Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2004-2009
F. ROSANA YUNIATI
DRA. IRENE RINI DEMI PANGESTUTI, ME
Program Studi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang
ABSTRACT
The decision to choose the source of financing is a financial decision
that most important for the company. Any funding decisions require financial
managers to consider the benefits and costs of funding sources to be selected for
each source of funds have different financial consequences. Capital structure can
be defined as a special mix between debt and equity (own capital) a company
which is used to fund its operations. Capital structure shows the balance amount
of debt that is still short, long-term debt, preferred stock and common stock.
The sample in accordance with the criteria specified as many as 34
companies are manufacturing by using pooled data method so that the study
sample (n) obtained are 204 observation data. The analysis technique used is
multiple regression to test the classic assumption made in advance of normality
test, multicollinearity, autocorrelation test and the heteroscedasticity test.
Hypothesis testing is done by using F-test and t-test. Test hypothesis using a t-
statistic for testing the partial regression coefficient and the f-statistic to test the
effect together with the level of significance of 5%.
The results showed simultaneous Asset Structure, Profitability, Non-debt
Tax Shields, Cash Holding, Sales Growth, Firm Size, Liquidity, and the Age of
The Firms to Capital Structure of partially while variables influencing the capital
structure is the Asset Structure, Non-debt Tax Shields, Cash Holding, Sales
Growth, Fim Size, and Liquidity. Profitability variables and Age of the Firms
partially not affect the capital structure.
Keywords: Capital structure, Asset structure, Profitability, Non-tax debt
Shields, Cash Holding, Sales Growth, Firm Size, Liquidity, and the Age of the
Firms.
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Menurut Keown dan Martin (2002) manajemen keuangan
berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai
ekonomis atau kekayaan. Semua pengambilan keputusan harus difokuskan
pada penciptaan kekayaan. Maka dari itu perusahaan haruslah bertujuan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara memaksimalkan
nilai perusahaan.
Keown dan Martin (2002) juga mengungkapkan bahwa dalam
ekonomi mikro, tujuan untuk memaksimalkan keuntungan berfungsi sebagai
tujuan teoritis, yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku
perusahaan dalam meningkatkan keuntungan. Penerapan teori keuangan dalam
lingkup perusahaan sering disebut sebagai keuangan perusahaan (Corporate
Finance) atau secara umum, manajemen keuangan (Financial Management).
Menurut Suad Husnan (2008) manajemen keuangan menyangkut
kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan. Mereka
yang melaksanakan kegiatan tersebut sering disebut sebagai manajer
keuangan. Banyak keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dan
berbagai kegiatan yang harus dijalankan mereka. Meskipun demikian
kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama
yaitu kegiatan menggunakan dana (Allocation of Funds) dan mencari
pendanaan (Raising of funds), yaitu dua kegiatan utama yang disebut sebagai
fungsi keuangan.
Perusahaan memerlukan modal sebagai salah satu aspek penting
yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya serta
untuk mengembangkan usahanya. Pemenuhan modal usaha tersebut dapat
dilakukan dengan pendanaan. Keputusan pendanaan perusahaan merupakan
salah satu tugas penting dari manajer keuangan yang akan berpengaruh pada
aktivitas dan resiko yang akan dihadapi perusahaan.
Keputusan struktur modal secara langsung juga berpengaruh
terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya
tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham dan
Houston, 2001). Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam
menentukan struktur modal perusahaan. Brigham dan Houston (2001)
mengemukakan faktor-faktor: risiko bisnis, posisi pajak, fleksibilitas keuangan
dan konservatisme atau agresivitas manajemen merupakan faktor-faktor yang
menentukan keputusan struktur modal; khususnya pada struktur modal yang
ditargetkan (target capital structure).
Perusahaan yang memenuhi kebutuhan dananya dengan
mengutamakan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan atau sumber
internal bila perusahaan mengutamakan pendanaan internal maka perusahaan
tersebut dapat mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Namun bila
kebutuhan dana perusahaan semakin meningkat karena faktor seperti
pertumbuhan perusahaan dan dana dari sumber internal sudah digunakan
semua maka perusahaan tidak mempunyai pilihan lain selain menggunakan
dana yang berasal dari luar perusahaan baik dari hutang (debt financing) atau
dapat juga dilakukan mengeluarkan saham baru (external equity financing).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi struktur modal
perusahaan diantaranya diungkapkan Riyanto (1990) yang berpendapat
bahwa yang mempengaruhi struktur modal adalah tingkat bunga, stabilitas
dari earning, susunan dari aktiva, kadar resiko dari aktiva, besarnya jumlah
modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, besarnya
suatu perusahaan. Weston dan Brigham (1998) juga berpendapat bahwa
variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan,
profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi
pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas
keuangan. Brigham (1983) menyatakan bahwa beberapa faktor penting dalam
menentukan struktur modal (capital structure deccisions) meliputi beberapa
faktor: (1) sales stability, (2) assets structure, (3) growth rate, (4) profitability,
dan (5) taxes. Menurut Brigham dan Houston (2001) faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi komposisi struktur modal perusahaan diantaranya stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, risiko bisnis, tingkat
pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, ukuran
perusahaan, dan fleksibilitas keuangan.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal dan variabel-variabel yang terkait dengan struktur modal diantaranya
adalah:
1. Struktur Aktiva pernah diteliti oleh Guven Sayilgan (1998) dan Ali
Kesuma (2009) dan didapatkan hasil bahwa Struktur Aktiva berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal (DER). Fitrijanto dan
Hartono (2002) meneliti mengenai struktur aktiva dan didapatkan hasil
bahwa Struktur Aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Struktur Modal (DER). Sedangkan Pandey (2001) melakukan penelitian
dan didapatkan hasil bahwa Struktur Aktiva berpengaruh negatif dan
sginifikan terhadap Struktur Modal (book value dan market value short
term debt ratio).
2. ROA (Profitabilitas) pernah diteliti oleh Guven Sayilgan (1998) dan
didapatkan hasil bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Struktur Modal (DER). Menurut Dyah Sih Rahayu (2005) dan
Astiwi Indriani (2009), ROA berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Struktur Modal (DER). Sedangkan Bayu Septadona Putera
mendapatkan hasil bahwa Struktur Aktiva berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Struktur Modal (DER).
3. Non-debt Tax Shields pernah diteliti oleh Guven Sayilgan (1998) dan
Ozkan (2001) dan didapatkan hasil berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Struktur Modal (DER). Non-debt Tax Shields juga pernah
diteliti oleh Wiwit Apit Sulistyowati (2008) yang menemukan bahwa
Non-debt Tax Shileds berpengaruh positif dan signifikan terhadap
(Struktur Modal) Leverage. Sedangkan Amarjit Gill et al (2009) dan
Shah & Khan (2007) menemukan bahwa Non-debt Tax Shields
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal
(Leverage).
4. Cash Holding pernah diteliti oleh Wiwit Apit Sulistyowati (2008) dan
menemukan bahwa Cash Holding berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Struktur Modal (Leverage). Sedangkan Chiarella et al (1991)
menemukan bahwa cash holding berhubungan positif terhadap Struktur
Modal (Leverage).
5. Pertumbuhan Penjualan pernah diteliti oleh Mugiharta (2003) dan Bayu
Septadona Putera (2006) dan didapatkan hasil berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap Struktur Modal (DER). Dyah Sih Rahayu
(2005) dan Astiwi Indriani (2009) melakukan penelitian dan menemukan
bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap terhadap Struktur Modal (DER). Sedangkan Pandey (2001)
menemukan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap seluruh tipe debt ratio dengan level 1%.
6. Ukuran Perusahaan pernah diteliti oleh Shah & Khan (2007) dan
menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap Struktur Modal (Leverage). Guven Sayilgan (1998),
Fitrijanti dan Hartono (2002), Dyah Sih Rahayu (2005), dan Astiwi
Indriani (2009) menemukan bahwa bahwa Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal (DER).
7. Current Ratio (Likuiditas) pernah diteliti oleh Astiwi Indriani (2009) dan
menemukan bahwa Current Ratio berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Struktur Modal (DER). Klapper & Tzioumis (2008)
menemukan bahwa Curreny Ratio berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Struktur Modal (Long Term Debt to Total Asset).
8. Umur Perusahaan pernah diteliti oleh Joshua Abor dan Nicholas Bekpie
(2007) menemukan bahwa Umur Perusahaan berpengaruh negatif
terhadap Struktur Modal (Short Term Debt). Joshua Abor (2008)
menemukan bahwa Umur Perusahaan tidak berpengaruh signifikan dan
positif terhadap Struktur Modal (Debt Level).
Penelitian ini mereplikasi penelitian yang telah dilakukan oleh
Chiarella et al (1991), Guven Sayilgan (1998), Ozkan (2001), Pandey (2001),
Fitijanto dan Hartono (2002), Mugiharta (2003), Dyah Sih Rahayu (2005),
Bayu Septadona Putera (2006), Ali Kesuma (2009), Shah & Khan (2007),
Joshua Abor dan Nicholas Bekpie (2007), Wiwit Apit Sulistyowati (2008), 13)
Klapper & Tzioumis (2008), Joshua Abor (2008), Astiwi Indriani (2009), dan
Amarjit Gill et al (2009). untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap Struktur Modal perusahaan.
2. Telaah Teori
a. Pengertian Struktur Modal
Setiap keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk
dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana
yang akan dipilih karena masing-masing sumber dana mempunyai
konsekuensi finansial yang berbeda. Weston dan Copeland (1996)
mengungkapkan keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan
keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan.
Menurut Robert Ang (1997), struktur modal merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembalikan biaya hutang
melalui modal sendiri yang dimilikinya yang diukur melalui hutang dan
total modal (equity). Menurut Weston dan Brigham (1994), struktur
modal merupakan kombinasi atau bauran segenap pos yang masuk ke
dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan. Menurut Riyanto
(1998), Debt To Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total
hutang dengan jumlah modal sendiri.
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional berpendapat bahwa dalam pasar modal
yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan (atau biaya modal
perusahaan) dapat diubah dengan merubah struktur modalnya. Pendapat
ini dominan sampai dengan awal tahun 1950-an (Husnan, 2004). Husnan
juga berpendapat bahwa keadaan perusahaan menjadi lebih baik setelah
perusahaan menggunakan hutang karena nilai perusahaan meningkat
(atau biaya modal perusahaan menurun).
Menurut pendekatan tradisional ini, terdapat struktur modal yang
optimal untuk setiap perusahaan. Struktur modal yang optimal tersebut
terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang
mengakibatkan biaya modal rata-rata modal tertimbang minimum.
2. Pendekatan Modigliani dan Miller
Modligliani dan Miller membuktikan dengan sekumpulan asumsi
yang sangat membatasi bahwa nilai sebuah perusahaan tidak terpengaruh
oleh struktur modalnya. Atau dengan kata lain hasil yang diperoleh MM
menunjukkan bahwa bagaimana cara sebuah perusahaan akan mendanai
operasinya tidak akan berarti apa-apa sehingga struktur modal adalah
suatu hal yang tidak relevan.
3. Balanced Theory
Esensi balancing theories adalah menyeimbangkan manfaat dan
pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh
manfaat masih lebih besar hutang akan ditambah. Tetapi apabila
pengorbanan karena menggunakan hutang sudah lebih besar maka
hutang tidak boleh lagi ditambah (Husnan, 2006).
4. Pecking Order Theory
Myers and Majluf (1984) dan Myers (1984) merumuskan teori
struktur modal yang disebut pecking order theory. Disebut sebagai
pecking order theory karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan
akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai. Teori ini
mendasarkan diri atas informasi asimetrik (asymmetric information),
suatu istilah yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai
informasi yang lebih banyak (tentang prospek, risiko dan nilai
perusahaan) daripada pemodal publik.
b. Hipotesis
1. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal
Titman dan Wessels (1988) menyatakan struktur aktiva
menggambarkan sebagian jumlah aktiva yang dapat dijadikan jaminan
(collateral value of assets). Perusahaan yang memiliki tingkat aktiva
tetap yang besar maka aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut dapat
digunakan perusahaan sebagai jaminan hutang. Brigham dan Gapensky
(1997) mengatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki
jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang
daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap hutang.
Menurut Güven Sayılgan (1998), Yuhasril (2006), Joshua Abor dan
Nicholas Bekpie (2007), dan Ali Kesuma (2009) struktur aktiva
mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hipotesis yang
diajukan untuk menguji hubungan antara Struktur Aktiva dengan
Struktur Modal adalah :
H1 : Struktur Aktiva berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal
Profitabilitas merupakan salah satu hal penting bagi perusahaan.
Profitabilitas dan juga jumlah laba ditahan digunakan sebagai salah satu
faktor yang menentukan struktur pendanaan. Laba ditahan perusahaan
digunakan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.
Menurut Bringham & Houston (2006), perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi, menggunakan hutang yang
relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi, memungkinkan untuk
membiayai sebagaian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang
dihasilkan secara internal. Hipotesis yang diajukan untuk menguji
hubungan antara Profitabilitas dengan Struktur Modal adalah :
H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
3. Pengaruh Non-debt Tax Shields terhadap Struktur Modal
Pengurangan pajak untuk depresiasi dan kredit pajak investasi
disebut sebagai non-debt tax shields (NDTS). DeAngelo dan Masulis
(1980) menyatakan bahwa tax shields non hutang adalah substitusi untuk
tunjangan pajak pembiayaan hutang dan perusahaan dengan tax shiekls
non hutang yang lebih besar, ceteris paribus, diperkirakan menggunakan
hutang lebih sedikit. Hipotesis yang diajukan untuk menguji hubungan
antara Non-debt Tax Shields dengan Struktur Modal adalah :
H3 : Non-debt Tax Shields berpengaruh positif terhadap Struktur
Modal.
4. Pengaruh Cash Holding terhadap Struktur Modal
Chiarella et al. (1991) mendefinisikan cash holding merupakan
ukuran dari pendanaan internal yang tersedia untuk mendanai investasi.
Asimetri informasi yang dinyatakan oleh Myers dan Majluf (1984)
menunjukkan bahwa perusahaan lebih memilih melakukan pendanaan
internal (laba ditahan) lebih dulu kemudian pendanaan eksternal dengan
resiko paling rendah. Hipotesis yang diajukan untuk menguji hubungan
antara Cash Holding dengan Struktur Modal adalah:
H4 : Cash Holding berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
5. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal
Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju
pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk
membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung
lebih banyak menggunakan utang daripada perusahaan yang bertumbuh
secara lambat (Weston and Brigham, 1994). Pertumbuhan cenderung
untuk menempatkan kebutuhan yang lebih besar pada dana internal dan
mendorong perusahaan melakukan pinjaman (Hall et al., 2004).
Hipotesis yang diajukan untuk menguji hubungan antara Pertumbuhan
Penjualan dengan Struktur Modal adalah:
H5 : Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap Struktur
Modal.
6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Ukuran perusahaan (size) merupakan ukuran atau besarnya aktiva
yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan (size) dapat digunakan
sebagai proksi ketidakpastian terhadap keadaan perusahaan dimasa yang
akan datang. Ukuran perusahaan di proxy dengan nilai logaritma dari
total aset atau total aktiva (Saidi, 2004). Hipotesis yang diajukan untuk
menguji hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Struktur Modal
adalah:
H6 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.
7. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal
Likuiditas adalah seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas salah satunya diukur
dengan rasio hutang yang merupakan rasio yang mengukur persentasi
kebutuhan modal yang dibelanjai dengan hutang (Brigham dan Houston,
2006). Menurut Weston dan Copeland (1997) Current Ratio (rasio
lancar) merupakan rasio antara aktiva lancar terhadap kewajiban lancar.
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.
Hipotesis yang diajukan untuk menguji hubungan antara Likuiditas
dengan Struktur Modal adalah:
H7 : Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
8. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Struktur Modal
Umur perusahaan adalah ukuran standar reputasi dalam model
struktur modal (Joshua Abor dan Nicholas Bekpie, 2007). Perusahaan
yang telah lama berdiri dimungkinkan memiliki reputasi yang lebih baik
dari pada perusahaan yang baru berdiri karena seiring dengan perjalanan
waktu yang lebih lama berarti perusahaan telah menghadapi berbagai
kondisi. Perusahaan yang dapat melalui berbagai kondisi tersebut
menunjukkan adanya stabilitas dalam suatu manajemen perusahaaan.
Hipotesis yang diajukan untuk menguji hubungan antara Umur
Perusahaan dengan Struktur Modal adalah:
H8 : Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur
Modal.
3. Metode penelitian
a. Populasi dan Sampling Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
2004 sampai dengan tahun 2009 yang memiliki laporan keuangan yang
lengkap dan dipublikasikan dalam Indonesian Capital Market Directory
(ICMD). Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode Purposive
Sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian
berdasarkan kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk
memperoleh sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang telah menerbitkan laporan keuangan
selama 6 (enam) tahun, yaitu tahun 2004 sampai dengan 2009.
2. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap selama periode
penelitian untuk faktor-faktor yang diteliti, yaitu Struktur Aktiva,
Profitabilitas, Non-debt tax shields, Cash-holding, Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Umur Perusahaan.
b. Data dan Pengukuran
1) Data
Data dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder (secondary
data). Data sekunder yaitu data yang berasal dari Laporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia
secara khusus diambil dari Indonesian Capital Market Directory tahun
2004 sampai 2009.
2) Pengukuran
a) Struktur Modal (DER)
Brigham dan Houston (2006) mengukur Struktur Modal
dengan menggunakan rasio hutang terhadap modal. Jumlah Struktur
modal tersebut diproksikan dalam bentuk prosentase (%):
( )
b) Struktur Aktiva
Buferna et al. (2005) mengukur struktur aktiva dengan
menggunakan rasio aktiva tetap terhadap total aktiva. Ukuran tersebut
menunjukkan besarnya perbandingan antara aktiva tetap terhadap total
aktiva dalam bentuk prosentase (%):
c) Profitabilitas
Return on Assets merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan total aktiva. Return on Assets dapat diformulasikan sebagai
berikut (Riyanto, 2001):
d) Non-debt Tax Shields
Non-debt tax shields merupakan rasio penyusutan terhadap
total aktiva atau perkiraan langsung total aktiva. Titman dan Wessels
(1988) mengukur non-debt tax shields dengan menggunakan rasio
depresiasi terhadap total aktiva. Non-debt tax shields dapat
diformulasikan sebagai berikut (Titman dan Wessels, 1988) :
e) Cash Holding
Chiarella et al. (1991), mengukur cash holding dengan
meggunakan total kas dan deposito bank. Cash holding dapat
dirumuskan sebagai berikut (Chiarella et al, 1991) :
f) Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan atau Sales growth adalah kenaikan
jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu.
Perhitungan pertumbuhan penjualan didapat dari hasil pengurangan
penjualan tahun sekarang (t) dengan penjualan tahun sebelumnya (t-1)
yang kemudian dibagi dengan penjualan tahun sebelumnya (t-1), yang
dapat diformulasikan sebagai berikut (Hall et al., 2004):
( )
( )
g) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma dari total
aktiva. Secara sistematis ukuran perusahaan dapat diformulasikan
sebagai berikut (Buferna et al., 2005):
h) Likuiditas
Likuiditas dalam penelitian ini diwakili dengan Current
Ratio. Current Ratio atau Rasio Lancar adalah rasio yang
membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar, yang dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut (Husnan., 2008):
( )
i) Umur Perusahaan
Umur perusahaan (Firm age) adalah umur perusahaan yang
dimulai dari tahun perusahaan didirikan. Umur perusahaan dapat
diformulasikan sebagai berikut (Hall et al., 2004):
( )
c. Statistik Deskripttif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai karakteristik variabel penelitian (Struktur modal, Struktur
Aktiva, Profitabilitas, Non-debt tax shields, Cash-holding, Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Umur Perusahaan).
Statistik deskriptif yang digunakan adalah rata-rata, median, kisaran
(range) dan standar deviasi.
d. Pengujian Asumsi Klasik
Asumsi klasik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dengan variabel dependen keduanya
mempunyai hubungan distribusi normal atau tidak dengan melihat
bentuk grafik normalitity P-Plot (Ghozali, 2007). Untuk mengetahui
data berdistribusi secara normal dilakukan uji normality P-Plot, jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka data dapat dikatakan normal.
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas
(independen) (Ghozali, 2007). Uji multikolinieritas dengan
menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.
Nilai cutoff yang umum diapakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai tolerance <0,10 atau sama dengan nilai
VIF >10.
3) Uji Autokorelasi
Untuk dapat mendeteksi adanya autokorelasi akan digunakan
metode pengujian Durbin Watson (Ghozali, 2007). Model regresi tidak
mengandung masalah autokorelasi jika criteria du < dw < 4-du ini
dipenuhi.
4) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat penyebaran data
(Ghozali, 2007). Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (Zpred) dengan residualnya
(Sresid). Jika dalam model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas,
maka harus memenuhi syarat data berpencar disekitar titik nol Jika
tidak ada pola yang ada, serta titik–titik menyebar diatas dengan
dibawah angka 0 pada suatu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Analisis Regresi
Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda untuk menguji
hipotesis, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu Struktur
Aktiva, Profitabilitas, Non Debt Tax Shields, Cash Holding, Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Umur Perusahaan. Hasil
pengujian persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
DER = -4,509 – 0,257 LnSA – 0,060 LnProf + 0,216 LnNDTS – 0,143
LnCH + 0,368 GROWTH + 0,123 SIZE - 0,754 LnLIKUID +
0,074UMUR
b. Pengujian Hipotesis
1) Uji Parsial (uji t)
Uji t ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara
parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu
untuk melihat bagaimana pengaruh variabel Struktur Aktiva,
Profitabilitas, Non Debt Tax Shields, Cash Holding, Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Umur Perusahaan.
terhadap Struktur Modal secara sendiri-sendiri.
2) Secara Simultan (uji F)
Uji F (F-test) digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh
semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel dependen, yaitu untuk melihat bagaimana pengaruh Struktur
Aktiva, Profitabilitas, Non Debt Tax Shields, Cash Holding,
Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Umur
Perusahaan. terhadap Struktur Modal secara bersama-sama.
Langkah-langkah pengujian:
1. Merumuskan hipotesis
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = β8 = 0, artinya tidak
terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen
(X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, dan X8) terhadap variabel
dependen (Y).
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ β6 ≠ β7 ≠ β8 ≠ 0, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X1, X2,
X3, X4, X5, X6, X7, dan X8) terhadap variabel dependen (Y).
2. Menentukan Tingkat Signifikan (α)
Tingkat signifikan (significant level) yang digunakan sebesar 5%.
3. Kriteria Pengambilan keputusan
H0 diterima jika : nilai signifikansi α > 5%
H0 ditolak jika : nilai signifikansi α < 5%
c. Hasil Penelitian
1) Data Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2004-2009. Data
dalam penelitian ini berupa data laporan keuangan yang diperoleh
melalui akses www.idx.go.id. Berdasarkan metode purposive
sampling, maka diperoleh sampel sebanyak 34 perusahaan.
2) Statistik Deskriptif
Berikut tabel mengenai statistik deskriptif dalam penelitian :
Tabel 1.1
Deskripsi Variabel
3) Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Berikut gambar normalitas pada model :
Gambar 1.1
Uji Normalitas Residual
(n = 200)
Dari pengujian yang sudah dilakukan, hasil pengujian
normalitas terhadap 200 data menunjukkan bahwa nilai residual
yang sudah berdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai
signifikansi pengujian Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,118 yang
lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data yang diuji sudah tersebar
normal.
Descriptive Statistics
204 ,0060 1,5416 ,388242 ,2275387
204 ,0246 1,5512 ,287354 ,3091582
204 ,0031 1,1898 ,319918 ,2011388
204 ,0018 1,2468 ,132383 ,1369359
204 -,4760 3,2177 ,191480 ,3301536
204 27720995361,00 24404828000000,0 2805251953831,2 4215447009848,8
204 ,3066 9,4616 2,378848 1,6359591
204 9,0000 76,0000 32,058824 12,9198541
204 ,0195 2,1668 ,575911 ,4400132
204
Struktur Aktiva
Prof itabilitas
Non Debt Tax Shields
Cash Holding
Pertumbuhan
Ukuran Perusahaan
Likuiditas
Umur Perusahaan
Struktur Modal
Valid N (lis tw ise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Ln Struktur Modal
Observ ed Cum Prob
1,0,8,5,30,0
Expe
cted C
um P
rob
1,0
,8
,5
,3
0,0
b) Uji Multikolinearitas
Dari hasil pengujian model regresi diperoleh hasil untuk
masing-masing variabel sebagai berikut :
Tabel 2.1
Pengujian Multikolinieritas dengan VIF
Variabel Tolerance VIF
Ln Struktur Aktiva 0.513 1.948
Ln Profitabilitas 0.853 1.172
Ln Non Debt Tax Shields 0.596 1.679
Ln Cash Holdings 0.647 1.546
Pertumbuhan Penjualan 0.933 1.072
Ukuran Perusahaan 0.933 1.343
Ln Likuiditas 0.629 1.589
Ln Umur Perusahaan 0.747 1.338
Suatu model regresi dinyatakan model bebas dari
multikolinearitas adalah jika mempunyai nilai VIF dibawah 10.
Dari tabel tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki
nilai VIF yang rendah berada di bawah angka 10. Dengan
demikian diperoleh tidak adanya masalah multikolinieritas dalam
model regresi.
c) Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W
sebesar 2,245. Sedangkan nilai du diperoleh sebesar 1,686 dan dL =
1,852. Dengan demikian diperoleh bahwa nilai DW = 2,245 berada
diantara dU yaitu 1,686 dan 4 - dU yaitu 4 - 1,686 = 2,314. Karena
nilai DW lebih besar dari du yaitu 2,245>1,686 dan nilai DW lebih
kecil dari nilai 4 – du yaitu 2,245<2,314 dan dapat disimpulkan
bahwa 1,686<2,245<2,314 maka hal ini menunjukkan bahwa
model regresi tersebut berada pada daerah bebas autokorelasi.
d) Uji Heteroskedastisitas
Hasil grafik scatterplot sebagai berikut :
Gambar 2.2
Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar tersebut diperoleh bahwa scatter plot
membentuk titik-titik yang menyebar secara acak dengan tidak
membentuk pola yang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat masalah heteroskedastisitas.
e) Analisis Regresi
Berikut ini tabel hasil analisis regresi:
Tabel 3.1
Hasil Regresi Berganda
Scatterplot
Dependent Variable: Ln Struktur Modal
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
Coefficientsa
-4,509 ,885 -5,094 ,000
-,257 ,076 -,236 -3,377 ,001 ,513 1,948
-,060 ,053 -,061 -1,133 ,259 ,853 1,172
,216 ,079 ,177 2,735 ,007 ,596 1,679
-,143 ,046 -,192 -3,093 ,002 ,647 1,546
,368 ,134 ,142 2,752 ,006 ,933 1,072
,123 ,033 ,216 3,729 ,000 ,745 1,343
-,754 ,085 -,560 -8,887 ,000 ,629 1,589
,074 ,125 ,034 ,590 ,556 ,747 1,338
(Constant)
Ln Struktur Aktiva
Ln Prof itabilitas
Ln Non Debt Tax Shields
LnCash Holding
Pertumbuhan
Ukuran Perusahaan
Ln Likuiditas
Umur Perusahaan
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statis tics
Dependent Variable: Ln Struktur Modala.
Hasil pengujian persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
DER = -4,509 – 0,257 LnSA – 0,060 LnProf + 0,216 LnNDTS – 0,143
LnCH + 0,368 GROWTH + 0,123 SIZE - 0,754 LnLIKUID +
0,074UMUR
Berikut hasil pengujian hipotesis :
1. Pengujian Hipotesis 1
Dari hasil estimasi variabel Struktur Aktiva maka
diperoleh nilai t = – 3,377. dengan probabilitas sebesar 0,001.
Nilai signifikansi t yang lebih kecil dari 0,05, berarti bahwa
variabel Struktur Aktiva berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Struktur Modal. Arah koefisien regresi bertanda negatif.
Hal ini berarti bahwa peningkatan Struktur Aktiva akan
menurunkan Struktur Modal, Ho diterima.
2. Pengujian Hipotesis 2
Dari hasil estimasi variabel profitabilitas diperoleh nilai t
= – 1,133. dengan probabilitas sebesar 0,259. Nilai signifikansi t
lebih besar dari 0,05 berarti variabel Profitabilitas memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal.
Hal ini berarti bahwa peningkatan Profitabilitas akan
menurunkan Struktur Modal, Ho diterima.
3. Pengujian Hipotesis 3
Dari hasil estimasi variabel Non Debt Tax Shields maka
diperoleh nilai t = + 2,735. dengan probabilitas sebesar 0,007.
Nilai signifikansi t yang lebih kecil dari 0,05 berarti variabel Non
Debt Tax Shields memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Struktur Modal. Hal ini berarti bahwa peningkatan Non
Debt Tax Shields akan meningkatkan Struktur Modal, Ha
diterima.
4. Pengujian Hipotesis 4
Dari hasil estimasi variabel Cash Holding maka diperoleh
nilai t = – 3,093. dengan probabilitas sebesar 0,002. Nilai
signifikansi t yang lebih kecil dari 0,05 berarti variabel Cash
Holding memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
Struktur Modal. Arah koefisien regresi bertanda negatif. Hal ini
berarti bahwa peningkatan Cash Holding akan menurunkan
Struktur Modal, Ho diterima.
5. Pengujian Hipotesis 5
Dari hasil estimasi variabel Pertumbuhan Penjualan maka
diperoleh nilai t = + 2,752. dengan probabilitas sebesar 0,006.
Nilai signifikansi t yang lebih kecil dari 0,05 yang berarti
variabel Pertumbuhan Penjualan memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Struktur Modal. Hal ini berarti bahwa
peningkatan Pertumbuhan Penjualan akan menaikkan Struktur
Modal, Ha diterima.
6. Pengujian Hipotesis 6
Dari hasil estimasi variabel Ukuran Perusahaan maka
diperoleh nilai t = + 3,729. dengan probabilitas sebesar 0,000.
Nilai signifikansi t yang lebih kecil dari 0,05 berarti bahwa
variabel Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Struktur Modal. Hal ini berarti bahwa
peningkatan Ukuran Perusahaan akan meningkatkan Struktur
Modal, Ha diterima.
7. Pengujian Hipotesis 7
Dari hasil estimasi variabel Likuiditas diperoleh nilai t =
– 8,887 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai signifikansi t
yang lebih kecil dari 0,05 berarti variabel Likuiditas memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Hal ini
berarti bahwa peningkatan Likuiditas akan menurunkan Struktur
Modal, Ho diterima.
8. Pengujian Hipotesis 8
Dari hasil estimasi variabel Umur perusahaan maka
diperoleh nilai t = + 0,590. dengan probabilitas sebesar 0,556.
Nilai signifikansi t yang lebih besar dari 0,05 berarti bahwa
variabel Umur Perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Struktur Modal. Hal ini berarti bahwa
peningkatan Umur Perusahaan akan menaikkan Struktur Modal,
Ha diterima.
d. Pembahasan
1) Struktur Aktiva
Pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa variabel Struktur
Aktiva perusahaan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
Struktur Modal. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Yuhasril (2006) dan yang menyatakan bahwa Struktur Aktiva
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Hal ini
berarti bahwa manajemen menggunakan posisi aktiva tetap sebagai dasar
dalam pengambilan kebijakan hutang yang terkait dengan kecenderungan
bahwa manajemen akan berhati-hati dalam menggunakan dan membuat
kebijakan hutang baru agar kewajiban perusahaan akan semakin kecil.
2) Profitabilitas
Dari hasil estimasi variabel srtuktur profitabilitas diperoleh
berpengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Güven Sayılgan
(1998) tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bayu
Septadona Putera (2006) yang menyatakan struktur aktiva berpengaruh
positif dan signifikan terhadap DER. Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan sebagian besar kebutuhan pendanaan dibiayai dengan
pendanaan internal. Dalam hal ini manajer akan lebih memilih
menggunakan pembiayaan dari laba ditahan kemudian menggunakan
hutang dan terakhir akan melakukan penjualan saham baru.
3) Non Debt Tax Shields
Dari hasil estimasi Non Debt Tax Shields diperoleh hasil Non Debt
Tax Shields memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur
Modal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiwit
Apit Sulistyowati (2007) tetapi bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Güven Sayılgan (1998) yang menyatakan bahwa Non Debt
Tax Shields berpngaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal.
4) Cash Holding
Dari hasil estimasi variabel Cash Holding diperoleh hasil bahwa
variabel Cash Holding berpengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
Struktur Modal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wiwit Apit Sulistyowati (2007) tetapi bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Chiarella et al. (1991), yaitu Cash Holding
berhubungan positif dengan Struktur Modal. Cash Holding perusahaan
akan menentukan tingkat hutang perusahaan. Bila Cash Holding yang
dimiliki oleh perusahaan tinggi maka perusahaan tersebut cenderung
mempunyai tingkat hutang yang rendah karena Cash Holding
menunjukkan jumlah uang diperusahaan dalam bentuk kas dan deposito.
5) Pertumbuhan Penjualan
Pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa pertumbuhan
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan
atau Struktur Modal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pandey (2001) tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mugiharta (2003) dan Bayu Septadona Putera (2006) yang menyatakan
bahwa Pertumbuhan Penjualan berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Struktur Modal. Tanda yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu
tanda positif yang menunjukkan bahwa dengan meningkatnya penjualan
maka kreditor akan semakin percaya dengan kinerja perusahaan-
perusahaan tersebut sehingga dana yang ditanamkan untuk kegiatan
operasional perusahaan meningkat.
6) Ukuran Perusahaan
Pengujian hipotesis keenam menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Güven Sayılgan (1998),
Fitrijanti dan Hartono (2002), Dyah Sih Rahayu (2005), dan Astiwi
Indriani (2009). Peningkatan pada Ukuran Perusahaan akan meningkatkan
Debt to Equity Ratio suatu perusahaan. Pengaruh positif menunjukkan
bahwa perusahaan yang besar dalam hal ini memiliki aktiva yang besar
cenderung memiliki keberanian untuk mencari sumber dana dari hutang.
7) Likuiditas
Hasil penelitian keenam ini adalah Likuiditas memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Ozkan (2001) yang menyatakan bahwa Likuiditas memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap DER. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan dapat menggunakan aktiva yang likuid sebagai sumber
pembiayaan perusahaan sehingga perusahaan tidak membutuhkan sumber
pendanaan eksternal atau dapat dikatakan memiliki rasio hutang yang
rendah.
8) Umur Perusahaan
Dari hasil pengujian hipotesis kedelapan variabel Umur Perusahaan
diperoleh memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Struktur
Modal. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Joshua Abor (2008). Hal
ini berarti perusahaan yang sudah berumur cenderung memiliki hutang
yang lebih besar.
5. Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan
a. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa Struktur Aktiva
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Hal ini
dapat dilihat dari tingkat signifikansi Struktur Aktiva perusahaan
sebesar t = – 3,377. dengan probabilitas sebesar 0,001 dengan nilai
signifikansi t yang lebih kecil dari 0,05. Jadi hipotesis yang
menyatakan Struktur Aktiva berpengaruh negatif terhadap Struktur
Modal terbukti. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yuhasril (2006).
2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Profitabilitas
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal. Hal
ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi diperoleh nilai t = = – 1,133.
dengan probabilitas sebesar 0,259.. Nilai signifikansi t lebih besar dari
0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan Profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap Struktur Modal terbukti. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Güven Sayılgan (1998).
3. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa Non Debt Tax Shields
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal pada
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi diperoleh
nilai t = + 2,735 dengan probabilitas sebesar 0,007. Nilai signifikansi t
yang lebih kecil dari 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan Non-debt
Tax Shields berpengaruh positif terhadap Struktur Modal terbukti.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Apit
Sulistyowati (2007).
4. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa Cash Holding
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal pada
perusahaan. Variabel Cash Holding diperoleh nilai t = – 3,093 dengan
probabilitas sebesar 0,002. Nilai signifikansi t yang lebih kecil dari
0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan Cash Holding berpengaruh
negatif terhadap Struktur Modal terbukti. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Apit Sulistyowati (2007).
5. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Pertumbuhan Penjualan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Pada
Pertumbuhan Penjualan diperoleh nilai t = + 2,752 dengan probabilitas
sebesar 0,006. Nilai signifikansi t yang lebih kecil dari 0,05. Jadi
hipotesis yang menyatakan Pertumbuhan Penjualan berpengaruh
positif terhadap Struktur Modal terbukti. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pandey (2001).
6. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini
dapat dilihat dari t = + 3,729 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai
signifikansi t yang lebih kecil dari 0,05. Jadi hipotesis yang
menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap
Struktur Modal terbukti. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Güven Sayılgan (1998), Fitrijanti dan Hartono (2002),
Dyah Sih Rahayu (2005), dan Astiwi Indriani (2009).
7. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Likuiditas berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat likuiditas yang lebih besar pada
perusahaan akan berdampak pada penurunan Struktur Modal yang
berasal dari hutang oleh perusahaan. Estimasi nilai t variabel
Likuiditas diperoleh nilai t = – 8,887 dengan probabilitas sebesar
0,000. Nilai signifikansi t yang lebih kecil dari 0,05, Jadi hipotesis
yang menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh negatif terhadap
Struktur Modal terbukti. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ozkan
(2001).
8. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Umur Perusahaan
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal. Hal
ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang berumur cenderung
memiliki Struktur Modal yang berasal dari hutang yang lebih tinggi.
Estimasi Umur perusahaan diperoleh nilai t = + 0,590 dengan
probabilitas sebesar 0,556. Nilai signifikansi t yang lebih besar dari
0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Umur Perusahaan
berpengaruh positif terhadap Struktur Modal terbukti. Hasil ini sesuai
dengan hasil penelitian Joshua Abor (2008).
b. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain :
1. Penelitian ini hanya terbatas untuk sampel perusahaan manufaktur
pada sehingga kurang mewakili seluruh emiten yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Struktur Aktiva,
Profitabilitas, Non debt Tax Shields, Cash Holding, Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Umur Perusahaan
mempengaruhi struktur modal bersama-sama hanya 50,3 % sehingga
perlu dicari variabel lain yang mempengaruhi struktur modal di luar
model ini.
c. Saran dan Implikasi
1. Likuiditas berpengaruh negatif dan dominan terhadap struktur modal
maka jika likuiditas meningkat berarti perusahaan mempunyai
aktiva yang likuid sebagai sumber pembiayaan yang cukup untuk
mendanai kebutuhan operasional perusahaan sehingga dapat
mengurangi kebutuhan dana dari hutang atau pendanaan eksternal
berupa hutang akan berkurang dan akan menyebabkan struktur
modal mengalami penurunan.
2. Struktur Aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Pengaruh negatif tersebut menunjukkan bahwa struktur aktiva
mengalami peningkatan aktiva tetap sehingga perusahaan cenderung
untuk memenuhi kebutuhan dana dengan meningkatkan modal
sendiri dan akumulasi laba ditahan dan semakin sedikit
menggunakan pendanaan eksternal sehingga dapat memperkecil
sturktur modal.
3. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal,
maka jika total aktiva perusahaan tersebut meningkat dan perusahaan
tidak mampu mendanai kebutuhan operasional dari dana internal,
perusahaan akan cenderung memenuhi pendanaannya dari hutang.
4. Cash holding berpengaruh negatif terhadap struktur modal maka
jika cash holding meningkat maka perusahaan tersebut cenderung
mempunyai tingkat hutang yang rendah karena perusahaan lebih
memilih mendanai kebutuhan dananya dari pendanaan internal.
Pendanaan internal lebih dulu dilakukan karena perusahaan memiliki
uang kas dan deposito yang cukup untuk mendanai kebutuhan
operasional sehingga kemungkinan besar perusahaan cenderung
tidak menggunakan hutang.
5. Non debt tax shiekds berpengaruh positif terhadap struktur modal,
maka jika non debt tax shield meningkat, pengurangan pajak untuk
depresiasi akan semakin meningkat sehingga perusahaan cenderung
semakin melakukan pendanaan dengan hutang karena biaya
depresiasi dan hutang dapat mengurangi jumlah pajak yang
ditanggung perusahaan.
6. Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal,
maka jika pertumbuhan penjualan meningkat, perusahaan yang
bertumbuh pesat akan lebih memilih mendanai kegiatan operasional
dengan hutang.
7. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal, maka
semakin meningkat profitabilitas perusahaan cenderung akan
mendanai kebutuahan operasional dengan dana internal.
Profitabilitas yang meningkat menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut memiliki tingkat pengembalian yang tinggi atas invetasi
sehingga meningkatkan laba ditahan dan memperkecil struktur
modal.
8. Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, maka
semakin berumur perusahaan cenderung memiliki hutang yang lebih
besar daripada perusahaan yang belum lama berdiri. Semakin
berumur suatu perusahaan kepercayaan kreditur pada perusahaan
yang sudah berumur panjang lebih besar akibat adanya pengakuan
yang lebih tinggi dari kreditur atas kemampuan perusahaan untuk
bertahan.
9. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan meneliti variabel-
variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini
yang mungkin berpengaruh terhadap struktur modal, misalnya
variabel independen pada penelitian dapat ditambah dengan
menggunakan faktor manajemen seperti kepemlikan saham oleh
manajemen dan institusi seperti yang pernah diteliti oleh Dyah Sih
Rahayu (2005) yang menunjukkan bahwa variabel kepemilikan
saham manajerial dan kepemilikan saham institusional berpengaruh
positif terhadap Struktur Modal.
10. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel NPM sebagai
indikator dari profitabilitas seperti yang dilakukan Mozes Tomasila
(2009) dan didapatkan hasil berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Struktur modal.
11. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan bulan untuk menentukan
umur perusahaan agar hasilnya dapat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Struktur Modal.
DAFTAR PUSTAKA
Abor, Joshua.2008. “Agency Theoretic Determinants of Debt Levels : Evidence
From Ghana.” Review of Accounting and Finance. Vol.7 No.2 pp.183-192
Abor, Joshua dan Nicholas Biekpe. 2009. “How do We Explain the Capital
Structur of SMEs in Sub-Saharan Africa? Evidence from Ghana.” Journal of
Economic Studies Vol. 36 No. 1, 2009 pp. 83-97.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to
Indonesian Capital Market). Mediasoft Indonesia.
Awat, Napa. I, dan Muljadi. 1995. Keputusan- Keputusan Keuangan Perusahaan:
Teori dan Hasil Pengujian Empirik. Yogayakarta: Liberty.
Aydin, Ozkan. 2001. “Determinants of Capital Structure and Adjustment to Long
Run Target : Evidence from UK Company Panel Data.” Journal of Business
Finance and Accounting. 28 (1) and (2). January/March.
Brealy, R.A dan S.C. Myers. 1991. Principles of corporate finance. Fourth
edition. Richard D. Erwin, Inc.
Brigham,E.F and Gapenski,L.C.1996. Intermediare Financial Management. Fifth
Edition-International Edition.The Dryden Press.
Brigham,E.F dan J. F. Houston.2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Brigham, E.F dan J. F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Buferna, F., Bangassa, K and Hodgkinson. 2005. ”Determinants of Capital
Structure : Evidence from Libya”. Research Paper Series, The University of
Liverpool.
Chiarella, C., Pham, T.M., Sim, A.B., Tan, M.M.L. 1991. “Determinants of
Corporate Capital Structure : Australian Evidence”. Working Paper Series,
The University of Technology Sydney.
Dammon, R.M. and L.W. Senbet. 1988. “The effect of taxes on corporate
investment and financial leverage”. Journal of Finance, XLIII(2): 357–73.
Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modeling dalam Penelitian
Manajemen: Aplikasi Model-model Rumit dalam Penelitian untuk Tesis dan
Disertasi Doktor. Semarang: BPUNDIP.
Fitrijanti, Tettet dan Hartono, Jogiyanto. 2002. “Set Kesempatan Investasi:
Konstruksi dan Analisis Hubungannya dengan Kebijakan Pendanaan dan
Dividen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1: 35 – 63.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Gill, Amarjit. Nahum Biger. Chenping Pai, dan Smita Bhutani. 2009. ”The
Determinants of Capital Structure in the Service Industry: Evidence from
United States.” The Open Business Journal, 2009,2, pp.48-53.
Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hall, G.C., P.J. Hutchinson and N. Michaelas. 2004. “Determinants of the capital
structures of European SMEs”. Journal of Business Finance and
Accounting, 31(5/6): 711–28.
Hamton, John J, 1987. Financial Decision making Concept, Problems, Cases,
Prentice Hall Inc, Englewood Cliffs, New Jersey, Fourth edition.
Husnan, Suad. 2001. “Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan:
Perbandingan Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali
Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional”. Jurnal Riset
Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, Vol. 1 No.1, Februari: 1 – 12.
Husnan, Suad dan Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Indriani, Astiwi. 2009. “Analisis Pengaruh Current Ratio, Sales Growth, Return
on Asset, Retained Earning dan Size terhadap Debt to Equity Ratio.” Tesis
Tidak dipublikasikan, Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.
Kartadinata, Abas. 1999. Pembelanjaan. Jakarta: Rineka Cipta.
Keown, Arthur. J Jhon D, Martin, J. William Petty, David F.nScott, JR.. 2002.
Manajemen Keuangan. Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia.
Kesuma, Ali. 2009. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
serta Pengaruhnya terhadap harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go
Public di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.
Vol. 11, no. 1, Maret 2009, halaman 38-45.
Klapper, Leora and Konstantinos Tzioumis. 2008. Taxation and Capital
Structure: Evidence From A Transition Economy. October.
Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Myers, S. 1984. ”The Capital Structure Puzzle”. The Journal of Finance, Vol.39
pp.575-592.
Myers, S.C. and Majluf, N.S, 1984. “Corporate Financing and Investment
Decission When Firms Have Information Investor Do Not Have”. Journal of
Financial Economics, 13. 187-221.
Mugiharta. 2003. “Analisis Kepemilikan Saham Manajemen dan Faktor-faktor
yang Berpengaruh terhadap Debt to Equity Ratio di Bursa Efek Jakarta.”
Tesis Tidak dipublikasikan, Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.
Pandey, Im. 2001. “Capital Structure and The Firm Characteristics, Evidance
from Emerging Market.” IIMS Working Paper No. 2001-10-04. India.
Prabansari, Yuke dan Handri K. 2005. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta.”
Jurnal Sinergi, Edisi Khusus on Finance.
Putera, Bayu Septadona. 2006. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rasio
Pertumbuhan dan Return On Asset terhadap Kebijakan Pendanaan
(Perbandingan Pada Perusahaan PMA dan PMDN Yang Listed di BEJ
Periode 2002-2004).” Tesis Tidak dipublikasikan, Magister Manajemen,
Universitas Diponegoro.
Rahayu, Dyah Sih. 2005. “Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial dan
Institusional pada Struktur Modal Perusahaan.” Jurnal Akuntansi dan
Auditing, Vol.1,No.2,Mei 2005 : 181-197.
Riyanto, Bambang. 1990. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Saidi. 2004. “Faktot-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur Go Publik di BEJ tahun 1997-2002.” Jurnal Bisnis dan
Ekonomi, Vol. 11, No.1, Maret, Hlm. 44-58.
Sartono, Agus, R. 2000. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Sayilgan, Guven. Hakan Karabacak, dan Güray Küçükkocaoğlu. 1998. “The
Firm-Specific Determinants of Corporate Capital Structure: Evidence from
Turkish Panel Data”. Working Paper Series, Ankara University.
Shah, Attaullah and Safiullah Khan. 2007. “Determinants of Capital Structure
Evidence From Pakistani Panel Data.” International Review of Business
Research Paper. Vol.3 No. 4 Oktober.pp.265-282.
Sulistyowati, Wiwit Apit. 2008. “Analisis Penentuan Kebijakan Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.” Tesis Tidak
dipublikasikan, Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.
Titman, S., dan Wessels, R. 1988. “The Determnants of Capital Structure
Choice.” Journal of Finance, vol 43, pp:1-9.
Tomasila, Mosez. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol. 3 , No. 1, Maret 2009.
Weston, J. Fred dan Eugene F. Bringham. 1998. Manajemen Keuangan. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan. Jakarta :
Erlangga.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1999. Manajemen Keuangan. Jakarta :
Erlangga.
Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Hutang pada Perusahaan non Keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No. 1, April 2010,
Hlm. 1-16
Yuhasril. 2006. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Farmasi yang Telah Go Publik di Bursa Efek Jakarta.”
BULLETIN Penelitian No.09.