182
ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI USAHATANI KUBIS DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: Mukhamad Sulaiman NIM. 151510601153 P R O G R A M S T U D I A G R I B I S N I S FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2019

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR-

FAKTOR PRODUKSI USAHATANI KUBIS DI DESA

SUMBEREJO KECAMATAN AMBULU

KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Oleh:

Mukhamad Sulaiman

NIM. 151510601153

P R O G R A M S T U D I A G R I B I S N I S

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

Page 2: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

i

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR-

FAKTOR PRODUKSI USAHATANI KUBIS DI DESA

SUMBEREJO KECAMATAN AMBULU

KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Studi Agribisnis (S1)

dan mencapai gelar Sarjana Pertanian

Oleh:

Mukhamad Sulaiman

NIM. 151510601153

P R O G R A M S T U D I A G R I B I S N I S

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

Page 3: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

ii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ayahanda Chasanuddin dan Ibunda Mariyah Ulfa yang telah memberi

semangat, kasih sayang, doa yang tidak pernah putus dan kerja keras bapak

dan ibu sehingga saya bisa sampai tahap ini.

2. Kakakku Tsuwaibah Islamiyah dan Ni’mah Izzah yang selalu memberikan

semangat, dukungan serta do’a.

3. Guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi yang

telah memberikan ilmunya kepada saya.

4. Almamater yang sangat saya banggakan Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Jember.

5. Teman-teman Program Studi Agribisnis 2015 Fakultas Pertanian Universitas

Jember.

Page 4: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

iii

MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar

kesanggupannya”

(Q.S Al-Baqarah: 286)

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu

sendiri yang merubah apa yang ada pada diri mereka”

(Q.S Ar-Ra’d: 11)

“Kesuksesan adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Proses itu sendiri sering

lebih penting dari pada hasil”

(Artur Ashe)

Page 5: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mukhamad Sulaiman

NIM : 151510601153

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul

“Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani

Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember” adalah

benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan

sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi manapun, dan bukan karya

jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai

dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan

dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika

ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 9 Juli 2019

Yang menyatakan,

Mukhamad Sulaiman

NIM. 151510601153

Page 6: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

v

SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR-

FAKTOR PRODUKSI USAHATANI KUBIS DI DESA

SUMBEREJO KECAMATAN AMBULU

KABUPATEN JEMBER

Oleh:

Mukhamad Sulaiman

NIM 151510601153

Pembimbing:

Dosen Pembimbing Skripsi : Titin Agustina, SP., MP

NIP. 198208112006042001.

Page 7: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

vi

PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember”, telah diuji pada:

Hari, tanggal : Selasa, 9 Juli 2019

Tempat : Ruang Sidang Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pembimbing Skripsi,

Titin Agustina, SP., MP

NIP. 198208112006042001

Penguji I, Penguji II,

Dr. Rokhani, SP., M.Si Agus Supriono, SP., M.Si

NIP.197208052008012013 NIP.196908111995121001

Mengesahkan

Dekan,

Ir. Sigit Soeparjono, M.S., Ph.D

NIP 196005061987021001

Page 8: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

vii

RINGKASAN

Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani

Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember;

Mukhamad Sulaiman, 1515106011153; Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Kubis merupakan salah satu tanaman sayur-sayuran semusim yang sangat

potensial dalam perekonomian indonesia. Hal ini dikarenakan kubis merupakan

tanaman sayuran yang memiliki nilai ekspor tertinggi. Rata-rata ekspor kubis

dalam kurun waktu 2013-2017 mencapai 4.500 kg pertahun. Tanaman kubis

Indonesia mampu menembus pasar luar negeri seperti Jepang, Malaysia, Taiwan,

Singapura hingga Uni Emirat Arab. Salah satu wilayah di Kabupaten Jember yang

banyak melakukan usahatani kubis yaitu di Kecamatan Ambulu tepatnya di Desa

Sumberejo. Masyarakat Desa Sumberejo menanam kubis pada periode bulan

April - November. Jenis kubis yang ditanam oleh petani kubis di Desa Sumberejo

yaitu jenis kubis putih varietas Green Coronet. Usahatani kubis di Desa

Sumberejo memiliki beberapa permasalahan diantaranya, produktivitas yang

masih rendah, penggunaan pupuk kimia secara berlebihan, penggunaan pupuk

organik yang belum sesuai serta masih belum pernah dilakukan penyuluhan

maupun pelatihan kepada petani tentang usahatani kubis.

Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi

produksi, tingkat efisiensi teknis, dan faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat

inefisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Metode penentuan lokasi

dilakukan secara sengaja (purposive method) yaitu Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu Kabupaten Jember. Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode

analitik dan deskriptif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data

primer yang didapat dengan teknik observasi dan wawancara, serta data sekunder

yang didapatkan dari studi pustaka. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik cluster sampling, purposive sampling, dan proportionate

Page 9: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

viii

random sampling yang didapatkan sampel sebanyak 34 sampel. Analisis data

untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi, tingkat efisiensi teknis

dan faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo

dianalisis menggunakan pendekatan efisiensi teknis suatu usaha. Pengujian

efisiensi teknis dilakukan dengan menggunakan persamaan Cobb-Dougglas

dengan pendekatan regresi frontier.

Hasil penelitian dari faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani

kubis dengan menggunakan metode MLE menunjukkan bahwa, variabel pupuk

organik dan bibit berpengaruh signifikan terhadap produksi kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu, sedangkan variabel luas lahan, tenaga kerja,

pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian

efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau 81,3% dari output

potensial yang bisa dicapai dengan pemanfaatan input produksi. Pengoptimalan

input produksi untuk meningkatkan produksi potensial masih dapat ditingkatkan

hingga 0,187 atau 18,7%. Nilai efisiensi 0,813 > 0,70 sehingga efisiensi teknis

usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu dikatakan efisien secara

teknis. Faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis usahatani kubis diantaranya:

a) umur, dan b) dummy kepemilikan lahan.

Page 10: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

ix

SUMMARY

Technical Efficiency Analysis of the Use Factors in Production Cabbage

Farming in Sumberejo Village, Ambulu District Jember Regency; Mukhamad

Sulaiman, 151510601153; Agribusiness Study Program Faculty of Agriculture,

University of Jember.

Cabbage is a vegetable plant annuals potential in the Indonesian economy.

This is because cabbage is a vegetable cropshas the highest export value. The

average export of cabbage per year in the period 2013-2017 reached 4,500 kgs per

year.cabbage Indonesia is able to penetrate foreign markets such as Japan,

Malaysia, Taiwan, Singapore to the United Arab Emirates. One area in Jember,

many who grew cabbage which is in District Ambulu Sumberejo precisely in the

village. Community Sumberejo cabbage planted in the period from April to

November. Type cabbage cabbage grown by farmers in Sumberejo the type of

white cabbage varieties Green Coronet. Cabbage farm in Sumberejo have several

such Unexplained, low productivity, excessive use of chemical fertilizers, the use

of organic fertilizers are not appropriate and they have never done counseling and

training to farmers on a cabbage farm.

The purpose of research is to know the factors that influence the

production, the level of technical efficiency, and the factors that influence the

technical efficiency in Sumberejo Ambulu District of Jember. The method of

determining the location of intentional (purposive method) is Sumberejo Ambulu

District of Jember. The research method is analytical and descriptive methods.

The data used in this study are primary data obtained by observation and

interviews, and secondary data obtained from the literature. Sampling was

conducted using cluster sampling, purposive sampling and proportionate random

sampling obtained a sample of 34 samples. Analysis of the data to determine the

factors that affect the production,level of technical efficiency and factors affecting

the technical efficiency of farming sprouts in Sumberejo analyzed using a

Page 11: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

x

business approach. Technical efficiency testing done using Cobb-Dougglas

equation with frontier regression approach.

The results of the study of factors affecting the cabbage farm production

using MLE method showed that cabbage production in the District Ambulu

Sumberejo influenced by several variables, including: a) an organic fertilizer, and

b) the seeds.. The average achievement of the technical efficiency of farming

Cabbage is 0,813 or 81,3% of potential output that can be achieved with the

utilization of production inputs. Optimization of production inputs to increase the

potential production can be increased up to 0.187 or 18.7%. The efficiency value

0.813> 0, 70 so that the technical efficiency of cabbage farm in the village of the

District Sumberejo technically efficient Ambulu said. Factors affecting the

technical efficiency of farming cabbages are: a) age, and b) dummy land

ownership.

Page 12: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Efisiensi

Teknis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana pada Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah

banyak membantu, membimbing serta memberikan saran, kritik dan dukungan

dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Sigit Soeparjono, MS., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Jember.

2. M. Rondhi, SP.,MP., Ph.D. selaku Koordinator Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3. Titin Agustina, SP., MP. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, nasihat, pengalaman, dan motivasi sehingga penulis mampu

menyelesaikan skirpsi ini.

4. Dr. Rokhani, SP., M.Si. selaku Dosen Penguji 1 dan Agus Supriono, SP., M.Si.

selaku Dosen Penguji 2 yang telah memberikan banyak saran dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Agus Supriono, SP., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan, nasihat dan motivasi dari awal perkuliahan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

6. Kedua orang tuaku, Chasanuddin dan Mariyah Ulfa, serta kakakku Tsuwaibah

Islamiyah dan Ni’mah Izzah, terima kasih atas doa, dukungan, semangat,

kesabaran, pengorbanan dan kasih sayang yang telah diberikan demi

terselesainya skripsi ini.

7. Bapak Basri sebagai Ketua Gabungan Kelompok Tani di Desa Sumberejo,

Bapak Imam Zarkoni, Bapak Suryadi, Bapak Muallim, dan Bapak Supadi

Page 13: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xii

8. sebagai Ketua Kelompok Tani yang telah mendukung dan membantu selama

pencarian data dan penelitian hingga terselesainya skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan, M. Yusron David Wahyudi, Eko Hari Cahyo,

Abdul Wahid, Richie Alfa, Alm. Moh. Ainul Yaqin, Yustika Prima Prabasiwi,

Maftuhatul Hidayah, Syifa Faidatul Ummah, Melysa Regina Pratiwi, dan Ayu

Kharismadani. Terimakasih atas perjalanan hidup yang berkesan dan

terimaksih atas dukungan, semangat, kebersamaan, keceriaan, kekompakan

dalam berbagi ilmu, dan doa selama menjadi mahasiswa.

10. Farullah Fariki, Febrina Nuli Hapsari, Sugiarti Nurhakimah, serta seluruh

teman-teman Agribisnis Universitas Jember angkatan 2015 atas semua

bantuan dan kebersamaan selama menjadi mahasiswa.

11. Semua pihak Dinas yang terkait, khususnya yang telah menjadi responden

dalam penelitian ini, dan semua pihak yang telah membantu terselesainya

karya ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah tertulis ini masih

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Semoga karya ilmiah tertulis ini dapat memberikan manfaat bagi

para pembaca.

Jember, 9 Juli 2019

Penulis

Page 14: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

HALAMAN PEMBIMBINGAN .......................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. vi

RINGKASAN ...................................................................................................... vii

SUMMARY .......................................................................................................... ix

PRAKATA ............................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 10

1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................ 10

1.3.2 Manfaat Penelitian ...................................................................... 10

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12

2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 12

2.2 Landasan Teori ................................................................................ 16

2.2.1 Tanaman kubis ............................................................................ 16

2.2.2. Budidaya Kubis .......................................................................... 18

2.2.3 Konsep Usahatani ........................................................................ 20

2.2.4 Teori Produksi ............................................................................. 21

2.2.5 Fungsi Produksi Cobb-Douglas ............................................... 25

Page 15: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xiv

2.2.6 Pendugaan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Stochastic

Frontier .......................................................................................... 27

2.2.7 Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor Produksi .................... 29

2.3 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 31

2.4 Hipotesis ............................................................................................ 36

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 37

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ............................................ 37

3.2 Metode Penelitian............................................................................. 37

3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 38

3.4 Metode Pengambilan Contoh.......................................................... 39

3.5 Metode Analisis Data ....................................................................... 42

3.6 Definisi Operasional......................................................................... 46

BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ............................... 49

4.1 Keadaan Wilayah Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember ......................................................................... 49

4.2 Keadaan Penduduk Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember ......................................................................... 50

4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ........ 51

4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..... 52

4.3 Karakteristik Responden ................................................................ 53

4.3.1 Jenis Kelamin Responden ..................................................... 53

4.3.2 Tingkat Pendidikan Responden ........................................... 53

4.3.3 Umur Responden ................................................................... 54

4.3.4 Pengalaman Usahatani Responden ...................................... 55

4.3.5 Kepemilikan Lahan Responden ........................................... 55

4.4 Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember ......................................................................... 56

Page 16: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xv

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 61

5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kubis

di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten ................... 61

5.2 Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-faktor Produksi

Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember ......................................................................... 74

5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Teknis

Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usahatani Kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember .................. 77

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 83

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 83

6.2 Saran ................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85

LAMPIRAN ......................................................................................................... 89

Page 17: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xvi

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

1.1 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran Tahun

2015-2017 di Indonesia ...…………………………………………

1

1.2 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran Kubis

Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2015-2017 …………………

3

1.3 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran Kubis

Menurut Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2015-2017 ….

4

1.4 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran Kubis

Menurut Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2015-2017 ……

6

1.5 Luas Panen, Produksi, Produksitivitas Tanaman Kubis dan Share

Produksi Kubis Berdasarkan Desa di Kecamatan Ambulu Tahun

2017 ………………………………………………………………..

8

3.1 Data Kelompok Tani, Jumlah Petani dan Perhitungan Sampel

Petani Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember ……………………………………………………………..

41

4.1 Penggunaan Lahan Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember Tahun 2017 ……………………………………

49

4.2 Jumlah penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember tahun 2017 ………………

50

4.3 Jumlah penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember tahun 2017 ………………

50

4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember tahun 2017………………

51

Page 18: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xvii

4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Tahun 2017 …

52

4.6 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan petani kubis di

Desa Sumberejo tahun 2018 ………………………………………

53

4.7 Sebaran Responden Menurut Umur Petani Kubis di Desa

Sumberejo Tahun 2018 ……………………………………………

54

4.8 Sebaran Responden Menurut Pengalaman Petani Kubis di Desa

Sumberejo Tahun 2018 ……………………………………………

55

4.9 Sebaran Responden Menurut Kepemilikan Lahan Petani Kubis di

Desa Sumberejo Tahun 2018 ……………………………………...

55

5.1 Hasil Analisis Uji Multikolinearitas menggunakan Nilai Variance

Inflation Factor (VIF) dan Tolerance ……………………………...

61

5.2 Hasil Analisis Uji Autokorolasi menggunakan Durbin Watson…... 64

5.3 Deskripsi Statistik Faktor-faktor Produksi dan Faktor Inefisiensi

Teknis Usahatani Kubis bulan April-Juli 2018 ……………………

62

5.4 Pendugaan Model Fungsi Produksi Usahatani Kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu bulan April-Juli 2018 dengan

metode OLS ……………………………………………………….

65

5.5 Pendugaan Model Fungsi Produksi Usahatani Kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu bulan April-Juli 2018 dengan

menggunakan Metode MLE ………………………………………

66

5.6 Deskripsi Statistik Pencapaian Efisiensi Teknis Usahatani Kubis di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu pada Bulan April-Juli 2018...

74

5.7 Distribusi Pencapaian Efisiensi Teknis dari masing-masing Petani

Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu ……………………

76

5.8 Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Efisiensi Teknis

Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usahatani Kubis di Desa

Sumberejo pada Bulan April-Juli 2018 ……………………………

77

5.9 Pendugaan Parameter Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Inefisiensi Teknis Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu …………………………………………………………….

79

Page 19: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xviii

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

2.1 Tahap-tahap Produksi pada Hukum (The Law of Diminishing

Return) ………………………………………………………..

23

2.2 Fungsi Produksi Stochastic Frontier ……………………………. 29

2.3 Kurva frontier isokuan ………………………………………. 30

2.4 Skema Kerangka Pemikiran …………………………………. 35

5.1 Gambar Pola Scatterplot ……………………………………... 62

5.2 Grafik Normal P-Plot ………………………………………... 63

5.3 Hubungan Nilai Rata-rata Efisiensi Teknis dengan Fungsi

Produksi Stochastic Frontier ……………………………………...

75

Page 20: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Sayuran

Semusim di Indonesia Tahun 2015-2017……………………..

89

1.2 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kubis

Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2015-2017 ……………

90

1.3 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kubis

Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2015-2017 ………

92

1.4 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kubis

Menurut Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2015-2017 .

94

1.5 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kubis Menurut Desa

di Kecamatan Ambulu Tahun 2017 ………………………….

96

1.6 Data Share Produksi Komoditas Sayuran Semusim di

Indonesia Tahun 2015-2017 ………………………………….

97

1.7 Data Pertumbuhan Produksi Komoditas Sayuran Semusim di

Indonesia Tahun 2015-2017 ………………………………….

98

1.8 Data Share Produksi Tanaman Kubis Menurut Provinsi di

Indonesia Tahun 2015-2017 ………………………………….

99

1.9 Data Pertumbuhan Produksi Tanaman Kubis Menurut

Provinsi di Indonesia Tahun 2015-2017 …………………….

101

1.10 Data Share Produksi Tanaman Kubis Menurut Kabupaten di

Jawa Timur Tahun 2015-2017 ……………………………….

103

1.11 Data Pertumbuhan Produksi Tanaman Kubis Menurut

Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2015-2017 ………………

105

1.12 Data Share Produksi Tanaman Kubis Menurut Kecamatan di

Kabupaten Jember Tahun 2015-2017 ………………………..

107

1.13 Data Pertumbuhan Produksi Tanaman Kubis Menurut

Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2015-2017 ………...

109

Page 21: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xx

1.14 Data Share Produksi Menurut Desa di Kecamatan Ambulu

Tahun 2017 …………………………………………………...

111

5.1 Data Luas Luas Lahan dan Tingkat Produksi Petani Kubis di

Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018 ……………………..

112

5.2 Data Penggunaan Pupuk Kimia dan Organik Petani Kubis di

Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018 ……………………..

114

5.3 Data Penggunaan Bibit Petani Kubis di Desa Sumberejo

Bulan April- Juli 2018 ………………………………………..

116

5.4 Data Penggunaan Pestisida Petani Kubis di Desa Sumberejo

Bulan April- Juli 2018 ………………………………………

118

5.5 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pengolahan Tanah

Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018 ...

120

5.6 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Penanaman Usahatani

Kubis di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018 ……………

122

5.7 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Perawatan Usahatani

Kubis di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018 ……………

124

5.8 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pengairan Usahatani

Kubis di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018 …………..

126

5.9 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pemupukan Usahatani

Kubis di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018 ……………

128

5.10 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pengendalian Hama

Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018 ..

130

5.11 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pemanenan Usahatani

Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018 …………..

132

5.12 Data Jumlah Keseluruhan Tenaga Kerja Usahatani Kubis di

Desa Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018 ……………….

135

5.13 Data Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kubis

di Desa Sumberejo Tahun 2018 ……………………………..

136

5.14 Data Faktor yang Mempengaruhi efisiensi Teknis Usahatani

Kubis di Desa Sumberejo Tahun 2018 ……………………….

138

Page 22: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

xxi

5.15 Data Logaritma Natural (Ln) Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Bulan April-

Juli 2018 ……………………………………………………..

140

5.16 Hasil Uji Asumsi Klasik dengan Analisis SPSS …………….. 142

5.17 Data Flowchart Analisis Frontier ……………………………….. 147

5.18 Data Hasil Output Analisis Frontier …………………………. 148

5.19 Kuisioner untuk Responden (Petani Kubis) …………………. 154

Dokumentasi …………………………………………………. 159

Page 23: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kubis (Brassica Oleracea) merupakan salah satu komoditas sayuran yang

memiliki nilai ekspor tertinggi tanaman sayuran. Rata-rata ekspor kubis pertahun

dalam kurun waktu 2013-2017 mencapai 4.500 ton per tahun. Tanaman kubis

bahkan mencatatkan diri sebagai komoditas sayuran yang paling banyak diekspor

dibandingkan jenis sayuran lain seperti jagung manis, bawang merah, selada dan

sebagainya, bahkan tanaman kubis Indonesia mampu menembus pasar luar negeri

seperti Jepang, Malaysia, Taiwan, Singapura hingga Uni Emirat Arab

(Kementrian Pertanian, 2018).

Kubis juga merupakan tanaman sayuran yang memberikan kontribusi

terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan beberapa tanaman

sayuran lain seperti cabai besar, bawang merah, cabai rawit, tomat, kentang, dan

bawang daun. Berikut disajikan data rata-rata produksi, rata-rata share produksi

dan rata-rata pertumbuhan produksi komoditas hortikultura sayuran di Indonesia

tahun 2015-2017.

Tabel 1.1 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran Tahun

2015-2017 di Indonesia

No Komoditas

Tahun 2015-2017

Rata-rata

Produksi

(ton/tahun)1)

Rata-rata Share

Produksi 2)

Rata-rata

Pertumbuhan

Produksi 3)

(%) Ranking (%) Ranking

1 Bawang Daun 520.298 4,50 10 -0,0007 14

2 Bawang Merah 1.382.068 11,96 2 0,0966 6

3 Bawang Putih 14.465 0,13 21 -0,4327 22

4 Kacang Merah 51.307 0,44 18 0,4388 1

5 Kembang Kol 138.035 1,19 17 0,1383 5

6 Kentang 1.199.019 10,38 3 -0,0225 18

7 Kubis 1.466.390 12,69 1 0,0009 13

8 Lobak 21.125 0,18 20 0,0289 9

9 Petsai/Sawi 213.204 5,28 7 0,0228 10

10 Wortel 532.463 4,61 9 0,0142 12

11 Bayam 152.879 1,32 16 -0,0035 15

12 Buncis 281.962 2,44 15 -0,0207 17

13 Cabai Besar 754.105 9,51 4 0,0770 7

14 Cabai Rawit 979.702 8,48 5 0,1559 4

Page 24: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

2

Lanjutan Tabel 1.1 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran

Tahun 2015-2017 di Indonesia

No Komoditas

Tahun 2015-2017

Rata-rata

Produksi

(ton/tahun)1)

Rata-rata Share

Produksi 2)

Rata-rata

Pertumbuhan

Produksi 3)

(%) Ranking (%) Ranking

15 Jamur 26.034 0,23 19 -0,3438 21

16 Kacang Panjang 388.257 3,36 13 -0,0183 16

17 Kangkung 291.207 2,52 14 -0,0379 20

18 Ketimun 434.273 3,76 12 -0,0257 17

19 Labu Siam 533.797 4,62 8 0,1693 2

20 Paprika 6.102 0,05 22 0,1675 3

21 Terung 519.826 4,50 11 0,0207 11

22 Tomat 907.961 7,86 6 0,0482 8

Jumlah Total 10.814.477 100.00 0,0381

*Keterangan: 1) dari Lampiran 1.1

2) dari Lampiran 1.6

3) dari Lampiran 1.7

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa kubis merupakan tanaman

sayuran yang memiliki rata-rata produksi paling tinggi pada tahun 2015-2017

sebesar 1.466.390 ton/tahun. Tanaman kubis juga memiliki rata-rata nilai

kontribusi (share) produksi paling tinggi dibandingkan tanaman lain seperti

bawang merah, kentang, cabai rawit, dan lain-lain. Tanaman kubis menempati

rangking pertama share produksi pada komoditas tanaman sayuran semusim di

Indonesia dengan nilai rata-rata sebesar 12,69%, namun tanaman kubis memiliki

permasalahan dalam pertumbuhan produksi. Nilai rata-rata pertumbuhan produksi

tanaman kubis dari tahun 2015-2017 hanya 0,0009% dan menempati rangking ke-

13 pertumbuhan produksi menurut tanaman sayuran semusim di indonesia. Nilai

tersebut menunjukkan tanaman kubis di Indonesia mengalami pertumbuhan yang

tetap atau pertumbuhannya relatif sangat kecil tidak mencapai 1%.

Produksi tanaman kubis di Indonesia disumbangkan oleh beberapa

provinsi penghasil kubis yang ada di Indonesia. Salah satu provinsi penghasil

kubis di Indonesia diantaranya yaitu, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur,

Sumatra Utara, dan Sulawesi Utara. Berikut disajikan data rata-rata produksi, rata-

rata share produksi dan rata-rata pertumbuhan produksi komoditas hortikultura

sayuran kubis menurut provinsi di Indonesia tahun 2015-2017.

Page 25: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

3

Tabel 1.2 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran Kubis

Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2015-2017

No Provinsi

Tahun 2015-2017

Rata-rata

Produksi

(ton/tahun)1)

Rata-rata Share

Produksi 2)

Rata-rata

Pertumbuhan

Produksi 3)

(%) Ranking (%) Ranking

1 Aceh 8.302 0,5594 14 0,0005 23

2 Sumatra Utara 178.888 12,0545 5 0,0003 24

3 Sumatra Barat 88.571 5,9685 6 0,0002 25

4 Riau - - - - -

5 Jambi 28.090 1,8929 11 0,0351 12

6 Sumatra Selatan 4.347 0,2929 16 0,0096 14

7 Bengkulu 79.400 5,3504 7 0,0021 21

8 Lampung 10.529 0,7095 12 0,0036 20

9 Bangka B - - - - -

10 Kepulauan Riau - - - - -

11 Dki Jakarta - - - - -

12 Jawa Barat 297.978 20,0795 2 0,0021 22

13 Jawa Tengah 326.344 21,9910 1 0,0196 14

14 Di Yogyakarta 1 0,0000 - -0,5000 28

15 Jawa Timur 267.910 18,0534 3 0,0074 17

16 Banten 1 0,0001 29 -0,5000 29

17 Bali 38.923 2,6229 10 0,0323 13

18 NTB 6.986 0,4708 15 0,0057 19

19 NTT 3.390 0,2284 18 0,5908 5

20 Kalimantan Bar 65 0,0044 22 0,2554 8

21 Kalimantan Teng 2 0,0001 28 0,4167 6

22 Kalimantan Sel 23 0,0015 26 0,0916 10

23 Kalimantan Tim 51 0,0034 24 0,2089 9

24 Kalimantan Ut 53 0,0036 23 -0,5000 30

25 Sulawesi Ut 70.920 4,7790 8 0,0001 26

26 Sulawesi Teng 10.134 0,6829 13 1,3793 3

27 Sulawasi Sel 58.272 3,9267 9 0,0000 27

28 Sulawesi Tengg 196 0,0132 21 0,0562 11

29 Gorontalo - - - - -

30 Sulawesi Barat 11 0,0007 27 0,2978 7

31 Maluku 408 0,0275 20 0,0072 18

32 Maluku Utara 45 0,0030 25 1,0612 4

33 Papua Barat 427 0,0288 19 3,4802 2

34 Papua 3.723 0,2509 17 0,0144 15

Jumlah Total 1.483.989 100,000 0,0034

*Keterangan: 1) dari Lampiran 1.2

2) dari Lampiran 1.8

3) dari Lampiran 1.9

Page 26: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

4

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa Jawa Timur merupakan salah

satu produsen penyumbang kubis terbesar setelah provinsi Jawa Tengah dan Jawa

Barat. Nilai rata-rata produksi kubis pada tahun 2015-2017 di Jawa Timur yaitu

sebesar 267.910 ton/tahun. Jawa Timur juga memiliki nilai rata-rata kontribusi

(share) produksi kubis sebesar 18,0534% dan menempatkan Jawa Timur

dirangking kontribusi (share) ke-3 menurut provinsi di Indonesia, namun Jawa

Timur memiliki permasalahan yakni nilai pertumbuhan produksi pada tahun

2015-2017 hanya sebesar 0,0074% dan menampatkan Jawa Timur di rangking ke-

17 pertumbuhan produksi menurut provinsi di Indonesia. Nilai tersebut

menunjukkan Jawa Timur mengalami permasalahan yaitu dalam pertumbuhan

produksi usahatani kubis, dimana produksi tanaman kubis di Jawa Timur

mengalami pertumbuhan produksi yang tetap atau pertumbuhannya relatif sangat

kecil.

Hal ini dapat bisa disebabkan karena usahatani kubis di Jawa Timur

mayoritas ditanam pada dataran rendah, sedangkan usahatani kubis lebih efisien

apabila ditanam pada dataran tinggi. Berikut disajikan data rata-rata produksi,

rata-rata share produksi dan rata-rata pertumbuhan produksi komoditas

hortikultura sayuran kubis menurut kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur

tahun 2015-2017.

Tabel 1.3 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran Kubis

Menurut Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2015-2017

No Kabupaten

Tahun 2015-2017

Rata-rata

Produksi

(ton/tahun)1)

Rata-rata Share

Produksi 2)

Rata-rata

Pertumbuhan

Produksi 3)

(%) Ranking (%) Ranking

1 Pacitan 7 0,003 17 -0,50 17

2 Ponorogo 5.525 2,384 8 0,05 9

3 Trenggalek 60 0,026 15 -0,50 16

4 Tulungagung 403 0,174 12 0,05 10

5 Blitar 1.696 0,732 10 1,11 1

6 Kediri 28 0,012 16 -0,65 18

7 Malang 33.543 20,237 2 0,14 6

8 Lumajang 11.803 5,093 6 0,03 11

9 Jember 3.574 1,542 9 -0,26 14

10 Banyuwangi 951 0,410 11 -0,05 12

11 Bondowoso 15.431 6,658 5 0,51 3

Page 27: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

5

Lanjutan Tabel 1.3 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran

Kubis Menurut Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun

2015-2017

No Kabupaten

Tahun 2015-2017

Rata-rata

Produksi

(ton/tahun)1)

Rata-rata Share

Produksi 2)

Rata-rata

Pertumbuhan

Produksi 3)

(%) Ranking (%) Ranking

12 Situbondo - - - - -

13 Probolinggo 33.256 14,349 3 0,46 5

14 Pasuruan 78.851 34,021 1 0,08 8

15 Sidoarjo - - - - -

16 Mojokerto 324 0,140 14 0,87 2

17 Jombang - - - - -

18 Nganjuk - - - - -

19 Madiun - - - - -

20 Magetan 25.007 10,790 4 0,10 7

21 Ngawi 367 0,158 13 0,48 4

22 Bojonegoro - - - - -

23 Tuban - - - - -

24 Lamongan - - - -

25 Gresik - - - - -

26 Bangkalan - - - - -

27 Sampang - - - - -

28 Pamekasan 3 0,001 18 -0,41 15

29 Sumenep - - - - -

Kota

30 Kediri - - - - -

31 Blitar - - - - -

32 Malang - - - - -

33 Pasuruan - - - - -

34 Probolinggo - - - - -

35 Mojokerto - - - - -

36 Madiun - - - - -

37 Surabaya - - - - -

38 Batu 7.581 3,271 7 -0,07 13

Jumlah Total 218.411 100,000 0,13

*Keterangan: 1) dari Lampiran 1.3

2) dari Lampiran 1.10

3) dari Lampiran 1.11

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2015-2017

Kabupaten Jember merupakan 10 penghasil kubis terbesar di Jawa Timur.

Kabupaten Jember memiliki nilai rata-rata produksi pada tahun 2015-2017

sebesar 3.574 ton/tahun, selain itu Kabupaten Jember juga memiliki nilai rata-rata

kontribusi (share) sebesar 1,542% dan menempati rangking ke-9 menurut

Page 28: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

6

kabupaten yang ada di Jawa Timur tahun 2015-2017. Tanaman kubis di

Kabupaten Jember memiliki nilai rata-rata pertumbuhan produksi tahun 2015-

2017 yang sebesar -0,26%, dan menempati rangking ke-14 pertumbuhan produksi

menurut Kabupaten di Jawa Timur. Nilai tersebut menunjukkan Kabupaten

Jember memiliki permasalahan dalam hal partumbuhan produksi tanaman kubis,

dimana Kabupaten Jember mengalami pertumbuhan produksi yang negatif atau

cenderung menurun.

Beberapa kecamatan penghasil kubis di Kabupaten Jember diantaranya

yaitu Kecamatan Wuluhan, Puger, Ambulu, Balung dan Panti. Berikut disajikan

data rata-rata produksi, rata-rata share produksi dan rata-rata pertumbuhan

produksi komoditas hortikultura sayuran kubis menurut kecamatan di Kabupaten

Jember tahun 2015-2017.

Tabel 1.4 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran Kubis

Menurut Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2015-2017

No Kecamatan

Tahun 2015-2017

Rata-rata

Produksi

(ton/tahun)

Rata-rata Share

Produksi

Rata-rata

Pertumbuhan

Produksi

(%) Ranking (%) Ranking

1 Kencong - - - - -

2 Gumukmas - - - - -

3 Puger 70,067 2,35 3 -0,46 4

4 Wuluhan 2.2369 74,91 1 -0,93 9

5 Ambulu 553,833 18,55 2 -0,74 7

6 Tempurejo - - - - -

7 Silo - - - - -

8 Mayang - - - - -

9 Mumbulsari - - - - -

10 Jenggawah 46,97 1,57 6 2,00 1

11 Ajung - - - - -

12 Rambipuji - - - - -

13 Balung 28,33 0,95 8 0,54 2

14 Umbulsari - - -

15 Semboro - - - - -

16 Jombang - - - - -

17 Sumberbaru - - - - -

18 Tanggul - - - - -

19 Bangsalsari 3,03 0,10 10 0,01 3

Page 29: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

7

Lanjutan Tabel 1.4 Rata-rata Produksi, Rata-rata Share Produksi dan Rata-rata

Pertumbuhan Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran

Kubis Menurut Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun

2015-2017

No Kecamatan

Tahun 2015-2017

Rata-rata

Produksi

(ton/tahun)

Rata-rata Share

Produksi

Rata-rata

Pertumbuhan

Produksi

(%) Ranking (%) Ranking

20 Panti 42,77 1,43 7 -0,60 6

21 Sukorambi - - - - -

22 Arjasa - - - - -

23 Pakusari 4,10 0,14 9 -0,50 5

24 Kalisat - - - - -

25 Ledokombo - - - - -

26 Sumberjambe - - - - -

27 Sukowono - - - - -

28 Jelbuk - - - - -

29 Kaliwates - - - - -

30 Sumbersari - - - - -

31 Patrang - - - - -

Jumlah Total 3.574 100,00 -0,26

*Keterangan: 1) dari Lampiran 1.4

2) dari Lampiran 1.12

3) dari Lampiran 1.13

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa Kecamatan Ambulu

merupakan salah satu kecamatan penghasil kubis di Kebupaten Jember.

Kecamatan Ambulu memiliki nilai rata-rata pertumbuhan produksi kubis pada

tahun 2015-2017 sebesar 553,833 ton/tahun. Kecamatan Ambulu juga memiliki

nilai rata-rata kontribusi (share) produksi kubis pada tahun 2015-2017 sebesar

18,55 ton dan Kecamatan Ambulu menempati rangking kedua nilai rata-rata

kontribusi (share) produksi kubis menurut Kecamatan di Kabupaten Jember.

Kecamatan Ambulu memiliki nilai rata-rata pertumbuhan produksi sebesar -

0,74% dan menempatkan Kecamatan Ambulu dirangking ke-6 pertumbuhan

produksi menurut Kecamatan di Kabupaten Jember.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan Ambulu mengalami

permasalahan yaitu pertumbuhan produksi yang negatif dan relatif kecil

dibandingkan beberapa kecamatan lainya seperti Kecamatan Jenggawah, Balung,

Page 30: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

8

dan Bangsalsari. Hal ini dapat disebabkan oleh produktivitas kubis di Kecamatan

Ambulu yang masih dibandingkan kecamatan penghasil kubis lainya dan dibawah

tingkat produktivitas usahatani kubis kabupaten (Lampiran 1.4). Usahatani kubis

di Kecamatan Ambulu juga masih menggunakan benih bervarietas lama, yakni

varietas Green Coronet meskipun beberapa kecamatan lainya mencoba mengganti

dengan varietas baru seperti varietas Formula 1.

Kecamatan Ambulu memiliki beberapa desa yang mayoritas

masyarakatnya menanam tanaman kubis. Berikut merupakan data rata-rata

produksi, rata-rata share produksi dan rata-rata pertumbuhan produksi komoditas

hortikultura sayuran kubis menurut Desa di Kecamatan Ambulu tahun 2015-2017.

Tabel 1.5 Luas Panen, Produksi, Produksitivitas Tanaman Kubis dan Share

Produksi Kubis Berdasarkan Desa di Kecamatan Ambulu Tahun 2017

Desa

Luas

Panen

(Ha)

Produktivitas

(ton/Ha)

Produksi

(ton) 1)

Share produksi 2)

% Rangking

Andongsari 8 8,62 69 11,44 3

Karanganyar 3 8,66 26 4,31 4

Pontang 2 5,50 11 1,82 5

Sabrang 14 13,28 186 30,85 2

Sumberejo 29 10,24 297 49,25 1

Tegal sari 1 6,00 6 1,00 7

Ambulu 1 8,00 8 1,33 6

Total 61 9,88 603 100,00

*Keterangan: 1) dari Lampiran 1.5

2) dari Lampiran 1.14

Berdasarkan Tabel 1.5 dapat diketahui Desa Sumberejo merupakan desa

yang memiliki luas panen tertinggi yaitu sebesar 29 Ha dan juga memiliki

produksi kubis tertinggi di Kecamatan Ambulu pada tahun 2017 sebesar 297 ton

dengan produktivitas 10,24 ton/Ha. Desa Sumberejo memiliki nilai share

produksi kubis sebesar 49,25% dan menempatkan Desa Sumberejo dirangking

pertama share produksi menurut desa di Kecamatan Ambulu. Nilai tersebut

menunjukkan Desa Sumberejo memiliki kontribusi paling besar di Kecamatan

Ambulu, namun Desa Sumberejo memiliki permasalahan dalam hal produktivitas

usahatani kubis yang masih rendah dan masih dibawah produktivitas kubis di desa

lain yakni Desa Sabrang.

Page 31: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

9

Masyarakat Desa Sumberejo menanam kubis pada periode bulan April -

November. Masa tanam kubis yang dilakukan oleh petani kubis di Desa

Sumberejo bisa dilakukan 1-2 kali musim tanam dalam setahun. Masa tanam

kubis dilakukan setelah pergantian dengan tanaman padi. Jenis kubis yang

ditanam oleh petani kubis di Desa Sumberejo yaitu jenis kubis putih varietas

Green Coronet. Kubis varietas Green Coronet merupakan varietas kubis unggul

yang memiliki kandungan air yang lebih rendah dan tidak mudah busuk serta

memiliki krop yang rapat dan tebal. Tanaman kubis memerlukan masa tanam

sekitar ± 90 hari setelah masa tanam.

Berdasarkan fenomena yang ada di Desa Sumberejo, usahatani kubis

masih memiliki kendala dalam hal produktivitas. Menurut buku pedoman yang

dianjurkan oleh Petugas Penyuluhan Lapang di Desa Sumberejo bahwa

penggunaan pupuk kimia yang sesuai yaitu sekitar 800ton/ha untuk semua jenis

pupuk kimia dan masing-masing pupuk urea 150kg/ha, ZA 250kg/ha, NPK

200kg/ha, dan Kcl 200kg/ha, namun kondisi yang ada dilapang yaitu penggunaan

pupuk kimia oleh petani kubis di Desa Sumberejo masih belum sesuai dengan

anjuran pedoman. Penggunaan pupuk kimia oleh petani kubis di Desa Sumberejo

digunakan dalam jumlah yang besar dan berlebihan yakni berkisar 1200kg/ha.

Penggunaan pupuk kimia di Desa Sumberejo tidak diimbangi dengan

penggunaan pupuk organik yang sesuai. Penggunaan pupuk organik yang

dianjurkan oleh petugas penyuluh lapang dalam buku pedoman yakni sekitar 15-

20 ton/ha, namun penggunaan pupuk organik yang digunakan oleh petani dalam

usahatani kubis di Desa Sumberejo hanya berkisar 5 ton/ha dan penggunaan

pupuk yang digunakan oleh petani masih jauh dari anjuran yang diberikan oleh

petugas penyuluh lapang.

Selain itu, menurut buku pedoman yang dianjurkan oleh Petugas

Penyuluhan Lapang di Desa Sumberejo yaitu jarak tanam usahatani kubis paling

efisien yaitu 60 x 40 cm, namun kondisi yang ada dilapang rata-rata jarak tanam

yang digunakan oleh petani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu yaitu

70 x 50 cm. Penentuan dan penyesuaian jarak tanam juga bisa mempengaruhi

input produksi lainya seperti bibit.

Page 32: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

10

Kondisi lain yang ada dilapang, bahwa usahatani kubis di Desa Sumberejo

masih belum pernah dilakukan pelatihan dan penyuluhan tentang usahatani kubis

kepada petani. Berdasarkan beberapa fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk

membahas tentang faktor yang mempengaruhi produksi usahatani kubis, tingkat

efisiensi teknis produksi usahatani kubis dan faktor yang mempengaruhi tingkat

inefisiensi usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember.

1.2 Rumusan Masalah

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi usahatani kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember?

2. Bagaimana tingkat efisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis usahatani

kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi usahatani

kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

2. Untuk mengetahui tingkat efisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis

usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah, dapat dijadikan sebagai acuan untuk membuat kebijakan

tentang pengembangan komoditas tanaman hortikultura khususnya tanaman

sayuran, yakni tanaman kubis.

Page 33: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

11

2. Bagi petani, dapat dijadikan sebagai pengetahuan untuk pengembangan

usahatani kubis dan peningkatan produksi dengan mengetahui efisiensi teknis.

3. Bagi peneliti, dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut tentang pengembangan usahatani kubis.

Page 34: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

12

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian Rifqie (2008) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kubis (Studi Empiris di Desa Cimenyan

Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung)” menyatakan bahwa faktor-faktor

yang diduga mempengaruhi produksi usahatani kubis di Desa Cimenyan

Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung diantaranya: (a) benih, (b) pupuk

kandang, (c) pupuk kimia, (d) tenaga kerja, (e) pestisida padat, dan (f) pestisida

cair. Setelah dianalisis menggunakan alat analisis Cobb-Douglas, didapatkan

bahwa faktor-faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan dengan

elastisitas positif adalah: (a) benih, (b) pupuk kandang, (c) pupuk kimia, dan (d)

pestisida padat. Faktor-faktor produksi yang tidak berpengaruh secara signifikan

adalah: (a) tenaga kerja dan, (b) pestisida cair.

Variabel benih memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,325. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap penambahan benih sebesar satu % akan menyebabkan

peningkatan produksi kubis sebesar 0,325 %. Variabel pupuk kandang memiliki

nilai koefisien regresi sebesar 0,483. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

penambahan pupuk kandang sebesar satu % akan meningkatan produksi kubis

sebesar 0,483%. Variabel pupuk kimia memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0,311. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan pupuk kimia sebesar satu

% akan menyebabkan peningkatan produksi kubis sebesar 0,311 %. Variabel

pestisida padat memiliki nilai koefisien regresi pupuk kandang adalah 0,0116. Hal

ini menunjukkan bahwa setiap penambahan pestisida padat sebesar satu % akan

menyebabkan peningkatan produksi kubis sebesar 0,0116 %.

Menurut penelitian Warni (2017) yang berjudul “Analisis produksi

Usahatani Kubis Brassica Oleracea var. Capitata di Kecamatan Kejajar

Kabupaten Wonosobo” menyatakan bahwa faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi usahatani kubis di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

diantaranya (a) luas lahan, (b) bibit, (c) tenaga kerja dalam keluarga, (d) tenaga

kerja luar keluarga, (e) pupuk organik, (f) pupuk urea, (g) pupuk NPK, dan (h)

Page 35: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

13

pestisida. Setelah dianalisis menggunakan alat analisis Cobb-Douglas, didapatkan

bahwa faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi kubis di

Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo yaitu: (a) bibit, (b) tenaga kerja dalam

keluarga, dan (c) tenaga kerja luar keluarga, sedangkan faktor produksi yang tidak

berpengaruh nyata terhadap produksi kubis di Kecamatan Kejajar Kabupaten

Wonosobo adalah (a) luas lahan, (b) pupuk organik, (c) pupuk urea, (d) pupuk

NPK dan (e) pestisida.

Variabel bibit memiliki nilai koefisien regresi sebesar 1,043 dengan tanda

positif menunjukkan ada hubungan searah dan dapat diartikan apabila ada

penambahan bibit sebesar 1%, maka produksi kubis akan bertambah 1,043%.

Variabel tenaga kerja dalam keluarga memiliki nilai koefisien sebesar 40,62 yang

menunjukkan ada hubungan positif dan dapat diartikan apabila ada penambahan

tenaga kerja dalam keluarga 1% maka produksi kubis akan bertambah sebesar

40,62%. Variabel tenaga kerja luar keluarga memiliki nilai koefisien sebesar

22,64 yang menunjukkan ada hubungan positif dan dapat diartikan apabila ada

penambahan tenaga kerja luar keluarga 1% maka produksi kubis akan bertambah

sebesar 22,64%.

Menurut penelitian Wibisono (2011) yang berjudul “Analisis Usaha Tani

Kubis (Studi Empiris di Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten

Magelang)” menyatakan bahwa Usahahatani kubis di Desa Banyuroto Kecamatan

Sawangan Kabupaten Magelang diduga belum efisien secara teknis. Setelah

dianalisis menggunakan alat analisis Stochastic Frontier, didapatkan bahwa nilai

rata-rata efisiensi teknis pada usahatani kubis di Desa Banyuroto Kecamatan

Sawangan Kabupaten Magelang sebesar 0,66. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

usahatani kubis di Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang

kurang (<) dari nilai 0,7 dan menunjukkan kondisi usahatani kubis belum efisien

sehingga perlu penyesuaian faktor produksi.

Menurut penelitian Darmansyah, dkk (2013) yang berjudul “Analisis

Efisiensi Teknis dan Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi pada Usahatani Kubis

di Desa Talang Belitar Kecamatan Sindang Kabupaten Rejang Lebong” yang

diantaranya menganalis efisiensi teknis usahatani kubis, menyatakan bahwa

Page 36: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

14

usahatani kubis Desa Talang Belitar Kecamatan Sindang Kabupaten Rejang

Lebong diduga masih belum efisien secara teknis. Setelah dianalisis menggunakan

alat analisis Stochastic Frontier, didapatkan bahwa nilai rata-rata efisiensi teknis

usahatani kubis di Desa Talang Belitar Kecamatan Sindang Kabupaten Rejang

Lebong sebesar 0,9119 atau 91,20 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

usahatani kubis di Desa Talang Belitar Kecamatan Sindang Kabupaten Rejang

Lebong lebih dari (>) 0,7 atau 70% dan menunjukkan bahwa usahatani kubis

sudah efisien secara teknis karena menyatakan bahwa faktor determinant yang

mempengaruhi tingkat efisiensi teknis.

Penelitian dari Darmansyah, dkk (2013) selain menganalisis efisiensi

teknis usahatani kubis, juga menganalisis faktor yang mempengaruhi efisiensi

teknis usahatani kubis Desa Talang Belitar Kecamatan Sindang Kabupaten Rejang

Lebong. Faktor yang diduga mempengaruhi inefisiensi teknis usahatani kubis

diantaranya: (a) umur petani, (b) pendidikan petani, (c) pengalaman petani, (d)

status lahan, dan (e) penggunaan teknologi. Setelah dianalisis menggunakan alat

analisis Stochastic Frontier, didapatkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata

terhadap inefisiensi teknis usahatani kubis pada taraf kepercayaan 90% yaitu: (a)

umur petani (b) penggunaan teknologi, dan (c) status lahan. sedangkan faktor

yang tidak berpengaruh terhadap efisiensi teknis usahatani kubis pada taraf

kepercayaan 90% (a) pendidikan petani (b) pengalaman berusahatani, tidak

berpengaruh nyata.

Variabel umur petani berpengaruh nyata secara positif terhadap efisiensi

teknis. Hal ini menunjukkan bahwa umur sudah sesuai dengan teori yang ada. Hal

ini dimungkinkan karena semakin bertambah umur maka semakin dewasa dalam

mengambil suatu kebijaksanaan dalam menentukan keputusan berusaha tani,

sehingga penggunaan faktor produksi dapat lebih efisien dan pada akhirnya dapat

meningkatkan produksi usaha tani kubis. Variabel penggunaan teknologi petani

berpengaruh nyata secara positif terhadap efisiensi teknis. Penggunaan Teknologi

oleh petani yaitu menggunakan pupuk pengkap (Urea, NPK, TSP dan KCl) D1 =

1 dan Sedangkan tidak salah satunya D =0. Hal ini dimungkinkan karena semakin

lengkap pupuk yang digunakan secara efisien oleh petani kubis didaerah

Page 37: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

15

penelitian, maka semakin cukup kebutuhan akan unsur hara tanah, sehingga akan

meningkatkan produksi kubis.Variabel status lahan berpengaruh nyta secara

positif terhadap efisiensi teknis. Status lahan milik sendiri lebih optimal dalam

penggunaan faktor produksi karena mimiliki sifat memiliki terhadap lahan

tersebut.

Menurut penelitian efisiensi teknis usahatani dari komoditas lain yang

hampir memiliki kesamaan dengan tanaman kubis dari penelitian Prathama (2012)

yang berjudul “Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Caisim:

Pendekatan Stochastic Production Frontier (Kasus Di Desa Ciaruteun Ilir,

Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)” menyatakan bahwa usahatani

caisim diduga masih belum efisien secara teknis. Setelah dianalisis menggunakan

alat analisis Stochastic Frontier, didapatkan bahwa nilai rata-rata efisiensi teknis

dari petani responden sebesar 0,70 atau 70% dari produksi maksimum. Nilai

tersebut menguatkan bahwa usahatani di Desa Ciaruteun Ilir telah cukup efisien

dan masih berpeluang untuk ditingkatkan sebesar 30 %. Dari 35% petani yang

menjadi responden, masih terdapat 17 petani (48,57 %) yang memiliki tingkat

efisiensi dibawah 0,7 (belum efisien secara teknis) dan sisanya 51,43 % sudah

efisien tetapi masih dapat terus ditingkatkan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

usahatani caisim di Di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Bogor sudah efisien secara teknis.

Menurut penelitian Hidayati (2016) yang berjudul “Pengaruh Efisiensi

Teknis dan Preferensi Risiko Petani terhadap Penerapan Usahatani Kubis Organik

di Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumatera Barat” menyatakan bahwa faktor

sosial ekonomi yang diduga mempengaruhi usahatani kubis organik yaitu variabel

status lahan, dan jarak lahan dengan rumah petani, sedangkan faktor sosial

ekonomi yang mempengaruhi kubis anorganik di Kecamatan Baso Kabupaten

Agam Sumatera Barat diantaranya: (a) umur, (b) pengalaman usahatani, dan (c)

keanggotaan dalam kelompok tani. Setelah dianalisis menggunakan alat analisis

Stochastic Frontier, didapatkan bahwa faktor-faktor sosial ekonomi yang

berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis usahatani kubis non organik adalah:

(a) umur, (b) pengalaman usahatani, dan (c) keanggotaan dalam kelompok tani.

Page 38: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

16

Variabel umur berpengaruh positif, sedangkan pengalaman usahatani, dan

keanggotaan dalam kelompok tani berpengaruh negatif terhadap inefisiensi teknis

usahatani kubis non organik.

Variabel umur berpengaruh negatif nyata terhadap penerapan pertanian

organik pada tanaman kubis. Tanda koefisien ini tidak sesuai dengan yang

diharapkan pada usahatani kubis organik. Variabel umur tidak berpengaruh nyata

terhadap penerapan pertanian organik pada tanaman kubis. Artinya, diterapkan

atau tidaknya pertanian organik pada tanaman kubis bukan karena muda atau

tuanya umur petani. Keikutsertaan petani dalam kelompok tani berpengaruh

negatif dan nyata terhadap penerapan pertanian organik pada tanaman kubis.

Tanda koefisien ini tidak sesuai dengan harapan. Hal ini bisa saja terjadi karena

kondisi di lapangan menunjukkan bahwa umumnya petani sampel (petani kubis

organik sebanyak 100 % dan petani kubis non organik sebanyak 75 %) tergabung

dalam kelompok tani. Variabel pengalaman petani berpengaruh negatif dan nyata

terhadap penerapan pertanian organik pada tanaman kubis. Tanda koefisien ini

tidak sesuai dengan harapan. Hal ini bisa terjadi karena kondisi di lapangan

menunjukkan bahwa umumnya petani sampel memiliki pengalaman >10 tahun

dan bisa dikatakan memiliki pengalaman lebih.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Tanaman kubis

Menurut Cahyono (1995), Kubis merupakan sayuran yang kaya akan

fikgutrien dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B, dan C. Kandungan pada

sayuran kubis ini adalah antioksidan alami, yang membantu mencegah kanker dan

penyakit jantung, mencegah radikal bebas dan lain sebagainya. Berdasarkan

taksonomi tanaman kubis menurut Pracaya (2012) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Page 39: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

17

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Capparales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica oleracea var. capitata L2

Kubis (Brassica oleracea) merupakan tanaman sayuran yang tumbuh

semusim (annual), artinya tumbuh vegetatif dan generatif (berbunga) pada tahun

(musim) yang sama. Kubis memiliki ciri khas membentuk krop. Pertumbuhan

awal ditandai dengan pembentukan daun secara normal. Pertumbuhan kubis

semakin dewasa daun-daunnya mulai melengkung ke atas hingga akhirnya

tumbuh sangat rapat bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong dan lebar seperti

kipas. Sistem perakaran kubis agak dangkal, akar tunggangnya bercabang-cabang

dan memiliki banyak akar serabut (Rukmana, 1994). Jenis-jenis tanaman kubis

yang ada di Indonesia terdiri dari:

a) Kubis Krop (Brassica oleracea L. var. cagitata L)

Kubis krop memiliki daun yang membentuk krop (telur) dan berwarna

putih sehingga sering disebut kubis telur atau kubis putih. Kubis ini dikatakan

sebagai kubis putih karena daun-daunnya menutup satu sama lain hingga

warnanya terlihat berwarna putih. Kubis yang satu ini memiliki nilai dagang

paling tinggi diantara kubis lainnya.

b) Kubis daun atau kailan (Brassica oleracea L. Var. gennipera D.C)

Kubis daun adalah kubis yang termasuk dalam jenis kale dan kailan,

disebut juga sebagai kubis kampung. Kubis Daunnya tidak membentuk krop dan

berwarna hijau.

c) Kubis Tunas (Brassica oleracea L. var. gennipera D.C)

Kubis ini disebut kubis tunas karena kepala kubis ini terbentuk pada

tunasnya. Tunas kubis ini tumbuh memenuhi seluruh batang. Tunas samping

dapat membentuk krop, sehingga dalam satu tanaman terdapat beberapa krop

kecil. Kubis ini memiliki nama lain kol brusel, karena kol brusel ini sebenarnya

telah ada sejak lama dan sentra budidaya kol brusel berlokasi di Belgia, Brusel.

Page 40: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

18

d) Kubis Bunga (Brassica oleracea L. var. bathytis L)

Jenis ini bakal bunganya mengembang, merupakan telur yang berbentuk

kerucut dan berwarna putih kekuning-kuningan yang bunganya berwarna hijau.

2.2.2. Budidaya Kubis

Teknik budidaya sayuran terutama untuk tanaman kubis (Brassica

oleracea L.) menurut Balai Penelitian Sayuran (Balitsa, 2007) sebagai berikut :

a) Syarat tumbuh

Tananaman kubis pada umumnya ditanam di daerah yang berhawa sejuk,

pada ketinggian 800-2000 m dpl dan bertipe iklim basah, namun ada pula kubis

yang dapat ditanam di dataran rendah pada ketinggian 200 m dpl. Pertumbuhan

optimum didapatkan pada tanah yang banyak mengandung humus, gembur, porus

dan pH tanah antara 6-7. Waktu tanam kubis yang baik dilakukan pada awal

musim hujan atau awal musim kemarau. Tanaman kubis juga dapat ditanam

sepanjang tahun dengan pemeliharaan lebih intensif.

b) Persemaian

Sebelum persemian benih tanaman kubis direndam terlebih dahulu dalam

air hangat atau larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Benih disemai merata

atau berbaris, sebelum bedengan dibasahi dengan air. Beih disebar merata pada

bedengan atau tempat penyemaian dengan media campuran tanah dan pupuk

kandang atau pupuk kompos. Bedengan persemaian diberi naungan atau atap dari

kasa atau plastik transparan untuk menghindar serangan OPT. Penyiraman

dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lahan setelah berumur 3-4 minggi atau

sudah memiliki 4-5 daun.

c). Penyiapan lahan

Pembersihan gulma ataupun rumput sekitar lahan, tanah dicangkul atau

dibajak sedalam 30 cm – 40 cm menjadi gembur, kemudian dibuat parit keliling

selebar 1 – 1,2 meter, tinggi 30 cm, panjang sesuai lahan, jarak antar bedeng 40

cm. Kemudian permukaan bedengan diratakan. Buat lubang tanam ukuran 30 x 30

x 30 cm atau 40 x 40 x 40 cm dan jarak tanam 50 x 60 cm. Tiap lubang tanam

diisi pupuk kandang 0,5 – 1 kg atau 15 – 20 kg/ha. Pengolahan tanah 14 – 30 hari

Page 41: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

19

sebelum tanam, arahnya diatur membujur utara dan selatan atau memperhatikan

kountur tanah untuk mencegah erosi.

d). Penanaman

Tanam kubis paling baik awal musim hujan (Oktober) atau awal musim

kemarau (Maret). Penanaman dapat dilakukan sepanjang musim asalkan sumber

air terpenuhi (musim kemarau) dan pengendalian OPT (musim penghujan).

Pemilihan benih harus cukup umur atau berdaun 4 helai, pertumbuhannya normal

dan sehat. Benih kubis ditanam sampai leher akar sambil ditekan tanahnya dari

samping hingga benih tumbuh tegak. Siram air hingga cukup basah terutama bila

tanahnya kering.

e). Pemeliharaan

Pengairan tanaman kubis dilakukan dengan diairi sekitar bedengan atau

disiram, pengairan 1 – 2 hari sekali dan selanjutnya dikurangi tetapi tanahnya

tidak boleh kekeringan. Penyiangan dilakukan 2 kali, pelaksanaannya bersamaan

dengan penggemburan tanah dan pemupukan pada umur 2 dan 4 minggu setelah

tanam. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan campuran N, P, dan K atau Urea

250 kg setara ZA 500 kg/ha, SP 36, KCL diberikan seluruhnya pada pemupukan

pertama, sedangkan Urea/ ZA separo dosis dan sisanya untuk pemupukan kedua.

Pemupukan pertama tiap tanaman kubis dipupuk 10 – 20 gram pupuk campuran.

Pengendalian OPT penting dilakukan untuk menghindari tanaman kubis rusak.

OPT yang menyerang tanaman kubis diantaranya ulat daun kubis, ulat krop kubis,

busuk hitam, bercak daun dan sebagainya. Pengendalian OPT bisa dilakukan

dengan pemanfaatan musuh alami, penggunaan pestisida kimia sesuai kebutuhan

dengan dosis yang sesuai.

f). Panen

Kubis dipanen pada umur 2 – 3 bulan setelah tanam di lahan, ciri-ciri

cukup umur, krop mencapai ukuran maksimum, padat atau kompak, bila dijentik

jari tangan berbunyi nyaring. Pemanenan terlambat berakibat kropnya pecah atau

retak-retak (busuk). Cara panen dengan mematahkan daun-daun tua sebelah

bawah krop, krop dipotong tepat dibagian bawahnya dan dimasukkan ke

keranjang, daun tua dan rusak dibersihkan. Waktu yang tepat untuk panen kubis

Page 42: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

20

adalah siang hari dari jam 09.00 – 15.30 dan saat tidak hujan. Menurut Cahyono

(1995), jika pemeliharaan kubis dilakukan secara intensif, maka produktivitas

potensial tanaman kubis yang dihasilkan dapat mencapai 40-60 ton per hektar.

2.2.3 Konsep Usahatani

Menurut Mosher (1968), usahatani merupakan pertanian rakyat dari

perkataan farm dalam bahasa Inggris. Mosher memberikan definisi farm sebagai

suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian

diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik,

penyakap atau manajer yang digaji. usahatani adalah himpunan dari sumber-

sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi

pertanian seperti tanah dan air, perbaikan- perbaikan yang dilakukan atas tanah

itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan

sebagainya .

Menurut Firdaus (2004), usahatani (farm) merupakan organisasi dari alam

(lahan), tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di sektor

pertanian. Organisasi tersebut berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh

seseorang atau sekumpulan orang sebagai pengelolanya. Usahatani juga

merupakan suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha

mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan

ketrampilan dengan tujuan produksi untuk menghasilkan sesuatu di sektor

pertanian

Menurut Hernanto (1993), ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari

cara-cara menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan

faktor-faktor produksi seefektif mungkin sehingga produksi yang dihasilkan

petani mendapatkan keuntungan dan pendapatan yang lebih besar. Usahatani

dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka

miliki dengan sebaik-baiknya, dan usahatani dapat dikatakan efisien bila

pemanfaatan sumberdaya tersebut mendapatkan output yang lebih besar dari pada

input yang dikeluarkan.

Page 43: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

21

Usahatani merupakan himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat

di suatu tempat yang diperlukan untuk produksi pertanian. Usahatani dapat berupa

usaha bercocok tanam atau memelihara ternak. Usahatani yang produktif berarti

usahatani itu produktivitasnya tinggi. Pengertian produktivitas tinggi yaitu

merupakan penggabungan antara konsep efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas

tanah atau lahan. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi (output) yang

diperoleh dari satu ke satuan input.

2.2.4 Teori Produksi

Produksi merupakan suatu proses mengubah input menjadi output

sehingga nilai barang tersebut akan bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau

jasa yang digunakan dalam proses produksi dan output adalah barang atau jasa

yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Produksi sering diartikan sebagai

penciptaan guna yang berarti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan manusia. Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan

untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga

lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi merupakan suatu fungsi

yang menunjukkan hubungan teknis antara hasil produksi fisik (output) dengan

faktor-faktor produksi (input) yang dikenal dengan istilah faktor relationship

(Hanafie, 2010).

Menurut Soekartawi (1990), faktor produksi adalah semua yang diberikan

atau dikeluarkan dalam suatu proses produksi untuk memperoleh hasil produksi.

Faktor produksi merupakan faktor penentu keberlanjutan suatu usaha, khususnya

usaha di bidang pertanian. Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani sangat

banyak sekali, beberapa diantaranya adalah lahan, tenaga kerja, modal, pupuk dan

obat-obatan yang digunakan dalam usahatani. Semakin baik penggunaan faktor

produksi maka usahatani yang dilakukan akan semakin efisien.

Menurut Sukirno (2011), fungsi produksi dijelaskan bahwa suatu kurva

yang menunjukkan tingkat produksi yang dicapai dengan berbagai jumlah tenaga

kerja yang digunakan dengan adanya perbedaan waktu dalam proses produksi.

Fungsi produksi dapat dibedakan atas empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah,

Page 44: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

22

modal, dan keahlian keusahawanan. Faktor tanah, modal dan keahlian dalam

analisis secara ekonomi merupakan faktor produksi yang tetap sedangkan tenaga

kerja merupakan faktor produksi yang dapat berubah sesuai dengan jumlahnya.

Faktor-faktor produksi fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus,

yaitu:

Q = f (K, L, R, T)

Keterangan:

Q = jumlah produksi

K = jumlah modal

L = jumlah tenaga kerja

R = kekayaan alam

T = Teknologi

Menurut Soekartawi (1990), fungsi produksi merupakan suatu hubungan

fisik atau hubungan teknis antara jumlah faktor produksi yang digunakan dengan

jumlah produksi yang dihasilkan per satuan waktu. hubungan Y dan X dapat

diketahui dan sekaligus hubungan X1….Xn dan X lainnya. Variabel yang

dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang menjelaskan biasanya berupa

input Secara matematis fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut:

Y= f (X1,X2, X3........Xn)

Keterangan:

Y = Produk yang dihasilkan

f = Fungsi

X= Faktor-faktor produksi

Hubungan antara faktor produksi variabel dapat ditunjukkan melalui

penggunaan kurva-kurva. Bentuk kurva dalam faktor produksi terdapat

bermacam-macam kurva. Macam-macam kurva yang menggambarkan produksi

suatu perusahaan tidak selalu sama , sebab adanya alokasi faktor produksi yang

berbeda-beda. Hubungan antara faktor produksi secara umum dapat digambarkan

oleh suatu macam kurva. Tingkat penggunaan faktor produksi dalam suatu proses

produksi, ada tiga buah kurva yang penting dipelajari yaitu kurva produk total,

Page 45: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

23

kurva produk rata-rata, dan kurva produk marginal. Kurva yang menunjukkan

hubungan antara faktor produksi yang digunakan dengan produk total yang

dihasilkan dinamakan kurva produk total (TP). Dimana dalam kondisi ini akan

terjadi peningkatan faktor produksi yang akan meningkatkan total produksi

sampai pada titik dimana pengggunaan faktor produksi akan menghasilkan

produksi yang maksimum. Apabila penggunaan faktor produksi ditambah tidak

lagi meningkatkan produk, melainkan justru menurunkan produksi. Sifat inilah

yang digambarkan dalam satu hukum dalam teori produksi, yaitu hukum kenaikan

hasil berkurang (Law Of Dimishing Returns) (Hariyati, 2007). Berikut merupakan

kurva hubungan antara faktor produksi dan produksi yang dihasilkan.

Gambar 2.1 Tahap-tahap Produksi pada Hukum (The Law of Diminishing Return),

(Hariyati, 2007).

AP

0 MP

X1

X2

Stage I

TP

Ep < 0

0 > Ep < 1

X

Y

Ep > 1

Y

X

Stage III

Stage II

0

X3

Page 46: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

24

Fungsi produksi secara umum berlaku bahwa pada saat produk rata-rata

maksimum, maka kurva produk rata-rata (AP) akan selalu berpotongan dengan

kurva produk marjinalnya (MP). Pada saat produk total (TP) maksimum, produk

marjinal bernilai nol. Daerah I disebut daerah belum rasional, yaitu daerah antara

permulaan proses roduksi hingga AP mencapai tingkat maksimumnya. Daerah II

disebut daerah rasional, yaitu daerah antara AP maksimum hingga MP sama

dengan nol atau pada saat TP maksimum. Daerah III disebut daerah tidak rasional,

yaitu daerah setelah TP maksimum atau saat MP bernilai negatif. The Law of

Deminishing Return mulai berlaku setelah AP mencapai maksimum, yang

berturut-turut menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan faktor produksi

akan memberikan tambahan hasil produksi yang lebih kecil dari satu unit

(Wibowo, 2013).

Hubungan antara kurva MP dan AP secara khusus dapat diketahui melalui

elastisitas produksi atau persentase perubahan hasil produksi total dibagi dengan

perubahan faktor produksi (Hanafie, 2010). Konsep elastisitas produksi

dirumuskan sebagai berikut:

Ep =

Keterangan:

Ep = Elastisitas Produksi

Y = Hasil Produksi (output)

X = Faktor Produksi (input)

Nilai elastisitas produksi bervariasi pada setiap tahapan hubungan input

dan output. Nilai elastisitas produksi lebih dari 1 berada ketika kurva produksi

rata-rata belum mencapai titik maksimum (titik A). Perpotongan antara kurva

MPP dan APP menghasilkan elastisitas produksi sama dengan 1 (Ep = 1). Nilai

elastisitas produksi akan bernilai di antara 0 dan 1 (0 < Ep <1) ketika kurva MPP

memotong kurva APP dan ketika memotong sumbu x. Nilai elastisitas produksi

akan bernilai negatif (Ep<0) setelah kurva MPP bernilai negatif. Hubungan antara

produk produk total (TP), produk marjinal (PM) dan produk rata-rata (AP) dengan

nilai elastisitas produksi adalah sebagai berikut (Hanafie, 2010):

Page 47: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

25

1. Nilai Ep = 1 tercapai ketika produk rata-rata (AP) mencapai maksimum atau

ketika produk AP = MP.

2. Nilai Ep = 0 terjadi ketika produk marjinal benilai 0 (MP = 0) dan produk rata-

rata (AP) menurun.

3. Nilai Ep > 1 terjadi ketika produk total (TP) menaik dan produk rata-rata (AP)

juga menaik di daerah I. Petani masih mungkin mengharapkan sejumlah

produksi yang cukup menguntungkan ketika sejumlah input masih

ditambahkan.

4. Nilai 0 < Ep < 1, kondisi ini berada di daerah II ditandai dengan kurva

produktotal (TP) akan tetap naik namun tambahan sejumlah input tidak

diimbangi secara proporsional oleh tambahan output yang diperoleh.

5. Nilai Ep < 0, kondisi ini berada di daerah III ditandai dengan penurunan baik

produk total (TP), produk marjinal (MP), dan produk rata-rata (AP).

Penambahan sejumlah input tetap akan merugikan.

2.2.5 Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Menurut Soekartawi (1990), fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan suatu

bentuk model pengukuran produktivitas yang sering digunakan dengan menggunakan

suatu persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih, dimana variabel tersebut

meliputi variabel dependent (Y) dan variabel independet (X). Penyelesaian hubungan

antara Y dan X adalah biasanya dengan cara regresi dimana variasi dari Y akan

dipengaruhi oleh variasi X. Kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam

penyelesaian fungsi Cobb-Douglas. Proses estimasi fungsi Cobb-Douglas melibatkan

metode Ordinary Least Square atau metode kuadrat terkecil. Fungsi produksi Cobb-

Douglas merupakan fungsi eksponensial dan tidak sulit dipakai dalam penelitian

sebab variabel yang terdapat didalamnya dinyatakan dalam logaritma atau logaritma

natural. Secara matematik fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan seperti persamaan

berikut (Hariyati, 2007):

Y = aX1b1X2b2……Xibi……Xnbneu

Page 48: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

26

Keterangan:

Y = variabel yang dijelaskan

X = variabel yang menjelaskan

a = konstanta atau intercept

b = koefisien regresi

eu = kesalahan (error)

Pendugaan tersebut dapat dimudahkan dengan mengubah persamaan tersebut

menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut.

Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

Ln Y =ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3 ln X3 + b4 ln X4 + u

Keterangan:

Y = produksi

a = konstanta atau intercept

X1-n = faktor yang mempengaruhi

b1-n = koefisien regresi

u = efek inefisiensi teknis dalam model

Menurut Soekartawi (1990), penyelesaian fungsi Cobb-Douglas suatu

penyelesaian yang selalu dilogaritmakan dan diubah bentuk fungsinya menjadi

fungsi linear, maka ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan sebelum

menggunakan fungsi Cobb-Douglas antara lain:

1) Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol. Sebab logaritma dari nol adalah

suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinite),

2) Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi

pada setiap pengamatan (non-neutral difference in the respective technologies).

Artinya, jika pada model Cobb-Douglas yang digunakan dalam suatu

pengamatan dan bila analisis yang diperlukan lebih dari satu model katakanlah

dua model maka perbedaaan terletak pada intercept dan bukan pada

kemiringan garis (slope) model tersebut,

3) Tipe variabel X adalah perfect competition

4) Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah tercakup

pada faktor kesalahan.

Page 49: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

27

Menurut Soekartawi (1990), fungsi Cobb-Douglas merupakan fungsi yang

baik untuk digunakan sebagai fungsi produksi dikarenakan beberapa hal yaitu:

1) Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana dan mudah dalam

penerapannya.

2) Fungsi produksi Cobb-Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil

(return-to-scale), apakah sedang meningkat, tetap atau menurun.

3) Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung

menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang dipergunakan dan

dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb-Douglas.

4) Koefisien intersept dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indek

sefisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi

2.2.6 Pendugaan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier

Menurut Coelli et al., (2005), terdapat dua metode pendekatan yang sering

digunakan dalam mengukur efisiensi dari usahatani yaitu Stochastic Frontier

Analysis (SFA) dan Data Evolepment Analysis (DEA). Kedua metode tersebut

dapat digunakan untuk mengukur perubahan teknis dan perubahan efisiensi jika

panel data tersedia. Stochastic Frontier merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk melihat tingkat efisiensi teknis dari suatu usahatani. Fungsi

produksi Stochastic Frontier menggambarkan hubungan antara input yang

disediakan dan output maksimum yang dapat dicapai dengan memperhatikan

suatu faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap usahatani. Peneliti dapat

menggunakan fungsi produksi frontier untuk dapat mengetahui faktor apa saja

yang dapat mempengaruhi efisiensi teknis usahatani serta bagaimana pengaruhnya

terhadap usahatani.

Pendekatan untuk mengukur efisiensi dan inefisiensi dalam usahatani

adalah pendekatan frontier. Pendekatan frontier terdiri dari dua macam yaitu

deterministik dan stohastik. Model stohastik ini lebih unggul dibandingkan

dengan deterministik karena memiliki beberapa keunggulan yaitu

mengakomoditir noise (penggangu) sedangkan deterministik tidak dapat

mengakomoditir noise. Model deterministik dan stochastic biasa digunakan untuk

Page 50: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

28

efisiensi teknis. Frontier stochastic disebut composer eror model karena eror term

terdiri dari dua unsur yaitu variasi keluaran yang disebabkan oleh faktor-faktor

eksternal berbentuk simetris dan menyebar normal serta unsur internal yang

berkaitan dengan managerial petani dalam usahataninya (Coelli et al., 2005).

Menurut Coelli et al., (2005), menjelaskan bahwa fungsi produksi stochastic

frontier merupakan fungsi produksi yang dispesifikasi untuk data silang (cross-

sectional data) yang memiliki dua komponen error term, yaitu random effects (vi)

dan inefisiensi teknis (ui). Secara matematis, fungsi produksi stochastic frontier

dapat ditulis dalam persamaan berikut.

ln yi = ln 0 + 1ln xi + (vi – ui);i = 1,2,3,...N

Keterangan:

yi = produksi yang dihasilkan pada waktu ke-i

xi = vektor input yang digunakan pada waktu ke-i

β = vektor parameter yang akan diestimasi

vi = variabel acak yang berkaitan dengan faktor-faktor eksternal sebaranya

simetris dan menyebar normal (vi ~N (0, σv2|))

ui = variabel acak non negatif yang diasumsikan mempengaruhi tingkat

inefisiensi teknis serta berkaitan dengan faktor internal dan sebaran ui

bersifat setengah normal (ui ~ N (0, σv2|))

Menurut Kurniawan dalam Widjaya (2016), salah satu cara untuk

melinierkan fungsi Cobb Douglas dapat dilakukan dengan cara stochastic frontier.

Stochastic frontier disebut juga composed error model karena error term terdiri

dari dua unsur, dimana εi = vi – ui dan i = 1, 2, .. N. Variabel εi adalah spesifik

error term dari observasi ke-i. Variabel acak vi berguna untuk menghitung ukuran

kesalahan dan faktor-faktor yang tidak pasti seperti cuaca, pemogokan, serangan

hama dan sebagainya di dalam nilai variabel output, bersama-sama dengan efek

gabungan dari variabel input yang tidak terdefinisi di dalam fungsi produksi. Alat

analisis ini mempertimbangkan error dan efek inefisiensi teknis dalam model,

sehingga sangat tepat digunakan untuk membahas permasalahan faktor-faktor

produksi dan alokasi sumberdaya yang harus digunakan dalam melakukan suatu

usahatani. Model yang dinyatakan dalam persamaan di atas disebut sebagai fungsi

Page 51: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

29

produksi stochastic frontier karena nilai output dibatasi oleh variabel acak

(stochastic), yaitu nilai harapan dari xi + vi atau exp (xi + vi). Random error (vi)

dapat bernilai positif dan negatif, begitu juga output stochastic frontier (exp (xi ))

bervariasi. Berikut merupakan kurva fungsi produksi stochastic frontier.

Gambar 2.2 Fungsi Produksi Stochastic Frontier (Coelli, et al., 2005)

Menurut Coelli et al., (2005) kurva tersebut menunjukkan suatu kegiatan

produksi dengan menggunakan input x untuk menghasilkan suatau output y. Jika

kegiatan tersebut tidak memiliki suatu efek inefisiensi maka nilai ui = 0 (i.e., ui =

0) atau qi= exp(b0 + b lnxi+ vi). Kegiatan produksi xi berada pada titik melebihi

production function karena memiliki nilai noise effect positif (i.e., vi> 0). Pada

kegiatan produksi Xj berada pada titik dibawah production function karena

memiliki nilai noise effect negatif (i.e., vj< 0).

2.2.7 Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor Produksi

Menurut Sukirno (2011), efisiensi didefinisikan sebagai kombinasi antara

faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan

output yang maksimum. Suatu usaha tani dikatakan telah efisien secara teknis

dibandingkan dengan petani lain, jika penggunaan jenis dan jumlah input yang

sama diperoleh output secara fisik lebih tinggi.

y

x

xj xi

yj

yi

Output Frontier

Exp (xib + vi), if vi > 0 Fungsi Produksi

Y = exp (xb)

Frontier output

Exp (xib + vi), if vi<0

Page 52: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

30

Efisiensi teknis (ET) yaitu besaran yang menunjukkan perbandingan

antara produksi sebenarnya dengan produksi maksimum. Suatu usahatani

dikatakan efisiensi secara teknis apabila mampu untuk memperoleh output

tertentu dengan menggunakan jumlah input tertentu, pada tingkat teknologi

tertentu Suatu metode produksi dapat dikatakan lebih efisien dari metode lainnya

jika metode tersebut menghasilkan output yang lebih besar pada tingkat korbanan

yang sama.

Suatu metode produksi yang menggunakan korbanan yang paling kecil,

juga dikatakan lebih efisien dari metode produksi lainnya, jika menghasilkan nilai

output yang sama besarnya. Efisiensi teknis mengukur tingkat produksi yang

dicapai pada tingkat penggunaan input tertentu. Seorang petani secara teknis

dikatakan lebih efisien dibandingkan petani lain, apabila dengan penggunaan jenis

dan jumlah input yang sama, diperoleh output fisik yang lebih tinggi (Kurniawan,

2012). Efisiensi teknis berhubungan dengan kemampuan suatu pelaku usaha atau

perusahaan berproduksi pada kurva frontier isokuan. Berikut merupakan kurva

yang menjelaskan tentang konsep efisiensi produksi.

Gambar 2.3 Kurva frontier isokuan (Coelli et al, 2005)

Berdasarkan Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa pengusaha atau perusahaan

saat berada pada kondisi efisiensi teknis. Efisiensi teknis terjadi saat pilihan

proses produksi menghasilkan produksi atau output yang optimal dengan

penggunaan output produksi yang paling efisien. Kondisi efisiensi teknis di

gambarkan oleh kurva isoquant yaitu kurva SS’. Kurva SS’ diatas menunujukkan

Page 53: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

31

kombinasi input (X1/Y dan X

2/y) yang efisien secara teknis untuk menghasilkan

output Y = 1. Titik P dan Q menggambarkan dua kondisi suatu perusahaan dalam

berproduksi menggunakan kombinasi input dengan proporsi input X1/Y dan X

2/Y

yang sama. Rasio produksi OQ/OP menunjukkan efisiensi teknis perusahaan P,

proporsi dengan kombinasi input pada P dapat diturunkan sampai titik Q, dengan

rasio input per output (X1/Y dan X

2/Y) konstan, sedangkan output tetap (Coelli et

al, 2005) . Nilai efisiensi teknis terletak antara 0 dan 1. Usahatani efisien secara

teknis jika TE = 1. Jika nilai TE<1, usahatani secara teknis belum efisien

Efisiensi teknis menjelaskan kemungkinan tertinggi dalam memproduksi

output dengan satu paket penggunaan input. Inefisiensi teknis merupakan lawan

dari efisiensi teknis: memproduksi lebih sedikit dari kemungkinan tertinggi dari

kombinasi penggunaan input. Efisiensi teknis dapat ditimbulkan oleh beberapa

alasan, beberapa diantaranya adalah kondisi alam dan diluar kontrol manajemen

perusahaan, hal lain yang dipengaruhi oleh keputusan manajemen. Efisiensi teknis

dapat diukur dengan pendekatan dari sisi output dan sisi input. Efisiensi teknis

dari sisi output (indeks efisiensi Timmer) diukur dari tingkat rasio antara output

observasi terhadap output batas. Indek efisiensi digunakan sebagai pendekatan

untuk mengukur efisiensi teknis di dalam analisis stochastic frontier analysis.

2.3 Kerangka Pemikiran

Usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember memiliki beberarapa permasalahan. Permasalahan yang pertama, bahwa

produktivitas usahatani kubis yang ada di Desa Sumberejo yang masih rendah,

yakni hanya sebesar 10,24 ton/ha. Nilai produktivitas tersebut masih dibawah nilai

produktivitas usahatani kubis yang ada di Desa lainya di Kecamatan Ambulu

yaitu Desa Sabrang. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Cahyono (1995), bahwa

apabila tanaman kubis dilakukan pemeliharaan secara intensif, maka produktivitas

potensial yang dapat dihasilkan oleh tanaman kubis dapat mencapai 40-60 ton/ha.

Permasalahan yang kedua adalah usahatani kubis di Desa Sumberejo

dalam penggunaan pupuk kimia dilakukan dalam jumlah besar dan berlebihan.

Selain itu penggunaan pupuk kimia juga tidak diimbangi dengan penggunaan

Page 54: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

32

pupuk organik yang sesuai. Penggunaan pupuk kimia oleh petani di Desa

Sumberejo yakni berkisar 1200 kg/ha untuk semua jenis pupuk kimia, sedangkan

pupuk organik yang digunakan hanya sebesar 5 ton/ha. Sebagaimana yang

ditegaskan oleh petugas penyulahan lapang dalam buku pedoman usahatani kubis,

bahwa penggunaan pupuk kimia dalam usahatani kubis yang sesuai yaitu berkisar

800 kg/ha untuk semua jenis pupuk kimia dan penggunaan pupuk organik yang

sesuai untuk usahatani kubis berkisar 15-20 ton/ha.

Permaslaahan yang ketiga yaitu jarak tanam yang digunakan oleh petani

kubis di Desa Sumberejo yaitu petani rata-rata menggunakan jarak tanaman 70 x

50 cm. Sebagaimana yang ditegaskan oleh petugas penyulahan lapang dalam buku

pedoman usahatani kubis, bahwa penentuan jarak tanam pada usahatani kubis

yang sesuai dan paling efisien yaitu 60 x 40 cm. Penentuan dan penyesuaian jarak

tanam juga dapat mempengaruhi input produksi lainnya yang akan digunakan.

Fenomena lain yang terjadi di Desa Sumberejo yaitu masih belum pernah

dilakukan pelatihan dan penyuluhan kepada petani mengenai usahatani kubis.

Permasalahan inilah yang mendasari dilakukanya penelitian ini. Adapun

rumusan masalah dan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui: (a) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi usahatani

kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember, (b)

bagaimanakah tingkat efisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember, dan (c) faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi efisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu Kabupaten Jember.

Tujuan dilakukan penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui

faktor apa saja yang mempengaruhi produksi usahatani kubis. Hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Rifqie (2008), bahwa faktor yang berpengaruh

signifikan terhadap produksi usahatani kubis di Desa Cimenyan Kecamatan

Cimenyan Kabupaten Bandung yaitu: (a) benih, (b) pupuk kandang, (c) pupuk

kimia, dan (d) pestisida padat. Penelitian lain yang dilakukan oleh Warni (2017),

bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi kubis di Kecamatan

Kejajar Kabupaten Wonosobo yaitu: (a) bibit, (b) tenaga kerja dalam keluarga,

Page 55: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

33

dan (c) tenaga kerja luar keluarga. Menurut Suratiyah (2015), bahwa luas lahan

juga berpengaruh terhadap produksi suatu usahatani, selain itu menurut Pracaya

(2005), bahwa salah satu pupuk kimia yang digunakan dalam usahatani kubis

yaitu pupuk NPK. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, faktor yang diduga

mempengaruhi produksi usahatani kubis dalam penelitian ini diantaranya: (a) luas

lahan (Ha), (b)tenaga kerja (HOK),

(c) pupuk Urea (kg),

(d) pupuk ZA (kg), (e)

pupuk NPK (kg), ( f) pupuk organik (kg),

(g) pestisida (ml), dan (h) bibit (unit).

Tujuan penelitian selanjutnya yaitu untuk mengetahui tingkat efisiensi

teknis usahatani kubis. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Wibisono (2011), bahwa nilai rata-rata efisiensi teknis usahatani kubis di Desa

Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang yaitu sebesar 0,66. Nilai

tersebut kurang dari (<) 0,70 dan dikatakan masih belum efisien secara teknis.

Penelitian lainya yang dilakukan oleh Darmansyah, dkk (2013), bahwa nilai rata-

rata efisiensi teknis usahatani kubis di Desa Talang Blitar Kecamatan Sindang

Kabupaten Rejang Lebong sebesar 0,91. Nilai tersebut lebih dari (>) 0,7 dan

dikatakan sudah efisien secara teknis.

Tujuan penelitian yang ketiga yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi inefisiensi teknis usahatani kubis. Hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Darmansyah, dkk (2013), bahwa faktor yang

berpengaruh signifikan terhadap inefisiensi teknis di Desa Talang Blitar

Kecamatan Sindang Kabupaten Rejang Lebong yaitu (a) umur petani, (b)

penggunaan teknologi, dan (c) status lahan. Penelitian lainya yang dilakukan oleh

Hidayati (2016), bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap inefisiensi

teknis di Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumatra Barat yaitu (a) umur

petani, (b) pengalaman usahatani, dan (c) keanggotaan dalam kelompok tani.

Menurut Suratiyah (2015), bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi pola pikir petani dalam melakukan suatu usahatani.

Berdasarkan kedua penelitian sebelumnya, faktor yang diduga mempengaruhi

inefisiensi teknis dalam penelitian ini diantaranya: (a) umur petani, (b)

pengalaman usahatani, (c) pendidikan, dan (d) kepemilikan lahan.

Page 56: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

34

Guna mencapai tujuan penelitian yang pertama, kedua, dan ketiga dalam

penelitian ini digunakan pendekatan dengan analisis Cobb-Douglass frontier

menggunakan alat analisis stochastic frontier, dengan menggunakan alat analisis

ini dirasa dapat menjawab permasalahan pertama, kedua dan ketiga tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani kubis, tingkat efisiensi

teknis usahatani kubis, dan faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis

usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu. Tujuan keseluruhan dari

penelitian ini yaitu sebagai sumber informai empiris agar petani mampu

mengoptimalkan terhadap faktor-faktor produksi yang signifikan mempengaruhi

produksi dan efisiensi teknis pada usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu Kabupaten Jember.

Page 57: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

35

Gambar 2.3 Skema kerangka pemikiran

Keterangan: 1) Menurut Suratiyah (2015) 2) Menurut Pracaya (2005)

3) Menurut Suratiyah (2015)

Fenomena :

1. Produktivitas usahatani kubis masih

rendah

2. Penggunaan pupuk kimia dalam

jumlah besar dan berlebihan

3. Penggunaan pupuk organik yang

masih belum sesuai

4. Jarak tanam yang masih belum sesuai

5. Belum pernah dilakukan pelatihan

dan penyuluhan

Usahatani kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember

Faktor yang mempengaruhi

inefisiensi teknis Tingkat Efisiensi

Teknis (ET)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi

1) Penelitian Rifqie (2008),

faktor yang

mempengaruhi produksi:

a) Benih

b) Pupuk Kandang

c) Pupuk kimia

d) Pestisida

2) Penelitian Warni (2017),

faktor yang

mempengaruhi produksi:

a) Bibit

b) Tenaga kerja dalam

keluarga

c) Tenaga kerja luar

keluarga

Faktor yang diduga berpengaruh

dari penelitian ini:

a) Umur petani (tahun)

b) Pengalaman usahatani

kubis (tahun)

c) Pendidikan formal (tahun)3)

d) Kepemilikan lahan

(dummy)

Stochastic Frontier Analysis

41.

Sebagai sumber informai empiris agar petani mampu mengoptimalkan faktor-faktor

produksi yang signifikan mempengaruhi produksi dan efisiensi teknis pada usahatani

kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Faktor yang diduga berpengaruh

dari penelitian ini:

a) Luas lahan (Ha)1)

b) Tenaga kerja (HOK)

c) Pupuk Urea (kg)

d) Pupuk ZA (kg)

e) Pupuk NPK (kg)2)

f) Pupuk organik (kg)

g) Pestisida (ml)

h) Bibit (unit)

1) Penelitian Darmansyah

(2013), faktor yang

mempengaruhi efisiensi

teknis:

a) Umur petani

b) Penggunaan Teknologi

c) Status lahan

2) Penelitian Warni (2017),

faktor yang mempengaruhi

produksi:

a) Umur petani

b) Pengalaman usahatani

c) Keanggotaan dalam

kelompok tani

1) Penelitian Wibisono,

nilai rata-rata

efisiensi teknis

sebesar 0,66 < 0,70

(belum efisien secara

teknis).

2) Penelitian

Darmansyah (2013),

nilai rata rata efisiensi

teknis sebesar 0,91 >

0,70 (efisien secara

teknis).

Page 58: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

36

2.4 Hipotesis

1. Faktor-faktor yang diduga signifikan mempengaruhi produksi usahatani kubis

di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember adalah Luas Lahan

(Ha), Tenaga Kerja (HOK), pupuk Urea (kg), pupuk ZA (kg), pupuk NPK (kg),

Pupuk organik (kg), Pestisida (ml), dan bibit (unit)

2. Tingkat efisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember masih belum efisien secara teknis.

3. Faktor-faktor yang diduga signifikan mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis

usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

dipengaruhi oleh umur petani (tahun), pengalaman usahatani (tahun),

pendidikan formal petani (tahun), dan kepemilikan lahan (dummy).

Page 59: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

37

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian berdasarkan metode penentuan daerah

yang disengaja (purposive method), yaitu di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember. Penentuan daerah penelitian berdasarkan atas pertimbangan

antara lain sebagai berikut:

(a) Desa Sumberejo merupakan desa yang memiliki produksi kubis terbesar di

Kecamatan Ambulu. Desa Sumberejo memiliki nilai kontribusi produksi

tertinggi di Kecamatan Ambulu yaitu sebesar 49,25% dan menempati

rangking pertama dalam hal kontribusi produksi kubis di Kecamatan Ambulu.

(b) Desa Sumberejo dalam usahatani kubis memiliki permasalahan dalam

penggunaan pupuk kimia yang masih belum sesuai anjuran, dimana

penggunaan pupuk kimia yang digunakan oleh petani berlebihan.

(c) Usahatani kubis di Desa Sumberejo dalam penggunaan pupuk organik yang

masih belum sesuai anjuran, dimana penggunaan pupuk organik yang

digunakan oleh petani masih belum sesuai.

(d) Desa Sumberejo masih belum optimal dalam penentuan jarak tanam yang

digunakan oleh petani sesaui dengan anjuran penyuluh lapang.

(e) Desa Sumberejo masih belum pernah dilakukan pelatihan dan penyuluhan

mengenai usahatani kubis.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dan

analitis. Metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

data atau fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang akan diteliti.

Metode analitis merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji

hipotesis-hipotesis dan mengadakan interpretasi yang lebih mendalam tentang

hubungan variabel-variabel yang akan diteliti (Nazir, 2009).

Page 60: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

38

Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan

mengenai bagaimana penggunaan faktor-faktor produksi usahatani kubis dan

tingkat efisien dalam penggunaan faktor-faktor produksi usahatani kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Metode analitis dalam

penelitian ini digunakan untuk menganalisa hipotesis terkait penggunaan faktor-

faktor produksi, tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi dan faktor yang

mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subjek

penelitian. Peneliti memperoleh data atau informasi secara langsung dari petani

kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember dengan

menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Pengumpulan data

melalui data primer dilakukan dengan observasi dan wawancara. Data sekunder,

yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melainkan diperoleh dari sumber-

sumber data yang telah ada. Data sekunder digunakan untuk mendukung peneliti

dalam mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan melalui data-data yang

sudah ada. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu

data yang diperoleh dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, dan buku.

Pengumpulan data melalui data sekunder dilakukan dengan studi pustaka. Metode

pengumpulan data dilakukan pada penelitian ini diantara lain:

1. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mendatangi langsung lokasi penelitian dengan melakukan pengamatan dan

pencatatan mengenai fenomena-fenomena yang ada di lokasi penelitian yang

dilakukan dengan pengamatan pada usahatani kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

2. Studi Pustaka adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

melihat referensi yang sudah ada berupa penelitian terdahulu, buku, literatur

dan pustaka lainnya. Studi pustaka yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

Page 61: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

39

dengan menggunakan data dari Badan Pusat Statistik dan profil desa yang

digunakan untuk menunjang keterangan-kerangan atau informasi yang telah

didapat melalui responden dan mencari hubungan kesesuaian antara data dari

petani kubis di Desa Sumberejo yang didapat dengan data studi pustaka yang

ada.

3. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dan responden atau informan

guna mendapatkan data-data atau informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan cara mendatangi

dan melakukan tanya jawab langsung kepada petani kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu mengenai usahatani kubis. Proses tanya jawab yang

dilakukan peneliti dengan petani kubis dilakukan sesuai dengan kuisioner yang

telah dibuat sebelumnya.

3.4 Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh yang digunakan untuk penentuan sampel

dalam penelitian ini yaitu menggunakan cluster sampling, purposive sampling dan

proportionate random sampling. Cluster sampling merupakan teknik yang

digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber

data sangat luas. Tahapan yang digunakan dalam teknik cluster sampling melalui

dua tahap yaitu tahap pertama yaitu menentukan sampel daerah dan tahap yang

kedua menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga

(Sugiyono, 2014). Teknik cluster sampling yang digunakan penelitian ini

berlokasi di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu yang akan dibagi berdasarkan

kelompok tani, dimana di Desa Sumberejo memiliki 13 kelompok tani yang

tersebar di setiap dusun di Desa Sumberejo.

Pemilihan kelompok tani yang digunakan sebagai sampel penelitian dipilih

menggunakan purposive sampling. Menurut Noor (2015), purposive sampling

merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak

dijadikan sampel. Peneliti menentukan 5 kelompok tani dari 13 kelompok tani

yang ada di Desa Sumberejo. Pemilihan 5 kelompok tani atas dasar pertimbangan

Page 62: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

40

bahwa 5 kelompok tani tersebut merupakan kelompok tani yang aktif dalam

usahatani kubis dan paling banyak membudidayakan tanaman kubis diantara

kelompok tani lainnya. Kelompok tani yang dipilih oleh peneliti diantaranya,

kelompok tani Suka Maju, Karya Tani I, Karya Tani II, Sri Rejeki, dan Mekar

Sari. Jumlah populasi 5 anggota kelompok tani yang membudidayakan kubis di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember sebanyak 147 petani.

Penentuan sampel selanjutnya dilakukan dengan perhitungan

menggunakan rumus slovin. Menurut Noor (2015), besarnya sampel petani

ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan atau

error sebesar 15% atau 0,15, dimana besar taraf kesalahan tersebut

mempertimbangkan karena usahatani kubis dalam populasi tersebut adalah

bersifat heterogen. Berikut merupakan hasil perhitungan sampel menggunakan

rumus Slovin:

n =

Keterangan:

N = ukuran populasi

n = ukuran sampel

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan yang dapat ditolerir, yaitu 15%.

Jadi, jumlah sampel penelitian dapat dihitung sebagai berikut:

n =

n =

n = 34 petani

Berdasarkan hasil perhitungan slovin diatas didapatkan sampel penilitian

sebanyak 34 petani. Jumlah sampel sebanyak 34 petani dirasa sudah cukup untuk

mewakili seluruh populasi petani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu.

Sampel yang digunakan dalam penelitian kuantitatif apabila semakin banyak

sampel yang digunakan, maka hasil penelitiannya mampu menggeneralisasikan

populasi dari penelitian tersebut dengan baik (Noor, 2015). Jumlah sampel yang

didapatkan dari perhitungan slovin merupakan jumlah sampel minimal yang harus

digunakan oleh peneliti. Jumlah sampel diperoleh sebanyak 34 petani selanjutnya

Page 63: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

41

dilakukan teknik proportionate random sampling untuk menentukan sampel

disetiap kelompok tani. proportionate random sampling merupakan pengambilan

sampel yang memperhatikan pertimbangan unsur-unsur atau kategori dalam

populasi penelitian. Perhitungan pengambilan sampel untuk setiap kategori atau

kelas sebagai berikut:

ni = x Sampel

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel perkelas atau

perkategorinya. Berikut merupakaan data kelompok tani beserta sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Data Kelompok Tani, Jumlah Petani dan Perhitungan Sampel Petani

Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

No Nama Kelompok

Tani

Jumlah Petani

Kubis

Perhitungan Sampel

1 Suka Maju 20

5

2 Karya Tani I 36

8

3 Karya Tani II 30

7

4 Sri Rejeki 33

8

5 Mekar Sari 28

6

Jumlah 147 34

Sumber: Data Sekunder, diolah 2019

Berdasarkan Tabel 3.1 didapatkan bahwa total populasi petani kubis yang

tergabung dalam kelompok tani yang paling banyak membudidayakan tanaman

kubis sebanyak 147 yang terdiri dari 5 kelompok tani yang membudidayakan

kubis, yakni kelompok tani Suka Maju, Karya Tani I, Karya Tani II, Sri Rejeki,

dan Mekar Sari yang masing-masing kelompok tani memiliki sampel yang dapat

mewakili populasi petani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu.

Page 64: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

42

3.5 Metode Analisis Data

Guna membuktikan hipotesis pertama mengenai faktor-faktor yang

signifikan mempengaruhi produksi usahatani kubis di Desa Sumberejo Kacamatan

Ambulu Kabupaten Jember digunakan alat analisis Cobb-Douglas. Alat analisis

Cobb-Douglas dapat digunakan untuk mengetahui faktor apa saja yang

berpengaruh signifikan terhadap produksi kubis di Desa Sumberejo Kacamatan

Ambulu Kabupaten Jember dan seberapa besar pengaruhnya terhadap produksi

kubis di Desa Sumberejo Kacamatan Ambulu Kabupaten Jember. Terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi produksi kubis, diantaranya luas lahan,

jumlah tenaga kerja, pupuk Urea, pupuk ZA, pupuk NPK, pestisida, dan bibit.

Faktor faktor tersebut dapat dimasukkan kedalam persamaan model Cobb

Douglas sebagai berikut:

Ln Y = b0 + b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3 ln X3 + b4 ln X4 + b5 ln X5+ b6 ln X6+ b7 ln X7+

b8 ln X8

Keterangan:

Y = produksi kubis (kg)

b0 = konstanta/intercept

X1 = faktor luas lahan (Ha)

X2 = faktor tenaga kerja (HOK)

X3 = faktor pupuk Urea (kg)

X4 = faktor pupuk ZA (kg)

X5 = faktor pupuk NPK (kg)

X6 = faktor pupuk organik (kg)

X7 = faktor pupuk pestisida (ml)

X8 = faktor bibit (unit)

b1 = koefisien regresi faktor luas lahan

b2 = koefisien regresi faktor tenaga kerja

b3 = koefisien regresi faktor pupuk NPK

b4 = koefisien regresi faktor pupuk organik

b5 = koefisien regresi faktor pestisida

b6 = koefisien regresi faktor bibit

Page 65: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

43

Pengujian hipotesis pada permasalahan pertama mengenai faktor yang

mempengaruhi produksi usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

yaitu dilakukan dengan uji f, koefisien determinasi (R2), dan uji t yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji f

Menurut Ghozali (2012), menyatakan uji Statistik f pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen atau variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan

statistik f dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 (α) atau f hitung < f tabel berarti

hipotesis tidak terbukti maka H0 diterima Ha ditolak bila dilakukan secara

simultan.

b. Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) atau f hitung > f tabel berarti

hipotesis terbukti maka H0 ditolak dan Ha diterima bila dilakukan secara

simultan.

Menurut Ghozali (2012), menyatakan pada uji f ini paling sedikit ada satu

variabel bebas yang memiliki pengaruh nyata terhadap veriabel dependen. Setelah

mengetahui pengaruh keseluruhan variabel bebas dengan uji F maka selanjutnya

dilakukan uji determinasi.

2. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2012) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2)

merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

0 atau 1. Jika nilai R2

mendekati angka 1, maka variabel independen semakin

mendekati dengan variabel dependennya dan sebaliknya, jika nilai R2

mendekati 0

maka semakin kecil kemampuan variabel-variabel dalam menjelaskan variabel

dependennya.

3. Uji t

Menurut Ghozali (2012) Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa

jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara

Page 66: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

44

individual dalam menerangkan variabel dependen secara parsial. Dasar

pengambilan keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut:

a. Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 (α) atau t hitung < t tabel berarti hipotesis

tidak terbukti maka H0 diterima H1 ditolak, bila dilakukan uji secara parsial.

b. Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) atau t hitung > t tabel berarti hipotesis

terbukti maka H0 ditolak dan H1 diterima, bila dilakukan uji secara parsial.

Guna membuktikan hipotesis kedua mengenai efisiensi teknis usahatani

kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu dapat dianalisis menggunakan

pendekatan efisiensi teknis suatu usaha. Pengujian efisiensi teknis dilakukan

dengan menggunakan persamaan Cobb-Dougglas dengan pendekatan regresi

frontier. Menurut Marjaya et al.,(2012), metode pendugaan model stochastic

frontier dilakukan melalui 2 tahap yakni tahap pertama dengan metode Ordinary

Least Square (OLS) untuk menduga parameter teknologi dan input produksi,

tahap kedua menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) untuk

menduga keseluruhan parameter faktor produksi dan varian dari kedua komponen

eror vi dan ui (σv 2 dan σu2). Kedua metode ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Menurut Firdaus (2004), metode OLS merupakan metode pendugaan suatu

fungsi regresi dari koefisien regresi adalah penduga tak bias liner terbaik (best

linear unbiased estimation-BLUE) jika semua asumsi mendasari model

tersebut terpenuhi. Sebaliknya jika ada (paling tidak 1) asumsi model regresi

tidak dapat dipenuhi oleh fungsi regresi tersebut maka kebenaran pendugaan

model itu dan atau pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan

diragukan. Jika terdapat asumsi yang tidak terpenuhi biasanya disebut dengan

penyimpangan asumsi.

b. Metode MLE (Maximum Likelihood Estimation) merupakan suatu metode

pendugaan parameter yang memaksimalkan fungsi likelihood. Metode

Maximum Likelihood Estimation adalah metode pendugaan yang

memaksimumkan fungsi likelihood. Metode MLE digunakan untuk menduga

parameter Distribusi Eksponensial. Distribusi Eksponensial merupakan salah

satu distribusi kontinu. Distribusi ini digunakan pada data waktu hidup dengan

kegagalan konstan (Nurlaila dkk, 2013).

Page 67: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

45

Pencapaian Efisiensi Teknis secara keseluruhan dapat dilihat melalui nilai

Likelihood ratio test. Hasil ini dapat diselesaikan dengan nilai LR-test pada

metode OLS dan nilai LR-test menggunakan metode Maximum Likelihood

Estimation. Pengujian Hipotesis kedua tentang efisiensi teknis dilakukan untuk

mengetahui tingkat penggunaan input pada produksi usahatani kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu yang sebenarnya dengan tingkat produksi

maksimum dengan menggunakan analisis Stochastic Frontier. Menurut Coelli et

al., (2005), rumus yang digunakan untuk menentukan nilai efisiensi teknis antara

lain:

TEi=Yi/Yi* = = = exp (µi)

Keterangan:

TEi` = Efisiensi teknis petani ke-i,

Yi = Output riil petani ke-i

Yi* = Output Frontier petani ke-i

yi atau exp(xi -μi) = Output riil observasi ke-i

exp(xi ) = Output frontier observasi ke-i

Menurut Coelli et al., (2005), Nilai indeks efisiensi teknis hasil efisiensi

teknis dikategorikan efisien apabila memiliki nilai lebih dari 0,70 sebagai batas

efisien. Nilai TE berada pada kisaran antara 0 dan 1. Kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai indeks efisiensi < 0,7 maka usahatani kubis belum efisien secara

teknis

b. Jika nilai indeks efisiensi ≥ 0,7 maka usahatani kubis efisien secara teknis

Pengujian hipotesis ketiga mengenai faktor-faktor inefisiensi teknis dalam

usahatani kubis dapat dianalisis dengan Stochastic Frontier Analysis dengan

rumus:

μ= δ0 + δ1Z1 + δ2Z2 + δ3Z3 + δ4 Z4+ δ5 DKL

Page 68: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

46

Keterangan:

μ = efek inefisiensi teknis

δ0 = konstanta

δ1- δ4 = koefisien parameter

Z1 = umur petani (tahun)

Z2 = pengalaman usahatani kubis (tahun)

Z3 = pendidikan formal petani (tahun)

DKL = dummy kepemilikan lahan (0 = sewa, 1= sendiri)

Faktor inefisiensi teknis yang berpengaruh signifikan terhadap inefisiensi

teknis ditentukan berdasarkan uji parsial dari masing-masing koefisien yang

diestimasi. Pengujian secara parsial ini digunakan baik pada model frontier

maupun model faktor inefisiensi yang mempengaruhi efisiensi teknis. Uji parsial

(uji-t) bertujuan untuk menguji apakah nilai koefisien mempunyai pengaruh yang

signifikan. Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t

tabel. Berikut kriteria pengambilan keputusan antara lain

1. t hitung < t tabel, H0 diterima, artinya variabel umur, pengalaman, pendidikan,

dan dummy kepemilikan lahan secara parsial tidak mempengaruhi tingkat

inefisiensi teknis.

2. t hitung > t tabel, H1 diterima, artinya variabel umur, pengalaman, pendidikan,

dan dummy kepemilikan lahan secara parsial mempengaruhi tingkat inefisiensi

teknis.

3.6 Definisi Operasional

1. Usahatani Kubis adalah suatu kegiatan menanam kubis yang memanfaatkan

sumberdaya alam dan sumber daya manusia di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu

2. Kubis adalah salah satu tanaman hortikultura sayuran yang dibudidayakan di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu dengan varietas Green Coronet

3. Produksi kubis adalah jumlah kubis yang dihasilkan atau dipanen dalan satu

musim yang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg)

Page 69: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

47

4. Produktivitas kubis adalah perbandingan antara jumlah kubis dalam sekali

panen dengan luasan lahan yang digunakan yang dinyatakan dalam satuan

(ton/Ha)

5. Faktor produksi adalah hubungan antara jumlah input (luas lahan, tenaga

kerja, pupuk, pestida, dan bibit) yang digunakan untuk menghasilkan suatu

barang dengan jumlah output barang yang dihasilkan

6. Luas lahan adalah variabel yang digunakan sebagai media untuk bercocok

tanam untuk menghasilkan kubis dalam satu musim tanam dinyatakan dalam

satuan Hektar (Ha)

7. Bibit adalah jumlah bibit kubis yang diperoleh dari benih yang nantinya

ditanam dalam usahatani kubis selama satu kali musim tanam

8. Tenaga kerja adalah jumlah orang yang bekerja pada usahatani kubis di lahan

mulai dari kegiatan persiapan lahan hingga panen selama satu kali musim

yang berasal dari dalam maupun luar keluarga (HOK)

9. Pupuk organik adalah jumlah pupuk yang digunakan petani yang didapat dari

kotoran sapi atau pupuk kandang (kg)

10. Pupuk Urea, ZA, NPK yaitu pupuk anorganik yang digunakan dalam kali satu

musim tanam (kg)

11. Pestisida adalah jumlah bahan yang digunakan untuk membunuh hama, baik

yang berupa tumbuhan, maupun serangga lain berupa bentuk cair dalam satu

kali musim (ml)

12. Efisiensi teknis dapat menunjukkan sejauh mana efisien petani kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu dalam menggunakan input faktor produksi.

13. Inefisiensi teknis yaitu faktor teknis yang dapat mempengaruhi tingkat

efisiensi teknis, seperti umur petani, pengalaman usahatani kubis,

kepemilikan lahan, dan pendidikan formal petani.

14. Stochastic Frontier adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam usahatani kubis,

mengetahui tingkat efisiensi teknis serta faktor yang mempengaruhi efisiensi

teknis.

Page 70: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

48

15. Umur petani adalah jenjang umur yang dimiliki oleh petani kubis yang

dinyatakan dalam satuan (tahun)

16. Pengalaman usahatani kubis adalah lamanya petani dalam melakukan

usahatani kubis yang dinyatakan dalam satuan (tahun)

17. Pendidikan petani adalah lamanya pendidikan formal yang pernah diperoleh

petani kubis satuan yang digunakan adalah tahun

18. Kepemilikan lahan dapat diukur dengan dummy, dimana petani kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu memiliki status lahan yang digunakan dalam

usahatani kubis. Nilai 1 untuk petani yang memiliki lahan sendiri dan nilai 0

untuk petani yang lahannya sewa.

Page 71: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

49

BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Wilayah Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember

Desa Sumberejo merupakan desa yang terletak di Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember. Desa Sumberejo memiliki 6 dusun yang terdiri dari Dusun

Bregoh, Dusun Krajan Lor, Dusun Krajan Kidul, Dusun Sidomulyo, Dusun Watu

Ulo, dan Dusun Curahrejo. Secara geografis, batas-batas Desa Sumberejo adalah

sebagai berikut:

Sebelah utara : Desa Sabrang Kecamtan Ambulu

Sebelah selatan : Samudra Indonesia

Sebelah timur : Sungai Mayang Kecamatan Ambulu

Sebalah barat : Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan

Desa Sumberejo merupakan desa yang terletak di paling selatan di wilayah

Kecamatan Ambulu. Desa Sumberejo terletak didekat pesisir atau pantai pada

ketinggian ± 3 mdpl dari permukaan laut dan memiliki curah hujan yaitu ± 3000

mm/tahun dengan kelembaban ± 30C. Secara umum, luas wilayah Desa

Sumberejo menurut penggunaan dibagi menjadi tanah sawah, tanah kering, dan

fasilitas umum. Total keseluruhan luas wilayah yang terdapat di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember adalah 1.967,09 Ha. Berikut merupakan

data luas wilayah menurut penggunaan di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu.

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember Tahun 2017

No Jenis Penggunaan Luas Lahan (Ha) Persentase (%)

1 Tanah Sawah 937,53 47,36

2 Tanah Kering 933,42 47,45

3 Fasilitas Umum 96,14 4,89

Total 1.967,09 100,00

Sumber: Profil Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember 2018.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui keseluruhan luas wilayah di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember sebesar 1.967,09 Ha. Luas

wilayah menurut penggunaan di Desa Sumberejo terdiri dari tanah sawah sebesar

937,53 Ha dengan persentase sebesar 47,36%, tanah kering

Page 72: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

50

sebesar 933,42 Ha dengan persentase 47,45 % dan digunakan untuk fasilitas

umum sebesar 96,14 Ha dengan persentase sebesar 4,89%. Wilayah yang ada di

Desa Sumberejo sangat mendukung untuk sektor pertanian karena sebagian besar

wilayah yang ada di Desa Sumberejo merupakan lahan sawah.

4.2 Keadaan Penduduk Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember

4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Penduduk yang tinggal di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember sebagian besar merupakan penduduk asli dan sisanya merupakan

penduduk pendatang. Berikut merupakan jumlah penduduk berdasarkan jenis

kelamin di Desa Sumberejo tahun 2017.

Tabel 4.2 Jumlah penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember tahun 2017

No Jenis Kelamin (L/P) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 13.818 51,35

2 Perempuan 13.094 48,65

Total 26.912 100,00

Sumber: Profil Desa Sumberejo Kecamatan Ambul Kabupaten Jember 2018.

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu yaitu 26.912 jiwa. Jumlah penduduk Desa

Sumberejo terdiri dari jenis kelamin laki-laki yaitu 13.818 jiwa dengan persentase

51,35% dan perempuan yaitu 13.094 jiwa dengan persentase 48,65 % dari jumlah

total penduduk di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu. Jumlah penduduk di Desa

Sumberejo yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk

berjenis kelamin perempuan. Berikut merupakan data jumlah penduduk

berdasarkan golongan umur di Desa Sumberejo tahun 2017.

Tabel 4.3 Jumlah penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember tahun 2017

No Kelompok Umur

(Tahun)

Laki-laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

1 0 - 14 3.133 1.962 5.095 18,93

2 15- 64 8.269 9.531 17.800 66,14

3 ≥ 65 2.416 1.601 4.017 14,93

Total 13.818 13.094 26.912 100,00

Sumber: Profil Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember 2018.

Page 73: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

51

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa

Sumberejo terbesar yaitu berasal dari kelompok umur 15-64 tahun yang mencapai

17.800 jiwa dengan persentase sebesar 66,14% dari total penduduk dan jumlah

penduduk berdasarkan kelompok umur terendah yaitu berasal dari kelompok

umur ≥ 65 tahun sebanyak 4.017 jiwa dengan persentase sebesar 14,93% dari total

penduduk Desa Sumberejo. Jumlah penduduk Desa Sumberejo terbesar rata-rata

berumur 15-64 tahun dimana kelompok umur tersebut dikatakan berada pada usia

produktif.

4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Penduduk di Desa Sumberejo memiliki bermacam-macam jenis mata

pencaharian. Mata pencaharian penduduk di Desa Sumberejo dapat dikategorikan

diantaranya sebagai berikut petani dan buruh tani, buruh migran, nelayan, bidan

swasta dan sebagainya. Berikut merupakan data mata pencaharian penduduk di

Desa Sumberejo tahun 2017.

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember tahun 2017

Jenis Pekerjaan Laki-laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah

(jiwa)

Persentase

(%)

Petani dan Buruh Tani 3.000 500 3.500 20,06

Buruh Migran 500 1010 1.510 8,65

Nelayan 1.867 1.819 3.686 20,06

Bidan swasta 0 10 10 0,06

Ahli Pengobatan Alternatif 1 0 1 0,01

Guru swasta 372 0 372 2,13

Dosen swasta 15 5 20 0,11

Arsitektur/ Desainer 2 0 2 0,01

Buruh Harian Lepas 5.000 3.000 8.000 45,85

jasa transportasi dan

perhubungan 115 0 115 0,66

jasa hiburan dan pariwisata 70 35 105 0,61

Usaha hotel dan penginapan

lainnya 5 5 10 0,06

Apoteker 1 4 14 0,08

Akuntan 30 0 30 0,17

Anggota Legislatif 1 0 1 0,01

Lain-lain 82 0 82 0,47

Total 11.061 6.388 17.449 100,00

Sumber: Profil Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember 2018.

Page 74: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

52

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan

Mata Pencaharian paling besar yaitu sebagai buruh harian lepas sebanyak 8.000

jiwa dengan persentase 45,85%, selain sebagai buruh harian lepas penduduk Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu bermata pencaharian nelayan yaitu sebanyak

3.686 jiwa dengan presentasi 20,06% dari jumlah penduduk Desa Sumberejo.

Penduduk Desa Sumberejo juga banyak yang bermata pencaharian sebagai petani

dan buruh tani yaitu sebanyak 3.500 jiwa dengan persentase sebanyak 20,06%

dari total penduduk di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu. Banyaknya

penduduk yang bermata pencaharian di sektor pertanian karena didukung dengan

wilayah yang berpotensi untuk sektor pertanian.

4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu sarana yang dapat mengubah dan

mempengaruhi pola pikir masyarakat yang ada di suatu wilayah. Pendidikan juga

dapat mempengaruhi masyarakat dalam menerima dan menguasai teknologi-

teknologi baru. Berikut merupakan data mengenai jumlah penduduk berdasarkan

tingkat pendidikan di Desa Sumberejo tahun 2017.

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember tahun 2017

No Tingkat Pendidikan Laki-laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah

(jiwa)

Persentase

(%)

1 Belum Sekolah 480 342 822 3,05

2 Tamat SD/sederajat 2.152 2.681 4.833 17,96

3 Tamat SMP/sederajat 2.362 2.423 4.785 17,78

4 Tamat SMA/sederajat 1.087 1.787 2.874 10,68

5 Tamat D1 26 16 42 0,16

6 Tamat D2 34 39 73 0,27

7 Tamat D3 28 21 49 0,18

8 Tamat S1 95 98 193 0,72

9 Tamat S2 30 3 33 0,12

10 Sedang sekolah 7.524 5.684 13.208 49,08

Total 13.818 13.094 26.912 100,00

Sumber: Profil Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember 2018.

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan paling besar

penduduk di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu yaitu tingkat pendidikan

SD/sederajat dengan jumlah total 4.833 jiwa dengan persentase 17,96%. Tingkat

pendidikan di Desa Sumberejo yang paling banyak setelah tingkat SD/sederajat

yaitu SMP/sederajat sejumlah 4.785 jiwa dengan persentase 17,78% dan juga

Page 75: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

53

SMA/sederajat sejumlah 2.874 jiwa dengan persentase 10.68%. Penduduk Desa

Sumberejo yang masih sekolah yaitu berjumlah 13.208 jiwa dengan persentase

sebesar 49,08%.

4.3 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diambil dalam penelitian meliputi jenis

kelamin, tingkat pendidikan, umur, pengalaman petani dan kepemilikan lahan

dalam usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu. Responden

merupakan petani di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

yang sedang melakukan usahatani kubis. Responden yang diambil dalam

penelitian sebanyak 34 petani kubis.

4.3.1 Jenis Kelamin Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian terdiri dari 34 orang

laki-laki. Usahatani kubis kebanyakan dilakukan oleh petani laki-laki, namun,

sebagaian juga ada petani wanita yang dibutuhkan sebagai buruh tani dalam

usahatani kubis. Tenaga buruh tani wanita dianggap lebih teliti dalam melakukan

usahatani kubis. Kebanyakan buruh wanita digunakan dalam proses penanaman

dan juga perawatan.

4.3.2 Tingkat Pendidikan Responden

Responden yang diambil dalam penelitian ini ditinjau dari segi pendidikan

sangatlah bervariasi antar petani. Petani yang melakukan usatahatani kubis

memiliki tingkat pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sarjana (S1).

Pendidikan yang dilakukan petani termasuk pendidikan formal. Berikut data

sebaran responden menurut tingkat pendidikan petani kubis di Desa Sumberejo.

Tabel 4.6 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan Formal petani kubis di

Desa Sumberejo tahun 2018

No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (orang) Persentase (%)

1 SD 15 44,12

2 SMP 8 23,53

3 SMA/SMK 8 23,53

4 D1 1 2,94

5 S1 2 5,88

Jumlah 34 100,00

Sumber: Olahan Data Primer (2019).

Page 76: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

54

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal

petani yang dijadikan sampel penelitian paling banyak dari tingkatan SD yaitu 15

orang dengan persentase 44,12%, SMP 8 orang dan SMA 8 orang dengan

persentase 23,53% . Petani kubis di Desa Sumberejo rata-rata hanya bisa

mencapai lulusan sekolah dasar (SD). Hal ini menunjukkan petani yang dipilih

untuk sampel penelitian sudah pernah merasakan pendidikan formal meskipun

hanya sampai SD namun sudah cukup untuk menyerap informasi dan dapat

mempengaruhi pola pikir petani.

4.3.3 Umur Responden

Umur merupakan salah satu karakteristik petani kubis yang di Desa

Sumberejo. Responden dalam penelitian ini memiliki umur rata-rata 46,2 tahun.

Umur terrmuda petani yang menjadi responden adalah 32 tahun, sedangkan umur

tertua petani yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah 62 tahun. Mantra

(2004) menyatakan bahwa umur produktif secara ekonomi dibagi menjadi 3

klasifikasi, yaitu kelompok umur 0-14 tahun merupakan usia belum produktif,

kelompok umur 15-65 tahun merupakan kelompok usia produktif, dan kelompok

umur di atas 65 tahun merupakan kelompok usia tidak lagi produktif. Berikut

merupakan sebaran responden menurut umur petani tahun 2018.

Tabel 4.7 Sebaran Responden Menurut Umur Petani Kubis di Desa Sumberejo

tahun 2018

No Umur (tahun) Jumlah Petani (orang) Persentase (%)

1 ≤14 0 0

2 15-65 32 94,12

3 >65 2 5,88

Jumlah 34 100,00

Sumber: Olahan Data Primer (2019).

Berdasarkan Tabel 4.7 umur petani kubis di Desa Sumberejo yang

tergolong produktif atau antara umur 15-65 tahun sebanyak 32 orang dengan

persentase 94,12, sedangkan petani yang berumur >65 yang tergolong umur tidak

produktif yaitu 2 orang dengan persentase 5,88%. Besarnya jumlah petani dan

juga persentase umur petani kubis yang produktif dapat memungkinkan petani

untuk melakukan usahatani kubis di Desa Sumberejo dengan baik.

Page 77: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

55

4.3.4 Pengalaman Usahatani Responden

Responden yang melakukan usahatani kubis di Desa Sumberejo memiliki

variasi diantaranya 6 tahun sampai 25 tahun dengan rata-rata pengalaman 13,2

tahun. Seiring dengan semakin lamanya pengalaman yang dimiliki petani, maka

akan semakin menambah pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan usahatani

kubis. Berikut merupakan sebaran responden menurut pengalaman petani kubis di

Desa Sumberejo tahun 2018.

Tabel 4.8 Sebaran Responden Menurut Pengalaman Petani Kubis di Desa

Sumberejo tahun 2018

No Pengalaman (tahun) Jumlah Petani (orang) Persentase (%)

1 <10 12 35,29

2 10-20 18 52,94

3 >20 4 11,77

Jumlah 34 100,00

Sumber: Olahan Data Primer (2019.)

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pengalaman petani dalam

penelitian ini paling banyak yaitu berkisar antara 10-20 tahun yang berjumlah

sebanyak 18 petani dengan persentase 52,94%. Petani yang memiliki pengalaman

<10 tahun berjumlah sebanyak 12 petani dengan persentase 35,29%, sedangkan

petani yang memiliki pengalaman >20 tahun berjumlah sebanyak 4 petani dengan

persentase 11,77%. Pengalaman petani akan mempengaruhi pengetahuan serta

keterampilan petani dalam melakukan usahatani kubis

4.3.5 Kepemilikan Lahan Responden

Kepemilikan lahan yang dimiliki oleh responden berbeda-beda

diantaranya yaitu lahan milik sendiri dan sewa. Responden yang lahannya

digunakan untuk usahatani kubis dari hasil menyewa kebanyakan karena

responden tidak memiliki lahan ataupun memiliki lahan namun hanya kecil.

Berikut merupakan sebaran responden menurut Kepemilikan Lahan di Desa

Sumberejo tahun 2018.

Tabel 4.9 Sebaran Responden Menurut Kepemilikan Lahan Petani Kubis di Desa

Sumberejo tahun 2018

No Pengalaman (tahun) Jumlah Petani (orang) Persentase (%)

1 Milik Sendiri 20 58,82

2 Sewa 14 41,18

Jumlah 34 100,00

Sumber: Olahan Data Primer (2019).

Page 78: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

56

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kepemilikan lahan dari

responden dalam penelitian ini paling banyak kepemilikan lahan petani yaitu

lahan milik sendiri yang berjumlah 20 petani dengan persentase 58,82%,

sedangkan responden yang memiliki lahan dengan kepemilikan sewa sebanyak 14

orang petani dengan persentase 41,18%. Banyaknya petani yang memiliki lahan

sendiri dikarenakan lahan yang dimilikinya merupakan lahan yang berasal terun

temurun dari orang tuanya, selain itu ada juga responden yang membeli lahan

untuk digunakan usahatani kubis.

4.4 Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember merupakan salah

satu desa yang berada di Kecamatan Ambulu yang mempunyai produksi kubis

terbesar di Kecamatan Ambulu. Sebagian penduduk di Desa Sumberjo berprofesi

sebagai petani yang menanam tanaman pangan dan juga tanaman holtikultura.

Jenis tanaman pangan yang biasanya ditanam di Desa Sumberjo adalah padi dan

jagung, sedangkan jenis tanaman hortikultura yang ditanam diantaranya yaitu

kubis, tomat, cabai, kacang panjang, mentimun, brokoli, terong, dan kangkung.

Tanaman kubis merupakan salah satu tanaman sayuran yang paling banyak

ditanam oleh petani di Desa Sumberjo, karena usahatani kubis bisa ditanam pada

wilayah dataran rendah maupun dataran tinggi. Kondisi wilayah Desa Sumberejo

yang mendukung untuk digunakan usahatani kubis membuat petani memilih

komoditas kubis untuk dibudidayakan.

Jenis Kubis yang ditanam oleh petani di Desa Sumberjo Kecamatan

Ambulu Kabupaten Jember adalah jenis kubis putih dengan varietas Green

Coronet. Varietas tersebut digunakan oleh petani di Desa Sumberjo dengan tujuan

untuk menghasilkan kubis yang berkualitas baik. Kubis putih varietas Green

Coronet merupakan jenis tanaman kubis yang memiliki kadar air yang lebih

rendah dan tidak mudah busuk serta memiliki krop yang rapat dan tebal. Kubis

varietas Green Coronet memiliki warna daun hijau gelap, berdiameter ± 70 cm,

dan berumur ±90 hari sehingga tanaman kubis ini bisa ditanam tiga kali dalam

setahun. Kegiatan usahatani kubis di Desa Sumberejo biasanya dilakukan setelah

Page 79: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

57

pergantian dengan tanaman padi yaitu berkisar antara bulan April-September.

Lahan yang digunakan oleh petani di Desa Sumberejo umumnya merupakan lahan

sendiri dan ada juga yang lahan sewa. Berikut adalah penjelasan tentang masing-

masing tahapan dalam usahatani kubis.

4.4.1 Pengolahan Tanah

Lahan yang digunakan untuk usahatani kubis di Desa Sumberejo memiliki

tekstur tanah yang cocok untuk usahatani tanaman hortikultura khususnya

tanaman kubis. Kegiatan dalam usahatani kubis untuk pengolahan tanah dilakukan

selama 1-2 hari. Tujuan dalam kegiatan ini yaitu agar tanah menjadi lebih gembur

dan nantinya diharapkan kubis mampu menyerap unsur-unsur hara dalam tanah

dengan baik dan untuk mengolah kesuburan tanah yang dapat berpengaruh

terhadap tingkat produksi. Pengolahan tanah dalam usahatani kubis memerlukan

tenaga berkisar 2-5 orang.

Pengolahan tanah dapat dilakukan sebelum menanam tanaman kubis

dengan melakukan beberapa kegiatan meliputi pembersihan lahan dari sisa

tanaman sebelumnya dan dilanjutkan pembajakan tanah dengan menggunakan

traktor, selanjutnya tanah dibiarkan selama beberapa hari yaitu antara 1-2 hari.

Setelah tanah biarkan selama 1-2 hari maka selanjutnya tanah dibentuk guludan

atau bedengan menggunakan cangkul.

Jarak guludan satu dengan guludan yang lain sekitar 80 cm. Proses

pengolahan tanah dalam usahatani kubis diperlukan pembuatan selokan

pembuangan air (drainase). Drainase ini dapat digunakan untuk menampung dan

menyimpan air dalam proses penyiraman ataupun ketika musim hujan. Tahapan

selanjutnya dalam pengolahan tanah yakni membut lubang di atas guludan yang

akan digunakan untuk penanaman bibit kubis.

4.4.2 Penanaman

Sebelum tanaman kubis ditanam dilakukan penyemaian. Tahapan

penyemaian yaitu benih direndam dahulu dalam air hangat selama satu jam,

kemudian benih disebar merata pada bedengan atau tempat penyemaian dengan

dicampurkan dengan pupuk kandang, bedengan persemaian diberikan penutup

kaca atau plastik transparan. Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu.

Page 80: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

58

Penanaman bibit kubis dilakukan dengan memasukan bibit kubis yang telah

berumur 3-4 minggu kedalam tanah yang telah dilubangi dengan jarak tanam 70 x

50 cm.

Penanaman kubis di Desa Sumberejo dilakukan dengan pemindahan bibit

kubis dari lahan penyemaian ke lahan yang digunakan untuk usahatani kubis.

Kegiatan penanaman dilakukan sekitar 1-2 hari dengan menggunakan tenaga kerja

sekitar 2-4 orang. Sebelum menanam kubis sebaiknya tanah diberi pupuk dasar

yaitu pupuk ZA dan Phonska agar dapat mempercepat pertumbuhan dan dapat

dicampur dengan pemberian pupuk organik. Pemindahan bibit kubis dilakukan

dengan hati-hati agar tidak sampai merusak perakaran bibit.

4.4.3 Pemupukan

Pemupukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk pemberian

nutrisi terhadap tanaman. Pupuk yang umum digunakan petani dalam usahatani

kubis yaitu pupuk Phonska, ZA, NPK, dan Urea,. Penggunaan pupuk kimia yang

digunakan oleh petani bervariasi jumlahnya. Pemupukan biasanya dilakukan

dengan memerlukan jumlah tenaga kerja 2-4 orang. Kegiatan ini dapat dilakukan

setiap 5 hari sekali mulai dari kegiatan awal tanam-pemanenan kubis. Petani dapat

melakukan pemupukan dengan bentuk pupuk yang dicairkan ada pula yang tanpa

pencairan yaitu langsung disebar. Keadaan tersebut dilakukan dengan melihat

kondisi tanaman kubis.

Kebutuhan pupuk yang digunakan petani tergantung seberapa banyak

tanaman yang ditanam dalam satuan luas dan dikalikan dengan banyaknya

pemupukan dalam satu kali musim. Pemupukan pupuk organik dapat dilakukan

sebelum tanam di atas tepi setiap guludan. Kemudian tanah didiamkan selama 1-2

hari. Kebutuhan pupuk organik dapat membantu kesuburan tanah serta tekstur

tanah yang sudah rusak akibat penggunaan pupuk kimia.

4.4.4 Perawatan

Perawatan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar

tanaman kubis bisa tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya gangguan

dari OPT yang berupa gulma. Usahatani kubis sangat rentan dengan ancaman dari

OPT maka dibutuhkan ketekunan dalam pemeliharaan maupun perawatan

Page 81: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

59

tanaman. Petani biasanya melakukan perawatan dengan cara pembersihan gulma

disekitar tanaman sebanyak 3-7 kali mulai awal tanam sampai pemanenan. Tenaga

kerja yang diperlukan oleh petani untuk proses perawatan membutuhkan sekitar 4-

10 orang. Kebanyakan tenaga kerja dalam hal perawatan dilakukan oleh tenaga

kerja perempuan dikarenakan tenaga kerja perempuan dianggap lebih teliti

dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki.

4.4.5 Pengairan

Proses pengairan dalam usahatani kubis dapat dilakukan setelah kegiatan

penanaman selesai. Petani dapat melakukan pengairan pada tanaman kubis setiap

5-7 hari untuk hingga tanaman berusia 80 hari setelah tanam atau sudah hampir

siap untuk dipanen. Penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan diesel

yang dialirkan ke selokan dari setiap guludan. Tanaman kubis memerlukan air

yang cukup namun tidak terlalu berlebihan. Kegiatan penyiraman membutuhkan

tenaga kerja sekitar 2-4 orang. Petani kubis di Desa Sumberejo biasanya ketika

melakukan proses pengairan juga dilakukan proses pemupakan dengan bersamaan

setalah proses pengairan selesai.

4.4.6 Pengendalian Hama

Kegiatan pengendalian hama merupakan salah satu cara untuk

membasmian hama atau penyakit yang menyerang pada tanaman kubis.

Penyemprotan dapat dilakukan 5-7 hari sekali mulai awal tanam sampai dengan

proses panen. Petani melakukan kegiatan pengendalian hama tergantung dengan

serangan hama yang menyerang tanaman kubis. Hama yang sering menganggu

tanaman kubis di Desa Sumberejo diantaranya yaitu hama klaper dan ulat

gantung. Hama klaper atau Kutu kebul ( bemisia tabaci ) atau dipanggil juga kutu

putih, secara internasional dikenal dengan silverleaf whitefly.

Hama Klaper atau kutu kebul memiliki serangan yang hampir mirip

dengan serangan tungau yang cairan pada krop kubis yang dihisapnya

menyebabkan krop kubis menjadi melengkung ke atas, keriting dan belang-

belang. Hama ulat gantung atau ulat daun Plutella xylostella L. (Lepidoptera

Plutellidae) merupakan salah satu jenis hama utama pada tanaman kubis.

Serangan hama ulat gantung apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan

Page 82: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

60

kubis oleh hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik

jumlah maupun kualitasnya. Tanaman kubis apabila sudah terserang klaper dan

ulat gantung, maka krop kubis akan berlubang-lubang dan tanaman kubis tidak

berkembang apabila tanaman kubis terkena serangan hama yang tidak terkendali

bahkan juga mengakibatkan gagal panen. Ketika petani kubis mengalami gagal

panen maka lahan kubis akan dibajak dan kubis akan dijadikan pupuk organik di

lahan petani, sehingga petani akan mengulang menanam kubis dari awal.

Adanya ancaman gangguan dari hama maka dibutuhkan ketekunan dalam

pemeliharaan tanaman kubis agar kubis mampu tumbuh dengan baik dan terhindar

dari serangan hama. Usaha yang dilakukan petani dalam mengendalikan hama

yaitu dengan melakukan pemberian insektisida yang ditujukan untuk mengurangi

serangan hama. Insektisida yang digunakan oleh petani diantaranya adalah

Endure, Kanon, Pegasus, Rizotin, Meothrin, Antracol dan Dursban. Pengendalian

hama yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis hama yang menyerang. Tenaga

kerja yang dibutuhkan dalam dalam proses pengendalian hama yaitu berkisar

antara 1-2 orang. Petani dalam proses pengendalian hama dengan cara semprot

menggunakan alat penyemprot berupa sprayer atau tangki semprot dengan .

4.4.7 Pemanenan

Pemanenan tanaman kubis apabila telah berumur 80-90 hari. Tanda

tanaman kubis telah siap untuk dipanen yaitu memiliki ciri-ciri kubis bobot antara

1-5 kg, krop padat dan krop sudah membentuk dengan sempurna. Pemanenan

kubis dilakukan dengan cara memotong krop kubis dengan menggunakan sabit

dengan menyertakan 4 atau 5 daun untuk melindungi agar krop tidak rusak.

Proses pemanenan tanaman kubis yang ada di Desa Sumberejo kebanyakan

dilakukan bukan oleh petani itu sendiri melainkan oleh pembeli atau penebas

kubis tersebut. Pemanenan dilakukan dalam 1 kali pemanenan dengan dilakukan

tebas habis. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pemanenan

berkisar antara 8-12 orang. Proses pemanenan kubis yang dilakukan di Desa

Sumberejo semuanya dilakukan oleh tenaga kerja yang berasal dari pembeli yang

telah membeli dengan cara menebas hasil usahatani kubis dari petani.

Page 83: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

61

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab hasil dan pembahasan terbagi menjadi 3 sub bab, dimana bagian

pembahasan 1 menjelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi produksi

usahatani kubis. Bagian 2 menjelaskan mengenai tingkat efisiensi teknis usahatani

kubis, dan bagian 3 menjelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi tingkat

inefisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu .

5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Guna mencapai hasil rumusan masalah pertama, sebagaimana di metode

penelitian di tetapkan 8 variabel bebas (dependent) diantaranya luas lahan (X1),

Tenaga kerja (X2), pupuk Urea (X3), pupuk ZA (X4), pupuk NPK (X5), pupuk

organik (X6), pestisida (X7), dan bibit (X8), akan tetapi pada variabel pupuk Urea

dan pupuk ZA tidak semua petani di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember menggunakan pupuk tersebut dalam usahatani kubis. Variabel

pupuk Urea dan pupuk ZA tidak sesuai dengan asumsi fungsi Cobb-Douglas

karena dalam fungsi Cobb-Douglas semua variabel harus memiliki nilai atau tidak

boleh kosong, dengan itu 2 variabel tersebut tidak digunakan dan dikeluarkan dari

model fungsi produksi Cobb-Douglas. Sebenarnya untuk variabel yang tidak

memiliki nilai atau kosong bisa diganti dengan angka tertentu biasanya diganti

menggunakan angka 1. Peneliti memilih alternatif pertama yakni mengeluarkan

variabel yang sudah tidak memenuhi asumsi fungsi produksi Cobb-Douglas.

Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik guna melihat faktor gangguan yang ada

pada model fungsi produksi yang harus dipenuhi jika menggunakan analisis

Cobb-Douglas. Berikut merupakan beberapa uji asumsi klasik yang dilakukan

menggunakan alat analisis SPSS meliputi:

1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah gangguan pada suatu fungsi regresi dimana

variabel bebas yang diikutsertakan pada model regresi memiliki korelasi yang

erat. Kriteria pengujian multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance dan

Page 84: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

62

Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi tidak mengalami multikolinearitas

apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa model regresi tidak mengalami

multikolinearitas yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Hasil Analisis Uji Multikolinearitas menggunakan Nilai Variance

Inflation Factor (VIF) dan Tolerance

Variabel bebas VIF Tolerance Kesimpulan

Luas lahan (X1) 4,572 0,219

Tidak mengalami

multikolinearitas

Tenaga kerja (X2) 2,048 0,488

Pupuk NPK (X3) 1,609 0,621

Pupuk Organik (X4) 1,650 0,606

Pestisida (X5) 1,531 0,653

Bibit (X6) 3,462 0,289

Sumber : Data primer yang diolah, Lamiran 5.16 hal 142-143.

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui masing-masing nilai VIF dan

Tolerance pada setiap variabel faktor-faktor produksi. Nilai VIF dan Tolerance

pada masing- masing variabel bebas menunjukkan bahwa semua variabel bebas

memiliki nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1. Berdasarkan hasil uji

multikolinearitas disimpulkan bahwa pada hasil model persamaan fungsi produksi

tersebut tidak terdapat adanya gangguan multikolinearitas diantara variabel bebas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan dengan melihat gejala heteroskedastisitas yang

dapat diketahui dengan melihat pola gambar scatterplot. Model regresi dikatakan

tidak mengalami gejala heteroskedastisitas apabila penyebaran titik-titik data tidak

membentuk pola tertentu atau mengumpul pada satu titik. Berikut disajikan

gambar hasil pengujian scatterplot.

Gambar 5.1 Pola Gambar Scatterplot

Page 85: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

63

Berdasarkan Gambar 5.1 dapat diketahui hasil uji menunjukkan bahwa

titik -titik pada data terjadi secara menyebar dan titik- titik data tidak membentuk

pola sehingga dapat dikatakan data tersebut tidak mengalami gejala

heteroskedastisitas.

3.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara

variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal, sehingga

berdasarkan hasil analisis pengumpulan data produksi dan faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi diketahui bahwa data terdistribusi secara normal.

Pengujian normalitas dapat dilihat pada grafik P-Plot yang menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti sepanjang garis diagonal. Berikut disajikan gambar

hasil pengujian grafik P-Plot.

Gambar 5.2 Grafik Normal P-Plot

Berdasarkan Gambar 5.2 dapat diketahui bahwa hasil pengujian

menunjukkan grafik normal P-Plot menyebar dan mengikuti disepanjang garis

diagonal. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model persamaan fungsi

produksi tersebut terdistribusi secara normal.

4. Uji Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan untuk melihat gejala autokorelasi yang dapat

diketahui dengan melihat nilai Durbin-Watson. Berikut merupakan dilihat nilai

Durbin-Watson dari hasil analisis ada Tabel 5.2.

Page 86: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

64

Tabel 5.2 Hasil Analisis Uji Autokorelasi dengan melihat Nilai Durbin-Watson

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 0,911 0,831 0,793 0,18231 2,243

Sumber : Data primer yang diolah, Lampiran 5.16 hal 142-143.

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui nilai Durbin Watson yaitu 2,243.

selanjutnya dicari dan dihitung nilai dL dan dU. Setalah dihitung didapatkan

bahwa nilai dL dan dU sebesar 1,079 dan 1,671. Nilai Durbin Watson (2,243)

berada diantara nilai dU dan (4- dU) yaitu antara 1,671 dan 2,329 sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengujian tidak terjadi autokorelasi.

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan, maka model

regresi yang diperoleh dapat dianggap baik dalam memodelkan fungsi produksi

Cobb-douglas kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk faktor-faktor

produksi yang digunakan dalam usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu pada bulan April-Juli 2018 meliputi luas lahan (X1), tenaga kerja (X2),

pupuk NPK (X3), pupuk organik (X4), pestisida (X5), dan bibit (X6), sedangkan

untuk faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi meliputi umur petani (Z1),

pengalaman (Z2), pendidikan formal (Z3), dan kepemilikan lahan (Dkl) berikut

penjelasan dari variabel dalam penelitian.

Tabel 5.3 Deskripsi Statistik Faktor-faktor Produksi dan Faktor Inefisiensi Teknis

Usahatani Kubis bulan April-Juli 2018

Variabel Maximal Minimal Mean Standart

Deviasi

Produksi (kg) 45.000 5000 15.985 6957,10

Luas lahan (Ha) 1 0,125 0,41 0,1699

Tenaga Kerja (HOK) 124,5 62,5 83,96 15,5331

Pupuk NPK (Kg) 700 50 247,65 163,9671

Pupuk Organik (Kg) 1.500 100 419,12 335,0746

Pestisida (ml) 5.000 750 2.091,18 976,1916

Bibit (unit) 24.000 1.500 9.382,35 4355,5239

Umur Petani (tahun) 62 32 46,21 8,9807

Pengalaman Petani (tahun) 29 2 13,18 7,0859

Pendidikan formal (tahun) 16 6 8,91 3,1176

Kepemilikan lahan 1 0 1 0,4996

Sumber: Olahan Data Primer (2019), Lampiran 5.13 hal dan 5.14 hal 132-135.

Page 87: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

65

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa variabel faktor-faktor

produksi pada usahatani kubis merupakan data-data yang bersifat stochastic,

karena data-data tersebut memiliki nilai standart deviasi yang cenderung besar,

artinya masing-masing petani bervariasi dalam penggunaan variabel faktor-faktor

produksi usahatani kubis. Selain itu, pada gambar 5.2 menunjukkan data-data

variabel merupakan data stochastic, karena menunjukkan keberagaman dalam

penggunaan variabel faktor produksi oleh petani, maka cocok untuk dilanjutkan

dengan pengujian dengan menggunakan alat analisis fungsi produksi stochastic

frontier Cobb-Douglas.

Pendugaaan parameter fungsi produksi stochastic frontier Cobb-Douglas

dilakukan dengan dua tahap yaitu untuk memilih model yang baik dengan

membandingkan nilai log-likelihood ratio dari metode OLS (Ordinary Least

Square) dan metode MLE (Maximum Likelihood Estimation). Metode OLS

digunakan untuk memberikan gambaran kinerja rata-rata dari proses produksi

petani pada teknologi yang ada dan digunakan untuk melihat ketepatan model.

Pendugaan parameter fungsi Cobb-Douglas dengan metode OLS memberikan

gambaran kinerja rata-rata dari proses produksi petani pada teknologi yang ada.

Berikut merupakan perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan

metode OLS melalui aplikasi frontier 4.1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.4 Pendugaan Model Fungsi Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu bulan April-Juli 2018 dengan metode OLS

Variabel Koefisien Standart eror t-ratio

Intersep 6,228 1,687 3,691

Luas lahan (X1) 0,323 0,150 2,158*

Tenaga kerja (X2) 0,173 0,256 0,678

Pupuk NPK (X3) -0,073 0,059 -1,233

Pupuk Organik (X4) 0,111 0,053 2,104*

Pestisida (X5) 0,113 0,076 -1,497

Bibit (X6) 0,390 0,110 3,531*

Sigma Squared 0,032

Log-likelihood ratio 13,554

t-tabel (α = 0,05) 1,711

χ2 tabel (α = 0,05) 10,371

Sumber: Olahan Data Primer (2019), Lampiran 5.18 hal 148-149.

Keterangan: *berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95%

Page 88: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

66

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan tabel hasil pendugaan fungsi

produksi dengan menggunakan metode OLS pada aplikasi frontier 4.1. hasil

analisis tersebut menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap

produksi kubis yaitu luas lahan (X1), pupuk organik (X2), dan bibit (X3). Hasil

analisis juga menunjukkan nilai log-likelihood ratio menggunakan metode OLS

sebesar 13,554. Hasil pendugaan tahap kedua yaitu pendugaan model fungsi

produksi dengan menggunakan metode MLE. Hasil pendugaan tersebut

menggambarkan kinerja terbaik dari petani responden pada tingkat teknologi yang

ada. Hasil perhitungan regresi berganda dengan menggunakan metode MLE

melalui aplikasi frontier 4.1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.5 Pendugaan Model Fungsi Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu bulan April-Juli 2018 dengan menggunakan

Metode MLE

Variabel Koefisien Standart eror t-ratio

Intersep 3,681 1,157 3,183

Luas lahan (X1) 0,086 0,074 1,164

Tenaga kerja (X2) 0,105 0,143 0,733

Pupuk NPK (X3) -0,040 0,028 1,424

Pupuk Organik (X4) 0,112 0,026 4,239*

Pestisida (X5) 0,093 0,061 1,531

Bibit (X6) 0,535 0,070 7,624*

Sigma Squared 0,069 0,014 5,056*

Gamma

Log-likelihood ratio

LR-test of the one sided error

Anti-Ln

0,999 0,011 86,344*

22,025*

19,961*

4.797,33

t-tabel (α = 0,05) 1,711

χ2 tabel (α = 0,05) 10,371

Sumber: Olahan Data Primer (2019), Lampiran 5.18 hal 150-151.

Keterangan: *berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95%.

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa nilai Log-likelihood ratio

dengan metode MLE sebesar 22,025 adalah lebih besar dari nilai Log-likelihood

ratio dengan metode OLS sebesar 13,554 yang dapat disimpulkan bahwa fungsi

produksi dengan metode MLE adalah baik. Hal ini menunjukkan peneliti lebih

memilih metode MLE. Faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi

produksi pada taraf kepercayaan 95% terdiri Pupuk Organik (X4), dan Bibit (X6).

Parameter lain yang perlu diperhatikan dalam fungsi produksi stochastic frontier

Page 89: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

67

Cobb-Douglas adalah nilai gamma dan LR test of one side error. Persamaan atau

fungsi produksi stochastic frontier Cobb-Douglas yaitu:

Ln Y= 3,681 + 0,086 LnX1 + 0,105 LnX2 + 0,040 LnX3 + 0,112 LnX4 – 0,093

LnX5 + 0,535LnX6 + Vi - Ui

Persamaan tersebut diestimasi dalam bentuk persamaan linier, untuk

merubahnya kembali menjadi bentuk persamaan non linier maka perlu dilakukan

antilogaritma, sehingga bentuk persamaanya menjadi sebagai berikut:

Y = 4797,33 0,086

X2 0,105

X3 0,040

X4 0,112

X5 -0,093

X6 0,535

Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa produksi

usahatani kubis di Desa Sumberejo tanpa adanya penambahan variabel luas lahan

(X1), tenaga kerja (X2), pupuk NPK (X3), pupuk organik (X4), pestisida (X5), dan

bibit (X6) adalah sebesar 4797,33 kg. Secara keseluruhan nilai efisiensi produksi

kubis di Desa Sumberejo dari penggunaan faktor produksi adalah sebagai berikut:

Ep = i

Ep = 0,086 + 0,105 - 0,040 + 0,112 + 0,093 + 0,535

Ep = 0,891

Hasil perhitungan nilai elastisitas kurang dari 1 (0,891 < 1), artinya

usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu berada pada kondisi

decreasing return to scale. Nilai elastisitas tersebut menunjukkan bahwa

usahatani kubis di Desa Sumberejo berada pada daerah II atau usahatani kubis

berada pada kondisi dimana dengan penambahan semua variabel faktor produksi

1% akan menyebabkan penambahan produk lebih besar dari 0% dan sampai

kurang dari 1% (Hariyati, 2007).

Pengujian selanjutnya yaitu interpretasi secara individu masing-masing

variabel bebas ( luas lahan, tenaga kerja, pupuk NPK, pupuk organik, pestisida,

dan bibit) terhadap produksi usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu. Berikut merupakan hasil pengujian secara individual dari hasil analisis

fungsi produksi stochastic frontier Cobb-Douglas.

1. Luas Lahan (X1)

Koefisien regresi variabel luas lahan adalah 0,086. Tanda positif tersebut

menunjukkan bahwa pengaruh perubahan variabel luas lahan berbanding lurus

Page 90: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

68

terhadap produksi kubis. Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan metode

MLE variabel luas lahan diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,164, dimana nilai t-

hitung (1,164 < 1,711). Artinya faktor produksi luas lahan tidak berpengaruh

signifikan namun memiliki nilai positif terhadap produksi kubis dengan taraf

kepercayaan 95%.

Nilai koefisien 0,086 menunjukkan elastisitas penggunaan faktor produksi

luas lahan. Artinya, dengan asumsi cateris paribus setiap penambahan 1% faktor

produksi luas lahan maka akan menaikkan produksi kubis sebesar 0,086%.

Adanya kenaikan produksi yang tidak terlalu besar merupakan gambaran bahwa

penambahan faktor luas lahan bukan jaminan untuk menaikkan produksi kubis.

hal tersebut dikarenakan usahatani kubis memerlukan perawatan dan pengelolaan

yang intensif, sehingga penambahan luas lahan saja tidak cukup untuk menaikkan

produksi kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

Hasil penelitian ini didukung penelitian Darmansyah, dkk (2013),

penelitian tersebut menyatakan bahwa faktor luas lahan tidak berpengaruh

signifikan dan positif terhadap produksi usahatani kubis. Usahatani kubis di

Kecamatan Desa Talang Belitar Kecamatan Sindang memiliki luas lahan yang

berbanding lurus dengan produksi. Hal ini dimungkinkan karena petani tidak

mampu mengurus atau mengolah lahannya secara optimal, sehingga lahan yang

luas menyebabkan tidak efisiennya penggunaan faktor produksi.

Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa luas lahan tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap produksi usahatani kubis pada taraf kepercayaan 95%

diantaranya yaitu dari Warni (2017) dan Wibisiono (2011). Berdasarkan

penelitian tersebut faktor luas lahan ada yang berpengaruh secara positif maupun

negatif. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya faktor kesesuaian lahan dan perlu

adanya perlakuan intensif dalam usahatani kubis.

2. Tenaga Kerja (X2)

Koefisien regresi variabel tenaga kerja adalah 0,105. Tanda positif tersebut

menunjukkan bahwa pengaruh perubahan variabel tenaga kerja berbanding lurus

terhadap produksi kubis. Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan metode

MLE variabel tenaga kerja diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,733, dimana nilai t-

Page 91: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

69

hitung (0,733< 1,711) . Nilai tersebut juga menunjukkan bahwa variabel luas

lahan tidak berpengaruh signifikan namun memiliki nilai positif terhadap produksi

kubis dengan taraf kepercayaan 95%.

Nilai koefisien 0,105 juga menunjukkan elastisitas penggunaan faktor

produksi tenaga kerja. Artinya, dengan asumsi cateris paribus setiap penambahan

1% faktor produksi tenaga kerja maka akan menaikkan produksi kubis sebesar

0,105%. Adanya kenaikan produksi dengan adanya penambahan faktor produksi

tenaga kerja meskipun hanya 0,105% merupakan gambaran bahwa usahatani

kubis di Desa Sumberejo memerlukan perawatan yang intensif. Tenaga kerja yang

digunakan dalam usahatani kubis di Desa Sumberejo menggunakan satuan HOK

yang terdiri dari tenaga kerja pria dan wanita. Rata-rata tenaga kerja yang

dibutuhkan dalam usahatani kubis dalam satuan hektar yaitu 83,96 atau 84 HOK.

Kegiatan usahatani kubis yang paling banyak membutuhkan tenaga kerja

adalah kegiatan pengairan dan pengendalian hama, dimana kegiatan pengairan

dalam usahatani kubis merupakan salah satu kegiatan penting dikarenakan

tanaman kubis membutuhkan kandungan air yang cukup, sehingga tanaman kubis

jangan sampai kekurangan atau tidak terpenuhi kandungan air karena dapat

mengakibatkan krop kubis menjadi layu dan juga mengakibatkan tanaman kubis

mati. Kegiatan pengendalian hama juga merupakan salah satu kegiatan yang

penting dalam usahatani kubis karena kegiatan tersebut dibutuhkan secara intensif

guna menjaga agar tanaman kubis tidak terkena serangan hama yang data merusak

dan menyebabkan gagal panen dalam usahatani kubis.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dari Rifqie (2008), penelitian

tersebut menyatakan bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh dan bernilai positif.

Hal ini bisa saja terjadi karena pengelolaan usahatani kubis membutuhkan tenaga

kerja yang lebih banyak sehingga dengan penambahan tenaga kerja dapat

meningkatkan produksi, namun jika penambahan penggunaan tenaga kerja yang

pekerjanya tidak produktif, dengan semakin banyaknya tenaga kerja yang

digunakan malah menyebabkan tidak efisien, sehingga berdampak pada

pengelolaan usahatani yang tidak baik dan secara tidak langsung dapat

meningkatkan risiko produksi.

Page 92: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

70

3. Pupuk NPK (X3)

Koefisien regresi variabel pupuk NPK adalah -0,040. Tanda negatif

tersebut menunjukkan bahwa pengaruh perubahan variabel pupuk NPK

berbanding terbalik terhadap produksi kubis. Hasil pengujian secara individual

(uji-t) dengan metode MLE variabel pupuk NPK diperoleh nilai t-hitung sebesar

1,424 , dimana nilai t-hitung (1,424 < 1,711). Nilai tersebut juga menunjukkan

bahwa variabel pupuk NPK tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

produksi kubis dengan taraf kepercayaan 95%.

Nilai koefisien -0,040 menunjukkan elastisitas penggunaan faktor produksi

pupuk NPK. Artinya, dengan asumsi cateris paribus setiap penambahan 1% atau

1 kg pupuk NPK maka akan menurunkan produksi kubis sebesar 0,040% atau

0,04 kg. Penambahan input pupuk NPK justru akan menurunkan produksi kubis.

Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk NPK di daerah penelitian sudah melebihi

penggunaan pupuk NPK yang dianjurkan oleh petugas penyuluh lapang, dimana

penggunaan yang dianjurkan oleh petugas penyuluh lapang yaitu hanya 200 kg,

namun pada tabel 5.3 dijelaskan penggunaan rata-rata pupuk NPK di deaerah

penelitian yaitu sebesar 247,65 kg.

Penambahan faktor produksi pupuk NPK sudah tidak perlu dilakukan

dikarenakan petani terlalu banyak menggunakan input pupuk NPK dan

penggunaan faktor produksi pupuk NPK berada pada daerah irrasional. Hasil

penelitian didukung oleh penelitian dari Warni (2017) dan Sitompul (2013). Hasil

penelitian Sitompul (2013) menyatakan bahwa penggunaan pupuk NPK

berpengaruh negatif dan nyata terhadap produksi usahatani kubis. Nilai pupuk

NPK berada pada daerah irrasional, sehingga petani perlu untuk mengurangi

penggunaan pupuk NPK. Menurut Suratiyah (2015), bahwa penggunaan pupuk

kimia secara terus menerus dengan jumlah yang besar mengakibatkan

penumpukan residu dalam tanah yang menyebabkan tanah akan lebih sulit

menerima unsur hara.

4. Pupuk Organik (X4)

Koefisien regresi variabel Pupuk organik adalah 0,112. Tanda positif

tersebut menunjukkan bahwa pengaruh perubahan variabel pupuk organik

Page 93: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

71

berbanding lurus terhadap produksi kubis. Hasil pengujian secara individual (uji-t)

dengan metode MLE variabel Pupuk organik diperoleh nilai t-hitung sebesar

4,239, dimana nilai t-hitung (4,239 > 1,711) . Nilai tersebut menunjukkan bahwa

variabel pupuk organik berpengaruh signifikan terhadap produksi kubis dengan

taraf kepercayaan 95%.

Nilai koefisien 0,112 menunjukkan elastisitas penggunaan faktor produksi

pupuk organik. Artinya, dengan asumsi cateris paribus setiap penambahan pupuk

organik sebesar 1% atau 1 kg maka akan menambahkan produksi kubis sebesar

0,1% atau 0,1 kg. Adanya kenaikan produksi dengan adanya penambahan faktor

produksi organik meskipun hanya 0,1 merupakan gambaran bahwa usahatani

kubis di daerah penelitian dalam penggunaan pupuk organik masih perlu

ditingkatkan.

Penggunaan pupuk organik di daerah penelitian sudah mulai dilakukan

seiring dengan adanya anjuran dari petugas dengan tujuan untuk

menyeimbangkan unsur hara dan memperbaiki struktur tanah. Penggunaan pupuk

organik yang dianjurkan oleh Petugas Penyuluh Lapang di Desa Sumberejo

seharusnya 15-20 kg/ha, namun petani di Desa Sumberejo menggunakan pupuk

organik yaitu hanya sebesar 5 kg/ha.

Hasil penelitian didukung oleh penelitian dari Rifqie (2008), Warni (2017)

Wibisono (2011) dan Darmansyah, dkk (2013). Hasil dari keempat penelitian

tersebut menyatakan bahwa pupuk organik berpengaruh signifikan terhadap

produksi kubis. Menurut Darmansyah (2013), menyatakan bahwa penggunaan

pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan kondisi tanah yang sudah

rusak karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.

5. Pestisida (X5)

Koefisien regresi variabel pestisida adalah 0,093. Tanda positif tersebut

menunjukkan bahwa pengaruh perubahan variabel pestisida berbanding lurus

terhadap produksi kubis. Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan metode

MLE variabel pestisida diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,531, dimana nilai t-

hitung (1,531 < 1,711). Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel pestisida tidak

berpengaruh signifikan terhadap produksi kubis dengan taraf kepercayaan 95%.

Page 94: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

72

Nilai koefisien 0,093 menunjukkan elastisitas penggunaan faktor produksi

pestisida. Artinya, dengan asumsi cateris paribus setiap penambahan 1% pestisida

maka akan menambahkan produksi kubis sebesar 0,093%.

Adanya kenaikan produksi dengan adanya penambahan faktor produksi

pestisida dikarenakan oleh kondisi, dimana pestisida sangat dibutuhkan dalam

kegiatan budidaya kubis karena petani selalu dihadapkan pada suatu permasalahan

utama dalam usahatani kubis yaitu serangan hama klapper dan ulat daun.

Beberapa jenis variasi pestisida yang digunakan oleh petani diantaranya yaitu

Endure, Kanon, Pegasus, Rizotin, Meothrin, Antracol dan Dursban. Petani kubis

di Desa Sumberejo memilih menggunakan pestisida karena dirasa pestisida dapat

mempercepat dalam menangani masalah serangan hama dan penyakit yang dapat

mengganggu tanaman kubis. Kebanyakan petani kubis di Desa Sumberejo lebih

memilih menggunakan pestisida cair yang digunakan untuk menangani masalah

serangan hama dan penyakit.

Hasil penelitian didukung oleh penelitian dari Warni (2017) dan Sitompul

(2013). Hasil dari kedua penelitian tersebut menyatakan bahwa faktor produksi

pestisida tidak berpengaruh terhadap produksi kubis. Penggunaan pestisida berupa

insektisida yang digunakan oleh petani berbeda merk sehingga dosis dan cara

penggunaannya juga berbeda yang menyebabkan penggunaan pestisida oleh

petani tidak responsif terhadap produksi.

6. Bibit (X6)

Koefisien regresi variabel bibit adalah 0,535. Tanda positif tersebut

menunjukkan bahwa pengaruh perubahan variabel bibit berbanding lurus terhadap

produksi kubis. Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan metode MLE

variabel bibit diperoleh nilai t-hitung sebesar 7,624, dimana nilai tersebut (7,624 >

1,711). Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel bibit berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap produksi kubis dengan taraf kepercayaan 95%.

Nilai koefisien 0,535 menunjukkan elastisitas penggunaan faktor produksi

bibit. Artinya, dengan asumsi cateris paribus setiap penambahan 1% atau satu

unit faktor produksi bibit maka akan menambahkan produksi kubis sebesar 0,5 %

atau 0,5 kg. Adanya kenaikan produksi dengan adanya penambahan faktor

Page 95: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

73

produksi bibit sebesar 0,5% merupakan gambaran bahwa usahatani kubis di

daerah penelitian dalam penggunaan bibit masih perlu ditingkatkan. Peningkatan

produksi kubis dengan penambahan jumlah bibit yang perlu dilakukan.

Penggunaan bibit kubis yang masih memungkinkan untuk ditambah

diasumsikan terjadi karena jarak tanam yang digunakan oleh petani kubis di Desa

Sumberejo belum optimal. Rata-rata jarak tanam yang digunakan oleh petani di

daerah penelitian yaitu 50 x 70cm. Hal ini menunjukkan bahwa petani dapat

menambah jumlah bibit yang digunakan dengan cara memperpendek jarak tanam,

selain itu pemilihan kualitas bibit juga sangat menentukan dalam keberhasilan

usahatani kubis.

Hasil penelitian didukung oleh penelitian dari Warni (2017) dan Sitompul

(2013). Hasil dari kedua penelitian tersebut menyatakan bahwa faktor produksi

bibit berpengaruh secara signifikan terhadap produksi usahatani kubis. Kualitas

bibit juga menjadi salah satu faktor penentu hasil tanaman kubis sehingga

berpengaruh terhadap hasil kuantitas maupun kualitas dari kubis.

Selanjutnya dalam fungsi produksi stochastic frontier dengan metode MLE

(Maximum Likelihood Estimates) dapat dilihat parameter lain yang perlu

diperhatikan adalah nilai sigma squared, nilai gamma dan LR test of one side

error. Berikut merupakan hasil pengujian sigma squared, gamma dan LR test of

one side error:

a. Sigma squared (σ) dan Gamma (γ)

Nilai sigma squared berdasarkan metode MLE adalah sebesar 0,069 atau

dapat dikatakan nilai tersebut mendekati nol. Apabila nilai sigma squared

mendekati nol (σ2 = 0), menunjukan bahwa ditribusi pada error term inefisiensi

(ui) terdistribusi secara normal, maka fungsi produksi dianggap dapat mewakili

data empiris yang ada. Nilai gamma (γ) menunjukkan varians inefisiensi teknis

(ui) dan varian yang disebabkan oleh kesalahan acak (vi) dalam model.

Nilai gamma pada hasil analisis dengan metode MLE menunjukkan nilai

0.999 atau mendekati 1, artinya 99% error term dalam model disebabkan oleh

inefisiensi teknis, sedangkan 1% error term disebabkan oleh kesalahan acak. Nilai

gamma tersebut mendekati 1, yang menunjukkan bahwa perbedaan antara

Page 96: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

74

produksi maksimum dengan produksi yang dicapai, disebabkan oleh kesalahan

acak diluar model yang lebih besar dibandingkan dengan kesalahan akibat

inefisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember.

5.2 Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usahatani Kubis di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Pengujian mengenai efisiensi teknis dianalisis dengan menggunakan

model fungsi produksi stochastic frontier. Tingkat produksi usahatani kubis di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu. Petani memiliki tingkat efisiensi teknis

yang berbeda-beda, sehingga dilakukan analisis tingkat efisiensi teknis

menggunakan aplikasi frontier 4.1 agar sekaligus mengetahui seberapa besar

tingkat efisiensi teknis yang dicapai setiap petani kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Tingkat produksi usahatani kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu dipengaruhi oleh tingkat efisiensi teknis dari

petani itu sendiri. Adanya kendala dalam menghasilkan output (produksi kubis)

membuat petani belum mampu untuk mendapatkan hasil yang sebenarnya dapat

diperoleh (output frontier).

Kondisi yang ada pada daerah penelitian menunjukkan perbedaan tingkat

efisiensi teknis antar petani meskipun kombinasi input yang digunakan sama

namun jumlah output (produksi kubis) yang dihasilkan berbeda. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa terdapat petani yang memiliki tingkat efisiensi maksimum

dan juga minimum. Berikut merupakan hasil statistik pencapaian efisiensi teknis

usahatani kubis di Desa Sumberejo.

Tabel 5.6 Deskripsi Statistik Pencapaian Efisiensi Teknis Usahatani Kubis di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu pada Bulan April-Juli 2018

No Deskripsi Statistik Pencapaian Efisiensi Teknis

1 Efisiensi teknis petani terendah 0,547

2 Efisiensi teknis petani tertinggi 0,999

3 Rata-rata Efisiensi teknis petani 0,813

Sumber: Olahan Data Primer (2019), Lampiran 5.18 hal 153-154.

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan hasil pencapaian efisiensi teknis

usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamata Ambulu dari efisiensi teknis secara

Page 97: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

75

minimum, maksimum dan rata-rata. Nilai efisiensi teknis minimum petani kubis

di Desa Sumberejo yaitu sebesar 0,547. Nilai efisiensi teknis maksimum petani

kubis di Desa Sumberejo yaitu sebesar 1, dimana nilai tersebut dapat diartikan

bahwa petani mampu memproduksi kubis sebesar 100% dari tingkat produksi

potensial yang bisa dicapai. Nilai rata-rata efisiensi teknis usahatani kubis di Desa

Sumberejo yaitu sebesar 0,813 atau 81,3% dari produksi potensial yang bisa

dicapai.

Keadaan tersebut menunjukkan masih terdapat peluang bagi petani kubis di

Desa Sumberejo untuk meningkatkan produksi sebesar 0,187 atau 18,7% untuk

mencapai produksi maksimum. Hal ini menunjukkan rata-rata sampel dalam

penelitian ini petani kubis dikatakan sudah efisien secara teknis dikarenakan nilai

rata-rata efisiensi teknis sebesar 0,813 ≥ 0,700. Berikut merupakan kurva

hubungan nilai rata-rata efisiensi teknis dengan fungsi produksi stochastic

frontier.

0,187

Gambar 5.3 Hubungan Nilai Rata-rata Efisiensi Teknis dengan Fungsi Produksi

Stochastic Frontier.

Berdasarkan Gambar 5.3, dapat dilihat bahwa usahatani kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu masih belum bisa mencapai usaha yang paling

efisien secara teknis. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis usahatani kubis yaitu

sebesar 0,813 atau 81, 3% (yi), kondisi ini menunjukkan bahwa masih ada

y

x

xi

yj

yi

Output Frontier

Nilai ET = 1

Fungsi Produksi

Y = exp (xb)

Output aktual (Nilai

rata-rata ET = 0,813)

Page 98: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

76

peluang 0,187 atau 18,7% petani mampu mencapai efisiensi teknis maksimum (yj)

dengan menggunakan kombinasi input berupa luas lahan, tenaga kerja, pupuk

NPK, pupuk organik, pestisida dan bibit.

Belum tercapainya efisiensi teknis maksimum dikarenakan petani masih

belum mampu mengelola penggunaan input produksi dengan baik dan benar,

sehingga terjadi efek inefisiensi teknis yang mengakibatkan belum tercapainya

efisiensi teknis maksimum. Berikut merupakan distribusi pencapaian efisiensi dari

masing-masing petani di Desa Sumberejo.

Tabel 5.7 Distribusi Pencapaian Efisiensi Teknis dari masing-masing Petani Kubis

di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

No Nilai Efisiensi

Teknis

Tingkat

Efisiensi Teknis

Jumlah

Petani

Persentase (%)

1 0<50 Belum efisien

secara teknis

0 0

2 0,51≤TE<0,60 4 11,77

3 0,61≤TE<0,70 4 11,77

4 0,71≤TE<0,80 Efisien secara

teknis

5 14,70

5 0,81≤TE<0,90 10 29,41

6 0,91≤TE<1,00 11 32,35

Jumlah Total 34 100,00

Sumber: Olahan Data Primer (2019), Lampiran 5.18 hal 153-154.

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa petani kubis di Desa

Sumberejo yang mampu mencapai efisiensi teknis 0,51≤TE<0,60 yaitu sebanyak

4 petani dengan persentase 11,77% dari produksi kubis potensial yang mampu

dicapai. Petani kubis di Desa Sumberejo yang mampu mencapai efisiensi teknis

0,61≤TE<0,70 yaitu sebanyak 4 petani dengan persentase 11,77% dari produksi

kubis potensial yang mampu dicapai.

Petani kubis di Desa Sumberejo yang mampu mencapai efisiensi teknis

0,71≤TE<0,80 yaitu sebanyak 5 petani dengan persentase 14,70% dari produksi

kubis potensial yang mampu dicapai. Petani kubis di Desa Sumberejo yang

mampu mencapai efisiensi teknis 0,81≤TE<0,90 yaitu sebanyak 10 petani dengan

persentase 29,41% dari produksi kubis potensial yang mampu dicapai. Petani

kubis yang mampu mencapai efisiensi teknis 0,91≤TE<1,00 yaitu sebanyak 11

petani dengan persentase 32,35% dari produksi kubis potensial yang mampu

dicapai. Berikut merupakan nilai efisiensi teknis berdasarkan kategori efisien dan

inefisien.

Page 99: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

77

Tabel 5.8 Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Efisiensi Teknis Penggunaan

Faktor-faktor Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo pada

Bulan April-Juli 2018

No Kategori Jumlah Petani Persentase (%)

1 Efisiensi (TE≥0,7) 26 76,5

2 Inefisiensi (TE<0,7) 8 23,5

Total 34 100,00

Sumber: Olahan Data Primer (2019), Lampiran 5.18 hal 143-144.

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat disimpulkan bahwa jumlah petani yang sudah

mencapai kategori efisien secara teknis lebih besar dibandingkan dengan jumlah

petani yang belum efisien dalam penggunaan faktor-faktor produksi. Petani yang

memiliki indeks efisiensi teknis (≥0,7) sebanyak 26 petani kubis dengan

persentase 76,5%. Petani yang sudah mencapai indeks efisiensi teknis sebanyak

26 petani kubis telah efisien secara teknis dalam penggunaan input produksi atau

faktor-faktor produksi usahatani kubis. Petani kubis yang sudah mencapai tingkat

efisiensi teknis memiliki peluang dalam pengembangan usahatani kubis untuk

mencapai produktivitas usahatani kubis yang tinggi.

Petani yang belum efisien secara teknis memiliki nilai indeks (<0,7)

sebanyak 8 petani dengan persentase 23,5%. Petani yang belum mencapai indeks

efisiensi teknis sebanyak 8 petani kubis masih belum efisien secara teknis dalam

penggunaan input produksi atau faktor-faktor produksi usahatani kubis. Petani

yang masih belum mencapai efisiensi secara teknis dapat meningkatkan

manajemen dan teknis budidaya kubis yang lebih baik lagi dengan harapan petani

mampu meningkatkan potensi dalam produksi usahatani kubis yang seharusnya

bisa dicapai dengan cara memaksimalkan peluang dalam meningkatkan produksi

usahatani kubis.

5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Teknis Penggunaan

Faktor-faktor Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Guna menjawab rumusan masalah yang ketiga, terlebih dahulu melihat hasil

analisi ada tabel 5.5 apakah ada efek inefisiensi ada model fungsi produksi

usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu dengan melihat nilai

likelihood ratio test dan membandingkan dengan nilai kritis X2.

Page 100: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

78

Hasil analisis menunjukkan nilai LR test of one side error sebesar 12,814.

Pengujian nilai LR juga dapat dilakukan menggunakan persamaan berikut:

LR = -2[ln(Lr) – ln(Lu)]

LR = -2[13,554–(19,961)]

LR = -2 (-5,609) = 12,814

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai LR test of one side error

sebesar 12,814 lebih besar dibandingkan dengan nilai kritis X2 (Kodde and Palm,

1986) yaitu sebesar 12,814. Nilai LR test of one side error lebih besar dari pada

nilai kritis X2 maka H0= ditolak dan H1= diterima. Berdasarkan hal tersebut

disimpulkan bahwa terdapat efek inefisiensi teknis dalam model fungsi produksi

stochastic frontier.

Tingkat inefisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur petani (tahun),

pengalaman petani (tahun), pendidikan formal (tahun), dan dummy kepemilikan

lahan. Model mengenai tingkat inefisiensi teknis usahatani kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu dapat dianalisis secara simultan dengan

menggunakan model produksi stochastic frontier dengan menggunakan metode

MLE (Maximum Likelihood Estimation) dengan menggunakan aplikasi frontier

4.1. berikut merupakan pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat inefisiensi teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo.

Tabel 5.8 Pendugaan Parameter Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi

Teknis Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Variabel Koefisien Standart error t-hitung

Konstanta 0,976 0,376 2,594

Umur petani (tahun) -0,023 0,007 3,325*

Pengalaman petani (tahun) -0,212 0,013 -1,677

Pendidikan formal (tahun) 0,009 0,021 0,475

Dummy Kepemilikan lahan -0,391 0,121 3,248*

Sigma Squared 0,069 0,014 5,056

Gamma 0,999 0,011 86,347

Log-likelihood ratio 22,025

LR-test of the one sided error 16,961

t-tabel (α = 0,05) 1,711

χ2 tabel (α = 0,05) 10,371

Sumber: Olahan Data Primer (2019), Lampiran 5.18 hal 151.

Keterangan: *berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95%

Page 101: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

79

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan

nilai sigma squared berdasarkan metode MLE adalah sebesar 0,069 atau dapat

dikatakan nilai tersebut mendekati nol. Apabila nilai sigma squared mendekati nol

(σ2 = 0), menunjukan bahwa ditribusi pada error term inefisiensi (ui) terdistribusi

secara normal, maka fungsi produksi dianggap dapat mewakili data empiris yang

ada. Nilai gamma (γ) menunjukkan varians inefisiensi teknis (ui) dan varian yang

disebabkan oleh kesalahan acak (vi) dalam model. Nilai gamma pada hasil

analisis dengan metode MLE menunjukkan nilai 0.999 atau mendekati 1, artinya

99% error term dalam model disebabkan oleh inefisiensi teknis, sedangkan 1%

error term disebabkan oleh kesalahan acak.

Nilai gamma tersebut mendekati 1, yang menunjukkan bahwa perbedaan

antara produksi maksimum dengan produksi yang dicapai, disebabkan oleh

kesalahan acak diluar model dibandingkan dengan kesalahan akibat inefisiensi

teknis. Variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap inefisiensi teknis

adalah pengalaman petani dan dummy kepemilikan lahan, sedangkan umur petani

dan pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap inefisiensi teknis. Variabel-

variabel yang mempengaruhi inefisiensi teknis berdasarkan pendugaan parameter

dengan metode MLE dapat dituliskan dalam model seperti berikut;

TE=0,976– 0,023 Z1 – 0,212 Z2 + 0,009Z3 – 0,391Dkl

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai konstanta dalam model yang

mempengaruhi faktor inefisiensi teknis sebesar 0,976 dengan nilai t-hitung 2,594,

dimana nilai t-hitung lebih besar (>) dari t-tabel (1,711). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa jika tidak terjadi perubahan pada variabel umur petani,

pengalaman, pendidikan formal dan dummy kepemilikan lahan nilai inefisiensi

teknis usahatani kubis di Desa Sumberejo adalah 0,976. Berikut penjelasan

masing-masing variabel yang mempengaruhi faktor-faktor inefisiensi teknis

dalam usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu antara lain:

1. Umur petani (tahun)

Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan metode MLE variabel

umur diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,325, dimana nilai t-hitung (3,325 > 1,711).

Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel umur berpengaruh signifikan terhadap

Page 102: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

80

inefisiensi teknis dalam usahatani kubis dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai

koefisien regresi variabel umur adalah -0,023. Tanda negatif artinya jika terjadi

penambahan satu tahun variabel umur petani maka akan menurunkan inefisiensi

teknis sebesar 0,023%.

Rata-rata umur responden petani kubis di Desa Sumberejo yaitu 46,21,

dimana nilai trsebut 46,21 < 65 tahun. Artinya, rata-rata umur petani responden

masih tergolong dalam umur produktif. Umur responden yang tergolong produktif

atau antara umur 15-65 tahun sebanyak 29 orang dengan persentase 94,12%,

sedangkan petani yang tergolong umur tidak produktif yaitu 2 orang dengan

persentase 5,88%. Hasil penelitian ini penelitian dari Darmansyah, dkk (2013),

bahwa variabel umur berpengaruh dan memiliki nilai koefisien negatif terhadap

inefisiensi. Hal ini dimungkinkan karena semakin bertambah umur maka semakin

dewasa dalam mengambil suatu kebijaksanaan dalam menentukan keputusan

berusaha tani kubis, sehingga penggunaan faktor produksi dapat lebih efisien dan

pada akhirnya dapat meningkatkan produksi usahatani kubis.

2. Pengalaman petani (tahun)

Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan metode MLE variabel

pengalaman petani diperoleh nilai t-hitung sebesar -1,677, dimana nilai t-hitung (-

1,677 < 1,711). Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel pengalaman petani

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap inefisiensi teknis dalam usahatani

kubis dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai koefisien regresi variabel pengalaman

petani adalah -0,212. Tanda negatif artinya jika terjadi penambahan satu tahun

variabel pengalaman petani maka akan menurunkan inefisiensi teknis sebesar

0,212%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman petani dalam

usahatani kubis maka akan semakin efisien secara teknis atau tingkat inefisiensi

teknis semakin menurun.

Pengalaman petani kubis di daerah penelitian rata-rata yaitu 13 tahun.

Petani yang memiliki pengalaman usahatani kubis 10-20 tahun berjumlah

sebanyak 18 petani dengan persentase 52,94%. Petani yang memiliki pengalaman

<10 tahun berjumlah sebanyak 12 petani dengan persentase 35,29%, sedangkan

petani yang memiliki pengalaman >20 tahun berjumlah sebanyak 4 petani dengan

Page 103: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

81

persentase 11,77%. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani kubis sudah lama

dijalankan oleh petani di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu. Hasil penelitian

ini didukung penelitian dari Darmansyah, dkk (2013), bahwa variabel pengalaman

petani tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi kubis. Menurut Pohan

(2008), bahwa semakin lama petani berusahatani maka semakin tinggi pula

pengetahuan dan wawasan serta semakin mampu petani dalam menjalankan

usahataninya karena petani dapat belajar dari pengalaman yang mereka dapatkan.

3. Pendidikan formal (tahun)

Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan metode MLE variabel

pendidikan formal diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,475, dimana nilai t-hitung

(0,475 < 1,711). Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel pendidikan formal

tidak berpengaruh signifikan namun memiliki nilai positif terhadap inefisiensi

teknis dalam usahatani kubis dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai koefisien

regresi variabel pendidikan formal adalah 0,009. Tanda positif artinya jika terjadi

penambahan satu tahun variabel pendidikan formal maka akan menaikkan tingkat

inefisiensi teknis sebesar 0,009%. Hal ini tidak sesuai dengan dugaan awal bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka semakin efisien secara teknis atau

tingkat inefisiensi teknis semakin menurun.

Tingkat pendidikan formal pada daerah penelitian ini tidak berpengaruh

signifikan terhadap faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani kubis

karena mayoritas tingkat pendidikan formal di Desa Sumberejo terbilang rendah

yaitu lulusan sekolah dasar (SD) yang berjumlah 15 petani dengan persentase

44,12%. Keadaan di daerah penelitian menunjukkan meskipun petani memiliki

tingkat pendidikan yang dibilang masih rendah, namun petani kubis di Desa

Sumberejo sudah memiliki pengalaman yang sudah lama dalam usahatani kubis

sehingga petani dapat belajar dari pengalaman yang didapat seperti contoh dalam

hal penanganan yang dilakukan oleh petani terhadap hama yang menyerang

tanaman kubis. Hasil penelitian ini didukung penelitian Ulum (2017), yang

menjelaskan bahwa variabel pendidikan formal tidak berpengaruh nyata terhadap

efisiensi teknis.

Page 104: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

82

4. Dummy kepemilikan lahan

Variabel kepemilikan lahan berbeda dengan variabel lainya karena dalam

hal ini variabel kepemilikan menggunakan skala pengukuran nominal bukan

menggunakan skala pengukuran rasio seperti variabel lain. Hal ini dikarenakan

variabel kepemilikan lahan terbagi dalam dua jenis yaitu petani yang memiliki

lahan dengan sistem milik sendiri dan sewa. Kepemilikan lahan petani diukur

dengan dummy, dimana petani kubis yang memiliki lahan milik sendiri diberi nilai

1 dan petani yang memiliki lahan sewa diberi nilai 0.

Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan metode MLE variabel

dummy kepemilikan lahan diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,213, dimana nilai t-

hitung (3,248 > 1,711) . Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel kepemilikan

lahan berpengaruh signifikan terhadap inefisiensi teknis dalam usahatani kubis

dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai koefisien regresi variabel kepemilikan lahan

adalah -0,391. Nilai koefisien -0,391 menunjukkan apabila petani yang memiliki

lahan sendiri maka faktor inefisiensi teknis lebih rendah sebesar 0,319%

dibandingkan dengan petani yang memiliki lahan sewa. Hal ini menunjukkan

petani yang memiliki lahan sendiri lebih efisien dalam menentukan manajerial

faktor produksi yang digunakan tanpa adanya campur tangan dari orang lain.

Hasil penelitian ini didukung penelitian Tinaprilla (2012), bahwa jika

dilihat dari status lahan, efisiensi lahan pemilik lebih tinggi dari pada lahan non

pemilik. Status kepemilikan lahan sendiri yang digarap, terdapat sense of

belonging atau rasa memiliki sehingga petani akan memanfaatkan lahan sebaik-

baiknya dan untuk menghasilkan output yang lebih tinggi dan lebih efisien. Selain

itu pemilik lahan akan lebih memperhatikan sustainability atau keberlanjutan

dengan merawat lahannya. Sementara petani non milik (sewa) tidak merasa perlu

merawat atau mengkonservasi lahan yang bukan miliknya.

Page 105: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

83

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi kubis di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu adalah pupuk organik (kg) dan bibit (unit).

Faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi yaitu a) luas lahan

(Ha), b) tenaga kerja (HOK), c) pupuk NPK (kg), dan d) pestisida.

2. Tingkat efisiensi teknis kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu sudah

mencapai efisiensi teknis karena memiliki nilai rata-rata efisiensi teknis sebesar

0,81 ≥ 0,70, akan tetapi tidak semua petani dalam usahatani kubis telah

mencapai efisiensi teknis. Persentase petani yang sudah mencapai efisiensi

teknis sebesar 76,5%, sedangkan persentase petani yang masih belum

mencapai efisiensi teknis sebesar 23,5%.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap inefisiensi teknis

adalah umur petani dan dummy kepemilikan lahan. Umur dan dummy

kepemilikan lahan berpengaruh secara negatif. Artinya, dengan semakin

bertambahnya umur dan dummy kepemilikan lahan maka akan menurunkan

tingkat inefisiensi teknis dan menaikkan tingkat efisiensi teknis usahatani kubis

di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

6.2 Saran

1. Sebaiknya petani kubis di Desa Sumberejo dalam penggunaan faktor produksi

usahatani kubis perlu meningkatkan penggunaan pupuk organik dan bibit,

karena kedua faktor produksi tersebut berpengaruh signifikan dan positif

terhadap usahatani kubis.

2. Guna meningkatkan efisiensi teknis pada petani yang belum mencapai efisiensi

teknis diperlukan upaya penyuluhan tentang penggunaan faktor-faktor produksi

pada usahatani kubis, agar petani dalam penggunaan faktor produksi usahatani

kubis lebih optimal.

Page 106: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

84

3. Upaya-upaya penyuluhan dan pemberdayaan petani kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember hendaknya lebih diutamakan pada

petani berada pada usia produktif, terutama petani yang berada pada umur rata-

rata yaitu umur 46 tahun.

4. Usahatani kubis di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember,

sebaiknya dilakukan pada lahan milik sendiri, karena apabila usahatani kubis

dilakukan di lahan sewa relatif kurang efisien dibandingkan dengan

menggunakan lahan milik sendiri.

Page 107: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

85

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-

buahan Semusim Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2018. Kabupaten Jember dalam Angka

Tahun 2018. Jember: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2018. Provinsi Jawa Timur dalam

Angka Tahun 2018. Surabaya: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

Balitsa. 2007. Budidaya Kubis. Lembang-Bandung: Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian.

Cahyono, B. 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Kubis. Yogyakarta: Pustaka

Nusatama.

Coelli TJ, Rao DSP, O’Donnel CJ, Battese GE. 2005. An Introduction to

Efficiency and Productivity Analysis. Second Edition. New York: Springer

Science and Business Media. Inc.

Darmansyah, AN., Sukiyono, K., Sri, S. 2013. Analisis Efisiensi Teknis dan

Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Pada Usaha Tani Kubis di Desa

Talang Belitar Kecamatan Sindang Dataran Kabupaten Rejang Lebong.

Agrisep, 12(2):177-194.

Firdaus, Muhammad. 2004. Ekonomitrika suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta:

PT. Aksara Jawa.

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: CV Andi

Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro (Pendekatan Matematis dan Grafis).

Jember: Universitas Jember.

Hayati, M.,Elfiana, dan Martina. 2017. Peranan Sektor Pertanian dalam

Pembangunan Wilayah Kabupaten Bieruen Provinsi Aceh. Jurnal S.

Pertanian, 1(3): 213-222.

Hernanto, 1993. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hidayati, R. 2016. Pengaruh Efisiensi Teknis dan Preferensi Risiko Petani

terhadap Penerapan Usahatani Kubis Organik di Kecamatan Baso

Kabupaten Agam Sumatera Barat. Tesis. Fakultas Pertanian: Bogor.

Page 108: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

86

Isnaini, M .2006. Pertanian Organik. Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana. Khasanah, W. 2008. Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Petani dengan

Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi Budidaya Tanaman Jarak Pagar

(jatropha curcas L.) di Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo.

Skripsi. Fakultas Pertanian: Surakarta.

Kementrian Pertanian. 2018. Statistik Tanaman Hortikultura Indonesia 2018.

Jakarta: Kementrian Pertanian.

Kementrian Pertanian. 2018. Statistik Tanaman Hortikultura Jawa Timur 2018.

Jawa Timur: Kementrian Pertanian.

Kodde, D.A. and Palm, F.C. 1986. Wald Criteria for Jointly Testing Equality and

Inequality Restrictions. Econometrica, 54, 1243-1248.

Kumbhakar S.C dan Lovell CAK. 2000. Stochastic Frontier Analysis. Melbourne:

Cambridge University Press.

Mantra, I. B. 2004. Demografi Umum. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Mardikanto. 2003. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Prima

Theresia Pressindo. Surakarta.

Marjaya., Harkgo, S., Masyhuri., dan Darwanto. 2012. Analisis Efisiensi

Komoditas pada Sistem Usahatani Integrasi Jagung-Sapi di Kabupaten

Kupang. Budidaya Pertanian, 8(2): 68-75.

Nazir, Mohammad. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurlaila, D., Kusnandar, D., dan Sulistianingsing, E. 2013. Perbandingan Metode

Maximum Likelihood Estimation (MLE) dan Metode Bayes dalam

Pendugaan Parameter Distribusi Eksponensial. Ilmiah Mat. Stat. Dan

Terapannya (Bimaster), 2(1) : 51 – 56.

Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian edisi kedua. Jakarta: Kencana.

Pracaya. 2012. Kol Alias Kubis. Jakarta: Penebar Swadaya.

Prathama, Arya. 2012. Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani

Caisim: Pendekatan Stochastic Production Frontier (Kasus di Desa

Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor). Skripsi.

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Dan Manajemen: Institut

Pertanian Bogor.

Profil Kecamatan Ambulu. 2018. Kecamatan Ambulu. Jember: UPTD Kecamatan

Ambulu.

Page 109: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

87

Pujiharto. 2011. Kajian Potensi Pengembangan Agribisnis Sayuran Dataran

Tinggi Di Kabupaten Banjarnegara Propinsi Jawa Tengah. Agritech, 8(2):

154-175.

Pohan, R., A. 2008. Analisis Usahatani dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Petani Wortel di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat,

Kabupaten Karo. Skripsi. Departemen Ekonomi Pertanian. Fakultas

pertanian: Universitas Sumatra Utara Medan.

Rifqie, A, S. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi

Usahatani Kubis (Studi Empiris di Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan

Kabupaten Bandung). Skripsi. Program Studi Ekonomi Pertanian dan

Sumberdaya. Fakultas Pertanian: Institut Pertanian Bogor.

Rofiqoh, Luluk. 2017. Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi Usahatani Semangka di Desa Mayangan Kecamatan Gumukmas

Kabupaten Jember. Skripsi. Fakultas Pertanian: Universitas Jember.

Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Yogyakarta:

Kanisius.

Septianita. 2010. Analisis Perbandingan Kontribusi Pendapatan Usaha Tani

Kacang Panjang (Vigna sinensis) dan Buncis (Phaseolus vulgaris)

terhadap Pendapatan Petani di Desa Batumarta VII Kec. Madang Suku III

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Jurnal Agronobis 2(3): 1-7.

Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Malang: UB Press.

Soekartawi, 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta.

Soekartawi.1990. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta: CV. Rajawali.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Soekartawi.2013. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada.

Sitompul, S., R. 2013. Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Produksi Usahatani Kubis (Brassica Oleracea L) di

Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat. Skripsi. Program

Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Fakultas Pertanian: Institut

Pertanian Bogor.

Page 110: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

88

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2011. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tinaprilla, N. 2012. Efisiensi Usahatani Padi Antar Wilayah Sentra Produksi di

Indonesia: Pendekatan Stochastic Metafrontier Production Function.

Disertasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hlm. 36- 51, 65-74, 110-111.

Ulum, Shohibul, 2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Teknis

Usahatani Kentang di Kabupaten Lumajang. Skripsi. Fakultas Pertanian:

Universitas Jember.

Warni, Tri. 2017. Analisis Produksi Usahatani Kubis (Brassica Oleracea Var.

Capitata) di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Fakutas

Pertanian: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Wibisono, Hari. 2011. Analisis Efisiensi Usahatani Kubis (Studi Empiris di Desa

Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang). Skripsi. Fakultas

Ekonomi: Universitas Diponegoro Semarang.

Wibowo, R. 2013. Ringkasan Ekonomi Mikro. Jember: Fakultas Pertanian

Universits Jember.

Widjaya, Dani. 2016. Efisiensi Teknis dan Ekonomis Usahatani Kopi Arabika

Rakyat di Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Skripsi. Fakultas Pertanian:

Universitas Jember.

Page 111: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

89

89

Lampiran 1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Sayuran Semusim di Indonesia Tahun 2015-2017

No Komoditas

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

1 Bawang Daun 52.895 512.497 9,69 57.510 537.920 9,35 60.953 510.476 8,37

2 Bawang M 122.126 1.229.189 10,06 149.635 1.446.859 9,67 158.172 1.470.155 9,29

3 Bawang Putih 2.563 20.293 7,92 2.407 21.151 8,79 2.146 19.510 9,09

4 Kacang M 15.637 42.388 2,71 17.379 37.167 2,14 13.596 74.364 5,47

5 Kembang Kol 11.195 118.394 10,58 11.990 142.842 11,91 13.466 152.869 11,35

6 Kentang 66.983 1.219.277 18,20 66.450 1.213.041 18,25 75.611 1.164.738 15,4

7 Kubis 64.625 1.443.227 22,33 71.934 1.513.318 21,04 90.838 1.442.624 15,88

8 Lobak 1.427 21.479 15,05 1.285 19.479 15,16 3.052 22.417 7,35

9 Petsai/Sawi 58.652 600.200 10,23 60.600 601.200 9,92 61.133 627.598 10,27

10 Wortel 30.280 522.529 17,26 31.814 537.519 16,9 30.654 537.341 17,53

11 Bayam 42.138 150.093 3,56 43.458 160.248 3,69 40.608 148.295 83,65

12 Buncis 25.645 291.333 11,36 25.104 275.512 10,97 23.746 279.041 11,75

13 Cabai Besar 120.847 1045.200 8,65 123.404 1.045.591 8,47 142.547 1.206.272 8,46

14 Cabai Rawit 134.869 869.954 6,45 136.818 915.992 6,69 167.600 1.153.159 6,88

15 Jamur 536 33.485 62,53 467 40.914 87,61 475 37.020 77,94

16 Kacang Pjg 63.177 395.524 6,26 60.923 388.059 6,37 56.111 381.189 6,79

17 Kangkung 48.996 299.531 6,11 52.542 297.115 5,65 47.805 276.976 5,79

18 Ketimun 43.573 447.696 10,27 42.214 430.206 10,19 39.809 424.918 10,67

19 Labu Siam 9.436 431.219 45,70 8.828 603.319 68,34 8.917 566.852 63,57

20 Paprika 183 5.658 30,92 117 5.257 44,94 257 7.391 28,76

21 Terung 45.919 514.332 11,20 44.829 509.724 11,37 43.905 535.421 12,19

22 Tomat 54.544 877.801 16,09 57.688 883.234 15,31 55.623 962.849 17,31

Jumlah Total 1.016.246 11.091.299 10,91 1.067.396 11.625.667 10,89 1.137.024 12.001.475 10,55

Sumber: Badan Pusat Statistika Indonesia (2018).

Page 112: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

90

90

Lampiran 1.2 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kubis Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2015-2017

No Provinsi

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

1 Aceh 325 8389 25,81 310 8128 26,22 325 8389 25,81

2 Sumatra Utara 7872 180371 22,91 7431 175922 29,67 7872 180371 22,91

3 Sumatra Barat 2838 89194 31,43 2765 87326 31,58 2838 89194 31,43

4 Riau - - - - - - - - -

5 Jambi 1141 25518 22,36 1630 33234 20,39 1141 25518 22,36

6 Sumatra Sel 504 4542 9,01 517 3956 7,65 504 4542 9,01

7 Bengkulu 2206 77658 35,20 2378 82883 34,85 2206 77658 35,20

8 Lampung 516 10229 19,82 578 11129 19,25 516 10229 19,82

9 Bangka B - - - - - - - - -

10 Kep. Riau - - - - - - - - -

11 Dki Jakarta - - - - - - - - -

12 Jawa Barat 12867 291541 22,66 13994 310852 22,21 12867 291540 22,66

13 Jawa Tengah 16196 304187 18,78 18816 370659 19,70 16196 304187 18,78

14 Di Yogyakarta 2 2 1 0 0 0

15 Jawa Timur 10785 256836 23,81 11836 290058 19,99 10785 256836 23,81

16 Banten 1 1 1 0 0 0 1 1,4 1,4

17 Bali 1168 35507 30,40 1517 45755 30,16 1168 35507 304

18 NTB 396 7231 18,26 530 6497 12,26 396 7231 18,26

19 NTT 395 4321 10,94 301 1528 5,08 395 4321 10,94

20 Kal Bar 16 49 3,06 22 100 4,82 16 47 30,5

21 KalTeng 1 3 3,00 1 1 0,8 1 2,5 2,5

22 Kal Sel 6 26 4,33 6 17 2,82 6 26 44

23 Kal Tim 6 39 6,50 6 74 12,33 6 38,5 6,42

24 Kal Ut 2 80 40 0 0 0 2 80 40

25 Sul Ut 29596 70542 2,38 4754 71675 15,08 2959 70542 23,84

26 Sul Teng 594 13692 23,05 270 3017 11,17 594 13692 23,05

27 SulSel 2283 58449 25,60 2710 57919 21,37 2283 58449 25,6

28 Sul Tengg 88 173 1,97 147 243 1,65 88 172 1,96

29 Gorontalo - - - - - - - - -

Page 113: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

91

91

Lanjutan Lampiran 1.2 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kubis Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2015-2017

No Provinsi

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

30 Sulawesi Barat 3 8 2,67 6 17 2,83 3 8 2,66

31 Maluku 120 391 3,26 127 441 3,47 120 391 3,26

32 Maluku Utara 14 23 1,64 16 89 5,56 14 22,5 1,67

33 Papua Barat 392 118 0,3 695 1044 1,50 392 118 3,02

34 Papua 507 3507 6,92 574 4155 7,24 507 3507 6,92

Jumlah Total 90838 1442625 417.07 71939 1566721 370.65 64201 1442619.9 781.79

Sumber: Badan Pusat Statistika Indonesia (2018).

Page 114: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

92

92

Lampiran 1.3 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kubis Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2015-2017

No Kabupaten

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

1 Pacitan 1 22 22 0 0 0 0 0 0

2 Ponorogo 208 5991 28.8 154 4519 29.35 169 6065 35.89

3 Trenggalek 0 0 0 1 180 1.8 0 0 0

4 Tulungagung 64 424 66.2 50 342 6.85 53 442 8.33

5 Blitar 40 976 24.4 27 4110 15.19 74 1.386 18.73

6 Kediri 2 50 25 1 35 35 0 0 0

7 Malang 1798 40485 84 2241 47555 21.22 2.068 52671 25.47

8 Lumajang 460 11615 25.25 474 11584 24.24 463 12210 26.37

9 Jember 394 7337 18.62 330 1485 45.02 128 1900 14.84

10 Banyuwangi 91 1094 12.02 74 816 11.02 67 943 14.07

11 Bondowoso 650 9700 14.9 884 14399 16.29 838 22194 26.48

12 Situbondo - - - - - - - - -

13 Probolinggo 1650 21251 12.88 2803 33132 11.82 2.685 45387 16.9

14 Pasuruan 2718 70484 25.93 3284 84242 25.65 2.954 81827 27.7

15 Sidoarjo - - - - - - - - -

16 Mojokerto 11 148 13.45 22 373 16.98 16 452 28.25

17 Jombang - - - - - - - - -

18 Nganjuk - - - - - - - - -

19 Madiun - - - - - - - - -

20 Magetan 714 21317 29.85 1031 29914 2901 837 23790 28.42

21 Ngawi 38 224 589 48 470 9.8 27 406 15.02

22 Bojonegoro - - - - - - - - -

23 Tuban - - - - - - - - -

24 Lamongan - - - - - - - - -

25 Gresik - - - - - - - - -

26 Bangkalan - - - - - - - - -

27 Sampang - - - - - - - - -

28 Pamekasan 0 0 0 2 8.5 4.25 2 1.5 0.75

29 Sumenep - - - - - - - - -

Page 115: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

93

93

Lanjutan Lampiran 1.3 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kubis Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2015-2017

No Komoditas

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Kota

30 Kediri - - - - - - - - -

31 Blitar - - - - - - - - -

32 Malang - - - - - - - - -

33 Pasuruan - - - - - - - - -

34 Probolinggo - - - - - - - - -

35 Mojokerto - - - - - - - - -

36 Madiun - - - - - - - - -

37 Surabaya - - - - - - - - -

38 Batu 433 8212 18.96 410 7369 17.97 404 7162 17.73

Jumlah Total 9272 199330 1011.26 11836 240533.5 321.46 3085.707 255451.9 304.95

Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Timur (2018).

Page 116: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

94

94

Lampiran 1.4 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kubis Menurut Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2015-2017

No Kecamatan

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

1 Kencong 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Gumukmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Puger 6 1022 17,03 9 920 10,22 10 160,00 16

4 Wuluhan 320 59835 18,7 215 7075 3,29 50 198,80 9.94

5 Ambulu 47 1105 23,52 91 5460 60 61 98,85 6.03

6 Tempurejo 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Silo 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Mumbulsari 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Jenggawah 1 160 16 10 899 89,9 2 350,00 700

11 Ajung 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Rambipuji 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 Balung 1 165 16,5 3 335 11,17 1 350,00 350

14 Umbulsari 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Semboro 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Jombang 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Sumberbaru 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Tanggul 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Bangsalsari 0 0 0 0 0 0 3 91,00 273

20 Panti 8 1012 12,65 2 166 8,3 1 105,00 105

21 Sukorambi 0 0 0 0 0 0 0 0 0

22 Arjasa 0 0 0 0 0 0 0 0 0

23 Pakusari 1 123 12,3 0 0 0 0 0 0

24 Kalisat 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 Ledokombo 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26 Sumberjambe 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 Sukowono 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 Jelbuk 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29 Kaliwates 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 117: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

95

95

Lanjutan Lampiran 1.4 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kubis Menurut Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun

2015-2017

No Kecamatan

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Kg)

Produktivitas

(Kg/Ha)

30 Sumbersari 0 0 0 0 0 0 0 0 0

31 Patrang 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah Total 384 63422 116.7 330 14855 182.88 128 1353.65 1459.97

Sumber: Badan Pusat Statistika Kabupaten Jember (2018).

Page 118: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

96

96

Lampiran 1.5 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kubis Menurut Desa di Kecamatan Ambulu Tahun 2017 No Desa Luas Panen (Ha) Produktivitas (Kg/Ha) Produksi (Kg)

1 Andongsari 8 8,62 69

2 Karanganyar 3 8,66 26

3 Pontang 2 5,50 11

4 Sabrang 14 13,28 186

5 Sumberejo 29 10,24 297

6 Tegal sari 1 6,00 6

7 Ambulu 1 8,00 8

Total 61 9,88 603

Sumber: Profil Kecamatan Ambulu (2018).

Page 119: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

97

97

Lampiran 1.6 Data Share Produksi Komoditas Sayuran Semusim di Indonesia Tahun 2015-2017

No Komoditas Share Produksi (%) Rata-rata Share Produksi

(%) 2015 2016 2017

1 Bawang Daun 4,620712 4,627003 4,271552 4,50

2 Bawang Merah 11,08246 12,44538 12,30194 11,96

3 Bawang Putih 0,182963 0,181934 0,016326 0,13

4 Kacang Merah 0,382173 0,319698 0,622262 0,44

5 Kembang Kol 1,067449 1,228678 1,279174 1,19

6 Kentang 10,99309 10,43416 9,746274 10,38

7 Kubis 13,01225 13,01704 12,07156 12,69

8 Lobak 0,193656 0,167552 0,187581 0,18

9 Petsai/Sawi 5,411449 5,171316 5,251603 5,28

10 Wortel 4,711161 4,623554 4,496352 4,61

11 Bayam 1,35325 1,378398 1,2409 1,32

12 Buncis 2,626681 2,36986 2,334954 2,44

13 Cabai Besar 9,423603 8,993815 10,09382 9,51

14 Cabai Rawit 7,843572 7,879049 9,649383 8,48

15 Jamur 0,301903 0,351928 0,030978 0,23

16 Kacang Panjang 3,566075 3,33795 3,189706 3,36

17 Kangkung 2,700594 2,555681 2,317675 2,52

18 Ketimun 4,036461 3,700484 3,555621 3,76

19 Labu Siam 3,887903 5,189543 4,743294 4,62

20 Paprika 0,051013 0,045219 0,061846 0,05

21 Terung 4,637257 4,384471 4,480286 4,50

22 Tomat 7,914321 7,597276 8,056911 7,86

Jumlah Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Olahan Data Sekunder (2018).

Page 120: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

98

98

Lampiran 1.7 Data Pertumbuhan Produksi Komoditas Sayuran Semusim di Indonesia Tahun 2015-2017

No Komoditas Pertumbuhan Produksi (%) Rata-rata Pertumbuhan

Produksi (%) 2016 2017

1 Bawang Daun -0,0510 0,0496 -0,0007

2 Bawang Merah 0,0161 0,1771 0,0966

3 Bawang Putih -0,9078 0,0423 -0,4327

4 Kacang Merah 1,0008 -0,1232 0,4388

5 Kembang Kol 0,0702 0,2065 0,1383

6 Kentang -0,0398 -0,0051 -0,0225

7 Kubis -0,0467 0,0486 0,0009

8 Lobak 0,1508 -0,0931 0,0289

9 Petsai/Sawi 0,0439 0,0017 0,0228

10 Wortel -0,0003 0,0287 0,0142

11 Bayam -0,0746 0,0677 -0,0035

12 Buncis 0,0128 -0,0543 -0,0207

13 Cabai Besar 0,1537 0,0004 0,0770

14 Cabai Rawit 0,2589 0,0529 0,1559

15 Jamur -0,9095 0,2219 -0,3438

16 Kacang Panjang -0,0177 -0,0189 -0,0183

17 Kangkung -0,0678 -0,0081 -0,0379

18 Ketimun -0,0123 -0,0391 -0,0257

19 Labu Siam -0,0604 0,3991 0,1693

20 Paprika 0,4059 -0,0709 0,1675

21 Terung 0,0504 -0,0090 0,0207

22 Tomat 0,0901 0,0062 0,0482

Jumlah Total 0,0279 0,0482 0,0381

Sumber: Olahan Data Sekunder (2018).

Page 121: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

99

99

Lampiran 1.8 Data Share Produksi Tanaman Kubis Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2015-2017

No Provinsi Share Produksi (%) Rata-rata Share Produksi

(%) 2015 2016 2017

1 Aceh 0,581509 0,518791 0,581511 0,5594

2 Sumatra Utara 12,50297 11,22867 12,50302 12,0545

3 Sumatra Barat 6,182757 5,573807 6,182779 5,9685

4 Riau - - - -

5 Jambi 1,768859 2,121246 1,768865 1,8929

6 Sumatra Selatan 0,314843 0,252502 0,314844 0,2929

7 Bengkulu 5,383104 5,290221 5,383123 5,3504

8 Lampung 0,709055 0,710337 0,709057 0,7095

9 Bangka Belitung - - - -

10 Kepulauan Riau - - - -

11 Dki Jakarta - - - -

12 Jawa Barat 20,20906 19,84093 20,20907 20,0795

13 Jawa Tengah 21,08566 23,65826 21,08573 21,9910

14 Di Yogyakarta 0 0,000128 0 0,0000

15 Jawa Timur 17,80338 18,5137 17,80344 18,0534

16 Banten 6,93E-05 0 9,7E-05 0,0001

17 Bali 2,461277 2,920431 2,461286 2,6229

18 Nusa Tengara Barat 0,501239 0,414688 0,501241 0,4708

19 Nusa Tengara Timur 0,299523 0,097529 0,299524 0,2284

20 Kalimantan Barat 0,003397 0,006383 0,003258 0,0044

21 Kalimantan Tengah 0,000208 6,38E-05 0,000173 0,0001

22 Kalimantan Selatan 0,001802 0,001085 0,001802 0,0015

23 Kalimantan Timur 0,002703 0,004723 0,002669 0,0034

24 Kalimantan Utara 0,005545 0 0,005545 0,0036

25 Sulawesi Utara 4,889836 4,574841 4,889854 4,7790

26 Sulawesi Tengah 0,949103 0,192568 0,949107 0,6829

27 Sulawasi Selatan 4,051573 3,696829 4,051587 3,9267

28 Sulawesi Tenggara 0,011992 0,01551 0,011923 0,0132

29 Gorontalo - - - -

Page 122: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

100

100

Lanjutan Lampiran 1.8 Data Share Produksi Tanaman Kubis Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2015-2017

No Provinsi Share Produksi (%) Rata-rata Share Produksi

(%) 2015 2016 2017

30 Sulawesi Barat 0,000555 0,001085 0,000555 0,0007

31 Maluku 0,027103 0,028148 0,027103 0,0275

32 Maluku Utara 0,001594 0,005681 0,00156 0,0030

33 Papua Barat 0,00818 0,066636 0.00818 0,0288

34 Papua 0,243099 0,265204 0,243099 0,2509

Jumlah Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Olahan Data Sekunder (2018).

Page 123: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

101

101

Lampiran 1.9 Data Pertumbuhan Produksi Tanaman Kubis Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2015-2017

No Provinsi Pertumbuhan Produksi (%) Rata-rata Pertumbuhan

Produksi (%) 2016 2017

1 Aceh 0,032111 -0,03111 0,0005

2 Sumatra Utara 0,02529 -0,02467 0,0003

3 Sumatra Barat 0,021391 -0,02094 0,0002

4 Riau - - -

5 Jambi -0,23217 0,302375 0,0351

6 Sumatra Selatan 0,148129 -0,12902 0,0096

7 Bengkulu -0,06304 0,067282 0,0021

8 Lampung -0,08087 0,087985 0,0036

9 Bangka Belitung - - -

10 Kepulauan Riau - - -

11 Dki Jakarta - - -

12 Jawa Barat -0,06213 0,066238 0,0021

13 Jawa Tengah -0,17933 0,218523 0,0196

14 Di Yogyakarta -1 0 -0,5000

15 Jawa Timur -0,11454 0,129351 0,0074

16 Banten 0 -1 -0,5000

17 Bali -0,22398 0,288619 0,0323

18 Nusa Tengara Barat 0,112975 -0,10151 0,0057

19 Nusa Tengara Timur 1,82788 -0,64638 0,5908

20 Kalimantan Barat -0,53 1,040816 0,2554

21 Kalimantan Tengah 1,5 -0,66667 0,4167

22 Kalimantan Selatan 0,529412 -0,34615 0,0916

23 Kalimantan Timur -0,47973 0,897436 0,2089

24 Kalimantan Utara 0 -1 -0,5000

25 Sulawesi Utara -0,01581 0,016061 0,0001

26 Sulawesi Tengah 3,538283 -0,77965 1,3793

27 Sulawasi Selatan 0,009151 -0,00907 0,0000

28 Sulawesi Tenggara -0,29218 0,404624 0,0562

29 Gorontalo - - -

Page 124: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

102

102

Lampiran 1.9 Data Pertumbuhan Produksi Tanaman Kubis Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2015-2017

No Provinsi Pertumbuhan Produksi (%) Rata-rata Pertumbuhan

Produksi (%) 2016 2017

30 Sulawesi Barat -0,52941 1,125 0,2978

31 Maluku -0,11338 0,127877 0,0072

32 Maluku Utara -0,74719 2,869565 1,0612

33 Papua Barat -0,88697 7,847458 3,4802

34 Papua -0,15596 0,184773 0.0144

Jumlah Total -0,07921 0,086021 0,0034

Sumber: Olahan Data Sekunder (2018).

Page 125: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

103

103

Lampiran 1.10 Data Share Produksi Tanaman Kubis Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2015-2017

No Kabupaten/Kota Share Produksi (%) Rata-rata Share Produksi

(%) 2015 2016 2017

1 Pacitan 0,011037 0 0 0,003

2 Ponorogo 3,005569 1,878748 2,374224 2,384

3 Trenggalek 0 0,074834 0 0,026

4 Tulungagung 0,212713 0,142185 0,173027 0,174

5 Blitar 0,48964 1,708709 0,000543 0,732

6 Kediri 0,025084 0,014551 0 0,012

7 Malang 20,31054 19,7703 20,61876 20,237

8 Lumajang 5,827021 4,815981 4,779765 5,093

9 Jember 3,680831 0,61738 0,74378 1,542

10 Banyuwangi 0,548839 0,339247 0,36915 0,410

11 Bondowoso 4,866302 5,986301 8,688133 6,658

12 Situbondo - - - -

13 Probolinggo 10,66122 13,77444 17,76734 14,349

14 Pasuruan 35,36046 35,02313 32,03226 34,021

15 Sidoarjo - - - -

16 Mojokerto 0,074249 0,155073 0,176941 0,140

17 Jombang - - - -

18 Nganjuk - - - -

19 Madiun - - - -

20 Magetan 10,69433 12,43657 9,312908 10,790

21 Ngawi 0,112376 0,1954 0,158934 0,158

22 Bojonegoro - - - -

23 Tuban - - - -

24 Lamongan - - - -

25 Gresik - - - -

26 Bangkalan - - - -

27 Sampang - - - -

28 Pamekasan 0 0,003534 0,000587 0,001

29 Sumenep - - - -

Page 126: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

104

104

Lanjutan Lampiran 1.10 Data Share Produksi Tanaman Kubis Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2015-2017

No Kabupaten/Kota Share Produksi (%) Rata-rata Share Produksi

(%) 2015 2016 2017

Kota

30 Kediri - - - -

31 Blitar - - - -

32 Malang - - - -

33 Pasuruan - - - -

34 Probolinggo - - - -

35 Mojokerto - - - -

36 Madiun - - - -

37 Surabaya - - - -

38 Batu 4,119801 3,063619 2,803659 3,271

Jumlah Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Olahan Data Sekunder (2018).

Page 127: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

105

105

Lampiran 1.11 Data Pertumbuhan Produksi Tanaman Kubis Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2015-2017

No Kabupaten/Kota Pertumbuhan Produksi (%) Rata-rata Pertumbuhan

Produksi (%) 2016 2017

1 Pacitan 0 -1 -0,50

2 Ponorogo 0,342111 -0,2457 0,05

3 Trenggalek -1 0 -0,50

4 Tulungagung 0,292398 -0,1934 0,05

5 Blitar -0,99966 3,211066 1,11

6 Kediri -1 -0,3 -0,65

7 Malang 0,107604 0,174608 0,14

8 Lumajang 0,05404 -0,00267 0,03

9 Jember 0,279461 -0,7976 -0,26

10 Banyuwangi 0,155637 -0,25411 -0,05

11 Bondowoso 0,541357 0,484433 0,51

12 Situbondo - - -

13 Probolinggo 0,369884 0,55908 0,46

14 Pasuruan -0,02867 0,195193 0,08

15 Sidoarjo - - -

16 Mojokerto 0,211796 1,52027 0,87

17 Jombang - - -

18 Nganjuk - - -

19 Madiun - - -

20 Magetan -0,20472 0,403293 0,10

21 Ngawi -0,13617 1,098214 0,48

22 Bojonegoro - - -

23 Tuban - - -

24 Lamongan - - -

25 Gresik - - -

26 Bangkalan - - -

27 Sampang - - -

28 Pamekasan -0,82353 0 -0,41

29 Sumenep - - -

Page 128: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

106

106

Lanjutan Lampiran 1.11 Data Pertumbuhan Produksi Tanaman Kubis Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2015-2017

No Kabupaten/Kota Pertumbuhan Produksi (%) Rata-rata Pertumbuhan

Produksi (%) 2016 2017

Kota

30 Kediri - - -

31 Blitar - - -

32 Malang - - -

33 Pasuruan - - -

34 Probolinggo - - -

35 Mojokerto - - -

36 Madiun - - -

37 Surabaya - - -

38 Batu -0,02809 -0,10265 -0,07

Jumlah Total 0.062026 0,206705 0,13

Sumber: Olahan Data Sekunder (2018).

Page 129: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

107

107

Lampiran 1.12 Data Share Produksi Tanaman Kubis Menurut Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2015-2017

No Kecamatan Share Produksi (%) Rata-rata Share Produksi

(%) 2015 2016 2017

1 Kencong 0 0 0 0,00

2 Gumukmas 0 0 0 0,00

3 Puger 1,392883 6,193201 11,81684 2,35

4 Wuluhan 81,54907 47,62706 14,69719 74,91

5 Ambulu 15,06821 36,7553 7,311669 18,55

6 Tempurejo 0 0 0 0,00

7 Silo 0 0 0 0,00

8 Mayang 0 0 0 0,00

9 Mumbulsari 0 0 0 0,00

10 Jenggawah 0,218064 6,051834 25,84934 1,57

11 Ajung 0 0 0 0,00

12 Rambipuji 0 0 0 0,00

13 Balung 0,224878 2,255133 25,84934 0,95

14 Umbulsari 0 0 0 0,00

15 Semboro 0 0 0 0,00

16 Jombang 0 0 0 0,00

17 Sumberbaru 0 0 0 0,00

18 Tanggul 0 0 0 0,00

19 Bangsalsari 0 0 6,720827 0,10

20 Panti 1,379254 1,117469 7,754801 1,43

21 Sukorambi 0 0 0 0,00

22 Arjasa 0 0 0 0,00

23 Pakusari 0,167637 0 0 0,14

24 Kalisat 0 0 0 0,00

25 Ledokombo 0 0 0 0,00

26 Sumberjambe 0 0 0 0,00

27 Sukowono 0 0 0 0,00

28 Jelbuk 0 0 0 0,00

29 Kaliwates 0 0 0 0,00

Page 130: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

108

108

Lampiran 1.12 Data Share Produksi Tanaman Kubis Menurut Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2015-2017

No Kecamatan Share Produksi (%) Rata-rata Share Produksi

(%) 2015 2016 2017

30 Sumbersari 0 0 0 0,00

31 Patrang 0 0 0 0,00

Jumlah Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Olahan Data Sekunder (2018).

Page 131: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

109

109

Lampiran 1.13 Data Pertumbuhan Produksi Tanaman Kubis Menurut Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2015-2017

No Kecamatan Pertumbuhan Produksi (%) Rata-rata Pertumbuhan

Produksi (%) 2016 2017

1 Kencong 0 0 0.00

2 Gumukmas 0 0 0,00

3 Puger -0,82609 -0,0998 -0,46

4 Wuluhan -0,97187 -0,88176 -0,93

5 Ambulu -0,98187 -0,50615 -0,74

6 Tempurejo 0 0 0,00

7 Silo 0 0 0,00

8 Mayang 0 0 0,00

9 Mumbulsari 0 0 0,00

10 Jenggawah -0,61068 4,61875 2,00

11 Ajung 0 0 0,00

12 Rambipuji 0 0 0,00

13 Balung 0,044776 1,030303 0,54

14 Umbulsari 0 0 0,00

15 Semboro 0 0 0,00

16 Jombang 0 0 0,00

17 Sumberbaru 0 0 0,00

18 Tanggul 0 0 0,00

19 Bangsalsari 0 0 0,00

20 Panti -0,36747 -0,83597 -0,60

21 Sukorambi 0 0 0,00

22 Arjasa 0 0 0,00

23 Pakusari 0 -1 -0,50

24 Kalisat 0 0 0,00

25 Ledokombo 0 0 0,00

26 Sumberjambe 0 0 0,00

27 Sukowono 0 0 0,00

28 Jelbuk 0 0 0,00

29 Kaliwates 0 0 0,00

Page 132: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

110

110

Lanjutan Lampiran 1.13 Data Pertumbuhan Produksi Tanaman Kubis Menurut Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2015-2017

No Kecamatan Pertumbuhan Produksi (%) Rata-rata Pertumbuhan

Produksi (%) 2016 2017

30 Sumbersari 0 0 0,00

31 Patrang 0 0 0,00

Jumlah Total -0,90885 -0,79754 -0,85

Sumber: Olahan Data Sekunder (2018).

Page 133: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

111

111

Lampiran 1.14 Data Share Produksi Menurut Desa di Kecamatan Ambulu Tahun 2017

No Desa Produksi (kg) Share Produksi (%)

1 Andongsari 69 11,44

2 Karanganyar 26 4,31

3 Pontang 11 1,82

4 Sabrang 186 30,85

5 Sumberejo 297 49,25

6 Tegal sari 6 1,00

7 Ambulu 8 1,33

Total 603 100,00

Sumber: Olahan Data Sekunder (2018).

Page 134: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

112

Lampiran 5.1 Data Luas Luas Lahan dan Tingkat Produksi Petani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani Luas Lahan (Ha) Produksi (kg)

1 Suryadi 0.5 22000

2 Samsuni 0.5 14000

3 Parjono 0.25 12000

4 Saeful Hadi 0.5 16.500

5 Umar Sa'id 0.125 13000

6 Marjani 0.25 11000

7 Mariyanto 0.25 10000

8 Riyanto 0.33 15000

9 Nur Hadi 0.25 10000

10 Eko Hari Santoso 0.5 20000

11 Senen 0.5 20000

12 Imam Zarkoni 0.5 18000

13 M. Sujarno 0.25 8000

14 M. Nur Hadi 0.25 15000

15 Karsimin 0.5 12000

16 Yusron Dikri 0.25 10000

17 Kamsi 0.5 16000

18 Solekan 0.25 12000

19 Bagus Supanji 0.5 14000

20 Moh. Syakur 0.125 50000

21 Basri 0.5 20000

22 Imam Busuri 0.5 14000

23 Irfan 0.5 18000

24 Sugiyono 0.5 20000

25 Abdul Wahid 0.5 22000

26 Haris 0.25 11000

27 Iskanar 0.5 20000

28 M. Suja'i 0.25 8000

Page 135: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

113

Lanjutan Lampiran 5.1 Data Luas Luas Lahan dan Tingkat Produksi Petani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani Luas Lahan (Ha) Produksi (kg)

29 Mursid 0.5 17000

30 Zainal Abidin 0.25 12000

31 Hasan Basri 0.5 25000

32 Mualim 0.5 18000

33 Sunhaji 1 45000

34 M. Sodik 0.5 20000

Jumlah 13.83 5.435.000

Rata-rata 0.41 1.599.000

Maksimal 1 45000

Minimal 0.125 5000

Standar Deviasi 0.17 6.960

Page 136: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

114

Lampiran 5.2 Data Penggunaan Pupuk Kimia dan Organik Petani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani Jenis Pupuk (kg)

Urea NPK Organik

1 Suryadi 0 100 400

2 Samsuni 300 320 100

3 Parjono 300 100 100

4 Saeful Hadi 200 350 400

5 Umar Sa'id 450 50 100

6 Marjani 300 200 200

7 Mariyanto 300 200 100

8 Riyanto 300 150 250

9 Nur Hadi 300 150 250

10 Eko Hari Santoso 300 200 100

11 Senen 500 400 200

12 Imam Zarkoni 1000 500 1000

13 M. Sujarno 300 100 400

14 M. Nur Hadi 250 250 500

15 Karsimin 500 200 500

16 Yusron Dikri 250 500 250

17 Kamsi 800 500 1000

18 Solekan 500 250 700

19 Bagus Supanji 600 300 1000

20 Moh. Syakur 0 200 200

21 Basri 200 200 1000

22 Imam Busuri 500 150 500

23 Irfan 300 100 300

24 Sugiyono 150 100 200

25 Abdul Wahid 0 500 300

26 Haris 200 700 500

27 Iskanar 500 100 500

28 M. Suja'i 0 500 100

Page 137: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

115

Lanjutan Lampiran 5.2 Data Penggunaan Pupuk Kimia dan Organik Petani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani Jenis Pupuk (kg)

Urea NPK Organik

29 Mursid 200 200 200

30 Zainal Abidin 300 100 200

31 Hasan Basri 0 100 500

32 Mualim 200 200 200

33 Sunhaji 800 400 1500

34 M. Sodik 200 50 500

Jumlah 11850 8420 14250

Rata-rata 348.53 247.65 419.12

Maksimal 1000 700 1500

Minimal 100 50 100

Standar Deviasi 207.61 163.97 335.07

Page 138: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

116

Lampiran 5.3 Data Penggunaan Bibit Petani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani Jenis Bibit

Jumlah Bibit Green Coronet Talenta F1

1 Suryadi 11000 0 11000

2 Samsuni 14000 0 14000

3 Parjono 8000 0 8000

4 Saeful Hadi 14000 0 14000

5 Umar Sa'id 8000 0 8000

6 Marjani 6000 0 6000

7 Mariyanto 5500 0 5500

8 Riyanto 12000 0 12000

9 Nur Hadi 6000 0 6000

10 Eko Hari Santoso 12000 0 12000

11 Senen 12000 0 12000

12 Imam Zarkoni 12500 0 12500

13 M. Sujarno 6000 0 6000

14 M. Nur Hadi 6000 0 6000

15 Karsimin 6000 0 6000

16 Yusron Dikri 3000 0 3000

17 Kamsi 6000 0 6000

18 Solekan 3500 0 3500

19 Bagus Supanji 6000 0 6000

20 Moh. Syakur 1500 0 1500

21 Basri 10000 0 10000

22 Imam Busuri 12000 0 12000

23 Irfan 11000 0 11000

Page 139: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

117

Lanjutan Lampiran 5.3 Data Penggunaan Bibit Petani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani Jenis Bibit

Jumlah Bibit Green Coronet Talenta F1

24 Sugiyono 12000 0 12000

25 Abdul Wahid 12000 0 12000

26 Haris 6000 0 6000

27 Iskanar 12000 0 12000

28 M. Suja'i 7000 0 7000

29 Mursid 11000 0 11000

30 Zainal Abidin 6000 0 6000

31 Hasan Basri 15000 0 15000

32 Mualim 10000 0 10000

33 Sunhaji 24000 0 24000

34 M. Sodik 12000 0 12000

Jumlah 319000 0 319000

Rata-rata 9382.35 0 9382.35

Maksimal 24000 0 24000

Minimal 1500 0 1500

Standar Deviasi 4355.52 0 4355.52

Page 140: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

118

Lampiran 5.4 Data Penggunaan Pestisida Petani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Jenis Pestisida (ml)

Endure Pegasus Kanon Acrobat Rizotin Greenkgik Amistartop Score Prevathon Bactoxyn Gramoxone Jumlah

Total

1 Suryadi 0 0 0 200 2000 0 0 0 0 0 0 2200

2 Samsuni 300 550 500 0 0 0 0 0 0 0 0 1350

3 Parjono 150 500 550 0 0 0 0 0 0 0 0 1200

4 Saeful Hadi 1000 750 750 0 0 0 0 0 0 0 0 2500

5 Umar Sa'id 250 250 500 0 0 0 0 0 0 0 0 1000

6 Marjani 250 100 400 0 0 0 0 0 0 0 0 750

7 Mariyanto 250 100 500 0 0 1000 0 0 0 0 0 1850

8 Riyanto 150 550 750 0 0 0 0 0 0 0 0 1450

9 Nur Hadi 250 450 450 0 0 0 0 0 0 0 0 1150

10 Eko Hari S 450 500 500 0 0 0 0 0 0 0 0 1450

11 Senen 500 250 400 0 0 0 0 0 0 0 0 1150

12 Imam Zark 500 500 0 0 0 0 2000 0 0 0 0 3000

13 M. Sujarno 500 1000 500 0 0 0 0 0 0 0 0 2000

14 M. Nur Hadi 250 250 500 0 0 0 0 250 250 0 0 1500

15 Karsimin 500 2000 2000 0 0 0 0 0 500 0 0 5000

16 Yusron Dikri 0 500 500 0 0 0 0 500 0 200 100 1800

17 Kamsi 500 500 0 0 0 0 0 600 2000 0 0 3600

18 Solekan 250 250 500 0 0 0 0 0 250 0 0 1250

19 Bagus S 500 0 1000 0 0 0 0 500 0 0 0 2000

20 Moh. Syakur 150 500 750 0 0 0 0 0 0 0 0 1400

21 Basri 100 500 500 0 0 0 0 0 0 0 0 1100

22 Imam Busuri 200 500 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 1700

23 Irfan 200 500 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 1700

24 Sugiyono 200 500 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 1700

25 Abdul Wahid 400 1000 2000 0 0 0 0 0 0 0 0 3400

26 Haris 200 1000 500 0 0 0 0 0 0 0 0 1700

27 Iskanar 400 1000 2000 0 0 0 0 0 0 0 0 3400

28 M. Suja'i 100 1000 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 2100

29 Mursid 200 1000 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 2200

30 Zainal Abidin 200 500 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 1700

31 Hasan Basri 400 500 2000 0 0 0 0 0 0 0 0 2900

32 Mualim 200 1000 2000 0 0 0 0 0 0 0 0 3200

33 Sunhaji 500 1000 2500 0 0 0 0 0 0 0 0 4000

Page 141: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

119

Lampiran 5.4 Data Penggunaan Pestisida Petani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Jenis Pestisida (ml)

Endure Pegasus Kanon Acrobat Rizotin Greenkgik Amistartop Score Prevathon Bactoxyn Gramoxone Jumlah

Total

34 M. Sodik 200 500 2000 0 0 0 0 0 0 0 0 2700

Jumlah 10200 20000 30550 200 2000 1000 2000 1850 3000 200 100 71100

Rata-rata 300 588.24 898.53 5.88 58.82 29.41 58.82 54.41 88.24 5.88 2.94 2091.18

Maksimal 1000 2000 2500 200 2000 1000 2000 600 2000 200 100 5000

Minimal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 750

Standar Deviasi 194.24 394.10 669.97 34.30 343.00 171.50 343.00 157.81 352.92 34.30 17.15 976.19

Page 142: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

120

Lampiran 5.5 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pengolahan Tanah Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Pengolahan Tanah Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

1 Suryadi 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

2 Samsuni 4 0 07.00 - 16.00 0 1 0 4 0 4

3 Parjono 2 0 07.00 - 16.00 0 2 0 4 0 4

4 Saeful Hadi 3 0 07.00 - 16.00 0 2 0 6 0 6

5 Umar Sa'id 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

6 Marjani 4 0 07.00 - 16.00 0 1 0 4 0 4

7 Mariyanto 5 0 07.00 - 16.00 0 1 0 5 0 5

8 Riyanto 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

9 Nur Hadi 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

10 Eko Hari Santoso 2 0 07.00 - 16.00 0 2 0 4 0 4

11 Senen 4 0 07.00 - 16.00 0 2 0 8 0 8

12 Imam Zarkoni 3 0 07.00 - 16.00 0 1 0 3 0 3

13 M. Sujarno 3 0 07.00 - 16.00 0 1 0 3 0 3

14 M. Nur Hadi 4 0 07.00 - 16.00 0 1 0 4 0 4

15 Karsimin 4 0 07.00 - 16.00 0 1 0 4 0 4

16 Yusron Dikri 2 0 07.00 - 16.00 0 2 0 4 0 4

17 Kamsi 3 0 07.00 - 16.00 0 1 0 3 0 3

18 Solekan 4 0 07.00 - 16.00 0 1 0 4 0 4

19 Bagus Supanji 5 0 07.00 - 16.00 0 1 0 5 0 5

20 Moh. Syakur 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

21 Basri 2 0 07.00 - 16.00 0 2 0 4 0 4

22 Imam Busuri 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

Page 143: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

121

Lanjutan Lampiran 5.5 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pengolahan Tanah Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Pengolahan Tanah Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

23 Irfan 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

24 Sugiyono 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

25 Abdul Wahid 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

26 Haris 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

27 Iskanar 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

28 M. Suja'i 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

29 Mursid 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

30 Zainal Abidin 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

31 Hasan Basri 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

32 Mualim 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

33 Sunhaji 2 0 07.00 - 16.00 0 1 0 2 0 2

34 M. Sodik 4 0 07.00 - 16.00 0 1 0 4 0 4

Jumlah 107 0 107

Rata-rata 3.15 0.00 3.15

Maksimal 8 0 8

Minimal 2 0 2

Standar Deviasi 1.44 0.00 1.44

Page 144: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

122

Lampiran 5.6 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Penanaman Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Penanaman Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

1 Suryadi 3 9 13.00 - 17.00 13.00 - 17.00 0.5 0.5 1.5 4.5 6

2 Samsuni 0 13 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 6.5 6.5

3 Parjono 8 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 4 0 4

4 Saeful Hadi 15 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 7.5 0 7.5

5 Umar Sa'id 0 9 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 4.5 4.5

6 Marjani 8 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 4 0 4

7 Mariyanto 10 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 5 0 5

8 Riyanto 8 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 4 0 4

9 Nur Hadi 7 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 3.5 0 3.5

10 Eko Hari Santoso 10 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 5 0 5

11 Senen 16 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 8 0 8

12 Imam Zarkoni 14 9 13.00 - 17.00 13.00 - 17.00 0.5 0.5 7 4.5 11.5

13 M. Sujarno 12 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 6 0 6

14 M. Nur Hadi 10 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 5 0 5

15 Karsimin 14 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 7 0 7

16 Yusron Dikri 5 5 13.00 - 17.00 13.00 - 17.00 0.5 0.5 2.5 2.5 5

17 Kamsi 20 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 10 0 10

18 Solekan 12 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 6 0 6

19 Bagus Supanji 18 6 13.00 - 17.00 13.00 - 17.00 0.5 0.5 9 3 12

20 Moh. Syakur 4 3 13.00 - 17.00 13.00 - 17.00 0.5 0.5 2 1.5 3.5

21 Basri 20 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 10 0 10

22 Imam Busuri 20 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 10 0 10

Page 145: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

123

Lanjutan Lampiran 5.6 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Penanaman Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Penanaman Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

23 Irfan 5 5 13.00 - 17.00 13.00 - 17.00 0.5 0.5 2.5 2.5 5

24 Sugiyono 7 6 13.00 - 17.00 13.00 - 17.00 0.5 0.5 3.5 3 6.5

25 Abdul Wahid 5 5 13.00 - 17.00 13.00 - 17.00 0.5 0.5 2.5 2.5 5

26 Haris 8 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 4 0 4

27 Iskanar 12 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 6 0 6

28 M. Suja'i 0 6 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 3 3

29 Mursid 10 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 5 0 5

30 Zainal Abidin 7 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 3.5 0 3.5

31 Hasan Basri 12 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 6 0 6

32 Mualim 5 5 13.00 - 17.00 0 0.5 0.5 2.5 2.5 5

33 Sunhaji 10 5 13.00 - 17.00 0 0.5 0.5 5 2.5 7.5

34 M. Sodik 20 0 13.00 - 17.00 0 0.5 0 10 0 10

Jumlah 167.5 43 210.5

Rata-rata 4.93 1.26 6.19

Maksimal 10 6.5 12

Minimal 0 0 3

Standar Deviasi 2.89 1.82 2.42

Page 146: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

124

Lampiran 5.7 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Perawatan Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Perawatan Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

1 Suryadi 0 2 0 07.00 - 16.00 0 3 0 6 6

2 Samsuni 0 5 0 07.00 - 16.00 0 5 0 25 25

3 Parjono 2 0 07.00 - 16.00 0 4 0 8 0 8

4 Saeful Hadi 1 3 07.00 - 16.00 07.00 - 16.00 5 5 5 15 20

5 Umar Sa'id 0 2 0 07.00 - 16.00 0 3 0 6 6

6 Marjani 2 0 07.00 - 16.00 0 7 0 14 0 14

7 Mariyanto 8 0 07.00 - 16.00 0 2 0 16 0 16

8 Riyanto 2 0 07.00 - 16.00 0 6 0 12 0 12

9 Nur Hadi 1 0 07.00 - 16.00 0 4 0 4 0 4

10 Eko Hari Santoso 3 0 07.00 - 16.00 0 3 0 9 0 9

11 Senen 4 0 07.00 - 16.00 0 2 0 8 0 8

12 Imam Zarkoni 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

13 M. Sujarno 3 2 07.00 - 16.00 07.00 - 16.00 3 0 9 0 9

14 M. Nur Hadi 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

15 Karsimin 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

16 Yusron Dikri 5 0 07.00 - 16.00 0 1 0 5 0 5

17 Kamsi 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

18 Solekan 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

19 Bagus Supanji 2 2 07.00 - 16.00 07.00 - 16.00 1 1 2 2 4

20 Moh. Syakur 1 0 07.00 - 16.00 0 5 0 5 0 5

21 Basri 0 4 0 07.00 - 16.00 1 0 0 0 0

22 Imam Busuri 0 6 0 07.00 - 16.00 0 2 0 12 12

Page 147: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

125

Lanjutan Lampiran 5.7 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Perawatan Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Perawatan Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

23 Irfan 4 0 07.00 - 16.00 0 2 0 8 0 8

24 Sugiyono 2 0 07.00 - 16.00 0 2 0 4 0 4

25 Abdul Wahid 4 0 07.00 - 16.00 0 3 0 12 0 12

26 Haris 3 0 07.00 - 16.00 0 4 0 12 0 12

27 Iskanar 4 0 07.00 - 16.00 0 4 0 16 0 16

28 M. Suja'i 2 0 07.00 - 16.00 0 4 0 8 0 8

29 Mursid 3 0 07.00 - 16.00 0 5 0 15 0 15

30 Zainal Abidin 2 0 07.00 - 16.00 0 3 0 6 0 6

31 Hasan Basri 2 4 07.00 - 16.00 0 3 3 6 12 18

32 Mualim 2 0 07.00 - 16.00 0 3 0 6 0 6

33 Sunhaji 0 4 0 07.00 - 16.00 0 5 0 20 20

34 M. Sodik 2 0 07.00 - 16.00 0 2 0 4 0 4

Jumlah 244 98 342

Rata-rata 7.18 2.88 10.06

Maksimal 16 25 25

Minimal 0 0 0

Standar Deviasi 4.82 6.35 5.49

Page 148: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

126

Lampiran 5.8 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pengairan Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Pengairan Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

1 Suryadi 2 0 07.00 - 16.00 0 15 0 30 0 30

2 Samsuni 1 0 07.00 - 16.00 0 20 0 20 0 20

3 Parjono 2 0 07.00 - 16.00 0 16 0 32 0 32

4 Saeful Hadi 2 0 07.00 - 16.00 0 20 0 40 0 40

5 Umar Sa'id 1 0 07.00 - 16.00 0 20 0 20 0 20

6 Marjani 2 0 07.00 - 16.00 0 18 0 36 0 36

7 Mariyanto 2 0 07.00 - 16.00 0 13 0 26 0 26

8 Riyanto 2 0 07.00 - 16.00 0 15 0 30 0 30

9 Nur Hadi 1 0 07.00 - 16.00 0 22 0 22 0 22

10 Eko Hari Santoso 2 0 07.00 - 16.00 0 15 0 30 0 30

11 Senen 2 0 07.00 - 16.00 0 17 0 34 0 34

12 Imam Zarkoni 2 0 07.00 - 16.00 0 16 0 32 0 32

13 M. Sujarno 2 0 07.00 - 16.00 0 10 0 20 0 20

14 M. Nur Hadi 2 0 07.00 - 16.00 0 18 0 36 0 36

15 Karsimin 2 0 07.00 - 16.00 0 18 0 36 0 36

16 Yusron Dikri 2 0 07.00 - 16.00 0 10 0 20 0 20

17 Kamsi 2 0 07.00 - 16.00 0 18 0 36 0 36

18 Solekan 2 0 07.00 - 16.00 0 18 0 36 0 36

19 Bagus Supanji 2 0 07.00 - 16.00 0 18 0 36 0 36

20 Moh. Syakur 2 0 07.00 - 16.00 0 12 0 24 0 24

21 Basri 2 0 07.00 - 16.00 0 10 0 20 0 20

22 Imam Busuri 2 0 07.00 - 16.00 0 12 0 24 0 24

Page 149: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

127

Lanjutan Lampiran 5.5 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Kegiatan Pengairan Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli

2018

No Nama Petani

Pengairan Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

23 Irfan 2 0 07.00 - 16.00 0 17 0 34 0 34

24 Sugiyono 2 0 07.00 - 16.00 0 15 0 30 0 30

25 Abdul Wahid 2 0 07.00 - 16.00 0 18 0 36 0 36

26 Haris 2 0 07.00 - 16.00 0 15 0 30 0 30

27 Iskanar 2 0 07.00 - 16.00 0 20 0 40 0 40

28 M. Suja'i 2 0 07.00 - 16.00 0 14 0 28 0 28

29 Mursid 2 0 07.00 - 16.00 0 16 0 32 0 32

30 Zainal Abidin 2 0 07.00 - 16.00 0 12 0 24 0 24

31 Hasan Basri 2 0 07.00 - 16.00 0 15 0 30 0 30

32 Mualim 2 0 07.00 - 16.00 0 16 0 32 0 32

33 Sunhaji 2 0 07.00 - 16.00 0 18 0 36 0 36

34 M. Sodik 2 0 07.00 - 16.00 0 12 0 24 0 24

Jumlah 1016 0 1016

Rata-rata 29.88 0.00 29.88

Maksimal 40 0 40

Minimal 20 0 20

Standar Deviasi 6.19 0.00 6.19

Page 150: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

128

Lampiran 5.9 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pemupukan Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Pemupukan Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

1 Suryadi 2 0 07.00 - 11.00 0 2.5 0 5 0 5

2 Samsuni 4 0 07.00 - 11.00 0 1.5 0 6 0 6

3 Parjono 2 0 07.00 - 11.00 0 2.5 0 5 0 5

4 Saeful Hadi 3 0 07.00 - 11.00 0 3.5 0 10.5 0 10.5

5 Umar Sa'id 2 0 07.00 - 11.00 0 1.5 0 3 0 3

6 Marjani 2 0 07.00 - 11.00 0 2.5 0 5 0 5

7 Mariyanto 2 0 07.00 - 11.00 0 3 0 6 0 6

8 Riyanto 2 0 07.00 - 11.00 0 3 0 6 0 6

9 Nur Hadi 2 0 07.00 - 11.00 0 3 0 6 0 6

10 Eko Hari Santoso 2 0 07.00 - 11.00 0 3.5 0 7 0 7

11 Senen 2 0 07.00 - 11.00 0 2.5 0 5 0 5

12 Imam Zarkoni 3 0 07.00 - 11.00 0 3.5 0 10.5 0 10.5

13 M. Sujarno 2 0 07.00 - 11.00 0 2 0 4 0 4

14 M. Nur Hadi 2 0 07.00 - 11.00 0 3.5 0 7 0 7

15 Karsimin 3 0 07.00 - 11.00 0 3.5 0 10.5 0 10.5

16 Yusron Dikri 2 0 07.00 - 11.00 0 3.5 0 7 0 7

17 Kamsi 3 0 07.00 - 11.00 0 3.5 0 10.5 0 10.5

18 Solekan 2 0 07.00 - 11.00 0 2.5 0 5 0 5

19 Bagus Supanji 2 0 07.00 - 11.00 0 4 0 8 0 8

20 Moh. Syakur 2 0 07.00 - 11.00 0 3.5 0 7 0 7

21 Basri 2 0 07.00 - 11.00 0 2 0 4 0 4

22 Imam Busuri 2 0 07.00 - 11.00 0 1.5 0 3 0 3

Page 151: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

129

Lanjutan Lampiran 5.9 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pemupukan Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Pemupukan Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

23 Irfan 2 0 07.00 - 11.00 0 2 0 4 0 4

24 Sugiyono 2 0 07.00 - 11.00 0 1.5 0 3 0 3

25 Abdul Wahid 2 0 07.00 - 11.00 0 2.5 0 5 0 5

26 Haris 2 0 07.00 - 11.00 0 1.5 0 3 0 3

27 Iskanar 2 0 07.00 - 11.00 0 2.5 0 5 0 5

28 M. Suja'i 2 0 07.00 - 11.00 0 1.5 0 3 0 3

29 Mursid 2 0 07.00 - 11.00 0 1.5 0 3 0 3

30 Zainal Abidin 2 0 07.00 - 11.00 0 2 0 4 0 4

31 Hasan Basri 2 0 07.00 - 11.00 0 2 0 4 0 4

32 Mualim 2 0 07.00 - 11.00 0 2 0 4 0 4

33 Sunhaji 3 0 07.00 - 11.00 0 3 0 9 0 9

34 M. Sodik 2 0 07.00 - 11.00 0 4 0 8 0 8

Jumlah 196 0 196

Rata-rata 5.76 0.00 5.76

Maksimal 10.5 0 10.5

Minimal 3 0 3

Standar Deviasi 2.37 0.00 2.37

Page 152: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

130

Lampiran 5.10 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pengendalian Hama Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Pengendalian Hama Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

1 Suryadi 2 0 07.00 - 11.00 0 7.5 0 15 0 15

2 Samsuni 2 0 07.00 - 11.00 0 6.5 0 13 0 13

3 Parjono 2 0 07.00 - 11.00 0 7.5 0 15 0 15

4 Saeful Hadi 3 0 07.00 - 11.00 0 8.5 0 25.5 0 25.5

5 Umar Sa'id 2 0 07.00 - 11.00 0 6.5 0 13 0 13

6 Marjani 2 0 07.00 - 11.00 0 7.5 0 15 0 15

7 Mariyanto 2 0 07.00 - 11.00 0 6.5 0 13 0 13

8 Riyanto 2 0 07.00 - 11.00 0 10 0 20 0 20

9 Nur Hadi 2 0 07.00 - 11.00 0 8 0 16 0 16

10 Eko Hari Santoso 2 0 07.00 - 11.00 0 6 0 12 0 12

11 Senen 2 0 07.00 - 11.00 0 7.5 0 15 0 15

12 Imam Zarkoni 3 0 07.00 - 11.00 0 8.5 0 25.5 0 25.5

13 M. Sujarno 2 0 07.00 - 11.00 0 7 0 14 0 14

14 M. Nur Hadi 2 0 07.00 - 11.00 0 8.5 0 17 0 17

15 Karsimin 3 0 07.00 - 11.00 0 8.5 0 25.5 0 25.5

16 Yusron Dikri 2 0 07.00 - 11.00 0 8.5 0 17 0 17

17 Kamsi 3 0 07.00 - 11.00 0 8.5 0 25.5 0 25.5

18 Solekan 2 0 07.00 - 11.00 0 5 0 10 0 10

19 Bagus Supanji 2 0 07.00 - 11.00 0 9 0 18 0 18

20 Moh. Syakur 2 0 07.00 - 11.00 0 8.5 0 17 0 17

21 Basri 2 0 07.00 - 11.00 0 7.5 0 15 0 15

22 Imam Busuri 2 0 07.00 - 11.00 0 7 0 14 0 14

Page 153: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

131

Lanjutan Lampiran 5.10 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pengendalian Hama Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli

2018

No Nama Petani

Pengendalian Hama Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

23 Irfan 2 0 07.00 - 11.00 0 5 0 10 0 10

24 Sugiyono 2 0 07.00 - 11.00 0 6 0 12 0 12

25 Abdul Wahid 2 0 07.00 - 11.00 0 10 0 20 0 20

26 Haris 2 0 07.00 - 11.00 0 9 0 18 0 18

27 Iskanar 2 0 07.00 - 11.00 0 10 0 20 0 20

28 M. Suja'i 2 0 07.00 - 11.00 0 9 0 18 0 18

29 Mursid 2 0 07.00 - 11.00 0 8 0 16 0 16

30 Zainal Abidin 2 0 07.00 - 11.00 0 7.5 0 15 0 15

31 Hasan Basri 2 0 07.00 - 11.00 0 7.5 0 15 0 15

32 Mualim 2 0 07.00 - 11.00 0 9 0 18 0 18

33 Sunhaji 2 0 07.00 - 11.00 0 10 0 20 0 20

34 M. Sodik 2 0 07.00 - 11.00 0 10 0 20 0 20

Jumlah 573 0 573

Rata-rata 16.85 0.00 16.85

Maksimal 25.5 0 25.5

Minimal 10 0 10

Standar Deviasi 4.20 0.00 4.20

Page 154: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

132

Lampiran 5.11 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pemanenan Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Pemanenan Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

1 Suryadi 20 0 07.00 - 16.00 0 1 0 20 0 20

2 Samsuni 13 0 07.00 - 16.00 0 1 0 13 0 13

3 Parjono 11 0 07.00 - 16.00 0 1 0 11 0 11

4 Saeful Hadi 15 0 07.00 - 16.00 0 1 0 15 0 15

5 Umar Sa'id 17 0 07.00 - 16.00 0 1 0 17 0 17

6 Marjani 6 0 07.00 - 16.00 0 1 0 6 0 6

7 Mariyanto 8 0 07.00 - 16.00 0 1 0 8 0 8

8 Riyanto 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

9 Nur Hadi 12 0 07.00 - 16.00 0 1 0 12 0 12

10 Eko Hari Santoso 8 0 07.00 - 16.00 0 1 0 8 0 8

11 Senen 12 0 07.00 - 16.00 0 1 0 12 0 12

12 Imam Zarkoni 9 0 07.00 - 16.00 0 1 0 9 0 9

13 M. Sujarno 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

14 M. Nur Hadi 11 0 07.00 - 16.00 0 1 0 11 0 11

15 Karsimin 20 0 07.00 - 16.00 0 1 0 20 0 20

16 Yusron Dikri 20 0 07.00 - 16.00 0 1 0 20 0 20

17 Kamsi 20 0 07.00 - 16.00 0 1 0 20 0 20

18 Solekan 17 0 07.00 - 16.00 0 1 0 17 0 17

19 Bagus Supanji 12 0 07.00 - 16.00 0 1 0 12 0 12

20 Moh. Syakur 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

21 Basri 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

22 Imam Busuri 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

Page 155: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

133

Lanjutan Lampiran 5.11 Data Jumlah dan Jam Tenaga Kerja Pemanenan Usahatani Kubis Di Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani

Pemanenan Total

Tenaga

Kerja laki-

laki

Total

Tenaga

Kerja

Perempuan

Total

Keseluruh

an Tenaga

kerja

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

(hari)

L P L P L P

23 Irfan 12 0 07.00 - 16.00 0 1 0 12 0 12

24 Sugiyono 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

25 Abdul Wahid 12 0 07.00 - 16.00 0 1 0 12 0 12

26 Haris 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

27 Iskanar 12 0 07.00 - 16.00 0 1 0 12 0 12

28 M. Suja'i 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

29 Mursid 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

30 Zainal Abidin 8 0 07.00 - 16.00 0 1 0 8 0 8

31 Hasan Basri 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

32 Mualim 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

33 Sunhaji 15 0 07.00 - 16.00 0 1 0 15 0 15

34 M. Sodik 10 0 07.00 - 16.00 0 1 0 10 0 10

Jumlah 410 0 410

Rata-rata 12.06 0.00 12.06

Maksimal 20 0 20

Minimal 6 0 6

Standar Deviasi 3.77 0.00 3.77

Page 156: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

134

Lampiran 5.12 Data Jumlah Keseluruhan Tenaga Kerja Usahatani Kubis di Desa Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani Total Tenaga Kerja Laki-laki

(HOK)

Total Tenaga Kerja Perempuan

(HOK)

Total Keseluruhan Tenaga Kerja

(HOK)

1 Suryadi 73.5 10.5 84

2 Samsuni 56 31.5 87.5

3 Parjono 79 0 79

4 Saeful Hadi 109.5 15 124.5

5 Umar Sa'id 55 10.5 65.5

6 Marjani 84 0 84

7 Mariyanto 79 0 79

8 Riyanto 84 0 84

9 Nur Hadi 65.5 0 65.5

10 Eko Hari Santoso 75 0 75

11 Senen 90 0 90

12 Imam Zarkoni 97 4.5 101.5

13 M. Sujarno 66 0 66

14 M. Nur Hadi 90 0 90

15 Karsimin 113 0 113

16 Yusron Dikri 75.5 2.5 78

17 Kamsi 115 0 115

18 Solekan 88 0 88

19 Bagus Supanji 90 5 95

20 Moh. Syakur 67 1.5 68.5

21 Basri 63 0 63

22 Imam Busuri 63 12 75

23 Irfan 72.5 2.5 75

24 Sugiyono 64.5 3 67.5

25 Abdul Wahid 89.5 2.5 92

26 Haris 79 0 79

Page 157: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

135

Lanjutan Lampiran 5.12 Data Jumlah Keseluruhan Tenaga Kerja Usahatani Kubis di Desa Desa Sumberejo Bulan April- Juli 2018

No Nama Petani Total Tenaga Kerja Laki-laki

(HOK)

Total Tenaga Kerja Perempuan

(HOK)

Total Keseluruhan Tenaga Kerja

(HOK)

27 Iskanar 101 0 101

28 M. Suja'i 69 3 72

29 Mursid 83 0 83

30 Zainal Abidin 62.5 0 62.5

31 Hasan Basri 73 12 85

32 Mualim 74.5 2.5 77

33 Sunhaji 87 22.5 109.5

34 M. Sodik 80 0 80

Jumlah 2713.5 141 2854.5

Rata-rata 79.81 4.15 83.96

Maksimal 115 31.5 124.5

Minimal 55 0 62.5

Standar Deviasi 15.28 7.26 15.53

Page 158: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

136

Lampiran 5.13 Data Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Tahun 2018

No Nama Petani Produksi

(kg)

Luas

Lahan (ha)

Tenaga

Kerja

(HOK)

Pupuk

Urea

(kg)

Pupuk ZA

(kg)

Pupuk

Npk

(kg)

Pupuk

Organik

(kg)

Pestisida

(ml) Bibit (unit)

1 Suryadi 22000 0.5 84 200 100 100 400 2200 11000

2 Samsuni 14000 0.5 87.5 300 200 320 100 1350 14000

3 Parjono 12000 0.25 79 300 100 100 100 1200 8000

4 Saeful Hadi 16500 0.5 124.5 200 200 350 400 2500 14000

5 Umar Sa'id 13000 0.125 65.5 450 100 50 100 1000 8000

6 Marjani 11000 0.25 84 300 100 200 200 750 6000

7 Mariyanto 10000 0.25 79 300 200 200 100 1850 5500

8 Riyanto 15000 0.33 84 300 150 150 250 1450 12000

9 Nur Hadi 10000 0.25 65.5 300 100 150 250 1150 6000

10 Eko Hari Santoso 20000 0.5 75 300 200 200 100 1450 12000

11 Senen 20000 0.5 90 500 200 400 200 1150 12000

12 Imam Zarkoni 18000 0.5 101.5 1000 250 500 1000 3000 12500

13 M. Sujarno 8000 0.25 66 300 200 100 400 2000 6000

14 M. Nur Hadi 15000 0.25 90 250 100 250 500 1500 6000

15 Karsimin 12000 0.5 113 500 200 200 500 5000 6000

16 Yusron Dikri 10000 0.25 78 250 250 500 250 1800 3000

17 Kamsi 16000 0.5 115 800 200 500 1000 3600 6000

18 Solekan 12000 0.25 88 500 100 250 700 1250 3500

19 Bagus Supanji 14000 0.5 95 600 200 300 1000 2000 6000

20 Moh. Syakur 5000 0.125 68.5 100 100 200 200 1400 1500

21 Basri 20000 0.5 63 200 100 200 1000 1100 10000

22 Imam Busuri 14000 0.5 75 500 300 150 500 1700 12000

Page 159: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

137

Lanjutan Lampiran 5.13 Data Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Bulan April-Juli Tahun 2018

No Nama Petani Produksi

(kg)

Luas

Lahan (ha)

Tenaga

Kerja

(HOK)

Pupuk

Urea

(kg)

Pupuk ZA

(kg)

Pupuk

Npk

(kg)

Pupuk

Organik

(kg)

Pestisida

(ml) Bibit (unit)

23 Irfan 18000 0.5 75 300 200 100 300 1700 11000

24 Sugiyono 20000 0.5 67.5 150 200 100 200 1700 12000

25 Abdul Wahid 22000 0.5 92 150 200 500 300 340 12000

26 Haris 11000 0.25 79 200 100 700 500 1700 6000

27 Iskanar 20000 0.5 101 500 200 100 500 3400 12000

28 M. Suja'i 8000 0.25 72 100 100 500 100 2100 7000

29 Mursid 17000 0.5 83 200 100 200 200 2200 11000

30 Zainal Abidin 12000 0.25 62.5 300 150 100 200 1700 6000

31 Hasan Basri 25000 0.5 85 300 200 100 500 2900 15000

32 Mualim 18000 0.5 77 200 100 200 200 3200 10000

33 Sunhaji 45000 1 109.5 800 400 400 1500 4000 24000

34 M. Sodik 20000 0.5 80 200 100 50 500 2700 12000

Jumlah 543500 13.83 2854.5 11850 5700 8420 14250 68040 319000

Rata-rata 15990 0.41 83.96 348.53 167.65 247.65 419.12 2001.18 9382.35

Maksimal 45000 1 124.5 1000 400 700 1500 5000 24000

Minimal 5000 0.125 62.5 100 100 50 100 340 1500

Standar Deviasi 696 0.17 15.53 207.61 70.58 163.97 335.07 992.79 4355.52

Page 160: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

138

Lampiran 5.14 Data Faktor yang Mempengaruhi efisiensi Teknis Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Tahun 2018

No Nama Petani Umur (thn) Pengalaman

Usahatani (thn)

Pendidikan

Formal (thn)

Dummy

Kepemilikan

Lahan

kepemilikan lahan

1 Suryadi 46 23 12 1 Milik sendiri

2 Samsuni 43 20 9 1 Milik sendiri

3 Parjono 40 19 6 1 Milik sendiri

4 Saeful Hadi 47 8 12 1 Milik sendiri

5 Umar Sa'id 62 22 6 1 Milik sendiri

6 Marjani 42 18 6 1 Milik sendiri

7 Mariyanto 35 10 9 0 Sewa

8 Riyanto 55 20 6 1 Milik sendiri

9 Nur Hadi 35 14 9 1 Milik sendiri

10 Eko Hari Santoso 35 10 12 1 Milik sendiri

11 Senen 60 29 6 0 Sewa

12 Imam Zarkoni 50 5 9 1 Milik sendiri

13 M. Sujarno 32 10 12 0 Sewa

14 M. Nur Hadi 49 8 12 0 Sewa

15 Karsimin 42 2 6 0 Sewa

16 Yusron Dikri 35 6 9 0 Sewa

17 Kamsi 50 6 6 1 Milik sendiri

18 Solekan 38 5 9 0 Sewa

19 Bagus Supanji 45 18 12 0 Sewa

20 Moh. Syakur 39 3 9 0 Sewa

21 Basri 60 20 13 1 Milik sendiri

22 Imam Busuri 45 10 12 1 Milik sendiri

23 Irfan 55 11 16 0 Sewa

24 Sugiyono 60 7 6 0 Sewa

25 Abdul Wahid 48 12 6 1 Milik sendiri

26 Haris 32 5 9 1 Milik sendiri

Page 161: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

139

Lanjutan Lampiran 5.14 Data Faktor yang Mempengaruhi efisiensi Teknis Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Tahun 2018

No Nama Petani Umur (thn) Pengalaman

Usahatani (thn)

Pendidikan

Formal (thn)

Dummy

Kepemilikan

Lahan

kepemilikan lahan

27 Iskanar 42 14 6 1 Milik sendiri

28 M. Suja'i 37 10 6 1 Milik sendiri

29 Mursid 52 8 6 0 Sewa

30 Zainal Abidin 55 20 6 0 Sewa

31 Hasan Basri 60 19 6 0 Milik sendiri

32 Mualim 50 15 16 0 Milik sendiri

33 Sunhaji 55 28 6 0 Milik sendiri

34 M. Sodik 40 13 12 0 Sewa

Jumlah 1571 448 303 48

Rata-rata 46.21 13.18 8.91 1.41

Maksimal 62 29 16 2

Minimal 32 2 6 1

Standar Deviasi 8.98 7.09 3.12 0.50

Page 162: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

140

Lampiran 5.15 Data Logaritma Natural (Ln) Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Bulan April- Juli

2018

No Nama Petani Ln Produksi (kg) Ln Luas

Lahan (ha)

Ln Tenaga

Kerja (HOK)

Ln Pupuk

Npk (kg)

Ln Pupuk

Organik (kg)

Ln Pestisida

(ml) Ln Bibit (unit)

1 Suryadi 9.998798 -0.69315 4.430817 4.60517 5.991465 7.696213 9.305651

2 Samsuni 9.546813 -0.69315 4.471639 5.768321 4.60517 7.20786 9.546813

3 Parjono 9.392662 -1.38629 4.369448 4.60517 4.60517 7.090077 8.987197

4 Saeful Hadi 9.711116 -0.69315 4.824306 5.857933 5.991465 7.824046 9.546813

5 Umar Sa'id 9.472705 -2.07944 4.18205 3.912023 4.60517 6.907755 8.987197

6 Marjani 9.305651 -1.38629 4.430817 5.298317 5.298317 6.620073 8.699515

7 Mariyanto 9.21034 -1.38629 4.369448 5.298317 4.60517 7.522941 8.612503

8 Riyanto 9.615805 -1.10866 4.430817 5.010635 5.521461 7.279319 9.392662

9 Nur Hadi 9.21034 -1.38629 4.18205 5.010635 5.521461 7.047517 8.699515

10 Eko Hari S 9.903488 -0.69315 4.317488 5.298317 4.60517 7.279319 9.392662

11 Senen 9.903488 -0.69315 4.49981 5.991465 5.298317 7.047517 9.392662

12 Imam Zarkoni 9.798127 -0.69315 4.620059 6.214608 6.907755 8.006368 9.433484

13 M. Sujarno 8.987197 -1.38629 4.189655 4.60517 5.991465 7.600902 8.699515

14 M. Nur Hadi 9.615805 -1.38629 4.49981 5.521461 6.214608 7.31322 8.699515

15 Karsimin 9.392662 -0.69315 4.727388 5.298317 6.214608 8.517193 8.699515

16 Yusron Dikri 9.21034 -1.38629 4.356709 6.214608 5.521461 7.495542 8.006368

17 Kamsi 9.680344 -0.69315 4.744932 6.214608 6.907755 8.188689 8.699515

18 Solekan 9.392662 -1.38629 4.477337 5.521461 6.55108 7.130899 8.160518

19 Bagus Supanji 9.546813 -0.69315 4.553877 5.703782 6.907755 7.600902 8.699515

20 Moh. Syakur 8.517193 -2.07944 4.226834 5.298317 5.298317 7.244228 7.31322

21 Basri 9.903488 -0.69315 4.143135 5.298317 6.907755 7.003065 9.21034

22 Imam Busuri 9.546813 -0.69315 4.317488 5.010635 6.214608 7.438384 9.392662

Page 163: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

141

Lanjutan Lampiran 5.15 Data Logaritma Natural (Ln) Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo Bulan

April- Juli 2018

No Nama Petani Ln Produksi (kg) Ln Luas

Lahan (ha)

Ln Tenaga

Kerja (HOK)

Ln Pupuk

Npk (kg)

Ln Pupuk

Organik (kg)

Ln Pestisida

(ml) Ln Bibit (unit)

23 Irfan 9.798127 -0.69315 4.317488 4.60517 5.703782 7.438384 9.305651

24 Sugiyono 9.903488 -0.69315 4.212128 4.60517 5.298317 7.438384 9.392662

25 Abdul Wahid 9.998798 -0.69315 4.521789 6.214608 5.703782 5.828946 9.392662

26 Haris 9.305651 -1.38629 4.369448 6.55108 6.214608 7.438384 8.699515

27 Iskanar 9.903488 -0.69315 4.615121 4.60517 6.214608 8.131531 9.392662

28 M. Suja'i 8.987197 -1.38629 4.276666 6.214608 4.60517 7.649693 8.853665

29 Mursid 9.740969 -0.69315 4.418841 5.298317 5.298317 7.696213 9.305651

30 Zainal Abidin 9.392662 -1.38629 4.135167 4.60517 5.298317 7.438384 8.699515

31 Hasan Basri 10.12663 -0.69315 4.442651 4.60517 6.214608 7.972466 9.615805

32 Mualim 9.798127 -0.69315 4.343805 5.298317 5.298317 8.070906 9.21034

33 Sunhaji 10.71442 0 4.695925 5.991465 7.31322 8.29405 10.08581

34 M. Sodik 9.903488 -0.69315 4.382027 3.912023 6.214608 7.901007 9.392662

Jumlah 326.4357 -33.6866 150.097 180.0639 195.6632 254.3604 306.924

Rata-rata 9.60105 -0.99078 4.414617 5.295996 5.754799 7.481187 9.027175

Maksimal 3.806662 0 4.824306 6.55108 7.31322 8.517193 10.08581

Minimal 1.609438 -2.07944 4.135167 3.912023 4.60517 5.828946 7.31322

Standar Deviasi 0.400599 0.452929 0.177544 0.684497 0.77038 0.51927 0.534931

Page 164: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

142

Lampiran 5.16 Hasil Uji Asumsi Klasik dengan Analisis SPSS

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Produksi 2.6933 .40060 34 Luas_lahan -.9908 .45293 34 Tenaga_Kerja 4.4146 .17754 34 Pupuk_NPK 5.2960 .68450 34 Pupuk_Organik 5.7548 .77038 34 Pestisida 7.4812 .51927 34 Bibit 9.0272 .53493 34

Correlations

Produksi Luas_lahan Tenaga_Kerja Pupuk_NPK Pupuk_Organik Pestisida Bibit

Pearson Correlation

Produksi 1.000 .825 .401 -.035 .404 .207 .840

Luas_lahan .825 1.000 .527 .165 .469 .402 .765

Tenaga_Kerja .401 .527 1.000 .456 .474 .422 .286

Pupuk_NPK -.035 .165 .456 1.000 .226 -.023 -.113

Pupuk_Organik .404 .469 .474 .226 1.000 .398 .133

Pestisida .207 .402 .422 -.023 .398 1.000 .166

Bibit .840 .765 .286 -.113 .133 .166 1.000

Sig. (1-tailed)

Produksi . .000 .009 .421 .009 .120 .000 Luas_lahan .000 . .001 .175 .003 .009 .000 Tenaga_Kerja .009 .001 . .003 .002 .006 .051 Pupuk_NPK .421 .175 .003 . .099 .449 .263 Pupuk_Organik .009 .003 .002 .099 . .010 .228 Pestisida .120 .009 .006 .449 .010 . .174 Bibit .000 .000 .051 .263 .228 .174 .

N

Produksi 34 34 34 34 34 34 34

Luas_lahan 34 34 34 34 34 34 34

Tenaga_Kerja 34 34 34 34 34 34 34

Pupuk_NPK 34 34 34 34 34 34 34

Pupuk_Organik 34 34 34 34 34 34 34

Pestisida 34 34 34 34 34 34 34

Bibit 34 34 34 34 34 34 34

Page 165: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

143

Variables Entered/Removed

a

Model Variables Entered

Variables Removed

Method

1

Bibit, Pupuk_NPK, Pestisida, Pupuk_Organik, Tenaga_Kerja, Luas_lahan

b

. Enter

a. Dependent Variable: Produksi b. All requested variables entered.

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .911a .831 .793 .18231 2.243

a. Predictors: (Constant), Bibit, Pupuk_NPK, Pestisida, Pupuk_Organik, Tenaga_Kerja, Luas_lahan b. Dependent Variable: Produksi

ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 4.398 6 .733 22.056 .000b

Residual .897 27 .033

Total 5.296 33 a. Dependent Variable: Produksi b. Predictors: (Constant), Bibit, Pupuk_NPK, Pestisida, Pupuk_Organik, Tenaga_Kerja, Luas_lahan

Page 166: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

144

Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. 95.0% Confidence Interval for B Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Tolerance VIF

1

(Constant) -.680 1.687 -.403 .690 -4.142 2.782

Luas_lahan .323 .150 .366 2.159 .040 .016 .631 .219 4.572

Tenaga_Kerja .173 .256 .077 .678 .503 -.351 .698 .488 2.048

Pupuk_NPK -.073 .059 -.124 -1.233 .228 -.193 .048 .621 1.609

Pupuk_Organik .111 .053 .214 2.104 .045 .003 .220 .606 1.650

Pestisida -.113 .076 -.147 -1.497 .146 -.268 .042 .653 1.531

Bibit .390 .110 .520 3.531 .002 .163 .616 .289 3.462

a. Dependent Variable: Produksi

Collinearity Diagnostics

a

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Luas_lahan Tenaga_Kerja Pupuk_NPK Pupuk_Organik Pestisida Bibit

1

1 6.801 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 .171 6.304 .00 .19 .00 .00 .00 .00 .00

3 .014 22.342 .00 .00 .00 .59 .02 .02 .00

4 .011 25.408 .00 .02 .00 .00 .73 .00 .02

5 .003 47.081 .00 .01 .00 .01 .12 .68 .08

6 .001 99.517 .00 .06 .85 .35 .08 .21 .23

7 .000 161.477 .99 .73 .15 .05 .05 .09 .68

a. Dependent Variable: Produksi

Page 167: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

145

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 1.6164 3.5061 2.6933 .36508 34 Std. Predicted Value -2.950 2.226 .000 1.000 34 Standard Error of Predicted Value

.053 .133 .080 .020 34

Adjusted Predicted Value 1.6202 3.3818 2.6880 .36958 34 Residual -.38211 .30053 .00000 .16491 34 Std. Residual -2.096 1.648 .000 .905 34 Stud. Residual -2.264 1.960 .012 1.022 34 Deleted Residual -.44572 .46475 .00527 .21311 34 Stud. Deleted Residual -2.468 2.077 .007 1.059 34 Mahal. Distance 1.841 16.680 5.824 3.625 34 Cook's Distance .000 .444 .045 .086 34 Centered Leverage Value .056 .505 .176 .110 34

a. Dependent Variable: Produksi

Page 168: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

146

146

Charts

Page 169: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

147

147

Lampiran 5.17 Data Flowchart Analisis Frontier

2 1=Error Components Model. 2=Te Effects Model

azai.dta Data File Name

fix.out Output File Name

1 1=Production Function. 2=Cost Function

Y Logged Dependent Variable (Y/N)

34 Number Of Cross-Sections

1 Number Of Time Periods

34 Number Of Observations In Total

6 Number Of Regressor Variables (Xs)

Y Mu (Y/N) [Or Delta0 (Y/N) If Using Te Effects Model]

4 Eta (Y/N) [Or Number Of Te Effects Regressors (Zs)]

N Starting Values (Y/N)

If Yes Then Beta0

Beta1 To

Betak

Sigma Squared

Gamma

Mu [Or Delta0

Eta Delta1 To

Deltap]

Note: If You Are Supplying Starting Values

And You Have Restricted Mu [Or Delta0] To Be

Zero Then You Should Not Supply A Starting

Value For This Parameter.

Page 170: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

148

148

Lampiran 5.18 Data Hasil Output Analisis Frontier

Output from the program FRONTIER (Version 4.1c)

instruction file = terminal

data file = azai.dta

Tech. Eff. Effects Frontier (see B&C 1993)

The model is a production function

The dependent variable is logged

the ols estimates are :

coefficient standard-error t-ratio

beta 0 0.62277278E+01 0.16870769E+01 0.36914309E+01

beta 1 0.32341183E+00 0.14983066E+00 0.21585157E+01

beta 2 0.17347098E+00 0.25580617E+00 0.67813445E+00

beta 3 -0.72549029E-01 0.58818563E-01 -0.12334376E+01

beta 4 0.11130255E+00 0.52910421E-01 0.21036037E+01

beta 5 -0.11319198E+00 0.75610271E-01 -0.14970450E+01

beta 6 0.38976208E+00 0.11038447E+00 0.35309503E+01

sigma-squared 0.33237088E-01

log likelihood function = 0.13544505E+02

the estimates after the grid search were :

beta 0 0.63975130E+01

beta 1 0.32341183E+00

beta 2 0.17347098E+00

beta 3 -0.72549029E-01

beta 4 0.11130255E+00

beta 5 -0.11319198E+00

beta 6 0.38976208E+00

delta 0 0.00000000E+00

delta 1 0.00000000E+00

delta 2 0.00000000E+00

delta 3 0.00000000E+00

delta 4 0.00000000E+00

sigma-squared 0.55221166E-01

gamma 0.82000000E+00

Page 171: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

149

149

iteration = 0 func evals = 20 llf = 0.14059253E+02

0.63975130E+01 0.32341183E+00 0.17347098E+00-0.72549029E-01

0.11130255E+00

-0.11319198E+00 0.38976208E+00 0.00000000E+00 0.00000000E+00

0.00000000E+00

0.00000000E+00 0.00000000E+00 0.55221166E-01 0.82000000E+00

gradient step

iteration = 5 func evals = 40 llf = 0.15631467E+02

0.63965812E+01 0.32382079E+00 0.16722891E+00-0.78249618E-01

0.11964225E+00

-0.10427156E+00 0.38391927E+00 0.41620474E-02-0.67019278E-02-

0.23371821E-02

0.35330207E-01 0.86689138E-02 0.57612705E-01 0.81945929E+00

iteration = 10 func evals = 57 llf = 0.16352318E+02

0.63782982E+01 0.27630473E+00 0.58229213E-02-0.47524685E-01

0.13385542E+00

-0.72327959E-01 0.40829545E+00 0.11510310E+00-0.71669802E-02-

0.72788852E-02

0.33976928E-01 0.14627648E+00 0.48264313E-01 0.81964431E+00

iteration = 15 func evals = 95 llf = 0.18012042E+02

0.56290305E+01 0.21239413E+00-0.38351791E-01 0.59969676E-02

0.13077103E+00

-0.54192346E-01 0.46363354E+00 0.60145261E+00-0.14425990E-01-

0.10161523E-01

0.15683196E-01 0.22359132E+00 0.42775298E-01 0.89308012E+00

iteration = 20 func evals = 148 llf = 0.18373452E+02

0.48702967E+01 0.15775440E+00-0.14875070E-01 0.18965691E-01

0.13132503E+00

-0.42377802E-01 0.50922876E+00 0.68142183E+00-0.18970440E-01-

0.18093656E-01

0.18320772E-01 0.34932930E+00 0.55766493E-01 0.94072386E+00

iteration = 25 func evals = 209 llf = 0.20995154E+02

0.37694341E+01 0.90463371E-01 0.50794340E-01 0.46350369E-01

0.12409632E+00

0.10224276E-01 0.54149304E+00 0.92382628E+00-0.21955160E-01-

0.20226984E-01

0.10254504E-01 0.40390105E+00 0.63518398E-01 0.99999999E+00

iteration = 30 func evals = 248 llf = 0.22020932E+02

0.36820378E+01 0.86372174E-01 0.10542575E+00 0.39725869E-01

0.11222012E+00

0.92676875E-02 0.53568600E+00 0.97691557E+00-0.23590596E-01-

0.21166125E-01

0.98527955E-02 0.39189131E+00 0.69215529E-01 0.99999999E+00

pt better than entering pt cannot be found

iteration = 34 func evals = 272 llf = 0.22025225E+02

Page 172: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

150

150

0.36819820E+01 0.86369374E-01 0.10545984E+00 0.39721954E-01

0.11220744E+00

0.92671136E-02 0.53568247E+00 0.97694945E+00-0.23591628E-01-

0.21166755E-01

0.98525089E-02 0.39188365E+00 0.69218574E-01 0.99999999E+00

the final mle estimates are :

coefficient standard-error t-ratio

beta 0 0.36819820E+01 0.11567296E+01 0.31830964E+01

beta 1 0.86369374E-01 0.74177016E-01 0.11643684E+01

beta 2 0.10545984E+00 0.14393010E+00 0.73271566E+00

beta 3 -0.39721954E-01 0.27898623E-01 0.14237963E+01

beta 4 0.11220744E+00 0.26409360E-01 0.42487755E+01

beta 5 0.92671136E-02 0.60532774E-01 0.15309250E+00

beta 6 0.53568247E+00 0.70259826E-01 0.76243068E+01

delta 0 0.97694945E+00 0.37666021E+00 0.25937156E+01

delta 1 -0.23591628E-01 0.70950787E-02 -0.33250692E+01

delta 2 -0.21166755E-01 0.12617733E-01 -0.16775403E+01

delta 3 0.98525089E-02 0.20733136E-01 0.47520593E+00

delta 4 -0.39188365E+00 0.12064994E+00 0.32481048E+01

sigma-squared 0.69218574E-01 0.13689956E-01 0.50561577E+01

gamma 0.99999999E+00 0.11581065E-06 0.86347841E+07

log likelihood function = 0.22025225E+02

LR test of the one-sided error = 0.16961441E+02

with number of restrictions = 6

[note that this statistic has a mixed chi-square distribution]

number of iterations = 34

(maximum number of iterations set at : 100)

number of cross-sections = 34

number of time periods = 1

total number of observations = 34

thus there are: 0 obsns not in the panel

Page 173: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

151

151

covariance matrix :

0.13380235E+01 0.69234810E-01 -0.11877119E+00 -0.31619502E-01

0.93792357E-02

-0.22505442E-01 -0.52040194E-01 -0.13384911E+00 0.16027861E-02

0.35453439E-02

0.79340357E-02 -0.99347572E-01 0.60635906E-03 -0.78098978E-07

0.69234810E-01 0.55022298E-02 -0.22802391E-02 -0.23985974E-02

0.33556987E-03

-0.11589432E-02 -0.38276390E-02 -0.77105314E-02 0.22602160E-03

0.30927487E-04

0.20277948E-03 -0.73320727E-02 -0.13797665E-03 -0.68834071E-08

-0.11877119E+00 -0.22802391E-02 0.20715875E-01 0.25147908E-02

0.14946566E-02

0.14748754E-02 -0.34833280E-03 0.18082945E-01 0.63328767E-03 -

0.97831453E-04

-0.25219025E-02 0.92201056E-02 -0.38001393E-02 0.21304628E-07

-0.31619502E-01 -0.23985974E-02 0.25147908E-02 0.77833315E-03 -

0.76455083E-03

0.21058448E-03 0.18059041E-02 0.31900553E-02 -0.20435858E-03

0.65026177E-05

0.83891589E-04 0.25008139E-02 0.55772673E-03 0.39340568E-09

0.93792357E-02 0.33556987E-03 0.14946566E-02 -0.76455083E-03

0.69745431E-03

-0.12168529E-02 0.57899147E-04 -0.87644780E-03 -0.14296819E-03 -

0.35656669E-04

0.25960959E-03 -0.17311754E-02 0.84112723E-03 -0.62799270E-08

-0.22505442E-01 -0.11589432E-02 0.14748754E-02 0.21058448E-03 -

0.12168529E-02

0.36642168E-02 -0.72961667E-03 0.71311819E-02 -0.83977321E-04 -

0.22704932E-03

-0.95984047E-04 -0.46027567E-03 0.13204258E-03 0.69808901E-09

-0.52040194E-01 -0.38276390E-02 -0.34833280E-03 0.18059041E-02

0.57899147E-04

-0.72961667E-03 0.49364431E-02 -0.15419093E-02 -0.19420774E-03 -

0.14019609E-03

0.22956043E-03 0.55935748E-02 0.84175478E-03 0.32484286E-09

-0.13384911E+00 -0.77105314E-02 0.18082945E-01 0.31900553E-02 -

0.87644780E-03

0.71311819E-02 -0.15419093E-02 0.14187291E+00 -0.18110546E-02

0.12275969E-02

-0.46598777E-02 -0.55758326E-02 -0.32203155E-02 0.37979122E-07

0.16027861E-02 0.22602160E-03 0.63328767E-03 -0.20435858E-03 -

0.14296819E-03

-0.83977321E-04 -0.19420774E-03 -0.18110546E-02 0.50340141E-04 -

0.73433075E-04

Page 174: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

152

152

-0.28199669E-05 -0.15415133E-03 0.66806393E-04 -0.10326003E-08

0.35453439E-02 0.30927487E-04 -0.97831453E-04 0.65026177E-05 -

0.35656669E-04

-0.22704932E-03 -0.14019609E-03 0.12275969E-02 -0.73433075E-04

0.15920718E-03

0.27698716E-04 -0.75083659E-03 0.40537514E-04 -0.60109465E-09

0.79340357E-02 0.20277948E-03 -0.25219025E-02 0.83891589E-04

0.25960959E-03

-0.95984047E-04 0.22956043E-03 -0.46598777E-02 -0.28199669E-05

0.27698716E-04

0.42986291E-03 -0.17204195E-03 0.66384415E-04 -0.74313942E-09

-0.99347572E-01 -0.73320727E-02 0.92201056E-02 0.25008139E-02 -

0.17311754E-02

-0.46027567E-03 0.55935748E-02 -0.55758326E-02 -0.15415133E-03 -

0.75083659E-03

-0.17204195E-03 0.14556409E-01 0.18267084E-02 -0.20822671E-08

0.60635906E-03 -0.13797665E-03 -0.38001393E-02 0.55772673E-03

0.84112723E-03

0.13204258E-03 0.84175478E-03 -0.32203155E-02 0.66806393E-04

0.40537514E-04

0.66384415E-04 0.18267084E-02 0.18741488E-03 0.25513061E-08

-0.78098978E-07 -0.68834071E-08 0.21304628E-07 0.39340568E-09 -

0.62799270E-08

0.69808901E-09 0.32484286E-09 0.37979122E-07 -0.10326003E-08 -

0.60109465E-09

-0.74313942E-09 -0.20822671E-08 0.25513061E-08 0.13412107E-13

technical efficiency estimates :

firm year eff.-est.

1 1 0.99800236E+00

2 1 0.62275594E+00

3 1 0.81055422E+00

4 1 0.59970818E+00

5 1 0.97907997E+00

6 1 0.77851425E+00

7 1 0.79996568E+00

8 1 0.70101983E+00

9 1 0.71389776E+00

10 1 0.99991407E+00

11 1 0.88472823E+00

12 1 0.63082628E+00

Page 175: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

153

153

13 1 0.54732015E+00

14 1 0.93651396E+00

15 1 0.68736138E+00

16 1 0.96453973E+00

17 1 0.81857350E+00

18 1 0.96686293E+00

19 1 0.74988400E+00

20 1 0.80202366E+00

21 1 0.86949800E+00

22 1 0.59013822E+00

23 1 0.85551701E+00

24 1 0.96012504E+00

25 1 0.93001947E+00

26 1 0.66760657E+00

27 1 0.82495253E+00

28 1 0.54700189E+00

29 1 0.81194504E+00

30 1 0.89384080E+00

31 1 0.93317986E+00

32 1 0.90876626E+00

33 1 0.99896138E+00

34 1 0.87094370E+00

mean efficiency = 0.81336888E+00

Page 176: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

154

154

Lampiran 5.19 Kuisioner untuk Responden (Petani Kubis)

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

KUISIONER

Judul Penelitian : Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi Usahatani Kubis di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Lokasi Penelitian : Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember

Identitas Responden

Nama :

Umur :

Tingkat Pendidikan Formal :

Pekerjaan :

a. Utama b. Sampingan

Alamat :

Telepon :

Pengalaman Usahatani :

Pewawancara

Nama :

NIM :

Hari/ Tanggal :

Tanda Tangan

Responden

(...........................)

Page 177: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

155

155

A. Gambaran Umum Usahatani Kubis

1. Sejak kapan Bapak melakukan usahatani kubis?

Jawab: ...............................................................................................................

2. Kenapa Bapak memilih usahatani kubis dibandingkan dengan usahatani lain?

Jawab: ..............................................................................................................

3. Apa kelebihan dalam usahatani kubis?

Jawab: ..............................................................................................................

4. Apakah kondisi lingkungan di daerah Bapak sesuai untuk usahatani kubis?

Jawab: ..............................................................................................................

5. Apakah syarat yang diperlukan dalam pelaksanaan usahatani kubis?

Jawab: ..............................................................................................................

6. Kendala apa yang sering dihadapi saat melakukan usahatani kubis?

Jawab: ..............................................................................................................

7. Pernahkah Bapak mengalami gagal panen dalam usahatani kubis?

Jawab: ..............................................................................................................

8. Berapa modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usahatani kubis?

Jawab: ..............................................................................................................

9. Dari mana Bapak mendapatkan modal untuk usahatani kubis?

a. Sendiri

b. Lembaga Keuangan (Orang lain, Bank dan Koperasi)

10. Varietas kubis apa yang diusahakan di oleh Bapak dan kenapa memilih

varietas tersebut?

Jawab: ..............................................................................................................

11. Berapa luas lahan yang dimiliki dan produksi yang dihasilkan oleh bapak

dalam usahatani kubis?

Jawab: ..............................................................................................................

Luas Lahan (Ha) Produksi (kg)

12. Berapa jumlah bibit yang digunakan dalam satu luas lahan yang diusahakan?

Jawab: ..............................................................................................................

13. Dari mana Bapak mendapatkan bibit kubis?

Jawab: ..............................................................................................................

Page 178: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

156

156

14. Apakah Bapak pernah mengikuti pelatihan tentang usahatani kubis?

Jawab: ..............................................................................................................

15. Bagaimana status kepemilikan lahan yang Bapak gunakan untuk usahatani

kubis?

a. Milik Sendiri

b. Sewa

Alasan: ..................................................................................................................

B. Usahatani Kubis

1. Bagaimana cara pembudidayaan tanaman kubis sampai pada proses

pemanenan?

No Kegiatan Keterangan

1 Pengolahan Tanah

2 Penanaman

3 Pemupukan

4 Perawatan

5 Pengairan

6 Pengendalian Hama

7 Pemanenan

Page 179: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

157

157

2. Berapa penggunaan pupuk kimia dalam satu luasan yang diusahakan?

No Jenis Pupuk Takaran

Pupuk (kg)

Waktu

Pemberian

(hari)

Tujuan

1

2

3

Tot

3. penggunaan pupuk organik dalam satu luasan yang digunakan?

Jawab: ..............................................................................................................

4. Dari mana Bapak mendapatkan pupuk yang digunakan?

Jawab: ..............................................................................................................

5. Berapa Jumlah tenaga kerja yang Bapak pekerjakan dalam usahatani kubis?

Jenis

Pekerjaan

Kebutuhan

Tenaga Kerja

(Orang)

Jam Kerja Jumlah Hari Kerja

L P L P L P

Pengolahan

Tanah

Penanaman

Pemeliharaan

Pengairan

Page 180: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

158

158

Pemupukan

Pengendalian

Hama

Pemanenan

6. Jenis pestisida yang digunakan usahatani kubis?

Jawab: ..............................................................................................................

No Jenis Merek Kebutuhan

Waku

Pemberian

(Hari)

Tujuan

7. Alasan Bapak memilih pestisida tersebut?

Jawab: ..............................................................................................................

8. Dari mana pestisida tersebut diperoleh?

Jawab: ..............................................................................................................

9. Bagaiman cara penggunaan pestisida tersebut?

Jawab: .............................................................................................................

Page 181: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

159

159

DOKUMENTASI

Gambar 1. Jenis Benih untuk Pembibitan Usahatani Kubis di Desa Sumberejo

Gambar 2. Pembibitan Usahatani Kubis di Desa Sumberejo

Page 182: ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR ......pupuk NPK,dan pestisida tidak berpengaruh signifikan. Rata-rata pencapaian efisiensi teknis pada usahatani kubis adalah 0,813 atau

160

160

Gambar 3. Kegiatan Wawancara dengan Petani Kubis di Desa Sumberejo

Gambar 4. Kegiatan Pemanenan Usahatani Kubis di Desa Sumberejo