103
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE JEPANG TAHUN 1986-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh: FITRIA TISNA KUMALASARI F.1106031 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR

NON MIGAS INDONESIA KE JEPANG TAHUN 1986-2008

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

FITRIA TISNA KUMALASARI

F.1106031

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan
Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan
Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada :

1. Ayah (Alm.) dan Ibu tersayang dan terkasih

2. Kakak dan adikku

3. Semua sahabat

4. Almamaterku

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

HALAMAN MOTTO

Syukur adalah jalan yang mutlak untuk mendatangkan lebih banyak kebaikan

dalam hidup anda.

(Marci Shimoff)

Tolong menolonglah kamu dalam hal kebajikan dan bertaqwa, serta jangan tolong

menolong dalam hal dosa dan kejahatan.

(QS. Al Maidah : 2)

Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk

mengejarnya.

(Walt Disney)

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor

Non Migas Indonesia ke Jepang Tahun 1986-2008”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis hadapi.

Namun berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka

akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati

dan ketulusan yang mendalam penulis manghaturkan terima kasih kepada :

1. Dwi Prasetyani, SE, M.Si, selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak

telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan

memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. M.Com, Ak. Bambang Sutopo, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Wahyu Agung Setyo, SE, M.Si terima kasih atas pinjaman referensi–referensi

dan bantuan data-datanya yang diberikan.

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta staff dan karyawan yang telah memberikan ilmu,

bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis.

6. Kedua orang tua dan keluarga besar yang senantiasa selalu mendoakan,

memberi dorongan dan bimbingan kepada penulis.

7. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2006 Non Reguler dan semua

sahabatku terimakasih atas segala bantuan dan dukungannya.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung

maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan-

kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan perbaikan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

iii

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

HALAMAN MOTTO vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTRA ISI ix

DAFTRA TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1

B. Perumusan Masalah …………………………………………… 6

C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 6

D. Manfaat Penelitian……………………………………………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori………………………………………………… 8

1. Teori Permintaan dan Penawaran …………….....………….. 8

2 Perkembanagan Teori Perdagangan Internasional…………...

2. Manfaat Perdagangan Internasional…………………………

10

25

3. Ekspor Non Migas…………………………………………... 27

4. Hambatan dalam Perdagangan Internasional……………….. 28

5. Definisi dan Ruang Lingkup Ekspor………………………... 32

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor……………………. 35

C. Penelitian Terdahulu…………………………………………… 45

D. Kerangka Pemikiran…………………………………………… 48

E. Hipotesis………………………………………………………... 49

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………... 50

B. Jenis dan Sumber Data…………………………………………. 50

C. Definisi Variabel Operasional………………………………….. 50

D. Metode Pengumpulan Data…………………………………….. 52

E. Metode Analisis Data………………………………………….. 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Variabel………………………………………... 61

B. Analisis Data dan Pembahasan………………………………… 70

1. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap

Ekspor Non Migas Indonesia………………………………..

70

2. Pembahasan Hasil…………………………………………… 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………….. 82

B. Saran…………………………………………………………… 84

DAFTAR PUSTAKA 86

LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1.1 Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2005-2007 (juta US$) ...... 2

1.2 Perkembangan Nilai Ekspor non migas Indonesia

Tahun 1996-2008 (juta US$) ........................................................ 4

1.3 Nilai Ekspor ke Jepang, AS, dan Singapura pada Tahun

2004-2008 (juta US$) .................................................................... 5

3.2 Ilustrasi Keunggulan Absolut dari Adam Smith ............................ 14

2.2 Ilustrasi Tingkat Efisiensi Tenaga Kerja David Ricardo .............. 17

2.3 Ilustrasi Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja David Ricardo ...... 17

2.4 Perhitungan Efisiensi Tenaga Kerja Relatif .................................. 18

4.1 Perkembangan ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang dari Tahun

1986-2008 (juta US$) .................................................................... 59

4.2 Perkembangan Impor Indonesia dari Jepang pada Tahun 1980-2008

(juta US$) ..................................................................................... 64

4.3 Perkembangan Inflasi di Jepang dari Tahun 1986-2008 (%) ........ 66

4.4 Perkembangan Kurs Yen terhadap Dollar dari Tahun 1986-2008 (yen) 68

4.5 Perkembangan Pendapatan Perkapita Jepang dari Tahun

1986-2008 (dollar) ........................................................................ 69

4.6 Tampilan Hasil Estimasi Model Akhir .......................................... 71

4.7 Hasil Perhitungan Koefisien Beta .................................................. 75

4.8 Uji Multikolinearitas ...................................................................... 76

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

4.9 Uji Hetero skedastisitas ................................................................. 77

4.10 Uji Autokorelasi............................................................................. 78

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Daerah Kritis Ujit………..………………………………………. 54

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F……………………………………………… 56

Gambar 3.3 Daerah Ho Diterima dan Ditolak Uji Autokorelasi (Durbin-

Watson)……………………………………………………………………….

59

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR NON

MIGAS INDONESIA KE JEPANG TAHUN 1986-2008

ABSTRAK

Fitria Tisna Kumalasari

F1106031

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh impor, inflasi, kurs

dan pendapatan perkapita negara tujuan yaitu Jepang terhadap ekspor non migas

Indonesia. penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka dengan menggunakan

data time series tahun 1989 sampai 2008. Metode analisis yang digunakan adalah

analisis regresi berganda guna dapat mengukur arah dan besaran pengaruh

beberapa variabel bebas (independent variabel) terhadap perkembangan ekspor

non migas Indonesia (dependent variabel). Pengolahan data data dilakukan

dengan program Econometric Views (E-Views) versi 4.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) impor berpengaruh positif dan

signifikan, setiap peningkatan 1% impor akan meningkatkan ekspor non migas

Indonesia ke jepang sebesar 0,322065%; (2) inflasi berpengaruh negative, setiap

kenaikan 1% inflasi akan menurunkan ekspor non migas ke jepang sebesar

0,088218%; (3) kurs berpengaruh positif dan signifikan, setiap peningkatan 1%

kurs akan meningkatkan ekspor non migas Indonesia ke jepang sebesar

3,029065%; (4) pendapatan perkapita Jepang berpengaruh positif dan signifikan,

setiap peningkatan 1% pendapatan perkapita jepang akan meningkatkan ekspor

non migas Indonesia ke jepang sebesar 3,439601%.

Berdasarkan temuan – temuan tersebut maka diajukan saran - saran. Bagi

pemerintah, hendaknya menjaga kestabilan inflasi. Dan untuk pelaku bisnis

hendaknya menjaga daya saing produk agar dapat bersaing dengan negara lain.

Kata kunci: ekspor non migas, impor, kurs, inflasi, pendapatan perkapita Jepang.

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan suatu negara yang menganut sistem

perekonomian terbuka, artinya bahwa negara tersebut melakukan transaksi

ekonomi dengan pihak luar negeri atau yang sering disebut dengan

perdagangan internasional yang tujuan utamanya adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Perdagangan internasional terjadi karena adanya perbedaan selera atau

pola konsumsi antar negara, dan timbulnya perdagangan internasional

terutama sekali karena suatu negara bisa menghasilkan barang tertentu

secara lebih efisien daripada negara lain (Boediono, 1993).

Adanya keterkaitan dan ketergantungan serta persaingan global

menyebabkan kehidupan dalam suatu negara terpengaruh oleh ekonomi

internasional (Hamdy Hadi, 2004). Dengan kata lain dalam era global dan

perdagangan bebas saat ini dapat dikatakan tidak ada lagi negara-negara

yang “autarki”, yaitu negara yang hidup terisolasi tanpa mempunyai

hubungan ekonomi, keuangan maupun perdagangan internasional (ekspor

dan impor).

Ekspor merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang sangat

penting dan strategis. Peningkatan ekspor diharapkan mampu

meningkatkan pendapatan, tenaga kerja dan devisa untuk negara.

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Peningkatan ekspor merupakan kegiatan utama untuk menghasilkan devisa

untuk membiayai pembangunan di sektor riil maupun non riil.

Ekspor Indonesia pada awalnya didominasi oleh produk-produk

minyak dan gas bumi (migas). Sejak tahun 1974 sampai tahun 1986

pembiayaan ekonomi Indonesia banyak tergantung dari penerimaan

minyak dan gas bumi. Keadaan yang demikaian menyebabkan

perekonomian Indonesia sangat peka terhadap perubahan harga migas di

pasar Internasional.

Pergeseran ekspor Indonesia terjadi sejak tahun 1989, dengan

kontribusi ekspor non migas lebih besar. Hal ini di sebabkan karena tahun

1982 harga minyak turun hingga 50 persen sehingga pendapatan negara

dari sektor ekspor migas menurun. Ini memicu pemerintah mencari

alternatif sebagai pengganti ekspor migas yang terus merosot. Salah

satunya adalah mengembangkan dan meningkatkan ekspor non migas

(Lestiyono, 2007). Pada tabel 1.1 akan memperlihatkan neraca

perdagangan Indonesia pada tahun 2005-2007.

Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Indonesia tahun 2005-2007 (juta US$)

S

u

m

b

e

r

Sumber: Bank Indonesia

Peran perdagangan internasional Indonesia sangat besar. Hal ini

terlihat pada tabel 1.1 dimana neraca perdagangan Indonesia dari tahun

Tahun 2005 2006 2007

Ekspor 86.995 103.528 118.014

1. migas 20.243 22.950 24.872

2. non migas 66.753 80.578 93.142

Impor 69.462 73.868 84.930

1. migas 16.030 16.165 18.836

2. non migas 53.431 57.703 66.094

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

2005-2007 mengalami surplus. Pada tahun 2005 ekspor Indonesia sebesar

86.995 juta US$ sedangkan impornya 69.462 juta US$ dapat disimpulkan

Indonesia memperoleh surplus sebesar 17.533 juta US$. Pada tahun 2006

ekspor Indonesia sebesar 103.528 juta US$ sedangkan impornya sebesar

73.868 juta US$ dapat disimpulkan Indonesia memperoleh surplus sebesar

29.660 juta US$. Pada tahun 2007 ekspor Indonesia sebesar 118.014 juta

US$ sedangkan impornya sebesar 84.930 juta US$ dapat disimpulkan

Indonesia memperoleh surplus sebesar 33.084 juta US$. Pada neraca

perdagangan Indonesia tahun 2005-2007 ekspor non migas Indonesia slalu

mengalami kenaikan hal ini terbukti pada tahun 2005 sebesar 66.753 juta

US$ dan pada tahun 2007 telah mencapai 93.142 juta US$. Ekspor non

migas masih mendominasi dari nilai total ekspor dalam neraca

perdagangan.

Dengan semakin bertambahnya nilai dan ragam komoditi non

migas yang dapat di ekspor, di harapkan perekonomian Indonesia tidak

lagi tergantung terhadap harga satu komoditi yaitu migas saja. Sehingga

pembangunan secara keseluruhan dapat berjalan dengan baik. Komoditi-

komoditi non migas yang cukup potensial untuk di ekspor dapat

dikelompokan menjadi komoditi primer dan komoditi bukan primer.

Komoditi primer merupakan hasil dari sektor pertanian dan sektor

pertambangan. Sedangkan sektor sektor bukan primer berasal dari sektor

industri. Berikut ini pada tabel 1.2 akan menjelaskan perkembangan nilai

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

ekspor migas maupun non migas Indonesia pada tahun 1996-2008 (juta

US$).

Tabel 1.2 Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Indonesia Tahun

1996-2008 (juta US$)

Tahun Non Migas Rata-rata (%)

Ekspor Impor

1996 38,092.6 39,333.0 8.98 1997 41,821.0 37,755.7 9.79 1998 40,975.5 24,683.2 -2.02 1999 38,873.2 20,322.2 -5.13 2000 47,757.4 27,495.3 22.85 2001 43,684.6 25,490.3 -8.53 2002 45,046.1 24,763.1 3.12 2003 47,406.8 24,939.8 5.24 2004 55,939.3 34,792.5 18.00 2005 66,428.4 40,243.2 18.75 2006 79,578.7 42,102.6 19.80 2007 92,012.3 52,540.6 15.62 2008 107,894.1 98,644.4 17.26

Sumber: Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, BPS (telah diolah)

Pada tabel 1.2 diatas dapat digambarkan bahwa angka ekspor

Indonesia pada tahun 1996 ke 1997 mengalami kenaikan namun pada

tahun-tahun berikutnya angka ekspor tersebut mulai berfluktuasi. Hal itu

dapat dilihat pada rata-rata pertumbuhan ekspor. Rata-rata pertumbuhan

ekspor pada tahun 1998 yaitu -8.6% sedangkan pada tahun 2000 rata-rata

pertumbuhan telah mencapai 27.66% tetapi pada tahun 2001 turun menjadi

-9.34%. Pada tahun 1998 akibat krisis moneter yang terjadi pada tahun

1997 ekspor migas turun drastis yang semula 11.622,5 juta US$ pada

tahun 1998 turun drastis menjadi 7.872,1 juta US$. Sedangkan untuk

ekspor non migas pertumbuhannya tetap stabil yaitu pada tahun 1997

sebesar 41.821 juta US$ dan pada tahun 1998 sebesar 40.975,5 juta US$

bahkan pada beberapa tahun terakhir ini ekspor non migas mengalami

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

kemajuan yang sangat pesat terbukti pada tahun 2004 ekspor non migas

Indonesia 55.939,3 juta US$ dan untuk tahun 2008 ekspor non migas

Indonesia mencapai 107.894,1 juta US$. Hal ini juga terbukti pada neraca

perdagangan Indonesia yang mengalami kenaikan.

Tujuan ekspor non migas Indonesia menurut negara tujuan adalah

negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan

beberapa negara-negara Erpoa lainnya. Tabel 1.3 menunjukkan nilai

ekspor ke Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura pada tahun 2005-2008.

Tabel 1.3 Nilai Ekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Singapura pada

Tahun 2004-2008 (juta US$).

Tahun Jepang rata- rata (%)

Amerika

Serikat rata- rata (%) Singapura

rata- rata (%)

2005 9,561.80 - 9,507.90 - 7,068.60 -

2006 12,198.60 27.5764 10,682.50 12.35394 7,824.20 10.68953

2007 13,092.80 7.330349 11,311.30 5.886263 8,990.40 14.90504

2008 13,795.50 5.367072 12,531.00 10.78302 10,104.60 12.39322 Sumber: Departemen Perdagangan, diolah.

Pada tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa Jepang memiliki

kontribusi yang paling besar di bandingkan dengan Amerika Serikat dan

Singapura. Pada tabel 1.3 dapat di lihat bahwa nilai ekspor ke Jepang yang

semula pada tahun 2005 sebesar 9. 561 juta US$ menjadi 13.795,50 juta

US$ dengan rata-rata pertumbuhan 27,6% pada tahun 2006. Amerika

Serikat menduduki peringkat ke dua sebagai negara tujuan utama ekspor

dengan nilai ekspor pada tahun 2005 sebesar 9.507,90 juta US$ dan pada

tahun 2008 sebasar 12.531,00 juta US$. Sedangkan nilai ekspor ke

Singapura pada tahun 2005 sebesar 7.068, juta US$ dan pada tahun 2008

mencapai 10.104,60 juta US$. Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

merupakan negara-negara tujuan utama ekspor non migas Indonesia. Akan

tetapi Jepang merupakan negara yang paling signifikan dalam

perkembangan ekspor non migas Indonesia.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penelitian ini

berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE JEPANG TAHUN 1986

SAMPAI 2008”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh impor, kurs, inflasi, dan pendapatan per

kapita Jepang terhadap ekspor non migas Indonesia ke Jepang?

2. Faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi ekspor non

migas Indonesia ke Jepang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh impor, kurs, inflasi, pendapatan per

kapita Jepang terhadap ekspor non migas Indonesia ke Jepang.

2. Mengetahui faktor apa yang dominan terhadap ekspor non migas

Indonesia ke Jepang.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan tentang ekspor non migas di Indonesia.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik dengan

permasalahan ekspor non migas Indonesia.

3. Sebagai masukan untuk instansi terkait.

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Permintaan dan Penawaran

Berdasarkan anggapan-anggapan tertentu, perdagangan antar negara dapat

juga dipandang dari segi permintaan dan penawaran. Tegasnya perdagangan

internasional terjadi karena adanya perbedaan permintaan dan penawaran.

Perbedaan penawaran disebabkan oleh perbedaan kualitas dan kuantitas faktor-

faktor produksi negara yang satu dengan yang lain. Perbedaan permintaan dapat

disebabkan perbedaan pendapatan dan kesukaan(cita rasa, preferensi)

Approach ini menggunakan beberapa angapan, yaitu sebagai berikut:

1. Pasar dengan persaingan sempurna

2. Tidak ada ongkos pengangkutan.

3. Tingkat teknologi tertentu.

4. Tidak ada perpindahanj kapital

5. Increasing cost of production.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Grafik 1 Timbulnya Perdagangan Internasional

Keterangan:

Sebelum terjadi perdagangan, maka harga barang x negara A adalah P1

dan harga barang x di negara B adalah P2. P2 > P1 jadi jelas bahwa dalam situasi

itu negara B tidak dapat menjual barang x-nya di bawah P2. Bila antara negara A

dan B terjadi perdagangan, maka negara B akan mengimpor produksi itu konstan,

maka negara A akan berspesialisasi saja salam barang x. Selanjutnya bila ongkos

produksi barang x itu bertambah atau meningkat (increasing cost of production).

maka harga barang x itupun akan meningkat. Apa yang terjadi di negara B adalah

jumah produksi dalam negeri akan berkurang, sebab sebagaian dari barang x itu

dapat dipenuhi dengan mengimpor dari negara A, sehingga harga di negara B juga

akan menurun (Sobri, .

S

1

D1 Y

B

D

2

P1

P

2

P3

P4

P

4 3 B 2 1 1 B 3 4 5 0

X

Barang x Barang y

X

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Proses kesamaan tingkat dua macam harga ini akan berlangsung terus,

sehingga jumlah yang diekspor dari negara A yaitu B1, B4, sedang jumlah yang

diimpor dari negara A oleh negara B adalah K1.K4, dan harga kesetimbangannya

adalah OP.

Bila peranan ongkos angkutan diperhatikan, maka harga di kedua negara

itu tidak sama tingginya. Perbedaannya sebesar ongkos angkut itu sendiri. Bila

P3.P4 ongkos, maka volume perdagangan antara A dan B akan berkurang. Ekspor

dari negara A sebesar B2.B3, dan impor negara B sebesar K3.K2. Jadi, ongkos-

ongkos angkut akan menyebabkan perbedaan harga dan volume perdagangan

menjadi kecil.

2. Pekembangan Teori Perdagangan

Perdaganngan internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar

negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Perdagangan

internasional terjadi karena setiap negara tidak memenuhi semua kebutuhan dari

hasil produksi dalam negaranya sendiri sehingga diperlukan transaksi

perdagangan. Hal ini terjadi karena setiap negara dengan mitra dagangnya

mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya perbedaan kandungan sumberdaya

alam, modal, sumberdaya manusia, teknologi, konfigurasi geografis, struktur

ekonomi dan lain sebagainya. Dari perbedaan tersebut di atas, maka atas dasar

saling menguntungkan, terjadilah proses pertukaran, yang dalam skala luas

dikenal sebagai perdagangan internasional (Halwani, 2003).

Karena setiap negara berbeda dengan negara lainnya di tinjau dari

sumberdaya alamnya, iklimnya, letak geografinya, penduduk, keahliannya, tenaga

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

kerja, tingkat harga, keadaan struktur ekonomi dan sosialnya. Hal ini

memungkinkan karena ada barang yang hanya dapat diproduksi di daerah dan

iklim tertentu, atau karena suatu negara mempunyai kombinasi faktor-faktor

produksi lebih baik dari negara lainnya, sehingga negara itu dapat menghasilkan

barang yang lebih bersaing (Amir M.S. 2000).

Pada dasarnya, perdagangan internasional bisa terjadi apabila kedua belah

pihak memperoleh manfaat atau keuntungan dalam perdagangan tersebut.

perdagangna internasional menciptakan keuntungan dengan memberikan peluang

pada setiap negara untuk mengkspor barang-barang yang faktor produksinya

langka atau mahaljika diproduksi daklam negari.

Evolusi teori perdagangan internasional dapat dikelompokkan sebagai

berikut: 1) Teori Pra Klasik: Merkantilisme, 2) teori Klasik: Adam smith, David

Ricardo, 3) Teori Modern: teori H-O, 4) Alternative Theory: M Porter, R D’Aveni

dll. Penjabaran masing-masing teori perdaganngan internasional adalah sebagai

berikut:

2.1 Teori Merkantilisme (David Hume)

Menurut paham merkantilisme, tiap negara yang berkeinginan

untuk maju harus melakukan perdagangan dengan negara lain. Sumber

kekayaan negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan di luar negeri

yang akan diterima dalam bentuk logam mulia.

Aliran merkantilisme yang tumbuh dan berkembang pada abad

XVI-XVIII di Eropa Barat, sebagai lokomotif utama yang di pacu melalui

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

peningkatan industri di dalam negeri. Ide pokok merkantilisme adalah

sebagai berikut:

1. Suatu negara akan kaya atau makmur dan kuat bila ekspor lebih besar

daripada impor.

2. Surplus yang di peroleh dari selisih (X-M) atau ekspor netto yang

positif tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya logam mulia

(sebagai alat pembayaran/uang) yang dimiliki Negara.

3. Logam mulia yang melimpah digunakan oleh negara/raja untuk

memperluas perdagangan di luar negeri dengan kolonisasi.

(Hamdy Hadi: 2004)

Merkantilisme menitikberatkan pada 2 kebijakan penting yaitu:

1. Kebijakan merkantilisme dalam usaha untuk memperoleh monopoli

perdagangan, monopoli perdagangan tersebut dapat diperoleh dengan

memiliki armada perdagangan atau armada perang yang kuat.

2. Kebijakan lanjutan adalah usaha untuk memperoleh daerah-daerah

jajahan yang dilakukan melalui ekspansi perdagangan dan penaklukan

atau penundukan daerah-daerah baru di Amerika, Afrika, dan Asia.

Daerah atau negara jajahan ini dijadikan sebagai sumber bahan baku

dan sekaligus pasar, sekaligus sebagai sumber langsung logam mulia.

Negara jajahan menjadi sangat tergantung pada negara penjajah. (Lia

Amalia: 2007)

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Kritik David Hume terhadap merkantilisme adalah sebagai berikut:

kekayaan atau kemakmuran suatu negara yang diukur dari banyaknya logam

mulia tidak sepenuhnya benar. Maka jika logam mulia banyak berarti jumlah

uang beredar banyak. Jika jumlah uang beredar banyak sedangkan produksi

tetap atau tidak berubah maka akan terjadi inflasi atau kenaikan harga. Inflasi

akan menaikan harga barang-barang eksporsehingga kuantitas ekspor

menurun. Sementara harga barang impor akan lebih besar dari ekspor terjadi

deficit yang menyebabkan logam mulia yang dimiliki akan berkurang.

Kebijakan merkantilisme pada saat ini masih dijalankan oleh

banyak negara (termasuk negara-negara maju), yaitu kebijakan proteksi

untukmelindungi dan mendorong ekonomi dan industri dalam negara dengan

banyak menggunakan hambatan non-tarif seperti: penerapan syarat-syarat dan

sertifikasi tertentu, ketentuan teknis, peraturan kesehatan/karantina, dikaitkan

dengan isu-isu lingkungan hidu, hak asasi manusia dan lain-lain (Hamdy

Hadi: 2004)

2.2 Teori Keunggulan Mutlak/ Absolute Advantage (Adam Smith)

Menurut teori Keunggulan Mutlak yakni perdagangan internasional akan

terjadi jika setiap negara mampu memproduksi barang tertentu secara lebih

efisien daripada negara lain melalui spesialisasi dan pembagian kerja.

Keunggulan mutlak bisa diperoleh karena adanya perbedaan dalam

kepemilikan factor produksi antara lain sumber daya alam, tenaga kerja,

modal, teknologi dan entrepreneurship.setiap negara akan memperoleh

manfaat perdagangan (gain from trade) karena melakukan spesialisasi

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan

mutlak, sedangkan untuk produk yang tidak memiliki keunggulan mutlak

sebaiknya impor saja.

Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa suatu negara akan

melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang tertentu, dimana

negara tersebut memiliki keunggulan mutlak dan tidak memproduksi atau

malakukan impor jenis barang dimana negara lain yang memproduksi barang

sejenis. Atau denagn kata lain, suatu negara akan mengekspor (mengimpor)

suatu jenis barang. Jika negara tersebut tidak dapat memproduksi secara lebih

efisien atau lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Sehingga teori ini

menekankan bahwa efisiensi dalam penggunaan input, misalnya tenaga kerja,

dalam proses produksi sangat menentukan keunggulan atau daya saing.

Sebagai contoh di dunia nyata ada dua negara yaitu Indonesia

(INA) dan Amerika Serikat (AS) kedua negara tersebut sama-sama

memproduksi dua jenis barang, yakni barang (A) kain dengan harga Pa dan

barang B (komputer) dengan harga Pb tenaga kerja merupakan satu-satunya

input yang digunakan untuk memproduksi dua jenis barang tersebut (kain dan

komputer)

Tabel 2.1 Ilustrasi Keunggulan Absolut dari Adam Smith

Sumber: Tulus Tambunan, 2001

Negara Kemungkinan Produksi DTDN

A (Kain) B (Komputer) A/B B/A

INA 90 60 1,50 0,67

AS 50 100 0,50 2,00

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Seperti yang ditunjukan pada tabel 2.1, Indonesia dapat

memproduksi maksimum 90 unit kain (A) per satu orang tenaga kerja dan atau

memproduksi maksimum 60 unit komputer (B) per satu orang tenaga kerja.

Rasio ini menunjukan bahwa Indonesia lebih baik dalam memproduksi A

dibandingkan B. Tingkat produktivitas atau efisiensi dalam penggunaan input

(tenaga kerja) di industri A lebih tinggi dibanding industri B. Jika tidak ad

aperdagangan internasional, dua barang tersebut dapat diperdagangkan dipasar

domestikdengan perbandingan sebagai berikut: 1,5A untuk 1B atau 2/3B

untuk 1A. Artinya biaya alternatif (opportunity cost) untuk membuat 1B maka

mengorbankan 1,5A. Dalam harga relatif dapat ditulis: (Pb/Pa) INA = 1,5.

Misalnya, Pb = 100 maka Pa = 66,6. Perbandingan ini disebut dasar tukar

dalam negeri (DTDN). Jadi di Indonesia, B mempunyai harga jual yang lebih

tinggi, karena memproduksi B lebih mahal daripada memproduksi A.

Sebaliknya di AS, A mempunyai harga jual lebih tinggi disbanding B, karena

biaya produksi A lebih mahal daripada biaya produksi B. Di pasar domestik

AS, dasar tukar dalam negeri adalah: 0,5A untuk 1B atau 2B untuk 1A. Dalam

harga relatif dapat ditulis: (Pb/Pa)AS = 0,5. perbedaan rasio harga (biaya

produksi) tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan

absolute atas Amerika Serikat dalam memproduksi kain (A), sebaliknya AS

memiliki keunggulan absolut atas Indonesia dalam memproduksi computer

(B).

Terjadinya perdagangan internasional menyebabkan gains from

trade masing-masing negara sebagai berikut: a) Indonesia memperoleh

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

keuntungan jika menjual (mengekspor) kain (A) ke Amerika Serikat karena

1A dapat ditukar dengan 2B, dibandingkan hanya 2/3B untuk 1A jika tidak

ada perdangan internasional. Jadi keuntungan Indonesia adalah 1,33B; b)

Amerika Serikat memperoleh keuntungan jika menjual computer (B) ke

Indonesia, karena 1B akan memperoleh 1,5A, dibandingkan hanya 0,5A untuk

1B jika tidak ada perdagangan internasional. Jika keuntungan AS adalah 1A.

Dari contoh tersebut diperoleh bahwa (Pb/Pa) AS (Pb/Pa) INA,

atau (Pb) INA (Pb) AS dan (Pa) INA (Pa) AS. Perbedaan harga tersebut

merupakan syarat terjadinya perdangan internasional. Jika hara dari jenis

barang yang sama tidak berbeda antarnegara, maka tidak ada alasan untuk

melakukan perdagangan internasional, atau masing-masing negara tidak akan

menikmati manfaat perdagangan internasional (Tulus Tambunan,2001).

2.3 Teori Keunggulan Komparatif/ Comparative Adventage (David Ricardo)

Menurut David Ricardo, sekalipun sebuah negara memiliki

keunggulan mutlak pada beberapa barang, tetapi selama negara yang lebih

lemah memiliki keunggulan komparatif pada produksi salah satu barang, maka

perdagangan tetap bisa terjadi. Teori david Ricardo yang juga dikenal dengan

teori cost comparative advantage (labor efficiency) ini menyatakan bahwa

suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika

melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara

tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang jika

negara tersebut berproduksi relative kurang atau tidak efisien.

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Sebagai contoh, berdasarkan efisiensi tenaga kerja di Indonesia

untuk memproduksi 1 unit A. Seorang pekerja hanya membutuhkan 1 hari

kerja dan untuk memproduksi 1 unit B diperlukan 2 hari kerja. Di AS untuk

memproduksi 1 unit A dan 1 unit B masing-masing diperlukan waktu 4 dan 3

hari kerja. Atau berdasarkan produktivitas tenaga kerja, di INA 1 hari kerja

dapat menghasilkan1A dan 1/2B, dan di AS 1 hari kerja dapat menghasilkan

1/4A dan 1/3B. Seperti dapat dilihat pada tabel 2.2, DTDN di INA adalah 2A

untuk 1B atau 0,5B untuk 1A, atau (Pb/Pa)INA = 2, sedangkan DTDN di AS

adalah (Pb/Pa)AS = 3/4. Jadi di INA mempunyi harga jual lebih tinggi ddan di

AS yang mempunyai harga jual lebih tinggi adalah A.

Tabel 2.2 Ilustrasi Tingkat Efisiensi Tenaga Kerja David Ricardo

Sumber; Tulus Tambunan, 2001

Tabel 2.3 Ilustrasi Tingkat Produktivitas tenaga Kerja David Ricardo

Sumber; Tulus Tambunan, 2001

Dari contoh pada tabel 2.2 dan 2.3, dengan teori keunggulan

absolut dari Adam Smith, perdagangan antara INA dan AS tidak dapat terjadi

Negara

Produksi: jumlah jam kerja per

satu unit Biaya Relatif

A B

INA 1(A) INA = 1 1(B) INA= 2 {1 (A)/1(B) INA =1/2}

AS 1 (A) AS = 4 1(B) AS = 3 {1(A)/1(B) AS = 4/3}

Negara

Produksi: jumlah jam kerja per

satu unit DTDN

A B

INA 1'(A) INA = 1 1('B) INA= 1/2 (Pb/Pa) INA = 2

AS 1'(A) AS = 1/4 1('B) AS = 1/3 (Pb/Pa) AS = 3/4

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

karena artinya hanya INA yang dapat melakukan ekspor. Jika perdagangan

antara kedua negara tersebut tetap dilakukan, misalnya karena AS sangat

membutuhkan kain, maka gain from trade hanya dapat dinikmati Indonesia.

Namun David Ricardo menyatakan bahwa perdagangan tetap dapat

terjadi dengan penjelasan sebagai berikut: berdasarkan tingkat efisiensi tenaga

kerja dalam memproduksi A dan B masing-masing negara, selanjutnya dicari

untuk barang yang mana Indonesia (atau AS) lebih unggul terhadap Amerika

Serikat (atau INA), dalam arti tingkat efisiensi tenaga kerjanya paling tinggi.

Hasil perhitungan efisiensi tenaga kerja relatif dapat dilihat pada tabel 2.4:

Tabel 2.4 Perhitungan Efisiensi Tenaga Kerja Relatif

Negara Produksi: jumlah jam kerja per satu unit

A B

INA 1(A) INA/1(A) AS = 1/4 1(B) INA/ 1(B) AS = 2/3

AS 1(A) AS/1(A) INA = 4 1(B) AS/1(B) INA = 3/2 Sumber; Tulus Tambunan, 2001

Dari tabel 2.4 tersebut terlihat bahwa tingkat efisiensi tenaga kerja

di Indonesia lebih besar bila dibandingkan dengan AS dalam memproduksi 1

unit A daripada produksi 1 unit B; [1 (A) INA/1(A) AS < 1(B) INA/1(B) AS].

Hal ini berarti Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi A.

Sebaliknya, tenaga kerja AS lebih efisien dibandingkan tenaga kerja INA

dalam memproduksi 1 unit B daripada memproduksi unit A [1(A) AS/1(A)

INA > 1(B) AS/1(B) INA]. Hal tersebut berarti AS memiliki keunggulan

komparatif dalam produksi B. Berdasarkan perbandingan tersebut, Indonesia

dan Amerika Serikat masing-masing akan melakukan spesialisasi produksi

dan ekspor barang A dan B.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Jadi dapat disimpulkan, bahwa meskipun Indonesia memiliki

keunggulan absolut dibandingkan Amerika Serikat untuk barang A(kain) dan

barang B(komputer), perdagangan internasional tetap bisa terjadi dan saling

menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara jika

terdapat perbedaan dalam tingkat efisiensi tenaga kerja (cost comparative

advantage) dan atau produktivitas tenaga kerja (production comnparative

advantage).

2.4 Teori Hecksher-Ohlin/ H-O

Teori Hecksher dan Ohlin (H-O) disebut juga teori proporsi faktor

(factor propotion) atau teori ketersediaan factor (factor endowment). Dasar

pemikiran teori ini adalah perdagangan internasional, misalnya antara

Indonesia dan Amerika Serikat terjadi karena opportunity cost antara kedua

negara tersebut berbeda. Perbedaan biaya alternative tersebut dikarenakan

adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi. Jadi karena factor

endowment yang berbeda, maka sesuai hukum pasar harga faktor produksi

tersebut juga berbeda antara Indonesia dan Amerika.

Jadi menurut teori H-O, suatu negara akan berspesialisasi dalam

produksi dan ekspor barang-barang yang impor utamanya relative sangat

banyak di negara tersebut, serta impor barang yang input utamanya tidak

dimiliki oleh negara tersebut (jumlahnya terbatas). Dalam kasus Indonesia,

negara tersebut akan ekspor produk-produk yang padat karya (tetapi dalam

kategori unskilled workers) atau padat bahan-bahan baku yang berlimpah di

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

dalam negeri, seperti minyak, batu bara, dan komoditas-komoditas lain. (Tulus

Tambunan: 2001)

Muatan teori H-O yang utama adalah:

1. Dalam perdagangan Internasional yang melandasi keunggulan komperatif

adalah bahwa setiap negara memiliki hadiah alam dari Tuhan yang berbeda-

beda baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga faktor-factor produksi

tersebut akan memiliki distribusi yang tidak merata secara proporsional.

2. Perbedaan kepemilikan faktor produksi oleh setiap negara akan mendorong

pemakaian faktor produksi dalam kombinasi yang memiliki intensitas yang

berlainan. Setiap negara akan mengekspor barang yang memiliki intensitas

faktor produksi melimpah.

Menurut model Neoklasik ini, perdagangan Internasional tidak

bersumber pada perbedaan tingkat produktivitas atau perkembangan teknologi

antar negara,melainkan pada perbedaan kelimpahan atau kekayaan faktor

produksi. Negara yang memiliki banyak tenaga kerja akan berspesialisasi pada

produksi yang bersifat padat karya terutama komoditi primer, serta

mengimpor produk yang menggunakan faktor produksi yang langka di

negaranya seperti produk manufaktur yang bersifat padat modal

Teori ini mendorong negara berkembang untuk memfokuskan

pengembangan aneka komoditi primer sebagai andalan ekspor yang nantinya

akan ditukarkan dengan produk manufaktur. Sehingga, negara berkembang

akan lebih berpeluang dalam mengembangkan perekonomiannya serta

memperoleh keuntungan maksimal dari hubungan perdagangan Internasional.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Dalam rumusan model kelimpahan faktor, suatu negara

diasumsikan pada awalnya akan beroperasi pada suatu titik tertentu dimana

kurva batas kemungkinan produksi sangat ditentukan oleh kondisi permintaan

domestik.

2.5 Competitive Advantage of Nation

Menurut M Porter, dalam era persaingan global saat ini, suatu

negara yang memiliki competitive advantage of nation dapat bersaing di pasar

internasional bila memiliki 4 faktor penentu yaitu:

1. Factor Conditions

Faktor conditions adalah sumber daya yang memiliki oleh suatu

negara yang terdiri atas lima kategori berikut ini:

a. Human resources (SDM)

b. Physical resources (SDA)

c. Knowledge resources (IPTEK)

d. Capital resources (permodalan) / (SDC)

e. Infrastructure resources (SDI)

2. Demand Condition

Permintaan merupakan salah satu faktor penting sebagai penentu

keunggulan daya saing atau competitive advantage suatu bangsa/perusahaan

produk atau jasa yang dihasilkannya. Adapun yang dimaksud dengan demand

conditions tersebut terdiri atas:

a. Composition of home demand

b. Size and pattern of growth of hoine demand

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

c. Rapid home market growth

d. Trend of International demand

3. Related and Supporting Industry

Untuk menjaga dan memelihara kelangsungan keunggulan daya

saing, maka perlu selalu dijaga keberadaan industri pemasok industri terkait,

terutama dalam menjaga dan memelihara value chain.

4. Firm Strategy, Structure and rivalry

Strategi perusahaan, stuktur organisasi dan modal perusahaan, serta

kondisi persaingan di dalam negari merupakan faktor-faktor yang akan

menentukan dan mempengaruhi competitive advantage perusahaan. Rivalry

yang berat di dalam negeri biasanya justru akan lebih mendorong perusahaan

untuk melakukan pengembangan produk dan teknologi, peningkatan

produktivitas, efisiensi dan efektifitas, serta peningkatan kualitas produk dan

pelayanan.

Selain keempat faktor penentu dalam tingkat persaingan

Internasional tersebut, keunggulan komparatif nasional juga dipengaruhi oleh

faktor kebetulan (penemuan baru, perubahan kurs, konflik keamanan) dan

tindakan-tindakan atau kebijakan pemerintah. Faktor luar lainnya yang penting

dan sangat menentukan secara eksternal adalah faktor sumber daya manusia

yang dibagi menjadi dua yaitu, system pemerintah (government) dan

terdapatnya akses dan kesmpatan dalam melakukan suatu hal yaitu, perubahan

(Hamdi Hadi : 2004).

2.6 Hyper Competitive (Richard D’Aveni)

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Proses liberalisasi perdagangan dunia, baik secara regional maupun

internasional yang berlangsung hingga saat ini telah menyebabkan persaingan

global yang semakin ketat, bahkan menuju hyper competitive. Hal ini

dibuktikan antara lain oleh adanya persaingan dan ancaman dari korea,

Taiwan, Singapura dan negara lainnya. Persaingan dan ancaman tersebut

dihadapi oleh industri elektronik dan otomotif Jepang, AS dan Eropa yang

selama ini menguasai pasar dunia. Selain itu, persaingan yang sangat ketat

juga terjadi di antara sesama negara yang sedang berkembang, khususnya

untuk produk-produk industri ringan seperti tekstil dan produk tekstil, sepatu,

agro industri, dan lain-lain.

Kondisi persaingan global yang hyper competitive tersebut

memaksa setiap negara/perusahaan untuk menemukan suatu strategi yang

tepat. Strategi yang tepat tersebut berupa perencanaan dan kegiatan

operasional terpadu yang mengkaitkan lingkungan eksternal dan internal,

sehingga dapat mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang denagn

disertai keberhasilan dalam mempertahankan atau meningkatkan sustainable

real income secara efekif dan efisien. Strategi ini dikenal atau disebut sebagai

Sustainable Competitive Advantage atau SCA yaitu keunggulan daya saing

berkelanjutan (terus menerus). Akan tetapi, menurut Richard D’Aveni (1994),

pada situasi hyper competitive tidak ada lagi perusahaan atau negara yang

dapat memiliki keunggulan daya saing berkelanjutan.

Sehubungan dengan pendapat Richard D’Aveni ini perlu

dikemukakan beberapa catatan (Hamdi Hady: 2004) sebagai berikut:

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Pada situasi hyper competitive, keunggulan daya saing suatu perusahaan atau

negara tetap didasarkan kepada keunggulan kompetitif dinamis, walaupun

dengan periode/jangka waktu yang relatif pendek. Beberapa catatan penting

dari teori ini adalah: (1) Pengertian SCA atau keunggulan daya saing

berkelanjutan harus diartikan sebagai keunggulan yang diperoleh karena

invention dan innovation secara terus menerus, sehingga tetap unggul dari

pesaing; (2) invention dan innovation diperoleh dari hasil research dan

development, baik yang bersifat scientific maupun applied; (3) Sustainable

competitive advantage ini relatif lebih tepat dan paling menguntungkan untuk

dilakukan dalam sektor agro industri karena sumber atau resource base-nya

dapat diperbaharui atau renewable. Sustainable competitive advantage, yang

diperoleh melalui invention dan innovation

Dengan demikian, selama suatu negara masih memiliki sustainable

competitive advantage, maka negara tersebut akan dapat terus mengekspor

produknya, dan tentunya akan lebih baik untuk mengimpor produk lain.

2.7 Competitive Liberalization

Keinginan masing-masing negara untuk dapat bekerja secara

produktif, efisien dan efektif agar dapat bersaing di pasar global pada dekade

terakhir ini telah mendorong terjadinya competitive liberazation terutama di

kawasan Asia Pasifik. Khususnya di bidang perdagangan dan investasi.

Competitive liberazation atau persaingan liberalisasi ini dilakukan

karena masing-masing negara berusaha untuk membuat situasi dan kondisi

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

ekonominya menjadi menarik bagi investor atau penanam modal asing (Hamdi

Hady; 2004).

Persaingan liberalisasi yang dilakukan oleh masing-masing negara

yang didasarkan pada comparative advantage dinamis dan atau competitive

advantage menurut diagram diamond Porter’s akan menyebabkan suatu

negara dapat mengekspor atau lebih baik mengimpor dan mengekspor produk

tertentu. Sebaliknya, negara lain lebih baik mengimpor dan mengekspor p-

roduk tertentu, sehingga akan terjadi perdagangan internasional yang

menguntungkan bagi masing-masing negara.

3. Manfaat Perdagangan Internasional

Perdagangan dalam istilah ekonomi, diartikan sebagai proses tukar

menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak.

Penggunaan istilah kehendak sukarela tersebut memiliki implikasi yang sangat

mendasar yaitu perdagangan akan terjadi hanya apabila paling tidak ada satu

pihak yang memperoleh keuntungan atau manfaat dan tidak ada pihak lain

yang merasa dirugikan. Atau akan timbul karena salah satu pihak atau kedua

belah pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan yang bisa

diperoleh sebagai hasil dari proses perdagangan tersebut. Hal tersebut tidak

saja berlaku dalam perdagangan lingkup daerah dan nasional saja. Tetapi juga

berlaku pada perdagangan internasional, yang tidak hanya melihat orang per

orang atau kelompok per kelompok dalam satu daerah saja, tetapi sudah

semakin meluas hingga melibatkan penduduk dari suatu negara dengan

penduduk dari negara lain (Boediono: 1994).

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Tujuan dilakukannya perdagangan internasional salah satunya

adalah untuk mengatasi hambatan ekonomi yang banyak terjadi pada negara-

negara di dunia. Terutama dalam upaya meningkatkan pendapatan dan

memperluas kesempatan kerja. Untuk negara yang sedang berkembang,

perdagangan internasional sangatlah membantu dalam mengatasi masalah

kemiskinan dan menurunkan angka ketergantungan, khususnya

ketergantungan akan sumber dana bagi pembangunan, dengan cara

dihasilkannya devisa bagi negara tersebut (Djojohadikusumo, 1985).

Tumbuhnya kegiatan perdagangan internasional suatu negara akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di negara yang bersangkutan.

Dan apabila suatu negara mengalami mengalami pertumbuhan ekonomi yang

semakin tinggi, maka akan meningkatkan pendapatan nasionalnya.

Perdagangan internasionaljuga dapat memperluas pasar bagi barang-barang

produksi domestik, yang bila diteruskan akan membawa implikasi pada

perluasan lapangan kerja di dalam negeri dan transfer of technology.

Suatu negara yang melakukan perdagangan internasional dapat

mengadakan realokasi sumberdaya yang dimilikinya secara lebih efisien,

sehingga dapat memproduksi output pada tingkat harga yang lebih rendah

dibandingkan dengan negara lainnya. Ini berdampak pada peningkatan jumlah

barang yang akan diproduksi dan dikonsumsi oleh penduduk, sehingga

kesejahteraan negara tersebut dapat meningkat. Dengan kata lain, adanya

kegiatan perdaganagan internasional dapat memberi sumbangan yang sangat

penting dalam mempertinggi dan menambah efisiensi kegiatan ekonomi suatu

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

negara. Sehingga akan mendorong suatu suatu negara untuk melakukan

spesialisasi terhadap produk-produk yang dihasilkannya.

4. Ekspor Non Migas

Pengertian ekspor non migas adalah ekspor produk-produk diluar

minyak dan gas bumi yang terdiri produk-produk sektor pertanian, industri

(manufaktur), pertambangan dan lainnya, seperti barang-barang seni

(Departemen Perdagangan RI, 2001).

Komoditi ekspor non migas dikelompokkan menjadi komoditi

primer dan non primer. Komoditi primer merupakan hasil dari sektor- sektor

pertanian dan pertambangan, sedangkan komoditi non primer berasal dari

sektor industri dan lainnya (BPS, 2000).

Kinerja ekspor non migas yang didominasi oleh produk-produk

manufaktur mengindikasikan bahwa proses industrialisasi disuatu negara

berjalan baik. Suatu negara dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan

ekspor non migas khususnya ekspor manufaktur jika pertumbuhan ekspor

rata-rata per tahun tinggi dan komposisinya tidak lagi didominasi oleh barang-

barang sederhana (barang baku/barang setengah jadi), melainkan sebagaian

besar sudah berupa produk-produk dengan nilai tambah dari hasil proses

pengolahan yang efisien dan maju sehingga berdaya saing internasional (Tulus

Tambunan, 2001).

5. Hambatan dalam Perdagangan Internasional

Beberapa hambatan dalam perdagangan internasional antara lain:

a. Tarif/ Bea Masuk

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang

yang melewati suatu negara (Nopirin; 1995). Ditinjau dari mekanisme

perhitungannya, ada beberapa jenis tarif yakni:

1) Tarif Ad Valorem (ad valorem tariff)

Tarif ad valorem adalah pajak yang dikenakan berdasarkan angka

presentase tertentu dari nilai-nilai barang-barang yang di impor (misal:

suatu negara memungut tarif 25% atas nilai atau harga dari setiap unit

mobil yang diimpor)

2) Tarif Spesifik (specific tariff)

Tarif spesifik adalah tarif yang dikenakan sebagai beban tetap unit

barang yang diimpor (misalnya; pungutan US$ 3 untuk setiap bahrel

minyak).

3) Tarif Campuran (compound tariff)

Tarif campuran adalah gabungan dari kedua tari ad valorem dari tarif

spesifik. Disamping mgenakan pungutan dalam jumlah tertentu, tarif

campuran juga memungut sekian persen lagi.

b. Kuota

Kuota merupakan bentuk hambatan perdagangan non tarif yang paling

penting. Kuota adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah impor

atau ekspor (Nopirin; 1995). Kuota bisa serupa pembatasan kuantitas

pasokan. Sedangkan kuota impor yang didefinisikan sebagai pembatasan

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

jumlah volume terhadap barang yang masuk ke dalam negeri. Jenis kuota

impor adalah:

a) Absolute atau unilateral kuota adalah kuota yang besar/kecilnya

ditentukan sendiri sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dengan

negara lain. Kuota semacam ini sering menimbulkan tindakan balasan

oleh negara lain.

b) Negotiated atau bilateral kuota adalah kuota yang besar/kecilnya

ditentukan berdasarkan perjanjian antara 2 negara atau lebih.

c) Tarif kuota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk sejumlah

tertentu barang yang diizinkan masuk (impor) dengan tarif tertentu,

tambahan impor masih diizinkan tetapi dikenakan tarif yang lebih

tinggi.

d) Mixing kuota yakni membatasi penggunaan bahan mentah yang

diimpor dalam proporsi tertentu dalam produksi barang akhir.

Pembatasan ini untuk mendorong berkembangnya industri di dalam

negeri.

Pembatasan barang yang diimpor menyebabkan berkurangnya barang

impor tersebut di pasar dalam negeri, sedangkan permintaan relatif tetap.

Keadaan ini mengakibatkan harga impor di pasar dalam negeri lebih tinggi

daripada pasar dunia.

c. Subsidi

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Subsidi adalah memberikan bantuan atau kemudahan bagi produksi dalam

negeri sehingga hasil produksi dalam negeri menjadi lebih murah dari

produk impor.

d. Buy Local Legislation

Yaitu adanya undang-undang di suatu negara yang mengharuskan

penduduknya membeli produk dalam negeri.

e. Penerapan syarat-syarat dan sertifikasi tertentu

Syarat-syarat tertentu sengaja diberlakukan guna menghambat masuknya

produk-produk impor. Seperti misalnya: Eropa dikenal dengan syarat non

CFC, di Amerika ada syarat Ozon Friendly, Negara Timur Tengah

memberlakukan sertifikasi halal, persyaratan sertifikat ISO (Inernational

Standardization Operation) seperti ISO 9001 dan ISO 14000, dan lain-lain.

f. Reciprocal Requirement

Dalam hal ini, suatu negara hanya mau mengimpor jika negara mitra

dagang tersebut juga mau mengimpor dari negara yang bersangkutan.

g. Larangan Impor

Adalah bentuk hambatan langsung yang merupakan bentuk yang paling

ekstrim dari segala hambatan impor. Meskipun secara umum perdagangan

luar negeri memberikan manfaat kepada perekonomian dan masyarakat,

dalam prakteknya banyak negara yang menggunakan kebijakan

menghambat impor, hal ini didasarkan dengan alasan:

a) Mengurangi masalah deflasi dan pengangguran. Dengan adanya

pembatasan ke atas barang-barang dari luar negeri, permintaan

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

terhadap produksi dalam negeri akan bertambah. Pertambahan

permintaan itu akan menaikkan tingkat kegiatan ekonomi dan

menurunkan pengangguran.

b) Menghapus defisit dalam neraca pembayaran. Menciptakan

penghambat impor adalah salah satu langkah yang dapat dijalankan

oleh pemerintah untuk mengatasi defisit dalam neraca pembayaran.

c) Mensukseskan usaha mendiversifikasikan perekonomian. Tujuan ini

terutama dijalankan di negara-negara berkembang yang masih belum

maju yang kegiatan di sektor pertanian dan mengekspor beberapa jenis

bahan mentah. Struktur ekspor seperti itu menyebabkan kegiatan

ekonomi negara-negara itu sangat dipengaruhi oleh perubahan-

perubahan harga da pasaran luar negeri.

d) Melindungi industri yang baru berkembang. Hal ini dilakukan sebagai

lanjutan dari usaha mendiversifikasikan perekonomian, kegiatan-

kegiatan ekonomi baru, terutama kegiatan di bidang industri, akan

dikembangkan. Kekurangan pengalaman, tenaga kerja yang masih

belum mencapai keterampilan tinggi, pasar yang masih terbatas, dan

beberapa alasan lainnya menyebabkan kegiatan-kegiatan ekonomi

yang baru tersebut masih belum sanggup bersaingdenagn yang ada di

negara lain.

e) Melindungi industri dalam negari yang kedudukannya tercancam.

Sering kali penghambat impor digunakan pula untuk melindungi

tingkat kemakmuran yang sudah dicapai oleh segolongan masyarakat

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

tertentu. Seringkali harga barang impor lebih murah dari harga barang

dalam negeri, hal ini akan cenderung menurunkan pendapatan

masyarakat, yang dikarenakan harga barang dalam negeri akan ikut

mengalami penurunan. Penurunan pendapatan tersebut dapat dihindari

dengan menggunakan tarif yang tingginya adalah sedemikian rupa

sehingga harga barang yang diimpor tidak berbeda atau lebih tinggi

daripada harga barang yang sama yang dihasilkan di dalam negeri

(Sadono Sukirno: 2002)

6. Definisi dan ruang Lingkup Ekspor

Definisi ekspor adalah:

a. Kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku. Daerah pabean adalah: Wilayah

Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang

angkasa diatasnya, serta tempat-tempat tertentu didalamnya berlaku

Undang-Undang No 10 Tahun 1995, tentang Kepabeanan (SK

Menperindag No. 146/MPP/IV/1999).

b. Mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan

mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan

mengharapkan pembayaran dalam valuta asing (Nopirin, 1995).

c. Kegiatan jual beli yang dilakukan dengan negara/bangsa lain dengan

pembayaran valuta asing (Amir MS, 2000).

Guna memahami proses transaksi ekspor, berikut ini akan

diuraikan empat tahapan international trade process yang mencakup:

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

a) Sales’s Contract Process

1. Eksportir mempromosikan komoditas yang diekspornya melalui media

promosi seperti pameran dagang, iklan di koran, majalah, radio,

maupun televisi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, atau

melalui badan-badan khusus urusan promosi ekspor seperti Badan

Pengembang Ekspor Nasional (BPEN), Lembaga Penunjang Ekspor

(LPE), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia), Atase

Perdagangan RI di tiap Kedutaan Besar RI di luar negeri, Atase

Perdagangan asing di tiap Kedutaan Besar di Jakarta, Kamar Dagang

dan Industri negara asing di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di

Indonesia seperti American Chamber of Commerce (AMCHAM),

China External Trade Association (CETRA), Japan External Trade

Organization (JETRO), Korean Trade Agency (KOTRA) dan lain-lain.

Tujuan promosi adalah untuk menarik minat calon importir terhadap

komoditas yang diekspor.

2. Importir yang berminat mengirimkan surat permintaan harga atau

Letter of Inquiry kepada eksportir. Letter of Inquiry Lazimnya

berisikan permintaan penawaran harga dengan memberitahukan mutu

barang yang diinginkan, kuantumyang ingin dibeli, harga satuan dan

total harga dalam valuta asing (US$ atau lainnya), waktu pengiriman

(shipment date), nama pelabuhan tujuan yang diinginkan.

3. Eksportir memenuhi permintaan importir dengan mengirimkan surat

penawaran harga yang lazim disebut dengan Offersheet. Offersheet

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

berisiskan keterangan sesuai permintaan importir, seperti uraian

barang, mutu, kuantum, waktu penyerahan, harga dan tempat

penyerahan barang, syarat pembayaran, waktu pengapalan, cara

pengepakan barang, brosur, dan bila perlu contoh barang yang

ditawarkan. Penawaran itu juga menyebutkan apakah penawaran

bersifat free offer ataukah firm offer.

4. Importir, setelah mempelajari dengan seksama offersheet dari

eksportir, menempatkan surat pesanan dalam bentuk ordersheet atau

purchase order kepada eksportir.

5. Eksportir menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sale’s contract) sesuai

dengan data dari offersheet dan ordersheet ditambah dengan

keterangan seperti force majeur clause, klaim, syarat pengapalan

seperti partial shipment, transhipment, wessel age, dan lain-lain.

Kontrak tersebut ditandatangani oleh eksportir dan dikirimkan kepada

importir untuk ditandatangani pula sebagai tanda persetujuan atas

sale’s contract itu. Lazimnya sale’s contract dibuatkan dalam rangkap

dua (two original).

6. Importir mempelajari sale’s contract dengan seksama, dan bila

menyetujuinya kemudian ia menandatangani dan mengembalikan

kepada eksportir. Satu original copy ditahan oleh importer sebagai

dokumen asli transaksi yang lazim disebut sebagai sale’s confirmation.

Kedua sale’s confirmation copy yang asli ini mempunyai kekuatan

hukum yang sama.

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

b) Letter of Credit Opening Process

1. Importir meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuah

Letter of Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi

hutangnya kepada eksportir, sejumlah yang disepakati dalam sale’s

contract dan sesuai dengan syarat-syarat pencairan yang disebut dalam

sale’s contract dan merajuk pada ketentuan dari The Uniform Customs

and Practice of Document Letter of Credit dari kamar Dagang

Internasional. Paris no. 500 atau UPC-DC-500. L/C yang dibuka

adalah untuk dan atas nama eksportir atau orang atau badan usaha lain

yang ditentukan eksportir, sesuai kesepakatan dalam sale’s contract.

Bank devisa yang diminta importir membuka L/C itu disebut opening

bank. Opening bank inilah yang bertanggung jawab melakuakan

pembayaran atas L/C itu kepada eksportir penerima L/C. Importir yang

meminta pembukaan L/C disebut aplicant.

2. Opening bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan

importir, melakuakan pembukaan L/C melalui bank korespondennya di

negara eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat,

teleks, faksimili, atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan

pembukaan L/C dalam bentuk tertulis itu disebut L/C confirmation

yang diteruskan oleh opening bank kepada bank korespondennya

untuk disampaikan kepada penerima, yaitu eksportir yang disebut

dalam surat itu. Bank koresponden yang diminta opening bank untuk

menyampaikan amanat pembukaan L/C disebut advising bank.

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

3. Advising bank setelah menelitu keabsahan amanat pembukaan L/C

yang diterimanya dari opening bank meneruskan amanat pembukaan

L/C itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat

pengantar dari advising bank. Surat pengantar itu disabut L/C Advise,

sedangkan eksportir penerima L/C disebut beneficiery dari L/C itu.

Bila advising bank diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk

turut menjamin pembayaran atas L/C tersebut, maka advising bank

juga disebut sebagai confirming bank.

c) Cargo Shipment Process

1. Eksportir setelah menerima L/C confirmation yang sifatnya operatif

(sah sebagai landasan pembayaran) kemudian mempersiapkan barang

ready for export, melakukan booking atau memesan ruangan/tempat

kepada perusahaan pelayaran (shipping company) yang kapalnya akan

berangkat ke pelabuhan tujuan yang dimaksud dalam sale’s contract

serta sesuai dengan waktu pengapalan (shipment date) yang disepakati

dalam sale’s contract tersebut. Eksportir kemudian mengurus

formalitas ekspor seperti mengisi pemberitahuan ekspor barang,

membayar Pajak Ekspor (PE) dan Pajak Ekspor Tambahan (PET)

melalui advising bank, mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi

Bea dan Cukai di pelabuahan muat. Setelah semua formalitas ekspor

selesai, eksportir menyerahkan barang kepada perusahaan pelayaran

selesai, eksportir menyerahkan barang kepada perusahaan pelayaran

(shipping company)

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

2. Shipping company, setelah selesai melakukan pemuatan barang ke atas

kapal, menyerahkan bukti penerimaan barang, bukti kontrak angkutan,

dan bukti pemilikan barang dalam bentuk Bill of Lading atau transport

document lainnya kepada eksportir yang dalam pengangkutan ini

disebut shipper.

3. Shipping company selanjutnya bertanggung jawab mengangkut muatan

itu sampai ke pelabuhan tujuan, serta menyerahkannya dengan selamat

dan utuh kepada penerima barang yang disebut dalam B/L di

pelabuhan tujuan (destination port) yang juga disebutkan dalam B/L

itu.

4. Importir selaku penerima barang (consignee), bila telah menerima

dokumen pengapalan (shipping document) dari opening bank,

mengurus izin impor (import clearance) kepada pihak Bea Cukai di

pelabuhan tujuan. Kemudian importir menghubungi agen pelayaran

(shipping agent) di pelabuhan tujuan di negaranya untuk menerima

muatan itu.

5. Shipping agent menyerahkan muatan kepada importir segara setelah

pelunasan biaya yang menjadi hak shipping agent bersangkutan.

Dengan ini maka selesailah proses penerimaan barang oleh importir.

d) Shipping Documents Negotiation Process

1. Eksportir, setelah menerima Bill of Lading dari perusahaan pelayaran,

menyiapkan semua dokumen pengapalan yang disyaratkan dalam letter

of Credit seperti faktur, daftar pengepakan, sertifikasi mutu, Surat

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Keterangan negara Asal (SKA) dan lain sebagainya seperti wessel

(draft) serta surat pengantar negosiasi dokumen secara lengkap dan

cermat. Semua dokumen pengapalan itu diserahkan eksportir kepada

negotiation bank yang ditentukan dalam L/C untuk memperoleh

pembayaran (payment).

2. Negotiating bank meneliti dengan seksama semua dokumen

pengapalan yang diminta dalam syarat-syarat L/C. Bila semua cocok

baik jumlah, jenis, maupun uraian sebagaimana yang dituntut oleh

L/C, maka negotiating bank akan membayarkan sejumlah yang ditagih

oleh eksportir dari dana L/C yang tersedia.

3. Negotiating bank meneruskan dokumen pengapalan yang sudah

dilunasi itu kepada opening bank yang membuka L/C bersangkutan

sebagai penagihan kembali uang yang sudah dibayarkan oleh

negotiating bank tersebut kepada eksportir.

4. Opening bank memeriksa dengan seksama semua dokumen

pengapalan itu dan bila ternyata sesuai dengan syarat-syarat L/C yang

dibuka maka opening bank kemudian melunasi uang yang sudah

dibayarkan oleh negotiating bank. Pembayaran pelunasan kembali ini

disebut sebagai reimbursement.

5. Opening bank selanjutnya memberitahukan penerimaan dokumen

pengapalan itu kepada importir. Importir akan mengambil dokumen

pengapalan itu kepada opening bank dan menyelesaikan pelunasan

dokumen pengapalan tersebut dengan opening bank bersangkutan.

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Setelah itu opening bank akan menyerahkan seluruh dokumen

pengapalan itu kepada importir untuk dipergunakan menerima barang

bersangkutan dari perusahaan pelayaran dan Bea Cukai setempa

(Amir, 2003).

B. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Ekspor

1. Impor

Impor adalah memasukkan barang-barang dari luar negeri sesuai

dengan ketentuan pemerintah ke dalam peredaran dalam masyarakat yang

di bayar dengan menggunakan valuta asing. Salah satu tujuan kegiatan

impor adalah memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang

dengan cara mendatangkan barang yang belum tersedia di dalam negeri

dari luar negeri. Sebelum berlakunya Undang-undang Penanaman Modal

Asing (UU No. 1/1967) dan Undang-undang Penanaman Modal dalam

Negeri (UU No.6/1968) maka pola impor Indonesia berturut-turut terdiri

dari barang konsumsi, bahan baku dan barulah disusul barang modal.

Setelah berlakunya undang-undang tentang PMA dan PMDN di

atas maka pola impor Indonesia telah mengalami perubahan menjadi

berturut-turut terdiri dari barang modal, bahan baku dan di susul dengan

barang konsumsi (Amir M.S, 2003).

Impor Indonesia meningkat sejalan dengan peningkatan

pembangunan. pengembangan kapasitas produksi dalam negeri

memerlukan impor barang-barang modal yang belum dapat diproduksi di

dalam negeri perlu diimpor. Di samping itu pembangunan proyek-proyek

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

prasarana yang di perlukan untuk mendukung kapasitas produksi dalam

negeri yang semakin berkembang juga memerlukan impor.

Impor berdasarkan golongan barang terdiri dari barang

modal, barang konsumsi, dan bahan baku/penolong. Impor yang

khususnya bahan modal, barang konsumsi, dan bahan baku akan

mendorong peningkatan ekspor non migas Indonesia. Beberapa produk

ekspor masih memiliki kandungan impor yang cukup tinggi.

Perkembangan impor mencerminkan struktur produksi dalam negeri yang

berkembang pesat. Pada tahun 1986/1987 kebijaksanaan deregulasi dan

debirokratisasi telah dapat mendorong ekspor non migas yang berkembang

dengan pesat. Peningkatan ekspor non migas ini mengakibatkan impor

bahan baku/ penolong meningkat selanjutnya untuk menambah kapasitas

produksi, impor barang-barang modal meningkat pula (Jamli, 1992).

2. Kurs (Exchange Rate)

Kurs adalah perbandingan nilai atau harga antara mata uang sendiri

dengan mata uang negara asing, atau disebut dengan exchange rate. Kurs

(nilai tukar) tergantung dari sistem kurs dan sifat pasar yang

diterapkansuatu negara. Jika sistem kurs yang dianut adalah kurs bebas

maka kurs valuta asing akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan

permintaandan penawaran. Jika misalnya dollar banyak diminta (karena

impor meningkat)maka harga dollar akan naik. Kenaikan harga dollar akan

mengakibatkan permintaan dollar turun dan impor cenderung turun karena

mahal. Sebaliknya ekspor akan meningkat (terutama yang kandungan

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

impornya rendah) karena didorong oleh nilai dollar yang tinggi sehingga

menguntungkan (Nopirin; 1987).

Pada teori Purchasing Power Parity (PPP), dasar teorinya bahwa,

perbandingan nilai satu mata uanglain ditentukan oleh daya beli uang

tersebut terhadap komoditi (bareng dan jasa) pada masing-masing negara.

Terdapat dua versi dalam teori PPP yaitu: 1) Teori Purchasing Power

Parity Interpretasi Absolut, teori ini pada dasarnya bahwa perbandingan

nilai satu mata uang dengan mata uang negara lain (kurs) ditentukan oleh

tingkat harga pada masing-masing negara. 2) Teori Purchasing Power

Parity Arti Relatif, maksudnya adalah bahwa PPP kurs yang

perhitungannya didasarkan pada perubahan harga. Bila terjadi perubahan

harga di kedua negara, maka kurs tersebut harus mengalami perubahan

juga (Amalia, 2007). PPP menyatakan bahwa semua tingkat harga dari

seluruh negara sama besarnya bila diukur dalam satuan mata uang sama

(Krugman, 1991). Jika kurs yang dipakai adalah stabilisasi kurs (kurs

yang distabilkan), maka pemerintah dapat melakukan intervensi pasar

dengan cara sebagai berikut: apabila tendensi kurs valuta asing akan naik

(nilai mata uang sendiri turun relative terhadap valuta asing) maka

pemerintah akan menjual valuta asing di pasar. Dengan tambahnya

penawaran valuta asing tersebut maka tendensi kurs untuk naik dapat

dicegah, dan sebaliknya.

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Kegiatan ekonomi da Kebijakan Pemerintah (fiskal dan moneter)

yang mempengaruhi pendapatan, harga dan bunga akan berpengaruh

terhadap kurs. Disamping faktor-faktor ekonomi, kurs valuta asing juga

dipengaruhi oleh faktor non ekonomi seperti faktor politis dan psikologi

baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar.

Kurs memiliki efek positif terhadap ekspor. Semakin tinggi nilai

kurs maka menyebabkan harga produk ekspor menjadi semakin murah

dimata buyer luar negeri. Misalnya: kurs dari 1$ = Rp 2.500 menjadi 1$ =

Rp 10.000. Jika kita menjual produk dengan harga Rp 1.000.000,

sebelumnya buyer harus membayar 400$ maka setelah nilai kurs naik,

buyer cukup membayar Rp 1.000.000 dengan 100$ adanay haraga yang

semakin murah diminta buyer inilah yang menyebabkan permintaan akan

naik yang selanjutnya ekspor akan meningkat. Dari sisi eksportir, naiknya

inilah kurs (nilai mata uang sendir turun relative terhadap valuta asing)

akan mendorong peningkatan produksi akibat keuntungan yang semakin

meningkat. Harga jual ekspor biasanya ditetapkan dalam dollar, sehingga

jika eksportir penjual produk dengan harga 400$, jika 1$ = Rp 2.500 maka

akan menerima Rp 1.000.000, maka jika nilai rupiah merosot menjadi 1$ =

Rp 10.000, dengan harga yang tetap (400$) maka eksportir akan menerima

pembayaran dalam rupiah sebesar Rp 4.000.000.

Intinya, dengan menurunnya nilai rupiah terhadap dollar maka

ekspor akan meningkat karena baik dilihat dari eksportir dan importir

sama-sama memperoleh keuntungan. Bagi eksportir akan menerima rupiah

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

yang lebih besar sementara bagi importir harga ekspor menjadi lebih

murah (dalam Dollar). Semua kondisi tersebut berlangsung dengan asumsi

menurunnya nilai tukar rupiah tidak diikuti oleh inflasi dalam negeri yang

lebih besar.

3. Inflasi

Definisi singkat inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk

menaik secara umum dan terus-menerus. Berdasarkan sebab awal

terjadinya, inflasi dibedakan menjadi dua yakni:

a) Demand-pull Inflation, adalah inflasi yang timbul karena kenikan

permintaan total (aggregate demand) yang menyebabkan kenaikan harga

dan juga menaikkan hasil produksi (output) dengan asumsi perekonomian

belum mencapai full employment. Pada inflasi jenis ini, kenaikan harga

barang akhir (output) mendahului kenaikan harga barang-barang input dan

harga-harga faktor produksi (upah dan sebagainnya)

b) Cost-push Inflation, adalah inflasi yang timbul karena kenaikan biaya

produksi. Kenaikan biaya produksi akan menyebabkan produksi turun dan

penawaran total (aggregate supply) berkurang yang pada akhirnya akan

menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan biaya produksi dapat berasal dari

kenaikan harga bahan baku industri, perjuangan seriakat buruh yang

berhasil menuntut kenaikan upah dan lain-lain. Kenaiakan biaya produksi

pada gilirannya akan menaikan harga dan turunnya produksi. Jadi, pada

jenis inflasi ini kenaiakn harga barang akhir (output) mengikuti kenaikan

harga-harga barang input/ faktor produksi (Boediono; 1995)

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Efek inflasi terhadap output dapat positip maupun negatif. Inflasi

dapat menyebabakan terjadinya kenaikan produksi karena kenaiakn harga

output mendahului harga input/ faktor produksi sehingga keuntungan

produksi naik, kenaikan keuntungan akan merangsang peningkatan

produksi. Kondisi tersebut dapat terjadi sepanjang inflasi masih dapat

ditolerir (inflasi dibawah satu digit). Namun bila laju inflasi cukup tinggi

(hyper inflation), menyebabkan nilai uang riil turun dengan drastis dan

jika diikuti dengan naiknya biaya produksi maka akan berakibat pada

penurunan produksi (output).

Inflasi di dalam negari yang tidak dibarengi dengan tingkat jumlah

uang beredar yang meningkat menyebabkan penawaran uang riil

berkurang sehingga suku bunga akan naik akan naik yang menyebabkan

investasi akan turun. Jika suku bunga naik diikuti oleh naiknya biaya-

biaya produksi yang lain, seperti upah dan sebagainya maka produksi akan

mengalami penurunan.

4. Produk Domestik Bruto per Kapita

Menurut Edgmand E Michael (1979) bahwa fluktuasi perdagangan

internasional (ekspor-impor) salah satunya dipengaruhi oleh Produk

Domestik Bruto (PDB) per kapita negara pengimpor. Dari negara importir,

peningkatan pendapatan per kapita akan mendorong meningkatnya

permintaan terhadap produk impor (berarti ekspor meningkat jika dilihat

dari negara pengekspor).

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Terdapat hubungan positif antara peningkatan PDB per kapita

negara lain dengan ekspor dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi negara-

negara di dunia yang semakin tinggi menyebabkan permintaan akan

barang dan jasa juga semakin meningkat. Berubahnya pendapatan luar

negeri dengan sendirinya akan menyebabkan berubahnya permintaan

barang ekspor dalam negeri / income inelasticity of demand. Namun

demikian, untuk komoditi yang termasuk inferior goods, maka kenaikan

pendapat per kapita negara-negara tujuan ekspor justru akan mengurangi

permintaan impor mereka. Dengan kata lain terdapat pengaruh negatif

antara peningkatan pendapatan per kapita negara lain dengan ekspor dalam

negeri (Sobri; 2001).

C. Penelitian Terdahulu

1. Ahmad Adi Nugroho, penelitian ini berjudul Analisis Ekspor Non Migas

Indonesia (2000-2004). Variable X yaitu pendapatan per kapita negara

tujuan, Cadangan devisa negara tujuan ekspor, jarak geografi. Sedangkan

variable Y yaitu ekspor non migas. Teknik pengumpulan data

menggunakan data sekunder. Dari hasil analisis regresi didapat:

pendapatan perkapita negara tujuan berpengaruh positif dan signifikan,

cadangan devisa negara tujuan ekspor berpengaruh positif dan signifikan,

jarak geografi menunjukan nilai koefisien negatif.

2. Yito Lestiyono, penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Kurs, Inflasi,

dan Impor Terhadap Ekspor Non Migas Indonesia tahun 2002-2007.

Variable X yaitu kurs, inflasi dan impor. Sedangkan variable Y yaitu

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

ekspor non migas Indonesia. Teknik pengumpulan datanya menggunakan

data sekunder. Dari hasil regresi didapat: variable kurs tidak berpengaruh

terhadap ekspor non migas Indonesia, variable inflasi tidak berpengaruh

terhadap ekspor non migas Indonesia, variable impor berpengaruh positif

terhadap ekspor non migas Indonesia.

3. Sekar Ayu Widyawati, penelitian ini berjudul Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Permintaan Ekspor Kakao Indonesia ke Amerika Serikat

tahun 1990-2007. Variable X yaitu GDP negara pengimpor, harga

domestik kakao, harga internasional kakao, harga internasional gula, harga

internasional soybean oil, sedangkan variable Y yaitu ekspor kakao. Hasil

regresi didapat: GDP negara pengimpor (AS) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia ke AS. Harga domestik kakao

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ekspor kakao Idonesia

ke AS. Harga internasional kakao perpengaru positif dan signifikan

terhadap ekspor kakao Indonesia ke AS. Harga internasional gula memiliki

pengaruh yang tidak signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia ke AS.

Harga internasional soybean oil memiliki pengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia ke AS.

4. Andriyanto, penelitian ini berjudul Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Ekspor Komoditi Utama Industri Kreatif Indonesia ke

Lima Negara Tujuan Ekspor Utama. Variable X yaitu: cadangan devisa

lima negara tujuan ekspor utama, GDP lima negara tujuan ekspor utama ,

kurs lima negara tujuan ekspor. Variable Y yaitu ekspor komoditi utama

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

industri kreatif Indonesia. Hasil regresi di dapat: perubahan cadangan

devisa lima negara tujuan ekspor utama berpengaruh positif terhadap

perubahan ekspor komoditi utama industri kreatif Indonesia, perubahan

GDP lima negara tujuan ekspor utama berpengaruh positif terhadap

perubahan ekspor komoditi utama industri kreatif Indonesia, perubahan

kurs mata uang lima negara tujuan ekspor utama berpengaruh positif

terhadap perubahan ekspor komoditi utama industri kreatif Indonesia.

5. M. Ridwan dan Wildan Syafitri, penelitian ini berjudul Analisis Faktor-

faktor Penentu Perkembangan Ekspor Kayu Lapis Indonesia ke Jepang.

Dari hasil regresi di dapat: perkembangan penawaran ekapor produk

industri kayu lapis dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh

perubahan variable harga ekspor, harga dalam negeri, kapasitas produksi

dalam negeri, sedangkan harga harga dalam negeri berpengaruh negatif,

telah mendorong meningkatnya penawaran ekspor produk industri

manufaktur Indonesia secara berarti. Sementara fluktuasi nilai tukar riiil

Rupiah terhadap Dollar AS tidak berpengaruh signifikan. Dari sisi

permintaan dapat disimpulkan bahwa fluktuasi variable harga ekspor,

harga kayu lapis di Jepang dan pendapatan negara Jepang berpengaruh

positif dan signifikan terhadap perkembangan permintaan ekspor produk

manufaktur Indonesia. Sementara nilai tukar yen Jepang terhadap Dollar

AS tidak berpengaruh signifikan. Tidak signifikannya pengaruh nilai tukar

Yen terhadap Dollar AS diperkirakan karena dua faktor berikut: a.

Melemahnya karena daya saing produk ekspor kayu lapis Indonesia

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

dibandingkan di pasar internasional; b. Tidak banyak produk ekspor kayu

lapis yang di ekspor ke Jepang. Hal ini menyebabkan, apresiasi Yen

terhadap Dollar AS tidak banyak mempengaruhi perkembangan nilai total

ekspor produk industri manufaktur Indonesia.

D. Kerangka Pemikiran

Perdagangan mempunyai arti khusus dalam ilmu ekonomi.

Perdagangan diartikan sebagai proses tukar menukar yang di dasarkan atas

kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Pertukaran yang terjadi karena

paksaan, ancaman dan sebagainya tidak termasuk dalam arti perdagangan

yang dimaksud di sini. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan

untuk menukar untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan

masing-masing. (Nopirin, 1995)

Dalam memenuhi pencapaian tujuan dari perdagangan harus

memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi dari tujuan perdagangan

diantaranya yaitu; impor, kurs, inflasi, pendapatan per kapita negara tujuan

yaitu Jepang.

Impor khususnya yang berupa bahan baku, bahan penolong dan

barang modal akan mendorong peningkatan ekspor. Beberapa produk ekspor

Indonesia masih memiliki kandungan impor yang cukup tinggi. Naiknya

inflasi di dalam negari akan menyebabkan suku bunga naik dan biaya produksi

juga naik sehingga akan mengurangi produksi dan ekspor menurun. Kurs

miliki efek positif terhadap ekspor, semakin tinggi nilai kurs (nilai mata uang

sendiri turun relatif terhadap valuta asing) maka ekspor menjadi murah (dalam

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

dollar) bagi buyer, sedangkan bagi eksportir akan menerima Rp lebih besar

sehingga akan mendorong peningkatan ekspor. Pendapatan domestik bruto

perkapita negara tujuan ekspor merupakan faktor eksternal yang akan

mempengaruhi ekspor Indonesia. Semakin tinggi PDB perkapita pertumbuhan

ekonomi negara tujuan ekspor maka permintaan terhadap produk-produk

ekspor Indonesia akan meningkat.

Secara sistematis kerangka pemikiran diatas dapat disimpulkan:

E. Hipotesis.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diperkirakan impor, inflasi, kurs dan pendapatan per kapita Jepang

berpengaruh terhadap ekspor non miga Indonesia.

2. Diperkirakan impor merupakan faktor yang paling dominan terhadap

ekspor non migas Indonesia.

1. Impor

2. Kurs

3. Inflasi

4. Pendapatan per

kapita negara

tujuan yaitu

Jepang

Ekspor non-migas

Indonesia ke

Jepang

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan studi mengenai analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi ekspor non migas Indonesia periode tahun 1986-

2008. Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan input data tahun 1986-

2008 beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya (kurs, impor, inflasi

dan pendapatan per kapita Jepang).

B. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

data time series dari tahun 1986-2008, yaitu data-data seperti: ekspor

non migas, kurs, impor, inflasi, dan pendapatan per kapita Amerika

Serikat.

b. Sumber data

Sumber data realisasi ekspor non migas, kurs, impor, dan pendapatan

per kapita Amerika Serikat yang diperoleh dari Bank Indonesia, Badan

Pusat Statistik maupun dalam hal ini data yang di akses melalui

internet.

C. Devinisi Variabel Operasional

Definisi ini diberikan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran

terhadap suatu variabel yang ada. Variabel-variabel tersebut, yaitu:

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

a. Variabel Dependen

Ekspor non migas

Ekspor non migas adalah ekspor produk-produk selain minyak dan

gas bumi. Variable ini diukur dengan menjumlahkan seluruh nilai

ekspor komoditi non migas Indonesia selama satu tahun dalam US$,

dengan pencatatan ekspor mengunakan syarat FOB (free on board).

b. Variabel Independen

a. Impor

Impor adalah memasukkan barang dari luar negeri sesuai dengan

ketentuan pemerintah. Variable ini diukur dengan menjumlahkan

seluruh nilai impor Indonesia selama satu tahun, dinyatakan dalam

US$. Komoditi impor terdiri barang konsumsi, bahan baku penolong

dan barang modal.

b. Nilai tukar (Kurs)

Nilai tukar (kurs) adalah perbandingan antara mata uang dalam

negeri dengan mata uang luar negeri. Kurs yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah kurs US$ terhadap Yen. US$ dipilih penulis

karena US$ merupakan hard currency yang paling stabil dan paling

diakui sebagai mata uang untuk transaksi internasional oleh semua

negara.

c. Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum

dan terus menerus dalam satu periode, yang diukur dengan indeks

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

harga konsumen (IHK). Data inflasi dihitung dari inflasi tahunan di

Indonesia dinyatakan dalam persen.

d. Pendapatan per kapita/GDP per kapita Negara tujuan yaitu Jepang

(YJPNG)

GDP per kapita adalah nilai seluruh produk barang dan jasa yang

diproduksi dalam suatu perekonomian dalam waktu 1 tahun dibagi

jumlah penduduk di negara tersebut. PDB per kapita Jepang diambil

dari International Monetery Fund (IMF), dinyatakan dalam juta US$.

D. Metode Pengumpulan Data

Dikarenakan data yang digunakan adalah data sekunder, yang

sebelumnya telah tersedia di dinas/instansi yang terkait maka metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan

studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari dan

membaca literatur yang relevan dan berkaitan dengan penelitian skripsi.

Relevansi didasarkan pada data yang telah disajikan oleh institusi yang

bersangkutan dan telah teruji secara empiris, misalnya data yang

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia dan data

dari International Monetary Funds (IMF).

E. Metode Analisis Data

Model analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis

penelitian yaitu mengetahui bagaimanakah pengaruh antara kurs, impor,

inflasi dan pendapatan per kapita Amerika Serikat terhadap ekspor non

migas Indonesia ke Jepang. Jadi analisis data-data tersebut dapat

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor non

migas dengan melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen pada periode tersebut.

Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis hubungan dan

pengaruh antar variabel berupa pendekatan teori ekonomi, teori statistik,

dan teori ekonometrika. Model alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model ekonometrika. Pengolahan data di lakukan

dengan program Econometric Views (E-Views).

Model Regresi yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

itititititit YJEPANGINFLASIKURSIMPOREKSPOR 43210

1. Uji statistik

Proses analisa yang akan dilakukan melalui pengujian variabel-

variabel independen yang meliputi uji t (uji individual), uji F (uji bersama-

sama), dan uji R² (uji koefisien determinasi).

a. Uji t (uji secara individu)

Uji t ini merupakan pengujian variabel-variabel secara individu,

dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing

variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan

beranggapan variabel independen lain tetap / konstan. Langkah-langkah

pengujian t test adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995)

i. Menentukan hipotesisnya

a) 0:H 1

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Berarti suatu variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependent.

b) 0:Ho 1

Berarti suatu variabel independen secara individu berpengaruh

terhadap variabel dependen.

ii. Melakukan perhitungan nilai t sebagai berikut:

a) Nilai t table = KN;t 2/ …………………………….... (3.1)

Keterangan:

: derajat signifikansi

N : jumlah sample (banyaknya observasi)

K : banyaknya parameter

b) Nilai t hit =)(Se i

i

……………………………………… (3.2)

Keterangan:

i : koefisien regresi

)(Se i : standar error koefisien regresi

iii. Kriteria pengujian

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t

Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak

KN;t 2/ KN;t 2/

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

iv. Kesimpulan

a. Apabila nilai – t table < t hit < t table, maka Ho diterima.

Artinya variabel Independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen secara signifikan.

b. Apabia nilai t hit > +t table atau t hit < -t table, maka Ho

ditolak.

Artinya variabel independen mampu mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan.

b. Uji f (Uji bersama-sama)

Uji f ini merupakan pengujian bersama-sama variabel independen

yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara

bersama-sama terhadap variabel dependen secara signifikan. Langkah-

langkah pengujian adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995) :

i. Menentukan Hipotesis

a) 0:Ho 4321

Berarti, semua variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) 0:Ho 4321

Berarti, semua variabel independen secara individu berpengaruh

terhadap variabel dependen.

ii. Melakukan perhitungan nilai F sebagai berikut:

a) Nilai F table = F KN;1K; ………………………… (3.3)

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Keterangan:

N : jumlah sample / data

K : banyaknya parameter

b) Nilai F hitung = )KN)(R1(

)1K/(R2

2

……………………….. (3.4)

Keterangan :

2R : Koefisien determinasi

N : jumlah observasi/ sample

K : banyaknya variabel.

iii. Kriteria pengujian

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F

Ho diterima Ho ditolak

);1;( kNKF

iv. Kesimpulan

a) Apabila nilai F hit < F table, maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya variabel independen secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan.

b) Apabila nilai F hit > F table, maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen secara signifikan.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

c. Uji R² (Uji koefisien determinasi)

Nilai 2R untuk mengetahui berapa persen variasi variabel

dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Uji ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis

regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi ( 2R ) antara

nol dan satu (0 < 2R < 1). Jika koefisien determinasi 0, artinya variabel

independen tidak mempengaruhi variabel dependen, atau dengan kata lain

model tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel tidak

bebas. Sedangkan koefisien determinan mendekati 1, artinya variabel

independen semakin mepengaruhi variabel dependen, atau dengan kata

lain model dikatakan lebih baik apabila koefisien determinasinya

mendekati 1.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya

lebih dari satu hubungan linier pasti antara beberapa / semua variabel

independen dari model regresi (Gujarati, 1995). Salah satu asumsi model

klasik yang menjelaskan ada tidaknya hubungan antara beberapa / semua

variabel dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinier,

maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga

koefisien tidak dapat diukur dengan ketepatan tinggi.

Salah satu metode untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier

adalah menggunakan pengujian dengan metode Klein. Metode ini

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

membandingkan nilai korelasi setiap variabel penjelas ( 2r xi, xj) dengan

nilai koefisien determinasi ( 2R y, xi, xj,… xn). Jika 2R y, xi, xj,…xn <

2r xi, xj, maka terjadi masalah multikolinier dalam model, sedangkan jika

danilai 2R y, xi, xj,…xn > 2r xi, xj. Maka tidak terjadi masalah

multikolinear.

Cara lain untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier adalah

menggunakan pengujian dengan pendekatan Koutsoyiannis. Metode ini

dikembangkan oleh Koutsoyiannis (1977) menggunakan metode coba-

coba dalam memasukkan variabel bebas. Dari hasil coba-coba tersebut,

selanjutnya akan diklasifikasikan dalam 3 macam (Aisyah, 2007), yaitu :

1) suatu variabel bebas dikatakan berguna

2) suatu variabel bebas dikatakan tidak berguna

3) suatu variabel bebas dikatakan merusak

b. Heteroskedastisitas

Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan

penggangu mempunyai variasi yang sama. Apabila asumsi tersebut tidak

terpenuhi maka akan terjadi heteroskedastisitas, yaitu suatu keadaan

dimana variasi dari kesalahan penggangu tidak sama untuk semua nilai

variabel bebas. Terdapat beberapa metode yang dipergunakan untuk

mendeteksi heteroskedastisitas dalam model empiris yaitu Uji Park, Uji

Glejser, Uji white, Uji LM ARCH dan Uji Breusch Pagan – Godfeg.

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan menggunakan uji

White. Kriteria pengujian dengan membandingkan nilai Obs*R-squared <

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

x2 tabel, maka tidak signifikan, berarti bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedatisitas. Sebaiknya jika Obs*R-squared > x2 tabel maka

signifikan, berarti bahwa terjadi masalah heteroskedatisitas.

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana kesalahan variabel

penggangu pada suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan

penggangu periode lain. Asumsi ini untuk menegaskan bahwa nilai

variabel dependen hanya diterangkan (secara sistematis) oleh variabel

independen dan bukan oleh variabel gangguan (Gujarati, 1995).

Pada penelitian ini digunakan dua metode untuk menilai apakah

dalam model tersebut terdapat masalah autokorelasi atau tidak, yaitu

metode Durbin-Watson test dan B-G test.

Gambar 3.3 Daerah Ho Diterima dan Ditolak uji Autokorelasi

(Durbin-Watson)

Hipotesis untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah :

Ho : tidak ada serial autokorelasi baik positif maupun negative.

Ragu- Ragu-

Ragu ragu

Autokore- Tidak ada Autokore-

Lasi (+) Autokorelasi lasi (-)

0 dl du 2 4-du 4-dl 4

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Untuk menguji hipotesis nol tidak ada autokorelasi, terdapat table

Durbin-Watson (DW), dengan criteria hasil perhitungan DW statistic

dibandingkan dengan table (DW), sebagai berikut:

Jika d < dL = Menolak Ho

Jika du < d < 4-du = tidak menolak Ho

Jika dL ≤ d ≤ du atau 4-du ≤ d ≤ 4-dL = pengujian tidak meyakinkan

(inconclusive)

Pengujian lain dapat dilakukan dengan metode Breusch-Godfrey

(BG) Test, dengan kriteria pengujian sebagai berikut jika BG(n-p)*R2 < x

2

tabel, maka tidak signifikan, berarti bahwa tidak terjadi masalah

autokorelasi. Disamping itu juga dapat kita lihat dari probabilitasnya, jika

probabilitas > = 0,05, maka model terhindar dari masalah autokorelasi.

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Variabel

1. Perkembangan Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang

Salah satu sektor penting ekonomi yang memiliki peran untuk menunjang

pembangunan ekonomi Indonesia adalah perdagangan luar negeri yaitu ekspor

dan impor. Dari kegiatan ekspor diperoleh devisa, sedangkan dari impor akan

diperoleh bahan baku dan barang modal yang diperlukan untuk pembangunan.

Pada tahun 1982 harga minyak turun sehingga pendapatan negara dari sektor

ekspor migas menurun. Ini memicu pemerintah mencari alternatif sebagai

pengganti ekspor migas yang terus merosot. Salah satunya adalah

mengembangkan dan meningkatkan ekspor non migas. Jepang merupakan negara

tujuan utama ekspor non migas Indonesia

Pada tabel 4.1 dibawah menjelaskan bahwa perkembangan ekspor non

migas ke Jepang selama tahun 1986-2008 cenderung meningkat. Pertumbuhan

ekspor terbesar pada tahun 1986 yaitu sebesar 1230.435 juta US$. Dan terus

meningkat dan pada tahun 1990 menjadi 3179.995 juta US$. Dan meningkat lagi

pada tahun 2000 menjadi 7554.988 juta US$. Ekspor non migas Indonesia terus

meningkat dan pada tahun 2008 nilai ekspor non migas sebasar 13323.399 juta

US$.

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Tabel 4.1 Perkembangan Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang dari Tahun

1986-2008 (juta US$).

Tahun Ekspor Perkembangan

1986 1230.43 --

1987 1843.88 33.27

1988 2689.16 31.43

1989 3633.14 25.98

1990 3179.99 -14.25

1991 3678.48 13.55

1992 3978.52 7.54

1993 5077.96 21.65

1994 5711.35 11.09

1995 6861.02 16.76

1996 7128.92 3.76

1997 7014.52 -1.63

1998 5963.70 -17.62

1999 5790.52 -2.99

2000 7554.98 23.35

2001 6691.72 -12.90

2002 6349.30 -5.39

2003 6720.72 5.53

2004 8238.69 18.42

2005 9744.02 15.45

2006 12178.60 19.99

2007 13287.15 90.83

2008 13323.39 0.27 Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, data diolah.

Sejak tahun 2003 ekspor non migas Indonesia ke Jepang menunjukkan

trend yang positif. Walaupun memiliki trend yang positif tetapi permasalahan

yang terkait langsung dengan ekspor non migas Indonesia antara lain pasarnya

yang sempit. Meskipun Indonesia memiliki banyak sumber daya alam dan jumlah

tenaga kerja yang melimpah, yang merupakan faktor utama keunggulan

komparatif namun ekspor non migas Indonesia pada hal-hal berikut: a) empat

produk ekspor antara lain: furniture, pakaian jadi, kayu lapis dan produk tekstil

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

yang mempunyai pangsa pangsa pasar 50% dari ekspor total non migas, dimana

bahan baku serta ketergantungan impor masih merupakan kendala yang harus

diantisipasi. b) banyak produk-produk manufaktur yang padat karya yang terpilih

sebagai ekspor unggulan Indonesia mengalami penurunan harga di pasar dunia

sebagai akibat persaingan yang semakin ketat, terutama dari Cina dan negara

produsen lainnya di Asia yang menghasilkan barang yang sama dengan biaya

produksi lebih murah.

2. Perkembangan Impor dari Jepang

Impor Indonesia meningkat sejalan dengan peningkatan pembangunan.

pengembangan kapasitas produksi dalam negeri memerlukan impor barang-barang

modal yang belum dapat diproduksi di dalam negeri perlu diimpor. Di samping itu

pembangunan proyek-proyek prasarana yang di perlukan untuk mendukung

kapasitas produksi dalam negeri yang semakin berkembang juga memerlukan

impor.

Impor berdasarkan golongan barang terdiri dari barang modal, barang

konsumsi, dan bahan baku/penolong. Impor yang khususnya bahan modal, barang

konsumsi, dan bahan baku akan mendorong peningkatan ekspor non migas

Indonesia. Beberapa produk ekspor masih memiliki kandungan impor yang cukup

tinggi. Perkembangan impor mencerminkan struktur produksi dalam negeri yang

berkembang pesat. Pada tahun 1986/1987 kebijaksanaan deregulasi dan

debirokratisasi telah dapat mendorong ekspor non migas yang berkembang

dengan pesat. Peningkatan ekspor non migas ini mengakibatkan impor bahan

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

baku/ penolong meningkat selanjutnya untuk menambah kapasitas produksi,

impor barang-barang modal meningkat pula.

Tabel 4.2 Perkembangan Impor Indonesia dari Jepang pada Tahun 1986-

2008 (juta USS).

Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, data diolah.

Pada tabel 4.2 menjelaskan bahwa perkembangan impor Indonesia dari

Jepang cenderung berfluktuasi. Pada tahun 1986 ekspor non migas Indonesia ke

Jepang sebesar 3231.886 juta US$. Pada tahun berikutnya terus meningkat pada

tahun 1991 ekspor non migas Indonesia ke Jepang mencapai 8387.96 juta US$.

Tahun berikutnya ekspor non migas Indonesia mulai berfluktuasi dan cenderung

Tahun Impor Pertumbuhan

1986 3231.88

1987 4418.26 26.85

1988 4214.07 -4.85

1989 4117.68 -2.34

1990 5451.54 24.47

1991 8387.96 35.01

1992 6365.53 -31.77

1993 7615.96 16.42

1994 8340.89 8.69

1995 8830.00 5.54

1996 7459.64 -18.37

1997 8227.24 9.33

1998 4641.43 -77.26

1999 2771.49 -67.47

2000 4979.12 44.34

2001 3622.53 -37.45

2002 4205.37 13.86

2003 4778.20 11.99

2004 8019.75 40.42

2005 10213.92 21.48

2006 9230.55 -10.65

2007 9335.44 1.12

2008 14892.46 37.31

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

menurun pada tahun 1999 impor Indonesia dari Jepang sebesar 2771.49 juta US$.

tapi pada tahun-tahun berikutnya impor cenderung meningkat pada tahun 2005

impor Indonesia dari Jepang mencapai 10213.927 US$ dan pada tahun 2008 telah

mencapai 14892.469 US$.

Berdasarkan data realisasi impor Indonesia tahun 2008, impor Indonesia

didominasi oleh bahan baku penolong (77,01%), barang modal (16,56%), dan

barang konsumsi (6,43%). Dilihat dari komoditinya, impor terbesar Indonesia

adalah mesin-mesin. Ketergantungan impor bahan baku dari penolong yang masih

sangat tinggi tersebut mengakibatkan industri dalam negari relatif rentan terhadap

gejolak ekonomi dunia yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap

kelangsungan industri dalam negeri, mengingat beberapa komoditi ekspor non

migas Indonesia masih memerlukan bahan baku dan bahan penolong serta mesin-

mesin yang harus di impor.

3. Perkembangan Inflasi

Inflasi terutama yang timbul karena kenaikan biaya produksi. Kenaikan

biaya produksi akan menyebabkan produksi turun dan penawaran total (aggregate

supply) berkurang yang pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga.

Kenaikan biaya produksi dapat berasal dari kenaikan bahan baku industri,

perjuangan serikat buruh yang berhasil menuntut kenaikan upah dan lain-lain.

Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga dan turunnya

produksi.

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

4.3 Perkembangan Inflasi Jepang dari Tahun 1980-2008 (%).

Tahun Inflasi Pertumbuhan

1986 -0.226

1987 0.794 128.46

1988 0.9 11.78

1989 2.676 66.37

1990 3.8 29.58

1991 2.615 -45.32

1992 1.121 -133.27

1993 1.109 -1.08

1994 0.598 -85.45

1995 -0.396 251.01

1996 0.597 166.33

1997 1.879 68.23

1998 0.583 -222.30

1999 -1.062 154.90

2000 -0.488 -117.62

2001 -1.176 58.50

2002 -0.298 -294.63

2003 -0.398 25.13

2004 0.2 299.00

2005 -0.399 150.13

2006 0.3 233.00

2007 0.699 57.08

2008 0.396 -76.52 Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, data diolah.

Tingkat Inflasi yang terjadi di Jepang cukup berfluktuatif tapi tetap di

angka kecil. Inflasi yang terjadi di Jepang tertinggi pada angka 2.676% pada tahun

1989. setelah tahun tersebut inflasi tidak pernah berada pada lebih dari 2.676%.

Pada tahun 1999 inflasi mencapai -1.176%.

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

4. Perkembangan Kurs Yen terhadap Dollar

Nilai tukar yang sering disebut kurs, mempunyai peran penting dalam

rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi.

Nilai tukar yang stabil sangat diperlukan untuk tercapainya suatu keadaan yang

kondusif bagi peningkatan kegiatan usaha. Perkembangan kurs suatu negara tidak

terlepas Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusif

bagi peningkatan kegiatan dunia usaha. Perkembangan kurs suatu negara tidak

terlepas dari kebijakan yang diambil pemerintah dan juga kondisi ekonomi baik

dalam negeri maupun luar negeri. Nilai tukar suatu negara menunjukkan harga

uang negara tersebut terhadap mata negara lain. Nilai tukar mata uang suatu

negara mengalami apresiasi ketika nilai uangnya meningkat relatif terhadap nilai

mata uang negara lain.

Pada tabel 4.4 menunjukkan data kurs dari tahun 1980 sampai 2008.

Selama periode tahun tersebut cenderung mengalami fluktuasi, tapi cenderung

mengalami penguatan (apresiasi). Pada tahun 1995 kurs yen terhadap dollar

terapresiasi menjadi 94.06 yen per dollar. lonjakan kurs tertinggi terjadi pada

tahun 1995 yang semula kurs dari 94.06 yen per dollar melemah menjadi 108.78

yen per dollar. Setelah tahun tersebut kurs terus melemah dan pada tahun 1998

mencapai 130.90 yen per dollar. dari mulai itu kurs Jepang terus berfluktuasi dan

dan pada tahun 2008 mencapai 118.81 yen terhadap dollar.

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Tabel 4.4 Perkembangan Kurs dari Tahun 1980-2008 (Yen).

Tahun Kurs Pertumbuhan

1986 168.52

1987 144.64 -16.51

1988 128.15 -12.87

1989 137.96 7.11

1990 144.79 4.72

1991 128.11 -13.02

1992 126.65 -1.15

1993 111.2 -13.89

1994 102.21 -8.80

1995 94.06 -8.66

1996 108.78 13.53

1997 120.99 10.09

1998 130.9 7.57

1999 113.91 -14.92

2000 107.77 -5.70

2001 121.53 11.32

2002 125.39 3.08

2003 115.93 -8.16

2004 108.2 -7.14

2005 110.22 1.83

2006 116.3 5.23

2007 112.25 -3.61

2008 118.81 5.52 Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, data diolah.

5. Perkembangan Pendapatan Perkapita Jepang

Negara tujuan ekspor non migas di bedakan menjadi dua yaitu negara

tradisional (pasar utama) dan non tradisional (pasar potensial). Negara tradisional

merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia. Sedangkan negara non

tradisional yaitu negara-negara tujuan ekspor yang relatif baru yang memiliki

pertumbuhan impor tinggi untuk produk-produk dari Indonesia. Jepang

merupakan dalam negara tradisional (pasar utama).

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Tabel 4.5 Perkembangan Pendapatan Perkapita Jepang dari Tahun 1980-

2008 (dollar).

Tahun Yjpng Pertumbuhan

1986 16640.27

1987 20066.06 17.07

1988 24243.81 17.23

1989 24162.47 -0.34

1990 24773.8 2.47

1991 28119.23 11.90

1992 30523.48 7.88

1993 34864.32 12.45

1994 38196.39 8.72

1995 41968.58 8.99

1996 36930.26 -13.64

1997 33821.23 -9.19

1998 30526.86 -10.79

1999 34511.71 11.55

2000 36800.44 6.22

2001 32214.33 -14.24

2002 30756.08 -4.74

2003 33134.47 7.18

2004 36058.72 8.11

2005 35633.04 -1.19

2006 34150.33 -4.34

2007 34286.8 0.40

2008 38457.22 10.84 Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, data diolah.

Dari tabel di atas, perkembangan pendapatan per kapita mengalami

fluktuasi. Hal ini juga terjadi pada ekspor non migas Indonesia yang mengalami

fluktuasi. pada tahun 1995 pendapatan per kapita tertinggi mencapai 41.968,58

US$. Dengan nilai pertumbuhan paling tinggi pada tahun sebesar 32,14 persen.

Dari tahun 2001 sampai 2008 pendapatan per kapita jepang terus meningkat.

Memacu daya beli masyarakat Jepang untuk membeli barang-barang impor.

Sehingga akan menaikkan impor Jepang dan menaikkan ekspor Indonesia.

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

B. Analisis Data dan Pembahasan

Guna menganalisis pengaruh variable impor, inflasi, kurs, dan pendapatan

per kapita Jepang terhadap ekspor non migas Indonesia. Dan mencari variable

yang dominan terhadap ekspor non migas Indonesia, regresi yang digunakan

analisis regresi berganda guna dapat mengukur arah dan besaran pengaruh

beberapa variable independent terhadap perkembangan ekspor non migas sebagai

variable dependent.

Dalam penelitian ini persamaan model regresi adalah sebagai berikut:

itititititit YJEPANGINFLASIKURSIMPOREKSPOR 43210

Model pengolahan data dilakukan dengan program Econometric Views (E-views)

versi4.0:

1. Hasil estimasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor non migas

Indonesia:

Tabel 4.6 Tampilan Hasil Estimasi Model Akhir

Dependent Variable: LEKSPOR Method: Least Squares Date: 07/08/10 Time: 16:38 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -53.49885 18.70333 -2.860392 0.0104 LIMPOR 0.322065 0.182244 1.767220 0.0941 LKURS 3.029123 1.251505 2.420384 0.0263 INFLASI -0.088218 0.056568 -1.559496 0.1363 LYJPNG 3.439601 0.738219 4.659324 0.0002

R-squared 0.843276 Mean dependent var 15.52961 Adjusted R-squared 0.808448 S.D. dependent var 0.593937 S.E. of regression 0.259946 Akaike info criterion 0.332976 Sum squared resid 1.216297 Schwarz criterion 0.579823 Log likelihood 1.170773 F-statistic 24.21288 Durbin-Watson stat 0.875848 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: E-views 4.0, telah di olah.

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, hasil estimasi dengan

menggunakan regresi linier berganda dapat dituliskan persamaan regresi

sebagai berikut:

LOGEKSPOR = -53,49885 + 0,322065 LOGIMPOR + 3,029123

LOGKURS – 0,088218 INFLASI + 3,439601 LOGYJPNG

Setelah diperoleh nilai dari persamaan regresi tersebut,

maka di lakukan uji statistik dan uji ekonometrikasebagai berikut:

a) Uji Statistik

1) Uji t

Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regrsi

yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil

pengujian terhadap koefisien regresi masing-masing variabel bebas

dengan = 10 % akan diperoleh sebagai berikut:

1. Jika |thitung| < |ttabel| pada tingkat signifikasi 10% maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya variable independen tidak

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

2. Jika |thitung| > |ttabel| pada tingkat signifikasi 10% maka Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya variable independen

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Berikut ini adalah hasil pengujian parameter individual

dengan tingkat signifikasi ( = 0,1):

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

a. Koefisien regresi dari konstanta mempunyai thitung sebesar -

2,860392 dan ttabel sebesar sehingga |2,860392| > |1,714|,

dimana nilai probabilitas 0,0104 < 0,1, maka konstanta

EKSPOR.

b. Koefisien regresi dari IMPOR mempunyai thitung sebesar

1,767220 dan ttabel sebesar 1,714 sehingga |1,767220| < |1,714|,

dimana nilai probabilitas 0,0941 < 0,1, maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya variabel independen tidak mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan pada tingkat singnifikasi

( ). Dengan menganggap variabel independen lainnya

konstan, maka secara individu variabel IMPOR berpengaruh

secara statistik terhadap EKSPOR.

c. Koefisien regresi dari INFLASI mempunyai thitung sebesar -

1,559496 dan ttabel sebesar 1,714sehingga |1,559496| > |1,714|,

dimana nilai probabilitas 0,1363 > 0,1, maka Ho diterima dan

Ha ditolak, artinya variabel independen tidak mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan pada tingkat singnifikasi

( ). Dengan menganggap variabel independen lainnya

konstan, maka secara individu variabel INFLASI tidak

berpengaruh secara statistik terhadap EKSPOR.

d. Koefisien regresi dari KURS mempunyai thitung sebesar

2,420384 dan ttabel sebesar 1,714 sehingga |2,420384| > |1,714|,

dimana nilai probabilitas 0,0263 < 0,1, maka Ho ditolak dan Ha

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

diterima, artinya variabel independen mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan pada tingkat singnifikasi ( ).

Dengan menganggap variabel independen lainnya konstan,

maka secara individu variabel KURS berpengaruh secara

statistik terhadap EKSPOR.

e. Koefisien regresi dari YJPNG mempunyai thitung sebesar

4,659324 dan ttabel sebesar 1,714 sehingga |4,659324| > |1,714|,

dimana nilai probabilitas 0,0002 < 0,1, maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya variabel independen mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan pada tingkat singnifikasi ( ).

Dengan menganggap variabel independen lainnya konstan,

maka secara individu variabel YJPNG berpengaruh secara

statistik terhadap EKSPOR.

2) Uji F

Uji F adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-

sama, dengan kriteria pegujian sebagai berikut:

1. Jika nilai Fhitung < Ftabel (pada ), maka Ho diterima

dan Ha ditolak, yang berarti bahwa variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

secara signifikan.

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

2. Jika nilai Fhitung > Ftabel (pada ), maka Ho ditolak

yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil pengolahan diketahui bahwa Fhitung

adalah 24,21288 lebih besar dari Ftabel 4,26, dengan probabilitas

sebesar 0,000000 yang berarti signifikan pada . Hal ini

berarti bahwa variabel impor, inflasi, kurs, pendapatan perkapita

jepang secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap ekspor non migas Indonesia.

3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa

persen perubahan variasi variabel independen dapat menjelaskan

perubahan variabel dependennya. Hasil estimasi koefisien

determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R-squared), sebesar

0,808448 yang berarti 80,84% variabel dependen Sedangkan

sisanya sebesar 19,16% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.

4) Koefisien Beta

Untuk menentukan variabel bebas yang paling menentukan

dalam mempengaruhi nilai dependent variabel dalam suatu model

regresi linier, maka digunakanlah koefisien beta (Arief, 1993).

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Koefisien Beta

Koefisien Standar Deviasi Koefisien Beta

Impor 0.322065 0.427797 0.232187232

Kurs 3.029123 0.128792 0.657450205

Inflasi -0.08822 1.22066 -0.181471734

Yjpng 3.439601 0.223748 1.296953177

Ekspor

0.5933937

Sumber: E-views 4.0, telah diolah.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa variabel

pendapatan per kapita memiliki nilai koefisien beta tertinggi yaitu

1,296953177 adalah merupakan variabel yang paling dominan

dalam penentuan nilai variabel dependent.

b) Uji Ekonometrika/Asumsi Klasik

1) Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terdapat

hubungan linier sempurna atau pasti diantara variabel-variabel bebas

dalam suatu regresi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier

yang pas diantara variabel yang menjelaskan dalam model regresi ini

dapat dilakukan beberapa pengujian. Gejala multikolinier adalah pada

saat R2 sangat tinggi, namun tidak ada satupun dari koefisin regresi

yang signifikan secara statistik melalui uji t. Uji multikolinearitas

dilakukan dengan pendekatan korelasi parsial seperti disarankan oleh

Farar dan Gruber (1967). Pedoman yang digunkan, jika nilai R2a (R

2

regresi awal) lebih tinggi dari R2 pada regresi antar variabel bebas,

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

maka dalam model empirik tersebut tidak dapat adanya

multikolinearitas.

Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas

Variabel

dependen

R2

Tanda R2 (awal) Kessimpulan

Log IMPOR 0,3874 < 0,843276 Tidak ada multikolinearitas

INFLASI 0,554 < 0,843276 Tidak ada multikolinearitas

Log KURS 0,09 < 0,843276 Tidak ada Multikolinearitas

Log YJPNG 0,767 < 0,843276 Tidak ada multikolinearitas Sumber: E-views 4.0, data diolah.

Dari data diatas terlihat bahwa R2

pada regresi antara

variabel bebas, dengan menempatkan masing-masing variabel bebas

sebagai variabel dependen, yaitu impor, inflasi, kurs, pendapatan per

kapita Jepang diperoleh nilai R2 lebih kecil dari R

2a (regresi awal),

sehingga tidak ada multikolinearitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul dalam fungsi regresi dengan

varian yang tidak sama, sehingga penaksir OLS tidak efisien baik

dalam sampel kecil maupun besar (tapi masih tidak bias dan

konsisten). Pengujian terhadap ada tidaknya heteroskedastisitas dalam

model empirik di lakukan dengan uji LM ARC. Kriteria pengujian

adalah dengan membandingkan nilai Obs*R squared < x2

tabel, maka

tidak signifikan, berarti bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas

ARCH Test:

F-statistic 1.036329 Probability 0.320834 Obs*R-squared 1.083803 Probability 0.297848

Sumber: E views 4.0, diolah

Dari tabel tersebut terlihat bahwa Obs*R squared dengan nilai

1,038303 < x2 tabel 13,4 , berarti dalam model penelitian ini tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas.

3) Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota-

anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian

waktu (seperti pada data time series) atau yang tersusun dalam

rangkaian ruang (Gujarati, 1995). Adanya korelasi antara variabel

gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil

maupun sampel besar. Pengujian dilakukan dengan metode Breusch-

Godfrey Test, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: jika BG(n-

p)*R2 < x

2 tabel, maka tidak signifikan, berarti bahwa tidak terjadi

masalah autokorelasi. Disamping itu juga dapat kita lihat dari

probabilitasnya, jika probabilitas > , maka model terhindar

dari masalah autokorelasi.

Tabel 4.10 Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 13.64922 Probability 0.001799 Obs*R-squared 10.24274 Probability 0.555372

Sumber: E views 4.0

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Dari hasil autokorelasi diketahui bahwa (n-p)ObsR squared

(R2) dengan nilai 10,24274 < 13,4, berarti dalam model penelitian ini

tidak terjadi masalah autokorelasi. Dilihat dari probabilitasnya juga

lebih besar dari 0,1 (tidak signifikan) berarti model terhindar dari

masalah autokorelasi.

4. Pembahasan Hasil Penelitian

a) Pengaruh Impor terhadap Ekspor Non Migas Indonesia

Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor

non migas Indonesia ke Jepang. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai

koefisien impor sebesar 0,322065 dengan probabilitas 0,0941 pada tingkat

signifikasi 10% yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1% impor

akan meningkatkan ekspor non migas Indonesia ke jepang sebesar

0,322065 %

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa impor, khususnya yang

berupa bahan baku, bahan penolong dan barang modal mendorong

peningkatan ekspor non migas Indonesia. Beberapa produk non migas

Indonesia masih memiliki kandungan impor yang cukup tinggi.

Berdasarkan data realisasi impor Indonesia tahun 2008, impor Indonesia

didominasi oleh bahan baku penolong (77,01%), barang modal (16,56%),

dan barang konsumsi (6,43%). Dilihat dari komoditinya, impor terbesar

Indonesia adalah mesin-mesin. Hal ini mendukung temuan bahwa impor

berpengaruh positif terhadap peningkatan ekspor, karena beberapa

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

komoditi ekspor non migas Indonesia masih memerlukan bahan baku dan

bahan penolong serta mesin-mesin yang harus di impor.

b) Pengaruh Inflasi terhadap Ekspor Non Migas Indonesia

Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ekspor

non migas Indonesia ke jepang. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai

koefisien inflasi sebesar -0,088218 dengan probabilitas 0,1363 pada

tingkat signifikasi 10% yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan

1% inflasi maka akan menurunkan ekspor non migas Indonesia ke Jepang

sebesar 0,088218 %

Temuan empirik yang menunjukkan bahwa inflasi di dalam negari

yang tidak dibarengi dengan tingkat jumlah uang beredar yang meningkat

menyebabkan penawaran uang riil berkurang sehingga suku bunga akan

naik akan naik yang menyebabkan investasi akan turun. Jika suku bunga

naik diikuti oleh naiknya biaya-biaya produksi yang lain, seperti upah dan

sebagainya maka produksi akan mengalami penurunan dan ekspor

menurun.

c) Pengaruh Kurs terhadap Ekspor Non Migas Indonesia

Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor non migas

Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien kurs sebesar

3,029065 dengan probabilitas 0,0263 pada tingkat signifikasi 10% yang

dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1% kurs akan meningkatkan

ekspor non migas Indonesia sebesar 3,029065 %

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Kurs memiliki efek positif terhadap ekspor. Semakin tinggi nilai

kurs (nilai mata uang sendiri turun relatif terhadap valuta asing) maka

menyebabkan harga produk ekspor menjadi semakin murah di mata buyer

luar negeri (importir). Dari sisi eksportir, naiknya nilai kurs (nilai mata

sendiri turun relatif terhadap valuta asing) akan meningkatkan produksi

akibat keuntungan yang semakin meningkat karena rupiah yang diperoleh

lebih besar sehingga mendorong peningkatan ekspor. Intinya dengan

menurunnya nilai rupiah terhadap dollar maka ekspor akan meningkat

karena baik dilihat dari eksportir dan importir sama-sama memperoleh

keuntungan. Bagi eksportir akan menerima rupiah yang lebih besar

sementara bagi importir harga ekspor menjadi lebih murah (dalam dollar).

Semua kondisi tersebut berlangsung dengan asumsi menurunnya nilai

tukar rupiah tidak diikuti oleh inflasi dalam negeri yang lebih besar.

d) Pengaruh Pendapatan Per Kapita Jepang terhadap Ekspor Non Migas

Pendapatan per kapita Jepang berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ekspor non migas Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai

koefisien pendapatan per kapita Jepang sebesar 3,439601 dengan

probabilitas 0,0002 pada tingkat signifikasi 10% yang dapat diartikan

bahwa setiap peningkatan 1% pendapatan per kapita Jepang maka akan

meningkatkan ekspor non migas Indonesia sebesar 3,439601%.

Hasil temuan ini sejalan dengan teori dan hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini. Bahwa pendapatan per kapita negara tujuan ekspor

merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi ekspor non migas

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Indonesia. Semakin tinggi pendapatan per kapita negara tujuan ekspor

maka permintaan terhadap produk-produk ekspor Indonesia akan

meningkat

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian empiris terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi ekspor non migas Indonesia, maka dapat kami sampaikan

kesimpulan sebagai berikut:

1 Impor berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor non migas

Indonesia ke Jepang. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa impor,

khususnya yang berupa bahan baku, bahan penolong dan barang modal

mendorong peningkatan ekspor non migas Indonesia. Beberapa produk

non migas Indonesia masih memiliki kandungan impor yang cukup tinggi.

Berdasarkan data realisasi impor Indonesia tahun 2008, impor Indonesia

didominasi oleh bahan baku penolong (77,01%), barang modal (16,56%),

dan barang konsumsi (6,43%)

2. Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ekspor non

migas Indonesia ke jepang. Temuan empirik yang menunjukkan bahwa

inflasi di dalam negari yang tidak dibarengi dengan tingkat jumlah uang

beredar yang meningkat menyebabkan penawaran uang riil berkurang

sehingga suku bunga akan naik akan naik yang menyebabkan investasi

akan turun. Jika suku bunga naik diikuti oleh naiknya biaya-biaya

produksi yang lain, seperti upah dan sebagainya maka produksi akan

mengalami penurunan dan ekspor menurun.

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

3. Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor non migas

Indonesia ke jepang. Semakin tinggi nilai kurs (nilai mata uang sendiri

turun relatif terhadap valuta asing) maka menyebabkan harga produk

ekspor menjadi semakin murah di mata buyer luar negeri (importir). Dari

sisi eksportir, naiknya nilai kurs (nilai mata sendiri turun relatif terhadap

valuta asing) akan meningkatkan produksi akibat keuntungan yang

semakin meningkat karena rupiah yang diperoleh lebih besar sehingga

mendorong peningkatan ekspor.

4. Pendapatan per kapita Jepang berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ekspor non migas Indonesia ke jepang. Pendapatan per kapita

negara tujuan ekspor merupakan faktor eksternal yang akan

mempengaruhi ekspor non migas Indonesia. Semakin tinggi pendapatan

per kapita negara tujuan ekspor maka permintaan terhadap produk-produk

ekspor Indonesia akan meningkat.

5. Pendapatan per kapita adalah variabel yang paling dominan terhadap

ekspor non migas Indonesia ke Jepang. Pendapatan per kapita memiliki

nilai koefisien beta tertinggi yaitu 1,296953177 adalah merupakan variabel

yang paling dominan dalam penentuan nilai variabel dependent.

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

B. Saran

Berdasarkan studi empiris ini dapat diusulkan beberapa saran:

1. Dalam hal impor pemerintah harus memberikan kemudahan kemudahan

dalam memperoleh bahan baku maupun bahan modal dari luar negeri

supaya perusahaan-perusahaan tersebut dapat mengembangkan produknya.

kemudahan itu seperti keringanan tariff pembebasan bea masuk prosedur

ekspor dan lain-lain. Selain itu perusahaan ekspor diharapkan tidda melulu

mengandalkan bahan baku dari luar negeri yang tujuannya untuk

menghemat pengeluaran atau biaya operasional perusahaan tersebut

dengan mengalihkan bahan-bahan dari negeri sendiri atau meningkatkan

kandunagn bahan baku dari dalam negeri.

2. Pemerintah menjaga kestabilan nilai tukarnya terhadap dollar. Hal

tersebut dilakukan agar stabilnya nilai tukar dapat mendorong masyarakat

maupun pengusaha dalam melakukan kegiatan perdagangan internasional

khususnya dalam kegiatan ekspor. Kestabilan nilai tukar juga agar

memperoleh kepercayaan dari negara lain untuk melakukan kerjasama

serta hubungan bik dengan luar negeri.

3. Gross Domestic Product suatu negara dapat dijadikan indikator bagi

para eksportir Indonesia dalam menentukan sasaran pemasaran ekspor non

migas Indonesia sehingga diharapkan dapat meningkatkan ekspor non

migas Indonesia.

4. Pemerintah harus dapat mencegah terjadinnya inflasi yang tinggi. Salah

satu caranya mengawasi jumlah uang beredar

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.S. 2000. Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri. Jakarta:

Penerbit PPM.

Amir, M.S. 2003. Ekspor-Impor: Teori dan Penerapannya. Jakarta: Penerbit

PPM.

Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI Press

Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik Indonesia.

Bank Indonesia. 2009. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Jakarta: Bank

Indonesia.

Boediono. 1995. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

Gujarati, Damodar. 1993. Basic Econometric. New York: Mc-Grawhill

Hady, Hamdy. 2004. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan

Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Lia, Amalia. 2007. Ekonomi Internasional. Jakarta: Graha Ilmu -UIEU-

University Press.

Nopirin. 1995. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE.

Siti Aisyah, 2007. Modul Laboratorium Ekonometrika. Surakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Sobri. 1986. Ekonomi Internasional: Teori, Masalah dan Kebijaksanaannya.

Yogyakarta: BPFE-UII

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT Raja

Garfindo Persada.

Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

http:// www.depdag.go.id/ statistik ekspor impor Indonesia.

http:// www.imf.go.id

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

LAMPIRAN

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Tahun Ekspor Impor Inflasi Kurs Yjpng

1986 1230,43 3231,88 -0.226 168,52 16640.266

1987 1843,88 4418,26 0.794 144,64 20066.061

1988 2689,16 4214,07 0.9 128,15 24243.813

1989 3633,14 4117,68 2.676 137,96 24162.471

1990 3179,99 5451,54 3.8 144,79 24773.797

1991 3678,48 8387,96 2.615 128,11 28119.226

1992 3978,52 6365,53 1.121 126,65 30523.477

1993 5077,96 7615,96 1.109 111,20 34864.323

1994 5711,35 8340,89 0.598 102,21 38196.389

1995 6861,02 8830,00 -0.396 94,06 41968.581

1996 7128,92 7459,64 0.597 108,78 36930.261

1997 7014,52 8227,24 1.879 120,99 33821.23

1998 5963,70 4641,43 0.583 130,90 30526.859

1999 5790,52 2771,49 -1.062 113,91 34511.709

2000 7554,98 4979,12 -0.488 107,77 36800.436

2001 6691,72 3622,53 -1.176 121,53 32214.328

2002 6349,30 4205,37 -0.298 125,39 30756.077

2003 6720,72 4778,20 -0.398 115,93 33134.465

2004 8238,69 8019,75 0.2 108,20 36058.717

2005 9744,02 10213,92 -0.399 110,22 35633.042

2006 1217,86 9230,55 0.3 116,30 34150.333

2007 13287,15 9335,44 0.699 112,25 34286.798

2008 13323,39 14892,46 0.396 118,81 38457.216

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Uji Regresi Double Log

Dependent Variable: LEKSPOR Method: Least Squares Date: 07/08/10 Time: 16:38 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -53.49885 18.70333 -2.860392 0.0104 LIMPOR 0.322065 0.182244 1.767220 0.0941 LKURS 3.029123 1.251505 2.420384 0.0263 INFLASI -0.088218 0.056568 -1.559496 0.1363 LYJPNG 3.439601 0.738219 4.659324 0.0002

R-squared 0.843276 Mean dependent var 15.52961 Adjusted R-squared 0.808448 S.D. dependent var 0.593937 S.E. of regression 0.259946 Akaike info criterion 0.332976 Sum squared resid 1.216297 Schwarz criterion 0.579823 Log likelihood 1.170773 F-statistic 24.21288 Durbin-Watson stat 0.875848 Prob(F-statistic) 0.000000

Uji Multikolinearitas

Dependent Variable: LEKSPOR Method: Least Squares Date: 07/08/10 Time: 17:20 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.259346 3.746556 0.603046 0.5529 LIMPOR 0.849239 0.239677 3.543259 0.0019

R-squared 0.374156 Mean dependent var 15.52961 Adjusted R-squared 0.344354 S.D. dependent var 0.593937 S.E. of regression 0.480923 Akaike info criterion 1.456721 Sum squared resid 4.857021 Schwarz criterion 1.555460 Log likelihood -14.75229 F-statistic 12.55468 Durbin-Watson stat 0.277508 Prob(F-statistic) 0.001925

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Dependent Variable: LEKSPOR Method: Least Squares Date: 07/08/10 Time: 17:22 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 47.80944 6.311285 7.575230 0.0000 LKURS -3.434777 0.671500 -5.115079 0.0000

R-squared 0.554746 Mean dependent var 15.52961 Adjusted R-squared 0.533543 S.D. dependent var 0.593937 S.E. of regression 0.405645 Akaike info criterion 1.116266 Sum squared resid 3.455510 Schwarz criterion 1.215005 Log likelihood -10.83706 F-statistic 26.16404 Durbin-Watson stat 0.452029 Prob(F-statistic) 0.000046

Dependent Variable: LEKSPOR Method: Least Squares Date: 07/08/10 Time: 17:22 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 15.61960 0.135031 115.6744 0.0000 INFLASI -0.149728 0.101026 -1.482082 0.1532

R-squared 0.094694 Mean dependent var 15.52961 Adjusted R-squared 0.051584 S.D. dependent var 0.593937 S.E. of regression 0.578416 Akaike info criterion 1.825893 Sum squared resid 7.025860 Schwarz criterion 1.924632 Log likelihood -18.99777 F-statistic 2.196566 Durbin-Watson stat 0.219923 Prob(F-statistic) 0.153170

Dependent Variable: LEKSPOR Method: Least Squares Date: 07/08/10 Time: 17:23 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -8.519399 2.893032 -2.944799 0.0077 LYJPNG 2.324785 0.279603 8.314595 0.0000

R-squared 0.767010 Mean dependent var 15.52961 Adjusted R-squared 0.755915 S.D. dependent var 0.593937 S.E. of regression 0.293435 Akaike info criterion 0.468617 Sum squared resid 1.808181 Schwarz criterion 0.567356 Log likelihood -3.389096 F-statistic 69.13249 Durbin-Watson stat 0.399323 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR …/Analisis... · B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor ... meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan dalam ... dan

Uji Heteroskedasitas

ARCH Test:

F-statistic 1.036329 Probability 0.320834 Obs*R-squared 1.083803 Probability 0.297848

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/08/10 Time: 18:16 Sample(adjusted): 1987 2008 Included observations: 22 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.040536 0.022912 1.769218 0.0921 RESID^2(-1) 0.222991 0.219047 1.018002 0.3208

R-squared 0.049264 Mean dependent var 0.052731 Adjusted R-squared 0.001727 S.D. dependent var 0.091687 S.E. of regression 0.091608 Akaike info criterion -1.856082 Sum squared resid 0.167842 Schwarz criterion -1.756897 Log likelihood 22.41691 F-statistic 1.036329 Durbin-Watson stat 1.836759 Prob(F-statistic) 0.320834

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 13.64922 Probability 0.001799 Obs*R-squared 10.24274 Probability 0.555372

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 07/08/10 Time: 18:15 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 34.76671 17.14640 2.027639 0.0586 LIMPOR -0.171199 0.147149 -1.163435 0.2607 LKURS -2.320365 1.146435 -2.023983 0.0590 INFLASI 0.027971 0.044007 0.635596 0.5335 LYJPNG -0.996255 0.626714 -1.589648 0.1303

RESID(-1) 0.834665 0.225922 3.694485 0.0018

R-squared 0.445337 Mean dependent var 1.28E-14 Adjusted R-squared 0.282200 S.D. dependent var 0.235130 S.E. of regression 0.199210 Akaike info criterion -0.169461 Sum squared resid 0.674635 Schwarz criterion 0.126755 Log likelihood 7.948803 F-statistic 2.729844 Durbin-Watson stat 1.640594 Prob(F-statistic) 0.054800