Author
phungnhan
View
300
Download
9
Embed Size (px)
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017
TRP-209
ANALISIS BANGKITAN PERJALANAN DENGAN METODE TRIP-RATE ANALYSIS
(Studi Kasus: Pengembangan Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta)
Muchlisin1
1Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Email: [email protected]
ABSTRAK
Bangkitan perjalanan sangat penting untuk dianalisis, terutama pada pusat-pusat kegiatan yang
potensial memiliki bangkitan tinggi. Salah satu pusat kegiatan yang memiliki bangkitan tinggi
adalah hotel. Bangkitan yang ditimbulkan dari aktivitas hotel, berasal dari aktivitas tamu serta
kegiatan ballroom yang diperkirakan sangat mengganggu kelancaran lalu lintas yang ada. Studi ini
bertujuan menganalisis bangkitan lalu lintas pada kegiatan pengembangan Hotel Sheraton Mustika
Yogyakarta. Dimana kegiatan hotel Sheraton eksisting dengan 246 unit kamar, luas bangunan
22.063,40 m2, akan menambah bangunan baru di depan hotel eksisting dengan jumlah 173 kamar
dengan luas bangunan 9.611,56 m2. Sehingga total luas bangunan adalah 31.674,96 m2 dengan total
kamar adalah 419. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan trip-rate
analysis. Papacostas & Prevedouros, 1993 mendefiniskan bahwa trip-rate analysis merujuk pada
beberapa model yang mendasarkan pada penentuan rata-rata produksi perjalanan (bangkitan) atau
dari jumlah tarikan perjalanan yang terkait dengan bangkitan penting pada suatu wilayah. Nilai trip-
rate ditentukan dari kegiatan pembanding sejenis dengan membandingkan jumlah kendaraan keluar-
masuk terhadap luas bangunan yang ada. Dari hasil analisis, dihasilkan bahwa jumlah trip-rate
maksimum pada kondisi normal kegiatan hotel Sheraton eksisting adalah 0,46 smp/jam untuk
tarikan dan 0,61 smp/jam untuk bangkitan. Jumlah tarikan (kendaraan masuk) yang dihasilkan dari
perkalian luas bangunan setelah pengembangan per-100 m2 adalah LV: 137 smp/jam dan MC: 9
smp/jam. Sedangkan untuk bangkitan (kendaraan keluar) lah pengembangan per-100 m2 adalah LV:
171 smp/jam dan MC: 22 smp/jam. Disimpulkan bahwa analisis bangkitan dengan trip-rate analysis
lebih sesuai untuk kegiatan pengembangan, mengingat kegiatan pembanding adalah kegiatan yang
sudah berjalan sebelumnya.
Kata kunci: bangkitan lalulintas, dampak lalulintas, trip rate analysis
1. PENDAHULUAN
Daya tarik Yogyakarta sebagai kota wisata budaya menjadikan kota ini menjadi idola bagi para wisatawan
mancanegara dan nusantara. Menurut Data Statistik Pariwisata tahun 2014 di DIY wisatawan mancanegara
mencapai 254.213 orang dan wisatawan nusantara 3.091.967 orang dimana jumlah keseluruhan wisatawan yang
menggunakan jasa akomodasi hotel mencapai 3.346.180 orang. Ketersediaan fasilitas hotel yang terjangkau oleh
para wisatawan menjadi hal yang penting untuk mendukung lama tinggal wisatawan di Yogyakarta. Pada tahun
2014 di DIY terdapat 54 hotel bintang yang tersertifikasi dengan total jumlah kamar 5.460 dan hotel nonbintang
sebanyak 521 dengan jumlah kamar mencapai 9.963. Rerata lama tinggal wisatawan mancanegara di hotel bintang
2,01 hari, wisatawan nusantara di hotel bintang 1,62 hari, wisatawan mancanegara di hotel nonbintang 1,74 hari
serta wisatawan nusantara di hotel non bintang 1,56 hari.
Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta merupakan salah satu hotel bintang lima di Yogyakarta yang lokasinya berada
di Jln. Laksada Adisucipto atau berjarak ±2 Km dari Bandara Internasional Adisucipto dan ±10 Km dari Pusat Kota
Yogyakarta. Karena lokasi hotel yang dapat dibilang strategis, maka banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dalam
maupun luar negeri. Dengan melihat peluang pasar tersebut maka PT. Mustika Princess Hotel selaku pemrakarsa
bermaksud untuk meningkatkan kapasitas hunian kamar.
TRP-210
2. METODOLOGI
Kerangka penelitian
Untuk menganalisis bangkitan lalu lintas saat Pengembangan Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, penulis
menggunakan Hotel Sheraton Esksisting sebagai hotel pembanding. Berikut adalah kerangka penelitian yang
digunakan pada studi ini.
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Lokasi penelitian
Lokasi pembangunan Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta berada di Jl. Laksada Adisucipto KM 8,7 (No. Ruas:
019), Desa Maguwoharja, Kecamatan Depok, Kabupaten Dearah Tingkat Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sumber : Google Map (2017)
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
TRP-211
Waktu penelitian
Survey lapangan dilaksanakan pada hari Minggu (15 Agustus 2015) yang mewakili hari libur dan hari Selasa (18
Agustus 2015) yang mewakili hari kerja. Dengan besaran volume lalulintas yang lebih tinggi pada hari kerja, maka
sebagai dasar analisis lanjutan dalam mengetahui kinerja ruas jalan, diambil dari hari kerja ini dengan secara detail
memperhatikan volume lalulintas pada jam sibuk (peak hour) sebagai volume jam perencanaan.
Analisis data
Untuk analisis bangkitan dengan metode trip rate analysis, digunakan pengembangan dari Tamim, 2000 sebagai
dasar penentuan persamaan dalam menentukan trip rate, yaitu:
Dimana:
TR : Nilai Trip Rate
X : Jumlah kendaraan yang keluar/masuk (smp/jam) pada lokasi pembanding
X’ : Luas bangunan pada lokasi pembanding (smp/jam)
Kemudian untuk menentukan nilai bangkitan atau tarikan lalu lintas pada lokasi yang ditinjau adalah sebagai
berikut.
ODij : Nilai bangkitan / tarikan lalu lintas (smp/jam) pada lokasi yang ditinjau
A : Luas bangunan pada lokasi yang ditinjau (m2)
TR : Trip rate pada lokasi pembanding (smp/jam)
Metode yang digunakan metode untuk memprediksi bangkitan lalu lintas menggunakan pembanding terhadap
kegiatan sejenis. Menurut Munawar, A, 2012, metoda yang digunakan adalah dengan memperkirakan dampak
lalulintas jika dibangun pusat kegiatan tersebut, dan usaha yang dilakukan untuk mengatasinya. Untuk kegiatan
kegiatan pembanding, digunakan Hotel Sheraton Eksisting sebagai pembanding kegiatan yang sudah berjalan.
Sedangkan Pengembangan Hotel Shesaton sebagai pembanding kegiatan hotel.
3. STUDI EMPIRIS
Rencana Pengembangan Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta dengan konsep dan segmen market yang berbeda.
Lokasi pengembangan Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta akan menempati lahan bagian depan untuk
menggantikan Hugos Café, dengan nama hotel Four Point Hotel. Luas lahan yang dimiliki oleh Hotel Sheraton
Mustika adalah 49.898 m2 dengan luas bangunan eksisting sebesar 22.063,40 m2. Pengembangan Hotel Sheraton
Mustika Yogyakarta direncanakan memiliki total luas bangunan 9.611,56 m2, sehingga apabila ditotal luas
bangunan antara Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta dan rencana pengembangan Hotel Sheraton
MustikaYogyakarta sebesar 31.674,96 m2. Tabel 1.1 menunjukkan rencana pengembangan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
TRP-212
Tabel 1. Rencana Pengembangan Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa
No. Spesifikasi
Kegiatan Satuan
Hotel
Sheraton
Eksisting
Pengembangan Total
1 Luas lahan m2 49.898 49.898
2 Total Luas
Bangunan m
2 22.063,40 9.611,56 31.674,96
3 Jumlah Kamar Unit 246 173 419
4. HASIL DAN ANALISIS
Lokasi kegiatan eksisting dan lokasi rencana pengembangan berada pada tapak yang sama, yaitu lahan milik PT.
Mustika Princess Hotel. Bangunan utama menghadap utara dengan Jalan Laksda Adisucipto KM 8,7. Jalan Laksda
Adisucipto membentang dari barat ke timur sepanjang 10,10 km dan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 290 Tahun 2015 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya
sebagai Jalan Nasional pada status ruas Jalan Nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta.
DIY : 26
No. Ruas : 019
Nama Ruas Jalan : Janti (Yogyakarta) – Prambanan (Batas Provinsi Jawa Tengah)
Panjang Ruas : 10,10 km
Gambar 3. Denah Lokasi Kegiatan
TRP-213
Hasil data eksisting
Untuk mengetahui nilai bangkitan dan tarikan lalu lintas saat kegiatan operasional Pengembangan Hotel Sheraton,
maka penting untuk diketahui jumlah volume lalu lintas yang keluar masuk hotel pada kondisi eksisting. Data
kendaraan keluar masuk diperoleh dari survei pada hari Sabtu untuk mewakili hari terpuncak pada hotel dari pukul
06.00 WIB hingga 22.00 WIB dengan interval pencatatan 15 menit.
Berikut ini adalah data volume lalu lintas untuk kendaraan masuk dan keluar berdasarkan jenisnya.
Gambar 4. Jumlah Volume Kendaraan Masuk (kend/jam)
Gambar 5. Jumlah Volume Kendaraan Keluar (kend/jam)
TRP-214
Dari hasil pencatatan volume kendaraan, maka diperoleh waktu terpuncak adalah sebagai berikut.
1) Masuk terpuncak pukul 18.30 – 19.300 WIB
HV = 0 smp/jam
LV = 96 smp/jam
MC = 6 smp/jam
UM = 0 smp/jam
2) Keluar terpuncak pukul 21.00 – 22.00 WIB
HV = 0 smp/jam
LV = 119 smp/jam
MC = 16 smp/jam
UM = 0 smp/jam
Hasil analisis trip rate
Menurut Papacostas & Prevedouros, 1993, mereka mendefiniskan bahwa trip-rate merujuk pada beberapa model
yang mendasarkan pada penentuan rat-rata produksi perjalanan (bangkitan) atau dari jumlah tarikan perjalanan yang
terkait dengan bangkitan penting pada suatu wilayah. Nilai trip-rate ditentukan dari kegiatan pembanding sejenis
dengan membandingkan jumlah kendaraan keluar-masuk terhadap luas bangunan yang ada.
Berikut ini adalah hasil analisis trip rate pada Hotel Sheraton eksisting yang dijadikan sebagai lokasi pembanding.
Gambar 6. Fluktuasi Perbandingan Trip Rate Keluar dan Masuk
pada Lokasi Pembanding
TRP-215
Analisis trip rate Hotel Sheraton dihitung dengan membandingkan luasan bangunan yaitu 22.063,40 m2 per-100 m2
dengan volume kendaraan keluar masuk. Contoh perhitungan pada jam terpuncak adalah sebagai berikut.
1) Trip Rate Kendaraan Masuk
Trip Rate Masuk = 0,46 smp/jam
2) Trip Rate Kendaraan Keluar
Trip Rate Keluar = 0,61 smp/jam
Dari hasil analisis di atas, penulis juga membanding dengan hasil trip rate untuk hotel berdasarkan Tamim, 2000.
Perbandingan ini digunakan untuk melihat seberapa besar perbedaan antara acuan trip rate dari Tamim, 2000 dan
hasil perbandingan lokasi eksisting untuk sebuah kegiatan pengembangan.
Gambar 7. Perbandingan Trip Rate untuk Hotel
Berdasarkan hasil analisis perbandingan trip rate di atas, terjadi perbedaan antara trip rate dari analisis Sheraton
Eksisting dan Tamim, 2000. Dari hasil trip rate eksisting Sheraton untuk masuk adalah 0,46 smp/jam sedangkan
untuk keluar adalah 0,61 smp/jam. Sedangkan berdasarkan Tamim, 2000 nilai trip rate masuk adalah 0,41 smp/jam
dan keluar adalah 0,81 smp/jam. Namun dari nilai penjumlahan antara jumlah masuk dan keluar, terdapat nilai
maksimum yang sama, yaitu 0,81 smp/jam.
0,81
TRP-216
Perbedaan yang lalin dikarenakan adanya perbedaan lokasi kota dan hotel yang berbeda. Sehingga jika
menggunakan trip dari Tamim, 2000 maka akan dimungkinkan nilai bangkitan terlalu tinggi. Sehingga penulis
menyarankan, penggunakan trip rate dari kegiatan pembanding yang paling baik adalah dari kegiatan pengembangan
lokasi itu sendiri. Sehingga trip rate yang dihasilkan lebih sesuai dengan kondisi eksisting.
Hasil analisis bangkitan
Sehingga dapat dihitung nilai bangkitan untuk kegiatan Pengembangan Hotel Sheraton sebagai berikut.
Luas bangunan setelah pengembangan = 31.674,96 m2
Jumlah tarikan kendaraan
Yang terdiri dari :
- LV : 137 smp/jam
- MC : 9 smp/jam Jumlah bangkitan kendaraan
Yang terdiri dari :
- LV : 171 smp/jam
- MC : 22 smp/jam
5. KESIMPULAN
Analisis trip rate perlu mempertimbangkan kesamaan lokasi tata guna lahan dan juga kegiatan yang serupa, baik dari
jumlah unit, luas bangunan maupun kelas bintang untuk hotel. Penulis menyarankan penggunakan trip rate dari
kegiatan pembanding yang paling baik adalah dari kegiatan pengembangan lokasi itu sendiri. Sehingga trip rate
yang dihasilkan lebih sesuai dengan kondisi eksisting.
DAFTAR PUSTAKA
M. Ahmad, (2009), Analisis Dampak Lalulintas Pembangunan Pusat Perbelanjaan: Studi Kasus Plaza Ambarukmo,
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, Volume 1 No. 1.
Miro, Fidel, 2005. Prencanaa Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi, Erlangga, Jakarta.
Muchlisin, 2016. Analisis Tarikan dan Bangkitan Akibat Pembangunan Mix-Used Plan (Mix-use JogjaOne Park)
dengan Metode Pembanding. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Yogyakarta.
Muhammad Ali Yusuf Rasyid, 2013. Analisis Pengaruh Operasional Kawasan Wisata Jogja Eco Park terhadap
Sistem Lalu Lintas Sekitar Kawasan Wisata Jogja Eco Park di Kabupaten Sleman D.I. Yogyakarta. Tesis,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Papacostas, C. S., & Prevedouros, P. D. (1993). Transportation engineering and planning.
Retty Florry Tulung, 2012. Analisis Dampak Lalu Lintas Pengembangan Kawasan Pemukiman Gading Nias
Residences dan Grand Emerald Apartement Jakarta. Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Safitri, Revy, 2013. Analisis Dampak Lalu lintas Akibat Pembangunan Hartono Lifestyle Mall Di Solo Baru.
Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.
TRP-217
Sakti Adji Adisasmita, 2011. Perencanaa Pembangunan Transportasi, Graha Ilmu, Yoyakarta.
Sulistyorini, Rahayu, 2014. Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Tamin, O.Z, 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB, Bandung.
Tamin, O.Z, 2003. Perencanaan dan Permodelan Transportasi Contoh Soal dan Aplikasi, ITB, Bandung.