99
ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL DENGAN PENDEKATAN TARGET COSTING KASUS PADA HOME INDUSTRY PERMATA AGRO MANDIRI, KOTA BATU SKRIPSI Oleh : LIANA ADRIYANI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

  • Upload
    others

  • View
    31

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL DENGAN

PENDEKATAN TARGET COSTING KASUS PADA HOME INDUSTRY

PERMATA AGRO MANDIRI, KOTA BATU

SKRIPSI

Oleh :

LIANA ADRIYANI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL DENGAN

PENDEKATAN TARGET COSTING KASUS PADA HOME INDUSTRY

PERMATA AGRO MANDIRI, KOTA BATU

Oleh : LIANA ADRIYANI 135040101111152

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan
Page 4: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan
Page 5: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan hasil

penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini tidak

pernah diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan

rujukannya dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Agustus 2017

Liana Adriyani

Page 6: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung pada tanggal 7 Januari 1995.

Penulis merupakan anak kedua dari 3 bersaudara dari Bapak

yang bernama Turino dan Ibu yang bernama Euis Acih. Jenjang

pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah Pendidikan

Taman Kanak-kanak di TK Dharma Wanita Air Naningan pada

tahun 1999-2001. Pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD

Negeri 3 Air Naningan pada tahun 2001-2007. Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMP Negeri 1 Air Naningan pada tahun 2007-2010. Pendidikan Sekolah

Menengah Atas di SMA YP Unila Bandar Lampung pada tahun 2010-2013.

Kemudian pada tahun 2013 diterima di Universitas Brawijaya di Program Studi

Agribisnis Fakultas Petanian melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk

Peguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif dalam

kepanitiaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya

(PK2MU) pada tahun 2014 dan kepanitiaan Open House UKM pada tahun 2014.

Page 7: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

HALAMAN PERUNTUKAN

“Sungguh, atas kehendak Allah semua ini terwujud tiada kekuatan kecuali

dengan pertolongan Allah” (QS. Al-Kahf: 39)

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Kedua orang tua, yang senantiasa memberikan doa, perhatian

dan kasih sayang yang tiada hentinya. Ibu, Bapak lembaran-lembaran

ini hanya bagian kecil baktiku untuk engkau. Terima kasih

atas semua pengorbananmu Buk, Pak. I Love You

Kakak tercinta, yang memberikan doa dan bersedia menjadi

donatur untuk kebutuhan kuliahku

Adik tersayang, gadis kecil penyemangatku

Dina Puspita Sari, sahabat kesayangan

Widya Citra Relina, terima kasih selalu bersedia

antar kesana kemari dan direpotkan

You are besties is the best

Aulia Nuralita Rizki, terima kasih sudah menjadi partner

kepanitiaan terbaik yang masih berlanjut sampai sekarang

Tetap menjadi teman terbaik sampai tua nanti ya

Reza Apriyansah, terima kasih sudah

menjadi tempat aku berbagi cerita

Sundel CS (Christina, Nurul, Alif, Aisah & Ariska)

terima kasih telah mewarnai hari-hariku memberikan

kebahagiaan dan semangat dimasa perkuliahan

Adik-adik petualang cantik (Zastya, Wenny, Baroroh, Arrum,

Keke, Dinda, Hana, Inas). Terima kasih semangat

dan canda tawa yang sudah kalian berikan

Ibu Sum, Pak Jam di Ngaglik

Mama Titik, Ayah Nana Sukirna di Pujon

terimakasih telah menjadi keluargaku di Malang

Syifa Rizkyawati, terima kasih telah

menjadi partner kosan terbaik

Dewi Anggrainingrum, terima kasih sudah

bersedia membantu mengoreksi skripisi ini

Page 8: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

RINGKASAN

LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia

Apel dengan Pendekatan Target Costing Kasus Pada Home Industry Permata Agro

Mandiri, Kota Batu. Dibawah bimbingan Ir. Heru Santoso Hadi Subagyo SU.

Apel merupakan tanaman yang dibudidayakan di Indonesia dan memiliki

peluang besar untuk dikembangkan. Apel sebagai salah satu buah komersial yang

banyak dikonsumsi oleh masyarakat, merupakan tanaman yang memiliki nilai

ekonomis yang cukup tinggi dan bermanfaat sebagai sumber vitamin. Di Indonesia

apel telah diolah dalam bentuk olahan yang bermacam-macam baik berupa

minuman atau makanan, seperti sari apel, cuka apel, keripik apel, jenang apel, dodol

apel, pia apel, dan wingko apel. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Kota Batu

menjadi salah satu kota di Indonesia yang menghasilkan produksi apel terbesar

sehingga apel dijadikan icon Kota Batu. Populasi tanaman apel di Kota Batu pada

tahun 2015 sebanyak 1,1 juta pohon mampu menghasilkan buah apel sebanyak

671,2 ton (BPS, 2016). Banyaknya produksi apel serta dijadikannya apel sebagai

icon di Kota Batu mendorong masyarakat untuk mendirikan industri pengolahan

berbahan baku apel.

Home Industry Permata Agro Mandiri merupakan salah satu perusahaan

agribisnis di Kota Batu yang memanfaatkan sumberdaya alam berupa apel untuk

memproduksi produk pia apel. Segmentasi pasar yang dituju perusahaan adalah

masyarakat kalangan menengah ke bawah sehingga menaikkan harga jual

merupakan hal yang sulit untuk dilakukan perusahaan karena dikhawatirkan dengan

naiknya harga jual akan mengurangi minat konsumen pada produk pia apel mereka.

Selain itu adanya kondisi ketika harga bahan baku tinggi dengan harga jual produk

tetap menyebabkan perusahaan belum mencapai target laba yang diharapkan yaitu

sebesar 20%. Perusahaan harus mengetahui strategi yang tepat untuk dapat

mencapai target laba yang diinginkan tanpa harus menaikkan harga jual pada pia

apel. Penelitian ini memiliki tujuan diantaranya adalah untuk mendeskripsikan

komponen biaya produksi pia apel dengan metode tradisional di Home Industry

Permata Agro Mandiri, menganalisis biaya produksi pia apel di Home Industry

Permata Agro Mandiri dengan metode target costing serta menganalisis perbedaan

biaya produksi dan laba sebelum dan sesudah menggunakan target costing pada pia

apel di Home Industry Permata Agro Mandiri.

Penetapan harga menggunakan metode tradisional yang dilakukan

perusahaan belum menghasilkan biaya yang efisien dan target laba belum tercapai

Berdasarkan hal tersebut perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya produksi agar

mencapai target laba yang diharapkan. Efisiensi biaya produksi dapat dilakukan

dengan menggunakan metode target costing. Metode target costing merupakan

metode yang dapat digunakan untuk mengukur nilai produksi yang efisien sesuai

dengan harga jual yang digunakan sebelumnya namun tetap dapat memperoleh laba

yang diharapkan perusahaan. Target costing adalah metode penentuan biaya

produksi dimana perusahaan terlebih dahulu menentukan biaya produksi yang

dikeluarkan berdasarkan harga pasar kompetitif sehingga perusahaan memperoleh

laba yang diharapkan (Rudianto, 2013). Metode target costing merupakan

penentuan biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan harga pasar yang kompetitif,

Page 9: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan (Blocher, Chen dan

Lin, 2000).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya produksi pia apel tahun

2016 menggunakan metode tradisional adalah sebesar Rp 205.974.024 per tahun

dengan total biaya produksi adalah sebesar Rp 5.512 per kemasan. Perhitungan

tersebut hanya menghasilkan laba sebesar 15.1%, sedangkan perhitungan biaya

menggunakan metode target costing dengan laba yang diharapkan yaitu 20%

menghasilkan total biaya produksi pia apel tahun 2016 adalah sebesar Rp

194.230.400 per tahun dengan total biaya produksi adalah sebesar Rp 5.200 per

kemasan. Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar mencapai biaya target

costing tersebut adalah dengan rekayasa nilai.

Rekayasa nilai dilakukan pada kompenen biaya bahan penolong susu skim

dengan mengganti susu skim yang digunakan perusahaan seharga Rp 85.000/kg

dengan susu skim yang memiliki harga lebih murah yaitu seharga Rp 60.000/kg

namun memiliki kualitas yang relatif sama dengan susu skim yang digunakan

perusahaan, kemudian rekayasa nilai dilakukan pada biaya kemasan dengan

mengganti kemasan plastik yang memiliki ketebalan 0.08 mm seharga Rp 150 per

kemasan dengan jenis plastik yang sama namun dengan ketebalan 0.05 mm seharga

Rp 100 per kemasan serta rekayasa nilai pada biaya telepon dan wifi dengan

memasang alat save limit yaitu berupa alat yang dapat menstabilkan sinyal telepon

sehingga akan menghemat biaya telepon dan wifi yang dikeluarkan perusahaan

sebesar 29.34%. Adanya pemasangan alat save limit pada rekayasa nilai biaya

telepon dan wifi akan menambah nilai biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh

perusahaan. Biaya penyusutan alat save limit adalah sebesar Rp 23.000 per tahun

sehingga total biaya penyusutan untuk memproduksi pia apel tahun 2016 setelah

rekayasa nilai adalah sebesar Rp 27.390.833 per tahun dengan total biaya

penyusutan sebesar Rp 733 per kemasan. Biaya penyusutan yang dikeluarkan

perusahaan dengan pemasangan alat tersebut tidak terlalu besar dan masih dapat

dijangkau oleh perusahaan.

Penekanan biaya terhadap komponen biaya tersebut dapat menekan biaya

produksi hingga Rp 5.060 per kemasan. Penekanan biaya tersebut dapat

memberikan laba perusahaan sebesar 22,1% dari harga jual pia apel sebesar Rp

6.500. Total biaya produksi pia apel tahun 2016 sebelum dilakukan rekayasa nilai

adalah Rp 205.974.024 per tahun. Setelah dilakukan rekayasa nilai, biaya yang

dikeluarkan menjadi Rp 189.078.304 per tahun. Selisih biaya yang dikeluarkan

tersebut adalah sebesar Rp 16.895.720 per tahun. Berdasarkan hasil tersebut jika

Home Industry Permata Agro Mandiri menerapkan metode target costing maka

perusahaan akan mencapai target laba yang diharapkan pada kegiatan produksi pia

apel.

Page 10: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

SUMMARY

LIANA ADRIYANI. 135040101111152. An Analysis the Efficiency of Apple Pia

Production Cost by Using Target Costing Approach Case at Permata Agro Mandiri

Home Industry, Batu City. Under the Guidance Ir. Heru Santoso Hadi Subagyo SU.

Apple is plant cultivated in Indonesia and have huge opportunities to be

developed. Apples as one of the berries the commercial mostly consumed by the

community, is plants having economic values are high and useful as a source of

vitamins. In Indonesia, apples have been processed in the form of various

preparations in the form of drinks or food, such as apple cider, apple vinegar, apple

chips, apple jenang, apple dodol, apple pia, and apple wingko. Based on data from

the Central Statistics Agency, Batu City became one of the cities in Indonesia that

produced the largest apple production so that the apple became icon of Batu City.

Population apple plant in Batu City in year 2015 of about 1,1 million trees capable

of producing apples about 671,2 tons ( BPS, 2016 ). Many production and takes

apple apples as icon in the Batu City encourage people to establish manufacturing

industry is apple raw.

Permata Agro Mandiri Home Industry is one of the companies agribusiness

in Batu City use of apple natural resources to produce apple pia products. The target

market segmentation of the company is the middle class people, so raising the

selling price is difficult for companies to do because it is feared that the rising

selling price will reduce consumer interest in their apple pia products. In addition,

the condition when the price of high raw materials with the selling price of the

product still causes the company has not reached the expected profit target of 20%.

Companies must know the right strategy to achieve the desired profit target without

having to raise the selling price on apple pia products. The purpose of this research

is to describe the cost of producing apple pia product with traditional method in

Permata Agro Mandiri Home Industry, analyzing production cost of apple pia

product at Permata Agro Mandiri Home Industry with target costing method and

analyzing difference of production cost and profit before and after using Target

costing on apple pia products at Permata Agro Mandiri Home Industry.

Determination of the price using traditional method by the company can not

made cost of efficient and profit target has not been achieved. Based on these the

company need to do the production cost efficiency. Efficiency of production cost

can be done by using target costing method. Target costing method is a method that

can be used to measure the value of efficient production in accordance with the

selling price used before but still can obtain the expected profit company. Target

costing is a method of determining the cost of production in which the company

first determines the production cost incurred based on the competitive market price

so that the company earns the expected profit (Rudianto, 2013). The target costing

method is a cost incentive that must be issued based on competitive market prices,

so the company can earn the expected profit (Blocher, Chen and Lin, 2000).

The results showed that the total cost of total pia apple production in 2016

using traditional method is Rp 205.974.024 with total production cost per packing

is Rp 5.512. The calculation is only generate profit of 15.1%, while the calculation

of cost using target costing method with the expected profit of 20% resulting in total

cost of total pia apple production in 2016 is Rp 194.230.400 with total production

Page 11: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

cost per pack is Rp 5.200. A company can do to achieve efficient cost is by value

engineering. Value engineering is done by lowering the cost of the auxiliary

materials, the cost of packaging and the cost of telephone and wifi.

Value engineering is perfomed on the cost component of skim help

materials by replacing the skim used by the company for Rp 85.000/kg with the

scheme which has cheaper price which is Rp 60.000/kg but has the same relative

quality as the company used scheme, then the value engineering is done on the cost

of packaging by replacing plastic packaging that has a thickness of 0.08 mm for Rp

150 with the same type of plastic but with a thickness of 0.05 mm for Rp 100 and

value engineering on the cost of telephone and wifi by installing a save limit tool

that is a device that can stabilize the telephone signal so that will saving 29.34% of

phone expenses incurred by the company. Installation of the save limit tool on value

engineering of telephone and wifi charges will add value to depreciation cost

incurred by the company. Depreciation cost of the save limit tool is Rp 23.000 per

year so the total depreciation cost to produce apple pia in 2016 after engineering

value is Rp 27.390.833 per year with total depreciation cost of Rp 733 per pack.

Depreciation costs incurred by the company with the installation of the tool is not

too large and still reachable by the company.

The emphasis on production cost components can reduce costs up to Rp

5.060 per pack. Such cost suppression can give the company a profit of 22.1% of

the selling price of apple pia is Rp 6.500. The total cost of the entire apple pia

product in 2016 before the engineering value is Rp 205.974.024. After the

engineering value of the costs incurred to Rp 189.078.304. The difference is Rp

16.895.720. Based on these results if Permata Agro Mandiri Home Industry

implements target costing method then the company will achieve the expected

profit target on the production of apple pia.

Page 12: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

telah menuntun penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan Pendekatan Target Costing

Kasus Pada Home Industry Permata Agro Mandiri, Kota Batu”. Penelitian yang

dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan komponen biaya produksi pia apel

dengan metode tradisional di Home Industry Permata Agro Mandiri, menganalisis

biaya produksi pia apel di Home Industry Permata Agro Mandiri dengan metode

target costing serta menganalisis perbedaan biaya produksi dan laba sebelum dan

sesudah menggunakan target costing pada pia apel di Home Industry Permata Agro

Mandiri.

Pada penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bpk. Ir. Heru Santoso Hadi Subagyo, SU., selaku dosen pembimbing utama

penelitian.

2. Ibu Nur Baladina, SP., MP dan Ibu Neza Fadia Rayesa, S.TP., M.Sc., selaku

dosen penguji skripsi.

3. Pihak Home Industry Permata Agro Mandiri yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Orang Tua yang telah memberikan kasih sayang, motivasi dan doa agar

senantiasa diberikan kelancaran.

5. Beserta teman-teman seperjuangan Agribisnis angkatan 2013 yang telah

memberikan dukungan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tentunya terdapat

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga tulisan ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 13: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ................................................................................................... i

SUMMARY ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

DAFTAR SKEMA ........................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

1.5 Kegunaan Penelitian ................................................................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu ................................................................... 8

2.2 Tinjauan Tentang Biaya .......................................................................... 11

2.2.1 Pengertian Biaya ........................................................................... 11

2.2.2 Klasifikasi Biaya ........................................................................... 12

2.2.3 Biaya Produksi ............................................................................... 16

2.2.4 Efisiensi Biaya .............................................................................. 17

2.3 Tinjauan Tentang Harga Pokok Produksi .............................................. 18

2.4 Tinjauan Tentang Laba .......................................................................... 19

2.4.1 Perencanaan Laba .......................................................................... 19

2.5 Tinjauan Tentang Biaya Tradisional ...................................................... 20

2.5.1 Pengertian Biaya Tradisional ........................................................ 20

2.5.2 Keterbatasan Sistem Penentuan Harga Pokok Tradisional ........... 22

2.5.3 Dampak Negatif dan Masalah Biaya Tradisional ......................... 23

2.6 Tinjauan Tentang Target Costing ........................................................... 24

2.6.1 Pengertian Metode Target Costing ............................................... 24

2.6.2 Perbedaan Metode Tradisional dan Target Costing ....................... 26

2.6.3 Karakteristik Target Costing .......................................................... 27

2.6.4 Prinsip-prinsip Target Costing ....................................................... 28

2.6.5 Langkah Implementasi Target Costing ......................................... 29

2.6.6 Rekayasa Nilai (value engineering) ............................................... 29

2.6.7 Asumsi Dasar Target Costing ........................................................ 31

2.6.8 Kendala Menerapkan Target Costing ........................................... 31

III. KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................................... 32

3.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 32

3.2 Hipotesis ................................................................................................ 35

Page 14: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................................... 35

IV. METODE PENELITIAN .......................................................................... 37

4.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................ 37

4.2 Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................ 37

4.3 Teknik Penentuan Sampel ...................................................................... 37

4.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 38

4.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 43

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 43

5.1.1 Sejarah Perusahaan ........................................................................ 43

5.1.2 Lokasi Perusahaan .......................................................................... 45

5.1.3 Tenaga Kerja .................................................................................. 45

5.1.4 Struktur Organisasi ........................................................................ 46

5.1.5 Proses Produksi Pia Apel .............................................................. 48

5.2 Analisis Penentuan Biaya Metode Tradisional ....................................... 50

5.2.1 Total Produksi dan Total Penjualan Pia Apel ............................... 51

5.2.2 Biaya Bahan Baku Langsung ......................................................... 53

5.2.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung ....................................................... 53

5.2.4 Biaya Overhead Pabrik .................................................................. 54

5.2.5 Biaya Non Produksi ...................................................................... 56

5.2.6 Perhitungan Keseluruhan Biaya Per Kemasan ............................... 56

5.2.7 Perhitungan Laba Rugi ................................................................... 57

5.3 Analisis Penerapan Target Costing ......................................................... 59

5.4 Perbandingan Hasil Analisis ................................................................... 61

5.5 Rekayasa Nilai ........................................................................................ 63

5.5.1 Biaya Sebelum Rekayasa Nilai ..................................................... 66

5.5.2 Komponen Biaya yang Dilakukan Rekayasa Nilai ........................ 67

5.5.3 Biaya Per Kemasan Pia Apel Setelah Rekayasa Nilai ................... 72

5.5.4 Perbandingan Biaya Setelah Rekayasa Nilai ................................. 73

VI. PENUTUP .................................................................................................. 77

6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 77

6.2 Saran ...................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80

LAMPIRAN ...................................................................................................... 82

Page 15: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................................... 35

2. Total Produksi Pia Apel Tahun 2016 .......................................................... 51

3. Total Penjualan Pia Apel Tahun 2016 ......................................................... 52

4. Biaya Overhead Pabrik Tahun 2016 ........................................................... 54

5. Biaya Non Produksi Pia Apel Tahun 2016 ................................................. 56

6. Perhitungan Keseluruhan Biaya Pia Apel per Kemasan Tahun 2016 ........ 57

7. Perhitungan Laba Rugi Pia Apel Tahun 2016 ............................................ 58

8. Total Biaya Keseluruhan Pia Apel Tahun 2016 dengan Metode Target

Costing ........................................................................................................ 61

9. Perbandingan Biaya Per Kemasan Pia Apel dengan Metode Trasisional

dan Metode Target Costing ........................................................................ 62

10. Perbandingan Total Biaya Pia Apel dengan Metode Trasisional

dan Metode Target Costing ........................................................................ 62

11. Biaya Pia Apel per Kemasan Sebelum Dilakukan Rekayasa Nilai ............ 67

12. Biaya Pia Apel Per Kemasan Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai .............. 73

13. Perbandingan Biaya Tradisional dengan Biaya Setelah Dilakukan

Rekayasa Nilai Per Kemasan ...................................................................... 74

14. Perbandingan Biaya Tradisional Keseluruhan dengan Biaya Setelah

Dilakukan Rekayasa Nilai Per Kemasan .................................................... 75

Page 16: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Prinsip-prinsip Target Costing .................................................................... 28

Page 17: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Data Total Produksi Pia Apel Tahun 2016 .................................................. 82

2. Data Total Penjualan Pia Apel Tahun 2016 ................................................ 82

3. Data Biaya Produksi dan Non Produksi Pia Apel Tahun 2016 .................. 83

4. Perhitungan Biaya Per Kemasan dengan Metode Tradisional ................... 84

5. Perhitungan Laba Pia Apel Rugi Tahun 2016 ............................................ 86

6. Perhitungan Margin Profit .......................................................................... 86

7. Perhitungan Metode Target Costing ........................................................... 87

8. Perhitungan Rekayasa Nilai ........................................................................ 88

9. Data Biaya Produksi dan Non Produksi Pia Apel Tahun 2016 Setelah

Rekayasa Nilai ............................................................................................ 91

10. Perhitungan Laba Pia Apel Rugi Tahun 2016 Setelah Rekayasa Nilai ....... 92

11. Perhitungan Margin Profit Setelah Rekayasa Nilai .................................... 92

12. Dokumentasi Pembuatan Pia Apel ............................................................. 93

Page 18: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

DAFTAR SKEMA

Nomor Halaman

Teks

1. Alur Biaya Tradisional ................................................................................ 26

2. Alur Perhitungan Target Costing ................................................................ 27

3. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 34

4. Struktur Organisasi Home Industry Permata Agro Mandiri ....................... 46

5. Proses Pembuatan Selai Apel ..................................................................... 48

6. Proses Pembuatan Kue Pia Apel ................................................................ 49

Page 19: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era yang semakin maju diperlukan adanya usaha pengembangan

dalam bidang pertanian untuk memberikan nilai tambah pada produk pertanian

yang dihasilkan masyarakat sehingga produk hasil pertanian tersebut memiliki

nilai jual yang tinggi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memberikan

nilai tambah pada produk pertanian yaitu agroindusri. Agroindustri merupakan

suatu industri yang bahan baku utamanya menggunakan produk hasil pertanian

(Soekartawi, 2000). Agroindustri memiliki peranan penting dalam upaya

meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di

pedesaan (Surahman, 2007). Komoditas hasil pertanian yang dapat digunakan

sebagai bahan baku pengolahan produk pada usaha agroindustri salah satunya

yaitu apel. Di Indonesia apel telah diolah dalam bentuk olahan yang bermacam-

macam baik berupa minuman atau makanan, seperti sari apel, cuka apel, keripik

apel, jenang apel, dodol apel, pia apel, dan wingko apel. Sentra penanaman apel

dunia berada di negara Eropa, Australia dan Amerika sedangkan di Indonesia

sentra penanaman apel terletak di Jawa Timur yaitu di Batu, Poncokusumo,

Nongkojajar, Malang dan Pasuruan (Yulianti dkk, 2006).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Kota Batu menjadi salah satu kota

di Indonesia yang menghasilkan produksi apel terbesar sehingga apel dijadikan

icon Kota Batu. Populasi tanaman apel di Kota Batu pada tahun 2015 sebanyak

1,1 juta pohon mampu menghasilkan buah apel sebanyak 671,2 ton (BPS, 2016).

Banyaknya produksi apel serta dijadikannya apel sebagai icon di Kota Batu

mendorong masyarakat mendirikan industri pengolahan untuk meningkatkan nilai

tambah dan daya simpan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

menjadikan produk yang dihasilkan sebagai oleh-oleh khas Kota Batu. Saat ini

industri pengolahan di Kota Batu semakin berkembang. Jumlah perusahaan

industri besar sedang di Kota Batu pada tahun 2015 berjumlah 22 perusahaan.

Industri besar sedang adalah perusahaan di sektor industri yang mempunyai

tenaga kerja lebih dari 20 orang. Dari 22 industri besar sedang yang ada di Kota

Batu 13 diantaranya merupakan industri makanan dan minuman (BPS, 2016).

Banyaknya jumlah industri pengolahan di Kota Batu menyebabkan persaingan

Page 20: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

2

usaha yang semakin ketat. Adanya persaingan usaha tersebut memaksa

perusahaan mencari solusi agar produk yang dipasarkan dapat bertahan dipasar.

Home Industry Permata Agro Mandiri merupakan salah satu perusahaan

agribisnis di Kota Batu Jawa Timur yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam

berupa produksi apel di Kota Batu. Home Industry Permata Agro Mandiri adalah

sebuah agroindustri yang bergerak dalam bidang industri roti, kue dan sejenisnya.

Home Industry Permata Agro Mandiri memulai usahanya pada tahun 2009 dan

telah mendapatkan pengakuan dari beberapa lisensi seperti ISO, MUI, dan PIRT.

Salah satu produk yang diproduksi oleh Home Industry Permata Agro Mandiri

yaitu Pia Apel yang memiliki Brand “SHYIF” dengan wilayah pemasaran Kota

Batu, Malang, Pasuruan dan Surabaya. Home Industry Permata Agro Mandiri

selalu melakukan inovasi baru untuk mengembangkan usahanya sehingga dapat

menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, namun dalam mengembangkan

usahanya untuk memproduksi pia apel tersebut Home Industry Permata Agro

Mandiri tidak terlepas dari masalah yang harus dihadapi.

Permasalahan di Home Industry Permata Agro Mandiri terkait produksi

pia apel yaitu perusahaan sulit menaikkan harga jual dikarenakan segmentasi

pasar yang dituju oleh perusahaan adalah masyarakat kalangan menengah ke

bawah. Harga jual merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat

konsumen terhadap produk pia apel. Perusahaan tidak dapat menaikkan harga jual

dari produk pia apel karena dikhawatirkan akan mengurangi minat konsumen

pada produk pia apel mereka. Selain itu ketika harga bahan baku tinggi dengan

harga jual produk tetap, menyebabkan perusahaan belum mencapai target laba

yang diharapkan. Adanya permasalahan tersebut mendorong perusahaan untuk

dapat mengelola biaya produksi pia apel dengan sebaik mungkin agar perusahaan

mampu bertahan. Oleh karena itu perusahaan harus menggunakan metode

penetapan biaya yang lebih baik dibandingkan dengan metode sebelumnya yang

digunakan oleh perusahaan. Metode yang digunakan oleh Home Industry Permata

Agro Mandiri untuk produk pia apel masih menggunakan metode tradisional.

Metode tradisional merupakan perhitungan biaya produk yang

membebankan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada

produk dan biaya overhead dibebankan pada jumlah perubahan unit yang

Page 21: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

3

diproduksi (Hansen dan Mowen, 2000). Pada Metode tradisional seluruh biaya

dibebankan ke produk bahkan pada biaya produksi yang tidak disebabkan oleh

produk (Garrison, Noreen dan Brewer, 2006). Metode tradisional memiliki

kelemahan yaitu lebih terpusat pada distribusi dan alokasi biaya overhead dari

pada berusaha mengurangi pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang

tidak memiliki nilai tambah serta pada metode tradisional penggolongan biaya

langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel hanya berdasarkan

pada volume produk, padahal dalam teknologi maju penggolongan biaya

dipengaruhi oleh berbagai aktivitas (Rudianto, 2013).

Metode tradisional yang digunakan oleh Home Industry Permata Agro

Mandiri belum menghasilkan laba seperti yang diharapkan perusahaan. Untuk

mencapai target laba yang diinginkan salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu

dengan efisiensi biaya produksi. Efisiensi biaya yang dimaksud adalah tindakan

menurunkan jumlah biaya yang dianggap tidak diperlukan, baik pada saat

perusahaan melaksanakan produksi maupun pada saat tidak melaksanakan

produksi. Pada penelitian ini akan dilakukan efisiensi biaya dengan menekan

biaya produksi pia apel sehingga target laba yang diharapkan perusahaan akan

tercapai. Efisiensi biaya tersebut dilakukan dengan menerapkan metode yang tepat

yaitu metode target costing.

Target costing adalah penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu

produk berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat

memperoleh laba yang diharapkan. Metode target costing adalah suatu sistem

dimana penentuan harga pokok produksi adalah sesuai dengan yang diinginkan

perusahaan sebagai dasar penetapan harga jual produk yang akan memperoleh

laba yang diinginkan, atau penentuan harga pokok sesuai dengan harga jual yang

pelanggan rela membayarnya (Witjaksono, 2013). Tujuan penerapan metode

target costing yaitu untuk menentukan harga pokok produk sesuai yang

diharapkan (target), sebagai dasar penetapan harga jual produk untuk

mendapatkan laba yang diinginkan oleh perusahaan. Metode target costing sangat

baik diterapkan oleh perusahaan agar dapat mengelola biaya dengan baik serta

dapat menjadi strategi dalam menghadapi persaingan bisnis.

Page 22: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

4

Penerapan metode target costing dalam perusahaan penting dilakukan

untuk dapat meminimalisir atau mengurangi biaya produksi pada tahap

perencanaan ataupun pada tahap desain produk. Metode tersebut merupakan cara

untuk mengetahui nilai biaya yang efisien sesuai dengan harga jual dan target laba

yang diharapkan sehingga tidak terjadi kembali permasalahan target laba yang

belum tercapai. Sebelum melakukan penurunan biaya produksi perusahaan harus

mengetahui seberapa besar biaya yang dapat diturunkan sehingga perusahaan

mampu memperoleh laba yang diinginkan. Pada metode sebelumnya yang

digunakan oleh perusahaan dalam menetapkan harga jual produk pia apel hanya

menjumlahkan total biaya produksi yang dikeluarkan tanpa mempertimbangkan

biaya yang efisien digunakan agar mencapai target laba yang diharapkan.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka penting dilakukan suatu

penelitian mengenai “Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

Pendekatan Target Costing Kasus Pada Home Industry Permata Agro Mandiri,

Kota Batu”. Penerapan metode target costing yang dilakukan dalam penelitian ini

diharapkan dapat digunakan perusahaan sebagai gambaran untuk mengetahui

biaya efisien yang dikeluarkan untuk memproduksi pia apel sehingga perusahaan

memperoleh laba yang diinginkan dengan biaya yang lebih rendah. Selain itu

dapat menjadi strategi bagi perusahaan agar pada produksi pia apel selanjutnya

perencanaan biaya dapat dikelola dengan lebih baik sehingga usaha yang

dijalankan perusahaan dapat terus berkembang dan berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

Home Industry Permata Agro Mandiri menjalankan usaha produksi pia apel

dimulai pada tahun 2009. Pada penjualan produk pia apel perusahaan memberikan

harga sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran, dengan keadaan tersebut hasil

penjualan yang diperoleh perusahaan belum mencapai target laba yang

diinginkan. Penggunaan metode penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan

saat ini belum menggunakan biaya yang efisien untuk memproduksi pia apel.

Perusahaan masih menggunakan metode tradisional untuk menetapkan harga jual.

Metode tradisonal merupakan biaya-biaya yang dicatat, dikumpulkan, dan

dikendalikan berdasarkan elemen-elemennya didalam pusat pertanggung jawaban.

Melalui cara tersebut biaya-biaya juga ditentukan berdasarkan banyaknya

Page 23: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

5

sumberdaya yang dikonsumsi disetiap pusat biaya (Supriyono, 2002). Metode

tradisional memiliki kekurangan yaitu pada biaya overhead terlalu memusatkan

dalam hal distribusi dan alokasi biaya tanpa melakukan usaha untuk mengurangi

pemborosan aktivitas yang tidak bernilai tambah (Rudianto, 2013). Perhitungan

biaya produksi pia apel tahun 2016 dengan menggunakan metode tradisional

belum mencapai target laba yang diharapkan yaitu sebesar 20%

Perusahaan belum mencapai target laba yang diharapkan dikarenakan

dengan segmentasi pasar yang dituju yaitu kalangan masyarakat menengah

kebawah menyebabkan perusahaan sulit untuk menaikkan harga jual produk pia

apel. Selain itu terjadinya kenaikan harga bahan baku juga menjadi masalah dalam

memproduksi pia apel karena bila harga bahan baku naik perusahaan juga tidak

dapat menaikkan harga jual sehingga perusahaan tetap menjual produk dengan

harga yang sama. Naiknya harga bahan baku tersebut akan berdampak pada

tingginya biaya produksi yang dikeluarkan sehingga menyebabkan laba yang

dihasilkan tidak sesuai dengan target yang diharapkan. Adanya permasalahan

tersebut menuntut perusahaan untuk dapat mengelola biaya produksi sehingga

perusahaan tidak mengalami kerugian dan target laba yang diinginkan tercapai.

Oleh karena itu diperlukan metode perhitungan biaya produksi yang dapat

meminimalisisr biaya produksi. Salah satu metode yang dapat digunakan

perusahaan untuk meminimalisir biaya produksi yaitu metode target costing.

Metode target costing merupakan metode yang dapat digunakan untuk

mengukur nilai produksi yang efisien sesuai dengan harga jual yang digunakan

sebelumnya namun tetap dapat memperoleh laba yang diharapkan perusahaan.

Target costing adalah metode penentuan biaya produksi dimana perusahaan

terlebih dahulu menentukan biaya produksi yang dikeluarkan berdasarkan harga

pasar kompetitif sehingga perushaan memperoleh laba yang diharapkan

(Rudianto, 2013). Metode target costing merupakan penentuan biaya yang harus

dikeluarkan berdasarkan harga pasar yang kompetitif, sehingga perusahaan dapat

memperoleh laba yang diharapkan (Blocher, Chen dan Lin, 2000). Berdasarkan

permasalahan diatas maka rumusan pertanyaan yang dapat diambil dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Page 24: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

6

1. Apa komponen biaya produksi pia apel dengan metode tradisional di Home

Industry Permata Agro Mandiri?

2. Bagaimana analisis biaya produksi dengan penerapan target costing dalam

efisiensi biaya dan peningkatan laba produk pia apel di Home Industry

Permata Agro Mandiri?

3. Berapa perbandingan biaya produksi dan laba pia apel antara metode

tradisional dan metode target costing di Home Industry Permata Agro

Mandiri?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini perlu diberikan dengan tujuan agar

permasalahan yang diteliti lebih spesifik dan berfokus pada tujuan penelitian

sehingga tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Adapun batasan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada produk pia apel.

2. Menganalisis biaya produksi hanya produk pia apel di Home Industry Permata

Agro Mandiri.

3. Penelitian ini menggunakan data biaya produksi 1 tahun terakhir yaitu pada

tahun 2016 di Home Industry Permata Agro Mandiri.

4. Penelitian ini menggunakan penerapan metode target costing pada biaya

produksi hanya sampai rekayasa nilai.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan komponen biaya produksi pia apel dengan metode

tradisional di Home Industry Permata Agro Mandiri.

2. Menganalisis biaya produksi pia apel di Home Industry Permata Agro Mandiri

dengan metode target costing.

3. Menganalisis perbedaan biaya produksi dan laba sebelum dan sesudah

menggunakan target costing pada pia apel di Home Industry Permata Agro

Mandiri.

Page 25: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

7

1.5 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Untuk memberikan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dalam efiensi

biaya produksi dengan menggunakan metode target costing. Serta dapat

digunakan oleh peneliti selanjutnya sebagai acuan pada penelitian yang

berhubungan dengan efisiensi biaya dan peningkatan laba.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi untuk

perusahaan menggunakan target costing sebagai alat untuk mengukur biaya

yang efisien digunakan untuk memperoleh laba yang diharapkan dari

penjualan pia apel. Selain itu dapat menjadi strategi bagi perusahaan agar pada

produksi pia apel selanjutnya perencanaan biaya dapat dikelola dengan lebih

baik sehingga usaha yang dijalankan perusahaan dapat terus berkembang dan

berkelanjutan.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan kemampuan

penulis dalam penerapan teori-teori yang telah diperoleh selama masa

perkuliahan.

c. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi bagi peneliti

selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.

Page 26: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian mengenai target costing sebagai alat analisis

dalam suatu usaha yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian

tersebut antara lain oleh Malue (2013) mengenai Analisis Penerapan target

costing Sebagai Sistem Pengendalian Biaya Produksi Pada PT Celebes Mina

Pratama”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membandingkan sistem pengendalian

biaya yang selama ini digunakan oleh perusahaan dengan metode target costing.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif

dengan cara menganalisis dan menguraikan untuk menggambarkan keadaan objek

yang diteliti yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian. Hasil dari penelitian

tersebut menunjukkan bahwa total drifting cost dari perusahaan lebih besar

dibandingkan dengan total drifting cost dengan target costing, dimana drifting

cost perusahaan yaitu sebesar Rp 41.550.431.253 sedangkan total drifting cost

menurut target costing yaitu sebesar Rp 37.800.082.914 sehingga perusahaan

dapat melakukan penghematan biaya sebesar Rp 3.750.348.339.

Penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani (2015) mengenai Analisis

Efisiensi Biaya Produksi Dengan Pendekatan Target Costing Pada Produk Ekspor

Singkong Beku: Studi Kasus CV. Iswara Sentosa, Asrikaton, Pakis, Kota Malang

Jawa Timur. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis biaya produksi dan

keuntungan per satuan kilogram produk ekspor singkong beku, menganalisis

biaya efisien dengan metode target costing dan mendeskripsikan perbandingan

biaya dan keuntungan dengan perhitungan yang dilakukan perusahaan dan metode

target costing. Metode analisis penelitian ini adalah komparatif deskriptif, yaitu

dengan membandingkan antara nilai biaya yang dikeluarkan dan profit yang

dicapai berdasarkan metode biaya standar yang digunakan perusahaan dengan

metode target costing. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa total biaya

yang dikeluarkan CV Iswara Sentosa pada tahun 2013 per kg singkong beku

adalah sebesar Rp Rp 5.260/kg dengan tingkat profit yang diperoleh sebesar

23.63% dengan harga jual Rp 6.888/kg, sedangkan pada tahun 2014 adalah

sebesar Rp 5.242,8/kg dengan tingkat profit sebesar 27,88% pada saat harga jual

Rp 7.270/kg. Total biaya yang dikeluarkan menggunakan pendekatan target

Page 27: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

9

costing dengan laba yang diharapkan sebesar 30% untuk tahun 2013 sebesar Rp

4.821/kg dengan harga jual Rp 6.888/kg, sedangkan pada tahun 2014 adalah Rp

5.089/kg dengan harga jual Rp 7.270/kg. Penerapan target costing pada CV

Iswara Sentosa lebih efisien jika dibandingkan dengan metode standar yang

dilakukan oleh perusahaan, dengan penerapan target costing ini maka perusahaan

dapat memperoleh penghematan biaya keseluruhan produk dibandingkan dengan

metode perusahaan yaitu sebesar Rp 254.740001 pada tahun 2013 dan pada tahun

2014 sebesar Rp 92.446.062.

Penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (2015) mengenai Penerapan

Sistem Target costing Dalam Upaya Pengurangan Biaya Produksi Untuk

Peningkatan Laba Usaha: Studi Kasus Usaha Dagang Tiga Putra di Mojokerto.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan metode target

costing dalam pengurangan biaya produksi sebagai upaya peningkatan laba usaha

yang efisien UD. Tiga Putra di Mojokerto. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu metode deskriptif analitik, dimana setelah data diperoleh

dilakukan analisis, hasilnya berupa pemaparan gambaran mengenai situasi yang

ditelitidalam bentuk uraian naratif. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut

yaitu dengan penerapan target costing dapat menjadi alternatif yang baik bagi

UD. Tiga Putra. Biaya yang dikeluarkan perusahaan sebelumnya untuk

memproduksi kusen gundul pada daun pintu dari kedua jenis kayu memerlukan

biaya Rp 562.150 hingga Rp 581.450, setelah menggunakan metode target

costing menjadi Rp, 300.650 hingga Rp 316.950. Sedangkan untuk membuat

kusen kisi-kisi pada daun pintu dari kedua jenis kayu memerlukan biaya Rp

402.150 hingga Rp 421.450, setelah menggunakan metode target costing biaya

yang dikeluarkan menjadi Rp 220.650 hingga Rp 236.950. Penerapan metode

target costing pada perusahaan dilakukan melalui proses value engineering

dengan cara mengganti lem kayu prima sentosa dengan lem kualitas lebih rendah

dan mengganti pembelian bahan baku kayu per balok. Dengan penerapan metode

target costing biaya produksi perusahaan menurun sehingga laba yang diperoleh

meningkat. Persentase peningkatan laba perusahaan yang semula hanya 15% -

20% setelah penerapan metode target costing laba yang diperoleh mencapai 35%.

Page 28: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

10

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sagita (2016) mengenai

Analisis Efisiensi Biaya Dengan Pendekatan Target Costing: Studi kasus di

UMKM Gudange Tahu Takwa, Jalan Pamenang Dusun Besuk Desa Toyoresmi,

Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini

yaitu menganalisis komponen-komponen biaya dalam produksi Tahu Kuning,

menganalisis efisiensi biaya produksi Tahu Kuning dan menganalisis cara yang

dapat dilakukan untuk menekan biaya produksi Tahu Kuning. Metode analisis

yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis deskriptif. Analisis

kuantitatif dengan cara melakukan perhitungan-perhitungan yang relevan dengan

masalah yang dibahas. Sedangkan analisis deskriptif dimaksudkan untuk

menjelaskan mengenai bagaimana penurunan biaya produksi dilakukan. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa metode target costing dapat memberikan biaya

yang lebih efisien untuk produk tahu kuning yaitu sebesar Rp 15.000 dari biaya

sebelumnya sebesar Rp 15.363. hal yang dilakukan untuk mencapai biaya yang

efisien yaitu dengan melakukan rekayasa nilai. Rekayasa nilai dilakukan dengan

menekan biaya tenaga kerja langsung penguning dan juga biaya pemasaran yang

terdiri dari gaji karyawan dan biaya promosi. Penekanan biaya tersebut

memberikan laba perusahaan sebesar Rp 5.495 dengan persentase 27,4% dari

harga jual sebresar Rp 20.000 per kemasan. Biaya total produk tahu kuning

sebelum dilakukan rekayasa nilai adalah sebesar Rp 1.124.660.400. setelah

dilakukan rekayasa nilai sebesar Rp 1.061.960.400. Margi laba yang diterima

perusahaan setelah rekayasa nilai sebesar Rp. 397.419.600.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dan

penelitian sekarang. Persamaan dengan penelitian terdahulu Malue (2013) yaitu

terletak pada tujuan penelitian dan bidang industri pertanian. Persamaan dengan

penelitian terdahulu Oktaviani (2015) terletak pada bidang industri pertanian,

tujuan penelitian, metode analisis dan penggunaan rekayasa nilai. Persamaan

dengan penelitian terdahulu Kumalasari (2015) terletak pada bidang industri

pertanian, tujuan penelitian, dan penggunaan proses rekayasa nilai. Sedangkan

persamaan dengan penelitian terdahulu Sagita (2016) terletak pada bidang industri

pertanian, tujuan penelitian dan penggunaan proses rekayasa nilai.

Page 29: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

11

Perbedaan dengan penelitian terdahulu Malue (2013) yaitu pada penelitian

tersebut hanya sampai drifting cost. Perbedaan dengan penelitian terdahulu

Oktaviani (2015) pada penelitian tersebut proses rekayasa nilai dilakukan pada

komponen biaya tenaga kerja. Perbedaan dengan penelitian terdahulu Kumalasari

(2015) terletak pada proses rekayasa nilai, rekayasa nilai pada penelitian yang

dilakukan yaitu terdapat pada biaya kemasan. Sedangkan perbedaan dengan

penelitian terdahulu Sagita (2016) terletak pada proses rekayasa nilai, rekayasa

nilai pada penelitian yang dilakukan yaitu mengenai rekayasa nilai biaya bahan

penolong, biaya kemasan dan biaya pemasaran. Dari keempat penelitian tersebut

maka perbedaan penelitian yang dilakukan yaitu terletak pada lokasi penelitian

dan penggunaan proses rekayasa nilai.

2.2 Tinjauan Tentang Biaya

2.2.1 Pengertian Biaya

Biaya merupakan suatu pengeluaran atau nilai pengorbanan yang digunakan

untuk memperoleh barang atau jasa untuk masa berguna bagi yang akan datang,

atau memiliki manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan (Dunia dan

Abdullah, 2009). Menurut Kuswadi (2005) biaya merupakan suatu pengeluaran

yang digunakan untuk memperoleh barang ataupun jasa dari pihak ketiga, baik

yang berhubungan langsung pada perusahaan atau tidak. Ahmad (2013)

mengatakan bahwa biaya dan beban ialah suatu pengeluaran yang secara potensial

dikeluarkan guna memperoleh tujuan yang akan dicapai. sedangkan beban

merupakan pengeluaran yang dikeluarkan guna memperoleh prestasi. Biaya

merupakan suatu pengorbanan sumberdaya yang dikeluarkan dalam pencapaian

tujuan tertentu biaya yang yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan

disebut dengan beban (Dewi dan Kristanto, 2013). Biaya ialah pengeluaran kas

atau setara kas untuk memproduksi atau mendapatkan barang/jasa yang

diinginkan serta dapat mendatangkan manfaat dimasa depan (Arifin, 2007).

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya adalah sesuatu yang

dikorbankan yaitu berupa pengeluaran-pengeluaran sehingga dapat membantu

seseorang dalam mecapai tujuan yang telah ditetapkan.

Page 30: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

12

2.2.2 Klasifikasi Biaya

Pengklasifikasian biaya dilakukan untuk menyampaikan dan menyajikan

data biaya sehingga membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Menurut

Riwayadi (2014) klasifikasi-klasifikasi biaya sebagai berikut:

1. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kemudahan Penelusuran

Kemudahan penelusuran yaitu dapat dilihat dari mudah atau tidaknya

penelusuran biaya ke objek biaya. Jika biaya tersebut mudah ditelusuri ke

objek biayanya, maka pembebanan biaya ke objek biaya akan semakin akurat.

Objek biaya merupakan sesuatu yang akan diukur dan dihitung biayanya.

Klasifikasi biaya berdasarkan kemudahan penelusuran ada 2 jenis yaitu:

a. Biaya Langsung

Biaya langsung (direct cost) merupakan biaya yang dapat ditelusuri secara

mudah dan akurat. Biaya langsung adalah biaya untuk sumber daya yang

digunakan dalam memproduksi suatu objek. Biaya sumber daya tersebut

sepenuhnya dibebankan pada objek biaya tersebut.

b. Biaya Tidak Langsung

Biaya Tidak Langsung (inderict cost) merupakan biaya yang tidak dapat

ditelusuri secara mudah dan akurat ke objek biaya. Biaya tidak langsung

merupakan biaya yang digunakan secara bersama. Pembebanan biaya ini

pada produk dilakukan dengan menggunakan alokasi. Keakuratan alokasi

pada pembebanan biaya tersebut sangat diperlukan agar tidak terjadi harga

pokok produk yang terlalu tinggi (overcosting) atau terlalu rendah

(undercosting).

2. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Utama Organisasi

Fungsi utama organisasi terdiri dari 3 yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran

dan fungsi adminstrasi dan umum. Fungsi produksi merupakan suatu fungsi

yang melakukan kegiatan utama berupa mengolah bahan baku menjadi barang

jadi. Fungsi pemasaran merupakan fungsi yang melakukan kegiatan utama

berupa pemasaran produk yang dihasilkan. Sedangkan fungsi administrasi dan

umum merupakan fungsi yang melakukan kegiatan berkaitan dengan

administrasi. Berdasarkan fungsi utama organisasi klasifikasi biaya terdapat 3

jenis yaitu:

Page 31: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

13

a. Biaya Produksi

Biaya produksi (manufacturing cost) yaitu biaya yang berkaitan dengan

kegiatan memproduksi suatu barang. Biaya tersebut terdiri atas biaya

bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik.

b. Biaya Pemasaran (marketing expenses) yaitu biaya yang berkaitan dengan

kegiatan memasarkan produk yang dihasilkan yang terdiri dari biaya gaji

karyawan pemasaran, biaya iklan, dan biaya angkut penjualan.

c. Biaya Administrasi dan Umum

Biaya Administrasi dan Umum (administrative and general expenses)

yaitu biaya yang berkaitan dengan fungsi administrasi dan umum berupa

biaya gaji karyawan, biaya penyusutan peralatan departemen akuntansi

dan biaya perlengkapan departemen keuangan.

3. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya

Perilaku biaya menjelaskan tentang adanya hubungan antara total biaya dan

biaya per unit dengan perubahan output aktivitas. Dalam hal ini output

aktivitas mempengaruhi total biaya dan biaya per unit. Klasifikasi biaya

berdasarkan perilakunya ada 3 yaitu:

a. Biaya Tetap

Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang totoalnya tetap atau tidak

berubah tanpa dipengaruhi adanya perubahan output aktivitas dalam batas

relevan tertentu, sedangkan biaya per unit akan berubah dengan adanya

perubahan output aktivitas.

b. Biaya Variabel

Biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang totalnya berubah

dengan adanya perubahan output aktivitas, sedangkan biaya per unitnya

tidak berubah. Jika output aktivitas tinggi maka total biayanya akan tinggi

dan jika output aktivitasnya rendah maka biaya totalnya juga akan rendah.

Besar kecilnya biaya variabel tergantung pada output aktivitasnya.

c. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel (semivariable cost) merupakan biaya yang

mengandung dua unsur yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya

Page 32: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

14

semivariabel dapat diartikan biaya yang totalnya berubah dengan adanya

perubahan output aktivitas dan biaya per unitnya mengalami perubahan

berbanding terbalik dengan perubahan output aktivitasnya.

Dunia dan Abdullah (2009) mengklasifikasikan biaya atas dasar sebagai

berikut :

1. Berdasarkan Objek Biaya

Objek biaya merupakan dasar dalam menghitung biaya. Penetapan objek biaya

pada perusahaan biasanya dilakukan berdasarkan produk atau departemen.

Biaya yang ditetapkan berdasarkan produk terdapat 3 macam yaitu biaya

bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Biaya bahan langsung merupakan biaya yang dihasilkan dari keseluruhan

bahan langsung yang digunakan untuk memproduksi produk atau barang

hingga jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan semua gaji dari tenaga

kerja langsung yang dilakukan secara fisik dengan tangan ataupun mesin dan

ikut dalam kegiatan memproduksi suatu barang. Biaya overhead pabrik

merupakan biaya-biaya selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja

langsung. Biaya overhead dapat disebut juga biaya produksi tidak langsung,

biaya ini tidak dapat dibebankan langsung pada produk. Sedangkan biaya yang

ditetapkan berdasarkan departemen dibagi menjadi 2 macam yaitu departemen

produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi merupakan suatu

organisasi yang melakukan kegiatan produksi secara langsung atas dasar

produk. Pada departemen ini seluruh biaya yang dikeluarkan dibebankan

secara langsung pada produk yang bersangkutan. Departemen pendukung

merupakan suatu organisasi yang tidak berpengaruh secara langsung pada

proses produksi. Departemen ini memberikan jasanya pada departemen

produksi dan departemen-departemen lain. contoh dari departemen pendukung

yaitu pemeliharaan, upah dan gaji dan akuntansi biaya.

2. Perilaku Biaya

Klasifikasi menurut perilaku biaya dapat dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu

biaya variabel, biaya tetap, dan biaya semivariabel. Biaya variabel merupakan

biaya yang total biayanya mengalami perubahan secara langsung dengan

adanya perubahan kegiatan. Biaya tetap merupakan biaya yang total biayanya

Page 33: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

15

tetap atau tidak mengalami perubahan dengan adanya perubahan kegiatan.

Sedangkan biaya semivariabel merupakan biaya yang memiliki 2 unsur yaitu

unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

3. Berdasarkan Periode Akuntansi

Pengklasifikasian biaya yang berkaitan dengan periode akuntasi dibedakan

berdasarkan waktu atau kapan biaya-biaya tersebut dibebankan terhadap

pendapatan (revenue). Menurut periode akuntansi ada 2 kategori kelompok

biaya yaitu biaya produk dan biaya periode. Biaya-biaya pada biaya produk

sama dengan biaya produksi yaitu berupa bahan langsung, tenaga kerja

langsung dan overhead pabrik. Didalam biaya-biaya ini pada waktu terjadinya

dialokasikan sebagai persediaan, namun bila terjadi penjualan pada persediaan

maka biaya tersebut kan menjadi harga/beban pokok penjualan yang kemudian

dibandingkan dengan pendapatan yang telah terlaksana dari penjualan

tersebut. Sedangkan biaya periode merupakan biaya-biaya yang tidak

berhubungan dengan persediaan dan produk namun berhubungan dengan

periode akuntansi. Pada biaya ini jika manfaat yang biaya yang dikeluarkan

hanya untuk satu periode, maka disebut sebagai pengeluaran pendapatan

(revenue expenditure) dan dicatat sebagai beban (expenses). Namun jika

manfaat yang diberikan biaya ini lebih dari satu periode akuntansi maka

disebut pengeluaran modal (capital expenditure) yang semula dicatat sebagai

aset (asset) dan berdasarkan waktu berlalunya biaya tersebut akan berubah

menjadi beban (expenses).

4. Menurut Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan Fungsional

Dalam hal ini pengklasifikasian biaya memiliki tujuan untuk membantu pihak

manajemen dalam melakukan perencanaan, analisis, serta pengendalian biaya

berdasarkan fungsi-fungsi organisasi di suatu perusahaan. Klasifikasi biaya

menurut fungsi manajemen yaitu sebagai berikut biaya produksi, biaya

penjualan, dan biaya umum/administrasi. Biaya produksi merupakan biaya

yang terjadi guna menghasilkan suatu produk sampai dengan siap dipasarkan.

Biaya penjualan merupakan biaya yang terjadi untuk melakukan penjualan

suatu produk/jasa. Sedangkan biaya umum/admistrasi merupakan biaya yang

terjadi guna memimpin, mengendalikan serta menjalankan perusahaan.

Page 34: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

16

Sedangkan Rudianto (2013) menerangkan bahwa kelompok biaya menurut

spesifikasi manfaatnya yaitu sebagai berikut:

1. Biaya bahan baku adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk

membelibahan baku untuk menghasilkan produk dalam volume tertentu.

2. Biaya tenaga kerja langsung adalah pengeluaran biaya yang digunaka untuk

membayar tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam kegiatan produksi.

3. Biaya overhead merupakan macam-macam biaya yang dibutuhkan dalam

proses produksi, namun tidak termasuk dalam biaya bahan baku langsung dan

biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk biaya overhead yaitu:

a. Biaya bahan penolong merupakan biaya yang dikeluarkan untuk bahan

tambahan yang mendukung untuk menghasilkan suatu produk. Contohnya

kain dan kancing sebagai bahan tambahan untuk memproduksi pakaian.

b. Biaya tenaga kerja penolong merupakan biaya tenaga kerja yang tidak

terlibat secara langsung dalam proses produksi. Tenaga kerja penolong

tetap dibutuhkan dalam proses produksi namun buka tenaga kerja utama.

Contoh tenaga kerja penolong yaitu satpam pabrik.

c. Biaya pabrikase lain merupakan biaya yang pendukung dalam

menghasilkan produk selain biaya bahan penolong dan dan tenaga kerja

penolong. Contohnya yaitu biaya listrik, biaya air, biaya telepon dan

sebagainya.

4. Biaya pemasaran adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan yang

berkaitan dengan pemasaran produknya hingga ke tangan konsumen.

5. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang mecakup seluruh kegiatan

operasi kantor.

2.2.3 Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang diperlukan dalam memproduksi

suatu barang atau jasa. Menurut Hansen dan Mowen (2000) biaya produksi ialah

biaya yang berkaitan dalam memproduksi barang ataupun jasa. Biaya produksi

merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan mulai dari

memproduksi suatu produk hingga produk tersebut dipasarkan atau sampai

ketangan konsumen (Widjajanta dan Widyaningsih, 2007). Biaya produksi adalah

biaya yang terjadi karena adanya fungsi produksi atau fungsi untuk

Page 35: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

17

mentransformasikan bahan baku menjadi barang jadi (Riwayadi, 2014). Biaya

produksi dibagi menjadi 3 jenis sebagai berikut:

1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku dibedakan menajdi 2 macam yaitu biaya bahan baku

langsung (direct raw material cost) dan biaya bahan baku tidak langsung

(indirect raw material cost).

a. Biaya bahan baku langsung (direct raw material) adalah biaya bahan yang

menjadi komponen utama dalam memproduksi produk biaya tersebut

dapat secara mudah ditelusuri ke barang jadi. Perhitungan harga pokok

bahan baku langsung semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas untuk

memperoleh bahan baku langsung harus menjadi komponen harga pokok

bahan baku seperti harga beli, diskon pembelian, ongkos angkut

pembelian, asuransi bahan baku yang dibeli, biaya pembelian, biaya

gudang, dan biaya akuntansi

b. Biaya bahan baku tidak langsung (indirect raw material) merupakan biaya

bahan yang tidak gunakan secara langsung oleh produk. Biaya bahan ini

tidak sepenuhnya digunakan untuk memproduksi satu produk melainkan

ikut digunakan untuk memproduksi produk-produk lainnya. Biaya bahan

baku ini tidak dapat secara mudah ditelusuri ke produk. Biaya bahan baku

tidak langsung digolongkan sebagai biaya overhead pabrik.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung (direct labor) merupakan tenaga kerja yang terlibat

langsung dalam kegiatan memproduksi barang hingga jadi pembayaran

upahnya dilakukan berdasarkan unit yang dihasilkan atau berdasarkan jam

kerja.

2.2.4 Efisiensi Biaya

Menurut Gobel (2013) efisiensi merupakan pengukuran keberhasilan yang

dinilai dari besarnya sumber daya yang dikorbankan guna mencapai hasil atau

tujuan tertentu. Perusahaan besar yang memilki jenis kegiatan yang beragam

mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Jika pengeluaran biaya yang terlalu besar

dibiarkan saja maka akan menyebabkan penurunan laba yang diperoleh

perusahaan. Perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya untuk menekan

Page 36: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

18

pengeluaran-pengeluaran yang tidak diperlukan, agar tidak menyebabkan

pemborosan biaya. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam

melaksanakan efisiensi biaya, yaitu diantaranya:

1. Melakukan efisiensi biaya produksi

2. Meningkatkan efisiensi dan kinerja tenaga kerja

3. Menetapkan biaya standar

2.3 Tinjauan Tentang Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi ialah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang

guna memproses produk hingga selesai, baik sebelum ataupun selama berjalannya

periode akuntansi. Pada hal ini semua biaya disebut dengan biaya persediaan.

Biaya persediaan merupakan seluruh biaya produk yang dianggap sebagai aktiva

ketika terjadi dan kemudian menjadi harga pokok penjualan ketika produk

tersebut dijual. Harga pokok produksi berkaitan dengan seluruh biaya produksi

yang digunakan dalam membuat produk yang terjual (Dewi dan Kristanto, 2013).

Harga pokok produksi mencakup semua bahan langsung, tenaga kerja langsung

dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang/jasa. Menurut

Lasena (2013) terdapat tiga komponen utama harga pokok produksi yaitu:

1. Bahan baku langsung yang meliputi: biaya pembelian bahan, potongan

pembelian, biaya angkut pembelian, biaya penyimpanan, dan lain-lain.

2. Tenaga kerja langsung yang meliputi semua biaya upah karyawan yang

terlibat secara langsung pada proses pembuatan produk hingga dipasarkan ke

konsumen.

3. Biaya overhead pabrik meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan selain biaya

bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Harga pokok produksi dapat disebut juga harga pokok penjualan yang

merupakan keseluruhan biaya total yang dikeluarkan produsen untuk

memproduksi produknya. Harga tersebut berada pada kondisi titik impas dimana

perusahaan tidak mendapatkan keuntungan ataupun kerugian. Penetapan harga

pokok produksi berguna agar perusahaan tidak mengalami kerugian saat produk

dipasarkan. Produsen harus melakukan penetapan harga jual yang berlandaskan

pada produk yang telah ada ataupun produk yang memiliki fungsi yang sama agar

Page 37: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

19

memperoleh keuntungan (Suryani dkk, 2006). Harga pokok produksi dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

HPP = total biaya produksi per tahun + biaya penyusutan

total produksi per tahun

Menurut Sirait (2006) Harga pokok produksi produk yang dihasilkan dapat

dihitung jika telah diketahui:

1. Volume produksi masing-masing barang

2. Biaya bahan mentah untuk masing-masing barang

3. Biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang

4. Biaya overhead masing-masing bagian produksidan bagian jasa

5. Dasar kegiatan masing-masing bagian produksi dan bagian jasa

6. Angka-angka standar pada masing-masing bagian produksi dan bagian jasa

2.4 Tinjauan Tentang Laba

Tujuan perusahaan dalam melakukan bisnis atau usaha salah satunya yaitu

agar memperoleh laba atau keuntungan. Laba merupakan tolak ukur kesuksesan

yang dijalankan perusahaan. Ada tiga faktor yang mempengaruhi laba atau

keuntungan yaitu harga jual produk, biaya dan volume. Biaya menentukan harga

jual produk untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan. Harga jual

mempengaruhi volume penjualan sedangkan penjualan langsung berpengaruh

pada volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya (Arifin, 2007).

Laba dapat diartikan sebagai suatu kemapuan dari investasi yang dilakukan untuk

menghasilkan keuntungan dari penggunaannya (Tulsian, 2014). Laba adalah suatu

keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan. Nilai laba didapatkan apabila

harga penjualan lebih tinggi dari harga pembelian (Istiqomah, 2010). Perhitungan

laba dapat dilakukan dengan rumus berikut:

Rumus laba:

Laba = harga penjualan – harga pembelian

2.4.1 Perencanaan Laba

Suatu usaha atau bisnis perlu melakukan perencanaan laba guna

memperoleh target laba yang diharapkan. Perencanaan laba digunakan sebagai

dasar untuk mengambil keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen

suatu perusahaan untuk masa depan. Perencanaan laba adalah sebuah perencanaan

Page 38: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

20

kerja yang telah diperhitungkan implikasi keuangan yang dinyatakan dalam

bentuk proyeksi perhitungan laba-rugi, neraca kas, dan modal kerja untuk jangka

panjang dan juga jangka pendek (Koraag dan Ilat, 2016). Perencanaan laba dibagi

menjadi dua yaitu perencanaan laba jangka panjang dan perencanaan laba jangka

pendek. Perencanaan laba jangka panjang dalam metode tradisional dilakukan

dengan dua tahap yaitu perencanaan stategik dan penyusunan program.

Perencanaan strategik menghasilkan rencana laba jangka panjang yang berupa

visi, misi, keyakinan dasar, nilai dasar, tujuan strategi, sasaran startegik ke dalam

program. Perencanaan laba jangka pendek yaitu penyusunan anggaran berupa

penjabaran program yang akan dilakukan dalam tahun tertentu. Berdasarkan

anggaran yang dihasilkan tersebut selanjutnya dilaksanakan pada tahap

pengimplementasian serta dikendalikan pada tahan pengendalian.

Menurut Widjaja (2014) perencanaan laba memiliki keuntungan

diantaranya yaitu:

a. Prakiraan penjualan dan program perencanaan penjualan

b. Menganggarkan program untuk mengendalikan semua biaya, baik biaya

produksi maupun non produksi.

c. Merencanakan dan membuat program tambahan terhadap atau penguranagan

daari modal kerja dan investasi pabrik.

d. Penelaahan terhadap semua faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian

atas investasi, baik dari sudut jangka pendek satu tahun maupun periode waktu

yang lebih lama.

Fungsi dari perencanaan laba tidak harus meliputi ruang lingkup finansial

saja, melainkan harus juga mengungkapkan metode dan program yang akan

digunakan dalam mencapai sasaran (Satriani, Marheni, dan Miranda, 2015).

2.5 Tinjauan Tentang Biaya Tradisional

2.5.1 Pengertian Biaya Tradisional

Sistem biaya tradisional merupakan biaya yang sering kali digunakan oleh

pelaku usaha kecil menengah ditengah keterbatasan pengetahuan sumber daya

manusia dalam mengelola usaha-usaha tersebut mengenai metode-metode biaya

yang cocok digunakan untuk menjalankan aktivitas produksi diperusahaannya.

Page 39: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

21

Secara umum biaya tradisional perusahaan hanya memperhitungkan biaya

produksi kedalam biaya produk saja, selain itu biaya pemasaran serta administrasi

dan umum tidak diperhitungkan kedalam biaya produk, namun diperlakukan

sebagai biaya usaha dan dikurangkan langsung dari laba kotor untuk menghitung

laba bersih perusahaan. Sistem biaya tradisional menyebabkan perhitungan biaya

tidak efisien jika digunakan dalam lingkungan usaha maju dan persaingan usaha

yang semakin ketat. Perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan maju harus

menggunakan strategi baru untuk mencapai keunggulan dalam persaingan

(Kumalasari, 2015).

Menurut Hansen dan Mowen (2000) sistem akuntansi biaya tradisional

menjelaskan bahwa semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau biaya

variabel berkaitan dengan perubahan unit atau volume produk yang diproduksi.

Oleh karena itu unit produk atau pendorong lainnya sangat berhubungan dengan

unit yang diproduksi, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin

merupakan satu-satunya pendorong yang dianggap penting. Biaya tradisional atau

disebut juga biaya standar diartikan sebagai biaya yang ditentukan oleh

perusahaan secara seksama untuk kegiatan operasi mereka. Biaya standar

biasanya dinyatakan dalam satuan per unit. Biaya standar merupakan dasar dalam

aktivitas perencanaan dan dan pengendalian yang meliputi pembuatan anggaran,

pengawasan dan pengendalian operasi dan evaluasi kerja.

Biaya standar atau biaya tradisonal merupakan biaya yang

memperhitungkan tingkat normal dari penggunaan bahan dan perlengkapan

(supplies), upah, efisiensi dan pemanfaatan kapasitas (Ikatan Akuntan Indonesia,

2008). Akuntansi biaya tradisional diterapkan pada teknologi yang stabil serta

produksi massal dengan produk yang standar atau bersifat homogen, karena

produk yang dihasilkan perusahaan bersifat standar atau homogem maka

perhitungan harga pokok produknya relatif mudah. Harga pokok produk per unit

didapatkan hanya dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang

dihasilkan. Akuntansi biaya tradisional diterapkan pada lingkungan operasional

yang menggunakan banyak tenaga kerja atau padat karya (labor intensive). Pada

hal ini, biaya tenaga kerja langsung memiliki komposisi yang signifikan dalam

Page 40: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

22

struktur biaya produksi, sedangkan biaya overhead memiliki komposisi yang

kecil (Riwayadi, 2014).

Menurut Riwayadi (2014) pembebanan biaya pada akuntansi biaya

tradisional hanya pada biaya produksi ke produk, sedangkan biaya lain yang

berkaitan dengan produk seperti biaya penelitian dan pengembangan, biaya

pemasaran, biaya distribusi, dan biaya layanan pelanggan tidak dibebankan ke

harga pokok produk. Oleh karena itu, akuntansi biaya tidak memadai untuk

manajemen biaya startegis. Perhitungan harga pokok produk pada akuntansi biaya

tradisional dilakukan setelah produk selesai dibuat. Harga jual produk didasarkan

pada biaya. Apabila dalam produksi terjadi ketidakefisienan, maka

ketidakefisienan itu akan terakumulasi dalam harga jual yang mengakibatkan

produk menjadi tidak kompetitif. Harga jual produk dihitung dengan formula

sebagai berikut:

Harga Jual = biaya produksi + laba diinginkan

2.5.2 Keterbatasan Sistem Penentuan Harga Pokok Tradisional

Menurut Blocher, Chen dan Lin (2000) sistem harga pokok tradisional

adalah suatu sistem yang lemah untuk membebankan biaya pendukung atau biaya

penjualan ke produk. Biaya-biaya tersebut biasanya dialokasikan ke produk

dengan menggunakan ukuran-ukuran berdasarkan unit atau volume, seperti jam

kerja langsung, biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin,

atau unit yang diproduksi. Biaya produk didapatkan melalui alokasi seperti itu

maka akan terdistorsi, karena produk tidak mengkonsumsi sebagaian besar

sumberdaya pendukung tersebut dalam proporsi yang sesuai dengan volume

produksi yang dihasilkan. Sistem penentuan harga pokok tradisional tidak

mencerminakan bagaimana aktivitas yang spesifik dalam pabrik yang

terotomatisasi karena banyaknya kategori biaya. Keterbatasan utama dari sistem

penentuan harga pokok tradisional yaitu pada penggunaan tarif tunggal atau tarif

departemental yang mendasarkan pada volume. Tarif ini menghasilkan biaya

produk yang tidak akurat jika sebagian besar biaya overhead pabrik tidak

berhubungan dengan volume, dan jika perusahaan menghasilkan komposisi

produk yang bermacam-macam dengan volume, ukuran dan kompleksitas yang

berbeda-beda. Tarif tunggal mengasumsikan bahwasannya semua produk atau jasa

Page 41: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

23

memperoleh manfaat overhead pabrik dalam proporsi yang sama sehingga hanya

digunakan satu macam dasar alokasi, misalnya jam kerja langsung. Metode tarif

departemen tunggal menggunakan tarif overhead yang ditetapkan terlebih dahulu

berdasarkan pada volume untuk setiap departemen. Pada tarif departemental tidak

mempertimbangkan perubahan biaya karena aktivitas atau proses yang berbeda

dalam suatu departemen.

2.5.3 Dampak Negatif dan Masalah Biaya Tradisional

Menurut Gasperz (2006) menjelaskan bahwa adanya penekanan pengukuran

kinerja tradisional dan presepsi yang salah, sistem akuntansi biaya tradisional

telah memberikan dampak negatif dalam hal-hal berikut:

a. Pemikiran jangka pendek (short-time thinking)

b. Ketidaktepatan identifikasi masalah dan upaya peningkatan terus-menerus.

Sebagai contoh, kita ingin mereduksi biaya menggunakan data akuntansi biaya

tradisional maka kita harus menurunkan biaya tenaga kerja langsung atau

menurunkan cost of supplies, seperti biaya telpon, transportasi, penggunaan

kertas, fotokopi, dan sebagainya. Kita tidak mengetahui perubahan yang

terjadi pada biaya peralatan atau biaya overhead.

c. Berorientasi pada konsep biaya lingkup organisasi, bukan pada konsep biaya

produk secara individual.

d. Tidak berlandaskan pada reduksi biaya yang efektif secara terus-menerus.

e. Lebih berorientasi pada hasil-hasil eksternal, bukan pada hasil-hasil internal.

f. Memisahkan atau mempertentangkan pemikiran tentang bottom line, seperti:

keuntungan, pangsa pasar, dan sebagainya dengan operasional, seperti

pengendalian kualitas, produktivitas, dan sebagainya.

g. Ketidakmampuan untuk identifikasi area perbaikan secara tepat

h. Berorientasi pada pemotongan biaya (cost cutting) material dan tenaga kerja

jangka pendek.

i. Mengabaikan area internal perusahaan yang mengandung pemborosan.

Menurut Gasperz (2006) masalah-masalah yang dihadapi dengan

menggunakan elemen-elemen biaya tradisional meliputi beberapa hal sebagai

berikut:

a. Biaya produk tidak merefleksikan biaya actual.

Page 42: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

24

b. Membebankan kelebihan biaya dan inefisiensi kepada pelanggan melalui

penetapan harga jual yang lebih tinggi.

c. Berlandaskan pada keuangan eksternal, bukan pada biaya dan operasi internal

serta cara-cara untuk reduksi biaya terus-menerus.

d. Melakukan penekanan berlebihan pada biaya tenaga kerja langsung, sehingga

sering melakukan pemotongan biaya dalam aspek tenaga kerja langsung

sebagai upaya peningkatan efisiensi, bukan melakukan reduksi biaya terus-

menerus melalui eliminasi pemborosan dan aktivitas yang tidak bernilai

tambah.

e. Sistem biaya dan operasional, misal: manufacturing, rekayasa nilai, dan

pemasaran yang tidak terintegrasi menyebabkan konflik antar fungsi dalam

struktur organisasi

f. Tidak adanya koordinasi antar fungsi, sehingga berjalan tidak sesuai dengan

tujuan perusahaan.

g. Pekerjaan fungsi akuntansi lebih menekankan pada pembuatan laporan

keuangan eksternal, bukan memberikan informasi untuk peningkatan dan

pengendalian operasi internal.

2.6 Tinjauan Tentang Target Costing

2.6.1 Pengertian Metode Target Costing

Target costing merupakan metode penetapan biaya yang didasarkan pada

harga kompetitif sehingga perusahaan memperoleh laba yang diinginkan.

Rudianto (2013) target costing adalah suatu metode penentuan biaya produk/jasa

didasarkan pada target harga yang mampu dibayarkan konsumen. Pendekatan ini

bersifat backward yaitu untuk menentukan biaya dimulai dari harga. Pada metode

ini divisi pemasaran menentukan karakteristik produk dan harga yang pantas

untuk dibayar konsumen. Selanjutnya tugas dari lini produksi yaitu mendesain

dan mengembangkan produk dengan struktur biaya dan laba sesuai dengan harga

yang ditetapkan. Target costing dapat digunakan secara efektif dalam tahap desain

dan pengembangan siklus hidup produk. Target biaya ditentukan dengan

mempertimbangkan berbagai hal yang diangap relevan dengan kondisi yang

dihadapi perusahaan, seperti harga jual pesaing, daya beli masyarakat, keadaan

Page 43: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

25

perekonomian secara umum, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah dan sebagainya.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, perusahaan menentukan biaya

produk yang diharapkan. Setelah biaya produk ditentukan, perusahaan

menetapkan laba yang diinginkan untuk setiap unit produk yang akan dijual.

Penetapan laba per unit ini didasarkan pada berbagai hal yang terkait, seperti

target pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan, volume produk yang akan

dijual dan sebagainya. Witjaksono (2013) mendefinisikan target costing sebagai

suatu sistem dimana penentuan harga pokok produk yaitu sesuai dengan yang

diinginkan sebagai dasar dalam menetapkan harga jual produk yang akan

menghasilkan laba yang diinginkan atau penentuan harga pokok melalui harga

jual yang rela dibayarkan oleh konsumen/pelanggan.

Menurut Riwayadi (2014) perhitungan harga pokok target (target costing)

secara umum diterapkan pada tahap pengembangan produk baru. Sebelum produk

diproduksi, perusahaan perlu menentukan harga yang konsumen bersedia

membayar dengan mempertimbangkan harga pesaing dan tambahan fungsi

produk. Target costing ditetapkan sebelum produk dibuat dengan cara

mengurangkan target harga jual dengan target laba yang diinginkan. Apabila

perusahaan tidak dapat menghasilkan produk berdasarkan harga pokok target,

maka produk tersebut tidak dihasilkan.

Perhitungan harga pokok target dipicu oleh pasar (market-driven) produk

yang dihasilkan dapat bersifat kompetitif. Menurut Blocher, Chen dan Lin (2000)

menjelaskan bahwa target costing adalah suatu alat yang secara langsung muncul

dengan adanya persaingan usaha yang ketat dalam banyak industri. Adanya target

costing untuk menetapkan biaya yang diharapkan pada suatu produk berdasarkan

harga yang kompetitif sehingga produk tersebut memperoleh laba yang

diinginkan, dalam hal ini biaya ditentukan oleh harga. Perusahaan yang

mengadopsi target costing perlu mengadopsi ukuran-ukuran penurunan biaya

yang ketat atau merancang ulang produk atau proses produksi supaya dapat

memenuhi harga yang ditentukan oleh pasar dan tetap mendapatkan laba.

Target costing menekan perusahaan agar lebih kompetitif, hal tersebut

merupakan bentuk strategi umum dalam industri yang menghadapi persaingan

yang sangat ketat, dimana adanya perbedaan harga yang kecil saja akan menarik

Page 44: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

26

konsumen untuk memilih produk yang lebih rendah. Salah satu contoh penerapan

target costing yang baik yaitu pada produsen software. Berikut ini adalah rumus

perhitungan target costing:

Target cost = harga yang ditentukan pasar – laba yang diharapkan

Menurut Blocher, Chen dan Lin (2000) perusahaan memiliki dua pilihan

untuk menurunkan biaya sampai pada level target costing yaitu:

1. Dengan cara mengintegrasikan teknologi pemanufakturan baru, menggunakan

teknik-teknik manajemen biaya yang canggih activity based costing dan

mencari produktivitasnya yang tinggi melalui perbaikan organisasi dan

hubungan tenaga kerja, perusahaan akan dapat melakukan penurunan biaya.

Pengimplementasian pendekatan ini menggunakan penentuan biaya standar

(standar costing) atau keizen costing.

2. Dengan melakukan desain ulang produk/jasa perusahaan mampu menurunkan

biaya sampai pada level target costing. metode ini secara umum mengakui

bahwa keputusan desain memiliki pengaruh yang besar terhadap total biaya

selama siklus hidup produk

2.6.2 Perbedaan Metode Tradisional dan Target Costing

Skema 1. Alur Biaya Tradisional

(Sumber: Rudianto, 2013)

Berdasarkan alur biaya tradisional tersebut perusahaan tidak dapat

menetapkan harga jual produk sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini disebabkan

oleh pesaing yang menjual produk sejenis dengan harga tertentu. Oleh karena itu

dalam penentuan harga jual produk pihak perusahaan harus menyesuaikan dengan

harga yang ada dipasaran.

Metode target costing melakukan perhitungan dengan menetukan harga jual

produk terlebih dahulu kemudian target laba dan selanjutnya target biaya.

Penekanan biaya pada metode ini dapat dilakukan pada biaya produksi maupun

non produksi agar tercapainya target biaya yang diharapkan. Pendekatan target

Desain dan Produksi

Biaya Produksi

Target Laba Harga Jual

Page 45: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

27

costing ini berbeda karena target biaya ditentukan pada awal tahapan, lalu produk

diproduksi berdasarkan biaya yang telah ditetapkan (Rudianto,2013)

Skema 2. Alur Perhitungan Target Costing

(Sumber: Rudianto, 2013)

Berdasarkan kedua alur diatas dapat diketahui bahwa perbedaan antara

biaya tradisonal dan target costing terletak pada tahap awal proses produksi yaitu

pada tahap desain produk dan penetapan harga jual. Pada proses tradisional

produksi dimulai dari desain produk, kemudian dilakukan perhitungan harga

pokok produksi selanjutnya menetapkan harga jual produk. Melalui harga jual

tersebut maka dapat diketahui laba dan rugi dari produk. Sedangkan pada metode

target costing tahap awal produksi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan

harga jual selanjutnya proses produksi secara keseluruhan diatur sesuai dengan

harga target tersebut. Pada metode ini jika biaya target terpenuhi maka produk

akan diproduksi tetapi jika biaya target belum terpenuhi maka harus dilakukan

rancangan ulang supaya biaya target terpenuhi. Target costing pada perusahaan

akan tercapai jika dapat melakukan efisiensi biaya produksi.

2.6.3 Karakteristik Target Costing

Menurut Rudianto (2013) target costing memiliki beberapa karakteristik

sebagai berikut:

1. Target costing digunakan pada tahap perencanaan dan desain produk

2. Target costing bertujuan untuk pengurangan biaya, bukan pengendalian biaya.

3. Target costing sesuai dengan perusahaan manufaktur.

4. Target costing digunakan dalam pengendalian desain dan teknik produk.

Orientasi target costing lebih besar pada manajemen dan teknik.

Harga Target

Laba Target

Biaya Target

Desain Produk

dan Proses

Biaya Target

Terpenuhi

Produksi Produk

Page 46: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

28

2.6.4 Prinsip-prinsip Target costing

Prinsip-prinsip dalam penerapan target costing menurut Witjaksono

(2013) yaitu:

Gambar 1. Prinsip-prinsip Target Costing

(Sumber: Witjaksono, 2013)

1. Harga Menentukan Biaya (Price-Led Costing)

Persaingan yang semakin ketat dan kompetitif membuat penetapan harga jual

produk buka hal mudah. Harga jual seringkali ditentuka oleh pasar, sehingga

harga pasar (market price) digunakan untuk menetukan target biaya dengan

formula berikut:

Target Biaya = harga pasar – laba kotor yang diinginkan

2. Fokus Pada Pelanggan

Kebutuhan pelanggan akan kualitas, biaya, dan fungsi (functionality) secara

simultan terdapat dalam produk dan dimanfaatkan dalam pengembilan

keputusan berkenaan dengan desain dan perhitungan harga pokok produk.

Bagi pelanggan manfaat atas fitur dan fungsi yang ditawarkan oleh produk

harus lebih besar dari biaya perolehannya.

3. Fokus Pada Desain Produk dan Desain Proses

Pengendalian biaya ditekankan pada tahapan desain produk dan tahapan

desain proses produksi. Oleh karena itu setiap perubahan/rekayasa harus

Key

Principles

of Target

Costing

Price led costing Cross-functional

teams

Life-cycle costs Value-chain

orientation

Fokus pada process

design Fokus pada pelanggan Fokus pada product

design

Page 47: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

29

dilakukan sebelum proses produksi, dengan tujuan menekan biaya dan

mengurangi waktu time-to-market terutama bagi produk baru.

4. Cross Functional Team

Tim/kelompok ini bertanggung jawab atas keseluruhan produk, dimulai dari

ide/konsep produk hingga tahapan produksi penuh.

5. Melibatkan Rantai Nilai

Seluruh anggota yang terlibat dalam rantai nilai, dimulai dari pemasok

barang/jasa, distributor, hingga pelanggan dilibatkandalam proses target

costing.

6. Orientasi Daur Hidup Produk

Meminimalkan biaya selama daur hidup produk, diantara harga bahan baku,

biaya operasi, pemeliharaan dan biaya distribusi serta biaya bauran pemasaran.

2.6.5 Langkah Implementasi Target Costing

Terdapat lima tahapan implementasi pendekatan target costing menurut

Blocher, Chen dan Lin (2000) sebagai berikut:

1. Menentukan harga pasar.

2. Menentukan laba yang diharapkan.

3. Menghitung target biaya (target cost) pada harga pasar dikurangi laba yang

diharapkan.

4. Menggunakan rekayasa nilai (value) untuk mengidentifikasi cara yang dapat

menurunkan biaya produksi

5. Menggunakan keizen costing dan pengendalian operasional untuk terus

menurunkan biaya

2.6.6 Rekayasa Nilai (Value Engineering)

Menurut Witjaksono (2013) rekayasa nilai digunakan dalam target costing

guna menurunkan biaya produk melalui analisis trade off antara (1) jenis dan

level yang berbeda dalam fungsionalitas produk dan (2) biaya produk total.

Tapahan pertama yang penting didalam rekayasa nilai yaitu menganalisis

konsumen terhadap produk baru atau produk yang telah diperbaiki selama tahap

desain. Jenis rekayasa nilai (value) yang digunakan tergantung pada fungsionalitas

produk. Benchmarking seringkali digunakan pada tahapan ini yaitu untuk

menentukan tampilan yang seperti apa yang akan memberikan keunggulan

Page 48: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

30

kompetitif bagi perusahaan. Analisis desain adalah bentuk umum dari rekayasa

nilai (value) untuk produk dalam kelompok produk-produk industri dan produk

khusus. Pada analisis desain ini tim desain menyiapkan beberapa macam desain

produk yang mungkin, masing-masing memiliki keistimewaan yang serupa serta

memiliki tampilan dan biaya yang berbeda. Benchmarking dan analisis value

chain membantu untuk memandu tim desain dalam menyiapkan desain dengan

biaya yang rendah dan kompetitif. Tim desain memilih satu desain terbaik sesuai

dengan harapan konsumen yang tidak melebihi target biaya. Adanya rekayasa

nilai bertujuan untuk meningkatkan manfaat produk bagi pelanggan. Perubahan

desain pada bagian produk dapat meningkatkan biaya secara signifikan karena

harus membutuhkan tooling baru, yang terpenting yaitu memastikan bahwa

manfaat akan lebih besar dari biaya yang harus ditanggung pelanggan.

Terdapat lima tahapan rekayasa nilai menurut Retno dan Hastuti (2002):

1. Tahap Informasi

Pada tahap informasi yaitu dengan mengumpulkan semua informasi yang

berkaitan dengan proyek yang akan dijalankan.

2. Tahap Kreatifitas

Tahap kreatifitas memiliki tujuan guna menghasilkan berbagai alternative

dalam pemenuhan fungsi utama yang dilaksanakan menggunakan tektik

kreatifitas.

3. Tahap Analisa

Tahap ini bertujuan untuk menganalisis alternatif-alternatif yang didapatkan

dari kreatifitas. Pada tahap ini akan meneliti kelebihan dan kekurangan ide-ide

untuk menghasilkan alternatif.

4. Tahap Pengembangan

Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan rekomendasi akhir yang tertulis

bagi alternative akhir yang dipilih untuk dijalankan termasuk pertimbangan-

pertimbangan faktor-faktor teknis dan ekonomis.

5. Tahap Persentasi

Tahap ini bertujuan guna menyajikan hasil yang telah dikembangkan secara

keseluruhan dan direkomendasikan pada tahap pengembangan.

Page 49: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

31

2.6.7 Asumsi Dasar Target Costing

Menurut Witjaksono (2013) menjelaskan bahwa target costing sangat

sesuai untuk perusahaan price taker dalam pasar yang heterogen, yang mana

kompetisi menentukan harga jual produk barang/jasa, yang ditandai pada

karakteristik produk. Terdapat dua asumsi dasar mengenai target costing yaitu:

1. Umumnya tidak layak atau tidak ada kehendak untuk menawarkan produk

yang tak terjangkau oleh para kompetitor.

2. Keunggulan spesifik suatu perusahaan akan menetukan arah dalam melakukan

diferensiasi produk baru dari yang telah ada dipasaran, misalnya:

a. Cost advantage: produk yang sama/serupa namun dengan harga yang lebih

murah.

b. Penambahan fungsi, misalnya dengan tambahan fitur baru dengan harga yang

kompetitif.

2.6.8 Kendala Menerapkan Target Costing

Berikut ini beberapa kendala yang kerap dikeluhkan oleh perusahaan yang

mencoba menerapkan target costing menurut Witjaksono (2013) yaitu:

1. Konflik antar kelompok dan atau antar anggota.

2. Karyawan yang mengalami burnout karena tuntutan target penyelesaian

pekerjaan.

3. Target waktu penyelesaian yang terpaksa ditambah.

4. Sulitnya melakukan pengaturan atas berbagai faktor penentu keberhasilan

target costing.

Dengan begitu disarankan bagi pihak perusahaan yang tertarik untuk menerapkan

target costing perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1. Manajemen puncak harus memahami proses target costing sebelum

mengadopsinya.

2. Jika perhatian manajemen terlalu terpusat pada pencapaian sasaran target

costing, maka dapat menghilangkan perhatian manajemen dari pencapaian

sasaran keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

Page 50: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Home Industry Permata Agro Mandiri merupakan salah satu industri rumah

tangga di Kota Batu yang bergerak dalam dibidang pengolahan produk hasil

pertanian. Home Industry Permata Agro Mandiri memproduksi olahan makanan

dengan bahan baku apel. Produk yang dihasilkan salah satunya yaitu pia apel.

Home Industry Permata Agro Mandiri memulai usaha memproduksi pia apel pada

tahun 2009.

Potensi yang dimiliki perusahaan yaitu memiliki sertifikat ISO, MUI dan

PIRT. Sertifikat ISO merupakan sertifikat mengenai kualitas produk yang

dihasilkan. Hal tersebut menandakan bahwa perusahaan berorientasi pada layanan

pelanggan sehingga kualitas produk pia apel yang dihasilkan sesuai dengan yang

diharapkan pelanggan. Sertifikat MUI merupakan sertifikat mengenai halalnya

suatu produk. Adanya sertifikat tersebut akan memberikan rasa aman dan dan

menjamin kelayakan suatu produk untuk masyarakat dalam segi kehalalannya.

Sedangkan sertifikat PIRT merupakan sertifikat yang diberikan kepada produsen

pangan yang bertujuan menjamin keamanan produk tersebut untuk dapat

dikonsumsi oleh konsumen dalam segi kesehatan. Produk yang dihasilkan Home

Industry Permata Agro Mandiri dipasarkan hingga ke luar kota seperti Pasuruan

dan Surabaya sehingga hal tersebut memungkinkan produk perusahaan dapat

dikenal oleh masyarakat tidak hanya di dalam kota saja melainkan dikenal juga di

luar kota. Perusahaan menghasilkan produk olahan berbahan baku apel dimana

apel merupakan icon Kota Batu sehingga produk yang dihasilkan menjadi produk

oleh-oleh khas batu yang banyak diminati oleh wisatawan-wisatawan yang

berkunjung ke Kota Batu.

Selain potensi yang dimiliki perusahaan juga mengalami kendala dalam

melakukan usahanya tersebut. Masalah yang dialami oleh perusahaan yaitu

banyak perusahaan pesaing yang menghasilkan produk sejenis dan segmentasi

pasar yang dituju adalah kalangan masyarakat menengah kebawah menyebabkan

perusahaan sulit menaikkan harga jual. Selain itu jika terjadi kenaikan bahan baku

namun harga jual produk tetap maka perusahaan memperoleh keuntungan yang

lebih sedikit. Penetapan harga jual yang sesuai dengan keadaan pasar

Page 51: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

33

menyebabkan perusahaan tidak dapat mencapai target laba yang diharapkan,

untuk dapat terus menjalankan usahanya perusahaan perlu mengetahui apakah

biaya produksi yang dikeluarkan sudah efisien atau belum. Hal tersebut diketahui

dengan melihat biaya apa saja yang dikeluarkan untuk memproduksi pia apel.

Biaya tersebut mulai dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead

pabrik dan biaya non produksi. Serta perusahaan juga perlu melihat total produksi

pia apel yang dihasilkan sehingga akan diketahui biaya per kemasan pia apel yang

dikeluarkan perusahaan pada tahun 2016.

Perusahaan menggunakan perhitungan analisis biaya dengan menggunakan

metode tradisional. Hasil dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa biaya

yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi pia apel belum efisien sehingga

perusahaan tidak dapat mencapai target laba yang diharapkan. Untuk mencapai

target laba yang diharapkan perusahaan harus dapat menekan biaya yang

dikeluarkan. Cara yang dapat dilakukan untuk menekan biaya yaitu dengan

melakukan perhitungan efisiensi biaya produksi. Salah satu metode yang dapat

digunakan yaitu metode target costing. Pada metode ini dilakukan perhitungan

dengan menetukan harga jual dan target laba yang diinginkan terlebih dahulu

sehingga akan diketahui besarnya biaya yang efisien dikeluarkan untuk mencapai

target laba yang diharapkan.

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan metode target costing

selanjutnya dilakukan analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan

perhitungan biaya metode tradisional yang digunakan perusahaan dengan metode

target costing. Dari hal tersebut maka dapat diketahui perbedaan biaya dan laba

yang diperoleh dari masing-masing metode. Tahap berikutnya yaitu melakukan

rekayasa nilai. Rekayasa nilai dilakukan sebagai upaya penurunan biaya produksi.

Pada tahap rekayasa nilai peneliti memberikan alternatif biaya yang dapat

diturunkan yaitu pada biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan penolong dan

biaya kemasan serta pada biaya non produksi meliputi biaya pemasaran yaitu

biaya telepon dan wifi. Adanya penurunan komponen biaya bertujuan agar biaya

produksi yang dikeluarkan perusahaan lebih rendah dan efisien sehingga

perusahaan akan mencapai target laba yang diharapkan. Berikut adalah skema

kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini:

Page 52: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

34

M

Keterangan:

= Alur Pemikiran

= Alur Analisis

Skema 3. Kerangka Pemikiran

Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan Pendekatan Target Costing

Kasus Pada Home Industry Permata Agro Mandiri, Kota Batu

Home Industry

Permata Agro Mandiri

Potensi :

1. Memiliki Sertifikat ISO, MUI

dan PIRT

2. Memiliki kualitas produk yang

sesuai dengan harapan pelanggan

3. Pemasaran produk hingga ke luar

kota

4. Produk olahan yang dihasilkan

berupa olahan apel yang menjadi

produk oleh-oleh khas Kota Batu

Kendala:

1. Banyaknya perusahaan

pesaing

2. Perusahaan tidak dapat

menaikan harga

3. Kenaikah harga bahan baku,

namun harga jual tetap

Target laba belum tercapai

Metode

Biaya

Tradisional

Analisis Biaya Tradisional:

1. Biaya Bahan Baku

2. Biaya Tenaga Kerja

3. Biaya Overhead Pabrik

4. Biaya Non Produksi

Biaya

produksi

belum efisien

Target Laba Tercapai

Melakukan perhitungan

efisiensi biaya produksi

Analisis Target Costing:

1. Penetapan harga jual

2. Menentukan laba yang

diharapkan

Metode

Target

Costing

Deskriptif

Komparatif

Rekayasa Nilai

1. Biaya Bahan Penolong Susu skim

2. Biaya Kemasan

3. Biaya Telepon dan Wifi

Acuan nilai

biaya yang

efisien

Page 53: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

35

3.2 Hipotesis

1. Diduga penggunaan metode target costing dan rekayasa nilai pada komponen

biaya bahan penolong susu skim, biaya kemasan serta biaya telepon dan wifi

dapat menekan biaya produksi pia apel di Home Industry Permata Agro

Mandiri.

2. Diduga adanya perbandingan antara perhitungan metode biaya tradisional dan

metode target costing menunjukkan bahwa metode yang menghasilkan biaya

produksi yang lebih efisien yaitu metode target costing.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel dari variabel yang terkait

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Operasional Variabel Pengukuran

Variabel/Waktu

1 Biaya Produksi Biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi suatu produk

Rupiah/Tahun

2 Biaya

Tradisional

Penentuan harga pokok produk

per unit yang dilakukan dengan

cara membagi total biaya yang

dikeluarkan dengan jumlah

produksi yang dihasilkan

Rupiah/Tahun

3 Biaya Bahan

Baku

Biaya yang dikeluarkan dalam

pembelian bahan baku

Rupiah/Tahun

4 Biaya Tenaga

Kerja Langsung

Biaya yang dikeluarkan untuk

tenaga kerja yang terlibat

langsung pada proses produksi

Rupiah/Tahun

5 Biaya Overhead

Pabrik

Biaya yang dikeluarkan untuk

biaya-biaya selain biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja

langsung

Rupiah/Tahun

6 Biaya Non

Produksi

Biaya yang dikeluarkan yang

tidak berkaitan dengan proses

produksi produk

Rupiah/Tahun

7 Biaya

Pemasaran

Biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan kegiatan penjualan

produk

Rupiah/Tahun

8 Biaya

Administrasi

Biaya yang dikeluarkan untuk

aktivitas yang termasuk

perasional kantor

Rupiah/Tahun

Page 54: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

36

Tabel 1. (Lanjutan)

9 Total Biaya

Produksi

Keseluruhan biaya yang

dikeluarkan baik biaya produksi

maupun biaya non produksi

Rupiah/Tahun

10 Harga Jual Harga yang ditentukan oleh

perusahaan untuk menjual

produk per satuan produk

Rupiah/Tahun

11 Total Penjualan Keseluruhan produk yang terjual

dalam kegiatan penjualan

Kemasan/Tahun

12 Total Produksi Jumlah produk yang dihasilkan

perusahaan dalam proses

produksi

Kemasan/Tahun

13 Harga Pokok

Penjualan

Seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk memproduksi produk

mulai dari bahan mentah hingga

produk jasi

Rupiah/Tahun

14 Laba Selisih yang diperoleh dari

pendapatan perusahaan dengan

total biaya yang dikeluarkan

dalam proses produksi produk

Rupiah/Tahun

15 Laba Kotor Selisih yang diperoleh dari

penjualan dengan harga pokok

penjualan

Rupiah/Tahun

16 Laba Bersih Selisih yang diperoleh dari laba

kotor dengan baya non produksi

Rupiah/Tahun

17 Margin Profit Selisih dari biaya yang

dikeluarkan dengan pendapatan

yang dihasilkan dari penjualan

produk

%/Tahun

18 Target Costing Metode penentuan harga yang

dimulai dengan penetuan harga

yang kompetitif untuk mencapai

target laba yang diinginkan

Rupiah/Tahun

19 Efisiensi Suatu ukuran keberhasilan

perusahaan yang dilihat dari

sumberdaya yang digunakan

dalam proses produksi

-

20 Rekayasa Nilai Tahap modifikasi produk untuk

menghasilkan biaya yang lebih

rendah tanpa mengurangi

kualitas produk tersebut

Rupiah/Tahun

Page 55: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif didasarkan pada data yang diperoleh dari perusahaan.

Penelitian ini menggunakan data yang berkaitan dengan biaya produksi yang

dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi pia apel. Perhitungan biaya dilakukan

dengan menggunakan metode biaya tradisional dan metode target costing.

4.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Home Industry Permata Agro Mandiri yang

beralamat di Jl. Masjid RT 04 RW 05 Desa Bumiaji Kota Batu Jawa Timur.

Penentuan lokasi dilakukan secara purposive. Pemilihan lokasi di Home Industry

Permata Agro Mandiri ini dikarenakan perusahaan tersebut merupakan salah satu

perusahaan agroindustry di Kota Batu yang pertama kali memproduksi pia apel

serta menjadikan pia apel sebagai produk utamanya. Selain itu Home Industry

Permata Agro Mandiri juga membuka wisata edukasi untuk proses produksi pia

apel sehingga sangat cocok adanya penerapan pengendalian biaya yang lebih baik

untuk dapat memberikan informasi kepada wisatawan nantinya. Home Industry

Permata Agro Mandiri ini sesuai dengan topik penelitian yaitu mengenai efisiensi

biaya produksi dan peningkatan laba perusahaan karena Home Industry Permata

Agro Mandiri memiliki pesaing yang cukup banyak dengan kualitas produk yang

relative sama. Banyaknya pesaing tersebut menyebabkan perusahaan tidak dapat

menaikan harga jual diatas harga pasar sehingga laba yang diperoleh perusahaan

belum mencapai laba yang diharapkan, oleh karena itu agar dapat mencapai target

laba yang diharapkan perlu dilakukan efisiensi biaya produksi. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2017.

4.3 Teknik Penentuan Sampel

Penelitian ini menggunakan penentuan responden dengan teknik sampling

secara non propability sampling yaitu dengan cara purposive sampling.

Responden yang dipilih merupakan key informant yang berjumlah 3 orang

informant yaitu Direktur, Manager Produksi dan Manager Marketing. Direktur

Page 56: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

38

merupakan pemilik Home Industry Permata Agro Mandiri yang memiliki

tanggung jawab atas perusahaan, pengelola keuangan dan juga sebagai pihak yang

memiliki peran pada perusahaan berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam

penentuan besarnya laba yang diharapkan dari penjualan produk pia apel.

Manager produksi yang mengetahui dan bertanggung jawab atas berjalannya

aktivitas produksi pia apel serta manager marketing yang bertanggung atas

kegiatan penjualan produk pia apel.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data

sekunder. Jenis data dan metode pengumpulan data pada penelitian ini sebagai

berikut:

1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden pada

Home Industry Permata Agro Mandiri. Data primer didapatkan melalui

wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Adapun teknik

pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyan secara langsung

kepada responden yaitu key informan pada Home Industry Permata Agro

Mandiri mengenai aktivitas produksi dan biaya produksi serta informasi

terkait masalah penelitian. Wawancara pada penelitian ini tidak dalam

bentuk kuisioner melainkan berupa pertanyaan inti yang diajukan peneliti

kepada responden. Pertanyaan yang diajukan pada saat melakukan

wawancara merupakan pengembangan dari data yang diperoleh peneliti

dari pihak perusahaan.

b. Observasi

Pengamatan langsung dilakukan di lokasi penelitian yaitu di Home

Industry Permata Agro Mandiri. Pengamatan dilakukan pada semua hal

yang berkaitan dengan proses proses produksi pia apel mulai dari

pengolahan bahan baku hingga pengemasan produk pia apel. Selain itu

pengamatan juga dilakukan pada sistem kerja yang ada di Home Industry

Permata Agro Mandiri.

Page 57: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

39

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung dari

sumbernya. Data tersebut berupa dokumen-dokumen perusahaan terkait

produksi pia apel. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari berbagai buku

atau studi pustaka yang menunjang kegiatan penelitian. Adapun teknik

pengumpulan data sekunder yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

a. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan mempelajari, mencatat serta

menyalin data-data yang terkait dengan topik penelitian. Selain itu

dilakukan pengambilan gambar secara langsung terkait dengan penelitian

di Home Industry Permata Agro Mandiri. Peneliti melakukan penyalinan

data jika pihak perusahaan telah menyediakan data dan memberikan izin

kepada peneliti untuk menyalin data tersebut. Sehingga data-data yang

disalin oleh peneliti merupakan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membaca dan

mereview informasi yang diperlukan berkaitan dengan metode target

costing yang digunakan dalam penelitian. Studi pustaka diperoleh dari

buku, jurnal penelitian dan sumber-sumber tertulis lainnya baik berupa

cetak ataupun diakses melalui internet.

4.5 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi:

1. Analisis Metode Biaya Tradisional

Analisis penentuan biaya tradisional pada penelitian ini digunakan untuk

menganalisis biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pia apel dan

laba yang diperoleh perusahaan dari penjualan pia apel di Home Industry Permata

Agro Mandiri. Perhitungan pada metode tradisional menggunakan biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui harga yang digunakan perusahaan untuk menjual pia apel per

kemasan berdasarkan penggunaan biaya produksi pia apel selama satu tahun

Page 58: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

40

terakhir yaitu tahun 2016. Perhitungan penentuan biaya tradisional dalam metode

full costing sebagai berikut:

a. Menghitung biaya bahan baku per kemasan produk pia apel yang diproduksi

pada tahun 2016. Perhitungan biaya bahan baku ini yaitu dengan membagi

antara biaya bahan baku dengan jumlah produksi pada setiap tahunnya.

Biaya bahan baku (per kemasan) = Biaya Bahan Baku

Total Produksi

b. Menghitung biaya tenaga kerja langsung per kemasan produk pia apel yang

diproduksi pada tahun 2016. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini yaitu

dengan membagi total biaya tenaga kerja langsung dengan jumlah produksi

setiap tahunnya.

Biaya tenaga kerja langsung (per kemasan) = Biaya Tenaga Kerja Langsung

Total Produksi

c. Menghitung biaya overhead pabrik per kemasan produk pia apel yang

diproduksi pada tahun 2016. Perhitungan biaya overhead pabrik ini yaitu

dengan membagi total biaya overhead pabrik dengan jumlah produksi.

Biaya overhead pabrik (per kemasan) = Biaya Overhead Pabrik

Total Produksi

d. Menghitung biaya non produksi per kemasan produk pia apel yang diproduksi

poada tahun 2016. Sebelum menghitung biaya non produksi maka perlu

dihitung biaya penjualan perkemasan yang dilakukan dengan membagi total

biaya penjualan dengan jumlah produksi. Selain itu juga menghitung biaya

administrasi per kemasan yang dilakukan dengan membagi total biaya

administrasi dengan jumlah produksi. Setelah itu dapat dihitung biaya non

produksi perkemasan produk pia apel yang dilakukan dengan menjumlahkan

biaya penjualan per kemasan dengan biaya administrasi perkemasan.

Biaya administrasi (per kemasan) = Biaya Administrasi

Total Produksi

Biaya Pemasaran (per kemasan) = Biaya Pemasaran

Total Produksi

Biaya non produksi (per kemasan) = biaya administrasi per kemasan + biaya

pemasaran per kemasan

e. Menghitung total biaya produksi per kemasan produk pia apel pada tahun

2016 dengan menjumlahkan biaya produksi dengan biaya non produksi.

Total Biaya (per kemasan) = Biaya produksi per kemasan + biaya non

produksi per kemasan

Page 59: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

41

f. Menyediakan tabel laba-rugi penjualan produk pia apel pada tahun 2016

dengan perhitungan sebagai berikut:

Penjualan = Harga Jual Produk x Total Penjualan

Harga Pokok Penjualan = Total Biaya Produksi

Laba Kotor = Penjualan – Harga Pokok Penjualan

Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya Non Produksi

g. Menghitung margin profit produk pia apel pada tahun 2016 dengan cara

harga jual per kemasan dikurangi dengan biaya total per kemasan dan

hasilnya dikalikan 100%.

Margin Profit = Harga Jual – Biaya Total (per kemasan) x 100%

Harga Jual

2. Metode Target Costing

Metode target costing digunakan untuk menganalisis efisiensi biaya

produksi dan laba yang diperoleh perusahaan didasarkan pada harga jual

kompetitif dan laba yang diharapkan perusahaan. Data yang digunakan pada

analisis target costing ini yaitu data produksi produk pia apel pada tahun 2016.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis ini meliputi:

a. Menentukan harga jual yang kompetitif sesuai yang diharapkan perusahaan.

b. Menentukan besaran laba yang diharapkan dari penjualan pia produk pia apel.

c. Menghitung target biaya per kemasan produk pia apel yang efisien digunakan

berdasarkan harga dan laba yang diharapkan, dengan perhitungan sebagai

berikut:

Target Biaya = Harga jual – Laba yang diharapkan

TCi = Pi – Mi

Keterangan:

TCi = Target Cost (target biaya) per unit produk i

Pi = Harga jual per satuan produk i

Mi = Profit per satuan produksi I (Target profit x Harga jual/satuan)

d. Menghitung total biaya produksi pia apel yang efisien berdasarkan target

biaya yang diperoleh berdasarkan harga dan laba yang diharapkan.

Perhitungan ini dilakukan dengan mengurangi total penjuala dengan laba yang

diharapkan. Pada tahun 2016.

Total biaya = total penjualan – laba yang diharapkan

Page 60: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

42

e. Melakukan rekayasa nilai. Rekayasa nilai dilakukan dengan menghitung

beberapa biaya yang dapat diturunkan tanpa mengurangi kualitas produk yang

sesuai keinginan konsumen sehingga total biaya yang dikeluarkan masih

berada pada nilai target biaya. Biaya yang diturunkan merupakan biaya yang

digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi pia apel pada tahun 2016.

Rekayasa nilai merupakan tahap modifikasi biaya pada saat desain produk

untuk mencapai biaya target yang diharapkan perusahaan.

3. Metode Deskriptif Komparatif

Metode deskriptif komparatif menjelaskan mengenai cara yang dilakukan

untuk penurunan biaya produksi serta membandingkan nilai biaya produksi yang

dikeluarkan dan laba yang dicapai dengan menggunakan metode biaya tradisional

dan metode target costing. Metode ini dilakukan untuk mengetahui dari kedua

metode tersebut metode manakah yang memberikan nilai biaya produksi yang

lebih rendah namun laba yang diperoleh lebih tinggi. Selain itu dalam metode ini

juga menjelaskan biaya apa saja yang dapat diturunkan pada tahapan rekayasa

nilai sehingga biaya produksi lebih efisien dan target laba yang diharapkan dapat

tercapai.

Page 61: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Sejarah Perusahaan

Permata Agro Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang industri makanan berupa roti, kue dan sejenisnya. Perusahaan didirikan

oleh Ibu Rini Nurul Indawati pada tahun 2009. Produk yang dihasilkan

perusahaan yaitu pia apel, pia nangka, pia durian, pai apel, wingko apel, wingko

strawberry, madumangsa apel, brownies apel dan pai apel susu. Produk yang

dihasilkan oleh perusahaan memiliki merk dagang “SHYIF”. Wilayah pemasaran

produk meliputi Kota Batu, Malang Raya, Pasuruan dan Surabaya. Pada awal

berdirinya yaitu tahun 2009 perusahaan hanya memproduksi pia apel dan belum

memiliki karyawan. Pada tahun tersebut perusahaan belum memiliki asset yang

mendukung proses produksi pia apel sehingga peruhasaan memproduksi pia apel

dengan cara manual menggunakan fasilitas dapur seadanya.

Pada tahun 2010 perusahaan mulai berkembang yaitu dengan memiliki

karyawan berjumlah 3 orang. Pada bulan April tahun 2010 perusahaan menerima

pinjaman KUPEDES BRI sebesar Rp 5.000.000 untuk penambahan modal

kemasan, lalu di bulan Juli perusahaan mengajukan top up pinjaman KUPEDES

BRI dan menerima sebesar Rp 25.000.000. Dana tersebut digunakan perusahaan

untuk modal pemasaran produk dan membeli peralatan produksi berupa oven

standart 2 tray dan mesin parut sehingga nilai asset perusahaan yaitu Rp

10.000.000. Kapasitas Produksi yang dihasilkan sebanyak 23.500 pack dengan

omset sebesar Rp 125.000.000.

Pada tahun 2011 perusahaan melakukan penambahan varian baru pia

durian dan pia nangka dengan 6 orang karyawan. Pada bulan Januari di tahun

tersebut perusahaan mengajukan top up pinjaman KUPEDES BRI dan menerima

uang sebesar Rp 50.000.000 yang digunakan untuk modal perluasan pasar ke luar

Kota Batu serta membeli peralatan yang mendukung kegiatan perusahaan meliputi

oven standart 6 tray, komputer administrasi dan mobil pengiriman sehingga nilai

asset perusahaan sejumlah Rp 35.000.000. Kapasitas produksi sebanyak 44.500

pack dengan omset yang diperoleh sebesar Rp 221.904.500.

Page 62: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

44

Pada tahun 2012 perusahaan memproduksi varian produk baru yaitu pai

apel, wingko apel dan wingko strawberry. Perusahaan memproduksi wingko apel

dan wingko strawberry melalui kerjasama dengan perusahaan Mulia Agro

Mandiri. Pada tahun tersebut perusahaan menjadi mitra binaan PT. Telkom

Indonesia dengan memiliki karyawan berjumlah 12 orang. Perusahaan melakukan

investasi sebagian laba usaha yang digunakan untuk membeli mesin adonan,

mesin pengaduk dodol dan oven otomatis berstandart GMP. Perusahaan

mendapatkan sertifikat pendaftaran Merek dari Dirjen HAKI MENKUMHAM.

Nilai asset perusahaan yaitu sejumlah Rp 79.500.000 dengan total kapasitas

produksi semua produk yang dihasilkan sebanyak 80.500 pack dan omset yang

diperoleh perusahaan sebesar Rp 442.956.850. Pada tahun 2013 perusahaan

semakin berkembang dan telah mendapatkan sertifikat halal dari LP POM MUI

Jawa Timur. Perusahaan kembali melakukan inovasi produk dengan memproduksi

varian produk baru yaitu brownies apel basah dan brownies kering. Perusahaan

telah memiliki 16 orang karyawan dengan total asset perusahaan yang dimiliki

sebesar Rp 200.000.000. Total kapasitas produksi semua produk yang dihasilkan

sebanyak 98.500 pack dan omset yang diperoleh sebesar Rp 540.000.000.

Pada tahun 2014 perusahaan memproduksi varian produk baru yaitu Madu

Mongso Apel. Selain itu perusahaan juga melakukan kerjasama dengan kelompok

PKK Andamel Mulyo untuk memproduksi instan jamu jahe, kencur dan

temulawak. Pada tahun tersebut perusahaan mengajukan Disperindag untuk

mendapat ISO 22000-2005 serta kembali mengajukan top up pinjaman

KUPEDES BRI dan menerima sebesar Rp 135.000.000 yang digunakan untuk

modal pengembangan varian produk baru dan optimalisasi daerah pemasaran di

daerah Batu dan Malang Raya. Perusahaan mendapatkan bantuan mesin pengaduk

dan oven otomatis dari Disnaker. Jumlah karyawan yang dimiliki sebanyak 20

orang dengan nilai asset yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 325.000.000. Total

kapasitas produksi semua produk yang dihasilkan sebanyak 120.000 pack dengan

omset yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 652.000.000.

Pada tahun 2015 perusahaan melakukan kerjasama dengan UKM Gendis

untuk memproduksi pia apel susu. Perusahaan mengajukan top up pinjaman

KUPEDES BRI dan menerima sebesar Rp 150.000.000. Dana tersebut digunakan

Page 63: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

45

perusahaan sebagai modal pengembangan varian produk baru, selain itu juga

perusahaan melakukan investasi freezer pembeku dan penyimpanan selai buah

apel. Pada tahun tersebut perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9001: 2008 No.

191097 dan mendapat piagam Bintang Keamanan Pangan dari BPOM. Karyawan

yang dimiliki perusahaan telah berjumlah 22 orang dengan nilai asset peusahaan

sebesar Rp 375.000.000. Total kapasitas produksi semua produk yang dihasilkan

sebanyak 138.000 pack dan omset yang diperoleh sebesar Rp 757.000.000.

5.1.2 Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan Home Industry Permata Agro Mandiri terletak di Jl.

Masjid Banaran RT 4 RW 5 Desa Bumi Aji Kota Batu. Lokasi perusahaan

tersebut merupakan tempat tinggal pemilik perusahaan. Penentuan lokasi dalam

melakukan usaha merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena akan

berpengaruh terhadap proses produksi mulai dari penyediaan bahan mentah

sampai tahap pemasaran. Home Industry Permata Agro Mandiri memilih lokasi

tersebut dengan mempertimbangkan beberapa alasan diantaranya adalah:

a. Dekat dengan Sumber Bahan Baku

Bahan baku merupakan hal yang berkaitan langsung dengan proses

produksi. Home Industry Permata Agro Mandiri menggunakan apel sebagai bahan

baku produk yang dihasilkan. Lokasi perusahaan yang terletak di Kota Batu

mempermudah perusahaan untuk memperoleh bahan baku apel dikarenakan Kota

Batu merupakan kota penghasil apel. Perusahaan memperoleh bahan baku dari

petani, pengepul dan pasar.

b. Pemasaran Produk

Lokasi perusahaan berpengaruh pada pemasaran produk dimana lokasi

tersebut terletak di Kota Batu yang merupakan kota wisata sehingga

mempermudah pemasaran produk yang menjadi oleh-oleh khas Kota Batu kepada

wisatawan maupun masyarakat umum.

5.1.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja di Home Industry Permata Agro Mandiri berjumlah 22 orang

yang terdiri dari 15 orang tenaga kerja produksi, 3 orang tenaga kerja pemasaran

dan 4 orang tenaga kerja packaging. Sistem jam kerja yang dilaksanakan

perusahaan yaitu dengan masuk setiap hari. Libur diberikan perusahaan pada hari

Page 64: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

46

minggu sehingga dalam satu bulan karyawan bekerja selama 26 hari. Karyawan

bekerja selama 7,5 jam dalam satu hari. Sistem upah yang dilakukan perusahaan

yaitu dengan sistem pembayaran mingguan. Upah dibayarkan pada akhir minggu.

5.1.4 Struktur Organisasi

Home Industry Permata Agro Mandiri dipimpin oleh seorang direktur

yang dibantu oleh administrasi, manager marketing, manager produksi, manager

quality control, koordinator karyawan dan koordinator umum. Berikut adalah

bentuk struktur organisasi di Home Industry Permata Agro Mandiri:

Skema 4. Struktur Organisasi Home Industry Permata Agro Mandiri

Masing-masing jabatan dalam struktur organisasi perusahaan memiliki

tugas dan wewenang yang berbeda. Hal tersebut untuk memperlancar jalannya

kegiatan perusahaan. Adapun tugas dan wewenang masing-masing jabatan adalah

sebagai berikut:

1. Direktur

Direktur Home Industry Permata Agro Mandiri memiliki beberapa tugas

penting yaitu merumuskan rencana kegiatan dan anggaran perusahaan,

melaksanakan serta mengkoordinasikan fungsi manajemen ditingkat perusahaan,

Direktur

RINI NURUL I.

M. Marketing

A. NOR SHOLEH

M. Produksi

NUR FAUZIAH

Koord. Karyawan

MAFTUKAH

Koord. Umum

AISYIAH

M. Quality Control.

SUGIARTIK

Administrasi

MANDA N. A.

Page 65: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

47

mengusahakan kelangsungan usaha sesuai dengan tujuan dan bidang usaha

perusahaan, melakukan segala tindakan/perbuatan mengenai pemilikan

perusahaan serta mengkoordinir dan membina seluruh jajaran yang ada di

perusahaan agar tercapai daya guna dan hasil guna yang optimal. Selain itu

direktur Home Industry Permata Agro Mandiri memiliki beberapa wewenang

diantaranya menetapkan kebijakan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka

panjang, memberikan petunjuk dan pengarahan tentang pelaksanaan kebijakan

perusahaan kepada karyawan serta menetapkan pengangkatan dan pemindahan

karyawan.

2. Administrasi

Tugas seorang administrasi dalam menjalankan kegiatan administrasi

perusahaan yaitu sebagai pengawas mutu dibidang administrasi, menerima dan

mencatat orderan pekerjaan, membuat rencana dan mengevaluasi kerja harian dan

bulanan untuk memastikan tercapainya kualitas target kerja yang dipersyaratkan

dan sebagai bahan informasi kepada atasan, memastikan bahwa semua kebutuhan

administrasi tersedia serta bertanggungjawab kepada direktur.

3. Manager Marketing

Tugas yang harus dijalankan manager marketing Home Industry Permata

Agro Mandiri yaitu membantu area untuk menyediakan materi atau barang

promosi dalam mendukung jalannya aktivitas promosi, merencanakan strategi

penjualan, menentukan target penjualan, membuat analisa terhadap pangsa pasar

dan menetukan strategi penjualan terhadap konsumen atau pelanggan, serta

bertanggung jawab kepada direktur. Sedangkan wewenang yang dimiliki manager

marketing yaitu memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan promosi yang

dilakukan oleh divisi marketing, menetapkan tujuan dan sasaran jalannya

operasional perusahaan dan strategi penjualan kepada konsumen, menentukan

pasar dan segmen dari produk tertentu yang akan dipasarkan serta dapat

menyetujui dan menandatangani kontrak penjualan dengan pihak pembeli.

4. Manager Produksi

Tugas manager produksi Home Industry Permata Agro Mandiri yaitu

sebagai kepala koordinator umum untuk produksi dan karyawan, memastikan

pelaksanaan produksi sesuai dengan SOP, melakukan perekaman seluruh kegiatan

Page 66: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

48

proses produksi, bertanggungjawab kepada direktur. Selain itu manager produksi

memiliki wewenang yaitu memiliki wewenang untuk merekrut dan menempatkan

karyawan sesuai dengan standart kemampuan yang dimiliki, sebagai mediator

kebijakan antara direktur dan karyawan, memiliki wewenang terkait pelaksanaan

dalam sistem penggajian karyawan.

5. Manager Quality Control

Tugas manager quality control yaitu memastikan konsisten pelaksanaan

sistem manajemen mutu, memelihara dan menetapkan seluruh proses sistem

manajemen mutu, melaporkan kepada direktur mengenai kinerja dan sistem

manajemen mutu termasuk kebutuhan untuk peningkatan serta bertanggung jawab

kepada direktur. Selain itu manager quality control memiliki wewenang

diantaranya melakukan sosialisasi dan pendidikan karyawan terkait sistem

jaminan mutu standart kualitas yang ditetapkan perusahaan, memberikan instruksi

untuk mengulang kembali pekerjaan karena belum sesuai dengan standar kualitas

perusahaan.

6. Koordinator Karyawan

Tugas yang harus dijalankan oleh koordinator karyawan yaitu menegakkan

absensi dan tata tertib karyawan, mengkoordinir penerapan SOP karyawan serta

bertanggung jawab kepada manager produksi.

7. Koordinator Umum

Tugas yang harus dijalankan oleh koordinator umum yaitu menghandel

ketersediaan bahan baku kemasan dan sarana produksi, mengkoordinir

terlaksananya 5R perusahaan serta bertanggungjawab kepada manager produksi.

5.1.5 Proses Produksi Pia Apel

Proses produksi pia apel yang dilakukan oleh Home Industry Permata

Agro Mandiri adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan Selai Apel

Skema 5. Proses Pembuatan Selai Apel

Sortasi Pencucian Pemarutan

Penyelaian Pendinginan Pencetakan

Page 67: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

49

b. Pembuatan Kue Pia Apel

Skema 6. Proses Pembuatan Kue Pia Apel

Home Industry Permata Agro Mandiri melakukan proses produksi pia apel

setiap hari kecuali hari minggu. Bahan baku apel diperoleh perusahaan dari petani,

pengepul dan pasar. Perusahaan membutuhkan 50 kg hingga 120 kg apel dalam

satu kali produksi yang menghasilkan 200 kemasan pia apel. Jenis apel yang

digunakan perusahaan untuk memproduksi pia apel yaitu apel manalagi dan apel

romebeauty. Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas proses

produksi pia apel yaitu:

a. Bahan baku

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi pia apel yaitu apel, tepung

terigu, tepung lencana, gula, minyak dan telur.

b. Bahan penolong

Bahan penolong yang digunakan untuk memproduksi pia apel yaitu garam,

susu skim dan gula halus.

c. Mesin dan Peralatan

Mesin yang digunakan perusahaan untuk memproduksi pia apel yaitu mesin

selai, mesin selep, mesin mixer HS, mesin oven Q, mesin oven neker, mesin

sieler. Sedangkan peralatan yang digunakan yaitu pisau, bak, kemarang, krat,

ember, timbangan digital, loyang, rak gea, rak manual, mixer philip, gilingan

pasta, cetakan, oven bima, kompor, tabung, wajan, panci dan ember loyang.

Tahapan proses produksi pia apel dimulai dari pembuatan selai apel.

Pembuatan selai apel dilakukan dengan tahap awal berupa sortasi dengan memilih

PeracikanMixing

adonan I & II

Pembagianadonan I &

II

Pencampuranadonan I & II

Pemipihanadonan Awal

MensettingOven

Pencetakan& Pengisian

selai apel

Penyaputankuning

Pemanggangan Pendinginan Pengemasan Pengiriman

Page 68: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

50

apel yang layak untuk digunakan dalam proses produksi yang kemudian apel hasil

sortasi tersebut dicuci. Tahap selanjutnya yaitu dilakukan pemarutan apel dengan

mengunakan mesin parut setelah selesai kemudian hasil parutan apel tersebut

dimasak untuk membuat selai. Tahap berikutnya setelah selai apel selesai

dimasak, selai tersebut didinginkan dan dilakukan pencetakan oleh karyawan

perusahaan. Tahap selanjutnya yaitu melakukan pembuatan kue pia.

Pembuatan kue pia pertama kali dilakukan dengan meracik bahan-bahan

yang dibutuhkan. Peracikan bahan-bahan dibuat menjadi dua adonan, kemudian

tahap kedua melakukan mixing adonan I dan adonan II dengan menggunakan alat

mixer setelah bahan-bahan diolah kemudian dilakukan pembagian adonan dengan

memisahkan adonan I dan adonan II tujuannya agar proses pengolahan adonan

merata, setelah dilakukan pengolahan masing-masing adonan tersebut kemudian

kedua adonan dicampurkan kembali untuk kemudian dilakukan pemipihan. Tahap

berikutnya yang dilakukan yaitu mensetting oven yang akan digunakan untuk

memanggang adonan pia apel tersebut, setelah itu adonan pia apel dicetak dan

diberi isi selai apel yang diikuti dengan penyaputan kuning telur. Proses

selanjutnya yaitu dilakukan pemanggangan adonan pia apel yang telah dicetak

tersebut dengan menggunakan oven, setelah pia apel selesai dipangggang lalu

didinginkan untuk kemudian dilakukan pengemasan dan pengiriman produk yang

telah dihasilkan.

5.2 Analisis Penentuan Biaya Metode Tradisional

Home Industry Permata Agro Mandiri melakukan penentuan biaya yang

dikeluarkan untuk memproduksi pia apel tahun 2016 dengan menggunakan

metode tradisional. Penentuan biaya dengan menggunakan metode tradisional

dilakukan setelah produk pia apel selesai diproduksi. Penentuan harga pokok

produksi dalam metode tradisional dilakukan dengan menjumlahkan seluruh biaya

yang dikeluarkan untuk memproduksi pia apel, kemudian ditentukan harga jual

produknya dengan cara total biaya keseluruhan yang dikeluarkan dibagi dengan

jumlah produksi yang dihasilkan. Metode tradisional dapat dilakukan dengan

mengetahui total produksi, total penjualan, biaya produksi yang meliputi biaya

Page 69: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

51

bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan

biaya non produksi yang meliputi biaya administrasi dan biaya pemasaran.

Perhitungan biaya ini dilakukan dengan menghitung biaya per kemasan pia

apel. Penentuan biaya per kemasan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

jumlah biaya yang telah dikeluarkan dalam memproduksi pia apel per kemasan

serta mengetahui laba yang diperoleh perusahaan per kemasan pia apel yang

dijual. Hasil biaya yang telah diketahui tersebut kemudian akan dibandingkan

dengan perhitungan biaya dengan menggunakan metode target costing.

5.2.1 Total Produksi dan Total Penjualan Pia Apel

Biaya per kemasan produk pia apel dapat dihitung menggunakan metode

tradisional dengan terlebih dahulu mengetahui total produksi dan total penjualan

produk pia apel. Total produksi pia apel ditahun 2016 memiliki nilai yang berbeda

pada setiap bulannya. Julmlah produksi pia apel yang berbeda disebabkan karena

Home Industry Permata Agro Mandiri memproduksi pia apel tersebut tidak

berdasarkan pesanan tertentu melainkan tergantung pada kondisi pasar. Data

mengenai total produksi pia apel dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Total Produksi Pia Apel Tahun 2016

No Bulan Jumlah (Kemasan)

1 Januari 3.680

2 Februari 2.990

3 Maret 3.227

4 April 2.498

5 Mei 4.351

6 Juni 3.294

7 Juli 1.847

8 Agustus 2.443

9 September 2.251

10 Oktober 2.661

11 November 3.059

12 Desember 5.114

Total 37.365

(Sumber : Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Bedasarkan tabel 2 dapat diketahui total produksi pia apel yang dihasilkan

oleh Home Industry Permata Agro Mandiri pada tahun 2016 berjumlah 37.365

kemasan. Jumlah produksi pia pel yang dihasilkan pada tahun 2016 berbeda setiap

bulannya. Pia apel yang dapat diproduksi oleh Home Industry Permata Agro

Mandiri pada setiap bulannya memiliki rata-rata sebesar 3.114 kemasan, namun

Page 70: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

52

jumlah tersebut dapat meningkat pada saat musim liburan yang mencapai 5.114

kemasan. Kenaikan jumlah produksi pia apel disebabkan oleh kondisi pasar yaitu

ketika musim liburan dan hari-hari besar Home Industry Permata Agro Mandiri

memproduksi pia apel lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari biasa. Hal

tersebut dilakukan perusahaan agar dapat memenuhi permintaan konsumen yang

meningkat pada bulan tersebut.

Total produksi pia apel yang dihasilkan oleh Home Industry Permata Agro

Mandiri memiliki jumlah yang berbeda dengan total penjualannya. Hal ini

disebabkan adanya reject yaitu produk pia apel yang memiliki kondisi tidak baik

atau dalam kondisi rusak sehingga produk tersebut tidak dapat dijual. Data

mengenai total penjualan pia apel dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Total Penjualan Pia Apel Tahun 2016

No Bulan Jumlah (Kemasan)

1 Januari 3.675

2 Februari 2.990

3 Maret 3.225

4 April 2.496

5 Mei 4.351

6 Juni 3.294

7 Juli 1.846

8 Agustus 2.440

9 September 2.251

10 Oktober 2.611

11 November 3.059

12 Desember 5.114

Total 37.352

(Sumber : Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa total penjualan pia apel Home

Industry Permata Agro Mandiri pada tahun 2016 berjumlah 37.352 kemasan

dengan rata-rata per bulan berjumlah 3.113 kemasan yang laku terjual. Total

penjualan terbanyak yaitu pada bulan Desember sebesar 5.114 kemasan hal ini

disebabkan pada bulan tersebut merupakan libur panjang akhir tahun sehingga

perusahaan memproduksi lebih banyak produk pia apel. Pia apel banyak diminati

oleh konsumen sebagai produk oleh-oleh sehingga penjualan pada bulan tersebut

meningkat dari bulan-bulan biasanya.

Home Industry Permata Agro Mandiri memberikan harga jual untuk pia

apel sebesar Rp 6.500. Harga jual tersebut diperoleh perusahaan dengan

Page 71: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

53

menjumlahkan total biaya keseluruhan dibagi dengan total produksi yang

dihasilkan lalu menambahkannya dengan laba yang dikehendaki perusahaan,

namun dengan harga jual yang ditawarkan tersebut perusahaan belum mencapai

laba yang diinginkan yaitu sebesar 20% sehingga perlu melakukan evaluasi

perhitungan biaya produksi agar perusahaan dapat memperoleh laba yang

diinginkan dengan harga jual tersebut.

5.2.2 Biaya Bahan Baku Langsung

Bahan baku yang digunakan Home Industry Permata Agro Mandiri untuk

memproduksi pia apel diantaranya yaitu apel dengan jenis manalagi dan

roembeauty, tepung terigu, tepung lencana, gula, minyak dan telur. Biaya yang

dikeluarkan Home Industry Permata Agro Mandiri untuk pembelian bahan baku

langsung dalam memproduksi pia apel pada tahun 2016 adalah sebesar Rp

67.711.404 per tahun, dengan besarnya biaya bahan baku tersebut perusahaan

dapat menghasilkan pia apel sebanyak 37.365 kemasan. Total biaya bahan baku

langsung yang diketahui tersebut kemudian digunakan untuk menghitung biaya

bahan baku pia apel per kemasan dengan membagi biaya total bahan baku dengan

total produksi pia apel yang dihasilkan pada tahun 2016. Berdasarkan perhitungan

biaya bahan baku yang telah dilakukan didapatkan hasil biaya bahan baku pia

apel adalah sebesar Rp 1.812 per kemasan.

5.2.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang yang terlibat langsung

dalam proses produksi pia apel hingga pengemasan produk. Tenaga kerja yang

berhubungan langsung dalam produksi pia apel di Home Industry Permata Agro

Mandiri berjumlah 19 orang. Total biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan

oleh perusahaan pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 36.249.467 per tahun.

Berdasarkan total biaya tenaga kerja langsung tersebut dapat diketahui biaya

tenaga kerja langsung per kemasan yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2016.

Biaya tenaga kerja langsung per kemasan dapat dihitung dengan membagi total

biaya tenaga kerja langsung dengan total produksi pia apel yang dihasilkan Home

Industry Permata Agro Mandiri pada tahun 2016. Berdasarkan perhitungan biaya

tenaga kerja langsung tersebut maka didapatkan hasil biaya tenaga kerja langsung

sebesar Rp 970 per kemasan.

Page 72: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

54

5.2.4 Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya-biaya kebutuhan yang

mendukung kegiatan produksi. Biaya overhead pabrik adalah biaya yang

dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja.

Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh Home Industry Permata Agro

Mandiri untuk memproduksi pia apel dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Biaya Overhead Pabrik Tahun 2016

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)/Tahun

1 Biaya Bahan Penolong 26.277.250

2 Biaya Listrik 4.018.000

3 Biaya Air 390.320

4 Biaya Sampah 1.722.000

5 Biaya Kemasan 20.550.750

6 Biaya Penyusutan 27.367.833

Total 80.326.153

(Sumber : Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh Home Industry Permata

Agro Mandiri diperoleh berdasarkan perhitungan pengeluaran-pengeluaran yang

dilakukan selama tahun 2016. Berikut ini adalah rincian biaya overhead pabrik

yang dikeluarkan perusahaan:

a. Biaya bahan penolong yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya

bahan pembantu yang mendukung proses produksi pia apel. Biaya bahan

penolong yang dikeluarkan meliputi garam, susu skim dan gula halus. Total

biaya bahan penolong yang dikeluarkan pada tahun 2016 adalah sebesar Rp

26.277.250 per tahun, sedangkan biaya bahan penolong per kemasan pia apel

adalah sebesar Rp 703. Hasil tersebut diperoleh dari total biaya bahan

penolong dibagi total produksi pia apel yang dihasilkan pada tahun 2016.

b. Biaya listrik digunakan untuk mesin dan alat-alat yang berkaitan dengan

proses produksi pia apel. Selain itu biaya listrik yang dikeluarkan juga

mencakup keseluruhan listrik yang digunakan untuk penerangan pabrik. Total

biaya listrik yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2016 adalah sebesar Rp

4.018.000 per tahun, sedangkan biaya listrik yang dikeluarkan per kemasan

pia apel adalah sebesar Rp 108 yang didapatkan dari total biaya listrik dibagi

total produksi pia apel yang dihasilkan pada tahun 2016.

Page 73: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

55

c. Biaya air yaitu biaya yang digunakan untuk produksi pia apel serta

penggunaan air untuk membersikan peralatan produksi pia apel. Total biaya

air yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 390.320

per tahun, sedangkan biaya air yang dikeluarkan per kemasan pia apel adalah

sebesar Rp 10 diperoleh dari total biaya air dibagi total produksi pia apel yang

dihasilkan pada tahun 2016.

d. Biaya sampah adalah biaya yang digunakan perusahaan untuk menangani

masalah sampah atau limbah yang dihasilkan dari proses produksi pia apel.

Total biaya sampah yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2016 adalah

sebesar Rp 1.722.000 per tahun. Biaya sampah per kemasan pia apel dapat

dihitung dari total biaya sampah dibagi total produksi pia apel, dari hasil

perhitungan tersebut didapatkan biaya sampah sebesar Rp 46 per kemasan.

e. Biaya kemasan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli kemasan

produk pia apel. Kemasan pia apel yang digunakan Home Industry Permata

Agro Mandiri berupa kemasan kardus kecil, namun sebelum pia apel

dimasukkan kedalam kemasan kardus pia apel tersebut dikemas menggunakan

plastik terlebih dahulu. Total biaya kemasan yang dikeluarkan perusahaan

pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 20.550.750 per tahun sedangkan biaya

kemasan pia apel per kemasan adalah sebesar Rp 550. Biaya kemasan pia apel

tersebut didapatkan dari total biaya kemasan dibagi total produksi pia apel

yang dihasilkan pada tahun 2016.

f. Biaya penyusutan adalah yang digunakan untuk penyusutan mesin dan

peralatan yang mendukung kegiatan produksi pia apel. Total biaya penyusutan

pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 27.367.833 per tahun. Biaya penyusutan

per kemasan pia apel dapat diperoleh dari total biaya penyusutan dibagi total

produksi pia apel tahun 2016, dari perhitungan tersebut didapatkan biaya

penyusutan pia apel adalah sebesar Rp 732 per kemasan.

Berdasarkan uraian diatas total biaya overhead pabrik yang dikeluarkan

oleh Home Industry Permata Agro Mandiri adalah sebesar Rp 80.326.153 per

tahun, dari total biaya tersebut maka dapat diketahui biaya overhead pabrik per

kemasan pia apel dengan membagi total biaya overhead pabrik dengan total

produksi pia apel pada tahun 2016. Berdasarkan perhitungan tersebut maka

Page 74: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

56

didapatkan biaya overhead pabrik pia apel adalah sebesar Rp 2.134 per kemasan.

Perhitungan hasil tersebut dapat dilihat pada lampiran 4.

5.2.5 Biaya Non Produksi

Biaya non produksi merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan diluar

biaya produksi pia apel. Biaya non produksi umumnya terbagi menjadi dua bagian

yaitu biaya administrasi dan biaya pemasaran. Biaya administrasi yang

dikeluarkan oleh Home Industry Permata Agro Mandiri terdiri dari biaya ATK,

sedangkan biaya pemasaran untuk produk pia apel yang dikeluarkan oleh

perusahaan terdiri dari biaya promosi, biaya telepon dan wifi serta biaya

transportasi. Biaya non produksi Home Industry Permata Agro Mandiri dirincikan

pada tabel berikut:

Tabel 5. Biaya Non Produksi Pia Apel Tahun 2016

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)/Tahun

1 Biaya Administrasi

Biaya ATK 1.389.000

2 Biaya Pemasaran

Biaya Promosi 1.860.000

Biaya Telepon dan Wifi 3.444.000

Biaya Transportasi 14.994.000

Total 21.687.000

(Sumber : Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Berdasarkan pada tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa biaya non produksi

yang lebih besar dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya pemasaran. Hal

tersebut dikarenakan perusahan mengeluarkan biaya transportasi untuk pemasaran

serta melakukan pemasaran baik dengan promosi maupun melalui jaringan

telepon dan internet. Sedangkan biaya administrasi cenderung lebih dikecil

dikarenakan hanya terdiri dari keperluan ke-sekretariatan kantor. Total biaya non

produksi pia apel pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 21.687.000 per tahun. Biaya

non produksi per kemasan pia apel dapat dihitung dengan cara total biaya non

produksi dibagi total produksi pia apel yang dihasilkan pada tahun 2016. Biaya

non produksi pia apel yang dihasilkan dari perhitungan tersebut adalah sebesar Rp

580 per kemasan.

5.2.6 Perhitungan Keseluruhan Biaya Per Kemasan

Biaya keseluruhan merupakan hasil perhitungan dari total biaya baik biaya

produksi maupun biaya non produksi. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku

Page 75: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

57

langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, sedangkan

biaya non produksi meliputi biaya administrasi dan biaya pemasaran. Hasil biaya

produksi dan biaya non produksi pia apel di Home Industry Permata Agro Mandiri

telah diketahui pada subbab sebelumnya. Berdasarkan perhitungan biaya-biaya

tersebut, maka jumlah biaya keseluruhan untuk produk pia apel per kemasan nya

adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Perhitungan Keseluruhan Biaya Pia Apel per Kemasan Tahun 2016

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)/Kemasan

1 Biaya Bahan Baku 1.812

2 Biaya Tenaga Kerja 970

3 Biaya Overhead Pabrik

a Biaya Bahan Penolong 703

b Biaya Listrik 108

c Biaya Air 10

d Biaya Sampah 46

e Biaya Kemasan 550

f Biaya Penyusutan 732

Total 4.932

4 Biaya Non Produksi

a Biaya Administrasi

Biaya ATK 37

b Biaya Pemasaran

Biaya Promosi 50

Biaya Telepon dan Wifi 92

Biaya Transportasi 401

Total 580

Tota Biaya per Kemasan 5.512

(Sumber : Data diolah dari Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Berdasarkan perhitungan pada tabel 6 dapat diketahui biaya per kemasan

baik pada biaya produksi maupun non produksi pia apel pada tahun 2016. Total

biaya produksi pia apel adalah sebesar Rp 4.932 per kemasan dan total biaya non

produksi pia apel adalah sebesar Rp 580 per kemasan, sehingga total biaya yang

harus dikeluarkan untuk memproduksi pia apel adalah sebesar Rp 5.512 per

kemasan.

5.2.7 Perhitungan Laba Rugi

Perhitungan laba rugi dilakukan untuk mengetahui keuntungan atau

kerugian yang didapatkan oleh Home Industry Permata Agro Mandiri pada

penjualan pia apel pada tahun 2016. Data yang digunakan dalam perhitungan laba

Page 76: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

58

rugi adalah biaya produksi dan biaya non produksi pia apel pada tahun 2016.

Laporan laba rugi diperoleh dari perhitungan menggunakan biaya taksiran

berdasarkan data yang disediakan oleh perusahaan. Laporan laba rugi pia apel

tahun 2016 berdasarkan analisis biaya menggunakan metode tradisional adalah

sebagai berikut:

Tabel 7. Perhitungan Laba Rugi Pia Apel Tahun 2016

Keterangan Jumlah (Rp)/Tahun

Penjualan 242.788.000

Harga Pokok Penjualan 205.974.024

Laba Kotor 36.813.976

Laba Bersih 15.126.976

(Sumber : Data diolah dari Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Berdasarkan perhitungan pada tabel 7 dapat diketahui bahwa hasil

penjualan pia apel yang diperoleh Home Industry Permata Agro Mandiri dengan

jumlah produk yang terjual berjumlah 37.352 kemasan adalah sebesar Rp

242.788.000 per tahun. Harga pokok produksi pia apel tahun 2016 adalah sebesar

Rp 205.974.024 per tahun. Laba kotor diperoleh dari selisih antara penjualan dan

harga pokok produksi. Laba kotor yang diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp

36.813.976 per tahun sedangkan laba bersih diperoleh dari hasil laba kotor

dikurangi dengan biaya non produksi sehingga didapatkan hasil laba bersih yang

diterima perusahaan untuk produk pia apel adalah sebesar Rp 15.126.976 per

tahun.

Setelah melakukan perhitungan laba rugi maka dapat diketahui persentase

margin profit yang diperoleh perusahan. Penentuan margin profit dilakukan

dengan dua cara yaitu menghitung keseluruhan hasil penjualan pada tahun 2016

atau dengan menghitung margin profit per kemasan pia apel. Berikut ini

merupakan perhitungan margin profit keseluruhan tahun 2016 dan margin profit

per kemasan pia apel adalah sebagai berikut:

Margin profit tahun 2016 = Laba x 100%

Penjualan

Margin profit tahun 2016 = 36.813.976 x 100%

242.788.000

= 15.1 %

Margin profit per kemasan = (harga jual – total biaya perkemasan) x 100%

harga jual

Page 77: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

59

= (6.500 – 5.512) x 100%

6.500

= 988 x 100

6.500

= 15.1%

Berdasarkan perhitungan margin profit diatas dapat diketahui bahwa pada

produksi pia apel Home Industry Permata Agro Mandiri tahun 2016 memperoleh

laba sebesar Rp 36.813.976 per tahun dengan besaran margin profit tahun 2016

dan margin profit per kemasan memiliki nilai yang sama yaitu 15.1%. Nilai

margin profit yang diperoleh oleh Home Industry Permata Agro Mandiri tersebut

belum mencapai target laba yang diinginkan. Target laba yang diinginkan oleh

perusahaan adalah sebesar 20%, dari hal tersebut maka perusahaan harus

melakukan peningkatan laba agar mencapai laba sebesar 20%.

5.3 Analisis Penerapan Target Costing

Home Industry Permata agro Mandiri memproduksi pia apel sebagai

produk utamnya. Penenutuan harga jual pia apel yang digunakan perusahaan

masih menggunakan analisis metode biaya tradisional. Penggunaan metode

tradisional pada perusahaan tersebut belum mencapai target laba yang diinginkan.

Target laba yang diinginkan oleh Home Industry Permata Agro Mandiri adalah

sebesar 20%, namun pada tahun 2016 target laba belum tercapai karena pada

tahun 2016 target laba yang diperoleh perusahaan yaitu sebesar 15.1%. Target

laba yang belum tercapai tersebut disebabkan oleh tingginya biaya produksi yang

dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi pia apel. Target laba akan tercapai

melalui peningkatan laba. Peningkatan laba perusahaan tidak dapat dilakukan

dengan cara meningkatkan harga jual, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan

efisiensi biaya produksi agar target laba yang diinginkan tercapai. Perusahan harus

mencoba menggunakan metode analisis biaya yang dapat mengefisiensikan biaya

produksi. Metode analisis tersebut yaitu metode target costing

Target costing adalah suatu metode yang digunakan untuk penentuan

biaya. Tujuan penggunaan metode target costing pada produk pia apel di Home

Industry Permata Agro Mandiri untuk melakukan efisiensi biaya produksi dan

biaya non produksi sehingga perusahaan mencapai target laba yang diinginkan.

Page 78: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

60

Penentuan biaya dalam metode ini ditentukan pada tahap awal perencanaan

produksi. Penentuan biaya dilakukan dengan mengetahui harga jual produk dan

target laba yang diinginkan terlebih dahulu. Harga jual produk dan target laba

yang telah diketahui tersebut digunakan untuk menghitung biaya yang efisien

dikeluarkan untuk memproduksi pia apel, hasil perhitungan tersebut kemudian

digunakan sebagai acuan besaran biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan

mencapai target laba yang diinginkan. Penerapan target costing dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1. Penetapan Harga Jual Pia Apel

Tahap awal yang harus dilakukan Home Industry Permata Agro Mandiri

yaitu dengan menetapkan harga jual produk pia apel. Pada penentuan harga

tersebut pihak Home Industry Permata Agro Mandiri menentukan harga sesuai

harga yang berlaku di pasar. Harga jual yang ditetapkan perusahaan untuk satu

kemasan pia apel adalah sebesar Rp 6.500, dengan harga tersebut perusahaan

masih memperoleh keuntungan.

2. Menentukan Laba yang Diharapkan

Tahap kedua dalam penerapan target costing yaitu dengan menentukan

target laba yang diharapkan perusahaan. Target laba yang diharapkan oleh Home

Industry Permata Agro Mandiri untuk produk pia apelnya ialah sebesar 20% dari

harga jual pia apel per kemasan yaitu sebesar Rp 6.500. Hasil perhitungan target

laba yang diharapkan perusahaan untuk produksi pia apel tersebut yaitu sebesar

Rp 1.300 per kemasan.

3. Menetapkan Target Biaya

Tahap ketiga yaitu menetapkan target biaya. Target biaya tersebut

digunakan sebagai acuan biaya yang efisiensi dikeluarkan untuk memproduksi pia

apel. Target biaya dapat diketahui dengan cara mengurangi harga jual produk

dengan target laba yang telah ditentukan yaitu Rp 1.300 per kemasan. Perhitungan

target biaya per kemasan adalah sebagai berikut:

Target biaya per kemasan = harga jual – target laba

= Rp 6.500 – Rp 1.300

= Rp 5.200

Page 79: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

61

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka biaya yang efisien dikeluarkan

oleh Home Industry Permata Agro Mandiri untuk satu kemasan pia apel yaitu

kurang dari Rp 5.200 atau sama dengan Rp 5.200. Jika target biaya yang

dikeluarkan sesuai maka target laba yang telah ditetapkan akan dicapai oleh Home

Industry Permata Agro Mandiri. Total biaya keseluruhan yang efisien dikeluarkan

oleh perusahaan dalam produksi pia apel pada tahun 2016 untuk mencapai target

laba sebesar 20% dari hasil penjualan adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Total Biaya Keseluruhan Pia Apel Tahun 2016 dengan Metode Target

Costing

No Uraian Jumlah (Rp)/Tahun

1 Penjualan 242.788.000

2 Laba yang diharapkan (20%) 48.557.600

Total biaya produksi dan non produksi 194.230.400

(Sumber : Data diolah dari Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa total biaya yang dikeluarkan

oleh Home Industry Permata Agro Mandiri untuk memproduksi pia apel pada

tahun 2016 menggunakan metode target costing dengan penjualan sebesar Rp

242.788.000 per tahun dan persentase laba yang diharapkan sebesar 20% atau

senilai Rp 48.557.600 per tahun, maka biaya total yang efisien dikeluarkan untuk

produksi pia apel yaitu Rp 194.230.400 per tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diatas dapat diketahui

bahwa target costing pia apel adalah sebesar Rp 5.200 per kemasan, sedangkan

target costing untuk total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp

194.230.400 per tahun. Pencapaian biaya yang efisien serta laba yang diharapkan

tersebut akan berhasil dengan melibatkan semua pihak yang berhubungan dengan

proses produksi pia apel. Perhitungan target costing dilakukan pada tahap awal

perencanaan produk pia apel.

5.4 Perbandingan Hasil Analisis

Biaya produksi dan biaya non produksi pia apel di Home Industry Permata

Agro Mandiri telah dihitung berdasarkan analisis biaya dengan metode tradisional

dan metode target costing. Berdasarkan hasil perhitungan dari kedua metode

tersebut selanjutnya dilakukan perbandingan sehingga dapat diketahui metode

mana yang lebih efisien digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi pia apel.

Page 80: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

62

Perbandingan hasil analisis biaya metode tradisional dan metode target costing

yang diterapkan pada biaya produksi dan non produksi per kemasan pia apel pada

Home Industry Permata Agro Mandiri adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Perbandingan Biaya Per Kemasan Pia Apel dengan Metode Tradisional

dan Metode Target Costing

No Alat Analisis Hasil Analisis (Rp)

1 Metode Tradisional 5.512

2 Metode Target Costing 5.200

Selisih Biaya 312

(Sumber : Data diolah dari Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa biaya produksi pia apel tahun

2016 menggunakan metode tradisional adalah sebesar Rp 5.512 per kemasan,

sedangkan biaya menurut metode target costing adalah sebesar Rp 5.200 per

kemasan. Selisih dari kedua metode tersebut yaitu sebesar Rp 312 per kemasan.

Hasil perhitungan biaya tradisional memiliki nilai yang lebih tinggi. Hal tersebut

disebabkan karena biaya dihitung ketika produk pia apel selesai diproduksi,

sedangkan metode target costing digunakan sebelum produk dibuat yaitu ketika

produk dalam tahap perancangan sehingga diketahui biaya yang efisien digunakan

untuk memproduksi pia apel. Apabila biaya yang dikeluarkan melebihi target

costing maka produk dapat diseain ulang sesuai biaya yang telah ditentukan.

Perbandingan hasil analisis keseluruhan total biaya produksi pia apel tahun

2016 menggunakan metode tradisional dan metode target costing pada Home

Industry Permata Agro Mandiri adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Perbandingan Total Biaya Pia Apel dengan Metode Trasisional dan

Metode Target Costing

No Alat Analisis Hasil Analisis (Rp)

1 Metode Tradisional 205.974.024

2 Metode Target Costing 194.230.400

Selisih Biaya 11.743.624

(Sumber : Data diolah dari Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Berdasarkan perhitungan tabel 10 dapat diketahui bahwa dengan

menggunakan metode tradisional biaya yang dikeluarkan lebih tinggi

dibandingkan dengan metode target costing. Selisih total biaya antara metode

tradisonal dan metode target costing adalah sebesar Rp 11.743.624 per tahun.

Besarnya selisih biaya tersebut merupakan biaya yang harus dihemat oleh Home

Page 81: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

63

Industry Permata Agro Mandiri untuk memperoleh biaya produksi pia apel yang

efisien dan mencapai target laba sebesar 20% sesuai dengan target laba yang

diinginkan oleh perusahaan. Dilihat dari hasil perbandingan biaya tersebut maka

target costing dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengefisiensikan biaya

produksi pia apel. Penggunaan metode target costing yang dilakukan pada tahap

sebelum produksi pia apel dilakukan memungkinkan perusahaan melakukan

alokasi biaya dengan baik tanpa melebihi biaya efisien sesuai dengan biaya yang

telah ditetapkan.

5.5 Rekayasa Nilai

Perhitungan biaya pada produksi pia apel di Home Industry Permata Agro

Mandiri menggunakan metode tradisional. Hasil perhitungan yang diperoleh

dengan menggunakan metode tradisional tersebut mengakibatkan perusahaan

belum mencapai target laba yang diinginkan. Berdasarkan perbandingan dengan

hasil perhitungan menggunakan metode target costing diketahui bahwa biaya

yang dikeluarkan perusahaan saat ini tidak efisien untuk mencapai laba yang

diinginkan. Penggunaan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi

pia apel telah melebihi biaya yang seharusnya apabila laba yang diinginkan

perusahaan pada tahun 2016 adalah sebesar 20%.

Metode target costing memberikan acuan besaran biaya yang efisien

digunakan untuk memproduksi pia apel pada Home Industry Permata Agro

Mandiri. Perhitungan biaya menggunakan metode target costing tersebut

menghasilkan biaya yang efisien untuk mencapai laba yang diinginkan

perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, untuk memenuhi target costing yang sesuai

dengan laba yang diinginkan perusahaan, maka perusahaan harus melakukan

penekanan biaya. Biaya yang dapat ditekan meliputi biaya produksi dan biaya non

produksi. Biaya tersebut dapat ditekan dengan melakukan rekayasa nilai.

Rekayasa nilai dilakukan pada komponen-komponen biaya produk pia apel

dengan tujuan agar laba yang diinginkan oleh perusahaan dapat tercapai.

Berdasarkan perhitungan biaya menggunakan metode target costing

diperoleh hasil biaya produksi yang efisien digunakan untuk pia apel adalah

sebesar Rp 5.200 per kemasan, sedangkan biaya yang selama ini digunakan oleh

Page 82: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

64

perusahaan adalah sebesar Rp 5.512 per kemasan. Selisih biaya dari perhitungan

metode tradisional dan metode target costing tersebut adalah Rp 312 per kemasan.

Selisih tersebut dapat dijadikan sebagai evaluasi biaya-biaya yang dapat ditekan

untuk mengefisiensikan biaya produksi pia apel. Rekayasa nilai dilakukan dengan

mengevaluasi komponen-komponen biaya apa saja yang sekiranya dapat ditekan

oleh perusahaan untuk produk pia apel. Komponen-komponen biaya tersebut

diantaranya adalah biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi

meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik, sedangkan biaya non produksi meliputi biaya administrasi dan biaya

pemasaran. Biaya yang pertama dilakukan evaluasi adalah biaya bahan baku dari

pia apel. Bahan baku yang digunakan pada pembuatan pia apel adalah apel,

tepung terigu, tepung lencana, gula, minyak dan telur. Pada bahan baku yang

digunakan tersebut memiliki harga jual yang tidak stabil. Harga jual yang tidak

stabil tersebut yang membuat harga bahan baku langsung dari produk pia apel ini

tidak dapat ditekan. Biaya bahan baku tidak dapat dilakukan rekayasa nilai

disebabkan oleh harga yang tidak stabil dan sulit diprediksi.

Biaya yang dievaluasi selanjutnya adalah biaya tenaga kerja langsung.

Tenaga kerja langsung produksi pia apel di Home Industry Permata Agro Mandiri

yaitu bersifat harian. Upah diberikan berdasarkan jumlah hari masuk karyawan,

oleh karena itu untuk tenaga kerja sulit untuk dilakukan rekayasa nilai. Adapun

solusi yang dapat dilakukan untuk menekan biaya tenaga kerja langsung yaitu

dengan cara menurunkan upah karyawan, namun hal itu pasti akan merugikan

karyawan. Adanya penurunan upah tersebut juga pasti akan mengalami penolakan

dari karyawan, sehingga untuk biaya tenaga kerja langsung tidak dapat dilakukan

rekayasa nilai.

Biaya overhead pabrik. Pada biaya overhead pabrik dapat diketahui bahwa

biaya yang paling besar dikeluarkan adalah biaya bahan penolong, biaya

penyusutan dan biaya kemasan. Pada biaya overhead pabrik akan dilakukan

rekayasa nilai pada biaya bahan penolong dan biaya kemasan. Bahan Penolong

yang digunakan perusahaan untuk memproduksi pia apel meliputi garam, susu

skim dan gula halus. Rekayasa nilai untuk bahan penolong dilakukan pada susu

skim, karena harga susu skim yang digunakan oleh perusahaan cukup mahal

Page 83: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

65

sehingga diperlukan alternatif penggunaan susu skim yang lain yang memiliki

harga lebih murah. Selanjutnya rekayasa nilai pada biaya kemasan, kemasan yang

digunakan oleh Home Industry Permata Agro Mandiri untuk produk pia apelnya

yaitu berupa kemasan plastik dan kardus. Biaya kemasan produk pia apel yaitu Rp

550 per kemasan yang terdiri dari harga plastik Rp 150 per kemasan dan harga

kardus Rp 400 per kemasan. Rekayasa nilai yang dilakukan pada kemasan yaitu

terletak pada penggunaan plastik, alternatif yang akan dilakukan yaitu dengan

menggunakan plastik yang lebih murah daripada plastik yang digunakan

perusahaan dikarenakan setelah dikemas plastik produk akan dikemas kembali

dengan kemasan kardus sehingga penggunaan plastik tidak perlu menggunakan

platik kemasan yang cukup mahal, sedangkan untuk biaya penyusutan sulit untuk

dilakukan rekayasa nilai dikarenakan fasilitas yang digunakan oleh perusahaan

sudah sesuai dengan kebutuhan produksi pia apel sehingga biaya penyusutan tidak

dapat dilakukan rekayasa nilai.

Komponen biaya selanjutnya adalan biaya non produksi. Biaya non

produksi terdiri dari biaya administrasi dan biaya pemasaran. Biaya administrasi

pada Home Industry Permata Agro Mandiri meliputi biaya ATK. Biaya tersebut

merupakan biaya yang sulit ditekan karena biaya administrasi adalah biaya yang

tidak pasti, sedangkan biaya pemasaran pada Home Industry Permata Agro

Mandiri meliputi biaya promosi, biaya telepon dan wifi serta biaya transportasi.

Pada biaya pemasaran yang sekiranya dapat dilakukan rekayasa nilai diantaranya

adalah biaya telepon dan wifi. Biaya telepon dan wifi dapat ditekan dengan

menghemat penggunaan pulsa telepon dan wifi. Penghematan biaya tersebut dapat

dilakukan dengan memasang alat yang bernama save limit alat tersebut

merupakan alat yang dapat menghemat biaya telepon dan wifi sebesar 30%.

Berdasarkan uraian data komponen-komponen biaya yang dikeluarkan

oleh perusahaan dalam produksi pia apel, maka peneliti melakukan rekayasa nilai

pada beberapa bagian. Bagian pertama adalah pada bagian biaya overhead pabrik.

Biaya overhead pabrik yang dilakukan rekayasa adalah pada biaya bahan

penolong yaitu susu skim. Rekayasa nilai yang dilakukan pada bagian bahan

penolong ini adalah dengan mengganti susu skim yang digunakan perusahaan

dengan jenis susu skim yang memiliki harga yang lebih murah dari harga susu

Page 84: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

66

skim yang digunakan perusahaan untuk memproduksi pia apel. Susu skim yang

digunakan perusahaan dalam satu kali produksi pia apel yaitu sebanyak 0.75 kg

dengan harga susu skim yaitu sebesar Rp 85.000/kg sehingga untuk satu kali

produksi biaya susu skim yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 63.750. Harga susu

skim tersebut dirasa cukup mahal, dikarenakan terdapat susu skim yang memiliki

harga lebih murah dipasaran. Penggantian susu skim yang digunakan tidak

mempengaruhi kualitas produk sebab susu skim bukan bahan utama pembuatan

pia apel melainkan hanya bahan penolong.

Biaya overhead pabrik lain yang dilakukan rekayasa nilai adalah pada

bagian biaya kemasan. kemasan yang digunakan perusahaan untuk produk pia

apel yaitu berupa kemasan plastik dan kemasan kardus. Biaya kemasan produk pia

apel yaitu Rp 550 per kemasan yang terdiri dari harga plastik Rp 150 per kemasan

dan harga kardus Rp 400 per kemasan. Produk pia apel yang telah selesai

diproduksi kemudian dikemas menggunakan plastik setelah itu dikemas lagi

menggunakan kemasan kardus. Menurut penulis plastik yang digunakan oleh

perusahaan tersebut cukup mahal, sebaiknya plastik bisa menggunakan yang lebih

murah dengan jenis yang sama namun ketebalannya sedikit lebih tipis. Hal

tersebut tidak mempengaruhi kualitas produk pia apel sebab setelah penggunaan

plastik, pia apel tetap terlindungi dengan adanya kemasan kardus sehingga produk

pia apel akan tetap memiliki kondisi baik meskipun menggunakan plastik yang

lebih tipis.

Komponen biaya selanjutnya yang dilakukan rekayasa nilai adalah biaya

non produksi. Biaya non produksi yang dilakukan rekayasa adalah pada biaya

pemasaran yaitu biaya telepon dan wifi. Rekayasa nilai yang dilakukan pada biaya

telepon dan wifi yaitu dengan memasang alat berupa save limit. Alat tersebut

adalah alat yang dapat menstabilkan sinyal telepon sehingga pulsa yang

digunakan oleh perusahaan semakin kecil. Pemasangan save limit dapat

menghemat pengeluaran biaya telepon dan wifi perusahaan sebesar 30%.

5.5.1 Biaya Sebelum Rekayasa Nilai

Sebelum dilakukan rekayasa nilai dilakukan evaluasi terlebih dahulu

terhadap komponen biaya yang telah dikeluarkan Home Industry Permata Agro

Page 85: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

67

Mandiri untuk memproduksi pia apel. Biaya-biaya tersebut disajikan pada tabel 11

berikut ini:

Tabel 11. Biaya Pia Apel per Kemasan Sebelum Dilakukan Rekayasa Nilai

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)/Tahun

1 Biaya Bahan Baku 1.812

2 Biaya Tenaga Kerja 970

3 Biaya Overhead Pabrik

a Biaya Bahan Penolong 703

b Biaya Listrik 108

c Biaya Air 10

d Biaya Sampah 46

e Biaya Kemasan 550

f Biaya Penyusutan 732

Total 4.932

4 Biaya Non Produksi

a Biaya Administrasi

Biaya ATK 37

b Biaya Pemasaran

Biaya Promosi 50

Biaya Telepon dan Wifi 92

Biaya Transportasi 401

Total 580

Tota Biaya per Kemasan 5.512

(Sumber : Data diolah dari Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui biaya-biaya untuk produk pia apel.

Biaya dalam tabel tersebut merupakan biaya yang dihitung per kemasan pia apel.

Biaya untuk produk pia ape terdiri dari biaya produksi dan biaya non produksi.

Tabel diatas menunjukkan total biaya produksi untuk produk pia apel per kemasan

sebelum dilakukan rekayasa nilai adalah sebesar Rp 5.512. Hasil perhitungan

biaya tersebut dapat dijadikan sebagai perbandingan antara biaya yang sudah

dikeluarkan perusahaan dengan biaya yang telah dilakukan rekayasa nilai.

5.5.2 Komponen Biaya yang Dilakukan Rekayasa Nilai

Rekayasa nilai yang biaya yang dikeluarkan untuk produk pia apel di

Home Industry Permata Agro Mandiri yaitu akan dilakukan pada beberapa

komponen biaya antara lain:

1. Biaya Bahan Penolong

Biaya bahan penolong yang dilakukan rekayasa nilai yaitu pada

penggunaan susu skim. Rekayasa nilai yang dilakukan yaitu dengan mengganti

Page 86: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

68

susu skim yang selama ini digunakan oleh perusahaan dengan susu skim yang

memiliki harga yang lebih murah dipasaran. Hal tersebut dilakukan untuk

menekan biaya bahan penolong yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pertimbangan

peneliti menyarankan penggantian susu skim yang digunakan berdasarkan hasil

observasi dan survey harga yang telah dilakukan. Harga susu skim yang

digunakan perusahaan yaitu memiliki harga Rp 85.000/kg, namun terdapat susu

skim yang lebih murah dengan harga Rp 60.000/kg sehingga peneliti

menyarankan penggunaan susu skim dengan harga yang lebih murah tersebut.

Meskipun harga susu skim yang disarankan tersebut memiliki harga yang lebih

murah namun kualitas susu skim relative sama jika dibandingkan dengan susu

skim yang selama ini digunakan oleh perusahaan sehingga adanya penggantian

susu skim tidak mempengaruhi kualitas pia apel yang dihasilkan. Susu skim yang

digunakan oleh perusahaan dalam satu kali produksi pia apel yaitu sebanyak 0.75

kg. Perhitungan biaya bahan penolong susu skim setelah dilakukan rekayasa nilai

adalah sebagi berikut:

Jumlah susu skim dalam satu kali produksi = 0.75 kg

Harga susu skim = Rp 60.000

Biaya susu skim = 0.75 x Rp 60.000

= Rp 45.000

Total biaya susu skim (per tahun) = (biaya susu skim x jumlah hari produksi) x 12

= (Rp 45.000 x 26) x 12

= Rp 1.170.000 x 12

= Rp 14.040.000/tahun

Total biaya bahan penolong (per tahun) = Rp 26.277.250 – Rp 14.040.000

= Rp 12.237.25/tahun

Total biaya bahan penolong (per kemasan) = Rp 12.237.250

37.365

= Rp 328

Berdasarkan perhitungan biaya bahan penolong susu skim diatas jika

dilakukan penggantian susu skim, maka akan terjadi penurunan biaya bahan

penolong yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya bahan penolong yang

diperoleh dari hasil rekayasa nilai untuk pia apel per kemasan adalah Rp 328.

Page 87: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

69

Adanya penurunan biaya tersebut maka akan menghemat biaya untuk produksi pia

apel.

2. Biaya Kemasan

Biaya kemasan yang dikeluarkan oleh Home Industry Permata Agro

Mandiri untuk produk pia apel terdiri dari kemasan plastik dan kemasan kardus.

Total biaya kemasan produk pia apel yaitu Rp 550 per kemasan yang meliputi

harga plastik Rp 150 dan harga kardus Rp 400. Rekayasa nilai yang dilakukan

pada biaya kemasan yaitu dengan menggunakan jenis kemasan plastik yang sama

yaitu plastik polypropylene namun mengganti ketebalan kemasan plastik yang

digunakan perusahaan dengan kemasan plastik yang sedikit lebih tipis sehingga

harga kemasan lebih murah. Kemasan plastik yang digunakan perusahaan

memiliki ketebalan 0.08 mm dengan harga RP 150, sedangkan kemasan plastik

yang digunakan untuk rekayasa nilai memiliki ketebalan 0.05 mm dengan harga

Rp 100. Hal tersebut dilakukan karena produk pia apel setelah dikemas dengan

plastik akan dikemas kembali dengan kemasan kardus, sehingga jika plastik

diganti dengan ketebalan yang sedikit lebih tipis maka tidak akan mempengaruhi

kondisi produk pia apel yang akan dijual. Rekayasa nilai dilakukan dengan

mengganti kemasan plastik yang semula harga Rp 150 menjadi menggunakan

kemasan plastik dengan harga Rp 100. Perhitungan biaya kemasan setelah

dilakukan rekayasa nilai adalah sebagi berikut:

Harga kemasan plastik = Rp 100/kemasan

Harga kemasan kardus = Rp 400/kemasan

Total Produksi = 37.365

Total biaya kemasan plastik (per tahun) = Rp 100 x 37.365

= Rp 3.736.500/tahun

Total biaya kemasan kardus (per tahun) = Rp 400 x 37.365

= Rp 14.946.000/tahun

Total biaya kemasan setelah rekayasa nilai = biaya plastik + biaya kardus

(per tahun) = Rp 3.736.500 + Rp 14.946.000

= Rp 18.682.500/tahun

Total biaya kemasan setelah rekayasa nilai = Rp 18.682.500

(per kemasan) 37.365

= Rp 500/kemasan

Page 88: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

70

Berdasarkan perhitungan rekasaya nilai biaya kemasan diatas dapat

diketahui jika kemasan plastik dengan harga Rp 150 diganti dengan kemasan

plastik Rp 100 maka akan terjadi penurunan biaya kemasan yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya kemasan yang diperoleh dari hasil rekayasa

nilai untuk pia apel per kemasan adalah Rp 500. Perhitungan tersebut dapat

menghemat biaya kemasan per kemasan pia apel sebesar Rp 50 dari biaya

kemasan sebelum dilakukan rekayasa nilai.

3. Biaya Telepon dan Wifi

Rekayasa nilai pada biaya telepon dan wifi dapat dilakukan dengan cara

memasang alat save limit. Alat tersebut merupakan alat yang dapat menghemat

biaya telepon dan wifi. Cara kerja alat tersebut yaitu menstabilkan dan memfilter

sinyal telepon yang masuk dan keluar dari pesawat telepon. Sinyal telepon yang

tidak stabil akan menyebabkan pemborosan terhadap pulsa telepon. Frekuensi

standar dari TELKOM + 16 Khz, tetapi setelah sampai ke rumah customer,

frekuensi naik menjadi + 18 Khz – 20 Khz. Pada saat frekuensi 16 Khz, satu pulsa

bisa digunakan bicara selama + 3 menit, tetapi disaat frekuensi naik, satu pulsa

hanya dapat digunakan bicara 1-2 menit. Salah satu fungsi save limit adalah

menstabilkan frekuensi telepon dengan cara menurunkan frekuensi dari + 18-20

Khz menjadi + 16 Khz. Jadi dengan penggunaan alat ini frekuensi akan relative

stabil sehingga secara otomatis akan membuat komunikasi di telepon dan koneksi

internet menjadi lebih lancar. Berdasarkan keterangan yang terdapat pada produk

pemasangan alat save limit pada telepon tersebut dapat menghemat pulsa hingga

30% setiap bulannya. Pemasangan alat save limit tersebut akan menambah nilai

biaya penyusutan yang akan dikeluarkan perusahaan dikarenakan adanya

pembelian alat save limit. Harga dari alat save limit tersebut relatif murah yaitu

sebesar Rp 150.000 dengan masa pakai hingga 5 tahun sehingga biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan dengan pemasangan alat tersebut juga tidak terlalu

besar dan masih dapat dijangkau oleh perusahaan. Perhitungan biaya telepon dan

wifi setelah dilakukan rekayasa nilai adalah sebagi berikut:

a. Total Biaya Telepon dan wifi = Rp 3.444.000/tahun

b. Persentase biaya yang dapat dihemat alat save limit = 30%

Page 89: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

71

c. Biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasangan alat save limit

Biaya penyusutan pembelian alat save limit

Harga Save Limit = Rp 150.000

Nilai Sisa = Rp 35.000

Masa Pakai = 5 tahun

Biaya Penyusutan alat save limit = Harga Beli – Nilai Sisa

Umur Ekonomis

= Rp 150.000 – Rp 35.000

5

= Rp 23.000/tahun

d. Biaya Penyusutan Produksi Pia Apel Tahun 2016 sebelum rekayasa nilai

= Rp 27.367.833/tahun

e. Total Biaya Penyusutan Produksi Pia Apel Tahun 2016 setelah rekayasa nilai

= Biaya penyusutan sebelum rekayasa nilai + biaya penyusutan alat save limit

= Rp 27.367.833 + Rp 23.000

= Rp 27.390.833/tahun

f. Total Biaya Penyusutan Produksi Pia Apel Per Kemasan Tahun 2016 setelah

rekayasa nilai

= Biaya Penyusutan Setelah Rekayasa Nilai

Total Produksi

= Rp 27.390.833

37.365

= Rp 733/kemasan

g. Biaya Telepon dan Wifi Setelah Adanya Penambahan Biaya Penyusutan Alat

Save Limit

= Biaya telepon dan wifi + Biaya penyusutan alat save limit

= Rp 3.444.000 + Rp 23.000

= Rp 3.467.000/tahun

h. Persentase biaya penyusutan save limit pada biaya telepon dan wifi

= Biaya penyusutan alat save limit x 100%

(Biaya telepon dan wifi + Biaya penyusutan alat save limit)

= Rp 23.000 x 100%

Rp 3.467.000

= 0.66%

Page 90: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

72

i. Persentase biaya yang dapat dihemat setelah adanya pemasangan alat save limit

adalah :

= persentase biaya yang dapat dihemat alat save limit – persentase biaya

penyusutan alat save limit

= 30% - 0.66%

= 29.34%

j. Biaya yang dapat dihemat setelah adanya pemasangan alat save limit

= Rp 3.444.000 x 29.34%

= Rp 1.010.470/tahun

k. Total biaya telepon dan wifi setelah rekayasa nilai (per tahun)

= Rp 3.444.000 – Rp 1.010.470

= Rp 2.433.530/tahun

l. Total biaya telepon dan wifi setelah rekayasa nilai (per kemasan)

= Rp 2.433.530

37.365

= Rp 65/kemasan

Berdasarkan perhitungan rekayasa nilai biaya telepon dan wifi diatas dapat

diketahui bahwa jika melakukan penekanan biaya telepon dan wifi dengan

memasang alat save limit pada pesawat telepon yang digunakan maka akan

menghemat biaya telepon dan wifi sebesar 29.34% dengan nilai Rp 1.010.470 per

tahun. Biaya telepon dan wifi yang diperoleh setelah dilakukan rekayasa nilai

yaitu sebesar Rp 2.433.530 per tahun dan Rp 65 per kemasan. Sedangkan biaya

penyusutan yang harus dikeluarkan perusahaan dengan adanya pembelian alat

save limit yaitu sebesar Rp 27.390.833 per tahun atau sebesar Rp 733 per

kemasan.

5.5.3 Biaya Per Kemasan Pia Apel Setelah Rekayasa Nilai

Rekayasa nilai yang dilakukan pada beberapa komponen biaya dalam

produksi pia apel membuat jumlah biaya yang dikeluarkan menjadi berkurang.

Rekayasa nilai dilakukan pada biaya overhead pabrik yaitu biaya bahan penolong,

biaya kemasan serta biaya administrasi pada biaya pemasaran yaitu biaya telepon

dan wifi. Berdasarkan rekayasa nilai yang telah dilakukan pada beberapa

komponen biaya tersebut, maka jumlah biaya dalam produksi pia apel adalah

sebagai berikut:

Page 91: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

73

Tabel 12. Biaya Pia Apel Per Kemasan Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)/Tahun

1 Biaya Bahan Baku 1.812

2 Biaya Tenaga Kerja 970

3 Biaya Overhead Pabrik

a Biaya Bahan Penolong 328

b Biaya Listrik 108

c Biaya Air 10

d Biaya Sampah 46

e Biaya Kemasan 500

f Biaya Penyusutan 733

Total 4.507

4 Biaya Non Produksi

a Biaya Administrasi

Biaya ATK 37

b Biaya Pemasaran

Biaya Promosi 50

Biaya Telepon dan Wifi 65

Biaya Transportasi 401

Total 553

Tota Biaya per Kemasan 5.060

(Sumber : Data diolah dari Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa hasil rekayasa nilai pada

biaya bahan penolong per kemasan adalah sebesar Rp 328, biaya kemasan per

kemasan adalah sebesar Rp 500 dan biaya telepon dan wifi yaitu sebesar Rp 65.

Rekayasa nilai yang dilakukan pada biaya telepon dan wifi akan menambah biaya

penyusutan sebesar Rp 1 per kemasan dikarenakan terdapat biaya penyusutan

akibat pembelian alat save limit, sehingga biaya penyusutan setelah dilakukan

rekayasa nilai yaitu sebesar Rp 733 per kemasan. Biaya produksi untuk produk pia

apel setelah dilakukan penekanan biaya memperoleh hasil sebesar Rp 5.060 per

kemasan. Biaya produk pia apel yang semakin rendah tersebut dapat

meningkatkan laba perusahaan sehingga laba yang diterima semakin besar.

Apabila laba yang diperoleh perusahaan semakin besar maka laba yang diinginkan

perusahaan akan tercapai.

5.5.4 Perbandingan Biaya Setelah Rekayasa Nilai

Berdasarkan perhitungan rekayasa nilai yang telah dilakukan maka

langkah selanjutnya yaitu membandingkan biaya yang telah dikeluarkan

perusahaan dengan biaya yang telah dilakukan rekayasa nilai. Perbandingan biaya

Page 92: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

74

tersebut dilakukan untuk mengetahui perbedaan biaya yang dikeluarkan

perusahaan setelah adanya rekayasa nilai dan untuk melihat dampak yang terjadi

pada laba perusahaan setelah dilakukannya penekanan biaya melalui rekayasa

nilai. Perbandingan biaya tradisional dan biaya setelah dilakukan rekayasa nilai

per kemasan pia apel adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Perbandingan Biaya Tradisional dengan Biaya Setelah Dilakukan

Rekayasa Nilai Per Kemasan

No Jenis Biaya Biaya Tradisional Biaya Setelah

Rekayasa Nilai

1 Biaya Bahan Baku 1.812 1.812

2 Biaya Tenaga Kerja 970 970

3 Biaya Overhead Pabrik

a Biaya Bahan Penolong 703 328

b Biaya Listrik 108 108

c Biaya Air 10 10

d Biaya Sampah 46 46

e Biaya Kemasan 550 500

f Biaya Penyusutan 732 733

Total 4.932 4.507

4 Biaya Non Produksi

a Biaya Administrasi

Biaya ATK 37 37

b Biaya Pemasaran

Biaya Promosi 50 50

Biaya Telepon dan Wifi 92 65

Biaya Transportasi 401 401

Total 580 553

Tota Biaya per Kemasan 5.512 5.060

(Sumber : Data diolah dari Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Berdasarkan tabel 13 terdapat perbedaan antara biaya yang dikeluarkan

perusahaan untuk memproduksi pia apel dengan metode tradisional dan biaya

yang telah dilakukan rekayasa nilai. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan

melakukan rekayasa nilai dapat menurunkan biaya sebesar Rp 453 dari biaya

sebelumnya. Biaya produksi yang telah dikeluarkan Home Industry Permata Agro

Mandiri untuk produk pia apel adalah sebesar Rp 5.512 per kemasan. Biaya

produksi untuk produk pia apel setelah dilakukan rekayasa nilai dengan

penekanan biaya pada biaya bahan penolong, biaya kemasan serta biaya telepon

dan wifi adalah sebesar Rp 5.060. Hasil perhitungan tersebut digunakan untuk

menghitung margin laba yang diperoleh oleh Home Industry Permata Agro

Page 93: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

75

Mandiri setelah adanya rekayasa nilai pada beberapa komponen biaya. Margin

laba dihitung berdasarkan harga jual per kemasan produk pia apel. Harga dari pia

apel per kemasan adalah Rp 6.500.

Berdasarkan perhitungan margin laba yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa dengan melakukan rekayasa nilai dapat menurunkan biaya produksi pia

apel hingga mencapai Rp 5.060. Biaya tersebut dapat menghasilkan laba pia apel

sebesar Rp 1.440. Laba yang dihasilkan memiliki nilai 22.1%. Nilai tersebut lebih

besar dibandingkan laba yang selama ini diterima oleh perusahaan yaitu sebesar

15.1%. Margin laba tersebut juga telah melebihi target profit yang diinginkan

perusahaan yaitu sebesar 20%, sehingga dengan melakukan rekayasa nilai

perusahaan akan mencapai target laba yang diharapkan atau bahkan melebihi

target laba yang diinginkan tersebut. Langkah selanjutnya yaitu melakukan

perbandingan biaya untuk mengetahui dampak biaya secara keseluruhan setelah

dilakukannya rekayasa nilai. Berikut ini perbandingan biaya keseluruhan produk

pia apel dengan biaya keseluruhan setelah dilakukan rekayasa nilai:

Tabel 14. Perbandingan Biaya Tradisional Keseluruhan dengan Biaya Setelah

Dilakukan Rekayasa Nilai Per Kemasan

No Jenis Biaya Biaya Tradisional Biaya Setelah

Rekayasa Nilai

1 Biaya Bahan Baku 67.711.404 67.711.404

2 Biaya Tenaga Kerja 36.249.467 36.249.467

3 Biaya Overhead Pabrik

a Biaya Bahan Penolong 26.277.250 12.237.250

b Biaya Listrik 4.018.000 4.018.000

c Biaya Air 390.320 390.320

d Biaya Sampah 1.722.000 1.722.000

e Biaya Kemasan 20.550.750 18.682.500

f Biaya Penyusutan 27.367.833 27.390.833

Total 184.287.024 168.401.774

4 Biaya Non Produksi

a Biaya Administrasi

Biaya ATK 1.389.000 1.389.000

b Biaya Pemasaran

Biaya Promosi 1.860.000 1.860.000

Biaya Telepon dan Wifi 3.444.000 2.433.530

Biaya Transportasi 14.994.000 14.994.000

Total 21.687.000 20.676.530

Tota Biaya Per Tahun 205.974.024 189.078.304

(Sumber : Data diolah dari Home Industry Permata Agro Mandiri 2017)

Page 94: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

76

Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui hasil rekayasa nilai pada biaya bahan

penolong susu susu skim adalah sebesar Rp 12.237.250 per tahun, biaya kemasan

adalah sebesar Rp 18.682.500 per tahun dan biaya telepon dan wifi yaitu sebesar

Rp 2.433.530 per tahun. Sedangkan biaya penyusutan yang harus dikeluarkan

untuk pembelian alat save limit setelah adanya rekayasa nilai yaitu sebesar Rp

27.390.833 per tahun. Biaya produksi untuk produk pia apel setelah dilakukan

penekanan biaya memperoleh hasil sebesar Rp 189.078.304 per tahun. Selisih

biaya yang dikeluarkan antara perhitungan metode tradisional dan metode target

costing adalah sebesar Rp 16.895.720 per tahun. Perhitungan rekayasa nilai

tersebut dapat meningkatkan laba perusahaan, dengan adanya rekayasa nilai maka

margin laba yang diperoleh perusahaan mengalami peningkatan yaitu dari 15.1%

menjadi 22.1%. Jika perusahaan melakukan rekayasa nilai maka margin laba yang

akan diterima perusahaan dapat melebihi laba yang diinginkan perusahaan yaitu

20%. Perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan rekayasa nilai untuk

menekan biaya produk pia apel sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.

Page 95: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan perhitungan mengenai analisis

efisiensi biaya produksi dengan pendekatan target costing pada produk pia apel

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Biaya yang dikeluarkan oleh Home Industry Permata Agro Mandiri untuk

produk pia apel terdiri dari biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya

produksi meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik, sedangkan biaya non produksi meliputi biaya

administrasi dan biaya pemasaran. Pada tahun 2016 biaya bahan baku

langsung pia apel yang dikeluakan yaitu sebesar Rp 67.711.404 per tahun dan

Rp 1.812 per kemasan , biaya tenaga kerja langsung pia apel sebesar Rp

36.249.467 per tahun dan Rp 970 per kemasan, biaya overhead pabrik yaitu

sebesar Rp 80.326.153 per tahun dan Rp 2.134 per kemasan serta biaya non

produksi yaitu sebesar Rp 21.687.000 per tahun dan Rp 580 per kemasan.

Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pia apel dengan

menggunakan metode tradisional adalah Rp 205.974.024 per tahun dan

sebesar Rp 5.512 per kemasan. Total biaya yang dikeluarkan tersebut belum

efisien, dikarenakan target laba yang diinginkan perusahaan belum tercapai.

Total biaya yang dihasilkan dari perhitungan metode tradisional hanya

menghasilkan laba sebesar 15.1%, sedangkan target laba yang diinginkan

perusahaan adalah sebesar 20%.

2. Analisis biaya menggunakan target costing diperoleh biaya target untuk

memproduksi pia apel pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 194.230.400 per

tahun dan sebesar Rp 5.200 per kemasan. Biaya tersebut lebih rendah dari

biaya yang dikeluarkan perusahaan. Pada analisis biaya tersebut untuk

mencapai biaya target yang telah dihasilkan, maka perusahaan perlu

melakukan rekayasa nilai. Rekayasa nilai dilakukan untuk menekan biaya

produksi hingga mencapai biaya target. Komponen biaya yang dilakukan

rekayasa nilai pada produk pia apel di Home Industry Permata Agro Mandiri

adalah biaya bahan penolong susu skim, biaya kemasan dan biaya telepon dan

wifi. Perhitungan rekayasa nilai menghasilkan total biaya produksi pia apel

Page 96: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

78

sebesar Rp 189.078.304 per tahun dan Rp 5.060 per kemasan. Persentase laba

yang dihasilkan yaitu sebesar 22.1%.

3. Berdasarkan analisis biaya menggunakan metode tradisional dan metode

target costing, didapatkan hasil bahwa penggunaan metode target costing

lebih efisien dibandingkan dengan metode tradisional. Hasil perhitungan

dengan metode tradisional menghasilkan biaya produksi sebesar Rp

205.974.024 per tahun dan 5.512 per kemasan dengan laba sebesar 15.1%

sedangkan perhitungan target costing dengan laba yang diharapkan sebesar

20% menghasilkan biaya produksi sebesar Rp 194.230.400 per tahun dan Rp

5.200 per kemasan selisih biaya tersebut yaitu sebesar Rp 11.743.624 per

tahun dan Rp 312 per kemasan. Penerapan target costing dengan melakukan

rekayasa nilai akan meningkatkan laba perusahaan mencapai 22.1%. Nilai

tersebut lebih besar dibandingkan laba yang selama ini diterima oleh

perusahaan dan telah melebihi target profit yang diinginkan perusahaan yaitu

sebesar 20%.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis memberikan

saran kepada Home Industry Permata Agro Mandiri sebagai berikut:

1. Perusahaan sebaiknya menerapkan metode target costing dalam penentuan

biaya produksi karena dapat dijadikan sebagai acuan biaya yang harus

dikeluarkan perusahaan sehingga biaya produksi lebih efisien dan target laba

yang diinginkan tercapai.

2. Perusahaan dapat menekan biaya produksi pia apel pada biaya bahan penolong

dengan mengganti susu skim yang digunakan perusahaan dengan jenis susu

skim yang memiliki harga lebih murah, efisiensi biaya kemasan dengan

mengganti kemasan plastik yang digunakan perusahaan dengan kemasan

plastik yang memiliki ketebalan yang sedikit lebih tipis, dan efisiensi biaya

telepon dan wifi dengan memasang alat berupa save limit untuk menghemat

biaya telepon dan wifi sebesar 29.34%.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengambil kajian yang sama sebaiknya

rekayasa nilai yang dilakukan fokus pada komponen biaya yang memiliki nilai

Page 97: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

79

tinggi dan sebaiknya setelah dilakukan rekayasa nilai dapat dilakukan uji

kualitas kembali terhadap produk untuk memastikan pengaruh rekayasa nilai

terhadap kualitas produk.

Page 98: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2013. Akuntansi Manajemen: Dasar-dasar Konsep Biaya

dan Pengambil Keputusan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arifin, Johar. 2007. Aplikasi Excel Untuk Perencanaan Bisnis. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Daerah Kota Batu 2016. Kota Batu: Badan

Pusat Statistik Kota Batu.

Blocher, Edward J., Chen, Kung H. dan Lin, Thomas W. 2000. Manajemen Biaya.

Jakarta: Salemba Empat.

Dewi, Sofia Prima dan Kristanto, Septian Bayu. 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta:

In Media.

Dunia, Firdaus Ahmad dan Abdullah, Wasilah. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 2.

Jakarta: Salemba Empat.

Garrison, Ray H., Noreen dan Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial. Jakarta:

Salemba Empat.

Gaspersz, Vincent. 2006. Continuous Cost Reduction Through Lean-Sigma

Approach. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gobel, Meryanti. 2013. Analisis Efisiensi Biaya Operasional Melalui Pengelolaan

Tunjangan Makan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pada Perusahaan

Jasa Outsorcing. Manado: Jurnal EMBA 1 (4) Hal. 1868-1878.

Hansen dan Mowen. 2000. Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September

2007. Jakarta: Salemba Empat.

Istiqomah. 2010. Matematika SD. Jakarta: Kawan Pustaka.

Koraag, Jeriko Falentino dan Ilat, Ventje. 2016. Analisis Cost Volume Profit

Untuk Perencanaan Laba Pada Pabrik Tahu “Ibu Siti”. Manado: Jurnal

Berkala Ilmiah Efisiensi 16 (3) Hal. 803-812.

Kumalasari, Henditia Wahyu. 2015. Penerapan Sistem Target Costing Dalam

Upaya Pengurangan Biaya Produksi Untuk Peningkatan Laba Usaha: Studi

Kasus Usaha Dagang Tiga Putra di Kota Mojokerto. Surabaya: Skripsi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel.

Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan

dan Akuntansi Biaya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Lasena, Sitty Rahmi. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT.

Dimembe Nyiur Agripro. Manado: Jurnal EMBA 1 (3) Hal. 585-592.

Malue, Jurgen. 2013. Analisis Penerapan Target Costing Sebagai Sistem

Pengendalian Biaya Produksi Pada PT Celebes Mina Pratama. Manado:

Jurnal EMBA 1 (3) Hal. 949-957.

Page 99: ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PIA APEL ...repository.ub.ac.id/6619/1/Liana Adriyani.pdfRINGKASAN LIANA ADRIYANI. 135040101111152. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Pia Apel dengan

81

Oktaviani, Audisty. 2015. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Dengan Pendekatan

Target Costing Pada Produk Ekspor Singkong Beku (Studi Kasus: CV.

Iswara Sentosa, Asrikaton, Pakis, Kota Malang Jawa Timur. Malang: Skripsi

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Retno, Dyah dan Hastuti, Hermy Dyah. 2002. Penerapan Studi Rekayasa Nilai

Pada Perencanaan Struktur Atap Gedung Serba Guna Universitas

Muhammadiyah Malang. Malang: Jurnal Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Malang Optimum 3 (2) Hal 121-130.

Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya: Pendekatan Tradisional dan Kontemporer.

Jakarta: Salemba Empat.

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen, Informasi untuk Pengambilan Keputusan

Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Sagita, Didin. 2016. Analisis Efisiensi Biaya Dengan Pendekatan Target Costing

(Studi Kasus di UMKM Gudange Tahu Takwa, Jalan Pamenang Dusun

Besuk Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa

Timur). Malang: Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Satriani, Saparida., Marheni dan Miranda. 2015. Analisis Cost Volume Profit

Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada CV. Mentari Dempo

Indah Pangkalpinang: Studi Kasus Pada CV. Mentari Dempo Indah,

Pangkalpinang. Pangkalpinang: Jurnal Ilmiah Akuntansi Bisnis dan

Keuangan 3 (2)

Sirait, Justine T. 2006. Anggaran Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen. Jakarta:

PT Grasindo.

Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.

Supriyono. 2002. Akuntansi Manajemen, Proses Pengendalian Manajemen.

Yogyakarta: STIE YKPN.

Surahman, Diki Nanang. 2007. Agroindustri Sebagai Langkah Nyata Dalam

Peningkatan dan Percepatan Ekonomi Masyarakat. Majalah Inovasi Edisi 05.

ISSN: 1907-1655 hal 20-21.

Suryani, Ani dkk. 2006. Bisnis Kue Kering. Bogor: Niaga Swadaya.

Tulsian, Monica. 2014. Profitability Analisys (A Comparative studi of Sail and

Tata Steel). IOSR Journal of Economics and Finance 3 (2) Ver I Page 19-22.

Widjaja. 2006. Administrasi Kepegawaian. Bandung: Rajawali.

Widjajanta, Bambang dan Widyaningsih, Aristanti. 2007. Mengasah Kemampuan

Ekonomi. Bandung: Citra Praya.

Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Yulianti, Sufrida, dkk. 2006. Khasiat dan Manfaat Apel. Jakarta: Agro Media.