86
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG PANJANG (Studi Kasus: Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi) SKRIPSI DEDE SAEPUL KAMIL H34104056 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI DAN PENDAPATAN

USAHATANI KACANG PANJANG (Studi Kasus: Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi)

SKRIPSI

DEDE SAEPUL KAMIL

H34104056

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

ABSTRACT

Long Beans is one commodity that many consumption by society and ranks third from the

types of vegetables that are consumed by the people of Indonesia. One of production center

located in West Java and one of them is Sukabumi Based on the total area harvested vegetables

in Sukabumi, commodity beans were the highest compared to other vegetable crop acreage to

total crop area reached 27 percent of the total area harvested. Sukabumi consists of several sub-

bean commodity producers, one of which is the District Nagrak. However, productivity in Sub

Nagrak beans are low 8 tons per hectare is still below optimum productivity that can reach 15

to 20 tons per hectare.. Based on the above issues it is necessary to analyze what factors

affecting bean productivity levels in Sub Nagrak and whether the farming activities in the

District Nagrak is efficient. Based on the research that has been made known that the value of R

/ C ratio of the farm cash costs were 2.22 and R / C ratio of the total cost of 1.76 so that it can be

said long bean farming activities efficiently and profitably, while production factors that

influence including land, seed, fertilizer urea, TSP / SP 36, NPK, nutitions, labor, whereas no

significant factors are pesticide.

Keywords : Analysis of factors affecting long bean production, long bean farm income,

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

ii

RINGKASAN

DEDE SAEPUL KAMIL.2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang Panjang (Studi Kasus :

Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi), Skripsi. Departemen Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan

NETTI TINAPRILLA).

Peningkatan akan konsumsi sayuran di Indonesia terus digalakan oleh

pemerintah, hal ini dibuktikan dengan adanya program kegiatan September Horti

Ceria 2012 dan adanya pembatasan impor komoditi hortikultura salah satunya

sayuran guna meningkatkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap produksi

komoditi hortikultura khususnya sayuran. Salah satu jenis sayuran yang banyak

dikonsumsi masyarakat adalah kacang panjang yang menempati urutan ketiga dari 21

jenis sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat. Kabupaten Sukabumi merupakan

salah sentra produksi kacang panjang di Jawa Barat, namun dilihat dari tingkat rata-

rata produktivitasnya,

Kabupaten Sukabumi memiliki tingkat produktivitas terendah dibandingkan

dengan kabupaten lainnya. Kecamatan Nagrak merupakan salah satu sentra produksi

kacang panjang di Kabupaten Sukabumi, namun produktivitas rata-rata kacang

panjang di Kecamatan Nagrak masih rendah, menurut anggota PPL rata-rata tingkat

produktivitas kacang panjang mencapai 7,18 ton per hektar masih dibawah

produktivitas optimalnya yang mampu mencapai 15-20 ton per hektar. Adanya

kondisi seperti ini, maka sangat penting untuk mengetahui analisis faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak, dan

selanjutnya akan timbul pertanyaan mengenai pendapatan yang diperoleh petani

kacang panjang di Kecamatan Nagrak.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis

pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani kacang panjang

di Kecamatan Nagrak. Tujuan penelitian ini secara kuhusus antara lain menganalisis

pendapatan usahatani kacang panjang di Kecamatan Nagrak dan menganalisis faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang. Pengambilan sampel

pada penelitian ini adalah secara purposive (sengaja) yaitu sampel dipilih secara

sengaja dengan meminta rekomendasi dari ketua Kelompok Tani Harapan Jaya,

jumlah sampel secara keseluruhan adalah sebanyaka 40 orang.

Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil beberapa faktor yang yang

memepengaruhi usahatani, diantaranya : luas lahan, benih, urea, TSP/SP36, NPK,

pupuk kandang, nutrisi, pestisida, dan tenaga kerja. Benih, TSP/SP 36, NPK, nutrisi

dan tenaga kerja berkorelasi positif dan berpengaruh nyata, sedangkan pestisida

berkorelasi positif namun tidak berpengaruh nyata. Pupuk urea dan pupuk kandang

berkorelasi negatif dan nyata. Berdasarkan aspek pendapatan (pendapatan atas biaya

tunai dan biaya total masing-masing sebesar Rp 22.912.738,7 dan Rp 17.944.453,7

dengan nilai R/C rasio atas biaya tunai yaitu 2,22 dan R/C atas biaya total yaitu 1,76

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

iii

lebih besar dari satu, hal ini menunjukan bahwa kegiatan usahatani kacang panjang di

Kecamatan Nagrak efisien dan menguntugkan.

Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu bahwa produksi usahatani kacang

panjang dipengaruhi oleh luas lahan, benih, urea, TSP/SP 36, NPK, pupuk kandang,

nutrisi, pestisida, dan tenaga kerja. Selain itu, berdasarkan hasil analisis pendapatan

usahatani nilai R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total lebih besar

dari satu yang berarti kegiatan usahatani kacang panjang di Kecamatan Nagrak

efisien dan menguntungkan.

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

iv

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI DAN PENDAPATAN

USAHATANI KACANG PANJANG

(Studi Kasus : Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi)

DEDE SAEPUL KAMIL

H34104056

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

PROGRAM ALIH JENIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

v

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan

Pendapatan Usahatani Kacang Panjang (Studi Kasus :

Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi)

Nama : Dede Saepul Kamil

NIM : H34104056

Menyetujui,

Pembimbing

Dr.Ir.Netti Tinaprilla, MM

Nip 19690410 199512 2 001

Mengetahui :

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr.Ir. Nunung Kusnadi, Ms

Nip 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

vi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang Panjang

(Studi Kasus : Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)” belum pernah diajukan

pada perguruan tinggi lain atau lembaga lain untuk tujuan memperoleh gelar

akademik tertentu. Saya juga menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh pihak lain, kecuali sebagai rujukan yang dinyatakan dalam naskah.

Bogor, Maret 2013

Dede Saepul Kamil

H34104056

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dede Saepul Kamil kelahiran 16 Desember 1988 di

Sukabumi dari Bapak Munawar Jamil dan Ibu Pupu Maspupah sebagai anak pertama

dari tiga bersaudara. Penulis mengawali pendidikan di SDN Pawenang 3 pada Tahun

1995 dan menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 2001. Setelah itu melanjutkan

sekolah ke SMP Negeri 2 Nagrak dan melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1

Cibadak. Pada tahun 2007 penulis diterima pada Program Diploma Institut Pertanian

melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk)

Penulis memperoleh gelar Ahli Madya pada Tahun 2010 dari Program

Keahlian Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur dan Jasa (PPMJ)

dengan predikat sangat memuaskan. Selama menjadi mahasiswa di Diploma IPB,

penulis aktif dalam beberapa kegiatan kepanitiaan Fieldtrip PPMJ 44 dan menjadi

ketua panitia pada kegiatan yang diadakan mata kuliah soft skill goes to Cibodas.

Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan ke Program Sarjana Alih Jenis

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Mannajemen Institut Pertanian Bogor.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT dengan segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usahatani

Kacang Panjang” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan penelitian ini

merupakan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Alih Jenis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor produksi dan

pendapatan usahatani kacang panjang. Hasil penelitian ini diharapkan bisa

memeberikan informasi bagi semua pihak yang berkepentingan. Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan sehingga diperlukan saran dan

kritik demi kesempuranaan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing atas saran dan masukannya serta semua

pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Dede Saepul Kamil

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak yang terkait.

Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada :

1. Dr.Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, mulai dari persiapan hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Dr.Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen evaluator pada saat kolokium/seminar

proposal penelitian yang telah memberikan kritik, saran dan masukan demi

penyempurnaan skripsi ini.

3. Dr.Ir.Anna Fariyanti,MS selaku dosen penguji dalam sidang yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan demi penyempurnaan skripsi ini.

4. Dra. Yusalina, MM selaku penguji komisi akademik yang juga telah member

banyak saran guna perbaikan skripsi ini.

5. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat baik secara moril

maupun materil.

6. Kedua adik tercinta (Virna Yuliantini dan M.Ivan Farhan Jamil) dan seluruh

keluarga besar atas doa, perhatian serta dukungannya.

7. Hendra Fektoria selaku pembahas seminar skripsi atas saran, tukar pikiran, dan

dukungan dalam bersama-sama menyelesaikan skripsi.

8. Dewinta Mia Sari dan Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

9. Seluruh petani responden di Kecamatan Nagrak atas kesediaannya dalam

memberikan data dan informasi yang sangat berguna untuk penelitian ini.

Bogor, Maret 2013

Dede Saepul Kamil

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 8

II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 9

2.1 Gambaran Umum Kacang Panjang ............................................................ 9

2.2 Perkembangan Komoditi Kacang Panjang ................................................. 9

2.3 Analisis Pendapatan Usahatani .................................................................. 10

2.4 Analisis Faktor-Faktor Produksi ................................................................ 11

2.5 Keterkaitan dengan Penelitian Terdahulu .................................................. 12

III KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................... 13

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................................... 13

3.1.1 Konsep Fungsi Produksi ...................................................................... 13

3.1.2 Fungsi Produksi Cobb-Douglass ......................................................... 17

3.1.3 Penerimaan Usahatani ......................................................................... 18

3.1.4 Biaya Usahatani ................................................................................... 19

3.1.5 Pendapatan Usahatani .......................................................................... 20

3.1.6 Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio) .......................... 21

3.1.7 Konsep Usahatani ................................................................................ 21

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................................... 24

IV METODE PENELITIAN ............................................................................ 26

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 26

4.2 Metode Penelitian ....................................................................................... 26

4.3 Metode Pengambilan Sampel ..................................................................... 26

4.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 27

4.5 Jenis Data ................................................................................................... 27

4.5.1 Analisis Fungsi Produksi ...................................................................... 27

4.5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Kacang Panjang ................................... 32

4.5.3 Analisis R/C Rasio ................................................................................. 33

4.5.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 34

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

xi

V GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN.......................................... 36

5.1 Keadaan Umum dan Geografis .................................................................... 36

5.2.Kependudukan dan Mata Pencaharian ......................................................... 36

5.3 Karakteristik Petani Responden ................................................................... 37

5.3.1 Status Usaha ........................................................................................... 37

5.3.2 Usia Responden ..................................................................................... 37

5.3.3 Pendidikan ............................................................................................. 38

5.3.4 Status Lahan ........................................................................................... 38

5.3.5 Pengalaman Usahatani ........................................................................... 39

5.4 Kegiatan Budidaya Kacang Panjang di Lokasi Penelitian ........................... 39

5.4.1 Pengolahan Lahan .................................................................................. 40

5.4.2 Penanaman ............................................................................................. 40

5.4.3 Pemeliharaan .......................................................................................... 41

5.4.4 Panen dan Pasca Panen .......................................................................... 43

VI ANALISIS FAKTOR PRODUKSI KACANG PANJANG ........................ 44

6.1 Analisis Model Fungsi Produksi .................................................................. 44

6.1.1 Analisis Model Fungsi Produksi Kacang Panjang ................................. 44

6.1.2 Analisis Elastisitas Produksi Kacang Panjang ....................................... 46

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KACANG PANJANG ........ 51

7.1 Penerimaan Usahatani .................................................................................. 51

7.2 Biaya Usahatani Kacang Panjang ................................................................. 51

7.3 Analisis Pendapatan Usahatani Kacang Panjang ......................................... 54

VIII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 56

8.1 Kesimpulan ................................................................................................... 56

8.2 Saran ............................................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai Produk Domestik Bruto Hortikultura Berdasarkan

Harga Berlaku di Indonesia Tahun 2010-2011 ..................................... 2

2. Tingkat Konsumsi Per Kapita Sayuran di Indonesia

Periode 2005-2011 ................................................................................ 3

3. Produksi, Luas Panen dan Rata-Rata Produktivitas

Kacang Panjang di Indonesia Pada Tahun 2009 - 2011 ....................... 3

4. Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Daerah Sentra

Produksi Kacang Panjang di Provinsi Jawa Barat Tahun

2008-2011 ............................................................................................. 4

5. Luas Panen dan Jumlah Komoditi Hortikuktura di

Kabupaten Sukabumi Tahun 2011 ........................................................ 4

6. Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Kacang

Panjang di Kabupaten Sukabumi Tahun 2010 -2011 ........................... 5

7. Luas Areal Tanam Sayuran di Kecamatan Nagrak Per

Hektar Tahun 2011 ............................................................................... 6

8. Produksi Nasional Kacang Panjang Tahun 2008-2011 ........................ 10

9. Perhitungan Analisis Pendapatan dan R/C rasio

Usahatani Kacang Panjang ................................................................... 33

10. Potensi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian (KK)

di Kecamatan Nagrak Tahun 2012 ....................................................... 36

11. Karakteristik Responden Petani Kacang Panjang

Berdasarkan Status Usaha ..................................................................... 37

12. Karakteristik Petani Responden di Kecamatan Nagrak

Berdasarkan Usia Pada Tahun 2012 ..................................................... 38

13. Karakteristik Responden Petani Kacang Panjang di

Kecamatan Nagrak Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pada Tahun 2012................................................................................... 38

14. Karakterisitik Responden Petani Kacang Panjang di

Kecamatan Nagrak Berdasarkan Status Lahan Pada

Tahun 2012 ........................................................................................... 39

15. Karakteristik Responden Petani Kacang Panjang di

Kecamatan Nagrak Berdasarkan Pengalaman Usahatani

Pada Tahun 2012................................................................................... 39

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

xiii

16. Rata-Rata Penggunaan Faktor Produksi Per Hektar Per

Satu Musim Tanam Pada Usahatani Kacang Panjang di

Kecamatan Nagrak Pada Tahun 2012 .................................................. 44

17. Uji Signifikansi Model Produksi Usahatani Kacang

Panjang Satu Musim Tanam per Hektar di Kecamatan

Nagrak Pada Tahun 2012 ...................................................................... 45

18. Hasil Parameter Penduga Fungsi Produksi Usahatani

Kacang Panjang perhektar satu musim tanam di

Kecamatan Nagrak Pada Tahun 2012 ................................................... 46

19. Penerimaan Rata-rata per Satu Musim Tanam per

Hektar di Kecamatan Nagrak Tahun 2012 ............................................ 51

20. Biaya Rata-Rata Usahatani Kacang Panjang Satu

Musim Tanam per Hektar di Kecamatan Nagrak ................................. 52

21. Analisis Pendapatan Usahatani Kacang Panjang Satu

Musim Tanam per Hektar di Kecamatan Nagrak ................................. 55

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kurva Produk Total, Produk Marginal, dan Produk

Rata-Rata ............................................................................................ 14

2. Kerangka Pemikiran Oprasional Analisis Pendapatan

dan Faktor-FaktorProduksi yang Mempengaruhi

Usahatani Kacang Panjang ................................................................. 25

3. Proses Pengikatan Ajir Oleh Petani Kacang Panjang ......................... 40

4. Benih Kacang Panjang yang Digunakan Petani

Kacang Panjang di Kecamatan Nagrak .............................................. 41

5. Tanaman Kacang Panjang yang Ditanam Petani

Kacang Panjang di Kecamatan Nagrak .............................................. 42

6. Kacang Panjang yang Sudah Siap di Jual Oleh Petani

Kacang Panjang di Kecamatan Nagrak Tahun 2012 .......................... 43

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Harga Kacang di Pasar Induk Tradisional Tanah Tinggi

Tangerang Pada Tahun 2012 ............................................................... 61

2. Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Kacang Panjang di

Kecamatan Nagrak Pada Tahun 2012 ................................................... 62

3. Penggunaan Faktor-faktor Produksi Per Hektar di

Kecamatan Nagrak Pada Tahun 2012 ................................................... 64

4. Penggunaan Peralatan Per Hektar Usahatani Kacang

Panjang di Kecamatan Nagrak .............................................................. 66

5. Hasil Analisis Regresi Fungsi Produksi Usahatani

Kacang Panjang di Kecamatan Nagrak dengan Metode

OLS ....................................................................................................... 68

6. Uji Normalitas dan Homoskedastisitas Fungsi Produksi

Kacang Panjang di Kecamatan Nagrak................................................. 69

7. Nilai Penyusutan Alat Pertanian Usahatani Kacang

Panjang di Kecamatan nagrak Tahun 2012 .......................................... 70

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam membangun

perekonomian nasional, dan menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi

besar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), hal ini dibuktikan dengan tingginya

angka penyerapan tenaga kerja di bidang pertanian yaitu sebesar 39,33 juta jiwa lebih

tinggi dengan dibandingkan sektor industri dan perdagangan yang mampu menyerap

tenaga kerja yaitu masing-masing sebesar 14,54 dan 23,40 juta jiwa, sehingga sektor

pertanian secara signifikan mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

(BPS,2011).

Salah satu sub sektor pertanian adalah subsektor hortikultura. Sektor ini

diarahkan untuk meningkatkan kebutuhan konsumsi, bahan baku industri,

peningkatan ekspor dan subtitusi impor. Pada tahun 2010 hingga tahun 2011 PDB

nasional hortikultura mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,64 persen. Peningkatan

PDB ini tercapai karena terjadinya peningkatan produksi di berbagai sentra dan

kawasan, serta peningkatan luas areal produksi dan areal panen, sehingga

berpengaruh positif pada meningkatnya PDB.

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 hingga tahun 2011

nilai PDB untuk beberapa komoditi hortikultura cenderung mengalami peningkatan.

Peningkatan tersebut mengindikasikan kelompok komoditi hortikultura mulai

dikembangkan sebagai komponen pengusahaan beberapa pelaku bisnis di Indonesia,

hal ini dapat dilihat dari total PDB pada tahun 2011 komoditi buah-buahan masih

mendominasi dan memberikan sumbangsih terbesar terhadap tingkat PDB nasional.

Namun dari segi pertumbuhan komoditi sayuran menunjukan tingkat

pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis komoditi yang lain yaitu

sebesar 6,12 persen, peningkatan ini disebabkan adanya kecenderungan masyarakat

dalam merubah pola konsumsi dari konsumsi makanan yang berlemak tinggi

terutama dari bahan hewani beralih ke bahan nabati yang disebut vegetarian, hal ini

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

2

menunjukan bahwa komoditi sayuran mempunyai prospek yang bagus untuk

diusahakan bagi para pelaku bisnis.

Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku di

Indonesia Tahun 2010-2011

No Kelompok Komoditi

PDB (Milyar) Rata-Rata

Pertumbuhan

(%) 2010 2011

1 Buah-buahan 45.482 46.735 2,75

2 Sayuran 31.224 33.136 6,12

3 Tanaman Obat 3.665 2.994 (18,30)

4 Tanaman Hias 6.173 5.983 (3,08)

Total 86.565 88.851 Sumber : Dirjen Hortikultura (2012), diolah

Kementrian pertanian dan Stakeholder Hortikultura menyelenggarakan bulan

promosi Hortikultura atau dikenal dengan September Horti Ceria 2012. Kegiatan ini

bertujuan untuk meningkatkan kecintaan dan konsumsi masyarakat terhadap produk

hortikultura nusantara salah satunya sayuran. Selain itu, FAO telah

merekomendasikan konsumsi buah dan sayuran sebesar 65,75 kg per kapita per

tahun, walaupun pada tahun 2012 tingkat konsumsi sayuran dan buah di Indonesia

baru mencapai 40 kg per kapita per tahun1.

Dukungan pemerintah terhadap peningkatan konsumsi sayuran terus

dilakukan dengan cara pembatasan impor produk buah dan sayuran, kegiatan ini

bertujuan untuk mendukung agar produk sayuran dan buah-buahan dapat

mendominasi pasar di Indonesia dan sekaligus meningkatkan citra dan

memperkenalkan produk hortikultura di Indonesia salah satunya sayuran.

Salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia

adalah kacang panjang. Pada Tabel 2 dapat dilihat kacang panjang menempati urutan

ketiga dari total jenis sayuran yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, hal

ini membuktikan bahwa kacang panjang menjadi salah satu komoditi yang banyak

diminati oleh masyarakat, berikut adalah konsumsi per kapita empat jenis sayuran

1 Dirjen Hortikultura.Gerakan Peningkatan Konsumsi Sayuran .http ://www .deptan .go .id/news/detail

php. [diakses 30 September 2012]

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

3

yang memiliki tingkat konsumsi paling tinggi di Indonesia. Berdasarkan Tabel 2

tingkat konsumsi kacang panjang cenderung mengalami peningkatan antara tahun

2005 hingga tahun 2011.

Tabel 2.Tingkat Konsumsi Per Kapita Sayuran di Indonesia Periode 2005-2011

No Komoditas Konsumsi per kapita (Kg/Th)

2005 2008 2011*

1 Kangkung 4,94 4,78 4,88

2 Bayam 4,78 4,00 4,23

3 Kacang panjang 3,69 3,80 3,97

4 Terung 2,55 2,91 3,05 Keterangan :* Angka Sementara

Sumber : Dirjen Hortikultura, 2011

Berdasarkan data BPS tahun 2012, tingkat produksi kacang panjang nasional

dari tahun 2008 hingga tahun 2011, cenderung mengalami peningkatan, sedangkan

pada tahun 2011 produksi kacang panjang mengalami penurunan, dikarenakan

adanya penurunan tingkat luas areal panen kacang panjang, namun tingkat penurunan

produksi kacang panjang tidak sarmpai menyentuh angka terendah seperti pada tahun

2008. Dilihat dari rata-rata tingkat produktivitas cenderung mengalami fluktuasi dan

mengalami penurunan produktivitas pada tahun 2010.

Tabel 3. Produksi, Luas Panen dan Rata-Rata Produktivitas Kacang Panjang di

Indonesia Pada Tahun 2009 - 2011

Tahun 2008 2009 2010 2011

Produksi (Ton) 455.524 483.793 489.449 458.307

Luas panen (Ha) 83.493 83.796 85.828 79.623

Rata-rata Produktivitas

(Ton/Ha)

5,45 5,77 5,70 5,75

Sumber : BPS, 2012

Salah satu sentra produksi kacang panjang di Indonesia terdapat di provinsi

Jawa Barat, adapun sentra-sentra produksi terbesar komoditi kacang panjang di Jawa

Barat diantaranya terdapat di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Garut.

Berdasarkan Tabel 4 tingkat produktivitas kacang panjang tertinggi adalah Kabupaten

Garut sebesar 11,59 ton per hektar, sedangkan tingkat produktivitas terendah adalah

Kabupaten Sukabumi yaitu sebesar 7,76 ton per hektar dengan kecenderungan tingkat

produksi yang fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan pada tahun 2011,

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

4

padahal pada tahun 2010 Kabupaten Sukabumi merupakan penghasil produksi kacang

panjang kedua terbesar setelah Kabupaten Garut dengan jumlah produksi kacang

panjang sebesar 11.762 ton.

Tabel 4 Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Daerah Sentra Produksi Kacang

Panjang di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2011

Kabupaten Produksi (Ton) dan Luas Panen (Ha) Rata-rata Produktivitas

(Ton/Ha) 2008 2009 2010 2011

Sukabumi 10.281

(1.349)

9.134

(1.195)

11.762

(1.376)

8.683

(1.214)

7,76

Bogor 14.022

(1.529)

11.039

(1.264)

11.649

(1.501)

11.761

(1.261)

8,72

Garut 11.069

(1.072)

12.735

(937)

13.047

(1.183)

9.109

(772)

11,59

Cianjur 1.795

(1.047)

15.800

(1.231)

7.919

(930)

12.552

(969)

9,11

Keterangan : Angka dalam kurung () menunjukan luas panen

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2012 (diolah)

Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu sentra produksi kacang panjang di

Jawa Barat. Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat luas areal panen tanaman kacang

panjang di Kabupaten Sukabumi seluas 2.342 hektar dan menjadi luas areal panen

terbesar dibandingkan dengan komoditi sayuran lainnya yang ditanam di Kabupaten

Sukabumi, dengan total luas panen sayuran di Kabupaten Sukabumi yaitu seluas

8.665 hektar.

Tabel 5. Luas Panen dan Jumlah Komoditi Hortikuktura di Kabupaten Sukabumi

Tahun 2011

Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (ton)

Bawang Daun 332 28.871

Buncis 832 76.144

Cabe Besar 1.058 76.785

Kacang Panjang 2.342 158.013

Terung 565 78.117

Ketimun 942 107.236

Sawi 1.785 194.685

Tomat 809 134.509

Jumlah 8.665 854.360 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, 2012 (diolah)

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

5

Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan yang tersebar dibeberapa

daerah. Adapun sentra penghasil komoditas kacang panjang terdapat di lima

Kecamatan diantaranya : Kecamatan Nagrak, Parung Kuda, Bojong Genteng, Warung

Kiara dan Pelabuhan Ratu.

Tabel 6. Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Kacang Panjang di Kabupaten

Sukabumi Tahun 2010 -2011

Kecamatan

2010 2011 Rata-Rata

Produktivitas

(ton/ha)

Produksi

(Kw)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kw)

Luas

Panen (Ha)

Nagrak 2.649 26 5.625 135 7,18

Bojong

Genteng

5.440 63 3.950 55 7,91

Parung Kuda 10.500 78 7.766 41 16,20

Pelabuhan

Ratu

4.965 31 5.140 34 15,57

Warung Kiara 5.596 60 7.700 99 8,55 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, 2012 (diolah)

Berdasarkan Tabel 6, kenaikan areal luas panen kacang panjang pada rentang

waktu tahun 2010-2011 yang tertinggi adalah Kecamatan Nagrak dengan kenaikan

luas areal panen seluas 109 ha, serta diikuti dengan kenaikan persentase produksi

sebesar 112,34 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Warung Kiara dengan

persentase kenaikan produksi sebesar 37,60 persen.

Selain itu berdasarkan Tabel 7, luas areal tanam komoditas kacang penjang

memiliki tingkat luas areal tanam terbesar dibandingkan dengan jenis komoditas

lainnya yang dibudidayakan di Kecamatan Nagrak. Hal ini menggambarkan bahwa

komoditas kacang panjang banyak dibudidayakan di Kecamatan Nagrak dan penting

untuk dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

6

Tabel 7. Luas Areal Tanam Sayuran di Kecamatan Nagrak Per Hektar Tahun 2011

No Desa Kacang Panjang Caisin Mentimun

1 Kalaparea 13 10 11

2 Giri Jaya 9 8 5

3 Darmareja 11 7 4

4 Pawenang 19 13 15

5 B. Panjang 18 14 10

6 Cisarua 8 7 6

7 Cihanyawar 13 10 4

8 Nagrak Utara 7 8 3

9 Nagrak Selatan 9 8 4

10 Balaikambang 6 7 2

Jumlah 113 92 64 Sumber: Monografi Kecamatan Nagrak (2012)

1.2 Perumusan Masalah

Kecamatan Nagrak merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi

yang sebagian besar masyarakatnya mengusahakan kacang panjang sebagai

komoditias utama pertaniannya. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 7, yang

menggambarkan luas areal tanam kacang panjang dengan dua komoditas sayuran

lainnya di Kecamatan Nagrak, dengan total luas areal tanam sebesar 113 hektar dan

lebih tinggi dibandingkan dengan luas areal tanam caisin sebesar 92 hektar dan timun

sebesar 64 hektar. Namun masih terdapat beberapa kendala yang dialami oleh para

petani kacang panjang di Kecamatan Nagrak, yaitu tingkat produktivitas kacang

panjang yang dihasilkan masih rendah.

Komoditas kacang panjang yang dibudidayakan di Kecamatan Nagrak

memiliki rata-rata produktikvitas paling rendah dibandingkan dengan Kecamatan

sentra penghasil kacang panjang lainnya, walaupun dilihat dari total kenaikan luas

areal panen rentang waktu tahun 2010 hingga tahun 2011, Kecamatan Nagrak

memiliki tingkat kenaikan tertinggi yaitu sebesar 109 hektar, sehingga menjadi

Kecamatan yang mempunyai tingkat luas areal panen terbesar dibandingkan

Kecamatan lainnya dengan total luas areal panen sebesar 135 hektar (Tabel 6).

Namun peningkatan luas areal panen ini tidak serta merta meningkatkan produktivitas

kacang panjang yang dihasilkan.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

7

Tingkat rata-rata produktivitas kacang panjang yang dihasilkan di Kecamatan

Nagrak yaitu sebesar 7,18 ton per hektar (Tabel 5). Menurut informasi yang

didapatkan melalui Petugas Penyuluh Lapang (PPL) tingkat produktivitas kacang

panjang di Kecamatan Nagrak masih bisa ditingkatkan dan optimalnya mampu

mencapai 15-20 ton per hektar, kondisi ini menyebabkan adanya kesenjangan (Gap)

yang akan berdampak pada tingkat pendapatan yang diperoleh petani.

Mengkaji permasalahan mengenai tingkat produktivitas sangat berkaitan erat

dengan penggunaan faktor-faktor produksi di dalamnya. Kombinasi penggunaan

faktor-faktor produksi sangat menentukan jumlah produksi komoditi kacang panjang

yang akan dihasilkan agar kegiatan usahatani yang dijalankan senantiasa dapat

memberikan keuntungan, sehingga alokasi faktor-faktor produksi bisa berjalan lebih

optimal. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka yang menjadi pertanyaan

yang akan dikaji pada penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi usahatani kacang panjang di

Kecamatan Nagrak ?

2. Apakah usahatani kacang panjang yang dilakukan di Kecamatan Nagrak

Kabupaten Sukabumi masih menguntungkan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi kegiatan usahatani

kacang panjang di Kecamatan Nagrak

2. Menganalisis tingkat pendapatan petani kacang panjang di Kecamatan Nagrak

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai masukan bagi para

petani kacang panjang khususnya petani di Kecamatan Nagrak, selain itu kegiatan

penelitian ini sekaligus dapat memberikan informasi bagi penulis serta

mengembangkan wawasan dalam menangani permasalahan dibidang agribisnis.

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

8

Semoga hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sumber informasi dan bahan

referensi bagi penelitian berikutnya

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Kegiatan penelitian ini hanya membahas tentang komoditi kacang panjang

dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan

usahatani kacang panjang dengan cara melakukan studi kasus para petani di

Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

9

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Kacang Panjang

Kacang panjang (vigna sinensis) adalah salah satu jenis tanaman hortikultura

yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, baik sebagai sayuran maupun sebagai

lalapan. Kacang panjang dapat tumbuh optimal pada jenis tanah latosol/lempung,

subur, gembur serta banyak mengandung bahan organik dengan ketinggian kurang

dari 800 m dpl. Suhu yang dibutuhkan untuk budidaya kacang panjang berkisar

antara 20-30 derajat celcius dengan curah hujan 600-1.500 milimiter per tahun, selain

itu tanaman ini mempunyai akar tanaman yang berbintil dan terdapat bakteri

rhizobium sp yang berfungsi untuk mengikat nitrogen bebas dari udara dan

merubahnya menjadi bentuk yang dibutuhkan tanaman, oleh karena itu tanaman

kacang panjang ini tidak terlalu membutuhkan banyak pupuk yang mengandung

unsur N terlalu tinggi (Salanti 2008).

Untuk mendapatkan produksi yang optimal, dibutuhkan benih kacang panjang

yang berkualitas dengan ciri-ciri mempunyai daya kecambah 85 persen, tidak rusak

atau cacat dan tidak mengandung wabah hama dan penyakit atau bisa menggunakan

benih kacang panjang hibrida yang sudah terjamin kualitasnya. Adapun jarak tanam

yang dibutuhkan untuk membudidayakan kacang panjang sekitar 20 x 50 centimeter

atau 30 x 40 centimeter dengan kebutuhan benih 10-15 kilogram per hektar dengan

waktu tanam sepanjang musim selama air tanahnya memadai, karena tumbuhan

kacang panjang memerlukan banyak air agar pertumbuhan tanamannya optimal.

Umur panen kacang panjang berkisar antara 3-4,5 bulan. (Rikmawati, 2011).

2.2 Perkembangan Komoditi Kacang Panjang

Tanaman kacang panjang merupakan salah satu jenis sayuran yang cukup

populer di masyarakat Indonesia dikarenakan komoditi kacang panjang sangat mudah

untuk didapatkan dan menjadi salah satu lalapan maupun sayuran yang sering

disajikan dalam bentuk masakan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data BPS

(2011), selama beberapa tahun terakhir periode antara tahun 2008 sampai 2010

produksi nasional kacang panjang cenderung mengalami peningkatan, sedangkan

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

10

pada tahun 2011 produksi kacang panjang sedikit mengalami penurunan, namun

penurunan tingkat produksi kacang panjang tidak sampai menyentuh angka terendah

seperti pada tahun 2008, data lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Produksi Nasional Kacang Panjang Tahun 2008-2011

Tahun Produksi (Ton)

2008 455.524

2009 483.793

2010 488.174

2011 458.307 Sumber : BPS (2012)

2.3 Analisis Pendapatan Usahatani

Keberhasilan suatu usahatani yang dilakukan bisa dinilai berdasarkan

seberapa besar tingkat pendapatan yang diperoleh petani. Penelitian mengenai

analisis pendapatan telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian analisis

pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah kriting di

Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor oleh Siregar (2011), penelitian

analisis efisiensi teknis dan pendapatan usahatani caisim di Desa Ciaruteun Llir

Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor oleh Prathama (2012), penelitian yang

dilakukan oleh Sujana (2010) mengenai analisis pendapatan dan faktor-faktor

produksi yang mempengaruhi usahatani tomat di Desa Lebak Ciwidey, Kabupaten

Bandung dan analisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

usahatani wortel di Kabupaten Tegal oleh Pasaribu (2007).

Berdasarkan penelitian mengenai analisis pendapatan yang dilakukan oleh

keempat peneliti tersebut menunjukkan bahwa usahatani yang dilakukan terhadap

cabai merah kriting di desa Citapen, Caisin di Desa Cibungbulang, usahatani tomat

di Ciwidey dan wortel di Kabupaten Tegal dikatakan efisien dan menguntungkan

untuk diusahakan, dikarenakan hasil perhitungan R/C rasio atas biaya tunai dan biaya

total lebih besar dari 1, serta pendapatan atas biaya total dan biaya tunai yang

menunjukkan nilai yang cukup besar, walaupun terdapat perbedaan pendapatan yang

cukup besar diantara ketiga komoditi. Perbedaan pendapatan tersebut terutama

dipengaruhi oleh nilai komoditi yang diusahakan, namun dapat ditarik kesimpulan

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

11

bahwa kegiatan usahatani untuk komoditi sayuran berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh ketiga peneliti tersebut masih menguntungkan.

2.4 Analisis Faktor-Faktor Produksi

Tingkat produksi yang dihasilkan suatu komoditi sangat dipengaruhi oleh

faktor-faktor produksi yang digunakan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh

Prathama (2012), mengenai analisis efisiensi teknis dan pendapatan usahatani caisim

di Desa Ciaruteun Llir, Analisis pendapatan dan faktor-faktor produksi yang

mempengaruhi cabai merah keriting di Desa Citapen oleh Siregar (2011) , Sujana

(2010) mengenai analisis pendapatan dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

usahatani tomat di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung

dan Pasaribu (2007) mengenai analisis pendapatan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi usahatani wortel di Kabupaten Tegal.

Alat analisis yang digunakan oleh Sujana, Siregar dan Pasaribu adalah analisis

Cobb-Douglass, dimana dalam penelitian yang dijelaskan oleh ketiga peneliti,

masing-masing menjelaskan bahwa faktor-faktor produksi yang digunakan dalam

proses produksi berpengaruh atau berkorelasi terhadap masing-masing komoditi yang

dijelaskan oleh ketiga peneliti tersebut. Tingkat korelasi tersebut dijelaskan

berdasarkan nilai uji F yang diperoleh masing-masing peneliti menunjukan nilai F-

hitungnya lebih besar dibandingkan F-tabel , hal ini menunjukan bahwa faktor

produksi secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi komoditas yang

dihasilkan.

Adapun faktor-faktor produksi yang dijelaskan oleh Prathama (2012), analisis

efisiensi teknis dan pendapatan usahatani caisim di Desa Ciaruteun Llir, Analisis

pendapatan dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi cabai merah keriting di

Desa Citapen oleh Siregar (2011), Sujana (2010) mengenai analisis pendapatan dan

faktor-faktor produksi yang mempengaruhi usahatani tomat di Desa Lebak Muncang,

Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung dan Pasaribu (2007) mengenai analisis

pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani wortel di

Kabupaten Tegal adalah benih, luas lahan, pestisida, pupuk kandang, pupuk urea,

NPK, SP-36,KCL dan tenaga kerja.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

12

Pengaruh nyata dari setiap parameter dapat diketahui dengan melihat nilai t-

hitung pada setiap variabel independennya, jika nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel,

maka dapat disimpulkan bahwa setiap variabel independen berpengaruh nyata

terhadap produksi. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Prathama, Sujana,

Siregar dan Pasaribu menunjukan bahwa koefisien determinasi (R2) pada usahatani

dari masing-masing komoditi caisim, wortel, cabai merah keriting dan tomat yang

dijelaskan oleh keempat peneliti menunjukan nilai yang lebih besar dari 50 persen

dimana nilai tersebut mengartikan bahwa model yang dihasilkan layak untuk

meramalkan kondisi kedepan secara akurat.

2.5 Keterkaitan dengan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan referensi dari kegiatan penelitian sebelumnya penulis mencoba

untuk menganalisis pendapatan dan faktor-faktor produksi kacang panjang di

Kecamatan Nagrak. Adapun persamaan mendasar dari penelitian yang dilakukan

penulis dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh oleh Siregar (2011),

mengenai analisis pendapatan dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi cabai

merah keriting di Desa Citapen, Sujana (2010) mengenai analisis pendapatan dan

faktor-faktor produksi yang mempengaruhi usahatani tomat di Desa Lebak Muncang,

Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung dan Pasaribu (2007) mengenai analisis

pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani wortel di

Kabupaten Tegal adalah persamaan mengenai alat analisis pendapatan yaitu analisis

R/C ratio dan alat analisis fungsi produksi Cobb-Douglass, serta penentuan faktor-

faktor produksi berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang dijadikan acuan

untuk menganalisis faktor-faktor produksi untuk kegiatan usahatani kacang panjang.

Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan penulis yaitu lokasi penelitian yang

berbeda, komoditi yang berbeda serta petani atau responden yang digunakan juga

berbeda sehingga hasil yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini juga berbeda.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

13

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Konsep Fungsi Produksi

Lipsey et al. (1986), menyatakan bahwa fungsi produksi merupakan

hubungan antara faktor produksi yang digunakan sebagai input dalam proses produksi

dengan jumlah output yang dihasilkan (pada suatu waktu dan tingkat teknologi

tertentu). Menurut Soekartawi (2011), notasi fungsi produksi dapat dituliskan sebgai

berikut :

Y = f (X1, X2, X3……Xn)

Produksi Y dipengaruhi oleh sejumlah masukan atau input X1, X2, X3…..Xn,

dimana masukan atau input tersebut dapat dikategorikan menjadi, yaitu :

a. Input yang dapat dikuasai oleh petani seperti luas tanah, jumlah pupuk, tenaga

kerja dan lain-lain.

b. Input yang tidak dapat dikuasai oleh petani misalnya iklim

Untuk mengukur tingkat produktivitas dari suatu produksi dapat digunakan

dua tolak ukur yaitu produk marjinal (PM) dan produk rata-rata (PR). Menurut

Lipsey et al (1986), produk rata-rata didefinisikan sebagai produk total per satu

satuan produksi variabel. Sedangkan produk marjinal didefinisikan sebagai perubahan

dari produk total yang disebabkan oleh perubahan satu unit faktor produksi.

Perubahan suatu produksi bisa disebabkan oleh adanya penggunaan faktor

produksi dapat dinyatakan dengan elastisitas produksi. Hastuti dan Rahim (1986),

mendefinisikan elastisitas produksi sebagai persentase perbandingan dari hasil

produksi atau output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input atau faktor

produksi, atau dengan kata lain persentase perubahan hasil atau produk pertanian

dibandingkan dengan persentase perubahan input atau korbanan.

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

14

Sumber : Lipsey et al, 1986

1. Pada waktu kurva produksi total naik, kurva produksi rata-rata dan kurva produksi

marjinal bisa naik bisa turun.

2. Pada waktu kurva produksi total mencapai titik balik (titik A), kurva produksi

marjinal mencapai maksimum. Titik dimana kurva produksi marjinal mencapai

maksimum merupakan titik mulai menurunnya produksi marjinal mencapai

maksimum merupakan titik mulai menurunnya produksi marjinal

3. Produksi marjinal sama dengan nol pada waktu kurva produksi total mencapai

maksimum

Gambar 1. Kurva Produk Total, Produk Marginal, dan Produk Rata-Rata

(Output)

(Input)

Y

X (Input)

(Output)

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

15

4. Produksi rata-rata akan mencapai maksimum pada waktu kurva produksi total

menyinggung garis lurus yang ditarik melalui titik (0,0). Titik produksi rata-rata

maksimum merupakan titik mulai menurunnya produksi rata-rata

5. Kurva produksi rata-rata bergerak naik selama kurva produksi marjinal berada

diatas kurva produksi rata-rata. Kurva produksi marjinal akan memotong kurva

produksi rata-rata di titik produksi rata-rata maksimum. Pada waktu kurva

produksi rata-rata menurun, kurva produksi marjinal akan selalu berada di bawah

kurva produksi rata-rata.

Hubungan masukan dan produksi pertanian mengikuti kaidah kenaikan hasil

yang berkurang (The Law Of Diminishing Returns). Jika suatu faktor produksi

variabel dengan jumlah tertentu ditambahkan terus menerus pada sejumlah faktor

produksi yang tetap, akhirnya akan dicapai suatu keadaan dimana setiap penambahan

satu unit faktor produksi variabel akan menghasilkan tambahan produksi yang

besarnya semakin berkurang (Lipsey et al.1986).

Menurut Lipsey et al (1986), elastisitas produksi, didefinisikan sebagai

persentase perubahan output yang diakibatkan oleh perubahan input.

1) Elastisitas produksi lebih dari satu (Ep>1)

Elastisitas produksi lebih dari satu dicapai pada waktu kurva produksi marjinal

berada diatas kurva produksi rata-rata yang menunjukan kenaikan hasil yang

bertambah. Setiap penambahan input satu persen dalam proporsi atau

perbandingan yang tetap akan menyebabkan kenaikan output yang lebih besar dari

satu persen dan keuntungan masih bisa ditingkatkan. Jadi di daerah increasing

return to scale belum tercapai pendapatan yang maksimum karena pendapatan

masih bisa diperbesar apabila pemakaian input variabel dinaikan

2) Elastisitas produksi sama dengan satu (Ep=1)

Elastisitas produksi sama dengan satu dicapai pada saat produksi rata-rata

maksimum (PR=PM). Pada daerah ini, kenaikan satu persen input dalam proporsi

yang tetap akan menghasilkan kenaikan output sebesar satu persen atau constant

return to scale.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

16

3) Elastisitas produksi diantara nol dan satu (0 < Ep < 1)

Pada daerah ini penambahan input sebesar satu persen akan menyebabkan

penambahan input sebesar satu persen dan paling rendah nol persen tergantung

harga input dan outputnya. Di daerah ini akan dicapai pendapatan yang

maksimum. Daerah produksi ini disebut daerah produksi rasional

4) Elastisitas produksi sama dengan nol (Ep=0)

Elastisitas produksi sama dengan nol dicapai pada waktu produksi total mencapai

maksimum atau pada waktu produksi marjinal sama dengan nol

5) Elastisitas produksi kurang dari nol (Ep<0)

Elastisitas produksi kurang dari nol dicapai pada waktu produksi total menurun

atau pada waktu produk marjinalnya negatif. Pada daerah ini, penambahan

pemakaian input akan menyebabkan penurunan produksi total. Daerah produksi ini

disebut daerah produksi yang tidak rasional.

Pemilihan model fungsi produksi yang baik dan benar hendaknya fungsi

tersebut memenuhi syarat sebagai berikut (Soekartawi, 2011) :

1. Bentuk model fungsi produksi itu dapat dipertanggungjawabkan.

2. Bentuk model fungsi produksi itu mempunyai dasar yang logik secara fisik

maupun ekonomi.

3. Mudah dianalisis.

4. Mempunyai implikasi ekonomi.

Berbagai macam model fungsi produksi menurut Soekartawi (2011), antara

lain : Fungsi Produksi Polinominal Kuadratik, Fungsi Produksi Transedental, dan

Fungsi Produksi Cobb-Douglass.

Fungsi produksi polinominal kuadratik mempunyai nilai maksimum. Nilai

maksimum akan tercapai bila turunan pertama dari fungsi tersebut sama dengan nol.

Fungsi produksi transendental mampu menggambarkan fungsi dimana produk

marjinal dapat menaik, menurun, dan menurun dalam negatif (Negative Marginal

Product). Kelemahan yang dimiliki oleh fungsi transdental yaitu model tidak dapat

digunakan apabila terdapat faktor produksi yang nilainya nol. Fungsi produksi Cobb-

Douglass memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu a) perhitungannya, b)

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

17

model ini dapat dibuat dalam bentuk linier, c) pada model ini koefisien pangkatnya

menunjukkan besarnya elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi, d)

dari penjumlahan koefisien elastisitas masing-masing faktor produksi, dalam fungsi

produksi menunjukkan fungsi skala usaha. Kelemahan-kelemahan umum yang

ditemukan dalam fungsi produksi Cobb-Douglass diantaranya adalah kesalahan

pengukuran variabel akan menyebabkan besarnya elastisitas menjadi terlalu tinggi

atau terlalu rendah, dan data tidak boleh ada yang nol atau negatif (Soekartawi, 2011)

3.1.2 Fungsi Produksi Cobb-Douglass

Menurut Hastuti dan Rahim (2008) mengemukakan bahwa produksi hasil

komoditas (on-farm) sering disebut korbanan produksi karena faktor produksi

tersebut dikorbankan untuk menghasilkan komoditas pertanian. Oleh karena itu untuk

menghasilkan suatu produk diperlukan hubungan antara faktor produksi (input) dan

komoditas (output), hubungan antara input dan output disebut dengan factor

relationship. Secara matematik, dapat dituliskan dengan menggunakan analisis fungsi

produksi Cobb-Douglass. Fungsi produksi Cobb-Douglass adalah suatu fungsi atau

persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel (variabel bebas/independent

variable dan variabel tidak bebas/ dependent variable). Beberapa alasan memilih

fungsi Cobb-Douglass diantaranya (Soekartawi,1990) :

1. Penyelesaian fungsi produksi Cobb-Douglass dapat dibentuk kedalam bentuk

linier

2. Hasil pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglass akan menghasilkan koefisien

regresi sekaligus menunjukan besaran elastisitas

3. Besaran elastisitas sekaligus menunjukan tingkat return to scale

4. Merupakan pendugaan terhadap keadaan skala usaha dari proses produksi yang

berlangsung

5. Bentuk linier dari fungsi Cobb-Douglass ditransformasikan dalam bentuk log e

(ln) dalam bentuk tersebut variasi data menjadi sangat kecil, hal ini dilakukan

untuk mengurangi terjadinya heterokedastisitas

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

18

Secara matematis persamaan fungsi produksi Cobb-Douglass dapat ditulis

sebagai berikut :

Y = b0 X1b1

X2b2

........Xnbn

eu

dimana :

Y = produksi

X = input produksi

b = besaran yang akan diduga

u = kesalahan

e = logaritma natural (e = 2,718)

Untuk menaksir parameternya harus ditransformaskan kedalam bentuk double

logaritma natural (Ln) sehingga merupakan bentuk linier berganda yang dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Ln Y = ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 ..............bn Ln Xn + u

dimana :

Y : produksi komoditas pertanian

bo : intercep/konstanta

b1 .bn : koefisien arah regresi masing-masing input produksi X1....Xn

X1.Xn : input produksi

u : ganggguan stokhastik atau kesalahan (disturbance term)

Nilai b1, b2, b3,.....bn pada fungsi produksi Cobb-Douglass adalah sekaligus

menunjukan elastisitas X terhadap Y. Menurut Soekartawi (1990), penyelesaian

fungsi produksi Cobb-Douglass selalu dilogaritmakan dalam bentuk fungsi linier,

maka terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan fungsi

produksi Cobb-Douglass, yaitu :

1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol

2. Perlu asumsi tidak ada perbedaan teknologi pada setiap pengamatan

3. Tiap variabel X adalah perfect competition

4. Perbedaan lokasi seperti iklim sudah tercakup pada kesalahan (u)

3.1.3 Penerimaan Usahatani

Soekartawi et al. (2011), berpendapat bahwa penerimaan dinilai berdasarkan

perkalian antara total produksi dengan harga pasar yang berlaku, mencakup semua

produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

19

benih, digunkan untuk pembayaran, dan yang disimpan. Sedangkan menurut

Suratiyah (2008), penerimaan usahatani adalah seluruh pendapatan yang diperoleh

dari ushatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran

kembali (Rp). Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut :

TR = Y x Py

Dimana : TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dalam satu tahun

Py = Harga Y

Menurut Soekartawi et al. (2011), beberapa istilah yang sering digunakan

dalam melihat penerimaan usahatani adalah :

1. Penerimaan tunai usahatani yang didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima

dari penjualan produk usahatani. Penerimaan tunai tidak mencakup yang berupa

benda, sehingga nilai produk usahatani yang dikonsumsi tidak dihitung sebagai

penerimaan tunai usahatani, penerimaan tunai usahatani yang tidak berasal dari

penjualan produk usahatani seperti pinjaman tunai harus ditambahkan

2. Penerimaan tunai luar usahatani, yang berarti penerimaan yang diperoleh dari luar

aktivitas usahatani seperti upah yang diperoleh dari luar usahatani

3. Penerimaan kotor usahatani yang didefinisikan sebagai penerimaan dalam jangka

waktu tertentu, biasanya satu tahun atau satu musim, baik yang dijual (tunai)

maupun yang tidak dijual (seperti konsumsi keluarga, bibit, pakan, ternak).

Penerimaan kotor juga sama dengan pendapatan kotor atau nilai produksi.

3.1.4 Biaya Usahatani

Kegiatan usahatani seringkali tidak terlepas dari adanya pengeluaran atau

biaya yang digunakan untuk kegiatan produksi yang besarnya biaya tersebut sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang digunakannya. Komponen biaya

tersebut dapat dipisahkan menjadi biaya tunai, biaya tidak tunai, sedangkan

penjumlahan dari komponen biaya tunai dan tidak tunai disebut biaya total. Menurut

Soekartawi et al. (2011), biaya tunai usahatani didefinisikan sebagai jumlah uang

yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani, sedangkan biaya

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

20

total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau

dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani.

Adapun biaya total usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

tidak tetap. Menurut Suratiyah (2008), biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang

besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi, sedangkan biaya tidak tetap (variable

cost) yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi. Sedangkan

menurut Soekartawi et al. (2011) biaya tetap (fixed cost) ialah biaya usahatani yang

besar kecilnya tidak bergantung dari besar kecilnya output yang diperoleh dan biaya

tidak tetap (variable cost) didefinisikan biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang

besar kecilnya dipengaruhi oleh perolehan output

3.1.5 Pendapatan Usahatani

Soekartawi et al. (2011), menjelaskan bahwa terdapat beberapa definisi yang

digunakan untuk melihat analisis pendapatan usahatani diantaranya :

1. Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai nilai produk

total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual

dengan jangka waktu pembukuan umumnya setahun.

2. Pendapatan tunai usahatani (farm net cash flow) yaitu selisih antara penerimaan

tunai dan pengeluaran tunai usahatani dan merupakan kemampuan suatu usahatani

untuk menghasilkan uang tunai

3. Pendapatan bersih usahatani (net farm income) merupakan selisih anatara

pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total. Pendapatan bersih usahatani

mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari faktor-faktor produksi

kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang

diinvestasikan kedalam usahatani.

Suratiyah (2008), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan usahatani dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor intern dan ekstern.

Faktor intern usahtani yang mempengaruhi pendapatan usahatani yaitu kesuburan

lahan, luas lahan garapan, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan modal dalam

usahatani, penggunaan input teknologi, pola tanam, lokasi tanaman, fragmentasi

lahan, status penguasaan lahan, cara pemasaran output, efisiensi penggunaan input

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

21

dan tingkat pengetahuan maupun keterampilan petani dan tenaga kerja. Adapun yang

mempengaruhi faktor ekstern usahatani diantaranya sarana transportasi, sistem

tataniaga, penemuan teknologi baru, fasilitas irigasi, tingkat harga output dan input,

ketersediaan lembaga perkreditan, adat istiadat masyarakat dan kebijakan pemerintah.

3.1.6 Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio)

Pendapatan merupakan tolak ukur dalam melakukan kegiatan usahatani, selain

mengukur tingkat pendapatan mutlak dapat pula tingkat keberhasilan usahatani itu

diukur berdasarkan tingkat efisiensi pendapatan yaitu penerimaan untuk setiap biaya

yang dikeluarkan atau imbangan penerimaan dan biaya atau R/C rasio (revenue and

cost ratio). Analisis ini digunakan untuk mengukur keuntungan relatif yang diperoleh

dari suatu kegiatan usahatani berdasarkan perhitungan finansial, dimana R/C dapat

menunjukan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran dalam satu

satuan biaya.

3.1.7 Konsep Usahatani

Menurut Prawirokusumo dalam Soekartawi et al (2011) usahatani merupakan

suatu kegiatan bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha

pertanian, peternakan, perikanan. Sedangkan menurut Hastuti dan Rahim (2008),

usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau

faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, pestisida)

dengan efektif, efisien dan kontinyu untuk menghasilkan produk yang tinggi sehingga

pendapatan usahanya meningkat. Suratiyah (2008), mengkalasifikasikan usahatani

sebagai berikut :

1. Corak dan Sifat

Menurut corak dan sifat dibagi menjadi dua, yakni komersial dan subsistence.

Usahatani komersial telah memperhatikan kualitas serta kuantitas produk

sedangkan usahatani subsistence hanya memenuhi kebutuhan sendiri.

2. Organisasi

Menurut organisasinya usahatani dibagi menjadi tiga yakni, individual, kolektif

dan kooperatif.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

22

a) Usaha individual adalah usahatani yang seluruh proses dikerjakan oleh petani

sendiri beserta keluarganya mulai dari perencanaan, mengolah tanah hingga

pemasaran ditentukan sendiri.

b) Usaha kolektif ialah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan

bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk natura

maupun keuntungan.

c) Usaha kooperatif ialah usahatani yang tiap prosesnya dikerjakan secara

individual, hanya pada beberapa keegiatan yang dianggap penting dikerjakan

oleh kelompok.

3. Pola

Menurut polanya, usahatani dibagi menjadi tiga, yakni khusus, tidak khusus, dan

campuran

a) Usahatani khusus ialah usahatani yang hanya mengusahakan satu cabang

usahatani saja, misalnya usahatani peternakan, usahatani perikanan atau

usahatani tanaman pangan.

b) Usahatani tidak khusus ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang

usaha bersama-sama, tetapi dengan batas yang tegas.

c) Usahatani campuran ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang

bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas.

4. Tipe

Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan

komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, dan

usahatani jagung. Tiap jenis ternak dan tanaman dapat merupakan tipe usahatani.

Kegiatan usahatani sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor produksi,

menurut Hastuti dan Rahim (2008), beberapa faktor yang mempengaruhi produksi

pertanian dijelaskan sebagai berikut :

1. Lahan Pertanian

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas

pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan yang digarap atau ditanami

maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut.

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

23

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor penting dan perlu diperhitungkan dalam proses

produksi komoditas pertanian. Tenaga kerja harus mempunyai kualitas berpikir

yang maju seperti petani yang mampu mengadopsi inovasi-inovasi baru, terutama

dalam menggunakan teknologi untuk pencapaian komoditas bagus sehingga

mempunyai nilai jual komoditas tinggi. Ukuran tenaga dapat dinyatakan dalam

hari orang kerja (HOK) atau hari kerja orang (HKO)

3. Modal

Dalam kegiatan proses tersebut modal dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu

modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap (variable cost). Modal tetap terdiri

atas tanah, bangunan, mesin, dan peralatan pertanian di mana biaya yang

dikeluarkan dalam proses produksi tidak habis dalam sekali proses produksi,

sedangkan modal tidak tetap terdiri dari benih, pupuk, pestisida, dan upah yang

dibayarkan kepada tenaga kerja.

4. Pupuk

Pupuk merupakan faktor yang sangat essensial bagi tanaman, terdapat dua jenis

pupuk yang digunakan untuk tanaman diantaranya pupuk organik dan anorganik.

5. Pestisida

Pestisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi hama dan

penyakit yang menyerangnya. Pestisida merupakan racun yang mengandung zat-

zat aktif sebagai pembasmi hama dan penyakit pada tanaman.

6. Bibit

Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas, bibit yang unggul biasanya

tahan terhadap penyakit, hasil komoditasnya berkualitas tinggi dibandingkan

dengan komoditas lain sehingga harganya dapat bersaing pasar.

7. Teknologi

Penggunaan teknologi dapat menciptakan rekayasa perlakuan terhadap tanaman

dan dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi.

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

24

8. Manajemen

Dalam usahatani modern, peranan manajemen menjadi sangat penting dalam

mengelola produksi komoditas pertanian, mulai dari perencanaan (planning),

pengendalian (controlling) dan evaluasi (evaluation).

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Kacang panjang merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak

dibudidayakan para petani di Kecamatan Nagrak. Hal ini tidak terlepas dari letak

geografis di Kecamatan Nagrak yang cocok untuk kegiatan budidaya sayuran

khususnya kacang panjang. Kemampuan produksi kacang panjang di wilayah

Kecamatan Nagrak masih terbilang rendah dibandingkan di wilayah Kecamatan

lainnya yang menjadi sentra produksi kacang panjang, tingkat produktivitas rata-rata

komoditi kacang panjang di wilayah Kecamatan Nagrak rata-rata mencapai 7,18 ton

per hektar, padahal tingkat produktivitas optimalnya mampu mencapai 15-20 ton per

hektar. Tingkat produktivitas yang tidak optimal ini sangat berkaitan erat dengan

penggunaan input-input faktor produksi yang digunkan yang dapat berimplikasi

terhadap tingkat pendapatan yang diperoleh oleh petani pembudidaya kacang

panjang.

Peningkatan pendapatan petani kacang panjang dapat dicapai jika para petani

mampu mengendalikan input-input produksi, hal itu dapat dilakukan dengan cara

mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi tingkat produktivitas kacang

panjang. Hasil analisis pendapatan dan faktor-faktor produksi kacang panjang

diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi para petani kacang panjang.

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran oprasional dapat dilihat seperti

pada Gambar 2.

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

25

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Pendapatan dan Faktor-

Faktor Produksi yang Mempengaruhi Usahatani Kacang Panjang

Produktivitas

kacang

panjang di

Kecamatan

Nagrak masih

rendah

Faktor-faktor produksi

kacang panjang

i. Benih

j. Pupuk kandang

k. Pupuk urea

l. Pupuk Sp 36

m. Pupuk NPK

n. Nutrisi

o. Pestisida

p. Tenaga kerja

Pendapatan

usahatani kacang

panjang

Analisis

fungsi

produksi

Cobb-

Douglass

Hasil dan rekomendasi penggunaan

faktor-faktor produksi guna

meningkatkan pendapatan petani

Penerimaan Usahatani Kacang

Panjang

Harga

Output

Kacang

Panjang

Harga input produksi

kacang panjang

a. Benih

b. Pupuk kandang

c. Pupuk urea

d. Pupuk Sp 36

e. Pupuk NPK

f. Nutrisi

g. Pestisida

h. Tenaga kerja

Biaya input produksi

kacang panjang

Efisiensi

R/C biaya tunai

R/C biaya total

Biaya Tunai

Biaya Diperitungkan

π Tunai

π Total

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

26

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Kecamatan Nagrak, lokasi ini dipilih karena

merupakan salah satu sentra produksi kacang panjang di Kabupaten Sukabumi dan

dilakukan secara purposive (sengaja), kegiatan pengumpulan dan pengolahan data

akan dilakukan pada bulan Desember 2012 – Januari 2013. Selain itu, penentuan

lokasi Kecamatan Nagrak sebagai lokasi penelitian dikarenakan sebagian besar

penduduk di daerah ini bermata pencaharian sebagai petani dan letak geografis yang

cocok untuk kegiatan budidaya sayuran khususnya kacang panjang yang selalu

dibudidayakan oleh sebagian besar petani sepanjang musim.

4.2 Metode Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder

baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer diperoleh dari hasil

pengamatan di lapangan dan wawancara langsung kepada petani kacang panjang di

lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur terkait yang

diperoleh dari buku, artikel, jurnal, internet, hasil-hasil penelitian terdahulu serta

instansi atau dinas yang terkait seperti Departemen Tanaman Pangan Sukabumi, Data

Monografi Kecamatan Nagrak, Badan Pusat Statistik, Perpustakaan Pusat Institut

Pertanian Bogor dan literatul lainnya.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan responden dilakukan menggunakan metode purposive sampling

dengan cara sengaja meminta rekomendasi dari ketua kelompok tani Harapan Jaya,

dengan pertimbangan bahwa ketua kelompok tani Harapan Jaya lebih mengetahui dan

mengenal kondisi para petani kacang panjang di tempat penelitian.

Sampel dipilih dengan kriteria pemilihan petani responden yang rutin

menanam kacang panjang setiap tahunnya serta mempunyai pengalaman diatas tiga

tahun dalam melakukan kegiatan budidaya kacang panjang. Dalam penelitian ini

jumlah responden yang diambil adalah 40 petani kacang panjang. Jumlah tersebut

sudah dianggap dapat merepresentasikan keadaan petani kacang panjang di

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

27

Kecamatan Nagrak, serta telah memenuhi persyaratan dari suatu metode penelitian

yaitu minimal sebanyak 30 orang sesuai dengan sebaran normalnya.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

langsung dan menggunakan metode kuesioner. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kegiatan usahatani kacang panjang untuk periode satu musim

tanam pada bulan September 2012 – Desember 2012. Pengamatan langsung

(observasi) dilakukan dengan cara mengamati kegiatan ushatani kacang panjang

dilokasi penelitian, kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses

serta aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan usahatani kacang panjang.

Selanjutnya adalah melakukan kegiatan wawancara dengan para petani kacang

panjang, hal ini bertujuan mengumpulkan serta melengkapi informasi dari kegiatan

pengamatan langsung di lokasi penelitian.

4.5 Jenis Data

Data primer dan sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis dalam bentuk

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif kemudian diolah dengan menggunakan

bantuan pemrograman komputer misalnya Microsoft Excel, Minitab 14. Analisis

kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pendapatan dan

penggunaan faktor-faktor produksi usahatani di lokasi penelitian.

4.5.1 Analisis Fungsi Produksi

Pada kegiatan penelitian ini fungsi produksi yang digunakan untuk analisis

produksi kacang panjang dapat diduga dengan menggunakan analisis fungsi produksi

Cobb-Douglass. Fungsi produksi Cobb-Douglass merupakan suatu fungsi atau

persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel dimana variabel dependen yang

dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X) (Soekartawi, 1990). Adapun tahap-

tahap dalam menganalisis fungsi produksi adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi variabel bebas dan terikat

Identifikasi variabel dilakukan dengan mendaftarkan faktor-faktor produksi

yang diduga berpengaruh terhadap produksi kacang panjang. Pada penelitian ini

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

28

penentuan variabel dependen yang digunakan merujuk pada penelitian terdahulu yang

meneliti komoditas sayuran. Adapun faktor-faktor produksi yang digunakan meliputi

benih, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, Pupuk NPK, pestisida, nutrisi, tenaga

kerja. Penggunaan lahan pada kegiatan penelitian kali ini tidak dimasukan kedalam

model dikarenakan terdapat masalah multikolinier, sehingga fungsi produksi disini

dirubah menjadi fungsi produktivitas.

2. Analisis regresi

Model dari fungsi produksi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai berikut :

Y = b0 X1b1

X2b2

........Xnbn

eu

dimana :

Y = produktivitas kacang panjang

X = input produksi

b = besaran yang akan diduga

u = kesalahan

e = logaritma natural (e = 2,718)

Selanjutnya persamaan tersebut kemudian diubah dalam bentuk linier

berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut. Adapun bentuk linier

berganda rumus diatas setelah dilogaritmakan adalah :

Ln Y = ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4 + b5 Ln X5 + b6 Ln X6

+ b7 Ln X7 + b8 Ln X8 + u

dimana : Y : produktivitas kacang panjang (kg)

bo : intercep/konstanta

b1 .b8 : koefisien arah regresi masing-masing produksi X1....X8

X1 : Benih (gr)

X2 : pupuk urea (kg)

X3 : pupuk Sp 36 (kg)

X4 : pupuk NPK (kg)

X5 : Pupuk kandang (kg)

X6 : Nutrisi (lt)

X7 : Pestisida (lt)

X8 : Tenaga kerja (HOK)

u : ganggguan stokhastik atau kesalahan (disturbance term)

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

29

Menurut Gujarati (2006), untuk mendapatkan koefisien regresi (parameter)

linier terbaik yang tidak bias maka harus memenuhi kriteria syarat metode penduga

Ordinary Least Square (OLS). Adapun asumsi OLS tersebut diantaranya :

1) Model linier dalam koefisien (parameter)

2) Tidak terdapat multikolinier dalam variabel independen

3) Komponen error tidak berpola acak/random, menyebar normal dengan nilai

tengah nol, ragamnya homogen (Homoskedastisitas)

Selanjutnya dengan menggunakan regresi linier berganda dapat diketahui

besarnya nilai t-hitung, F-hitung, dan R2. Nilai t-hitung digunakan untuk menguji

secara statistik apakah koefisien regresi dari masing-masing parameter bebas (Xn)

yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tidak

bebas (Y). Sedangkan nilai F-hitung digunakan untuk mengetahui apakah variabel

bebas X1,X2,X3,X4,X5,X6,X7,X8, secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

variabel Y, jika diperleh hasil F-hitung lebih besar dari F-tabel maka variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel Y. Koefisien determinasi

R2 digunakan untuk mengukur tingkat kesesuian model dugaan, yang merupakan

ukuran deskriptif tingkat kesesuian antara data aktual dengan ramalannya, semakin

tinggi nilai R2 maka semakin akurat antara data aktual dengan ramalannya.

1. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesa ini dilakukan untuk hasil dari model fungsi produksi yang

dihasilkan dari pengolahan data, pengujian yang dilakukan meliputi :

A. Pengujian terhadap model penduga

Pengujian ini untuk mengetaui bersama-sama apakah faktor-faktor produksi

berpengaruh nyata terhadap produksi kacang panjang.

Hipotesis :

H0 : b1 = b2 =..........= bi = 0

H1 : salah satu dri b ada ≠ 0

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

30

Uji statistik yang digunakan adalah uji F:

Keterangan:

k = Jumlah variabel termasuk intersept

n = Jumlah pengamatan atau responden

Kriteria uji:

F-hitung > F-tabel (k-1),n-k) pada taraf nyata α : tolak H0

F-hitung < F-tabel (k-1, n-k) pada taraf nyata α : terima H0

Jika F-hitung > F-tabel (k-1),n-k) pada taraf nyata α, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi, sedangkan jika

F-hitung < F-tabel (k-1, n-k) pada taraf nyata α, maka variabel secara bersama-sama

tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Untuk memperkuat pengujian, dihitung

besarnya koefisien determinasi (R2), semakin tinggi nilai R

2 berarti model dugaan

yang diperoleh semakin akurat untuk meramalkan variabel dependent, atau dengan

kata lain tingkat kesesuian antara data aktual dengan ramalannya semakin besar.

Perhitungan koefisien determinasi dapat dituliskan sebagai berikut:

Nilai R2 maksimal adalah 1 dan minimal adalah 0. Nilai R

2 mengukur

besarnya keragaman total data yang dapat dijelaskan oleh model, sisanya (1-R2)

dijelaskan oleh komponen eror.

B. Pengujian untuk masing-masing parameter

Pengujian untuk masing-masing parameter yaitu uji-t yang menguji secara

statistik bagaimana pengaruh nyata dari setiap variabel bebas (X) yang digunakan

secara terpisah terhadap variabel variabel tidak bebas (Y).

t-hitung > t-tabel (α, n-k-1) maka tolak H0

t-hitung < t-tabel (α, n-k-1) maka terima H0

dimana :

n = jumlah responden

k = jumlah variabel

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

31

1) Jika tolak H0, artinya variabel bebas yang digunakan berpengaruh nyata terhadap

variabel tidak bebas dari nilai produksi dalam model

2) Jika terima H0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel

tidak bebas (produksi)

Apabila tidak menggunakan tabel, maka dapat dilihat nilai P, dengan kriteria

sebagai berikut :

1) P-value < α, maka variabel yang diuji (faktor produksi) berpengaruh nyata

terhadap variabel tidak bebas (produksi)

2) P-value > α, maka variabel yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel

tidak bebas (produksi)

C. Pengujian Homoskedastisitas

Homoskedastisitas adalah kondisi dimana komponen error pada model regresi

memiliki ragam yang sama untuk setiap variabel independen. Asumsi ini dapat dilihat

berdasarkan tingkat penyebaran nilai-nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi. Jika

penyebarannya tidak membentuk pola yang sistematis seperti linier atau kuadratik,

maka keadaan asumsi tersebut telah terpenuhi, jika asumsi ini tidak terpenuhi maka

hasil uji signifikansi koefisien regresi disetiap variabel independen tidak valid atau

akurat.

D. Pengujian Multikolinieritas

Multikolinieritas dapat diartikan adanya hubungan linier diantara variabel

independen. Uji signifikansi koefisien regresi menjadi tidak valid, jika terdapat

hubungan linier antar variabel independen, terdapat banyak cara untuk menguji

adanya multikolinier, yaitu dengan koefisien determinasi (R2)

yang tinggi namun dari

uji-t banyak variabel bebas yang tidak signifikan atau dapat juga diukur dengan

Variance Inflation Faktor (VIF) , Jika VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa

model dugaan ada multikoliniearitas dan jika VIF < 10 maka model dugaan terbebas

dari adanya multikolinieritas.

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

32

4.5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Kacang Panjang

Pendapatan usahatani dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan atas

biaya total.

Perhitungan pendapatan atas biaya total adalah sebagai berikut :

Pd = TR - TC

Pd = (PxQ) – (Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan)

dimana :

Pd = Pendapatan total usahatani kacang panjang

TR = Penerimaan total

TC = Biaya total

P = Harga Jual (Rp)

Q = Total Produksi (Kg)

Perhitungan pendapatan tunai dapat dituliskan sebagai berikut :

Pd tunai = TR – Biaya tunai

dimana :

TR = Penerimaan total

Perhitungan total penerimaan didapat dari perkalian antara rata-rata harga jual

dengan total produksi. Dalam penelitian ini harga jual yang digunakan merupakan

harga jual rata-rata komoditas kacang panjang masing-masing petani responden

sepanjang periode panen terkahir. Biaya tunai pada kegiatan usahatani kacang

panjang meliputi biaya sarana produksi ( pupuk kandang, urea, NPK, TSP, nutrisi,

benih, pestisida), tenaga kerja luar keluarga (TKLK), tali rafia, ajir, sewa lahan dan

pajak, sedangkan biaya diperhitungkan meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga

(TKDK), penyusutan peralatan, lahan milik sendiri. Analisis pendapatan usahatani

kacang panjang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan dan

keuntungan yang diperoleh oleh petani responden yang ada di Kecamatan Nagrak.

Perhitungan analisis pendapatan dan R/C rasio dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

33

Tabel 9. Perhitungan Analisis Pendapatan dan R/C rasio Usahatani Kacang Panjang

Keterangan Jumlah Satuan Harga (Rp) Nilai (Rp)

A Penerimaan Tunai

C Total Penerimaan

D Biaya Tunai

- Pupuk kandang

- Pupuk urea

- Pupuk SP 36

- Benih kacang panjang

- Pupuk NPK

- Pestisida

-Nutrisi

- Tenaga kerja

- Tali rafia

- Ajir

-Sewa lahan

-Pajak lahan

-Iuran irigasi

Total Biaya Tunai

E Biaya diperhitungkan

- Lahan

- Penyusutan peralatan

-Tenaga kerja dalam keluarga

Total Biaya diperhitungkan

F Total Biaya (D+F)

G Pendapatan atas biaya tunai

(A-D)

H Pendapatan atas biaya total

(C-F)

I R/C rasio atas biaya tunai

(A/D)

J R/C atas biaya total (C/F)

4.5.3 Analisis R/C Rasio

Analisis R/C rasio merupakan perbandingan antara nilai output dan input

usahatani, analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh

dari kegiatan usahatani yang dijalankan cukup menguntungkan atau tidak, selain itu

analisis ini juga digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani. Analisis R/C

rasio dibedakan menjadi dua yaitu R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya

total. Berikut formulasi perhitungan R/C rasio :

R/C rasio atas biaya tunai = Total Penerimaan

Biaya Tunai

R/C rasio atas biaya total = Total Penerimaan

Total Biaya

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

34

R/C rasio merupakan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang

dikeluarkan dalam usahatani. Semakin tinggi nilai R/C maka semakin efisien

kegiatan usahatani yang dijalankan. Kriteria penelitian dari hasil perhitungan R/C

rasio sebagai berikut :

a. R/C rasio > 1, menunjukan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya

akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari satu rupiah, dengan kata

lain usaha tersebut dikatakan lebih efisien

b. R/C rasio = 1, menunjukan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya

akan menghasilkan penerimaan yang sama dengan satu rupiah, bisa dikatakan

usaha tersebut efisien

c. R/C rasio < 1, menunjukan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya

akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari satu rupiah, dengan kata

lain usaha tersebut tidak efisien.

4.5.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kacang

panjang di Kecamatan Nagrak diantaranya:

1. Benih kacang panjang (X1)

b1>0 artinya semakin banyak benih yang digunakan dalam kegiatan produksi

maka akan semakin tinggi produksi kacang panjang

2. Pupuk urea (X2),

b2>0 artinya semakin banyak pupuk urea yang digunakan maka semakin tinggi

produksi kacang panjang yang dihasilkan.

3. Pupuk SP 36 (X3)

b3>0 artinya semakin banyak pupuk Sp 36 yang digunakan maka semakin tinggi

produksi kacang panjang yang dihasilkan.

4. Pupuk NPK (X4)

b4>0 artinya semakin banyak pupuk NPK yang digunakan maka semakin tinggi

produksi kacang panjang yang dihasilkan.

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

35

5. Pupuk kandang (X5)

b5>0 artinya semakin banyak pupuk kandang yang digunakan dalam proses

produksi, maka semakin tingkat produksi kacang panjang yang dihasilkan. Pupuk

kandang merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam meningkatkan

kualitas tanaman.

6. Nutrisi (X6)

b6>0 artinya semakin banyak nutrisi yang digunakan maka semakin tinggi

produksi kacang panjang yang dihasilkan.

7. Pestisida (X7)

b7>0 artinya semakin banyak pestisida yang digunakan maka semakin tinggi

produksi kacang panjang

8. Tenaga kerja (X8)

b8>0 artinya semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan

produksi maka semkain tinggi tingkat produksi kacang panjang yang dihasilkan.

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

36

V GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

5.1 Keadaan Umum dan Geografis

Kecamatan Nagrak merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di

Kabupaten Sukabumi. Secara geografis berada disebelah utara kantor pemerintah

Kabupaten Sukabumi dengan radius ± 69 km dari arah ibukota pelabuahn ratu, 150

km dari ibukota propinsi serta 65 kilometer dari kedudukan bakorwil di bogor.

Kecamatan Nagrak memiliki luas wilayah 7.209,48 hektar yang terdiri dari 10 Desa.

Desa tersebut meliputi Kalaparea, Giri Jaya, Darmareja, Pawenang, Babakan

Panjang, Cisarua, Cihanyawar, Nagrak Utara, Nagrak Selatan, Balaikambang.

5.2. Kependudukan dan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk dalam wilayah Kecamatan Nagrak berdasarkan angka

penduduk pada tahun 2012, yang terdiri dari sepuluh desa adalah sebanyak 76.424

orang. Terdiri dari 36.865 orang laki-laki dan 39.559 orang perempuan. Jumlah

kepala keluarga (KK) di Kecamatan Nagrak adalah 21.671 dengan kepadatan

penduduk 11,1 jiwa per Km persegi. Mata Pencaharian penduduk Kecamatan Nagrak

beraneka ragam, yaitu sebagai petani tanaman pangan, peternak, petani ikan, buruh

tani, dan non petani. Potensi penduduk berdasarkan mata pencaharian, dapat dilihat

dalam Tabel 10.

Tabel 10.Potensi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian (KK) di Kecamatan

Nagrak Tahun 2012 Desa Tanaman

Pangan

Peternak Perke

bunan

Perikanan Buruh

tani

Non-

Petani

Jumlah

(KK)

Kalaparea 705 21 - 3 955 629 2313

Girijaya 840 20 - 4 1170 605 2639

Darmareja 1169 31 - - 476 233 1909

Pawenang 912 13 - 2 465 254 1646

Bbk. Panjang 740 15 - 5 573 179 1512

Cisarua 390 15 - - 722 1752 2879

Cihanjawar 801 9 - 3 292 328 1433

Nagrak Utara 1105 155 - - 1305 1223 3788

Nagrak

Selatan

906 9 - 15 125 677 1732

Balaikambang 750 10 - - 734 326 1820

Jumlah 8318 298 - 32 6817 6206 21671

Sumber: Monografi Kecamatan Nagrak, 2012

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

37

5.3 Karakteristik Petani Responden

Penelitian ini dilakukan di dua desa Kecamatan Nagrak yaitu Desa Pawenang

dan Desa Babakan Panjang dengan pertimbangan bahwa dua desa tersebut

merupakan sentra penghasil kacang panjang di Kecamatan Nagrak dan diwakilkan

oleh 40 petani responden. Beberapa karakteristik responden yang dianggap penting

meliputi status usaha, umur, pendidikan, pengalaman dalam bertani kacang panjang

dan kepemilikan lahan. Karakteristik tersebut dianggap penting karena responden

dalam penelitian sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.

5.3.1 Status Usaha

Status usaha merupakan salah satu karakteristik utama dalam proses

pengambilan keputusan dalam kegiatan usahatani, adapun responden dalam kegiatan

penelitian yang menjadikan kegiatan usahatani sebagai pekerjaan utamanya adalah

38 orang dan sisanya 2 orang menjadikan usahatani sebagai pekerjaan sampingan.

Karakteristik petani responden dapat dilihat dari status usahanya dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11. Karakteristik Responden Petani Kacang Panjang Berdasarkan Status Usaha

Status usaha Jumlah Responden Persentase (%)

Utama 38 95

Sampingan 2 5

Jumlah 40 100

5.3.2 Usia Responden

Petani kacang panjang di Kecamatan Nagrak, berdasarkan tingkat umurnya

dimulai dari usia 27 tahun hingga 59 tahun. Usia petani responden di Kecamatan

Nagrak dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok umur seperti pada Tabel

12. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa petani responden didominasi oleh petani

berusia 27-36 tahun sebesar 32,5 persen dan petani berumur 37–46 dengan persentase

30 persen, diikuti petani dengan umur 47–56 tahun sebanyak 30 persen serta petani

diatas 57 tahun sebanyak 7,5 persen dari total keseluruhan responden 40 orang.

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

38

Tabel 12.Karakteristik Petani Responden di Kecamatan Nagrak Berdasarkan Usia

Pada Tahun 2012

Usia Responden (Tahun) Jumlah Petani (Orang) Persentase (%)

27 – 36 13 32,5

37 – 46 12 30

47 – 56 12 30

≥ 57 3 7,5

Jumlah 40 100

5.3.3 Pendidikan

Pendidikan formal merupakan salah satu karakteristik petani yang

berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, baik dalam kegiatan usahatani

atau dalam memperoleh informasi dan penyerapan teknologi sehingga dapat

membantu dalam pengembangan kegiatan usahatani kacang panjang. Pada Tabel 13

dapat dilihat jumlah petani responden berdasarkan tingkat pendidikan formal.

Tabel 13.Karakteristik Responden Petani Kacang Panjang di Kecamatan Nagrak

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Tahun 2012

Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (Orang) Persentase (%)

SD 19 47,5

SMP 11 27,5

SMA 5 12,5

Tidak Tamat 5 12,5

Jumlah 40 100

Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan

yang ditempuh oleh total 40 petani responden petani kacang panjang di Kecamatan

Nagrak yaitu pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar 47,5 persen, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) sebesar 27,5 persen, diikiuti Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar

12,5 persen dan sisanya sebesar 12,5 persen tidak tamat.

5.3.4 Status Lahan

Status lahan petani responden kacang panjang di Kecamatan Nagrak

diklasifikasikan menjadi dua yaitu milik sendiri dan sewa. Berdasarkan Tabel 14

dapat dilihat jumlah petani kacang panjang yang melakukan kegiatan usahatani

dengan menggunakan lahan sendiri sebesar 75 persen, sedangkan petani kacang yang

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

39

menggunakan lahan sewaan dalam melakukan kegiatan usahataninya sebesar 15

persen dari total 40 petani responden.

Tabel 14.Karakterisitik Responden Petani Kacang Panjang di Kecamatan Nagrak

Berdasarkan Status Lahan Pada Tahun 2012

Status lahan Jumlah Petani (Orang) Persentase (%)

Milik 36 75

Sewa 6 15

Jumlah 40 100

5.3.5 Pengalaman Usahatani

Pengalaman usahatani merupakan salah satu penentu keberhasilan dan

pengelolaan dalam melakukan kegiatan usahatani, hal ini perlu diketahui karena

pengalaman suatu usahatani sangat berpengaruh dalam pengelolaan dan

pengorganisasian faktor-faktor produksi yang digunakan. Pengalaman petani kacang

panjang di kecamatan Nagrak dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15.Karakteristik Responden Petani Kacang Panjang di Kecamatan Nagrak

Berdasarkan Pengalaman Usahatani Pada Tahun 2012

Pengalaman Usahatani

Kacang Panjang (Tahun)

Jumlah Petani (Orang) Persentase (%)

≤ 5 3 7,5

6 – 10 10 25

≥ 11 27 67,5

Jumlah 40 100

Pada Tabel 15, dapat dilihat bahwa dari total 40 petani responden kacang

panjang sebagian besar petani yang memiliki pengalaman usahatani lebih dari 11

tahun mendominasi yaitu sebesar 67,5 persen, diikuti dengan rentang pengalaman

usahatani antara 6–10 tahun sebesar 25 persen dan sisanya sebesar 7,5 persen

didominasi petani dengan pengalaman usahatani kurang dari 5 tahun.

5.4 Kegiatan Budidaya Kacang Panjang di Lokasi Penelitian

Kegiatan budidaya kacang panjang diawali dengan kegiatan pengolahan

lahan, pembuatan bedengan ,pemasangan ajir, pembuatang lubang tanaman,

penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen.

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

40

5.4.1 Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, sistem

drainase sehingga tanah menjadi gembur. Pengolahan lahan biasanya dilakukan

dengan cara beberapa tahap diantaranya, pembersihan lahan dari gulma dan bekas

tanaman sebelumnya. Selanjutnya adalah mencangkul tanah dengan cara membalikan

lapisan tanah bagian atas sehingga tanah bagian bawah terangkat ke atas, hal ini

bertujuan agar struktur tanah bisa menjadi lebih remah dan memudahkan akar

tanaman menembus tanah. Selanjutnya dilakukan pembuatan bedengan dengan

ukuran 1-1,2 meter dengan jarak antara bedengan 60-100 centimeter.

Kegiatan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk kandang dengan

dosis pupuk kandang mencapai 3-4 ton per hektar tergantung kondisi lahan daerah

setempat, dengan cara ditaburkan diatas bedengan lalu diaduk dengan tanah. Setelah

dilakukan pemupukan selanjutnya dilakukan kegiatan pembuatan lubang tanam

dengan kedalaman lubang tanam sekitar 2 centimeter, dengan jarak 20x40 centimeter,

20x50 centimeter atau 30x40 centimeter. Setelah pembuatan lubang tanam

selanjutnya adalah pemasang lanjaran atau ajir diantara dua lubang dengan satu

lanjaran dengan panjang ajir 190-220 centimeter.

Gambar 3. Proses Pengikatan Ajir Oleh Petani Kacang Panjang Tahun 2012

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

41

5.4.2 Penanaman

Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah berpenampilan kusam,

daya kecambah tinggi diatas 85 persen, tidak rusak atau cacat, tidak mengandung

wabah hama dan penyakit. Benih kacang panjang yang digunakan oleh petani kacang

panjang di Kecamatan Nagrak yaitu jenis varietas katrina. Kegiatan penanaman

dilakukan dengan cara memasukan benih ke dalam lubang tanam sebanyak dua biji

per lubang tanam dengan jarak 20x40, 20x50 atau 30x40 centimeter dengan

kedalaman lubang tanam sebesar dua centimeter.

5.4.3 Pemeliharaan

Pemeliharaan kacang panjang meliputi, penyiraman, penyiangan, penyulaman

penyemprotan obat-obatan (insektisida). Pemberian nutrisi (pupuk daun), perempelan

dan pemberian pupuk. Kegiatan penyiraman biasanya dilakukan pada saat umur

tanaman mencapai lima hari setelah tanam atau fase awal pertumbuhan benih

sebanyak satu kali sehari pada musim kemarau, dan pada musim hujan biasanya tidak

dilakukan kegiatan penyiraman. Penyulaman dimaksudkan untuk mengganti tanaman

yang mati, rusak atau kurang baik pertumbuhannya, kemudian ditanam kembali bibit

baru yang berasal dari persemaian yang terlebih dahulu.

Selain itu ada juga kegiatan perempelan, kegiatan ini dilakukan dengan cara

pemangkasan daun dan ujung batang kacang panjang, biasanya dilakukan jika

Gambar 4. Benih Kacang Panjang yang Digunakan Petani Kacang Panjang di

Kecamatan Nagrak Tahun 2012

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

42

tanaman kacang panjang sudah terlihat rimbun, hal ini bertujuan agar pertumbuhan

daun kacang panjang tidak menghambat pertumbuhan bunga, selain itu untuk

menjaga agar tumbuhan kacang panjang dapat tumbuh normal, dilakukan kegiatan

penyiangan, biasanya dilakukan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu setelah

tanam, tergantung pertumbuhan gulma di lapangan.

Kegiatan pemupukan awal dilakukan pada saat tanaman berumur 14 hari

setelah tanam dengan mencampurkan pupuk urea dengan TSP, kegiatan pemupukan

yang dilakukan petani kacang panjang di Kecamatan Nagrak dengan cara ditaburkan

dengan jarak dari lubang tanam sekitar 10-15 centimenter. Pemupukan susulan

kacang panjang dilakukan pada tanaman berumur 40 hari setelah tanam dan

pemupukan selanjutnya 65 -70 hari setelah tanam, dengan menggunakan pupuk NPK

14-14-17 dengan cara sistem pengecoran yaitu mencampur pupuk NPK dengan air,

dengan dosis sesuai dengan kebiasaan petani.

Selain itu petani kacang panjang di Kecamatan Nagrak sering menggunakan

nutrisi cair yang digunakan sebagai pupuk tambahan yang digunakan untuk

melengkapi unsur mikro yang tidak dimiliki oleh pupuk yang diberikan lewat akar.

Petani Kacang Panjang biasanya sering memberikan nutrisi pupuk daun dengan

merek dagang Ajib, pemberian pupuk daun biasanya dikombinasikan dengan

penggunaan pestisida, hal ini bertujuan untuk menghemat biaya tenaga kerja

penyemprotan serta menghemat waktu.

Gambar 5. Tanaman Kacang Panjang yang Ditanam Petani Kacang Panjang di

Kecamatan Nagrak Tahun 2012

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

43

5.4.4 Panen dan Pasca Panen

Kegiatan panen kacang panjang dilakukan pada saat umur tanaman kacang

panjang sekitar 60 hari setelah tanam, pemanenan dilakukan pada pagi hari sekitar

pukul 08.00 pagi. Ciri tanaman kacang panjang yang sudah siap dipanen adalah

ukuran polong sudah maksimal, mudah dipatahkan dan biji dalam polongnya tidak

menonjol. Kegiatan panen kacang panjang biasanya dilakukan setiap dua hari sekali

dengan jumlah total panen rata-rata mencapai 15-23 kali panen dalam satu siklus

produksi. Setelah kegiatan panen dilakukan, selanjutnya adalah kegiatan penyortiran

dengan cara mengikat kacang panjang menggunakan tali rafia dengan bobot satu

ikatan 6-7 kilogram. Seluruh petani responden memasarkan hasil panennya ke

pengumpul setempat, hal ini didasarkan adanya keterikatan modal dengan pengumpul

atau karena masalah pertimbangan harga sehingga para petani menjualnnya kepada

pengumpul yang selanjutnya dipasarkan ke pasar induk Tanah Tinggi Tangerang.

Gambar 6. Kacang Panjang yang Sudah Siap di Jual Oleh Petani Kacang

Panjang di Kecamatan Nagrak Tahun 2012

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

44

VI ANALISIS FAKTOR PRODUKSI KACANG PANJANG

6.1 Analisis Model Fungsi Produksi

Analisis model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb

Douglass. Jumlah responden petani kacang panjang yang digunakan sebanyak 40

responden. Data yang yang dikumpulkan meliputi data variabel dependen atau

dijelaskan yaitu berupa data produksi dan data variabel independen seperti tenaga

kerja, benih, urea, SP 36, NPK, nutrisi dan pestisida. Fakor produksi yang digunakan

dalam usahatani responden dikonversi kedalam satuan luasan lahan yang sama,

sehingga perbandingan faktor usahatani lebih mempengaruhi pada setiap faktor

produksi. Data rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi per hektar yang

digunakan dalam usahatani kacang panjang di Kecamatan Nagrak dapat dilihat pada

Tabel 16.

Tabel 16. Rata-Rata Penggunaan Faktor Produksi Per Hektar Per Satu Musim Tanam

Pada Usahatani Kacang Panjang di Kecamatan Nagrak Pada Tahun 2012

No Uraian Satuan Jumlah

1 Benih Gram 8790,25

2 Pupuk Kandang Kg 5320,08

3 Urea Kg 58,02

4 NPK Kg 158,42

5 TSP Kg 119,13

6 Nutrisi Liter 1,51

7 Pestisida Liter 0,81

8 Tenaga Kerja HOK 527,04

6.1.1 Analisis Model Fungsi Produksi Kacang Panjang

Berdasarkan hasil olahan minitab dengan menggunakan data yang diperoleh

dari hasil penelitian, maka dapat diketahui hubungan antara faktor produksi dan hasil

produksi pada petani kacang panjang di Kecamatan Nagrak berkolerasi secara

bersama-sama terhadap tingkat produksi kacang panjang, hal ini didasarkan terhadap

nilai uji F-hitung yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan nilai F-

tabelnya. Nilai uji – F yang diperoleh yaitu sebesar 28,07 , hal ini menunjukan bahwa

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

45

model dugaan nyata pada selang kepercayaan 95 persen, dimana nilai F-tabel pada

selang kepercayaan 95 persen adalah 2,27

Penggunaan faktor-faktor produksi di lapangan sangat berkaitan erat dengan

tingkat produksi yang dihasilkan, dimana penggunaan faktor produksi seperti benih,

pupuk, pestisida, nutrisi dan tenaga kerja memiliki peranan penting terhadap

perkembangan, pertumbuhan serta produktivitas kacang panjang yang dihasilkan. Uji

signifikansi model produksi pada petani kacang panjang di Kecamatan Nagrak dapat

dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17.Uji Signifikansi Model Produksi Usahatani Kacang Panjang Satu Musim

Tanam per Hektar di Kecamatan Nagrak Pada Tahun 2012

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Jumlah

Kuadrat

Tengah

F-Hitung Peluang

Regresi 8 0,91800 0,11475 28,07 0,000

Galat 31 0,12672 0,00409

Total 39 1,04472

Selain itu dilihat dari hasil pendugaan model, ditunjukan bahwa nilai R-square

(R-sq) sebesar 87,9 persen, dan nilai determinasi terkorelasi (R2adjusted) sebesar 84,7

persen. Nilai R-square menunjukan bahwa sebesar 87,9 persen jumlah variasi

produksi dapat dijelaskan oleh variabel benih, tenaga kerja, urea, TSP, NPK, nutrisi

dan pestisida, sedangkan 12,1 persen lagi dijelaskan fakator-faktor lain diluar model.

Berdasarkan Tabel 18, dapat dilihat beberapa faktor produksi yang

berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen, 95 persen, dan 90 persen,

sedangkan dari uji multikolinieritas dapat dilihat berdasarkan nilai VIF nya yang

kurang dari 10. Berdasarkan hasil olahan minitab dapat dilihat bahwa tidak terdapat

masalah multikolinieritas dikarenakan nilai VIF masing-masing variabel independen

masih dibawah 10. Untuk uji homoskedastisitas dapat dilihat pada Lampiran 6 ,

tepatnya pada grafik Residuals Vs the Fitted Values terlihat tidak membentuk pola

atau acak artinya model penduga yang terbentuk ini terpenuhi secara asumsi uji

kriteria homoskedastisitas. Adapun fungsi produksi usahatani kacang panjang di

Kecamatan Nagrak diduga sebagai berikut :

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

46

Ln Y = 3,36+ 0,362 Ln Benih – 0,351 Ln Urea + 0,501 Ln TSP + 0,198 Ln NPK –

0,0989 Ln Pupuk Kandang + 0,0784 Ln Nutrisi +0,0262 Ln Pestisida +

0,221 Ln Tenaga Kerja

Tabel 18. Hasil Parameter Penduga Fungsi Produksi Usahatani Kacang Panjang

perhektar satu musim tanam di Kecamatan Nagrak Pada Tahun 2012 Variabel Koefisien

Regresi

Simpangan

Baku

t-hitung P-value VIF

Konstanta 3,3617 0,7385 4,55 0,000

Ln Benih 0,36182*** 0,07467 5,18 0,000 1,3

Ln Urea -0,35066*** 0,04668 -7,51 0,000 2,1

Ln TSP 0,50135*** 0,06923 7,24 0,000 2,5

Ln NPK 0,19777*** 0,06069 3,26 0,003 1,9

Ln Pupuk Kandang -0,09894** 0,04152 -2,38 0,023 1,7

Ln Nutrisi 0,07836* 0,03911 2,00 0,054 2,5

Ln Pestisida 0,02617 0,03093 0,85 0,404 1,3

Ln Tenaga Kerja 0,22146*** 0,07467 2,97 0,006 2,7

R-sq 87,9%

R-sq (adj) 84,7%

Keterangan : * nyata pada tingkat kepercayaan 10 %

** nyata pada tingkat kepercayaan 5 %

*** nyata pada tingkat kepercayaan 1%

6.1.2 Analisis Elastisitas Produksi Kacang Panjang

1. Benih

Benih merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi kacang

panjang yang dihasilkan, nilai koefisien regresi benih yaitu 0,362 persen yang berarti

penambahan benih sebesar satu persen dapat meningkatkan produksi sebesar 0,362

persen dan berpengaruh nyata pada taraf α 99 persen. Hal ini disebabkan karena

benih memegang peranan penting dalam peningkatan produksi kacang panjang, benih

yang berkualitas dapat menghasilkan produksi dan kualitas kacang panjang yang

dipanen.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lapangan jarak tanam yang

digunakan petani di daerah penelitian yaitu rata-rata 20x50 centimeter dengan jumah

benih yang ditanam sebanyak dua biji per lubang tanam. Peningkatan penggunaan

benih dapat ditingkatkan dengan cara memperkecil jarak tanam menjadi 20x40

centimeter. Penggunaan rata-rata benih kacang panjang di Kecamatan Nagrak yaitu

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

47

sebesar 8790 gram/ha, masih dibawah potensi maksimal penggunaan benih kacang

panjang sebanyak 20.000 gram per hektar.2 Kurangnya penggunaan benih hibrida ini

diakibatkan harga benih hibrida relatif masih mahal.

2. Urea

Penggunaan variabel pupuk urea berpengaruh signifikan terhadap tingkat

produksi kacang panjang, dimana variabel lainnya konstan (cateris paribus). Nilai

elastisitas pupuk urea sebesar -0,351 menunjukan bahwa dengan adanya penambahan

pupuk urea sebesar satu persen akan menurunkan produksi kacang panjang sebesar

0,351 persen, dan berpengaruh nyata pada taraf α 99 persen. Hal ini sama seperti

yang diungkapkan oleh Pratahama (2012) yang meneliti tentang caisin, bahwa pupuk

urea memiliki pengaruh negatif terhadap produksi.

Pupuk urea mengandung unsur N, penggunaan urea secara berlebihan dapat

mengakibatkan penurunan produksi kacang panjang dikarenakan tanaman kacang

panjang tidak terlalu banyak membutuhkan pupuk yang memiliki unsur N, meskipun

unsur N diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman namun dalam dosis

tertentu. Hal ini disebabkan karena tanaman kacang panjang memiliki bakteri

rhizobium sp yang terdapat didalam akarnya yang mampu mentransformasi unsur N

di udara menjadi unsur N yang bisa diserap oleh tanaman kacang panjang

(Salanti,2008).

Oleh karena itu penggunaan pupuk urea yang melebihi dosis akan merangsang

pertumbuhan vegetatif tanaman kacang panjang yang berlebihan dan berdampak

buruk terhadap pertumbuhan generatif tanaman kacang panjang yang dapat

mengakibatkan turunnya produksi kacang panjang, sehingga dosis pupuk urea yang

dibutuhkan tidak sebanyak pupuk lainnya, terbukti dosis penggunaan pupuk di tempat

penelitian sebanyak 58,02 kilogram per hektar yang sudah berada diatas anjuran

penggunaan pupuk urea sebanyak 25-30 kilogram per hektar.3

2Departemen Pertanian.Budidaya Kacang Panjang. http ://cybexdeptan.go.id (diakses 5 Maret 2013)

3Departemen Pertanian.Budidaya Kacang Panjang. http:cybexdeptan.go.id (diakses 5 Maret 2013)

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

48

3. TSP/SP 36

Pupuk TSP atau Sp 36 mengandung unsur P yang berfungsi dalam memacu

pertumbuhan bunga dan pemasakan buah. Nilai koefisien regresi pupuk TSP sebesar

0,501 yang berarti penambahan satu persen pupuk urea dapat meningkatkan produksi

sebesar 0,501 persen dan berpengaruh nyata terhadap produksi kacang panjang.

Kondisi di lapangan menggambarkan penggunaan pupuk TSP masih kurang dengan

rata-rata penggunaan pupuk TSP sebanyak 119,13 kilogram per hektar dan masih

dibawah anjuran pemakaian yaitu sebesar 300 kilogram per hektar4. Penggunaan

pupuk TSP masih bisa ditambahkan untuk meningkatkan produksi kacang panjang.

4. NPK

Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur N, P dan K

yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat nilai

koefisien regresi variabel NPK sebesar 0,198 dan berpengaruh nyata pada taraf α 99

persen yang menunjukan bahwa peningkatan penggunaan pupuk NPK sebesar satu

persen dapat meningkatkan produksi kacang panjang sebesar 0,198 persen cateris

paribus. Berdasarkan observasi di lapangan penggunaan pupuk NPK sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan produksi kacang panjang, selain itu penggunaan

pupuk NPK juga lebih praktis dan efisien dikarenakan unsur makro yang terkandung

didalamnya mencakup semua unsur makro yang dibutuhkan oleh tanaman kacang

panjang.

5. Pupuk Kandang

Pupuk kandang berpengaruh nyata pada taraf α 95 persen, dan mempunyai

nilai koefisien regresi sebesar -0,0989 yang berarti penambahan sebesar satu persen

pupuk kandang dapat menurunkan produksi kacang panjang sebesar 0,0989 persen.

Pupuk kandang mempunyai unsur hara N,P dan K, namun dalam jumlah yang kecil

dan berperan penting bagi pertumbuhan tanaman, menaikan daya menahan air,

4 Departemen Pertanian.Budidaya Kacang Panjang..http.//cybexdeptan.go.id (diakses 5 Maret 2013)

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

49

banyak mengandung mikroorganisme yang dapat mensintesa senyawa-senyawa

tertentu sehingga berguna bagi tanaman.

Berdasarkan kondisi dilapangan sebagian besar para petani kacang panjang

menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran domba kotoran ayam dengan

penggunaan pupuk kandang di tempat penelitian sebesar 5320,08 kilogram per

hektar, sudah melebihi dosis yang dianjurkan yaitu sebesar 4.000-5000 kilogram per

hektar.5 Seperti kasus yang pernah terjadi pada petani kacang panjang di Kecamatan

Nagrak yang pernah mengalami penurunan produksi yang disebabkan penggunaan

pupuk kandang yang berlebihan dampaknya adalah terhambatnya pertumbuhan bunga

tanaman kacang panjang, hal ini sesuai dengan pernyataan Marsono (2009), tentang

penggunaan pupuk kandang secara berlebihan dapat mempercepat dan mempersubur

tanaman yang justru dapat berdampak pada penurunan produksi tanaman .

6. Nutrisi

Nutrisi yang digunakan oleh petani PPC (pupuk pelengkap cair) dengan

merek dagang ajib, nutrisi ini digunakan untuk merangsang pertumbuhan bunga dan

sering digunakan secara bersamaan dengan pestisida pada waktu kegiatan

penyemprotan, hal ini bertujuan untuk menghemat waktu dan biaya. Variabel nutrisi

mempunyai nilai koefisien regresi positif yaitu 0,0784 dan berpengaruh nyata pada

taraf α 90 persen. Hal ini menunjukan bahwa setiap penambahan nutrisi sebesar satu

persen pestisida akan kenaikan produksi kacang panjang sebesar 0,0784 persen.

Penggunaan masih bisa ditingkatkan untuk meningkatkan produksi kacang panjang.

Selama ini kurangnya penggunaan nutrisi disebabkan kendala harga yang relatif

mahal, dan petani cenderung menghemat penggunaan nutrisi untuk kacang panjang.

7. Pestisida

Pestisida berfungsi untuk mencegah dan membasmi hama dan penyakit yang

menyerang tanaman kacang panjang, adapun pestisida yang digunakan oleh petani

diantaranya decis dan score. Penggunaan pestisida berpengaruh positif dan tidak

nyata. Nilai elastisitas pestisida sebesar 0,0262 menunjukan bahwa penambahan

5 Departemen Pertanian.Budidaya Kacang Panjang.http.cybexdeptan.go.id (diakses 5 Maret 2013)

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

50

pestisida sebesar satu persen dapat meningkatkan produksi kacang panjang sebesar

0,0262 persen, ceteris paribus. Penggunaan pestisida biasanya dikombinasikan

dengan penggunaan nutrisi, hal ini menyebabkan pestisida tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi kacang panjang, selain itu adanya penggunaan pestisida yang sama

secara terus menerus dapat menyebabkan hama pada tanaman kacang panjang

menjadi resisten.

8. Tenaga Kerja

Tenaga kerja mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,221 , yang berarti

setiap kenaikan satu persen jumlah tenaga kerja dapat meningkatkan produksi kacang

panjang sebesar 0,221 persen, cateris paribus dan berpengaruh nyata pada taraf α 99

persen. Penambahan jumlah tenaga kerja dapat meningkatkan produksi kacang

panjang dengan kontribusi berupa adanya aktifitas pemeliharan seperti kegiatan

perempelan, penyiangan, pengecoran. Adanya aktivitas seperti kegiatan perempelan

diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi kacang panjang, mengingat kegiatan

perempelan bertujuan untuk membuang jumlah daun bagian bawah yang dapat

menghambat pertumbuhan bunga pada tanaman kacang panjang. Penggunaan

variabel tenaga kerja masih bisa ditingkakan mengingat nilai koefisien regresi

variabel tenaga kerja masih bernilai positif, sehingga penambahan tenaga kerja masih

bisa meningkatkan produksi kacang panjang.

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

51

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KACANG

PANJANG

7.1 Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh petani dari total

produksi yang dihasilkan. Penerimaan hasil penjualan produksi kacang panjang,

merupakan nilai perhitungan dari 40 petani responden per hektar pada satu musim

tanam. Penerimaan yang diperoleh oleh petani responden dari produktivitas rata-rata

sebesar 9762,35 kg per hektar, Jika dilihat dari harga jual kacang panjang di tingkat

petani, komoditas ini memiliki tingkat harga yang fluktuatif berkisar antara Rp 3.300

per kilogram hingga Rp 5.100 per kilogram, dan didapat harga rata-rata dari total 40

petani yang dijadikan responden dalam penelitian sebesar Rp 4.269. Adapun rincian

penerimaan dari usahatani kacang panjang dapat dilihat pada Tabel 19

Tabel 19. Penerimaan Rata-rata per Satu Musim Tanam per Hektar di Kecamatan

Nagrak Tahun 2012

No Keterangan Satuan Jumlah

1 Produktivitas Kg/Ha 9.762,35

2 Harga (Rp) Rp/Kg 4.269

Total Penerimaan Rp 41.675.472,2

7.2 Biaya Usahatani Kacang Panjang

Pengeluaran usahatani merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani

pada periode tanam tertentu. Pada penelitian kali ini biaya dalam usahatani kacang

panjang dikelompokan menjadi biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai itu

sendiri merupakan biaya yang benar atau riil dikeluarkan dalam kegiatan usahatani

sedangkan biaya diperhitungkan merupakan biaya yang sifatnya tidak riil namun

sebenarnya berupa biaya atau opportunity cost . Adapun yang termasuk kedalam

komponen biaya tunai diantaranya biaya benih, pupuk kandang, urea, TSP, NPK,

nutrisi, pestisida, tenaga kerja luar dan lain-lain (Tabel 20).

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

52

Tabel 20.Biaya Rata-Rata Usahatani Kacang Panjang Satu Musim Tanam per Hektar

di Kecamatan Nagrak

Keterangan Jumlah Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp) %Atas

Biaya

Biaya Tunai

Benih hibrida (gr) 8790,25 94 826.283,5 3,48

Pupuk kandang (kg) 5320,08 200 1.064.016 4,48

Urea (kg) 58,02 2.200 127.644 0,54

TSP (kg) 119,13 2.500 297.825 1,26

NPK (kg) 158,42 7.500 1.188.150 5,01

Nutrisi (ltr) 1,51 260.000 392.600 1,65

Pestisida (ltr) 0,81 230.000 186.300 0,79

Rafia (gulung) 15 14.800 222.000 0,94

Ajir (batang) 9.783 175 1.712.025 7,21

Tenaga Kerja Luar

Keluarga (HOK)

392,04

25.000 9.801.000 41,30

Sewa Lahan 2.857.142 12,04

Pajak lahan 57.748 0,24

Iuran irigasi 30.000 0,13

Total Biaya Tunai 18.762.733,5 79,06

Biaya Diperhitungkan

Tenaga Kerja Dalam

Keluarga (HOK)

135 25.000 3.375.000 14,22

Sewa lahan

diperhitungkan

1.428.571 6,02

Penyusutan Peralatan 164.714 0,69

Jumlah Total Biaya

Diperhitungkan

4.968.285 20,94

Jumlah Total Biaya 23.731.018,5

Berdasarkan Tabel 20, dapat dilihat biaya tunai pada usahatani kacang

panjang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang diperhitungkan. Pada Tabel

diatas dapat dilihat biaya yang digunakan untuk pembelian benih hibrida dengan

varietas Katrina dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 826.283,5 atau 3,48

persen dari total keseluruhan biaya yang dikeluarkan. Faktor-faktor produksi lain

yang dgunakan dalam kegiatan usahatani kacang panjang adalah pupuk kandang,

urea, TSP, NPK dengan masing-masing biaya yang dikeluarkan adalah Rp 1.064.016,

Rp127.644, Rp 297.825 dan Rp 1.188.150, biaya penggunaan pupuk kandang dan

pupuk kimia pada kegiatan usahatani kacang panjang tergolong masih rendah dengan

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

53

persentasi biaya atas biaya total yang dikeluarkan masing-masing sebesar 4,48

persen, 0,54 persen, 1,26 persen dan 5,01 persen.

Selain itu dalam kegiatan budidaya kacang panjang tidak terlepas dengan

penggunaan nutrisi dan pestisida, penggunaan rata-rata nutrisi dan pestisida per

hektar dalam kegiatan budidaya kacang panjang adalah 1,51 liter dan 0,81 liter

dengan biaya seluruh pembelian nutrisi dan pestisida masing-masing sebesar Rp

392.600 dan Rp 186.300 atau 1,65 persen dan 0,79 persen dari total biaya seluruhnya.

Variabel lain yang terdapat dalam biaya tunai usahatani kacang panjang adalah tali

rafia yang digunakan untuk mengikat ajir dan mengikat hasil panen kacang panjang

dengan jumlah rata-rata rafia yang digunakan per hektar sebesar 15 gulung dengan

jumlah biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 222.000. Rata-rata penggunaan ajir per

hektar pada kegiatan budidaya kacang panjang adalah 9.783 batang dengan jumlah

biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.712.025 atau 7,21 persen dari total biaya yang

dikeluarkan dalam kegiatan usahatani kacang panjang.

Pada variabel biaya tunai, faktor produksi yang dengan pengeluaran terbesar

adalah biaya penggunaan tenaga kerja luar keluarga dengan jumlah biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp 9.801.000 atau sebesar 41,30 persen dari biaya total. Selain

biaya tenaga kerja, biaya tunai yang dikeluarkan meliputi biaya sewa lahan dan pajak

lahan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan masing-masing sebesar Rp 2.857.142

dan Rp 57.748 besar kecilnya nilai pajak lahan tergantung dari nilai NJOP lahan yang

bersangkutan.

Berdasarkan perhitungan dari sisi biaya diperhitungkan terdapat tiga variabel

yaitu tenaga kerja dalam keluarga, biaya sewa diperhitungkan, serta penyusutan

peralatan. dari ketiga biaya tersebut biaya tenaga kerja dalam keluarga memiliki nilai

biaya yang paling besar yaitu Rp 3.375.000 atau dengan total 14,22 persen dari total

biaya keseluruhan, selanjutnya yang termasuk komponen biaya diperhitungkan

diantaranya sewa lahan diperhitungkan dan penyusutan peralatan dengan total biaya

masing-masing sebesar Rp 1.428.571 dan Rp 164.714 dengan total persentase biaya

total masing-masing sebesar 6,02 persen dan 0,69 persen.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

54

Berdasarkan keseluruhan biaya yang digunakan oleh petani responden kacang

panjang di Kecamatan Nagrak, total biaya tunai mendominasi biaya usahatani kacang

panjang dengan jumlah biaya keseluruhan mencapai Rp 18.762.733 atau sekitar 79,06

persen dari total keseluruhan biaya total yang dikeluarkan.

7.3 Analisis Pendapatan Usahatani Kacang Panjang

Pendapatan usahatani merupakan suatu balas jasa terhadap penggunaan

faktor-faktor produksi dan salah satu indikator keberhasilan serta memberikan

gambaran mengenai keuntungan yang diperoleh dalam suatu periode usahatani yang

dijalankan. Analisis pendapatan ini sendiri dapat dibedakan menjadi pendapatan atas

biaya tunai dan pendapatan atas biaya total.

Penerimaan petani kacang panjang di Kecamatan Nagrak saat ini termasuk

cukup tinggi dengan rata-rata harga mencapai Rp 4.269 per kilogram, namun jika

harga kacang panjang di pasar tradisional sedang anjlok harga kacang panjang bisa

mencapai Rp 1.500-2000 per kilogram, penurunan harga kacang panjang biasanya

disebabkan karena supplai kacang panjang sedang mengalami peningkatan sehingga

menyebabkan anjloknya harga kacang panjang, namun jika sedang melambung

tinggi, berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari para pengepul setempat harga

kacang panjang bisa mencapai Rp 12.000 per kilogram dan biasanya terjadi pada saat

menjelang hari raya idul fitri.

Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat pendapatan atas biaya tunai kacang

panjang di Kecamatan Nagrak sebesar Rp 23.731.018,5 , nilai ini diperoleh dari

selisih antara total penerimaan dikurangi biaya tunai. Sedangkan pendapatan atas

biaya total diperoleh sebesar Rp 17.944.453,7 yang diperoleh dari selisih antara

penerimaan total dengan dengan biaya total.

Nilai R/C rasio dapat dilihat dari dua pendekatan yaitu R/C rasio atas biaya

tunai dan R/C atas biaya total. Nilai R/C rasio atas biaya tunai pada usahatani kacang

panjang diperoleh sebesar 2,22 yang berarti setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan petani

akan menghasilkan atau memperoleh penerimaan sebesar Rp 2,22, sedangkan R/C

rasio atas biaya total sebesar 1,76 yang berarti setiap biaya yang dikeluarkan sebesar

Rp 1 akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp 1,76 . Nilai R/C rasio atas biaya

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

55

tunai lebih besar dibandingkan dengan biaya total, hal ini disebabkan sebagian besar

petani hanya menghitung pengeluaran atau biaya yang bersifat tunai saja, sedangkan

terdapat biaya korbanan yang lain. Berdasarkan Tabel 16 nilai dari ke R/C rasio

tersebut mempunyai nilai lebih besar dari satu sehingga dapat disimpulkan bahwa

usahatani kacang panjang di Kecamatan Nagrak efisien dan menguntungkan.

Tabel 21.Analisis Pendapatan Usahatani Kacang Panjang Satu Musim Tanam per

Hektar di Kecamatan Nagrak

Komponen Jumlah Harga Satuan

(Rp)

Nilai (Rp) %Atas

Biaya

Total Penerimaan 9762,35 4269 41.675.472,2

Biaya Tunai

Benih hibrida (gr) 8790,25 94 826.283,5 3,48

Pupuk kandang (kg) 5320,08 200 1.064.016 4,48

Urea (kg) 58,02 2.200 127.644 0,54

TSP (kg) 119,13 2.500 297.825 1,26

NPK (kg) 158,42 7.500 1.188.150 5,01

Nutrisi (ltr) 1,51 260.000 392.600 1,65

Pestisida (ltr) 0,81 230.000 186.300 0,79

Rafia (gulung) 15 14.800 222.000 0,94

Ajir (batang) 9.783 175 1.712.025 7,21

Tenaga Kerja Luar Keluarga

(TKLK)

392,04

25.000 9.801.000 41,30

Sewa Lahan 2.857.142 12,04

Pajak lahan 57.748 0,24

Iuran Irigasi 30.000 0,13

Total Biaya Tunai 18.762.733,5 79,06

Biaya Diperhitungkan

Tenaga Kerja Dalam Keluarga

(TKDK)

135 25.000 3.375.000 14,22

Sewa lahan diperhitungkan 1.428.571 6,02

Penyusutan Peralatan 164.714 0,69

Jumlah Total Biaya

Diperhitungkan

4.968.285 20,94

Jumlah Total Biaya 23.731.018,5

Pendapatan Atas Biaya Tunai 22.912.738,7

Pendapatan Atas Biaya Total 17.944.453,7

R/C Atas Biaya Tunai 2,22

R/C Atas Biaya Total 1,76

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

56

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tentang analisis pendapatan dan

faktor-faktor produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak diantaranya :

1. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap

produksi kacang panjang diantaranya benih, pupuk kandang, urea, TSP/SP 36,

NPK, nutrisi dan tenaga kerja, namun dilihat dari nilai koefisien regresi variabel

pupuk kandang dan pupuk urea menunjukan angka negatif yang berarti

penggunaannya sudah berlebih.

2. Hasil analisis pendapatan yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kegiatan usahatani kacang panjang yang yang dilakukan petani di Kecamatan

Nagrak efisien dan menguntungkan untuk diusahakan dikarenakan nilai R/C

rasio atas biaya tunai yang diperoleh sebesar 2,22 dan R/C rasio atas biaya total

sebesar 1,76 yang berarti penerimaan yang diperoleh petani kacang panjang

dapat menutupi biaya usahatani yang dikeluarkan. Selain itu pendapatan bersih

yang didapatkan dari usahatani kacang panjang perhektar sebesar Rp

17.944.453,7

8.2 Saran

1. Penggunaan variabel seperti pupuk urea, pupuk kandang hendaknya dibatasi,

dan penggunaannya disesuaikan dengan dosis yang dibutuhkan tanaman,

berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa nilai koefisien regresi

pupuk kandang, urea, sudah negatif yang berarti penambahan variabel tersebut

hanya dapat mengurangi tingkat produksi kacang panjang.

2. Nilai koefisien regresi untuk pupuk NPK, benih, tenaga kerja TSP, dan nutrisi

bernilai positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi kacang panjang, hal ini

menggambarkan bahwa penggunaan variabel tersebut masih bisa dinaikan untuk

meningkatkan produksi kacang panjang.

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

57

3. Dalam kaitannya meningkatkan pendapatan, petani harus lebih memperhatikan

penggunaan faktor-faktor produksi apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat

produksi kacang panjang, sehingga penggunaan faktor produksi bisa lebih

optimal.

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

58

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik.2012. http://www.bps.go.id.[1 Oktober 2012]

[Diperta] Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.2012. Produksi Sayuran Provinsi Jawa

Barat dalam Angka. http://diperta.jabarprov.go.id

[Deptan] Departemen Pertanian. 2011. Bentuk Hasil Komoditi Sayuran.

http://www.pusdatin.deptan.go.id

Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi. 2012. Laporan Produksi, Luas dan

Produktivitas Komoditas Hortikultura.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2012. Statistik Produksi Hortikultura 2011. Jakarta:

Departemen Pertanian.

Gujarati D. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid 1 Edisi Ketiga. Mulyadi J,

Penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Basic Econometric

Haryanto, E, Suhartini T, Rahayu E. 1999. Budidaya Kacang Panjang. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Lipsey, RG, Steiner PO, Purvis DD. 1986. Pengantar Mikroekonomi Jilid 1. Jakarta:

Binarupa Aksara

Marsono.2009. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya

Pasaribu P. 2007. Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Usahatani Wortel di Kabupaten Tegal (Kasus : Desa Rembul,

Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah) [skripsi].

Bogor. Fakultas Pertanian, Intititut Pertanian Bogor.

Pratahama R. 2012. Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Caisim :

Pendekatan Stochastic Production Frontier (Kasus : Desa Ciaruteun,

Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor) [skripsi]. Bogor. Fakultas

Ekonomi, Institut Pertanian Bogor.

Rikmawati N. 2011. Ekplorasi Cendawan Endofit Pada Kacang Panjang (Vigna

Sinensis(L) Savi Ekhas) dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman

[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rahim A, Hatuti D . 2008. Ekonomi Pertanian (Pengantar, Teori dan Kasus).

Jakarta: Penebar Swadaya.

Salanti D. 2008. Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kelimpahan Kutu

daun Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae), Predator dan Hasil

Panen pada Pertanaman Kacang Panjang [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Siregar N. 2011. Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Produksi Cabai Merah Keriting di Desa Citapen, Kecamatan

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

59

Ciawi, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi. Institut

Pertanian Bogor.

Sujana. (2010). Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor Produksi yang Mempengaruhi

Usahatani Tomat di Desa Lebak Ciwidey, Kabupaten Bandung [skripsi].

Bogor. Fakultas Ekonomi, Institut Pertanian Bogor

Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi

Produksi Cobb-Douglass. Jakarta : CV Rajawali.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani.Jakarta: Universitas Indonesia

Soekartawi, Soeharjo A, Dilon J.L. dan J.B Hardaker. 2011. Ilmu Usahatani dan

Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: Universitas Indonesia.

Suliyanto.2006. Metode Riset bisnis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Suratiyah K. 2008. Ilmu Usahatani Ed ke-3. Jakarta; Penebar Swadaya.

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

60

LAMPIRAN

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

61

Lampiran 1.Harga Kacang di Pasar Induk Tradisional Tanah Tinggi Tangerang

Pada Tahun 2012

Bulan Harga rata-rata per kilogram (Rp)

Januari 4.700

Februari 5.650

Maret 3.600

April 4.700

Mei 5.150

Juni 5.400

Juli 5.550

Agustus 6.500

September 6.750

Oktober 5.000

November 5.650

Desember 5.900

Rata-rata 5.379,5 Sumber : Pasar Induk Tanah Tinggi 2012 (diolah)

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

62

Lampiran 2. Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Kacang Panjang di Kecamatan Nagrak Pada Tahun 2012

Nama Produksi

Luas

Lahan

Tenaga

Kerja Benih Urea TSP NPK

Pupuk

Kandang Nutrisi Pestisida

(kg) (ha) (HOK) (gr) (kg) (kg) (kg) (kg) (liter) (Liter)

Ajud 1235 0.13 96.16 1200 9 17 13 700 0.25 0.1

Herman 1145 0.15 82.4 900 10 16 22 1000 0.25 0.1

Ade ridwan 3650 0.35 205.84 3500 20 38 50 1600 0.5 0.25

Ojat 2950 0.3 141.06 3000 14 25 40 1100 0.5 0.3

Sandy 2567 0.28 108.32 2000 13 32 50 1400 0.25 0.1

Babas 4456 0.42 200.44 4000 32 60 75 2400 0.75 0.25

Sobari 2748 0.2 104.8 1500 13 40 45 650 0.25 0.2

Nanang 1745 0.21 97.12 2000 15 17 40 600 0.5 0.3

Rohman 1095 0.15 57.28 1200 10 10 25 600 0.5 0.2

Ambey 3765 0.5 224 4000 30 40 65 2050 1 0.4

Falah 850 0.08 76 800 9 13 14 700 0.25 0.05

Isep 1940 0.19 107.69 2000 14 23 25 900 0.25 0.15

Munawar Jamil 3425 0.29 160.16 2300 9 40 35 1250 0.25 0.15

Aub 1600 0.15 90.64 1500 16 30 30 1400 0.25 0.25

Sukar 2987 0.33 120.48 3000 15 38 54 1450 0.5 0.15

Icang 3985 0.42 196.552 3500 15 46 65 1800 0.5 0.4

Ade Sukar 1745 0.2 121.6 2000 25 30 40 1700 0.3 0.15

Iyad 1842 0.26 126.08 1500 10 22 30 1300 0.3 0.2

Mamat 2345 0.25 126.24 2000 14 30 51 1800 0.5 0.3

Lili Jamili 3520 0.37 145.6 2500 13 40 50 1500 0.35 0.35

Abas R 4245 0.35 148.48 3000 15 55 75 2300 0.25 0.25

Sihabudin 1980 0.25 129.92 2500 19 25 35 1300 0.4 0.1

Irwan 3835 0.45 179.04 4200 25 50 43 2000 0.5 0.4

Unus 2230 0.24 136 2000 13 25 44 1200 0.5 0.15

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

63

Ujang Herman 2450 0.35 125.28 2500 17 31 55 2000 0.25 0.3

Ukat 3245 0.35 141.76 3000 19 45 73 1500 0.25 0.25

Farid 5870 0.55 273.76 5200 25 60 85 2200 0.75 0.25

Pudin 2876 0.3 163.84 2300 20 35 70 1500 0.5 0.3

Miftah 6340 0.6 283.36 6000 25 65 85 2500 1 0.4

Edeng 1850 0.2 118.24 1500 10 18 25 500 0.25 0.1

Saepudin 997 0.09 82.4 800 4 10 10 600 0.25 0.05

Engkos 2235 0.2 135.84 1500 10 25 30 1200 0.3 0.1

Ganda 2157 0.25 116.16 2500 15 30 36 1500 0.25 0.2

Sasmita 3874 0.35 194.74 3000 15 50 52 1300 0.5 0.25

Mustofa 4150 0.46 187.84 3200 15 47 65 1600 0.4 0.2

Baedi 4342 0.5 263.36 5000 20 53 45 1750 0.25 0.3

Utis 1854 0.15 84.16 2000 10 19 30 1300 0.25 0.15

Tato alwatony 2672 0.29 112 2300 13 30 43 1500 0.25 0.3

Sumer 2550 0.19 120.2 2000 10 30 30 1700 0.3 0.25

Amat 1654 0.15 96.96 1500 10 20 30 1200 0.25 0.2

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

64

Lampiran 3. Penggunaan Faktor-faktor Produksi Per Hektar di Kecamatan Nagrak Pada Tahun 2012

Nama Produksi

(Kg)

Tenaga Kerja

(HOK)

Benih

(Gram)

Urea

(Kg) TSP (Kg)

NPK

(Kg)

Pupuk

Kandang

(Kg)

Nutrisi

(Liter)

Pestisida

(Liter)

Ajud 9500.00 739.69 9230.77 69.23 130.77 100.00 5384.62 1.92 0.77

Herman 7633.33 549.33 6000.00 66.67 106.67 146.67 6666.67 1.67 0.67

Ade ridwan 10428.57 588.11 10000.00 57.14 108.57 142.86 4571.43 1.43 0.71

Ojat 9833.33 470.20 10000.00 46.67 83.33 133.33 3666.67 1.67 1.00

Sandy 9167.86 386.86 7142.86 46.43 114.29 178.57 5000.00 0.89 0.36

Babas 10609.52 477.24 9523.81 76.19 142.86 178.57 5714.29 1.79 0.60

Sobari 13740.00 524.00 7500.00 65.00 200.00 225.00 3250.00 1.25 1.00

Nanang 8309.52 462.48 9523.81 71.43 80.95 190.48 2857.14 2.38 1.43

Rohman 7300.00 381.87 8000.00 66.67 66.67 166.67 4000.00 3.33 1.33

Ambey 7530.00 448.00 8000.00 60.00 80.00 130.00 4100.00 2.00 0.80

Falah 10625.00 950.00 10000.00 112.50 162.50 175.00 8750.00 3.13 0.63

Isep 10210.53 566.79 10526.32 73.68 121.05 131.58 4736.84 1.32 0.79

Munawar

Jamil 11810.34 552.28 7931.03 31.03 137.93 120.69 4310.34 0.86 0.52

Aub 10666.67 604.27 10000.00 106.67 200.00 200.00 9333.33 1.67 1.67

Sukar 9051.52 365.09 9090.91 45.45 115.15 163.64 4393.94 1.52 0.45

Icang 9488.10 467.98 8333.33 35.71 109.52 154.76 4285.71 1.19 0.95

Ade Sukar 8725.00 608.00 10000.00 125.00 150.00 200.00 8500.00 1.50 0.75

Iyad 7084.62 484.92 5769.23 38.46 84.62 115.38 5000.00 1.15 0.77

Mamat 9380.00 504.96 8000.00 56.00 120.00 204.00 7200.00 2.00 1.20

Lili Jamili 9513.51 393.51 6756.76 35.14 108.11 135.14 4054.05 0.95 0.95

Abas R 12128.57 424.23 8571.43 42.86 157.14 214.29 6571.43 0.71 0.71

Sihabudin 7920.00 519.68 10000.00 76.00 100.00 140.00 5200.00 1.60 0.40

Irwan 8522.22 397.87 9333.33 55.56 111.11 95.56 4444.44 1.11 0.89

Unus 9291.67 566.67 8333.33 54.17 104.17 183.33 5000.00 2.08 0.63

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

65

Ujang

Herman 7000.00 357.94 7142.86 48.57 88.57 157.14 5714.29 0.71 0.86

Ukat 9271.43 405.03 8571.43 54.29 128.57 208.57 4285.71 0.71 0.71

Farid 10672.73 497.75 9454.55 45.45 109.09 154.55 4000.00 1.36 0.45

Pudin 9586.67 546.13 7666.67 66.67 116.67 233.33 5000.00 1.67 1.00

Miftah 10566.67 472.27 10000.00 41.67 108.33 141.67 4166.67 1.67 0.67

Edeng 9250.00 591.20 7500.00 50.00 90.00 125.00 2500.00 1.25 0.50

Saepudin 11077.78 915.56 8888.89 44.44 111.11 111.11 6666.67 2.78 0.56

Engkos 11175.00 679.20 7500.00 50.00 125.00 150.00 6000.00 1.50 0.50

Ganda 8628.00 464.64 10000.00 60.00 120.00 144.00 6000.00 1.00 0.80

Sasmita 11068.57 556.40 8571.43 42.86 142.86 148.57 3714.29 1.43 0.71

Mustofa 9021.74 408.35 6956.52 32.61 102.17 141.30 3478.26 0.87 0.43

Baedi 8684.00 526.72 10000.00 40.00 106.00 90.00 3500.00 0.50 0.60

Utis 12360.00 561.07 13333.33 66.67 126.67 200.00 8666.67 1.67 1.00

Tato

alwatony 9213.79 386.21 7931.03 44.83 103.45 148.28 5172.41 0.86 1.03

Sumer 13421.05 632.63 10526.32 52.63 157.89 157.89 8947.37 1.58 1.32

amat 11026.67 646.40 10000.00 66.67 133.33 200.00 8000.00 1.67 1.33

Rata-rata 9762.35 527.04 8790.25 58.02 119.13 158.42 5320.08 1.51 0.81

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

66

Lampiran 4. Penggunaan Peralatan Per Hektar Usahatani Kacang Panjang di

Kecamatan Nagrak

No Nama

Penggunaan Peralatan Sebenarnya

Penggunaan Peralatan Per

Hektar

Luas Lahan

(ha)

Tali Rafia

(Golong)

Ajir

Batang)

Ajir

(Batang)

Tali Rafia

(golong)

1 Ajud 0.13 2 1200 9231 15

2 Herman 0.15 2 1500 10000 13

3 Ade ridwan 0.35 6 4000 8163 12

4 Ojat 0.3 5 3200 8649 14

5 Sandy 0.28 4 2100 7500 14

6 Babas 0.42 6 4400 9362 13

7 Sobari 0.2 3 2100 10500 15

8 Nanang 0.21 3 2000 9524 14

9 Rohman 0.15 3 1600 10667 20

10 Ambey 0.5 8 5200 10400 16

11 Falah 0.08 2 1100 13750 25

12 Isep 0.19 3 2300 12105 16

13 Munawar Jamil 0.29 4 2400 8276 14

14 Aub 0.15 2 1500 10000 13

15 Sukar 0.33 4 3800 11515 12

16 Icang 0.42 5 4000 9524 12

17 Ade Sukar 0.2 3 2700 12273 14

18 Iyad 0.26 4 1900 7308 15

19 Mamat 0.25 4 2900 11600 16

20 Lili Jamili 0.37 5 3000 8108 14

21 Abas R 0.35 5 3600 10286 14

22 Sihabudin 0.25 3 2600 10400 12

23 Irwan 0.45 6 4700 10444 13

24 Unus 0.24 3 2300 9583 13

25 Ujang Herman 0.35 4 3500 10000 11

26 Ukat 0.35 5 3700 10571 14

27 Farid 0.55 7 5500 10000 13

28 Pudin 0.3 3 2950 9833 10

29 Miftah 0.6 8 5700 8260 12

30 Edeng 0.2 3 2400 12000 15

31 Saepudin 0.09 2 900 10000 22

32 Engkos 0.2 3 1800 9000 15

33 Ganda 0.25 3 2400 9600 12

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

67

34 Sasmita 0.35 5 3500 10000 14

35 Mustofa 0.46 8 4200 9130 17

36 Baedi 0.5 8 4900 9800 16

37 Utis 0.15 3 1600 10667 20

38 Tato alwatony 0.29 4 2300 7931 14

39 Sumer 0.19 2 1350 7105 11

40 Amat 0.15 3 1400 8235 18

Rata-rata per hektar

9783 15

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

68

Lampiran 5. Hasil Analisis Regresi Fungsi Produksi Usahatani Kacang Panjang di

Kecamatan Nagrak dengan Metode OLS

The regression equation is

Produksi = 3.36 + 0.221 Tenaga Kerja + 0.362 Benih - 0.351 Urea + 0.501 TSP

+ 0.198 NPK - 0.0989 Pupuk Kandang + 0.0784 Nutrisi

+ 0.0262 Pestisida

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 3.3617 0.7385 4.55 0.000

Tenaga Kerja 0.22146 0.07467 2.97 0.006 2.7

Benih 0.36182 0.06991 5.18 0.000 1.3

Urea -0.35066 0.04668 -7.51 0.000 2.1

TSP 0.50135 0.06923 7.24 0.000 2.5

NPK 0.19777 0.06069 3.26 0.003 1.9

Pupuk Kandang -0.09894 0.04152 -2.38 0.023 1.7

Nutrisi 0.07836 0.03911 2.00 0.054 2.5

Pestisida 0.02617 0.03093 0.85 0.404 1.3

S = 0.0639359 R-Sq = 87.9% R-Sq(adj) = 84.7%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 8 0.91800 0.11475 28.07 0.000

Residual Error 31 0.12672 0.00409

Total 39 1.04472

Durbin-Watson statistic = 1.47287

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

69

Fitted Value

Re

sid

ua

l

9.59.49.39.29.19.08.98.8

0.10

0.05

0.00

-0.05

-0.10

Residuals Versus the Fitted Values(response is Produksi)

Residual

Pe

rce

nt

0.100.050.00-0.05-0.10-0.15

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Normal Probability Plot of the Residuals(response is Produksi)

Lampiran 6. Uji Normalitas dan Homoskedastisitas Fungsi Produksi Kacang

Panjang di Kecamatan Nagrak

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64165/1/H13dsk.pdf · saja yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak,

70

Lampiran 7. Nilai Penyusutan Alat Pertanian Usahatani Kacang Panjang di

Kecamatan nagrak Tahun 2012

No Alat Jumlah Harga Beli

(Rp)

Umur

(Tahun)

Jumlah Penyusutan/thn

(Rp/thn)

1 Cangkul 5 62.000 4 77.500

2 Koret 4 32.000 4 32.000

3 Sprayer 2 460.000 5 184.000

4 Ember 4 16.000 3 21.333

5 Garpu 5 76.000 4 95.000

6 Drum Plastik 2 250.000 3 166.667

Jumlah Penyusutan per tahun 576.500

Jumlah Penyusutan per musim tanam 164.714