262
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI KAPUK NAGA INDAH (Pulau 2A, 2B dan 1) Di Kawasan Pantai Utara Jakarta Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Administrasi Jakarta Utara PT. KAPUK NAGA INDAH Jl. Pantai Indah Barat, Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara 2012

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

  • Upload
    lyhanh

  • View
    310

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

AANNAALLIISSIISS DDAAMMPPAAKK LLIINNGGKKUUNNGGAANN ((AANNDDAALL))

RREEKKLLAAMMAASSII PPAANNTTAAII KKAAPPUUKK NNAAGGAA IINNDDAAHH

((PPuullaauu 22AA,, 22BB ddaann 11))

DDii KKaawwaassaann PPaannttaaii UUttaarraa JJaakkaarrttaa

KKeelluurraahhaann KKaappuukk MMuuaarraa ddaann KKaammaall MMuuaarraa,, KKeeccaammaattaann PPeennjjaarriinnggaann,, KKoottaa AAddmmiinniissttrraassii JJaakkaarrttaa UUttaarraa

PPTT.. KKAAPPUUKK NNAAGGAA IINNDDAAHH JJll.. PPaannttaaii IInnddaahh BBaarraatt,,

PPaannttaaii IInnddaahh KKaappuukk JJaakkaarrttaa UUttaarraa

22001122

Page 2: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012
Page 3: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 1]

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kebijakan, rencana dan program penataan kembali Kawasan Pantai Utara Jakarta yang telah digagas sejak tahun 1990 terus mengalami penyempurnaan. Konsep penataan kembali Pantura Jakarta yang mencakup konsep reklamasi pulau dan konsep revitalisasi pantai lama yang dimuat di dalam Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Kawasan Pantura Jakarta telah diakomodasi ke dalam Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur. Di dalam Rencana Tata Ruang tersebut, selain mengatur tata ruang makro Provinsi DKI Jakarta dan Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang serta Kota Depok, dimuat juga zonasi perlindungan dan zonasi pemanfaatan kawasan Pantura. Mengacu ke zonasi tersebut dapat dipahami bahwa penataan kembali kawasan Pantura Jakarta diarahkan kewujud reklamasi pulau, dimana jarak antara garis pantai lama dengan pulau reklamasi ± 200 m. Arahan tata ruang di dalam peraturan presiden tersebut dijabarkan ke dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta 2030, yang memuat arahan rencana struktur tata ruang, sistem infrastruktur dan rencana pola ruang kawasan Pantura Jakarta yang terpisah dari daratan lama, yang pemnbangunannya melalui pendekatan reklamasi pulau. Berkaitan dengan itu, dapat dikemukakan bahwa materi pengaturan penataan kembali kawasan Pantura yang dimuat di dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 8 tahun 1995 (sebagai Kawasan Andalan) sudah tidak sesuai dengan materi arahan tata ruang kawasan reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012 tentang RTRW Provinsi DKI Jakarta 2030 yang menggolongkan kawasan Pantura sebagai Kawasan Strategis Provinsi di bidang ekonomi dan lingkungan hidup. Bersamaan dengan proses finalisasi RTRW DKI Jakarta 2030, Pemerintah Pusat, Pemerintah DKI Jakarta bersama pemerintah Kerajaan Belanda melaksanakan kajian Jakarta Coastal Defence Study yakni kajian penyelamatan ekosistem Jakarta akibat naiknya muka air laut dan turunnya permukaan tanah di kawasan Pantura, dengan demikian dapat dikatakan bahwa reklamasi Pulau-pulau di pantai Utara Jakarta yang mengakomodasi prinsip-prinsip perlindungan pantai merupakan rangkaian program penyelamatan ekosistem Jakarta. Untuk memperoleh gambaran utuh tentang dinamika konsep penataan kembali Kawasan Pantura dapat dijelaskan beberapa hal penting tentang pemanfaatan dan resiko lingkungan kawasan pantai ini. Dalam kurun waktu sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 2010, yakni masa proses penyusunan dan pemantapan konsep penataan kembali Kawasan Pantura Jakarta tidak banyak dilakukan perbaikan sarana dan prasarana kawasan pantai, sementara itu proses pembebanan lingkungan sebagai akibat pembangunan fisik bagian-bagian Kota Jakarta yang sangat pesat ke

Page 4: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 2]

segala arah sejak periode tahun 1975 sampai dengan tahun 1995 selain memberikan manfaat bagi penduduk kota juga menimbulkan permasalahan lingkungan. Masalah utama yang dihadapi adalah minimnya prasarana drainase, prasarana transportasi, prasarana sanitasi dan perumahan bagi rakyat. Akumulasi dampak pembangunan fisik berlangsung di kawasan pantai yang fisiknya merupakan dataran rendah yang sangat datar. Bahkan 40% dari luas wilayah Jakarta Utara merupakan sub merged land, yakni dataran yang lebih rendah dari muka laut. Topografi kawasan pantai yang lebih rendah dari muka laut menimbulkan masalah lingkungan tatkala berfungsi sebagai ujung pembuangan (end of pipe) aliran air permukaan dan aliran limbah cair. Karena terbatasnya jaringan sanitasi dan drainase kota, maka aktivitas perkotaan terutama di bagian kota berkepadatan tinggi menimbulkan masalah lingkungan yang serius, sementara itu bahan-bahan pencemar yang dibawa oleh aliran 13 sungai tersebar di perairan laut dangkal mulai dari pantai Marunda di sebelah Timur hingga Kamal Muara di sebelah Barat. Upaya untuk menanggulangi dan mencegah penurunan kualitas lingkungan hidup dan penyediaan lokasi pembangunan baru di kawasan pantai dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara reklamasi yang parsial. Awal tahun 1990 muncul masalah lingkungan akibat konflik penggunaan tanah di kawasan pantai, antara lain gangguan terhadap instalasi PLN di Muara Karang. Upaya penyelesaian masalah dilakukan melalui rekayasa teknik dengan cara mengatur aliran sirkulasi air out let air hasil pendinginan mesin, dan menjauhkannya dari lokasi in take air pendingin. Sejak masa itu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan kajian penataan Pantai Utara Jakarta dan dilanjutkan dengan kajian-kajian sektoral oleh Dinas Tata Ruang DKI Jakarta, Dinas Perikanan DKI Jakarta dan BAPPEDA. Di dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi Kawasan Pantai Utara Jakarta ditetapkan batasan tentang Reklamasi Pantai Utara dan Kawasan Pantai Utara Jakarta, yakni: 1. Reklamasi Pantai Utara adalah kegiatan penimbunan dan pengeringan laut di bagian perairan

laut Jakarta; 2. Kawasan Pantai Utara Jakarta adalah sebagian wilayah adiministrasi Kotamadya Jakarta

Utara yang meliputi areal daratan Pantai Utara Jakarta yang ada dan areal reklamasi Pantai Utara Jakarta.

Di dalam Keputusan Presiden tersebut secara tegas dikemukakan juga bahwa wewenang dan tanggung jawab Reklamasi Pantura berada pada Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Dalam rangka mengendalikan Reklamasi Pantura, dibentuk sebuah Badan Pengendali yang bertugas untuk: 1. Mengendalikan perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan Reklamasi Pantura; 2. Mengendalikan penataan Kawasan Pantura Jakarta.

Untuk menyelenggarakan Reklamasi Pantura, Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta membentuk Badan Pelaksana (BP) Pantura sebagai perpanjangan tangan Pemda DKI Jakarta, dimana dalam melaksanakan tugasnya Badan Pelaksana (BP) Pantura dapat melakukan

Page 5: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 3]

kerjasama usaha dengan pihak lain dengan tidak mengurangi wewenang dan tanggung jawab Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Masa tugas BP Pantura ini telah berakhir tahun 2009, sehingga tugas-tugas penanganan yang terkait dengan Pantura Jakarta ditangani oleh instansi terkait melalui koordinasi Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta. Atas dasar kajian-kajian tematis yang dilakukan oleh berbagai instansi, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjabarkan Keppres Nomor 52 Tahun 1995 ke dalam format Peraturan Daerah, yakni Perda DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Kawasan Pantura Jakarta. Kebijaksanaan penyelenggaraan reklamasi Kawasan Pantura Jakarta ditujukan untuk mewujudkan lahan hasil reklamasi seluas 2.700 Ha dan memanfaatkannya sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta 2010, serta dilaksanakan secara terpadu dengan penataan kembali (revitalisasi) daratan Pantura Jakarta seluas 2.500 Ha untuk meningkatkan kualitas lingkungannya. Revitalisasi merupakan serangkaian program perkuatan dan pemberdayaan fungsi kawasan melalui penataan kembali, perbaikan, pemugaran, pembangunan, konservasi dan preservasi untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan tingkat kesejahteraan masyarakat setempat. Di dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2030, Kawasan Pantura Jakarta ditetapkan sebagai Kawasan Strategis untuk kepentingan ekonomi, lingkungan dan sosial budaya. Pada pasal 101 dimuat arahan Kawasan Strategis Pantura Jakarta sebagai berikut: 1. Kawasan Strategis Pantura mencakup pengembangan areal reklamasi dan kawasan daratan

pantai dilakukan secara terpadu yang bersama-sama ditetapkan sebagai satu kawasan perencanaan.

2. Pelaksanaan reklamasi, harus memperhatikan kepentingan lingkungan, kepentingan pelabuhan, kepentingan kawasan berhutan bakau, kepentingan nelayan, dampak terhadap banjir rob dan kenaikan permukaan laut serta sungai, kepentingan dan fungsi lain yang ada di Kawasan Pantura.

Pada pasal 102 dinyatakan bahwa: 1. Penyelenggaraan reklamasi Pantura, diarahkan bagi terwujudnya lahan hasil reklamasi siap

bangun dan pemanfaatannya sesuai dengan tata ruang yang terpadu dengan penataan kembali kawasan daratan Pantura.

2. Penataan kembali kawasan daratan Pantura, diarahkan bagi tercapainya penataan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna, peningkatan kualitas lingkungan dan perumahan, pelestarian bangunan bersejarah, kelancaran lalu lintas, dan peningkatan fungsi sistem pengendalian banjir baik itu banjir rob dan kenaikan muka laut/sungai.

3. Penyelenggaraan reklamasi serta pengelolaan tanah hasil reklamasi dan penataan kembali kawasan daratan Pantura, dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia usaha.

Page 6: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 4]

Bersamaan dengan pemantapan berbagai instrument perencanaan dan pembangunan Kawasan Pantura, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengikat kerjasama dengan beberapa mitra usaha. Pada bulan Juli 1997, Pemda DKI Jakarta telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (Nomor 162 Tahun 1997 dan Nomor 094/KNI-SP/VII/97 tanggal 28 Juli 1997) Pengembangan Penyelengaraan Reklamasi Pada Areal Blok I dan IV Di Sub Kawasan Barat dengan pihak PT. Kapuk Naga Indah. Atas dasar naskah perjanjian kerjasama tersebut PT. Kapuk Naga Indah melakukan berbagai kajian perencanaan, baik kajian rencana tata ruang maupun kajian rencana sarana dan prasarana lingkungan dalam kajian general design. Krisis ekonomi yang menerpa Indonesia dan berbagai negara mengakibatkan terhentinya kegiatan pembangunan fisik terutama pembangunan di bidang properti. Dalam rangka merealisasikan Perjanjian Kerjasama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT. Kapuk Naga Indah (tahun 1997) tersebut, maka sejak tahun 2005 PT. Kapuk Naga Indah telah memutakhirkan konsep-konsep persiapan pengembangan proyek reklamasi yang telah memperoleh persetujuan prinsip tahun 1997 dari Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan-kegiatan yang telah diselesaikan oleh PT. Kapuk Naga Indah, antara lain: 1. Konsultasi penjabaran Rencana Rinci Tata Ruang Kecamatan (skala 1 : 5000) ke tingkat

Rencana Teknik Ruang Kota (skala 1 : 1000); 2. Kajian pemodelan hidrodinamika perairan laut untuk memilih opsi teknik reklamasi dan lebar

kanal vertikal, yang dilakukan oleh Witteven Bos Indonesia (Nedeco) dengan second opinion BPPT;

3. General design rencana reklamasi Tahap I; 4. Kajian kaitan hidrolika reklamasi Kapuk Naga Indah dengan pola tata air DAS yang bermuara

ke wilayah proyek Kapuk Naga Indah; 5. Kajian restorasi ekosistem mangrove Angke Kapuk sebagai kegiatan paralel konstruksi Kapuk

Naga Indah; 6. Kajian Keanekaragaman Jenis Perikanan Tangkap di Teluk Jakarta Bagian Barat; 7. Kajian Perubahan Sosial Masyarakat di Kecamatan Penjaringan; 8. Kajian Penjabaran Rencana Sarana dan Prasarana Lingkungan; 9. Pengukuran dan Pemetaan TM30 (derajat) lokasi proyek; 10. Kegiatan pembebasan bagan para nelayan budidaya kerang hijau telah dilakukan pada tahun

2006 dengan memberikan kompensasi biaya ganti rugi bekerjasama dengan Kantor Kelurahan Kamal Muara dan tidak dilakukan relokasi;

11. Penyelenggaraan konsultasi publik dalam rangka pelaksanaan Keputusan Gubernur Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Operasional Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL, telah dilaksanakan pada tanggal 11 April 2006;

12. Rekomendasi ANDAL, RKL dan RPL Nomor 25/Amdal/-1.774.151, tanggal tanggal 28 September 2007 dari Komisi Penilai AMDAL Daerah Provinsi DKI Jakarta;

13. Penyelenggaraan konsultasi publik (kedua) dalam rangka pelaksanaan Keputusan Gubernur Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Operasional Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL, telah dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2011, bertempat di Ruang Fatahillah Gedung Walikota Jakarta Utara Blok P Lantai 2, Jl. Yos Sudarso Kav. 27 – 29, Tanjung Priok, Jakarta Utara;

Page 7: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 5]

14. Studi pengembangan CSR PT. Kapuk Naga Indah bersama Swisscontact tahun 2009; 15. Rangkaian konsultasi KNI dengan instansi terkait di lingkungan Pemda DKI Jakarta; 16. Presentasi Kapuk Naga Indah dihadapan Rapim Gubernur DKI Jakarta Tahun 2010; 17. Studi Pandang 4 (empat) Perguruan Tinggi (ITB, UGM, UNDIP, dan UNHAS) tentang

Implikasi Reklamasi Pulau Kapuk Naga Indah. Tujuan dan kegunaan pembangunan di areal Kapuk Naga Indah pada dasarnya identik dengan tujuan dan penyelenggaraan Reklamasi Pantura sebagaimana dinyatakan di dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Pantura Jakarta, yang sudah diakomodasikan ke dalam Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta 2030, yakni: 1. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan Kota Jakarta sebagai

kota pelayanan yang strategis dan memiliki daya saing yang tinggi dalam perkembangan kota-kota dunia,

2. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan,

3. Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan yang memperhatikan pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya, dan

4. Mengurangi tekanan pertumbuhan kota ke arah Selatan. Sedangkan pertimbangan peranserta PT. Kapuk Naga Indah dalam rangka pelaksanaan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah, antara lain: 1. Menyambut tawaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun Jakarta sebagai Ibu

Kota Negara Republik Indonesia yang berkualitas, 2. Mengembangkan sekaligus diversifikasi usaha di bidang jasa konstruksi dalam negeri, 3. Mengoptimalkan peluang pemanfaatan ruang Pantura yang relatif dekat dengan Bandara

Soekarno-Hatta, 4. Membangun kota pantai (waterfront city) yang memiliki faktor penarik bagi investasi asing, 5. Membangun prasarana yang handal untuk jangka panjang (infrastruktur jalan raya, rel KA

Ganda dan Light Train), 6. Menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, dan 7. Areal Kapuk Naga Indah menjadi salah satu Sistem Pusat Regional. Di dalam Perjanjian Kerjasama Nomor 162 Tahun 1997 dan Nomor 094/KNI-SP/VII/97 tanggal 28 Juli 1997, dijelaskan bahwa kerjasama Pemda DKI Jakarta dengan PT. Kapuk Naga Indah adalah mengembangkan proyek reklamasi pada areal seluas ± 674 Ha. Mengacu ke Adendum Perjanjian Kerjasama dan hasil pengukuran dan pemetaan oleh Dinas Pertanahan dan Pemetaan Provinsi DKI Jakarta (hingga kedalaman -8 m), maka luas areal kerja PT. Kapuk Naga Indah adalah ± 870 Ha terdiri dari Pulau 1 ± 275 Ha, Pulau 2A ± 310 Ha, dan Pulau 2B ± 285 Ha. Pengukuran dan pemetaan areal kerja dalam rangka pelaksanaan Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemakaian Peta Dasar Di Wilayah Provinsi DKI Jakarta (Pemetaan TM30) seluas ± 1.131 Ha.

Page 8: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 6]

Sebagaimana dijelaskan bahwa tahun 2007 PT. Kapuk Naga Indah telah memperoleh rekomendasi AMDAL 1 pulau (pulau 2A). Untuk mengakomodasi penyesuaian-penyesuaian rencana reklamasi dan arahan-arahan RTRW Jakarta 2030 tentang Kawasan Strategis Pantura Jakarta, maka dilakukan penyusunan ANDAL Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (2012) sebagai tindak lanjut dari KA-ANDAL Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (2012). Walaupun PT. Kapuk Naga Indah sudah memperoleh Izin Membangun Prasarana dan Rekomendasi AMDAL, tetapi karena belum memperoleh izin/persetujuan melaksanakan reklamasi, maka PT. Kapuk Naga Indah belum melakukan kegiatan fisik reklamasi tetapi lebih berorientasi pada penyempurnaan berbagai konsep, melaksanakan kegiatan restorasi ekosistem mangrove dan CSR bagi keluarga Nelayan di Kamal Muara. Pasal 50 ayat (2) e, Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan menyatakan bahwa keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan dinyatakan kadaluwarsa apabila rencana usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak ditertibkannya Izin Lingkungan (ANDAL, RKL dan RPL). Selain faktor legalitas evaluasi dan peninjauan RTRW Provinsi DKI Jakarta 2030, perubahan rona lingkungan sekitar rencana proyek, yakni peningkatan angka kepadatan vegetasi dan luasan tutupan mangrove hasil restorasi yang dilaksanakan oleh PT. Kapuk Naga Indah menjadi bahan pertimbangan dokumen ANDAL Reklamasi 3 Pulau Kapuk Naga Indah ini, sebagai tindak lanjut dari dokumen KA-ANDAL Reklamasi 3 Pulau Kapuk Naga Indah yang telah disusun. Selain itu, dokumen ANDAL Reklamasi Pulau Kapuk Naga Indah ini juga akan mempertimbangkan beberapa kajian yang diselenggarakan akhir-akhir ini, terutama: (a) Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pantai Utara Jakarta yang dilakukan oleh BPLHD tahun 2009 dan Kajian Lingkungan Hidup Teluk Jakarta Tiga Provinsi yang dilaksanakan oleh Bappeda Provinsi DKI Jakarta bersama Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2010 dan (c) Penyiapan data dan analisis dalam rangka penyusunan Raperda RTR Kawasan Strategis Pantura oleh Bappeda Provinsi DKI Jakarta tahun 2010. Pada tanggal 6 Juli 2011 Kantor Lingkungan Hidup Kota Jakarta Utara telah melakukan fasilitasi PT. Kapuk Naga Indah bersama Tim Penyusun Studi AMDAL menyelenggarakan Konsultasi Publik berkaitan dengan Rencana Reklamasi 3 Pulau Kapuk Naga Indah. Kegiatan tersebut dimaksud dipimpin oleh Walikota Jakarta Utara, dihadiri oleh sekitar 60 orang peserta (menurut daftar absensi terlampir). Saran dan atau tanggapan atas diskripsi rencana kegiatan yang potensial menimbulkan dampak akan menjadi bahan pertimbangan di dalam pelaksanaan pendugaan dan evaluasi dampak serta bila relevan akan dikaji di dalam proses mitigasi dampak. Dengan demikian perlu dijelaskan bahwa dokumen KA-ANDAL tahun 2012 telah selesai disusun, maka laporan ANDAL Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah ini disusun sebagai pembaharuan laporan ANDAL tahun 2007 dan pendekatan penyusunannya tetap Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL. Kondisi di lapangan saat ini untuk kegiatan persiapan Reklamasi Pulau 2A seluas ± 310 Ha serta persiapan dilakukan pembangunan jembatan penghubung.

Page 9: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 7]

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT Di dalam Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah DKI Jakarta dengan PT. Kapuk Naga Indah Nomor 162 Tahun 1997 dan Nomor 094/KNI-SP/VII/97, tanggal 28 Juli 1997 telah disepakati bahwa maksud kerjasama adalah melakukan reklamasi di dalam “Pengembangan Areal Reklamasi” dengan pola saling menguntungkan bagi ke dua belah pihak guna menunjang pengembangan areal reklamasi dan kegiatan di sekitarnya, serta mendukung terwujudnya Kota Pantai Utara dan Penataan Kawasan Daratan Pantai Utara Jakarta. Keuntungan yang diperoleh Pemda DKI Jakarta akan terlihat dari berbagai indikator, bukan hanya yang terkait dengan retribusi perizinan sesuai Perda Retribusi Pembangunan dan bagi hasil tanah reklamasi, pajak atas tanah hasil reklamasi, tetapi juga terwujudnya struktur ruang dan pola ruang yang direncanakan di dalam RTRW Provinsi DKI Jakarta 2030. Hal ini sudah merupakan idealisme dan komitment PT Kapuk Naga Indah sejak proses perumusan surat perjanjian kerja sama. Untuk mendukung gagasan dan idealisme rencana pembangunan tersebut, PT. Kapuk Naga Indah akan tetap melanjutkan konsultasi teknis perencanaan kepada instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, baik perencanaan teknis reklamasi maupun rencana pola ruang serta desain ruang kota (urban design) serta tanggung jawab sosial perusahaan PT. Kapuk Naga Indah kepada masyarakat. Sebagai bagian dari perencanaan makro Kawasan Pantura Jakarta, maka kegunaan kegiatan pembangunan proyek reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah mengacu pada kebijakan dan strategi penataan ruang Kawasan Strategis Pantura sebagaimana dirumuskan di dalam RTRW Provinsi DKI Jakarta 2030. Sebagai dokumen yang memuat arahan rencana tata ruang kawasan strategis Kawasan Pantura. Salah satu butir pada Pasal 6 ayat (1) huruf c Perda 1 Tahun 2012 tentang RTRW DKI Jakarta 2030 merupakan salah satu kebijakan penataan ruang Provinsi DKI Jakarta adalah “peningkatan pertumbuhan ekonomi berbasis ekonomi di sektor perdagangan, jasa, industri kreatif, industri teknologi tinggi dan pariwisata”. Untuk mendukung kebijakan tersebut pada Pasal 7 ayat (3) dirumuskan strategi untuk melaksanakan kebijakan tersebut, yakni meliputi: 1. Meningkatkan kapasitas dan intensitas pusat kegiatan primer dan sekunder untuk mewadahi

aktivitas perdagangan, jasa, dan industri kreatif berskala regional, nasional dan internasional; 2. Membangun kawasan Sentra Primer Barat, Sentra Primer Timur, Kawasan Segitiga Emas

Setiabudi, Kawasan Manggarai, Kawasan Jatinegara, Kawasan Bandar Baru Kemayoran, Kawasan Dukuh Atas, Kawasan Mangga Dua, Kawasan Tanah Abang, Kawasan Pantura, Kawasan Pengembangan Ekonomi Marunda, dan kawasan strategis lainnya;

3. Membangun prasarana pariwisata untuk penyelenggaraan kegiatan MICE bertaraf; 4. Mempercepat revitalisasi kawasan kota tua sebagai pusat kegiatan pariwisata sejarah dan

budaya.

Kebijakan dan strategi penataan Kawasan Pantura akan menjadi landasan operasional penyusunan rencana struktur dan rencana pola ruang Kawasan Strategis Pantura. Berkaitan dengan itu, maka PT. Kapuk Naga Indah akan menjadi mitra Pemerintah DKI Jakarta untuk merealisasikan penataan dan pembangunan Kawasan Pantura Sub Kawasan Barat melalui kontribusi rangkaian kegiatan, terutama:

Page 10: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 8]

1. Mendukung Pemerintah dalam mengembangkan program penyediaan dan penyiapan tanah hasil reklamasi bagi pembangunan pemukiman, komersial, jasa dan rekreasi beserta sarana dan prasarana lingkungan yang memadai.

2. Kontribusi dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan (revitalisasi) melalui penataan kembali dan penyediaan sarana dan prasarana lingkungan, perbaikan kampung, dan pembangunan rumah susun yang dilaksanakan oleh instansi terkait.

3. Kontribusi dalam rangka pelestarian ekosistem mangrove Angke Kapuk. 4. Kontribusi dalam rangka peningkatan aksesibilitas antara Kawasan Pantura Jakarta dengan

wilayah Kabupaten Tangerang. 5. Membantu upaya pengendalian banjir dan pemeliharaan sungai. 6. Meningkatkan fungsi pantai sebagai public domain.

1.3. PERATURAN Penyusunan ANDAL Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (3 Pulau ) ini didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain: 1.3.1. Undang-Undang

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-pokok Agraria. 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya; digunakan sebagai acuan pengelolaan sumberdaya alam hayati (Mangrove dan satwa).

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi Kerangka Kerja PBB Mengenai Keanekaragaman Hayati; digunakan sebagai acuan pengelolaan keanekaragaman hayati.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benda yang berkaitan dengan Tanah; digunakan sebagai acuan pengelolaan Pulau Kapuk Naga Indah.

5. Undang-undang Nomor 06 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia; digunakan sebagai acuan pengelolaan perairan.

6. Undang-undang Nomor 07 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; digunakan sebagai acuan pengelolaan sumber daya air.

7. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; digunakan sebagai acuan penataan ruang.

8. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulai-pulau kecil;digunakan untuk pengelolaan Pulau Reklamasi PT KNI.

9. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta; digunakan sebagai acuan kekhususan Provinsi DKI Jakarta.

Page 11: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 9]

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; digunakan sebagai acuan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup.

11. Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; sebagai acuan penyampaian informasi kepada publik.

12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; digunakan sebagai acuan pengelolaan gangguan alur pelayaran dan keselamatan pelayaran.

13. Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; sebagai acuan pengelolaan sampah.

14. Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan angkutan jalan; sebagai acuan pengelolaan jalan dan transportasi darat.

15. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; digunakan sebagai acuan kewajiban melakukan pengelolaan lingkungan hidup.

16. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; digunakan sebagai acuan pengelolaan kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan.

17. Undang-undang nomor 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus; sebagai acuan pengelolaan kawasan ekonomi khusus.

18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan; digunakan sebagai acuan pengelolaan dampak perikanan.

19. Undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya; sebagai acuan pengelolaan kawasan cagar budaya.

1.3.2. Peraturan Pemerintah

1. Peraturan Pemerintah Republik Indomesia Nomor 19 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut; digunakan sebagai acuan pengelolaan dan pengendalian pencemaran laut.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara; digunakan sebagai acuan baku mutu kualitas udara ambien nasional.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun; digunakan sebagai acuan pengelolaan B3.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; digunakan sebagai acuan pengelolaan kualitas air.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; digunakan sebagai acuan pembagian kewenangan pemerintah pusat dan daerah.

Page 12: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 10]

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air;digunakan sebagai acuan pengelolaan kualitas air.

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian; digunakan sebagai acuan navigasi pelayaran.

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan Perairan; digunakan sebagai acuan pengoperasian kapal tongkang, tug boat dan lainnya pada tahap operasi.

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan; digunakan sebagai acuan penyusunan dokumen AMDAL.

1.3.3. Peraturan Presiden Republik Indonesia 1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan

Jabodetabekpunjur; digunakan sebagai acuan pelaksanaan reklamasi.

1.3.4. Keputusan Presiden Republik Indonesia 2. Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 1994 tentang Kawasan Pantura adalah Kawasan

Andalan; digunakan sebagai acuan reklamasi. 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan

Nasional Dibidang Pertanahan; digunakan sebagai acuan pengelolaan tanah Pulau Kapuk Naga Indah.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2005 tentang Pelayaran Nasional; digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kebijakan di bidang pelayaran nasional.

1.3.5. Keputusan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

1. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor Kep-

03/MENKLH/VI/1987 tentang Prosedur Penanggulangan Kasus Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; digunakan sebagai acuan penanggulangan kasus pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-45/MENLH/XI/1996 tentang Program Pantai Lestari; digunakan sebagai acuan pengelolaan dan penataan pantai lestari.

3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan; digunakan sebagai acuan baku tingkat kebisingan.

4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-50/MENLH/XI/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan; digunakan sebagai acuan baku tingkat kebauan.

Page 13: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 11]

5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang; digunakan sebagai acuan mengenai kriteria baku kerusakan terumbu karang.

6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; digunakan sebagai acuan baku mutu air limbah domestik.

7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air laut; digunakan sebagai acuan baku mutu kualitas air laut.

8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL; digunakan sebagai acuan implementasi RKL dan RPL.

9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL; digunakan sebagai acuan penyusunan dokumen Andal, RKL dan RPL.

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah.

11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi AMDAL; digunakan sebagai acuan penyusunan dokumen Amdal.

1.3.6. Keputusan Kepala Bapedal 1. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP-

056/BAPEDAL/03/1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting; digunakan sebagai acuan dalam penetapan dampak penting dalam penyusunan AMDAL.

2. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor KEP-299/BAPEDAL/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL; digunakan sebagai acuan pedoman teknis aspek sosial dalam penyusunan AMDAL.

3. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP-124/BAPEDAL/12/1997 tentang Panduan Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan AMDAL; digunakan sebagai acuan pedoman teknis aspek kesehatan masyarakat dalam penyusunan AMDAL.

4. Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL); digunakan sebagai acuan pelaksanaan konsultasi publik.

5. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 47 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengukuran Kondisi Terumbu Karang; digunakan sebagai acuan pengelolaan terumbu karang.

Page 14: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 12]

1.3.7. Peraturan Daerah 1. Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 1988 tentang Kebersihan Lingkungan Di Wilayah

Provinsi DKI Jakarta; digunakan sebagai acuan pengelolaan kebersihan lingkungan. 2. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan

Rencana Tata Ruang Pantura Jakarta; digunakan sebagai acuan penyelenggaraan reklamasi.

3. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara; digunakan sebagai acuan pengelolaan baku mutu kualitas udara.

4. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum; digunakan sebagai acuan pengelolaan Kamtibmas.

5. Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2030; digunakan sebagai acuan rencana tata ruang wilayah.

1.3.8. Keputusan dan Peraturan Gubernur

1. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995 tentang Penetapan

Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu Limbah Cair Di Wilayah Provinsi DKI Jakarta; digunakan sebagai acuan baku mutu kualitas air permukaan.

2. Keputusan Walikotamadya Jakarta Utara Nomor 13 Tahun 2000 tentang Pembentukan Tim Pengendalian Pemberian Dispensasi Penggunaan Kendaraan Angkutan Berat/Angkutan Tanah Di Wilayah Kotamadya Jakarta Utara; digunakan sebagai acuan pengangkutan tanah merah/tanah urug.

3. Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 01 Tahun 2001 tentang Bahan Galian Golongan C; digunakan sebagai acuan penyediaan pasir, batu dan tanah merah/tanah urug.

4. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Operasional Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL); digunakan sebagai acuan pelaksanaan konsultasi publik.

5. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara Ambient dan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah Provinsi DKI Jakarta; digunakan sebagai acuan baku mutu kualitas udara ambien dan kebisingan.

6. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 2863 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL Di Wilayah Provinsi DKI Jakarta; digunakan sebagai acuan penyusunan dokumen Amdal.

7. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1954 Tahun 2003 tentang Pelaporan Data dan Informasi Daya Dukung Tanah dan Struktur Tanah; digunakan sebagai acuan pemantauan penurunan muka tanah.

8. Peraturan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik Di Wilayah Provinsi DKI Jakarta; digunakan sebagai acuan pengelolaan air limbah domestik.

Page 15: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Pendahuluan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[I – 13]

Page 16: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012
Page 17: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 1]

BAB II RENCANA KEGIATAN

2.1. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN ANDAL

2.1.1. Pemrakarsa

Nama Pemrakarsa : PT. KAPUK NAGA INDAH Alamat Kantor : Jl. Pantai Indah Barat, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Telepon Nomor : (021) 5882333 Facsimile Nomor : (021) 5882332, 5881036 Penanggung Jawab : Ir. Budi Nurwono Jabatan : Direktur Utama Jenis Kegiatan : Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah Luas Lahan : - Pulau 2A ± 310 Ha. - Pulau 2B ± 285 Ha. - Pulau 1 ± 275 Ha. ± 870 Ha. Luas Area Kerja : ± 1.131 Ha (Hasil pengukuran dan pemetaan oleh Dinas

Pertanahan dan Pemetaan DKI Jakarta, hingga kedalaman -8 meter).

2.1.2. Penyusun ANDAL

Nama Perusahaan : PT. GEO MITRASAMAYA No. Registrasi Kompetensi : 0061/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH, tanggal 24 Agustus 2011 Alamat Kantor : Jl. Satria No. 30, Jati Pulogadung, Jakarta Timur. Nomor Telp. : (021) 82429153, 98180715 Nomor Faks. : (021) 82429154 Email : [email protected] [email protected] Penanggung Jawab : Drs. Pinondang Tambunan Jabatan : Direktur Utama

Tim Penyusun dokumen AMDAL Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

Page 18: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 2]

Tabel 2.1. Tim Penyusun AMDAL

No. Nama Jabatan Keahlian

1. Dr. Khoe Susanto K. MS. Ketua Tim Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (S2 & S3 Ilmu Lingkungan) (Sertifikat Kompetensi No. 000249/SKPA/LSK-INTAKINDO/VIII/2010)

2. Dr. Rudy P. Tambunan, MSc. Anggota Ahli Lingkungan dan Tata Ruang (Sertifikat AMDAL A & B)

3. Drs. Yeremiah R. Tjamin, MSi.

Anggota Ahli Kualitas Udara (Sertifikat Penyusun AMDAL)

4. Santoso, AMD. Anggota Ahli Oceanografi/Ahli Geologi 5. Ir. Merdeka Simbolon Anggota Ahli Teknik Lingkungan

(Sertifikat Kompetensi No. 000295/SKPA/LSK-INTAKINDO/XI/2010)

6. Sawarendro Anggota Ahli Teknik Reklamasi dan Hidrologi 7. Dr. Malikusworo Hutomo Anggota Ahli Biologi Laut dan Perikanan

(Sertifikat AMDAL B) 8. Dr. Urip Rahmani MSi. Anggota Ahli Sosekbud dan Perikanan

(Sertifikat Kompetensi No. 000273/SKPA/LSK-INTAKINDO/X/2010)

9. Tugiyo, SKM. Anggota Ahli Kesehatan Masyarakat 10. Ir. Mangara Siburian Anggota Ahli Hidrologi 11. Budi Dwi Handoko, ST. Anggota Ahli Transportasi 12. Iswanto, S. Kom. Anggota Bidang Editing dan Komputer

2.2. URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.2.1. Rencana dan Status Kegiatan Terdahulu (AMDAL Tahun 2006)

1. Restorasi Ekosistem Mangrove PT. Kapuk Naga Indah berperanserta di dalam kegiatan restorasi ekosistem mangrove yang terletak di sisi Selatan area Reklamasi KNI. Pada tahun 2006 PT. KNI bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan IPB Bogor melaksanakan studi perencanaan Restorasi Ekosistem Mangrove. Berdasarkan kajian Fakultas Kehutanan IPB Bogor total luas hutan mangrove saat ini adalah 49.345 Ha, terdiri dari mangrove Barat Cengkareng Drain 21.863 Ha dan Timur Cengkareng Drain 27.482 Ha, sedangkan luas areal rencana restorasi mangrove adalah 14.341 Ha, sehingga total luas hutan mangrove menjadi 63.686 Ha. Secara keseluruhan luas areal restorasi mangrove disajikan pada Tabel 2.2. dan Gambar II.1. Tabel 2.2. Rencana Restorasi/Penanaman Mangrove

Blok Panjang (m) Luas (Ha)

I 105,72 1.116 II 241,00 2.439 III 153,40 1.595 IV 335,76 929 V 456,43 3.451 VI 374,97 3.671 VII 766,03 1.140

Total 2.433,31 14.341

Page 19: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 3]

Gambar II.1. Rencana Restorasi Mangrove

Mengacu ke rencana teknis restorasi yang disusun dan sdisetujui oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta Tahaun 2007 dilakukan rangkaian kegiatan antara lain: a. Pemasangan ajir untuk persiapan penanaman bibit pohon bakau rhizopora pada areal

Restorasi Ekologis hutan mangrove di kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk – Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara (Nov 2007) yang dilaksanakan oleh anggota keluarga nelayan di sekitar Pantai Indah Kapuk.

b. Penanaman 1000 tegakkan pohon bakau jenis rhizopora di kawasan reklamasi kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk diprakarsai Ibu Annie F. Numberi / isteri

Page 20: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 4]

Menteri Kelautan dan Perikanan paralel dengan Gerakan Perempuan Tanam Dan Pelihara 10 Juta Pohon, dalam rangkaian acara Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim,1 Desember 2007. Pembangunan di kawasan reklamasi Hutan Lindung ini dilaksanakan sebagai bagian dari kontribusi dan kewajiban PT. Kapuk Naga Indah dalam program Rehabilitasi Hutan Mangrove di kawasan Revitalisasi Pantura

c. Pada Februari 2008, Menteri Kehutanan/ MS Kaban beserta Ketua PWI/Persatuan Wartawan Indonesia/ Bp Tarman Azam melaksanakan penanaman mangrove di kawasan Restorasi Ekologis Hutan Mangrove – Hutan Lindung Angke Kapuk dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional dan peringatan Hari Lahan Basah Sedunia.

d. Pada 1 Maret 2008, 3 bulan setelah penanaman1000 pohon mangrove tahap I, Bapak dan Ibu Freddy Numberi kembali melakukan penanaman 700 buah pohon mangrove tahap II, sekaligus dalam rangka memantau hasil penanaman 3 bulan sebelumnya. Hasil monitoring menunjukkan ratio tumbuhnya pohon bakau mencapai 92%. Ratio 85% menunjukkan indikator sangat baik.

e. Gerakan Penanaman: “Satu Murid Satu Pohon” dipimpin oleh Gubernur DKI Jakarta, tanggal 19 Juli 2008 di kawasan ekologis Pantai Indah Kapuk.

f. Pencanangan Komunitas Sahabat Bakau oleh Gubernur DKI Jakarta beserta para Duta Besar Negara Sahabat (2 Agustus 2009).

g. Penanaman bakau oleh Menteri Kehutanan dan Menteri Negara Lingkungan Hidup, di Pantai Indah Kapuk, 21 November 2009 dalam acara “Selamatkan Teluk Jakarta”.

h. Penanaman bakau oleh NOAA Administrator (Dr. Jane Lubchenco), Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan STIKOM London School of Public Relation, Jakarta, di Pantai Indah Kapuk, 5 Januari 2010 dalam acara “One Tree at a Time”.

i. Penanaman bakau oleh Walikota Jakarta Utara & GPSK (Gerakan Peduli Sekitar Kita), 24 September 2010.

j. Penanaman bakau oleh Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon & Program Penanaman Satu Milyar Pohon – 17 Desember 2010.

Kegiatan di atas berlangsung pada Blok V dan VI; sedangkan Blok III dan IV belum dilaksanakan karena akses menuju blok ini tidak dapat dilakukan dari darat, sehingga memerlukan biaya yang cukup besar jika dilakukan akses dari laut dengan rintangan yang berat. Pada Blok I dan II merupakan areal pengelolaan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Pusat Kajian Kelautan dan Perikanan) sehingga masih diperlukan penyesuaian rencana teknik restorasi tersebut dengan program-program yang disusun oleh Pusat Kajian Kelautan dan Perikanan. Bersamaan dengan kegiatan reklamasi perlu dilanjutkan konsultasi dan koordinasi kelanjutan restorasi ekosistem mangrove ini.

2. Pengendalian dan Pencegahan Endapan Sekitar Pulau dan Sungai

Pada dasarnya endapan di muara sungai diakibatkan oleh sampah dan endapan dari sungai-sungai di Jakarta, sehingga untuk pengendalian dan pencegahannya harus terintegrasi dengan program pemerintah untuk mendidik masyarakat di sekitar sungai. Sedangkan untuk endapan di sekitar pulau secara alami akan terjadi, tetapi dengan

Page 21: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 5]

adanya pulau tersebut abrasi daratan yang selama ini terjadi dapat dihindari. Untuk itu endapan yang terjadi secara periodik akan dikeruk, sehingga kondisi muara sungai tetap bersih dan terjaga.

3. Partisipasi Pembangunan Rumah Susun Sesuai dengan Program Pemerintah

Sehubungan dengan lokasi proyek yang berdekatan dengan pantai maka keadaan sosial dan kehidupan nelayan menjadi perhatian. Dengan ini pihak PT. Kapuk Naga Indah akan membangun rumah susun dan program alih profesi yang disiapkan untuk meningkatkan kualitas tingkat hidup mereka.

2.2.2. Partisipasi Tanggung Jawab Sosial PT. Kapuk Naga Indah Terhadap Masyarakat Partisipasi tanggung jawab sosial PT. Kapuk Naga Indah terhadap masyarakat adalah peningkatan taraf hidup masyarakat kampung nelayan kamal muara (Community Livelihood Development-CLD). Kelurahan Kamal Muara terletak di wilayah Kota Jakarta Utara berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utara, perumahan Pantai Indah Kapuk di bagian timur, Kabupaten Tangerang di bagian barat, dan jalan raya Kapuk Kamal di bagian selatan dengan luas 10,53 km2, terdiri atas 4 RW dengan jumlah penduduk 7.916 orang (tahun 2008) dan kepadatan 752 orang/km.

Gambar II.2. Primary Target Area CLD PT. Kapuk Naga Indah

Strategi pelaksanaan adalah melibatkan masyarakat dalam kegiatan proyek agar timbul kepemilikan proyek sejak awal; namun seleksi penerima manfaat langsung tetap harus dilakukan (misalnya dengan kriteria ketekunan, disiplin, kepemimpinan) dan mereka yang terseleksi akan menjadi contoh bagi dan memotivasi yang lain.

Page 22: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 6]

Pendidikan keterampilan & usaha baru ini melibatkan sesejumlah mitra perusahaan (pelaku pasar) dalam penyediaan beasiswa dan memfasilitasi penyerapan tenaga, antara lain: 1. Pendidikan keterampilan di IGTC (international garment training center). 2. Pendidikan Teknik Montir Sepeda Motor. 3. Kini sedang dipelajari skema budidaya jamur merang/kardus dalam rangka peningkatan

pendapatan penduduk Kamal Muara (2012).

2.2.3. Pemutakhiran Studi-studi Tematik (Studi Pandang Perguruan Tinggi) Studi Pandang 4 (empat) Perguruan Tinggi (ITB, UGM, UNDIP, dan UNHAS) tentang implikasi reklamasi pulau Kapuk Naga Indah telah dilakukan sejak tahun 2010, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.3. Kajian Tematik PT. Kapuk Naga Indah

No. Institusi Tahun Judul Kajian Keterkaitan dengan Kajian Amdal

1. LAPI ITB Januari 2010

Studi Pandangan Sistem Tata Air Akibat Pelaksanaan Reklamasi PT. Kapuk Naga Indah

Sebagai acuan untuk melihat kondisi Tata Air eksisting di sekitar proyek dan sebagai pertimbangan prakiraan dampak reklamasi KNI terhadap sistem tata air di sekitarnya dan pengerukan muara sungai Cengkareng Drain dan Sungai Tanjungan.

2. Laboratorium Hidraulika Jurusan Teknik Sipil Dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Desember 2010

Studi Pandangan Reklamasi Yang Akan Dilaksanakan Oleh PT. Kapuk Naga Indah (Bidang Hidrodinamika)

Sebagai acuan untuk perencanaan reklamasi KNI dan sebagai pertimbangan prakiraan dampak reklamasi KNI terhadap hidrodinamika perairan laut sekitar proyek.

3. Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro

Desember 2010

Kajian Lingkungan Rencana Reklamasi PT. Kapuk Naga Indah

Sebagai acuan kajian daya dukung/kualitas lingkungan terutama komponen Fisik Kimia dan Hayati sebagai pertimbangan prakiraan dampak reklamasi terhadap komponen lingkungan Fisik Kimia dan Hayati (Biota Laut dan Mangrove).

4. Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro

Desember 2010

Pandangan Umum Reklamasi

Sebagai acuan dampak-dampak penting apa saja yang perlu mendapat perhatian dan diintegrasikan dalam Bab Prakiraan Dampak Penting.

5. Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin

2011 Studi Pandangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah Di Kawasan Pantai Utara Jakarta (Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat)

Sebagai acuan untuk melihat kondisi komponen lingkungan Sosekbud dan Kesehatan Masyarakat eksisting di sekitar proyek dan sebagai pertimbangan prakiraan dampak reklamasi KNI terhadap komponen Sosekbud dan Kesehatan Masyarakat.

Page 23: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 7]

2.2.4. Penyusunan dan Penyampaian Laporan Pemantauan Implementasi RKL Sejak penerbitan Rekomendasi ANDAL, RKL dan RPL Nomor 25/Amdal/-1.774.151, tanggal tanggal 28 September 2007 dari Komisi Penilai AMDAL Provinsi DKI Jakarta PT. Kapuk Naga Indah melaksanakan pemantauan implementasi RKL. Berhubung kegiatan utama reklamasi pulau belum berlangsung maka yang dilaksanakan adalah kegiatan revitalisasi pantai lama yakni restorasi ekosistem mangrove dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Laporan implementasi RKL ini telah dilakukan sejak tahun 2008 hingga saat ini (periode Januari – Maret 2012).

2.2.5. Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan rencana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah terletak di perairan laut dangkal di sisi Utara Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Administrasi Jakarta Utara, dengan batas-batas sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Perairan Kepulauan Seribu/Laut Jawa (kedalaman -8 m). 2. Sebelah Timur : Perairan Muara Angke dan Pantai Mutiara. 3. Sebelah Selatan : Hutan Mangrove/Hutan Lindung Angke Kapuk (yang lebarnya rata-

rata ± 200 m) dan Kawasan Pantai Indah Kapuk. 4. Sebelah Barat : Perbatasan Propinsi DKI Jakarta dengan Propinsi Banten.

Rencana reklamasi pulau-pulau KNI dan pemanfaatan lahan hasil reklamasi akan mengacu ke Rencana Teknis Ruang Kota yang diterbitkan oleh dinas teknis yang menangani. Rencana teknis dimaksud mengacu ke Perda Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta 2030. Di dalam perda ini telah diakomodasikan ketentuan-ketentuan pengaturan pengembangan Kawasan Pantura yang dimuat di dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur yang mengakomodasikan ketentuan pengaturan kawasan pantura yang di dalam Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Kawasan Pantura Jakarta. Ketentuan-ketentuan pengaturan kawasan pantura yang ada di dalam Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2012 dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantura. Dalam proses perencanaan reklamasi pulau KNI yang dikonsultasikan ke instansi yang membidangi perencanaan tata ruang diperoleh gambaran sebagai berikut: 1. Jarak lokasi kegiatan dari daratan adalah ± 300 m, yakni ± 200 m perairan laut dan ±

100 m ekosistem mangrove, dan design makro sudah mempertimbangkan perlindungan lingkungan di pantai lama termasuk lebar kanal lateral.

2. Sejak tahap awal perencanaan, Pemerintah DKI Jakarta sudah merencanakan kanal lateral (arah Barat – Timur) untuk memisahkan garis pantai lama dengan pantai rencana pulau reklamasi, demikian pula kanal vertikal yang akan memisahkan pulau 1 dengan pulau 2A adalah ± 250 – 300 m dan pulau 2A dengan pulau 2B adalah ± 105 m.

Page 24: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 8]

Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabek-Punjur, selain mengatur rencana struktur ruang dan pola ruang makro kawasan Jabodetabek-Punjur, juga mengakomodasi skema pengaturan pemanfaatan ruang kawasan pantai yang sebelumnya diatur dengan Keputusan Presiden, yakni: 1. Keputusan Presiden Nomor 114 Tahun 1999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-

Puncak-Cianjur; 2. Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1997 tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan

Jonggol sebagai Kota Mandiri; 3. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta;

dan 4. Keputusan Presiden Nomor 73 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Kapuk Naga

Tangerang Penataan ruang Penataan ruang Kawasan Jabodetabek-Punjur menggunakan pendekatan zonasi. Salah satu zona yang terkait dengan Kaawasan Pantura adalah Zona Penyangga (P), yakni zona pada kawasan budi daya di perairan laut yang karakteristik pemanfaatan ruangnya ditetapkan untuk melindungi kawasan budi daya dan/atau kawasan lindung yang berada di daratan dari kerawanan terhadap abrasi pantai dan instrusi air laut. Zona Penyangga ini dikelompokkan sebagai berikut: 1. Zona Penyangga 1 yang selanjutnya disebut Zona P1; 2. Zona Penyangga 2 yang selanjutnya disebut Zona P2; 3. Zona Penyangga 3 yang selanjutnya disebut Zona P3; 4. Zona Penyangga 4 yang selanjutnya disebut Zona P4; dan 5. Zona Penyangga 5 yang selanjutnya disebut Zona P5. Area kerja PT KNI sebagian berada pada zona P2 dan P5. Tentang penyelenggaraan reklamasi zona P2 dan P5, dinyatakan sebagai berikut: 1. Pada Pasal 42 ayat 2 (b) ditetapkan bahwa pada Zona P2, penyelenggaraan reklamasi

dengan koefisien zona terbangun paling tinggi 40% (empat puluh persen) dan/atau konstruksi bangunan di atas air secara bertahap dengan tetap memperhatikan fungsinya, dengan jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter sampai dengan garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter, dan dengan mempertimbangkan karakteristik lingkungan.

2. Selanjutnya pada pasal 42 ayat 5 (b) ditetapkan bahwa pada Zona P5, penyelenggaraan reklamasi secara bertahap dengan koefisien zona terbangun paling tinggi 45% (empat puluh lima persen) dengan jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter sampai garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter dan dengan mempertimbangkan karakteristik lingkungan.

Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tata letak pulau-pulau reklamasi dan ketentuan pemanfaatan ruangnya digambarkan pada peta skets berikut:

Page 25: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 9]

Gambar II.3. Zonasi Reklamasi Pantura Sub Kawasan Barat

Tentang areal pulau-pulau KNI yang akan direklamasi mengacu ke perjanjian kerja Nomor 162 Tahun 1997 dan Nomor 094/KNI-SP/VII/97 tanggal 28 Juli 1997 dan pengukuran yang dilakukan oleh Dinas Pemetaan dan Pertanahan DKI Jakarta Tahun 2006 (Gambar II.4 dan Gambar II.5). Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa lokasi reklamasi ini tidak bersambung dengan pantai lama, dan tidak ada perpanjangan muara sungai ke arah laut yang lebih dalam; muara sungai tetap pada lokasi masing-masing.

Karakteristik/tipologi lingkungan sekitar lokasi proyek dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Saat ini lokasi reklamasi di bagian Utara Pantai Indah Kapuk masih berupa perairan laut

dangkal yang terbuka. 2. Di bagian Tenggara, Selatan dan Barat Daya lokasi rencana reklamasi terdapat

ekosistem mangrove yang merupakan asset Departemen Kehutanan, tetapi pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

3. Di bagian Selatan, yakni di Kawasan Pantai Indah Kapuk masih berlangsung proses pembangunan (in fill) perumahan beserta fasilitasnya oleh PT. Mandara Permai. Selain itu, disebelah Barat wilayah kerja Pantai Indah Kapuk terletak Taman Wisata Alam (TWA) Mangorove yang dikelola oleh PT. Murindra Karya Lestari dan areal tambak ikan yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta.

Page 26: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 10]

4. Di sebelah Tenggara terletak permukiman nelayan Muara Angke dan fasilitas kegiatannya.

5. Di sebelah Barat terletak permukiman nelayan Kamal Muara dan fasilitas pelelangan ikan Kamal Muara.

6. Di luar areal kerja PT. Kapuk Naga Indah, perairan laut mulai dari muara Kali Angke hingga muara Kali Kamal merupakan areal persebaran bagan pengrajin budi daya kerang hijau.

7. Bagian Timur Perairan Muara Angke terdapat PLTGU Muara Karang. 8. Permukiman terdekat adalah perumahan Pantai Indah Kapuk dan perkampungan padat

Kamal Muara. 9. Batimetri pantai termasuk laut dangkal kurang dari 10 m, pantai landai, endapan dasar

umumnya terdiri dari lempung berwarna hitam. 10. Tipe pasang surut adalah campuran dan cenderung semi diurnal.

Untuk lebih jelasnya, lokasi kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan kegiatan sekitarnya dapat dilihat pada Gambar II.4 berikut.

Page 27: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 11]

II.4

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

Pulau 2A : ± 310 Ha Pulau 2B : ± 285 Ha Pulau 1 : ± 275 Ha

Page 28: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 12]

Gambar II.5. Lokasi Areal Kerja PT. Kapuk Naga Indah

Page 29: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 13]

2.2.6. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Pantura Jakarta Memenuhi saran Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (dalam hal ini BPLHD Provinsi DKI Jakarta) tahun 2009 melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dokumen kebijakan, rencana dan program penataan kembali kawasan Pantura yang dimuat baik di dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI nomor 8 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Pantura Jakarta dan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 6 tahun 1999 tentang RTRW Provinsi Jakarta tahun 2010. Hasil telaah KLHS dimaksud diharapkan menjadi bahan pertimbangan penyempurnaan kebijakan, rencana dan program penataan kembali kawasan Pantura baik Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta maupun Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantura. Berdasarkan analisis pengaruh kebijakan, rencana dan program yang dilakukan, disampaikan beberapa rekomendasi, antara lain: 1. Pada tataran paradigma, gagasan penataan kembali Kawasan Pantura Jakarta perlu

didukung dengan konsep pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan (stakeholder/publik) sejalan dengan visi pembangunan DKI Jakarta 2030, peningkatan daya dukung dan daya tampung pantai Jakarta sehubungan dengan naiknya muka air laut.

2. Pada tataran kebijakan: a. Kebijakan pengembangan kawasan Pantura Jakarta, mencakup reklamasi pulau baru

dan bendung perairan laut dangkal serta revitalisasi pantai lama secara terpadu untuk meningkatkan resilience kota.

b. Menjadikan program reklamasi Pantura sebagai bagian dari upaya penanggulangan banjir dan pasang laut Jakarta serta sumber penyediaan air baku di Kawasan Pantura.

c. Kebijakan dan program sanitasi lingkungan bagian – bagian kota Jakarta disinergikan untuk mendukung peningkatan kualitas air sungai dan badan air (terutama di Jakarta bagian Utara) yang bermuara ke pantai lama.

d. Menselaraskan kebijakan penataan Pantura Jakarta dengan aspirasi masyarakat, terutama komunitas lokal yang rentan terhadap kenaikan muka air laut.

e. Penjabaran rumusan kebijakan ke dalam rumusan rencana (tata ruang dan sektor-sektor) perlu melibatkan masyarakat karena akan sangat menentukan masa depan mereka meniti proses perubahan sosial.

f. Hasil analisis implikasi Kebijakan dan Rencana Penataan Pantura perlu diakomodasikan ke dalam draft RTRW Jakarta 2030 yang nantinya akan menjadi arahan penyusunan Raperda Penataan Kawasan Pantura.

g. Penyempurnaan Perda Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan reklamasi dan rencana tata ruang kawasan Pantura agar mengakomodasikan aspirasi masyarakat, terutama program prioritas revitalisasi pantai lama.

Page 30: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 14]

3. Pada tataran Rencana, disampaikan rekomendasi sebagai berikut: a. Prinsip keberlanjutan yang meliputi keterkaitan, keseimbangan dan keadilan perlu

diakomodasi ke dalam RPJP, RPJM, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan RDTRK Kawasan Strategis Pantura.

b. Prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan perlu dijabarkan ke dalam rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) dan rencana kerja SKPD.

c. Rencana Rinci tata ruang kawasan strategis Kawasan Pantura perlu dilengkapi dengan rencana sektor yang terkait dengan revitalisasi Pantai Lama dan ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

d. Pengintegrasian konsep rencana tata ruang dan rencana sektor dalam rangka penataan Pantura harus mempertimbangkan aspek kelembagaan yang agar mampu/kapabel mengelola harmonisasi dan sinkronisasi rencana penataan.

e. Agar diupayakan materi Rencana Penataan Pantura (fisik-alami, sosial-ekonomi dan sosial budaya) yang mempertimbangkan prinsip keterkaitan, keseimbangan dan keadilan.

f. Hasil KLHS dapat digunakan untuk kisi-kisi pengintegrasian Perpres No.54 Tahun 2008 ke dalam RTRW Kawasan Pantura yang nantinya akan ditetapkan dengan Peraturan Daerah sebagai pengganti Perda No. 8 Tahun 1995 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Pantura.

4. Pada tataran Program disampaikan rekomendasi sebagai berikut: a. Penjabaran prinsip keberlanjutan lingkungan ke dalam rencana kerja pembangunan

daerah (RKPD) dan rencana kerja SKPD yang terlibat di dalam program penataan kembali kawasan Pantura.

b. Koordinasi pelaksanan program penataan dan sektoral terkait Kawasan Pantura. c. Perlu dilakukan pengkajian bentuk kelembagaan yang mampu/kapabel mengelola

harmonisasi dan sinkronisasi rencana penataan Pantura Jakarta. d. Mitigasi dampak reklamasi pulau baru dan revitalisasi pantai lama perlu diintegrasikan

ke dalam rencana pembangunan dan rencana tata ruang kawasan Pantura dan atau RPJMD DKI Jakarta Jakarta.

e. Implementasi program restorasi mangrove yang diprakarsai bersama oleh Pemerintah Provinsi dan Dunia Usaha perlu diintegrasikan ke dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota untuk kecamatan-kecamatan di Pantura.

2.2.7. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta 2030

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta 2030 sebagai lanjutan Rencana Tata Raung Wilayah Jakarta tahun 1999 sampai dengan tahun 2010. Pada pasal 95 ayat (2) dinyatakan bahwa Pemerintah Daerah mengembangan Kawasan Strategis Pantura, yang merupakan kawasan strategis kepentingan ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. Selanjutnya, pada pasal 99 sampai dengan pasal 108 diuraikan rumusan kerangka rencana tata ruang Kawasan Strategis Pantura, disederhanakan sebagai berikut:

Page 31: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 15]

1. Pengembangan areal reklamasi dan kawasan daratan pantai dilakukan secara terpadu yang bersama-sama ditetapkan sebagai satu kawasan perencanaan.

2. Pelaksanaan reklamasi harus memperhatikan kepentingan lingkungan, kepentingan kepelabuhan, kepentingan kawasan berhutan bakau, kepentingan nelayan, dampak terhadap banjir rob dan kenaikan permukaan laut serta sungai, kepentingan dan fungsi lain yang ada di kawasan Pantura.

3. Penyelenggaraan reklamasi Pantura diarahkan bagi terwujudnya lahan hasil reklamasi siap bangun dan pemanfaatannya sesuai dengan tata ruang yang terpadu dengan penataan kembali kawasan daratan Pantura.

4. Penataan kembali kawasan daratan Pantura diarahkan bagi tercapainya penataan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna, peningkatan kualitas lingkungan dan perumahan, pelestarian bangunan bersejarah, kelancaran lalu lintas, dan peningkatan fungsi sistem pengendalian banjir baik itu banjir rob dan kenaikan muka laut/ sungai.

5. Penyelenggaraan reklamasi serta pengelolaan tanah hasil reklamasi dan penataan kembali kawasan daratan Pantura dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara Pemerintah Daerah, masyarakat, dan dunia usaha.

6. Pengembangan Kawasan Pantura harus menjamin: a. Terpeliharanya ekosistem dan kelestarian kawasan hutan lindung, hutan bakau,

cagar alam dan biota laut; b. Pemanfaatan pantai untuk kepentingan umum; c. Kepentingan perikehidupan nelayan; d. Kelestarian bangunan dan lingkungan bersejarah; e. Kepentingan dan terselenggaranya kegiatan pertahanan keamanan negara; f. Terselenggaranya pengembangan sistem prasarana sumber daya air secara

terpadu; g. Tidak memberikan tambahan resiko banjir di daerah hulunya baik akibat rob,

kenaikan permukaan laut/sungai; dan h. Terselenggara/berfungsinya objek/instalasi/fasilitas vital di kawasan Pantura dengan

memperhatikan aspek-aspek ekologis lingkungan. 7. Pengembangan kawasan Pantura harus memperhatikan aspek sebagai berikut:

a. Peningkatan fungsi pelabuhan; b. Pengembangan kawasan ekonomi strategis; c. Pengembangan areal Pelabuhan Sunda Kelapa dan sekitarnya untuk pusat wisata, d. Pusat perdagangan/jasa, dan pelayaran rakyat secara terbatas; e. Dilaksanakan serasi dengan penataan dan pengelolaan Kepulauan Seribu; f. Pemanfaatan ruang rekreasi dan wisata dengan memperhatikan konservasi nilai

budaya daerah dan bangsa serta kebutuhan wisata nasional dan internasional; dan g. Didukung dengan pengembangan prasarana dan sarana perkotaan secara terpadu.

8. Pengembangan kawasan Pantura dibagi menjadi beberapa sub-kawasan dengan memperhatikan kondisi kawasan daratan Pantura dan perairan di sekitarnya. Sub-kawasan dimaksud merupakan satu kesatuan perencanaan yang dikembangkan dengan sistem infrastruktur terpadu.

Page 32: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 16]

9. Sistem prasarana sumber daya air di Kawasan Reklamasi Pantura merupakan bagian dari sistem prasarana sumber daya air makro dan jalur perpanjangan saluran dan sungai yang melalui kawasan daratan pantai.

10. Untuk mencegah banjir yang mungkin terjadi pengembangan kawasan Pantura harus mengembangkan sistem jaringan drainase dan sistem pengendalian banjir yang direncanakan secara teknis termasuk waduk penampungan air dengan rasio minimal per pulaunya sebesar 5%.

11. Waduk penampungan air berfungsi sebagai ruang terbuka. 12. Penyediaan air bersih di kawasan Pantura dilakukan dengan cara-cara ramah

lingkungan dan berkelompok dengan memanfaatkan alternatif sumber air baku baru dan dilengkapi dengan sistem jaringan perpipaan secara terpadu. Pengelolaan penyediaan air bersih dapat dilaksanakan secara mandiri dengan mengembangkan sistem penyediaan air bersih yang ada dan/atau membangun sistem pengolahan teknologi yang baru.

13. Limbah cair rumah tangga dan/atau limbah cair yang bersumber dari kegiatan lain wajib diolah agar memenuhi baku mutu limbah cair yang sistem pengelolaannya dilakukan dengan sistem terpusat (perpipaan).

14. Limbah cair yang memenuhi baku mutu disalurkan ke saluran umum dan tidak berakibat pada penurunan kualitas air laut, dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

15. Pengembangan kawasan Pantura harus diawali perencanaan reklamasi yang disusun secara cermat dan terpadu sekurang-kurangnya mencakup: a. Rencana teknik reklamasi; b. Rencana pemanfaatan ruang hasil reklamasi; c. Rencana rancang bangun; d. Rencana penyediaan prasarana dan sarana; e. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup; f. Rencana kelola lingkungan; g. Rencana pemantauan lingkungan; h. Rencana lokasi pengambilan bahan material; i. Rencana pembiayaan; dan j. Rencana pengelolaan air bersih dan air limbah serta pengendalian banjir.

16. Pengembangan dan perencanaan reklamasi dilakukan berdasarkan arahan sebagai berikut: a. Pengendalian potensi kerusakan yang berwujud dalam fenomena kenaikan muka air

laut, penurunan air tanah dan muka tanah, perluasan daerah genangan, abrasi dan erosi, sedimentasi, intrusi air laut, polusi air dan udara serta persoalan lain yang berhubungan dengan pemanfatan lahan, air permukaan dan air tanah;

b. Reklamasi dilakukan dalam bentuk pulau yang ditentukan berdasarkan studi yang lebih rinci dengan memperhitungkan masa perancangan, keandalan tanggul dan perlindungan pesisir, resiko banjir, dan tindakan mitigasi, perlindungan hutan bakau, serta jalur lalu lintas laut, pelayaran dan pelabuhan;

Page 33: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 17]

c. Dalam perencanaan reklamasi tercakup rencana pengelolaan secara mandiri prasarana pulau reklamasi yang meliputi prasarana tata air, air bersih, pengolahan limbah dan sampah, serta sistem pengerukan sungai/kanal;

d. Setiap pulau reklamasi menyediakan ruang terbuka biru untuk waduk dan danau yang berfungsi sebagai penampungan air sementara ketika hujan, persediaan air untuk beberapa kebutuhan harian sumber air yang mungkin untuk di kembalikan ke dalam lapisan aquifer, tempat hidupnya beberapa flora dan fauna, serta untuk rekreasi;

e. Ruang perairan di antara pulau reklamasi dimanfaatkan untuk membantu penanggulangan banjir;

f. Penyediaan angkutan umum massal yang menghubungkan antar pulau reklamasi dan dengan daratan Jakarta.

17. Penataan kembali daratan Pantura mencakup kegiatan: a. Relokasi kawasan industri dan pergudangan ke wilayah sekitar DKI Jakarta melalui

koordinasi dengan pemerintahan sekitar; b. Revitalisasi lingkungan dan bangunan bersejarah; c. Perbaikan lingkungan, pemeliharaan kawasan permukiman dan kampung nelayan; d. Peremajaan kota untuk meningkatkan kualitas lingkungan; e. Peningkatan sistem pengendalian banjir dan pemeliharaan sungai untuk

mengantisipasi banjir akibat rob dan meluapnya air sungai; f. Perbaikan manajemen lalu lintas dan penambahan jaringan jalan; g. Relokasi perumahan dari bantaran sungai dan lokasi fasilitas umum melalui

penyediaan rumah susun; h. Pelestarian hutan bakau dan hutan lindung; i. Perluasan dan peningkatan fungsi pelabuhan; dan j. Pengembangan pantai untuk kepentingan umum.

18. Pembiayaan kegiatan penataan kembali daratan Pantura dapat berasal dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan/atau dari hasil usaha pengelolaan tanah hasil reklamasi.

19. Persebaran lokasi kawasan strategis merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

20. Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana penataan ruang kawasan Pantura akan diatur dengan Peraturan Daerah yang mengatur rencana rinci kawasan Pantura.

Dari uraian di atas dapatlah ditegaskan bahwa Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta 2030 sudah mengakomodasi arahan-arahan penataan ruang kawasan Pantura, yang sebelumnya dimuat di dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta tahun 1999 – 2010.

Page 34: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 18]

2.2.8. Legalitas Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah telah mendapat legalitas usaha, antara lain: 1. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 640.32-826 tentang Pengesahan Surat

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 536/SK.526 HUK/1996 tentang Perjanjian Kerja Sama Pengembangan Kawasan Pantai Kapuk Naga Indah antara Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan PT. Kapuk Naga Indah.

2. Surat Perjanjian Kerja Sama Nomor 162 Tahun 1997 dan Nomor 094/KNI-SP/VII/97 tanggal 28 Juli 1997 tentang Pengembangan Penyelengaraan Reklamasi Pada Areal Blok I dan IV Di Sub Kawasan Barat antara Pemerintah Daerah DKI Jakarta dengan PT. Kapuk Naga Indah.

3. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi Pantai Utara Jakarta.

4. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Pantura Jakarta.

5. Persetujuan Prinsip Reklamasi Kapuk Naga Indah dari Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 1571/-1.711, tanggal 19 Juli 2007.

6. Rekomendasi ANDAL, RKL dan RPL Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (PT. Kapuk Naga Indah) dari Komisi Penilai Amdal Provinsi DKI Jakarta Nomor 25/Amdal/-1.774.151, tanggal 28 September 2007.

7. Rekomendasi Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa No. PU.626/1/12/AD-SKA/2008 untuk kegiatan Pengerukan Muara Sungai Tanjungan dan Pembuatan Kanal antara Daratan dan Lokasi Reklamasi serta Dumping Area Pembuangan Lumpur, tanggal 10 Maret 2008.

8. Persetujuan Pelaksanaan Pengerukan Muara Sungai Tanjungan dan Cengkareng Drain dari Dirjen Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum No. 1K 02.03-DA/75 tanggal 30 Desember 2011.

9. Persetujuan Prinsip Reklamasi Pulau 1 dan Pulau 2B atas nama PT. Kapuk Naga Indah Nomor 804/-1.704.2, tanggal 21 Juni 2012 dari Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

2.3. TAHAPAN PELAKSANAAN RENCANA KEGIATAN

Sebagaimana dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa rencana reklamasi pantai Kapuk Naga Indah mencakup 3 (tiga) pulau. Tahapan pelaksanaan reklamasi dimaksud adalah tahap I Pulau 2A, tahap II Pulau 2B dan tahap III Pulau 1. Selain membangun pulau rekalamasi Kapuk Naga Indah juga melakukan kegiatan pendalaman muara Cengkareng Drain dan pendalaman perairan pantai di area lateral kanal (perairan laut antara ekosistem mangrove dengan sisi selatan ring/dike pulau reklamasi. Selain itu, Kapuk Naga Indah juga akan membangun jembatan penyeberangan dari pantai ke pulau reklamasi. Untuk mencapai maksud tersebut di atas lingkup dan tahapan pelaksanaan rencana kegiatan diuraikan sebgai berikut:

Page 35: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 19]

2.3.1. Tahap Pra-Konstruksi

Kegiatan pada tahap prakonstruksi adalah penetapan lokasi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (3 pulau reklamasi) sebagai kegiatan yang menimbulkan dampak, dapat diuraikan sebagai berikut: Sebagaimana dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa pada tahun 1997 PT. Kapuk Naga Indah telah melakukan kegiatan persiapan (perencanaan) reklamasi. Sehubungan dengan krisis ekonomi dan finansial yang berlangsung hingga tahun 2000 maka kegiatan-kegiatan PT. Kapuk Naga Indah tertunda. Dengan mulai pulihnya kegiatan perekonomian maka mulai tahun 2005 PT. Kapuk Naga Indah kembali melakukan pemutakhiran kajian-kajian persiapan, terutama: 1. Pemutakhiran konsep reklamasi oleh konsultan perencana terdahulu. Sebagaimana

halnya pada kajian perencanaan tahun 1997, perencanaan sekarang ini juga mempertimbangkan hasil kajian pemodelan hidrodinamika perairan laut dan pertimbangan kajian hidrolika perairan sungai dan estuary.

2. Konsultasi penjabaran Rencana Tata Ruang baik di lingkungan Pemerintah DKI Jakarta maupun Pemerintah Pusat.

3. Melakukan identifikasi lokasi-lokasi quary pasir laut dan batuan yang ditawarkan oleh pihak ke tiga, yang pengadaannya nanti akan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Pengukuran dan pemetaan -8 m sistem proyeksi TM30. 5. Melakukan konsultasi dengan berbagai instansi terkait dalam rangka optimasi rencana

pembangunan. 6. Melakukan kajian AMDAL dan melibatkan masyarakat di dalam proses penyusunan

AMDAL agar dapat dilakukan minimasi dampak negatif dan optimasi dampak positif. 7. Pembuatan UDGL (Urban Design Guide Line). 8. Pekerjaan Pra-Kualifikasi, Kualifikasi dan Tender. 9. Pekerjaan yang masih harus dilakukan berkaitan dengan perijinan pembangunan fisik,

terutama Ketetapan Rencana Kota, Ijin Pendahuluan, Ijin Membangun Prasarana dan pekerjaan pengukuran, pematokan (uitzet) lokasi yang akan dibangun.

Mengacu ke Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah DKI Jakarta dan PT. Kapuk Naga Indah, maka luas areal kerja PT. Kapuk Naga Indah adalah 1.131 Ha dengan rincian: Pulau 2A : ± 310 Ha Pulau 2B : ± 285 Ha Pulau 1 : ± 275 Ha Perairan laut : ± 261 Ha Jumlah : ± 1.131 Ha

Perlu ditegaskan bahwa kajian AMDAL Tahun 2007 adalah untuk keperluan telaahan mendalam untuk pulau 2A (Risort Island), berdasarkan Perencanaan teknis reklamasi Kapuk Naga Indah yang mencakup basic design dan design engineering yang dilakukan oleh Witteveen Bos Indonesia.

Page 36: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 20]

Berdasarkan hasil kajian tersebut PT. Kapuk Naga Indah menugaskan Witteveen Bos Indonesia untuk melakukan kajian Hydraulic and Hydrodynamic Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B, baik pemodelan pulau per pulau maupun pemodelan sekaligus 3 pulau. Kajian hidrodinamika yang dilakukan oleh Witteveen Bos Indonesia mencakup: 1. Identifikasi area proyek dan area sekelilingnya meliputi:

a. Identifikasi integrasi lokasi terhadap rencana BP Pantura, b. Pola drainase kota, c. Identifikasi tipologi pesisir pantai, dan d. Karakteristik lokasi proyek terutama keberadaan ekosistem mangrove, akumulasi

sampah dan bahan pencemar serta keanekaan ikan tangkap.

2. Review kajian-kajian terdahulu dan identifikasi kondisi fisik terutama: a. Hasil kajian penatalaksanaan air sungai secara konverhensif di JABODETABEK

(JICA, 1997), b. Kajian NEDECO 1995, c. Kajian NEDECO – Kapuk Naga 1997.

3. Pelingkupan masalah dan metodologi meliputi:

a. Isu pokok kajian, b. Dampak terhadap banjir, c. Dampak terhadap ekosistem pantai, d. Istrumen mitigasi, dan e. Asumsi yang digunakan dalam kajian.

4. Deskripsi model meliputi:

a. Uraian umum model hidrodinamika, b. Pembakuan model/model setup terdiri atas general model properties, model system

island project, grids and bathymetry, schematisation of project measures, physical coefficients,

c. Kalibrasi dan validasi model, dan d. Kondisi boundary: kondisi yang diinginkan, model skala pasang air laut, aliran air

sungai, angin dan gelombang.

5. Dampak terhadap tinggi muka air sungai dan system drainase meliputi: a. Cara pendekatan, dan b. Dampak terhadap tinggi muka air di sepanjang garis pantai, Kali Angke,

Cengkareng Drain, Muara PU Drain, Kali Tanjungan, Kali Kamal dan Kali Dadap.

6. Dampak terhadap hidrodinamika pantai meliputi: a. Hasil pemodelan teluk Jakarta (arus dan tinggi muka air laut serta pola gelombang

laut), dan b. Hasil pemodelan meliputi dampak konstruksi 3 pulau terhadap perairan laut,

dampak konstruksi dan dampak pendalaman boundary drain terhadap sirkulasi perairan pantai.

Page 37: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 21]

7. Dampak terhadap lingkungan pantai meliputi: a. Sediment transport dan morfologi, b. Tinjauan histories teluk Jakarta, c. Tinjaun histories kegiatan di lokasi proyek, d. Model sediment transport, e. Dampak terhadap kualitas air laut, f. Dampak terhadap ekosistem mangrove, dan g. Analisis sedimentasi di muara Cengkareng Drain.

Fokus Studi: Pembangunan 3 pulau buatan menyebabkan suatu perubahan yang signifikan terhadap garis pantai, hal ini akan mengubah suatu garis pantai baru pada kedalaman -8 m kontur di depan garis pantai lama, dan akan mempengaruhi pergerakan air di daerah pantai lama, lingkungan pantai dan debit air di muara sungai dan saluran-saluran (drain). Prosedur AMDAL menginginkan inventarisasi pengaruh-pengaruh tersebut dan dampak terkait pada morfologinya, seperti keinginan mengetahui prosedur suatu evaluasi, pengukuran investigasi dalam hal dampak yang akan terjadi. Fokus laporan meliputi aspek-aspek berikut: 1. Pengaruh pembangunan pulau pada tinggi muka air di daerah saluran wilayah

permukiman. Kriteria, tinggi permukaan air dan kondisinya di saluran wilayah permukiman di bagian selatan jalan tol disarankan tidak mangalami kenaikan mencapai kondisi kritis, sebagai perbandingan adalah kondisi situasi saat ini.

2. Pengaruh pembangunan pulau tersebut pada siklus air di daerah pantai dan iklim gelombang yang terjadi. Tujuannya adalah mengatur nilai-nilai yang ada dan memperbaiki batasan-batasan kondisi lingkungan pantai dikemudian hari, dimana kemungkinan bertanggung jawab terhadap perairan laut dan sungai terhadap keberadaan hutan mangrove dan pengurangan dampak negative baik oleh bahan terapung maupun sampah-sampah di wilayah ini.

Dampak terhadap pencegahan banjir: Untuk pengembangan di wilayah DKI Jakarta baik ke Selatan maupun ke arah daratan lain yang sangat terbatas, satu-satunya kemungkinan adalah ke arah laut, hal ini telah terjadi seperti wilayah Pluit, Muara Karang, Pantai Indah Kapuk serta target pengembangan lainnya bagi wilayah Kapuk dan Cengkareng. Proses pengembangan ini akan menghasilkan penambahan wilayah tertutup oleh kegiatan manusia, hasilnya aliran air permukaan akan bertambah kuat dan besar dan mengurangi wilayah genangan air. Adanya saluran-saluran yang ada sudah tidak cukup untuk menampung urbanisasi yang ada, sehingga masalah banjir menjadi perhatian utama warga dan politisi, yang menginginkan perbaikan boundary aliran di daerah tersebut, tetapi tentu saja semuanya membutuhkan waktu untuk memperbakinya. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan 3 (tiga) pulau buatan adalah tidak akan menambah masalah saat ini. Bahkan akan menunjukkan bahwa adanya 3 (tiga) pulau buatan tersebut tidak akan menghalangi perbaikan-perbaikan di kemudian hari dari kondisi pola alirannya.

Page 38: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 22]

Dampak pada sistem wilayah pantai: Rencana pengembangan memperhatikan perlindungan wilayah hutan mangrove sebagai suatu faktor kelestarian lingkungan. Hal ini diperlukan untuk menjaga sirkulasi air dan pengendapan sedimen sebagaimana yang ada saat ini serta mengevaluasi adanya perubahan-perubahan setelah pulau buatan terbentuk. Dalam usaha mengatur level sirkulasi air yang sama kondisinya dengan kondisi saat ini, terutama dalam mengatur interaksi antara air payau, air laut dan air tawar, debit air sungai dan saluran-saluran air di daerah perencanaan perlu distimulasi di wilayah perbatasan mangrove. Salah satu aspek adalah mengurangi jumlah sampah dan sedimen di wilayah mangrove. Pembentukan pulau buatan akan mengubah kondisi garis pantai lama dan hal ini akan berdampak terhadap morfologi garis pantai lama dan juga sepanjang garis pantai baru, instrusi air laut serta pola arus, gelombang dan pasang surutnya.

Pengamatan mitigasi dan evaluasinya: Pengamatan mitigasi juga dilakukan untuk mencegah dampak-dampak negatif di pulau-pulau buatan tersebut. 1. Menghilangkan beting lumpur di muara Cengkareng Drain dan muara Kali Angke. 2. Memperlebar muara Cengkareng Drain dan muara Kali Tanjungan yang terletak diantara

pulau-pulau dan memperdalam muara kanal-kanal hingga -3,35 m PP/-4.10 m PD sebagaimana telah direkomendasikan di dalam laporan untuk menampung penambahan kapasitas sungai.

3. Melengkapi ruang yang cukup untuk menambah lebar muara-muara kanal terutama di bagian hulu Kali Angke untuk mengimplementasikan kondisi masa depan di pulau-pulau Pantura bagian Timur yang akan terjadi.

4. Melengkapi ruang yang cukup untuk memperlebar saluran-saluran di wilayah Kali Dadap dan Kali Kamal, mengikuti implementasi rencana reklamasi lepas pantai Propinsi Banten.

5. Melengkapi kanal-kanal antara pantai yang lama dengan pulau baru dan memperdalam kanal apabila diperlukan untuk sirkulasi air di wilayah mangrove.

Metode dan objektif: Model hidrodinamika telah digunakan dalam pelaksanaan proyek ini untuk mendapatkan gambaran pergerakan air di saluran-saluran permukiman dan wilayah pantainya. Model dimaksudkan untuk pengendalian terhadap muka air dan sirkulasinya sebelum dan sesudah terbentuknya pulau-pulau tersebut secara kuantitatif, baik saat sekarang maupun masa depan tentang situasi aliran dan pengaruhnya, dengan cara membandingkan model dan pengaruh pengembangan lepas pantai yang terjadi. Berbagai model telah dikembangkan untuk mengetahui pengaruh sistem sungai dan sistem pantainya, adakah interaksi antara air pasang surut dan perubahan muka air serta pola arus dan muka air di daerah aliran dekat laut wilayah permukiman dan pengaruh salurannya. Suatu model hidrodinamika yang menyeluruh (intergrated) yang dikembangkan di sebagian laut Jawa, teluk Jakarta dan saluran-saluran permukiman perlu dikaji semuanya. Perbedaan-perbedaan pembuatan model untuk mengetahui sistem sungai dan sistem daerah pantainya perlu beberapa model yang terdiri dari pasangan berbeda dari kondisi pisiknya (kecepatan angin, kondisi pasang

Page 39: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 23]

surut serta debit sungainya). Berikut ini hidrodinamika model run dibuat untuk mendapatkan objektifnya, dengan skenario sungai sebagai berikut: 1. Situasi yang ada (tanpa pengembangan pulau) 2. Pengembangan 3(tiga) pulau dan mitigasi sistem sungai 3. Saat pengembangan (hanya pulau 2A) termasuk mitigasi sistem sungainya 4. Saat pembangunan 3 pulau termasuk studi mitigasinya pada sistem sungai untuk

mengevaluasi tingkat dampaknya.

Skenario model run sungai untuk menentukan kondisi sungai saat ini, debit dan kapasitasnya serta disain waktu yang menunjukkan pengaruh sungai sekarang dan masa depan. Skenario daerah pantai: 1. Situasi yang ada (sebelum pulau dikembangkan), 2. Perkembangan penuh 3 (tiga) pulau buatan termasuk perhitungan mitigasi sistem

sungai, 3. Perkembangan sebagian pulau (2A) beserta mitigasi sistem sungai, 4. Pengembangan penuh ke-3 pulau termasuk mitigasi dalam sistem sungai untuk

keperluan analisis tingkat dampaknya.

Terjadinya debit yang ekstrem: Modeling dilakukan dalam studi ini berdasarkan data sektor-sektor sungai dan debit yang berbeda tinggi permukaannya, yakni: 1. Kapasitas debit sungai saat ini. 2. Kapasitas discharge yang mewakili discharge yang ada pada eron-section saluran-

saluran urban yang tanggulnya selalu hampir dibanjiri (penuh).

Deskripsi kajian hydraulik dan hydrodinamika dalam rangka pembangunan Kapuk Naga Indah sebagaimana diihtisarkan di atas disajikan sebagai appendix. Proses diskusi di lingkungan BP Pantura, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, BPPT, LAPI ITB, FT UGM, FT UI, Balitbang SDA Departemen PU, Dinas PU, BBWSCC dan PT. Kapuk Naga Indah telah dilakukan dengan intensif pada tanggal 24 Juli 2007. Hasil kesimpulan rapat pembahasan tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Lebar garis pantai dengan pulau reklamasi 300 m (100 m mangrove dan 200 m alur

perairan/lateral kanal). 2. Lebar permukaan basah dan luas penampang basah pada low water spring vertikal

kanal lebih besar dari lebar permukaan basah dan luas penampang basah pada low water spring muara sungai apabila pulai sebelah kiri kanan direklamasi.

3. Masih perlu dilakukan kalibrasi model dan validasi parameter model dengan melakukan pemantauan dan evaluasi selama proses reklamasi berlangsung terhadap data batimetri, water level, kecepatan aliran, sedimentasi dan perubahan garis pantai pada sungai Banjir Kanal Barat, Cengkareng Drain, Kali Tanjungan, Kali Kamal dan sekitar muara-muara sungai tersebut.

4. Hasil monitoring di atas digunakan untuk Update Model hidrodinamika, terutama untuk memeriksa kembali pemodelan yang telah dilakukan.

Page 40: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 24]

2.3.2. Tahap Konstruksi

Secara garis besar pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahap konstruksi reklamasi adalah sebagai berikut:

1. Rekrutmen Tenaga Kerja

Pada tahap konstruksi reklamasi, jumlah tenaga kerja yang akan terserap diperkirakan ± 1.000 orang pada saat puncak. Untuk komposisi tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4. Komposisi Tenaga Kerja Konstruksi

No. Kualifikasi Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja

Orang % 1. Tenaga Ahli (Perencana) 20 2 2. Tenaga Ahli Teknik Sipil 20 2 3. Tenaga Ahli Bidang Lain 40 4 4. Tenaga Pengawas Lapangan 30 3 5. Pelaksana (Tukang) 250 25 6. Pembantu Pelaksana (Kenek) 600 60 7. Tenaga Penjaga Keamanan 40 4 Jumlah 1.000 100

Sumber: PT. Kapuk Naga Indah, 2012

2. Mobilisasi Alat dan Bahan

Mobilisasi alat konstruksi reklamasi dilakukan melalui transportasi laut. Sebagaimana dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa pengadaan bahan material reklamasi yang diperlukan (batu, pasir laut dan tanah urug) dipercayakan kepada pihak ke-3 melalui mekanisme tender. Landasan hukum yang berkaitan dengan penambangan bahan galian golongan C diatur di dalam: a. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 217/Kpts/M/Pertamben/ 1983

tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C yang terletak di Lepas Pantai.

b. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 370/224/M PE/1985 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Ijin Usaha Pertambangan Pasir Laut yang terletak di Daerah Lepas Pantai Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu.

c. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 0815/800/M PE/1988 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Penyajian Informasi Lingkungan dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di Bidang Pertambangan Umum dan Bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Sumberdaya Panas Bumi.

Page 41: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 25]

Salah satu syarat pemberian ijin usaha penambangan bahan galian golongan C pasir laut adalah penyusunan dokumen AMDAL. Kajian dampak lingkungan dimaksud sudah harus menelaah secara dalam dampak positif dan dampak negatif penambangan pasir laut sesuai dengan jumlah cadangan, masa waktu penambangan dan cara penambangan. Dampak lingkungan dimaksud mencakup dampak terhadap lingkungan fisik alami, lingkungan hayati dan lingkungan sosial ekonomi, sosial budaya.

Dalam rangka penyediaan kebutuhan bahan reklamasi bagi PT. Kapuk Naga Indah maka salah satu syarat utama peserta tender adalah Izin Operasional Penambangan Bahan Galian Golongan C dan Rekomendasi AMDAL untuk lokasi quary. Proses pengangkutan bahan-bahan reklamasi dari lokasi quary ke lokasi proyek akan menjadi bagian dari studi AMDAL ini. Pengangkutan bahan material reklamasi (batu) dilakukan melalui transportasi laut hingga menuju lokasi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah, dimana peralatan angkutan akan disediakan oleh suplier (perusahaan pemasok bahan material reklamasi), terutama kapal tongkang. Dengan demikian kajian AMDAL Kapuk Naga Indah tidak mengkaji dampak penambangan batu terhadap lingkungan sekitar tambang tetapi difokuskan pada dampak transportasi bahan-bahan reklamasi. Bahan Material yang akan disediakan oleh PT. Kapuk Naga Indah dalam rangka reklamasi pulau adalah: a. Pengadaan Pasir Laut

1) Kebutuhan Pasir Laut

Kebutuhan material pasir urug untuk areal reklamasi Pulau 2A (luas 310 Ha) dibutuhkan pasir sebesar 20.900.000 m3, pulau 2B (285 Ha) sebesar 18.663.055 m3 dan pulau 1 (275 Ha) sebesar 19.209.597 m3. Kebutuhan ini direncanakan disuplai dari daerah Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

2) Lokasi Penambangan Pasir Laut

Pasir urug yang akan digunakan untuk kebutuhan reklamasi Kapuk Naga Indah Pulau 2A akan disuplai dari supplier PT. Jetstar yang kuasa penambangan (KP) berada diperairan laut lepas pantai utara Kabupaten Serang Provinsi Banten. PT. Jetstar memiliki beberapa surat izin usaha pertambangan operasional produksi (terlampir) seperti tertera pada tabel berikut:

Page 42: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 26]

Tabel 2.5. Lokasi Pengambilan Pasir

No. Lokasi Usaha Luas Area

Volume Yang Dapat Digali

Ketebalan Jangka Waktu

1. Di lepas pantai utara Kab. Serang (Blok I, II) Blok Pulau Panjang

2.076 Ha 20.076.000 m3 2 m 4 tahun

2. Di lepas pantai utara Kab. Serang (Blok I) Blok Pontang

1.000 Ha 3.000.000 m3 2 m 2 tahun

3. Di lepas pantai utara Kab. Serang (Blok II) Blok Pontang

1.000 Ha 2.500.000 m3 2 m 2 tahun

4. Di lepas pantai utara Kab. Serang (Blok III) Blok Pontang

940 Ha 1.500.000 m3 2 m 2 tahun

5. Di lepas pantai utara Kab. Serang (Blok IV) Blok Pontang

1.000 Ha 3.000.000 m3 2 m 2 tahun

Keterangan: a) Surat Izin Bupati Serang Nomor 541/SK.04/IUP/DISTAMBEN/2010, tentang Izin Usaha Pertambangan

Operasi Produksi (Blok I, II) Blok Pulau Panjang. b) Surat Izin Bupati Serang Nomor 541/SK.01 s/d. 04/IUP/DISTAMBEN/2012, tentang Izin Usaha

Pertambangan Operasi Produksi (Blok I sampai IV) Blok Pontang.

Selain dari sumber di atas, kekurangan pasir urug/pasir laut akan didatangkan dari daerah Provinsi Lampung dan Provinsi Bangka Belitung. Saat ini masih dalam penjajakan, antara lain: a) PT. Samudera Banten Jaya, lepas pantai Utara Kabupaten Serang

(mempunyai Dok. Andal, RKL dan RPL). b) PT. Tobas Kaula Kencana, alur Sungai Wai Seputih, Kab. Lampung Tengah,

Kab. Lampung Timur dan Kab. Tulang Bawang (mempunyai Dok. Andal, RKL dan RPL).

c) PT. Nusambada Pratama, Kramat Watu Kab. Serang (mempunyai Dok. Andal, RKL dan RPL).

3) Proses Penambangan dan Pengangkutan a) Pengadaan Kapal

Untuk kegiatan penambangan pasir laut di wilayah KP eksplorasi PT. Jetstar akan dilakukan dengan kapal keruk hisap (cutter suction dredger, CSD) sebanyak 1 unit. Jenis kapal ini memiliki kapasitas muat sebesar 500 m3/jam yang disesuaikan dengan kedalaman laut.

b) Pemasangan Rambu-rambu

Pengadaan sarana penunjang di laut berupa pemasangan rambu-rambu di lokasi penambangan berupa pelampung di setiap sudut areal layak tambang dengan menggunakan instrumen kontrol (GPS).

c) Penambangan Pasir Laut

Sesuai dengan rencana kapasitas produksi PT. Jetstar direncanakan penambangan dengan menggunakan 1 unit kapal keruk hisap (cutter suction dredger, CSD) dengan kapasitas 500 m3/jam. Pasir laut beserta material lain yang terdapat di pasir laut akan direncanakan/diberai dan dihisap sambil

Page 43: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 27]

berjalan dengan peralatan, kemudian hasil hisapnya disemprotkan langsung ke dalam Hopper Barger (Tongkang).

d) Sistem penambangan yang akan diterapkan adalah crossing system yang

merupakan sistem penambangan yang berwawasan lingkungan, kerjanya dengan sistem membentuk alur yang sejajar, baik melintang ataupun membujur blok-blok penambangan. Tahapan kegiatan penambangan yang akan dilakukan: (1) Wilayah kuasa penambangan yang layak ditambang dibagi menjadi sub

blok-sub blok dengan ukuran 250 m sampai 400 m. pembagian areal ini untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan penambangan.

(2) Penambangan dilaksanakan berdasarkan sub blok-sub blok penambangan yang telah ditentukan, agar dampak lingkungan yang ditimbulkan dapat diperkecil.

(3) Kegiatan penambangan direncanakan dari sub blok I dan setelah selesai baru pindah ke sub blok II dan seterusnya.

Jumlah armada dan ritasi pengangkutan pasir laut selama konstruksi reklamasi pulau 2A, 2B dan 1 dijelaskan sebagai berikut: a) Rincian kapal yang digunakan: Sand suction 4 unit, Sand carrier 16 unit, Sand

sprayer 6 unit, Kapal untuk menggelar geotextile 2 unit, Kapal untuk pemasangan vertikal drain 2 unit, CSD Cutter suction dredger 1 unit, Kapal untuk memuat pasir ke sand carrier 1 unit, Kapal untuk inspeksi 1 unit, Kapal sebagai platform 1 unit dan Anchor boat 1 unit.

b) Pergerakan kapal antara lokasi sumber pasir dengan lokasi pulau reklamasi dilakukan oleh sand carrier yang berjumlah 16 unit. Lama siklus loading, perjalanan di laut dan unloading adalah 3 hari: 1 hari loading, 1 hari perjalanan dan 1 hari unloading. Dengan demikian jumlah ritasi kapal per hari adalah 3 sampai 4 kapal.

c) Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kontraktor reklamasi pulau menyediakan tanki-tanki bakar (2.000 ton) di areal Pantai Indah Kapuk. Selain itu disediakan 1 unit kapal yang akan membawa bahan bakar ke lokasi tambat kapal-kapal yang sedang bekerja.

4) Pengangkutan Hasil Galian

Pengadaan dan pengangkutan pasir hasil penambangan untuk material reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah akan dilibatkan (dipercayakan) pihak ketiga melalui mekanisme tender. Sebagai landasan hukum yang terkait dengan penambangan bahan galian golongan C diatur di dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 217/KPTS/M/Pertamben/1983, tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C yang terletak di lepas pantai. Pasir hasil penambangan setelah dimuat ke dalam tongkang (hopper

Page 44: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 28]

barge) dengan kapasitas 500 m3 akan langsung ditarik oleh tug boat ke lokasi proyek reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah. Jarak tempuh dari lokasi penambangan sampai ke lokasi proyek reklamasi diperkirakan sejauh 40 Km.

b. Pengadaan Batu Lokasi sumber pengadaan batu dalam rangka memenuhi kebutuhan material proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah direncanakan dari kegiatan penambangan bahan galian C (batu andesit) yang dilakukan oleh: 1) Koperasi Pegawai Maritim, PT Persero Pelindo II; Penambangan batu adesit di

desa Pulo Ampel Margasari dan Sumuranja, Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang. UKL –UPL tahun 2004.

2) PT. Batu Alam Makmur dengan luas lahan penambangan ± 25 Ha, berlokasi di Blok Gunung Perahu, Desa Ukirsari, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, dimana kegiatan penambangan batu tersebut dapat memasok kebutuhan material proyek dan telah memiliki persetujuan UKL/UPL dari Tim Penilai AMDAL Pemerintah Kabupaten Serang Nomor 666.1/1021/KLH, tanggal 31 Mei 2005.

3) PT. Batu Alam Sari, Penambangan batu andesit, desa Ukir Sari Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang. UKL-UPL tahun 2005.

4) PT. Anugerah Batu Gunung Geri Zim. Penambangan batu andesit di desa Ukir Sari Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang. UKL-UPL thn 2006.

Tabel 2.6. Kebutuhan Batu

Volume Material (m³) Pulau 2A

Luas = 310 Ha Pulau 1

Luas = 275 Ha Pulau 2B

Luas = 285 Ha Quarry Run (0-10 kg) (m³) 166.000 148.964 164.026 Rock 10 - 60 kg (m³) 214.000 192.037 211.455 Rock 60 - 300 kg (m³) 239.800 215.189 236.948 Rock 300 - 1000 kg (m³) 62.600 56.176 61.856 Rock 1000 - 3000 kg (m³) 153.800 138.016 151.971 TOTAL 836.200 750.382 826.256

Sumber: PT. Kapuk Naga Indah (2012)

c. Pengadaan Tanah Urug (Top Soil)

Kebutuhan tanah merah untuk menutup lapisan pasir pada tanggul 3 pulau reklamasi diperkirakan mencapai 105.000 m3. Dengan demikian kebutuhan tanah merah untuk melapis tanggul tiap pulau ± 35.000 m3. Apabila yang digunakan dump truk kapasitas 20 m3, maka jumlah rit angkutan tanah untuk 1 pulau adalah 1.750 rit untuk masa waktu 180 hari (10 rit/hari), pengankutan tanah merah dilakukan pada malam hari pukul 21.00 – 05.00 WIB. Kebutuhan tanah merah untuk ruang terbuka hijau 3 pulau reklamasi dan luas sabuk hijau pada pulau reklamasi akan dikaji pada proses penyusunan AMDAL pemanfaatan pulau hasil reklamasi, rencananya akan didatangkan dari daerah Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.

Page 45: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

[II – 29]

Sumber:

Atlas Indonesia & Dunia, 2011

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL)

REKLAMASI

PANTAI KAPUK NAGA INDAH JAKARTA UTARA

Gambar II.6. Lokasi Sumber Pengadaan

Batu dan Pasir

Keterangan: : Lokasi Proyek : Lokasi Pengadaan Batu : Lokasi Pengadaan Pasir PT. Jetstar

Pemrakarsa

PT. KAPUK NAGA INDAH

Page 46: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 30]

Gambar II.7. Rute Pengangkutan Tanah Urug (Top Soil) Tanggul

Page 47: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 31]

3. Pengurugan/Reklamasi dan Pembangunan Tanggul/Breakwater

a. Acuan 1) Acuan Vertikal (Datum)

Sistem acuan vertikal (Datum) ialah Peil Priok, sebagaimana yang digunakan oleh DKI. Peil Priok (PP*) didefinisikan sebagai: PP* = MSL (Muka air laut rata rata)–1.20 m.

2) Definisi Elevasi

Definisi elevasi berikut perlu dibedakan: a) Elevasi desain, yang berupa level permanen yang diperlukan setelah 50

tahun. Elevasi ini mencakupkan tambahan untuk kenaikan muka air laut masa datang (tambahan 0,3 m untuk tanggul).

b) Elevasi pembangunan, yang berupa tinggi permukaan setelah penyelesaian pembangunan. Elevasi pembangunan ini lebih tinggi daripada elevasi desainnya. Untuk tanggul elevasi pembangunan ini mencakupkan tambahan elevasi untuk mengimbangi penurunan muka-tanah sisa (penurunan muka-tanah konsolidasi yang belum terjadi selama pembangunan) dan pengaruh-pengaruh jangka panjang lainnya.

c) Elevasi pengurugan, yang merupakan level langsung setelah penempatan urugan. Level urugan ini lebih tinggi daripada level pembangunan dengan tambahan untuk mengimbangi penurunan muka-tanah konsolidasi.

3) Kondisi Batas Hidrolik

a) Kondisi angin Nilai ekstrem kondisi angin dianalisa dengan menggunakan empat perangkat data (Argoss, KNMI, BMG and NCEP). Evaluasi terhadap ke empat perangkat data ini menunjukkan bahwa perangkat data Argoss (pengamatan satelit) merupakan perangkat data yang paling terandalkan untuk situasi sekarang. Data Argoss dalam kawasan seluas 400x400 km dimana proyek berada telah dianalisis untuk menentukan nilai-nilai ekstrem kondisi angin. Nilai-nilai ekstrem untuk setiap arah angin ditunjukkan pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7. Nilai-nilai ekstrem kecepatan angin untuk setiap arah angin [m/det]

arah angin [°]

periode ulang [yr-1]

345 – 15

15 –

45

45 – 75

75 –

105

105 –

135

135 –

165

165 –

195

195 –

225

225 –

255

255 –

285

285 –

315

315 –

345

100 18 17 14 17 16 19 15 16 16 16 18 19 1000 21 19 16 19 18 20 16 17 17 17 20 21 10000 23 20 18 21 20 21 18 18 17 18 22 23

Page 48: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 32]

b) Muka Air Muka air laut rata-rata ialah pada +1.2 m PP*. Muka air laut pasang perbani rata-rata (MHWS) ialah kira-kira pada +1.7 m PP*, mean low water spring kira-kira pada +0.6 m PP*. Kenaikan muka air laut pada masa mendatang diantisipasi setinggi 0.3 m.

c) Kondisi Gelombang

Kondisi-kondisi gelombang ekstrem (tinggi gelombang signifikan Hs dan periode gelombang signifikan Ts) pada pertahanan laut telah disimulasi dan ditentukan dengan model spektral generasi ketiga SWAN yang berupa singkatan dari Simulating Waves Nearshore. Perhitungan-perhitungan SWAN dilakukan untuk kondisi dengan keberadaan Pulau 1 dan 2B maupun tanpa keberadaan Pulau 1 and 2B. Perhitungan-perhitungan ini dilakukan untuk tiga arah angin: (1) Utara (345° – 15°); (2) Timur (75° - 105°); (3) Utara-utara-barat (315° - 345°).

Gelombang-1/10,000 di tempat pertahanan laut sisi utara memiliki tinggi gelombang signifikan Hs setinggi 4.1 m, periode rata-rata TM02 selama 5.7 s dan periode gelombang spektral TM-1.0 = 8.7 s.

b. Umur Konstruksi dan Aspek Keamanan

1) Umur pakai dan persyaratan fungsional

Desain level dan pelindung peninggian-tanah struktur utama (tanggul) telah didesain berdasarkan umur-pakai fungsional selama 50 tahun. Persayaratan-persyaratan fungsional berikit diperhitungkan: a) Kriteria limpasan 1 l/s/m b) Periode ulang kejadian badai (Tabel 2.8) Tabel 2.8. Periode Ulang Kejadian Badai

Batas orientasi Periode t

[yr]

Periode Ulang Kejadian Badai

Perhitungan Level Puncak [yr -1]

Periode Ulang Kejadian Badai

Bahan Pelindung Lereng [yr -1]

Utara 0 – 50 1,000 10,000 timur / barat (tidak termasuk keberadaan pulau 1 and 2B) 0 – 5 100 100 timur / barat (termasuk keberadaan pulau 1 and 2B) 5 – 50 1,000 10,000 Selatan 0 – 50 1,000 10,000

Page 49: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 33]

Tabel 2.9. Muka Air Desain periode ulang [yr-1] 1/100 1/1,000 1/10,000 Muka air laut pasang perbani rata-rata +1.68 m PP* +1.68 m PP* +1.68 m PP* akibat angin 0.20 m 0.30 m 0.40 m lonjakan badai 0.06 m 0.12 m 0.18 m DWL0 years +1.9 m PP* +2.1 m PP* +2.3 m PP* kenaikan muka air laut 0.30 m 0.30 m 0.30 m DWL50 years +2.2 m PP* +2.4 m pp* +2.6 m PP*

2) Tanggul, Terbuka Temporer

Derajat keterbukaan tanggul batas tergantung pada keberadaan Pulau 1 dan 2B. Pulau 2A merupakan pulau pertama yang akan dikembangkan. Dianggap bahwa 3 tahun setelah penyelesaian Pulau 2A dan 2B kemudian dibangun Pulau 1. Tanggul batas sebelah barat dan timur Pulau 2A oleh sebab itu akan terbuka terhadap gelombang selama periode maksimum 5 tahun (yang bersesuaian dengan periode ulang yang dipersingkat sebesar 1/100).

Setelah 5 tahun gempuran gelombang pada tanggul sebelah timur dan barat dikurangi oleh keberadaan Pulau 1 dan 2B. Periode ulang yang digunakan untuk kondisi permanen beragam terhadap: a) Pelindung Lereng

Kelebihan buangan desain dapat menyebabkan kerusakan pelindung lerengnya. Karena hal ini tidak diinginkan, digunakan periode ulang yang relatif lama yakni 1/10,000.

b) Level Puncak Kelebihan buangan desain akan menyebabkan buangan yang melimpah lebih besar daripada 1 l/s/m. Ini dapat saja mengganggu tetapi tidak merusak struktur. Digunakan periode ulang 1/1,000.

3) Pengaruh landsubsidense dan kenaikan muka air laut Jakarta dan sekitarnya terletak pada zona dataran-rendah pantai di mana tanahnya sensitif terhadap subsidens. Subsiden tanah disebabkan oleh: a) Pengaruh penurunan muka-tanah jangka-pendek atau primer akibat kegiatan

pengurugan dan perubahan-perubahan pada muka air tanah. b) Konsolidasi sekunder pada lapisan paling atas endapan baru. c) Konsolidasi pada lapisan akibat penyedotan air tanah.

Tambahan setinggi 1 m untuk mengimbangi pengaruh subsidens tanah telah dimasukkan ke dalam desain ini: Muka air laut dapat saja naik akibat pemanasan global. Tambahan setinggi 0,30 m telah dipertimbangkan dalam desain ini.

4) Penurunan Muka Tanah Sisa a) Penurunan muka tanah sisa setelah periode konsolitasi (3 bulan setelah

penyelesaian penempatan salir tegak) harus kurang dari 0,3 m di kawasan perumahan.

Page 50: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 34]

b) Level desain puncak tanggul (level pembangunan dikurangi penurunan muka-tanah sisa) harus dipenuhi setelah 50 tahun.

c) Penurunan muka tanah puncak harus dibatasi (hingga kira-kira 0,5 m) untuk mencegah perlunya pemeliharaan akibat penurunan muka tanah.

d) Level pembangunan berm harus setinggi mungkin, tetapi tidak lebih tinggi daripada MHWS (= +1.68 m PP*).

5) Kondisi-kondisi Ekstrem

a) Tsunami Tsunami ialah sederetan gelombang yang ditimbulkan apabila sekumpulan air dipindahkan secara cepat dalam skala yang sangat besar. Gempa, longsor, erupsi gunung berapi dan benturan meteorit besar semuanya memiliki potensi untuk menimbulkan tsunami. Ketika gelombang tsunami ini mendekati perairan dangkal di daerah pantai, periode waktunya tetap sama, tetapi panjang-gelombangnya berkurang cepat, dengan demikian menyebabkan air menumpuk dan membentuk puncak gelombang yang sangat tinggi. Sistem polder dengan tanggul yang cukup tinggi ini memberikan pertahanan yang lebih baik terhadap bahaya tsunami.

b) Gempa Struktur geoteknis didesain pada percepatan permukaan selama terjadinya gempa sebesar 0,30g sesuai dengan peta gempa Indonesia.

c. Rencana Reklamasi

1) Fase pengembangan Kegiatan Reklamasi akan diwali dengan Pulau 2A, yang diikuti oleh Pulau 1 dan 2B. Fase pertama akan berupa paruhan selatan Pulau 2A dengan kawasan reklamasi kira-kira 100 ha. Pembangunan Pulau 2A dipertimbangkan sebagai berikut:

a) Langkah 1, 100 ha pertama hingga 130 ha (Pulau 2A)

(1) Pekerjaan persiapan, yang terdiri atas pembangunan base camp dan pembangunan lapangan pendukung di Pantai Indah Kapuk, Sektor Utara Barat.

(2) Pekerjaan awal pembangunan di atas air dari kira-kira kontur kedalam -4m PP*.

(3) Pembangunan struktur cofferdam pancang-lembaran dan kawasan reklamasi kira-kira pada kontur kedalaman -4m PP* sebagai dermaga sementara untuk pembongkaran batu dan memasok batu ini ke kawasan penyimpanan.

Page 51: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 35]

(4) Pembangunan tanggul batas di selatan kontur kedalaman –4m PP* sebagai berikut: (a) Penempatan zona urugan pasir dengan bantuan ponton semprot

hingga ke level urugan –1 m PP* (hingga ke kontur kedalaman –2m PP*)

(b) Pembangunan bund dengan bahan quarry run (di atas geomattras di mana lapisan semprot pasir tidak tersedia) atau geo tube.

(c) Pengurugan tanggul dengan pengurugan hidrolik sampai dengan elevasi diatas muka air tinggi, hingga kira-kira +3.6 m PP* untuk membuat lantai temporer untuk pembangunan tanggul permanen.

(d) Penempatan vertikal drain (salir tegak) di atas urugan pasir. (e) Pelindung peninggian tanah di pantai dengan batu dan selanjutnya

meninggikan level tanggulnya. (5) Hasil akhir ialah tanggul batas temporer yang berbentuk-U. (6) Pengurugan pasir hidrolik di kawasan reklamasi dengan bantuan ponton

semprot hingga ke level kira-kira –1 m PP*. Urugan hidrolik ini bermula dari sisi selatan (di tempat di mana terdapat kedalaman air yang cukup untuk menyemprotkan pasir) dan berlanjut menuju ke utara, yang membentuk pantai pasir di sisi laut.

(7) Penempatan vertikal drain (saluran tegak) oleh perlengkapan yang bekerja dari urugan pasir. Dalam sebagian besar keadaan, muka air di daerah urugan pasir perlu direndahkan agar dapat memasang vertikal drain (salir tegak) di daerah polder ini dengan level urugan yang berubah-ubah di antara garis air tinggi dan rendah. Pembuatan kompartemen melalui pembangunan tanggul permanen dan bund temporer diperlukan agar dapat menurunkan muka air, memasang drainase di permukaan tanah dan di bawah-tanah dan akhirnya drainase tegak.

(8) Penempatan tanggul pertahanan laut temporer timur-barat di atas urugan pasir, yang dihampari dengan pelindung batu.

(9) Membangun pemecah-gelombang di kontur-kontur bagian sisi utara tanggul batas masa mendatang (langkah 2). Pemecah-gelombang ini terbuat dari onggokan pasir yang lebarnya 100m hingga ke kontur kedalaman –5m PP* yang di atasnya dibangun bund geotube hingga ke level kira-kira +2 m PP* (DWG 27 + 28).

(10) Mengeruk waduk penahan air atau saluran dan selanjutnya menurunkan level air di kawasan perumahan hingga ke –1.3 m PP*, di kawasan lapangan golf hingga ke –2.2 m PP*.

Hasilnya akan berupa kawasan reklamasi fase pertama, kira-kira 100 ha, yang akan mengalami penurunan muka-tanah sisa (residual settlement). Level tanah di kawasan perumahan di bagian tengah akhirnya akan turun ke level mendekati +0.6 m PP*, kawasan lapangan golf ke level rata-rata –0.6m PP* pada saat penyerahan dari Kontraktor kepada PT. Kapuk Naga Indah.

Page 52: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 36]

b) Langkah 2, Penyelesaian Pulau Reklamasi kemudian akan diperluas ke arah Utara sebagai berikut: (1) Penempatan suatu zona 100 to 200 m yang dibangun dari urugan pasir

dengan bantuan ponton semprot hingga ke level urugan –1 m PP* di bawah zona tanggul masa mendatang, di belakang pemecah-gelombang geotube.

(2) Pembangunan tanggul batas temporer di sekeliling kawasan yang tersisa termasuk lantai untuk membangun tanggul permanen.

(3) Pengurugan kawasan urugan, pembangunan tanggul permanen termasuk pelindung, membongkar tanggul pertahanan laut timur-barat Fase 1, memasang dan merawat sistem pengelolaan air temporer.

2) Struktur dan Infrastruktur Pendukung

a) Tanggul Proyek ini dikelilingi oleh tanggul. Tanggul sisi utara (pertahanan laut), yang terletak pada kontur kedalaman –7.2 m PP*, dan muara kanal alur-keluar menghadap ke gelombang yang datang dari Laut Jawa. Tanggul timur dan barat secara temporer menghadap ke laut, hingga Pulau 1 dan 2B dibangun. Tanggul-tanggul timur dan barat Pulau 2A menghadap alur-keluar saluran makro, Cengkareng Drain dan Kali Tanjungan. Batas sisi selatan tanggul ini menghadap kanal batas, di antara pantai saat ini dan pulau-pulau tersebut. Tanggul ini hanya sedikit terbuka terhadap gelombang.

b) Jalan Akses Permanen

Rencana induk ini menunjukkan sebentangan jalan akses permanen. Jalan akses ini akan dibangun bersamaan reklamasi Pulau 2A. Jembatan-jembatan di antara Pulau 2A dan pulau-pulau lainnya masing-masing dibangun selama pembangunan Pulau 1 dan 2B.

c) Terbuka Temporer Tanggul Di Sepanjang Kanal Cengkareng Drain and

Tanjungan Peninggian-tanah tanggul batas timur dan barat Pulau 2A secara temporer akan terbuka terhadap gelombang laut lepas selama beberapa tahun.

d) Outlet channel (Kanal alur-keluar) untuk saluran perkotaan Outlet channel (kanal alur-keluar) untuk saluran perkotaan berikut dilewatkan melalui kawasan proyek ini: (1) Kanal alur-keluar Kali Angke, yang terletak si sisi timur proyek ini dan

yang menyalurkan air buangan sebagian kawasan DKI-Jakarta barat. Kanal ini sama-sama digunakan bersama pulau Pantura pertama di timur kawasan Kapuk Naga Indah.

Page 53: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 37]

(2) Kanal alur-keluar Cengkareng Drain, yang lewat di antara Pulau 1 dan 2B.

(3) Kanal alur-keluar Kali Tanjungan dan PU-Drain, yang lewat di antara Pulau 2A and 2B.

(4) Kanal alur-keluar Kali Kamal/Dadap. Kanal ini sama-sama digunakan bersama pulau Banten pertama di barat kawasan Kapuk Naga Indah.

Alur-keluar sungai-sungai ini perlu dipertahankan terbuka selama seluruh fase pengembangan ini, untuk menyediakan pembuangan yang tidak terhalang. Kanal alur-keluar dan muara kanal alur-keluar Kali Angke akhirnya diperdalam hingga ke –4.1 m PP* dan untuk sungai-sungai lain hingga ke –3.35 m PP*. Kedua kedalaman ini belum mencakup tambahan pengerukan-lebih untuk pengendapan. Pendalaman muara sungai tersebut dilakukan serentak dengan implementasi pulau-pulaunya. Muara Cengkareng Drain diperdalam hingga ke elevasi –1.3 m PP* (-2.5 m MSL), yang cukup untuk pengendapan yang diharapkan setelah tahun-tahun pertama pembangunan.

3) Bahan Pembangunan

Pengurugan kawasan dan tanggul batas akan dibangun sebagai urugan hidrolik, dengan pasir yang dipasok dari kawasan galian-sumbang, yang terletak di bagian barat Laut Jawa atau Selat Sunda. Tanggul-tanggul ini dilindungi dengan batu, umumnya dipasok dari tempat galian-batu yang terletak di daerah Merak. Batu-batu yang lebih besar (batu yang masing-masing beratnya lebih dari 1,000 kg) akan dipasok dari sumber-sumber yang lebih jauh. Blok beton dapat digunakan sebagai pengganti batuan besar. (beratnya lebih dari 1,000 kg).

Bahan pembangunan utama untuk reklamasi lahan ialah: a) Pasir untuk pengurugan di kawasan reklamasi dan untuk bahan tanggul/sea

defennce, b) Batu untuk pelindung tanggul

(1) Unit armour primer (300 - 1,000 kg, 1,000 – 3,000 kg) untuk lereng di bawah gempuran gelombang. Unit lainnya (misalnya, blok beton) dipertimbangkan sebagai pilihan lain.

(2) Unit sekunder (10 – 60 kg, 60 – 300 kg), sebagai pelapis-bawah primer dan pada lereng dengan gempuran gelombang dan arus sedang.

(3) Quarry run (suatu campuran kerikil berpasir peringkat halus dan pecahan batu hingga kira-kira bongkahan 10 kg), untuk inti fase pertama tanggul-tanggul.

c) Geomatras, suatu komposit yang terbuat dari geotekstil, yang diperkuat dengan bambu belah, yang ditempatkan di dasar laut untuk mendistribusikan berat tanggul ke seluruh tanah lapis-bawah yang lunak dan untuk meningkatkan kestabilan tanggul tersebut.

Page 54: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 38]

d) Vertical drain (saluran tegak), yang berupa saringan kain/geotekstil yang ditempatkan melalui bahan urugan ke tanah lapis-bawah yang lunak, untuk mengurangi waktu konsolidasi (mempercepat proses penurunan muka-tanah).

4) Pembangunan Tanggul

a) Desain Tanggul Pertahanan Laut Tanggul pertahanan laut menghadap ke perairan yang lebih dalam, di mana tanggul itu terbuka terhadap gelombang yang datang dari Laut Jawa. Potongan penampang melintang tipikal tanggul ini disajikan dalam. Level puncak desain ialah pada +6.1 m. PP* (disain level).

b) Desain Tanggul Batas Tanggul batas menghadap ke kanal antara pulau-pulau dan menghadap kanal batas antara pulau dan pantai. Tanggul-tanggul batas ini kurang terbuka terhadap gelombang. Potongan penampang tanggul batas ini serupa dengan tanggul pertahanan laut, tetapi level puncaknya lebih rendah.

c) Kondisi tanah lapis-bawah, penurunan muka-tanah dan kestabilan

Tanah lapis-bawah dalam kawasan proyek ini sangat lunak dan kompresibel. Penurunan muka-tanah lapis-bawah akan terjadi akibat berat urugan pasir, dalam besaran 15-35% tebal urugan. Tanah lapis-bawah yang lunak ini juga mengharuskan kita untuk membangun lereng-lereng tanggul dalam beberapa fase, untuk memastikan kestabilan selama fase pembangunannya.

d) Level Tanah dan Level Air Dalam Waduk Penahan Air Level tanahnya ialah pada +0.6 m PP* (= -0.6 m MSL). Ini merupakan level tanah setelah konsolidasi primer. Level air dalam waduk penahan air ialah pada -1.3 m PP*.

e) Fase Pembangunan Tanggul Pertahanan Laut

(1) Pembangunan onggokan pasir di atas dasar laut lunak, hingga level urugan kira-kira –1.0 m PP*. Lapisan pasir ini ditempatkan dengan ponton semprot, untuk meminimumkan risiko ketakstabilan akibat penumpukan pasir secara lokal. Pasirnya dipasok oleh suatu hopper dredger melalui jaringan pipa. Lapisan pasir ini secara temporer dapat dibiarkan tak berpelindung, sehingga gelombang dapat lewat di atas urugan pasir tersebut.

(2) Pengurugan tanggul batas kecil (boundary dikes) di sepanjang keliling kawasan, yang dilindungi dengan batu dan diurug dengan pasir. Bund ini dapat dibangun dari quarry run (bahan sisa dari tempat-galian batu, yang berisi batu berdimensi kecil) atau dari geo tube (tabung geotekstil). Geo

Page 55: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 39]

tube (tabung geotekstil) ini berupa kantong besar yang terbuat dari geotekstil yang diisi dengan pasir dengan bantuan pompa. Bund ini dilindungi dengan batu di sisi yang menhadap laut. Bund ini diurug dengan pasir hingga level urugan +2 m PP*, persis di atas muka air tinggi. Pasir ini ditempatkan melalui sistem jaringan pipa di atas urugan yang telah dicurahkan. Fungsi bund ini ialah untuk melindungi urugan pasir dari erosi di garis-perairan.

(3) Penempatan vertikal drain (salir tegak) di atas urugan pasir dan penempatan urugan untuk badan tanggul dalam dua atau tiga tahap. Penyelesaian pelindung lereng terluar setelah sebagian besar penurunan muka-tanah telah terjadi.

5) Reklamasi Kawasan Polder

Urugan di kawasan reklamasi dilakukan sampai pada suatu level sedemikian rupa sehingga level pembangunan dicapai setelah konsolidasi primernya terjadi. Level pembangunan rata-rata dalam kawasan polder ialah +0.6m PP* untuk arena perumahan. Level tanah di lapangan golf lebih rendah, yang berkisar antara –1.4 m PP* pada fairways hingga +0.6 m PP* di greens. Level rata-rata ialah –0.6m PP*, ini akan berupa level pembangunan. Pekerjaan landsekap lapangan golf akan dilakukan setelah kontraktor reklamasi telah menyelesaikan pekerjaannya. Muka air di kumpulan air pada lapangan golf ialah pada –2.2 m PP*; di kawasan perumahan level air ini ialah –1.3m PP*. Di daerah-daerah yang sangat dangkal, di selatan pulau, level pembangunannya akan dinaikkan agar diperoleh sedikitnya hamparan urugan pasir setinggi 1.5m.

6) Desain Pulau 2A

a) Geometri (1) Tipikal Penampang Melintang

Berdasarkan optimalisasi biaya dan desain hidraulik, optimal penampang lintang ditentukan. Penampang lintang optimal mempunyai beberapa karakteristik (Gambar II.8): (a) Talud tanggul bagian bawah (lower slope) dengan kemiringan 1:6; (b) Berm pada muka air rencana ( Design Water Level ) pada

ketinggian PP* + 2.40 m dan lebar 15 m; (c) Talud tanggul bagian atas (upper slope) dengan kemiringan 1:3; (d) Berdasarkan kajian tsunami, ketinggian puncak minimal PP* + 3.40

m.

Disekeliling pulau terdapat berm dengan lebar 15 m yang berfungsi sebagai pantai publik. kecuali pada kawasan mangrove (bakau) pada segmen dari CH5+900 sampai CH7+100. Pada segmen ini, tidak terdapat berm (Gambar II.9).

Page 56: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 40]

Gambar II.8. Prinsip penampang melintang

Gambar II.9. Prinsip penampang melintang- segmen mangrove

Page 57: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 41]

(2) Segmen Berdasarkan desain hidraulik. Pulau 2A dibagi dalam 23 (sub-) segmen. Transisi antara seksi utama (main sections) ditentukan oleh transisi kebutuhan grading batuan armor, kemiringan talud tanggul bawah dan keberadaan hutan bakau (mangrove). Pembagian segmen kedalam sub-segmen dilakukan berdasarkan kemiringan memanjang (longitudinal slope) dari ketinggian puncak tanggul dan ujung bawah tanggul (toe). Lokasi dari sub seksi ditunjukkan pada Gambar II.10.

Gambar II.10. Segmen - Pulau 2A

Tabel 2.10. Pembagian (sub-) segmen

seksi dari [m]

ke [m]

panjang [m]

ketinggian dasar laut [m + PP*]

A 7+323 0+155 486 -2.00 B 0+155 0+714 559 -3.50

B-1 0+714 1+120 406 -4.60 C 1+120 1+435 315 -5.70

C-1 1+435 1+683 248 -6.40 C-2 1+683 1+882 199 -7.20 C-3 1+882 2+051 169 -7.60 C-4 2+051 2+180 129 -7.70 D 2+180 2+574 394 -7.70 E 2+574 3+030 456 -8.80 F 3+030 3+614 584 -8.80 G 3+614 4+115 501 -8.10 H 4+115 4+379 264 -7.00 I 4+379 4+604 225 -6.30

I-1 4+604 4+749 145 -5.60 I-2 4+749 4+889 140 -5.40

Page 58: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 42]

seksi dari [m]

ke [m]

panjang [m]

ketinggian dasar laut [m + PP*]

J 4+889 5+024 135 -4.00 J-1 5+024 5+444 420 -2.80 K 5+444 5+784 340 -1.50

K-1 5+784 5+969 185 -0.40 L 5+969 6+473 504 -0.40 M 6+473 6+973 500 -1.30 N 6+973 7+323 350 -1.40

b) Desain Hidraulik

(1) Ketinggian Puncak (crest level); Ketinggian puncak ditampilkan pada Tabel 2.11. Ketinggian puncak rencana didefinisikan ketinggian puncak setelah 50 tahun. Ketinggian ini lebih rendah sekitar 1.5 m dibandingkan ketinggian puncak sesaat setelah penyerahan dari kontraktor ke pengembang. Sebagian besar proses konsolidasi diharapkan terjadi pada waktu konstruksi. Amblesan (landsubsidence) sekitar 1 m dan penurunan sisa (residual settlement) 0.5 m diperkirakan akan terjadi pada masa layanan selama 50 tahun.

Tabel 2.11. Ketinggian Puncak Rencana, Talud Tanggul dan Berm

seksi dari ke kemiringan

bawah lebar berm

ketinggian berm

talud atas ketinggian

puncak rencana

[km] [km] [-] [m] [m + PP*] [-] [m + PP*] A 7+323 0+155 1:6 15 2.40 1:3 3.40 B 0+155 0+714 1:6 15 2.40 1:3 3.40

B-1 0+714 1+120 1:6 15 2.40 1:3 3.40 C 1+120 1+435 1:6 15 2.40 1:3 3.40

C-1 1+435 1+683 1:6 15 2.40 1:3 3.50 C-2 1+683 1+882 1:6 15 2.40 1:3 3.80 C-3 1+882 2+051 1:6 15 2.40 1:3 4.20 C-4 2+051 2+180 1:6 15 2.40 1:3 4.70 D 2+180 2+574 1:6 15 2.40 1:3 5.20 E 2+574 3+030 1:6 15 2.40 1:3 5.50 F 3+030 3+614 1:6 15 2.40 1:3 5.50 G 3+614 4+115 1:6 15 2.40 1:3 5.50 H 4+115 4+379 1:6 15 2.40 1:3 5.10 I 4+379 4+604 1:6 15 2.40 1:3 5.10

I-1 4+604 4+749 1:6 15 2.40 1:3 5.00 I-2 4+749 4+889 1:6 15 2.40 1:3 5.00 J 4+889 5+024 1:6 15 2.40 1:3 4.90

J-1 5+024 5+444 1:6 15 2.40 1:3 4.80 K 5+444 5+784 1:6 15 2.40 1:3 4.60

K-1 5+784 5+969 1:6 15 2.40 1:3 4.40 L 5+969 6+473 1:3 no berm no berm 1:3 3.90 M 6+473 6+973 1:3 no berm no berm 1:3 3.40 N 6+973 7+323 1:3 no berm no berm 1:3 3.40

(2) Talud Bawah Tanggul

Pada beberapa lokasi disekeliling pulau 2A menjadi sasaran dari gelombang. Oleh karenanya diperlukan perlindungan. Lapisan filter ditentukan berdasarkan aturan filter. Dalam semua seksi, geotextile diterapkan dibawah proteksi armor. Diatas geotextile diletakkan batuan berukuran 10 - 60 kg; batuan lebih besar akan dapat merusakkan geotextile oleh beban puncture. Diatasnya diletakkan batuan armor

Page 59: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 43]

dengan grading 60 - 300 kg atau lebih berat sesuai kebutuhan. Kemiringan armor proteksi bawah dan lapisan filter pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12. Proteksi Armor Talud Bawah dan Lapisan Filter

seksi dari [km]

ke [km]

proteksi armor lapisan filter 1 lapisan filter 2 grading

[-] ketebalan

[m] grading

[-] ketebalan

[m] grading

[-] ketebalan

[m] A 7+323 0+155 10-60 0.45 B 0+155 0+714 60-300 0.8 10-60 0.45

B-1 0+714 1+120 60-300 0.8 10-60 0.45 C 1+120 1+435 60-300 0.8 10-60 0.45

C-1 1+435 1+683 60-300 0.8 10-60 0.45 C-2 1+683 1+882 60-300 0.8 10-60 0.45 C-3 1+882 2+051 60-300 0.8 10-60 0.45 C-4 2+051 2+180 60-300 0.8 10-60 0.45 D 2+180 2+574 300-1000 1.25 60-300 0.8 10.-60 0.45 E 2+574 3+030 1000-3000 1.8 60-300 0.8 10.-60 0.45 F 3+030 3+614 1000-3000 1.8 60-300 0.8 10.-60 0.45 G 3+614 4+115 1000-3000 1.8 60-300 0.8 10.-60 0.45 H 4+115 4+379 300-1000 1.25 60-300 0.8 10.-60 0.45 I 4+379 4+604 300-1000 1.25 60-300 0.8 10.-60 0.45

I-1 4+604 4+749 300-1000 1.25 60-300 0.8 10.-60 0.45 I-2 4+749 4+889 300-1000 1.25 60-300 0.8 10.-60 0.45 J 4+889 5+024 300-1000 1.25 60-300 0.8 10.-60 0.45

J-1 5+024 5+444 300-1000 1.25 60-300 0.8 10.-60 0.45 K 5+444 5+784 300-1000 1.25 60-300 0.8 10.-60 0.45

K-1 5+784 5+969 60-300 0.8 10-60 0.45 L 5+969 6+473 10-60 0.45 M 6+473 6+973 10-60 0.45 N 6+973 7+323 10-60 0.45

(3) Talud Atas Tanggul

Talud atas tanggul terutama menjadi sasaran gelombang run-up. Beban pada talud atas tanggul lebih rendah dibanding beban pada talud bawah tanggul dikarenakan keberadaan berm. Minimal grading yang digunakan adalah 10 - 60 kg dengan ketebalan 0.5 m. Proteksi armor pada talud atas dan lapisan filter diringkaskan dalam Tabel 2.13.

Tabel 2.13. Kemiringan Atas Proteksi Armor dan Lapisan Filter

seksi dari [km]

ke [km]

armour protection lapisan filter grading

[-] ketebalan

[m] grading

[-] ketebalan

[m] A 7+323 0+155 10-60 0.45 B 0+155 0+714 10-60 0.45

B-1 0+714 1+120 10-60 0.45 C 1+120 1+435 10-60 0.45

C-1 1+435 1+683 10-60 0.45 C-2 1+683 1+882 10-60 0.45 C-3 1+882 2+051 10-60 0.45 C-4 2+051 2+180 10-60 0.45 D 2+180 2+574 60-300 0.8 10-60 0.45 E 2+574 3+030 60-300 0.8 10-60 0.45 F 3+030 3+614 60-300 0.8 10-60 0.45 G 3+614 4+115 60-300 0.8 10-60 0.45 H 4+115 4+379 60-300 0.8 10-60 0.45 I 4+379 4+604 60-300 0.8 10-60 0.45

I-1 4+604 4+749 60-300 0.8 10-60 0.45 I-2 4+749 4+889 60-300 0.8 10-60 0.45 J 4+889 5+024 60-300 0.8 10-60 0.45

J-1 5+024 5+444 60-300 0.8 10-60 0.45 K 5+444 5+784 60-300 0.8 10-60 0.45

K-1 5+784 5+969 10-60 0.45 L 5+969 6+473 10-60 0.45 M 6+473 6+973 10-60 0.45 N 6+973 7+323 10-60 0.45

Page 60: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 44]

(4) Struktur Ujung Bawah (toe structure) Stabilitas striuktur ujung bawah (toe structure) ditentukan oleh kedalaman air; lebih dalam air mengakibatkan stabilitas yang lebih tinggi dari struktur ujung bawah (toe structure). Oleh karenanya stabilitas ujung bawah (toe) pada saat setelah konstruksi lebih tinggi dibandingan dengan stabilitas pada ketinggian desain (setelah 50 tahun).

Tabel 2.14. Struktur Ujung Bawah (Toe)

seksi dari [km]

ke [km]

ketinggian dasar

[m + PP*]

struktur toe filter grading

[-] ketebalan

[m] grading

[m + PP*] ketebalan

[-] A 7+323 0+155 -2.00 10-60 0.45 B 0+155 0+714 -3.50 10-60 0.45

B-1 0+714 1+120 -4.60 10-60 0.45 C 1+120 1+435 -5.70 10-60 0.45

C-1 1+435 1+683 -6.40 10-60 0.45 C-2 1+683 1+882 -7.20 10-60 0.45 C-3 1+882 2+051 -7.60 10-60 0.45 C-4 2+051 2+180 -7.70 10-60 0.45 D 2+180 2+574 -7.70 60-300 0.8 10-60 0.45 E 2+574 3+030 -8.80 300-1000 1.25 60-300 0.8 F 3+030 3+614 -8.80 300-1000 1.25 60-300 0.8 G 3+614 4+115 -8.10 60-300 0.8 10-60 0.45 H 4+115 4+379 -7.00 60-300 0.8 10-60 0.45 I 4+379 4+604 -6.30 60-300 0.8 10-60 0.45

I-1 4+604 4+749 -5.60 60-300 0.8 10-60 0.45 I-2 4+749 4+889 -5.40 60-300 0.8 10-60 0.45 J 4+889 5+024 -4.00 60-300 0.8 10-60 0.45

J-1 5+024 5+444 -2.80 60-300 0.8 10-60 0.45 K 5+444 5+784 -1.50 60-300 0.8 10-60 0.45

K-1 5+784 5+969 -0.40 10-60 0.45 L 5+969 6+473 -0.40 10-60 0.45 M 6+473 6+973 -1.30 10-60 0.45 N 6+973 7+323 -1.40 10-60 0.45

7) Desain Pulau 2B

a) Geometri (1) Tipikal penampang melintang

Berdasarkan optimalisasi biaya dan desain hidraulik, optimal penampang lintang ditentukan. Penampang lintang optimal mempunyai beberapa karakteristik (lihat Gambar II.11.): (a) Talud tanggul bagian bawah (lower slope) dengan kemiringan 1:6; (b) Berm pada muka air rencana (Design Water Level) pada ketinggian

PP* + 2.40 m) dan lebar 15 m; (c) Talud tanggul bagian atas (upper slope) dengan kemiringan 1:3; (d) Berdasarkan kajian tsunami, ketinggian puncak min PP* +3.40 m. Disekeliling pulau terdapat berm dengan lebar 15 m yang berfungsi sebagai pantai publik. Kecuali pada kawasan mangrove (bakau) pada segmen dari CH5+900 sampai CH7+100. Pada segmen ini, tidak terdapat berm (lihat Gambar II.12).

Page 61: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 45]

Gambar II.11. Prinsip Penampang Melintang

Gambar II.12. Prinsip Penampang Melintang- Segmen Mangrove

Page 62: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 46]

(2) Segmen Berdasarkan desain hidraulik. Pulau 2B dibagi dalam 12 (sub-) segmen. Transisi antara seksi utama (main sections) ditentukan oleh transisi kebutuhan grading batuan armor, kemiringan talud tanggul bawah dan keberadaan hutan bakau (mangrove). Pembagian segmen kedalam sub-segmen dilakukan berdasarkan kemiringan memanjang (longitudinal slope) dari ketinggian puncak tanggul dan ujung bawah tanggul (toe). Lokasi dari sub seksi ditunjukkan pada Gambar II.13.

Gambar II.13. Segmen Pulau 2B

Tabel 2.15. Pembagian (sub-) Segmen

Seksi Dari [m]

Ke [m]

Panjang [m]

Ketinggian dasar laut

[m + PP*] A-1 7+400 0+400 558 -0.65 to -3.00 A-2 0+400 0+800 400 -3.00 to -4.07 B-1 0+800 2+000 1,200 -4.07 to -6.62 B-2 2+000 2+400 400 -6.62 to -7.50 C 2+400 2+500 100 -7.50 to -7.52 D 2+500 3+100 600 -7.52 to -7.46 E 3+100 3+200 100 -7.46 to -7.24 F 3+200 3+900 700 -7.24 to -6.40 G 3+900 4+200 300 -6.40 to -5.63 H 4+200 5+900 1,700 -5.63 to -1.06 I-1 5+900 7+100 1,200 -1.06 to -0.33 I-2 7+100 7+400 300 -0.33 to -0.65

Page 63: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 47]

b) Desain Hidraulik (1) Ketinggian puncak

Ketinggian puncak ditampilkan pada Tabel 2.16 Ketinggian puncak rencana didefinisikan ketinggian puncak setelah 50 tahun. Ketinggian ini lebih rendah sekitar 1.5 m dibandingkan ketinggian puncak sesaat setelah penyerahan dari kontraktor ke pengembang. Sebagian besar proses konsolidasi diharapkan terjadi pada waktu konstruksi. Amblesan (landsubsidence) sekitar 1 m dan penurunan sisa (residual settlement) 0.5 m diperkirakan akan terjadi pada masa layanan selama 50 tahun. Tabel 2.16. Ketinggian Puncak Rencana, Talud Tanggul dan Berm

seksi dari [km]

ke [km]

kemiringan bawah

[-]

lebar berm [m]

ketinggian berm

[m + PP*]

talud atas [-]

ketinggian puncak rencana

[m + PP*]

kemiringan puncak

[-]

A-1 7+400 0+400 1:6 15 2.4 1:3 4.15 to 4.48 0.06% A-2 0+400 0+800 1:6 15 2.4 1:3 4.48 to 4.56 0.02% B-1 0+800 2+000 1:6 15 2.4 1:3 4.56 to 5.04 0.04% B-2 2+000 2+400 1:6 15 2.4 1:3 4.04 to 5.20 0.04% C 2+400 2+500 1:6 15 2.4 1:3 5.20 horizontal D 2+500 3+100 1:6 15 2.4 1:3 5.20 horizontal E 3+100 3+200 1:6 15 2.4 1:3 5.20 horizontal F 3+200 3+900 1:6 15 2.4 1:3 5.20 to 4.15 0.15% G 3+900 4+200 1:6 15 2.4 1:3 4.15 to 3.40 0.25% H 4+200 5+900 1:3 15 2.4 1:3 3.40 horizontal I-1 5+900 7+100 1:3 no berm (mangrove section) 1:3 3.40 horizontal I-2 7+100 7+400 1:3 no berm (mangrove section) 1:3 3.40 to 4.15 0.25%

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Chainage [m]

[m +

PP

*] Crest

Berm

Bottom

horizontal horizontal

0.06

%

0.02

%

0.02%

0.25

%

0.15%

0.25

%

horiz.

0.06

%

Gambar II.14. Ketinggian Puncak Sepanjang Tanggul Laut

(2) Talud bawah tanggul

Pada beberapa lokasi disekeliling pulau 2B menjadi sasaran dari gelombang. Oleh karenanya diperlukan perlindungan. Lapisan filter ditentukan berdasarkan aturan filter. Dalam semua seksi, geotextile diterapkan dibawah proteksi armor. Diatas geotextile diletakkan batuan

Page 64: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 48]

berukuran 10 - 60 kg; batuan lebih besar akan dapat merusakkan geotextile oleh beban puncture. Diatasnya diletakkan batuan armor dengan grading 60 - 300 kg atau lebih berat sesuai kebutuhan. Kemiringan armor proteksi bawah dan lapisan filter ditabelkan dalam Tabel 2.17. Tabel 2.17. Proteksi Armor Talud Bawah Dan Lapisan Filter

seksi dari [km]

ke [km]

proteksi armor lapisan filter 1 lapisan filter 2 gradasi

[-] ketebalan

[m] Gradasi

[-] ketebalan

[m] gradasi

[-] ketebalan

[m] A-1 7+400 0+400 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A. A-2 0+400 0+800 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A. B-1 0+800 2+000 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. B-2 2+000 2+400 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. C 2+400 2+500 300 - 1000 kg 1.3 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. D 2+500 3+100 1000 - 3000 kg 1.9 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 E 3+100 3+200 300 - 1000 kg 1.3 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. F 3+200 3+900 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. G 3+900 4+200 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A. H 4+200 5+900 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A. I-1 5+900 7+100 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A. I-2 7+100 7+400 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A.

(3) Talud Atas Tanggul

Talud atas tanggul terutama menjadi sasaran gelombang run-up. Beban pada talud atas tanggul lebih rendah dibanding beban pada talud bawah tanggul dikarenakan keberadaan berm. Minimal grading yang digunakan adalah 10 - 60 kg dengan ketebalan 0.5 m. Proteksi armor pada talud atas dan lapisan filter diringkaskan dalam Tabel 2.18. Tabel 2.18. Kemiringan Atas Proteksi Armor dan Lapisan Filter

seksi dari [km]

ke [km]

armour protection lapisan filter transisi level

[m + PP*] grading

[-] ketebalan

[m] grading

[-] ketebalan

[m] A-1 7+400 0+400 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. A-2 0+400 0+800 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. B-1 0+800 2+000 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. B-2 2+000 2+400 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. C 2+400 2+500 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 3.8 D 2+500 3+100 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 3.8 E 3+100 3+200 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 3.8 F 3+200 3+900 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. G 3+900 4+200 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. H 4+200 5+900 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. I-1 5+900 7+100 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. I-2 7+100 7+400 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A.

(4) Struktur Ujung Bawah (toe structure)

Stabilitas striuktur ujung bawah (toe structure) ditentukan oleh kedalaman air; lebih dalam air mengakibatkan stabilitas yang lebih tinggi dari struktur ujung bawah (toe structure). Oleh karenanya stabilitas ujung bawah (toe) pada saat setelah konstruksi lebih tinggi dibandingan dengan stabilitas pada ketinggian desain (setelah 50 tahun).

Page 65: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 49]

Tabel 2.19. Struktur ujung bawah (toe)

seksi dari [km]

ke [km]

ketinggian dasar

[m + PP*]

struktur toe filter ketinggian

ujung (toe)

[m + PP*]

grading [-]

ketebalan [m]

grading [m + PP*]

ketebalan [-]

A-1 7+400 0+400 -0.65 to -3.00 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. A-2 0+400 0+800 -3.00 to -4.07 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. B-1 0+800 2+000 -4.07 to -6.62 bottom 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 B-2 2+000 2+400 -6.62 to -7.50 -6.7 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 C 2+400 2+500 -7.50 to -7.52 -6.7 300 - 1000 kg 1.3 10 - 60 kg 0.5 D 2+500 3+100 -7.52 to -7.46 -6.7 300 - 1000 kg 1.8 60 - 300 kg1 0.9 E 3+100 3+200 -7.46 to -7.24 -6.7 300 - 1000 kg 1.3 10 - 60 kg 0.5 F 3+200 3+900 -7.24 to -6.40 -6.7 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 G 3+900 4+200 -6.40 to -5.63 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. H 4+200 5+900 -5.63 to -1.06 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. I-1 5+900 7+100 -1.06 to -0.33 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. I-2 7+100 7+400 -0.33 to -0.65 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A.

8) Desain Pulau 1

a) Geometri (1) Tipikal Penampang Melintang

Berdasarkan optimalisasi biaya dan desain hidraulik, optimal penampang lintang ditentukan. Penampang lintang optimal mempunyai beberapa karakteristik (lihat Gambar II.15): (a) Talud tanggul bagian bawah (lower slope) dengan kemiringan 1:6; (b) Berm pada muka air rencana (Design Water Level) pada ketinggian

PP* + 2.40 m) dan lebar 15 m; (c) Talud tanggul bagian atas (upper slope) dengan kemiringan 1:3; (d) Berdasarkan kajian tsunami, ketinggian puncak minimal PP* + 3.40

m. Disekeliling pulau terdapat berm dengan lebar 15 m yang berfungsi sebagai pantai publik. kecuali pada kawasan mangrove (bakau) pada segmen dari CH5+200 sampai CH6+890. Pada segmen ini, tidak terdapat berm (Gambar II.16).

Page 66: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 50]

Gambar II.15. Prinsip Penampang Melintang

Gambar II.16. Prinsip Penampang Melintang- Segmen Mangrove

Page 67: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 51]

(2) Segmen Berdasarkan desain hidraulik. Pulau 2B dibagi dalam 12 (sub-) segmen. Transisi antara seksi utama (main sections) ditentukan oleh transisi kebutuhan grading batuan armor, kemiringan talud tanggul bawah dan keberadaan hutan bakau (mangrove). Pembagian segmen kedalam sub-segmen dilakukan berdasarkan kemiringan memanjang (longitudinal slope) dari ketinggian puncak tanggul dan ujung bawah tanggul (toe).

Gambar II.17. Segmen - Pulau 1

Page 68: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 52]

Tabel 2.20. Pembagian Sub-Segmen seksi dari

[m] ke [m]

panjang [m]

ketinggian dasar laut [m + PP*]

A 0+000 1+100 1,100 0.06 to -3.65 B 1+100 2+200 1,100 -3.65 to -7.51 C 2+200 2+300 100 -7.51 to -7.73 D 2+300 3+000 700 -7.41 to -8.15 E 3+000 3+500 500 -7.41 to -5.29 F 3+500 4+600 1,100 -5.29 to -1.41 G 4+600 5+200 600 -1.41 to 0.01

H-1 5+200 5+400 200 0.01 to -0.18 H-2 5+400 6+600 700 -0.18 to 0.53 H-3 6+600 6+890 290 0.53 to 0.06

b) Desain Hidraulik

(1) Ketinggian Puncak Ketinggian puncak ditampilkan pada Tabel 2.21 Ketinggian puncak rencana didefinisikan ketinggian puncak setelah 50 tahun. Ketinggian ini lebih rendah sekitar 1.5 m dibandingkan ketinggian puncak sesaat setelah penyerahan dari kontraktor ke pengembang. Sebagian besar proses konsolidasi diharapkan terjadi pada waktu konstruksi. Amblesan (landsubsidence) sekitar 1 m dan penurunan sisa (residual settlement) 0.5 m diperkirakan akan terjadi pada masa layanan selama 50 tahun.

Tabel 2.21. Ketinggian Puncak Rencana, Kemiringan Talud dan Layout

Berm

seksi dari [km]

ke [km]

talud bawah

[-]

lebar berm [m]

ketinggian berm

[m + PP*]

talud atas [-]

ketinggian rencana

[m + PP*]

kemiringan puncak

[-] A 0+000 1+100 1:6 15 2.4 1:3 4.00 to 4.83 0.075% B 1+100 2+200 1:6 15 2.4 1:3 4.83 to 5.50 0.06% C 2+200 2+300 1:6 15 2.4 1:3 5.50 horizontal D 2+300 3+000 1:6 15 2.4 1:3 5.50 horizontal E 3+000 3+500 1:6 15 2.4 1:3 5.50 horizontal F 3+500 4+600 1:6 15 2.4 1:3 5.20 to 5.06 0.04% G 4+600 5+200 1:6 15 2.4 1:3 5.06 to 4.10 0.16%

H-1 5+200 5+400 1:3 no berm (mangrove section) 1:3 4.10 to 3.40 0.35% H-2 5+400 6+600 1:3 no berm (mangrove section) 1:3 3.40 horizontal H-3 6+600 6+890 1:3 no berm (mangrove section) 1:3 3.40 to 4.00 0.20%

-10.00

-8.00

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

0 1 2 3 4 5 6 7

Chainage [km]

Lev

el [

m +

PP

*]

Crest

Berm

Toe

Bottom

0.075% 0.06% horizontal 0.04% 0.16% horizontal

0.35

%

0.20

%

Gambar II.18. Ketinggian Puncak Sepanjang Tanggul Laut

Page 69: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 53]

(2) Talud Bawah Tanggul Pada beberapa lokasi disekeliling pulau 2B menjadi sasaran dari gelombang. Oleh karenanya diperlukan perlindungan. Lapisan filter ditentukan berdasarkan aturan filter. Dalam semua seksi, geotextile diterapkan dibawah proteksi armor. Diatas geotextile diletakkan batuan berukuran 10 - 60 kg; batuan lebih besar akan dapat merusakkan geotextile oleh beban puncture. Diatasnya diletakkan batuan armor dengan grading 60 - 300 kg atau lebih berat sesuai kebutuhan. Kemiringan armor proteksi bawah dan lapisan filter ditabelkan dalam Tabel 2.22.

Tabel 2.22. Proteksi Armor Talud Bawah dan Lapisan Filter

seksi dari [km]

ke [km]

prteksi armour lapisan filter 1 lapisan filter 2 grading

[-] ketebalan

[m] grading

[-] ketebalan

[m] grading

[-] ketebalan

[m] A 0+000 1+100 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A. B 1+100 2+200 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. C 2+200 2+300 300 - 1000 kg 1.3 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. D 2+300 3+000 1000 - 3000 kg 1.9 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 E 3+000 3+500 300 - 1000 kg 1.3 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. F 3+500 4+600 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. G 4+600 5+200 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A.

H-1 5+200 5+400 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A. H-2 5+400 6+600 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A. H-3 6+600 6+890 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. N.A.

(3) Talud Atas Tanggul

Talud atas tanggul terutama menjadi sasaran gelombang run-up. Beban pada talud atas tanggul lebih rendah dibanding beban pada talud bawah tanggul dikarenakan keberadaan berm. Minimal grading yang digunakan adalah 10 - 60 kg dengan ketebalan 0.5 m. Proteksi armor pada talud atas dan lapisan filter diringkaskan dalam Tabel 2.23.

Tabel 2.23. Proteksi Armor Talud Atas dan Lapisan Filter

seksi dari [km]

ke [km]

proteksi armor lapisan filter transisi ketinggian [m + PP*]

grading [-]

ketebalan [m]

grading [-]

ketebalan [m]

A 0+000 1+100 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. B 1+100 2+200 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. C 2+200 2+300 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 3.9 D 2+300 3+000 300 - 1,000 kg 1.3 10 - 60 kg 0.5 3.9 E 3+000 3+500 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 3.9 F 3+500 4+600 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. G 4+600 5+200 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A.

H-1 5+200 5+400 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. H-2 5+400 6+600 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A. H-3 6+600 6+890 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. N.A.

Page 70: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 54]

(4) Struktur Ujung Bawah (Toe Structure) Stabilitas striuktur ujung bawah (toe structure) ditentukan oleh kedalaman air; lebih dalam air mengakibatkan stabilitas yang lebih tinggi dari struktur ujung bawah (toe structure). Oleh karenanya stabilitas ujung bawah (toe) pada saat setelah konstruksi lebih tinggi dibandingan dengan stabilitas pada ketinggian desain (setelah 50 tahun).

Tabel 2.24. Struktur Ujung Bawah (Toe)

seksi dari [km]

ke [km]

ketinggian dasar

[m + PP*]

struktur ujung bawah (toe) filter ketinggian [m + PP*]

grading [-]

ketebalan [m]

grading [-]

thickness [m]

A 0+000 1+100 0.06 to -3.65 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. B 1+100 2+200 -3.65 to -7.51 bottom 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 C 2+200 2+300 -7.51 to -7.73 -5.3 300 - 1000 kg 1.3 10 - 60 kg 0.5 D 2+300 3+000 -7.41 to -8.15 -3.8 1000 - 3000 kg 1.9 60 - 300 kg 0.9 E 3+000 3+500 -7.41 to -5.29 -5.3 300 - 1000 kg 1.3 10 - 60 kg 0.5 F 3+500 4+600 -5.29 to -1.41 bottom 60 - 300 kg 0.9 10 - 60 kg 0.5 G 4+600 5+200 -1.41 to 0.01 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A.

H-1 5+200 5+400 0.01 to -0.18 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. H-2 5+400 6+600 -0.18 to 0.53 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A. H-3 6+600 6+890 0.53 to 0.06 bottom 10 - 60 kg 0.5 N.A. N.A.

9) Spesifikasi

a) Sifat-sifat Batu Gradasi berikut digunakan dalam desain rinci ini: 10 – 60 kg; 60 – 300 kg; 300 – 1000 kg; 1000 – 3000 kg.

Tabel 2.25 memberikan tinjauan atas persyaratan-persyaratan untuk setiap gradasi.

Tabel 2.25. Persyaratan Gradasi

penunjukan kelas

gradasi [kg]

definisi batas kelas Wy [kg] massa rata-rata efektif

paling bawah (ELCL) y < 2%

bawah (LCL)

0% < y < 10%

atas (UCL)

70% < y < 100%

paling atas

(EUCL) 97% < y

Wem min. max.

10 – 60 2 10 60 120 20 35 60 – 300 30 60 300 450 130 190

300 – 1000 200 300 1000 1500 540 690 1000 - 3000 650 1000 3000 4500 1700 2100

Bahannya harus diuji untuk: (1) Densitas dan keporian (2) Penyerapan air (3) Kebagusan magnesium sulfat (4) Penyerapan biruan metilina

Page 71: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 55]

b) Geotekstil Lereng pertahanan laut akan ditutupi dengan geotekstil agar urugan pasir tidak hanyut (di sepanjang garis-air). Dua jenis geotekstil akan digunakan pada lereng bawah dan berm akan ditutupi dengan geomatras. Lereng atas akan ditutupi oleh geotekstil. Bahan yang direklamasi merupakan pasir median dengan ukuran butiran median D50 dari 300 m dan permeabilitas k sebesar 1 x 10-5 m/s. Geotekstil ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut: (1) Permeabilitas

Permeabilitas geotekstil tergantung pada permeabilitas tanah yang direklamasi: koefisien permeabilitas harus sama dengan 10 hingga 100 kali lebih besar daripada permeabilitas pasir yang direklamasi. Permeabilitas pasir 1 x 10-5 m/s membutuhkan permeabilitas geotekstil yang sedikitnya 1 x 10-4 m/s. Penting agar geotekstil mempertahankan atau melebihi indeks permeabilitasnya selama dibebani.

(2) Penyaringan

Ukuran pori karakteristik geotekstil tergantung pada ukuran butiran tanah yang direklamasi. Rumus berikut berlaku untuk tanah non-kohesif:

1D

O

50

90

D50 dari 300 m bersesuaian dengan O90 dari geotekstil maksimum 300 m.

(3) Daya Tahan Tusuk Geoteksitl ini ditutupi dengan selapis batu 10–60 kg yang tebalnya 0,45 meter. Geotekstil ini harus dapat menahan beban tusuk yang timbul selama pemasangan dan penyervisannya (dengan memperhitungkan tinggi jatuh batunya).

(4) Kekuatan Tarik

Berkenaan dengan kekuatan tariknya, disimpulkan bahwa F maks untuk geomatras = 275 kN dan geotekstil = 135 kN.

Perhatian khusus harus diberikan pada pemasangan geotekstil pada bingkai bambu (geomatras). Kekuatan tarik geotekstil ini tidak boleh menurun.

c) Jalan Pada Berm

Jalan servis diperlukan pada berm. Dalam desain khusus ini tidak diberikan rincian tentang jenis jalan dan perkerasan jalannya. Untuk keperluan servis, diantisipasi ada jalan dengan lebar 4 m. Desain jalan ini merupakan masalah

Page 72: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 56]

lansekap dan oleh sebab itu harus sesuai dengan rencana induknya. Sambungan jalan antara jalan di atas tanggul dan jalan servis masa datang ditunjukkan pada DWG 21. Sambungan seperti itu harus dibuat dalam setiap 500 panjang tanggul.

d) Urutan pembangunan tanggul

Tanggul (perlawanan laut) akan dibangun sebagai berikut: Tahap 1.1 Menempatkan sedikitnya 1.5 m lapisan pasir semprot dalam

lapis-bawah yang maksimum 0.5 m. Pemasangan vertical drain (salir tegak) di bawah hingga berm dari ponton.

Tahap 1.2 Menempatkan urugan pasir bawah-air hingga –1 m PP*, lereng samping kira-kira 1:6.

Tahap 1.3 Menempatkan geomatras pada lereng bawah. Tahap 1.4 Menempatkan dinding bund (quarry run) dengan lereng 1:3. Tahap 2.1 Menempatkan geotekstil di lereng dalam dinding bund dan

mengurug pasir hingga +2.9 m PP*. Tahap 2.2 Menempatkan vertical drain (salir tegak) di belakang dinding

bund, di daratan. Tahap 2.3 Menempatkan perpanjangan dinding bund sisi luar. Tahap 2.4 Menempatkan batu pertama, 10-60 kg pada lereng bawah. Tahap 2.5 Menempatkan batu kedua, 60-300 kg pada lereng bawah. Tahap 3.1 Menempatkan urugan pasir (letak puncak) hingga + 6.78 m PP*,

1 bulan setelah penyelesaian tahap 2.5. Tahap 3.2 Menempatkan lapisan (1000-3000 kg) di lereng bawah. Tahap 3.3 Menempatkan batu (300-1000 kg) di kaki lereng. Tahap 3.4 Menempatkan geotekstil di berm dan lereng atas. Tahap 3.5 Menempatkan batu pertama, 10-60 kg di berm dan lereng atas. Tahap 4.1 Menempatkan urugan pasir (letak puncak) hingga + 7.85 m PP*. Tahap 4.2 Menempatkan batu kedua, 60-300 kg di berm. Tahap 5.1 Menempatkan batu kedua. 60-300 kg di lereng atas. Tahap 5.2 Menempatkan lapisan lempung untuk vegetasi. Penahapan pembangunan untuk seksi-seksi tanggul di kedalaman perairan yang lebih dangkal akan berbeda akibat lapisan yang berkurang dan level puncak yang lebih rendah. Badan urugan pasir tanggul dan zona perumahan yang di dekatnya telah ditinggikan ke level hingga sama dengan level puncak. Muka air tanah di polder akan diturunkan ke –2.2 m PP* dan –1.3 m PP*, yang tergantung pada level tanahnya. Penurunan muka air-tanah ini juga telah diperhitungkan untuk penurunan muka-tanah seolah air-tanah ini merupakan beban tambahan.

Page 73: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 57]

e) Vertikal Drain (Salir Tegak) Salir tegak ditempatkan di seluruh kawasan reklamasi dan di bawah seksi-seksi tanggul, hingga berm. Saluran ini meningkatkan laju penurunan muka-tanah selama pembangunan karena salir ini mengimbas pelepasan tekanan pori yang berlebihan. Salir ini juga membantu meningkatkan kestabilan dan untuk mengurangi penurunan muka-tanah sisa. Berbagai sifatnya diberikan dalam Tabel 2.26 dan Tabel 2.27.

Tabel 2.26. Sifat-sifat Salir Tegak Di Kawasan Polder

Kawasan Dasar vertical

drain M PP*

Kawasan m2

Jejaring (segitiga)

kawasan barat daya -13 428,600 1.5 m kawasan timur -14 476,700 1.5 m kawasan pertengahan, barat, besar -12 259,500 1.5 m kawasan pertengahan, barat, kecil -10 72,000 1.5 m kawasan utara -15 115,200 1.5 m kawasan timur laut -17 48,800 1.5 m kawasan menyeluruh 1,400,800

Tabel 2.27. Sifat-sifat Salir Tegak Yang Ditempatkan Di Tanggul Dan

Kawasan Perumahan Level Tinggi

Seksi Rantai-ukur Level kaki lereng [m PP*]

Jejaring (segitiga)

A 0-300 -15 m 1.5 m B 300-850 -18 m 1.5 m

B1 850-1250 -18 m 1.5 m C 1250-1550 -25 m 1.5 m

C1 1550-1790 -25 m 1.5 m C2 1790-1990 -25 m 1.5 m C3 1990-2160 -25 m 1.5 m C4 2160-2290 -25 m 1.5 m D 2290-2500 -23 m 1.5 m E 2500-2940 -26 m 1.5 m F 2940-3340 -29 m 1.5 m G 3340-3760 -25 m 1.5 m H 3760-4000 -11 m 1.5 m

H1 4000-4190 -11 m 1.5 m H2 4190-4330 - 11 m 1.5 m I 4330-4530 - 21 m 1.5 m

I1 4530-4780 - 21 m 1.5 m J 4780-5060 - 18 m 1.5 m

J1 5060-5290 - 18 m 1.5 m K 5290-5780 - 11 m 1.5 m L 5780-6290 - 8 m 1.5 m M 6290-6590 - 15 m 1.5 m

Page 74: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 58]

10) Pelaksanaan Konstruksi a) Umum

Pasir dan batu yang diperlukan untuk pembangunan Pulau 2A cukup banyak. Pasir dan batu yang banyak ini perlu diangkut dari sumber-sumber yang jauh dari lokasi proyek. Sumber-sumber ini berupa kawasan galian-lepas pantai untuk pasir dan tempat-galian di darat untuk batu.

b) Struktur (Semi) Temporer

(1) Umum Struktur temporer dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan-pekerjaan pembangunan ini. Struktur temporer ini tidak memiliki fungsi permanen dan sebagian besar dari struktur ini akan dibongkar setelah pekerjaan-pekerjaan pembangunan selesai. Struktur-struktur ini ialah: (a) Kanal Akses

Sebagian besar pekerjaan pembangunan untuk pulau ini dilaksanakan di kedalaman air antara 1 dan 8,5 m. Fase pertama pekerjaan pembangunan ini ialah di kedalaman air antara 1 m dan kira-kira 6 m. Kontraktor mungkin saja ingin mengeruk kanal akses ke kontur kedalaman 8 atau 9 m Pulau 2A untuk kapal pemasok pasir dengan draft besar. Kanal akses seperti itu memungkinkan Trailing Suction Hopper Dredger (THSD) atau bargas angkut untuk memasuki kawasan lebih dekat. THSD dalam hal itu akan dapat membuang bebannya melalui sistem pemompaannya langsung ke urugan, tanpa menggunakan pompa penggalak atau pengeruk sekunder. Kedalaman, panjang, dan lebar yang tepat untuk kanal ini tergantung pada peralatan yang harus melalui kanal tersebut. Kanal ini yang ditunjukkan dalam gambar ialah untuk THSD besar (> 15,000 m3).

(b) Kawasan Dermaga Di Lokasi Proyek Dermaga temporer dan kawasan penyimpanan diperlukan di pantai Kawasan PIK. Dinding dermaga pancang-lembaran baja diperlukan untuk membongkar batu dari bargas dan untuk keperluan umum seperti kapal-kapal pengganti awak (awak yang bekerja di lepas-pantai), pemuatan/pembongkaran peralatan dan suku cadang dan untuk menambat kapal-kapal cadangan. Dermaga ini harus terbuat dari cofferdam pancang-lembaran baja. Kawasan penimbunan di dekat dinding dermaga diperlukan sebagai penyangga antara pasokan batu dan pemakaian batu di dalam struktur. Di dermaga ini akan disediakan MCK portable dan TPS, secara berkala limbah cair maupun limbah padat diangkut ke daratan dan diintegrasikan ke pengelolaan limbah di Kawasan PIK. Untuk penggantian oli kapal akan diserahkan ke pihak ketiga yang memiliki izin pengumpul limbah B3.

Page 75: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 59]

(c) Pelataran Pembangunan Geomatras Geomatras dipersiapkan di suatu lokasi di darat. Pembangunan geomatras nantinya dapat dilakukan di pantai di dekat kawasan dermaga/penimbunan.

(d) Pelataran Perbaikan Untuk Kontraktor Internasonal, Termasuk Bangunan Temporer Kontraktor internasional memerlukan pelataran untuk merawat peralatannya. Pelataran ini lebih disukai berada di dekat kawasan dermaga temporer di pulau.

(e) Lokasi Pengisian/Penimbunan Bahan Bakar Kapal-kapal yang beroperasi di lepas-pantai (peralatan keruk dan kapal tunda) perlu mengisi bahan bakar dari waktu ke waktu di pelabuhan-pelabuhan di Pantai Mutiara, Ancol atau Tanjung Priok. Kapal-kapal kecil dapat menggunakan stasion pengisian bahan bakar di dermaga temporer ini di kawasan reklamasi.

(f) Perkantoran Ruang perkantoran diperlukan di dekat lokasi proyek untuk staf kontraktor dan perwakilan klien.

11) Pelindung Lingkungan a) Kawasan Hutan Bakau

Kawasan hutan bakau yang ada di batas daratan dan laut, persis di selatan Pulau 2A, peka terhadap perubahan-perubahan pada habitatnya. Sedimentasi bahan reklamasi di dekat atau di atas hutan bakau atau di akarnya harus diminimumkan. Oleh sebab itu pembangunan dinding bund diperlukan di sepanjang batas selatan pulau ini. Bund ini merupakan struktur pertama di sisi selatan pulau tersebut dan dapat dibangun dari geotabung atau batu quarry-run. Bahan pembangunan ini tidak peka terhadap penyebaran atau sedimentasi kembali maupun membentuk perintang di antara kawasan hutan bakau dan pekerjaan-pekerjaan reklamasi lanjutan setelah pembangunan bund tersebut. Bund ini dibangun hingga ke level jauh di atas garis air tinggi.

b) Kanal Alur Keluar

Kanal alur-keluar Cengakareng Drain dan sungai Tanjungan perlu dibiarkan terbuka dalam semua kondisi untuk memungkinkan pengeluaran air yang takterganggu dan untuk mencegah pengaruh air-balik. Sedimentasi di kawasan ini perlu diminimumkan. Oleh sebab itu kanal-kanal alur-keluar dikeruk hingga ke elevasi –1.3 m PP* (-2.5 m MSL), dengan tambahan untuk pengendapan ke –0.8 m PP*. Pengerukan kanal ini haruslah dilakukan

Page 76: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 60]

dengan bantuan pengeruk corong-tuang isap belakang (untuk bagian-bagian yang lebih dalam (> 4-5 m)), atau dengan bargas backhoe atau kran yang memuat bahan kerukan dalam bargas. Tanah kerukan harus dibuang di lepas-pantai di dalam tanah kotor yang diperuntukkan buat bahan seperti itu. Penggunaan pengeruk isap pemotong (CSD) untuk kawasan-kawasan yang lebih dangkal agaknya tidak efisien karena banyak reruntuk diharapkan di kawasan ini. Reruntuk (kayu, limbah rumah tangga, cabang-cabang pohon) akan mengganggu pemotong atau pompanya. Servei bulanan dilakukan untuk memeriksa apakah kanal tersebut telah dipertahankan pada kedalaman yang dibutuhkan.

12) Proses Pengurugan Pasir

a) Uraian Proses Pengerukan dan Pengangkutan Pasir dikeruk dari kawasan konsesi di perairan utara dan barat Merak (atau kawasan lain yang mempunyai ijin penggalian). Kedalaman air di kawasan ini mencapai kedalaman hingga 60 m. Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD) ukuran sedang hingga besar, kapasitas 6,000 – 20,000 m³ dapat mengeruk pada kedalaman ini. TSHD ini menggunakan satu atau dua pipa isap untuk mengeruk bahan dan untuk menempatkan bahan tersebut ke dalam hopper. Air yang berlebih, yang digunakan untuk memompa pasir ke dalam hopper, diarahkan kembali ke samping kapal melalui sistem peluap. Pada kawasan galian sumbang (borrow area) yang bagus TSHD ini dimuat dalam waktu 1,3 – 2,0 jam. Di kawasan galian-sumbang (borrow area) dengan lanau dan lempung yang banyak, pemuatan dapat berlangsung lebih lama, hingga beberapa jam, sementara bahan halus dihanyutkan ke samping kapal. Setelah pemuatan TSHD tersebut berangkat ke tapak reklamasinya. Di tapak (lokasi proyek), TSHD ini membuang muatannya ke urugan atau menimbunnya terlebih dahulu pada timbunan bawah-air yang dari sini pasirnya diambil oleh pengeruk isap pemotong (Cutter Suction Dredger – CSD) (stasioner) yang membuang bahan muatannya melalui jaringan pipa apung (atau pipa tenggelam) ke lokasi urugan.

b) Uraian Proses Pengurugan Pasir dipompakan melalui jaringan pipa untuk disemprotkan/distribusikan dengan menggunakan pontoon/barge di tapak urugan. Ponton ini biasanya membuang campuran air dan pasir secara tegak, di bawah garis air. Gambar ini menunjukkan prinsip penyemprotan pasir di bawah garis-air. Ponton semprot pada Gambar II.19. merupakan sistem yang sangat sederhana dan ringkas. Sistem penyemprotan beragam dari jenis ponton ini hingga ke bargas semprot yang sangat canggih dengan anjungan kendali, sistem penempatan dan alat ukur. Barge semprot ini dapat secara teliti mengendalikan kecepatan dan densitas campuran air pasir dan dapat menggerakkan bargas pada kepesatan yang beragam untuk dapat

Page 77: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 61]

menempatkan volume pasir atau tebal lapisan yang benar. Ponton/barges semprot dapat digunakan hingga ke kedalaman air kira-kira 1,0 m (kedalaman ini termasuk lapisan pasir yang telah disemprotkannya).

Gambar II.19. Prinsip Ponton Semprot

Pasir dapat juga dibuang secara mendatar, di atas garis air (Gambar II.20.). Campuran air pasir ini keluar dari jaringan pipa di atas garis air, pasirnya mengendap dan airnya mengalir kembali ke laut. Buldozer di depan jaringan pipa ini mengeluarkan pasir yang telah mengendap untuk memastikan pasir ini tidak menghalangi alirannya. Pasir ini digunakan untuk membuat bund yang sejajar dengan arah urugan tetapi di depan ujung jaringan pipa untuk mengarahkan bentuk urugannya.

Gambar II.20. Ujung Jaringan Pipa, Pembuangan Campuran Mendatar

Page 78: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 62]

c) Pengurugan Pasir Di Perairan Dalam Di perairan yang dalam, pasirnya terlebih dulu ditempatkan dengan menggunakan ponton semprot atau barge semprot, yang mampu mengurug kawasan secara lapis demi lapis. Lapisan pasir pertama di dasar-laut harus relatif tipis untuk menghindari ketakstabilan dasar-lautnya (squeezing). Kedua lapis-bawah yang lebih rendah haruslah memiliki tebal tidak lebih dari 0.7 m. Lapisan-lapisan berikutnya (di atas ketebalan 1.4 m) dapat ditempatkan lapis demi lapis dengan tebal 2 – 3 m. Lapisan-lapisan yang lebih atas dapat ditempatkan sebagai urugan permukaan seperti yang diuraikan di atas.

d) Pengurugan Pasir Di Perairan Dangkal Pengurugan pasir di perairan dangkal hanya dapat dilakukan dengan metode di atas-air. Perairan-perairan ini terlalu dangkal untuk barge semprot. Lereng muka pasir di atas garis air tidak curam, dalam orde 1 dalam 20, tetapi di bawah garis air muka pasirnya curam, kira-kira 1 dalam 1,5. Prosedur pengiurugan di atas dasar-laut aslinya ini dapat dilakukan hingga kontur kedalaman –1 m PP*.

1:20

1:1.5

+2.5 / +3.5

-1 / -2

range water levels

Gambar II.21. Muka Pasir Di Kedalaman Urugan Dangkal

e) Proses Pengurugan dan Level Pengurugan Proses pengurugan seperti yang diuraikan di atas sesuai untuk semua kawasan di mana level pengurugan final jauh di atas garis air tinggi. Tapaknya mudah diakses dengan peralatan dan jaringan pipa mudah dipasang untuk lapisan-lapisan pengurugan final. Kondisi ini merupakan contoh untuk semua tanggul dan kawasan perumahan level tinggi, level pengurugan final sedikitnya +3m PP*. Dalam kawasan polder terjadi kondisi yang berbeda. Level pengurugan final dalam kawasan ini berkisar antara –0.3 m PP* dan +1.6 m PP*. Ini berarti bahwa level pengurugan final ini kira-kira berkisar di antara level air tinggi dan level air rendah, yang membuat proses pengurugan mendatar, di atas air menjadi lebih rumit. Khususnya di kawasan dengan level pengurugan yang relatif rendah, ini dapat menyebabkan suatu kondisi di mana garis daratan untuk angkutan campuran pasir-air sebagian akan terbenam pada pasang rata-rata atau tinggi. Dua kemungkinan untuk mengatasi kondisi ini ialah menurunkan level air atau menaikkan pengurugan secara setempat.

Page 79: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 63]

(1) Menurunkan Level Air Sebelum sebagian kawasan polder diurug dengan pasir, kawasan ini ditutup oleh tanggul (dan/atau bund temporer) dan level airnya diturunkan. Kawasan ini harus ditutup sedemikian rupa sehingga rembesan dibatasi dan menurunkan serta mempertahankan level air rendah memungkinkan. Pompa dengan kapasitas yang cukup haruslah disediakan untuk mengosongkan air yang dipompakan bersama pasir. Penghantaran pasir terjadi dalam interval (mungkin saja tiga muatan per hari). Arena ini harus cukup luas untuk memberikan kapasitas sangga tertentu.

(2) Menaikkan Level Pengurugan Secara Setempat Jaringan pipa untuk mengangkut campuran air-pasir haruslah jauh di atas garis air, kira-kira pada +2.4 PP*. Ini lebih tinggi daripada level pengurugan rata-rata di kawasan ini. Kawasan-kawasan di dekatnya diurug ke level yang lebih rendah dan buldozer, yang dapat beroperasi melalui kedalaman air hingga 1,0 m, meratakan kawasan ini ke level yang benar setelah penyelesaian pengurugan. Perataan final dan kemungkinan pemadaatan dapat dilakukan setelah kawasan ini ditutup oleh tanggul dan level airnya sedang diturunkan ke level polder masa datang.

f) Proses Pengurugan Di Atas Garis Air dan Tebal Urugan

Pengurugan di atas air di dasar-laut (asli) akan dilakukan di kawasan-kawasan dangkal (tidak ada kemungkinan penyemprotan lapisan pasir dengan barge semprot di sana). Penempatan selapis urugan dengan tebal terbatas (1.5 m atau lebih tipis lagi) di atas air dapat dilakukan apabila aliran pasoknya terlalu besar. Dengan kata lain: apabila terlalu banyak pasir dibuang dalam periode singkat, proses pengurugan pasir tidak dapat dikendalikan. Untuk aliran yang relatif rendah, jaringan pipa maksimum dengan diameter 0,5 hingga 0,6 m disarankan. Keunggulannya ialah: (1) Jaringan pipa yang terbatas (satu atau dua) perlu disambung pada ujung

jaringan pipa pengurugan pasir selama pembuangan satu muatan TSHD agar jangan ketinggalan dengan muka urugan pasir; ini akan membatasi waktu-henti (risiko).

(2) Kecepatan campuran apabila jaringan ini ‘menyentuh’ dasar laut relatif rendah, ini akan meminimumkan risiko ketakstabilan dan pemerasan di muka urugan pasirnya.

(3) Bulldozer yang meratakan bahan di depan pipa dapat secara mudah mengimbanginya dengan aliran tersebut.

(4) Peralatan pengurugan pasir di dekat muka urugan pasir relatif kecil. Ini diperlukan karena kemampuan dukung lapisan pasir tipis terbatas di atas tanah lunak.

Page 80: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 64]

Dalam hal digunakan TSHD yang besar, jaringan pipanya perlu dicabangkan dari yang berdiameter besar menjadi dua jaringan pipa dengan diameter yang lebih kecil dan dengan demikian bekerja dengan dua muka urugan pasir yang terpisah secara serempak. Di samping itu sebuah jejaring dapat ditempatkan di ujung jaringan pipanya untuk memecah aliran sebelum aliran tersebut menyentuh dasar laut atau lapisan pasir tipis di bawahnya dan dengan demikian akan mengurangi erosi.

g) Penahapan Pembangunan Tanggul, Persyaratan Demi Kestabilan

Kestabilan tanggul selama dan segera setelah pembangunan merupakan suatu aspek penting, khususnya pada seksi-seksi yang lebih dalam. Untuk penghitungan kestabilan diperlukan selang-waktu pembangunan (minimum) tertentu di antara beberapa tahapan pembangunan untuk memastikan kestabilan badan pasir (yang dibangun sebagian demi sebagian). Kontraktor haruslah mematuhi selang minimum sebagaimana yang diberikan. Pada seksi-seksi yang lebih dalam ini terdapat juga waktu-waktu tunggu yang diketahui untuk memungkinkan pengembangan proses konsolidasinya.

h) Pembangunan Per Seksi

Setelah pengurugan kawasan tertentu diselesaikan muka air (tanah) perlu diturunkan. Pengurugan dan yang diikuti oleh penurunan muka air dapat dilakukan seksi demi seksi yang setiap seksinya sedikitnya 25 ha. Seksi-seksi ini perlu ditutup dengan bund temporer untuk menjaganya bebas dari muka air laut yang tinggi. Bund temporer akan dibongkar pada tahapan akhir. Kontraktor harus memilih seksi yang lebih luas untuk meminimumkan panjang bund temporer, asalkan kontraktor bersangkutan menggunakan kapasitas pompa yang sesuai.

i) Pengendalian Muka Air Tanah

Muka air terbuka harus dipertahankan pada level kira-kira –1.3m PP* (–2.2m PP* untuk polder lapangan golf) setelah kawasan polder dibangun. Level ini merupakan muka air-tanah dalam kondisi dikembangkan. Muka air laut rata-rata ialah +1.2m PP*. Penurunan muka air ini dibutuhkan untuk mengimbas penurunan muka-tanah konsolidasi terkait dari tanah-bawahnya. Penurunan muka air tanah membutuhkan sistem drainase permukaan dan bawah-permukaan yang cukup yang terdiri atas saluran mendatar dan tegak dan saluran terbuka yang dihubungkan dengan pompa. Pasal ini memberikan petunjuk desain untuk sistem drainase ini. Kontraktor pembangunan harus menyediakan suatu desain rinci untuk sistem temporer ini yang menyertakan metode kerjanya yang dipersiapkan, yang menahapi, menentukan ukuran kompartemen dan mempertimbangkan sifat-sifat pasir sesungguhnya (konduktivitas hidrolik).

Page 81: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 65]

Oleh sebab itu pasal ini dibatasi hanya pada penilaian pendahuluan atas kriteria desain dan suatu perumusan seperangkat persyaratan fungsional yang benar-benar layak berdasarkan data yang tersedia saat ini. Anggapan-anggapan ini perlu dikonfirmasi atau diperbaharui oleh kontraktor pembangunan, yang didasarkan pada pernyataan metodenya dan pengujian-pengujian bahannya.

4. Pembuatan Jembatan Penghubung

Kegiatan pembangunan jembatan penghubung antara daratan dengan pulau yakni Pulau 2A yang akan dilakukan antara lain: a. Pekerjaan Galian dan Fondasi: pekerjaan galian ini dilakukan untuk kepala fondasi

pada masing-masing pilar, sedangkan pekerjaan pondasi adalah fondasi tiang pancang dilakukan untuk masing-masing pilar.

b. Pekerjaan Bekisting, Penulangan dan Pengecoran Pile Cap: pekerjaan bekisting, penulangan dan pengecoran pile cap (kepala tiang) yang dilakukan pada masing-masing pilar disesuaikan dengan perencanaan.

c. Pekerjaan Bekisting, Penulangan dan Pengecoran Pier Leg: pekerjaan bekisting, penulangan dan pengecoran pier leg (kolom) yang dilakukan pada masing-masing pilar disesuaikan dengan perencanaan.

d. Pekerjaan Bekisting, Penulangan dan Pengecoran Pier Head: pekerjaan bekisting, penulangan dan pengecoran pier head (kepala kolom) yang dilakukan pada pilar jembatan disesuaikan dengan perencanaan.

e. Erection PCI Girder: sebelum erection, PCI girder sebelumnya ditempatkan pada masing-masing posisi sesuai rencana, kemudian PCI girder di erection atau diangkat menggunakan crane sesuai kebutuhan dan kapasitasnya.

f. Pekerjaan Finishing: pekerjaan finishing dilakukan setelah pekerjaan PCI girder selesai. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan barrier, asphalt, garis marka dan pembangunan gardu serta pekerjaan finishing lainnya.

Rencana jembatan yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar II.22 berikut

Page 82: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 66]

Gambar II.22. Rencana Jembatan Kapuk

Page 83: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 67]

5. Pengerukan Muara Sungai Selain pekerjaan reklamasi, PT. Kapuk Naga Indah juga melakukan pengerukan muara sungai Tanjungan, Cengkareng Drain dan Lateral Kanal yang disebut dengan maintenance dredging. Kegiatan ini akan menghasilkan lumpur sebanyak ± 65.000 m3. Lokasi pembuangan lumpur laut sebagai dumping area telah mendapat rekomendasi dari Departemen Perhubungan, Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa Nomor PU.626/1/12/AD-SKA/2008, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait. b. Posisi dumping area:

1) 1060 46’ 7,2” BT 060 01’ 53,4” LS; 2) 1060 46’ 24” BT 060 01’ 53” LS; 3) 1060 46’ 24” BT 060 02’ 00” LS; 4) 1060 46’ 7,2” BT 060 02’ 00” LS.

c. Kapal yang digunakan harus memenuhi persyaratan dan laik laut. d. Setiap pergerakan kapal harus mendapat ijin dari Administrator Pelauhan Sunda

Kelapa. e. Selama melakukan kegiatan harus stand by pada CH 16 VHF Radio Telephony. f. Menyampaikan laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala dan menyerahkan

hasil akhir sounding kepada Administrator Pelauhan Sunda Kelapa. g. Administrator Pelauhan Sunda Kelapa akan menempatkan petugas di lokasi kegiatan

selama kegiatan berlangsung. h. Mengadakan koordinasi dengan Kepala Pos Administrator Pelauhan Sunda Kelapa di

Pantai Mutiara.

Kegiatan ini juga telah mendapat Persetujuan Pelaksanaan Pengerukan Muara Sungai Tanjungan dan Cengkareng Drain Nomor 1K 02.03-DA/75, tanggal 30 Desember 2011 dari Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, disampaikan bahwa pada prinsipnya permohonan PT. Kapuk Naga Indah untuk melaksanakan pengerukan muara Sungai Tanjungan dan Cengkareng Drain dapat disetujui dengan ketentuan sebagai berikut: b. Pelaksanaan pengerukan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana Cengkareng

Floodway Dredging and Embankment Rehabilitation, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane.

c. Pengawasan pekerjaan pengerukan dilaksanakan oleh konsultan pengawas yang ditunjuk oleh PT. Kapuk Naga Indah dan wajib berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane sejak awal pelaksanaan sampai dengan selesainya pekerjaan pengerukan.

d. PT. Kapuk Naga Indah wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan pekerjaan pengerukan setiap bulan kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air cq. Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane.

Page 84: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 68]

e. Pengerukan wajib dilengkapi dengan dokumen lingkungan hidup sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, dan PT. Kapuk Naga Indah wajib melaksankan kegiatan pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup pada seluruh lokasi pekerjaan.

f. PT. Kapuk Naga Indah sanggup memperbaiki dan bertanggung jawab bila terjadi kerusakan sarana/prasarana sumber daya air yang sudah ada dan lingkungan di sekitar lokasi pekerjaan.

g. Pelaksanaan pekerjaan pengerukan dan pemeliharaannya dibiayai oleh PT. Kapuk Naga Indah.

Page 85: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 69]

Gambar II.23. Lokasi Dumping Site

Page 86: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 70]

6. Aktivitas Buruh Konstruksi Aktivitas buruh konstruksi sebanyak 500 – 1.000 orang pada saat puncak akan ditempatkan di bedeng-bedeng sementara di areal working place seluas ± 3 Ha yang dibangun di Kawasan Pantai Indah Kapuk (Sektor Utara Barat) dan dilengkapi dengan fasilitas MCK/temporary toilet, air bersih, listrik dan container sampah. Kebutuhan air baku air minum tahap konstruksi disuplai dari WTP Kawasan PIK sebesar 50 m3/hari.

Gambar II.24. Diagram Penggunaan Air Bersih Tahap Konstruksi (Kondisi Maksimal) Prediksi timbulan sampah padat dari aktivitas buruh konstruksi sebesar 1.000 x 3 L/orang = 3 m3/hari yang akan dikelola dengan menyediakan tempat penampungan sementara (TPS) sampah terpisah (anorganik dan organik). Pengangkutan ke tempat penampungan akhir (TPA) sampah akan bekerjasama dengan Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara dan/atau swasta yang memiliki ijin dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

2.3.3. Tahap Pasca Konstruksi

Kegiatan tahap pasca konstruksi yang dapat menimbulkan dampak lingkungan adalah: 1. Keberadaan Tanggul Pantai/Breakwater

Keberadaan tanggul pantai/breakwater yang terdapat di Pulau 2A, Pulau 2B dan Pulau 1 adalah pada +6.1 m PP* (level puncak desain) dengan bahan material pasir urug dan batu.

2. Keberadaan Lahan Reklamasi Lahan reklamasi yang telah selasai dibangun adalah seluas ± 870 Ha yang terdiri dari Pulau 2A ± 310 Ha, Pulau 2B ± 285 Ha dan Pulau 1 ± 275 Ha.

3. Demobilisasi Peralatan Kegiatan demobilisasi peralatan konstruksi reklamasi sebagian besar dilakukan melalui laut dan sebagian kecil dilakukan melalui darat, misalnya hopper barger (tongkang), kapal pengangkut pasir urug (pasir laut) jenis TSHD, dan peralatan lain yang digunakan untuk kegiatan reklamasi.

Kegiatan yang termasuk dalam tahap pascakonstruksi adalah penanganan settlement, pembangunan jalan dan jembatan ke pulau 2A dari area Pantai Indah Kapuk, pemeliharaan dikes, pencegahan dan penanggulangan kebersihan laut sekitar Pulau 2A. Pada tahap pascakonstruksi pemrakarsa akan melaksanakan pengelolaan lingkungan areal hasil reklamasi tersebut untuk menjaga kondisi lingkungan agar sesuai dengan peruntukannya.

Page 87: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 71]

Diantaranya adalah memelihara dikes dan pengelolaan drainase agar tidak terjadi banjir di sekitarnya. PT. Kapuk Naga Indah akan membangun sarana dan prasarana (Jalan dan Jembatan Akses ke Pulau 2A, 2B dan 1) yang bisa mendukung pulau-pulau yang akan direklamasi sesuai peraturan yang ada. Jembatan akan dibuat untuk menghubungkan daratan dengan pulau 2A, selain itu jembatan penghubung antar pulau 2B dan pulau 1 juga akan dibangun. Rencana pencegahan dan penanggulangan kebersihan laut juga dilakukan oleh PT. Kapuk Naga Indah dengan sistem polder yang menggunakan pompa banjir untuk membuang air hujan dan resapan ke laut, maka sampah-sampah dari kawasan reklamasi tidak akan dibuang ke laut. Sampah-sampah yang mengotori laut adalah berasal dari sampah-sampah yang dibawa aliran sungai. Penanggulangan dan pencegahan kebersihan laut harus diintegrasikan dengan program-program pemerintah untuk kebersihan sungai-sungai di DKI Jakarta.

2.4. ALTERNATIF YANG DIKAJI DALAM AMDAL

Dalam studi ini tidak dilakukan kajian alternatif, karena pemilihan alternatif terbaik dari aspek lingkungan hidup telah diintegrasikan dalam perencanaan reklamasi pantai KNI untuk ketiga Pulau (Pulau 2A, 2B dan 1) seperti misalnya: a. Moda angkutan material, yaitu menetapkan moda angkutan material urugan (pasir urug dan

batu) belah melalui transportasi laut; b. Penggunaan kapal pengangkut pasir urug (pasir laut) jenis TSHD (Trailler Suction Hopper

Dredger). Kelebihan jenis kapal ini adalah kemampuan/kapasitas kapal keruk tersebut untuk menampung hasil kerukannya sendiri tergolong besar (6.000 – 24.000 ton). Dengan menggunakan jenis kapal keruk ini penggunaan tongkang-tongkang angkutan dapat diminimalkan. Salah satu kendala yang dihadapi bila menggunakan alat ini adalah kondisi perairan di lokasi reklamasi tidak boleh dangkal yang mengakibatkan kapal keruk tersebut tidak dapat mendekat. Permasalahan ini dapat diatasi dengan membuat alur sementara untuk jalur masuk (temporary acces channel) hingga kapal keruk dapat mencapai lokasi yang ditentukan dan kemudian langsung melakukan spraying pasir melalui pipa.

c. Penggunaan metode reklamasi dengan hydraulic fill sistem polder untuk menghindari ceceran material reklamasi (pasir urug). Sistem urugan/reklamasi hydraulic fill/sistem polder telah menjadi pilihan dalam reklamasi-reklamasi yang telah dilakukan di Pantai Utara Jawa;

d. Sistem kerja dengan polder, dengan membangun tanggul terlebih dahulu akan menjadi jauh lebih ekonomis karena kebutuhan volume pasir urugan jauh lebih sedikit dan kemungkingan tercecernya material urug ke perairan laut di sekitarnya jauh lebih kecil/sedikit.

e. Metode konsolidasi urugan/lahan reklamasi dengan vertical drain. Prinsip metode ini adalah mengkonsolidasi tanah dengan mengurangi pori air tanah timbunan. Metode ini sering digunakan untuk memadatkan tanah timbunan reklamasi. Hasil pengurugan dibor dan diisi dengan PVD (Prefabricated Vertical Drain) dengan pola pemasangan segi tiga. PVD ini terdiri dari core yang berfungsi sebagai saluran vertikal air dan filter jacket yang berfungsi melindungi core dari tanah di sekelilingnya tetapi masih dapat ditembus air. Air yang naik ke permukaan melalui PVD dikumpulkan dengan pipa dan dialirkan keluar lokasi urugan secara gravitasi.

Page 88: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rencana Kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[II – 72]

Tabel 2.28. Jadwal Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

I. Tahap Prakonstruksi1 Penetapan Lokasi Proyek

II. Tahap Konstruksi1 Rekrutmen Tenaga Kerja2 Mobilisasi Alat dan Bahan3 Pengurugan/Reklamasi

Pulau 2APulau 2BPulau 1

4 Pembangunan Tanggul/Breakwater5 Pembuatan Jembatan Penghubung6 Pengerukan Muara Sungai7 Aktivitas Buruh Konstruksi

III. Tahap Pascakonstruksi1 Keberadaan Tanggul Pantai/Breakwater2 Keberadaan Lahan Reklamasi3 Demobilisasi

2015 2016 2017 2018No. Uraian

2013 201420122011

Sumber: PT. Kapuk Naga Indah, 2012

Page 89: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 1]

BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP

3.1. KOMPONEN GEO-FISIK KIMIA

Komponen lingkungan fisik kimia di daerah rencana kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah Jakarta Utara yang ditelaah meliputi data iklim, kualitas udara dan kebisingan, kualitas air laut (kekeruhan), kualitas sedimen, kualitas air sungai, fisiografi, geomorfologi dan geologi serta oseanografi.

3.1.1. Iklim

Data klimatologi di lokasi kegiatan diperoleh dari stasiun meteorologi Cengkareng. Parameter iklim yang dianalisis meliputi curah hujan, suhu, arah dan kecepatan angin.

a. Curah Hujan

Data curah hujan selama tahun 2001 – 2010 disajikan pada Tabel 3.1 dan Gambar III.1. Terlihat bahwa curah hujan rata-rata bulanan berkisar dari 33 mm/bulan yang dijumpai pada bulan September sampai dengan 378 mm/bulan pada bulan Februari. Nisbah bulan kering terhadap bulan basah memberikan angka 33,33 %. Menurut klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson, di daerah lokasi proyek termasuk iklim tipe C atau termasuk iklim agak basah. Tabel 3.1. Curah Hujan Bulanan Tahun 2001 – 2010

Tahun BULAN

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOP DES 2001 220 265 190 95 80 91 74 15 39 106 133 198 2002 847 566 173 179 28 38 115 7 4 1 10 21 2003 40 148 76 55 79 6 0 20 30 108 55 363 2004 159 521 151 56 160 13 57 0 5 15 99 163 2005 507 222 227 156 227 162 46 157 61 114 121 156 2006 283 262 255 90 36 98 13 1 0 11 94 118 2007 90 545 208 168 52 42 57 14 23 50 58 467 2008 160 828 114 350 25 57 17 57 5 98 134 143 2009 587 282 209 106 98 69 41 12 33 80 129 71 2010 442 140 176 73 31 281 239 145 127 344 164 96

rata-rata 334 378 178 133 82 86 66 43 33 93 100 180 Sumber: Stasiun Meteorologi Cengkareng, 2011

Page 90: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 2]

Gambar III.1. Curah Hujan Bulanan Periode 2001 – 2010

b. Suhu Udara

Data suhu udara diambil dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Cengkareng dapat dilihat pada Tabel 3.2, 3.3 dan 3.4. Sedangkan variasi suhu disajikan pada Gambar III.2, terlihat tidak ada perbedaan variasi suhu yang berarti antar bulan.

Tabel 3.2. Suhu Udara Maksimum (0C) Tahun 2001 – 2010

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOP DES

2001 31.3 30.4 31.7 32.4 32.3 31.9 31.8 32.4 33.0 32.4 32.1 31.9

2002 30.4 30.1 32.0 32.3 32.7 33.1 32.0 32.3 33.2 34.3 33.9 33.2

2003 32.9 30.8 31.6 32.9 32.7 32.3 32.8 32.7 33.1 32.8 32.6 31.2

2004 31.2 30.5 32.2 32.6 32.7 32.0 31.6 32.4 33.0 33.9 33.3 31.5

2005 30.7 31.4 32.0 32.7 32.3 31.9 31.7 31.9 32.6 32.9 32.4 31.6

2006 30.5 31.3 31.3 31.9 32.1 31.7 31.5 32.0 32.6 33.2 33.1 32.2

2007 32.5 30.7 31.7 32.0 31.9 32.0 32.0 32.3 33.1 33.2 33.2 30.9

2008 31.6 29.5 31.1 31.8 32.1 31.8 31.7 31.9 32.9 33.1 31.6 31.0

2009 29.8 30.0 32.0 32.3 32.2 32.4 32.0 32.3 33.5 33.4 32.4 31.7

2010 30.8 31.5 32.3 33.6 33.4 31.6 31.6 32.0 31.8 32.1 32.0 31.1

Average 31.2 30.6 31.8 32.5 32.4 32.1 31.9 32.2 32.9 33.1 32.7 31.6

BULANTahun

Sumber: BMKG Stasiun Cengkareng, 2011

Page 91: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 3]

Tabel 3.3. Suhu Udara Minimum (0C) Tahun 2001 – 2010

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOP DES

2001 23.3 23.6 24.0 23.8 24.2 23.3 22.9 23.4 23.4 23.8 23.9 23.1

2002 23.8 23.7 23.9 24.2 24.3 23.7 23.8 22.7 23.2 23.5 24.2 24.2

2003 24.0 24.2 24.2 24.5 24.4 23.7 22.9 23.3 23.4 24.1 24.4 24.0

2004 24.4 24.1 24.3 24.5 24.4 23.2 23.4 23.0 23.7 24.0 24.2 24.2

2005 23.9 24.2 24.5 24.6 24.8 24.0 23.4 23.4 23.9 23.9 23.9 23.8

2006 23.7 23.9 23.8 24.0 23.8 23.1 23.3 22.4 22.5 23.5 24.2 24.4

2007 24.1 23.9 24.3 24.3 24.4 24.0 23.4 23.2 23.6 23.9 24.0 24.1

2008 24.1 23.3 23.7 23.8 23.6 23.5 23.4 23.4 23.6 24.0 24.1 24.0

2009 23.8 23.8 24.0 24.4 24.2 24.1 23.0 23.5 23.8 24.1 24.2 24.2

2010 24.3 24.6 24.8 25.0 24.5 24.3 24.1 24.1 23.8 24.0 24.6 24.0

Average 24.0 23.9 24.1 24.3 24.3 23.7 23.4 23.2 23.5 23.9 24.2 24.0

TahunBULAN

Sumber: BMKG Stasiun Cengkareng, 2011

Tabel 3.4. Suhu Udara Rata-rata (0C) Tahun 2001 – 2010

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOP DES

2001 25.9 26.4 27.2 27.5 27.8 27.0 26.8 27.3 27.8 27.3 27.4 27.3

2002 26.7 26.5 27.3 27.5 28.0 27.7 27.2 26.9 27.6 28.4 28.4 28.2

2003 28.0 26.8 27.4 28.2 28.0 27.6 27.1 27.3 27.8 28.0 28.1 27.1

2004 27.3 27.1 27.7 28.1 27.9 27.2 27.0 27.2 27.9 28.7 28.6 27.7

2005 27.1 27.5 27.9 28.3 28.2 27.4 27.0 27.1 27.9 28.0 27.9 27.2

2006 26.6 27.0 27.0 27.3 27.4 26.8 26.9 26.4 26.8 28.1 28.5 27.8

2007 27.8 26.8 27.3 27.5 27.7 27.6 27.4 27.4 28.0 28.0 28.3 27.2

2008 27.8 25.8 26.5 27.1 27.4 27.0 26.9 27.0 27.7 28.1 27.5 27.0

2009 26.5 26.5 27.3 27.7 27.7 27.6 27.0 27.2 28.2 28.4 27.8 27.6

2010 26.9 27.6 27.9 28.8 28.5 27.5 27.3 27.7 27.1 27.3 27.6 27.1

Average 27.1 26.8 27.3 27.8 27.9 27.3 27.1 27.1 27.7 28.0 28.0 27.4

TahunBULAN

Sumber: BMKG Stasiun Cengkareng, 2011

Gambar III.2. Suhu Udara Maksimum, Minimum dan Rata-rata (2001 – 2010)

Page 92: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 4]

Berdasarkan data diatas suhu udara maksimum terlihat bahwa suhu rata-rata bulanan tertinggi dijumpai pada bulan September (32.9 0C) dan terendah pada bulan Februari (30.6 0C), suhu udara minimum terlihat bahwa suhu rata-rata bulanan tertinggi dijumpai pada bulan April dan Mei (24.3 0C) dan terendah pada bulan Agustus (23.2 0C), sedangkan suhu udara rata-rata terlihat bahwa suhu rata-rata bulanan tertinggi dijumpai pada bulan Oktober dan November (28 0C) dan terendah pada bulan Februari (26.8 0C).

c. Kelembaban Data kelembaban udara diambil dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Cengkareng dapat dilihat pada Tabel 3.5. Sedangkan variasi kelembaban udara disajikan pada Gambar III.3.

Tabel 3.5. Kelembaban Udara Rata-rata (%) Periode 2001 – 2010

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOP DES

2001 88 89 88 88 87 87 85 82 84 87 88 84

2002 91 90 92 88 85 83 84 80 78 73 75 77

2003 76 85 84 82 82 80 75 76 76 80 82 84

2004 85 85 82 83 83 82 82 78 79 77 81 84

2005 86 87 85 83 83 85 80 81 79 79 79 80

2006 83 83 82 82 84 83 82 80 77 76 80 84

2007 80 87 84 87 83 80 77 74 71 76 74 83

2008 80 88 85 85 80 81 81 79 77 78 83 84

2009 85 86 82 82 82 81 78 77 73 73 77 80

2010 83 83 80 76 78 82 79 77 81 78 79 78

Average 84 86 84 84 83 82 80 79 77 78 80 82

TahunBULAN

Sumber: BMKG Stasiun Cengkareng, 2011

Gambar III.3. Kelembaban Udara Periode 2001 – 2010

Page 93: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 5]

Berdasarkan tabel diatas data kelembaban udara rata-rata terlihat bahwa kelembaban rata-rata bulanan tertinggi dijumpai pada bulan Februari (86%) dan terendah pada bulan September (77%).

d. Arah dan Kecepatan Angin Arah dan kecepatan angin dapat dilihat pada Tabel 3.6, sedangkan gambar windrose dapat dilihat pada Gambar III.4. Terlihat angin dominan berasal dari Utara dengan kecepatan 2 – 12 knot dan kelas distribusi frekuensi angin 38,7%. Arah angin terbanyak terjadi pada bulan Februari (2870).

Tabel 3.6. Data Kecepatan Angin Max (knot) dan Arah Angin Terbanyak (O) Periode

2001-2010

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOP DES

Kec Angin Max 21 20 19 18 17 18 18 19 19 19 20 20

Arah Angin Terbanyak 275 287 264 238 208 198 183 183 214 231 240 261

DATABULAN

Sumber: BMKG Stasiun Cengkareng, 2011

Gambar III.4. Kelas Distribusi Frekuensi Angin

Page 94: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 6]

Gambar III.5. Windrose

3.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan

a. Kualitas Udara

Pengukuran terhadap kualitas udara di sekitar wilayah studi dilakukan untuk mengetahui kondisi parameter kualitas udara sebelum kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah berlangsung. Hasil pengukuran kualitas udara pada dokumen AMDAL (2007) terlihat bahwa secara keseluruhan parameter kualitas udara yang diukur di 4 (empat) titik lokasi masih berada di bawah baku mutu, kecuali unsur Debu (U4 = 390 µg/m3), HC (U3 = 196 µg/m3 dan U4 = 209 µg/m3) telah melebihi baku mutu udara ambient yang ditetapkan (SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001). Hasil pengukuran pada Implementasi RKL dan RPL (September 2010) terlihat bahwa seluruh parameter kualitas udara yang diukur di 2 (dua) titik lokasi masih berada di bawah baku mutu (SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001). Hasil pengukuran pada Implementasi RKL dan RPL (Februari 2012) terlihat bahwa seluruh parameter kualitas udara yang diukur di 2 (dua) titik lokasi masih berada di bawah baku mutu (SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 551 Tahun 2001). Hasil pengukuran kualitas udara di sekitar lokasi proyek dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

Page 95: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 7]

Tabel 3.7. Hasil Pengukuran Kualitas Udara

No Parameter Waktu Pengukuran

Baku *) Mutu Satuan

HASIL

Amdal (2007) Imp. RKL & RPL (September 2010)

Imp. RKL & RPL (Februari 2012)

Up-dating ANDAL, RKL & RPL (2012)

Dekat Hutan Lindung Sebelah

Barat

Pemukiman Penduduk

(Utara Timur)

Dekat Jalan Tol (Outer Ringroad)

Jl. Jembatan

Tiga (Sektor Selatan

PIK)

Dekat Fresh Market (Sisi

Utara)

Depan Kawasan

Hutan Lindung Angke Kapuk

Belakang Fresh Market

Muara Cengkareng Drain/Hutan

Lindung

Lokasi 1 S 06o06’23,48” E 106o45’48,10”

Lokasi 2 S 06o06’15,86” E 106o44’35,42”

Lokasi 3 S 06o05’26,40” E 106o43’34,86”

1 Sulfur Dioksida (SO2) ***) 1 jam 900 µg/Nm3 6,67 6,45 13,35 14,30 8,19 < 5,91 23,44 22,10 11,35 5,48 13,00 0,34 ppm 0,00253 0,00245 0,00507 0,00543 0,00311 0,00224 0,0089 0,0084 0,0043 0,0021 0,0049

2 Karbon Monoksida (CO) 1 jam 26.000 µg/Nm3 1.143 1.029 2.514 2.629 1.023 833 2.646 2.864 2.282 1.718 1.704

23 ppm 1,0 0,9 2,2 2,3 0,893 0,727 2,31 2,50 1,992 1,500 1,487

3 Nitrogen Dioksida (NO2)***) 1 jam 400 µg/Nm3 11,04 9,00 22,08 26,34 5,53 3,79 21,49 27,89 12,25 8,68 4,93 0,2 ppm 0,00585 0,00477 0,01170 0,01396 0,00293 0,00201 0,0114 0,0148 0,0065 0,0046 0,0026

4 Oksidan (O3) ***) 1 jam 200 µg/Nm3 77,48 72,12 96,85 100,97 10,13 6,88 40,30 35,80 38,76 15,02 14,85 0,1 ppm 0,03951 0,03675 0,04939 0,05149 0,00517 0,00351 0,0206 0,0183 0,0147 0,0077 0,0076

5 Hidrokarbon (HC) 3 jam 160 µg/Nm3 131 124 196 209 65 65 85 92 65 59 59 0,24 ppm 0,20 0,19 0,30 0,32 0,10 0,10 0,13 0,14 0,10 0,09 0,09

6 Debu (TSP) 24 jam 230 µg/Nm3 185 96 212 390 20 54 51 65 14 19 7 7 Timbal (Pb) 24 jam 2 µg/Nm3 < 0,03 < 0,03 0,16 0,19 < 0,03 < 0,03 <0,02 <0,02 < 0,02 < 0,02 < 0,02 8 Amonia (NH3) ***) - 2 **) ppm 0,11363 0,15193 0,04533 0,034302 0,01040 0,01113 0,0438 0,0342 0,0589 0,0452 0,0486 9 Hidrogen Sulfida (H2S) - 0,02 **) ppm < 0,00072 < 0,00072 < 0,00072 < 0,00072 < 0,00390 < 0,00390 <0,0004 0,0008 < 0,0004 < 0,0004 < 0,0004

Sumber : PT. Unilab Perdana Ket : *) = Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 551 tahun 2001 **) = KEP. 50/MENLH/XI/1996 Baku Tingkat Kebauan ***) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN N = Satuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada Kondisi Normal (25°C, 76 cmHg) < = Lebih kecil

Page 96: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 8]

b. Kebisingan

Pengukuran tingkat kebisingan juga dilakukan di sekitar wilayah studi untuk mengetahui kondisi intensitas bising sebelum kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah berlangsung.

Hasil pengukuran pada dokumen AMDAL (2007) terlihat bahwa tingkat kebisingan berkisar antara 49,2 – 74,6 dBA. Tingkat intensitas bising di beberapa titik wilayah studi tergolong masih memenuhi nilai ambang batas tingkat kebisingan, kecuali di Jl. Jembatan Tiga (Sektor Selatan PIK) sedikit melebihi tingkat kebisingan (74,6 dBA), dimana sumber bising berasal dari pengaruh aktivitas kendaraan bermotor yang berlalu lintas di sekitar jalan tersebut. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada Implementasi RKL dan RPL (September 2010) berkisar antara 47,9 – 50,0 dBA. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada Implementasi RKL dan RPL (Februari 2012) berkisar antara 55,9 – 56,1 dBA.

Hasil pengukuran tingkat kebisingan di sekitar lokasi proyek dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan

NO. LOKASI HASIL *)

dB(A) Tingkat Kebisingan (AMDAL, 2007)

1. Dekat Hutan Lindung Sebelah Barat 49,2 2. Pemukiman Penduduk (Utara Timur) 57,9 3. Dekat Jalan Tol (Outer Ringroad) 61,6 4. Jembatan Tiga (Sektor Selatan PIK) 74,6

Tingkat Kebisingan Imp. RKL & RPL (September 2010)

1. Dekat Fresh Market (Sisi Utara) 50,0 2. Depan Kawasan Hutan Lindung 47,9

Tingkat Kebisingan Imp. RKL & RPL (Februari 2012) 1. Muara Cengkareng Drain/Hutan Lindung 55,9 2. Belakang Supermarket/Hutan Lindung 56,1

Tingkat Kebisingan ANDAL, RKL & RPL (2012)

1. Lokasi 1 (S. 06o 06’ 23,48” E. 106o 45’ 48,10”) 68,2 2. Lokasi 2 (S. 06o 06’ 15,86” E. 106o 44’ 35,42”) 64,6 3. Lokasi 3 (S. 06o 05’ 26,40” E. 106o 43’ 34,86”) 66,3 METODE 22-3/IK/UA-0

Keterangan : *) = Nilai kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran 10 menit dengan interval 5 detik. **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN • SK. GUB. KDKI No. 551 Tahun 2001, Lampiran II:

• Peruntukan Kawasan 1. Perumahan dan Permukiman = 55 dB(A) 2. Perdagangan dan Jasa = 70 dB(A) 3. Kawasan Niaga terpadu = 65 dB(A) 4. Perkantoran = 65 dB(A) 5. Ruang terbuka Hijau = 60 dB(A) 6. Kawasan Industri = 70 dB(A) 7. Pemerintahan dan Fasilitas Umum = 60 dB(A) 8. Rekreasi = 70 db(A)

Page 97: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 9]

3.2. GEOLOGI

3.2.1. Geomorfologi dan Geologi Regional Panekoek (1949) di dalam bukunya, outline of Geomorphology of Java menyebut dataran rendah Jakarta sebagai paneplain (bentang alam yang sangat datar). Van bemmelen (1949) menegaskan bahwa pada beberapa tempat di Kawasan Pantai Jakarta terdapat lokasi-lokasi yang tergolong sebagai sub merged land, yakni lokasi-lokasi yang tinggi muka tanahnya lebih rendah dari permukaan laut. Hal inilah yang menyebabkan air permukaan di dataran rendah Jakarta tidak dapat mengalir secara gravitasi. Pada gambar berikut terlihat kawasan yang tergolong sebagai paneplain yang disebut oleh Siswoko (banjir, masalah banjir dan upaya mengatasinya, 2002) sebagai dataran banjir.

Sumber : Siswoko, 2002

Gambar III.6. Dataran Banjir Jakarta

: Dataran Banjir

Page 98: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 10]

Gambar III.7. Lokasi Banjir dan Genangan (Dinas Pemetaan, 2002)

Perkembangan fisik kota Jakarta yang sangat pesat dari jenis penggunaan tanah pertanian dan atau perdesaan ke penggunaan tanah perkotaan mengakibatkan berkurangnya luas penggunaan tanah pertanian dan tanah basah (wet land). Selain perubahan penggunaan tanah berlangsung pula pengurugan tepi sungai sehingga badan sungai makin sempit. Dalam kurun waktu yang sama bahan-bahan sedimen yang bersumber dari bagian hulu sungai diangkut ke arah hilir yang secara evolutif mengakibatkan pendangkalan sungai pada kawasan pantai yang sangat datar. Tambunan Rudy (2005) menyajikan gambaran perubahan luas penggunaan tanah menurut DAS sistem sungai yang mengalir di wilayah DKI Jakarta tahun 1970, 1980, 1990 dan 2000.

Page 99: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 11]

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

Angke

Buara

n

Cakun

g

Cakun

g Tim

ur

Cengk

aren

g

Ciliwun

g

Cipina

ng

Gro

gol

Jatik

ram

at

Kruku

t

Mam

pang

Pesan

ggra

han

Sekre

taris

Sunte

r

DAS

% L

uas

Tnh Pertanian & RTH

Tnh Basah & Badan Air

Perumahan

Industri

Jasa Perdagangan

Gambar III.8. Luas Penggunaan Lahan Per DAS Tahun 1970

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

Angke

Buara

n

Cakun

g

Cakun

g Tim

ur

Cengk

aren

g

Ciliwun

g

Cipina

ng

Gro

gol

Jatik

ram

at

Kruku

t

Mam

pang

Pesan

ggra

han

Sekre

taris

Sunte

r

DAS

% L

uas

Tnh Pertanian & RTH

Tnh Basah & Badan Air

Perumahan

Industri

Jasa Perdagangan

Gambar III.9. Luas Penggunaan Lahan Per DAS Tahun 1980

Page 100: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 12]

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

Angke

Buara

n

Cakun

g

Cakun

g Tim

ur

Cengk

aren

g

Ciliwun

g

Cipina

ng

Gro

gol

Jatik

ram

at

Kruku

t

Mam

pang

Pesan

ggra

han

Sekre

taris

Sunte

r

DAS

% L

uas

Tnh Pertanian & RTH

Tnh Basah & Badan Air

Perumahan

Industri

Jasa Perdagangan

Gambar III.10. Luas Penggunaan Lahan Per DAS Tahun 1990

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

Angke

Buara

n

Cakun

g

Cakun

g Tim

ur

Cengk

aren

g

Ciliwun

g

Cipina

ng

Gro

gol

Jatik

ram

at

Kruku

t

Mam

pang

Pesan

ggra

han

Sekre

taris

Sunte

r

DAS

% L

uas

Tnh Pertanian & RTH

Tnh Basah & Badan Air

Perumahan

Industri

Jasa Perdagangan

Gambar III.11. Luas Penggunaan Lahan Per DAS Tahun 2000

Page 101: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 13]

Sistem sungai yang mengalir di sekitar Kecamatan Penjaringan merupakan komponen pembentuk bentang alam, yakni: • Kali Angke, yang mengalirkan air Kali Ciliwung dan Kali Krukut, dengan luas daerah

tangkapan sebesar 42.000 Ha. • Cengkareng Drain, yang dibangun tahun 1984, mengalirkan air dari Kali Mookervaart,

Pesanggrahan dan Grogol, dengan luas daerah tangkapan sebesar 45.900 Ha. • Saluran PU, yang sedang dibangun dan mengalirkan air dari sisi selatan PIK melalui

pompa dengan kapasitas 4,5 m3/s. • Kali Tanjungan, mengalirkan air dari sisi utara dan selatan tol bandara, dengan luas

daerah tangkapan 455 Ha. • Kali Kamal, yang merupakan batas Propinsi DKI Jakarta dengan Propinsi Banten,

mempunyai luas daerah tangkapan 15.800 Ha. • Kali Dadap, yang mengalirakan air dari daerah sekitar bandara, dengan luas daerah

tangkapan sebesar 4000 Ha.

3.2.2. Tektonik dan Kegempaan

Struktur yang terdapat pada Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu adalah berupa lipatan, sesar dan kelurusan. Lipatan, dijumpai di bagian Tenggara, berupa antiklin, dengan sumbu berarah barat laut-tenggara, yang melipat Formasi Klapanunggal. Sesar yang dijumpai di daerah ini ada 3 (tiga) macam, yaitu : • Sesar naik, dijumpai di bagian barat daya daerah penelitian, merupakan kontak antara

Formasi Rengganis dan Formasi Bojongmanik dan Batuan Gunungapi Muda dengan arah barat laut-tenggara.

• Sesar geser mengiri dijumpai di bagian barat daya Lembar yang menyesarkan Formasi Bojongmanik.

• Sesar turun, dijumpai di bagian tenggara Lembar, berarah barat laut-tenggara dan memotong Formasi Klapanunggal.

Kelurusan, terlihat di foto udara, dan berarah barat laut-tenggara, timur laut-barat daya. Kelurusan ini kemungkinan merupakan zona lemah yang berupa kekar atau sesar. Struktur geologi tersebut di atas, kemungkinan akibat gaya kompresi dengan arah timur laut-barat daya. Sejarah geologi lembar ibi dimulai pada Miosen Awal. Pada kala itu daerah ini merupakan tepian Selatan dari cekungan busur belakang tempat diendapkan Formasi Rengganis oleh arus yang dioengaruhi gaya berat (gavity flows). Kemudian daerah ini mengalami pengangkatan. Pada Miosen Tengah daerah ini merupakan cekungan laut dangkal di bagian timur dan diendapkan Formasi Klapanunggal, yang menjemari dengan formasi Jatiluhur, sedangkan di bagian barat berkembang sedimentasi Formasi Bojongmanik. Formasi-formasi tersebut kemudian terangkat, terlipatkan, tersesarkan dan diterobos oleh Basal G. Dago pada Mio-Pliosen. Pada Pliosen Awal, bagian utara daerah ini mengalami penurunan dan berlingkungan laut dangkal (litoral), serta diendapkan Formasi Genteng. Selanjutnya daerah ini terangkat kembali sehingga merupakan daratan, dan

Page 102: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 14]

terbentuk endapan sungai tua Formasi Serpong. Pengangkatan ini diikuti kegiatan gunungapi, yang menghasilkan Tuf Banten yang terdiri dari batuan gunungapi yang berumur Plio-Plistosen. Pada Plistosen Awal terjadi kegiatan gunungapi yang menghasilkan Batuan Gunungapi Muda dan terjadi gunungapi parasit, yang menghasilkan Andesit Sudamanik, sedangkan di tempat lain terjadi genang laut (atau mungkin penurunan) sehingga memungkinkan tumbuhnya batu gamping koral yang terus tumbuh sampai sekarang. Hasil kegiatan gunung api di bagian selatan Lembar membentuk morfologi tinggi, akan tetapi akibat proses erosi dan gerakan tanah maka terbentuk endapan kipas alluvium. Proses pengangkatan dan erosi ini berlangsung terus, sehingga membentuk sungai-sungai tua yang menghasilkan endapan sungai tua. Selain itu dipantai tersebut gumuk-gumuk pasir dan “sand dune” yang memanjang sejajar pantai. Sampai saat ini proses-proses erosi, pelapukan dan pengendapan masih berlangsung terus, menghasilkan endapan alluvium.

a. Struktur Dangkal (Shallow Structure)

Secara stratigrafi di Jakarta ini, tanah paling atas terdiri dari alluvial yang membentuk dataran yang biasa disebut “alluvial plain” dan terbentuk ± 5.000 tahun yang lalu, tepat pada kaki dari endapan fluviovokanik kipas Bogor atau fluviovolkanik fan. Endapan sungai ber-ulang/selang seling dengan endapan kasar sungai, formasi delta dan disisipi oleh endapan pematang pasir. Lokasi teluk Jakarta saat ini, dapat diterangkan dari bentuk radial drainage pattern (divergent) dari bentuk kipas tersebut yang terdiri dari endapan sungai yang menyebar dari Barat ke Timur. Hal ini pula yang mempengaruhi pola air dari Bogor langsung mengisi tiap alur yang ada di badan kipas, sehingga terbentuk menjadi flood plain di wilayah DKI dan sekitarnya. Sedangkan di bagian Utara, tersebar beach – ridge structure yang terbentuk pada masa Miosen terutama di bagian Barat, sedang bagian Timur pantai Jakarta terbentuk delta yang amat besar dari sungai Citarum yang tidak terpengaruh oleh bentuk kipas (fan). Terdapat beberapa sesar terutama di bagian Barat Jakarta, tepatnya daerah Banten dan di Kepulauan Seribu, dan kurang berpengaruh terhadap DKI, kecuali terjadi goncangan hebat yang lebih besar dari gempa yang pernah terjadi. Meskipun demikian perlu dilakukan pengamatan, apabila terjadi gempa besar, sampai sejauh mana pengaruhnya terhadap wilayah DKI.

Page 103: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 15]

Gambar III.12. Geologi Di Sekitar Lokasi Proyek

Keterangan :

Page 104: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 16]

b. Kondisi Geoteknik Secara umum, pelapisan yang akan terpengaruh terhadap aktifitas technik adalah : • Lapisan pertama merupakan lapisan paling atas (top layer) terdiri dari lapisan amat

lunak yang berasal dari endapan laut dengan ketebalan bervariasi antara 5 hingga 15 meter.

• Lapisan kedua terdiri dari lapisan lempung liat (medium) dan endapan pasir serta endapan campuran antara endapan laut dan endapan volkanik yang sudah terkonsolidasi.

• Lapisan ketiga terdiri endapan lempung dan pasir yang sudah terkonsolidasi. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa lapisan-lapisan ini cukup kuat untuk menahan beban yang cukup besar dan tidak akan menimbulkan deformasi apabila terkena beban reklamasi, karena telah terkonsolidasi sempurna.

3.3. HIDRO-OSEANOGRAFI

3.3.1. Kondisi Bathimetri

Data bathimetri diperoleh dari Dishidros TNI-AL revisi tahun 2009. Batimetri diperoleh dalam bentuk hardcopy, selanjutnya diolah dalam bentuk digital yang hasilnya disajikan dalam Gambar 3-18. Berdasarkan hasil analisis batimetri terlihat bahwa lokasi reklamasi 3 pulau (2A, 2B, 1) akan mencapai kedalman 8 m.

Page 105: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 17]

Gambar III.13. Peta Bathimetri Rencana Reklamasi PT. Kapuk Naga Indah

Page 106: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 18]

3.3.2. Kondisi Pasang Surut

Data pasang surut diperoleh dari Dishidros TNI-AL hasil pengamatan selama 30 tahun 2011. Data pasang surut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode Admiralty untuk mendapatkan konstanta pasang surut yang berisi amplitudo (A) dan beda fase (g) dari masing-masing komponen pembentuk gelombang pasang surut. Hasil analisis analisi admiralty disajikan dalam Tabel 3.9. Tabel 3.9. Konstanta Pasang Surut dengan Metode Admiralty di Tanjung Priok

K1

29 13

O1

240

N2A (cm)

go

Z0

3

5

M2

60

S2

114

7878 2236 151

P1

223 212

M4

11

MS4K2

10

Sumber : Dishidros TNI AL, 2011

Dengan menggunakan amplitudo komponen pasang surut K1, O1, M2 dan S2 seperti tampak pada tabel di atas, dapat ditentukan tipe pasang surut di sekitar Teluk Jakarta sebagai berikut:

)A(S)A(M

)A(O)A(KF

22

11N

= 67,4

475

3192

Dengan nilai FN = 4,67, maka tipe pasang surut di di sekitar Teluk Jakarta adalah masuk dalam kriteria 4 dengan syarat FN > 3,00 dengan tipe pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide), berarti dalam 1 hari terjadi 1 kali air pasang dan 1 kali air surut. Posisi muka air laut rata-rata (MSL) = 60 cm dan elevasi titik referensi (bench mark) yakni Peil Priok (P*) z MSL = 120 cm, dimana kedalaman dasar laut dalam peta bathimetri yang digunakan dalam studi ini adalah disurutkan terhadap PP*. Selain ditentukan tipe pasang surut menggunakan bilangan Formzahl juga digambarkan grafik pasang surut yang di ramal dari 9 komponen pasut dari Tabel 3.9. Dari gambar grafik pasut tersebut dapat ditentukan elevasi-elevasi penting p.asang surut. Gambar garafik pasang surut hasil ramalan disajikan dalam Gambar III.14. Dari gambar tersebut terlihat pasang tertinggi di stasiun pasut tanjung priok sebesar 112.14 cm dan surut terendah sebesar 10.84 cm, sedangkan tidal range yang merupakan selesih antara pasang tertinggi dan surut terendah sebesar 101.3 cm.

Page 107: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 19]

Gambar III.14. Pasang Surut Hasil Ramalan Dari Komponen Pasut Dishidros-TNI AL 2011

3.3.3. Kondisi Gelombang

Gelombang yang digunakan dalam studi ini merupakan gelombang hasil penelitian PT. Kapuk Naga Indah yang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada pada tahun 2010. Gelombang dihitung berdasarkan peramalan gelombang yang dibangkitkan oleh tiupan angin dipermukaan laut baik kecepatan, arah dan durasinya. Dimana data angin yang digunakan dalam peramalan gelombang adalah data angin harian jam-jaman dari Stasiun Meteorologi Klas I Cengkareng tahun 2005-2009. Metode yang digunakan untuk menghitung tinggi dan periode gelombang adalah CERC. Hasil perhitungan tinggi dan periode gelombang disajikan dalam bentuk tabel presentase gelombang (Tabel 3.10) dan mawar gelombang (Gambar III.15) sebagai berikut:

Tabel 3.10. Jumlah dan Persentase Kejadian Gelombang Harian Tahun 2005-2009

0 - 0.75 0.75 - 1.5 1.5 - 2.25 2.25 - 3.0 > 3.0 0 - 0.75 0.75 - 1.5 1.5 - 2.25 2.25 - 3.0 > 3.0

Utara 416 651 298 0 0 1365 2.84 4.45 2.04 0 0 9.32

Timur Laut 324 550 422 216 88 1600 2.21 3.76 2.88 1.48 0.60 10.93

Timur 852 23 0 0 0 875 5.82 0.16 0 0 0 5.98

Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Barat Daya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Barat Laut 608 680 4 0 0 1292 4.15 4.64 0.03 0 0 8.82

5132 Persentase Gelombang 35.05

9510 Persentase Tidak Ada Gelombang 64.95

14642 Total 100

ArahTinggi Gelombang (m)

JumlahTinggi Gelombang (m)

Jumlah

Jumlah dan Persentase Kejadian Gelombang Harian (Jam-Jaman)

Diramal Berdasarkan Data Angin Stasiun Meteorologi Klas I Cengkareng- Tanggerang

Tahun 2005 - 2009

Jumlah Kejadian Gelombang Persentase Kejadian Gelombang (%)

Jumlah Gelombang

Jumlah Tidak Ada Gelombang

Total

Page 108: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 20]

Gambar III.15. Mawar Gelombang Harian (jam-jaman) Tahun 2005 – 2009.

Tabel 3.10 dan Gambar III.15 di atas, menunjukkan bahwa persentase kejadian gelombang harian yang terjadi di perairan Teluk Jakarta, khususnya gelombang yang terjadi di perairan rencana reklamasi PT KNI di dominasi oleh gelombang dari arah utara (9,32 %) dengan tinggi gelombang dominan pada interval (0,75 – 1,50 m), arah timur laut (10,93 %) dengan tinggi gelombang dominan pada interval (0,75 – 1,50 m), arah timur (5,98 %) dengan tinggi gelombang signifikan pada interval (0 – 0,75 m), dan barat laut (8,82 %) dengan tinggi gelombang dominan pada interval (0,75 – 1,50 m). Selain disajikan dalam tabulasi presentase dan gambar mawar angin juga disajikan dalam bentuk tabulasi gelombang signifikan maksimum tahunan selama 4 tahun (2005-2009) yang dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11. Rekapitulasi Tinggi dan Periode Gelombang Signifikan Maksimum per Tahun

Tahun H0 max (meter) TP max (detik)

2005 3.83 10.30

2006 3.39 9.70

2007 2.98 9.09

2008 3.60 9.99

2009 3.79 10.25

Page 109: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 21]

Transformasi Gelombang Selain meramal tinggi dan periode gelombang PT. Kapuk Naga Indah yang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada pada tahun 2010 juga melakukan pemodelan matematik untuk melihat transformasi gelombang yang merambat dari laut dalam ke peraiaran dangkal terutama lokasi rencana reklamasi 3 pulau. Model yang digunakan merupakan model gelombang STWAVE dari Waterways Experiment Station yang terdapat pada Software CEDAS-NEMOS. Sekenario pemodelan meliputi dua keadaan musim yakni musim Timur dan musim Barat dengan tiga arah mata angin dominan yaitu Timur Laut, Utara, dan Barat Laut. Data input yang digunakan dalam model ini adalah tinggi dan periode gelombang hasil peramalan yang dilakukan sebelumnya. Hasil pemodelan disajikan dalam kontur tinggi gelombang dan arah transformasi gelombang. Gambar transformasi hasil pemodelan disajikkan dalam Gambar III.16 hingga Gambar III.18. Informasi dari setiap gambar terdiri dari kontur tinggi gelombang yang digambarkan warna coklat (panel kiri), arah penjalaran tinggi gelombang (panel kanan), daratan digambarkan dalam warna hijau. Gambar III.16 (a) dan III.16 (b) merupakan hasil model transformasi gelombang dari arah datang gelombang timur laut (45o) dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa penjalaran gelombang dari arah Timur Laut di lokasi perencanaan reklamasi mengalami refraksi gelombang karena adanya pulau-pulau kecil di sebelah Timur Laut lokasi perencanaan yaitu Pulau Damar Besar, Talak dan Ayer. Tinggi gelombang di laut dalam memiliki tinggi gelombang yang tetap yaitu 3,83 meter. Refraksi gelombang terjadi pada Tanjung Krawang dan Tanjung Gembong di sebelah Barat Teluk Jakarta dengan arah pembelokan gelombang ke arah Selatan sampai dengan Tenggara. Tinggi gelombang pada daerah tersebut berkisar antara 1,2 m sampai dengan 1,8 m. Tinggi gelombang di lokasi perencanaan berkisar antara 2,20 m sampai dengan 2,60 m. Tinggi gelombang pecah berdasarkan hasil pemodelan adalah 3,91 m yang terjadi pada daerah sebelah Utara Tanjung Karawang, sedangkan tinggi gelombang pecah di daerah perencanaan mencapai 2,40 m. Tinggi gelombang di daerah yang terlindung oleh Pulau Damar Besar, Talak dan Ayer berkisar antara 1,00 m sampai dengan 1,40 m. Gambar III.17 (a) dan III.17 (b) merupakan hasil model transformasi gelombang dari arah datang gelombang Utara (dir : 0o) dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa penjalaran gelombang dari arah Utara di lokasi perencanaan reklamasi mengalami refraksi gelombang karena adanya pulau-pulau kecil di sebelah Utara lokasi perencanaan yaitu Pulau Bidadari, Pulau Kayangan, Pulau Kapal dan Pulau Ayer. Tinggi gelombang di laut dalam memiliki tinggi gelombang yang tetap yaitu 3,83 meter. Tinggi gelombang di lokasi perencanaan berkisar antara 2,40 m sampai dengan 2,80 m. Tinggi gelombang pecah berdasarkan hasil pemodelan adalah 4,28 m yang terjadi pada daerah sebelah Utara Pulau-pulau terluar dan Tanjung Krawang, sedangkan tinggi gelombang pecah di daerah perencanaan mencapai 2,80 m. Tinggi gelombang di daerah yang terlindung oleh Pulau

Page 110: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 22]

Damar Besar, Pulau Talak dan Pulau Ayer berkisar antara 1,40 m sampai dengan 1,80 m. sedangkan tinggi gelombang di daerah yang terlindung oleh pulau Bidadari, Pulau Kapal dan Pulau Kayangan berkisar antara 1,00 m sampai dengan 1,40 m. tampak bahwa gelombang mengalami pemusatan (konvergen) arah gelombang pada daerah tanjung dan mengalami penyebaran arah gelombang (divergen) pada daerah teluk. Pada Gambar III.18 (a) dan Gambar III.18 (b) terlihat bahwa penjalaran gelombang dari arah Barat Laut pada kondisi existing di lokasi perencanaan reklamasi mengalami refraksi gelombang karena adanya pulau-pulau kecil di sebelah Utara lokasi perencanaan yaitu Pulau Untungjawa, Pulau Rambut, Pulau Bidadari, Pulau Kayangan, dan Pulau Kapal. Tinggi gelombang di laut dalam memiliki tinggi gelombang yang tetap yaitu 3,83 meter. Tinggi gelombang di lokasi perencanaan berkisar antara 1,40 m sampai dnegan 2,00 m. Tinggi gelombang pecah berdasarkan hasil pemodelan adalah 4,18 m yang terjadi pada daerah sebelah Barat Laut Pulau Rambut dan Pulau Untungjawa, sedangkan tinggi gelombang pecah di daerah perencanaan mencapai 1,80 m. Tinggi gelombang di daerah yang terlindung oleh Pulau Rambut dan Pulau Untungjawa berkisar antara 0,80 m sampai dengan 1,20 m. Tinggi gelombang di daerah yang terlindung oleh Pulau Talak dan Pulau Ayer berkisar antara 1,40 m sampai dengan 1,80 m. sedangkan tinggi gelombang di daerah yang terlindung oleh Pulau Bidadari, Pulau Kapal dan Pulau Kayangan berkisar antara 0,40 m sampai dengan 1,00 m. Dari hasil model gelombang tampak bahwa daerah perencanaan reklamasi terlindung oleh keberadaan Pulau Bidadari, Pulau Untungjawa, Pulau Bidadari, Pulau Kapal dan terlindung oleh Tanjung Pasir di sebelah Barat Laut lokasi perencanaan reklamasi.

Page 111: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 23]

(a) Kontur tinggi gelombang (b) Arah penjalaran gelombang Gambar III.16. Hasil Pemodelan Tinggi Gelombang (a) dan Pola Penjalaran (b) dengan Arah Gelombang Dominan Timur Laut (dir: 45o)

Page 112: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 24]

(a) Kontur tinggi gelombang (b) Arah penjalaran gelombang

Gambar III.17. Hasil Pemodelan Tinggi Gelombang (a) dan Pola Penjalaran Gelombang (b) dengan Arah Gelombang Dominan Utara (dir: 0o)

Page 113: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 25]

(a) Kontur tinggi gelombang (b) Arah penjalaran gelombang

Gambar III.18. Hasil Pemodelan Tinggi Gelombang (a) dan Pola Penjalaran Gelombang (b) dengan Arah Gelombang Dominan Barat Laut (dir : 315o)

Page 114: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 26]

3.3.4. Kondisi Arus Pada tahun 2006 PT. Kapuk Naga Indah bekerjsama dengan Witteveen+Bos Indonesia uga melakukan kajian hidrodinamika di lokasi studi yang salah satunya adalah membuat pemodelan arus. Hasil-hasil model untuk skenario pantai ini menunjukkan bahwa sirkulasi air di Teluk Jakarta didominasi oleh angin musim. Arus yang digerakkan angin ini kuat dibandingkan dengan arus. Sebagai akibatnya, arah aliran tidak berbalik selama siklus pasang tetapi tetap searah dengan arah angin yang berhembus. Hanya kecepatan alirannya berfluktuasi terhadap pasang. Penting untuk disadari bahwa pemodelan ini mengambil kecepatan dan arah angin yang tetap, sementara dalam ken-yataannya kecepatan dan arah angin berfluktuasi di sepanjang angin musim. Oleh sebab itu, arus-arus yang disebutkan di atas tidak selalu dapat diamati di teluk ini. Kecepatan aliran sisa yang dirata-ratakan pasang (arus netto) di bagian selatan Teluk Jakarta ialah antara 0.05 hingga 0.15m/detik. Amplitudo pasang dalam arus ini ialah antara 0.05 dan 0.10 m/detik. Kecepatan aliran ini selama angin musim barat sedikit lebih tinggi daripada selama angin musim timur. Akan tetapi perbedaannya kecil, kurang dari 0.05 m/detik. Kecepatan-kecepatan aliran yang disimulasi sejalan dengan pengamatan-pengamatan oleh Janhidros pada 1986. Gambaran pola arus studi disajikan dalam Gambar III.19 dan Gambar III.20.

Gambar III.19. Aliran yang Dirata-ratakan Pasang Di Teluk Jakarta Untuk Situasi Acuan

Pada Angin Musim Timur

Page 115: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 27]

Gambar III.20. Aliran yang Dirata-ratakan Pasang Di Teluk Jakarta Untuk Situasi Acuan

Selama Angin Musim Barat

3.3.5. Morfologi Pantai a. Morfologi setempat, situasi saat ini/perkembangan historis

Kawasan proyek ini, dari Kali Muara Angke sampai Kali Kamal dibentuk oleh delta Cengkareng Drain dan Kali Muara Angke. Menurut Verstappen (1953), seluruh kawasan di barat Sunda Kelapa sedang menjorok ke arah laut akibat sedimen yang dipasok oleh sungai. Akan tetapi dalam data dari dua puluh lima tahun terakhir ini keadaan ini tidak jelas terlihat. Angkutan sedimen secara kualitatif dijelaskan oleh WL Delft Hydraulics (1996) (Gambar III.21). Melihat kawasan proyek saat ini terlihat bahwa bagian terbesar garis-pantainya stabil dan sedikit bertambah akibat sedimen yang dipasok oleh sungai. Di sebelah barat Dadap terjadi sedikit erosi, kemungkinan akibat kenyataan bahwa gelombang pada angin musim timur maupun angin musim barat me-nyumbang angkutan sedimen ke selatan.

Page 116: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 28]

Gambar III.21.

Perpindahan Sedimen Sebelah Timur Teluk Jakarta (WL Delft Hydraulics, 1996)

Serangkaian foto udara kronologis, yang mencakup periode dari 1980 sampai 2001, telah dianalisis juga. Pada 1980 Cengkareng Drain belum dibangun. Tata-letak tambak ikan yang takberubah di sebe-lah barat memungkinkan untuk menyebariskan ketiga foto udara ini. Garis-pantai 1980 dan 2001 dilukis pada foto-foto lain untuk menunjukkan perkembangannya (Gambar III.22). Sejak tahun 1980, situasi perubahan garis pantai mulai berbalik arah dengan kecenderungan abrasi pantai. Tahun 1980, pada tepi Barat muara Sungai Angke dibangun break water dengan panjang sekitar 200 m dengan maksud untuk menjaga kedalaman perairan muara tersebut agar masih tetap dapat dilayari. Akibat pembangunan jetti tersebut pada tepi Barat Sungai itu mengalami abrasi dengan laju sekitar 25 m per tahun antara 1980 – 1983. Kondisi pantai di sebelah Barat di sekitar Desa Kamal mengalami erosi berat dengan laju pernah mencapai 19.3 m per tahun antara 1980 – 1983. Hal ini disebabkan aliran arus sepanjang pantai (longshore current) membawa sedimen tersebut ke arah Timur dan mengendapkannya di sebelah Barat jetti tersebut. Bahkan tumbuhan mangrove dan sebagian rumah penduduk yang ada di Desa Kamal maupun sebelah Timur Sungai Kamal juga musnah tererosi. Erosi juga telah mengenai sebagian tambak di tempat tersebut dan tetap berlangsung sampai sekarang. Pola erosi tersebut secara garis besar dapat dilihat pada Gambar III.22.

Page 117: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 29]

Gambar III.22. Perubahan Garis Pantai Di Sekitar Lokasi Proyek

Pilar batas wilayah Jakarta – Jawa Barat Nomor 381 yang pada tahun 1979 masih terletak di darat pada jarak sekitar 40 m dari garis pantai pada tahun 1983 telah jatuh terendam air pada jarak antara 25 m dari garis pantai. Dewasa ini, pilar tersebut terletak sekitar 100 m dari garis pantai.

b. Model Perubahan Garis Pantai

Simulasi perubahan garis pantai yang bersumber dari Studi Pandangan Proyek Reklamasi yang dilakukan oleh Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, FT-UGM pada Desember 2010, dalam kondisi eksisting atau tanpa reklamasi, dilakukan simulasi dengan garis pantai pada kondisi tanggal 06 juni 2009 (garis pantai terukur). Pemodelan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar potensi perubahan garis pantai yang terjadi tanpa adanya reklamasi PT. KNI dalam 5 tahun ke depan. Hasil pemodelan dengan program GENESIS untuk 5 tahun ke depan dapat dilihat pada Gambar III.23 sedangkan hasil simulasi perubahan garis pantai untuk 5 tahun ke

Page 118: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 30]

depan sebelum reklamasi dengan menggunakan MS. Excel ditunjukkan pada III.24 serta selisih perubahan posisi garis pantai hasil simulasi 5 tahun ke depan dan garis pantai terukur 2009 tampak pada Gambar III.25.

Stabil

Erosi

Gambar III.23.

Hasil Running Program GENESIS untuk Skenario 1 (Tanpa Adanya Reklamasi)

Page 119: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 31]

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

0 450 900 1350 1800 2250 2700 3150 3600 4050 4500 4950 5400 5850 6300 6750 7200 7650 8100 8550 9000 9450

Posisi  G

aris Pantai, Y (m)

Koordinat Sejajar Pantai, X (dx = 50 m)

Garis Pantai Terukur (06/06/2009)

Garis Pantai Prediksi 2012 tanpa Reklamasi

Garis Pantai Prediksi 2014 tanpa Reklamasi

Gambar III.24.

Perbandingan Perubahan Garis Pantai Prediksi Tanpa Adanya Reklamasi

‐40

‐30

‐20

‐10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

0 450 900 1350 1800 2250 2700 3150 3600 4050 4500 4950 5400 5850 6300 6750 7200 7650 8100 8550 9000 9450

Selisih Posisi Garis Pantai, 

∆Y (m

)

Koordinat Sejajar Pantai, X (dx = 50 m)

Akresi Akresi

Stabil

Erosi

Gambar III.25. Selisih Posisi Garis Pantai Hasil Simulasi Skenario 1 untuk 5 Tahun Ke

Depan Tanpa Adanya Reklamasi

Berdasarkan gambar di atas, menunjukan bahwa pantai di lokasi rencana reklamasi PT. Kapuk Naga Indah mengalami erosi dan akresi. Pada boundary condition (BC) sebelah kiri terjadi akresi 132.61 m sedangkan pada BC sebelah kanan terjadi akresi sejauh 103,51. Pantai yang mengalami erosi yakni dimulai dari sel grid 7650 m – 9000 m dengan erosi maksimum sejauh -12,31 m. Untuk kondisi pantai pada sel grid 1350 m – 7650 m cenderung stabil.

Page 120: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 32]

Dari hasil simulasi selama kurun waktu 5 tahun tanpa adanya reklamasi diketahui bahwa laju transpor sedimen rerata ke arah kanan (Qrtr) adalah sebesar +21.092,06 m3/tahun sedangkan ke arah kiri (Qltr) sebesar -48.984,66 m3/tahun, ini menunjukkan bahwa arah transpor sedimen pantai di sekitar lokasi rencana reklamasi lebih dominan ke arah kiri (ke arah barat) hal ini disebabkan gelombang menuju pantai domiman dari arah timur laut. Laju transpor sedimen bersih rerata (mean net annual transport, Qnr) sebesar -27.892,60 m3/tahun. Dan berdasarkan hasil perhitungan (output) model GENESIS diketahui bahwa perubahan volume transpor sedimen selama 5 tahun tanpa adanya reklamasi adalah +456.142,83 m3, dimana tanda minus (+) menunjukkan bahwa kondisi pantai tanpa adanya reklamasi lebih dominan mengalami akresi.

3.3.6. Kondisi Hidrologi

Simulasi hidrologi bersumber dari Studi Pandangan Proyek Reklamasi yang dilakukan oleh Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, FT-UGM pada Desember 2010, dalam kondisi eksisting atau tanpa reklamasi. a. Daerah Aliran Sungai (Catchment Area)

Analisis hidrologi selalu dikaitkan dengan Daerah Aliran Sungai (DAS). Mengetahui parameter DAS penting untuk analisis selanjutnya. DAS yang sungai-sungainya bermuara pada daerah reklamasi PT. Kapuk Naga Indah meliputi: Sungai Dadap, Sungai Kamal, Sungai Tanjungan, Cengkareng Drain dan Sungai Angke. Untuk analisis ini menggunakan peta kontur digital dengan skala 1:25.000. Peta kontur ini untuk menentukan topographic divide dari masing-masing DAS. Topografic divide ini menjadi penting saat menganalisis hidrograf satuan, yaitu untuk menentukan morfometri DAS, seperti panjang sungai utama, luas DAS, dan kemiringan DAS. Selain itu peta kontur ini penting untuk mengetahui parameter DAS yang berpengaruh terhadap proses pengalihragaman hujan menjadi aliran, seperti time of concentration (tc) dan skematisasi model pembagian sub DAS. Berdasarkan peta RBI digital DKI Jakarta dengan skala 1:25.000 diperoleh luasan DAS Dadap 4058.755 Ha, DAS Kamal 4752.415 Ha, DAS Tanjungan 98.755 Ha, DAS Cengkareng Drain 38650.56 Ha, DAS Angke 37564.649 Ha. Adapun hasil digitasi DAS Kamal dan DAS Angke dapat dilihat pada Gambar III.26 dan Gambar III.27. Pada Tabel 3.12 tersaji data morfometri masing-masing DAS yang bermuara pada lokasi proyek reklamasi. Tabel 3.12. Data Morfometri Masing-masing DAS yang Bermuara di PIK

Nama DAS Luas

Slope (m) Panjang Sungai

(Ha) (km2) (m) (km) DAS Angke 37564.649 375.646 185 77001.897 77.00

DAS Cengkareng drain 38650.560 386.506 189 78021.326 78.02 DAS Kamal 4752.415 47.524 12 18227.37 18.23 DAS Dadap 4058.755 40.588 5 17263.568 17.26

DAS Tanjungan 98.755 0.988 2 2563.568 2.56

Page 121: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 33]

Gambar III.26. Daerah Aliran Sungai (DAS) Kamal

Page 122: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 34]

Gambar III.27. Daerah Aliran Sungai (DAS) Angke

Page 123: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 35]

b. Hitungan Debit Banjir Rancangan Berdasarkan hasil analisis frekuensi dengan metode Log Pearson III, kemudian dihitung distribusi hujan jam-jaman untuk masing-masing kala ulang 2, 5, 10, 25, dan 100 tahun setelah itu menghitung debit banjir rencana untuk masing DAS yang bermuara di rencana reklamasi PT. Kapuk Naga Indah dengan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu. Hidrograf banjir untuk masing-masing DAS seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar berikut.

0

100

200

300

400

500

600

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Deb

it (m

3/d

et)

Waktu,T (jam)

Q2

Q5

Q10

Q25

Q50

Q100

Gambar III.28. Hidrograf Satuan DAS Angke

0

100

200

300

400

500

600

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Deb

it (m

3/d

et)

Waktu,T (jam)

Q2

Q5

Q10

Q25

Q50

Q100

Gambar III.29. Hidrograf Banjir di DAS Cengkareng Drain

Page 124: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 36]

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8

Deb

it (m

3/d

et)

Waktu,T (jam)

Q2

Q5

Q10

Q25

Q50

Q100

Gambar III.30. Hidrograf Banjir di DAS Tanjungan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

De

bit

(m3/d

et)

Waktu,T (jam)

Q2

Q5

Q10

Q25

Q50

Q100

Gambar III.31. Hidrograf Banjir di DAS Kamal

Page 125: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 37]

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

De

bit

(m3/d

et)

Waktu,T (jam)

Q2

Q5

Q10

Q25

Q50

Q100

Gambar III.32. Hidrograf Banjir di DAS Dadap

3.3.7. Pengaruh Terhadap Ketinggian Muka Air

Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, FT-UGM pada Desember 2010 menunjukkan bahwa rencana reklamasi PT. KNI memberikan pengaruh yang kecil terhadap ketinggian muka air baik di titik pengamatan 1, 2, 3 maupun 4. Kenaikan muka air terbesar adalah 0,004 m saat lahan reklamasi dikembangkan sepenuhnya dengan 3 pulau terbangun. Kenaikan muka air yang sangat kecil ini dapat dimaklumi mengingat kondisi geografis teluk Jakarta yang merupakan teluk terbuka dimana perilaku pasang surut hampir mustahil dapat terpengaruh karena sirkulasi arus di dalam teluk terbuka dapat dengan leluasa bergerak tanpa halangan yang berarti. Elevasi Muka air di kedua muara sungai adalah sama. Perbedaan debit yang besar antara sungai Cengkareng Drain (maksimum 517,125 m3/s) dengan Sungai Tanjungan maksimum (14,616 m3/s) ternyata tidak memberikan pengaruh.

3.4. KUALITAS AIR

3.4.1. Kualitas Air Sungai Hasil pengukuran kualitas air sungai dan muara Teluk Jakarta yang dilakukan oleh BPLHD DKI Jakarta dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut.

Page 126: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 38]

Tabel 3.13. Kualitas Fisik Kimia DAS Di Sekitar Wilayah Studi

No. D A S Kualitas Fisik Kimia

TDS Kekeruhan TSS Phospat Detergen Organik BOD COD 1. Kali Angke > BM < BM < BM 1 – 4 0,5 – 5,8 25 – 175 20 – 140 40 – 200 2. Cengkareng Drain < BM < BM < BM 0,7 – 1,4 0,4 – 2 10 – 40 10 – 25 10 – 82 3. Kali Kamal > BM < BM < BM 0,5 – 4 0,5 – 4 25 – 150 20 – 125 25 – 225

Sumber : Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai, BPLHD Prov. DKI Jakarta, 2005

Berdasarkan hasil analisis kualitas air sungai di sekitar wilayah studi (Kali Angke, Cengkareng Drain dan Kali Kamal) menunjukkan bahwa parameter fisik (TDS) di beberapa titik telah melebihi baku mutu, sedangkan parameter kimia telah tercemar (telah melebihi baku mutu). Sedangkan hasil pengukuran kualitas perairan dan muara Teluk Jakarta yang dilakukan oleh BPLHD DKI Jakarta dapat dilihat pada Tabel 3.14. berikut. Tabel 3.14. Rata-rata Kualitas Fisik Kimia Perairan dan Muara Teluk Jakarta

No. Perairan (Lokasi)

Kualitas Fisik Kimia Salinitas

(0/00) pH Amonia Fenol Phosphat Detergen BOD

1. Muara Angke ( D – 3, C – 3 )

32,8 32,1

< 7 0,21 0,07

0,0075 0,0095

0,065 0,10

0,16 0,14

41 41

2. Cengkareng Drain ( C – 2, B – 3 )

30,5 32,1

7,8 0,52 0,04

0,0095 0,008

0,12 0,04

0,28 0,12

30 32

3. Muara Kamal ( B – 1, B – 2 )

30,1 30,6

7,6 0,27 0,11

0,0085 0,0095

0,15 0,05

0,23 0,15

55 62

Sumber : Laporan Pemantauan Kualitas Teluk Jakarta, BPLHD Prop. DKI Jakarta, 2005

Hasil analisis kualitas fisik kimia perairan dan muara Teluk Jakarta menunjukkan bahwa parameter fisik masih dalam kondisi normal. Sedangkan parameter kimia pada perairan teluk tercatat BOD, Fenol dan Phosphat telah melebihi baku mutu, Detergen dan Amonia relatif kecil. Untuk zona muara teluk kondisinya sangat berbeda yaitu BOD, Fenol, Amonia dan Phosphat konsentrasinya melebihi baku mutu biota air laut. Sedangkan hasil pengukuran kualitas air sungai pada saat studi ini dilakukan dapat disajikan pada Tabel 3.15 berikut. Tabel 3.15. Hasil Pengukuran Kualitas Air Sungai di Sekitar Lokasi Proyek

No Parameter Satuan Baku

Mutu *) Hasil Analisis

AS-1 AS-2 AS-3 AS-4 A. FISIKA 1. Suhu (insitu) oC Normal 29,9 30,0 30,9 31,3 2. Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 200 7.580 24.800 4.960 576 3. Zat Padat Tersuspensi (TSS) mg/L < 80 49 10 27 17 4. Daya Hantar Listrik Umhos/cm 1.000 13.500 46.200 8.930 1.040 B. KIMIA 1. Air Raksa (Hg) mg/L 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 2. Arsen (As) mg/L 0,050 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 3. Boron (B) mg/L 1,0 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 4. Kadmium (Cd) mg/L 0,010 < 0,003 < 0,003 < 0,003 < 0,003 5. Kobait (Co) mg/L 0,020 < 0,02 < 0,02 < 0,02 < 0,02 6. Khromium VI (Cr6+) mg/L 0,050 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 7. Mangan (Mn) mg/L 1,0 0,17 0,08 0,61 0,51 8. Garam Alkali (Na) % 50,0 80,5 80,5 77,7 64,5

Page 127: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 39]

No Parameter Satuan Baku

Mutu *) Hasil Analisis

AS-1 AS-2 AS-3 AS-4 9. Oksigen terlarut (DO) insitu mg/L 3,0 4,0 4,0 3,6 3,6 10. pH (insitu) - 6,0-9,0 7,5 7,5 7,3 7,5 11. Selenium (Se) mg/L 0,50 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 12. Seng (Zn) mg/L 1,0 0,59 0,43 0,48 0,26 13. Nikel (Ni) mg/L 0,10 < 0,02 < 0,02 < 0,02 < 0,02 14. Sulfat (SO4) mg/L 100 1213,7 1.419,3 287,3 35,1 15. Residual Sodium Carbonat (RSC) me/l 1.25-2.50 0 0 0 0 16. Tembaga (Cu) mg/L 0,10 < 0,02 < 0,02 < 0,02 < 0,02 17. Timbal (Pb) mg/L 0,10 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 18. Sodium Absortion Ratio (SAR) - 10.0-18.0 49,0 43,3 17,9 4,4 19. Minyak & Lemak mg/L Nihil < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 20. Detergen (MBAS) mg/L 0,50 0,59 0,66 0,97 2,27 22. Zat Organik (KMnO4) mg/L 25,0 4,44 4,3 8,7 10,8 23 BOD5 mg/L 20 2,7 2,7 5,4 6,7 24 COD mg/L 30 16,5 16,5 33,0 41,3 C MIKROBIOLOGI 1 Koliform tinja Jlh/100ml 4.000 2,300 2,300 2,4 x 104 4,3 x 103

2 Total Koliform Jlh/100ml 20.000 2.300 2.300 2,4 x 104 4,3 x 103 Sumber : PT. Unilab Perdana, Juli 2006 Keterangan : *) = Kep. Gub. KDKI Jakarta No. 582 Tahun 1995 < = Lebih kecil AS – 1 = Air Sungai Muara Kali Kamal AS – 2 = Air Sungai Muara Kali Tunjungan AS – 3 = Air Sungai Muara Cengkareng Drain AS – 4 = Air Sungai Muara Kali Angke

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa kualitas air sungai pada titik AS-1, AS-2, AS-3 dan AS-4 sebagian besar telah melebihi baku mutu yang ditetapkan (SK. Gub. 582/1995), seperti unsur TDS, Garam Alkali, SO4, Minyak & Lemak, SAR, MBAS dan Phosfat serta COD. Tingginya kandungan parameter di atas diperkirakan dipengaruhi oleh pasang surut yang terjadi di wilayah studi, sedangkan tingginya unsur minyak & lemak, MBAS, COD dan mikro biologi pada AS-3 dan AS-4 bersumber dari limbah domestik yang terdapat di hulu sungai. Buruknya kualitas air sungai tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan Mangrove dan Biota laut di sekitar lokasi proyek.

3.4.2. Kualitas Air Laut Hasil penelitian kondisi kualitas fisik kimia lingkungan perairan Teluk Jakarta dan sekitarnya yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oceanografi LIPI Tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut. Tabel 3.16. Kualitas Fisik Kimia Perairan Teluk Jakarta (Barat, Tengah dan Timur)

No. Parameter Hasil Analisis

Barat Tengah Timur Rata-rata 1 pH 7,91 7,98 8,07 8,07 2 DO 4,28 4,24 3,97 4,16 3 PO4 (Phosphat) 0,84 0,63 1,15 0,84 4 NO3 (Nitrat) 1,44 1,54 1,39 1,48 5 NO2 (Nitrit) 1,11 1,20 1,06 1,14 6 NH3 (Amonia) 3,97 4,21 4,50 4,18 7 SiO3 (Silika) 16,54 14,48 16,16 16,28

Sumber : Pusat Penelitian Oceanografi LIPI, Oktober 2004

Page 128: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 40]

Berdasarkan data di atas, kualitas fisik kimia perairan Teluk Jakarta (Barat, Tengah dan Timur) menunjukkan bahwa parameter yang diukur telah melebihi baku mutu kualitas perairan bagi peruntukkan biota air laut. Kandungan parameter terukur di atas juga menunjukkan pada bagian Barat Teluk Jakarta tercatat konsentrasi PO4, NO3, NO2 dan SiO3 cukup besar dan hal ini seiring dengan keberadaan Kali Angke, Cengkareng Drain dan Kali Kamal yang konsentrasi airnya telah tercemar.

Hasil pengukuran kualitas air laut pada saat studi AMDAL (2007) dapat disajikan pada Tabel 3.17 berikut.

Tabel 3.17. Hasil Pengukuran Kualitas Air Laut Pada Studi AMDAL Tahun 2007

No. Parameter Satuan Baku

Mutu *) Hasil

AL-1 AL-2 AL-3 AL-4 AL-5 AL-6 A. FISIKA

1. Kecerahan (insitu) Meter coral >5

mangrove: - lamun: >3

0,4 0,5 0,3 0,6 0,7 0,5

2. Kebauan (insitu) - Alami Alami Alami Berbau Berbau Berbau Berbau 3. Kekeruhan NTU < 5 14 30 19 4 5 5

4. Zat padat tersuspensi (TSS) mg/L coral: 20

mangrove: 80 lamun: 20

13 30 19 2 4 5

5. Suhu (insitu) 0C

Alami coral: 28 – 30

mangrove:.d 28-32 Lamun: 28-30

31,6 32,2 31,0 31,0 31,6 31,0

6. Lapisan Minyak (insitu) - Nihil Negatif Negatif Positif Negatif Positif Negatif 7. Sampah (insitu) - Nihil Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif

B. KIMIA 1. pH (insitu) - 7 – 8,5 7,9 7,7 7,5 8,1 7,9 7,9

2. Salinitas 0/00

Alami coral: 33-34

mangrove: s/d 34 lamun: 33-34

31,0 31,1 24,0 30,8 29,6 29,7

3. Oksidan terlarut (DO) insitu mg/L > 5 5,1 5,1 4,4 5,1 4,8 4,8 4. BOD mg/L 20 1,3 1,3 2,6 1,3 2,0 2,0 5. Amonia total (NH3-N) mg/L 0,3 0,09 0,06 0,47 0,15 0,19 0,19 6. Fosfat (PO4-P) mg/L 0,015 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 7. Nitrat (NO3-N) mg/L 0,008 < 0,008 < 0,008 < 0,008 < 0,008 < 0,008 < 0,008 8. Sianida (CN) mg/L 0,5 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 9. Sulfida (N2S) mg/L 0,01 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002

10. Fenol mg/L 0,002 < 0,001 < 0,001 < 0,001 < 0,001 < 0,001 < 0,001 11. Surfactan anion (MBAS) mg/L 1,0 0,06 0,05 0,11 0,07 0,09 0,09 12. Minyak & Lemak mg/L 1,0 < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 13. Air Raksa (Hg) mg/L 0,001 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 14. Khromium VI (Cr6+) mg/L 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 15. Arsen (As) mg/L 0,012 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 16. Kadmium (Cd) mg/L 0,001 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 17. Tembaga (Cu) mg/L 0,008 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 18. Timbal (Pb) mg/L 0,008 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 19. Seng (Zn) mg/L 0,05 0,0290 0,0288 0,0298 0,0292 0,0294 0,0294 20. Nikel (Ni) mg/L 0,05 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002

C. MIKROBIOLOGI 1. Coliform (total) MPN/100ml Nihil 0 0 0 0 0 0 2. Bakteri Patogen Sel/100ml Nihil 0 0 0 0 0 0

Sumber : PT. Unilab Perdana, Juli 2006 Keterangan : *) = Kep-51/MENLH/2004. Lampiran III Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut AL-1 = Garis Pantai Sisi Barat Tapak Proyek dengan Titik Koordinat (Lintang S : 060 05l 18.9” dan Bujur T : 1060 43i 40.3”) AL-2 = Garis Pantai Sisi Tengah Tapak Proyek dengan Titik Koordinat (Lintang S : 060 06i 02,9” dan Bujur T : 1060 44i 32,2”) AL-3 = Garis Pantai Sisi Timur Tapak Proyek dengan Titik Koordinat (Lintang S : 060 05i 93,3” dan Bujur T : 1060 45i 57,1”) AL-4 = Garis Pantai Sisi Barat dengan Titik Koordinat (Lintang S : 060 04i 15,3” dan Bujur T : 1060 44i 51,8”) AL-5 = Garis Pantai Sisi Tengah dengan Titik Koordinat (Lintang S : 060 04i 46,3” dan Bujur T : 1060 45i 23,5”) AL-6 = Garis Pantai Sisi Timur dengan Titik Koordinat (Lintang S : 060 04i 51,8” dan Bujur T : 1060 45i 59,6”).

Page 129: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 41]

Berdasarkan tabel di atas hasil analisis kualitas fisik kimia air laut (AL-1 s/d. AL-6) menunjukkan bahwa secara umum seluruh parameter masih memenuhi baku mutu air laut untuk biota laut, kecuali unsur kekeruhan di 3 (tiga) titik lokasi (AL-1, AL-2 dan AL-3) dan amonia total (NH3-N) di lokasi AL-3 telah melebihi baku mutu kualitas air laut. Hal ini disebabkan oleh limbah padat (sampah), sedimen dan bahan organik yang dihasilkan dari kegiatan di daratan (hulu dan tengah) yang masuk ke perairan pantai melalui aliran sungai yang ada (Cengkareng Drain dan Kali Angke). Berdasarkan hasil analisis kualitas fisik kimia air laut (AL-1 dan AL-2) baik pada bulan September 2010, Januari 2011 maupun Februari 2012 menunjukkan bahwa secara umum seluruh parameter masih memenuhi baku mutu air laut untuk biota laut, kecuali unsur kekeruhan, ammonia, fosfat dan nitrat telah melebihi baku mutu kualitas air laut (Tabel 3.18). Hal ini disebabkan oleh limbah padat (sampah), sedimen dan bahan organik yang dihasilkan dari kegiatan di daratan (hulu dan tengah) yang masuk ke perairan pantai melalui aliran sungai yang ada (Cengkareng Drain dan Tanjungan).

Page 130: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 42]

Tabel 3.18. Hasil Pengukuran Kualitas Air Laut

NO PARAMETER SATUAN BAKU*) MUTU

September 2010 Januari 2011 Februari 2012 500 meter dari Muara

Cengkareng Drain

500 meter dari Muara Tanjungan

500 meter dari Muara

Cengkareng Drain

500 meter dari Muara Tanjungan

200 meter dari Muara

Cengkareng Drain

200 meter dari Muara

Angke

200 meter dari Muara

Kamal

A. FISIKA 1. Kecerahan (insitu) Meter coral: > 5; mangrove: -; lamun: >3 0,2 0,2 0,5 0,6 1,0 1,5 1,5 2. Kebauan (insitu) - Alami Berbau Berbau Berbau Berbau Tdk. Berbau Tdk. Berbau Tdk. Berbau 3. Kekeruhan NTU < 5 56 53 20 2 17 6 2 4. Zat padat tersuspensi (TSS) mg/L coral: 20; mangrove: 80; lamun: 20 56 53 21 5 9 2 < 2 5. Suhu (insitu) **) OC Alami; coral: 28-30; mangrove:d 28 -32; lamun: 28-30 27,7 27,4 28,6 29,6 31,1 30,8 29,9 6. Lapisan minyak (insitu) - Nihil Positif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif 7. Sampah (insitu) - Nihil Positif Positif Negatif Negatif Positif Positif Positif

B. KIMIA 1 pH (insitu) **) - 7 - 8.5 6,79 6,83 7,87 8,06 7,80 8,35 8,32 2 Salinitas 0/00 Alami 0,2 22,0 0,1 0,3 32,7 29,4 33,3 3 Oksigen terlarut (DO) mg/L > 5 4,8 5,0 3,5 3,1 4,4 4,3 4,0 4 BOD5 mg/L 20 11 8 7 11 7 8 6 5 Amonia total (NH3-N) mg/L 0,3 3,54 2,30 2,73 0,31 0,21 0,57 0,12 6 Fosfat (PO4-P) mg/L 0,015 0,15 0,15 0,04 0,11 0,04 0,12 0,03 7 Nitrat (NO3-N) mg/L 0,008 0,8 0,8 1,0 1,0 0,6 0,6 0,5 8 Sianida (CN) mg/L 0,5 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 9 Sulfida (H2S) mg/L 0,01 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002

10 Fenol mg/L 0,002 < 0,001 < 0,001 < 0,001 < 0,001 < 0,001 < 0,001 < 0,001 11 Surfactan anion (MBAS) mg/L 1,0 0,19 0,12 0,16 0,18 0,02 0,02 0,02 12 Minyak & Lemak mg/L 1,0 < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 13 Air Raksa (Hg) mg/L 0,001 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 14 Khromium VI (Cr 6+) mg/L 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 15 Arsen (As) mg/L 0,012 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 16 Kadmium (Cd) mg/L 0,001 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 17 Tembaga (Cu) mg/L 0,008 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 < 0,0005 18 Timbal (Pb) mg/L 0,008 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 19 Seng (Zn) mg/L 0,05 0,0206 0,0192 0,0267 0,0226 0,0147 0,0138 0,0139 20 Nikel (Ni) mg/L 0,05 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002

C. MIKROBIOLOGI 1 Coliform (total) MPN/100ml Nihil 2.400 1.100 23 43 0 0 0 2 Bakteri Patogen Sel/100ml Nihil Positif Positif 9 15 0 0 0

Sumber : PT. Unilab Perdana Keterangan : *) = KEP. 51/MENLH/2004 Lampiran III. Untuk Biota Laut **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

Page 131: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 43]

Gambar III.33. Kondisi Kualitas Air Laut

Page 132: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 44]

Hasil Kajian Lingkungan Rencana Reklamasi PT KNI oleh Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Dipenegoro (2010) mengenai kondisi fisika dan kimia air di daerah kajian diperlihatkan pada Tabel 3.20. Adanya beberapa parameter yang tidak memenuhi nilai baku mutu kualitas air untuk keperluan biota, konservasi dan wisata air. Parameter fisika dan kimia air yang tidak memenuhi baku mutu adalah: 1. Zat padat terlarut (di atas 2000 mg/l) untuk lokasi 1 (M-1: muara sungai Cengkareng

Drain), 4 (P2A-2: perairan calon lahan reklamasi Pulau 2A di depan Cengkareng Drain), 12 (P1-3: perairan calon lahan reklamasi Pulau 1 depan Muara Angke), 13 (M-3: perairan sungai Cengkareng Drain di dekat muara), dan 14 (M-4: perairan Muara Angke ujung barat);

2. Kekeruhan (di atas 5 NTU) untuk lokasi: 1 (M-1: muara sungai Cengkareng Drain), 4 (P2A-2: perairan calon lahan reklamasi Pulau 2A di depan Cengkareng Drain), 12 (p1-3: perairan calon lahan reklamasi Pulau 1 depan Muara Angke), 13 (M-3: perairan sungai Cengkareng Drain di dekat muara), dan 14 (M-4: perairan Muara Angke ujung barat);

3. pH (di luar rentang 6.5-8.5) untuk lokasi: 1 (M-1: muara sungai Cengkareng Drain), dan 8 (M-2: muara sungai Kamal)

4. oksigen terlarut (DO) dengan kadar di bawah 3.5 mg/l untuk lokasi: 1(M-1: muara sungai Cengkareng Drain), 2 (P1-1: perairan calon lokasi Pulau 1 depan Muara Angke), 4 (P2A-2: perairan calon lahan reklamasi Pulau 2A di depan Cengkareng Drain), 8 (M-2: muara sungai Kamal), 9 (P2A-4) : Perairan laut calon lokasi Pulau 2A di depan Cengkareng Drain/rencana jembatan), dan 11 (P1-2): Perairan laut rencana Pulau 1 di bagian tengah. Kandungan oksigen terlarut yang rata-rata di bawah 3 mg/l pada lokasi-lokasi tersebut sangat kritis bagi kehidupan biota air, karena bagi hewan air non labirinthici membutuhkan kadar oksigen terlarut minimal sebesar 3.50 mg/l untuk keperluan respirasinya.

5. kandungan bahan organik (BOD ≥20 mg/l dan COD≥45 mg/l) untuk sebagian besar lokasi, kecuali: 5 (P2B-1 : perairan laut rencana Pulau 2B bagian tengah di dekat Bagan Tancap), 6 (P2B-2: perairan laut rencana Pulau 2B bagian pinggir di depan S. Dadap) dan 7 (P2B-3: Perairan laut rencana Pulau 2B bagian pinggir/ujung barat di depan Muara Kamal);

6. Kandungan Ammonia (di atas 0.3 mg/l) pada sebagian besar lokasi lokasi, kecuali : 3 (P2A-1 : Perairan laut rencana Pulau 2A bagian tengah-barat laut), 5 (P2B-1 : perairan laut rencana Pulau 2B bagian tengah di dekat Bagan Tancap), 6 (P2B-2: perairan laut rencana Pulau 2B bagian pinggir di depan S. Dadap) dan 7 (P2B-3 : Perairan laut rencana Pulau 2B bagian pinggir/ujung barat di depan Muara Kamal);

7. kandungan sulfida (≥0.01 mg/l) pada sebagian besar lokasi, kecuali: Perairan laut rencana Pulau 2A bagian tengah-barat laut), 5 (P2B-1 : perairan laut rencana Pulau 2B bagian tengah di dekat Bagan Tancap), 6 (P2B-2: perairan laut rencana Pulau 2B bagian pinggir di depan S. Dadap) dan 7 (P2B-3 : perairan laut rencana Pulau 2B bagian pinggir/ujung barat di depan Muara Kamal);

Page 133: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 45]

8. Salinitas, Osmolaritas dan kandungan elektrolit: umumnya rendah pada lokasi muara sungai serta lokasi yang berdekatan atau banyak mendapatkan pengaruh air sungai. Kandungan osmolaritas dan elektrolit nampaknya berhubungan erat dengan salinitas. Makin rendah salinitas maka osmolaritas dan kandungan elektrolit (terutama Cl, Na, Mg dan Ca) makin kecil. Karena osmolaritas dan kandungan elektrolit berpengaruh besar terhadap proses osmoregulasi organisme air, maka perubahan parameter tersebut menjauhi kondisi isosmotik akan mempengaruhi kehidupan dan biota akuatik (baik yang bertipe osmoregulator maupun osmokonformer). Tingginya salinitas dan osmolaritas di perain Muara Kamal dan calon lokasi Pulau 2B nampaknya banyak dipengaruhi oleh masukan air tambak. Sedangkan rendahnya salinitas dan osmolaritas di perairan calon lokasi Pulau 1 dan 2A dikarenakan adanya pengaruh masukan air tawar dari sungai Cengkareng Drain dan Sungai Angke.

Kandungan logam berat (Tabel 3.10) dalam perairan kadarnya bervariasi. Jenis logam berat yang mendominasi di seluruh lokasi penelitian adalah besi (Fe). Jenis logam berat lainnya, seperti: Tembaga (Cu), Chrom (Cr), Merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Timbal (Pb), dan Nikel (Ni) kadarnya tidak setinggi Besi (Fe). Nilai besaran kandungan logam berat di dalam air di daerah tapak dampak tidak sepenuhnya memberikan gambaran kondisi riil cemaran logam berat. Hal ini dikarenakan tingginya kelimpahan mikroba pencemar tipe polisaprobik yang berpotensi sebagai penyerap logam berat sehingga dapat menurunkan kadar logam berat di dalam perairan (Tabel 3.19). Tabel 3.19. Hasil Pemeriksaan Logam Berat Air Laut Dan Muara Sungai Di Lingkungan

Perairan Calon Lahan Reklamasi KNI Jakarta

PARAMETER Satuan Lokasi

1 2 3 4 5 1. Besi (Fe) mg/L 0.239 0.038 0.165 0.195 0.193 2. Tembaga (Cu) mg/L <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 3. Chrom (Cr) mg/L <0.030 <0.030 <0.030 <0.030 <0.030 4. Mercuri (Hg) mg/L <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 5. Cadmium (Cd) mg/L <0.014 <0.014 <0.014 <0.014 <0.014 6. Timbal (Pb) mg/L <0.030 <0.030 <0.030 <0.030 <0.030 7. Nikel (Ni) mg/L <0.055 <0.055 <0.055 <0.055 <0.055

6 7 8 9

1. Besi (Fe) mg/L 0.227 0.150 0.289 0.225 2. Tembaga (Cu) mg/L <0.005 <0.005 0.010 <0.005 3. Chrom (Cr) mg/L <0.030 <0.030 <0.030 <0.030 4. Mercuri (Hg) mg/L <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 5. Cadmium (Cd) mg/L <0.014 <0.014 <0.014 <0.014 6. Timbal (Pb) mg/L <0.030 <0.030 <0.030 <0.030 7. Nikel (Ni) mg/L <0.055 <0.055 <0.055 <0.055

(Sumber : Hasil Pengukuran Bulan Nopember 2010) Keterangan : 1 : air muara Kamal 2 : air muara sungai Cengkareng Drain 3 : air calon Pulau 1 Ujung 4 : air calon Pulau 1 Tengah 5 : air Pulau 2B ujung 6 : air calon Pulau 2A Tengah 7 : air calon Pulau 2A ujung 8 : air calon Pulau 2A Pinggir 9 : air calon Pulau 1Ujung- depan Muara Angke

Page 134: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 46]

Tabel 3.20. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Laut & Muara Sungai Di Lingkungan Perairan Calon Lahan Reklamasi KNI Jakarta

No Parameter Satuan Lokasi

NBM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 FISIKA Zat padat terlarut mg/l 2880 1900 1800 2460 860 900 900 1860 2680 1860 1840 2100 2400 2220 <2000 Kekeruhan NTU 10.20 4.20 4.20 10.5 3.22 3.30 3.30 4.83 6.28 5.24 3.58 5.38 6.10 5.18 <5

2 KIMIA pH 5.7 7.1 7.5 7.4 7.6 7.2 7.6 5.7 7.1 7.5 7.4 7.3 7.2 7.6 6.5 – 8.5 Salinitas Ppt 2 12 11 5 5 11 29 27 23 15 14 5 0 2 Isosmotik ±5 ppt Oksigen Terlarut (DO) mg/l 2.76 2.84 3.08 2.48 3.54 4.58 3.27 2.76 2.84 3.08 2.48 3.04 4.58 3.27 >3.5 BOD mg/l 28.33 22.15 19.87 24.42 18.16 18.11 18.30 28.33 32.15 29.87 24.42 28.96 32.11 20.30 20 COD mg/l 49.16 47.38 42.18 50.14 33.20 36.81 36.92 49.16 54.38 52.18 50.14 43.20 56.81 46.02 45 Amonia Total (NH3-N) mg/l 0.48 0.32 0.25 0.49 0.22 0.22 0.28 0.48 0.32 0.15 0.49 0.22 0.22 0.38 ≤ 0.3 Fosfat (PO4-P) mg/l 0.02 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.00 0.01 0.03 0.03 0.03 0.02 ≥ 0.015 Nitrat (NO3-N) mg/l 0.18 0.18 0.16 0.16 0.04 0.06 0.04 0.18 0.01 0.06 0.16 1.14 0.06 0.04 ≥ 0.08 Nitrit (NO2-N) mg/l 0.03 0.02 0.01 0.03 0.01 0.02 0.03 0.03 0.00 0.01 0.03 0.04 0.03 0.03 ≥ 0.05 Sulfida (H2S) mg/l 0.03 0.02 0.02 0.00 0.01 0.01 0.01 0.05 0.05 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 ≤ 0.01 Minyak & Lemak mg/l 0.75 0.58 0.11 0.15 0.28 0.35 0.35 0.75 0.00 0.11 0.15 0.78 0.65 0.75 ≤ 1 OSMOLARITAS & KANDUNGAN ELEKTROLIT: o Osmolaritas mOsm/l H20 58.38 350.25 321.06 145.94 145.94 321.08 846.44 788.06 671.31 437.81 408.62 145.96 3.66 58.38 o DHL Umho/cm 54.29 325.77 298.62 135.74 135.74 298.66 787.28 732.98 624.39 407.21 380.07 135.75 12.06 54.30 o Cl- g/l 1.05 6.28 5.76 2.62 2.62 5.76 15.17 14.12 12.03 7.85 7.33 2.61 0.02 1.05 o Na+ g/l 0.54 3.25 2.98 0.42 0.42 2.98 7.86 7.32 6.23 4.07 3.79 4.14 0.01 0.54 o Ca++ g/l 0.02 0.13 0.12 0.06 0.06 0.12 0.32 0.30 0.25 0.17 0.15 0.06 0.00 0.02 o Mg++ g/l 0.07 0.43 0.40 0.05 0.05 0.40 1.04 0.97 0.83 0.54 0.51 0.18 0.01 0.07 o K+ g/l 0.02 0.13 0.11 0.03 0.03 0.11 0.31 0.29 0.24 0.16 0.14 0.05 0.00 0.02

(Sumber : Hasil Pengukuran Bulan Oktober 2010) Keterangan : 1 (M-1) : Air Muara Sungai Cengkareng Drain (060 06’ 01” ; 1060 44’ 58”) 2 (P1-1) : Perairan di depan Muara Angke, rencana Pulau 1 (06004’47”; 1060 45’ 56”) 3 (P2A-1) : Perairan laut rencana Pulau 2A bagian tengah-barat laut, (06005’42”; 1060 45’09”) 4 (P2A-2) : Perairan laut rencana Pulau 2A di depan Cengkareng Drain, (06004’45”; 1060 45’39”) 5 (P2B-1) : Perairan laut rencana Pulau 2B bagian tengah di dekat Bagan Tancap,( 06004’18”; 1060 44’50”) 6 (P2B-2) : Perairan laut rencana Pulau 2B bagian pinggir di depan S. Dadap,( 06004’54”; 1060 44’02”) 7 (P2B-3) : Perairan laut rencana Pulau 2B bagian pinggir/ujung barat di depan Muara Kamal06005’07”; 1060 43’48” ) 8 (M-2) : Air Muara Sungai Kamal (060 05’ 29” ; 1060 43’ 30”) 9 (P2A-4) : Perairan laut rencana Pulau 2A di depan Cengkareng Drain/rencana jembatan, 06004’33”; 1060 45’98”) 10 (P2A-5) : Perairan laut rencana Pulau 2A bagian tengah-timur, 06005’33”; 1060 45’55”) 11 (P1-2) : Perairan laut rencana Pulau 1 di bagian tengah, 06005’07”; 1060 45’56”) 12 (P1-3) : Perairan laut rencana Pulau 1 bagian tenggara di depan Muara Angke, 06005’45”; 1060 45’53”) 13 ( M-3) : Perairan Muara Sungai Cengkareng Drain, 06006’01”; 1060 44’58”) 14 (M-4) : Muara Sungai Angke saat surut, 06005’45”; 1060 45’53”) NAB : Nilai ambang batas kualitas air yang disyaratkan untuk keperluan perikanan, konservasi dan pariwisata bahari

Page 135: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 47]

3.4.3. Kualitas Sedimen Hasil penelitian kadar logam berat dalam sedimen di perairan bagian Barat Teluk Jakarta dan sekitarnya yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oceanografi LIPI dapat dilihat pada Tabel 3.19 berikut.

Tabel 3.21. Kadar Logam Berat Dalam Sedimen Di Perairan Bagian Barat Teluk Jakarta

No. ST

Hasil Analisis (Parameter) Pb Cd Cu Zn Ni

1 26,96 0,254 74,70 417,16 18,75 2 20,85 0,217 25,19 143,62 8,18 3 25,65 0,201 40,88 216,38 9,13 4 12,06 0,075 14,50 76,99 6,94 5 32,27 0,291 52,43 497,53 8,32 6 29,82 0,222 45,04 290,60 6,94 7 29,32 0,224 45,25 335,77 7,64 8 10,67 0,103 16,68 119,26 4,58

30 26,37 0,163 31,87 173,78 8,62 Min 10,67 0,075 14,50 76,99 4,58 Max 32,27 0,291 74,70 497,53 18,75

Kisaran 10,67 – 32,27 0,075 – 0,291 14,50 – 74,70 76,99 – 497,53 4,58 – 18,75 Sumber : Pusat Penelitian Oceanografi LIPI, Oktober 2004 Keterangan : No. ST = Stasiun/titik pengamatan pada wilayah Barat teluk Jakarta

Berdasarkan data di atas kadar logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) yang terdapat dalam sedimen di wilayah perairan Teluk Jakarta cukup tinggi. Kadar logam berat tercatat lebih tinggi pada muara-muara sungai dan wilayah yang berhubungan dengan aktivitas kapal-kapal yang sedang tambat. Dengan demikian, tingginya kadar logam berat di dalam sedimen bersumber dari aktivitas kapal dan kegiatan darat. Sedangkan hasil pengukuran kualitas sedimen pada saat studi ini dilakukan dapat disajikan pada Tabel 3.20 berikut.

Tabel 3.22. Hasil Pengukuran Kualitas Sedimen Di Sekitar Wilayah Studi

No. Parameter Satuan Hasil Analisis

Sed-1 Sed-2 Sed-3 Sed-4 1. Arsen (As) mg/kg < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 2. Kadmium (Cd) mg/kg < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 3. Khromium total (Cr) mg/kg 64 13 16 12 4. Nikel (Ni) mg/kg 15 11 14 12 5. Raksa (Hg) mg/kg < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 6. Selenium (Se) mg/kg < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 7. Seng (Zn) mg/kg 34 38 38 20 8. Tembaga (Cu) mg/kg 55 24 24 20 9. Timbal (Pb) mg/kg < 5 < 5 < 5 < 5

10. Kobalt (Co) mg/kg < 5 < 5 < 5 < 5 Sumber : PT. Unilab Perdana, Juli 2006 Keterangan : Sed-1 : Sedimen Muara Kali Kamal Sed-2 : Sedimen Muara Kali Tunjungan Sed-3 : Sedimen Muara Cengkareng Drain Sed-4 : Sedimen Muara Kali Angke

Page 136: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 48]

Berdasarkan hasil analisis kadar logam berat (As, Cd, Cr, Ni, Hg, Se, Zn, Cu, Pb dan Co) pada sedimen air laut di beberapa muara sungai (Sed-1 s/d. Sed-4) sekitar wilayah studi menunjukkan bahwa seluruh parameter yang dianalisis sangat bervariasi, kadar logam berat yang dominan tinggi adalah Cr, Zn dan Cu pada titik Sed-1. Sedangkan pada titik Sed-2 dan Sed-3 kadar yang paling tinggi adalah unsur Zn dan Cu. Tingginya unsur logam berat pada muara sungai ini diduga berasal dari aktivitas di darat yang sedimennya terbawa arus sungai ke pesisir pantai. Kandungan logam berat yang cukup tinggi ini akan berpengaruh terhadap kehidupan mangrove dan biota air di sekitarnya.

Gambar III.34. Peta Sebaran Endapan Sedimen Permukaan Dasar Laut di Teluk Jakarta

Dari analisis laboratorium sampel sedimen di muara sungai di lingkungan Coastal Cell Teluk Jakarta yang dilakukan oleh Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Dipenogero (2012) dapat disimpulkan bahwa jumlah sedimen di daerah tersebut sedikit karena diameter butiran sedimen di daerah tersebut sangat kecil sekitar 0.0625 mm kebawah (dominasi lempung atau clay) Selain itu, sebagian besar DAS yang sungainya bermuara di Coastal cell Teluk Jakarta didominasi oleh hunian padat sehingga sedimen yang terjadi tidak begitu besar akan tetapi banjir yang terjadi besar dengan potensi sampah yang cukup tinggi.

U

Dinas Pertambangan DKI & Pusat Pengembangan Geologi Kelautan

Page 137: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 49]

Tabel 3.23. Hasil Laboratorium Soil Tes

Nama Muara Berat Jenis satuan (gr/cm3) d50 (mm)

Muara Kamal 1.2993 0.022 Muara Cengkareng 1.3074 0.027 Muara Angke 1.5146 0.072

3.5. KOMPONEN BIOLOGI

3.5.1. Biota Akuatik (Laut)

1. Fitoplakton

Hasil analisis contoh fitoplankton pada 7 stasiun di Teluk Jakarta tercantum pada Tabel 3.21. Kelompok fitoplankton didomonasi oleh Filum Chysophyta Jumlah spesies fitoplakton yang teridentifikasi ada 31, dengan kisaran antara 15 dan 18 spesies pada masing-masing stasiun. Coscinodiscus asteromphalus dan Coscinodiscus sp merupakan 2 jenis dominan dilihat dari sebaran dan kelimpahannya. Nilai indeks keragamanan cukup tinggi, berkisar antara 2,83 dan 3,97. Indeks ekuitabilitas juga cukup tinggi, berkisar antara 0,72 dan 0,95.

Tabel 3.24. Keragaman dan kelimpahan fitoplankton di wilayah studi

No. Taksa P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

CYANOPHYTA 1 Oscillatoria sp.1 495 2 Aphanocapsa sp. 495 495 CHRYSOPHYTA 3 Amphiprora sp. 495 495 990 4 Bacillaria paradoxa 3465 3960 2475 3465 5 Bacteriastrum sp. 990 495 990 495 6 Biddulphia sp. 495 990 495 495 495 7 Chaetoceros curvisetum 1980 1485 1485 1980 990 2475 8 Chaetoceros sp.1 990 990 495 495 9 Chaetoceros sp.2 495 990 990 1980 495 10 Chaetoceros sp.3 495 11 Coscinodiscus asteromphalus 495 1980 1980 3960 2475 2970 2475 12 Coscinodiscus sp. 990 990 1485 3465 1485 1980 990 13 Guinardia flaccida 1980 1485 1980 14 Hemiaulus sp. 1485 495 15 Lauderia borealis 1980 2475 1980 2475 1980 16 Navicula sp.1 495 990 1485 17 Navicula sp.2 495 1485 990 990 18 Nitzschia longissima 495 990 990 495 495 19 Nitzschia sigma 495 990 495 495 495 20 Nitzschia sp. 990 990 495 990 21 Pleurosigma sp.1 495 990 495 495 495 22 Pleurosigma sp.2 495 495 495 495 495 23 Pleurosigma sp.3 495 495 24 Rhizosolenia alata 990 990 990 495 990 25 Rhizosolenia acuminata 495 990 990 495 26 Rhizosolenia calcar-avis 990 1485 495 495 990 495 27 Rhizosolenia styliformis 495 495 495 CHLOROPHYTA

Page 138: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 50]

No. Taksa P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

28 Pediastrum sp. 495 29 Scenedesmus dimorphus 495 30 Scenedesmus quadricauda 990 1485 EUGLENOPHYTA 31 Phacus longicauda 990 495 Jumlah individu / m3 14850 21285 21285 21780 19800 15840 14850 Jumlah Taxa 18 18 18 16 16 15 15 Indeks diversitas H' = - E pi log2 pi (SHANNON - WEAVER, 1949)

3,97 3,92 3,87 3,60 3,49 2,93 2,83

H-max = Log2S 4,17 4,17 4,17 4,00 4,00 3,91 3,91 Equitailitas (E) = H'/H-max 0,95 0,94 0,93 0,90 0,87 0,75 0,72

Hasil Kajian Lingkungan Rencana Reklamasi PT. KNI oleh Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Dipenegoro (2010) menunjukkan bahwa jenis-jenis plankton yang menghuni perairan di daerah tapak dampak didominasi oleh kelompok polisaprobik, yaitu: Noctiluca sp, Microcystis sp, Botriococcus sp, Chaetoceros sp, Conyaulax sp, Peridinium sp dan Sphaerotillus sp. Keseluruhannya merupakan jenis plankton beracun (toksik) yang dapat membahayakan kehidupan biota air. Dari berbagai jenis plankton tersebut, jenis Microcystis sp, Botriococcus sp dan Sphaerotillus sp hanya dijumpai di muara sungai serta perairan pinggiran yang bersalinitas rendah. Sedangkan jenis Rhizosolenia sp (b-mesosaprobik) hanya dijumpai pada perairan dengan salinitas tinggi (di atas 10 ppt) dan tidak ditemukan pada perairan bersalinitas rendah (di bawah 10 ppt). Adapun jenis-jenis plankton pendukung rantai makanan alami biota (terutama kelompok b-mesosaprobik), yang terdiri dari: Rhizosolenia sp, Nitszchia sp, Pleurosigma sp, Cyclotella sp, Ceratium sp dan Prorocentrum sp, meskipun jumlah jenisnya hampir sama dengan kelompok polisaprobik namun kemelimpahannya relatif tidak besar. Dari analisis trofik-saprobitas dengan cara menghitun Saprobic Index dan Trophic Index sebagaimana terlihat pada Tabel 3.25 dapat diketahui status pencemaran mikrobia di badan air sebagai berikut: a. perairan dengan status pencemaran berat (polisaprobik) dengan nilai SI (Saprobic

Index) ≤0.50 meliputi: semua muara sungai (Cengkareng Drain, Muara Angke dan Muara Kamal) serta perairan di pinggiran (calon pulau 1 dan 2A). Tingkat cemaran mikroba yang tinggi di perairan tersebut dikarenakan besarnya kelimpahan mikroba polisaprobik beracun, antara lain : Noctiluca sp, Microcystis sp, Botriococcus sp, Chaetoceros sp, Conyaulax sp, Peridinium sp.

b. perairan dengan status pencemaran sedang (mesosaprobik) dengan nilai SI (Saprobic Index) >0.50 meliputi perairan di tengah (jarak > 2 km dari garis pantai), terutama calon lokasi pulau 2B ujung barat laut dan 2A ujung utara/barat laut.

Tinggi dan rendahnya saprobitas di perairan ternyata ada hubungannya dengan kandungan bahan organik dalam air (BOD) dan Bakteri, sebagaimana terlihat pada tabel 3.25. Nilai saprobitas yang rendah (<0.50) dengan dominasi mikroba polisaprobik (indikator pencemaran berat) yang tinggi ternyata berada pada perairan dengan kadar bahan organik (BOD) tinggi (>20 mg/l) dan kandungan bakteri tinggi (>10.000 MPN/100

Page 139: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 51]

ml). Pada perairan dengan kandungan bahan organik rendah (BOD <20 mg/l) nilai indeks saprobiknya (SI) tinggi (>0.50) dan didominasi oleh mikroba mesosaprobik (indikator pencemaran ringan sampai sedang). Dilihat dari nilai SI dan TI dapat dinyatakan bahwa perairan di daerah tapak dampak kegiatan reklamasi KNI termasuk kategori meso-polisaprobik (derajat pencemaran mikroba tingkat sedang sampai berat) dengan tingkat produkstivitas/kesuburan tipe Meso-Eutrof (Meso-politrofik). Atau dengan kata lain, perairan tersebut berada pada status pencemaran mikroba tingkat berat dan didominasi oleh mikroba yang tidak sepenuhnya bermanfaat bagi kehidupan nekton. Dengan adanya reklamasi KNI diprakirakan akan menyebabkan peningkatan saprobitas perairan akibat semakin besarnya cemaran bahan organik pada tahap konstruksi dan operasi. Beban cemaran sampah dan bahan organik dari sungai sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta (S. Cengkareng Drain, S. Angke dan lain-lain) cenderung akan memicu perkembangan mikroba polisaprobik dan menurunkan nilai saprobic index dan trophic index (SI dan TI) perairan. Tingkat keanekaragaman hayati fitoplankton dari hasil survey singkat adalah sebagai berikut Dalam tabel tersebut terlihat nilai dari masing-masing indeks keanekaragaman hayati genera fitoplankton yang terdapat di perairan pada waktu musim penghujan (November 2010). Hal yang mendapat perhatian adalah perairan muara dan perairan sekitar sungai Angke (stasion 14 dan 12) yang menunjukkan perbedaan nilai indeks dari stasion-stasion lainnya. Akan tetapi apabila diadakan analisis lanjut menggunakan Cluster Analysis komunitas fitoplankton berdasarkan similaritas Simpson, dapat diketahui bahwa komunitas fitoplankton mengikuti tipe muara sungai. Perairan bakal kegiatan reklamasi P1 memiliki tipe komunitas fitoplankton yang merupakan gambaran penagruh dari sungai Angke. Perairan bakal kegiatan reklamasi P2B memiliki komunitas fitoplankton yang merupakan gambaran pengaruh dari sungai Kamal dan Dadap, sedangkan komunitas fitoplankton di wilayah bakal kegiatan reklamasi P2A memiliki komunitas antara dari perairan bakal P1 dan P2B. Hasil analisis ini dapat dilihat dalam Gambar III.35. Tabel 3.25. Nilai keanekaragaman hayati fitoplankton di masing-masing stasion

pengamatan di perairan laut dan muara sungai calon lokasi kegiatan reklamasi KNI di teluk Jakarta

Stasion

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Taxa_S 9 9 8 9 8 9 8 9 11 9 8 7 12 14 Individuals 1130 930 620 960 460 500 450 300 820 580 590 420 810 770 Dominance_D 0,1963 0,2015 0,2086 0,1678 0,2013 0,1992 0,2178 0,1756 0,1794 0,2319 0,1543 0,1587 0,1239 0,09799 Shannon_H 1,884 1,794 1,757 1,986 1,774 1,865 1,801 1,969 2,077 1,817 1,97 1,895 2,278 2,462 Simpson_1-D 0,8037 0,7985 0,7914 0,8322 0,7987 0,8008 0,7822 0,8244 0,8206 0,7681 0,8457 0,8413 0,8761 0,902 Evenness_e^H/S 0,7309 0,6681 0,7246 0,8097 0,7368 0,7171 0,7573 0,7962 0,7256 0,6835 0,8962 0,9503 0,8132 0,838 Menhinick 0,2677 0,2951 0,3213 0,2905 0,373 0,4025 0,3771 0,5196 0,3841 0,3737 0,3294 0,3416 0,4216 0,5045 Margalef 1,138 1,17 1,089 1,165 1,142 1,287 1,146 1,403 1,49 1,257 1,097 0,9933 1,643 1,956 Equitability_J 0,8573 0,8165 0,8451 0,9039 0,8531 0,8486 0,8663 0,8963 0,8662 0,8268 0,9473 0,9738 0,9168 0,933 Fisher_alpha 1,335 1,382 1,296 1,374 1,376 1,559 1,382 1,747 1,796 1,512 1,309 1,193 1,997 2,43 Berger-Parker 0,354 0,3226 0,3226 0,3125 0,3261 0,36 0,4 0,3333 0,3659 0,431 0,2542 0,2381 0,2469 0,1558

Page 140: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 52]

Gambar III.35.

Hasil Cluster Analysis Komunitas Fitoplankton Di Wilayah Calon Kegiatan Reklamasi KNI Dengan Menggunakan Pengukuran Similaritas Simpson

2. Zooplankton

Hasil analisis contoh zooplankton tercantum pada Tabel 3.26. Komunitas zooplankton didmonasi oleh Crustacea dan Ciliata. Jumlah spesies yang teridentifikasi relatif rendah yaitu 15 dan pada masing stasiun berkisar antara 6 dan 8 taksa. Kelimpahan masing-masing taksa relatif merata dan genus Acartia spp merupakan spesies yang relatif dominan. Kelimpahan erbentos tertinggi terdapat pada stasiun P2 dan terendah pada P6. Indeks keragaman cukup baik, berkisar antara 2,50 dan 3,08. Demikian juga dengan ekuitabilitasnya cukup tinggi, mendekati 1. Tabel 3.26. Keragaman dan kelimpahan zooplankton di wilayah studi

No. Taksa P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

ARTHROPODA CRUSTACEA 1 Acartia sp. 495 1485 495 990 495 2 Acartia sp. (nauplius) 1485 990 495 990 3 Microstella sp. 990 495 495 495 4 Oithona sp. 495 990 495 495 5 COPEPODA (sp. Nauplius) 990 1485 990 6 COPEPODA (sp.) 495 495 495 495 990 PROTOZOA CILIATA 7 Codonellopsis sp. 495 990 495 495 8 Favella campanula 495 990 495 495 9 Favella sp. 495 495 495 10 Leptotintinnus nordqvisti 495 495 990 11 Tintinnopsis gracilis 495 495 495 12 Tintinnopsis radix 497 990 990 495 13 Tintinnus lusus-undae 495 495 495 RHIZOPODA 14 Centropyxis acureata 495 SARCODINA 15 Globigerina sp. 990 Jumlah individu / m3 4950 7922 4455 4455 4950 3960 4455 Jumlah Taxa 7 9 7 6 8 7 7 Indeks diversitas H' = - E pi log2 pi (SHANNON - WEAVER, 1949)

2,65

3,03

2,73

2,50

3,08

2,60

2,73

H-max = Log2S 2,81 3,17 2,81 2,58 3,00 2,81 2,81 Equitailitas (E) = H'/H-max 0,94 0,96 0,97 0,97 1,03 0,92 0,97

Page 141: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 53]

3. Bentos

Kondisi komunitas bentos sangat miskin, baik keragaman maupun kelimpahannya (Tabel 3.27). Spesies bentos yang teridentifikasi ada 15, dan di masing-masing stasiun berkisar antara 2 dan 7 spesies. Nematoda merupakan kelompok bentos yang dominan. Nilai indeks keanekaragaman rendah, berkisar antara 0,92 dan 2,42. Tetapi ekuitabilitasnya cukup baik, berkisar antara 0,57 dan 1,00. Tabel 3.27. Keragaman dan kelimpahan bentos di lokasi penelitian

No. Taksa P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

MOLUSCA

BIVALVIA

1 BIVALVIA (sp.1) 4 7 3 3 2 BIVALVIA (sp.2) 1 GASTROPODA 3 Volvulella sp. 1 4 GASTROPODA (sp.1) 2 1 5 GASTROPODA (sp.2) 1 ARTHROPHODA 1 CRUSTACEA 6 CRUSTACEA (sp.1) 1 INSECTA DIPTERA Chironomidae 1 2 1 7 DIPTERA (sp.1) 2 1 2 8 DIPTERA (sp.2) 1 9 DIPTERA (sp.4) 1 PLECOPTERA 10 PLECOPTERA (sp.1) 1 ANNELIDA OLYGOCHAETA 11 OLYGOCHAETA (sp.3) 2 POLYCHAETA 12 POLYCHAETA (sp.1) 3 13 13 POLYCHAETA (sp.2) 1 NEMATHELMINTHES 14 NEMATODA (sp.1) 22 2 5 1 3 Jumlah individu / sampel 6 29 2 3 20 8 20 Jumlah Taxa 4 4 2 2 7 5 4 Indeks diversitas H' = - E pi log2 p (SHANNON - WEAVER, 1949) 1,92 1,13 1,00 0,92 2,42 2,16 1,44

H-max = Log2S 2,00 2,00 1,00 1,00 2,81 2,32 2,00 Equitailitas (E) = H'/H-max 0,96 0,57 1,00 0,92 0,86 0,93 0,72

4. Nekton

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan oleh Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro dan informasi dari nelayan serta Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara, diperoleh data tentang keberadaan nekton (ikan dan biota lainnya) di perairan pesisir Teluk Jakarta sebagaimana terlihat pada Tabel 3.28 berikut.

Page 142: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 54]

Tabel 3.28. Jenis-jenis Nekton (Ikan)

No Jenis Nekton/Ikan Keterangan

1 Kepiting (Scylla sp dan Sesarmid) Habitat di mintakad Litoral (perairan di kawasan Mangrove dan Muara Sungai)

2 Kerang Kepah/Totok (Polymesoda erosa) 3 Mujahir (Tilapia mossambica, Oriochromis mossambicus) 4 Belanak (Mugil sp) 5 Bandeng (Chanos chanos) Habitat Tambak 6 Udang (Penaeus monodon, P. vannamei) Habitat Tambak 7 Kerang Hijau (Mytilus viridis) Menempel di bagan tancap/Sedentary

8 Kerang Darah (Anadara sp) Kerang Bulu (Verna sp)

Habitat dasar sublitoral bersifat sedentary

9 Teri (Stolephorus indicus) Habitat/Fishing Ground, perairan neritik dui sekitar bagan/rumpon (pelagis kecil)

10 Belanak (Mugil sp, Valamugil sp) 11 Kembung (Rastrelliger sp)

CATATAN

Populasi nekton di daerah pinggiran Teluk Jakarta cenderung menurun (berkurang) dan sering terjadi kematian massal nekton (biota air) akibat pencemaran air blooming plankton beracun.

Sumber : Kajian Lingkungan Rencana Reklamasi PT Kapuk Naga Indah (2010)

Data dan informasi nekton perairan pesisir Teluk Jakarta diperoleh dari hasil pengamatan Fahmi, M.Sc peneliti Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI selama tahun 2011 di desa Kali Adem. Contoh ikan yang diamanati berasal dari hasil tangkapan nelayan tradisional di sekitar perairan pantai Teluk Jakarta. Tabel 3.29 mempelihatakan bahwa paling tidak ada 46 spesies ikan bertulang keras (Kelas Teleostei) dan 6 spesies ikan bertulang rawan (Kelas Chondroichthyes) terdapat di prairan Teluk Jakarta. Sebagian besar ikan-ikan tersebut adalah penghuni dasar perairan (demersal). Hampir semua spesies merupakan ikan niaga penting. Famili Sciaenidae mempunyai spesies paling banyak, karena famili ini mengadung banyak spesies yang hidup di perairan muara dan sekitarnya. Jenis yang paling diminati dan rasanya enak apabila diolah menjadi ikan asin adalah ikan Senangin (Eleutheronema tetradactylum). Jenis-jenis lainnya umumnya dnamakan ikan Gulamah yang terdiri dari beberapa marga ( Nibea, Dendrophysa, Otholites, Johnius dan Penhania). Ikan Petek, termasuk Famili Leiognathidae (Leiognathus spp) juga mengandung spesies yang banyak. Ikan biasanya tertangkap dengan alat bagan dan jaring dalam kelompok yang cukup besar. Kenyataan yang patut dicatat adalah keberadaan ikan Ketang-ketang, Scatophagus argus dan Drepane punctata, yang cukup dominan dalam tangkapan nelayan. Kedua spesies ini memang penghuni perairan dangkal dan sekitar muara sungai dengan perairan keruh. Meningkatnya populasi kedua jenis ikan ini mengundang beberapa pertanyaan menarik: (i) Apakah ada spesies pesaingnya yang hilang dari perairan ini, karena pencemaran yang berat, sehingga memberi kesempatan kedua spesis ini meningkat populasinya; (ii) Melimpangnya ketersediaan makanan yang melimpah akibat eutrofikasi. Kelompok ikan pelagis didominasi oleh Famili Clupeidae, yaitu Lemuru (Sardinella lemuru) dan ikan Lompa (Thryssa baelama). Ikan-ikan niaga lainnya yang

Page 143: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 55]

penting adalah Famili Carangidae (Ikan Kuwe), Pamadasydae (Gerot-Gerot), Lutjanidae (Jenaha) dan Lethrinidae (Lencam). Kemudian kelompok ikan bertulang rawan didominaasi oleh Ikan Pari dari Famili Dasyatidae. Dilihat dari sisi keragaman spesies, perairan Teluk Jakarta masih potensial sebagai sumberdaya perikanan bagi nelayan tradisiona, meskipun demarannyaari tahun ke tahun tingkat pencemarannya terus meningkat. Upaya PT. Kapuk Naga Indah yang telah mulai menghijaukan bibir pantai Teluk Jakarta patut dihargai dan dilanjutkan. Tabel 3.29. Nekton Pantai Teluk Jakarta (Mauara Angke-Kamal Muara, berdasarkan

hasil pengamatan Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI tahun 2011-2012) No Nama lokal Nama ilmiah Famili Catatan

A Ikan Bertulang keras Kelas: Teleostei 1 Bandeng Chanos chanos Chanidae Merupakan jenis yang dibudidayakan di

tambak 3 Bawal hitam Pampus niger Stromateidae Demersal, hidup di perairan pantai dan

merupakan jenis komersial penting 3 Bibir tebal Plectorhinchus sp Plectorhinchydae Demersal. Hdup diperairan yang berbatu

atesarau dekat dengan terumbu karang 4 Biji nagka Upeneus

quadrilineatus Mullidae Demersal, dasar perairan berpasir, kadang-

kadang tertangkap dalam jumlah besar . 5 Biji nagka Upeneus sundaicus Mullidae Demersal, dasar perairan berpasir, kadang-

kadang tertangkap dalam jumlah besar 6 Gebel Platax orbicularis Platacidae Demersal, hidup di perairan pantai mulai dari

muara sungai, dasar perairan berbatu samapai di sekitar terumbu karang

7 Gebel Platax batavianus Platacidae Demersal, hidup di perairan pantai mulai dari muara sungai, dasar perairan berbatu samapai di sekitar terumbu karang

8 Gerot-gerot Pomadasys maculatum

Pomadasydae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

9 Gerot-gerot Pomadasys hasta Pomadasydae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

10 Gerot-gerot Pomadasys kaakanmersa

Pomadasydae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

11 Gulamah Nibea soldado Sciaenidae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

12 Gulamah Dendrophysa ruselli Sciaenidae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

13 Gulamah Johnius carouna Sciaenidae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

14 Gulamah Johnius carouna Sciaenidae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

15 Gulamah Pennahia anea Sciaenidae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

16 Hayam Monacanthus chinensis

Monacanthidae Demersal, dasar perairan berpasir dan bukan merupakan ikan niaga

Page 144: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 56]

No Nama lokal Nama ilmiah Famili Catatan

17 Ikan lidah Cynoglossus sp. Cynoglossidae Ikan yang sebagian besar hidupnya berada di dasar perairan

18 Ikan lidah Cynoglossus sp. Cynoglossidae Ikan yang sebagian besar hidupnya berada di dasar perairan

19 Ikan sebelah Psettodes erumei Psettodidae Ikan yang sebagian besar hidupnya berada di dasar perairan

20 Jenaha Lutjanus monostigma

Lutjanidae Salah satu ikan niaga yang penting di peraiaran Laut Jawa

21 Kerapu Epinephelus quoyanus

Serranidae Salah satu spesies kerapu yang menghuni perairan pesisir dan muara sungai

22 Kerapu lumpur Epinephelus tauvina Serranidae Salah satu spesies kerapu yang menghuni perairan pesisir dan muara sungai yang dapat mencapai ukuran sangat besar.

23 Kerong-kerong Therapon theraps Theraponidae Spesies ikan penguni perairan pantai yang dangkal, berukuran kecil dan menjadi bahan untuk ikan asin

24 Ketang-ketang Scathopagus argus Scathopagidae Spesies penghuni perairan pantai sampai muara sungai. Seringkali terdapat di sekitar dermaga pelabuhan. Hal yang menarik adlah jenis ini meupakan jenis domina dalam hasil tangkapan nelayan

25 Ketang-ketang Drepane punctata Drepanidae Sama dengan S. argus, tetapi menghuni perairan agak ke tengah. Hidup bergerombol,Juga merupakan spesies dominan dalam hasil tangkapan nelayan.

26 Kurisi Nemipterus sp. Nemipteridae Penghuni perairanyang berbatu-batu. Hidup dalam gerombolan

27 Kuwe Caranx sp. Carangidae Bersifat pelagis dan merupakan s pesies bernilai niaga, hidup di perairan pantai. Seringkali terdapat di sekitar perairan berbatu atau sekitar terumbu karang

28 Kuwe rombeh Alectis sp. Carangidae Ikan niaga penting di wilayah pesisir dan kadang-kadang terdapat dalam gerombolan.

29 Kuwe rombeh Alectis indicus Carangidae Sama dengan spesies di atasnya 30 Lemuru Sardinella lemuru Clupeidae Pelagis, hidup bergerombol dan biasa

dijadikan bahan untuk ikan asin 31 Lencam Lethrinus harak Lethrinidae Demersal, hidup di perairan pantai dengan

dasar perairan yang berbatu atau sekitar terumbu karang.

32 Lompa Thryssa baelama Clupeideae Pelagis, hidup bergerombol di perairan pantai, seringkali dijadikan sebagai iakn asin

33 Lowang Trachinotus blochii Carangidae Pelagis di perairN pantai, seringkali tertangkapa denagan alat pancil. Ikan niaga yang cukup bernilai ekonomi tinggi>

34 Mayung Arius thalassinus Ariidae Demersal, uara sungai.cenderung hidup di sekitar muara sungai. Kalau diasin diperdagangkan dengan nama jambal roti.

35 Mujahir laut Acanthopagrus berda

Pagridae Demersal, dan jarang tertangkapa oleh nelayan.

36 Pasir-pasir Scolopsis taeniopterus

Scolopsidae Sesuai dengan namanya, ikan ini umumnya hidup di perairan dengan dasar pasir. Bukan merupakan tangkapan yang dominan.

37 Petek Gerres decacanthus Gerridae Demersal, perairan pantai dan hidup bergerombol. Seringkali tertangkap dengan alat bagan dan jaring. Umumnya dijual dalam bentuk ikan asin. Dalam tangkapan biasanya terdiri beberapa spesies

38 Petek Gerres filamentosus Gerridae Demersal, perairan pantai dan hidup bergerombol. Seringkali tertangkap dengan alat bagan dan jaring. Umumnya dijual dalam bentuk ikan asin. Dalam tangkapan biasanya terdiri beberapa spesies

39 Petek Leiognathus decorus

Leiognatgidae Demersal, perairan pantai dan hidup bergerombol. Seringkali tertangkap dengan alat bagan dan jaring. Umumnya dijual dalam bentuk ikan asin. Dalam tangkapan biasanya terdiri beberapa spesies

40 Petek Leiognathus equulus

Leiognatgidae Demersal, perairan pantai dan hidup bergerombol. Seringkali tertangkap dengan alat bagan dan jaring. Umumnya dijual dalam

Page 145: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 57]

No Nama lokal Nama ilmiah Famili Catatan

bentuk ikan asin. Dalam tangkapan biasanya terdiri beberapa spesies

41 Petek Leiognathus sp.1 Leiognatgidae Demersal, perairan pantai dan hidup bergerombol. Seringkali tertangkap dengan alat bagan dan jaring. Umumnya dijual dalam bentuk ikan asin. Dalam tangkapan biasanya terdiri beberapa spesies

42 Samgeh Otholites ruber Scaenidae Demersal, hidup di pantai dan muara sungai. Merupakan hasil tangkapan yang lazim diperoleh nelayan setempat.

43 Sembilang karang Plotossus anguillaris Plotosidae Demersal, tidak lazim tertangkap, umumnya hidup di perairan sekitar terumbu karang

44 Senangin Eleutheronema tetradactylum

Sciaenidae Salah satu spesies ikan niaga yang bernilai ekonomi tinggi. Hidup di sekitar muara sungai dan perairan sekitarnya

45 Tanda-tanda Lutjanus johni Litjanidae Demersal, salah satu ikan niaga penting di wilayah pesisir. Biasanya hidup di perairan yang agak dalam dengan dasar perairan berpasir

46 Wrejung Sillago sihama Sillaginidae Ikan berukuran kecil, demersal. Perairan pantai dengan dasar perairan dominal pasir.

B Ikan Bertulang Rawan Kelas: Chondroichthyes 1 Pari Himantura

pastinacoides Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk

hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

2 Pari Kembang Himantura jenkinsii Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

3 Pari Himantura uarnacoides

Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

4 Pari Himantura uarnak Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

5 Pari Himantura walgasia Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

6 Pari Neotrygon kuhlii Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

3.5.2. Mangrove 1. Komposisi Jenis

Berdasarkan hasil pengamatan vegetasi Di Hutan Lindung Angke-Kapuk Muara Angke yang letaknya memanjang sejajar pantai sepanjang + 1 km dengan lebar 50 meter tercatat total tumbuhan sebanyak 36 jenis, 32 marga dan 27 suku (Gambar III.36.). Jenis-jenis tersebut terdiri dari 9 jenis mangrove sejati dan 27 jenis mangrove ikutan.

Page 146: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 58]

0

5

10

15

20

25

30

35

40

jenis marga suku Gambar III.36. Total Tumbuhan Di Hutan Lindung Angke-Kapuk Muara Angke

Bila dibandingkan dengan hasil survey penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ecodata pada tahun 2004, tercatat jumlah total tumbuhan sebanyak 41 jenis yang dikelompokkan menjadi 13 jenis mangrove sejati dan 28 jenis mangrove ikutan. Atas dasar ini jumlah total jenis tumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah sebanyak 87,8 % atau mengalami penurunan sebanyak 12,2 %, mangrove sejati mengalami penurunan mencapai 10,77 % dan mangrove ikutan mencapai 3,57 %, bila dibandingkan dengan jumlah total jenis tumbuhan pada tahun 2004 pada lokasi yang sama. Penurunan jumlah jenis mangrove di hutan lindung Angke-Kapuk tersebut saat ini terutama disebabkan oleh kerusakan/gangguan habitat mangrove akibat timbunan sampah yang saat ini mencapai kedalaman 2 m (IPB, Bogor 2007), dan sampah yang ada tersebar sepanjang garis pantai (± 2 km) dengan lebar antara 15 hingga 50 m (Fakultas Biologi Unas, 2006).

Timbunan sampah di hutan lindung Angke-Kapuk mengakibatkan gangguan/ tidak dapat tumbuhnya semai dan anakan mangrove yang membutuhkan substrat/sedimen untuk tempat tumbuhnya, terganggunya respirasi/pernafasan, berkurangnya unsure hara/nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya dan kemungkinan adanya senyawa toksik yang dapat mengganggu kehidupan mangrove. Selain itu, buruknya kualitas perairan estuary akibat limbah cair yang terbawa aliran sungai, gangguan akibat aktivitas manusia dan proses abrasi ikut berperan dalam penurunan keanekaragaman jenis mangrove di hutan lindung Angke-Kapuk. Jumlah jenis di masing-masing tingkat pertumbuhan yang terdapat pada masing-masing petak contoh menunjukkan adanya kesamaan komposisi jenis baik pada tingkat pohon, anakan, semai rata-rata relatif rendah, yaitu kurang dari 50 % (Tabel 3.30). Namun bila dibandingkan antara petak diantaranya ada yang memiliki kesamaan komposisi lebih dari 50 % seperti yang disajikan pada Tabel 3.31.

Page 147: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 59]

Tabel 3.30. Nilai Indeks kesamaan jenis (IS) antar tegakan pertumbuhan

Tegakan Pohon Anakan Semai

Pohon * 31,57 27,66 Anakan * 34,04 Semai *

Tabel 3.31. Nilai Indeks kesamaan jenis (IS) antar petak lokasi (IS > 50 %)

Pohon Anakan Semai IS (%) petak I petak II IS (%) petak I petak II IS (%) petak I petak II

88,96104 1 5 75,60976 1 5 73,47585 3 4 80,12422 1 6 73,30827 3 4 68,51675 1 4 69,5652 5 6 70,23411 2 3 57,44186 2 4

63,83467 2 3 66,01942 1 4 56,0579 3 1 58,91213 3 4 54,0717 2 3 56,37329 7 8 52,9161 1 2 55,65217 2 6

Rendahnya nilai IS ini juga menunjukkan bahwa faktor lingkungan yang mempengaruhi di masing-masing petak contoh. Pengaruh lingkungan di Hutan Lindung Angke-Kapuk Muara Angke memberikan pengaruh yang berbeda pada jenis-jenis tumbuhan di masing-masing petak contoh. Lack (1971), menyatakan bahwa karakteristik suatu habitat akan mempengaruhi jumlah jenis individu di suatu habitat tersebut, apabila dua habitat yang berbeda jarak namun memiliki karakteristik habitat yang sama maka individu yang ada tidak akan berbeda jauh. Seleksi jenis diduga terdapat atau terjadi hal ini ditunjukan oleh jenis-jenis yang berbeda pada tiap petak contoh dan seleksi individu juga terjadi hal ini ditunjukkan dengan adanya individu yang mendominasi area Hutan Lindung Angke-Kapuk Muara Angke.

2. Struktur Komunitas

a. Tingkat Kehadiran

Tingkat kehadiran suatu jenis dapat dilihat dari nilai frekuensi dari masing -masing jenis yang ditemukan di dalam suatu kawasan. Penyebaran kelas frekuensi menunjukkan bahwa 11,11 % dari jenis yang ada mempunyai kelas frekuensi 10,1 – 20 % yaitu jenis Avicenia alba dan Rhizopora stylosa dengan frekuensi 11,11 % dan 12,96 % untuk tingkat pohon, jenis Morinda citrifolia dan Rhizopora stylosa dengan frekuensi 12 % dan 14 % untuk tingkat anakan serta jenis Acrostichum aureum dengan frekuensi 10,29 % untuk tingkat semai sedangkan sisanya yakni 88,89 % jenis yang memiliki nilai frekuensi kurang dari 10 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kehadiran dari masing-masing jenis yang ada relatif kecil.Rendahnya tingkat kehadiran jenis ini menunjukkan telah terjadinya kerusakan/gangguan terhadap habitat mangrove sehingga jenis yang ada umumnya tidak mampu menyebar secara merata dan cenderung mengelompok di habitat tertentu.

Page 148: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 60]

b. Tingkat Kerapatan Jumlah individu pada masing-masing tingkat pertumbuhan di daerah penelitian tercatat 3 tegakan, meliputi 2.472 individu tingkat pohon, 1.262 individu tingkat anakan dan 3.767 individu tingkat semai atau kerapatan masing-masing adalah 1.105,33 ind/ha pohon, 14.022,22 ind/ha anakan dan 1.163.055,56 ind/ha semai. Jenis vegetasi mangrove yang memiliki nilai kerapatan relatif tertinggi adalah jenis Avicenia alba untuk tingkat pohon, jenis Avicenia alba untuk tingkat anakan dan jenis Rhizopora stylosa dan Avicenia alba untuk tingkat semai. Jenis tumbuhan yang memiliki nilai kerapatan relatif tertinggi memiliki pola kesesuaian yang besar terhadap berbagai faktor lingkungan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Yunianto, dkk (2005) nilai kerapatan relatif yang tinggi menunjukkan bahwa suatu jenis tumbuhan memiliki regenerasi yang berjalan baik sehingga untuk beberapa waktu yang akan datang memungkinkan kondisi habitat menjadi lebih baik akibat banyaknya jumlah tumbuhan perintis yang tumbuh dan berkembang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum, kerapatan jenis pohon mangrove di hutan lindung Angke-Kapuk tergolong rendah, sehingga regenerasi semai dan anakan perlu diperhatikan.

c. Urutan Dominansi Pada Masing-Masing Tingkat Pertumbuhan

Nilai dominasi menunjukkan derajat penguasaan ruang atau tempat tumbuh oleh suatu jenis pada suatu tipe komunitas. Jenis mangrove yang mendominasi dapat diketahui dengan indeks nilai penting (INP), yaitu besaran yang menunjukkan kedudukan suatu jenis tumbuhan terhadap jenis tumbuhan lain di dalam suatu komunitas. Pada tingkat pohon indeks nilai penting yang paling tinggi adalah jenis Avicenia alba, pada tingkat anakan yang memiliki indeks nilai penting tertinggi adalah jenis Avicenia alba dan pada tingkat semai jenis yang memiliki indeks nilai penting tertinggi adalah Rhizopora stylosa. Jenis Avicenia alba dan Rhizopora stylosa merupakan jenis mangrove yang telah diketahui memiliki adaptasi dan toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan habitatnya.

d. Penyebaran Tinggi dan Diameter

Untuk menggambarkan suksesi komunitas, dapat dilihat dari distribusi kelas diameter dan kelas tinggi pohon (Soedjito, 1988). Pada penyebaran kelas diameter batang di hutan mangrove ini menunjukkan bahwa 56,22% merupakan pohon kecil (0 - < 10 cm), 37,94% merupakan pohon sedang (10 – < 30 cm), sedangkan pohon besar 5,84%. Analisis tinggi pohon menunjukkan pohon kecil sebanyak 63,58% dengan ketinggian pohon < 5 m, cukup tinggi (5 - 20 m) sebanyak 15,46% dan tinggi (>20 m) sebesar 20,96% (Gambar III.37).

Page 149: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 61]

4768

11591572

0 0434

16641138

278 218

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

0 - < 5 5 - < 10 10 - < 20 20 - < 30 > 30

stratifikasi kisaran tinggi (m) dan diameter (cm)

jum

lah indiv

idu

tinggi

diameter

Gambar III.37. Sebaran Tinggi dan Diameter Tumbuhan yang Menyusun Hutan

Lindung Angke – Kapuk

Tumbuhan dengan ketinggian 0 hingga kurang dari 20 meter didominasi oleh jenis Avicenia alba dengan jumlah nilai penting relatif 27,91 % sedangkan tumbuhan dengan ketinggian lebih dari 20 meter tidak dijumpai. Tumbuhan dengan diameter 0 hingga kurang dari 30 cm didominasi oleh jenis Avicenia alba namun untuk tumbuhan dengan diameter lebih dari 30 cm didominasi oleh jenis Avicenia marina dengan jumlah nilai penting relatif 15,43 %. Berdasarkan jumlah individunya, tumbuhan di Hutan Lindung Angke-Kapuk ini lebih dikuasai oleh tumbuhan tingkat bawah, hal ini dapat dilihat dari Gambar III.37 yang menunjukkan jumlah individu yang menyusun Hutan Lindung Angke-Kapuk tiap stratifikasinya. Zonasi mangrove di Hutan Lindung Angke – Kapuk telah mengalami kerusakan, hal ini ditunjukkan dengan tidak terlihat lagi zonasi-zonasi mangrove pada lokasi ini atau beberapa jenis mangrove yang ada tersebar secara acak, hanya jenis Avicenia sp. masih mendominasi area tepi pantai dan membentuk suatu zonasi.

3. Keanekaragaman Jenis Komunitas mangrove yang menyusun Hutan Lindung Angke – Kapuk hanya tediri dari beberapa jenis. Nilai indeks keanekaragaman (H’) jenis tumbuhan mangrove di Hutan Lindung Angke-Kapuk Muara Angke tergolong rendah yakni sebesar 1,753 sedangkan untuk tiap tingkatan pertumbuhannya juga relatif rendah yakni, untuk tegakan pohon memiliki H’ sebesar 1,193, anakan 1,989 dan untuk tingkat tegakan semai sebesar 1,693 (Gambar III.38). Hal ini sesuai dengan pendapat Magurran (1987) yang menyatakan kisaran nilai indeks keanekaragaman (H’) antara 0 – 2,302 tergolong rendah, H’ : 2,302 – 6,907 tergolong sedang, jika nilai H’ lebih dari 6,907 tergolong tinggi.

Page 150: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 62]

0

0,5

1

1,5

2

2,5

pohon anakan semai

tingkat tegakan pertumbuhan

indek

s ke

anek

arag

aman

(H')

Gambar III.38. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) Total Pada Tiap Tingkat Tegakan

Jika dilihat dari kisaran indeks keanekaragaman tiap lokasi petak maka keanekaragaman jenis mangrove di Hutan Lindung Angke Kapuk juga tergolong rendah, yaitu nilainya berkisar antara 0,012 sampai 1,008 (Gambar III.39).

Indeks Keanekaragaman (H')

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

plot 1 plot 2 plot 3 plot 4 plot 5 plot 6 plot 7 plot 8 plot 9

plot

pohon

anakan

semai

Gambar III.39. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) Pada Tiap Petak Contoh (Plot)

Rendahnya keanekaragaman jenis mangrove di hutan lindung Angke-Kapuk tersebut saat ini terutama disebabkan oleh kerusakan/gangguan habitat mangrove akibat timbunan sampah yang saat ini mencapai kedalaman 2 m (IPB, Bogor 2007), dan sampah yang ada tersebar sepanjang garis pantai (± 2 km) dengan lebar antara 15 hingga 50 m (Fakultas Biologi Unas, 2006). Timbunan sampah di hutan lindung Angke-Kapuk mengakibatkan gangguan/ tidak dapat tumbuhnya semai dan anakan mangrove yang membutuhkan substrat/sedimen untuk tempat tumbuhnya, terganggunya respirasi/pernafasan, berkurangnya unsure hara/nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya dan kemungkinan adanya senyawa toksik yang dapat mengganggu

Page 151: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 63]

kehidupan mangrove. Selain itu, buruknya kualitas perairan estuary akibat limbah cair yang terbawa aliran sungai, gangguan akibat aktivitas manusia dan proses abrasi ikut berperan dalam penurunan keanekaragaman jenis mangrove di hutan lindung Angke-Kapuk.

4. Fungsi Mangrove Angke Kapuk Menurut Bengen (2000), beberapa fungsi hutan mangrove adalah sebagai berikut: a. Sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung dari abrasi, penahan lumpur

dan perangkap sedimen. Berkaitan dengan hal ini, kondisi mangrove di hutan lindung Angke Kapuk saat ini, dengan tegakan pohon yang kurang rapat, maka fungsi peredam gelombang (tsunami) dan angin badai serta pelindung abrasi kurang dominan. Sedangkan fungsi penahan lumpur dan perangkap sedimen masih cukup dominan. Hanya saat ini, material sampah padat yang berasal dari daratan seperti plastik, logam, kaca, karet dan terbawa melalui aliran sungai banyak terperangkap di perakaran mangrove yang berdampak negatif terhadap kehidupan mangrove tersebut akibat kurangnya oksigen, berkurangnya substrat sedimen, berkurangnya nutrien dan efek senyawa toksik.

b. Penghasil sejumlah besar detritus dari daun dan dahan pohon mangrove.Saat ini, peranan mangrove di hutan lindung Angke Kapuk sebagai penghasil detritus masih cukup besar, namun karena telah tercemar oleh limbah padat dan limbah cair dari perairan sekitarnya, maka kontribusinya terhadap kesuburan di sekitanya menjadi tidak signifikan.

c. Daerah asuhan (nursery grounds), daerah mencari makanan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning ground) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut. Menurut Bengen (2007), fauna yang ada saat ini di hutan lindung Angke Kapuk didominasi oleh fauna daratan seperti monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), beberapa jenis ular, burung Pecuk Ular (Anhinga melanogaster), Kowak Maling (Nytocorax nyctocorax), Kuntul Putih (Egretta spp), Cangak Abu (Ardea cinierea), Blekok (Ardeola speciosa), Biawak (Varanus salvator) dan lain-lain. Dengan kondisi habitat mangrove yang telah tercemar oleh limbah/sampah padat maupun cair, maka mangrove di hutan lindung Kapuk Angke bukan daerah asuhan, daerah mencari makanan maupun daerah pemijahan.

d. Pemasok larva ikan, udang dan biota laut lainnya. Sebagaimana dijelaskan di atas, maka peranan mangrove di hutan lindung Angke Kapuk saat ini sebagai pemasok larva ikan, udang dan biota laut sangat kecil karena kualitas lingkungan perairan di hutan lindung Angke Kapuk yang sangat buruk akibat pencemaran limbah padat dan limbah cair.

e. Sebagai tempat pariwisata. Dengan kondisi lingkungan yang buruk saat ini di hutan mangrove Angke Kapuk, maka fungsi peranan hutan mangrove Angke Kapuk dari aspek pariwisata kurang optimal.

Page 152: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 64]

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Hutan Lindung Angke – Kapuk, Muara Angke, Jakarta Utara. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Tidak ada perbedaan keanekaragaman jenis pada tiap tingkat pertumbuhan dan

petak lokasi yang diamati. b. Komposisi jenis vegetasi mangrove tercatat 36 jenis, 32 marga dan 27 suku yang

terdiri dari 9 jenis mangrove sejati dan 27 jenis mangrove ikutan. c. Berdasarkan tingkat tegakan pertumbuhannya tercatat 19 jenis tegakan pohon, 19

jenis tegakan anakan dan 28 jenis tegakan semai. d. Jumlah jenis tertinggi terdapat pada petak lokasi 2 (21 jenis) diikuti oleh petak lokasi 4

(18 jenis), petak lokasi 3 dan 8 (16 jenis), petak lokasi 7 ( 8 jenis), petak lokasi 5 dan 9 (7 jenis), petak lokasi 1 (6 jenis) dan petak lokasi 6 (4 jenis).

e. Keanekaragaman jenis (H’) mangrove di Hutan Lindung Angke-Kapuk Muara Angke tergolong rendah (1,753). Pada tiap tingkat pertumbuhan tergolong rendah, yaitu H’pohon (1,193), H’anakan (1,989), H’semai (1,693). Sedangkan H’ pada tiap petak lokasi (n:9) tergolong rendah, nilainya berkisar antara 0,012 – 1,008.

f. Vegetasi mangrove yang memiliki tingkat tegakan pertumbuhan (pohon, anakan, semai) lengkap lebih sedikit dibandingkan dengan vegetasi mangrove yang tingkat tegakan pertumbuhannya tidak lengkap, hal ini menunjukkan bahwa regenerasi dan zonasi mangrove kurang baik.

g. Hutan mangrove di hutan lindung Angke Kapuk saat ini mempunyai peranan yang sangat kecil sebagai peredam gelombang (tsunami) dan angin badai, dan bukan sebagai daerah asuhan (nursery grounds), daerah mencari makanan (feeding grounds) maupun daerah pemijahan (spawning grounds) ikan, udang dan biota laut, namun masih berperan sebagai pelindung abrasi dan suplai detritus.

Hasil kajian Mangrove yang dilakukan oleh Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Dipenegoro (2010) adalah jenis mangrove sejati > 10 jenis. Berdasarkan tingkat kerapatan tingkat anakan dan semai, maka hutan mangrove akan berkembang menjadi hutan yang didominasi oleh Avicennia alba dan Rhyzophora stylosa. Salah satu contoh yang nyata adalah semai dan anakan A. alba yang lebih menguasai lahan tempat penanaman kembali yang tadinya didominasi oleh R. Stylosa. Pertumbuhan alami dari A. alba masuk/menyusup atau menginvasi lahan diantara seedling dan semak R. Stylosa yang ditanam. Benih A. alba adalah berasal dari pohon-pohon tua yang tumbuh dan berkembang di daerah sekitar wilayah penghijauan. Benih ini terbawa oleh air laut pada waktu pasang/surut dan terdampar memasuki lahan penghijauan yang berarus tenang dan sedimen yang stabil. Apabila kondisi kestabilan dapat terpelihara, maka perkembangan dari A. Alba dapat progresif sehingga akan dapat menambah lebar daratan ke arah laut lebih cepat. Hal ini dapat terjadi karena dominannya material padatan termasuk partikel tanah yang dibawa oleh aliran sungai sangat tinggi. Dalam hal zonasi, dari quick survey diketahui bahwa zonasi hutan mangrove nampaknya hanya ada 2 (dua) zona. Zona yang berbatasan dengan laut didominasi oleh Avicennia dan di belakangnya terdapat zona yang terdiri dari multi spesies.

Page 153: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 65]

3.5.3. Populasi Burung Hasil pemantauan terhadap populasi burung yang dilakukan di sekitar lokasi proyek (Kawasan Pantai Indah Kapuk) pada periode tahun 2000 – 2004 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan total jumlah jenis yang ditemukan di Kawasan Pantai Indah Kapuk

relatif tetap. Antara tahun 1994 – 2000 terlihat adanya kecenderungan menurun dari 58 jenis menjadi 43 jenis, namun kemudian meningkat kembali antara tahun 2001 – 2004 menjadi rata-rata 64 jenis. Di antara jenis-jenis burung yang ditemukan, beberapa memiliki status konservasi yang penting. Selama kurun waktu 1987 – 2004 ditemukan 12 jenis burung yang dilindungi oleh Pemerintah RI, 8 jenis yang terdaftar sebagai terancam dalam Red List IUCN dan 2 jenis yang terdaftar dalam Appendex II CITES.

2. Penurunan jenis burung terjadi di beberapa titik pengamatan dan merupakan dampak turunan dari tahapan kegiatan pengembangan Kawasan Pantai Indah Kapuk. PT. Mandara Permai sebagai pengelola kawasan tetap melakukan upaya-upaya pengelolaan lingkungan terhadap habitat burung, dengan membangun dan merawat habitat buatan pada beberapa sektor, yakni waduk Utara Timur (16,2 Ha), waduk Selatan Timur (15,3 Ha) dan waduk Golf (17,8 Ha), serta melakukan kegiatan penghijauan di berbagai sektor.

3. Meningkatnya jumlah beberapa jenis burung dari famili Ardeidae, Phalacocoridae dan Sylvidae menempati tingkat dominan dan sub dominan, berkaitan erat dengan pertumbuhan mangrove yang cukup baik terutama di lokasi hutan lindung sebelah Barat Cengkareng Drain, dimana kerapatan vegetasi dan jarangnya aktivitas manusia di lokasi ini sangat mendukung keberadaan jenis-jenis dari famili burung tersebut di atas.

4. Kehadiran jenis burung Charadrius javanicus yang merupakan penghuni tetap pantai Jawa dan jenis burung yang bukan merupakan penghuni tetap mangrove disebabkan hilangnya habitat burung sebagai tempat mencari pakan (feeding ground), tempat bertelur (breeding site) atau tempat singgah. Demikian pula jenis burung migran (survei 2004), tidak terlihat disebabkan belum tibanya masa migrasi ke pantai Jawa. Namun jika musim migrasi telah tiba, kecil kemungkinan jumlah individu burung migran yang akan singgah di Kawasan Pantai Indah Kapuk, karena telah hilangnya habitat utama burung.

5. Indeks keanekaan jenis burung yang tertinggi terdapat di titik 1 (Suaka Margasatwa Muara Angke) dan titik 6 (Hutan Lindung, sebelah Barat Muara Cengkareng Drain). Hal ini disebabkan karena pertumbuhan mangrove di lokasi tersebut cukup baik dan aktivitas manusia relatif jarang. Berbeda dengan di titik 2 (Suaka Margasatwa Muara Angke dan Hutan Lindung) dan titik 3 (Hutan Lindung/Tambak) indeks keanekaannya cenderung menurun karena adanya kegiatan para pemancing ikan. Pada titik 4 (Rawa-rawa di belakang RS. PIK) terdapat indeks keanekaan burung terendah dan kondisi ini merupakan dampak turunan dari pengembangan Kawasan Pantai Indah Kapuk yang sulit dihindari. Hasil pemantauan terhadap jenis-jenis burung yang ada di Kawasan PIK pada periode tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.32, 3.33 dan 3.34.

Page 154: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 66]

Tabel 3.32. Jenis-jenis Burung Yang Terdapat Di Kawasan PIK Tahun 1987 – 2004

No. Jenis Burung Status Konservasi Tahun

Nama latin Nama lokal Cites IUCN RI 1987 1994 2000 2001 2003 2004 Phalacrocoracidae

1 Phalacrocorax niger Pecuk padi kecil + + + + + 2 Phalacrocorax sulcirostris Pecuk padi hitam +

Anhingidae 3 Anhinga melanogaster Pecuk ular NT x + + + + + +

Ardeidae 4 Ardea sumatrana Cangak laut + 5 Ardea cinerea Cangak abu + + + + + + 6 Ardea purpurea Cangak merah + + + + + + 7 Ardeola speciosa Blekok + + + + + + 8 Ibis cinereus Kuntul x + 9 Butorides striatus Kokokan laut + + + +

10 Bubulcus ibis/Ardeola ibis Kuntul kerbau + + + + + 11 Egretta alba Kuntul besar x + + 12 Egretta intermedia Kuntul perak x + + + + + + 13 Egretta garzetta Kuntul kecil x + + + 14 Egretta sacra Kuntul karang x + + + + + 15 Nycticorax nycticorax Kowak malam kelabu + + + + 16 Ixobrycus eurythmus Bambangan coklat + + 17 Ixobrycus sinensis Bambangan kuning + + + 18 Ixobrycus cinnamomeus Bambangan merah + + + + 19 Ciconia episcopus Bangau sendang lawe x +

Fregatidae 20 Fregata andrewsi Cikalang Christmas CR x +

Ciconiidae 21 Mycteria cinerea Bangau bluwok VU + 22 Leptotilus javanicus Bangau tongtong VU +

Threskiornithidae 23 Threskiornis melanocephalus Ibis cucuk besi NT x + + 24 Plegadis falcinellus Ibis roko-roko x + +

Anatidae 25 Anas gibberifons Itik benjut + + + + 26 Dendrocygna arcuata Belibis kembang + + + +

Accipitridae 27 Accipiter virgatus Elang alap besar II x + 28 Elanus caeruleus Elang tikus +

Turnicidae 29 Coturnix chinensis Puyuh batu + 30 Turnix suscitator Gemak loreng + + + + 31 Turnix sylvatica Gemak tegalan +

Rallidae 32 Amaurornis phoenicurus Kareo padi + + + + + 34 Porzana cinerea Tikusan alis putih + 33 Porzana fusca Tikusan merah + + + 35 Porphyrio porphyrio Mandar besar + + + 36 Gallicrex cinerea Mandar bontot + 37 Gallinula chloropus Mandar batu + + + + +

Charadriidae 38 Charadrius dubius Cerek kalung kecil 39 Charadrius alexandrinus Cerek tilil + + + 40 Charadrius javanicus Cerek jawa NT + +

Scolopacidae 41 Numenius sp. + 42 Numenius madagascarensis x + 43 Tringa totanus Trinil kaki merah 44 Tringa stagnatilis Trinil rawa + 45 Tringa hypoleucos Trinil pantai + + + +

Sternidae 46 Chlidonias hibridus Dara laut kumis + + 47 Sterna sumatrana Camar topi hitam

Columbidae 48 Trerons vernans Punai gading + + + 49 Columba livia Merpati + 50 Macropygia sp. + 51 Streptopelia chinensis Tekukur + + + + +

Page 155: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 67]

No. Jenis Burung Status Konservasi Tahun

Nama latin Nama lokal Cites IUCN RI 1987 1994 2000 2001 2003 2004 52 Streptopelia bitorquata Dederuk jawa + + + + + 53 Geopelia striata Perkutut jawa + + + + +

Psittacidae 54 Psittacula alexandri Betet II + + +

Cucullidae 55 Clamator coromandus Bubut jambul 56 Cocomantis merulinus Wiwik kelabu 57 Cocomantis sepulcralis Wiwik uncuing + + 58 Chrysococcyx basalis Kedasi Australia + 59 Centropus nigrorufus Bubut jawa VU + + + 60 Centropus bengalensis Bubut alang-alang + 61 Centropus sp. Bubut +

Caprimulgidae 62 Caprimulgus affinis Cabak kota + + + +

Apodidae 63 Callocalia linchi Walet linchi + + + + +

Alcedinidae 64 Alcedo coerulescens Raja udang biru + + + + + + 65 Todirhompus chloris Cekakak sungai + + + + + + 66 Todirhompus sanctus Cekakak suci + + + 67 Pelargopsis capensis Pekaka emas +

Meropidae 68 Merops sp. + 69 Merops viridis Kirik-kirik biru

Picidae 70 Dendrocopus macei Caladi ulam + + 71 Picoides moluccensis Caladi tilik + + + + + +

Alaudidae 72 Mirafra javanica Branjangan + +

Hirundinidae 73 Hirundo rustica Layang-layang api + + + + 74 Hirundo tahitica Layang-layang batu + + + + +

Campephagidae 75 Lalage sueurii Kapasan sayap putih + 76 Lalage nigra Kapasan kemiri + + + 77 Pericrocotus cinnamomeus Sepah kecil +

Chloropseidae 78 Aegithina tiphia Cipoh kacat + + + + + +

Pycnonotidae 79 Pycnonotus aurigaster Cucak kutilang + + + + + + 80 Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk + + + + +

Dicruridae 81 Dicrurus macrocercus Srigunting hitam + +

Oriolidae 82 Oriolus chinensis Kepudang kuduk hitam + + +

Corvidae 83 Crypsirina temia Tangkar cetrong + + + + 84 Corvus enca Gagak hutan +

Paridae 85 Parus major Gelatik batu kelabu + + + +

Turdidae 86 Copsychus saularis Kucica kampung + + +

Sylviidae 87 Gerygone sulphurea Remetuk laut + + + + + 88 Phylloscopus sp. Cikrak + 89 Acrocephalus stentoreus Kerak basi ramai + + 90 Acrocephalus orientalis Kerak basi besar + + + 91 Locustella certhiola Kecici belalang + + + 92 Cisticola juncindis Cici padi + + + 93 Orthotomus sutorius Cinenen pisang + + + 94 Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu + + 95 Orthotomus sepium Cinenen Jawa + + + 96 Prinia inornata Perenjak padi + + + 97 Prinia flaviventris Perenjak rawa + + + 98 Prinia familiaris Perenjak sayap garis + + + + + + 99 Prinia polychroa Perenjak coklat + + +

Muscicapidae

Page 156: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 68]

No. Jenis Burung Status Konservasi Tahun

Nama latin Nama lokal Cites IUCN RI 1987 1994 2000 2001 2003 2004 100 Muscicapa dauurica Sikatan bubik + 101 Rhipidura javanica Kipasan belang + + + + + + Artamidae 102 Artamus leucorhynchus Kekep + + + + Laniidae 103 Lanius schach Bentet kelabu + + + + + + 104 Lanius tigrinus Bentet loreng + + Sturnidae 105 Sturnus contra Jalak suren + + 106 Sturnus melanopterus Jalak putih EN + + 107 Acridotheres javanicus Kerak kerbau + + + + + Nectariniidae 108 Anthreptes malacensis Burung madu kelapa + + 109 Nectarinia jugularis Burung madu sriganti + + + + Dicaediae 110 Dicaeum trochileum Cabai jawa + + + + + Zosteropidae 111 Zosterops palpebrosus Kacamata biasa + + + + Ploceidae 112 Passer montanus Burung gereja + + + + + 113 Lonchura leucogasteroides Bondol jawa + + + + + 114 Lonchura punctulata Bondol sisik/peking + + + + + 115 Lonchura maja Bondol haji + +

Jumlah Jenis ditemukan 2 8 12 48 58 43 70 58 65 Jumlah Suku ditemukan 2 7 6 27 34 25 33 28 29 Jumlah Jenis dilindungi 6 6 3 5 3 7

Tabel 3.33. Jenis Burung Air, Burung Pantai, dan Burung Khas Mangrove Yang Terdapat

Di Kawasan PIK dan Sekitarnya Tahun 1987 – 2004

No. Jenis burung Tahun

Nama latin Nama lokal 1987 1994 2000 2001 2003 2004 Phalacrocoracidae

1 Phalacrocorax niger Pecuk padi kecil + + + + + 2 Phalacrocorax sulcirostris Pecuk padi hitam +

Anhingidae 3 Anhinga melanogaster Pecuk ular + + + + + +

Ardeidae 4 Ardea sumatrana Cangak laut + 5 Ardea cinerea Cangak abu + + + + + + 6 Ardea purpurea Cangak merah + + + + + + 7 Ardeola speciosa Blekok + + + + + + 8 Ibis cinereus ? + 9 Butorides striatus Kokokan laut + + + +

10 Bubulcus ibis/Ardeola ibis Kuntul kerbau + + + + + 11 Egretta alba Kuntul besar + + 12 Egretta intermedia Kuntul perak + + + + + + 13 Egretta garzetta Kuntul kecil + + + 14 Egretta sacra Kuntul karang + + + + + 15 Nycticorax nycticorax Kowak malam kelabu + + + + 16 Ixobrycus eurythmus Bambangan coklat + + 17 Ixobrycus sinensis Bambangan kuning + + + 18 Ixobrycus cinnamomeus Bambangan merah + + + + 19 Ciconia episcopus Bangau sendang lawe +

Fregatidae 20 Fregata andrewsi Cikalang Christmas +

Ciconiidae 21 Mycteria cinerea Bangau bluwok + 22 Leptotilus javanicus Bangau tongtong +

Threskiornithidae 23 Threskiornis melanocephalus Ibis cucuk besi + + 24 Plegadis falcinellus Ibis roko-roko + +

Anatidae 25 Anas gibberifons Itik benjut + + + + 26 Dendrocygna arcuata Belibis kembang + + + +

Rallidae

Page 157: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 69]

No. Jenis burung Tahun

Nama latin Nama lokal 1987 1994 2000 2001 2003 2004 27 Amaurornis phoenicurus Kareo padi + + + + + 28 Porzana fusca Tikusan merah + + + 29 Porzana cinerea Tikusan alis putih + 30 Porphyrio porphyrio Mandar besar + + + 31 Gallicrex cinerea Mandar bontot + 32 Gallinula chloropus Mandar batu + + + + +

Charadriidae 33 Charadrius dubius Cerek kalung kecil 34 Charadrius alexandrinus Cerek tilil + + + 35 Charadrius javanicus Cerek jawa + +

Scolopacidae 36 Numenius sp. + 37 Numenius madagascarensis + 38 Tringa totanus Trinil kaki merah 39 Tringa stagnatilis Trinil rawa + 40 Tringa hypoleucos/Actitis hypoleucos Trinil pantai + + + +

Sternidae 41 Chlidonias hibridus Dara laut kumis + + 42 Sterna sumatrana Camar topi hitam

Cucullidae 43 Centropus nigrorufus Bubut jawa + + +

Alcedinidae 44 Alcedo coerulescens Raja udang biru + + + + + + 45 Todirhompus chloris Cekakak sungai + + + + + + 46 Todirhompus sanctus Cekakak suci + + + 47 Pelargopsis capensis Pekaka emas +

Corvidae 48 Crypsirina temia Tangkar cetrong + + + +

Turdidae 49 Copsychus saularis Kucica kampung + + +

Sylviidae 50 Gerygone sulphurea Remetuk laut + + + + + 51 Prinia flaviventris Perenjak rawa + + +

Muscicapidae 52 Rhipidura javanica Kipasan belang + + + + + +

21 jenis

29 jenis

22 jenis

29 jenis

26 jenis

31 jenis

10 famili

15 famili

12 famili

13 famili

11 famili

12 famili

Tabel 3.34. Perbandingan Jumlah Jenis dan Famili Burung Pantai/Air/Khas Terhadap

Burung Non Pantai/Air/Khas Mangrove. 1987 1994 2000 2001 2003 2004

Total jumlah jenis 48 58 43 70 58 66 Jumlah jenis burung pantai/air/mangrove 21 29 22 29 26 32 Jumlah jenis non burung pantai/air/mangrove 27 29 21 41 28 34 Total jumlah famili 27 34 25 33 28 29 Jumlah famili burung pantai/air/mangrove 10 15 12 13 11 12 Jumlah famili non burung pantai/air/mangrove 17 19 13 20 17 17

Page 158: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 70]

4252

40

6555 58

6

6

3

5

37

0

10

20

30

40

50

60

70

80

87 94 00 01 03 04

Tahun

Jum

lah

jen

is

Dilindungi

Tdk dilindungi

Gambar III.40. Diagram Batang Jumlah Jenis Dilindungi dan Tidak Dilindungi Di Kawasan

Pantai Indah Kapuk Tahun 1997-2004

6 7 8 9 10 11 12 13

Titik Pengamatan

: 2000 : 2001 : 2003

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Jum

lah

Jeni

s Bu

rung

1 2 3 4 5

: 2004

Gambar III.41. Perbandingan Jumlah Jenis Burung Tahun 2000 – 2004

Page 159: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 71]

0

10

20

30

40

50

60

70

Jum

lah

Jen

is/F

amili

1987 1994 2000 2001 2003 2004

Tahun Pengamatan

: Total jumlah jenis : Jumlah jenis burung pantai/air/mangrove

: Jumlah jenis non burung pantai/air/mangrove : Total jumlah famili

: Jumlah famili burungpantai/air/mangrove : Jumlah famili non burungpantai/air/mangrove

Gambar III.42. Perbandingan Jumlah Jenis dan Jumlah Famili Burung Pantai/Air/Khas

Mangrove Terhadap Burung Non Pantai/Air/Khas Mangrove

3.5.4. Fauna Lain Berdasarkan hasil pengamatan sampai dengan tahun 2005, terlihat bahwa jenis fauna lain selain burung seperti mamalia (monyet, bajing), reptilia (biawak, ular) masih ditemukan di sekitar lokasi proyek (Kawasan Pantai Indah Kapuk). Jenis fauna lain selain burung yang tercatat, antara lain: Tabel 3.35. Jenis Fauna Lain (Selain Burung)

No Jenis Fauna Habitat Tahun 2005

1. 2.

MAMALIA Monyet (Macaca Fasciculoris) Bajing (Sciurus notatus)

Suaka Margasatwa Suaka Margasatwa & Hutan Lindung

+ +

3. 4. 5. 6.

REPTILIA Biawak (Varanus Salvador) Kadal (Mabouya multifasciata) Ular Hijau (Dryophis prasinus) Ular Cincin Mas (Boiga dendrophila)

Suaka Margasatwa & Cengkarang Drain Suaka Margasatwa & Hutan Lindung Suaka Margasatwa & Hutan Lindung Suaka Margasatwa & Hutan Lindung

+ + + +

7.

AMPIBIA Katak (Rhacophous sp.)

Suaka Margasatwa

+

8. 9.

10.

AVERTEBRATA Udang Nyamuk Keong Mas

Bekas Tambak Tersebar Cengkareng Drain

+ + +

Sumber : Laporan Implementasi RKL/RPL Kawasan PIK, 2005 Ketarangan = +) : Masih ditemukan

Page 160: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 72]

Hasil Kajian Lingkungan Rencana Reklamasi PT KNI oleh Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Dipenegoro (2010) menunjukkan bahwa fauna dasar di sedimen Hutan Mangrove memang tidak banyak variasinya bahkan kalah dengan hutan mangrove sejenis di Wilayah Semarang-Demak. Fauna dasar yang merupakan ciri khas hutan mangrove seperti jenis-jenis kepiting Sesarmine (famili Grapsidae, Portunidae, Ocypodidae) sangat langka. Hal ini dikarenakan tebalnya timbunan sampah terutama plastik di dalam hutan mangrove Angke. Dengan demikian fungsi hutan mangrove Angke sebagai habitat fauna dasar tidak baik. Selain itu dikaitkan dengan ketidak mampuan perairan laut untuk menampung larva dan anakan biota laut, maka tidak banyak biota laut yang mampu mencapai hutan mangrove untuk membesarkan diri. Hal ini ditambah pula dengan tingginya tingkat pencemaran di dalam hutan mangrove. Berdasarkan data Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Tahun 2011 menunjukkan bahwa Kawasan hutan lindung Angke Kapuk yang mempunyai luas pada tahun 2010 sebesar 44,76 Ha, letaknya memanjang sejajar pantai sepanjang 5 Km dengan lebar 100 meter dari garis pasang surut yang terbentang mulai dari batasan hutan wisata Kamal ke arah timur hingga suaka margasatwa Muara Angke. Dibandingkan tahun sebelumnya, tidak terdapat perubahan yang berarti sampai tahun 2011. Di dalamnya terdapat areal permukiman Pantai Indah Kapuk dengan batas sebelah Selatan adalah jalan tol Prof. Sedyatmo dan jalan Kapuk Muara. Keberadaan flora ditampilkan oleh flora khas pesisir, bakau atau mangrove, hingga keberadaannya menjadi spesifik jika dibandingkan dengan kawasan permukiman. Tabel 3.36. Tabel 3.36. Fauna yang dilindungi di suaka margasatwa muara angke, Tahun 2011

NO KELOMPOK NAMA DAERAH SPESIES

1. Mamalia Monyet Macaca fascicularis

2. Reptilia Biawak Varanus salvator

3. Reptilia Ular cincin mas Boiga dendrophila

4. Reptilia Ular piton Phyton sp

5. Burung Pecuk padi Phalacocorax pygmaeus

6. Burung Pecuk ular Anhinga anhinga

7. Burung Kowak maling Nyticorax nyticorax

8. Burung Pelatuk besi Thereskiomia

9. Burung Raja udang Halcyon chloris

10. Burung Blekok Ardeola speciosa

11. Burung Kuntul Egretta intermedia

12. Burung Kuntul kecil Egretta gazeta

13. Burung Cangak abu Arde cinerea

14. Burung Cangak merah Ardea

Sumber : Suaka Margasatwa Muara Angke, 2011

Page 161: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 73]

Jenis vegetasi yang tumbuh di hutan lindung relatif terbatas, sedang tumbuhan bawah jarang terlihat oleh karena di pengaruhi pasang-surut. Tumbuhan bawah hanya terdapat pada area yang cenderung lebih ke darat. Ketebalan hutan lindung sekitar 40 meter. Vegetasi yang tumbuh di kawasan lindung relatif homogen, didominasi Api-api (Avicennia sp), sedangkan Bakau (Rhizoposa sp) hanya tumbuh di beberapa area yang sempit sehingga tumbuhan tersebut tampak sporadis. Jenis vegetasi yang ada pada tingkat pohon adalah Avicennia marina, A. officinalis, A. alba, Delonix regia, Sonneratia caseolaris, Thespesia popoulne; sedangkan Rhizopora mucronata dan Excoecaria agallocha pada tingkat tiang. Pada tingkat sapihan yang menonjol adalah Avicennia marina, A. officinalis, A. alba, Rhizopora mucronata, Acasia auliculiformis dan Delonix regia. Beberapa bagian hutan lindung Angke Kapuk mengalami abrasi yang cukup kuat oleh gempuran ombak. Dalam upaya mempertahankan keberadaan hutan lindung, di beberapa bagian pantai di lakukan penanaman vegetasi bakau. Keberhasilan tumbuh vegetasi tersebut mengalami hambatan oleh gelombang laut yang cukup besar. Fauna yang terdapat di hutan lindung Angke Kapuk antara lain didominasi oleh burung pantai yang berjenis sama dengan yang terdapat di suaka margasatwa P. Rambut, yaitu Pecuk ular (Anhinga melanogaster), Kowak maling (Nycticorax nycticorax), Kuntul putih (Egretta sp), Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), Cangak abu (Ardea cinerea), Blekok (Ardeola speciosa), Belibis (Anas gibberrfrons), Cekakak (Halycon chloris), Pecuk (Phalacrocorax sp) dan Bluwak (Mycteria cineria). Satwa lain selain jenis burung adalah Biawak (Varanus salvator), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan beberapa jenis ular.

Page 162: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 74]

Gambar III.43. Lokasi Sampling Fisik Kimia dan Hayati

Page 163: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 75]

3.6. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA

Kegiatan Reklamasi Pantai yang dilakukan oleh PT. Kapuk Naga Indah akan memberikan dampak sosial, ekonomi maupun budaya yang dapat merubah strata sosial masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara pada khususnya dan Kecamatan Penjaringan, Wilayah Jakarta Utara pada umumnya.

Lokasi kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah terletak di perairan laut dangkal yang meliputi 2 (dua) kelurahan, yakni Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara, dimana ketinggian tanah masing-masing wilayah kelurahan dari permukaan laut adalah 0,5 meter. Batas-batas geografis wilayah kelurahan adalah sebagai berikut: 1. Kelurahan Kapuk Muara

Luas wilayah Kelurahan Kapuk Muara ± 10.0550 Km2 dengan batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Pantai Laut Jawa. b. Sebelah Timur : Kali Angke. c. Sebelah Selatan : Jl. Kapuk Raya. d. Sebelah Barat : Kali Cengkareng Drain.

2. Kelurahan Kamal Muara

Luas wilayah Kelurahan Kamal Muara ± 10.5340 Km2 dengan batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Pantai Laut Jawa. b. Sebelah Timur : Kali Cengkareng Drain. c. Sebelah Selatan : Jl. Kapuk Kamal. d. Sebelah Barat : Desa Dadap Kab. Tangerang.

Uraian singkat kondisi demografi Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.6.1. Kependudukan

Berdasarkan hasil Survei Inventarisasi Kelurahan Tahun 2009, penduduk Kelurahan Kamal Muara sebanyak 7.440 jiwa dengan jumlah KK adalah 1.945. Kepadatan penduduk 706 jiwa/km2, dengan perincian penduduk laki-laki 3.899 jiwa atau 52,41 persen dan penduduk perempuan 3.541 jiwa atau 47,59 persen (Tabel 3.37). Jumlah penduduk Kelurahan Kamal Muara pada tahun 2009, jika dirinci menurut kewarganegaraannya, terdapat sebanyak 7.440 jiwa Warga Negara Indonesia dan tidak ada Warga Negara Asing (Tabel 3.38).

Page 164: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 76]

Sedangkan penduduk Kelurahan Kapuk Muara sebanyak 21.949 jiwa dengan jumlah KK adalah 9.451. Kepadatan penduduk 2.183 jiwa/km2, dengan perincian penduduk laki-laki 11.243 jiwa atau 51,22 persen dan penduduk perempuan 10.706 jiwa atau 48,78 persen (Tabel 3.36). Jumlah penduduk Kelurahan Kapuk Muara pada tahun 2009, jika dirinci menurut kewarganegaraannya, terdapat sebanyak 21.935 jiwa Warga Negara Indonesia dan 14 jiwa Warga Negara Asing (Tabel 3.38).

Tabel 3.37. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk, 2009

No. Kelurahan Luas (Km2)

Penduduk/Population Kepadatan Penduduk

Rasio Sex Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Kamal Muara 10,5340 3.899 3.541 7.440 706 110,11 2. Kapuk Muara 10,0550 11.243 10.706 21.949 2.183 105,02

Sumber: BPS, Kecamatan Penjaringan Dalam Angka 2010

Tabel 3.38. Jumlah Penduduk Menurut Kewarganegaraan, 2009

No Kelurahan WNI WNA Cina Jumlah

1. Kamal Muara 7.440 - - 7.440 2. Kapuk Muara 21.935 14 14 21.949

Sumber: BPS, Kecamatan Penjaringan Dalam Angka 2010

3.6.2. Agama

Di Indonesia, sesuai dengan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, terdapat 5 agama yang diakui keberadaannya oleh pemerintah yaitu: Islam, Khatolik, Kristen, Hindu dan Budha. Penduduk Kelurahan Kamal Muara yang beragama Islam berjumlah 6.452 jiwa atau 86,72 persen dan non Islam berjumlah 988 jiwa atau 13,28 persen, sedangkan Penduduk Kelurahan Kapuk Muara yang beragama Islam berjumlah 12.591 jiwa atau 57,36 persen dan non Islam berjumlah 9.358 jiwa atau 42,64 persen (Tabel 3.39).

Tabel 3.39. Jumlah Penduduk Menurut Agama, 2009

No. Kelurahan Islam Katholik Krisren Hindu Budha Jumlah

1. Kamal Muara 6.452 277 368 58 285 7.440 2. Kapuk Muara 12.591 2.336 2.349 120 4.553 2.1949

Sumber: BPS, Kecamatan Penjaringan Dalam Angka 2010

3.6.3. Tenaga Kerja

Pada tahun 2009, Kepala Keluarga di Kelurahan Kamal Muara paling banyak bekerja di sektor Industri, yaitu sebesar 459 jiwa dari 1.945 KK, sedangkan di Kelurahan Kapuk Muara paling banyak bekerja di sektor Industri, yaitu sebesar 4.723 jiwa dari 9.451 KK (Tabel 3.40).

Page 165: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 77]

Tabel 3.40. Jumlah Kepala Keluarga menurut Jenis Kegiatan, 2009

No. Kelurahan Pertanian Industri Bangunan Perdagangan Transportasi dan Komunikasi

1. Kamal Muara 429 459 169 311 146 2. Kapuk Muara 232 4.723 974 1532 254

Sumber: BPS, Kecamatan Penjaringan Dalam Angka 2010

3.6.4. Mata Pencaharian

Data komposisi mata pencaharian penduduk menurut jenisnya di Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara dapat dilihat pada Tabel 3.41 berikut.

Tabel 3.41. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk

No. Mata Pencaharian Kel. Kapuk Muara Kel. Kamal Muara

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12

Tani Nelayan Buruh Pedagang Karyawan Swasta Pegawai Negeri Sipil (PNS) ABRI Pensiunan Petukangan Swasta Lainnya Buruh Tani Lain-lain

9 56

5.103 1.145 4.120 2.151

44 227 205

0 10

727

0,07 0,41 36,99 8,30 29,86 15,59 0,32 1,65 1,49 0,00 0,07 5,27

197 607 405 425 471 45 67 34 0 58 0

119

8,11 25,00 16,68 17,50 19,40 1.85 2,76 1,40 0,00 2,39 0,00 4,99

Jumlah 13.797 100 2.428 100 Sumber : Monografi Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, 2012

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mata pencaharian penduduk di Kelurahan Kapuk Muara pada umumnya didominasi oleh buruh 36,99%, karyawan swasta 29,86%, PNS 15,59% dan pedagang 8,30%. Sedangkan di Kelurahan Kamal Muara mata pencaharian didominasi oleh nelayan 25,00%, karyawan swasta 19,41%, pedagang 17,50% dan buruh 16,68%. Sebagai perbandingan Berdasar hasil survei studi Amdal tahun 2007 dan Studi Pandangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah Di Kawasan Pantai Utara Jakarta (Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat, 2011) diperoleh Komposisi responden berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3.42.

Page 166: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 78]

Tabel 3.42. Komposisi Responden berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk

No. Mata Pencaharian Kel. Kapuk Muara Kel. Kamal Muara

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Tani Nelayan Buruh Pedagang Karyawan Swasta Pegawai Negeri Sipil (PNS) ABRI Pensiunan Petukangan Swasta Lainnya

0 0 4 2

10 9 7 1 2 0

0 0

11,43 5,71

28,57 25,71 20,00 2,85 5,71

0

2 17 6 7 6 9

11 2 2 3

3,08 26,15 9,23 10,76 9,23 13,85 16,92 3,08 3,08 4,61

Jumlah 35 100 65 100 Sumber : Rekapitulasi Survei Responden, 2007

Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan pada dua wilayah Kelurahan lokasi rencana reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah, menunjukkan bahwa sebahagian besar penduduk mata pencaharian utamanya adalah sebagai nelayan dengan berbagai alat tangkap.

Tabel 3.43. Jenis Mata pencaharian Utama Penduduk (Responden) Pada Wilayah

Kelurahan Kamal Muara dan Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara

No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)

1 Nelayan sero 15 30,00 2 Nelayan ternak Kerang Ijo 11 22,00 3 Nelayan bagang 11 22,00 4 Nelayan pancing 12 24,00 5 Pedagang 0 0 6 Buruh Industri 0 0 7 Buruh Nelayan 0 0 8 Tukang (Kayu/batu) 0 0 9 Bubu rajungan 1 2,00 Jumlah 50 100,00

Sumber : Hasil Survey, Tahun 2010

Pada Tabel 3.43, menunjukkan bahwa 30,00 % dari responden adalah berprofesi sebagai nelayan sero, 24,00 % sebagai nelayan pancing, 22,00 % nelayan bagang dan 22,00 % sebagai nelayan atau peternak kerang ijo, siasanya 2,00 % adalah nelayan bubu rajungan. Kondisi ini menggambarkan, bahwa masyarakat yang bekerja sebagai nelayan memiliki juga berbagai macam alat tangkap yang digunakan dalam menjalankan kegiatan penangkapan ikan. Mata pencaharian utama penduduk di wilayah rencana kegiatan reklamasi pantai Kapuk Naga Indah Kelurahan Kamal Muara dan Kelurahan Pluit (Muara Angke) Kecamatan l Penjaringan Jakarta Utara pada umumnya adalah Nelayan, peternak kerang ijo, buruh, karyawan pabrik dan sebahagian kecil adalah pegawai swasta dan Pegawai negeri Sipil. Penduduk yang memiliki pekerjaan utama sebagai Nelayan sangat ditunjang oleh kondisi

Page 167: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 79]

lingkungan diwilayah ini yang berada didaerah pesisir pantai Jakarta Utara, sehingga warga rata-rata memilih bekerja sebagai nelayan dibanding bekerja di bidang yang lain. Selain mata pencaharian sebagai nelayan, penduduk diwilayah rencana kegiatan reklamasi juga ada yang bekerja sebagai tukang, sopir, buruh pabrik, pedagang (warung sembako), usaha rumah tangga pembuatan ikan kering dan usaha rumah tangga lainnya yang dikelolah ibu-ibu.

3.6.5. Perikanan Tangkap

1. Nelayan

Nelayan yang yang ada di Kecamatan Penjaringan dibedakan antara nelayan penetap dan nelayan pendatang. Nelayan penetap adalah nelayan yang berdomisili di wilayah Muara Angke dan nelayan pendatang adalah nelayan yang berasal dari luar wilayah Muara angke. Klasifikasi nelayan tersebut terbagi lagi menjadi nelayan pekerja dan nelayan pemilik unit penangkapan ikan. Nelayan di wilayah Kecamatan Penjaringan masih didominasi oleh nelayan tadisional, dan hanya sebagian kecil yang diusahakan secara modern oleh investor besar. Sebagian besar nelayan tradisional adalah pendatang dari Bugis, Jawa Timur, Jawa Barat, Madura disamping warga asli Jakarta sendiri. Berdasarkan data terlihat bahwa jumlah nelayan di wilayah wilayah Kecamatan Penjaringan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Perkembangan jumlah nelayan di wilayah wilayah Kecamatan Penjaringan dari tahun 2006 hingga 2011 terlihat pada Tabel 3.44. Jumlah nelayan sampai tahun 2011 tercatat sebanyak 9.892 orang yang terdiri atas nelayan pemilik 1/037 orang dan 8.855 orang sebagai nelayan pekerja. Berdasarkan status kependudukannya dari 21.534 orang nelayan ini terdiri dari 5.590 orang nelayan menetap dan 4.302 orang nelayan pendatang.

Tabel 3.44. Perkembangan Perkembangan Jumlah Nelayan Penetap Dan Pendatang

di Kecamatan Penjaringan Tahun 2006 - 2011

Tahun Nelayan Penetap (Orang) Nelayan Pendatang (Orang) Jumlah Nelayan (Orang)

Pemilik Pekerja Jumlah Pemilik Pekerja Jumlah Pemilik Pekerja Jumlah 2006 824 6.650 7.474 655 4.895 5.550 1.479 11.545 13.024 2007 595 4.639 5.234 645 4.855 5.500 1.240 9.494 10.734 2008 610 4.965 5.575 720 5.420 6.140 1.330 10.385 11.715 2009 635 5.290 5.925 520 4.000 4.520 1.155 9.292 10.447 2010 615 5.085 5.700 510 4.030 4.540 1.125 9.115 10.240 2011 559 5.031 5.590 478 3.824 4.302 1.037 8.855 9.892

Sumber : Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kodya Jakarta Utara Tahun 2012

2. Armada Penangkapan Ikan

Armada penangkapan ikan di Kecamatan Penjaringan tahun 2011 sebanyak 1.940 kapal motor. Perahu tanpa motor yang digunakan sebagai armada perikanan memiliki ukuran sedang sampai berukuran besar. Kapal motor digolongkan berdasarkan ukuran

Page 168: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 80]

volume kapal menjadi 6 kelompok yakni 0- 5 GT, 5-10 GT, 10-20 GT, 20-30 GT, 30-50 GT dan diatas 50 GT. Saat ini armada kapal perikanan yang ada di Kecamatan Penjaringan didominasi oleh kapal motor yang berukuran 5-10 GT dan di atas 50 GT. Armada perikanan di PPI Muara Angke juga dibagi menjadi dua jenis yakni kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut. Kapal-kapal ikan yang melakukan tambat labuh di PPI Muara Angke antara lain adalah: kapal gillnet, jaring cumi (bukoami), purse seine, jaring insang dasar, bubu dan pancing. Berbagai alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Jakarta Utara untuk kegiatan usaha penangkapan terdiri dari jaring payang, purse seine, rampus, gill net, bagan, bubu dan pancing. Dalam melakukan usaha penangkapan nelayan Muara Angke umumnya menggunakan alat tangkap berupa jaring payang, purse seine, rampus, gill net, bagan, bubu dan pancing. Nelayan 1 Cilincing mengoperasikan alat tangkap berupa jaring rampus, payang, kejer, bubu, dogol dan trawl. Alat tangkap trawl dalam prakteknya selalu menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian habitat maupun spesies biota laut yang ada, sehingga sering menimbulkan konflik dengan nelayan lainnya. Nelayan di Kamal Muara umumnya menggunakan alat tangkap yang terdiri dari jaring kejer, payang, bagan dan sero, sedangkan nelayan di Muara Baru menggunakan alat tangkap gill net dan pancing tuna long line.

Jumlah armada Perikanan Tangkap berdasarkan tonage di Kecamatan Penjaringan dari tahun 2006 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada Tabel 3.45.

Tabel 3.45. Jumlah Armada Perikanan Tangkap di Kecamatan Penjaringan Tahun

2006 – 2011

Tahun Kapal Motor (GT) (Unit) Jumlah armada

(Unit) 0 -5 5 -10 10 -20 20 -30 30 -50 >30 2006 206 609 354 279 24 353 1.825 2007 230 675 459 254 17 460 2.096 2008 260 1258 230 496 36 264 2.544 2009 235 827 110 385 73 250 1.880 2010 210 1043 122 275 68 310 2.028 2011 197 990 120 268 65 300 1.940

Sumber : Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kotamadya Jakarta Utara, 2012

Dari tabel tersebut nampak bahwa armada perikanan jumlahnya berfluktuasi dari tahun ke tahun dan berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa sampai tahun 2011 terbanyak kapal berukuran 5 – 10 GT sebanyak 990 unit. Nelayan pantai mengoperasikan alat tangkapnya pada daerah pesisir pantai dengan kedalaman tidak lebih dari 15 meter dengan jarak waktu tempuh dari dan ke lokasi penangkapan (fishing ground) mencapai 1-2 jam perjalanan.

Page 169: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 81]

Daerah penangkapan ikan bagi nelayan di Muara Angke adalah Perairan Bangka Belitung, Perairan Sumatera, Selat Karimata, Laut Jawa, Perairan Kalimantan Barat, Kepulauan Natuna, Teluk Jakarta dan Karawang, serta Laut Karimun Jawa. Bagi nelayan-nelayan kecil yang bersifat pulang hari (one day fishing) seperti payang, bubu dan pancing kebanyakan memilih daerah penangkapan di sekitar Teluk Jakarta dan Karawang karena jarak yang ditempuh lebih dekat dan tidak memakan biaya terlalu besar. Nelayan-nelayan besar yang memakan waktu melaut bermingu-minggu dan bahkan berbulan-bulan seperti Purse Seine, Buko Ami, dan Jaring Cumi lebih memilih daerah penangkapan di daerah Perairan Bangka Belitung, Perairan Sumatera, Selat Karimata, serta Kepulauan Natuna.

3. Perikanan Budidaya Kerang Hijau

Budidaya kerang hijau (Perna viridis) cukup banyak tersebar di wilayah Teluk Jakarta. Ada beberapa tahap dalam pembuatan rakit kerang hijau dari mulai membuat alat ini sampai dengan tahap akhir pemanenan, yaitu pembuatan rawai (pengumpul spat), pembuatan bambu dongkrak, persiapan bambu rakit, pemasangan bambu rakit, pemasangan tali rawai, pembesaran dan pemanenan. Pertumbuhan kerang hijau sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter fisika dan kimia yang terdapat pada suatu perairan seperti suhu, salinitas, kedalaman, kecerahan, substrat, serta beberapa parameter lainnya. Kerang hijau banyak ditemukan pada wilayah perairan yang memiliki suhu sekitar 26 – 34 0C, sedangkan untuk kedalamannya biota ini hidup secara optimal pada wilayah perairan dengan kedalaman berkisar antara 2,6 – 4,0 meter. Kerang hijau ini dapat tumbuh dengan baik pada wilayah perairan yang memiliki kisaran salinitas 27 – 35 0/00. Rawai kerang hijau dipasang pada kerangka bambu rakit yang posisi pemasangannya dapat secara vertikal ataupun horizontal. Setelah semua rawai sudah siap terpasang pada posisinya masing-masing, benih kerang hijau yang berada pada perairan bebas dengan sendirinya akan menempel pada rawai-rawai tersebut.

Proses pemanenan pada perikanan budidaya kerang hijau ini adalah dilakukan kurang lebih sekitar 6 – 7 bulan terhitung mulai dari terkumpulnya benih pada rawai di rakit kerang hijau tersebut. Selama menunggu masa panen, aktivitas para nelayan rakit kerang hijau hanya menjaga kondisi rakit supaya tetap kokoh, salah satunya yaitu dengan cara melakukan pergantian pada bambu-bambu yang mengalami kerusakan. Untuk komoditas kerang hijaunya sendiri tidak diperlukan perlakuan khusus. Para nelayan hanyalah membersihkan sampah-sampah yang datang. Di perairan Kamal Muara jumlah rakit kerang hijau ini semuanya telah dibebaskan oleh pemrakarsa dan rakit ini pindah lokasi.

Page 170: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 82]

3.6.6. Tingkat Pendapatan

Hasil kajian tematik tahun tahun 2010, tingkat pendapatan responden disajikan pada Tabel 3.46 di bawah ini. Tabel 3.46. Kisaran Rata-Rata Tingkat Pendapatan Responden Per Bulan

Tingkat Pendapatan/bulan

(Rp)

Kelurahan Kamal Muara (N = 30)

Kelurahan Pluit (N = 20)

Jumlah ( N = 50 ) (%)

≤ 500.000 5 4 9 18,00 500.000 – 1.000.000 13 9 22 44,00 1.000.000– 1.500.000 5 5 10 20,00 1.500.000– 2.000.000 4 2 6 12,00 2.000.000 – 2.500.000 2 0 2 4,00

≥ 2.500.000 1 0 1 2,00 Jumlah 30 20 50 100,00

Sumber: Hasil Survey, Tahun 2010

Kisaran rata-rata pendapatan per bulan responden di wilayah studi bervariasi, responden dengan tingkat pendapatan rata-rata per bulan dibawah atau sama dengan Rp. 500.000 sebanyak 9 orang (18,00 %), dan tingkat pendapatan antara Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 per bulan sebanyak 22 orang (44,00 %), antara Rp. 1.000.000,- Rp. 1.500.000,- perbulan sebanyak 10 orang (20,00 %), antara Rp. 1.500.000 – 2.000.000 sebanyak 6 orang (12,00 %), Sedangkan tingkat pendapatan tertinggi di wilayah studi antara Rp. 2.000.000,- Rp. 2.500.000,- hanya 3 orang (6,00 %). Jika tingkat pendapatan rata-rata responden diukur dengan tingkat kesejahteraan menurut Sajogyo (1986) untuk daerah pedesaan, di mana dinyatakan bahwa keluarga digolongkan “sangat miskin” bilamana tingkat pendapatan setara beras < 240 kg/kapita/tahun. Sedangkan tergolong “miskin” jika pendapatan setara beras > 240 - < 460 kg/kapita/tahun dan tergolong sejahtera atau tidak miskin jika tingkat pendapatan setara beras mencapai > 640 kg/kapita/tahun. Tingkat pendapatan Rp. 500.000 per bulan ekuivalen dengan Rp. 6.000.000.- per tahun, jika dikonversi dalam setara beras, di mana harga beras rata-rata adalah Rp. 4.500 per kg (medium price), maka jumlah pendapatan setara beras adalah 1.333 kg/tahun. Bilamana tanggungan anggota keluarga rata-rata 5 orang/KK, maka pendapatan setara beras tiap anggota keluarga adalah 266,7 kg/kapita/tahun. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebanyak (81,00 %) responden di wilayah studi masih tergolong “miskin”, sehingga yang tergolong sejahtera baru sekitar 19,00 %.

3.6.7. Pendidikan

Prasarana dan Sarana sangat penting keberadaannya sebagai faktor penunjang untuk menggerakkan aktivitas sosial ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Secara umum Prasarana dan Sarana di Kecamatan Penjaringan cukup memadai, baik prasarana dan sarana pendidikan, kesehatan, perekonomian, perhubungan dan keagamaan.

Page 171: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 83]

Tabel 3.47. Prasarana dan Sarana Pendidikan, Kesehatan, Perekonomian, Perhubungan dan Keagamaan di Kecamatan Penjaringan

No. Prasarana dan Sarana Jumlah (unit)

1 Pendidikan -Taman Kanak-Kanak -Sekolah Dasar Negeri -Sekolah Dasar Inpres -Sekolah Dasar Swasta -SMP Negeri -SMP Swasta -SMA Negeri -SMA Swasta

52 40 0

46 7

35 2

24 2 Perekonomian/Perdagangan

-Pasar Inpres -Pusat Lingkungan -Lokasi Pdg K-5 -Swalayan -Mall dan -Waserda -Bank Pemerintah -Bank Swasta -Koperasi Konsumsi -Koperasi Produksi

5 6 9

17 6 5

23 1 1

3 Keagamaan/Tempat Ibadah -Mesjid -Surau -Gereja -Pura -Lainnya

52 111 33 33 16

Sumber Data: BPS (2009)

3.6.8. Sosial Budaya

Tingginya persentase penduduk pendatang, baik yang sudah menetap maupun yang bersifat musiman serta aksesibiltas yang cukup baik ke lokasi-lokasi strategis, sangat mempengaruhi karakter penduduk di sekitar lokasi proyek. Mereka lebih terbuka menerima pendatang baru/orang luar maupun nilai-nilai baru yang datang. Seperti halnya penduduk di bagian kota Jakarta lainnya yang sudah berasimilasi, adat istiadat daerah asalnya sudah tidak begitu kuat mewarnai kehidupan mereka sehari-hari. Dari hasil wawancara dan pengamatan lapangan, penduduk yang berdomisili secara permanen dan atau bekerja di lokasi sekitar rencana kegiatan reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah di Kelurahan Kamal Muara dan Pluit (Muara Angke) Kecamatan l Penjaringan, umumnya mereka adalah penduduk asli Betawi dan pendatang dari berbagai daerah yang merantau ke Ibu Kota seperti dari Sulawesi selatan Suku bugis Makassar dan Jawa Barat Indramayu, sehingga penduduk diwilayah ini sangat heterogen dengan latar belakang suku bangsa yang beragam. Beragamnya suku bangas dan budaya antara penduduk asli (Betawi) dan pendatang yang bekerja dan berdomisili secara permanen disekitar rencana kegiatan telah menyebabkan terjadinya proses sosial yang sangat intens dan dinamis dalam sistem sosial masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan reklamasi Pantai Kauk Naga Indah.

Page 172: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 84]

Interaksi sosial dan komunikasi yang terjalin antar warga disekitar lokasi rencana kegiatan, telah terwujud dalam bentuk integrasi sosial. Proses sosial yang telah terjadi di Kelurahan Kamal Muara dan Kelurahan Pluit, khususnya antara penduduk asli Betawi dan pendatang dari berbagai daerah seperti bugis Makassar dan Indramayu sudah berlangsung sejak lama ditandai dengan terjadinya kawin mawin antar sub-etnis tersebut, dan diikuti dengan terjadinya proses akomodasi, asimilasi dan akhirnya tercipta akulturasi dalam system sosial masyarakat. Gambaran proses sosial yang terjadi pada masyarakat berupa kejadian-kejadian dilingkungan sekitar lokasi rencana kegiatan reklamasi disajikan dalam Tabel 3.48. Tabel 3.48. Pendapat Masyarakat (responden) mengenai Kejadian yang Biasa Terjadi Di

lokasi Rencana Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah Kelurahan Kamal Muara dan Pluit, Kecamatan l Penjaringan, Jakarta Utara

No. Pertanyaan Jumlah Tanggapan

1.

Jika terjadi konflik antar kelompok masyarakat, tentang kasus apa saja? a. Kasus mengenai tanah, bangunan dan rumah 1 b. Kasus perkawinan 6 c. Kasus kriminal (perkelahian,pencurian, mabuk-

mabukan) d. Tidak ada kasus

12 31

2.

Jika terjadi Pertikaian, melibatkan antara? a. Konflik antara warga masyarakat 16 b. Konflik antara kelompok pemuda/ masyarakat 2 c. Konflik antar Kelurahan atau antar lingkungan 1

3.

Jika terjadi konflik antar kelompok masyarakat,cara penyelesaiannya adalah melalui: a. Diselesaiakan oleh kepala Kelurahan /tokoh

masyarakat/agama/tokoh adat 12

b. Diselesaikan oleh aparat keamanan (koramil/ polsekta)

5

c. Diselesaikan sendiri oleh kelompok yang bertikai 2

4.

Tokoh-tokoh masyarakat atau pemimpin informal atau formal yang paling berpengaruh dalam menyelesaikan masalah-masalah konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat adalah: a. Tokoh Adat 0 b. Tokoh agama 9 c. Aparat pemerintah (lurah, camat) 33 d. Tokoh masyarakat 8

5.

Lembaga-lembaga yang paling berperanan dalam berbagai aktivitas masyarakat di Kelurahan ini: a. LPM, Koperasi 19 b. Karang Taruna 3 c. Lembaga penyuluhan perikanan 5 d. Lainnya (Kelurahan ) 23

Sumber : Hasil Survey, Tahun 2010 Terciptanya akomodasi antar warga di kelurahan ini dilakukan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan secara gotong royong dan berbagai pertemuan-pertemuan yang dilakukan antar warga. Berbagai kegiatan seperti membersihkan lingkungan, perbaikan jalan

Page 173: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 85]

Kelurahan Kamal Muara dan Kelurahan Pluit, gorong-gorong, membangun sarana keagamaan (Masjid dan Mushollah), membersihan kebun atau ladang secara bersama – sama serta panen secara gotong royong, juga menghias atau memperindah lingkungan Kelurahan untuk perayaan hari-hari nasional, penjagaan keamanan siskamling dan kegiatan keagamaan seperti pengajian yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat di tiap mesjid /mushollah, yang dilaksanakan oleh Kelompok PKK, Majelis Taqlim, kelompok remaja masjid, dan lain-lain. Berbagai kegiatan tersebut merupakan media terjadinya interaksi dan komunikasi antar warga masyarakat. Adat istiadat atau kebiasaan masyarakat yang sudah turun temurun dijalankan oleh warga masyarakat di Kelurahan Kamal Muara dan Kelurahan Pluit merupakan budaya yang sudah mengkristal dalam kehidupan bermasyarakat bagi warga. Kebiasaan–kebiasaan tersebut dijalankan dalam bentuk kegiatan kemasyarakatan seperti tradisi upacara perkawinan, penamatan alquran, sunatan dan kematian, juga kebiasaan menentukan hari baik untuk memulai pekerjaan seperti melaut bagi para nelayan, serta kegiatan gotong royong baik untuk membersihkan lingkungn maupun membangun rumah dan memperbaiki tempat ibadah. Tabel 3.49 memperlihatkan pendapat masyarakat tentang kegiatan tradisi dan kebiasaan di sekitar lokasi rencana kegiatan reklamasi. Tabel 3.49. Pendapat masyarakat mengenai kegiatan tradisi dan kebiasaan di Sekitar

Lokasi Rencana Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah Kelurahan Kamal Muara dan Pluit, Kecamatan l Penjaringan, Jakarta Utara

No. Pertanyaan Jawaban Jawaban

Jumlah Ya % Tidak %

1

Apakah adat istiadat dan pola kebiasaan-kebiasaan masih diterapkan oleh masyarakat dalam kegiatannya sehari-hari

47 94,00 3 6,00 50

2 Apakah kegiatan gotong royong masih dilakukan 48 96,00 2 4,00 50

3 Apakah masih ada pertemuan-pertemuan antara kelompok masyarakat ?

46 92,00 4 8,00 50

4 Jenis tindakan kriminal atau kejahatan apa saja yang pernah atau sering terjadi di Kelurahan ini?

4 10,26 35 89,74 39

5 Apakah di daerah ini sering terjadi konflik antara kelompok masyarakat 4 13,79 25 86,21 29

Sumber: Hasil Survey, Tahun 2010

Pada Tabel 3.49, menggambarkan bahwa pendapat masyarakat mengenai kegiatan kemasyarakatan berupa tradisi adat-istiadat masih terus dilakukan oleh masyarakat, dimana sekitar 94,00 % responden mengatakan bahwa adat istiadat masih dijalanklan oleh warga dan 96,00 % mengatakan kegiatan kerjasama dalam bentuk kegiatan gotong royong masih dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat diwilayah studi di Kelurahan Kamal Muara dan Pluit.

Page 174: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 86]

Sekitar 89,74 % responden menyatakan bahwa tindakan kriminal diwilayah ini sangat jarang terjadi seperti perkelahian antar warga, mabuk-mabukan dan pencurian, hal ini menggambarkan bahwa diwilayah ini kehidupan masyarakat masih aman dan tentram dari berbagai macam gangguan atau masalah, walaupun latar belakang penduduk sangat beragam dari berbagai suku, akan tetapi hal ini tidak menimbulkan masalah, bahkan latar belakang suku yang berbeda telah menjadi perekat diantara mereka untuk menjaga persatuan dan ketenraman penduduk diwilayah ini. Kondisi ini tidak terlepas dari keberadaan forum masyarakat yang telah lama dibentuk dan disepakati bersama oleh masyarakat pada wilayah studi. Forum masyarakat ini mengatur aturan-aturan tatakehidupan dan tata pergaulan warga masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Aturan-aturan dan sangksi terhadap setiap pelanggaran dalam kehidupan bermasyarakat menjadi pembelajaran bagi setiap warga untuk tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan.

3.6.9. Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan data urutan jenis penyakit terbanyak yang diperoleh dari Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Penjaringan, tercatat bahwa sampai dengan bulan

Desember 2005 terdapat 10 jenis penyakit dominan yang banyak diderita, antara lain ISPA

(23,25%), Penyakit rematik (6,97%), Darah Tinggi (9,30%), Diare (13,95%),Penyakit kulit

(4,65%), Pencernaan (11,62%), TBC (4,65%), Mastoid/kuping (6,97%),Tuata (16,27%) dan

Saluran kencing (2,32%).

Tabel 3.50. Jenis Penyakit Terbanyak di Kecamatan Penjaringan

No Jenis Penyakit Persentase

(%) Jumlah Penderita

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10.

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) Darah tinggi Penyakit rematik Pencernaan Penyakit kulit Diare Tuata Mastoid/kuping TBC Saluran kencing

23,25 9,30 6,97

11,62 4,65

13,95 16,27 6,97 4,65 2,32

750 525 450 375 300 225 225 150 150 75

Jumlah 100 3.225 Sumber : Puskesmas Kecamatan Penjaringan, 2006

Fasilitas sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di Wilayah Kelurahan Kapuk Muara terdiri dari 1 buah rumah sakit, Poliklinik 1 buah dan Puskesmas 1 buah. Sedangkan fasilitas sarana pelayanan kesehatan di Kelurahan Kamal Muara terdiri dari Puskesmas 1 buah, Balai Pengobatan 1 buah dan Posyandu 7 buah.

Page 175: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 87]

Tabel 3.51. Jenis penyakit yang diderita anggota keluarga responden di Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara tahun 2010

Jenis penyakit N = 88 Persentase

1. Inpeksi Saluran Pernapasan Akut 44 50.0

2. Panas disertai batuk 10 11.4

3. Menderita Pneumonia 1 1.1

4. Panas tinggi disertai batuk berdahak/TB Paru. 2 2.3

5. Demam Typoid 11 12.5

6. Pernah menderita diare 22 25.0

7. Diagnosis ASMA/Mengi/Bengek 1 1.1

8. Sakit gigi 22 25.0

9. Jantung 1 1.1

10. Diabetes 3 3.4

11. Reumatik 24 27.3

12. Katarak 2 2.3 Sumber: Hasil Survey, Tahun 2010

3.6.10. Persepsi Masyarakat

Sikap dan Persepsi responden (masyarakat) terhadap rencana kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah oleh PT. Kapuk Naga Indah yang berada pada wilayah Kelurahan Kamal Muara dan Pluit (Muara Angke) Kecamatan Penjaringan ditanggapi beragam oleh masyarakat sekitar dengan berbagai macam pendapat dan tanggapan. Namun, pada umumnya masyarakat belum memberikan respon yang positif terhadap rencana kegiatan ini, karena belum memahami tujuan dari kegiatan reklamasi, begitupula teknis pelaksanaan kegiatan reklamasi serta manfaat yang akan diperoleh oleh masyarakat dari kegiatan reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

1. Persepsi Masyarakat Menurut Domisili

Persepsi masyarakat menurut domisili dapat dilihat pada Tabel 3.52 dan Gambar III.44. berikut.

Tabel 3.52. Analisis Persepsi Responden Berdasarkan Lokasi

No. Tanggapan Kapuk Muara Kamal Muara

1. Setuju 24 58 2. Tidak Setuju 1 2 3 Abstain 10 5

Page 176: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 88]

Gambar III.44. Persepsi Responden Berdasarkan Lokasi

2. Persepsi Masyarakat Menurut Mata Pencaharian

Persepsi masyarakat menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3.53 dan Gambar III.45.

Tabel 3.53. Persepsi Responden Menurut Mata Pencaharian Penduduk

No. Mata Pencaharian Kel. Kapuk Muara Kel. Kamal Muara

Setuju Tidak Setuju

Abstain Setuju

Tidak Setuju

Abstain

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9. 10.

Tani Nelayan Buruh Pedagang Karyawan Swasta Pegawai Negeri Sipil (PNS) ABRI Pensiunan Petukangan Swasta Lainnya

0 0 3 1 7 6 5 1 1 0

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

0 0 1 1 3 2 2 0 1 0

2 17 5 6 5 7

12 2 1 3

0 0 0 0 1 0 0 0 1 0

0 0 1 1 0 2 1 0 0 0

Jumlah 24 1 10 58 2 5 Sumber : Rekapitulasi Survei Responden

Gambar III.45. Persepsi Responden Menurut Mata Pencaharian

Page 177: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 89]

3. Persepsi Masyarakat Menurut Usia

Persepsi masyarakat menurut usia dapat dilihat pada Tabel 3.54 dan Gambar III.46 berikut.

Tabel 3.54. Persepsi Responden Berdasarkan Usia

Usia Reponden

(Tahun)

Kelurahan Kapuk Muara Kelurahan Muara Kamal

Setuju Tdk. Setuju Abstain Setuju Tdk. Setuju Abstain

< 25 8 0 2 11 0 1 26 - 35 3 0 2 17 1 1 36 - 45 6 0 3 11 0 0 46 - 55 5 1 2 3 0 1

> 56 2 0 1 6 1 2 Jumlah 24 1 10 58 2 5

Gambar III.46. Persepsi Responden Berdasarkan Usia

4. Persepsi Masyarakat Menurut Tingkat Pendapatan

Persepsi masyarakat menurut tingkat pendapatan dapat dilihat pada Tabel 3.55 dan Gambar III.47. berikut.

Tabel 3.55. Persepsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan Reponden (Rupiah)

Kelurahan Kapuk Muara Kelurahan Muara Kamal

Setuju Tdk. Setuju Abstain Setuju Tdk.

Setuju Abstain

< 800.000 3 0 1 9 0 1 800.000 – 1.600.000 8 0 3 18 1 1

1.600.000 – 2.300.000 4 0 2 16 0 0 2.300.000 – 3.000.000 7 1 4 8 0 1

> 3.000.000 2 0 0 7 1 2 Jumlah 24 1 10 58 2 5

Page 178: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 90]

Gambar III.47. Persepsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

5. Perubahan Sosial Ekonomi Di Sekitar Wilayah Studi

Hasil kajian yang dilakukan oleh PPGT UI (2007) terhadap perubahan sosial ekonomi budaya di Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan deskriptif, adalah sebagai berikut :

a. Perubahan Sosial Ekonomi Budaya di Kelurahan Kamal Muara

1) Perubahan Sosial Yang Sudah Terjadi

Perubahan sosial yang dapat dilihat secara jelas pada warga kamal Muara adalah bergersernya mata pencaharian para nelayan. Hal ini terlihat ketika ada usaha bagan banyak nelayan yang bekerja, tetapi ketika bagan sudah dilarang banyak nelayan yang menganggur. Sehingga kecenderungannya banyak istri para nelayan yang membantu dengan bekerja di pabrik, sedangkan suaminya banyak yang menjadi kuli angkut bongkar muat ikan di Tempat Pelelangan Ikan/TPI. Disini terlihat bahwa terjadi sebuah perubahan okupasi di dalam keluarga dari seorang suami sebagai pencari nafkah menjadi istri yang mencari nafkah. Tentu saja hal ini akan berdampak pada kehidupan keluarga nelayan yang ada di Kamal Muara.

2) Potensi Perubahan Sosial Yang Akan Terjadi

Potensi perubahan sosial yang kemungkinan akan terjadi pada warga Kamal Muara adalah berpindahnya mata pencaharian nelayan yang akan merubah perekonomian keseluruhan warga nelayan. Hal ini tentu saja akan memungkinkan berdampak pada menurunnya kualitas kesejahteraan keluarga nelayan.

Page 179: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 91]

3) Sikap Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Dan Potensi Perubahan Sosial Yang Akan Terjadi Warga Kamal Muara memiliki tanggapan yang berbeda-beda mengenai rencana reklamasi dan revitalisasi pantai ini. Salah satunya adalah pendapat dari pihak nelayan yaitu bagi yang setuju dengan reklamasi masih tetap melakukan aktivitas sambil menunggu waktu kapan proyek akan dimulai meskipun kompensasi telah diterima. Ada juga tanggapan yang diberikan oleh salah seorang tokoh masyarakat berikut ini: a) Sebagian masyarakat yang sudah menerima kompensasi ada yang masih

bertahan dan ada pula yang sudah kembali ke kampung halaman masing-masing. Sedangkan tawaran yang disampaikan oleh pemrakarsa tidak semua masyarakat di sekitar lokasi bisa menerima karena menyadari keterbatasan sumberdaya manusia terutama di bidang pendidikan.

b) Sebagian masyarakat nelayan merasa kesulitan beralih profesi karena kebiasaan mendapatkan penghasilan berupa uang kas setiap hari sebagai nelayan dari hasil penjualan tangkapan ikan atau kerang hijau berubah menjadi penghasilan yang dibayarkan setiap bulan.

c) Berkaitan dengan rencana perpindahan lokasi mereka tidak bisa menerima karena di tempat yang baru belum tentu mendapatkan penghasilan yang memadai seperti di lokasi saat ini dan belum tentu juga diterima oleh masyarakat di lokasi yang baru.

b. Perubahan Sosial Ekonomi Budaya Di Kapuk Muara

1) Perubahan Sosial Yang Sudah Terjadi

a) Perubahan Ekonomi Perubahan sosial dalam bidang ekonomi masyarakat adalah adanya perubahan mata pencaharian masyarakat adalah buruh kasar, pedagang, karyawan swasta dan lain-lain. Perubahan ini akan menimbulkan dampak pada tingkat pendapatan masyarakat. Dengan kemampuan atau skill dan tingkat pendidikan yang minim pilihan profesi yang mungkin dijalani adalah pada sektor informal seperti buruh kasar, tukang ojek, tukang becak, pedagang dan lain-lain. Sektor formal yang mungkin dipilih sebagai profesi adalah menjadi karyawan swasta. Akan tetapi, dengan kualitas SDM yang minim, mereka lebih memilih untuk bekerja di sektor informal. Penduduk yang mempunyai simpanan modal, akan beralih profesi menajdi pedagang. Di sepanjang jalan RW 01, 04, dan 05 banyak sekali warga yang membuka warung. hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya perusahaan, pabrik, gudang milik perusahaan yang membutuhkan tempat untuk memenuhi kebutuhan primer. Keberadaan toko atau warung ini dapat memenuhi kebutuhan para karyawan dan sopir truk milik perusahaan.

Page 180: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 92]

b) Perubahan Sosial Dengan banyaknya program-program pemerintah dan adanya kelakukan yang kurang baik dari perusahaan swasta terhadap masyarakat Kapuk Muara mengakibatnya munculnya sikap resisten, mudah curiga dan emosional jika berhadapan dengan kelompok-kelompok tersebut. Hal ini menjadi hal yang wajar karena mereka merasa sering menjadi korban dari perilaku pemerintah dan perusahaan swasta yang umumnya pabrik.

c) Perubahan Budaya

Perubahan budaya yang ada pada masyarakat Kapuk Muara adalah pergeseran dari budaya pekerja menuju ke arah budaya pengangguran. Kebanyakan masyarakat Kapuk Muara sangat mudah mengabil keputusan untuk berhenti dari pekerjaannya. Perubahan budaya masyarakat ini bisa dipengaruhi oleh minimnya SDM mereka dan ditambah dengan adanya program-program yang bersifat bantuan atau charity.

d) Perubahan Sosial Yang Akan Terjadi

(1) Dalam bidang ekonomi, keberadaan toko atau warung makan akan semakin merebak karena kebutuhan masyarakat atau karyawan perusahaan akan membutuhkan keberadaan warung dan toko tersebut. Hal ini dapat menimbulkan iklim kompetisi dalam usaha sehingga keberadaannya menjadi positif. Selain keberadaan toko dan warung, perubahan sosial yang akan terjadi adalah bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan modal dan SDM akan semakin tertinggal dari penduduk lainnya.

(2) Dengan adanya solidaritas masyarakat yang kuat dan didukung oleh adanya rasa persaudaraan, senasib dan sepenanggungan maka akan meningkatkan resistensi masyarakat terhadap pihak-pihak yang akan mengancam keberadaan Kelurahan Kapuk Muara. Bentuk dari resistensi masyarakat ini bisa bervariasi seperti membentuk kelompok kepentingan atau kelompok penekan yang akan menaikan posisi tawar mereka terhadap kelompok yang lebih tinggi.

(3) Semakin banyak keberadaan pengangguran di Kapuk Muara akan menaikkan tingkat kriminalitas. Perubahan pola pikir dari pola pekerja menjadi pola instan yang diakibatkan oleh ketidakmampuan masyarakat bersaing dengan yang lain memberi pengaruh yang cukup signifikan bagi tingkat kriminalitas.

(4) Perubahan sosial yang akan menjadi sorotan adalah adanya potensi konflik yang besar antara masyarakat Kapuk Muara dan perusahaan. Jika tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan konflik vertikal. Jika hal tersebut terjadi, kondisi perekonomian masyarakat setempat akan kehilangan sumber ekonomi karena investor atau perusahaan akan meninggalkan daerah Kapuk Muara.

Page 181: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 93]

e) Sikap Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial dan Potensi Perubahan Sosial Yang Akan Terjadi Sikap masyarakat Kapuk Muara dengan adanya perubahan sosial yang telah dan akan terjadi adalah menerima dan berusaha untuk mengikuti perubahan tersebut walaupun mereka sering menjadi korban. Jika tidak bisa mengikuti perubahan sosial, mereka akan beralih atau pindah dari Kapuk Muara untuk mencari tempat yang sesuai dengan kebutuhannya. Bagi mereka yang bisa bertahan dalam kondisi seperti sekarang ini, mereka akan tetap eksis di Kapuk Muara. Selain itu, masyarakat berusaha untuk membangun kekuatan dengan cara membentuk kerukunan bersama untuk menghadapi segala macam program pembangunan dari pemerintah yang akan datang dan mengancam keberlangsungan kehidupan mereka di Kapuk Muara.

Walaupun demikian warga masyarakat yang setuju karena sudah memahami tujuan kegiatan reklamasi, menanggapi bahwa dengan adanya kegiatan reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah di wilayah ini sangat membantu warga yang menganggur untuk bisa bekerja sebagai teNaga kerja tukang, buruh atau menjadi security. Begitu pula dalam hal membuka peluang usaha sector informal bagi warga sekitar seperti membuka usaha warung makan atau warung kopi untuk pekerja pada saat reklamasi berjalan. Selain itu, kawasan ini akan berkembang lebih cepat dan tanah-tanah milik warga yang pada umumnya merupakan lahan tambak yang nilai jualnya masih rendah akan menjadi mahal dengan dibangunnya kawasan perumahan, perkantoran dan perdagangan serta parawisata diatas pantai yang direklamasi.

Sikap dan persepsi masyarakat mengenai rencana kegiatan reklamasi oleh PT. Kapuk Naga Indah disajikan pada Tabel 3.56 berikut.

Tabel 3.56. Sikap dan persepsi responden (Masyarakat) terhadap rencana

Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah di Kelurahan Kamal Muara dan Kelurahan Pluit (Muara Angke) Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara

No. Pertanyaan Tanggapan

Ya % Tidak % Jumlah

1 Apakah mengetahui adanya rencana kegiatan reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah 12 24,00 38 76,00 50

2 Tanggapan terhadap rencana reklamasi (setuju/tidak setuju) 7 14,00 43 86,00 50

Sumber: Hasil Survey, Tahun 2010

Pendapat yang muncul dalam bentuk tanggapan negatif dengan rencana kegiatan reklamasi ini adalah 1) kekuatiran masyarakat akan terjadinya penggusuran, 2) hilangnya sumber matapencaharian dan 3) akses warga nelayan untuk melaut akan terganggu akibat adanya kegiatan reklamasi di Kelurahan Kamal Muara dan Pluit, terutama yang berdekatan dengan lokasi rencana kegiatan reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

Page 182: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 94]

Gambar III.48. Grafik Pengetahuan Masyarakat Rencana Kegiatan Reklamasi

Pantai Kapuk Naga Indah

Gambar III.49. Grafik Sikap Masyarakat dengan Rencana Kegiatan Reklamasi

Pantai Kapuk Naga Indah Berdasarkan tabel dan grafik di atas, menunjukkan bahwa masyarakat yang mengetahui adanya rencana kegiatan reklamasi pantai di Kelurahan Kamal Muara dan Pluit tergolong masih sangat rendah yaitu 24 %. Hal ini disebabkan belum adanya kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak perusahaan PT. Kapuk Naga Indah kepada masyarakat disekitar rencana lokasi kegiatan reklamsi pantai Kapuk Naga Indah. Warga yang mengetahui adanya rencana kegiatan reklamasi informasinya diperoleh dari kegiatan pertemuan baik ditingkat Kecamatan Penjaringan maupun ditingkat Kelurahan Kamal Muara dan Pluit, sehingga warga masyarakat yang tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan pertemuan belum memperoleh informasi mengenai rencana kegiatan reklamasi pantai Kapuk Naga Indah. Implikasi dari kurangnya sosialisasi berdampak terhadap kurangnya pahaman masyarakat mengenai rencana kegiatan yang mengakibatkan persepsi dan pendapat masyarakat yang setuju dengan kegiatan reklamasi baru sekitar 18 % dari jumlah responden yang diwawancarai. Berbeda dengan pendapat

Page 183: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 95]

masyarakat yang mengikuti kegiatan sosialisasi dan pertemuan konsultasi masyarakat (PKM) yang pada umumnya setuju dengan rencana reklamasi (dengan catatan tidak akan ada penggusuran warga sekitar),disamping itu mereka sudah mengetahui dan memahami tujuan kegiatan reklamasi secara menyeluruh termasuk pengaruh terhadap warga sekitarnya. Dari hasil pertemuan konsultasi masyarakat hari Kamis, 2 Desember 2010 Kantor Lurah Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, perserta menyatakan adalah sebagai berikut: 1) Warga kamal muara tidak keberatan dengan adanya rencana reklamasi pantai sepanjang tidak ada penggusuran warga, 2) TeNaga kerja pada saat kegiatan reklmasi dan pembangunan diutamakan warga kamal muara sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. 3) Akses nelayan untuk melakukan penangkapan ikan (melaut) tidak dihalangi oleh keberadaan reklamasi pantai. Sedangkan kegiatan Pertemuan Konsultasi Masyarakat hari Sabtu, tanggal 4 Desember 2010 Rumah Ketua Kelompok RW 11 Muara Angke Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, adalah sebagai berikut: 1) Masyarakat Muara Angke mendukung rencana kegiatan reklamasi yang

penting tidak ada penggusuran bagi warga sekitar. 2) Apabila ada lokasi ternak kerang hijau terkena reklamasi, maka harus ada ganti

rugi yang sesuai dengan nilai investasi nelayan dan mekanismenya di serahkan langsung kepada peternak kerang hijau yang kena reklamasi.

3) Mengutamakan merekrut masyarakat Muara Angke Kelurahan Pluit untuk menjadi Tenaga Kerja sesuai keterampilan yang dimiliki, (terutama buruh, tukang, security, cleaning services dan karyawan).

4) Akses nelayan muara angke dan sekitarnya tidak dihalangi untuk melaut.

Page 184: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

[III – 96]

Gambar III.10. Lokasi Sampling Sosekbud

III.50.

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

Reklamasi

Pantai Kapuk Naga Indah

Page 185: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 97]

3.7. KOMPONEN LINGKUNGAN BINAAN

3.7.1. Tata Guna Lahan

Mengacu kepada Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta 2030, bahwa kebijakan dan strategi pengembangan tata ruang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Memantapkan fungsi kota Jakarta sebagai kota jasa skala nasional dan internasional. 2. Memprioritaskan arah pengembangan kota ke arah koridor Timur, Barat, Utara dan

membatasi pengembangan ke arah Selatan agar tercapai keseimbangan ekosistem. 3. Melestarikan fungsi dan keserasian lingkungan hidup di dalam penataan ruang dengan

mengoptimalkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. 4. Mengembangkan sistem prasarana dan sarana kota yang berintegrasi dengan sistem

regional, nasional dan internasional. Sesuai dengan karakteristik fisik dan pengembangannya, Jakarta dibagi dalam 3 (tiga) Wilayah Pengembangan (WP) utama, yaitu WP Utara, WP Tengah dan WP Selatan. Berdasarkan pembagian Wilayah Pengembangan tersebut maka area kawasan studi Penjaringan termasuk di dalam Wilayah Pengembangan (WP) Tengah, dengan kebijakan pembangunan sebagai berikut : 1. Wilayah Pengembangan Tengah Pusat (WP-TP), dengan kebijakan pengembangan

yang diarahkan untuk pusat pemerintahan, pusat kegiatan perdagangan dan jasa serta permukiman intensitas tinggi.

2. Wilayah Pengembangan Tengah Barat (WP-TB), dengan kebijakan pengembangan untuk permukiman yang ditunjang dengan pengembangan Sentra Primer Baru.

3. Wilayah Pengembangan Tengah Timur (WP-TT), dengan kebijakan pengembangan untuk pusat industri/pergudangan serta permukiman yang ditunjang dengan pengembangan Sentra Primer Baru Timur.

3.7.2. Kegiatan Sekitar

1. Di bagian Tenggara, Selatan dan Barat Daya lokasi rencana reklamasi terdapat

ekosistem mangrove yang kewenangan pengelolaannya ada pada Departemen Kehutanan.

2. Di bagian Selatan, yakni di Kawasan Pantai Indah Kapuk berlangsung proses pembangunan perumahan beserta fasilitasnya oleh PT. Mandara Permai.

3. Di sebelah Tenggara berlangsung aktivitas nelayan Muara Kali Angke. 4. Di perairan laut mulai dari muara Kali Angke hingga muara Kali Kamal tersebar bagan

untuk pengrajin budi daya kerang hijau. 5. Bagian Timur Perairan Muara Angke terdapat PLTGU Muara Karang. 6. Permukiman terdekat adalah perkampungan nelayan di Muara Angke serta Perumahan

Pantai Indah Kapuk.

Page 186: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 98]

3.7.3. Kamtibmas Kondisi kamtibmas di Kelurahan Kapuk Muara selama Tahun 2010 tergolong cukup baik. Beberapa kejadian gangguan kamtibmas yang tercatat selama tahun 2010 adalah perampokan dan pembunuhan terhadap pengemudi sopir taksi (3 kasus), kebakaran (3 kasus), banjir (2 kasus) dan unjuk rasa (2 kasus). Sedangkan sarana pendukung kamtibmas yang ada berupa pos polisi 6 unit, pos hansip 30 unit dan DPK 4 unit.

3.7.4. Sanitasi Lingkungan Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan (tahun 2010) terlihat bahwa pada umumnya masyarakat sekitar yang bermukim di sebelah Selatan lokasi proyek telah menggunakan septic tank sebagai sarana pembuangan limbah domestik. Pengelolaan sampah domestik masyarakat dilakukan dengan menggunakan jasa petugas kebersihan dari Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara dengan membayar sejumlah iuran yang ditetapkan dan dikoordinir oleh Ketua RT masing-masing. Potret penggunaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat sekitar hanya bersumber dari PDAM.

3.7.5. Lalu Lintas Darat

Kegiatan reklamasi Kapuk Naga Indah akan berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas di sekitar lokasi proyek (Kawasan Pantai Indah Kapuk) saat berlangsungnya mobilisasi alat berat dan pengangkutan bahan material. Berdasarkan hasil pemantauan dilapangan pada 5 koridor jalan utama yang menghubungkan antara Kawasan Pantai Indah Kapuk dengan daerah sekitar, menunjukkan arus lalu lintas yang padat dan bervariatif sejalan dengan waktu pengamatan. Waktu pengamatan dilakukan pada pagi hari, siang hari dan sore hari. Pengamatan dilakukan dengan menghitung volume kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut kemudian dilakukan perhitungan arus kecepatan rata-rata kendaraanya. Hasil pengamatan pada 5 koridor jalan utama tersebut secara umum menujukkan kesamaan waktu terjadinya kemacetan. Pada waktu pagi hari volume kendaraan relatif cukup lengang dan meningkat pada siang hari menunjukkan kemacetan yang cukup panjang pada beberapa titik. Salah satu titik yang menyebabkan terjadinya kemacetan adalah bundaran dan perempatan. Pada waktu sore hari tingkat kemacetan berangsur menurun. Hasil pengamatan volume lalu lintas dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 187: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 99]

Tabel 3.57. Volume Arus Lalu Untas Dari Pintu Utama Kawasan PIK/JI. Mandara Permai Menuju Ke Arah Barat (Koridor 1)

Tabel 3.58. Volume Arus Lalu Lintas Dari Pintu Utama Kawasan PIK/JI. Mandara Permai Menuju Ke Arah Muara Angke (Koridor 2)

Tabel 3.59. Volume Arus Lalu Lintas Dari Jl. Pantai Indah Selatan/Pintu Keluar Tol Menuju Ke Arah Kawasan PIK (Koridor 3)

Page 188: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 100]

Tabel 3.60. Volume Arus Lalu Lintas Dari Kawasan PIK Menuju Ke Arah Jl. Mandara Utara (Koridor 4)

Tabel 3.61. Volume Arus Lalu Lintas Dari Kawasan PIK Menuju Ke Arah Pintu Tol A dan Pintu Keluar B/Ring Road PIK (Koridor 5)

Page 189: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Rona Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[III – 101]

Gambar III.51. Kemacetan Lalu Lintas di Koridor Jalan Utama Kawasan Pantai Indah Kapuk

Page 190: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012
Page 191: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 1]

BAB IV RUANG LINGKUP STUDI

Pelingkupan dilakukan untuk membatasi penelaahan sehingga komponen rencana kegiatan dan komponen lingkungan dapat difokuskan pada hal-hal yang penting. Proses pelingkupan dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu: • Identifikasi dampak potensial; • Evaluasi dampak potensial menuju dampak penting hipotetik; dan • Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting Hipotetik.

4.1. HASIL KONSULTASI PUBLIK

4.1.1. Informasi Umum Rencana Kegiatan

1. Pemrakarsa merencanakan kegiatan reklamasi pantai 3 (tiga) pulau di utara Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Administrasi Jakarta Utara.

2. Pemrakarsa sebenarnya telah memiliki rekomendasi atas dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk proyek reklamasi pantai 1 (satu) pulau dengan nomor rekomendasi AMDAL 025/AMDAL/-1.774.151/2007, namun dengan pengembangan rencana proyek reklamasi menjadi 3 (tiga) pulau, maka diperlukan adanya updating (pembaruan) atas dokumen AMDAL yang telah dikeluarkan rekomendasinya sehingga sesuai dengan rencana kegiatan saat ini.

3. Batas-batas rencana kegiatan reklamasi pantai 3 (tiga) pulau oleh PT. Kapuk Naga Indah adalah sebagai berikut: a. Utara : Perairan Laut Jawa/Kabupaten Kepulauan Seribu hingga kedalaman

-8 meter b. Timur : Perairan Muara Angke dan Pantai Mutiara c. Selatan : Hutan Lindung Mangrove Muara Angke dan Kawasan Pantai Indah

Kapuk d. Barat : Perbatasan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten

4.1.2. Saran dan Tanggapan atas Rencana Kegiatan

1. H. Yan Winatasasmita (Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan dan Ketua

Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia – Kota Administrasi Jakarta Utara)

Page 192: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 2]

a. Agar memperhitungkan ulang dampak reklamasi terhadap kenaikan paras air permukaan baik sungai maupun laut dan kehidupan sosial nelayan yang berdomisili di sekitar lokasi kegiatan.

b. Agar melakukan revitalisasi pantai saat ini (existing) terlebih dulu sebelum melaksanakan reklamasi pantai.

c. Agar menjelaskan kontribusi PT. Kapuk Naga Indah (KNI) terhadap kehidupan nelayan yang semakin sulit, karena kepedulian sosial perusahaan (CSR) KNI yang ada saat ini tidak dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat nelayan di sekitar lokasi kegiatan.

d. Agar mempertimbangkan referensi kegiatan reklamasi yang dilaksanakan oleh Singapura sebagai teknik reklamasi yang layak digunakan, karena dampak lingkungan yang timbul oleh reklamasi pantai di Singapura cenderung minimum.

e. Agar menjelaskan rencana pengelolaan terhadap tanaman mangrove yang telah tertanam dengan baik di sekitar lokasi kegiatan.

2. Heru Budi Hartono (Kepala Bagian Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota

Administrasi Jakarta Utara) a. Agar memastikan terlebih dahulu, rencana kegiatan ini nantinya berlokasi di

wilayah hukum mana, apakah Kota Administrasi Jakarta Utara, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu atau Provinsi DKI Jakarta sehingga jelas dan tidak terjadi tumpang tindih kewenangan apabila terjadi sengketa di kemudian hari.

3. Abdullah Wahid (Kantor Otoritas Pelabuhan II Tanjung Priok Kota Administrasi

Jakarta Utara) a. Agar memperhatikan dan mematuhi peraturan-peraturan yang berkaitan dengan

rencana kegiatan sebagai berikut: 1) Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran 2) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan 3) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian 4) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan Perairan 5) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan

Lingkungan Maritim 6) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan 7) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 42 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pelabuhan 8) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan

dan Reklamasi b. Agar menjelaskan dan memasukkan sumber “quarry” dalam pelingkupan masalah. c. Agar memperhitungkan lalu lintas tongkang / kapal di Pantai Kapuk. d. Agar memperhitungkan besaran terjadinya “soil subsidence” – penurunan

permukaan tanah di sekitar lokasi kegiatan.

Page 193: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 3]

e. Agar memperhitungkan dampak kegiatan terhadap kondisi jalan akses Bandara Soekarno – Hatta (Jalan Tol Sedyatmo).

f. Agar memperhitungkan dampak timbulan lalu lintas di jalan – jalan sekitar lokasi kegiatan akibat pelaksanaan proyek reklamasi dan setelah reklamasi selesai dilaksanakan.

g. Agar memperhatikan keberadaan dan posisi pipa dan kabel dasar laut yang kemungkinan terdapat di sekitar lokasi kegiatan.

h. Agar tidak melaksanakan kegiatan apapun di lokasi kegiatan sebelum memperoleh rekomendasi dari Administrasi Pelabuhan Otoritas Pelabuhan II Tanjung Priok.

i. Apabila penyediaan “quarry” dari laut, maka pembahasan AMDAL seharusnya dilakukan di tingkat Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

4. Ubaidillah (Wahana Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta)

a. Agar menunggu penyelesaian akhir legalitas hukum reklamasi pantai antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, sehingga setiap kegiatan reklamasi memiliki dasar hukum kuat.

b. Agar memperhitungkan dampak yang akan dirasakan masyarakat dan lingkungan hidup di wilayah Provinsi Banten karena memiliki batas rencana kegiatan yang bersinggungan dengan wilayah Provinsi Banten.

c. Agar memperhitungkan kontribusi kegiatan reklamasi terhadap terjadinya “rob” (pasang air laut) di wilayah lain.

5. Alan (Forum Komunikasi Warga Muara Angke)

a. Menyatakan keberatan dan menolak seluruh rencana kegiatan reklamasi oleh PT. Kapuk Naga Indah dan perusahaan lain.

6. H. Zailani Nur H.S. (Lembaga Musyawarah Kelurahan Kapuk Muara)

a. Agar melaksanakan revitalisasi kampung – kampung di Kelurahan Kapuk Muara, karena wilayah Kelurahan Kapuk Muara merupakan lingkungan dengan tinggi permukaan tanah terendah di sekitar lokasi kegiatan, sehingga perlu dilakukan perbaikan lingkungan, perumahan, sarana dan prasarana lainnya di wilayah Kapuk Muara sebelum melaksanakan reklamasi pantai.

b. Sebagian masyarakat Kapuk Muara berprofesi sebagai nelayan laut dangkal yang pasti akan kehilangan mata pencahariannya dengan pelaksanaan reklamasi pantai, sehingga perlu dilakukan alih teknologi terhadap masyarakat nelayan ini, sehingga tetap dapat melanjutkan profesinya sebagai nelayan di laut yang lebih dalam.

c. Agar melakukan rekrutmen tenaga kerja yang dibutuhkan proyek reklamasi dari masyarakat Kapuk Muara sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

d. Agar menyediakan ruang dan sarana / prasarana untuk pedagang kecil di sekitar lokasi kegiatan.

Page 194: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 4]

e. Agar memberikan jaminan akses masyarakat umum terhadap lokasi reklamasi yang telah terbangun nanti dengan menyediakan pantai terbuka yang dapat dinikmati masyarakat umum tanpa mengeluarkan retribusi apapun.

f. Agar selalu memelihara komunikasi efektif dengan warga masyarakat Kapuk Muara.

g. Agar bersedia membuat perjanjian / kesepakatan dengan tokoh masyarakat Kapuk Muara yang menyatakan bahwa PT. KNI akan mengakomodasi dan menyetujui permintaan-permintaan warga Kapuk Muara, khususnya dalam hal bantuan pembuatan tanggul.

7. M. Safrudin (Ketua Karang Taruna Kelurahan Kamal Muara)

a. Agar lebih meningkatkan program CSR perusahaan dengan menunjuk elemen masyarakat pemuda (Karang Taruna) sebagai pelaksana, bukan hanya melibatkan Karang Taruna saja.

b. Agar memberikan jaminan kepada masyarakat sekitar kegiatan bahwa reklamasi tidak akan menggusur perkampungan warga yang berlokasi di sekitar kegiatan.

8. Riana Faiza (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta)

a. Agar merubah pendekatan yang dicantumkan yaitu ICM (Integrated Coastal Management) dengan IRCOM (Integrated River Basin and Coastal Management) karena pesisir yang terkena dampak kegiatan reklamasi juga merupakan muara dari beberapa sungai yang membelah kota Jakarta.

b. Agar mempertimbangkan pengaruh SLR (Sea Level Rise) dan Land Subsidence serta rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan membangun Sea Wall (Tanggul Laut).

c. Agar memperhatikan dan mematuhi Undang – Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir serta memasukkannya sebagai salah satu acuan dasar hukum.

d. Agar melibatkan pihak akademisi yang kompeten dalam melakukan studi tematik pesisir dan kelautan.

9. Irfan Fahrudin Kurniawan (Lembaga Musyawarah Kelurahan Kamal Muara)

a. Agar memisahkan dengan jelas antara revitalisasi lingkungan sekitar kegiatan dengan CSR PT. KNI karena revitalisasi lingkungan sekitar merupakan kewajiban PT. KNI yang harus dilaksanakan sebelum memulai proyek reklamasi pantai sementara CSR dapat dilaksanakan sebelum, ketika dan sesudah proyek reklamasi pantai dilaksanakan PT. KNI.

b. Agar mempertahankan kehidupan komunitas nelayan di wilayah Kamal Muara dan menyediakan sarana / prasarana penunjang kegiatan nelayan.

c. Agar membuat nota kesepahaman bahwa PT. KNI hanya akan memulai proyek reklamasi setelah revitalisasi lingkungan khususnya pembuatan tanggul selesai dilaksanakan.

Page 195: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 5]

d. Agar melaksanakan sosialisasi rencana reklamasi pada tingkatan “grass root” sehingga tidak terjadi kesalahpahaman di tengah warga masyarakat.

e. Agar memperhatikan kemungkinan dampak sosial yang mungkin timbul ketika proses pelaksanaan dan paska reklamasi.

10. Hotman Silaen (Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar menjelaskan sumber air dan sumber energi yang akan digunakan dalam kegiatan reklamasi pantai, serta menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penyediaan sumber air dan sumber energi tersebut.

11. T. Amry Musada (Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta

Utara) a. Agar menyediakan perlindungan tenaga kerja dalam bentuk upah yang memadai

dan jaminan tenaga kerja (Jamsostek). b. Agar mengupayakan penyediaan bahan baku dengan membuat sendiri, karena

apabila penyediaan dilakukan dengan melakukan pembelian dikhawatirkan akan meningkatkan harga bahan – bahan konstruksi di sekitar lokasi kegiatan.

12. Fadjar H.D. (Kantor Perencanaan Pembangunan Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar membuat perbandingan nilai ekonomi kelautan antara kondisi saat ini dengan kondisi setelah dilaksanakannya reklamasi dalam bentuk kuantitatif (nominal).

13. Sugiyanto (Sudin Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar memperhatikan aspek operasional pelayanan kebersihan dengan menyediakan sarana dan prasarana kebersihan (lokasi pembuangan sampah, baik sementara maupun akhir).

b. Agar memperhatikan sistem pemusnahan / pengelolaan sampah hasil kegiatan warga, taman dan pepohonan.

c. Agar melakukan pembuatan “sewage treatment plant” (STP) bersifat komunal yang memenuhi standar sanitasi.

d. Agar memperhatikan kebersihan selat antara bibir pantai dengan pulau yang memiliki lebar sekitar 200 meter.

14. Acep Juhlan (Satuan Polisi Pamong Praja Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar memperhatikan kelengkapan izin-izin yang berkaitan dengan ketertiban umum seperti Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan yang berhubungan dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007.

b. Agar mencantumkan hasil-hasil penelitian disertai dengan dokumentasi saat penelitian dilangsungkan oleh instansi-instansi terkait.

Page 196: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 6]

15. Fini Amrani (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta) a. Agar menyiapkan ruangan untuk menampung limbah bahan berbahaya dan

beracun (B3) karena adanya kegiatan kapal keruk yang memungkinkan terjadinya ceceran bahan bakar minyak (solar), pelumas bekas dan sebagainya.

b. Sampah-sampah yang dihasilkan pada saat pelaksanaan reklamasi harus dikumpulkan di satu tempat, dibuatkan pemilahan sampah organik dan non organik, serta dikondisikan sehingga tidak menjadi sumber penyakit.

16. Nurhasan (Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar menyediakan rambu / marka laut di sekitar lokasi kegiatan karena frekuensi transportasi laut cukup tinggi di daerah ini dan meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan laut.

b. Agar melakukan kajian transportasi darat yang mendalam berkaitan dengan mobilisasi alat berat dan kendaraan pengangkut material di daratan sekitar lokasi kegiatan.

17. Supartono (Kelurahan Kapuk Muara Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar memberikan informasi rencana reklamasi pantai dengan menggunakan pamflet atau media massa kepada masyarakat di Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara sebagai bentuk sosialisasi langsung kepada masyarakat terkena dampak.

18. Erna Yuni K. (Sudin Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar selalu berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup mengenai rencana reklamasi pantai sehingga dapat mengurangi dampak yang akan timbul.

b. Agar mempertimbangkan efek positif dan negatif rencana kegiatan reklamasi pantai ini, sehingga apabila dampak negatifnya melebihi dampak positif, maka sepatutnya tidak perlu memaksakan kehendak untuk meneruskan rencana reklamasi ini.

c. Bentuk kepedulian terhadap masyarakat terkena dampak, sebaiknya tidak hanya bersifat sementara dengan pemberian bantuan keuangan atau sembako, namun lebih bersifat jangka panjang seperti dengan menyediakan lapangan kerja dan melakukan perbaikan lingkungan di sekitar lokasi kegiatan.

19. Sri Wahyuni S. (Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta

Utara) a. Agar melakukan kajian mengenai peningkatan biaya operasional nelayan yang

harus ditanggung akibat semakin jauhnya lokasi nelayan untuk mendapatkan ikan. b. Agar menjelaskan lokasi pendaratan ikan. c. Agar menjelaskan lokasi penambatan kapal – kapal nelayan. d. Harus dibuat “green belt” atau hutan mangrove di setiap pulau yang akan dibuat.

Page 197: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 7]

e. Agar menjelaskan lokasi pantai publik yang akan disediakan. f. Agar mengakomodasi perubahan bagan tancap nelayan menjadi bagan apung,

sehingga penghasilan nelayan tidak terlalu terganggu.

20. Jaja Suarja (Kepala Sudin Pertanian dan Kehutanan Kota Administrasi Jakarta Utara) a. Agar membuat kajian khusus mengenai sampah perairan baik di sungai, kanal

maupun saluran yang bermuara di sekitar lokasi kegiatan dengan membuat rencana penanganan yang meliputi arahan kebijakan / konsep kebijakan, teknis penanganan sampah di perairan dan pembiayaannya (sumber dana).

21. P.T. Budiono (Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta)

a. Agar menjelaskan tata guna lahan pulau hasil reklamasi nantinya untuk apa, apakah pemukiman menengah ke bawah, pemukiman menengah ke atas, atau resort / wisata, sehingga mempengaruhi kondisi lalu lintas yang akan terjadi.

b. Agar memperhatikan kondisi biota laut yang pasti akan terkena dampak langsung kegiatan reklamasi.

c. Agar pemrakarsa melaksanakan tanggung jawabnya terhadap lingkungan sekitar, sehingga masyarakat sekitar dapat merasakan dampak positif keberadaan pulau baru.

22. Budiyanto (Sudin Pekerjaan Umum – Tata Air Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar melakukan kajian terhadap timbulnya sedimentasi dan “back water” yang akan terjadi terhadap Sungai Cisadane dan Sungai Angke yang terkena dampak kegiatan.

b. Agar melakukan normalisasi di Sungai Cisadane dan Sungai Angke terlebih dulu sebelum melaksanakan reklamasi atau melaksanakan pembuatan sistem “polder” terhadap kedua aliran sungai tersebut.

23. Kuncung Suyanto (Direktorat Polisi Perairan Polisi Daerah Metro Jaya Provinsi DKI

Jakarta) a. Perlu koordinasi mendalam dan intensif dengan pihak dan instansi terkait,

khususnya kepolisian mengenai pengamanan kegiatan baik dalam tahapan pra konstruksi, konstruksi maupun paska konstruksi dan operasi.

24. Mujiastuti (Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi DKI Jakarta)

a. AMDAL yang tengah dalam penyusunan belum dapat meyakinkan dari sisi dampak hidrodinamika dan hidrooseanografi. Prinsip “breakwater wall” bukan mengurangi energi gelombang, melainkan hanya mengalihkan. Berbeda halnya dengan reklamasi ramah lingkungan dengan memperbaiki ekosistem terumbu karang, padang lamun dan hutan mangrove dengan fungsi yang sama yaitu pengurangan energi gelombang.

Page 198: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 8]

b. Pengalihan energi dikhawatirkan akan mengancam kehidupan pesisir di sekitarnya yaitu berupa abrasi dan tenggelamnya pulau, terjadinya “upwhealing sediment” yang akan meracuni biota laut, dan menyebabkan perubahan sirkulasi pasang surut air laut yang dibutuhkan oleh kehidupan ekosistem mangrove, serta pada gilirannya akan menurunkan kualitas lingkungan dalam hal sumber daya alam dan kesehatan masyarakat serta menurunkan kondisi ekonomi masyarakat nelayan.

c. Saat ini Pulau Rambut yang lokasinya dekat dengan proyek reklamasi ditunjuk sebagai daerah perlindungan lahan basah tingkat internasional, sehingga kegiatan apapun yang berdampak negatif terhadap pulau tersebut akan menjadi isu yang akan membuat nama Indonesia di mata international menjadi buruk.

d. Singapura bukan contoh reklamasi yang tepat untuk diterapkan di Jakarta Utara karena mereka tidak tergantung pada sumber daya laut pesisir.

25. Satria A.R. (Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Sosialisasi tidak hanya bertujuan meloloskan kewajiban pemrakarsa hanya dengan alasan terbukanya kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

b. Komponen tata ruang wilayah di sekitar lokasi kegiatan yang terkena dampak penting pada tahap pra-konstruksi dan konstruksi harus dikoordinasikan dengan pihak dan instansi terkait sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

4.2. IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Identifikasi dampak potensial dilakukan dengan melihat interaksi antara komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak dengan komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak. Penentuan dampak potensial tersebut dilakukan dengan menggunakan matriks interaksi dampak (Tabel 4.1) dan brainstorming melalui serangkaian hasil konsultasi dan diskusi dengan pakar, pemrakarsa, instansi yang bertanggung jawab, masyarakat yang berkepentingan dan pengamatan lapangan (observasi). Pelingkupan pada tahap ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder dan seterusnya) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana usaha dan/atau kegiatan pada tahap ini belum diperhatikan besar/kecilnya dampak atau penting tidaknya dampak. Mengacu ke uraian secara garis besar rona lingkungan di sekitar wilayah studi, maka lingkup komponen lingkungan yang potensial terkena dampak dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Prakonstruksi

a. Perubahan Persepsi Masyarakat

Page 199: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 9]

2. Tahap Konstruksi a. Penurunan Kualitas Udara b. Peningkatan Kebisingan c. Penurunan Kualitas Air Laut d. Peningkatan Kuantitas Air Permukaan (Banjir) e. Perubahan Pola Arus f. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi g. Perubahan Morfologi Pantai h. Peningkatan Volume Sampah Padat i. Gangguan Mangrove j. Gangguan Fauna k. Gangguan Biota Laut l. Terbukanya Kesempatan Kerja m. Terbukanya Kesempatan Berusaha n. Gangguan Estetika Lingkungan o. Gangguan Sanitasi Lingkungan p. Gangguan Aktivitas Nelayan q. Gangguan Kamtibmas r. Perubahan Persepsi Masyarakat s. Gangguan Tranportasi Darat t. Gangguan Transportasi Laut

3. Tahap Pascakonstruksi

a. Peningkatan Kuantitas Air Permukaan (Banjir) b. Perubahan Pola Arus c. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi d. Perubahan Morfologi Pantai e. Gangguan Kamtibmas f. Perubahan Persepsi Masyarakat g. Gangguan Tranportasi Darat h. Gangguan Transportasi Laut

Page 200: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 10]

Tabel 4.1. Matriks Interaksi Antara Komponen Kegiatan dan Komponen Lingkungan Kegiatan

Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

No.

Komponen Kegiatan

Komponen Lingkungan

Taha

p

Pra

Kon

stru

ksi

Taha

p

Kon

stru

ksi

Taha

p Pa

sca

Kon

stru

ksi

Pene

tapa

n Lo

kasi

Pro

yek

Rek

rutm

en T

enag

a K

erja

Mob

ilisa

si A

lat &

Bah

an

Peng

urug

an/R

ekla

mas

i

Pem

bang

unan

Tan

ggul

/Bre

akw

ater

Pem

buat

an J

emba

tan

Peng

hubu

ng

Peng

eruk

an M

uara

Sun

gai

Akt

ivita

s B

uruh

Kon

stru

ksi

Keb

erad

aan

Tang

gul P

ulau

/Bre

akw

ater

Keb

erad

aan

Laha

n R

ekla

mas

i

Dem

obili

sasi

Per

alat

an

FISIK KIMIA 1. Penurunan Kualitas Udara X 2. Peningkatan Kebisingan X X 3. Penurunan Kualitas Air Laut X X X X 4. Peningkatan Kuantitas Air Permukaan (Banjir) X X X 5. Perubahan Pola Arus X X X X 6. Perubahan Abrasi & Sedimentasi X X X X 7. Perubahan Morfologi Pantai X X X X 8. Peningkatan Volume Sampah Padat X

BIOLOGI 1. Gangguan Mangrove X X X 2. Gangguan Fauna X X 3. Gangguan Biota Laut X X X

SOSEKBUD – KESEHATAN MASYARAKAT 1. Terbukanya Kesempatan Kerja X 2. Terbukanya Kesempatan Berusaha X 3. Gangguan Estetika Lingkungan X 4. Gangguan Sanitasi Lingkungan X 5. Gangguan Aktivitas Nelayan X X X 6. Gangguan Kamtibmas X X X X X 7. Perubahan Persepsi Masyarakat X X X X X X X X X X

TATA RUANG 1. Gangguan Transportasi Darat X X 2. Gangguan Transportasi Laut X X X X X X

Page 201: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 11]

Gambar IV.1. Bagan Alir Dampak Potensial

Page 202: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 12]

Dampak potensial yang timbul berdasarkan hasil identifikasi dampak potensial adalah:

1. Tahap Prakonstruksi

a. Perubahan Persepsi Masyarakat Kegiatan penetapan lokasi pada tahap prakonstruksi akan berdampak terhadap persepsi masyarakat akibat kekhawatiran masyarakat terkena dampak negatif proyek.

2. Tahap Konstruksi

a. Penurunan Kualitas Udara

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi akan berdampak terhadap kualitas udara akibat emisi gas kendaraan dan debu yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.

b. Peningkatan Kebisingan

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan dan pembangunan jembatan penghubung akan berdampak terhadap kebisingan akibat aktivitas kendaraan pengangkut alat dan bahan konstruksi serta proses pemancangan konstruksi jembatan penghubung.

c. Penurunan Kualitas Air Laut

Kegiatan pengurugan/reklamasi, pembuatan tanggul/breakwater, pengerukan muara sungai dan aktivitas buruh konstruksi akan berdampak terhadap kualitas air laut.

d. Peningkatan Kuantitas Air Permukaan (Banjir)

Kegiatan pengurugan/reklamasi dan pengerukan muara sungai pada tahap konstruksi akan berdampak terhadap kuantitas air permukaan (banjir).

e. Perubahan Pola Arus

Kegiatan pengurugan/reklamasi dan pembuatan tanggul/breakwater pada tahap konstruksi akan berdampak terhadap pola arus.

f. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi

Kegiatan pengurugan/reklamasi, pembangunan tanggul/breakwater pada tahap konstruksi akan berdampak terhadap abrasi dan sedimentasi.

g. Perubahan Morfologi Pantai

Kegiatan pengurugan/reklamasi, pembangunan tanggul/breakwater pada tahap konstruksi akan berdampak terhadap morfologi pantai.

h. Peningkatan Volume Sampah Padat

Aktivitas buruh konstruksi proyek sebanyak ± 500 – 1.000 orang akan menghasilkan sampah padat berupa sisa-sisa makanan dan kemasan minuman dan kebutuhan buruh sehari-hari.

Page 203: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 13]

i. Gangguan Mangrove Kegiatan pengurugan/reklamasi, pembangunan tanggul/breakwater dan aktivitas buruh konstruksi akan berdampak terhadap kehidupan mangrove di hutan lindung Kapuk akibat perubahan kualitas air laut dan gangguan vegetasi mangrove akibat aktivitas buruh konstruksi.

j. Gangguan Fauna Kegiatan mobilisasi alat dan bahan dan aktivitas buruh konstruksi berdampak terhadap kehidupan fauna di hutan mangrove akibat penurunan kualitas udara, meningkatnya kebisingan dan terganggunya kehidupan fauna akibat aktivitas buruh konstruksi proyek.

k. Gangguan Biota Laut

Kegiatan pengurugan/reklamasi, pembangunan tanggul/breakwater dan aktivitas buruh konstruksi akan berdampak terhadap biota laut (plankton, bentos dan nekton) akibat penurunan kualitas air laut dan hilangnya habitat biota laut akibat kegiatan tersebut.

l. Terbukanya Kesempatan Kerja

Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi proyek sebanyak 500 – 1.000 orang akan berdampak terhadap kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara).

m. Terbukanya Kesempatan Berusaha

Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi proyek sebanyak 500 – 1.000 orang, berdampak terhadap kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitar (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) seperti penyediaan kebutuhan sehari-hari buruh konstruksi (makanan, minuman dan lain-lain).

n. Gangguan Estetika Lingkungan

Aktivitas buruh konstruksi sebanyak ± 500 – 1.000 orang akan berdampak terhadap estetika lingkungan akibat sampah padat yang dihasilkan dari kegiatan/aktivitas buruh konstruksi.

o. Gangguan Sanitasi Lingkungan

Kegiatan aktivitas buruh konstruksi sebanyak ± 500 – 1.000 orang akan berdampak terhadap sanitasi lingkungan akibat air limbah dan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.

p. Gangguan Aktivitas Nelayan

Kegiatan pengurugan/reklamasi, pembuatan jembatan penghubung dan pengerukan muara sungai pada tahap konstruksi akan berdampak terhadap aktivitas nelayan.

q. Gangguan Kamtibmas

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan, pengurugan/reklamasi, pengerukan muara sungai dan aktivitas buruh konstruksi pada tahap konstruksi proyek sebanyak ± 500 – 1.000 orang akan

Page 204: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 14]

berdampak terhadap kamtibmas. Kegiatan-kegiatan tersebut akan berdampak terhadap kualitas udara, kebisingan, pengotoran badan jalan/estetika lingkunan, sanitasi lingkungan dan kelancaran lalu lintas yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kamtibmas.

r. Perubahan Persepsi Masyarakat

Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi proyek sebanyak ± 500 – 1.000 orang, mobilisasi alat dan bahan, pengurugan/reklamai, pembangunan tanggul/breakwater, pembuatan jembatan penghubung, pengerukan muara sungai dan aktivitas buruh konstruksi akan berdampak terhadap persepsi masyarakat yang merupakan dampak turunan dari dampak primer yang tidak dikelola dengan baik.

s. Gangguan Tranportasi Darat

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi proyek akan berdampak terhadap transportasi darat pada badan-badan jalan di sekitar lokasi proyek akibat aktivitas kendaraan pengangkut.

t. Gangguan Transportasi Laut

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan, pengurugan/reklamasi, pembangunan tanggul/ breakwater, pembuatan jembatan penghubung dan pengerukan muara sungai pada tahap konstruksi proyek akan berdampak terhadap transportasi laut.

3. Tahap Pascakonstruksi

a. Peningkatan Kuantitas Air Permukaan (Banjir) Keberadaan lahan reklamasi pada tahap pascakonstruksi akan berdampak terhadap kuantitas air permukaan (banjir).

b. Perubahan Pola Arus

Keberadaan tanggul pulau/breakwater dan keberadaan lahan reklamasi pada tahap pascakonstruksi akan berdampak terhadap pola arus.

c. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi

Keberadaan tanggul pulau/breakwater dan keberadaan lahan reklamasi pada tahap pascakonstruksi akan berdampak terhadap abrasi dan sedimentasi.

d. Perubahan Morfologi Pantai

Keberadaan tanggul pulau/breakwater dan keberadaan lahan reklamasi pada tahap pascakonstruksi akan berdampak terhadap morfologi pantai.

e. Gangguan Kamtibmas Kegiatan demobilisasi peralatan pada tahap pascakonstruksi juga akan berdampak terhadap kamtibmas akibat gangguan lalu lintas yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.

Page 205: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 15]

f. Perubahan Persepsi Masyarakat Pada tahap pascakonstruksi proyek, keberadaan lahan reklamasi dan demobilisasi peralatan akan berdampak terhadap persepsi masyarakat.

g. Gangguan Tranportasi Darat

Kegiatan demobilisasi peralatan pada tahap pascakonstruksi proyek akan berdampak terhadap transportasi darat pada badan-badan jalan di sekitar lokasi proyek akibat aktivitas kendaraan pengangkut.

h. Gangguan Transportasi Laut

Kegiatan demobilisasi peralatan pada tahap pascakonstruksi proyek akan berdampak terhadap transportasi laut.

4.3. EVALUASI DAMPAK POTENSIAL

Dampak-dampak potensial di atas kemudian dievaluasi untuk menentukan apakah perlu dikaji lebih lanjut dalam Prakiraan Dampak. Evaluasi dilakukan dengan modifikasi metode Block (Block, 1999) berupa evaluasi masing-masing dampak berdasarkan 3 (tiga) kriteria: tingkat keseriusan dampak, peluang dampak terdeteksi dan frekuensi dampak. Definisi operasional 3 (tiga) kriteria tersebut disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Definisi Operasional Skor Dampak Penting Hipotetik

Skor Keseriusan Dampak Peluang Dampak

Terdeteksi Frekuensi Dampak

1 Tidak serius ≤ 10 % Jarang, 1x per 6 bulan 2 Kurang serius 11 – 30 % Kadang-kadang, 1x per 3 bulan 3 Sedang, dapat dipulihkan 31 – 69 % Berulang, 1x per bulan 4 Serius, sulit dipulihkan 70 – 89 % Sering, 1x per minggu 5 Sangat Serius/Katastrofik ≥ 90 % Kontinu, > 1x per minggu

Penilaian sifat penting menggunakan hasil perkalian skor ketiga kriteria tersebut, dengan median kemungkinan nilai perkalian sebagai batasan suatu dampak potensial dikatakan dampak penting hipotetik atau tidak. Tiga kriteria yang dipakai masing-masing mempunyai 5 (lima) kemungkinan nilai, dengan demikian ada 30 nilai perkalian yang mungkin dengan median 24,5. Dengan demikian suatu dampak potensial dikatakan termasuk dampak penting hipotetik bila nilai hasil perkalian ketiga kriteria tersebut ≥ 25. Matriks hasil evaluasi dampak potensial tahap prakonstruksi, konstruksi dan Pascakonstruksi masing-masing disajikan pada Tabel 4.3, Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.

Page 206: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 16]

Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Dampak Potensial Tahap Prakonstruksi

Dampak Potensial Nilai

Keseriusan Dampak

Nilai Peluang Dampak

Terdeteksi

Nilai Frekuensi Dampak

Nilai Hasil

Perkalian

Termasuk Dampak Penting

Hipotetik Perubahan Persepsi masyarakat 3 4 3 36 Ya

Tabel 4.4. Hasil Evaluasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi

Dampak Potensial Nilai

Keseriusan Dampak

Nilai Peluang Dampak

Terdeteksi

Nilai Frekuensi Dampak

Nilai Hasil

Perkalian

Termasuk Dampak Penting

Hipotetik Penurunan Kualitas udara 3 3 4 36 Ya Peningkatan Kebisingan 3 4 4 48 Ya Penurunan Kualitas Air Laut 3 3 4 36 Ya Peningkatan Kuantitas Air Permukaan 3 1 1 3 Tidak Perubahan Pola Arus 4 3 5 60 Ya Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 4 2 5 40 Ya Peningkatan Volume Sampah Padat 3 4 4 48 Ya Perubahan Morfologi Pantai 4 2 3 24 Tidak Gangguan Mangrove 4 2 4 32 Ya Gangguan Fauna 4 2 3 24 Tidak Gangguan Biota Laut 4 2 3 24 Tidak Terbukanya Kesempatan kerja 3 5 2 30 Ya Terbukanya Kesempatan berusaha 3 5 1 15 Tidak Gangguan Estetika Lingkungan 3 2 3 18 Tidak Gangguan Sanitasi Lingkungan 2 2 3 12 Tidak Gangguan Aktivitas Nelayan 3 5 5 75 Ya Gangguan Kamtibmas 4 5 2 40 Ya Perubahan Persepsi Masyarakat 3 3 4 36 Ya Gangguan Transportasi Darat 3 4 4 48 Ya Gangguan Transportasi Laut 3 4 4 48 Ya

Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Dampak Potensial Tahap Pascakonstruksi

Dampak Potensial Nilai

Keseriusan Dampak

Nilai Peluang Dampak

Terdeteksi

Nilai Frekuensi Dampak

Nilai Hasil

Perkalian

Termasuk Dampak Penting

Hipotetik Peningkatan Kuantitas Air Permukaan 3 1 1 3 Tidak Perubahan Pola Arus 4 3 5 60 Ya Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 4 2 5 40 Ya Perubahan Morfologi Pantai 4 2 3 24 Tidak Gangguan Kamtibmas 2 3 2 12 Tidak Perubahan Persepsi Masyarakat 3 3 3 27 Ya Gangguan Transportasi Laut 3 2 3 18 Tidak Gangguan Transportasi Darat 3 2 3 18 Tidak

Page 207: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 17]

Dampak penting hipotetik berdasarkan hasil evaluasi dampak potensial adalah sebagai berikut:

1. Tahap Prakonstruksi

a. Perubahan Persepsi Masyarakat Kegiatan penetapan lokasi pada tahap prakonstruksi akan berdampak terhadap persepsi masyarakat akibat kekhawatiran masyarakat terkena dampak negatif proyek.

2. Tahap Konstruksi

a. Penurunan Kualitas Udara

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi akan berdampak terhadap kualitas udara akibat emisi gas kendaraan dan debu yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.

b. Peningkatan Kebisingan

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan dan pembangunan jembatan penghubung akan berdampak terhadap kebisingan akibat aktivitas kendaraan pengangkut alat dan bahan konstruksi serta proses pemancangan konstruksi jembatan penghubung.

c. Penurunan Kualitas Air Laut

Kegiatan pengurugan/reklamasi, pembuatan tanggul/breakwater, pengerukan muara sungai dan aktivitas buruh konstruksi akan berdampak terhadap kualitas air laut.

d. Penurunan Perubahan Pola Arus

Kegiatan pengurugan/reklamasi dan pembuatan tanggul/breakwater pada tahap konstruksi akan berdampak terhadap pola arus.

e. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi

Kegiatan pengurugan/reklamasi, pembangunan tanggul/breakwater pada tahap konstruksi akan berdampak terhadap abrasi dan sedimentasi.

f. Peningkatan Volume Sampah Padat

Aktivitas buruh konstruksi proyek sebanyak ± 500 – 1.000 orang akan menghasilkan sampah padat berupa sisa-sisa makanan dan kemasan minuman dan kebutuhan buruh sehari-hari.

g. Gangguan Mangrove

Kegiatan pengurugan/reklamasi, pembangunan tanggul/breakwater dan aktivitas buruh konstruksi akan berdampak terhadap kehidupan mangrove di hutan lindung Kapuk akibat perubahan kualitas air laut dan gangguan vegetasi mangrove akibat aktivitas buruh konstruksi.

Page 208: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 18]

h. Terbukanya Kesempatan Kerja Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi proyek sebanyak 500 – 1.000 orang akan berdampak terhadap kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara).

i. Gangguan Aktivitas Nelayan

Kegiatan pengurugan/reklamasi, pembuatan jembatan penghubung dan pengerukan muara sungai pada tahap konstruksi akan berdampak terhadap aktivitas nelayan.

j. Gangguan Kamtibmas

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan, pengurugan/reklamasi, pengerukan muara sungai dan aktivitas buruh konstruksi pada tahap konstruksi proyek sebanyak ± 500 – 1.000 orang akan berdampak terhadap kamtibmas. Kegiatan-kegiatan tersebut akan berdampak terhadap kualitas udara, kebisingan, pengotoran badan jalan/estetika lingkunan, sanitasi lingkungan dan kelancaran lalu lintas yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kamtibmas.

k. Perubahan Persepsi Masyarakat

Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi proyek sebanyak ± 500 – 1.000 orang, mobilisasi alat dan bahan, pengurugan/reklamai, pembangunan tanggul/ breakwater, pembuatan jembatan penghubung, pengerukan muara sungai dan aktivitas buruh konstruksi akan berdampak terhadap persepsi masyarakat yang merupakan dampak turunan dari dampak primer yang tidak dikelola dengan baik.

l. Gangguan Tranportasi Darat

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi proyek akan berdampak terhadap transportasi darat pada badan-badan jalan di sekitar lokasi proyek akibat aktivitas kendaraan pengangkut.

m. Gangguan Transportasi Laut

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan, pengurugan/reklamasi, pembangunan tanggul/ breakwater, pembuatan jembatan penghubung dan pengerukan muara sungai pada tahap konstruksi proyek.

3. Tahap Pascakonstruksi

a. Perubahan Pola Arus

Keberadaan tanggul pulau/breakwater dan keberadaan lahan reklamasi pada tahap pascakonstruksi akan berdampak terhadap pola arus.

b. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi

Keberadaan tanggul pulau/breakwater dan keberadaan lahan reklamasi pada tahap pascakonstruksi akan berdampak terhadap abrasi dan sedimentasi.

Page 209: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 19]

c. Perubahan Persepsi Masyarakat Pada tahap pascakonstruksi proyek, keberadaan lahan reklamasi dan demobilisasi peralatan akan berdampak terhadap persepsi masyarakat.

4.4. KLASIFIKASI DAN PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK

Penentuan prioritas dampak dilakukan berdasarkan peringkat nilai hasil perkalian kriteria evaluasi. Bila ada dua atau lebih dampak yang mempunyai nilai hasil perkalian sama, maka prioritas ditentukan berdasarkan pertimbangan hierarki dampak. Dengan demikian untuk tahap prakonstruksi, urutan prioritas dampak penting hipotetik yang dihasilkan adalah sebagai berikut (Tabel 4.6).

Tabel 4.6. Prioritas Dampak Penting Hipotetik Tahap Prakonstruksi

Dampak Potensial Nilai Hasil Perkalian

Perubahan Persepsi masyarakat 36

Untuk tahap konstruksi, urutan prioritas dampak penting hipotetik yang dihasilkan adalah sebagai berikut (Tabel 4.7).

Tabel 4.7. Prioritas Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi

Dampak Potensial Nilai Hasil Perkalian

Gangguan Aktivitas Nelayan 75 Perubahan Pola Arus 60 Peningkatan Kebisingan 48 Peningkatan Volume Sampah Padat 48 Gangguan Transportasi Laut 48 Gangguan Transportasi Darat 48 Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 40 Gangguan Kamtibmas 40 Penurunan Kualitas udara 36 Penurunan Kualitas Air Laut 36 Perubahan Persepsi Masyarakat 36 Gangguan Mangrove 32 Terbukanya Kesempatan kerja 30

Untuk tahap pascakonstruksi, urutan prioritas dampak penting hipotetik yang dihasilkan adalah sebagai berikut (Tabel 4.8).

Tabel 4.8. Prioritas Dampak Penting Hipotetik Tahap Pascakonstruksi

Dampak Potensial Nilai Hasil Perkalian

Perubahan Pola Arus 60 Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 40 Perubahan Persepsi Masyarakat 27

Page 210: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 20]

Tabel 4.8. Matriks Dampak Penting Hipotetik

No.

Komponen Kegiatan

Komponen Lingkungan

Taha

p

Pra

Kon

stru

ksi

Taha

p

Kon

stru

ksi

Taha

p Pa

sca

Kon

stru

ksi

Pene

tapa

n Lo

kasi

Pro

yek

Rek

rutm

en T

enag

a K

erja

Mob

ilisa

si A

lat &

Bah

an

Peng

urug

an/R

ekla

mas

i

Pem

bang

unan

Tan

ggul

/Bre

akw

ater

Pem

buat

an J

emba

tan

Peng

hubu

ng

Peng

eruk

an M

uara

Sun

gai

Akt

ivita

s B

uruh

Kon

stru

ksi

Keb

erad

aan

Tang

gul p

ulau

/Bre

akw

ater

Keb

erad

aan

Laha

n R

ekla

mas

i

Dem

obili

sasi

Per

alat

an

FISIK KIMIA 1. Penurunan Kualitas Udara X 2. Peningkatan Kebisingan X X 3. Penurunan Kualitas Air Laut X X X X 4. Perubahan Pola Arus X X X X 5. Perubahan Abrasi & Sedimentasi X X X X 6. Peningkatan Volume Sampah Padat X

BIOLOGI

1. Gangguan Mangrove X X X SOSEKBUD – KESEHATAN MASYARAKAT

1. Terbukanya Kesempatan Kerja X 2. Gangguan Aktivitas Nelayan X X X 3. Gangguan Kamtibmas X X X X 4. Perubahan Persepsi Masyarakat X X X X X X X X X X

TATA RUANG

1. Gangguan Transportasi Darat X 2. Gangguan Transportasi Laut X X X X X

Page 211: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 21]

Gambar IV.2. Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik

Page 212: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 22]

Gambar IV.3. Bagan Alir Pelingkupan

Tahapan Kegiatan: 1. Prakonstruksi 2. Konstruksi 3. Pascakonstruksi

Komponen Lingkungan: 1. Fisik kimia 2. Biologi 3. Sosial ekonomi budaya 4. Tata ruang

Identifikasi dampak

potensial

Dampak Potensial

Prakonstruksi Perubahan Persepsi Masyarakat

Konstruksi 1. Penurunan Kualitas udara 2. Peningkatan Kebisingan 3. Penurunan Kualitas Air Laut 4. Peningkatan Kuantitas Air

Permukaan 5. Peningkatan Volume Sampah Padat 6. Perubahan Pola Arus 7. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 8. Perubahan Morfologi Pantai 9. Gangguan Mangrove 10. Gangguan Fauna 11. Gangguan Biota Laut 12. Terbukanya Kesempatan kerja 13. Terbukanya Kesempatan berusaha 14. Gangguan Estetika Lingkungan 15. Gangguan Sanitasi Lingkungan 16. Gangguan Aktivitas Nelayan 17. Gangguan Kamtibmas 18. Perubahan Persepsi Masyarakat 19. Gangguan Transportasi Laut 20. Gangguan Transportasi Darat

Pascakonstruksi

1. Peningkatan Kuantitas Air Permukaan

2. Perubahan Pola Arus 3. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 4. Perubahan Morfologi Pantai 5. Gangguan Kamtibmas 6. Perubahan Persepsi Masyarakat 7. Gangguan Transportasi Laut 8. Gangguan Transportasi Darat

Evaluasi dampak

potensial

Dampak Penting Hipotetik

Prakonstruksi Perubahan Persepsi Masyarakat

Konstruksi 1. Penurunan Kualitas udara 2. Peningkatan Kebisingan 3. Penurunan Kualitas Air Laut 4. Peningkatan Volume Sampah Padat 5. Perubahan Pola Arus 6. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 7. Gangguan Mangrove 8. Terbukanya Kesempatan kerja 9. Gangguan Aktivitas Nelayan 10. Gangguan Kamtibmas 11. Perubahan Persepsi Masyarakat 12. Gangguan Transportasi Laut 13. Gangguan Transportasi Darat

Pascakonstruksi

1. Perubahan Pola Arus 2. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 3. Perubahan Persepsi Masyarakat

Klasifikasi dan

Penentuan Prioritas

Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting Hipotetik

Prakonstruksi Perubahan Persepsi Masyarakat

Konstruksi 1. Gangguan Aktivitas Nelayan 2. Perubahan Pola Arus 3. Peningkatan Kebisingan 4. Peningkatan Volume Sampah Padat 5. Gangguan Transportasi Laut 6. Gangguan Transportasi Darat 7. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 8. Gangguan Kamtibmas 9. Penurunan Kualitas udara 10. Penurunan Kualitas Air Laut 11. Perubahan Persepsi Masyarakat 12. Gangguan Mangrove 13. Terbukanya Kesempatan kerja

Pascakonstruksi

1. Perubahan Pola Arus 2. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 3. Perubahan Persepsi Masyarakat

Page 213: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 23]

4.5. BATAS WILAYAH STUDI

Batas wilayah studi terdiri dari batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas administrasi.

4.5.1. Batas Proyek

Batas proyek adalah batas pulau-pulau reklamasi.

4.5.2. Batas Ekologis

Penentuan batas ekologis ditentukan berdasarkan sebaran dampak pada saat konstruksi dan pascakostruksi dalam hal ini adalah dampak pencemaran air laut. Sebaran dampak melalui media air, dengan tipe pasang surut diurnal dan kecepatan arus 0,2 m/s maka sebaran polutan akan mencapai jarak 4,32 km.

4.5.3. Batas Sosial

Batas sosial didasarkan kepada interaksi sosial antara masyarakat dengan kegiatan. Masyarakat sekitra terdiri dari pemukiman nelayan Kamal Muara dan Muara Angke, serta perumahan Pantai Indah Kapuk (Kelurahan Kapuk Muara).

4.5.4. Batas Administrasi

Didasarkan kepada batas administrasi pemerintahan yaitu Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara.

Batas wilayah studi sebagai overlay dari keempat batas di atas disajikan pada Gambar IV.4.

Page 214: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

[IV – 24]

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

Reklamasi

Pantai Kapuk Naga Indah

IV.4

Page 215: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Ruang Lingkup Studi

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[IV – 25]

4.6. BATAS WAKTU KAJIAN

Batas waktu kajian disajikan pada Tabel 4.9 berikut Tabel 4.9. Batas Waktu Kajian Dampak Penting Hipotetik

No. Dampak Penting Hipotetik Batas Waktu Keterangan

Prakonstruksi 1 Perubahan Persepsi Masyarakat 6 bulan Konstruksi 1 Gangguan Aktivitas Nelayan 5 tahun Aktivitas reklamasi mulai 2012 - 2018 2 Perubahan Pola Arus 5 tahun Tahun 2014, saat pulau 2A selesai 3 Peningkatan Kebisingan 1 tahun Tahun 2014, saat pengangkutan topsoil

4 Peningkatan Volume Sampah Padat 5 tahun Tahun 2014, saat jumlah tenaga kerja mencapai maksimum

5 Gangguan Transportasi Laut 5 tahun 6 Gangguan Transportasi Darat 1 tahun Tahun 2014, saat pengangkutan topsoil 7 Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 5 tahun Rencana reklamasi 3 pulau selesai tahun 2018 8 Gangguan Kamtibmas 6 bulan 9 Penurunan Kualitas udara 6 bulan Tahun 2014, saat pengangkutan topsoil 10 Penurunan Kualitas Air Laut 5 tahun Tahun 2014, saat puncak kegiatan reklamasi 11 Perubahan Persepsi Masyarakat 5 tahun 12 Gangguan Mangrove 1 tahun Tahun 2014, saat puncak kegiatan reklamasi 13 Terbukanya Kesempatan kerja 6 bulan Pascakonstruksi 1 Perubahan Pola Arus 5 tahun Tahun 2018, sampai terbangunnya pulau-pulau

sebelah Timur Pulau 1 dan sebelah Barat Pulau 2B oleh pengembang lain.

2 Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 5 tahun 3 Perubahan Persepsi Masyarakat 5 tahun  

Page 216: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012
Page 217: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 1]

BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Berdasarkan urian kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) sebagaimana diuraikan pada Bab IV, maka dapat diidentifikasi dan diprakirakan komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting serta komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting. Dalam memprakirakan dampak penting digunakan matriks prakiraan dampak sebagaimana terlihat pada Tabel 5.4.

5.1. TAHAP PRA-KONSTRUKSI

1. Perubahan Persepsi Masyarakat Penetapan Lokasi Proyek Penetapan lokasi rencana kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dengan luas wilayah kerja ± 1.131 Ha dan reklamasi 3 pulau (Pulau 1, 2A dan 2B) seluas ± 870 Ha diprakirakan akan berdampak terhadap persepsi masyarakat di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan). Berdasarkan hasil sosialisasi proyek dan wawancara dengan tokoh masyarakat dan responden yang mewakili warga Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara terungkap responden yang menyatakan setuju di Kelurahan Kapuk Muara ± 70%, yang tidak setuju ± 3% dan yang abstain ± 27%, sedangkan di Kelurahan Muara Kamal yang menyatakan setuju ± 89 %, yang tidak setuju ± 3 % dan yang abstain ± 8% . Apabila dicek silang terhadap jawaban-jawaban responden dapat disimpulkan bahwa yang abstain sebenarnya menyatakan tidak setuju. Dari yang menyatakan setuju terdapat alasan yang bervariasi antara lain menyatakan dapat memperoleh manfaat dari pembangunan KNI, adanya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar dan sebagian berpendapat karena sudah merupakan kebijakan Pemerintah. Adapun yang tidak setuju menyatakan akan terganggunya mata pencaharian mereka di sektor perikanan, khawatir akan adanya polusi/ pencemaran dan sebagian menyatakan tidak akan mendapatkan manfaat apa-apa.

Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya tinggi dan berlangsung lama, jumlah manusia dan komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya cukup luas, bersifat kumulatif dan tidak berbalik, sehingga tergolong dampak negatif penting.

Page 218: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 2]

5.2. TAHAP KONSTRUKSI

1. Gangguan Aktivitas Nelayan Kegiatan pembangunan jembatan penghubung antara daratan dan di daerah Pantai Indah Kapuk dengan Pulau 2A diprakirakan akan berdampak terhadap transportasi laut di sekitarnya akibat pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang dan berlangsung singkat yaitu selama tahap konstruksi proyek (± 20 bulan), komponen lingkungan dan jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan pengerukan Muara Sungai Cengkareng Drain dan Tanjungan serta Lateral Kanal diprakirakan akan berdampak terhadap aktivitas nelayan di sekitarnya akibat pelaksanaan pekerjaan pengerukan tersebut. Mengingat di kawasan sekitar lokasi proyek masih dijumpai aktivitas nelayan Kapuk Muara dan Kamal Muara, hal tersebut perlu mendapat perhatian. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi, komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif penting.

2. Penurunan Kualitas Udara

Mobilisasi Alat dan Bahan Kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap kualitas udara. Selama pekerjaan konstruksi fisik proyek terjadi mobilisasi alat dan bahan konstruksi. Kegiatan tersebut diperkirakan akan meningkatkan kadar debu dan emisi gas seperti CO, CO2, NO2, SO2 di udara akibat emisi kapal dan kendaraan bermotor yang digunakan. Jalur mobilisasi alat dan bahan akan memanfaatkan eksisting. Di sepanjang jalan rumah-rumah penduduk umumnya terletak ± 10 m dari jalan. Dengan penggunan truk angkut 20 ton, silt content 45,5%, kelembaban tanah 20% maka faktor emisi debu adalah 1,87 kg/km. Hasil estimasi sebaran debu dengan model line source menunjukkan pada jarak 25 m, kegiatan pengangkutan alat dan bahan akan menyebabkan peningkatan konsentrasi debu sebesar 143 ug/m3 (Gambar V.1). Hasil pengukuran terakhir kualitas udara ambien (Juli 2011) menunjukkan konsentrasi debu sebesar 19 ug/m3. Dengan demikian saat kegiatan mobilisasi berlangsung konsentrasi debu di sepanjang jalan desa akan mencapai 162 ug/m3. Angka ini masih memenuhi baku mutu.

Page 219: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 3]

Dampak yang terjadi berlangsung sementara sepanjang masa mobilisasi alat dan bahan, namun telah terjadi penurunan kualitas lingkungan dari baik menjadi sedang. Selain itu peningkatan debu juga merupakan hal yang menganggu penglihatan dan kenyamanan. Dengan demikian dampak peningkatan debu saat mobilisasi alat dan bahan merupakan dampak negatif penting.

Gambar V.1. Sebaran Debu di Sekitar Jalan

Tabel 5.1. Evaluasi Sifat Penting Dampak Kualitas Udara Berdasarkan 7 Kriteria Dampak

Penting No. Kriteria Dampak Penting Penilaian Keterangan

1. Jumlah manusia terkena dampak P Penduduk di sepanjang jalan 2. Luas persebaran dampak P Dampak tersebar di sepanjang jalan desa 3.

Lamanya dampak berlangsung TP Dampak berlangsung singkat, selama mobilisasi alat dan bahan

4. Intensitas dampak TP Debu < Baku mutu PP 41/1999 sebesar 230 ug/m3 5. Banyaknya komponen lingkungan lain terkena

dampak P

Debu akan berdampak kesehatan dan kenyamanan

6. Sifat kumulatif TP Tidak akumulatif 7. Berbalik atau tidaknya dampak TP Dampak dapat berbalik Kesimpulan Dampak Negatif Penting

3. Peningkatan Kebisingan

Kegiatan pemancangan saat pembangunan jembatan penghubung dari perumahan Pantai Indah Kapuk ke Pulau Reklamasi merupakan sumber bising yang cukup tinggi. Tingkat kebisingan pada jarak 10 m dari sumber dapat mencapai 85 dBA. Di sekitar lokasi pada jarak ± 30 m terdapat pasar Fresh Market, sedangkan perumahan terletak relatif jauh, lebih dari 500 m. Pemodelan rambatan bising menunjukkan pada jarak 30 m tingkat kebisingan akan mencapai 52 dBA Gambar V.2). Hasil pemantauan menunjukkan tingkat kebisingan di sekitar Fresh Market adalah 50 dBA. Dengan demikan saat kegiatan pemancangan jembatan

Page 220: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 4]

penghubung tingkat kebisingan di sekitar Fresh Market akan mencapai 54,1 dBA. Tingkat kebisingan ini memenuhi baku tingkat kebisingan sesuai KepMenLH No. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA bagi peruntukkan perdagangan dan jasa.

Gambar V.2. Tingkat Kebisingan di Sekitar Lokasi Akibat Pemancangan

Dampak yang akan terjadi intensitasnya rendah, persebarannya terbatas di sekitar lokasi kegiatan, bersifat sementara selama tahap konstruksi, komponen lingkungan yang terkena dampak hanya tingkat kebisingan dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif tidak penting. Tabel 5.2. Evaluasi Sifat Penting Dampak Kebisingan Berdasarkan 7 Kriteria Dampak

Penting No. Kriteria Dampak Penting Penilaian Keterangan

1. Jumlah manusia terkena dampak TP Pedagang dan pengunjung Fresh Market 2. Luas persebaran dampak TP Terbatas di radius 50 m 3. Lamanya dampak berlangsung TP Dampak berlangsung singkat, selama pemancangan 4. Intensitas dampak TP Tingkat kebisingan < 70 dBA 5. Banyaknya komponen lingkungan lain terkena

dampak TP

Tidak ada dampak turunan

6. Sifat kumulatif TP Tidak akumulatif 7. Berbalik atau tidaknya dampak TP Dampak dapat berbalik Kesimpulan Dampak Negatif Tidak Penting

4. Penurunan Kualitas Air Laut

Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap penurunan kualitas air laut. Parameter kualitas air laut yang cenderung akan meningkat adalah TSS dan Kekeruhan. Pada saat pengerjaan reklamasi dilakukan diperkirakan kekeruhan dan peningkatan nilai TSS yang keluar dari inlet breakwater dengan

Page 221: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 5]

radius sejauh 100 m. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa nilai kekeruhan saat studi dilakukan masih berada di bawah baku mutu yang berlaku. Berdasarkan pengalaman reklamasi di beberapa tempat, nilai kekeruhan dan TSS akan meningkat sampai lebih dari 5 kali lipat dari kondisi biasa tanpa kegiatan. Dengan adanya tanggul, maka dampak yang akan terjadi tidak meluas keperairan di luar batas proyek. Air laut yang keruh dengan nilai TSS tinggi yang keluar dari tanggul tidak akan berarti karena akan dinetralisir oleh arus dan gelombang laut diperairan sekitarnya. Meskipun demikian, hal ini perlu mendapat perhatian.

Dampak yang akan terjadi intensitasnya cukup tinggi dan berlangsung singkat selama kegiatan reklamasi, persebarannya terbatas di sekitar kegiatan, komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan pembangunan breakwater 3 pulau (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan juga akan berdampak terhadap kualitas air laut. Kegiatan pemasangan sheet pile beton dan pekerjaan pembuatan breakwater akan mengakibatkan penurunan kualitas air laut terutama kekeruhan dan total suspended solid (TSS). Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang dan berlangsung singkat selama pembangunan breakwater berlangsung, persebarannya terbatas di sekitar lokasi kegiatan dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif tidak penting. Kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah sebanyak ± 1.000 orang berpotensi menghasilkan limbah cair domestik dari kegiatan Mandi Cuci Kakus (MCK). Limbah cair domestik tersebut apabila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan menurunnya kualitas air laut dengan parameter utama pH, Total Suspended Solid (TSS), Ammonia (NH3), fosfat (PO4) dan BOD. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi dan berlangsung singkat yaitu selama tahap konstruksi proyek (± 62 bulan), komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan bersifat kumulatif dengan kegiatan lain di sekitarnya, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan pengerukan Muara Sungai Cengkareng Drain dan Tanjungan serta Lateral Kanal diprakirakan akan berdampak terhadap kualitas air di sekitarnya akibat pelaksanaan pekerjaan pengerukan tersebut. Kegfiatan pengerukan akan mengakibatkan meningkatnya kekeruhan perairan muara sungai akibat turbulensi yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya rendah dan berlangsung singkat yaitu selama tahap konstruksi proyek (± 3 bulan), komponen lingkungan dan jumlah manusia yang terkena dampak sedikit, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif tidak penting.

Page 222: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 6]

5. Perubahan Pola Arus Kegiatan pengurugan Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 863 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap perubahan pola arus menyusur pantai (longshore current) di sekitar lokasi proyek atau dapat berpengaruh pada sirkulasi arus teluk jakarta. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh reklamasi terhadap pola arus di teluk jakarta dan lokasi proyek whiteven bos Indonesia(2006) telah melakukan pemodelan matematis untuk menghitung perubahan tersebut. Pemodelan yang dilakukan bertujuan untuk menentukan opsi perencanaan reklamasi, dan berdasarkan opsi yang dipilih akan dilakukan pendugaan/prakiraan dampak. Hasil simulasi yang dilakukan oleh Witteveen Bos Indonesia (2006) menunjukkan bahwa kegiatan reklamasi KNI akan menimbulkan perubahan pola arus pasang surut di perairan sekitar pulau reklamasi. Hasil pemodelan arus pasang surut sesudah reklamasi KNI diperlihatkan pada Gambar V.3 (musim timur) Sedangkan Gambar V.4. merupakan hasil model arus musim barat.

(a) Pola arus teluk jakarta

(b) Pola arus lokasi proyek

Gambar V.3. Pola Arus Rata-Rata Sesudah Reklamasi (a) Pola Arus Teluk Jakarta dan (b) Pola Arus Sekitar Lokasi Proyek Pada Musim Timur

Page 223: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 7]

(a) Pola arus teluk jakarta

(b) Pola arus lokasi proyek

Gambar V.4. Pola Arus Rata-rata Sesudah Reklamasi (a) Pola Arus Teluk Jakarta dan (b)

Pola Arus Sekitar Lokasi Proyek Pada Musim Barat Hasil pemodelan menunjukkan tidak ada perubahan berarti pada pola dan kecepatan arus pasang surut di pantai existing yaitu rata-rata 0,2 m/s. Hasil simulasi yang dilakukan oleh whiteven bos Indonesia (2006) menunjukkan bahwa kegiatan reklamasi KNI diperkirakan akan mempengaruhi sirkulasi air di sekitar pulau reklamasi. Perubahan sirkulasi air ini akan mempengaruhi kualitas air.

Page 224: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 8]

Pada Gambar V.5 diperlihatkan pola sirkulasi arus di sekitar pulau reklamasi. Pendalaman kanal batas ini menghasilkan suatu sirkulasi yang berbeda di sekeliling pulau-pulau ini. Dengan demikian, pendalaman kanal batas ini berpengaruh pada mutu kawasan bakau dan sirkulasi reruntuk di sekeliling pulau-pulau ini. Dalam hal saluran batas tidak diperdalam, air dari Cengkareng Drain hampir seluruhnya dibuang me-lalui kanal Cengkareng dan tidak dibelokkan ke dalam kanal batas. Dan lagi, hampir tidak terjadi aliran kontinu dari timur ke barat (angin musim timur) atau dari barat ke timur (angin musim barat) melaui kanal batas ini. Dalam hal kanal batas yang diperdalam, terjadi aliran rata-rata sekitar 20m3/detik (kira-kira 0.1m/detik).

Gambar V.5. Pola sirkulasi air di sekitar pulau reklamasi KNI

Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan berlangsung lama, sehingga tergolong dampak negatif penting.

6. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi

Kegiatan pengurugan Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap abrasi dan sedimentasi di sekitarnya. Abrasi adalah proses pengikisan pantai sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan garis pantai. Secara alami proses abrasi di perairan selalu terjadi. Terjadinya abrasi pantai yang berlebihan di suatu kawasan perairan disebabkan oleh terganggunya keseimbangan yang telah ada, baik yang disebabkan oleh kegiatan alam ataupun oleh kegiatan manusia seperti adanya reklamasi pantai atau adanya penambangan pasir laut. Perubahan stabilitas pantai secara alami dihasilkan interaksi berbagai faktor oseanografi seperti angin, gelombang, arus pasang surut, sedimen dan kondisi pantai sedangkan perubahan karena adanya kegiatan manusia

Page 225: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 9]

disebabkan oleh pembangunan konstruksi di lepas pantai. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh reklamasi terhadap perubahan garis pantai, Universitas Gadjah Mada tahun 2010 telah melakukan kajian pemodelan perubahan garis pantai dengan menggunakan program Genesis. Pemodelan garis pantai selanjutnya akan digunakan sebagai landasan untuk memperkirakan dampak. Simulasi skenario pemodelan dianggap bahwa reklamasi PT KNI dimulai pada 2009, sehingga prediksi perubahan garis pantai dimulai dari tanggal 6 juni 2009 sampai dengan 5 tahun ke depan yakni tanggal 6 juni 2014. Hasil pemodelan dengan program Genesis untuk 5 tahun ke depan dapat dilihat pada Gambar V.6, Gambar V.7. merupakan Perbandingan perubahan garis pantai prediksi dengan adanya reklamasi 1+2A+2B, sedangkan Gambar V.8. adalah perubahan posisi garis pantai hasil simulasi 5 tahun ke depan dan garis pantai terukur 2009 setelah adanya reklamasi

2B 2A 1

Stabil

Gambar V.6. Hasil Running Program GENESIS untuk Skenario 4 (Dengan Adanya

Reklamasi 1+2A+2B)

Page 226: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 10]

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

0 450 900 1350 1800 2250 2700 3150 3600 4050 4500 4950 5400 5850 6300 6750 7200 7650 8100 8550 9000 9450

Pos

isi G

aris

Pan

tai,

Y (

m)

Koordinat Sejajar Pantai, X (dx = 50 m)

Garis Pantai Terukur (06/06/2009)

Garis Pantai Prediksi 2012 dengan Adanya Reklamasi 1+2A+2B

Garis Pantai Prediksi 2014 dengan Adanya Reklamasi 1+2A+2B

Gambar V.7. Perbandingan Perubahan Garis Pantai Prediksi Dengan Adanya Reklamasi

1+2A+2B

Gambar V.8. Posisi Garis Pantai Hasil Simulasi Untuk 5 Tahun Ke Depan Setelah Adanya

Reklamasi

‐50

‐40

‐30

‐20

‐10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

0 450 900 1350 1800 2250 2700 3150 3600 4050 4500 4950 5400 5850 6300 6750 7200 7650 8100 8550 9000 9450

Seli

sih

Pos

isi G

aris

Pan

tai,

∆Y

(m

)

Koordinat Sejajar Pantai, X (dx = 50 m)

Akresi Akresi

Erosi Erosi

Akresi

Stabil Stabil Stabil

Page 227: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 11]

Berdasarkan gambar di atas, menunjukan bahwa pantai di lokasi rencana reklamasi pulau 1+2A+2B mengalami erosi dan akresi. Pada boundary condition (BC) sebelah kiri terjadi akresi 131,55 m sedangkan pada BC sebelah kanan terjadi akresi sejauh 102,32. Pantai yang mengalami erosi yakni dimulai dari sel grid 3150 m – 4275 m dengan erosi maksimum sejauh -36,41 m dan dibelakang jetty reklamasi pulau 1 terjadi akresi maksimum sebesar 78,02 m pada sel grid 6500. Untuk kondisi pantai pada sel grid (950 m – 1800 m) dan (3000 m – 5650 m) cenderung stabil. Dari hasil simulasi selama kurun waktu 5 tahun dengan adanya reklamasi pulau 1+ 2A+2B diketahui bahwa laju transpor sedimen rerata ke arah kanan (Qrtr) adalah sebesar +12.111,53 m3/tahunsedangkan ke arah kiri (Qltr) sebesar -27.244,84 m3/tahun, ini menunjukkan bahwa arah transpor sedimen pantai di sekitar lokasi rencana reklamasi pulau 1+2A+2B lebih dominan ke arah kiri (ke arah barat) hal ini disebabkan gelombang yang menuju pantai domiman dari arah timur laut. Laju transpor sedimen bersih rerata (mean net annual transport, Qnr) sebesar -15.133,31 m3/tahun. Dan berdasarkan hasil perhitungan (output) model GENESIS diketahui bahwa perubahan volume transpor sedimen selama 5 tahun dengan adanya reklamasi pulau 1+2A+2B adalah +453.107,85 m3, dimana tanda minus (+) menunjukkan bahwa kondisi pantai di sekitar rencana reklamasi pulau 1+2A+2B lebih dominan mengalami akresi.

Berikut ini adalah tabel resume perbandingan hasil simulasi/prediksi tahun 2014 tanpa adanya reklamasi dan dengan adanya reklamasi PT KNI. Tabel 5.3. Perbandingan Hasil Simulasi Tahun 2014 Tanpa Adanya Reklamasi dan Dengan

Adanya Reklamasi Pulau 1+2A+2B

132.60 131.39 akresi maksimum

0.01 0.42 akresi minimum

-12.31 -41.43 erosi maksimum

-0.01 -0.26 erosi minimum

Qltr (m3/tahun) -48,984.66 -27,244.84

Qrtr (m3/tahun) 21,092.06 12,111.53

Qgr (m3/tahun) 70,076.72 39,356.37

Qnr (m3/tahun) -27,892.60 -15,133.31

∆VT (m3) 456,142.83 453,107.85 pantai mengalami akresi

karena Qltr > Qrtr, maka arah transpor sedimen sejajar pantai dominan ke arah

kiri (ke arah barat)

Keterangan

∆Y (m)

Tanpa Adanya Reklamasi

(Skenario 1)

Dengan Adanya Reklamasi 1+2A+2B

(Skenario 4)Uraian Satuan

Berdasarkan uraian dan tabel di atas, menunjukkan bahwa rencana pembangunan reklamasi PT KNI yang terdiri dari 3 pulau yakni pulau 1, 2A, dan 2B memberikan pengaruh terhadap kondisi pantai di sekitarnya yakni terjadinya erosi diujung sebelah kiri pulau dan terjadi akresi di ujung sebelah kanan pulau, namun jika tinjaunnya adalah hasil dari perubahan volume transpor sedimen (∆VT) dan laju transport sedimen bersih rerata (Qnr), maka pengaruhnya

Page 228: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 12]

tidak begitu signifikan bahkan relatif kecil/berkurang karena dari hasil simulasi tanpa adanya reklamasi (skenario 1), ∆VT = +456.142,83 m3 dan dengan adanya reklamasi untuk skenario 4 (reklamasi pulau 1+2A+2B), ∆VT = +453.107,85 m3, dan laju transpor sedimen bersih rerata tahunan (Qnr) tanpa adanya reklamasi adalah -27.244,84 m3/tahun dan dengan adanya reklamasi untuk skenario 4 adalah -15.133,31 m3/tahun. Hasil simulasi keempat skenario di atas belum mempertimbangkan suplai sedimen dari beberapa sungai yang bermuara di lokasi rencana reklamasi PT KNI. Sedimentasi Muara Sungai Model perubahan garis pantai di atas tanpa memperhitungkan pengaruh pasukan sedimen dari sungai-sungai yang bermuara di sekitar lokasi proyek. Untuk memperkirakan sedimentasi di muara sungai, PT. KNI telah bekerja sama dengan Witteveen Bos Indonesia(2006) untuk menghitung laju sedimentasi di muara sungai setelah adanya reklamasi. Pendugaan sedimentasi menggunakan model matematis, yakni Satu model yang disederhanakan telah digunakan untuk memperkirakan orde besaran sedimentasi (angkutan beban tersuspensi dan beban dasar untuk lanau dan kotoran). Model ini merupakan model satu-dimensi. Analisis ini berlaku untuk buangan sungai puncak karena buangan puncak inilah yang diharapkan memasok sedimen ke kanal lepas-pantai. Model ini pertama-tama telah dikalibrasi secara kasar untuk profil kedalaman yang diamati saat ini di Cengkareng Drain kemudian telah dijalankan untuk menduga sedimentasi dimasa mendatang. Hasil model disajikan dalam Gambar V.9, dari gambar tersebut terlihat sedimentasi bergeser ke arah laut jika dibandingkan dengan situasi sebelum ada reklamasi, akibat kenaikan kecepatan aliran di kawasan dekat-pesisir. Volume menyeluruh dalam orde 3,000 m3/tahun diendapkan kira-kira di atas kontur kedalaman 4 m, yang akhirnya harus dikeruk. Dari gambar tersebut juga terlihat pendangkalan di muara sungai akan semakin meningkat seiring bertambahnya waktu.

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

-500 0 500 1000 1500 2000

Cross shore distance [m] (x = 0, river mouth)

bed

leve

l [m

]

assumed coast 1982

simulated present situation

coast after full development

KNI after 5y

KNI after 10y

KNI after 20y

Gambar V.9. Prakiraan sedimentasi di kanal Cengkareng

Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang, dan terbatas di sekitar lokasi proyek akan tetapi berlangsung lama, sehingga abrasi dan sedimentasi tergolong dampak negatif penting.

Page 229: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 13]

7. Terbukanya Kesempatan Kerja Rekrutmen Tenaga Kerja Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan telah berdampak positif terhadap kesempatan kerja bagi masyarakat. Kegiatan konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dengan wilayah kerja seluas ± 1.131 Ha dan reklamasi 3 pulau seluas ± 870 Ha akan menyerap tenaga kerja sebanyak ± 1.000 orang dan diprakirakan dapat menyerap tenaga kerja sekitar (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara/Kecamatan Penjaringan). Dalam pelaksanaan konstruksi proyek, pemrakarsa (PT. Kapuk Naga Indah) akan bekerjasama dengan beberapa kontraktor sehingga rekrutmen akan dilakukan oleh masing-masing kontraktor yang ditunjuk. Dengan ikut sertanya penduduk sekitar (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara/Kecamatan Penjaringan) sebagai tenaga kerja konstruksi proyek akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada.

Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi meskipun berlangsung singkat, yaitu selama tahap konstruksi proyek, jumlah manusia dan komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak serta bersifat kumulatif, sehingga tergolong dampak positif penting.

8. Terbukanya Kesempatan Berusaha Kegiatan rekrutmen/penerimaan tenaga kerja konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) sebanyak ± 1.000 orang diprakirakan juga akan berdampak positif terhadap kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitar proyek seperti menjajakan berbagai kebutuhan pekerja sehari-hari (makanan, minuman, rokok dan lain-lain).

Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi, berlangsung singkat selama tahap konstruksi proyek, jumlah manusia yang terkena dampak sedikit, bersifat sementara selama tahap konstruksi Reklamasi Pulau 2A, 2B dan 1 dan persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek, sehingga tergolong dampak positif tidak penting.

9. Perubahan Persepsi Masyarakat Rekrutmen Tenaga Kerja Kegiatan rekrutmen/penerimaan tenaga kerja konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Puau 1, 2A dan 2B) sebanyak ± 1.000 orang diprakirakan juga akan berdampak positif terhadap persepsi masyarakat. Persepsi masyarakat terlihat dari tanggapan responden yang menyatakan setuju di Kelurahan Kapuk Muara ± 70.% dan di Kelurahan Muara Kamal yang menyatakan setuju terhadap rencana proyek ± 89 %. Selain karena alasan bahwa rencana proyek sudah mendapat persetujuan dari Pemda DKI Jakarta dan pihak pemrakarsa kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah) telah memperoleh Hak Pengelolaan Lahan Reklamasi

Page 230: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 14]

(HPL), responden umumnya terharap agar kegiatan proyek dapat menyerap tenaga kerja setempat (Kel. Kapuk Muara dan Kamal Muara/Kec. Penjaringan) dan memberikan kesempatan berusaha bagi warga sekitar sehingga masyarakat sekitar khususnya warga Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara dapat merasakan manfaat dari keberadaan proyek.

Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang dan berlangsung lama hingga tahap pasca konstruksi, jumlah manusia dan komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara), sehingga tergolong dampak positif penting.

Mobilisasi Alat dan Bahan Kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi/pengangkutan tanah urug ± 551.058,9 m3 dan pasir urug ± 58.770.652 m3 proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap persepsi masyarakat. Dampak yang akan terjadi juga merupakan dampak turunan (sekunder) akibat penurunan kualitas udara, kebisingan pengotoran badan jalan dan gangguan kelancaran lalu lintas darat maupun laut di sekitar lokasi proyek yang timbul dari kegiatan tersebut.

Dampak yang akan terjadi intensitasnya cukup tinggi dan berlangsung singkat selama tahap konstruksi proyek, komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif penting.

Pengurugan/Reklamasi Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B)) diprakirakan akan berdampak terhadap persepsi masyarakat. Dampak yang akan terjadi merupakan dampak turunan (sekunder) akibat berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut seperti banjir, abrasi dan sedimentasi dan gangguan terhadap aktivitas nelayan dan alur pelayaran di sekitar lokasi proyek yang pada akhirnya berdampak terhadap persepsi negatif masyarakat.

Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang dan berlangsung lama hingga tahap pasca konstruksi, jumlah manusia dan komponen lingkungan yang terkena dampak banyak dan bersifat kumulatif, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan pembangunan tanggul/breakwater 3 pulau (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap persepsi masyarakat. Dampak yang akan terjadi merupakan dampak turunan (sekunder) akibat berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut seperti banjir, abrasi & sedimentasi dan gangguan terhadap aktivitas nelayan dan alur pelayaran di sekitar lokasi proyek yang pada akhirnya berdampak terhadap persepsi negatif masyarakat.

Page 231: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 15]

Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi dan berlangsung lama hingga tahap pasca konstruksi, jumlah manusia dan komponen lingkungan yang terkena dampak banyak dan bersifat kumulatif, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah sebanyak ± 1.000 orang akan berdampak terhadap persepsi masyarakat di sekitarnya. Secara langsung aktivitas buruh konstruksi proyek yang kurang sesuai dengan budaya masyarakat sekitar akan mengakibatkan persepsi masyarakat menjadi negatif. Secara tidak langsung, aktivitas buruh konstruksi tersebut juga dapat menghasilkan limbah cair domestik, sampah padat, dan menurunkan estetika dan sanitasi lingkungan yang pada akhirnya akan mengakibatkan persepsi negatif masyarakat di sekitarnya (Kel. Kapuk Muara dan Kamal Muara). Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi dan berlangsung singkat yaitu selama tahap konstruksi proyek (± 62 bulan), komponen lingkungan dan jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan pembangunan jembatan penghubung antara daratan dan di daerah Pantai Indah Kapuk dengan Pulau 2A diprakirakan akan berdampak terhadap persepsi masyarakat akibat meningkatnya kebisingan dan menurunnya kualitas udara ambien di sekitarnya akibat penggunaan peralatan berat dalam pekerjaan pemancangan pondasi. Mengingat di sekitar lokasi proyek saat ini terdapat berbagai kegiatan yang membutuhkan privacy, ketenangan dan kenyamanan yang tinggi seperti Kawasan Pantai Indah Kapuk, maka hal ini perlu diperhatikan dan diantisipasi sejak dini. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang dan berlangsung singkat yaitu selama tahap konstruksi proyek (± 20 bulan), komponen lingkungan dan jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif penting Kegiatan pengerukan Muara Sungai Cengkareng Drain dan Tanjungan serta Lateral Kanal diprakirakan akan berdampak terhadap persepsi masyarakat di sekitarnya akibat pelaksanaan pekerjaan pengerukan tersebut. Di satu sisi kegiatan pengerukan Muara Sungai Cengkareng Drain dan Tanjungan serta Lateral Kanal berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya, di sisi lain dengan adanya kegiatan pengerukan tersebut akan menurunkan muka air sungai di bagian hulunya. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi, komponen lingkungan dan manusia yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya cukup luas, sehingga tergolong dampak negatif penting.

Page 232: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 16]

10. Gangguan Kamtibmas Kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi/pengangkutan tanah urug ± 551.058,9 m3 dan pasir urug ± 58.770.652 m3 proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap kamtibmas di sekitar lokasi proyek. Dampak yang akan terjadi merupakan dampak primer (langsung) akibat kasus pencurian alat dan bahan proyek, maupun dampak turunan (sekunder) akibat penurunan kualitas udara, kebisingan, pengotoran badan jalan dan gangguan kelancaran lalu lintas darat maupun laut di sekitar lokasi proyek yang dapat menimbulkan gangguan kamtibmas. Dampak yang akan terjadi intensitasnya cukup tinggi dan berlangsung singkat selama tahap konstruksi proyek, komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek, dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B)) diprakirakan akan berdampak terhadap Kamtibmas. Dampak yang akan terjadi terhadap kamtibmas merupakan dampak turunan (sekunder) akibat berbagai potensi dampak negatif yang muncul selama pelaksanaan reklamasi sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Dampak yang akan terjadi intensitasnya tinggi, berlangsung lama hingga tahap pasca konstruksi proyek, komponen lingkungan yang terkena dampak banyak, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah sebanyak ± 1.000 orang diprakirakan akan berdampak terhadap kamtibmas. Aktivitas buruh konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah yang kurang sesuai dengan budaya masyarakat sekitar serta adanya dampak-dampak negatif yang diakibatkan oleh aktivitas buruh konstruksi tersebut pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan kamtibmas. Mengingat di sekitar lokasi proyek saat ini terdapat berbagai kegiatan yang membutuhkan privacy, ketenangan dan kenyamanan yang tinggi seperti Kawasan Pantai Indah Kapuk, maka hal ini perlu diperhatikan dan diantisipasi sejak dini. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi dan berlangsung singkat yaitu selama tahap konstruksi proyek (± 62 bulan), komponen lingkungan dan jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan bersifat kumulatif, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan pembangunan jembatan penghubung antara daratan dan di daerah Pantai Indah Kapuk dengan Pulau 2A diprakirakan akan berdampak terhadap kamtibmas akibat meningkatnya kebisingan dan menurunnya kualitas udara ambien di sekitarnya akibat penggunaan peralatan berat dalam pekerjaan pemancangan pondasi. Mengingat di sekitar

Page 233: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 17]

lokasi proyek saat ini terdapat berbagai kegiatan yang membutuhkan privacy, ketenangan dan kenyamanan yang tinggi seperti Kawasan Pantai Indah Kapuk, maka hal ini perlu diperhatikan dan diantisipasi sejak dini. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang dan berlangsung singkat yaitu selama tahap konstruksi proyek (± 20 bulan), komponen lingkungan dan jumlah manusia yang terkena dampak sedikit, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif tidak penting. Kegiatan pengerukan Muara Sungai Cengkareng Drain dan Tanjungan serta Lateral Kanal diprakirakan akan berdampak terhadap kamtibmas di sekitarnya akibat pelaksanaan pekerjaan pengerukan tersebut. Kegiatan pengerukan Muara Sungai Cengkareng Drain dan Tanjungan serta Lateral Kanal berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya seperti gangguan terhadap aktivitas nelayan, transportasi laut dan lain-lain. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang dan berlangsung singkat selama kegiatan pengerukan berlangsung (± 1 bulan), komponen lingkungan dan manusia yang terkena dampak sedikit, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif tidak penting.

11. Gangguan Transportasi Darat Kegiatan molilisasi alat dan bahan/pasir urug ± 551.058,9 m3 pada tahap konstruksi proyek diprakirakan akan berdampak terhadap transportasi darat pada badan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut alat dan bahan konstruksi/tanah urug tersebut. Pengangkutan alat dan bahan konstruksi sebagian dilakukan melalui jalan darat terutama Jl. Kapuk Raya, Jl. Kamal Muara dan jalan lingkungan Kawasan PIK. Pengangkutan alat dan bahan konstruksi/tanah urug melalui jalan darat akan mengakibatkan meningkatnya arus lalu lintas, pengotoran badan jalan dan dapat menyebabkan kerusakan badan jalan bila melampaui daya dukung badan jalan yang dilalui. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi, berlangsung singkat selama tahap konstruksi (± 36 bulan), persebarannya cukup luas, komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak dan bersifat kumulatif dengan kegiatan lain di sekitarnya, sehingga tergolong dampak negatif penting.

12. Gangguan Transportasi Laut

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi/pasir urug ± 58.770.652 m3 diprakirakan juga akan berdampak terhadap transportasi laut di sekitarnya. Sebagian besar pengangkutan alat dan bahan proyek dilakukan melalui jalur transportasi laut sehingga akan mengakibatkan terjadinya peningkatan arus transportasi laut di sekitar lokasi proyek. Kebutuhan pasir urug

Page 234: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 18]

sebanyak ± 58.770.652 m3 direncanakan akan disuplai dari daerah Banten yang berjarak ± 75 Km dari lokasi proyek dan diangkut dengan menggunakan Grab Dredge-Barge. Barge mengangkut material dari Banten hingga ke lokasi proyek dengan ditarik oleh tugboat. Mengingat lokasi proyek berada di dekat Muara Baru, Muara Angke, Muara Dadap, Pelabuhan Sunda Kelapa dan Tanjung Priok, Pantai Mutiara serta alur transportasi laut yang cukup padat di sekitar lokasi proyek, maka hal ini perlu mendapat perhatian. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya tinggi dan berlangsung singkat, yaitu selama tahap konstruksi proyek, persebarannya cukup luas, komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak dan bersifat kumulatif dengan kegiatan lain di sekitarnya, maka dampaknya tergolong negatif penting. Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (3 pulau) diprakirakan akan berdampak terhadap transportasi laut di sekitarnya. Kegiatan pengurugan/reklamasi akan mengakibatkan terganggunya arus transportasi laut dan kelancaran lalu lintas kapal di sekitarnya. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi, berlangsung singkat selama Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah berlangsung, komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, bersifat kumulatif dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan pembuatan tanggul/breakwater 3 pulau (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap transportasi laut di sekitarnya. Kegiatan tersebut dapat mengakibatkan terganggunya arus transportasi laut dan kelancaran lalu lintas kapal di sekitarnya. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang, berlangsung singkat selama pembuatan breakwater berlangsung, komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, sehingga tergolong dampak negatif penting. Kegiatan pembangunan jembatan penghubung antara daratan di daerah Pantai Indah Kapuk dengan Pulau 2A diprakirakan akan berdampak terhadap transportasi laut di sekitarnya akibat pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya rendah dan berlangsung singkat yaitu selama pembangunan jembatan penghubung antara daratan di daerah Pantai Indah Kapuk dengan Pulau 2A (± 20 bulan), persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif tidak penting. Kegiatan pengerukan Muara Sungai Cengkareng Drain dan Tanjungan serta Lateral Kanal diprakirakan akan berdampak terhadap transportasi laut di sekitarnya akibat penggunaan peralatan berat dalam pekerjaan pengerukan tersebut.

Page 235: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 19]

Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya rendah dan berlangsung singkat yaitu selama tahap konstruksi proyek (± 3 bulan), komponen lingkungan yang terkena dampak sedikit, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan dapat berbalik, sehingga tergolong dampak negatif tidak penting.

13. Peningkatan Volume Sampah Padat Kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah sebanyak ± 1.000 orang juga berpotensi menghasilkan sampah padat berupa sisa-sisa makanan, minuman dan lain-lain yang apabila tidak dikelola dengan baik juga akan mengakibatkan menurunnya kualitas air laut di sekitarnya. Laporan kajian UNDIP tahun 2010 menyimpulkan prakiraan akan terjadi penumpukan sampah di dalam kanal utama dan kanal antar pulau akibat terhambatnya aliran air sungai yang membawa sampah dari daratan induk (upland). Potensi sampah yang besar dan terbawa aliran sungai Cengkareng Drain, Sungai Angke, Sungai Dadap dan Sungai Kamal akan mengancam fungsi dan kelestarian kanal utama dan kanal antar pulau reklamasi. Pada saat pulau reklamasi selesai dibangun, maka sampah yang terbawa aliran sungai Dadap dan sungai Kamal serta S. Tanjungan/PU Drain akan memasuki kanal utama ujung barat dan kanal antara Pulau 2B dan Pulau 2A. Sampah yang terbawa aliran sungai Cengkareng Drain (potensinya paling besar) akan memasuki kanal utama di bagian tengah dan kanal antara Pulau 1 dan Pulau 2A .Sampah yang terbawa aliran sungai Angke akan memasuki kanal utama di ujung Timur dan kanal antara Pulau 1 dan daratan pantai Mutiara. Sampah yang menumpuk di kanal akan mempercepat pendangkalan kanal sehingga umur fungsinya makin pendek, dampak ikutannya adalah terjadi hambatan aliran sungai yang menuju laut serta perubahan pola arus dan sedimen yang menyusur garis pantai. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi dan berlangsung singkat yaitu selama tahap konstruksi proyek (± 62 bulan), komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan bersifat kumulatif dengan kegiatan lain di sekitarnya, sehingga tergolong dampak negatif penting.

14. Gangguan Mangrove Reklamasi Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap komunitas mangrove di Hutan Lindung Angke. Kegiatan reklamasi dikhawatirkan akan mengakibatkan berubahnya pola sirkulasi air laut di sekitar proyek sehingga akan mengakibatkan berubahnya pH di sekitar perairan Hutan Lindung Angke yang akan berdampak terhadap kehidupan mangrove. Selain itu, dampak kegiatan reklamasi terhadap mangrove juga dapat diakibatkan oleh terjadinya abrasi dan sedimentasi yang dapat berpengaruh terhadap keberadaan mangrove (dampak sekunder).

Page 236: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 20]

Dampak yang akan terjadi intensitasnya besar dan berlangsung lama, komponen lingkungan yang terkena dampak banyak, bersifat kumulatif dan tidak berbalik, sehingga tergolong dampak negatif penting. Aktivitas Buruh Konstruksi Kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah sebanyak ± 1.000 orang diprakirakan akan berdampak terhadap komunitas mangrove di Hutan Lindung Angke. Secara langsung keberadaan/aktivitas buruh konstruksi proyek sebanyak ± 1.000 orang dapat menimbulkan gangguan terhadap komunitas mangrove di Hutan Lindung Angke. Secara tidak langsung kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek tersebut akan menghasilkan limbah padat (sampah) berupa sisa-sisa makanan dan minuman, dan limbah cair domestik yang dapat berdampak terhadap kehidupan mangrove. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi dan berlangsung singkat yaitu selama tahap konstruksi proyek (± 62 bulan), komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan bersifat kumulatif dengan kegiatan lain di sekitarnya, sehingga tergolong dampak negatif penting.

5.3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI

1. Perubahan Pola Arus Keberadaan tanggul pantai/breakwater di lokasi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap pola arus. Keberadaan tanggul/breakwater tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan pola arus menyusur pantai (longshore current) di sekitar lokasi proyek. Dampak yang diprakirakan akan terjadi merupakan dampak lanjutan yang prosesnya dimulai sejak kegiatan pembangunan tanggul pantai/breakwater (tahap konstruksi) dan terus berlanjut hingga tahap pasca konstruksi. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang, persebarannya terbatas di lokasi proyek dan berlangsung lama, sehingga tergolong dampak positif penting. Keberadaan lahan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap pola arus. Keberadaan lahan reklamasi tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan pola arus menyusur pantai (longshore current) di sekitar lokasi proyek. Dampak yang terjadi merupakan dampak lanjutan yang prosesnya dimulai sejak kegiatan pengurugan/reklamasi (tahap konstruksi) dan terus berlanjut hingga tahap pasca konstruksi.

Page 237: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 21]

Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang, persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek dan berlangsung lama, sehingga tergolong dampak negatif penting.

2. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi

Keberadaan tanggul pantai/breakwater di lokasi reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan juga akan berdampak terhadap abrasi dan sedimentasi. Dampak yang akan terjadi merupakan dampak lanjutan yang prosesnya dimulai sejak pembangunan tanggul pantai/breakwater dimulai (tahap konstruksi) dan terus berlanjung hingga tahap pasca konstruksi. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya sedang, berlangsung lama, komponen lingkungan yang terkena dampak banyak, bersifat kumulatif dengan kegiatan lain di sekitarnya dan tidak berbalik, sehingga tergolong dampak positif penting. Keberadaan lahan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap abrasi dan sedimentasi. Keberadaan lahan reklamasi tersebut mengakibatkan terjadinya abrasi dan sedimentasi akibat perubahan pola arus di sekitar lokasi kegiatan. Dampak yang terjadi merupakan dampak lanjutan yang prosesnya dimulai sejak kegiatan Reklamasi (tahap konstruksi) dan terus berlanjut hingga tahap pasca konstruksi. Dampak yang diprakirakan akan terjadi intensitasnya cukup tinggi, dan berlangsung lama, persebarannya cukup luas, komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak dan bersifat kumulatif, sehingga tergolong dampak negatif penting.

3. Perubahan Persepsi Masyarakat

Keberadaan lahan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha diprakirakan akan berdampak terhadap persepsi masyarakat. Dampak yang terjadi merupakan dampak turunan (sekunder) akibat dampak-dampak negatif yang akan muncul akibat keberadaan lahan reklamasi seperti banjir, abrasi dan sedimentasi. Dampak yang akan terjadi intensitasnya cukup tinggi dan berlangsung lama, jumlah manusia dan komponen lingkungan yang terkena dampak cukup banyak dan bersifat kumulatif dengan kegiatan lain di sekitarnya, sehingga tergolong dampak negatif penting.

Page 238: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Prakiraan Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[V – 22]

Tabel 5.4. Tabel Prakiraan Dampak Penting Reklamasi Pulau Kapuk Naga Indah

No.

Komponen Kegiatan

Komponen Lingkungan

Taha

p

Pra

Kon

stru

ksi

Taha

p

Kon

stru

ksi

Taha

p Pa

sca

Kon

stru

ksi

Pene

tapa

n Lo

kasi

Pro

yek

Rek

rutm

en T

enag

a K

erja

Mob

ilisa

si A

lat &

Bah

an

Peng

urug

an/ R

ekla

mas

i

Pem

bang

unan

Tan

ggul

/ Bre

akw

ater

Pem

buat

an J

emba

tan

Peng

hubu

ng

Peng

eruk

an M

uara

Sun

gai

Akt

ivita

s B

uruh

Kon

stru

ksi

Keb

erad

aan

Tang

gul P

anta

i/ B

reak

wat

er

Keb

erad

aan

Laha

n R

ekla

mas

i

Dem

obili

sasi

Per

alat

an

FISIK KIMIA 1. Penurunan Kualitas Udara -P 2. Peningkatan Kebisingan TP 3. Penurunan Kualitas Air Laut -P -P -P -P 4. Peningkatan Kuantitas Air Permukaan (Banjir) 5. Perubahan Pola Arus -P +P -P 6. Perubahan Abrasi & Sedimentasi -P +P -P 7. Perubahan Morfologi Pantai 8. Peningkatan Volume Sampah Padat -P

BIOLOGI 1. Gangguan Mangrove -P -P 2. Gangguan Fauna Darat 3. Gangguan Biota Laut

SOSEKBUD – KESEHATAN MASYARAKAT 1. Terbukanya Kesempatan Kerja +P 2. Terbukanya Kesempatan Berusaha +P 3. Gangguan Estetika Lingkungan 4. Gangguan Lingkungan 5. Gangguan Aktivitas Nelayan -P -P 6. Gangguan Kamtibmas -P -P -P -P -P 7. Perubahan Persepsi Masyarakat -P +P -P -P -P -P -P -P -P

TATA RUANG 1. Gangguan Transportasi Darat -P 2. Gangguan Transportasi Laut -P -P -P -P

Page 239: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 1]

BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING

6.1. TELAAHAN TERHADAP DAMPAK PENTING

Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan hidup yang diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar sebagaimana dikaji dalam Bab V, dilakukan dengan menggunakan bagan alir dampak (flow chart) untuk melihat keterkaitan antara dampak penting yang satu (dampak primer) dan dampak penting lainnya/turunannya (dampak sekunder/tersier). Dengan demikian, memudahkan kita untuk memprioritaskan pengelolaan yang akan dilakukan (terutama terhadap dampak primer). Telaahan terhadap dampak penting ini juga mengacu kepada urutan prioritas dampak penting hasil pelingkupan. Dampak-dampak penting yang dihasilkan dari evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak penting yang akan dikelola dan dipantau, yaitu sebagai berikut: Tahap Prakonstruksi : (1) Perubahan Persepsi Masyarakat

Tahap Konstruksi : (1) Gangguan Aktivitas Nelayan (2) Perubahan Pola Arus (3) Peningkatan Kebisingan (4) Peningkatan Volume Sampah Padat (5) Gangguan Transportasi Laut (6) Gangguan Transportasi Darat (7) Perubahan Abrasi dan Sedimentasi (8) Gangguan Kamtibmas (9) Penurunan Kualitas Udara (10) Penurunan Kualitas Air Laut (11) Perubahan Persepsi Masyarakat (12) Gangguan Mangrove (13) Terbukanya Kesempatan Kerja

Tahap Pasca Konstruksi : (1) Perubahan Pola Arus (2) Perubahan Abrasi dan Sedimentasi (3) Perubahan Persepsi Masyarakat

Page 240: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 2]

6.1.1. Tahap Pra-Konstruksi

1. Perubahan Persepsi Masyarakat Kegiatan pada tahap prakonstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap persepsi masyarakat adalah penetapan lokasi proyek. Berdasarkan hasil konsultasi publik/sosialisasi proyek dan wawancara dengan tokoh masyarakat dan responden yang mewakili warga Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara terungkap responden yang menyatakan setuju di Kelurahan Kapuk Muara sebanyak 70 %, sedangkan responden yang menyatakan setuju di Kelurahan Kamal Muara sebanyak ± 89 %. Persepsi masyarakat yang mayoritas positif terhadap rencana Reklamasi Pulau 1, 2A dan 2B ini harus tetap dijaga dan dipantau. Upaya pendekatan, komunikasi, koordinasi dan implementasi program-program Corporate Social Resposibility (CSR) harus direalisasikan sehingga masyarakat sekitar proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara/Kecamatan Penjaringan, Kota Administrasi Jakarta Utara), sejak awal merasakan manfaat keberadaan proyek sehingga persepsi positif masyrakat ini dapat terus berlanjut dan meningkat hingga tahap pascakonstruksi proyek.

Dampak terhadap persepsi masyarakat merupakan dampak langsung (primer) yang akan berdampak lebih lanjut (dampak turunan) terhadap keresahan sosial dan kamtibmas.

6.1.2. Tahap Konstruksi

Kegiatan Konstruksi Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) akan berdampak penting terhadap komponen lingkungan hidup di sekitarnya dengan urutan prioritas sebagai berikut:

1. Gangguan Aktivitas Nelayan

Kegiatan pengangkutan material dan bahan reklamasi (batu/pasir urug), kegiatan pengurugan/reklamasi, pembangunan jembatan penghubung antara daratan dan di daerah Pantai Indah Kapuk dengan Pulau 2A dan kegiatan pengerukan muara sungai Cengkareng Drain dan Tanjungan diprakirakan akan berdampak terhadap aktivitas nelayan di sekitarnya akibat pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan. Mengingat saat ini, di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) terdapat pemukiman nelayan yang beraktivitas di sekitar lokasi proyek, maka hal ini perlu mendapat perhatian. Dampak gangguan terhadap aktivitas nelayan merupakan dampak primer yang akan berdampak lebih lanjut terhadap persepsi masyarakat dan kamtibmas.

Page 241: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 3]

2. Perubahan Pola Arus Kegiatan pada tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah yang berdampak penting terhadap pola arus adalah kegiatan pengurugan Pengembangan Reklamasi pada areal seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) dan pembangunan tanggul pantai/breakwater (Pulau 1, 2A dan 2B). Kedua kegiatan tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan pola arus menyusur pantai (longshore current) di sekitar lokasi proyek. Perubahan pola arus menyusur pantai (longshore current) tersebut merupakan dampak sekunder yang akan berdampak lebih lanjut terhadap abrasi dan sedimentasi (dampak tersier) yang akan berdampak lebih lanjut terhadap kegiatan sekitar, kualitas air laut, biota laut dan persepsi masyarakat (dampak kuarter). Perubahan kondisi arus lokal yang terjadi akibat reklamasi di lahan proyek akan mengkakibatkan terhalangnya sirkulasi arus yang terjadi, oleh karena head pasang surut yang rendah. Head pasang surut yang rendah dan sifat pasang surut campuran akan menghasilkan gradient elevasi muka air yang kecil, sehingga penggerak arus menjadi kecil dan mengakibatkan arus yang kecil juga. Hasil simulasi model Hidrodinamika Pantura yang dilakukan oleh LPM ITB (2001) menggunakan data pasang surut di Muara Tawar, debit sungai-sungai yang bermuara di Teluk Jakarta dan kondisi batas wind yang dominan di Teluk Jakarta pada musim Barat dan musim Timur menunjukkan perubahan pola dan besar/kecepatan arus setelah reklamasi relatif setara dengan sebelum reklamasi. Prakiraan perubahan kecepatan arus dengan menggunakan model hidrodinamika menunjukkan perubahan relatif berkisar antara 61,21% sampai dengan 403,76% terhadap kondisi eksisting. Penurunan kecepatan arus terbesar terjadi pada pantai baru hasil reklamasi untuk arah angin dominan Timur Laut, sedangkan peningkatan kecepatan arus terbesar terjadi di sekitar muara Cengkareng Drain untuk arah angin dominan Barat Laut. Hasil simulasi Hidrodinamika yang pernah dilakukan oleh Konsultan PT. Bina Innovasi Rekasaya (2005) di lokasi Kawasan Ancol barat Bagian Timur menunjukkan bahwa kegiatan pengurugan/reklamasi lahan proyek tidak akan merubah pola arus. Pola arus di sekitar lokasi proyek tetap, yaitu dominan dari arah Barat – Barat Laut ke arah Timur – Timur Laut, hanya kecepatan arus akan berkurang dari 1,52 m/detik menjadi 1,45 m/detik. Hasil simulasi Hidrodinamika di lokasi Rencana Reklamasi Ancol Barat yang pernah dilakukan oleh BP Pantura menunjukkan: a. Tidak ada perubahan signifikan pola dan kecepatan arus sebelum dan sesudah

reklamasi. Di dekat lokasi reklamasi terjadi pelambatan kecepatan arus sebesar ± 5 cm/detik (tidak signifikan).

b. Pemodelan sebaran sedimen saat reklamasi menunjukkan peningkatan kadar sedimen sebesar 33 mg/L (tidak signifikan).

Page 242: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 4]

c. Pemodelan perubahan batimethri menunjukkan perubahan kedalaman perairan yang terjadi hanya beberapa cm (tidak signifikan).

3. Peningkatan Kebisingan

Kegiatan tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah yang berdampak penting terhadap kebisingan adalah kegiatan mobilisasi alat dan bahan, pengurugan/reklamasi serta pembangunan tanggul/breakwater. Kegiatan-kegiatan tersebut akan menimbulkan kebisingan ke lingkungan sekitarnya akibat penggunaan peralatan, mobilisasi kendaraan pengangkut bahan dan peralatan konstruksi serta teknis pekerjaan/pelaksanaan reklamasi dan breakwater. Dampak terhadap kebisingan merupakan dampak langsung (primer).

Meningkatnya kebisingan di sekitar lokasi proyek akan berdampak lebih lanjut (dampak turunan/sekunder) terhadap kehidupan fauna darat (terutama jenis-jenis burung), kesehatan karyawan dan kesehatan masyarakat, persepsi masyarakat dan gangguan kamtibmas (dampak tersier).

4. Peningkatan Volume Sampah Padat

Kegiatan tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap sampah padat adalah kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek sebanyak ± 1.000 orang. Kegiatan buruh konstruksi tersebut akan menghasilkan sampah padat berupa sisa-sisa makanan, minuman dan lain-lain. Dampak terhadap sampah padat ini merupakan dampak langsung (primer) yang akan berdampak lebih lanjut (dampak sekunder) terhadap kualitas air laut, biota laut, estetika dan sanitasi lingkungan, kegiatan sekitar (Hutan Lindung dan Suaka Margasatwa serta Hutan Wisata Angke, dan Kawasan Pantai Indah Kapuk) dan persepsi masyarakat (dampak tersier).

5. Gangguan Transportasi Laut

Kegiatan pada tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap transportasi laut adalah kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi proyek (pasir urug), pengurugan/reklamasi dan pembangunan tanggul/breakwater.

Kegiatan pengangkutan/mobilisasi alat dan bahan konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai KNI (Pulau 1, 2A dan 2B) sebagian besar akan dilakukan melalui jalur transportasi laut sehingga akan mengakibatkan terjadinya peningkatan arus transportasi laut di sekitar lokasi proyek.

Page 243: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 5]

Kebutuhan pasir urug sebanyak ± 58.770.652 m3 direncanakan akan disuplai dari daerah Banten yang berjarak ± 75 Km dari lokasi proyek. Volume kendaraan sebanyak itu, tentu akan sangat membebani badan-badan jalan mulai dari lokasi quarry sampai ke lokasi proyek. Di lain pihak kondisi transportasi (lalu lintas) darat pada badan-badan jalan di sekitar wilayah studi saat ini tergolong padat terutama pada pagi, siang dan sore hari. Apabila pengangkutan pasir urug dilakukan melalui transportasi laut dengan menggunakan kapal Trailler Suction Hopper Dredger (TSHD) kapasitas 6.000 m3, maka dengan asumsi pelaksanaan pengangkutan selama 62 bulan, volume kapal selama pekerjaan tersebut sebanyak 6 kapal TSHD per hari. Kegiatan pengangkutan pasir urug melalui laut ini akan berdampak lebih kecil dibanding pengangkutan melalui darat, sehingga merupakan alternatif yang akan dipilih. Kegiatan pengurugan Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) dan pembangunan tanggul pantai/breakwater (Pulau 1, 2A dan 2B) juga akan berdampak terhadap kegiatan transportasi laut/alur pelayaran di sekitarnya. Selama kegiatan tersebut berlangsung, alur pelayaran/transportasi laut dan kelancaran lalu lintas kapal di sekitar lokasi proyek akan terganggu. Mengingat lokasi proyek berada di dekat Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa dan Tanjung Priok, Muara Baru, Pantai Dadap, Muara Angke dan alur transportasi laut yang cukup padat di sekitar lokasi proyek, maka hal ini perlu mendapat perhatian.

Dampak terhadap transportasi laut ini merupakan dampak primer yang akan berdampak terhadap persepsi masyarakat dan kamtibmas (dampak sekunder dan tersier).

6. Gangguan Transportasi Darat

Kegiatan pada tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap transportasi darat adalah kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi proyek. Kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi proyek terutama pengangkutan tanah urug (tanah merah) sebanyak ± 551.058,9 m3 akan berdampak terhadap transportasi darat pada badan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut (Jl. Kamal Muara, Jl. Kapuk Raya dan jalan lingkungan Kawasan PIK). Kegiatan tersebut akan mengakibatkan meningkatnya arus lalu lintas, pengotoran badan jalan dan dapat mengakibatkan kerusakan badan jalan bila tonase kendaraan pengangkut alat dan bahan konstruksi melampaui daya dukung badan jalan yang dilalui. Tanah urug (tanah merah) yang dibutuhkan direncanakan berasal dari daerah Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Pengangkutan tanah merah akan dilakukan dengan menggunakan dump truck kapasitas 24 m3. Dengan asumsi pengangkutan tanah merah direncanakan selama 90 hari kerja, maka volume pengangkutan tanah merah per hari sebanyak 205 rit.

Page 244: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 6]

Dampak terhadap transportasi darat ini merupakan dampak primer yang akan berdampak lebih lanjut terhadap kualitas udara, estetika lingkungan, persepsi masyarakat dan kamtibmas (dampak sekunder dan tersier).

7. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi

Kegiatan tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap abrasi dan sedimentasi adalah kegiatan pengurugan Pengembangan Reklamasi pada areal seluas ± 870 Ha. Kegiatan reklamasi di lahan proyek seluas ± 870 Ha Ha akan mengakibatkan terjadinya abrasi dan sedimentasi akibat terganggunya keseimbangan alam, terutama yang berkaitan dengan perubahan pola arus menyusur pantai (longshore current).

Dampak terhadap abrasi dan sedimentasi ini merupakan dampak sekunder yang akan berdampak lebih lanjut terhadap kualitas air laut, biota laut, kegiatan sekitar (dampak tersier), persepsi masyarakat dan kamtibmas (dampak kuarter). Dampak abrasi dan sedimentasi ini merupakan dampak turunan/sekunder yang dipengaruhi oleh pola arus (arah dan kecepatan arus). Hasil simulasi Hidrodinamika yang dilakukan oleh Konsultan PT. Bina Innovasi Rekayasa (2005) menunjukkan bahwa kegiatan pengurugan/ reklamasi di lahan proyek tidak merubah pola arus, hanya kecepatannya akan berkurang dari 1,52 m/detik saat ini menjadi 1,45 m/detik setelah diurug. Pola arus tetap, yaitu dominan dari arah Timur – Timur Laut ke arah Barat – Barat Laut. Berdasarkan hal tersebut, maka potensi abrasi akan terjadi di bagian Barat tapak proyek, sedangkan potensi sedimentasi akan terjadi di bagian Timur tapak proyek.

Dalam laporan ANDAL Regional Reklamasi dan Revitalisasi Pantura Jakarta yang disusun oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat-ITB disebutkan bahwa sesuai dengan model prakiraan yang dilakukan untuk reklamasi di sub kawasan tengah Pantura Jakarta, diprakirakan akan terjadi pola angkutan sedimen litoral khusus di daerah sekitar lokasi reklamasi. Angkutan sedimen yang semula bergerak dari arah Barat ke Timur sebesar 5.000 m3/tahun berubah menjadi 8.128 m3/tahun di bagian Barat lahan reklamasi yang bergerak dari Barat ke Timur dan 5.398 m3/tahun di sebelah Utara lahan reklamasi di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok yang bergerak dari Timur ke Barat. Bila garis pantai tidak dilindungi dengan bangunan pelindung pantai, maka akan terjadi abrasi dimana kelandaian akhir dapat mencapai 1 : 25. Kondisi tersebut terutama untuk garis pantai sementara di sisi sebelah Barat. Angkutan sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross shore sediment transport) dapat diabaikan untuk kondisi batimetri teluk Jakarta yang relatif landai. Sedimen terjadi dari sumber sedimen di hulu dan bagian tengah sungai.

Page 245: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 7]

Hasil perhitungan dengan model genesis atau SMS yang dilakukan oleh LPM-ITB (2001) menunjukkan bahwa perubahan terbesar terjadi pada masa kegiatan reklamasi, oleh karena garis pantai belum mengikuti alinyemen garis pantai yang stabil. Perubahan juga terjadi pada bagian pantai yang tidak mengikuti garis pantai yang stabil. Namun secara keseluruhan net sedimen yang terbentuk adalah kecil, sedangkan kerusakan yang terjadi akibat erosi dapat ditanggulangi oleh bangunan pelindung pantai dan suplai sedimen yang dibawa oleh sungai. Model perubahan garis pantai yang diaplikasikan untuk sub kawasan Timur dan Tengah Pantura Jakarta dengan asumsi reklamasi untuk setiap bagian dilaksanakan dalam jangka waktu 2 tahun memperlihatkan prakiraan perubahan garis pantai untuk tahun ke 6, ke 8 dan ke 10 masing-masing erosi adalah sebesar 53,87 m, 45,49 m dan antara 39,89 m sampai 59,85 m di empat lokasi (di bagian Barat 2 lokasi, Tengah 1 lokasi dan Timur 1 lokasi).

8. Gangguan Kamtibmas

Kegiatan pada tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap kamtibmas adalah mobilisasi alat dan bahan konstruksi serta aktivitas buruh konstruksi. Kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi proyek akan berdampak terhadap kamtibmas baik secara langsung (dampak primer) maupun secara tidak langsung (dampak turunan/sekunder). Dampak langsung (primer) terjadi akibat penurunan kualitas udara, kebisingan, pengotoran dan kerusakan badan jalan akibat kendaraan pengangkut alat dan bahan serta tanah urug, dan gangguan kelancaran lalu lintas darat maupun laut di sekitar lokasi proyek yang pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan kamtibmas.

Kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai KNI sebanyak ± 500-1.000 orang diprakirakan juga akan berdampak terhadap kamtibmas. Aktivitas buruh konstuksi proyek yang kurang sesuai dengan budaya masyarakat sekitar serta adanya dampak-dampak negatif yang diakibatkan oleh aktivitas buruh konstruksi tersebut pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan kamtibmas. Mengingat di sekitar lokasi proyek saat ini terdapat berbagai kegiatan yang membutuhkan privaci, ketenangan dan kenyamanan yang tinggi seperti Hutan Lindung dan Suaka Margasatwa serta Hutan Wisata Angke dan Kawasan PIK, maka hal ini perlu diperhatikan dan diantisipasi sejak dini. Dampak terhadap kamtibmas ini pada akhirnya akan berdampak terhadap persepsi masyarakat.

9. Penurunan Kualitas Udara

Kegiatan tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap kualitas udara adalah kegiatan pengurugan/reklamasi dan mobilisasi alat dan bahan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan

Page 246: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 8]

menimbulkan debu dan emisi gas seperti CO, NO2, SO2 dan HC ke lingkungan sekitarnya akibat penggunaan alat, mobilisasi kendaraan pengangkut bahan dan peralatan konstruksi serta teknis pekerjaan/pelaksanaan reklamasi dan breakwater.

Menurunnya kualitas udara di sekitar lokasi proyek Pengembangan Rreklamasi KNI akan berdampak lebih lanjut terhadap kesehatan pekerja dan kesehatan masyarakat, persepsi masyarakat dan gangguan kamtibmas.

10. Penurunan Kualitas Air Laut

Kegiatan tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap kualitas air laut adalah kegiatan pengurugan/reklamasi dan aktivitas buruh konstruksi. Kegiatan pengurugan Pengembangan Reklamasi di lahan proyek (Pulau 1, 2A dan 2B) seluas ± 870 Ha akan mengakibatkan meningkatnya kekeruhan dan Total Suspended Solid (TSS) di perairan sekitarnya. Berdasarkan pengalaman reklamasi di beberapa tempat, nilai kekeruhan dan Total Suspended Solid (TSS) akan meningkat hingga lebih dari 5 kali lipat dari kondisi biasa tanpa kegiatan. Peningkatan kekeruhan dan Total Suspended Solid (TSS) ini telah diantisipasi dengan teknik reklamasi system polder, dimana sebelum dilakukan pengurugan terlebih dahulu akan dibuat tanggul/dike di sekeliling lahan reklamasi, sehingga kemungkinan tercecernya pasir/bahan urug ke perairan laut dapat dihindari/diperkecil. Meningkatnya Kekeruhan dan Total Suspended Solid (TSS) ini, akan mengakibatkan berkurangnya penetrasi sinar matahari ke dalam perairan serta terhambatnya difusi oksigen dari udara ke dalam perairan, sehingga kandungan oksigen terlarut dalam perairan laut akan berkurang. Hal ini pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan biota laut (plankton, benthos dan nekton).

Kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek sebanyak ± 1.000 orang berpotensi menghasilkan limbah cair domestik dari kegiatan Mandi Cuci Kakus (MCK). Limbah cair domestik tersebut apabila tidak dikelola dengan baik pada akhirnya akan mengakibatkan menurunnya kualitas air laut di sekitarnya dengan parameter utama pH, Total Suspended Solid (TSS), Ammonia (NH3), Phospat (PO4) dan BOD. Dampak terhadap penurunan kualitas air laut merupakan dampak langsung (primer) yang akan berdampak terhadap kehidupan biota laut dan persepsi masyarakat (dampak sekunder dan tersier). Tingginya zat amonia, phospat dan nitrat ini memberikan indikasi bahwa kegiatan proyek agar lebih berhati-hati dalam penanganan limbah domestik dari pekerja. Kandungan hara yang tinggi tersebut dapat memacu terjadinya ledakan populasi alga/plankton, dan apabila populasi fitoplankton yang mati dan mengendap di dasar perairan akan didekomposisi oleh bakteri. Proses dekomposisi ini banyak membutuhkan oksigen sehingga kandungan oksigen di dasar perairan dapat menurun drastis yang berakibat mematikan ikan-ikan yang hidup di dasar laut. Peristiwa ini sudah beberapa kali terjadi di Teluk Jakarta.

Page 247: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 9]

11. Perubahan Persepsi Masyarakat Kegiatan pada tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha yang berdampak penting terhadap persepsi masyarakat adalah kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi, pengurugan/reklamasi, pembangunan tanggul pantai/breakwater, pengangkutan alat dan bahan dan aktivitas buruh konstruksi proyek. Kegiatan rekrutmen/penerimaan tenaga kerja konstruksi proyek sebanyak ± 500-1.000 orang akan berdampak positif dan negatif terhadap persepsi masyarakat. Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa secara keseluruhan, semua responden berharap agar kegiatan proyek dapat menyerap tenaga kerja setempat terutama warga Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara (Kecamatan Penjaringan) dan memberikan kesempatan berusaha bagi warga sekitar sehingga masyarakat/warga Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara dapat merasakan manfaat dari keberadaan proyek. Di lain pihak hasil kajian yang dilakukan oleh PPGT UI (2007) menunjukkan bahwa sebagian masyarakat di wilayah studi mempunyai persepsi negatif dengan alasan ketidakpastian pelaksanaan reklamasi, kekhawatiran terkena polusi/gangguan lingkungan, terganggunya akses kapal-kapal nelayan dan kekhawatiran berkurang/menurunnya penghasilan terutama penduduk yang bermatapencaharian sebagai nelayan.

Kegiatan pengangkutan/mobilisasi alat dan bahan konstruksi proyek akan berdampak terhadap persepsi masyarakat. Dampak yang akan terjadi merupakan dampak turunan (sekunder) akibat penurunan kualitas udara, kebisingan, pengotoran badan jalan dan gangguan kelancaran lalu lintas darat maupun laut di sekitar lokasi proyek yang timbul dari kegiatan tersebut.

Kegiatan pengurugan Pengembangan Reklamasi Pantai KNI seluas ± 870 Ha dan pembangunan breakwater Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) akan berdampak terhadap persepsi masyarakat. Dampak yang akan terjadi juga merupakan dampak turunan (sekunder) akibat berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut seperti banjir, abrasi dan sedimentasi, gangguan terhadap aktivitas nelayan/pencari ikan dan alur pelayaran di sekitar lokasi proyek yang pada akhirnya berdampak terhadap persepsi negatif masyarakat.

Kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai KNI sebanyak ± 500-1.000 orang juga akan berdampak terhadap persepsi masyarakat di sekitarnya. Secara langsung aktivitas buruh konstruksi proyek yang kurang sesuai dengan budaya masyarakat sekitar akan menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Secara tidak langsung, aktivitas buruh konstruksi proyek tersebut juga akan menghasilkan limbah cair domestik, sampah padat, menurunnya estetika dan sanitasi lingkungan yang pada akhirnya akan mengakibatkan persepsi negatif masyarakat.

Page 248: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 10]

Dampak terhadap persepsi masyarakat ini pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.

12. Gangguan Mangrove

Kegiatan tahap konstruksi proyek reklamasi Pengembangan Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap komunitas mangrove adalah kegiatan pengurugan/reklamasi dan aktivitas buruh konstruksi. Kegiatan Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) diprakirakan akan berdampak terhadap komunitas mangrove di Hutan Lindung Angke. Kegiatan reklamasi dikhawatirkan akan mengakibatkan berubahnya pola sirkulasi air laut, penurunan kualitas air laut dan sedimentasi (dampak primer dan sekunder) di sekitar proyek sehingga akan mengakibatkan berubahnya pH, salinitas dan kekeruhan di sekitar perairan Hutan Lindung Angke yang akan berdampak terhadap kehidupan mangrove (dampak tersier). Hasil simulasi pemodelan hidrodinamika yang dilakukan oleh witteveen+Bos Indonesia menunjukkan bahwa reklamasi di lokasi proyek secara umum akan mengakibatkan penurunan salinitas di perairan boundary drain hingga mencapai 25 ppt pada musim Barat dan 10 ppt pada musim Timur. Mengingat jenis-jenis tanaman mangrove memiliki toleransi yang tinggi terhadap salinitas (eury haline), maka penurunan salinitas sebesar 10 ppt hingga 25 ppt tersebut masih dapat ditolerir oleh jenis-jenis mangrove yang ada di hutan lindung Angke. Hal ini mengingat pada kondisi air laut surut, pengaruh air tawar/sungai sangat dominan di estuary (habitat mangrove) sehingga kadar salinitas di estuary sangat rendah (mencapai sekitar 2 ppm). Sebaliknya, pada saat pasang, air laut sangat dominan di perairan estuary sehingga salinitas di habitat mangrove dapat mencapai sekitar 35 ppt – 38 ppt. Penurunan salinitas tersebut tidak signifikan sejauh tidak terjadi penurunan secara drastis. Mengingat kegiatan Pengembangan Reklamasi pantai KNI (Pulau 1, 2A dan 2B) akan berlangsung ± 6 tahun, maka penurunan salinitas yang terjadi tidak akan secara drastis sehingga komunitas mangrove di hutan lindung Angke Kapuk mampu beradaptasi/mentolerir terhadap perubahan yang akan terjadi sehingga dampaknya tidak signifikan. Berkaitan dengan keberadaan dan kelestarian hutan mangrove Angke Kapuk, faktor penting utama adalah tetap terjaminnya percampuran (flushing) antara air laut dan air tawar. Mengingat reklamasi yang akan dilakukan berbentuk pulau dengan boundary canal dan lateral canal, maka proses percampuran (flushing) antara air laut dan air tawar akan tetap terjaga.

Selain itu, dampak kegiatan reklamasi terhadap mangrove juga dapat diakibatkan oleh terjadinya sedimentasi terutama di sekitar muara sungai. Dengan adanya pulau reklamasi (pulau 1, 2A dan 2B) di depan hutan mangrove Angke Kapuk, maka sedimentasi di boundary canal akan meningkat dan hal ini akan berdampak positif terhadap kehidupan mangrove, karena mangrove sendiri sangat membutuhkan

Page 249: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 11]

sedimen sebagai habitatnya. Proses sedimentasi akan memperluas areal habitat mangrove yang akan berdampak lebih lanjut terhadap kehidupan biota darat maupun biota laut. Keberadaan pulau hasil reklamasi (Pulau 1, 2A dan 2B) juga akan berfungsi sebagai penyanggah/buffer dan berdampak positif bagi kehidupan mangrove, karena akan melindungi mangrove di hutan lindung Angke Kapuk dari proses abrasi yang saat ini (sebelum reklamasi dimulai) telah terjadi di bagian barat hutan lindung Angke Kapuk. Kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek sebanyak ± 1.000 orang diprakirakan akan berdampak terhadap komunitas mangrove di Hutan Lindung Angke. Secara langsung keberadaan/aktivitas buruh konstruksi proyek sebanyak ± 1.000 orang dapat menimbulkan gangguan terhadap komunitas mangrove di Hutan Lindung Angke. Secara tidak langsung kegiatan/aktivitas buruh konstruksi proyek tersebut akan menghasilkan limbah padat (sampah) berupa sisa-sisa makanan dan minuman, dan limbah cair domestik yang dapat berdampak terhadap kehidupan mangrove.

Dampak terhadap komunitas mangrove ini akan berdampak lebih lanjut terhadap kehidupan fauna darat dan persepsi masyarakat.

13. Terbukanya Kesempatan Kerja

Kegiatan pada tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap kesempatan kerja adalah kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi. Kegiatan rekrutmen/penerimaan tenaga kerja konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai KNI (Pulau 1, 2A dan 2B) sebanyak ± 500-1.000 orang akan berdampak positif terhadap kesempatan kerja bagi masyarakat (dampak primer). Dalam pelaksanaan konstruksi proyek, pemrakarsa kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah) akan bekerjasama dengan beberapa kontraktor sehingga rekrutmen akan dilakukan oleh masing-masing kontraktor/sub kontraktor yang ditunjuk. Tenaga kerja konstruksi proyek yang direkrut oleh masing-masing kontraktor/sub kontraktor sebagian besar berasal dari luar daerah dan hanya sebagian kecil yang berasal dari penduduk sekitar proyek (Kel. Kapuk Muara dan Kamal Muara/Kec. Penjaringan). Dengan ikut sertanya penduduk sekitar (Kec. Penjaringan) sebagai tenaga kerja konstruksi proyek akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada. Hal ini sejalan dengan harapan masyarakat sekitar dan tokoh masyarakat yang disampaikan pada saat sosialisasi proyek dan wawancara dengan responden yang mengharapkan adanya manfaat dari pengembangan proyek yang berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja lokal. Terbukanya kesempatan kerja akibat pembangunan proyek ini pada akhirnya akan berdampak lebih lanjut (dampak sekunder dan tersier) terhadap kesempatan berusaha dan persepsi positif masyarakat (Kel. Kapuk dan Kamal Muara/Kec. Penjaringan).

Page 250: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 12]

6.1.3. Tahap Pasca Konstruksi 1. Perubahan Pola Arus

Kegiatan pada tahap pasca konstruksi Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap pola arus adalah keberadaan lahan reklamasi dan tanggul pantai/breakwater. Keberadaan lahan reklamasi seluas ± 870 Ha dan tanggul pantai/breakwater akan mengakibatkan terjadinya perubahan pola arus menyusur pantai (longshore current) di sekitar lokasi proyek. Perubahan pola arus ini merupakan dampak sekunder yang akan berdampak lebih lanjut terhadap abrasi dan sedimentasi (dampak tersier). Dampak yang terjadi merupakan dampak lanjutan yang prosesnya dimulai sejak kegiatan pengurugan/reklamasi dimulai (tahap konstruksi) dan terus berlanjut hingga tahap pasca konstruksi.

2. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi Kegiatan pada tahap pasca konstruksi Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha yang berdampak penting terhadap abrasi dan sedimentasi adalah keberadaan lahan reklamasi dan tanggul pantai/breakwater. Keberadaan lahan reklamasi tersebut akan mengakibatkan terjadinya abrasi dan sedimentasi akibat perubahan pola arus (arus menyusur pantai) di sekitar lokasi proyek. Dampak yang akan terjadi merupakan dampak lanjutan yang prosesnya dimulai sejak kegiatan pengurugan/reklamasi (tahap konstruksi) dan terus berlanjut hingga tahap pasca konstruksi.

Dampak abrasi dan sedimentasi ini pada akhirnya akan berdampak lebih lanjut terhadap kualitas air laut, biota laut, persepsi masyarakat dan kegiatan sekitar.

3. Perubahan Persepsi Masyarakat

Kegiatan pada tahap pasca konstruksi Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha yang berdampak penting terhadap persepsi masyarakat adalah keberadaan lahan reklamasi. Dampak yang terjadi merupakan dampak turunan (sekunder/tersier) akibat dampak-dampak negatif yang akan muncul akibat keberadaan lahan reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha, seperti banjir, abrasi dan sedimentasi.

Page 251: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 13]

Gambar VI.1. Bagan Alir Evaluasi Dampak Penting Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

Page 252: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 14]

6.2. PEMILIHAN ALTERNATIF TERBAIK Dalam dokumen ANDAL ini tidak dilakukan kajian alternatif sehingga tidak ada pemilihan alternatif terbaik. Hal ini dikarenakan kajian alternatif dari aspek lingkungan hidup telah dilakukan pada tahap perencanaan proyek, seperti misalnya pengangkutan pasir urug melalui transportasi laut untuk menghindari dampak kemacetan lalu lintas pada badan jalan sekitar proyek, pemilihan teknik reklamasi dengan sistem polder dan hydraulik fill yang akan mengurangi resiko terjadinya penurunan kualitas air laut akibat kekeruhan, penggunaan vertical drain untuk mempercepat kompaksi lahan reklamasi sehingga mengurangi resiko terjadinya penurunan muka tanah dan adanya longitudinal dan lateral kanal selebar 200 m untuk menghindari gangguan terhadap nelayan, kenaikan air permukaan di hulu (banjir) dan gangguan terhadap proses hidrodinamika air laut.

6.3. TELAAHAN SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN 6.3.1. Tahap Prakonstruksi

Pada tahap Prakonstruksi Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B), dampak penting yang akan dikelola adalah Persepsi Negatif Masyarakat akibat kegiatan Penetapan Lokasi Proyek dan Sosialisasi Proyek. Persebaran dampak terbatas di lokasi proyek (lokal). Masyarakat yang terkena dampak penting adalah masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan), Kota Administrasi Jakarta Utara. Dampak berlangsung selama kegiatan prakonstruksi (sesaat dan tidak kontinyu), namun dapat berlanjut hingga tahap konstruksi dan operasi. Arahan pengelolaan lingkungan: 1. Melakukan sosialisasi rencana proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga

Indah kepada masyarakat/tokoh masyarakat sekitar (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) dan instansi terkait yang berkepentingan.

2. Koordinasi dengan berbagai instansi terkait di sekitar lokasi proyek terutama Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) berkaitan dengan rencana kegiatan Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

3. Membentuk Devisi Hubungan Masyarakat (Humas) yang berperan sebagai penghubung antara Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah) dengan masyarakat/instansi terkait.

4. Berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya merumuskan konsep rencana Revitalisasi Pantai Lama.

5. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi (Fakultas Kehuatanan IPB) untuk restorasi ekosistem mangrove.

6. Melakukan kerjasama dengan Yayasan Mengrove untuk memantau pelaksanaan restorasi ekosistem mangrove.

Page 253: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 15]

6.3.2. Tahap Konstruksi Pada tahap konstruksi Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B) seluas ± 870 Ha, dampak penting yang akan dikelola adalah:

1. Dampak terhadap aktivitas nelayan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi alat dan

bahan reklamasi (batu dan pasir urug), pengurugan/reklamasi dan pembangunan tanggul/breakwater, pembuatan jembatan penghubung daratan dengan Pulau 2A dan kegiatan pengerukan Muara Sungai Cengkareng Drain dan Muara Sungai Tanjungan. Persebaran dampak di sepanjang alur pengangkutan alat dan material reklamasi dan di sekitar lokasi proyek (radius ± 1.000 m) dan berlangsung hanya selama tahap konstruksi reklamasi Pulau 1, 2A dan 2B. Arahan pengelolaan lingkungan : a. Sosialisasi dan koordinasi kepada warga masyarakat dan tokoh masyarakat sekitar

terutama komunitas nelayan yang bermukim, di Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara;

b. Memasang tanda-tanda rambu lalu lintas pelayaran di sekitar lokasi proyek, terutama pada saat tambat di lokasi mooring dan pekerjaan fisik berlangsung sehingga tidak mengganggu aktivitas nelayan di sekitar lokasi kegiatan.

2. Perubahan Pola Arus

Perubahan pola arus terjadi akibat kegiatan pengurugan Pengembangan Reklamasi pada areal seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) dan pembangunan tanggul pantai/breakwater (Pulau 1, 2A dan 2B). Persebaran dampak terbatas di lokasi proyek/lokal (radius ± 500 m). Dampak berlangsung selama kegiatan konstruksi dan kontinyu berlanjut hingga tahap pasca konstruksi. Arahan pengelolaan lingkungan : a. Pembangunan sea defence Pulau 1, 2A dan 2B sesuai dengan desain teknik yang

didasarkan pada pemodelan hidrodinamika. b. Memasang bangunan/turap penahan gelombang di sekeliling tangul reklamasi Pulau

1, 2A dan 2B dengan beton tetrapod. c. Melakukan pemantauan pola arus, abrasi dan sedimentasi di sekitar Pulau 1, 2A dan

2B) secara berkala dan rutin setiap 1 (satu) bulan sekali. d. Melakukan kalibrasi, validasi model serta memanfaatkan data pemantauan untuk

mereview model. e. Melakukan kajian Hidrodinamika bersama Witteveen Bos Indonesia dan Perguruan

Tinggi. f. Melakukan pemantauan terhadap pola dan kecepatan arus, proses abrasi dan

sedimentasi, batimetri, kualitas perairan laut dan parameter hidrodinamika lainnya serta komunitas mangrove di hutan lindung Angke sebulan sekali di tapak dan sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B) secara teratur dan kontinyu oleh Tim KNI dan menyampaikan hasil pemantauan ke instansi teknis (Dinas PU Provinsi DKI Jakarta.

Page 254: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 16]

3. Peningkatan kebisingan akibat kegiatan pengurugan/reklamasi dan mobilisasi alat dan bahan/tanah urug serta pembangunan jembatan penghubung daratan dengan Pulau 2A. Reklamasi menggunakan peralatan berat dan peralatan penunjang yang potensial menimbulkan kebisingan. Selain itu, kegiatan pemancangan pondasi/pile jembatan penghubung daratan dengan Pulau 2A juga akan menimbulkan kebisingan ke lingkungan sekitarnya (kawasan Perumahan Pantai Indah Kapuk) Persebaran dampak terbatas di sekitar proyek/lokal (radius ± 100 m). Masyarakat yang terkena dampak negatif penting adalah masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi proyek dan jalur pengangkutan bahan/tanah urug. Dampak berlangsung selama kegiatan konstruksi (sesaat dan tidak kontinyu).

Arahan pengelolaan lingkungan: a. Penggunaan kendaraan dan mesin/peralatan konstruksi yang baik sehingga intesitas

bising berkurang/rendah. b. Penggunaan silent genset dengan intensitas bising rendah. c. Pengangkutan sebagian besar peralatan dan bahan konstruksi melalui jalur laut. d. Koordinasi dengan tokoh masyarakat/warga sekitar (perumahan PIK) sebelum

pemancangan pondasi jembatan penghubung daratan dengan Pulau 2A.

4. Peningkatan Volume Sampah Padat Sampah padat dihasilkan dari aktivitas ± 500 – 1.000 orang buruh konstruksi pengembangan reklamasi pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B). Dampak yang akan terjadi perse barannya terbatas di sekitar proyek (radius ± 200 m) dan berlangsung singkat hanya selama tahap konstruksi pengembangan reklamasi pantai Kapuk Naga Indah.

Arahan pengelolaan lingkungan: a. Membangun bedeng-bedeng sementara di areal working place seluas ± 3 Ha di

Kawasan Pantai Indah Kapuk (Sektor Utara Barat) dan dilengkapi dengan fasilitas MCK/temporary toilet, air bersih, listrik dan container sampah. Kebutuhan air bersih selama tahap konstruksi reklamasi akan dipenuhi dari pemurnian air Kawasan Pantai Indah Kapuk.

b. Menerapkan ketentuan/peraturan larangan (tata tertib) buruh konstruksi untuk tidak membuang sampah padat ke perairan laut dan pantai di sekitar lokasi proyek.

c. Menyediakan tempat-tempat sampah (TPS pilah) di pantai sekitar lokasi proyek dan di bedeng pekerja yang dipisahkan antara sampah organik dan anorganik untuk menampung sampah padat dari aktivitas buruh konstruksi Pengembangan Reklamasi Pantai KNI.

d. Secara periodik, setiap hari sampah padat yang terkumpul diangkut ke lokasi pemrosesan akhir bekerja sama dengan Sudin Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Utara dan UPT Kebersihan Pantai atau pihak swasta yang mempunyai ijin Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.

Page 255: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 17]

e. Melakukan pengawasan kebersihan lingkungan di sekitar lokasi proyek dan di bedeng pekerja secara kontinyu setiap hari yang dilakukan oleh petugas kebersihan khusus selama konstruksi proyek berlangsung.

f. Membersihkan perairan sekitar proyek dan bedeng pekerja dari sampah-sampah yang ada setiap hari yang dilakukan oleh petugas kebersihan khusus selama tahap konstruksi proyek.

g. Pengelolaan sampah di sepanjang DAS Kali Angke, Kali Cengkareng Drain, Kali Tanjungan dan Kali Kamal yang melibatkan Pemrakarsa kegiatan, Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dan masyarakat yang bermukim di sepanjang DAS tersebut melalui pembinaan rutin.

5. Gangguan Transportasi Laut

Dampak terhadap transportasi laut diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi alat dan bahan reklamasi (batu dan pasir urug), pengurugan/reklamasi dan pembangunan tanggul/breakwater. Persebaran dampak di sepanjang alur pengangkutan alat dan material reklamasi dan di sekitar lokasi proyek (radius ± 1.000 m) dan berlangsung hanya selama tahap konstruksi reklamasi. Arahan pengelolaan lingkungan : a. Kontraktor/suplier tanah urug wajib/harus memiliki perijinan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku (Izin Usaha Penambangan/Izin Lokasi, Izin Pengangkutan dan memiliki dokumen AMDAL), serta mematuhi ketentuan SK Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara No. 13 Tahun 2000 tentang Reklamasi.

b. Melakukan koordinasi/konsultasi dengan Sudin Perhubungan Laut Kota Administrasi Jakarta Utara, Pelabuhan Sunda Kelapa, Tanjung Priok dan Muara Baru.

c. Sesuai Perda No. 11 Tahun 1992, lokasi pengambilan pasir urug direncanakan dari luar Provinsi DKI Jakarta, yaitu dari daerah Provinsi Banten.

d. Mengikuti peraturan pelayaran yang berlaku di wilayah yang dilewati dari lokasi pengerukan sampai ke lokasi reklamasi/proyek dan sebaliknya, termasuk kelengkapan sarana navigasi.

e. Memasang tanda-tanda rambu lalu lintas pelayaran di sekitar lokasi proyek, terutama pada saat tambat di lokasi mooring sehingga tidak mengganggu kapal-kapal yang lewat ke daerah tersebut.

f. Pemrakarsa proyek (PT. Kapuk Naga Indah) nantinya akan memeriksa kebenaran lokasi dan dokumen AMDAL Kontraktor/suplier pasir urug.

6. Gangguan Transportasi Darat

Dampak terhadap transportasi darat adalah akibat kegiatan mobilisasi alat dan bahan reklamasi terutama pengangkutan tanah urug. Persebaran dampak di sepanjang jalur pengangkutan pada radius ± 100 meter, berlangsung selama kegiatan mobilisasi alat dan bahan reklamasi terutama pengangkutan tanah urug.

Page 256: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 18]

Arahan pengelolaan lingkungan: a. Kontraktor/suplier tanah urug/tanah merah harus memiliki perijinan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku (Izin Usaha Penambangan/Izin Lokasi, Izin Transportasi dari Dinas Perhubungan dan memiliki dokumen UKL dan UPL).

b. Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah) nantinya akan memeriksa kebenaran lokasi dan dokumen UKL dan UPL Kontraktor/suplier tanah urug/tanah merah.

c. Kontraktor/suplier tanah urug/tanah merah harus memberikan uang jaminan perbaikan/pemeliharaan jalan ke Pemda/Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan mematuhi ketentuan SK Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara Nomor 13 tahun 2000 tentang Reklamasi/Pengurugan.

d. Pengangkutan alat dan bahan konstruksi/tanah urug dilakukan tidak pada jam-jam sibuk, yaitu pada malam hari antara pukul 21.00 – 05.00 WIB.

e. Kendaraan pengangkut tanah dilengkapi dengan punutup/terpal dan muatan tanah urug tidak melebihi kapasitas angkut kendaraan yang digunakan sehingga tanah tidak tercecer dan mengotori badan jalan.

f. Tonase kendaraan pengangkut tanah yang digunakan tidak melampaui daya dukung/kapasitas badan jalan yang dilalui sehingga tidak terjadi kerusakan badan jalan.

g. Kendaraan pengangkut tanah dibersihkan terlebih dahulu sebelum meninggalkan lokasi sumber tanah galian dan lokasi proyek.

h. Kontraktor/suplier tanah urug/tanah merah wajib menjaga kebersihan dan kondisi badan jalan, dan harus menempatkan petugas pemantau dan pengelola kebersihan jalan di sekitar proyek setiap hari selama pengangkutan tanah berlangsung.

7. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi

Abrasi dan sedimentasi terjadi akibat kegiatan pengurugan Pengembangan Reklamasi pada areal Pengembangan Pulau 1, 2A dan 2B seluas ± 870 Ha. Persebaran dampaknya terbatas pada areal di sekitar lokasi proyek (radius ± 500 m), berlangsung sejak tahap konstruksi reklamasi dan kontinyu hingga tahap pasca konstruksi reklamasi. Arahan pengelolaan lingkungan : a. Pembangunan sea defence Pulau 1, 2A dan 2B sesuai dengan desain teknik yang

didasarkan pada pemodelan hidrodinamika. b. Berpartisipasi melaksanakan pemeliharaan dan pembersihan endapan sedimen yang

diendapkan oleh sungai. c. Melakukan pemantauan abrasi dan sedimentasi secara berkala dan rutin setiap

musim (musim timur dan musim barat). d. Berpartisipasi melakukan pengerukan di lokasi sedimentasi/muara Kali Angke dan

Muara Cengkareng Drain. e. Melakukan pemantauan terhadap pola dan kecepatan arus, proses abrasi dan

sedimentasi, batimetri, kualitas perairan laut dan parameter hidrodinamika lainnya serta komunitas mangrove di hutan lindung Angke sebulan sekali di tapak dan sekitar lokasi proyek secara teratur dan kontinyu oleh Tim KNI dan menyampaikan hasil pemantauan ke instansi teknis (Dinas PU Provinsi DKI Jakarta).

Page 257: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 19]

8. Gangguan Kamtibmas Gangguan kamtibmas terjadi akibat kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi serta aktivitas buruh konstruksi pengembangan reklamasi Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B. Dampak yang akan terjadi persebarannya terbatas di sekitar lokasi proyek. Masyarakat yang akan terkena dampak adalah masyarakat yang bermukim di sekitar proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan) dan sekitarnya. Dampak berlangsung hanya selama tahap konstruksi reklamasi. Arahan pengelolaan lingkungan : a. Mengelola berbagai dampak negatif yang akan muncul akibat kegiatan konstruksi

Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seperti penurunan kualitas air laut, peningkatan kuantitas air permukaan, perubahan pola arus, abrasi dan sedimentasi dan gangguan transportasi darat dan laut.

b. Menempatkan satuan petugas pengaman di sekitar lokasi proyek untuk memantau kondisi kamtibmas setiap hari.

c. Mewajibkan penggunaan tanda pengenal (ID card) bagi yang keluar masuk ke lokasi proyek.

d. Mewajibkan kepada pekerja/buruh konstruksi proyek untuk mematuhi peraturan dan menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan proyek selama tahap konstruksi berlangsung.

9. Penurunan Kualitas Udara

Penurunan kualitas udara akibat kegiatan pengurugan/reklamasi Pulau 1, 2A dan 2B seluas ± 870 Ha dan mobilisasi alat dan bahan/tanah urug. Persebaran dampak terbatas di sekitar proyek/lokal (radius ± 100 m). Masyarakat yang terkena dampak negatif penting adalah masyarakat nelayan di sekitar proyek. Dampak berlangsung selama kegiatan pengurugan dan mobilisasi peralatan dan bahan/tanah urug (sesaat dan tidak kontinyu). Arahan pengelolaan lingkungan: a. Penggunaan kendaraan dan mesin/peralatan konstruksi yang sangat baik sehingga

emisi berkurang. b. Teknik reklamasi dengan system polder dan hydraulik fill sehingga penyebaran pasir

urug terbatas. c. Pengangkutan tanah urug tidak berlebihan dan ditutup terpal sehingga tidak tercecer. d. Membersihkan badan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut bila ada ceceran

tanah urug. 10. Penurunan Kualitas Air Laut

Kegiatan tahap konstruksi proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) yang berdampak penting terhadap kualitas air laut adalah kegiatan pengurugan/reklamasi dan aktivitas buruh konstruksi. Persebaran

Page 258: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 20]

dampak terbatas di sekitar proyek/lokal (radius ± 500 m2). Masyarakat yang terkena dampak negatif penting adalah masyarakat nelayan di sekitar lokasi proyek. Dampak berlangsung selama kegiatan konstruksi (sesaat dan tidak kontinyu). Arahan pengelolaan lingkungan : a. Pekerjaan pengurugan Pengembangan Reklamasi Pantai KNI akan dilakukan dengan

teknik polder, dimana terlebih dahulu akan dibangun tanggul di sekeliling lahan yang direklamasi sebelum memompakan bahan urugan ke dalamnya.

b. Pengeluaran lapisan dasar yang merupakan alas bahan urugan selanjutnya dilakukan dengan cara mengatur penurunan pasir ke dasar laut pada kecepatan rendah dalam volume yang relatif kecil, tersebar dan merata.

c. Melapisi dasar area reklamasi dengan geo textile. d. Menjaga dan mengontrol sambungan pipa penyemprot pasir setiap hari selama

pekerjaan pengurugan/reklamasi berlangsung. e. Pengurugan tanah merah (top soil) pada lokasi-lokasi ruang terbuka hijau/taman

dilakukan setelah penanggulan sehingga tidak tercecer ke perairan di sekitarnya. f. Menyediakan tempat sampah (basah dan kering) di lokasi proyek untuk menampung

sampah dari aktivitas buruh konstruksi dan mengangkutnya setiap hari ke lokasi pembuangan akhir bekerjasama dengan Sudin Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Utara/pihak swasta.

g. Menyediakan sarana MCK di sekitar lokasi proyek selama tahap konstruksi proyek dan bila sudah penuh disedot/diangkut dengan Mobil Air Kotor Sudin Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Utara.

h. Menghentikan pekerjaan sementara apabila terjadi kekeruhan secara ekstrim. i. Menerapkan ketentuan/peraturan larangan (tata tertib) bagi buruh konstruksi untuk

tidak membuang sampah padat dan limbah cair ke perairan laut dan pantai sekitar lokasi proyek.

11. Perubahan Persepsi Masyarakat

Dampak terhadap persepsi masyarakat diakibatkan oleh kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi Reklamasi Pulau 1, 2A dan 2B sebanyak ± 500 – 1.000 orang, pengurugan/reklamasi Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B seluas ± 870 Ha, pembangunan tanggul pantai/breakwater, pengangkutan alat dan bahan dan aktivitas buruh konstruksi proyek. Dampak yang akan terjadi persebarannya di sekitar lokasi proyek. Masyarakat yang akan terkena dampak adalah masyarakat yang bermukim di sekitar proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan) dan sekitarnya. Dampak berlangsung sejak tahap konstruksi reklamasi hingga tahap pasca konstruksi reklamasi.

Page 259: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 21]

Arahan pengelolaan lingkungan : a. Sosialisasi rencana Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah kepada

masyarakat/tokoh masyarakat Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara dan instransi terkait.

b. Koordinasi dengan berbagai instansi terkait di sekitar lokasi proyek terutama dengan Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Lembaga Musyawarah Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara selama tahap konstruksi proyek.

c. Membentuk Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) yang berperan sebagai penghubung antara Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah) dengan masyarakat/instansi terkait.

d. Mengelola dan memantau berbagai dampak negatif yang akan muncul selama tahap konstruksi Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (kualitas air laut, abarasi dan sedimentasi, kuantitas air permukaan, sampah padat, biota laut, transportasi darat dan laut).

12. Gangguan Mangrove

Dampak lingkungan terhadap komunitas mangrove diakibatkan oleh kegiatan pengurugan/reklamasi Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B seluas ± 870 Ha dan aktivitas buruh konstruksi Reklamasi Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B sebanyak ± 500 – 1.000 orang. Persebaran dampak terjadi di Hutan Lindung Angke dan berlangsung sejak tahap konstruksi reklamasi hingga tahap pasca konstruksi reklamasi. Arahan pengelolaan lingkungan : a. Melakukan restorasi hutan mangrove seluas 14.341 Ha bekerjasama dengan

Fakultas Kehutanan, IPB, Bogor dan supervisi oleh Yayasan Mangrove (Gambar III.2). Total luas hutan mangrove saat ini adalah 49.345 Ha, terdiri dari mangrove Barat Cengkareng Drain 21.869,75 Ha dan Timur Cengkareng Drain 27.482 Ha, sedangkan luas areal rencana restorasi mangrove adalah 14.341 Ha, sehingga total luas hutan mangrove menjadi 63.686 Ha.

b. Bekerjasama dengan stakeholder lain/LSM dalam program pelestarian mangrove di hutan lindung maupun suaka margasatwa Angke – Kapuk.

c. Pekerjaan pengurugan Pengembangan Reklamasi Pantai KNI dilakukan dengan menggunakan teknik polder dimana terlebih dahulu akan dibangun tanggul di sekeliling lahan yang akan direklamasi sebelum memompakan bahan urugan ke dalamnya.

d. Penggelaran lapisan dasar yang merupakan alas bahan urug selanjutnya dilakukan dengan cara mengatur penurunan pasir ke dasar laut pada kecepatan rendah dalam volume yang relatif kecil, tersebar dan merata.

e. Melapisi dasar area reklamasi dengan geo textile. f. Menjaga dan mengontrol sambungan pipa setiap hari selama pekerjaan Pengurugan

Pengembangan Reklamasi Pantai KNI berlangsung.

Page 260: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 22]

g. Pengurugan tanah merah (top soil) dilakukan setelah penanggulan sehingga tidak tercecer ke perairan sekitarnya.

h. Menyediakan sarana MCK untuk buruh konstruksi di lokasi sekitar proyek. i. Menyediakan Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah terpisah untuk

sampah organik dan anorganik di sekitar proyek selama tahap konstruksi proyek. j. Membersihkan sampah-sampah yang terdapat di perairan pantai sekitar proyek

(Pulau 1, 2A dan 2B) setiap hari selama tahap konstruksi proyek yang dilakukan oleh petugas kebersihan khusus.

k. Melarang buruh konstruksi merusak komunitas mangrove. 13. Terbukanya Kesempatan Kerja

Terbukanya Kesempatan Kerja akibat kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi pengembangan reklamasi pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B) sebanyak ± 500 – 1.000 orang. Persebaran dampak di sekitar lokasi proyek/lokal. Masyarakat yang terkena dampak positif penting adalah masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Administrasi Jakarta Utara).Dampak berlangsung selama kegiatan konstruksi dan kontinyu berlanjut hingga tahap operasi. Arahan Pengelolaan lingkungan: a. Merumuskan strategi pendayagunaan padat karya selama masa konstruksi

Pengembangan Reklamasi Pantai KNI. b. Bekerjasama dengan unsur Kelurahan Kamal Muara dan Kapuk Muara untuk mengisi

peluang kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Mengutamakan/ memprioritaskan kepada penduduk sekitar proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara dan sekitarnya/Kecamatan Penjaringan) untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada sepanjang memasuki persyaratan yang berlaku dan sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.

c. Mewajibkan kepada Kontraktor Pelaksana Pengembangan Reklamasi Pantai KNI untuk menggunakan tenaga kerja sekitar proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara dan sekitarnya/Kecamatan Penjaringan) sepanjang memenuhi persyaratan yang berlaku dan sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.

d. Membuka peluang bagi keluarga nelayan yang akan alih profesi. e. Menginformasikan lowongan kerja yang dibutuhkan ke Kelurahan Kapuk Muara dan

Kamal Muara dan Kecamatan Penjaringan.

6.3.3. Tahap Pasca Konstruksi Pada tahap pasca konstruksi pengembangan reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah, dampak penting yang akan dikelola adalah:

Page 261: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 23]

1. Perubahan Pola Arus Dampak terhadap pola arus pada tahap pasca konstruksi diaklibatkan oleh keberadaan lahan pengembangan reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah ± 870 ha (Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B) dan tanggul pantai/breakwater. Persebaran dampak terbatas di lokasi proyek/lokal (radius ± 500 m). Dampak berlangsung selama tahap pasca konstruksi reklamasi. Arahan pengelolaan lingkungan: a. Menjaga keutuhan tanggul pantai/breakwater Pulau 1, 2A dan 2B supaya lahan hasil

reklamasi tidak terabrasi. b. Membuat tanggul/tembok pantai (sea wall) dan revetment di Pulau 1, 2A dan 2B

diperkuat dengan batu-batu. c. Melakukan pemantauan terhadap pola dan kecepatan arus, proses abrasi dan

sedimentasi, batimetri, kualitas perairan laut dan parameter hidrodinamika lainnya serta komunitas mangrove di hutan lindung Ankge sebulan sekali di tapak dan sekitar lokasi proyek secara teratur dan kontinyu oleh Tim KNI dan menyampaikan hasil pemantauan ke instansi teknis (Dinas PU Provinsi DKI Jakarta).

2. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi

Dampak terhadap abrasi dan sedimentasi pada tahap pasca konstruksi Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B) adalah akibat keberadaan lahan reklamasi dan tanggul pantai/breakwater. Persebaran dampak terbatas di lokasi proyek/lokal (radius ± 500 m). Dampak berlangsung selama tahap pasca konstruksi reklamasi. Arahan pengelolaan lingkungan : a. Menjaga keutuhan tanggul pantai/breakwater Pulau 1, 2A dan 2B supaya lahan hasil

reklamasi tidak terabrasi. b. Mempertahankan keberadaan tanggul/tembok pantai (sea wall) dan revetment Pulau

1, 2A dan 2B yang diperkuat dengan batu-batu. c. Melakukan pemantauan terhadap proses abrasi dan sedimentasi setahun sekali di

tapak dan sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B) secara teratur dan kontinyu.

3. Perubahan Persepsi Masyarakat Dampak terhadap persepsi masyarakat pada tahap pasca konstruksi Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah adalah keberadaan lahan reklamasi Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B seluas ± 870 Ha. Dampak yang akan terjadi persebarannya di sekitar lokasi proyek. Masyarakat yang akan terkena dampak adalah masyarakat yang bermukim di sekitar proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan) dan sekitarnya. Dampak berlangsung selama tahap pasca konstruksi reklamasi.

Page 262: ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) REKLAMASI PANTAI … · reklamasi dan kawasan revitalisasi pantai lama sebagaimana dimuat di dalam Perda Provinsi DKI Jakarta nomor 1 tahun 2012

Evaluasi Dampak Penting

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah

[VI – 24]

Arahan pengelolaan lingkungan : a. Mengupayakan pengelolaan lingkungan terhadap dampak negatif yang akan muncul

selama tahap pasca konstruksi pengembangan reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah. b. Melakukan pembinaan dan pelatihan usaha bagi masyarakat sekitar (Kelurahan

Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan); c. Koordinasi dengan berbagai instansi terkait di sekitar lokasi proyek terutama dengan

Kelurahan Kapuk Muara dan Kelurahan Kamal Muara, Lembaga Musyawarah Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara selama tahap pasca konstruksi reklamasi.

d. Membentuk Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) yang berperan sebagai penghubung antara Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah) dengan masyarakat/instansi terkait.

6.4. REKOMENDASI PENILAIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN

Berdasarkan hasil evaluasi dampak lingkungan rencana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha, serta arahan pengelolaan lingkungan hidup, maka dapat dinyatakan bahwa rencana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah tersebut yang berlokasi di Kawasan Pantai Utara Jakarta, Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Administrasi Jakarta Utara layak lingkungan karena: 1. Dampak negatif yang akan muncul secara teknologi dapat ditanggulangi/dikelola; 2. Rencana pembangunan tersebut sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat dan Pemerintah

Daerah sehingga nilai manfaatnya lebih besar dibanding biaya pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan.