115
ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN KEPEMILIKAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG DALAM PROSES PELAKSANAAN PROGRAM EKSTENSIFIKASI PAJAK (Studi Kasus Pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama) Oleh: Maulida Oktaviani NIM : 106082002632 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN KEPEMILIKAN

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) SEBAGAI FAKTOR

PENDUKUNG DALAM PROSES PELAKSANAAN PROGRAM

EKSTENSIFIKASI PAJAK

(Studi Kasus Pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama)

Oleh:

Maulida Oktaviani NIM : 106082002632

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

The Analysis Effectiveness of Implementing Tax Payer Registration Number Obligatory as Additional Factor in Tax Extensification Program at Kebayoran

Lama Tax Service Office

By Maulida oktaviani

ABSTRACT

The purpose of the research is to analyze how the effectiveness of the tax payer registration number ownership. The variable in this research is the effectiveness of the tax payer registration number ownership (X) as independent variable and the tax extensification program (Y) as dependent variable.

Data collected through questionnare which is given to tax officer and secondary data which can support the research. The respondent of the research is tax officer who work at the kebayoran lama tax service office, sample of the research is sixty respondents and the sampling method is purposive sampling. The research use qualitative descriptive method with importance and performance analysis which is the importances and implementation analysis will produce data in form of cartesius diagram about the factor influence the ownership of tax payer registration number obligatory as the factor in tax extensification program.

The questionnaire result showed that the appropriate level between the implementation and the importance is 93,71%. It means that the implementation of the ownership of tax payer registration number obligatory as additional factor in tax extensification program is effective because it is appropriate with the expecting of the tax service office and the value is 77,28% which has showed efffective. implementation program of the income tax payer extensification in KPP Jakarta Kebayoran Lama, have been able to improve the amount of tax payer equal to74.33%, where in tehe year 2008 only amount to 52.417 tax payer and the year 2009 become 91.380 tax payer. Similar matter followed also with the increasing the tax receiving at equal to 5.68% in the year 2008 to Rp 1.135.556.000.000 while in the year 2009 reaching Rp 1.200.71.850.630. the increasing of tax receiving that happened on kpp Jakarta Kebayoran Lama is an increasing on income of country that can be used for funding development and welfare society.

Keyword: Effectiveness, Tax PayerRegistration Number, Tax Extensification

vi

Page 3: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Analisis Efektivitas Penerapan Kewajiban Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Sebagai Faktor Pendukung Dalam Proses Pelaksanaan Program Ekstensifikasi Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebayoran Lama.

Oleh:

Maulida Oktaviani

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas kewajiban kepemilikan nomor pokok wajib pajak sebagai faktor pendukung dalam proses pelaksanaan program ekstensifikasi pajak. Variabel yang menjadi focus penelitian ini adalah efektivitas kewajiban kepemilikan nomor pokok wajib pajak (X) sebagai variable bebas dan program ekstensifikasi pajak (Y) sebagai variabel terikat.

Penelitian dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh aparat pajak dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Responden penelitian adalah para aparat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebayoran Lama Jakarta, sample diambil sebanyak 60 responden, yang penentuan sample menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan “Importance and Performance Analisys” yaitu analisis tingkat kepentingan dan pelaksanaan, yang akan menghasilkan data dalam bentuk diagram kartesius tentang faktor yang mempengaruhi kewajiban kepemilikan NPWP sebagai salah satu faktor dalam program ekstensifikasi pajak. Hasil kuesioner menunjukkan jawaban dengan tingkat kesesuaian antara pelaksanaan/penerapan dengan kepentingan sebesar 93,71% terhadap program ekstensifikasi pajak. Hal ini berarti penerapan kewajiban kepemilikan NPWP sebagai faktor pendukung dalan program ekstensifikasi pajak telah efektif karena sesuai dengan harapan Kantor Pelayanan Pajak. Penerapan kewajiban kepemilikan NPWP telah berjalan dengan baik yaitu sebesar 77,28% telah menyatakan efektif. Program ekstensifikasi wajib pajak penghasilan pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran lama, telah mampu meningkatkan wajib pajak terdaftar sebesar 74.33%, dimana pada tahun 2008 hanya berjumlah 52.417 wajib pajak dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 91.380 wajib pajak. Hal yang serupa diikuti pula dengan peningkatan jumlah penerimaan pajak pada tahun 2008 pada KPP jakarta kebayoran lama berjumlah sebesar Rp. 1.135.556.000.000 dan pada tahun 2009 realisasi penerimaan pajak berjumlah Rp. 1.200.071.850.630, artinya telah mengalami peningkatan sebesar 5,68%. peningkatan penerimaan pajak yang terjadi pada kantor pelayanan pajak jakarta kebayoran lama merupakan peningkatan pada penerimaan negara yang dapat digunakan untuk pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Kata kunci: efektivitas, nomor pokok wajib pajak, ekstensifikasi pajak

vii

Page 4: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat

Rahmat dan Karunia-Nyalah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat

beserta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang dan ilmu

pengetahuan seperti sekarang ini. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan, dan

doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Kedua orang tuaku, yang senantiasa selalu memberi support baik moril

maupun materil kepada penulis dalam penyelesain skripsi ini. Kalian juga

telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah

membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis selama

ini.. Amin Ya Rabbal’alamin..

2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan

bantuan baik waktu maupun saran kepada penulis selama proses penulisan

skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Afif Sulfa,SE,Ak,MSi selaku pembimbing II yang telah memberikan

bantuan baik waktu, saran, maupun ilmu yang bermanfaat kepada penulis

selama proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

viii

Page 5: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

5. Bapak Afif Sulfa,SE,Ak,Msi dan Ibu Yessi Fitri,SE,Ak,MSi selaku Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak Dr. Amilin SE,Ak,Msi dan juga Ibu Reskino,SE,Ak,Msi yang telah

memberikan saran kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

7. Ibu Rini,SE,Ak,MSi yang telah memberi saran kepada penulis dalam

penulisan skripsi ini.

8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

9. Mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2006,

(IntanR,Indah,Fika,Hanan,Malia,Uum,Fitri,IntanD,Megawati,Nia,Galih,Me

ga,Fenti,Herty,Izumi,Isti,Yudo,Bejo,Fery,Reza,Menes,Mupti,Adjat,Ijul,Irfa

n,Dayat,Heri,Jamal,Fajar, Tofan, Ibnu, Asmi, Fuad, Dyah ayuningtyas,

Murniasari, Adisty, Novi, Dita Justiana dll) terima kasih atas kerjasamanya

selama ini.

10. Untuk Izumi Nadya Marrisca Putri,Herty Safitri,Istihayu Putri

Buansari,Mupti Rahmatika,Iqbal..makasi untuk doa dan semangat yang

telah diberikan kepada penulis..

11. Untuk kelompok belajar kompre Senja Nuansari, Fery Istanto, Fenti

Wijayanti, Mupti Rahmatika, Tofan Haribowo, Izumi Nadya Marrisca Putri,

Herty Safitri Yunintasari, Dini Karta Ulfani, Astrid, Ibnu Alfarobi makasi

bwt support and doanya ya..

12. Teman-Teman kelas Pajak A angkatan 2006,Manajemen, HI, IESP,

Kelompok KKS Pandeglang, Pengurus BEM FEB angkatan 2008-2009

Terimakasih atas kerjasamanya selama ini.

13. Untuk Rendy Mohammad Sidik, terimakasih atas support dan doanya yang

telah diberikan kepada penulis.

14. untuk Rini,Lalita,Norma,Mona,Ikhsan trimakasih yaA canda tawa,

semangat dan doanya selama ini.

ix

Page 6: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

x

15. Semua teman-teman penulis yang belum disebut di atas tanpa mengurangi

rasa hormat, terima kasih atas segala bantuan selama proses penulisan

skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan untuk tercapainya penulisan skripsi yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Juni 2010

Maulida Oktaviani

Page 7: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................................i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .....................................................................ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi..................................................................................iiii

Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................................iv

Abstract..............................................................................................................................vi

Abstrak...............................................................................................................................vii

Kata Pengantar .................................................................................................................viii

Daftar Isi ............................................................................................................................xi

Daftar Tabel ......................................................................................................................xiv

Daftar Gambar..................................................................................................................xvi

Daftar Lampiran...............................................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... ............ 1

A. Latar Belakang Penelitian ..................................................................................1

B. Perumusan Masalah............................................................................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................9

A. Konsep Dasar Pajak di Indonesia ....................................................................9

1. Pajak............................................................................................................9

2. Fungsi Pajak................................................................................................11

3. Jenis Pajak...................................................................................................11

4. Tata Cara Pemungutan Pajak ......................................................................13

5. Asas Pemungutan Pajak..............................................................................14

6. System Pemungutan Pajak..........................................................................14

7. Kewajiban wajib pajak................................................................................15

8. Hak-hak wajib pajak ...................................................................................16

xi

Page 8: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

B. Nomor Pokok Wajib Pajak ...............................................................................17

1. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak .......................................................17

2. Cara mendapatkan NPWP...........................................................................18

3. Tata Cara Pendaftaran NPWP.....................................................................19

4. Fungsi NPWP..............................................................................................20

5. Format NPWP.............................................................................................21

6. Penghapusan NPWP dan Persyaratannya ...................................................21

7. . Sanksi tidak mendaftarkan diri............................................................... 22

C. Ekstensifikasi pajak ..........................................................................................22

1. Pengertian ...................................................................................................22

2. Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL) dalam Rangka Ekstensifikasi...23

3. Upaya Ekstensifikasi Wajib Pajak untuk meningkatkan penerimaan

pajak ...........................................................................................................24

D. Efektivitas .........................................................................................................27

1. Pengertian Efektivitas .................................................................................27

2. Pengukuran Efektivitas ...............................................................................28

E. Kerangka pemikiran..........................................................................................30

F. Penelitian Terdahulu .........................................................................................31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................33

A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................33

B. Metode Penentuan Sampel................................................................................33

C. Metode Pengumpulan Data...............................................................................33

D. Metode Analisis ................................................................................................34

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.....................................................35

2. Analisis Hasil Data Penelitian ....................................................................37

E. Operasional Variabel Penelitian .......................................................................40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN....................................................................48

xii

Page 9: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

xiii

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................................48

1. Sejarah Singkat KPP Kebayoran Lama Jakarta ............................................48

2. Visi, Misi, Dan Nilai KPP Pratama ..............................................................48

3. Struktur Organisasi................................................................................... 50

4. Fungsi Dan Tugas.................................................................................... 51

5. Cakupan Wilayah Kerja............................................................................ 52

6. Karakteristik Wajib Pajak......................................................................... 53

7. Pelayanan................................................................................................. 53

8. Penegakkan Hukum................................................................................. 54

9. Kesiapan Sumber Daya Manusia................................................................ 54

10. Ekstensifikasi Wajib Pajak .........................................................................55

B. Statistik Deskriptif Responden..................................................................... 57

C. Hasil Dan Pembahasan................................................................................. 59

1. Pelaksanaan Ekstensifikasi WP di KPP Jakarta Kebayoran Lama...............59

2. Uji Validitas............................................................................................. 66

3. Uji Reliabilitas.......................................................................................... 69

4. Analisis Importance And Performance Scale........................................... 70

5. Diagram Kartesius................................................................................... 84

6. Penilaian Efektivitas Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP............. 95

BAB V PENUTUP...................................................................................................... 97

A. Kesimpulan....................................................................................................... 97

B. Implikasi....................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 99

LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 pnelitian terdahulu............................................................................................ 31

Tabel 3.1 Kategori Penilaian Tinggi Rendahnya Reliabilitas Instrumen......................... 37

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian....................................................................... 41

Tabel 3.3 Pengukuran Terhadap Tingkat Kepentingan Kewajiban Kepemilikan NPWP............................................................................................................... 47

Tabel 3.4 Pengukuran Terhadap Tingkat Pelaksanaan Program Ekstensifikasi

Pajak................................................................................................................. 47 Tabel 4.1 Komposisi Sumber Daya Manusia KPP Pratama Kebayoran Lama................ 55

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Identitas Responden.......................................................... 58

Tabel 4.3 Jumlah Wajib Pajak Dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada KPP Jakarta Kebayoran Lama Periode Tahun 2005-2009....................................... 59

Tabel 4.4 Daftar Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Terdaftar...................................... 60

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan Kewajiban Kepemilikan NPWP............................................................................................................... 66

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Kepentingan Program Ekstensifikasi

Pajak................................................................................................................. 67 Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tingkat Pelaksanaan Keajiban

Kepemilikan NPWP......................................................................................... 69 Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tingkat Kepentingan Program

Ekstensifikasi Pajak ......................................................................................... 69 Tabel 4.9 Penilaian Tingkat Kepentingan Program Ekstensifikasi Pajak Pada

KPP Pratama Kebayoran Lama........................................................................ 71 Tabel 4.10 Penilaian Tingkat Pelaksanaan /Penerapan Kewajiban Kepemilikan

NPWP Pada KPP Pratama Kebayoran Lama................................................... 75 Tabel 4.11 Penilaian Tingkat Kesesuaian Terhadap Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP............................ 79

xiv

Page 11: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.12 Perhitungan Rata-Rata Penilaian Tingkat Pelaksanaan/Penerapan

Kewajiban Kepemilikan NPWP Dan Penilaian Tingkat Kepentingan Program Ekstensifikasi Pajak Pada Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP............................ 85

xv

Page 12: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran......................................................................................... 30

Gambar 3.1 Diagrams The Performance-Rating Analysis ................................................. 39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Kebayoran Lama ....................................... 50

Gambar 4.2 Diagram Kartesius............................................................................................ 90

Gambar 4.3 Hasil Tingkat Efektivitas Pelaksanaan /Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP......................................................................................... 96

xvi

Page 13: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Riset Penelitian

Lampiran II Daftar Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

Lampiran III Daftar Jumlah Penerimaan Negara

Lampiran IV Kuesioner Penelitian

Lampiran V Skor Jawaban kuesioner

Lampiran VI Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pelaksanaan

Lampiran VII Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan

LampiranVIII Nilai-Nilai r Product Moment

Page 14: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Percepatan laju pembangunan dan struktur pembiayaan pembangunan

nasional sebagian besar berasal dari luar negeri. Tetapi sebagaimana kita

ketahui bahwa alternatif pinjaman luar negeri sudah tidak efektif lagi di mata

masyarakat karena sangat membebani pengeluaran Negara pada masa–masa

berikutnya. Oleh karena itu, peranan penerimaan dalam negeri akan terus

ditingkatkan seoptimal mungkin melalui perluasan sumber penerimaan

Negara terutama penerimaan dari nonmigas.

Indonesia memiliki dua sumber penerimaan yang digunakan untuk upaya

pemenuhan kebutuhan dana pembangunan, yaitu penerimaan yang berasal

dari pajak dan penerimaan yang berasal dari bukan pajak. Penerimaan yang

berasal dari pajak merupakan sumber penerimaan yang digunakan untuk

membiayai pengeluaran rutin dan membiayai pembangunan yang berguna

bagi kepentingan bersama dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan

masyarakat menuju kesejahteraan. Penerimaan bukan pajak terdiri dari

sumber dana luar negeri, berupa bantuan dan pinjaman luar negeri, dan

sumber dana dalam negeri berupa hasil ekspor, kekayaan alam, laba BUMN,

investasi dan sumber lain.

1

Page 15: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Jika dilihat dari sisi ekonomi, penerimaan dari sektor pajak merupakan

penerimaan Negara yang potensial, karena melalui pajak pemerintah dapat

membiayai sarana dan prasarana publik di seluruh sektor kehidupan, seperti

sarana transportasi, air, listrik, pendidikan, kesehatan, keamanan, komunikasi,

sosial dan berbagai fasilitas lainnya yang ditujukan memenuhi kebutuhan

pembangunan. Peningkatan penerimaan pajak memegang peranan strategis

karena akan meningkatkan kemandirian pembiayaan pemerintah. Berbagai

kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan Negara dari sektor

pajak terus digulirkan.

Salah satu langkah yang dilakukan dalam meningkatkan penerimaan

pajak, yakni melalui program ekstensifikasi pajak yang diupayakan seoptimal

mungkin dengan mengintegrasikan dan meningkatkan kegiatan penyuluhan,

pelayanan serta penegakan hukum. Ekstensifikasi pajak merupakan upaya

untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan cara meningkatkan jumlah

wajib pajak terdaftar.

Ekstensifikasi seharusnya sama sekali tidak membebani wajib pajak

dengan jumlah pajak yang lebih besar dari yang seharusnya terutang

berdasarkan peraturan, melainkan upaya untuk menumbuhkan kesadaran

berpajak bagi mereka yang telah menerima penghasilan diatas Penghasilan

Tidak Kena Pajak (PTKP) dengan mendaftarkan diri dan memperoleh NPWP

serta membayar dan melaporkan secara jujur berapa besar pajak terutangnya.

Hal ini diterangkan dalam memori penjelasan Pasal 2 UU Nomor 36 Tahun

2

Page 16: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

2008 yang merupakan perubahan keempat UU Nomor 7 tahun 1993 tentang

pajak penghasilan (Indonesian tax review, Vol.1/Edisi 19/2009).

Sejatinya ada semacam prestige atau kebanggaan tersendiri yang hanya

dirasakan oleh pemilik NPWP. Prestige ini wajar terasa sebab mendaftarkan

diri untuk wajib pajak sesungguhnya adalah bentuk dari tanggung jawab

seseorang warga Negara yang baik untuk bersama memikul beban

pembangunan bangsa ini. Ketentuan perpajakan pun memberikan petunjuk

mengenai kriteria yang menyebabkan orang pribadi atau badan wajib untuk

mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Ketentuan dasar mengenai hal ini

terdapat dalam undang-undang yang mengatur ketentuan formal perpajakan,

tepatnya Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 yang

merupakan perubahan ketiga dari UU Nomor 6 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Pasal 2 ayat (1) tersebut menyatakan

bahwa yang wajib untuk mendaftarkan diri guna mendapatkan NPWP

meliputi orang pribadi dan badan yang telah memenuhi kewajiban subjektif

dan objektif (Indonesian tax review, Vol.1/Edisi 19/2009).

Meskipun DJP telah mewajibkan pembuatan NPWP, namun masyarakat

seringkali enggan untuk melaksanakannya. Timbulnya keengganan orang

untuk ber-NPWP seringkali dikaitkan dengan ketidakpuasan terhadap tingkat

kontraprestasi tidak langsung dari pemerintah. Artinya, sebagian besar

masyarakat masih menilai bahwa kewajiban (setor dan lapor) setelah ber-

NPWP masih tidak sebanding dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah. Buat apa punya NPWP kalau pendidikan masih mahal, jalan

3

Page 17: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

masih banyak yang rusak, dan komentar senada lainnya, yang sering menjadi

alasan universal.

Belakangan ini pemerintah khususnya Ditjen Pajak, semakin serius

menggarap keengganan para masyarakat untuk ber-NPWP. Banyak cara yang

sudah dicoba, misalnya sunset policy, ekstensifikasi NPWP via company,

bahkan memberikan perlakuan pajak yang berbeda antara mereka yang sudah

ber-NPWP dengan yang belum. Teknik yang disebut terakhir ini, meski biasa

dipandang sebagai bentuk punishment bagi mereka yang belum ber-NPWP,

dapat pula dilihat sebagai keuntungan legal-disebut demikian karena diatur

dalam ketentuan pajak-yang bias dirasakan oleh para pemilik NPWP. Di luar

itu, kepemilikan NPWP juga mulai dikaitkan dengan berbagai bentuk

“kontraprestasi langsung di luar aturan pajak” yang dapat dinikmati oleh para

pemiliknya (Indonesian tax review,2008).

Langkah ekstensifikasi diarahkan pada upaya-upaya menjangkau potensi

pajak yang belum terjangkau saat ini. Upaya ekstensifikasi ini diarahkan tepat

pada sasaran, yaitu mereka yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-

undangan perpajakan melakukan kewajiban pajak, tetapi belum atau tidak

mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.

Salah satu cara yang telah dilakukan pemerintah untuk mencapai sasaran

peningkatan penerimaan dari sektor pajak adalah dengan mengeluarkan UU

No.7 tahun 1983, UU No.9 tahun 1991, UU No.10 tahun 1994, UU No.17

tahun 2000, yang telah diperbaharui dengan UU No.36 tahun 2008. Perubahan

undang-undang perpajakan (tax reform) ini diharapkan dapat meningkatkan

4

Page 18: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya serta

bertanggung jawab atas segala wewenang yang diberikan. Kepercayaan yang

telah diberikan Negara kepada Wajib Pajak adalah menghitung, melaporkan

dan membayar sendiri besarnya pajak yang harus dibayar tanpa disalah

gunakan (self assessment). Wajib Pajak yang dimaksud adalah orang pribadi

sebagai subjek pajak yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun

di luar Indonesia dan Wajib Pajak Badan (Perseroan Terbatas/PT),

Persekutuan Komanditer, BUMN, BUMD, perseroan lainnya). Kebijakan

pemerintah ini diatur melalui perubahan system pemungutan official

assessment system menjadi self assessment system sejak tahun 1983

(Lumbantoruan,2005:381) dalam (Eskal:2007).

Selain itu, menurut Imam (2003:5), diperlukan keseimbangan antara usaha

ekstensifikasi pajak dengan siatem administrasi yang efisien dan struktur

perpajakan yang adil dan mudah sehingga sumber pajak yang baru mudah

untuk di administrasikan. Kemudian ini dengan sendirinya akan mendorong

tingkat partisipasi warga Negara yang lebih tinggi lagi dalam membayar

pajak.

Hal tersebut juga dikemukakan oleh Gunadi (1997:1) bahwa terdapat 6

(enam) kondisi pendukung terhadap kesuksesan pemungutan pajak di suatu

Negara, yaitu:

1. Aktivitas ekonomi dilaksanakan dalam transaksi keuangan.

2. Tingkat literasi (buta huruf) masyarakat rendah.

5

Page 19: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

3. Adanya praktek pembukuan (administrasi) yang sehat dan dapat dipercaya

(reliable).

4. Tingkat kepatuhan dan disiplin nasional yang tinggi.

5. Tersedia jaringan dan akses terhadap informasi serta komunikasi yang

efektif.

6. Rendahnya tingkat sektor ekonomi informal (black market economy

underground)

Pada tahun 2001, Direktorat Jendral Pajak memfokuskan kegiatan pada

usaha ekstensifikasi yang bertajuk pada program “Know Your Tax Payer”

(Kenalilah pembayar pajak anda). Program ini ditujukan kepada aparat pajak

untuk lebih mengenal secara persis, detail, dan menyeluruh atas kegiatan dan

aktivitas Wajib Pajak. Disinilah perlunya KPP mempunyai intelejen yang

terampil agar pemeriksaan tidak salah sasaran, perlu dihindari Wajib Pajak

yang patuh diperiksa berkali-kali sedangkan mereka yang tingkat

kepatuhannya rendah justru tidak diperiksa sama sekali (http:// klik

pajak.com,2006:10/12/2009, 19:20).

Kepemilikan NPWP merupakan salah satu faktor pendukung dalam

program ekstensifikasi pajak dan tentunya memiliki peranan penting dalam

melaksanakan sistem administrasi perpajakan tetapi efektivitas kepemilikan

nomor pokok wajib pajak sebagai salah satu faktor pendukung dalam program

ekstensifikasi pajak belum diketahui secara pasti.

6

Page 20: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Untuk itu penulis mencoba meneliti dalam bentuk skripsi yang berjudul

“Analisis Efektivitas Penerapan Kewajiban Kepemilikan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) Sebagai Faktor Pendukung Dalam Proses

Pelaksanaan Program Ekstensifikasi Pajak.” dengan mengambil lokasi

penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, sebagai perumusan masalah adalah

seberapa besar tingkat efektivitas penerapan kewajiban kepemilikan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai faktor pendukung dalam proses

pelaksanaan program ekstensifikasi pajak?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui besarnya efektivitas penerapan kewajiban

kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai faktor

pendukung dalan program ekstensifikasi pajak.

2. Manfaat penelitian

a. Bagi penulis, penelitian ini merupakan media yang baik untuk berlatih,

menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam melakukan

penelitian sekaligus mendalami berbagai teori yang berkaitan dengan

ekstensifikasi pajak.

7

Page 21: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

b. Bagi masyarakat, khususnya wajib pajak penelitian ini memberikan

gambaran tentang efektivitas kewajiban kepemilikan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) dalam proses pelaksanaan program

ekstensifikasi pajak. Sehingga masyarakat tidak ragu dalam

menjalankan aktivitas perpajakan.

c. Bagi Kantor Pelayanan Pajak.

Memberikan masukan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam

melaksanakan program ekstensifikasi pajak agar dapat meningkatkan

jumlah wajib pajak terdaftar dan menambah jumlah penerimaan pajak

negara.

8

Page 22: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pajak di Indonesia

1. Pajak.

Untuk dapat membiayai pengeluaran Negara, pemerintah

melakukan pemungutan pajak dari rumah tangga dan perusahaan.

Pengertian atau definisi pajak sangat beragam. Walaupun banyak pendapat

mengenai pengertian tersebut, tetapi pada dasarnya mempunyai kesamaan

substansi.

Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

adalah :

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang , dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Menurut R. Santoso Brotodiharjo (1997) mendefinisikan pajak

sebagai berikut ;

“ Pajak adalah iuran wajib kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

Definisi pajak menurut Rahmat Soemitro adalah sebagai berikut:

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbale balik

9

Page 23: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum” (Siti Resmi,2005:1).

Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi :

“Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus” nya digunakan untuk public investment “ (Siti Resmi, 2005:1).

Dari definisi diatas, pajak mempunyai ciri sebagai berikut :

a. Pembayaran iuran dari rakyat kepada Negara, yang berhak memungut

pajak adalah pemerintah dari wajib pajak berupa uang.

b. Dalam pemungutan pajak harus berdasarkan kekuatan peraturan atau

undand-undang.

c. Dapat dipaksa, hanya dapat dilakukan oleh pihak yang berwenang,

yaitu pemerintah.

d. Pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

e. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengaluaran Negara

yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pajak adalah suatu

kewajiban dari rakyat untuk menyerahkan sebagian dari harta

kekayaannya ke kas Negara, sesuai dengan keadaan dan kedudukan

tertentu menurut peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, yang dapat

dipaksakan, tanpa adanya jasa timbal balik dari pemerintah

(kontraprestasi) dan digunakan untuk kesejahteraan umum.

10

Page 24: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

2. Fungsi Pajak.

Pajak dipandang sebagai bagian yang mempunyai peranan penting

dalam penerimaan negara. Pajak sebagai sumber penerimaan negara yang

digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan. Dengan

demikian pajak memiliki dua fungsi, yaitu :

a. Fungsi budgetair (sumber keuangan Negara), artinya pajak merupakan

sumber penerimaan bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran

baik rutin maupun pembangunan. Untuk itu pemerintah akan berupaya

memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas Negara uang dilakukan

dengan kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak.

b. Fungsi Regulered (mengatur),artinya pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang

sosial dan ekonomi, dan mencapai tujuan tertentu di luar bidang

keuangan.

Contoh: Tarif pajak yang bersifat progresif atas penghasilan

dimaksudkan agar pihak yang memperoleh penghasilan

tinggi memberikan kontribusi (membayar pajak) yang tinggi

pula, sehingga terjadi pemerataan pendapatan (Siti Resmi,

2005:2).

3. Jenis Pajak.

Jenis pajak menurut Siti Resmi (2005:6), dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu pengelompokkan menurut golongan, sifat, dan menurut

lembaganya.

11

Page 25: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

a. Menurut golongannya, terdiri dari:

a) Pajak langsung, pajak yang dipikul atau ditanggung sendiri oleh

wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada

orang lain atau pihak lain. Jadi, pajak harus menjadi beban Wajib

Pajak yang bersangkutan.

Contohnya : pajak penghasilan.

b) Pajak tidak langsung, pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan

atau dilimpahkan kepada orang atau pihak ketiga. Pajak tidak

langsung dapat terjadi jika ada suatu kejadian, peristiwa, perbuatan

yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan

barang atau jasa.

Contohnya : Pajak Pertanbahan Nilai (PPn), terjadi karena terdapat

pertambahan nilai terhadap barang atau jasa yang

dibayarkan oleh produsen atau pihak yang menjual

barang tetapi dapat dibebankan kepada konsumen

baik secara eksplisit maupun secara implicit

(dimasukkan dalan harga jual barang/jasa).

b. Menurut sifatnya, dikelompokkan menjadi :

a) Pajak subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan

keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang

memperhatikan keadaan subjeknya, contoh: PPh.

b) Pajak objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan

pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau

12

Page 26: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar

pajaktanpa harus memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak

(subjek), contoh: PBB.

c. Menurut lembaga pemungutannya, dikelompokkan menjadi:

a) Pajak Negara (pusat), pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada

umumnya.

b) Pajak Daerah, pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik

tingkat I maupun ingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah

tangga daerah masing-masing.

Yang termasuk pajak daerah tingkat I, yaitu:

Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

Bea Balik Nama Tanah, Pajak izin penangkapan ikan diwilayah.

Yang termasuk pajak daerah tingkat II, yaitu:

Pajak pembangunan, pajak penerangan jalan, pajak atas

reklame,dan lain-lain.

4. Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata cara pemungutan pajak menurut Siti Resmi (2005:8), dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Stelsel nyata (riil stelsel) : pengenaan pajak penghasilan didasarkan

pada objek yang sesungguhnya terjadi (untuk pajak penghasilan maka

objeknya adalah penghasilan)

13

Page 27: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

b. Stelsel anggapan (fiktif) : pengenaan pajak didasarkan pada suatu

anggaran yang diatur oleh undang-undang.

c. Stelsel Campuran : pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara

stelsel nyata dan stelsel anggapan, dimana besarnya pajak dihitung

berdasarkan suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang, untuk

menentukan besarnya pajak pada akhir tahun yang disesuaikan dengan

keadaan sebenarnya.

5. Asas Pemungutan Pajak.

Asas pemungutan pajak menurut Siti Resmi (2005:10), dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Asas Domisili (asas tempat tinggal): Negara berhak mengenakan pajak

atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal

diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam negeri

maupun yang berasal dari luar negeri.

b. Asas Sumber : Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan

yang bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal

wajib pajak.

c. Asas Kebangsaan: pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan

suatu Negara.

6. Sistem Pemungutan Pajak.

Menurut Mardiasmo (2008:7) dikenal 3 (tiga) sistem pemungutan pajak,

diantaranya :

14

Page 28: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

a. Official Assesment system, yaitu suatu system pemungutan pajak yang

memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri

jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan

undang-undang perpajakan yang berlaku.

b. Self Assesment System, yaitu suatu system pemungutan pajak yang

memberi wewenang wajib pajak untuk menentukan sendiri jumlah

pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-

undang perpajakan yang berlaku.

c. With Holding System, yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk

menentukan besarnya pajak yag terutang oleh wajib pajak sesuai

dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku.

7. Kewajiban Wajib Pajak

Menurut Mardiasmo (2008:44), kewajiban wajib pajak terdiri dari:

a. Mendaftarkan diri utnuk mendapatkan NPWP

b. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.

c. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.

d. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri) dan memasukkan ke

kantor pelayanan pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan.

e. Menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan.

f. Jika diperiksa wajib :

a) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang

15

Page 29: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,

pekerja bebas wajib pajak atau objak yang terutang pajak.

b) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan

yang dipandang perlu dan member bantuan guna kelancaran

pemeriksaan.

g. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan atau

dokumen serta keterangan yang diminta, wajib pajak terikat oleh suatu

kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk

keperluan pemeriksaan.

8. Hak - Hak Wajib Pajak

Menurut Mardiasmo (2008:45), wajib pajak mempunyai hak-hak sebagai

berikut:

a Mengajukan surat keberatan dan surat banding.

b Menerima tanda bukti pemasukan SPT

c Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan

d Mengajukan permohonan prnundaan penyampaian SPT

e Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran

pajak.

f Mengajukan permohonan perhitugan pajak yang dikenakan dalam

surat ketetapan pajak.

g Meminta pengembaliankelebihan pembayaran pajak

h Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta

pembetulan surat ketetapan pajak yang salah.

16

Page 30: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

i Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban

pajaknya.

j Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak

k Mengajukan keberatan dan banding.

B. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

1. Pengertian NPWP

Pengaturan mengenai jangka waktu pendaftaran dan pelaporan

kegiatan usaha, tata cara pendaftaran dan penghapusan NPWP, serta

pengukuhan dan pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak diatur

dalam keputusan Direktur Jendral Pajak No. Kep 161/PJ/2001 tanggal 21

Februari 2001.

Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak Menurut Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2007, yaitu :

“Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.”

Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) menurut (Waluyo,

2007:26) adalah:

“Nomor yang diberikan oleh Direktur Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak sebagai sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.”

17

Page 31: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

2. Cara Mendapatkan NPWP

Setiap wajib pajak dapat memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

dengan cara:

a. Berdasarkan sistem self assessment setiap WP wajib mendaftarkan diri

ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui Kantor Penyuluhan dan

Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) yang wilayah kerjanya meliputi

tempat tinggal atau tempat kedudukan WP, untuk diberikan NPWP.

b. Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula terhadap wanita kawin yang

dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup terpisah berdasarkan

keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan

perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.

c. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai

tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib

mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat

tinggalnya, juga diwajibkan mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah

kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.

d. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas, bila sampai dengan suatu bulan memperoleh

penghasilan yang jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak Kena

Pajak (PTKP) setahun, wajib mendaftarkan diri paling lambat pada

akhir bulan berikutnya.

e. WP Orang Pribadi lainnya yang memerlukan NPWP dapat

mengajukan permohonan untuk memperoleh NPWP.

18

Page 32: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

3. Tata Cara Pendaftaran NPWP

Untuk mendapatkan NPWP Wajib Pajak (WP) mengisi formulir

pendaftaran dan menyampaikan secara langsung atau melalui pos ke

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan

Potensi Perpajakan (KP4) setempat dengan melampirkan:

a. Untuk WP Orang Pribadi Non-Usahawan: Fotokopi Kartu Tanda

Penduduk bagi penduduk Indonesia atau foto kopi paspor ditambah

surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal

Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing.

b. Untuk WP Orang Pribadi Usahawan :

a) Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor

ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang

berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing;

b) Surat Keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari

instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.

c. Untuk WP Badan :

a) Fotokopi akte pendirian dan perubahan terakhir atau surat

keterangan penunjukkan dari kantor pusat bagi BUT;

b) Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor

ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang

berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari

salah seorang pengurus aktif;

19

Page 33: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

c) Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang

berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.

d. Untuk Bendaharawan sebagai Pemungut/ Pemotong:

a) Fotokopi KTP bendaharawan;

b) Fotokopi surat penunjukkan sebagai bendaharawan.

e. Untuk Joint Operation sebagai wajib pajak Pemotong/pemungut:

a) Fotokopi perjanjian kerja sama sebagai joint operation;

b) Fotokopi NPWP masing-masing anggota joint operation;

c) Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor

ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang

berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari

salah seorang pengurus joint operation.

f. Wajib Pajak dengan status cabang, orang pribadi pengusaha tertentu

atau wanita kawin tidak pisah harta harus melampirkan foto kopi surat

keterangan terdaftar.

g. Apabila permohonan ditandatangani orang lain harus dilengkapi

dengan surat kuasa khusus (http:// klik pajak.com,2006:10/12/2009,

19:20).

4. Fungsi NPWP

Menurut Mardiasmo (2008:22), fungsi nomor pokok wajib pajak yaitu:

a. Sarana dalam administrasi perpajakan.

b. Tanda pengenal diri atau Identitas WP dalam melaksanakan hak dan

kewajiban perpajakannya.

20

Page 34: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

c. Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.

d. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan

administrasi perpajakan.

5. Format NPWP

NPWP terdiri dari 15 digit yaitu 9 (Sembilan) digit pertama

merupakan kode wajib pajak dan 6 (enam) digit berikutnya merupakan

kode administrasi pajak (Mardiasmo 2008:26).

Contoh : 01.014.070.1- 982.001

6. Penghapusan NPWP dan Persyaratannya.

Penghapusan Nomor Pokok Waib Pajak dilakukan oleh Direktur

Jenderal pajak apabila :

a. Diajukan permohonan penghapusan nomor pokok wajib pajak oleh

wajib pajak dan/atau ahli warisnya apabila wajib pajak sudah tidak

memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objek sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

b. Wajib pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan

usaha.

c. Wanita yang sebelumnya telah memiliki nomor pokok wajib pajak dan

menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan

dalam hal suami dari wanita tersebut terdaftar sebagai wajib pajak.

d. Wajib pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di

Indonesia, atau

21

Page 35: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

e. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan

Nomor Pokok Wajib Pajak dari wajib pajak yang sudah tidak

memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Direktur jenderal pajak setelah melakukan pemeriksaan harus

memberikan keputusan atas permohonan penghapusan nomor pokok

wajib pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan utnuk wajib pajak

orang pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk wajib pajak badan, sejak

tanggal permohonan diterima secara lengkap. Apabila jangka waktu

sebagaimana dimaksud telah lewat dan direktur jenderal pajak tidak

memberi suatu keputusan, permohonan penghapusan nomor pokok

wajib pajak dianggap dikabulkan (Mardiasmo 2008:26).

7. Sanksi Tidak Mendaftarkan Diri

Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau

menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak, sehingga dapat merugikan pada pendapatan negara dipidana

dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi

4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar

(waluyo,2007).

C. Ekstensifikasi Pajak.

1. Pengertian

Menurut surat edaran Ditjen Pajak No.SE-06/PJ.7/2004 tanggal 6

Agustus 2004 yang dimaksud dengan ekstensifikasi pajak adalah :

22

Page 36: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

“Ekstensifikasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah wajib pajak dan atau pengusaha kena pajak(PKP) terdaftar serta untuk menghitung besarnya angsuran pajak penghasilan (PPh) dalam tahun berjalan dan penyetoran pajak dalam suatu masa pajak”.

Dengan kata lain ekstensifikasi pajak merupakan usaha untuk

meningkatkan penerimaan pajak dengan cara meningkatkan jumlah wajib

pajak terdaftar. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.KMK-

94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 pasal 273-pasal 276

menyebutkan bahwa Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) melalui

Subseksi Penggalian potensi Pajak dan ekstensifikasi Wajib Pajak

(P3EWP) pada kantor pelayanaan pajak mempunyai tugas untuk

melakukan urusan pengolahan data dan penyajian informasi, penggalian

potensi perpajakan serta mencari data untuk ekstensifikasi wajib pajak.

2. Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL) dalam Rangka Ekstensifikasi

Wajib Pajak

Sehubungan dengan semakin meningkatnya kegiatan ekstensifikasi

wajib pajak baru dalam rangka pemerataan kewajiban perpajakan,

berdasarkan surat edaran Ditjen pajak No.SE-06/PJ.7/2004 tanggal 6

Agustus 2004 maka perlu dilakukan melalui pemeriksaan Sederhana

Lapangan (PSL). PSL ekstensifikasi termasuk dalam jenis pemeriksaan

rutin. PSL ekstensifikasi dilaksanakan terhadap calon wajib pajak yang

apabila lebih dari 14 hari sejak tanggal pengiriman SPT untuk

mendaftarkan diri:

23

Page 37: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

a. Menanggapi dengan menyatakan tidak wajib mempunyai NPWP dan

atau belum perlu dikukuhkan sebagai PKP.

b. Tidak menanggapi karena surat pemberitahuan kembali pos

c. Menanggapi dengan menyatakan sudah memiliki NPWP dan atau

NPPKP tetapi berdasarkan Master File Ditjen Pajak ternyata tidak

terdaftaratau nama dan alamatnya berbeda.

PSL dalam rangka ekstensifikasi ini dapat dilakukan oleh petugas KPP

dan petugas lain yang ditunjuk oleh Kepala Kantor wilayah Ditjen pajak.

Jangka waktu pelaksanaan PSL adalah 2 minggu sejak Surat Perintah

Pemeriksaan Pajak (SP3) diterbitkan dan tidak dapat diperpanjang. Hasil

pelaksanaan PSL ekstensifikasi harus dituangkan dalam Laporan

Pemeriksaan Pajak (LPP). Setiap LPP harus memuat kesimpulan dan

usulan tindak lanjut pemeriksaan antara lain berupa pemberian NPWP dan

atau pengukuhan PKP secara jabatan beserta perkiraan penghitungan

besarnya angsuran PPh ps.25 dalam tahun berjalan dan setoran

pemotongan/pemungutan PPh dan PPN serta pajak lainnya atau usul untuk

dilakukan pemeriksaan khusus berdasarkan data yang ditemukan.

3. Upaya Ekstensifikasi Wajib Pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak.

Untuk dapat memenuhi target penerimaan Negara dari sektor pajak,

pemerintah akan mengupayakan peningkatan pajak terutama melalui

langkah ekstensifikasi perpajakan.

Upaya ekstensifikasi antara lain dapat dilakukan melalui :

24

Page 38: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

a. Canvassing terhadap pengusaha yang melakukan kegiatan di sntra-

sentra ekonomi seperti mall, shopping center, plaza, took dan usaha

dagang penjual bahan-bahan bangunan dan lain-lain.

b. Ekstensifikasi melalui kerjasama dengan RT/RW/Kelurahan di daerah

pemukiman mewah atau masyarakat mampu supaya setiap kartu

kelurga diberi NPWP sehinggadisetiap RT dapat diketahui dengan

cepat jumlah penduduk yang terdaftar sebagai wajib pajak.

c. Ekstensifikasi melalui kerjasama dengan pihak instansi keimigrasian

supaya mewajibkan pemilik paspor untuk mempunyai NPWP dan

demikian pula dengan instansi pemberi izin lainnya khususnya yang

berkenaan dengan pemberian izin atas sesuatu yang dapat dijadikaan

petunjuk tingkat kemampuan membayar pajak.

d. Ekstensifikasi dengan mewajibkan pemegang kartu kredit mempunyai

NPWP, namun dilaksanakan dengan menghindarkan pemberian

NPWP kepada pemegang kartu yang kewajiban pajaknya menjadi

tanggungan anggota keluarga lainnya yang telah ber-NPWP.

e. Ekstensifikasi terhadap pembeli mobil dengan harga lebih dari Rp. 200

juta dan rumah dengan NJOP Rp. 1 M atau lebih untuk mempunyai

NPWP.

f. Kewajiban bagi orang pribadi yang memperoleh penghasilan diatas

PTKP untuk menjadi wajib pajak, kecuali yang memperoleh

penghasilan setingkat UMR.

25

Page 39: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Upaya-upaya tersebut diatas tentu saja akan berhasil apabila didukung

oleh tindakan penegakan hukum yang tegas dan tidak pandang bulu. Hal

ini tidaklah mudah apabila tidak dilakukan oleh petugas pajak yang bersih

dan professional. Dalam upaya penegakkan hukum untuk mendukung

kebijakan ekstensifikasi pajak telah dirumuskan kebijakan baik yang

bersifat incentive maupun punitive. Insentive yang ditawarkan mencakup

pemberian reward bagi penunggak pajak yang kooperatif berupa:

penghapusan sanksi administratif, pembetulan Surat Ketetapan Pajak

(SKP), STP (Surat Tagihan Pajak), penjadwalan kembali pembayaran

utang pajak, dan lain-lain.

Dipihak lain cara yang lebih keras (punitive) terhadap wajib pajak

yang membandel juga telah dipersiapkan, yaitu : penagihan utang pajak

seketika, pengumunan ke media massa, pencegahan wajib pajak ke luar

negeri, lelang harta wajib pajak, sampai dengan ancaman bagi penggelap

pajak 6 tahun penjara di tambah denda sebesar 400% bagi yang

melakukan dengan sengaja.

Untuk menunjang upaya penegakan hukum yang sedang dilakukan,

maka telah di tuangkan ke dalam UU No.14 tahun 2002 tentang

pengadilan pajak. Efektivitas penegakan hukum dalam rangka

ekstensifikasi pajak juga akan sangat bergantung kepada kesadaran

masyarakat, khususnya wajib pajak. Untuk itu perlu dilakukan upaya yang

terus menerus untuk mensosialisasikan baik ketentuan-ketentuan pajak

yang selama ini dirasakan sangat rumit oleh masyarakat maupun

26

Page 40: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

pelaksana pemungutan dan atau penyetoran pajak yang praktis, mudah dan

tidak berbelit-belit.

D. EFEKTIVITAS.

1. Pengertian Efektivitas.

Untuk mendefinisikan suatu efektivitas sangat berhubungan

dengan tujuan ataupun sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi.

Menurut Martani Husein (1987:54) dalam Eskal (2007:53) efektifitas

organisasi adalah:

“ Tingkat keberhasilan organisasi dalan usaha untuk mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas ini sesungguhnya merupakan suatu konsep yang luas mencakup berbagai faktor di dalam dan luar organisasi.”

Menurut Sudarmayanti (1999) dalam Imam (2003:145)

mendefinisikan efektivitas adalah :

“Untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan secara tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan dengan menggunakan sumberdaya dan sarana yang ada”

Sedangkan menurut Amin Widjaja Tunggal (1997) dalam Imam

(2003:145) efektivitas berhubungan dengan penentuan apakah tujuan

perusahaan sudah tercapai. Menurut Alijoyo (2000:9) dalam Eskal

(2007:53) efektivitas adalah “effectiveness is a measure of success in

meeting asset of established goal”. Hal ini dapat diartikan sebagai ukuran

mengenai seberapa baik atau seberapa tepat sasaran atau rencana yang

telah ditetapkan dapat direalisasikan.

27

Page 41: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Menurut john M. Gibson (1997:25) dalam Eskal (2007:54), konsep

tentang efektivitas organisasi disandarkan bukan hanya pada teori sistem

saja namun juga dimensi waktu. Kesimpulan pokok dari teori sistem

adalah kriteria efektivitas tidak hanya menggambarkan seluruh siklus

input/ proses output dan juga harus menggambarkan hubungan timbal

balik antara organisasi dan lingkungannya yang lebih luas yaitu terhadap

hidupnya organisasi dan dimensi waktu yang menggambarkan tentang

kelangsungan hidup suatu organisasi.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas

adalah upaya suatu organisasi untuk mencapai tujuan dengan tepet waktu

dan hasil sesuai dengan yang diharapkan menggunakan sumberdaya dan

sarana yang ditetapkan. Efektivitas organisasi merupakan suatu konsep

yang penting untuk melihat gambaran suatu organisasi karena dapat

menunjukkan tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya.

Pengukuran efektivitas organisasi merupakan suatu hal yang sangant rumit

karena dalam organisasi yang sangat besar dengan banyak bagian yang

sifatnya berbeda dan mempunyai sasaran yang berbeda antara satu sama

lain.

2. Pengukuran Efektivitas.

Penilaian efektivitas atau kinerja adalah penentuan secara periodik

efektivitas operasional suatu organisasi, bagian operasional dan

karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan criteria yang ditentukan

28

Page 42: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

sebelumnya. Menurut Yuwono (2000:23), pengukuran efektivitas/kinerja

adalah:

“Tindakan pengukuran yang dilakukan berbagai aktivitas dalam rantai yang ada pada perusahaan/organisasi, yang hasil pengukurannya akan digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan tingkat saat organisasi memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian”

Pengukuran efektivitas organisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai pendekatan yang berbeda, mengasumsikan bahwa

organisasi akan menugaskan input yang berasal dari lingkungannya

melalui suatu proses internal menjadi output yang akan dilemparkan

kembali ke lingkungannya. Dalam berbagai organisasi pengukuran

efektivitas dilakukan melalui:

a. Pendekatam sasaran (goal approach) dalam pengukuran efektivitas

memusatkan pada output yaitu mengukur keberhasilan organisasi

dalam mencapai tingkatan output yang telah direncanakan.

b. Pendekatan sumber (resources approach) lebih memusatkan perhatian

pada input yaitu mengukur keberhasilan organisasi dalam mendapat

sumber yang dibutuhkan untuk pencapaian performa yang baik.

c. Pendekatan proses (prosess approach) lebih memusatkan perhatian

pada aspek kegiatan internal organisasi dan mengukur efektivitas

melalui berbagai indikator internal.

Pengukuran kinerja yang efektif didasarkan pada kebutuhan

konsumen dan fokus pada keinginan konsumen. Menurut Yuwono

(2002:24) dalam eskal (2007) pengukuran kinerja yang efektif yaitu:

29

Page 43: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

a. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi

itu sendiri sesuai perspektif pelanggan.

b. Evaluasi atas berbagai aktivitas menggunakan ukuran-ukuran kinerja

yang customer validated.

c. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja yang mempengaruhi pelanggan,

sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif.

d. Memberikan umpan balik untuk membantu seluruh organisasi

mengenali masalah yang ada kemungkinan perbaikan.

E. Kerangka Pemikiran.

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini, dapat dijelaskan dengan

gambar berikut:

KPP Pratama Kebayoran

Lama Jakarta

30

Tingkat Kepentingan

(Y)

Tingkat Pelaksanaan

(X)

Peraturan Kewajiban Kepemilikan NPWP

Analisis Kuadran

Efektivitas Pelaksanaan

Gambar 2.1

Pelaksanaan Ekstensifikasi Pajak

Kerangka pemikiran

Page 44: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai efektivitas kewajiban kepemilikan NPWP sebagai faktor

pendukung dalam program ekstensifikasi pajak telah banyak dilakukan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak

memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi aparat pajak untuk

meningkatkan mutu pelayanan dalam administrasi perpajakan. Tabel 2.1

menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai efektivitas kewajiban

kepemilikan NPWP sebagai faktor pendukung dalam program ekstensifikasi

pajak

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Variabel Yang Diteliti

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian (Kesimpulan)

Eskal Pujiatiningsih (2007)

Analisis Efektivitas Sistem Informasi Perpajakan Sebagai Faktor Pendukung Dalam Proses Pelaksanaan Pemeriksaan Pada Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Cilandak

Sistem Informasi Perpajakan, Pemeriksaan pajak.

Sample: Petugas pajak KPP Cilandak Metode: Analisis Kuadran

Hasil analisis menunjukkan pemeriksaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Cilandak telah melaksanakan sistem informasi perpajakan dalam proses pelaksanaan pemeriksaan dengan sangat efektif (87,14%).

Bersambung pada halaman selanjutnya

31

Page 45: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 2.1 (lanjutan)

Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Variabel Yang Diteliti

MetodologiPenelitian

Hasil Penelitian (Kesimpulan)

Epa Tetika Handayani (2005)

Evaluasi Pelaksanaan Ekstensifikasi WP PPh Dalam Meningkatkan Penerimaan Negara Pada KPP Pratana Jakarta Cengkareng

Ekstensifikasi Wajib pajak, Wajib Pajak, Penghasilan, Penerimaan Negara.

Metode:

Deskriptif Kualitatif

Dengan dilaksanakannya program ekstensifikasi wajib pajak penghasilan pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran lama, telah mampu meningkatkan jumlah wajib pajak terdaftar sebesar 12,10%, dimana pada tahun 2003 hanya berjumlah 37.529 wajib pajak dan pada tahu 2004 meningkat menjadi 42.038 wajib pajak. Hal yang serupa diikuti pula dengan peningkatan jumlah penerimaan pajak sebesar 17,28%, pada tahun 2003 berjumlah Rp.489.781.560.000 sedangkan pada tahun 2004 mencapai Rp.574.380.790.000. peningkatan penerimaan pajak yang terjadi pada Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebayoran Lama merupakan peningkatan pada penerimaan negara yang dapat digunakan untuk pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

32

Page 46: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkupnya membahas seberapa besar efektivitas penerapan

kewajiban kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai faktor

pendukung dalam pelaksanaan program ekstensifikasi pajak, pada Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebayoran Lama yang beralamat di

Jl.Ciledug Raya Nomor 65 Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan mengambil

sampel melalui pemilihan purposive sampling. Pemilihan sampel dengan

purposive sampling mempunyai tujuan tertentu atau target tertentu dalan

memilih sampel secara tidak acak (Nur Indriantoro dan Bambang S, 2001:

131).

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Sedangkan data

sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara

33

Page 47: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dam dicatat pihak lain).

(Indriantoro dan Supomo, 2002 : 147).

Untuk memperoleh data dan informasi, beberapa metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder

(Indriantoro dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh data yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal,

skripsi, arsip-arsip KPP Jakarta Kebayoran Lama, internet dan perangkat

lain yang berkaitan dengan penghentian prematur atas prosedur audit.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data pendukung penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan,

peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada

penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah wajib pajak yang

berada di wilayah KPP jakarta Kebayoran Lama. Pengumpulan data

kuisioner dilakukan dengan teknik personally administered

questionnaires, yaitu kuisioner disampaikan dan dikumpulkan langsung

oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002:154).

34

D. Metode Analisis

Di dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode statistik

deskriptif yaitu untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

Page 48: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi

(Sugiyono,1999:12).

Data yang dikumpulkan dari penelitian diseleksi atas dasar reliabilitas

dan validitasnya. Selanjutnya, data tersebut disusun dalam bentuk tabel

kontijensi. Dalam analisis penelitian ini akan digunakan teknik analisis

kuadran, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Ketepatan pengujian suatu hipotesa tentang hubungan variabel

penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam

pengujian tersebut (Singarimbun dan Effendi,1989:122). Dalam suatu

penelitian diperoleh instrumen yang valid dan reliabel. Validitas

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang

ingin di ukur. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan

konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama

(Husein Umar,2003:113).

a Uji Validitas

Seperti telah diutarakan sebelumnya, validitas menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur.

Suatu instrument penelitian dikatakan valid apabila memenuhi

kriteria sebagai berikut:

a) Bila r hitung >r tabel, maka dinyatakan valid

b) Bila r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid

35

Page 49: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Untuk menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan

menggunakan teknik korelasi “product moment” dalam program

SPSS versi 16 dan dalam menentukan r table dengan menggunakan

tabel Angka Kritik Nilai r (lampiran).

b. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan validitas instrument penalitian, tahap

selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian

yang menunjukkan konsistensi data yang dikumpulkan. Suatu

kuisioner dikatakan reliable (handal) jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali,2005:45).

Reliabilitas adalah indeks nilai yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan, dengan kata lain

menujukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala

yang sama.

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen

telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian

ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur

koefisien Cronbach’s Alpha. Data dapat dikatakan reliable bila

memiliki nilai alpha di atas 0,6 (Nunnally,1967 dalam Ghozali,2005).

Nilai reliabilitas penelitian dibedakan atas masing-masing

variabel. Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas

36

Page 50: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

instrumen sebagai pedoman didasarkan pada ketentuan sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Kategori Penilaian Tinggi Rendahnya Reliabilitas Instrumen

Interval koefisien Tingkat reliabilitas < 0.200 Korelasi Sangat Rendah 0.200 – 0.399 Korelasi Rendah 0.400 – 0.599 Korelasi Cukup 0.600 - 0.799 Korelasi Tinggi 0.800 – 1.00 Korelasi Sangat Tinggi

Sumber : Eskal (2007:63)

2. Analisis data hasil penelitian

Teknis pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan

menggunakan statistik deskriptif, karena penelitian ini penelitian deskriptif

untuk mengetahui tingkat kesesuaiannya, digunakan metode “Importance

Performance Analysis” berdasarkan rumus John A Martilla dan John C

James dari Philip Kotler 1997:481 (J.Supranto, 1997:239-240)

Analisis tingkat kesesuaian antara kepentingan dan kinerja

pelaksanaan adalah hasil perbandingan antara skor kinerja pelaksanaan

dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan

menentukan urutan prioritas dari faktor-faktor yang mempengaruhi

kewajiban kepemilikan NPWP.

Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian menurut J

Supranto (1997:241-243) adalah sebagai berikut:

37

Page 51: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Keterangan:

Tki = tingkat kesesuaian

Xi = skor penilaian kinerja

Yi = skor penilaian kepentingan

Dari hasil kuesioner, akan dicari nilai atau skor rata-rata dari masing-

masing variable dengan rumus:

Keterangan:

= Skor rata-rata kinerja/tingkat pelaksanaan

= Skor rata-rata kepentingan

n = Jumlah responden

Selain itu juga dibuat diagram kartesius yang merupakan suatu

bangun yang dibadi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus

pada titik-titik (X,Y), dimana merupakan rata-rata dari rata-rata skor

tingkat pelaksanaan dan adalah rata-rata dari skor kepentingan seluruh

factor yang mempengaruhi kewajiban kepemilikan NPWP.

Seluruh factor atau atribut terdiri dari 38 Item. Selanjutnya seluruh

factor ini akan dinyatakan dengan K, dalam hal ini K = 38 yang

selanjutnya dirumuskan sebagai berikut:

38

Page 52: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Keterangan:

K = banyaknya atribut atau factor yang dapat mempengaruhi efektivitas

kewajiban kepemilikan NPWP

i = 1, 2, 3,……..N

Nilai rata-rata yang telah diperoleh dengan perhitungan masing-

masing faktor tersebut, kemudian ditempatkan pada diagram kartesius

secara berurutan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah, dalam 4 (empat)

kategori kuadran seperti tampak pada gambar 3.2 berikut ini :

Diagram kartesius

kepentingan

_

Y Kepentingan pertahankan prestasi

= A B

Y

Prioritas rendah berlebihan

C D

= _

X X

Pelaksanaan / kinerja

Gambar 3.1 Diagram the Performance-Rating Analysis

Sumber : John A Martilla dan John C James (1997:481)

39

Page 53: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Keterangan :

a Kuadran A menunjukkan bahwa kewajiban kepemilikan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) dianggap mempengaruhi proses pelaksanaan

program ekstensifikasi pajak.

b Kuadran B menunjukkan unsur NPWP telah berhasil secara efektif

dilaksanakan untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat efektif

karena tingkat pelaksanaannya telah sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak dalam melaksanakan kewajibannya.

c Kuadran C menunjukkan faktor yang kurang efektif/penting dan tidak

terlalu mempengaruhi pelaksanaan program ekstensifikasi pajak

sehingga pelaksanaannya dianggap biasa saja.

d Kuadran D, menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

program ekstensifikasi pajak tidak efektif dan tidak terlalu

mempengaruhi, akan tetapi pelaksanannya berlebihan sehingga kinerja

yang ditunjukkan sangat baik padahal faktor ini dianggap kurang

penting, yang dapat menyebabkan inefisiensi dan pemborosan.

E. Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (1997) dalam Husein (1998:47) variabel penelitian

adalah atribut dari sekelompok orang atau objek penelitian yang mempunyai

variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.

40

Page 54: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian deskriptif,

yaitu penelitian untuk mengetahui nilai dari variabel mandiri tanpa membuat

perbandingan (Sugiyono,1999:11), variable pada penelitian ini adalah

efektivitas penerapan kewajiban kepemilikan nomor pokok wajib pajak

(NPWP) sebagai faktor pendukung dalam proses pelaksanaan program

ekstensifikasi pajak yang dijabarkan dengan indikator pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Subvariabel Indikator Nomor

Pernyataan Skala

Efektivitas kewajiban kepemilikan NPWP

Ketentuan dan kewajiban wajib pajak

a Diharapkan Wajib pajak dapat menghitung pajak penghasilannya selama setahun

b Diharapkan Wajib pajak dapat menyetorkan pajak dengan sarana Surat Setoran Pajak (SSP)

c Penggunaan NPWP dalam menentukan WP yang diperiksa

d Kemudahan petugas dalam menentukanWP yang akan diperiksa.

e Wajib pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektuf. Wajib memiliki NPWP.

1 2 3 4 5

Skala ordinal

Bersambung pada halaman selanjutnya

41

Page 55: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Variabel Subvariabel Indikator Nomor Pernyataan

Skala

Efektivitas kewajiban kepemilikan NPWP

Ketentuan dan kewajiban wajib pajak

f Diharapkan Wajib pajak dapat menghitung pajak penghasilannya selama setahun

g Diharapkan Wajib pajak dapat menyetorkan pajak dengan sarana Surat Setoran Pajak (SSP)

h Penggunaan NPWP dalam menentukan WP yang diperiksa

i Kemudahan petugas dalam menentukanWP yang akan diperiksa.

j Wajib pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektuf. Wajib memiliki NPWP.

k Terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dapat diterbitkan NPWP secara jabatan.

6 7 8 9

10

11

Skala ordinal

Bersambung pada halaman selanjutnya

42

Page 56: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Variabel Subvariabel Indikator Nomor Pernyataan

Skala

Efektivitas kewajiban kepemilikan NPWP

Ketentuan dan kewajiban wajib pajak

l Orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dapat diberikan sanksi.

m Pembayaran pajak merupakan kewajiban setiap wajib pajak terhadap Negara guna menunjang pembangunan nasional.

n Terjadi ketidak adilan oleh DJP dalam penentuan wajib pajak yang harus memiliki NPWP.

o Berdasarkan sisten self assessment semua wajib pajak wajib mendaftarkan diri untuk dicatat sebagai wajib pajak dan memperoleh NPWP

12

13

14

15

Skala ordinal

Bersambung pada halaman selanjutnya

43

Page 57: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 3.2 (Lanjutan) Variabel Subvariabel Indikator Nomor

Pernyataan Skala

Ketentuan dan kewajiban wajib pajak

p Jika penghasilan yang diperoleh sudah melebihi PTKP maka wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan mendapat NPWP

q Wajib pajak harus melaporkan SPT tepat pada waktunya

r Wajib pajak harus melaporkan informasi yang benar dalam pembukuan & SPT

s. Wajib pajak bersedia menerima hukuman jika melakukan kesalahan dalam melaksanakan kewajiban pajak

16

17

18

19

Skala ordinal

Efektivitas kewajiban kepemilikan NPWP

Kebijakan dan prosedur NPWP

a. Wajib pajak mengerti makna setiap nomor dalam NPWP.

b. Wajib Pajak dapat memasukkan NPWP dengan benar

c. KPP dapat mengadministrasikan pajak dengan benar.

d. Sistem penomoran NPWP telah dilaksanakan sesuai prosedur.

e. Memberikan informasi tentang identitas wajib pajak yang sebenarnya.

20

21

22

23

24

Skala ordinal

Bersambung pada halaman selanjutnya 44

Page 58: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 3.2 (Lanjutan) Variabel Subvariabel Indikator Nomor

Pernyataan Skala

Kebijakan dan prosedur NPWP

f. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak.

g. Memudahkan dalam melaksanakan administrasi perpajakan.

h. Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.

i. Untuk memenuhi kewajiban perpajakan

j. Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan pencantuman NPWP dalam dokumen yang diperlukan.

k. Apabila mempunyai NPWP wajib pajak akan mendapatkan fasilitas Bebas fiskal luar negeri (FLN)

l. Dengan adanya NPWP wajib pajak akan dikenakan PPh 21, PPh 22, dan PPh 23 dengan tarif normal

m. NPWP dapat memudahkan wajib pajak pada saat melakukan pengajuan kredit ke bank.

25

26

27

28

29

30

31

32

Skala ordinal

Bersambung pada halaman selanjutnya

45

Page 59: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 3.2 (Lanjutan) Variabel Subvariabel Indikator Nomor

Pernyataan Skala

Program ekstensifikasi pajak

Proses pelaksanaan program ekstensifikasi pajak. (Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-06/PJ.7/2004)

a Menggunakan informasi yang tersedia

b Canvassing terhadap pengusaha yang melakukan kegiatan di sntra-sentra ekonomi.

c Kerjasama dengan RT/RW/Kelurahan di daerah pemukiman mewah atau masyarakat mampu

d Kerjasama dengan pihak instansi keimigrasian Mewajibkan pemegang kartu kredit mempunyai NPWP

e Ekstensifikasi terhadap pembeli mobil dengan harga lebih dari Rp.200jt & rumah dengan NJOP Rp.1 M atau lebih.

f Kewajiban bagi orang pribadi yang memperoleh penghasilan diatas PTKP. Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah wajib pajak terdaftar. Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah penerimaan pajak.

33

34

35

36

37

38

Skala ordinal

Bersambung pada halaman selanjutnya

46

Page 60: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Adapun pengukuran variabel yang digunakan adalah skala Likert,

yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, kondisi dan

persepsi tentang fenomena sosial (Sugiyono,199:87). Sedangkan menurut

Knear (!998) dan Husein (2005:70), skala Likert berhubungan dengan

pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Perangkat utama untuk

mendapatkan data primer dari responden adalah dengan kuesioner.

Skala Likert memungkinkan responden menjawab dalam jumlah

kategori tertentu pada setiap butir pertanyaan. Dalam skala penilaian terlihat

keragaman penilaian yang berkisar antara 1 sampai dengan 5, adapun

kategori yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Pengukuran Terhadap Tingkat Kapentingan Kewajiban Kepemilikan NPWP.

Bobot Kriteria

5 Sangat penting (SP) 4 Penting (P) 3 Cukup Penting (CP) 2 Kurang Penting (KP) 1 Tidak Penting (TP)

Tabel 3.4 Pengukuran Terhadap Tingkat Pelaksanaan Program Ekstensifikasi Pajak.

Bobot Kriteria

5 Sangat efektif (SE) 4 Efektif (E) 3 Cukup efektif (CE) 2 Kurang efektif (KE) 1 Tidak efektif (TE)

47

Page 61: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat KPP Pratama Kebayoran Lama

a. Dasar Hukum Pembentukan KPP

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama (KPP

Kebayoran Lama) dibentuk sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI

nomor: PMK- 132/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.

Sebagai KPP modern, struktur organisasi mengalami perubahan sesuai

fungsi yang menggabungkan fungsi pelayanan KPP, fungsi pelayanan

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kantor Pelayanan Pajak Bumi dan

Bangunan (KPPBB) dan fungsi pemeriksaan Kantor Pemeriksaan

Pajak (Karikpa) ke dalam satu atap pelayanan KPP Pratama.

2. Visi, Misi, dan Nilai KPP Pratama

a. Visi

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem

administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya

masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

48

Page 62: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

b. Misi

Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-

Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian

pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem

administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.

c. Nilai

a) Integritas :Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu

memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip

moral, yang diterjemahkan dengan bertindak

jujur, konsisten, dan menepati janji.

b) Profesionalisme :Memiliki kompetensi dibidang profesi dan

menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan

kompetensi, kewenangan, serta norma-norma

profesi, etika, dan sosial

c) Inovasi :Memiliki Pemikiran yang bersifat terobosan

dan atau alternatif pemecahan masalah yang

kreatif, dengan memperhatikan aturan dan

norma yang berlaku.

d) Teamwork :Memiliki kemampuan untuk bekerjasama

dengan orang, pihak lain, serta membangun

network untuk menunjang tugas dan pekerjaan.

49

Page 63: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

3. Struktur Organisasi

Kepala Kantor

50

4.

5.

6.

Sumber: Profil KPP Pratama Kebayoran Lama

Gambar 4.1

Struktur Organisasi KPP Pratama Kebayoran Lama

Sub Bag

U

Pelayana Pengawasan

Ekstensifikasi Pemeriksaa Penagiha PDI

Fungsional

P ik

Fungsi Pelayanan

- Layanan NPWP, PKP - Layanan

administrasi dan berkas Perpajakan

- Penerimaan SPT dan surat-surat WP

- Penertbitan produk hukum perpajakan perpajakan

- Penyuluhan dan Konsultasi teknis penyuluhan perpajakan

- Bimbingan WP/help desk

- Layanan PBB dan BPHTB

Fungsi Intensifikasi dan Ekstensifikasi

- Pengawasan kepatuhan (soft enforcement)

- Profilling, mapping, bench marking WP

- Analisis kerja WP - Penerbitan surat

himbauan - Case

management - Pendapatan

subyek/obyek pajak

- Pemutakhiran

Fungsi Hard Enforcement

- Restitusi - Administrasi

dan pelaksanaan pemeriksaan

- Administrasi piutang

Fungsi Pendukung

- Urusan RT kantor, keuangan, SDM

- Data penerimaan MPN

- Administrasi pengolahan data WP

- Dukungan teknis komputer

- Aplikasi

Page 64: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

4. Fungsi dan Tugas

a. Pelayanan

Layanan NPWP dan PKP , layanan administrasi dokumen dan

berkas perpajakan, penerimaan SPT dan Surat-surat wajib pajak,

penerbitan produk hukum perpajakan, penyuluhan dan konsultasi

tekhnis penyuluhan perpajakan, bimbingan wajib pajak/help desk,

layanan PBB dan BPHTB, pengurangan PBB.

b. Intensifikasi & Ekstensifikasi

Pengawasan kepatuhan (soft enforcement: profiling, mapping,

benchmarking wajib pajak), analisis kinerja wajib pajak, penerbitan

syrat himbauan, case management, pendataan subjek dan objek pajak,

pemutakhiran basis data, appraisal objek PBB.

c. Hard Enforcement

Restitusi , administrasi dan pelaksanaan pemeriksaan,

administrasi piutang pajak, penagihan paksa, sita,lelang.

d. Pendukung

Urusan rumah tangga kantor, keuangan, SPM, data penerimaan

MPN, administrasi pengolahan data wajib pajak, dukungan tekhnis

komputer, aplikasi sistem.

51

Page 65: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

5. Cakupan Wilayah Kerja

KPP Kebayoran Lama melayani wajib pajak yang berdomisili di

wilayah Kecamatan Kebayoran Lama dan Kecamatan Pesanggrahan, yang

terdiri atas sebelas (11) kelurahan, yaitu :

a. Kecamatan Kebayoran Lama

a) Kel Pondok Pinang

b) Kel Kebayoran Lama Selatan

c) Kel Kebayoran Lama Utara

d) Kel Cipulir

e) Kel Grogol Selatan

f) Kel Grogol Utara

b. Kecamatan Pesanggrahan

a) Kel Bintaro

b) Kel Pesanggrahan

c) Kel Ulujami

d) Kel Petukangan Selatan

e) Kel Petukangan Utara

Wilayah layanan tersebut dibagi menjadi 4 (empat) seksi pengawasan

dan konsultasi (Seksi Waskon) dengan merujuk kepada batas jalan, batas

alam dan blok Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

52

Untuk melakukan pengawasan dan memberikan bimbingan kepada

wajib pajak (WP) di wilayah tersebut, telah ditugaskan 20 (dua puluh)

orang pegawai Account Representative (AR). Para AR di Seksi Waskon

Page 66: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

bertanggungjawab untuk memberikan layanan perpajakanm atas seluruh

jenis pajak termasuk layanan PBB dan layanan Bea Pengalihan Hak atas

Tanah dan Bangunan (BPHTB) secara langsung, edukasi, asistensi serta

mengawasi pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak.

6. Karakteristik Wajib Pajak

Wilayah KPP Kebayoran Lama meliputi pula permukiman

masyarakat menengah keatas seperti perumahan Pondok Indah, Permata

Hijau, Kebayoran dan Senayan, dengan potensi orang pribadi yang sangat

besar untuk dilakukan penggalian penerimaan pajaknya. Untuk wajib

pajak badan, jenis usaha yang dominan adalah usaha perdagangan di ikuti

sektor jasa. Industri pengolahan atau pabrikasi hanya 5 % dari keseluruhan

sektor usaha. Dengan potensi wilayah dan Wajib Pajak Orang Pribadi

(WPOP) yang lebih besar maka KPP Kebayoran Lama memiliki banyak

kesempatan untuk dapat melakukan ekstensifikasi namun disisi lain

jumlah WPOP yang sangat besar juga dapat mempengaruhi beban

administrasi dan pelayanan bagi KPP Kebayoran Lama.

53

7. Pelayanan

Selain mengemban Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak, KPP

Kebayoran Lama memiliki tujuan untuk bisa terus meningkatkan

kesadaran para wajib pajak akan kewajibannya melalui peningkatan

pelayanan kepada wajib pajak. Upaya KPP Kebayoran Lama tidak cukup

hanya dengan meminta kepada wajib pajak agar mematuhi ketentuan

perpajakan saja, tetapi KPP Kebayoran Lama juga berkewajiban untuk

Page 67: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

dapat selalu memberikan informasi dan edukasi kepada wajib pajak, serta

selalu meyakinkan bahwa tindakan memenuhi kewajiban perpajakan dapat

dilakukan semudah dan sesederhana mungkin.

8. Penegakan Hukum

Untuk menjaga moral dan menegakkan asas keadilan bagi wajib

pajak yang patuh maka terhadap wajib pajak yang tidak patuh akan

dilakukan tindakan lebih berupa dilakukannya pemeriksaan khusus dan

penagihan aktif. Ketidakpatuhan wajib pajak tersebut bukan saja karena

unsur kesengajaan namun juga karena kekurangpahamamatas ketentuan

perpajakan dari kelalaian untuk melakukan suatu kewajiban. Untuk itu,

tindakan pemeriksaan dan penagihan aktif selalu memprioritaskan resiko

tertinggi sesuai analisis resiko yang dibuat oleh AR. Sebelum dilakukan

tindakan pemeriksaan khusus, AR akan mengirimkan surat himbauan,

surat tegoran dan panggilan konseling kepada wajib pajak.

54

9. Kesiapan Sumber Daya Manusia

Sebagai kantor pelayanan pajak modern yang menerapkan prinsip

good governance dalam memberikan pelayanan kepada WP, maka setiap

pegawai KPP Kebayoran Lama telah dibekali pengetahuan perpajakan

serta standar perilaku yang secara jelas mengatur tentang kewajiban dan

larangan pegawai (kode etik pegawai DJP). Peningkatan pengetahuan

pegawai dilakukan dengan melakukan pembelajaran bersama secara rutin

dan diskusi terbuka atas kasus permasalahan wajib pajak sehingga dicapai

solusi terbaik.

Page 68: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

KPP Kebayoran Lama akan selalu meningkatkan kemampuan

pegawai sampai pada tingkat reputasi yang baik dalam hal kecakapan

tekhnis, efisien dan efektif dalam hal kecepatan pelayanan, tepat dan

memberikan keputusan yang adil. Setiap pegawai KPP Kebayoran Lama

telah menyadari bahwa setiap tindakan, sikap dan keputusan yang dibuat

kepada wajib pajak dalam rangka pelaksanaan tugasnya akan mempunyai

pengaruh langsung terhadap kepercayaan WP kepada DJP.

Tabel 4.1

Komposisi Sumber Daya Manusia KPP Pratama Kebayoran Lama

Tingkat Pendidikan No Golongan SD SMP SMA DI DII DIII DIV S1 S2 S3

Jumlah

1 I 1 1 2 II 2 8 4 15 4 33 3 III 21 1 9 32 5 7 75 4 IV 1 2 1 4

Sumber: Profil KPP Pratama kebayoran Lama

10. Ekstensifikasi Wajib Pajak

Semakin beratnya beban pemerintah dalam pembiayaan Negara,

mengharuskan pemerintah berusaha meningkatkan penerimaan. Pajak

merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang menjadi andalan

dan memegang peranan terbesar dalam APBN (Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Negara). Penerimaan dalam negeri idealnya adalah digunakan

untuk membiayai pengeluaran rutin pemerintah dan apabila masih ada sisa

maka akan digunakan membiayai public investment.

55

Page 69: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Terpurukya perekonomian Indonesia mengakibatkan terpuruknya

perusahaan-perusahaan yang menjadi sumber penerimaan pajak. Oleh

karena itu usaha Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan

penerimaan negara tidak dapat lagi mengandalkan sumber-sumber yang

ada dan rutin saat ini, sebab banyak wajib pajak yang melaporkan

keuangannya yang merugi, akibatnya pajak penghasilan yang diharapkan

dari perusahaan-perusahaan tersebut tidak dapat diandalkan lagi.

Salah satu usaha yang ditempuh adalah melaksanakan ekstensifikasi

untuk menggali sumber-sumber pajak baru yang sasarannya ada dua yaitu:

a. Usaha untuk menambah wajib pajak baru, namun usaha ini sangat

tergantung usaha direktorat jenderal pajak untuk membantu memburu

para wajib pajak yang belum terdaftar. Berlawanan memang dengan

apa yang ada dalam undang-undang perpajakan yang ada,dimana

diatur bahwa wajib pajak diharapkan mendaftarkan sendiri sebagai

wajib pajak itu sendiri.

b. Usaha untuk menambah objek pajak baru, diantaranya telah ditempuh

usaha untuk memperluas objek PPN atas barang mewah, PPN atas

penjualan pedagang eceran dan lainnya.

Pengertian ekstensifikasi wajib pajak menurut surat edaran Direktorat

Jenderal Pajak nomor SE.06/PJ.9/2001 adalah

“Kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP)”.

56

Page 70: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Sedangkan ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi meliputi:

a. Pemberian NPWP dan atau pengukuhan sebagai PKP, termasuk

pemberian NPWP secara jabatan wajib pajak PPh OP yang berstatus

sebagai karyawan perusahaan, orang pribadi yang bertempat tinggal di

indonesia atau orang pribadi berada di indonesia lebih dari 183 hari

dalam jangka waktu 12 bulan, yang menerima atau memperoleh

penghasilan melebihi batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP).

b. Penberian NPWP di lokasi usaha termasuk pengukuhan sebagai PKP,

terhadap orang pribadi pengusaha tertentu yang mempunyai lokasi

usaha di sentra perdagangan atau perbelanjaan atau pertokoan,

perkantoran atau mal/plaza atau kawasan industri atau sentra ekonomi

lainnya.

c. Pemberian NPWP dan atau pengukuhan sebagai PKP terhadap wajib

pajak badan yang berdasarkan data yang dimiliki atau diperoleh

ternyata belum terdaftar sebagai wajib pajak dan atau PKP baik di

domisili atau dilokasi

B. Statistik Deskriptif Responden

Dalam penelitian ini penulis mengirimkan kuesionar sebanyak 68 buah

yang disampaikan langsung kepada karyawan kantor pelayanan pajak pratama

kebayoran lama jakarta. Seluruh kuesioner yang diterima digunakan dalam

analisis data. Karakteristik responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini

adalah:

57

Page 71: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.2 Ststistik Deskriptif Identitas Responden

Identitas responden Absolut Presentase Jumlah sampel 60 100% Jenis kelamin: Laki-laki 36 60% Perempuan 24 40% Lama menjadi petugas pajak: < 1 tahun 8 13,33% 1-3 tahun 17 28,33% 4-7 tahun 12 20% 8-10 tahun 13 21,67% > 10 tahun 10 16,67% Usia karyawan : <20 tahun 2 3,33% 20-30 tahun 21 35% 30-40 tahun 25 41,67% 40-50 tahun 7 11,67% >50 tahun 5 8,33% Pendidikan terakhir: SMA/sederajat 6 10% D3 13 21,67% S1 32 53,33% S2 9 15% S3 0 0

Sumber : data diolah

Tabel 4.2 menunjukkan dari 60 responden yang digunakan dalam

penelitian ini, jumlah responden pria sebanyak 36 responden (60%) dan

jumlah responden wanita sebanyak 24 responden (40%). Responden yang

menjadi sampel dari penelitian ini telah bertugas sebagai pegawai pajak yang

kurang dari 1 tahun 8 responden (13,33%), 1 sampai 3 tahun sebanyak 17

responden (28,33%), 4 sampai 7 tahun sebanyak 12 responden (20%), 8

sampai 10 tahun sebanyak 13 responden (21,67%), dan yang bertugas lebih

dari 10 tahun sebanyak 10 responden (16,67%). Usia responden di bawah 20

58

Page 72: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

tahun sebanyak 2 responden (3,33%), usia 20 sampai 30 tahun sebanyak 21

responden (35%), usia 30 sampai 40 tahun sebanyak 25 responden (41,67%),

usia 40 sampai 50 tahun sebanyak 7 responden (11,67%), dan usia diatas 50

tahun sebanyak 5 responden (8,33%). Pendidikan terakhir responden SMA

sebanyak 6 responden (10%), D3 sebanyak 13 responden (21,67%), S1

sebanyak 32 responden (53,33%), dan S2 sebanyak 9 responden (15%).

C. Hasil dan Pembahasan

1. Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Penghasilan Di KPP Jakarta

Kebayoran Lama

Seiring dengan bertambahnya jumlah wajib pajak terdaftar dari tahun

ke tahun, hal ini pula diikuti dengan peningkatan realisasi penerimaan

pajak pada KPP jakarta kebayoran lama selama kurun waktu 5 tahun, dari

tahun 2005 hingga tahun 2009. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Jumlah Wajib Pajak Dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada KPP Jakarta Kebayoran Lama Periode Tahun 2005-2009

Tahun Anggaran Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

Realisasi Penerimaan Pajak

2005 33.753 774.966.847.000

2006 37.490 841,340.040.000

2007 39.959 929.681.000.000

.Bersambung pada halaman selanjutnya.

59

Page 73: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.3 (lanjutan)

Tahun Anggaran Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

Realisasi Penerimaan Pajak

2008 52.417 1.135.556.000.000

2009 91.380 1.200.071.850.630

Sumber : Profil KPP Pratama Kebayoran lama

Dari data tersebut terlihat bahwa seiring dengan bertambahnya jumlah

wajib pajak terdaftar, maka realisasi penerimaan pajak juga mengalami

peningkatan. Pada tahun 2008 realisasi penerimaan pajak pada KPP

jakarta kebayoran lama berjumlah sebesar Rp. 1.135.556.000.000 dan

pada tahun 2009 realisasi penerimaan pajak berjumlahRp.

1.200.071.850.630, artinya telah mengalami peningkatan sebesar 5,68%.

Hal ini menunjukkan bahwa program ekstensifikasi wajib pajak yang telah

dilaksanakan oleh KPP Jakarta Kebayoran Lama telah dapat memberikan

kontribusi terhadap peningkatan jumlah wajib pajaknya begitupula dengan

realisasi penerimaan pajak yang terus menerus meningkat.

Tabel 4.4

Daftar Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

Jumlah WP Terdaftar Tahun Ke-N

Jumlah WP Terdaftar Tahun Ke N-1

Persentase Perubahan

37.490 33.753 11.07%

39.959 37.490 6.58%

52.417 39.959 31.17%

91.380 52.417 74.33%

Sumber : Data Diolah

60

Page 74: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Dengan dilaksanakannya program ekstensifikasi wajib pajak penghasilan

pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama, telah mampu meningkatkan

jumlah wajib pajak terdaftar sebesar 74.33%, dimana pada tahun 2008

hanya berjumlah 52.417 wajib pajak dan pada tahun 2009 meningkat

menjadi 91.380 wajib pajak.

61

a. Tinjauan Secara Struktur Organisasi

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan obervasi yang

telah dilakukan, maka dapat dijelaskan bahwa secara struktural dalam

organisasi di kantor pelayanan pajak, ekstensifikasi menjadi tanggung

jawab sebuah sub seksi, yaitu Sub Seksi Penggalian Potensi Pajak Dan

Ekstensifikasi Wajib Pajak (P3EWP) yang berada dibawah seksi

pengolahan data dan informasi perpajakan. Jadi upaya penambahan

jumlah wajib pajak maupun objek pajak sudah disadari sedemikian

pentingnya sehingga dengan tegas diwujudkan dalam pembentukan

subseksi tersendiri. Dengan demikian seharusnya tidak lagi menjadi

persoalan pelaksanaan ekstensifikasi karena sudah ada penanggung

jawab yang memikirkan dan melaksanakan segala upaya

ekstensifikasi.

Subseksi ekstensifikasi, dalam hal ini tidak sendirian untuk

memikul tanggung jawab ekstensifikasi, karena ada seksi tata usaha

perpajakan yang memiliki subseksi pendaftaran wajib pajak, yang

berada di garis pertama artinya yang memberikan palayanan

pendaftaran sebagai waib pajak yang berarti akan memperoleh

Page 75: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

NPWP/NPPKP. Ciri khas pelayanan ini adalah bahwa pada saat

diproduksi bersamaan dengan saat dikonsumsi oleh konsumen

sehingga situasi dan kondisi penyedia jasa saat memproduksi jasa

sangat mempengaruhi kepuasan konsumen karena tidak adanya beda

waktu antara saat diproduksi dan saat dikonsumsi.

Oleh karena itu diperlukan personil yang cakap dan simpatik

untuk berada di loket pendaftaran. Kecakapan yang harus dimiliki

paling tidak materi hak dan kewajiban perpajakan bagi wajib pajak

sehingga mampu memberikan penjelasan yang baik dan tepat kepada

calon wajib pajak. Selain itu kerjasama yang baik antar seksi dalam

melaksanakan ekstensifikasi juga diperlukan. Data yang diolah oleh

seksi pengolahan data dan informasi didistribusikan kepada seksi

teknis untuk digali potensinya, selanjutnya subseksi pendaftaran wajib

pajak harus melayani wajib pajak yang terjaring dalam ekstensifikasi.

Sehingga merupakan suatu teamwork yang saling membutuhkan dan

mempengaruhi satu sama lain.

62

b. Penyisiran

Istilah penyisiran sering digunakan untuk menerangkan istilah

penggalian wajib pajak baru dengan cara menelusuri semua wilayah

kerja, daerah mana yang memiliki potensi, kemudian melihat data

wajib pajak pada master file, apakah sudah menjadi wajib pajak, jika

belum maka akan dilakukan pendataan dengan cara mendatangi setiap

pintu apakah sudah menjadi wajib pajak atau belum.

Page 76: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Penyisiran ini memang mamakan waktu, tenaga dan biaya yang

tidak sedikit. Palilng tidak harus disediakan waktu khusus untuk dapat

menemui pemilik rumah atau kantor tersebut. Tidak selalu dalan satu

kali kunjungan sudah dapat ditemui pemiliknya,sehingga harus

dilakukan berulang kali dan cenderung tidak ada efisiensi waktu.

Tetapi sampai saat ini cara konvensional itu masih dipakai.

c. Pencarian Data Eksternal

Upaya untuk memperluas atau memperbanyak wajib pajak

dilakukan dengan mencari data-data yang berasal dari luar KPP jakarta

kebayoran lama. Salah satunya adalah dengan melalui media massa

yang selalu menyampaikan perkembangan bisnis yang sedang

dinikmati banyak orang, data mana saja yang masuk wilayah kerja

KPP jakarta kebayoran lama makaakan diinventarisir dan diolah

apakah bisa menjadi potensi untuk ekstensifikasi.

Selain itu data eksternal lainnya diperoleh dari dinas

perdagangan dan perindustrian yang mengeluarkan izin usaha bagi

perusahaan-perusahaan baru, sehingga secara langsung KPP dapat

memilih mana yang masuk wilayah kerjanya kemudian dapat

menjadikannya objek ekstensifikasi.

d. Pemanfaatan Data Intern

Data intern dapat diperoleh melalui surat pemberitahuan (SPT)

yang dimasukkan wajib pajak. Data tersebut diolah di seksi pusat data

63

Page 77: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

dan informasi, yang selanjutnya di distribusikan kepada seksi teknis

untuk melakukan ekstensifikasi. Data yang ada tidak semuanya

dimanfaatkan, sehingga masih diperlukan pemilahan data yang teliti

agar benar-benar akurat.

Menurut ketentuan Undang-Undang No.28 tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 3 ayat (5a), bahwa

apabila wajib pajak tidak menyapaikan SPT tepat pada waktu yang

telah ditentukan, maka akan diterbitkan surat teguran dan SPT tahunan

PPh dianggap tidak dimasukkan, sehingga hanya berfungsi sebagai

data dari waib pajak dan dilakukan penetapan secara jabatan.

Selanjutnya dalam aturan pelaksanaannya yaitu dalam Surat Edaran

Direktorat Jenderal Pajak, SE.10/PJ.24/1998 tanggal 1 juli 1998

ditegaskan bahwa wajib pajak yang selama 2 (dua) tahun berturut-turut

tidak memasukkan SPT tetapi SPT-nya kembali lewat pos berarti SPT-

nya sampai ke alamat wajib pajak, tetapi tidak diisi dan dikembalikan

ke KPP.

Terhadap wajib pajak yang demikian akan dilakukan himbauan dan

ditindak lanjuti, sebagai berikut:

1. Dilakukan up dating (sesuai data dan alamat terakhir) dari non

efektif menjadi efektif.

2. Dikirim surat himbauan untuk memasukkan SPT tahunan paling

lambat 14 hari dilampiri SPT apabila SPT-nya kantor pos

64

Page 78: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

3. Bila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak menanggapi surat

himbauan, agar diajukan untuk dilakukan Pemeriksaan Sederhana

Lapangan (PSL)

SPT tahunan PPh yang dianggap sebagai data dapat dimanfaatkan

untuk menggali potensi wajib pajak yang mungkin belun terdaftar.

SPT yang dimaksud adalah SPT PPh badan pemberi kerja sehingga

apabila banyak pegawainya yang belum memiliki NPWP padahal

berpenghasilan diatas PTKP, maka dapat dijadikan sebagai objek

ekstensifikasi.

e. Kerjasama Dengan Instansi Lain

Kerjasama dengan instansi lain yang terkait dilaksanakan

dengan pengelola mal dan pusat bisnis yang banyak terdapat diwilayah

kerja KPP Jakarta Kebayoran Lama. Secara ekonomis, wilayah kerja

KPP Jakarta Kebayoran Lama memang masih sangat memungkinkan

untuk dilakukan ekstensifikasi, sehingga penggalian potensi tersebut

memerlukan kerjasama dengan instansi lain yang membawahi secara

langsung para calon wajib pajak.

Kerjaasama yang dilakukan masih merupakan upaya KPP

sendiri dengan instansi tersebut, sehingga kemantapan kerjasama

tersebut masih kurang. Untuk memantapkan kerjasama, maka yang

lebih baik adalah dilakukan antar lembaga yang lebih tinggi misalnya

Direktorat Jenderal Pajak dengan instansi lain.

65

Page 79: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

2. Uji Validitas

suatu kuesioner dikatakan valid (sah) jika butir pertanyaan pada suatu

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Oleh karena itu kuesioner yang diolah akan diuji

validitas dan reliabilitasnya.

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan Kewajiban Kepemilikan

NPWP

Pernyataan Nilai r Hitung

Nilai r Tabel Kriteria

1 0.683 0.329 valid 2 0.233 0.329 tidak valid 3 0.499 0.329 valid 4 0.514 0.329 valid 5 0.448 0.329 valid 6 0.481 0.329 valid 7 0.495 0.329 valid 8 0.626 0.329 valid 9 0.594 0.329 valid 10 0.698 0.329 valid 11 0.403 0.329 valid 12 0.611 0.329 valid 13 0.736 0.329 valid 14 0.712 0.329 valid 15 0.709 0.329 valid 16 0.559 0.329 valid 17 0.638 0.329 valid 18 0.583 0.329 valid 19 0.751 0.329 valid 20 0.712 0.329 valid 21 0.699 0.329 valid 22 0.696 0.329 valid 23 0.610 0.329 valid 24 0.678 0.329 valid 25 0.583 0.329 valid 26 0.706 0.329 valid 27 0.579 0.329 valid 28 0.638 0.329 valid 29 0.637 0.329 valid

Bersambung pada halaman selanjutnya 66

Page 80: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.5 (lanjutan)

Pernyataan Nilai r Hitung

Nilai r Tabel Kriteria

30 0.571 0.329 valid 31 0.665 0.329 valid 32 0.538 0.329 valid 33 0.686 0.329 valid 34 0.670 0.329 valid 35 0.397 0.329 valid 36 0.482 0.329 valid 37 0.629 0.329 valid 38 0.402 0.329 valid

Sumber : Data Diolah

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat

reliabilitas konsistensi internal. Untuk kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Pedoman alat ukur dikatakan reliabel adalah

jika nilai koefisien alpha di atas 0,60. Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji

reliabilitas variabel X terhadap 60 orang responden.

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Kepentingan Program

Ekstensifikasi Pajak

Pernyataan Nilai r Hitung

Nilai r Tabel Kriteria

1 0.458 0.329 valid 2 0.420 0.329 valid 3 0.680 0.329 valid 4 0.507 0.329 valid 5 0.434 0.329 valid 6 0.606 0.329 valid 7 0,474 0.329 valid 8 0.407 0.329 valid 9 0.642 0.329 valid 10 0.619 0.329 valid

Bersambung pada halaman selanjutnya

67

Page 81: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.6 (lanjutan)

Pernyataan Nilai r Hitung

Nilai r Tabel Kriteria

11 0.366 0.329 valid 12 0.580 0.329 valid 13 0.635 0.329 valid 14 0.596 0.329 valid 15 0.518 0.329 valid 16 0.512 0.329 valid 17 0.560 0.329 valid 18 0.569 0.329 valid 19 0.594 0.329 valid 20 0.557 0.329 valid 21 0.515 0.329 valid 22 0.275 0.329 tidak valid 23 0.397 0.329 valid 24 0.527 0.329 valid 25 0.585 0.329 valid 26 0.429 0.329 valid 27 0.565 0.329 valid 28 0.610 0.329 valid 29 0.552 0.329 valid 30 0.606 0.329 valid 31 0.685 0.329 valid 32 0.445 0.329 valid 33 0.518 0.329 valid 34 0.542 0.329 valid 35 0.364 0.329 valid 36 0.256 0.329 tidak valid 37 0.540 0.329 valid 38 0.476 0.329 valid

Sumber: Data Diolah

Pengujian validitas yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini menggunakan teknik korelasi “product moment” dalam program SPSS

versi 16 dan dalam menentukan r table dengan menggunakan tabel Angka

Kritik Nilai r (lampiran).

68

Page 82: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

3. Uji Reliabilitas

Analisis pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

Cronbach’s Alpha. Apabila Cronbach’s Alpha lebih besar atau sama

dengan 0.6 maka butir pertanyaan dianggap reliabel (ghozali,2001)

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tingkat Pelaksanaan Kewajiban Kepemilikan NPWP

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.956 38

69

Sumber : Data diolah

Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa seluruh variabel yang digunakan

dalam penelitian ini memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0.6 (Ghozali,

2001), yang berarti bahwa seluruh variabel tersebut adalah reliabel.

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tingkat Kepentingan

Program Ekstensifikasi Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.937 38

Sumber : Data diolah

Page 83: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa seluruh variabel yang digunakan

dalam penelitian ini memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0.6 (Ghozali,

2001), yang berarti bahwa seluruh variabel tersebut adalah reliabel.

4. Analisis Importance and performance scale

Dalam penelitian ini, wajib pajak diberikan 38 pernyataan. Pernyataan

tersebut diisi dengan 2 kolom, yang pertama kolom yang berkaitan dengan

tingkat efektivitas dan kedua berkaitan dengan tingkat kepentingan.

Setiap unsur penerapan kewajiban kepemilikan NPWP dinilai

berdasarkan tingkat pelaksanaan/penerapan dan tingkat kepentingan yang

diberikan bobot nilai sehingga diperoleh angka yang menggambarkan

tingkat efektivitas penerapan kewajiban kepemilikan NPWP, yaitu dengan

menggunakan tingkat kesesuaian antara kedua variabel yang menjadi

penentu urutan prioritas faktor yang mempengaruhi penerapan kewajiban

kepemilikan NPWP. Hasil pernyataan tersebut akan digambarkan dalam

diagram kartesius. Penulis akan menganalisis tanggapan dari 60 karyawan

kantor pajak yang menjadi responden untuk masing-masing dimensi dari

penerapan kewajiban kepemilikan NPWP.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 60 responden, dihasilkan

jawaban yang terangkum yang menunjukkan perbandingan antara tingkat

kepentingan kepemilikan NPWP dengan tingkat pelaksanaan

ekstensifikasi pajak. Variabel, dimensi dan indikator yang digunakan

untuk analisis ini, nampak dalam tabel 4.9

70

Page 84: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Secara keseluruhan hasil kuesioner dari wajib pajak terhadap

pelaksanaan kewajiban kepemilikan NPWP nampak sebagai berikut:

Tabel 4.9 Penilaian Tingkat Kepentingan Program Ekstensifikasi Pajak Pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama.

Responden=60 No

Faktor-faktor yang mempengaruhi kewajiban

kepemilikan NPWP SP P CP KP TP

Nilai

1

Diharapkan Wajib pajak dapat mengerti makna setiap nomor dalam NPWP. 22 248 22 22 22 248

2

Diharapkan Wajib Pajak dapat menuliskan NPWP dengan benar. 25 269 25 25 25 269

3

KPP dapat mengadministrasikan pajak dengan benar. 23 250 23 23 23 250

4 Sistem penomoran NPWP telah dilaksanakan sesuai prosedur. 32 264 32 32 32 264

5

NPWP dapat memberikan informasi tentang identitas wajib pajak yang sebenarnya 24 257 24 24 24 257

6

NPWP dapat menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak 16 225 16 16 16 225

7

NPWP dapat memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan administrasi perpajakan 30 265 30 30 30 265

8

NPWP harus dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan 29 262 29 29 29 262

9

Dengan memiliki NPWP wajib pajak telah memenuhi salah satu kewajiban perpajakan 22 250 22 22 22 250

Bersambung pada halaman selanjutnya

71

Page 85: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.9 (lanjutan) Responden=60

No

Faktor-faktor yang mempengaruhi kewajiban

kepemilikan NPWP SP P CP KP TP Nilai

10

Wajib pajak akan mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan pencantuman NPWP dalam dokumen yang diperlukan. 20 28 11 1 0 247

11

Apabila mempunyai NPWP wajib pajak akan mendapatkan fasilitas Bebas fiskal luar negeri (FLN) 18 33 9 0 0 249

12

Dengan adanya NPWP wajib pajak akan dikenakan PPh 21, PPh 22, dan PPh 23 dengan tarif normal 19 32 8 1 0 249

13

Diharapkan dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP dapat memudahkan wajib pajak pada saat melakukan pengajuan kredit ke bank. 20 27 8 4 1 241

14

Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP diharapkan Wajib pajak dapat menghitung pajak penghasilannya selama setahun 21 30 8 1 0 251

15

Waib pajak dapat menyetorkan pajak dengan sarana Surat Setoran Pajak (SSP) 21 26 12 1 0 247

16

Wajib Pajak dapat melaporkan pajak dengan sarana SPT Tahunan atau SPT masa. 20 30 10 0 0 250

17

Penggunaan NPWP dalam menentukan wajib pajak yang diperiksa. 16 27 13 3 1 234

18

Penggunaan NPWP dapat memudahkan petugas dalam menentukan wajib pajak yang akan diperiksa. 21 30 7 1 1 249

Bersambung pada halaman selanjutnya

72

Page 86: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.9 (lanjutan) Responden=60

No

Faktor-faktor yang mempengaruhi kewajiban

kepemilikan NPWP SP P CP KP TP Nilai

19

Wajib pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif. Wajib memiliki NPWP. 34 18 8 0 0 266

20

Terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dapat diterbitkan NPWP secara jabatan. 19 23 14 3 1 236

21

Orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dapat diberikan sanksi. 29 20 4 7 0 251

22

Pembayaran pajak merupakan kewajiban setiap wajib pajak terhadap Negara guna menunjang pembangunan nasional. 22 30 8 0 0 254

23

Terjadi ketidak adilan oleh DJP dalam penentuan wajib pajak yang harus memiliki NPWP. 17 27 14 2 0 239

24

Berdasarkan sisten self assessment semua wajib pajak wajib mendaftarkan diri untuk dicatat sebagai wajib pajak dan memperoleh NPWP. 26 25 9 0 0 257

25

Jika penghasilan yang diperoleh sudah melebihi PTKP maka wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan mendapat NPWP 26 27 6 1 0 258

26 Wajib pajak harus melaporkan SPT tepat pada waktunya 37 21 2 0 0 275

27

Wajib pajak harus melaporkan informasi yang benar dalam pembukuan & SPT 28 22 10 0 0 258

Bersambung pada halaman selanjutnya

73

Page 87: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.9 (lanjutan)

Responden=60 No

Faktor-faktor yang mempengaruhi kewajiban

kepemilikan NPWP SP P CP KP TP

Nilai

28

Wajib pajak bersedia menerima hukuman jika melakukan kesalahan dalam melaksanakan kewajiban pajak 21 26 5 7 1 239

29

Diharapkan KPP dapat melakukan pemeriksaan terhadap pengusaha yang melakukan kegiatan di sntra-sentra ekonomi dan lain-lain. 23 24 10 2 1 246

30

Kerjasama dengan RT/RW/Kelurahan di daerah pemukiman mewah atau masyarakat mampu 16 19 20 4 1 225

31 Kerjasama dengan pihak instansi keimigrasian 15 27 16 2 0 235

32 Mewajibkan pemegang kartu kredit mempunyai NPWP 18 23 11 8 0 231

33

Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP diharapkan KPP dapat melakukan ekstensifikasi terhadap pembeli mobil. 11 29 11 8 1 221

34

Diharapkan KPP dapat melakukan ekstensifikasi terhadap pembeli rumah dengan tipe 45 keatas 18 28 12 1 1 241

35

Orang pribadi yang memperoleh penghasilan diatas PTKP wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. 38 14 6 2 0 268

36

KPP dapat melakukan survey mendadak ke rumah-rumah WP 11 25 17 5 2 218

37

Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah wajib pajak terdaftar. 26 23 8 2 1 251

38

Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah penerimaan pajak. 24 23 7 6 0 224

Sumber : Data Diolah

74

Page 88: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.10 di bawah ini menunjukkan secara keseluruhan hasil kuesioner

dari wajib pajak KPP Kebayoran lama terhadap tingkat pelaksanaan

kewajiban kepemilikan NPWP.

Tabel 4.10 Penilaian Tingkat Pelaksanaan/Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran

Lama. Responden=60

No. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kewajiban kepemilikan NPWP

SE E CE KE TE

Nilai

1 Diharapkan Wajib pajak dapat mengerti makna setiap nomor dalam NPWP.

11 31 7 9 2 220

2 Diharapkan Wajib Pajak dapat menuliskan NPWP dengan benar.

17 30 8 4 1 238

3 KPP dapat mengadministrasikan pajak dengan benar.

17 28 15 0 0 242

4 Sistem penomoran NPWP telah dilaksanakan sesuai prosedur.

17 31 12 0 0 245

5 NPWP dapat memberikan informasi tentang identitas wajib pajak yang sebenarnya

27 21 6 5 1 248

6 NPWP dapat menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak

12 26 17 4 1 224

7

NPWP dapat memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan administrasi perpajakan

16 33 7 4 0 241

8 NPWP harus dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan

16 35 9 0 0 247

9 Dengan memiliki NPWP wajib pajak telah memenuhi salah satu kewajiban perpajakan

21 26 10 3 0 245

Bersambung pada halaman selanjutnya

75

Page 89: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.10 (lanjutan) Responden=60

No. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kewajiban kepemilikan NPWP

SE E CE KE TE

Nilai

10

Wajib pajak akan mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan pencantuman NPWP dalam dokumen yang diperlukan.

15 32 9 4 0 238

11

Apabila mempunyai NPWP wajib pajak akan mendapatkan fasilitas Bebas fiskal luar negeri (FLN)

22 26 10 2 0 248

12

Dengan adanya NPWP wajib pajak akan dikenakan PPh 21, PPh 22, dan PPh 23 dengan tarif normal

15 32 11 2 0 240

13

Diharapkan dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP dapat memudahkan wajib pajak pada saat melakukan pengajuan kredit ke bank.

18 26 9 7 0 235

14

Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP diharapkan Wajib pajak dapat menghitung pajak penghasilannya selama setahun

9 31 12 8 0 221

15

Wajib pajak dapat menyetorkan pajak dengan sarana Surat Setoran Pajak (SSP)

10 35 14 1 0 234

16 Wajib Pajak dapat melaporkan pajak dengan sarana SPT Tahunan atau SPT masa.

10 34 14 2 0 232

17 Penggunaan NPWP dalam menentukan wajib pajak yang diperiksa.

20 22 8 7 3 229

18

Penggunaan NPWP dapat memudahkan petugas dalam menentukan wajib pajak yang akan diperiksa.

24 25 7 2 2 247

Bersambung pada halaman selanjutnya

76

Page 90: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.10 (lanjutan) Responden=60

No. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kewajiban kepemilikan NPWP

SE E CE KE TE

Nilai

19

Wajib pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif. Wajib memiliki NPWP.

26 21 9 4 0 249

20

Terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dapat diterbitkan NPWP secara jabatan.

10 29 14 5 2 220

21

Orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dapat diberikan sanksi.

23 24 5 7 1 241

22

Pembayaran pajak merupakan kewajiban setiap wajib pajak terhadap Negara guna menunjang pembangunan nasional.

26 22 8 4 0 250

23

Terjadi ketidak adilan oleh DJP dalam penentuan wajib pajak yang harus memiliki NPWP.

14 23 14 8 1 221

24

Berdasarkan sisten self assessment semua wajib pajak wajib mendaftarkan diri untuk dicatat sebagai wajib pajak dan memperoleh NPWP

23 18 14 12 3 256

25

Jika penghasilan yang diperoleh sudah melebihi PTKP maka wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan mendapat NPWP

23 26 6 5 0 247

26 Wajib pajak harus melaporkan SPT tepat pada waktunya

17 31 8 4 0 241

27 Wajib pajak harus melaporkan informasi yang benar dalam pembukuan & SPT

21 21 15 3 0 240

Bersambung pada halaman selanjutnya 77

Page 91: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.10 (lanjutan) Responden=60

No. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kewajiban kepemilikan NPWP

SE E CE KE TE

Nilai

28

Wajib pajak bersedia menerima hukuman jika melakukan kesalahan dalam melaksanakan kewajiban pajak

12 21 15 9 3 210

29

Diharapkan KPP dapat melakukan pemeriksaan terhadap pengusaha yang melakukan kegiatan di sntra-sentra ekonomi dan lain-lain. 13 23 11 3 1 197

30

Kerjasama dengan RT/RW/Kelurahan di daerah pemukiman mewah atau masyarakat mampu

4 27 19 8 2 203

31 Kerjasama dengan pihak instansi keimigrasian

6 26 21 6 1 210

32 Mewajibkan pemegang kartu kredit mempunyai NPWP

7 26 15 11 1 207

33

Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP diharapkan KPP dapat melakukan ekstensifikasi terhadap pembeli mobil.

6 30 11 9 2 203

34

Diharapkan KPP dapat melakukan ekstensifikasi terhadap pembeli rumah dengan tipe 45 keatas

10 25 16 6 3 213

35

Orang pribadi yang memperoleh penghasilan diatas PTKP wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.

29 25 5 4 0 268

36 KPP dapat melakukan survey mendadak ke rumah-rumah wajib pajak

6 14 29 8 3 192

37 Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah wajib pajak terdaftar.

21 26 11 1 1 245

38

Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah penerimaan pajak. 21 17 10 8 4 223

Sumber : Data Diolah 78

Page 92: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.11 di bawah ini menunjukkan secara keseluruhan hasil kuesioner

dari penilaian tingkat kesesuaian terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi penerapan kewajiban kepemilikan NPWP.

Tabel 4.11 Penilaian Tingkat Kesesuaian Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP

No

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP

Nilai Tingkat

Pelaksanaan

Nilai Tingkat

Kepentingan Tingkat

Kesesuaian

1

Diharapkan Wajib pajak dapat mengerti makna setiap nomor dalam NPWP. 220 248 88.71

2

Diharapkan Wajib Pajak dapat menuliskan NPWP dengan benar. 238 269 88.48

3

KPP dapat mengadministrasikan pajak dengan benar. 242 250 96.80

4

Sistem penomoran NPWP telah dilaksanakan sesuai prosedur. 245 264 92.80

5

NPWP dapat memberikan informasi tentang identitas wajib pajak yang sebenarnya 248 257 96.50

6

NPWP dapat menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak 224 225 99.56

7

NPWP dapat memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan administrasi perpajakan 241 265 90.94

8

NPWP harus dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan 247 262 94.27

9

Dengan memiliki NPWP wajib pajak telah memenuhi salah satu kewajiban perpajakan 245 250 98.00

Bersambung pada halaman selanjutnya

79

Page 93: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.11 (lanjutan)

No

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP

Nilai Tingkat

Pelaksanaan

Nilai Tingkat

Kepentingan Tingkat

Kesesuaian

10

Wajib pajak akan mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan pencantuman NPWP dalam dokumen yang diperlukan. 238 247 96.36

11

Apabila mempunyai NPWP wajib pajak akan mendapatkan fasilitas Bebas fiskal luar negeri (FLN) 248 249 99.60

12

Dengan adanya NPWP wajib pajak akan dikenakan PPh 21, PPh 22, dan PPh 23 dengan tarif normal 240 249 96.39

13

Diharapkan dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP dapat memudahkan wajib pajak pada saat melakukan pengajuan kredit ke bank. 235 241 97.51

14

Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP diharapkan Wajib pajak dapat menghitung pajak penghasilannya selama setahun 221 251 88.05

15

Wajib pajak dapat menyetorkan pajak dengan sarana Surat Setoran Pajak (SSP) 234 247 94.74

16

Wajib Pajak dapat melaporkan pajak dengan sarana SPT Tahunan atau SPT masa. 232 250 92.80

17

Penggunaan NPWP dalam menentukan wajib pajak yang diperiksa. 229 234 97.86

Bersambung pada halaman selanjutnya

80

Page 94: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.11 (lanjutan)

No

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP

Nilai Tingkat

Pelaksanaan

Nilai Tingkat

Kepentingan Tingkat

Kesesuaian

18

Penggunaan NPWP dapat memudahkan petugas dalam menentukan wajib pajak yang akan diperiksa. 247 249 99.20

19

Wajib pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif. Wajib memiliki NPWP. 249 266 93.61

20

Terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dapat diterbitkan NPWP secara jabatan. 220 236 93.22

21

Orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dapat diberikan sanksi. 241 251 96.02

22

Pembayaran pajak merupakan kewajiban setiap wajib pajak terhadap Negara guna menunjang pembangunan nasional. 250 254 98.43

23

Terjadi ketidak adilan oleh DJP dalam penentuan wajib pajak yang harus memiliki NPWP. 221 239 92.47

24

Berdasarkan sisten self assessment semua wajib pajak wajib mendaftarkan diri untuk dicatat sebagai wajib pajak dan memperoleh NPWP 256 257 99.61

Bersambung pada halaman selanjutnya

81

Page 95: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.11 (lanjutan)

No

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP

Nilai Tingkat

Pelaksanaan

Nilai Tingkat

Kepentingan Tingkat

Kesesuaian

25

Jika penghasilan yang diperoleh sudah melebihi PTKP maka wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan mendapat NPWP 247 258 95.74

26

Wajib pajak harus melaporkan SPT tepat pada waktunya 241 275 87.64

27

Wajib pajak harus melaporkan informasi yang benar dalam pembukuan & SPT 240 258 93.02

28

Wajib pajak bersedia menerima hukuman jika melakukan kesalahan dalam melaksanakan kewajiban pajak 210 239 87.87

29

Diharapkan KPP dapat melakukan pemeriksaan terhadap pengusaha yang melakukan kegiatan di sntra-sentra ekonomi dan lain-lain. 197 246 80.08

30

Kerjasama dengan RT/RW/Kelurahan di daerah pemukiman mewah atau masyarakat mampu 203 225 90.22

31 Kerjasama dengan pihak instansi keimigrasian 210 235 89.36

32

Mewajibkan pemegang kartu kredit mempunyai NPWP 207 231 89.61

33

Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP diharapkan KPP dapat melakukan ekstensifikasi terhadap pembeli mobil. 203 221 91.86

Bersambung pada halaman selanjutnya

82

Page 96: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.11(lanjutan)

No

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP

Nilai Tingkat

Pelaksanaan

Nilai Tingkat

Kepentingan Tingkat

Kesesuaian

34

Diharapkan KPP dapat melakukan ekstensifikasi terhadap pembeli rumah dengan tipe 45 keatas 213 241 88.38

35

Orang pribadi yang memperoleh penghasilan diatas PTKP wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. 268 268 100.00

36

KPP dapat melakukan survey mendadak ke rumah-rumah wajib pajak 192 218 88.07

37

Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah wajib pajak terdaftar. 245 251 97.61

38

Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah penerimaan pajak. 223 224 99.55

RATA-RATA 93.71 Sumber : Data Diolah

Secara keseluruhan dengan menggunakan faktor-faktor tersebut diatas,

maka rata-rata tingkat kesesuaian antara harapan dengan

pelaksanaan/penerapan atas kewajiban kepemilikan NPWP mencapai

93,71%, atau dengan kata lain tingkat pelaksanaan terhadap program

ekstensifikasi pajak adalah sebesar 93,71%, sebagaimana yang nampak

pada tabel 4.11

83

Page 97: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

5. Diagram Kartesius

Untuk dapat melihat posisi penempatan data yang telah dianalisis

tersebut, maka dapat dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:

a. Kuadran A menunjukkan bahwa kewajiban kepemilikan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) dianggap mempengaruhi proses pelaksanaan

program ekstensifikasi pajak.

b. Kuadran B menunjukkan unsur NPWP telah berhasil secara efektif

dilaksanakan untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat efektif

karena tingkat pelaksanaannya telah sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak dalam melaksanakan kewajibannya.

c. Kuadran C menunjukkan faktor yang kurang efektif/penting dan tidak

terlalu mempengaruhi pelaksanaan program ekstensifikasi pajak

sehingga pelaksanaannya dianggap biasa saja.

d. Kuadran D, menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

program ekstensifikasi pajak tidak efektif dan tidak terlalu

mempengaruhi, akan tetapi pelaksanannya berlebihan sehingga kinerja

yang ditunjukkan sangat baik padahal faktor ini dianggap kurang

penting, yang dapat menyebabkan inefisiensi dan pemborosan.

84

Page 98: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.12 Perhitungan Rata-Rata Dari Penilaian Tingkat Pelaksanaan /

Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP Dan Penilaian Tingkat Kepentingan Program Ekstensifikasi Pajak Pada Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Kewajiban Kepemilikan NPWP

No

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Nilai Tingkat

PelaksanaanNilai Tingkat Kepentingan

= X

= Y

1

Diharapkan Wajib pajak dapat mengerti makna setiap nomor dalam NPWP. 220 248

3.67

4.13

2

Diharapkan Wajib Pajak dapat menuliskan NPWP dengan benar. 238 269

3.97

4.48

3

KPP dapat mengadministrasikan pajak dengan benar. 242 250

4.03

4.17

4

Sistem penomoran NPWP telah dilaksanakan sesuai prosedur. 245 264

4.08

4.40

5

NPWP dapat memberikan informasi tentang identitas wajib pajak yang sebenarnya 248 257

4.13

4.28

6

NPWP dapat menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak 224 225

3.73

3.75

7

NPWP dapat memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan administrasi perpajakan 241 265

4.02

4.42

8

NPWP harus dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan 247 262

4.12

4.37

9

Dengan memiliki NPWP wajib pajak telah memenuhi salah satu kewajiban perpajakan 245 250

4.08

4.17

Bersambung pada halaman selanjutnya

85

Page 99: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.12 (lanjutan)

No

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Nilai Tingkat

Pelaksanaan Nilai Tingkat Kepentingan

= X

= Y

10

Wajib pajak akan mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan pencantuman NPWP dalam dokumen yang diperlukan. 238 247

3.97

4.12

11

Apabila mempunyai NPWP wajib pajak akan mendapatkan fasilitas Bebas fiskal luar negeri (FLN) 248 249

4.13

4.15

12

Dengan adanya NPWP wajib pajak akan dikenakan PPh 21, PPh 22, dan PPh 23 dengan tarif normal 240 249

4.00

4.15

13

Diharapkan dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP dapat memudahkan wajib pajak pada saat melakukan pengajuan kredit ke bank. 235 241

3.92

4.02

14

Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP diharapkan Wajib pajak dapat menghitung pajak penghasilannya selama setahun 221 251

3.68

4.18

15

Wajib pajak dapat menyetorkan pajak dengan sarana Surat Setoran Pajak (SSP) 234 247

3.90

4.12

16

Wajib Pajak dapat melaporkan pajak dengan sarana SPT Tahunan atau SPT masa. 232 250

3.87

4.17

Bersambung pada halaman selanjutnya

86

Page 100: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.12 (lanjutan)

No

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Nilai Tingkat

Pelaksanaan Nilai Tingkat Kepentingan

= X

= Y

17

Penggunaan NPWP dalam menentukan wajib pajak yang diperiksa. 229 234

3.82

3.90

18

Penggunaan NPWP dapat memudahkan petugas dalam menentukan wajib pajak yang akan diperiksa. 247 249

4.12

4.15

19

Wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif. Wajib memiliki NPWP. 249 266

4.15

4.43

20

Terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dapat diterbitkan NPWP secara jabatan. 220 236

3.67

3.93

21

Orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dapat diberikan sanksi. 241 251

4.02

4.18

22

Pembayaran pajak merupakan kewajiban setiap wajib pajak terhadap Negara guna menunjang pembangunan nasional. 250 254

4.17

4.23

23

Terjadi ketidak adilan oleh DJP dalam penentuan wajib pajak yang harus memiliki NPWP. 221 239

3.68

3.98

Bersambung pada halaman selanjutnya

87

Page 101: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.12 (lanjutan)

No

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Nilai Tingkat

Pelaksanaan

Nilai Tingkat

Kepentingan

= X

= Y

24

Berdasarkan sisten self assessment semua wajib pajak wajib mendaftarkan diri untuk dicatat sebagai wajib pajak dan memperoleh NPWP 256 257

4.27

4.28

25

Jika penghasilan yang diperoleh sudah melebihi PTKP maka wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan mendapat NPWP 247 258

4.12

4.30

26

Wajib pajak harus melaporkan SPT tepat pada waktunya 241 275

4.02

4.58

27

Wajib pajak harus melaporkan informasi yang benar dalam pembukuan & SPT 240 258

4.00

4.30

28

Wajib pajak bersedia menerima hukuman jika melakukan kesalahan dalam melaksanakan kewajiban pajak 210 239

3.50

3.98

29

Diharapkan KPP dapat melakukan pemeriksaan terhadap pengusaha yang melakukan kegiatan di sntra-sentra ekonomi dan lain-lain. 197 246

3.28

4.10

30

Kerjasama dengan RT/RW/Kelurahan di daerah pemukiman mewah atau masyarakat mampu 203 225

3.38

3.75

Bersambung pada halaman selanjutnya

88

Page 102: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Tabel 4.12 (lanjutan)

No

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Nilai Tingkat

Pelaksanaan

Nilai Tingkat

Kepentingan

= X

= Y

31 Kerjasama dengan pihak instansi keimigrasian 210 235

3.50

3.92

32

Mewajibkan pemegang kartu kredit mempunyai NPWP 207 231

3.45

3.85

33

Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP diharapkan KPP dapat melakukan ekstensifikasi terhadap pembeli mobil. 203 221

3.38

3.68

34

Diharapkan KPP dapat melakukan ekstensifikasi terhadap pembeli rumah dengan tipe 45 keatas 213 241

3.55

4.02

35

Orang pribadi yang memperoleh penghasilan diatas PTKP wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. 268 268

4.47

4.47

36

KPP dapat melakukan survey mendadak ke rumah-rumah wajib pajak 192 218

3.20

3.63

37

Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah wajib pajak terdaftar.

245 251 4.08

4.18

38

Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah penerimaan pajak. 223 224

3.72

3.73

RATA-RATA

3.86

4.12

X dan Y = nilai rata-rata dari 60 petugas pajak/responden Sumber: hasil perhitungan kuesioner.

89

Page 103: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

90

Y

5

26

4,5 A B 2 4 18 35

7 27 3

24 25 23

8 21 29 1 16 9 5 20 37

4 14 34 13 10 11 12 X

28 31 19 22 15 17

30 38 33 6 36 32

3,5

C D

3 3 3.5 4 4.5 5

Gambar 4.2 Diagram Kartesius

Sumber: Tabel 4.10

Page 104: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Berdasarkan hasil pengukuran yang terlihat pada gambar 4.2 diatas,

dapat terlihat jenis-jenis penerapan kewajiban kepemilikan NPWP dalam

pelaksanaan program ekstensifikasi pajak, mana yang seharusnya lebih

ditingkatkan, dipertahankan, serta usaha-usaha perbaikan pada atribut-

atribut yang benar-benar dianggap penting oleh petugas dalam

pelaksanaan program ekstensifikasi pajak.

Pada gambar 4.2 diagram kartesius diatas, terlihat bahwa letak unsur-

unsur palaksanaan faktor-faktor atau atribut-atribut yang mempengaruhi

tingkat pelaksanaan /penerapan kewajiban kepemilikan NPWP , terbagi

menjadi 4 bagian. Adapun interpretasi dari diagram kartesius tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a Kuadran A menunjukkan bahwa kewajiban kepemilikan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) dianggap mempengaruhi proses pelaksanaan

program ekstensifikasi pajak. Kantor pelayanan pajak harus lebih

memprioritaskan untuk menangani faktor atau indikator yang ada pada

kuadran ini.

a. Adapun indikator yang masuk pada kuadran A ini adalah:

1) Diharapkan Wajib pajak dapat mengerti makna setiap nomor

dalam NPWP.

2) Diharapkan Wajib Pajak dapat menuliskan NPWP dengan

benar

91

Page 105: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

13) Dengan adanya penerapan NPWP diharapkan dapat

memudahkan wajib pajak pada saat melakukan pengajuan

kredit ke bank.

14) Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP diharapkan

Wajib pajak dapat menghitung pajak penghasilannya selama

setahun

16) Wajib Pajak dapat melaporkan pajak dengan sarana SPT

Tahunan atau SPT masa.

29) Diharapkan KPP dapat melakukan pemeriksaan terhadap

pengusaha yang melakukan kegiatan di sntra-sentra ekonomi

dan lain-lain.

34) Diharapkan KPP dapat melakukan ekstensifikasi terhadap

pembeli rumah dengan tipe 45 keatas

b Kuadran B menunjukkan unsur NPWP telah berhasil secara efektif

dilaksanakan untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat efektif

karena tingkat pelaksanaannya telah sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak dalam melaksanakan kewajibannya.

a. Adapun indikator yang masuk pada kuadran B ini adalah :

3) KPP dapat mengadministrasikan pajak dengan benar.

4) Sistem penomoran NPWP telah dilaksanakan sesuai prosedur.

5) NPWP dapat memberikan informasi tentang identitas wajib

pajak yang sebenarnya

92

Page 106: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

7) NPWP dapat memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan

administrasi perpajakan

8) NPWP harus dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan

9) Dengan memiliki NPWP wajib pajak telah memenuhi salah

satu kewajiban perpajakan

10) Wajib pajak akan mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi

tertentu yang mewajibkan pencantuman NPWP dalam

dokumen yang diperlukan

11) Apabila mempunyai NPWP wajib pajak akan mendapatkan

fasilitas Bebas fiskal luar negeri (FLN)

12) Dengan adanya NPWP wajib pajak akan dikenakan PPh 21,

PPh 22, dan PPh 23 dengan tarif normal

15) Wajib pajak dapat menyetorkan pajak dengan sarana Surat

Setoran Pajak (SSP)

20) Terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk

mendaftarkan diri dapat diterbitkan NPWP secara jabatan.

21) Orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri,

menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP

sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dapat

diberikan sanksi

23) Terjadi ketidak adilan oleh DJP dalam penentuan wajib pajak

yang harus memiliki NPWP.

93

Page 107: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

24) Berdasarkan sisten self assessment semua wajib pajak wajib

mendaftarkan diri untuk dicatat sebagai wajib pajak dan

memperoleh NPWP

25) Jika penghasilan yang diperoleh sudah melebihi PTKP maka

wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan mendapat

NPWP

26) Wajib pajak harus melaporkan SPT tepat pada waktunya

27) Wajib pajak harus melaporkan informasi yang benar dalam

pembukuan & SPT

28) Wajib pajak bersedia menerima hukuman jika melakukan

kesalahan dalam melaksanakan kewajiban pajak

c Kuadran C menunjukkan faktor yang kurang efektif/penting dan tidak

terlalu mempengaruhi pelaksanaan program ekstensifikasi pajak

sehingga pelaksanaannya dianggap biasa saja.

a. Adapun indikator yang masuk pada kuadran C ini adalah:

6) NPWP dapat menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak

19) Wajib pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif.

Wajib memiliki NPWP.

22) Pembayaran pajak merupakan kewajiban setiap wajib pajak

terhadap Negara guna menunjang pembangunan nasional.

28) Wajib pajak bersedia menerima hukuman jika melakukan

kesalahan dalam melaksanakan kewajiban pajak

94

Page 108: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

30) Kerjasama dengan RT/RW/Kelurahan di daerah pemukiman

mewah atau masyarakat mampu

31) Kerjasama dengan pihak instansi keimigrasian

32) Mewajibkan pemegang kartu kredit mempunyai NPWP

33) Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP diharapkan

KPP dapat melakukan ekstensifikasi terhadap pembeli mobil.

35) KPP dapat melakukan survey mendadak ke rumah-rumah

wajib pajak

38) Ekstensifikasi dapat meningkatkan jumlah penerimaan pajak.

d Kuadran D, menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

program ekstensifikasi pajak tidak efektif dan tidak terlalu

mempengaruhi, akan tetapi pelaksanannya berlebihan sehingga kinerja

yang ditunjukkan sangat baik padahal faktor ini dianggap kurang

penting, yang dapat menyebabkan inefisiensi dan pemborosan.

a. Adapun indikator yang masuk pada kuadran D ini adalah:

17) Penggunaan NPWP dapat memudahkan petugas dalam

menentukan wajib pajak yang diperiksa.

6. Penilaian Efektivitas Pelaksanaan/Penerapan Kewajiban Kepemilikan

NPWP

Adapun hasil perhitungan efektivitas kewajiban kepemilikan NPWP

pada progran ekstensifikasi pajak adalah:

95

Page 109: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

Jumlah skor kriterium =5x38x60

=11400

Tingkat presentase efektivitas = 8810 x 100% 11400

= 77,28%

Hal ini berarti, tingkat efektivitas pelaksanaan /penerapan kewajiban

kepemilikan NPWP adalah sebesar 77,28%. Jika disesuaikan dengan

kriteria efektivitas pelaksanaan/penerapan berada pada kuadran II (lihat

gambar 4.3).

Sangat efektif

80%-100%

Efektif 60-79%

• Cukup efektif

40-59%

Kurang efektif <40%

Sumber: data diolah

Gambar 4.3 Hasil Tingkat Efektivitas Pelaksanaan/Penerapan Kewajiban

Kepemilikakan NPWP

96

Page 110: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisa yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesesuaian antara tingkat efektivitas

dan tingkat kepentingan, dimana kewajiaban kepemilikan NPWP sebagai

faktor pendukung dalam program ekstensifikasi pajak pada KPP Pratama

Kebayoran lama rata-rata persentase mencapai 93,71%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa prosedur kewajiban kepemilikan NPWP pada KPP

Pratama Kebayoran Lama telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan.

2. Hasil perhitungan tingkat efektivitas menunjukkan penerapan kewajiban

kepemilikan NPWP pada program ekstensifikasi pajak pada kantor

pelayanan pajak kebayoran lama efektif yaitu sebesar 77,28%.

B. Implikasi

1. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesesuaian antara tingkat efektivitas

dan tingkat kepentingan, dimana kewajiban kepemilikan NPWP sebagai

faktor pendukung dalam program ekstensifikasi pajak pada KPP Pratama

Kebayoran lama rata-rata persentase mencapai 93,71%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa prosedur kewajiban kepemilikan NPWP pada KPP

Pratama Kebayoran Lama telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan.

97

Page 111: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

2. Efektivitas penerapan kewajiban kepemilikan NPWP pada kantor

pelayanan pajak kebayoran lama efektif sebesar 77,28%. Hal ini

dikarenakan kantor pelayanan pajak kebayoran lama selalu mengevaluasi

terhadap semua faktor-faktor yang mempengaruhi kewajiban kepemilikan

NPWP secara berkala.

3. Bagi penulis, penelitian ini memberikan gambaran tentang efektivitas

kewajiban kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dalam proses

pelaksanaan program ekstensifikasi pajak. penelitian ini merupakan media

yang baik untuk berlatih, menambah pengetahuan, wawasan dan

keterampilan dalam melakukan penelitian sekaligus mendalami berbagai

teori yang berkaitan dengan ekstensifikasi pajak.

4. Bagi masyarakat, khususnya wajib pajak yang telah memiliki penghasilan

diatas PTKP wajib memiliki NPWP, Sehingga tidak ragu dalam

menjalankan aktivitas perpajakan.

5. Bagi Kantor Pelayanan Pajak: dengan adanya penelitian ini diharapkan

KPP dapat lebih mudah mengadministrasikan pajak dengan benar serta

memberikan masukan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam

melaksanakan program ekstensifikasi pajak agar dapat meningkatkan

jumlah wajib pajak terdaftar dan menambah jumlah penerimaan pajak

negara.

98

Page 112: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

DAFTAR PUSTAKA

Fitriandi, Primandita.“Kompilasi Undang-Undang Perpajakan Terlengkap”. Salemba Empat,Jakarta,2008.

Fuadah,Luk Luk. “Analisis Pengaruh Pelaksanaan Intensifikasi, Ekstensifikasi

Dan Modernisasi Pajak Untuk Optimalisasi Pajak”. Akuntabilitas : jurnal penelitian dan pengembangan akuntansi Vol.2 No.1 Januari 2008.

Hamid, Abdul. “ Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.

Husein, Umar. “Metode Riset Bisnis.” PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2003.

Makmun,SE,MM. “Kajian Tentang NPWP Sebagai Identitas Wajib Pajak

Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi Administrasi Perpajakan” Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol 5, No.2, Sept-Des.2001.

Mardiasmo, “Perpajakan”, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta, 2008.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analis Multivariate dengan Program SPSS”, Cetakan IV, Undip, Semarang, 2009.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.

Pujiatiningsih,Eskal. “ Analisis Efektivitas System Informasi Perpajakan Sebagai

Pendukung Dalam Proses Pelaksanaan Pemeriksaan”,Skripsi S1 program Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2007.

Profil KPP Pratama Kebayoran Lama, 2009

Sukirno, Sadono. “ Makroekonomi”, Edisi2,Rajawali Pers, Jakarta,2001.

Resmi, Siti. “Perpajakan”, Buku 1, Edisi 2Salemba Empat, Jakarta,2005.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.7/2004 tangga 6 Agustus 2004 tentang “pemeriksaan sederhana lapangan dalam rangka ekstensifikasi wajib pajak”

99

Page 113: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

100

Sopianti,Siti. “Analisis Persepsi Dan Harapan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kualitas Pelayanan Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Di KPP Cibinong Bogor” Skripsi S1 program Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2008.

Tanno,Aries.”Aturan Pelaksanaan NPWP Membingungkan”, Indonesian tax

review,vol.1/Edisi19/2009. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang “Ketentuan Umum Dan Tata

Cara Perpajakan” Waluyo.“Perpajakan Indonesia”,Salemba Empat,Jakarta,2007. Yuniarwati. “Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)” Jurnal Penelitian Fakultas

Ekonomi Universitas Tarumanegara Th.IV/01/2001.

Page 114: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Maulida Oktaviani

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/3 Oktober 1988

Alamat : Karang Tengah Jl.H.Gandun Rt 007/08

Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan 12440

Anak ke : 1 (satu) dari 4 bersaudara

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : WNI

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Islam Al-Barkah : 1993-1994

2. SDN Lebak Bulus 01 Pagi Jakarta : 1994-2000

3. SMPN 226 Jakarta : 2000-2003

4. SMAN 66 Jakarta : 2003-2006

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2006-2010

ORGANISASI

1. PASKIBRA SMAN 66 Jakarta : 2003-2006

2. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan ilmu sosial.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Divisi Humas dan Antar Lembaga. Masa Jabatan 2008-2009

iv

Page 115: ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN KEWAJIBAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/715/1/93624... · nomor pokok wajib pajak (npwp) sebagai faktor pendukung dalam proses

v

PELATIHAN

1. Training Sertifikasi ISO 9000:2008

2. Peserta Magang Pada Salah Satu Koperasi Simpan Pinjam Program PNPM-

MP Kawasan Pandeglang,Banten.

3. Peserta Stadium General “Prospek Dan Tantangan Profesi Akuntansi

Menghadapi Era Globalisasi

4. Brevet Pajak A-B,STAN

DATA ORANG TUA

1. Ayah

Nama : Mursalih, SE

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/15 Juli 1962

Alamat : Karang Tengah Jl.H.Gandun Rt 007/08

Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan 12440

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Kewarganegaraan : WNI

2. Ibu

Nama : Mursanih, Amk

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/2 Mei 1967

Alamat : Karang Tengah Jl.H.Gandun Rt 007/08

Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan 12440

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS Rs.Fatmawati

Kewarganegaraan : WNI