17
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 (Studi pada Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Disusun Oleh NADYA PRACIASTUTI B300140250 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK ...eprints.ums.ac.id/63041/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kena pajak atau jasa kena pajak pada prinsipnya terutang pajak pertambahan

  • Upload
    dinhbao

  • View
    247

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015

(Studi pada Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Oleh

NADYA PRACIASTUTI

B300140250

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015

(Studi pada Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II)

ABSTRAK

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan

jasa di dalam daerah pabean. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak pertambahan nilai di Jawa Tengah

tahun 2011-2015. Variabel independen yang digunakan ada tiga yaitu

pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah pengusaha kena pajak. Penelitian ini

menggunakan data sekunder dan metode analisis yang digunakan adalah analisis

regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara cross section

variabel jumlah pengusaha kena pajak memiliki pengaruh signifikan terhadap

penerimaan pajak pertambahan nilai sedangkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.

Secara time series variabel pertumbuhan ekonomi dan jumlah pengusaha kena

pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai

sedangkan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak

pertambahan nilai. Hasil uji secara simultan (Uji F) menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah pengusaha kena pajak secara simultan

atau bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai di

Provinsi Jawa Tengah.

Kata Kunci: Inflasi, Jumlah Pengusaha Kena Pajak, Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai, Pertumbuhan Ekonomi.

ABSTRACT

Value added tax is a tax imposed on the consumption of goods and services within

the customs area. This study aims to determine the factors that affect the income

tax revenue in Central Java in 2011-2015. There are three independent variables

used in this study, they are economic growth, inflation, and the number of taxable

entrepreneurs. This study uses secondary data and the analysis method used is

panel data regression analysis. The results showed that the cross section variable

of taxable entrepreneurs have a significant influence on value added tax revenues

while economic growth and inflation did not significantly affect the value added

tax. In time series the variable of economic growth and the number of taxable

entrepreneurs had a significant effect on value added tax revenue while inflation

had no significant effect on the acceptance of value added tax. Simultaneous test

results (Test F) showed that economic growth, inflation, and the number of

taxable entrepreneurs simultaneously or collectively affect the acceptance of

value added taxes in Central Java province.

Keywords: Inflastion, Number of Taxable Entrepreneurs, Value Added Tax

Revenue, Economic Growth.

2

1. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

berkesinambungan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat baik

materiil maupun spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak

memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan (Waluyo, 2005). Salah satu

usaha mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan

yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak

(Trisnayanti dan Jati, 2015). Pajak merupakan pendapatan Negara yang cukup

potensial untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional. Menurut P.J.A

Adriani (dalam Sukardji, 2002) pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat

dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk

dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Salah satu pajak yang berpengaruh terhadap pendapatan suatu Negara adalah

Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Pertambahan Nilai mulai diperkenalkan di

Indonesia sejak April 1985 untuk menggantikan Pajak Penjualan (PPn). Pajak

Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang kena pajak

atau jasa kena pajak di dalam daerah pabean. Orang pribadi, perusahaan, maupun

pemerintah yang mengkonsumsi barang kena pajak atau jasa kena pajak

dikenakan PPN (Sutedi, 2011). Hampir seluruh barang-barang kebutuhan hidup

rakyat Indonesia merupakan hasil produksi yang atas penyerahannya terutang

pajak pertambahan nilai, dengan kata lain semua transaksi atau penyerahan barang

kena pajak atau jasa kena pajak pada prinsipnya terutang pajak pertambahan nilai.

Oleh karena itu pajak pertambahan nilai dikenakan setiap orang di dalam daerah

pabean yang mengkonsumsi barang kena pajak dan atau jasa kena pajak yang

menjadi objek pemungutan pajak pertambahan nilai, meskipun belum mempunyai

nomor pokok wajib pajak (Lubis, 2016).

Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi di Indonesia juga mempunyai peran

dalam memberikan sumbangan di penerimaan pajak Negara salah satunya sektor

3

penerimaan pajak, terutama dari pajak pertambahan nilai. Hal ini dapat dilihat

pada Grafik 1

Grafik 1

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2011-2015

Sumber: Kanwil DJP Jawa Tengah II

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, penulis tertarik

untuk meneliti tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan

pajak pertambahan nilai dalam skripsi berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 (Studi pada Kantor Wilayah DJP Jawa

Tengah II)”.

2. METODE

2.1. JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang digunakan adalah data sekunder dengan tipe data panel. Data

panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan silang (cross

section). Sumber data dalam objek penelitian diperoleh dari badan pusat statistik

(BPS) Jawa Tengah dan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II.

1,074,788,742,338

1,500,841,346,849

1,696,344,282,391

2,188,392,105,633

3,021,986,488,697

0

500,000,000,000

1,000,000,000,000

1,500,000,000,000

2,000,000,000,000

2,500,000,000,000

3,000,000,000,000

3,500,000,000,000

2011 2012 2013 2014 2015

PENERIMAAN PPN

PENERIMAANPPN

4

2.2. METODE ANALISIS DATA

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi data panel. Data panel

merupakan gabungan data deret waktu (time series) dengan cross section. Dengan

kata lain, data panel adalah data yang diperoleh dari data cross section yang

diobservasi berulang pada unit objek yang sama pada waktu yang berbeda.

Dengan demikian, akan diperoleh gambaran tentang perilaku beberapa objek

tersebut selama beberapa periode waktu (Tarigan, 2005).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penerimaan pajak

pertambahan nilai di provinsi Jawa Tengah, sedangkan variabel independen terdiri

dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, jumlah pengusaha kena pajak di Jawa Tengah

tahun 2011-2015

Secara umum, formula dari model regresi panel adalah sebagai berikut:

Keterangan:

i = 1, 2, ...., N

t = 1, 2, ...., T

Y = Variabel terikat

α = Koefisien intersep

β = Menunjukkan arah dan pengaruh masing-masing

X = Variabel bebas

N = Banyaknya observasi

T = Banyaknya waktu

µ = Faktor gangguan atau tidak dapat diamati

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, jumlah

pengusaha kena pajak terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai di Provinsi

Jawa Tengah tahun 2011-2015 digunakan analisis regresi data panel dengan

model sebagai berikut:

Log(PPN)it = α + β1PEit + β2INFit + β3Log(PKP)it+ μit

5

Keterangan:

Log = Logaritma

PPN = Penerimaan pajak pertambahan nilai kabupaten/kota di Jawa

Tengah

PE = Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Tengah

PKP = Jumlah pengusaha kena pajak kabupaten/kota di Jawa Tengah

α = Intersep

β1,β2,β3 = Koefisien regresi variabel bebas

i = Data cross section kabupaten/kota di Jawa Tengah

t = Data time series, tahun 2011-2015

μit = Komponen error di waktu t untuk unit cross section

Hasil estimasi regresi data panel dengan pendekatan Pooled Ordinary

Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model

(REM) dapatdilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2

Hasil Regresi Data Panel Cross Section

Variabel Koefisien Regresi

PLS FEM REM

C 21.16102 22.57051 21.90044

PE 0.124375 -0.029894 0.030060

INF 0.007965 0.008155 0.009782

PKP 0.847153 0.697168 0.784806

R2 0.507741 0.779184 0.347642

Adj. R2 0.489509 0.714637 0.323480

F-statistik 27.84917 12.07169 14.38830

Prob. F-statistik 0.000000 0.000000 0.000000

Sumber: BPS, diolah.

Tabel 3

Hasil Regresi Data Panel Time Series

Variabel Koefisien Regresi

PLS FEM REM

C 21.16102 21.50080 21.16102

PE 0.124375 0.141101 0.124375

INF 0.007965 -0.021650 0.007965

PKP 0.847153 0.775792 0.847153

6

R2 0.507741 0.633580 0.507741

Adj. R2 0.489509 0.600269 0.489509

F-statistik 27.84917 19.02018 27.84917

Prob. F-statistik 0.000000 0.000000 0.000000

Sumber: BPS, diolah.

3.1 UJI PEMILIHAN MODEL DATA PANEL

3.1.1 CROSS SECTION

Berdasarkan hasil pengujian melalui Uji Chow nilai p-value atau

probabilitas F test sebesar 0.0000 < 0.10 dan Chi-Square sebesar 0.0000 <

0.10, H0 ditolak maka model mengikuti Fixed Effect Method. Sedangkan

berdasarkan Uji Hausman nilai p-value atau probabilitas dari chi-Square

statistic atau cross section random sebesar 0.1063 > 0.10, H0 diterima maka

model mengikuti Random Effect Method. Dari Uji pemilihan model tersebut

maka terpilihlah model Random Effect Method (REM) untuk Cross Section.

3.1.2 TIME SERIES

Berdasarkan hasil pengujian melalui Uji Chow nilai p-value atau

probabilitas F test sebesar 0.0001 < 0.01 dan Chi-Square sebesar 0.0000 <

0.01, H0 ditolak maka model mengikuti Fixed Effect Method (FEM).

Sedangkan berdasarkan Uji Hausman nilai p-value atau probabilitas dari

chi-Square statistic atau cross section random sebesar 0.0000 < 0.01, H0

ditolak maka model mengikuti Fixed Effect Method. Dari Uji pemilihan

model tersebut maka terpilihlah model Fixed Effect Method (FEM) untuk

Time Series.

3.2 UJI KEBAIKAN MODEL TERPILIH

3.2.1 CROSS SECTION

Dari hasil estimasi, nilai signifikansi statistik F sebesar 0.000000 < 0.01, H0

ditolak maka model yang dipakai eksis. Variabel pertumbuhan ekonomi

(PE), inflasi (INF), dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP) yang terdapat

dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh

terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai. Sedangkan untuk koefisien

7

determinasi menunjukkan daya ramal dari model statistik terpilih. Hasil

estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0.347642, artinya 34,76% variasi

variabel penerimaan pajak pertambahan nilai dapat dijelaskan oleh variasi

variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah pengusaha kena pajak.

Sedangkan sisanya 65,24% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak

disertakan dalam model.

3.2.2 TIME SERIES

Dari hasil estimasi di atas, nilai signifikansi statistik F sebesar 0.000000 <

0.01, H0ditolak maka model yang dipakai eksis. Variabel pertumbuhan

ekonomi (PE), inflasi (INF), dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP) yang

terdapat dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama

berpengaruh terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai. Sedangkan

untuk koefisien determinasi menunjukkan daya ramal dari model statistik

terpilih. Hasil estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0.633580, artinya

63,35% variasi variabel penerimaan pajak pertambahan nilai dapat

dijelaskan oleh variasi variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan jumlah

pengusaha kena pajak. Sedangkan sisanya 36,65% dijelaskan oleh variasi

variabel lain yang tidak disertakan dalam model.

3.3 UJI VALIDITAS PENGARUH MODEL TERPILIH

3.3.1 CROSS SECTION (REM)

Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) variabel yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai di provinsi Jawa

Tengah tahun 2011-2015 adalah jumlah pengusaha kena pajak (PKP),

sedangkan pertumbuhan ekonomi (PE) dan inflasi (INF) tidak memiliki

pengaruh signifikan.

3.3.2 TIME SERIES (FEM)

Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) variabel yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai di provinsi Jawa

Tengah tahun 2011-2015 adalah pertumbuhan ekonomi (PE) dan jumlah

8

pengusaha kena pajak (PKP), sedangkan inflasi (INF) tidak memiliki

pengaruh signifikan.

3.4 INTEPRETASI PENGARUH VARIABEL INDEPENDEN MODEL

TERPILIH

3.4.1 CROSS SECTION (REM)

Jumlah pengusaha kena pajak (PKP)

Variabel jumlah pengusaha kena pajak (PKP) berpengaruh positif terhadap

penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) di Provinsi Jawa Tengah dengan

koefisien regresi sebesar 0.784806. Artinya apabila variabel jumlah

pengusaha kena pajak naik sebesar satu persen maka penerimaan pajak

pertambahan nilai naik sebesar 0.784806 persen.

3.4.2 TIME SERIES (FEM)

Pertumbuhan Ekonomi (PE)

Variabel pertumbuhan ekonomi (PE) berpengaruh positif terhadap

penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) di Provinsi Jawa Tengah dengan

koefisien regresi sebesar 0.141101. Artinya apabila variabel pertumbuhan

ekonomi naik sebesar satu persen maka penerimaan pajak pertambahan nilai

naik sebesar 0.141101 persen.

Jumlah pengusaha kena pajak (PKP)

Variabel jumlah pengusaha kena pajak (PKP) berpengaruh positif terhadap

penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) di Provinsi Jawa Tengah dengan

koefisien regresi sebesar 0.775792. Artinya apabila variabel jumlah

pengusaha kena pajak naik sebesar satu persen maka penerimaan pajak

pertambahan nilai naik sebesar 0.775792 persen

4 PENUTUP

4 .1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

9

1) Berdasarkan hasil estimasi data panel (cross section) terpilih model yang

terbaik yaitu Random Effect Method. Sedangkan hasil estimasi data panel

(time series) terpilih model yang terbaik yaitu Fixed Effect Method.

2) Berdasarkan Uji Kebaikan Model baik secara cross section maupun time

series variabel pertumbuhan ekonomi (PE), inflasi (INF), jumlah pengusaha

kena pajak (PKP) yang terdapat dalam persamaan regresi secara simultan

atau bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan pajak pertambahan

nilai di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015.

3) Nilai koefisien determinasi (R2) berdasarkan cross section sebesar

0.347642, artinya 34,76% variasi variabel penerimaan pajak pertambahan

nilai (PPN) dapat dijelaskan oleh variasi variabel pertumbuhan ekonomi

(PE), inflasi (INF), dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP). Sedangkan

berdasarkan time series nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.633580,

artinya 63,35% variasi variabel penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN)

dapat dijelaskan oleh variasi variabel pertumbuhan ekonomi (PE), inflasi

(INF), dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP).

4) Uji Validitas Pengaruh (Uji t) secara cross section menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi (PE) memiliki pengaruh positif tidak signifikan

terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai, inflasi (INF) memiliki

pengaruh positif tidak signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan

nilai, dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP) memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai. Sedangkan Uji

Validitas Pengaruh (Uji t) secara time series menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi (PE) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan pajak pertambahan nilai, inflasi (INF) memiliki pengaruh

negatif tidak signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai, dan

jumlah pengusaha kena pajak (PKP) memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.

5) Berdasarkan perhitungan konstanta wilayah yang memiliki penerimaan

pajak pertambahan nilai tertinggi adalah Kabupaten Karanganyar, Kota

10

Surakarta, dan Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan tahun dengan penerimaan

pajak pertambahan nilai tertinggi adalah tahun 2015, 2014, dan tahun 2013.

4 .2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disampaikan adalah:

1) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah diharapkan mengeluarkan

kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menekan

inflasi agar tidak terjadi kenaikan inflasi yang tinggi dengan cara

menambah hasil produksi dan tidak mengimpor barang dari Negara

yang sedang mengalami inflasi.

2) Bagi Direktorat Jenderal Pajak diharapkan memaksimalkan kegiatan

untuk menambah jumlah pengusaha yang dikukuhkan menjadi

pengusaha kena pajak agar dapat memaksimalkan penerimaan pajak

pertambahan nilai. Apabila jumlah pengusaha kena pajak bertambah

akan menambah penerimaan pajak pertambahan nilai.

3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan memperpanjang periode

penelitian dan memperhatikan variabel ekonomi makro lainnya yang

memiliki peran terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN.

Damayanti, et al. 2016. Pengaruh Tingkat Inflasi, Economic Growth, dan Tarif

Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Di Negara-Negara Asia (Studi pada

Word Bank Periode 2005-2014). Jurnal Perpajakan (JEJAK). Vol 9. No.

1.

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika-Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.

Badan Penerbit Diponegoro: Semarang.

Gujarati, Damodar. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 2. Jakarta: Salemba

Empat.

Gunawan, Andri dan Sukartha. 2016. Pengaruh Persepsi Tax Amnesty,

Pertumbuhan Ekonomi dan Transformasi Kelembagaan Direktorat

Jenderal Pajak pada Penerimaan Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana. ISSN: 2302-8556. Vol 17 No.3, 2036-2060.

11

Handayani, Ni Putu Milan Novita dan Naniek Noviari. 2016. Pengaruh Persepsi

Manajeman atas Keunggulan Penerapan E-Billing dan E-Spt Pajak

Pertambahan Nilai pada Kepatuhan Perpajakan. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556. Vol 15 No.2, 1001-1028.

Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu Teori dan

Aplikasi. Bogor: PT Penerbit IPB Presss.

Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan (Teori, Masalah dan

Kebijakan). Yogyakarta: YKPN.

________________. 2007. Metode Kuantitatif Teori Aplikasi untuk Bisnis dan

Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Lubis, Farida Khairani. 2016. Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Surat

Pemberitahuan Masa terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. ISSN 2089-8592.

Vol 5 No.2, 466-476.

Mardiasmo. 2001. Perpajakan. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Muibi, S.O and Olantunbosun O.S. 2013. Macroeconomic Determinants of Tax

Revenue in Nigeria (1970-2011). World Applied Sciences Journal 28 (1):

27-35.

Musgrave, Richard A dan Peggy B Musgrave. 1993. Keuangan Negara dalam

Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.

Olatunji, Olaoye Clement. 2016. Determinant of Value Added Tax, Interest Rate,

Inflation and Influence on Revenue Generation in Nigeria. International

Journal of Economic, Commerce and Manajement. Vol.4 No.10, 322-

338.

Prasetyo, P.Eko. 2011. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset

Yogyakarta.

Puspitha, Vilia dan Supadmi. 2018. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

pada Penerimaan PPN (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak se-

Bali). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556. Vol

22 No.2, 1530-1556.

Renata, et al. 2016. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Pengusaha

Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi pada

Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I). Jurnal Perpajakan (JEJAK) Vol. 9

No. 1 2016.

12

Soebagiyo, Daryono. 2016. Perekonomian Indonesia (Perkembangan Beberapa

Indikator Ekonomi dan Kajian Empiris). Surakarta: CV.Jasmine.

Sukardji, Untung. 2002. Pajak Pertambahan Nilai. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sukirno, Sadono. 2010. Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Supit, et al. 2014. Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Terhadap

Penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi

Manado. ISSN 2303-1174.

Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Pajak. Jakarta: Sinar Grafika.

Utomo, Yuni Prihadi. 2015. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS.

Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.Bumi

Aksara.

Todaro, Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa:

Amminudin dan Drs. Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Trisnayanti, Ivon dan Jati. 2015. Pengaruh Self Assessment System, Pemerikasaan

Pajak dan Penagihan Pajak pada Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556. Vol

13 No.1, 292-310.

Waluyo. 2005. Perpajakan Indonesia. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

______. 2005. Perpajakan Indonesia. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.

Wijaya, Arta. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi

Regional terhadap PPN DN di Bali. Fakultas Ekonomi Universitas

Udayana: Bali.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Velaj, Entela and Prendi, Liambi. 2014. Tax Revenue-The Determinant Factors-

The Case of Albania. European Scientific Journal. Vol 1(1), 521-548.

13

Zheng, Kanghua, Shan Li, Qian Li. 2013. The Impact of Economic Growth and

Tax Reform on Tax Revenue and Structure. Journal Modern Economy.

Vol 2(4), 839-851.

Https://jateng.bps.go.id/. Ditelusuri pada 24 Januari 2018.

Https://pajak.go.id/. Ditelusuri pada 24 Januari 2018.