4
Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Ahmad Busyairi*, Parlindungan Sinaga, dan Wawan Setiawan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa yang selanjutnya akan digunakan sebagai pedoman dalam memilih metode, strategi atau model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sampel penelitian sebanyak 30 siswa SMA yang sudah belajar materi listrik dinamis. Instrumen penelitian berupa perangkat tes keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah yang berbentuk soal essay. Indikator soal meliputi 4 aspek keterampilan yaitu; keterampilan menemukan fakta (fact finding), keterampilan menemukan masalah (problem finding), keterampilan menemukan ide (idea finding), dan keterampilan menemukan solusi (solution finding). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa untuk jenjang SMA masih tergolong rendah terutama pada aspek keterampilan dalam menemukan masalah, keterampilan dalam menemukan ide, dan keterampilan dalam menemukan solusi. Salah satu strategi yang dihipotesiskan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran creative problem solving dari Osborn-Parnes. Kata-kata kunci: analisis didaktik, berpikik kreatif, pemecahan masalah, creative problem solving Pendahuluan Era Globalisasi dan teknologi menghadapkan manusia dengan tantangan dan permasalahan baru yang semakin kompleks. Perkembangan teknologi juga telah mengubah semua aspek kehidupan secara cepat. Untuk mengahadapi perubahan dan permasalahan yang kian cepat dan kompleks, setiap individu hendaknya tidak cukup hanya dibekali dengan latihan-latihan pemecahan masalah dengan cara-cara rutin (routine problem solving) melainkan perlu juga dilatihkan keterampilan berpikir kreatif mereka sehingga nantinya mereka dapat menyelesaikan masalah dengan cara-cara kreatif [1]. Keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah nampaknya masih kurang diperhatikan oleh guru ketika mengajar di kelas. Berdasarkan hasil observasi pada salah satu sekolah yang ada di kabupaten Bandung memperlihatkan bahawa, guru jarang sekali mengajak siswa untuk memecahkan permasalahan yang bersifat terbuka (open problem) sebagai upaya untuk melatihkan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa. Begitu juga pada tahap penilaian, soal-soal yang biasanya diberikan kepada siswa adalah soal-soal kognitif yang bersifat tertutup (close problem) yang penyelesaiannya langsung pada pemakaian persamaan matematis yang sudah ada. Temuan ini menunjukkan bahwa mulai dari proses pembelajaran hingga tahap penilaian, guru jarang sekali memperhatikan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa. Berdasarkan temuan seperti yang sudah dipaparkan di atas, perlu kiranya dilakukan analisis didaktik mengenai keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa. Penelitian ini diawali dengan melihat profil keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa dan selanjutnya akan digunakan sebagai pedoman dalam memilih metode, strategi, atau model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir tersebut khususnya pada materi listrik dinamis. Teori Keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah berbeda dengan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan pemecahan masalah. Torrance menjelaskan bahwa keterampilan berpikir kreatif merupakan sebuah keterampilan untuk memikirkan banyak kemungkinan, menggunakan cara yang bervariasi, menggunakan sudut pandang yang berbeda, memikirkan sesuatu yang baru serta untuk membimbing kita dalam menghasilkan dan memilih alternatif [2]. Lebih lanjut Guilford menjelaskan bahwa keterampilan berpikir kreatif dimiliki oleh orang yang proses berpikirnya divergen [3]. Menurut Gagne, keterampilan pemecahan masalah merupakan suatu bentuk keterampilan yang memerlukan pemikiran dengan menggunakan dan menghubungkan dengan berbagai aturan-aturan yang telah kita kenal menurut kombinasi yang berlainan [4]. Keterampilan pemecahan masalah dimiliki oleh orang yang berpikir Konvergen [3]. Keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah tidak hanya sekedar keterampilan pemecahan masalah semata melainkan juga Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015) 8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 593 ]

Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir ...portal.fmipa.itb.ac.id/snips2015/files/snips_2015_ahmad_busyairi_d... · Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir ...portal.fmipa.itb.ac.id/snips2015/files/snips_2015_ahmad_busyairi_d... · Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan

Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Listrik

Dinamis

Ahmad Busyairi*, Parlindungan Sinaga, dan Wawan Setiawan

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa yang selanjutnya akan digunakan sebagai pedoman dalam memilih metode, strategi atau model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sampel penelitian sebanyak 30 siswa SMA yang sudah belajar materi listrik dinamis. Instrumen penelitian berupa perangkat tes keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah yang berbentuk soal essay. Indikator soal meliputi 4 aspek keterampilan yaitu; keterampilan menemukan fakta (fact finding), keterampilan menemukan masalah (problem finding), keterampilan menemukan ide (idea finding), dan keterampilan menemukan solusi (solution finding). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa untuk jenjang SMA masih tergolong rendah terutama pada aspek keterampilan dalam menemukan masalah, keterampilan dalam menemukan ide, dan keterampilan dalam menemukan solusi. Salah satu strategi yang dihipotesiskan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran creative problem solving dari Osborn-Parnes.

Kata-kata kunci: analisis didaktik, berpikik kreatif, pemecahan masalah, creative problem solving

Pendahuluan Era Globalisasi dan teknologi menghadapkan

manusia dengan tantangan dan permasalahan baru yang semakin kompleks. Perkembangan teknologi juga telah mengubah semua aspek kehidupan secara cepat. Untuk mengahadapi perubahan dan permasalahan yang kian cepat dan kompleks, setiap individu hendaknya tidak cukup hanya dibekali dengan latihan-latihan pemecahan masalah dengan cara-cara rutin (routine problem solving) melainkan perlu juga dilatihkan keterampilan berpikir kreatif mereka sehingga nantinya mereka dapat menyelesaikan masalah dengan cara-cara kreatif [1].

Keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah nampaknya masih kurang diperhatikan oleh guru ketika mengajar di kelas. Berdasarkan hasil observasi pada salah satu sekolah yang ada di kabupaten Bandung memperlihatkan bahawa, guru jarang sekali mengajak siswa untuk memecahkan permasalahan yang bersifat terbuka (open problem) sebagai upaya untuk melatihkan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa. Begitu juga pada tahap penilaian, soal-soal yang biasanya diberikan kepada siswa adalah soal-soal kognitif yang bersifat tertutup (close problem) yang penyelesaiannya langsung pada pemakaian persamaan matematis yang sudah ada. Temuan ini menunjukkan bahwa mulai dari proses pembelajaran hingga tahap penilaian, guru jarang sekali memperhatikan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa.

Berdasarkan temuan seperti yang sudah dipaparkan di atas, perlu kiranya dilakukan analisis

didaktik mengenai keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa. Penelitian ini diawali dengan melihat profil keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa dan selanjutnya akan digunakan sebagai pedoman dalam memilih metode, strategi, atau model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir tersebut khususnya pada materi listrik dinamis.

Teori Keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan

masalah berbeda dengan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan pemecahan masalah. Torrance menjelaskan bahwa keterampilan berpikir kreatif merupakan sebuah keterampilan untuk memikirkan banyak kemungkinan, menggunakan cara yang bervariasi, menggunakan sudut pandang yang berbeda, memikirkan sesuatu yang baru serta untuk membimbing kita dalam menghasilkan dan memilih alternatif [2]. Lebih lanjut Guilford menjelaskan bahwa keterampilan berpikir kreatif dimiliki oleh orang yang proses berpikirnya divergen [3]. Menurut Gagne, keterampilan pemecahan masalah merupakan suatu bentuk keterampilan yang memerlukan pemikiran dengan menggunakan dan menghubungkan dengan berbagai aturan-aturan yang telah kita kenal menurut kombinasi yang berlainan [4]. Keterampilan pemecahan masalah dimiliki oleh orang yang berpikir Konvergen [3]. Keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah tidak hanya sekedar keterampilan pemecahan masalah semata melainkan juga

Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015) 8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 593 ]

Page 2: Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir ...portal.fmipa.itb.ac.id/snips2015/files/snips_2015_ahmad_busyairi_d... · Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan

melibatkan keterampilan berpikir kreatif dalam prosesnya [5]. Keterampilan berpikir kreatif ini dibutuhkan untuk mencari berbagai gagasan guna memilih solusi yang optimal dan terbaik sesuai dengan kondisi permasalahan. Senada dengan pernyataan tersebut, Wang menyatakan bahwa keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah merupakan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara-cara kreatif dan melibatkan proses berpikir divergen dan konvergen [3]. Dengan kata lain, keterampilan pemecahan masalah secara kreatif tidak hanya mencakup proses berpikir yang divergen atau konvergen saja, tetapi mencakup kedua proses berpikir tersebut secara terintegrasi.

Dengan berlandas pada definisi dari beberapa ahli seperti yang dipaparkan di atas mengindikasikan bahwa instrumen untuk mengukur keterampilann berpikir kreatif dalam pemecahan masalah berbeda dengan instrumen untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan pemecahan masalah. Instrumen untuk mengukut keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah harus dapat mengukur proses berpikir divergen dan kovergen secara terintegrasi. Untuk itu, bentuk soal yang digunakan dalam penelitian ini didesain agar siswa dapat memberikan beragam jawaban (Berpikir divergen) dan memberi penjelasan terhadap setiap jawaban yang mereka berikan (berpikir konvergen) [3].

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Sampel terdiri dari 30 siswa SMA kelas XI pada salah satu sekolah yang ada di kabupaten Bandung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa perangkat tes keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah yang berbentuk soal essay. Karakteristik soal yang digunakan berbentuk permasalahan dunia nyata yang bersifat terbuka (open problem) sehingga dapat memungkinkan munculnya beragam jawaban [1]. Indikator soal meliputi 4 aspek keterampilan yaitu; keterampilan dalam menemukan fakta (fact finding), keterampilan dalam menemukan masalah (problem finding), keterampilan dalam menemukan ide (idea finding) dan keterampilan dalam menemukan solusi (solution finding) [6]. Pedoman pensekoran dalam penelitian ini mengadopsi pedoman pensekoran keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah yang sudah dikembangkan oleh Wang [1].

Tabel 1. Pedoman Pensekoran Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Pemecahan Masalah Siswa

Skor Kriteri 0 Tidak mampu menemukan jawaban atau

memberikan jawaban tetapi menyimpang 1 Mampu menemukan satu jawaban benar

dan disertai alasan yang tepat 2 Mampu menemukan 2 jawaban benar

dan disertai alasan yang tepat 3 Mampu menemukan 3 jawaban benar

dan disertai alasan yang tepat 4 Mampu menemukan 4 jawaban benar

dan disertai alasan yang tepat

Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan kriteria yang diusulkan oleh Brookhart mengenai tingkat keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah yaitu sebagai berikut [7].

Tabel 2. Kategori Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Pemecahan Masalah Siswa

Skor Kategori 0 ≤ S < 1 Sangat Tidak Kreatif dalam

pemecahan masalah 1 ≤ S < 2 Tidak Kreatif dalam pemecahan

masalah 2 ≤ S < 3 Cukup Kreatif dalam pemecahan

masalah 3 ≤ S < 4 Kreatif dalam pemecahan masalah

4 ≤ S Sangat Kreatif dalam pemecahan masalah

Hasil dan diskusi Berikut adalah salah satu contoh permasalahan

yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa:

Permasalahan 1: “Bayangkan kamu adalah salah satu anggota dari tim mancing mania yang beriap-siap akan pergi memancing menggunakan perahu ke tengah laut. Ketika tiba di tengah laut, hal yang tidak terduga terjadi. Perahu yang kalian gunakan terhempas gelombang ganas dan terdampar di sebuah pulau terpencil yang jauh dari pemukiman penduduk. Namun untungnya peralatan seperti Generator 600W/240V, kebel penghubung dan beberapa bola lampu 50W/120V masih aman dari terjangan badai. Sambil menunggu untuk diselamatkan, kalian memutuskan menggunakan Generator untuk mengoperasikan lampu-lampu tersebut sebagai penerang disaat malam tiba dan sekaligus untuk memberi signal keberadaan kalian kepada regu penyelamat. Namun ketika dicoba merangkai satu lampu dengan menggunakan generator, tiba-tiba bola lampu yang kalian gunakan rusak. Beruntung masih banyak bola lampu yang tersisa yang masih dapat digunakan. Kamupun diminta untuk menyelidiki sekaligus dipercaya untuk dapat memberi solusi atas permasalahan tersebut”.

Pertanyaan:

Temukan beragam masalah dari kejadian di atas? Mengapa anda berpikir begitu?

Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015) 8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 594 ]

Page 3: Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir ...portal.fmipa.itb.ac.id/snips2015/files/snips_2015_ahmad_busyairi_d... · Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan

Jawaban yang diharapkan:

Permasalahan Alasan Tegangan generator terlalu besar untuk bola lampu

Sebuah lampu rusak ketika dirangkai dengan generator.

Spesifikasi generator tidak sesuai dengan bola lampu

Tegangan keluaran generator 240V sedangkan lampu 120V

Membuat rangkaian agar lampu tidak rusak dan menyala seterang mungkin.

Lampu akan digunakan untuk memberi signal kepada regu penyelamat

Jawaban siswa:

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh profil keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah untuk masing-masing aspek keterampilan seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Profil Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Pemecahan Masalah Siswa

Berdasarkan grafik di atas kita dapat melihat bahwa untuk aspek keterampilan menemukan fakta (fact finding) rata-rata siswa sudah berada pada kategori kreatif. Hal ini menginformasikan bahwa siswa sudah terampil dalam menemukan beragam informasi/fakta-fakta (keterampilan berpikir divergen) serta memberi penjelasan lebih jauh mengenai fakta-fakta tersebut (keterampilan berpikir konvergen).

Untuk aspek keterampilan dalam menemukan masalah dari suatu kejadian (problem finding) rata-rata siswa berada pada kategori tidak kreatif. Keadaan ini diduga disebabkan karena aktivitas pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru ketika mengajar di kelas yang lebih sering melatihkan siswa untuk memecahkan permasalahan sederhana dan bersifat tertutup (close problem) yang permasalahannya sudah jelas karena langsung diinformasikan oleh guru

dan penyelesaiannya langsung pada penggunaan rumus-rumus baku yang sudah ada. Guru tidak pernah memunculkan permasalahan yang bersifat terbuka (open problem) yang membutuhkan keterampilan menganalisis dalam menemukan permasalahan dari suatu kejadian sehingga kepekaan siswa terhadap suatu permasalahan tidak terlatih.

Untuk aspek keterampilan dalam menemukan ide (ide finding) dapat dilihat bahwa rata-rata siswa berada pada kategori tidak kreatif. Keadaan ini diduga disebabkan karena lemahnya kemampuan siswa dalam mengidentifikasi berbagai macam masalah yang terdapat pada suatu kejadian yang sekiranya akan dicarikan ide penyelesaiannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dewey yang menyatakan bahwa masalah yang didefinisikan dengan baik adalah setengah dipecahkan [6]. Artinya apabila siswa tidak dapat menemukan dan mendefinisikan masalah dari suatu kejadian dengan baik, maka peluang kemunculan ide penyelesaian akan semakin kecil karena bagaimana mungkin suatu penyelesaian muncul jika permasalahannya belum diketahui dan didefinisikan dengan benar.

Untuk aspek keterampilan dalam menemukan solusi (solution finding) dapat dilihat bahwa rata-rata siswa berada pada kategori sangat tidak kreatif. Keadaan ini juga diduga disebabkan karena lemahnya kemampuan siswa dalam mengidentifikasi berbagai macam masalah yang terdapat pada suatu kejadian sehingga menyebabkan siswa kesulitan untuk memunculkan ide-ide kreatif yang berimplikasi pada peluang munculnya beragam solusi menjadi kecil.

Analisis lebih lanjut dilakukan dengan cara menganalisis pola jawaban dari siswa. Analisis dilakukan dengan melihat hubungan dari tiap-tiap aspek keterampilan mulai dari keterampilan menemukan fakta, keterampilan menemukan masalah, keterampilan menemukan ide hingga keterampilan menemukan solusi. Berdasarkan analisis data didapat bahwa aspek-aspek keterampilan terebut saling berhubungan satu sama lain terutama pada aspek keterampilan menemukan masalah, keterampilan menemukan ide dan keterampilan menemukan solusi. Artinya, ketika siswa terampil dalam menemukan masalah dari suatu kejadian kemungkinan besar mereka juga akan sedikit lebih terampil dalam memunculkan beragam ide penyelesaian jika dibandingkan dengan mereka yang kurang terampil dalam menemukan masalah. Begitu juga ketika siswa terampil dalam memunculkan ide-ide penyelesaian yang kreatif, mereka juga akan sedikit lebih terampil dalam memunculkan beragam solusi penyelesaian jika dibandingkan dengan mereka yang kurang terampil dalam menemukan ide. Selain itu, lemahnya keterampilan siswa dalam memunculkan beragam

Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015) 8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 595 ]

Page 4: Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir ...portal.fmipa.itb.ac.id/snips2015/files/snips_2015_ahmad_busyairi_d... · Analisis Didaktik Untuk Meningkatkan Keterampilan

solusi diduga disebabkan oleh aktivitas pembelajaran yang didominasi oleh aktivitas guru yang secara langsung memberikan konsep-konsep materi listrik dinamis (metode ceramah) tanpa melibatkan siswa untuk mengkonstruk sendiri pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman nyata hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan (learning by doing) seperti pembelajaran dengan eksperimen learning.

Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan memperlihatkan bahwa ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab rendahnya keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa diantaranya yaitu; (1) Konsep dibangun tidak berdasarkan

pengalaman nyata hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan (learning by doing).

(2) Siswa jarang dihadapkan pada masalah nyata yang terintegrasi dalam proses pembelajaran.

(3) Siswa tidak pernah dituntut untuk menggunakan seluruh kemampuannya dalam memecahkan suatu permasalahan.

(4) Siswa tidak pernah diajak bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan dengan melibatkan berbagai macam ide kreatif. Dengan berlandaskan pada dugaan penyebeb

dari rendahnya keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa, pembelajaran yang disarankan peneliti antara lain memuat unsur-unsur sebagai berikut. (1) Memberikan siswa pengalaman nyata dalam

berinteraksi dengan fenomena (learning by doing) seperti pada pembelajaran dengan eksperiment learning atau inquiri learning.

(2) Menghadapkan siswa pada masalah nyata yang terintegrasi dalam proses pembelajaran, seperti pada pembelajaran dengan problem based learning.

(3) Memberikan kesempatan kepada siswa menggunakan seluruh kemampuannya dalam memecahkan permasalahan seperti pada pembelajaran dengan problem solving.

(4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan seperti pada pembelajaran dengan colaborative learning Berdasarkan kajian literatur didapatkan bahwa

unsur-unsur tersebut di atas dapat dipenuhi oleh strategi pembelajaran creative problem solving (CPS). Menurut Osborn-Parnes strategi pembelajaran CPS merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang tahapan pembelajarannya berorientasi pada proses pemecahan masalah secara kreatif sehingga mengahasilkan banyak ide, gagasan, pemikiran, kritik, saran yang berbeda dalam rangka untuk memperoleh solusi terbaik [6].

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kreatif

dalam pemecahan siswa untuk jenjang SMA masih rendah terutama pada aspek keterampilan dalam menemukan masalah, keterampilan dalam menemukan ide dan keterampilan dalam menemukan solusi. Salah satu strategi yang dihipotesiskan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran creative problem solving (CPS) dari Osborn-Parnes.

Ucapan terima kasih

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Parlindungan Sinaga M. Si., Dra. Reny Damayanti, M.Pd., Wawan Setiawan, M. Pd. serta semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam proses penelitian ini yang tidak dapat kami sebut namanya satu persatu.

Referensi

[1] Wang, H.C, Chang, C.Y & Li, T.Y (2008). Assessing creative problem-solving with automated text grading. Procedia Social and Behavioral Sciences.

[2] Treffinger, D.J., Young, G.C, Selby, E.C, Shepardson, C., (2002). Assesing Creativity; A Guide for Educator. The National Research Center On The Gifted And Talented: Florida.

[3] Wang, H.C., Chang, C.Y., dan Li, T.Y . (2005). automated scoring for creative problem solving ability with ideation-explanation modelling. Proceeding of The 13th (ICCE2005).

[4] Tawil, M dan Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks dan implementasinya dalam pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

[5] Isaksen, S.G. (1995). on the conceptual foundations of creative problem solving. a response to magyary beck. Creative of Inovation Managemen. 4 (1), pp. 1628–1635.

[6] Kandemir, M.A, Gur, H. (2009). The use of creative problem solving scenarios in mathematics education: views of some prospective teachers. Procedia Social and Behavioral Sciences. 1 (1), pp. 53–63

[7] Brookhart, S.M. (2010). How to Assess Higher-Oder Thingking Skill in Your Classroom. Alexandria: Virginia USA

Ahmad Busyairi* Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia [email protected]

Parlindungan Sinaga, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

Wawan Setiawan SMA Negeri 1 Margasih

Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015) 8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 596 ]