53
LAPORAN ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN SELATAN-SELATAN PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2015 Cover source : unep.org, aiddata.org, and chronicle.co.zw

ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

LAPORAN

ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN SELATAN-SELATAN

PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN

KEMENTERIAN PERDAGANGAN

2015

Cover source : unep.org, aiddata.org, and chronicle.co.zw

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

1

ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN

INDONESIA DENGAN SELATAN SELATAN

PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN

KEBIJAKAN PERDAGANGAN

KEMENTERIAN PERDAGANGAN

2015

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR..........................................................................................................v

ABSTRAK .......................................................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

1.4 Ruang Lingkup.......................................................................................... 3

II. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 4

2.1. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 4

2.2. Model Gravity........................................................................................... 4

III. GAMBARAN MAKROEKONOMI NEGARA SELATAN SELATAN .................... 9

3.1 Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Asia ............... 10

3.2 Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Afrika (Sub

Sahara) ................................................................................................ 13

3.3 Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan Kawasan Amerika ............ 16

IV. ANALISIS KINERJA PERDAGANGAN NEGARA SELATAN SELATAN ........ 20

4.1 Kinerja Perdagangan Negara Selatan Selatan di Kawasan Asia dengan

Dunia ................................................................................................... 21

4.2 Kinerja Perdagangan Negara Selatan Selatan di Kawasan Afrika (Sub

Sahara) dengan Dunia ......................................................................... 23

4.3 Kinerja Perdagangan Negara Selatan Selatan di Kawasan Amerika

dengan Dunia ...................................................................................... 25

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI IMPOR PRODUKI

MANUFAKTUR NEGARA SELATAN SELATAN DARI INDONESIA ............... 27

5.1. Determinan Impor Produk Negara Selatan Selatan Kawasan Asia dari

Indonesia ............................................................................................. 28

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan iii

5.2. Determinan Impor Produk Negara Selatan Selatan Kawasan Afrika (Sub

Sahara) dari Indonesia ........................................................................ 30

5.3. Determinan Impor Produk Negara Selatan Selatan Kawasan Amerika

dari Indonesia ...................................................................................... 34

5.4 Hambatan dalam memasuki pasar ekspor Selatan Selatan ................. 38

VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................................... 41

6.1. Kesimpulan ............................................................................................ 41

6.2 Rekomendasi .......................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 44

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Rata-rata Nilai Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Asia (2010-2013) ................................................... 11

Tabel 3.2. Pertumbuhan Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Asia Periode 2010-2013 (Persen) ......................... 12

Tabel 3.3. Rata-rata Nilai Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Afrika (Sub Sahara)(2010-2013) ............................ 14

Tabel 3. 4. Pertumbuhan Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Afrika (Sub Sahara) Periode 2010-2013 (Persen) . 15

Tabel 3.5. Rata-rata Nilai Indikator Ekonomi Negara di Kawasan Amerika Selatan (2010-2013).............................................................. 17

Tabel 3.6. Pertumbuhan Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Amerika Periode 2010-2013 (Persen) ................... 18

Tabel 4. 1. Rata-rata Nilai Neraca Perdagangan Negara Kawasan Asia Selatan ke Dunia 2010-2013 ................................................. 22

Tabel 4.2. Rata-rata Nilai Neraca Perdagangan Negara Kawasan Afrika ke Dunia ..................................................................................... 24

Tabel 4.3. Rata-rata Nilai Neraca Perdagangan Negara Selatan Selatan Kawasan Amerika ke Dunia .................................................. 26

Tabel 5.1 Koefisien Variabel Penduga Permintaan Impor NegaraSelatan Selatan Kawasan Asiadari Indonesia .................................... 28

Tabel 5.2 Koefisien Variabel Penduga Impor Selatan Selatan Kawasan Afrika (Sub Sahara) dari Indonesia ....................................... 31

Tabel 5.3 Koefisien Variabel Penduga Impor Selatan Selatan Kawasan Amerika dariIndonesia ........................................................... 34

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan v

KATA PENGANTAR

Analisis singkat mengenai hubungan perdagangan Indonesia dengan

Selatan Selatan ini merupakan kajian jangka pendek yang telah menjadi

salah satu kegiatan pada Badan Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan Perdagangan (BP2KP). Fokus analisis ini adalah untuk

mengidentifikasi potensi perdagangan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi perdagangan Indonesia dengan negara Selatan Selatan.

Selama ini perdagangan Indonesia dengan kawasan lain, khususnya

Afrika masih sangat terbatas. Di sisi lain Indonesia mengalami defisit

neraca perdagangan dengan kawasan Asia. Performa ekspor non migas

ke Selatan Selatan baik di kawasan Asia, Amerika dan Afrika sangat

penting bagi Indonesia, namun ekspor masih didominasi produk primer.

Indonesia seharusnya bisa memaksimalkan pemasaran produk

manufaktur terutama ke negara Selatan Selatan.

Berdasarkan hal tersebut, maka Pusat Kebijakan Perdagangan Luar

Negeri, BP2KP melakukan Analisis Hubungan Perdagangan Indonesia

dengan Selatan Selatan. Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi acuan

dalam upaya meningkatkan kinerja ekspor Indonesia, khususnya ke

negara Selatan Selatan. Akhirnya, kami menyadari bahwa laporan hasil

analisis singkat ini masih terdapat banyak kekurangan. Kami sangat

berterimakasih kepada semua pihak atas segala masukan dan sarannya

demi kesempurnaan laporan ini.

Jakarta, September 2015

Tim Analisis

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan vi

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi perdagangan di negara anggota

Selatan-Selatan, menganalisis faktor yang mempengaruhi perdagangan produk

manufaktur di negara tersebut dengan analisis model graviti, serta menyusun

rekomendasi kebijakan dalam rangka meningkatkan ekspor produk manufaktur Indonesia

ke Selatan-Selatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa negara-negara di kawasan

Selatan-Selatan memiliki potensi yang cukup tinggi bagi Indonesia karena permintaan

negara-negara di kawasan tersebut masih tinggi sementara ekspor Indonesia ke negara-

negara tersebut relatif masih rendah. Analisis gravity model menunjukkan bahwa PDB

elastis terhadap impor produk tekstil, otomotif, dan produk kimia di pasar Amerika Selatan

dan Asia; serta produk kimia, kertas dan elektronik di pasar Afrika. Jarak ekonomi

berpengaruh positif terhadap impor produk manufaktur, kecuali otomotif dan alas kaki di

pasar Amerika Selatan serta tekstil dan mesin di Afrika. Populasi berpengaruh positif

terhadap impor otomotif, alas kaki dan elektronik di pasar Amerika Selatan; produk

otomotif dan produk kimia di pasar Asia serta produk kimia dan produk kertas di pasar

Afrika. Sementara nilai tukar negara mitra berpengaruh positif terhadap impor produk

manufaktur kecuali produk elektronik dan produk kimia di pasar Asia; produk kimia, kertas

dan elektronik di pasar Afrika. Untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Selatan-Selatan,

maka direkomendasikan antara lain: intensifikasi pameran misi dagang; pendirian bank

ekspor impor; pembentukan kelompok kerja untuk mengatasi hambatan ekspor; dan

kerjasama pembangunan melalui bantuan teknik.

ABSTRACT

This study aims to identify the potential trade South-South member countries, analyze

factors that affect trade of manufactured products in the South-South with gravity model

approach, and to develop policy recommendations in order to increase Indonesia‘s

manufacturing exports to the South-South. The analysis showed that the South-South

region has considerable potential for Indonesia due to its high import growth from the

world while Indonesia’s export to the Souh-South is still relatively low. Analysis of gravity

model shows that PDB elastic on Indonesia’s exports of textile products, automotive, and

chemical products in South America and Asia; chemical products, paper and electronics

in Africa. Economic distance positively influences South south’s import of manufactured

products, except automotive and footwear in America as well as textiles and machinery in

Africa. Population has positive effect on imports of automotive, footwear and electronics in

South America; automotive products and chemical products in Asia as well as chemical

products and paper products in Africa. While the exchange rate has positive influence on

the import of manufactured products except electronic products and chemical products in

Asia; chemical products, paper and electronics in Africa. Several recommendations for

increasing exports to the South South are the intensification of exhibition trade mission

and the establishment of export-import bank,the establishment of a working group to

overcometrade barrier, and development cooperation between Indonesia and the South

South through technical assistance.

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

South-South cooperation (SSC), dibentuk oleh negara-negara yang

tidak termasuk kedalam negara industri atau negara maju, maupun negara

sosialis. Escobar (2011) menyebut sebagai negara dunia ketiga (third

world). Meskipun anggotanya berasal dari kawasan negara yang berbeda

(Asia, Afrika, Amerika, Eropa), namun mempunyai banyak kesamaan.

Kebanyakan negara Selatan Selatan merupakan negara yang sedang

membangun setelah mengalami penjajahan, menerima imbas akibat

perang dingin komunis dengan negara industri. Persamaan

kepentingandan saling menguntungkanseperti Gerakan non-blok, G-77

merupakan cikal bakal terbentuknya SSC (Gurria, 2010).

Disebut South-South cooperation, karena posisi negara-negara

berkembang yang menjadi anggotanya, semula hanya negara

berkembang di wilayah selatan. Kini negara-negara pecahan Uni Soviet

juga masuk sebagai anggota South-South (David 2010). Nama South-

South masih dianggap relevan karena negara-negara eks Soviet tersebut

posisinya di bagian selatan, yaitu Eropa Selatan.

Gerakan Non Blok dan G77 yang semula untuk kepentingan politik

dan collective bargaining, kemudian berkembang pada kepentingan

ekonomi (new international economic order). Sehingga ada dua pilar

kerjasama dalam SSC. Pertama kerjasama ekonomi terutama pada aliran

perdagangan, investasi asing dantransfer teknologi diantara negara

berkembang, termasuk menghilangkan diskriminasi kelembagaan dan

kebijakan. Kedua, bantuan teknis terutama dalam hal capacity building

dari segi teknis melalui training, pertukaran expert dan berbagi

pengalaman dan know-how (OECD/WTO,2009), serta bentuk pertukaran

lainnya yang menjadikan negaraSouth-South semakin terintegrasi (Jha &

McCawley, 2012).

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 2

Pertumbuhan perdagangan antara negara berkembang dengan

South-South lebih tinggi dibandingkan perdagangan antara negara

berkembang dengan negara kaya, North-South (The Economist, 2013).

Perdagangan antara Afrika dengan BRICS (Brazil, Russia, India,

China,and South Africa) tumbuh cepat, melebihi perdagangan antar

negara-negara BRICS (Freemantle & Stevens,2013). Strategi Brazil

dengan menempatkan 37 duta besar yang tersebar di seluruh Afrika,

mampumeningkatkan nilai perdagangan ke Afrika dari USD 4 miliar pada

tahun 2000, menjadi USD 28 miliar pada tahun 2012 (Stuenkel, 2013).

Kerjasama perdagangan antar Selatan Selatan, menyebabkan

terjadinya divergency perkembangan ekonomi antara negara-negara

anggotanya (Malhotra, 2008), dimana beberapa negara ekonominya

tumbuh cepat menjadi middle income dan emerging countries, lainnya

tetap sebagai negara berkembang. Negara middle income dan emerging

countries dapat memanfaatkan peluang kerjasama perdagangan, hingga

mengalami pertumbuhan ekonomi 5% sampai 10% (JICA, 2012) seperti

negara-negara BRICS (Brazil, Russia, India, China/R.R. Tiongkok, and

South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab.

Salah satu fokus Pemerintah Indonesia agar mendapatkan

keuntungan dari kerjasama Selatan Selatan adalah dengan

mengoptimalkan ekspor ke negara anggota Selatan Selatan, mengingat

tujuan ekspor Indonesia masih didominasi kenegara mitra dagang

tradisionalseperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Pemerintah harus

cermat dalam melihat potensi ekonomi anggota Selatan Selatan, sehingga

dapat dilakukan pemetaan atau analisis terhadap komoditi-komoditi

unggulan ekspor Indonesia ke negara anggota Selatan Selatan. Informasi

tentang potensi ekspor Indonesia ke negara Selatan Selatan serta faktor-

faktor yang mempengaruhi ekspor komoditas unggulan Indonesia ke

negara Selatan Selatan penting untuk menyusun rekomendasi

pengembangan ekspor yang efektif.

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 3

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi potensi perdagangan di negara anggota Selatan

Selatan.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Impor produki

manufaktur negara Selatan Selatan dari Indonesia.

3. Menyusun rekomendasi kebijakan dalam rangka meningkatkan

ekspor Indonesia ke Selatan Selatan.

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut;

1. Sumber informasi ilmiah dan salah satu referensi bagi pemerintah

dalam perumusanan kebijakan, khususnya terkait rencana

pengembangan pasar ke negara anggota Selatan Selatan.

2. Referensi pemilihan produk ekspor ke negara anggota Selatan

Selatanbagi pelaku usaha.

3. Sumber informasi ilmiah yang dapat memperluas pengetahuan

pembaca, serta dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya.

1.4 Ruang Lingkup

Analisis mengenai hubungan perdagangan Indonesia dengan

Selatan Selatan dibatasi pada 25 negara Selatan Selatan dengan PDB

terbesar di setiap kawasan, yaitu kawasan Amerika, kawasan Asia dan

kawasan Afrika (Sub Sahara). Sementara itu, komoditi yang dianalisis

dibatasi pada 5 kelompok komoditi ekspor Indonesia tebesar di masing-

masing kawasan.

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 4

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

berbagai sumber yaitu WITS, BPS, ITC, Cepii, IMF dan World Bank

selama periode 2009-2014. Adapun data sekunder yang digunakan yaitu

GDP negara mitra dagang, populasi negara mitra dagang, nilai tukar riil,

dan jarak geografi. Negara mitra dagang yang dianalisis adalah 25 negara

di masing-masing kawasan yaitu Asia, Amerika dan Afrika. Negara-negara

tersebut merupakan negara mitra dagang utama Indonesia di Kawasan

Selatan Selatan di Asia, Amerika, dan Afrika. Untuk setiap kawasan,

dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Impor produk

manufaktur negara Selatan Selatan dari Indonesia seperti produk tekstil,

produk kimia, produk alas kaki, produk otomotif, produk kertas, produk

mesin. Nilai impor didekati dari nilai ekspor Indonesia ke kawasan tersebut

(mirror).

Data sekunder yang digunakan merupakan data panel dengan

cross section-nya adalah negara mitra dagang. Semua data ditransformasi

dalam bentuk logaritma natural untuk memudahkan interpretasi hasil yang

bisa dinyatakan dalam bentuk persentase.

Pemilihan negara dari setiap kawasan dilakukan berdasarkan nilai

Gross Domestic Products (PDB) terbesar. Sedangkan pemilihan kelompok

produk manufaktur berdasarkan pada nilai ekspor tertinggi Indonesia pada

tahun 2014.

2.2. Model Gravity

Teori model Gravity berasal dari hukum tarik menarik gravitasi yang

dikemukakan oleh Isaac Newton yang menyatakan bahwa kedua benda

yang memiliki massa akan saling tarik menarik. Besarnya daya tarik-

menarik dirumuskan sebagai berikut:

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 5

𝐹 = 𝐺𝑚1𝑚2

𝑟 (2.1)

Dimana:

F = besarnya daya tarik menarik antara kedua benda

𝐺 = konstanta gravitasi

𝑚1 dan 𝑚2 = massa dari benda 1 dan benda 2

𝑟 = jarak antara benda 1 dan benda 2

Teori tersebut dapat diterapkan dalam konsep perdagangan

internasional dengan mengganti 𝑚1 dan 𝑚2 dengan PDB dari negara 1

dan negara 2, F dengan total perdagangan antara kedua negara, dan r

dengan jarak antara kedua negara. Jarak geografi antar Negara

merupakan bilangan konstanta (jaraknya tetap). Agar bisa digunakan

sebagai variable, maka jarak geografi ditransformasi menjadi jarak

ekonomi (d: economic distance). Persamaan interaksi perdagangan antar

Negara menjadi (Bhattacharyya dan Banerjee 2006):

𝑇 = 𝑐𝑌1𝑌2

𝑑 (2.2)

Dimana:

T = Total perdagangan antara kedua negara

𝑐 = konstanta

𝑌1 dan 𝑌2 = PDB dari negara 1 dan negara 2

𝑑 = jarak antara negara 1 dan negara 2

Untuk melakukan estimasi persamaan tersebut, digunakan data

panel yang terdiri dari kombinasi antara data deret waktu dan cross-

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 6

section. Nilai PDB dan jarak ditransformasi dalambentuk logaritma natural

(ln) agar, bisa langsung diperoleh koefisien elastisitas (). Dengan

melakukan logaritma pada persamaan 2.2, diperoleh:

𝑙𝑛 𝑇1𝑗𝑡 = 𝛼 + 𝛽1 ln 𝑌1𝑡 + 𝛽2 ln 𝑌𝑗𝑡 + 𝛽3𝑙𝑛 𝑑1𝑖 + 𝜀1𝑗𝑡 (2.3)

Untuk melakukan analisis secara lebih mendalam, biasanya ada

variabel-variabel lain yang dimasukkan ke dalam model gravity selain PDB

dan jarak, yaitu populasi yang mengukur besarnya pasar dan nilai tukar.

Dengan demikian, bentuk persamaan model gravity yang dianalisis pada

kajian ini sebagai berikut:

𝑙𝑛𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒_𝑒𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟𝑖,𝑡 = 𝑎 + 𝑏𝑙𝑛𝑒𝑐𝑜𝑑𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒𝑖,𝑡 + 𝑐𝑙𝑛𝑔𝑑𝑝𝑖,𝑡 + 𝑑𝑙𝑛𝑝𝑜𝑝𝑖,𝑡 +

𝑒𝑙𝑛𝑒𝑥𝑟𝑎𝑡𝑒𝑖,𝑡 + 𝑒𝑟𝑜𝑟 (2.4)

Dimana:

𝑙𝑛𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒_𝑒𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟𝑖,𝑡 =Nilai ekspor Indonesia untuk 5 produk yang dianalisis

(mencerminkan nilai impor negara mitra dagang)

𝑙𝑛𝑒𝑐𝑜𝑑𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒𝑖,𝑡 = Jarak ekonomi

𝑙𝑛𝑔𝑑𝑝𝑖,𝑡 = PDB negara mitra dagang

𝑙𝑛𝑝𝑜𝑝𝑖,𝑡 = Populasi negara mitra dagang

𝑙𝑛𝑒𝑥𝑟𝑎𝑡𝑒𝑖,𝑡 = Nilai tukar riil negara mitra dagang terhadap USD

𝑖=negara mitra dagang Indonesia di Kawasan Selatan Selatan; 𝑡= periode

waktu

Jarak ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini dihitung

menggunakan rumus:

𝑒𝑐𝑜𝑑𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘𝑔𝑒𝑜𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑖

𝐺𝐷𝑃𝑖𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐺𝐷𝑃⁄

(2.5)

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 7

Dimana:

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘𝑔𝑒𝑜𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑖 = Jarak antara dua ibukota negara yaitu Jakarta dan

Ibukota masing-masing negara mitra dagang di

Kawasan Selatan Selatan

𝐺𝐷𝑃𝑖 = PDB negara mitra dagang

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐺𝐷𝑃 = Total PDB 25 negara mitra dagang di tiap kawasan.

Sedangkan nilai tukar riil yang digunakan dihitung dengan cara:

𝑥𝑟𝑎𝑡𝑒 = 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑟𝑎𝑖

𝑈𝑆𝐷𝑋

𝐶𝑃𝐼𝐴𝑚𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎 𝑆𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑡

𝐶𝑃𝐼𝑚𝑖𝑡𝑟𝑎𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔 (2.6)

Dimana:

CPI Amerika Serikat = Tingkat inflasi di Amerika Serikat

CPI mitra dagang = Tingkat inflasi di negara mitra dagang

Jika exchange rate mata uang negara tujuan ekspor terhadap USD

semakin tinggi maka terjadi depresiasi mata uang negara tersebut yang

menyebabkan harga barang-barang impor termasuk dari Indonesia

semakin mahal sehingga permintaan impor berkurang. Sebaliknya jika

terjadi apresiasi mata uang negara tujuan ekspor terhadap USD, harga

barang-barang impor semakin murah dan permintaan impor meningkat.

Oleh karena itu hubungan antara exchange rate dengan barang-barang

impor secara umum diduga negatif.

Selanjutnya untuk menghasilkan model yang efisien, tidak bias, dan

konsisten, maka dilakukan pendeteksian terhadap pelanggaran atau

gangguan asumsi dasar model ekonometrika, berupa gangguan antar

waktu (time-related disturbance), gangguan antar individu atau dalam

kasus ini pasangan negara (cross sectional disturbance), dan gangguan

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 8

pengaruh keduanya. Pengujian yang dilakukan menyangkut uji

multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 9

III. GAMBARAN MAKROEKONOMI NEGARA SELATAN

SELATAN

Gambaran makroekonomi yang dibahas adalah PDB total, PDB

perkapita serta pertumbuhannya. Selain itu juga dibahas tentang jarak

ekonomi dan jumlah penduduk, yang diduga berpengaruh terhadap

ekspor.

PDB total suatu negara menunjukkan daya beli produk impor.

Makin tinggi PDB total potensi membeli produk impor semakin tinggi.

Namun PDB total yang tinggi memiliki dua kemungkinan. Kemungkinan

pertama, pendapatan per kapita tinggi dengan jumlah penduduk sedikit,

seperti Negara Brunai. Kemungkinan kedua, jumlah penduduk besar

dengan pendapatan per kapita kecil, misalnya Pakistan. Kedua

kemungkinan tersebut memiliki konsenkwensi yang berbeda terhadap

produk yang potensial untuk diekspor.

Hukum Engle (Nicholson, 2002) menyatakan bahwa bagian

pendapatan yang digunakan untuk belanja makanan cenderung menurun

jika pendapatannya meningkat. Berdasarkan pernyataan tersebut maka,

semakin tinggi pendapatan per kapita konsumsi produk makanan semakin

berkurang. Jika produk yang di ekspor adalah produk non pangan, maka

Negara tujuan ekspor yang menjadi target adalah negara dengan

pendapatan per kapita tinggi. Sebaliknya untuk produk makanan, tujuan

ekspor yang relatif potensial adalah negara dengan pendapatan perkapita

relatif rendah.

Prinsip hukum gravitasi Newton yang memperhitungkan jarak

geografi dan ukuran fisik (masa) antara dua objek, dapat menjelaskan

hubungan perdagangan antar dua negara. Makin jauh jarak antara dua

negara, makin mahal biaya transportasi barang, maka intensitas

perdagangan makin kecil. Namun jika dayabeli negara tujuan ekspor

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 10

tinggi (dicerminkan oleh PDB), permintaan impor juga makin besar,

sehingga biaya transportasi terkompensasi oleh volume perdagangan

yang besar. Oleh karena itu penggunaan variabel jarak geografi harus

dibobot dengan PDB, menjadi jarak ekonomi (economic distance), untuk

menentukan besarnya permintaan impor (persamaan 2.5).

Negara yang dianalisis 25 negara dipilih berdasarkan kelengkapan

data serta memiliki PDB terbesar tahun 2013, di masing-masing kawasan.

Berikut adalah deskripsi indikator makro ekonomi negara kawasan Selatan

Selatan.

3.1 Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Asia

Negara Selatan Selatan di kawasan Asia yang dipilih memiliki PDB

rata-rata (tahun 2010-2013) lebih dari USD 15 juta. PDB tertinggi sebesar

USD 7.680,54 juta dicapai oleh Negara R.R. Tiongkok, dan terendah USD

15,53 juta dicapai oleh negara Brunai Darusalam. Meskipun PDB Brunai

Darusalam terendah, jumlah penduduk Brunai Darusalam juga paling

sedikit. Sehingga jika dilihat dari PDB per kapita, Brunai Darusalam masuk

dalam urutan ke-5 terbesar setelah Qatar, Singapura, Kuwait dan Uni

Emirat Arab. Tabel 3.1. menunjukkan rata-rata PDB periode tahun 2010-

2013 negara Selatan Selatan di kawasan Asia.

Jarak geografi merefleksikan biaya transportasi untuk perdagangan.

Namun jika dibobot dengan share PDB terhadap total PDB kawasan,

disebut dengan jarak ekonomi, yang menunjukan kemampuan ekonomi

negara menutupi biaya transportasi. Pada kenyataannya, jarak bukan

satu-satunya penentu biaya transportasi. Keberadaan pelabuhan negara

tujuan, serta baik/buruknya pelayanan di pelabuhan turut mempengaruhi

biaya transportasi secara keseluruhan.

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 11

Tabel 3.1. Rata-rata Nilai Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Asia (2010-2013)

NO NEGARA PDB total (Billion USD)

PDB per capita (USD)

Jarak ekonomi

Populasi (juta)

1 R.R. Tiongkok 7.680,54 5.695,22 4.961,97 1.347,48

2 India 1.815,61 1.477,08 937,62 1.228,90

3 Indonesia 825,05 3.360,77 - 245,30

4 Saudi Arabia 669,68 23.837,63 217,62 28,03

5 United Arab Emirates 352,04 39.077,21 39,83 8,98

6 Thailand 354,45 5.313,38 226,46 66,69

7 Iran, Islamic Rep. 455,66 6.005,60 172,92 75,94

8 Malaysia 288,88 9.950,09 158,65 29,00

9 Singapore 273,83 52.157,50 161,40 5,24

10 Philippines 236,51 2.461,67 129,51 95,90

11 Pakistan 211,86 1.190,83 103,90 177,65

12 Iraq 192,41 5.954,08 73,97 32,18

13 Qatar 172,11 86.721,56 14,81 1,97

14 Kuwait 154,83 48.405,21 42,85 3,18

15 Viet nam 144,67 1,635,60 74,18 88,31

16 Bangladesh 131,82 856,05 63,72 153,82

17 Oman 71,33 22.305,17 11,85 3,19

18 Sri Lanka 58,83 2,859,33 26,14 20,58

19 Lebanon 41,41 9.398,15 9,52 4,40

20 Yemen, Rep, 32,22 1.365,55 7,21 23,58

21 Jordan 29,99 4.789,77 7,38 6,25

22 Bahrain 29,60 22.760,24 1,94 1,30

23 Afghanistan 18,66 631,88 7,72 29,47

24 Nepal 18,34 670,77 9,91 27,32

25 Brunai Darussalam 15,53 37.907,55 8,44 0,41

Sumber : IMF, World Bank, CEPII (2015)

Berdasarkan data pada Tabel 3.1, terlihat bahwa jarak ekonomi

Indonesia ke Negara-negara yang termasuk ke dalam kawasan Selatan

Selatan Asia, yang terbesar adalah ke negara R.R. Tiongkok, yaitu

sebesar 4.961,97. Sementara itu, jarak ekonomi dari Indonesia ke Bahrain

merupakan yang terkecil, yaitu sebesar 1,94. Hal ini menunjukkan bahwa

jarak ekonomi Indonesia-R.R. Tiongkok yang tinggi berimplikasi pada

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 12

tingginya biaya transportasi, sebaliknya jarak ekonomi Indonesia-Bahrain

yang rendah menunjukkan rendahnya biaya transportasi.

Disamping ukuran ekonomi negara tujuan ekspor, dinamika

ekonomi juga sangat penting untuk mengetahui potensi impor suatu

negara. Pertumbuhan PDB total dan PDB perkapita dan pertumbuhan

populasi penduduk merupakan potensi untuk pengembangan ekspor.

Tabel 3.2 menunjukkan perkembangan indikator ekonomi negara Selatan

Selatan di kawasan Asia.

Tabel 3.2. Pertumbuhan Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Asia Periode 2010-2013 (Persen)

No NEGARA PDB total PDB per capita Populasi

1 R.R. Tiongkok 55,81 53,55 1,47

2 India 9,76 5,68 3,86

3 Indonesia 22,44 17,94 3,82

4 Saudi Arabia 42,07 34,33 5,76

5 United Arab Emirates 40,65 27,04 10,72

6 Thailand 21.43 20.33 0.92

7 Iran, Islamic Rep. -12.70 -16.06 4.01

8 Malaysia 26.51 20.38 5.10

9 Singapore 26.02 18.49 6.35

10 Philippines 36.31 29.46 5.30

11 Pakistan 31.11 24.64 5.19

12 Iraq 65.56 53.40 7.93

13 Qatar 62.43 31,05 23,94

14 Kuwait 52,33 35,28 12,60

15 Vietnam 47,84 43,26 3,19

16 Bangladesh 30,11 25,57 3,62

17 Oman 35,84 4,81 29,60

18 Sri Lanka 35,54 36,66 -0,82

19 Lebanon 16,69 13,39 2,91

20 Yemen, Rep, 13,26 5,63 7,22

21 Jordan 27,45 19,28 6,85

22 Bahrain 27,91 20,17 6,44

23 Afghanistan 27,44 18,45 7,58

24 Nepal 20,63 16,51 3,54

25 Brunai Darussalam 30,25 24,88 4,30

Sumber: IMF, World Bank, CEPII (2015)

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 13

Pertumbuhan PDB periode tahun 2010-2013, tertinggi terjadi di Iraq

yang mencapai 65,56%. Sebaliknya di Iran pada periode yang sama

terjadi penurunan PDB sebesar -12,7%. Meskipun PDB Iran termasuk

tinggi (Tabel 3.1) yaitu USD 455,66 juta, namun penurunan PDB yang

terjadi perlu mendapat perhatian khusus, karena akan berdampak pada

kemampuan mengimpor produk manufaktur termasuk impor dari

Indonesia.

Negara Selatan Selatan di kawasan Asia yang masuk dalam 5

besar Negara dengan pertumbuhan PDB total tertinggi adalah Iraq, Qatar,

R.R. Tiongkok, Kuwait dan Vietnam. Iraq, R.R. Tiongkok, Vietnam dan

Kuwait juga masuk dalam 5 besar negara dengan pertumbuhan PDB per

kapita tertinggi. Sri Lanka melengkapi 5 besar Negara dengan

pertumbuhan PDB per kapita tertinggi di kawasan Asia.

3.2 Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Afrika

(Sub Sahara)

Dua puluh lima negara di Afrika yang termasuk dalam kawasan

Selatan Selatan yang dipilih dalam analisis memiliki PDB rata-rata (tahun

2010-2013) lebih dari USD 12 miliar. Pada Tabel 3.3 terlihat bahwa negara

yang memiliki rata-rata nilai PDB tertinggi adalah Nigeria, dengan nilai

USD 441,40 miliar. Selain itu, negara tersebut juga memiliki jumlah

populasi yang paling tinggi, yaitu sebesar 166,6 juta orang. Sementara itu,

negara yang memiliki PDB terendah, yaitu sebesar USD 12,30 miliar

adalah Chad.

Tabel 3.3 menujukkan bahwa jarak ekonomi Indonesia ke kawasan

Afrika yang termasuk ke dalam kawasan Selatan Selatan yang terbesar

yaitu 4.961,97 adalah ke negara Nigeria. Sementara itu, jarak ekonomi

dari Indonesia ke Mozambik merupakan yang terkecil, yaitu sebesar

53,66. Hal ini menunjukkan bahwa biaya transportasi Indonesia-Nigeria

lebih tinggi daripada biaya transportasi Indonesia-Mozambik.

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 14

Tabel 3.3. Rata-rata Nilai Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Afrika (Sub Sahara) (2010-2013)

NO NEGARA PDB total (Billion USD)

PDB per capita (USD)

Jarak ekonomi

Populasi (juta org)

1 Nigeria 441,40 2.641,57 2427,30 166,59

2 Afrika Selatan 388,85 7.487,34 1.642,13 51,96

3 Mesir 247,42 3.086,65 1.084,84 80,06

4 Aljazair 193,70 5.072,92 1.106,00 38,13

5 Angola 106,53 5.175,26 533,75 20,51

6 Maroko 97,43 2.964,86 601,00 32,31

7 Libya 66,38 10.832,10 338,75 6,12

8 Sudan 65,67 1.627,05 275,13 36,81

9 Kenya 46,88 1.096,83 177,84 42,62

10 Ghana 40,40 1.605,97 236,21 25,09

11 Ethiopia 38,18 419,58 142,14 90,58

12 Tunisia 45,65 4.257,84 246,50 10,72

13 Tanzania 36,65 798,91 140,60 47,09

14 Congo, Dem. Rep. 27,35 420,26 127,36 64,84

15 Pantai Gading 27,11 1.378,79 166,30 19,63

16 Kamerun 26,56 1.237,66 138,49 21,43

17 Zambia 23,94 1.722,66 100,63 13,87

18 Uganda 21,47 598,58 92,26 35,77

19 Gabon 17,64 10.913,67 92,20 1,61

20 Mozambik 13,50 540,32 53,66 24,90

21 Equatorial Guinea 14,85 20.396,97 79,20 0,73

22 Senegal 14,05 1.037,93 95,50 13,54

23 Botswana 14,61 7.320,99 63,24 2,00

24 Congo, Rep. 13,55 3.163,81 66,67 4,28

25 Chad 12,30 1.001,14 61,05 12,27

Sumber : IMF, World Bank, CEPII (2015)

Tabel 3.4 menunjukkan pertumbuhan indikator ekonomi negara

Selatan Selatan di kawasan Afrika. Pertumbuhan PDB dan PDB per kapita

tertinggi selama 2010-2013 dialami oleh negara Ethiopia dengan nilai

masing-masing sebesar 58,77% dan 46,95%. Sebaliknya, negara yang

mengalami pertumbuhan negatif pada PDB dan PDB per kapita masing-

masing sebesar 2,48% dan 6,82% selama periode tersebut adalah Afrika

Selatan. Penurunan tersebut perlu mendapat perhatian khusus, mengingat

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 15

Afrika Selatan merupakan salah satu pasar ekspor utama Indonesia di

kawasan Afrika.

Tabel 3. 4. Pertumbuhan Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Afrika (Sub Sahara) Periode 2010-2013 (Persen)

No NEGARA PDB total PDB per capita

Populasi

1 Nigeria 41,39 30,06 8,71

2 Afrika Selatan -2,48 -6,82 4,66

3 Mesir 24.25 18.22 5.10

4 Aljazair 30.38 23.25 5.79

5 Angola 50.57 37.09 9.83

6 Maroko 14.39 9.56 4.32

7 Libya -0.74 -3.32 2.66

8 Sudan 1.42 21,80 6,49

9 Kenya 38,11 27,38 8,42

10 Ghana 49,61 40,13 6,77

11 Ethiopia 58,77 46,95 8,04

12 Tunisia 5,78 2,48 3,22

13 Tanzania 41,17 28,93 9,52

14 Congo, Dem, Rep. 51.61 39.66 8.56

15 Pantai Gading 24.82 16.59 7.06

16 Kamerun 25.17 16.00 7.90

17 Zambia 32.35 20.32 10.00

18 Uganda 31.37 18.82 10.57

19 Gabon 32.77 23,59 7,42

20 Mozambik 53,76 42,65 7,79

21 Equatorial Guinea 34,51 23,70 8,74

22 Senegal 14,38 4,81 9,13

23 Botswana 7,55 4,79 2,63

24 Congo, Rep, 17,31 8,45 8,17

25 Chad 26,80 15,88 9,42

Sumber : IMF, World Bank, CEPII (2015)

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 16

Negara-negara di kawasan Afrika yang masuk dalam 5 besar

negara dengan pertumbuhan PDB dan PDB per kapita tertinggi adalah

Ethiopia, Mozambik, Republik Demokratik Kongo, Angola, dan Ghana.

3.3 Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan Kawasan Amerika

Negara yang dipilih di kawasan Amerika yang termasuk dalam

kawasan Selatan Selatan untuk analisis ini berjumlah sebesar 25 negara

dengan nilai PDB rata-rata selama tahun 2010-2013 lebih dari USD 1

miliar. Rata-ata nilai indikator ekonomi negara-negara terpilih yang

disajikan pada Tabel 3.5 menunjukkan bahwa negara yang memiliki rata-

rata nilai PDB tertinggi adalah Brazil, dengan nilai sebesar USD 2.278,5

miliar. Selain itu, jumlah populasi paling tinggi, sebesar 197,79 juta orang,

juga terjadi di Brazil. Sementara itu, negara yang dengan PDB dan

populasi terendah, masing-masing sebesar USD 1,52 miliar dan 0,32 juta

jiwa, adalah Belize.

Bila dilihat berdasarkan jarak ekonomi pada Tabel 3.5, jarak antara

Indonesia-Brazil dan jarak antara Indonesia-Cape Verde masing-masing

merupakan yang tertinggi dan terendah di antara dua puluh lima negara

yang terpilih. Jarak ekonomi antara Indonesia dengan Brazil mencapai

8.749,94 sementara jarak antara Indonesia dengan Cape Verde hanya

sebesar 4,03.

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 17

Tabel 3.5. Rata-rata Nilai Indikator Ekonomi Negara di Kawasan Amerika Selatan (2010-2013)

NO NEGARA PDB total (Billion USD)

PDB per capita (USD)

Jarak ekonomi

Populasi (juta org)

1 Brazil 2.278,55 11.520,63 8.749,94 197,79

2 Argentina 558,37 13.637,30 1.902,23 40,91

3 Venezuela 382,46 12.857,65 1.163,70 29,73

4 Colombia 342,79 7.224,63 1.505,85 47,39

5 Chile 253,03 14.542,63 876,16 17,39

6 Peru 178,52 5.980,01 712,31 29,81

7 Ecuador 82,73 5.373,80 351,35 15,37

8 RepublikDominik 58,17 5.693,78 242,45 10,21

9 Uruguay 47,96 14.142,51 160,96 3,39

10 Guatemala 48,29 3.235,36 192,44 14,90

11 Costa Rica 43,13 9.026,14 179,38 4,77

12 Panama 35,67 9.437,09 144,03 3,77

13 Bolivia 25,31 2.424,40 96,60 10,41

14 Paraguay 24,68 3.714,98 87,33 6,63

15 Trinidad and Tobago 23,13 17.321,72 100,85 1,33

16 El Salvador 23,16 3.687,65 93,40 6,28

17 Honduras 17,67 2.246,44 71,54 7,86

18 Jamaica 14,21 5.254,37 58,86 2,70

19 Nicaragua 10,18 1.709,79 40,84 5,95

20 Haiti 7,62 753,46 31,60 10,11

21 Bahamas 8,12 22.000,06 32,42 0,37

22 Suriname 4,78 8.968,69 18,70 0,53

23 Guyana 2,67 3.364,00 10,88 0,79

24 Cape Verde 1,79 3.634,06 4,03 0,49

25 Belize 1,52 4.744,88 6,08 0,32

Sumber: IMF, World Bank, CEPII (2015)

Tabel 3.6 menyajikan pertumbuhan indikator ekonomi negara

Selatan Selatan di kawasan Amerika. Negara dengan pertumbuhan PDB

tertinggi, mencapai 55,73%, selama 2010-2013 adalah Bolivia. Tidak

hanya pertumbuhan PDB yang tinggi, pertumbuhan PDB per kapita

negara tersebut juga merupakan yang tertinggi di antara dua puluh lima

negara terpilih, yaitu sebesar 48,22%. Sementara itu, pertumbuhan PDB

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 18

dan PDB terendah selama periode 2010-2013 masing-masing adalah

Brazil dan Bahamas.

Tabel 3.6. Pertumbuhan Indikator Ekonomi Negara Selatan Selatan di Kawasan Amerika Periode 2010-2013 (Persen)

No NEGARA PDB total

(Billion USD) PDB per capita

(USD) Populasi (juta org)

1 Brazil 4,79 2,09 2,64

2 Argentina 31,81 28,40 2,66

3 Venezuela 11,30 6,31 4,69

4 Colombia 31,84 26,72 4,04

5 Chili 27,45 24,05 2,73

6 Peru 36,24 31,25 3,80

7 Ecuador 35,82 29,46 4,91

8 RepublikDominik 15,31 11,02 3,86

9 Uruguay 43,28 41,80 1,04

10 Guatemala 30,14 20,66 7,86

11 Costa Rica 36,70 31,02 4,34

12 Panama 48,01 40,89 5,06

13 Bolivia 55,73 48,22 5,07

14 Paraguay 44,83 37,53 5,30

15 Trinidad and Tobago 18,70 17,55 0,98

16 El Salvador 13,26 11,08 1,97

17 Honduras 17,11 10,22 6,25

18 Jamaica 8,55 7,60 0,89

19 Nicaragua 25,93 20,58 4,44

20 Haiti 27,74 22,52 4,25

21 Bahamas 6,45 1,69 4,68

22 Suriname 21,30 18,08 2,73

23 Guyana 32,35 30,12 1,72

24 Cape Verde 12,92 10,37 2,32

25 Belize 16,26 8,10 7,55

Sumber : IMF, World Bank, CEPII (2015)

Negara Selatan Selatan di kawasan Amerika yang masuk dalam 5

besar negara dengan pertumbuhan PDB tertinggi adalah Bolivia, Panama,

Paraguay, Uruguay, dan Costa Rica. Sementara itu, 5 besar negara

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 19

dengan pertumbuhan PDB per kapita tertinggi adalah Bolivia, Uruguay,

Panama, Paraguay, dan Peru.

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 20

IV. ANALISIS KINERJA PERDAGANGAN NEGARA

SELATAN SELATAN

Kinerja perdagangan antar negara Selatan Selatan menunjukkan

potensi ekspor serta peluang kerjasama Indonesia dengan negara-negara

di kawasan tersebut masih bisa terus ditingkatkan. Pada bab ini dibahas

tentang kinerja perdagangan Indonesia dengan negara di Selatan Selatan

di tiga (3) kawasan yaitu Asia, Amerika, dan Afrika (Sub Sahara).

Ekspor Indonesia ke negara Selatan Selatan didominasi oleh sektor

non migas. Pada tahun 2014 ekspor ke negara Selatan Selatan mencapai

USD 6,2 miliar, terdiri dari ekspor non migas sebesar USD 6,2 miliar

sementara ekspor migas sebesar USD 0,8 juta. Sebaliknya, impor

Indonesia dari negara Selatan Selatan didominasi oleh sektor migas. Pada

tahun 2014, impor dari negara Selatan Selatan mencapai USD 5,5 miliar,

terdiri dari impor migas sebesar USD 4,0 miliar dan impor non migas

sebesar USD 1,5 miliar (BPS, 2015).

Selama 2010-2014 neraca perdagangan migas Indonesia dengan

negara Selatan Selatan mengalami defisit, sementara neraca

perdagangan non migas mengalami surplus. Tahun 2014, neraca

perdagangan Indonesia surplus USD 774,2 juta, terdiri dari defisit

perdagangan migas sebesar USD 4,0 miliar dan surplus perdagangan non

migas sebesar USD 4,8 miliar. Pada tahun 2014, negara terbesar

penyumbang surplus perdagangan total Indonesia dengan Selatan

Selatan antara lain Mesir dan Djibouti, sedangkan penyumbang defisit

perdagangan terbesar antara lain Nigeria, Pantai Gading, dan Aljazair

(BPS, 2015).

Sementara itu, negara penyumbang surplus perdagangan non

migas Indonesia dengan negara Selatan Selatan antara lain Mesir,

Djibouti, dan Nigeria, sedangkan penyumbang defisit perdagangan non

migas terbesar antara lain Pantai Gading, Maroko, Burkina Faso, dan Mali.

Negara tujuan utama ekspor non migas Indonesia ke negara Selatan

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 21

Selatan pada tahun 2014 antara lain negara Selatan Selatan, Mesir, dan

Nigeria (BPS, 2015).

Target ekspor 2019 untuk negara Selatan Selatan sebesar USD

17,3 miliar. Target terbesar ditujukan untuk negara Afrika Selatan (USD

4,5 miliar), Mesir (USD 3,6 miliar) dan Nigeria (USD 1,7 miliar). Ekspor

produk Manufaktur Indonesia ke negara Selatan Selatan pada tahun 2014

sebesar USD 2,7 miliar (pangsa 27,9%) dan produk Primer sebesar USD

3,5 miliar (pangsa 36,1%). Ekspor produk Manufaktur didominasi oleh

Produk kimia dengan pangsa 6,8% dan Unclassified Manufacture dengan

pangsa 6,4%. Sementara itu, produk Primer didominasi oleh CPO dan

Turunannya dengan pangsa 29,3%.

4.1 Kinerja Perdagangan Negara Selatan Selatan di Kawasan Asia

dengan Dunia

Perdagangan negara Selatan Selatan dengan dunia, menunjukkan

potensi negara tersebut untuk melakukan perdagangan dengan Indonesia.

Nilai impor negara Selatan Selatan dari dunia menunjukkan kemampuan

negara tersebut menyerap produk ekspor dari negara lain termasuk

Indonesia. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai perdagangan

periode 2010-2013 antar negara-negara Asia Selatan sangat beragam.

Ekspor terendah sebesar USD 0,43 miliar dilakukan oleh Afganistan dan

tertinggi USD 1.933,49 miliar dilakukan oleh R.R. Tiongkok. Demikian juga

untuk impor terendah sebesar USD 3,38 miliar dilakukan oleh Brunei dan

tertinggi USD 1.726,90 miliar dilakukan oleh R.R. Tiongkok.

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai perdagangan periode

2010-2013 antar negara Selatan Selatan di kawasan Asia sangat

beragam. Ekspor terendah sebesar USD 0,43 miliar dilakukan oleh

Afganistan dan tertinggi USD 1.933,49 miliar dilakukan oleh R.R.

Tiongkok. Demikian juga untuk impor terendah sebesar USD 3,38 miliar

dilakukan oleh Brunei dan tertinggi USD 1.726,90 miliar dilakukan oleh

R.R. Tiongkok.

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 22

Tabel 4. 1. Rata-rata Nilai Neraca Perdagangan Negara Selatan Selatan Kawasan Asia ke Dunia 2010-2013

NO Negara

Ekspor ke Dunia (USD Miliar)

Impor dari Dunia (USD

Miliar)

Neraca Perdagangan (USD Miliar)

Impor dari Indonesia

(USD Miliar)

Pangsa Impor dari

Indonesia (%)

1 R.R. Tiongkok 1.933,49 1.726,90 206,59 28.87 1.80

2 India 287,02 441,86 -154,85 13.18 2.97

3 Indonesia 183,46 172,85 10,61 - -

4 Arab Saudi 344,91 139,44 205,47 1.60 1.14

5 Uni Emirat Arab 209,02 203,93 5,09 1.63 1.10

6 Thailand 220,55 227,29 -6,74 7.30 3.24

7 Rep Iran 90,72 55,57 35,15 0.05 0.03

8 Malaysia 220,39 188,54 31,84 9.89 5.28

9 Singapore 395,00 357,33 37,68 18.89 5.29

10 Philippines 51,38 63,15 -11,77 2.71 4.28

11 Pakistan 24,12 42,18 -18,05 1.04 2.45

12 Iraq 77,53 34,34 43,19 0.07 0.22

13 Qatar 115,04 24,72 90,32 0.04 0.55

14 Kuwait 98,52 26,09 72,43 0.05 0.72

15 Vietnam 103,93 109,35 -5,42 2.19 2.03

16 Bangladesh 25,40 34,47 -9,07 1.00 5.87

17 Oman 45,64 26,52 19,12 0.10 0.62

18 Sri Lanka 9,42 16,97 -7,54 0.35 2.06

19 Lebanon 4,23 20,13 -15,90 0.08 0.42

20 Rep. Yaman 6,89 10,96 -4,06 0.12 1.03

21 Jordan 7,70 18,95 -11,26 0.12 0.62

22 Bahrain 16,30 18,47 -2,17 0.06 0.34

23 Afghanistan 0,43 6,58 -6,15 0.02 0.31

24 Nepal 0,88 5,88 -5,00 0.12 2.10

25 Brunai Darussalam 11,61 3,38 8,23 0.06 3.32

Sumber: WITS, diolah (2015)

Baik ekspor maupun impor, R.R. Tiongkok merupakan yang

tertinggi di kawasan Asia selama kurun waktu 2010-2013. Nilai

perdagangan R.R. Tiongkok dengan dunia nilainya 10 kali lipat

perdagangan Indonesia dengan dunia. Ekspor tertinggi kedua oleh

Singapura, dan impor oleh India.

Neraca perdagangan surplus tertinggi diperoleh R.R. Tiongkok dan

Saudi Arabia (masing-masing sekitar USD 206 dan USD 205 miliar),

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 23

sebaliknya defisit tertinggi dialami oleh India (defisit sebesar -154,85

miliar). Kinerja perdagangan Indonesia dengan dunia mengalami surplus

sebesar USD 10,61 miliar, masih jauh dibawah R.R. Tiongkok.

Negara Selatan Selatan memiliki potensi dan peluang sebagai mitra

dagang Indonesia untuk produk manufaktur. Negara yang potensial adalah

negara yang saat ini telah menjadi tujuan ekspor Indonesia. Sedangkan

negara yang memiliki peluang adalah negara yang dengan nilai impor dari

dunia tinggi, namun impor dari Indonesia masih relatif rendah.

Negara Selatan Selatan di Asia yang potensial adalah R. R.

Tiongkok, India, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Sedangkan negara

yang berpeluang adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Filipina, Pakistan

dan Vietnam.

4.2 Kinerja Perdagangan Negara Selatan Selatan di Kawasan

Afrika (Sub Sahara) dengan Dunia

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata nilai perdagangan periode

2010-2013 antar negara Selatan Selatan di kawasan Afrika dengan dunia

sangat beragam. Negara dengan ekspor terendah adalah Uganda dengan

nilai rata-rata sebesar USD 2,14 miliar selama 2010-2013. Sementara itu,

ekspor Nigeria merupakan yang tertinggi dengan nilai rata-rata ekspor

sebesar USD 111,48 miliar. Di sisi lain, negara yang melakukan impor

terendah di kawasan tersebut adalah Chad. Nilai rata-rata impor Chad

seama 2010-2013 hanya sebesar USD 1,02 miliar. Sedangkan impor

tertinggi dilakukan oleh negara Afrika Selatan dengan nilai rata-rata

mencapai USD 98,31 miliar selama 2010-2013 (Tabel 4.2).

Rata-rata perdagangan 25 negara Selatan Selatan di kawasan

Afrika dengan dunia selama 2010-2013 mengalami surplus sebesar USD

78,2 miliar. Surplus tertinggi disumbang oleh negara Nigeria, dengan rata-

rata surplus perdagangan mencapai USD 64,31 miliar selama periode

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 24

tersebut. Surplus tersebut bahkan lebih besar dari surplus perdagangan

Indonesia dengan dunia yang mencapai USD 10,61 miliar. Sementara itu,

negara dengan defisit perdagangan terbesar adalah Mesir, dengan rata-

rata defisit perdagangan mencapai USD 33,9 miliar (Tabel 4.2).

Tabel 4.2. Rata-rata Nilai Neraca Perdagangan Negara Selatan Selatan Kawasan Afrika ke Dunia

NO NEGARA Ekspor ke

Dunia (USD Miliar)

Impor dari Dunia (USD

Miliar)

Neraca Perdagangan (USD Miliar)

Impor dari Indonesia

(USD Miliar)

Pangsa Impor dari Indonesia

(%)

1 Nigeria 111,48 47,17 64,31 0.10 0.23

2 Afrika Selatan 96,14 98,31 -2,17 0.85 0.87

3 Mesir 29,03 62,95 -33,93 0.78 1.23

4 Aljazair 67,09 48,37 18,71 0.25 0.53

5 Angola 66,49 19,16 47,33 0.14 0.74

6 Maroko 20,70 42,40 -21,71 0.11 0.25

7 Libya 38,98 17,16 21,82 0.03 0.15

8 Sudan 7,75 9,38 -1,63 0.04 0.56

9 Kenya 4,14 10,88 -6,74 0.22 3.00

10 Ghana 12,95 11,76 1,19 0.12 1.05

11 Ethiopia 2,98 11,08 -8,10 0.25 2.13

12 Tunisia 17,09 23,73 -6,64 0.10 0.40

13 Tanzania 4,69 10,86 -6,17 0.19 1.75

14 Congo, Dem. Rep. 6,77 5,65 1,12 0.03 0.44

15 Pantai Gading 11,07 9,21 1,86 0.07 0.74

16 Kamerun 3,83 6,09 -2,26 0.03 0.62

17 Zambia 9,04 7,87 1,17 0.03 0.30

18 Uganda 2,14 5,54 -3,40 0.19 3.32

19 Gabon 9,50 3,49 6,01 0.01 0.29

20 Mozambik 3,34 6,54 -3,20 0.03 0.65

21 Equatorial Guinea 13,23 3,48 9,75 0.00 0.13

22 Senegal 2,48 5,95 -3,47 0.02 0.39

23 Botswana 6,03 7,10 -1,07 0.00 0.01

24 Congo, Rep. 9,66 6,78 2,88 0.02 0.31

25 Chad 3,38 1,02 2,36 0.00 0.10

Sumber: WITS, diolah(2015)

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 25

Berdasarkan kriteria negara yang potensial adalah negara yang

saat ini telah menjadi tujuan ekspor Indonesia, maka negara Selatan

Selatan di Afrika yang potensial adalah Nigeria, Mesir, Aljazair, Angola,

Sudan. Sementara Afrika Selatan, Maroko, Sudan, Kenya, Tunisia, dan

Ghana adalah negara yang memiliki peluang bekerjasama dengan

Indonesia karena nilai impor dari dunia tinggi, namun impor dari Indonesia

masih relatif rendah.

4.3 Kinerja Perdagangan Negara Selatan Selatan di Kawasan

Amerika dengan Dunia

Tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa rata-rata nilai perdagangan

periode 2010-2013 antara negara Selatan Selatan di kawasan Amerika

dengan dunia juga sangat beragam. Berdasarkan data tersebut, nilai

ekspor Brazil ke dunia jauh lebih tinggi dibandingkan 24 negara lainnya.

Nilai rata-rata ekspor Brazil selama 2010-2013 dengan dunia mencapai

USD 234,54 miliar. Sementara itu, negara dengan nilai rata-rata ekspor

terendah selama periode tersebut, yaitu sebesar USD 0,06 miliar, adalah

negara Cape Verde. Bila dilihat dari sisi impor, Brazil juga merupakan

negara dengan nilai impor terbesar dari dunia, dengan rata-rata impor dari

dunia mencapai USD 217,37 miliar selama 2010-2013. Selan itu Cape

Verde juga merupakan negara dengan nilai rata-rata impor terendah yaitu

sebesar USD 0,79 miliar (Tabel 4.3).

Rata-rata perdagangan 25 negara Selatan Selatan di kawasan

Amerika dengan dunia selama 2010-2013 mengalami surplus sebesar

USD 22,23 miliar. Surplus tertinggi disumbang oleh negara Venezuela,

dengan rata-rata surplus perdagangan mencapai USD 38,99 miliar selama

2010-2013. Surplus tersebut juga lebih besar dari surplus perdagangan

Indonesia dengan dunia yang mencapai USD 10,61 miliar. Sementara itu,

negara dengan defisit perdagangan terbesar adalah Republik Dominika,

dengan rata-rata defisit perdagangan mencapai USD 10,64 miliar. Negara

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 26

Selatan Selatan di Amerika yang potensial adalah Brazil, Argentina,

Kolombia, Chile dan Peru. Negara yang berpeluang adalah Venezuela,

Ekuador, Guatemala, Costa Rica dan Panama (Tabel 4.3).

Tabel 4.3. Rata-rata Nilai Neraca Perdagangan Negara Selatan Selatan Kawasan Amerika ke Dunia

NO Negara

Ekspor ke Dunia (USD Miliar)

Impor dari Dunia (USD Miliar)

Neraca Perdagangan (USD Miliar)

Impor dari Indonesia

(USD Miliar)

Pangsa Impor dari Indonesia

(%)

1 Brazil 234,54 217,37 17,17 1.69 0.79

2 Argentina 77,45 68,32 9,13 0.35 0.52

3 Venezuela 85,26 46,27 38,99 0.10 0.23

4 Colombia 53,97 53,21 0,76 0.20 0.38

5 Chile 76,80 73,29 3,51 0.22 0.31

6 Peru 42,16 38,35 3,81 0.20 0.51

7 Ekuador 22,16 24,28 -2,12 0.07 0.30

8 RepublikDominik 6,50 17,14 -10,64 0.03 0.17

9 Uruguay 8,10 10,66 -2,56 0.04 0.35

10 Guatemala 9,70 16,23 -6,53 0.03 0.15

11 Costa Rica 10,50 17,17 -6,67 0.02 0.12

12 Panama 6,80 16,05 -9,24 0.07 0.40

13 Bolivia 10,03 7,87 2,16 0.03 0.32

14 Paraguay 7,74 11,52 -3,78 0.02 0.18

15 Trinidad and Tobago 17,37 6,75 10,62 0.01 6.45

16 El Salvador 5,16 9,86 -4,70 0.02 0.19

17 Honduras 3,81 8,17 -4,36 0.01 0.75

18 Jamaika 1,56 6,11 -4,56 0.01 0.22

19 Nicaragua 3,32 5,19 -1,87 0.01 0.17

20 Haiti 0,90 3,50 -2,60 0.04 1.13

21 Bahamas 0,75 3,32 -2,57 0.00 0.01

22 Suriname 1,70 1,59 0,12 0.00 0.20

23 Guyana 1,09 1,72 -0,63 0.00 0.10

24 Cape Verde 0,06 0,79 -0,73 0.00 0.14

25 Belize 0,36 0,84 -0,48 0.00 0.08

Sumber : WITS, diolah(2015)

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 27

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI IMPOR

PRODUKI MANUFAKTUR NEGARA SELATAN SELATAN

DARI INDONESIA

Lima besar produk ekspor unggulan Indonesia ke negara Selatan

Selatan kawasan Amerika, Asia dan Afrika beberapa ada yang sama.

Produk elektronik, kimia, tekstil menjadi produk ekspor unggulan di tiga

kawasan yang diteliti. Otomotif menjadi produk unggulan di kawasan

Amerika dan Asia. Mesin-mesin menjadi produk unggulan di kawasan Asia

dan Afrika. Alas kaki menjadi produk unggulan di kawasan Amerika dan

kertas menjadi produk unggulan di kawasan Afrika (Sub Sahara).

Determinan impor negara di kawasan Selatan Selatan dari

Indonesia dianalisis menggunakan metode analisis data panel statis

dengan model gravity. Spesifikasi model gravity yang digunakan

didasarkan pada teori permintaan. Berdasarkan penelitian Baier dan

Bergstrand (2007), perdagangan antar Negara dipengaruhi oleh ukuran

ekonomi dan jarak antar negara. Sementara itu, Ibrahim (2012) secara

empiris mengkonfirmasi bahwa ada hubungan yang signifikan antara nilai

ekspor dengan PDB mitra dagang dan nilai tukar riil.

Perumusan model ini digunakan untuk menganalisis determinan

ekonomi dan non ekonomi lainnya dalam rentang waktu 2009-2013.

Variabel dependent yang digunakan adalah nilai impor produk manufaktur

Selatan Selatan dari Indonesia, sementara itu variabel independent yang

digunakan adalah populasi negara tujuan ekspor (LNPOP), PDB riil

negara tujuan ekspor (LNPDB), jarak ekonomi antara ibukota negara

(LNECODISTANCE), dan nilai tukar riil (LNXRATE). Determinan yang

mempengaruhi impor produk berbeda antar kawasan.

Tingkat keakuratan gravity model untuk menduga nilai ekspor,

ditunjukkan oleh nilai R2 (koefisien regresi) yang nilainya berkisar antara 0

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 28

sampai 1. Makin besar nilai R2 tingkat ketepatan model untuk menduga

makin tinggi.

5.1. Determinan Impor Produk Negara Selatan Selatan Kawasan

Asia dari Indonesia

Hasil analisis model gravity lima produk terbesar ke ke negara

Selatan Selatan di kawasan Asia memiliki nilai R2 yang tinggi. Nilai R2

terkecil pada Produk kimia yaitu 0,96. Nilai R2 tersebut menunjukkan

bahwa nilai impor produk kimia 96% dapat dijelaskan oleh variable dalam

model. Sisanya sebesar 4% dijelaskan oleh variable di luar model. Nilai R2

terbesar dihasilkan pada model penduga nilai impor elektronik, otomotif

dan produk tekstil yaitu sebesar 0,99 yang artinya hanya 1% perilaku

impor elektronik, otomotif dan produk tekstil yang tidak dapat diduga

dengan model gravity yang dihasilkan (Tabel 5.1).

Tabel 5.1 Koefisien Variabel Penduga Permintaan Impor Negara Selatan Selatan Kawasan Asia dari Indonesia

Komoditi LNPDB LNECODIS

TANCE LNPOP

LNXRAT

E R2

Elektronik 0,95* 1,48*

-0,72* 0,99

Produk Kimia 1,16* 0,83* 0,28 -1,15* 0,96

Otomotif 2,62* 1,19* 4,56* 0,84* 0,99

Produk Tekstil 1,14* 0,58* 0,42* 0,99

Mesin-mesin 0,82* 0,18 0,76 0,98

Keterangan: *) signifikan pada taraf nyata 5%

PDB Riil

Hasil analisis pada model penduga nilai impor lima produk

unggulan Selatan Selatan di kawasan Asia dari Indonesia (Elektronik,

Produk kimia, Otomotif, Produk Tekstil, Mesin-mesin), variabel ln PDB

(Gross Domestic Product), seluruhnya berpengaruh nyata dengan nilai

koefisien positif (Tabel 5.1). Artinya semakin tinggi pendapatan negara

importir di kawasan tersebut, impor terhadap 5 produk unggulan dari

Indonesia semakin tinggi.

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 29

Pengaruh perubahan terbesar LNPDB terhadap nilai impor terjadi

pada produk otomotif dengan nilai elastisitas 2,62. Impor produk kimia dan

produk tekstil, juga elastis terhadap PDB, dengan nilai elastisitas masing-

masing 1,16 dan 1,14. Permintaan impor produk otomotif, produk kimia

dan produk tekstil, bersifat elastis terhadap pendapatan negara Selatan

Selatan di kawasan tersebut. Jika pendapatan negara importir naik 1%,

maka permintaan ekspor terhadap produk otomotif, produk kimia dan

produk tekstil meningkat masing-masing sebesar 2,6%; 1,4% dan 1,2%.

Sementara itu elastisitas PDB terhadap elektronik dan mesin-mesin

kurang dari 1, atau tidak elastis. PDB menjadi salah satu indikator untuk

melihat daya beli masyarakat suatu negara.

Jarak Ekonomi (ECODIST)

Sementara dari sisi jarak ekonomi, hasil analisis impor negara

Selatan Selatan kawasan Asia dari Indonesia menunjukkan bahwa jarak

ekonomi berpengaruh signifikan dan nyata terhadap nilai impor elektronik

dan otomotif, sedangkan pada produk kimia, produk tekstil dan mesin-

mesin jarak ekonomi tidak berpengaruh pada nilai impor. Kelima produk

impor negara Selatan Selatan kawasan Asia dari Indonesia menunjukkan

pengaruh yang positif antara jarak ekonomi dengan nilai impor. Artinya

semakin jauh jarak ekonomi, nilai impor makin tinggi. Hasil ini diduga

dipengaruhi oleh tingkat populasi negara-negara di kawasan tersebut yang

cukup tinggi dan lokasi negara tersebut dengan Indonesia yang sama-

sama berada di Asia sehingga biaya impor akan lebih efisien jika

dilakukan dalam skala yang besar.

Populasi (POP)

Hasil analisis impor otomotif dan produk kimia menunjukkan

pengaruh yang positif terhadap tingkat populasi. Hal ini sesuai dengan

teori yang menyatakan jumlah populasi secara nyata dan signifikan akan

mempengaruhi ekspor dengan hubungan yang positif.

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 30

Nilai Tukar Riil (RER)

Terjadinya depresiasi nilai mata uang negara importir menyebabkan

harga barang dari Indonesia di luar negeri seolah-olah menjadi lebih

mahal. Namun pada kenyataannya hal tersebut belum tentu berpengaruh

negatif terhadap nilai impor. Pada hasil gravity model terlihat bahwa

depresiasi nilai tukar mata uang negara tujuan akan menyebabkan impor

produk otomotif, produk tekstil dan mesin-mesin negara Selatan Selatan

kawasan Asia mengalami peningkatan. Namun variabel RER pada

otomotif, produk tekstil dan mesin-mesin memiliki nilai koefisien kurang

dari satu (tidak elastis).

Sementara itu, nilai impor pada produk elektronik dan produk kimia

menunjukkan hubungan yang negatif dengan nilai tukar, hal ini diduga

kedua produk tersebut merupakan kebutuhan sekunder sehingga ketika

terjadi depresiasi mereka mengurangi impornya. Nilai variabel nilai RER

produk kimia sebesar -1,15 mengindikasikan bahwa jika terjadi depresiasi

nilai mata uang negara tersebut terhadap dolar sebesar 1 persen, maka

permintaan imporproduk kimia akan turun sebesar 1,15 persen.

5.2. Determinan Impor Produk Negara Selatan Selatan Kawasan

Afrika (Sub Sahara) dari Indonesia

Tidak berbeda jauh dengan hasil pada impor negara Selatan

Selatan kawasan Asia, gravity model negara Selatan Selatan kawasan

Afrika juga memiliki nilai R2 yang tinggi. Nilai R2 terkecil pada Produk

elektronik yaitu 0,88. Nilai R2 tersebut menunjukkan bahwa nilai impor

produk elektronik 88% dapat dijelaskan oleh variabel dalam model.

Sisanya sebesar 12% dijelaskan oleh variable di luar model. Nilai R2

terbesar dihasilkan pada model penduga nilai impor produk tekstil dan

kertas yaitu sebesar 0,99 yang artinya hanya 1% perilaku impor produk

tekstil dan kertas yang tidak dapat diduga dengan model gravity yang

dihasilkan (Tabel 5.2).

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 31

Tabel 5.2 Koefisien Variabel Penduga Impor Selatan Selatan Kawasan Afrika (Sub Sahara) dari Indonesia

Komoditi LNPDB LNECODIS

TANCE LNPOP

LNXRAT

E R2

Produk Kimia 2,03* 1,64* 0,27 -0,55 0,98

Tekstil 0,33 -0,58** 2,86 0,99

Kertas 2,80* 1,40* 1,08 -8,56* 0,99

Elektronik 5,25* 3,37** -0,52 -13,79** 0,88

Mesin-mesin -1,10* -2,21* 3,19* 0,92

Keterangan: *) signifikan pada taraf nyata 5% **) signifikan pada taraf nyata 10%

Dari lima produk utama manufaktur yang diimpor negara Selatan

Selatan kawasan Afrika dari Indonesia menunjukkan hasil yang bervariasi,

terutama dari sisi pengaruh nilai tikar (RER). Berikut uraian hasil analisis

model gravity untuk produk impor negara Selatan Selatan di kawasan

Afrika dari Indonesia.

PDB Riil

Hasil analisis pada model penduga nilai impor lima produk

manufaktur (produk kimia, produk tekstil, kertas, elektronik dan mesin-

mesin), variable ln PDB (gross domestic product), seluruhnya berpengaruh

nyata kecuali untuk produk tekstil. PDB tidak bepengaruh terhadap impor

produk tekstil. PDB memiliki pengaruh positif terhadap impor Negara

Selatan Selatan di kawasan Afrika, kecuali untuk produk mesin-mesin

(Tabel 5.2). Nilai koefisien PDB riil positif artinya semakin tinggi

pendapatan negara importir di kawasan Afrika, impor terhadap produk-

produk unggulan ekspor dari Indonesia semakin tinggi.

Impor mesin-mesin berhubungan negatif dengan PDB. Semakin

tinggi PDB, impor mesin dari Indonesia semakin berkurang. Diduga,

semakin tinggi PDB, cenderung akan mengimpor mesin dari Negara lain

yang kualitasnya lebih baik.

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 32

Pengaruh perubahan terbesar LNPDB terhadap nilai impor terjadi

pada produk elektronik dengan nilai elastisitas 5,25. Impor kertas dan

produk kimia, juga elastis terhadap PDB, dengan nilai elastisitas masing-

masing 2,80 dan 2,03. Permintaan impor produk elektronik, kertas dan

produk kimia bersifat elastis terhadap pendapatan negara Selatan Selatan

kawasan Afrika. Jika pendapatan negara-negara tersebut naik 1%, maka

permintaan impor produk elektronik, kertas dan produk kimia meningkat

masing-masing sebesar 5,25%; 2,80% dan 2,03%. Sementara itu

elastisitas PDB terhadap produk tekstil kurang dari 1 yang berarti tidak

elastis terhadap nilai impornya.

Jarak Ekonomi (ECODIST)

Hasil analisis impor negara Selatan Selatan kawasan Afrika dari

Indonesia menunjukkan bahwa jarak ekonomiberpengaruh signifikan

terhadap impor semua produk manufaktur yang dianalisis. Jarak ekonomi

berpengaruh negatif terhadap nilai impor produk mesin-mesin dan tekstil di

negara kawasan tersebut. Hasil ini sesuai dengan hipotesa, makin jauh

jarak ekonomi biaya transportasi makin tinggi sehingga impor semakin

berkurang.

Pada produk elektronik, kimia dan produk kertas, jarak ekonomi

berpengaruh positif. Artinya semakin jauh jarak ekonomi, nilai impor makin

tinggi. Diduga impor bahan kimia memerlukan izin khusus dari negara

importir. Disamping itu transportasi bahan kimia dilakukan dengan

kapal/vessel khusus. Sehingga impor bahan kimia dalam jumlah yang

besar ke negara-negara yang jaraknya relatif jauh. Demikian juga untuk

produk elektronik dan kertas, diduga kedua produk ini memiliki daya saing

yang baik dan terjangkau di kawasan tersebut.

Populasi (POP)

Hasil analisis menunjukkan bahwa variable populasi tidak

berpengaruh terhadap impor produk manufakture yang dianalisis ke

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 33

kawasan Afrika. Oleh karena itu variabel populasi tidak menjadi

pertimbangan dalam mengekspor produk manufaktur dari Indonesia

Nilai Tukar Riil (RER)

Hasil analisis menunjukkan bahwa depresiasi nilai tukar mata uang

negara importir tidak berpengaruh terhadap impor produk kimia negara

Selatan Selatan kawasan Afrika dari Indonesia. Depresiasi nilai tukar

secara nyata menyebabkan impor produk elektronik dan kertas dinegara

Selatan Selatan kawasan Afrika menurun dengan elastisitas masing-

masing sebesar -8,56 dan -13,79. Artinya, jika terjadi depresiasi nilai mata

uang negara mitra dagang terhadap dolar sebesar 1 persen, maka volume

impor produk kertas dan elektronikdari Indonesia akan menurun sebesar

8,56% dan 13,79%. Depresiasi nilai tukar menyebabkan harga produk

semakin mahal, sehingga impor berkurang.

Variabel nilai tukar riil pada impor produk tekstil dan mesin-mesin

memiliki nilai koefisien lebih besar dari satu masing-masing sebesar 2,86

dan 3,19. Jika terjadi depresiasi nilai mata uang negara mitra dagang

terhadap dolar sebesar 1%, maka volume impor produk tekstil dan mesin-

mesindari Indonesiaakan meningkat sebesar 2,86% dan 3,19%. Hasil

analisis tidak sesuai dengan hipotesis.

Produk tekstil merupakan produk fashion dan kebutuhan sehari-

hari. Selama memiliki daya beli, impor produk tekstil oleh Negara Selatan

Selatan di Afrika akan selalu meningkat.

Ekspor mesin-mesin Indonesia ke Negara-negara anggota Selatan

Selatan di Afrika, berdasarkan informasi dari FGD terungkap bahwa mesin

yang di ekspor umumnya mesin-mesin pertanian. Sebelum melakukan

ekspor, pemerintah Indonesia memberi bantuan mesin (seperti mesin

traktor), yang diikuti dengan pendampingan oleh para ahli. Sebagai

contoh pemerintah Indonesia telah mengirimkan para ahli dan

memberikan bantuan peralatan mesin pertanian berupa hand tractor sejak

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 34

tahun 1995 sampai dengan 2014 (total sebanyak 25 buah) dan 1 unit

pompa air yang merupakan realisasi kerjasama bilateral Tanzania dengan

Indonesia di bidang pertanian dan komitmen pemerintah untuk

mendukung peningkatan produktifitas pangan di Tanzania. Setelah

diberikan bimbingan teknis dan pendampingan terhadap penggunaan

mesin-mesin pertanian, permintaan impor mesin dari Indonesia meningkat,

karena menjadi kebutuhan petani meskipun nilai tukar Negara negara

anggota Selatan Selatan kawasan Afrika terdepresiasi.

5.3. Determinan Impor Produk Negara Selatan Selatan Kawasan

Amerika dari Indonesia

Secara umum model gravity yang dihasilkan memiliki tingkat

ketepatan tinggi yang dicerminkan oleh nilai R2 diatas 0,85. Nilai R2

terkecil 0,87 yaitu pada model otomotif. Nilai R2 tersebut menunjukkan

bahwa nilai impor otomotif 87% dapat dijelaskan oleh variabel dalam

model. Sisanya sebesar 13% dijelaskan oleh variabel di luar model. Nilai

R2 terbesar pada model penduga nilai impor TPT, yaitu sebesar 0,99 yang

berarti hanya 1% perilaku ekspor produk kimia tidak dapat diduga dengan

model gravity yang dihasilkan (Tabel 5.3).

Tabel 5.3 Koefisien Variabel Penduga Impor Selatan Selatan Kawasan Amerika dariIndonesia

Komoditi LNPDB LNECODIS

TANCE LNPOP

LNXRAT

E R2

Produk tekstil 0,52* 0,65* 2,72* 0,02 0,99

Otomotif 2,73* -1,24** 5,19* 0,67** 0,87

Alas kaki 3,20* -0,72 -11,46** 2,79* 0,93

Elektronik 0,76** -1,27* 2,31 1,55* 0,88

Produk kimia 2,32* 1,64* 0,99* 0,94

Keterangan: *) signifikan pada taraf nyata 5%

**) 10% signifikan pada taraf nyata 10%

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 35

PDB Riil

Hasil analisis pada model penduga nilai impor lima produk

manufaktur (TPT, otomotif, alas kaki, elektronik dan produk kimia), variabel

ln PDB (Gross Domestic Product), seluruhnya berpengaruh nyata dengan

nilai koefisien positif (Tabel 5.3). Artinya semakin tinggi pendapatan

negara Selatan Selatan di kawasan Amerika, impor terhadap 5 produk

unggulan ekspor dari Indonesia semakin tinggi.

Pengaruh perubahan terbesar LNPDB terhadap nilai impor terjadi

pada produk alas kakidengan nilai elastisitas 3,20. Impor produk kimia dan

produk otomotif, juga elastis terhadap PDB, dengan nilai elastisitas

masing-masing 2,3 dan 2,7. Permintaan impor alas kaki, produk kimia dan

otomotif, bersifat elastis terhadap pendapatan negara importir. Jika

pendapatan negara importir naik 1%, maka permintaan alas kaki, produk

kimia dan otomotif meningkat masing-masing sebesar 3,2%; 2,3% dan

2,7%. Sementara itu elastisitas PDB terhadap produk tekstil dan elektronik

kurang dari 1, atau tidak elastis.PDB suatu negara merupakan salah satu

indikator ukuran (size negara), yang menunjukkan daya beli masyarakat

suatu negara.

Jarak Ekonomi (ECODIST)

Salvatore (1993) menyebutkan bahwa adanya biaya transportasi

berdampak pada penurunan volume ekspor. Biaya transportasi akan

mendorong tingkat harga yang diterima oleh konsumen di negara importir

menjadi lebih mahal. Semakin jauh jarak antara negara pengekspor dan

negara pengimpor, maka akan menyebabkan biaya transportasi semakin

mahal. Harga yang tinggi akan menyebabkan daya saing produk menjadi

turun, sehingga jumlah komoditi yang diminta juga mengalami penurunan.

Penelitian yang dilakukan Gul dan Yasin (2011) serta Disder dan Head

Page 43: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 36

(2006) menunjukkan bahwa variabel jarak ekonomi dan nilai ekspor

memiliki hubungan yang negatif.

Hasil analisis impor negara Selatan Selatan di kawasan Amerika

dari Indonesia menunjukkan bahwa jarak ekonomiberpengaruh signifikan

dan nyata terhadap nilai ekspor otomotif, elektronik dan produk kimia,

namun tidak berpengaruh pada ekspor produk alas kaki. Pada produk

otomotif, dan elektronik, jarak ekonomi berpengaruh negatif terhadap nilai

impor. Hasil ini sesuai dengan hipotesa, makin jauh jarak ekonomi biaya

transportasi makin tinggi sehingga impor semakin berkurang.

Pada produk TPT dan kimia, jarak ekonomi berpengaruh positif.

Artinya semakin jauh jarak ekonomi, nilai impor makin tinggi. Diduga

ekspor bahan kimia memerlukan izin khusus negara importir. Disamping

itu transportasi bahan kimia dilakukan dengan kapal/vessel khusus.

Sehingga ekspor bahan kimia dalam jumlah yang besar ke negara-negara

importir spesifik yang jaraknya relatif jauh. Sementara itu, produk TPT

berkaitan dengan kebutuhan fashion antar negara yang memiliki selera

berbeda. Tidak semua negara di kawasan Amerika memiliki ketertarikan

yang sama terhadap produk TPT Indonesia.

Populasi (POP)

Populasi penduduk negara importir dapat mempengaruhi ekspor

dari dua sisi yaitu dari segi penawaran maupun permintaan. Pada sisi

penawaran, pertambahan jumlah populasi dapat memenuhi kebutuhan

tenaga kerja untuk sektor-sektor tertentu yang membutuhkan tenaga

manusia dalam melakukan kegiatan produksi. Sementara itu pada sisi

permintaan, pertumbuhan populasi akan dapat mendorong peningkatan

konsumsi baik terhadap komoditi dalam negeri maupun luar negeri. Oleh

karena itu, pertambahan penduduk akan mendorong peningkatan jumlah

barang impor yang diminta.

Page 44: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 37

Hasil analisis impor produk TPT dan otomotif menunjukkan hal yang

sesuai dengan teori tersebut, dimana variabel jumlah populasi secara

nyata dan signifikan mempengaruhi impor dengan hubungan yang positif.

Namun pada impor produk alas kaki, dengan variabel populasi penduduk

negara importir memiliki hubungan negatif. Alas kaki yang diekspor

Indonesia memiliki spesifikasi khusus, yaitu dominan untuk orang dewasa.

negara Selatan Selatan di kawasan Amerika dengan populasi penduduk

tinggi, umumnya struktur penduduk didominasi oleh usia muda yang tidak

memerlukan jenis alas kaki yang di ekspor dari Indonesia.

Nilai Tukar Riil (RER)

Nilai tukar riil menyatakan tingkat dimana pelaku ekonomi dapat

memperdagangkan barang-barang dari suatu negara dari (dan ke) negara

lain. Nilai tukar riil juga disebut terms of trade (Mankiw 2007). Pada

analisis ini nilai tukar yang digunakan dalam mata uang negara mitra

terhadap USD. Dengan demikian, apabila hasil estimasi menunjukkan

tanda positif, diartikan bahwa kondisi tersebut adalah depresiasi. Begitu

pula sebaliknya, tanda negatif menunjukkan terjadinya apresiasi.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2013)

menunjukkan bahwa apresiasi nilai rupiah akan menurunkan ekspor

produk Indonesia, atau sebaliknya depresiasi nilai rupiah terhadap dolar

akan dapat meningkatkan ekspor dari Indonesia. Krugman (2012) juga

menyebutkan bahwa pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap mata

uang asing (depresiasi nilai tukar) akan berdampak pada peningkatan

volume ekspor.

Depresiasi mata uang membuat harga barang ekspor Indonesia di

tingkat internasional seolah-olah menjadi lebih murah. Sebagaimana

hukum permintaan, penurunan harga akan direspon oleh peningkatan

jumlah barang yang diminta (dengan asumsi barang tersebut adalah

barang normal dan cateris paribus). Ketika harga yang diterima oleh

importir seolah-olah lebih murah, maka jumlah barang ekspor yang diminta

Page 45: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 38

menjadi lebih tinggi. Namun dalam kondisi nyata, pengaruh perubahan

nilai tukar dapat memberikan pengaruh yang berbeda-beda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa depresiasi nilai tukar mata uang

negara mitra akan menyebabkan impor negara Selatan Selatan kawasan

Amerika untuk semua produk yang dianalisis meningkat. Namun pada

produk TPT tidak berpengaruh nyata. Lima produk impor Negara anggota

Selatan Selatan kawasan Amerika dari Indonesia merupakan kebutuhan

sehari-hari yang daya substitusinya rendah sehingga meskipun terjadi

depresiasi nilai tukar mitra terhadap USD permintaan tetap tinggi.

Sedangkan pada produk kimia, pengaruh nilai tukar yang tidak

elastis terhadap ekspor, karena permintaan negara importir yang relatif

stabil. Penggunaan produk kimia umumnya sebagai tambahan dan

penggunaannya relatif sedikituntuk memproduksi produk manufaktur

turunannya. Sehingga permintaan produk kimia negara importir tergantung

dari produksi produk turunannya. Meskipun terjadi depresiasi permintaan

tetap tinggi.

5.4 Hambatan dalam memasuki pasar ekspor Selatan Selatan

Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di Negara anggota

kerjasama Selatan Selatan, belum banyak dimanfaatkan oleh Negara

anggotanya termasuk Indonesia.

Dari hasil survei ke beberapa eksportir di Palembang, Bandung dan

Jogjakarta serta hasil diskusi terbatas dengan staff Kementrian Luar

Negeri diperoleh informasi tentang beberapa hambatan dalam

meningkatkan ekspor ke kawasan Selatan Selatan.

1. Ketatnya regulasi (policy barrier) di negara tujuan ekspor, terutama

untuk produk obat-obatan.

2. Kurangnya informasi mengenai regulasi di negara tujuan ekspor.

Page 46: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 39

3. Dokumentasi ekspor yang rumit dan detail.

4. Kurangnya pengetahuan mengenai peluang, riset, dan informasi

pasar.

5. Kurangnya informasi spesifik mengenai agen dan distributor/pembeli.

6. Kurangnya pengetahuan mengenai harga produk.

7. Masalah bahasa untuk komunikasi dengan agen, yaitu Bahasa

Inggris dan Portugis.

8. Permintaan impor dari India dan Afrika Selatan cenderung

berfluktuatif dan tidak konsisten jumlah permintaan setiap tahunnya.

9. Hambatan proteksi sangat ketat khususnya di negara Selatan

Selatankawasan Amerika dan Afrika dibandingkan dengan kawasan

lainnya.

10. Masih sulit bersaing dengan negara pesaing yang sudah menguasai

pasar Selatan Selatan, yaitu RRT dan Vietnam.

11. Kekhawatiran terhadap sistem pembayaran terutama dari negara

kawasan Afrika, karena belum ada bank ekspor-impor.

12. Teknologi transportasi relatif rendah, kalah dengan Negara

kompetiror. Sebagai ilustrasi biaya transportasi ke Amerika Latin

mencapai USD600 per container, lebih tinggi dibandingkan Malaysia

yang hanya USD415.

Jika dibandingkan dengan kerjasama regional lainnya, intra regional

trade Selatan Selatan masih rendah, bahkan diantara anggotanya masih

saling berkompetisi. Padahal ASEAN+3 intra regional trade sebesar

mencapai 60%, dan intra regional trade Eropa mencapai 75%. Capaian

yang tinggi di Eropa tersebut karena kerjasama Eropa menggunakan

strategi comprehensive regional integration, jadi tidak hanya di bidang

Page 47: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 40

perdagangan.Bimbingan teknis dan bantuan mesin yang sudah diinisiasi

pemerintah Indonesia ke beberapa Negara di Afrika, merupakan salah

satu jalan menuju comprehensive regional integration yang bisa di

replikasi ke Negara Negara anggota Selatan Selatan kawasan Amerika

dan dan Asia.

Misi dagang ke Selatan Selatan perlu lebih ditingkatkan. Selama ini

misi dagang lebih terkonsentrasi di Negara-negara tradisionil. Perlu ada

kerjasama Kementerian Perdagangan dengan Duta Besar di tiap Negara

untuk terkait dengan market intelegent, display centre dan sebagainya.

Page 48: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 41

VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1. Kesimpulan

1. Negara Selatan Selatan yang berpotensi dan berpeluang untuk

ditingkatkan ekspornya dibedakan berdasarkan kawasan, sebagai

berikut:

- Asia: Negara potensial adalah RR Tiongkok, India, Thailand,

Malaysia, dan Singapura. Negara yang berpeluang adalah Arab

Saudi, Uni Emirat Arab, Filipina, Pakistan dan Vietnam

- Sub-Sahara: Negara potensial adalah Nigeria, Mesir, Aljazair,

Angola, Sudan. Negara yang berpeluang adalah Afrika Selatan,

Maroko, Sudan, Kenya Tunisia, dan Ghana.

- Amerika: Negara potensial adalah Brazil, Argentina, Kolombia,

Chile dan Peru. Negara yang berpeluang adalah Venezuela,

Ekuador, Guatemala, Costa Rica dan Panama.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan di negara Selatan

Selatan adalah:

- Produk Domestik Bruto (PDB): berpengaruh positif terhadap

impor seluruh produk elektronik yang diteliti, kecuali untuk

impor mesin di kawasan Sub Sahara (Afrika). Faktor PDB

elastis terhadap impor produk tekstil, otomotif, dan Kimia di

pasar kawasan Amerika dan Asia; serta produk kimia, kertas

dan elektronik di pasar Sub-Sahara (Afrika).

- Faktor jarak ekonomi (economic distance), berpengaruh positif

terhadap impor produk manufaktur, kecuali untuk impor

Otomotif dan alas kaki (di pasar Amerika), tekstil dan mesin di

Sub Sahara.

- Faktor populasi penduduk negara tujuan dengan terhadap

impor komoditi manufaktur: berpengaruh positif dan elastis

terhadap impor otomotif, alas kaki dan elektronik di pasar

Page 49: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 42

Amerika; berpengaruh positif dan elastis untuk produk

otomotif, dan tidak elastis untuk produk kimia di pasar Asia;

berpengaruh positif tidak elastis untuk produk kimia dan elatsis

untuk produk kertas, serta berpengaruh negatif tidak elastis

pada produk elektronik di pasar Afrika.

- Nilai tukar rupiah (exchange rate) berpengaruh positif terhadap

impor produk manufaktur kecuali untuk impor produk elektronik

dan kimia di pasar Asia; produk kimia, kertas dan elektronik di

pasar Sub Sahara (Afrika).

- Di negara Selatan Selatan kawasan Asia, faktor nilai tukar riil

negatif untuk impor produk kimia dan elektronik.

- Di negara Selatan Selatan kawasan Afrika, faktor PDB

berpengaruh negatif untuk impor mesin-mesin. Faktor jarak

negatif terhadap ekspor tekstil dan mesin-mesin. Faktor

populasi berpengaruh negatif untuk impor elektronik,

sedangkan nilai tukar negatif terhadap impor produk kimia,

kertas dan elektronik.

- Di negara Selatan Selatan kawasan Amerika,faktor jarak

berpengaruh negatif terhadap impor produk otomotif, alas kaki,

elektronik, sedangkan faktor populasi negatif terhadap impor

alas kaki.

6.2 Rekomendasi

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum PDB dan

populasi berkorelasi positif terhadap nilai impor manufaktur. Hal ini

mengindikasikan bahwa negara Selatan Selatan yang akan dijadikan

sasaran ekspor, harus yang memiliki PDB dan populasi penduduk

yang relatif tinggi. Pemilihan kriteria ini agar pengembangan ekspor

ke negara Selatan Selatan bisa efektif. Kerjasama perdagangan,

dilakukan sebagai bagian kerjasama yang komprehensif dengan

kementerian teknis (comprehensive regional integration).

Page 50: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 43

Disamping kerjasama ekonomi juga ada kerjasama dalam

bidang sosial dan politik. Comprehensive regional integration sangat

diperlukan karena negara anggota Selatan Selatan, adalah negara

berkembang yang menerapkan tariff barrier dan policy barrier yang

relatif tinggi.

Ekspor produk mesin ke Afrika seperti traktor pertanian, yang

sebelumnya diawali dengan kerjasama pembangunan (cooperation

development), patut dijadikan contoh untuk menyasar pasar tujuan

ekspor baru di kawasan Selatan Selatan. Cara lain adalah dengan

memberi bantuan untuk meningkatkan daya beli (purchasing power)

masyarakat, seperti yang dilakukan oleh Jerman ketika ingin

membuka pasar ke Perancis.

Pameran misi dagang ke Selatan Selatan perlu diintensifkan.

Selama ini pameran dagang lebih banyak dilakukan di negara

tradisonal, seperti Amerika Serikat, Jepang dan Eropa. Selain itu

perlu didirikan bank export-import (Exim bank) yang bisa menjangkau

ke negara Selatan Selatan di Afrika untuk mempermudah proses

pembayaran. Pembentukan Kelompok kerja (Pokja) terutama untuk

membuka pasar ke Afrika juga dibutuhkan karena dengan

pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia, Afrika merupakan

potensi pasar baru (Afrika rising, benua masa depan). Pokja tersebut

untuk menangani hambatan perdagangan Indonesia ke negara

Selatan Selatan di kawasan Afrika.

Page 51: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 44

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS). Data Ekspor Impor Indonesia. 2015.

Baier SL dan Bergstrand JH. 2007. Do free trade agreements actually

increase members’ international trade? Journal of International

Economics 71 pp. 72-95.

Baltagi, BH. 2007. Econometric analysis of panel data. (3rd Edition). West

Sussex (GB): John Wiley & Sons, Ltd.

Bhattacharyya and Banerjee. 2006. Does the Gravity Model Explain India’s

Direction of Trade? Indian Institute of Management. Ahmedabad,

India

CEPII. International Data Geodistance. 2015. Diunduh dari

http://www.cepii.fr/cepii/en/bdd_modele/bdd.asp.

Disder AC dan Head K. 2006.The Puzzling Persistence of the Distance

Effect on Bilateral Trade.

Escobar, A. 2011. Encountering Development: The Making and Unmaking

of the Third World. Princeton University Press. New Jersey, USA.

Freemantle S., Stevens J. 2013. BRICS-Africa trade update. Africa | EM10

& Africa 08 October 2013, pp. 1-9.

Ginting AM. 2013. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Ekspor Indonesia.

Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. Vol. 7 No.1, Juli 2013. Jakarta:

Kementerian Perdagangan.

Gul N, Yasin HM. 2011.The Trade Potential of Pakistan: An Application of

the Gravity Model. The Lahore Journal of Economics16:1 (Summer

2011): pp. 23-62.

Page 52: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 45

Head K., Mayer T. 2013. Gravity equations: Workhorse, Toolkit and

Cookbook. Sciences Po Economics Discussion Papers. 2013-02.

Ibrahim, M.A. 2012. Merchandise Export Demand Function For Egypt: A

Panel Data Analysis. Applied Econometrics and International

Development. 12(1): pp. 107-116.

International Monetary Fund (IMF). International Macroeconomic Data.

2015.

International Trade Center (ITC). 2015.Diunduh dari:

http://www.trademap.org/Index.aspx.

Jha S., McCawley P. 2011. South–South Economic Linkages: An

Overview. ADB Economics Working Paper Series No. 270.

Krugman PR, Obstfeld M, Melitz. 2012. International Economics,

Theoryand Policy, Ninth Edition. NJ (US): Addison-Wesley Publising

Company.

Mankiw NG. 2007. Teori Makroekonomi. Edisi Kelima. Jakarta (ID):

Erlangga.

Nicholson W. 2012.Teori Mikroekonomi: Prinsip Dasar dan Perluasan Jilid

1. Edisi 5.Terjemahan. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.

Salvatore D. 1993. International Economics 4th Edition. New York (US):

Macmillan Publishing Company.

Stuenkel, Oliver. 2013. The Financial Crisis, Contested Legitimacy, and

the Genesis of Intra-BRICS Cooperation. Global Governance: A

Review of Multilateralism and International Organizations: October-

December 2013, Vol. 19, No. 4, pp. 611-630.

World Bank. World Development Indicators. 2015. Diunduh dari

http://data.worldbank.org/.

Page 53: ANALISIS HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Hubungan... · South Africa), beberapa negara ASEAN serta negara-negara Arab

Puskadaglu, BP2KP, Kementerian Perdagangan 46

WITS (World Integrated Trade Solution). International Trade Data.

Diunduh dari https://wits.worldbank.org.