaksa /Penuntut Umum harus dikabulkan karena

Judex Facti telah salah menerapkan hukum, dengan alasan sebagai berikut :

1. Bahwa dakwaan Jaksa / Penuntut Umum telah disusun secara

Subsidairitas, maka harusnya pembuktian dimulai dengan dakwaan

Primair, apabila dakwaan Primair tidak terbukti barulah dilanjutkan

dengan pembuktian dakwaan Subsidair ;

Dakwaan Primair unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :

1. setiap orang

2. secara melawan hukum

3. memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi

4. dapat merugikan keuangan Negara atau perkonomian Negara ;

Page 35: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Ad.1) Setiap orang, adalah siapapun orangnya, tanpa melihat Pejabat atau

bukan asal dapat / mempunyai kemampuan bertanggung jawab secara

hukum, dalam perkara ini adalah Terdakwa ;

Ad.2) Secara melawan hukum, perbuatan Terdakwa yang ternyata tidak

pernah mengerjakan proyek seperti yang telah diperjanjikan dalam

Kontrak Kerja No.43/PIMPRO-RLK/2002 tanggal 1 Agustus 2002.

Terdakwa juga memandatangani Berita Acara Penyerahan Pekerjaan

No.131/PIMPRO-RLK/2002 tanggal 16 Desember 2002, Berita Acara

Pemeriksaan Pekerjaan No. 108/PIMPRP-RLK/2002tanggal 17

Desember 2002. Ketiga Berita Acara tersebut ditandatangani oleh

Terdakwa di Bank Pembangunan Daerah Cabang Tanjung Redeb pada

saat Terdakwa mencairkan dana proyek sebesar Rp. 324.000.000,- (tiga

ratus dua puluh empat juta rupiah), dengan demikian dokumen-dokumen

tersebut adalah fiktif;

Ad.3) Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi :

Bahwa Terdakwa telah menikmati uang sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh

puluh lima juta rupiah) dan sisanya dinikmati oleh Pimpinan Proyek (Ir.

Zainal Bahri) dan kawan-kawannya ;

Ad.4) Dapat merugikan keuangan Negara : Bahwa perbuatan Terdakwa

bersama Ir. Zainal Bahri (Pimpro)dimana Terdakwa menikmati Rp.

75.000.000,- (tujuh puluh lima juta adalah merupakan bahagian dari dana

proyek sebesar Rp. 324.000.000,- (tiga ratus dua puluh empat juta rupiah)

di mana dana proyek sebesar Rp. 324.000.000,- (tiga ratus dua puluh

Page 36: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

empat juta rupiah) merupakan proyek yang dananya berasal dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

2. Bahwa dakwaan Primair telah dapat dibuktikan, dengan demikian

dakwaan Subsidair tidak perlu dibuktikan lagi, oleh karenanya Terdakwa

harus dinyatakan bersalah sebagaimana dakwaan Primair tersebut.

Dalam pertimbangan Mahkamah Agung RI Nomor. 2057/K/Pid.Sus/

2009 yang menyatakan:

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahukan

kepada Terdakwa pada tanggal 09 Juli 2009 dan Terdakwa mengajukan

permohonan kasasi pada tanggal 21 Juli 2009 serta memori kasasinya telah

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tanjung Redeb pada tanggal 27 Juli

2009, dengan demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah

diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut Undang-Undang.

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahukan

kepada Jaksa / Penuntut Umum pada tanggal 07 Juli 2009 dan Jaksa / Penuntut

Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 15 Juli 2009 serta memori

kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tanjung Redeb pada

tanggal 29 Juli 2009, dengan demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-

alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut

Undang-Undang

Page 37: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

���

Menimbang bahwa terhadap alasan-alasan Terdakwa tersebut Mahkamah

Agung berpendapat:

Mengenai alasan ke-1 :

Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, judex facti tidak salah

menerapkan hukum, karena telah mempertimbangkan hal-hal yang relevan secara

yuridis dengan benar, yaitu adanya hubungan kausal antara perbuatan Terdakwa

dengan adanya kerugian keuangan Negara ;

Mengenai alasan ke-2 :

Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena alasan tersebut

mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu

kenyataan, alasan semacam itu tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan

pada tingkat kasasi, karena dalam pemeriksaan tingkat kasasi hanya berkenaan

dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum atau peraturan hukum tidak

diterapkan sebagaimana mestinya, atau apakah cara mengadili tidak dilaksanakan

menurut ketentuan Undang-undang, dan apakah Pengadilan telah melampaui batas

wewenangnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 253 KUHAP (Undang-

Undang No. 8 Tahun 1981) ;

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka

permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi Terdakwa tersebut harus ditolak.

Terlepas dari alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi Jaksa

/ Penuntut Umum tersebut, Mahkamah Agung berpendapat bahwa Permohonan

Page 38: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Kasasi dari Pemohon Kasasi Jaksa /Penuntut Umum harus dikabulkan karena

Judex Facti telah salah menerapkan hukum atau menerapkan peraturan hukum

tidak sebagaimana mestinya.

Berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan di atas Mahkamah Agung

berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur Nomor :

31/PID/2009/PT.KT. SMDA tanggal 28 Mei 2009 yang memperbaiki putusan

Pengadilan Negeri Tanjung Redeb No. 77 / Pid.B / 2007 / PN. Tjr tanggal 03 April

2008 tidak dapat dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan

Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut, seperti tertera dibawah

ini :

MENGADILI SENDIRI :

1. Menyatakan Terdakwa H. Kamrani Umar bin Adji Bangsawan tersebut di

atas terbukti dengan sah dan menyakinkan telah bersalah melakukan

tindak pidana “Bersama-Sama Melakukan Korupsi”, sebagaimana

dakwaan Primair ;

2. Menghukum Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4

(empat) tahun penjara, dan denda sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus

juta rupiah), dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar akan diganti

dengan pidana kurungan selama 6 (enam) bulan.

3. Menetapkan masa penahan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

Page 39: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

4. Menghukum pula Terdakwa membayar uang pengganti sebesar

Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah), dengan ketentuan apabila

Terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama dalam waktu 1

(satu) bulan sesudah putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum

tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk

menutupi uang pengganti tersebut, dan dalam hal Terdakwa tidak

mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang

pengganti, maka diganti dengan pidana penjara selama 1 (satu) bulan.

5. Menyatakan barang bukti berupa :

a. 1 (satu) bendel Daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA) Tahun Anggaran

2002.

b. 1 (satu) lembar Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) atas nama

H.Kamrani Umar.

c. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan atas nama H. Kamrani

Umar(Direktur CV. Eka Sapta).

d. 1 (satu) lembar Berita Acara untuk pembayaran atas nama H. Kamrani

Umar (Direktur CV. Eka Sapta) .

e. 1 (satu) lembar Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan atas nama H.

Kamrani Umar (Direktur CV. Eka Sapta).

Page 40: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

f. 1 (satu) bendel Surat Perjanjian Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi

Lahan Kritis DAK-DR dengan pekerjaan pengadaan patok, ajir, papan

nama dan gubuk kerja dengan pelaksana CV. Eka Sapta.

g. 1 (satu) lembar Surat Keputusan Pimpinan Proyek tentang Surat

Perintah Mulai Kerja (Gunning).

h. 3 (tiga) lembar kwitansi pembayaran dari bendaharawan Proyek

kepadaCV. Eka Sapta.

i. 1 (satu) lembar Surat dari saudara Fahmi Rizani atas nama Direktur

CV.Eka Sapta.

j. 1 (satu) lembar surat dari H. Kamrani Umar kepada pimpinan

proyek(Surat sedikit terbakar).

Tetap terlampir dalam berkas perkara ;

6. Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada

Terdakwa yang untuk tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp. 2.500,-

(dua ribu lima ratus rupiah).

Didalam Undang-Undang No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi yang kemudian diamandemen melalui Undang-Undang No. 20

tahun 2001 , maka dalam Pasal 2 ayat (1) merumuskan tindak pidana korupsi

adalah : “setiap orang yang secara melawan hukummelakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau oang lain atau suatu korporasi yang dapat

Page 41: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, dipidana dengan

pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun

dan paling lama 20 (duapuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,-

(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar

rupiah)”

Dalam Pasal 3-nya dirumuskan : “setiap orang dengan tujuan

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporai, menyalahgunakan

kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,

dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling

singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (duapuluh) tahun dan denda paling

sedikit Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.

1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)”.

Korupsi merupakan salah satu penyakit masyarakat yang sama dengan jenis

kejahatan lain, seperti pencurian dan sudah ada sejak manusia bermasyarakat di

atas bumi ini. Yang menjadi masalah utama adalah meningkatnya korupsi itu

seiring dengan kemajuan kemakmuran dan teknologi. Bahkan ada gejala yang

memperlihatkan bahwa semakin maju pembangunan suatu bangsa, semakin

meningkat pula kebutuhan dan mendorong orang untuk melakukan korupsi.

Menurut Andi Hamzah , tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia

disebabkan karena faktor-faktor, yaitu :

Page 42: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

1. kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri dibandingkan dengan

kebutuhan yang makin hari makin meningkat. Faktor ini adalah faktor yang

paling menonjol, dalam arti merata dan meluasnya korupsi di Indonesia;

2. Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia. Dari sejarah berlakunya

KUHP di Indonesia, menyalahgunakan kekuasaan oleh pejabat untuk

menguntungkan diri sendiri memang telah diperhitungkan secara khususoleh

Pemerintah Belanda sewaktu disusun WvS untuk Indonesia. Hal ini nyata

dengan disisipkan Pasal 423 dan Pasal 425 KUHP Indonesia;

3. Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif dan kurang

efisien sering dipandang pula sebagai penyebab korupsi, khususnya dalam

arti bahwa hal yang demikian itu akan memberi peluang untuk melakukan

korupsi. Sering dikatakan, makin besar anggaran pembangunan semakin

besar pula kemungkinan terjadinya kebocoran-kebocoran;

4. Modernisasi mengembang-biakkan korupsi karena membawa perubahan

nilai yang dasar dalam masyarakat , membuka sumber-sumber kekayaan dan

kekuasaan baru, membawa perubahan-perubahan yang diakibatkannya

dalam bidang kegiatan politik, memperbesar kekuasaan pemerintah dan

melipatgandakan kegiatan-kegiatan yang diatur oleh Peraturan Pemerintah.

Dari perspektif hukum positif Indonesia, yaitu dalam UU No. 31 tahun

1999, pengertian tindak pidana korupsi dibedakan dalam dua jenis, yaitu :

Page 43: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

1. Yang diatur dalam bab II dengan judul Tindak Pidana Korupsi (Pasal 2

sampai Pasal 20);

2. Yang diatur dalam Bab II dengan judul Tindak Pidana Lain Yang Berkaitan

Dengan Tindak Pidana Korupsi (Pasal 21 sampai Pasal 24).

3. Subyek Tindak Pidana Korupsi

Dalam UU No. 31 tahun 1999 Jo UU No. 20 tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, subyek tindak pidana korupsi terbagi

dalam 2 kelompok, yaitu :

1. Manusia (Natuurlijkpersoon)

Manusia adalah pendukung hak dan kewajiban. Lazimnya dalam hukum dan

pergaulan hukum dikenal dengan istilah “subyek hukum” atau subjectum juris

atau subject van een recht yang berhak, berkehendak melakukan perbuatan

hukum. Manusia adalah makhluk yang berwujud dan rohaniah. Dalam UU No. 31

tahun 1999, pengertian manusia sebagai subyek tindak pidana dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu :

a) Pegawai Negeri, yang menurut Pasal 2 UU No. 31 tahun 1999 meliputi : (1)

pegawai negeri sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tentang

Kepegawaian (UU no. 43 tahun 1000 tentang Perubahan Atas UU No. 8

tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian), yaitu dalam Pasal 1 angka

1 adalah : setiap warga Negara Indonesia yang telah memenuhi syarat yang

ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam

Page 44: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku: (2) pegawai

negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 KUHP; (3) orang yang

menerima gaji atau upah dari keuangan Negara atau daerah; (4) orang yang

menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari

keuangan Negara atau daerah; dan (5) orang yang menerima gaji atau upah

dari korporasi lain yang mempergunakan modal dan fasilitas dari Negara

atau masyarakat.

Martiman Prodjohamidjoyo mencontohkan yayasan X yang memperoleh

sumbangan dari masyarakat, misalnya masyarakat perkayuan. Jika pengurus

yayasan itu melakukan penyelewengan dari tujuan yayasan, maka bias

dikenakan sanksi pidana menurut UU No. 31 tahun 1999 Jo UU No. 20

tahun 2001.

b) Setiap orang adalah orang perorangan dan korporasi, seperti yang terumus

dalam Pasal 1 butir 3 UU No. 31 tahun 1999.

2. Korporasi

Istilah korporasi tidak bisa dilepaskan dari bidang hukum perdata, sebab

korporasi merupakan terminologi yang erat kaitannya dengan badan hukum

(rechtpersoon) dan badan hukum itu sendiri merupakan terminologi yang erat

kaitannya dengan bidang hukum perdata.

Page 45: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

Dalam UU No. 31 tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2001 telah mengakui

korporasi sebagai subyek tindak pidana, yang dapat dilihat dalam Pasal 1 butir 1

yang merumuskan secara eksplisit tentang pengertian korporasi, yang berbunyi :

“korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik

merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum”

Upaya penanggulangan tindak pidana/kejahatan korupsi dapat melalui dua

jalur, yaitu jalur penal dan jalur non penal. Penanggulangan korupsi melalui jalur

penal (yaitu dengan penegakan hukum pidana), apa yang disebut dengan istilah

Kebijakan/Politik Hukum Pidana (Penal Policy), yang menurut Wisnusubroto,

merupakan tindakan yang berhubungan dalam hal :

a. Bagaimana upaya pemerintah untuk menanggulangi kejahatan dengan

hukum pidana;

b. Bagaimana merumuskan hukum pidana agar sesuai dengan kondisi

masyarakat;

c. Bagaimana kebijakan pemerintah untuk mengatur masyarakat dengan

hukum pidana;

d. Bagaimana menggunakan hukum pidana untuk mengatur masyarakat

dalam rangka mencapai tujuan lebih besar.

Sedangkan jalur non-penal lebih menitikberatkan pada sifat preventif

(pencegahan). Dikatakan secara kasar, karena tindakan represif juga sdapat dilihat

sebagai ttindakan preventif dalam arti luas. Sasaran utama upaya penanggulangan

Page 46: ANALISIS HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH …media.unpad.ac.id/thesis/110120/2009/110520090514_4_8610.pdf · keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat

����

kejahatan melalui jalur non-penal adalah menangani factor-faktor kondusif

penyebab terjadinya kejahatan (korupsi). Faktor-faktor kondusif berpusat pada

masalah atau kondisi politik, ekonomi, maupun social yang secara langsung atau

tak langsung dapat menimbulkan atau menumbuhsuburkan kejahatan. Dengan

demikian upaya non-penal seharusnya menjadi kunci atau memiliki posisi strategis

dari keseluruhan upaya politik kriminal.