85
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA Oleh : RIKA PURNAMASARI A14302053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA

Oleh :

RIKA PURNAMASARI

A14302053

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang membawa

dampak pada peningkatan kemakmuran, dimana konsekuensinya adalah semakin

bertambah cepatnya permintaan pangan serta perubahan bentuk dan kualitas

pangan dari penghasil energi kepada produk-produk penghasil protein. Kebutuhan

atas protein ini akan semakin meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk

dan pendapatan, sedang di pihak lain penyediaan sumber protein di Indonesia

masih belum mencukupi. Kedelai merupakan salah satu bahan makanan yang

mempunyai potensi sebagai sumber utama protein. Sebagai sumber protein yang

tidak mahal, kedelai telah lama dikenal dan digunakan dalam beragam produk

makanan, seperti tahu, tempe dan kecap. Selain itu kedelai juga merupakan bahan

baku industri yang penting terutama industri makanan ternak (Puslitbang

Tanaman Pangan, 2005).

Usaha peningkatan produksi kedelai nasional telah mulai dilakukan sejak

tahun 1962 mencakup perluasan areal (ekstensifikasi) dan peningkatan

produktivitas (intensifikasi). Dalam kurun waktu 1975-1999, produksi kedelai

nasional cenderung mengalami peningkatan walaupun terlihat berfluktuasi,

terlihat pada Lampiran 1. Sementara itu produksi kedelai sejak tahun 2000-2003

cenderung menurun drastis, sedangkan produksi pada tahun 2004 hanya

meningkat sekitar 1.07 persen dari tahun sebelumnya. Hal yang serupa juga

terlihat dalam perkembangan luas areal panen, dimana luas panen sejak tahun

1974-1999, terlihat berfluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan,

sedangkan sejak tahun 2000-2004, cenderung mengalami penurunan yang cukup

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

2

signifikan. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga riil kedelai dan adanya

persaingan penggunaan lahan dengan palawija lainnya, seperti jagung yang

memiliki harga riil yang lebih tinggi daripada kedelai dan juga pemeliharaannya

lebih mudah. Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen

kedelai secara drastis dalam periode 2000-2004, adalah dari segi persaingan harga

pasar, dimana harga kedelai impor jauh lebih murah daripada kedelai lokal,

menyebabkan arus impor semakin deras dan berimplikasi pada menurunnya harga

kedelai lokal, sehingga petani tidak bergairah untuk menanam kedelai. Sementara

itu jumlah penduduk terus mengalami peningkatan, dan ditambah juga dengan

semakin banyaknya industri pengolahan berbahan baku kedelai, seperti industri

tahu, kecap, tempe, tauco dan lain-lain mengakibatkan permintaan terhadap

kedelai tidak bisa terpenuhi oleh produksi domestik (Puslitbang Tanaman Pangan,

2005).

Usaha untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri terus dilakukan

melalui implementasi berbagai program diantaranya program Supra Insus,

kemudian program Operasi Khusus (Opsus) kedelai yang diterapkan pada tahun

1986, program berikutnya adalah Gema Palagung yaitu melalui salah satu cara

dengan peningkatan Index Pertanaman, dan terakhir pada tahun 2004 diadakan

program Bangkit Kedelai, diharapkan pada tahun 2008 Indonesia akan mencapai

swasembada kedelai dengan produksi kurang lebih 2 juta ton.

Walaupun produksi kedelai pada tahun 1974-1999 meningkat namun

ternyata belum bisa mengimbangi laju peningkatan konsumsi kedelai sehingga

pemerintah melakukan impor kedelai yang jumlah maupun nilainya semakin

meningkat setiap tahun. Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

3

kebutuhan kedelai adalah konsumsi yang terus meningkat mengikuti pertambahan

jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan per kapita, meningkatnya kesadaran

masyarakat akan kecukupan gizi, dan berkembangnya berbagai industri yang

menggunakan bahan baku kedelai., sejak tahun 2000, impor kedelai meningkat

secara drastis seiring dengan signifikansinya penurunan produksi pada tahun

tersebut. Impor selama periode 2000-2003 meningkat dengan laju 14.03 persen

per tahun, disamping itu volume impor yang meningkat ini disebabkan pula oleh

rendahnya tingkat efisiensi di dalam negeri, sementara subsidi ekspor di negara

eksportir tetap tinggi (Puslitbang Tanaman Pangan, 2005).

Impor kedelai merupakan jalan pintas untuk memasok kekurangan dalam

negeri, kerena dalam beberapa hal harganya lebih rendah dan kualitasnya lebih

baik. Sesuai kesepakatan dengan IMF, sejak tahun 1998-2003 pemerintah

membebaskan bea masuk kedelai (BM nol persen) dan pada tahun 2004 tarif

tersebut ditingkatkan menjadi sepuluh persen (Deptan, 2005). Tarif ini masih

tergolong rendah sehingga relatif merugikan petani, karena harga komoditi

cenderung melemah, namun di sisi lain diharapkan juga bisa memacu petani untuk

mengusahakan pertanaman kedelai secara efisien dan menerapkan teknologi tepat

guna.

Dengan melihat alasan-alasan di atas, maka sangat diperlukan suatu kajian

atau penelitian yang membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi dan impor kedelai Indonesia, sehingga dapat diketahui faktor-faktor

yang berperan penting dalam produksi dan impor, juga mengetahui hal-hal apa

saja yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan produksi kedelai negeri dan

bagaimana membatasi impor kedelai ke Indonesia.

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

4

1.2. Perumusan Masalah

Pada prinsipnya penawaran kedelai tergantung kepada dua variabel, yaitu

luas areal panen dan produktivitas. Berdasarkan data BPS, luas areal panen

kedelai sejak tahun 2000 sampai 2004 terus mengalami penurunan. Perkembangan

luas areal panen dan produktivitas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Perkembangan Luas Areal Panen, Produksi, dan Produktivitas Kedelai Indonesia Tahun 1999-2004.

Sumber : BPS, 2004 * : Produktivitas : Produksi dibagi Luas Areal Panen

Selanjutnya berdasarkan tabel berikutnya, yaitu Tabel 2, penurunan luas

areal panen tersebut disebabkan oleh dua faktor utama yaitu, (1) penurunan harga

riil kedelai, dimana di lain pihak harga riil jagung justru meningkat yang

mendorong petani untuk memilih menanam jagung, sehingga konsekuensinya,

kenaikan areal jagung (sebagai komoditas pesaing) dengan sendirinya akan

mengurangi areal kedelai, karena lahan yang digunakan adalah lahan yang sama.

(2) lebih rendahnya harga riil kedelai impor dibanding harga riil kedelai lokal, hal

ini mengakibatkan arus impor kedelai semakin deras, sehingga berimplikasi pada

penurunan harga kedelai lokal secara terus-menerus seiring bertambahnya jumlah

impor kedelai, yang menyebabkan keengganan petani untuk bertanam kedelai

(Puslitbang Tanaman Pangan, 2005). Hal ini mengakibatkan penawaran kedelai di

pasaran lokal Indonesia tidak dapat memenuhi permintaan konsumen.

Tahun Luas Areal Panen (hektar)

Produksi kedelai (ton)

Produktivitas* (ton/ha)

1999 1.151.079 1.382.848 1.201 2000 824.484 1.017.634 1.234 2001 678.848 826.932 1.218 2002 544.522 673.056 1.236 2003 526.796 671.600 1.275 2004 560.125 723.483 1.281

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

5

Tabel 2. Perkembangan harga kedelai dan komoditas pesaingnya di Indonesia, tahun 1991-2002.

Tahun Kedelai Lokal (Rp/kg)

Jagung (Rp/kg)

Kedelai Impor (Rp/Kg)

1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002

493 454 484 515 472 476 337 330 321 277 324 344

143 126 133 158 164 185 123 117 132 114 150 159

- 276 278 296 286 303 239 290 234 223 230 298

Laju Peningkatan -3,21 0,98 0,75

Sumber : Puslitbang Tanaman Pangan, 2005, hal 10.

Untuk variabel berikutnya, yaitu produktivitas, sampai dengan saat ini

produktivitas pertanaman kedelai Indonesia masih rendah, yaitu rata-rata hanya

1,2 ton/ha, angka ini merupakan angka produktivitas yang diambil berdasarkan

level Farmer Accomplishment (level produksi secara umum atau nasional). Angka

produktivitas ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Brazil dan Argentina

yang mampu menghasilkan di atas 2 ton kedelai per hektar. Rendahnya

produktivitas ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, belum populernya

penggunaan benih bermutu dan bersertifikasi oleh kebanyakan petani, dimana

harga benih yang bersertifikasi berharga Rp 3000-3.500/kg, sedangkan harga

benih biasa hanya Rp 1.400/kg, sehingga petani merasa enggan menggunakan

benih unggul, karena tingkat keuntungan yang diperoleh relatif kecil. Faktor

selanjutnya adalah jenis areal lahan yang mempunyai masalah masing-masing

dalam hal ketersediaan air, dimana masalah kekeringan dapat menurunkan tingkat

produktivitas sampai 40 persen. Hal lain yang menjadi masalah adalah

pengendalian hama penyakit yang belum baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

rendahnya produktivitas kedelai di Indonesia banyak disebabkan oleh gangguan

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

6

hama penyakit, kebanjiran atau kekeringan, waktu tanam yang tidak tepat dan

belum sempurnanya penerapan teknologi oleh petani.

Menurut BPS (2004), kemampuan produksi nasional kedelai pada tahun

2004 adalah sebesar 0, 723 juta ton, sedangkan jumlah konsumsi adalah 2,015 juta

ton. Keadaan ini mengindikasikan bahwa produksi kedelai nasional masih sangat

jauh untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Untuk memenuhi kebutuhan kedelai di dalam negeri yang sangat besar,

maka pemerintah melakukan impor kedelai. Volume impor kedelai mulai

mengalami peningkatan yang drastis sejak tahun 2000, yang berjumlah 1.277 juta

ton. Volume impor kedelai turun pada tahun 2001 menjadi 1.136 juta ton. Namun

impor kembali naik pada tahun 2002 menjadi 1.365 juta ton, setelah itu impor

kedelai kembali turun pada tahun 2003 menjadi 1,192 juta ton dan untuk tahun

2004 (sampai dengan bulan juli 2004) sebesar 0.651 juta ton. Negara pemasok

impor kedelai terbesar adalah United States (66% dari total impor) dan pemasok

terbesar kedua adalah Argentina (5% dari total impor). Tabel 3 menampilkan

perkembangan volume impor kedelai berdasarkan negara asal dari tahun 2000

sampai dengan 2004

.Tabel 3. Perkembangan Volume Impor Kedelai Indonesia Berdasarkan Negara Asal Tahun 2000-2004 (dalam ton).

No Negara Asal 2000 2001 2002 2003 2004* Share

1 2 3 4 5

United States Argentina Malaysia Canada Singapura Lainnya Total

539.368 92.066 31.322 46.333 4.631

563.967

1.277.683

399.472 0

93.429 10.503 14.207

618.808

1.136.419

1.121.963 77.187 76.382 47.617 37.546

4.558

1.365.253.

1.122.900 10.276 17.983 18.393

549

22.616

1.192.717

549.759 92.805 5.255 353 38

3.770

651.979

66% 5% 4% 2% 1%

22%

100%

Sumber : BPS, Diolah Subdit Pemasaran Internasional Tanaman Pangan, Tahun 2004 * = Data sampai bulan Juli 2004

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

7

Dengan semakin besarnya volume impor dari tahun ke tahun sangat

merugikan petani, karena kedelai lokal terdesak oleh kedelai impor yang berharga

murah dan berkualitas lebih baik. Walaupun konsumsi dalam negeri terpenuhi,

namun kesejahteraan petani kedelai pun harus diperhatikan.. Selain itu impor

kedelai merupakan impor kacang-kacangan tertinggi di Indonesia dimana setiap

tahunnya menghabiskan devisa sebanyak US$ 200-300 juta (Deptan, 2005).

Sehubungan dengan latar belakang dan permasalahan yang dihadapi,

maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini,

yaitu :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi kedelai Indonesia?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi impor kedelai Indonesia?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dipaparkan di

atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kedelai

Indonesia.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi impor kedelai Indonesia

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh seluruh

stakeholder dalam mempertahankan dan memajukan produksi kedelai nasional,

serta mengurangi ketergantungan impor kedelai. Dalam hal ini stakeholder yang

terkait diantaranya mencakup tiga pihak yaitu pemerintah sebagai pengambil

kebijakan, pelaku ekonomi (produsen, konsumen), dan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi sebagai data dasar (bench mark data) bagi penelitian selanjutnya yang

terkait dalam bidang ini.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keragaan Komoditi Kedelai di Indonesia

Sejarah masuknya kedelai ke Indonesia tidak diketahui secara pasti,

namun kemungkinan besar dibawa oleh pedagang Cina pada abad ke 13. Kedelai

berasal dari Cina, yang telah dibudidayakan sejak 1000 tahun sebelum masehi.

Menurut Romburgh (1892) seperti dikutip oleh Manwan dan Sumarno (1996),

kedelai telah menjadi tanaman pangan penting di samping padi, jagung, ubi kayu

dan ubi jalar, serta merupakan bagian usaha pertanian yang mantap di Pulau Jawa

pada penghujung abad ke-19. Berdasarkan catatan dan laporan yang ada,

informasi perkembangan penanaman kedelai di Indonesia baru dapat diikuti mulai

tahun 1918 dimana tercatat luas areal panen kedelai sebesar 158.900 hektar.

Masalah kurangnya produksi kedelai nasional untuk mencukupi

permintaan dalam negeri telah dimulai sejak tahun 1928 dimana pada tahun itu

impor kedelai mulai dilakukan dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Akibat

resesi ekonomi tahun 1934, impor kedelai dilarang dan perlu diimbangi dengan

upaya peningkatan produksi dalam negeri melalui perluasan areal panen.

Menyadari bahwa kedelai merupakan bahan pangan yang penting bagi

masyarakat Indonesia, perluasan areal panen dan peningkatan produksi nasional

dimasukkan ke dalam program pembangunan semesta pada tahun 1962. Untuk

merealisasikan program tesebut, Rapat Kerja Kedelai Nasional yang dilaksanakan

di Bogor pada bulan September 1964 merumuskan beberapa petunjuk bagi

program pengembangan kedelai di Indonesia yang meliputi perluasan areal panen

dan intensifikasi produksi (Hadipurnomo, 2000).

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

9

Memasuki era Orde Baru yang dimulai pada Pelita I tahun 1969

peningkatan produksi kedelai masih kecil karena program utama pembangunan

sektor pertanian pada waktu itu lebih diprioritaskan pada peningkatan produksi

beras nasional. Sampai pada Pelita III fokus peningkatan produksi pertanian masih

dititikberatkan pada pencapaian swasembada beras sehingga program peningkatan

produksi kedelai belum mendapatkan prioritas yang lebih baik. Meskipun

demikian program peningkatan produksi kedelai sedikit demi sedikit mulai

mendapat perhatian dari pemerintah sebagai upaya untuk meingkatkan produksi

kedelai dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagai substitusi impor.

Sukses dalam pencapaian swasembada beras membuka peluang yang lebih

besar dalam upaya peningkatan produksi kedelai untuk perbaikan gizi dan sumber

pendapatan petani. Dalam penelitian Astuti (1998), dijelaskan bahwa setelah

swasembada beras tercapai pada tahun 1984 barulah para pengambil kebijakan

memberikan perhatian khusus mengingat impor kedelai terus meningkat baik

untuk bahan makanan utama maupun sebagai pakan ternak. Dalam Pelita IV areal

panen kedelai meningkat dari 858.892 ha (1984) menjadi 1.177.150 ha (1988)

dimana produksi naik dari 0.769 juta ton (1984) menjadi 1.27 juta ton (1988).

Peningkatan yang mencolok juga terlihat pada rata-rata produksi kedelai Pelita IV

sebesar 1.05 juta ton dibandingkan pada Pelita III yang hanya 0.618 juta ton.

Demikian juga dengan laju pertumbuhan luas panen, produksi dan produktivitas

berturut-turut sebesar 9.26 persen per tahun, 16.7 persen per tahun dan lima

persen per tahun. Produktivitas rata-rata pada periode yang sama meningkat dari

0.89 ton per ha menjadi 1.088 ton per ha (Lampiran 1).

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

10

Luas panen, produksi dan produktivitas rata-rata kedelai dalam Pelita V

meningkat dengan laju yang cukup tinggi berturut-turut sebesar 5.30 dan 0.91

persen per tahun. Areal panen meningkat dari 1.197.701 ha (1989) menjadi

1.468.316 ha (1993), sedangkan produksi dalam periode yang sama meningkat

dari 1.31 juta ton menjadi 1.70 juta ton dan produktivitas meningkat dari 1.09 ton

per ha menjadi 1.16 ton per ha

Pada Pelita VI (1994-1998), perkembangan areal panen memiliki laju

pertumbuhan sekitar -7.7 persen per tahun. Hal ini disebabkan karena luas panen

dalam tahun 1994-1998 terus mengalami penurunan yang cukup signifikan dari

1.406.039 ha (1994) menjadi 1.094.262 ha (1998). Sedangkan produksi pada

periode yang sama cenderung mengalami penurunan dari 1.56 juta ton menjadi

1.30 juta ton dengan laju pertumbuhan sekitar -5.7 persen. Sementara

produktivitas kedelai memiliki laju pertumbuhan sekitar 2.05 persen per tahun.

Sejak tahun 1999 sampai tahun 2004, luas panen kedelai terus mengalami

penurunan, yaitu dari 1.151.079 ha (1999) menjadi 560.125 ha (2004), dengan

laju pertumbuhan sekitar -14.7 persen per tahun. Demikian halnya dengan

produksi kedelai pada periode yang sama juga mengalami penurunan yaitu dari

1.38 juta ton menjadi 0.723 juta ton, dengan laju pertumbuhan -12.8 persen per

tahun, sedangkan produktivitas berfluktuasi dengan laju pertumbuhan sekitar1.24

persen per tahun, dimana produktivitas tahun 1999 meningkat dari 1.2 ton per ha

menjadi 1.28 ton per ha.

Produksi kedelai nasional dihasilkan terutama dari tanaman usahatani

rakyat yang sebagian besar berskala usaha relatif kecil dan tersebar sebagian besar

di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Pada awal

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

11

pengembangan kedelai di Indonesia, pusat-pusat pertumbuhan kedelai terutama

terdapat di Jawa Tengah yang kemudian menyebar ke Jawa Timur dan daerah lain

di Pulau Jawa.

Menurut Puslitbang Tanaman Pangan dalam Hadipurnomo (2000),

Pengembangan usahatani kedelai di lahan sawah dan lahan kering ditempuh

melalui : (1) perluasan areal, (2) peningkatan produktivitas hasil, (3) peningkatan

stabilitas hasil, (4) penekanan senjang hasil, (5) penekanan kehilangan hasil dan

(6) sistem produksi kedelai yang berkelanjutan berwawasan lingkungan.

2.2. Konsumsi Kedelai

2.2.1. Industri Pengguna Bahan baku Kedelai

Sebagian besar konsumsi kedelai di Indonesia masih digunakan untuk

bahan makanan manusia dalam bentuk olahan seperti tahu, tempe, kecap, tauco

dan minuman sari kedelai. Jadi sebagian besar kedelai dikonsumsi oleh industri

makanan olahan. Industri tahu dan tempe merupakan pengguna kedelai terbesar,

dimana pada tahun 2002 saja, kebutuhan kedelai untuk tahu dan tempe mencapai

1.78 ton, atau 88 persen dari total kebutuhan nasional, sedangkan industri lainnya

seperti industri tepung dan pati membutuhkan kedelai sebanyak 12 persen dari

total kebutuhan nasional (Puslitbang Tanaman Pangan, 2005).

Kecenderungan konsumsi kedelai untuk konsumsi manusia meningkat dari

tahun 1969-1993 sebesar 7.40 persen per tahun. Pengguna kedelai kedua adalah

industri ternak setelah industri tahu dan tempe. Hasil olahan kedelai untuk pakan

ternak berupa bungkil kedelai (dominan) dan konsentrat. Kecenderungan

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

12

konsumsi kedelai untuk konsumsi ternak meningkat dari tahun 1969-1993 sebesar

8.58 persen per tahun (Sudaryanto,1996).

Berdasarkan data statistik badan dunia (FAO) konsumsi kedelai per kapita

Indonesia dalam 15 tahun terakhir menurun dari 11.38 kg pada tahun 1990

menjadi 8.97 kg pada tahun 2004, dengan laju penurunan 1.69 persen per tahun.

Penurunan konsumsi terjadi sejak 1995. Selama periode 1995-2000 konsumsi per

kapita menurun dari 11.82 kg pada tahun 1995 menjadi 10.92 kg pada tahun 2000,

dengan laju 1.57 persen per tahun. Penurunan paling tajam terjadi pada periode

2000-2004, dengan rata-rata 4.81 persen per tahun. Secara nasional, penurunan

konsumsi kedelai jauh lebih rendah daripada penurunan produksi. Implikasinya,

tanpa terobosan peningkatan produksi, Indonesia akan menghadapi defisit yang

makin besar. Dengan laju penurunan produksi kedelai yang lebih tajam daripada

laju penurunan konsumsi, maka ke depannya impor kedelai untuk menutupi

defisit diperkirakan akan terus meningkat (Puslitbang Tanaman Pangan, 2005).

2.2.2. Kondisi Pemenuhan Kebutuhan kedelai di Era Perdagangan Bebas

Menurut Mankiw (2000), pada saat perdagangan internasional dibuka,

maka suatu negara memiliki dua kemungkinan posisi. Misal apakah Indonesia

akan menjual kedelai ke pasar internasional, ataukah sebaliknya membeli kedelai

dari pasar internasional. Selanjutnya kita harus membandingkan harga kedelai

yang tengah berlaku di pasar domestik dengan yang berlaku di negara-negara lain

atau pasar dunia. Jika harga dunia kedelai lebih tinggi daripada harga domestik,

maka ketika hubungan dagang dibuka, Indonesia akan menjadi pengekspor

kedelai. Sebaliknya jika harga dunia kedelai lebih rendah daripada harga

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

13

domestik, maka ketika hubungan dagang dibuka, Indonesia akan menjadi

pengimpor kedelai.

Berdasarkan penelitian Hadipurnomo (2000), dijelaskan bahwa sebelum

era perdagangan bebas, BULOG masih memonopoli kedelai impor. BULOG

menyalurkan kedelai impor ke KOPTI (Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia),

KPKD (Kelompok Pedagang Kacang Kedelai) dan industri pengolah pangan.

KOPTI belum dapat memenuhi kebutuhan industri tahu dan tempe. Sebelum

tahun 1997, pemerintah masih memberlakukan impor terbatas (kuota), sehingga

tidak semua industri dapat menggunakan kedelai impor. Hal ini dilakukan agar

produksi kedelai lokal dapat terlindungi, mengingat harga kedelai lokal lebih

mahal daripada kedelai impor (CIF). Dalam hal ini BULOG menjual kedelai

impor dengan harga lebih tertentu kepada industri tahu dan tempe sehingga selisih

harga kedelai lokal tidak terlalu besar dengan kedelai impor. Harga impor yang

ditetapkan telah dipertimbangkan dari segi daya beli industri sehingga petani

kedelai dapat berproduksi. KOPTI dan KPKD yang mendapat jatah kedelai dari

pemerintah dapat beroperasi dengan baik karena mampu bersaing harga dengan

pedagang besar.

Pada era perdagangan bebas, pemerintah tidak lagi membatasi impor dan

BULOG tidak memonopoli kedelai lagi. Pelaku importir dalam hal ini dipegang

oleh perusahaan-perusahaan swasta (pedagang) dan koperasi (KOPTI), sehingga

terjadi persaingan. Pada saat terjadi lonjakan tajam depresiasi rupiah tahun 1998,

harga kedelai impor menjadi lebih mahal daripada kedelai lokal. Hal ini

mengakibatkan volume impor menurun walaupun kuota impor tidak dibatasi.

Namun setelah terjadi penyesuaian-penyesuaian dalam pasar seiring dengan

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

14

berjalannya waktu, volume impor kembali meningkat bahkan melimpah. Hal ini

disebabkan oleh terjadinya persaingan antar pedagang kedelai impor. Pedagang

mampu menjual kedelai impor lebih murah daripada KOPTI, sehingga ada

kecenderungan industri tahu dan tempe menggunakan kedelai impor dari

pedagang. Harga impor menjadi semakin murah dengan adanya persaingan antar

pedagang kedelai impor. Akibatnya semakin banyak industri tahu dan tempe yang

menggunakan kedelai impor. Hal ini mengakibatkan lesunya produksi kedelai

lokal karena kecenderungan preferensi bahan baku kedelai industri adalah kedelai

impor. Produksi kedelai lokal semakin menurun, sedangkan kedelai impor

semakin melimpah.

2.3. Kebijakan Pengembangan Kedelai di Indonesia

Menyadari peranan kedelai sebagai bahan makanan penting di Indonesia,

pemerintah menetapkan berbagai kebijakan dalam usaha mencapai swasembada

kedelai. Berbagai kebijakan pemerintah antara lain kebijakan harga, kebijakan

tarif dan impor kedelai, dan kebijakan khusus pengembangan kedelai.

(a). Kebijakan Harga

Kebijakan harga yang diterapkan dengan sasaran utama mendorong adopsi

teknologi, meningkatkan produksi dan pendapatan petani adalah melalui

kebijakan proteksi harga dan penetapan harga dasar. Kebijakan proteksi bertujuan

untuk mengendalikan harga kedelai dalam negeri agar tetap lebih tinggi dan

terisolasi dari fluktuasi harga kedelai di pasaran dunia. Hal ini dilakukan melalui

pengaturan volume impor dan penetapan harga kedelai ex-impor serta

pengendalian penyalurannya kepada industri pengolah dalam negeri (Rachman

dkk, 1996).

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

15

Selain kebijakan proteksi harga, pemerintah juga menerapkan kebijakan

harga dasar. Namun penetapan harga dasar secara umum belum mencapai sasaran

yang diharapkan. Dalam periode 1984-1991, rata-rata harga kedelai di tingkat

petani sekitar 76.00 persen lebih tinggi dari penetapan harga dasar (Tabel 4).

Dibandingkan dengan penetapan harga pembelian kedelai oleh pemerintah, harga

produsen juga masih tetap lebih tinggi yaitu sekitar 69.07 persen dari harga

pembelian. Nampak jelas bahwa penetapan harga dasar maupun harga pembelian

kedelai oleh pemerintah adalah sangat rendah dibandingkan dengan harga pasar

yang berlaku.

Sejak tahun 1992 pemerintah tidak lagi menetapkan harga dasar untuk

komoditas kedelai. Hal ini dikarenakan penetapan harga dasar kedelai selama ini

tidak efektif sebab sejak tahun 1984 pemerintah tidak lagi melakukan pengadaan

kedelai dalam negeri. Pengadaan kedelai tidak lagi dilakukan pemerintah karena

harga kedelai di pasaran umum sangat baik, jauh di atas harga dasar dan dianggap

sudah cukup baik bagi petani untuk meningkatkan produksi (Bulog, 1995 dalam

Hadipurnomo, 2000). Selain itu adanya hambatan dalam pemasaran kedelai

menyebabkan Bulog kesulitan dalam melaksanakan kebijakan harga dasar.

Adapun hambatan pemasaran adalah (1) produksi kedelai difokuskan pada sentra-

sentra kecil dan jaraknya relatif jauh satu sama lain, (2) kontrol terhadap kualitas

kedelai sulit dilakukan, dan (3) kombinasi kegiatan-kegiatan pemasaran kedelai

yang bersifat musiman membuat sulit dilakukannya evaluasi ekonomi. Akibatnya,

biaya yang harus dikeluarkan untuk menetapkan harga dasar akan jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan biaya peningkatan produksi kedelai itu sendiri.

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

16

Tabel 4. Perkembangan Kebijakan Harga Dasar, Harga Produsen, Harga Pembelian dan Pengadaan Kedelai oleh Bulog, 1984-1991.

Tahun Harga Dasar (Rp/kg)

Harga Pembelian (Rp/Kg)

Harga Produsen (Rp/kg)

Perbedaan terhadap harga produsen (%)

Harga dasar Harga Pembelian 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991

280 300 300 300 325 370 400 500

293 313 313 313 340 385 415 520

458.34 468.47 517.00 612.15 665.17 766.22 705.11 766.22

63.93 56.33 72.00

100.33 104.61 80.54 76.25 53.20

56.66 49.84 64.86 94.89 95.59 73.51 69.88 47.31

Sumber : Statistik Bulog 1983-1993. Biro Gasar, Badan Urusan Logistik, Jakarta. Keterangan : Sejak 1984 sampai sekarang tidak ada lagi pengadaan kedelai dalam negeri oleh Bulog, dan

setelah 1991 tidak ada lagi penetapan harga dasar. Dalam kondisi pasar kedelai seperti tersebut di atas, pedagang swasta

dapat dengan baik melakukan kegiatan pembelian dan penyaluran kedelai secara

efisien. Pasar kedelai Indonesia cenderung bersifat kompetitif dan efisien

(Hayami, 1987 dalam Astuti, 1998). Perbedaan harga antar waktu (Peak and Off

season) adalah relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya pasokan,

produksi saat panen raya selalu terserap tanpa diikuti penurunan harga yang

berarti. Pada saat produksi langka, harga kedelai juga tidak meningkat melebihi

batas toleransi, disebabkan oleh adanya penyaluran kedelai impor. Dapat

dikatakan bahwa efektivitas kebijakan harga dasar ini juga terkait dengan

kebijakan proteksi harga melalui pengaturan impor kedelai.

(b). Kebijakan Kuota Impor (Non Tarif)

Kebijakan kuota untuk proteksi harga ini diakui telah berhasil mencapai

sasarannya dan berdampak positif dalam mendorong dan meningkatkan produksi

kedelai domestik (Rosegrant et al, 1987, dalam Hadipurnomo, 2000). Berdasarkan

hasil penelitian Altemeier dan Bottema (1991) dalam Rachman,et al (1996),

menunjukkan bahwa kebijakan ini juga lebih mampu mendorong produksi, adopsi

teknologi pemupukan maupun penyerapan tenaga kerja daripada kebijakan subsidi

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

17

pupuk. Namun kebijakan ini menjadi tidak relevan lagi dalam era globalisasi yang

menghendaki penghapusan kebijakan non tarif, dimana kebijakan kuota termasuk

kebijakan non tarif.

(c). Kebijakan Tarif Impor Kedelai

Upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri

merupakan awal munculnya kebijakan impor kedelai di Indonesia pada

pertengahan dasawarsa 1980-an. Perbandingan antara impor dan produksi kedelai

dalam negeri mencapai rata-rata 45 persen per tahun yang merupakan angka

tertinggi dibanding dengan dasawarsa 1970-an dan 1990-an (Rachman, et al,

1996).

Selain melakukan impor kedelai, untuk memenuhi permintaan di dalam

negeri, pemerintah juga terus mengupayakan untuk meningkatkan produksi

kedelai dalam negeri. Hal ini tentunya untuk mengurangi ketergantungan terhadap

kedelai impor, karena dengan meningkatnya produksi kedelai dalam negeri dapat

digunakan sebagai impor substitution (pengganti kedelai impor) dalam industri

yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku produksi.

Kebijakan penggunaan tarif impor kedelai dapat dipakai sebagai alternatif

untuk melindungi produsen kedelai di dalam negeri. Dengan tingkat tarif bea

masuk tertentu akan dapat dibentuk tingkat harga yang tidak akan menyaingi

harga kedelai lokal. Strategi ini sejalan dengan era tarifikasi yang dikehendaki

dalam globalisasi perdagangan untuk menggantikan segala bentuk kebijakan non

tarif. Selama ini pemerintah menerapkan kebijaksanaan pengaturan tataniaga

untuk melindungi produsen dalam negeri. BULOG diserahi tugas untuk

melaksanakan kebijaksanaan tersebut dengan dukungan penuh.

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

18

Tingkat tarif bea masuk kedelai impor perlu diterapkan agar dapat

memberikan tingkat proteksi yang diperlukan untuk melindungi produsen kedelai

di dalam negeri. Tarif impor kedelai yang berlaku pada tahun 1983-1993 adalah

sebesar sepuluh persen, kemudian pada tahun 1994-1996 tarif diturunkan menjadi

lima persen, dimana Indonesia telah meratifikasi kesepakatan WTO melalui UU

No.7/1994, konsekuensinya adalah Indonesia dituntut untuk segera melakukan

penyesuaian kebijaksanaan pertanian dan kebijaksanaan perdagangannya. Bentuk

penyesuaian tersebut antara lain adalah penurunan tarif impor produk pertanian

dan pengurangan subsidi input pertanian. Berdasarkan Keputusan Menteri

No.444/KMK.01/1998, sejak tahun 1998-2003 tarif yang berlaku untuk impor

kedelai adalah 0 persen, sesuai dengan kesepakatan IMF yang tertuang dalam LOI

(Letter of Intent), dimana Indonesia wajib sepenuhnya mematuhi ketentuan yang

lebih berat dari ketentuan WTO, seperti penghapusan monopoli impor kedelai

oleh Bulog dan penurunan tarif bea masuk setinggi-tingginya lima persen. Alasan

pemerintah menetapkan tarif rendah adalah untuk memenuhi kebutuhan kedelai di

dalam negeri, namun setelah mngevaluasi dampak tarif terhadap petani dalam

negeri, dimana bea masuk nol persen sangat merugikan petani, maka pada tahun

2004 pemerintah menetapkan untuk menaikkan tarif impor kedelai menjadi

sepuluh persen. Direncanakan tarif tersebut akan berlaku sampai dengan tahun

2010 (Deptan, 2005).

Dengan berubahnya struktur proteksi akibat kebijakan baru yang diambil

maka kemungkinan besar akan terjadi perubahan struktur produksi di tingkat

petani. Harga yang menurun akibat rendahnya tarif impor mungkin akan

mempengaruhi keuntungan dan daya saing usahatani. Apabila selama dilindungi

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

19

dengan mekanisme tarif, organisasi produksi telah ditata sedemikian rupa dengan

tujuan yang sesuai dengan prinsip proteksi, maka pengurangan tarif tidak akan

banyak mempengaruhi struktur produksi komoditas tersebut di dalam negeri.

Namun sebaliknya bila selama diproteksi, kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan

untuk memperkuat daya saing, maka pengurangan tarif impor akan dapat

menghancurkan produksi dalam negeri.

2.4. Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian Astuti (1998), dengan menggunakan Policy

Analysis Matrix (PAM), usahatani kedelai pada sebelas propinsi andalan

menguntungkan secara finansial yang ditunjukkan oleh keuntungan finansial yang

lebih besar dari nol yakni antara Rp 248.89/kg-Rp 679.88/kg artinya usahatani

layak diteruskan. Rasio Biaya Privat di sebelas propinsi andalan menunjukkan

nilai kurang dari satu yakni antara 0.3285-0.6870, artinya pengusahaan kedelai

memiliki keunggulan kompetitif. Ditinjau dari sisi ekonomi, usahatani kedelai di

sebagian besar propinsi andalan layak diteruskan ditunjukkan oleh keuntungan

ekonomi yang positif kecuali di propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa

Timur yang memperoleh keuntungan ekonomi negatif serta nilai Biaya

Sumberdaya Domestik (BSD) di atas satu.

Rachmawati (1999) melakukan penelitian mengenai perdagangan kedelai

Indonesia dengan penerapan Model Armington dengan pemecahan jangka pendek

dan pemecahan jangka panjang. Hasil analisis simulasi pemecahan jangka pendek

dan jangka panjang menyebutkan bahwa Indonesia responsif terhadap faktor

eksogen penggeser harga permintaan kedelai (perubahan, pajak ekspor dan biaya

transportasi). Indonesia juga responsif terhadap pergeseran penawaran, dengan

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

20

pengaruh impor terbesar terjadi pada perubahan permintaan impor dari Amerika

Serikat.

Hadipurnomo (2000), meneliti mengenai dampak kebijakan produksi dan

perdagangan terhadap penawaran dan permintaan kedelai di Indonesia dengan

menggunakan model persamaan simultan. Hasil yang diperoleh adalah bahwa

kebijakan produksi berdampak lebih besar pada perubahan luas areal panen,

produktivitas dan produksi terutama di wilayah potensial luar Pulau Jawa daripada

di Pulau Jawa. Sedangkan kebijakan perdagangan berdampak pada perubahan

volume impor, harga impor dan permintaan kedelai, terutama permintaan kedelai

untuk industri kecap.

Kumenaung (1998) meneliti mengenai dampak kebijakan ekonomi dan

liberalisasi perdagangan terhadap keragaan Industri komoditas kedelai Indonesia

dengan menggunakan model persamaan simultan. Hasil pendugaan model

menunjukkan bahwa respon areal, produktivitas dan produksi lebih efisien

dikembangkan di luar Jawa. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebijakan yang

efektif mendorong pertumbuhan produksi adalah peningkatan harga kedelai

petani, penetapan tarif impor kedelai dan kombinasi kebijakan penghapusan tarif

impor kedelai, peningkatan suku bunga, peningkatan GNPI dan subsidi pupuk.

Kombinasi kebijakan yang memberikan dampak pertumbuhan produksi tertinggi

adalah kombinasi kebijakan penghapusan tarif impor kedelai, peningkatan harga

kedelai petani, peningkatan suku bunga, dan pemberian subsidi pupuk.

Mahardhika (2004), dengan menggunakan persamaan regresi linier

berganda meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan

impor gula di Indonesia. Produksi gula nasional dipengaruhi oleh tiga peubah

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

21

penjelas, yaitu luas areal tanaman tebu, produktivitas hablur, dan harga riil gula

domestik tahun sebelumnya. Peningkatan ketiga peubah penjelas tersebut akan

meningkatkan produksi gula nasional. Sedangkan untuk model impor gula

Indonesia dipengaruhi oleh empat peubah penjelas, yaitu produksi gula domestik

tahun sebelumnya, konsumsi gula nasional, harga riil gula internasional, dan tarif

impor.

Situmorang (2005), meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi dan impor beras di Indonesia, dengan menggunakan model persamaan

simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas areal panen padi dipengaruhi

oleh harga gabah di tingkat petani, harga pupuk urea, curah hujan, dan lag luas

areal panen. Semua variabel berpengaruh nyata terhadap luas areal tanaman padi.

Produktivitas padi dipengaruhi oleh jumlah penggunaan urea, dan lag

produktivitas. Harga gabah di tingkat petani dipengaruhi oleh harga dasar gabah,

harga impor beras, produksi padi, dan lag harga gabah. Impor beras Indonesia

dipengaruhi oleh harga impor beras, produksi beras, jumlah penduduk, nilai tukar

Rupiah terhadap Dollar Amerika, dan lag impor beras. Harga impor beras

Indonesia dipengaruhi oleh harga beras dunia, tarif impor, dan lag harga impor.

Tabel 5. Ringkasan Penelitian-penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Metode Hasil Penelitian

1.Widya Astuti (1998)

Analisis Keunggulan Kompetitif dan Komparatif serta Dampak Kebijaksanaan Pemerintah pada Pengusahaan Kedelai di Indonesia

Menganalisis keunggulan kompetitif dan komparatif pengusahaan kedelai di Indonesia serta pengaruh kebijakan pemerintah pada harga output dan input terhadap perkembangan produksi kedelai di Indonesia.

Policy Analysis Matrix (PAM)

Usahatani kedelai di sebelas propinsi andalan menguntungkan secara finansial, dimana pengusahaan kedelai memiliki keunggulan kompetitif.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

22

2.Merry

Rachmawati (1999)

3.Tidar

Hadipurnomo (2000)

4.Anderson Guntur Kumenaung (2002)

Analisis Perdagangan Kedelai di Indonesia (Penerapan Model Armington) Dampak Kebijakan Produksi dan perdagangan Terhadap Penawaran dan Permintaan Kedelai di Indonesia. Dampak Kebijaka Ekonomi dan Liberalisasi Perdagangan terhadap Keragaan Industri

Mengkaji keragaan ekonomi kedelai di Indonesia dan dunia, menganalisis penawaran ekspor kedelai dan permintaan impor di pasar internasional, dan dampak kebijakan pemerintah Indonesia dan negara pengekspor terhadap perdagangan kedelai Indonesia. Menganalisis respon luas areal panen, produktivitas, impor, permintaan dan harga kedelai, mengevaluasi dampak kebijakan produksi dan perdagangan terhadap penawaran dan permintaan kedelai serta terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen Mengevaluasi dan meramalkan pengembangan kedelai, mengkaji dampak kombinasi kebijakan

Model Armington (pemecahan jangka pendek dan pemecahan jangka panjang). Model Persamaan Simultan Model Persamaan Simultan

Indonesia responsif terhadap faktor eksogen penggeser harga permintaan kedelai (perubahan, pajak ekspor dan biaya transportasi). Indonesia juga responsif terhadap pergeseran penawaran, dengan pengaruh impor terbesar pada perubahan permintaan impor dari Amerika Serikat. Kebijakan produksi berdampak lebih besar pada perubahan luas areal panen, produktivitas dan produksi terutama di wilayah potensial luar Pulau Jawa daripada di Pulau Jawa. Sedangkan kebijakan perdagangan berdampak pada perubahan volume impor, harga impor dan permintaan kedelai, terutama permintaan kedelai untuk industri kecap. Kombinasi kebijakan yang memberikan dampak pertumbuhan produksi tertinggi adalah kombinasi

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

23

5.Pranaya Yudha Mahardhika (2004) . 6.Manris Tua Situmorang (2005)

Komoditas Kedelai di Indonesia Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Impor Gula di Indonesia. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi dan Impor Beras di Indonesia.

ekonomi dan liberalisasi perdangangan terhadap kesejahteraan pelaku ekonomi yang terlibat dalam bisnis ekonomi Mengetahui perkembangan produksi dan impor gula Indonesia, dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan impor gula di Indonesia Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan impor beras di Indonesia

Model persamaan regresi linier berganda Model Persamaan Simultan

kebijakan penghapusan tarif impor kedelai, peningkatan harga kedelai petani, peningkatan suku bunga, dan pemberian subsidi pupuk. Produksi gula nasional dipengaruhi oleh luas areal tanaman tebu, produktivitas hablur, dan harga riil gula domestik tahun sebelumnya, sedangkan model impor gula Indonesia dipengaruhi oleh produksi gula domestik tahun sebelumnya, konsumsi gula nasional, harga riil gula internasional, dan tarif impor. Hasil analisis menunjukkan bahwa dugaan model cukup baik, dimana terlihat dari nilai koefisien determinasinya (R2) dari masing-masing persamaan strukturalberkisar antara 0,54 sampai 0,98. Selain itu nilai F umumnya tinggi, yaitu berkisar antara 3,80 sampai 368,80.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

24

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Teori Penawaran dan Permintaan

Penawaran suatu komoditi baik barang maupun jasa merupakan jumlah

komoditi yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar

pada tingkat harga dan waktu tertentu. Lebih lanjut dikatakan bahwa antara harga

dan jumlah yang ditawarkan ini mempunyai hubungan positif yaitu jika harga

naik maka jumlah komoditi yang ditawarkan semakin banyak. Adapun sumber

penawaran meliputi produksi pada waktu tertentu dan persediaan (stok) pada

waktu sebelumnya.

Menurut Iswardono (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran

suatu komoditi dapat digambarkan dengan fungsi sebagai berikut :

QSK = f (PK, PS, PI, G, T, TX)...............................................................................(3.1)

dimana :

QSK = Penawaran komoditi

PK = Harga komoditi yang bersangkutan

PS = Harga komoditi substitusi dan komplementer

PI = Harga faktor produksi

G = Tujuan perusahaan

T = Tingkat penggunaan teknologi

TX = Pajak dan subsidi

1. PK = Harga komoditi yang bersangkutan

Suatu hipotesa dasar ekonomi menyatakan bahwa harga sejumlah

komoditi mempunyai hubungan positif dengan jumlah yang ditawarkan yaitu

semakin tinggi harganya semakin besar jumlah yang ditawarkan, cateris paribus.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

25

Hal ini karena peningkatan harga komoditi menyebabkan peningkatan keuntungan

yang akan memacu peningkatan produksi maupun penjualan hasil produksinya.

Jadi peningkatan harga dari suatu komoditi akan menyebabkan peningkatan

penawaran komoditi tersebut. Dengan demikian perubahan harga suatu komoditi

akan menyebabkan pergerakan sepanjang kurva penawaran.

2. PS = Harga komoditi substitusi dan komplementer

Berbagai komoditi dapat disubstitusi dan juga memiliki komoditi

pendukung, baik dalam produksi maupun konsumsi. Perubahan harga pada

komoditi substitusi dan komplementer akan mempengaruhi jumlah penawaran

pada komoditi yang bersangkutan. Peningkatan harga komoditi substitusi akan

menyebabkan berkurangnya jumlah penawaran komoditi bersangkutan. Dan

sebaliknya, penurunan harga komoditi substitusi akan menyebabkan peningkatan

jumlah penawaran komoditi yang bersangkutan. Sedangkan peningkatan harga

komoditi komplementer akan menyebabkan peningkatan jumlah penawaran

komoditi yang bersangkutan, dan sebaliknya penurunan pada harga komoditi

komplementer akan menyebabkan penurunan pula pada jumlah penawaran

komoditi yang bersangkutan.

3. PI = Harga faktor produksi

Harga suatu faktor produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan. Dengan meningkatnya harga faktor produksi maka keuntungan yang

diterima perusahaan akan berkurang. Hal ini menyebabkan perusahaan akan

mengurangi jumlah produksinya. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa

peningkatan harga faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi suatu

komoditi, akan menyebabkan berkurangnya jumlah komoditi yang ditawarkan.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

26

4. G = Tujuan perusahaan

Jumlah komoditi yang ditawarkan juga tergantung apa tujuan perusahaan.

Tujuan suatu perusahaan tidak semata-mata memaksimumkan keuntungan saja.

Jika perusahaan lebih mementingkan volume produksi, perusahaan dapat

menghasilkan dan menjual lebih banyak.

5. T = Tingkat penggunaan teknologi

Teknologi berkorelasi positif dengan jumlah yang ditawarkan. Jika

perusahaan menggunakan teknologi baru, fungsi produksi akan bergeser ke atas

yang berarti produksi meningkat dan kurva biaya akan bergeser ke bawah yang

berarti biaya produksi berkurang. Keuntungan yang akan diperoleh menjadi lebih

besar. Jadi dapat disimpulkan, jumlah komoditi yang ditawarkan dipengaruhi oleh

tingkat penggunaan teknologi dalam proses produksinya.

6. TX = Pajak dan Subsidi

Adanya pajak seperti pajak penjualan, pajak penghasilan akan

mengakibatkan kenaikan pada ongkos produksi sehingga mengurangi insentif

untuk berproduksi. Maka penawaran komoditi tersebut akan berkurang.

Sebaliknya, pemberian subsidi akan mengurangi ongkos produksi dan

meningkatkan keuntungan, sehingga penawaran komoditi tersebut akan

meningkat.

Dalam pasar persaingan sempurna dengan menganggap faktor-faktor lain

tetap (cateris paribus) kecuali harga barang atau jasa yang bersangkutan,

perubahan harga komoditi tersebut dapat menyebabkan pergerakan sepanjang

kurva penawaran atau terjadi perubahan jumlah komoditi yang ditawarkan dalam

biaya produksi yang diakibatkan perubahan teknologi dan faktor lainnya.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

27

Menurut Pappas dan Hirschey (1995), permintaan adalah jumlah barang

atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu.

sebagai berikut :

QDK = f (PK, PS, I, S, PD)...............................................................................(3.2)

dimana :

QDK = Permintaan Komoditi

PK = Harga komoditi itu sendiri

PS = Harga komoditi lain

I = Pendapatan

S = Selera

PD = Populasi Penduduk

1. PK = Harga komoditi itu sendiri

Dengan asumsi cateris paribus, peningkatan harga komoditi yang

bersangkutan akan menurunkan permintaannya, dan sebaliknya. Permintaan dan

harga komoditi yang bersangkutan memiliki hubungan yang negatif.

2. PS = Harga komoditi lain

Perubahan harga komoditi substitusi akan mempengaruhi permintaan atas

komoditi yang bersangkutan secara positif. Kenaikan harga komoditi substitusi

akan meningkatkan permintaan atas komoditi yang bersangkutan, dan sebaliknya.

Sedangkan perubahan harga barang komplementer dapat mengubah permintaan

komoditi yang bersangkutan secara negatif. Semakin tinggi harga barang

komplementer, semakin rendah permintaan atas komoditi yang bersangkutan.

3. I = Pendapatan

Kenaikan pendapatan cenderung meningkatkan permintaan untuk

komoditi yang berupa barang normal, dan sebaliknya.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

28

4. S = Selera

Salah satu hal yang berpengaruh terhadap permintaan adalah selera.

Perubahan selera terjadi dari waktu ke waktu, dan cepat atau lambat akan

meningkatkan permintaan pada periode tertentu dan tingkat harga tertentu.

5. PD = Populasi Penduduk

Peningkatan jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan atas suatu

komoditi. Hal ini diakibatkan semakin banyak jumlah penduduk maka semakin

banyak konsumen yang menginginkan suatu komoditi.

3.1.2. Elastisitas

Suatu ukuran daya tanggap yang diperlukan dalam keseluruhan

pengambilan keputusan manajerial adalah elastisitas, yang didefinisikan sebagai

persentase perubahan dalam variabel dependen Y, yang dihasilkan dari perubahan

satu persen dalam nilai variabel independen X. Persamaan tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Elastisitas Y terhadap X = persentase perubahan dalam Y persentase perubahan dalam X Sumber : (Pappas dan Hirschey, 1995)

Menurut Tomek dan Robinson (1987), elastisitas penawaran adalah

persentase perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai respon terhadap perubahan

satu satuan harga dengan asumsi faktor lain dianggap konstan. Bila elastisitas

bernilai nol maka jumlah yang ditawarkan tetap dan tidak ada respon kuantitas

terhadap perubahan harga. Kondisi ini disebut inelastis sempurna. Sedangkan

penawaran yang elastis memiliki nilai lebih dari satu dan persentase perubahan

kuantitasnya lebih besar daripada persentase perubahan harganya. Penawaran

komoditas pertanian pada umumnya memiliki nilai inelastis disebabkan adanya

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

29

tenggang waktu antara waktu menanam dengan waktu memanen sehingga jumlah

yang ditawarkan tidak segera mengikuti perubahan harga yang terjadi.

Nicholson (2002) menjelaskan, nilai elastisitas penawaran terbagi menurut

rentang waktu pengambilan keputusan produsen, yaitu jangka pendek dan jangka

panjang. Jangka pendek mengacu pada periode waktu dimana produsen harus

mempertimbangan inputnya secara absolut bersifat tetap dalam mengambil

keputusan. Sebaliknya jangka panjang merupakan periode waktu dimana

produsen mempertimbangkan seluruh inputnya bersifat variabel dalam membuat

keputusan.

Sebagai contoh, elastisitas luas areal terhadap harga (EAP) adalah angka

yang menunjukkan persentase perubahan luas areal akibat perubahan harga

sebesar satu persen. Misalnya EAP bernilai 2, berarti setiap peningkatan harga

kedelai sebesar satu persen mengakibatkan perubahan peningkatan luas areal

sebesar dua persen, atau setiap penurunan harga kedelai satu persen

mengakibatkan penurunan luas areal sebesar dua persen. EAP bernilai -2, berarti

setiap peningkatan harga kedelai sebesar satu persen mengakibatkan penurunan

luas areal sebesar dua persen, atau setiap penurunan harga kedelai sebesar satu

persen mengakibatkan peningkatan luas areal sebesar dua persen.

3.1.3. Teori Produksi

Lipsey (1993) mengatakan bahwa produksi adalah tindakan dalam

membuat komoditi, baik berupa barang maupun jasa. Dalam pertanian, proses

produksi begitu kompleks dan terus menerus berubah seiring dengan kemajuan

teknologi. Tidak ada produk yang dihasilkan dengan menggunakan satu input.

Dalam produksi banyak digunakan input-input untuk menghasilkan output.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

30

Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output, juga

menggambarkan tingkat dimana sumberdaya diubah menjadi produk (Doll dan

Orazem, 1984). Ada banyak hubungan input output dalam pertanian karena

tingkat dimana input diubah menjadi output akan berbeda-beda diantara tipe

tanah, hewan, teknologi, curah hujan dan faktor lainnya. Tiap hubungan input

output menggambarkan kuantitas dan kualitas dari sumberdaya yang dibutuhkan

untuk menghasilkan produk tertentu.

Lipsey (1993) juga mengatakan bahwa fungsi produksi adalah hubungan

fungsi yang memperlihatkan output maksimum yang dapat diproduksi oleh setiap

input dan oleh kombinasi berbagai input. Nicholson (2002) menyatakan bahwa

fungsi produksi memeperlihatkan jumlah maksimum sebuah barang yang dapat

diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif antara modal (K) dan

Tenaga kerja (L).

Sebuah fungsi produksi dapat digambarkan dalam cara yang berbeda ;

dalam bentuk tertulis, menyebutkan dan menggambarkan tiap input yang

berhubungan dengan output ; dengan membuat daftar input dan hasil output secara

numerik dalam tabel ; dalam bentuk grafik atau diagram ; dan dalam bentuk

persamaan aljabar. Secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, X3,......,Xn).......................................................................(3.3)

Dimana Y adalah output dan X1,......Xn adalah input-input yang berbeda yang

terlibat dan ambil bagian dalam produksi Y. Simbol f menggambarkan bentuk

hubungan dari perubahan input menjadi output.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

31

3.1.4. Respon Areal dan Produktivitas Kedelai

Respon areal adalah perubahan pada areal tanam atau panen, sedangkan

respon produktivitas merupakan perubahan dalam hasil per hektarnya. Perubahan-

perubahan tersebut tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang dinamis yang

secara langsung maupun tidak langsung ikut mempengaruhi petani dalam

membuat keputusan di bidang usahataninya. Kondisi-kondisi tersebut seperti yang

telah disebutkan adalah perubahan harga komoditas itu sendiri (Pq), perubahan

harga komoditas alternatifnya (Pj), perubahan harga input yang berpengaruh pada

biaya produksi (Pi), ketersediaan dan perkembangan teknologi (T), perubahan

iklim (CH), kebijakan pemerintah (Kb), dan luas areal sebelumnya (At-1) (Tomek

dan Robinson, 1987).

Masing-masing variabel mempengaruhi areal tanam atau panen secara

berbeda-beda. Dengan berasumsi bahwa produsen akan berperilaku rasional yaitu

mengalokasikan sumberdaya produksinya untuk komoditas yang memberikan

laba yang lebih besar, sehingga semakin tinggi harga suatu komoditas, maka

semakin luas areal tanam atau areal panennya, sehingga produksi akan meningkat.

Variabel lain yang juga berpengaruh terhadap respon areal tanam atau

panen adalah harga komoditas alternatif. Komoditas alternatif dapat berupa

komoditas pesaing (kompetitif) atau sebagai komoditas substitusi maupun

komoditas pendukung (komplementer). Dengan semakin tingginya harga

komoditas pesaing maka luas areal tanam komoditas kedelai akan semakin sempit.

Sebaliknya jika harga komoditas komplementer meningkat maka luas areal tanam

kedelai akan meningkat pula. Tanda elastisitas silang dari fungsi respon areal

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

32

kedelai akan menunjukkan hubungan antara komoditas kedelai dengan komoditas

kompetitif dan komoditas alternatifnya.

Variabel selanjutnya yang turut mempengaruhi luas areal, adalah harga-

harga input, kerena variabel harga input akan mempengaruhi tingkat penggunaan

input. Semakin tinggi harga-harga input maka penggunaannya akan semakin

berkurang, sehingga luas areal tanam yang produktif akan semakin sempit dan

output semakin menurun.

Menurut Tomek dan Robinson (1987), faktor-faktor lain yang juga

berpengaruh terhadap luas areal adalah kebijakan pemerintah seperti pengendalian

atau kebijakan harga dan kebijakan pengembangan suatu komoditas. Kebijakan

pemerintah mempunyai pengaruh yang langsung dan tidak langsung terhadap

mekanisme harga. Dengan adanya kebijakan pemerintah dalam pengembangan

suatu komoditas, maka pemerintah akan mencurahkan dana bagi pengembangan

areal tanam atau areal panennya.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi respon luas areal, maka

dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut :

At = a(Pqt, Pjt, Pit, Tt, CHt, Kbt, At-1).......................................................(3.4)

Sementara itu, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kedelai

menurut Hadipurnomo (2000), adalah harga kedelai itu sendiri (Pq), luas areal

(A), teknologi (T), kapital (K), jumlah pemakaian pupuk (F), jumlah pemakaian

bibit (V), dan upah tenaga kerja (L) dan produktivitas tahun sebelumnya (Yt-1).

Dengan demikian respon produktivitas adalah :

Yt = y(Pqt, At, Tt, Kt, Ft, Vt, Lt, Yt-1)......................................................(3.5)

Karena itu, produksi kedelai (Q) dapat dirumuskan sebagai berikut :

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

33

Qt = At * Yt............................................................................................(3.6)

3.1.5. Respon Beda Kala Produksi Kedelai

Salah satu karakteristik utama produk pertanian adalah adanya tenggang

waktu (gestation period) antara menanam dengan memanen. Dengan demikian

hasil yang diperoleh petani didasarkan pada perkiraan-perkiraan di masa

mendatang serta pengalamannya di masa lalu. Jika terjadi peningkatan harga

produk pertanian pada waktu tertentu, maka peningkatan tersebut segera direspon

oleh peningkatan areal panen maupun produktivitas. Hal ini disebabkan keputusan

alokasi sumberdaya telah ditetapkan pada saat sebelumnya. Oleh karena itu,

pengaruh kenaikan harga tersebut baru terlihat pada periode tanam berikutnya.

Berdasarkan hal tersebut, Nerlove mengembangkan suatu model penyesuaian

parsial yang mampu menjelaskan hubungan spesifik antara harga harapan dengan

harga di masa lalu.

Bedasarkan penelitian Hadipurnomo (2000), model distribusi beda kala

penyesuaian parsial yang dikembangkan Nerlove merupakan model yang populer

digunakan dalam studi-studi respon penawaran. Dalam bentuk yang paling

sederhana misalnya dalam konteks respon kedelai. Areal panen kedelai yang

diinginkan (A*) dipengaruhi oleh tingkat harga komoditi, maka persamaannya

menjadi :

A*t = β0 + βPt + ut....................................................................................(3.7)

dimana,

A*t = areal panen yang diinginkan pada tahun t

Pt = harga kedelai pada tahun t

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

34

Luas areal yang diharapkan tidak dapat diamati secara langsung sehingga

untuk mengatasinya dikalikan suatu hipotesis yang merupakan hipotesis perilaku

penyesuaian parsial.

At- At-1 = δ (A*t –At-1) + vt....................................................................(3.8)

dimana,

At – At-1 = perubahan luas panen aktual

A*t – At-1 = perubahan luas panen yang diharapkan

δ = koefisien penyesuaian, 0 ≤ δ ≤ 1

Perubahan areal yang sebenarnya terjadi merupakan proporsi tertentu dari

perubahan yang diinginkan. Proporsi tertentu ini disebut koefisien penyesuaian

parsial (δ). Nilai δ ini terletak di antara dua nilai ekstrim 0 dan 1, jika :

δ = 0, maka tidak ada perubahan apapun dalam areal

δ = 1, maka areal yang diharapkan sama dengan yang dicapai sehingga

penyesuaiannya terjadi seketika (dalam periode waktu yang sama).

Persamaan (3.8) dapat diatur kembali sehingga dapat dituliskan :

At = δA*t + (1-δ) At-1 + vt.....................................................................(3.9)

Areal panen kedelai yang diamati pada periode tertentu dipengaruhi oleh

luas areal yang panen yang diinginkan pada saat itu dan luas panen yang ada

dalam periode waktu sebelumnya. Bila mensubstitusikan persamaan (3.7), ke

persamaan (3.9), akan diperoleh :

At = δ( β0 + β1P1 + u1) + (1-δ)At-1 + vt

At = δβ0 + δβ1P1 + (1-δ)At-1 + (vt + δut)

At = β0* + β1*P1 + β2*At-1 + v1*...........................................................(3.10)

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

35

Dimana β0* = δβ0 merupakan konstanta, β1*= δβ1 dan β2* = 1-δ merupakan

parameter yang diduga dan vt* = (vt + δut) adalah peubah penganggu. Persamaan

ini menunjukkan suatu fungsi dalam bentuk yang dinamis yang ditunjukkan

dengan adanya peubah At-1. Model ini merupakan model penyesuaian parsial

Nerlove. Model ini menunjukkan bahwa besarnya nilai peubah pada suatu periode

sebagian dipengaruhi oleh cadangan yang tersedia di awal periode atau cadangan

hasil periode sebelumnya.

Sama halnya dengan model respon areal panen, model respon

produktivitas (Yt) juga mengalami penyesuaian parsial. Dengan mengikuti

langkah-langkah sebelumnya, diperoleh model respon produktivitas sebagai

berikut :

Yt = σα0 + σα1Pt + (1-σ)Yt-1 + (vt + δut)

Yt = α0* + α1*Pt + α2*Yt-1 + vt*............................................................(3.11)

dimana, α0* = σα0 ; α1* = σα1 ; α2* = (1-σ) ; vt*= (vt + δut).

3.1.6. Teori Dasar Perdagangan Internasional

Dalam arti sempit, perdagangan internasional adalah merupakan suatu

masalah yang timbul sehubungan dengan pertukaran komoditi antara negara

(Gonarsyah, 1984). Lebih lanjut dikatakan bahwa pada dasarnya faktor yang

mendorong timbulnya perdagangan internasional dari suatu negara ke negara lain

bersumber dari keinginan memperluas pemasaran komoditi ekspor dan

memperbesar penerimaan devisa dalam penyediaan dana pembangunan dari

negara yang bersangkutan.

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

36

Di dalam teorinya mengenai timbulnya perdagangan, Heckscher-Ohlin

menganggap bahwa negara dicirikan oleh bawaan faktor yang berbeda, sedangkan

fungsi produksi di semua negara adalah sama. Dengan menggunakan asumsi

tersebut diperoleh kesimpulan bahwa dengan fungsi produksi yang sama dan

faktor bawaan yang berbeda antar negara, suatu negara cenderung untuk

mengekspor komoditi yang secara relatif intensif dalam menggunakan faktor

produksi yang relatif banyak dimiliki.

Teori perdagangan internasional mengkaji dasar-dasar terjadinya

perdagangan internasional serta keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan

perdagangan internasional membahas alasan-alasan serta pengaruh pembatasan

perdagangan, serta hal-hal menyangkut proteksionisme baru (new protectionism)

(Salvatore, 1997). Ilmu makroekonomi negara terbuka membahas mekanisme

penyesuaian dan ketidaksesuaian neraca pembayaran (surplus dan defisit) seperti

halnya pengaruh saling ketergantungan antar negara di bawah sistem moneter

internasional yang berbeda, serta pengaruhnya terhadap kesejahteraan sebuah

negara.

Teori dan kebijakan perdagangan internasional merupakan aspek mikro

ekonomi internasional sebab berhubungan dengan masing-masing negara sebagai

individu yang diperlakukan sebagai unit tunggal, serta berhubungan dengan harga

relatif suatu komoditi.

Secara teoritis, suatu negara (sebut saja negara 1) akan mengekspor suatu

komoditi (misalnya kedelai) ke negara lain (misalnya negara 2) apabila harga

domestik di negara 1 (sebelum terjadinya perdagangan) relatif lebih rendah bila

dibandingkan dengan harga domestik di negara 2 (Gambar 1). Struktur harga yang

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

37

relatif lebih rendah di negara 1 tersebut disebabkan karena adanya kelebihan

penawaran (excess supply) yaitu produksi domestik melebihi konsumsi domestik,

sebesar segitiga ABE. Dalam hal ini faktor produksi di negara 1 relatif berlimpah.

Dengan demikian negara 1 mempunyai kesempatan menjual kelebihan

produksinya ke negara lain. Di lain pihak, negara 2 mengalami kekurangan suplai

kedelai karena konsumsi domestiknya melebihi produksi domestik (excess

demand), sebesar segitiga A’B’E’ sehingga harga menjadi lebih tinggi. Pada

kesempatan ini negara 2 berkeinginan untuk membeli komoditi kedelai dari

negara lain yang harganya relatif murah.

Gambar 1. Kurva Proses TerjadinyaPerdagangan Internasional Sumber : Salvatore, 1997 ,hal 84 Apabila kemudian terjadi komunikasi antara negara 1 dan 2, maka akan

terjadi perdagangan antara kedua negara tersebut. Dalam hal ini negara 1 akan

mengekspor kedelai ke negara 2.

Dapat dilihat pada Gambar 1, sebelum terjadinya perdagangan

internasional, harga di negara 1 adalah sebesar P1 sedangkan di negara 2 sebesar

P3. Suplai di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih besar

Dx 0 0 0

Dx

Sx

Sx

S

D

B E

A

B*

A*

E*

A’’

B’ E’

A’

Ekspor

Impor

X X X

Px/Py Px/Py Px/Py

Panel A (eksportir) Pasar di negara 1 untuk komoditi X

Panel B Hubungan perdagangan internasional dalam komoditi X

Panel C ( importir) Pasar di negara 2 untuk komoditi X

P3

P2

P1

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

38

daripada P1, sedangkan permintaan di pasar internasional akan terjadi jika harga

internasional lebih rendah dari P3. Pada saat harga internasional sama dengan

harga P2 maka di negara 2 terjadi kelebihan permintaan sebesar A’B’E’,

sedangkan jika harga internasional sebesar P2 maka di negara 1 akan terjadi

kelebihan suplai sebesar ABE. Perpaduan antara kelebihan penawaran di negara 1

dan kelebihan permintaan di negara 2 akan menentukan harga yang terjadi di

pasar internasional, yaitu sebesar P2. Dengan adanya perdagangan tersebut maka

negara 1 akan mengekspor suatu komoditi (misalnya kedelai) sebesar ABE,

sedangkan negara 2 akan mengimpor kedelai sebesar A’B’E’. Di pasar

internasional besarnya ABE akan sama dengan A’B’E’. Dengan kata lain,

besarnya ekspor suatu komoditi dalam perdagangan internasional akan sama

dengan besarnya impor komoditi tersebut.

Harga yang terjadi di pasar internasional merupakan harga keseimbangan

antara penawaran dan permintaan dunia. Perubahan dalam produksi dunia akan

mempengaruhi penawaran dunia, sedangkan perubahan dalam konsumsi dunia

akan mempengaruhi permintaan dunia. Kedua perubahan tersebut pada akhirnya

akan mempengaruhi harga dunia.

3.1.7. Fungsi Impor

Permintaan impor suatu negara merupakan selisih konsumsi domestik

dikurangi produksi domestik dan dikurangi stok pada akhir tahun lalu. Secara

matematik, impor dapat digambarkan sebagai berikut (Purwanti, 1995) :

Mt = Ct – Qt – St-1 ...................................................................(3.12)

Dimana : Mt = Jumlah impor pada tahun ke-t

Ct = Jumlah konsumsi domestik pada tahun ke-t

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

39

Qt = Jumlah produksi domestik pada tahun ke-t

St-1 = Sisa stok pada tahun ke- t-1

Selain faktor-faktor domestik dia atas, fungsi impor suatu negara juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar negeri, yaitu nilai tukar atau exchange

rate (ERt), dan harga impor (Pigt). Dengan demikian, secara teoritis fungsi impor

komoditas pertanian suatu negara dapat ditulis :

Mt = f ( Qt, Ct, St-1, ERt, Pigt)....................................................(3.13)

Terdapat beberapa variabel yang akan mempengaruhi permintaan impor suatu

negara seperti biaya transportasi (BT), tarif (T), Selera konsumen (S), distribusi

pendapatan (DP), dan populasi (P), yang dapat menciptakan hasil yang lebih

akurat (Oktaviani, 2000).

3.1.8. Tarif

Dalam arti luas kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan atau

kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan

pembayaran internasional. Kebijakan ini dapat berupa tarif atau bea masuk,

pelarangan impor, kuota, subsidi. (Nopirin, 1999).

Berdasarkan tujuannya, kebijakan tarif impor (import duty atau import

tarriff) dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Tarif proteksi, yaitu merupakan

pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk mencegah atau membatasi barang

tertentu, b) Tarif Revenue, yaitu pengenaan tarif bea masuk yang bertujuan untuk

meningkatkan penerimaan negara.

Menurut Hamdy (2000), jika dilihat dari tujuannya maka fungsi tarif bea

masuk adalah untuk mengatur perlindungan kepentingan ekonomi dalam negeri

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

40

(regulend function), sebagai salah satu sumber penerimaan negara (budgeter

function), dan fungsi pemerataan yaitu untuk pemerataan distribusi pendapatan

nasional.

Pada Gambar 2 dapat dilihat analisis efek dari tarif secara parsial. Pada

saat harga P0 titik keseimbangan adalah e dimana perekonomian berada dalam

keadaan autarki, dengan kondisi tidak ada ekspor dan impor, produksi dalam

negeri sama dengan konsumsi dalam negeri.

Pada harga Pw, perekonomian berada dalam keadaan free trade, dimana

produksi dalam negeri sebesar OQ1 sementara konsumsi dalam negeri OQ2

sehingga dibutuhkan impor sebesar Q1Q2. Terhadap impor ini pemerintah

mengenakan tarif atau bea masuk sebesar Pt – Pw, yang akan berdampak pada

naiknya harga dari Pw menjadi Pt (Price effect), konsumsi dalam negeri berkurang

dari OQ2 menjadi OQ4 (consumption effect).

Sementara produksi dalam negeri meningkat dari OQ1 menjadi OQ3

(import substitution effect/protective) sehingga impor akan berkurang menjadi

Q3Q4. Selanjutnya pemerintah mendapat penerimaan sebesar ruang fgkj (revenue

effect). Dari analisis tersebut dapat pula diketahui banwa redistribusi income atau

subsidi yang berasal dari konsumen kepada produsen dikarenakan adanya tarif

adalah sebesar PwPtfh.

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

41

Gambar 2. Kurva Analisis Dampak Tarif Keterangan : Pt – Pw = Besar tarif impor P0 = Harga domestik kedelai di negara importir Sumber : Salvatore, 1997,hal 274 Pemberlakuan tarif ini merugikan konsumen karena konsumen harus

membayar harga yang lebih tinggi. Kerugian ini akan diimbangi dengan adanya

pendapatan pemerintah dari tarif, yakni tarif impor dikalikan kuantitas impor

setelah tarif ditetapkan adalah sebesar fgkj dan ekstra pendapatan yang diterima

produsen dalam negeri karena adanya tarif sebesar PwPtfh, sehingga kerugian

bersih masyarakat (dead weight loss/society loss) akibat tarif tersebut adalah

sebesar (hfg + jki), dimana hfg (producer loss) yang mencerminkan beban baku

akibat produksi kedelai domestik yang berlebihan dan jki (consumer loss) yang

merupakan beban baku akibat konsumsi kedelai yang terlalu rendah. Dengan

adanya pemberlakuan tarif ini akan menguntungkan pihak produsen dan

pemerintah, namun merugikan konsumen.

Harga

Free trade

D0 S0

P0

Pt

Pw

Q1 Q3 Q0 Q4 Q2

e

k

i

f

h g j

O

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

42

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Pada prinsipnya penawaran kedelai tergantung kepada dua variabel yaitu

luas areal panen dan produktivitas. Penurunan luas areal produksi yang

disebabkan oleh penurunan harga riil kedelai, persaingan dengan komoditi lain,

dan lebih rendahnya harga riil kedelai impor dibanding harga riil kedelai lokal

akan mengakibatkan penurunan luas areal panen. Sedangkan produktivitas kedelai

masih rendah dan cenderung stagnan. Rendahnya produktivitas ini disebabkan

oleh belum populernya penggunaan benih bermutu dan bersertifikasi, kemudian

jenis areal lahan yang bermasalah dalam hal ketersediaan air, gangguan hama

penyakit, waktu tanam yang belum tepat, serta belum sempurnanya penerapan

teknologi oleh petani.

Sementara itu, karena jumlah penduduk semakin meningkat maka

berimplikasi terhadap peningkatan permintaan kedelai sebagai sumber pangan.

Selain itu meningkatnya kebutuhan kedelai juga disebabkan oleh berkembangnya

berbagai industri pengolahan yang menggunakan bahan baku kedelai, seperti

industri tahu dan kecap.

Laju permintaan kedelai yang terus meningkat ini tidak mampu diimbangi

oleh produksi kedelai domestik, akibatnya lag antara konsumsi dan produksi

kedelai domestik harus dipenuhi melalui impor. Selain karena kapasitas produksi

dalam negeri yang tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi, pengaruh

liberalisasi perdagangan turut pula merangsang aliran impor kedelai ke Indonesia.

Saat ini kebijakan pemerintah di bidang perdagangan kurang berpihak kepada

produsen atau petani kedelai dalam negeri, dimana tarif atau bea masuk impor

kedelai yang berlaku saat ini adalah hanya 10 persen. Sementara negara

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

43

pengekspor memberikan subsidi bagi petaninya dan memberi kredit lunak bagi

importir Indonesia, sehingga mempertinggi volume impor kedelai.

Berdasarkan uraian di atas, maka dibuat model persamaan produksi dan

impor kedelai Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model persamaan simultan. Setelah melakukan spesifikasi dan identifikasi model,

akan dilakukan analisis untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

dan impor kedelai Indonesia. Diharapkan hasil analisis yang diperoleh dapat

digunakan oleh seluruh stake holder untuk memajukan produksi kedelai Indonesia

serta mengurangi ketergantungan terhadap impor kedelai. Selain itu hasil analisis

juga diharapkan dapat menjadi literatur bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

48

Di dalam model persamaan simultan, terdapat dua jenis persamaan yaitu

persamaan identitas dan persamaan struktural, dimana persamaan struktural

menunjukkan pengaruh langsung dari setiap variabel bebas terhadap variabel tak

bebas.

Berdasarkan kerangka pemikiran operasional yang telah dibangun maka

dibentuklah model persamaan produksi dan impor kedelai di Indonesia. Model

persamaan yang dirumuskan dalam penelitian ini terdiri dari satu persamaan

identitas, yaitu fungsi produksi kedelai, dan enam persamaan struktural, yaitu

fungsi luas areal panen kedelai, fungsi produktivitas kedelai, fungsi harga kedelai

lokal atau domestik, fungsi harga kedelai di tingkat produsen, fungsi impor

kedelai Indonesia dan fungsi harga impor kedelai Indonesia. Model persamaan

terdiri dari 7 variabel endogen dan 16 variabel eksogen. Setiap variabel harga

telah dideflasi menggunakan indeks harga konsumen (1995=100). Indeks harga

konsumen dipilih, karena merupakan indeks harga yang umum digunakan dalam

penelitian, selain itu data indeks harga yang tersedia dari berbagai sumber hanya

indeks harga konsumen. Variabel dummy yang dipilih adalah dummy monopoli

BULOG, sedangkan dummy krisis moneter tidak dimasukkan, karena hasil olah

data ketika dummy krisis moneter dimasukkan tidak menghasilkan model yang

baik.

4.3.1. Fungsi Produksi Kedelai

Produksi kedelai pada tahun ke-t (QKt) merupakan perkalian antara luas

areal panen atau luas areal produktif (LAPt) dengan produktivitas kedelai pada

tahun tersebut (Yt).

Persamaan produksi kedelai dapat dirumuskan sebagai berikut :

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

49

QKt = LAPt * Yt................................................................................................(4.1)

dimana ; QKt = produksi kedelai pada tahun ke-t (ton)

LAPt = luas areal panen kedelai tahun ke-t (ha)

Yt = produktivitas kedelai pada tahun ke-t (ton/ha)

4.3.2. Fungsi Luas Areal Panen Tanaman Kedelai

Luas areal panen digunakan dalam model fungsi luas areal sebab diduga

sebagai proksi terhadap luas areal tanam yang dihasilkan. Luas areal panen

tanaman padi (LAPt) dipengaruhi oleh harga riil kedelai domestik (PRt), harga riil

jagung (PJt), curah hujan (CHt), harga riil benih kedelai (PBt) dan luas areal panen

tahun sebelumnya (LAPt-1). Variabel harga riil jagung dipilih untuk dimasukkan

ke dalam persamaan, karena merupakan kompetitor utama tanaman kedelai,

sedangkan tanaman palawija lainnya bukan merupakan kompetitor utama.

Persamaan luas areal panen tanaman kedelai dirumuskan sebagai berikut:

LAPt = a0 + a1PRt + a2PJt + a3CHt + a4PBt + a5LAPt-1 + μ1...................(4.2)

dimana ; LAPt = luas areal panen tanaman kedelai tahun ke-t (ha)

PRt = harga rill kedelai domestik tahun ke-t (Rp/kg)

PJt = harga riil jagung tahun ke-t (Rp/kg)

CHt = curah hujan tahun ke-t (mm/tahun)

PBt = harga riil benih kedelai (Rp/kg)

LAPt-1 = luas areal panen tanaman kedelai tahun sebelumnya (ha)

a0 = intersep

ai = parameter yang diduga (i= 1,2,3,4,.....,7)

μ1 = variabel penganggu

Nilai dugaan parameter yang diharapkan, a1,a3>0 ; a2,a4<0 ; 0<a5<1

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

50

4.3.3. Fungsi Produktivitas Kedelai

Produktivitas kedelai (Yt) dipengaruhi oleh jumlah penggunaan pupuk

urea (JPPt), curah hujan (CHt), harga riil jagung (PJt), harga riil kedelai di tingkat

produsen (PDt) dan produktivitas kedelai tahun sebelumnya (Yt-1). Persamaan

produktivitas kedelai dapat dirumuskan sebagai berikut :

Yt = b0 + b1JPPt +b2CHt +b3PJt + b4PDt + b5Yt-1 + μ2........................(4.3)

dimana ; Yt = produktivitas kedelai pada tahun ke-t (ton/ha)

JPPt = jumlah penggunaan pupuk urea (kg/ha)

CHt = curah hujan tahun ke-t (mm/tahun)

PJt = harga riil jagung tahun ke-t (Rp/kg)

PDt = harga riil kedelai di tingkat produsen (Rp/kg)

Yt-1 = produktivitas kedelai pada tahun sebelumnya (ton/ha)

b0 = intersep

bi = parameter yang diduga (i = 1,2,3,4)

μ2 = variabel pengganggu

Nilai dugaan parameter yang diharapkan, b1, b2 ,b4> 0 ; b3< 0 ; 0<b5<1

4.3.4. Fungsi Harga Kedelai Lokal atau Domestik

Harga riil kedelai domestik (PRt) diduga dipengaruhi oleh harga kedelai

tingkat produsen (PDt), harga kedelai impor riil Indonesia (PMt), jumlah impor

kedelai (IKt), produktivitas (Yt) dan harga riil kedelai tahun sebelumnya (PRt-1).

Persamaan harga riil kedelai domestik dapat dirumuskan sebagai berikut :

PRt = c0 + c1PDt + c2PMt+ c3IKt + c4Yt + c5PRt-1 + μ3..........................(4.4)

dimana ; PRt = harga riil kedelai domestik tahun ke-t (Rp/kg)

PDt = harga riil kedelai di tingkat produsen (Rp/kg)

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

51

PMt = harga kedelai impor riil Indonesia (Rp/kg))

IKt = jumlah impor kedelai Indonesia (ton)

Yt = produktivitas kedelai (ton per hektar)

PRt-1= harga riil kedelai domestik tahun sebelumnya (Rp/kg)

c0 = intersep

ci = parameter yang diduga (i = 1,2,3,4,5)

μ3 = variabel penganggu

Nilai dugaan parameter yang diharapkan, c1,c2>0 ; c3,c4<0 ; 0<c5<1

4.3.5. Fungsi Harga Kedelai di Tingkat Produsen

Harga kedelai di tingkat produsen (PDt) diduga dipengaruhi, jumlah

produksi kedelai Indonesia (QKt), jumlah impor kedelai Indonesia (IKt), jumlah

konsumsi kedelai (Ct), dummy monopoli Bulog (DBt), dan harga riil kedelai di

tingkat produsen tahun sebelumnya (PDt-1). Persamaan harga riil kedelai di tingkat

produsen dapat dirumuskan sebagai berikut :

PDt = d0 + d1QKt + d2IKt + d3Ct + d4DBt + d5PDt-1 + μ4.......................(4.5)

dimana ; PDt = harga riil kedelai di tingkat produsen (Rp/kg)

QKt = jumlah produksi kedelai domestik (ton)

IKt = jumlah impor kedelai Indonesia (ton)

Ct = jumlah konsumsi kedelai nasional (ton)

DBt = dummy monopoli Bulog, nilai 1 = ada monopoli Bulog ;

nilai 0 = tidak ada monopoli Bulog

PDt-1 = harga riil kedelai di tingkat produsen tahun sebelumnya

(Rp/kg).

d0 = intersep

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

52

di = parameter yang diduga (i = 1,2,3,4)

μ4 = variabel penganggu

Nilai dugaan parameter yang diharapkan; d3, d4>0 ; d1,d2<0 ; 0<d5<1

4.3.6. Fungsi Impor Kedelai Indonesia

Jumlah impor kedelai Indonesia (IKt) dipengaruhi oleh harga kedelai

Internasional (PWt), jumlah produksi kedelai domestik (QKt), jumlah konsumsi

kedelai Indonesia tahun ke-t (Ct), jumlah populasi penduduk (POPt), dan jumlah

impor kedelai tahun sebelumnya (IKt-1). Persamaan jumlah impor kedelai dapat

dirumuskan sebagai berikut :

IKt = e0 + e1PWt + e2QKt + e3Ct + e4POPt + e5IKt-1 + μ5...................(4.6)

dimana ; IKt = jumlah impor kedelai Indonesia tahun ke-t (ton)

PWt = harga kedelai Internasional (Rp/kg)

QKt = jumlah produksi kedelai (ton)

Ct = jumlah konsumsi kedelai domestik (ton)

POPt = jumlah penduduk Indonesia tahun ke-t (ton)

IKt-1 = jumlah impor kedelai Indonesia tahun sebelumnya (ton)

d0 = intersep

di = parameter yang diduga (i = 1,2,3,4,5)

μ5 = variabel penganggu

Nilai dugaan parameter yang diharapkan, e1,e2<0 ; e3, e4>0 ; 0<e5<1

4.3.7. Fungsi Harga Impor Kedelai Indonesia

Harga impor riil kedelai Indonesia (PMt) dipengaruhi oleh harga kedelai

internasional (PWt), nilai tukar (ERt), dummy monopoli Bulog (DBt), tarif impor

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

53

kedelai (TIt) dan harga impor kedelai tahun sebelumnya (PMt-1). Persamaan harga

impor riil kedelai dapat dirumuskan sebagai berikut :

PMt = f0 + f1PWt + f2ERt + f3DBt + f4TIt + f5PMt-1 + μ6.....................(4.7)

dimana ; PMt = harga rill kedelai impor Indonesia tahun ke-t (Rp/kg))

PWt = harga kedelai internasional (Rp/kg)

ERt = nilai tukar Rupiah terhadap USDollar tahun ke-t Rp/US$)

DBt = dummy monopoli Bulog

TIt = tarif impor kedelai (%)

PMt-1 = harga riil kedelai impor tahun sebelumnya (Rp/kg)

e0 = intersep

e1 = parameter yang diduga (i = 1,2,3)

μ6 = variabel penganggu

Nilai dugaan parameter yang diharapkan, f1,f2,f3,f4>0 ; 0<f5>1

4.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, formulasi hipotesis terutama ditentukan

melalui kerangka pemikiran, tujuan penelitian, serta model analisis yang telah

diuraikan sebelumnya, maka dapat diajukan suatu hipotesis penelitian. Hipotesis

didasarkan pada fungsi-fungsi di atas yang diduga ada beberapa variabel eksogen

yang memiliki hubungan signifikan terhadap variabel endogen. Variabel-variabel

tersebut dapat diukur serta data untuk masing-masing variabel tersebut tersedia.

Adapun hipotesis utama yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga luas areal tanaman kedelai dipengaruhi secara positif oleh harga

riil kedelai domestik, curah hujan rata-rata dan luas areal panen tahun

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

54

sebelumnya . Sedangkan harga riil jagung dan harga riil benih kedelai

berpengaruh negatif terhadap luas areal panen.

2. Diduga produktivitas kedelai dipengaruhi secara positif oleh Jumlah

penggunaan pupuk urea, curah hujan, harga kedelai di tingkat produsen

dan produktivitas kedelai tahun sebelumnya. Sedangkan harga riil jagung

berpengaruh negatif terhadap produktivitas kedelai.

3. Diduga jumlah impor kedelai Indonesia dipengaruhi secara positif oleh

jumlah konsumsi kedelai Indonesia, jumlah populasi penduduk Indonesia,

dan jumlah impor kedelai tahun sebelumnya. Sedangkan harga kedelai

internasional dan jumlah produksi kedelai domestik berpengaruh negatif

terhadap produktivitas kedelai.

Sedangkan hipotesis-hipotesis yang diturunkan dari hipotesis utama adalah

sebagai berikut :

4. Diduga harga riil kedelai lokal atau domestik dipengaruhi secara positif

oleh harga riil kedelai di tingkat produsen, harga riil kedelai impor

Indonesia, dan harga riil kedelai domestik tahun sebelumnya.. Sedangkan

variabel yang berpengaruh negatif adalah jumlah impor dan produktivitas

kedelai.

5. Harga kedelai di tingkat produsen dipengaruhi secara positif oleh jumlah

konsumsi kedelai, dummy monopoli Bulog, dan harga riil kedelai di

tingkat produsen tahun sebelumnya, sedangkan yang berpengaruh negatif

adalah jumlah produksi kedelai Indonesia dan jumlah impor kedelai

Indonesia

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

55

6. Diduga harga impor riil kedelai Indonesia dipengaruhi secara positif oleh

seluruh variabel eksogen yaitu harga kedelai internasional, nilai tukar

Rupiah terhadap Dollar, dummy monopoli Bulog, tarif impor kedelai dan

harga impor kedelai tahun sebelumnya.

4.5. Identifikasi Model

Menurut Koutsoyiannis (1977), masalah identifikasi muncul hanya untuk

persamaan-persamaan yang didalamnya terdapat koefisien-koefisien yang harus

diestimasi secara statistik (dari data contoh). Masalah identifikasi tidak muncul

dalam persamaan-persamaan definisi, identitas atau dalam pernyataan tentang

kondisi equilibrium, karena dalam hubungan-hubungan tersebut tidak

memerlukan pengukuran.

Dalam teori ekonometrika terdapat dua kemungkinan situasi dalam suatu

identifikasi, yaitu :

1. Persamaan Underidentified

Suatu persamaan dikatakan underidentified jika bentuk statistiknya tidak

tunggal. Suatu sistem dikatakan underidentified ketika satu atau lebih

persamaan-persamaan yang ada dalam sistem tersebut underidentified.

Jika suatu persamaan atau model underidentified maka tidak mungkin

dilakukan pendugaan dari seluruh parameter yang ada dengan teknik

ekonometrika manapun.

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

56

2. Persamaan Identified

Jika suatu persamaaan memiliki bentuk statistik tunggal maka persamaan

tersebut dapat diidentifikasikan (identified), dan persamaan tersebut bisa

exactly identified atau overidentified. Dalam persamaan yang

teridentifikasi, koefisien yang terdapat didalamnya dapat diduga secara

statistik. Jika persamaan exactly identified maka metode yang sesuai untuk

pendugaan adalah Indirect Least Square (ILS). Sedangkan jika persamaan

overidentified maka metode yang dapat digunakan salah satunya adalah

Two Least Square (2SLS).

Berdasarkan Koutsoyiannis (1977), terdapat dua tahap identifikasi, yaitu :

1. Order Condition digunakan untuk mengetahui apakah persamaan-

persamaan yang ada dapat diidentifikasi atau tidak dapat. Langkah-

langkah dalam order condition, yaitu :

a. Bila (K-M) ≥ (G-1), maka persamaan tersebut dapat diidentifikasi.

b. Bila (K-M) < (G-1), maka persamaan tersebut tidak dapat

diidentifikasi atau underidentified.

dimana : K = Total variabel dalam model

M = Total variabel endogen dan eksogen dalam

persamaan yang akan diidentifikasi.

G = Total persamaan dalam model

2. Rank Condition

Rank Condition digunakan untuk mengidentifikasi persamaan dimana

setelah dilakukan uji order condition menghasilkan kesimpulan dapat

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

57

diidentifikasi, yang selanjutnya dilihat apakah persamaan tersebut exactly

identified atau overidentified. Langkah-langkah rank condition adalah :

a. Jadikan persamaan simultan yang ada menjadi persamaan yang

ruas kanannya nol.

b. Susun matriks koefisien dari seluruh variabel yang ada untuk

persamaan-persamaan tersebut.

c. Jika kita ingin mengidentifikasi persamaan ke-i, maka coret baris

persamaan itu dan kolom dari variabel yang ada dalam persamaan

tersebut.

d. Dari matriks sisanya cari semua determinan yang mungkin dapat

dihitung.

e. Jika paling sedikit ada satu determinan yang tidak sama dengan nol

maka simpulkan :

a) persamaan tersebut overidentified, bila (K-M) > (G-1).

b) Persamaan tersebut exactly identified, bila (K-M) = (G-1).

Jika semua determinan sama dengan nol maka persamaan tersebut

underidentified.

Model persamaan simultan yang ada terdiri dari 7 persamaan dengan 23

total variabel di dalam model. Di dalam model terdapat 7 variabel endogen dan 16

variabel eksogen. Uji order condition menghasilkan kesimpulan dapat

diindentifikasi untuk masing-masing persamaan dalam model, dimana hasil

pengurangan total variabel dalam model dengan total variabel endogen dan

eksogen dalam persamaan yang diidentifikasi lebih besar dari hasil pengurangan

total persamaan dalam model dengan satu.

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

58

Uji rank condition menghasilkan kesimpulan over identified untuk

masing-masing persamaan dalam model, hal ini dikarenakan tidak semua

determinan persamaan yang ada sama dengan nol dan juga dikarenakan hasil

pengurangan total variabel dalam model dengan total variabel endogen dan

eksogen dalam persamaan yang diidentifikasi lebih besar dari hasil pengurangan

total persamaan dalam model dengan satu. Hasil identifikasi yang menghasilkan

kesimpulan over identified memungkinkan persamaan untuk diestimasi dengan

metode Two-Stage Least Square (2SLS).

4.6. Pengujian Model dan Hipotesis

4.6.1. Uji Kesesuaian Model

Dalam Koutsoyiannis (1977), pengujian terhadap dugaan persamaan

secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan uji F-statistik. Uji F-statistik

dapat menjelaskan kemampuan variabel eksogen secara bersama-sama dalam

menjelaskan keragaman dari variabel endogen.

Hipotesis yang diuji dari pendugaan persamaan di atas adalah variabel

eksogen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel endogen. Hipotesis ini disebut

hipotesis nol. Mekanisme yang digunakan untuk menguji hipotesis dari parameter

dugaan secara serentak (uji F-statistik) adalah :

H0 : a1 = a2 = ...= ai = 0 (tidak ada variabel yang berpengaruh dalam

persamaan).

H1 : minimal ada satu nilai parameter dugaan (ai) yang tidak sama dengan

nol (paling sedikit ada satu variabel eksogen yang berpengaruh nyata

terhadap variabel endogen).

Untuk i = 1,2,3,....,k

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

59

a = dugaan parameter

Statistik uji yang digunakan dalam uji-F :

F hitung = SSR / (k-1) .................................................................(4.8) SSE / (n-k)

dengan derajat bebas = (k-1), (n-k)

dimana :

SSR = jumlah kuadrat regresi

SSE = jumlah kuadrat sisa

k = jumlah parameter

n = jumlah pengamatan

Selanjutnya dilakukan pengujian dengan kriteria uji sebagai berikut :

F hitung < F tabel : terima H0, artinya secara bersama-sama variabel eksogen

yang digunakan tidak berpengaruh nyata terhadap

variabel endogen (variabel yang digunakan tidak bisa

menjelaskan secara nyata keragaman dari variabel

endogen).

F hitung > F tabel : tolak H0, artinya secara bersama-sama variabel eksogen

berpengaruh nyata terhadap variabel endogen (minimal

terdapat satu parameter dugaan yang tidak sama dengan

nol dan berpengaruh nyata terhadap keragaman variabel

endogen).

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

60

4.6.2. Uji Dugaan Variabel Secara Individu

Uji parsial (uji t) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel eksogen

yang terdapat di dalam model secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel

endogen. Mekanisme uji statistik t adalah sebagai berikut :

Hipotesis :

H0 = perubahan suatu variabel eksogen secara individu tidak berpengaruh

nyata terhadap perubahan variabel endogen.

H1 = perubahan suatu variabel eksogen secara individu berpengaruh nyata

terhadap perubahan variabel endogen.

Statistik uji yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :

t hitung = bi / S(bi)........................................................................(4.9)

dimana :

bi = koefisien parameter dugaan

S(bi) = standar deviasi parameter dugaan

Dengan kriteria uji sebagai berikut :

t hitung < t tabel : terima H0

t hitung > t tabel : tolak H0, dan terima H1

Semakin banyak H0 yang ditolak maka suatu model akan semakin baik untuk

dijadikan model pendugaan persamaan simultan.

4.6.3. Uji Autokorelasi dan Heteroskedastisitas

Persamaan dalam penelitian ini menggunakan data time series yang

mengandung lagged endogenous variable. Pada jenis data seperti ini sering

ditemukan masalah autokorelasi, dimana terjadi hubungan error-term antar dua

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

61

pengamatan. Penaksiran model regresi linier mengandung asumsi bahwa tidak

terdapat autokorelasi di antara error terms, yaitu :

cov (μt, μs) = E (μt μs) = 0, t ≠ s .........................................................(4.10)

jika terjadi autokorelasi maka pendugaan model tetap tidak bias dan konsisten

tetapi tidak efisien. Pengujian hipotesis menjadi tidak valid (Ramanathan, 1998).

Oleh karena itu masalah autokorelasi akan menyesatkan dalam pengambilan

kesimpulan terutama mengenai nyata tidaknya secara statistik bagi setiap

parameter dugaan yang diuji.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi biasanya digunakan uji d

(Durbin Watson Stastistic). Namun dikarenakan di dalam persamaan yang diamati

terdapat lagged endogenous variable maka uji d menjadi tidak valid. Sehingga

dalam penelitian ini untuk menguji autokorelasi digunakan uji statistik dh (durbin-

h statistics), sebagai berikut :

H = [ 1-0.5d] [ n/ {1-n (var β}]0.5........................................................(4.11)

dimana :

.d = nilai statistik Durbin-Watson

N = jumlah observasi

Var β = varians koefisien regresi untuk lagged dependent variable

Apabila h-hitung lebih kecil dari tabel distribusi normal, maka dalam persamaan

tidak mengalami autokorelasi. Uji ini tidak berlaku jika n(var β) ≥ 1, yang

menyebabkan nilai H menjadi tidak terdefinisi. Oleh karena itu, digunakan LM

Test sebagai alternatif uji autokorelasi jika uji statistik dh tidak berlaku pada suatu

persamaan. Pengujian autokorelasi dengan LM Test adalah sebagai berikut :

μt = α1 + α2Xt1 + ....+ αkXtk + ρμt -1..................................................(4.12)

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

62

Hipotesis :

H0 : ρ = 0

H1 : ρ ≠ 0

dengan kriteria uji sebagai berikut :

Jika nilai (n-1)R2 > χ 21 (α), maka tolak H0, artinya bahwa persamaan tersebut

mengandung masalah autokorelasi.

Masalah heteroskedastisitas timbul karena pelanggaran asumsi

homoskedastisitas yaitu ragam galat konstan di setiap pengamatan.

Var (μt) = E (μt2) = σ2.........................................................................(4.13)

Jika masalah heteroskedastisitas diabaikan maka varian dan kovarian dari

parameter dugaan akan bias dan tidak konsisten. Selain itu pengujian hipotesis

menjadi tidak valid (Ramanathan, 1998). Oleh karena itu dilakukan uji

heteroskedastisitas dengan White Heteroskedasticity Test. Langkah-langkah

pengujian ini adalah sebagai berikut :

Yt = β1 +β2Xt1 + β3Xt2 + μt...................................................................(4.14)

μt2 = α1 + α2Xt1 +α3Xt2 +α4Xt1

2 + α5Xt22 + α6Xt1Xt2...................,,,,.....(4.15)

Hipotesis :

H0 : α2 = α3 = α4 = α5 = α6 = 0

H1 : minimal salah satu αi ≠ 0

dengan kriteria uji sebagai berikut :

Jika nilai nR2 > χ2db (α), maka tolak H0, artinya bahwa persamaan tersebut

mengandung masalah heteroskedastisitas.

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

63

4.6.4. Pengukuran Elastisitas

Berdasarkan Koutsoyiannis (1977), untuk melihat derajat kepekaan

variabel endogen pada suatu persamaan terhadap perubahan dari variabel eksogen,

dapat digunakan nilai elastisitasnya. Nilai elastisitas jangka pendek (short-run)

diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :

Esr (Yt,Xi) = ai(Xi)................................................................................(4.16) (Yt) dimana :

Esr(Yt,Xi) = Elastisitas jangka pendek variabel eksogen Xi terhadap

variabel endogen Yt.

ai = Parameter dugaan variabel eksogen Xi.

Xi = Rata-rata variabel eksogen Xi.

Yt = Rata-rata variabel endogen Yt.

Sedangkan nilai elastisitas jangka panjang (long-run) diperoleh dari

perhitungan sebagai berikut :

Elr (Yt,Xi) = Esr (Yt,Xi)......................................................................(4.17) 1- ai lag

dimana :

Elr (Yt,Xi) = Elastisitas jangka panjang variabel eksogen Xi terhadap

variabel endogen Yt.

ai lag = Parameter dugaan dari lag-endogenous variabel.

Dengan kriteria uji sebagai berikut :

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

64

1. Jika nilai elastisitas lebih dari satu (E>1), dikatakan elastis (responsive)

karena perubahan satu persen variabel eksogen mengakibatkan perubahan

variabel endogen lebih dari satu persen.

2. Jika nilai elastisitas antara nol dan satu (0<E<1), dikatakan inelastis (non

responsive), karena perubahan satu persen variabel eksogen akan

mengakibatkan perubahan variabel endogen kurang dari satu persen.

3. Jika nilai elastisitas sama dengan nol (E=0), dikatakan inelastis sempurna.

4. Jika nilai elastisitasnya tak hingga (E= ~ ), dikatakan elastis sempurna.

5. Jika nilai elastisitasnya sama dengan satu (E=1), maka dikatakan unitary

elastis.

4.7. Definisi Operasional

1. Kedelai yang dimaksud dalam penelitian ini tidak dipisahkan jenisnya menjadi

kedelai warna hitam, coklat, putih, kuning karena proporsi terbesar adalah

warna kuning.

2. Produksi kedelai Indonesia adalah jumlah total produksi kedelai di Indonesia

yang dinyatakan dalam satuan ton.

3. Luas areal panen kedelai merupakan luas seluruh areal produktif atau panen

tanaman kedelai di Indonesia dinyatakan dalam satuan ha.

4. Produktivitas kedelai merupakan hasil bagi antara produksi kedelai Indonesia

dengan luas areal panen tanaman kedelai per tahun, dinyatakan dalam satuan

ton per ha.

5. Volume impor kedelai Indonesia adalah jumlah seluruh impor kedelai yang

dipasarkan di pasar domestik setiap tahun, tidak termasuk impor ilegal, dan

dinyatakan dalam satuan ton.

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

65

6. Harga riil kedelai domestik adalah harga kedelai lokal atau domestik setelah

dideflasi (1995=100) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia, dan

dinyatakan dalam satuan Rupiah per kilogram.

7. Harga riil kedelai di tingkat produsen adalah harga kedelai di tingkat produsen

setelah dideflasi (1995=100) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indonesia, dan dinyatakan dalam satuan Rupiah per kilogram.

8. Harga riil jagung merupakan harga jagung domestik setelah dideflasi

(1995=100) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia, dan dinyatakan

dalam satuan Rupiah per kilogram.

9. Harga riil pupuk urea yang merupakan pupuk pokok dalam produksi kedelai,

yang telah dideflasi (1995=100) dengan Indeks Harga Konsumen, dinyatakan

dalam satuan Rupiah per kilogram.

10. Harga riil bibit kedelai adalah harga bibit kedelai yang telah dideflasi

(1995=100) dengan Indeks Harga Konsumen, dinyatakan dalam satuan

Rupiah per kilogram.

11. Harga riil kedelai impor Indonesia adalah harga CIF kedelai Indonesia yang

merupakan hasil bagi antara nilai dengan volume impor, dideflasi (1995= 100)

dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia, dinyatakan dalam satuan Rupiah

per kilogram.

12. Harga Kedelai Internasional adalah Harga kedelai di USA Free on Board

dikalikan nilai tukar dan dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen

(1995=100), dinyatakan dalam satuan Rupiah per kilogram.

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

66

13. Nilai tukar mata uang adalah perbandingan dari perubahan mata uang

Amerika terhadap mata uang negara lain, dinyatakan dalam satuan Rupiah per

Dollar Amerika.

14. Tarif Impor adalah tarif yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap kedelai,

yakni tarif advalorem, dinyatakan dalam satuan persen.

15. Jumlah konsumsi kedelai Indonesia adalah jumlah konsumsi kedelai per

kapita dikalikan dengan jumlah penduduk setiap tahun, dinyatakan dalam

satuan ton.

16. Jumlah penggunaan pupuk adalah jumlah pupuk urea yang digunakan oleh

petani kedelai dalam proses produksi, dinyatakan dalam satuan kilogram per

hektar.

17. Jumlah penggunaan bibit kedelai adalah jumlah bibit kedelai yang digunakan

oleh petani dalam proses produksi, yang dinyatakan dalam satuan kilogram

per hektar.

18. Indeks Harga Konsumen adalah angka indeks yang menggambarkan besarnya

perubahan harga pada tingkat konsumen dari komoditi yang dikonsumsi di

suatu negara.

19. Pendapatan perkapita merupakan pendapatan nasional dibagi rata-rata jumlah

penduduk Indonesia tahunan dan telah dideflasi (1995=100) dengan Indeks

Harga Konsumen Indonesia, dinyatakan dalam rupiah.

20. Curah hujan merupakan jumlah hujan rata-rata tiap tahun yang diwakili oleh

jumlah curah hujan di sentra produksi kedelai Indonesia, yaitu di Pulau Jawa,

khususnya Jawa Timur, yang dinyatakan dalam satuan mm per tahun.

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

67

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Dugaan Model Hasil dugaan dari seluruh model yang ada telah cukup baik, sebagaimana

terlihat dari nilai koefisien determinasinya (R2) dari masing-masing persamaan

struktural yang berkisar antara 0.59 sampai 0.99. Hal ini menunjukkan bahwa

secara umum peubah-peubah penjelas (exogenous variable) yang ada dalam

persamaan struktural mampu menjelaskan dengan baik peubah endogen

(endogenous variable).

Besarnya nilai F umumnya tinggi, yaitu berkisar antara 6.870 sampai

1019.667, yang berarti variasi peubah-peubah eksogen dalam setiap persamaan

struktural secara bersama-sama mampu menjelaskan dengan baik variasi peubah

endogennya pada taraf α = 0.01 dan 0.05, disamping itu setiap persamaan

struktural mempunyai tanda yang sesuai dengan harapan dan cukup logis dari

sudut pandang teori ekonomi.

Nilai statistik-t digunakan untuk menguji apakah masing-masing peubah

penjelas berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya. Hasil statistik-t yang

diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa peubah penjelas yang tidak

signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya pada taraf

α= 0.05. Dalam penelitian ini taraf α yang digunakan cukup fleksibel (berlaku

seterusnya untuk persamaan struktural) dengan masing simbol sebagai berikut :

(A) berpengaruh nyata pada taraf α = 0.05

(B) berpengaruh nyata pada taraf α = 0.10

(C) berpengaruh nyata pada taraf α = 0.15

(D) berpengaruh nyata pada taraf α = 0.20

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

68

Berdasarkan hasil uji statistik durbin-h, persamaan yang digunakan tidak

mengandung adanya autokorelasi karena nilai h-hitung lebih kecil dari tabel

distribusi normal. Selain itu setelah dilakukan uji White Heteroskedasticity Test,

nilai yang dihasilkan lebih kecil dari taraf α yang digunakan, sehingga dapat

disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Hasil dalam pendugaan

model dalam penelitian ini dapat dinyatakan cukup representatif dalam

menggambarkan fenomena produksi dan impor kedelai di Indonesia.

5.2. Dugaan Model Ekonometrika

Setelah melakukan beberapa alternatif spesifikasi model, maka akhirnya

diperoleh model produksi dan impor kedelai Indonesia yang terdiri dari enam

persamaan struktural.

5.2.1. Luas Areal Panen Tanaman Kedelai

Hasil pendugaan parameter luas areal penen tanaman kedelai di Indonesia

dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Luas Areal Panen Tanaman Kedelai

Elastisitas Variabel Koefisien Dugaan

thitung Probalilitas

Pendek Panjang

Nama Variabel

In PR PJ CH PB LLAP

-287712 454.404616

-702.264855 59.731213 -7.187153

0.839492

-1.002 2.845

-1.448 0.755 -0.066

9.690

0.3269 0.0092 (A) 0.1612 (D) 0.4577 0.9478 0.0001 (A)

0.57

-0.25

0.0009

3.55

-1.56

0.058

Intersep Harga Kedelai Domestik Harga Jagung Curah Hujan Harga Riil Benih Kedelai Lag Luas Arel Panen

R-Sq R-Sq (Adj) F-Stat/F-hit D.W. Stat D.h

0.8673 0.8384 30.059 2.469 -1.427

Nilai koefisien determinasi (R2) dari model luas areal panen tanaman

kedelai adalah sebesar 0.8673, artinya 86.73 persen keragaman luas areal panen

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

69

tanaman kedelai dapat diterangkan oleh keragaman variabel-variabel eksogen di

dalam model yakni variabel harga kedelai domestik, harga jagung, curah hujan

dan luas areal panen tahun sebelumnya. Sedangkan sisanya sebesar 13.27 persen

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat di dalam model.

Dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 30.059 yang

lebih besar dari F tabel sebesar 2.78 pada taraf nyata lima persen. Nilai ini

menunjukkan bahwa variabel-variabel eksogen dalam model secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap luas areal panen tanaman kedelai.

Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel harga kedelai domestik

dan lag luas areal panen berpengaruh nyata pada taraf lima persen dan variabel

harga jagung berpengaruh nyata pada taraf nyata lima belas persen. Sedangkan

variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap luas areal panen tanaman kedelai

adalah variabel curah hujan dan harga riil benih kedelai. Sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Kumenaung, dimana harga riil benih tidak berpengaruh nyata

dalam persamaan karena kebanyakan petani menggunakan benih hasil

penangkaran sendiri, bukan benih bersertifikat. Selain itu jumlah petani yang

menggunakan benih bersertifikat baru mencapai sepuluh persen dari total petani

di Indonesia (Puslitbang Tanaman Pangan, 2005).

Koefisien dugaan variabel harga riil kedelai domestik sebesar 454.40. Hal

ini menunjukkan jika terjadi kenaikan harga riil kedelai domestik sebesar satu

rupiah per kilogram akan meningkatkan luas areal panen sebesar 454.40 hektar,

demikian juga sebaliknya jika terjadi penurunan harga riil kedelai domestik

sebesar satu rupiah per kilogram akan menurunkan luas areal panen tanaman

kedelai sebesar 454.40 hektar, cateris paribus. Kondisi ini menunjukkan bahwa

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

70

sangat besar pengaruh peningkatan harga kedelai domestik terhadap luas areal

tanaman kedelai di Indonesia.

Nilai elastisitas harga riil kedelai domestik dalam jangka pendek dan

jangka panjang masing-masing sebesar 0.57 dan 3.55. Nilai ini menunjukkan jika

terjadi kenaikan harga riil kedelai domestik sebesar satu persen akan

meningkatkan luas areal panen sebesar 0.58 persen dalam jangka pendek dan 3.55

persen dalam jangka panjang. Nilai tersebut juga menunjukkan bahwa dalam

jengka pendek luas areal penen tanaman kedelai tidak responsif terhadap

perubahan harga riil kedelai domestik, sedangkan dalam jangka panjang luas areal

panen responsif terhadap perubahan harga riil kedelai domestik.

Koefisien dugaan harga riil jagung adalah sebesar -702.26, yang berarti

jika terjadi kenaikan harga riil jagung sebesar satu rupiah per kilogram maka luas

areal panen kedelai akan turun sebesar 702.26 hektar dan sebaliknya jika terjadi

penurunan harga riil jagung sebesar satu rupiah per kilogram akan meningkatkan

luas areal panen sebesar 702.26 hektar, cateris paribus. Jadi dengan rendahnya

harga kedelai akan mempengaruhi berpindahnya petani dari usaha tanaman

kedelai ke tanaman jagung. Kondisi ini didukung oleh karena kondisi lahan

(secara fisik) yang dibutuhkan oleh tanaman jagung tidak berbeda jauh dengan

kondisi lahan yang dibutuhkan oleh tanaman kedelai, sehingga petani kedelai

dapat dengan mudah beralih usaha ke tanaman jagung.

Jika dilihat dari nilai elastisitasnya, maka pada jangka pendek luas areal

panen tanaman kedelai tidak responsif terhadap perubahan harga riil jagung,

dimana nilai elastisitasnya adalah sebesar -0.25. Sedangkan pada jangka panjang,

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

71

luas areal panen tanaman kedelai responsif terhadap perubahan harga riil jagung,

yang ditunjukkan oleh nilai elastisitasnya sebesar -1.56.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, luas areal panen juga

dipengaruhi secara nyata oleh peubah bedakala. Koefisien dugaan luas areal panen

tahun sebelumnya sebesar 0.839492. Artinya setiap kenaikan luas areal panen

tahun sebelumnya sebesar satu hektar akan meningkatkan luas areal panen sebesar

0.839492 hektar, demikian sebaliknya jika terjadi penurunan luas areal panen

tahun sebelumnya sebesar satu hektar akan menurunkan luas areal panen sebesar

0.839492, cateris paribus.

5.2.2. Produktivitas Kedelai

Nilai koefisien determinasi (R2) dari model produktivitas kedelai adalah

sebesar 0.9715, artinya 97.15 persen keragaman produktivitas kedelai dapat

diterangkan oleh keragaman variabel-variabel eksogen yakni variabel jumlah

penggunaan pupuk, curah hujan, harga jagung dan produktivitas kedelai tahun

sebelumnya. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 2.85 persen dijelaskan oleh faktor-

faktor lain yang tidak terdapat dalam model.

Hasil pendugaan parameter dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Produktivitas Kedelai Elastisitas Variabel Koefisien

Dugaan thitung Probabilitas

Pendek Panjang

Nama Variabel

In JPP CH PJ PD LY

0.015404 0.00000829

0.00002402 -0.000197

0.00000521

1.012085

0.170 0.024 1.380 -1.535 0.118 11.165

0.8661 0.9811 0.1808 (D) 0.1383 (C) 0.9070 0.001 (A)

0.00064

-0.06 0.005

0.05

-5.5 0.4

Intersep Jumlah penggunaan pupuk urea Curah Hujan Harga Jagung Harga Riil Kedelai diTingkat Produsen Lag Produktivitas

R-Sq R-Sq (Adj) F-Stat/F-hit D.W. Stat D.h

0.9715 0.9654 157.267 2.236 -0.727

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

72

Dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 157.267 yang

lebih besar dari F tabel sebesar 2.78 pada taraf nyata lima persen. Nilai ini

menunjukkan bahwa variabel-variabel eksogen dalam model secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap produktivitas tanaman kedelai. Hasil uji statistik t

menunjukkan bahwa curah hujan, harga riil jagung dan produktivitas tahun

sebelumnya berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas kedelai, masing-

masing pada taraf nyata dua puluh, lima belas dan lima persen. Sedangkan

variabel jumlah penggunaan pupuk urea dan harga riil kedelai di tingkat produsen

tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tanaman kedelai. Tidak

berpengaruhnya harga riil kedelai di tingkat produsen dapat disebabkan oleh

motivasi menanam kedelai yang hanya untuk memutus siklus hama penyakit saja,

sehingga petani selalu menanam kedelai sesuai dengan pola tanam yang telah

biasa dilakukan walaupun pada saat menanam, harga kedelai jatuh.

Koefisien dugaan variabel harga rill jagung sebesar -0.000197, artinya

setiap kenaikan harga riil jagung sebesar satu rupiah per kilogram maka

produktivitas kedelai akan menurun sebesar 0.000197 ton per hektar, demikian

juga sebaliknya penurunan harga riil jagung sebesar satu rupiah per kilogram akan

menyebabkan naiknya produktivitas kedelai sebesar 0.000197 ton per hektar,

cateris paribus. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa harga jagung

memang sangat mempengaruhi produksi kedelai, dimana harga jagung sangat

berpengaruh terhadap luas areal panen dan produktivitas kedelai, yang

menunjukkan bahwa tanaman jagung merupakan kompetitor utama tanaman

kedelai.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

73

Respon produktivitas kedelai terhadap perubahan harga riil jagung tidak

responsif dalam jangka pendek, yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas jangka

pendek sebesar -0.06. Sedangkan dalam jangka panjang, produktivitas kedelai

responsif terhadap perubahan harga riil jagung, dengan nilai elastisitas jangka

panjang sebesar -5.5. Artinya jika terjadi kenaikan harga riil jagung sebesar satu

persen akan menurunkan produktivitas kedelai sebesar 5.5 persen dalam jangka

panjang.

Produktivitas kedelai juga tidak responsif terhadap jumlah penggunaan

pupuk urea baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yang ditunjukkan

oleh nilai elastisitasnya masing-masing sebesar 0.0009 dan 0.11. Kondisi ini

menunjukkan bahwa perubahan jumlah penggunaan pupuk tidak terlalu

berpengaruh terhadap produktivitas kedelai. Berdasarkan penelitian Kumenaung

(1994), dijelaskan bahwa kondisi di atas dapat dipengaruhi oleh beberapa

keadaan, antara lain : 1). pada beberapa daerah tertentu di Indonesia faktor

produksi pupuk belum dirasa perlu untuk digunakan, 2) pupuk bukanlah satu-

satunya faktor yang mempengaruhi produksi.

Dalam penelitian ini juga membuktikan bahwa produktivitas kedelai tahun

sebelumnya berpengaruh nyata terhadap produktivitas kedelai dengan nilai

koefisien dugaan variabel tahun sebelumnya sebesar 1.012085. Artinya jika terjadi

kenaikan produktivitas kedelai tahun sebelumnya sebesar satu ton per hektar maka

produktivitas kedelai akan meningkat sebesar 1.012085 ton per hektar. Sebaliknya

jika terjadi penurunan produktivitas kedelai tahun sebelumnya sebesar satu ton per

hektar maka produktivitas kedelai akan turun sebesar 1.012085 ton per hektar,

cateris paribus.

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

74

5.2.3. Harga Kedelai Domestik

Koefisien determinasi (R2) dari model harga riil kedelai domestik sebesar

0.6561, yang artinya 65.61 persen keragaman harga riil kedelai domestik dapat

diterangkan oleh variabel-variabel eksogen di dalam model yakni harga riil

kedelai di tingkat produsen, harga riil kedelai impor, jumlah impor kedelai,

produktivitas dan harga riil kedelai domestik tahun sebelumnya. Sedangkan

sisanya sebesar 34.39 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat

dalam model.

Hasil pendugaan parameter harga riil kedelai domestik dapat dilihat pada

tabel 8.

Tabel 8. hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Harga Kedelai Domestik

Elastisitas Variabel Koefisien Dugaan

thitung Probabilitas

Pendek Panjang

Nama Variabel

In PD PM IK Y LPR

-313.0816 0.401406

0.389747

-0.000291

498.8240

0.389119

-0.742 1.906

2.794

-2.358

1.312

3.134

0.4656 0.0692 (B) 0.0103 (A) 0.0272 (A) 0.2025 0.0047 (A)

0.32

0.23

-0.12

0.42

0.53 0.37 -0.19 0.69

Intersep Harga Kedelai Tingkat Produsen Harga Kedelai Impor Jumlah Impor Kedelai Produktivitas Kedelai Lag Harga Kedelai Domestik

R-Sq R-Sq (Adj) F-Stat/F-hit D.W. Stat D.h

0.6561 0.5814 8.777 1.644 1.287

Variabel-variabel eksogen yang terdapat dalam model secara bersama-

sama berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai domestik. Kondisi ini terlihat

melalui uji F, dimana nilai F hitung sebesar 8.777 lebih besar dari F tabel sebesar

2.78 pada taraf nyata lima persen. Hasil uji statistik t pada taraf nyata lima persen

menunjukkan variabel harga riil kedelai impor, jumlah impor kedelai dan harga

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

75

riil kedelai domestik tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap harga riil

kedelai domestik. Sedangkan harga riil kedelai di tingkat produsen berpengaruh

nyata pada taraf sepuluh persen.

Pada penelitian ini terlihat bahwa harga riil kedelai di tingkat produsen

berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai domestik, namun responnya

inelastis baik dalam jangka pendek (0.32) maupun jangka panjang (0.53).

Koefisien dugaan variabel harga riil kedelai tingkat produsen adalah 0.401406,

artinya jika terjadi kenaikan harga riil kedelai tingkat produsen sebesar satu rupiah

per kilogram akan meningkatkan harga riil kedelai domestik sebesar 0.401406

rupiah perkilogram.

Peubahan harga riil kedelai impor berpengaruh nyata secara positif

terhadap harga riil kedelai domestik, walaupun responnya inelastis baik jangka

pendek (0.23) maupun jangka panjang (0.37). Artinya bahwa kenaikan harga riil

kedelai impor sebesar satu persen hanya akan meningkatkan harga riil kedelai

domestik sebesar 0.23 persen dalam jangka pendek dan 0.37 persen dalam jangka

panjang.

Nilai koefisien dugaan variabel jumlah impor kedelai adalah -0.000291,

artinya jika terjadi peningkatan jumlah impor kedelai adalah sebesar satu ton akan

menurunkan harga riil kedelai domestik sebesar 0.000291 rupiah per kilogram,

sebaliknya jika jumlah impor kedelai turun sebesar satu ton akan meningkatkan

harga riil kedelai domestik sebesar 0.000291 rupiah per kilogram, cateris paribus

.Berdasarkan nilai elastisitasnya maka harga riil kedelai domestik tidak responsif

terhadap perubahan jumlah impor kedelai, dimana nilai elastisitas sebesar 0.12

pada jangka pendek dan 0.19 pada jangka panjang.

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

76

Variabel produktivitas tidak berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai

domestik. Selain itu nilai elastisitasnya menunjukkan bahwa harga riil kedelai

domestik tidak responsif terhadap perubahan produktivitas baik jangka pendek

(0.42) maupun jangka panjang (0.69). Hal ini disebabkan produktivitas cenderung

stagnan, selain itu harga kedelai domestik relatif lebih dipengaruhi oleh harga

kedelai impor, dimana jika jumlah impor kedelai naik, maka harga kedelai impor

akan turun dan mengakibatkan turunnya harga rill kedelai domestik.

Peubah bedakala berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai domestik

dengan nilai koefisien dugaannya sebesar 0.389119. Artinya jika terjadi

peningkatan harga kedelai domestik pada tahun sebelumnya sebesar satu rupiah

perkilogram maka harga riil kedelai domestik akan naik sebesar 0.389119 rupiah

perkilogram. Sebaliknya jika terjadi penurunan harga riil kedelai domestik tahun

sebelumnya sebesar satu rupiah perkilogram maka harga riil kedelai domestik

akan turun sebesar 0.389119 rupiah perkilogram, cateris paribus.

5.2.4. Harga Kedelai Di Tingkat Produsen

Nilai koefisien determinasi dari model harga kedelai di tingkat produsen

adalah sebesar 0.5990. Artinya keragaman dari variabel endogen mampu

diterangkan oleh variabel-variabel eksogen di dalam model yakni jumlah produksi

kedelai, jumlah impor kedelai, jumlah konsumsi kedelai, dummy monopoli Bulog,

dan harga kedelai di tingkat produsen tahun sebelumnya sebesar 59.90 persen.

Sedangkan sisanya sebesar 40.1 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain di luar

model.

Hasil pendugaan parameter harga kedelai di tingkat produsen dapat dilihat

pada tabel 9. Dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 6.870

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

77

yang lebih besar dari F tabel sebesar 2.78 pada taraf nyata lima persen. Nilai ini

menunjukkan bahwa variabel-variabel eksogen dalam model secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai di tingkat produsen.

Tabel 9. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Harga Kedelai di Tingkat Produsen

Elastisitas Variabel Koefisien Dugaan

thitung Probabilitas

Pendek Panjang

Nama Variabel

In QK IK C DB LPD

724.72244 -0.001237

-0.001210

0.001180

216.81887

0.199238

4.035 -1.505 -1.425 1.439 2.196 1.480

0.0005 0.1460(C) 0.1675(D) 0.1637(D) 0.0384(A) 0.1525(D)

-1.22 -0.58 1.73

-1.52 -0.72 2.16

Intersep Jumlah Produksi kedelai Jumlah impor kedelai Konsumsi kedelai Dummy monopli BULOG Lag harga kedelai di tingkat produsen

R-Sq R-Sq (Adj) F-Stat/F-hit D.W. Stat D.h

0.5990 0.5118 6.870 2.034 -1.329

Melalui uji t dapat terlihat bahwa variabel jumlah produksi kedelai

berpengaruh nyata pada taraf nyata lima belas persen, sedangkan jumlah impor

kedelai, jumlah konsumsi kedelai, dan harga riil kedelai di tingkat produsen tahun

sebelumnya barpengaruh nyata pada taraf nyata dua puluh persen, dan variabel

dummy monopoli BULOG berpengaruh nyata pada taraf nyata lima persen.

Koefisien dugaan variabel jumlah produksi kedelai Indonesia adalah

sebesar -0.001237. Artinya setiap kenaikan jumlah produksi kedelai sebanyak satu

ton maka harga riil kedelai di tingkat produsen akan turun sebesar 0.001237

rupiah per kilogram, sebaliknya jika terjadi penurunan jumlah produksi kedelai

sebesar satu ton maka akan menyebabkan penurunan harga riil kedelai di tingkat

produsen sebesar 0.001237 rupiah per kilogram, cateris paribus. Jumlah produksi

kedelai Indonesia bersifat elastis baik jangka pendek (-1.22) maupun jangka

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

78

penjang (-1.52). Artinya jika jumlah produksi kedelai naik sebesar satu persen,

cateris paribus, maka harga riil kedelai di tingkat produsen akan turun sebesar

1.22 persen dalam jangka pendek dan 1.52 persen dalam jangka panjang.

Nilai koefisien dugaan jumlah impor kedelai Indonesia adalah sebesar -

0.001210, artinya apabila jumlah impor kedelai naik sebesar satu ton maka harga

riil kedelai di tingkat produsen akan turun sebesar 0.001210 rupiah per kilogram,

sebaliknya apabila jumlah impor kedelai turun sebesar satu ton maka harga riil

kedelai di tingkat produsen akan naik sebesar 0.001210 rupiah per kilogram,

cateris paribus. Berdasarkan nilai elastisitasnya maka harga riil kedelai di tingkat

produsen tidak responsif terhadap perubahan jumlah impor baik dalam jangka

pendek (-0.58) maupun dalam jangka panjang (-0.72).

Nilai dugaan variabel jumlah konsumsi kedelai Indonesia sebesar

0.001180, artinya apabila jumlah konsumsi kedelai bertambah sebesar satu ton

maka harga riil kedelai di tingkat produsen akan meningkat sebesar 0.001180

rupiah per kilogram, sebaliknya jika jumlah konsumsi kedelai menurun sebesar

satu ton, akan menyebabkan turunnya harga riil kedelai di tingkat produsen

sebesar 0.001180 rupiah per kilogram, cateris paribus. Harga riil kedelai di

tingkat produsen responsif terhadap perubahan jumlah konsumsi kedelai baik

dalam jangka pendek (1.73) dan jangka panjang (2.16). Artinya jika jumlah

konsumsi kedelai meningkat sebesar satu persen, cateris paribus, maka harga riil

kedelai di tingkat produsen akan meningkat sebesar 1.73 persen dalam jangka

pendek, dan 2.16 persen dalam jangka panjang.

Variabel dummy BULOG juga berpengaruh nyata terhadap harga riil

kedelai di tingkat produsen dengan nilai koefisien dugaan yang positif,

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

79

menunjukkan bahwa dengan adanya monopoli kedelai oleh Bulog akan

menyebabkan harga riil kedelai di tingkat produsen meningkat. Pada era

perdagangan bebas, Bulog tidak lagi memonopoli kedelai, sehingga harga impor

kedelai semakin rendah. Akibatnya banyak industri tahu dan tempe yang

menggunakan kedelai impor. Hal ini mengakibatkan lesunya produksi kedelai

lokal.

Selain faktor-faktor di atas, variabel lain yang juga berpengaruh nyata

adalah harga riil kedelai di tingkat produsen tahun sebelumnya. Dengan nilai

koefisien dugaan sebesar 0.199238, yang berarti jika terjadi peningkatan harga riil

kedelai di tingkat produsen sebesar satu rupiah per kilogram akan menyebabkan

peningkatan harga riil kedelai di tingkat produsen sebesar 0.199238 rupiah per

kilogram, sebaliknya jika terjadi penurunan harga riil kedelai di tingkat produsen

tahun sebelumnya sebesar satu rupiah per kilogram akan mengakibatkan

menurunnya harga riil kedelai di tingkat produsen sebesar 0.199238 rupiah per

kilogram, cateris paribus.

5.2.5. Jumlah Impor Kedelai

Nilai koefisien determinasi dari model impor kedelai Indonesia adalah

sebesar 0.9955. Artinya keragaman dari variabel endogen mampu diterangkan

oleh variabel-variabel eksogen di dalam model yakni harga kedelai internasional,

jumlah produksi kedelai, jumlah konsumsi kedelai, jumlah populasi, dan jumlah

impor kedelai tahun sebelumnya sebesar 99.55 persen. Sedangkan sisanya sebesar

0.45 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain di luar model.

Hasil pendugaan parameter jumlah impor kedelai Indonesia dapat dlihat

pada tabel 10.

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

80

Tabel 10. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Jumlah Impor Kedelai

Indonesia Elastisitas Variabel Koefisien

Dugaan thitung Probabilitas

Pendek Panjang

Nama Variabel

In PW QK C POP LIK

-158584 -69.76788

-0.959292

0.947030

0.001500 -0.045577

-1.282 -1.427 -24.372 23.203 1.516 -1.217

0.2125 0.1670(D) 0.0001(A) 0.0001(A) 0.1431(C) 0.2358

-0.08 -1.96 2.88 0.52

-0.08 -1.88 2.75 0.49

Intersep Harga kedelai internasional Jumlah produksi kedelai Konsumsi kedelai Jumlah populasi Lag jumlah impor kedelai

R-Sq R-Sq (Adj) F-Stat/F-hit D.W. Stat D.h

0.9955 0.9945 1019.667 2.410 -1.127

Dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 1019.667

yang lebih besar dari F tabel sebesar 2.78 pada taraf nyata lima persen. Nilai ini

menunjukkan bahwa variabel-variabel eksogen dalam model secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap impor kedelai Indonesia. Berdasarkan hasil uji t dapat

terlihat bahwa variabel harga kedelai internasional berpengaruh nyata pada taraf

nyata dua puluh persen, sedangkan jumlah populasi berpengaruh nyata pada taraf

nyata lima belas persen. Variabel lain yaitu jumlah produksi kedelai dan konsumsi

kedelai berpengaruh nyata pada taraf nyata lima persen.

Koefisien dugaan variabel harga kedelai internasional adalah sebesar -

69.76788 artinya setiap kenaikan harga kedelai internasional sebesar satu rupiah

per kilogram maka jumlah impor kedelai akan turun sebesar 69.76788 ton,

sebaliknya bila harga kedelai internasional turun sebesar satu rupiah perkilogram

maka jumlah impor kedelai akan naik sebesar 69.76788 ton, cateris paribus.

Harga kedelai internasional bersifat inelastis baik jangka pendek dan panjang,

yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas jangka pendek sebesar -0.08 dan nilai

elastisitas jangka panjang sebesar -0.08. Pemerintah akan mengimpor kedelai dari

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

81

negara lain apabila harga kedelai internasional lebih murah dari harga kedelai

domestik sehingga masih memperoleh keuntungan.

Nilai koefisien dugaan variabel produksi kedelai sebesar -0.959292 artinya

apabila produksi kedelai Indonesia naik sebesar satu ton maka jumlah impor

kedelai akan turun sebesar 0.959292 ton, sebaliknya apabila produksi kedelai

turun sebesar satu ton maka jumlah impor kedelai akan naik sebesar 0.959292 ton,

cateris paribus. Jumlah impor kedelai responsif terhadap perubahan jumlah

produksi kedelai. Hal ini ditunjukkan oleh nilai elastisitasnya baik jangka pendek

(-1.96) dan jangka panjang (-1.88). Artinya jika jumlah produksi kedelai

Indonesia meningkat sebesar satu persen maka jumlah impor kedelai akan turun

sebesar 1.96 persen dalam jangka pendek dan 1.88 persen dalam jangka panjang.

Hal ini jelas terlihat dari trend produksi kedelai yang menurun sejak tahun 1999,

yang sangat berdampak terhadap jumlah impor kedelai yang semakin meningkat

dari tahun ke tahun.

Variabel jumlah konsumsi memiliki nilai koefisien dugaan sebesar

0.947030 artinya jika terjadi kenaikan jumlah konsumsi kedelai sebesar satu ton

maka jumlah impor kedelai akan meningkat sebesar 0.947030 ton, sebaliknya jika

terjadi penurunan jumlah konsumsi kedelai sebesar satu ton maka jumlah impor

kedelai akan menurun sebesar 0.947030 ton, cateris paribus. Berdasarkan nilai

elastisitasnya maka dapat dilihat bahwa jumlah impor kedelai responsif terhadap

perubahan jumlah konsumsi kedelai yang ditunjukkan dengan nilai elastisitas

jangka pendek sebesar 2.88 dan nilai elastisitas jangka panjang sebesar 2.75.

Artinya jika jumlah konsumsi kedelai meningkat sebesar satu persen maka jumlah

impor kedelai akan meningkat sebesar 2.88 persen dalam jangka pendek dan 2.75

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

82

persen dalam jangka panjang. Perdagangan internasional dapat terjadi karena

adanya perbedaan permintaan dan penawaran suatu negara. Apabila persediaan

suatu barang di suatu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan dalam

negeri, negara tersebut dapat mengimpor dari negara lain.

Nilai koefisien dugaan variabel jumlah populasi penduduk adalah sebesar

0.0015, artinya apabila jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar satu juta

jiwa maka jumlah impor kedelai akan meningkat sebesar 0.0015 ton, sebaliknya

apabila jumlah penduduk berkurang sebesar satu juta jiwa maka jumlah impor

kedelai Indonesia akan turun sebesar 0.0015 ton. Berdasarkan nilai elastisitas

maka jumlah impor kedelai tidak responsif terhadap perubahan jumlah populasi

penduduk Indonesia dengan nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.52 dan

jangka panjang sebesar 0.49.

5.2.6. Harga Kedelai Impor Indonesia

Nilai koefisien determinasi (R2) dari model harga riil kedelai impor

Indonesia adalah 0.9113, artinya 91.13 persen keragaman harga riil kedelai impor

Indonesia mampu diterangkan oleh keragaman variabel-variabel eksogen di dalam

model yakni harga kedelai internasional, nilai tukar, dummy monopoli Bulog dan

harga riil kedelai impor tahun sebelumnya. Hasil pendugaan parameter harga

kedelai impor Indonesia dapat dilihat pada tabel 11.

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

83

Tabel 11. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Harga Kedelai Impor Elastisitas Variabel Koefisien

Dugaan thitung Probabilitas

Pendek Panjang

Nama Variabel

In PW ER DB TI LPM

-400.295790 1.015808

0.053543

303.733289

1.330924 0.111809

-1.193 8.772

1.456 1.391

0.466 1.368

0.2450 0.0001 (A) 0.1590 (D) 0.2308 0.6453 0.1844 (D)

0.86

0.23

0.02

0.96

0.26

0.02

Intersep Harga kedelai internasional Nilai Tukar Dummy monopoli BULOG Tarif Impor Lag Harga Kedelai Impor

R-Sq R-Sq (Adj) F-Stat/F-hit D.W. Stat D.h

0.9113 0.8920 47.250 1.879 0.3628

Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 47.250 yang lebih

besar dari F tabel sebesar 2.78 pada taraf nyata lima persen. Nilai ini

menunjukkkan bahwa variabel-variabel eksogen dalam model secara bersama-

sama berpengaruh nyata terhadap harga kedelai impor. Dan hasil uji statistik t

menunjukkan bahwa harga riil kedelai impor dipengaruhi secara nyata oleh harga

kedelai internasional, nilai tukar dan harga riil kedelai impor tahun sebelumnya.

Hasil dugaan juga menunjukkan bahwa semua koefisien sudah sesuai dengan

tanda yang diharapkan dalam hipotesis dan menurut kriteria ekonomi.

Koefisien dugaan harga kedelai internasional sebesar 1.015808 artinya

setiap kenaikan harga kedelai internasional sebesar satu rupiah per kilogram akan

meningkatkan harga riil kedelai impor Indonesia sebesar 1.015808 rupiah per

kilogram, sebaliknya jika terjadi penurunan harga kedelai internasional sebesar

satu rupiah per kilogram maka harga riil kedelai impor akan turun sebesar

1.015808 rupiah per kilogram. Berdasarkan nilai elastisitasnya, harga riil kedelai

impor tidak responsif terhadap perubahan harga kedelai internasional baik jangka

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

84

pendek maupun jangka panjang yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas jangka

pendek sebesar 0.86 dan nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.96.

Koefisien dugaan nilai tukar sebesar 0.053543 yang artinya setiap

kenaikan nilai tukar sebesar satu Rupiah per Dollar Amerika akan meningkatkan

harga riil kedelai impor sebesar 0.053543 rupiah per kilogram, cateris paribus.

Namun dilihat dari nilai elastisitasnya terlihat bahwa harga riil kedelai impor tidak

responsif baik dalam jangka pendek (0.23) maupun jangka panjang (0.26).

Selain variabel-variabel di atas, harga riil kedelai impor juga dipengaruhi

secara nyata oleh peubah bedakala, dengan nilai koefisien dugaan sebesar

0.111809. Artinya jika harga riil kedelai impor tahun sebelumnya naik sebesar

satu rupiah per kilogram maka harga riil kedelai impor akan naik sebesar

0.111809 rupiah per kilogram, cateris paribus.

Variabel dummy monopoli BULOG tidak berpengaruh nyata terhadap

harga kedelai impor. Variabel yang juga tidak berpengaruh nyata terhadap harga

riil kedelai impor adalah tarif impor kedelai, hal ini menunjukkan bahwa harga riil

kedelai impor tidak terlalu dipengaruhi oleh besarnya tarif, walaupun tarif

ditingkatkan dan harga impor kedelai menjadi tinggi, Indonesia tetap cenderung

melakukan impor, karena kebutuhan dalam negeri melebihi jumlah penawaran

yang tersedia.

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

85

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Perkembangan produksi kedelai dari tahun 1984-1993 menunjukkan

kecenderungan yang meningkat, hal tersebut dikarenakan pemerintah

sedang gencar-gencarnya meningkatkan produksi kedelai melalui berbagai

kebijakan program intensifikasi, seperti INSUS, INMUM, dan OPSUS.

Pada kurun waktu 1994-1998, produksi kedelai mulai mengalami

penurunan, bahkan sejak tahun 1999 sampai 2004, penurunan yang terjadi

semakin drastis karena menurunnya luas areal panen kedelai, dimana

petani sudah kehilangan insentif untuk berproduksi, yang disebabkan oleh

rendahnya harga riil kedelai, persaingan penggunaan lahan dengan

palawija lainnya (jagung) dan semakin membanjirnya impor kedelai

dengan harga yang murah.

2. Luas areal panen tanaman kedelai dipengaruhi secara nyata oleh harga riil

kedelai domestik, harga riil jagung, dan luas areal panen tahun

sebelumnya, dimana respon luas areal panen elastis terhadap perubahan

harga riil kedelai domestik dan harga riil jagung dalam jangka panjang.

Kondisi ini menunjukkan bahwa tanaman jagung merupakan kompetitor

utama tanaman kedelai.

3. Produktivitas tanaman kedelai dipengaruhi oleh curah hujan, harga riil

jagung, dan produktivitas tahun sebelumnya. Respon produktivitas padi

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

86

terhadap harga riil jagung tidak responsif dalam jangka pendek, namun

responsif dalam jangka panjang.

4. Harga riil kedelai domestik dipengaruhi oleh harga riil kedelai di tingkat

produsen, harga riil kedelai impor, jumlah impor kedelai dan harga riil

kedelai domestik tahun sebelumnya.

5. Harga riil kedelai di tingkat produsen dipengaruhi oleh jumlah produksi

kedelai, jumlah impor kedelai, jumlah konsumsi kedelai, dummy monopoli

Bulog, dan harga riil kedelai di tingkat produsen tahun sebelumnya. Harga

riil kedelai di tingkat produsen responsif terhadap perubahan jumlah

produksi dan konsumsi kedelai baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang.

6. Jumlah impor kedelai Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh harga

kedelai internasional, jumlah produksi kedelai, konsumsi kedelai,dan

jumlah populasi penduduk. Jumlah impor kedelai responsif terhadap

perubahan jumlah produksi kedelai, dan jumlah konsumsi kedelai

nasional, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

7. Harga riil kedelai impor dipengaruhi secara nyata oleh harga kedelai

internasional, nilai tukar, dan harga riil kedelai impor tahun sebelumnya.

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

87

6.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disarankan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam usaha meningkatkan produksi kedelai nasional, strategi yang dapat

dilakukan adalah melalui program peningkatan produktivitas dan

perluasan areal tanam. Berdasarkan kesimpulan bahwa benih tidak

berpengaruh nyata, karena penggunaan benih bersertifikat masih terbatas,

maka pemerintah sebaiknya melakukan kebijakan perbenihan, dengan cara

penataan kembali sistem perbenihan, peningkatan efisiensi sistem produksi

benih, dan sosialisasi varietas unggul baru secara intensif kepada petani..

Selain itu pemerintah juga harus mengupayakan peningkatan teknologi

dalam hal kualitas benih unggul, pemupukan, dan sistem irigasi, karena

ternyata iklim (curah hujan) sangat berpengaruh terhadap produktivitas

kedelai. Dalam usaha ini diperlukan kerjasama secara multidimensional

yang melibatkan peran petani, pemerintah dan juga sektor swasta

2. Untuk mengurangi dampak negatif liberalisasi perdagangan terhadap

kesejahteraan produsen dalam hal ini petani, maka intervensi pemerintah

masih tetap diperlukan, dimana hasil analisis menunjukkan bahwa dummy

monopoli BULOG sangat berpengaruh terhadap harga riil kedelai di

tingkat produsen, dengan kata lain pasar bebas domestik Indonesia masih

perlu diproteksi oleh pemerintah dari pengaruh fluktuasi harga

internasional, misalnya dengan cara membatasi impor, juga mengupayakan

agar pengusaha kedelai mau bermitra dengan petani, dimana petani diberi

pendampingan teknis berupa pengadaan benih, pupuk, teknologi budidaya

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · tidak mahal, kedelai telah lama ... Selain itu hal yang juga merupakan penyebab turunnya areal panen ... Faktor-faktor apa saja yang

88

dari pengusaha terkait. Dengan demikian kualitas kedelai yang dihasilkan

dapat menyaingi kedelai impor, dan bisa digunakan sebagai pengganti

kedelai impor untuk bahan baku sehingga petani memiliki jaminan bahwa

hasil panen kedelainya pasti akan dibeli oleh industri-industri pengolahan

dengan harga yang wajar.

3. Untuk meningkatkan keunggulan kompetitif komoditi kedelai dalam

perdagangan antar wilayah, substitusi impor, dan promosi ekspor maka

diperlukan strategi distribusi dan pemasaran kedelai diantaranya dengan

meningkatkan efisiensi biaya pemasaran dan posisi tawar petani sehingga

mereka memperoleh harga yang wajar dan meningkatkan harga jual

kedelai domestik, dimana hasil analisis menunjukkan bahwa harga jual

kedelai domestik sangat responsif terhadap luas areal panen, sehingga

sangat mempengaruhi insentif petani dalam berproduksi. Selain itu

diharapkan industri-industri pengolahan kedelai dapat meningkatkan

kualitas dan dayaguna produk olahan yang mampu bersaing dengan

produk olahan berbahan baku nonkedelai.