analisa tindakan (1)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    1/25

    ANALISA TINDAKAN

    PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS

    RSUD UNGARAN

    Tanggal Tindakan Keterangan Kasus Analisa Teori Hasil

    14/3/14 IMD (InisiasiMenyusui

    Dini)

    Observasi Ny. A (22 tahun)melahirkan seorang anak

    berjenis kelamin laki-laki

    pada tanggal tanggal 14

    Maret 2014 pukul 21.35

    WIB. Sesaat setelah

    melahirkan, dilakukan

    IMD (Inisiasi Menyusui

    Dini) pada Ny. A dan

    bayinya.

    Inisiasi menyusui dini(IMD) didefinisikan sebagai proses

    membiarkan bayi menyusu sendiri

    setelah kelahiran. Bayi diletakkan

    di dada ibunya dan bayi itu sendiri

    dengan segala upayanya mencari

    puting untuk segera menyusui.

    Jangka waktunya adalahh sesegera

    mungkin setelah setelah

    melahirkan. Bayi disusui selama 1

    jam atau lebih di dada ibunya

    segera setelah lahir. Isapan bayi

    penting dalam meningkatkan kadar

    hormon prolaktin, yaitu hormonyang merangsang kelenjar susu

    untuk memproduksi ASI. Isapan ituakan meningkatkan produksi susu 2

    kali lipat.

    Beberapa manfaat lain

    IMD adalah sebagai berikut :

    1.

    Ketik bayi diletakkan di dada

    ibunya, ia berada tepat di tas

    Sesaat setelah melahirkan,dilakukan IMD (Inisiasi

    Menyusui Dini) pada Ny. A dan

    bayinya. 30 menit pertama bayi

    Ny. A belum juga menemukan

    puting ibunya, 30 menit kedua

    (setelah 1 jam), bayi belum juga

    menemukan puting ibunya. Ia

    justru tengkurap tenang di atas

    tubuh ibu sambil memainkan

    tangan mungilnya yang berada

    di atas payudara ibunya, serta

    mata hanya berkedip-kedip. 30

    menit ketiga (setelah 1,5 jambayi Ny. A baru bisa

    menemukan puting ibunya danmulai menghisap).

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    2/25

    rahim ibu. Hal itu membantu

    menekan plasenta dan

    mengecilkan rahim ibu.

    Dengan begitu, perdarahan ibu

    akan berhenti karena adakontraksi rahim. Setiap 2 jam,

    ada ibu meninggal karenaperdarahan. Kalau semua

    melakukan IMD maka akan

    ada penurunan angka

    perdarahan. IMD berlangsung

    minimal 1 jam dengan posisi

    bayi melekat di dada ibunya.

    Kalau belum mendekat ke

    puting susu ibunya maka

    tambahkan satu setengah jam

    lagi. Kata kuncinya adalah

    segera.

    2. Rasa kasih sayang meningkat

    karena adanya kontak

    langsung keduanya (kulitdengan kulit)

    3.

    Ambang nyerinya akan

    meningkat sehingga tidak

    gampang sakit waktu IMD.

    Dalam perkembangannya,

    semua bayi akan melalui 5 tahapan

    yang sama saat IMD, antara lain :

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    3/25

    1. Adaptasi melek merem, yakni

    ketika bayi berhadap-hadapan

    dengan ibunya.

    2. Sesudah bayi tenang baru

    mengecap bagian atas telapaktangannya. Bau di telapak

    tangan tersebut mirip denganASI yang akan keluar. Jadi,

    bau ini memandu bayi untuk

    mencari puting susu ibunya.

    Oleh karena itu, saat

    membersihkan bayi, bagian

    atas telapak tangannya jangan

    dibersihkan, biarkan saja.

    3. Menekan di atas perut tepat di

    atas rahim guna menghentikan

    perdarahan. Hal tersebut dapat

    membantu mengecilkan

    kontraksi rahim.

    4. Waktu merayap, bayi akan

    menekan payudara dan haltersebut akan merangsang susu

    keluar. Sambil bergerak, ia

    menjilat. Dengan jilatannya

    itu, ia mengambil bakteri dari

    kulit ibunya. Seberapa banyak

    ia menjilat, cuma ia yang tahu

    berapa kebutuhannya akan

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    4/25

    bakteri yang masuk ke

    pencernaannya itu dan menjadi

    bakteri Lactobacillus. Ia

    kulum dulu, kemudian dijilat

    sampai ia yakin oksitusiibunya cukup, baru dia naik ke

    atas. Jadi, hanya ia yang tahu.5.

    Setelah merasa cukup maka ia

    akan bergerak ke arah puting

    susu sampai menemukannya.

    Pada saat tersebut, tidak mesti

    ASI keluar. Yang penting, ia

    telah mencapai puting dan

    mulai mengisap-isap.

    Walaupun ia sudah

    menemukan puting susu

    ibunya, biarkan selama 1 jam

    untuk proses skin to skin

    contact. (Yuliarti, 2010)

    18/3/14 Pemeriksaan

    Leopold

    Mandiri

    didampingi

    Ny. J (34 tahun) hamil 39

    minggu datang ke Poli

    KIA RSUD Ungaran

    pada tanggal 18 Maret

    2014 untuk

    memeriksakan

    kandungannya.

    Teknik pemeriksaan palpasi

    kehamilan.

    Pemeriksaan palpasi yang

    biasa dipergunakan untuk

    menetapkan kedudukan janin dalam

    rahim dan tuanya kehamilan terdiri

    dari :

    1. Pemeriksaan menurut Leopold

    I-IV.

    Dari pemeriksaan Leopold

    diperoleh hasil :

    Leopold I : Bulat, lunak

    Leopold II : Puka

    Leopold III : Bulat, keras

    Leopold IV : Konvergen, Hodge

    I

    Usia kehamilan 39 minggu

    Tinggi fundus uteri 36 cm

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    5/25

    2. Pemeriksaan yang sifatnya

    membantu pemeriksaan

    Leopold adalah :

    a. Membantu Leopold II

    Pemeriksaan menurutBudine.

    Pemeriksaan menurutAhlfeld.

    b.

    Membantu pemeriksaan

    Leopold III.

    Pemeriksaan Kneble.

    Dengan memahami

    pemeriksaan menurut Leopold

    dengan baik, sudah dapat

    menetapkan kedudukan janin.

    Tahap-tahap pemeriksaan

    menurut Leopold adalah sebagai

    berikut :

    1. Tahap persiapan pemeriksaan

    Leopold.

    a. Penderita tidur terlentang

    dengan kepala lebihtinggi.

    b. Kedudukan tangan pada

    saat pemeriksaan dapat di

    atas kepala atau membujur

    di samping badan.

    c. Kaki ditekukkan sedikit

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    6/25

    sehingga dinding perut

    lemes.

    d. Bagian perut penderita

    dibuka seperlunya.

    e. Pemeriksaan menghadapke muka penderita saat

    melakukan pemeriksaanLeopold I sampai III,

    sedangkan saat melakukan

    pemeriksaan Leopold IV

    pemeriksa menghadap ke

    kaki.

    2. Tahap pemeriksaan Leopold.

    a. Leopold I.

    Kedua telapak tanganpada fundus uteri untuk

    menentukan tinggi

    fundus uteri, sehingga

    perkiraan umur

    kehamilan dapat

    disesuaikan dengan

    tanggal haid terakhir.

    Bagian apa yangterletak di fundus uteri.

    Pada letak membujur

    sungsang, kepala bulat

    keras dan melenting

    pada goyangan, pada

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    7/25

    letak kepala akan

    teraba bokong pada

    fundus : tidak keras tak

    melenting, dan tidak

    bulat ; pada letaklintang, fundus uteri

    tidak diisi oleh bagian-bagian janin.

    b.

    Leopold II.

    Kemudian kedua tangan

    diturunkan menelusuri tepi

    uterus untuk menetapkan

    bagian apa yang terletak di

    bagian samping.

    Letak membujur dapatditetapkan punggung

    anak, yang teraba rata

    dengan tulang iga

    seperti papan cuci.

    Pada letak lintang

    dapat ditetapkan dimana kepala janin.

    c.

    Leopold III.

    Menetapkan bagian apa

    yang terdapat di atas

    simfisis pubis.

    Kepala akan teraba bulat

    dan keras sedangkan

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    8/25

    bokong teraba tidak keras

    dan tidak bulat. Pada letak

    lintang simfisi pubis akan

    kosong.

    d. Leopold IVPada pemeriksaan Leopold

    IV, pemeriksaanmenghadap ke arah kaki

    penderita untuk

    menetapkan bagian

    terendah janin yang masuk

    ke pintu atas panggul.

    Bila bagian terendah

    masuk PAP telah

    melampaui lingkaran

    terbesarnya, maka tangan

    yang melakukan

    pemeriksaan divergen,

    sedangkan bila lingkaran

    terbesarnya belum masuk

    PAP maka tanganpemeriksa konvergen.

    Pemeriksaan pembantu Leopold

    adalah sebagai berikut :

    1.

    Pemeriksaan Budine

    Dipergunkan pada letak

    membujur, untuk lebih

    menetapkan dimana punggung

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    9/25

    janin berada.

    Teknik : fundus uteri didorong

    ke bawah, badan janin akan

    melengkung sehingga punggung

    mudah ditetapkan.2.

    Pemeriksaan menurut Ahlfeld.

    Janin dengan letak membujurdidorong ke salah satu sisi

    sehingga janin mengisi ruangan

    yang lebih terbatas. Dengan

    mendorong janin ke satu arah,

    maka pemeriksaan punggung

    janin lebih mudah dilakukan.

    3. Pemeriksaan menurut Kneble.

    Pemeriksaan ini sama dengan

    pemeriksaan menurut Leopold

    III. (Manuaba, 1998)

    20/3/14 Penilaian

    APGAR

    SCORE

    Observasi Bayi Ny. M lahir tidak

    menangis, warna kulit

    pucat serta tonus otot

    lemah. Plasenta lahir

    spontan, kotiledon

    lengkap, bayi lahir pada

    usia kehamilan 39

    minggu.

    Penilaian skor Apgar

    Prosedur

    1.

    Hitung frekuensi jantung.

    2.

    Kaji kemampuan bernapas.

    3. Kaji tonus otot.

    4.

    Kaji kemampuan refleks.

    5. Kaji warna kulit.

    6. Hitung total skor yang didapat

    dari hasil pengkajian.

    7. Tentukan hasil penilaian ke

    dalam tiga kategori asfiksi, yaitu

    Berdasarkan hasil pemeriksaan

    APGAR score, pada bayi Ny. M

    dinyatakan mengalami asfiksia

    sedang karena skor Apgar pada

    1 menit bernilai 6. Skor Apgar 1

    menit, 5 menit, 10 menit adalah

    6,7,9.

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    10/25

    :

    a. Adaptasi baik : skor 7-10

    b. Asfiksia ringan-sedang :

    skor 4-6

    c. Asfiksia berat : 0-3Penilaian tersebut dilakukan pada 1

    menit, 5 menit, 10 menit, dan 15menit setelah bayi baru lahir.

    Penilaian APGAR Score :

    A.

    Denyut jantung

    0 : Tidak ada

    1 : < 100

    2 : > 100

    B. Usaha nafas

    0 : Tidak ada

    1 : Lambat

    2 : Menangis

    C. Tonus otot

    0 : Lumpuh

    1 : Ekstrimitas sedikit fleksi

    2 : Reaksi melawanD.

    Refleks

    0 : Tidak bereaksi

    1 : Gerakan sedikit

    2 : Reaksi melawan

    E.

    Warna kulit

    0 : Seluruh tubuh biru/pucat

    1 : Tubuh merah, ekstrimitas

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    11/25

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    12/25

    Denyut jantung janin baru dapat

    didengar pada usia kehamilan 16

    minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:

    a. Takikardi berat: detak jantung

    diatas 180x/mntb.

    Takikardi ringan: antara 160-

    180x/mntc.

    Normal: antara 120-160 x/mnt

    d.

    Bradikardia ringan: antara

    100-119x/mnt

    e.

    Bradikardia sedang: antara 80-

    100x/mnt

    f. Bradikardia berat: kurang dari

    80x/mnt (Benson, 2008)

    22/3/14 Pemeriksaan

    VaginaToucher (VT)

    Observasi Ny. A (36 tahun) masuk

    ke ruang Flamboyan(VK) RSUD Ungaran

    pada pukul 20.00 WIB.

    Klien sudah merasakan

    kenceng-kenceng pada

    perut sehingga dilakukan

    observasi setiap 30

    menit. Awal masuk ke

    ruang VK dilakukan

    pemeriksaan TTV, DJJ,

    TFU, Leopold, dan VT.

    Periksa dalam atau biasa

    disebut VT (Vagina Toucher)adalah suatu prosedur pemeriksaan

    rongga panggul dan leher rahim

    yang dilakukan oleh bidan atau

    dokter kandungan. Sebagian

    perempuan merasakan

    ketidaknyamanan dalam menjalani

    pemeriksaan ini.

    Bidan atau dokter pertama

    kali akan mencuci tangan lalu

    menggunakan sarung tangan steril.

    Ibu hamil diminta untuk membuka

    kedua pahanya dengan lebar dan

    Dari hasil pemeriksaan VT yang

    dilakukan pada Ny. A, telahterjadi pembukaan 1 cm dan

    belum teraba penurunan kepala.

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    13/25

    kaki ditekuk sambil menarik napas.

    Tangan kiri bidan akan

    membeberkan bibir kemaluan. Pada

    saat yang sama, jari telunjuk dan

    jari tengah dari tangan kanannyasecara pelan-pelan masuk ke dalam

    vagina sambil meraba bagiandinding dalam vagina dan leher

    rahim, sementara tangan kirinya

    berpindah ke perut sambil sedikit

    menekan-nekan perut.

    Periksa dalam dilakukan

    selama maksimal 30-45 detik.

    Periksa dalam dilakukan untuk

    mendiagnosis kehamilan. Jadi akan

    dilakukan pada ibu hamil yang

    pertama kali datang ke bidan atau

    dokter. Selanjutnya, pemeriksaan

    dalam akan dilakukan secara

    intensif menjelang persalinan.

    Periksa dalam dapat merabakekakuan atau kelenturan leher

    rahim, pembukaan leher rahim,

    keadaan ketuban, dan posisi kepala

    janin serta ukuran panggul. (Sinsin,

    2008)

    Tahap pada Vagina Touching yaitu

    :

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    14/25

    b. Tahap Pra Interaksi

    1) Cuci tangan

    2) Siapkan alat:

    a) Handscon

    b) Cairan DTTc)

    Kapas

    d)

    Kain / selimutc.

    Tahap Orientasi

    1)

    Menjelaskan prosedur

    dan tujuan kepada klien

    2)

    Meminta persetujuan klien

    d.

    Tahap Kerja

    1) Jaga privasi klien

    2) Buka pakaian bagian

    bawah klien dan

    menutupnya dengan

    selimut

    3) Bantu klien untuk posisi

    litotomi

    4) Pakai sarung tangan

    5) Ambil kapas yang telahdicampur dengan cairan

    DTT

    6)

    Jari telunjuk tangan dan

    jari tengah dimasukkan

    dalam vagina klien

    7)

    Jari tengah di bawah yang

    masuk agak menekan

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    15/25

    lubang vagina setelah itu

    baru masuk jari telunjuk

    8) Tanggan kiri membuka

    pubis mayor dan minor

    9) Telusuri kebawah adanyanyeri tekan dan bentuknya

    besar atau kecil.10)

    Kembalikan klien ke

    posisi semula

    11)

    Mencuci tangan

    12)

    Bereskan alat

    e.

    Tahap Terminasi

    1) Mengevaluasi respon

    pasien

    2) Dokumentasi

    22/3/14 PengukuranAntropometri

    Bayi

    Observasi Bayi Ny. E lahir padatanggal 22 Maret 2014

    pukul 23.00 WIB

    A. Prosedur Teori (Mengukur

    BB)1.

    Siapkan alat : Timbangan

    BB khusus untuk balita

    2.

    Mencuci tangan

    3.

    Pakai sarung tangan bila

    perlu

    4.

    Menjelaskan prosedur,

    meminta izin pada orang

    tua bayi

    5. Meletakan bayi di atas

    timbangan khusus

    timbangan bayi

    Berdasarkan hasil pemeriksaandiperoleh hasil BB : 3.500 gram,

    PB : 49 cm, LK : 34 cm, LD : 35

    cm.

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    16/25

    6. Timbang BB bayi

    7. Baca hasil BB bayi tersebut

    8. Memberitahukan hasil BB

    bayi pada orang tua bayi

    dan9.

    Dokumentasi hasil (3.500

    gram)

    B. Prosedur Mengukur Panjang

    Badana.

    Siapkan alat : Pita ukur dan

    alat lain yang lebih akurat

    b. Cuci tangan

    c. Pakai sarung tangan bila

    perlu

    d. Jelaskan prosedur pada

    orang bayi dan meminta ijin

    (Bila hanya mengukur PB

    saja)

    e. Letakan bayi bayi pada

    posisi telentang di tempatyang rata serta luruskan

    kakinya

    f.

    Ukur panjang bayi

    g.

    Baca hasil dan

    memberitahukan kepada

    orang tuanya

    h.

    Dokumentasi hasil (49 cm)

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    17/25

    C. Mengukur Lingkar Kepala

    (LK)

    1. Siapkan alat : Pita ukur

    2. Cuci tangan3.

    Pakai sarung tangan bila

    perlu4.

    Jelaskan prosedur pada

    orang bayi dan meminta ijin

    5.

    Letakan bayi bayi pada

    posisi telentang di tempat

    yang rata serta luruskan

    kakinya atau didudukan

    6. Ukur Lingkar kepala

    7. Baca hasil dan

    memberitahukan kepada

    orang tuanya

    8. Dokumentasi hasil (34 cm)

    D. Mengukur Lingkar Dada

    1. Siapkan pita pengukur2.

    Lingkarkan pita pengukur

    pada daerah dada

    3.

    Catat hasil pengukuran pada

    KMS (35 cm)

    23/3/14 Tindakan

    Hecting pada

    laserasi

    Observasi Pada Ny. U terdapat

    robekan yang terjadi

    pada portio dan perineum

    Laserasi perineum

    merupakan robekan yang terjadi

    pada perineum sewaktu proses

    Perdarahan perineum Ny.U

    sudah terhenti dan luka tampak

    tertutup.

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    18/25

    Perineum

    Grade II

    sewaktu proses

    persalinan. Laserasi

    perineum pada Ny. U

    sudah mencapai Grade II,

    maka harus dilakukanHecting.

    persalinan. Persalinan dengan

    tindakan seperti ekstraksi forsep,

    ekstraksi vakum, versi ekstraksi,

    kristeller (dorongan pada fundus

    uteri). Jika terjadi Laserasiperineum, maka harus dilakukan

    hecting untuk mencegahperdarahan yang banyak. Pada saat

    melakukan hecting petugas

    kesehatan terlebih dahulu mengkaji

    luka, kedalaman, luasnya dan

    keadaan luka. Setelah petugas

    kesehatan telah mengetahui baru

    melakukan tindakan yang lainnya.

    Prinsip steril sangat diperhatikan

    pada saat melakukan hecting, hal

    ini bertujuan untuk menghindari

    terjadinya infeksi pada daerah yang

    dilakukan hecting.

    1. Prosedur tindakan

    berdasarkan teoria.

    Memakai sarung tangan

    steril

    b.

    Mengkaji luka, kedalaman,

    luasnya dan keadaan luka

    c.

    Membersihkan luka dengan

    larutan antiseptic atau

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    19/25

    larutan garam faal

    d. Gunakan kassa terpisah

    untuk setiap usapan,

    membersihkan luka dari

    area yang kurangterkontaminasi ke area

    terkontaminasie.

    Menyiapkan injeksi lidokain

    1 %

    f.

    Lakukan desinfeksi pada

    ujung luka/daerah yang

    akan disuntik dengan

    menggunakan alcohol 70%

    secara sirkuler dengan

    diameter kurang lebih 5 cm

    g. Menyuntikkan lidokain

    secara subkutan di sekitar

    luka

    h. Melakukan aspirasi, apabila

    tidak ada darah masukkan

    lidokain secara perlahan-lahan sambil menarik jarum

    dan memasukkan obat

    sepanjang tepi luka.

    Lakukan pada tepi luka

    yang lainnya

    i.

    Tunggu 2 menit agar

    lidokain bereaksi

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    20/25

    j. Sambil menunggu reaksi

    obat, siapkan nalpoeder,

    jarum dan benang

    k. Uji reaksi obat dengan

    menggunakan pinsetl.

    Jahit luka kurang lebih 1 cm

    diatas ujung luka dan ikat,gunting benang sisakan

    kira-kira 1 cm. jahit satu per

    satu dengan jarak jahitan

    satu dengan yang lainnya

    kurang lebih 1 cm. teruskan

    sampai semua luka terjahit.

    m. Berikan antiseptic pada luka

    n. Tutup luka dengan kassa

    steril dan rekatkan dengan

    plester

    o. Rapikan pasien

    p. Bereskan alat

    q. Buka sarung tangan dan

    rendam dalam larutanchlorine 0,5% bersama alat-

    alat lainnya selama 10 menit

    r.

    Cuci tangan

    s.

    Dokumentasi

    25/3/14 Vulva Hygiene Mandiri

    didampingi

    Ny. W (23 tahun) hamil

    35 minggu, mengalami

    KPD (Ketuban Pecah

    Vulva hygiene adalah

    membersihkan vulva dan daerah

    sekitarnya pada pasien wanita yang

    Sebelum dilakukan vulva

    hygiene, daerah perineum Ny. W

    terlihat ada cairan putih keruh.

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    21/25

    Dini) sejak 1 hari yang

    lalu.

    sedang nifas atau tidak dapat

    melakukannya sendiri.Pasien yang

    harus istirahat di tempat tidur

    (misalnya, karena hipertensi,

    pemberian infus, section caesarea)harus dimandikan setiap hari

    dengan pencucian daerah perineumyang dilakukan dua kali sehari dan

    pada waktu sesudah selesai

    membuang hajat. Meskipun ibu

    yang akan bersalin biasanya masih

    muda dan sehat, daerah daerah

    yang tertekan tetap memerlukan

    perhatian serta perawatan protektif.

    Persiapan alat yang dibutuhkan:1. Bak instrumen steril berisi :

    Lidi waten

    Hanschoen satu pasang

    Kassa

    Deppers

    Kapas gulung kecil

    2.

    Kom Steril berisi betadin/ obatlain3.

    Larutan NaCl dalam kemasan

    4. Hanschoen bersih5.

    Korentang

    6.

    Botol cebok berisi air hangat

    7.

    Plastik disposibel/ bengkok

    Setelah dilakukan vulva hygiene,

    perineum menjadi bersih.

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    22/25

    8. Selimut mandi

    9. Pembalut wanita dalam

    kemasan

    10.Celana dalam dan pakaian

    bersih11.

    Pengalas dan srem bila perlu

    12.

    Tissue13.

    Pispot

    Prosedur Tindakan Vulva Higiene1.

    Menjelaskan prosedur pada

    klien

    2. Dekatkan peralatan dekat

    pasien

    3. Menyiapkan lingkungan

    pasien (menutup pintu dan

    jendela, memasang srem bila

    perlu)4.

    Menyiapkan pasien dalam

    posisi dorsal recumbent5.

    Memasang selimut mandidengan posisi ujung dikaitkan

    pada kaki

    6.

    Melepaskan pakaian bawah

    pasien

    7.

    Memasang perlak bawah,

    pengalas dan pot

    8. Cuci tangan

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    23/25

    9. Memakai handschoenbersih

    10. Cari dan raba daerah TFU,

    massagedari atas ke bawah

    secara perlahan dan anjurkan

    tarik nafas panjang11.

    Vulvadiguyur dengan air

    hangat bersih12.

    Bersihkan dengan kapas NaCl

    0,9%:

    Bagian sekitar genetalia

    Labia mayora

    Labia minora

    Vestibulum

    Perineum

    Anus

    13. Dilakukan satu kali usapan

    dari atas ke bawah kemudian

    ganti sampai bersih dan kapas

    kita buang dalam plastik

    disposable14.

    Untuk jahitan perineum/post

    episiotomy

    Pakai handschoensteril

    Tekan dengan depers

    sampai dengan tidak

    keluar pus secara perlahan

    Bersihkan dengan kapas

    NaCl seperti diatas

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    24/25

    Beri betadine/ obat lain

    dengan lidi watten15.

    Keringkan daerah sekitar

    dengan tissue atau kassa kapas16.

    Kenakan pembalut bersamapakaian dalam klien

    17.

    Rapikan pasien18.

    Handschoendilepas, pasien

    dirapikan sesuai kenyamanan

    19.

    Rapikan alat

    20.

    Cuci tangan

    Semarang, Maret 2014

    Pembimbing

    (Siti Hidayah, Amd. Keb)

  • 8/11/2019 analisa tindakan (1)

    25/25

    DAFTAR PUSTAKA

    Benson, ralph C. 2008.Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

    Hidayat, A. Azis Alimul. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita : Buku

    Praktikum Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC

    Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

    Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

    Sinsin, Iis. 2008. Sari Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan.

    Jakarta : Gramedia

    Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI

    Makanan Terbaik untuk Kesehatan,Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : ANDI