Upload
donguyet
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR ATRIBUT PRODUK PEMUTIH WAJAH POND’S
(Studi pada Mahasiswi Universitas Lampung)
(Skripsi)
Oleh
NURAINI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2010
ABSTRACT
THE FACTORS OF PRODUCT’S ATTRIBUTES ANALYSIS OF
POND’S WHITENING
(Study on Female Student College of Lampung University)
By
NURAINI
The existence of face complexion whitening products lately, interested
female college students to make clean and white complexion that can improve
their appearance to be more beautiful and stunning. One of face complexion
whitening product is Pond’s. Consumer decides to purchase one product caused
by it’s attributes product offered. Because of those, the researcher want to find
out the factors contribution of product attributes consist of price, packaging, and
the quality of Pond’s face complexion whitening.
The type of the research is descriptive verificative research. Meanwhile,
the population of this research is female college student of Lampung University
who use Pond’s face complexion whitening. The research sample was obtained
using 80 respondents. Sample taking technique using purposive sampling, while
data collecting was done through questionnaires. The data analysis using factor
analysis.
Based on the result of factor analysis test, knowing that there are 12
indicators that form 3 factors. Product quality becomes the first factor with the
variant contribution is 26,821% with deputizing value 4,168. The second factor is
packaging with variant contribution is 19,358% with deputizing value 1,851. The
third factor is price with variant contribution is 17,817% with deputizing value
1,682.
Keyword: Product attribute
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR ATRIBUT PRODUK PEMUTIH WAJAH POND’S
(Studi Pada Mahasiswi Universitas Lampung)
Oleh
NURAINI
Adanya produk pemutih wajah menarik minat mahasiswi untuk memiliki
kulit yang bersih dan putih yang akan membuat penampilan menjadi lebih cantik
dan mempesona. Salah satu produk pemutih wajah yang banyak diminati oleh
konsumen adalah produk pemutih wajah Pond’s. Konsumen membeli suatu
produk dikarenakan produk tersebut mampu menawarkan atribut produk yang
terbaik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui besarnya kontribusi faktor
atribut produk yang terdiri dari harga, kemasan dan kualitas pada konsumen
pemutih wajah Pond’s.
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Lampung yang
menggunakan pemutih wajah Pond’s dengan sampel penelitian sejumlah 80
orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel purposif
dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang
digunakan adalah analisis faktor.
Berdasarkan hasil uji analisis faktor diketahui bahwa terdapat 12 indikator
yang membentuk 3 faktor. Kualitas produk menjadi faktor pertama dengan
kontribusi varian sebesar 26,821% dengan nilai keterwakilan 4,168. Kemasan
produk menjadi faktor kedua dengan kontribusi varian sebesar 19,358% dengan
nilai keterwakilan 1,851. Harga menjadi faktor ketiga dengan kontribusi varian
sebesar 17,817% dengan nilai keterwakilan 1,682.
Kata kunci: Atribut produk
ANALISIS FAKTOR ATRIBUT PRODUK PEMUTIH WAJAH POND’S
(Studi Pada Mahasiswi Universitas Lampung)
Oleh
NURAINI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2010
Judul Skripsi : Analisis Faktor Atribut Produk Pemutih Wajah
Pond’s (Studi Pada Mahasiswi Universitas
Lampung)
Nama Mahasiswa : NURAINI
Nomor Pokok Mahasiswa : 0616051044
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Dian Komarsyah, M.Si. Anna Gustina, S.Sos., M.Si.
NIP 19571128 198603 1003 NIP 19760821 200003 2001
2. Ketua Jurusan Administrasi Bisnis
Nur Efendi, S.Sos., M.Si.
NIP 19691012 199512 1001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Dian Komarsyah, M.Si. ........................
.
Sekretaris : Anna Gustina, S.Sos., M.Si. ........................
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. A. Efendi, M.M. ........................
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik
Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si.
NIP 19580109 198603 1002
Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 18 Juni 2010
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya, Skripsi/Laporan Akhir ini, adalah asli dan belum pernah
diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik
di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.
Bandarlampung, 18 Juni 2010
Yang membuat pernyataan,
NURAINI
NPM. 0616051044
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Negara Kemakmuran pada tanggal 30 Januari 1987, sebagai
anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Matroni dan Ibu Wazimah.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Perumnas Way Halim
pada tahun 2000, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) di SLTPN 19 Bandar
Lampung pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 5
Bandar Lampung pada tahun 2006.
Tahun 2006, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Adminitrasi Bisnis
FISIP Unila melalui jalur SPMB. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di
Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis (HIMABI)
FISIP Unila dan sempat menjadi Sekretaris bidang Dana dan Usaha Forum Studi
Pengembangan Islam (FSPI). Pada Agustus 2009, Penulis melakukan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di PT. Perkebunan Nusantara VII Bandar Lampung.
Penulis juga pernah mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang diselenggarakan di
internal kampus maupun eksternal kampus. Pelatihan yang pernah diikuti antara
lain Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan Softskill dan Simulasi Profesi.
Motto
Bacalah dan Tuhanmu amat mulia. Yang telah mengajar dengan pena. Dia
telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(QS Al Alaq : 3-5)
Doa itu senjata bagi orang beriman,
tiang agama, sinar langit dan bumi
(HR. Al-Hakim)
Cintailah sesuatu sekedarnya saja, Suatu saat kamu akan membencinya.
Bencilah sesuatu sekedarnya saja, Suatu saat kamu akan mencintainya.
( Al-Hadist )
Imajinasi itu lebih penting
Daripada ilmu pengetauan
(Albert Einstein)
Doa, usaha, dan tawakal akan membawamu pada keberhasilan
(Nuraini)
Sebuah Persembahan Untuk
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
Ayahanda dan Ibunda tercinta untuk segenap kasih sayang dan doanya yang selalu menyertaiku
Kakak-kakakku yang terbaik
Alkabir, Almasri
Ayuk-ayuk iparku Ayuk Erni, ayuk Ida
Keponakanku tersayang Altia Anggraini P Alrasyid Dwi P
Fifi Alida R
SANWACANA
Puji syukur hanyalah untuk Allah SWT Tuhan semesta alam, yang karunia-Nya
selalu dilimpahkan kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah dan
syari’at Islam kepada umat manusia. Atas rahmat Allah, akhirnya penulis bisa
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Faktor Atribut Produk Pemutih
Wajah Pond’s (Studi Pada Mahasiswi Universitas Lampung)”. Skripsi ini
merupakan syarat untuk mencapai gelar Sarjana Administrasi Bisnis di
Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga
terselesainya skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fisip Unila.
2. Bapak Nur Efendi, S.Sos. M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis.
3. Bapak Dian Komarsyah, M.Si., selaku Pembimbing Utama terima kasih atas
kesediaan dan kesabarannya dalam membimbing penulis selama proses
penyusunan skripsi ini. Penulis haturkan permohonan maaf untuk setiap salah
dan khilaf penulis selama ini.
4. Ibu Anna Gustina, S.Sos., M.Si., selaku Pembimbing Pendamping terima
kasih atas kesediaan dan kesabarannya dalam membimbing penulis selama
proses penyusunan skripsi ini. Penulis haturkan permohonan maaf untuk
setiap salah dan khilaf penulis selama ini.
5. Bapak Drs. A. Efendi, M.M., selaku Penguji Utama terimakasih untuk
kesediaannya meluangkan waktu dan pemikiran, masukan serta saran. Penulis
haturkan permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf penulis selama ini.
6. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos, M.Si., selaku Pembimbing Akademik.
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajar dan membimbing penulis dari
mulai menjadi mahasiswa Ilmu Admisistrasi Bisnis Fisip Unila.
8. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fisip Unila.
9. Kedua Orang Tuaku tercinta terima kasih atas do’a, cinta, dan kasih sayang
yang tiada henti-hentinya, serta dukungan moril maupun materiil dalam
penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan
kasih sayang kepadanya.
10. Kakak-kakakku tersayang (Alkabir dan Almasri), terima kasih atas kasih
sayang, kebersamaan dan doanya yang selalu menyertaiku.
11. Ayuk iparku (ayuk erni dan ayuk ida), terima kasih atas kebersamaan, doa
dan dukungannya.
12. Nakanku tersayang (tia, rasyid, ifie), kalian memberikan warna tersendiri
dalam hari-hariku, semoga kalian menjadi anak yang berbakti dan sukses di
masa depan.
13. Sahabatku siti, terima kasih atas canda tawa kebersamaan, pengertian, dan
bantuannya. Banyak hal yang telah kita lalui, semoga pengalaman selama ini
menjadi pelajaran berharga dan tidak akan pernah terlupakan. Semangat ya
skripsinya..☺
14. Sahabatku Endah, Melda S.A.B, Astri, Ayu, Kiki S.A.B, Evi, Mili, Dama,
suryati. Terima kasih kebersamaan, bantuan dan motivasinya.
15. Special thank’s to Via (sukses ya neng☺..), Unie, Anteng, Meta, Nci, Yesi.
Bantuan kalian sangat berarti bagiku.
16. Saudariku di FSPI (mbak Irma, Atus, Nana, Desi, Desi F, Meta, Estin,
Martini), Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.
17. Teman-teman ABI’ 06 (Nisa, Hesti, Muti, Ratri, Nabila, Nita, Nay, Agus, Aji,
Banda, Amin, Koko, Ucok, Amar, dan semua yang tidak bisa saya sebutkan
satu per satu), terima kasih kebersamaannya dalam belajar.
18. Buat Seluruh kakak tingkat 1999 s/d 2005 terima kasih atas pengalaman,
masukan, saran, dan pembelajaran yang diberikan.
19. Mba dan mas rental semur.com terima kasih semuanya, dan semua pihak
yang telah membantu dalam skripsi ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Bandar Lampung, Juli 2010
Penulis
Nuraini
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.......................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
D. Kegunaan Penelitian ............................................................. 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemasaran ............................................................................. 9
1. Pengertian Pemasaran ..................................................... 9
2. Konsep Pemasaran............................................................ 10
B. Bauran Pemasaran ................................................................. 11
C. Produk ................................................................................... 13
1. Tingkatan Produk ............................................................ 14
2. Klasifikasi Produk ........................................................... 14
D. Atribut Produk ....................................................................... 16
1. Harga ............................................................................... 18
2. Kemasan .......................................................................... 24
3. Kualitas ........................................................................... 26
E. Kerangka Pemikiran .............................................................. 29
F. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................... 32
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ...................................................................... 34
B. Definisi Konseptual ............................................................... 34
C. Definisi Operasional.............................................................. 35
D. Populasi dan Sampel ............................................................. 37
E. Objek dan Subjek Penelitian ................................................. 38
1. Objek Penelitian .............................................................. 38
2. Subjek Penelitian ............................................................. 39
F. Sumber Data .......................................................................... 39
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 39
H. Teknik Pengujian Instrumen ................................................. 40
1. Pengujian Validitas ......................................................... 40
2. Pengujian Reliabilitas...................................................... 41
I. Teknik Pengolahan Data ....................................................... 43
J. Teknik Analisis Data ............................................................. 43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 48
1. Sejarah Universitas Lampung ............................................ 48
2. Kondisi Umum .................................................................. 48
3. Kemahasiswaan ................................................................. 50
B. Hasil dan Pembahasan ........................................................... 53
1. Karakteristik Responden .................................................... 53
a. Distribusi Responden Berdasarkan Usia .................... 53
b. Distribusi Responden Berdasarkan Uang Saku
Perbulan .................................................................... 54
c. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Pond’s
yang Digunakan ......................................................... 54
d. Distribusi Responden Berdasarkan Harga ................ 55
e. Distribusi Responden Berdasarkan Lama menggunakan
Pond’s ........................................................................ 56
f. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat
Membeli .................................................................... 57
g. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Lain Sejenis
Yang Pernah Digunakan ........................................... 57
2. Deskripsi Jawaban Responden ........................................... 58
a. Penilain Responden Berdasarkan Harga .................... 58
b. Penilaian Responden Berdasarkan Kemasan ............. 61
c. Penilaian Responden Berdasarkan Kualitas ............... 65
3. Persentase Rata-rata Jawaban Responden Berdasarkan
Variabel .............................................................................. 68
C. Analisis Faktor ....................................................................... 70
D. Pembahasan Hasil Analisis Faktor ........................................ 77
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 89
B. Saran ................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 35
2. Hasil Uji Validitas .......................................................................... 41
3. Interpretasi Nilai r .......................................................................... 42
4. Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 42
5. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ....................................... 53
6. Distribusi Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan .............. 54
7. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Pond’s yang
Digunakan ...................................................................................... 54
8. Distribusi Responden Berdasarkan Harga .................................... 55
9. Distribusi Responden Berdasarkan Lama menggunakan
Pond’s ............................................................................................. 56
10. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Membeli ................... 57
11. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Lain Sejenis
Yang Pernah Digunakan ............................................................... 57
12. Harga Pemutih Wajah Pond’s Terjangkau .................................... 58
13. Harga Pemutih Wajah Pond’s Sesuai dengan Manfaat ................. 59
14. Harga Pemutih Wajah Pond’s Bersaing ........................................ 60
15. Harga Pemutih Wajah Pond’s Sesuai dengan Kualitas ................. 61
16. Bentuk Kemasan Pemutih Wajah Pond’s Sangat Menarik ............ 61
17. Warna Kemasan Pemutih Wajah Pond’s Sangat Menarik ............. 62
18. Segel Kemasan Pond’s Menjamin Keamanan ............................... 63
19. Desain Kemasan Pond’s Berbeda dengan Pesaing ........................ 63
20. Kemasan Pemutih Wajah Pond’s Terkesan Unik .......................... 64
21. Pemutih Wajah Pond’s Dapat Mencerahkan Kulit Wajah .............. 65
22. Aroma Pemutih Wajah Pond’s Menyegarkan ................................. 65
23. Pemutih Wajah Pond’s Tahan Lama Saat Digunakan .................... 66
24. Pemutih Wajah Pond’s Dipercaya Mempercantik Penampilan ...... 66
25. Kualitas Pemutih Wajah Pond’s Sesuai dengan Harapan .............. 67
26. Persentase Rata-Rata Jawaban Responden Berdasarkan Variabel.. 68
27. Anti Image Matriks ......................................................................... 71
28. Penentuan Faktor untuk Analisis Selanjutnya................................. 72
29. Distribusi Indikator Kepada Faktor Sebelum Rotasi ...................... 73
30. Nilai Komunalitas Setelah Mengalami Perubahan ......................... 74
31. Distribusi Indikator Kepada Faktor Setelah Rotasi ......................... 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran................................................................. 32
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi sangat berperan penting dalam bidang
pemasaran, dimana para pemasar berkompetisi untuk memperbaiki serta
memperbaharui konsep pemasaran yang digunakan. Kecanggihan informasi
menyebabkan masyarakat semakin cepat dan mudah mengetahui produk yang
dijual diseluruh dunia. Konsumen dengan mudah memperoleh informasi tentang
produk yang akan dibeli guna memenuhi kebutuhannya. Disamping hal tersebut
konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk
dan bentuk produk yang akan dibeli sehingga mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Memiliki penampilan yang serasi dan menarik merupakan dambaan bagi setiap
wanita, karena para wanita seringkali menyisihkan anggaran mereka untuk
merawat wajah dan tubuh mereka. Perawatan yang mereka lakukan biasanya baik
berasal dari kosmetik tradisional maupun kosmetik modern. Hasil test yang
dilakukan di Amerika menggambarkan bahwa 88% dari wanita yang berusia 18
tahun keatas berusaha mempercantik diri dengan menggunakan kosmetik dan
mereka merasa bahwa kosmetik tersebut akan membuat mereka lebih cantik dan
percaya diri. (www. images.soemarno.multiply.com )
Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, agar tampil lebih cantik dan menarik.
Seseorang membeli kosmetik berarti membeli kecantikan. Setiap kosmetik
mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Oleh karena itu konsumen dituntut harus berhati-hati dalam membeli
produk (kosmetik) yang ditawarkan agar memperoleh kepuasan maksimum.
Sebagian wanita menganggap bahwa kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang
wajib dimiliki. Hal inilah yang menyebabkan muncul dan bersaingnya perusahaan
penghasil kosmetik yang berskala besar maupun kecil. Untuk menghadapi
persaingan tersebut, perusahaan harus selalu peka terhadap perkembangan atau
trend dalam dunia kosmetika. Perusahaan harus menyikapi dengan membuat
inovasi-inovasi bagi produk yang dijualnya. Bagi kaum wanita, wajah merupakan
bagian tubuh yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini
disebabkan kulit wajah mudah terpengaruh berbagai faktor, baik internal (usia,
genetik) maupun eksternal (stres, pola makan, radiasi bebas) yang biasa
mempengaruhi kecantikan kulit. Karena itu wajah membutuhkan perawatan ekstra
(khusus) agar kulit tetap halus, kencang dan berseri.
Kulit wajah wanita Indonesia cenderung berwarna kecoklatan, akibat teriknya
matahari di negara yang beriklim tropis. fakta ini menimbulkan ide bagi
perusahaan untuk membuat inovasi baru dibidang kosmetika. Sehingga muncullah
produk-produk pemutih wajah yang bersifat tradisional maupun yang bersifat
modern. Adanya produk pemutih wajah menarik minat wanita Indonesia untuk
memiliki kulit yang bersih dan putih yang akan membuat penampilan menjadi
lebih cantik dan mempesona. Penelitian yang dilakukan kelompok bisnis kosmetik
asal Prancis, L’Oreal, pada 1997 menunjukkan: 85% wanita di Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya dan Medan cenderung berkulit gelap, dan 55% di antara
mereka ingin memiliki kulit lebih putih. Dalam studi yang hampir sama, raksasa
produk konsumen asal Amerika Serikat, Protec & Gamble, juga menemukan fakta
bahwa 70%-80% wanita di Asia ingin memiliki kulit lebih putih dan
bersih.(www.taufiek.wordpress.com)
Meski sudah lampau, hasil riset di atas sampai sekarang masih relevan. Selain
karena faktor genetis, iklim tropis, pengaruh sinar ultraviolet, tingginya tingkat
polusi dan ruang ber-AC ditengarai menjadikan kulit tidak sehat: kusam, keriput
dan cepat menua. Menyadari keadaan itu, kepedulian para wanita Indonesia
terhadap kesehatan kulit terlihat menonjol dan terus meningkat. Terbukti hingga
saat ini, penetrasi produk perawatan kulit mencapai 55%. Produk-produk
perawatan kulit yang mengklaim bisa membuat kulit lebih halus dan putih, laris
manis diserbu konsumen. Produk pemutih wajah, merupakan salah satu bagian
dari produk kosmetik dan termasuk dalam jenis face lotion. Pemutih wajah ini
berfungsi untuk menghaluskan dan memutihkan kulit dan juga melindungi kulit
dari sengatan sinar matahari karena sinar matahari dapat menimbulkan proses
penuaan dini pada kulit.
Salah satu produk pemutih wajah yang banyak diminati oleh konsumen adalah
produk pemutih wajah Pond’s yang merupakan produk kecantikan dari
perusahaan multinasional Unilever. Hasil survei yang dilakukan oleh Spire
Research & Consulting belum lama ini menunjukan, remaja berusia 13-18 tahun
memang mengetahui dan menyukai Pond's. Setidaknya, 1.000 responden di lima
kota besar (Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar) sebesar 40%-nya
menyatakan mengetahui dan 18%-nya menyukai merek Pond's. Dari sisi
penyebaran produk, tim sales dan distribusi Unilever Indonesia telah berhasil
menempatkan Pond's White Beauty mulai dari pasar modern (hipermarket,
supermarket, minimarket) hingga general trade (toko kosmetika, toko kelontong).
Sehingga, harganya pun mempunyai range yang pas terhadap setiap income level
(mass maupun semi-premium). (www.essayrunner.com)
Selain Pond’s masih banyak produk pemutih wajah yang beredar luas dipasaran
seperti Olay, L’Oreal, Garnier, Nivea, serta produk perawatan kulit yang berasal
dari Cina seperti Tjefuk yang bersaing memperebutkan pangsa pasar pemutih
wajah. Banyaknya produk sejenis yang mulai bermunculan menyebabkan
persaingan yang semakin ketat sehingga menuntut perusahaan melakukan
berbagai macam cara untuk meningkatkan penjualan dan merebut pangsa pasar.
Meskipun demikian Pond’s masih unggul sebagai pemimpin pasar. Indonesia saat
ini menjadi pasar nomor pertama untuk produk Pond’s. Pasar produk ini di
Indonesia lebih tinggi dari Amerika Serikat, tempat asal brand tersebut. Pond’s
menguasai 40% pangsa pasar skin care di Indonesia. Selain itu, Pond's menduduki
peringkat terbaik dalam survei Indonesia Best Brand (IBBA) 2009 dari Majalah
SWA dan lembaga riset pemasaran, MARS. (www.hsfames.com)
Hal ini menunjukkan bahwa pemutih wajah Pond’s mempunyai daya tarik
tersendiri bagi konsumen sebagai produk yang telah terbukti mempunyai
keandalan merek. Untuk menghadapi persaingan di dunia bisnis dan barang yang
begitu kompetitif dewasa ini, maka perlu disusun strategi pemasaran yang tepat
sehingga produsen kosmetik mempunyai keunggulan bersaing. Agar produk yang
dihasilkan oleh produsen dikonsumsi oleh konsumen, maka produsen harus
memberikan nilai yang tinggi kepada konsumen dengan memberikan produk atau
jasa yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Hal ini disebabkan oleh sikap
konsumen dalam membeli sebuah produk yang tidak hanya sebatas membeli
produk yang dapat memenuhi kebutuhannya saja, akan tetapi lebih dari itu,
konsumen membeli suatu produk dikarenakan produk tersebut mampu
menawarkan atribut produk yang terbaik.
Produk Pond's pertama dibuat pada tahun 1846, sejak saat itu merek tersebut telah
menjadi produk kelima perawatan diri yang paling menguntungkan di seluruh
dunia. Pada tahun 1886, Pond's diluncurkan kembali sebagai Pond’s Extract dan
pada tahun 1914 Pond’s Cold Cream dan Vanishing Cream menandai evolusi
merek menjadi lambang (ikon) kecantikan. Pada pertengahan tahun 1920an,
Pond’s mencerminkan penguasaan posisi pasar ini dengan pengesahan dari ratu,
bintang Hollywood, dan masyarakat pemerhati masalah kecantikan. Citra gayanya
didukung oleh jaminan penyampaian produk dan pengertian rutinitas dan
kebutuhan kecantikan wanita. Krim Pond’s ditemukan di Amerika Serikat sebagai
obat oleh ilmuan Theron T. Pond pada tahun 1846. Pond mengambil sari pati teh
penyembuh dari witch hazel, dan mendapati bahwa sari pati tersebut dapat
menyembuhkan goresan kecil dan penyakit lain. Tidak lama kemudian produk
tersebut dikenal dengan nama Pond’s Extract. Menjelang 1910, Pond’s menjadi
merek terkenal di antara merek-merek lain di Amerika. Mengkhususkan diri pada
krim pembersih Pond’s, perusahaan Pond’s memulai kampanye niaga yang
kemudian menjadi terkenal karena banyak kaum selebritis yang terlibat di
dalamnya. (www. ochachantik.blogspot.com)
Pond’s menawarkan tiga kategori produk yaitu pengendalian minyak (Oil
Control), pemutih kulit (Skin Lightening) dan penghambat penuaan dini (Anti
Aging). Produk Pond’s memiliki banyak varian untuk kategori pemutih wajah
yaitu Pond’s white beauty: Lightening Cream. Pond’s flawless white: Visible
Lightening Day Cream. Sedangkan Pond’s age miracle (anti aging/penuaan dini)
merupakan rangkaian produk untuk membantu mengurangi flek hitam akibat
penuaan dan kerutan. Setiap produk memiliki target pada segmentasi yang
berbeda mulai dari remaja putri usia 15 tahun hingga wanita dewasa diatas usia 30
tahun.
Mahasiswi sebagai salah satu segmen utama dalam pemasaran produk kosmetik,
memerlukan perawatan wajah (pemutih) agar dapat tampil lebih putih, cantik dan
menarik. Dengan adanya berbagai produk pemutih wajah sejenis yang beredar
dipasar menciptakan persaingan yang ketat dari setiap produsen serta menciptakan
banyak pilihan bagi konsumen. Banyaknya pilihan produk yang ditawarkan
menuntut konsumen untuk lebih selektif dalam menentukan produk yang akan
digunakan. Dalam proses seleksi tersebut salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan konsumen dalam memilih produk adalah melihat atribut produk
yang ditawarkan.
Kotler (1992: 72), menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang
merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Adanya
atribut yang melekat pada suatu produk dapat digunakan konsumen untuk menilai
dan mengukur kesesuaian atribut produk dengan kebutuhan dan keinginan.
Konsumen yang potensial akan mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai
faktor yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan seperti harga, kemasan dan
kualitas serta berbagai faktor pendukung lain sebelum memilih atau mengambil
keputusan dan mencari alternatif yang dapat memberi kepuasan tertinggi dalam
mengkonsumsi suatu produk. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Faktor Atribut Produk
Pemutih Wajah Pond’s”.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian,
hal ini diperlukan agar batasan masalah menjadi jelas sehingga dapat dijadikan
pedoman dalam melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
a. Seberapa besar faktor harga produk pada konsumen pemutih wajah Pond’s?
b. Seberapa besar faktor kemasan produk pada konsumen pemutih wajah Pond’s?
c. Seberapa besar faktor kualitas produk pada konsumen pemutih wajah Pond’s?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:
a. Untuk mengetahui besarnya faktor harga pada konsumen pemutih wajah
Pond’s
b. Untuk mengetahui besarnya faktor kemasan pada konsumen pemutih wajah
Pond’s
c. Untuk mengetahui besarnya faktor kualitas pada konsumen pemutih wajah
Pond’s
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan agar mampu memberikan sumbangan
pemikiran terhadap pengembangan kajian bidang pemasaran di jurusan ilmu
Administrasi Bisnis sehingga bisa digunakan sebagai acuan penelitian lebih
lanjut dalam bidang yang sama.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan sebagai
evaluasi dan bagi pihak yang berkepentingan lainnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan manajemen yang selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, karena pemasaran harus dapat mengikuti
perkembangan zaman dan perubahan-perubahan perilaku serta kebutuhan yang
diperlukan konsumen. Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memasarkan
produknya dengan tingkat penjualan yang tinggi, namun hal tersebut tidak akan
berjalan lancar. Adanya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk
serupa menuntut terjadinya persaingan yang ketat. Perusahaan yang berhasil
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan menjadi pemenang di dalam
kancah persaingan binsis.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 6), pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain.
Sedangkan menurut Stanton (1996: 7), pemasaran adalah suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang dan jasa yang dapat
memuaskan keinginan baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen
potensial. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
merupakan suatu kegiatan pertukaran produk (barang dan jasa) yang bernilai
kepada pihak lain melalui proses manajemen yaitu perancangan produk,
pemberian harga, promosi dan distribusi sehingga mampu memenuhi kebutuhan
dan keinginan individu maupun kelompok.
2. Konsep Pemasaran
Basu swastha (1984: 17) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi
dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep pemasaran bertujuan
untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau
berorientasi pada konsumen (consumer oriented). Basu swastha (1984: 18) Tiga
faktor penting yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran pokok dalam
konsep pemasaran, adalah:
1. Orientasi pada konsumen
Perusahaan yang ingin melaksanakan konsep orientasi konsumen harus:
a. Menentukan kebutuhan pokok pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
b. Memilih sekelompok tertentu sebagai sasaran penjualan, karena perusahaan
tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan pokok konsumen.
c. Menentukan produk dan program pemasarannya sesuai dengan kelompok
pembeli yang dipilih sebagai sasaran bagi perusahaan.
d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.
e. Menentukan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu
yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
2. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan.
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berati bahwa setiap orang dan setiap bagian
dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat
direalisir.
3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen.
Faktor yang menentukan perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan
laba. Ini berarti bahwa perusahaan harus berusaha memaksimalkan kepuasan
konsumen, sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang optimal.
Perkembangan masyarakat dan teknologi telah menyebabkan perkembangan
konsep pemasaran. Perusahaan tidak lagi berorientasi kepada konsumen saja,
tetapi juga harus berorientasi kepada masyarakat.
B. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran memiliki peranan yang sangat penting di dalam proses
pemasaran karena segala keputusan strategi yang akan diambil oleh perusahaan
selalu berhubungan erat dengan variabel-variabel bauran pemasaran. Menurut
Kotler dan Armstrong (2008: 62), bauran pemasaran (marketing mix) adalah
seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar
sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya.
Komponen-komponen pokok marketing mix yang dapat perusahaan gabungkan
terdiri dari 4 variabel yang dikenal dengan nama 4P, yaitu:
1. Produk (Product)
Merupakan kombinasi barang dan jasa yang perusahaan tawarkan pada pasar
sasaran. Pengolahan produk termasuk di dalamnya perencanaan dan
pengembangan produk atau jasa yang baik untuk dapat dipasarkan oleh
perusahaan sehingga dapat dikonsumsi oleh konsumen. Beberapa elemen dari
produk antara lain ialah kualitas, bentuk fisik, kemasan, merk dagang, servis
dan lain-lain.
2. Harga (Price)
Merupakan jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan
produk.
3. Tempat (Place)
Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.
4. Promosi (Promotion)
Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produk dan untuk meyakinkan konsumen
sasaran agar membelinya.
C. Produk
Pengertian produk (product) menurut Kotler dan Armstrong, (2008: 266) adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen
atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat
pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen
melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
Menurut Sofjan Assauri (2002: 183) semua pembahasan, pengertian dan lingkup
yang terkandung dari suatu produk di mulai dengan konsep produk tersebut.
Dalam konsep produk perlu dipahami tentang wujud dari produk itu sendiri.
Wujud produk adalah ciri – ciri atau sifat- sifat produk yang dilihat oleh
konsumen dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Penekanan
wujud fisik produk adalah termasuk fungsi dari produk tersebut disamping desain,
warna, ukuran dan pengepakannya. Dari wujud produk fisik inilah konsumen atau
pembeli dapat membedakan antara satu produk dengan produk yang lainnya.
Definisi lain tentang produk menurut Basu Swastha (1984: 94), Suatu sifat yang
kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus,
warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan. Dari definisi tentang produk tersebut, pada
dasarnya semua pendapat memberi suatu makna yaitu produk adalah segala
sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia,
baik yang dapat diraba atau nyata maupun tidak dapat diraba atau jasa atau
layanan.
1. Tingkatan Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 268) terdapat tiga tingkatan produk yaitu:
a. Produk Inti ( Core Product )
Adalah produk sesungguhnya yang harus dibeli oleh konsumen karena
memiliki manfaat yang sebenarnya.
b. Produk Berwujud/ Produk Aktual
Adalah produk yang ditawarkan secara nyata dan lengkap kepada konsumen
yang terdiri dari pembungkus, nama merk, mutu, corak dan ciri khas dari
produk yang ditawarkan.
c. Produk Tambahan (Produk yang Disempurnakan )
Adalah produk yang ditawarkan yang mencakupi keseluruhan manfaat yang
diterima atau dinikmati oleh pembeli.
2.Klasifikasi Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 269) produk dan jasa dibagi menjadi dua
kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang menggunakannya yaitu produk
konsumen (consumer product), dan barang industri (industrial products). Barang
konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir
sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang
konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:
a. Produk kebutuhan sehari-hari (Convinience Product)
Convinience product merupakan barang yang pada umumnya memiliki
frekuensi pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan
hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan
dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman,
majalah, surat kabar, payung dan jas hujan. Berdasarkan uraian pengertian
tersebut maka produk kosmetika pemutih wajah Pond’s termasuk kedalam
produk kebutuhan sehari-sehari (convinience product).
b. Produk belanja (Shopping Product)
Shopping product adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan
pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang
tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model
masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci
tape recorder), furniture (mebel), pakaian.
c. Produk khusus (Specially Product)
Specially product adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan
identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia
melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah barang-barang
mewah dengan merek dan model spesifik.
d. Produk yang tak dicari (Unsought Product)
Unsought product merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau
kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk
membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan.
D. Atribut Produk
Produk tidak terlepas dari atribut produk, dimana atribut produk adalah sesuatu
yang melekat dan menyertai suatu produk yang dapat menambah nilai dari produk
sehingga konsumen yang melihatnya tertarik dan membeli produk tersebut.
Atribut produk menjadi bahan pertimbangan konsumen didalam proses keputusan
pembelian. Sehingga perusahaan diharapkan mampu mengembangkan atribut
produk atau jasanya, dan memberikan berbagai keistimewaan dan keandalan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kotler (1992: 72) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang
merupakan sifat–sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli. Sementara itu
Stores (Kaplan dan Norton, 1996: 78), menyatakan bahwa “ product attributes
for its consumer value propositions : price, fashion, and quality”, yang artinya
bahwa atribut produk dapat mengidentifikasikan tiga tujuan sebagai atribut utama
untuk proposisi nilai pelanggan, yaitu harga, model atau desain dan mutu atau
kualitas.
Menurut Husein Umar (2000: 131), pengembangan sebuah produk mengharuskan
perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan produk itu.
Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut-atribut produk
misalnya mutu, desain, label dan kemasan. Sedangkan menurut Henry Simamora
(2007: 434), atribut produk terdiri dari keistimewaan produk, merek, dan merek
dagang, efek negara asal, kemasan, dan pemberian label, dan kebijakan garansi
dan service.
Pengertian atribut produk menurut Simamora (2002: 79), adalah atribut produk
meliputi dimensi-dimensi yang terkait dengan produk atau merek, seperti
performance, conformans, daya tahan, keandalan, desain, gaya reputasi, dan lain-
lain. Selain dimensi-dimensi produk, atribut produk yang menyangkut apa saja
yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menonton,
memperhatikan suatu produk, seperti harga, ketersediaan produk, merek, harga
jual kembali, ketersediaan, harga suku cadang, layanan setelah penjualan dan
seterusnya. Definisi produk menurut William J. Stanton (1996: 222–223), A
product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color,
price, quality and brand plus the services and reputation of the seller. Artinya
suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata,
termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah
dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa atribut produk
merupakan unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Adanya
atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai
dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan.
Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut–atribut apa saja yang bisa
mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk
mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.
Dalam penelitian ini, unsur atribut produk yang digunakan yaitu harga, kemasan
dan kualitas.
1. Harga
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu
produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix .
Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan
dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun,
namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat
diperoleh organisasi perusahaan. Dalam teori ekonomi ada beberapa konsep yang
saling berkaitan yaitu harga (price), nilai (value) dan manfaat (utility). Nilai
adalah ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat ditukarkan dengan
produk lain. Manfaat adalah atribut sebuah produk yang mempunyai kemampuan
untuk memuaskan keinginan.
Menurut Kotler (1996: 339) harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk
suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat
yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa. Sedangkan menurut
William J. Stanton harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa
barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk
dan pelayanan yang menyertainya. Dari kedua definisi tentang harga tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai suatu produk atau jasa yang
diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk atau jasa berikut pelayanannya.
a. Tujuan Penetapan Harga
Tujuan penetapan harga menurut Swastha (2000: 208), adalah sebagai berikut:
1. Kelangsungan hidup perusahaan
Dalam kondisi pasar yang merugikan, tujuan penetapan harga mungkin
mencakup tingkat profitabilitas yang diinginkan untuk memastikan
kelangsungan hidup perusahaan.
2. Maksimalisasi Keuntungan
Penetapan harga untuk memastikan maksimalisasi profitabilitas dalam periode
tertentu.
3. Maksimalisasi Penjualan
Penetapan harga untuk membangun pangsa pasar. Ini mungkin melibatkan
penjualan dengan merugi pada awalnya dalam upaya merebut pangsa pasar
yang tinggi.
4. Gengsi (prestise)
Sebuah perusahaan berharap untuk mengunakan penetapan harga guna
menempatkan dirinya sendiri secara eksklusif.
5. ROI
Tujuan penetapan harga didasarkan pada pencapaian Return On Investment
(ROI) yang diinginkan.
b. Peranan Harga
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para
pembeli menurut yaitu:
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan
berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat
membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya
pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari
berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang
dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen
mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor
produksi atau manfaatnya secara objektif, persepsi yang sering berlaku adalah
bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi (Tjiptono, 2000:
152). Dalam menentukan keputusan pembelian, informasi tentang harga
sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami dan
makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi perilaku
konsumen.
c. Strategi Penetapan Harga
Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan
harga dibagi menjadi tiga (Stanton, 1996: 31).
1. Berorientasi pada laba untuk:
a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan.
b. Memaksimalkan laba.
2. Berorientasi pada penjualan untuk:
a. Meningkatkan penjualan.
b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3. Berorientasi pada status quo untuk:
a. Menstabilkan harga
b. Menangkal persaingan.
Menurut (Assauri, 2002: 45) dalam menentukan kebijaksanaan harga ada 3
kemungkinan:
1. Penetapan harga diatas harga saingan
Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa
barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik
dan mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada
dipasaran.
2. Penetapan harga dibawah harga saingan
Kebijakan ini dipilih untuk menarik lebih banyak langganan untuk barang
yang baru diperkenalkan dan belum stabil kedudukannya dipasar.
3. Mengikuti harga saingan
Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ke tempat
lain (Swastha, 2000: 246). Menjelaskan tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti :
a. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.
b. Permintaan dan penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat
harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual
pada suatu tingkat harga tertentu.
c. Elastisitas permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat
permintaan pasar.
d. Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan
persaingan
yang ada.
e. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.
f. Tujuan perusahaan
Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah :
a. Laba maksimum
b. Volume penjualan tertentu
c. Penguasaan pasar
g. Pengawasan pemerintah
Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga
maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang
mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli.
Tujuan penetapan harga menurut (Swastha, 2000: 242) tersebut adalah:
1. Meningkatkan penjualan
2. Mempertahankan dan memperbaiki market share
3. Stabilisasi harga
4. Mencapai target pengembalian investasi
5. Mencapai laba maksimum
2. Kemasan
Konsumen saat ini lebih banyak membutuhkan waktu untuk memilih produk yang
dicari, karena merek produk semakin banyak untuk satu jenis produk tertentu saja.
Seperti, produk sabun mandi di rak-rak toko / swalayan sudah puluhan jenisnya.
Minyak goreng branded ada lebih 30 merek dapat dijumpai konsumen di rak-rak
supermarket. Belum lagi merek air minum sudah lebih 50 merek dapat dijumpai
konsumen di pasar begitu juga dengan produk kosmetika.
Memang kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi
melindungi dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di
pasar mengharuskan produsen untuk berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan
untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik,
warna, grafis, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara
sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna,
bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena hati tergerak
untuk membeli (impulse buying), gara-gara menariknya desain, atau bentuk
kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk
mendorong konsumen membeli suatu produk.
Melalui kemasan produk tersebut kesan (image) produk juga dapat dibentuk
misalnya image sebagai produk yang kokoh, awet, mewah atau tahan lama.
Sehingga konsumen akan memilih produk tersebut karena sesuai dengan syarat
yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga
kualitasnya. Menurut William J. Stanton (1996: 278), kemasan dapat didefinisikan
sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan
suatu produk.
Ada tiga alasan mengapa kemasan diperlukan:
a. Kemasan memenuhi sasaran: keamanan (safety) dan kemanfaatan
(utilitarian)
b. Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan. Dengan
melalui
kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya
mencegah pertukaran oleh produk pesaing.
c. Manajemen bisa mengemas produknya sedemikian rupa untuk
meningkatkan memperoleh laba. Ada bentuk dan ciri kemasan yang
sedemikian menariknya sehingga pelanggan bersedia membayar lebih
mahal hanya untuk memperoleh kemasan istimewa ini.
Menurut Assauri (2002: 191), syarat yang harus dipenuhi sebuah kemasan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Harus dapat melindungi produk terhadap kerusakan, kehilangan dan
kotoran.
b. Harus ekonomis dan praktis bagi kegiatan pendistribusian produk tersebut.
Dalam hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan harus dapat memilih jenis
dan cara pembungkusan dengan biaya yang relatif murah, akan tetapi
dapat memberi kemudahan bagi konsumen untuk membawa dan
menyimpannya.
c. Ukuran kemasan hendaklah sesuai dengan kehendak pembeli, misalnya
besar kecilnya, dan bentuknya sesuai dengan kesatuan produk.
d. Kemasan haruslah memberikan aspek deskriptif yaitu menunjukkan
merek, kualitas, yang terdapat dalam produk tersebut.
e. Kemasan hendaklah mempunyai citra dan aspek seni.
3. Kualitas Produk
Kualitas produk (product quality) merupakan salah satu atribut produk yang
paling penting di mata konsumen. Konsumen akan berusaha mencari produk yang
paling berkualitas tinggi, karena menyangkut kepuasan konsumen. Oleh karena itu
suatu perusahaan harus memperhatikan kualitas produk yang akan diluncurkan
kepasaran.
Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas
mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu
kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Perkumpulan
Amerika untuk kualitas (The American Society of Quality) mendefinisikan
kualitas sebagai karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau
tersirat. Menurut Assauri Sofjan (2002: 192), Kualitas produk menunjukkan
ukuran tahan lamanya produk itu, dapat dipercayainya produk tersebut, ketepatan
(precision), mudah mengoperasikan dan memeliharanya serta atribut lain yang
dinilai.
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2004: 348), kualitas didefinisikan
sebagai kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya.
Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan,
kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada
produk secara keseluruhan. Menurut David Garvin yang dikutip Vincent Gasperz
(Husein Umar, 2005: 37) untuk menentukan dimensi kualitas produk dapat
melalui delapan dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini:
a. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam
membeli barang tersebut.
b. Features , yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi
dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
c. Realibility, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan
suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam
periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
d. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteritik
desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan
e. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan
atau masa pakai barang.
f. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk
perbaikan barang.
g. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai
nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan
refleksi dari preferensi individual.
h. Fit and finish, sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan
mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas.
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd apabila perusahaan ingin
mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus
mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk
membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing.
Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari:
a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar
dari sebuah produk.
b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang
bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin
besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin
besar pula daya tahan produk.
c. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu
sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi
spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada
produk.
d. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen
terhadap produk.
e. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja
dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin
kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat
diandalkan.
f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk
bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
g. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari
penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena
terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan
informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen
terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan
negara asal.
(www.jurnal-sdm.blogspot.com)
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk
merupakan kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya,
meliputi performance (aspek fungsional barang), aesthetics (estetika), durability
(daya tahan), dapat dipercayainya produk tersebut serta ketepatan (precision).
E. Kerangka Pemikiran
Produk pemutih wajah, merupakan salah satu bagian dari produk kosmetika.
Pemutih wajah ini berfungsi untuk menghaluskan dan memutihkan kulit dan juga
melindungi kulit dari sengatan sinar matahari karena sinar matahari dapat
menimbulkan proses penuaan dini pada kulit. Kaum wanita muda khususnya
mahasiswi sebagai salah satu segmen utama dalam pemasaran produk kosmetik,
memerlukan perawatan wajah (pemutih) agar dapat tampil lebih putih, cantik dan
menarik. Penggunaan kosmetik pemutih wajah dapat menambah percaya diri serta
menunjang aktifitas sehari-hari.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat
pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen
melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
Fandy Tjiptono (1997: 103), Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
pembelian. Philip Kotler dan Gery Armstrong menyatakan dalam tahap evaluasi,
konsumen membuat peringkat atas atribut yang dimiliki oleh sebuah produk dan
membentuk nilai untuk membeli. Dan biasanya, keputusan pembelian konsumen
adalah membeli produk dengan atribut yang paling disukai. Didalam suatu
membuat keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh berbagai rangsangan
baik yang berasal dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dari
hasil definisi diatas berdasarkan Fandy Tjiptono, maka jelas bahwa atribut suatu
produk sangat mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk. Pada dasarnya
perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi suatu
produk tertentu sangat dipengaruhi oleh atribut yang melekat pada produk
tersebut, karena tidak mungkin seorang konsumen membeli suatu produk tanpa
mengetahui atribut atau keunggulan produk tersebut.
Harga merupakan jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa,
jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan
menggunakan produk atau jasa. Sedangkan kemasan adalah pembungkus luar
produk yang berfungsi untuk melindungi produk, memudahkan konsumen dalam
memakainya, menaikan citra produk atau bahkan sekaligus dapat dijadikan alat
promosi ketika produk yang dilemparkan ke pasaran. Dengan menciptakan bentuk
kemasan yang menarik disertai dengan slogan–slogan yang memiliki ciri khas
masing–masing produk yang berguna untuk meyakinkan konsumen tentang
keunggulan produk tersebut.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh
penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh
karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan
membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.
Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan
tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika
tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar. Setiap
perusahaan/produsen harus memilih tingkat kualitas yang akan membantu atau
menunjang usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produk itu
dalam pasar sasarannya. Kualitas merupakan satu dari alat utama untuk mencapai
posisi produk.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Harga
(X1)
Kualitas
(X3)
Atribut Produk Kemasan
(X2)
F. Hasil Penelitian Terdahulu
a. Penelitian tentang Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan
Konsumen Dalam Membeli Mie Sedaap (Studi Pada Konsumen di
Kelurahan Bendogrit Blitar) yang dilakukan oleh Happy Nugrah Hapsari
pada tahun 2009 dengan variabel penelitian meliputi merek, mutu,
kemasan, dan rasa. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
variabel bebas X1 (merek), X2 (mutu) , X3 (kemasan), dan X4 (rasa)
memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel Y (keputusan
pembelian).
b. Bayu Puspita pada tahun 2007 melakukan penelitian tentang Analisis
Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Kebab Turki
Baba Rafi Di Yogyakart, dimana variabel yang diteliti meliputi atribut
harga (X1), rasa atau aroma (X2), kemasan (X3), pelayanan (X4), dan
ukuran (X5) terhadap keputusan pembelian Kebab Turki Baba Rafi (Y)
sebesar 0,561. Besar pengaruh variabel masing-masing atribut produk
terhadap keputusan pembelian Kebab Turki Baba Rafi yaitu untuk ;
koefisien korelasi antara variabel harga (X1) dengan keputusan pembelian
Kebab Turki Baba Rafi (Y) sebesar 0,276, hal ini berarti korelasinya
rendah, koefisien korelasi antara variabel rasa atau aroma (X2) dengan
keputusan pembelian Kebab Turki Baba Rafi (Y) sebesar 0,385, hal ini
berarti korelasinya sedang, koefisien korelasi antara variabel kemasan
(X3) dengan keputusan pembelian Kebab Turki Baba Rafi (Y) sebesar
0,298, hal ini berarti korelasinya rendah, koefisien korelasi antara variabel
pelayanan (X4) dengan perilaku membeli Kebab Turki Baba Rafi (Y)
sebesar 0,213, hal ini berarti korelasinya rendah, dan koefisien korelasi
antara variabel ukuran (X5) dengan keputusan pembelian Kebab Turki
Baba Rafi (Y) sebesar 0,420, hal ini berarti korelasinya cukup kuat.
c. Stevanus Frederik pada tahun 2008 melakukan penelitian tentang Analisis
pengaruh atribut produk (merek, harga, dan kualitas layanan) terhadap
keputusan pembelian konsumen di Starbucks Coffee Plaza Tunjungan 4
Surabaya. Maka Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan bahwa
ketiga faktor merek, layanan jasa dan harga berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian konsumen di Starbucks Coffee Plaza Tunjungan 4
Surabaya, dan yang paling dominan mempengaruhi adalah atribut merek.
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
verifikatif yang tujuannya adalah memaparkan suatu fenomena serta memeriksa
apakah teori yang melandasinya masih berlaku atau tidak. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2007: 4). Penelitian
deskriptif dianggap lebih relevan karena teori-teori, konsep dan data hasil
penelitian yang diperoleh dari lapangan yang pada akhirnya dapat
menggambarkan atau mengungkapkan suatu kebenaran.
B. Definisi Konseptual
Definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk membeli suatu
produk.
2. Harga adalah nilai suatu produk atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang
yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk atau jasa berikut pelayanannya
3. Kemasan adalah merupakan wadah atau tempat yang dijadikan pembungkus
dari suatu produk.
4. Kualitas merupakan kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsi-
fungsinya, meliputi performance (aspek fungsional barang), estetika
(aesthetics), durability (daya tahan), dapat dipercayainya produk tersebut serta
ketepatan (precision).
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur
(Singarimbun dan Efendi, 2000: 23). Untuk melihat operasional suatu variabel,
maka variabel tersebut harus diukur dengan menggunakan indikator-indikator
yang dapat memperjelas variabel yang dimaksud. Adapun yang menjadi definisi
operasional dalam penelitian ini adalah:
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
Variabel Konsep
Variabel
Indikator Satuan
Pengukuran
Ukuran
Skala
Harga
Produk
(X1)
nilai suatu
produk atau jasa
yang diukur
dengan sejumlah
uang yang
dikeluarkan oleh
pembeli untuk
mendapatkan
kombinasi dari
produk atau jasa
pelayanannya
1. Harga pemutih wajah
Pond’s yaitu harga jual
Pond’s dengan kisaran
Rp.10.000 sampai
dengan Rp.100.000
2. Kesesuaian harga
dengan manfaat yaitu
penilaian konsumen
mengenai kesesuaian
harga dengan
kegunaan produk
Tingkat
kesetujuan
konsumen
pemutih
wajah Pond’s
terhadap
indikator
harga produk
yang
ditawarkan
oleh Pond’s
Interval
3. Harga pesaing yaitu
menilai bagaimana
strategi harga yang
diterapkan Pond’s
4. Kesesuaian harga
dengan kualitas yaitu
penilaian konsumen
mengenai kesesuaian
harga dengan kualitas
/mutu produk
Kemasan
Produk
(X2)
merupakan
wadah atau
tempat yang
dijadikan
pembungkus dari
suatu produk.
1. Bentuk kemasan
yaitu bentuk fisik dari
kemasan
2. Warna kemasan yaitu
kombinasi warna yang
diterapkan pada
kemasan
3. Segel kemasan yaitu
plastik pembungkus
kemasan
4. Desain kemasan
yaitu desain kemasan
secara keseluruhan
5. Citra/kesan kemasan
yaitu penilaian
konsumen mengenai
keunikan (hanya satu-
satunya)
Tingkat
kesetujuan
konsumen
pemutih
wajah Pond’s
terhadap
indikator
kemasan
produk yang
ditawarkan
oleh Pond’s
Interval
Kualitas
Produk
(X3)
merupakan
kemampuan
suatu produk
untuk
melaksanakan
fungsi-fungsinya,
meliputi aspek
fungsional
produk, estetika,
daya tahan, dapat
dipercayainya
produk tersebut
serta ketepatan
1. Fungsi utama
(performance) yaitu
kemampuan Pond’s
mencerahkan kulit
wajah
2. Estetika (aesthetics)
yaitu penampilan
produk dilihat dari
bau/aroma
3. Daya tahan
(durability) yaitu
berapa lama produk
dapat digunakan
dengan kisaran
waktu 6-12 jam
4. Dapat dipercaya yaitu
kepercayaan konsumen
mengenai fungsi
produk
5. Ketepatan (precision)
yaitu kesesuaian
fungsi produk
dengan harapan
konsumen
Tingkat
kesetujuan
konsumen
pemutih
wajah Pond’s
terhadap
indikator
kualitas
produk yang
ditawarkan
oleh Pond’s
Interval
D. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2007: 72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan sampel menurut Nawawi (2001: 144), diartikan sebagai bagian dari
populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan
kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yaitu mahasiswi yang telah
menggunakan pemutih wajah Pond’s yang ada di Universitas Lampung.
Pemilihan responden pada mahasiswi diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang penilaian yang lebih spesifik terhadap produk kosmetik pemutih wajah
serta pengetahuan mereka tentang produk kosmetik wajah secara lengkap. Besar
populasi tidak dapat diketahui secara pasti berapa jumlahnya. Oleh karena itu,
sulit mencari berapa jumlah populasi yang tepat. Namun, Supranto (1997: 239),
menyatakan bahwa sampel penelitian meliputi sejumlah elemen (responden) yang
lebih besar dari persyaratan minimal 30 elemen atau responden.
Pada penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebesar 80
orang sampel responden dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah
melebihi jumlah sampel minimal dalam penelitian (n = 30) dengan rincian setiap
Fakultas diambil 10 responden. serta pertimbangan terbatasnya waktu, dana dan
tenaga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Teknik purposive sampling yaitu memilih sampel yang
sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria ini diterapkan pada:
1. Mahasiswi UNILA yang masih aktif yaitu angkatan 2006-2009.
2. Menggunakan pemutih wajah Pond’s secara terus-menerus sampai saat ini
atau minimal 3 bulan terakhir dengan pertimbangan pengetahuan
responden mengenai produk lebih lengkap.
3. Menggunakan produk Pond’s kategori pemutih kulit wajah/pelembab
white beauty dan flawless white.
Pada saat turun lapangan guna mencari dan menemui responden sebagai sampel
penelitian, peneliti terlibat langsung menjaring dan menyebar kuesioner
penelitian. Responden yang dapat menjadi sampel penelitian harus memenuhi
kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Peneliti mengunjungi fakultas-
fakultas yang ada di Universitas Lampung. Untuk lebih memudahkan peneliti
dalam menjaring responden, peneliti menunjuk beberapa orang yang peneliti
anggap berkompeten untuk membantu penyebaran kuesioner penelitian. Peneliti
mengunjungi tempat-tempat yang biasanya ramai digunakan mahasiswi untuk
berkumpul dan istirahat antara lain kantin, perpustakaan dan mushola. Responden
yang peneliti temui rata-rata memberikan respon yang baik serta cukup kooperatif
saat diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan. Sehingga peneliti
tidak mengalami kesulitan yang berarti, hanya saja pada Fakultas Teknik sedikit
membutuhkan waktu yang lebih banyak disebabkan oleh mahasiswi di fakultas ini
tergolong minim karena mayoritas mahasiswanya laki-laki.
E. Objek dan Subjek Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah atribut produk
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Lampung yang telah
menggunakan pemutih wajah Pond’s.
F. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dilapangan melalui
penyebaran kuesioner kepada responden, mengenai analisis faktor atribut
produk pada konsumen pemutih wajah Pond’s di Universitas Lampung.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara atau penunjang seperti buku dan internet.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner
yaitu pengambilan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
ditentukan terlebih dahulu. Daftar pertanyaan bersifat tertutup dengan
memberikan alternatif jawaban dengan maksud mempermudah dalam melakukan
analisis. Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti adalah berdasarkan skala
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
kelompok orang tentang fenomena sosial. Setiap jawaban dalam penelitian ini
akan diberikan penentuan skor sebagai berikut:
a. Untuk jawaban sangat setuju diberi skor 5
b. Untuk jawaban setuju diberi skor 4
c. Untuk jawaban ragu-ragu diberi skor 3
d. Untuk jawaban tidak setuju diberi skor 2
e. Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
H. Teknik Pengujian Instrumen
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrument. Validitas menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengukur
tingkat validitas pada penelitian ini, digunakan rumus korelasi product moment
sebagai berikut:
2222 )()( YYnXXn
YXXYnrXY
Keterangan:
XYr = Nilai korelasi ( keeratan hubungan )
n = Banyaknya jumlah sampel yang diteliti.
X = Skor pertanyaan
Y = Jumlah skor dari x
Sumber : Sugiyono, (2007: 182)
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner valid
2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid
Tabel 2. Hasil Uji Validitas
Variabel Item Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan
Harga
Produk
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
0,623
0,500
0,589
0,741
0,220
0,220
0,220
0,220
Valid
Valid
Valid
Valid
Kemasan
Produk
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
0,460
0,421
0,558
0,679
0,604
0,220
0,220
0,220
0,220
0,220
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Kualitas
Produk
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
0,573
0,604
0,653
0,536
0,536
0,220
0,220
0,220
0,220
0,220
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Lampiran 3
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan
teknik Alpha Crombat dengan rumus sebagai berikut:
rii= xk
k
1 2
21
nX n
X 2)(2
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya jumlah pertanyaan
∑2
b = Jumlah varian pertanyaan
2
t
= Varians total
Rumus Varians yang digunakan :
2 =
Di mana:
n = Jumlah responden
X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
Selanjutnya indeks reliabilitas diinterpretasikan dengan menggunakan tabel
interpretasi r untuk menyimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan cukup atau
tidak reliabel. Nilai interpretasi reliabillitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Interprestasi Nilai Kereliabelan
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara 0,801 − 1,00
Antara 0,601 − 0,800
Antara 0,401 – 0,600
Antara 0,201 – 0,400
Antara 0,000 – 0,200
Sangat kuat
Kuat
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Sumber : Sugiyono, (2007: 183)
Suatu instrument dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien reliabilitas
sebesar ≥0,6. Keseluruhan hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Keterangan
X1
X2
X3
0,747
0,753
0,828
Reliabel
Reliabel
Sangat Reliabel
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa instrument penelitian yang
digunakan reliabel, karena termasuk dalam interval nilai antara 0,600 sampai
dengan 1,00 atau dengan kata lain instrument penelitian dapat dipercaya atau
dapat diandalkan untuk digunakan dalam penelitian ini.
I. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Editing
Yaitu memeriksa ulang data yang diperoleh dari lapangan untuk mengetahui
lengkap tidaknya data, dengan demikian data yang diperoleh tidak terdapat
kesalahan.
2. Koding
Yaitu membuat kategori-kategori tertentu dari data yang diperoleh dari
lapangan.
3. Tabulasi
Yaitu memasukkan data kedalam tabel tunggal sehingga mudah dibaca. Hasil
dari tahap koding berupa kategori-kategori data dari responden dimasukkan
dalam bentuk tabel yang sesuai.
J. Teknik Analisis Data
Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan cara yang digunakan untuk mengidentifikasikan
variabel dasar atau faktor yang menerangkan pola hubungan dalam suatu
himpunan variabel observasi. Menurut Kinear dan Taylor (199: 606 ), analisis
factor adalah a procedure that takes a large number of variables or objects and
searches to see whether they have a small number of factors in common which
account for their intercorrelation. Artinya analisis faktor adalah sebuah prosedur
yang menggunakan angka terbesar dari variabel atau objek dan meneliti untuk
melihat faktor yang memiliki angka yang kecil secara bersamaan sebagai catatan
korelasi atau hubungan antara variabel. Untuk menganalisis data, penelitian ini
menggunakan analisis faktor konfirmatori. Analisis ini bertujuan untuk
mengadakan konfirmasi berdasarkan teori dan konsep yang sudah ada sehingga
dapat diketahui keakuratan instrumen yang dibuat. Analisis ini menggunakan
program SPSS 16.0.
Prinsip dasar dari analisis faktor adalah mengekstrasi sejumlah faktor bersama
(common factors) dari gugusan variabel asal X1,X2,…….,Xp, sehingga banyaknya
faktor lebih sedikit dibandingkan dengan banyaknya variabel asal X dan sebagian
informasi (ragam) variabel asal X tersimpan dalam sejumlah faktor. Sedangkan
salah satu tujuan dari analisis faktor adalah mereduksi jumlah variabel dengan
cara mirip seperti pengelompokkan variabel. Dalam analisis ini, variabel-variabel
dikelompokkan berdasarkan korelasinya. Dimana variabel yang berkorelasi tinggi
akan berada dalam kelompok tertentu membentuk suatu faktor, sedangkan dengan
variabel dalam kelompok (faktor) lain mempunyai korelasi yang relatif kecil
(Solimun, 200: 24).
Analisis faktor dapat dirumuskan dalam model matematis sebagai berikut:
X1 = C11F1 + C12F2 +…………+ C1pFp + ε1
X2 = C21F1 + C22F2 +…………+ C2PFP + ε2
XP = CP1F1+ CP2F2 +………….+ CP1F1 + εP
Keterangan :
Xj = variabel
FJ = faktor persamaan ke j
Cij = bobot loading dari variabel ke i pada faktor ke j yang menunjukkan
pentingnya faktor ke j dalam komposisi dari variabel ke i
εP = galat eror faktor spesifik
Untuk menentukan suatu kelompok variabel layak atau tidak layak sebagai faktor
akan digunakan Eigen Value, yaitu jika nilai eigen value tersebut lebih besar atau
sama dengan satu (≥ 1) maka dinyatakan layak atau dapat diterima (Santoso dan
Tjiptono, 2002: 121). Sedangkan untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-
masing faktor akan dilihat dari total varian masing-masing faktor. Kemudian
untuk melihat peranan masing-masing variabel dalam suatu faktor dilihat dari
besarnya loading variabel bersangkutan, dimana loading terbesar mempunyai
peranan utama. Untuk menentukan faktor minimum guna mencapai varian
maksimum digunakan principle component analysis. Bila terdapat loading yang
berbeda maka hipotesis dapat diterima.
Pada dasarnya analisis faktor dilaksanakan melalui tiga langkah utama sebagai
berikut :
a. Matrik Korelasi
Data yang telah terkumpul akan diproses dalam komputer dan akan
menghasilkan matrik korelasi. Berdasarkan korelasi dapat diidentifikasi
variabel-variabel tertentu yang hampir tidak memiliki korelasi lain, sehingga
dapat dikeluarkan analisis lebih lanjut.
b. Ekstraksi Faktor
Setelah variabel disusun kembali berdasarkan korelasi hasil langkah pertama,
maka program komputer akan menentukan jumlah faktor yang diperlukan untuk
mewakili data. Untuk menentukan jumlah faktor yang dapat diterima atau layak,
secara empirik data dapat dilihat pada eigen value suatu faktor yang besarnya
lebih atau sama dengan 1 (≥ 1).
c. Rotasi
Hasil ekstrasi faktor yang sering kali masih sulit untuk menentukan pola atau
pengelompokan variabel-variabel secara bermakna, dengan rotasi dapat
diidentifikasikan dengan memilih nilai loading lebih besar.
Statistik yang terkait dengan analisis faktor adalah sebagai berikut:
1. Barlet test of spericity merupakan test statistic yang digunakan untuk
menguji hipotesis bahwa antar variabel tidak berkorelasi.
2. Correlation matrik F merupakan korelasi antar semua variabel yang
diteliti dan elemen diagonal dihilangkan.
3. Communality yaitu jumlah variance yang dimiliki semua variabel yang
dianalisis atau yang dapat dikatakan sebagai proporsi variance yang dapat
dijelaskan oleh faktor umum.
4. Eigen Value yaitu nilai yang mewakili total variance yang dijelaskan oleh
setiap faktor.
5. Factor loading plot yaitu titik potong dari variabel-variabel asli yang
menggunakan faktor loading sebagai koordinat.
6. Faktor matrik F memuat faktor-faktor loading dari seluruh variabel pada
faktor-faktor yang telah terpilih.
7. Factor score merupakan astimasi nilai skor bagi setiap responden dari
suatu faktor.
8. Kaiser-Meyer-Olkin-measure of sampling adequency. Indeks yang
digunakan untuk menguji ketepatan analisis faktor. Nilai yang tinggi (0,5 -
1,0) menunjukkan bahwa analisis tersebut tepat dan tidak tepat bila di
bawah 0,5.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum lokasi Penelitian
1. Sejarah Universitas Lampung
Persiapan berdirinya Universitas Lampung (Unila) sudah dimulai sejak tahun
1960-an. Pada tahun 1961 terbentuk Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum yang
diresmikan sebagai Fakultas Cabang Universitas Sriwijaya. Terbentuknya
Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum cabang tersebut adalah cikal bakal
berdirinya Unila. Pada tanggal 23 September 1965 terbit Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 195 Tahun 1965, bahwa
Unila secara resmi terpisah dari Universitas Sriwijaya (Unsri) dan kemudian
dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
1966 tanggal 6 April 1966, Unila menjadi Universitas Negeri.
2. Kondisi Umum
Hingga tahun 2006, Unila memiliki tujuh fakultas yaitu Fakultas Ekonomi (FE),
Fakultas Hukum (FH), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas
Pertanian (FP), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP), dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Ada
satu Program Studi Pendidikan Dokter yang dipersiapkan atau cikal bakal menjadi
fakultas. Program studi tersebut sekarang di bawah FMIPA. Unila memiliki 28
jurusan dan 9 bagian, yang meliputi 8 program studi S2, 46 program studi S1, dan
17 program studi diploma (D2 dan D3). Di samping itu, Unila juga
menyelenggarakan pendidikan penyetaraan pada beberapa program studi S1.
Unila memiliki dua lembaga yaitu Lembaga Penelitian yang mengkoordinasi
empat pusat penelitian yang meliputi pusat penelitian lingkungan, pusat penelitian
pengembangan wilayah lahan kering, pusat penelitian budaya Lampung, dan pusat
penelitian pesisir, dan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat yang
mengoordinasi dua pusat pengabdian kepada masyarakat yaitu pusat
pengembangan wilayah dan pemberdayaaan masyarakat serta pusat
pengembangan kewirausahaan dan bisnis. Di bidang administrasi, Unila
mempunyai dua biro yaitu Biro Administrasi Akademik Kemahasiwaan,
Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAKPSI) dan Biro Administrasi Umum dan
Keuangan (BAUK).
Dalam melaksanakan tugasnya Rektor dibantu oleh empat Pembantu Rektor
masing-masing untuk bidang akademik, bidang administrasi umum dan keuangan,
bidang kemahasiwaan, dan bidang kerjasama perencanaan/ pengembangan, dan
sistem informasi/komunikasi. Di tingkat fakultas, yang dipimpin oleh Dekan,
dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dibantu oleh tiga pembantu dekan,
masing-masing untuk bidang akademik, bidang administrasi umum dan keuangan,
dan bidang kemahasiswaan. Pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi dilakukan
oleh Jurusan/Bagian/Program Studi. Sebagai unsur penunjang, Unila memiliki
beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang meliputi perpustakaan, balai bahasa,
pelayanan pendidikan, pusat komputer, kebun percobaan, fasilitas olahraga,
percetakan dan penerbitan, serta pusat jasa ketenagakerjaan.
Pada tahun 2007, jumlah mahasiswa seluruh program studi mencapai 25.415
orang, yang terdiri dari 838 orang mahasiswa S2, 19.188 orang mahasiswa S1,
dan 5.389 orang mahasiswa program diploma (D2 dan D3). Kalau dikelompokkan
ke dalam bidang eksakta/teknik, noneksakta, dan kependidikan, maka proporsinya
adalah mahasiswa bidang eksakta/teknik 7.945 orang (32%), noneksakta 11.888
orang (47,97%), kependidikan 5.582 orang (21%)
Unila memiliki 7 (tujuh) fakultas. Jumlah keseluruhan program studi yang berada
di tujuh fakultas tersebut adalah 70 program studi, yang terdiri dari: 16 Program
Diploma (D2 dan D3), 46 Program Sarjana (S1), 8 Program Pascasarjana (S2) dan
1 Program Profesi Akuntansi (PPA). Perkembangan jurusan dan program studi di
Universitas Lampung, sejak tahun akademik 2002 sampai dengan 2007.
Perkembangan program studi Diploma, Strata 1, Pascasarjana, dan Program
Profesi merupakan tuntutan kebutuhan masyarakat daerah sebagai bagian dari
kemajuan dalam bidang ekonomi dan otonomi daerah, sehingga jumlah
mahasiswa pada tahun akademik 2007/2008 berjumlah 25.415 orang.
3. Kemahasiswaan
Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 155/0/1998 tentang Pedoman
Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, pengembangan
kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana untuk membentuk mahasiswa
menjadi manusia yang berjiwa Pancasila, bertanggungjawab, mandiri, dan mampu
mengisi kemerdekaan bangsa. Pengembangan kehidupan kemahasiswaan tersebut
dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Mahasiswa adalah bagian terbesar
dari sivitas akademika Unila, sebagai bagian terbesar dari sivitas akademika,
Unila sangat menyadari bahwa pengembangan kemahasiswaan mutlak diperlukan
sebagai bagian dari upanya peningkatan kualitas perguruan tinggi. Pengembangan
kemahasiswaan di Unila tidak hanya dititik beratkan pada pengembangan di
bidang penalaran, tetapi juga di bidang minat dan bakat, kesejahteraan mahasiswa,
dan pembimbingan karir.
Pengembangan keempat komponen ini tidak hanya dalam rangka melaksanakan
Keputusan Mendikbud No. 155 Tahun 1998 Tentang Organisasi Kemahasiswaan
di Perguruan Tinggi, atau dalam rangka mengejawantahkan Pedoman Pola
Pengembangan Kemahasiswaan (Polbangmawa) di Perguruan Tinggi, seperti
yang telah di tetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, tatapi juga
dalam rangka membentuk mahasiswa Unila, yang mampu berprestasi dan berdaya
saing. Dalam rangka memberikan pelayanan pada keempat komponen tersebut,
Pembantu Rektor III Unila, dibantu oleh Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan (BAAK) yang salah satunya membawahi Kepala Bagian
Kemahasiswaan dan sub bagian penalaran, serta minat dan bakat. Selain itu
dalam rangka peningkatan pelayanan kepada lembaga kemahasiswaan, Pembantu
Rektor III juga dibantu oleh seorang sekretaris dan tim kerja yang bertugas
memberikan pelayanan langsung pada lembaga kemahasiswaan. Selanjutnya, di
tingkat fakultas, pembinaan bidang kemahasiswaan dipimpin oleh Pembantu
Dekan III (bidang kemahasiswaan) yang juga dibantu oleh Kepala Bagian
Kemahasiswaan di fakultas masing-masing.
Pengembangan aktivitas kemahasiswaan di Unila, selain dilaksanakan oleh
lembaga struktural, juga dilaksanakan melalui berbagai lembaga kemahasiswaan
yang dalam hal ini di tingkat universitas dibentuk oleh Majelis Permusyawaratan
Mahasiswa (MPM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) yang yang dipimpin oleh seorang presiden Mahasiswa, yang
terkoordinasikan dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Unila, sehingga
membentuk sebuah pemerintahan mahasiswa (student government). Selanjutnya
terdapat juga berbagai lembaga kemahasiswaan bidang minat, bakat, penalaran
dan kesejahteraan mahasiswa yang berbentuk unit kegiatan mahasiswa (UKM)
baik di tingkat universitas, maupun ditingkat fakultas. Sistem pemerintahan
seperti ini juga berlangsung di tingkat fakultas, hingga di tingkat jurusan yang
berupa himpunan mahasiswa jurusan (HMJ).
Aktivitas lembaga kemahasiswaan di Unila sangat berkembang. Hal ini
setidaknya terlihat dari jumlah lembaga kemahasiswaan yang terdapat di Unila.
Pada 2004 di Unila terdapat 119 lembaga kemahasiswaan (LK), pada 2005
meningkat menjadi 122 LK, pada 2006 menjadi 124 LK dan meningkat menjadi
126 LK pada 2007. Lembaga kemahasiswaan tersebut tersebar baik ditingkat
universitas maupun ditingkat fakultas dengan distribusi sebagai berikut: Tingkat
universitas (38 LK), Fakultas Ekonomi (11 LK), Fakultas Hukum (15 LK),
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (9 LK), Fakultas Pertanian (16 LK),
Fakultas Teknik (11 LK), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (16 LK), Fakultas
MIPA (8 LK) dan Program Studi Pendidikan Dokter (2 LK). (www.unila.ac.id)
B. Hasil dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Lampung yang
menggunakan pemutih wajah Pond’s. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 80
responden, dengan rincian setiap Fakultas diambil 10 orang responden. Gambaran
umum responden dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:
a. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Kelompok Usia Frekuensi Persentase (%)
17 - 20 34 42,5
21 - 24 46 57,5
Total 80 100
Sumber: Data diolah, 2010
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa usia konsumen yang menggunakan
pemutih wajah Pond’s adalah merata pada usia 17-24 tahun yaitu 42,5% pada usia
17-20 tahun dan 57,5% pada usia 21-24 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa
mahasiswi merupakan konsumen potensial bagi produk kosmetik khususnya
pemutih wajah. Kecenderungan wanita muda untuk selalu tampil cantik dan
menarik menjadi peluang besar bagi perusahaan untuk terus berinovasi
mengembangkan produk baru sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumen.
Pada usia ini konsumen juga tergolong kedalam usia yang produktif dalam
melakukan pembelian untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari. Segmentasi yang
tepat dari setiap produk yang ditawarkan memberikan banyak kesempatan untuk
menarik minat konsumen dari berbagai kelompok usia.
b. Distribusi Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan
Uang Saku (Rp) Frekuensi Persentase (%)
100.000 - 500.000 47 58,75
600.000 - 1.000.000 33 41,25
Total 80 100
Sumber: Data diolah, 2010
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen pemutih wajah
Pond’s adalah mahasiswi dengan uang saku berkisar antara Rp.100.000 hingga
Rp.500.000 perbulan atau sebesar 58,75 %. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
uang saku mahasiswi tidak terlalu besar karena mayoritas belum memiliki
pekerjaan sehingga mereka akan membeli suatu produk dengan harga yang
terjangkau. Hal ini didukung oleh data pada tabel 7, dimana konsumen mayoritas
menggunakan Pond’s white beauty karena harganya lebih terjangkau.
c. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Pond’s Yang Digunakan
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Pond’s Yang Digunakan
Produk Frekuensi Persentase (%)
Pond’s Flawless White 32 40
Pond’s White Beauty 48 60
Total 80 100
Sumber: Data diolah, 2010
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen pemutih wajah
Pond’s menggunakan Pond’s white beauty atau sebesar 60%. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen pemutih wajah Pond’s cenderung membeli Pond’s
white beauty dikarenakan Pond’s white memiliki lebih banyak pilihan varian
dibandingkan Pond’s flawless white yaitu Pond’s white beauty lightening cream,
Pond’s white beauty detox spot-less white cream, Pond’s white beauty clear
solutions acne blemish lightening cream, dan Pond’s white beauty UVA SPF 15.
Selain itu segmentasi Pond’s white beauty memang sesuai dengan usia rata-rata
mahasiswi meskipun tidak menutup kemungkinan ada yang menggunakan Pond’s
flawless white. Pond’s white beauty memiliki harga yang lebih terjangkau
dibanding Pond’s flawless white. Kondisi ini didukung oleh data pada tabel 8,
bahwa sebagian besar atau mayoritas konsumen menggunakan Pond’s dengan
kisaran harga antara Rp.10.000 sampai dengan Rp.50.000, dimana harga tersebut
cukup sesuai dengan uang saku perbulan mahasiswi.
d. Distribusi Responden Berdasarkan Harga Pond’s Yang Digunakan
Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Harga Pond’s Yang Digunakan
Harga (Rp) Frekuensi Persentase (%)
10.000 - 50.000 63 78,75
60.000 - 100.000 17 21,25
Total 80 100
Sumber: Data diolah, 2010
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen pemutih wajah
Pond’s menggunakan Pond’s dengan kisaran harga Rp.10.000 sampai dengan
Rp.50.000 atau sebesar 78,75%. Hal ini dikarenakan kisaran harga tersebut
merupakan jangkauan harga yang sesuai bagi kondisi keuangan mayoritas
mahasiswi. Penetapan harga yang beragam sesuai dengan ukuran produk yang
ditawarkan memberikan banyak pilihan serta kemudahan bagi konsumen selain
dapat menarik minat konsumen dari berbagai kalangan baik ekonomi menengah
hingga atas. Kondisi ini didukung oleh data pada tabel 10, bahwa penyebaran
tempat membeli pemutih wajah Pond’s hampir merata pada semua tempat mulai
dari toko kosmetik hingga pasar modern. Oleh karena itu, Pond’s mempunyai
jangkauan harga yang pas terhadap setiap level pendapatan konsumen, termasuk
bagi mahasiswi.
e. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Pond’s
Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Pond’s
Lama menggunakan (bulan) Frekuensi Persentase (%)
6 bulan - 18 bulan 15 18,75
19 bulan - 31 bulan 31 38,75
32 bulan - 44 bulan 14 17,5
45 bulan - 57 bulan 7 8,75
58 bulan - 70 bulan 5 6,25
71 bulan - 83 bulan 4 5
84 bulan - 96 bulan 4 5
Total 80 100
Sumber: Data diolah, 2010
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen telah
menggunakan pemutih wajah Pond’s selama 19 bulan (1 tahun 7 bulan) sampai
dengan 31 bulan (2 tahun 7 bulan) dengan persentase 38,75%. Hal ini
mengindikasikan bahwa pengguna pemutih wajah Pond’s sebagian besar
merupakan konsumen yang setia atau loyal terhadap merek Pond’s, jika dirata-rata
maka akan didapat bahwa konsumen telah menggunakan pemutih wajah Pond’s
selama 35 bulan (2 tahun 11 bulan). Sedangkan 4 orang responden atau 5%
bahkan telah menggunakan produk ini selama 84 bulan (7 tahun) hingga 96 bulan
(8 tahun). Meskipun kecil, kenyataan ini menjadi suatu fenomena yang menarik
karena menunjukkan betapa loyalnya konsumen apalagi yang telah menggunakan
produk ini hingga 8 tahun, kemungkinan besar konsumen ini memang sangat
menyukai merek Pond’s dan percaya dengan kualitasnya yang telah terbukti.
Konsumen tentu menginginkan hasil yang maksimal sehingga lebih memilih
produk yang memang telah terbukti cocok dengan kulit wajah mereka daripada
mencoba produk lain yang belum tentu sesuai. Oleh karena itu, hal ini dapat
menjadi topik baru untuk diteliti lebih lanjut mengenai faktor penyebab kesetiaan
konsumen yang begitu tinggi pada pengguna Pond’s.
f. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Membeli
Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Membeli
Tempat Frekuensi Persentase (%)
Supermarket 26 32,5
Minimarket 24 30
Toko Kosmetik 27 33,75
Warung 3 3,75
Total 80 100
Sumber: Data diolah, 2010
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa penyebaran tempat membeli pemutih
wajah Pond’s oleh konsumen hampir merata pada semua tempat yaitu di
supermarket sebesar 32,5%, minimarket 30%, toko kosmetik 33,75% dan warung
3,75%. Hal ini mengindikasikan bahwa dari sisi penyebaran produk, Pond’s telah
berhasil mendistribusikan produknya dengan baik mulai dari pasar modern
(hipermarket, supermarket, minimarket) hingga pedagang umum (toko kosmetika,
toko kelontong). Sehingga harganya pun mempunyai jangkauan yang pas terhadap
setiap level pendapatan konsumen.
g. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Lain Sejenis Yang Pernah
Digunakan
Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Lain Sejenis Yang
Pernah Digunakan
Merek Frekuensi Persentase (%)
Olay 10 12,5
Oval 2 2,5
Viva 1 1,25
Sari Ayu 2 2,5
Citra 10 12,5
Garnier 3 3,75
Clean n Clear 3 3,75
Biore 5 6,25
Nivea 1 1,25
Tidak Pernah 43 53,75
Total 80 100
Sumber: Data diolah, 2010
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen pemutih wajah
Pond’s tidak pernah menggunakan produk merek lain yaitu sebesar 53,75%. Hal
ini mengindikasikan bahwa pengguna Pond’s merupakan konsumen yang
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap merek Pond’s. Hal ini didukung oleh data
pada tabel 9, dimana rata-rata konsumen telah menggunakan produk ini dalam
jangka waktu 35 bulan (2 tahun 11 bulan). Sedangkan persentase responden yang
pernah menggunakan produk sejenis jika ditotal sebesar 46,25%. Kondisi ini
menunjukkan bahwa tingkat brand switching konsumen pemutih wajah cukup
tinggi sehingga persaingan dalam memperebutkan pasar menjadi lebih kompetitif.
2. Deskripsi Jawaban Responden
Dalam bagian ini akan diuraikan hasil penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner kepada konsumen yaitu mahasiswi sebanyak 80 orang yang
menggunakan pemutih wajah Pond’s di Universitas Lampung. Data tersebut
kemudian dapat dikelompokkan berdasarkan skor jawaban responden dari setiap
item pertanyaan untuk dihitung persentasenya. Hasilnya sebagai berikut:
a. Penilaian Responden Berdasarkan Harga
Tabel 12. Harga Pemutih Wajah Pond’s Terjangkau
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 33 41,2
Setuju 27 33,8
Ragu-Ragu 9 11,2
Tidak Setuju 11 13,8
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 12 di atas dapat diketahui 27 orang (33,8%) responden
menjawab setuju dan 33 orang (41,2%) menjawab sangat setuju bahwa harga
pemutih wajah Pond’s terjangkau. Menurut mereka harga yang ditawarkan masih
sesuai dengan uang saku yang dimiliki dan termasuk harga yang wajar sebab
adanya kenaikan harga sesuai dengan situasi perekonomian saat ini. Sedangkan 9
orang (11,2%) menjawab ragu-ragu, 11 orang (13,8%) menjawab tidak setuju
berpendapat harga yang ditawarkan masih relatif mahal khususnya untuk Pond’s
Flawless White, hal ini dapat dimaklumi mengingat responden merupakan
mahasiswi yang mana sebagian besar belum memiliki penghasilan sendiri.
Tabel 13. Harga Pemutih Wajah Pond’s Sesuai dengan Manfaat
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 15 18,8
Setuju 40 50,0
Ragu-Ragu 17 21,2
Tidak Setuju 8 10,0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 13 di atas dapat diketahui 40 orang (50,0%) responden
menjawab setuju dan 15 orang (18,8%) menjawab sangat setuju bahwa harga
pemutih wajah Pond’s sesuai dengan manfaat yang ditawarkan. Menurut mereka
harga yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan serta manfaatnya cukup terbukti
seperti mencerahkan kulit wajah dan berhasil menghilangkan jerawat. Sedangkan
17 orang (21,2%) menjawab ragu-ragu, 8 orang (10,0%) menjawab tidak setuju
berpendapat manfaat yang didapat belum begitu terlihat hasilnya. Hal ini dapat
disebabkan masa pemakaian yang belum begitu lama serta kondisi kulit wajah
yang aslinya berkulit hitam atau sering disebut sawo matang tentu saja dampaknya
tidak secara langsung membuat kulit wajah lebih putih melainkan akan terlihat
lebih bersih dan segar. Namun dapat disimpulkan berdasarkan jawaban responden
harga pemutih wajah Pond’s sesuai dengan manfaat yang ditawarkan.
Tabel 14. Harga Pemutih Wajah Pond’s Bersaing
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 9 11,2
Setuju 12 15,0
Ragu-Ragu 15 18,8
Tidak Setuju 42 52,5
Sangat Tidak Setuju 2 2,5
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 14 di atas dapat diketahui 9 orang (11,2%) responden
menjawab sangat setuju dan 12 orang (15,0%) menjawab setuju bahwa harga
pemutih wajah Pond’s lebih murah dibanding produk lain sejenis. Sedangkan 15
orang (18,8%) menjawab ragu-ragu, 42 orang (52,5%) menjawab tidak setuju dan
2 orang (2,5%) menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan jawaban responden
tersebut terlihat bahwa mayoritas responden tidak setuju dengan pernyataan harga
pemutih wajah Pond’s lebih murah dibanding produk lain sejenis hal ini
mengindikasikan bahwa harga pemutih wajah Pond’s tidak jauh berbeda dari
harga pesaing atau dengan kata lain dapat disimpulkan berdasarkan pendapat
Assauri Sofjan perusahaan menggunakan strategi mengikuti harga saingan yaitu
untuk mempertahankan agar konsumen tidak beralih ke merek lain. Penetapan
harga sesuai harga saingan sangat tepat mengingat Pond’s merupakan salah satu
pemimpin pasar untuk kategori produk pemutih wajah. Sehingga dapat
disimpulkan berdasarkan jawaban responden harga pemutih wajah Pond’s
bersaing.
Tabel 15. Harga Pemutih Wajah Pond’s Sesuai dengan Kualitas
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 16 20,0
Setuju 47 58,8
Ragu-Ragu 6 7,5
Tidak Setuju 11 13,8
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 15 di atas dapat diketahui 16 orang (20,0%) responden
menjawab sangat setuju dan 47 orang (58,8%) menjawab setuju bahwa harga
pemutih wajah Pond’s sesuai dengan kualitas. Menurut mereka Pond’s memang
terbukti dapat mencerahkan wajah dan tidak membuat wajah berjerawat. Hal ini
mengindikasikan bahwa harga berkaitan erat dengan kualitas suatu produk seperti
yang diungkapkan oleh Tjiptono bahwa persepsi yang sering berlaku adalah harga
yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Sedangkan 6 orang (7,5%)
menjawab ragu-ragu, dan 11 orang menjawab tidak setuju (13,8%) berpendapat
untuk mendapat hasil yang maksimal butuh proses dan waktu yang cukup lama.
Namun dapat disimpulkan berdasarkan jawaban responden harga pemutih wajah
Pond’s sesuai dengan kualitas yang ditawarkan.
b. Penilaian Responden Berdasarkan Kemasan
Tabel 16. Bentuk Kemasan Pemutih Wajah Pond’s Sangat Menarik
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 16 20,0
Setuju 50 62,5
Ragu-Ragu 8 10,0
Tidak Setuju 6 7,5
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 16 di atas dapat diketahui 16 orang (20,0%) responden
menjawab sangat setuju dan 50 orang (62,5%) menjawab setuju bahwa bentuk
kemasan pemutih wajah Pond’s sangat menarik. Menurut mereka bentuk kemasan
produk pemutih wajah Pond’s variatif dan praktis khususnya kemasan Pond’s
flawless white yang berbentuk seperti mangkok. Sedangkan 8 orang (10,0%)
menjawab ragu-ragu, 6 orang (7,5%) menjawab tidak setuju. Rata-rata responden
beralasan bentuk kemasan biasa saja ada beberapa produk pesaing yang memiliki
bentuk kemasan yang hampir sama. Namun dapat disimpulkan berdasarkan
jawaban responden bentuk kemasan Pond’s sangat menarik.
Tabel 17. Warna Kemasan Pemutih Wajah Pond’s Sangat Menarik
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 12 15,0
Setuju 56 70,0
Ragu-Ragu 6 7,5
Tidak Setuju 5 6,2
Sangat Tidak Setuju 1 1,2
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 17 di atas dapat diketahui 12 orang (15,0%) responden
menjawab sangat setuju dan 56 orang (70,0%) menjawab setuju bahwa warna
kemasan pemutih wajah Pond’s sangat menarik. Mayoritas responden berpendapat
warna yang ditampilkan sangat disukai wanita pada umumnya yaitu warna pink
mencerminkan sisi wanita yang lembut serta ceria sesuai dengan keinginan.
Sedangkan 6 orang (7,5%) menjawab ragu-ragu, 5 orang (6,2%) menjawab tidak
setuju dan 1 orang (1,2%) menjawab sangat tidak setuju. Mereka beralasan warna
kemasan biasa saja.
Tabel 18. Segel Kemasan Pond’s Menjamin Keamanan
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 35 42,5
Setuju 28 35,0
Ragu-Ragu 7 8,8
Tidak Setuju 11 13,8
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 18 di atas dapat diketahui 35 orang (42,5%) responden
menjawab sangat setuju dan 28 orang (35,0%) menjawab setuju bahwa segel
kemasan pemutih wajah Pond’s dapat menjamin keamanan produk. Menurut
responden adanya segel dapat mencegah beredarnya produk palsu serta menjamin
bahwa produk aman untuk digunakan. Sedangkan 7 orang (8,8%) menjawab ragu-
ragu, 11 orang (13,8%) menjawab tidak setuju beralasan produk yang mereka beli
terkadang tidak ada segelnya terutama jika membeli di supermarket segel
kemasan biasanya tidak ada. Pendapat ini dapat dimaklumi karena bagi konsumen
yang kurang memperhatikan untuk produk Pond’s white beauty yang beredar di
supermarket memang segel plastik biasanya tidak persatuan produk melainkan
disegel persetengah lusin sehingga ketika dipajang di rak-rak supermarket produk
dilepas dari kemasan plastiknya dan dipajang satu-persatu sehingga terlihat tidak
ada segelnya.
Tabel 19. Desain Kemasan Pond’s Berbeda dengan Pesaing
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 22 27,5
Setuju 31 38,5
Ragu-Ragu 11 13,8
Tidak Setuju 16 20,0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 19 di atas dapat diketahui 22 orang (27,5%) responden
menjawab sangat setuju dan 31 orang (38,5%) menjawab setuju bahwa desain
kemasan pemutih wajah Pond’s berbeda dengan pesaing. Menurut mereka desain
kemasan yang variatif termasuk pemilihan dan perpaduan warna serta penempatan
gambar yang sesuai sehingga menarik untuk dilihat. Sedangkan 11 orang (13,8%)
menjawab ragu-ragu, 16 orang menjawab tidak setuju (20,0%) mengindikasikan
desain kemasan tidak jauh berbeda dengan produk pesaing, perlu ditambahkan
profil yang lebih inovatif lagi.
Tabel 20. Kemasan Pemutih Wajah Pond’s Terkesan Unik
(hanya satu-satunya)
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 26 32,5
Setuju 32 40,0
Ragu-Ragu 10 12,5
Tidak Setuju 12 15,0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 20 di atas dapat diketahui 26 orang (32,5%) responden
menjawab sangat setuju dan 32 orang (40,0%) menjawab setuju bahwa kemasan
pemutih wajah Pond’s terkesan unik. Mayoritas responden menilai kemasan
terkesan unik dan berbeda khususnya Pond’s flawless white memberi kesan
elegan dan mewah. Sedangkan 10 orang (12,5%) menjawab ragu-ragu, 12 orang
(15,0%) menjawab tidak setuju berpendapat kemasan Pond’s white beauty
terkesan ramping dan praktis namun jika dilihat dari segi keunikan dirasa belum
begitu unik.
c. Penilaian Responden Berdasarkan Kualitas
Tabel 21. Pemutih Wajah Pond’s Dapat Mencerahkan Kulit Wajah
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 28 35,0
Setuju 40 50,0
Ragu-Ragu 4 5,0
Tidak Setuju 8 10,0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 21 di atas dapat diketahui 28 orang (35,0%) responden
menjawab sangat setuju dan 40 orang (50,0%) menjawab setuju bahwa pemutih
wajah Pond’s dapat mencerahkan kulit wajah. Rata-rata responden menilai setelah
memakai Pond’s dalam jangka waktu tertentu akan tampak hasil yaitu kulit wajah
terlihat lebih cerah, sedangkan bagi yang berkulit putih akan tampak lebih putih
dan segar. Sedangkan 4 orang (5,0%) menjawab ragu-ragu, 8 orang menjawab
tidak setuju (10,0%) berpendapat butuh waktu yang lama untuk melihat hasilnya
dan menjadi ketergantungan. Selain itu ada pula yang menggunakan karena sudah
terbiasa dan merasa cocok meskipun tidak secara signifikan memutihkan kulit
wajah.
Tabel 22. Aroma Pemutih Wajah Pond’s Menyegarkan
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 21 26,2
Setuju 40 50,0
Ragu-Ragu 9 11,2
Tidak Setuju 10 12,5
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 22 di atas dapat diketahui 21 orang (26,2%) responden
menjawab sangat setuju dan 40 orang (50,0%) menjawab setuju bahwa aroma
pemutih wajah Pond’s menyegarkan. Mereka beralasan aroma Pond’s cukup
wangi, tidak menyengat dan sejuk saat dipakai. Bahkan ada yang berpendapat
aromanya seperti wangi bunga sehingga segar saat digunakan. Sedangkan 9 orang
(11,2%) menjawab ragu-ragu, 10 orang (12,5%) menjawab tidak setuju
berpendapat aromanya biasa saja.
Tabel 23. Pemutih Wajah Pond’s Tahan Lama Saat Digunakan
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 11 13,8
Setuju 40 50,0
Ragu-Ragu 12 15,0
Tidak Setuju 17 21,2
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 23 di atas dapat diketahui 11 orang (13,8%) responden
menjawab sangat setuju dan 40 orang (50,0%) menjawab setuju bahwa pemutih
wajah Pond’s meresap kedalam kulit wajah sehingga tahan lama saat digunakan.
Mayoritas responden menilai saat dipakai Pond’s cukup cepat meresap kedalam
kulit wajah dan tidak lengket. Penggunaan mampu bertahan hingga setengah hari
(6 jam). Sedangkan 12 orang (15,0%) menjawab ragu-ragu, 17 orang menjawab
tidak setuju (21,2%) berpendapat ketika berkeringat atau mengusap wajah dengan
air, pelembab tidak tahan lama dan perlu memakainya kembali.
Tabel 24. Pemutih Wajah Pond’s Dipercaya Mempercantik Penampilan
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 20 25,0
Setuju 28 35,0
Ragu-Ragu 14 17,5
Tidak Setuju 18 22,5
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 24 di atas dapat diketahui 20 orang (25,0%) responden
menjawab sangat setuju dan 28 orang (35,0%) menjawab setuju bahwa pemutih
wajah Pond’s dipercaya mempercantik penampilan. Mereka berpendapat dengan
menggunakan pemutih wajah Pond’s membuat lebih percaya diri dan produk
Pond’s telah dipercaya oleh konsumen dalam hal perawatan kulit wajah.
Sedangkan 14 orang (17,5%) menjawab ragu-ragu, 18 orang (22,5%) menjawab
tidak setuju menilai bahwa kecantikan tidak semata dilihat dari putihnya kulit
wajah atau bentuk fisik melainkan kecantikan dapat tercermin dari tingkah laku
kepribadian dan hati yang tulus.
Tabel 25. Kualitas Pemutih Wajah Pond’s Sesuai dengan Harapan
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 18 22,5
Setuju 46 57,5
Ragu-Ragu 10 12,5
Tidak Setuju 6 7,5
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 80 100
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel 25 di atas dapat diketahui 18 orang (22,5%) responden
menjawab sangat setuju dan 46 orang (57,5%) menjawab setuju bahwa kualitas
pemutih wajah Pond’s sesuai dengan harapan. Mayoritas responden menilai
kualitas Pond’s sudah terbukti baik sehingga rata-rata telah sesuai dengan harapan
mereka. Sedangkan 10 orang (12,5%) menjawab ragu-ragu, 6 orang menjawab
tidak setuju (7,5%) beralasan hasil yang diharapkan belum maksimal dan
memakai Pond’s karena merasa cocok dengan produk tersebut. Kemungkinan
besar hasil yang tampak tentu saja bervariasi pada setiap konsumen sesuai dengan
kondisi kulit wajah masing-masing.
3. Persentase Rata-Rata Jawaban Responden Berdasarkan Variabel
Tabel 26. Persentase Rata-Rata Jawaban Responden Berdasarkan Variabel
Keterangan Harga Kemasan Kualitas
Sangat Tidak Setuju 0 % 0 % 0 %
Tidak Setuju 7,5 % 3,8 % 6,2 %
Ragu-Ragu 27,5 % 22,5 % 23,8 %
Setuju 45,0 % 52,5 % 48,8 %
Sangat Setuju 20,0 % 21,2 % 21,2 %
Total 100 % 100 % 100 %
Sumber: Lampiran 6
Berdasarkan tabel 26 menunjukkan bahwa masing-masing variabel harga,
kemasan dan kualitas memiliki rata-rata jawaban pervariabel setuju dengan
persentase jawaban untuk harga sebesar 45,0%, kemasan sebesar 52,5% dan
kualitas sebesar 48,8%.
Untuk variabel harga memiliki rata-rata jawaban responden setuju dengan
persentase sebesar 45,0%. Rata-rata responden yang menjawab sangat setuju
sebesar 20,0%, ragu-ragu 27,5% dan tidak setuju 7,5%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa rata-rata konsumen setuju dengan produk pemutih wajah
Pond’s memiliki harga yang terjangkau, harga sesuai dengan manfaat yang
ditawarkan, harga produk bersaing dan harga sesuai dengan kualitas yang
ditawarkan. Sehingga pemutih wajah Pond’s merupakan salah satu produk
pemutih wajah yang diunggulkan oleh konsumen.
Untuk variabel kemasan memiliki rata-rata jawaban responden setuju dengan
persentase 52,5%. Rata-rata responden yang menjawab sangat setuju 21,2%, ragu-
ragu 22,5% dan tidak setuju 3,8%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kemasan yang ditampilkan pemutih wajah Pond’s telah berhasil meningkatkan
fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui
aspek artistik, warna, bentuk maupun desainnya. Sehingga kemasan menjadi
sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk. Hal ini
berdampak pada eksistensi pemutih wajah Pond’s saat ini masih menjadi pilihan
konsumen.
Variabel kualitas produk memiliki rata-rata jawaban reponden adalah setuju
dengan presentase sebesar 48,8%. Rata-rata responden yang menjawab sangat
setuju sebesar 21,2%, ragu-ragu 23,8% dan tidak setuju 6,2%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa konsumen setuju bahwa Pond’s dapat mencerahkan
kulit wajah, aroma yang menyegarkan, meresap kedalam kulit wajah sehingga
tahan lama, mempercantik penampilan dan kualitas telah sesuai dengan harapan.
Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja suatu produk, oleh karena itu
kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Sehingga
sebagian besar konsumen Pond’s merasa puas dengan kualitas produk dan
merupakan konsumen dengan tingkat loyalitas yang tinggi.
C. Analisis Faktor
Langkah-langkah Analisis Faktor adalah sebagai berikut:
1. Uji Interdependensi Variabel-variabel
Pada tahap ini dilakukan pengujian keterkaitan antar variabel. Variabel-variabel
tertentu yang tidak mempunyai korelasi dengan variabel yang lain dikeluarkan
dari analisis. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0. Analisis
dilakukan melalui pengamatan terhadap, matriks korelasi, nilai determinasi, nilai
Kaiser-Mayer-Olkin (KMO), dan hasil uji Barlett’s.
a. Ukuran Kecukupan Sampling
Pengujian interdependensi variabel-variabel adalah pengukuran kecukupan
sampling (Measure Of Sampling Adequacy atau MSA) melalui korelasi anti
image. MSA merupakan indeks yang dimiliki setiap variabel yang
menjelaskan apakah sampel yang diambil dalam penelitian cukup untuk
membuat variabel-variabel yang ada saling terkait secara parsial. Variabel-
variabel yang memiliki MSA kecil (<0,5) dikeluarkan dari analisis.
Pada matriks korelasi anti image pada lampiran 7 menunjukkan semua
indikator memiliki MSA >0.5, dengan demikian tidak ada indikator yang
harus dikeluarkan sehingga proses dapat dilanjutkan dengan analisis faktor.
Nilai MSA pada matriks korelasi anti image dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 27. Anti Image Matriks
Indikator MSA
X1.1 = Harga produk 0,688
X1.2 = Kesesuaian harga dengan manfaat 0,695
X1.3 = Harga pesaing 0,700
X1.4 = Kesesuaian harga dengan kualitas 0,772
X2.1 = Bentuk kemasan 0,760
X2.2 = Warna kemasan 0,785
X2.3 = Segel kemasan 0,754
X2.4 = Desain kemasan 0,758
X2.5 = Citra (kesan) kemasan 0,851
X3.1 = Fungsi utama (performance) 0,792
X3.2 = Estetika (aesthetics) 0,857
X3.3 = Daya tahan (durability) 0,830
X3.4 = Dapat dipercaya 0,785
X3.5 = Ketepatan (precision) 0,835
Sumber: Lampiran 7 (data diolah)
b. Nilai Determinan
Nilai determinan matriks korelasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,004
(Lampiran 8). Nilai tersebut mendekati 0, sehingga matriks korelasi dapat
dikatakan memiliki tingkat saling keterkaitan yang mencukupi.
c. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin (KMO)
Nilai KMO yang dihasilkan adalah sebesar 0,782 (Lampiran 8). Nilai tersebut
lebih dari 0,5 sehingga nilai ini dianggap mencukupi karena KMO>0,5
memberikan informasi bahwa analisis faktor merupakan pilihan yang tepat,
maka proses analisis dapat dilanjutkan.
d. Uji Barlett’s
Pada lampiran 8 diperoleh hasil nilai Barlett’s Test Of Spherecity adalah
399,272 dengan taraf signifikansi 0,000<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel-variabel saling berkorelasi. Disamping itu, hasil Barlett’s Test Of
Spherecity memiliki keakuratan (signifikansi) yang tinggi (0,000) memberi
implikasi bahwa matriks korelasi cocok untuk analisis faktor.
2. Ekstraksi Faktor
Statistik awal (Initial Statistik) pada Lampiran 9 menunjukkan hasil ekstraksi
yang memungkinkan metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi adalah
Principal Component Analysis (PCA) yang dikenal dapat memaksimumkan
persentase varian yang mampu dijelaskan oleh model. Untuk menentukan jumlah
faktor yang mampu atau layak, secara empirik data dapat dilihat dari:
1. Eigen Value suatu faktor yang besarnya ≥1
2. Faktor dengan persentase varian >5%
3. Faktor dengan persentase kumulatif <60%
Eigen Value, persentase varian dan persentase kumulatif dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 28. Penentuan Faktor untuk Analisis Selanjutnya
Faktor Eigen Value Persentase Varian Persentase Kumulatif
1
2
3
4,408
2,071
1,913
23,067
19,225
17,652
23,067
42,292
59,944
Sumber: Lampiran 9 (data diolah)
Pada tabel terlihat bahwa ketiga syarat yang ditentukan telah terpenuhi. Eigen
Value ketiga faktor besarnya ≥1, ketiga faktor persentase variannya >5% dan
ketiga faktor persentase kumulatifnya <60% sehingga analisis dapat dilanjutkan.
3. Faktor Sebelum Rotasi
a. Matriks Faktor Sebelum Rotasi
Matriks faktor sebelum rotasi merupakan model awal yang diperoleh sebelum
dilakukan rotasi. Pada analisis awal dihasilkan tiga buah faktor setelah melewati
tahap ekstraksi faktor. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 10. Koefisien yang ada
pada model setiap faktor diperoleh setelah proses pembakuan terlebih dahulu,
dimana koefisien yang diperoleh saling dibandingkan. Koefisien (Factor Loading)
yang signifikan (>0,5) dapat dikatakan bisa mewakili faktor yang terbentuk.
Distribusi indikator yang signifikan kepada faktor matriks sebelum rotasi dapat
dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Distribusi Indikator Kepada Faktor Sebelum Rotasi
Indikator Faktor
Loading
Identifikasi
Faktor
X1.4 = Kesesuaian harga dengan kualitas
X2.1 = Bentuk kemasan
X2.5 = Citra (kesan) kemasan
X3.1 = Fungsi utama (performance)
X3.2 = Estetika (aesthetics)
X3.3 = Daya tahan (durability)
X3.4 = Dapat dipercaya
X3.5 = Ketepatan (precision)
0,702
0,536
0,588
0,686
0,736
0,711
0,519
0,615
Faktor 1
X2.2 = Warna kemasan
X2.3 = Segel kemasan
X2.4 = Desain kemasan
0,579
0,610
0,578
Faktor 2
X1.1 = Harga produk
X1.2 = Kesesuaian harga dengan manfaat
X1.3 = Harga pesaing
0,527
0,539
0,663
Faktor 3
Sumber: Lampiran 9 (data diolah)
Pada matriks faktor ini belum dijumpai sebuah bentuk struktur data yag
sederhana. Hal ini karena tidak seluruh faktor mewakili koefisien faktor loading
yang cukup untuk mewakili, sehingga ada sebuah faktor yang diwakili oleh
banyak sekali indikator, tetapi ada pula faktor yang diwakili oleh sedikit indikator.
Seperti faktor 1 yang diwakili oleh 8 indikator, faktor 2 diwakili oleh 3 indikator,
faktor 3 yang diwakili oleh 3 indikator. Diketahui semua indikator telah memiliki
nilai Factor Loading lebih dari 0,5 sehingga proses analisis dapat dilanjutkan.
b. Statistik Awal
Dengan menggunakan tiga faktor hasil ekstraksi faktor pada statistik awal maka
tampak terjadi perubahan pada nilai komunalitas. Nilai komunalitas setelah
mengalami perubahan dari nilai komunalitas awal, tampak pada Tabel:
Tabel 30. Nilai Komunalitas Setelah Mengalami Perubahan
Indikator Komunalitas
X1.1 = Harga produk
X1.2 = Kesesuaian harga dengan manfaat
X1.3 = Harga pesaing
X1.4 = Kesesuaian harga dengan kualitas
X2.1 = Bentuk kemasan
X2.2 = Warna kemasan
X2.3 = Segel kemasan
X2.4 = Desain kemasan
X2.5 = Citra (kesan) kemasan
X3.1 = Fungsi utama (performance)
X3.2 = Estetika (aesthetics)
X3.3 = Daya tahan (durability)
X3.4 = Dapat dipercaya
X3.5 = Ketepatan (precision)
0,666
0,495
0,621
0,633
0,689
0,479
0,601
0,564
0,542
0,686
0,584
0,583
0,631
0,620
Sumber: Lampiran 11 (data diolah)
Pada tabel 30 terlihat besarnya persentase indikator yang akan dibentuk oleh
variabel. Pada tabel terlihat indikator X1.1 yaitu harga produk mempunyai nilai
0,666, hal ini berarti sekitar 66,6% varians dari indikator akan mempengaruhi
variabel yang nanti akan terbentuk. Begitu pula dengan indikator-indikator
lainnya, masing-masing memiliki nilai yang berarti persentase besarnya varians
dari indikator dan mempengaruhi variabel yang nanti akan terbentuk.
Nilai komunalitas baru setelah mengalami perubahan harus lebih dari 0,5. Jika
terdapat indikator yang mengalami perubahan nilai komunalitas yang cukup besar,
komunalitas baru <0,5, maka berdampak pada sebagian besar proporsi varian.
Nilai komunalitas yang kurang dari 0,5 dapat dijadikan alasan untuk dihilangkan
pada proses selanjutnya. Dari tabel tersebut diperoleh informasi bahwa indikator
X1.2 dan X2.2 memiliki nilai komunalitas kurang dari 0,5 sehingga harus
dikeluarkan pada proses selanjutnya. Hasil dari proses tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 11. Diketahui semua indikator telah memiliki nilai komunalitas lebih
dari 0,5 sehingga proses analisis dapat dilanjutkan.
4. Rotasi Faktor
Model awal yang diperoleh dari matriks faktor sebelum dilakukan rotasi belum
menerangkan sebuah struktur data yang sederhana. Oleh karena itu harus
dilakukan rotasi faktor. Rotasi faktor dengan metode varimax menghasilkan
model faktor yang lebih sederhana dari pada model faktor pada matriks sebelum
dilakukan rotasi. Adapun hasil rotasi faktor dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 31. Distribusi Indikator Kepada Faktor Setelah Rotasi
Indikator Faktor
Loading
Identifikasi
Faktor
X3.1 = Fungsi utama (performance)
X3.2 = Estetika (aesthetics)
X3.3 = Daya tahan (durability)
X3.4 = Dapat dipercaya
X3.5 = Ketepatan (precision)
0,801
0,673
0,698
0,790
0,772
Faktor 1
X2.1 = Bentuk kemasan
X2.3 = Segel kemasan
X2.4 = Desain kemasan
X2.5 = Citra (kesan) kemasan
0,713
0,832
0,773
0,532
Faktor 2
X1.1 = Harga produk
X1.3 = Harga pesaing
X1.4 = Kesesuaian harga dengan kualitas
0,824
0,836
0,614
Faktor 3
Sumber: Lampiran 11 (data diolah)
Berdasarkan tabel matriks faktor setelah rotasi di atas, diketahui factor loading
setiap indikator (>0,5) berarti dapat dikatakan semua indikator bisa mewakili
faktor yang terbentuk. Dari 12 indikator yang dihasilkan dapat direduksi menjadi
3 Faktor Atribut Produk, yaitu:
1. Faktor 1 meliputi indikator fungsi utama (performance), estetika (aesthetics),
daya tahan (durability), dapat dipercaya, dan ketepatan (precision). Faktor ini
diberi nama Kualitas Produk.
2. Faktor 2 meliputi indikator bentuk kemasan, segel kemasan, desain kemasan
dan citra (kesan) kemasan. Faktor ini diberi nama Kemasan Produk.
3. Faktor 3 meliputi indikator harga produk, harga pesaing dan kesesuaian harga
dengan kualitas. Faktor ini diberi nama Harga.
D. Pembahasan Hasil Analisis Faktor
Berdasarkan hasil analisis faktor terdapat 12 indikator membentuk 3 faktor atribut
produk yaitu faktor kualitas produk, kemasan produk dan harga produk dengan
total varian (kumulatif persentasi) sebesar 64,176%, dengan factor loading
berkisar antara 0,532 sampai dengan 0,836. Kontribusi dari masing-masing faktor
karakteristik pembeli yang terbentuk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor Kualitas Produk
Faktor yang paling dominan pada konsumen pemutih wajah Pond’s adalah faktor
kualitas. Faktor kualitas terdiri dari fungsi utama (performance), estetika
(Aesthetics), daya tahan (durability), dapat dipercaya dan ketepatan (precision).
Kontribusi varian dari faktor ini adalah sebesar 26,821% dengan eigen value
4,168 yang menunjukkan sangat pentingnya faktor kualitas produk pada
konsumen pemutih wajah Pond’s.
Kualitas produk merupakan faktor yang sangat penting bagi pengguna kosmetik
khususnya pemutih wajah karena tentu konsumen mengharapkan hasil yang
maksimal dalam membuat wajah mereka menjadi lebih menarik dan terlihat
cantik secara keseluruhan. Memiliki penampilan yang cantik dengan
menggunakan kosmetik yang tepat atau pemutih wajah akan menambah rasa
percaya diri serta mendukung aktifitas sehari-hari. Bagi kaum wanita, wajah
merupakan bagian tubuh yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus. Hal
ini disebabkan kulit wajah mudah terpengaruh oleh berbagai faktor, baik internal
(usia, genetik) maupun eksternal (stres, pola makan, radiasi bebas) yang biasa
mempengaruhi kecantikan kulit. Karena itu wajah membutuhkan perawatan ekstra
(khusus) agar kulit tetap halus, kencang dan berseri.
Banyaknya produk pemutih wajah yang ditawarkan menyebabkan konsumen
harus selektif membandingkan dan memilih produk yang benar-benar telah
terbukti kualitasnya. Kinerja (performance) merupakan indikator utama untuk
melihat kualitas produk. Kemampuan produk pemutih wajah Pond’s mencerahkan
kulit wajah sehingga terlihat lebih putih membuat konsumen merasa cocok dan
loyal terhadap merek Pond’s, mereka begitu setia bahkan telah menggunakan
pemutih wajah Pond’s hingga bertahun-tahun lamanya. Konsumen yang memiliki
loyalitas yang tinggi sangat penting bagi perusahaan karena biasanya mereka akan
dengan senang hati merekomendasikan produk tersebut kepada orang terdekatnya
seperti keluarga atau sahabat dimana secara tidak langsung memberi keuntungan
bagi perusahaan.
Berdasarkan jawaban konsumen 10% responden menilai Pond’s tidak secara
signifikan dapat mencerahkan kulit wajah. Hal ini kemungkinan besar disebabkan
masa pemakaian produk yang belum lama atau mereka yang baru menggunakan
sehingga hasil yang diharapkan belum begitu tampak, karena berdasarkan
pendapat responden untuk mendapatkan hasil yang maksimal membutuhkan
proses dan waktu pemakaian yang cukup lama. Selain itu bagi konsumen yang
memiliki kulit sawo matang yang merupakan warna khas rata-rata kulit wanita
Indonesia, tentu saja dampaknya tidak secara langsung membuat kulit wajah
lebih putih melainkan akan terlihat lebih bersih dan segar tanpa jerawat. Factor
loading untuk indikator performance adalah sebesar 0,801 yang menunjukkan
korelasi yang kuat antara indikator performance dengan faktor 1 (kualitas).
Kondisi ini didukung oleh teori David Garvin yang dikutip Vincent Gasperz
(Husein Umar, 2005: 37) dan teori Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd yang
dikutip dari jurnal-sdm.blogspot.com dimana mereka menyatakan bahwa kinerja
(performance) termasuk dalam dimensi kualitas produk.
Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa
dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk. Aroma pemutih wajah
Pond’s yang tidak menyengat dan menyegarkan merupakan salah satu
pertimbangan bagi konsumen dalam menggunakan Pond’s, namun ada beberapa
konsumen yang menilai bahwa aroma pemutih wajah Pond’s biasa saja yaitu
sebesar 12,5%. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk lebih
mengeksplor aroma-aroma baru yang lebih variatif sehingga konsumen tidak
merasa bosan dengan aroma yang sudah ada misalnya mengembangkan pemutih
wajah dengan aroma buah-buahan yang segar. Factor loading untuk indikator
aesthetics (estetika) adalah sebesar 0,673 yang menunjukkan korelasi yang cukup
kuat antara indikator aesthetics (estetika) dengan faktor 1 (kualitas). Kondisi ini
didukung oleh teori David Garvin yang dikutip Vincent Gasperz (Husein Umar,
2005: 37) dan teori Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd yang dikutip dari jurnal-
sdm.blogspot.com dimana mereka menyatakan bahwa aesthetics (estetika)
termasuk dalam dimensi kualitas produk.
Kualitas produk juga dapat dinilai dari daya tahan (durability) yaitu kemampuan
pemutih wajah Pond’s meresap kedalam kulit wajah sehingga tahan lama saat
dipakai dan tidak lengket. Sebagian besar konsumen menilai bahwa daya tahan
pemutih wajah Pond’s baik yaitu dapat bertahan hingga 6 jam. Meskipun ada juga
responden yang berpendapat masih kurang tahan lama yaitu sebesar 21,2%. Hal
ini wajar karena dengan padatnya aktifitas seorang mahasiswi menyebabkan
wajah berkeringat sehingga produk yang dipakai tidak tahan lama. Factor loading
untuk indikator daya tahan (durability) adalah sebesar 0,698 yang menunjukkan
korelasi yang cukup kuat antara indikator daya tahan (durability) dengan faktor 1
(kualitas). Kondisi ini didukung oleh teori David Garvin yang dikutip Vincent
Gasperz (Husein Umar, 2005: 37) dan teori Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd
yang dikutip dari jurnal-sdm.blogspot.com dimana mereka menyatakan bahwa
daya tahan (durability) termasuk dalam dimensi kualitas produk. Selain itu hasil
ini diperkuat oleh teori Assauri Sofjan (2002: 192) dan Kotler dan Armstrong
(2004: 348) yang menyatakan kualitas produk dapat dilihat dari daya tahan produk
tersebut.
Kepercayaan dan harapan konsumen terhadap produk merupakan indikator
penting bagi kesuksesan produk itu sendiri oleh karena itu perusahaan harus dapat
memelihara kepercayaan dan memenuhi harapan konsumen tersebut. Pemutih
wajah Pond’s telah mampu mensugesti kepercayaan konsumen bahwa dengan
menggunakan Pond’s mereka akan terlihat lebih cantik dan menarik. Sebagian
besar konsumen menilai dengan menggunakan Pond’s mereka merasa lebih
percaya diri serta menunjang aktifitas sehari-hari. Tidak semua responden
berpendapat sama, ada beberapa dari mereka menilai bahwa kecantikan tidak
hanya dinilai dengan melihat fisik saja melainkan kecantikan dapat tercermin dari
tingkah laku dan kepribadian yang baik yaitu sebesar 22,5%. Factor loading
untuk indikator dapat dipercaya adalah sebesar 0,790 yang menunjukkan korelasi
yang kuat antara indikator dapat dipercaya dengan faktor 1 (kualitas). Kondisi ini
didukung oleh teori Assauri Sofjan (2002: 192) yang menyatakan bahwa kualitas
produk dapat dilihat dari kepercayaan konsumen terhadap fungsi produk.
Ketepatan (precision) dapat diukur dari kesesuaian harapan konsumen terhadap
kemampuan suatu produk. Harapan merupakan peluang bagi perusahaan untuk
menjual lebih banyak lagi produknya karena munculnya suatu keinginan untuk
membeli khususnya produk kosmetik adalah berawal dari harapan konsumen
untuk memperoleh kulit wajah yang lebih putih dan bersih. Rata-rata konsumen
pemutih wajah Pond’s menilai bahwa kualitas Pond’s telah sesuai dengan harapan
mereka. Hanya sebagain kecil responden menilai hasil yang diharapkan belum
maksimal yaitu sebesar 7,5%. Mereka menggunakan pemutih wajah Pond’s lebih
dikarenakan fungsinya sebagai pelembab dan merasa cocok serta terbiasa
menggunakannya. Factor loading untuk indikator ketepatan (precision) adalah
sebesar 0,772 yang menunjukkan korelasi yang kuat antara indikator ketepatan
(precision) dengan faktor 1 (kualitas). Kondisi ini didukung oleh teori Assauri
Sofjan (2002: 192) yang menyatakan bahwa kualitas produk dapat dilihat dari
ketepatan (precision) suatu produk.
Berdasarkan jawaban-jawaban responden mengenai kualitas produk memberikan
gambaran bahwa kualitas merupakan salah satu atribut produk yang paling
penting di mata konsumen. Konsumen akan berusaha mencari produk yang paling
berkualitas tinggi, karena menyangkut kepuasan konsumen. Kualitas produk juga
menjadi salah satu sarana positioning utama bagi pemasar. Kondisi ini didukung
oleh teori Kotler yang menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan
suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Sedangkan menurut Mullins,
Orville, Larreche, dan Boyd yang dikutip dari jurnal-sdm.blogspot.com
menyatakan apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya
dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi kualitas produk apa saja
yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual
perusahaan tersebut dengan produk pesaing.
2. Faktor Kemasan Produk
Faktor kemasan produk merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam
menggunakan pemutih wajah Pond’s. Faktor ini terdiri dari bentuk kemasan, segel
kemasan, desain kemasan citra (kesan) kemasan. Kontribusi varian dari faktor ini
adalah sebesar 19,358% dengan eigen value 1,851 yang menunjukkan cukup
pentingnya faktor kemasan produk pada konsumen pemutih wajah Pond’s.
Konsumen saat ini membutuhkan lebih banyak waktu untuk memilih produk yang
dicari, karena merek produk semakin banyak. Hal tersebut disadari oleh produsen
karena kemasan bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan membungkus
produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen
untuk berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya
tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafis, bentuk maupun
desainnya. Kemasan yang sulit ditiru akan memperkecil kemungkinan pemalsuan
produk oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dimana saat ini cukup
banyak terjadi kasus pemalsuan produk-produk kosmetika serta beredarnya
produk kosmetika berbahaya yang sangat merugikan konsumen.
Bentuk kemasan merupakan hal pertama yang dilihat konsumen, bentuk kemasan
yang menarik tentunya akan mendapat perhatian tersendiri khususnya kemasan
produk kosmetik yang kebanyakan identik dengan kaum wanita. Kaum wanita
memiliki kecenderungan menyukai sesuatu yang indah dan menarik. Mayoritas
konsumen Pond’s menilai bentuk kemasan pemutih wajah Pond’s sangat menarik
dan praktis khususnya Pond’s flawless white yang berbentuk seperti mangkok.
Sedangkan 7,5% responden berpendapat bentuk kemasan biasa saja. Hal ini
kemungkinan besar karena mayoritas responden menggunakan Pond’s white
beauty dimana saat ini beberapa produk pesaing juga memiliki bentuk kemasan
yang sama. Factor loading untuk indikator bentuk kemasan adalah sebesar 0,713
yang menunjukkan korelasi yang kuat antara indikator bentuk kemasan dengan
faktor 2 (kemasan). Kondisi ini didukung oleh teori William J. Stanton (1996:
278) dan Assauri Sofjan (2002: 191) yang menyatakan bahwa bentuk kemasan
dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen dalam membeli suatu produk.
Segel kemasan merupakan salah satu indikator yang menjadi pertimbangan
konsumen saat membeli suatu produk, apapun jenis produknya karena dengan
adanya segel akan menjamin keamanan dan kondisi produk yang baik. Menurut
responden adanya segel dapat mencegah beredarnya produk palsu serta menjamin
bahwa produk aman untuk digunakan. Namun beberapa responden yang tidak
setuju yaitu sebesar 13,8%, menyatakan produk yang mereka beli terkadang tidak
ada segelnya terutama jika membeli di supermarket segel kemasan untuk Pond’s
white beauty biasanya tidak ada. Hal ini sepatutnya menjadi perhatian bagi
produsen untuk membuat kemasan yang tetap tersegel rapi meskipun tempat
pendistribusiannya pada pasar modern (hipermarket, supermarket, minimarket)
karena akan menjaga kepercayaan konsumen dan kesan kualitas yang baik dari
produk. Factor loading untuk indikator segel kemasan adalah sebesar 0,832 yang
menunjukkan korelasi yang kuat antara indikator segel kemasan dengan faktor 2
(kemasan). Kondisi ini didukung oleh teori William J. Stanton (1996: 278) dan
Assauri Sofjan (2002: 191) yang menyatakan bahwa kemasan produk harus dapat
memenuhi sasaran keamanan (safety), dapat melindungi produk dari kerusakan,
kehilangan dan kotoran.
Desain kemasan secara keseluruhan akan menciptakan kemasan yang berbeda dari
produk pesaing, mayoritas responden setuju dengan pernyataan ini. Untuk terus
menjaga eksistensi produk perusahaan juga perlu mengembangkan beberapa
inovasi baru dalam hal kemasan sehingga dalam jangka waktu tertentu ada
pergantian bentuk dan desain kemasan sehingga konsumen tidak merasa bosan.
Sedangkan 20,0% responden menilai desain kemasan Pond’s tidak jauh berbeda
dengan produk pesaing perlu ditambahkan profil yang lebih inovatif lagi. Factor
loading untuk indikator desain kemasan adalah sebesar 0,773 yang menunjukkan
korelasi yang kuat antara indikator desain kemasan dengan faktor 2 (kemasan).
Kondisi ini didukung oleh teori William J. Stanton (1996: 278) yang menyatakan
bahwa kemasan dapat melaksanakan program pemasaran perusahaan, melalui
kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya
mencegah pertukaran oleh produk pesaing.
Citra (kesan) kemasan juga menjadi indikator yang cukup penting bagi konsumen
dalam menilai suatu produk, ada konsumen yang begitu tertarik terhadap suatu
produk dikarenakan produk tersebut memiliki kemasan yang istimewa. Mayoritas
responden menilai kemasan terkesan unik dan berbeda khususnya untuk Pond’s
flawless white memberi kesan elegan dan mewah. Sedangkan 15,0% responden
berpendapat kesan kemasan Pond’s biasa saja tidak begitu unik hanya terlihat
ramping dan praktis untuk Pond’s white beauty. Factor loading untuk indikator
citra (kesan) kemasan adalah sebesar 0,532 yang menunjukkan korelasi yang
cukup kuat antara indikator citra kemasan dengan faktor 2 (kemasan). Kondisi ini
didukung oleh teori Assauri Sofjan (2002: 191) yang menyatakan bahwa kemasan
produk hendaklah mempunyai citra dan aspek seni.
Berdasarkan jawaban-jawaban responden mengenai kemasan produk memberikan
kesimpulan bahwa kemasan merupakan salah satu atribut produk yang menjadi
pertimbangan konsumen saat membeli suatu produk. Sehingga kemasan menjadi
sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk. Kondisi ini
didukung oleh teori William J. Stanton yang menyatakan bahwa kemasan sebagai
seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan suatu
produk.
3. Faktor Harga
Faktor terakhir yaitu harga yang menjadi pertimbangan konsumen memilih
produk Pond’s. Faktor ini terdiri dari harga produk, harga pesaing dan kesesuaian
harga dengan kualitas. Kontribusi varian dari faktor harga produk ini adalah
sebesar 17,817% dengan eigen value 1,682 yang menunjukkan cukup pentingnya
faktor harga pada konsumen pemutih wajah Pond’s.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari
penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu
tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu
rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
Berdasarkan tabel 10, pemutih wajah Pond’s telah berhasil mendistribusikan
produknya dengan baik mulai dari pasar modern (hipermarket, supermarket,
minimarket) hingga pedagang umum (toko kosmetika, toko kelontong). Sehingga
harganya pun mempunyai jangkauan yang pas terhadap setiap level pendapatan
konsumen. Rata-rata responden yang merupakan mahasiswi menilai bahwa harga
yang ditawarkan pemutih wajah Pond’s terjangkau karena masih sesuai dengan
uang saku mereka perbulan.
Segmentasi produk pemutih wajah Pond’s yang luas mulai dari remaja hingga
wanita dewasa membuat perusahaan memiliki peluang yang besar untuk
menetapkan harga yang bervariasi sehingga konsumen mendapat kemudahan
dalam membeli produk yang sesuai. Misalnya Pond’s white beauty ukuran 20gr
untuk kalangan remaja dengan kisaran harga mulai dari Rp.13.000. Harga ini
dapat dikatakan terjangkau meskipun demikian 13,8% responden berpendapat
harga yang ditawarkan masih relatif mahal khususnya untuk Pond’s flawless
white yang ditawarkan dengan harga Rp.35.000 untuk ukuran 30gr. Hal ini dapat
dimaklumi mengingat sebagian besar mahasiswi belum memiliki penghasilan
sendiri. Factor loading untuk indikator harga produk adalah sebesar 0,824 yang
menunjukkan korelasi yang kuat antara indikator harga produk dengan faktor 3
(harga).
Harga pesaing merupakan salah satu indikator untuk melihat strategi harga yang
diterapkan perusahaan. Mayoritas responden pemutih wajah Pond’s yaitu sebesar
52,5% tidak setuju dengan pernyataan harga Pond’s lebih murah dibanding
produk lain sejenis. Hal ini dikarenakan memang terdapat beberapa produk
pesaing yang harganya lebih murah tetapi rata-rata produk pesaing tersebut
kemungkinan besar pendatang baru atau berada pada strategi harga murah karena
membidik ceruk pasar tertentu misal konsumen yang lebih sensitif terhadap harga.
Jawaban ini juga mengindikasikan harga Pond’s tidak jauh berbeda dengan harga
produk pesaing yang memang merupakan produk branded. Karena Pond’s
merupakan pemimpin pasar untuk kategori produk pemutih wajah di Indonesia
sehingga wajar apabila harga pemutih wajah Pond’s mengikuti harga saingan
untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ke tempat lain. Factor
loading untuk indikator harga pesaing adalah sebesar 0,836 yang menunjukkan
korelasi yang kuat antara indikator harga pesaing dengan faktor 3 (harga). Kondisi
ini diperkuat oleh teori Assauri Sofjan (2002: 45) yang menyatakan dalam
menentukan kebijaksanaan harga ada tiga kemungkinan salah satunya yaitu
mengikuti harga saingan.
Harga pemutih wajah Pond’s telah sesuai dengan kualitas produk hal ini didukung
oleh mayoritas responden yang menilai bahwa pemutih wajah Pond’s memang
terbukti dapat mencerahkan kulit wajah dan tidak membuat wajah berjerawat.
Sedangkan 13,8% responden berpendapat tidak setuju dengan pernyataan harga
pemutih wajah Pond’s sesuai dengan kualitas karena untuk mendapat hasil yang
maksimal butuh proses dan waktu pemakaian yang cukup lama. Factor loading
untuk indikator kesesuaian harga dengan kualitas adalah sebesar 0,614 yang
menunjukkan korelasi yang cukup kuat antara indikator kesesuaian harga dengan
kualitas dengan faktor 3 (harga).
Berdasarkan jawaban-jawaban responden mengenai harga produk memberikan
kesimpulan bahwa harga merupakan salah satu atribut produk yang menjadi
pertimbangan konsumen saat membeli suatu produk. Oleh karena itu perusahaan
perlu menerapkan strategi harga yang tepat sehingga pelanggan tidak beralih
keproduk pesaing dan tetap dapat mempertahankan posisi produk dipasar selain
mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Kondisi ini didukung oleh teori Kotler
yang menyatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu
produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang
dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis faktor atribut
produk pada konsumen pemutih wajah Pond’s pada mahasiswi di Universitas
Lampung, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Model awal penelitian:
Setelah dilakukan analisis faktor maka dapat dihasilkan model baru sebagai
berikut:
Harga
(X1)
Kualitas
(X3)
Atribut Produk Kemasan
(X2)
Kontribusi varian 26,821%
Nilai keterwakilan 4,168
Kontribusi varian 19,358%
Nilai keterwakilan 1,851
Faktor lain 35,824%
Kontribusi varian 17,817%
Nilai keterwakilan 1,682
Kemampuan pemutih wajah Pond’s mencerahkan kulit wajah (performance)
sudah cukup baik namun perlu proses dan masa pemakaian yang cukup lama,
untuk estetika (aesthetics) kemungkinan perlu pengembangan aroma-aroma baru,
segel kemasan untuk Pond’s white beauty yang beredar di supermarket terkadang
tidak ada, desain kemasan tidak jauh berbeda dengan produk pesaing. Harga
produk Pond’s yang ditawarkan sudah cukup sesuai dengan kondisi keuangan
konsumen, serta mampu bersaing dengan produk sejenis yang notabene
Faktor 1
Kualitas produk:
- Fungsi utama (performance)
- Estetika (aesthetics)
- Daya tahan (durability)
- Dapat dipercaya
- Ketepatan (precision)
Faktor 3
Harga produk:
- Harga produk
- Harga pesaing
- Kesesuaian harga dengan
kualitas
Faktor 2
Kemasan produk:
- Bentuk kemasan
- Segel kemasan
- Desain kemasan
- Citra (kesan) kemasan
Faktor atribut
produk 64,176%
merupakan produk branded sehingga Pond’s dapat terus eksis berkembang dalam
menguasai pangsa pasar pemutih wajah.
B. Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kualitas produk merupakan
faktor utama atribut produk yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
membeli produk Pond’s. Untuk itu Pond’s sebaiknya mempertahankan
keunggulan kualitas yang ada sehingga konsumen merasa puas dan memiliki
loyalitas yang tinggi terhadap produk Pond’s. Pond’s juga perlu terus
mengembangkan penelitiannya sehingga kemampuan produk dalam
mencerahkan kulit wajah lebih baik lagi dengan masa pemakaian yang relatif
singkat dan mengembangkan inovasi-inovasi baru yang berbeda dari para
pesaing misalnya menambah aroma buah-buahan yang segar sehingga sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mampu menambah
kepercayaan konsumen terhadap produk pemutih wajah Pond’s.
2. Kemasan produk yang ditawarkan Pond’s sudah baik dari segi bentuk, desain,
dan keunikan kemasan namun Pond’s juga perlu berinovasi dengan melakukan
pergantian kemasan dalam jangka waktu tertentu sehingga konsumen tidak
merasa bosan, selain itu Pond’s sebaiknya memperhatikan segel plastik Pond’s
white beauty agar tetap tersegel rapi meskipun pendistribusiannya di
supermarket . Kemasan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menarik
konsumen untuk menggunakan pemutih wajah Pond’s. Oleh karena itu
perusahaan sebaiknya terus mempertahankan citra yang selama ini telah
terbentuk.
3. Penelitian ini hanya terfokuskan pada faktor atribut produk yaitu kualitas,
kemasan dan harga. Sehingga terdapat faktor-faktor lain diluar atribut produk
yang dapat dijadikan peluang untuk dilakukan penelitian lain misalnya, lebih
fokus pada faktor promosi saja. Selain itu penelitian ini juga dapat
dikembangkan dan dilanjutkan dengan meneliti kontribusi faktor atribut
produk pada konsumen pemutih wajah merek yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2002. Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Strategi. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Basu Swastha dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisa
Perilaku Konsumen. BPFE. Yogyakarta
Frederik,Stevanus. 2008. Analisis pengaruh atribut produk (merek, harga, dan
kualitas layanan) terhadap keputusan pembelian konsumen di Starbucks
Coffee Plaza Tunjungan 4 Surabaya. Universitas Kristen Petra.
Hapsari, N.H. 2009. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Konsumen
dalam Membeli Mie Sedaap (Studi Pada Konsumen di Kelurahan Blitar).
Universitas Negeri Malang.
Kaplan dan Norton. 1996. The Balanced Scorecared: Translating Strategi Into
Action. Library of Congress Cataloging. United States of America.
Kinear, Thomas. C dan Taylor, James. R. 1991. Marketing Research. International
Edition: McGraw Hill.
Kotler, Philip. 1992. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan dan
Pengendalian. Jilid 1. edisi Keenam. Salemba. Jakarta.
----------------. 1996. Manajemen Pemasaran: analisis, perencanaan dan
pengendalian jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University
Press. Jakarta.
P. Angipora, Marius. 1999. Dasar-dasar Pemasaran. Grafindo Persada. Jakarta.
Philip Koter dan Gery Armstrong. 2004. Dasar-dasar Pemasaran jilid 1. PT.
Indeks. Jakarta.
----------------. 2008 Prinsip-prinsip Pemasaran jilid 1 . Erlangga. Jakarta.
Puspita, Bayu. 2007. Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Kebab Turki Baba Rafi di Yogyakarta. Universitas Islam
Indonesia.
Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono. 2002. Riset Pemasaran (Konsep dan
Aplikasi dengan SPSS). Elex MEDIA Komputindo. Jakarta.
Santoso, Singgih. 2005. Menggunakan SPSS Untuk Statistik Multivariat. PT Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia. Jakarta
Simamora, Henry. 2007. Manajemen Pemasaran Internasional. Rineka Cipta:
Jakarta.
Singarimbun dan Efendi. 2000. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta.
Solimun. 2001. Structural Equation Modelling dan LISREL. FMIPA Universitas
Brawijaya: Malang.
Stanton,William, J. 1996. Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Supranto, J. 1997. Metode Peramalan Kuantitatif Untuk Perencanaan Ekonomi
dan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.
Swastha, Basu. 1984. Azas-azas Marketing . LIBERTY. Yogyakarta
Thantawi, Margono Setiawan dan Indarti. 2002. Analisis Faktor-faktor yang
dipertimbangkan Konsumen dalam Keputusan Pembelian Produk
Kosmetika Pemutih Wajah.
Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kesatu. Andi.
Yogyakarta.
----------------. 2000. Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer. Andi.
Yogyakarta.
Umar, Husein. 2000. Business “An Introduction“. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
----------------.2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Gramedia. Jakarta.
Sumber lain:
www.images.soemarno.multiply.com diakses tanggal 30 September 2009
www.myponds.net diakses tanggal 23 November 2009
www.taufiek.wordpress.com diakses tanggal 23 November 2009
www.essayrunner.com diakses tanggal 22 Februari 2010
www.hsfames.com diakses tanggal 22 Februari 2010
www.ochachantik.blogspot.com diakses tanggal 22 Februari 2010
www.jurnal-sdm.blogspot.com diakses tanggal 28 Maret 2010
www.unila.ac.id diakses tanggal 28 Maret 2010
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Kepada,
Konsumen pemutih wajah Pond’s di Universitas Lampung
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sehubungan dengan dilakukannya penelitian tentang “Analisis Faktor Atribut
Produk Pemutih Wajah Pond’s (Studi Pada Mahasiswi Universitas Lampung)”,
saya selaku peneliti memohon kesediaan saudari untuk meluangkan waktu guna
menjadi responden dengan cara mengisi daftar pertanyaan yang tersedia pada
lampiran dengan sebenarnya. Penelitian ini dilakukan untuk penyusunan skripsi
sebagai prasyarat meraih gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Jurusan
Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas
Lampung.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan Anda meluangkan
waktu, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
NURAINI
NPM. 0616051044
Daftar Pertanyaan Responden
Analisis Faktor Atribut Produk Pemutih Wajah Pond’s
(Studi Pada Mahasiswi Universitas Lampung)
I. Identitas Responden:
1. Nama : …………………………………………….(boleh tidak diisi)
2. Usia : …………………………………………….tahun
3. Angkatan : ……………………………………………………………..
3. Uang saku (perbulan) : Rp…………………………………..
4. Produk Pond’s yang digunakan : ………………………………………...
5. Harga pemutih wajah Pond’s yang digunakan: Rp.....................................
6. Lama menggunakan pemutih wajah Pond’s: ………..tahun……….bulan
7. Tempat membeli:........................................................................................
8. Produk lain sejenis yang pernah digunakan:.............................................
II. Petunjuk Pengisian:
Bacalah dengan teliti pertanyaan dibawah ini:
Anda dapat memberikan tanda silang (x) pada kolom yang sesuai dengan jawaban
anda.
Keterangan:
a. SS : Sangat Setuju
b. S : Setuju
c. R : Ragu-ragu
d. TS : Tidak Setuju
e. STS : Sangat Tidak Setuju
Catatan:
- Tidak ada jawaban yang benar atau salah
- Jawablah yang paling mewakili pendapat Anda
Sangat Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Ragu-ragu
(RG)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak Setuju
(STS)
5
4
3
2
1
Pernyataan Untuk Harga
1. Harga pemutih wajah Pond’s terjangkau.
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
2. Harga pemutih wajah Pond’s sesuai dengan manfaat yang ditawarkan
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
3. Harga pemutih wajah Pond’s lebih murah disbanding produk lain
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
4. Harga pemutih wajah Pond’s sesuai dengan kualitas yang ditawarkan
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
..............................................................................................................................
Pernyataan Untuk Kemasan Produk
1. Bentuk kemasan yang ditampilkan pemutih wajah Pond’s sangat menarik
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
2. Warna kemasan yang ditampilkan pemutih wajah Pond’s sangat menarik
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
..............................................................................................................................
3. Segel kemasan Pond’s menjamin keamanan produk
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
4. Desain kemasan yang ditampilkan pemutih wajah Pond’s berbeda dengan
produk pesaing
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
5. Kemasan pemutih wajah Pond’s memiliki kesan (citra) yang unik
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
..............................................................................................................................
Pernyataan Untuk Kualitas Produk
1. Pemutih wajah Pond’s dapat mencerahkan kulit wajah sehingga tampak lebih
putih
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
2. Pemutih wajah Pond’s memiliki aroma yang menyegarkan
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
3. Pemutih wajah Pond’s meresap kedalam kulit wajah sehingga tahan lama saat
digunakan
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
..............................................................................................................................
4. Pemutih wajah Pond’s dapat dipercaya mempercantik penampilan
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
..............................................................................................................................
5. Kualitas pemutih wajah Pond’s sesuai dengan harapan
a. SS b. S c. RG d. TS e. STS
Alasannya:………………………………………………………………………
..............................................................................................................................
Terima Kasih Atas Kerjasama Anda
Lampiran 2 Tabel Input Data
No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 Total_X1 Total_X2 Total_X3
1 2 3 2 4 4 4 5 2 2 3 2 2 3 2 12 16 12
2 5 4 5 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 14 18 20
3 5 3 3 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 14 18 17
4 2 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 9 18 17
5 4 3 2 4 5 5 5 5 4 2 4 5 2 4 16 24 15
6 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 16 20 22
7 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 13 25 25
8 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 12 19 20
9 3 2 2 2 3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 9 18 12
10 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 2 3 2 13 18 15
11 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 17 21 22
12 4 4 2 4 4 4 5 5 2 4 4 5 4 4 15 18 21
13 2 5 1 2 3 4 4 4 2 4 2 3 2 4 6 17 12
14 2 4 2 4 4 4 5 5 4 4 2 2 4 4 12 20 14
15 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 14 19 17
16 5 5 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 14 18 19
17 4 4 3 5 4 4 2 2 2 2 4 2 2 2 14 13 12
18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15 20 20
19 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 13 18 15
20 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 11 15 10
21 2 4 3 4 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5 15 18 23
22 5 5 2 4 2 3 2 2 3 4 3 2 4 5 14 14 17
23 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 12 19 18
24 5 4 4 5 4 4 2 2 3 5 4 3 5 5 18 16 22
25 4 4 2 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 14 17 22
26 5 4 2 4 4 5 2 4 4 4 3 4 4 4 14 19 20
27 5 4 4 4 4 4 2 3 4 5 4 4 4 4 16 17 20
28 3 2 2 2 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 10 19 14
Lanjutan
No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 Total_X1 Total_X2 Total_X3
29 4 3 3 2 3 2 4 2 2 4 2 2 3 3 12 13 13
30 3 5 2 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 14 23 18
31 4 4 2 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 14 22 18
32 4 3 2 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 12 18 20
33 3 3 2 4 4 3 2 3 5 4 3 2 3 5 15 18 16
34 4 5 2 5 4 5 5 3 3 4 5 3 2 4 14 19 20
35 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 15 17 20
36 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 14 17 19
37 5 5 4 5 5 4 3 5 2 5 5 4 5 4 14 16 19
38 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 14 20 18
39 5 4 5 4 5 4 4 5 2 4 3 2 2 4 13 17 17
40 4 3 3 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 14 18 17
41 2 3 2 2 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 8 18 15
42 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 16 19 18
43 2 4 2 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 12 20 18
44 4 2 2 4 4 5 4 4 5 4 4 2 3 3 11 18 16
45 3 4 2 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 15 23 20
46 4 5 2 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 14 20 20
47 5 4 5 4 5 4 4 5 5 3 4 4 2 2 15 20 18
48 4 3 2 4 4 4 5 4 4 4 2 2 3 3 13 20 15
49 5 2 2 2 2 3 2 3 4 4 5 4 5 4 11 17 15
50 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 15 20 16
51 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 2 4 15 19 16
52 4 3 2 5 4 5 4 4 5 2 3 3 2 3 14 20 15
53 5 3 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 15 18 16
54 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 16 20 16
55 4 4 2 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 13 19 18
56 5 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 14 20 17
Lanjutan
No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 Total_X1 Total_X2 Total_X3
57 2 2 1 2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 6 25 16
58 3 3 2 2 3 4 3 2 4 4 2 4 3 4 10 18 17
59 5 5 4 4 4 1 4 2 2 4 2 3 2 4 16 15 14
60 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 19 22 22
61 5 5 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 14 14 17
62 4 4 2 4 4 2 4 4 5 5 4 4 5 4 14 18 20
63 4 4 2 2 4 4 4 5 2 2 2 2 2 2 12 19 12
64 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 16 21 21
65 4 2 2 3 2 2 3 2 2 4 5 4 5 4 12 16 17
66 5 5 3 4 4 4 3 3 2 5 4 4 5 4 15 16 20
67 4 4 2 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 12 20 22
68 3 4 2 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5 4 14 18 20
69 4 3 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 14 18 19
70 5 4 2 3 3 2 2 4 4 5 4 2 3 5 12 20 14
71 4 3 2 4 4 4 5 5 5 4 4 2 4 4 14 19 14
72 2 2 2 2 3 4 2 2 2 3 4 3 3 4 10 14 16
73 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 2 5 15 21 20
74 3 4 2 3 3 4 4 5 4 4 4 2 3 3 12 19 14
75 2 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 4 15 19 17
76 4 4 2 4 2 4 3 3 4 5 4 4 5 5 13 18 18
77 4 3 2 4 4 4 5 2 3 4 4 3 2 4 12 14 17
78 5 4 3 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 15 18 17
79 4 4 3 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 15 17 18
80 5 5 2 5 4 3 4 3 4 5 5 4 5 5 15 17 18
Lampiran 3
Hasil Uji Validitas
Variabel X1 (Harga)
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 TOTAL_X1
X1.1 Pearson Correlation 1 .355** .581
** .435
** .623
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80
X1.2 Pearson Correlation .355** 1 .350
** .472
** .500
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .000
N 80 80 80 80 80
X1.3 Pearson Correlation .581** .350
** 1 .367
** .589
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .000
N 80 80 80 80 80
X1.4 Pearson Correlation .435** .472
** .367
** 1 .741
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000
N 80 80 80 80 80
TOTAL_X1 Pearson Correlation .623** .500
** .589
** .741
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Variabel X2 (Kemasan)
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 TOTAL_X2
X2.1 Pearson
Correlation 1 .375
** .523
** .408
** .232
* .460
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .039 .000
N 80 80 80 80 80 80
X2.2 Pearson
Correlation .375
** 1 .326
** .371
** .311
** .421
**
Sig. (2-tailed) .001 .003 .001 .005 .000
N 80 80 80 80 80 80
X2.3 Pearson
Correlation .523
** .326
** 1 .503
** .340
** .558
**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .002 .000
N 80 80 80 80 80 80
X2.4 Pearson
Correlation .408
** .371
** .503
** 1 .446
** .679
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80
X2.5 Pearson
Correlation .232
* .311
** .340
** .446
** 1 .604
**
Sig. (2-tailed) .039 .005 .002 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80
TOTAL_X2 Pearson
Correlation .460
** .421
** .558
** .679
** .604
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Variabel X3 (Kualitas)
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 TOTAL_X3
X3.1 Pearson
Correlation 1 .481
** .484
** .556
** .654
** .573
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80
X3.2 Pearson
Correlation .481
** 1 .601
** .432
** .411
** .604
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80
X3.3 Pearson
Correlation .484
** .601
** 1 .459
** .467
** .653
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80
X3.4 Pearson
Correlation .556
** .432
** .459
** 1 .450
** .536
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80
X3.5 Pearson
Correlation .654
** .411
** .467
** .450
** 1 .536
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80
TOTAL_X3 Pearson
Correlation .573
** .604
** .653
** .536
** .536
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 4
Reliabilitas
X1 (Harga)
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.747 4
X2 (Kemasan)
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.753 5
X3 (Kualitas)
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.828 5
Lampiran 5 Tabel Frekuensi Jawaban Responden
Frequencies
Statistics
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
N Valid 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
X1.1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 11 13.8 13.8 13.8
3 9 11.2 11.2 25.0
4 27 33.8 33.8 58.8
5 33 41.2 41.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
X1.2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 8 10.0 10.0 10.0
3 17 21.2 21.2 31.2
4 40 50.0 50.0 81.2
5 15 18.8 18.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
X1.3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 2 2.5 2.5 2.5
2 42 52.5 52.5 55.0
3 15 18.8 18.8 73.8
4 12 15.0 15.0 88.8
5 9 11.2 11.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
X1.4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 11 13.8 13.8 13.8
3 6 7.5 7.5 21.2
4 47 58.8 58.8 80.0
5 16 20.0 20.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
N Valid 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
X2.1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 6 7.5 7.5 7.5
3 8 10.0 10.0 17.5
4 50 62.5 62.5 80.0
5 16 20.0 20.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
X2.2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.2 1.2 1.2
2 5 6.2 6.2 7.5
3 6 7.5 7.5 15.0
4 56 70.0 70.0 85.0
5 12 15.0 15.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
X2.3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 11 13.8 13.8 13.8
3 7 8.8 8.8 22.5
4 28 35.0 35.0 57.5
5 34 42.5 42.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
X2.4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 16 20.0 20.0 20.0
3 11 13.8 13.8 33.8
4 31 38.8 38.8 72.5
5 22 27.5 27.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
X2.5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 12 15.0 15.0 15.0
3 10 12.5 12.5 27.5
4 32 40.0 40.0 67.5
5 26 32.5 32.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
N Valid 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
X3.1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 8 10.0 10.0 10.0
3 4 5.0 5.0 15.0
4 40 50.0 50.0 65.0
5 28 35.0 35.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
X3.2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 10 12.5 12.5 12.5
3 9 11.2 11.2 23.8
4 40 50.0 50.0 73.8
5 21 26.2 26.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
X3.3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 17 21.2 21.2 21.2
3 12 15.0 15.0 36.2
4 40 50.0 50.0 86.2
5 11 13.8 13.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
X3.4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 18 22.5 22.5 22.5
3 14 17.5 17.5 40.0
4 28 35.0 35.0 75.0
5 20 25.0 25.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
X3.5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 6 7.5 7.5 7.5
3 10 12.5 12.5 20.0
4 46 57.5 57.5 77.5
5 18 22.5 22.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Lampiran 6:
Frekuensi Rata-Rata Variabel
Statistics
HARGA KEMASAN KUALITAS
N Valid 80 80 80
Missing 0 0 0
HARGA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 6 7.5 7.5 7.5
3 22 27.5 27.5 35.0
4 36 45.0 45.0 80.0
5 16 20.0 20.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
KEMASAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 3 3.8 3.8 3.8
3 18 22.5 22.5 26.2
4 42 52.5 52.5 78.8
5 17 21.2 21.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
KUALITAS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 5 6.2 6.2 6.2
3 19 23.8 23.8 30.0
4 39 48.8 48.8 78.8
5 17 21.2 21.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
Lampiran 7 Tabel Anti Image
Anti-image Matrices
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
Anti-image
Covariance
X1.1 .488 -.023 -.263 -.107 .023 .075 .142 -.047 .019 -.012 -.074 -.059 .057 -.036
X1.2 -.023 .645 -.084 -.207 .020 .071 .012 -.062 .125 -.101 .046 -.034 .087 -.001
X1.3 -.263 -.084 .567 .000 -.130 -.013 -.023 .034 .011 .015 .049 -.007 -.036 .021
X1.4 -.107 -.207 .000 .443 -.129 -.103 -.045 .060 -.077 .021 -.114 .084 -.056 -.056
X2.1 .023 .020 -.130 -.129 .486 -.084 -.162 -.090 .029 -.054 -.016 -.036 .125 .057
X2.2 .075 .071 -.013 -.103 -.084 .681 -.006 -.116 -.062 .101 -.054 -.076 -.002 .010
X2.3 .142 .012 -.023 -.045 -.162 -.006 .539 -.174 -.035 -.026 .032 -.096 .037 -.015
X2.4 -.047 -.062 .034 .060 -.090 -.116 -.174 .600 -.184 .000 -.005 .053 -.057 .029
X2.5 .019 .125 .011 -.077 .029 -.062 -.035 -.184 .608 -.050 -.049 -.052 -.020 -.046
X3.1 -.012 -.101 .015 .021 -.054 .101 -.026 .000 -.050 .410 -.061 -.021 -.164 -.202
X3.2 -.074 .046 .049 -.114 -.016 -.054 .032 -.005 -.049 -.061 .477 -.176 -.059 .010
X3.3 -.059 -.034 -.007 .084 -.036 -.076 -.096 .053 -.052 -.021 -.176 .493 -.107 -.086
X3.4 .057 .087 -.036 -.056 .125 -.002 .037 -.057 -.020 -.164 -.059 -.107 .555 -.026
X3.5 -.036 -.001 .021 -.056 .057 .010 -.015 .029 -.046 -.202 .010 -.086 -.026 .513
Anti-image
Correlation
X1.1 .688a -.041 -.501 -.231 .047 .129 .276 -.087 .035 -.028 -.153 -.121 .109 -.072
X1.2 -.041 .695a -.139 -.387 .035 .108 .021 -.100 .200 -.196 .083 -.060 .145 -.002
X1.3 -.501 -.139 .700a .000 -.248 -.021 -.042 .057 .019 .030 .094 -.014 -.063 .040
X1.4 -.231 -.387 .000 .772a -.278 -.188 -.092 .117 -.149 .049 -.249 .180 -.113 -.118
X2.1 .047 .035 -.248 -.278 .760a -.146 -.317 -.167 .053 -.121 -.033 -.073 .241 .115
X2.2 .129 .108 -.021 -.188 -.146 .785a -.011 -.181 -.096 .191 -.094 -.131 -.003 .018
X2.3 .276 .021 -.042 -.092 -.317 -.011 .754a -.306 -.061 -.056 .063 -.186 .068 -.028
X2.4 -.087 -.100 .057 .117 -.167 -.181 -.306 .758a -.305 .000 -.009 .097 -.100 .053
X2.5 .035 .200 .019 -.149 .053 -.096 -.061 -.305 .851a -.099 -.091 -.095 -.034 -.082
X3.1 -.028 -.196 .030 .049 -.121 .191 -.056 .000 -.099 .792a -.137 -.047 -.343 -.440
X3.2 -.153 .083 .094 -.249 -.033 -.094 .063 -.009 -.091 -.137 .857a -.362 -.115 .020
X3.3 -.121 -.060 -.014 .180 -.073 -.131 -.186 .097 -.095 -.047 -.362 .830a -.204 -.170
X3.4 .109 .145 -.063 -.113 .241 -.003 .068 -.100 -.034 -.343 -.115 -.204 .785a -.049
X3.5 -.072 -.002 .040 -.118 .115 .018 -.028 .053 -.082 -.440 .020 -.170 -.049 .835a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Lampiran 8
Nilai Determinan dan KMO
Factor Analysis
Correlation Matrixa
a. Determinant = .004
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .782
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 399.272
df 91
Sig. .000
Lampiran 9 Tabel Total Variance Explained
Total Variance Explained
Compon
ent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 4.408 31.488 31.488 4.408 31.488 31.488 3.229 23.067 23.067
2 2.071 14.790 46.278 2.071 14.790 46.278 2.691 19.225 42.292
3 1.913 13.667 59.944 1.913 13.667 59.944 2.471 17.652 59.944
4 .928 6.631 66.576
5 .740 5.288 71.864
6 .680 4.857 76.721
7 .563 4.021 80.742
8 .537 3.839 84.581
9 .501 3.576 88.157
10 .443 3.162 91.320
11 .375 2.682 94.001
12 .320 2.284 96.285
13 .293 2.091 98.376
14 .227 1.624 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Lampiran 10
Component Matrix
Component Matrixa
Component
1 2 3
X1.1 .461 -.419 .527
X1.2 .388 -.232 .539
X1.3 .403 -.136 .663
X1.4 .702 .010 .373
X2.1 .536 .505 .383
X2.2 .379 .579 -.018
X2.3 .474 .610 -.065
X2.4 .472 .578 -.086
X2.5 .588 .260 -.358
X3.1 .686 -.381 -.265
X3.2 .736 -.139 -.148
X3.3 .711 -.117 -.253
X3.4 .519 -.341 -.496
X3.5 .615 -.406 -.276
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 3 components extracted.
Lampiran 11
Tabel Nilai Communalities
Communalities
Initial Extraction
X1.1 1.000 .666
X1.2 1.000 .495
X1.3 1.000 .621
X1.4 1.000 .633
X2.1 1.000 .689
X2.2 1.000 .479
X2.3 1.000 .601
X2.4 1.000 .564
X2.5 1.000 .542
X3.1 1.000 .686
X3.2 1.000 .584
X3.3 1.000 .583
X3.4 1.000 .631
X3.5 1.000 .620
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Setelah X1.2 dan X2.2 di drop
Communalities
Initial Extraction
X1.1 1.000 .759
X1.3 1.000 .703
X1.4 1.000 .593
X2.1 1.000 .725
X2.3 1.000 .700
X2.4 1.000 .611
X2.5 1.000 .525
X3.1 1.000 .669
X3.2 1.000 .591
X3.3 1.000 .579
X3.4 1.000 .631
X3.5 1.000 .612
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Lampiran 12
Rotated Component Matrix Setelah Rotasi
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3
X1.1 .233 -.160 .824
X1.3 -.010 .060 .836
X1.4 .313 .344 .614
X2.1 -.052 .713 .462
X2.3 .091 .832 -.017
X2.4 .119 .773 -.013
X2.5 .489 .532 -.058
X3.1 .801 .089 .141
X3.2 .673 .220 .300
X3.3 .698 .246 .177
X3.4 .790 -.023 -.081
X3.5 .772 -.003 .130
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
a. Rotation converged in 5 iterations.
Component Transformation Matrix
Compo
nent 1 2 3
1 .771 .474 .425
2 -.590 .783 .197
3 -.239 -.403 .883
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
Lampiran 13 Tabel Total Variance Explained
Setelah X1.2 dan X2.2 di drop
Total Variance Explained
Compon
ent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 4.168 34.733 34.733 4.168 34.733 34.733 3.219 26.821 26.821
2 1.851 15.424 50.157 1.851 15.424 50.157 2.345 19.538 46.358
3 1.682 14.019 64.176 1.682 14.019 64.176 2.138 17.817 64.176
4 .722 6.014 70.190
5 .676 5.630 75.820
6 .625 5.209 81.029
7 .532 4.436 85.464
8 .464 3.867 89.331
9 .382 3.187 92.519
10 .331 2.762 95.281
11 .308 2.567 97.847
12 .258 2.153 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
CURICULUM VITAE
Nama : Nuraini
Tempat/Tanggal Lahir : Negara Kemakmuran, 30 Januari 1987
Golongan Darah : B
Agama : Islam
Alamat : Jln. Kelapa Sawit VI No. 173 Perumnas Way
Halim, Bandar Lampung 35141
No. Telepon : 085669961587/ (0721) 784096
Alamat Email : [email protected]