99
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH KOMODITI BAWANG MERAH (Kasus : Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir) SKRIPSI OLEH : LASMARIA MAY FRISKA SIHOMBING 160304151 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH

KOMODITI BAWANG MERAH

(Kasus : Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

SKRIPSI

OLEH :

LASMARIA MAY FRISKA SIHOMBING

160304151

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

ii

RIWAYAT HIDUP

Lasmaria May Friska Sihombing lahir di Sisumut pada tanggal 15 Mei 1997,

anak ke empat dari Almarhum bapak M. Sihombing dan ibu Flora Basaria Br.

Sibarani.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Pada tahun 2003 masuk di SDN No. 112234 Pekan Tolan dan lulus pada tahun

2009

2. Pada tahun 2009 masuk di SMPS Ki Hajar Dewantara Kotapinang dan lulus

pada tahun 2012

3. Pada tahun 2012 masuk di SMAS Santo Thomas 2 Medan dan lulus pada tahun

2015

4. Pada tahun 2016 masuk di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara melalui jalur UMBPTN

Adapun kegiatan yang penah diikuti penulis selama duduk dibangku kuliah adalah

sebagai berikut :

1. Penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Panco Warno,

Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara pada bulan

Juli – Agustus 2019.

2. Anggota di Organisasi Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

(IMASEP), Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

3. Anggota di Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen (UKM

KMK) Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

iii

ABSTRAK

LASMARIA MAY FRISKA SIHOMBING (160304151) dengan judul skripsi

“ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Komoditi Bawang

Merah” (Kasus : Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir).

Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Rulianda P. Wibowo, SP., M.Ec, PhD

selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S. selaku anggota

komisi pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis keputusan alih komoditi Bawang

Merah oleh petani di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten

Samosir (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alih komoditi

Bawang Merah di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor internal umur petani berpengaruh

nyata terhadap keputusan petani dalam mengalihkan komoditi bawang merah.

Sedangkan faktor internal pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga, dan

pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam

mengalihkan komoditi bawang merah tersebut. Dan faktor eksternal aksesibilitas

wilayah, luas lahan, produktifitas bawang merah dan jenis tanah tidak

berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam mengalihkan komoditi

bawang merah.

Kata Kunci : Alih Komoditi, Bawang Merah, Regresi Logistik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

iv

ABSTRACT

LASMARIA MAY FRISKA SIHOMBING (160304151) with the title

“Analysis of Influenced Factors in Converting Shallot” (Case : Desa Cinta

Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir).

Led by a Commitee of Bapak Rulianda P. Wibowo, SP., M.Ec, PhD and Ibu Dr.

Ir. Salmiah, M.S.

This research aims to (1) analyze decision of converting shallot by farmers in

Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir (2) analyze the

influenced factors of converting shallot in Desa Cinta Dame, Kecamatan

Simanindo, Kabupaten Samosir. Analysis method in this research is logistic

regression analysis.

The result of this research showed that the internal factor namely farmer’ s age

effects in real to farmer’ s decision in converting shallot.While internal factors

farming experience, the numbers of family dependents, and education have no

effect in real to farmer’ s decision in converting shallot. And external factors

area accessibility, land area, shallot productivity, and type of soil have no effect

in real to farmer’ s decision in converting shallot.

Keywords : Convert, Shallot, Logistic Regression

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Komoditi Bawang Merah

(Kasus : Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)”.

Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan

serta kemampuan yang penulis miliki. Namun proses penyelesaian skripsi ini,

penulis menerima banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih dengan kerendahan hati kepada :

1. Bapak Rulianda Purnomo Wibowo, S.P., M.Ec., Ph.D., selaku Ketua Komisi

Pembimbing dan Penasehat Akademik penulis, yang telah berkenan untuk

memberikan bimbingan, dorongan, nasihat serta sumbangan pikiran sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini seperti yang diharapkan.

2. Ibu Salmiah, M.S., selaku anggota komisi pembimbing penulis yang telah

berkenan untuk memberikan bimbingan, dorongan, nasihat serta sumbangan

pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini seperti yang

diharapkan.

3. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M. Ec., selaku ketua Program Studi

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan Bapak Ir. M.

Jufri, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin dalam penulisan

skripsi dan memberikan kemudahan selama mengikuti perkuliahan.

4. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

khususnya di Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu selama

proses perkuliahan.

5. Ibu penulis Ibu Flora Basaria Br. Sibarani dan seluruh keluarga yang telah

mendukung, mendoakan, dan memberikan perhatian kepada penulis. Skripsi ini

terkhusus penulis persembahkan untuk Almarhum Ayah penulis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

vi

6. Sahabat-sahabat tercinta, Trisuci Ramadani, Yuliana Rizki, Yolanda A.

Simanjuntak, S.P., Monalisa Oktavia, S.P., serta seluruh teman-teman

Agribisnis 2016 yang telah mendukung, mendoakan penulis dalam proses

perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat terkasih, Bosran Yove Ovando Sinabariba, Venny Aprida

Kristien Saragi, Vevi Riana Nainggolan, Antonius Stevan dan Anju Ando yang

telah membantu, mendukung dan mendoakan penulis dalam proses penelitian

dan penyelesaian skripsi ini.

8. Kepala Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, seluruh

staff kantor desa, Keluarga Bapak Kaldin Sinabariba dan Ibu Lelly Ambarita

serta seluruh petani bawang merah yang menjadi sampel dalam penelitian ini

dan telah membantu penulis dalam proses penelitian.

Penulis tentunya menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu penulis berharap kepada semua pihak agar dapat menyampaikan kritik

dan saran yang membangun untuk menambah kesempurnaan skripsi ini. Tetapi

penulis senantiasa berharap skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya. Amin.

Medan, November 2020

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

vii

DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI ..... ................................................................................................v

DAFTAR TABEL..............................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................4

1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................................4

1.4. Kegunaan Penelitian ....................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka ..........................................................................................6

2.1.1. Bawang Merah ....................................................................................6

2.1.2. Alih Komoditi .....................................................................................10

2.2. Landasan Teori .............................................................................................11

2.2.1. Pengambilan Keputusan .....................................................................11

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Komoditi ..........................12

2.3. Penelitian Terdahulu ....................................................................................20

2.4. Kerangka Pemikiran .....................................................................................28

2.5 Hipotesis Penelitian .......................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ..........................................................31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

viii

3.2. Metode Pengambilan Sampel ......................................................................31

3.3. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................32

3.4. Metode Analisis Data ...................................................................................32

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ................................................................36

3.5.1. Definisi ...............................................................................................36

3.5.2. Batasan Operasional ...........................................................................38

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1.Deskripsi Wilayah Penelitian ........................................................................39

4.2.Pola Penggunaan Lahan Desa Cinta Dame ...................................................41

4.3.Sarana Dan Fasilitas Umum ..........................................................................41

4.4.Karakteristik Petani .......................................................................................43

4.5.Karakteristik Petani Menurut Aksesibilitas Wilayah ....................................45

4.6.Karakteristik Petani Menurut Luas Lahan ....................................................46

4.7.Karakteristik Petani Menurut Produktifitas Bawang Merahnya ...................46

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Perubahan Luas Lahan dan Jumlah Produksi Bawang Merah di Kecamatan

Simanindo .....................................................................................................48

5.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Komoditi Bawang Merah di Desa

Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir ............................49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan ...................................................................................................69

6.2.Saran ..............................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

ix

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. Luas Lahan (Ha) Dan Jumlah Produksi (Ton) Tanaman

Bawang Merah Di Kecamatan Simanindo Tahun 2014 – 2018

2

2.1. Penelitian Terdahulu 20

3.1. Luas Panen Dan Produksi Tanaman Bawang Merah Menurut

Kecamatan Di Kabupaten Samosir Tahun 2018

31

4.1. Jumlah Penduduk Desa Cinta Dame Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2019

40

4.2. Komposisi Penduduk Menurut Umur Tahun 2019 40

4.3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun

2019

41

4.4. Pola Penggunaan Lahan Desa Cinta Dame Tahun 2019 41

4.5. Sarana-Sarana Yang Ada Di Desa Cinta Dame Tahun 2019 43

4.6. Fasilitas Pemerintahan Desa Cinta Dame Tahun 2019 43

4.7. Komposisi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur 43

4.8. Komposisi Sampel Berdasarkan Pengalaman Bertani 44

4.9. Komposisi Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan 44

4.10. Komposisi Sampel Berdasarkan Pendidikan Petani 45

4.11. Komposisi Sampel Berdasarkan Aksesibilitas Wilayah 45

4.12. Komposisi Sampel Berdasarkan Luas Lahan 46

4.13. Komposisi Sampel Berdasarkan Produktifitas Bawang Merah 47

5.1. Faktor Internal 50

5.2. Hosmer Dan Lemeshow Test 51

5.3. Uji Seluruh Variabel (Uji G) 52

5.4. Faktor Eksternal 59

5.5. Hosmer Dan Lemeshow Test 61

5.6. Uji Seluruh Variabel (Uji G) 62

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

x

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1 Skema Kerangka Pemikiran 29

2 Perubahan Luas Lahan Bawang Merah Di Kecamatan

Simanindo Tahun 2014-2018

48

3 Perubahan Jumlah Produksi Bawang Merah Di Kecamatan

Simanindo Tahun 2014-2018

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1 Data Faktor Internal Petani

2 Data Faktor Eksternal Petani

3 Hasil Uji Faktor Internal Petani

4 Hasil Uji Faktor Eksternal Petani

5 Kuesioner

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Bawang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, terutama sebagai

penyedap masakan dan bahan obat-obatan (kesehatan). Ada berbagai jenis bawang

yang dibudidayakan oleh petani Indonesia. Hasil bawang diambil dari bagian

tanaman yang berupa umbi atau batang (semu) dan daun. Bawang yang diambil dari

umbinya ialah bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay; sedangkan yang

diambil daun atau batang semunya ialah bawang daun (loncang) (Aak, 1998).

Bawang merah berasal dari Asia atau Mediterania (Aak, 1998). Daerah penyebaran

tanaman bawang merah diantaranya adalah Eropa Barat, Eropa Timur, Spanyol,

Amerika Serikat, Jepang, Mesir, dan Turki yang merupakan negara penghasil

bawang merah dan bawang bombay terpenting di dunia (Rukmana, 1995).

Varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia cukup banyak macamnya, antara

lain : varietas Bima Brebes, Medan (Samosir), Keling, Maja Cipanas, Ampenan,

Sumenep, Kuning, dan Lampung. Varietas Medan (Samosir) banyak ditanam

didaerah Samosir, Sumatera Utara (Wibowo, 2009).

Kabupaten Samosir terkenal dengan bawang merah lokalnya sejak dahulu dan

menjadi daerah penghasil bawang merah nasional. Ciri khas bawang merah lokal

Samosir adalah memiliki warna lebih merah, kadar air rendah, memiliki rasa lebih

pedas dan aroma yang sangat tajam. Bawang merah lokal Samosir ini juga memiliki

harga jual yang tinggi. Bawang merah lokal Samosir ini telah menjadi sumber

ekonomi bagi petani di Samosir.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

2

Tanaman bawang merah banyak ditanam di Kecamatan Simanindo Kabupaten

Samosir dengan luas tanam 77 ha. Desa Cinta Dame merupakan salah satu desa

yang berada di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara dan

merupakan salah satu sentra produksi bawang merah.

Namun, masa kejayaan bawang merah lokal Samosir memudar dalam rentang waktu

2002-2005. Hal ini dikarenakan faktor hama dan penyakit yang menyerang tanaman

bawang merah hampir di seluruh wilayah Samosir termasuk di Desa Cinta Dame

tersebut dan mengakibatkan petani gagal panen. Akibat dari gagal panen tersebut,

sebagian besar petani bawang merah mulai mengganti komoditi bawang merah

dengan komoditi lain. Hal tersebut menyebabkan terancam punahnya tanaman

bawang merah lokal Samosir.

Tabel 1.1. Luas Lahan (Ha) dan Jumlah Produksi (Ton) Tanaman Bawang

Merah di Kecamatan Simanindo Tahun 2014 – 2018.

Sumber : Simanindo Dalam Angka, 2020

Pada Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa terjadi perubahan luas lahan yang signifikan

setiap tahunnya. Terjadi penurunan yang sangat drastis dari tahun 2015 ke 2016.

Pertumbuhan luas lahan tanaman bawang merah di Kecamatan Simanindo dalam 5

tahun terakhir hanya sebesar 9,22 % yang merupakan pertumbuhan yang kecil jika

diingat potensi bawang merah di Kecamatan Simanindo.

Di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo terdapat luasan Sawah 4 Ha, yang

seluruhnya merupakan sawah tadah hujan yang dapat ditanami 2 kali dalam setahun

No. Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)

1. 2014 47,61 273,44

2. 2015 68,80 361,20

3. 2016 31,10 170,59

4. 2017 32,17 215,81

5. 2018 52 410

Pertumbuhan 9,22 % 49,9 %

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

3

dengan memakai bantuan mesin pompa dengan memanfaatkan air sungai dan air

Danau Toba. Sementara terdapat sekitar 330.925 Ha praktis hanya ditanam 1 kali

setahun dengan Tanaman Jagung 55 Ha, Umbi-umbian 4 Ha, Kacang-kacangan 5

Ha, dan Bawang Merah 9 Ha.

Pada tahun 2015 diadakan Sosialisasi Pola Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah

yang dihadiri oleh Bank Indonesia, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Bidang

Hortikultura, Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) , Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL), dan petani Bawang Merah. Sosialisasi Pola Pembiayaan Usaha

Kecil dan Menengah ini diadakan untuk mendorong minat petani untuk

mengembangkan usahatani Bawang Merah. Kemudian pada Maret 2017 diadakan

pertemuan kelompok, yang dihadiri oleh Pimpinan Bank Indonesia cabang Sibolga,

Kabid Hortikultura, UPTD, PPL, pengurus dan anggota kelompok tani Mandiri desa

Cinta Dame. Dari hasil pertemuan disepakati untuk membentuk klaster Bawang

Merah yang dibantu oleh Bank Indonesia cabang Sibolga bekerja sama dengan

pemerintah Kabupaten Samosir dengan diterbitkannya surat keputusan oleh Dinas

Pertanian Kabupaten Samosir (PPL Desa Cinta Dame, 2019).

Kelompok tani yang tergabung dalam Klaster Bawang Merah Kabupaten Samosir

berjumlah 2 kelompok antara lain kelompok tani Mandiri dengan jumlah anggota

sebanyak 13 petani dengan luas lahan yang dikelola 7,88 Ha serta kelompok tani

Saurdot dengan jumlah anggota sebanyak 22 petani dengan luas lahan yang dikelola

19,56 Ha. Usaha tani kelompok tani Mandiri dan Saurdot dapat dibagi dalam dua

komoditi antara lain Tanaman Jagung dan Bawang Merah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

4

Pada tahun 2019, rencana tanam Bawang Merah pada kelompok tani Mandiri seluas

33 rante dan kelompok tani Saurdot seluas 18 rante. Namun pada laporan

perkembangan tanam bulan Nopember 2019, hanya ada 11 rante lahan yang ditanami

Bawang Merah pada kelompok tani Mandiri dan hanya 4 rante pada kelompok tani

Saurdot.

Adapun berbagai permasalahan yang terjadi beberapa tahun belakangan ini

menyebabkan kendala petani untuk meningkatkan produksi bawang merah.

Permasalahan utama diantaranya adalah serangan hama, perubahan cuaca, harga bibit

yang mahal dan tidak tersedianya bibit unggul.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keputusan alih komoditi bawang merah

dan faktor – faktor yang mempengaruhi alih komoditi bawang merah di Desa Cinta

Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang

akan diteliti sebagai berikut :

a. Bagaimana keputusan alih komoditi Bawang Merah oleh petani di Desa Cinta

Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir ?

b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi alih komoditi Bawang Merah di Desa

Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir ?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis keputusan alih komoditi Bawang Merah oleh petani di Desa

Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

5

b. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alih komoditi Bawang

Merah di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

1.4.Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan dan informasi terkait penelitian, serta

merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

b. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki sistem

usahatani bawang merah di Kabupaten Samosir.

c. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi mengenai alih komoditi dan mengenai

bawang merah.

d. Bagi pihak lain, sebagai bahan informasi dan referensi untuk mengembangkan

penelitian selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Pustaka

2.1.1. Bawang Merah

A. Syarat Tumbuh

1. Iklim

Sebaiknya bawang merah ditanam pada musim kemarau atau akhir musim hujan.

Dengan demikian, masa tumbuh bawang merah berlangsung selama musim

kemarau. Tanaman akan tumbuh baik asal disertai pengairan yang memadai.

Bawang merah paling menyukai daerah yang beriklim kering dengan suhu agak

panas dan cuaca cerah. Tempatnya yang terbuka, tidak berkabut, dan angina yang

sepoi-sepoi. Daerah yang cukup mendapat sinar matahari sangat diutamakan dan

lebih baik jika lama penyinaran matahari lebih dari 12 jam (Wibowo, 2009).

2. Suhu dan Ketinggian Tempat

Bawang merah sebaiknya ditanam didaerah beriklim kering dengan suhu agak

panas, yaitu sekitar 25-320 C. Pada suhu 22

0 C masih mudah untuk membentuk

umbi, tetapi hasilnya tidak sebaik jika ditanam didataran rendah yang bersuhu

panas.

Bawang merah tumbuh baik pada ketinggian 30 m dpl, yaitu daerah dataran

rendah. Pada ketinggian 800-900 m dpl juga dapat tumbuh, namun pada

ketinggian itu suhunya rendah sehingga pertumbuhan tanaman terhambat dan

umbinya kurang bagus (Wibowo, 2009).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

7

3. Tanah

Bawang merah dapat ditanam disawah setelah panen padi dan dapat juga ditanah

darat seperti tegalan, kebun, dan pekarangan. Tanah yang gembur, subur, banyak

mengandung bahan organic atau humus sangat baik untuk bawang merah. Tanah

yang gembur dan subur akan mendorong perkembangan umbi sehingga hasilnya

besar-besar. Jenis tanah yang paling baik adalah tanah lempung mempunyai aerasi

yang bagus dan drainasenya pun baik.

Nilai pH yang paling baik untuk lahan bawang merah yaitu pH antara 6,0-6,8. Jika

tanahnya terlalu masam, tanaman akan menjadi kerdil. Bila terlalu basa, umbinya

menjadi kecil dan hasilnya rendah (Wibowo, 2009).

B. Budidaya Bawang Merah

1. Persiapan dan Pengolahan Lahan

Persiapan lahan ditujukan bagi lahan bekas penanaman sebelumnya ataupun lahan

yang baru dibuka. Persiapan lahan dan pengolahan lahan dalam budidaya tanaman

bawang merah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Kebersihan lahan

Hal-hal yang pertama dilakukan pada persiapan lahan adalah pembersihan gulma

dan sisa tanaman yang tidak bisa membusuk dan terurai/terdekomposisi, termasuk

tanaman berkayu pada tanah tegalan; serta batu-batu kerikil yang berpengaruh

terhadap susunan tanah.

b. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan bertujuan menyiapkan kondisi tanah sesuai dengan persyaratan

tumbuh tanaman yang dibudidayakan. Dengan pengolahan lahan ini akan tercipta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

8

kondisi tanah yang gembur. Akibatnya, ketersediaan air dan udara didalam tanah

akan seimbang sehingga gas beracun didalam tanah akan keluar.

2. Penyediaan Bibit

Penyediaan bibit biasanya telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya dengan

mempertimbangkan kriteria bibit yang baik. Sebelum ditanam, umbi bibit bawang

merah pada bagian ujung umbi dipotong sebesar 1/8 – 1/3 bagian, sesuai dengan

kondisi bibit. Hal ini dilakukan 1 hari sebelum penanaman.

3. Penanaman

Pada bedengan yang telah siap ditanami harus ditentukan jarak tanamnya terlebih

dahulu. Pengaturan jarak tanam dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain:

kesuburan tanah, intensifikasi lahan, jenis tanaman dan perkembangannya. Jarak

tanam yang biasa diterapkan pada penanaman bawang merah adalah 20 cm x 20

cm, 20 cm x 15 cm, dan 15 cm x 10 cm.

Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan tugal atau alat lain. Kedalaman

lubang untuk penanaman bawang merah adalah setinggi ukuran umbi bibit.

Setelah lubang tanam terbentuk, umbi bibit siap ditanam. Cara penanaman umbi

bibit adalah dengan umbi bibit dipegang dengan posisi bagian yang dipotong

berada diatas. Kemudian masukkan bibit ke dalam lubang tanam, sedikit ditekan

agar merekat pada tanah. Posisi akhir ujung bibit sejajar atau sedikit diatas

permukaan tanah. Selanjutnya, lahan yang sudah ditanami bibit tadi ditutup jerami

sebagai mulsa dan disiram secukupnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

9

4. Penyiangan

Penyiangan dan penggemburan lahan pertanaman bawang merah biasanya

dilakukan dua kali atau lebih selama satu musim tanam. Penyiangan pertama

dilakukan pada saat tanaman mulai tumbuh, pertumbuhan daun mulai tampak,

yaitu pada umur 2-3 minggu setelah tanam. Penyiangan berikutnya dilakukan

pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Penyiangan selanjutnya sangat tergantung

kepada kondisi lingkungan.

Alat yang digunakan untuk penyiangan dapat berupa koret atau cangkul kecil, dan

dicabut dengan tangan.

5. Pemupukan

Pemupukan pada bawang merah dapat menggunakan pupuk berupa pupuk

organik, misalnya pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha diberikan pada

pupuk dasar. Dapat juga menggunakan pupuk anorganik, dalam setiap hektar

pertanaman, unsur hara yang harus disediakan untuk penanaman bawang merah

ialah 100-120 kg N, 150 kg P2O5 dan 100 kg K2O.

Pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik tersebut dilakukan dalam tiga

tahap:

a. Pada saat pengolahan atau menjelang tanam diberikan pupuk kandang,

b. Pada saat tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam. Pada waktu itu

diberikan ½ bagian pupuk urea serta 1 bagian pupuk TSP dan KCL.

c. Setelah tanaman berumur 4-5 minggu. Pada waktu itu tanaman dipupuk urea

lagi ½ dosis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

10

Pemupukan pada bawang merah dilakukan dengan membuat alur secara

melingkar ataupun secara larikan. Kedalaman lubang alur antara 3-5 cm atau

setinggi umbi bibit yang ditanam tegak berdiri, sedangkan jarak lubang

pemupukan dengan tanaman bawang merah antara 5-10 cm tergantung

perkembangan tanaman. Setelah pupuk dimasukkan ke dalam lubang tersebut,

lubang pupuk ditutup dengan tanah dan sekaligus dilakukan penyiangan dan

pembumbunan.

6. Pengairan

Pengairan pada bawang merah dilakukan sejak awal tanam selama tujuh hari, pagi

dan sore. Setelah pertumbuhan tanaman semakin baik, penyiraman dilakukan satu

hari sekali. Apabila kondisi kelembaban didalam tanah cukup, pengairan dapat

dilakukan dua hari sekali pada sore hari. Pengairan dilakukan hingga tanaman

berumur minggu.

2.1.2. Alih Komoditi

Menurut Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut

sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan

lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang

menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu

sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk

penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi

keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah

jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.

Sedangkan alih komoditi adalah perubahan fungsi lahan yang semula untuk

menanam suatu usahatani menjadi usahatani lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

11

Terjadinya alih komoditi lama menjadi komoditi baru diakibatkan oleh beberapa

faktor, diantaranya faktor ekonomi dan faktor social. Menurut Daulay (2003)

faktor ekonomi terdiri dari jumlah tanggungan, luas lahan, dan tenaga kerja,

sedangkan faktor social terdiri dari umur, pendidikan, dan pengalaman

berusahatani. Alih komoditi ini dilakukan untuk menghasilkan pendapatan dan

kesejahteraan yang dianggap lebih tinggi dibanding dengan komoditi lama.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengambilan Keputusan

Setiap pengambilan keputusan pada dasarnya selalu ada alternatif, sedangkan

pada setiap alternatif selalu terdapat resiko sehingga setiap keputusan akan

mempunyai bermacam – macam alternatif dengan tingkat resiko sendiri – sendiri.

Alternatif dalam membuat keputusan minimal mempunyai dua peristiwa/kejadian

yang mana masing-masing dievaluasi sehingga dapat dipilih alternatif yang paling

baik bagi suatu usaha. Keputusan dalam kondisi berisiko terjadi apabila tidak ada

informasi yang sempurna namun memiliki kemungkinan suatu peristiwa akan

terjadi (Suharyadi & Purwanto, 2003).

Keputusan yang diambil petani akan membawa konsekuensi. Besar kecilnya

konsekuensi tergantung pada tingkat kepercayaaan individu petani petani itu

sendiri dalam menentukan pernyataan keputusan yang diambil. Dalam

pengambilan keputusan memberikan ajaran bahwa kriteria penilaian yang tepat

adalah kepuasan yang diharapkan atau expect utility dan tindakan yang paling baik

yang dipilih adalah memaksimumkan kepuasaan yang diharapkan oleh pembuat

keputusan (Soekartawi, 1986).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

12

Terdapat tiga pola hubungan antara input dan output yang umum digunakan dalam

pendekatan pengambilan keputusan usahatani yaitu:

1. Hubungan antara input-output, yang menunjukkan pola hubungan penggunaan

berbagai tingkat input untuk menghasilkan tingkat output tertentu

(dieksposisikan dalam konsep fungsi produksi)

2. Hubungan antara input-input, yaitu variasi penggunaan kombinasi dua atau

lebih input untuk menghasilkan output tertentu (direpresentasikan pada konsep

isokuan dan isocost)

3. Hubungan antara output-output, yaitu variasi output yang dapat diperoleh

dengan menggunakan sejumlah input tertentu (dijelaskan dalam konsep kurva

kemungkinan produksi dan isorevenue)

Ketiga pendekatan di atas digunakan untuk mengambil berbagai keputusan

usahatani guna mencapai tujuan usahatani yaitu: 1) menjamin pendapatan

keluarga jangka panjang, 2) stabilisasi keamanan pangan, 3) kepuasan konsumsi,

4) status sosial, dsb.

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Komoditi

Dari uraian diatas maka peneliti merangkum faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi keputusan petani untuk mengalihkan komoditi bawang merah

menjadi komoditi lain adalah umur petani, pengalaman bertani, jumlah

tanggungan keluarga, pendidikan, aksesibilitas wilayah, luas lahan, produktifitas

bawang merah dan jenis tanah.

1. Umur Petani

Padmowiharjo (1994) mengatakan bahwa umur bukan merupakan faktor

psikologis, tetapi yang diakibatkan umur adalah faktor psikologis. Terdapat dua

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

13

faktor yang menentukan kemampuan seseorang berhubungan dengan umur.

Faktor pertama adalah mekanisme belajar dan pemahaman otak, organ-organ

sensual dan otot organ-organ tertentu. Faktor kedua adalah akumulasi pengalaman

dan bentuk-bentuk proses belajar lainya. Selanjutnya Wiraatmadja mengemukaan

bahwa umur petani akan mempengaruhi petani dalam menerima hal-hal baru.

Kelompok usia produktif menurut Rochaeti dkk (2005) adalah petani yang secara

potensial memiliki kesiapan dan menghasilkan pendapatan untuk mendukung

kehidupan dirinya, keluarganya dan masyarakat. Soeharjo dan Patong (1984)

mengemukaan bahwa kemampuan kerja petani sangat ditentukan oleh umur petani

itu sendiri, sehingga mengkategorikan umur berdasarkan kelompoknya dimana

kisaran 0-14 tahun adalah umur non produktif, 15-54 umur produktif dan kisaran

55 ke atas adalah umur kurang produktif.

2. Pengalaman Bertani

Menurut Soekartawi (1999) pengalaman seseorang dalam berusaha berpengaruh

dalam menerima inovasi dari luar. Bagi yang mempunyai pengalaman yang sudah

cukup lama akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada pemula.

Lubis (2000) berpendapat bahwa orang yang mempunyai pengalaman relatif

berhasil dalam mengusahakan usahanya, biasanya mempunyai pengetahuan,

sikap dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang kurang

berpengalaman. Prinsip belajar seseorang cenderung lebih mudah menerima

atau memilih sesuatu yang baru, bila memiliki kaitan dengan pengalaman

masa lalunya. Keputusan petani dalam menjalankan kegiatan usahatani

lebih banyak mempergunakan pengalaman, baik yang berasal dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

14

dirinya maupun pengalaman petani lain. Bila pengalaman usahatani

banyak mengalami kegagalan, maka petani akan sangat berhati-hati dalam

memutuskan untuk menerapkan suatu inovasi yang diperolehnya

(Slamet, 1995).

3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Menurut Hasyim (2006) jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor

yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi

kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani

untuk melakukan banyak aktivitas dalam mencari dan menambah pendapatan

keluarganya. Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban

hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota

keluarga akan mempengaruhi keputusan dalam berusaha. Petani yang

memiliki jumlah tanggungan yang besar harus mampu mengambil keputusan

yang tepat agar tidak mengalami resiko yang fatal (Soekartawi, 1999).

4. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan jumlah tahun mengikuti pendidikan formal yang

ditempuh petani pada bangku sekolah. Pendidikan akan berpengaruh terhadap

perilaku dan tingkat adopsi suatu inovasi. Seseorang yang berpendidikan tinggi

cenderung lebih terbuka untuk menerima dan mencoba hal-hal yang baru.

Pendidikan merupakan sarana belajar, yang menanamkan pengertian sikap yang

menguntungkan menuju pembangunan praktek pertanian yang lebih modern.

Mereka yang berpendidikan tinggi lebih cepat melakukan adopsi. Begitu juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

15

sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah lebih sulit melaksanakan adopsi

dan inovasi. Pendidikan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pendidikan formal

dan pendidikan informal.

a. Pendidikan Non Formal

Berbagai macam target produksi pertanian akan berhasil baik apabila ketersediaan

dan ketrampilan para petani untuk berproduksi bisa ditingkatkan. Untuk itu

diperlukan pendidikan yang khusus bagi mereka, berupa pendidikan non formal

yakni penyuluhan pertanian

Penyuluhan adalah pendidikan. Program penyuluhan membantu orang untuk

meningkatkan pengetahuan dari aspek teknik pertanian dan pemahaman mereka

tentang proses biologi, fisika dan ekonomi dalam pertanian. Sasaran dapat

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan mereka sehingga

dapat membantu petani untuk mengelola sumberdaya yang tersedia dengan baik.

Penyuluhan pertanian adalah suatu layanan atau yang sistemnya membantu petani

untuk mengidentifikasi dan meneliti permasalahan produksi mereka. Melalui

prosedur bidang pendidikan dapat meningktakan metode dan teknik bertani,

meningkatkan efisiensi produksi dan pendapatan, tingkatan hidup mereka yang

lebih baik, dan mengangkat sosial serta standart bidang pendidikan.

b. Pendidikan Formal

Dari segi pendidikan ciri-ciri bagi adopter yang lebih inovatif, yaitu lebih

berpendidikan, termasuk lebih menguasai kemampuan baca tulis. Orang yang

cepat berhenti dari penggunaan inovasi itu pendidikannya kurang, status sosialnya

rendah, kurang berhubungan dengan agen pembaharu (Hanafi, 1987).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

16

Mereka yang berpendidikan tinggi akan relatif lebih cepat dalam melaksanakan

adopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah akan

sulit melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat (Soekartawi, 2005). Petani yang

mencapai pendidikan lebih tinggi mempunyai tingkat adopsi yang lebih tinggi

daripada mereka yang mencapai tingkat pendidikan yang rendah. Seorang agen

pembaharu dapat mendapatkan hasil yang terbaik ketika berhadapan dengan orang

yang tingkat pendidikannya lebih tinggi (Cruz, 1987).

Menurut Hasyim (2006), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan

menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk petani

menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usahataninya. Tingkat

pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

memahami pemahaman yang mereka peroleh dari orang lain ataupun dari sumber

informasi yang lain, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin

semakin baik pula pemahamannya.

5. Aksesibilitas Wilayah

Black (1981) mengatakan bahwa aksesibilitas adalah konsep yang

menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem

jaringan transportasi yang menghubungkannya. Dalam Hurst (1974) dikatakan

bahwa aksesibilitas adalah ukuran dari kemudahan (waktu, biaya, atau usaha)

dalam melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dalam sebuah

sistem. Sementara itu, Edmonds (1994) menyampaikan bahwa indikator

aksesibilitas adalah nilai numerik, yang mengindikasikan mudah atau sulitnya

untuk mendapatkan akses ke barang-barang dan pelayanan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

17

Dusseldorp (1980) mengatakan bahwa ciri-ciri suatu perdesaan adalah 60% atau

lebih masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Lebih dari separuh

bagian daerah perdesaan mungkin dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan atau

kehutanan, walaupun ini tidak selalu berarti bahwa lebih dari separuh bagian

pendapatan regional berasal dari kegiatan ini. Dennis (1998) merinci kebutuhan

perjalanan dan kegiatan transportasi pada kawasan perdesaan ditujukan untuk:

1. Aktivitas subsinten (tradisional), meliputi aktivitas pengumpulan air, bahan

bakar, dan bahan pangan.

2. Tujuan-tujuan ekonomis, seperti aktivitas pertanian, non-pertanian, dan

perdagangan.

3. Pengembangan sumber daya manusia, seperti aktivitas untuk memperoleh

pelayanan pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

4. Tujuan-tujuan sosial lainnya, seperti mengunjungi teman, kerabat, ke tempat-

tempat ibadah, ke kantor-kantor pemerintah, dan sebagainya.

6. Luas Lahan

Kepemilikan lahan pertanian di pedesaan yang masih menggunakan budaya

warisan mengakibatkan makin sempitnya kepemilikan lahan pertanian dari

generasi ke generasi selanjutnya. Hal itu sesuai dengan pendapat Soemitro dalam

Totok Mardikanto (1990: 89) yang mengemukakan sempitnya lahan juga

disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang diikuti pembagian harta warisan

sehingga pemilikan lahan usaha tani menjadi terpecah-pecah dalam luasan yang

kecil-kecil dan tersebar letaknya.

Luas atau sempitnya lahan juga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan bagi

petani yang mengusahakan tanamannya pada lahan tersebut. Hal ini dikarenakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

18

semakin luas lahan yang diusahakan maka pendapatan juga akan semakin besar.

Jadi besar kecilnya pendapatan petani dari usaha tani dapat ditentukan oleh luas

ladang garapannya. Sayogyo (1987: 102) mengungkapkan makin luasnya usaha

tani maka makin besar penghasilan rumah tangga petani, namun bila lahan yang

diusahakan petani tersebut sempit maka pendapatannya akan rendah.

Mengenai luas lahan, Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987: 88)

mengemukakan bahwa:Luas lahan pertanian adalah jumlah tanah sawah, tegalan,

dan pekarangan yang digarap selama satu tahun dihitung dalam satuan hektar (ha).

Luas lahan pertanian digolongkan kedalam ketiga kelompok masing-masing :

sangat sempit (kurang dari 0,25 ha), sempit (antara 0,25-0,49 ha), sedang (antara

0,50-0,99 ha), dan luas (lebih dari 1,00 ha).

7. Produktifitas

Sinungan (1985:8) mengatakan bahwa produktifitas dapat diartikan sebagai

perbandingan antara jumlah pengeluaran dibagi jumlah masukan dalam periode

tertentu. Terdapat dua aspek penting dalam konsep produktivitas, yakni efisiensi

dan efektivitas. Efisiensi merupakan suatu kemampuan dalam penggunaan

sumberdaya secara minimum guna mencapai hasil yang optimal, sedangkan

efektivitas berkaitan dengan pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-

tujuan yang telah ditentukan.

Konsep produktifitas dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan

dimensi organisasi. Dimensi individu melihat produktifitas dalam kaitannya

dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam

bentuk sikap mental yang mengandung makna keinginan dan upaya individu yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

19

selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya, sedangkan dimensi

organisasi melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan

(input) dan keluaran (output). Oleh karena itu dalam pandangan ini, peningkatan

produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dari aspek

kualitas. Jadi secara umum produktivitas diartikan sebagai efisiensi dari

penggunaan sumberdaya untuk menghasilkan. Dikaitkan dengan produktivitas

hasil pertanian, khususnya produktivitas usahatani maka upaya peningkatan

produktivitas tidak hanya diukur melalui pengelolaan lahan pertanian saja, namun

terdapat aspek lain yang mempengaruhi, seperti manajemen usaha para petani,

dukungan kelembagaan, serta aspek petani itu sendiri yang menyangkut faktor-

faktor psikologis dari petani (Suhartoyo, 1987:35).

8. Jenis Tanah

Tanah digunakan sebagai tempat berdirinya bangunan dan media tumbuh bagi

tanaman. Untuk mendukung tumbuhnya tanaman, tanah harus memiliki bagian

organic dan lubang yang memadai untuk udara dan air (Strom, 2004).

Topografi dan kontur tanah di Kabupaten Samosir pada umumnya berbukit dan

bergelombang. Berdasarkan pada Klasifikasi Tanah menurut Balai Rehabilitasi

Lahan dan Konservasi Tanah (BRLKT) Wilayah I, wilayah ini memiliki Podsolik

Merah Kuning yang berasosiasi dengan Latosol dan Litosol. Daerah berbatu kapur

ditutupi oleh tanah Podsolik Coklat (peka erosi) dan tanah Renzina.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

20

2.3. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti

Tahun Terbit

Judul Metode Hasil

1. Dewi

2008

Pengaruh Alih

Fungsi Lahan

Sawah Terhadap

Produksi

Tanaman

Pangan Di

Kabupaten

Badung

Model

Regresi Log

Linear

Bivaribel

Dan Model

Semi Log

1. Alih fungsi lahan

sawah sangat

bergantung pada

banyak faktor misalnya

terjadinya

pembangunan fisik

seperti perkantoran,

jalan, perumahan dll.

2. Luas lahan sawah

nyata berpengaruh

meningkatkan produksi

total tanaman padi,

sedangkan luas sawah

yang beralih kenon

sawah belum dapat

membuktikan

pengaruh produksi padi

secara total di

Kabupaten Badung.

2. Ruswandi

2015

Dampak

Konversi Lahan

Pertanian

Terhadap

Kesejahteraan

Petani Dan

Perkembangan

Wilayah : Studi

Kasus Didaerah

Analisis

Deskriptif,

Analisis

Linear

Berganda,

Dan Analisis

Regresi

Logistik

Binari

Di Lecamatan Lembang

dan Parongpong dalam

periode 10 tahun (1992-

2002) telah terjadi

konversi lahan pertanian

seluas 3.134,49 hektar

(25%) atau 313,5 hektar

per tahun (2,96%).

Penggunaan lahan hutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

21

Badung Utara merupakan yang paling

banyak berkurang

(3.732,12 hektar atau

68%), lahan semak

mengalami peningkatan

paling tinggi (2.780,23

hektar atau 1.326%).

Beberapa faktor yang

mempengaruhi konversi

lahan pertanian adalah

kepadatan penduduk tahun

1992, kepadatan petani

pemilik lahan pertanian

tahun 1992, kepadatan

petani nonpemilik lahan

pertanian tahun 1992,

peningkatan kepadatan

petani nonpemilik lahan

pertanian, persentase luas

lahan guntai dalam desa,

peningkatan jumlah

penduduk miskin, dan

jarak desa ke kota

kecamatan. Secara umum,

konversi lahan pertanian

berpeluang menurunkan

kesejahteraan petani.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

22

3. Ade

2015

Analisis Faktor-

Faktor Yang

Mempengaruhi

Alih Fungsi

Lahan Padi

Sawah Dan

Pengaruhnya

Terhadap

Pendapatan

Petani Studi

Kasus: Desa

Suka Maju

Kecamatan

Tanjung Pura

Kabupaten

Langkat

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Laju alih fungsi lahan padi

sawah memiliki rata-rata

sebesar 7,58% pada tahun

2008-2014. Berdasarkan

hasil estimasi faktor-faktor

yang mempengaruhi alih

fungsi lahan sawah di

tingkat wilayah diperoleh

nilai koefisien determinasi

(rsquared) sebesar 80,80%

yang menunjukkan bahwa

variabel luas sawah irigasi,

jumlah sarana pendidikan,

luas sawah dan laju

pertumbuhan penduduk

dapat menerangkan

keragaman variabel

penurunan luas lahan padi

sawah sebesar 80,80%.

Nilai signifikansi f-hitung

0,049 < 0,05, artinya

semua variabel bebas yang

dimasukkan ke dalam

model secara bersama-

sama berpengaruh nyata

terhadap variabel terikat.

Secara parsial hanya

variabel sarana pendidikan

dan luas sawah yang

berpengaruh nyata.

Sedangkan hasil estimasi

faktor-faktor yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

23

mempengaruhi alih fungsi

lahan sawah di tingkat

petani diperoleh nilai

koefisien determinasi

(rsquared) sebesar 74,70%

yang menunjukkan bahwa

variabel luas sawah, usia

kepala keluarga, jumlah

tanggungan keluarga,

hama dan proporsi

pendapatan padi sawah

terhadap total pendapatan

rumah tangga dapat

menerangkan keragaman

variabel alih fungsi lahan

padi sawah sebesar

74,70%. Sedangkan

sisanya yaitu 26,30%

diterangkan oleh variabel

lainnya diluar model. Nilai

signifikansi f-hitung 0,000

< 0,05, artinya semua

variabel bebas yang

dimasukkan ke dalam

model secara bersama-

sama berpengaruh nyata

terhadap variabel terikat.

Secara parsial hanya

variabel luas sawah yang

berpengaruh nyata. Tidak

terjadi multikolinieritas,

autokorelasi dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

24

heteroskedastisitas serta

asumsi normalitas

terpenuhi.

4. Rusydi

2014

Faktor – Faktor

Yang

Mempengaruhi

Alih Fungsi

Lahan

Persawahan

Menjadi

Perkebunan

Kelapa Sawit

Rakyat Di

Kecamatan

Pegajahan

Kabupaten

Serdang

Bedagai

Analisis

Deskriptif

Dan Metode

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Pada tahun 2009 hingga

tahun 2011 luas panen

padi sawah mengalami

penurunan sebesar 1.651

ha sedangkan luas

perkebunan kelapa sawit

rakyat dari tahun 2010

sampai tahun 2013

meningkatsebesar 181,5 ha

dan faktor pengeluaran

keluarga petani,

produktifitas padi sawah,

dan luas kepemilikkan

lahan berpengaruh

signifikan terhadap alih

fungsi lahan persawahan

menjadi perkebunan

kelapa sawit rakyat di

Kecamatan Pegajahan.

5. Fajar

2009

Pengaruh

Konversi Lahan

Pertanian

Terhadap

Produksi Padi

Di Kabupaten

Asahan

Analisis

Deskriptif,

Ramalan

(Forecasting),

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Pemanfaatan lahan di

Kabupaten Asahan dapat

dibagi menjadi 4 jenis,

yaitu tanah sawah, tanah

kering,

bangunan/pemukiman dan

lain-lain dimana

pemanfataan lahan yang

terbesar jika dilihat dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

25

rata-rata penggunaannya

terdapat pada tanah kering

dengan rataan 328.314,07

ha, rataan untuk

penggunaan bangunan

sebesar 5.7955,96 ha,

rataan untuk penggunaan

tanah sawah sebesar

45.870,81 ha, dan rataan

penggunaan untuk lain-

lain sebesar 36.878,16 ha.

Luas lahan pertanian pada

tahun 2020 diramalkan

sebesar 334.351.4 ha,

dimana lahan pertanian

pada tahun 2020

mengalami penurunan luas

lahan sebesar 27.928,42 ha

dibandingkan luas lahan

tahun 2006. Sedangkan

produksi padi pada tahun

2020 diramalkan sebesar

49.989,10 ton, dimana

produksi padi pada tahun

2020 akan mengalami

penurunan sebesar 08.990

ton dibandingkan produksi

padi pada tahun 2006.

6. Tycha

2010

Analisis Faktor-

Faktor Yang

Mempengaruhi

Analisis

Deskriptif

Faktor yang paling

mempengaruhi petani

melakukan alih fungsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

26

Petani Padi

Sawah

Melakukan Alih

Fungsi Lahan

Ke Komoditi

Perkebunan

(Studi Kasus:

Daerah Irigasi

Namu Sira-Sira,

Kabupaten

Langkat

lahan adalah perbedaan

penerimaan usaha tani

(padi, kakao,dan sawit)

dan kecenderungan

perkembangan harga padi

sawah , kakao, dan sawit.

Di samping itu kecukupan

air serta luas lahan yang

dimiliki petani juga ikut

mempengaruhi keputusan

petani untuk alih fungsi

lahan.

7. Cindi

2013

Analisis

Konversi Lahan

Karet Menjadi

Lahan Kelapa

Sawit ( Studi

Kasus : Desa

Kampung

Dalam,

Kecamatan

Bilah Hulu,

Kabupaten

Labuhan Batu

Kuadrat

Kecil

(Ordinary

Least Suare)

Biaya tenaga kerja karet

dan biaya tenaga kerja

kelapa sawit secara

simultan dan parsial

berpengaruh nyata

terhadap konversi lahan

karet menjadi lahan kelapa

sawit di desa kampung

dalam Kecamatan Bilah

Hulu Kabupaten Labuhan

Batu.

8. Ayu

2017

Faktor Yang

Mempengaruhi

Alih Fungsi

Lahan Pertanian

Pangan Di

Kabupaten

Pandeglang

Uji Regresi

Ordinal

Faktor yang

mempengaruhi alih fungsi

lahan adalah luas

penguasaan lahan, b/c

rasio usahatani padi, dan

kondisi jalan. Usaha

menekan konversi lahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

27

pangan memerlukan

komitmen pemerintah dan

masyarakat sebagai pelaku

kebijakan. Pembentukan

kelembagaan kawasan

perdesaan berbasis bisnis

komunitas lokal menjadi

salah satu solusi dalam

mencegah alih fungsi

lahan pertanian pangan.

9. Intan

2015

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Alih Fungsi

Lahan Sawah

Menjadi

Tambak Di

Desa

Beurawang

Kecamatan

Jeumpa

Kabupaten

Bireuen

Regresi

Linier

Berganda

Alih fungsi lahan di Desa

Beurawang Kecamatan

Jeumpa, Kabupaten

Bireuen secara simultan

dipengaruhi oleh faktor

modal, pendapatan petani

sawah, pendapatan petani

tambak dan lokasi. Hasil

analisis secara parsial,

hanya variable pendapatan

petani padim dan

pendapatan petani tambak

yang berpengaruh

signifikan terhadap alih

fungi lahan di Desa

Beurawang, Kecamatan

Jeumpa, Kabupaten

Biereuen, sedangkan untuk

variable modal dan lokasi

tidak berpengaruh

signifikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

28

10. Merisa

2013

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Alih Fungsi

Lahan Pertanian

Sebagai Upaya

Prediksi

Perkembangan

Lahan Pertanian

Di Kabupaten

Lamongan

Analisis Gwr

(Geographic

ally Weighted

Regression)

Faktor yang berpengaruh

terhadap alih fungsi lahan

pertanian adalah rasio

harga lahan dan rasio

aksesibilitas wilayah.

Dimana dihasilkan

kelompok-kelompok

kecamatan sesuai dengan

faktor alih fungsi yang

mempengaruhinya.

2.4. Kerangka Pemikiran

Bawang merah Samosir merupakan bawang merah khas Sumatera Utara yang

pada awalnya memiliki lahan yang cukup luas namun akhir-akhir ini semakin

menurun, seiring dengan alih komoditi yang dilakukan petani bawang merah

menjadi komoditi lain. Keputusan petani untuk melakukan alih komoditi bawang

merah dipengaruhi oleh faktor internal (umur petani, pengalaman bertani, jumlah

tanggungan keluarga, dan pendidikan) dan faktor eksternal (aksesibilitas wilayah,

luas lahan, produktifitas bawang merah, dan jenis tanah). Secara sistematis dibuat

dalam skema berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

29

Keterangan :

: Pengaruh

: Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Faktor Internal :

1. Umur Petani

2. Pengalaman Bertani

3. Jumlah Tanggungan

Keluarga

4. Pendidikan

Bawang Merah Komoditi Lain

Alih Komoditi

Faktor Eksternal :

1. Aksesibilitas Wilayah

2. Luas Lahan

3. Produktifitas Bawang

Merah

4. Jenis Tanah

Keputusan Petani :

Alih Komoditi

Tidak Alih Komoditi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

30

2.5. Hipotesis Penelitian

Faktor internal (umur petani, pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga,

pendidikan petani) dan faktor eksternal (aksesibilitas wilayah, luas lahan,

produktifitas bawang merah, jenis tanah) berpengaruh nyata terhadap keputusan

petani untuk melakukan alih komoditi bawang merah di Desa Cinta Dame, Kec.

Simanindo, Kab. Samosir.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja di Desa

Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir berdasarkan

pertimbangan bahwa Desa Cinta Dame merupakan desa yang memiliki luas panen

dan produksi tanaman bawang merah terbesar di Kecamatan Simanindo. Dan

Kecamatan Simanindo merupakan kecamatan yang memiliki luas panen dan

produksi tanaman bawang merah terbesar di Kabupaten Samosir yakni seluas 77

Ha dan sebesar 7.400 kuintal/tahun.

Tabel 3.1. Luas Panen Dan Produksi Tanaman Bawang Merah Menurut

Kecamatan di Kabupaten Samosir Tahun 2018

Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Kuintal)

Sianjur Mula-Mula 39 3210

Harian 20 1210

Sitio-tio 8 516

Onan Runggu 23 1710

Nainggolan 15 495

Palipi 12 872

Ronggur Nihuta 1 120

Pangururan 60 4235

Simanindo 77 7400

Samosir 255 19768

Sumber: Kabupaten Samosir Dalam Angka, 2020

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh petani bawang merah yang telah

mengalih fungsikan tanaman bawang merahnya menjadi usahatani lain.

Sampel ditentukan dengan menggunakan Nonprobability sampling yakni dengan

teknik Snowball sampling, dikarenakan tidak diketahui jumlah pasti petani

bawang merah yang mengalihkan komoditi bawang merah. Cara ini dilakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

32

dengan cara mencari sampel pertama kemudian mewawancarainya, setelah itu

peneliti meminta sampel tersebut untuk menunjuk sampel lain yang akan

diwawancarai sesuai dengan kriteria yang ditentukan, dan begitu seterusnya.

Pada penelitian ini, peneliti menentukan ukuran sampel sebesar 30 sampel,

dikarenakan ukuran sampel minimum yang dapat diterima dalam kebanyakan

penelitian adalah sebesar 30 sampel. (Wahyudi, 2017)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari wawancara

dengan petani yang melakukan pengalihan komoditi bawang merah di Desa Cinta

Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dan dengan menggunakan

daftar kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari instansi terkait dalam penelitian, seperti Badan Pusat Statistik dan

Dinas Pertanian.

3.4. Metode Analisis Data

Analisis Regresi Logistik

Metode regresi logistik adalah suatu model analisis statistika yang

mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau

lebih dengan satu atau lebih peubah bebas berskala kategori atau interval

(Hosmer dan Lemeshow, 2000).

Menurut Nachrowi et all (2002), model logit adalah model non linear, baik dalam

parameter maupun dalam variabel. Model logit diturunkan berdasarkan fungsi

peluang logistik yang dapat dispesifikasikan sebagai berikut (Juanda, 2009):

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

33

Dimana e mempresentasikan bilangan dasar logaritma natural (e = 2.718....).

Dengan aljabar biasa, persamaan dapat ditunjukkan menjadi :

Peubah Pi/1 - Pi dalam persamaan diatas disebut sebagai odds, yaitu rasio peluang

terjadinya pilihan 1 terhadap peluang terjadinya pilihan 0 alternatif. Parameter

model estimasi logit harus diestimasi dengan metode maximum likelihood (ML).

Dengan persamaan logaritma natural, maka :

Persamaan model regresi logistik untuk mengetahui faktor internal yang

mempengaruhi alih komoditi bawang merah adalah sebagai berikut :

Dimana :

Pi : Peluang petani mengalihkan komoditi bawang merahnya (Y=1)

1-Pi : Peluang petani tidak mengalihkan komoditi bawang merahnya (Y=0)

α : Intersept

βi : Koefisien regresi

X1 : Umur petani (Tahun)

X2 : Pengalaman bertani (Tahun)

𝑃1 = 𝐹(𝑍𝑖) = 𝐹 (∝ + βXi) =1

1 + 𝑒−𝑧=

1

1 + 𝑒−(α+βXi)

𝑒𝑧 =𝑃𝑖

1 + 𝑃𝑖

𝑍𝑖 = 𝑙𝑛𝑃𝑖

1 − 𝑃𝑖→ 𝑙𝑛

𝑃𝑖

1 − 𝑃𝑖= 𝑍𝑖 = 𝛼 + 𝛽𝑋𝑖

𝑙𝑛𝑃𝑖

1 − 𝑃𝑖= 𝑍 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋4+ ∈

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

34

X3 : Jumlah tanggungan keluarga (Orang)

X4 : Pendidikan Petani (Tahun)

Persamaan model regresi logistik untuk mengetahui faktor eksternal yang

mempengaruhi alih komoditi bawang merah adalah sebagai berikut :

Dimana :

Pi : Peluang petani mengalihkan komoditi bawang merahnya (Y=1)

1-Pi : Peluang petani tidak mengalihkan komoditi bawang merahnya (Y=0)

α : Intersept

βi : Koefisien regresi

X1 : Aksesibilitas wilayah (Km)

X2 : Luas Lahan (Ha)

X3 : Produktifitas bawang merah (Kg/Ha)

X4 : Jenis Tanah (dummy)

Agar diperoleh hasil analisis regresi logit yang baik perlu dilakukan pengujian

untuk melihat model logit yang dihasilkan keseluruhan dapat menjelaskan

keputusan pilihan secara kualitatif. Pengujian parameter yang dilakukan dengan

menguji semua secara keseluruhan dan menguji masing–masing parameter secara

terpisah. Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

𝑙𝑛𝑃𝑖

1 − 𝑃𝑖= 𝑍 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋4+∈

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

35

1. Uji Hosmer dan Lemeshow

H0 : (1 - B) = 0, B (distribusi frekuensi estimasi/ observasi) = 1. Artinya tidak ada

perbedaan antara distribusi obeservasi dengan distribusi frekuensi

estimasi,sehingga model dinyatakan sesuai untuk digunakan.

H1 : ada perbedaan antara distribusi observasi dengan distribusi frekuensi

estimasi.

Sig > 0,05 ; tolak H1 ,terima H0

Sig. ≤ 0,05 ; terima H1, tolak H0

2. Uji Seluruh Variabel (Uji G)

H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, dimana tidak ada satupun variabel bebas yang

berpengaruh terhadap variabel terikat.

H1 : βx ≠ 0, sekurang kurangnya terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh

terhadap variabel terikat.

Sig > 0,05 : tolak H1 ,terima H0

Sig ≤ 0,05 : terima H1, tolak H0

3. Uji Wald

Uji ini untuk menguji signifikansi setiap variabel bebas.

H0 : βj = 0 untuk suatu j tertentu; j = 1,2..p maka tidak ada pengaruh antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

H1: βj ≠ 0 maka ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Wj ≤ 𝑋𝑎,12 atau Sig. > 0,05; tolak H1, terima H0

Wj >𝑋𝑎,12 atau Sig. < 0,05; terima H1, tolak H0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

36

4. Efek Marginal

Efek marginal dapat melihat rata-rata perubahan dengan cara menghitung suatu

variabel bebas yang mempengaruhi sementara variabel lain dianggap konstan.

Untuk model logit, tingkat perubahan probabilitas dari keterjadian sebuah

peristiwa adalah sebagai berikut :

P = probabilitas petani melakukan alih fungsi lahan

β = koefisien dari variabel independen

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat definisi

dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1. Definisi

Definisi merupakan definisi yang diberikan kepada variabel penelitian dengan

cara memberikan arti atau menspefikasikan kegiatan atau memberikan operasional

yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi dari variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Petani sampel dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan alih fungsi

tanaman bawang merah menjadi usahatani komoditi lain.

2. Alih komoditi adalah perubahan fungsi lahan yang semula untuk menanam

suatu usahatani menjadi usahatani lain.

3. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor internal (tingkat umur

petani, pengalaman bertani, jumlah tanggungan petani, pendapatan petani,dan

Efek Marjinal = β i. Pi . (1 - Pi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

37

pendidikan petani) dan faktor eksternal (aksesibilitas wilayah, luas lahan,

produktifitas bawang merah, dan jenis tanah).

4. Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah keputusan petani untuk

melakukan alih fungsi tanam bawang merah.

5. Umur Petani adalah tingkatan umur para petani bawang merah yang menjadi

sampel pada penelitian ini, diukur dalam tahun.

6. Pengalaman Bertani adalah lamanya pengalaman bertani para petani bawang

merah yang menjadi sampel pada penelitian ini, diukur dalam tahun.

7. Jumlah Tanggungan Keluarga adalah seluruh jumlah yang masih dalam

tanggungan para petani bawang merah yang menjadi sampel pada penelitian

ini, diukur dalam jumlah (orang)

8. Pendidikan adalah lamanya pendidikan yang dijalani oleh petani baik formal

maupun non formal, diukur dalam tahun.

9. Aksesibilitas Wilayah adalah ukuran kemudahan untuk mengakses suatu

wilayah tertentu, diukur dalam Kilometer (Km).

10. Luas Lahan adalah besaran lahan yang dimiliki petani, diukur dalam Hektar

(Ha)

11. Produktifitas Bawang Merah adalah perbandingan antara jumlah pengeluaran

pada budidaya bawang merah dibagi jumlah masukan (jumlah produksi

bawang merah) dalam periode tertentu, diukur dalam Kg/Ha.

12. Jenis Tanah adalah jenis tanah tertentu yang cocok untuk budidaya bawang

merah di daerah penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

38

3.5.2. Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten

Samosir.

2. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2020.

3. Sampel penelitian adalah petani bawang merah yang melakukan alih fungsi

tanam bawang merah menjadi usahatani lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

39

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH

4.1.Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1. Luas dan Letak Geografis

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Samosir, tepatnya di Desa Cinta Dame,

Kecamatan Simanindo. Desa Cinta Dame merupakan salah satu desa yang berada

di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara dan merupakan

salah satu sentra produksi bawang merah. Secara geografis Kecamatan Simanindo

terletak diantara 20

32’- 20 45’ Lintang Utara dan 98

0 44’- 98

0 50 Bujur Timur

dengan luas wilayah 198,20 Km2. Desa Cinta Dame secara geografis terletak

diantara 2044’ Lintang Utara dan 98

045’ Bujur Timur dengan luas wilayah 14,32

Km2. Batas-batas wilayah Kecamatan Simanindo adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Pangururan dan Ronggur Nihuta

2. Sebelah Selatan : Danau Toba

3. Sebelah Barat : Kecamatan Onan Runggu, Palipi, dan Danau Toba

4. Sebelah Timur : Danau Toba

Dan batas-batas wilayah Desa Cinta Dame adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Danau Toba

2. Sebelah Selatan : Desa Maduma

3. Sebelah Barat : Desa Simanindo

4. Sebelah Timur : Desa Simarmata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

40

4.1.2. Keadaan Penduduk

A. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan pada tahun 2019 adalah sebanyak 20.529 jiwa,

sedangkan Desa Cinta Dame memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.473 jiwa

yang terdiri dari 736 jiwa laki-laki dan 737 jiwa perempuan.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Desa Cinta Dame Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2019

No. Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1

2

Laki-laki

Perempuan

843

881

48,89

51,11

Total 1724 100

Sumber: Profil Desa Cinta Dame, 2020

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas terlihat komposisi penduduk Desa Cinta Dame

terdapat jumlah penduduk perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah

penduduk laki-laki. Persentase jumlah penduduk perempuan sebesar 51,11 dan

jumlah penduduk laki-laki sebsesar 48,89.

B. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Tabel 4.2. Komposisi Penduduk Menurut Umur Tahun 2019

No. Golongan Umur (Tahun) Total Penduduk (Orang)

a. Kelompok Pendidikan

1. 0-6 209

2. 7-18 433

3. 19 keatas 200

b. Kelompok Tenaga Kerja

4. 18-56 622

5. 56 keatas 260

Sumber: Profil Desa Cinta Dame, 2020

Berdasarkan Tabel 4.2. jumlah penduduk Desa Cinta Dame berdasarkan

kelompok pendidikan terbesar pada umur 7-18 tahun yaitu sebanyak 433 orang,

dan mayoritas penduduk terbesar pada kelompok usia 18-56 tahun yaitu sebanyak

622 orang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

41

C. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

Tabel 4.3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2019

No. Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Tidak Pernah Bersekolah 47 3,42

2. Taman Kanak-Kanak 99 7

3. SD 220 15,5

4. SMP 404 28,5

5. SLTA 472 33,4

6. D1-D3 105 7,4

7. S1-S3 68 4,8

Total 1415 100

Sumber: Profil Desa Cinta Dame, 2020

Tabel 4.3. menunjukkan penduduk yang tamat SLTA memiliki persentase terbesar

yakni 33,4% dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tingkat pendidikan

lainnya. Kemudian disusul dengan penduduk yang tamat SMP yaitu 28,5%.

4.2. Pola Penggunaan Lahan Desa Cinta Dame

Tabel 4.4. Pola Penggunaan Lahan Desa Cinta Dame Tahun 2019

No. Jenis Lahan Luas Lahan (Ha)

1. Fasilitas Umum 3

2. Sawah dan Ladang 210

Total 213

Sumber: Profil Desa Cinta Dame, 2020

Tabel 4.4. menunjukkan luas wilayah Desa Cinta Dame sebesar 213 Ha paling

luas digunakan untuk sawah dan ladang 210 Ha dan yang paling sempit adalah

fasilitas umum yakni 3 Ha.

4.3. Sarana Dan Fasilitas Umum

A. Fasilitas Jalan dan Transportasi

Desa Cinta Dame terhubung dengan daerah lain melalui jalan desa yang

merupakan jalan lingkar Kabupaten Samosir. Keadaan jalandesa secara umum

cukup baik, namun ada beberapa jalan menuju dusun dan lahan pertanian yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

42

hanya difasilitasi batu, sehingga apabila musim hujan, jalan menjadi licin dan

susah diakses. Sarana transportasi yang paling banyak digunakan masyarakat

adalah angkot, becak motor, mobil, dan sepeda motor.

B. Fasilitas Listrik

Desa Cinta Dame secara keseluruhan telah menggunakan tenaga listrik untuk

memenuhi keperluan penerangan dan keperluan aktivitas rumah tangga lainnya.

Sumber pasokan listrik yang digunakan masyarakat Desa Cinta Dame berasal dari

PT. PLN.

C. Fasilitas Air Bersih

Masyarakat di Desa Cinta Dame kebanyakan memanfaatkan sumur pompa/sumur

bor yang dimiliki mereka untuk digunakan dalam kehidupan sehari-harinya. Ada

beberapa masyarakat pesisir yang memanfaatkan Danau Toba untuk sumber air

bersih mereka.

D. Fasilitas Komunikasi

Desa Cinta Dame sudah dicakup hampir semua provider seluler, untuk kestabilan

jaringan tergantung lokasi masyarakat, yang paling stabil hampir diseluruh Desa

Cinta Dame adalah provider Telkomsel.

E. Fasilitas Pemukiman

Rumah penduduk di Desa Cinta Dame sebagian besar sudah permanen, namun

masih terdapat bangunan setengah permanen dan non permanen. Kebanyakan

rumah penduduk masih berbentuk rumah tradisional suku Batak yakni Rumah

Bolon, baik yang sudah direnovasi lebih modern maupun yang masih sederhana

dan sangat tradisional. Tidak terlalu banyak warung-warung yang menyediakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

43

keperluan sehari-hari di Desa Cinta Dame, sehingga masyarakat harus pergi jauh

ke ibukota Kecamatan ataupun Kabupaten untuk berbelanja.

Tabel 4.5. Sarana-Sarana Yang Ada Di Desa Cinta Dame Tahun 2019

Kategori Jumlah (Unit)

Sarana Ibadah

Gereja 3

Sarana Pendidikan

SD 2

SMP 1

Sumber: Profil Desa Cinta Dame, 2020

F. Fasilitas Pemerintahan

Tabel 4.6. Fasilitas Pemerintahan Desa Cinta Dame Tahun 2019

Kategori Jumlah (Unit)

Kantor Kepala Desa 1

Perpustakan Desa/Kelurahan 1

Sumber: Profil Desa Cinta Dame, 2020

4.4. Karakteristik Sampel

Alih fungsi tanam bawang merah di Desa Cinta Dame ini didukung dengan

faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan petani untuk mengalih

fungsikan bawang merahnya. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal

(tingkat umur petani, pengalaman bertani, jumlah tanggungan petani, pendapatan

petani, dan pendidikan petani) dan faktor eksternal (aksesibilitas wilayah, luas

lahan, produktifitas bawang merah, dan jenis tanah).

A. Umur Sampel

Keadaan umur sampel didaerah penelitian dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.7. Komposisi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. 30-40 6 20

2. 41-50 10 33

3. 51 keatas 14 47

Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

44

Tabel 4.7. menunjukkan jumlah sampel paling tinggi adalah sampel kelompok

umur 51 tahun keatas sebanyak 14 orang (47 %). Jumlah sampel yang paling

rendah adalah sampel kelompok umur 30-40 tahun sebanyak 6 orang (20 %).

B. Pengalaman Bertani

Pengalaman bertani berpengaruh terhadap keputusan petani untuk

mempertahankan usahataninya atau melakukan alih fungsi tanam ke usahatani

lain. Keadaan pengalaman bertani sampel didaerah penelitian dapat dilihat dari

tabel dibawah ini :

Tabel 4.8. Komposisi Sampel Berdasarkan Pengalaman Bertani

No. Lama Pengalaman (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. 0-15 9 30

2. 16-30 12 40

3. 31-45 9 30

Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 1

Tabel 4.8. menunjukkan tingkat pengalaman bertani sample yang paling tinggi

adalah pada kisaran 16-30 tahun sebanyak 12 orang (40%) dan yang paling rendah

adalah pada kisaran 0-15 tahun dan 31-45 tahun sebanyak 9 orang (30%).

C. Jumlah Tanggungan Petani

Kondisi jumlah tanggungan sampel didaerah penelitian dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 4.9. Komposisi Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No. Jumlah Tanggungan (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. ≤ 3 17 57

2. > 3 13 43

Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 1

Tabel 4.9. menunjukkan kelompok jumlah tanggungan sampel terbesar yaitu

kelompok sampel yang memiliki tanggungan ≤ 3 orang yaitu sebanyak 17 orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

45

(57 %) dan yang paling rendah adalah sampel yang memiliki tanggungan > 3

yaitu sebanyak 13 orang sampel (43 %).

D. Pendidikan Sampel

Keadaan pendidikan sampel didaerah penelitian dapat dilihat dari tabel dibawah

ini:

Tabel 4.10. Komposisi Sampel Berdasarkan Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Tidak Tamat SD 3 10

2. SD 7 23

3. SMP 9 30

4. SMA 8 27

5. Diploma 1 3

6. S1 2 7

Total 30 100

Sumber: Data primer diolah dari Lampiran 1

Tabel 4.10. menunjukkan tingkat pendidikan sampel yang paling tinggi adalah

SMP sebanyak 9 orang (30%) dan yang paling rendah adalah Diploma sebanyak 1

orang (3%).

4.5. Karakteristik Sampel Menurut Aksesibilitas Wilayah

Aksesibilitas wilayah berpengaruh terhadap keputusan petani dalam berusahatani,

semakin mudah akses ke lahannya akan mempermudah proses kegiatan usahatani,

begitu pula sebaliknya semakin susah akses ke lahannya akan mempersulit proses

kegiatan usahatani.

Kondisi aksesibiltas wilayah lahan sampel didaerah penelitian dapat dilihat dari

tabel dibawah ini :

Tabel 4.11. Komposisi Sampel Berdasarkan Aksesibilitas Wilayah

No. Jarak (Km) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. ≤ 1 24 80

2. > 1 6 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

46

Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 1

Tabel 4.11. menunjukkan kelompok sampel terbesar adalah yang jarak lahan ke

jalan poros ≤ 1 Km yakni sebanyak 24 orang (80%) dan kelompok sampel terkecil

adalah yang jarak lahan ke jalan poros > 1 Km yakni sebanyak 6 orang (20%).

4.6. Karakteristik Sampel Menurut Luas Lahan

Sampel di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir

memiliki luas lahan yang sangat beragam. Kondisi luas lahan sampel didaerah

penelitian dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.12. Komposisi Sampel Berdasarkan Luas Lahan

No. Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. ≤ 0,5 11 37

2. 0,5 – 1 11 37

3. > 1 8 26

Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 1

Tabel 4.12. menunjukkan kelompok luas lahan sampel yang paling tinggi adalah

petani yang memiliki luas lahan ≤ 0,5 Ha dan 0,5-1 Ha sebanyak 11 orang (37%),

dan paling rendah kelompok sampel > 1 Ha sebanyak 8 orang (26 %).

4.7. Karakteristik Sampel Menurut Produktifitas

Hasil produktifitas usahatani petani akan menimbulkan pemikiran yang lebih

spesifik untuk mempertahankan usahatani atau menggantinnya dengan yang lain.

Kondisi tingkat produktifitas bawang merah sample dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 4.13. Komposisi Sampel Berdasarkan Produktifitas

No. Produktifitas (Kg/Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. ≤ 1.000 8 27

2. 1.000-5.000 17 50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

47

3. > 5.000 5 17

Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 1

Tabel 4.13. menunjukkan tingkat produktifitas sampel yang paling tinggi adalah

pada kisaran 1.000-5.000 kg/Ha yaitu sebanyak 17 orang (50 %) dan yang paling

rendah adalah kelompok sampel yang memiliki produktifitas > 5.000 kg/Ha yaitu

sebanyak 5 orang (17 %).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

48

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Perubahan Luas Lahan dan Jumlah Produksi Bawang Merah di

Kecamatan Simanindo

Hasil penelitian menunjukkan perubahan luas lahan tanaman bawang merah

dilihat dari berbagai tolak ukur seperti, berubahnya jumlah petani yang

mengusahakan bawang merahnya dan berubahnya jumlah produksi bawang

merah. Berdasarkan Tabel 1.1. terlihat perubahan luas lahan dan jumlah produksi

tanaman bawang merah dari tahun 2014-2018 di Kecamatan Simanindo.

Perubahan luas lahan tanaman bawang merah dapat diihat dari gambar dibawah

ini:

Gambar 2: Perubahan Luas Lahan Bawang Merah di Kecamatan Simanindo

Tahun 2014-2018

Berdasarkan Gambar 2, luas lahan tanaman bawang merah di Kecamatan

Simanindo mengalami penurunan luas lahan dari tahun 2015 ke tahun 2016

kemudian terjadi peningkatan di tahun 2017 terus meningkat sampai 2018.

47,61

68,8

31,1 32,17

52

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2014 2015 2016 2017 2018

Luas

Lah

an (

Ha)

Tahun

Luas Lahan Bawang Merah (Ha)

Luas Lahan Bawang Merah (Ha)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

49

Gambar 3: Perubahan Jumlah Produksi Bawang Merah di Kecamatan

Simanindo Tahun 2014-2018

Berdasarkan Gambar 3, jumlah produksi bawang merah di Kecamatan Simanindo

mengalami penurunan dari tahun 2015 ke tahun 2016 kemudian terjadi

peningkatan di tahun 2017 sampai 2018.

5.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Komoditi Bawang Merah di

Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

5.2.1. Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengalihkan

komoditi bawang merah diuji dengan menggunakan regresi model logistik biner.

Analisis ini bertujuan untuk melihat peluang variabel bebas yaitu umur petani,

pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga, dan pendidikan apakah

memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat yaitu keputusan petani

untuk mengalihkan komoditi bawang merah (1) dan keputusan petani untuk tidak

mengalihkan komoditi bawang merah (0). Melalui uji yang dianalisis dengan

software SPSS maka didapatkan hasil pada Tabel 5.1.

273,44

361,2

170,59

215,81

410

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

2014 2015 2016 2017 2018

Jum

lah

Pro

du

ksi (

Ton

)

Tahun

Jumlah Produksi Bawang Merah (Ton)

Jumlah Produksi Bawang Merah (Ton)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

50

Tabel 5.1. Faktor Internal

Variable B Wald Exp (B) Signifikansi

Constant -12,274 3,649 0,000 0,056

Umur Petani 0,363 4,343 1,438 0,037

Pengalaman Bertani -0,226 2,724 0,798 0,099

Jumlah Tanggungan Keluarga -0,083 0,095 0,921 0,758

Pendidikan 0,154 0,747 1,166 0,388

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 3

Nagelkerke R Square = 0,413

Chi-square = 9,342 (Sig. 0,314)

G = 10,328 (Sig. 0,035)

Adapun rumus dari metode logit ini adalah:

𝑙𝑛𝑃𝑖

1 − 𝑃𝑖= −12,274 + 0,363𝑋1 − 0,226𝑋2 − 0,083𝑋3 + 0,154𝑋4

Pi = Peluang petani mengalihkan komoditi bawang merah (Y=1)

1-Pi = Peluang petani tidak mengalihkan komoditi bawang merahnya (Y=0)

X1 = Umur Petani (Tahun)

X2 = Pengalaman Bertani(Tahun)

X3 = Jumlah Tanggungan Keluarga (Orang)

X4 = Pendidikan (Tahun)

Nilai Nagalkarke R Square digunakan untuk melihat seberapa besar model

mampu menjelaskan variabel terikat. Dari hasil penelitian diperoleh nilai

Nagalkarke R Square model ini sebesar 0,413, maka dapat diartikan bahwa model

dengan variabel bebas mampu menjelaskan 41,3% variabel terikat dan 58,7%

merupakan variabel lain yang tidak dimaksudkan kedalam model.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

51

A. Uji Hosmer and Lemeshow

H0 : ( 1 - B) = 0, B (distribusi frekuensi estimasi/ observasi) = 1. Artinya tidak

ada perbedaan antara distribusi obeservasi dengan distribusi frekuensi estimasi,

sehingga model dinyatakan sesuai untuk digunakan.

H1 : ada perbedaan antara distribusi observasi dengan distribusi frekuensi

estimasi.

Sig > 0,05 ; tolak H1, terima H0

Sig. ≤ 0,05 ; terima H1, tolak H0

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu uji kelayakan dari model

regresi logistik biner yang digunakan. Analisis ini didasarkan pada uji Hosmer

Lemeshow Test. Hasil uji Hosmer Lemeshow Test dapat ditunjukkan pada tabel

berikut:

Tabel 5.2. Hosmer dan Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig

1 9,342 8 0,314

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 3

Dari hasil perhitungan pada Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa nilai Chi-square yang

diperoleh adalah sebesar 9,342 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,314. Tingkat

signifikansi yang diperoleh > 0,05, sehingga tolak H1, terima H0, dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai signifikansi distribusi observasi tidak

berpengaruh nyata terhadap distribusi frekuensi estimasi, sehingga model logit

sesuai untuk digunakan.

B. Uji Seluruh Variabel (uji G)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

52

H0 β1 = β2 = β3 = β4 = 0, dimana tidak ada satupun variabel bebas yang

berpengaruh terhadap variabel terikat.

H1 : βx ≠ 0, sekurang kurangnya terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh

terhadap variabel terikat.

Sig > 0,05 : tolak H1, terima H0

Sig ≤ 0,05 : terima H1, tolak H0

Tabel 5.3. Uji Seluruh Variabel (Uji G)

Step Chi-square Df Sig

1 10,328 4 0,035

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 3

Tabel 5.3. menunjukkan nilai G yang diperoleh adalah sebesar 10,328 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,035. Tingkat signifikansi yang diperoleh < 0,05,

sehingga tolak H0, terima H1, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

nilai signifikansi berpengaruh nyata, artinya bahwa sekurang-kurangnya terdapat

satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat.

C. Uji Wald

Uji ini untuk menguji signifikansi setiap variabel bebas.

H0 : βj = 0 untuk suatu j tertentu; j = 1,2..p maka tidak ada pengaruh antara

variable bebas dengan variabel terikat.

H1: βj ≠ 0 maka ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Wj ≤ 𝑥𝑎,12 atau Sig. > 0,05; tolak H1, terima H0

Wj >𝑥𝑎,12 atau Sig. < 0,05; terima H1, tolak H0

Pada hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 5.1., dapat dilihat nilai Wald

dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

53

1. Pengaruh Umur Terhadap Keputusan Alih Komoditi

Nilai Wald antara variabel umur terhadap keputusan alih komoditi yaitu sebesar

4,343 lebih besar dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yang

diperoleh yakni 0,037 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel umur

berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam mengalih fungsikan bawang

merahnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soetrisno (2002) yang

menyatakan kondisi rendahnya mutu sumber daya manusia dilihat dari umur para

petani. Umur rata-rata petani Indonesia yang cenderung tua sangat berpengaruh

terhadap produktivitas pertanian Indonesia. Petani yang berusia tua biasanya

cenderung sangat konservatif dalam menyikapi perubahan atau inovasi teknologi.

2. Pengaruh Pengalaman Bertani Terhadap Keputusan Alih Komoditi

Nilai Wald antara variabel pengalaman bertani terhadap keputusan yaitu sebesar

3,649 lebih kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yang

diperoleh yakni 0,099 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel pengalaman

bertani tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani. Hal tersebut tidak

sesuai dengan teori dari Slamet (1995) bahwa keputusan petani dalam

menjalankan kegiatan usahatani lebih banyak mempergunakan pengalaman, baik

yang berasal dari dirinya maupun pengalaman petani lain.

3. Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Keputusan Alih Komoditi

Nilai Wald antara variabel tanggungan petani terhadap keputusan yaitu sebesar

0,094 lebih kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yakni

0,758 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tanggungan tidak

berpengaruh nyata terhadap keputusan petani. Hal tersebut tidak sesuai dengan

teori Soekartawi (1999) yang menyatakan semakin banyak anggota keluarga akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

54

semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi.

Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam

berusahatani.

Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Harini dan Pewista (2013) yang

menyatakan semakin banyaknya tanggungan keluarga tentunya pengeluaran

keluarga juga semakin besar. Untuk mendapatkan penghasilan rumah tangga yang

besar tentunya akan dilakukan berbagai upaya, tidak sedikit orang yang memiliki

lahan pertanian akan mengkonversikan lahan pertaniannya untuk menghasilkan

tambahan agar dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

4.Pengaruh Pendidikan Terhadap Keputusan Alih Komoditi

Nilai Wald antara variabel tingkat pendidikan terhadap keputusan yaitu sebesar

0,747 lebih kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yakni

0,388 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak

berpengaruh nyata terhadap keputusan petani. Tinggi atau rendahnya pendidikan

tersebut tidak berpengaruh terhadap keputusan petani hal ini tidak sesuai dengan

teori yang diutarakan Muhibbin (2002) bahwa tingkat pendidikan individu

merupakan salah satu aspek yang terlibat dalam suatu pengambilan keputusan.

Hal ini disebabkan dalam pendidikan formal petani tidak belajar tentang

bagaimana mengelola usahatani. Petani mendapatkan pelajaran mengenai

pengelolaan usahatani melalui pengamatan, dan pengalaman dari petani tersebut

selama berusahatani.

Dari hasil uji regresi logistik faktor internal kita bisa menarik kesimpulan bahwa

variabel pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga dan pendidikan tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

55

berpengaruh nyata terhadap keputusan petani untuk mengalihkan komoditi

bawang merah. Faktor-faktor tersebut menjadi tidak berpengaruh disebabkan

karena tidak adanya perbedaan yang signifikan dari petani yang menjadi sampel

penelitian, sehingga tidak sesuai dengan hipotesis variabel yang menyatakan

bahwa pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga dan pendidikan

mempengaruhi keputusan petani dalam mengalihkan komoditi bawang merah.

Sedangkan variabel umur petani berpengaruh nyata terhadap keputusan petani

untuk mengalihkan komoditi bawang merah.

D. Efek Marjinal

Hasil uji regresi logistik dari 4 faktor internal yaitu terdapat satu variabel yang

signifikan yaitu variabel umur petani dengan penjelasan sebagai berikut:

Diketahui :

β1 = 0,363

Odds ratio X1 (eYi ) = 1,438

Probabilitas =𝑒𝑌𝑖

1+ 𝑒𝑌𝑖

= 1,438

1+1,438

= 1,438

2,438

= 0,589 = 58,9 %

Efek Marjinal = βi. Pi. (1 - Pi)

= 0,363 . 0,589 . 0,411

= 0,087

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

56

Variabel umur petani secara signifikan berpengaruh nyata terhadap probabilitas

keputusan petani mengalihkan komoditi bawang merah. Koefisien variabel

sebesar 0,363, ini berarti jika variabel lain konstan dan proporsi umur petani

meningkat 1 tahun dari total umur petani maka rata-rata estimasi naik sebesar

0,363. Nilai Odds Ratio sebesar 1,438 artinya petani yang lebih tua berpeluang

untuk mengalihkan komoditinya sebanyak 1,438 kali lipat dibandingkan petani

yang lebih muda.

Nilai efek marginal dari variable umur petani adalah sebesar 0,087 yaitu setiap

peningkatan 1 tahun umur petani, maka akan menaikkan probabilitas pengambilan

keputusan petani untuk mengalihkan komoditi bawang merahnya sebesar 8,7 %.

Artinya semakin tua umur petani, maka peluang petani untuk mengalihkan

komoditi bawang merah semakin besar.

Hasil uji regresi logistik dari empat faktor internal terdapat tiga variabel yang

tidak signifikan yaitu pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga dan

pendidikan dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Pengalaman Bertani

Β2 = -0,226

Odds ratio X2 (eYi ) = 0,798

Probabilitas =𝑒𝑌𝑖

1+ 𝑒𝑌𝑖

= 0,798

1+0,798

= 0,798

1,798

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

57

= 0,443 = 44,3 %

Efek Marjinal = βi. Pi. (1 - Pi)

= -0,226 . 0,443 . 0,557

= -0,055

Variabel pengalaman bertani secara signifikan tidak berpengaruh nyata terhadap

probabilitas keputusan petani untuk mengalihkan bawang merah. Koefisien

variabel sebesar -0,226, ini berarti jika variabel lain konstan dan proporsi

pengalaman bertani meningkat 1 tahun dari total pengalaman bertani maka rata-

rata estimasi menurun sebesar 0,226. Nilai Odds Ratio sebesar 0,798 artinya

petani yang memiliki pengalaman bertani lebih kecil berpeluang mengalihkan

komoditinya sebanyak 0,798 kali lipat dibandingkan petani yang memiliki

pengalaman bertani lebih lama.

Nilai efek marginal dari variabel pengalaman bertani adalah sebesar -0,055 yaitu

setiap peningkatan 1 tahun pengalaman bertani, maka akan menurunkan

probabilitas pengambilan keputusan petani untuk mengalih fungsikan bawang

merahnya sebesar 5,5 %. Artinya semakin lama pengalaman bertani, maka

peluang petani untuk mengalihkan komoditi bawang merah semakin kecil.

2. Jumlah Tanggungan Keluarga

Β3 = -0,083

Odds ratio X3 (eYi ) = 0,921

Probabilitas =𝑒𝑌𝑖

1+ 𝑒𝑌𝑖

= 0,921

1+0,921

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

58

= 0,921

1,921

= 0,479= 47,9 %

Efek Marjinal = βi. Pi. (1 - Pi)

= -0,083 . 0,479 . 0,521

= -0,020

Variabel jumlah tanggungan secara signifikan tidak berpengaruh nyata terhadap

probabilitas keputusan petani untuk mengalihkan bawang merah. Koefisien

variabel sebesar -0,083, ini berarti jika variabel lain konstan dan proporsi jumlah

tanggungan meningkat 1 satuan dari total jumlah tanggungan maka rata-rata

estimasi menurun sebesar 0,083. Nilai Odds Ratio sebesar 0,921 artinya petani

yang memiliki jumlah tanggungan sedikit berpeluang mengalihkan komoditinya

sebanyak 0,921 kali lipat dibandingkan petani yang memiliki jumlah tanggungan

lebih banyak.

Nilai efek marginal dari variabel jumlah tanggungan adalah sebesar -0,020 yaitu

setiap peningkatan 1 orang tanggungan, maka akan menurunkan probabilitas

pengambilan keputusan petani untuk mengalih fungsikan bawang merahnya

sebesar 2 %. Artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka peluang

petani untuk mengalihkan komoditi bawang merah semakin kecil.

3. Pendidikan Petani

Β3 = 0,154

Odds ratio X3 (eYi ) = 1,166

Probabilitas =𝑒𝑌𝑖

1+ 𝑒𝑌𝑖

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

59

= 1,166

1+1,166

= 1,166

2,166

= 0,538 = 53,8 %

Efek Marjinal = βi. Pi. (1 - Pi)

= 0,154 . 0,538 . 0,462

= 0,038

Variabel pendidikan petani secara signifikan tidak berpengaruh nyata terhadap

probabilitas keputusan petani untuk mengalihkan bawang merah. Koefisien

variabel sebesar 0,154, ini berarti jika variabel lain konstan dan proporsi

pendidikan petani meningkat 1 satuan dari total pendidikan petani maka rata-rata

estimasi naik sebesar 0,154. Nilai Odds Ratio sebesar 1,166 artinya petani yang

memiliki pendidikan tinggi berpeluang mengalihkan komoditinya sebanyak 1,166

kali lipat dibandingkan petani yang memiliki pendidikan rendah.

Nilai efek marginal dari variabel pendidikan petani adalah sebesar 0,038 yaitu

setiap peningkatan 1 satuan pendidikan petani, maka akan menaikkan probabilitas

pengambilan keputusan petani untuk mengalih fungsikan bawang merahnya

sebesar 3,8 %. Artinya semakin tinggi pendidikan petani, maka peluang petani

untuk mengalihkan komoditi bawang merah semakin besar.

5.2.2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengalihkan

komoditi bawang merah dengan menggunakan regresi model logistik biner.

Analisis ini bertujuan untuk melihat peluang variabel bebas yaitu aksesibilitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

60

wilayah, luas lahan, produktifitas bawang merah dan jenis tanah apakah memiliki

pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat yaitu keputusan petani untuk

mengalihkan komoditi bawang merah (1) dan keputusan petani untuk tidak

mengalihkan bawang meraha (0). Melalui uji yang dianalisis dengan software

SPSS maka didapatkan hasil pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Faktor Eksternal

Variable B Wald Exp (B) Signifikansi

Constant 0,037 0,000 1,037 0,985

Aksesibilitas Wilayah 0,378 0,317 1,459 0,574

Luas Lahan -3,312 2,143 0,036 0,143

Produktifitas Bawang Merah 0,000 0,552 1,000 0,457

Jenis Tanah 23,483 0,000 1,579 0,998

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 4

Nagelkerke R Square = 0,793

Chi-square = 0,975 (Sig. 0,998)

G = 24,601 (Sig. 0,000)

Adapun rumus dari metode logit ini adalah:

𝑙𝑛𝑃𝑖

1 − 𝑃𝑖= 0,037 + 0,378𝑋1 − 3,312𝑋2 + 0,000𝑋3 + 23,483𝑋4

Pi = Peluang petani mengalihkan komoditi bawang merah (Y=1)

1-Pi = Peluang petani tidak mengalihkan komoditi bawang merahnya (Y=0)

X1 = Aksesibilitas Wilayah (Km)

X2 = Luas Lahan (Ha)

X3 = Produktifitas Bawang Merah (Kg/Ha)

X4 = Jenis Tanah (Dummy)

Nilai Nagalkarke R Square digunakan untuk melihat seberapa besar model

mampu menjelaskan variabel terikat. Dari hasil penelitian diperoleh nilai

Nagalkarke R Square model ini sebesar 0,793, maka dapat diartikan bahwa model

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

61

dengan variabel bebas mampu menjelaskan 79,3% variabel terikat dan 20,7%

merupakan variabel lain yang tidak dimaksukkan kedalam model.

A. Uji Hosmer and Lemeshow

H0 : ( 1 - B) = 0, B (distribusi frekuensi estimasi/ observasi) = 1. Artinya tidak

ada perbedaan antara distribusi obeservasi dengan distribusi frekuensi estimasi,

sehingga model dinyatakan sesuai untuk digunakan.

H1 : ada perbedaan antara distribusi observasi dengan distribusi frekuensi

estimasi.

Sig > 0,05 ; tolak H1, terima H0

Sig. ≤ 0,05 ; terima H1, tolak H0

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu uji kelayakan dari model

regresi logistik biner yang digunakan. Analisis ini didasarkan pada uji Hosmer

Lemeshow Test. Hasil uji Hosmer Lemeshow Test dapat ditunjukkan pada tabel

berikut:

Tabel 5.5. Hosmer dan Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig

1 0,975 8 0,998

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 4

Dari hasil perhitungan pada Tabel 5.5. dapat dilihat bahwa nilai Chi-square yang

diperoleh adalah sebesar 0,975 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,998. Tingkat

signifikansi yang diperoleh > 0,05, sehingga tolak H1, terima H0, dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai signifikansi distribusi observasi tidak

berpengaruh nyata terhadap distribusi frekuensi estimasi, sehingga model logit

sesuai untuk digunakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

62

B. Uji Seluruh Variabel (uji G)

H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, dimana tidak ada satupun variabel bebas yang

berpengaruh terhadap variabel terikat.

H1 : βx ≠ 0, sekurang kurangnya terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh

terhadap variabel terikat.

Sig > 0,05 : tolak H1, terima H0

Sig ≤ 0,05 : terima H1, tolak H0

Tabel 5.6. Uji Seluruh Variabel (Uji G)

Step Chi-square Df Sig

1 24,601 4 0,000

Sumber : Data primer diolah dari Lampiran 4

Tabel 5.6. menunjukkan nilai G yang diperoleh adalah sebesar 24,601 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi yang diperoleh < 0,05,

sehingga tolak H0, terima H1, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

nilai signifikansi berpengaruh nyata, artinya bahwa sekurang-kurangnya terdapat

satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat.

C. Uji Wald

Uji ini untuk menguji signifikansi setiap variabel bebas.

H0 : βj = 0 untuk suatu j tertentu; j = 1,2..p maka tidak ada pengaruh antara

variable bebas dengan variabel terikat.

H1: βj ≠ 0 maka ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Wj ≤ 𝑥𝑎,12 atau Sig. > 0,05; tolak H1, terima H0

Wj >𝑥𝑎,12 atau Sig. < 0,05; terima H1, tolak H0

Pada hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 5.4., dapat dilihat nilai Wald

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

63

dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh Aksesibilitas Wilayah Terhadap Keputusan Alih Komoditi

Nilai Wald antara variabel aksesibilitas wilayah terhadap keputusan alih komoditi

bawang merah yaitu sebesar 0,317 lebih kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan

dari tingkat signifikansi yang diperoleh yakni 0,574 > 0,05, dapat disimpulkan

bahwa variabel aksesibilitas wilayah tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan

petani dalam mengalihkan komoditi bawang merahnya.

2. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Keputusan Alih Komoditi

Nilai Wald antara variabel luas lahan terhadap keputusan yaitu sebesar 2,143 lebih

kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yang diperoleh

yakni 0,143 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel luas lahan tidak

berpengaruh nyata terhadap keputusan petani.

3. Pengaruh Produktifitas Bawang Merah Terhadap Keputusan Alih Komoditi

Nilai Wald antara variabel produktifitas bawang merah terhadap keputusan yaitu

sebesar 0,552 lebih kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi

yakni 0,457 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel produktifitas bawang

merah tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani.

4.Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Keputusan Alih Komoditi

Nilai Wald antara variabel jenis tanah terhadap keputusan yaitu sebesar 0,000

lebih kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yakni 0,998

> 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel jenis tanah tidak berpengaruh nyata

terhadap keputusan petani.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

64

Dari hasil uji regresi logistik faktor eksternal kita bisa menarik kesimpulan bahwa

variabel aksesibilitas wilayah, luas lahan, produktifitas bawang merah, dan jenis

tanah tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani untuk mengalihkan

bawang merah. Faktor-faktor tersebut menjadi tidak berpengaruh disebabkan

karena tidak adanya perbedaan yang signifikan dari petani yang menjadi sampel

penelitian, sehingga tidak sesuai dengan hipotesis variabel yang menyatakan

bahwa aksesibilitas wilayah, luas lahan, produktifitas bawang merah dan jenis

tanah mempengaruhi keputusan petani dalam mengalihkan komoditi bawang

merah.

D. Efek Marjinal

Hasil uji regresi logistik dari empat faktor eksternal, semua variabel tidak

signifikan yaitu aksesibilitas wilayah, luas lahan, produktifitas bawang merah, dan

jenis tanah dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Aksesibilitas Wilayah

Β1 = 0,378

Odds ratio X2 (eYi ) = 1,459

Probabilitas =𝑒𝑌𝑖

1+ 𝑒𝑌𝑖

= 1,459

1+1,459

= 1,459

2,459

= 0,593 = 59,3 %

Efek Marjinal = βi. Pi. (1 - Pi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

65

= 0,378 . 0,593 . 0,407

= 0,091

Variabel aksesibilitas wilayah secara signifikan tidak berpengaruh nyata terhadap

probabilitas keputusan petani untuk mengalihkan komoditi bawang merah.

Koefisien variabel sebesar 0,378, ini berarti jika variabel lain konstan dan proporsi

aksesibilitas wilayah meningkat 1 satuan dari total aksesibilitas wilayah maka

rata-rata estimasi naik sebesar 0,378. Nilai Odds Ratio sebesar 1,459 artinya

petani yang memiliki aksesibilitas wilayah lebih jauh, berpeluang mengalihkan

komoditinya sebanyak 1,459 kali lipat dibandingkan petani yang memiliki

aksesibilitas wilayah dekat.

Nilai efek marginal dari variabel pengalaman bertani adalah sebesar 0,091 yaitu

setiap peningkatan 1 satuan aksesibilitas wilayah, maka akan menaikkan

probabilitas pengambilan keputusan petani untuk mengalihkan komoditi bawang

merah sebesar 9,1 %. Artinya semakin jauh aksesibilitas wilayah, maka peluang

untuk mengalihkan komoditi bawang merah semakin besar.

2. Luas Lahan

Β2 = -3,312

Odds ratio X3 (eYi ) = 0,036

Probabilitas =𝑒𝑌𝑖

1+ 𝑒𝑌𝑖

= 0,036

1+0,036

= 0,036

1,036

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

66

= 0,034 = 3,4 %

Efek Marjinal = βi. Pi. (1 - Pi)

= -3,312 . 0,034 . 0,966

= -0,108

Variabel luas lahan secara signifikan tidak berpengaruh nyata terhadap

probabilitas keputusan petani untuk mengalihkan komoditi bawang merah.

Koefisien variabel sebesar –3,312, ini berarti jika variabel lain konstan dan

proporsi luas laahn meningkat 1 satuan dari total jumlah luas lahan maka rata-rata

estimasi menurun sebesar 3,312. Nilai Odds Ratio sebesar 0,036 artinya petani

yang memiliki luas lahan sempit berpeluang mengalihkan komoditinya sebanyak

0,036 kali lipat dibandingkan petani yang memiliki lahan yang luas.

Nilai efek marginal dari variabel luas lahan adalah sebesar -0,108 yaitu setiap

peningkatan 1 satuan luas lahan, maka akan menurunkan probabilitas

pengambilan keputusan petani untuk mengalihkan komoditi bawang merah

sebesar 10,8 %. Artinya semakin luas lahan petani, maka peluang petani untuk

mengalihkan komoditi bawang merah semakin kecil.

3. Produktifitas Bawang Merah

Β3 = 0,000

Odds ratio X3 (eYi ) = 1,000

Probabilitas =𝑒𝑌𝑖

1+ 𝑒𝑌𝑖

= 1,000

1+1,000

= 1,000

2,000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

67

= 0,5 = 50%

Efek Marjinal = βi. Pi. (1 - Pi)

= 0,000 . 0,5 . 0,5

= 0,000

Variabel produktifitas bawang merah secara signifikan tidak berpengaruh nyata

terhadap probabilitas keputusan petani untuk mengalihkan komoditi bawang

merah. Koefisien variabel sebesar 0 , ini berarti jika variabel lain konstan dan

produktifitas bawang merah meningkat 1 satuan dari total produktifitas bawang

merah maka rata-rata estimasi tidak mengalami kenaikan maupun penurunan.

Nilai Odds Ratio sebesar 1,000 artinya produktifitas bawang merah setiap petani

tidak mempengaruhi peluang petani dalam mengalihkan komoditinya.

Nilai efek marginal dari variabel produktifitas bawang merah adalah sebesar 0

yaitu setiap peningkatan 1 satuan produktifitas bawang merah, maka tidak akan

menaikkan atau menurunkan probabilitas pengambilan keputusan petani untuk

mengalihkan komoditi bawang merah. Artinya produktifitas bawang merah tidak

berpengaruh terhadap peluang petani untuk mengalihkan komoditi bawang merah.

4. Jenis Tanah

Β4 = 23,483

Odds ratio X2 (eYi ) = 1,579

Probabilitas = 𝑒𝑌𝑖

1+ 𝑒𝑌𝑖

= 1,579

1+1,579

= 1,579

2,579

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

68

= 0,612 = 61,2 %

Efek Marjinal = βi. Pi. (1 - Pi)

= 23,483 . 0,612 . 0,388

= 5,576

Variabel jenis tanah secara signifikan tidak berpengaruh nyata terhadap

probabilitas keputusan petani untuk mengalihkan komoditi bawang merah.

Koefisien variable sebesar 23,483. Nilai Odds Ratio sebesar 1,579 artinya petani

dengan jenis tanah berpasir berpeluang mengalihkan komoditinya sebanyak 1,579

kali dibandingkan petani dengan jenis tanah liat.

Nilai efek marginal dari variabel jenis tanah sebesar 5,576 yaitu nilai tanah

berpasir akan lebih tinggi sebesar 5,576 dibandingkan dengan jika tanah liat.

Artinya semakin berpasir tanah dilahan petani, maka peluang petani untuk

mengalihkan komoditi bawang merah semakin kecil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

69

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Faktor internal dan faktor eksternal secara simultan berpengaruh nyata

terhadap keputusan petani untuk melakukan alih komoditi bawang merah di

Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

2. Umur petani secara parsial berpengaruh nyata terhadap keputusan petani

untuk melakukan alih fungsi tanam bawang merah di Desa Cinta Dame,

Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

3. Petani yang memiliki umur lebih tua berpeluang lebih besar untuk

mengalihkan komoditinya dibandingkan petani yang lebih muda.

3.2. Saran

1. Untuk Petani

Agar tetap mempertahankan usahatani bawang merah dengan memperluas

lahan bawang merah, khususnya bagi petani-petani muda.

2. Untuk Pemerintah

Agar memberikan pelatihan untuk petani-petani muda dalam berusahatani

bawang merah dengan menggunakan teknologi yang mendukung.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Agar melakukan penelitian mengenai studi kelayakan dan efisiensi budidaya

bawang merah di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten

Samosir.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1998. Pedoman Bertanam Bawang. Kanisius : Yogyakarta.

Addhitama, F.A. 2009. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Produksi

Padi Di Kabupaten Asahan. Universitas Sumatera Utara Press : Medan.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Simanindo Dalam Angka 2015. BPS :

Samosir.

. 2016. Kecamatan Simanindo Dalam Angka 2016.

BPS : Samosir.

. 2017. Kecamatan Simanindo Dalam Angka 2017.

BPS : Samosir.

. 2018. Kecamatan Simanindo Dalam Angka 2018.

BPS : Samosir.

. 2019. Kecamatan Simanindo Dalam Angka 2019.

BPS : Samosir.

Dewi, N.P.M. 2008. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Sawah Terhadap Produksi

Tanaman Pangan Di Kabupaten Badung. Buletin Studi Ekonomi :

Denpasar.

Goenawan, C.M. 2014. Analisis Konversi Lahan Karet Menjadi Lahan Kelapa

Sawit (Studi Kasus : Desa Kampong Dalam, Kecamatan Bilah Hulu,

Kabupaten Labuhan Batu). Universitas Sumatera Utara Press : Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Gujarati, D. 2003. Ekonometri Dasar. Terjemahan : Sumarno Zain. Erlangga :

Jakarta.

. 2006. Ekonometrika Dasar. Erlangga : Jakarta.

Hansen dan Mowen.( 2001). Akuntansi Manajemen Biaya Jilid 2. Salemba Empat

: Jakarta.

Hasyim, Hasman. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap

Pendapatan (Studi Kasus: Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran

Kabupaten Tapanuli Utara). Jurnal Komunikasi Penelitian. Lembaga

Penelitian : Medan.

Irawan, R. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan

Persawahan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Di Kecamatan

Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai. Universitas Sumatera Utara Press

: Medan.

Juanda, B. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis Edisi Kedua. Institut

Pertanian Bogor Press : Bogor.

Kementerian Pertanian. 2015. Modul Pemberdayaan dalam Upaya Khusus

Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2015. Kerjasama

Kementerian Pertanian RI dengan Perguruan Tinggi. Jakarta.

. 2015. Modul Pendampingan Mahasiswa dalam Upaya Khusus Peningkatan

Produksi Padi, Jagung dan Kedelai. Badan Penyuluhan dan

Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian 2015.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Kurniasari, M. dan Putu Gde Ariastita. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan

Lahan Pertanian Di Kabupaten Lamongan. Institut Tekonologi Sepuluh

Nopember Press : Surabaya.

Kusumastuti, A.C. 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan

Pertanian Pangan Di Kabupaten Pandeglang. Institut Pertanian Bogor

Press : Bogor.

Lestari, T. 2009. Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup Petani.

Institut Pertanian Bogor Press : Bogor.

Lubis, N, L. 2000. Adopsi Teknologi dan Faktor Yang Mempengaruhinya.

Universitas Sumatera Utara Press : Medan.

Matondang, T. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Petani Padi

Sawah Melakukan Alih Fungsi Lahan Ke Komoditi Perkebunan (Studi

Kasus : Daerah Irigasi Namu Sira-Sira, Kabupaten Langkat). Universitas

Sumatera Utara Press : Medan.

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Ke-Tiga.LP3S : Jakarta.

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen (Konsep, Manfaat dan Rekayasa).

Salemba Empat : Yogyakarta.

Nachrowi, D. dan Hardius Usman. 2002. Pendekatan Populer Dan Praktis

Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Universitas

Indonesia Press : Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Nasution, A. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi

Lahan Padi Sawah Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Petani.

Universitas Sumatera Utara Press : Medan.

Padmowiharjo. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya : Jakarta.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Cinta Dame, 2019. Laporan Kegiatan

Bulanan Pendamping Klaster 2019. PPL : Samosir.

Rochaety, dkk. 2005. Sistem informasi manajemen pendidikan. Bumi Aksara :

Jakarta.

Rukmana, R. 1995. Bawang Merah Budidaya Dan Pengolahan Pasca Panen.

Kanisius : Jakarta.

Ruswandi, A. 2015. Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan

Petani Dan Perkembangan Wilayah : Studi Kasus Di Daerah Bandung

Utara. Institut Pertanian Bogor Press : Bogor.

Sari, I.M. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah

Menjadi Tambak Di Desa Beurawang, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten

Bireuen. Universitas Almuslim Press : Aceh.

Slamet. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Rienika Cipta :

Jakarta.

Soeharjo dan Potang. 1994. Ekonomi Pertanian Indonesia. Angkasa : Bandung.

Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani

Kecil. Universitas Indonesia Press : Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

. 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada :

Jakarta.

. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia : Jakarta.

. 2006. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia : Jakarta.

Suharyadi Dan Purwanto S.K. 2003. Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan

Modern, Jilid 1. Salemba Empat : Jakarta.

Wahyudi, S. 2017. Statistika Ekonomi Konsep, Teori, dan Penerapan. Universitas

Brawijaya Press : Malang.

Wibowo, S. 2009. Budidaya Bawang Merah. Penebar Swadaya : Jakarta.

Winardi, 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi. Tarsito : Bandung.

Wiraatmadja,S. 1985. Pokok-pokok Penyuluhan Pertanian. CV Yasaguna :

Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Lampiran 1. Data Faktor Internal Petani

Nomor

Sampel

Umur

Petani

(Tahun)

Pengalaman

Bertani

(Tahun)

Jumlah

Tanggungan

(Tahun)

Pendidikan

Petani

(Tahun)

Keputusan

Petani

1 41 15 6 6 0

2 57 20 5 9 1

3 52 32 6 9 1

4 37 12 3 13 0

5 50 26 6 6 1

6 56 30 5 12 1

7 42 15 3 6 1

8 31 5 1 12 1

9 45 16 3 9 0

10 36 10 5 12 0

11 60 40 0 6 0

12 52 40 5 9 0

13 53 25 4 12 1

14 45 20 3 6 0

15 41 20 5 12 0

16 65 40 0 0 1

17 60 40 0 6 1

18 57 33 3 12 1

19 39 10 6 12 1

20 51 7 4 16 1

21 45 21 3 9 1

22 33 10 4 9 0

23 65 35 3 0 1

24 47 20 2 6 1

25 66 40 2 9 1

26 46 4 5 12 1

27 70 45 3 0 1

28 58 25 3 9 1

29 40 20 3 9 1

30 41 17 3 16 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Lampiran 2. Data Faktor Eksternal Petani

Nomor

Sampel

Aksesibilitas

Wilayah

Luas

Lahan

Produktifitas

Bawang Merah

Jenis

Tanah

Keputusan

Petani

1 1 0.4 1250 0 0

2 0.2 0.4 2500 1 1

3 2 0.44 4375 0 1

4 3 0.84 5833 0 0

5 0.1 0.48 3750 1 1

6 0.05 1 3750 1 1

7 0.15 0.2 6000 1 1

8 0.1 0.16 5000 1 1

9 0.5 1 4350 0 0

10 0.2 1 3500 0 0

11 2 1 5000 0 0

12 2 2 4166 0 0

13 0.1 1.5 1152 1 1

14 1 0.8 0 0 0

15 0.03 0.08 6250 0 0

16 0.15 0.16 428.57 1 1

17 0.4 0.2 6000 1 1

18 0.05 0.68 160 1 1

19 2 0.015 3750 0 1

20 0.15 0.88 3750 1 1

21 1 0.74 10000 0 1

22 5 1.2 1000 0 0

23 0.15 1 2000 1 1

24 1 0.6 750 1 1

25 1 0.6 750 0 1

26 0.15 0.6 2875 1 1

27 0.05 0.84 500 1 1

28 0.15 0.64 120 1 1

29 0.5 0.48 3750 1 1

30 0.1 0.8 2500 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Lampiran 3. Hasil Uji Faktor Internal Petani

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 30 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 30 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 30 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total

number of cases

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Alih Komoditi 0

Alih Komoditi 1

Block 0 : Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Keputusan Petani

Percentage

Correct

Tidak

Alih

Komoditi

Alih

Komoditi

Step 0 Keputusan

Petani

Tidak Alih

Komoditi

0 9 .0

Alih Komoditi 0 21 100.0

Overall Percentage 70.0

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .847 .398 4.523 1 .033 2.333

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables X1 4.453 1 .035

X2 .711 1 .399

X3 .417 1 .518

X4 .076 1 .783

Overall Statistics 8.022 4 .091

Block 1 : Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 10.328 4 .035

Block 10.328 4 .035

Model 10.328 4 .035

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 26.324a

.291 .413

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates

changed by less than .001

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 9.342 8 .314

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Keputusan Petani =

Tidak Alih Komoditi

Keputusan Petani = Alih

Komoditi

Total Observed Expected Observed Expected

Step

1 1 2 2.380 1 .620 3

2 2 1.792 1 1.208 3

3 3 1.396 0 1.604 3

4 0 1.255 3 1.745 3

5 0 .928 3 2.072 3

6 1 .653 2 2.347 3

7 1 .330 2 2.670 3

8 0 .177 3 2.823 3

9 0 .073 3 2.927 3

10 0 .016 3 2.984 3

Classification Tablea

Observed

Predicted

Keputusan Petani

Percentage Correct

Tidak

Alih

Komoditi

Alih

Komoditi

Step

1

Keputusan

Petani

Tidak Alih

Komoditi 5 4 44.6

Alih

Komoditi 2 19 90.5

Overall Percentage 80.0

a. The cut is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

X1 .363 .174 4.343 1 .037 1.438 1.022 2.024

X2 -.226 .137 2.724 1 .099 .798 .610 1.043

X3 -.083 .269 .095 1 .758 .921 .544 1.559

X4 .154 .178 .747 1 .388 1.166 .823 1.653

Constant -12.274 6.425 3.649 1 .056 0.000

a. Variable(s) entered on step 1: X1,X2,X3,X4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Correlation Matrix

Constant X1 X2 X3 X4

Step 1 Constant 1.000 -.924 .733 -.229 -.637

X1 -.924 1.000 -.921 .098 .396

X2 .733 -.921 1.000 -.052 -.188

X3 -.229 .098 -.052 1.000 -.070

X4 -.637 .396 -.188 -.070 1.000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Lampiran 4. Hasil Uji Faktor Eksternal Petani

Case Processing Summary

UnweightedCasesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 30 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 30 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 30 100.0

b. If weight is in effect, see classification table for the total

number of cases

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Alih Komoditi 0

Alih Komoditi 1

Block 0 : Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Keputusan Petani

Percentage

Correct

Tidak

Alih

Komoditi

Alih

Komoditi

Step 0 Keputusan

Petani

Tidak Alih

Komoditi

0 9 .0

Alih Komoditi 0 21 100.0

Overall Percentage 70.0

c. Constant is included in the model.

d. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .847 .398 4.523 1 .033 2.333

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables X1 7.279 1 .007

X2 3.861 1 .049

X3 .229 1 .632

X4 16.813 1 .000

Overall Statistics 18.533 4 .001

Block 1 : Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 24.601 4 .000

Block 24.601 4 .000

Model 24.601 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 12.051a

.560 .793

b. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations

has been reached. Final solution cannot be found

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 .975 8 .998

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Keputusan Petani =

Tidak Alih Komoditi

Keputusan Petani = Alih

Komoditi

Total Observed Expected Observed Expected

Step

1 1 3 2.828 0 .172 3

2 3 2.599 0 .401 3

3 2 2.098 1 .902 3

4 1 1.283 2 1.717 3

5 0 .191 3 2.809 3

6 0 .000 3 3.000 3

7 0 .000 3 3.000 3

8 0 .000 3 3.000 3

9 0 .000 3 3.000 3

10 0 .000 3 3.000 3

Classification Tablea

Observed

Predicted

Keputusan Petani

Percentage Correct

Tidak

Alih

Komoditi

Alih

Komoditi

Step

1

Keputusan

Petani

Tidak Alih

Komoditi 8 1 88.9

Alih Komoditi 2 19 90.5

Overall Percentage 90.0

b. The cut is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

X1 .378 .671 317 1 .574 1.459 .392 5.433

X2 -3.312 2.262 2.143 1 .143 .036 .000 3.071

X3 .000 0.000 .552 1 .457 1.000 1.000 1.001

X4 23.483 8844.605 .000 1 .998 1.579 .000

Constant .037 1.918 .000 1 .985 1.037

b. Variable(s) entered on step 1: X1,X2,X3,X4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Correlation Matrix

Constant X1 X2 X3 X4

Step 1 Constant 1.000 -.346 -.426 -.627 .000

X1 -.346 1.000 -.451 .192 .000

X2 -.426 -.451 1.000 -.075 .000

X3 -.627 .192 -.075 1.000 .000

X4 .000 .000 .000 .070 1.000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

Lampiran 5. Kuesioner

KUESIONER

PENELITIAN SKRIPSI TENTANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI ALIH KOMODITI BAWANG MERAH

(Kasus :Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

1. IDENTITAS RESPONDEN

a. Nama : Bapak/Ibu .......................................................

b. Alamat : ........................................................................

c. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

d. Umur : ………….Tahun

2. KARAKTERISTIK RESPONDEN

e. Tingkat Pendidikan : ( ) Tidak Tamat SD

( ) SD

( ) SMP

( ) SMA

( ) Diploma

( ) S1

( ) S2

f. Pekerjaan Pokok : ........................................................................

Pekerjaan Sampingan: ...................................................................

g. Pengalaman Bertani : …………..Tahun

NO. RESPONDEN :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH …

h. Jumlah Tanggungan : ..................................................................

No Nama

Hubungan

Keluarga

Umur

(Tahun)

Jenis

Kelamin

(L/P)

Pendidikan

(Sekolah/Tidak

Sekolah) Pekerjaan

1

2

3

4

5

6

i. Luas Lahan : ........................................................................

j. Kepemilikan Lahan: Milik Sendiri / Sewa / Bagi Hasil / Lembaga

3. FAKTOR LAIN

k. Produktifitas Bawang Merah :

Produktifitas = 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝐾𝑔)

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝐻𝑎)

Produktifitas = …………………..…𝐾𝑔

…………………𝐻𝑎

Produktifitas = …………..

l. Aksesibilitas Wilayah

Jarak dari lahan kejalan poros / jalan aspal : .................................. Km

m. Jenis Tanah : ........................................................................

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA