Upload
vuongnhi
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Nama : Rahmah Liantih
NIM : 105082002724
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Rahmah Liantih
NIM: 105082002724
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
iii
Hari ini Jumat Tanggal 13 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rahmah Liantih NIM: 105082002724
dengan judul Skripsi “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
iv
Hari ini Jumat Tanggal 11 Bulan Juni Tahun 2010 telah dilakukan Ujian Skripsi
atas nama Rahmah Liantih NIM: 105082002724 dengan judul Skripsi “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur
Audit”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
vi
THE FACTORS ANALYSIS OF INFLUENCE TO PREMATURE SIGN-OFF OF AUDIT PROCEDURE
ABSTRACT
The research aimed to analyse the influence of time pressure, audit risk,
materiality, review procedure and quality control by Public Accountant Firms, external locus of control, self esteem in relation to ambition, and turnover intentions to premature sign-off of audit procedure. The respondent from this research are auditors that working at Public Accountant Firms in Jakarta. The retrieval of sample has been using convenience sampling method. The data that used by this research is primary data, it was collected by questionnaires. The questionnaires can be used in analysis are 85 questionnaires from 120 questionnaires were distributed. This research used multiple regression analysis.
The result of this research indicates that audit risk, materiality, review procedure and quality control by Public Accountant Firms, external locus of control, and turnover intentions have significantly influence to premature sign-off of audit procedure, but time pressure and self esteem in relation to ambition don’t have significantly influence to premature sign-off of audit procedure. Keywords: Premature Sign-Off of Audit Procedure, Time Pressure, Audit Risk,
Materiality, Review Procedure and Quality Control by Public Accountant Firms, External Locus of Control, Self Esteem In Relation to Ambition, Turnover Intentions.
vii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan waktu,
risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, lokus kendali eksternal, harga diri dalam kaitannya dengan ambisi, serta keinginan untuk berhenti bekerja terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Responden dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta. Penentuan sampel dengan metode convenience sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner. Kuesioner yang bisa diolah adalah sejumlah 85 kuesioner dari 120 kuesioner yang disebarkan. Penelitian ini menggunakan menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, lokus kendali eksternal, serta keinginan untuk berhenti bekerja berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan tekanan waktu dan harga diri dalam kaitannya dengan ambisi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Kata kunci: Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit, Tekanan Waktu , Risiko
Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP, Lokus Kendali Eksternal, Harga Diri Dalam Kaitannya dengan Ambisi, Keinginan untuk Berhenti Bekerja.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur
Atas Prosedur Audit. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Ayah dan Mamaku tersayang yang telah memberikan semangat, dukungan,
serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis (kalian adalah orang tua
terbaik dalam hidupku, lentera hatiku yang selalu menyinari setiap relung
hatiku dengan kasih dan sayangnya, Love U soo Much..).
2. Adik-adikku Ozi dan Novi (thanks bwt support, celotehan dan canda tawa
kalian.. belajar yang bener dan tetap semangat ya!! masa depan yang cerah
menanti kalian), serta My Big Family yang telah memberikan semangat, doa
dan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai dosen Pembimbing
Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia meluangkan waktu, memberikan semangat, pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
8. Sahabat-sahabatku teman seperjuangan yang telah banyak memberikan
bantuan dan dukungan selama ini, Sari (thanks ya ai’ untuk penginapannya
and aLL u gives), Siwi (Jangan Menyerah wi! Thanks udah mau dengerin
keluh kesah dan nyemangatin Li), Husnul (Ma’ku sayang, thanks ya ma’
untuk kesabaran dan kebaikan hatimu padaku, kapan-kapan kita ngiterin
bunderan HI lgi ya ma’?!hehe..), Rurry (thanks bwt nasehat dan kata-kata
bijaknya+hiburannya ya bu, jangan lupa trio lebay kita, hehe..), Rochmah
(ehm.. kapan ya bisa menyusul dirimu..?!), Zahidah (Semangat dan tetap ceria
Da..!! thanks buat semua kebaikannya) dan Zizah (nanti kita konvoi bareng
keliling jakarta lagi ya bu.. thanks for everything). All, I’ll be miss u.. keep
contact, ok!!.
9. Special thanx’s to Rika Wati yang dengan sabar telah banyak memberikan
bantuan serta kontribusi yang besar dalam penyusunan skripsi ini (ka’.. u’re
the best sister akun D, Semangat!!).
10. Kawan-kawanku di akuntansi D Iis, Zakiyah, Tiur, Ichi, Yuli, Asri, Adzilah,
Putri, Puput, Santi, Novia, Kibaq, Erna, Reza, Anwar, Mas Mul, Andre, Ian,
Ridho, Arif, Hirfan, dan lain-lain (mengenal kalian adalah anugerah terindah
dalam hidupQu, keep contact ya..)
11. Sahabat-sahabatQu NaToyCityDinChanDa (10-10-2010 sebentar lagi ni, ada
kejutan apa lagi ya nanti..?! apapun yang terjadi tetap jaga ukhuwah Qta ya
Sob..), Sulis, Fitriah, Lisna (Thanks ya fren’z support dan do’anya, jalan
bareng lagi yuk... ?!!).
12. Keluarga besar Ika Jaya Photo yang telah banyak memberikan bantuan dan
dukungan selama ini (Big Bossku&keluarga, Thank you very much buat foto-
foto wisudaku yang bagus, keren & banyak sangat..).
13. Teman-temanku di SU Gramed Jamson’s Handa, Daus, Arfan, Arif, Rahmat,
Wilman, Ka’ Tuza, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu
(kapan kita kongkow bareng lagi?? Miss U aLL..).
x
14. Rekan-rekan Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Perpajakan
angkatan 2005 yang telah memberikan dukungannya selama ini kepada
penulis (Pertemuan yang singkat tapi sangat berkesan, tetap jaga tali
silaturahmi kita ya..).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga Allah SWT memberikan semua kebaikan, kepada pihak yang
telah disebutkan atas semua bantuannya kepada penulis. Akhir kata semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu para pembaca dan rekan-rekan
mahasiswa atau mahasiswi lainnya.
Jakarta, 28 Maret 2010
(Rahmah Liantih)
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi .................................................................. ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ................................................ iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi............................................................ iv
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................... v
Abstract.................................................................................................. vi
Abstrak................................................................................................... vii
Kata Pengantar ...................................................................................... viii
Daftar Isi ................................................................................................ xi
Daftar Tabel ........................................................................................... xvi
Daftar Gambar ...................................................................................... xvii
Daftar Lampiran.................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .............................................. 1
B. Perumusan Masalah ....................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................... 7
1. Tujuan Penelitian ..................................................... 7
2. Manfaat Penelitian ................................................... 8
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Atas Audit ........................................... 10
1. Pengertian Auditing ................................................. 10
2. Standar Auditing...................................................... 11
3. Prosedur Audit......................................................... 13
B. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.................... 19
C. Time Pressure ................................................................ 20
D. Risiko Audit .................................................................. 21
E. Materialitas.................................................................... 23
F. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan
Publik ............................................................................ 24
G. Locus of Control ............................................................ 26
H. Self Esteem In Relation to Ambition ............................... 27
I. Turnover Intentions........................................................ 28
J. Penelitian Terdahulu ...................................................... 30
K. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ...................... 33
1. Time Pressure dengan Penghentian Prematur Atas
Prosedur Audit......................................................... 33
2. Risiko Audit dengan Penghentian Prematur Atas
Prosedur Audit......................................................... 35
3. Materialitas dengan Penghentian Prematur Atas
Prosedur Audit......................................................... 37
xiii
4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP dengan
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.............. 37
5. Locus of Control dengan Penghentian Prematur Atas
Prosedur Audit......................................................... 39
6. Self Esteem in Relation to Ambition dengan Penghentian
Prematur Atas Prosedur Audit.................................. 40
7. Turnover Intentions dengan Penghentian Prematur Atas
Prosedur Audit......................................................... 41
8. Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review
dan Kontrol Kualitas oleh KAP, Locus Of Control,
Self Esteem in Relation to Ambition, serta Turnover
Intentions dengan Penghentian Prematur Atas
Prosedur Audit......................................................... 42
L. Kerangka Pemikiran....................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian.............................................. 45
B. Metode Penentuan Sampel ............................................. 45
C. Metode Pengumpulan Data ............................................ 46
D. Metode Analisis Data..................................................... 47
1. Statistik Deskriptif ................................................... 47
2. Uji Kualitas Data ..................................................... 47
xiv
3. Uji Asumsi Klasik.................................................... 48
4. Uji Hipotesis ............................................................ 50
E. Operasional Variabel Penelitian ..................................... 53
1. Time Pressure .......................................................... 53
2. Risiko Audit ............................................................ 54
3. Materialitas ............................................................. 54
4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP ..... 55
5. Locus of Control ...................................................... 55
6. Self Esteem In Relation to Ambition ......................... 56
7. Turnover Intentions.................................................. 56
8. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.............. 57
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.................... 61
1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................. 61
2. Karakteristik Profil Responden ................................ 63
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ....................................... 65
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................... 65
2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................ 67
3. Hasil Uji Asumsi Klasik........................................... 71
4. Hasil Uji Hipotesis................................................... 74
C. Pembahasan ................................................................... 81
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................... 88
B. Implikasi........................................................................ 89
C. Keterbatasan dan Saran.................................................. 89
1. Keterbatasan ............................................................ 89
2. Saran ....................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................... 94
xvi
Daftar Tabel
No. Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................... 30
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian............................................. 58
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian................................................. 61
4.2 Data Sampel Penelitian................................................................. 62
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......... 63
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 63
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir......... 64
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja.... 65
4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif......................................................... 66
4.8 Hasil Uji Locus of Control yang Dimiliki oleh Responden............ 67
4.9 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 68
4.10 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................... 70
4.11 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................... 71
4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 74
4.13 Hasil Uji Statistik t ....................................................................... 76
4.14 Hasil Uji Statistik F ...................................................................... 80
xvii
Daftar Gambar
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................ 44
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ........................... 72
4.2 Grafik Scatterplot............................................................................ 73
xviii
Daftar Lampiran
No. Keterangan Halaman
1. Kuesioner Penelitian..................................................................... 94
2. Daftar Jawaban Responden........................................................... 103
3. Hasil Uji Data SPSS ..................................................................... 106
4. Surat Izin Penelitian Skripsi.......................................................... 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Akuntan publik atau auditor independen dalam mengaudit perusahaan
klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga di lingkungan
perusahaan klien, yaitu ketika auditor mengemban tugas dan tanggung jawab
dari manajemen (agent) untuk mengaudit laporan keuangan pada perusahaan
yang dikelolanya. Disatu sisi, manajemen menginginkan agar kinerjanya
terlihat selalu baik di mata pihak eksternal dan internal perusahaan terutama
pemilik (principal), namun disisi lain pemilik (principal) menginginkan agar
auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan
yang telah dibiayainya. Berdasarkan uraian tersebut, terlihat adanya suatu
perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan.
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa
lainnya yang diberikan oleh auditor inilah yang akhirnya mengharuskan
auditor memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya.
Kualitas audit merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh
auditor karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan
yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Kualitas audit
ditentukan oleh proses yang tepat yang harus diikuti dengan pengendalian
personal pengaudit. Sistem pengendalian yang berlebihan akan menyebabkan
terjadinya konflik dan mengarah kepada perilaku disfungsional auditor
2
(Otley dan Pierce, 1996 dalam Kartika dan Wijayanti, 2007:2). Dysfunctional
audit behavior merupakan reaksi terhadap lingkungan (Donelly, Quirin, dan
O’Bryan, 2003). Perilaku disfungsional auditor akan menyebabkan terjadinya
perilaku pengurangan kualitas audit (Reduced Audit Quality atau RAQ
behavior).
Pengurangan kualitas dalam audit (Reduced Audit Quality) merupakan
pengurangan mutu dalam pelaksanan audit yang dilakukan secara sengaja oleh
auditor (Coram, Juliana, dan Woodliff, 2004). Pengurangan mutu ini dapat
dilakukan melalui tindakan seperti mengurangi jumlah sampel audit,
melakukan review dangkal terhadap dokumen klien, tidak memperluas
pemeriksaan ketika terdapat item yang dipertanyakan dan pemberian opini
saat semua prosedur yang disyaratkan belum dilakukan dengan lengkap.
Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit (RAQ behavior)
adalah penghentian prematur (premature sign-off) atas prosedur audit (Coram,
Juliana, dan Woodliff, 2004; McNamara dan Liyanarachchi, 2005;
Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005; serta Sososutiksno, 2005). Tindakan ini
berkaitan dengan penghentian terhadap prosedur audit yang disyaratkan, tidak
melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi
auditor berani mengungkapkan opini atas laporan keuangan yang diauditnya.
Menurut Marxen, D.E. (1990) dalam Ulum (2005:199), penghentian prematur
atas prosedur audit merupakan suatu keadaan yang menunjukkan auditor
menghentikan satu atau beberapa langkah yang diperlukan dalam prosedur
audit tanpa menggantikannya dengan langkah yang lain.
3
Praktik penghentian prematur atas prosedur audit dapat disebabkan oleh
faktor karakteristik personal auditor (faktor internal) dan faktor situasional
saat melakukan audit (faktor eksternal) (Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko,
2006:3). Karakteristik personal auditor (faktor internal) yang mempengaruhi
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit, diantaranya locus of control,
self rate employee performance, turnover intentions, serta self esteem in
relation to ambition (Kartika dan Wijayanti, 2007; Irawati dan Mukhlasin,
2005; serta Donelly, Quirin, dan O’Bryan, 2003). Penelitian-penelitian
tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara
locus of control eksternal dan turnover intentions dengan tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit. Menurut Irawati dan Mukhlasin
(2005:930) penerimaan auditor atas dysfunctional audit behavior yang lebih
tinggi akan mengarah pada tindakan pengurangan kualitas audit, seperti
praktik penghentian prematur atas prosedur audit.
Menurut Weningtyas, et al. (2006:4), faktor situasional saat melakukan
audit (faktor eksternal) yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya
praktik penghentian prematur atas prosedur audit meliputi time pressure,
risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh Kantor
Akuntan Publik. Auditor harus melakukan prosedur audit agar memperoleh
bukti yang cukup untuk mendukung laporan auditor. Pertimbangan risiko
audit dan tingkat materialitas yang ditetapkan dalam batas perencanaan dan
pekerjaan lapangan akan mempengaruhi pelaksanaan prosedur audit. Dengan
demikian, saat auditor menginginkan risiko deteksi rendah maka diperlukan
4
jumlah bukti dan jumlah prosedur yang lebih banyak. Sedangkan saat auditor
menetapkan bahwa materialitas yang melekat pada suatu prosedur rendah,
maka terdapat kemungkinan auditor memiliki kecenderungan untuk
mengabaikan prosedur audit. Untuk meningkatkan kemungkinan terdeteksinya
praktik penghentian prematur atas prosedur audit tersebut, diperlukan prosedur
review dan kontrol yang baik oleh Kantor Akuntan Publik.
Praktik penghentian prematur atas prosedur audit banyak dilakukan
auditor dalam keadaan time pressure. Kondisi time pressure adalah kondisi
dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik tempatnya
bekerja untuk menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran biaya yang telah
ditentukan sebelumnya (time deadline dan time budget pressure). Schuler
(1980) dalam Coram et al. (2004) menyatakan bahwa time pressure
membatasi individu dalam pencapaian tugas mereka. Pernyataan ini juga
didukung dalam literatur auditing, dimana time pressure memiliki dampak
yang tidak diinginkan terhadap efektifitas pelaksanaan audit, khususnya
kualitas audit (McDaniel, 1990 dalam Sososutiksno, 2005:115) dan perilaku
pengurangan kualitas audit, seperti praktik penghentian prematur atas prosedur
audit (Herningsih, 2002; Coram et al., 2004; McNamara dan Liyanarachchi,
2005; Sososutiksno, 2005; Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005; Ulum, 2005;
serta Weningtyas, et al., 2006).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit. Selain itu,
5
peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen
mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006). Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Ada penambahan tiga variabel independen berupa karakteristik personal
auditor, yaitu variabel locus of control, turnover intentions, dan self esteem
in relation to ambition yang diperoleh dari penelitian Donelly et al.
(2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007).
Penambahan variabel locus of control, turnover intentions, dan self esteem
in relation to ambition selain disarankan oleh peneliti terdahulu, variabel
tersebut juga merupakan bagian dari karakteristik personal yang terkait
dengan tindakan seseorang dalam menghadapi suatu peristiwa yang terjadi
pada dirinya atau kepercayaan seseorang tentang hubungan antara perilaku
dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Penelitian sebelumnya hanya
menguji pengaruh faktor situasional pada saat melakukan audit, seperti
time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol
kualitas terhadap keputusan untuk melakukan penghentian prematur atas
prosedur audit, sedangkan penelitian ini menguji pengaruh faktor
situasional dan faktor karakteristik personal auditor pada saat melakukan
audit terhadap tindakan penghentian prematur atas prosedur audit.
6
2. Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda (multiple regression analysis) untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan
penelitian sebelumnya menggunakan metode analisis regresi logistik
(logistic regression analysis) untuk mengetahui hubungan satu variabel
dependen yang dummy variabel (terjadi penghentian prematur atas
prosedur audit dan tidak terjadi penghentian prematur atas prosedur audit)
terhadap variabel independennya.
3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta, sedangkan penelitian
sebelumnya menggunakan sampel auditor yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah time pressure berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit?
2. Apakah risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit?
3. Apakah materialitas berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit?
7
4. Apakah prosedur review dan kontrol kualitas oleh Kantor Akuntan Publik
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit?
5. Apakah locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit?
6. Apakah self esteem in relation to ambition berpengaruh secara signifikan
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?
7. Apakah turnover intentions berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit?
8. Apakah time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan
kontrol kualitas, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta
turnover intentions berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menguji pengaruh time pressure terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
b. Menguji pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
8
c. Menguji pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
d. Menguji pengaruh prosedur review dan kontrol kualitas oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit.
e. Menguji pengaruh locus of control terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
f. Menguji pengaruh self esteem in relation to ambition terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
g. Menguji pengaruh turnover intentions terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit.
h. Menguji pengaruh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur
review dan kontrol kualitas, locus of control, self esteem in relation to
ambition, serta turnover intentions terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
diantaranya:
a. Kantor Akuntan Publik (KAP)
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya praktik
penghentian prematur atas prosedur audit, dengan tetap meningkatkan
kualitas audit melalui peningkatan kualitas informasi yang disajikan.
9
b. Auditor
Menghindari terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur
audit pada saat melakukan audit dengan cara meningkatkan
profesionalisme dan kualitasnya dalam menjalankan prosedur audit
yang sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
c. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Menambah pengetahuan auditor mengenai pengaruh faktor situasional
pada saat melakukan audit dan faktor karakteristik personal auditor
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, sehingga dapat
dijadikan sebagai acuan akan pentingnya prosedur audit yang
ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) untuk
meningkatkan kualitas audit, dan sebagai pedoman bagi auditor untuk
tetap memelihara profesionalisme dan independensinya.
d. Pemakai Laporan Keuangan yang telah diaudit (klien)
Melalui peningkatan kualitas audit secara berkesinambungan, klien
dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan laporan keuangan
klien yang berkualitas, handal dan dapat dipercaya yang telah
dihasilkan oleh auditor.
e. Ilmu Auditing
Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang auditing,
terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas
prosedur audit.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Atas Audit
1. Pengertian Auditing
Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) adalah
sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan
oleh orang yang kompeten dan independen.
Menurut Halim (2008:1), definisi audit yang berasal dari ASOBAC
(A Statement of Basic Accounting Concepts) adalah sebagai berikut:
“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan”.
Sedangkan Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing sebagai berikut:
“Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
11
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
auditing adalah suatu proses sistematis dan kritis yang dilakukan oleh
pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara
obyektif mengenai informasi dengan tujuan untuk menetapkan dan
melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria
yang ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan.
2. Standar Auditing
Standar auditing berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu
pelaksanaan audit serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan
tanggung jawab profesionalnya. Standar ini meliputi pertimbangan
kualitas profesional auditor, seperti keahlian dan independensi,
persyaratan pelaporan, dan bahan bukti. Standar auditing terdiri dari
sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu
standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan (IAI,
2001:150.1).
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
12
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan.
c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip tersebut dalam periode sebelumnya.
13
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
3. Prosedur Audit
Menurut Arens, et al. (2009:172), prosedur audit (audit procedure)
adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang
diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit.
Sedangkan Agoes (2004:125) mendefinisikan prosedur audit sebagai
langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan
pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan
penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Auditor dalam melaksanakan tugasnya harus mendapatkan bukti
audit kompeten yang cukup melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan (IAI, 2001:150.1). Dalam usaha
14
memperoleh bukti audit kompeten yang cukup, maka auditor sebelum
melaksanakan penugasan audit harus menyusun program audit yang
merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat
secara tertulis. Kualitas kerja auditor dapat diketahui dari seberapa jauh
auditor melaksanakan prosedur-prosedur audit yang tercantum dalam
program audit (Malone dan Roberts, 1996 dalam Ulum, 2005).
Prosedur audit yang digunakan dalam penelitian ini ialah prosedur
audit yang dilaksanakan pada tahap perencanaan audit dan tahap pekerjaan
lapangan yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP). Menurut Herningsih (2002:113), prosedur audit yang
dilaksanakan pada tahap perencanaan audit dan tahap pekerjaan lapangan
tersebut mudah untuk dilakukan praktik penghentian prematur, antara lain:
a. Membangun pemahaman bisnis industri klien
Auditor harus membangun pemahaman dengan klien tentang jasa yang
akan dilaksanakan untuk setiap perikatan. Pemahaman tersebut
dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya salah interpretasi
kebutuhan atau harapan pihak lain, baik di pihak auditor maupun
klien. Pemahaman dengan klien tentang jasa yang akan dilaksanakan
untuk setiap perikatan harus mencakup tujuan perikatan, tanggung
jawab manajemen, tanggung jawab auditor, dan batasan perikatan.
Auditor harus mendokumentasikan pemahaman tersebut dalam kertas
kerjanya atau lebih baik dalam bentuk komunikasi tertulis dengan
klien (PSA No.05 SA Seksi 310, 2001).
15
b. Pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit laporan keuangan
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personal lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai atas keandalan laporan keuangan,
efektifitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan
ketentuan yang berlaku. Pemahaman memadai atas pengendalian
intern harus diperoleh auditor untuk merencanakan audit dengan
melaksanakan prosedur untuk memahami desain pengendalian yang
relevan dengan audit atas laporan keuangan, dan apakah pengendalian
intern tersebut dioperasikan (PSA No.69 SA Seksi 319, 2001).
c. Pertimbangan auditor atas fungsi auditor intern klien
Auditor intern bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis
dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi
lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain
yang setara wewenang dan tanggung jawabnya dengan tetap
mempertahankan objektivitasnya berkaitan dengan aktivitas yang
diaudit. Tanggung jawab penting fungsi audit intern adalah memantau
kinerja pengendalian entitas. Pada saat auditor berusaha memahami
pengendalian intern, auditor harus berusaha memahami fungsi audit
intern yang cukup untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang
relevan dengan perencanan audit (PSA No.33 SA Seksi 322, 2001).
16
d. Informasi asersi manajemen
Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam
komponen laporan keuangan. Asersi tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi 4, yaitu keberadaan atau keterjadian (existence or
occurrence), kelengkapan (completeness), hak dan kewajiban (right
and obligation), penilaian (valuation) atau alokasi, serta penyajian dan
pengungkapan (presentation and disclosure). Informasi asersi
manajemen digunakan oleh auditor untuk memperoleh bukti audit
yang mendukung asersi dalam laporan keuangan (PSA No.7 SA Seksi
326, 2001).
e. Prosedur analitik
Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan
terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang
satu dengan data keuangan yang lainnya, atau antara data keuangan
dengan data nonkeuangan. Tujuan dari dilakukannya prosedur analitik
adalah membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup
prosedur audit lainnya, sebagai pengujian substantif untuk
memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan
saldo akun atau jenis transaksi, serta sebagai review menyeluruh
informasi keuangan pada tahap review akhir audit (PSA No.22 SA
Seksi 329, 2001).
17
f. Konfirmasi
Konfirmasi adalah proses pemerolehan dan penilaian suatu
komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu
permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap
asersi laporan keuangan. Konfirmasi dilaksanakan untuk memperoleh
bukti dari pihak ketiga mngenai asersi laporan keuangan yang dibuat
oleh manajemen. Proses konfirmasi mencakup pemilihan unsur yang
dimintakan konfirmasi, pendesainan permintaan konfirmasi,
pengkomunikasian informasi kepada pihak ketiga yang bersangkutan,
memperoleh jawaban dari pihak ketiga, serta penilaian terhadap
informasi atau tidak adanya informasi yang disediakan oleh pihak
ketiga mengenai tujuan audit termasuk keandalan informasi tersebut
(PSA No.7 SA Seksi 330, 2001).
g. Representasi manajemen
Representasi manajemen (lisan maupun tertulis) merupakan bagian
dari bukti audit yang diperoleh auditor tetapi tidak merupakan
pengganti bagi penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk
memperoleh dasar memadai bagi pendapat auditor atas laporan
keuangan. Representasi tertulis bagi manajemen biasanya menegaskan
representasi lisan yang disampaikan oleh manajemen kepada auditor,
menunjukkan dan mendokumentasikan lebih lanjut ketepatan
representasi tersebut, serta mengurangi kemungkinan salah paham
mengenai yang direpresentasikan (PSA No.17 SA Seksi 333, 2001).
18
h. Pengujian pengendalian Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)
Penggunaan TABK harus dikendalikan oleh auditor untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan audit dan spesifikasi
rinci TABK telah terpenuhi, serta bahwa TABK tidak dimanipulasi
semestinya oleh staf entitas (PSA No.59 SA Seksi 327, 2001).
i. Sampling audit
Sampling audit adalah penerapan terhadap prosedur audit terhadap
kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau
kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok tersebut. Sampling audit
diperlukan oleh auditor untuk mengetahui saldo-saldo akun dan
transaksi yang mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor harus
menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti
audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam
penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang
berkaitan (PSA No.26 SA Seksi 350, 2001).
j. Perhitungan fisik
Perhitungan fisik berkaitan dengan pemeriksaan auditor melalui
pengamatan, pengujian, dan permintaan keterangan memadai atas
efektifitas metode perhitungan fisik persediaan atau kas dan mengukur
keandalan atas kuantitas dan kondisi fisik persediaan atau kas klien
(PSA No.7 SA Seksi 331, 2001).
19
B. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Auditor terkadang menghentikan (meniadakan) prosedur audit tertentu
dalam pelaksanaan penugasan. Menurut Ragunathan (1991) dalam Ulum
(2005:198), penghentian prematur atas prosedur audit adalah dihentikannya
langkah-langkah dalam audit program sehingga satu atau lebih dari prosedur
audit tidak terlengkapi. Public Overshigt Board (2000) menyatakan bahwa
85% bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh auditor adalah penyelesaian
langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan
prosedur audit (Donelly et al., 2003). The Wall Street Journal juga
melaporkan bahwa pada periode 1971-1985 prosedur audit mengalami banyak
tuntutan hukum karena membuang (memotong) prosedur audit, dan tidak
melakukan kontrol yang cukup atas prosedur audit (Graham, 1995 dalam
Ulum, 2005).
Penghentian prematur atas prosedur audit mengacu pada penghentian
suatu langkah (prosedur) audit yang penting dimana tidak dapat digantikan
oleh langkah lainnya, tanpa melengkapi pekerjaan atau sama sekali
menghilangkan langkah audit (Otley dan Pierce (1996) dalam McNamara dan
Liyanarachchi (2005:6)). Jika perilaku disfungsional ini dilakukan, sudah pasti
akan berpengaruh langsung terhadap kualitas audit, sebab apabila salah satu
langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka kemungkinan auditor akan
membuat judgment yang salah semakin tinggi. Menurut Van Dijk (2009),
perilaku penghentian prematur atas prosedur audit menyebabkan terjadinya
peningkatan tuntutan hukum terhadap auditor. Penghilangan prosedur audit
20
akan meningkatkan risiko audit yang menyebabkan terjadinya tuntutan hukum
jika kesalahan material ditemukan oleh pengguna laporan dan mengakibatkan
kerugian keuangan.
Menurut Boynton dan Johnson (2006:916), tanggung jawab auditor
tidak hanya dalam penyelesaian audit, tetapi juga tanggung jawab setelah audit
(post audit responsibility). Tanggung jawab setelah audit mencakup
pertimbangan atas peristiwa kemudian antara tanggal dan penerbitan laporan
auditor, penemuan fakta yang ada, serta penemuan prosedur yang dihilangkan.
Berdasarkan hal ini, penemuan adanya penghentian prematur atas prosedur
audit merupakan tanggung jawab auditor setelah dilaksanakannya pekerjaan
lapangan. Auditor akan memiliki kecenderungan untuk memilih prosedur yang
paling tidak berisiko diantara sepuluh prosedur audit (pada tahap perencanaan
audit dan tahap pekerjaan lapangan) yang ditetapkan dalam SPAP ketika
melakukan pengabaian atas prosedur audit yang disyaratkan.
C. Time Pressure
Time pressure merupakan suatu tekanan terhadap anggaran waktu audit
yang telah disusun, sehingga adanya pressure ini akan mengakibatkan
berkurangnya efisiensi dan efektifitas audit, kualitas audit, kepuasan kerja
serta dapat meningkatkan tingkat stres seseorang (Kelly, 1991 dalam
Herningsih, 2002:113). Time pressure memiliki dua dimensi yaitu time budget
pressure dan time deadline pressure. Time budget pressure merupakan
keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran
21
waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran
yang sangat ketat (Ragunathan, 1991 dalam Ulum, 2005:197). Sedangkan time
deadline pressure adalah kondisi dimana auditor dituntut untuk
menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya (Herningsih, 2002:113).
Time pressure yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada
auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya audit, melalui efisiensi biaya
dan waktu dalam melaksanakan audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit,
maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure
akan memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai
dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prosedur audit
seperti ini tentu saja tidak akan sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan
dalam kondisi tanpa time pressure. Agar menepati anggaran waktu yang telah
ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor untuk melakukan pengabaian
terhadap prosedur audit bahkan pemberhentian prosedur audit.
D. Risiko Audit
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari
tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan
keuangan yang mengandung salah saji material (Halim, 2008:136). Tanggung
jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Dalam memberikan pendapatnya, auditor harus mempertimbangkan risiko
audit dan materialitas untuk merencanakan audit dan merancang prosedur
audit serta memperoleh bukti audit kompeten yang cukup. Ini artinya risiko
22
harus dipertimbangkan oleh auditor pada saat perencanaan audit sebagai dasar
yang memadai untuk mengevaluasi laporan keuangan secara keseluruhan yang
disajikan dengan wajar atau tidak dalam semua hal yang material, sesuai
dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU). Auditor harus
merencanakan auditnya sedemikian rupa, sehingga risiko audit dapat dibatasi
pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya
memadai untuk menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan. Risiko
audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah risiko deteksi.
Menurut Rahayu dan Suharyati (2010:203), risiko deteksi merupakan
risiko dimana auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat
dalam suatu asersi atau segmen. Risiko deteksi timbul karena adanya
kekeliruan auditor dalam menerapkan prosedur audit, kekeliruan dalam
menafsirkan bukti yang diperoleh, serta kekeliruan pada keputusan auditor
mengenai prosedur audit, besar sampel dan saldo akun atau golongan
transaksi yang dipilih, timing, serta staffing (Rahayu dan Suharyati,
2010:204). Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah, berarti
auditor ingin semua bahan bukti yang terkumpul dapat mendeteksi adanya
salah saji yang material. Agar bahan bukti tersebut dapat mendeteksi adanya
salah saji yang material, maka diperlukan jumlah bahan bukti yang lebih
banyak dan jumlah prosedur yang lebih banyak pula. Dengan demikian ketika
risiko audit rendah, auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit
sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit
akan semakin rendah.
23
E. Materialitas
Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi
penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan yang meletakkan
kepercayaan atas informasi tersebut (Rahayu dan Suharyati, 2010:185). Dalam
menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit yang akan diterapkan, auditor
harus merancang suatu prosedur audit yang dapat memberikan keyakinan
memadai untuk dapat mendeteksi adanya salah saji yang material (IAI,
2001:312.7).
Menurut Halim (2008:128), auditor harus mempertimbangkan
materialitas untuk merencanakan audit dan merancang prosedur audit. Dengan
mempertimbangkan materialitas, auditor dapat merancang prosedur audit
secara efisien dan efektif untuk memperoleh bukti audit kompeten yang
cukup. Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif
(berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah saldo tertentu) dan
kualitatif (berkaitan dengan penyebab salah saji) (Herningsih, 2001 dalam
Weningtyas, et al., 2006:8).
Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan
profesional dan dipengaruhi oleh persepsi dari auditor sendiri. Saat auditor
menetapkan bahwa materialitas yang melekat pada suatu prosedur audit
rendah, maka terdapat kecenderungan bagi auditor untuk mengabaikan
prosedur audit tersebut. Pengabaian ini dilakukan karena auditor beranggapan
jika ditemukan salah saji dari pelaksanaan suatu prosedur audit, nilainya
24
tidaklah material sehingga tidak berpengaruh pada opini audit. Pengabaian
seperti inilah yang menimbulkan praktik penghentian prematur atas prosedur
audit.
F. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan Publik
Prosedur review adalah pemeriksaan terhadap kertas kerja yang
dilakukan oleh auditor pada level tertentu (Heriyanto, 2002 dalam Weningtyas
et al., 2006:9). Fokus dari prosedur review ini terutama pada permasalahan
yang terkait dengan pemberian opini. Prosedur review merupakan proses
memeriksa atau meninjau ulang hal atau pekerjaan untuk mengatasi terjadinya
indikasi ketika staf auditor telah menyelesaikan tugasnya, padahal tugas yang
disyaratkan tersebut gagal dilakukan.
Kantor Akuntan Publik perlu melakukan prosedur review (prosedur
pemeriksaan) untuk mengontrol kemungkinan terjadinya penghentian
prematur atas prosedur audit yang dilakukan oleh auditornya (Waggoner dan
Cashell, 1991 dalam Weningtyas, et al., 2006:9). Prosedur ini berperan dalam
memastikan bahwa bukti pendukung telah lengkap dan juga melibatkan
pertimbangan ketika terdapat sugesti bahwa penghentian prematur telah
terjadi. Sugesti bisa muncul, misalnya jika ada auditor yang selalu memenuhi
target (baik waktu maupun anggaran) dan tampak memiliki banyak waktu
luang.
25
Kontrol kualitas lebih berfokus pada pelaksanaan prosedur audit sesuai
standar auditing. SPM Seksi 100 (IAI, 2001) menyatakan unsur-unsur
pengendalian mutu (kontrol kualitas) meliputi independensi, penugasan
personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan (hiring), pengembangan
profesional, promosi (advancement), penerimaan dan keberlanjutan klien,
serta inspeksi. KAP harus mempertimbangkan setiap unsur pengendalian
mutu dalam menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya.
Menurut Arens et al. (2009:36), kontrol kualitas (quality control) adalah
metode-metode yang digunakan oleh sebuah KAP untuk memastikan bahwa
KAP tersebut telah memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien
maupun pihak lainnya. Arens et al. (2009:37) menyatakan terdapat lima
elemen dari kontrol kualitas yaitu independensi, integritas dan objektivitas,
manajemen personalia, penerimaan dan keberlanjutan serta perjanjian dengan
klien, performa yang menjanjikan serta monitoring.
Kuatnya pengendalian mutu, prosedur review, disiplin penerapan audit
program dan pemahaman auditor terhadap prosedur akan menurunkan
perilaku yang menyebabkan rendahnya mutu audit (Malone,1996 dalam
Christiawan, 2005:66). Pelaksanaan prosedur review dan kontrol kualitas yang
baik akan meningkatkan kemungkinan terdeteksinya perilaku auditor yang
menyimpang, seperti praktik penghentian prematur atas prosedur audit.
Kemudahan pendeteksian ini akan membuat auditor berpikir dua kali ketika
akan melakukan tindakan semacam penghentian prematur atas prosedur audit.
26
G. Locus of Control
Locus of control merupakan tingkat dimana individu meyakini bahwa
mereka adalah penentu nasib mereka sendiri (Robbins, 2006:132). Menurut
Setiawan dan Ghozali (2006:66), locus of control atau pusat kendali
menunjukkan pada sejauhmana individu meyakini bahwa dia dapat
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi dirinya.
Locus of control dibedakan menjadi dua tipe, yaitu locus of control
internal dan locus of control eksternal (Robbins, 2006:132).
1. Locus of control internal, yaitu suatu kondisi dimana individu-individu
meyakini bahwa mereka dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri
mereka.
2. Locus of control eksternal, yaitu suatu kondisi dimana individu-individu
meyakini bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh
kekuatan luar, seperti nasib baik dan kesempatan.
Situasi dimana individu-individu dengan lokus kendali eksternal merasa
tidak mampu dalam mendapatkan dukungan kekuatan yang dibutuhkannya
untuk bertahan dalam suatu organisasi, maka mereka akan memiliki potensi
untuk mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan
pertahanan mereka (Solar dan Bruehl, 1971 dalam Irawati dan Mukhlasin,
2005:930). Lebih jauh, perilaku ini jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai
merasakan tingkat struktur atau pengawasan kontrol yang tinggi (Gable dan
Dangello, 1994 dalam Irawati dan Mukhlasin, 2005:930).
27
Donelly et al. (2003) menyatakan bahwa terdapat penelitian yang
menunjukkan hubungan positif yang kuat antara individu dengan eksternal
locus of control dan kesediaan untuk melakukan manipulasi atau penipuan
untuk mencapai tujuan pribadi (Gable dan Dangello, 1994; Comer, 1986;
Solar dan Breuhl, 1971). Dalam konteks auditing, manipulasi atau
ketidakjujuran pada akhirnya akan menimbulkan penyimpangan perilaku
dalam audit. Perilaku yang dimaksud salah satunya dapat berbentuk praktik
penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil dari perilaku ini adalah
penurunan kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal yang perlu
dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam lingkungan kerja audit. Hal
ini menghasilkan dugaan bahwa makin tinggi lokus kendali eksternal individu,
semakin mungkin mereka menerima penyimpangan perilaku dalam audit.
H. Self Esteem In Relation to Ambition
Menurut Robbins (2006:134), self esteem (harga diri) adalah tingkatan
dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri. Self
esteem merupakan hasil evaluasi individual secara terus-menerus terhadap
dirinya sendiri (Setiawan dan Ghozali, 2006:65). Individu dengan harga diri
rendah lebih rentan terhadap pengaruh luar. Sebaliknya, individu dengan
harga diri tinggi yakin bahwa mereka memiliki kemampuan yang mereka
butuhkan untuk berhasil dalam bekerja. Harga diri yang tinggi mampu
mendorong individu memiliki ambisi yang tinggi dan dapat menyebabkan
individu menggunakan segala cara untuk mencapainya. Individu dengan harga
28
diri dalam kaitannya dengan ambisi yang tinggi memiliki tingkat kinerja
pribadi yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan ambisi dapat menjadi suatu
sifat yang mendorong karyawan untuk menempuh cara apapun untuk
mendapatkan penilaian evaluasi yang baik sebagai ukuran kinerja, bukannya
secara riil meningkatkan kinerja.
Irawati dan Mukhlasin (2005:929) menyatakan bahwa dalam bidang
audit, individu yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya dapat menimbulkan penyimpangan perilaku dalam
menjalankan tugasnya sebagai auditor. Atas dasar ini, maka auditor yang
memiliki harga diri tinggi sebagai faktor penyebab tingginya ambisi lebih
dapat menerima dan melakukan penyimpangan perilaku dalam audit, yang
termasuk di dalamnya penghentian prematur atas prosedur audit.
I. Turnover Intentions
Keinginan berhenti dari organisasi (turnover intentions) mencerminkan
keinginan (kesadaran atau kesengajaan) individu untuk meninggalkan
organisasi dan mencari alternatif pekerjaan di tempat lain (Setiawan dan
Ghozali, 2006:15). Turnover intentions harus disikapi sebagai suatu fenomena
dan perilaku manusia yang penting dalam kehidupan organisasi dari sudut
pandang individu maupun sosial, mengingat bahwa tingkat keinginan
berpindah karyawan tersebut akan mempunyai dampak yang cukup signifikan
bagi perusahaan dan individu yang bersangkutan (Suartana, 2000 dalam Toly,
2001:103).
29
Tingginya tingkat turnover pada akuntan akan menimbulkan berbagai
biaya potensial untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), baik biaya pelatihan
yang sudah diinvestasikan pada karyawan, tingkat kinerja yang harus
dikorbankan, maupun biaya rekruitmen dan pelatihan kembali (Suwandi dan
Indriantoro, 1999 dalam Toly, 2001:103). Turnover intentions dalam beberapa
kasus tertentu diperlukan oleh KAP, terutama untuk karyawan dengan kinerja
rendah. Namun, tingkat turnover tersebut harus diupayakan agar tidak terlalu
tinggi sehingga KAP masih memiliki kesempatan untuk memperoleh manfaat
atau keuntungan atas peningkatan kinerja dari karyawan baru yang lebih besar
dibanding biaya rekruitmen yang ditanggung organisasi (Hollenbeck dan
Williams (1986) dalam Toly (2001:103)).
Turnover intentions merupakan perilaku yang dianggap disfungsional.
Perilaku disfungsional ini terjadi karena sebagian besar KAP mengalaminya
dan sekaligus menjadi kekhawatiran KAP (Setiawan dan Ghozali, 2006:13).
Menurut Malone dan Roberts (1996) dalam Donelly et al. (2003), auditor
yang memiliki keinginan untuk meninggalkan perusahaan lebih dapat terlibat
dalam penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakutan akan
kemungkinan jatuhnya sanksi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Lebih
lanjut, individu yang berniat meninggalkan perusahaan dapat dianggap tidak
begitu peduli dengan dampak buruk dari penyimpangan perilaku terhadap
penilaian kinerja dan promosi. Jadi, auditor yang memiliki keinginan tinggi
untuk berhenti dari KAP lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam
audit (Irawati dan Mukhlasin, 2005:931).
30
J. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai penghentian prematur atas prosedur audit dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti time pressure, risiko audit,
materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control,
self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions telah banyak
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut
banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk
mendeteksi dan mengatasi terjadinya penghentian prematur atas prosedur
audit. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai
penghentian prematur atas prosedur audit.
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Yang Diteliti
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian (Kesimpulan)
Herningsih (2002)
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit: Sebuah Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik
1. Time pressure (X1)
2. Risiko audit (X2) 3. Materialitas (X3) 4. Penghentian
prematur atas prosedur audit (Y)
Sampel: auditor yang bekerja pada KAP di Jawa. Metode analisis data menggunakan Regresi Logistik.
Time pressure (X1) dan Risiko audit (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Penghentian prematur atas prosedur audit (Y).
Donelly, Quirin, dan
O’Bryan (2003)
Auditor Acceptance of Disfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors’ Personal Characteristics
1. Locus of control (X1)
2. Turnover intentions (X2)
3. Self-rate employee performance (X3)
4. Organizational commitment (X4)
5. Disfunctional Audit Behavior (Y)
Sampel: auditor yang bekerja di KAP Big 5. Metode analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM).
Locus of control eksternal (X1) dan Turnover intentions (X2) memiliki hubungan positif dengan Tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit (Y).
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Yang Diteliti
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian (Kesimpulan)
Irawati dan
Mukhlasin (2005)
Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit
1. Lokus Kendali (X1)
2. Tingkat Kinerja Pribadi Karyawan (X2)
3. Keinginan Untuk Berhenti Bekerja (X3)
4. Harga Diri Dalam Kaitannya Dengan Ambisi (X4)
5. Komitmen Organisasi (X5)
6. Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit (Y)
Sampel: auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta. Metode analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM).
Lokus kendali eksternal (X1) dan Keinginan untuk berhenti bekerja (X3) memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap Tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit (Y).
McNamara dan .
Liyanarachchi (2005)
Time Budget Pressure and Auditor Dysfuncftional Behaviour Within an Occupational Stress Model
1. Time budget pressure (X1)
2. Auditor dysfunctional behaviour (Y)
Sampel: Auditor yang bekerja di KAP Big-Four dan non Big-Four di negara New Zealand. Metode analisis data menggunakan Categorical Regression (CATREG).
Time budget pressure (X1) berpengaruh terhadap Auditor dysfunctional behaviour (Y).
Soobaroyen dan
Chengabroyan (2005)
Auditors’ Perceptions of Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and Under-Reporting of Chargeable Time: Evidence from a Developing Country.
1. Time Budget Pressure (X1)
2. Premature Sign Offs (Y1)
3. Under-Reporting of Chargeable Time (Y2)
Sampel: Auditor yang bekerja pada KAP di negara Mauritius. Metode analisis data menggunakan ANOVA
Time budget pressure (X1) berpengaruh terhadap praktik Premature Sign Offs (Y1) dan Under-Reporting of Chargeable Time (Y2).
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Yang Diteliti
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian (Kesimpulan)
Sososutiksno (2005)
Relation of Time Budget Pressure by Dysfunctional Behaviour and its Influence to Audit Quality
1. Time Budget Pressure (X1)
2. Dysfunctional behaviour (Y1)
3. Audit Quality (Y2)
Sampel: auditor senior di BPK Perwakilan III Yogyakarta, BPKP DIY, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta Metode analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM).
Time budget pressure (X1) memiliki hubungan yang positif dengan Perilaku disfungsional auditor (Y1). Time budget pressure (X1) secara tidak langsung memiliki hubungan yang negatif dengan Kualitas audit (Y2).
Ulum (2005)
Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan Antara Time Pressure dengan Perilaku Premature Sign-Off Prosedur Audit
1. Time Pressure (X1)
2. Orientasi Etika: Idealisme (X2) dan Relativisme (X3)
3. Premature Sign-Off Prosedur Audit (Y)
Sampel: auditor BPK di seluruh Indonesia yang tersebar di 7 kantor perwakilan BPK Metode analisis data menggunakan Regresi Berganda.
Time pressure (X1) tidak berpengaruh terhadap Premature sign-off prosedur audit (Y). Interaksi Idealisme (X2) dan Relativisme (X3) dengan Time pressure berpengaruh terhadap Premature sign-off prosedur audit.
Weningtyas, Setiawan
dan Triatmoko
(2006)
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
1. Time Pressure (X1)
2. Risiko Audit (X2)
3. Materialitas (X3)
4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP (X4)
5. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Y)
Sampel: auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode analisis data Regresi Logistik.
Time pressure (X1), Risiko audit (X2), Materialitas (X3), Prosedur review dan kontrol kualitas (X4) oleh KAP berpengaruh secara signifikan terhadap Penghentian prematur atas prosedur audit (Y).
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Yang Diteliti
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian (Kesimpulan)
Kartika dan
Wijayanti (2007)
Locus Of Control Sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Pada Auditor Pemerintah yang Bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY)
1. Locus of Control (X1)
2. Kinerja Pegawai (X2)
3. Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Y)
Sampel: auditor pemerintah yang bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY. Metode analisis data menggunakan Pertial Least Square (PLS).
Locus of control eksternal (X1) berpengaruh positif terhadap penerimaaan perilaku disfungsional audit (Y). Locus of control (X1) sebagai anteseden hubungan Kinerja pegawai (X2) dan Penerimaan perilaku Disfungsional audit (Y).
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
K. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis
1. Time Pressure dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006:14)
menyatakan bahwa time pressure mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara time
pressure dan penghentian prematur bersifat positif. Semakin besar
pressure terhadap waktu pengerjaan audit, maka semakin besar pula
kecenderungan untuk melakukan penghentian prematur. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Herningsih
(2002), Coram et al. (2004), McNamara dan Liyanarachchi (2005), serta
Soobaroyen dan Chengabroyan (2005).
34
Herningsih (2002:120) menyatakan bahwa penghentian prematur
atas prosedur audit dipengaruhi oleh time pressure dan risiko audit.
Auditor yang mengalami time pressure tinggi dan risiko audit yang rendah
lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit.
Coram et al. (2004:159) menyatakan bahwa time budget pressure yang
rendah memungkinkan perilaku pengurangan kualitas audit menjadi
berkurang. Penelitian yang dilakukan oleh McNamara dan Liyanarachchi
(2005:18) juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara time
budget pressure dengan perilaku disfungsional auditor.
Penelitian yang dilakukan oleh Soobaroyen dan Chengabroyan
(2005) menemukan adanya time budget pressure yang terdapat di negara
berkembang (Mauritius) jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan negara-
negara maju (Inggris, Irlandia, New Zealand dan Amerika Serikat).
Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) juga menemukan bahwa semakin
tinggi tingkat pengetatan anggaran (budget tightness), maka praktik
penghentian prematur atas prosedur audit semakin meningkat pula.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ulum (2005:209) mengenai
pengaruh orientasi etika terhadap hubungan antara time pressure dengan
perilaku premature sign-off prosedur audit, hasilnya menunjukkan bahwa
time pressure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku
penghentian prematur atas prosedur audit, tetapi time pressure dengan
premature sign-off prosedur audit dapat berpengaruh secara signifikan
setelah memoderasi orientasi etika (idealisme dan relativisme) dalam
35
hubungan antara time pressure dengan premature sign-off prosedur audit.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sososutiksno (2005:121), yang menunjukkan bahwa time budget pressure
memiliki hubungan yang positif dengan perilaku disfungsional auditor
yang tercermin dalam perilaku premature sign-off, melaporkan waktu
audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang
sebenarnya (underreporting of audit time), dan pengurangan kualitas audit
(RAQ behaviors), tetapi time budget pressure secara tidak langsung
memiliki hubungan yang negatif dengan kualitas audit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al.
(2006), Herningsih (2002), Coram et al. (2004), McNamara dan
Liyanarachchi (2005), Soobaroyen dan Chengabroyan (2005), serta
Sososutiksno (2005), dapat disimpulkan bahwa time pressure
mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas prosedur audit.
Dengan demikian, keterkaitan antara time pressure dengan penghentian
prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai
berikut:
Ha1: Time pressure berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
2. Risiko Audit dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Weningtyas, et al. (2006:15) menyatakan bahwa risiko audit
mempunyai pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Hubungan antara risiko audit dengan penghentian prematur
36
bersifat positif. Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah
berarti auditor ingin semua bahan bukti yang terkumpul dapat mendeteksi
adanya salah saji yang material. Agar bahan bukti tersebut dapat
mendeteksi adanya salah saji yang material, maka diperlukan jumlah
bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah prosedur yang lebih banyak
pula. Jadi ketika risiko audit rendah, auditor harus lebih banyak melakukan
prosedur audit sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur
atas prosedur audit akan semakin rendah, dan sebaliknya.
Penelitian Herningsih (2002:120) juga menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan antara risiko audit dengan penghentian prematur
atas prosedur audit. Namun dalam hal arah hubungan antara risiko audit
dan penghentian prematur, penelitian ini menghasilkan hal yang berbeda.
Herningsih (2002:120) menyatakan bahwa risiko audit memiliki hubungan
negatif dengan penghentian prematur atas prosedur audit. Auditor yang
menilai risiko audit yang melekat pada prosedur audit rendah lebih
cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et
al. (2006) dan Herningsih (2002), dapat disimpulkan bahwa risiko audit
mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan
demikian, keterkaitan antara risiko audit dengan penghentian prematur atas
prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:
Ha2: Risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
37
3. Materialitas dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Penelitian yang dilakukan oleh Herningsih (2002:120)
menunjukkan bahwa tingkat materialitas secara statistik tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Weningtyas, et al. (2006:16) yang menunjukkan bahwa materialitas
mempunyai pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit, hubungan antara materialitas dan penghentian prematur
bersifat negatif. Jika auditor menganggap bahwa prosedur audit memiliki
materialitas rendah dalam mendeteksi kemungkinan adanya salah saji,
maka kecenderungan auditor untuk meninggalkan atau mengabaikan
prosedur tersebut akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et
al. (2006), dapat disimpulkan bahwa materialitas berpengaruh terhadap
praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian,
keterkaitan antara materialitas dengan penghentian prematur atas prosedur
audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:
Ha3: Materialitas berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan Publik
dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006:16)
menunjukkan bahwa prosedur review dan kontrol kualitas mempunyai
38
pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Hubungan antara prosedur review dan kontrol kualitas dengan
penghentian prematur bersifat negatif. Semakin efektif penerapan
prosedur review dan kontrol kualitas dalam suatu Kantor Akuntan Publik,
maka semakin kecil kemungkinan auditor untuk melakukan
penyimpangan dalam pelaksanaan audit seperti penghentian prematur,
begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian Weningtyas, et al. (2006)
mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Malone dan
Roberts (1996). Malone dan Roberts (1996) dalam Weningtyas, et al.
(2006:10) menyatakan bahwa semakin tinggi kemungkinan terdeteksinya
praktik penghentian prematur atas prosedur audit melalui prosedur review
dan kontrol kualitas, maka semakin rendah kemungkinan auditor
melakukan praktik tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Malone dan
Roberts (1996), serta Weningtyas, et al. (2006), dapat disimpulkan bahwa
prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan
antara prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP dengan penghentian
prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai
berikut:
Ha4: Prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh secara
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
39
5. Locus of Control dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Menurut Donelly, et al. (2003), penyimpangan perilaku yang
biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain melaporkan waktu
audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang
sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah
ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering
original audit procedures) dan penyelesaian langkah-langkah audit yang
terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature signing–off
of audit steps without completion of the procedure). Penyebab auditor
melakukan penyimpangan tersebut adalah karakteristik personal yang
berupa lokus kendali eksternal (external locus of control), keinginan untuk
berhenti kerja (turnover intentions), dan tingkat kinerja pribadi karyawan
(self rate employee performance) yang dimiliki oleh para auditor. Hasil
penelitian Donelly, et al. (2003) menyatakan bahwa terdapat hubungan
positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja
dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
Penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005:936)
juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali
eksternal dengan penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini
diyakini kebenarannya karena individu dengan lokus kendali eksternal
belum dapat mengendalikan hasil yang dicapai, oleh karena itu mereka
lebih dapat menerima penyimpangan perilaku untuk dapat mengendalikan
hasil yang ingin mereka capai agar dapat bertahan dalam lingkungannya.
40
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kartika dan Wijayanti (2007:14), yang menyatakan bahwa locus of control
eksternal mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan perilaku
disfungsional audit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Donelly, et al.
(2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007),
dapat disimpulkan bahwa locus of control mempengaruhi praktik
penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan
antara locus of control dengan penghentian prematur atas prosedur audit
dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:
Ha5: Locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
6. Self Esteem in Relation to Ambition dengan Penghentian Prematur
Atas Prosedur Audit
Menurut Irawati dan Mukhlasin (2005:936), harga diri dalam
kaitannya dengan ambisi (self esteem in relation to ambition) memiliki
hubungan positif yang tidak signifikan terhadap penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini dapat disebabkan karena ada
faktor lain yang lebih dapat mempengaruhi penerimaan penyimpangan
perilaku dalam diri auditor, seperti lokus kendali dan keinginan untuk
berhenti bekerja. Meskipun demikian, self esteem in relation to ambition
tetap diikutsertakan dalam model penelitian ini untuk menguji kembali
pengaruh self esteem in relation to ambition terhadap penghentian
41
prematur atas prosedur audit karena auditor yang memiliki harga diri
tinggi sebagai faktor penyebab tingginya ambisi memiliki peluang dalam
melakukan berbagai cara untuk memperoleh apa yang diinginkannya,
sehingga auditor dengan harga diri dan ambisi yang tinggi lebih dapat
menerima dan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit.
Dengan demikian, keterkaitan antara self esteem in relation to ambition
dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan
melalui hipotesis sebagai berikut:
Ha6: Self esteem in relation to ambition berpengaruh secara signifikan
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
7. Turnover Intentions dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur
Audit
Penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005:936)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara keinginan untuk
berhenti bekerja (turnover intentions) dengan penerimaan penyimpangan
perilaku dalam audit dengan kondisi adanya lokus kendali eksternal dan
komitmen pada organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan untuk
berhenti bekerja dapat membuat seseorang menjadi kurang peduli terhadap
apa yang ia lakukan di dalam organisasinya, sehingga lebih dapat terlibat
dalam penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakutan akan
kemungkinan jatuhnya sanksi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Donelly, et al. (2003). Menurut Donelly et al. (2003), keinginan untuk
42
berhenti bekerja memiliki hubungan positif dengan tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit, dimana auditor dengan tingkat
turnover intentions yang tinggi lebih dapat menerima penyimpangan
perilaku dalam audit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan
Mukhlasin (2005), serta Donelly, et al. (2003), dapat disimpulkan bahwa
turnover intentions mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas
prosedur audit, maka keterkaitan antara turnover intentions terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dengan
hipotesis sebagai berikut:
Ha7: Turnover intentions berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
8. Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan
Kontrol Kualitas oleh KAP, Locus of Control, Self Esteem in Relation
to Ambition, serta Turnover Intentions dengan Penghentian Prematur
Atas Prosedur Audit.
Praktik penghentian prematur atas prosedur audit dapat
disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor (faktor internal) dan
faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Menurut
Herningsih (2002) dan Weningtyas, et al. (2006), faktor eksternal yang
dapat menyebabkan terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur
audit meliputi time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review
dan kontrol kualitas oleh KAP. Sedangkan menurut Kartika dan Wijayanti
43
(2007), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Donelly, et al. (2003), faktor
internal yang mengarah pada tindakan praktik penghentian prematur atas
prosedur audit, diantaranya locus of control, turnover intentions, serta self
esteem in relation to ambition. Interaksi antara karakteristik personal yang
dimiliki auditor dengan tingkat penggunaan yang berlebihan dan faktor
situasional saat melakukan audit yang kurang menguntungkan bagi auditor
akan mendesak auditor untuk melakukan praktik penghentian prematur
atas prosedur audit. Oleh karena itu, diperlukan prosedur review dan
kontrol yang baik oleh KAP untuk mendeteksi terjadinya praktik
penghentian prematur atas prosedur audit.
Berdasarkan hasil dari penelitian Herningsih (2002), Weningtyas,
et al. (2006), Kartika dan Wijayanti (2007), Irawati dan Mukhlasin (2005),
serta Donelly, et al. (2003), dapat disimpulkan bahwa secara simultan time
pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas
oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta
turnover intentions berpengaruh terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antar faktor-faktor yang
mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit dapat
dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:
Ha8: Time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol
kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to
ambition, serta turnover intentions berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
44
L. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit yang
merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Risiko Audit (X2) (Herningsih (2002) dan
Weningtyas, et al. (2006))
Materialitas (X3) (Herningsih (2002) dan
Weningtyas, et al. (2006))
Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP (X4)
(Weningtyas, et al. (2006))
Self Esteem In Relation to Ambition (X6)
Irawati dan Mukhlasin (2005)
Penghentian
Prematur
Atas Prosedur Audit
(Y) (Herningsih (2002) dan
Weningtyas, et al.
(2006))
Turnover Intentions (X7) (Donelly, et al. (2003) dan Irawati
dan Mukhlasin (2005))
Time Pressure (X1) (Herningsih (2002) dan
Weningtyas, et al. (2006))
Locus of Control (X5) (Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta
Kartika dan Wijayanti (2007))
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau
lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh variabel independen, yaitu time pressure, risiko audit,
materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control,
self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions terhadap variabel
dependen, yaitu penghentian prematur atas prosedur audit. Populasi dari
penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik
di wilayah Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya
prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling
yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur,
dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30). Metode convenience sampling
digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan
cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden
yang digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer, auditor senior,
46
supervisor dan auditor junior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di
wilayah Jakarta.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu
penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder
(Indriantoro dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh data yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal,
skripsi, directory kantor akuntan publik 2009, internet dan perangkat lain
yang berkaitan dengan penghentian prematur atas prosedur audit.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada
penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor yang masih
aktif bekerja di Kantor Akuntan Publik. Pengumpulan data kuisioner
dilakukan dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu
kuisioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti
(Indriantoro dan Supomo, 2002:154).
47
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,
uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2005:19).
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation
yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh
adalah valid (Ghozali, 2005:45).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban
responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable, jika jawaban seseorang
48
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.
2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan
lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian
Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1967 dalam
Ghozali, 2005:42).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji
multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion
Factor (VIF) (Ghozali, 2005:91). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem multikolonieritas (multiko). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan
Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel
49
independen (Ghozali, 2005:91). Suatu model regresi dapat dikatakan
bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan
mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat
dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model
regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar
variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya
kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso, 2004:203-206).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability
Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi
dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Santoso,
2004:212).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat
dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot
50
menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau
melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah
terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk
pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2005:105).
4. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi
besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen
yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163). Model ini digunakan
untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap
variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam
suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002:211). Variabel
independen terdiri dari time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur
review dan kontrol kualitas, locus of control, self esteem in relation to
ambition, serta turnover intentions. Sedangkan variabel dependennya
adalah penghentian prematur atas prosedur audit.
Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut.
Keterangan:
Y : Penghentian prematur atas prosedur audit
a : Konstanta (harga Y, bila X=0)
Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e
51
b1-7 : Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan
nilai variabel independen)
X1 : Time pressure
X2 : Risiko audit
X3 : Materialitas
X4 : Prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP
X5 : Locus of control
X6 : Self esteem in relation to ambition
X7 : Turnover intentions
e : Error
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:
a. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R²
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2005: 83).
52
b. Uji statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05
(Ghozali, 2005:84).
Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau
bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
c. Uji statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F
digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap
53
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali,
2005:84). Menurut Santoso (2004:120), dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.
1. Time Pressure (X₁)
Time pressure merupakan suatu keadaan dimana auditor mendapatkan
tekanan dari Kantor Akuntan Publik untuk menyelesaikan tugas
secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan (time
budget pressure dan time deadline pressure). Instrumen pengukuran
variabel ini menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh
Herningsih (2001) dan digunakan oleh Weningtyas et al. (2006). Terdiri
dari 5 (lima) item pertanyaan dengan menggunakan skala interval
54
(interval scale) 5 poin dari tidak pernah (1), jarang (2), kadang-kadang
(3), sering (4) sampai selalu (5).
2. Risiko Audit (X₂)
Risiko audit dalam penelitian ini terkait dengan risiko deteksi, yang
merupakan suatu ketidakpastian yang dihadapi oleh auditor dengan
kemungkinan bahwa bahan bukti yang dikumpulkan tidak mampu
mendeteksi adanya salah saji material. Risiko ini muncul saat auditor tidak
melakukan konfirmasi, perhitungan fisik, dan melakukan pengurangan
jumlah sampel. Variabel ini diukur menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan oleh Weningtyas et
al. (2006) dengan menggunakan skala interval (interval scale). Setiap
responden diminta untuk menjawab 3 butir pertanyaan yang berkaitan
dengan 5 poin penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2),
kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
3. Materialitas (X₃)
Materialitas ialah besarnya salah saji dari informasi akuntansi yang dalam
kondisi tertentu akan berpengaruh terhadap perubahan pengambilan
keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan. Auditor dapat
menggunakan profesionalismenya untuk menetapkan tingkat materialitas
pada suatu prosedur audit, seperti konfirmasi, perhitungan fisik, serta
penentuan jumlah sampel. Variabel ini diukur dengan mengunakan 3 item
pertanyaan yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan
Weningtyas et al. (2006). Peneliti menggunakan skala interval (interval
55
scale) 5 poin berdasarkan penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak
setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP (X₄)
Prosedur review adalah pemeriksaan terhadap kertas kerja audit yang
terkait dengan pemberian opini. Kontrol kualitas lebih berfokus pada
pelaksanaan prosedur audit yang ditetapkan KAP sesuai dengan standar
auditing. Metode pengukuran variabel menggunakan 5 item pertanyaan
yang dikembangkan oleh Malone dan Robert (1996) dan digunakan oleh
Weningtyas et al. (2006) dengan menggunakan skala interval (interval
scale) 5 poin berdasarkan penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak
setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
5. Locus of Control (X₅)
Locus of control merupakan kondisi dimana individu meyakini bahwa
mereka dapat menentukan nasibnya sendiri. Locus of control eksternal
merupakan kondisi dimana individu-individu meyakini bahwa apa yang
terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar, seperti nasib
baik dan kesempatan. Variabel ini diukur berdasarkan 6 item pertanyaan
locus of control eksternal menggunakan skala interval (interval scale) 5
poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4)
sampai sangat setuju (5). Pertanyaan dalam variabel ini berdasarkan
instrumen The Work Locus of Control (WLCS) yang dikembangkan oleh
Spector (1988) dan digunakan oleh Donelly et al. (2003), Irawati dan
Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Mukhlasin (2007). Kriteria penilaian
56
locus of control eksternal ditunjukkan oleh nilai jawaban responden yang
lebih besar dari mean score.
6. Self Esteem In Relation to Ambition (X₆)
Self esteem in relation to ambition mencerminkan kondisi dimana
individu dengan harga diri tinggi yakin bahwa mereka memiliki
kemampuan yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam bekerja.
Sebaliknya, individu dengan harga diri rendah lebih rentan terhadap
pengaruh luar. Pengukuran variabel ini menggunakan 4 item pertanyaan
berdasarkan instrumen yang dikembangkan oleh Robbins (1996) dan
Irawati dan Mukhlasin (2005) dengan menggunakan skala interval
(interval scale) 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral
(3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
7. Turnover Intentions (X�)
Turnover intentions merupakan keinginan (kesadaran atau kesengajaan)
auditor untuk meninggalkan organisasi atau mencari alternatif pekerjaan
di tempat lain. Auditor yang memiliki keinginan tinggi untuk berhenti dari
KAP lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit, seperti
penghentian prematur atas prosedur audit. Pengukuran variabel ini
menggunakan 4 item pertanyaan berdasarkan instrumen yang
dikembangkan oleh Scandura dan Viator (1994), Aranya et al. (1982)
Dillard dan Ferris (1979) dan digunakan oleh Donelly et al. (2003) serta
Irawati dan Mukhlasin (2005). Pertanyaan dinilai terbalik untuk
menghindari adanya order effect dengan skala interval (interval scale) 5
57
poin dari sangat setuju (1), setuju (2), netral (3), tidak setuju (4) sampai
sangat tidak setuju (5).
8. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Y)
Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan tindakan
penghentian terhadap prosedur audit yang disyaratkan, tidak melakukan
pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi auditor
berani untuk mengungkapkan opini atas laporan keuangan. Prosedur audit
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman bisnis dan industri
klien, pertimbangan pengendalian internal, pertimbangan internal auditor
klien, informasi asersi manajemen, prosedur analitik, konfirmasi,
representasi manajemen, pengujian pengendalian teknik audit berbantuan
komputer, sampling audit, serta perhitungan fisik. Pengukuran variabel ini
menggunakan 10 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Herningsih
(2001) dan digunakan oleh Weningtyas et al. (2006) dengan menggunakan
skala interval (interval scale) 5 poin dari tidak pernah (1), jarang (2),
kadang-kadang (3), sering (4) sampai selalu (5).
58
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran No. Butir
Pertanyaan 1. Kurangnya
anggaran waktu audit
Skala Interval
1
2. Mengaudit beberapa perusahaan pada periode yang bersamaan
Skala
Interval
2
3. Melanggar anggaran waktu audit yang telah direncanakan
Skala
Interval
3
4. Penggunaan jam lembur saat mengaudit
Skala Interval
4
Time Pressure (X₁)
(Sumber:
Herningsih (2001) dan
Weningtyas et al. (2006))
Anggaran waktu audit
5. Waktu cadangan yang disediakan untuk mengaudit hal-hal yang tidak terduga
Skala
Interval
5
1. Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga
Skala Interval
1
2. Tidak melakukan perhitungan fisik pada kas, investasi, persediaan, dan aktiva tetap
Skala
Interval
2
Risiko Audit (X₂)
(Sumber:
Herningsih (2001) dan
Weningtyas et al. (2006))
Risiko deteksi tinggi
3. Mengurangi jumlah sampel audit
Skala Interval
3
1. Tidak melakukan
konfirmasi dengan pihak ketiga
Skala Interval
1
2. Pengurangan jumlah sampel audit
Skala Interval
2
Materialitas (X₃)
(Sumber:
Herningsih (2001) dan
Weningtyas et al. (2006))
Materialitas yang melekat pada prosedur audit rendah
3. Tidak melakukan pemeriksaan fisik terhadap kas dan persediaan
Skala
Interval
3
Bersambung pada halaman selanjutnya
59
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran No. Butir
Pertanyaan 1. Tindakan
penghentian prematur atas prosedur audit dapat dideteksi
Skala
Interval
1
2. Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu dapat mendeteksi adanya masalah di KAP
Skala Interval
2 dan 3
3. Proses review akan menemukan penjelasan yang lemah dari klien
Skala
Interval
4
Prosedur Review dan
Kontrol Kualitas oleh
KAP (X₄)
(Sumber: Herningsih (2001) dan
Weningtyas et al. (2006))
Review kertas kerja audit
dan kebijakan prosedur
pengendalian mutu KAP
4. Efektifitas sistem kualitas kontrol KAP
Skala Interval
5
1. Memperoleh pekerjaan adalah keberuntungan
Skala Interval
1
2. Faktor koneksi dan keahlian dalam memperoleh jabatan dan pekerjaan
Skala
Interval
2 dan 3
3. Promosi jabatan merupakan nasib baik
Skala Interval
4
Locus of Control
(X₅)
(Sumber: Spector
(1988) dan Donelly et al.
(2003))
Locus of control
eksternal
4. Jumlah peghasilan yang diperoleh tergantung pada keberuntungan
Skala
Interval
5 dan 6
1. Membina hubungan baik dengan rekan sekerja
Skala
Interval
1
2. Mencapai aktualisasi diri
Skala Interval
2
3. Saling membutuhkan antara auditor dengan organisasi dan rekan
Skala
Interval
3
Self Esteem In Relation to Ambition
(X₆)
(Sumber: Robbins (1996),
Irawati dan Mukhlasin
(2005))
Harga diri (ambisi tinggi)
4. Ingin disukai dan dihormati rekan sekerja
Skala Interval
4
60
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran
No. Butir Pertanyaan
1. Menyetujui tawaran bekerja di KAP lain
Skala Interval
1
2. Meninggalkan organisasi (KAP) 2 tahun lagi
Skala Interval
2
3. Meninggalkan organisasi (KAP) 5 tahun lagi
Skala Interval
3
Turnover Intentions
(X�)
(Sumber: Scandura dan Viator (1994), Aranya et al.
(1982), Dillard dan
Ferris (1979), serta Donelly et al. (2003))
Keinginan untuk
berhenti bekerja
4. Tetap berada dalam organisasi (KAP) sampai masa pensiun
Skala
Interval
4
Tidak melakukan secara lengkap atau mengabaikan, bahkan menghentikan salah satu atau beberapa prosedur dari 10 Prosedur audit, yaitu: 1. Pemahaman bisnis
klien
Skala Interval
1
2. Pertimbangan Sistem Pengendalian Intern klien
Skala
Interval
2
3. Pertimbangan informasi asersi
Skala Interval
3
4. Pertimbangan internal auditor klien
Skala Interval
4
5. Prosedur analitis Skala Interval 5 6. Konfirmasi Skala Interval 6 7. Penggunaan
representasi manajemen
Skala Interval
7
8. Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)
Skala
Interval
8
9. Sampel audit Skala Interval 9
Penghentian Prematur Atas
Prosedur Audit (Y)
(Sumber:
Herningsih (2001) dan
Weningtyas et al. (2006))
Prosedur audit pada tahap
perencanaan audit dan pekerjaan
lapangan yang telah
ditetapkan dalam SPAP
10. Perhitungan fisik Skala Interval
10
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
61
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta. Auditor yang
berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor
senior, dan auditor junior.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung kepada responden yang bekerja pada KAP di
wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik
2009 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 10
Februari 2010 hingga 5 Maret 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak
21 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta, dengan
peta distribusi yang terlihat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuisioner
dikirim Kuisioner
dikembalikan 1. Drs. A. Kadir Rahman 5 0 2. Abdul Hamid & Khairunnas 5 4 3. Drs. Adenan 10 10 4. Akhyadi & Chris 5 5 5. Drs. Amir Hadyi 5 5 6. Anton Silalahi 5 0
Bersambung pada halaman selanjutnya
62
Tabel 4.1 (Lanjutan) No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuisioner
dikirim Kuisioner
dikembalikan 7. Armanda & Enita 10 10 8. Drs. Bayudi Watu&Rekan 5 0 9. Drs. Chaeroni & Rekan 10 10
10. Chathim, Atjeng, Jusuf & Rekan 5 5 11. Drs. Djamrud Abdullah 5 5 12. Ghazali, Sanat & Rekan 5 0 13. Handoko & Suparmun 5 3 14. Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan 5 5 15. Jimmy Budhi & Rekan 5 0 16. Jojo Sunarjo, Ruchiat & Arifin 5 5 17. Drs. Rasin, Ichwan & Rekan 5 5 18. Sugijadi, Kurdi & Riyono 5 5 19. Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan 5 4 20. Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 5 5 21. Drs. Usman & Rekan 5 4
Total 120 90 Sumber: Data Primer
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 120 buah dan jumlah
kuesioner yang kembali adalah sebanyak 90 kuesioner atau 75%.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 30 buah atau 25%. Kuesioner
yang dapat diolah berjumlah 85 buah atau 70,83%, sedangkan kuesioner
yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara lengkap oleh responden
sebanyak 5 buah atau 4,17%. Gambaran mengenai data sampel ini dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Auditor Persentase 1. Jumlah kuesioner yang disebar 120 100% 2. Jumlah kuesioner yang kembali 90 75% 3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 30 25% 4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 5 4,17% 5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 85 70,83%
Sumber: Data primer yang diolah
63
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada
KAP di Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden
penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, posisi
terakhir, dan pengalaman kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Pria 47 55.3 55.3 55.3 Wanita 38 44.7 44.7 100.0
Valid
Total 85 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 47 orang atau
55,3% responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya
sebesar 38 orang atau 44,7% responden berjenis kelamin wanita.
b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent D3 12 14.1 14.1 14.1 S1 68 80.0 80.0 94.1 S2 5 5.9 5.9 100.0
Valid
Total 85 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
64
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 68
responden atau 80%. Sisanya sebesar 14,1% atau sebanyak 12 orang
berpendidikan terakhir Diploma III (D3) dan sebesar 5,9% atau
sebanyak 5 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2).
c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Auditor Junior 39 45.9 45.9 45.9 Auditor Senior 39 45.9 45.9 91.8 Supervisor 4 4.7 4.7 96.5 Manajer 3 3.5 3.5 100.00
Valid
Total 85 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 39 orang atau sebesar 45,9%
menduduki posisi sebagai auditor junior dan auditor senior.
Responden yang menduduki jabatan sebagai supervisor sebanyak 4
orang atau 4,7% dan sisanya adalah manajer sebanyak 3 orang atau
sekitar 3,5%.
65
d. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 1 Tahun 26 30.6 30.6 30.6 1-3 Tahun 47 55.3 55.3 85.9 > 3 Tahun 12 14.1 14.1 100.0
Valid
Total 85 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden atau sebanyak 55,3% atau sekitar 47 auditor memiliki
pengalaman bekerja 1-3 tahun, 30,6% atau sekitar 26 auditor memiliki
pengalaman kerja kurang dari 1 tahun dan sisaya 14,1% atau sekitar 12
auditor memiliki pengalaman di atas 3 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi time
pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas
oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, turnover
intentions dan penghentian prematur atas prosedur audit akan diuji secara
statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.7.
66
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TPSO 85 10 35 17.59 4.658 TTP 85 7 20 14.79 3.277 TRA 85 3 15 11.16 2.947 TM 85 3 12 6.32 2.089 TPK 85 10 25 17.85 3.250 TLOC 85 6 25 16.39 4.141 TSE 85 12 20 16.38 2.330 TTI 85 12 20 15.61 2.786 Valid N (listwise) 85 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel penghentian prematur
atas prosedur audit jawaban minimum responden sebesar 10 dan
maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 17,59 dan standar
deviasi sebesar 4,658. Variabel time pressure jawaban minimum
responden sebesar 7 dan maksimum sebesar 20, dengan rata-rata total
jawaban 14,79 dan standar deviasi sebesar 3,277. Pada variabel risiko
audit minimum jawaban responden sebesar 3 dan maksimum sebesar 15,
dengan rata-rata total jawaban 11,16 dan standar deviasi sebesar 2,947.
Variabel materialitas minimum jawaban responden sebesar 3 dan
maksimum sebesar 12, dengan rata-rata total jawaban 6,32 dan standar
deviasi sebesar 2,089. Pada variabel prosedur review dan kontrol kualitas
oleh KAP jawaban minimum responden sebesar 10 dan maksimum
sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 17,85 dan standar deviasi
sebesar 3,250. Variabel locus of control jawaban minimum responden
sebesar 6 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 16,39
67
dan standar deviasi sebesar 4,141. Pada Variabel self esteem in relation to
ambition minimum jawaban responden sebesar 12 dan maksimum sebesar
20, dengan rata-rata total jawaban 16,38 dan standar deviasi sebesar 2,330.
Variabel turnover intentions minimum jawaban responden sebesar 12 dan
maksimum sebesar 20, dengan rata-rata total jawaban 15,61 dan standar
deviasi sebesar 2,786.
Tabel 4.8 Hasil Uji Locus of Control yang Dimiliki oleh Responden
Responden External locus of control
Internal locus of control
Total
Pria 29 18 47 Wanita 22 16 38 Total 51 34 85
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukkan jumlah responden yang memiliki external
locus of control lebih banyak dibandingkan dengan responden yang
memiliki internal locus of control. Responden pria yang mempunyai
external locus of control berjumlah 29 orang, sedangkan responden wanita
22 orang. Responden pria yang mempunyai internal locus of control
berjumlah 18 orang, sedangkan responden wanita berjumlah 16 orang.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
68
dikatakan valid. Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji validitas dari delapan
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu time pressure
(TP), risiko audit (RA), materialitas (M), prosedur review dan kontrol
kualitas oleh KAP (PK), locus of control (LOC), self esteem in
relation to ambition (SE), turnover intentions (TI), serta penghentian
prematur atas prosedur audit (PSO).
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas
Butir
Pertanyaan Pearson
Corelation Sig
(2-Tailed) Keterangan
TP1 0,649** 0,000 Valid TP2 0,747** 0,000 Valid TP3 0,569** 0,000 Valid TP4 0,660** 0,000 Valid TP5 0,731** 0,000 Valid RA1 0,914** 0,000 Valid RA2 0,852** 0,000 Valid RA3 0,906** 0,000 Valid M1 0,853** 0,000 Valid M2 0,752** 0,000 Valid M3 0,841** 0,000 Valid PK1 0,836 ** 0,000 Valid PK2 0,792** 0,000 Valid PK3 0,620** 0,000 Valid PK4 0,760** 0,000 Valid PK5 0,685** 0,000 Valid
LOC1 0,670 ** 0,000 Valid LOC2 0,459** 0,000 Valid LOC3 0,565** 0,000 Valid LOC4 0,722** 0,000 Valid LOC5 0,797** 0,000 Valid LOC6 0,711** 0,000 Valid SE1 0,770 ** 0,000 Valid SE2 0,733** 0,000 Valid SE3 0,697** 0,000 Valid SE4 0,815** 0,000 Valid
Bersambung pada halaman selanjutnya
69
Tabel 4.9 (Lanjutan) Butir
Pertanyaan Pearson
Corelation Sig
(2-Tailed) Keterangan
TI1 0,943** 0,000 Valid TI2 0,954** 0,000 Valid TI3 0,961** 0,000 Valid TI4 0,936** 0,000 Valid
PSO1 0,238* 0,028 Valid PSO2 0,559** 0,000 Valid PSO3 0,567** 0,000 Valid PSO4 0,527** 0,000 Valid PSO5 0,699** 0,000 Valid PSO6 0,648** 0,000 Valid PSO7 0,541** 0,000 Valid PSO8 0,610** 0,000 Valid PSO9 0,480** 0,000 Valid PSO10 0,708** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel time pressure, risiko audit,
materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of
control, self esteem in relation to ambition, turnover intentions, serta
penghentian prematur atas prosedur audit memiliki kriteria valid untuk
setiap item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam
penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada
kuesioner tersebut.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.10
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk delapan variabel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini.
70
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha Keterangan
Time Pressure 0,699 Reliable Risiko Audit 0,869 Reliable Materialitas 0,747 Reliable
Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP
0,793 Reliable
Locus Of Control 0,743 Reliable Self Esteem In Relation to
Ambition 0,741 Reliable
Turnover Intentions 0,960 Reliable Penghentian Prematur Atas
Prosedur Audit 0,752 Reliable
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
time pressure sebesar 0,699, risiko audit sebesar 0,869, materialitas
sebesar 0,747, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP sebesar
0,793, locus of control sebesar 0,743, self esteem in relation to
ambition sebesar 0,741, turnover intentions sebesar 0,960, serta
penghentian prematur atas prosedur audit sebesar 0,752. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
reliable karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan
akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila
pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif
sama dengan jawaban sebelumnya.
71
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF (Constant) 22.216 5.347 4.155 .000
TTP .213 .156 .150 1.365 .176 .726 1.378 TRA -.423 .198 -.268 -2.136 .036 .557 1.794 TM .652 .235 .292 2.772 .007 .788 1.270 TPK -.322 .152 -.225 -2.116 .038 .776 1.288 TLOC .326 .118 .290 2.768 .007 .797 1.255 TSE -.069 .199 -.035 -.347 .730 .882 1.134
1
TTI -.361 .170 -.216 -2.121 .037 .843 1.186 a. Dependent Variable: TPSO
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance
0,726; 0,557; 0,788; 0,776; 0,797; 0,882; dan 0,843 serta VIF sebesar
1,378; 1,794; 1,270; 1,288; 1,255; 1,134; dan 1,186 untuk variabel time
pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol
kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition,
72
serta turnover intentions. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat
digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
73
Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang
diperlihatkan pada gambar 4.2.
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
74
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa
data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan
tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal
ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
penghentian prematur atas prosedur audit berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu time pressure, risiko audit, materialitas,
prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self
esteem in relation to ambition, serta turnover intentions.
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis
regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu:
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen.
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .571a .326 .264 3.996 a. Predictors: (Constant), TTI, TPK, TM, TSE, TLOC, TTP, TRA
b. Dependent Variable: TPSO
Sumber: Data primer yang diolah
75
Tabel 4.12 menunjukkan nilai R sebesar 0,571 atau 57,1%. Hal
ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor yang
mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit adalah cukup
kuat karena berada dikisaran 0,40-0,599 (Riduwan dan Ahmad,
2007:62). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,264 atau 26,4%, ini
menunjukkan bahwa variabel penghentian prematur atas prosedur
audit yang dapat dijelaskan oleh variabel time pressure, risiko audit,
materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of
control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions
adalah sebesar 26,4%, sedangkan sisanya sebesar 0,736 atau 73,6%
(1-0,264) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan
dalam model penelitian ini.
b. Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.13, jika nilai probability t
lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika
nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak
Ha.
76
Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 22.216 5.347 4.155 .000
TTP .213 .156 .150 1.365 .176
TRA -.423 .198 -.268 -2.136 .036
TM .652 .235 .292 2.772 .007
TPK -.322 .152 -.225 -2.116 .038
TLOC .326 .118 .290 2.768 .007
TSE -.069 .199 -.035 -.347 .730
1
TTI -.361 .170 -.216 -2.121 .037
a. Dependent Variable: TPSO
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh time pressure terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel time
pressure mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,176. Hal ini berarti
menolak Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa time pressure tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel time
pressure lebih besar dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh risiko audit terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel risiko audit
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,036. Hal ini berarti
menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa risiko audit
77
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel risiko
audit lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh materialitas terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel materialitas
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,007. Hal ini berarti
menerima Ha3 sehingga dapat dikatakan bahwa materialitas
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel
materialitas lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh prosedur review dan kontrol
kualitas oleh KAP terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel prosedur
review dan kontrol kualitas oleh KAP mempunyai tingkat signifikansi
sebesar 0,038. Hal ini berarti menerima Ha4 sehingga dapat dikatakan
bahwa prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh
secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel prosedur review dan
kontrol kualitas oleh KAP lebih kecil dari 0,05.
78
Hasil Uji Hipotesis 5: Pengaruh locus of control terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel locus of
control mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,007. Hal ini berarti
menerima Ha5 sehingga dapat dikatakan bahwa locus of control
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel locus
of control lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 6: Pengaruh terhadap self esteem in relation to
ambition penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 6 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel self esteem
in relation to ambition mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,730.
Hal ini berarti menolak Ha6 sehingga dapat dikatakan bahwa self
esteem in relation to ambition tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel self esteem in relation to ambition
lebih besar dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 7: Pengaruh turnover intentions terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 7 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel turnover
intentions mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,037. Hal ini
berarti menerima Ha7 sehingga dapat dikatakan bahwa turnover
intentions berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
79
prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel turnover intentions lebih kecil dari 0,05.
Berdasarkan tabel 4.13, maka diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut.
Keterangan:
Y = Penghentian prematur atas prosedur audit
X1 = Time Pressure
X2 = Risiko Audit
X3 = Materialitas
X4 = Prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP
X5 = Locus of control
X6 = Self esteem in relation to ambition
X7 = Turnover intentions
e = Error
c. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.14, jika
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak
Y = 22,216+ 0,213X1-0,423X2+0,652X3-0,322X4+ 0,326X5-0,069X6-0,361X7+ e
80
H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 593.254 7 84.751 5.308 .000a Residual 1229.334 77 15.965
1
Total 1822.588 84 a. Predictors: (Constant), TTI, TPK, TM, TSE, TLOC, TTP, TRA b. Dependent Variable: TPSO
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 8: Pengaruh time pressure, risiko audit,
materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus
of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover
intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 8 dapat dilihat pada tabel 4.14 nilai F diperoleh
sebesar 5,308 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha8 diterima, sehingga dapat
dikatakan bahwa time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur
review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in
relation to ambition, serta turnover intentions berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit.
81
C. Pembahasan
1. Pengaruh time pressure terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
time pressure 0,176 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa time
pressure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Hal ini dapat disebabkan karena
penyelesaian penugasan audit ditentukan berdasarkan akurasi estimasi
alokasi waktu audit dan penentuan audit fee, pemahaman auditor
mengenai sistem informasi dan komputerisasi, lamanya kontrak yang
disepakati antara klien dan KAP, serta jangka waktu (pembatasan masa)
pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 yaitu, paling lama 6
tahun buku berturut-turut oleh KAP dan 3 tahun buku berturut-turut oleh
seorang Akuntan. KAP dan Akuntan dapat menerima kembali penugasan
audit untuk klien yang sama setelah 1 tahun buku tidak memberikan jasa
audit umum atas laporan keuangan klien tersebut. Dengan
mempertimbangkan pengetahuan dan kemahiran profesionalnya atas hal-
hal tersebut, auditor dapat memprediksikan waktu dan anggaran yang
tepat dan terukur, serta mengoptimalkan pemanfaatan teknologi audit
yang tersedia untuk meminimalisir pressure yang ada. Menurut Ulum
(2005:208), penggunaan target yang tepat dan terukur tersebut dapat
menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan jika tidak ada
82
target yang ditetapkan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Ulum (2005:209), tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Weningtyas, et al. (2006), Herningsih (2002), Coram et al. (2004),
Sososutiksno (2005), McNamara dan Liyanarachchi (2005), serta
Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) yang menyatakan bahwa time
pressure berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit.
2. Pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
risiko audit 0,036 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko audit
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Hubungan antara risiko audit dengan penghentian
prematur bersifat negatif. Jadi ketika auditor menetapkan bahwa risiko
audit rendah, maka auditor cenderung mengurangi prosedur audit yang
dilakukan sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas
prosedur audit akan semakin besar. Sebaliknya, jika auditor menetapkan
risiko sudit yang besar maka semakin kecil kecenderungannya untuk
melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Herningsih (2002), tetapi
dalam hal arah hubungan antara risiko audit dan penghentian prematur
atas prosedur audit, penelitian ini menghasilkan hal yang berbeda dengan
penelitian Weningtyas, et al. (2006) yang menyatakan bahwa risiko audit
83
berpengaruh secara positif signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
3. Pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
materialitas 0,007 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa materialitas
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Hubungan antara materialitas dan penghentian prematur
bersifat positif. Dengan demikian, jika auditor menganggap bahwa
prosedur audit memiliki tingkat materialitas rendah untuk mendeteksi
kemungkinan adanya salah saji, maka kecenderungan auditor untuk
meninggalkan atau mengabaikan prosedur tersebut akan semakin rendah,
begitu pula sebaliknya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006).
4. Pengaruh prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP 0,036 < 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Hubungan antara prosedur review dan kontrol kualitas oleh
KAP dengan penghentian prematur bersifat negatif. Dengan demikian,
semakin efektif penerapan prosedur review dan kontrol kualitas dalam
suatu Kantor Akuntan Publik maka semakin kecil kemungkinan auditor
84
untuk melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan audit seperti
penghentian prematur. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi
kemungkinan terdeteksinya praktik penghentian prematur atas prosedur
audit melalui prosedur review dan kontrol kualitas, maka semakin rendah
kemungkinan auditor melakukan praktik tersebut. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Weningtyas,
et al. (2006).
5. Pengaruh locus of control terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
locus of control 0,007 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa locus of
control eksternal berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Hubungan antara locus of control eksternal
dan penghentian prematur bersifat positif. Dengan demikian, semakin
tinggi locus of control eksternal yang dimiliki oleh auditor, semakin tinggi
juga kecenderungan auditor dalam melakukan praktik penghentian
prematur atas prosedur audit, begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan
karena auditor dengan locus of control eksternal yang tinggi belum dapat
mengendalikan hasil yang ingin dicapai dan cenderung melakukan
berbagai cara, seperti manipulasi atau penipuan untuk mencapai tujuan
pribadinya. Perilaku auditor yang seperti inilah yang memicu terjadinya
praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini
85
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Donelly, et al. (2003),
Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007).
6. Pengaruh self esteem in relation to ambition terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
self esteem in relation to ambition 0,730 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa self esteem in relation to ambition tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hal
ini dapat disebabkan karena ambisi yang dimiliki auditor bukan
merupakan karakteristik personal dominan yang mendorong auditor untuk
menempuh berbagai cara dalam mendapatkan penilaian evaluasi yang baik
sebagai ukuran kinerja. Sebaliknya, harga diri dalam kaitannya dengan
ambisi yang tinggi dapat memotivasi auditor agar dapat meningkatkan
kinerja dan kemampuan yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam
bekerja. Dengan demikian, tinggi atau rendahnya harga diri dalam
kaitannya dengan ambisi (self esteem in relation to ambition) dapat
mempengaruhi tingkat kinerja auditor dan tidak mempengaruhi tindakan
penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005),
yang menyatakan bahwa self esteem in relation to ambition memiliki
hubungan yang tidak signifikan terhadap penerimaan penyimpangan
perilaku dalam audit, seperti penghentian prematur atas prosedur audit.
86
7. Pengaruh turnover intentions terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
turnover intentions 0,037 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan turnover
intentions berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005) serta Donelly, et al. (2003).
Namun berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa turnover intentions dan penghentian prematur atas
prosedur audit memiliki hubungan positif, pada penelitian ini hubungan
antara turnover intentions dan penghentian prematur atas prosedur audit
bersifat negatif. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat turnover
intentions yang dimiliki oleh auditor, maka semakin rendah kemungkinan
terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit, dan
sebaliknya. Perbedaan ini dapat disebabkan karena turnover intentions
dalam beberapa kasus tertentu diperlukan oleh KAP, terutama untuk
karyawan dengan kinerja rendah (Hollenbeck dan Williams (1986) dalam
Toly (2001:103)). Auditor dengan tingkat turnover intentions yang tinggi
dan tingkat kinerja yang rendah dapat membuat praktik penghentian
prematur atas prosedur audit semakin rendah karena adanya peningkatan
kualitas audit melalui kinerja yang tinggi dari auditor yang tetap bertahan
dalam organisasi dan peningkatan kinerja yang lebih baik dari auditor
baru.
87
8. Pengaruh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan
kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to
ambition, serta turnover intentions terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa time pressure, risiko audit,
materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of
control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, auditor yang mengalami
time pressure dan tingkat materialitas yang tinggi, serta risiko audit yang
rendah lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit. Selain itu, auditor yang memiliki tingkat eksternal locus of control
yang tinggi, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions
yang rendah lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas
prosedur audit. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan audit diperlukan adanya
penerapan prosedur review dan kontrol kualitas yang efektif dalam suatu
Kantor Akuntan Publik. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Herningsih (2002), Weningtyas, et al. (2006),
Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan
Wijayanti (2007).
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian dengan analisis
regresi berganda yang telah dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP,
locus of control eksternal, serta turnover intentions berpengaruh secara
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Herningsih
(2002), Weningtyas, et al. (2006), Donelly, et al. (2003), Irawati dan
Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007).
2. Time pressure dan self esteem in relation to ambition tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulum
(2005), serta Irawati dan Mukhlasin (2005).
3. Time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol
kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition,
serta turnover intentions berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Herningsih (2002),
89
Weningtyas, et al. (2006), Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin
(2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007).
B. Implikasi
Interaksi antara karakteristik personal yang dimiliki auditor dengan
tingkat penggunaan yang berlebihan dan faktor situasional saat melakukan
audit yang kurang menguntungkan bagi auditor akan mendesak auditor untuk
melakukan praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Oleh karena itu,
pertimbangan kualitas profesional auditor ketika melakukan penugasan audit
sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai perilaku disfungsional auditor
yang terjadi. Selain itu, diperlukan juga peran penting Kantor Akuntan Publik
untuk mengatasi terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit
melalui evaluasi kebijakan, seperti pengawasan yang ketat dalam perekrutan
dan kinerja auditor, menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif,
evaluasi jangka waktu audit, perencanaan jenis prosedur audit yang tepat, serta
penerapan prosedur review dan kontrol kualitas yang efektif.
C. Keterbatasan dan Saran
1. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya sampel
dalam penelitian ini hanya mencakup KAP di wilayah Jakarta, faktor
internal dan eksternal yang dianalisis dalam penelitian ini sangat terbatas,
penelitian ini tidak menggunakan metode wawancara dan hanya sedikit
90
terlibat dalam aktivitas KAP, serta waktu penyebaran dan pengumpulan
kuisioner antara bulan Februari hingga Maret kurang tepat karena
dilakukan saat auditor sedang sibuk mengaudit.
2. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya,
adalah sebagai berikut:
a. Penelitian selanjutnya agar memperluas wilayah sampel penelitian.
b. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel independen
lainnya, seperti sistem komputerisasi KAP, jangka waktu pemberian
jasa audit KAP, serta karakteristik personal auditor lainnya.
c. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode wawancara
langsung kepada responden.
d. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian
yang tepat saat menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner.
91
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004.
Arens, Alvin A., Randal K. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi jusuf.
“Auditing and Assurance Services An Integrated Approach: An Indonesian Adaptation”, 13th edition, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Boynton, William C., dan Raymond N. Johnson. “Modern Auditing: Assurance
Services and The Integrity of Financial Reporting”, 8th edition, John Wiley&Sons Inc., United States of America, 2006.
Christiawan, Yulius Jogi, “Aktivitas Pengendalian Mutu Jasa Audit Laporan
Keuangan Historis”, Vol.7 No.1, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Mei 2005.
Coram, Paul, Juliana Ng, dan David R. Woodliff, “The Effect of Risk of
Misstatement On The Propensity To Commit Reduced Audit Quality Acts Under Time Budget Pressure”, Vol. 23 No.2, Auditing: A Journal of Practice and Theory, September 2004.
Donelly, P. David, Jeffrey J. Quirin, dan David O’Bryan, “Auditor Acceptance of
Disfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors’ Personal Characteristic”, Vol. 15, Behavioral Research In Accounting, 2003.
Dijk, M.Van, “Litigation and Audit Quality: Two Experimental Studies”, artikel
diakses tanggal 7 Juni 2009, dari http://som.eldoc.uc.rug.nl. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi
Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Halim, Abdul, “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi 4, Unit
Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta, 2008. Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press,
Jakarta, 2007. Herningsih, Sucahyo, “Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit: Sebuah Studi
Empiris Pada Kantor Akuntan Publik”, Vol.5 No.2, Wahana, Agustus 2002. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Kompartemen Akuntan Publik, “Standar
Profesional Akuntan Publik”, Salemba Empat, Jakarta, 2001.
92
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), “Directory 2009 Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik”, IAPI, Jakarta, 2009.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002. Irawati, Yuke dan Thio Anastasia Petronila Mukhlasin, “Hubungan Karakteristik
Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit”, artikel diakses tanggal 5 Juni 2009, dari http://pustaka-akuntansi.co.cc/sna9.html.
Kartika, Indri dan Provita Wijayanti, “Locus Of Control Sebagai Anteseden
Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Pada Auditor Pemerintah yang Bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY)”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007.
McNamara, Shaun M. dan Greyory A. Liyanarachchi, “Time Budget Pressure and
Auditor Dysfuncftional Behaviour Within an Occupational Stress Model”, artikel diakses tanggal 5 Juni 2009, dari http://visar.csustan.edu/aaba/ liyanarachchi2008.pdf.
Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008, “Jasa Akuntan Publik”,
Menteri Keuangan, Jakarta, 2008. Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati, “Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik”, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.
Riduwan dan Engkos Ahmad, “Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur”,
Cetakan 1, Alfabeta, Bandung, Januari 2007. Robbins, Stephen P., “Perilaku Organisasi”, Edisi Kesepuluh, PT. Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta, 2006. , “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi”,
PT. Prenhallindo, Jakarta, 1996. Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2004. Setiawan, Ivan Aries dan Imam Ghozali, “Akuntansi Keperilakuan: Konsep dan
Kajian Empiris Perilaku Akuntansi”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.
93
Soobaroyen, Teerooven and Chelven Chengabroyan, “Auditors’ Perceptions of Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and Under-Reporting of Chargeable Time: Evidence from a Developing Country”, 2005, artikel diakses tanggal 3 Juni 2009, dari http://www.aber.ac.uk/smba/en/Research/ research_papers/2005/res2005-2.pdf.
Sososutiksno, Christina, “Relation of Time Budget Pressure by Dysfunctional
Behaviour and its Influence to Audit Quality”, Vol.7 No.2, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Agustus 2005.
Toly, Agus Arianto, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Turnover
Intentions Pada Staf Kantor Akuntan Publik”, Vol.3 No.2, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, November 2001.
Ulum, Akhmad Samsul, “Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan Antara
Time Pressure dengan Perilaku Premature Sign-Off Prosedur Audit”, Vol.5 No.2, Maksi, Agustus 2005.
Weningtyas, Suryanita, Doddy Setiawan dan Hanung Triatmoko, “Penghentian
Prematur Atas Prosedur Audit”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006.
94
LAMPIRAN 1
Kuisioner Penelitian
95
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghentian
Prematur Atas Prosedur Audit
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
Disusun Oleh:
Rahmah Liantih
NIM : 105082002724
96
Jakarta, Februari 2010
Kepada, Yth Bpk/Ibu/Sdr/i Responden di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Rahmah Liantih NIM : 105082002724
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi
responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerjanya.
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penghentian prematur atas prosedur audit. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan
lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak di isi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan Anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab
semua pertanyaan dalam kuisioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui, Hormat saya, Dosen Pembimbing, Peneliti, (Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si.) (Rahmah Liantih)
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
97
IDENTITAS RESPONDEN
Isilah dengan singkat dan jelas berdasarkan diri Bapak/Ibu/Saudara/I dengan
memberi tanda () pada jawaban yang telah disediakan.
Nama : …………………….
Nama KAP : …………………….
Jenis kelamin anda:
Pria
Wanita
Pendidikan terakhir anda:
D3
S1
S2
S3
Posisi anda saat ini:
Auditor Junior
Auditor Senior
Supervisor
Manajer
Partner
Lama anda bekerja sebagai auditor:
< 1 tahun
1-3 tahun
> 3 tahun
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
98
1. Time Pressure Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Tidak Pernah (TP) 3 = Kadang-kadang (KK) 5 = Selalu (S)
2 = Jarang (J) 4 = Sering (SR)
No. PERTANYAAN TP J KK SR S
1. Seberapa sering anda merasa anggaran waktu anda
dalam melakukan audit kurang?
2. Seberapa sering dalam periode bersamaan, anda
mengaudit beberapa perusahaan?
3. Seberapa sering anda melanggar anggaran waktu
yang telah direncanakan dalam melakukan audit?
4. Seberapa sering anda lembur dalam audit?
5. Seberapa sering anda menyediakan waktu cadangan
untuk hal-hal yang tidak terduga dalam melakukan
audit?
2. Risiko Audit Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Kurang Setuju (KS) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. PERTANYAAN STS TS KS S SS
1. Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga
merupakan tindakan beresiko tinggi.
2. Tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas,
investasi, persediaan/aktiva tetap dalam audit laporan
keuangan merupakan tindakan beresiko tinggi.
3. Melakukan pengurangan jumlah sampel dalam
melakukan audit merupakan tindakan beresiko
tinggi.
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
99
3. Materialitas Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Kurang Setuju (KS) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. PERTANYAAN STS TS KS S SS
1. Melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga adalah sesuatu yang tidak material.
2. Pengurangan jumlah sampel audit adalah tidak material.
3. Pemeriksaan fisik terhadap kas/persediaan adalah tidak material.
4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas Oleh KAP Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Kurang Setuju (KS) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. PERNYATAAN STS TS KS S SS
1. Dalam KAP tempat saya bekerja, jika terdapat auditor yang melakukan penghentian prematur, maka tindakan tersebut tersebut akan ditemukan.
2. Jika auditor memberi tanda tickmark (√) pada jadwal audit, padahal dia melakukan review dangkal pada dokumen klien, maka prosedur review dan kontrol kualitas di KAP tempat saya bekerja akan mampu menemukannya.
3. Prosedur review dan kontrol kualitas yang terdapat dalam KAP tempat saya bekerja akan mampu menemukan adanya kegagalan auditor dalam meneliti masalah teknis klien yang menurutnya tidak meyakinkan.
4. Jika auditor menerima penjelasan yang lemah dari klien, proses review akan menemukan hal ini dan Kantor Akuntan Publik akan mensyaratkan kerja tambahan.
5. Kantor Akuntan Publik tempat saya bekerja memiliki sistem kualitas kontrol yang efektif.
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
100
5. Locus of Control Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Pada umumnya untuk mendapatkan pekerjaan yang
anda inginkan tergantung nasib.
2. Untuk memperoleh pekerjaan yang benar-benar baik,
anda membutuhkan koneksi dengan orang yang
mempunyai kedudukan tinggi.
3. Untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok, koneksi
yang anda miliki lebih penting dari pada kemampuan
yang anda punyai.
4. Kenaikan jabatan (promosi) lebih merupakan
masalah nasib baik seseorang.
5. Besar kecilnya penghasilan seseorang tergantung
pada nasib baik.
6. Perbedaan utama antara orang-orang yang
mendapatkan penghasilan yang banyak dan orang
yang mendapat penghasilan yang sedikit adalah
keberuntungan.
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
101
6. Self Esteem In Relation to Ambition
Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S) 4 = Setuju (S)
No PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Anda cenderung membina hubungan yang baik
dengan rekan sekerja.
2. Menurut anda aktualisasi diri harus dicapai.
3. Anda merasa organisasi ini dan rekan-rekan sekerja
anda membutuhkan anda.
4. Anda ingin disukai dan dihormati teman-teman
sekerja anda.
7. Turnover Intentions
Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Setuju (SS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Setuju (S) 4 = Tidak Setuju (TS)
No PERNYATAAN SS S N TS STS
1. Jika anda memperoleh kesempatan untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di KAP lain,
anda akan menyetujuinya.
2. Anda akan meninggalkan KAP tempat anda bekerja
2 tahun lagi.
3. Anda akan meninggalkan KAP tempat anda bekerja
5 tahun lagi.
4. Anda akan tetap berada pada KAP tempat anda
bekerja sampai masa pensiun.
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
102
8. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Tidak Pernah (TP) 3 = Kadang-kadang (KK) 5 = Selalu (S)
2 = Jarang (J) 4 = Sering (SR)
No. PERTANYAAN TP J KK SR S
1. Seberapa sering dalam merencanakan audit, anda
tidak memerlukan pemahaman bisnis klien?
2. Seberapa sering anda tidak menggunakan
pertimbangan Sistem Pengendalian Intern dalam audit
laporan keuangan?
3. Seberapa sering anda tidak menggunakan informasi
asersi dalam merumuskan tujuan audit dan merancang
pengujian substantif?
4. Seberapa sering anda tidak menggunakan fungsi
auditor internal dalam audit?
5. Seberapa sering anda tidak melakukan prosedur
analitis dalam perencanaan dan review audit?
6. Seberapa sering anda tidak melakukan konfirmasi
dengan pihak ketiga dalam audit laporan keuangan?
7. Seberapa sering anda tidak menggunakan representasi
manajemen dalam audit laporan keuangan?
8. Seberapa sering anda tidak melakukan uji kepatuhan
terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi
sistem komputer on-line?
9. Seberapa sering anda mengurangi jumlah sampel yang
direncanakan dalam audit laporan keuangan?
10. Seberapa sering anda tidak melakukan perhitungan
fisik terhadap kas atau persediaan?
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
106
LAMPIRAN 3
Hasil Uji Data SPSS
107
HASIL UJI VALIDITAS TIME PRESSURE Correlations
TP1 TP2 TP3 TP4 TP5 TTP
Pearson Correlation 1.000 .403** .271* .153 .341** .649**
Sig. (2-tailed) .000 .012 .162 .001 .000
TP1
N 85.000 85 85 85 85 85 Pearson Correlation .403** 1.000 .386** .347** .353** .747** Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .000
TP2
N 85 85.000 85 85 85 85 Pearson Correlation .271* .386** 1.000 .164 .202 .569** Sig. (2-tailed) .012 .000 .133 .063 .000
TP3
N 85 85 85.000 85 85 85 Pearson Correlation .153 .347** .164 1.000 .521** .660** Sig. (2-tailed) .162 .001 .133 .000 .000
TP4
N 85 85 85 85.000 85 85 Pearson Correlation .341** .353** .202 .521** 1.000 .731** Sig. (2-tailed) .001 .001 .063 .000 .000
TP5
N 85 85 85 85 85.000 85 Pearson Correlation .649** .747** .569** .660** .731** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
TTP
N 85 85 85 85 85 85.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS RISIKO AUDIT
Correlations
RA1 RA2 RA3 TRA
Pearson Correlation 1.000 .663** .760** .914**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
RA1
N 85.000 85 85 85 Pearson Correlation .663** 1.000 .646** .852**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
RA2
N 85 85.000 85 85 Pearson Correlation .760** .646** 1.000 .906**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
RA3
N 85 85 85.000 85 Pearson Correlation .914** .852** .906** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
TRA
N 85 85 85 85.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
108
HASIL UJI VALIDITAS MATERIALITAS Correlations
M1 M2 M3 TM
Pearson Correlation 1.000 .424** .653** .853**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
M1
N 85.000 85 85 85 Pearson Correlation .424** 1.000 .414** .752** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
M2
N 85 85.000 85 85 Pearson Correlation .653** .414** 1.000 .841** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
M3
N 85 85 85.000 85 Pearson Correlation .853** .752** .841** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
TM
N 85 85 85 85.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS OLEH KAP
Correlations
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 TPK
Pearson Correlation 1.000 .657** .292** .576** .518** .836**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .000 .000 .000
PK1
N 85.000 85 85 85 85 85 Pearson Correlation .657** 1.000 .524** .407** .283** .792** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .009 .000
PK2
N 85 85.000 85 85 85 85 Pearson Correlation .292** .524** 1.000 .258* .204 .620** Sig. (2-tailed) .007 .000 .017 .062 .000
PK3
N 85 85 85.000 85 85 85 Pearson Correlation .576** .407** .258* 1.000 .612** .760** Sig. (2-tailed) .000 .000 .017 .000 .000
PK4
N 85 85 85 85.000 85 85 Pearson Correlation .518** .283** .204 .612** 1.000 .685** Sig. (2-tailed) .000 .009 .062 .000 .000
PK5
N 85 85 85 85 85.000 85 Pearson Correlation .836** .792** .620** .760** .685** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
TPK
N 85 85 85 85 85 85.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
109
HASIL UJI VALIDITAS LOCUS OF CONTROL
Correlations
LOC1 LOC2 LOC3 LOC4 LOC5 LOC6 TLOC
Pearson Correlation 1.000 .114 .157 .295** .479** .508** .670**
Sig. (2-tailed) .300 .150 .006 .000 .000 .000
LOC1
N 85.000 85 85 85 85 85 85 Pearson Correlation .114 1.000 .414** .147 .130 .205 .459** Sig. (2-tailed) .300 .000 .178 .234 .060 .000
LOC2
N 85 85.000 85 85 85 85 85 Pearson Correlation .157 .414** 1.000 .234* .314** .262* .565** Sig. (2-tailed) .150 .000 .031 .003 .015 .000
LOC3
N 85 85 85.000 85 85 85 85 Pearson Correlation .295** .147 .234* 1.000 .689** .368** .722** Sig. (2-tailed) .006 .178 .031 .000 .001 .000
LOC4
N 85 85 85 85.000 85 85 85 Pearson Correlation .479** .130 .314** .689** 1.000 .422** .797** Sig. (2-tailed) .000 .234 .003 .000 .000 .000
LOC5
N 85 85 85 85 85.000 85 85 Pearson Correlation .508** .205 .262* .368** .422** 1.000 .711** Sig. (2-tailed) .000 .060 .015 .001 .000 .000
LOC6
N 85 85 85 85 85 85.000 85 Pearson Correlation .670** .459** .565** .722** .797** .711** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
TLOC
N 85 85 85 85 85 85 85.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
110
HASIL UJI VALIDITAS SELF ESTEEM IN RELATION TO AMBITION
Correlations
SE1 SE2 SE3 SE4 TSE
Pearson Correlation 1.000 .433** .301** .562** .770**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .000
SE1
N 85.000 85 85 85 85 Pearson Correlation .433** 1.000 .353** .512** .733** Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000
SE2
N 85 85.000 85 85 85 Pearson Correlation .301** .353** 1.000 .392** .697** Sig. (2-tailed) .005 .001 .000 .000
SE3
N 85 85 85.000 85 85 Pearson Correlation .562** .512** .392** 1.000 .815** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
SE4
N 85 85 85 85.000 85 Pearson Correlation .770** .733** .697** .815** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
TSE
N 85 85 85 85 85.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS TURNOVER INTENTIONS
Correlations
TI1 TI2 TI3 TI4 TTI
Pearson Correlation 1.000 .940** .860** .798** .943**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
TI1
N 85.000 85 85 85 85 Pearson Correlation .940** 1.000 .876** .823** .954** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
TI2
N 85 85.000 85 85 85 Pearson Correlation .860** .876** 1.000 .905** .961** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
TI3
N 85 85 85.000 85 85 Pearson Correlation .798** .823** .905** 1.000 .936** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
TI4
N 85 85 85 85.000 85 Pearson Correlation .943** .954** .961** .936** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
TTI
N 85 85 85 85 85.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
111
HASIL UJI VALIDITAS PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT
Correlations
PSO1 PSO2 PSO3 PSO4 PSO5 PSO6 PSO7 PSO8 PSO9 PSO10 TPSO
Pearson Correlation 1.000 .341** .223* -.120 -.031 .094 .238* -.169 -.145 -.037 .238*
Sig. (2-tailed)
.001 .040 .274 .780 .392 .028 .122 .186 .736 .028
PSO1
N 85.000 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85
Pearson Correlation .341** 1.000 .517** .330** .238* .308** .283** .082 .064 .144 .559**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .029 .004 .009 .458 .562 .188 .000
PSO2
N 85 85.000 85 85 85 85 85 85 85 85 85
Pearson Correlation .223* .517** 1.000 .314** .345** .175 .321** .120 .221* .084 .567**
Sig. (2-tailed) .040 .000 .003 .001 .110 .003 .275 .042 .443 .000
PSO3
N 85 85 85.00
0 85 85 85 85 85 85 85 85
Pearson Correlation -.120 .330** .314** 1.000 .291** .165 .166 .340** .306** .132 .527**
Sig. (2-tailed) .274 .002 .003 .007 .131 .128 .001 .004 .229 .000
PSO4
N 85 85 85 85.000 85 85 85 85 85 85 85
Pearson Correlation -.031 .238* .345** .291** 1.000 .388** .113 .499** .352** .644** .699**
Sig. (2-tailed) .780 .029 .001 .007 .000 .303 .000 .001 .000 .000
PSO5
N 85 85 85 85 85.000 85 85 85 85 85 85
Pearson Correlation .094 .308** .175 .165 .388** 1.000 .433** .255* .151 .603** .648**
Sig. (2-tailed) .392 .004 .110 .131 .000 .000 .019 .169 .000 .000
PSO6
N 85 85 85 85 85 85.00
0 85 85 85 85 85
Pearson Correlation .238* .283** .321** .166 .113 .433** 1.000 .123 .074 .278** .541**
Sig. (2-tailed) .028 .009 .003 .128 .303 .000 .262 .502 .010 .000
PSO7
N 85 85 85 85 85 85 85.00
0 85 85 85 85
112
Pearson Correlation -.169 .082 .120 .340** .499** .255* .123 1.000 .371** .637** .610**
Sig. (2-tailed) .122 .458 .275 .001 .000 .019 .262 .000 .000 .000
PSO8
N 85 85 85 85 85 85 85 85.000 85 85 85
Pearson Correlation -.145 .064 .221* .306** .352** .151 .074 .371** 1.000 .331** .480**
Sig. (2-tailed) .186 .562 .042 .004 .001 .169 .502 .000 .002 .000
PSO9
N 85 85 85 85 85 85 85 85 85.000 85 85
Pearson Correlation -.037 .144 .084 .132 .644** .603** .278** .637** .331** 1.000 .708**
Sig. (2-tailed) .736 .188 .443 .229 .000 .000 .010 .000 .002 .000
PSO10
N 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85.000 85 Pearson Correlation .238* .559** .567** .527** .699** .648** .541** .610** .480** .708** 1.000
Sig. (2-tailed) .028 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
TPSO
N 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
113
HASIL UJI RELIABILITAS TIME PRESSURE
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 85 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 85 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.699 .696 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
TP1 2.82 .990 85
TP2 2.82 1.026 85
TP3 2.32 .834 85
TP4 3.58 .993 85
TP5 3.25 1.011 85
114
Inter-Item Correlation Matrix
TP1 TP2 TP3 TP4 TP5
TP1 1.000 .403 .271 .153 .341
TP2 .403 1.000 .386 .347 .353
TP3 .271 .386 1.000 .164 .202
TP4 .153 .347 .164 1.000 .521
TP5 .341 .353 .202 .521 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
TP1 11.96 7.511 .414 .228 .667
TP2 11.96 6.773 .546 .316 .608
TP3 12.47 8.324 .358 .167 .686
TP4 11.21 7.431 .430 .309 .661
TP5 11.54 6.918 .527 .350 .618
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
14.79 10.740 3.277 5
115
HASIL UJI RELIABILITAS RISIKO AUDIT
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 85 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 85 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.869 .870 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
RA1 3.71 1.163 85
RA2 3.85 1.006 85
RA3 3.61 1.135 85
116
Inter-Item Correlation Matrix
RA1 RA2 RA3
RA1 1.000 .663 .760
RA2 .663 1.000 .646
RA3 .760 .646 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
RA1 7.46 3.775 .787 .629 .781
RA2 7.32 4.648 .698 .487 .864
RA3 7.55 3.917 .775 .614 .792
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
11.16 8.687 2.947 3
117
HASIL UJI RELIABILITAS MATERIALITAS
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 85 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 85 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.747 .748 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
M1 2.01 .880 85
M2 2.24 .854 85
M3 2.07 .828 85
118
Inter-Item Correlation Matrix
M1 M2 M3
M1 1.000 .424 .653
M2 .424 1.000 .414
M3 .653 .414 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
M1 4.31 2.001 .638 .455 .585
M2 4.08 2.410 .461 .213 .789
M3 4.25 2.141 .634 .449 .595
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
6.32 4.362 2.089 3
119
HASIL UJI RELIABILITAS PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS OLEH KAP
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 85 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 85 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.793 .792 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PK1 3.49 .983 85
PK2 3.47 .907 85
PK3 3.47 .881 85
PK4 3.58 .836 85
PK5 3.84 .769 85
120
Inter-Item Correlation Matrix
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5
PK1 1.000 .657 .292 .576 .518
PK2 .657 1.000 .524 .407 .283
PK3 .292 .524 1.000 .258 .204
PK4 .576 .407 .258 1.000 .612
PK5 .518 .283 .204 .612 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PK1 14.35 6.183 .697 .589 .710
PK2 14.38 6.714 .643 .561 .731
PK3 14.38 7.785 .407 .292 .806
PK4 14.27 7.128 .612 .473 .743
PK5 14.01 7.726 .524 .428 .770
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
17.85 10.560 3.250 5
121
HASIL UJI RELIABILITAS LOCUS OF CONTROL
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 85 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 85 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.743 .735 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
LOC1 2.89 1.113 85
LOC2 2.58 .864 85
LOC3 2.59 .904 85
LOC4 2.87 1.153 85
LOC5 2.82 1.125 85
LOC6 2.64 1.067 85
122
Inter-Item Correlation Matrix
LOC1 LOC2 LOC3 LOC4 LOC5 LOC6
LOC1 1.000 .114 .157 .295 .479 .508
LOC2 .114 1.000 .414 .147 .130 .205
LOC3 .157 .414 1.000 .234 .314 .262
LOC4 .295 .147 .234 1.000 .689 .368
LOC5 .479 .130 .314 .689 1.000 .422
LOC6 .508 .205 .262 .368 .422 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
LOC1 13.49 12.205 .476 .354 .707
LOC2 13.81 14.607 .271 .187 .755
LOC3 13.80 13.733 .388 .250 .729
LOC4 13.52 11.586 .539 .490 .688
LOC5 13.56 10.987 .656 .579 .650
LOC6 13.75 11.998 .542 .338 .688
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
16.39 17.145 4.141 6
123
HASIL UJI RELIABILITAS
SELF ESTEEM IN RELATION TO AMBITION
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 85 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 85 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.741 .748 4
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
SE1 4.22 .822 85
SE2 4.22 .661 85
SE3 3.76 .840 85
SE4 4.16 .769 85
124
Inter-Item Correlation Matrix
SE1 SE2 SE3 SE4
SE1 1.000 .433 .301 .562
SE2 .433 1.000 .353 .512
SE3 .301 .353 1.000 .392
SE4 .562 .512 .392 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SE1 12.15 3.155 .547 .348 .675
SE2 12.15 3.607 .550 .314 .680
SE3 12.61 3.407 .424 .189 .749
SE4 12.21 3.097 .642 .431 .619
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
16.38 5.428 2.330 4
125
HASIL UJI RELIABILITAS TURNOVER INTENTIONS
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 85 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 85 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.960 .963 4
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
TI1 3.84 .705 85
TI2 3.80 .669 85
TI3 3.92 .743 85
TI4 4.06 .822 85
126
Inter-Item Correlation Matrix
TI1 TI2 TI3 TI4
TI1 1.000 .940 .860 .798
TI2 .940 1.000 .876 .823
TI3 .860 .876 1.000 .905
TI4 .798 .823 .905 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
TI1 11.78 4.557 .901 .889 .948
TI2 11.81 4.655 .922 .902 .944
TI3 11.69 4.334 .930 .876 .940
TI4 11.55 4.155 .876 .822 .960
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
15.61 7.764 2.786 4
127
HASIL UJI RELIABILITAS PENGHENTIAN PREMATUR ATAS
PROSEDUR AUDIT
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
N %
Valid 85 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 85 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on Standardized
Items N of Items
.752 .755 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PSO1 1.84 .871 85
PSO2 1.60 .658 85
PSO3 1.66 .749 85
PSO4 1.93 .910 85
PSO5 1.72 .868 85
PSO6 1.64 .857 85
PSO7 1.62 .845 85
PSO8 2.04 .932 85
PSO9 1.87 .737 85
PSO10 1.68 .903 85
128
Inter-Item Correlation Matrix
PSO1 PSO2 PSO3 PSO4 PSO5 PSO6 PSO7 PSO8 PSO9 PSO10
PSO1 1.000 .341 .223 -.120 -.031 .094 .238 -.169 -.145 -.037 PSO2 .341 1.000 .517 .330 .238 .308 .283 .082 .064 .144 PSO3 .223 .517 1.000 .314 .345 .175 .321 .120 .221 .084 PSO4 -.120 .330 .314 1.000 .291 .165 .166 .340 .306 .132 PSO5 -.031 .238 .345 .291 1.000 .388 .113 .499 .352 .644 PSO6 .094 .308 .175 .165 .388 1.000 .433 .255 .151 .603 PSO7 .238 .283 .321 .166 .113 .433 1.000 .123 .074 .278 PSO8 -.169 .082 .120 .340 .499 .255 .123 1.000 .371 .637 PSO9 -.145 .064 .221 .306 .352 .151 .074 .371 1.000 .331 PSO10 -.037 .144 .084 .132 .644 .603 .278 .637 .331 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
PSO1 15.75 20.522 .053 .235 .782 PSO2 15.99 18.702 .450 .412 .730 PSO3 15.93 18.304 .442 .430 .729 PSO4 15.66 18.061 .363 .334 .740 PSO5 15.87 16.804 .582 .548 .706 PSO6 15.95 17.260 .520 .492 .716 PSO7 15.96 18.154 .393 .317 .735 PSO8 15.55 17.274 .459 .523 .725 PSO9 15.72 18.943 .345 .240 .741 PSO10 15.91 16.562 .588 .724 .704
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
17.59 21.697 4.658 10
129
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 22.216 5.347 4.155 .000
TTP .213 .156 .150 1.365 .176 .726 1.378
TRA -.423 .198 -.268 -2.136 .036 .557 1.794
TM .652 .235 .292 2.772 .007 .788 1.270
TPK -.322 .152 -.225 -2.116 .038 .776 1.288
TLOC .326 .118 .290 2.768 .007 .797 1.255
TSE -.069 .199 -.035 -.347 .730 .882 1.134
1
TTI -.361 .170 -.216 -2.121 .037 .843 1.186
a. Dependent Variable: TPSO
Coefficient Correlationsa
Model TTI TPK TM TSE TLOC TTP TRA
TTI 1.000 -.114 -.057 -.116 -.077 -.061 .346
TPK -.114 1.000 .258 -.117 .027 -.186 -.379
TM -.057 .258 1.000 -.068 -.076 -.253 -.260
TSE -.116 -.117 -.068 1.000 .065 .107 .189
TLOC -.077 .027 -.076 .065 1.000 -.210 -.233
TTP -.061 -.186 -.253 .107 -.210 1.000 -.143
Correlations
TRA .346 -.379 -.260 .189 -.233 -.143 1.000
TTI .029 -.003 -.002 -.004 -.002 -.002 .012
TPK -.003 .023 .009 -.004 .000 -.004 -.011
TM -.002 .009 .055 -.003 -.002 -.009 -.012
TSE -.004 -.004 -.003 .040 .002 .003 .007
TLOC -.002 .000 -.002 .002 .014 -.004 -.005
TTP -.002 -.004 -.009 .003 -.004 .024 -.004
1
Covariances
TRA .012 -.011 -.012 .007 -.005 -.004 .039
a. Dependent Variable: TPSO
130
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions Model Dimension Eigenvalue
Condition Index (Constant) TTP TRA TM TPK TLOC TSE TTI
1 7.721 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
2 .095 9.029 .00 .01 .04 .36 .01 .01 .03 .05
3 .069 10.584 .00 .01 .14 .42 .03 .06 .01 .04
4 .043 13.443 .00 .00 .13 .02 .07 .76 .01 .01
5 .030 15.914 .00 .86 .10 .02 .00 .08 .03 .00
6 .019 20.260 .00 .05 .11 .00 .00 .02 .36 .69
7 .018 20.828 .01 .05 .37 .18 .87 .05 .06 .03
1
8 .005 38.357 .98 .02 .11 .00 .02 .02 .50 .18 a. Dependent Variable: TPSO 2. HASIL UJI NORMALITAS
131
3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptives Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TPSO 85 10 35 17.59 4.658 TTP 85 7 20 14.79 3.277 TRA 85 3 15 11.16 2.947 TM 85 3 12 6.32 2.089 TPK 85 10 25 17.85 3.250 TLOC 85 6 25 16.39 4.141 TSE 85 12 20 16.38 2.330 TTI 85 12 20 15.61 2.786 Valid N (listwise) 85
132
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Regression Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 TTI, TPK, TM, TSE, TLOC, TTP, TRAa
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: TPSO
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .571a .326 .264 3.996 a. Predictors: (Constant), TTI, TPK, TM, TSE, TLOC, TTP, TRA b. Dependent Variable: TPSO
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 593.254 7 84.751 5.308 .000a
Residual 1229.334 77 15.965
1
Total 1822.588 84 a. Predictors: (Constant), TTI, TPK, TM, TSE, TLOC, TTP, TRA b. Dependent Variable: TPSO
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 22.216 5.347 4.155 .000
TTP .213 .156 .150 1.365 .176
TRA -.423 .198 -.268 -2.136 .036
TM .652 .235 .292 2.772 .007
TPK -.322 .152 -.225 -2.116 .038
TLOC .326 .118 .290 2.768 .007
TSE -.069 .199 -.035 -.347 .730
1
TTI -.361 .170 -.216 -2.121 .037 a. Dependent Variable: TPSO
133
LAMPIRAN 4
Surat Izin Penelitian Skripsi
134
(
Lampiran 2
Jawaban Responden
NO.
PREMATURE SIGN OFF OF AUDIT PROCEDURE TIME PRESSURE RISIKO AUDIT MATERIALITAS PROSEDUR REVIEW & LOCUS OF CONTROL SELF ESTEEM IN RELATION TURNOVER
(PSO) (TP) (RA) (M) KONTROL KUALITAS (PK) (LOC) TO AMBITION (SE) INTENTIONS1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TPSO 1 2 3 4 5 TTP 1 2 3 TRA 1 2 3 TM 1 2 3 4 5 TPK 1 2 3 4 5 6 TLOC Ket. 1 2 3 4 TSE 1 2 3 4
1 1 1 1 2 4 2 1 4 2 4 22 1 3 2 4 3 13 1 4 2 7 1 3 2 6 1 1 4 3 4 13 1 3 2 5 3 2 16 e 5 4 1 5 15 4 4 4 42 1 1 1 2 4 2 1 4 2 4 22 1 3 2 4 3 13 1 4 2 7 1 3 2 6 1 1 4 3 4 13 1 3 2 5 3 2 16 e 5 4 1 5 15 4 4 4 43 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 14 1 1 1 2 2 7 4 4 3 11 1 4 1 6 3 3 3 3 3 15 2 2 2 2 2 2 12 i 5 4 4 4 17 3 3 3 34 3 2 2 1 2 3 2 1 1 2 19 3 4 1 4 3 15 4 3 4 11 3 2 3 8 5 4 3 4 5 21 3 3 2 1 1 1 11 i 5 5 3 4 17 3 3 3 35 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 14 1 1 1 2 2 7 4 4 3 11 1 4 1 6 3 3 3 3 4 16 2 2 2 2 2 2 12 i 5 4 4 4 17 3 3 3 36 3 2 2 1 2 3 2 1 1 2 19 3 4 1 4 3 15 4 4 3 11 3 2 3 8 5 4 3 4 5 21 3 3 2 1 1 1 11 i 5 5 3 4 17 3 3 3 37 1 1 1 2 4 2 1 4 2 4 22 1 3 2 4 3 13 1 4 2 7 1 3 2 6 1 1 4 3 4 13 1 3 2 5 3 2 16 e 5 4 5 5 19 4 4 4 48 3 2 2 1 2 3 2 1 1 2 19 3 4 1 4 3 15 4 4 5 13 3 2 3 8 5 4 3 4 5 21 3 3 2 1 1 1 11 i 5 5 3 4 17 3 3 3 39 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 22 3 2 2 4 4 15 2 2 1 5 4 3 3 10 4 3 3 3 4 17 1 3 3 3 2 2 14 i 5 5 5 5 20 5 5 5 510 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 16 2 2 2 1 1 8 2 2 2 6 1 1 1 3 2 4 4 2 5 17 1 1 1 1 1 1 6 i 5 5 5 5 20 5 5 5 511 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 14 1 1 2 4 2 10 1 1 1 3 1 1 1 3 3 4 4 3 4 18 1 1 3 1 1 1 8 i 5 5 5 5 20 5 5 5 512 3 3 3 1 4 2 3 3 1 2 25 2 2 3 3 3 13 4 2 4 10 3 3 3 9 3 3 3 4 4 17 2 4 4 4 2 2 18 e 4 4 4 4 16 4 4 4 513 3 3 3 3 2 2 3 1 1 1 22 4 1 1 4 3 13 1 2 2 5 2 1 2 5 3 4 3 3 4 17 1 2 3 2 3 2 13 i 5 5 5 5 20 4 4 5 514 2 2 3 3 4 5 4 4 3 5 35 3 4 3 3 2 15 3 3 4 10 2 2 2 6 4 2 3 4 5 18 3 4 5 3 3 4 22 e 4 5 4 4 17 4 4 4 515 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 1 4 1 9 2 2 1 5 1 1 1 3 2 4 4 2 2 14 2 2 2 2 2 2 12 i 5 4 4 5 18 4 4 5 516 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 14 2 1 1 3 2 9 1 1 1 3 1 1 1 3 2 3 3 3 3 14 2 1 2 1 2 1 9 i 5 5 5 5 20 5 5 5 517 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 2 4 2 11 2 2 2 6 1 1 2 4 2 3 4 2 3 14 1 2 2 2 1 1 9 i 5 5 5 5 20 5 5 5 518 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 15 2 2 3 4 3 14 3 3 2 8 2 2 1 5 3 4 4 3 3 17 3 1 2 2 2 3 13 i 5 5 5 5 20 5 5 5 519 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 14 4 4 3 4 4 19 4 4 4 12 2 2 2 6 4 4 4 4 4 20 3 2 2 3 2 2 14 i 4 4 4 4 16 4 4 4 420 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 4 4 3 4 4 19 4 3 4 11 2 2 2 6 4 4 4 4 4 20 2 4 3 3 2 2 16 e 4 4 3 4 15 3 3 3 321 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 12 4 3 3 4 4 18 4 4 4 12 1 2 2 5 4 4 4 4 5 21 3 4 3 3 3 3 19 e 4 4 3 3 14 4 4 4 422 1 1 1 3 2 1 2 2 2 2 17 3 4 3 4 5 19 4 4 4 12 2 2 2 6 4 4 5 4 4 21 2 3 3 3 2 2 15 i 4 4 4 4 16 4 4 4 523 1 1 1 3 1 1 1 2 2 1 14 2 3 3 4 3 15 3 4 3 10 1 2 2 5 3 3 3 3 4 16 3 3 2 3 3 3 17 e 4 4 3 3 14 3 3 3 324 3 3 1 3 1 1 1 2 2 1 18 2 3 3 4 3 15 4 4 3 11 2 1 2 5 3 3 3 4 4 17 3 3 3 4 3 3 19 e 3 3 3 3 12 3 3 3 325 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 4 3 2 4 4 17 4 3 4 11 3 3 3 9 3 3 3 3 3 15 3 4 4 3 4 3 21 e 4 4 3 3 14 4 4 4 426 3 3 1 3 1 1 1 2 2 1 18 2 3 3 4 3 15 4 4 3 11 3 3 3 9 4 3 3 3 4 17 3 4 4 3 3 4 21 e 3 4 3 3 13 3 3 3 327 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 13 2 1 3 4 4 14 3 4 3 10 1 2 1 4 4 4 4 4 4 20 2 4 4 2 4 2 18 e 5 4 4 4 17 5 5 5 528 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 1 4 3 5 5 18 4 4 4 12 1 1 1 3 3 4 4 3 3 17 2 2 2 2 2 2 12 i 5 5 5 5 20 3 3 3 329 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 15 1 2 2 4 4 13 5 5 4 14 2 2 2 6 4 3 4 5 3 19 1 1 2 2 2 2 10 i 4 4 4 4 16 4 4 4 430 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 12 3 3 1 3 2 12 4 4 4 12 1 2 2 5 4 3 4 4 4 19 2 2 2 3 2 2 13 i 4 4 3 4 15 5 5 5 531 1 1 2 3 3 1 1 3 3 3 21 4 4 3 4 4 19 5 4 4 13 2 3 2 7 4 4 3 4 4 19 3 2 2 3 3 2 15 e 5 4 3 4 16 4 4 5 532 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 12 3 3 1 3 2 12 4 5 4 13 2 2 2 6 4 3 4 4 4 19 2 3 3 3 3 2 16 e 5 4 3 4 16 4 4 4 433 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 23 4 4 3 3 3 17 4 4 4 12 3 3 3 9 4 4 4 4 4 20 2 2 2 3 2 3 14 i 4 4 4 4 16 3 3 3 334 1 1 2 3 3 1 1 3 3 3 21 4 4 3 4 4 19 5 4 4 13 1 3 2 6 4 3 3 4 4 18 3 3 3 4 3 3 19 e 3 4 3 4 14 4 4 5 535 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 3 4 5 4 19 5 5 5 15 2 2 2 6 2 4 5 2 2 15 2 2 2 2 2 2 12 i 3 4 4 3 14 4 4 4 536 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 17 3 4 3 4 3 17 2 3 2 7 2 2 1 5 3 4 4 3 4 18 3 3 4 3 4 4 21 e 5 4 4 5 18 4 4 4 537 2 2 2 1 3 2 1 1 3 2 19 3 2 2 3 3 13 4 4 3 11 2 2 1 5 2 2 2 2 2 10 3 3 2 2 2 4 16 e 4 5 3 3 15 3 3 4 438 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 3 4 3 3 3 16 4 4 3 11 2 2 2 6 5 5 5 5 5 25 3 3 2 2 2 4 16 e 3 5 3 4 15 3 3 3 4
104
39 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 21 2 1 2 3 3 11 5 5 5 15 1 1 1 3 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 3 18 e 3 3 3 3 12 3 3 3 3
40 4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 15 2 3 2 4 5 16 5 5 4 14 1 2 1 4 5 5 5 5 5 25 3 4 3 5 5 4 24 e 4 4 4 4 16 4 4 4 441 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 12 3 3 1 5 5 17 4 5 4 13 1 2 2 5 5 5 5 5 5 25 5 2 2 5 5 5 24 e 4 5 3 5 17 4 4 4 442 3 2 2 1 2 1 2 3 2 3 21 3 4 3 4 3 17 4 4 4 12 2 4 2 8 4 4 3 2 3 16 3 4 1 2 2 1 13 i 5 5 4 4 18 3 3 3 343 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 3 2 5 5 17 5 5 4 14 4 4 4 12 4 4 3 5 4 20 2 2 2 2 2 2 12 i 5 4 4 4 17 4 4 4 444 2 2 2 3 1 1 1 3 2 1 18 4 4 2 4 4 18 4 4 4 12 2 2 2 6 3 2 2 3 3 13 2 3 3 2 2 3 15 i 3 3 3 3 12 3 3 3 345 1 2 1 4 2 4 1 1 1 1 18 4 3 4 2 2 15 4 4 2 10 4 3 2 9 2 2 2 5 5 16 1 2 2 1 2 2 10 i 3 4 3 4 14 5 5 5 546 1 1 1 1 1 1 2 4 3 2 17 2 1 2 2 2 9 4 5 4 13 3 4 2 9 4 4 4 3 3 18 5 2 2 3 4 3 19 e 4 4 4 4 16 4 4 4 447 1 2 2 1 2 1 1 3 2 1 16 3 3 2 3 2 13 4 5 4 13 4 3 4 11 4 3 3 2 4 16 4 2 2 3 4 3 18 e 5 3 4 4 16 5 4 4 548 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 12 3 3 3 4 5 18 5 5 4 14 1 2 1 4 5 5 5 5 5 25 2 2 2 5 5 2 18 e 5 5 5 5 20 5 4 4 449 1 2 1 2 2 3 2 3 3 3 22 5 3 2 5 4 19 3 4 4 11 2 4 2 8 3 3 4 4 4 18 4 4 3 3 4 4 22 e 5 5 4 5 19 4 4 4 450 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 2 5 3 15 4 4 4 12 2 2 2 6 4 3 2 4 4 17 3 4 3 2 2 2 16 e 4 4 3 3 14 3 3 3 351 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 2 2 8 4 4 4 12 1 2 2 5 4 3 4 4 4 19 3 3 3 3 3 3 18 e 5 5 5 5 20 4 4 4 452 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 13 3 2 2 3 3 13 5 5 4 14 2 1 2 5 4 3 4 3 3 17 2 2 2 2 2 2 12 i 5 4 4 5 18 4 4 4 453 1 2 2 3 2 1 1 2 3 1 18 3 4 3 5 3 18 4 5 5 14 3 3 2 8 4 4 2 3 3 16 3 2 2 5 2 2 16 e 5 5 5 5 20 3 3 3 354 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 13 3 3 2 3 3 14 2 5 5 12 2 2 2 6 4 5 4 4 4 21 3 2 2 4 4 2 17 e 3 4 4 3 14 4 4 4 455 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 3 1 2 3 3 12 5 5 5 15 1 2 2 5 4 3 2 4 5 18 3 2 2 1 2 2 12 i 5 5 5 5 20 3 3 3 356 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28 3 4 2 5 4 18 3 3 3 9 3 3 3 9 3 3 3 3 3 15 3 2 1 2 3 3 14 i 2 3 4 5 14 4 4 4 457 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 14 3 4 3 4 4 18 5 5 4 14 3 2 3 8 4 4 5 4 4 21 4 3 3 4 3 4 21 e 5 3 4 5 17 4 4 5 558 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 16 3 4 3 3 3 16 5 5 5 15 2 1 2 5 5 5 4 5 5 24 3 3 3 3 3 3 18 e 3 3 4 4 14 4 3 5 559 3 1 1 1 1 4 4 3 3 3 24 3 3 3 3 3 15 5 4 5 14 1 2 2 5 5 4 4 5 5 23 3 3 3 3 3 3 18 e 4 4 4 4 16 3 4 4 560 1 1 2 2 1 2 3 2 3 1 18 4 3 3 4 4 18 3 3 2 8 2 2 2 6 3 4 4 3 3 17 4 4 4 2 2 3 19 e 4 5 4 5 18 4 4 5 561 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 24 5 3 3 3 3 17 3 3 3 9 1 1 1 3 2 2 2 3 3 12 5 2 2 4 5 2 20 e 4 4 4 4 16 3 3 3 362 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 14 3 4 3 4 3 17 5 5 4 14 2 2 3 7 4 4 5 4 4 21 4 3 3 4 3 4 21 e 3 4 4 3 14 4 4 4 463 1 1 1 4 3 1 1 3 3 1 19 4 3 3 4 4 18 5 5 5 15 4 4 4 12 3 3 3 3 3 15 4 2 2 4 4 2 18 e 5 4 4 4 17 4 4 4 564 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 22 4 4 2 5 5 20 4 3 5 12 3 3 3 9 3 2 2 3 3 13 4 2 3 4 4 2 19 e 5 4 4 5 18 4 4 4 465 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 23 4 2 3 4 1 14 5 4 5 14 3 3 3 9 4 3 3 3 4 17 5 4 4 3 4 4 24 e 5 5 4 5 19 3 3 3 366 1 2 1 2 1 2 1 1 3 2 16 3 4 1 1 3 12 5 5 4 14 2 2 1 5 4 4 4 3 4 19 4 1 3 2 2 4 16 e 5 5 5 5 20 3 3 3 367 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 17 2 3 3 4 4 16 5 5 5 15 3 2 1 6 3 3 2 3 5 16 4 3 5 4 5 2 23 e 4 5 3 5 17 5 4 4 468 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 22 3 2 2 3 5 15 4 4 3 11 2 3 2 7 4 4 4 4 4 20 2 2 3 2 3 2 14 i 4 4 3 3 14 3 3 3 369 1 2 3 3 1 1 3 2 2 1 19 3 2 2 3 4 14 4 4 3 11 2 1 2 5 4 3 3 4 4 18 2 2 3 2 2 2 13 i 4 4 3 3 14 3 3 3 370 2 2 3 3 1 1 3 2 2 1 20 3 2 2 3 4 14 4 4 4 12 2 2 2 6 4 4 4 4 4 20 3 3 3 2 2 2 15 i 3 3 3 3 12 3 3 3 371 3 3 3 1 1 1 1 2 1 1 17 3 4 3 5 3 18 4 4 4 12 2 2 2 6 4 4 4 4 4 20 4 3 3 2 2 4 18 e 4 3 3 4 14 4 4 4 572 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2 17 2 2 2 2 2 10 4 5 4 13 2 1 2 5 4 4 4 4 4 20 5 2 2 3 2 3 17 e 3 4 4 3 14 5 5 5 573 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 16 2 2 2 2 2 10 2 2 2 6 2 2 2 6 2 3 3 3 3 14 4 3 2 3 2 5 19 e 4 3 4 3 14 4 4 4 574 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 11 3 3 2 3 3 14 2 2 2 6 1 1 2 4 4 4 4 4 4 20 3 1 4 3 2 2 15 i 4 4 4 4 16 5 5 5 575 1 2 2 3 2 1 1 2 3 1 18 2 2 2 3 3 12 3 3 4 10 1 2 2 5 4 5 5 5 4 23 4 2 2 2 2 2 14 i 4 5 5 4 18 3 3 3 376 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 14 4 3 3 5 4 19 4 4 3 11 2 2 2 6 5 5 4 4 4 22 3 2 2 2 4 5 18 e 5 4 4 5 18 4 4 4 477 2 1 2 2 2 1 1 3 2 1 17 3 4 3 4 4 18 4 4 4 12 2 2 2 6 4 4 4 4 4 20 4 1 2 5 5 3 20 e 4 4 4 5 17 4 4 5 578 1 1 3 2 2 1 1 3 3 1 18 2 4 3 4 3 16 4 5 5 14 2 1 2 5 4 4 3 4 4 19 5 3 1 2 3 1 15 i 3 3 3 3 12 4 4 4 579 3 1 2 3 1 1 1 3 2 1 18 4 4 4 4 4 20 3 5 5 13 3 2 2 7 3 3 3 3 3 15 2 3 2 2 4 2 15 i 3 4 3 4 14 4 4 4 480 2 3 3 4 2 4 2 4 2 3 29 4 3 1 3 5 16 5 4 5 14 3 3 5 11 2 4 2 5 3 16 4 3 4 4 5 3 23 e 3 5 3 5 16 4 4 4 481 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 23 4 3 4 4 4 19 5 4 5 14 3 3 4 10 3 4 3 3 4 17 5 2 3 5 5 5 25 e 5 4 3 4 16 5 5 5 582 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 2 1 1 4 3 11 4 3 5 12 2 2 1 5 4 3 3 3 3 16 4 2 2 4 4 4 20 e 3 4 4 3 14 3 3 3 383 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 4 2 3 1 4 14 4 3 5 12 3 3 2 8 3 3 3 3 3 15 4 2 5 4 4 4 23 e 5 5 5 5 20 4 4 4 4
104
84 3 2 4 2 3 1 1 1 3 1 21 4 3 1 5 4 17 5 4 5 14 1 3 3 7 4 4 3 5 5 21 4 3 4 5 5 3 24 e 5 5 3 5 18 3 3 3 385 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 18 2 3 3 1 1 10 2 3 2 7 2 3 1 6 2 2 1 3 3 11 3 3 1 3 2 5 17 e 3 5 4 5 17 4 4 4 4
104
(TI)TTI1616121212121612202020171817182020201612161712121612201216201816121817171413
104
12
1616121612201618171612161612161216181716181216171612121712121217201720121618171616201216
104
1216
104